Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

16
Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020” Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 298 Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan yang Mengalami Cekaman Biotik dan Abiotik Inda Bela 1 , Yuni Sri Rahayu 2 , Ahmad Bashri 3 1 Universitas Negeri Surabaya, email: [email protected] 2 Universitas Negeri Surabaya, email: [email protected] 3 Universitas Negeri Surabaya, email: [email protected] email korespondensi: [email protected] ABSTRAK Studi literatur ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan silikon (Si) terhadap subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang mengalami cekaman biotik dan abiotik. Studi literatur ini dilakukan dengan mengkaji literatur berupa artikel jurnal yang sesuai dengan topik yang dibahas berdasarkan rentang waktu 2010-2020 dengan tambahan literatur berupa data dari website pemerintah, buku, surat kabar elektronik, serta literatur lain yang relevan. Melalui studi literatur ini, dapat diketahui bahwa Si berperan dalam peningkatan toleransi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan terhadap cekaman biotik dan abiotik. Efek negatif dari beberapa cekaman biotik yang dapat ditekan dengan pengaplikasian Si, yakni cekaman biotik yang disebabkan oleh hama, virus, dan jamur. Di lain pihak, efek negatif dari cekaman abiotik yang dapat ditekan dengan pengaplikasian Si, antara lain cekaman abiotik salinitas, kekeringan, logam berat, dan lahan sub optimal. Cekaman abiotik yang berasal dari lahan sub optimal, terdiri atas tanah Alfisols, Andisols, Entisols, Inceptisols, Oxisols, Ultisols, lahan gambut, serta lahan kering masam. Penekanan efek negatif dari cekaman biotik dan abiotik akibat pengaplikasian Si adalah peningkatan toleransi cekaman melalui mekanisme fisik maupun biokimia sehingga tanaman dapat mempertahankan pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitasnya meskipun dalam keadaan tercekam. Kata kunci: cekaman; tanaman hortikultura; tanaman pangan; tanaman perkebunan; silikon ABSTRACT The purpose of this literature study aims to describe the role of silicon (Si) in the subsector of food crops, horticulture, and estate crops that experience biotic and abiotic stresses. This literature study was conducted by reviewing the literature in the form of journal articles in accordance with the topics discussed based on the 2010-2020 time span with additional literature in the form of data from government websites, books, electronic newspapers, and other relevant literature. Through this literature study, it can be understood that Si plays an important in increasing the tolerance of food crops, horticulture, and estate crops to biotic and abiotic stresses. The negative effects of some biotic stresses that can be suppressed by the application of Si is biotic stresses caused by pests, viruses, and fungi. While the negative effect of abiotic stress that can be suppressed by the application of Si, include abiotic stresses of salinity, drought, heavy metals, and sub-optimal land. Abiotic stress originating from sub-optimal land consists of Alfisols, Andisols, Entisols, Inceptisols, Oxisols, Ultisols, peatland, and acid dry land. Emphasizing the negative effects of biotic and abiotic stresses due to Si application in the form of increased stress tolerance through physical and biochemical mechanism so that plants can maintain their growth, development, and productivity even in stressful conditions. Key words: stress, horticulture, food crops, estate crops, silicon PENDAHULUAN Sektor pertanian adalah sektor yang berperan dalam ketahanan pangan (nabati maupun hewani). Tiga subsektor dari sektor pertanian yang berperan dalam ketersediaan pangan nabati, antara lain subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Namun, terdapat beberapa kendala dari tiga subsektor tersebut yang dapat mengganggu ketersediaan pangan. Salah satu kendala tersebut adalah cekaman. Terdapat dua macam cekaman. Cekaman yang pertama adalah cekaman biotik yang dapat menyebabkan kerugian untuk petani dan untuk tanaman itu sendiri karena tanaman terganggu hingga mengalami kematian akibat organisme lain, seperti hama, penyakit, dan gulma (Utama, 2015). Berikut ini adalah beberapa kasus akibat

Transcript of Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Page 1: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 298

Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan yang Mengalami Cekaman Biotik dan Abiotik

Inda Bela1 , Yuni Sri Rahayu 2 , Ahmad Bashri3

1Universitas Negeri Surabaya, email: [email protected] 2Universitas Negeri Surabaya, email: [email protected]

3Universitas Negeri Surabaya, email: [email protected]

email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Studi literatur ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan silikon (Si) terhadap subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang mengalami cekaman biotik dan abiotik. Studi literatur ini dilakukan dengan mengkaji literatur berupa artikel jurnal yang sesuai dengan topik yang dibahas berdasarkan rentang waktu 2010-2020 dengan tambahan literatur berupa data dari website pemerintah, buku, surat kabar elektronik, serta literatur lain yang relevan. Melalui studi literatur ini, dapat diketahui bahwa Si berperan dalam peningkatan toleransi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan terhadap cekaman biotik dan abiotik. Efek negatif dari beberapa cekaman biotik yang dapat ditekan dengan pengaplikasian Si, yakni cekaman biotik yang disebabkan oleh hama, virus, dan jamur. Di lain pihak, efek negatif dari cekaman abiotik yang dapat ditekan dengan pengaplikasian Si, antara lain cekaman abiotik salinitas, kekeringan, logam berat, dan lahan sub optimal. Cekaman abiotik yang berasal dari lahan sub optimal, terdiri atas tanah Alfisols, Andisols, Entisols, Inceptisols, Oxisols, Ultisols, lahan gambut, serta lahan kering masam. Penekanan efek negatif dari cekaman biotik dan abiotik akibat pengaplikasian Si adalah peningkatan toleransi cekaman melalui mekanisme fisik maupun biokimia sehingga tanaman dapat mempertahankan pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitasnya meskipun dalam keadaan tercekam. Kata kunci: cekaman; tanaman hortikultura; tanaman pangan; tanaman perkebunan; silikon

ABSTRACT

The purpose of this literature study aims to describe the role of silicon (Si) in the subsector of food crops, horticulture, and estate crops that experience biotic and abiotic stresses. This literature study was conducted by reviewing the literature in the form of journal articles in accordance with the topics discussed based on the 2010-2020 time span with additional literature in the form of data from government websites, books, electronic newspapers, and other relevant literature. Through this literature study, it can be understood that Si plays an important in increasing the tolerance of food crops, horticulture, and estate crops to biotic and abiotic stresses. The negative effects of some biotic stresses that can be suppressed by the application of Si is biotic stresses caused by pests, viruses, and fungi. While the negative effect of abiotic stress that can be suppressed by the application of Si, include abiotic stresses of salinity, drought, heavy metals, and sub-optimal land. Abiotic stress originating from sub-optimal land consists of Alfisols, Andisols, Entisols, Inceptisols, Oxisols, Ultisols, peatland, and acid dry land. Emphasizing the negative effects of biotic and abiotic stresses due to Si application in the form of increased stress tolerance through physical and biochemical mechanism so that plants can maintain their growth, development, and productivity even in stressful conditions. Key words: stress, horticulture, food crops, estate crops, silicon

PENDAHULUAN Sektor pertanian adalah sektor yang

berperan dalam ketahanan pangan (nabati maupun hewani). Tiga subsektor dari sektor pertanian yang berperan dalam ketersediaan pangan nabati, antara lain subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Namun, terdapat beberapa kendala dari tiga subsektor

tersebut yang dapat mengganggu ketersediaan pangan. Salah satu kendala tersebut adalah cekaman.

Terdapat dua macam cekaman. Cekaman yang pertama adalah cekaman biotik yang dapat menyebabkan kerugian untuk petani dan untuk tanaman itu sendiri karena tanaman terganggu hingga mengalami kematian akibat organisme lain, seperti hama, penyakit, dan gulma (Utama, 2015). Berikut ini adalah beberapa kasus akibat

Page 2: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 299

cekaman biotik di Indonesia, antara lain adanya gagal panen seluas 20.152 hektare sawah Indonesia pada periode Oktober 2016 – Agustus 2017 yang diakibatkan oleh serangan hama wereng batang cokelat (Rachman, 2017); adanya penyakit busuk buah yang menyebabkan buah kakao di Kecamatan Koting, Nele, Mapitara dan Hewokloang di Kabupaten Sikka mengalami pembusukan dan mengering sehingga gagal untuk dipanen pada tahun 2018 (Atabara, 2018); serta Peronosclerospora maydis yang menyerang tanaman jagung milik petani Sragen sehingga terdampak penyakit bulai pada tahun 2019 (Isha’an, 2019). Hama dapat menyebabkan terganggunya fotosintesis tanaman akibat kerusakan pada bagian daun tanaman. Selain itu, hama dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu karena kehilangan vigor tanaman akibat pengisapan cairan tanaman oleh hama. Sedangkan, virus dan jamur dapat mengakibatkan penyakit yang menyebabkan proses fisiologis tanaman menjadi terganggu (Suharjo, 2019), seperti proses fotosintesis dan respirasi (Yunasfi, 2008). Hal tersebut berdampak pada penurunan pertumbuhan dan produktivitas dari tanaman (Suharjo, 2019).

Cekaman yang kedua yaitu cekaman abiotik yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain salinitas tinggi, kekeringan, pH, suhu rendah (Chaniago, 2019), cekaman hara (Utama, 2015), suhu tinggi, intensitas cahaya rendah, keracunan logam berat (Sopandie, 2013.), serta genangan (Nurhidayati, dkk., 2019). Kasus di Indonesia yang disebabkan oleh cekaman abiotik, yaitu terjadinya cekaman kekeringan yang mengakibatkan hasil panen tanaman tomat di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat menjadi tidak maksimal dikarenakan tanaman tomat mengering dan mengalami busuk buah (Gunawan, 2019). Kurangnya asupan air akibat kondisi kekeringan tersebut dapat berakibat pada berkurangnya jumlah stomata sehingga menurunkan laju kehilangan air. Selain berkurangnya stomata, terjadi pula penutupan stomata dan penurunan CO2 pada daun. Hal tersebut berakibat pada terganggunya proses fotosintesis (Subantoro, 2014). Kemudian, kasus cekaman abiotik lainnya adalah gagal panen tanaman padi yang disebabkan oleh intruisi air laut di kawasan pesisir Kalimantan Selatan (Susanto, 2019). Pergerakan air dari tanah ke akar akan mengalami perlambatan dengan adanya konsentrasi garam di tanah yang tinggi. Keadaan

tersebut menyebabkan sel tersebut mengalami plasmolisis. Selain itu, konsentrasi natrium dan klor yang tinggi pada lahan salin dapat meracuni tanaman sehingga mengakibatkan kelayuan dan kematian tanaman (UN-FAO, 2005).

Indonesia juga mengalami kasus yang disebabkan oleh cekaman abiotik logam berat akibat alih fungsi lahan. Lahan yang fungsinya dialihkan menjadi nonpertanian mengakibatkan antar sektor pertanian, pemukiman, industri, dan infra struktur mengalami persaingan penggunaan lahan (Irawan, 2005). Selain dampak positif, alih fungsi lahan memiliki dampak negatif, salah satunya adalah pencemaran logam berat (Tindaon, dkk., 2013). Berdasarkan penelitian Sekarwati, dkk. (2015) limbah cair dari industri perak di Kota Gede Yogyakarta mengandung logam berat Cu yang telah melebihi baku mutu, yakni sebesar 84,9350 mg/L. Limbah industri yang dibuang ke sungai di sekitar pabrik dapat mengakibatkan badan air tercemar bahan yang digunakan dalam proses produksi dari industri tersebut. Sejak tahun 1998, lahan sawah di Sragen, Karanganyar, dan Sukohardjo yang mendapat irigasi dari Bengawan Solo diketahui menghasilkan bulir padi yang mengandung 5,6 ppm Cu. Kandungan Cu tersebut telah melebihi ambang batas kandungan Cu dalam beras yang ditetapkan WHO, yaitu 0,20 ppm (Kurnia, dkk., 2004). Masalah dalam pertanian juga terjadi di kota Medan, yakni lumpur kering dari limbah domestik galian parit dan drainase yang mengandung Pb, Hg, Cu dan Cd sering digunakan sebagai sumber bahan organik untuk budidaya sayuran di perkotaan oleh petani (Tindaon, dkk., 2013). Logam berat dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman, termasuk kehilangan turgor, kelumpuhan aparatus fotosintesis, klorosis daun, nekrosis, dan penurunan laju perkecambahan biji yang dapat mengakibatkan kematian tanaman (Handayanto, dkk., 2017). Selain itu, logam berat dapat mengakibatkan penurunan mutu dan keamanan pangan nabati yang dihasilkan karena terakumulasi dalam tanaman hasil pertanian (Widaningrum, dkk., 2007).

Alih fungsi lahan juga menyebabkan masalah lain selain masalah cemaran logam berat, yakni penurunan luas lahan baku sawah. Luas lahan baku sawah turun 0,65 juta hektare pada tahun 2018 sehingga menjadi 7,1 juta hektare luasnya (CNN Indonesia, 2018). Ketersediaan lahan menjadi salah satu tantangan besar

Page 3: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 300

pertanian dan optimasi lahan sub optimal menjadi salah satu opsi untuk mengatasi permasalahan ketersediaan lahan demi menjamin ketersediaan pangan. Terdapat beberapa lahan sub optimal, di antaranya berupa lahan salin, lahan gambut, lahan pasang surut, serta lahan dekat areal tambang (Yuniati, 2004). Optimasi lahan sub optimal serta pengurangan dan penanggulangan masalah cekaman biotik dan abiotik dapat dilakukan dengan pengaplikasian Si.

Silikon (Si) adalah unsur yang banyak terdapat dalam tanah yang melakukan fungsi penyembuhan tanaman saat tanaman mengalami cekaman lingkungan (Sahebi, dkk., 2014). Di alam, Si terdapat dalam bentuk senyawa silikat dan silikon dioksida (Isay, dkk., 2015). Silikon dioksida (SiO2) dikenal sebagai silika (Price, dkk., 2013). Sedangkan silikat merupakan senyawa dengan komponen silikon anionik dan umumnya dalam bentuk oksida (Si-O) (Lukman, dkk., 2014). Silikon tidak dianggap sebagai hara esensial untuk tanaman. Walaupun begitu, penyerapan Si dari tanah lebih besar dibandingkan penyerapan hara makro esensial lain pada spesies tanaman tertentu, seperti graminae (Rodrigues dan Datnoff, 2005).

Di wilayah tropika basah seperti di Indonesia, rata-rata curah hujan dan suhu relatif tinggi yang menyebabkan tanah mengalami desilikasi. Berbeda dengan unsur hara lainnya, kehilangan Si dari tanah jarang dikompensasi melalui pemupukan karena Si dianggap tersedia melimpah di alam sehingga jarang diperhatikan. Konsentrasi asam monosilikat cenderung terus berkurang pada lahan-lahan pertanian yang dibudidayakan secara intensif. Degradasi kesuburan tanah dapat terjadi seiring dengan penurunan kadar asam monosilikat, akan memengaruhi berbagai sifat tanah dan penurunan ketahanan tumbuhan terhadap hama dan penyakit. Oleh karena itu, pemupukan Si diperlukan karena perannya yang sangat dibutuhkan, baik bagi tanah maupun tanaman (Yukamgo dan Yuwono, 2007).

Silikon berperan bagi tanaman untuk mencegah terjadinya rebah oleh angin maupun hujan pada tanaman serealia berbulir. Selain itu, Si pada karang bunga dan daun rerumputan tidak disukai oleh hewan dan serangga sehingga mencegah tanaman dimakan oleh hewan dan serangga (Salisbury dan Ross, 1995). Berdasarkan penelitian Trisnawati (2017) penambahan Si pada dosis nitrogen tinggi dapat mengakibatkan

pertumbuhan dan perkembangan Spodoptera litura menurun. Pemberian pupuk silika pada tanaman padi yang ditanam di lahan tanah inceptisols dapat meningkatkan produksi padi, pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan ketahanan terhadap rebah (Subiksa, 2018). Efek menguntungkan dari Si telah banyak dilaporkan dalam berbagai situasi, terutama dalam kondisi cekaman biotik dan abiotik (Rodrigues dan Datnoff, 2005). Oleh karena itu, studi literatur ini dilakukan untuk mendeskripsikan peran Si terhadap subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang mengalami cekaman biotik dan abiotik. Tanaman pangan yang akan dikaji, terdiri dari tanaman padi, jagung, kedelai, dan sorgum. Kemudian, tanaman hortikultura yang dikaji, meliputi tanaman cabai, tomat, mentimun, dan sawi. Sedangkan tanaman perkebunan yang dikaji, terdiri atas tanaman kakao, sawit, tebu, dan kapas. Studi literatur ini penting dilakukan karena banyaknya kasus pertanian di subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang mengalami kendala akibat cekaman biotik dan abiotik sehingga diharapkan studi literatur ini dapat memberikan informasi mengenai peran Si dalam menanggulangi cekaman biotik dan abiotik pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Cekaman biotik yang akan dikaji, meliputi cekaman yang disebabkan oleh hama, virus, dan jamur. Sedangkan cekaman abiotik yang akan dikaji, terdiri atas cekaman salinitas, kekeringan, logam berat, dan lahan sub optimal. Lahan sub optimal yang akan dikaji, antara lain lahan gambut, kering masam, tanah Alfisols, Andisols, Entisols, Inceptisols, Oxisols, serta Ultisols. METODE

Studi literatur ini dilakukan dengan mengkaji literatur berupa artikel jurnal yang sesuai dengan topik yang dibahas berdasarkan rentang waktu 2010-2020 dengan tambahan literatur berupa data dari website pemerintah, buku, surat kabar elektronik, serta literatur lain yang relevan.

HASIL

Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan beberapa literatur penelitian terdahulu yang berisi penanggulangan cekaman biotik dan abiotik pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan menggunakan aplikasi Si. Beberapa penelitian terkait cekaman biotik disajikan dalam

Page 4: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 301

Tabel 1., penelitian terkait cekaman abiotik disajikan dalam Tabel 2., dan penelitian terkait cekaman abiotik pada lahan sub optimal disajikan dalam Tabel 3. Penyebab cekaman biotik dapat dilihat pada Gambar 1., ilustrasi cekaman abiotik

dapat dilihat pada Gambar 2., lahan sub optimal disajikan pada Gambar 3., serta pengaruh pemberian Si disajikan pada Gambar 4.

Tabel 1. Pengaruh Si terhadap tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang mengalami cekaman biotik

Bentuk cekaman

Subsektor Sumber Si Kombinasi Hasil penelitian Referensi

Hama

Tanaman pangan

Abu terbang batu bara

- Si berpengaruh terhadap hama wereng batang padi cokelat

Fauzana, dkk., 2014

Abu vulkanik - Si berpengaruh terhadap hama Sitophilus zeamais

Respyan, dkk., 2015

Abu sekam, jerami, serta ampas tebu

- Si berpengaruh terhadap hama walang sangit yang menyerang tanaman padi

Pangastuti, 2017

Tanaman perkebunan

Si Mn Si berpengaruh terhadap hama penggerek buah kakao

Wahyudi, 2011

Pupuk Si - Si berpengaruh terhadap pengisap buah kakao

Lutfi, dkk., 2016

Virus Tanaman hortikultura

Silika - Si berpengaruh terhadap penyakit daun keriting kuning pada tanaman cabai

Selangga, dkk., 2019

Jamur Tanaman pangan

Silika gel granula dan natrium silikat cair

- Si berpengaruh terhadap penyakit blas (Magnaporthe grisea) pada tanaman padi

Abed-Ashtiani, dkk., 2012

Terak baja dan terak besi

- Si berpengaruh terhadap penyakit bercak cokelat (Bipolaris oryzae)

Ning, dkk., 2014

Abu sekam padi Trichoderma sp

Si berpengaruh terhadap serangan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis) pada tanaman jagung

Budi dan Majid, 2018

Tabel 2. Pengaruh Si terhadap tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang mengalami cekaman abiotik

Bentuk cekaman

Subsektor Sumber Si Hasil penelitian Referensi

Salinitas

Tanaman pangan

Silika Si berpengaruh pada tanaman sorgum yang tercekam salinitas

Nabati, dkk., 2013

Silika Si berpengaruh pada tanaman padi yang tercekam salinitas

Ikhsanti, dkk., 2018

Tanaman hortikultura

N-Si Si berpengaruh pada tanaman tomat yang tercekam salinitas

Almutairi, 2016

Kalium silikat Si berpengaruh pada tanaman cabai yang tercekam salinitas

Manivannan, dkk., 2016

Kalium silikat Si berpengaruh pada tanaman cabai yang tercekam salinitas

Altuntas, dkk., 2018

Kekeringan

Tanaman pangan

Kalium silikat Si berpengaruh pada tanaman sorgum yang tercekam kekeringan

Ahmed, dkk., 2011

Zeolit yang dikalsinasi

Si berpengaruh pada tanaman padi yang tercekam kekeringan

Kristanto, 2018

Tanaman hortikultura

Natrium silikat

Si berpengaruh pada tanaman tomat yang tercekam kekeringan

Silva, dkk., 2012

Silika hidrat Si berpengaruh pada tanaman cabai yang tercekam kekeringan

Pereira, dkk., 2015

Tanaman perkebunan

Silika Si berpengaruh pada tanaman kelapa sawit yang tercekam defisit air

Dewi, dkk., 2014

Page 5: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 302

Kekeringan Tanaman perkebunan

Bubuk silika Si berpengaruh pada tanaman kakao yang tercekam kekeringan

Zanetti, dkk., 2016

Tipe kuarsa Si berpengaruh pada tanaman kelapa sawit yang tercekam kekeringan

Amanah, dkk., 2019

Logam berat

Tanaman pangan

Kalium silikat Si berpengaruh pada tanaman padi yang tercekam logam berat Cd dan Zn

Huang, dkk., 2018

Tanaman hortikultura

Natrium silikat

Si berpengaruh terhadap tanaman tomat dan mentimun yang tercekam logam berat Cd

Wu, dkk., 2015

Natrium silikat

Si berpengaruh pada tanaman sawi yang tercekam logam berat Cr

Ashfaque, dkk., 2017

Tanaman perkebunan

Natrium silikat

Si berpengaruh pada tanaman kapas yang tercekam logam berat Pb

Bharwana, dkk., 2013

Tabel 3. Pengaruh Si terhadap tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan yang mengalami cekaman abiotik pada lahan sub optimal

Jenis lahan Subsektor Sumber Si Kombinasi Hasil penelitian Referensi

Gambut Tanaman pangan

Abu sekam padi

Trichokompos jerami padi

Si berpengaruh pada tanaman jagung manis yang ditanam di lahan gambut

Seipin, dkk., 2016

Kering masam

Tanaman pangan

Pasir kuarsa -

Si berpengaruh pada tanaman kedelai hitam yang ditanam di lahan kering masam

Santi, dkk., 2018

Alfisols Tanaman pangan

Asam bio-nano-ortho silikat (OSA)

-

Si berpengaruh pada tanaman kedelai hitam yang ditanam di lahan Alfisols

Santi, dkk., 2019

Andisols Tanaman pangan

Terak baja dan bokashi sekam padi

-

Si berpengaruh pada tanaman jagung yang ditanam di tanah Andisols

Yulina, dkk., 2018

Entisols Tanaman pangan

Pupuk abu sekam padi

-

Si berpengaruh pada tanaman jagung yang ditanam di tanah Entisols

Wijaya, dkk., 2018

Inceptisols

Tanaman pangan

Pupuk silika -

Si berpengaruh pada tanaman padi yang ditanam di tanah Inceptisols

Subiksa, 2018

Tanaman perkebunan

Pupuk silika Pupuk nitrogen

Si berpengaruh pada tanaman tebu yang ditanam di tanah Inceptisols

Harjanti, dkk., 2014

Oxisols Tanaman pangan

Abu batu bara -

Si berpengaruh pada tanaman padi yang ditanam di tanah Oxisols

Prasetyo, dkk., 2010

Ultisols Tanaman pangan

Natrium silikat

Pupuk fosfat

Si berpengaruh pada tanaman padi yang ditanam di tanah Ultisols

Zulputra, dkk., 2014

Natrium silikat

Pupuk fosfat

Si berpengaruh pada tanaman padi yang ditanam di tanah Ultisols

Zulputra dan Nelvia, 2018

Page 6: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 303

Berdasarkan literatur, terdapat dua bentuk cekaman biotik, yaitu cekaman hama dan penyakit. Cekaman yang disebabkan oleh beberapa hama, diantaranya hama wereng batang cokelat yang menyerang tanaman padi, hama Sitophilus zeamais yang menyerang biji jagung saat penyimpanan (pasca panen), hama walang sangit yang menyerang padi, serta hama penggerek dan pengisap buah kakao yang menyerang tanaman kakao. Selain cekaman hama, terdapat pula cekaman penyakit. Cekaman penyakit meliputi virus dan jamur. Virus tersebut adalah virus daun keriting kuning yang menyerang tanaman cabai. Selain itu, terdapat cekaman penyakit akibat jamur, antara lain jamur Magnaporthe grisea penyebab penyakit blas, jamur Bipolaris oryzae penyebab penyakit bercak cokelat, serta jamur Peronosclerospora maydis penyebab penyakit bulai. Cekaman abiotik berdasarkan literatur, meliputi cekaman salinitas, kekeringan, logam berat, serta lahan sub optimal yang terdiri dari tanah Alfisols, Andisols, Entisols, Inceptisols, Oxisols, Ultisols, lahan gambut, serta lahan kering masam.

Gambar 1. Cekaman biotik A. Wereng batang cekolat (BPTP Jabar, 2017); B. Sitophilus zeamais (Nonci dan Muis, 2015); C. Walang sangit (Najah, 2018); D. Hama penggerek buah kakao (Adiwirawan, 2017); E. Hama pengisap buah kakao (Indriati, dkk., 2014); F. Penyakit daun keriting kuning pada tanaman cabai (Windarningsih, dkk., 2018); G. Penyakit blas (Dean, dkk., 2005); H. Penyakit bercak cokelat (Krupinsky, dkk., 2004); I. Penyakit bulai (Adhi, dkk., 2019)

Gambar 2. Cekaman abiotik A. Salinitas (Rachman, dkk., 2018); B. Kekeringan (Kementan RI, tanpa tahun); dan C.

Logam Berat (Komarawidjaja, 2016)

Gambar 3. Lahan sub optimal A. Lahan gambut (Nugraha, 2016); B. Lahan kering masam (BPTP Lampung, 2016); C.

Tanah Alfisols; D. Tanah Andisols; E. Tanah Entisols; F.

Tanah Inceptisols; G. Tanah Oxisols; dan H. Tanah Ultisols (Soil survey staff, 1999)

Page 7: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 304

Gambar 4. Pengaruh Si dari beberapa sumber Si terhadap cekaman biotik dan abiotik A. Abu terbang batubara (TEM penampang melintang jaringan bagian abdomen imago wereng batang cokelat perbesaran 3.000x) (Fauzana, dkk., 2014); B. Nano-ortho silikat (OSA) (SEM daun perbesaran 5.000x) (Santi, dkk., 2018); C. Terak (TEM dinding sel dari daun tanaman padi) (Ning, dkk., 2014)

PEMBAHASAN Cekaman biotik dapat disebabkan oleh

hama, virus, serta jamur. Virus dan jamur dapat mengakibatkan penyakit yang menyebabkan proses fisiologis tanaman menjadi terganggu (Suharjo, 2019), seperti proses fotosintesis dan respirasi (Yunasfi, 2008). Hal tersebut berdampak pada penurunan pertumbuhan dan produktivitas dari tanaman (Suharjo, 2019). Cekaman biotik yang disebabkan oleh hama merupakan cekaman yang disebabkan oleh hewan yang berdampak pada rusaknya tanaman budidaya (Pracaya, 2008). Hama dapat menyebabkan terganggunya fotosintesis tanaman akibat kerusakan pada bagian daun tanaman. Selain itu, hama dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu karena kehilangan vigor tanaman akibat pengisapan cairan tanaman oleh hama (Suharjo, 2019). Silikon dapat menjadi opsi untuk mengurangi tingkat keparahan serangan hama serta mengurangi tingkat keparahan penyakit oleh virus dan jamur. Pengaplikasian abu terbang batu bara sebagai salah satu sumber Si dapat mengakibatkan hama wereng batang padi cokelat (WBC) mengalami mortalitas dengan tingkat mortalitas 71%.

Pengaplikasian tersebut juga mengakibatkan kerusakan fisiologis berupa penurunan berat badan sebesar 67,04%. Penurunan juga terjadi pada kadar air dari WBC. Selain itu, jaringan tubuh WBC mengalami pengkerutan (Gambar 4.A.) dan terjadi pengakumulasian Si serta alumina di dalam tubuh WBC. Abu terbang batubara mengandung Si dan alumina yang bersifat absorben yang menyebabkan terjadinya dehidrasi sehingga terjadi penurunan kadar air, bobot tubuh, dan kerusakan jaringan (Fauzana, dkk., 2014). Selain itu, terdapat sumber Si lain berupa abu vulkanik yang pengaplikasiannya memiliki dampak terhadap jumlah imago baru, jumlah pupa, jumlah telur, dan mortalitas imago Sitophilus zeamais yang menjadi hama dari biji jagung. Imago S. zeamais mengalami kematian 89,17% akibat pemberian abu vulkanik dengan konsentrasi 5 g/kg (Respyan, dkk., 2015). Berdasarkan penelitian Pangastuti (2017) serangan hama walang sangit dapat dikendalikan dengan pemberian Si dari abu jerami. Pemberian beberapa sumber Si, seperti abu jerami, abu sekam, dan abu ampas tebu dapat meningkatkan pH tanah yang semula 6,32 menjadi netral. Jumlah anakan produktif tanaman padi juga meningkat dengan pengaplikasian sumber Si tersebut. Jadi, pemberian Si menyebabkan mortalitas hama, peningkatan pH, dan peningkatan jumlah anakan produktif padi.

Pada tanaman perkebunan, tingkat serangan hama penggerek buah kakao (PBK) menjadi menurun akibat pengaplikasian Si dan Mn. Penurunan tersebut ditandai dengan menurunnya jumlah larva yang masuk ke dalam buah kakao maupun persentase larva yang keluar dari pod buah kakao sehingga kerusakan yang disebabkan oleh PBK semakin rendah. Peningkatan kandungan tanin dan polifenol pada bagian kulit buah serta peningkatan serat kasar dan selulosa dari pengaplikasian tersebut mengakibatkan ketahanan mekanik (kekerasan kulit buah) berpotensi mengalami peningkatan (Wahyudi, 2011). Berdasarkan Lutfi, dkk. (2016) ketahanan tanaman kakao terhadap hama Helopeltis antonii dapat ditingkatkan dengan pengaplikasian pupuk Si baik melalui metode semprot ataupun infus.

Cekaman biotik lainnya berupa cekaman yang disebabkan oleh virus. Berdasarkan penelitian Selangga, dkk. (2019) keparahan serangan Pepper yellow leaf curl Indonesia virus (PYLCIV) dapat ditekan pada kisaran 16,67-

Page 8: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 305

30,33% dengan pengaplikasian Si. Selain itu, pengaplikasian Si pada tanaman cabai juga dapat mencegah terbentuknya gejala penyakit daun keriting kuning. Kandungan total Si pada tanaman juga meningkat dengan pemberian silika granula pada tanah.

Cekaman biotik selanjutnya merupakan cekaman yang disebabkan oleh jamur. Berdasarkan penelitian Abed-Ashtiani, dkk. (2012) tingkat keparahan penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Magnaporthe grisea berkurang secara signifikan dengan tingkat pengurangan tertinggi (75%) dari pemberian 120 g silika gel. Pemberian pupuk silika juga signifikan meningkatkan kandungan Si pada daun. Pemberian pupuk silika tersebut memberikan deposisi Si yang lebih tinggi pada sel silika dibandingkan tanaman yang tidak diberi pupuk silika. Di samping itu, ketahanan tanaman padi terhadap jamur Bipolaris oryzae, yang menyebabkan penyakit bercak cokelat, dapat ditingkatkan dengan pengaplikasian pupuk berbasis terak baja dan besi pada tanah sawah. Terak baja dan terak besi merupakan produk sampingan dari industri baja dan besi. Terak tersebut menjadi salah satu sumber Si karena memiliki kandungan Si di dalamnya. Pemberian terak dapat meningkatkan ketebalan lapisan silika (Gambar 4.C.) dan menjaga sel pada lapisan mesofil sehingga relatif utuh. Silikon yang terdeposit di dinding sel inang dan papila merupakan pengahalang fisik pertama yang berguna agar jamur tidak bisa melakukan penetrasi. Sementara, Si terlarut dalam sitoplasma meningkatkan resistensi fisiologis atau resistensi terinduksi oleh koloni jamur. Pengaplikasian pupuk terak juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi (Ning, dkk., 2014). Serangan jamur Peronosclerospora maydis dapat ditekan dengan pengaplikasian abu sekam padi pada tanaman jagung dengan dosis 9 g yang merupakan dosis yang paling efektif. Pemberian abu sekam padi yang merupakan salah satu sumber Si dengan dosis 9 g menunjukkan kadar fenol dan Si total tertinggi, serta tingkat insiden dan tingkat keparahan penyakit bulai terendah (Budi dan Majid, 2018). Jadi, efek Si menyebabkan penurunan serangan jamur melalui peningkatan ketahanan tanaman.

Silikon juga berpengaruh terhadap cekaman abiotik. Terdapat beberapa cekaman abiotik, yakni cekaman salinitas, kekeringan, dan logam berat. Cekaman abiotik tanah salin

merupakan cekaman yang dikarenakan tanah mempunyai kandungan Na di atas ambang batas toleransi tanaman (Rachman, dkk., 2018). Pergerakan air dari tanah ke akar akan mengalami perlambatan dengan adanya konsentrasi garam di tanah yang tinggi. Keadaan tersebut menyebabkan sel tersebut mengalami plasmolisis. Selain itu, konsentrasi natrium dan klor yang tinggi pada lahan salin dapat meracuni tanaman sehingga mengakibatkan kelayuan dan kematian tanaman (UN-FAO, 2005). Penerapan unsur Si dapat mengurangi efek negatif dari cekaman salinitas dengan meningkatkan laju fotosintesis (Nabati, dkk., 2013). Selain itu, hasil tanaman padi dapat dipertahankan walaupun dalam cekaman salinitas hingga 8 dS/m akibat pemberiaan Si dengan konsentrasi 1-2 Mm (Ikhsanti, dkk., 2018).

Pada tanaman hortikultura yang mengalami cekaman salinitas, N-Si dapat mengurangi efek negatif dari cekaman salinitas. N-Si berpengaruh pada perkecambahan benih tomat, meliputi peningkatan tingkat perkecambahan, persentase perkecambahan, dan rata-rata waktu perkecambahan. Pengaplikasian N-Si juga meningkatkan berat biji segar benih dan panjang akar tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) (Almutairi, 2016). Selain itu, Si pada tanaman cabai (Capsicum annuum) dapat meningkatkan toleransi terhadap cekaman dengan mengurangi stres oksidatif (Manivannan, dkk., 2016). Stres oksidatif adalah kondisi di saat produksi spesies oksigen reaktif mengalami peningkatan melampaui endogen sistem pertahanan yang merupakan salah satu respon saat tanaman mengalami cekaman biotik dan abiotik (Kasmiyati dan Sucahyo, 2014). Silikon menginduksi ekspresi protein yang terlibat dalam metabolisme sel, fotosintesis dan resistensi stres (Manivannan, dkk., 2016). Berdasarkan Altuntas, dkk. (2018) Si dapat meningkatkan status air pada daun, fotosintesis, stabilitas membran, dan konduktansi stomata yang menyebabkan produksi biomassa yang tinggi pada tanaman cabai yang tercekam salinitas, terutama pada kultivar yang peka garam.

Cekaman lainnya berupa cekaman kekeringan berupa kondisi lingkungan dengan ketersediaan air terbatas yang menyebabkan pertumbuhan, perkembangan, dan produksi tanaman terganggu karena kurangnya asupan air (Setiawan, dkk., 2015). Kurangnya asupan air tersebut dapat berakibat pada berkurangnya jumlah stomata sehingga menurunkan laju

Page 9: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 306

kehilangan air. Selain berkurangnya stomata, terjadi pula penutupan stomata dan penurunan CO2 pada daun. Hal tersebut berakibat pada terganggunya proses fotosintesis (Subantoro, 2014). Penerapan unsur mineral tertentu dapat meningkatkan toleransi kekeringan pada tanaman. Aplikasi Si berpengaruh positif terhadap peningkatan berat akar, tajuk, dan daun, peningkatan rasio tajuk terhadap akar, dan berat kering total. Pengaplikasian Si tersebut juga berpengaruh pada potensial air daun dan efisiensi penggunaan air pada tanaman sorgum dalam kondisi kekurangan air (Ahmed, dkk., 2011). Pemupukan Si dosis 100 g SiO2 m-1 pada tanaman padi yang ditanam pada tanah defisit air dapat memberikan pengaruh positif pada tanah, meliputi peningkatan ketersediaan hara, meningkatnya ketersediaan Si, dan kapasitas tukar kation tanah. Tanaman mendapat pengaruh positif berupa meningkatnya kandungan lignin serta kandungan Si pada bagian akar, batang, serta bagian daun tanaman dari pemberian Si tersebut. Pengaruh positif juga terjadi terhadap membran sel daun dan akar yang mengalami peningkatan stabilitas, serta hasil tanaman padi yang mengalami peningkatan. Pengaplikasian tersebut meningkatkan kapasitas memegang air, kandungan air, kandungan prolin dan klorofil daun, serta bobot seribu biji tanaman padi (Kristanto, 2018).

Pada tanaman hortikultura yang tercekam kekeringan, Si dapat meningkatkan klorofil a, tingkat klorofil total, mengurangi efek dari kekurangan air, peningkatan pemanfaatan air tanah serta mengurangi kehilangan air dari transpirasi pada tanaman tomat (Silva, dkk., 2012). Aplikasi Si juga dapat meningkatkan kandungan air relatif, yang berperan dalam proses hidrolisis pati, pada daun tanaman cabai (Pereira, dkk., 2015).

Pada tanaman perkebunan, Si yang diaplikasikan pada bibit kelapa sawit dapat meningkatkan ketahanan dalam keadaan kekurangan air. Ketahanan tersebut berupa pengerasan, pemanjangan dan perluasan akar, serta mempertahankan tetap terbukanya stomata (Dewi, dkk., 2014). Selain itu, aktivitas nitrat reduktase (ANR), morfologi stomata, konsentrasi prolin dan kandungan klorofil menunjukkan respon positif dari aplikasi bio-Si pada tanaman kelapa sawit yang tercekam kekeringan (Amanah, dkk., 2019). Konsentrasi 1,5 mg SiO2 mL-1 dapat meningkatkan toleransi tanaman kakao

(Theobroma cacao) dengan meningkatkan efisiensi penggunaan air, mengurangi efek stress oksidatif, serta meningkatkan laju fotosintesis pada kondisi kekeringan (Zanetti, dkk., 2016).

Cekaman selanjutnya adalah cekaman yang disebabkan oleh logam berat. Pada konsentrasi sangat rendah sekalipun, logam berat dapat membahayakan tanaman maupun hewan karena bersifat racun. Logam berat yang meracuni tanaman menyebabkan perubahan biokimia, ultrastruktural, dan molekuler dalam sel dan jaringan tanaman. Hal tersebut menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman, termasuk kehilangan turgor, kelumpuhan aparatus fotosintesis, klorosis daun, nekrosis, dan penurunan laju perkecambahan biji yang dapat mengakibatkan kematian tanaman (Handayanto, dkk., 2017). Pengaplikasin Si menjadi salah satu solusi untuk mengurangi toksisitas logam berat pada tanaman. Berdasarkan Huang, dkk. (2018) fitotoksisitas Cd dan kelebihan Zn dapat berkurang melalui peningkatan aktivitas fotosintesis, pengurangan permeabilitas membran dan mengurangi stres oksidatif pada tanaman padi akibat pengaplikasian Si. Silikon mengurangi akumulasi Cd pada tanaman padi melalui jalur simplastik di sistem akar.

Pada tanaman hortikultura yang tercekam logam berat, Si dapat mengurangi transpor Cd dari akar ke pucuk pada tanaman tomat. Silikon memodulasi komponen dinding sel dan kadar asam organik. Silikon juga dapat mengurangi penyerapan Cd oleh akar pada tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). (Wu, dkk., 2015). Berdasarkan penelitian Ashfaque, dkk. (2017) pengaplikasian Si dapat mengurangi toksisitas Cr pada tanaman sawi (Brassica juncea L.) dengan mengurangi serapan dan akumulasi Cr. Sementara itu, kandungan prolin dan askorbat dari tanaman sawi mengalami peningkatan. Silikon juga melindungi aktivitas fotosintesis melalui peningkatan aktivitas laju fotosintesis bersih, kandungan karotenoid, dan klorofil.

Pada tanaman perkebunan yang tercekam logam berat, Si dapat menurunkan penyerapan dan akumulasi timbal. Pemberian Si dapat mengurangi stres oksidatif tanaman. Pengaplikasian Si juga mampu meningkatkan guaiacol peroksidase, katalase, superoksida dismutase dan askorbat peroksidase pada tanaman kapas yang tercekam logam Pb (Bharwana, dkk., 2013).

Page 10: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 307

Terdapat cekaman lain berupa cekaman abiotik pada lahan sub optimal yang terdiri dari tanah Alfisols, Andisols, Entisols, Inceptisol, Oxisols, Ultisols, lahan gambut, serta lahan kering masam. Gambut terbentuk oleh suasana genangan hampir sepanjang tahun. Hal tersebut mengakibatkan kondisi kelangkaan udara yang mencegah aktivitas perombakan oleh mikroorganisme, sehingga menyebabkan penimbunan bahan organik (Noor, 2001). Hal tersebut dapat menjadi permasalahan dalam melakukan budidaya tanaman. Namun, efek negatif tersebut dapat dikurangi dengan pengaplikasian Si. Tanah gambut mengalami peningkatan pH tanah yang diakibatkan dari pengaplikasian abu sekam padi, yang merupakan salah satu sumber Si, dan trichokompos jerami padi. Pengaplikasian tersebut juga menyebabkan peningkatan ketersediaan unsur hara pada daerah perakaran tanaman sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman jagung meningkat (Seipin, dkk., 2016).

Cekaman berikutnya adalah cekaman abiotik pada lahan kering masam. Selain memiliki masalah ketersediaan air, lahan kering masam juga memiliki kendala rendahnya tingkat kesuburan, meliputi rendahnya bahan organik dan pH, kahat P, K, Mg, serta tingginya Fe, Mn, dan AL-dd yang dapat meracuni tanaman (Wijanarko dan Taufiq, 2004). Di Indonesia, lahan kering masam banyak terdiri dari tanah Inceptisols, Oxisols, dan Ultisols (Subiksa, 2018). Berdasarkan penelitian Santi, dkk. (2018) kebutuhan air tanaman kedelai hitam varietas Detam-1 dapat ditekan dengan pengaplikasian bio-nano silika. Stomata pada daun memungkinkan untuk tetap terbuka (Gambar 4.C.) dengan adanya laju transpirasi yang rendah yang disebabkan adanya Si pada jaringan di bawah kutikula daun akibat pemberian bio-nano silika pada lahan kering masam. Hal tersebut dapat menyebabkan tingkat kehilangan air menjadi rendah sehingga memungkinkan proses fotosintesis dapat berjalan dengan normal. Pengaplikasian tersebut berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman. Pada penelitian tersebut, pH tanah meningkat dari 5,2 menjadi 6 dengan pemberian dolomit.

Cekaman lainnya adalah cekaman abiotik dari tanah Alfisols. Tanah Alfisols merupakan tanah yang memiliki kejenuhan basa yang tinggi, curah hujan yang memadai, dan tekstur tanah yang baik (Fiantis, Tanpa tahun). Namun, lahan

Alfisols juga mempunyai permasalahan, seperti miskin hara dan bahan organik tanah (Sudaryono, 2002). Berdasarkan penelitian Santi, dkk. (2019) pengaplikasian bio-nano OSA pada tanah Alfisols berpengaruh pada efisiensi penggunaan air dan peningkatan hasil kedelai hitam Detam-1. Pengaplikasian 4 L bio-nano OSA ha-1 dapat mengurangi penggunaan pupuk NPK hingga 60%.

Pada tanah Andisols, tanah mempunyai pH masam, Mg, Ca, dan Kdd, kejenuhan basa, dan kadar P yang rendah (Nursyamsi dan Suprihati, 2005). Pada tanah Andisols, pemberian bokashi sekam padi dengan dosis 7,5% beserta terak baja dengan dosis 5,0% memberikan hasil terbaik terhadap biomassa tanaman jagung manis. Pemberian terak baja, limbah padat yang mempunyai kandungan Si yang berasal dari proses pemurnian besi cair pada saat pembuatan baja, beserta bokashi sekam padi juga berpengaruh terhadap kemantapan agregat tanah (Yulina, dkk., 2018; Gultom, 2012).

Lahan sub optimal selanjutnya berupa tanah Entisols yang merupakan tanah yang baru terbentuk. Tanah tersebut memiliki perkembangan profil tanah minimal yang produktivitasnya tergantung kepada bahan induk dan lokasi tanahnya (Fiantis, Tanpa tahun). Pemberian pupuk abu sekam padi dengan dosis yang berbeda pada tanaman jagung yang ditanam di tanah Entisols dapat berpengaruh terhadap berat berangkasan basah maupun kering. Tanaman juga mengalami peningkatan serapan Si jaringan dan tinggi tanaman. Pemberian abu sekam padi dengan dosis lebih tinggi dapat memberikan pengaruh lebih dibandingkan dengan dosis rendah. Pengaruh tersebut berupa ketersediaan hara nutrisi dalam tanah bagi tanaman (Wijaya, dkk., 2018).

Terdapat cekaman lainnya, yakni tanah Inceptisols yang merupakan tanah yang masih tergolong muda dengan produktivitas alami tanah yang tergantung bahan induk penyusunnya (Fiantis, Tanpa tahun). Pada tanah Inceptisols, pemberian pupuk yang mengandung Si dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi meningkat, seperti anakan lebih banyak, tanaman lebih tinggi dan biomassa lebih besar dibandingkan perlakuan NPK standar. Selain itu, batang padi lebih kuat dan anakannya lebih banyak sehingga meningkatkan ketahanan terhadap rebah akibat pengaplikasian pupuk yang mengandung Si (Subiksa, 2018).

Page 11: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 308

Pada tanaman perkebunan yang ditanam di tanah Inceptisol, pertumbuhan tanaman tebu menunjukkan hasil yang baik dengan pengaplikasian urea dan Si. Pertumbuhan tanaman tebu tersebut, meliputi akar, batang, tajuk, daun, berat segar total, berat kering total, serta tinggi tanaman. Pada akar, terdapat pengaruh pada panjang, volume, berat segar, serta berat kering akar. Pada batang, terdapat pengaruh pada jumlah ruas dan diameter batang. Pada tajuk, terdapat pengaruh pada berat segar maupun kering dari tajuk. Pada daun, terdapat pengaruh pada luas maupun jumlah daun (Harjanti, dkk., 2014).

Cekaman selanjutnya adalah tanah Oxisols yang merupakan tanah yang mempunyai kesuburan alami yang rendah. Tingginya Fe dan Al mengakibatkan tanah kekurangan P akibat terfiksasi oleh Fe dan Al (Fiantis, Tanpa tahun). Berdasarkan penelitian Prasetyo, dkk. (2010) aluminium terlarut dalam tanah dapat berkurang dan ketersediaan fosfor meningkat dengan pengaplikasian abu batu bara pada tanah Oxisols. Pengaplikasian tersebut juga meningkatkan penyerapan Si dan P oleh tanaman dan meningkatkan produksi tanaman padi.

Silikon juga berpengaruh pada tanah Ultisols yang berupa tanah dengan kejenuhan basah dan kesuburan alami yang rendah. Tanah ini berwarna kekuningan atau kemerahan karena adanya pembentukan Fe oksida (Fianti, Tanpa tahun). Berdasarkan Zulputra, dkk. (2014) pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo meningkat akibat aplikasi Si dan pupuk fosfat pada tanah Ultisols. Pemberian 36 kg P2O5 dan 100 kg SiO2 per hektare dapat meningkatkan persentase butir beras sebesar 21% dan berat butir kering sebesar 117% dibandingkan tanpa pemupukan Si dan fosfat. Selain itu, pengaplikasian 36 kg P2O5 dan 100 kg SiO2 per hektare dapat meningkatkan serapan Si sebesar 218% dan P sebesar 208% dibandingkan tanpa pengaplikasian. Ketersediaan P pada tanah Ultisols mengalami peningkatan akibat pengaplikasian SiO2 dan P2O5 (Zulputra dan Nelvia, 2018). SIMPULAN

Melalui studi literatur ini, dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian Si berperan dalam peningkatan toleransi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan terhadap cekaman biotik dan abiotik. Efek negatif dari beberapa

cekaman biotik yang dapat ditekan dengan pengaplikasian silika, yakni cekaman biotik yang disebabkan oleh hama, virus, dan jamur. Sedangkan efek negatif dari cekaman abiotik yang dapat ditekan dengan pengaplikasian silika, antara lain cekaman abiotik salinitas, kekeringan, logam berat, dan lahan sub optimal. Cekaman abiotik yang berasal dari lahan sub optimal, terdiri dari tanah Alfisols, Andisols, Entisols, Inceptisols, Oxisols, Ultisols, lahan gambut, serta lahan kering masam. Penekanan efek negatif dari cekaman biotik dan abiotik akibat pengaplikasian Si adalah peningkatan toleransi cekaman melalui mekanisme fisik maupun biokimia sehingga tanaman dapat mempertahankan pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitasnya meskipun dalam keadaan tercekam. DAFTAR PUSTAKA Abed-Ashtiani F, Kadir JB, Selamat AB, Hanif

AHBM and Nasehi A, 2012. Effect of Foliar and Root Application of Silicon Against Rice Blast Fungus in MR219 Rice Variety. The Plant Pathology Journal Vol. 28 (2): 164-171.

Adhi SR, Widiantini F dan Yulia E, 2019. Metode Inokulasi Buatan untuk Menguji Infeksi Peronosclerospora maydis Penyebab Penyakit Bulai Tanaman Jagung. Jurnal Agro Vol. 6 (1): 77-86.

Adiwirawan GLP, 2017. Kengendalian Penggerek Buah Kakao dengan Konsep PHT. BPTP Bali (Online). Diakses melalui http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/752-pengendalian-penggerek-buah-kakao-dengan-konsep-pht pada 13 Juni 2020.

Ahmed M, Hassen F, Qadeer U and Aslam MA, 2011. Silicon Application and Drought Tolerance Mechanism of Sorghum. African Journal of Agricultural Research Vol. 6 (3): 594-607.

Almutairi ZM, 2016. Effect of Nano-Silicon Application on the Expression of Salt Tolerance Genes in Germinating Tomato (Solanum lycopersicum L) Seedlings under Salt Stress. Plant Omics Journal Vol. 9 (1): 106-114.

Altuntas O, Dasgan HY and Akhoundnejad Y, 2018. Silicon-Induced Salinity Tolerance Improves Photosynthesis, Leaf Water Status, Membrane Stability, and Growth in

Page 12: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 309

Pepper (Capsicum annuum L.). HortScience Vol. 53 (12): 1820-1826.

Amanah DM, Haris N dan Santi LP, 2019. Tanggap Fisiologi Bibit Kelapa Sawit yang Diberi Bio-Silika terhadap Cekaman Kekeringan. Menara Perkebunan Vol. 87 (1): 20-30.

Ashfaque F, Inam A, Inam A, Iqbal S and Sahay S, 2017. Response of Silicon on Metal Accumulation, Photosynthetic Inhibition and Oxidative Stress in Chromium-Induced Mustard (Brassica juncea L.). South African Journal of Botany. 111. 153-160.

Atabara Y, 2018. Kakao Terserang Hama, Petani di Sikka Gagal Panen. VictoryNews.id 21 April 2018 (Online). Diakses melalui https://www.victorynews.id/kakao-terserang-hama-petani-di-sikka-gagal-panen/ pada 31 Mei 2020.

Bharwana, SA, Ali S, Farooq MA, Iqbal N, Abbas F and Ahmad MSA, 2013. Alleviation of Lead Toxicity by Silicon is Related to Elevated Photosynthesis, Antioxidant Enzymes Suppressed Lead Uptake and Oxidative Stress in Cotton. J. Bioremediation & Biodegradation 4: 187.

BPTP Jabar, 2017. Strategi Pengendalian Hama Wereng Batang Coklat (WBC) dan Virus Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa. BPTP Jabar 13 Oktober 2017 (Online). Diakses melalui http://jabar.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-teknologi/625-strategi-pengendalian-hama-wereng-batang-cokelat pada 13 Juni 2020.

BPTP Lampung, 2016. Teknologi Produksi Kedelai Lahan Kering Masam di Lampung. BPTP Lampung 18 Agustus 2016 (Online). Diakses melalui http://lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/771-teknologi-produksi-kedelai-lahan-kering-masam-di-lampung pada 13 Juni 2020.

Budi MBS dan Majid A, 2018. Potensi Kombinasi Trichoderma SP dan Abu Sekam Padi sebagai Sumber Silika dalam Meningkatkan Ketahanan Tanaman Jagung (Zea mays) terhadap Serangan Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis). UNEJ e-Proceeding (Online). Diakses melalui https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/view/8985 pada 13 Juni 2020.

Chaniago N, 2019. Potensi Gen-Gen Ketahanan Cekaman Biotik dan Abiotik pada Padi Lokal Indonesia: A Review. AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 7 (2): 86-93.

CNN Indonesia. 2018. BPS Sebut Luas Lahan Pertanian Kian Menurun. CNN Indonesia 25 Oktober 2018 (Online). Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181025153705-92-341433/bps-sebut-luas-lahan-pertanian-kian-menurun pada 31 Mei 2020.

Dean RA, Talbot NJ, Ebbole DJ, Farman ML, Mitchell TK, Orbach MJ, Thon M, Kulkami R, Xu JR, Pan H, Read ND, Lee YH, Carbone I, Brown D, Oh YY, Donofrio N, Jeong JS, Soanes DM, Djonovic S, Kolomiets E, Rehmeyer C, Li W, Harding M, Kim S, Lebrun MH, Bohnert H, Coughlan S, Butler J, Calvo S, Ma LJ, Nicol R, Purcell S, Nusbaum C, Galagan JE and Birren BW, 2005. The Genome Sequence of the Rice Blast Fungus Magnaporthe grisea. NATURE Vol. 434: 980-986.

Dewi AY, Putra ETS dan Trisnowati S, 2014. Induksi Ketahanan Kekeringan Delapan Hibrida Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan Silika. Vegetalika Vol. 3 (3): 1-13.

Fauzana H, Wagiman FX dan Martono E, 2014. Gangguan Fisiologis Wereng Batang Padi Coklat akibat Pemberian Abu Terbang Batubara. Jurnal Entomologi Indonesia Vol. 11 (1): 27-33.

Fiantis D, Tanpa tahun. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Universitas Andalas: Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas.

Gunawan D, 2019. Petani Tomat Lembang Rugi Besar. MI 2 Juli 2019 (Online). Diakses melalui https://mediaindonesia.com/read/detail/244535-petani-tomat-lembang-rugi-besar pada 31 Mei 2020.

Handayanto E, Nuraini Y, Muddarisna N, Syam N dan Fiqri A, 2017. Fitoremediasi dan Phytomining Logam Berat Pencemar Tanah. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Harjanti RA, Tohari dan Utami SNH, 2014. Pengaruh Takaran Pupuk Nitrogen dan Silika terhadap Pertumbuhan Awal (Saccharum officinarum L.) pada Inceptisol. Vegetalika Vol. 3 (2): 35-44.

Page 13: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 310

Huang F, Wen XH, Cai YX and Cai KZ, 2018. Silicon-Mediated Enhancement of Heavy Metal Tolerance in Rice at Different Growth Stages. International Journal of Environmental Research and Public Health Vol. 15 (10): 2193.

Ikhsanti A, Kurniasih B dan Indradewa D, 2018. Pengaruh Aplikasi Silika terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Kondisi Salin. Vegetalika Vol. 7 (4): 1-11.

Indriati G, Soesanthy F dan Hapsari AD, 2014. Pengendalian Helopeltis spp. (Hemiptera: Miridae) pada Tanaman Kakao Mendukung Pertanian Terpadu Ramah Lingkungan Dalam Bunga Rampai Inovasi Teknologi Bioindustri Kakao. Jakarta: IAARD Press.

Isay, SV, Busarova NG, and Zemnuhova LA, 2015. Chlorsiliconorganic Compound Formed during Lipid Separation from Japan Marine Ascidia. Open Journal of Marine Science Vol. 5 (3): 290-294.

Isha’an M, 2019. Bakteri Bulai Ancam Tanaman Jagung Petani, Ini Saran Penanganan Dispertan. Rri.co.id 1 Agustus 2019 (Online). Diakses melalui https://rri.co.id/surakarta/daerah/701939/bakteri-bulai-ancam-tanaman-jagung-petani-ini-saran-penanganan-dispertan pada 31 Mei 2020.

Irawan B, 2005. Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya, dan Faktor Determinan. Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol. 23 (1): 1-18.

Kasmiyati S dan Sucahyo, 2014. Deteksi Cekaman Oksidatif akibat Toksisitas Krom pada Sonchus oleraceusL. Melalui Penentuan Spesies Oksigen Reaktif secara Spektrofotometri dan Histokimia. AGRIC Vol. 26 (1) & (2): 85-98.

Kementan RI, tanpa tahun. Minimalisir Dampak Kemarau, Kementan Turunkan Tim Mitigasi Kekeringan. Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Online). Diakses melalui https://www.pertanian.go.id/home/index.php?show=news&act=view&id=3328# pada 13 Juni 2020.

Komarawidjaja W, 2016. Sebaran Limbah Cair Industri Tekstil dan Dampaknya di Beberapa Desa Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 17 (2): 118-125.

Kristanto BA, 2018. Aplikasi Silika untuk Pengelolaan Kesuburan Tanah dan

Peningkatan Produktivitas Padi secara Berkelanjutan. Semnas Pascasarjana UNS Surakarta 15 Agustus 2018 Hal. 102-112.

Krupinsky JM, Berdahl JD, Schoch CL and Rossman AY, 2004. Leaf Spot on Switch Grass (Panicum virgatum), Symptoms of a New Disease Caused by Bipolaris oryzae. Can. J. Plant Pathol. Vol. 26: 371-378.

Kurnia U, Suganda H, Saraswati R dan Nurjaya. 2004. Teknologi Pengendalian Pencemaran Lahan Sawah Dalam Tanah Sawah dan Teknologi Pengelolaannya. Hal: 249-282.

Lukman M, Nasir A, Amri K, Tambaru R, Hatta M, Nurfadilah, dan Noer RJ, 2014. Silikat Terlarut di Perairan Pesisir Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 6 (2): 461-478.

Lutfi M, Priyono J dan Muthahanas I, 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk SiPlus terhadap Intensitas Serangan Hama Pengisap (Helopeltis antonii) dan Penggerek Buah Kakao. Crop Agro Vol. 9 (2): 118-121.

Manivannan A, Soundararajan P, Muneer S, Ko CH and Jeong BR, 2016 Silicon Mitigates Salinity Stress by Regulating the Physiology, Antioxidant Enzyme Activities, and Protein Expression in Capsicum annuum ‘Bugwang’. BioMed Research International 3076357. http://dx.doi.org/101155/2016/3076357.

Nabati J, Kafi M, Masoumi A and Mehrjerdi MZ, 2013. Effect of Salinity and Silicon Application on Photosynthetic Characteristics of Sorghum (Sorghum bicolor L.). International Journal of Agricultural Sciences Vol. 3 (4): 483-492.

Najah SK, 2018. Kelimpahan Wereng Batang Cokelat Nilaparvata lugens (Stal) dan Walang Sangit Leptocorisa oratorius (Fabricius) serta Predatornya pada Tanaman Padi Varietas IR 64. Skripsi. Dipublikasikan. Diakses melalui http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92890 pada 13 Juni 2020.

Ning D, Song A, Fan F, Li Z and Liang Y, 2014. Effect of Slag-Based Silicon Fertilizer on Rice Growth and Brown-Spot Resistance. PLOS ONE Vol. 9 (7): e102681.

Nonci N dan Muis A, 2015. Biologi, Gejala Serangan, dan Pengendalian Hama Bubuk Jagung Sitophilus zeamais Motschulsky (Coleoptera: Curculionidae). J. Litbang Pert. Vol. 34 (2): 61-70.

Page 14: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 311

Noor M, 2001. Pertanian Lahan Gambut: potensi dan kendala. Yogyakarta: Kanisius.

Nugraha I, 2016. Norhadie Karben: Aktivis Tani yang Lakukan Praktik Penanaman Padi tanpa Bakar di Lahan Gambut. Mongabay 10 November 2016 (Online). Diakses melalui https://www.mongabay.co.id/2016/11/10/norhadie-karben-aktivis-tani-yang-lakukan-praktik-penanaman-padi-tanpa-bakar-di-lahan-gambut/ pada 13 Juni 2020.

Nurhidayati T, Purnobasuki H, dan Hariyanto S, 2019. Tanaman Tembakau pada Cekaman Genangan. Yogyakarta: Deepublish.

Nursyamsi D dan Suprihati, 2005. Sifat-sifat Kimia dan Mineralogi Tanah serta Kaitannya dengan Kebutuhan Pupuk untuk Padi (Oryza sativa), Jagung (Zea mays), dan Kedelai (Glycine max). Bul. Agron. Vol. 33 (3): 40-47.

Pangastuti T, 2017. Pengaruh Aplikasi Silikon dari Abu Ampas Tebu, Abu Sekam dan Jerami terhadap Serangan Hama Walang Sangit pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.). Skripsi. Dipublikasikan. Diakses melalui http://repository.unej.ac.id//handle/123456789/95873 pada 12 Juni 2020.

Pereira TS, Lobato AK da S, Silva MHL da, Lobato EMSG, Costa DV da, Uchoa EB, Ferreira R do N, Pereira E dos S, Santos Filho BG dos, Costa RCL da, Oliveira Neto CF de and Okumura RS, 2015 Differential Responses Produced by Silicon (Si) on Photosynthetic Pigments in Two Pepper Cultivars Exposed to Water Deficiency. Australian Journal of Crop Science Vol. 9 (12): 1265-1270.

Pracaya, 2008. Hama Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.

Prasetyo TB, Yasin S dan Yeni E, 2010. Pengaruh Pemberian Abu Batu Bara sebagai Sumber Silika (Si) bagi Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi (Oryza sativa L.). J. Solum Vol. VII (1): 106.

Price CT, Koval KJ, and Langford JR, 2013. Silicon: A Review of Its Potential Role in the Prevention and Treatment of Postmenopausal Osteoporosis. International Journal of Endocrinology Vol. 2013. https://doi.org/10.1155/2013/316783.

Rachman A, Dariah A, dan Sutono S, 2018. Pengelolaan Sawah Salin Berkadar Garam Tinggi. Jakarta: IAARD Press.

Rachman FF, 2017. 63.000 Ha Sawah RI Terserang Hama Wereng, Apa Langkah Mentan?.

DetikFinance 4 September 2017 (Online). Diakses melalui https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3627714/63000-ha-sawah-ri-terserang-hama-wereng-apa-langkah-mentan pada 31 Mei 2020.

Respyan G, Rahardjo BT dan Astuti LP, 2015. Pengaruh Inert Dust terhadap Mortalitas Sitophilus zeamais Mostchulsky pada Biji Jagung dalam Simpanan. Jurnal HPT Vol. 3 (2): 31-38.

Rodrigues FA. And Datnoff LE, 2005. Silicon and Rice Disease Management. Fitopatologia Brasileira Vol. 30 (5): 457-469.

Sahebi M, Hanafi MM, Akmar ASN, Rafii MY, Azizi P, Tengoua FF, Azwa JNM and Shabanimofrad M, 2015. Importance of Silicon and Mechanism of Biosilica Formation in Plants. BioMed Research International, 396010. https://doi.org/10.1155/2015/396010.

Salisbury FB dan Ross CW, 1995. Fisiologi Tumbuhan. (Jilid 1, Edisi 4). Terjemahan oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono. Bandung: Penerbit ITB.

Santi LP, Goenadi DH, Barus J dan Dariah A, 2018. Pengaruh Bio-Nano Silika terhadap Hasil dan Efisiensi Penggunaan Air Kedelai Hitam di Lahan Kering Masam. Jurnal Tanah dan Iklim Vol. 42 (1): 43-52.

Santi LP, Goenadi DH, Barus J, Dariah A dan Kalbuadi DN, 2019. Pengaruh Aplikasi Bio-Nano OSA terhadap Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Konsumsi Air Kedelai Hitam pada Sawah Tadah Hujan. Jurnal Tanah dan Iklim Vol. 43 (2): 109-116.

Seipin M, Sjofjan J dan Ariani E, 2016. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) pada Lahan Gambut yang Diberi Abu Sekam Padi dan Trichokompos Jerami Padi. JOM FAPERTA Vol. 3 (2): 1-15.

Sekarwati N, Murachman B dan Sunarto, 2015. Dampak Logam Berat Cu (Tembaga) dan Ag (Perak) pada Limbah Cair Industri Perak terhadap Kualitas Air Sumur dan Kesehatan Masyarakat serta Upaya Pengendaliannya di Kota Gede Yogyakarta. Jurnal EKOSAINS Vol. 8 (1): 64-76.

Selangga DGW, Hidayat SH, Susila AD dan Wiyono S, 2019. The Effect of Sillica (SiO2) to the Severity of Yellow Leaf Curl Disease

Page 15: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 312

on Chili Pepper. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia Vol. 23 (1): 54-60.

Setiawan R, Soedradjad R, dan Siswoyo TA, 2015. Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Pertumbuhan dan Karakter Protein pada Hasil Produksi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench). Skripsi. Dipublikasikan. Diakses melalui http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66835 pada 13 Juni 2020.

Silva ON, Lobato AKS, Avila FW, Costa RCL, Oliveira Neto CF, Santos Filho BG, Martins Filho AP, Lemos RP, Pinho JM, Medeiros MBCL, Cardoso MS and Andrade IP, 2012. Silicon-Induced Increase in Chlorophyll is Modulated by the Leaf Water Potential in Two Water-Deficient Tomato Cultivars. Plant Soil Environment Vol. 58 (11): 481-486.

Soil Survey Staff, 1999. Soil Taxonomy: a basic system of soil classification for making and interpreting soil surveys. 2nd edition. Natural Resources Conservation Service. U.S. Department of Agriculture Handbook 436.

Sopandie D, 2013. Fisiologi Adaptasi Tanaman terhadap Cekaman Abiotik pada Agroekosistem Tropika. Bogor: IPB Press.

Subantoro R, 2014. Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Respon Fisiologis Perkecambahan Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea L). MEDIAGRO Vol. 10 (2): 32-44.

Subiksa IGM, 2018. Pengaruh Formula Pembenah Tanah Organik Granul terhadap Sifat Kimia Tanah dan Pertumbuhan Tanaman pada Lahan Kering Masam. J. Agroecotania Vol. 1 (2): 1-13.

Subiksa IGM, 2018. Pengaruh Pupuk Silika terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Inceptisols. Jurnal Tanah dan Iklim Vol. 42 (2): 153-160.

Sudaryono, 2002. Pemberdayaan Alfisol untuk Pengembangan Sentra Area Tanam dan Agribisnis Kacang Tanah di Indonesia. Buletin Palawija No. 4: 84-99.

Suharjo, 2019. Sistem Pertanian Berkelanjutan: (model pengelolaan tanaman). Surabaya: Media Sahabat Cendekia.

Susanto D, 2019. Ratusan Hektare Padi Gagal Panen akibat Intruisi Air Laut. MI 25 Juli 2019 (Online). Diakses melalui https://mediaindonesia.com/read/detail/249240-ratusan-hektare-padi-gagal-panen-

akibat-intrusi-air-laut.html pada 31 Mei 2020.

Trisnawati DW, Putra NS dan Purwanto BH, 2017. Pengaruh Nitrogen dan Silika terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Spidoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) pada Kedelai. Planta Tropika: Jurnal Agrosains (Journal of Agro Science) Vol. 5 (1): 52-61.

United Nations Food and Agriculture Organization (UN-FAO), 2005. 20 Hal untuk Diketahui tentang Dampak Air Laut pada Lahan Pertanian di Propinsi NAD. FAO.

Utama ZH, 2015. Budidaya Padi pada Lahan Marjinal: kiat meningkatkan produksi padi –Ed.I.- Yogyakarta: ANDI.

Tindaon F, Sumihar STT dan Naibaho B, 2013. Fitoremediasi Logam Berat Menggunakan Berbagai Jenis Tanaman Sayuran pada Tanah Mengandung Lumpur Kering Limbah Domestik Kota Medan. Semnas dan Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu-Ilmu Pertanian BKS-PTN Wil Barat Tahun 2013, di Pontianak Vol. 2.

Wahyudi MI, 2011. Induksi Ketahanan Alami Tanaman Kakao terhadap Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) melalui Aplikasi Si dan Mn. Tesis. Dipublikasikan. Diakses melalui http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12596 pada 12 Juni 2020.

Widaningrum, Miskiyah, dan Suismono, 2007. Bahaya Kontaminasi Logam Berat dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Cemarannya. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian Vol. 3 (1): 17-27.

Wijanarko A dan Taufiq A, 2004. Pengelolaan Kesuburan Lahan Kering Masam untuk Tanaman Kedelai. Buletin Palawija No. 7 & 8: 39-50.

Wijaya H, Wulan RST dan Dulur NWD, 2018. Kajian Dosis Pupuk Abu Sekam Padi terhadap Pertumbuhan dan Serapan Silikat (Si) pada Tanaman Jagung (Zea mays L.). Skripsi. Dipublikasikan. Diakses melalui http://eprints.unram.ac.id/7440/ pada 12 Juni 2020.

Windarningsih M, Fauzi MT, Rohyadi A, dan Muthahanas I, 2018. Penyebaran Penyakit Virus Daun Menguning dan Keriting pada Cabai Rawit di Kabupaten Lombok Utara. Crop Agro Vol. 11 (2): 145-150.

Page 16: Peranan Si terhadap Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura ...

Seminar Nasional Biologi “Inovasi Penelitian dan Pendidikan Biologi IV (IP2B IV) 2020”

Prosiding Seminar Nasional Biologi IP2B IV 2020_ ISSN: 2746-7902 313

Wu J, Guo J, Hu Y and Gong H, 2015. Distinct Physiological Responses of Tomato and Cucumber Plants in Silicon-Mediated Alleviation of Cadmium Stress. Frontiers in Plant Science Vol. 6: 453.

Yukamgo E dan Yuwono NW, 2007. Peran Silikon sebagai Unsur Bermanfaat pada Tanaman Tebu. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 7 (2): 103-116.

Yulina H, Devnita R dan Harryanto R, 2018. Pengaruh Terak Baja dan Bokashi Sekam Padi terhadap Kemantapan Agregat dan Biomassa Tanaman Jagung pada Andisol, Lembang. Jurnal Agro Wiralodra Vol. 1 (1): 17-20.

Yunasfi, 2008. Serangan Patogen dan Gangguan terhadap Proses Fisiologis Pohon. repository.usu.ac.id (Online). Diakses melalui http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/846/132288490%281%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y pada 27 Agustus 2020.

Yuniati R, 2004. Penapisan Galur Kedelai Glycine max (L.) Merrill Toleran terhadap NaCl untuk Penanaman di Lahan Salin. MAKARA, SAINS Vol. 8(1): 21-24.

Zanetti LV, Milanez CRD, Gama VN, Aguilar MAG, Souza CAS, Campostrini E, Ferraz TM and Figueiredo FAMM de A, 2016. Leaf Application of Silicon in Young Cacao Plants Subjected to Water Deficit. Pesq. Agropec. Bras. Vol. 51 (3): 215-223.

Zulputra, Wawan dan Nelvia, 2014. Respon Padi Gogo (Oryza sativa L.) terhadap Pemberian Silikat dan Pupuk Fosfat pada Tanah Ultisol. Jurnal Agroteknologi Vol. 4 (2): 1-10.

Zulputra Z dan Nelvia N, 2018. Ketersediaan P, Serapan P dan Si oleh Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.) pada Lahan Ultisol yang diaplikasikan Silikat dan Pupuk Fosfat. Jurnal Agroteknologi Vol. 8 (2): 9-14.