Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pendidikan merupakan hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan. Kapanpun dan dimanapun tempatnya, permasalahan pendidikan selalu mendapat sorotan khusus bagi pemerhatinya. Hampir semua permasalahan pendidikan seperti tidak ada akhirnya. Solusi tepat selalu didambakan oleh berbagai pihak pelaku pendidikan dan penyelenggara pendidikan agar kondisi pendidikan di Indonesia semakin membaik dan menimbulkan kepuasan di berbagai pihak. Yang terjadi saat ini adalah pemerintah seperti kebingungan arah dalam mencari solusi terbaik yang bisa mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sedangkan dari rakyat sendiri sebagai pelaku sekaligus penikmat pendidikan hanya bisa termangu tanpa bisa berbuat apa-apa selain mengkritisi habis-habisan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. 1

description

makalah

Transcript of Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Page 1: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan pendidikan merupakan hal yang selalu menarik untuk diperbincangkan.

Kapanpun dan dimanapun tempatnya, permasalahan pendidikan selalu mendapat sorotan

khusus bagi pemerhatinya.

Hampir semua permasalahan pendidikan seperti tidak ada akhirnya. Solusi tepat

selalu didambakan oleh berbagai pihak pelaku pendidikan dan penyelenggara pendidikan

agar kondisi pendidikan di Indonesia semakin membaik dan menimbulkan kepuasan di

berbagai pihak.

Yang terjadi saat ini adalah pemerintah seperti kebingungan arah dalam mencari

solusi terbaik yang bisa mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sedangkan

dari rakyat sendiri sebagai pelaku sekaligus penikmat pendidikan hanya bisa termangu tanpa

bisa berbuat apa-apa selain mengkritisi habis-habisan berbagai kebijakan yang diambil oleh

pemerintah.

Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih

perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak karena dampaknya akan

mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan

datang. Di negara kita mereka yang mempunyai penyakit diperkirakan 15% sedangkan yang

merasa sehat atau tidak sakit adalah selebihnya atau 85%. Selama ini nampak bahwa

perhatian yang lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit. Sedangkan mereka yang

berada di antara sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam

1

Page 2: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 % seharusnya

diberikan kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan upaya promosi kesehatan.

Oleh karena itu, untuk membahas beberapa peranan pemerintah mengenai

peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan di Indonesia, maka penulis menyusun

makalah yang berjudul “Peranan Pemerintah Indonesia dlam Meningkatkan Kualitas

Pendidikan dan Kesehatan”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi kualitas pendidikan di Indonesia?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia?

3. Bagaimana peranan pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia?

4. Bagaimana kondisi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia?

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia?

6. Bagaimana peranan pemerintah dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui kondisi kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Mengetahui faktor-faktor yang bepengaruh terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.

3. Menjelaskan peranan pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

4. Mengetahui kondisi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

5. Mengetahui faktor-faktor yang bepengaruh terhadap kualitas kesehatan masyarakat

Indonesia.

6. Menjelaskan peranan pemerintah dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

Indonesia.

2

Page 3: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Kualitas Pendidikan Di Indonesia

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini dibuktikan

antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia

(Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,

kesehatan, dan peghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan

manusia di Indonesia semakin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati

urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan

di Indonesia berada di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Data yang diperoleh dari The

World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah yaitu

hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di seluruh dunia. Dan masih

menurut hasil survei yang sama, Indonesia hanya berpredikat sebagai follower, bukan sebagai

pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

Kemudian, berdasarkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia,

ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The

Primary Years Programme (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya

delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years

Programme (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat

pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Programme (DP).

Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United for Development Programme

(UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di

3

Page 4: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Development Report 2004. Dalam laporan

tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dai 177 negara.

Selain itu, masih banyak fakta-fakta yang menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di

Indonesia sangat memprihatinkan. Namun fakta-fakta tersebut harusnya mampu memompa

semangat kita sebagai pelaku sekaligus penikmat pendidikan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di Indonesia, dan bahu-membahu bersama pemerintah mengatasi ketimpangan-

ketimpangan yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia sedemikian buruknya.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Di Indonesia

Semakin tertinggalnya pendidikan bangsa ini dari bangsa-bangsa lain harusnya

membuat kita lebih termotivasi untuk berbenah diri. Banyaknya masalah pendidikan yang

muncul semakin kompleks seiring dengan berkembangnya zaman.

Berikut ini secara khusus akan saya paparkan beberapa faktor yang menyebabkan

kualitas pendidikan di Indonesia rendah.

1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik

Untuk sarana fisik, banyak sekali lembaga pendidikan di Indonesia yang tidak

layak untuk digunakan. Banyak pula sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya

rusak, atau bahkan masih ada lembaga pendidikan yang belum memiliki gedungnya sendiri,

kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, serta buku perpustakaan yang tidak

lengkap. Sementara laboratorium tidak sesuai standar, pemakaian teknologi informasi tidak

memadai dan sebagainya.

Nanang Fatah, seorang pakar pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(UPI) mengatakan sekitar 60 % bangunan sekolah di Indonesia rusak berat. Di wilayah Jawa

Barat, sekolah yang rusak mencapai 50 %.

4

Page 5: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat

146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas.

Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12 % berkondisi baik, 299.581

atau 34,62 % mengalami kerusakan ringan, dan sebanyak 201.237 atau 23,26 % mengalami

kerusakan berat. keadaan yang serupa juga terjadi di SMP, MTs, SMA, dan SMK akan tetapi

prosentasenya tidak sama.

2. Rendahnya Kualitas Guru

Keadaan guru di Indonesia juga memprihatinkan. Kebanyakan guru belum

memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana telah

disebutkan dalam pasal 39 UU No. 20 / 2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melakukan

pembimbingan, melakukan perhatian, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian

masyarakat.

Prosentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2002-2003 di

berbagai satuan pendidikan adalah sebagai berikut : untuk SD yang layak mengajar hanya

21,07 % (negeri) dan 28,94 % (swasta), untuk SMP 54,12 % ( negeri) dan 60,99 % (swasta),

untuk SMA 65,29 % (negeri) dan 64,73 % (swasta), serta untuk SMK yang layak mengajar

55,49 % (negeri) dan 58,26 % (swasta).

Walaupun guru atau pengajar bukanlah satu-satunya faktor penentu

keberhasilan pendidikan tetapi pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi.

Sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memiliki andil yang sangat besar pada kualitas

pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.

5

Page 6: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

3. Rendahnya Kesejahteraan Guru

Rendahnya kesejahteraan guru mempengaruhi peran dalam membuat kualitas

pendidikan di Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Gur Independen Indonesia) pada

pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan sebesar Rp.

3.000.000,00. Sekarang pendapatan rata-rata guru perbulannya sebesar Rp. 1.500.000,00.

Guru bantu Rp. 460.000,00 dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp. 10.000,00 per

jam.

Dengan pendapatan seperti itu, terang saja banyak guru-guru yang melakukan

pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari,

menjadi tukang ojek, pedagang mi rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan

sebagainya (Republika, 13 Juli 2005).

Selain itu kesenjangan guru swasta dan negeri menjadi masalah lain yang

muncul. Di lingkungan pendidikan swasta, masalah kesejahteraan guru masih sulit mencapai

taraf ideal. Sebanyak 70 % dari 403 PTS di Jawa Barat dan Banten tidak sanggup untuk

menyesuaikan kesejahteraan dosen sesuai dengan amanat UU Guru dan Dosen (Pikiran

Rakyat, 9 Januari 2006).

Mengapa kesejahteraan guru menjadi hal yang berpengaruh terhadap kualitas

pendidikan di Indonesia? Hal ini penting dan berpengaruh jika kesejahteraan seorang

pengajar belum terpenuhi, kemungkinan besar akan sulit bagi pengajar untuk menyampaikan

bahan ajar terhadap peserta didik dengan optimal karena bisa saja motivasi mereka untuk

mentransfer ilmu menjadi berkurang. Dan konsentrasi pendidik pun lebih mengarah terhadap

bagaimana memenuhi kebutuhannya sendiri.

6

Page 7: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

4. Rendahnya Prestasi Siswa

Dengan keadaan-keadaan di atas, pencapaian prestasi siswa pun menjadi

kurang memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa

Indonesia di dunia internasional sangat rendah. MenurutTrends in Mathematics and Science

Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di peringkat ke-35 dari 44 negara

dalam hal prestasi matematika dan berada di peringkat ke-37 dari 44 negara dalam hal

prestasi sains.

Namun bukan berarti bahwa anak-anak di Indonesia bodoh. Pada dasarnya

tidak ada anak yang bodoh. Yang ada adalah anak yang rajin dan yang kurang rajin.

Jika ditarik suatu garis hubungan, tinggi atau tidaknya motivasi belajar dari para siswa ini

bisa juga disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang tidak akan diulas secara mendalam

dalam makalah ini.

5. Mahalnya Biaya Pendidikan

“Pendidikan bermutu itu mahal”. Kalimat ini sering muncul untuk

menjustifikasi mahalnya biaya pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari taman kanak-

kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat yang kurang mampu tidak

memilii pilihan lain selain tidak bersekolah.

Sebenarnya jika kita membandingkan dengan negara-negara lain untuk

menempuh pendidikan di luar negeri jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya pendidikan

kita. Namun mengapa rakyat masih menganggap biaya pendidikan di Indonesia tergolong

sangat mahal? Tentu saja hal tersebut dapat terjadi mengingat keadaan ekonomi negara kita

saat ini.

7

Page 8: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

6. Masalah Kurikulum

Ada kekurangan yang dapat kita rangkum secara global dalam konteks

pendidikan perihal kurikulum. Pertama, kurikulum pendidikan di Indonesia yang kurang

menekankan pentingnya studi yang dalam dan berkelanjutan mengenai wawasan nusantara.

Hal ini terbukti dengan kurangnya sorotan lembaga pendidikan terhadap alokasi waktu mata

pelajaran khususnya Kewarganegaraan yang dalam realisasinya hanya mendapat sorotan

selama 2 s/d 2,5 jam per minggunya.

Hal tersebut akan berdampak pada kurangnya jiwa nasionalisme dari peserta

didik. Hal ini akan merugikan bangsa karena pada saat peserta didik memasuki dunia kerja.

Orientasi utama mereka mungkin lebih mengarah terhadap materi dan bukannya member

kontribusi terhadap negara.

Kedua, kurikulum pendidikan di Indonesia dari segi pengajaran kita yang

kurang mengarahkan peserta didik untuk nantinya jika telah lulus menempuh pendidikan

formal untuk menciptakan sesuatu. Hal ini akan membentuk kepribadian yang konsumtif.

2.3 Peranan Pemerintah Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Indonesia

Dari uraian tentang beberapa permasalahan pendidikan secara khusus di atas,

pemerintah telah memberikan beberapa solusi untuk mengatasinya. Solusi tersebut, yang

akan saya paparkan, ada yang telah terlaksana dan ada yang dalam proses karena memiliki

jangka waktu berkala atau menjadi sebuah terapan setiap tahunnya. Solusi permasalahan

tersebut adalah :

8

Page 9: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

1. Rendahnya Sarana Fisik

Pemerintah setiap tahunnya telah berusaha meningkatkan anggaran untuk pendidikan.

Dan tentu saja sasarannya adalah agar seluruh masyarakat Indonesia bisa menikmati

pendidikan yang bermutu dengan kondisi yang mendukung.

2. Rendahnya Kualitas Guru

Pemerintah mulai aktif dalam pemberian bekal, penyuluhan, lokakarya, dan

sebagainya untuk meningkatkan kualitas pendidik di Indonesia. Terbukti saat ini seluruh

Pegawai Negeri Sipil yang telah atau sedang mengajar, harus bergelar S1. Ini berarti, mau

tidak mau bagi pengajar yang bergelar diploma harus menempuh pendidikan lanjutan untuk

mendapat gelar Sarjana dan secara otomatis, mereka akan mendapatkan ilmu yang lebih pula.

Dan diharapkan dengan kebijakan ini, pengajar di Indonesia dapat lebih meningkat

kualitasnya.

3. Randahnya Kesejahteraan Guru

Rendahnya kesejahteraan guru sangat berkaitan dengan rendahnya kualitas guru dan

kualitas pendidikan di Indonesia. Pemerintah sendiri telah menjalankan program Sertifikasi

Guru yang sasarannya adalah semua Pegawai Negeri Sipil lebih khususnya adalah guru.

Sertifikasi ini tidak dilaksanakan dengan serentak namun secara berkala dengan maksud, guru

yang pengangkatannya lebih lama mendapat giliran terlebih dahulu dan selanjutnya guru-

guru lainnya.

Dengan diadakannya sertifikasi ini, kesejahteraan guru pun akan meningkat sekaligus

kualitas mereka juga akan meningkat. Karena, bagi guru yang tidak lulus sertifikasi, akan

diberikat diklat atau semacam pelatihan yang pada akhirnya akan lulus juga. Namun, bukan

hanya sekedar lulus, tujuan dari diklat itu adalah memberikan bekal agar kualitas guru saat

9

Page 10: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

kembali mengajar semakin meningkat. Dengan demikian, dua masalah yang ada dapat

diberikan suatu solusi sekaligus.

4. Rendahnya Prestasi Siswa

Untuk meningkatkan motivasi siswa agar prestasi mereka meningkat, pemerintah

setiap tahunnya selalu meningkatkan standar kelulusan minimal yang harus dicapai siswa.

Hal ini dimaksudkan agar dengan naiknya standar kelulusan minimal siswa dapat lebih rajin

dan lebih giat lagi belajar untuk mencapai standar tersebut.

5. Mahalnya Biaya Pendidikan

Untuk masalah ini, pemerintah telah mencanangkan program BOS (Bantuan

Operasinal Siswa). Dengan BOS, pendidikan di Indonesia dapat dinikmati oleh semua

kalangan (walaupun masih sampai jenjang SMP). Namun, saat ini juga telah banyak

lembaga-lembaga yang memberikan beasiswa untuk siswa yang berprestasi maupun untuk

siswa yang tidak mampu. Dengan adanya hal itu, kerja sama antara pemerintah dengan pihak-

pihak yang menyelenggarakan hal tersebut dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa

itu sendiri. Selain itu, adanya program ini tentu saja bukti realisasi dan keseriusan pemerintah

agar seluruh rakyatnya dapat menikmati pendidikan.

6. Masalah Kurikulum

Untuk mengatasi masalah kurikulum yang ada, pemerintah telah berusaha untuk

mengganti kurikulum yang dianggap kurang tepat dan kurang efisien dengan kurikulum baru

yang dianggap lebih efisien. Contohnya pada tahun 2004, pemerintah telah mengganti

kurikulum 1994 dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan saat ini kurikulum sudah

berganti menjadi KTSP (Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan).

10

Page 11: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Dari uraian sederhana di atas cukup memberikan bukti bahwa pemerintah

tidak pernah main-main dalam urusan pendidikan di Indonesia terutama untuk pengingkatan

kualitas pendidikannya. Walaupun pada kenyataannya kebijakan-kebijakan di atas

memunculkan pro dan kontra di berbagai kalangan. Namun pemerintah terus berusaha

dengan menerapkan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun tidak pernah menutup mata akan

permasalahan-permasalahan pendidikan yanga ada saat ini. Butuh pemikiran yang sangat

rumit untuk menyelesaikan dan mencari solusi terbaik dari masalah ini. Karena sudah pasti

kebijakan pemerintah sekecil apaun akan menimbulkan pro dan kontra di berbagai pihak.

“Pendidikan ini menjadi tenggung jawab pemerintah sepenuhnya”, kata

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas Jl.

Jendral Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007).

Presiden memaparkan langkah yang akan ditempuh oleh pemerintah dalam

rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu :

Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah, yakni meningkatkan akses terhadap

masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia. Tolak ukurnya dari angka

partisipasi.

Langkah kedua, mengatasi ketidakmerataan dalam akses pendidikan seperti

ketidak merataan di desa dan kota, serta jender.

Langkah ketiga, meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan

kualifikasi guru dan dosen serta meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam Ujian Nasional.

11

Page 12: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Langkah keempat, pemerintah akan menambah jenis pendidikan di bidang

kompetensi atau profesi sekolah kejuruan untuk menyiapkan tenaga siap pakai yang

dibutuhkan.

Langkah kelima, pemerintah merencanakan pembangunan infrastruktur seperti

menambah jumlah komputer dan perpustakaan sekolah.

Langkah keenam pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidkan. Untuk

tahun ini dianggarkan sebanyak 4,4 trilliun.

Langkah ketujuh, menggunakan teknologi informasi dalam aplikasi

pendidikan.

Langkah terakhir adalah pembiayaan masyarakat miskin untuk bisa menikmati

fasilitas pendidikan.

2.4 Kondisi Kualitas Kesehatan Masyarakat Indonesia

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta

memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan

harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu

komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun

1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,

jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu lingkungan, perilaku,

dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai

12

Page 13: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

faktor antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan

kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan

kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan

Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah

Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan

Puskesmas keliling 6.132 unit. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat

di semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih

menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama

terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya adalah

Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun sistem rujukan

pelayanan kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan optimal.

Ketersediaan mutu, keamanan obat, dan perbekalan kesehatan masih belum optimal

serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Dalam hal tenaga kesehatan,

Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang

diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah inefisiensi dan inefektivitas SDM dalam

menanggulangi masalah kesehatan. Walaupun rasio SDM kesehatan telah meningkat, tetapi

masih jauh dari target Indonesia Sehat 2010 dan variasinya antar daerah masih tajam. Dengan

produksi SDM kesehatan dari institusi pendidikan saat ini, target tersebut sulit untuk dicapai.

Masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Dengan adanya tantangan seperti tersebut di atas maka diperlukan suatu perubahan

paradigma dan konsep pembangunan kesehatan. Beberapa permasalahan dan tantangan yang

dihadapi dalam pembangunan kesehatan antara lain :

1. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.

13

Page 14: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

2. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat adalah

penyakit infeksi menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan

penyakit tidak menular, sehingga Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu

yang bersamaan (double burden)

3. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah.

4. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.

5. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.

6. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.

7. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan

lingkungan juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan

lingkungan merupakan kegiatan lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem

kesehatan kewilayahan.

8. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber daya

manusia, standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat tradisional,

kosmetik, produk terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem informasi.

Strategi Paradigma Kesehatan

Paradigma berkembang sebagai hasil pemikiran dalam kesadaran manusia terhadap

informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian. Memasuki

era reformasi untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan konsep dasar

strategis pembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya pembangunan

kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan menekankan upaya-upaya

pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia.

Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menangani masalah

kesehatan di waktu yang lalu, membuat kita melihat kembali prioritas dan penekanan

14

Page 15: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

program dalam upaya meningkatkan kesehatan penduduk yang akan menjadi pelaku utama

dan mempertahankan kesinambungan pembangunan. Indonesia yang menjadi sumber daya

manusia sehat dan produktif harus berpikir dan agak berbeda dengan apa yang kita lakukan

sekarang. Pembangunan penduduk yang sehat tidak bisa dilakukan melalui pengobatan yang

sedikit saja. Perubahan paradigma perlu dilakukan adalah paradigma atau konsep yang

semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa pengobatan dan meringankan beban

penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan dari sebagian besar masyarakat yang

belum jatuh sakit agar bisa  lebih berkontribusi dalam pembangunan.

Paradigma sehat mempunyai orientasi dimana upaya peningkatan kesehatan

masyarakat dititik beratkan pada :

1. Promosi kesehatan, peningkatan vitalitas penduduk yang tidak sakit (85%) agar lebih

tahan terhadap penyakit melalui olah raga, fitness dan vitamin.

2. Pencegahan penyakit melalui imunisasi pada ibu hamil, bayi dan anak.

3. Pencegahan pengendalian penanggulangan, pencemaran lingkungan serta

perlindungan masyarakat terhadap pengaruh buruk (melalui perubahan perilaku).

4. Memberi pengobatan bagi penduduk yang sakit, (15%) melalui pelayanan medis.

Paradigma sehat merupakan strategi pembangunan kesehatan untuk semua sehat di

tahun 2010, dimana mengarah kepada mempertahankan kondisi sehat dan tidak sakit dan

produktif yang dikenal dengan upaya promotif dan preventif ketimbang upaya kuratif yang

hanya menekankan pada upaya penanganan orang-orang sakit.

15

Page 16: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keadaan kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Data-data yang ada

menunjukkan bahwa Indonesia mengalami keterpurukan dalam hal kualitas pendidikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas penddikan sangat banyak dan kompleks. Namun

pada makalah ini hanya saya sebutkan sebagian kecil saja, antara lain :

1. rendahnya kualitas sarana fisik,

2. rendahnya kualitas guru,

3. rendahnya kesejahteraan guru,

4. mahalnya biaya pendidikan, dan

5. masalah kurikulum yang kurang efektif

Dari faktor-faktor yang telah disebutkan pemerintah telah mengambil langkah tegas untuk

mengatasinya, antara lain :

1. meningkatkan anggara pendidikan,

2. mengadakan pembinaan, lokakarya, penyuluhan, pelatihan bagi guru dan pendidik,

3. mengadakan sertifikasi guru setiap tahunnya,

4. meningkatkan nilai rata-rata kelulusan dalam Ujian Nasional,

5. pengadaan Program BOS, dan

6. mengganti kurikulum.

Paradigma berkembang sebagai hasil pemikiran dalam kesadaran manusia terhadap

informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian. Memasuki

16

Page 17: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

era reformasi untuk Indonesia baru telah terjadi perubahan pola pikir dan konsep dasar

strategis pembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya pembangunan

kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan menekankan upaya-upaya

pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia.

3.2 Saran

Agar kualitas pendidikan dan kesehatahn di Indonesia dapat meningkat, perlu adanya

kerja sama dari berbagai pihak. Baik itu dari pemerintah maupun dari masyarakat sebagai

pelaku dan penikmat pendidikan dan kesehatan. Peran serta masyarakat dalam kemajuan

kualitas pendidikan dan kesehatan di negara ini sangat diharapkan agar tercipta suatu

hubungan timbal balik yang baik antara pemerintah dan masyarakat.

Pemerintahpun harus bisa meningkatkan birokrasi negara ini agar semua kebijakan

yang diambil menyangkut peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan di Indonesia dapat

berjalan dengan lancar dan dapat meminimalisir hambatan yang mungkin muncul.

17

Page 18: Peranan Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Lhany. 20014. Masalah Pendidikan dan kesehatan di Indonesia, (Online),

(http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-

indonesia.html , diakses 7 Juli 2015).

Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Kesehatan Indonesia. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Suryahadiprojo, Sayidiman. 2003. Inti Permasalahan Pendidikan,(Onlone),

(http://www.kompas.com/kompas-cetak/0307/21/opini/442908.html, diakses 7 Juli 2015).

Tahalele., Kasmiran. & Pakasi. 1975. Pendidikan Pemerataan dan Peningkatan

mutunya. Malang: Lembaga Penerbitan Almamater YPTP IKIP Malang.

Tirtarahardja, Prof. Dr. Umar., La sulo, S.L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Toisuta, Willy., L, Soewadji. & Karo-Karo, Ign Ulihbukit. 1979. Ilmu Keguruan

Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Kurnia Esa.

Ugahari, Satria. 2008. Solusi Permasalahan Pendidikan di

Indonesia, (Online),http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com, diakses 1 November

2009).

18