Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

14
PERANAN ASURANSI KECELAKAAN KERJA TERHABAP PENINGKATAN KINERJA PEKERJA Dl PROYEK KONSTRUKSI KEAlRAN (THE ROLE OF WORKING ACCIDENT lNSURANCE TOWARD THE /&'OUR PERFORMANCE lNCREASE IN THE WATER CONSTRUCTION PROJECT) Henny Pratiwi ~ d i ' ABSTRAK Pada perusahaan jasa konstruksi, tenaga kerja merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan dan kelancaran pelaksanaan proyek, sehinggga sudah seharusnya rnereka rnendapatkan perhatian dan perlindungan secara baik. Mengingat proyek konstruksi memiliki resiko yang sangat tinggi akan terjadinya kecelakaan kerja, maka perlindungan terhadap pekerja lebih diutamakan untuk perlindungan dari segi fisik yang mencakup perlindungan keselamatan dari kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan kerja yang diberikan oleh kontraktor sebagai perusahaan jasa konstruksi kepada pekerja di proyek konstruksi, utamanya dalam masalah asuransi kecelakaan kerja melalui Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner pada kontraktor proyek konstruksi di Jawa Tengah serta para pekerja pada proyek konstruksi yang sedang berjalan. Berdasarkan hasil anaiisis, faktor pendorong paling kuat untuk mengikutsertakan pekerja dalam asuransil jaminan kecelakaan kerja adalah kondisi keuangan perusahaan yang baik, sedangkan sebagai faktor kendala paling kuat adaiah pendapat bahwa asuransi akan menambah pengeluaran proyek. Terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan kontraktor untuk memberikan perhatian pada keselamatan pekerja konstruksi dengan peningkatan kinerja pekerja. Hubungan yang cukup signifikan juga terdapat antara faktor-faktor yang mendorong kontraktor untuk memberikan Jaminan Kecelakaan Kerja pada pekerja konstruksi dengan proses dan produk dalam kegiatan proyek konstruksi. Kata Kunci : asuransi kecelakaan kerja, kinerja pekerja ABSTRACT In the construction enterprise, the labours are important element for sustainability and smoothly of project implementation, so they should get a good attention and protection. According to experience, water construction has high risk in the working accident, so the labour's protection is more priority for phisicaly protection including the safety protection from working accident. This research purposed to know about working protection that given by contractors as construction enterprise, especially in the case of working accident insurance by Jamsostek. The data collecting is conducted by investigation, interview and questionare spreaded to the contractors in Central Java and the labours in the construction projects that are on going. Based on the analyze result, the most supporting factor to join in the working accident insurance is the good condition of financial firm, for further the most obstacling factor is opinion that insurance will be increased of project cost. There is significant relationship between contractors action that given the attention to the construction labours safety with the labour performance increase. The relationship is also significant enough between contractor's supporting factors to joint in the working accident insurance with process and product of construction project activities. Keywords : working accident insurance, labour performance Dosen FakuMas Teknik Unrversitas Islam Sullan Agung (UNISSULA)Semaranq 12 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja

Transcript of Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

Page 1: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

PERANAN ASURANSI KECELAKAAN KERJA TERHABAP PENINGKATAN KINERJA PEKERJA Dl PROYEK KONSTRUKSI KEAlRAN

~

(THE ROLE OF WORKING ACCIDENT lNSURANCE TOWARD THE /&'OUR PERFORMANCE lNCREASE IN THE WATER CONSTRUCTION PROJECT)

Henny Pratiwi ~ d i '

ABSTRAK

Pada perusahaan jasa konstruksi, tenaga kerja merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan dan kelancaran pelaksanaan proyek, sehinggga sudah seharusnya rnereka rnendapatkan perhatian dan perlindungan secara baik. Mengingat proyek konstruksi memiliki resiko yang sangat tinggi akan terjadinya kecelakaan kerja, maka perlindungan terhadap pekerja lebih diutamakan untuk perlindungan dari segi fisik yang mencakup perlindungan keselamatan dari kecelakaan kerja.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan kerja yang diberikan oleh kontraktor sebagai perusahaan jasa konstruksi kepada pekerja di proyek konstruksi, utamanya dalam masalah asuransi kecelakaan kerja melalui Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner pada kontraktor proyek konstruksi di Jawa Tengah serta para pekerja pada proyek konstruksi yang sedang berjalan.

Berdasarkan hasil anaiisis, faktor pendorong paling kuat untuk mengikutsertakan pekerja dalam asuransil jaminan kecelakaan kerja adalah kondisi keuangan perusahaan yang baik, sedangkan sebagai faktor kendala paling kuat adaiah pendapat bahwa asuransi akan menambah pengeluaran proyek.

Terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan kontraktor untuk memberikan perhatian pada keselamatan pekerja konstruksi dengan peningkatan kinerja pekerja. Hubungan yang cukup signifikan juga terdapat antara faktor-faktor yang mendorong kontraktor untuk memberikan Jaminan Kecelakaan Kerja pada pekerja konstruksi dengan proses dan produk dalam kegiatan proyek konstruksi.

Kata Kunci : asuransi kecelakaan kerja, kinerja pekerja

ABSTRACT

In the construction enterprise, the labours are important element for sustainability and smoothly of project implementation, so they should get a good attention and protection. According to experience, water construction has high risk in the working accident, so the labour's protection is more priority for phisicaly protection including the safety protection from working accident.

This research purposed to know about working protection that given by contractors as construction enterprise, especially in the case of working accident insurance by Jamsostek. The data collecting is conducted by investigation, interview and questionare spreaded to the contractors in Central Java and the labours in the construction projects that are on going.

Based on the analyze result, the most supporting factor to join in the working accident insurance is the good condition of financial firm, for further the most obstacling factor is opinion that insurance will be increased of project cost.

There is significant relationship between contractors action that given the attention to the construction labours safety with the labour performance increase. The relationship is also significant enough between contractor's supporting factors to joint in the working accident insurance with process and product of construction project activities.

Keywords : working accident insurance, labour performance

Dosen FakuMas Teknik Unrversitas Islam Sullan Agung (UNISSULA) Semaranq 12 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja

Page 2: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

I. PENDAHULUAN

1.4 Lstar Belakang

Seiring dengan perkembangan

industri jasa konstruksi pada saat ini,

kebutuhan terhadap sumber daya manusia

menjadi bertambah besar.. Sumber daya

manusia merupakan salah satu unsur

penting yang mempengaruh~ kelangsungan

dan kelancaran perusahaan di bidang

konstruksi, sehingga sumber daya manusia

mestinya perlu mendapat perhatian yang

lebih khusus, salah satunya adalah masalah

keselamatan kerja para pekerja, bark pada

proyek konstruksi.

Pada berbagai kasus kecelakaan

dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi

keairan, dapat dipastikan yang menjadi

korban adalah para pekerja I tukang.

Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga

Kerja Nomor : Kep-196lMEN11999 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian

Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu di sektor Jasa Konstruksi,

ditegaskan bahwa setiap penyedia jasa dl

sektor jasa konstruksi yang mempekerjakan

tenaga kerja harian lepas, wajib

mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam

program jaminan kecelakaan kerja, jaminan

kematian, jaminan hari tua dan jaminan

pemeliharaan kesehatan. Persoalan biaya

sering kali menjadi alasan utama para

kontraktor untuk tidak mengasuransikan

pekerjanya.

Penelltian ini perlu dilakukan agar

dapat menjadi masukan kepada pihak-pihak

yang terkait, tentang pentingnya perlindungan

keselamatan kerja bagi pekerja konstruksi

keairan di Jawa Tengah melalui asuransi

kecelakaan kerja serta bagaimana tindakan yang

mestinya dilakukan oleh pemerintah dalam

menegakkan peraturan tentang keselamatan

pekerja konstruksi. Keselamatan kerja sangat

erat hubungannya dengan peningkatan kinerja

proyek dan kinerja pekerja konstruksi.

1.2 Perurnusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini

adalah . a Sejauh mana asuransi kecelakaan kerja

diberikan kepada pekerja pada proyek

konstruksi keairan, meliputi faktor-faktor

pendorong dan kendala dalam

pelaksanaannya?

b Baga~manakah hubungan antara perhatian

perusahaan I kontraktor dalam keselamatan

kerja dengan kinerja pekerja di proyek

konstruksi keairan dilihat dari sisi kontraktor

dan sisi pekerja?

'1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a Mengetahui faktor pendukung dan faktor

kendala sebagai alasan-alasan kontraktor

dalam memberikan jaminan sosial tenaga

kerja pada pekerjanya.

b Mengetahui pengaruh jaminan kecelakaan

kerja terhadap kinerja pekerja.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

Jurnal PONDASI Vol. 12 No.'/ Juni 2006 13

Page 3: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

a. Bagi Pemerintah, memberikan masukan

agar lebih memperhatikan serta

rnengawasi pihak penyelenggara proyek

konstruksi dalam kaitannya dengan

pelaksanaan peraturan tentang

perlindungan pekerja terhadap

kecelakaan kerja.

b. Bagi Kontraktor sebagai pelaksana

proyek konstruksi, memberikan

masukan tentang pentingnya pemberian

jaminan keselamatan kerja bagi pekerja

konstruksi, mengingat proyek konstruksi

keairan memiliki resiko yang sangat

tinggi akan terjadinya kecelakaan kerja.

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kerja dan Kecelakaan

Kerja

Kerja adalah kegiatan fisik dan atau

psikis untuk memenuhi kebutuhan hidup

dengan cara menghasilkan barang I karya I

jasa untuk memenuhi kebutuhan

rnasyarakat (Crites dalam Bambang, 2004).

Pengertian kecelakaan akibat kerja

adalah kecelakaan yang berkaitan dengan

hubungan kerja pada perusahaan.

Hubungan kerja di sini dapat berarti, bahwa

kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau

pada waktu melaksanakan pekerjaan

(Suma'rnur, 1989).

2.2 Perlindungan Kerja di Bidang Jasa

Konstruksi

Perlindungan tenaga kerja meliputi

aspek-aspek yang cukup has, yaitu

perlindungan dari segi fisik yang mencakup

perlindungan keselamatan dan kecelakaan

kerja dan kesehatannya serta adanya

pemeliharaan moril kerja dan perlakuan yang

sesuai dengan martabat manusia dan moral

agama, sebagaimana telah ditegaskan pada

Pasal 9 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai

Tenaga Kerja. Jadi perlindungan tersebut

diberikan pada saat tenaga kerja menjalankan

pekerjaannya dan dalam hubungan kerja.

Menurut Triyanto (2004), perlindungan

tersebut dimaksudkan agar tenaga kerja dapat

secara aman melakukan pekerjaan sehari-hari

sehingga dapat meningkatkan produksi dan

produktifitas kerja. Perlindungan kerja yang

diberikan kepada tenaga kerja di perusahaan

jasa konstruksi pada prinsipnya sama dengan

yang didapatkan oleh tenaga kerja di perusahaan

pada umumnya, hanya saja ada sedikit

perbedaan pengaturan dan pelakasanaan yang

disebabkan lmgkungan kerja yang berbeda.

2.3 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Menurut Sentanoe Kertanegoro dalam

Triyanto (2004), jaminan sosial tenaga kerja

adalah program-program yang dibentuk dengan

peraturan perundang-undangan oleh pemerintah

untuk melindungi individu-individu terhadap

gangguan atas kemampuan bekerja untuk

memperoleh penghasilan, dan terhadap biaya

yang timbul jika menderita sakit. Jaminannya

berupa : pertama tunjangan tunai untuk

mengganti penghasilan yang hilang atau

berkurang karena hari tua, cacat, kematian dan

menganggur; kedua, pelayanan rnedis berupa :

rawat jalan, rawat inap, obat-obatan dan

pelayanan kesehatan lainnya.

Dalam rangka melindungi hak-hak para

pekerja konstruksi, pemerintah telah

1 14 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkafan Kinerja Pekerja

Page 4: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

mengeluarkan Surat Keputusan Bersama

Menteri Tenaga Kerja dan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor : KEP

07lMEN11984 dan Nomor 30/KPTS1!984

tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja Bagi

Pekerja Konstruksi Harian Lepas. Borongan

dan Kontrak (BAPEKIN, 2004).

2.4 Penerapan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja Pada Perusahaan Jasa Konstruksi

Pelaksanaan jaminan sosial tenaga

kerja di perusahaan jasa konstruksi pada

prlnsipnya sama dengan perusahaan pada

umumnya, hanya saja letak perbedaannya

pada adanya tenaga kerja borongan dan

harian lepas. Selanjutnya tenaga kerja

borongandan harian lepas juga dibedakan

ketentuan programnya berdasarkan lama

masa kerja (kontrak), yaitu :

a Tenaga kerja boronganlharian lepas

bekerja berturut-turut maksimum 3 (tiga)

bulan;

b Tenaga kerja boronganlharian berturut-

turut di atas 3 (tiga) bulan.

Ketentuan yang khusus mengatur

mengenai jaminan sosial tenaga kerja

adalah keputusan Menteri Tenaga Kerja RI

Nomor: Kep. 196lMenll999 tanggal 29

September 1999 tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Harian Lepas, Borongan Dan Perjanjian

Kerja Waktu Tertentu Pada Sektor Jasa

Konstruksi.

2.5 Pengertian Kinerja

lstilah kinerja berasal dari kata Job

Performance atau Actual Performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Anwar, 2001).

Faktor yang mempengaruhi pencapaian

kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan

faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan

pendapat Keith Davis, 1964, daiam Anwar, 2001,

yang merumuskan bahwa

a Human Performance = Ability + Motivation

b Motivation = Attitude + Situation

c Ability = Knowledge + Skill

3.1 Responden Penelitian

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan

populasi adalah kontraktor (tanpa dibedakan

kelas kontraktornya) di Jawa Tengah, khususnya

yang pernah I sedang menangani proyek

konstruksi infrastruktur keairan.

Menurut Arikunto (1992), apabila jumlah

populasi kurang dari 100, maka sebaiknya

seluruh populasi dijadikan responden. Tetap~ bila

jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat

diambil sampel antara 10 - 20 % dari populasi.

Dalam penelitian ini populasi yaitu

kontraktor yang terdaftar di Gapensi Jawa

Tengah berjumlah 1157 perusahaan, sehingga

sampel 120 perusahaan cukup untuk mewakili

populasi.

Jurnal PONDAS1 Vol. 12 No.1 Juni 2006 15

Page 5: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

3.2 Jenis dan Sumber Data.

a. Data Primer.

Data Primer adalah data yang secara

langsung diperoleh dari responden

berdasarkan angket (daftar pertanyaan)

yang terisi dengan benar dan

dikembaiikan kepada penellti.

b. Data Sekunder.

Data sekunder merupakan data yang

diperoleh dari berbagai literatur,

penyelenggara Jamsostek dan

penelitian terdahulu yang ada kaitannya

dengan penelitian ini.

3.3 lnstrumen Penelitian

Peneiitian ini menggunakan kuisioner

sebagai instrumen pengumpulan data.

Pertanyaan yang ada dalam kuisioner

bersifat tertutup, dengan p~lihan jawaban

tersedia di dalarnnya. Kuisioner yang

disebarkan terdiri dari data umum

responden, faktor-faktor yang

mempengaruhi pemberian asuransi

kecelakaan kerja dan data tentang kinerja,

proses dan produk kegiatan konstruksi yang

berhubungan dengan asuransi kecelakaan

kerja.

3.4 Metode Pengukuran Data

Setelah data primer diperoleh, maka

semua jawaban dari kuisioner yang masih

bersifat kualltatif diubah menjadi data

kuantitatif dengan memberi bobot nilai pada

semua jawaban dalam tingkat kesetujuan

dengan menggunakan skala Likert 1-5.

3.5 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, kemudian

analisis dengan cara :

a. Analisis statistik untuk menganalisis

frekuensi, prosentase, nilai mean dan standar

deviasi dari instrumen penelitian digunakan

software SPSS 11.5 for windows.

b. Untuk analisis korelasi, menggunakan

bantuan software SPSS 11.5, dengan

d a m teoritik sebagai berikut.

Y=a+b,X, +b,X,+ .... +b,,X,

Dimana : Y = variabel terikat (dependent

variable), a = konstanta (intersept), b l , b2, b3

dan bn = koefisien regresi, dan XI , X2, ... Xn

= variabel bebas (independent variabel). Nilai

konstanta a, b l , b2, b3 dan bn dihitung

dengan metode kuadrat terkecil (least square

method).

c. Untuk mengetahui hubungan antara

kontraktor, pekerja dan peningkatan

kinerja pekerja konstruksi yang terkait

dengan penerapan jaminan kecelakaan

kerja, akan dilakukan dengan

menggunakan uji regresi linier ganda, uji

F dan uji t.

1V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Faktor Pendorong Penerapan Asuransi I

Jaminan Kecelakaan Kerja

Kontraktor yang mengikutsertakan

pekerjanya pada jaminan kecelakaan kerja

memiliki berbagai faktor pendorong. Dari 9

(sembilan) faktor pendorong yang diajukan, faktor

kondisi keuangan perusahaan yang baik

merupakan faktor yang paling banyak dipilih oleh

responden. Tabel iV.1 menunjukkan ranking

faktor pendorong secara keseluruhan.

16 Peranan Asoransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja

Page 6: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

Tabel IV.4 FaMor-faMor Pendorong

Rank~ng Fahtor Fenccrcng 1

PI 1 d o n w (euangsn perusahaan yang balk 120 1 4 33 0 748 ................... . . . . . . . . . . . . . . - ~

I I ~~~

........... :.;::i;iim?%l ................. Asuransi akan meringankan beban perusahaan 1 1 2 0 1 3 1 5 1 4.27 1 0.817

4.2 Faktor Kendala Penerapan

Asuransi I Jaminan Kecelakaan Kerja

Berdasarkan pertanyaan tentang

pemberian asuransi kepada pekerja, para

kontraktor rnenjawab dalam tiga hal, yaitu

selalu mengasuransikan, tidak seialu dan

tidak pernah. Ketika kontraktor tidak

mengasuransikan pekerjanya dalarn

jarninan kecelakaan kerja pada pelaksanaan

proyek konstruksi, maka pernyataan berikut

merupakan kendala yang disetujui oleh para

kontraktor. Alasan bahwa asuransi akan

menambah pengeluaran proyek merupakan

alasan yang paling banyak dipilih oleh

kontraktor. Selengkapnya dapat dilihat pada

Tabei IV.2.

Tabel lV.2

Faktor-faktor Kendala

Jurnal PONDAS1 Vol. 12 No. I Juni 2006 17

Page 7: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

4.3 Hubungan Kontraktor, Pekerja dan

Kinerja Pekerja berdasarkan Nilai Mean

Kinerja pekerja pada proyek

konstruksi diukur dengan parameter

motivasi kerja, prestasi kerja, disiplin kerja,

loyalitas kerja, kualitas kerja dan kuantitas

hasil kerja. Faktor-faktor yang terkait dengan

peningkatan kinerja pekerja melalui upaya

perlindungan terhadap keselamatan pekerja

di proyek konstruksi, dalam penelitian ini

dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu

kontraktor dan pekerja. Adapun faktor-faktor

kinerja tersebut disajikan berdasarkan kriteria

pengaruh dengan skala :

0,00 - 1,75 = rendah

1,76 - 3,50 = sedang

3,51 - 5,00 = tinggi

Berdasarkan tabel IV.3 dapat dijelaskan

kriteria masing-masing variabel sebagai

berikut :

Kriteria Faktor-faktor Kinerja Pekerja Proyek Konstruksi

rninnya kesejahteraan dan kesela

Sumber Data: Adi, 2006

18 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja

Page 8: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

a. Variabel Kontraktor

Berdasarkan rata-rata nilai mean faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja pekerja

dari sisi kontraktor, dengan nilai rata-rata

mean 4,09 termasuk dalam kriteria tinggi.

Artinya peran kontraktor cukup tinggi dalam

meningkatkan kinerja pekerjanya, melalui

berbagai tindakan dan kebijakan yang

mempertimbangkan dan memperhatikan

kondisi pekerja dari sisi kesejahteraan dan

keselamatan para pekerjanya.

~ariabel Pekerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja dari sisi pekerja juga memiliki

kriteria tinggi dengan nilai mean rata-

rata 4,07. Artinya pekerja sendiri juga

memiliki peran untuk memotivasi dirinya

sendiri dalam meningkatkan kinerjanya.

Adapun ha1 yang paling memotivasi

pekerja adalah adanya ketenangan

kerja karena terjaminnya kesejahteraan

dan keselamatan kerja dengan nilai

mean 4,50.

Kinerja Pekerja

Adapun dari parameter kinerja pekerja

yang diukur dalam motivasi, prestasi,

disiplin, loyalitas, kualitas dan kuantitas,

yang paling terpengaruh dengan

tindakan dan kebijakan kontraktor

maupun hal-ha1 yang dilakukan oleh

pekerja adalah meningkatnya motivasi

kerja dengan nilai mean 439.

Sedangkan secara rata-rata kontraktor

maupun pekerja memang

mempengaruhi peningkatan kinerja

pekerja dengan nilai mean rata-rata 3,95

dengan kriteria tinggi.

4.4 Hubungan Kontraktor, Pekerja dan

Kinerja Pekerja berdasarkan Uji Statistik

Untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja pekerja konstrultsi yang meliputi sisi

kontraktor dan sisi pekerja, terhadap variabel

terikat, yaitu kinerja pekerja proyek konstruksi

digunakan uji statistik yaitu dengan

menggunakan uji regresi liner ganda, yang

dilanjutkan uji keberartian koefisien regresi

dengan uji-F (F-test) dan uji t (t-test).

a. Uji Regresi Linier Canda

Hasil analisis regresi linier ganda dapat

dilihat pada tabel IV.4 berikut. Berdasarkan

nilai koefisien masing-masing variabel dapat

dibuat persamaan regresi linier berganda

sebagai ber~kut :

Y = 0,583 + 0,815 XI + 0.323 X2

dimana Y = Variabel Kinerja Pekerja Proyek

Konstruksi, X, = Variabel

Kontraktor , X2 = Variabel Pekerja.

Besarnya pengaruh masing-masing

variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya nilai

koefisien regresi masing-masing variabel

bebas tersebut. Peningkatan Variabel

Kontraktor sebesar satu satuan akan

menyebabkan peningkatan Kinerja Pekerja

Proyek Konstruksi sebesar 0,815 satuan.

Jurnal PONDASl Vol. 12 No.1 Joni 2006 19

Page 9: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

~ a b e l lV.4

Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda Pengasuh Variabel Kontraktor dan

Pekerja terhadap Kinerja Pekerja Konstruksi

Demikian pula peningkatan Variabel

Pekerja sebesar satu satuan akan b. Uji Serentak (F-Test)

menyebabkan peningkatan Kinerja Pekeja Uji serentak dimaksudkan untuk

Proyek Konstruksi masing-masing sebesar mengetahui pengaruh serentak semua faktor

0,323. Kontribusi variabel kontraktor dan terhadap Kinerja Proyek Konstruksi.

pekerja terhadap kineja pekerja proyek Pada tabel IV.5 terlihat bahwa nilai

konstruksi ditunjukkan oleh nilai koefisien signifikansi (level of significanf) sebesar

determinansi (R2). Pada tabel 4.4 terlihat 0,000. Nilai ini lebih kecil dad pada nilai

bahwa nilai R2 sebesar 0.800. Hal ini berarti signifikansi yang ditentukan, yaitu sebesar

kontribusi variabei kontraktor dan pekerja 5%. Hal berarti Variabel kontraktor dan

terhadap kinerja pekerja proyek konstruksi pekerja secara serentak berpengaruh berarti

sebesar 80%. Variabel-variabel lainnya yang (significanf) terhadap kinerja pekerja proyek

tidak dimasukkan dalam model regresi liniar Konstruksi.

berganda tersebut memberikan kontribusi

sebesar 20 %.

Tabel IV.5

Hasil analisis varian pengaruh

c. Uji Partial (t-test) secara partial. Hasil uji keberartian koefisien

Uji parsial digunakan untuk mengetahui regresi kedua variabel bebas disajikan pada

pengaruh vanabel kontraktor dan pekerja tabel IV.6.

terhadap kinerja pekerja proyek konstruksi

20 Peranan Asoransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja

Page 10: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

Tabel lV.6

Hasil Uji Keberartian Koefisien Regresi

Pada tabel IV.6 terlihat bahwa nilai

signifikansi (level of significant) untuk

variabel kontraktor dan pekerja sebesar

0,000 %. Nilai ini lebih kecil daripada nilai

signifikansi yang ditentukan, dengan

dernikian berarti variabel kontraktor maupun

pekerja secara masing-masing berpengaruh

nyata (significant) terhadap kinerja pekerja

proyek konstruksi.

4.5 Hubungan antara Faktor-faktor

Pendorong Penerapan Jaminan

Kecelakaan Kerja dengan Proses dan

Produk dalam Kegiatan Proyek

Monstruksi

Faktor-faktor yang menjadi pendorong

kontraktor dalarn mernberikan jaminan

kecelakaan kerja kepada pekerja,

diharapkan akan mernberikan nilai yang

positif terhadap proses dan produk dalarn

pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi. Oleh

sebab itu perlu diperlukan pengujian secara

statistik.

Proses dalam Kegiatan Konstruksi

Berdasarkan pendapat responden, secara

urnum kegiatan konstruksi akan meningkat

dengan adanya jarninan kecelakaan kerja

yang diberikan oleh perusahaan kepada para

pekerja konstruksi. Hasil selengkapnya dapat

dilihat pada tabel IV.7.

a.Produk dalarn Kegiatan Konstruksi

Produk yang dihasilkan dalarn kegiatan

konstruksi, secara urnurn akan meningkat

dengan adanya peningkatan kegiatan kerja

yang didukung oleh rneningkatnya motivasi

kerja karena perhatian perusahaan terhadap

pekerja melalui jaminan kecelakaan kerja.

Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

IV.8.

Jurnal PONDASI Vol. 72 No.7 Juni 2006 2 1

Page 11: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

Tabel lV.7

Proses Kegiatan Konstruksi

I Sld. Ranking Proses Kegiatan / N 1 Min / Max , Mean / DeviaUon

1 I Tmbulnya ra I meningkatkai, ~ ~ ~ u ~ ~ v a a ~ nr,,a I I I I I

2 I Kualitas hasil kerja meningkat 1 120 2 1 5 1 3.75 1 0.853 A 1 n.._l..,.l:..:.^^ ,__;- ^^^^A^ ,_..̂ ...:.̂ ̂ 1 1 I 1 I

Tabel lV.8

Produk Kegiatan Konstruksi

Std. iankln N Mtn Max Mean Devlaton

Timb ulnya rasa aman akan nnkntkan mnti\rasi knria

cara ~uanrlras 1 120 1 2 1 5 1 3.65 1 0.837 1

4.5.1 Hubungan antara Faktor Pendorong

dengan Proses Kegiatan Konstruksi

Pengujian hubungan antara faktor

pendorong penerapan Jaminan Kecelakaan

Kerja dengan proses kegiatan konstruksi

akan dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi linier sederhana.

Berdasarkan nilai koefisien masing-masing

variabel dapat dibuat persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

Y = 2,064 + 0,442 Xj

dimana Y = Variabel Proses Kegiatan

Konstruksi, XI = Variabel Faktor

pendorong penerapan Jaminan Kecelakaan

Kerja

Besarnya pengaruh masing-masing variabel

bebas ditunjukkan oleh besarnya nilai

koefisien regresi masing-masing variabel

bebas tersebut. Peningkatan variabel faktor

pendorong sebesar satu satuan akan

menyebabkan peningkatan proses kegiatan

konstruksi sebesar 0,442 satuan. Dari sini

dapat dilihat bahwa faktor-faktor pendorong

penerapan jaminan kecelakaan kerja cukup

berpengaruh terhadap proses kegiatan

konstruksi.

22 Pefanan Asufansi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja

Page 12: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

Tabel IV.9

Hasil Estimasi Regresi Linier Sederhana Pengaruh Variabel Faktor Pendorong

terhadap Proses Kegiatan Konstruksi

v Sumber: Adi, 2006

Kontribusi variabel faktor

pendorong terhadap proses kegiatan

konstruksi ditunjukkan oleh nilai

koefisien determinansi (RZ). Pada tabel

4.9 terlihat bahwa ni lai R' sebesar 0,180.

Hal ini berarti kontribusi variabel faktor

pendorong terhadap proseskegiatan

konstruksi sebesar 18%. Variabel-

variabel lainnya yang tidak dimasukkan

dalam model regresi liniar sederhana

tersebut memberikan kontribusi sebesar

82 %.

4.5.2 Hubungan antara Faktor

Pendorong dengan Produk Kegiatan

Konstruksi

satu satuan akan menyebabkan

peningkatan produk kegiatan konstruksi

sebesar 0,481 satuan. Dari sini dapat dilihat

bahwa faktor-faktor pendorong penerapan

Pengujian hubungan antara faktor

pendorong penerapan Jaminan Kecelakaan

Kerja dengan produk kegiatan konstruksi

akan dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi linier sederhana.

Berdasarkan nilai koefisien masing-masing

variabel dapat dibuat persamaan regresi

linier sederhana sebagai berikut:

Y = 1,710 + 0,481 Xj

dimana Y = Variabel Produk Kegiatan

Konstruksi, X, = Variabel Faktor pendorong

penerapan Jarninan Kecelakaan Ke j a

Besarnya pengaruh masing-masing

variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya

nilai koefisien regresi masing-masing

variabel bebas tersebut. Peningkatan

variabel faktor pendorong sebesar

jarninan kecelakaan kerja cukup

berpengaruh terhadap produk kegiatan

konstruksi.

Jurnal PONDASI Vol. 12 No.1 Juni 2006 23

L C

Page 13: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

Tabel IV.10

Hasil Estimasi Regresi Linier Sederhana Pengaruh Variabel Faktor Pendorong

terhadap Produk Kegiatan Konstruksi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa :

a. Faktor pendorong paling dominan untuk

mengikutsertakan pekerja dalam

asuransi atau jaminan kecelakaan kerja

adaiah kondisi keuangan perusahaan

yang baik, sedangkan kendala paling

dominan untuk tidak mengasuransikan

pekerja adaiah persepsi bahwa biaya

asuransi akan menambah pengeluaran

proyek.

b. Terdapat hubungan yang signifikan

antara tindakan kontraktor untuk

memberikan perhatian pada

keselamatan pekerja konstruksi dengan

peningkatan kinerja pekerja. Sikap dan

pemahaman kontraktor dan pekerja

yang baik terhadap pentingnya

keselamatan kerja, memberikan

kontribusi sebesar 80 % terhadap

peningkatan kinerja pekerja.

c. Hubungan yang cukup signifikan juga

terdapat antara faktor-faktor yang

mendorong kontraktor untuk

mernberikan Jaminan Keselamatan Kerja

pada pekerja konstruksi dengan proses

dan produk dalam kegiatan proyek

konstruksi. Di mana persepsi kontraktor

terhadap pentingnya Jaminan

Keceiakaan Kerja untuk pekerja

konstruksi, memberikan kontribusi

terhadap peningkatan proses kegiatan

konstruksi sebesar 18 %, sedangkan

kontribusi terhadap produk kegiatan

konstruksi sebesar 15 %.

5.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disarankan hai-hai sebagai berikut :

a. Masih banyak pekerja yang tidak

mengetahui hak-hak serta perlindungan

yang mestinya didapatkan selama

bekerja di proyek konstruksi. Oieh sebab

itu perlu diberikan penjelasan kepada

pekerja -baik dari pihak pemerintah

maupun pihak perusahaan I kontraktor,

agar para pekerja ini memahami

pentingnya asuransi kecelakaan kerja

bagi dirinya.

b. Mengingat masih banyak kontraktor yang

tidak mengikutsertakan pekerjanya dalam

asuransi I Jamsostek pada setiap proyek

24 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja

Page 14: Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja

yang dikerjakan, maka sudah

seharusnya pemerintah rnemberikan

sanksi yang tegas terhadap

pelanggaran ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Henny Pratiwi, 2006, Peranan Asuransi I Jaminan Kecelakaan Kerja dalam Peningkatan Kinerja Pekerja di Proyek Konstruksi Keairan, Laporan Penelitian Fundamental, DIKTI.

Barnbang, Ramelan, 2004, Industrial Health, Safety & Environment, Modul Program Profesi Insinyur, PI1 Cabang Semarang.

Jaselkis, E.J, Anderson SD and Russel, JS, 1996, Strategies for Achieving Excellence in Construction Safety Performance, Journal of Construction Engineering and Management.

Napitupulu, 1989, Keselamatan Kerja Terpadu dalam Sistem Manajemen, Modul Ill IMPI, GBMPE, lnstitut Manajemen Proteksi Indonesia, Jakarta.

Silalahi, Bernard, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT Bustaman Pressindo, Jakarta.

Surna'mur P.K, 1989, Program dan Aspek Keselamatan Kerja Pada Bangunan Tinggi, lnstitut Manajemen Proteksi Indonesia, Jakarta.

Triyanto, Djoko, 2004, Hubungan Kerja D i Perusahaan Jasa Konstruksi, Mandar Maju, Semarang.

Trreo N, Yates J.K, 1997, Construction Industry Safety Measures, Cost Engineering Vol. 39 No 2.

Jurnal PONDAS1 Vol. 12 No.1 Juni 2006 25