PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA...

79
PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN) DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN PESERTA DIDIK TERBADAP TATA TERTIB SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh REZA PAHLEVI FAKULTAS KEGURUAN DAN lLMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2018

Transcript of PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA...

Page 1: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN,

SANTUN) DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN

PESERTA DIDIK TERBADAP TATA TERTIB

SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

REZA PAHLEVI

FAKULTAS KEGURUAN DAN lLMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 2: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

ABSTRAK

PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN,

SANTUN) DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN

PESERTA DIDIK TERBADAP TATA TERTIB

SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG

Oleh

REZA PAHLEVI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran budaya 5S

(Senyurn,Salam,Sapa,Sopan,Santun) untuk meningkatkan kepatuhan peserta didik

kelas XI terhadap tata tertib di SMA Perintis l Bandar Lampung. Metode

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan

populasi yang berjumlah 134 orang responden dan analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan tekhnik angket yang kemudian dihitung

dengan rumus Product Moment ,speannan brown dan interval.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa,

Sopan, Santun) untuk meningkatkan ketuhan peserta didik kelas XI terhadap tata

tertib di SMAPerintis1 Bandar Lampung, yaitu pada indikator kognitif,afektif dan

konatif berada pada kategori sangat berperan. Hal ini berarti peserta didik

merniliki pengetahuan tentang budaya 5S serta meyakini bahwa budaya 5S cukup

baik untuk diterapkan dan peserta didik sudah cukup melaksanakan program

budaya 5S (Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun) di lingkungan sekolah. Sehingga

peserta didik selayaknya cukup patuh terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah

SMA Perintis l Bandar Lampung.

Kata kunci : Budaya 5S (Senyum, Salarn, Sapa, Sopan, Santun ),

KepatuhanTata Tertib.

Page 3: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN,

SANTUN) DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN

PESERTA DIDIK TERBADAP TATA TERTIB

SMA PERINTIS 1 BANDAR LAMPUNG

Oleh

REZA PAHLEVI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN lLMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2018

Page 4: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran
Page 5: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran
Page 6: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran
Page 7: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 05

Mei 1993 dengan nama lengkap Reza Pahlevi . Penulis

adalah anak kedua dari empat bersaudara, buah cinta

kasih dari pasangan Bapak Mirza dengan lbu Nila

Rahma.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis:

1. TK Setia Kawan Panjang diselesaikan pada tahun l999,

2. Sekolah Dasar Negeri l Panjang Selatan diselesaikan pada tahun 2005,

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Bandar Lampung diselesaikan pada

tahun 2008.

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun

2011.

5. Pada Tahun 2013 penulis ditenma sebagai mahasiswa Program Studi PPKn

Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN.

Page 8: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia_Nya. Dengan ketulusan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orang tuaku tercinta Bapak Mirza dan Ibu Nila Rahma yang tak pernah berhenti

memberikan sehalanya untuk ku, Orang tua Ku yang tidak henti-hentinya mendoakan untuk kebahagiaanku orang tua yang selalu mendukung ku, orang tua yang selalu memberikan cinta

dan kasih sayang yang tak pernah habis untukku.

Orang Tua tempatku kembali pulang saat aku pergi sejauh mungkin. Sekali lagi terimakasih Bapak Mirza dan Ibu Nila Rahma atas sehalanya yang telah bapak ibu berikan

untuk anak mu ini.

Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran, masukan dan ilmu yang bermanfaat kepadaku.

Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 9: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

MOTTO

“Musuh yang paling berbahaya di atas duni ini adalah

Penakut dan bimbang. Teman yang paling setia adalah

keberanian dan keyakingan yang teguh”

(Andrew Jackson)

Page 10: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad serta hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

kepada Rasulullah SAW, yang selalu dinantikan syafaatnya di Yaumul Qiyamah

kelak.

Skripsi dengan judul “Peranan Budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,

Santun) Dalam Meningkatkan Kepatuhan Peserta Didik Terhadap Tata

Tertib di Sekolah SMA Perintis 1 Bandar Lampung”adalah salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan di Universitas Lampung.

Selama Penulisan Skripsi ini, Penulis banyak memperoleh saran maupun kritikan

yang bersifat membangun sekaligus merupakan sebuah pembelajaran baik dalam

menambah ilmu pengetahuan maupaun dalam kehidupan penulis sendiri. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Adelina

Hasyim,M.Pd, selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing I dan Bapak

Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II dan Ketua Program Studi

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu

Page 11: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih atas saran dan masukannya serta

ucapan terimakasih kepada:

Bapak Prof. Dr. Ir.Hasriadi Mat Akin, M.S., Selaku Rektor Universitas Lampung

yang akan mengesahkan gelar sarjana, Sehingga peneliti

Termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

1. Bapak Prof.Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung;

2. Dr. Sunyono, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Lampung;

4. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung;

5. Bapak Berchah pitoewas, M.H. selaku pembahas I yang telah memberikan

masukan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Rohman, S.Pd., M.Pd. selaku pembahas II yang telah memberikan

masukan dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung terimakasih atas

segala ilmu yang telah diberikan, motivasi, saran, masukan serta segala

bantuan yang diberikan.

Page 12: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

8. Bapak lurah Thomas Monada, SE. yang telah membantu dan mengizinkan

penulis mengumpulkan data penelitian.

9. Bu Ana Mentari, S.Pd.,M.Pd..Sebagai ibu dosen dan staff prodi PPKn

10. Sahabat-sahabat Seperjuangan, Mustakim, asep, dani, Triana desi, dinah

ninda, eva yaya, febran carlos dan M.ardiansyah yang telah memberikan

nasehatnya dan memberikan semangat, cerita, cita dan canda tawa dalam

segala hal.

11. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2013 yang tidak bisa

disebutkan satu-persatu.

12. Adik tingkat 2014 dan 2015 yang selalu setia untuk membantu dan

memberi semangat.

13. Teman-teman KKN-PPK SMPN 2 Ulu Belu Yusan simanjutak, irfan,

panji, ade, winda, siti khotijah, yuni malinda, Nurul, afidah

14. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Bandar Lampung, November 2018

Penulis

Reza Pahlevi

Page 13: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

MOTTO .......................................................................................................... viii

SANWACANA ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

I. PENDAHUUTAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7

C. Pernbamsan Masalah .......................................................................... 7

D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 8

2. Manfaat Praktis ............................................................................ 8

G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 9

1. Ilmu Penelitian - ............................................................................ 9

2. Subjek Penelitian ......................................................................... 9

3. Objek Penelitian ........................................................................... 9

4. Tempat Penelitian ........................................................................ 9

5. Waktu Penelitian .......................................................................... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori ................................................................................... 10

1. Peranan Budaya 5S ( Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun ) di

SMA ............................................................................................. 10

2. Sikap dan Disiplin Siswa Terhadap Kepatuhan Tata Terib di

Sekolah ......................................................................................... 24

3. Kepatuhan Tata Tertib Sekolah .................................................... 28

Page 14: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

B. Kerangka Pikir .................................................................................... 41

C. Hipotesis ............................................................................................. 44

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 45

B. Populasi dan Sampel. ......................................................................... 45

1. Populasi ........................................................................................ 45

2. Sampel .......................................................................................... 46

C. Variabel Penelitian ............................................................................. 47

D. Definisi Konseptual Variabel ............................................................. 48

E. Definisi Oprasional Variabel ............................................................. 49

F. Rencana Pengukuran Variabel ........................................................... 51

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 52

1. Teknik Pokok ............................................................................... 52

2. Teknik Penunjang ........................................................................ 53

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ....................................................... 54

1. Uji Validitas Alat Ukur ................................................................ 54

2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 55

I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 56

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................. 60

1. Persiapan Penelitian ..................................................................... 60

2. Penelitian Pendahuluan ................................................................ 61

3. Pengajuan Perencanaan Penelitian ............................................... 61

4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ........................................... 62

B. Pelaksanaan Uji Coba Angket ............................................................ 63

1. Uji Coba Angket .......................................................................... 63

C. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 66

1. Sejarah SMA Perintis 1 Bandar Lampung ................................... 66

2. Identitas Sekolah .......................................................................... 67

3. Visi dan Misi SMA Perintis 1 Bandar Lampung ........................ 67

4. Jumlah Guru dan Jumlah Siswa ................................................... 68

5. Sarana dan Prasarana ................................................................... 68

D. Deskripsi Data .................................................................................... 69

1. Pengumpulan Data ....................................................................... 69

2. Penyajian Data ............................................................................. 69

E. Pengujian Hubungan .......................................................................... 92

F. Pengujian Tingkat Keeratan Pengaruh ............................................... 95

G. Pembahasan ........................................................................................ 97

1. Pecan Budaya 5S (Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun) .............. 97

2. Kepatuhan Tata Tertib ................................................................. 99

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................ 102

B. Saran ................................................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Masalah Yang Sering Terjadi Terkait Kepatuhan Tata Tertib Di

Sekolah ............................................................................................ 6

Tabel 2. Data Populasi Siswa Kelas Xi Di Sma Perintis 1 Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2017/2018 ................................................................ 46

Tabel 3. Rincian Jumlah Sampel .................................................................. 44

Tabel 4. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Di Luar

Responden Untuk Item Ganjil (X) ................................................. 64

Tabel 5. Distribusi Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang Di Luar

Responden Untuk Item Genap (Y) ................................................. 64

Tabel 6. Distribusi Antar Item Ganjil (X) Dan Item Genap (Y) ................... 65

Tabel 7. Distribusi Skor Angket Dari Indikator Kognitif .............................. 70

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Indikator Kognitif .......................................... 72

Tabel 9. Distribusi Skor Angket Indikator Afektif ....................................... 73

Tabel 10. Distribusi Indikator Afektif ............................................................ 74

Tabel 11. Distn'busi Skor Angket Indikator Konatif ...................................... 75

Tabel 12. Distribusi Indikator Konatif............................................................. 77

Tabel 13. Hasil Perhitungan Angket Peran Budaya 5s (Senyum, Salam,

Sapa, Sopan, Santun) ...................................................................... 78

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Peran Budaya 5s (Senyum, Salam, Sapa,

Sopan, Santun) ................................................................................. 80

Tabel 15. Distribusi Skor Angket Dari Indikator Kewajiban Peserta Didik .. 81

Tabel 16. Distribusi Indikator Kewajiban Peserta Didik ................................ 83

Tabel 17. Distribusi Skor Angket Indikator Larangan Peserta. Didik ............ 84

Tabel 18. Distribusi Indikator Larangan Peserta Didik Di Sekolah ............... 86

Tabel 19. Distribusi Skor Angket Indikator Sanksi Di Sekolah ..................... 87

Tabel 20. Distribusi Indikator Sanksi Di Sekolah .......................................... 89

Tabel 21. Distribusi Skor Angket Indikator Variabel Kepatuhan Tata Tertib

(Y) .................................................................................................... 90

Tabel 22. Distribusi Indikator Kepatuhan Tata Terfib (Y) ............................. 93

Tabel 23. Hasil Angket Tentang Peranan Budaya 5s (Senyum, Salam, Sapa,

Sopan, Santun) Dalam Meningkatkan Kepatuhan Peserta Didik

Terhadap Tata Tertib SMA Perintis I Bandar Lampung ................. 93

Tabel 24. Daftar Kontingensi Perolehan Data Tentang Peranan Budaya 5s

(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) Dalam Meningkatkan

Kepatuhan Peserta Didik Terhadap Tata Tertib SMA Perintis 1

Bandar Lampung ............................................................................. 94

Page 16: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 43

Page 17: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Rencana Judul Skripsi

2. Surat Keterangan Dari FKIP UNILA

3. Surat Izin Penelitian Pendahuluan

4. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian Pendahuluan

5. Lembar Persetui uan Seminar Proposal

6. Surat Keterangan Telah Melakukan Seminar Proposal

7. Surat Rekomendasi Perbaikan

8. Surat Izin Penelitian

9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

10. Kisi-kisi An&Aet

11. Angket Penelitian

12. Foto Kegiatan Pengisian Angket

Page 18: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya meningkatkan mutu pendidikan gencar dilakukan oleh berbagai pihak

yang selalu menyadari arti pentingnya peranan pendidikan. Berdasarkan

kebijakan pemerintah, pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha

menyiapkan anak didik untuk menghadapi lingkungan hidup yang selalu

mengalami perubahan dan pendidikan itu pada dasarnya bertujuan untuk

meningkatkan kualitas kehidupan pribadi maupun sosial. Pendidikan

merupakan usaha sadar mengembangkan kepribadian yang berlangsung di

sekolah maupun di luar sekolah.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan pendidikan Indonesia seperti yang

tertuang dalam Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional)

menjelaskan bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan harus

diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik yang berlangsung sepanjang hayat, yaitu agar dapat mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak peserta didik sehingga menjadi peradaban

bangsa yang bermartabat (UU No. 20 tahun 2003, pasal l) yang belum

terlaksana secara maksimal. Sekolah belum dapat mencetak generasi penerus

bangsa yang berkarakter, ini dapat dibuktikan dengan berbagai kasus

Page 19: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

2

kecurangan dan kekerasaan yang ada di dalam masyarakat yang menandakan

merosotnya moral bangsa Indonesia. Contoh kasus merosotnya moral siswa

yang menandai merosotnya moral bangsa Indonesia adalah kasus bullying, di

Banyumas seorang siswa SD menjadi korban pengeroyokan teman sekolahnya

hanya lantaran tidak mau diajak berenang bersama (Nanang Anna Noor,

2014), Kekerasan yang dilakukan oleh siswa sekolah dasar membuktikan

sudah tidak adanya sikap saling menghargai lagi antar sesama, kurang

berkembangnya nilai cinta sosial siswa.

Selain kasus bullying mencontek juga menjadi bukti merosotnya moral bangsa

Indonesia. Mencontek sudah menjadi hal biasa bagi kalangan siswa,

mencontek adalah sebuah kecurangan yang merugikan diri sendiri dan siswa

lain. Apabila mencontek sudah dilakukan siswa dan sekolah dasar dan tidak

segera ditanggulangi oleh pihak sekolah, maka dikemudian heri siswa akan

menjadi seorang yang dengan mudah nya berbuat curang. Kecurangan yang

dilakukan dikemudian hari seperti, melakukan tindak Kolusi, Korupsi dan

Nepotisme (KKN). Berdasarkan hasil survey Political Economy Risk

Consultancy (PERC) pada tahun 2002 dan 2006, skor korupsi Indonesia

adalah tertinggi di Asia dengan skor 8.16 (dan total skor 10) (Masnur

Muslich, 2011: 3).

Contoh kasus-kasus merosotnya moral selain di etas terdapat juga kasus

pelanggaran tata tertib pada sekolah di Bandar Lampung khususnya SMA

Perintis I Bandar Lampung. Setelah melakukan penelitian pendahuluan

peneliti mendapati permasalahan terkait pelanggaran-pelanggaran tata tertib

Page 20: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

3

seperti halnya membawa handphone, menonton video porno, tawuran,

merokok, dan masih banyak pelanggaran-pelanggaran tata tertib lainnya di

sekolah.

Dunia persekolahan di Indonesia sekarang memperlihatkan beragam masalah

yang semakin hari semakin kompleks, beberapa masalah yang terbesar yang

dialami sekolah hari ini adalah perilaku-perilaku siswa yang menyimpang,

motivasi belajar yang menurun, kemerosotan moral, melakukan pelanggaran

tata tertib sekolah, berbagai upaya pelaksanaan yang telah dilakukan sekolah

untuk mengurangi penyimpangan tersebut dengan membuat pelaksanaan tata

tertib sekolah sebagai alat kontrol atau rekayasa sosial terhadap siswa.

Menurut Instruksi Menteri Pendidikan dan kebudayaan tatiggal 1 Mei 1974,

No. 14/U/1974 dalam Suryosubroto (2010: 8 1), ―Tata tertib sekolah ialah

ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan

mengandung sanksi terhadap pelanggarannya‖. Tata tertib murid adalah

bagian dari tata tertib sekolah, di samping itu masih ada tata tertib guru dan

tata tertib tenaga administrative. Kewajiban menaati tata tertib sekolah adalah

hal yang penting sebab merupakan bagian dari sistem persekolahan dan bukan

sekadar sebagai kelengkapan sekolah. Menurut Siti Melchaty (1990: 151),

bahwa: ―Tata tertib adalah peraturan-peraturan yang mengikat seseorang atau

kelompok guna menciptakan keamanan., ketentraman, dan kedamaian orang

tersebut atau kelompok orang tersebut‖. Melihat penjelasan yang telah

diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa tata tertib sekolah itu dibuat secara

resmi oleh pihak yang berwenang dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan

Page 21: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

4

situasi dan kondisi sekolah tersebut, memuat hal-hal yang diharuskan dan

dilarang bagi siswa selama berada di lingkungan sekolah dan apabila mereka

melanggar maka pihak sekolah berwenang untuk memberikan sanksi sesuai

dengan ketetapan.

Pelaksanaan tata tertib ini tentunya mempunyai tujuan agar siswa mengetahui

tugas, hak dan kewajibannya. Tata tertib sekolah merupakan salah satu upaya

untuk melatih kedisiplinan siswa. Disiplin dalam kelas dapat diartikan sebagai

suatu keadaan tertib dimana guru dan anak didik yang tergabung dalam suatu

kelas tunduk- pada peraturan yang telah ditentukan dengan senang hati.

disiplin siswa merupakan suatu keadaan dimana sikap, penampilan dan

tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan yang

berlaku di sekolah.

Budaya sekolah (school culture) merupakan salah situ unsur sekolah yang

penting dalam mendukung peningkatan kepatuhan tata tertib dan mutu

sekolah. Konsep budaya dalam dunia pendidikan berasal dari budaya tempat

kerja di dunia industri seperti yang disampaikan oleh Deal dan Peterson

(1999: 3) seperti berikut:

“The concept of culture has a long history in the explanation of'human

behavior across human groups... Later, other social scientists applied the

culture concept to the more limited aspects of patterns of behavior and

thought within formal work organisations “.

Page 22: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

5

Konsep budaya memiliki sejarah yang panjang dalam menjelaskan perilaku

manusia pada umumnya dan kelompok-kelompok pada khususnya. Ilmuwan

sosial lainnya kemudian menerapkan konsep budaya kepada aspek-aspek yang

lebih spesifik atau terbatas yakni mengenai pola perilaku dan cara berpikir

manusia dalam bekerja formal pada organisasi-organisasi.

Budaya sekolah dikembangkan dari konsep budaya tersebut yang mengatur

perilaku warga sekolah melalui penetapan tata tertib atau aturan-aturan yang

harus ditaati bersama oleh warga sekolah. Budaya sekolah akan membangun

komitmen akan kepatuhan terhadap nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-

kebiasaan tertentu. Pada suatu sekolah misalnya, setiap guru secara sadar

datang pada jam 06.30 dan pulang pada jam 15.00. Kehadiran guru yang

demikian sebagai bentuk komitmen akan kepatuhan terhadap norma,

kebiasaan dan tata tertib sekolah. Menurut ibu Rosnia selaku wakil bidang

kurikulum di SMA Perintis 1 Bandar Lampung, sekolah tersebut menerapkan

program budaya sekolah yang di harapkan output perilaku warga sekolah

khususnya siswa yang tidak hanya mengedepankan kognitif raja tapi dari

sikap, pun sama pentingnya.

Pencapaian tujuan pembinaan budaya sekolah yang diterapkan di SMA

Perintis 1 Bandar Lampung ialah Budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,

Santun). Budaya 5S di SMA Perintis 1 Bandar Lampung merupakan dari hasil

keputusan bersama para. dewan guru pada awal diberlakukannya kurikulum

baru, yakni kurikulum 2013. Melalui budaya karakter 5S diharapkan, mampu

membentuk nilai-nilai karakter peserta didik serta menaati tata tertib.

Page 23: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

6

Sehingga kelak para peserta didik menjadi manusia yang tidak hanya memiliki

kecerdasan kognitif yang baik tetapi juga memiliki sikap berbudi luhur dan

santun terhadap sesama.

Tabel 1. Masalah yang sering terjadi terkait kepatuhan tata tertib di

sekolah.

Masalah Terkait di Lingkungan

Sekolah

1. Merokok.

2. Menonton Video Porno.

3. Membawa HP.

4. Berkelahi.

5. Belum Terlaksana Budaya

Sekolah Dengan Baik

Sumber.”Data BK SMA Perintis 1 Bandar Lainpung. 2017-2018 “,

Berdasarkan Tabel 1. diatas dapat diketahui Masalah yang sering terjadi

disekolah terkait kepatuhan tata tertib di sekolah untuk itu peneliti

mempunyai keinginan dalam upaya membangun terlaksananya budaya

sekolah yaitu budaya 5s (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) juga

memberikan pengetahuan serta kesadaran siswa terhadap kepatuhan tata tertib

di sekolah. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui memiliki latar belakang

perilaku yang tidak disiplin cendrung siswa yang memiliki sikap tidak patuh

terhadap tata tertib di sekolah sedangkan, sekolah yang bukan hanya menjadi

tempat mencari ilmu (kognitit) pun mempunyai banyak upaya untuk

mendidik dan meningkatkan kepatuhan tata tertib siswa di sekolah (afektif).

Dengan diantara banyaknya cara tersebut salah satunya ialah budaya 5S

(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) yang diharapkan mampu

Page 24: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

7

membuat siswa menjadi terbiasa dalam menerapkan konsep budaya 5S

(senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) sehingga dapat meningkatkan

kepatuhan tata tertib di sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulls uraikan diatas maka

dapat di identifikasi permasalahan dalam penelitian yaitu:

1. Banyaknya siswa yang memiliki moral kurang baik.

2. Banyak siwa berperilaku yang memiliki sikap tidak displin.

3. Kurangnya kepatuhan siswa akan tata tertib sekolah di SMA Perintis I

Bandar Lampung.

4. Budaya sekolah yaitu budaya 5s (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)

mempunyai peran dalam meningkatkan kepatuhan siswa terhadap tata

tertib di SMA Perintis I Bandar Lampung.

C. Perabatasan Masalah

Berdasarkan latar belakan masalah dan identifikasi masalah diatas maka

penelitian ini dibatasi pada ―Peranan Budaya 5s (senyum, salam, sapa, sopan,

santun) Dalam Meningkatkan Kepatuhan Siswa Terhadap ―Data Tertib di

SMA Perintis I Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dirumuskan permasalahan

penelitian yaitu ―Apakah Ada Peranan Budaya 5s (senyum, salam, sapa,

sopan, suntun) Dalam Meningkatkan Kepatuhan Siswa Terhadap TataTertib di

SMA Perintis I Bandar Lampung.

Page 25: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk‖Mengetabui dan Mengamati Peranan Budaya 5s

(senyum, salam, sapa, sopan,santun) Dalam Meningkatkan Kepatuhan Siswa

Terhadap Tata tertib di SMA Perintis 1 Bandar Lampung.‖

F. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua,

pihak yang terlibat dan memiliki kepentingan, penulis membagi dua maanfaat

dalam penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis menerapkan konsep ilmu pendidikan kususnya

pendidikan ke-warganegaraan pada wilayah kajian pendidikan nilai.

2. Manfaat Praktis

Maanfaat secara praktis yang diperolah dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a) Bagi sekolah

a. Sebagai masukan untuk mengatasi ketidak disiplinan siswa.

b. Sebagai saran untuk menumbuhkan dan meningkatkan kepatuhan

siswa terhadap tata tertib.

c. Sebagai informasi sejauhmana keterlaksanaan budaya 5s (senyum,

Salam, sapa, sopan, santun) dalam mewujudkan ketaatan tata tertib

di sekolah.

b) Bagi Guru

a. sebagai saran untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Sebagai pertimbangan kepada guru untuk membina siswa nya

Page 26: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

9

dengan hal yang positif untuk menunjang kegiatan budaya tata

tertib peraturan disekolah.

c. Sebagai saran untuk meningkatkan sikap dan kepatuhan akan tata

tertib sekolah.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ilmu Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu pendidikan kewarganegaraan,

khususnya pada wilayah kajian pendidikan nilai.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Perintis 1 Bandar Lampung.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah ―Peranan Budaya 5s (senyum, salam, saga,

sopan, santun) Dalam Membangun Kepatuhan Siswa Terhadap Tata Tertib

di SMA Perintis 1 Bandar Lampung‖.

4. Tempat Penelitian

Wilayah atau tempat penelitian ini adalah di SMA Perintis 1 Bandar

Lampung.

5. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan Surat keterangan SMA Perintis 1

Bandar Lampung No.53/SMA.P.1/11/2017 mulai tanggal 26 juli s.d 1

Agustus 2017.

Page 27: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Peranan Budaya 5S ( Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun ) di SMA

Perintis 1 Bandar Lampling.

1.1. Peranan Budaya Sekolah

Dalam terminologi kebudayaan, pendidikan yang berwujud dalam

bentuk lembaga atau instansi sekolah dapat dianggap sebagai pranata

sosial yang di dalamya berlangsung interaksi antara pendidik dan

peserta didik sehingga, mewujudkan suatu sistem nilai atau

keyakinan,dan juga norma, maupun kebiasaan yang di pegang

bersama. Masalah yang terjadi saat ini adalah nilai-nilai yang mana

yang seharusnya dikembangkan atau dibudayakan dalam proses

pendidikan yang berbasis mutu itu.

Dengan demiklan sekolah menjadi tempat dalam mensosialisasikan

nilal-nilal budaya yang tidak hanya terbatas pada nilai-nilal keilmuan

saja, melainkan semua nilai-nilai kehidupan yang memungkinkan

mampu mewujudkan manusia yang berbudi dan berbudaya yang baik

di lingkungan sekolah akan mampu mendorong guru dan siswa untuk

bekerja dan berusaha mencapai hasil yang tinggi.

Page 28: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

11

Djemarl (2003) membagi karekteristik peran k-ultur sekolah

berdasarkan sifatnya yang dapat kita dibedakan menjadi tiga hal

yakni:

1. Bernilai Strategic Budaya yang dapat berimbas dalam kehidupan

sekolah secara dinamis. Misalnya memberi peluang pada warga

sekolah untuk bekeria secara efisien, disiplin dan tertib. Kultur

sekolah merupakan milik kolektif bukan milik perorangan,

sehingga sekolah dapat dikembangkan dan dilakukan oleh semua

warga sekolah.

2. Memiliki Daya Ungkit Budaya yang memiliki daya gerak akan

mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi, sehingga kerja

guru dan semangat belajar siswa akan tumbuh karena dipacu dan

di dorong, dengan dukungan budaya yang memiliki daya ungkit

yang tinggi. Misalnya kinerja sekolah dapat meningkat jika

disertai dengan imbalan yang pantas, penghargaan yang cukup,

dan proporsi tugas yang seimbang. Begitu juga dengan siswa akan

meningkat semangat belajarnya, bila mereka diberi penghargaan

yang memadai, pelayanan baik serta didukung dengan, sarana

yang memadai.

3. Berpeluang Sukses Budaya yang berpeluang sukses adalah budaya

yang memiliki daya ungkit dan memiliki daya gerak yang tinggi.

Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan rasa keberhasilan dan

rasa mampu untuk melaksanakan tugas dengan baik. Misalnya

budaya, gemar membaca. Budaya membaca di kalangan siswa

akan dapat mendorong mereka untuk banyak tahu tentang berbagai

macam persoalan yang mereka pelajari di lingkungan sekolah.

1.2. Peranan Budaya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun )

Willard Waller (Ajat Sudrajat, ed Darmlyatt Zuchdi, 2011:133)

menyatakan bahwa ―setiap sekolah mempunyai budayanya sendiri,

yang mencangkup berupa serangkaian nilai, norma, dan kebiasaan,

yang telah membentuk prilaku dan hubungan-hubungan yang terjadi

di dalamnya‖. Herminarto Sofyan (2005: 5) menyata bahwa ―Budaya

sekolah berperan dalam perbaikan mutu sekolah. Oleh sebab itu,

sekolah harus memahami budayanya sebelum melakukan perbaikan

mutu sekolah.

Page 29: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

12

Pemahaman mengenai budaya sekolah dapat memberikan informan

berkenaan dengan fungsi sekolah dan permasalahan yang dihadapi.

Elemen-elemen budaya sekolah yang mencakup nilai-nilai, keyakinan,

dan asumsi-asumsi sulit untuk diamati sehingga juga lebih sulit

mengalami perubahan. Perubahan terhadap elemen-elemen tersebut

menciptakan usaha perbaikan dalam jangka panjang‖,

Disetiap sekolah seharusnya mempunyai budaya sekolah yang sesuai

dengan harapan perubahan elemen-elemen yang lebih positif,

sehingga budaya sekolah bisa menjadi salah satu cara untuk

peningkatan mutu pendidikan khususnya terhadap proses pembiasaan

nilai, sikap, asumsi-asumsi, norma, kebiasaan, . yang telah

membentuk perilaku yang taat terhadap, budaya sekolah yang ada.

Sesuai dengan para pendapat ahli di atas maka budaya sekolah yang

dipakai khususnya di SMA Penintis 1 Bandar Lampung budaya

sekolah yang ada di sekolah tersebut ialah budaya 5S (Senyum,

Salam, Sapa, Sopan, Santun) yaitu merupakan sebuah program yang

terdapat didalam kurikulum sekolah yang berfungsi sebagai

pembinaan sikap siswa terhadap kepatuhan tata tertib sekolah dan di

harapkan mampu menghasilkan perilaku yang tidak hanya

mengedepankan sisi kognitifnya saja tetapi juga sisi afektif siswa yang

lebih baik.

Page 30: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

13

1.3. Implementasi Budaya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun )

Menurut Ajat Sudrajat (ed. Darmiyati Zuchdi, 2011:144-146) proses

yang efektif untuk membangun budaya sekolah adalah dengan

melibatkan dan mengajak semua pihak dan pemangku kepentingan

untuk bersama-sama memberikan komitmennya. Keyakinan utama

dari pihak sekolah harus difokuskan pada usaha-usaha menyemalkan

dan menanamkan keyakinan, nilai, norma, dan kebiasaan-kebiasaan

yang merupakan harapan setiap pemangku kepentingan tersebut.

Untuk itu, pimpinan sekolah, para guru dan karyawan harus fokus

pada usaha pengorganisasian yang, mengarah pada harapan sekolah

tersebut.

Ajat Sudrajat (ed. Darmiyati Zuchdi, 2011:149-150) pun menjelaskan

untuk membantu pelaksanaan program budaya sekolah yang berbasis

pada karakter terpuji, pihak sekolah atau kepala sekolah hendaknya

membentuk tim tersendiri. ―Tim ini bisa melibatkan atau terdiri dari

unsur pimpinan sekolah, bimbingan dan konseling, guru dan

perwakilan orang tua siswa dan bertugas untuk menentukan prioritas

nilai, norma, kebiasaan-kebiasaan karakter tertentu yang akan

dibudayakan dan ditanamkan di lingkungan sekolah kemudian juga

untuk merencanakan dan menyusun program pelaksanaan

pembudayaan dan penanaman karakter di lingkungan sekolah dalam

rentang waktu tertentu‖.

Page 31: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

14

Sesuai dengan penjelasan ahli di alas maka SMA Perintis 1 Bandar

lampung juga memiliki sebuah tim untuk, membantu pelaksanaan

program budaya sekolah yang berbasis pada karakter terpuji dan

membina sikap siswa dalam menyeimbangkan antara sisi kognitif dan

afektifnya. Tim ini secara periodik melakukan pertemuan, untuk

mengkoordinasikan dan melakukan evaluasi dan melibatkan dari

unsur pimpinan sekolah, bimbingan dan konseling, guru dan bertugas

untuk semua kegiatan dan perkembangan pelaksanaan program

pembudayaan karakter yang membiasakan prilaku senyum, salam,

apa, sopan dan santun di lingkungan sekolah.

1.4. Pengembangan Budaya 5S (Senyum, Wam, Sapa, Sopan, Santun )

Kemendiknas (2010: 16-20) menjelaskan bahwa ―perencanaan

pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh

kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor), dan dapat

dilaksanakan ke dalam kunkulum melalut program pengembangan diri

dalam mata pelajaran dan budaya sekolah‖.

a. Program pengembangan diri

Dalam program pengembangan diri pendidikan budaya dan

karakter bangsa dilaksanakan ke dalam kegiatan sehari-hari

sekolah yang meliputi

1) Kegiatan rutin sekolah

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik

secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini

adalah upacara pada hari senin, beribadah bersama atau shalat

Page 32: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

15

bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa waktu

mulai dan selesai pelajaran mengucap salam bila bertemu guru.

atau teman.

2) Kegiatan spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan

pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan secara tidak

terencana oleh guru atau tenaga kependidikan, jika ada perilaku

yang kurang baik maka pada saat itu guru atau tenaga

kependidikan harus mengoreksi tindakan tersebut.

Contoh kegiatan spontan, misalnya ada peserta didik yang

membuang sampah tidak pada tempatnya, maka guru harus

menegur dan mengingatkan peserta didik agar membuang sampah

pada tempatnya.

3) Keteladanan

Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga

kependidikan dalam memberikan contoh baik sehingga menjadi

panutan bagi peserta didik. Kegiatan keteladanan misalnya:

berpakaian rapi, datang tepat pada waktunya bekerja keras,

bertutur kata sopan, kasib sayang, perhatian terhadap peserta

didik, jujur, dan menjaga kebersihan.

4) Pengkondisian

Untuk mendukung terlaksananya pendidikan budaya dan karakter

bangsa maka sekolah harus mendukung kegiatan tersebut.

Pengkondisian misalnya, toilet yang selalu bersih bak sampah ada

Page 33: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

16

di berbagai tempat dan selalu dibersibkan, sekolah terlihat rapi dan

alas belajar ditempatkan teratur.

b. Pengintegrasian dalam meta pelajaran

Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa

diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata

pelajaran. Nilal-nitai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.

Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditenpuh dengan cara

mengkaji Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai budaya

dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di

dalamnya.

c. Budaya sekolah

Budaya sekolah memiliki cakupan yang sangat luas, umumnya

mencakup ritual, harapan, hubungan, demografi, kegiatan

kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses mengambil keputusan,

kebijakan maupun interaksi sosial antar komponen di sekolah.

Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta

didik berinteraksi dengan warga sekolah. Kepemimpinan,

keteladanan, keramahan, toleransi kerja keras, disiplin, kepedulian

sosial dan lingkungan, rasa kebangsaan, dan tanggung jawab

merupakan misi-misi yang dikembangkan dalam budaya sekolah.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

Program 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di SMA

Perintis 1 Bandar Lampung dilaksanakan dalam tiga kegiatan.

Page 34: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

17

Pertains, pada kegiatan pengembangan diri yang meliputi kegiatan

rutin sekolah, kegitan spontan, keteladaiian dan pengkondisian.

Kedua. Program 5S dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran,

melalui kegiatan-kegiatan di dalam pembelajaran. Ketiga dalam

budaya sekolah. progrann 5S dilaksanakan melalui kegiatan di

dalam, ekstrakurikuler.

1.5. Pengertian Budaya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun )

Budaya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) merupakan bagian

implementasi dari budaya sekolah. Menurut Ajat Sudrajat (ed

Darmiyati Zuchdi, 2011:134) ―budaya sekolah merupakan konteks di

belakang layar sekolah yang menunjukan keyakinan nilai, norma, dan

kebiasaan yang telah dibangun dalam, waktu yang, lama oleh semua

warga dalam kerja sama di sekolah‖. Maka dari itu budaya sekolah

yang diterapkan di SMA Perintis 1 Bandar Larnpung, yaitu Budaya 5S

( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). Slogan tersebut ada dalam

kurikulum dan di programkan sebagai acuan atau pedoman untuk

pembinaan sikap siswa dalam membudayakan kebiasaan yang positif

pada lingkungan sekolah.

Adapun penjelasan tentang budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,

Santun) sebagai berikut :

1. Senyum

Senyum merupakan ibadah, biasanya seseorang tersenyum karena

meraka sedang bahagia, senyuman menambah manisnya wajah

walaupun berkulit sangat gelap dun tua keriput. Menurut

Page 35: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

18

departemen pendidikan nasional (2008: 1277) ―senyum

merupakan gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk

menunjukan rasa senang, gembira, sutra, dan sebagainya dengan

mengembangkan bibir sedikit‖. Saikhul Hadi (2013: 3)

menjelaskan bahwa ―senyurnan dapat melumpuhkan musuh,

menyembuhkan penyakit, perekat tali persaudaraan, pengobat luka

jiwa, dan bisa menjadi sarana tercapainya perdamaian dunia‖.

Darwin (dalam Hodgkinson, 1991), Tersenyum merupakan

gerakan otot zigomatic major yaitu gerakan otot ekspresi wajah

yang menank sudut mulut ketika tersenyum merupakan pusat

ekspresi pengalaman yang positif. Otot tersebut menyebarkan

ahran darah ke otak meningkat sehingga semua sel dan jaringan

menerima oksigen. Hal tersebut menimbulkan perasaan gembira.

Psikolog Tika Bisono (2005) memaparkan, ―senyum termasuk

proses penting, bagaimana seseorang itu mampu menerima

kehidupannya. Sebab senyum dapat menstimuli seseorang

berpikiran positif dan menghadirkan sikap yang lebih talus dalam

mengerjakan sesuatu.

2. Salam

Kata salam berasal dari bahasa lbrani: syalom yang berarti damai.

Menurut Alfonsus Sutamo (2008: 38) ―damai mengandung unsur

silaturahmi, sukacita, dan sikap atau pernyataan hormat kepada,

orang lain‖. Bentuk salam bisa bermacam-macam. Ada salam

perkenalan, salam perjumpaan, dan salam perpisahan. Departernen

Page 36: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

19

Pendidikan Nasional (2008: 1208) menjelaskan bahwa salam

merupakan sebuah pernyataan hormat. ―Jika seseorang memberi

salam kepada orang lain berarti seorang itu bersikap hormat

kepada orang yang dig beri salam. Salam akan sangat mempererat

tali persauradaraan. Pada saat seseorang orang mengucapkan

salam kepada orang lain dengan keikhlasan, suasana menjadi cair

dan akan merasa, bersaudara‖. KBBI (2012)‖Salam/sa- lam/ yaitu

berarti damai dan juga sebagai pernyataan rasa hormat‖. (HR

Muslim dari AN Hurairah) menjelaskan Ucapan

―Assalamu'alaikurn‖, merupakan anjuran agama., dan sangat

berpengaruh terhadap kehidupan umat beragama, dengan salam

dapat menjalin persaudaraan dan kasih sayang, karena orang yang

mengucapkan salam berarti mereka saling mendo'akan agar

mereka mendapat keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.

Nabi Muhammad SAW bersabda, ―Kahan tak akan masuk surga

sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah aku

tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling

mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian‖.

Dalam islam juga diajarkan kalimat salam berupa

Assalamu‖alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, artinya adalah

salam sejahtera, rahmat Allah dan berkat-Nya atas kamu. Orang,

yang membalasnya akan menjawab Wa'alaikum Salam

Warahmatullahi Wabarakatuh, artinya adalah dan ke atasmu

salam, rahmat Allah dan berkat-Nya‖.Maka dari itulah memberi,

Page 37: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

20

mengucapkan salam sangat penting untuk di lakukan karna dalam

islam salam merupakan ibadah yaitu termasuk amal saleh

kemudian juga sebagai bentuk pernyataan rasa hormat dan

menjadikan suasan menjadi harmonis.

3. Sapa

Menurut Alfonsus Sutarno (2008: 36) menyapa identik dengan

menegur, menyapa bisa berarti mengajak seseorang untuk

bereakap-cakap. Tegur sapa bisa memudahkan siapa saja untuk

bergaul akrab, saling kontak, dan berinteraksii. Sedangkan

departemen pendidikan nasional (2008: 1225) menjelaskan bahwa

sapa berarti perkataan untuk menegur. Menegur dalam, hal ini

bukan berarti menegur karena salah, melainkan menegur karena

kita bertemu dengan seseorang, misalnya saja dengan memanggil

namanya atau menggunakan sapaan-sapaan yang sudah sering kita

gunakan seperti ―hey‖. Bila seseorang menyapa orang lain maka

suasana akan menjadi hangat dan bersahabat. Kata sapaan,menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat

Bahasa, 2002:998), berarti 'kata ajakan untuk bercakap; teguran',

ucapan, yang dalam konteks linguistik berarti 'kata atau frasa

untuk saling merujuk dalam pembicaraan dan yang berbeda-beda

menurut sifat hubungan di antara pembicara itu, seperti Anda, Ibu,

Saudara. Perkataan untuk menegur (mengajar bercakap-cakap,

dsb).

Page 38: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

21

Aslinda, dkk. (2000:3) dengan mengutip pendapat Kristal (1991),

mendefinisikan sapaan sebagai cara mengacu seseorang di dalam

interaksi linguistik yang dilakukan secara langsung. Pendapat ini

sejalan dengan Nababan (1993:40), yang mengatakan bahwa

sistem tutor saga (sapaan) adalah alat seseorang pembicara untuk

menyatakan sesuatu kepada orang lain. Sapaan ini akan merujuk

kepada orang yang diajak bicara agar perhatiannya tertuju kepada

pembicaraan.

4. Sopan dan Santun

Menurut departemen pendidikan nasional (2008: 1330) sopan

memiliki arti hormat, takzim dan tertib menurut adat. Seseorang

yang sopan akan bersikap mengikuti adat, tidak pemah melanggar

adat. Sedangkan santun menurut departemen pendidikan nasional

(2008: 1224) memiliki pengertian ―halus dan baik (tingkah

lakunya), sabar dan tenting juga penuh rasa belas kasihan (sutra

menolong)‖. Seseorang yang bersikap santun akan mementingkan

kepentingan orang lain daripada kepentingan dirisendiri. Menurut

Mohamad Mustari (2011: 158) ―Kesantunan bisa mengorbankan

diri sendiri demi masyarakat atau orang lain‖. Inti dari bersikap

santun adalah berperilaku interpersonal sesuai tataran norma dan

adat istiadat setempat. Sopan santun menurut Taryati (dalam

Suharti, 2004: 61) adalah ―suatu tata cara atau aturan yang turun-

temurun dan berkembang dalam suatu budaya masyarakat, yang

memanfaat dalam pergaulan dengan orang yang dengan orang

Page 39: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

22

lain, agar terjalin hubungan yang akrab, saling pengertian, hormat-

menghormati menurut adat yang telah ditentukan‖. Penjelasan

tentang, sopan santun tersebut sejalan dengan pernyataan Suwadji

(dalam Suharti, 2004: 62) bahwa sopan santun atau unggah-

ungguh berbahasa dalam bahasa Jawa mencakup dua hal, yaitu

tingkahlaku atau sikap berbahasa penutur dan wujud tuturannya.

Ujiningsih (2010: 3) berpendapat bahwa, sopan santun merupakan

istilah jawa yang dapat diartikan sebagai yang perilaku seseorang

yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai,

tidak sombong dan berakhlak mulia. Perwujudan dari sikap sopan

santun ini adalah perilaku yang menghormati orang lain melalui

komunikasi menggunakan bahasa yang tidak meremehkan atau

merendahkan orang lain. Dalam budaya jawa sikap sopan salah

satunya ditandai dengan perilaku menghormati kepada orang yang

lebih tua, menggunakan bahasa yang sopan, tidak memiliki sifat

yang sombong. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa senyum merupakan proses tindakan yang

memberikan stimulus sehingga seseorang memberikan respon

yang positif dan menghadirkan suasana yang tidak nyaman

menjadi nyaman dalam mengerjakan sesuatu. Dari dan respon

yang positif tersebut seseorang akan memberi salam kepada orang

lain, berarti seorang itu bersikap hormat kepada orang yang dia

beri salam. Salam akan sangat mempererat tali persauradaraan

karena pada saat seseorang mengucapkan salam kepada orang lain

Page 40: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

23

dengan keikhlasan, suasana menjadi cair.

Kemudian, saga berarti perkataan untuk menegur. Menegur dalam

hal ini bukan berarti menegur karena salah, melainkan menegur

karena kita bertemu dengan seseorang, misalnya saja dengan

memanggil namanya atau menggunakan sapaan-sapaan yang

sudah sering kita gunakan seperti ―hey‖.

Bila seseorang menyapa orang lain maka suasana akan menjadi

hangat dan bersahabat. Perwujudan dari sikap senyum, salam,

saga, diatas akan mengkerucut terhadap perilaku sopan santun.

Sopan santun ialah perilaku yang menghormati orang lain melalui

komunikasi menggunakan bahasa yang tidak meremehkan atau

merendahkan orang lain dan dapat mempererat tali silaturahmi,

persaudaraan, serta rasa nyaman dalam berinteraksi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa budaya 5S adalah

budaya yang dilakukan oleh SMA Perintis 1 Bandar Lampung

sebagai salah satu cara untuk mematuhi tata tertib sekolah, ajaran-

ajaran norma, kebiasaan, yang diharapkan mampu memberikan

pengetahuan dan sikap siswa dalam berperilaku baik di sekolah

maupun di masyarakat. 5S adalah singkatan dari Senyum, Salam,

Sapa, Sopan dan Santun. Apabila semua siswa nienerapkan 5S

dalam keseharian mereka maka hal itu akan menjadikan

kepribadian dan sikap kearah yang positif dan sesuai dengan

harapan budaya sekolah di SMA Perintis I Bandar Lampung.

Page 41: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

24

2. Sikap dan Disiplin Siswa Terhadap Kepatuhan Tata Terib di Sekolah

2.1. Definisi Sikap

Sikap merupakan unsur psikologi, oleh karma itu pengertian tentang

sikap, terkait dengan aspek-aspek psikologis. Selain itu pun

merupakan perwujudan psikologi. Definisi sikap telah cukup banyak

dikemukakan oleh para ahli psikologi dan pendidikan. Sikap atau yang

dalam bahasa fnggris disebut attitude adalah suatu cara bereaksi

terhadap satu perangsang. Suatu kecendrungan untuk bereaksi dengan

cara tertentu terhadap sesuatu perangsang atau situasi yang dihadapi.

Pada dasarnya sikap merupakan konsep evaluasi berkenaan dengan

objek tertentu, mengugah motif untuk bertingkah laku berarti bahwa

sikap mengandung unsur penilaian dan reaksi afektif, yang tidak sama

dengan motif, akan tetapi menghasilkan motif tertentu. Motif inilah

yang, kemudian menentukan tingkah laku nyata atau terbuka,

sedangkan reaksi afektifnya merupakan reaksi tertutup, sikap juga

digambarkan dalam, berbagai kualitas dan itensitas yang berbeda dan

bergerak secara kontiniu dari positif melalui area netral kearah negatif.

Menurut Prof. Dr. Djaali mengatakan bahwa sikap dapat didefenisikan

dengan berbagai cara dan setiap devenisi itu berbeda satu sama lain‖.

Trow mendefenisikan ―sikap sebagai suatu kesiapan mental atau

emosional dalam berbagai jenis tindakan pada situasi yang tepat‖.

Disini Trow lebih menekankan pada kesiapan mental dan emosional

seseorang terhadap sesuatu objek. Sementara itu Allport seperti

dikutip oleh Gable mengemukakan bahwa ―sikap adalah sesuatu

Page 42: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

25

kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan

memberi pengaruh langsung kepada respon seseorang‖. Haden

mengemukakan bahwa ―sikap merupakan kesiapan atau kecendrungan

seseorang atau bertindak dalam menghadapi suatu objek atau situasi

tertentu‖. Jadi disini makna sikap terpenting apabila diikuti oleh

objeknya. Misalnya sikap tehadap Undang-Undang Pemilu, sikap

terhadap system kampanye dan lain-lain. Sikap adalah kecendrungan

untuk bertindak berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan

tindakan nyata melainkan masih bersifat tertutup. Sikap seseorang

timbul berdasarkan pengalaman tidak dibawa sejak lahir serta sesuatu

yang diturunkan tetapi merupakan hasil belajar. Oleh karena itu sikap

dapat dibentuk atau diubah dan tidak mutlak sikap orang semuanya

memiliki kesamaan akan tetapi dapat pula berbeda antara satu dengan

yang lain karena perbedaan latar belakang, sosial, budaya. Sementara

itu L.L. trurstone dalam Abu Ahmadi bahwa:

Sikap sebagai tindakan kecendrungan yang bersifat positif atau

negatif yang berhubungan dengan objek psikologi. Orang

dikatakan memiliki sikap positif terhadap, suatu objek psikologi

apabila la suka (like) atau memiliki sikap yang favorable,

sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap, yang negatif

terhadap objek psikologi bila la tidak suka (dislike) atau sikapnya

unfavorable terhadap objek psikologi. Sikap seseorang bisa

terwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang, setuju

atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan, sikap adalah

kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan objek tertentu ,

sikap bukan tindakan nyata (overtbehavior) melainkan masih bersifat

tertutup (covertbehavior). Dari semua pengertian yang sikap,

Page 43: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

26

ungkapan di atas dapat diambil sebuah pengertian tentang sikap, yaitu

sikap adalah pendaiaii seseorang terhadap suatu obyek, situasi,

konsep, orang lain maupun dirinya sendiri akibat hasil dari proses

belajar maupun pengalaman di lapangan yang menyatakan rasa suka

(respon positif) dan rasa tidak suka (respon negatif). Sikap merupakan

salah satu tipe karakteristik afektif yang sangat menentukan

keberhasilan seseorang dalam proses peinbelajaran.

2.2. Definsi Disiplin Siswa

Secara etimologis, ―disiplin‖ berasal dari bahasa Latin, desclipina,

yang menunjukkan kepada kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut

sangat dekat dengan Istilah dalam bahasa Inggris, disciple yang berarti

mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang

pemimpin.

Istilah bahasa Inggris lainnya adlah discipline, yang berarti tertib, taat,

atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri. Secara

terminologis, banyak pakar yang mendefinisikan disiplin.

Soegarda Poerbakawatja mendefinisikan disiplin adalah ―suatu tingkat

tata tertib tertentu untuk mencapai kondisi yang baik guna memenuhi

fungsi pendidikan‖. Tulus Tu'u mengartikan kedisiplinan sebagai

―kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan

mentaati peraturan-peraturan, nilai-nilai dan hukum, yang berlaku

dalam satu lingkungan tertentu. Kesadaran itu antara lain, jika dirinya

berdisiplin baik, maka akan memberi dampak yang baik bagi

Page 44: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

27

keberhasilan dirinya di masa mendatang‖. Prijodarminto (1994) dalam

Tu'u ('004:31) disiplin adalah ―suatu kondisi yang tercipta dan

berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan

keterikatan‖, Menurut Johar Permana, Nursisto (1986:14), Disiplin

adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban‖. Martian

Rachman (1999) dalam Tu'u (2004:32) menyatakan ―disiplin sebagai

upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat

dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan

dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari

dalam hatinya‖. Gordon (1996:3-4) membedakan kata disiplin dengan

mendisiplin. ―Disiplin biasanya diartikan sebagai perilaku dan tata

tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang

diperoleh dari pelatihan, seperti disiplin dalam kelas atau yang disiplin

dalam tim bola basket yang baik. Sedangkan kata mendisiplin

didefinisikan sebagai menciptakan keadaan tertib dan patuh dengan

petatihan dan pengawasan dan menghukum atau mengenakan denda,

membetulkan, menghukum demi kebiasaan‖.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa disiplin adalah

suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk menepati atau

mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib, peraturan, nilai serta

kaidah yang berlaku. Tata tertib sekolah pada dasarnya merupakan

Page 45: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

28

rangkaian aturan kaidah dan berisi aturan positif yang harus ditaati

oleh elemen sekolah. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap tata tertib

yang telah diberlakukan sekolah, maka akin menimbulkan sanksi. Tata

tertib di sekolah bagi siswa adalah bagaimana siswa melaksanakan

aturan yang telah ditentukan sekolah, misalnya berseragam, bersepati

dan lain sebagainya. Peraturan ini ditetapkan sebagai upaya untuk

menciptakan kedisiplinan bagi siswa dan mendidik di sekolah.

3. Kepatuhan Tata Tertib Sekolah

3.1. Pengertian Kepatuhan

(Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002). Patuh adalah sutra

menurut, taat pada perintah, aturan. Jadi kepatuhan berarti sifat patuh

ketaatan. (Heri P, 1999). Kepatuhan merupakan suatu bentuk perilaku.

Prilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,

sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan

yang ada dalam diri manusia. Jadi kesimpulan tersebut ialah prilaku

taat siswa terhadap tata tertib sekolah yang seharusnya bersumber dari

dalam dirinya dan bukan karena paksaan atau tekanan dari pihak lain.

Kepatuhan yang baik adalah yang didasari oleh adanya kesadaran

tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan atau larangan-

larangan yang terdapat dalam tata tertib sekolah tersebut. Menurut

Djahiri (1985: 25), tingkat kepatuhan seseorang terhadap tata tertib,

meliputi:

a. Patuh karena takut pada orang atau kekuasaan atau paksaan.

b. Patuh karena ingin dipuji.

Page 46: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

29

c. Patuh karena kiprah umurn atau masyarakat.

d. Taat atas dasar adanya aturan dan hukum serta untuk ketertiban.

e. Taat karena dasar keuntungan atau kepentingan.

f. Taat karena hal tersebut memang memuaskan baginya.

Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

kepatuhan seseorang khususnya siswa untuk mematuhi tata tertib

memang sangat penting. Karna dengan prilaku taat, siswa dapat

menaati tata tertib sekolah dan bersumber dari dalam dirinya dan

bukan karena paksaan atau tekanan dari pihak lain.

3.2. Pegertian Tata Tertib Sekolah

Untuk dapat menegakkan kesadaran hukum pada diri siswa,

diperlukan adanya tata tertib dan peraturan-peraturan bagi siswa. yang

diharapkan dengan adanya tata tertib, maka siswa akan menaati

peraturan yang berlaku sehingga akan terciptanya ketertiban. Menurut

Instruksi Menteri Pendidikan dan kebudayaan tanggal 1 Mei 1974,

No, 14/U/1974 dalam Suryosubroto (2010: 81), ―Tata tertib sekolah

ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-

hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarannya‖. Tata tertib

murid adalah bagian dari tata tertib sekolah, di samping itu masih ada

tata tertib guru dan tata tertib tenaga administrative.

Kewajiban menaati tata tertib sekolah adalah hal yang penting sebab

merupakan bagian dari sistem persekolahan dan bukan sekadar

sebagai kelengkapan sekolah. Menurut Siti Melchaty (1990: 151),

Page 47: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

30

bahwa: ―Tata tertib adalah peraturan-peraturan yang mengikat

seseorang atau kelompok guna menciptakan keamanan, ketentraman,

dan kedamaian orang tersebut atau kelompok orang tersebut‖.

Kemudian Siti Melchaty (1990: 151), menambahkan bahwa tata tertib

meliputi yaitu :

1. Mengadakar- peraturan sekolah seperti piket, pakaian seragam, dan

lain-lain.

2. Sekolah membuat jadwal peraturan yang harus dipatuhi.

3. Aktif dan tertib mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.

4. Murid mentaati perintah guru khusus pelajaran seperti PR dan

Pramuka.

5. Perhatian anak didik diajar secara bertanggungjawab dengan

perorangan maupun kelompok.

6. Sekolah membuat jadwal masuk dan keluar.

Sedangkan lsmed Syarif dan A. Nawas Risa (1976:38), mengatakan

bahwa tata tertib meliputi yaitu :

1. Setiap siswa harus mempunyai buku-buku dan alat-alat pelajaran

yang dibutuhkan.

2. Badan bersih, sehat dan berpakaian rapi,

3. Menjaga ketenangan selama pelajaran berlangsung.

4. Lima menit sebelum masuk, murid harus sudah ada di kelas.

5. Mentaati waktu masuk, istirahat dan selama jam pelajaran tidak

membawa orang lain teman yang dapat mengganggu pelajaran.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( 1998: 37), mengemukakan

bahwa: ―peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan yang mengatur

segenap tingkah laku pars siswa selama mereka bersekolah untuk

menciptakan suasana yang mendukung pendidikan‖.

Pada dasamya tata tertib dibuat dengan menyesuaikan dan menetapkan

konsekuensi terhadap prilaku murid adalah sebagai berikut :

Page 48: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

31

1) Tugas dan kewajiban dalam kegiatan intra sekolah:

a. Murid harus datang ke sekolah sebelum pelajaran dimulai.

b. Murid juga memperhatikan kegiatan ekstrakurikuler seperti:

kepramukaan, kesenian, palang merah remaja, dan sebagainya.

c. Murid tidak dibenarkan tinggal di dalam kelas pada saat jam

istirahat kecuali jika keadaan tidak mengizinkan, misalnya

sedang dalam keadaan hujan.

d. Murid boleh pulang jika pelajaran sudah selesai.

e. Murid wajib menjaga kebersihan dan keindahan sekolah.

f. Murid wajib berpakaian sesuai dengan yang ditetapkan oleh

sekolah.

2) Larangan-larangan yang harus diperhatikan:

a. Meninggalkan sekolah jam pelajaran tanpa izin dari kepala

sekolah atau guru yang bersangkutan.

b. Merokok di sekolah.

c. Berpakaian tidak sombong atau bersolek yang berlebiban.

d. Kegiatan yang menganggu jalannya pelajaran.

3) Sanksi bagi murid dapat berupa:

a. Peringatan lisan secara langsung.

b. Peringatan tertulis dengan tembusan orang tua.

c. Dikeluarkan sementara.

d. Dikeluarkan dari sekolah.

Melihat penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan

bahwa tata tertib sekolah dibuat secara resmi oleh pihak yang

Page 49: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

32

berwenang dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan situasi dan

kondisi sekolah tersebut, memuat hal-hal yang diharuskan dan

dilarang bagi siswa selama berada di lingkungan sekolah dan apabila

mereka melanggar maka pihak sekolah berwenang untuk memberikan

sanksi sesuai dengan ketetapan.

Berdasarkan pengertian kepatuhan dan tata tertib yang telah

dijelaskan, maka yang dimaksud oleh peneliti tentang kepatuhan

terhadap tata tertib sekolah adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh

siswa dan didasari dari dorongan diri sendiri tanpa tanpa adanya

paksaan untuk mentaati peraturan yang telah dibuat secara resmi oleh

pihak sekolah yang mana didalamnya terdapat hal-hal yang

diharuskan, dilarang, dan terdapat sanksi bagi yang melanggarnya.

3.3. Tujuan Tata Tertib Sekolah

Sebelum membahas tentang tujuan tata tertib yang lebih luas, akan

penulis uraikan terlebih dahulu tujuan dari peraturan. Menurut

Hurlock (1990: 85), yaitu, ―Peraturan bertujuan untuk membekali

anak dengan pedoman berperilaku yang disetujui dalam situasi

tertentu‖. Misalnya dalam peraturan sekolah, peraturan ini memuat

apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh

siswa, sewaktu berada di lingkungan sekolah. Tujuan tata tertib adalah

untuk menciptakan suatu kondisi yang menunjang terhadap

kelancaran, ketertiban, dan suasana yang damai dalam pembelajaran.

Dalam informasi tentang WawasanWiyatamandala dalam Dekdikbud

Page 50: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

33

(1993: 21), disebutkan bahwa. ―Ketertiban adalah suatu kondisi

dinamis yang menimbulkan keserasian dan keseimbangan tata

kehidupan bersama sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa‖. Dalam

kondisi sehari-hari, kondisi tersebut mencerminkan keteraturan dalam

pergaulan, penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dan

dalam mengatur hubungan dengan masyarakat serta lingkungan.

Menurut Mia Kusmiati (20(14: 22), bahwa tujuan diadakannya tata

tertib salah satunya sesuai dengan yang tercantum dalam setiap butir

tujuan tata tertib, yaitu:

a. Tujuan peraturan keamanan adalah untuk mewujudkan rasa aman

dan tentram serta bebas dari rasa takut baik lahir maupun batin

yang dirasakan oleh seluruh warga, sebab jika antar individu tidak

saling menggangu maka akan melahirkan perasaan tenang dalam

setiap individu dan siap untuk mengikuti kegiatan sehari-hari.

b. Tujuan peraturan kebersihan adalah terciptanya suasana, bersih

dan sehat yang terasa dan nampak pada seluruh warga.

c. Tujuan peraturan ketertiban adalah menciptakan kondisi yang

teratur yang mencerminkan keserasian, keselarasan dan

keseimbangan pada tata ruang, tata kerja, tata pergaulan bahkan

cara berpakaian.

d. Tujuan peraturan keindahan adalah untuk menciptakan lingkungan

yang baik sehingga dapat menimbulkan rasa keindahan bagi yang

melihat dan menggunakannya.

e. Tujuan peraturan kekeluargaan adalah untuk membina tata

hubungan yang baik antar individu yang, mencerminkan sikap dan

rasa gotong royong, keterbukaan, saling membantu, tenggang rasa

dan saling menghonnati.

Berdasarkan uraian diatas, maka setiap warga negara bertanggung

jawab untuk menciptakan suasana yang aman, tertib, bersih, indah dan

penuh kekeluargaan, agar proses interaksi antar warga dalam rangka

penanaman dan pengembangan nilai, pengetahuan, keterampilan dan

wawasan dapat dilaksanakan.

Page 51: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

34

Berdasarkan tujuan tata tertib sekolah yang telah dijelaskan, maka

peneliti menyimpulkan bahwa tata tertib sekolah bertujuan agar semua

warga sekolah mengetahui apa tugas, hak, dan kewajiban serta

melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan

dengan lancar.

3.4. Peran dan Fungsi Tata Tertib Sekolah

Keberadaan tata tertib sekolah memegang peranan penting, yaitu

sebagai alat untuk mengatur perilaku atau sikap siswa di sekolah. M. I.

Soelaeman (1985: 82). berpendapat bahwa: ―Peraturan tata tertib itu

merupakan alat guns mencapai ketertiban‖. Dengan adanya tata tertib

itu adalah untuk menjamin kehidupan yang tertib, tenang, sehingga

kelangsungan hidup social dapat dicapai.

Tata tertib yang direalisasikan dengan tepat dan jelas serta konsekuen

dan diawasi dengan sungguh-sungguh maka akan memberikan

dampak terciptanya suasana masyarakat belajar yang tertib, damai,

tenang, dan tentram di sekolah.

Peraturan dan tata tertib yang berlaku di manapun akan tampak

dengan baik apabila keberadaannya diawasi dan dilaksanakan dengan

baik, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Durkheim (1990: 107-

108), bahwa: ―Hanya dengan menghormati aturan-aturan sekolahlah si

anak belajar menghormati aturan-aturan umum lainnya, belajar

mengembangkan kebiasaan, mengekang, dan mengendalikan diri

semata-mata karena ia harus mengekang dan mengendalikan diri‖.

Page 52: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

35

Dengan adanya pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa sekolah

merupakan ajang pendidikan yang akan membawa siswa ke kehidupan

yang pendidikan lebih lugs yaitu lingkungan masyarakat, dimana

sebelum anak (siswa) terjun ke masyarakat maka perlu dibekali

pengetahuan dan keterampilan untuk mengekang, dan mengendalikan

diri. Sehingga mereka diharapkan mampu menciptakan lingkungan

masyarakat yang tertib, tenang, aman, dan damai.

Tata tertib sekolah berperan sebagai pedoman perilaku siswa,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurtock (1990: 76), bahwa

Peraturan berfungsi sebagai pedoman perilaku anak dan sebagai

sumber motivasi untuk bertindak sebagai harapau sosial‖. Di samping

itu peraturan juga merupakan salah satu unsur disiplin untuk

berperilaku.

Hal ini sejalan dengan pendapat rang dikemukakan oleh Hurlock

(1990: 84), yaitu ―Bila disiplin diharapkan mampu mendidik anak-

anak untuk berpenilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan

kelompok sosial mereka, ia harus mempunyai empat unsur pokok,

apapun cara mendisiplinkan yang digunakan, yaitu peraturan sebagai

pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam

cara yang digunakan untuk mengajak dan memaksanya, hukuman

untuk pelangaran peraturan dan penghargaan untuk perilaku yang

sejalan dengan perilaku yang berlaku‖.

Page 53: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

36

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa dalam

menerapkan disiplin perlu adanya peraturan dan konsistensi dalam

pelaksanaannya. Tata tertib sekolah mempunyai dua fungsi yang

sangat penting dalam membantu membiasakan anak mengendalikan

dan mengekang perilaku yang diinginkan, seperti yang dikemukakan

oleh Hurlock (1990: 85), yaitu:

a. Peraturan mempunyai nilai pendidikan sebab, peraturan

memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui oleh anggota

kelompok tersebut. Misalnya anak belajar dari peraturan tentang

memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa

menyerahkan tugasnya sendiri merupakan satu-satunya cara yang

dapat diterima di sekolah untuk menilai prestasinya.

b. Peraturan menjadikan dan membantu mengekang perilaku yang

tidak diinginkan. Agar tata tertib dapat memenuhi kedua fungsi di

atas, maka peraturan atau tata tertib itu harus dimengerti, diingat,

dan diterima oleh individu atau siswa. Bila tata tertib diberikan

dalam kata-kata yang tidak dapat dimengerti, maka tata tertib tidak

berharga sebagai suatu pedoman.

Berdasarkan peran dan fungsi tata tertib sekolah yang telah dijelaskan,

maka peneliti mengemukakan bahwa tata tertib sekolah berperan

sebagai pedoman yang mengatur seluruh perilaku warga sekolah,

Sedangkan fungsi tata tertib sekolah adalah mendidik dan membina

perilaku siswa di sekolah, karena tata tertib berisikan keharusan yang

harus dilaksanakan oleh siswa. Selain itu tata ertl berisikan tertib juga

berfungsi sebagai 'pengendali' bagi perilaku siswa, karena tata tertib

sekolah berisi larangan terhadap siswa tentang suatu perbuatan dan

juga mengandung sanksi bagi siswa yang melanggarnya.

Page 54: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

37

3.5. Tata Tertib SMA Perintis 1 Bandar Lampung

a. Kewajiban siswa/i di SMA Perintis 1 Bandar Lampung:

1. Setiap siswa/i SMA Perintis 1 Bandar Lampung wajib hadir

minimal 10 menit sebelum bel berbunyi.

2. Mulai belajar sekolah pukul 07.15 s.d selesai

3. Setelah bel tanda masuk berbunyi kemudian siswa/i berbaris

dengan rapih kemudian masuk kelas dengan tertib.

4. Memelihara ketertiban selama waktu belajar selama berada di

sekolah.

5. Menghadiri upacara bendera/nasional yang telah ditentukan

waktunya.

6. Memberi kabar jika berhalangan hadir/jika meninggalkan

sekolah.

7. Mengerjakan pekerjaan rumah/tugas yang diberikan guru.

8. Mengatur dan mempersiapkan buku pelajar, catatan dan alat

tulis.

9. Melunasi komite, LAB Bahasa Inggris, LAB Komputer setiap

bulannya.

10. Mematuhi dan melaksanakan tata tertib siswa dan budi pekerti

luhur.

11. Menyampaikan raport, kartu iuran sekolah kepada orang tua.

12. Harus dapat menjaga nama baik guru, orang tua, dan

almamater.

13. Membawa Al-Qur’an bagi siswa/I yang bernama Islam.

Page 55: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

38

14. Harus berpakaian sekolah, yakni:

a) Senin s/d Rabu: Hari Senin upacara bendera lengkapan

seragam:

1. Pakaian Putih-Abu berserta bad lokasi sekolah, nama

siswa, bad lokasi kelas, dan bad OSIS.

2. Memakai topi ber cap SMA Perintis 1 Bandar

Lampung.

3. Memakai dasi ber cap SMA Perintis 1 Bandar

Lampung.

4. Memakai ikat pinggang hitam berlogo SMA Perintis 1

Bandar Lampung.

5. Memakai sepatu hitam putih di atas mata kaki.

6. Memakai kaos kaki putih setengah betis.

7. Khustis putri, memakai baju putih lengan panjang dan

rok biru panjang.

b) Kamis s/d Jumat : berpakaian batik hijau hitam.

1. Laki-laki : Baju batik lengan pendek, celana hitam

panjang, sepatu hitam kaos kaki hitam.

2. Perempuan : Baju batik lengan panjang, rok hitam

panjang, sepatu hitam kaos kaki hitam.

c) Sabtu : Berpakaian pramuka beserta atribut lengkap yaitu

Topi,bad,dasi,ikat pinggang sepatu hitam, kaos kaki hitam.

Page 56: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

39

b. Larangan siswa/i SMA Perintis I Bandar Lampung :

1. Dilarang meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran terakhir.

2. Dilarang memakai pakaian yang tidak sesuai dengan tata tertib

siswa.

3. Dilarang merokok, minuman keras, narkoba, dan sejenisnya di

lingkungan sekolah.

4. Dilarang melakukan/lmengadakan perjudian di kelas.

5. Dilarang membawa senjata tajam.

6. Dilarang berambut gondrong, (laki-laki).

7. Dilarang berkelahi dengan teman maupun dari sekolah lain.

8. Dilarang lompat pagar sekolah.

9. Dilarang membawa HP berkamera.

10. Dilarang mengaktifkan atau menggunakan HP pada jam

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

11. Dilarang merusak atau mencoret-coret tembok, buku pelajaran,

moubeller, baju seragam sekolah, dan tempat lainnya.

12. Dilarang membawa makanan di kelas.

13. Dilarang membuang sampah sembarangan.

14. Apabila jam kosong, ketua wajib lapor dan menghubungi guru

piket agar diatur lanjut dan dilarang berteriak atau ribut di

kelas.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua:

1. Bersedia hadir di sekolah jika ada hal-hal yang perlu

diselesaikan dengan sekolah diminta hadir ke sekolah.

Page 57: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

40

2. Bersedia melaporkan keadaan belajar siswa di rumah yang bisa

membantu sekolah demi meningkatkan prestasi di sekolah.

3. Melaporkan penyakit yang biasa diderita oleh siswa untuk

menjadi bahan pertimbangan dalam pelajaran olah raga di

sekolah.

4. Menanyakan ke pihak sekolah mengenai perkembangan

belajar anak secara berkala.

5. Setiap pelajar hendaknya memiliki buku-buku/alat-alat

pelajaran yang telah ditentukan oleh sekolah demi kelancaran

proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

6. Siswa/i yang mempunyai keahlian atau kegemaran sesuai

dengan ekstrakulikuler (Pramuka, PMR, Karate, Pencak Silat,

dll) kiranya orang tua/wali murid dapat bekerja sama dengan

pihak sekolah.

7. Anak yang terlambat masuk/datang harus meminta izin kepada

guru piket.

8. Anak yang meinggalkan jam pelajaran karena perkepentingan

harus meminta izin kepada guru piket.

d. Sanksi-Sanksi

1. Pelanggaran terhadap tata tertib dikenakan sanksi pedagogi

berupa :

a. Peringatan lisan,

b. Peringatan tertulis kepada orang tuanya.

c. Diskors beberapa hart dan diberitugas dari sekolah.

Page 58: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

41

d. Dikeluarkan dari sekolah atau dikembalikan kepada orang

tuanya.

2. Hukuman ringan terhadap pelanggaran tata tertib.

a. Menyapu halaman /lingkungan sekolah.

b. Mengepel/menyapu ruang kelas.

c. Membersihkan kamar mandi/toilet.

3. Hukuman bagi murid yang berambut gondrong :

a. Rambut dicukur oleh guru di sekolah.

4. Pelanggaran yang berat seperti: tawuran, berkelahi, membawa

senjata tajam, menggunakan narkoba, merokok, maka siswa

tersebut dapat dikeluarkan dari sekolah.

5. Apabila siswa ketahuan membawa HP kamera dan

menggunakan saat jam pelajaran berlangsung maka HP disita

oleh guru dan diambil kembali oleh orang tua.

B. Kerangka Pikir

Setiap sekolah mempunyai permasalahan terkait kepatuhan tata tertib.

Beberapa permaalahan yang terkait kepatuhan tata tertib yaitu perilaku siswa

yang tidak disiplin cendrung memiliki sikap yang kurang patuh terhadap tata

tertib yang ada. Sedangkan pihak sekolah yang tidak hanya tempat mencari

ilmu juga mempunyai banyak upaya dalam mendidik, membangun dan

meningkatkan kepatuhan siswa terhadap tata tertib. Khususnya pada SMA

Perintis 1 Bandar Lampung, mempunyai cara tersendiri untuk meningkatkan

kepatuhan siswa terhadap tata tertib yaitu Budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa,

Page 59: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

42

Sopan, Santun ). Budaya 5S yaitu (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun )

merupakan bagian dari implementasi dari budaya sekolah. Sedangkan budaya

sekolah adalah seperangkat nilai, peraturan, norma, keyakinan, asumsi dasar,

tradisi (kebiasaan), filosofi, ideologi, motivasi, perasaan, harapan, sikap yang

mengikat kebersamaan dan menjadi ciri khan sekolah atau citra yang

membedakan sekolah satu dengan sekolah lainnya. Budaya 5S (senyum,

salam, saga, sopan, santun) adalah budaya yang di terapkan pada SMA

Perintis 1 Bandar Lampung sebagai cara untuk membudayakan dan

pemberdayaan penyelenggaraan pendidikan peserta didik yang dilakukan

sepanjang hayat yang dilakukan sepanjang hayat, yaitu agar dapat

mengembangkan keinampuan dan membentuk watak dan sikap peserta didik

sehingga menjadi peradaban bangsa yang bermartabat yaitu sesuai dengan UU

No.20 tahun 2003 tentang Sidiknas. Budaya sekolah membentuk keperibadian

dan watak dan sikap dalam berperilaku taat, tanggung jawab, ramah,

menghormati, menghargai, sopan dan santun dalam berperilaku.

Page 60: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

43

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Aspek Penilaian Budaya 5S

(Senyum, salam, sapa, Sopan, Santun)

(X)

1. Kognitif

2. Efektif

3. Konatif

Aspek Penilaian Kepatuhan Tata

Tertib Sekolah

(Y)

1. Kewajiban Siswa/Siswi di Sekolah.

2. Larang-Larangan Siswa di Sekolah.

3. Sanksi

Page 61: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

44

C. Hipotesis

―Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap runiusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kahmat pernyataan‖ (Sugiyono, 2012: 96).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

HO : Tidak ada Peranan Budaya 5s (senyum, salam, sapa, sopun, santun)

Dalam Meningkatkan Kepatuhan Siswa Terhadap Tata Tertib di SMA

Perintis 1 Bandar Lampung,

HI : Ada Peranan Budaya 5s (senyum, salam, sapa, santun) Dalam

Meningkatkan Kepatuhan Siswa Terhadap Tata Tertib di SMA Perintis

I Bandar Lampung.

Page 62: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

45

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitia ini adalah deskriptif

kilantitatif dengan pendekatan penelitian Survei. Riduwan (2010:49)

penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar

maupun keen, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil

populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan

hubungan antar variabel.

B. Populasi dan Sampel.

1. Populasi

Populasi ialah hal penting dalam penelitian, karena keberadaannya

menentukan validitas data yang diperoleh. Dalam hal ini Riduan (2002:3)

mengemukan ―Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit

hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian‖. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006:130) ―populasi adalah keseluruhan subjek penelitian‖. Jadi

populasi merupakan keseluruhan obyek yang menjadi sasaran penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Peintis 1

Bandar Lampung.

Page 63: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

46

Tabel 2. Data Populasi Siswa Kelas XI di SMA Perintis I Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2017/2018.

No Kelas Siswa

Jumlah L P

1. XI IPA. 1 17 18 35

2. XI IPA,2 18 20 38

3. xi IPS. 1 18 9 27

4. XI -IPS. 2 21 13 34

Jumlah 74 60 134

Sumber : “Tara Usaha, SMA Perintis I Bandar Lampung TA 2017 2018 “.

2. Sampel

Menurut dari jumlah Sugiyono (2012: 62)‖sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi‖. Menurut Sangadji

dan Sopiah (2010: 186) ―sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.‖ Menurut, Sujanveni dan

Endrayanto (2012: 13) ―sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi‖. Berdasarkan beberapa pendapat

ahli tersebut dapat penulis simpulkan bahwa sampel adalah sebagian

bagian dari populasi yang diambil. Teknik yang digunakan dalam

menetukan sampel penelitian ini menggunakan rumus, Arikunto

(2006:38), yang menyatakan bahwa ―untuk ancer-ancer, jika subjek

kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi dan jika populasinya lebih dari 100 maka

diambil 15-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa sampel yang akan diambil dalam penelitian ini

sebanyak 15% dari semua jumlah siswa kelas XI. Jadi sampel penelitian

ini adalah

Page 64: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

47

Dari rumus yang digunakan diperoleh 20 responden, jika dibulatkan maka

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 responden dengan taraf

kesalahan 15% yang merupakan banyaknya siswa di kelas XI Perintis I

Bandar Lampung. Dari rumus tersebut maka diperoleh jumlah sampel

yang menjadi objek penelitian yaitu sebagai berikut

Tabel 3. Rincian Jumlah Sampel

No. Kelas Jumlah Persen Sampel

1. XI IPA. 1 35 15% 5

2. X-1 IPA, 2 38 15% 6

3. XI IPS, 1. 27 15% 4

4. XI IPS.2 34 15% 5

Total 20

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008M) Mengemukakan bahwa variabel adalah objek

penelitian, atau apa yang menjadi variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis

membedakan dua variabel bebas sebagai variabel yang mempengaruhi (X)

Budaya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) dan variabel terikat

sebagai variabel yang dipengaruhi (Y) Kepatuhan Tata Tertib Sekolah yaitu :

a. Variabel Bebas (X) Budaya 5S ( senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun )

Willard Waller (Peterson dan Deal, 2009: 8) menyatakan bahwa ―setiap

sekolah mempunyai budayanya sendiri, yang berupa serangkaian nilai,

norma, aturan moral, dan kebiasaan, yang telah mernbentuk perilaku dan

hubungan-hubungan yang terjadi di dalamnya‖.

Hal ini sesuai dengan teori perilaku dari Albert Bandura dan Thomas

Lickona ―Program Lima S dapat membangun karakter siswa yang

Page 65: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

48

berbentuk : (1) religius, (2) disiplin, (3) demokratis, (4)

bersahabat/komunikatif, (5) cinta damai,(6) peduli lingkungan, (7) peduli

sosial, (8) bertanggungjawab‖. Sehingga budaya 5s mempunyai peranan

dalam meningkatkan perilaku positif siswa dalam membiasakan kepatuhan

terhadap tata tertib di lingkungan sekolah.

b. Variabel Terikat ( Y ) Kepatuhan Tata Tertib Sekolah

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998: 37), mengemukakan

bahwa: ―Peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan yang mengatur

segenap tingkah lake para siswa selama mereka bersekolah untuk

menciptakan suasana yang mendukung pendidikan‖. Namun dalam

prakteknya peraturan tersebut masih banyak di langgar oleh siswa dan

sikap patuh mereka pun belurn dilandasi oleh kesadaran juga para siswa

tersebut belum memahami tujuan tata, tertib itu, mengapa hal tersebu

harus di buat dan harus dipatuhi.

D. Definisi Konseptual Variabel

Siregar (2010:108) Konsep adalah suatu istilah, terdiri dari satu kata, atau

lebih yang menggambarkan suatu generalisasi terhadap gejala yang berlaku

umum atau abtraksi mengenai suatu penomena yang dirumuskan atas dasar

generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau

individu tertentu.

Maka konsep variable nya ialah :

(X) Peranan Budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) : Keyakinan,

nilai, norma, dan kebiasaan yang di wujudkan dalam perilaku dan

Page 66: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

49

pembiasaan di lingkungan sekolah.

(Y) Kepatuhan Tata Tertib Sekolah : Perilaku yang melaksanakan kewajiban

dan menghindari larangan – larangan peraturan di lingkungan sekolah.

E. Definisi Oprasional Variabel

Untuk memahami objek permasalahan dalam pencli-tian ini secara jelas, maka

diperlukan pendefinisisan variabel secara oprasional.

a. Peran Budaya 5S (Senyum,Salam,Sapa,Sopan,Santun) disini adalah

sebagai sebuah program yang terdapat didalam kurikulum sekolah juga

berfungsi sebagai pembinaan sikap peserta didik terhadap kepatuhan tata

tertib sekolah yang diharapkan mampu menghasilkan dan pembiasaan

perilaku siswa yang tidak hanya mengedepankan sisi kognitifnya saja

tetapi juga sisi afektif siswa yang lebih baik. Dalam penelitian ini untuk

metigukur aspek peranan budaya 5S dapat dilihat dari aspek:

1. Kognitif

Mann (dalam Azwar, 1995) menjelaskan bahwa komponen kognitif

berisikan persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki Individu

mengenai sesuatu. Menurut pendapat Ali di atas maka komponen

kognitif dapat menstimulus sikap peserta didik dalam berbudaya 5S

(Senyum, Salam, Sapa; Sopan, Santun),

2. Afektif

Mann (dalam Azwar, 1995) Komponen afektif merupakan perasaan

individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek

emosional inilah yang biasanya berakar paling bertahan terhadap

pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

Page 67: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

50

Menurut pendapat ahli di atas maka komponen afektif paling bertahan

lama dan berpengaruh untuk mengubah sikap peserta, didik agar

tercapai unsur budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).

3. Konatif

(Azwar, 1995) Sementara, itu komponen perilaku (Konatif) berisi

kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu

dengan Cara-cara tertentu. Menurut penjelasan tersebut maka

komponen konatif cenderung untuk mengubah pemahaman dan

perasaan yang telah tertanam didiri peserta didik terkait unsur budaya

5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) menjadi reaksi dan tindakan

peserta didik dalam bersikap.

b. Kepatuhan Terhadap Tata Tertib di Sekolah menurut Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1998: 37), mengemukakan bahwa :

―Peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan yang mengatur segenap

tingkah laku para siswa selama mereka bersekolah untuk menciptakan

suasana yang mendukung pendidikan‖. Pada dasarnya tata tertib dibuat

dengan menyesuaikan dan menetapkan konsekuensi terhadap prilaku

peserta didik.

Kepatuhan Terhadap Tata Tertib Sekolah dapat dilihat dari indikator

1. Kewajiban Siswa di Sekolah

Yaitu hal-hal apa saja yang yang harus dilakukan oleh siswa sewaktu

berada di kehidupan sekolah sehari-hari dan kewajiban menaati tata tertib

sekolah adalah hal yang penting sebab merupakan bagian dari sistem

persekolahan dan bukan sekadar sebagai kelengkapan sekolah. Misalnya,

Page 68: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

51

murid wajib berpakaian sesuai dengan yang ditetapkan oleh sekolah,

murid harus datang ke sekolah sebelum pelajaran dimulai, murid wajib

menjaga kebersihan dan keindahan sekolah dsb.

2. Larangan-Larangan Siswa di Sekolah

Yaitu hal-hal apa saja yang yang tidak boleh dilakukan oleh siswa sewaktu

berada di kehidupan sekolah sehari-hari dan jika melanggar biasanya ada

sanksi yang diterima berupa hukuman sesuai dengan peraturan sekolah.

Misalnya, berpakaian tidak, senonoh, berkelahi, merokok, membawa

senjata tajam.

3. Sanksi

Yaitu tindakan pemberian hukuman yang dilakukan oleh sekolah apabila

mendapati siswa yang melanggar peraturan sekolah tergantung seberapa

ringan atau beratnya pelanggaran yang di lakukan siswa. Misalnya

pelanggaran seperti tawuran, berkelahi, membawa senjata tajam,

menggunakan narkoba, merokok, maka siswa tersebut dapat dikeluarkan

dari sekolah.

F. Rencana Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam rencana penelitian ini adalah peranan budaya 5S

(Senyurn, Salam, Sappt, Sopap, Santun) (X) dengan indikator dan tingkat

keterlaksanaan yang diukur yaitu:

1. Berperan

2. Cukup Berperan

3. Kurang Berperan

Page 69: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

52

Selanjutnya variabel (Y) tentang kepatuhan siswa terhadap norma di sekolah

dengan indikator dan tingkat keterlaksanaan yang diukur yaitu

1. Patuh

2. Cukup Patuh

3. Kurang Patuh

G. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu cara dalam melengkapi penelitian ini adalah menggunakan teknik

pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat data yang lengkap

dan nantinya dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1. Teknik Pokok

a. Metode Angket

Menurut Riduwan (2010:71). Angket adalah datlar pertanyaan yang

diberikan kepada prang lain bersedia memberikan respons (responder)

dengan permintan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari

sesuai informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden

tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak

sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Sasaran

angket dalam penelitian ini adalah peserta didik SMA Perintis 1

Bandar Lampung sebagai responden guna memperoleh data dan

informasi yang relevan. Dalam penelitian ini digunakan angket karena

data yang diperlukan adalah angka-angka yang berupa skor nilai, untuk

memperoleh data utarna dan dianalisis.

Page 70: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

53

Setiap alternatif memiliki 3 jawaban yaitu (a), (b), (c) yang setiap

jawabannya diberi nilai bervariasi. Masing-masing mempunyai skor

atau bobot yang berbeda yaitu:

1. Altematif jawaban a (sesuai dengan harapan) diberi skor 3

2. Altematif jawaban b (kurang sesuai dengaan harapan) diberi skor 2

(tidak sesuai

3. Alternatif jawaban c (tidak sesuai dengan harapan) diberi skor 1

2. Teknik Penunjang

a. Observasi

Riduwan (2010:76). Mengatakan Teknik Observasi yaitu melakukan

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari

dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat

perilaku dan tindakan manusla, fenomena alam (kejadian-kejadian

yang ada dialam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden

kecil. Dari pengertian diatas penulis langsung melakukan pengamatan

terhadap objek penelitian yang meliputi kegiatan, atau aktivitas di

SMA Perintis I Bandar Lampung.

b. Wawancara

Riduwan (2010:74). Mengatakan Wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi

langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin

mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah

responden sedikit. Dari pengngertian diatas dapat disimpulkan Teknik

Page 71: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

54

ini digunakan untuk melengkapi data yang kurang jelas dan hasil

jawaban angket.

c. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk menemukan dan memperoleh data berupa

bahan-bahan tertulis mengenai informasi-informasi dan data-data lain

yang relevan. Teknik ini digunakan dengan mencatat data tertulis

tentang, keadaan siswa berupa catatan kasus dan catatan prilaku sehari-

hari disekolah, jumlah anak yang melanggar aturan sekolah di SMA

Perintis 1 Bandar Lampung. Sumber data ini diperoleh dari data buku

kasus siswa atau catatan perilaku siswa di SMA Perintis 1 Bandar

Lampung.

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas Alat Ukur

Uji validitas menurut Arikunto (2014:211) ―Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu

instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah‖. Validitas item soal dalam penelitian ini ditentukan melalui

kontrol langsung terhadap teori-teori yang, melahirkan indikator-indikator

yang dipakai.

Pada penelitian ini penulis mencoba menggunakan uji validitas logika,

(Logica uji Validity) yaitu salah satu instrumen yang memenuhi

persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut

Page 72: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

55

dipandang terpenuhi karma instrumen yang bersangkutan sudah dirancang

secara, baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Sebuah validitas

logis dapat dicapai apa bila instrument disusun dengan ketentuan yang ada,

sehingga validitas, logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi secara langsung

diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun. Dengan demikian

untuk menentukan validitas ini maka perlu dilihat dari susunan pola tes

dan konsultasi pembimbing.

2. Uji Reliabilitas

Uji angket digunakan untuk menguji apakah alat ukur bisa dipakai atau

tidak. Menurut Arik-unto (2014:221) ―Reliabilitas merupakan suatu

instrument yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik sehingga mampu

mengungkapkan data yang bias dipercaya‖. Reliabilitas menunjukan

bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik dengan teknik

belah dua. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk uji reliabilitas

angket yaitu :

a. Melakukan uji coba angket dengan 10 orang di luar responder

b. Hasil uji coba dikelompokkan dalam item ganjil dan item genap

c. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan ke dalam rumus product

moment, yaitu:

Page 73: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

56

Keterangan :

Hubungan variabel x dan y

x = Variabel bebas

Y = Variabel terikat

N = Jumlah sampel

(Suharsimi Arikunto, 2014:213) Selanjutnya untuk mengetahui koefisien

seluruh angket digunakar, rumus Spernian Brown sebagai berikut :

Keterangan :

rxy rxy = Koefisien seluruh tes

rgg = Koefisien korelasi item ganjil dan genap

Kriterian reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,90-1,00 : Reliabilitas tinggi

0,50-0,99 : Reliabilitas sedang

0,00-0,49 : Reliabilitas rendah

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu menguraikan

katakata dalam, kalimat serta angka dalam kalimat secara sistematis. Dalam

penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu dengan data,

menyelesaikan dan selanjutnya dilakukan klasifkasi rnengi data kemudian

menyusun data. Adapun tekniknya sebagai berikut :

Page 74: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

57

Keterangan :

I = Interval

NT = Nilai tertinggi

NR = Nilai terendah

K = Kategori

Punentuan tingkat presentase digunakan rumus yang dikemukakan oleh Ali

(1984 : 184) sebagai berikut :

Keterangan :

P = Besarnya Persentase

F = Jumlah jawaban dari seturuh item

N = Jumlah perkalian item dengan responder

Untuk mendefinisikan banyaknya persentase yang diperoleh digunakan

kriteria sebagai berikut:

76% - 100% = Baik

56% - 75% = Cukup Baik

<55% = Kurang Baik

Pengujian keeratan hubungan dilakukan dengan menggunakan rumus Chi

Kuadrat sebagai berikut:

Keterangan :

Eij : Frekuensi yang diharapkan

nio : Jumlah baris ke-i

Page 75: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

58

noj : Jumlah kolom ke-j

1. Memasukkan data dari hasil frekuensi yang diharapkan kedalam rumus

Chi Kuadrat (Sudjana, 2005: 280) yaitu:

∑∑

Keterangan :

= Chi Kuadrat

= Jumlah baris

= Jumlah kolom

Oij = Frekuensi pengamatan

Eij

= Frekuensi yang di harapkan

Kriteria uji sebagai berikut :

a. Jika X2 hitung lebih besar atau lama dengan X

2 tabel dengan tarif

signifikan 5 % maka hipotesis diterima.

b. Jika X2 hitung lebih kecil atau sama X

2 tabel dengan tarif signifikan

5% maka hipotesis ditolak.

2. Selanjutnya data akan diuji dengan menggunakan rumus koefesien

kontingen (Sudjana, 2005:282), yaitu :

Keterangan :

C = Koefisien Kontingensi

x2 = Chi Kuadrat

Page 76: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

59

n = Jumlah Sampel

Agar harga C yang diperoleh dapat digunakan untuk menilai derajat

asosiasi faktor-faktor, maka harga C dibandingkan dengan koefisien

kontingensi maksimum yang bisa terjadi. Harga C maksimum ini dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan -.

Cmaks = Koefisien Kontingensi

M = Harga minimum antara banyak baris dan kolomg dengan kriteria

uji hubungan ― makin dekat harga C kepada Cmaks makin besar derajat

asosiasi antara faktor. Dengan kata lain faktor yang satu makin berkaitan

dengan faktor yang lain‖. (Sudjana 2005:282)

3. Kemudian hasil pengolahan data tersebut dijadikan patokan untuk

menentukan tingkat keeratan pengaruh dengan menggunakan rumus

berikut :

Dengan kategori atau klasifikasi sebagai berikut :

0,00-0,27: Kategori kurang baik

0,28-0,55: Kategori cukup baik

0,56-0,83: Kategori baik

(Manase Malo, 1985:139).

Page 77: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

102

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian khususnya analisis

data seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa peran Budaya 5S (Senyum,Salam,Sapa,Sopan, Santun),

yaitu: Kognitif, Afektif dan konatif. Meningkatkan Kepatuhan Peserta Didik

Terhadap Tata Tertib Sekolah, yaitu : Kewajiban Peserta DIM, Larangan

Peserta Didik dan Sanksi, memiliki kategori cukup bail: yang paling dominan.

Hal ini berarti peserta didik memiliki pengetahuan tentang budaya 5S serta

meyakini bahwa budaya, 5S cukup baik untuk di terapkan dan peserta didik

sudah cukup melaksanakan program budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa,

Sopan, Santun) di lingkungan sekolah. Sehingga pescrta didik cukup patuh

terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah SMA Perintis I Bandar Lampung.

Dapat disimpulkan bahwa peran budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,

Santun) cukup berperan bagi peserta didik dalam mcninukatkan kepatuhan tata

tertib di SMA Perintis I Bandar Lampung.

Page 78: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

103

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Peritis 1 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2017/2018, maka peneliti memberikan saran bagi para pembaca

terutama bagi rekan-rekan guru antara lain:

1. Bagi kepala sekolah, untuk dapat lebih mengevaluasi pengembangan

program budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun).

2. Bagi guru, dapat memberikan contoh kepada peserta didik untuk lebih

menerapkan dan meningkatkan program budaya 5S (Senyum, Salam,

Sapa, Sopan, Santun)

3. Bagi peserta didik, agar dapat lebih meningkat dan menerapkan budaya 5S

(senyum, salam, sapa, sopan, santun) sehingga berprilaku positif.

Page 79: PERANAN BUDAYA5S (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, SANTUN ...digilib.unila.ac.id/54988/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengenai peran

104

DAFTAR PUSTAKA

Alfonsus Sutarno, (2008). Etiket Kiat Serasi Berelasi, Yogyakarta, Kanisius.

Arikunto, Suharsimi 1995, Manajemen Penelitian, Cetakan Ke-3, Yogyakarta:

Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka,

Hasjimy, A. 1995. Tata Tertib Sekolah. Jakarta: Bulan Bintang.Yatim, Badri

2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Istingadatu Faozah (2014). Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Program 5S

(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) di Sd Negeri 1 Sedayu Kecamatan

Sedayu Kabupaten Bantul. Univeritas Negeri Yogyakarta.Skripsi.

Kurnia Adi , Bambang Qomaruzzaman. 2012. Membungun Budaya Sekolah,

Cetakan Ke-1. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Muhammad Muhyidin. 2007. Mukjizat Salam dan Silaturahmi. Yogyakarta: Difa

Press.

Peterson , Deal. 2009.The Shaping School Culture, Cetakan Ke-1. Jakarta:

Gramedia.

Putri Zudhah Ferryka (2016). Program 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)

Dalam Membangun Karakter Siswa Sekolah Dasar Untuk Menyongsong

Generasi Emas. Universitas Widya Dharma Klaten.Skripsi.

Saikhul Hadi. 2013. Keajaiban Senyuman Menguak Rahasia di Balik Senyuman

dun Tawa Dalam Bisnis, Kesehatan, dun Penyembuhan. Yogyakarta: Gava

Media.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif Dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumarno, D. 1995. Gerakan Disiplin Nasional, Jakarta: C.V. Java Abadi

Sumarno, D. (1998). Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib

Sekolah . Jakarta : C.V. Jaya Abadi