Peranan Fitohormon dalam Manajemen Induk

download Peranan Fitohormon dalam Manajemen Induk

of 3

Transcript of Peranan Fitohormon dalam Manajemen Induk

  • 7/23/2019 Peranan Fitohormon dalam Manajemen Induk

    1/3

    Nama : Maki Z M

    NPM : 230110120051

    Kelas : Perikanan A

    TUGAS TPBI

    Peranan Fitohormon dalam Manajemen Induk

    Reproduksi adalah proses perkembangbiakan suatu makhluk hidup, diawali dengan

    bersatunya sel telur betina dengan sel spermatozoa dari jantan menjadi zigot, yang selanjutnya akan

    tumbuh ke tahap pendewasaan. Tidak munculnya salah satu atau lebih faktor dapat menyebabkan

    hambatan proses reproduksi sehingga dapat menimbulkan gangguan reproduksi. Adanya gangguan

    reproduksi baik pada jantan maupun betina dapat mengakibatkan rendahnya efisiensi reproduksi,

    yang selanjutnya akan berpengaruh negatif pada peningkatan jumlah populasi.

    Kinerja reproduksi merupakan suatu proses yang berkelanjutan pada ikan akibat adanya

    rangsangan dari luar ataupun dari dalam tubuh ikan itu sendiri. Rangsangan tersebut dapat berupa

    rangsangan hormonal ataupun rangsangan lingkungan. Rangsangan hormonal yang terjadi pada

    induk ikan betina berbeda dengan induk jantan. Pada induk betina, rangsangan hormonal ditujukan

    untuk pembentukan telur dan pematangannya, sedangkan pada ikan jantan rangsangan tersebut

    untuk pembentukan sperma (Dodi 2009).

    Perkembangan gonad pada ikan membutuhkan hormon gonadotropin yang dilepaskan oleh

    kelenjar pituitari yang kemudian terbawa aliran darah masuk ke gonad. Gonadotropin kemudian

    masuk ke sel teka, menstimulasi terbentuknya testosteron yang kemudian akan masuk ke sel

    granulosa untuk dirubah oleh enzim aromatase menjadi estradiol 17. Hormon estradiol 17kemudian masuk ke dalam hati melalui aliran darah dan merangsang hati untuk mensintesis

    vitelogenin yang akan dialirkan lewat darah menuju gonad untuk diserap oleh oosit sehingga

    penyerapan vitelogenin ini desertai dengan perkembangan diameter telur (Sumantri 2006 dalam

    Dodi 2009).

    Keberhasilan reproduksi sekelompok hewan sangat ditentukan oleh bagaimana upaya

    pengelolaan reproduksi itu sendiri misalnya, pemberian pakan yang baik, lingkungan yang serasi,

    terhindar dari penyakit, sanitasi yang baik dan tidak ada gangguan hormonal. Peningkatan

    reproduksi pada ikan dapat dilakukan dengan penambahan hormon eksogen yaitu fitohormon. Salah

    satunya adalah fitoestrogen. Fitoestrogen merupakan suatu substrat dari tumbuhan yang memiliki

    aktivitas mirip estrogen (Glover dan Assinder, 2006). Selanjutnya menurut Jefferson, et al. (2002)

    fitoestrogen merupakan dekomposisi alami yang ditemukan pada tumbuhan yang memiliki banyak

    kesamaan dengan estradiol, bentuk alami estrogen yang paling potensial.

    Menurut Fajrin (2012) kadar hormon estradiol (E2) yang tinggi, mampu meningkatkan

    hormon gonadotropin dan mempercepat proses vitelogenin. Efek estrogenik dapat menyebabkan

  • 7/23/2019 Peranan Fitohormon dalam Manajemen Induk

    2/3

    hormon gonadotropin (FSH dan LH) mengalami peningkatan, sehingga dapat mempercepat proses

    kematangan telur. Hormon estrogen, merupakan hormon steroid yang sangat penting pada ikan

    betina yang sedang mengalami proses vitelogenin.

    Pada reproduksi betina, gonadotrophin releasing hormone (GnRH) disekresikan dari

    hipothalamus merangsang pelepasan lutenising hormone (LH) and follicle stimulating hormone

    (FSH) dari pituitari anterior. FSH and LH disekresikan dengan taraf yang berbeda pada periode

    siklus estrus. Pada awal siklus (fase follicular), FSH merangsang perkembangan folikel-folikel,

    salah satunya diantaranya berkembang cepat menjadi folikel de Graff (GF). Folikel de Graaf

    mensekresikan hormon estradiol, progesterone dan inhibin. Pada pertengahan siklus estrus LH

    menyebabkan folikel de Graaff pecah pada proses ovulasi dan akan menjadi corpus luteum (CL).

    Corpus luteum mensekresikan progesterone (pada fase luteal). Estradiol, inhibin and progesterone

    mengatur sekresi GnRH dari hypothalamus. Pada akhir siklus estrus sekresi progesterone menurun,

    dan akhirnya terjadi peluruhan atau menstruasi.

    Pada tanaman dikenal ada beberapa kelompok fitoestrogen yaitu; isoflavon, lignan,

    kumestan, triterpen, glikosida, dan senyawa lain yang berefek estrogenik, seperti flavones,

    chalconcs, diterpenoids, triterpenoids, coumarins dan acyclics (Achdiat, 2003, Anonim, 2007). Pada

    kelompok fitoestrogen tersebut isoflavon merupakan senyawa yang banyak dimanfaatkan,

    dikarenakan kandungan fitoestrogen yang cukup tinggi (Achdiat, 2007). Senyawa isoflavon

    merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak disintesa oleh tanaman. Senyawa isoflavon

    tersebut pada umumnya berupa senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa ikatan glukosida

    (Synder dan Kwon, 1987). Selama proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun

    proses non-fermentasi, senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses

    hidrolisa, sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon. Senyawa aglikon

    tersebut adalah genistein, glisitein dan daidzein (Pawiroharsono, 2007).

    Pada tanaman golongan Leguminoceae, khususnya pada tanaman kedelai mengandung

    senyawa isoflavon yang cukup tinggi. Bagian tanaman kedelai yang mengandung senyawa

    isoflavon yang lebih tinggi terdapat pada biji kedelai, khususnya pada bagian hipokotil (germ) yang

    akan tumbuh menjadi tanaman. Sebagian lagi terdapat pada kotiledon yang akan menjadi daun

    pertama dari tanaman (Anderson, 1997).

    Isoflavon, khususnya genistein, dapat terikat dengan -ER Walaupun ikatannya lemah,

    tetapi dengan -ER mempunyai ikatan sama dengan estrogen (Pawiroharsono, 2007). Isoflavon atau

    fitoestrogen dapat berikatan dengan reseptor estrogen sebagai bagian dari aktivitas hormonal,

    menyebabkan serangkaian reaksi yang menguntungkan tubuh. Pada saat kadar estrogen menurun,

    akan terdapat banyak kelebihan reseptor estrogen yang tidak terikat, walaupun afinitasnya rendah,

    isoflavon dapat berikatan dengan reseptor tersebut. Fitoestrogen tersebut berfungsi sama dengan

  • 7/23/2019 Peranan Fitohormon dalam Manajemen Induk

    3/3

    estrogen yaitu untuk menghentikan produksi FSH yang terjadi pada masa praovulasi dan memacu

    produksi LH. Estrogen mempengaruhi sel folikel untuk segera melepaskan sel telur dari ovarium.

    Sehingga mempercepat pematangan sel telur

    Sumber:

    Winarsi, Heri. 2010. Protein Kedelai dan Kecambah Manfaatnya Bagi Kesehatan. Kanisius:

    Yogyakarta

    Sinclair, Constance. 2010. Buku Saku Kebidanan. EGC: Jakarta

    Barrett J. 1996. Phytoestrogens: Friends or foes? Environmental Health Perspectives 104:478-482.

    Hernawati. PERBAIKAN KINERJA REPRODUKSI AKIBAT PEMBERIAN

    ISOFLAVON DARI TANAMAN KEDELAI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

    Charisty, Nabila A. 2013 PEMANFAATAN BIJI PEPAYA MUDA (Carica papaya L.) UNTUK

    MENINGKATKAN KEMATANGAN GONAD PADA IKAN NILEM (Osteochilus

    hasselti C.V). Skripsi. Bandung: Universitas Padjadjaran