Peranan Keluarga Dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Di Desa Brahu Kecamatan Siman Ponorogo
Transcript of Peranan Keluarga Dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Di Desa Brahu Kecamatan Siman Ponorogo
I. JUDUL PENELITIAN
PERANAN KELUARGA DALAM PENINGKATAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI DESA BRAHU KECAMATAN SIMAN
PONOROGO
II.LATAR BELAKANG MASALAH
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang utama dan pertama bagi
seorang anak, sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan
telebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga
akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk
masa yang akan datang. Keluargalah yang akan memberikan warna kehidupan
seorang anak, baik perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan sehari-hari.
Keluarga jualah tempat dimana seorang anak mendapat tempaan pertama kali
yang kemudian menentukan baik buruk kehidupan setelahnya di masyarakat
hingga tak salah lagi kalau keluarga adalah elemen penting dalam menentukan
baik-buruknya masyarakat. Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi
pertumbuhan dan pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan
menyenangkan, maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan
terhambatlah pertumbuhan anak tersebut.1 Peranan orang tua dalam keluarga amat
penting, terutama ibu. Dialah yang mengatur, membuat rumah tangganya menjadi
surge bagi anggota keluarga, menjadi mitra sejajar yang saling menyayangi
dengan suaminya.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk
pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Dalam hal ini factor
penting yang memegang peranan dalam menentukan kehidupan anak selain
pendidikan, yang selanjutnya digabungkan menjadi pendidikan agama.2 Pada
setiap anak terdapat suatu dorongan dan suatu daya untuk meniru. Dengan
dorongan ini anak dapat mengerjakan sesuatu yang dikerjakan oleh orang tuanya.
Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya. Apa saja
yang didengarnya dan dilihat selalu ditirunya tanpa mempertimbangkan baik dan
1 Norman M Goble Perubahan Peranan Guru Gunung Agung Jakarta 1983. P: 262 Langgulung, Hasan, Beberapa Tinjauan Dalam Pendidikan Islam, Pustaka Antara,1980, p: 55
1
buruknya. Dalam hal ini sangat diharapkan kewaspadaan serta perhatian yang
besar dari orang tua. Karena masa meniru ini secara tidak langsung turut
membentuk watak anak di kemudian hari.3
Sebagaimana Rasulullah SAW., bersabda:
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله
عليه وسلم : مامن مولود يولد على الفطرة فا بواه
يهودانه او ينصرانه او يمجسانه )رواه البخاري(Artinya: Dari Abu Hurairah, r.a., berkata: Bersabda Rasulullah SAW:
Tidaklah seseorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka kedua
orang tuanyalah yang meyahudikannya atau menasronikannya atau
memajusikannya. (HR. Bukhari)
Pendidikan agama yang di berikan sejak dini menuntut peran serta
keluarga, karena telah diketahui sebelumnya bahwa keluarga merupakan institusi
pendidikan yang pertama dan utama yang dapat memberikan pengaruh kepada
anak. Pelaksanaan pendidikan agama pada anak dalam keluarga di pengaruhi oleh
adanya dorongan dari anak itu sendiri dan juga adanya dorongan keluarga. 4Dengan demikian pendidikan dalam lingkungan keluarga sangat memberikan
pengaruh dalam pembentukan keagamaan, watak serta kepribadiaan anak.
Setiap orang mengharapkan rumah tangga yang aman, tentram dan sejahtera.
Dalam kehidupan keluarga, setiap keluarga mendambakan anakanaknyamenjadi
anak-anak yang sholeh dan sholehah.5 Anak merupakan amanat Allah SWT kepada
orang tuanya untuk diasuh, dipelihara, dan dididik dengan sebaik-baiknya. Dengan
demikian orang tua dalam pandangan agama Islam mempunyai peran serta tugas
utama dan pertama dalam kelangsungan pendidikan anak-anaknya, baik itu sebagai
guru, pedagang, atau dia seorang petani.6 Tugas orang tua untuk mendidik keluarga
khusus anak-anaknya,
3 Al-Abrasyi, M. `Athiyah. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry . Jakarta: Bulan Bintang, 1970 p: 684 Al-Abrasyi, Dasar-dasar…p: 255 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, p: 40.6 Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga, Alex Sobur, , Hakikat Mendisplinkan Anak, , BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1987. P: 42
2
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis akan membahas
tentang hal yang berkaitan dengan.
PERANAN KELUARGA DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI DESA BRAHU KECAMATAN SIMAN PONOROGO
III. FOCUS PENELITIAN
Bidang kajian yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengapa peranan
keluarga sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam, dan
bagaimana cara penerapan keluarga dalam melaksanakan pendidikan agamaIslam
itu sendiri.
IV. RUMUSAN MASALAH
Masalah umum penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mengapa peranan keluarga sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan
agama Islam?
2. Bagaimana cara penerapan keluarga dalam melaksanakan pendidikan
agama Islam?
V. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendreskripsikan dan menjelaskan peranan keluarga dalam
pelaksanaan pendidikan agama Islam.
2. Untuk mendreskripsikan dan menjelaskan penerapan keluarga dalam
melaksanakan pendidikan agama Islam.
VI. Manfaat Penelitian
a. Manfaat TeoritisSecara teoritis peneliti akan menemukan model peran keluarga dalam
melaksanakan pendidikan agama Islam di Desa BrahuKecamatan Siman
Ponorogo
3
b. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi:
1. Bagi Masyarakat
Membantu masyarakat agar lebih mudah untuk memahami betapa
pentingnya pendidkan agama Islam di masyarakat tersebut
2. Bagi keluarga
Dapat membantu dalam meningkatkan peranan ayah, ibu, dan anak dalam
melaksanakan pendidikan agama Islam di keluarga tersebut.
VII. METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian
dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami
(natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif,
proses lebih dipentingkan daripada hasil, analisis dalam
penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif,
dan makna merupakan hal yang esensial.7
Ada 6 )enam( enam macam metodologi penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu etnografi, studi kasus,
teori grounded, penelitian interaktif, penelitian ekologikal dan
penelitian masa depan. 8
Dan dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan adalah
studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena
tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi
atau masyarakat. Studi kasus dapat digunakan secara tepat
dalam banyak bidang. Disamping itu merupakan penyelidikan
7 Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang-orang dan perilaku yang dapat dialami. Lihat dalam Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), 3.
8 Marriam, S.B., G Simpson, E.L., A.Quide to research for Educators and trainer on adults. (Malabar, Florida: Robert E. Krieger Publishing Company, 1984).
4
secara rinci satu setting, satu subyek tunggal, satu kumpulan
dokumen atau satu kejadian tertentu.9
B. Kehadiran Peneliti
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari
pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang
menentukan keseluruhan skenarionya.10 Untuk itu, dalam
penelitian ini, peneliti betindak sebagai instrumen kunci,
partisipan penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan
instrumen yang lain sebagai penunjang.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah masyarakat Desa Brahu
Kecamatan siman Kabupaten Ponorogo.
Pendidikan bagi setiap individu hanyalah sebagai alat atau
media untuk memperbaiki keadaan masyarakat dan melatih
sekelompok orang untuk mengemban tugas pemerintah.
Masyarkat siman mempunyai pengaruh besar dalam
perkembangan individu. Dan sebaliknya, bahwa perkembangan
dan kemajuan masyarakat bersumber dari pertumbuhan dan
kemajuan individu. Dengan demikian, sebaik-baiknya jalan yang
diikuti dalam pendidikan adalah mendidik manusia dengan
pedidikan yang bersifat individu dan bersifat social
kemasyarakatan.
D. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata
dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan
lainnya. Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini
9 Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education, An introduction to theory and methods. (Boston: Allyn and Bacon, 1982, Inc).
10 Pengamatan berperanserta adalah sebagai penelitian yang bercirikan interaksi-sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek. Dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan catatan tersebut berlaku tanpa gangguan. Lihat dalam Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 117.
5
adalah: kata-kata dan tindakan sebagai sumber data utama,
sedangkan sumber data tertulis, foto dan statistik, adalah
sebagai sumber data tambahan.11
E. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi
peneliti kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara
baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui
wawancara mendalam dan diobservasi pada latar, dimana
fenomena tersebut berlangsung dan disamping itu untuk
melengkapi data, diperlukan dokumentasi )tentang bahan-bahan
yang ditulis oleh atau tentang subyek(.
a. Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Maksud digunakannya wawancara antara lain adalah )a(
menkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain; )b(
merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang
dialami masa lalu; )c( memproyeksikan kebulatan-kebulatan
sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang
akan datang; )d( memverifikasi, mengubah dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun
bukan manusia; dan )e( memverifikasi, mengubah dan
memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti
sebagai pengecekan anggota.12
Teknik wawancara ada bermacam-macam jenisnya,
diantaranya adalah )a( wawancara pembicaraan informal; )b( 11 Lonfland, Analyzing Social Setting, A Guide to Qualitative Observation and Analysis,
(Belmont, Cal: Wadsworth Publishing Company,1984),47. Lihat dalam Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 112.
12 Lincoln dan Guba, Naturalistic Inquiry, (Bevery Hills: SAGE Publications), 266. Dan lihat dalam Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 135.
6
pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara; dan )c(
wawancara buku terbuka.13 Disamping itu juga ada macam-
macam wawancara yang lain, diantaranya adalah )a( wawancara
oleh tim atau panel, )b(wawancara tertutup dan wawancara
terbuka; )c( wawancara riwayat secara lisan dan )d( wawancara
terstruktur dan takstruktur.14 Sedangkan dalam penelitian ini
teknik wawancara yang digunakan adalah )a( wawancara
mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan
secara mendalam yang berhubungan dengan fokus
permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-
data bisa terkumpulkan semaksimal mungkin; )b( wawancara
terbuka, artinya bahwa dalam penelitian ini para sub-yeknya
mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan
mengetahui pula apa maksud wawancara itu; )c( wawancara
tersetruktur, artinya bahwa dalam penelitian ini, peneliti atau
pewancara menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan.
Dalam penelitian ini orang-orang yang akan diwancarai
adalah ketua lembaga masyarakat siman dan ketua rumah
tangga masyarakat tersebut. Hasil wawancara dari masing-
masing informan tersebut ditulis lengkap dengan kode-kode
dalam transkip wawancara. Tulisan lengkap dari wawancara ini
dinamakan transkip wawancara.
b.Teknik Observasi
Dalam penelitian kualitatif observasi diklasifikasikan
menurut tiga cara. Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai
seorang partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi dapat
dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga,
observasi yang menyangkut latar penelitian. Dan dalam
13Patton, Qualitative Evaluation Methods, Beverly Hills, Sage Publications.hlm.1980), 19714 Lincoln dan Guba, Naturalistic Inquiry, 160.
7
penelitian ini digunakan teknik observasi yang pertama, dimana
pengamat bertindak sebagai partisipan.
Setiap observasi memiliki gaya yang berbeda-beda. Salah
satu perbedaannya adalah derajat keterlibatan peneliti, baik
dengan orang maupun dalam kegiatan yang diamati. Terdapat
tiga derajat keterlibatan yaitu tanpa keterlibatan (no
involvement), keterlibatan rendah (low involvement),
keterlibatan tinggi (high involvement).15 Variasi ini tercermin
dalam lima tingkat partisipasi, yaitu non partisipasi
(nonparticipation), patisipasi pasif (passive participation),
partisipasi moderat (moderate participation), partisipasi aktif
(active participation) dan partisipasi lengkap (complete
participation). Dalam penelitian ini, tingkat partisipasi dalam
observasi yang akan dilaksanakan adalah high involvement
)keterlibatan tinggi(, yaitu partisipasi aktif (active participation).
Pada observasi partisipan ini, peneliti mengamati aktifitas-
aktifitas sehari-hari obyek penelitian, karakteristik fisik situasi
sosial dan bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari
situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis observasinya
tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi deskriptif
(descriptive observations) secara luas, yaitu berusaha
melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi
disana. Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama,
peneliti menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai
melakukan observasi terfokus (focused observations). Dan
akhirnya, setelah dilakukan lebih banyak lagi analisis dan
observasi yang berulang-ulang di lapangan, peneliti dapat
menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi
selektif (selective observations). Sekalipun demikian, peneliti
masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir
pengumpulan data.
15 Spradley, J.P. Participant Observation, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1980.
8
Hasil observasi dalam penelitian ini, dicatat dalam Catatan
Lapangan )CL(, sebab catatan lapangan merupakan alat yang
sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara
dalam pengumpulan data di lapangan. Pada waktu di lapangan
dia membuat “catatan”, setelah pulang ke rumah atau tempat
tinggal barulah menyusun “catatan lapangan”. 16
Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif,
jantungnya adalah catatan lapangan. Catatan lapangan pada
penelitian ini bersifat deskriptif. Artinya bahwa catatan lapangan
ini berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan
dan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan fokus penelitian. Dan bagian deskripitif tersebut berisi
beberapa hal, diantaranya adalah gambaran diri fisik,
rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tantang
peristewa khusus, gambaran kegiatan dan perilaku pengamat.17
Format rekaman hasil observasi )pengamatan( catatan lapangan
dalam penelitian ini menggunakan format rekaman hasil
observasi.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan
data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan
rekaman. “Rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan
yang dipersiapkan oleh atau untuk individual atau organisasi
dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristewa atau
memenuhi accounting.18 Sedangkan “dokumen” digunakan untuk
mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan
secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku
harian, catatan khusus, foto-foto, dan sebagainya.
16 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian, 153-154.17 Ibid, 156.18 Lincoln dan Guba, Naturalistic Inquiry, 35.
9
Teknik dokumentasi ini sengaja digunakan dalam penelitian
ini, mengingat )1( sumber ini selalu tersedia dan murah terutama
ditinjau dari konsumsi waktu; )2( rekaman dan dokumen
merupakan sumber informasi yang stabil, baik keakuratannya
dalam merefleksikan situasi yang terjadi dimasa lampau,
maupun dapat dan dianalisis kembali tanpa mengalami
perubahan; )3( rekaman dan dokumen merupakan sumber
informasi yang kaya, secara konstektual relevan dan mendasar
dalam konteknya; )4( sumber ini sering merupakan pernyataan
yang legal yang dapat memenuhi akuntabilitas. Hasil
pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini, dicatat dalam
format transkip dokumentasi.
F. Analisis Data
Teknik analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis
data kualitatif,19 mengikuti konsep yang diberikan Miles &
Huberman dan Spradley. Miles dan Huberman, mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap
tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai
19 Analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others. (Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain) Lihat dalam Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education, An introduction to theory and methods (Boston: Allyn and Bacon, 1982), 180.
10
jenuh. Aktifitas dalam analisis data, meliputi data reduction,20
data display 21 dan conclusion.22
Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar 4
berikut:
Pengumpulan
Data Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan-kesimpulan:
Penarikan/verivikasi
Selanjutnya menurut Spradley teknik analisis data
disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap
penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grand tour
question, analisis data dilakukan dengan analisis domain. Pada
tahap menentukan fokus analisis data dilakukan dengan analisis
20 Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting , membuat katagori. Dengan demikian data yang telah direduksiakan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpuklan data selanjutnya.
21 Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data atau menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, matrik, network dan chart. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang selanjutnya akan didisplaykan pada laporan akhir penelitian.
22 Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.
11
taksonomi. Pada tahap selection, analisis data dilakukan dengan
analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan
judul dilakukan dengan analisis tema.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data mnerupakan konsep penting yang
diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan
(reliabilitas),23 Derajat kepercayaan keabsahan data )kredebilitas
data( dapat diadakan pengecekan dengan teknik )1(
pengamatan yang tekun, dan triangulasi. Ketekunan
pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedang dicari. Ketekunan pengamatan ini
dilaksanakan peneliti dengan cara : )a( mengadakan
pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan
terhadap faktor-faktor yang menonjol yang ada hubungannya
dengan paradigma korelasi masyarakat siman dalam
menghadapi arus globalisasi dan perdagangan bebas abad ke-
21, kemudian )b( menelaahnya secara rinci sampai pada suatu
titik, sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu
atau seluruh faktor yang ditelaah sudah difahami dengan cara
yang biasa.
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan
yang memanfaatkan penggunaan: sumber, metode, penyidik,
dan teori.24 Dalam penelitian ini, dalam hal ini digunakan teknik
triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
23 Moleong, Metodologi Penelitian, 171.24 Ibid, 178.
12
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif. Hal itu dapat dicapai peneliti dengan jalan: )a(
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara, )b( membandingkan apa yang dikatakan orang di
depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, )c(
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, )d(
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, )c(
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
H. Tahap-Tahap dan Rancangan Jadwal penelitian
Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga
tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian
yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap
penelitian tersebut adalah: )1( Tahap pra lapangan, yang
meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan
penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan
lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika
penelitian; _____________)2( Tahap pekerjaan lapangan, yang
meliputi : memahami latar penelitian dan persiapan diri,
memasuki lapangan dan berperanserta sambil mengumpulkan
data; ____________)3( Tahap analisis data, yang meliputi : analisis
selama dan setelah pengumpulan data; ________)4( Tahap
penulisan hasil laporan penelitian.__________________
VIII. Sistematika Pembahasan
Pada penelitian ini penulis membagi dalam beberapa bab sebagai berikut:
13
BAB I: Pendahuluan (judul penelitian, latar belakang, fokus penelitian,
rumusan masalah, tujuan pembahasan, manfaat penelitian,
landasan teori dan telaah hasil penelitian terdahulu, metode
penelitian, sistematika pembahasan, daftar isi sementara dan daftar
rujukan sementara)
BAB II: Pandangan umum berisi tentang pengembangan reading habbit
pengertian, serta proses pengembangannya
BAB III: Berisi tentang hasil wawancara dan observasi di lingkungan tempat
penelitian serta data-data yang terkumpul dan penjabarannya
BAB IV: Kesimpulan dan Saran, berisi tentang hasil penelitian atau
kesimpulan utuh dari penelitian dilapangan, interpretasi penulis
berdasarkan pengetahuan yang dimilki maupun dari data-data yang
telah terkumpul baik dari hasil penelitian maupun yang diperoleh
dari literatur-literatur sebelumnya yang sesuai dengan penelitian.
IX. DAFTAR RUJUKAN SEMENTARA
Muhaimin, paradigm pendidikan islam upaya mengefektifkan pendidikan
agama di sekolah, Remaja rosdakarya bandung 2002
Al-Abrasyi, M. `Athiyah. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Terj. Bustami
A. Gani dan Djohar Bahry . Jakarta: Bulan Bintang, 1970.
Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga, Alex Sobur, , Hakikat Mendisplinkan
Anak, , BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1987.
14
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1993,
Arifin, Mazzayin. Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat.
Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 1988.
Paulo Freire, Politik Pendidikan dan Kebudayaan, Kekuasaan dan
Pembebasan, Yogyakarta: Kerjasama Pustaka Pelajar dengan ead, 2002,
H. A. R. Tilaar, Paradigma Baru PendidikanNasional, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2000
15