“PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP...

84
“PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK” (Studi Kasus Di Lingkungan Rt 01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok) Disusun Oleh : Syamsul Fuad 103011026657 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Transcript of “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP...

Page 1: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

“PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN

SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK”

(Studi Kasus Di Lingkungan Rt 01/03 Kelurahan Meruyung

Kecamatan Limo Kota Depok)

Disusun Oleh :

Syamsul Fuad 103011026657

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN

SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK USIA

SEKOLAH DASAR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam S.Pd.I

Disusun oleh

Syamsul Fuad

103011026657

Di bawah bimbingan

Yudhi Munadhi

NIP. 19701203 199803 1 003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H/2010 M

Page 3: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik
Page 4: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

ABSTRAK

Syamsul Fuad Peranan Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Keberagamaan Anak Usia Sekolah Dasar

Dalam Penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Peranan Orang Tua

Dalam Menanamkan Sikap Keberagamaan Anak Usia Sekolah Dasar”dikarenakan sikap keberagamaan seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan agama yang didapatkan dilingkungan keluarga yang dilakukan oleh orang tua. Hal yang sangat penting ini terkadang tidak dipahami oleh orang tua, dan terkadang orang tua merasa pemahaman agama diserahkan sepenuhnya kepada lembaga pendidikan formal maupun non formal yang durasinya sangat terbatas. Penulis melakukan penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam memberikan pendidikan dan pemahaman agama kepada anak-anaknya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan pada anak usia sekolah dasar dan Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar di lingkungan RT 01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara obyektif sesuai dengan data yang dikumpulkan. Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik dalam bentuk prosentase, artinya setiap data dipresentasikan setelah ditabulasikan dalam bentuk frekwensi jawaban dalam setiap jawaban.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di lingkungan RT 01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok, melalui wawancara, observasi dan penyebaran angket, dapat disimpulkan bahwa peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar masih sangat rendah. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya menanamkan sikap keberagamaan sejak dini, serta kurangnya keteladanan atau contoh yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya terutama pada aspek ibadah.

iii

Page 5: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………...i

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………..ii

ABSTRAK.....……………………………………………………………………iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………vi

DAFTAR TABEL…………………………………………………...…………viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………......1

B. Identifikasi Masalah………….…………………………..………….8

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………………..8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………..……………..............9

BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. P

eranan Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Keberagamaan

Anak Usia Sekolah Dasar

1. Pengertian Peranan Orang Tua....................................................10

2. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua..................................... 12

3. Pengertian Sikap Keberagamaan................................................ 18

4. Tugas Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Keberagamaan

Anak............................................................................................21

B. Anak Usia Sekolah Dasar

1. Pengertian Anak Usia Sekolah Dasar.........................................27

2. Fase Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar..........................28

3. Perkembangan Keagamaan Anak Usia Sekolah Dasar...............31

C. Kerangka Berpikir.........................................................................33

vi

Page 6: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

vii

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………..…….……………….…35

B. Metode Penelitian ………..………...…………………………… 35

C. Populasi dan Sampel……………………………..………………36

D. Instrumen Penelitian.…..…………………………………………37

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.…..………………………...43

B. Deskriftif Data..…………………….……………………………46

C. Interpretasi Data………………………………………………....60

BAB V : PENUTUP.

A. Kesimpulan..…………………………………………………..…65

B. Saran………………………………………………………..……66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

DAFTAR TABEL 1. Tabel. 1 Instrumen penelitian 37 2. Tabel. 2. Pengukuran instrumen 41 3. Tabel. 3. Penafsiran prosentase 42 4. Tabel. 4. Batas wilayah Rt 01/03 kelurahan Meruyung-Limo-Depok 43 5. Tabel. 5 Jenjang pendidikan penduduk 44 6. Tabel 6. Pekerjaan penduduk Rt 01/03 45 7. Tabel 7. Sarana dan prasarana pendidikan 45 8. Tabel. 8. Orang tua menanamkan ajaran agama dalam keluarga 46 9. Tabel. 9. Orang tua memberikan nasehat kepada anak 47 10. Tabel.10. Orang tua mengajarkan anak tata cara shalat 47 11. Tabel.11. Orang tua mengajarkan anak membaca al-qur’an 48 12. Tabel.12. Orang tua memberikan pujian atau hadiah kepada anak yang rajin

beribadah 49 13. Tabel.13. Orang tua mengikutsertakan anak di TPA 50 14. Tabel.14. Orang tua menegur bila anak lalai beribadah 50 15. Tabel.15. Orang tua menegur anak bila tidak sopan kepada orang lain 51 16. Tabel.16. Orang tua mengajak anak ikut serta dalam kegiatan hari besar

Islam 52 17. Tabel.17. Orang tua memberikan sauritauladan yang baik dalam pelaksanaan

ibadah kepada Allah SWT 52 18. Tabel.18. Orang tua berdiskusi pentingnya melaksanakan ibadah 53 19. Tabel.19. Orang tua bahwa Allah akan menberi ganjaran surga bagi manusia

yang taat kepada-Nya. 54 20. Tabel.20. Orang tua membiasakan anak shalat tepat waktu 54 21. Tabel.21. Orang tua mengajak anak shalat berjama’ah 55 22. Tabel.22. Orang tua membiasakan berdo’a setelah melaksankan shalat 56 23. Tabel.23. Orang tua mengaji setelah mengerjakan shalat maghrib 56 24. Tabel.24. Orang tua membiasakan mengerjakan puasa ramadhan 57 25. Tabel.25. Orang tua membiasakan untuk membaca basmallah sebelum

melaksanakan pekerjaan 58 26. Tabel.26. Orang tua membiasakan untuk mengucapkan alhamdulillah

sebelum melaksanakan pekerjaan 59 27. Tabel 27. Orang tua membiasakan bertawaqal setelah melaksanakan

pekerjaan 59

viii

Page 8: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-

baiknya, bahkan merupakan makhluk yang paling mulia jika dibandingkan

dengan makhluk-makhluk lainnya, oleh karena ia dibekali akal pikiran.

manusia yang merasa dirinya memiliki akal, tentunya berusaha untuk melihat

hakikat dirinya serta asal kejadiannya, sehingga hal tersebut dapat

menumbuhkan keyakinan dan melahirkan dorongan untuk mengabdikan diri

sepenuhnya hanya untuk menyembah sang Kholiq, yaitu Allah SWT.

Fitrah manusia untuk mengenal sang pencipta, Allah SWT.

Sebenarnya telah ada sejak manusia dalam kandungan yaitu ketika akan

ditiupkan ruh pada dirinya, sebagaimana firman Allah SWT. Surat Al-a’raf

ayat 172

⌧ ☺

⌧ ⌧

Page 9: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

2

Artinya

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Rabb)1 Dari ayat tersebut diatas dapat diketahui bahwa pada saat manusia

akan dilahirkan ke alam dunia, telah terjadi persaksian atas ke-Esaan Allah

SWT. dengan persaksian inilah manusia akan dimintai pertanggung

jawabannya pada hari akhir nanti. sehingga setelah manusia lahir di dunia,

hendaklah memegang teguh janji mereka dengan senantiasa mengerjakan

perintah serta menjauhi larangan yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-

Nya.

Peraturan berupa perintah dan larangan dalam agama bertujuan untuk

membentuk pribadi yang cakap untuk hidup di masyarakat dikehidupan

duniawi (dunia), sebagai jembatan emas untuk mencapai kehidupan ukhrawi

(akhirat).2 Pembentukan moral yang mulia adalah tujuan utama dalam

pendidikan agama Islam. Selain itu pendidikan agama Islam juga bertujuan

membentuk kepribadian muslim atau Insan Kamil dengan pola taqwa yaitu

dengan terbentuknya pribadi yang senantiasa berupaya mewujudkan pribadi

yang baik secara maksimal guna memperoleh kesempurnaan hidup.

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam

pembangunan manusia seutuhnya, karena kemampuan, kecerdasan, dan

kepribadian suatu bangsa yang akan datang banyak ditentukan oleh

pendidikan yang sekarang ini. Bahkan kemajuan suatu masyarakat atau bangsa

banyak ditentukan oleh pendidikannya. Oleh karena itu pendidikan memegang

peranan sentaral dalam pembangunan manusia seutuhnya. dan masyarakat

1 Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemah, (Bandung: CV Jumanatul ‘ali-ART,

2005), h. 174. 2 Proyek Pembinaan Prasarana Dan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta,

Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan dan Kelembagaan Agama Islam, 1984), h.13.

Page 10: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

3

seluruhnya, sebab manusia selain subyek pembangunan manusia juga sebagai

objek pembangunan, serta manusia sendiri yang akan menikmatinya.

Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari

sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu

dapat keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga

yang diperluas (di samping inti, ada orang lain kakek/nenek, adik/ipar,

pembantu, dan lain-lain). Pada umumnya jenis kedualah yang banyak ditemui

dalam masyarakat Indonesia. Meskipun ibu merupakan anggota keluarga yang

mula-mula paling berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, namun pada

akhirnya seluruh anggota keluarga itu ikut berinteraksi dengan anak.

Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Karena

keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama dimana ia

mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang paling

penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama

dalam kehidupannya (usia pra skolah). Sebab pada masa tersebut apa yang

ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tidak mudah

hilang atau berubah sesudahnya.3

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak karena

dalam keluarga inilah ia pertama kali mendapat pendidikan dan bimbingan.

Keluarga juga adalah lembaga pendidikan utama, karena sebagaian besar dari

kehidupannya berada dalam keluarga, dan materi pendidikan yang paling

banyak diterimanya adalah dalam keluarga.

Di dalam keluarga ada aturan norma yang tidak tertulis namun ditaati

oleh semua anggotanya melalui contoh, tauladan dan kasih sayang. Kewajiban

utama keluarga dalam pendidikan anak adalah meletakan dasar pendidikan

akhlak dan pandangan hidup beragama.

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan.

3 Muhamad Yusuf Harun, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Al-Sofwa,

1997), Cet. I, h. 11.

Page 11: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

4

Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan

keluarga. 4

Orang tua adalah pertama dan utama dalam keluarga, dikatakan

pendidik yang pertama di tempat inilah anak mendapatkan bimbingan dan

kasih sayang yang pertama kalinya. Dikatakan pendidikan utama karena

pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan anak

kelak dikemudian hari, karena perannya sangat penting maka orang tua harus

benar-benar menyadarinya sehingga mereka dapat memperankannya

sebagaimana mestinya.

Demikian besar dan sangat mendasar pengaruh keluarga terhadap

perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar kelakuan seperti sikap,

reaksi dan dasar-dasar kehidupan lainya seperti kebiasaan makan, berpakaian,,

cara berbicara, sikap terhadap dirinya dan terhadap orang lain. Termasuk sifat-

sifat kpribadian lainnya yang semuanya itu terbentuk pada diri anak melalui

interaksinya melalui pola-pola kehidupan yang terjadi dalam keluarga.

Oleh karena itu pendidikan kehidupan dalam keluarga jangan sampai

memberikan pengalaman-pengalaman atau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan

yang tidak baik yang akan merugikan perkembangan hidup anak kelak dimasa

depan.

Anak usia sekolah dasar adalah anak yang masa perkembangan fisik

dan mentalnya berjalan cukup cepat, pertumbuhan dan perkembangan ini

sangat didukung oleh keberadaan orang tua dalam memberikan pendidikan

dan pengajaran sehingga apa yang diharapkan orang tua dari seseorang anak

dapat dicapai.

Pada masa ini anak-anak suka berkhayal, senang kepada cerita, ingin

tahu dan mulai aktif dalam hubungan sosial, mulai senang dan kadang-kadang

pergi dengan kawan-kawannya dan mulai berkurang terikat kepada

keluarganya.5

4 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara , 2006 ), Cet.VI , h.

35. 5 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 1996), Cet 23,

h. 101

Page 12: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

5

Anak-anak masa ini disebut masa usia tidak rapih karena mereka

cenderung tidak memperdulikan atau ceroboh dalam penampilan dan

kamarnya juga sangat berantakan. Dan masa ini oleh orang tua disebut dengan

masa menyulitkan karena anak-anak tidak mau lagi menuruti perintah, mereka

lebih banyak dipengaruhi/menuruti teman-temannya dari pada orang tua dan

anggota keluarga lainnya.6

Sikap keagamaan adalah suatu keadaan dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai kadar ketaatannya terhadap

agama. Sikap agamis tersebut terwujud oleh adanya konsistensi antara

kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama

sebagai unsur afektif, dan perilaku keagamaan sebagai unsur konatif. Jadi

sikap agamis merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan agama,

perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseorang.

Sikap keagamaan terbentuk oleh dua faktor yakni faktor intern dan

faktor ekstern.

a. Faktor Intern

Manusia adalah makhluk beragama (homo religius) karena manusia

sudah memiliki potensi beragama. Potensi tersebut bersumber dari faktor

intern manusia yang termuat dalam aspek kejiwaan manusia seperti naluri,

akal, perasaan maupun kehendak dan sebagainya

Pada prinsipnya manusia adalah makhluk theomorfis, karena di dalam

diri manusia terdapat sifat-sifat yang agaknya menyerupai sifat-sifat Tuhan.

Bahkan menurut Hasan langulung bahwa Tuhan memberi manusia bebrapa

potensi sesuai dengan sifat-sifat Tuhan (Asma’ul Husna) artinya–sebagai

misal–jika Allah bersifat Al-Ilmu (Maha Mengetahui) maka manusia pun

memiliki sifat-sifat tersebut. Dengan sifat tersebut manusia senantiasa

berupaya untuk mengetahui sesuatu, setelah manusia mendapat pengetahuan

akan sesuatu,7

6 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), Cet. III,

h. 154 7 Irsyad Djuwaeli, Pembaharuan Kembali Pendidikan Islam, (Ciputat: Karsa Utama

Mandiri dan PB Mathla’ul Anwar,1998), Cet I, h. 15

Page 13: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

6

Potensi dasar ini terintegrasi dalam hidup manusia dan memberikan

kekuatan moral padanya dalam rangka mewujudkan kemanusiaan sebagai

bagian janjinya kepada Tuhan

b. Faktor Ekstern

Tugas hidup manusia, oleh Allah SWT ditentukan agar beribadah

kepada-Nya. Beribadah dalam arti yang luas yaitu semua perbuatan, ucapan

dan tingkah laku manusia selama berdimensi kepada Allah SWT dan

memperoleh keridhaan-Nya8

Manusia terdorong untuk beragama karena pengaruh ekstern atau luar

dirinya. Seperti rasa takut, rasa ketergantungan ataupun rasa bersalah.

Manusia juga dilengkapi potensi berupa kesiapan untuk menerima pengaruh

luar sehingga dirinya dapat dibentuk menjadi manusia yang memiliki perilaku

keagamaan. Pengaruh itu bisa didapatkan dari lingkungan keluarga, sekolah

dan masyarakat.

Lingkungan RT 01/03 Meruyung Kecamatan Limo, Kota Depok

merupakan wilayah yang berada di pinggiran kota Jakarta. Sehingga

kebudayaan yang berasal dari luar sangat rentan terbentuk dengan sendirinya.

Akibatnya adalah orang tua harus dapat mengarahkan anaknya untuk selalu

konsisten terhadap sikap keberagamaannya.

Oleh sebab itu, lingkungan keluarga terutama orang tua sangatlah

besar pengaruhnya terhadap pembentukan sikap keberagamaan pada anak,

karena sikap orang tua atau keluarga yang acuh tidak acuh atau negatif

terhadap agama, tidak mungkin dapat menciptakan pembentukan jiwa agama

dan kepribadian anak. Menurut pengamatan penulis, kebergamaan di

lingkungan RT 01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok

tampak begitu religius pada masa-masa beberapa tahun silam. Hal tersebut

bisa dilihat dari ramainya tempat ibadah atau musollah setiap melaksankan

shalat berjama’ah terutama pada waktu shalat magrib dan isya, setelah

8 Sahilun A.Nasir, Perenan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja,

(Jakarta: Kalam Mullia,1999), h.28.

Page 14: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

7

melaksanakan shalat magrib anak-anak melanjutkan kegiatan mengaji baik

yang dilaksanakan dimusollah maupun dirumahnya masing-masing.

Akan tetapi pada saat ini, nuansa relegi itu sudah terkikis dengan

kemajuan zaman yang begitu pesat, kegiatan keagamaan begitu drastis

menurun, dahulunya musollah ramai dengan jama’ah baik orang tua maupun

anak-anak, saat ini tampak sepi, anak-anak yang biasa mengaji setelah shalat

magrib, sekarang sudah tidak lagi. Anak lebih sibuk menyaksikan tayangan

televisi dan bermain dengan teman-temanya. Bahkan dewasa ini banyak

kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh anak usia sekolah dasar, seperti

mencuri, berkelahi. Meskipun mereka bersekolah baik di sekolah yang

berbasis agama seperti Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Muhamadiyah

maupun Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), namun hal itu tidak cukup

untuk membentuk sikap keberagamaan anak yang sesuai dengan ajaran agama

Islam.

Dewasa ini, banyak orang tua yang tidak mengerti ajaran agama yang

dianutnya, bahkan banyak pula yang memandang rendah ajaran agama itu,

sehingga didikan agama itu praktis tidak pernah dilaksankan dalam banyak

keluarga.

Dengan tidak kenalnya anak akan jiwa agama yang benar, akan

lemahlah hati nuraninya (super ego), karena tidak terbentuk dari nilai-nilai

masyarakat atau agama yang diterimanya pada waktu kecil. Jika hati

nuraninya lemah, atau unsur pengontrol dalam diri anak kosong dari nilai-nilai

yang baik, maka sudah barang tentu akan mudah mereka terperosok ke dalam

kelakuan- kelakuan yang tidak baik dan menurutkan hal yang menyenagkanya

pada waktu itu saja, tanpa memikirkan akibat selanjutnya.

Dari kenyataan diatas, penulis tertarik untuk meneliti permaslahan

dengan judul “Peranan Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap

Keberagamaan Anak” (Studi Kasus di Lingkungan RT 01/03 Kelurahan

Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok)

Page 15: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

8

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dari alasan pemilihan judul ini,

penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan muncul antara lain

sebagai berikut:

1. Peranan orang tua dalam menumbuhkan sikap keberagamaan anak

2. Orang tua merupakan penanggung jawab pertama dan utama

terhadap sikap keberagamaan anak-anaknya.

3. Tidak semua orang tua memahami agama dengan baik.

4. Faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan anak

5. Masih banyak orang tua yang tidak peduli dengan sikap

keberagamaan anak.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba memberikan batasan

masalah supaya dalam pembahasan tidak terlalu melebar. Pembatasan tersebut

adalah sebagai brikut:

a. Orang tua adalah Ayah dan Ibu yang mendidik anaknya, mereka

pemimpin bagi keluarganya dan juga panutan dan cerminan bagi

anaknya yang pertama kali, sebelum anak mengenal lingkungan

sekitarnya.

b. Anak usia sekolah dasar yang dimaksud dalam tulisan ini adalah

anak yang usianya 6 sampai 12 tahun yang berada di wilayah RT

01, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok

c. Sikap Keberagamaan anak yang dimaksud adalah kemamapuan

untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kadar pengetahuan

tentang agama. yang meliputi segala kegiatan dalam rangka

mengabdi kepada Allah, seperti sholat, puasa, mengaji, dan

mengucapkan do’a dalam melakukan kegiatan.

Page 16: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

9

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang

diteliti yaitu,

1. Bagaimana peranan orang tua dalam menanamkan sikap

keberagamaan pada anak usia sekolah dasar di lingkungan RT

01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok.

2. Faktor-Faktor yang menghambat dalam menanamkan sikap

keberagamaan anak usia sekolah di lingkungan RT 01/03

Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui peranan orang tua dalam menanamkan sikap

keberagamaan pada anak usia sekolah dasar di lingkungan RT

01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok.

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor Penghambat dalam menanamkan

sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar di lingkungan RT

01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok

2. Kegunaan Penelitian

a. Agar menjadi bahan evaluasi bagi orang tua dalam menanamkan

sikap keberagamaan anaknya agar menjadi muslim yang baik

b. Supaya hasil dari penelitian yang dilakukan dapat memberikan

kontribusi kepada orang tua, khususnya yang berkaitan dengan

menanamkan sikap keberagamaan, agar nanti dapat berperan

positif untuk menanamkan sikap keberagamaan anaknya dalam

kehidupan sehari–hari.

Page 17: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

10

Page 18: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Peranan Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Keberagamaan Anak

Usia Sekolah Dasar

1. Pengertian Peranan Orang Tua

“Peranan” berasal dari kata peran berarti sesutau yang menjadi bagian

atau memegang pimpinan yang utama.1 peranan menurut levinson sebagai

mana dikutip oleh Soejono Soekanto sebagai berikut:

“Peranan adalah suatu konsep prihal apa yang dapat dilakukan individu

yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-

norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam

masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan serangkaian peraturan-

peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.”2

Menurut Biddle dan Tomas, peran adalah serangkaian rumusan yang

membatasi perilaku-prilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan

tertentu. misalnya dalam keluarga, prilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa

memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sangsi atau lain-lain. kalau

peran ibu digabungkan dengan peran ayah maka menjadi peran orang tua dan

1W.J.S Poerwadarmanita, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka,

1985), h. 735 2Soejono Sokanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), h. 238

Page 19: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

11

menjadi lebih luas sehingga prilaku-prilaku yang diharapakan juga menjadi

lebih beraneka ragam.3

Orang tua adalah pertama dan utama dalam keluarga, dikatakan

pendidik yang pertama di tempat inilah anak mendapatkan bimbingan dan

kasih sayang yang pertama kalinya. Dikatakan pendidikan utama karena

pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan anak

kelak dikemudian hari, karena perannya sangat penting maka orang tua harus

benar–benar menyadarinya sehingga mereka dapat memperankannya sebagai

mana mestinya.

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak–anak

mereka, karena dari merekalah anak mula–mula menerima pendidikan.

Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan

keluarga. 4

Sebelum membahas lebih meluas lagi terlebih dahulu penulis akan

mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian orang tua, diantaranya:

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua diartikan :

a. Ayah dan Ibu kandung,

b. Orang–orang tua atau orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli

dan sebagainya)

c. Orang–orang yang di hormati (disegani) dikampung. 5

Sedangkan dalam pengertian bahasa arab istilah orang tua dikenal

dengan sebutan al– walid.6

Adapun dalam penggunaan bahasa Inggris istilah orang tua dikenal

dengan sebutan “ parent “ yang artinya “ orang tua laki – laki atau ayah,

orang tua perempuan atau ibu “7

3Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2000), Cet. V, h. 224. 4 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. VI,h. 35. 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 627. 6 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al- Munawwir Ara Indonesia Terlengkap,

(Surabaya: Pustaka progressif, 1997), Cet. 14, h. 1580 7 Atabih Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, (Yogyakarta : Multi Karya Grafika,

2003), Cet. I, h. 593.

Page 20: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

12

Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa orang tua adalah ayah dan ibu yang merawat dan mendidik anaknya,

mereka pemimpin bagi anak dan keluarganya, juga orang tua adalah panutan

dan cerminan bagi anaknya yang pertama kali ia kenal, ia lihat dan ia tiru,

sebelum anak mengenal lingkungan sekitarnya.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua

Manusia ketika dilahirkan di dunia dalam keadaan lemah. Tanpa

pertolongan orang lain, terutama orang tuanya, ia tidak bisa berbuat banyak

dibalik keadaannya yang lemah itu ia memiliki potensi yang baik yang bersifat

jasmani maupun rohani.

Fungsi keluarga adalah bertanggung jawab menjaga dan menumbuh

kembangkan anggota-anggotanya, pemenuhan kebutuhan para anggota

keluarga sangat penting, agar mereka dapat mempertahankan kehidupannya,

yang berupa pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, papan dan kesehatan

untuk pengembangan fisik dan sosial, dan kebutuhan akan pendidikan formal,

dan non formal dalam rangka mengembangkan intelektual, sosial, mental,

emosional dan spiritual.

Anak yang lahir dari perkawinan ini adalah anak yang sah dan menjadi

hak dan tanggung jawab kedua orang tuanya untuk memelihara dan

mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Kewajiban orang tua mendidik anak ini

terus berlanjut sampai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri

Salah satu tanggung jawab orang tua terhadap anak–anaknya adalah“

mendidik mereka dengan akhlak mulia yang jauh dari kejahatan dan keliruhan,

seorang anak memerlukan pendalaman dan penanaman nilai–nilai norma dan

akhlak kedalam jiwa mereka. Sebagaimana orang tua harus terdidik dan

berjiwa suci, berakhlak mulia dan jauh dari sifat hina dan keji, maka mereka

juga dituntut menanamkan nilai–nilai mulia ini kedalam jiwa anak-anak

mereka menyucikan kalbu mereka dari kotoran “.8

8 Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak ( Panduan Lengkap Bagi Orang Tua, Guru,

dan masyarakat berdasarkan Ajaran Islam ), (Jakarta: PT Lentera Basritama, 1999), Cet.II, h. 240.

Page 21: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

13

Dalam pandangan Islam anak adalah amanat yang dibebankan oleh

Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan

memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerima,

karena manusia adalah milik Allah SWT. Mereka harus menghantarkan

anaknya untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada- Nya.

Dalam Undang–Undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 7 ayat (1) dan ( 2)

menyatakan bahwa :“Orang tua berperan serta dalam memilih satuan

pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan

anaknya dan berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anak usia

wajib belajar”.9

Jadi orang tua juga mempunyai kewajiban untuk memberi pendidikan

di luar rumah dengan cara mencari lembaga pendidikan yang lingkungannya

mendukung dan sesuai dengan kemampuan anak.

Dalam GBHN (Ketetapan MPR No. IV/ MPR/ 1978), yang berkenaan

dengan pendidikan di kemukakan antara lain : “pendidikan berlangsung

seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah

dan masyarakat, karena itu pendidikan dan tanggung jawab bersama antara

keluarga, masyarakat, dan pemerintah.”10

Menurut tim penyusun buku ilmu pendidikan Islam Dirbin Pertais

Departemen Pendidkan Agama RI bahwa tanggung jawab pendidikan Islam

yang harus dipikul oleh orang tua sekurang- kurangnya adalah sebagai berikut:

1. Memelihara dan membesarkan anak, inilah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan

dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan manusia.

2. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohani

dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan

kehidupan, dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup

dan agama yang dianutnya.

9 Undang –Undang RI No. 20, Sistem Pendidikian Nasional, (Jakarta: PT. Kloang Putra

Timur, 2003). 10 Zakiah Darajat, Ilmu…, h. 34

Page 22: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

14

3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak

memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan

seluas dan setinggi mungkin yang dicapainya.

4. Membahagiakan anak baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan

pandangan dan tujuan hidup muslim.11

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman sebagai berikut :

Artinya

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan12

Menjaga diri artinya setiap orang yang beriman harus dapat melakukan

self education, melakukan pendidikan terhadap anggota keluarganya untuk

mentaati Allah dan Rasul-Nya. Suatu hal yang mustahil dalam pandangan

Islam bila seorang yang tidah berhasil mendidik diri sendiri akan dapat

melakukan pendidikan kepada orang lain, karena itu untuk menyelamatkan

orang lain harus lebih dahulu menyelamatkan dirinya dari api neraka. Tidak

seorang pun yang tenggelam mampu menyelamatkan orang lain yang sama-

sama tenggelam.

11 Zakiah Daradjat, Ilmu…, h. 38. 12 Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemah, (Bandung: CV Jumanatul ‘ali-

ART, 2005), h. 951

Page 23: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

15

Keharusan tanggung jawab keluarga untuk menyelamatkan dirinya dan

keluarganya melalui pendidikan Islam juga telah ditegaskan dalam sabda Nabi

Muhammad SAW sebagai berikut :

قا ل ا لنبي صلى ا لله عليه و : عن ابى هريرة رضى ا لله عنه قا ل

آل مو لود يو لد على الفطرة فأ بواه يهودا نه أو يمجسا نه أو : سلم

را وا ه البخا رى( ينصرا نه Artinya

Dari Abu Hurairah ra, Ia berkata : Rasullullah SAW. Bersabda : Tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali dilahirkan atas kesucian. Dan orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, majusi, atau Nashrani 13

Pengertian fitrah dalam hadist ini adalah sikap tauhid kepada Allah

SWT sejak manusia dalam kandungan mereka telah melakukan perjanjian

dengan Allah untuk beriman dan bertauhid kepada-Nya. Orang tuanyalah yang

bertanggung jawab saat kekuatan akal pikiran manusia belum sempurna dalam

memiliki tanggung jawab untuk memelihara perjanjian ini sampai anak

mampu menemukan dirinya sendiri.

Ada beberapa aspek yang sangat diperhatikan orang tua sebagai

realisasi tanggung jawab orang tua mendidik anak diantaranya:

a. Pendidikan ibadah,

b. Pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Al-Qur’an,

c. pendidikan akhlakul karimah,

d. Pendidikan akidah Islamiah. Keempat aspek inilah yang menjadi

tiang utama dalam pendidikan”.14

Keluarga mempunyai tujuh fungsi, yaitu :

a. Fungsi biologik,

13 Ahmad Sunarto, dkk., Tarjamah Shahih Bukhari, (Semarang : CV, Asy- Syifa,

1993), jilid II, Cet. I, h. 307. 14 Muhamaad Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka

Belajar, 1996), Cet. I, h. 105.

Page 24: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

16

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, secara

biologis anak berasal dari orang tuanya.15

Fungsi bilogis keluarga berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan biologis keluarga. Dianatara kebutuhan

bilogis ini adalah kebutuhan akan keterlindungan fisik guna

melangsungkan kehidupannya, keterlindungan dari rasa lapar,

haus, kedinginan kepanasan, kelelahan, termasuk juga kebutuhan

mendapatkan keturunan dengan melahirkan anak-anak sebagai

generasi penerus

b. Fungsi afeksi,

Keluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial

yang penuh dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan

rasa aman).16

Menghadapi dan bergaul dengan anak, hendaknya

memahami dan menangkap apa yang anak rasakan serta bagaimana

persepsi anak tentang iklim dimana anak hidup. Makna kasih

sayang orang tua terhadap anak tidak tergantung dari banyaknya

hadiah yang diberikan kepadanya, melainkan lebih dari itu yakni

atas dasar seberapa jauh kasih sayang itu dipersepsi atau dihayati.

c. Fungsi sosialisasi,

Fungsi keluarga anak mempelajari pola- pola tingkah laku,

sikap, keyakinan, cita- cita dan nilai dalam masyarakat dalam

rangka perkembangan kepribadian.17

Tugas orang tua dalam mendidik anaknya tidak saja

mencakup pembangunan individu anak agar menjadi pribadi yang

mantap, akan tetapi meliputi pula upaya membantunya dan

mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Fungsi

ini akan diperkenalkan pada kehidupan sosial dan memberikan

bekal kepadanya untuk mampu hidup dalam lingkungan sosialnya.

15 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 15 16 Alisuf Sabri, Ilmu…, h. 15 17 Alisuf Sabri, Ilmu…, h. 15

Page 25: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

17

d. Fungsi pendidikan,

Keluarga sejak dahulu merupakan pendidikan dahulu

merupakan institusi pendidikan.18

Fungsi pendidikan adalah fungsi yang memberikan peran

kepada keluarga mendidik keturunan agar bisa melakukan

penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa yang akan datang.

Dalam melaksankan fungsi pendidikan ini keluarga sebagai

salah satu tri pusat pendidikan, dalam hal ini orang tua memegang

peranan utama dalam proses pembelajaran anaknya terutama pada

saat mereka belum dewasa. Kegiatan pembelajaran orang tua

antara lain, melalui pola asuh, pembiasaan dan keteladanan.

e. Fungsi rekreasi,

Keluarga merupakan tempat atau medan rekreasi bagi

anggotanya untuk memperoleh afeksi, ketenangan, dan

kegembiraan.19 Keluarga memerlukan suasana santai, akrab,

ramah, hangat diantara diantara anggota keluarga. Rekreasi ini

dapat menghindari atau mengurangi ketegangan-ketegangan yang

timbul kesibukan tugas sehari-hari.

Fungsi ini tidak harus dengan kemewahan, melainkan

melalui penciptaan suasana kehidupan yang tenang dan damai.

Fungsi rekresi ini juga dapat membawa anggota keluarga dalam

merealisasikan dirinya dalam suasana yang bebas dan nyaman

sebagai selingan dari kesibukan sehari-hari.

f. Fungsi keagamaan

Merupakan pusat pendidikan, upacara dan ibadah agama

bagi para anggotanya.20

Keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak

anak serta anggota keluarga lainnya kepada kehidupan beragama.

Tujuannya bukan saja untuk mengetahui kaidah-kaidah agama,

18 Alisuf Sabri, Ilmu…, h. 15 19 Alisuf Sabri, Ilmu…, h. 16 20 Alisuf Sabri, Ilmu…, h. 16

Page 26: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

18

melainkan untuk menjadi insan yang beragama, sebagai hamba

yang sadar akan kedudukannya sebagai makhluk yang diciptakan

secara sempurna dan dilimpakan rahmat tanpa henti sehingga

menggugahnya untuk mengisi dan mengarahkan hidupnya untuk

mengabdi kepada AllahSWT dan menuju keridha-Nya.

g. Fungsi perlindungan,

Keluarga berfungsi memelihara, merawat dan melindungi si

anak baik fisik maupun sosialnya.21

Fungsi ini melindungi anak dari ketidakmampuannya

bergaul dengan lingkungan pergaulannya, melindungi dari

pengaruh yang tidak baik yang mungkin mengancam, artinya agar

anak merasa terlindungi atau merasa aman. Fungsi ini juga untuk

menangkal pengaruh kehidupan pada saat sekarang dan masa yang

akan dating.

Ketujuh fungsi keluarga tersebut sangat besar perannya bagi kehidupan

dan perkembangan kepribadian si anak. Oleh karena itu harus diupayakan oleh

para orang tua sebagai realisasi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang

pendidik primer.

3. Pengertian Sikap Keberagamaan

Sebelum sampai pada pengertian sikap keberagamaan terlebih dahulu

ada baiknya penulis akan menguraikan tentang pengertian sikap dan

pengertian keberagamaan yang merupakan kata dasar dari agama.

Menurut bahasa (etimologi), sikap adalah “Perbuatan dan sebagainya

yang berdasarkan pada pendirian, pendapat atau keyakinan”.22 sikap atau

dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Ngalim Purwanto adalah

“Perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu

rangsangan atau stimulus”.23

21 Alisuf Sabri, Ilmu…, h. 16. 22 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus…, h. 499. 23 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995),

Cet. Ke-103, h. 141.

Page 27: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

19

Tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu

perangsang. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang ada pada individu

masing-masing seperti adanya perbedaan dalam bakat, minat, pengalaman,

pengetahuan, intensitas perasaan, dan juga situasi lingkungan.

Sumber lain mengatakan bahwa sikap adalah “suatu kecenderungan

yang menentukan atau suatu kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk

bertingkah laku yang ditujukan kearah suatu objek khusus dengan cara

tertentu, baik objek itu berupa orang, kelembagaan ataupun masalah bahkan

berupa dirinya sendiri.24 Sikap merupakan penentu yang penting dalam

tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan 2

alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut atau

melaksanakannya atau menjauhi/menghindari sesuatu.

Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap

tanpa objek. Hal ini sesuai dengan pengertian sikap yang dikemukakan oleh

Sarlito Wirawan Sarwono bahwa sikap adalah kesiapan seseorang pada untuk

bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.25

Jadi, sikap merupakan kesiapan merespon yang sifatnya positif atau

negatif terhadap obyek atau situasi secara konsisten. Apabila individu

memiliki sikap yang positif terhadap obyek ia akan siap membantu,

memperhatikan, berbuat sesuatu yang menguntungkan obyek itu. Sebaliknya

bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap suatu obyek, maka ia akan

mengecam, mencela, menyerang bahkan membinasakan obyek itu.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa sikap merupakan kesediaan

bertindak atau bertingkah laku seseorang individu yang berdasarkan pendirian

dan pendapat terhadap suatu hal atau objek tertentu . tidak ada satu sikappun

yang tanpa objek. Misalnya: sikap seseorang muslim terhadap daging babi

yang dianggapnya sebagai makanan yang haram dan kotor. Dengan demikian

sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah laku.

24 Arifin, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 104. 25Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,

1982), Cet. II, h 103.

Page 28: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

20

Sejumlah perbedaan perbedaan tingkah laku dapat merupakan pencerminan

atau manifestasi dari sikap yang sama.

Yang dimaksud dengan keagamaan atau religi adalah kepercayaan

terhadap suatu Zat yang mengatur dalam semesta ini26

Agama sebagai bentuk keyakinan, karena agama menyangkut masalah

yang berhubungan dengan batin manusia. memang sulit diukur secara tepat

dan terperinci. Hal ini pula yang membuat para ahli kesulitan dalam

memberikan definisi yang tepat tentang agama. definisi agama yang diberikan

oleh bebrapa penulis tampaknya belum memuaskan. Bahkan sampai pada

sebuah kesimpulan, bahwa usaha untuk mendefinisikan agama tidak ada

gunanya.

Berikut ini penulis mencoba untuk membeberkan definisi agama dari

beberapa ahli

Agama menurut Harun Nasution adalah ikatan. agama memang

mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. ikatan ini

mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari.

ikatan itu berasal dari dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. satu

kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indara.27

Prof Muzayyin Arifin dalam bukunya “Pedoman pelaksanaan

bimbingan dan penyuluhan Agama”, mengatakan:

”Dari aspek subjektif (pribadi manusia), agama mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia yang dijiwa oleh nilai-nilai keagamaan yang berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan tingakah laku tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya dan pola hubungan antara manusia dengan masyarakat serta alam sekitar”.28 Dari beberapa definisi agama yang telah dipaparkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa secara garis besar agama adalah tuntunan Tuhan untuk

diikuti, dipatuhi dan diamalkan oleh manusia untuk memperoleh kebahagian

26 Panut Panuju, Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), Cet. I, h. 112 27Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

Cet. 7, h, 10 28 Muzzayin Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama,

(Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1991), Cet. II, h. 1

Page 29: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

21

di dunia dan akhirat. Sedangkan kata agamis itu sendiri maksudnya adalah

“sifat-sifat yang terdapat dalam agama, dapat juga dikatakan segala sesuatu

mengenai agama.

Jadi yang dimaksud dengan menanamkan sikap keagamaan adalah

memasukan sesuatu dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

bertingkah laku sesuai kadar ketaatannya terhadap agama. Sikap agamis

tersebut terwujud oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama

sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur afektif, dan

perilaku keagamaan sebagai unsur konatif. Jadi sikap agamis merupakan

integrasi secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan agama serta

tindak keagamaan dalam diri seseorang.

4. Tugas Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Keberagamaan Anak

Usia Sekolah Dasar

Menurut kamus bahasa Indonesia, menanamkan adalah menanam

sesuatu atau menaburkan paham ajaran, memasukan, membangkitkan, atau

memelihara (perasaan, cinta kasih, semagat dan sebagainya)29

Keluarga adalah sesuatu lembaga atau unit terkecil dalam masyarakat

yang menjunjung harkat kemanusiaan, terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak

atau saudara kandung, berfungsi bertanggung jawab menjaga dan menumbuh

kembangkan anggota-anggotanya mereka bertindak dan bertanggung jawab

untuk mencapai kebahagiaan. Di dalam keluargalah pusat pendidikan awal

anak pada tahun-tahun formatifnya, serta di dalam keluarga pula adanya ikatan

lahir batin yang kuat. Maka keluarga berkewajiban untuk menanamkan sikap

keberagamaan anak sejak dini.

Pendidikan dimulai sejak anak dilahirkan. Bahkan pada tahun–tahun

pertama sangat penting, dan sangat tepat apabila disebut sebagai tahun–tahun

yang menentukan kehidupannya. Sayangnya, orang tua banyak mengabaikan

pentingnya masa kanak–kanak meskipun masa ini sangat penting. Karena,

pada umur ini anak–anak berada dalam keadaan bersih. Banyak orang tua

29 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), Cet. III, Edisi III, h. 1134.

Page 30: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

22

berpendapat bahwa anak–anak tidaklah memahami atau belajar sesuatu

sehingga mereka dengan sembarangan mengucapkan kata–kata yang kotor,

bahasa yang kasar, dan mencaci maki di depan anak. Sesungguhnya, semua itu

terukir di dalam hati dan pikiran anak.30

Pada umunmya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,

pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya, seseorang

yang pada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan didikan agama, maka

pada masa dewasanya nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam

kehidupannya. Lain halnya orang yang diwaktu kecil mempunyai

pengalaman-pengalaman agama, mislanya ibu bapaknya orang yang tahu

agama, lingkungan social dan kawan-kawanya juga hidup menjalankan

agama, ditambah pula dengan pendidikan agama, secara sengaja dirumah,

sekolah dan masyarakat. Maka orang itu akan dengan sendirinya mempunyai

kecenderungan kepada hidup dalam aturan-aturan agama, terbiasa

menjalankan ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agama dan dapat

merasakan betapa nikmatnya hidup beragama.

Agama yang ditanamkan sejak kecil kepada anak–anak sehingga

merupakan bagiaan dari unsur–unsur kepribadiannya, akan cepat bertindak

menjadi pengendali dalam menghadapi segala keinginan–keinginan dan

dorongan–dorongan yang timbul karena keyakinan terhadap agama yang

menjadi bagian dari kepribadian itu, akan mengatur sikap dan tingkah laku

seseorang secara otomatis dari dalam. Ia tidak mau mengambil hak orang atau

menyelewengkan sesuatu, bukan ia takut karena ia takut akan kemungkinan

ketahuan dan hukuman pemerintah atau masyarakat, akan tetapi ia takut akan

kemarahan dan kehilangan ridho Allah. Jika ia menjadi seorang ibu atau

bapak di rumah tangga, ia merasa terdorong untuk membesarkan anak-

anaknya dengan pendidikan dan asuhan yang diridhoi oleh Allah. Ia tidak

30 Maulana Musa Ahmad Olgar, Tips Mendidik Anak bagi Orag Tua Muslim,

(Yogyakarta: Citra Media, 2006 ) Cet. I, h. 101

Page 31: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

23

akan membiarkan anak–anak melakukan perbuatan–perbuatan yang

melanggar hukum dan susila.31

Orang tua yang mentaati agama, dapat memberikan bimbingan hidup

yang sekecil–kecilnya sampai kepada yang sebasar–besarnya, mulai dari hidup

pribadi sampai sukses dalam membina kehidupan awal dari rumah tangganya

dan memiliki segala yang diinginkannya, oleh karena itu hendaknya benar–

benar harus dijaga ketaatan beragama yang sudah dimiliki semasa hidupnya,

tetapi akan sebaliknya jika orang tua yang tidak memiliki ketaatan beragama,

akan bencana kepada pribadinya bahkan kepada rumah tanggahnya.

Dapat disaksikan betapa besar perbedaan antara orang beriman yang

hidup menjalankan agamanya, dengan orang yang tidak beragama atau acuh

tak acuh kepada agamanya. Pada wajah orang yang hidup beragama terlihat

ketentraman batin, sikapnya selalu tenang. Mereka tidak merasa gelisah atau

cemas, kelakuan dan perbuatannya tidak ada yang akan menyengsarakan atau

menyusahkan orang lain, lain halnya dengan orang yang hidupnya terlepas

dari ikatan agama. Mereka biasanya mudah terganggu oleh kegonjangan.

Perhatiannya tertuju kepada diri dan golongannya tingkah laku dan sopan

santun dalam hidup, biasanya diukur atau dikendalikan oleh kesenagan –

kesenagan lahiriyah.dalam keadaan senang, dimana segala sesuatu berjalan

lancar dan menguntungkannya, seorang yang tidak beragama akan terlihat

gembira, senang dan bahkan mungkin lupa daratan. Tetapi apabila ada bahaya

yang mengancam, kehidupan susah, banyak problem yang harus dihadapinya,

maka kepanikan dan kebingungan akan menguasai jiwanya, bahwa akan

memuncak sampai kepada terganggu kesehatan jiwa.32

Dalam dunia modern, orang kelihatannya kurang mengindahkan

agama. Anak–anak dibesarkan dan menjadi dewasa, tanpa mengenal

pendidikan agama, terutama pendidikan agama dalam rumah tangga. Orang

tua banyak yang menumpahkan perhatiannya kepada pengetahuan umum,

tetapi sedikit sekali terhadap pengetahuan agama. Mereka tidak menyadari

31 Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 2001), Cet, III, h. 49.

32 Zakiah Daradjat, Peranan Agama…, h. 50.

Page 32: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

24

bahwa apabila keyakinan beragama itu telah menjadi bagian integral dari

kepribadian seseorang, maka keyakinannya itulah yang mengawasi segala

tindakan, perkataan bahkan perasaannya. Jika terjadi tarikan orang kepada

sesuatu yang tampaknya menyenangkan dan menggembirakan, maka

keimanannya cepat bertindak meneliti apakah hal tersebut boleh atau terlarang

oleh agamanya. Andai kata termasuk hal–hal yang terlarang, betapapun

tarikan luar itu, tidak akan diindahkan karena ia takut melaksanakan yang

terlarang oleh agama.

Orang tua merupakan pendidikan yang pertama kali bagi anak, oleh

sebab itu orang tua yang harus bisa mendidik anaknya dengan sebenar–

benarnya. Agama sangat pengaruh bagi orang tua tersebut, apabila orang tua

tersebut tidak bisa memahami tentang agama tersebut yang dianutnya. Maka

anaknya pun tidak bisa memahami ajaran agama tersebut, dikarenakan orang

tuanyalah yang tidak bisa mendidik anaknya dengan selayaknya, bahwa

agama sangat perlu dalam kehidupan manusia, baik bagi orang tua maupun

bagi anak– anaknya.

Sigmund Freud dengan konsep Father Image (citra kebapaan)

menyatakan bahwa perkembangan jiwa keagamaan anak dipengaruhi oleh

citra anak kepada bapaknya. Jika seorang bapak menunjukkan sikap dan

tingkah laku yang baik, maka anak akan cenderung mengidentifikasikan sikap

dan tingkah laku sang bapak pada dirinya. Demikian pula sebaliknya, jika

bapak menampilkan sikap buruk akan ikut berpengaruh terhadap pembentukan

kepribadian anak.33

Pengaruh kedua orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan

anak dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Oleh karena itu, sebagai

intervensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut, kedua orang tua

diberikan beban tanggung jawab. Ada semacam rangkaian ketentuan yang

dianjurkan kepada orang tua, yaitu mengazankan ketelinga bayi yang baru

lahir, mengakikah, memberi nama yang baik, mengajarkan membaca Alquran,

33 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 ), Edisi

Revisi, h. 272.

Page 33: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

25

membiasakan shalat serta bimbingan lainnya yang sejalan dengan perintah

agama. Orang tua dinilai sebagai faktor yang paling dominan dalam

meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan 34

Dari uraian diatas telah jelas bahwasannya orang tua sebagai pendidik

agama dalam memberikan contoh yang baik dan teladan dalam agama kepada

anaknya. Sebagai yang dicontohkan mereka harus menyediakan suasana

rumah tangga yang saleh, penuh dengan perangsang – perangsang budaya dan

perasaan kemanusiaan yang mulia, bebas dari kerisauan, pertentangan dan

pertarungan keluarga soal pendidikan anak hendaknya orang tua

memperkenalkan anak dengan agamanya melalui pengajaran dan bimbingan,

agar kelak dewasa anak selalu konsisten dengan apa yang didapatkan dari

pendidikan yang dialakukan di dalam keluarga.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya selalu mengucapkan kata–kata

yang baik dan membicarakan hal–hal yang baik di depan anak. Orang tua

hendaknya selalu mencurahkan perhatiannya terutama kepada masalah–

masalah keIslaman. Apabila aqidah Islam dibicarakan siang dan malam dan

kapan saja ada kesempatan didepan anak, maka aqidah Islam akan terukir ke

dalam jiwanya yang masih murni sehingga aqidah Islam tidak akan terhapus

dari jiwanya bahkan hingga anak mencapai usia lanjut.35

Orang tua harus bisa memahami fungsi kependidikan Islam yang

menekankan pada pendidikan yang bersifat individual, yaitu dalam bentuk

pengarahan, pembiasaan dan pelatihan agar anak-anak Mampu mewujudkan

dalam dirinya prilaku atau akhlak mulia dan memelihara jalur komunikasi

harmonis dengan masyarakat dan lingkunganya. 36

Menurut Zakiah Daradjat yang dikutif oleh tim dosen fakultas tarbiyah

IAIN Sunan Ampel Malang, Pendidikan agama Islam dalam lingkungan

keluarga, adalah pendidikan yang berjiwa agama , terutama bagi anak–anak

yang masih dalam fase pendidikan pasif, ketika pertumbuhan kecerdasannya

34 Jalaluddin, Psikologi Agama…, h. 272 35 Maulana Musa Ahmad Olgar, Tips Mendidik …, h. 102. 36 Tim Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Malang, Dasar – Dasar Kependidikan Islam,

(Syrabaya: Karya Aditama, 1996), Cet. I, h. 65

Page 34: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

26

masih kurang. Untuk itu penting diketahui bahwa orang tua : “ orang tua harus

memberikan contoh didalam hidupnya, misalnya kebiasaan mengerjakan

shalat, berdo’a membaca al–qur’an, disamping orang tua itu harus mengajak

meneladani sikap–sikap yang baik dan terpuji. Demikian pula menanamkan

sikap jujur, serta menghargai waktu, disiplin, senang membaca, cinta kerja,

cinta ilmu pengetahuan, dan menghargai orang lain.” Pendidikan dalam

lingkungan keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap prilaku anak kelak

dikemudian hari, sebab baik buruknya prilaku seseorang disekolah atau

masyarakat sangat ditentukan oleh pendidikan yang diperolehnya pada waktu

kecil di dalam lingkungan keluarga. Sebab itu tanggung jawab keluarga

memiliki peranan yang sangat penting.37

Jika dalam diri anak sejak usia sekolah dasar sudah tertanam sikap

keberagamaan yang kuat, sangatlah berbahagia bagi orang tua karena mereka

tidak perlu khawatir melepas anak-anaknya dizaman modern ini, walau

banyak pergaulan yang dilakukan oleh anak, akan tetapi pelaksanaan ajaran

agama tidak mereka tinggalkan. Semakin mereka tumbuh besar dan dewasa

maka semakin kokoh dan kuat rasa keberagamaan mereka sebagai

manesfestasi dari penghayatan mereka akan kebenaran menjalankan ajaran

agamanya.

Oleh karena itu, Keluarga terutama orang tua, sebaiknya tetap

memberikan bimbingan dan menjadi contoh atau suritauladan bagi anak-

anaknya. Bagaimanapun juga suritauladan dan bimbingan keagamaan tersebut

sangatlah dibutuhkan untuk perkembangan sikap keagamaan anak.

Keteladanan orang tua merupakan hal yang paling penting dalam

mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Hal ini

dikarenakan keteladanan merupakan contoh yang terbaik dalam pandangan

anak yang akan ditirunya dalam tindak tanduknya, dan tata santunnya.

37 Tim Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Malang, Dasar – Dasar…., h 201

Page 35: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

27

B. Anak Usia Sekolah Dasar

1. Pengertian Anak Sekolah Dasar

Setelah masa prasekolah berakhir, maka tibalah masa sekolah yang

disebut juga masa intelektual. Anak-anak itu matang atau siap bersekolah

apabila ia sudah sampai pada tingkat ketangkasan dalam gerak-geriknya, yaitu

sudah mempunyai pandangan hidup yang ringkas, yang tidak lagi dipengaruhi

oleh perbuatan egosentris dalam alam fantasinya.

Hal ini dapat dinyatakan dengan sikap mau menerima suatu kewajiban

yang dibebankan oleh orang lain kepadanya, dan adanya kesanggupan

menyelesaikan kewajiaban itu sebaik-baiknya sekalipun tugas itu tidak

disukainya atau memberatkan kepadanya. Anak yang demikian itu biasanya

anak yang berusia 6 atau 7 tahun.

Anak-anak masa ini disebut juga usia tidak rapih, karena mereka

cenderung tidak memperdulikan atau ceroboh dalam penampilan. Di masa ini

juga anak sering kali tidak mengindahkan perkataan atau perintah dari orang

tuanya. Mereka lebih memperdulikan kelompok bermainnya. Oleh karena itu

masa ini sering disebut masa sulit oleh sebagian orang tua.38

Pengalaman pertama yang sangat berat bagi si anak adalah ketika anak

mulai belajar hidup berdisiplin di sekolah, mulai duduk tenang pada jam-jam

tertentu, harus patuh kepada peraturan dan lain sebagainya. Bagi anak yang

biasanya dapat perhatian yang cukup atau lebih di rumah, maka pengalaman

sekolah baginya adalah pengalaman yang tidak menyenangkan.39

Untuk itu sebagai orang tua dituntut untuk dapat menumbuhkan dan

mendorong agar kepercayaan dirinya dapat terbangun. Sehingga dapat

menentramkan keadaan meraka yang sedang kalut dengan pengalaman

barunya.

38 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1993), Cet. I, h. 155 39 Zakiah Dardjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001),Cet. 23, h.

96

Page 36: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

28

Anak-anak pada usia ini, sering disebut “usia penyesuaian diri” kerena

anak-anak pada masa ini ingin menyesuaikan diri dengan standar yang

disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara dan prilaku lainnya.

Demikian pentingnya penyesuain ini dirasakan anak, sehingga apabila ia tidak

mampu dalam penyesuaian ini ia akan menjadi anak yang terisolir,

menyisihkan diri dan hidupnya tidak bahagia, merasa tidak berarti

dibandingkan dengan teman anak-anak lainnya yang popular.40

Pada umur kurang lebih 12 tahun, masa anak-anak sudah berakhir

baginya. Tenaga, badannya sudah cukup berkembang, telah banyak

pengetahuan dan sudah banyak berfikir secara logis dan telah bisa menguasai

hawa nafsunya dalam beberapa hal. Ia tidak menghendaki dirinya lebih dari

kemampuannya dan biasanya merasa senang dengan kehidupannya. Demikian

anak yang berusia 12 tahun menjadi anak yang tenang dan berkeseimbangan

tetapi itu tidak lama karena akan timbul kegelisahan sebagai tanda krisis baru

dalam perkembangannya.

2. Fase Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Usia anak sekolah dasar, bukan lagi seperti anak-anak yang mau di

timang-timang dan di perlakukn seperti anak balita. Karena sekarang mereka

telah mengalami perkembangan di berbagai macam aspek, antara lain :

1. Perkembangan Intelektual.

Pada umumnya anak-anak pada umur 6 tahun telah masuk sekolah

Dasar. Anak-anak pada umur antara 6-12 tahun ini, berbeda dengan anak-anak

dibawah umur enam tahun. Anak-anak pada umur 6-12 tahun, ditandai dengan

dengan perkembanagn kecerdasan cepat. Kira –kira umur tujuh tahun

pemikiran logis terus tumbuh dan berkembang dengan cepat ampai umur 12

tahu, dimana si anak telah mampu memahami hal yang abstrak.41

Pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi

rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut

kemampuan intelaktual atau kemampuan kognitif (seperti : membaca, menulis

40 Alisuf Sabri, Pengantar …, h. 156 41 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta: CV

Ruhama, 1993), Cet. I, h. 79

Page 37: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

29

dan menghitung). Sebelum masa ini yaitu masa pra sekolah daya pikir anak

masih bersifat imajinatif, berangan-angan (berhayal) sedangkan pada usia SD

daya fikirnya sudah berkembang kepada cara berfikir konkrit dan rasional

(dapat diterima akal) walau sifatnya masih sangat sederhana. Priode ini

ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu

mengklasifikasikan (mengelompokan), menyusun, atau mengasosiasikan

(menghubung atau menghitung angka-angka atau bilangan). Kemampuan

yang berkaitan dengan perhitungan (angka) seperti menambah, mengurangi,

mengalikan dan membagi. Disamping itu, pada akhir masa ini anak sudah

memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhan.

2. Perkembangan Bahasa

Bahasa adalah berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini

tercakum semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasan

dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan

menggunakan kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar atau lukisan.

Dengan bahasa, semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia,

alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama.

3. Perkembangan Sosial

Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapian kematangan dalam

hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk

menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral(agama).

Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya

perluasan hubungan, disamping dengan keluarga juga dimulai membentuk

ikatan baru dengan teman sebaya. Teman sekelas, sehingga ruang gerak

hubungan sosialnya telah bertambah luas.

Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri

sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau

sosiosentris (mau memperlihatikan kepentingan orang lain). Anak dapat

berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya. Dan bertambah kuat

keinginannya untuk di terima menjadi anggota kelompok, dia merasa tidak

senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya.

Page 38: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

30

Karena pengaruh teman sangat besar, maka orang tua dan guru

hendaknya membantu anak dalam memilih teman yang baik. Ukuran baik dan

buruk supaya diambilkan dari nilai-nilai absolut yang tidak pernah berubah

karena keadaan, zaman dan tempat.42

Oleh karena itu dituntut kerja sama yang baik antara keluarga , sekolah

dan masyarakat lingkungan dalam mendukung dalam menciptakan suasana

yang baik agar tujun dari hidup ono bisa tercapai.

4. Perkembangan Emosi

Menginjak usia sekolah dasar, anak mulai menyadari bahwa

pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima dalam masyarakat. Oleh

karena itu, dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi

emosinya. Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan

dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua

dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila anak

dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil,

maka perkembnagn keluarga cenderung stabil. Akan tetapi, apabila kebiasaan

orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil dan kurang control

(seperti, melampiaskan kemarahan dengan sikap agresif, mudah mengeluh

kecewa atau pesimis dalam menghadapi masalah), maka perkembangn emosi

anak cenderung kurang stabil.

Untuk itu seyogyanya orang tua senantiasa menciptakan suasana yang

tenang, tentram dengan kasih sayang. Walaupun masalah tidak dapat

dielakkan dari kehidupan ini, namun penyelesaiannya haruslah dengan sikap

yang tenang dan mencari solusinya dengan kepala dingin.

5. Perkembangan Moral

Moral adalah realisasi dari kepribadian (mental) pada umumnya,

bukanlah hasil pekerjaan pikiran semata. Berapa banyaknya orang, yang tahu

bahwa yang dikatakan atau dilakukannya sebenarnya tidak dapat diterima oleh

akalnya sendiri, tetapi ia masih tidak sanggup mengatasinya.43

42 Zakiah Daradjat, Pendidikan…, h 87 43 Zakiah Daradjat , Membina…, h. 58

Page 39: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

31

Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar salah atau baik-

buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada umumnya, mungkin anak

tidak mengerti konsep moral ini, tetapi lambat laun anak akan memahaminya.

Usaha menenamkan konsep moral sejak usia dini (prasekolah) merupakan hal

yang seharusnya dilakukan, karena informasi yang diterima anak mengenali

benar-salah atau baik-buruk akan menjadi pedoman pada tingkah lakunya

dikemudian hari.

Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengikuti pertautan atau

tuntutan dari orang tua dan lingkungan sosilnya. Pada akhir usia ini, anak

sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Disamping itu

anak sudah dapat mengasosiasikan setiap bentuk prilaku dengan konsep benar-

salah atau baik-buruk. Misalnya, dia memandang atau menilai bahwa

perbuatan nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada orang tua merupakan

suatu yang salah atau buruk. Sedangkan perbuatan jujur, adil, dan bersikap

hormat kepada orang tua dan guru merupakan suatu yang benar/baik.

3. Perkembangan Keagamaan Anak Usia Sekolah Dasar

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sebenarnya potensi agama sudah ada

di setiap manusia sejak dilahirkan. Potensi ini berupa dorongan untuk

mengabdi kepada sang pencipta. Dalam terminology Islam dorongan ini

dikenal dengan hidayat al-diniyat, berupa benih-benih keagamaan yang

dianugrahkan Tuhan kepada manusia. Dengan adanya potensi bawaan ini

manusia pada hakekatnya adalah makhluk beragama.44

Keberagamaan merupakan faktor bawaan manusia apakah nantinya

setelah dewasa seseorang akan menjadi sosok penganut agama yang taat,

sepenuhnya tergantung dari pembinaan nilai-nilai agama oleh kedua orang

tuanya. Keluarga merupakan pendidikan dasar bagi anak-anak, sedangkan

lembaga pendidikan sebagai pelanjut dari pendidikan rumah tangga. Dalam

kaitan dengan kepentingan ini pula terlihat peran strategis dan peran sentral

keluarga dalam meletakan dasar-dasar keberagamaan

44 Jalaludin, Psikologi Agama…, h. 69

Page 40: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

32

Keberagamaan anak pada masa sekolah adalah sungguh-sungguh,

namun belum dengan pikirannya, ia menangkapnya dengan emosi, karena ia

belum mampu berpikir logis. Kemampuan berpikir logisnya baru mulai

tumbuh, namun tetap terkait kepada fakta yang dapat dijangkau dengan panca

indranya. Anak menyangka bahwa penampilan rumah ibadah, menunjukan

kuwalitas agama yang memiliki tempat ibadah tersebut. Anak akan sangat

bangga dengan agama Islam apabila masjid atau mushala yang pernah

dilihatnya bersih, indah dan mempesona. Yang paling menarik bagi anak

dalam beragama adalah upacara keagamaan dengan pakaian seragam dan

segala atributnya, terlebih apabila ia ikut serta dengan orang dewasa dalam

kegiatan tersebut. Anak yang sering ikut ke masjid dengan bapaknya waktu

shalat jum’at, dimana ia juga memakai peci merasa kagum, senang dan

bahagia melihat dan ikut serta dengan seluruh jamah waktu berdiri bershaf-

shaf melaksanakan shalat.

Saat anak meninjak usia 7 tahun, secara fisik mereka dibiasakan

mengerjakan sholat (pembiasaan), kemudian setelah mencapai 10 tahun,

perintah untuk melaksankan shalat secara rutin dan tepat waktu

diperketat(disiplin). Pada jenjang usia ini anak-anak juga diperkenalkan

kepada nilai-nilai ajarannya, diajarkan membaca al-qur’an, sunah rasul,

maupun cerita-cerita yang bernilai pendidikan.45

Menurut Zakiah Darajat memperkenalkan sifat-sifat Allah kepada

anak-anak pada umur ini hendaknya memilih sifat-sifat Allah yang

menyenangkan baginya, seperti Allah maha pengasih, penyayang, penolong,

pelindung dan sebagainya. Sifat-sifat Allah yang menakutkan seperti

menghukum, mengazab memasukan ke neraka dan sebagainya, janganlah

diperkenalkan pada anak usia sekolah dasar. Karena sifat-sifat yang

menimbulkan rasa takut kepada Allah dapat menyebabkan anak-anak

45 Jalaludi, Psikologi Agama…, h. 70

Page 41: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

33

menjauhi dan menakuti-Nya, selanjutnya anak tidak berani mendekatkan diri

kepada Allah SWT.46

Untuk itu pendidikan keagamaan pada masa ini dilakukan dengan

penuh kesabaraan, dan jangan sekali kali memaksakan kehendak kepada anak.

Cara yang paling tepat adalah pambinaan, latihan, serta suri teladan dari orang

tua. Oleh karena itu sejak dini telah diupayakan terbentuknya kebiasaan-

kebiasaan yang baik, sehingga fitrah untuk mengenal Allah serta pengabdian

kepadanya akan senantiasa kokoh hingga anak tumbuh dewasa.

C. Kerangka Berfikir

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak, karena

dalam keluarga inilah ia pertama kali mendapat pendidikan dan bimbingan.

Keluarga juga adalah lembaga pendidikan utama, karena sebagaian besar dari

kehidupannya berada dalam keluarga, dan materi pendidikan yang paling

banyak diterimanya adalah dalam keluarga.

Di dalam keluarga ada aturan norma yang tidak tertulis namun ditaati

oleh semua anggotanya melalui contoh, tauladan dan kasih sayang. Kewajiban

utama keluarga dalam pendidikan anak adalah meletakan dasar pendidikan

akhlak dan pandangan hidup beragama. Untuk itu orang tua dituntut agar

dapat memberikan pendidikan agama. Sehingga dapat membentuk sikap

keberagamaan yang kuat bagi anak-anaknya, sebagai bekal keberagamaan

mereka di masa yang akan dating.

Keberagamaan anak pada usia sekolah dasar adalah sungguh-sungguh,

namun belum dengan pikirannya, ia menangkapnya dengan emosi, karena ia

belum mampu berpikir logis. Kemampuan berpikir logisnya baru mulai

tumbuh, namun tetap terkait kepada fakta yang dapat dijangkau dengan panca

indranya. Anak menyangka bahwa penampilan rumah ibadah, menunjukan

kuwalitas agama yang memiliki tempat ibadah tersebut. Anak akan sangat

bangga dengan agama Islam apabila masjid atau mushala yang pernah

46 Ramayulius dkk., Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam

Mulia,1987), h131

Page 42: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

34

dilihatnya bersih, indah dan mempesona. Yang paling menarik bagi anak

dalam beragama adalah upacara keagamaan dengan pakaian seragam dan

segala atributnya, terlebih apabila ia ikut serta dengan orang dewasa dalam

kegiatan tersebut. Anak yang sering ikut ke masjid dengan bapaknya waktu

shalat jum’at, dimana ia juga memakai peci merasa kagum, senang dan

bahagia melihat dan ikut serta dengan seluruh jamah waktu berdiri bershaf-

shaf melaksanakan shalat.

Oleh kerena itu, jika peranan orang tua dalam menanamkan sikap

keberagamaan anak usia sekolah dasar dapat dilakukan dengan baik, maka

sikap keberagamaan akan tertanam dengan baik pula pada diri anak tersebut.

Sedangkan jika peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan

anak tidak dilakukan dengan baik, maka hal tersebut berakibat pada sikap

keberagamaan anak tidak akan terbentuk dan bahkan dapat menghilangkan

keyakinan mereka kepada Allah SWT.

Page 43: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai masalah dan ha-hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian,

metode penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, instrument

penelitian.

A. Tempat Penelitian Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat yang dijadikan obyek penelitian adalah wilayah RT 01/03

Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret sampai 12 April

2010

B. Metode Penelitian

Untuk memudahkan pengumpulan data, fakta dan informasi yang lebih

obyektif dan akurat mengenai bagaimana peranan orang tua dalam

menanamkan sikap keberagamaan anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi

sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar, penulis menggunakan metode

“Deskriftif Analisis” melalui penelitian lapanngan (Field Reseach) dan

penelitian kepustakaan (Library Reseach).

1. Jenis penelitian lapangan dimaksud agar dapat diperoleh fakta, data dan

informasi yang lebih obyektif dan akurat mengenai peranan orang tua

35

Page 44: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar dan

faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan anak usia sekolah

dasar di lingkungan RT 01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo

Kota Depok

2. Penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan mempelajari atau

menelaah dan mengkaji buku yang erat kaitannya dengan masalah yang

akan dibahas yaitu : peranan orang tua dalam menanamkan sikap

keberagamaan anak usia sekolah dasar dan faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar di lingkungan

RT 01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok

C. Populasi dan Sampel

1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.1 Populasi dalam

penelitian ini populasinya adalah seluruh keluarga yang bertempat tinggal di

Rt01/03 kelurahan meruyung yang berjumlah 125 kepala keluarga, yang

keseluruhannya berjumlah 502 orang. Dan dari sekian banyak populasi hanya

terdapat 40 keluarga yang memiliki anak yang usia 7-12 tahun.

2. Sampel

Sample adalah sebagian atau wakil yang diambil dari populasi.2 Karena

populasinya berjumlah berjumlah 125 kepala keluarga dan 40 kepala keluarga

yang memiliki anak usia 7-12 tahun, maka penulis mengambil sample 40

kepala keluarga yang memilki anak usia 7-12 tahun dengan perincian 22 anak

laki-laki dan 17 anak perempuan.

Penulis memilih anak usia 7-12 tahun sebagai sampel adalah karena anak

pada usia ini mempunyai kecenderungan meniru apa-apa yang dilihat dan

dirasakan. Teknik yang penulis gunakan adalah teknik total sampling.

1Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rinike

Cipta,1998), cet Ke 11, hal 55 2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek..., h. 56

36

Page 45: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

D. InstrumenPenelitian

Instrument penelitian ini dalam bentuk non tes yaitu menggunakan

angket. Angket ini dalam bentuk questioner yang diperuntukan orang tua,

untuk mendapatkan informasi menegenai peranana orang tua dalam

menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar di lingkungan RT

01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok.

Tabel I

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tentang Peranan Orang Tua

Dalam Menanamkan Sikap Keberagamaan

No Variabel Dimensi Indikator Item soal

1

Peranan Orang

Tua

a. Upaya orang

tua

• Menanamkan

ajaran agama

kepada anak

• Memberikan

nasehat yang baik

kepada anak

• Mengajarkan anak

tata cara shalat

• Mengajarkan anak

membaca al-

Quran

• Memberikan

pujian atau hadiah

bagi anak yang

rajin melaksankan

ibadah

1

2

3

4

5

37

Page 46: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

b. Keteladanana

• Mengikut

sertakan anak

pada TPA

• Menegur anak

yang malas

mengerjakan

ibadah

• Menegur anak

yang tidak sopan

terhadap orang

lain

• Mengajak anak

untuk ikut serta

dalam kegiatan

hari besar Islam

• Memberikan suri

tauladan dalam

melaksankan

ibadah

6

7

8

9

10

2 Sikap

Keberagamaan

Ibadah

keseharian anak

dalam

kehidupan

sehari-hari

seperti shalat,

mengaji, puasa

serta

membiasakan

berdoa saat dan

• Berdiskusi

tentang

pentingnya

beribadah kepada

Allah SWT

• Berdiskusi

tentang ganjaran

surga bagi

manusia yang taat

beribadah

11

12

38

Page 47: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

setelah

melakukan

pekerjaan

• Membiasakan

anak shalat tepat

waktu

• Mengajak anak

untuk shalat

berjamaah

• Membiasakan

anak untuk berdoa

setelah shalat

• Membiasakan

anak untuk

mengaji setelah

shalat magrib

• Membiasakan

anak puasa di

bulan ramadhan

• Membiasakan

anak

mengucapkan

basmalah saat

hendak

melaksankan

pekerjaan

• Membiaskan anak

untuk

mengucapkan al-

hamdulillah

setelah

melaksanakan

pekerjaan

13

14

15

16

17

18

19

39

Page 48: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

• Membisakan

sikap bertawakal

setelah

melaksanakn

pekerjaan

20

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang dibahas,

penulis melakukan penelitan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan jalan mengadakan

pengamatan di lapangan secara langsung kepada keluarga yang meiliki

anak usia 7-12 tahun RT 01/03 kelurahan meruyung dan mencari data

yang sebenarnya.

2. Wawancara, yaitu pengunpulan data dengan melakukan tanya jawab

dengan tokoh masyarakat di RT 01/03 kelurahan Meruyung mengenai

masalah yang diteliti.

3. Angket, yaitu pengumpulan data dengan cara menggunakan pertanyaan

tertulis kepada orang tua yang terpilih sebagai sampel penelitian di RT

01/03 kelurahan meruyung Depok yang berjumlah 40 keluarga.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.

1 Teknik Pengolahahan data

Untuk mengolah data-data yang terkumpul dalam penelitian ini, penulis

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Dalam pengolahan data, yang pertama kali dilakukan adalah melakukan

edit data sehingga hanya data yang tepakai saja yang ada. Langkah

editing ini bermaksud merapikan data agar bersih, rapi dan langsung

melakukan langkah selanjutnya.

b. Skoring

40

Page 49: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

Untuk menentukan skorsing semua pertanyaan angket akan

ditabulasikan dengan skor nilai setiap itemnya, dengan cara jawaban

yang berupa huruf akan dirubah menjadi nilai angka, yaitu sebagai

berikut.

Tabel 2

Pengukuran Instrumen

Pilihan Jawaban A B C D

Pertanyaan + 4 3 2 1

- 1 2 3 4

c. Tabulating

Yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan kedalam bentuk

tabel, untuk kemudian diketahui hasil perhitungannya.

2 Teknik Analisis Data

Data yang berasal dari kepustakaan digunakan sebagai rumusan teori

yang dijadikan pedoman penulis untuk penelitian lapangan. Adapun data yang

berasal dari obsevasi, wawancara, angket dan skala sikap dianalisis dengan

menggunakan tekhnik deskriptif analisis. Deskriptif analisis yakni

menggambarkan apa adanya, kemudian dianalisis. Untuk mempermudah

menganalisis data, maka terlebih dahulu ditabulasikan dalam bentuk table

distribusi frekuensi relative. Secara operasional teknik analisis data ini

dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1) Memperoleh nilai frekuensi atas jawaban responden terhadap angket

dengan menggunakan rumus:

P=F X 100% N

41

Page 50: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

42

Keterengan:

P : Angka prosentase

F : Adalah Frekwensi yang dicari prosentasenya

N : Adalah Jumlah seluruh sampel

Dengan pengolahan data seperti ini penulis memperoleh table distribusi

frekuwensi sebanyak 40 buah.

Adapun ketentuan skala prosentasi dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 3

Penafsiran Prosentase

No Prosentase Penafsiran

1

2

3

4

5

6

7

8

9

100%

90-99%

60-89%

51-59%

50%

40-49%

10-39%

1-9%

0%

Seluruhnya

Hampir Seluruhnya

Sebagian Besar

Lebih dari Setengah

Setengahnya

Hampir Setengahnya

sebagaian Kecil

Sedikit sekali

Tidak Sama Sekali

Page 51: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Deskripsi Lokasi

Lingkungan RT 01 Kelurahan Meruyung yang menjadi objek

penelitian adalah bagian dari desa yang berada di kecamatan Limo kota Depok

provinsi Jawa Barat, dan telah termasuk sebagai wilayah kelurahan.

Lingkungan RT 01 adalah salah satu dari 3 RT yang ada di RW 03, kelurahan

Meruyung.

Mengenai batas wilayah RT 01 Kelurahan Meruyung dapat dilihat dari

table berikut :

Tabel 4

Batas Wilayah RT 01/03

Letak RT 01 Perbatasan RT 01

Sebelah Barat

Sebelah Timur

Sebelah Utara

Sebelah Selatan

RT 02/03 Kelurahan Meruyung

RT 04/04 Kelurahan Meruyung

RT 02/02 Kelurahan Meruyung

RT 05/07 Kelurahan Meruyung

2. Keadaan Penduduk

Pengenai keadaan penduduk lingkungan RT 01 Kelurahan Meruyung

yang terdiri dari 3 RT yaitu, RT 01,02,03 hingga tahun 2009 berdasarkan data

yang diperoleh dari ketua Lingkungan RT yaitu Bapak Arin.berjumlah kurang

Page 52: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

44

lebih 125 Kepala Keluarga dari 502 penduduk yang terdiri dari jumlah laki-

laki sebanyak 260, dan jumlah perempun sebanyak 242 orang.

3. Keadaan Pendidikan Masyarakat RT 01

Secara umum keadaan Masyarakat Lingkungan RT 01 cukup baik.

Dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka, menurut Ketua RT

bapak Arin, masing-maing tidak didapati ada warga yang kelaparan. Mereka

cukup antusias dalam hal pendidikan, terbukti dengan kesadaran dari orang tua

untuk mendidik anak-anaknya, sejak masa TPA (Taman Pendidikan Al-

Qur’an), TK, hingga tingkat Sekolah Dasar sampai dengan SMU maupun

sekolah agama dari tingkat diniyah sampai Aliyah baik berupa pesantren

maupun tidak. Menurut pengamatan penulis hanya sekitar 7 orang yang mau

dan sanggup meneruskan pendidikannya hingga ke Perguruan Tinggi.

Kesadaran untuk memberikan pendidikan cukup besar, karena mereka

menyadari pentingnya pendidikan bagi masa depan putra-putrinya. Adapun

jenjang pendidikan yang dialami penduduk RT 01 sebagian besar lulusan

SMU dan sederajat, sebagaimana dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 5

Jenjang Pendidikan Penduduk lingkungan RT 01

No Jenjang Pendidikan Prosentasi

1

2

3

4

5

Tidak Sekolah

Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Umum

D1, D2, D3, S1

3,6

26,8

32,8

34

2,8

Jumlah 100%

Dengan melihat latar belakang pendidikan RT 01 maka jenis pekerjaan

sebagai salah satu mata pencaharian penduduk, sebagian besar bekerja sebagai

wiraswasta, dan karyawan swasta, buruh tani, ada juga yang bekerja pada

Page 53: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

45

bidang jasa, dan sebagaiaan kecil Pegawai Negri sipil. seperti dalam tabel

berikut

Tabel 6

Pekerjaan Penduduk Lingkungan RT 01

No Jenjang Pendidikan Prosentasi

1

2

3

4

5

Wiraswasta

Karyawan

Buruh

Jasa

Pegawai Negeri

42,4

24,8

15,2

10,4

7,2

Jumlah 100%

5. Sarana Penunjang pendidikan baik formal maupun nonformal

Sarana penunjang pendidikan baik formal maupun nonformal yang

berada di lingkungan RT 01/03 antara lain : TPA dan TK di bawah yaysan

al-Amanah dan Az-Zahra), SMP dibawah yayasan Kesejahtraan Umat

(YAPKUM) serta mushola Al-Hidayah. Sebagaimana dapat dilihat pada table

berikut ini

Tabel 7

Sarana Dan Prasarana Penunjang Pendidikan Baik Formal Dan Nonformal

No Sarana Jumlah

1

2

3

4

TPA

TK

SMP

Musholla

1

1

1

1

Jumlah 6

Page 54: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

46

B. Deskripsi Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya salah satu

tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan observasi, wawancara, dan penyebaran angket yang telah

disebarkan kepada para orang tua..

Data yang diperoleh kemudian di analisa dengan menggunakan

distribusi frekuensi dan menghitung prosentase sebagai alternatif jawaban dari

instrument yang telah dijawab oleh responden. Adapun sampel yang menjadi

responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang tua.

Tabel 8

Menanamkan Ajaran Agama Di Dalam Keluarga

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

A. Selalu (SL)

B. Sering (SR)

C. Kadang-Kadang (KK)

D. Tidak Pernah (TP)

5

15

17

3

12,5%

37,5%

42,5%

7,5%

Jawaban 40 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pendapat orang tua (12,5%)

yang menyatakan bahwa mereka selalu menanamkan ajaran agama di dalam

keluaraga. Kemudian (37,5%) orang tua menyatakan sering menanamkan

ajaran agama di dalam keluarga. Sedangkan (42,5%) menyatakan orang tua

kadang-kadang menanamkan ajaran agama di dalam kelauarga dan (7,5%)

menyatakan bahwa orang tua tidak pernah menanamkan ajaran agama di

dalam keluarga

Berdasarkan atas jawaban responden tersebut, dapat dikatahui bahwa

orang tua kadang-kadang menanamkan ajaran agama di dalam keluarga. hal

tersebut bisa dilihat dari jawaban responden yang menjawab kadang-kadang

sebanyak 42,5 %.

Page 55: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

47

Tabel 9

Memberikan Nasehat Kepada Anak

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

A. Selalu (SL)

B. Sering (SR)

C. Kadang-Kadang (KK)

D. Tidak Pernah (TP)

2

3

27

8

5%

7,5%

67,5%

20%

Jawaban 40 100 %

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa (5%) menyatakan bahwa

orang tua selalu memberikan nasehat kepada anak, kemudian (7,5%)

menyatakan bahwa orang tua sering memberikan nasehat kepada anak.

Kemudian (67,5%) menyatakan bahwa orang tua kadang-kadang memberikan

nasehat kepada anak dan (20 %) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatahui bahwa orang tua dalam

memberikan nasehat kepada anak lebih banyak yang menjawab kadang-

kadang. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan orang tua yang menyatakan

kadang-kadang yaitu 67,5 %.

Tabel 10

Senantiasa Mengajarkan Anak Tata Cara Shalat

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

A. Selalu (SL)

B. Sering (SR)

C. Kadang-Kadang (KK)

D. Tidak Pernah (TP)

5

7

20

8

12,5%

17,5%

50%

20%

Jawaban 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (12,5%) orang tua

selalu mengajarkan anak tata cara shalat. Kemudian (17,5%) menyatakan

Page 56: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

48

sering. Sedangkan (50%) orang tua menyatakan kadang-kadang dan (20%)

orang tua menyatakan tidak pernah.

Dari jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua

kadang-kadang senantiasa mengajarkan anak tata cara shalat, hal ini dapat di

buktikan dengan pernyataan orang tua yang menjawab sebagian besar kadang-

kadang.sebanyak 50%.

Tabel 11

Senantiasa Mengajarkan Anak Membaca Al-Qur’an

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

0

5

10

25

0%

12,5%

25%

62,5%

Jawaban 40 100 %

Pada tabel di atas dapat di ketahui bahwa (0%) menyatakan bahwa

orang tua selalu senantiasa mengajarkan anak membaca Al-Qur’an, (12,5%)

menyatakan sering, kemudian (25%) menyatakan kadang-kadang dan (62,5%)

menyatakan tidak pernah senantiasa mengajarkan anak membaca al-qur’an

Dari jawaban responden di atas dapat penulis ketahui bahwa orang tua

tidak pernah senantiasa mengajarkan anak membaca al-qur’an. Hal ini dapat

terlihat dari jawaban responden yang lebih banyak menjawab tidak pernah

yaitu sebanyak 62,5 %.

Page 57: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

49

Tabel 12

Senantiasa Memberikan Pujian/Hadiah Kepada Anak Yang Rajin Meksanakan Ibadah Kepada Allah SWT ?

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

0

2

10

28

0%

5%

25%

70%

Jawaban 40 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat di ketahui bahwa (0%) orang tua

menyatakan selalu memberikan pujian dan hadiah kepada anak yang rajin

melaksanakan ibadah, selanjutnya (5%) orang tua menjawab sering,

kemudian (25%) orang tua menyatakan kadang-kadang dan (70%)

menyatakan tidak pernah memberiakan pujian kepada anak yang rajin

melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Dari data responden diatas dapat diketahui bahwa orang tua yang

memberiakan pujian dan hadiah kepada anak yang rajin menjalankan ibadah

kepada Allah SWT, masih sangat lemah. hal tersebut berdasarkan jawaban

responden yang lebih banyak menjawab tidak pernah. yaitu sebanyak 70%.

Bahwa orang tua tidak perduli terhadap sikap keberagamaan anak mereka.

Terlebih untuk memberikan hadiah kepada anak yang taat menjalankan

ibadah, padahal hal ini penting untuk meberikan dorongan atau motivasi

kepada anak agar lebih giat lagi menjalankan ibadah.

Page 58: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

50

Tabel 13

Mengikut Sertakan Anak Di TPA

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

A. Selalu (SL)

B. Sering (SR)

C. Kadang-Kadang (KK)

D. Tidak Pernah (TP)

22

12

6

0

55%

30%

15%

0%

Jawaban 40 100 %

Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa (55%) orang tua

menyatakan selalu mengikut sertakan anak di TPA. Kemudian (30%) orang

tua menyatakan sering sedangkan (15%) orang tua menyatakan kadang-

kadang mengikut sertakan anak di TPA. dan (0%) orang tua menyatakan tidak

pernah.

Dari jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua selalu

mengikut sertakan anak di TPA, dibuktikan dengan pernyataan responden

yang menjawab (55 %).

Tabel 14

Menegur Bila Anak Lalai Dalam Menjalankan Ibadah

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

7

5

24

4

17,5%

12,5%

60%

10%

Jawaban 40 100 %

Dari data responden di atas dapat di ketahui bahwa (17,5%) orang tua

menyatakan selalu menegur bila anak lalai menjalankan ibadah, kemudian

Page 59: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

51

(12,5%) orang tua menyatakan sering, sedangkan (60%) orang tua menyatakan

kadang-kadang dan (10%) orang tua menyatakan tidak pernah

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa orang tua menyatakan

bahwa mereka kadang-kadang menegur anak yang lalai menjalankan ibadah.

Hal ini dapat di lihat dengan banyaknya orang tua yang menjawab kadang-

kadang yaitu 60%.

Tabel 15

Senantiasa Menegur Anak Bila Tidak Sopan Terhadap Seseorang

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

15

3

22

0

37,5%

7,5%

55%

0%

Jawaban 40 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa (37,5%) orang tua menyatakan

bahwa mereka selalu ibu senantiasa menegur anak bila tidak sopan terhadap

seseorang, (7,5%) orang tua menyatakan sering, kemudian (5,5%) orang tua

menyatakan kadang-kadang dan (0%) orang tua menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan jawaban responden di atas dapat saya ketahui bahwa

orang tua tersebut kadang-kadang menegur anak bila tidak sopan terhadap

seseorang sebanyak 55%

Page 60: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

52

Tabel 16

Senantiasa Mengajak Anak Untuk Ikut Serta Dalam Kegiatan-Kegiatan Hari

Besar Islam

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

5

3

27

5

12,5 %

7,5 %

67,5%

12,5%

Jawaban 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa (12,5%) orang tua

menjawab selalu senantiasa mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan-

kegiatan hari besar agama Islam selanjutnya (7,5%) menjawab sering,

kemudian (67,5%) orang tua menyatakan kadang-kadang dan (12,5%)

menyatakan tidak pernah.

Dari data di atas dapat diketahui bahwa orang tua kadang-kadang

senantiasa mengajak anak untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan hari besar

agama Islam sebanyak 67,5%.

Tabel 17

Memberikan Suritauladan Yang Baik Kepada Anak Dalam Pelaksanaan Ibadah

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase

%

1

2

3

4

A. Selalu (SL)

B. Sering (SR)

C. Kadang-Kadang (KK)

D. Tidak Pernah (TP)

5

9

25

1

12,5 %

22,5 %

62,5 %

2,5 %

Jawaban 40 100 %

Dari data di atas dapat di ketahui (12,5%) menyatakan bahwa orang

tua selalu memberikan suritauladan yang baik kepada anak dalam pelaksanaan

Page 61: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

53

ibadah. (22,5%) menyatakan sering orang tua memberikan sauritauladan yang

baik kepada anak dalam pelaksanaan ibadah, Akan tetapi (62,5%) menyatakan

kadang-kadang dan (2,5%) menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan fakta di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

menjawab orang tua kadang-kadang memberikan sauritauladan yang baik

kepada anak dalam pelaksanaan ibadah, sebanyak 62,5%.

Table 18

Berdiskusi Tentang Pentingnya Melaksanakan Ibadah Kepada Allah SWT

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

1

8

31

0

2,5%

20%

77,5%

0%

Jawaban 40 100 %

Dari tabel di atas menunjukan bahwa (2,5%) menyatakan selalu

melakukan dsikusi pentingnya melaksankan ibadah kepada Allah SWT,

selanjutnya (20%) orang tua menyatakan sering melakukan diskusi tentang

pentingnya melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, kemudian (77,5%)

orang tua menyatakan kadang-kadang dan selanjutnya (0%) orang tua

menjawab tidak pernah.

Berdasarkan jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang

tua jarang-jarang melakukan diskusi tentang pentingnya melaksanakan ibadah

kepada Allah SWT. pada hal ini adalah tugas utama orang tua yang harus

mengarahkan kepada anaknya agar minat ibadah anak senantiasa terjaga

bahkan meningkat.

Page 62: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

54

Tabel 19

Berdiskusi Bahwa Allah Akan Memberikan Ganjaran Surga Bagi Manusia

Yang Taat Kepada-Nya

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

0

0

10

30

0%

0%

25%

75%

Jawaban 40 100%

Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa (0%) orang tua

menjawab selalu, selanjutnya (0%) orang tua menjawab sering kemudian

(25%) orang tua menjawab kadang-kadang sedangkan sebagian besar (75%)

orang tua menjawab tidak pernah.

Melihat jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua

tidak perduli terhadap pengetahuan anak tentang nikmatnya ganjaran Allah

bagi manusia yang taat menjalankan ibadah kepada-Nya. Hal ini dapat di

ketahui dengan jawaban responden yaitu kebanyakan menjawab tidak pernah.

Padahal hal tersebut dapat memberikan motivasi kepada anak untuk lebih giat

menjalankan ibadah kepada Allah SWT..

Tabel 20

Membiasakan Anak untuk Melaksanakan Shalat Tepat Waktu

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

3

9

21

7

7,5%

22,5%

52,5%

17,5%

Jawaban 40 100%

Page 63: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

55

Dari table diatas dapat diketahui bahwa (7,5%) orang tua menyatakan

selalu membiasakan anak untuk melaksanakan shalat tepat waktu, lalu

(22,5%) orang tua menyatakan sering membiasakan anak untuk melaksanakan

shalat tepat waktu, kemudian (52,5%) menyatakan kadang-kadang sedangkan

(17,5%) menyatakan tidak pernah memberikan sauri tauladan yang baik..

Hal ini membuktikan bahwa orang tua akan pentingnya pembiasaan

mengerjakan shalat bagi seorang anak masih sangat rendah. terbukti jawaban

responden yang masih banyak menjawab kadang-kadang. sebanyak 52,5%.

Tabel 21

Mengajak Sholat Berjama'ah

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

0

6

25

9

0%

15%

62,5%

22,5%

Jawaban 40 100 %

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa (0%) orang tua menyatakan

selalu mengajak anak untuk mengerjakan sholat berjama'ah, selanjutnya

(15%) yang menyatakan sering, kemudian (62,5%) orang tua menjawab

kadang-kadang dan (22,5%) orang tua menjawab tidak pernah.

Dari data responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua kurang

mengajak anak untuk sholat berjama'ah. Hal ini dapat kita ketahui dari

jawaban responden yang menjawab kadang-kadang yaitu (62,5%).

Page 64: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

56

Tabel 22

Membiasakan Berdo'a Setelah Mengerjakan Shalat

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

0

5

25

10

0%

12,5%

62,5%

25%

Jawaban 40 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa (0%) orang tua menyatakan

selalu membiasakan berdo'a setelah mengerjakan shalat,selanjutnya (12,5%)

orang tua menjawab sering membiasakan berdo'a steleah mengerjakan shalat,

kemudian (62,5%) orang tua menyatakan kadang-kadang dan (25%) orang tua

menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua

kadang-kadang membiasakan berdo'a setelah mengerjakan shalat. hal ini

dilihat dari jawaban responden yang lebih besar menjawab kadang-kadang

sebanyak 62,5%.

Tabel 23

Membiasakan Mengaji Setelah Mengerjakan Shalat Maghrib

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

0

1

12

27

0%

2,5%

30%

67,5%

Jawaban 40 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa (0%) menjawab selalu

membiasakan mengaji setelah melaksanakan shalat magrib, selanjutnya

(2,5%)menyatakan sering membiasakan mengaji setelah mengerjakan shalat

Page 65: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

57

magrib, kemudian (30%) menyatakan kadang-kadang sedangkan sebagian

besar (67,5%) menyatakan tidak pernah melakukan pembiasaan mengaji

setelah shalat..

Dari data responden diatas dapat saya ketahui bahwa orang tua kurang

perduli untuk membiasakan anak mengaji setelah mengerjakan shalat magrib,

hal ini ditunjukan dengan pernyataan responden yang menjawab tidak pernah

mencapai (67,5%).

Tabel 24

Membiasakan Mengerjakan Puasa Ramadhan

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

7

21

11

1

17,5%

52,5%

27,5%

2,5%

Jawaban 40 100%

Tabel diatas menunjukan bahwa (17,5%) menyatakan selalu

membiasakan mengerjakan puasa ramadhan, kemudian (52,5%) menyatakan

sering, sedangkan (27,5%) orang tua menyatakan kadang-kadang dan (2,5 %)

orang menyatakan tidak pernah membiasakan mengerjakan puasa ramadhan

Dari data responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua sering

membiasakan anak untuk mengerjakan puasa ramadhan. Sebanyak 52,5% hal

ini sangat perlu dilakuakan oleh orang tua, Agar kelak besar anak sudah

terbiasa mengerjakan puasa

Page 66: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

58

Tabel 25

Membiasakan Anak Untuk Mengucapkan Basmalah Sebelum

Melaksankan Pekerjaan

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase

%

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

7

8

4

21

17,5%

20%

10%

52,5%

Jawaban 40 100%

Dari tebel di atas menunjukan bahwa (17,5%) orang tua menyatakan

bahwa selalu membiasakan anak untuk mengucapkan basmallah sebelum

melaksanakan pekerjaan, (20%) menyatakan orang tua sering membiasakan

anak untuk mengucapkan basmallah sebelum melaksanakan pekerjaan,

kemudian (10%) menyatakan bahwa orang tua kadang-kadang membiasakan

anak untuk mengucapkan basmallah sebelum melaksanakan pekerjaan dan

(52,5%) orang tua menyatakan tidak pernah membiasakan anak untuk

mengucapkan basmallah sebelum melaksanakan pekerjaan

Berdasarkan jawaban responden di atas dapat saya ketahui bahwa orang

tua tidak pernah membiasakan anak untuk mengucapkan basmallah sebelum

melaksanakan pekerjaan sebanyak 52,5%

Page 67: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

59

Tabel 26

Membiasakan Untuk Mengucapkan Al Hamdulillah Setelah Melaksanakan

Pekerjaan

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

2

4

14

20

5%

10%

35%

50%

Jawaban 40 100%

Dari data di atas menunjukan bahwa (5%) menyatakan selalu

membiasakan berdo'a setiap melaksanakan pekerjaan, (10%) orang tua

menyatakan sering, kemudian (35%) orang tua menyatakan kadang-kadang

dan (50%) orang tua menyatakan tidak pernah membiasakan untuk mengucap

Alhamdulillah setelah mengerjakan pekerjaan.

Setelah mengetahui jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa

ketidak pedulian oleh orang tua terhadap anak yang tidak membiasakan

mengucap Alhamdulillah setelah mengerjakan pekrjaan hal ini dibuktikannya

dengan jawaban responden yang menjawab tidak pernah yaitu 50%.

Tabel 27

Membiasakan Bertawakal Setelah Melaksanakan Pekerjaan

No Kategori jawaban Frekuensi Porsentase %

1

2

3

4

Selalu (SL)

Sering (SR)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

0

3

7

30

0%

7,5%

17,5%

75%

Jawaban 40 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa (0%) orang tua menyatakan selalu

bertawakal setelah melaksanakan pekerjaan, (7,5%), orang tua menyatakan

Page 68: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

60

sering, kemudian (17,5%) orang tua menyatakan kadang-kadang dan sebagian

(75%) orang tua menyatakan tidak pernah bertawakal setelah melaksanakan

pekerjaan

Dari jawaban responden di atas dapat diketahui bahwa orang tua tidak

pernah membiasakan anak untuk bertawakal setelah melaksanakan pekerjaan,

sebanyak 75%.

C. Interpretasi Data

Sebagaimana penjelasan di atas, maka penulis dapat menjabarkan

peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah

dasar dalam lingkungan keluarga secara rinci yaitu :

1. Peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah

dasar

Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama sebelum sekolah

dan memegang peranan penting dalam membentuk sikap keberagamaan anak.

Sikap keberagamaan anak banyak ditentukan oleh lingkungan keluarga bila

pada masa anak orang tua mengabaikan tanggung jawabnya dalam pendidikan

yang bernuansa Islam maka dikemudian hari tampak kegagalannya dalam

sikap keberagamaan pada anaknya

Dalam penelitian yang penulis lakukan di lingkungan RT 01/03

Meruyung, bersumber dari jawaban angket , wawancara serta pengamatan

langsung diketahui bahwa kesadaran orang tua sebagai pendidik pertama dan

utama dalam menanamkan sikap keberagamaan pada anak seperti

menanamkan ajaran agama, memberikan nasehat yang baik kepada anak,

mengajarkan anak tata cara shalat, mengajarkan anak membaca al-qur’an,

menberikan hadiah kepada anak yang rajin menjalankan ibadah, menegur anak

yang lalai menjalankan ibadah, menegur anak bila tidak sopan terhadap

seseorang dan mengajak anak mengikuti kegiatan hari besar Islam, masih

sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari jawaban responden tentang

menanamkan ajaran agama di dalam keluarga, yang mayoritas menjawab

kadang-kadang yaitu 42,5%. Begitu pula orang tua dalam memberikan nasehat

Page 69: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

61

kepada anaknya, kebanyakan responden menjawab kadang-kadang sebanyak

67,5 %, begitu juga dengan memberikan pengajaran kepada anak tentang tata

cara shalat. Kebanyakan responden menjawab kadang-kadang sebanyak 50%.

terlebih mengajarkan anak membaca al-qur’an, dari jawaban responden 62,5%

menjawab tidak pernah. Serta 70% responden tidak pernah memberikan pujian

kepada anak yang selalu rajin beribadah kepada Allah SWT. Begitu pula

dengan orang tua yang menegur anak yang lalai beribadah, sebagaian besar

jawaban responden kadang-kadang sebanyak 60%, serta mengur anak yang

tidak sopan terhadap seseorang, kebanyakan responden menjawab kadang-

kadang sebanyak 55 % dan mengajak anak mengikuti kegiatan hari besar

Islam, kebanyak responden menjawab kadang-kadang 67,5%. Hanya pada

mengikut sertakan anak pada lembaga pendidikan TPA saja yang terlihat baik,

kebanyakan responden menjawab selalu 55%.

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada salah satu tokoh,

menyatakan bahwa kesadaran orang tua tentang peran dan tanggung jawab

mereka sangat rendah. Orang tua lebih sibuk dengan urusan mereka, baik

dalam hal mencarai nafkah ataupun yang lainnya. Mayoritas orang tua disana

sebagai wiraswasta yang memilki jam kerja yang tidak menentu serta pegawai

yang pergi pada pagi hari, dan pulang malam hari. Disamping kesibukan

tersebut, pendidikan juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan.

Karena kebanyakan para ibu yang memiliki waktu lebih banyak di rumah

tidak mampu menjadi seorang ibu yang sesungguhnya, yang mampu

membimbing, mengarahkan serta menjadi suritauladan bagi anak-anaknya.

2. Keteladanan orang tua

Masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam hal baik buruknya

anak, jika pendidikan jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan

menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan ajaran

agama, maka anak akan tumbuh menjadi seorang yang jujur, berakhlak mulia,

berani bersikap, menjauhkan dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan

dengan ajaran agama

Page 70: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

62

Keteladanan orang tua merupakan hal yang paling penting dalam

mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak. Hal ini

dikarenakan keteladanan merupakan contoh yang terbaik dalam pandangan

anak yang akan ditirunya dalam tindak tanduknya, dan tata santunnya.

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di lingkungan RT 01/03

Meruyung diketahui bahwa upaya orang tua menanamkan sikap

keberagamaan terutama pada aspek keteladanan ibadah orang tua masih sangat

rendah. Hal tersebut tergambar dari hasil jawaban responden dalam

memberikan keteladanan kepada anak terutama pada aspek ibadah, sebagaian

besar menjawab kadang-kadang sebanyak, 62,5%. Padahal memberikan

keteladanan terutama pada aspek ibadah seperti membiasakan mengerjakan

shalat, membaca al-quran merupakan faktor yang terpenting yang harus

dilakukan oleh orang tua, jika itu terabaikan maka sikap keberagamaan

seorang anak tidak akan tebentuk.

3. Ibadah keseharian anak dalam kehidupan sehari-hari seperti shalat, mengaji,

puasa serta membiasakan berdo’a setiap hendak dan selesai melaksanakan

kegiatan.

Mengerjakan ibadah merupakan kewajiban setiap individu muslim.

Bahkan Allah SWT telah menegaskan tempat bagi manusia yang taat adalah

surga dengan segala kenikmatan di dalamnya, sedangkan bagi orang yang lalai

dan tidak mengerjakan apa yang telah diperintahkan maka bagi mereka siksa

yang sangat pedih yaitu neraka. Bagi anak usia sekolah dasar untuk

memahami hal-hal tersebut sangatlah riskan kerena mereka masih dalam

keadaan yang belum matang dalam berpikir. Sehingga harus senantiasa

dibimbing dan diarahkan agar dapat melekat pada jati diri mereka sikap dan

pemahaman agama yang sebenarnya.

Dengan derasnya kemajuan zaman dewasa ini banyaknya acara hiburan

yang terkadang tanpa disadari dapat menghilangkan nilai-nilai keagamaan

bagi anak, tentu akan membuat sikap keberagamaan anak semakin jauh.

Terlebih dengan keadaan lingkungan yang tidak mendukung untuk terciptanya

nuansa islami akibat pengaruh wasternisasi yang merebak hingga ke pelosok

Page 71: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

63

desa. Untuk itu dituntut peran aktif orang tua untuk selalu menanamkan sikap

keberagamaan kepada anak

Lingkungan RT 01/03 Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok

merupakan wilayah yang berada dipinggir kota Jakarta. Sehingga kebudayaan

yang berasal dari luar sangat cepat terserap oleh masyarakat. Akibatnya adalah

norma-norma masyarakat yang dahulu dikenal sangat religi, kini mengalami

penurunan. Hal tersebut terbukti dari hasil jawaban responden tentang

melakukan diskusi tentang pentingnya beribadah kepada Allah kebanyakan

responden menjawab kadang-kadang sebanyak 77,5%, selanjutnya berdiskusi

mengenai Allah SWT akan memberikan ganjaran surga bagi orang yang taat

beribadah, kebanyakan responden menjawab tidak pernah sebanyak 70%.

Begitu juga dengan membiasakan anak melaksanakan shalat tepat waktu,

kebanyakan responden menjawab kadang-kadang sebanyak 52,5%.

Selanjutnya mengajak shalat berjama’ah, sebagaian responden menjawab

kadang-kadang sebanyak 62,5%. Selanjutnya membiasakan anak berdo’a

setelah mengerjakan shalat, kebanyakan responden menjawab kadang-kadang

sebanyak 62,5%. Selanjutnya orang tua membiasakan anak mengaji setelah

mengerjakan shalat magrib, kebanyakan responden menjawab tidak pernah

sebanyak 67,5%. Selanjutnya membiasakan anak berpuasa pada bulan

ramadhan, kebanyakan responden menjawab sering sebanyak 52.5%.

selanjutnya membiasakan ank membaca basmallah ketika hendak memulai

pekerjaan sebagian besar responden menjawab tidak pernah sebanyak 52,5%.

Selanjutnya membiasakan anak mengucapkan Alhamdulillah setelah selesai

mengerjakan pekerjaan kebanyakan responden menjawab tidak pernah

sebanyak 50%. Dan membiasakan bertawaqal setelah mengerjakan pekerjaan,

sebagian besar responden menjawab tidak pernah sebanyak 75%.

Berdasarkan analisi dan interpretasi yang penulis ungkapkan tersebut

dimuka, lemahnya peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan

anak usia sekolah dasar. adapun faktor-faktor yang mempengaruhi menurunya

sikap keberagamaan anak antara lain:

Page 72: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

64

a. Kuarangnya kesadaran dari orang tua akan pentingnya menanamkan sikap

keberagamaan anak sejak dini

Alasan penulis, setelah memperhatikan data-data yang ada, bahwa

peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak sangat

lemah. Hal tersebut terbukti dari tabel 8 sampai tabel 16. Seperti, peranan

orang tua untuk menanamkan ajran agama di dalam keluarga, memberikan

nasehat yang baik kepada anak, mengajarkan anak tata cara shalat,

mengajarkan anak membaca al-qur’an, menberikan hadiah kepada anak yang

rajin menjalankan ibadah, menegur anak yang lalai menjalankan ibadah,

menegur anak bila tidak sopan terhadap seseorang dan mengajak anak

mengikuti kegiatan hari besar Islam.

Padahal menanamkan sikap keberagamaan merupakan tugas dan

tanggung jawab orang tua, agar anak dewasa telah terbiasa menjalankan

aktifitas agamanya.

b. Kurangnya keteladanan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-

anaknya, terutama pada aspek ibadah kepada Allah SWT.

Berdasarkan data yang telah diperoleh, penulis mengambil kesimpulan

dari uraian diatas telah jelas bahwasannya orang tua sebagai pendidik agama

dalam memberikan contoh yang baik dan teladan dalam agama pada anaknya

masih lemah, ini bisa dilihat dari tabel 17 yaitu orang tua kadang-kadang

mencontohkan anaknya dalam beribadah kepada Allah SWT, dengan nominal

terbesar prosentasenya 62,5 %.

Hal tersebut terbukti dari kurangnya orang tua memberikan contoh

kepada anaknya untuk melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya. Padahal

keteladanan merupakan faktor yang sangat penting dalam hal baik buruknya

anak, jika anak diberikan contoh yang baik seperti selalu melaksankan printah

Allah SWT seperti shalat, mengaji, berkata jujur, maka anak akan mengikuti

kebiasaan yang dilakukan oleh orang tuanya.

Page 73: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh rangkaian proses penelitian yang penulis lakukan, peranan

orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia sekolah dasar di

lingkungan RT 01/03 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok. penulis

dapat menyimpulkan bahwa:

1. Peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia

sekolah dasar, masih sangat rendah. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil

jawaban responden berupa angket yang sebagian besar orang tua

menjawab kadang-kadang. ini mengindikasikan bahwa kurangnya

kesadaran dari orang tua di lingkungan RT 01/03 Kelurahan Meruyung

Kecamatan Limo Kota Depok sebagai pendidik pertama dan yang paling

utama dalam menanamkan sikap keberagamaan anak. Dikatakan

pendidikan utama karena pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh

besar bagi kehidupan anak kelak dikemudian hari, karena perannya sangat

penting maka orang tua harus benar–benar menyadarinya sehingga

mereka dapat memerankannya sebagaimana mestinya.

2. Setidaknya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut

terjadi. menurut dari beberapa pendapat hasil dari wawancara penulis

dengan beberapa tokoh masyarakat antara lain:

a. Kurangnya kesadaran dari orang tua akan pentingnya menanamkan

sikap keberagamaan anak seperti menanamkan ajaran agama dalam

keluarga, mengajarkan anak untuk sholat, mengaji, hal ini terbukti

dengan rendahnya peranan orang tua untuk menanamkan ajaran agama

di dalam keluarga, memberikan nasehat yang baik kepada anak,

65

Page 74: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

mengajarkan anak tata cara shalat, mengajarkan anak membaca al-

qur’an, menberikan hadiah kepada anak yang rajin menjalankan

ibadah, menegur anak yang lalai menjalankan ibadah, menegur anak

bila tidak sopan terhadap seseorang dan mengajak anak mengikuti

kegiatan hari besar Islam,meluangkan waktu duduk bersama dengan

orang tua mereka saat menonton tayang hiburan di televisi

b. Kurangnya keteladanan yang dberikan oleh orang tua kepada anak-

anaknya, terutama pada aspek ibadah kepada Allah SWT. Hal tersebut

terbukti dari kurangnya orang tua memberikan contoh kepada anaknya

untuk melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya. Padahal

keteladanan merupakan faktor yang sangat penting dalam hal baik

buruknya anak, jika anak diberikan contoh yang baik seperti selalu

melaksankan printah Allah SWT seperti shalat, mengaji, berkata jujur,

maka anak akan mengikuti kebiasaan yang dilakukan oleh orang

tuanya.

B Saran Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, ada beberapa

hal yang perlu disarankan untuk lebih meningkatkan perhatian orang tua

dalam menanamkan sikap keberagamaan anak sebagai berikut:

1. Bagi orang tua agar lebih meningkatkan dalam menanamkan sikap

keberagamaan anak agar anaknya menjadi baik menurut ajaran agama

Islam, karena anak adalah infestasi yang sangat berharga kelak

dikemudian hari, kalau semenjak kecil anak sudah ditanamkan sikap

keberagamaan yang baik seperti dengan melakukan pengajaran agama

dengan melalui pembiasaan dan contoh yang baik kepada anak, maka

dewasa anak akan terbiasa untuk melakukan kewajiban sebagai manusia

yang beragama.

2. Tokoh masyarakat, ketua lingkungan dan pengurusnya, harus lebih giat

lagi memperhatikan kondisi masyarakat, terutama tentang peran orang tua

66

Page 75: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

67

dalam menanamkan sikap keberagamaan anak, hal tersebut bisa dilakukan

dengan cara mengadakan pertemuan warga melalui pengajian atau

penyuluhan-penyuluhan. Agar bisa tercipta lingkungan yang religius, yang

menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang diyakininya.

Page 76: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Atabih Kamus Inggris Indonesia Arab, Yogyakarta : Multi Karya Grafika,

2003

Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rinike Cipta,1998

Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bumi Aksara, 1994

Arifin, Muzzayin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama,

Jakarta: PT Golden Terayon Press, 1991

Departemen Agama RI, Al-qur’an Dan Terjemah, Bandung: CV Jumanatul ‘ali-

ART, 2005

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 1988

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara , 2006

--------------------- Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta : PT Toko

Gunung Agung, 2001

--------------------- Kesehatan Mental, Jakarta: Toko Gunung Agung, 2001

---------------------- Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta: CV

Ruhama, 1993

Djuwaeli, Irsyad Pembaharuan Kembali Pendidikan Islam, Ciputat: Karsa Utama

Mandiri dan PB Mathla’ul Anwar,1998

Harun, Yusuf, Muhamad, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Al-

Sofwa, 1997

Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007

Munawwir, Warson, Ahmad, Kamus Al- Munawwir Arab – Indonesia

Terlengkap, Surabaya : Pustaka progressif, 1997

Mazhahiri, Husain Pintar Mendidik Anak ( Panduan Lengkap Bagi Orang Tua,

Guru, dan masyarakat berdasarkan Ajaran Islam ), Jakarta :

PT Lentera Basritama, 1999

Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002

Page 77: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

Nasir, A, Sahilun, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem

Remaja, Jakarta: Kalam Mullia,1999

Olgar, Ahmad, Musa, Maulana, Tips Mendidik Anak bagi Orag Tua Muslim,

Yogyakarta : Citra Media, 2006

Ramayulius dkk., Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, Jakarta: Kalam

Mulia,1987

Sabri, Alisuf, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1993

----------------- Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001

----------------- Ilmu Pendidikan, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999,

Sunarto, Ahmad, dkk., Tarjamah Shahih Bukhari, Semarang : CV, Asy- Syifa,

1993

Sokanto, Soejono Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1982

Sarwono, Wirawan, Sarlito Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2000

Thoha, Chabib, Muhamad, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta :

Pustaka Belajar, 1996

Undang–undang RI No. 20, Sistem Pendidikian Nasional, Jakarta : PT. Kloang

Putra Timur, 2003

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995

Panuju, Panut, Psikologi Remaja, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999

Proyek Pembinaan Prasarana Dan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta,

Metodologi Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

Direktorat Jendral Pembinaan dan Kelembagaan Agama Islam,

1984

Poerwadarmanita, W.J.S Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka,

1985

Page 78: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik
Page 79: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

ANGKET Nama :…………………… Hari :…………… Kelas : …………………. Tanggal :……………

Petunjuk

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan sungguh-sungguh.

2. Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang di anggap menurut anda betul.

1. Apakah bapak/ibu senantiasa menanamkan ajaran agama di

dalam keluarga?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

2. Apakah bapak/ibu senantiasa memberikan nasehat kepada anak?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

3. Apakah bapak/ ibu menegur bila anak lalai dalam menjalankan

ibadah?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

4. Apakah Bapak/Ibu senantiasa memberikan perhatian terhadap

perilaku anak?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

5. Apakah Bapak/Ibu senantiasa memberikan sauritauladan

kepada anak ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

6. Apakah Bapak/Ibu sentiasa memberikan hadiah kepada anak

yang taat dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

7. Apakah Bapak/Ibu senantiasa mengarahkan bila anak

melakukan perbutan yang tidak baik?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

Page 80: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

8. Apakah Bapak/Ibu senantiasa mengemukakan bahwa umat

islam harus mencontoh suritauladan Nabi Muhammad SAW ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

9. Apakah Bapak/Ibu senantiasa membatasi waktu anak untuk

bermain di luar rumah?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

10. Apakah bapak/Ibu senantiasa mematikan televisi pada waktu-

waktu shalat ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

11. Apakah Bapak/Ibu senantiasa menghukum anak yang

menonton televisi pada waktu shalat ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

12. Apakah bapak/Ibu senantiasa berdiskusi tentang pentingnya

melaksanakan ibadah kepada Allah SWT ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

13. Apakah Bapak/Ibu senantiada berdiskusi bahwa Allah akan

memberikan ganjaran syurga bagi manusia yang taat kepada-

Nya ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

14. Apakah Bapak/Ibu senantiasa mengajak anak untuk shalat

berjamaah seperti waktu shalat maghrib atau isya ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

15. Apakah Bapak/Ibu senantiasa membiasakan anak untuk

berdo’a setelah shalat ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

16. Apakah Bapk/Ibu senantiasa membiasakan anak untuk mengaji

setelah shalat maghrib ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

Page 81: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

17. Apakah Bapak/Ibu senantiasa memerintahkan anak untuk ikut

pengajian TPA ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

18. Apakah Bapak/Ibu senasntiasa membiasakan anak untuk

mengerjakan puasa pada bulan ramadhan ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

19. Apakah Bapak/Ibu senantiasa membiasakan anak untuk berdoa

setiap melakukan pekerjaan ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

20. Apakah Bapk/Ibu senantiasa memberikan suritauladan yang

baik kepada anak ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah

Page 82: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik
Page 83: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

PEDOMAN WAWANCARA

Masalah : Peranan Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap

Keberagamaan Anak Usia Sekolah Dasar

Responden : Ahmad Fauzi

Tempat Wawancara : Di Kediaman Ahmad Fauzi RT 01/03 Meruyung, Limo,

Depok

Pertanyaan :

1. Menurut bapak bagaimana situasi keberagamaan anak dewasa ini?

2. Upaya apa saja yang bapak lakukan dalam menanamkan sikap keberagamaan

anak?

3. Apakah bapak senantiasa mengajak anak untuk melaksanakan shalat

berjama’ah?

4. Apakah bapak senantiasa membiasakan anggota keluarga mengaji setelah

melaksanakan shalat magrib?

5. Apakah bapak senantiasa memberikan contoh yang baik kepada anak?

Page 84: “PERANAN ORANG TUA DALAM MENANAMKAN SIKAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21589/1/SYAMSUL... · penelitian kepada keluarga khususnya orang tua sebagai pendidik

HASIL WAWANCARA

Hari : Minggu

Tanggal : 7 April 2010

Responden : Bapak Ahmad Fauzi

Tempat : Di Rumah Ahmad Fauzi RT 01/03 Kelurahan Meruyung, Kecamatan

Limo Kota Depok.

1. Sejauh ini bisa dibilang baik-baik saja, mengingat ada lembaga-lembaga

Islam seperti TPA dan Madrasah yang ada lingkungan ini, hal tersebut sangat

membantu dalam membentuk sikap keberagamaan anak. Setidaknya bagi

orang tua yang memiliki pengathuan agama yang kurang.

2. Upaya yang saya lakukan dalam, menanamkan sikap keberagamaan anak

hanya sebatas menyekolahkannya dilembaga Islam seperti

mensekolahkannya pada Madrsasah yang ada

3. Hal tersebut jarang saya laksanakan mengingat terlalu sibuknya kegiatan saya

lakukan, pergi pagi pulang malam untuk mencari nafkah bagi keluarga.

4. Hal tersebut tidak pernah saya lakukan, mengenai pendidikan agama anak

saya serahkan kepada TPA, yang ada dilingkugan ini.

5. saya selalu memberikan contoh yang baik kepada anak-anak saya, dengan

selalu menberikan contoh yang baik kepada anak-anak saya seperti kejujuran.

Narasumber

Ahmad Fauzi