Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

37
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan indikator- indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tahunan), sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya. Perencanaan pembangunan daerah seperti diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN, mewajibkan daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang berdurasi waktu 20 (dua puluh) tahun yang berisi tentang visi, misi dan arah pembangunan daerah. Perencanaan ini kemudian dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang berdurasi waktu 5 (lima) tahun, yang memuat kebijakan 1

Transcript of Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

Page 1: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tahunan), sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.

Perencanaan pembangunan daerah seperti diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN, mewajibkan daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang berdurasi waktu 20 (dua puluh) tahun yang berisi tentang visi, misi dan arah pembangunan daerah. Perencanaan ini kemudian dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang berdurasi waktu 5 (lima) tahun, yang memuat kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program SKPD dan lintas SKPD, program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Selanjutnya RPJM Daerah dijabarkan dalam perencanaan berdurasi tahunan yang disebut sebagai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

1

Page 2: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Sebagai institusi yang mengemban tugas untuk merencanakan pembangunan daerah baik untuk jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan, Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas perencanaannya sehingga perencanaan bisa sejalan dengan implementasi di lapangan.

Posisi yang stategis sebagai perancang blue print pembangunan daerah yang melibatkan berbagai macam pemangku kepentingan (stakeholders), Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu menjalin komunikasi dan sinergi dengan para stakeholders tersebut. Salah satu satu stakeholders yang perannya semakin penting saat ini adalah media massa. Di era komunikasi dan informasi seperti saat ini, media memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Media massa sangat berperan dalam menginformasikan dan mensosialisasikan program-program pemerintah, termasuk di dalamnya tentang perencanaan pembangunan.

Namun, selama ini, masih banyak program-program pemerintah tidak tersampaikan kepada publik dengan baik, apalagi capaian Pemerintah Daerah yang tidak terlihat masyarakat secara langsung. Hal ini karena peran media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah dirasa masih belum optimal. Oleh karena itu perlu diperjelas lagi mengenai peranan media massa dalam dalam proses perencanaan pembangunan sehingga rencana pembangunan pemerintah daerah dapat tersampaikan melalui pemberitaan mengenai kebijakan dan program-program Pemerintah Daerah oleh media massa dan diterima oleh publik secara luas, jelas, dan benar. Dengan tersosialisasikannya perencanaan pembangunan daerah, ke depan diharapkan akan dihasilkan perencanaan pembangunan daerah yang semakin baik.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:1. Bagaimana kondisi sosialisasi perencanaan pembangunan daerah

kepada masyarakat?2. Apa saja peran media massa dalam proses perencanaan

pembangunan?

1.3 TUJUAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:1. Untuk mengetahui kondisi sosialisasi perencanaan pembangunan

daerah kepada masyarakat.2. Untuk mengetahui peran media massa dalam proses perencanaan

pembangunan.

2

Page 3: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

3

Page 4: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

II.1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.

Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan.

Perencanaan ada sebagai upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya perubahan pada suatu keseimbangan awal dapat mengakibatkan perubahan pada sistem sosial yang akhirnya membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan awal. Perencanaan sebagai bagian daripada fungsi manajemen yang bila ditempatkan pada pembangunan daerah akan berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan berjalan menuju tujuan di samping itu menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilaksanakan.

Menurut Tjokroamidjojo (1992), perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif.

Menurut Albert Waterston perencanaan pembangunan didefinisikan sebagai melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus mengikuti supaya pelaksanaan tidak menyimpang tujuan.

Berbagai ahli memberikan definisi perencanaan. Bahkan ada yang memberikan pengertian lebih luas contohnya Prof. Jan Tinbergen mengemukakan lebih kepada kebijaksanaan pembangunan (development policy) bukan hanya perencanaan (plans) semata.

Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang. Namun tidak semua rencana merupakan perencanaan pembangunan Terkait dengan kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berperan sebagai

4

Page 5: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

pendorong pembangunan (agent of development), ini terkait dengan definisi perencanaan yang merupakan upaya institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.

Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:

1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.

2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. 3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian 4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja. 5. Adanya pemerataan pembangunan.

Dalam prakteknya pelaksanaan pembangunaan akan menemui hambatan baik dari sisi pelaksana, masyarakat yang menjadi obyek pembangunan maupun dari sisi luar semua itu. Lebih rinci alasan diperlukannya perencanaan dalam proses pembangunan sebagai berikut:

1. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat.

2. Perencanaan merupakan tahap yang penting apabila dilihat dari dampak pembangunan yang akan muncul setelah proses pembangunan selesai.

3. Proses pembangunan yang dilakukan tentu saja memiliki keterbatasan waktu pelaksanaan, biaya serta ruang lingkup pelaksanaannya.

4. Perencanaan juga dapat berperan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan sehingga proses pembangunan yang dilakukan dapat dimonitor oleh pihak-pihak terkait tanpa terkecuali masyarakat.

Perencanaan yang baik seperti sebuah perjalanan yang sudah melewati separuh jalan, karena sisanya hanyalah tinggal melaksanakan dan mengendalikan. Apabila dalam pelaksanaannya konsisten, pengendalian yang efektif, dan faktor-faktor pengganggu sedikit atau tidak memberi pembiasan pelaksanaan pembangunan, maka pembangunan dapat dikatakan tinggal menanti waktu untuk mencapai tujuan.

Negara besar sekalipun tetap menghadapi berbagai masalah pembangunan yang bertahap harus diselesaikan. Ada berbagai alasan

5

Page 6: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

sebagai pendorong untuk melakukan perencanaan seperti menonjolnya kemiskinan, adanya perbedaan kepentingan, keterbatasan sumber daya, sistem ekonomi pasar dan adanya tujuan tertentu yang ditetapkan. Jadi Perencanaan pembangunan menjadi prioritas utama. dalam pembangunan itu sendiri.

II.1.1Aspek Legal Perencanaan Pembangunan

Implementasi otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia menuntut perubahan paradigma perencanaan dan keuangan daerah yang bersifat komprehensif mengarah kepada transparansi, akuntabilitas, demokratisasi, desentralisasi dan partisipasi masyarakat. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Pembangunan dalam UU ini Pembangunan Nasional dimaksud upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) itu sendiri adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

Tujuan perencanaan pembangunan nasional menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, antara lain:

1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-

daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah

3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan

Lebih lanjut proses perencanaan menurut UU Nomor 25 Tahun 2004, yakni:

1. Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses (publik choice theory of planning) Khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM

2. Proses Teknokratik: Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh lembaga/unit organisasi yang secara fungsional

6

Page 7: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

melakukan perencanaan khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana

3. Proses partisipatif: perencanaan yang melibatkan masyarakat (stakeholders) antara lain melalui pelaksanaan Musrenbang

4. Proses Bottom-Up dan Top-Down: Perencanaan yang aliran prosesnya dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam hierarki pemerintahan.

II.1.2Sistem Perencanaan Pembangunan

Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh pada pergeseran nilai, pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan nilai yang terjadi setelah reformasi meliputi pergeseran dari sentralistik menjadi desentralistik, dari pendekatan top down menjadi bottom up sudah jelas dampak langsungnya adalah diberikannya kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Kewenangan tersebut dijamin dengan lahirnya Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang diikuti oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Selanjutnya kedua Undang-undang tersebut disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diikuti Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

Sejak diterbitkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka substansi dan esensi dari sistem perencanaan pembangunan di tingkat nasional dan daerah menjadi semakin perlu untuk dimantapkan dan disempurnakan, guna lebih menjamin penyelenggaraan pembangunan di pusat dan daerah yang lebih berhasil guna dan berdayaguna.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek atau tahunan (1 tahun). Setiap daerah (propinsi/kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, juga dinyatakan bahwa rencana pembangunan adalah

7

Page 8: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan presiden/kepala daerah pada saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/Daerah, yang penyusunannya dengan mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional/Daerah.

II.1.3Perencanaan Pembangunan Daerah

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selama ini sistem pemerintahan sangat sentralistik dengan kebijakan yang didominasi oleh pemerintah pusat (top down), sedangkan pada pelaksanaan otonomi daerah dengan azas desentralisasi maka kebijakan penyelenggaraan pemerintahan menjadi tanggung jawab daerah sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

Perubahan ini menuntut kemampuan Pemerintah Daerah untuk dapat merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing. Pemberian kewenangan yang besar kepada daerah dimaksudkan agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan lebih efektif dan efisien sehingga pelayanan kepada masyarakat berjalan lebih baik dan potensi daerah dapat dimanfaatkan secara optimal.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama pengelolaan pembangunan adalah perencanaan. Dengan suatu perencanaan yang baik kita dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber dana pembangunan lainnya. Melalui perencanaan akan dirumuskan skala prioritas dan kebijaksanaan pembangunan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah dirumuskan terutama peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Perencanaan Pembangunan Daerah didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik umum (publik) atau pemerintah, swasta , maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya dengan cara secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah, merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah, menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan melaksanakannya dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan”.

8

Page 9: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

II.1.4Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah

Peraturan dan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan komitmen politik pemerintah untuk menata kembali dan meningkatkan sistem, mekanisme, prosedur, dan kualitas proses perencanaan dan penganggaran daerah. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang lebih baik, demokratis, dan pembangunan daerah berkelanjutan.

Dalam peraturan dan perundangan baru, penyusunan rencana dikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom-up dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, dan akuntabel; konsisten dengan rencana lainnya yang relevan; juga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal bagi implementasinya.

Alur dan mekanisme perencanan pembangunan daerah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat dilihat pada Gambar 2.1.

9

Page 10: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

10

Gam

bar

2.1

Meka

nis

me P

rose

s Pere

nca

naan

Pem

ban

gunan D

aera

h

Page 11: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

II.2 MEDIA MASSA

Media Massa (Mass Media) adalah chanel, media/medium, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication). L. John Martin pula berpendapat bahwa media massa merujuk kepada alat yang mewujudkan interaksi sosial, politik, dan ekonomi dalam ukuran yang lebih moden. Media haruslah menyampaikan maklumat dan mendidik masyarakat serta menjadi media perantara dalam bermasyarakat (Vir Bala Aggarwal, 2002: xvii). Dalam sistem demokrasi, media merupakan sumber primer dalam komunikasi massa (Md Sidin Ahmad Ishak, 2006: 7) dimana komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media massa (communicate with media). Media massa pada masa kini telah melalui arus globalisasi dimana media kini bersifat universal dan. Jenis dan fungsinya juga semakin canggih sejalan dengan perkembangan arus modenisasi pada masa kini. Menurut John Ryan media massa tidak dapat terpisahkan dari institusi yang lain dalam masyarakat (1999 : 23).

Yang termasuk media massa terutama adalah suratkabar, majalah, radio, televisi, dan film sebagai The Big Five of Mass Media (Lima Besar Media Massa), juga internet (cybermedia, media online).

II.2.1Jenis Media Massa:

Media massa dapat diklasifikasikan kepada dua kategori yaitu:

1. Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi a. koran atau suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), b. tabloid (1/2 broadsheet), c. majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), d. buku (1/2 majalah), e. newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), danf. buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8).Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature.

11

Page 12: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, internet dan film.

Media massa juga dapat dikategorikan berdasarkan timeline, yaitu:

1. Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa digolongkan sebagai berikut: surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:

a. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan

b. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu.

c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.

d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.

2. Media massa modern, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:

a. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya)

b. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual

c. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individud. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalame. Penerima yang menentukan waktu interaksi

II.2.2Teori-Teori Media Massa

Teori fungsionalisme bermula dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Robert Marton (1949) dengan apa yang disebut paradigma (Hasmah Zainuddin, 2006 : 99). Asas fungsionalisme merujuk kepada masyarakat yang mempunyai sistem kompleks yang tinggi dan aktivitas saling berinteraksi, bekerjasama dalam keseimbangan demi menjamin kemantapan dalam susunan. Analisis fungsionalisme

12

Page 13: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

menunjukkan bagaimana fenomena akhir-akhir ini memberikan kesan yang mengarah pada kestabilan dan penguatan sistem. Analisis fungsi dalam komunikasi massa berpihak pada peranan media sendiri dalam memperbaiki susunan sosial dalam mengukuhkan keseimbangan dalam masyarakat (Hasmah Zainuddin, 2006 : 99). Fungsionalisme mengganggap bahwa media harus diselidiki secara empiris untuk membuat penilaian sama ada media dapat berfungsi dengan baik ataupun tidak.

Teori interaksionisme melihat interaksi masyarakat dalam mendapatkan suatu kabar. Jika ditinjau pada teori interaksionisme ini, terdapat interaksi dalam mendapatkan suatu berita. Contohnya bagaimana para wartawan ingin mendapatkan sesuatu berita. Para wartawan akan memintai keterangan dari saksi yang melihat sesuatu kejadian ataupun jika ingin mendapatkan klarifikasi dari pihak yang bertanggunngjawab. Para wartawan akan menganalisis setiap berita yang diperolehnya tersebut benar atau salah jika melibatkan saksi kejadian dan juga peristiwa yang lain. Peranan yang dimainkan oleh wartawan juga bisa dianggap sebagai pihak tengah karena mereka akan berusaha untuk mendapatkan suatu berita dengan cara berinteraksi dengan orang lain. Begitu juga dengan bagian media massa yang lain seperti televisi, bidang pengacaraan dalam suatu program dapat melahirkan acara yang mampu berinteraksi dengan orang lain. Bagi teori ini, interaksi perkara yang penting untuk mendapatkan sesuatu berita dan juga menilai berita tersebut benar ataupun salah.

Dalam teori konflik, peranan media massa dapat dilihat dari segi sosial. Terdapat 2 aliran dalam teori ini yaitu faktor ekonomi yang dipelopori oleh Max Webber dan juga faktor keagamaan serta faktor pembentukan masyarakat oleh Webber. Peranan dalam media massa dapat diambil dalam faktor pembentukan masyarakat oleh Webber. Teori konflik ini berlaku apabila sedang ada krisis dalam masyarakat. Jika setiap struktur tidak menjalankan fungsi dengan sempurna akan menghasilkan konflik. Dalam media massa, konflik juga bisa berlaku. Apabila media massa gagal dalam menjalankan fungsinya sendiri maka akan terjadi konflik. Sebagai contoh, penggunaan surat kabar sebagai media untuk menjatuhkan orang lain dan berita salah yang telah memberikan pandangan negatif masyarakat terhadap media massa. Jika ini tidak dikendalikan akan menghasilkan kasus.

II.2.3Peran Media Massa

Denis McQuail (1987) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni:

13

Page 14: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi.

2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.4. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan

norma.5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.

II.2.4Karakteristik Media Massa

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.

2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).

3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari.

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.

II.2.5Fungsi Media Massa

Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut.

Harold D. Laswell:1. Informasi (to inform)2. Mendidik (to educate)3. Menghibur (to entertain)

Wright:1. Pengawasan (Surveillance) – terhadap ragam peristiwa yang dijalankan

melalui proses peliputan dan pemberitaan dengan berbagai dampaknya –tahu, panik, terancam, gelisah, apatis, dsb.

2. Menghubungkan (Correlation) – mobilisasi massa untuk berpikir dan bersikap atas suatu peristiwa atau masalah.

14

Page 15: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

3. Transmisi Kultural (Cultural Transmission) – pewarisan budaya, sosialisasi.

4. Hiburan (Entertainment).

De Vito:1. Menghibur2. Meyakinkan – e.g. iklan, mengubah sikap, call for action.3. Menginformasikan4. Menganugerahkan status – menunjukkan kepentingan orang-orang

tertentu; name makes news. “Perhatian massa = penting”.5. Membius – massa terima apa saja yang disajikan media.6. Menciptakan rasa kebersatuan –proses identifikasi.

II.2.6Pengaruh media massa

Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari:1. skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)2. kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat

(puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa,

Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu :1. Siapa (who)2. Pesannya apa (says what)3. Saluran yang digunakan (in what channel)4. Kepada siapa (to whom)5. Apa dampaknya (with what effect)

Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi. Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media.

II.2.7Fungsi-fungsi media massa

1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.

2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.

3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.

4. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan

15

Page 16: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).

II.2.8Pengaruh media massa pada pribadi

Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari

Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang pemirsa lihat dari media.

Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, dimana kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka mulai menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh tersebut.

Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la "Catatan si Boy".

Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", dimana mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.

Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain .

16

Page 17: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 KONDISI SOSIALISASI PRENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA MASYARAKAT

Didalam era demokrasi dewasa ini proses partisipasi public merupakan tolok ukur bagi pemerintah dalam pelaksanaan pemerintahan. Bahkan, Issu partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik tersebut juga telah menjadi issu global hal tersebut ditandai dengan munculnya issu Good Governance dalam mengelola kebijakan sebuah negara . M.M Billah menyatakan good governance dapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu didalam tindakan dan kehidupan keseharian.

Berdasarkan pendapat ahli dan kriteria good governance, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi dan transparansi publik merupakan elemen yang penting bagi pencapaian tujuan pembangunan dan demokratisasi nasional. Pemerintah menanggapi berkembangannya issu tersebut dengan meluncurkan berbagai macam regulasi guna menjamin partisipasi masyarakat didalam pembangunan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengawasan.

Pembangunan merupakan sebuah proses yang terencana yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu proses yang paling penting adalah perencanaan pembangunan. Oleh karena itu didalam proses perencanaan peran serta masyarakat mutlak diperlukan sebab didalam pembangunan masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan saja tetapi juga subjek pembangunan.

Di dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan tersebut diatas telah dinyatakan didalam Bab II Pasal 4 Huruf d yang menyatakan bahwa perencanaan pembangunan bertujuan untuk mengoptimalkan partipasi masyarakat. Dengan demikian, Undang-Undang tersebut telah menjamin bahwa dalam setiap langkah perencanaan pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah partisipasi masyarakat wajib untuk didengar dan dipertimbangkan oleh pemerintah.

Didalam kaitannya dengan proses pembangunan nasional untuk perencanaan pembangunan yang dituangkan didalam tahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana kerja Pembangunan (RKP) dan APBN/D merupakan bagian dari sebuah kebijakan publik yang dikuatkan dengan

17

Page 18: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Undang-Undang atau Perda. Produk-produk dokumen perencanaan tersebut merupakan bagian dari kebijakan publik sebab implikasi dari produk-produk perencanaan tersebut adalah masyarakat karena pada hakekatnya pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyakat. Hal tersebut sesuai dengan intisari dari kebijakan publik, bahwa dokumen-dokumen perencanaan pembangunan menetapkan tindakan-tindakan pemerintah dimasa datang, mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas serta senantiasa ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat.

Perencanaan pembangunan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat tidak akan berhasil tanpa peran serta masyarakat didalam pembuatan perencanaan tersebut. Menyadari akan pentingnya peran serta masyarakarakat, pemerintah mengharuskan didalam pembuatan perencanaan pembangunan baik pusat maupun daerah dilakukan musyawarah secara berjenjang dari tingkat bawah (bottom up). Proses tersebut diawali dengan Musrenbang desa, Musrenbang kecamatan, Musrenbang Kabupaten dan Musrenbang Provinsi dengan tujuan untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat sesuai dengan amanat undang-undang.

Jalur musrenbang dapat dikatakan sebagai jalur utama didalam menyalurkan aspirasi dan peran serta masyarakat didalam penentuan perencanaan pembangunan. Melalui jalur inilah mayoritas aspirasi masyarakat disalurkan sebagai masukkan bagi proses perencanaan pembangunan selanjutnya.

Walaupun dikatakan sebagai jalur utama aspirasi masyarakat, aspirasi yang disampaikan dijalur ini juga dapat dikatakan sebagai jalur yang paling lemah pada proses perumusan agenda dan usulan kegiatan. Masyarakat tidak banyak tahu seberapa besar peluang usulannya yang ditampung dan ditindaklanjuti dalam proses pembangunan atau seberapa besar persentase kegiata-kegiatan yang tertuang didalam dokumen perencanaan yang berasal dari aspirasi musrenbang. Inilah problem utama partisipasi masyarakat yang dihadapi didalam proses kebijakan penentuan perencanaan pembangunan di Indonesia.

Jika dilihat lebih lanjut maka penyebab lemahnya aspirasi masyarakat tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :1. Eksternal, yang dimaksud adalah kondisi diluar system birokrasi

pemerintah yaitu masyarakat umum, antara lain:a. Sistem Perencanaan Pembangunan yang disusun dengan jadual

yang ketat mengakibatkan masyarakat tidak mempunyai cukup waktu untuk menyampaikan seluruh aspirasinya

b. Aparat birokrasi yang paling bawah ditingkat desa / kelurahan maupun kecamatan tidak memperoleh informasi yang cukup tentang program-program kabupaten / kota. Ada dua kemungkinan

18

Page 19: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

penyebab hal tersebut terjadi yaitu karena mereka tidak memperoleh informasi yang cukup dari kabupaten / kota atau mereka sendiri tidak ingin tahu perencanaan pembangunan daerah.

c. masih besarnya dominasi program-program pemerintah kabupaten, provinsi atau pemerintah pusat (top down) didalam menentukan kebijakan, program dan kegiatan didalam perencanaan pembangunan

d. terpisahnya jalur perencanaan kegiatan dan keuangan menyebabkan akses masyarakat untuk menentukan anggaran menjadi sangat terbatas

e. masyarakat tidak mempunyai mekanisme untuk memantau aspirasi mereka untuk sampai pada usulan rencana penganggaran.

2. Internal, yang dimaksud adalah kondisi didalam system birokrasi pemerintah.

Guna meningkatkan peran serta masyarakat di dalam penyusunan perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut :1. Peningkatan kapasitas dan pengetahuan didalam penyusunan

perencanaan pembangunan sebaiknnya dilakukan secara berkesinambungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan penyusunan perencanaan pembangunan terhadap tokoh-tokoh masyarakat di pedesaan.

2. Diperlukan sosialisasi dokumen perencanaan pembangunan daerah sampai ketingkat pemerintahan yang paling bawah sehingga masyarakat dapat mengetahui program-program pembangunan pemerintah melalui pengoptimalan peran media massa.

3. Perbaikan sistem perencanaan pembangunan dengan memberikan akses bagi masyarakat untuk merencanakan keuangan.

4. Perbaikan sistem perencanaan pembangunan dengan membuat sistem pemantuan aspirasi masyarakat sehingga masyarakat tahu sampai sejauh mana aspirasi mereka dapat diterima oleh pemerintah.

III.2 PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

III.2.1 Peran Komunikasi dalam Pembangunan

Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan; terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan.

19

Page 20: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan.

Dalam karyanya, Schramm (1964) merumuskan tugas pokok komunikasi dalam suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan nasional, yaitu :1. menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan

nasional,agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan,kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional.

2. memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang membuat keputusan mengenai perubahan, member kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari bawah ke atas.

3. mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang dewasa,hingga anak-anak, sejak pelajaran baca tulis, hingga keterampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat.

Media massa menurut Schramm secara sendirian atau bersama lembaga lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :1. Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk

menyampaikan informasi secara cepat dan tepat waktu seperti yang diharapkan oleh suatu negara yang sedang membangun.

2. Pembuatan Keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebaga ipenunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan.

3. Sebagai Pendidik. Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa,sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan dengan komunikasi antar pribadi. Misalkan program-program pendidikan luar sekolah, atau siaran pendidikan.

Peran lain bagia media massa menurut Schramm, antara lain :1. Meluaskan wawasan masyarakat2. Memfokuskan perhatian masyarakat kepada pembangunan3. Meningkatkan aspirasi4. Membantu mengubah sikap dan praktek yang dianut5 .Memberi masukan untuk saluran komunikasi antar pribadi6. Memberi status.

20

Page 21: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

7. Memperlebar dialog kebijakan8. Menegakkan norma-norma soaial9. Membantu membentuk selera10. Mempengaruhi nilai-nilai yang kurang teguh dianut dan

menyalurkan sikap yang lebih kuat.

Gambaran pemikiran Schramm mengenai peranan komunikasi dalam pembangunan sebagai berikut :

21

Page 22: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Gambar 3. 1Peranan Komunikasi Dalam Pembangunan

Hedebro (1979) mendaftar 12 peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan, antara lain:1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan

membujukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilku yang menunjang modernisasi.

3. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai daribaca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga reparasimobil.

4. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.

5. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis yang ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile.

6. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.

7. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi

8. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan bermasyarakat.

9. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional, dengan membawakan pengetahuan kepada massa.Mereka yang beroleh informasi, akan menjadi orang yang berarti, dan parapemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-oranglain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.

22

Page 23: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

10. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai seuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.

11. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkanaktivitas politik.

12. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.

13. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-perpetuating).

III.2.2 Peran Media Massa dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

Media merupakan unsur penting dan strategis dalam menentukan serta mendorong proses perubahan ke arah pengembangan demokrasi dan tata kelola kepemerintahan yang baik di Indonesia. Sasaran menuju pencapaian “good local governance” akan ditentukan juga oleh sejauhmana peran dan kontribusi media dalam proses-proses tersebut, termasuk juga pada tahapan proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang meliputi aspek-aspek :• Wawasan ke depan (visionary);• Keterbukaan dan transparansi (openness and transparency);• Partisipasi masyarakat (participation);• Tanggung gugat (accountability);• Supremasi hukum (rule of law);• Demokrasi (democracy);• Profesionalisme & kompetensi (professionalism and competency);• Daya tanggap (responsiveness);• Keefisienan dan keefektifan (efficiency and effectiveness);• Desentralisasi (decentralization);• Kemitraan dengan dunia usaha swasta & masyarakat (private sector

and civil society partnership);• Komitmen pada pengurangan kesenjangan (commitment to reduce

inequality);• Komitmen pada lingkungan hidup (commitment to environmental

protection); dan• Komitmen pada pasar yang fair (commitment to fair market).

Adapun jenis dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang wajib dimiliki oleh setiap daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan adalah:• RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah)• RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)

23

Page 24: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

• Renstra SKPD (Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah)• RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah)• Renja SKPD (Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah)• KUA (Kebijakan Umum APBD)• PPAS (Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara)• RKA-SKPD (Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah)• RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)• APBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)KUA, PPAS, RKA-SKPD, dan RAPBD merupakan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan dalam rangka proses penyusunan APBD.

Gambar 3.2Alur Prencanaan Pembangunan Daerah

Peran pers dan media dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dilakukan melalui pemantauan, investigasi, advokasi, pengumpulan pendapat masyarakat (pooling), evaluasi, kritik/komentar, pengawalan dan penyebarluasan informasi serta memberi ruang bagi masyarakat banyak dalam menyampaikan opini. Peran dan fungsi media terkait proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, antara lain:

24

Page 25: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Meningkatkan wawasan masyarakat dengan cara mensosialisasikan visi dan misi pembangunan baik di tingkat nasional, regional (provinsi), maupun lokal (kabupaten/kota), serta berbagai kebijakan pokok yang tertuang dalam dokumen perencanaan daerah.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap makna dan tanggung jawab pembangunan di daerahnya, sehingga mendorong partisipasi mereka dalam proses perencanaan/pelaksanaan/pengawasan pembangunan serta pemeliharaan hasil-hasil pembangunan.

3. Meningkatkan keterbukaan dan transparansi dengan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai informasi dan agenda daerah berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan, serta produk-produk perencanaan dan penganggaran yang menyangkut kepentingan publik.

4. Meningkatkan partisipasi dan kontribusi pemikiran masyarakat melalui kegiatan jarring aspirasi (pooling pendapat) masyarakat berkaitan dengan isu-isu strategis daerah, harapan masyarakat, dan substansi-substansi rencana pembangunan daerah.

5. Meningkatkan akuntabilitas proses perencanaan dengan mempublikasikan pelaksanaan proses-proses perencanaan serta hasil-hasil rumusan materi rencana dan kebijakan daerah untuk dikritisi dan ditanggapi masyarakat lainnya.

6. Meningkatkan demokratisasi dan komitmen daerah terhadap pengurangan kesenjangan melalui evaluasi, kritik, dan pengawalan terhadap isu-isu pembangunan yang terkait kepentingan masyarakat marginal dan masalah kesenjangan pembangunan.

7. Meningkatkan supremasi hukum melalui investigasi, pengkajian, dan advokasi terhadap proses perumusan kebijakan publik dan penganggaran daerah.

8. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemerintah daerah dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan melalui pemantauan dan pengawasan, kajian dan kritik/masukan, sosialisasi/penyebarluasan informasi seluruh proses perencanaan dan penganggaran pembangunan serta hasil-hasil yang dicapai.Komitmen dan kualitas media/jurnalisme dalam mencermati

perencanaan dan penganggaran, didasarkan atas beberapa elemen, antara lain:• kebenaran informasi• loyalitas jurnalis yang didedikasikan kepada masyarakat• kedisiplinan dalam melakukan verifikasi• independensi

25

Page 26: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

• komitmen memantau kekuasaan• mengadvokasi masyarakat yang ter-marginalisasi• orientasi pada “public interest”• cara penyajian yang memikat dan relevan• analisis yang proporsional dan komprehensif• berpegang pada hati nurani

Agar fungsi dan peranan media tersebut dapat dimainkan dengan lebih efektif dan efisien, maka media perlu memahami dengan baik proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, materi/substansi pokok berbagai dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, serta payung hukum yang menjadi acuannya.

Aspek legalitas yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi partisipasi publik dan peran media dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, antara lain:o Undang-Undang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, khususnya pasal 9 s/d 12, pasal 16 s/d 18, dan pasal 22 s/d 27.

o Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah (pasal 150-151)

o Undang-Undang No. 10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan (pasal 52 dan pasal 53)

o Peraturan Pemerintah No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (pasal 12 dan pasal 13)

o Peraturan Pemerintah No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (pasal 17)

o Peraturan Pemerintah No. 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (pasal 4, 5, 10,12,15, 23)

o Peraturan Pemerintah No 3/2007 tentang LPPD, LKPJ, dan Informasi LPPD kepada Masyarakat (pasal 27)

o Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 SEB Meneg PPN/Kepala BAPPENAS dan MENDAGRI Nomor 0008/M.PPN/01/2007-050/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbang 2007

26

Page 27: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV

PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN

Sebagai institusi yang mengemban tugas untuk merencanakan pembangunan daerah baik untuk jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan, Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas perencanaannya sehingga perencanaan bisa sejalan dengan implementasi di lapangan. Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu menjalin komunikasi dan sinergi dengan para stakeholders. Salah satu satu stakeholders yang perannya semakin penting saat ini adalah media massa. Di era komunikasi dan informasi seperti saat ini, media memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Media massa sangat berperan dalam menginformasikan dan mensosialisasikan program-program pemerintah, termasuk di dalamnya tentang perencanaan pembangunan.

Peran dan fungsi media terkait proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, antara lain:

1. Meningkatkan wawasan masyarakat dengan cara mensosialisasikan visi dan misi pembangunan baik di tingkat nasional, regional (provinsi), maupun lokal (kabupaten/kota), serta berbagai kebijakan pokok yang tertuang dalam dokumen perencanaan daerah.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap makna dan tanggung jawab pembangunan di daerahnya, sehingga mendorong partisipasi mereka dalam proses perencanaan/pelaksanaan/pengawasan pembangunan serta pemeliharaan hasil-hasil pembangunan.

3. Meningkatkan keterbukaan dan transparansi dengan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai informasi dan agenda daerah berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan, serta produk-produk perencanaan dan penganggaran yang menyangkut kepentingan publik.

4. Meningkatkan partisipasi dan kontribusi pemikiran masyarakat melalui kegiatan jarring aspirasi (pooling pendapat) masyarakat berkaitan dengan isu-isu strategis daerah, harapan masyarakat, dan substansi-substansi rencana pembangunan daerah.

27

Page 28: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

5. Meningkatkan akuntabilitas proses perencanaan dengan mempublikasikan pelaksanaan proses-proses perencanaan serta hasil-hasil rumusan materi rencana dan kebijakan daerah untuk dikritisi dan ditanggapi masyarakat lainnya.

6. Meningkatkan demokratisasi dan komitmen daerah terhadap pengurangan kesenjangan melalui evaluasi, kritik, dan pengawalan terhadap isu-isu pembangunan yang terkait kepentingan masyarakat marginal dan masalah kesenjangan pembangunan.

7. Meningkatkan supremasi hukum melalui investigasi, pengkajian, dan advokasi terhadap proses perumusan kebijakan publik dan penganggaran daerah.

8. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemerintah daerah dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan melalui pemantauan dan pengawasan, kajian dan kritik/masukan, sosialisasi/penyebarluasan informasi seluruh proses perencanaan dan penganggaran pembangunan serta hasil-hasil yang dicapai.

28

Page 29: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I..................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................1

I.1 LATAR BELAKANG 1

I.2 RUMUSAN MASALAH 2

1.3 TUJUAN 2

BAB II.................................................................................................3

TINJUAN PUSTAKA..............................................................................3

II.1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 3

II.1.1Aspek Legal Perencanaan Pembangunan...........................4

II.1.2Sistem Perencanaan Pembangunan...................................5

II.1.3Perencanaan Pembangunan Daerah..................................6

II.1.4Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah...............7

II.2 MEDIA MASSA 9

II.2.1 Jenis Media Massa:.............................................................9

II.2.2Teori-Teori Media Massa...................................................10

II.2.3Peran Media Massa...........................................................11

II.2.4Karakteristik Media Massa................................................12

II.2.5Fungsi Media Massa..........................................................12

II.2.6Pengaruh media massa....................................................13

II.2.7Fungsi-fungsi media massa..............................................13

II.2.8Pengaruh media massa pada pribadi...............................13

BAB III..............................................................................................15

PEMBAHASAN...................................................................................15

III.1 KONDISI SOSIALISASI PRENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA MASYARAKAT 15

III.2 PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 17

III.2.1..............................Peran Komunikasi dalam Pembangunan.........................................................................................17

III.2.2......Peran Media Massa dalam Perencanaan Pembangunan Daerah..............................................................................20

BAB IV..............................................................................................24

PENUTUP..........................................................................................24

IV.1 KESIMPULAN 24

1

Page 30: Peranan Media Massa Dalam Proses an Pembangunan Daerah

PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Gambar 2.1........................................................................................8

Mekanisme Proses Perencanaan Pembangunan Daerah...................8

Gambar 3. 1.....................................................................................19

Peranan Komunikasi Dalam Pembangunan.....................................19

Gambar 3.2......................................................................................21

Alur Prencanaan Pembangunan Daerah..........................................21

2