PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

7
PENDAHULUANdi sekol ah dapat diatasi dengan per an keluarga unt uk Ada 3 kat egor i anak cacat ment al yai t umemaksimal kan pot ensi anak tunagr ahi ta. tunagrahita ringan, t unagrahi ta sedang, danSal ah sat u sekol ah yang menangani anak t unagrahita berat. Anak t unagrahi t a memil i ki berkebut uhan khusus adal ah SDLB Negeri 3 Bandar an. kebut uhan khusus mengoptimal kan pencapai anDi t empat inilah IN ber sekol ah. Suasana di sekolah potensinya. Kebutuhan khusus anak tunagr ahi t ai ni begi tu r amai dengan muri d dan beber apa or ang adal ah kebutuhan dalam layanan pembelajar an.t ua yang menunggui anaknya hi ngga pul ang sekol ah. Kebanyakan gur u mengaj ar di sekol ah t empat anakDi sekol ah i ni terdapat 7 r uangan, r uangan pertama t unagr ahi t a (SLB/C) menggunakan met ode cer amahsebagai kant or dan r uang kepal a sekol ah, kemudian yang membuat anak bosan bel ajar , namun kebosanankelas-kel as yang mendapatkan 5 r uangan, 1 r uangan Jur nal Psikoi sl ami ka I Volume 11 Nomor 2 Tahun 201437 Mahbubah, Muhammad Mahpur Fakul t as Psikologi Univer sit as Isl am Negeri (UIN) Maulana Mali k Ibr ahim Malang Jl . Gaj ayana 50 Malang Telp. (0341) 558916 Abst r ak - Sal ah sat u anak yang mengal ami kebutuhan khusus adal ah anak t unagr ahi t a. Tunagrahita adal ah kel ambat an per kembangan ment al seor ang anak. Anak l ebi h l ambat mempel ajar i berbagai hal dar i anak-anak normal sebayanya. Tunagr ahita memerlukan bi mbi ngan at au layanan secar a khusus unt uk dapat membantunya mempelaj ari segala sesuatu, baik dal am hal pendi di kan maupun kegiat an hidup sehar i - har i (daily act ivit y). Matemat i ka adalah i lmu yang bersifat abstrak dan anak tunagr ahi ta sedang mengalami kesuli t an dalam memahami sesuatu yang ber sif at abstr ak. Oleh karena itu proses pembelaj ar an harus di beri kan dalam bentuk kongkr et , sehi ngga digunakan benda- benda yang ber sifat nyata dan dii mbangi dengan met ode yang menyenangkan yai tu dengan metode ber mai n sambil bel aj ar . Dengan bermai n, anak tunagr ahit a sedang dapat bel aj ar dan mengerj akan tugas yang di ber i kan dengan senang hat i t anpa ada beban. Subj ek peneli ti an ini merupakan anak tunagrahita sedang dengan keluar ganya yakni ayah, i bu dan kakak di Wonojat i, Pasuruan. Peneli ti an ini menggunakan met ode peneli ti an t i ndakan di mana peneli t i bekerjasama dengan keluar ga anak t unagr ahit a sedang dalam pember i an perlakuan. Perl akuan dilakukan dengan 2 si klus dengan r i nci an: si klus I t ent ang mengenal angka dan si klus II penjuml ahan. Hasil analisi s menunj ukan bahwa hasil belajar mat emat i ka anak tunagr ahita sedang mengal ami peni ngkatan dengan metode pembelaj ar an bermai n sambil belaj ar . Subj ek tel ah mengenal si mbol angka 1-30 dan dapat menuli skan angka 1- 22 t anpa melihat contoh ser ta dapat menger j akan soal penjumlahan dengan tot al hasil maksimal 11 yakni angka 110 yang masi ng- masing di t ambah (+) angka 1. Kat a kunci: Ber mai n Sambil Bel aj ar , Hasil Bel aj ar, Mat emat i ka, Tunagr ahit a Sedang PSIKOISLAMIKA. Jur nal Psikol ogi I sl am (JPI ) copyr i ght © 2014 Laborat ori um Peneli t ian, Kaj i an Psikol ogi I slam dan Penerbi t an. Volume 11. Nomor 2, Tahun 2014 PERANAN METODE BERAAAI N SAMBI L BELAJAR DALAM MENI NGKATKAN HASIL BELAJAR AAATEAAATIKA PADA ANAK TUNAGRAHI TA SEDANG

Transcript of PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

Page 1: PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

PENDAHULUANdi sekolah dapat diatasi dengan peran keluarga untukAda 3 kategori anak cacat mental yaitumemaksimalkan potensi anak tunagrahita.

tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, danSalah satu sekolah yang menangani anaktunagrahita berat. Anak tunagrahita memilikiberkebutuhan khusus adalah SDLB Negeri 3 Bandaran.kebutuhan khusus mengoptimalkan pencapaianDi tempat inilah IN bersekolah. Suasana di sekolahpotensinya. Kebutuhan khusus anak tunagrahitaini begitu ramai dengan murid dan beberapa orangadalah kebutuhan dalam layanan pembelajaran.tua yang menunggui anaknya hingga pulang sekolah.Kebanyakan guru mengajar di sekolah tempat anakDi sekolah ini terdapat 7 ruangan, ruangan pertamatunagrahita (SLB/C) menggunakan metode ceramahsebagai kantor dan ruang kepala sekolah, kemudianyang membuat anak bosan belajar, namun kebosanankelas-kelas yang mendapatkan 5 ruangan, 1 ruangan

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 2 Tahun 201437

Mahbubah,Muhammad Mahpur

Fakultas PsikologiUniversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 558916

Abstrak - Salah satu anak yang mengalami kebutuhan khusus adalah anak tunagrahita. Tunagrahitaadalah kelambatan perkembangan mental seorang anak. Anak lebih lambat mempelajari berbagaihal dari anak-anak normal sebayanya. Tunagrahita memerlukan bimbingan atau layanan secarakhusus untuk dapat membantunya mempelajari segala sesuatu, baik dalam hal pendidikanmaupun kegiatan hidup sehari-hari (daily activity). Matematika adalah ilmu yang bersifat abstrakdan anak tunagrahita sedang mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang bersifatabstrak. Oleh karena itu proses pembelajaran harus diberikan dalam bentuk kongkret, sehinggadigunakan benda-benda yang bersifat nyata dan diimbangi dengan metode yang menyenangkanyaitu dengan metode bermain sambil belajar. Dengan bermain, anak tunagrahita sedang dapatbelajar dan mengerjakan tugas yang diberikan dengan senang hati tanpa ada beban. Subjekpenelitian ini merupakan anak tunagrahita sedang dengan keluarganya yakni ayah, ibu dankakak di Wonojati, Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan dimanapeneliti bekerjasama dengan keluarga anak tunagrahita sedang dalam pemberian perlakuan.Perlakuan dilakukan dengan 2 siklus dengan rincian: siklus I tentang mengenal angka dan siklusII penjumlahan. Hasil analisis menunjukan bahwa hasil belajar matematika anak tunagrahitasedang mengalami peningkatan dengan metode pembelajaran bermain sambil belajar. Subjektelah mengenal simbol angka 1-30 dan dapat menuliskan angka 1-22 tanpa melihat contohserta dapat mengerjakan soal penjumlahan dengan total hasil maksimal 11 yakni angka 110yang masing-masing ditambah (+) angka 1.

Kata kunci: Bermain Sambil Belajar, Hasil Belajar, Matematika, Tunagrahita Sedang

PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2014 Laboratorium Penelitian, KajianPsikologi Islam dan Penerbitan. Volume 11. Nomor 2, Tahun 2014

PERANAN METODE BERAAAIN SAMBILBELAJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR AAATEAAATIKA PADA ANAKTUNAGRAHITA SEDANG

Page 2: PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

Jurnal Psikoislamika | Volume 11 Nomor 2 Tahun 201438

menggunakan metode yang menyenangkan bagianak dan memakai benda-benda yang nyata.

Jadi dalam hal ini peneliti menggunakanberbagai media yang ada di dalam rumah subjekuntuk dimanfaatkan sebagai alat penunjang belajarsambil bermain seperti tablet, perabotan rumahtangga, pot bunga, tanaman-tanaman hias yangada di halaman rumah, dan lain sebagainya.

METODEDesain PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian tindakan

dengan menggunakan model penelitian tindakandari Kemmis dan Taggart yaitu berbentuk spiral darisatu siklus ke siklus selanjutnya. Dalam setiap siklusmeliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksidan evaluasi. Dilanjutkan pada siklus berikutnyayakni perencanaa yang sudah direvisi, tindakan,pengamatan, refleksi dan evaluasi. Dalam penelitiantindakan peneliti sebagai partisipan, fasilitator danmediator. Peneliti juga bekerjasama dengan keluargasubjek (decision maker) dalam setiap tahap yangada dalam penelitian tindakan agar sesuai dengankebutuhan subjek (Suparno, 2008).

Tempat, Waktu, dan Subjek PenelitianTempat penelitian adalah tempat yang digunakan

untuk memperoleh data yang diinginkan dalampenelitian. Tempat yang digunakan dalam penelitianini adalah rumah IN, jalan Sambi Wonojati RT/RW01/01 Gondangwetan, Pasuruan Jawa Timur.

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnyapenelitian ini yaitu dilaksanakan pada semestergenap periode 2013/2014 pada pertengahan bulanJanuari tepatnya pada tanggal 17 Januari 2014hingga 26 Februari 2014. Penelitian ini menggunakan3 siklus dengan masing-masing siklus memiliki 5hari pertemuan, terdapat juga tahap percobaanselama 2 hari untuk melihat tingkat keberhasilanperlakuan. Setelah tahap percobaan, pelaksanaansiklus 1 akan membahas tentang mengenal angka,siklus 2 tentang penjumlahan, dan siklus 3 tentangmembaca.

Subjek utama penelitian adalah anak tunagrahitasedang yang pada saat penelitian ini dilakukansedang berusia 13 tahun dan sedang duduk di kelas2 SDLB, sedangkan subjek pendukung yaitu keluargaIN (ibu, ayah dan kakak perempuan subjek).

Indikator KeberhasilanMateri dalam pembelajaran matematika

untuk anak tunagrahita sedang kelas II SLB adalah

sisa adalah gudang. Sekolah ini memiliki murid prahingga kelas 6. Pembagian kelasnya diacak menurutkebijakan bagian tata usaha. Ada 2 ruangan yangterpaksa diberi pembatas agar dapat mencukupikekurangan ruang kelas. Dalam satu ruangan kelasterdapat berbagai murid dari beberapa kategorikelas dan kekhususan. Salah satunya adalah kelasyang ditempati IN. Dia menempati kelas yang saturuangan dibagi menjadi 2 kelas. Dalam kelas INterdapat 10 anak yang terdiri dari kelas 1,2,3, dan4. Masing-masing dari mereka tidak sama kategorikekhususannya yakni terdapat 1 anak tunagrahitasedang, 1 tunagrahita ringan, 2 tunalaras, 5 anaktunadaksa, 1 tunanetra, dan 2 autis.

Cara guru mengajar di kelas itu menggunakanmetode ceramah yang seharusnya tidak digunakanuntuk anak-anak berkebutuhan khusus, merekamembutuhkan penanganan khusus yang berbedadari murid normal biasanya. Guru membagi-bagiwaktu untuk mengajar berbagai murid yang berbedakelas tersebut. Biasanya guru akan memberi tugaspada kelas satu dan memintanya mengerjakanhingga selesai, kemudian memberi tugas kepadayang lainnya. Begitu juga dengan murid-murid yanglain. Terkadang guru membimbing satu murid yangdianggap paling sulit diajari dan membiarkan yanglain mengerjakan tugas mereka hingga selesai. Dikelas lain, ada guru yang memberi tugas pada seluruhmurid yang ada di dalam kelasnya dan guru tersebutsibuk bermain dengan alat elektroniknya.

Menurut Plato, anak-anak akan lebih mudahmempelajari aritmatika dengan cara membagikan apelkepada anak-anak. Menurut matematika Platonisme,terdapat benda abstrak yang sepenuhnya danterdapat kalimat matematika sejati yang memberikangambaran yang benar dari objek. Menurut Platonisabstrak juga objek meskipun benda abstrak tidakada dalam ruang dan tidak terbuat dari materi fisik.Teorema matematika memberikan deskripsi benartentang objek. Urutan bilangan bulat positif adalahobjek studi seperti tata surya sebagai objek studipara astronom. Dan untuk menjadikan benda-bendaabstrak tersebut menjadi mudah dipahami adalahdengan menggunakan benda-benda nyata dalambelajar aritmatika. Dalam hal ini Plato menggunakanbuah apel yang dibagikan kepada anak-anak agaranak lebih mudah memahami pelajaran aritmatikadari pada dengan menggunakan metode membayangkanbenda-benda abstrak yang kemudian ditambahkanseperti metode yang digunakan sebelumnya.Metode ini terbukti membuat anak-anak lebihmudah memahami aritmatika dengan baik karena

Page 3: PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

39Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 2 Tahun 2014

Instrumen Yang DigunakanInstrumen penelitian adalah alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data atau infomasi yangbermanfaat untuk menjawab masalah penelitian.Penelitian ini menggunakan beberapa instrumenpenelitian. Yakni alat perekam, dokumentasi foto,alat perekam, dan media-media yang digunakandalam penelitian seperti batu kerikil, kancing baju,toples, pohon, gambar, dan lain sebagainya.

Keabsahan DataUji keabsahan data dalam penelitian ini

menggunakan monitoring data berupa portofoliodan triangulasi data. Portofolio menampilkanpekerjaan-pekerjaan subjek yang berarti sebagai hasilkegiatannya untuk memperlihatkan perkembangansubjek dalam mencapai tujuan penelitian. Portofoliodalam penelitian ini terdiri dari:1.Daftar isi yang ditulis oleh peneliti dan orang

tua2.Artifak (sebagai bukti untuk menunjukkan

pembelajaran apa yang telah dicapai siswa),dan

3.Refleksi atas pembelajaran, termasuk evaluasipribadi dan kelompok yang dilakukan olehpeneliti dan keluarga Subjek.Triangulasi data merupakan gabungan

berbagai metode yang dipakai untuk mengkajifenomena yang saling terkait dari sudut pandangdan perspektif yang berbeda. Dalam penelitianini peneliti menggabungkan beberapa pendapatyang ada yakni dari peneliti sendiri, keluarga,pihak sekolah, dan ahli. Seluruh pendapat inidigabungkan untuk menghasilkan kesimpulan yangakurat terhadap assesmen dan tindakan kepadasubjek dan keluarga.

Menurut Sugiyono triangulasi adalah teknikpemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkansuatu data yang lain di luar data itu untuk keperluanpengecekan atau sebagai pembanding terhadapdata itu (Denzim, 1978, dalam Moeleong, 2007).Ada beberapa macam triangulasi:a)Triangulasi sumber, yaitu membandingkan

sebuah data yang diperoleh dari sumber yangsama namun dengan alat dan waktu yangberbeda. Triangulasi sumber digunakan untukmembandingkan data yang diperoleh penelitipada setiap harinya dengan menggunakanmetode bermain sambil belajar.

b)Triangulasi metode, yaitu perbandingan denganmenggunakan berbagai metode pengumpulandata untuk menggali data yang sejenis. Pada

mengenal simbol angka 1 -0 dan menulis angka 1-10,sertas membilang banyaknya benda 1-10. Dengandemikian indikator keberhasilan dalam penelitianini adalah N dapat mengenal simbol angka 1-10,menulis angka 1-10, serta dapat menghitungbanyaknya benda110.

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan beberapa cara,yaitu: 1) Pengamatan partisipatif, yang dimaksudpengamatan partisipatif adalah peran peneliti dalammengamati berbagai gejala yang terjadi dalammasalah penelitian. Fokus pengamatan diarahkanpada masalah yang menjadi pusat perhatian penelitiyakni hasil belajar matematika anak tunagrahitasedang. 2) Catatan lapangan, yaitu bukti otentikberupa catatan pokok atau catatan terurai tentangproses apa yang terjadi di lapangan sesuai denganfokus penelitian, ditulis secara deskriptif danreflektif. Menurut Schaltzman dan Strauss modelcatatan lapangan dapat diorganisasikan ke dalamtiga paket, yaitu: 1) catatan pengamatan, 2) catatanteori, 3) catatan metodologi. Catatan pengamatanberisi tentang semua peristiwa yang terjadi, apayang dilihat, didengar dan segala apa yang teramatidi lapangan, pada latar tertentu. Catatan ini berisijawaban atas pertanyaan siapa, apa, kapan, dimana,dan bagaimana suatu peristiwa terjadi. Catatan teorimerupakan bagian catatan yang berisi pendapatpengamat (peneliti) yang didasarkan pada suatuteori. Catatan teori bukan lagi berisi fakta melainkaninterpretasi, pemaknaan suatu gejala (interpretivemeaning). Sedangkan catatan metodologi, terkaitdengan pernyataan tindakan operasional berupakritik terhadap din sendiri tentang cara-cara atautaktik dalam melaksanakan pengamatan di lapangan3)Wawancara. Peneliti menggunakan wawancaratidak terstruktur (bebas) pada tata usaha sekolahdan keluarga Subjek untuk menanyakan hal apapunyang berkenaan dengan fokus penelitian terhadapSubjek. Hal tersebut dilakukan karena peneliti inginmenggali informasi sebanyak dan sedetail mungkin.4)Dokumentasi. Dokumen yang berguna dalampengumpulan data penelitian ini adalah "biodataSubjek" dan "nilai-nilai harian" yang dikumpulkansebelum penelitian dimulai. Data ini dikumpulkan

sebagai data sekunder untuk mendukung penelitianini. Untuk menggambarkan kondisi awal gunamembuat rencana penelitian.

Page 4: PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 2 Tahun 201440

Gambar yang tidak memiliki dimensi. Kemampuan yang dimiliki subjekdalam gambar tersebut menunjukkan anak dengan usia 2 tahun. Dari tulisantangan yang ada di buku tugas subjek Eyang Wiwiek juga menyatakanbahwa subjek merupakan anak tunagrahita mampu latih. Dalam bukutugasnya terlihat jelas bahwa subjek dapat menirukan tulisan yangdiinstruksikan untuk dia contoh semampu daya tangkapnya setelahnyaada beberapa kesalahan seperti misal menambahkan huruf-huruf yangtidak ada dalam contoh atau menulis 1 huruf dalam 2 ban's. Hal ini lahyang justru menurut ahli menguatkan assessment dan membedakan subjekdengan anak disleksia. Anak dengan disleksia tidak dapat menirukancontoh dengan benar melainkan huruf-hurufnya terbalik dan acak

Wiwiek Joewono (Praktisiperkembangan danpendidikan)

Sekolah menjudge dia seperti itu langsung dari pertemuan awal tanpaperlu ada psikotest terlebih dahulu karena pihak sekolah memang tidakmemiliki tenaga psikolog, yang ada hanya guru dari PLB. Kemudianuntuk mengkategorikan dia sebagai anak tunagrahita berat, sedang,atau ringan adalah dengan cara memantau perkembangan subjek saatberada di kelas. Dalam hal ini subjek termasuk anak tunagrahita sedang(mampu latih) (TLJ.28.6: 2-4).

Sekolah/SDLBTunagrahita

Saat subjek berusia 3 tahun Rumah Sakit Lawang memvonis subjeksebagai anak autis (iY.29.6: 8c). Menurut keterangan yang didapat olehibunya subjek memiliki pita suara yang tidak tengkap sehingga membuatsubjek kesulitan melafalkan kata (IY.29.6 : 12a).

Fakta

ma. .wu untuk -lima ribuma.. .pot untuk mama repot

eii untuk preihak untuk gak

fung untuk tepungfekne untuk adekne

Autis RS Lawang 3 tahun

. . Pihak Yang MelakukanAssesment Assesment

abah menjadi mama

baju baru- menjadi -daju daru

sebelas" menjadi sedelash11 menjadi 77sepuLuh menjadi sepuuuhLuas menjadi idas

sembilan menjadi

semdilan/semdilaan

delapan menjadi belapanbendungan menjadi ••benbungantujuh menjadi tujuuh

-bah uu muk-muk untuk -abah guru ngamuk-ngamuk-badak^ menjadi babak-ma... em- untuk -mama, maem--Sepeda^ menjadi -sepeba-

•21 menjadi -12-/ 29 menjadi -atu, ua, ga, pat, ma, mam, uh, pan, Ian, uluh- untuk satu,•92- dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan,

sepuluh"

-bah uu untuk -abah guru-•G menjadi -9-Tunagrahita sedangdengan disleksia

VerbalAssesment Peneliti TulisanHASIL

c)Triangulasi teori, yaitu membandingkan sebuahhasil data dengan teori yang ada. Penelitimembandingkan hasil penelitian dengan teoriyang telah ada.

d)Triangulasi penyidik, yaitu membandingkanhasil data dari sumber yang sama, alat yangsama namun peneliti yang berbeda. Triangulasipenyidik, yaitu dengan membandingkan hasilyang telah diperoleh menurut sudut pandangpeneliti dengan decision maker.

triangulasi metode terdapat dua strategi,yaitu:1)Pengecekan derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian be^erapateknik pengumpulan data.

2)Pengecekan derajat kepercayaan beberapasumber data dengan metode yang sama.Peneliti menggunakan berbagai metodepengumpulan data (observasi, wawancara)kemudian membandingkan hasilnya.

Page 5: PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 2 Tahun 2014

a.Subjek dapat mengenal, mengucapkan danmenuliskan angka 1-20 dengan benar tanpaperlu melihat contoh.

b.Subjek dapat belajar bersama atau ditemanibelajar oleh keluarga.

c.Subjek dapat menuliskan bilangan dari angka1-5 dengan benar tanpa contoh.Dari beberapa target yang telah dirancang

sebagai tolok ukur keberhasilan pada siklus I,ada beberapa perubahan-perubahan yang terjadipada subjek di siklus I ini. Perubahan-perubahantersebut adalah:a.Subjek telah mengenal simbol angka 1-20,

bahkan lebih dari angka yang telah ditargetkanyakni pada angka 30. Subjek dapat menuliskanangka 1 -30 dengan baik sesuai dengan bataskemampuan yang dia miliki tanpa contoh.Perubahan ini terjadi dengan dilakukannyapengulangan secara intensif dengan metodeyang menyenangkan dan tidak membuat subjekbosan. Dengan metode bermain sambil belajar,subjek lebih bebas berekspresi sesuai denganapa yang diinginkannya tanpa perlu merasaterbebani dengan pelajaran. Hal yang tak kalahpenting adalah kenyamanan yang diberikanoleh keluarga. Sebelumnya, subjek tidakpernah bersedia ditemani belajar atau belajarbersama dengan keluarganya. Kenyamanan yangdidapatkan subjek saat ini sangat menunjangterjadinya perkembangan yang memaksimalkanpotensi yang dia miliki. Keluarga membuatsubjek merasa lebih nyaman belajar di rumah,belajar yang menyenangkan.

b.Subjek belajar bersama keluarga. Pada siklus I inisbujek telah bisa belajar bersama keluarganyatanpa merasa terganggu dengan hadimya mereka.Dalam kondisi ini awalnya subjek mengusiranggota keluarga yang menghampiri tempatsubjek belajar, namun dengan pembiasaanyang seolah-olah tidak sengaja subjek tidakmenyadarinya hingga akhirnya subjek merasanyaman sendiri dengan kondisi dimana orangtua atau kakaknya menemaninya belajar.

keadaan yang dibuat di sini adalah keluarga

PEMBAHASANPerlakuan ini menerapkan prinsip-prinsip

belajar untuk mengadakan perubahan. Perubahan-perubahan tersebut adalah: (1) peningkatan, (2)pemeliharaan, (3) pengurangan atau penghilangan,dan (4) perkembangan atau perluasan (Purwanto,2012).

Deskripsi hasil penelitian ini berdasarkan padaurutan kondisi subjek, yaitu kondisi pre dan post.Kondisi pre adalah kondisi sebelum subjek dankeluarga diberi perlakuan atau intervensi yangmeliputi kemampuan subjek, dukungan keluargakepada subjek dan media apa saja yang disediakanoleh keluarga untuk menunjang kegiatan subjek dalambelajar. Dalam kondisi pre ditemukan bahwa subjeksudah mengenal angka 1 -3 dan dapat menuliskannyatanpa perlu ada contoh terlebih dahulu. Subjekmendapatkan dukungan berupa media tabletsebagai penunjang yang dapat membantu subjekuntuk mempermudah belajarnya. Tablet tersebutdiisi beberapa aplikasi yang dapat subjek gunakanuntuk belajar secara menyenangkan. Selain mediatablet, terdapat beberapa tempelan angka plastikdan poster angka yang dapat membantu subjekmengenal angka.

Kondisi post yaitu kondisi subjek dan keluarganyasetelah perlakuan, menggambarkan orang tua bersediabekerjasama dengan peneliti untuk mewujudkanrumah sebagai pusat belajar subjek. Hal inimerupakan dukungan awal yang baik bagi penelitiuntuk dapat mengoptimalkan kemampuan subjek danmengakrabkan subjek dengan keluarganya. Penelitimembangkitkan dan membantu menyadarkan orangtua bahwa keluarga adalah tempat belajar yangpaling baik bagi subjek, rumah dapat menjadi pusatbelajar yang dapat mengoptimalkan kemampuansubjek.

1. SikluslSebelum peneliti membahas tentang perubahan-

perubahan yang terjadi pada siklus ini, akan dibahasterlebih dahulu tentang target-target yang telahdirencanakan untuk siklus pertama ini, yaitu:

Dra. Josina Judiari scoring dengan alat test DAP (draw a person) yaitu good-enough Harrisdrawing test, scoring tersebut menghasilkan 20 - dan 9 + dengan 29kategori yang dilihat. Nilai + yang mencapai angka 9 menunjukkan bahwasubjek memiliki kematangan berpikir yang kurang sekali yakni beradapada angka 4. Dalam keterangannya beliau menjelaskan bahwa subjekmemiliki IQ rendah. Hal ini pula yang kemudian memperjelas bahwasubjek merupakan anak tunagrahita mampu latih.

Page 6: PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor2Tahun 201442

keluarga, namun hubungan ini dirasa kurangdekat oleh keluarga sehingga hal ini perludilakukan pembiasaan lagi dalam siklus II.

d. Subjek dapat mengerjakan soal penjumlahan1-5.

Target-target tersebut yang kemudian menjadiprogram dalam siklus II. Dalam siklus II, ditemukanbeberapa perubahan, yaitu:a.Bermain sambil belajar. Metode yang digunakan

dalam siklus II ini sama dengan siklus I.Peneliti dan keluarga bermain bersama subjekdengan permainan edukatif yang dapatmengembangkan potensi-potensi yang dimilikioleh subjek.

b.Subjek dapat menuliskan bilangan "satu"sampai bilangan "lima". Pengulangan lebihsering dilakukan oleh keluarga dan penelitiuntuk membantu subjek mengingat bilangan-bilangan tersebut.

c.Subjek dapat mewarnai dengan warna selainhitam. Pada siklus II ini subjek sudah maumenggunakan warna lain selain warna hitamuntuk menghiasi gambarnya. Namun warnayang digunakan masih dominan warna gelap.Keluarga dan peneliti memasukkan konsep-konsep mewarnai dengan warna cerah secaraberulang, disertai dengan contoh yangdiberikan oleh kakak terlebih dahulu kemudiansubjek mewarnai gambar sesuai denganyang dicontohkan atau dengan memilih warnalain. Subjek telah bisa memilih warna berbedadari hitam namun masih dominan pada warna-warna gelap.

d.Belajar bersama keluarga. Program ini hanyamenguatkan hasil dari siklus I. subjek dibuatlebih dekat dengan keluarga. Subjek terbiasabelajar dengan keluarga tanpa perlu didampingipeneliti. Dalam kondisi ini, terkadang penelitihanya menjadi observer dari luar tempat subjekbelajar dengan keluarganya.

e.Subjek mengerjakan soal penjumlahan 1-5.Diperoleh hasil bahwa subjek telah dapatmengerjakan soal penjumlahan angka 1-10yang masing-masing ditambah 1. Hal ini terjadikarena orang tua sangat bersemangatdalam mengajari subjek penjumlahan danpengulangan-penguiangan dilakukan lebih

sering dari program yang lainnya. Ibu bahkanlebih sering memberikan subjek soal-soalpenjumlahan yang hasil totalnya tidak lebih dariangka 11.

sengaja di masukan ke dalam tempat dimanasubjek akan belajar bersama peneliti, kemudianpeneliti menghampiri keluarga tersebut danmengajak subjek belajar di tempat yang sama.Kondisi- kondisi seperti itu selalu dilakukanberulang-ulang agar subjek lebih bisa nyamandan terbiasa didampingi keluarganya saatbelajar.

c. Subjek dapat menuliskan bilangan "satu"dengan baik tanpa perlu contoh. Perkembangandalam bagian ini tidak sesuai dengan targetyang telah direncanakan semula. Semuladirencanakan bahwa subjek dapat mencapaiperkembangan bilangan "satu" sampai "lima",namun faktanya pada siklus pertama ini, subjekhanya dapat mencapai bilangan awalnya sajatanpa contoh. Tulisan bilangan yang lainnyaperlu contoh terlebih dahulu baru kemudiansubjek menirukan tulisan tersebut. Hal inikarena kurangnya pengulangan yang dilakukanoleh peneliti dan keluarga saat menemanisubjek bermain sambil belajar.

2. Siklus IIDari beberapa perubahan-perubahan yang terjadi

pada siklus pertama, dilakukan evaluasi terhadapprogram-program yang belum tercapai. Programyang belum tercapai sesuai target adalah menulisbilangan "satu" sampai "lima". Hal ini menjadibahan untuk diteruskan ke siklus selanjutnya. Dariperlakuan di siklus I ditemukan masalah baru yaknisaat mewarnai gambar, subjek selalu menggunakanwarna hitam untuk gambar yang diwarnai ataupunlatarnya. Hal ini juga menjadi tambahan dalamprogram siklus selanjutnya. Berikut beberapa targetyang dirumuskan untuk siklus II:a.Subjek dapat menuliskan bilangan "satu"

sampai bilangan "lima" tanpa melihat contoh.Hal ini merupakan program Ianjutan dari siklusI yang belum tercapai sesuai target.

b.Subjek dapat mewarnai dengan warna selainhitam. Mewarnai dengan menggunakanwarna hitam adalah masalah baru yangditemukan peneliti dalam siklus I, sehingga perlurasanya hal ini juga dimasukkan dalam targetkeberhasilan pada siklus II. Subjek sudahmengenal beberapa warna namun dalam

mewarnai gambar yang ada di salah satuaplikasi tabletnya, dia selalu menggunakanwarna hitam.

c.Belajar bersama keluarga. Pada siklus Isubjek sudah bisa belajar bersama dengan

Page 7: PERANAN METODE BERAAAIN SAMBIL BELAJAR DALAM MENINGKATKAN …

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 2 Tahun 201443

KESIMPULANdapat meningkatkan hasil belajar matematika.Dengan demikian kesimputan yang diperolehPenelitian yang dilaksanakan telah sesuai dengan

dari penelitian tindakan melalui bermain sambiltujuan yang diharapkan oleh peneliti dan decisionbelajar yang berkolaborasi dengan keluarga subjekmaker dan sesuai dengan kebutuhan subjek.

DAFTAR PUSTAKASuparno, Paul. 2008. Riset Tindakan untuk Pendidik.Moeleong, LexyJ. 2004. Metode Penelitian Kualitatif.Jakarta: Grasindo.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.