PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

33
PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU KEDELAI ASAM DAN TAPE UBI DALAM AIR MINUM TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS KARKAS DAGING AYAM BROILER OLEH : IDA AYU OKARINI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA 2018

Transcript of PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Page 1: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL)

SUSU KEDELAI ASAM DAN TAPE UBI DALAM AIR MINUM

TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS KARKAS DAGING

AYAM BROILER

OLEH :

IDA AYU OKARINI

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

Page 2: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

PRAKATA

Beberapa tahun terakhir perhatian berkembang pada usaha peningkatan

kesehatan. Masalah kesejahteraan ayam potong/broiler semasih hidup sampai

pada produk hasil pemrosesan dan penyediaan karkas daging broiler yang ASUH,

aman, sehat, utuh dan halal menjadi perhatian dan kepedulian yang serius.

Kini tersedia banyak kesempatan dalam pengembangan produksi dan

disertai dengan peningkatan kualitas karkas daging broiler melalui rekayasa

bioteknologi yaitu pemanfaatan Bakteri Asam Laktat (BAL) sebagai probiotik.

Tehnik probiotik BAL diterapkan untuk meningkatkan kesehatan saluran

pencernaan dan sistem imunitas tubuh, karena BAL tergolong bakteri yang aman,

terdapat banyak pada makanan tradisional terfermentasi, seperti: tape ubi dan susu

kedelai asam yang dicobakan pada penelitian ini, diberikan dalam air minum

broiler dari umur 1 minggu sampai dengan 5 minggu.

Salah satu alasan penelitian ini dilakukan yaitu untuk menyediakan

karkas daging broiler yang aman, sehat, utuh dan halal tanpa perlakuan vaksinasi

dan hanya pada perlakuan kontrol diberi obat – obatan kimia. Sehingga hasil yang

diperoleh berupa karkas daging broiler segar tidak cepat terkontaminasi oleh

kuman patogen (“shelf life“ diperpanjang), kualitas daging yang telah dimasak

(tanpa penambahan tepung bumbu) secara organoleptik dapat disejajarkan dengan

produk Mc Donald (yang mendapat perlakuan tape ubi) dan produk KFC (yang

mendapat perlakuan susu kedelai asam), khusus dalam hal aroma dan citarasanya.

Aplikasi hasil penelitian ini sudah diterapkan pada salah satu industri

ransum broiler skala besar, walaupun dicobakan selama empat hari pada puluhan

ribu ekor broiler dan ayam petelur afkir, ternyata memberikan hasil yang positif

dalam mereduksi angka mortalitas ayam dengan perlakuan tape ubi 1 %.

Hasil penelitian ini dilaporkan untuk mencapai sasaran pembaca, tidak

hanya mahasiswa peternakan, kedokteran hewan, peternak broiler, maupun para

pengusaha produksi ransum unggas, bibit broiler (perbaikan gen) dan para ahli

keamanan serta kesehatan pangan yang berkecimpung dibidang kesehatan

masyarakat.

Page 3: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Meskipun demikian, penulis sepenuhnya menyadari bahwa laporan

kegiatan penelitian ini masih belum sempurna. Karena berpijak pada kaidah

keilmuan yang berkembang setiap saat dari pendapat dan sanggahan, didasarkan

pada logika dan bukti – bukti nyata, pada akhirnya laporan ini hadir dihadapan

pembaca.

Untuk itu, segala kritik, saran dari sejawat dan para ahli keamanan serta

kesehatan pangan, akan penulis terima dengan senang hati. Merupakan suatu

penghargaan dan patut disyukuri jika ada yang memberikan kritik dan perhatian

positif, guna perbaikan kedepan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pemberi dana melalui

proyek penelitian Ilmu Pengetahuan Dasar Direktorat Penelitian Dan Pengabdian

Kepada Masyarakat, Dirjen Dikti, DEPDIKNAS bekerjasama dengan Lembaga

Penelitian Universtas Udayana, untuk mengadakan penelitian sampai

kepenyusunan laporan kegiatan ini. Terima kasih pula penulis sampaikan kepada

tiga belas orang mahasiswa/i yang telah membantu kegiatan penelitian dan

sebagai penyelesaian tugas akhir di Fakultas Peternakan Universitas Udayana.

Semoga laporan kegiatan ini, menambah cakrawala pengetahuan yang

selalu berkembang dan menjadi inspirasi bagi tumbuhnya jiwa – jiwa wirausaha di

bidang agribisnis.

Denpasar, 17 oktober 2018

Ida Ayu Okarini,

Page 4: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

DAFTAR ISI

PRAKATA ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4

1.3. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

II. METODE PENELITIAN

2. 1. Tempat dan Lama Penelitian ............................................................. 5

2. 2. Rancangan Penelitian ......................................................................... 5

2. 3. Pengacakan Ternak ............................................................................. 5

2. 4. Pemberian Ransum dan Air Minum ................................................... 6

2. 5. Cara Pembuatan Tape Ubi, Susu Kedelai Asam dan Soyghurt .......... 6

2. 6. Pencegahan Penyakit .......................................................................... 7

2. 7. Preparasi Sampel untuk Analisa Kadar Protein Kasar ..................... 8

2. 8. Variabel yang Diamati ............................................................................. 8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. 1. Hasil ....................................................................................................... 11

3. 2. Pembahasan ............................................................................................ 13

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 25

4.2 Saran ....................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 27

Page 5: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk sebanding dengan peningkatan pendapatan

per kapita, hal ini memacu peningkatan keperluan produk hasil pertanian dalam

arti luas, khususnya produk peternakan (daging, susu dan telur). Sebaliknya

produk hasil peternakan di Indonesia sangat terbatas, oleh karena rendahnya mutu

pakan ternak (Suryahadi et al., 2001).

Tingginya kewaspadaan konsumen tentang keamanan pangan yang

dikonsumsi terutama yang berasal dari produk-produk hasil peternakan (daging,

susu dan telur) di Indonesia (Samadi, 2002), khususnya keamanan konsumen

terhadap daging ayam yang beredar di pasar. Walaupun tinggi mutunya, lezat

citarasanya serta menarik penampilannya, makanan tidak ada artinya bila tidak

aman bagi kesehatan konsumen (Halid, 1996). Lebih lanjut ada tiga hal penting

yang erat hubungannya dengan kesehatan konsumen yaitu adanya kontaminasi

bakteri patogen, adanya residu obat-obatan ternak dan tingkat kadar kolesterol

daging. Rasa dan aroma daging ayam umumnya ditentukan oleh pakan, umur,

jenis kelamin, cara pemeliharaan dan jenis galur (strain) ayam yang dipelihara

(Winarno, 1993).

Banyaknya unggas yang mati akibat terserang penyakit flu burung karena

perubahan suhu dan kelembaban, hal ini menandakan dengan pemberian ransum

komersial, vaksin, obat-obatan dan berbagai macam vitamin, belum menjamin

hasil produk akhir ayam potong berupa karkas daging yang aman dan sehat untuk

konsumen. Sehingga pada proses pengolahan selanjutnya masih perlu

ditambahkan tepung bumbu atau bahan penyedap seperti yang dilakukan oleh

restoran cepat saji.

Hasil penelitian Dharmaputra (2005) mendapatkan bahwa bahan pangan

dan pakan, serta produk olahannya di indonesia dari tahun 1994-2004, telah

terkontaminasi dengan mikotoksin. Pada pakan ayam komersial yang diproduksi

oleh beberapa pabrik di Indonesia, memiliki kandungan aflatoksin yang tinggi.

Lebih lanjut dilaporkan yang telah melakukan penelitian pada broiler (DOC)

Page 6: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

selama 4 minggu dengan mencobakan pemberian 100 ppb Aflatoksin B1 (AFB1),

ternyata berpengaruh terhadap gangguan respon imunitas ayam.

Pada umumnya ayam dapat menghasilkan karkas yang berkualitas adalah

ayam yang secara genetis tidak menimbun banyak lemak di dalam tubuhnya.

Selain faktor genetik ayam, faktor komposisi makanan sangat menentukan rasa

dan aroma daging yang erat hubungannya dengan lemak. Lebih lanjut menurut

Amrullah (2004) bahwah zat-zat makanan broiler yang dipelihara dapat berbeda

oleh perbedaan suhu lingkungan dan mutu genetis ayam bibit. Demikian pula

umur dan jenis kelamin broiler akan menentukan kebutuhan protein, terutama

kebutuhan harian akan setiap asam amino yang lebih penting dari kebutuhan

protein total. Asam mino ransum yang seimbang memiliki nilai biologis protein

lebih baik, sehingga lebih banyak diretensi pada tubuh broiler. Sebaliknya bila

tidak seimbang asam-asam amino yang telah diserap tubuh dapat terbuang

kembali melalui urine.

Lebih lanjut menurut Murtidjo (2003), menyatakan bahwa kualitas

karkas daging ayam ditentukan dengan beberapa faktor, baik pada waktu ayam

masih hidup (cara pemeliharaan, pemberian pakan, perawatan kesehatan) maupun

setelah ayam dipotong (pengeluaran darah harus dikeluarkan secara sempurna dan

tuntas untuk menekan kontaminasi).

Untuk meningkatkan hasil peternakan diperlukan suatu perbaikan

kualitas pakan ternak. Ada dua tujuan dari peningkatan kualitas yaitu (1)

Meningkatkan daya cerna;(2) Meningkatkan kapasitas cerna hewan. Beberapa

pendekatan dapat dilaksanakan untuk mencapai sasaran ini, termasuk penerapan

bioteknologi. Untuk meningkatkan daya cerna, dapat dicapai melalui fermentasi

bahan pangan sejak awal atau bioproses dan penambahan bahan pangan (mineral,

enzim dan hormon), sementara itu untuk meningkatkan kapasitas cerna ternak

dapat dilakukan melalui pendekatan probiotik dan transgenik mikroba (Suryahadi

et al., 2001). Keunggulan baahan terfermentasi adalah dapat mengurangi

pemakaian tambahan pakan berupa vitamin. Produk fermentasi lebih banyak

vitamin dibandingkan dengan bahan semula (Amrullah, 2004).

Menurut Kuswanto (1997), bahwa penggunaan senyawa antibiotika

untuk mencegah terjadinya kontaminasi mikroba patogen dalam makanan dapat

Page 7: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

diaplikasikan melalui penambahan Bakteri Asam Laktat (BAL) (yoghurt, kefir,

yakult) dalam pengolahan dan telah banyak dilakukan saat ini. Di beberapa

negara, pangan yang mengandung BAL dikenal sebagai “healthy food”, karena

bersifat aman, dapat mencegah bakteri patogen dalam sistem pencernaan,

menghambat perkembangan mikroflora intestinal penyebab penyakit, mempunyai

aktivitas antitumorgenik. Menurunkan kolesterol serum, dapat mesintesis vitamin

B-kompleks dan membantu absorbsi kalsium.

Produk-produk hasil fermentasi BAL pada makan tradisional di

Indonesia telah banyak diteliti yang memiliki efek positif terhadap kesehatan,

berkembang saat ini sebagai produk probiotik, dimana merupakan makan

fungsional manusia maupun hewan, selain berperan menyeimbangkan mikroflora

usus yang rusak akibat pemakaian antibiotik, probiotik juga berpotensi dalam

menurunkan kolesterol (Harmayani, 2004).

Menurut Jin et al., (1997), bahwa efek probiotik bervariasi pada ayam,

dari beberapa hasil penelitian yang berbeda-beda dalam strain ayam, lingkungan

pemeliharaan, jenis mikroorganisme yang digunakan dan dalam hal konsentrasi

yang diberikan dan diaplikasikan. Lebih lanjut dilaporkan Jin et al., (1997);

Suryahadi et al., (2001) dan Samadi (2002), merekomendasikan kepada

peternakan untuk menggunakan probiotik (feed suplement aditif) BAL, sebagai

pengganti antibiotika dalam pakan ternak, karena berperan penting dalam tubuh

hewan/ternak yaitu dengan cara meningkatkan komposisi pakan,

menyeimbangkan mikroflora usus, mengurangi faktor anti nutrisi (asam fitat dan

fitat inhibitor) sehingga kesehatan dan pertumbuhan ternak lebih baik. Didukung

oleh penelitian Rahayu (2000), pada beberapa makanan fermentasi tradisional

seperti tape ubi ternyata mengadung BAL yang dominan adalah Lactobacillus

sebanyak 8 isolat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan

Pediococcus sebanyak 3 isolat yang dapat menghambat pembusukan. Demikian

pula dengan susu kedelai terfermentasi alami sebagai sumber probiotik memiliki

harga yang lebih rendah dari pada yoghurt susu sapi. Didukung penelitian

Yusmarini dan Efendi (2004) mendapatkan adanya peningkatan kadar protein dan

penurunan lemak susu kedelai yang difermentasikan dengan menambahkan kultur

yoghurt (Steptococcus thermopillus dan Lactobacillus bulgaricus).

Page 8: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Berdasarkan uraian di atas belum ada hasil penelitian yang mencoba untuk

menggabungkan beberapa mikroorganisme sebagai sumber probiotik BAL yang

berasal dari fermentasi makanan tradisional tape ubi, demikian pula dengan susu

kedelai asam (tanpa penambahan kultur) yang diberikan melalui air minum broiler

(sebagai pengganti antibiotik zat memacu pertumbuhan), maka dilakukan

penelitian ini untuk memproduksi karkas daging broiler, ditinjau dari penampilan,

produksi karkas, organoleptik daging dan analisis darah ayam.

1.2. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mempelajari pengaruh penambahan tape

ubi maupun susu kedelai asam dalam air minum broiler (1-5 minggu) sebagai

sumber probiotik bakteri asam laktat (BAL) terhadap:

1) Penampilan broiler, ditinjau dari Pertambahan Berat Badan (PBB).

“Feed.Conversion Ratio” (FCR), retensi protein broiler, konsumsi pakan dan

konsumsi air minum.

2) Produksi karkas broiler ditinjau dari persentase karkas, dada, paha dengan

betis, punggung, sayap dan persentase non karkas.

3) Karakteristik organoleptik daging broiler ditinjau dari warna, citarasa, tekstur,

aroma dan penerimaan keseluruhan.

4) Analisis serum broiler darah ditinjau dari total protein serum darah, kolesterol,

High Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL).

1.3. Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

penambahan tape ubi maupun susu kedelai asam dalam air minum sebagai

pengganti obat-obatan ternak dan vaksin yang mampu berperan sebagai probiotik

BAL dan berpotensi dapat meningkatkan kesehatan, penampilan broiler, kualitas

karkas, daging melalui penurunan kolesterol serta peningkatan protein serum

darah broiler. Manfaat lebih jauh adalah usaha perbaikan mutu pakan komersial

untuk memproduksi karkas daging broiler yang aman dan sehat serta berpotensi

dikembangkan melalui suplementasi makanan tradisional terfermentasi (tape ubi

dan susu kedelai asam) guna meningkatkan kualitas produk-produk peternakan

dan memberi efek kesehatan dan keamanan pangan (“Food Safety”) bagi yang

mengkonsumsi.

Page 9: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

II. METODE PENELITIAN

2.1. Tempat Dan Lama Penelitian

Penelitian dilaksanakan distasiun penelitian Fakultas Peternakan

Universitas Udayana kampus Bukit Jimbaran. Analisis darah dilakukan di

Laboratorium Kimia Klinik Rumah Sakit Umum, Denpasar dan analisis sampel

dilakukan di Laboratorium Makanan Ternak, Laboratorium Teknologi Hasil

Ternak Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Denpasar. Penelitian

berlangsung selama tiga bulan sampai selesai analisis laboratorium.

2.2. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini, yakni Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga terdapat 24 unit

percobaan. Masing-masing unit percobaan diisi 5 ekor broiler, diperlukan 120

ekor broiler. Perlakuan tersebut meliputi air minum tanpa pemberian susu kedelai

asam dengan tape ubi sebagai kontrol (A); pemberian dengan tape ubi 1% dalam 1

liter air minum (B); pemberian dengan tape ubi 2% dalam 1 liter air minum (C);

pemberian susu kedelai asam 1% dalam 1 liter air minum (D); pemberian susu

kedelai asam 2% dalam 1 liter air minum (E); pemberian tape ubi 1% dengan susu

kedelai asam 1% dalam 1 liter air minum (F)

2.3. Pengacakan Ternak

Sebanyak 120 ekor anak broiler umur 1 minggu diberi nomor (wing band)

di bagian bawah sayap kemudian ditimbang, yang memiliki berat hampir sama ( x

+5% yaitu 181,02 g + 9,05 g), dibagi 6 bagian menurut kisaran berat badan.

Selanjutnya ditempatkan pada 24 unit kandang (sesuai dengan perlakuaan yang

telah ditetapkan dengan cara di undi), sehingga antar perlakuan diperoleh berat

badan broiler yang relatif sama.

Page 10: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

2.4. Pemberian Ransum dan Air Minum

Pakan komersial diberikan secara terkontrol-terbatas, berdasarkan standar

produksi menurut Hardjosworo dan Rukmiasih (2000) Tabel 1, sesuai dengan

umur ternak. Pakan komersial yang diberikan adalah ransum CP. 511 untuk masa

“starter” (0-4 minggu) dan CP. 512 untuk masa “finisher” (4 minggu hingga

panen) (Rasyaf, 2006).

Tabel 1. Komposisi Pakan Ayam Broiler Pada Berbagai Umur

Umur (Minggu) Konsumsi Pakan (g/ekor/minggu)

0 – 1

1 – 2

2 – 3

3 – 4

4 – 5

5 – 6

150

350

500

650

800

850

Air minum diberikan secara ad libitum, air minum yang digunakan berasal

dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, sebelum penggunaan air

sebelumnya diendapkan semalam agar kaporit yang terdapat pada air bisa

mengendap, dengan menambahkan tape ubi 1% sebanyak 23,12 g dalam satu liter

air minum (B); tape ubi 2% sebanyak 46,24 g dalam satu liter air minum (C); susu

kedelai asam 1% sebanyak 83,3 g dalam satu liter air minum (D); susu kedelai

asam 2% sebanyak 166,6 g dalam satu liter air minum (E) dan, perlakuan tape ubi

1% 23,12 g dengan susu kedelai asam 1% sebanyak 83,3 g dalam satu liter air

minum broiler (F). Konsentrasi ditentukan berdasarkan berat bahan kering.

2.5. Cara pembuatan tape ubi

Secara garis besar cara pembuatan tape ubi yang umum dilakukan adalah

sebagai berikut: pertama-tama pilih ubi singkong yang baik, setelah itu lakukan

pencucian yang bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang melekat di

ubi singkong agar tidak mengganggu proses fermentasi, selanjutnya kukus ubi

singkong sampai matang lalu tiriskan, dilanjutkan dengan pemberian ragi dengan

perbandingan dalam 1 kilogram ubi singkong dibutuhkan 2 tablet ragi NKL,

dengan cara menaburkan pada ubi singkong, lalu diperam pada suhu kamar

selama tiga hari (Suwaryono dan Ismeini, 1988).

Page 11: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

2.6. Cara pembuatan susu kedelai asam

Cara pembuatan susu kedelai dalam 1 kg kedelai (Santoso, 1994) yang

umum dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pertama-tama dilakukan penyortiran yaitu dengan cara membuang biji

kedelai yang sudah tua dan memakai biji kedelai yang masih segar,

agar mendapatkan susu kedelai yang berkualitas bagus.

2. Selanjutnya kedelai direndam yang bertujuan untuk mempermudah

penggilingan, dan pada saat perendaman ditambahkan 2 g Natrium

Bikarbonat atau soda kue 0,5%, yang bertujuan untuk melunakkan

kedelai.

3. Setelah perendaman, biji-biji kedelai dibilas dengan tujuan untuk

menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat pada biji kedelai.

4. Berikutnya direbus pada suhu ± 70o C selama 30 menit yang bertujuan

melunakkan biji kedelai dan melemahkan enzim lipoksigenase.

selanjutnya proses penggilingan dengan mengunakan alat “warring

blender”, pada waktu penggilingan ditambahkan air 3 liter dalam 1 kg

biji kedelai.

5. Setelah hasil penggilingan didapatkan selanjutnya dilakukan

penyaringan dengan menggunakan kain saring berganda agar

mendapatkan filtrat (menyerupai susu sapi).

6. Dilajutkan dengan proses pemanasan filtrasi biji kedelai, sampai

mendidih dan diaduk agar tidak membentuk kerak atau gosong pada

dasar panci. Setelah mendidih saring hasil filtrasi biji kedelai, hasil ini

disebut susu kedelai, untuk menghasilkan susu kedelai asam, dilakukan

fermentasi pada suhu ruang (32o-34o C) selama 18-20 jam sampai

membentuk “curd”.

2.7. Pencegahan Penyakit

Sebelum broiler dimasukkan dalam kandang, terlebih dahulu kandang

dibersihkan dan disemprot dengan desinfektan (1 liter formalin : 20 liter air).

Kandang diistirahatkan selama satu minggu. Pada saat DOC yang baru datang

diberi larutan gula (2 g gula pasir : 1 liter air minum) selama 5 jam. Jenis vaksin

Page 12: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

yang diberikan adalah vaksin ND yaitu Medivac ND La Sota yang diberikan pada

saat broiler berumur 4 hari dengan cara diteteskan pada salah satu mata ayam.

Vaksinasi selanjutnya tidak diberikan.

2.8. Preparasi Sampel Untuk Analisa Kadar Protein Kasar

Untuk menetukan analisa kandungan protein tubuh awal dilakukan pada

ayam umur 1 minggu sebanyak 2 ekor masing-masing perlakuan. Broiler yang

mempunyai berat badan rata-rata paling mendekati pada masing-masing unit

percobaan dipotong dan dicercah, bersama bulunya. Agar recahan tubuh ayam

tercampur sehomogen mungkin, maka dilakukan pencampuran dengan mixer.

Hasil recahan diambil sampel sebanyak ± 300 g (dipersiapkan duplo untuk setiap

ekor), masukkan ke cawan dan ditimbang, kemudian dioven pada suhu 700 C

selama 36-48 jam sampai kering, kemudian bahan dikeluarkan dari oven dan

dibiarkan pada suhu kamar untuk menyeimbangkan kandungan air, lalu bahan

ditimbang. Setelah itu bahan digiling, kemudian di tempatkan pada suhu kamar

selama 6 jam, lalu simpan dalam botol. Selanjutnya siap dilakukan analisis kadar

protein kasar.

Analisa protein tubuh akhir, prosedur analisis yang dilakukan sama dengan

prosedur analisis kandungan protein tubuh awal, namun yang berbeda hanya pada

waktu pengambilan sampel, yang dilakukan setelah ayam berumur 5 minggu.

2.9. Variabel yang diamati

Variabel yang diamati atau diukur dalam penelitian ini adalah :

2.9.1. Penampilan Broiler:

1) Pertambahan Berat Badan (PBB), dengan menghitung selisih antara

berat badan minggu ke-2 dan minggu ke-1, berat badan minggu ke-3 dan

ke-2, berat badan minggu ke-4 dan ke-3, berat badan minggu ke-5 dan ke-

4. Dalam bentuk rumus dinyatakan sebagai berikut, (Rasyaf, 2006) :

PBB = BBt – BB t-1

Page 13: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Keterangan; PBB = pertambahan berat badan; BBt = berat badan pada

waktu t; BB t-1 = berat badan pada waktu yang lalu.

2) “Feed Convertion Ratio” (FCR) setiap minggu, merupakan pembagian

antara konsumsi ransum pada minggu dengan pertambahan berat badan

yang dicapai pada minggu itu pula. Dalam bentuk rumus dinyatakan

sebagai berikut, (Abidin, 2002):

3) Retensi protein, Didapat dengan cara pengurangan jumlah protein dalam

tubuh ternak pada akhir penelitian (5 minggu) dikurangi dengan jumlah

protein dalam tubuh ternak pada awal penelitian (1 minggu), lalu di bagi

dengan jumlah protein yang di konsumsi selama 5 minggu. Dalam bentuk

rumus dinyatakan sebagai berikut, (Buwono, 2000):

Keterangan; JPS akhir= jumlah protein yang disimpan dalam tubuh ternak, pada

akhir penelitian (g) ; JPS awal= jumlah protein yang disimpan dalam tubuh

ternak, pada awal penelitian (g); JPB= jumlah protein dalam ransum yang

diberikan selama pemeliharaan (g).

4) Konsumsi air minum, diukur tiap hari dengan cara jumlah air minum

yang diberikan dikurangi dengan jumlah air minum yang tersisa,

pengukuran air minum dilakukan dengan menggunakan gelas ukur.

5) Konsumsi pakan, diukur dengan cara jumlah pakan yang diberikan

dikurangi dengan jumlah pakan yang tersisa, pengukuran pakan dilakukan

dengan menggunakan timbangan.

2.9.2. Produksi Karkas Broiler :

1) Persentase karkas, dengan membagi berat karkas dengan berat potong

kemudian dikalikan dengan 100%.

2) Persentase dada, dengan membagi berat dada dengan berat karkas

kemudian dikalikan dengan 100%.

Minggu SetiapBadan Berat n Pertambaha

Minggu Setiap Ransum KonsumsiJumlah =FCR

(g) JPB

(g) awal JPS -(g)akhir JPS PrRe =oteintensi

Page 14: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

3) Persentase paha dan betis, dengan membagi berat paha dan betis dengan

berat karkas kemudian dikalikan dengan 100%.

4) Persentase punggung, dengan membagi berat punggung dengan berat

karkas kemudian dikalikan dengan 100%.

5) Persentase sayap, dengan membagi berat sayap dengan berat karkas

kemudian dikalikan dengan 100%.

6) Persentase non karkas, diperoleh dari perbandingan antara non karkas

dengan berat karkas dikali 100%. Bagian non karkas meliputi kepala,

leher, kaki, dan jeroan.

2.9.3. Organoleptik Broiler:

Meliputi warna, aroma, citarasa, tekstur dan penerimaan keseluruhan

dilakukan menggunakan metode “Consumer Preference Test”, berdasarkan

tingkat kesukaan dengan skala hedonik, yang memiliki kisaran nilai 1,0 (amat

sangat tidak suka) sampai dengan nilai 9,0 (amat sangat suka) (Larmond, 1977

dalam Okarini, 2003) dan nilai ini tertulis dalam format uji.

2.9.4. Analisis Serum Darah Broiler:

Meliputi Total protein serum darah, kolesterol serum darah, High Density

Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL) yang dianalisis di

Laboraturium Kimia Klinik Rumah Sakit Umum Sanglah bertempat diDenpasar.

Metode analisis serum darah broiler pertama-tama pengambilan sempel

darah broiler dengan cara (Dharmawan 2002):

1. Broiler secara perlahan-lahan diletakkan diatas meja yang sudah

disiapkan dalam posisi tidur dengan punggung dibawah, kaki dan

sayap ditarik kebelakang.

2. Apabila ayam sudah merasa tenang tidak bergerak, maka masukan

spuit (jarum suntik) volume 2,5 ml pada bagian vena pectoralis

externa sayap.

3. Setelah spuit terisi penuh darah segera ditutup dan masukkan kedalam

termos es kemudian sesegera mungkin dibawa kelaboraturium untuk di

analisa.

Page 15: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Metode analisa serum darah yang dilaksanakan menggunakan sistem

komputer dengan SYNCHRON CX Syestem “BECKMAN COULTER” yang

dilakukan sesui dengan metode yang berlaku di Balai Laboraturium. Pada analisa

kolesterol serum darah broiler ditera pada absorbansi (λ = panjang gelombang 520

nano meter).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terhadap penampilan, produksi

karkas, demikian pula pengamatan di laboratorium dilakukan uji organoleptik

daging matang “steam”dan analisis serum darah broiler umur 5 minggu diperoleh

data yang terekam pada Tabel 2. Sejak awal pemberian perlakuan tape ubi

maupun susu kedelai asam telah dihitung pula total BAL dan pengukuran nilai pH

pada tiap minggu. Sehingga diperoleh nilai rataan total BAL tape ubi tersebut

berkisar antara 8,6x103 - 1,08x105 cfu/g dengan nilai pH berkisar antara

3,70 - 4,02. Sedangkan total BAL susu kedelai asam berkisar antara 8,98x104 -

1,06x106 cfu/g dengan nilai pH berkisar antara 5,00 - 5,06.

Rataan bobot awal broiler umur 1 minggu yang digunakan dalam setiap

perlakuan penelitian yaitu : perlakuan tanpa pemberian tape ubi dan susu kedelai

asam (A) 175,29 g/ekor; perlakuan pemberian tape ubi 1% (B) 175,18 g/ekor;

pemberian tape ubi 2% (C) 174,45 g/ekor; pemberian susu kedelai asam 1% (D),

174,12 g/ekor; pemberian susu kedelai asam 2% (E) 175,43 g/ekor; dan

pemberian tape ubi 1% dengan susu kedelai asam 1% (F) 181,81 g/ekor.

Sedangkan bobot potong broiler umur 5 minggu diperoleh rataan masing-masing

perlakuaan yaitu: A 1597 g/ekor; B 1437,5 g/ekor; C 1567,5 g/ekor; D 1497,5

g/ekor; E 1635 g/ekor; F 1580,50 g/ekor.

Page 16: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Tabel. 2. Peranan Probiotik Bakteri Asam Laktat (BAL) Susu Kedelai Asam

Dan Tape Ubi Dalam Air Minum Terhadap Produksi Dan

Kualitas Karkas Daging Ayam Broiler.

Variabel Perlakuan1)

SEM2)

A B C D E F

I. Penampilan

PBB (g/ekor/4 minggu)

FCR

Retensi protein (%)

Konsumsi Air Minum

(ml/ekor/4 minggu)

Konsumsi Pakan

(g/ekor/4 minggu)

II. Produksi Karkas

Karkas (%)

Dada (%)

Paha dan Betis (%)

Punggung (%)

Sayap (%)

Non Karkas (%)

III. Organoleptik

Warna

Citarasa

Tekstur

Aroma

Penerimaan Keseluruhan

IV. Analisis Serum Darah

Total Protein (g/dl)

Kolesterol (mg/dl)

HDL (mg/dl)

LDL (mg/dl)

1305,20 a 3)

1,77 a

37,65 b 4)

6150,00 a

2301,93b

66,46 a

30,99 a

34,10 a

21,90 a

13,02 a

23,23 a

5,00

5,85

5,90

5,75

5,90

2,34d

185,50 a

92,50 b

76,50 a

1410,20 a

1,64 a

55,28 a

6425,00 a

2298,72b

67,06 a

32,27 a

32,78 a

21,39 a

13,57 a

23,79 a

6,75

6,30

6,60

6,35

6,55

3,95 bc

152,00bc

88,50 b

56,50 b

1388,05 a

1,66 a

46,34ab

6670,00 a

2301,48b

65,72 a

31,22 a

33,52 a

21,66 a

13,60 a

23,56 a

6,60

7,10

6,75

7,35

7,10

3,83c

119,00b

99,75 a

22,50 d

1299,72 a

1,77 a

42,32 b

6000,00 a

2299,31b

66,57 a

31,19 a

32,28 a

23,40 a

13,13 a

24,33 a

6,15

6,25

5,95

6,40

6,25

4,52ab

105,00c

97,50 b

31,50cd

1407,71 a

1,64 a

42,91b

6095,00 a

2301,33b

64,70 a

32,17 a

33,92 a

21,60 a

12,32 a

22,88 a

6,10

6,70

6,45

7,10

6,70

4,83 a

145,50bc

114,00 a

26,00cd

1398,69a

1,68 a

50,94ab

6425,00a

2351,91a

65,06 a

29,70 a

33,62 a

23,63 a

13,06 a

24,92 a

6,15

5,55

6,20

5,95

6,05

4,57 ab

179,00a

114,00 a

53,50 c

31,43

0,05

3,78

210,32

2,27

8,20

3,82

4,13

0,88

0,30

0,64

0,22

5,21

4,21

4,98

Keterangan: 1. Pemberian air minum tanpa tape ubi dan susu kedelai asam sebagai kontrol (A),

pemberian tape ubi 1% dalam 1 liter air minum (B), pemberian tape ubi 2%

dalam1 liter air minum (C), pemberian susu kedelai asam 1% dalam 1 liter air

minum (D), pemberian susu kedelai asam 2% dalam 1 liter air minum (E) dan

pemberian tape ubi 1% dengan susu kedelai asam 1% dalam 1 liter air minum

(F).

2. SEM : “Standard Error of The Treatment Means”

3. Nilai dengan huruf yang sama pada baris yang sama pada masing-masing

perlakuan adalah berbeda tidak nyata (P>0,05).

4. Nilai dengan huruf yang tak sama pada baris yang sama pada masing-masing

perlakuan adalah berbeda nyata (P<0,05).

5. Skala Organoleptik: 1(amat sangat tidak suka), 2 (sangat tidak suka),3 (tidak

suka), 4 (agak tidak suka), 5 (biasa), 6 (agak suka), 7 (suka), 8 (sangat suka), 9

(amat sangat suka).

Page 17: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

3.2. Pembahasan.

3.2.1. Penampilan

Hasil penelitian pemberian tape ubi 1% (B), tape ubi 2% (C), susu kedelai

asam 1% (D), susu kedelai asam 2% (E) dan perlakuan tape ubi 1% dengan susu

kedelai asam 1% (F) sebagai sumber probiotik BAL secara satatistik belum

menujukan pengaruh nyata pada taraf 5% terhadap pertambahan berat badan atau

bobot potong broiler yang dicapai selama 4 minggu pemeliharaan. Tetapi terlihat

adanya hasil pertambahan berat badan (PBB) maupun bobot potong yang lebih

baik (Tabel 2) pada perlakuan probiotik BAL jika dibandingkan dengan kontrol.

Hal ini diduga karena kemampuan BAL pada perlakuan B, C, D, E dan perlakuan

F dapat meningkatkan aktivitas enzim pemecah pati (amilase atau ptialin), enzim

pemecah disakarida, enzim sukrose intestinal, enzim maltose intestinal dan enzim

laktose intestinal yang dapat menghodrolisis karbohidrat yang tidak tersedia

(unavailable carbohydrate) dalam ransum yang dikonsumsi broiler. Hal ini dapat

ditunjukkan dari berat kering feces broiler sekitar 20-25% dengan bau amoniak

yang tidak menyengat pada perlakuan probiotik BAL tape ubi maupun kedelai

asam (B, C, D, E dan F), jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Selain

dapat meningkatkan aktivitas enzim pemecah pati, juga dapat meningkatkan

aktivitas proteolitik seperti enzim pepsin, protease pankreas serta meningkatkan

aktivitas enzim pemecah lemak seperti lipase yang terkait dalam proses

pencernaan ransum broiler. Sehingga proses penyerapan zat-zat gizi lebih efektif

sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses

metabolik lain.

Page 18: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Demikian pula hasil pencernaan protein berupa asam-asam amino yang

diserap oleh usus untuk dialirkan ke seluruh tubuh digunakan membentuk

biomassa sel dalam pertumbuhan otot dan menggantikan jaringan tubuh yang

rusak. Ditunjang oleh hasil penelitian Sieo et al. (2005), menggunakan beberapa

strain probiotik Lactobacillus, sebagai “Alternatif Enzyme Carrier”. Pada ayam

yang diberi ransum komersial, ternyata bermanfaat sebagai “carrier for

heterologous enzyme into the gastrointestinal tract of chickens”. Lebih lanjut hasil

penelitian Yeo dan Kim (1997) dalam Jin et al. (1997) yang melaporkan bahwa

terdapat peningkatan nyata berat badan perhari selama 3 minggu pertama pada

ayam yang diberikan probiotik L. casei dalam ransum, tetapi tidak selama

pertumbuhan minggu ke-4 sampai minggu ke-6. Lebih lanjut dilaporkan dalam

penelitian Rahardita (2004) mendapatkan pertambahan berat badan lebih tinggi

8,17% pada broiler yang diberikan susu sapi asam (Yoghurt) 2% dalam air minum

dibanding perlakuan kontrol selama 5 minggu pemeliharaan.

Pertambahan berat badan yang dicapai oleh broiler, secara langsung

dipengaruhi oleh mutu ransum yang diberikan pada broiler, untuk mengetahui

bagaimana mutu dari suatu ransum, dapat tercermin dari nilai “Feed Conversion

Ratio” (FCR). Apabila suatu nilai FCR diperoleh rendah atau kecil, hal ini berarti

pertambahan berat badan yang dicapai dapat memuaskan peternak, broiler tidak

banyak makan (Rasyaf, 2006). Dalam penelitian ini mendapatkan hasil, bahwa

perlakuan B, C, D, E maupun pada perlakuan F sebagai sumber probiotik BAL

yang secara statistik belum berpengaruh nyata terhadap nilai “Feed Conversion

Ratio” (FCR) dibandingkan dengan perlakuan kontrol

Hal ini sejalan dengan hasil pertambahan berat badan yang diperoleh juga

belum berpengaruh (Tabel 2). Walau secara statistik FCR perlakuan B, C, D, E

maupun pada perlakuan F belum berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kontrol

(A), akan tetapi terdapat kecenderungan lebih rendah dibandingkan dengan

kontrol (Tabel 2) .

Lebih lanjut hasil penelitian Jin et al. (1997) menyatakan bahwa ransum

unggas yang mengandung probiotik, memiliki angka FCR lebih kecil dari 2. Hal

ini sesuai dengan pendapat Samadi (2002) bahwa probiotik merupakan

mikroorganisme yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi ransum,

Page 19: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

yaitu dengan hanya mengkonsumsi ransum yang relatif lebih sedikit, ternyata

BAL mampu mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat gizi yang terkandung dalam

ransum. Lebih lanjut dilaporkan dalam penelitian Rahardita (2004) mendapatkan

nilai “Feed Conversion Rasio” (FCR) lebih rendah 2,23% pada broiler yang

diberikan susu sapi asam (Yoghurt) 2% dalam air minum dibanding perlakuan

kontrol selama 5 minggu pemeliharaan.

Mutu suatu pakan ternak, selain dapat dilihat dari segi FCR, mutu atau

kualitas pakan ternak juga dapat dilihat dari segi retensi protein, didukung

penyataan Buwono (2000), retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya

protein ransum, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk membangun ataupun

memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, serta dimanfaatkan tubuh bagi

metabolisme sehari-hari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan B, C, D, E dan

perlakuan F sebagai sumber BAL secara statistik berbeda nyata (P<0,05) terhadap

retensi protein broiler yang dipelihara selama 4 minggu dibandingkan dengan

kontrol (Tabel 2). Diperoleh adanya peningkatan retensi protein broiler pada

perlakuan B, C, D, E dan perlakuan F sebagai sumber probiotik BAL. Hal ini

disebabkan karena telah terjadi keseimbangan dinamis atau “turmover” protein

dalam tubuh broiler dengan kecepatan pembentukan protein yang berbeda-beda,

tergantung jenis dan keperluannya. Hal mana secara kontinyu protein dipecah

menjadi asam amino (katabolisme pada tingkat intrasel), dan oleh karena itu harus

selalu dianalisis kembali dalam jumlah yang sama. Sedangkan pada perlakuan

kontrol, diperoleh nilai persentase retensi tubuh broiler yang paling rendah

dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Rendahnya persentase retensi protein

disebabkan karena terjadi penurunan kecepatan katabolisme protein yang

mengakibatkan terganggunya metabolisme tubuh atau penurunan aktivitas protein

secara biologis. Didukung oleh pendapat Muchtadi et al. (1993) dalam Pribakti

(2007) bahwa “turmover” tersebut akan menurun bila terjadi defisiensi protein

dalam makanan yang dikonsumsi dan juga tergantung dari konsentrasi asam-asam

amino bebas dalam jaringan. Mengingat salah satu fungsi asam amino untuk

pembentukan jaringan tubuh yang baru, sedangkan protein bertindak sebagai

bahan membran sel. Didukung pernyatan Mohan et al. (1995) dalam Jin et al.

Page 20: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

(1997) pemberian probiotik ternyata mampu meningkatkan pertumbuhan,

kecernaan ransum, meningkatkan ketahanan tubuh, meningkatkan produksi telur,

susu, dan daging melalui peningkatan mikroorganisme yang menguntungkan.

Lebih lanjut ditambahkan Samadi (2002), penambahan probiotik melalui pakan

ternak atau melalui air minum dapat meningkatnya ketersediaan protein bagi

ternak, disamping itu juga dapat meningkatkan kandungan vitamin B kompleks

melalui fermentasi makanan. Probiotik juga dapat meningkatkan

kekebalan/immunitas dan dapat mencegah alergi makanan dan kanker kolon.

Konsumsi air minum broiler perlakuan A adalah 6150 ml/ekor. Perlakuan

B, C dan F masing-masing 4,47%, 8,45% dan 4,47% tidak nyata (P>0,05) lebih

tinggi dibanding perlakuan A, sedangkan perlakuan D dan E masing-masing

2,44% dan 0,89% tidak nyata (P>0,05) lebih rendah dibanding perlakuan A (Tabel

2). pemberian perlakuan B, C, D, E, dan perlakuan F sebagai sumber BAL melalui

air minum terhadap konsumsi air minum secara statistik tidak berbeda nyata

(P>0,05) dibandingkan dengan kontrol. Didukung oleh pernyataan Wahju (2004)

konsumsi air minum pada unggas dipengaruhi oleh jenis dan jumlah ransum yang

dikonsumsi, suhu lingkungan serta besar kecilnya tubuh ternak. Secara statistik

tidak adanya perbedaan yang nyata terhadap konsumsi air minum semua

perlakuan, hal ini menunjukkan bahwa selama pemeliharaan, jumlah ransum yang

dikonsumsi untuk semua perlakuan sama (Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000),

broiler dapat memanfaatkan zat-zat gizi ransum baik dengan dan tanpa probiotik

yang berperan dalam proses metabolisme tubuh untuk memenuhi kebutuhan dan

mempertahankan sistem imunitas tubuh. Terutama pada ayam yang mendapat

perlakuan probiotik tape ubi maupun susu kedelai asam selama pemeliharaan

hingga panen.

Konsumsi pakan broiler perlakuan A adalah 2301,93 g/ekor. Perlakuan B,

C, D dan E masing – masing 0,14%, 0,02%, 0,11% dan 0,03% nyata (P<0,05)

lebih rendah dibanding perlakuan A, sedangkan perlakuan F 2,17% nyata

(P<0,05) lebih tinggi dibanding perlakuan A (Tabel 2). Pada pemberian tape ubi

1% dengan susu kedelai asam 1% (F) dimana BAL dapat mengoptimalkan pakan

yang diberikan. Didukung pernyataan Jin et al. (1997) bahwa penggunaan

probiotik dalam ternak ayam dapat mempertahankan keseimbangan populasi

Page 21: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

mikroba dalam saluran pencernaan dan menurunkan aktivitas enzim bakteri

patogen, meningkatkan kecernaan zat–zat makanan dan dapat menurunkan kadar

amoniak feses. Dengan sifat tersebut diharapkan dapat memperbaiki efisiensi

penggunaan ransum, produksi dapat dipacu dan penyerapan pakan di dalam

saluran pencernaan ayam dapat ditingkatkan.

3.2.2. Produksi Karkas

Persentase karkas yang diberi perlakuan B, C, D, E, dan perlakuan F

sebagai sumber BAL melalui air minum broiler, belum berpengaruh nyata

(P>0,05) dibanding kontrol (A). Hal ini menunjukkan bahwa persentase karkas

sebagai ukuran produksi daging broiler sangat dipengaruhi oleh bagian–bagian

non karkas seperti saluran pencernaan, organ dalam, darah, bulu, kepala dan kaki

(Santoso et al. 2001). Demikian pula pernyataan Soeparno (1998) menyatakan

bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi persentase karkas adalah berat akhir,

umur ayam, berat karkas dan persentase bagian yang terbuang selain karkas.

Persentase dada perlakuan B, C, D, E, dan perlakuan F sebagai sumber

BAL melalui air minum broiler, belum berpengaruh nyata (P>0,05) dibanding

kontrol (A), tetapi terdapat kecenderungan lebih tinggi pada perlakuan B, C, D,

dan E masing-masing sebesar 4,13%, 0,74%, 0,65% dan 3,81%, (Tabel 2). Hal ini

disebabkan pada perlakuan yang diberikan tape ubi maupun susu kedelai asam,

dapat menyediakan tambahan protein BAL melalui peningkatan aktivitas enzim

proteolitik yang dapat memecah protein menjadi asam-asam amino essensial dan

sejumlah kecil peptida untuk keperluan sintesis beberapa asam amino

nonessensial dalam jaringan otot yang dimanfaatkan oleh ayam untuk

pembentukan otot daging. Dada merupakan bagian tubuh yang banyak otot daging

dan mengandung sedikit tulang, sehingga perkembangannya seimbang dengan

perkembangan tubuh ayam. Didukung oleh pernyataan Jull (1951) dalam

Sampurna et al. (1995), menyatakan bahwa pada bagian dada terjadi pertumbuhan

daging dan lemak lebih banyak dibandingkan dengan bagian karkas lainnya.

Persentase paha dan betis pada perlakuan kontrol (A) menunjukkan nilai

yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan B, C, D, E, dan perlakuan F,

namun secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05) (Tabel 2). Terjadinya

penurunan persentase paha dan betis pada perlakuan tape ubi dan susu kedelai

Page 22: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

asam disebabkan karena komponen-komponen pembentukan daging atau otot

lebih banyak terakumulasi ke arah dada, sedangkan otot paha dan betis merupakan

jaringan yang aktif bergerak, dengan demikian diperoleh persentase paha dan betis

lebih rendah. Didukung oleh Crawfrod (1990) pada umumnya perbaikan mutu

ayam pedaging ditujukan pada penimbunan daging dada yang menentukan

kualitas dari ayam pedaging, sehingga seleksi pada penimbunan daging paha dan

betis kurang diperhatikan yang menyebabkan perbaikan paha dan betis kurang

mendapatkan respon dibandingkan dengan respon pada daging dada.

Persentase punggung dan persentase sayap broiler yang diberi perlakuan

tape ubi maupun susu kedelai asam belum berpengaruh nyata (P>0,05) dibanding

kontrol (A), namun pada perlakuan E terjadi penurunan persentase punggung dan

sayap sebesar 1,37% dan 5,38% dibandingkan dengan perlakuan A. Hal ini

disebabkan karena bagian punggung dan sayap tersusun dari banyak tulang dan

sedikit daging dibandingkan dengan dada, paha dan betis, sehingga

pertumbuhannya mengalami penurunan dengan bertambahnya umur ayam. Hal ini

didukung oleh pernyataan Soeparno (1998), yang menyatakan bahwa bagian–

bagian tubuh yang banyak tulang mempunyai pertumbuhan yang konstan seperti

sayap, kepala, leher, punggung dan kaki, persentasenya semakin menurun dengan

meningkatnya umur ayam. Demikian pula pendapat Morran dan Orr (1977) dalam

Sampurna et al. (1995), menyatakan bahwa bagian tubuh yang banyak tulang

pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan perkembangan keseluruhan

tubuh.

Persentase non karkas broiler semua perlakuan B, C, D, E dan F diperoleh

sama dengan perlakuan A. Namun pada perlakuan E terdapat kecenderungan lebih

rendah 1,51% dibanding kontrol (A). Hal ini disebabkan karena broiler yang

mendapat perlakuan E (susu kedelai asam 2 %) selama proses pertumbuhannya

dapat memenuhi keseimbangan pembentukan protein dan energi yang diperlukan

dalam proses metabolisme. Juga karena adanya peran BAL endogenous dalam

saluran pencernaan broiler untuk memproduksi beberapa koenzim, sehingga dapat

meningkatkan aktivitas enzim-enzim pencernaan lemak pakan dan

mengefektifkan proses penyerapan lemak yang diedarkan ke seluruh tubuh

melalui darah, terutama mencegah terakumulasinya pembentukan lemak pada

Page 23: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

bagian leher broiler. Sedangkan pada perlakuan kontrol, paling banyak lemak

terdistribusi pada bagian leher dan abdomen serta membungkus organ dalam dan

saluran pencernaan, hanya saja pada perlakuan B, C, D dan F, sedikit lemak yang

terdistribusi baik pada bagian leher maupun abdomen broiler.

3.2.3. Uji organoleptik daging ayam

Panelis memberikan nilai kesukaan warna daging broiler rebus tertinggi

pada perlakuan probiotik susu kedelai asam maupun tape ubi, karena terlihat

warna putih bersih cerah. Sedangkan pada perlakuan A (kontrol) kenampakan

warna daging broiler masak agak kusam atau putih agak kecoklatan. Hal ini

diduga kandungan lesitin dalam susu kedelai asam dapat berperan sebagai

antioksidan (Jacobson, 1985 dalam okarini 2003) sedangkan asam-asam organik

pada tape ubi, bersifat sebagai reduktor yang dapat mempengaruhi status molekul

mioglobin untuk menghalangi kelebihan oksigen akibat pengaruh luar

Stabilnya warna daging ini terhadap oksigen berhubungan dengan tingkat

pH postmortem sebagai akibat akumulasi asam laktat dari hasil pemecahan

glikogen otot (Lawrie, 1995). Adanya unsur-unsur karbohidrat monosakarida

sederhana yang mudah larut dalam air dan diabsorbsi dalam tubuh ayam

membentuk asam-asam organik dalam daging. Sehingga pada saat postmortem,

terjadinya glikolisis (penurunan pH) yang diperlambat, karena cadangan glikogen

yang cukup saat penyembelihan ayam. Lebih lanjut juga dikatakan bahwa faktor

penentu warna daging tergantung pada konsentrasi pigmen daging (mioglobin),

tipe molekul mioglobin, status kimia dan kondisi fisik mioglobin dengan

komponen lain dalam daging. Demikian pula terhadap pakan, umur, stress, pH

dan ada tidaknya oksigen sangat berperan dalam menentukan warna daging.

Perlakuan susu kedelai asam maupun perlakuan tape ubi memberikan

peningkatan nilai kesukaan aroma dan citarasa daging broiler dibanding perlakuan

kontrol. Hal ini disebabkan oleh perlakuan susu kedelai asam maupun tape ubi

dalam air minum ayam, dapat memberikan tambahan berupa asam-asam amino

essensial, hasil hidrolisis karbohidrat stachyosa dan raffmosa yang berasal dari

gula-gula kedelai (oligosakarida polisakarida) serta beberapa vitamin B (kecuali

vitamin B12) (Lee et al., 1990 dalam Okarini, 2003), sedangkan tape ubi

Page 24: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

mengandung asam-asam organik dan alkohol yang berperan memecah lemak

jenuh menjadi asam-asam lemak bebas dan asam-asam amino essensial yang

terakumulasi dalam daging broiler. Sehingga pada saat perebusan daging, akan

berkembang aroma dan citarasa daging yang lebih sedap dan gurih (dalam bentuk

inosin mono posphat = IMP). Demikian pula dengan senyawa-senyawa phenolik

dari minyak kedelai dan tape ubi mengalami pemecahan selama proses fermentasi

dapat menyediakan asam-asam lemak mono tak jenuh, juga berperan dalam aroma

dan citarasa daging broiler rebus. Adanya keterkaitan yang erat antara aroma dan

citarasa daging (Lawrie, 1995), karena beberapa komponen-komponen daging

berkembang setelah proses pemasakan. Seperti asam-asam amino, karbohidrat,

lemak, vitamin B merupakan prekursor pembentuk aroma dan citarasa daging

masak. Didukung dengan pernyataan Vander Ouweland, Olsman dan Peer (1978)

dalam Lawrie (1995) bahwa pengaruh panas saat perebusan dapat menghadirkan

flavor daging dari bermacam-macam tipe reaksi, seperti pirolisis peptida dan

asam-asam amino, degadrasi gula, dekarbosilasi lemak, degadrasi tiamin dan

ribonukleotida, serta interaksi yang melibatkan gula-gula, asam-asam amino,

lemak, asam sulfida dan amoniak. Lebih lanjut hasil komentar dari panelis

terekam bahwa perlakuan tape ubi memiliki aroma dan citarasa daging broiler

rebus yang disejajarkan dengan produk Mc. Donald. Sedangkan perlakuan susu

kedelai asam memiliki aroma dan citarasa (flavor) produk KFC. Diduga tepung

bumbu dari KFC mengandung soy isolat protein, dan tepung bumbu Mc. Donald

mengandung tepung dari ubi yang terfermentasi. Sudah tentu kedua restauran

cepat saji tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, dari

beberapa aspek organoleptik maupun bisnis.

Rendahnya nilai kesukaan aroma dan citarasa daging ayam masak pada

perlakuan kontrol (A), karena degradasi panas dari tiamin menghasilkan H2S asam

format dan zat-zat bersulfur yang reaktif (seperti metanetiol) meningkat pada

waktu pemanasan (Galt dan Macleod, 1984; Persson dan Von Sydow, 1973 dalam

Lawrie, 1995). Kontribusi H2S yang berkembang dari residu sistin dan sistein

protein daging menyebabkan “off-flavors” pada aroma daging masak. Sejumlah

besar karbonil yang mudah menguap dari daging unggas sering dihasilkan dari

degradasi stecker asam amino atau degradasi linoleat dan asam lemak tidak jenuh

Page 25: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

lainnya (Zapsalis dan Beck, 1986 dalam Okarini 2003).

Nilai organoleptik tekstur daging broiler rebus menunjukkan adanya

peningkatan pada perlakuan susu kedelai asam maupun perlakuan tape ubi,

dibanding perlakuan kontrol.hal ini diduga pada perlakuan probiotik BAL dapat

membentuk protein miofibril seperti miosin lebih banyak dan dimana pada miosin

ini dihasilkan enzim ATPase yang berperan mencegah terbentuknya ikatan-ikatan

silang antara aktin-miosin, sehingga daging memiliki tekstur halus dengan ikatan-

ikatan serabut yang lembut dan memudahkan penetrasi gigi ke dalam daging

ditandai dengan keempukan meningkat, atau mudahnya daging dikunyah menjadi

potongan-potongan yang lebih kecil (Weir, 1960 dalam Lawrie, 1995). Tingginya

kandungan lisin, arginin dan histidin dalam soyghurt (Lee et al., 1990 dalam

Okarini 2003) yang hampir sama dengan susu kedelai asam, berperan dalam

pembentukan molekul-molekul daging yang mengandung 2 gugus asam amino

yaitu desmosin dan isodesmosin, demikian pula ada kemungkinan yang sama

pada perlakuan tape ubi yang mengandung ester-ester alkohol terutama berperan

dalam pembentukan tenunan pengikat daging (Lawrie, 1995), sedikit banyak akan

mempengaruhi tekstur daging. Lebih lanjut juga dikatakan bahwa tekstur daging

merupakan penentu yang penting pada kualitas daging, setidak-tidaknya

ditentukan oleh tiga komponen daging, yaitu struktur dan status kontraksi

miofibril, kandungan dan tingkat ikatan silang jaringan ikat dan daya ikat air oleh

protein daging serta jus daging. Keempukan juga dipengaruhi oleh faktor ante-

mortem dan faktor post-mortem. Pemberian susu kedelai asam maupun tape ubi

dalam air minum selama 4 minggu perlakuan dapat mempengaruhi ketiga

komponen daging yang berperan menentukan tekstur daging broiler.

Penerimaan secara keseluruhan daging broiler rebus perlakuan kontrol (A)

memperoleh penilaian lebih rendah daripada perlakuan susu kedelai asam maupun

perlakuan tape ubi. Hal ini dikarenakan oleh adanya peningkatan nilai hasil panel

yang berhubungan dengan kualitas makan (eating quality), terutama kesukaan

warna, aroma, tekstur dan citarasa daging broiler rebus, dan secara langsung

menunjukkan perolehan nilai penerimaan secara keseluruhan yang tinggi pada

perlakuan B, C, D, E dan F dibanding A. Didukung oleh pernyataan Winarno

(2002) bahwa mutu atau kualitas daging yang baik, ditentukan oleh aroma (bau),

Page 26: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

warna, tekstur dan citarasa yang baik pula, sehingga meningkatkan nilai

organoleptiknya.

3.2 4. Analisa Serum Plasma Darah Broiler

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan total protein

serum pada perlakuan probiotik BAL tape ubi maupun susu kedelai asam

(perlakuan B, C, D dan F) dibandingkan dengan kontrol (A). Hal ini disebabkan

karena terjadi peningkatan aktivitas enzim-enzim pencernaan secara alami dengan

hadirnya BAL yang bersumber dari tape ubi maupun susu kedelai asam dalam

saluran pencernaan broiler. Sehingga lebih mengefektifkan dan mengoptimalkan

kecernaan pakan yang tidak tercerna oleh enzim-enzim pencernaan secara alami

menjadi tersedia atau bermanfaat untuk pembentukan asam-asam amino essensial

dan asam-asam lemak essensial sesuai dengan keperluan metabolisme tubuh

broiler. Lebih lanjut hasil penyerapan nutrisi oleh sel-sel mukosa usus untuk

dialirkan ke seluruh tubuh dalam bentuk komponen-komponen plasma darah

seperti albumin, globulin dan fibrinogen yang cukup tinggi. Sehingga kelebihan

asam amino akan didegradasi melalui jalur karbohidrat (glukoneogenesis)

menghasilkan energi untuk sintesis asam amino essensial plasma, seperti

diperoleh pada perlakuan D, E dan F. Total protein serum plasma broiler berada

pada kisaran standar 4,0-5,5 g/dl dengan 4,5 g/dl pada ayam (Dharmawan, 2002).

Sedangkan perlakuan tape ubi (B dan C) lebih tinggi daripada perlakuan kontrol,

tetapi masih dibawah standar (Tabel 2). Rendahnya total protein plasmaterutama

pada perlakuan kontrol (A) disebabkan karena keseimbangan antara energi da

protein yang dikonsumsi broiler belum dapat memenuhi kebutuhan asam-asam

amino pembatas yang sangat diperlukan pada metabolisme tubuh, sehingga akan

mengurangi pertumbuhan komponen-komponen plasma darah, seperti gamma

globulin yang berperan sebagai antikorpora (unsur pertahanan tubuh terhadap

serangan kuman penyakit), terbukti hanya pada perlakuan kontrol (A) , sebanyak

4 ekor broiler mati pada umur 3 - 4 minggu (dari jumlah awal sebanyak 20 ekor).

Total protein serum plasma darah perlakuan yang mengandung susu

kedelai asam (D, E dan F) lebih tinggi daripada perlakuan tape ubi, hal ini

disebabkan karena pada susu kedelai asam mengandung Soybaccili yang lebih

Page 27: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

cepat tumbuh untuk mengasamkan susu dan menghasilkan peptidase lebih banyak

daripada enzim – enzim yang berperan sebagi proteinase. Pada tape ubi lebih

banyak dihasilkan enzim – enzim karbohidrase dan lipase, sehingga beberapa

asam – asam amino yang dibentuk sebagai komponen plasma darah merupakan

hasil senyawa antara siklus kreb (TCA Cycle/tahap III), dengan kelipatan proses

anabolisme protein yang tidak secepat pada perlakuan susu kedelai asam

membentuk makromolekul sel.

Pemberian perlakuan B, C, D, E dan perlakuan F melalui air minum

broiler sebagai sumber probiotik BAL terhadap penurunan kolesterol serum darah

broiler 1-4 minggu, secara statistik berbeda nyata (P<0,05) terhadap kontrol (A)

(Tabel 2). Rendahnya kolesterol serum darah pada perlakuan yang diberi probiotik

BAL tape ubi maupun susu kedelai asam, karena produk hasil fermentasi BAL

mengandung enzim bile salt hidrolase (Gilliland et al., 1985 dalam Mermeistein,

2001). Beberapa referensi melaporkan bahwa BAL dapat memproduksi sejumlah

besar enzim-enzim proteinase, lipase seperti lesitinase (berperan dalam

esterifikasi kolesterol), Hydroxymethil-glutaral-KoA reduktase, azoreduktase dan

nitroreduktase dimana enzim – enzim itu mencegah penyerapan lemak dalam

saluran pencernaan broiler, mengakibatkan VLDL (Very Low Density

Lipoprotein) di hati turun. Sehingga pada bahan terfermentasi secara alami lebih

tersedia asam-asam amino esensial yang berperan dalam proses metabolisme

protein dan lemak ransum yang dikonsumsi broiler. Lebih lanjut dijelaskan oleh

Legowo (2002) bahwa probiotik erupakan mikroba dari makanan yang

menguntungkan bagi mikroflora dalam saluran pencernaan dan mampu

mendegradasi kolesterol, sehingga diperoleh penurunan lemak secara nyata.

demikian juga aliran VLDL yang keluar dari hati berkurang, sehingga terjadi

penurunan kolesterol plasma darah.

Hasil penelitian mendapatkan kadar HDL (Lipoprotein paling kecil dengan

kandungan protein paling banyak dan konsentrasi lemak paling kecil) perlakuan

kontrol (A) sama dengan perlakuan tape ubi 1 % (B) dan susu kedelai asam 1 %

(D), yang lebih rendah daripada perlakuan C, E dan F. Hal ini menunjukkan

bahwa konsentrasi probiotik BAL pada penelitian ini yaitu sebesar 2 % baik

dalam bentuk tape ubi maupun susu kedelai asam serta kombinasi (F) berakibat

Page 28: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

meningkatkan kadar HDL (kolesterol yang baik). Lebih lanjut dapat diartikan

bahwa plasma/serum darah broiler pada perlakuan C, E dan F mengandung asam

lemak tidak jenuh lebih tinggi dibandin perlakuan kontrol maupun tingkat

konsentrasi 1 % (perlakuan B dan D). Mengingat peran HDL dalam

mengumpulkan kelebihan kolesterol dari jaringan tubuh broiler dan

mengembalikan ke liver, kemudian mengeluarkannya bersama dengan empedu

(BAL memiliki enzim bile salt hidrolase) dan tidak mengendap dalam intima

aorta. Bertolak belakang dengan LDL lipoprotein terkecil, hanya satu kandungan

protein terbesar dan satu lemak yang paling kecil) mengandung paling banyak

kolesterol dari semua lipoprotein dan ini merupakan pengirim kolesterol utama

dalam darah (LDL = kolesterol yang buruk). Pada penelitian ini diperoleh kadar

LDL plasma/serum darah broiler, paling tinggi pada perlakuan kontrol (A),

sedangkan pada perlakuan probiotik BAL tape ubi maupun susu kedelai asam B,

C, D, E dan F) terdapat penurunan yang signifikan, berarti efek konsumsi

probiotik yang diberikan seperti pada perlakuan C dan E sebanyak 2 % sangat

mempengaruhi penurunan kadar LDL dan peningkatan kadar HDL. Hal tersebut

disebabkan beberapa asam - asam organik, asam – asam amino esensial, vitamin

dan mineral yang terkandung dalam tape ubi maupun susu kedelai asam yang

diberikan melalui air minum broiler, bermanfaat menyempurnakan proses –

proses metabolisme tubuh broiler sesuai keperluan. Kondisi ini berdampak pada

kesejahteraan broiler terpenuhi, kondisi kesehatan broiler terjaga, yang pada

akhirnya menghasilkan karkas daging broiler sesuai dengan harapan. Terlihat

penampilan warna karkas daging dengan warna merah pink yang menarik, tidak

mudah tercemar organisme/mikroorganisme dari lingkungan pada saat

pemrosesan dan merupakan jaminan terhadap kualitas halal, utuh, aman dan sehat

(ASUH) untuk dikonsumsi.

Page 29: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa pemberian tape ubi maupun susu

kedelai asam sebagai sumber probiotik Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam air

minum broiler (1 – 5 minggu) memberikan :

a. Penampilan : pertumbuhan berat badan (PBB), “feed convension ratio”

(FCR) dan konsumsi air minum sama dengan perlakuan kontrol. Lebih

lanjut diperoleh peningkatan konsumsi pakan dan retensi protein tubuh

broiler dibanding kontrol.

b. Produksi karkas dan recahan komersial karkas diperoleh sama dengan

perlakuan kontrol, secara kuantitatif terdapat peningkatan.

c. Nilai organoleptik broiler daging masak diperoleh nilai lebih tinggi (agak

suka = 6,0 sampai suka = 7,0), dibanding kontrol (nilai kesukaan 5,0 =

biasa).

d. Adanya peningkatan total protein serum dan HDL, sebaliknya terjadi

penurunan kolesterol dan LDL serum darah broiler.

4.2.Saran

1. Penelitian ini dapat diaplikasikan guna memperbaiki produksi dan kualitas

karkas daging broiler yang aman dan sehat bagi konsumen masyarakat luas.

2. Penelitian ini dapat pula diaplikasikan pada perusahaan pakan ternak dengan

cara menambahkan tape ubi maupun susu kedelai asam dalam bentuk

tepung/bubuk, guna mengantisipasi akibat kerusakan kandungan nutrisi pakan

yang diproduksi selama pendistribusiannya.

Page 30: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2004. Pengaruh bakteri asam laktat (BAL) yoghurt dalam air minum

terhadap distrubusi lemak tubuh broiler umur 0 – 5 minggu. Skripsi.

Fakultas Peternakan. Universitas Udayana. Denpasar.

Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Cetakan I.

Penerbit AgroMedia Pustaka, Jakarta

Almatsier. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan ke-VI. Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Amrullah. I.K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan III. Lembaga Satu Gunung

Bumi, Bogor.

Anggorodi, R. 1995. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Buwono, I.Dwi. 2000. Kebutuhan Asam Amino Esensial Dalam Ransum Ikan.

Anggota IKAPI. Cetakan I. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Crawford, R. D. 1990. Poultry Breeding and Genetic. Development In Animal and

Veterinary Science, 22. New York.

Dharmaputra, O. S. 2005. Kontaminasi Mikotoxin pada Bahan Pangan dan Pakan

di Indonesia. Simposium Mikotoxin dan Mikotoxikosis, 30–07–2005.

Dharmawan, N. S. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner, Hematologi Klinik.

Cetakan ke II. Penerbit Universitas Udayana. Bukit Jimbaran, Bali.

Halid, H. 1996. Keamanan terhadap daging ayam yang beredar di pasar. Media

Komunikasi dan Informasi Pangan No. 29 Vol. VIII (50 - 55) Agribisnis

Unggas, Jakarta.

Hardjosworo, P. S dan Rukmiasih. 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas.

Cetakan I. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Harmayani, E. 2004. Peranan probiotik dalam menurunkan kolesterol.

Disampaikan Pada Seminar Nasional Probiotik dan Prebiotik Sebagai

Makanan Fungsional. 30 Agustus. Universitas Udayana, Denpasar.

Irawan, A. A. H. S.. 1996. Ayam – ayam pedaging unggul kiat beternak produktif

dan berkualitas. CV. Aneka, Solo.

Page 31: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Jay, J. M. 1986. Modern Food Microbiology. Van Nostran Reinhold Company,

New York.

Jin, L.Z., Y. W. Ho., N. Abdullah and Jalaludin. 1997. Probiotics in Poultry:

Modes of Action. World Poultry Sci. J. 53 (4): 351–368.

Kartadisastra, H.R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam. Cetakan Pertama. Penerbit

Kanisius, Yogyakarta.

Kuswanto, K. R. 1997. Aspek Mikrobiologi Dalam Keamanan Pangan Untuk

Menunjang Industri Pariwisata Pada Era Globalisasi. 30 Desember. PSTP

Universitas Udayana. Jimbaran.

Lawrie, R. A. 1995. Meat Science. 4th Ed. Pergamon Press Oxford, New York.

Legowo, A. M. 2002. Soyghurt Untuk Kesehatan. KOMPAS. (Online).

http://www.KOMPAS.com diakses 13 September 2002.

Marmeistein, H. Neil. 2001. Functional Food From Probiotics. Food Technology.

55 : 50 -53.

Murtidjo, B.A. 2002. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Penerbit Kanisius,

Yogyakarta.

Murtidjo, B.A. 2003. Pemotongan dan Penanganan Daging Ayam. Penerbit

Kanisius, Yogyakarta

Ngatirah, Eni Harmayani, Endang S. Rahayu, Tyas Utami. 2002. Seleksi Bakteri

Asam Laktat Sebagai Agensia Probiotik Yang Berpotensi Menurunkan

Kolesterol. Seminar Nasional Industri Pangan. PAU Pangan Gigi UGM,

Yogyakarta.

Okarini. 2003. Efek Yoghurt Dalam Air Minum Terhadap Karakteristik Fisik,

Kimia, Mikrobiologis dan Organoleptik Daging Ayam Broiler. Tesis

Program Pasca Sarjana Universitas Udayana, Denpasar.

Saputro, 2007. Pemberian susu kedelai asam dengan tape ubi dan soyghurt

melalui air minum terhadap pertambahan berat badan, “feed conversion

ratio” (FCR) da retensi protein broiler (1 – 5 minggu). Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Udayana. Denpasar.

Rahardita, A. 2004. Pemberian Probiotik Yoghurt Melalui Air Minum Terhadap

Penampilan Ayam Broiler Umur 0-5 Minggu. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Udayana. Denpasar.

Ratnawati. 1998. Fraksinasi Protein Susu Kedelai Selama Fermentasi Yoghurt.

Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Page 32: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Rasyaf, M. 2006. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan XXIV. Penebar Swadaya

Jakarta.

Rahayu, E. S. 2000. Bakteri Asam Laktat dalam Fermentasi dan Pengawetan

Makanan. Makalah Seminar Nasional Industri Pangan. Fakultas

Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Resnawati, H dan P. S. Hardjosworo. 1976. Pengaruh Umur terhadap Persentase

Karkas dan Efisiensi Ekonomis pada Ayam Broiler “Unsexed”.

Lembaran Penelitian Peternakan. Th. VI No. 2, Bogor.

Rimbawan. 1997. Metabolisme Zat Gizi dan Kaitannya dengan Keamanan

Pangan. Makalah Pelatihan Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan,

bagi staf Pengajar, Bogor.

Ritonga, H. 1992. Beberapa cara menghilangkan mikroorganisme patogen.

Majalah Ayam dan Telur No. 73. Hal 24 – 26.

Samadi. 2002. Probiotik Pengganti Antibiotik Dalam Pakan Ternak. KOMPAS.

(Online). http://www.KOMPAS.com diakses 13 September 2002.

Sampurna, I. P., I. G. K. Majun dan I. G. M. Gede. 1995. Pertumbuhan Alometrik

Bagian–bagian Tubuh Ayam Broiler. Majalah Ilmiah Unud. No. 44-Th.

XXII-April 1955.

Santoso. 1994. Susu dan Yoghurt Kedelai. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Santoso, U., K. Tanaka, S. Ohtani and M. Sakaida. 2001. Effect of Fermented

Product from Bacillus Subtition Feed Conversion Efficiency, Lipid,

Accumulation and Amonia Production in Broiler Chicks. Asian–Aust J.

anim Sci 14 (3): 333–337.

Saputro, 2006. Analisis Finansial Pemberian Probiotik Tape Ubi Dan Susu

Kedelai Asam Dalam Air Minum ayam Broiler. Skripsi. Fakultas

Peternakan. Universitas Udayana. Denpasar.

Soediaoetama, A.Djaeni. 1991. Ilmu Gizi. Untuk Mahasiswa dan Profesi di

Indonesia. Cetakan II Seri Pustaka Universitas No. 32. Dian Rakyat.

Soeparno, 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Edisi Tiga, Gajah Mada University

Press, Yogyakarta.

Suharno, B. 2007. Beternak Itik secara Intensif. Cetakan XV. Penerbit Penebar

Swadaya. Jakarta.

Suryahadi, T. Toharmat, K. G. Wiryawan dan A. S. Tjakradidjaja. 2001. Current

Research and Prospect of Animal Nutrition Biotechnology in Indonesia.

The Second Indonesia Biotechnology Conference. Yogyakarta 23 – 26

October.

Page 33: PERANAN PROBIOTIK BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) SUSU …

Suwaryono, O. Dan Y. Ismeini. 1988. Fermentasi Bahan Makanan Tradisional.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tillman, A.D., H.Hartati, S. Reksohardiprojo, S. Prawirokusumo dan S.

Lebdosoekojo. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Penerbit Universitas

Gadjah Mada. University Press. Yogyakarta.

Tammine, A. Y. dan R. K. Robinson. 1985. Biochemisty of Fermentation. In

Yoghurt Science and Technology. Oxford New York: Pergamon Press,

295–324

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas.cetakan ke-5. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Winarno, F. G. 2002. Pangan Gizi Teknologi dan konsumen. PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Winter, A. R. and E. M. Funk. 1960. Poultry Science and Practice. 5 th Ed. J. B.

Lippincott Co. USA.

Yupardhi. W.S, R.B. Matram dan Wayan Wirta. 2001. Buku Ajar Fisiologi

Hewan. UPT Penerbit. Universitas Udayana. Denpasar

Yusmarini dan R. Effendi. 2004. Evaluasi Mutu Soyghurt yang Dibuat dengan

Penambahan Beberapa Jenis Gula. Jurnal Natur indonesia 6(2): 104–110

(2004). (Online). http://www.Unri.ac.id/Jurnal-natur.pdf diakses 8

September 2005.