Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja
-
Upload
tiara-ayu-dwilistyaningsari -
Category
Documents
-
view
259 -
download
8
Transcript of Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja
PERANAN ASURANSI KECELAKAAN KERJA TERHABAP PENINGKATAN KINERJA PEKERJA Dl PROYEK KONSTRUKSI KEAlRAN
~
(THE ROLE OF WORKING ACCIDENT lNSURANCE TOWARD THE /&'OUR PERFORMANCE lNCREASE IN THE WATER CONSTRUCTION PROJECT)
Henny Pratiwi ~ d i '
ABSTRAK
Pada perusahaan jasa konstruksi, tenaga kerja merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan dan kelancaran pelaksanaan proyek, sehinggga sudah seharusnya rnereka rnendapatkan perhatian dan perlindungan secara baik. Mengingat proyek konstruksi memiliki resiko yang sangat tinggi akan terjadinya kecelakaan kerja, maka perlindungan terhadap pekerja lebih diutamakan untuk perlindungan dari segi fisik yang mencakup perlindungan keselamatan dari kecelakaan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan kerja yang diberikan oleh kontraktor sebagai perusahaan jasa konstruksi kepada pekerja di proyek konstruksi, utamanya dalam masalah asuransi kecelakaan kerja melalui Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuesioner pada kontraktor proyek konstruksi di Jawa Tengah serta para pekerja pada proyek konstruksi yang sedang berjalan.
Berdasarkan hasil anaiisis, faktor pendorong paling kuat untuk mengikutsertakan pekerja dalam asuransil jaminan kecelakaan kerja adalah kondisi keuangan perusahaan yang baik, sedangkan sebagai faktor kendala paling kuat adaiah pendapat bahwa asuransi akan menambah pengeluaran proyek.
Terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan kontraktor untuk memberikan perhatian pada keselamatan pekerja konstruksi dengan peningkatan kinerja pekerja. Hubungan yang cukup signifikan juga terdapat antara faktor-faktor yang mendorong kontraktor untuk memberikan Jaminan Kecelakaan Kerja pada pekerja konstruksi dengan proses dan produk dalam kegiatan proyek konstruksi.
Kata Kunci : asuransi kecelakaan kerja, kinerja pekerja
ABSTRACT
In the construction enterprise, the labours are important element for sustainability and smoothly of project implementation, so they should get a good attention and protection. According to experience, water construction has high risk in the working accident, so the labour's protection is more priority for phisicaly protection including the safety protection from working accident.
This research purposed to know about working protection that given by contractors as construction enterprise, especially in the case of working accident insurance by Jamsostek. The data collecting is conducted by investigation, interview and questionare spreaded to the contractors in Central Java and the labours in the construction projects that are on going.
Based on the analyze result, the most supporting factor to join in the working accident insurance is the good condition of financial firm, for further the most obstacling factor is opinion that insurance will be increased of project cost.
There is significant relationship between contractors action that given the attention to the construction labours safety with the labour performance increase. The relationship is also significant enough between contractor's supporting factors to joint in the working accident insurance with process and product of construction project activities.
Keywords : working accident insurance, labour performance
Dosen FakuMas Teknik Unrversitas Islam Sullan Agung (UNISSULA) Semaranq 12 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja
I. PENDAHULUAN
1.4 Lstar Belakang
Seiring dengan perkembangan
industri jasa konstruksi pada saat ini,
kebutuhan terhadap sumber daya manusia
menjadi bertambah besar.. Sumber daya
manusia merupakan salah satu unsur
penting yang mempengaruh~ kelangsungan
dan kelancaran perusahaan di bidang
konstruksi, sehingga sumber daya manusia
mestinya perlu mendapat perhatian yang
lebih khusus, salah satunya adalah masalah
keselamatan kerja para pekerja, bark pada
proyek konstruksi.
Pada berbagai kasus kecelakaan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
keairan, dapat dipastikan yang menjadi
korban adalah para pekerja I tukang.
Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor : Kep-196lMEN11999 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian
Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu di sektor Jasa Konstruksi,
ditegaskan bahwa setiap penyedia jasa dl
sektor jasa konstruksi yang mempekerjakan
tenaga kerja harian lepas, wajib
mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan hari tua dan jaminan
pemeliharaan kesehatan. Persoalan biaya
sering kali menjadi alasan utama para
kontraktor untuk tidak mengasuransikan
pekerjanya.
Penelltian ini perlu dilakukan agar
dapat menjadi masukan kepada pihak-pihak
yang terkait, tentang pentingnya perlindungan
keselamatan kerja bagi pekerja konstruksi
keairan di Jawa Tengah melalui asuransi
kecelakaan kerja serta bagaimana tindakan yang
mestinya dilakukan oleh pemerintah dalam
menegakkan peraturan tentang keselamatan
pekerja konstruksi. Keselamatan kerja sangat
erat hubungannya dengan peningkatan kinerja
proyek dan kinerja pekerja konstruksi.
1.2 Perurnusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini
adalah . a Sejauh mana asuransi kecelakaan kerja
diberikan kepada pekerja pada proyek
konstruksi keairan, meliputi faktor-faktor
pendorong dan kendala dalam
pelaksanaannya?
b Baga~manakah hubungan antara perhatian
perusahaan I kontraktor dalam keselamatan
kerja dengan kinerja pekerja di proyek
konstruksi keairan dilihat dari sisi kontraktor
dan sisi pekerja?
'1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a Mengetahui faktor pendukung dan faktor
kendala sebagai alasan-alasan kontraktor
dalam memberikan jaminan sosial tenaga
kerja pada pekerjanya.
b Mengetahui pengaruh jaminan kecelakaan
kerja terhadap kinerja pekerja.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
Jurnal PONDASI Vol. 12 No.'/ Juni 2006 13
a. Bagi Pemerintah, memberikan masukan
agar lebih memperhatikan serta
rnengawasi pihak penyelenggara proyek
konstruksi dalam kaitannya dengan
pelaksanaan peraturan tentang
perlindungan pekerja terhadap
kecelakaan kerja.
b. Bagi Kontraktor sebagai pelaksana
proyek konstruksi, memberikan
masukan tentang pentingnya pemberian
jaminan keselamatan kerja bagi pekerja
konstruksi, mengingat proyek konstruksi
keairan memiliki resiko yang sangat
tinggi akan terjadinya kecelakaan kerja.
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kerja dan Kecelakaan
Kerja
Kerja adalah kegiatan fisik dan atau
psikis untuk memenuhi kebutuhan hidup
dengan cara menghasilkan barang I karya I
jasa untuk memenuhi kebutuhan
rnasyarakat (Crites dalam Bambang, 2004).
Pengertian kecelakaan akibat kerja
adalah kecelakaan yang berkaitan dengan
hubungan kerja pada perusahaan.
Hubungan kerja di sini dapat berarti, bahwa
kecelakaan terjadi karena pekerjaan atau
pada waktu melaksanakan pekerjaan
(Suma'rnur, 1989).
2.2 Perlindungan Kerja di Bidang Jasa
Konstruksi
Perlindungan tenaga kerja meliputi
aspek-aspek yang cukup has, yaitu
perlindungan dari segi fisik yang mencakup
perlindungan keselamatan dan kecelakaan
kerja dan kesehatannya serta adanya
pemeliharaan moril kerja dan perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama, sebagaimana telah ditegaskan pada
Pasal 9 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai
Tenaga Kerja. Jadi perlindungan tersebut
diberikan pada saat tenaga kerja menjalankan
pekerjaannya dan dalam hubungan kerja.
Menurut Triyanto (2004), perlindungan
tersebut dimaksudkan agar tenaga kerja dapat
secara aman melakukan pekerjaan sehari-hari
sehingga dapat meningkatkan produksi dan
produktifitas kerja. Perlindungan kerja yang
diberikan kepada tenaga kerja di perusahaan
jasa konstruksi pada prinsipnya sama dengan
yang didapatkan oleh tenaga kerja di perusahaan
pada umumnya, hanya saja ada sedikit
perbedaan pengaturan dan pelakasanaan yang
disebabkan lmgkungan kerja yang berbeda.
2.3 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Menurut Sentanoe Kertanegoro dalam
Triyanto (2004), jaminan sosial tenaga kerja
adalah program-program yang dibentuk dengan
peraturan perundang-undangan oleh pemerintah
untuk melindungi individu-individu terhadap
gangguan atas kemampuan bekerja untuk
memperoleh penghasilan, dan terhadap biaya
yang timbul jika menderita sakit. Jaminannya
berupa : pertama tunjangan tunai untuk
mengganti penghasilan yang hilang atau
berkurang karena hari tua, cacat, kematian dan
menganggur; kedua, pelayanan rnedis berupa :
rawat jalan, rawat inap, obat-obatan dan
pelayanan kesehatan lainnya.
Dalam rangka melindungi hak-hak para
pekerja konstruksi, pemerintah telah
1 14 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkafan Kinerja Pekerja
mengeluarkan Surat Keputusan Bersama
Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor : KEP
07lMEN11984 dan Nomor 30/KPTS1!984
tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja Bagi
Pekerja Konstruksi Harian Lepas. Borongan
dan Kontrak (BAPEKIN, 2004).
2.4 Penerapan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja Pada Perusahaan Jasa Konstruksi
Pelaksanaan jaminan sosial tenaga
kerja di perusahaan jasa konstruksi pada
prlnsipnya sama dengan perusahaan pada
umumnya, hanya saja letak perbedaannya
pada adanya tenaga kerja borongan dan
harian lepas. Selanjutnya tenaga kerja
borongandan harian lepas juga dibedakan
ketentuan programnya berdasarkan lama
masa kerja (kontrak), yaitu :
a Tenaga kerja boronganlharian lepas
bekerja berturut-turut maksimum 3 (tiga)
bulan;
b Tenaga kerja boronganlharian berturut-
turut di atas 3 (tiga) bulan.
Ketentuan yang khusus mengatur
mengenai jaminan sosial tenaga kerja
adalah keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
Nomor: Kep. 196lMenll999 tanggal 29
September 1999 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Harian Lepas, Borongan Dan Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu Pada Sektor Jasa
Konstruksi.
2.5 Pengertian Kinerja
lstilah kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Anwar, 2001).
Faktor yang mempengaruhi pencapaian
kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan
faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan
pendapat Keith Davis, 1964, daiam Anwar, 2001,
yang merumuskan bahwa
a Human Performance = Ability + Motivation
b Motivation = Attitude + Situation
c Ability = Knowledge + Skill
3.1 Responden Penelitian
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan
populasi adalah kontraktor (tanpa dibedakan
kelas kontraktornya) di Jawa Tengah, khususnya
yang pernah I sedang menangani proyek
konstruksi infrastruktur keairan.
Menurut Arikunto (1992), apabila jumlah
populasi kurang dari 100, maka sebaiknya
seluruh populasi dijadikan responden. Tetap~ bila
jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat
diambil sampel antara 10 - 20 % dari populasi.
Dalam penelitian ini populasi yaitu
kontraktor yang terdaftar di Gapensi Jawa
Tengah berjumlah 1157 perusahaan, sehingga
sampel 120 perusahaan cukup untuk mewakili
populasi.
Jurnal PONDAS1 Vol. 12 No.1 Juni 2006 15
3.2 Jenis dan Sumber Data.
a. Data Primer.
Data Primer adalah data yang secara
langsung diperoleh dari responden
berdasarkan angket (daftar pertanyaan)
yang terisi dengan benar dan
dikembaiikan kepada penellti.
b. Data Sekunder.
Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari berbagai literatur,
penyelenggara Jamsostek dan
penelitian terdahulu yang ada kaitannya
dengan penelitian ini.
3.3 lnstrumen Penelitian
Peneiitian ini menggunakan kuisioner
sebagai instrumen pengumpulan data.
Pertanyaan yang ada dalam kuisioner
bersifat tertutup, dengan p~lihan jawaban
tersedia di dalarnnya. Kuisioner yang
disebarkan terdiri dari data umum
responden, faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberian asuransi
kecelakaan kerja dan data tentang kinerja,
proses dan produk kegiatan konstruksi yang
berhubungan dengan asuransi kecelakaan
kerja.
3.4 Metode Pengukuran Data
Setelah data primer diperoleh, maka
semua jawaban dari kuisioner yang masih
bersifat kualltatif diubah menjadi data
kuantitatif dengan memberi bobot nilai pada
semua jawaban dalam tingkat kesetujuan
dengan menggunakan skala Likert 1-5.
3.5 Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan, kemudian
analisis dengan cara :
a. Analisis statistik untuk menganalisis
frekuensi, prosentase, nilai mean dan standar
deviasi dari instrumen penelitian digunakan
software SPSS 11.5 for windows.
b. Untuk analisis korelasi, menggunakan
bantuan software SPSS 11.5, dengan
d a m teoritik sebagai berikut.
Y=a+b,X, +b,X,+ .... +b,,X,
Dimana : Y = variabel terikat (dependent
variable), a = konstanta (intersept), b l , b2, b3
dan bn = koefisien regresi, dan XI , X2, ... Xn
= variabel bebas (independent variabel). Nilai
konstanta a, b l , b2, b3 dan bn dihitung
dengan metode kuadrat terkecil (least square
method).
c. Untuk mengetahui hubungan antara
kontraktor, pekerja dan peningkatan
kinerja pekerja konstruksi yang terkait
dengan penerapan jaminan kecelakaan
kerja, akan dilakukan dengan
menggunakan uji regresi linier ganda, uji
F dan uji t.
1V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Faktor Pendorong Penerapan Asuransi I
Jaminan Kecelakaan Kerja
Kontraktor yang mengikutsertakan
pekerjanya pada jaminan kecelakaan kerja
memiliki berbagai faktor pendorong. Dari 9
(sembilan) faktor pendorong yang diajukan, faktor
kondisi keuangan perusahaan yang baik
merupakan faktor yang paling banyak dipilih oleh
responden. Tabel iV.1 menunjukkan ranking
faktor pendorong secara keseluruhan.
16 Peranan Asoransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja
Tabel IV.4 FaMor-faMor Pendorong
Rank~ng Fahtor Fenccrcng 1
PI 1 d o n w (euangsn perusahaan yang balk 120 1 4 33 0 748 ................... . . . . . . . . . . . . . . - ~
I I ~~~
........... :.;::i;iim?%l ................. Asuransi akan meringankan beban perusahaan 1 1 2 0 1 3 1 5 1 4.27 1 0.817
4.2 Faktor Kendala Penerapan
Asuransi I Jaminan Kecelakaan Kerja
Berdasarkan pertanyaan tentang
pemberian asuransi kepada pekerja, para
kontraktor rnenjawab dalam tiga hal, yaitu
selalu mengasuransikan, tidak seialu dan
tidak pernah. Ketika kontraktor tidak
mengasuransikan pekerjanya dalarn
jarninan kecelakaan kerja pada pelaksanaan
proyek konstruksi, maka pernyataan berikut
merupakan kendala yang disetujui oleh para
kontraktor. Alasan bahwa asuransi akan
menambah pengeluaran proyek merupakan
alasan yang paling banyak dipilih oleh
kontraktor. Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabei IV.2.
Tabel lV.2
Faktor-faktor Kendala
Jurnal PONDAS1 Vol. 12 No. I Juni 2006 17
4.3 Hubungan Kontraktor, Pekerja dan
Kinerja Pekerja berdasarkan Nilai Mean
Kinerja pekerja pada proyek
konstruksi diukur dengan parameter
motivasi kerja, prestasi kerja, disiplin kerja,
loyalitas kerja, kualitas kerja dan kuantitas
hasil kerja. Faktor-faktor yang terkait dengan
peningkatan kinerja pekerja melalui upaya
perlindungan terhadap keselamatan pekerja
di proyek konstruksi, dalam penelitian ini
dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu
kontraktor dan pekerja. Adapun faktor-faktor
kinerja tersebut disajikan berdasarkan kriteria
pengaruh dengan skala :
0,00 - 1,75 = rendah
1,76 - 3,50 = sedang
3,51 - 5,00 = tinggi
Berdasarkan tabel IV.3 dapat dijelaskan
kriteria masing-masing variabel sebagai
berikut :
Kriteria Faktor-faktor Kinerja Pekerja Proyek Konstruksi
rninnya kesejahteraan dan kesela
Sumber Data: Adi, 2006
18 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja
a. Variabel Kontraktor
Berdasarkan rata-rata nilai mean faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja pekerja
dari sisi kontraktor, dengan nilai rata-rata
mean 4,09 termasuk dalam kriteria tinggi.
Artinya peran kontraktor cukup tinggi dalam
meningkatkan kinerja pekerjanya, melalui
berbagai tindakan dan kebijakan yang
mempertimbangkan dan memperhatikan
kondisi pekerja dari sisi kesejahteraan dan
keselamatan para pekerjanya.
~ariabel Pekerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja dari sisi pekerja juga memiliki
kriteria tinggi dengan nilai mean rata-
rata 4,07. Artinya pekerja sendiri juga
memiliki peran untuk memotivasi dirinya
sendiri dalam meningkatkan kinerjanya.
Adapun ha1 yang paling memotivasi
pekerja adalah adanya ketenangan
kerja karena terjaminnya kesejahteraan
dan keselamatan kerja dengan nilai
mean 4,50.
Kinerja Pekerja
Adapun dari parameter kinerja pekerja
yang diukur dalam motivasi, prestasi,
disiplin, loyalitas, kualitas dan kuantitas,
yang paling terpengaruh dengan
tindakan dan kebijakan kontraktor
maupun hal-ha1 yang dilakukan oleh
pekerja adalah meningkatnya motivasi
kerja dengan nilai mean 439.
Sedangkan secara rata-rata kontraktor
maupun pekerja memang
mempengaruhi peningkatan kinerja
pekerja dengan nilai mean rata-rata 3,95
dengan kriteria tinggi.
4.4 Hubungan Kontraktor, Pekerja dan
Kinerja Pekerja berdasarkan Uji Statistik
Untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja pekerja konstrultsi yang meliputi sisi
kontraktor dan sisi pekerja, terhadap variabel
terikat, yaitu kinerja pekerja proyek konstruksi
digunakan uji statistik yaitu dengan
menggunakan uji regresi liner ganda, yang
dilanjutkan uji keberartian koefisien regresi
dengan uji-F (F-test) dan uji t (t-test).
a. Uji Regresi Linier Canda
Hasil analisis regresi linier ganda dapat
dilihat pada tabel IV.4 berikut. Berdasarkan
nilai koefisien masing-masing variabel dapat
dibuat persamaan regresi linier berganda
sebagai ber~kut :
Y = 0,583 + 0,815 XI + 0.323 X2
dimana Y = Variabel Kinerja Pekerja Proyek
Konstruksi, X, = Variabel
Kontraktor , X2 = Variabel Pekerja.
Besarnya pengaruh masing-masing
variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya nilai
koefisien regresi masing-masing variabel
bebas tersebut. Peningkatan Variabel
Kontraktor sebesar satu satuan akan
menyebabkan peningkatan Kinerja Pekerja
Proyek Konstruksi sebesar 0,815 satuan.
Jurnal PONDASl Vol. 12 No.1 Joni 2006 19
~ a b e l lV.4
Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda Pengasuh Variabel Kontraktor dan
Pekerja terhadap Kinerja Pekerja Konstruksi
Demikian pula peningkatan Variabel
Pekerja sebesar satu satuan akan b. Uji Serentak (F-Test)
menyebabkan peningkatan Kinerja Pekeja Uji serentak dimaksudkan untuk
Proyek Konstruksi masing-masing sebesar mengetahui pengaruh serentak semua faktor
0,323. Kontribusi variabel kontraktor dan terhadap Kinerja Proyek Konstruksi.
pekerja terhadap kineja pekerja proyek Pada tabel IV.5 terlihat bahwa nilai
konstruksi ditunjukkan oleh nilai koefisien signifikansi (level of significanf) sebesar
determinansi (R2). Pada tabel 4.4 terlihat 0,000. Nilai ini lebih kecil dad pada nilai
bahwa nilai R2 sebesar 0.800. Hal ini berarti signifikansi yang ditentukan, yaitu sebesar
kontribusi variabei kontraktor dan pekerja 5%. Hal berarti Variabel kontraktor dan
terhadap kinerja pekerja proyek konstruksi pekerja secara serentak berpengaruh berarti
sebesar 80%. Variabel-variabel lainnya yang (significanf) terhadap kinerja pekerja proyek
tidak dimasukkan dalam model regresi liniar Konstruksi.
berganda tersebut memberikan kontribusi
sebesar 20 %.
Tabel IV.5
Hasil analisis varian pengaruh
c. Uji Partial (t-test) secara partial. Hasil uji keberartian koefisien
Uji parsial digunakan untuk mengetahui regresi kedua variabel bebas disajikan pada
pengaruh vanabel kontraktor dan pekerja tabel IV.6.
terhadap kinerja pekerja proyek konstruksi
20 Peranan Asoransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja
Tabel lV.6
Hasil Uji Keberartian Koefisien Regresi
Pada tabel IV.6 terlihat bahwa nilai
signifikansi (level of significant) untuk
variabel kontraktor dan pekerja sebesar
0,000 %. Nilai ini lebih kecil daripada nilai
signifikansi yang ditentukan, dengan
dernikian berarti variabel kontraktor maupun
pekerja secara masing-masing berpengaruh
nyata (significant) terhadap kinerja pekerja
proyek konstruksi.
4.5 Hubungan antara Faktor-faktor
Pendorong Penerapan Jaminan
Kecelakaan Kerja dengan Proses dan
Produk dalam Kegiatan Proyek
Monstruksi
Faktor-faktor yang menjadi pendorong
kontraktor dalarn mernberikan jaminan
kecelakaan kerja kepada pekerja,
diharapkan akan mernberikan nilai yang
positif terhadap proses dan produk dalarn
pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi. Oleh
sebab itu perlu diperlukan pengujian secara
statistik.
Proses dalam Kegiatan Konstruksi
Berdasarkan pendapat responden, secara
urnum kegiatan konstruksi akan meningkat
dengan adanya jarninan kecelakaan kerja
yang diberikan oleh perusahaan kepada para
pekerja konstruksi. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada tabel IV.7.
a.Produk dalarn Kegiatan Konstruksi
Produk yang dihasilkan dalarn kegiatan
konstruksi, secara urnurn akan meningkat
dengan adanya peningkatan kegiatan kerja
yang didukung oleh rneningkatnya motivasi
kerja karena perhatian perusahaan terhadap
pekerja melalui jaminan kecelakaan kerja.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
IV.8.
Jurnal PONDASI Vol. 72 No.7 Juni 2006 2 1
Tabel lV.7
Proses Kegiatan Konstruksi
I Sld. Ranking Proses Kegiatan / N 1 Min / Max , Mean / DeviaUon
1 I Tmbulnya ra I meningkatkai, ~ ~ ~ u ~ ~ v a a ~ nr,,a I I I I I
2 I Kualitas hasil kerja meningkat 1 120 2 1 5 1 3.75 1 0.853 A 1 n.._l..,.l:..:.^^ ,__;- ^^^^A^ ,_..̂ ...:.̂ ̂ 1 1 I 1 I
Tabel lV.8
Produk Kegiatan Konstruksi
Std. iankln N Mtn Max Mean Devlaton
Timb ulnya rasa aman akan nnkntkan mnti\rasi knria
cara ~uanrlras 1 120 1 2 1 5 1 3.65 1 0.837 1
4.5.1 Hubungan antara Faktor Pendorong
dengan Proses Kegiatan Konstruksi
Pengujian hubungan antara faktor
pendorong penerapan Jaminan Kecelakaan
Kerja dengan proses kegiatan konstruksi
akan dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi linier sederhana.
Berdasarkan nilai koefisien masing-masing
variabel dapat dibuat persamaan regresi
linier sederhana sebagai berikut:
Y = 2,064 + 0,442 Xj
dimana Y = Variabel Proses Kegiatan
Konstruksi, XI = Variabel Faktor
pendorong penerapan Jaminan Kecelakaan
Kerja
Besarnya pengaruh masing-masing variabel
bebas ditunjukkan oleh besarnya nilai
koefisien regresi masing-masing variabel
bebas tersebut. Peningkatan variabel faktor
pendorong sebesar satu satuan akan
menyebabkan peningkatan proses kegiatan
konstruksi sebesar 0,442 satuan. Dari sini
dapat dilihat bahwa faktor-faktor pendorong
penerapan jaminan kecelakaan kerja cukup
berpengaruh terhadap proses kegiatan
konstruksi.
22 Pefanan Asufansi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja
Tabel IV.9
Hasil Estimasi Regresi Linier Sederhana Pengaruh Variabel Faktor Pendorong
terhadap Proses Kegiatan Konstruksi
v Sumber: Adi, 2006
Kontribusi variabel faktor
pendorong terhadap proses kegiatan
konstruksi ditunjukkan oleh nilai
koefisien determinansi (RZ). Pada tabel
4.9 terlihat bahwa ni lai R' sebesar 0,180.
Hal ini berarti kontribusi variabel faktor
pendorong terhadap proseskegiatan
konstruksi sebesar 18%. Variabel-
variabel lainnya yang tidak dimasukkan
dalam model regresi liniar sederhana
tersebut memberikan kontribusi sebesar
82 %.
4.5.2 Hubungan antara Faktor
Pendorong dengan Produk Kegiatan
Konstruksi
satu satuan akan menyebabkan
peningkatan produk kegiatan konstruksi
sebesar 0,481 satuan. Dari sini dapat dilihat
bahwa faktor-faktor pendorong penerapan
Pengujian hubungan antara faktor
pendorong penerapan Jaminan Kecelakaan
Kerja dengan produk kegiatan konstruksi
akan dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi linier sederhana.
Berdasarkan nilai koefisien masing-masing
variabel dapat dibuat persamaan regresi
linier sederhana sebagai berikut:
Y = 1,710 + 0,481 Xj
dimana Y = Variabel Produk Kegiatan
Konstruksi, X, = Variabel Faktor pendorong
penerapan Jarninan Kecelakaan Ke j a
Besarnya pengaruh masing-masing
variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya
nilai koefisien regresi masing-masing
variabel bebas tersebut. Peningkatan
variabel faktor pendorong sebesar
jarninan kecelakaan kerja cukup
berpengaruh terhadap produk kegiatan
konstruksi.
Jurnal PONDASI Vol. 12 No.1 Juni 2006 23
L C
Tabel IV.10
Hasil Estimasi Regresi Linier Sederhana Pengaruh Variabel Faktor Pendorong
terhadap Produk Kegiatan Konstruksi
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa :
a. Faktor pendorong paling dominan untuk
mengikutsertakan pekerja dalam
asuransi atau jaminan kecelakaan kerja
adaiah kondisi keuangan perusahaan
yang baik, sedangkan kendala paling
dominan untuk tidak mengasuransikan
pekerja adaiah persepsi bahwa biaya
asuransi akan menambah pengeluaran
proyek.
b. Terdapat hubungan yang signifikan
antara tindakan kontraktor untuk
memberikan perhatian pada
keselamatan pekerja konstruksi dengan
peningkatan kinerja pekerja. Sikap dan
pemahaman kontraktor dan pekerja
yang baik terhadap pentingnya
keselamatan kerja, memberikan
kontribusi sebesar 80 % terhadap
peningkatan kinerja pekerja.
c. Hubungan yang cukup signifikan juga
terdapat antara faktor-faktor yang
mendorong kontraktor untuk
mernberikan Jaminan Keselamatan Kerja
pada pekerja konstruksi dengan proses
dan produk dalam kegiatan proyek
konstruksi. Di mana persepsi kontraktor
terhadap pentingnya Jaminan
Keceiakaan Kerja untuk pekerja
konstruksi, memberikan kontribusi
terhadap peningkatan proses kegiatan
konstruksi sebesar 18 %, sedangkan
kontribusi terhadap produk kegiatan
konstruksi sebesar 15 %.
5.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disarankan hai-hai sebagai berikut :
a. Masih banyak pekerja yang tidak
mengetahui hak-hak serta perlindungan
yang mestinya didapatkan selama
bekerja di proyek konstruksi. Oieh sebab
itu perlu diberikan penjelasan kepada
pekerja -baik dari pihak pemerintah
maupun pihak perusahaan I kontraktor,
agar para pekerja ini memahami
pentingnya asuransi kecelakaan kerja
bagi dirinya.
b. Mengingat masih banyak kontraktor yang
tidak mengikutsertakan pekerjanya dalam
asuransi I Jamsostek pada setiap proyek
24 Peranan Asuransi Kecelakaan Kerja Terhadap Peningkatan Kinerja Pekerja
yang dikerjakan, maka sudah
seharusnya pemerintah rnemberikan
sanksi yang tegas terhadap
pelanggaran ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Henny Pratiwi, 2006, Peranan Asuransi I Jaminan Kecelakaan Kerja dalam Peningkatan Kinerja Pekerja di Proyek Konstruksi Keairan, Laporan Penelitian Fundamental, DIKTI.
Barnbang, Ramelan, 2004, Industrial Health, Safety & Environment, Modul Program Profesi Insinyur, PI1 Cabang Semarang.
Jaselkis, E.J, Anderson SD and Russel, JS, 1996, Strategies for Achieving Excellence in Construction Safety Performance, Journal of Construction Engineering and Management.
Napitupulu, 1989, Keselamatan Kerja Terpadu dalam Sistem Manajemen, Modul Ill IMPI, GBMPE, lnstitut Manajemen Proteksi Indonesia, Jakarta.
Silalahi, Bernard, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT Bustaman Pressindo, Jakarta.
Surna'mur P.K, 1989, Program dan Aspek Keselamatan Kerja Pada Bangunan Tinggi, lnstitut Manajemen Proteksi Indonesia, Jakarta.
Triyanto, Djoko, 2004, Hubungan Kerja D i Perusahaan Jasa Konstruksi, Mandar Maju, Semarang.
Trreo N, Yates J.K, 1997, Construction Industry Safety Measures, Cost Engineering Vol. 39 No 2.
Jurnal PONDAS1 Vol. 12 No.1 Juni 2006 25