Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

17
Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Pengertian Gembala, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “gembala” diartikan sebagai penjaga atau pemiara mahluk hidup, selain itu juga dapat diartikan sebagai penjaga keselamatan orang banyak. Dalam bahasa Inggris, kata “shepherd” (gembala) berakar dari kata sheep(domba). Tetapi dalam bahasa Ibrani kuno, kata “gembala” tidak berakar dari kata “domba”, melainkan dari kata “memberi makan”. Kata Ibrani untuk “gembala” ialah ra’ah”. Kata ini dibentuk dari kata “memberi makan”. Akibatnya, gembala dikenal sebagai “orang yang memberi makan.” Dua fungsi dari pekerjaan

description

Pembinaan warga gereja

Transcript of Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Page 1: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja

Pengertian Gembala, Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “gembala” diartikan sebagai penjaga atau pemiara mahluk hidup, selain itu juga dapat diartikan sebagai penjaga keselamatan orang banyak. Dalam bahasa Inggris, kata “shepherd” (gembala) berakar dari kata “sheep” (domba). Tetapi dalam bahasa Ibrani kuno, kata “gembala” tidak berakar dari kata “domba”, melainkan dari kata “memberi makan”. Kata Ibrani untuk “gembala” ialah “ra’ah”. Kata ini dibentuk dari kata “memberi makan”. Akibatnya, gembala dikenal sebagai “orang yang memberi makan.” Dua fungsi dari pekerjaan gembala yang dijelaskan dalam Alkitab ialah: memelihara dan melindungi kawanan domba gembalaannya.

Page 2: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Gembala di dalam Alkitab Gembala di dalam Perjanjian Lama a. Celakalah Gembala yang memberi makan dirinya

sendiri (Yehezkiel 34:1 – 3). Pesan dari Yehezkiel 34 merupakan pernyataan utama dari perspektif Perjanjian Lama mengenai penggembalaan. Mereka yang memimpin bangsa Yehuda mempunyai fungsi penggembala. Hal ini termasuk para penguasa mau pun pemimpin agama; keduanya bertanggung jawab untuk memelihara bangsa. Tekanannya pada pemeliharaan rohani dari umat Allah. Di ayat 2, ada teguran dan dakwaan terhadap para gembala. Para gembala bangsa bersalah atas satu dosa yang tampak jelas, yaitu memberi makan diri sendiri bukannya memberi makan dombanya.

Page 3: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Gembala di dalam Alkitab

b. Campur tangan Tuhan bagi kawanan domba yang terlantar (Yehezkiel 34:10b). Para gembala bisa saja beranggapan bahwa kawanan domba itu milik mereka sehingga diperlakukan seenaknya saja. Allah menegaskan siapa pemilik domba-domba itu sesungguhnya. Mereka adalah milik-Nya sendiri yang istimewa. Pada saat seorang gembala terlalu memperhatikan kebutuhannya sendiri sehingga mengabaikan dan menganiaya kawanan dombanya, ia secara sadar mau pun tak sadar mulai mengambil keuntungan dari mereka.

Page 4: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Gembala di dalam Alkitab

Gembala di dalam Perjanjian Barua. Gembala sejati (Yohanes 10:1 – 6).

Sebagaimana domba-domba mengenali suara Sang Gembala Utama, demikianlah jemaat seharusnya mempunyai keyakinan teguh kepada masing-masing gembala jemaatnya. Pengadaan fasilitas dan aktivitas gerejawi bukanlah aspek-aspek penting dari pelayanan gereja, melainkan hubungan pribadi yang dekat antara gembala dengan jemaatnya.

Page 5: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Gembala di dalam Alkitab

b. Gembala penjaga (Yohanes 10:7 – 18). Ancaman bahaya yang paling menakutkan dari kawanan domba tanpa penjagaan dari gemabalanya adalah bahaya pembunuhan dari hewan-hewan buas yang ada di sekelilingnya, dibandingkan ancaman kelaparan. Karakter gembala sejati menjadikannya seorang gembala penjaga. Dialah yang menjamin fungsi perlindungan.

Page 6: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Gembala di dalam Alkitabc. Kawanan domba mengenal gembala yang sejati

(Yohanes 10:19 – 29). Hanya domba yang mengenal suara Gembala Utama yang dapat menerima pemeliharaan penggembalaan-Nya. Sebagian orang Yahudi menginginkan pemeliharaan itu. Namun, karena ketidakpercayaan mereka, perpecahan dan kebingungan terus berlanjut di antara mereka. Akibatnya, mereka tidak menerima pemeliharaan Gembala Utama. Demikian juga orang di gereja tidak dapat menerima pemeliharaan pastoral jika mereka tidak percaya penuh kepada kuasa dan karya Tuhan Yesus.

Page 7: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Syarat Menjadi Seorang Gembala yang Efektif

1. Yakin dengan panggilannyaSyarat menjadi seorang gembala diawali dengan meyakini terlebih dahulu bahwa panggilan yang sudah Tuhan tetapkan pada dirinya adalah memang benar untuk mengemban tugas penggembalaan. Bagaimana agar kita dapat yakin bahwa memang kita terpanggil untuk menjadi seorang gembala? Minta ‘konfirmasi’ (peneguhan) dari Tuhan dengan berkomunikasi kepada-Nya melalui doa, puasa dan cara-cara berkomunikasi lainnya yang sudah tersedia untuk Tuhan dengan umat-Nya. 

Page 8: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

2. Lahir baruOrang-orang yang berdiri di mimbar penggembalaan tanpa mengalami kelahiran baru terlebih dahulu sesungguhnya sedang “mempersembahkan api yang asing” (Imamat 10:1). Perlu diingat bahwa hukuman Allah atas Nadab dan Abihu (Imamat 10:2), serta Uza (II Samuel 6:7), menjadi peringatan keras bagi orang-orang yang memasuki pelayanan kudus dengan tangan dan hati yang tidak suci.

Page 9: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

3.Menerima baptisan Roh KudusBaptisan Roh Kudus adalah syarat mutlak bagi seorang gembala. Banyak hamba-hamba Tuhan yang berani menjalani tugas penggembalaan padahal ia belum mengalami baptisan Roh Kudus. Jemaat yang dipimpin dan dibina oleh gembala-gembala yang demikian tentu saja tidak mengalami tingkat Kekristenan yang dikehendaki Tuhan. Kerohanian mereka kering dan tidak akan berkembang. Bagaimana mungkin mengajak jemaat untuk menikmati indahnya pimpinan Roh Kudus sementara ia sendiri belum pernah mengalaminya?

Page 10: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

4. BerpendidikanPerkembangan dunia semakin maju dan terus berkembang secara dinamis. Seorang gembala harus bisa mengimbanginya, karena apabila ia tidak berusaha untuk senantiasa meng-upgrade dirinya, ia akan tergilas oleh kemajuan zaman. Meng-upgrade kemampuan diri melalui pendidikan. Ralph M. Riggs telah menuliskan dalam bukunya, bahwa “Seorang pekerja Kristen yang tidak berpendidikan biasanya hanya dapat melayani kepada orang-orang yang juga tidak berpendidikan Sedangkan orang yang lebih bernasib baik dan rajin dalam mengejar pendidikan yang lengkap dapat melayani tidak saja orang-orang yang tidak berpendidikan, tetapi juga melayani orang-orang yang berpendidikan yang jumlahnya meningkat terus.”[2]

Page 11: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

5.Mengenal diri sendiriGembala yang sudah mengenali dirinya dengan baik sudah pasti mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Setelah ia tahu apa-apa saja kelemahan yang dimiliki, ia tidak akan berdiam diri dan membiarkannya begitu saja. Gembala itu pasti akan mencari solusi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimilikinya sehingga kelak berubah menjadi potensi yang dapat membawa keuntungan bagi dirinya dalam tugas-tugas penggembalaan. Selain itu, gembala yang sungguh-sungguh mengenali dirinya pasti memiliki kerendahan hati. Mengapa demikian? Ia tahu kapasitasnya, sehingga tidak menjadikannya angkuh

Page 12: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

6. Mengenal kebutuhan orang lainGembala tidak dapat memelihara anggota-anggota jemaatnya dengan maksimal apabila ia belum mengenal dengan baik apa yang menjadi kebutuhan mereka masing-masing. Setiap orang memiliki pergumulan yang berbeda-beda, gembala harus mengetahui hal ini dan segera bertindak. Kenalilah dengan baik apa saja yang menjadi kebutuhan jemaat. Jika kita tidak mengetahui kebutuhan orang (jemaat) tersebut, kita tidak mungkin dapat mengetahui ‘penyakitnya’, tidak dapat memberi obat dan makanan yang tepat dan pada waktunya (Yohanes 10:14, Lukas 12:42).[3] Hal ini dibutuhkan kepekaan. Kepekaan dapat dilatih sejak dini dengan mulai mempedulikan hal-hal kecil yang ada di sekitar kita dan berusaha menemukan solusinya. 

Page 13: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

Model-model Pembinaan Warga Gereja

1. PengajaranPengajaran Firman Tuhan adalah

dasar dari semua program dalam Pembinaan Warga Gereja. Pemberitaan Firman harus menjadi pusat pembinaan iman warga gereja, karena iman datang dan bertumbuh dari mendengar akan Firman Tuhan (Roma 10:17).

Page 14: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

2. Pelayanan khusus (kategorial)Adanya pelayanan khusus

(kategorial) ini adalah karena melibatkan warga yang mempunyai kesamaan minat dalam bidang-bidang tertentu seperti kewanitaan, kepemudaan, pendidikan anak-anak dan remaja, kebapaan.[5] Warga gereja dibina sesuai dengan kelompok usia dan jenisnya masing-masing agar tujuan pembinaan dapat diterima dengan kontekstual dan prosesnya dapat berjalan efektif.

Page 15: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

3. PemuridanBanyak gereja yang menawarkan berbagai

“program pemuridan” seperti kelas-kelas, seminar-seminar, kelompok-kelompok kecil pemuridan. Apabila diamati lebih seksama, ternyata “program-program pemuridan” yang demikian tidak efektif dalam menghasilkan perubahan hidup yang kokoh. Perubahan hidup yang nampak hanya bersifat sementara bila tidak ditindaklanjuti secara berkelanjutan. Esensi dari pemuridan yang sebenarnya adalah memberikan contoh atau model dalam menuntun orang lain untuk mencapai potensi maksimalnya.

Page 16: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

4. Kelompok kecilPembentukan persekutuan warga jemaat

dalam kelompok-kelompok kecil merupakan strategi yang baik untuk menyediakan komunitas yang sehat kepada mereka, hal ini dimaksudkan agar antar warga jemaat dapat saling memperhatikan dan membangun sehingga sama-sama mengalami pertumbuhan jasmani dan rohani. Perlu ditegaskan bahwa memperhatikan antar warga jemaat di dalam kelompok kecil tidak hanya sebatas masalah rohaninya saja, tetapi juga masalah lain yang menyangkut seluruh segi kehidupan (kesehatan, ekonomi, pendidikan, keluarga, dll).   

Page 17: Peranan Gembala Dalam Pembinaan Warga Gereja Kuliah Tanggal 5 September 2013

5. Pelatihan keterampilan hidup Gereja yang benar sesungguhnya tidak

pernah membatasi fungsinya hanya sebagai pengelola program-program pembinaan bagi warga jemaat yang erat kaitannya dengan hal-hal rohani saja. Gereja dapat mengadakan pelatihan keterampilan hidup sesuai dengan kebutuhan warga jemaatnya. Misalnya pelatihan memasak bagi jemaat wanita, ini dapat membekali mereka yang hendak membuka usaha kuliner untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.