Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

12
Peranan Industri Telekomunikasi dalam Perekonomian Indonesia Disusun oleh : 1. Iqbal 2. Helmi 3. Heri 4. Niky 5. Erwan Darmawan 5540912001 5 5540912000 1 5540912000 2 5540912001 0 5540912000 3

description

telekomunikasi

Transcript of Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

Page 1: Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

Peranan Industri Telekomunikasi dalam Perekonomian

Indonesia

Disusun oleh :

1. Iqbal

2. Helmi

3. Heri

4. Niky

5. Erwan Darmawan

55409120015

55409120001

55409120002

55409120010

55409120003

Pasca Sarjana Manajemen telekomunikasi

Universitas mercubuana

Jakarta

2010

Page 2: Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

Peranan Industri Telekomunikasi dalam Perekonomian

Indonesia

Indonesia merupakan salah satu pasar yang penting di kawasan Asia Pasifik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sangat cepat telah menjadi mesin baru bagi

pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Selama krisis ekonomi global pada 2009

lalu, sebagian besar negara di Asia mengalami pertumbuhan negatif. Namun,

pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4 persen, satu peringkat di bawah China

dan India

Indonesia sendiri merupakan Negara yang sangat aktif dalam membuka arus

investasi bagi industri telekomunikasi. Saat ini Indonesia sudah sangat terkoneksi

dengan globalisasi. Tahun 1989, Indonesia mulai mengembangkan kebijakan dan

peraturan perundang undangan mengenai telekomunikasi. Mulai tahun tersebut, UU

No. 3 Tahun 1989 telah menjadi pijakan utama bagi pengembangan industri

telekomunikasi di Indonesia.

Pertumbuhan Telekomunikasi di Tahun 2009

Dan selama tahun 2009, industri telekomunikasi tanah air bisa dikatakan

sebagai titik balik dari tahun sebelumnya, setelah pemerintah pada April 2008

menurunkan biaya interkoneksi 20-40 persen yang berujung pada penurunan tarif

komunikasi hingga 70 persen.

halaman 1

Page 3: Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

Pada 2009 jumlah pelanggan seluler di tanah air mencapai 183,27 juta

nomor, dengan tingkat penetrasi mencapai 76,3 persen. Sedangkan pada 2010

diproyeksikan tumbuh menjadi 204,8 juta pelanggan dengan tingkat penetrasi

sebesar 84,3 persen. Diungkapkan bahwa pertumbuhan pendapatan industri pada

tahun 2009 menjadi puncak kejayaan dari industri seluler di Indonesia, dengan total

pendapatan sebesar 10,364 juta dollar AS atau tumbuh 26,3 persen dibandingkan

2008.

Tentu saja pengguna telepon seluler meningkat, sejalan dengan turunnya

tarif dan mudahnya masyarakat dalam memperoleh perangkat ponsel. Namun, dari

sisi pendapatan, selama tahun 2009 kinerja keuangan operator cenderung merosot,

tercermin dari pertumbuhan pendapatan masing-masing perusahaan mengalami

penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada kuartal I dan II tahun 2009,

hampir seluruh operator mencatat penurunan pendapatan, meski memasuki dua

kuartal terakhir operator mengaku mulai dapat menutupi defisit tersebut.

PT Telkom misalnya, pada kuartal III tahun 2009 kembali mencatat kenaikan

pendapatan sebesar 5,5 persen menjadi Rp47,11 triliun dari sebelumnya, sementara

laba bersih melonjak sebesar 4,2 persen menjadi Rp9,3 triliun. PT. Telkom sendiri

terus berusaha dalam kondisi apa pun perusahaan harus melakukan inovasi produk

dan layanan. Pada saat itu, PT. Telkom juga sukses melakukan sinergi antaranak

perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Selama tahun 2009 kinerja

keuangan PT. Telkom menunjukkan hasil yang positif dengan pencapaian

pendapatan operasi mencapai Rp64,6 triliun atau tumbuh sebesar 6,4%

dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2008 yang mencapai Rp60,7 triliun.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pendapatan operasi adalah

halaman 2

Page 4: Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

pertumbuhan dari pendapatan Selular yang mencapai 12,5% dari Rp25,3 triliun pada

tahun 2008 menjadi Rp28,5 triliun pada tahun 2009. Pertumbuhan pendapatan

selular ini sejalan dengan pertumbuhan pelanggan selular yang mencapai 25%

menjadi 81,6 juta pelanggan pada tahun 2009.

Demikian halnya dengan PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) selama

Januari-September 2009, membukukan pendapatan sekitar Rp9,8 triliun, atau

melonjak sekitar 7 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih

perusahaan tumbuh signifikan atau 35 persen menjadi Rp1,02 triliun dari Rp891

miliar.

Dalam tiga tahun terakhir, para operator besar seperti Telkom, Indosat dan

XL setidaknya menggelontorkan dana untuk belanja modal (capital

expenditure/capex) sekitar Rp100 triliun. Tentu dana tersebut untuk meningkatkan

kualitas infrastruktur yang disediakan kepada publik pengguna layanan

telekomunikasi.

Tetapi itulah fenomenanya. Industri telekomunikasi dalam 10 tahun terakhir

telah menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional, karena sarat dengan

konten bernilai tinggi mulai dari fitur suara, hingga data. Yang menarik adalah nilai

bisnis konten terkait dengan layanan seluler pada tahun ini telah mencapai Rp2,5

triliun, dan diperkirakan terus melonjak pada 2010 hingga sekitar 30 persen, sejalan

dengan perkembangan teknologi.

Pasar dalam negeri boleh jadi sangat besar, tetapi tidak tertutup

kemungkinan untuk mendapatkan bagian kue industri telekomunikasi, sehingga

operator harus dihadapkan pada persaingan yang kian sengit.

halaman 3

Page 5: Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

Sejumlah analis memperkirakan, idealnya operator di Indonesia cukup enam

saja dari saat ini berjumlah 11 perusahaan, sehingga diperkirakan tren akuisisi atau

merger akan terjadi. Meski begitu, pemerintah menyatakan tidak akan membatasi

jumlah operator di tanah air. Pemerintah tidak menganut paham mengurangi jumlah

operator dimana jumlah pemain yang terlalu banyak bukan berarti harus dicabuti dan

proses seleksi operator telekomunikasi akan sepenuhnya diserahkan kepada

mekanisme pasar sehingga hanya operator yang memberikan layanan terbaik yang

mampu bertahan.

Prospek Pertumbuhan Industri Telekomunikasi di Tahun 2010

Satu bulan menjelang tahun 2010, industri teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) di tanah air mencatat sejarah baru dengan dimulainya

pembangunan proyek mercusuar Palapa Ring. Palapa Ring merupakan program

pemerintah membangun jaringan serat optik internasional terdiri atas 7 cincin (ring)

melingkupi 33 ibukota provinsi dan 460 kabupaten 440 kabupaten/kota di seluruh

Indonesia.

Pembangunan Palapa Ring ini menandai sekaligus sejalan dengan Program

100 Hari Depkominfo bahwa 25.000 desa terhubung layanan telekomunikasi dasar

sebagai bentuk kewajiban pelaksanaan universal (USO) pemerintah. Palapa Ring

merupakan impian masyarakat untuk menikmati berbagai layanan telekomunikasi

yang tidak terbatas pada percakapan suara, tetapi juga akan tersedia akses data

internet berkecepatan tinggi.

halaman 4

Page 6: Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

Setiap cincin nantinya akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu

titik ke titik lainnya di setiap kabupaten, yang mendukung jaringan serat optik pita

lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 Gbps hingga 1.000 Gbps di daerah

tersebut. Dengan membangun Ring Palapa dengan kapasitas tak terbatas, maka

negara ini bisa memiliki daya tawar akses ke negara-negara Tier 1 (Amerika Serikat,

dan Eropa) melalui tiga benua dan dua dua samudera karena memiliki jumlah

pengguna internet potensial.

Menurut data yang dilansir IDC, pada tahun 2010 belanja produk teknologi

informasi (TI) diperkirakan mencapai 8,1 miliar dollar AS, atgau meningkat delapan

persen dibandingkan tahun 2009, yakni sekitar 7,5 miliar dollar AS. Komposisi

terbesar belanja modal akan dialokasikan untuk piranti keras sebesar 89,5 persen,

piranti lunak 3,6 persen, dan services 6,9 persen.

Terus berkembangnya teknologi, pelaku usaha di sektor telekomunikasi

meyakini mulai dua tahun ke depan Indonesia akan memasuki era konvergensi, di

mana berbagai fitur telekomunikasi dan penyiaran ke dalam satu media digabung

dalam satu layanan. Dengan satu media di saat bersamaan, masyarakat dapat

menikmati "Triple Play" yaitu telepon, video dan text termasuk "streaming broadcast"

dan video on-demand), maupun "Quad Play" dengan yang didukung teknologi akses

tanpa kabel (wireless).

Namun, yang perlu dipertimbangkan dalam memasuki era konvergensi

adalah `bandwitdh`, `fully mobility`, perangkat yang `seamlesss`, dan konten lokal

yang berlimpah. Dengan demikian pemerintah akan menyiapkan aturan yang

komprehensif untuk mendukung industri di masa depan. Untuk mengantisipasi

halaman 5

Page 7: Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

setiap perkembangan industri teknologi informasi dan komunikasi, pihaknya

mengaku telah melakukan penataan industri ini sejak lima tahun lalu.

Sejatinya, pemerintah telah meletakkan pondasi pemain telekomunikasi

bergerak dengan memberikan lisensi seluler dan telepon tetap nirkabel (FWA),

Kedua lisensi ini memiliki teknologi untuk bermain di mobile broadband dengan

mengandalkan inovasi 3G, Long Term Evolution (LTE), CDMA EVDO, atau CDMA

EVDO Rev A dan B.

Sementara untuk `fixed broadband` dikembangkan dua teknologi yakni

berbasis serat optik dan radio yaitu World-wide Interoperability Microwave Access

(Wimax) yang secara tidak langsung mendapat proteksi dari pemerintah dengan

standar 802.16d nomadic (tetap). Meskipun saat ini masih terjadi perdebatan agar

pemerintah mengaplikasikan standar 802.16e (mobile wimax), karena standar

802.16d dinilai sebagian kalangan sudah usang, namun pemerintah lebih memilih

mengembangkan standar 802.16d. Pemerintah berpendapat selain karena ingin

lebih fokus meningkatkan akses internet, juga manufaktor lokal sudah siap

mendukung standar 802.16d.

Tercatat satu perusahaan dalam negeri PT Teknologi Riset Global (TRG)

yang sudah siap memproduksi massal perangkat wimax dengan tingkat kandungan

dalam negeri (TKDN) melebihi 40 persen.

Kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM) pada triwulan pertama

2010 memberikan indikasi pertumbuhan yang menggembirakan. Hal ini ditunjukkan

dengan pertumbuhan laba bersih yang mencapai dua digit (13%) dibandingkan

periode yang sama tahun 2009. Laba bersih pada TW-I/2010 mencapai Rp 2,8

halaman 6

Page 8: Peranan Industri Telekomunikasi Dalam Perekonomian Indonesia

trilliun, sedangkan pada TW-I/2009 mencapai Rp 2,5 triliun. Total Pendapatan

operasi tumbuh sebesar 6,2% dan mencapai Rp 16,6 triliun pada TW-I/2010.

Mengutip data Bank Indonesia, pemerintah Indonesia menganggarkan

US$140 miliar untuk kebutuhan infrastruktur selama lima tahun mendatang dengan

asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun ini. Dan berdasarkan

Morgan Stanley, pertumbuhan ekoomi Indonesia adalah yang tertinggi di Asia

Tenggara dengan pertumbuhan gabungan mencapai US$800 miliar dan asumsi

peningkatan sebesar 60 persen sepanjang lima tahun mendatang.

halaman 7