Peranan Dan Teknik Asb

22
1 PERANAN DAN TEKNIK PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA DALAM PENYUSUNAN APBD Oleh: Abdul Hafiz Tanjung, SE.,M.Si.,Ak.* Disampaikan Pada : Bimbingan Teknis Penyusunan Standar Biaya Kabupaten Pelalawan-Riau 23-24 Maret 2010 PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini, tuntutan transparan dan akuntabel atas pengelolaan keuangan daerah semakin meningkat. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut, terutama atas tuntutan akuntabel dapat dilakukan dengan cara pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, dan efektif. Salah satu cara yang dapat diambil oleh pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan secara ekonomis, efisien, dan efektif dengan menyusun standar biaya atau dalam bahasa resmi dalam Permendagri 13/2006 yaitu Analisis Standar Belanja (ASB). Pentingnya dilakukan penyusunan ASB ini karena adanya ketidakadilan dan ketidakwajaran anggaran belanja antar kegiatan sejenis antar program dan antar SKPD, yang disebabkan oleh : 1. Tidak jelasnya definisi suatu kegiatan 2. Perbedaan output kegiatan 3. Perbedaan lama waktu pelaksanaan 4. Perbedaan kebutuhan sumberdaya 5. Beragamnya perlakuan objek atau rincian objek belanja

Transcript of Peranan Dan Teknik Asb

Page 1: Peranan Dan Teknik Asb

1

PERANAN DAN TEKNIK PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA

DALAM PENYUSUNAN APBD

Oleh: Abdul Hafiz Tanjung, SE.,M.Si.,Ak.*

Disampaikan Pada :

Bimbingan Teknis Penyusunan Standar Biaya Kabupaten Pelalawan-Riau

23-24 Maret 2010

PENDAHULUAN

Pada masa sekarang ini, tuntutan transparan dan akuntabel atas pengelolaan

keuangan daerah semakin meningkat. Untuk dapat memenuhi tuntutan tersebut,

terutama atas tuntutan akuntabel dapat dilakukan dengan cara pengelolaan keuangan

daerah secara ekonomis, efisien, dan efektif.

Salah satu cara yang dapat diambil oleh pemerintah daerah dalam pengelolaan

keuangan secara ekonomis, efisien, dan efektif dengan menyusun standar biaya atau

dalam bahasa resmi dalam Permendagri 13/2006 yaitu Analisis Standar Belanja (ASB).

Pentingnya dilakukan penyusunan ASB ini karena adanya ketidakadilan dan

ketidakwajaran anggaran belanja antar kegiatan sejenis antar program dan antar

SKPD, yang disebabkan oleh :

1. Tidak jelasnya definisi suatu kegiatan

2. Perbedaan output kegiatan

3. Perbedaan lama waktu pelaksanaan

4. Perbedaan kebutuhan sumberdaya

5. Beragamnya perlakuan objek atau rincian objek belanja

Page 2: Peranan Dan Teknik Asb

2

Disamping ke lima penyebab tersebut diatas, sering juga terjadi pada anggaran

pemerintah daerah pemborosan anggaran.

LANDASAN LEGAL FORMAL ASB

Bagi pemerintah daerah yang menyusun ASB, landasan hukum yang dapat

digunakan adalah :

1. UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah pasal 167 ayat 3 : Belanja

daerah mempertimbangkan beberapa instrument pendudkung, berupa : analisis

standar belanja, standar harga satuan, tolak ukur kinerja, dan standar pelayanan

minimal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. PP Nomor 58/2005 Pasal 39 ayat 2 : Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi

kerja dilakukan berdasarkan capaian kinerja, indicator kinerja, analisis standar

belanja, standar harga satuan, dan standar pelayanan minimal.

3. Permendagri No 13 Tahun 2006 pasal 93 ayat 1 disebutkan bahwa penyusunan

RKA SKPD berdasarkan prestasi kerja, indikator kinerja, capaian atau target kinerja,

analisis standar belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.

Oleh karena itu dipandang perlu pemerintah daerah menyusun buku panduan

analisis standar belanja (ASB) sebagai panduan bagi SKPD dalam menyusun RKA

SKPD yang bersangkutan serta sebagai alat evaluasi kewajaran RKA bagi pemerintah

daerah.

Page 3: Peranan Dan Teknik Asb

3

DEFINISI

Berikut ini dijelaskan beberapa definisi yang digunakan dalam penulisan makalah

ini :

Analisis Standar Belanja adalah :

Penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang dialokasikan untuk

melaksanakan suatu kegiatan.

Kegiatan adalah :

Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD

sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri

dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya yang berupa personil, barang

modal, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua objek sumber daya

tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam

bentuk barang atau jasa.

PRINSIP DASAR PENYUSUNAN ASB

Dalam penyusunan ASB, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan

pemerintah daerah yaitu :

1. Penyederhanaan (modeling)

Penyusunan ASB bertujuan membuat model belanja untuk objek-objek kegiatan

yang menghasilkan output yang sama.

2. Mudah diaplikasikan

Model yang dibuat mudah diaplikasikan, atau tidak membuat susah yang

menggunakan model tersebut.

Page 4: Peranan Dan Teknik Asb

4

3. Mudah diup-date

Model yang dibuat mudah untuk diperbaharui, dalam arti jika ditambahkan data-data

baru tidak merubah formula model tersebut secara keseluruhan.

4. Fleksibel, dalam hal ini model yang dibuat menggunakan konsep belanja rata-rata

dan memiliki batas minimum belanja dan batas maksimum belanja.

PERANAN ASB DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN

Sesuai dengan isi Permendagri 13/2006 pasal 93 ayat 1, menyatakan bahwa

penyusunan RKA SKPD berdasarkan pada ASB (salah satu dasar), dan pada ayat 4

menyatakan bahwa ASB merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya

yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan, serta memperhatikan prinsip-

prinsip dasar penyusunan ASB. Maka dapat dikatakan peranan ASB dalam

penyusunan anggaran pada pemerintah daerah adalah sebagai berikut :

1. Menjamin kewajaran beban kerja dan biaya yang digunakan antar SKPD dalam

melakukan kegiatan sejenis.

2. Mendorong terciptanya anggaran daerah yang semakin efisien dan efektif

3. Memudahkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) melakukan verifikasi total

belanja yang diajukan dalam RKA SKPD untuk setiap kegiatan.

4. Memudahkan SKPD dan TAPD dalam menghitung besarnya anggaran total belanja

untuk setiap jenis kegiatan berdasarkan target output yang ditetapkan dalam RKA

SKPD.

Page 5: Peranan Dan Teknik Asb

5

PENDEKATAN PENYUSUNAN ASB

Penyusunan Analisis Standar Belanja menggunakan tiga pendekatan utama,

yaitu: pendekatan Activity Based Costing (ABC), pendekatan Ordinary Least Square

(regresi sederhana) dan pendekatan metode diskusi (focused group discussion).

Pendekatan ABC

Pendekatan ABC merupakan suatu teknik untuk mengukur secara kuantitatif

biaya dan kinerja dari satu kegiatan (the cost and performance of activities) serta teknik

mengalokasikan penggunaan sumber daya dan biaya kepada masing-masing objek

biaya (operasional maupun administrasi) dalam satu kegiatan.

Pendekatan ABC bertujuan untuk meningkatkan akurasi biaya penyediaan

barang dan jasa yang dihasilkan dengan menghitung biaya tetap (fixed cost) dan biaya

variabel (variable cost), sehingga total biaya dengan pendekatan ABC adalah :

Disamping itu, proses evaluasi dan penilaian kewajaran biaya dengan

pendekatan ABC dilakukan atas dasar biaya-biaya per kegiatan dan bukan atas dasar

alokasi bruto (gross allocations) pada suatu organisasi atau SKPD.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan pendekatan ABC

adalah :

1. Mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan output yang sama dalam

satu kelompok.

Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel

Page 6: Peranan Dan Teknik Asb

6

2. Menentukan aktivitas-aktivitas apa saja yang akan menyebabkan timbulnya biaya

dalam satu kegiatan.

3. Menentukan cost driver . yang merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek

terhadap perubahan level biaya total dalam satu kegiatan, atau cost driver

merupakan variabel-variabel yang menjadi penyebab munculnya perbedaan biaya

dalam melaksanakan suatu kegiatan tertentu.

Pendekatan Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah suatu teknik yang digunakan untuk

membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y)

dengan variabel bebas (X) sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya.

Dalam regresi sederhana ini, variabel tidak bebas merupakan total biaya dari suatu

kegiatan, sedangkan variabel bebas merupakan cost driver dari kegiatan tersebut.

Penggunaan regresi sederhana dalam menyusun ASB berguna untuk membuat

model (persamaan) regresi untuk peramalan belanja dari suatu kegiatan. Peramalan

belanja dengan model regresi ini dengan cara menghitung belanja rata-rata,

menghitung batas minimum belanja, dan batas maksimum belanja, serta menghitung

prosentase alokasi kepada masing-masing objek belanja.

Persamaan garis regresi sederhana adalah sebagai berikut :

bXaY Di mana X dan Y adalah nilai-nilai yang diperoleh dari pengamatan. Yang perlu ditaksir

adalah koefisien a dan b.

Page 7: Peranan Dan Teknik Asb

7

Taksiran terbaik untuk koefisien a dan b adalah dengan menggunakan metode kuadrat

terkecil , yaitu :

di mana :

n

X

X ;

n

Y

Y ;

n = jumlah data

XbYa

Dimana koefisien a merupakan biaya tetap, dan koefisien b merupakan koefisien

untuk belanja variabel. Untuk melihat reliabilitas dari persamaan garis yang ditaksir,

maka dapat digunakan apa yang disebut sebagai kekeliruan baku taksiran (standar

deviasi). Rumus yang digunakan adalah :

2

)ˆ( 2

n

YY

se

Bentuk 2)ˆ( YY disebut pula sebagai jumlah kuadrat kekeliruan.

22 XnX

YXnXYb

Page 8: Peranan Dan Teknik Asb

8

Jika prediksi terhadap Y berdasarkan sebuah nilai X yang ditetapkan telah

dibuat, maka kita dapat menentukan interval taksiran untuk Y ini dengan menggunakan

kekeliruan baku taksiran yang dikemukakan di atas.

Dengan demikian batas bawah (minimum) untuk taksiran Y dapat dihitung

dengan :

ep stY .ˆ

Sedangkan batas atas (maksimum) taksiran Y adalah :

ep stY .ˆ

di mana t diperoleh dari tabel t dengan derajat bebas n – 2

Pendekatan Metode Diskusi (focused group discussion)

Pendekatan metode diskusi dalam penyusunan ASB digunakan untuk

memperoleh masuk-masukan dari SKPD tentang aktivitas dan output dari suatu

kegiatan, dan juga masukan-masukan tentang cost driver dari suatu kegiatan. Hasil

yang diharapkan dari pendekatan metode diskusi ini adalah kesepahaman tentang

aktivitas, output dan cost driver dari suatu kegiatan antara penyusun dan SKPD dalam

penyusunan ASB.

Langkah-Langkah Penyusunan ASB

Berikut ini adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk penyusunan

ASB dengan menggunakan ketiga pendekatan-pendekatan diatas :

Page 9: Peranan Dan Teknik Asb

9

1. Mengumpulkan data sekunder berupa kegiatan eksisting pemerintah daerah pada

tahun berjalan (dapat berupa RKA atau DPA) dan juga data sekunder berupa

standar harga satuan.

2. Memeriksa kesesuai harga satuan yang ada pada RKA/DPA dengan peraturan

gubernur/bupati/walikota tentang standar harga satuan.

3. Mengidentifikasi setiap jenis kegiatan tentang output dan cost drivernya.

4. Menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang perlu dan akan dibuatkan ASBnya.

5. Melakukan pengelompokan awal setiap kegiatan yang memiliki kesamaan output

dan cost drivernya menjadi satu kelompok ASB, lalu memberi nama kelompok ASB

tersebut.

6. Melakukan diskusi atas pengelompokan awal yang telah dibuat tentang aktivitas,

output dan cost driver dari suatu kegiatan. Lalu menyepakati penyempurnaan atas

kelompok-kelompok ASB tersebut.

7. Membuat model regresi sederhana masing-masing kelompok ASB yang telah

disepakati.

8. Menghitung nilai minimum dan maksimum belanja dari model regresi sederhana dari

masing-masing kelompok ASB.

9. Menghitung prosentase alokasi belanja kepada masing-masing objek belanja

(aktivitas) pada satu kelompok ASB, baik alokasi belanja rata-rata, alokasi belanja

minimum, dan alokasi belanja maksimum.

10. Menyusun buku panduan ASB secara keseluruhan.

Page 10: Peranan Dan Teknik Asb

10

CONTOH PENYUSUNAN ASB

Bintek dan Pelatihan

Langkah 1 s.d 6 : Misalnya data sekunder dari masing-masing RKA SKPD pada tahun anggaran 2010 (dalam

ribuan rupiah) yang dapat dikelompokan dalam satu kelompok ASB Bintek dan Pelatihan, sebagai berikut :

NO

Kegiatan Anggaran Objek Belanja berdasarkan aktivitas

Hon PNS Hon Non PNS

Foto copy Bhn Hbs Pakai

Mamin Perjalanan Dinas

Sewa

1 Pel Aparat dlm Perencanaan Tata Ruang 75.500 7.500 30.000 1.500 4.500 9.500 12.500 10.000

2 Pel kompetensi tenaga pendidik 162.500 12.000 75.000 2.000 13.500 20.000 25.000 15.000

3 Bintek Tenaga Pengelola Keuangan Dae 94.600 9.000 40.800 1.800 6.000 10.000 15.000 12.000

4 Pel Aparatur Desa dlm bid pengl.keu desa 62.900 3.000 27.200 1.200 6.000 7.500 10.000 8.000

5 Pel Tenaga Pendamping Bina Keluarga 33.700 3.000 13.200 1.000 3.000 3.500 6.000 4.000

6. Diklat Fungsional PNS Daerah 224.000 15.000 102.000 4.500 22.500 25.000 30.000 25.000

Jumlah 653.200 49.500 288.200 12.000 55.500 75.500 98.500 74.000

Setelah mendalami data-data dari RKA tersebut, dan melakukan diskusi, ditentukan bahwa yang menjadi Output

dari masing-masing kegiatan diatas adalah Orang Hari (OH), sedangkan yang menjadi cost driver dari masing-masing

kegiatan diatas adalah : jumlah peserta dan hari pelatihan. Diringkas seperti tabel berikut ini :

No Kegiatan Anggaran Cost Driver Output

Peserta Hari OH

1 Pelatihan Aparat dalam Perencanaan Tata Ruang 75.500 30 5 150

2 Pel kompetensi tenaga pendidik 162.500 90 4 360

3 Pel Tenaga Pengelola Keuangan 94.600 30 6 180

4 Pel Aparatur Desa dlm bid pengl.keu desa 62.900 60 2 120

5 Pel Tenaga Pendamping Bina Keluarga 33.700 30 2 60

6. Diklat Fungsional PNS Daerah 224.000 150 3 450

653.200 1.320

Page 11: Peranan Dan Teknik Asb

11

Langkah 7 : Untuk membuat persamaan regresi sederhana (model ASB), dilakukan dengan cara berikut ini :

No Anggaran (Y) Output (X) XY X2

1

75.500 150

11.325.000

22.500

2

162.500 360

58.500.000

129.600

3

94.600 180

17.028.000

32.400

4

62.900 120

7.548.000

14.400

5

33.700 60

2.022.000

3.600

6

224.000 450

100.800.000

202.500

Jumlah

653.200

1.320

197.223.000

405.000

2206

320.1

n

X

X

67,866.1086

200.653

n

Y

Y

Page 12: Peranan Dan Teknik Asb

12

01,467600.114

6,995.518.53

)48400)(6(000.405

)67,866.108)(220)(6(000.223.19722 XnX

YXnXYb

47,124.6)220)(01,467(67,866.108XbYa

Dengan demikian persamaan regresi adalah : Y = 6.124,47 + 467,01 X atau dengan kata lain, Model ASB Bintek

dan Pelatihan adalah : Belanja Total = 6.124,47 + 467,01 x (jumlah peserta) x (hari)

Langkah 8 : Untuk menentukan batas minimum dan batas maksimum belanja terlebih dahulu dicari nilai kekeliruan

baku taksiran dengan menggunakan rumus berikut :

2

)ˆ( 2

n

YY

se dengan cara sebagai berikut :

Page 13: Peranan Dan Teknik Asb

13

No X Y XY 01,46747,124.6ˆ YYe ˆ 2)ˆ( YY

1 150 75.500 76.175,97 -675,97 456.935,44

2 360 162.500 174.248,07 -11.748,07 138.017.148,7

3 180 94.600 90.186,27 4.413,73 19.481.012,51

4 120 62.900 62.165,67 734,33 539.240,55

5 60 33.700 34.145.07 -445.07 198.087,31

6 450 224.000 216.278,97 7.721,03 59.614.304,26

218.306.728,8

Dari tabel di atas maka diperoleh :

2

)ˆ( 2

n

YY

se

19,682.576.5426

8,728.306.218es

6,387.7es kekeliruan baku taksiran (dalam ribuan rupiah)

Page 14: Peranan Dan Teknik Asb

14

Setelah diperoleh kekeliruan baku taksiran, selanjutnya dapat dihitung besarnya

belanja rata-rata, belanja minimum, dan belanja maksimum dengan menggunakan

model ASB Bintek dan Pelatihan sebagai berikut :

Belanja Rata : Y = 6.124,47 + 467,01 X = 6.124,47 + 467,01 (220) = 108.866,67

Belanja Minimum = ep stY .ˆ = 108,866,67 – (2,776)(7.387,6) = 88.358,69

Belanja Maksimim = ep stY .ˆ = 108.866,67 + (2,776)(7.387,6) = 129.374,65

Langkah 9 : setelah belanja rata-rata, belanja minimum, dan belanja maksimum

dihitung, lalu dihitung prosentase alokasi belanja kepada masing-masing objek belanja

(aktivitas) pada satu kelompok ASB, baik alokasi belanja rata-rata, alokasi belanja

minimum, dan alokasi belanja maksimum.

Prosentase Alokasi Belanja Rata-rata

Menghitung prosentase alokasi belanja rata-rata kepada masing-masing objek

belanja (aktivitas) dilakukan dengan cara membagi total belanja masing-masing objek

dengan total belanja suatu kegiatan, lalu dikalikan dengan 100% . Hasilnya terlihat

seperti berikut ini :

Objek Belanja Perhitungan Alokasi %

Honor PNS 49.500/653.200 X 100% 7,58%

Honor Non PNS 288.200/653.200 X 100% 44,12%

Foto copy 12.000/653.200 X 100% 1,83%

Bahan Habis Pakai 55.500/653.200 X 100% 8,50%

Makan dan Minum 75.500/653.200 X 100% 11,56%

Perjalanan Dinas 98.500/653.200 X 100% 15,08%

Sewa Ruangan 74.000/653.200 X 100% 11,33%

Page 15: Peranan Dan Teknik Asb

15

Prosentase Alokasi Belanja Minimum

Menghitung prosentase alokasi belanja minimum kepada masing-masing objek

belanja dilakukan dengan cara : mencari terlebih dahulu selisih prosentase belanja rata-

rata dengan belanja minimum, hasilnya dialokasikan kepada masing-masing objek

belanja, lalu besarnya prosentase alokasi belanja minimum adalah = % belanja rata-

rata - % alokasi selisih masing-masing objek belanja, sebagai berikut :

Selisih Prosentase = (108.866,67- 88.358,69)= 20.507,98

= 20.507,98/108.866,67 X 100% = 18,84%

Objek Belanja Perhitungan Alokasi % alokasi belanja minimum

Honor PNS 7,58/100 x 18,84 = 1,43 7,58% - 1,43% = 6,15%

Honor Non PNS 44,12/100 x 18,84 = 8,31 44,12% - 8,31% = 35,81%

Foto copy 1,83/100 x 18,84 = 0,34 1,83% - 0,34% = 1,49%

Bahan Habis Pakai 8,5/100 x 18,84 = 1,60 8,50% - 1,60% = 6,90%

Makan dan Minum 11,56/100 x 18,84 = 2,18 11,56% - 2,18% = 9,38%

Perjalanan Dinas 15,08/100 x 18,84 = 2,84 15,08% - 2,84% = 12,24%

Sewa Ruangan 11,33/100 x 18,84 = 2,14 11,33% - 2,14% = 9,19%

Prosentase Alokasi Belanja Maksimum

Menghitung presentase alokasi belanja maksimum dilakukan dengan cara

mencari terlebih dahulu selisih prosentase belanja rata-rata dengan belanja maksimum,

hasilnya dialokasikan kepada masing-masing objek belanja, lalu besarnya alokasi

belanja maksimum = % belanja rata-rata + % alokasi selisih masing-masing objek

belanja, hasilnya sebagai berikut

Selisih Prosentase = (108.866,67- 129.374,65)= 20.507,98

= 20.507,98/108.866,67 X 100% = 18,84%

Page 16: Peranan Dan Teknik Asb

16

Objek Belanja Perhitungan Alokasi % alokasi belanja maksimum

Honor PNS 7,58/100 x 18,84 = 1,43 7,58% + 1,43% = 9,01%

Honor Non PNS 44,12/100 x 18,84 = 8,31 44,12% + 8,31% = 52,43%

Foto copy 1,83/100 x 18,84 = 0,34 1,83% + 0,34% = 2,17%

Bahan Habis Pakai 8,5/100 x 18,84 = 1,60 8,50% + 1,60% = 10,10%

Makan dan Minum 11,56/100 x 18,84 = 2,18 11,56% + 2,18% = 13,74%

Perjalanan Dinas 15,08/100 x 18,84 = 2,84 15,08% + 2,84% = 17,92%

Sewa Ruangan 11,33/100 x 18,84 = 2,14 11,33% + 2,14% = 13,47%

Langkah 10 : menyusun buku panduan ASB secara keseluruhan, untuk contoh

soal ini adalah sebagai berikut :

ASB 01: Bintek dan Pelatihan

Deskripsi : Bintek atau pelatihan adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah untuk meningkatkan kemampuan atau keahlian pada

bidang tertentu bagi PNS dilingkungan pemerintah daerah dengan

mendatangkan narasumber atau instruktur ke lokasi pemerintah daerah.

Kegiatan Yang Termasuk Dalam Lingkup ASB 01

1. Pelatihan aparatur dalam perencanaan tata ruang

2. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik

3. Bimbingan teknis tenaga pengelola keuangan daerah

4. Pelatihan aparatur desa dalam bidang pengelolaan keuangan desa

5. Pelatihan tenaga pendamping bina keluarga di kecamatan

6. Pendidikan dan latihan fungsional dan PNS daerah

7. Pelatihan SDM dalam bidang komunikasi dan informasi

8. Pelatihan teknis pengawasan/ audit bagi aparatur inspektorat daerah

9. Dll.

Page 17: Peranan Dan Teknik Asb

17

Pengendali Belanja (cost driver) :

Jumlah peserta

hari pelatihan/bintek

Satuan Pengendali Belanja Tetap :

Rp. 6.124.470. per kegiatan

Satuan Pengendali Belanja Variabel

Rp. 467.010 x Jumlah peserta x hari pelatihan/bintek

Perhitungan Belanja Total

Rp.6.124.470 + Rp. 467.010 x jumlah peserta x hari pelatihan/bintek

Batasan Alokasi Objek

No

Objek Belanja

Rata-rata Batas bawah Batas atas

% % %

1 Honor PNS 7,58 6.15 9.01

2 Honor Non PNS 44,12 35,81 52,43

3 Foto copy 1,83 1,49 2,17

4 Bahan Habis Pakai 8,50 6,90 10,10

5 Makan dan Minum 11,56 9,38 13,74

6 Perjalanan Dinas 15,08 12,24 17,92

7 Sewa Ruangan 11.33 9,19 13,47

VERIFIKASI KEWAJARAN BELANJA DALAM SAUATU KEGIATAN DENGAN

MUNGGUNAKAN MODEL ASB

Untuk menggambarkan lebih lanjut penggunaan model ASB yang telah dibuat

dalam mengevaluasi kewajaran nilai belanja suatu kegiatan. Berikut ini dihitung

besarnya belanja berdasarkan model ASB, baik secara rata-rata, minimum, maupun

maksimum dari contoh yang telah dibuat lalu dibandingkan dengan belanja yang ada

pada RKA, sebagai berikut :

Page 18: Peranan Dan Teknik Asb

18

ASB 01 : Bintek dan Pelatihan

Model : 6.124.470 + 467.010 x jumlah peserta x hari pelatihan/bintek

Kegiatan Anggaran belanja Berdasarkan RKA

Output (OH)

Belanja Berdasarkan ASB

Batas Minimum Belanja Berdasarkan ASB

Batas Maksimum Belanja Berdasarkan ASB

Keterangan

1 75.500.000. 150 76.175.970. 61.824.417,25 90.527.522,75 Wajar

2 162.500.000. 360 174.248.070. 141.419.733,60 207.076.406,40 Wajar

3 94.600.000. 180 90.186.270. 73.195.176,73 107.177.363.33 Wajar

4 62.900.000. 120 62.165.670. 50.453.657,77 73.877.682,23 Wajar

5 33.700.000. 60 34.145.070. 27.712.138,81 40.578.001,19 Wajar

6 224.000.000. 450 216.278.970. 175.532.012,10 257.025.927,90 Wajar

Dari tabel tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai belanja yang diajukan dalam RKA masing-masing

kegiatan dianggap wajar berdasarkan analisis dengan model ASB 01 ini, maka RKA-RKA tersebut dapat disetujui

berdasarkan kriteria kewajaran belanja.

Misalkan, seandainya dari SKPD lain mengajukan suatu kegiatan bimbingan teknis atau pelatihan dengan rincian

RKA sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):

NO Kegiatan Anggar

an

Objek Belanja berdasarkan aktivitas

Hon PNS Hon Non

PNS Foto copy

Bhn Hbs Pakai

Mamin Perjalanan

Dinas Sewa

1 Pelatihan Penyusunan Kurikulum

110.000.

10.000. 40.000. 1.500. 8.500. 20.000. 20.000. 10.000.

2 Pelatihan perawatan anak balita

120.000.

15.000. 75.000. 1.000. 3.000. 6.000. 10.000. 10.000.

Page 19: Peranan Dan Teknik Asb

19

Untuk kegiatan pertama yang menjadi cost driver adalah : jumlah peserta 32 orang, lama pelatihan 5 hari,

sedangkan untuk kegiatan kedua cost drivernya adalah : 85 orang dan lama pelatihan selama 4 hari. Dalam melakukan

verifikasi kewajaran belanja kegiatan pelatihan yang diajukan dalam RKA tersebut, maka perlu dilakukan perhitungan

dengan menggunakan ASB 01 seperti diatas, hasilnya adalah sebagai berikut :

Model : 6.124.470 + 467.010 x jumlah peserta x hari pelatihan/bintek

Kegiatan Anggaran belanja Berdasarkan RKA

Output (OH)

Belanja Berdasarkan ASB

Batas Minimum Belanja Berdasarkan ASB

Batas Maksimum Belanja Berdasarkan ASB

Keterangan

1 110.000.000. 160 80.846.070. 65.614.670.41 96.077.469,59 Tidak wajar melebihi

batas maksimum yang diperkenankan.

2 120.000.000. 340 164.907.870. 133.839.227,30 195.976.512,7 Tidak wajar dibawah batas minimum yang

diperkenankan.

Kedua RKA tersebut dikembalikan kepada SKPD yang mengusulkan untuk diperbaiki, pada RKA kegiatan pertama

terjadi pemborosan anggaran sebesar = Rp. 13.922.530,41 (Rp.110.000.000. – Rp. 96.077.469,59), sedangkan pada

RKA kegiatan kedua, anggaran yang diajukan dibawah nilai kewajaran, dikhawatirkan output yang dihasilkan dari

kegiatan tersebut tidak tercapai dengan baik, karena beban kerja lebih besar dibandingkan dengan anggaran yang

diberikan.

Analisis lebih lanjut atas ketidakwajaran belanja yang diajukan dalam RKA dari kedua kegiatan tersebut dapat

dilakukan seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Page 20: Peranan Dan Teknik Asb

20

Kegiatan Pelatihan Penyusunan Kurikulum

No Objek Belanja Belanja Dalam

RKA

Belanja Berdasarkan ASB

Batas Minimum Berdasarkan ASB

Batas Maksimum Berdasarkan ASB

Keterangan % Rupiah % Rupiah % Rupiah

1 Honor PNS 10.000.000 7,58 6.128.132 6,15 4.972.033 9,01 7.284.231 > dari batas mak

2 Honor Non PNS 40.000.000 44,12 35.669.286 35,81 28.950.978 52,43 42.387.595 wajar

3 Foto copy 1.500.000 1,83 1.479.483 1,49 1.204.606 2,17 1.754.360 wajar

4 Bahan Habis Pakai 8.500.000 8,5 6.871.916 6,9 5.578.379 10,1 8.165.453 > dari batas mak

5 Makan dan Minum 20.000.000 11,56 9.345.806 9,38 7.583.361 13,74 11.108.250 > dari batas mak

6 Perjalanan Dinas 20.000.000 15,08 12.191.587 12,24 9.895.559 17,92 14.487.616 > dari batas mak

7 Sewa Ruangan 10.000.000 11,33 9.159.860 9,19 7.429.754 13,47 10.889.966 > dari batas mak

Kegiatan Pelatihan Perawatan Anak Balita

No Objek Belanja Belanja Dalam

RKA

Belanja Berdasarkan ASB

Batas Minimum Berdasarkan ASB

Batas Maksimum Berdasarkan ASB

Keterangan % Rupiah % Rupiah % Rupiah

1 Honor PNS 15.000.000 7,58 12.500.017 6,15 10.141.834 9,01 14.858.199 > dari batas mak

2 Honor Non PNS 75.000.000 44,12 72.757.352 35,81 59.053.508 52,43 86.461.196 wajar

3 Foto copy 1.000.000 1,83 3.017.814 1,49 2.457.127 2,17 3.578.501 < dari batas min

4 Bahan Habis Pakai 3.000.000 8,5 14.017.169 6,9 11.378.643 10,1 16.655.695 < dari batas min

5 Makan dan Minum 6.000.000 11,56 19.063.350 9,38 15.468.358 13,74 22.658.341 < dari batas min

6 Perjalanan Dinas 10.000.000 15,08 24.868.107 12,24 20.184.723 17,92 29.551.490 < dari batas min

7 Sewa Ruangan 10.000.000 11,33 18.684.062 9,19 15.155.033 13,47 22.213.090 < dari batas min

Page 21: Peranan Dan Teknik Asb

21

PENUTUP

Penyusunan ASB untuk setiap kegiatan sebenarnya dapat dilakukan dengan

cara menghitung ulang besarnya beban kerja dan biaya dari setiap kegiatan

berdasarkan outputnya, sehingga bila ada kegiatan yang sama antar SKPD dengan

output yang sama dan cost driver yang sama pula, seharusnya anggaran kegiatan

yang memiliki kesamaan tersebut harus sama besar (unsur keadilan). Namun hal ini,

akan memerlukan waktu yang sangat lama.

Pendekatan menggunakan analisis regresi dengan membuat model belanja

merupakan pendekatan yang cukup praktis, analisis regresi merupakan alat analisis

yang dapat dipertanggungjawabkan secara matematis dan biasa digunakan untuk

peramalan, karena tujuan menggunakan analisis regresi dalam penyusunan ASB

adalah menentukan kewajaran dari nilai belanja dibandingkan dengan beban kerja dari

suatu kegiatan.

Banyak yang mengkhawatiran, model ASB yang dibuat dari anggaran kegiatan

yang kewajaran belanjanya masih dipertanyakan, apakah akan menghasilkan model

ASB yang wajar?, Hal ini dapat dihilangkan dengan cara mengeliminasi kegiatan-

kegiatan yang anggaran belanjanya tidak wajar, dalam arti tidak diikut sertakan dalam

analisis regresi, sehingga tidak merusak model ASB yang dibuat.

Sebelum makalah ini ditutup, catatan penting yang harus menjadi perhatian

penyusun ASB adalah:

1. Penggabungan beberapa kegiatan dalam satu RKA

2. Penggunaan objek belanja yang tidak sesuai dengan kegiatan

3. Ketersediaan standar harga satuan

Page 22: Peranan Dan Teknik Asb

22

4. Kepatuhan terhadap penggunaan standar harga satuan

Daftar Bacaan

Bambang S, Soedibjo, Analisis Regresi, Modul Kuliah Universitas Nasional Pasim.

Kamaruddin Ahmad, 2005, Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, Raja Grafindo Persada

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Suharyadi, dan Purwanto, 2009, Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,

Salemba Empat. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah Wawan Junaidi, Sekilas Tentang Analisis Standar Belanja, www.wawan-

junaidi.blogspot.com Yanne Kardias, 2006, Penyusunan Base Line Data Analisis Standar Belanja

Pemerintah Daerah dengan pendekatan ABC, PSE-KP UGM *Dosen Universitas Nasional Pasim dan Pimpinan Hafiz’s Training & Consultant Center