PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

79
PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH PENGGUNAAN “CERAK PANTANG” PADA MASYARAKAT (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues) SKRIPSI Diajukan Oleh: LISKARLINA CAHAYA NIM. 160402047 Prodi Bimbingan Konseling Islam FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH 2021M/1442H

Transcript of PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

Page 1: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH

PENGGUNAAN “CERAK PANTANG” PADA MASYARAKAT (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues)

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

LISKARLINA CAHAYA

NIM. 160402047

Prodi Bimbingan Konseling Islam

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2021M/1442H

Page 2: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …
Page 3: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …
Page 4: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …
Page 5: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

ABSTRAK

Nama : Liskarlina Cahaya

NIM : 160402047

Judul : Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam Mencegah Penggunaan Cerak

Pantang Pada Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat

Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues)

Cerak Pantang dalam masyarakat Gayo adalah hasil pengalaman hidup dari

generasi ke generasi yang bernilai negative, seperti perkataan yang tidak sopan

kepada orang tua,tidak menghormati orang lain, perkataan kotor, berbicara dengan

lawan jenis dengan cara atau isi pembicaraan yang tidak baik. Penelitian ini

bertujuan mengetahui dan mencari jawaban atas rumusan masalah penelitian,

yaitu; Sejarah lahirnya Cerak Pantang, dampak Cerak Pantang terhadap

masyarakat, dan peran tokoh agama dan adat dalam mencegah penggunaan Cerak

Pantang. Manfaat penelitian ini ialah untuk memperkaya kajian-kajian tentang

Cerak Pantang serta sebagai masukan bagi masyarakat Gayo. Penelitian ini

merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif menggunakan

metode deskriptif untuk menggali informasi agar dapat menemukan penjelasan

mengenai peran tokoh agama dan adat dalam mencegah penggunaan Cerak

Pantang pada masyarakat Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues.

Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara dan studi

dokumentasi. Sumber data berjumlah 18 orang dengan rincian enam orang tokoh

agama, enam orang tokoh adat dan enam orang masyarakat, yang ditentukan

dengan menggunakan teknik purpossive sampling. Adapun teknik pengolahan dan

analisis data dilakukan dengan tiga langkah, yaitu data reduction, data display

dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tokoh

Agama dan Adat telah berperan dalam mencegah penggunaan Cerak Pantang

pada masyarakat kecamatan Pantan Cuaca kabupaten Gayo Lues dengan membuat

usaha-usaha yaitu:Sosialisasi yang dilakukan oleh penasehat adat, yang biasanya

dilaksanakan di masjid atau meunasah.Ceramah singkat untuk penggajian ibu-ibu

dengan tema tentang Cerak Pantang. Juga membuat pengajian rutin terkait

dengan Cerak Pantang untuk orang tua dan anak-anak.

Kata Kunci : Tokoh Agama dan Adat, Cerak Pantang, Adat Gayo

Page 6: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang hanya milik-Nya semua puji-pujian dan

ucapan syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah yang hingga kini

masih memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam

Mencegah Penggunaan Cerak Pantang Pada Masyarakat (Studi Deskriptif Pada

Masyarakat Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues)”. Shalawat dan

salam senantiasa disampaikan kepada Rasulullah SAW sebagai suri teladan yang

baik bagi seluruh alam, semoga semua umat Islam mendapatkan syafa’atnya di

hari akhirat nanti. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meyelesaikan

Program Studi Strata Satu (S-1) Prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI) pada

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Darusslam Banda Aceh.

Selesainya pembuatan karya ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan, arahan dan

dukungan dari berbagai pihak.

Ungkapan terimakasih dan rasa hormat kepada pahlawan dalam hidup

penulis yang selalu memberikan dukungan terbaik, menjadi tempat mengadu

dalam segala hal, memberi semangat, penasehat terbaik sehingga membuat

penulis tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik seperti sekarang ini. Kepada

bapakku Rudin dan mamakku Kasmah. Mereka berdua adalah sosok yang selalu

memberikan motivasi dan dukungan dari awal hingga akhir kuliah agar menjadi

pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Serta kepada adik saya

Page 7: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

vi

M. Dahlan dan Mutiara Hasti sebagai adik-adik kebanggaan saya yang selalu

menyemagati dan memberikan do’a yang tulus.

Rasa hormat dan terimaksih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Arifin

Zain, M. Ag sebagai pembimbing I, dan Bapak Reza Mutaqqin, M.Pd sebagai

pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran. Rasa

terimakasih juga kepada Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dr. Fakhri,

S.Sos., MA., Ketua Prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI), Drs. Umar Latif,

MA, dan kepada seluruh Civitas Akademik di UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang

telah mengajarkan penulis berbagai ilmu pengetahuan.

Para sahabat yang saya banggakan yang selalu ada saat sedih dan senang,

Muhtarudin sepupu sekaligus sahabat yang selalu siap mendengar segala curhatan,

Kurnia Tisyah, Asnah Nilla, Rosda, Marina wati, Bastian Husaini, Nur Fika, Desi

Mayangsari, Umzakia Juliana, Rahmah Ariyamko. Kami selalu menguatkan satu

sama lain, bersama kalian saya mengetahui makna sahabat yang sesungguhnya.

Sahabat-sahabat BKI seperjuangan, terimaksih telah bersama saya dalam

menempuh pendidikan Strata Satu bersama-sama, khususnya kepada sahabat yang

yang saling menguatkan, bekerja sama walaupun dalam permasalahan yang

berbeda yaitu Arhamiatun, Jahraini, Riduansyah Putra, Tobing, Ulya, Asri, Novi,

Ayuni. Dan tidak lupa kepada senior BKI bang Fauzi, Kakak Aini, kakak Ayuni

Fitri, kakak Tika, yang selalu memberi ide dan solusi.

Page 8: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

vii

Terimasih juga kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan baik

dalam bentuk moril maupun materil, semoga mereka semua mendapatkan balasan

berupa pahala yang setimpal dari Allah.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang yang

membacanya. Aamiin ya Rabbal „Alamiin.

Banda Aceh, 5 Januari 2021

Penulis,

Liskarlina Cahaya

Page 9: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

viii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN

PERNYATAAN KEASLIAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

E. Penjelasan Istilah ........................................................................... 8

F. Kajian Penelitian Sebelumnya Yang Relevan ............................... 12

G. Sistematika Pembahasan ............................................................... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS ......................................................................... 14

A. Tokoh Agama dan Tokoh Adat ..................................................... 14

1. Pengertian Tokoh Agama dan Tokoh Adat .............................. 14

2. Peran Tokoh Agama dan Adat ................................................ 17

3. Hubungan Tokoh Agama dan Adat ......................................... 20

4. Kinerja Tokoh Agama Dan Adat ............................................ 22

B. Cerak Pantang ............................................................................... 24

1. Pengertian Cerak Pantang ....................................................... 24

2. Sejarah Cerak Pantang ............................................................ 27

3. Cerak Pantang Dalam Pandangan Islam ................................. 29

C. Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam Meminimalisir Cerak

Pantang .......................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 35

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 35

B. Lokasi dan Sumber Penelitian ....................................................... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37

D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 42

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 42

B. Hasil Penelitian ............................................................................. 45

C. Pembahasan ................................................................................... 50

Page 10: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

ix

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 58

A. Kesimpulan ................................................................................... 58

B. Saran-Saran ................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

x

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1 luas wilayah berdasarkan kecamatan di kabupaten gayo lues ...... 42

Page 12: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia, yang memiliki beberapa

suku dan mempunyai ciri khas adat dan budaya masing-masing. Salah satu suku

yang terdapat di Aceh adalah suku Gayo. Suku Gayo memiliki kebudayaan yang

terdiri dari segala yang dipelajari dari pola-pola perilaku yaitu adat, yang

bertujuan untuk menunjang agama atau pengaruh agama. Contoh singkat dalam

pribahasa Gayo berbunyi “Agama urum edet lagu zet urum sifet”. (Agama Islam

dan adat Gayo seperti zat dengan sifat). Keduanya tidak dapat dipisahkan.

Pelaksanaan ajaran Islam akan lebih baik dan efektif, apabila dipadukan dengan

nilai dan norma adat Gayo, sebab adat Gayo tidak bertentangan bahkan

menunjang pelaksanaan ajaran Islam.1

Dalam budaya masyarakat Gayo ada istilah yang dikenal dengan sebutan

Pantang, Pantang yang berarti menyimpang dari tata krama dan bertentangan

dengan Islam dan adat. Sistem budaya pantang ini bermuatan pengetahuan,

keyakinan, nilai, aturan dan hukum yang menjadi acuan bagi tingkah laku dalam

kehidupan masyarakat. Budaya Pantang bernilai spiritual, menjaga harga diri,

harkat martabat keluarga dan masyarakat. Dimana harga diri disebut dengan

______________

1 Ibrahim Mahmud, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Adat Gayo, (Banda Aceh: Al-

Mumtaz Institute, 2013), hal. 17.

Page 13: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

2

mukemel artinya punya rasa malu. Apabila masyarakat tidak berkarakter baik,

maka disebut dengan gere mukemel (tidak memiliki rasa malu). 2

Suku Gayo dikenal dengan kekentalan budaya dan adat istiadat yang

mengatur pola prilaku dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan ajaran

agama Islam. Berpegang teguh terhadap nilai adat yang mengatur perilaku dalam

pergaulan sehari-hari, malu dalam hal melanggar adat, hidup rukun dan sangat

menghormati yang lebih tua, senantiasa menjaga kehormatan diri sendiri dan

keluarga, begitulah karakter yang dimiliki masyarakat Gayo pada umumnya bagi

mereka yang patuh akan adat.3

Salah satu unsur budaya masyarakat Gayo yang tidak pernah hilang dari

kalangan masyarakat adalah unsur kesenian, dimana budaya ini cenderung

berkembang setiap tahunnya. Masyarakat Gayo memiliki budaya yang dinamakan

Pantang yang maksudnya adalah cara interaksi sosial masyarakat yang dilarang

baik interaksi orang yang lebih tua dengan orang yang lebih muda atau interaksi

orang lebih tua dengan anak-anak. Salah satu nya adalah Pantang pecerakan

(perkataan yang dilarang dalam bahasa Gayo).

Cerak Pantang dapat menentukan hukum atau nilai dari suatu perkataan

yang diucapkan untuk menentukan baik buruknya dan menghendaki terciptanya

masyarakat berakhlak, berkarakter, beretika, aman, damai dan sejahtera lahiriah

______________

2 Hakim Aman Pinan, Syari‟at dan Adat Istiadat Gayo, (Pemerintahan Kabupaten Aceh

Tengah, 2010), hal. 100.

3 Hakim Aman Pinan, Pesona Tanoh Gayo, (Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah,

2003), hal. 11.

Page 14: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

3

dan batiniah. Cerak Pantang menjadi ukuran nilai apakah seseorang berperilaku

tertib atau tidak dalam kehidupan sosial masyarakat Gayo. Cerak Pantang

merupakan suatu sistem budaya Gayo yang bernilai tidak baik dan berorientasi

kepada akhlak tercela, membentuk pergaulan hidup bersama yang berlandaskan

ajaran Islam dan adat-istiadat. Karena Cerak Pantang merupakan suatu tradisi

masyarakat Gayo secara turun temurun dari generasi ke generasi.4

Cerak Pantang adat-istiadat masyarakat Gayo adalah hasil pengalaman

hidup dari permasalahan yang dihadapi, pada akhirnya dijadikan suatu ketetapan

hukum yang terus hidup dari generasi ke generasi yang dalam artian Cerak

Pantang ini bernilai negatif. Seperti perkataan yang tidak sopan kepada orang tua,

kata yang tidak menghormati orang lain, perkataan kotor, berbicara dengan lawan

jenis dengan cara atau isi pembicaraan yang tidak baik dan tidak wajar untuk

diucapkan. Perkataan yang termasuk Pantang ini adalah berkata kasar, sombong

dan angkuh dalam bahasa Gayo disebut dengan (Cerak Pantang).5

Seiring perkembangan zaman Cerak Pantang mulai terdengar di kalangan

masyarakat, banyak dari mereka yang mengeluarkan kata-kata yang tidak

semestinya untuk diucapkan, baik orang tua kepada anak dan anak kepada orang

tua. Sebagian dari mereka ada yang tidak menjaga perkataan, tidak menjaga etika

dalam berbicara, seperti anak yang berkata kasar kepada orang tua dan wanita

yang berbicara kepada lawan jenisnya dengan kata yang kotor. Seolah-olah

______________

4 Ibrahim Mahmud, Syari‟at dan Adat-Istiadat di Tanah Gayo, (Takengon: Yayasan

maqamam mahmuda, 2002), hal. 25.

5 C. Snouck Hurgronje, Tanah dan Penduduknya, (Jakarta: INIS, 1996), hal.63.

Page 15: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

4

mereka tidak menganggap kata tersebut tidak Pantang lagi namun sebenarnya

perkataan itu melanggar norma dan aturan yang ada dalam Kampung tersebut.

Pantang menurut Melalatoa, dalam konsep bahasa Gayo, mempunyai

makna tidak seirama, berbeda, tidak cocok, tidak serasi atau tidak sesuai dengan

adat-istiadat. Cerak Pantang secara umum tidak hanya dapat merusak kehormatan

si pelaku dan nama baik keluarga saja, tetapi lebih dari itu dapat merusak

kehormatan masyarakat dan Kampung di mana si pelaku tinggal.6

Untuk menunjang penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai adat Gayo

sebagaimana diuraikan di atas, masyarakat Gayo sejak berabad-abad yang lalu

sampai sekarang melarang sistem pergaulan yang bertentangan dengan nilai dan

norma agama Islam dan nilai adat. Proses pergaulan tidak terlepas dari cara dan

tujuan berkata-kata atau berbicara. Karena itu dalam adat Gayo sangat dilarang

berbicara dengan perkataan yang Pantang.

Seharusnya masyarakat menggunakan bahasa yang baik dan sopan dalam

kehidupan sosial. Akan tetapi dalam penggunaan bahasa seperti bahasa Cerak

Pantang, banyak masyarakat yang keliru dan tidak memahami hal ini, di mana

mereka menggunakan perkataan yang tidak seharusnya atau tidak wajar untuk

diucapkan. Seperti, orang tua yang berkata tidak wajar kepada anak, wanita yang

______________

6 Melalatoa, M. J, Kebudayaan Gayo, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006) hal. 58

Page 16: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

5

berkata tidak sesuai norma kepada lawan jenisnya. selain itu apabila ada anak

yang berkata tidak baik kepada orang tua maka dikatakan juga Cerak Pantang. 7

Tokoh Agama dan Adat sebagai panutan masyarakatharus terlibat aktif

dalam menanggulangi agar masyarakat Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten

Gayo Lues tidak menggunakan Cerak Pantang. Para Tokoh Agama dan Adat

harus berpartisipasi dalam memberikan pembinaan atau memberikan pendidikan

moral dengan cara memberikan arahan-arahan, nasehat, serta bimbingan kepada

masyarakat yang ada di Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues agar

dapat merubah perilaku masyarakat yang buruk menjadi lebih baik. 8

Penanganan yang baik sangat dibutuhkan untuk membentuk prilaku

masyarakat agar menjadi lebih baik. Hal tersebut diutarakan oleh tokoh Agama

dan Adat di Kecamatan Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues. Kurangnya respon

dari masyarakat menjadi salah satu faktor terhambatnya penanggulangan bagi

masyarakat agar terhindar dari perkataan-perkataan yang buruk.

Tokoh Agama dan Adat sebagai pemimpin yang mempunyai tanggung

jawab terhadap masyarakat, dimana segala sesuatu yang dimiliki dan diperbuatnya

dapat dijadikan contoh serta memberikan manfaat pada masyarakat, karena segala

yang diperbuatnya dapat memberikan kebaikan, kesejahteraan dan kemajuan

______________

7 Pengamatan Awal Peneliti Terhadap Masyarakat Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten

Gayo Lues pada tanggal 20 Desember 2019.

8 Pengamatan Awal Peneliti Terhadap Masyarakat Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten

Gayo Lues pada tanggal 20 Desember 2019

Page 17: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

6

masyarakat sehingga Tokoh agama atau pemimpin di suatu Kampung bisa diikuti

dicontoh oleh masyarakat yang ada di sekelilingnya.

Menurut Tokoh agama dan Tokoh adat di Kecamatan Pantan Cuaca

Kabupaten Gayo Lues, masyarakat hendaknya selalu menghindari Cerak Pantang

karena perkataan ini dianggap tidak sesuai dengan norma yang berlaku,

keanekaragaman kata-kata yang baik dan sopan yang bisa digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

globalisasi, dan modernisasi masyarakat harus teliti dalam berkomunikasi dengan

perkataan yang baik tanpa harus menyakiti hati orang banyak.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan “Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam Mencegah

Penggunaan “Cerak Pantang” Pada Masyarakat (Studi Deskriptif Pada

Masyarakat Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sejarah lahirnya “Cerak Pantang” pada masyarakat

Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues?

2. Bagaimana dampak “Cerak Pantang” terhadap masyarakat Kecamatan

Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues?

Page 18: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

7

3. Bagaimana peran Tokoh agama dan adat dalam mencegah penggunaan

“Cerak Pantang” pada masyarakat Kecamatan Pantan Cuaca

Kabupaten Gayo Lues?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui sejarah Cerak Pantang pada masyarakat Kecamatan Pantan

Cuaca Kabupaten Gayo Lues

2. Untuk menemukan dampak Cerak Pantang pada masyarakat Kecamatan

Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues

3. Untuk menganalisis peran Tokoh agama dan Tokoh adat dalam

mencegah penggunaan Cerak Pantang pada masyarakat Pantan Cuaca

Kabupaten Gayo Lues

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan akan memperkaya khazanah atau

kajian-kajian tentang adat Cerak Pantang khususnya peran tokoh Agama

dan Adat dalam mencegah penggunaan kata Pantang dalam masyarakat

Gayo, khususnya Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat dijadikan masukan bagi Tokoh Agama dan Adat di

Kabupaten Gayo Lues dalam mencegah penggunaan Cerak

Pantang dalam masyarakat.

Page 19: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

8

b. Dapat dijadikan sebagai masukan bagi mayarakat suku Gayo

tentang pentingnya menghindari Cerak Pantang.

E. Penjelasan Istilah

Istilah penelitian adalah salah satu istilah atau definisi yang menjelaskan

suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional

yang diperlukan untuk variabel tersebut. Istilah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Peran Tokoh Agama

Kata peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perangkat tingkat

yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.9

Sedangkan kata peran dalam Kamus Ilmiah popular karangan Poerwadarminta

mempunyai arti orang yang dianggap sangat berpengaruh dalam kelompok

masyarakat dan menyumbangkan pemikiran maupun tenaga demi satu tujuan.10

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tokoh diartikan sebagai orang

yang terkemuka/terkenal, panutan. Sedangakan Agama adalah sistem yang

mengatur tata keimanan (kepercayaan) kepada Tuhan. Dari penjelasan tersebut

dapat dijelaskan pegertian Tokoh Agama adalah orang yang berhasil

dibidangnya yang ditunjukkan dengan karya-karya monumental dan

mempunyai pengaruh pada masyarakat sekitarnya terutamanya dalam hal

Islam.11

______________ 9 Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal.854

10 WJS Poerdarminta, Kamus Istilah Modern, (Jakarta: Jembatan, 1976), hal. 473

11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka), hal 150.

Page 20: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

9

Tokoh agama didefinisikan sebagai seorang yang berilmu terutama dalam

hal yang berkaitan dengan Islam, ia wajar dijadikan sebagai role-model dan

tempat rujukan ilmu bagi orang lain. Untuk menentukan kualifikasi sang tokoh,

kita dapan melihat karya dan aktivitasnya, misalnya mempunyai karya-karya

yang signifikan bagi peningkatan kuliatas masyarakat regional.12

Adapun Tokoh Agama dalam penelitian ini adalah orang yang yang

memiliki keunggulan dalam ilmu keagamaan yang menjadi pemimpin dalam

suatu masyarakat untuk memberikan pengarahan hidup yang baik sesuai

ketentuan Allah agar masyarakat tersebut dapat mencapai kebahagiaan dunia

akhirat.13

Dari pemaparan di atas, peneliti memahami tokoh agama adalah seorang

figur yang berkompeten dan mampu memberikan bantuan kepada masyarakat

dalam bentuk ceramah ataupun tindakan tertentu dalam proses mencapai

kehidupan beragama. Tokoh agama lahir berdasarkan pengakuan dan

kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat timbul melalui wujud

kesalehan tokoh agama dalam beribadah, berprilaku, dan menolong

masyarakat.

Jadi yang dimaksud dengan peran Tokoh Agama disini adalah orang yang

mempunyai pengaruh pada masyarakat sekitarnya terutama dalam hal Islam.

Ataupun orang yang memiliki keunggulan dalam ilmu keagamaan yang

______________

12 Arief Furchan, Studi Tokoh, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), hal. 11.

13

Azumardi Azra, dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002),

hal. 42.

Page 21: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

10

menjadi pemimpin dalam masyarakat untuk memberikan pengarahan hidup

sesuai dengan ajaran Islam.

2. Tokoh Adat

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Adat adalah aturan (perbuatan)

yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala.14

Tokoh Adat adalah

seorang pemimpin yang memimpin kebiasaan yang normatif dan telah

mewujudkan aturan tingkah laku yang berlaku dalam daerah atau wilayah

hukum adat yang dipertahankan secara terus menerus. Tokoh Adat sebagai

orang yang ditetapkan untuk menjalanan fungsi pemerintahan, dengan syarat

adanya wilayah dengan batas yang jelas, adanya pemerintahan, dan perangkat

lain, pranata adat dan sebagainya.

Adat Kampung yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Aceh

sejak dahulu hingga sekarang mempunyai peranan penting dalam membina

nilai-nilai budaya, norma-norma adat dan aturan untuk mewujudkan keamanan,

ketertiban, ketentraman, kerukunan dan kesejahteraan bagi masyarakat Aceh

sesuai dengan nilai Islami.15

Dari pemaparan di atas, peneliti memahami tokoh Adat sebagai seseorang

yang memiliki jabatan yang sangat berperan dalam suatu tatanan masyarakat,

membuat aturan tentang adat yang dapat dijaga dan diikuti masyarakat. Karena

______________ 14

Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka 2005), hal. 85.

15

Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 tentang Lembaga Adat.

Page 22: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

11

hukum adat merupakan aturan yang tidak tertulis yang berpangkal dari

kehidupan sehari-hari.

3. Cerak Pantang

Menurut kamus Bahasa Gayo Cerak adalah perkataan atau ucapan.

Sedangakan Pantang (Sumang) adalah kurang sopan, bertentangan dengan

adat.16

Cerak Pantang adalah larangan berbicara atau mengeluarkan perkataan

yang meliputi perkataan porno, nakal, kata-kata yang tidak menghormati orang

lain. Dalam tata pergaulan, Cerak Pantang merupakan tata cara, adab, etika

dan sopan santun dalam berbicara. Dalam berbicara harus memperhatikan siapa

yang di ajak atau lawan berbicara. Orang tua, guru, pemimpin dan anak-anak.

Cerak Pantang merupakan larangan untuk berbicara tidak sopan terhadap

orang yang lebih tua, kata-kata yang tidak menghormati orang lain dan kata-

kata yang kotor, dimana dalam berbicara harus memperhatikan lawan bicara.

Memanggil dengan menggunakan panggilan Tutur yang yang sesuai dengan

usianya. Perkataan yang termasuk Pantang adalah berkata kasar, sombong dan

angkuh.17

Dari pemaparan di atas, peneliti memahami Cerak Pantang adalah suatu

perkataan yang memiliki makna tidak baik, bertentangan dengan norma agama

______________

16 Rajab Bahry, Kamus Umum Bahasa Gayo-Indonesia, (Aceh Tengah: Balai Pustaka

2001), hal 539.

17

Abdullah Husni, Sistem Pemerintahan Tanah Gayo, (Jakarta: Penerbit Hijri Utama

2006), hal. 32.

Page 23: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

12

dan adat yang berlaku. Seperti perkataan yang bertujuan untuk mencela,

perkataan kotor dan sombong.

F. Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Pada pembahasan berikut berapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap

relevan dengan penelitian ini, yaitu:

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Syukri pada tahun 2017 dengan

judul penelitianya “Budaya Sumang dan Implementasinya Terhadap Restorasi

Karakter Masyarakat Gayo di Aceh”.18

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa

Budaya Pantang Gayo sebagai suatu sistem dari budaya Indonesia yang dapat

memberikan kontribusi berarti bagi etika pembangunan kebudayaan nasional,

sekaligus dalam pentas pemikiran politik Islam kontemporer di Indonesia. Namun

terbatasnya literatur ilmiah mengenai masyarakat Gayo dan kebudayaannya,

termasuk budaya Pantang ini, membuat penelitian ini kurang dikenal secara luas

oleh masyarakat Indonesia khususnya, umumnya di dunia internasional.

Kemudian peneliti berusaha untuk menghubungkan budaya dengan restorasi

karakter masyarakat Gayo di Aceh.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Lindawati pada tahun 2018, dengan

judul penelitianya “Pantang Larang (Pamali) Dalam Masyarakat Gayo

Kecamatan Pegasing Aceh Tengah”.19

Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai

praktik Sumang yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat serta penerapannya

______________

18 Syukri, Tesis: Budaya Sumang dan Implementasinya Terhadap Restorasi Karakter

Masyarakat Gayo di Aceh, (Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara, 2017), hal. 10.

19

Lindawati, Tesis: Budaya Sumang dan Implementasinya Terhadap Restorasi Karakter

Masyarakat Gayo di Aceh, (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2018), hal. 11.

Page 24: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

13

sebagai acuan berperilaku. Dimana Suku Gayo memiliki adat dan norma tentang

pola pergaulan, dan segala bentuk tingkah laku dan perbuatan yang menyimpang

dan bertentangan dengan norma adat, yaitu Pantang.

Berdasarkan dua hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa

penelitian tersebut membahas permasalahan yang penulis teliti, memiliki

persamaan yaitu tentang Adat Pantang pada masyarakat Gayo. Adapun

perbedaanya adalah penelitian terdahulu membahasa Pantang secara keseluruhan

(umum) seperti Pantang Pecerakan (Pantang dari segi bicara), Pantang

Penengonen (Pantang dari segi penglihatan), Pantang Pengunulen (Pantang dari

segi duduk), dan lainya sedangkan penelitian ini membahas adat Pantang secara

(khusus) yang terfokus hanya kepada Cerak Pantang (pantang dari segi

berbicara) pada masyarakat Gayo yang dikaitkan dengan peran tokoh Agama dan

Adat dalam mencegah penggunaan Cerak Pantang.

G. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan ini adalah sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, defenisi operasional, kajian terdahulu dan

sistematika skripsi.

Bab II. Berisi landasan teori secara garis besar mengenai Cerak Pantang.

Dalam bab ini dikemukakan pula pengertian Cerak Pantang, sejarah Cerak

Pantang, macam-macam Cerak Pantang serta dampaknya terhadap masyarakat.

Kemudian penegertian mengenai tokoh Agama dan Adat.

Page 25: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

14

Bab III. Metode penelitian. Metode penelitian yang membahas tentang jenis

data penelitian, lokasi dan sumber data penelitian, tehnik pengumpulan data dan

tehnik analisis data.

Bab IV. Merupakan deskripsi dari hasil observasi dan wawancara dengan

tokoh Agama, tokoh Adat dan masyarakat pihak-pihak yang terkait selama proses

penelitian.

Page 26: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tokoh Agama dan Tokoh Adat

1. Pengertian Tokoh Agama dan Tokoh Adat

Lembaga Agama dan Adat berkedudukan sebagai unsur pembantu keuchik

atau kepala desa dan kepala kelurahan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

sepanjang yang menyangkut hukum adat, adat istiadat, dan kebiasan-kebiasaan

masyarakat. Tokoh agama dan Adat semakin dituntut kesiapannya dalam hal

merumuskan kebijakan adat.20

Tokoh Agama dan Tokoh Adat sebagai orang yang mempunyai ikatan dan

pengaruh yang kuat dalam masyarakatnya. Kekuatan mengikatnya tergantung

pada masyarakat atau bagian masyarakat yang mendukung adat istiadat tersebut

terutama berpangkal tolak pada perasaan keadilan. Tokoh agama salah satu bagian

lembaga adat yang merupakan benteng dari generasi ke generasi untuk

dikembangkan melalui adat dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara berlandaskan nilai-nilai luhur adat dan budaya yang

bersumber dari syariat Islam.

Tokoh Agama juga merupakan sebutan dari Pengajar agama (Guru

Agama), golongan ini berasal dari rakyat biasa, tetapi karena ketekunannya

belajar, mereka memperoleh berbagai ilmu pengetahuan. Tentu ada perbedaan

antara satu dengan lainnya tentang dangkalnya pengetahuan yang mereka miliki

______________ 20

M. Saleh Suhaidy,Teungku Imuem Meunasah, (Banda Aceh: Dinas Syariah Islam,

2007), hal. 7

Page 27: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

16

masing-masing. Dahulu sebelum diperintah oleh Belanda, pegajar agama selain

menguasai ilmu pengetahuan bidang agama, juga banyak diantara mereka yang

menguasai tentang bidang-bidang lain.21

Tokoh Agama adalah orang yang mempunyai kelebihan dan keunggulan

dalam bidang keagamaan, karena ia memiliki pengetahuan yang lebih mendalam

tentang keagamaan daripada masyarakat lainya. Tokoh Agama merupakan orang

yang dihormati dikalangan masyarakat, karena takaran taqwa dan wawasan

agamanya sangat luas dan mendalam.

Tokoh Agama yang dimaksud oleh peneliti adalah orang yang yang

memiliki keunggulan dalam ilmu keagamaan yang menjadi pemimpin dalam suatu

masyarakat untuk memberikan pengarahan hidup yang baik sesuai ketentuan

Allah agar masyarakat tersebut dapat mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Tokoh

agama adalah seorang figure yang berkompeten dan mampu memberikan bantuan

kepada masyarakat dalam bentuk ceramah ataupun tindakan tertentu dalam proses

mencapai kehidupan beragama.

Lembaga adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan adat yang dibentuk

oleh suatu masyarakat hukum adat tertentu, mempunyai wilayah tertentu dan

mempunyai harta kekayaan tersendiri serta berhak dan berwenang untuk mengatur

dan mengurus serta menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat Aceh.22

______________ 21

Taufik Abdullah, Agama dan Perubahan Sosial, ( Jakarta: Rajawali, 1983), hal. 10.

22

Qanun Aceh Nomor 10 Tahun 2008 tentang Lembaga Adat.

Page 28: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

17

Menurut Soepomo, pengertian Tokoh Adat adalah bapak masyarakat,

ketua dalam masyarakat dalam hal adat, pemimpin pergaulan hidup dalam

persekutuan. Dengan demikian kepala adat bertugas memelihara hidup hukum di

dalam persekutuan, menjaga, supaya hukum itu dapat berjalan dengan selayaknya.

Aktivitas Tokoh Adat sehari-hari meliputi seluruh lapangan masyarakat. Tidak

ada satu lapangan pergaulan hidup di dalam badan persekutuan yang tertutup bagi

Tokoh Adat untuk ikut campur bila diperlukan untuk memelihara ketentraman,

perdamaian, keseimbangan lahir batin untuk menegakkan hukum.23

Dengan demikian Tokoh Adat di dalam segala tindakannya dalam

memegang adat harus selalu memperhatikan perubahan. Adanya pertumbuhan

hukum, sehingga dibawah pimpinan dan pengawasan Tokoh Adat yang sangat

penting adalah pekerjaan di lapangan atau sebagai hakim perdamaian desa.

Apabila ada perselisihan atau perbuatan–perbuatan yang bertentangan dengan

hukum adat, maka Tokoh Adat bertindak untuk memulihkan perdamaian adat,

memulihkan keseimbangan di dalam suasana desa serta memulihkan hukum.

Tokoh Adat mempunyai pengertian seorang pemimpin yang memimpin

kebiasaan yang normatif dan telah mewujudkan aturan tingkah laku yang berlaku

dalam daerah atau wilayah hukum adat yang dipertahankan secara terus

menerus24

. Tokoh Adat sebgai seorang yang memiliki jabatan yang sangat

______________

23 Soepomo, Bab-bab Tentang Hukum Adat, (Jakarta: Pradnya Paramita 2000), hal.

45. 24

Kusumah, Pokok-pokok Pengertian Hukum Adat, (Bandung: Alumni 1980),hal. 76.

Page 29: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

18

berperan dalam suatu tatanan masyarakat, membuat aturan tentang adat yang

dapat dijaga dan diikuti masyarakat.

Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa Tokoh Agama dan

Adat memiliki pengaruh besar bagi masyarakat dalam meningkatkan nilai-nilai

pendidikan islam, guna untuk mencapai perdamaian adat, menyeimbangkan

suasana desa dan memulihkan hukum di dalam masyarakat. Seperti mengucapkan

perkataan yang baik, tutur kata yang lembut, dan menyenangkan merupakan cara

untuk mewujudkan perdamaian di dalam masyarakat.

2. Peran Tokoh Agama dan Adat

Pengertian peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

keikutsertaan dalam kegiatan“ yang berarti peran adalah suatu rangkain kegiatan

yang dilakukan seseorang atau kelompok orang yang menonjol dalam terjadinya

sesuatu hal keadaan atau peristiwa tertentu.25

Maka dapat disimpulkan peran

merupakan tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu ataupun

kelompok dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Imam Bawani, “ada tiga peran penting Tokoh agama dalam

pembinaan akhlak yaitu peran kaderisasi, peran pengabdian dan dakwah.26

1. Peran kaderisasi, dimana Tokoh agama mempuyai peran malaksanakan

kegiatan kaderisasi di tengah masyarakat. Tokoh agama Islam dengan

kemampuan yang dimiliki dituntut mampu melaksanakan kaderisasi. Yaitu

______________ 25

Yowono. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Surabaya: Arkolis 1999), hal. 80

26

Mahmud Ibrahim, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Adat, (Darusallam: Al-

Mumtaz, 2013), hal. 94.

Page 30: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

19

menuntut Tokoh agama bergabung dalam suatu wadah (pengabdian diri)

yang dikelola sendiri maupun bekerja sama dengan organisasi, yang

berarti tokoh agama harus bisa berinteraksi dengan baik terhadap

masyarakatnya.

2. Peran pengabdian, dalam hal ini Tokoh agama mengabdikan diri secara

langsung dalam kegiatan masyarakat. Tokoh harus hadir ditengah-tengah

masyarakat, mambantu dan membimbing kearah kemajuan. Tokoh agama

bertindak dalam masyarakat yang ingin membebaskan masyarakat dari

segala belenggu kehidupan, membaur dalam masyarakat agar bisa

mengenal watak, aspirasi dan cita-cita serta membimbing masyarakat ke

arah yang lebih baik. Tokoh agama harus bisa memberikan contoh yang

baik bagi masyarakat, bersikap yang mencerminkan pribadi muslim dalam

setiap perilakunya dapat dijadikan suri tauladan bagi masyarakat.

3. Peran dakwah, karena berdakwah merupakan kegiatan yang dilakukan

seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang agama dan dapat

mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain. Tokoh agama berperan

menangkal praktek kehidupan yang tidak benar dan meluruskan kepada

jalan yang benar, mengemukakan gagasan yang kreatif mengenai berbagai

sektor pembangunan, menyadarkan manusia tentang kehidupan masa

depan yang lebih baik.

Page 31: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

20

Beberapa syarat penting yang harus dimiliki oleh seorang tokoh agama adalah.27

1. Setia, pemimpin dan yang dipimpin memiliki kesetiaan kepada Allah.

2. Terikat pada tujuan, meliputi tujuan organisasi bukan saja berdasarkan

kepentingan kelompok, tetapi juga ruang lingkup tujuan Islam yang lebih

luas.

3. Menjunjung tinggi syariat dan akhlaq Islam, harus patuh terhadap adab-

adab Islam, khususnya ketika berhadapan dengan masyrakatnya.

4. Memegang teguh amanah dan bertanggung jawab.

Sedangkan Soepomo mengatakan bahwa Tokoh Adat senantiasa mempunyai

peranan dalam masyarakat dan peranan tersebut adalah sebagai berikut.28

1. Tokoh Adat mempunyai peranan sebagai hakim perdamaian yang berhak

menimbang berat ringannya sanksi yang harus dikenakan kepada anggota

masyarakat yang bersengketa. Tokoh Adat berkewajiban untuk

mengusahakan perdamaian, sehingga dalam masyarakat tercipta

kedamaian.

2. Untuk membetulkan hukum adat yang telah dilanggar oleh masyarakat.

Pembetulan bermaksud mengembalikan citra hukum adat, sehingga dapat

ditegakkan keutuhannya. Misalnya bila terjadi sengketa pertanahan

sehingga hubungan menjadi rusak. Maka dalam masalah ini Tokoh Adat

berperan untuk membetulkan keseimbangan tersebut sehingga dapat

didamaikan kembali.

3. Untuk memutuskan dan menetapkan peraturan hukum adat sebagai

landasan bagi kehidupan masyarakat. Adapun keputusan tersebut

mempunyai tujuan agar masyarakat dapat melaksanakan perbuatan yang

sesuai peraturan yang telah diputuskan.

Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa Tokoh Adat

mempunyai hak dan wewenang untuk memberikan hukuman kepada

masyarakatnya yang melanggar aturan atau norma-norma yang berlaku. Karna

______________ 27

Ridwan Yahya, Memilih Pemimpin Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Pustaka

Nawaitu, 2004), hal.55.

28

Soepomo, Bab-bab Tentang Hukum Adat, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1979), hal.112.

Page 32: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

21

keputusan dalam membuat aturan-aturan bertujuan agar masyarakat dapat

melaksanakan perbuatan sesuai dengan yang diperintahkan.

3. Hubungan Tokoh Agama dan Adat

Tokoh Agama dan Tokoh Adat menjadi ujung tombak pemersatu yang

terus melakukan komunikasi kepada masyarakat. Melalui pesan-pesan kedamaian

dan kerukunan yang disampaikan oleh Tokoh Agama dan Tokoh Adat, kesadaran

masyarakat untuk menjaga kerukunan umat beragama akan semakin tinggi,

sehingga tidak ada konflik di masyarakat. Melalui komu nikasi yang dilakukan

Tokoh Agama dan Tokoh Adat baik komunikasi interpersonal maupun

komunikasi kelompok.29

Tokoh Agama dan Adat merupakan panutan dalam masyarakat sekitarnya,

menampakkan keteladanan yang baik dalam kehidupan sehari-hari, karena mereka

memiliki ilmu yang lebih luas dan lebih baik pemahamannya terhadap ajaran

agama dan tentang kebudayaan di suatu Kampung. Peran Tokoh Agama dan Adat

dalam masyarakat desa sangat dibutuhkan, hal ini sebagai wujud dari partisipasi

kewargaan para Tokoh Agama dan Adat. Tokoh Adat sebagai titik sentral dalam

perwujudan desa yang baik tentu keberadaannya sangat dibutuhkan dalam upaya

pengembangan desa yang baik. Sebab keberadaan dan perannya sangat

berpengaruh dalam perkembangan sebuah wilayah desa.

Begitu juga dengan kedudukan Tokoh Agama memegang peran penting

dalam masyarakat karena mereka dianggap sebagai orang yang mempunyai

______________ 29

Muhaimin, Problematika Agama Dalam Kehidupan Manusia (Jakarta: Kalam

Mulia, 1989), hal. 65.

Page 33: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

22

tingkatan yang lebih dan pengetahuan tentang agama dibandingkan dengan

anggota masyarakat lain. Oleh karena itu, pada umumnya mereka memiliki

tingkah laku yang patut dijadikan teladan dalam rangka pembinaan akhlak remaja

maupun masyarakat lain. Sebab mereka pada umumnya memiliki tingkah laku

yang patut dijadikan teladan dalam rangka pembinaan masyarakat yang damai

penuh persaudaraan dan saling menghargai maka akan tercipta manusia yang

berakhlak mulia.30

Berdasarkan pandangan peneliti kecenderungan seseorang untuk menjadi

seorang tokoh ialah karena berbagai kelebihan yang dimiliki serta kecakapan

dalam bertindak dan tentunya kemampuan intelektual, spiritual, serta

komunikasinya. Manusia-manusia yang terlahir sebagai sosok cakap dalam

berbagai kemampuan, kemudian menjadi perhatian masyarakat sebagai sosok

yang dalam pandangan umum masyarakat sebagai manusia yang hebat.

Tokoh agama dan adat dapat menjadi ujung tombak dalam pemersatu

masyarakat. Maka dari itu ada kalanya tokoh agama menjadi tokoh adat, yang

dalam artian tokoh agama bukan hanya mendalami ilmu tentang agama atau

kaidah saja, tetapi harus memiliki pengetahuan tentang adat. Memahami tentang

nilai budaya, norma, kelembagaan dan hukum adat, begitu juga sebaliknya ada

kalanya tokoh adat menjadi tokoh agama yaitu memberikan pemahaman tentang

kaidah islam kepada masyarakat. Karena antara keduanya memiliki keterkaitan

untuk memberikan aturan yang baik terhadap masyarakatnya.

______________ 30

Malik Bin Nabi, Membangun Dunia Baru Islam, (Bandung : Mizah 1994), hal.36.

Page 34: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

23

Hubungan kerja antara tokoh agama dan adat sebagai pengabdian langsung

terhadap masyarakat untuk menetapkan hukum adat sebagai landasan bagi

kehidupan masyarakat. Diman antara tokoh agama daan adat dapat menjadi hakim

perdamaian yang dapat menimbang berat ringanya sangksi kepada masyarakat

yang memiliki kesalahan. Adat dapat ditetapkan berdasararkan norma yang

berlaku yang tidak bertentangan dengan syari’at islam.

4. Kinerja Tokoh Agama dan Adat

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sesuatu yang

dicapai, prestasi yang dicapai dan kemampuan kerja.31

Kinerja berarti hasil kerja

yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

Tokoh Agama dan Adat memiliki kedudukan sosial dan dihormati di

lingkungannya. Mereka disebut Tokoh masyarakat karena memiliki kedudukan

serta sebagai wadah pengaduan masyarakat sekaligus sebagai penasehat dalam

masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap Tokoh masyarakat sangatlah

signifikan, dikarenakan tokoh masyarakatlah dianggap sebagai orang yang mampu

memberikan ide-ide serta pemecahan masalah dikalangan masyarakat.32

Setiap peraturan yang berlaku bagi masyarakat, dapat ditaati dan dilaksanakan

oleh masyarakat adat apabila peraturan tersebut benar-benar diketahui, dipahami

dan dihayati oleh masyarakat. Oleh karena itu agar setiap peraturan dapat

diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat, maka perlu adanya penerangan dan

______________

31 Departemen Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka 2005), hal 110. 32

Maman Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 1997), hal 47.

Page 35: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

24

penyuluhan hukum dari tokoh-tokoh masyarakat. Penerangan hukum terhadap

masyarakat adat perlu dilakukan secara koordinatif dan terpadu oleh Tokoh-

Tokoh masyarakat dalam hal ini dilakukan oleh Kepala Desa, Ketua Adat,

maupun Tokoh Agama.

Masyarakat terbentuk karena pada dasarnya manusia memiliki keinginan

untuk menjadi satu dengan manusia lainnya. Keinginan tersebut di upayakan

dengan menggunakan pikiran, perasaan dan keinginan-keinginannya, dalam

memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Selain itu, manusia mempunyai

naluri untuk selalu berhubungan sesamanya, hubungan yang berkesinambungan

tersebut menghasilkan sebuah pola pergaulan yang dinamakan dengan pola

interaksi sosial.

Di dalam kehidupan masyarakat ada peran Tokoh tertentu yang menjadi

penggerak. Tokoh masyarakat adalah orang-orang yang memiliki pengaruh, dan

ada yang bersifat formal dan informal. Tokoh masyarakat yang bersifat formal

adalah orang-orang yang diangkat dan dipilih oleh lembaga negara dan bersifat

struktural, seperti camat, lurah. Sedangkan Tokoh masyarakat yang bersifat

informal adalah orang-orang yang diakui oleh masyarakat karena di pandang

pantas menjadi pemimpin yang disegani dan berperan besar dalam memimpin dan

mengayomi masyarakat seperti Tokoh agama dan Tokoh adat .33

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa merupakan salah satu

prasyarat utama untuk keberhasilan proses pembangunan di pedesaan, namun

adanya hambata-hambatan yang dihadapi dilapangan dalam usaha melaksanakan

______________ 33

Margaret M. Polomo, Sosiologi Kontemporer, (jakarta: Cv. Rajawali, 2004), hal 23

Page 36: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

25

proses pembangunan yang partisipatif karena pihak perencana dan pelaksana

pembangunan (dalam hal ini pemerintah) belum memahami makna sebenarnya

dari konsep partisipasi.kinerja Tokoh Agama dan Adat dikatakan berjalan dengan

baik apabila memiliki program yang telah dijalankan dengan baik dimana

bertujuan untuk memajukan suatu desa. Memberikan arahan dan mengajak

masyarakat untuk selalu saling menghargai dan menjaga keamanan suatu desa.

Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa kinerja tokoh agama dan

adat adalah mewujudkan program yang bertujuan untuk mengembangkan suatu

desa, yang kemudian program atau usaha tersebut dapat menjadi acuan yang baik

untuk kehidupan kedepanya. Sebagai seorang yang diakui didalam masyarakat

tokoh agama dan adat harus memberikan kinerja yang baik untuk mewujudkan

perubahan yang lebih baik kedepanya. Misalnya menumbuh kembangkan pusat

pengetahuan tentang keagamaan dan sumber belajar masyarakat tentang nilai

budaya.

B. Cerak Pantang

1. Pengertian Cerak Pantang

Cerak Pantang adalah larangan berbicara atau mengeluarkan perkataan

yang meliputi perkataan porno, nakal, kata-kata yang tidak menghormati orang

lain (jais) dan kata-kata kotor. Dalam tata pergaulan, Cerak Pantang merupakan

tata cara, adab, etika dan sopan santun dalam berbicara. Dalam berbicara harus

memperhatikan siapa yang diajak atau lawan bicara. Orang tua, guru, pemimpin

dan anak-anak.

Page 37: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

26

Sebagai contoh orang yang bukan suami istri berbicara di tempat tertentu

sebagaimana layaknya suami istri berbicara berlainan jenis dengan cara atau isi

pembicaraan tidak wajar dan tidak baik seperti perkataan porno secara berbisik-

bisik ataupun terang-terangan dan seorang anak mengatakan perkataan yang tidak

pantas di ucapan di depan orang lain, seakan-akan ia mengerti hal ikhwal

hubungan suami istri atau cerita porno padahal mereka masih remaja. Orang tua

dan anak dewasa bercerita atau membicarakan masalah-masalah porno di depan

anak-anak yang belum pantas didengarnya. Cerak Pantang juga melarang

seseorang berkata kasar, sombong, angkuh, atau berkata dengan nada yang tinggi

saat seorang anak berbicara dengan orang tuanya dan menentang tatapan

wajahnya. 34

Cerak Pantang disebut juga perkataan yang diungkapkan oleh seseorang

kepada orang lain tidak sesuai dengan ajaran Islam dan adat sopan santun.

Perkataan seperti itu disebut cerak enta sesanah (perkataan yang bukan-bukan).

Dalam istilah ajaran Islam disebut qaulal-zur (perkataan keji). Pantang

Perceraken merupakan pembicaraan antara pria dan wanita mengenai hal-hal

yang tidak pantas dan tidak wajar dibicarakan. Pantang Perceraken ini bukan

hanya dilihat dari segi kata-kata, tetapi juga dari segi penyesuaian waktu, tempat,

keadaan, dan cara mengungkapkan perkataan tersebut. Mungkin isi atau substansi,

tujuan, dan maksud kata-kata yang diungkapkan itu baik, namun karena waktu

______________

34

Hasimi, Sumang dan Kemali dalam Masyarakat Gayo, (Banda Aceh: Pusat

Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya 1992), hal 98.

Page 38: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

27

dan tempat serta keadaan mengungkapkan tidak tepat, maka ucapan seperti itu

dipandang sebagai Pantang Perceraken (Cerak Pantang).35

Adapun kriteria dari Cerak Pantang adalah perkataan yang memiliki

makna tidak baik, perkataan yang bertujuan untuk mengutuk seseorang, perkataan

yang menyebabkan pertengkaran, perkataan yang bertujuan untuk berbohong,

mengejek orang lain, dan perkataan yang bertujuan untuk membuka rahasia orang

lain.

Berikut beberapa contoh dari Cerak Pantang (Pantang Peceraken)36

:

a. Kata pantang yang berhubungan dengan Tuhan.

1) Anak gih mupau (anak yang bejad moralnya)

2) Anak jalang (anak yang tidak dari hubungan resmi)

3) Bejalang (memanggil seseorang dengan mengatakan seseorang itu

wanita jalanan)

4) Jema dejjel (orang yang di katakan dari turunan dajjal)

b. Kata Pantang yang berhubungan dengan makhluk halus.

1) Jin paliis (diibaratkan seseorang itu seperti jin yang suka menganggu

manusia)

2) Jema bajang (diibaratkan sesorang itu dilahirkan oleh jin)

3) Jema ntube (orang yang memiliki ilmu hitam)

4) Jema nkedel (dikatakan seseorang memiliki penyakit menular

padahal ia sehat)

c. Kata Pantang yang berhubungan dengan upacara adat

1) Gih muedep (disebutkan kepada seseorang yang tidak mempunyai

sopan santun dan kurang tepat untuk diikutsertakan dalam forum-

forum resmi)

______________

35 Bahaqi, dkk. Bahasa Gayo, (Jakarta: Sastra Indonesia dan Daerah 2007), hal. 76.

36

Hakim Aman Pinan, Pesona Tanoh Gayo ( Pemerintahan Aceh Tengah, 2003), hal.

164.

Page 39: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

28

2) Dorol unang apakmu (menyebutkan kepada seorang anak atau orang

dewasa sehingga menyinggung perasaanya karna menyinggung

nama bapaknya )

3) Ototmu (menyebutkan kepada seseorang dengan menyebutkat alat

vital bapaknya)

4) Capahmu (menyebutkan kepada seseorang dengan menyebutkan alat

vital ibunya)

5) Inak ninemu (penghinaan kepada seseorang dengan menyebutkan

hubungan intim)

6) Ko (engkau) kata ini pantang digunakan untuk memanggil seseorang

baik itu anak-anak atau orang tua

d. Kata Pantang yang berhubungan dengan pergaulan sehari-hari

1) Put ninemu/put namamu (kata penghinaan kepada seseorang

menyakut orang tuanya)

2) Seberu tue (penghinaan kepada seseorang yang sudah lanjut usianya

dan belum kawin atau tidak laku)

3) sebujang liet (penghinaan kepada seorang laki-laki yang sudah tua

tapi belum menikah

2. Sejarah Cerak Pantang

Budaya Pantang dalam masyarakat Gayo di Aceh terdiri atas dua kata

yaitu budaya dan Pantang. Budaya atau culture adalah segala usaha dan aktivitas

manusia dalam mengelola dan mengubah alam. Sedangkan budaya Gayo adalah

setiap atau segala usaha dan tradisi masyarakat Gayo yang tampak dari perilaku

sehari-hari yang menjadi kebiasaan dalam kehidupan masyarakat Gayo yang

bermuatan pengetahuan, keyakinan, nilai, norma-norma. Semuanya dinyatakan

sebagai edet (adat).37

Karena itu, budaya masyarakat Gayo merupakan faktor yang penting dalam

membentuk pola hidup masyarakat Gayo untuk menjadi lebih maju, optimis,

berani bersikap, bertindak, dan berperilaku kooperatif. Budaya masyarakat Gayo

______________

37

M. J. Melalatoa, Kamus Bahasa Gayo Indonesia (Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985), hal. 295.

Page 40: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

29

merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh

masyarakat Gayo dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Budaya Gayo disebut juga tradisi, hukum adat, kebiasaan-kebiasaan dan adat

istiadat. Dalam praktiknya, istilah adat istiadat mengandung arti luas, mencakup

semua hal di mana suatu masyarakat atau seseorang menjadi terbiasa untuk dapat

melakukannya.38

Sedangkan makna Pantang adalah istilah yang berasal dari bahasa asli

daerah Tanah Gayo. Kata pantang mengandung arti perbuatan amoral yang

dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan yang telah dewasa yang amat

dilarang menurut adat. Pantang adalah suatu model budaya yang integral antara

akal pikiran, hati, rohani dan jasmaninya, akhlak, sikap, tabiat, dan keterampilan

serta keahliannya, menyiapkan masyarakat untuk hidup dalam keadaan aman,

damai, bahagia, sejahtera dunia dan akhirat. Budaya Pantang berupaya

menghindari perbuatan yang menyimpang dari konvensi-konvensi tata krama

yang berlaku dalam masyarakat, selain bertentangan dengan adat juga dari segi

moralitas, tindakan atau perbuatan itu sangat tidak terpuji.39

Adat Pantang adalah Adat yang mengatur tentang tata pergaulan masyarakat

dalam bergaul. Pergaulan yang dimaksud dalam Pantang Ini adalah peraturan

yang berbentuk larangan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan baik

muda-mudi maupun orang dewasa yang bukan mukhrimnya. Tujuanya adalah

______________

38

Gibb dan Kramers, Pengertian Adat Istidat, (Encyclopaedia of Islam Leiden, 1990),

hal, 14.

39

Hakim Aman Pinan, “Peranan Adat Gayo dalam Masa Peralihan, (Dalam Majalah Telangke,1996),hal. 12.

Page 41: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

30

untuk menghindari terjadinya pergaulan bebas dan perzinahan. Dahulu antara

laki-laki dan perempuan sangat memperhatikan ucapan dalam berbicara dengan

teman dan lawan jenisnya, namun seiring berjalanya waktu sopan dan santun

pemuda dan pemudi mulai hilang.

Di dalam masyarakat Gayo Cerak Pantang lahir pada saat masyarakat sudah

meninggalkan adat istiadat yang berlaku pada saat itu, terjadi Cerak Pantang itu

terlihat jelas dari penampilan-penampilan manusia yang tidak sesuai dengan

aturan-aturan dalam masyarakat baik atau buruknya. Dimana Pantang dilihat dari

tingkah laku masyarakatnya sehari-hari baik itu di lingkungan maupun di luar

lingkungan. Cerak Pantang ini sudah sejak lama adanya sejak zaman nenek

moyang terdahulu kita, asal mula bisa munculnya perkataan ini sebagai bentuk

kekesalan atau luapan emosi seseorang. Misalnya seorang anak yang tidak mau

mendengar perintah orang tua kemudian orang tua tersebut mengeluarkan

perktaan kasar sebagai bentuk kemarahanya. Seiring perkembangan zaman Cerak

Pantang diangap hal biasa bagi kalangan remaja saat ini salah satunya disebabkan

karena masuknya budaya luar yang mempengaruhi orang Gayo itu sendiri. Di

samping itu juga hukum Pantang menjadi luntur pada masyarakat Gayo karena

kurangnya kesadaran akan menjaga serta memelihara betapa pentingnya hukum

adat itu.

3. Cerak Pantang Dalam Pandangan Islam

Berkata keji, mencaci maki, mengumbar lidah berkata kotor, berbicara

dalam hal kemaksiatan adalah perbuatan tercela dan dilarang oleh Islam, sumber

utama dari perkataan ini adalah sifat keji dan jahat. Seseorang yang mengobrol

Page 42: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

31

tanpa kendali dan tidak membatasi pembicaraanya maka nyaris tidak mungkin

tidak membicarakan kehormatan orang lain atau masuk kedalam keadaan batil.40

Perkataan yang bertujuan untuk mengejek dan menertawakan dalam nada

penghinaan diharamkan dalam Islam, jika orang yang diejek dan di olok-olok itu

merasa tersinggung dan sakit hati. Karna dianggap memandang kecil dan remeh

orang lain hingga ia merasa dihinakan dan dilecehkan.

Sebagian orang berpendapat bahwa akhlak berbicara itu merupakan suatu

bentuk kemaslahatan manusia yang tercermin dalam adat istiadat individu untuk

memudahkan dalam berkomunikasi dan juga untuk menjalin kerja sama dalam

masyarakat. Pada hakikatnya kepribadian manusia itu terletak pada keindahan

akhlak, setiap kali ia meningkatkan kesediaan tanggung jawab serta menahan

daripada batas-batas akhlak, khususnya akhlak berbicara dalam lingkungan

pergaulan yang meliputi seluruh aspek kehidupan perorangan maupun

kemasyarakatan.

Al-Qur’an sebagai aturan hukum-hukum dan pedoman hidup manusia

dalam mengajak kebenaran menggunakan kata-kata yang terhindar dari

kekasaran serta menjengkelkan hati.

______________

40

Imam AL-Ghazali, Afatul Lisan Terapi dan Solusinya, (Surabaya: Amelia Surabaya,

2007), hal.49.

Page 43: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

32

Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur‟an surat al-ahzab ayat 70-71

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada

Allah dan katakanlah perkataan yang benar (70). Niscaya Allah memperbaiki

bagimu dengan amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.

41Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah

mendapat kemenangan yang besar (71).

Dari arti ayat di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa dakwah hendaklah

bernuansa persuasif (membujuk secara halus supaya menjadi lebih baik),

Muhammad Nashir dalam fiqhud dakwah mengatakan: dalam berdakwah

hendaklah menggunakan kata-kata yang lurus (tidak berbelit-belit), kata yang

benar keluar dari hati yang suci, dan diucapkan dengan penuh perasaan,

sehingga tepat mengenai sasaran yang dituju, mengetuk hati, dan akal mereka

yang dihadapinya.42

Menurut tafsir ayat diatas dijelaskan bahwa yang dimaksud

dengan” Khaulan Syadida” yaitu ucapan yang ditujukan untuk tujuan kebenaran,

______________ 41

Syaikh al-Allamah, At-Tafsir Al-Muyassar, ( Mujamma’ Raja Fahd Mushaf Al-Qur’an,

2016), hal 379

42

Al-Munjid al-Lughat Waal-I’lam, Kajian Tentang Perkataan Yang Baik Dalam

Berdakwah, (Beirut: Daral-Masyriq, 1994), hal. 65.

Page 44: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

33

karena hal itu akan medatangkan beberapa manfaat: Pertama, memacu semangat

dalam berbuat kebaikan sehingga hidupnya selalu dalam lindungan Allah, serta

menjadikan amal perbuatannya diterima oleh Allah, hal ini sesuai dengan

perkataan Ibnu Abbas dalam menjelaskan Ayat di atas, serta ia akan mendapatkan

pahala yang banyak sekali. Kedua, Allah akan mengampuni dosanya, disebabkan

karena ia selalu memegang teguh (istiqamah) dalam ucapan maupun perbuatan.43

Allah memerintahkan kepada kaum mukminin untuk bertakwa kepada-

Nya dalam seluruh kondisi mereka, lahir dan batin berkata benar, yaitu

perkataan yang sejalan dengan yang benar atau mendekati kebenaran disaat

sesuatau yang menyakinkan itu udzhur (sulit dipastikan), berupa bacaan, dzikir

amar ma’ruf, maksimal, mempelajari ilmu dan mengajarkanya untuk

memperoleh yang tepat dalam masalah-masalah ilmiah, dan menempuh setiap

jalan yang dapat mengantarkan kesana dan setiap sarana yang membantu

untuknya.

Dari penjelasan ayat diatas, sangat penting menjaga lisan, agar terhindar

dari kesalahan yang disengaja, maupun tidak disengaja, karena lisan ibarat

harimau kejam yang siap memangsa korbanya, maka diperlukan berhati-hati

dalam berbicara dan bertindak, karena manusia akan selamat bila menjaga

lisannya. Perkataan yang benar adalah perkataan yang lembut dan santun dalam

berbicara kepada orang lain dan perkataan yang mengandung nasihat dan

bimbingan kepada apa yang lebih maslahat.

______________

43 Syaikh Mahmud, Asbabun Nuzul, (Solo: Zam-Zam, 2014), hal. 365.

Page 45: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

34

Dalam hal ini, ada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah

berisi tentang anjuran untuk selalu berkata yang baik atau diam sebagai solusi

yang bijaksana dalam menghindari segala kesalahan kepada orang lain, yang

berbunyi:

Artinya: diriwayatkan dari Abi Hurairah, bahwasanya Rasulallah bersabda:

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang

baik, atau diam saja. (HR: Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis ini ada pernyataan tentang keimanan seseorang kepada Allah

dan hari Akhir dikaitkan dengan pentingnya menjaga lisan, supaya berhati-hati

menggunakannya, karena efeknya sangat luar biasa, berapa banyak orang yang

hancur dikarenakan mulutnya yang tidak dijaga, hubungan persaudaraan pecah

gara-gara lisan yang tidak terarah, jabatan tersingkir karena omongan yang tidak

dipikir.44

C. Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam Meminimalisir Cerak Pantang

Masyarakat pedesaan terikat kepada adat, budaya setempat, agama yang

dianut, sopan santun, akhlak yang mengatur hubungan antara satu dengan yang

lain. Dijadikan pegangan dalam kehidupan masyarakat, mereka takut melanggar

______________

44

Muhammad M, Mizanul Hikmah Kumpulan Hadist Nabi Saw Pilihan 1 (Pejaten-

Nur Al-Huda, 2014), hal. 328.

Page 46: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

35

adat, tata krama dan akhlak yang berlaku dalam masyarakat tersebut, karena bagi

yang melanggarnya akan mendapat celaan dari masyarakat, kadang-kadang terjadi

pengucilan dari masyarakat ramai. Seolah-olah mereka hidup saling mengawasi

dan saling menasihati.45

Oleh sebab itu diperlukanya peran Tokoh Agama dan Adat dalam mencegah

masyarakat dalam melakukan hal-hal yang dilarang oleh norma dan adat, terutama

dalam perkataan yang digunakan dalam berinteraksi dengan orang-orang sekitar.46

Keterlibatan Tokoh Agama dan Adat di dalam meminimalisir Cerak Pantang

adalah:

a. Tokoh Agama dan Adat Memberikan nasihat secara langsung kepada

masyarakat yang bersangkutan agar orang tersebut meninggalkan kegiatan

yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku, yakni norma hukum, sosial,

dan agama.

b. Tokoh Agama dan Adat membicarakan atau mensosialisasikan dengan

masyarakat yang bersangkutan untuk meninggalkan perkataan yang

melanggar norma dan adat.

c. Langkah yang terakhir, Tokoh Agama dan Adat memberikan sangsi

kepada masyarakat yang melanggar aturan yang diberikan. Usaha

menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan

dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran.

Guna untuk menahan kelakuan buruk yang sering dilakukan atau

pemyebab timbulnya peristiwa buruk yang lebih hebat baik di dalam

keluarga dan dalam lingkungan sosial, seseorang harus menaati peraturan

dan tata cara yang berlaku.

______________

45 Abdul Aziz, Psikologi Agama Ajaran Muslim Pancasila.( Jakarta: Sinar Baru 1998)

hal 28

46

Soepomo, Bab-Bab Hukum Adat, (Jakarta: Pradya Paramita, 1977), hal.75.

Page 47: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

deskriptif, metode deskriptif adalah penilaian terhadap masalah-masalah berupa

fakta-fakta dari suatu populasi, yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau

pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur. Tujuan dari

penelitian deskriptif adalah menjawab pertanyaan dari objek yang diteliti.47

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat

kualitatif. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang

menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan

tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.48

Penelitian ini dilakukan untuk menggali informasi agar dapat menemukan

penjelasan mengenai Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam Mencegah

Penggunaan “Cerak Pantang” Pada Masyarakat (Studi Deskriptif Pada

Masyaraakat Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo Lues).

B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo

Lues, meliputi 3 desa sebagai obyek penelitian yaitu: Desa Remukut, Desa Tetingi

dan Desa Kuning Kurnia.

______________

47 Etta Mamang Sengaji Sopiah, Metode Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian,

(Yogyakarta: Andi, 2010), hal. 21.

48 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 166.

Page 48: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

37

Ada beberapa hal yang membuat peneliti memilih desa tersebut adalah, di

pilihnya desa Remukut karna desa ini merupakan tempat tinggal peneliti, sehingga

peneliti lebih paham terhadap desa ini. Sedangkan di pilihnya desa Kuning Kurnia

karna desa ini merupakan salah satu desa yang maju di Kecamatan ini. Sedangkan

desa tetingi merupakan desa yang tidak termasuk desa terbelakang juga tidak

termasuk desa yang maju dia berada diantara keduanya. Kemudian peneliti juga

relatif sering ke desa ini sehingga lebih paham desa ini dibandingkan desa-desa

lain.

Adapun sumber data yang dipilih disetiap desa berjumlah 18 orang dengan

perincian desa Remukut enam orang, dua orang tokoh Agama, dua orang tokoh

Adat dan dua orang masyarakat, begitu juga dengan desa Tetingi, dua orang orang

tokoh agama, dua orang tokoh Adat, dua orang masyarakat. Juga dengan desa

Kuning Kurnia berjumlah, dua orang tokoh Agama, dua orang tokoh Adat, dan

dua orang masyarakat.

Kriteria sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tokoh Agama dan Adat.

2. Mampu menjelaskan tentang Cerak Pantang.

3. Memiliki pemahaman tentang Cerak Pantang.

Sumber data adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh

pewawancara.49

Pemilihan sumber data dilakukan dengan tehnik purposive

sampling yaitu penentuan sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu,

______________

49 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi Ekonomi Kebijakan Publik dan Ilmu

Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 111.

Page 49: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

38

misalnya orang tersebut adalah orang yang dianggap yang paling tahu tentang apa

yang diharapkan oleh penulis.50

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau langkah-langkah peneliti

untuk mendapatkan data penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian ini

melalui:

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan alat indera.51

Observasi atau pengamatan yaitu

pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak

mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Berdasarkan keterlibatan pengamatan dalam

kegiatan-kegiatan orang yang diamati dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Observasi partisipan (participant observation)

Dalam observasi partisipan, pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh subjek yang diteliti atau yang diamati, seolah-olah

merupakan bagian dari mereka.

b. Observasi tak partisipan (non-participant observation)

Dalam observasi ini pengamat berada di luar subjek penelitian yang

diamati dan tidak dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.52

Dalam

______________

50 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, R&D (Bandung: Alfabeta, 2013),

hal. 85.

51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktis), (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), hal. 134.

52 Soehartono Irawan, Metode Penelitian Sosial Suatu Tehnik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 69-70.

Page 50: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

39

penilitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan karena peneliti tidak

ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh informan, tetapi hanya

melihat dan mengamati kegiatan yang mereka jelaskan tentang Cerak Pantang .

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung. Wawancara sebagai bahan untuk mendukung atau penambahan data

dari proses observasi yang terdiri dari dua belah pihak yaitu pewawancara dan

terwawancara.53

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan

menggunakan telepon.

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Wawancara ini digunakan sebagai tehnik pengumpulan

data, peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

informasi. Di samping instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka

pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,

gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu memudahkan proses

wawancara.

b. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

______________

53 Husaini Usman Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2004), hal. 57.

Page 51: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

40

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.54

Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan wawancara terstruktur, dimana peneliti berpedoman kepada

pertanyaan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk mendapatkan data

yang dibutuhkan.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah kritis dalam penelitian. Analisis

data disebut juga pengalohan data dan penafsiran data. Analisis data adalah

rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokkan, penafsiran agar sebuah

fenomena memiliki nilai sosial, dan ilmiah. Data dalam penelitian kualitatif terdiri

dari deskripsi tentang fenomena (situasi, kegiatan, peristiwa) baik berupa kata-

kata, angka maupun yang hanya bisa dirasakan.55

Analisis data juga dilakukan

sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian yang bertujuan untuk memberikan

gambaran cukup menyajikan tabel tunggal dengan jumlah dan persentase untuk

setiap kategori.

Dalam penelitian ini, model analisis data yang di gunakan adalah dengan

merujuk model yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono,

yaitu interactive model yang mana komponen kerjanya meliputi data reduction

(reduksi data), data display (penyajian data), conclusion drawing/verification.56

______________

54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, R&D (Bandung: Alfabeta, 2013),

hal. 130-140.

55 Imam Suprayoga, Tabroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003), hal. 191.

56 Sugiyono, Metode Penulisan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2009), hal. 246-252.

Page 52: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

41

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan membuang yang tidak

perlu dari data yang diperoleh dari lapangan. Kegiatan mereduksi data dilakukan

setelah memperoleh keseluruhan data dari lapangan baik dari hasil wawancara,

maupun perolehan data dokumentasi. Setelah diklarifikasi masing-masing,

kemudian diringkas hal-hal yang pokok agar mudah dipahami, sesuai dengan

fokus penelitian, maka peneliti akan mereduksi data menjadi beberapa catatan dari

hasil temuan data lapangan yang sesuai dengan rumusan penelitian.

2. Penyajian data

Setelah reduksi data selesai, langkah selanjutnya adalah menyajikan data

yang diperoleh dari berbagai sumber di lapangan. Penyajian data dilakukan

dengan membuat pola, atau sejenisnya dari fokus masalah penelitian, menyusun

kalimat dalam bentuk narasi serta menghubungkan antara tujuan penelitian yang

satu dengan yang lainnya terkait pertanyaan pokok penelitian yang telah

dirumuskan.

3. Conclusion drawing/verification (Penarikan kesimpulan)

Kesimpulan awal akan berubah seiring dengan ditemukan bukti-bukti baru

dalam penyajian data. Jika data yang diperoleh sudah mencukupi untuk menjawab

rumusan masalah, maka akan segera dicukupkan. Kemudian menulis kesimpulan

masing-masing dari setiap pertanya an pokok penelitian tentang Peran Tokoh

Agama dan Adat Dalam Mencegah Penggunaan “Cerak Pantang” Pada

Page 53: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

42

Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyaraakat Kecamatan Pantan Cuaca

Kabupaten Gayo Lues).

Adapun penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku

Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry

Banda Aceh yang dikeluarkan pada tahun 2013 dan arahan yang diperoleh penulis

dari pembimbing selama proses bimbingan skrpsi ini.

Page 54: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pantan Cuaca Kabupaten Gayo

Lues, yang meliputi 3 desa yaitu: Desa Remukut, Desa Tetingi dan Desa Kuning

Kurnia. Pantan Cuaca adalah salah satu Kecamatan yang berada di Gayo Lues

yang terletak di lereng pengunungan dekat dengan Kawasan Ekosistem Leuser

(KEL), isi utama di wilayah fokus ini adalah melindungi hutan yang tersisa.

Pantan Cuaca ditetapkan sebagai Kecamatan terbaik tingkat Kabupaten

Gayo Lues pada tahun 2019 yang kemudian disusul oleh Putri Betung sebagai

Kecamatan Terbaik Kedua, Blangkejeren sebagai Kecamatan terbaik ketiga dan

Kuta Panjang Kecamatan terbaik keempat. Penetapan Kecamatan terbaik tersebut

ditandai dengan penyerahan plakat dan sertifikat pada malam resepsi HUT ke-74

yang berlangsung di Balai Musara Blangkejeren.57

a. Letak Geografis Lokasi Penelitian

Secara geografis Kabupaten Gayo Lues berada pada 96o 43’ 24” – 97o 55’

24” BT dan 3o 40’ 26” – 4o 16’ 55” LU. Kabupaten Gayo Lues di sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Langkat Provinsi

Summatera Utara. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya,

Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Selatan. Di sebelah utara berbatasan

dengan Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Timur dan Kabupaten Nagan Raya serta di

______________ 57

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Gayo Lues Dalam Angka 2020, (Gayo Lues: Badan

Pusat Statistik Kabupaten Gayo Lues, 2020), hal. 4.

Page 55: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

44

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Tenggara dan

Aceh Barat Daya.58

Untuk lebih jelasnya tentang jumlah kecamatan, luas dan ibu

kota dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.1

Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Gayo Lues

No Nama Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (km2)

1 Kuta Panjang Kuta Panjang 269,53

2 Blang Jerango Buntul Gemuyang 382,42

3 Blangkejeren Blangkejeren 166,85

4 Putri Betung Gumpang 996,85

5 Dabun Gelang Badak Bur Jumpe 444,71

6 Blang Pegayon Cinta Maju 272,18

7 Pining Pining 1.350,09

8 Rikit Gaib Ampa Kolak 264,08

9 Pantan Cuaca Kenyaran 295,06

10 Terangun Terangun 671,80

Total Luas 5.549,91

Sumber : BPS Gayo Lues tahun 2020

______________ 58

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Gayo Lues Dalam Angka 2020, (Gayo Lues: Badan

Pusat Statistik Kabupaten Gayo Lues, 2020), hal. 5.

Page 56: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

45

Kabupaten Gayo Lues memiliki luas wilayah 5.549,91 km2 dimana

Kecamatan Pining merupakan kecamatan terluas yaitu 24, 33 persen wilayah

Gayo Lues. Wilayah Kabupaten Gayo Lues terletak di ketinggian 100-3000 meter

di atas permukaan laut (mdpl) dan 56.08 persen wilayahnya berada di ketinggian

1000-2000 meter di atas permukaan laut dan 43,93 persen wilayahnya berada di

kemiringan di atas 40 persen yang berupa pegunungan. Kecamatan terjauh dari

ibukota Kabupaten Gayo Lues adalah Rerebe yang menjadi ibukota Kecamatan

Tripejaya, sejauh 55 Km.

b. Kependudukan Kabupaten Gayo Lues

Munurut data BPS jumlah penduduk Kabupaten Gayo Lues pada

pertengahan tahun 2019 berjumlah 94.100 jiwa yang terdiri dari 46.487 laki-laki

dan 47.613 perempuan. Wilayah yang terbanyak jumlah penduduknya terdapat di

Kecamatan Blangkejeren yakni 28.808 jiwa, dan yang terkecil jumlah

penduduknya terdapat di Kecamatan Pantan Cuaca yakni 4.133 jiwa.59

Sumber utama data kependudukan adalah sensus penduduk yang

dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus penduduk pertama telah

dilaksanakan sejak tahun 1961. Didalam sensus penduduk pencacahan dilakukan

terhada seluruh penduduk yang berdomisili di wilayah territorial Indonesia.

Berdasarkan data BPS Kecamatan Pantan Cuaca, jumlah penduduk

Kecamatan Pantan Cuaca pada tahun 2019 adalah 3.561 jiwa. Rasio jenis kelamin

(sex rasio) di Kecamatan Pantan Cuaca tahun 2019 sebesar 105,01 dengan jumlah

______________ 59

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Gayo Lues Dalam Angka 2020, (Gayo Lues: Badan

Pusat Statistik Kabupaten Gayo Lues, 2020), hal. 5.

Page 57: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

46

laki-laki sebanyak 1.824 jiwa, dan perempuan sebanyak 1.737 jiwa. Mukim di

Kecamatan ini berjumlah 2 mukim dan 9 desa.

Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Pantan Cuaca yaitu 1

puskesmas dan 3 pustu dengan jumlah tenaga medis 9 PNS dan 12 non PNS.

Jumlah sekolah di Kecamatan Pantan Cuaca, sekolah dasar berjumlah 6 sekolah,

sekolah menegah pertama berjumlah 1 sekolah dan sekolah menegah atas

berjumlah 1 sekolah. Jumlah balai pengajian di Kecamatan Pantan Cuaca yaitu 11

balai pengajian dan 9 mesjid.60

B. Hasil Penelitian

1. Sejarah Lahirnya Cerak Pantang

Kata Pantang sudah ada sejak lama, mulai dari kakek moyang dulu, namun

yang membedakannya adalah, dahulu orang tua dan anak-anak mengetahui akan

makna Pantang sehingga jarang terdengar dan jarang diucapkan dan dilakukan.

Namun ssaat ini, baik orang tua dan anak-anak tidak lagi memahami makna

pantang tersebut, Jenis pantang ini ada beberapa: Pantang Penengonen ( Pantan

dalam Penglihatan), Pantang Kenunulen (Pantang Dalam Cara Duduk), Pantang

Pelangkahen (Pantang Dalam Gerak dan Perjalanan) dan Pantang Peceraken

(Pantang Dalam Berbicara).61

Cerak Pantang merupakan perkataan yang

memiliki makna yang tidak baik, yang bertentangan dengan norma agama dan

______________ 60

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Gayo Lues Dalam Angka 2020, (Gayo Lues: Badan

Pusat Statistik Kabupaten Gayo Lues, 2020), hal. 2.

61

Wawancara bersama bapak Ahmad, Tokoh Agama Desa Remukut, Tanggal 18

Oktober 2020 di Desa Remukut.

Page 58: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

47

adat, seperti perkataan yang bertujuan untuk mencela, perkataan kotor dan

sombong.62

Ditambahakn oleh Bapak Mukhtaruddin Cerak Pantang adalah perkataan

yang apabila diucapkan akan memiliki makna yang tabu yaitu, melanggar norma

agama, perkataan yang apabila diucapkan akan menyebabkan orang yang

mendengarnya merasa tersinggung dan sakit hati.63

Cerak Pantang di kalangan

anak muda sudah menjadi tren dalam pergaulan mereka, hal itu dapat dilihat

dalam keseharian mereka. Alasannya adalah sudah menjadi kebiasaan dalam

pergaulan jadi tidak dipermasalahkan, hal ini terjadi karena pergaulan yang tidak

baik. Bukankah etika dalam berbicara sudah diajarkan oleh orang tua sejak

dahulu, jadi perkataan yang tabu sebaiknya dihindari.64

Salah seorang tokoh adat dari desa Tetingi mengatakan bahwa adat

Pantang adalah adat yang mengatur tentang tata cara pergaulan masyarakat,

bergaul dengan baik sehingga dapat menimbulkan kenyamanan bagi semua orang.

Cerak Pantang adalah adat yang sudah lama ada dalam masyarakat, ini bermula

karna dahulu Perkataan ini diucapkan sebagai salah satu cara seseorang

mengutarakan kemarahan.65

Senada dengan pendapat di atas, bapak Ali selaku tokoh adat di kampung

Tetingi mengatakan bahwa bagi seseorang yang sulit dalam mengontrol rasa

marah akan mengeluarkan kata-kata yang kotor. Sebagai contoh orang tua yang

memarahi anaknya dengan spontan lalu mengeluarkan kata-kata yang memiliki

makna tidak baik seperti Anak Jalang (anak yang lahir diluar nikah) kata-kata ini

secara spontan diucapkan padahal anak yang dimarahi adalah anak sendiri.66

______________ 62

Wawancara bersama bapak Usmar, Tokoh Adat Desa Remukut, Tanggal 18 Oktober

2020 di Desa Remukut. 63

Wawancara bersama bapak Mukhtaruddin, Masyarakat Desa Remukut, Tanggal 18

Oktober 2020 di Desa Remukut.

64

Wawancara bersama bapak Usman, Tokoh Adat Desa Remukut, Tanggal 18 Oktober

2020 di Desa Remukut. 65

Wawancara bersama bapak Mahmud, Tokoh Adat Desa tetingi, Tanggal 19 Oktober

2020 di Desa tetingi.

66

Wawancara bersama bapak Ali, Tokoh Adat Desa tetingi, Tanggal 19 Oktober 2020 di

Desa tetingi.

Page 59: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

48

Bapak Samsul Bahri Tokoh Agama desa Tetingi lainnya mengatakan

bahwa Cerak Pantang sejak dulu sudah sering saya dengar, akan tetapi tidak

banyak orang yang berkata demikian hanya orang-orang yang salah dalam

pergaulan saja yang mudah mengeluarkan kata-kata kotor. Apalagi dunia maya

yang semakin maju demikian pula sosial media menjadi salah satu penyebab

orang berkata yang tidak baik, banyak yang tidak bisa memilah mana yang baik

dan mana yang buruk.67

Sekarang ini Cerak Pantang juga banyak diucapkan di kalangan anak-anak

dan remaja, bahkan mereka sering menngucapkan perkataan Pantang dalam

keseharian seperti anak gih mupau (anak yang bejad moralnya). Bagi mereka

perkataan ini biasa saja, namun bagi orang yang memahami akan makna Cerak

Pantang akan merasa kesal bila mendengar perkataan tersebut. Mereka tidak

mengetahui bahwa perkataan yang diucapkan itu adalah hal yang tabu dalam

masyarakat.68

2. Dampak Kalimat Cerak Pantang Terhadap Masyarakat

Sebagai perkataan yang kurang baik, maka Cerak Pantang saat ini sering

diucapkan baik di kalangan anak-anak bahkan di kalangan orang tua, sehingga

berdampak tidak baik bagi masyarakat, diri sendiri, keluarga dan merusak nama

baik kampung.69

Dalam pandangan bapak Junaidi, Cerak Pantang berarti

perkataan yang kasar dan mengandung makna yang tidak baik. Contohnya asu

(anjing), cupak ninemu (menyebutkan organ intim orang tua seseorang), kul pedel

(mengatakan seseorang itu memiliki ampela yang berisi batu krikil). Kata-kata ini

memiliki makna tidak baik, namun sering terdengar di lingkungan masyarakat.

Salah satu penyebabnya adalah seseorang merasa kesal atau marah sehingga

menjadi pemicu bagi seseorang mengeluarkan kata-kata kotor. Faktor penyebab

______________ 67

Wawancara bersama bapak Samsul Bahri, Tokoh Adat Desa tetingi, Tanggal 19

Oktober 2020 di Desa tetingi.

68

Wawancara bersama bapak Abdul Hamid, Tokoh Adat Desa Kuning Kurnia, Tanggal

20 Oktober 2020 di Desa Kuning Kurnia.

69

Wawancara bersama bapak Abdul Rasid, Tokoh Agama Desa Kuning Kurnia, Tanggal

20 Oktober 2020 di Desa Kuning Kurnia.

Page 60: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

49

lainya adalah karena seseorang memang sudah terbiasa berbicara tidak baik.

Dampaknya dalam kehidupan masyaarakat adalah dapat menimbulkan

perselisihan antara satu dengaan yang lainya.70

Ditambahkan oleh bapak Mahmud bahwa saat ini banyak jenis Cerak

Pantang, seperti anak-anak yang memanggil ko (kamu) kepada orang yang lebih

tua. Hal ini merupakan pantang dalam bertutur kata, karena kita diajarkan

bertutur kata yang lebih baik kepada orang yang lebih tua. Jenis kata Pantang

yang lain dalam pergaulan seharian-hari seperti seberu tue (penghinaan kepada

seorang wanita yang sudah lanjut usia namun belum menikah) kata ini sering

diucapkan oleh seseorang tanpa memikirkan perasaan orang yang berada di posisi

tersebut sehinnga dapat berdampak negatif bagi orang yang mendengarnya.71

Salah seorang anggota masyarakat desa Tetingi mengatakan bahwa selama

ini kita telah diajarkan untuk berbicara dengan sopan. Sebagaimana pepatah

mengatakan “kemali enti peperi, sicemak enti amat-amat” (yang pantang jangan

diucapkan. Yang kotor jangan dipegang). Karena ini dapat merusak nama baik

diri sendiri, keluarga dan kampung dimana orang tersebut tinggal. Akan tetapi

kenyataannya kata-kata ini masih sering diucapkan hingga saat ini72

Di antara dampak Cerak Pantang bagi masyarakat adalah dapat merusak

hubungan antara sesama masyarakat yang satu dengan yang lainya, karena Cerak

Pantang cenderung dapat merusak suasana hati seseorang yang mendengarnya.

Dampak lain dari Cerak Pantang adalah dipandang rendah oleh orang-orang

sekitar, karena masyarakat sekitar beranggapan bahwa si pelaku berasal dari

kelurga yang tidak memiliki etika dan akhlak yang baik.73

______________ 70

Wawancara bersama bapak Junaidi, Tokoh Agama Desa Kuning Kurnia, Tanggal 20

Oktober 2020 di Desa Kuning Kurnia.

71

Wawancara bersama bapak Mahmud, Tokoh Adat Desa tetingi, Tanggal 19 Oktober

2020 di Desa tetingi.

72

Wawancara bersama ibu Cut Mutia, masyarakat Desa Tetingi, Tanggal 19 Oktober 2020

di Desa tetingi.

73

Wawancara bersama bapak Ahmad, Tokoh Agama Desa Remukut, Tanggal 18 Oktober

2020 di tetingi.

Page 61: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

50

3. Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam Mencegah Penggunaan Cerak

Pantang Pada Masyarakat.

Tokoh agama dan tokoh adat memiliki peran penting dalam mencegah

pengucapan Cerak Pantang dalam masyarakat, sebagaimana dikatakan oleh

bapak Ahmad bahwa ada beberapa peran yang dilakukan untuk mencegah

masyarakat dalam menggunakan Cerak Pantang di antaranya sosialisasi yang

dilakukan oleh penasehat adat, yang biasanya dilakukan di masjid atau

meunasah. Ada pula program yang dilakukan seperti, ceramah singkat di

penggajian ibu-ibu, dengan tema tentang pengajian terkait Cerak Pantang.74

Hal senada juga dikatakan oleh bapak Isa, bahwa tokoh agama dan tokoh

adat selaku orang yang diberikan kepercayaan dalam memimpin desa, adalah

memberikan arahan agar program yang ada dapat dijalankan dengan baik

dibantu oleh masyarakat. Di antara langkah yang dilakukan adalah dengan

mendatangkan para ustadz untuk memberikan ceramah di masjid atau meunasah

dengan topik Cerak Pantang. Kemudian memberikan arahan kepada para orang

tua bahwa pentingnya mengajarkan kepada anak-anak agar berbicara dengan

baik dan sopan.75

Sesungguhnya banyak peran tokoh Agama dan Adat dalam mencegah

masyarakat menggunakan Cerak Pantang, salah satunya adalah membuat program

yang dapat diterima masyarakat dengan baik. Contohnya membuat pengajian rutin

setiap hari Jum’at dengan mendatangkan ustadz-ustadz dari kampung lain untuk

menberikan pencerahan tentang Cerak Pantang. Peran kami sendiri adalah

bersosialisasi kepada orang tua, agar para orang tua akan menyampaikan kepada

anak-anak mereka tentang larangan Cerak Pantang. Apabila ada salah satu

masyarakat yang cenderung berkata yang tidak baik, maka akan ada peran dari

tokoh agama dan adat memberikan nasehat secara khusus.76

______________ 74

Wawancara bersama bapak Samsul Bahri, Tokoh Agama Desa Tetingi, Tanggal 19

Oktober 2020 di Desa tetingi.

75

Wawancara bersama bapak Isa, Tokoh Agama Desa Remukut, Tanggal 18 Oktober

2020 di Remukut.

76

Wawancara bersama bapak Abdul Hamid, Tokoh Adat Desa Kuning Kurnia, Tanggal

20 Oktober 2020 di Desa Kuning Kurnia.

Page 62: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

51

Ibu Hawika menyatakan bahwa untuk antisipasi penggunaan Cerak

Pantang adalah pemberantasan sifat tercela, dimana tokoh agama atau adat

mengumpulkan semua orang tua, baik laki-laki dan perempuan di masjid atau

meunasah. Namun kegiatan ini lebih memfokuskan kepada orang tua karena

sangat diperlukan peran orang tua dalam membimbing anak-anak mereka agar

dapat berinteraksi dengan baik. Saat ini sebagian anak-anak dan remaja sangat

terganggu akhlaq meraka dalam beriteraksi. Banyak remaja yang tidak bisa

membedakan cara berinteraksi dengan orang tua dan berinteraksi dengan anak-

anak.77

C. Pembahasan

1. Sejarah lahirnya Cerak Pantang

Di dalam masyarakat Gayo Cerak Pantang lahir pada saat masyarakat

sudah meninggalkan adat istiadat yang berlaku. Cerak Pantang terlihat jelas dari

penampilan-penampilan manusia yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam

masyarakat.78

Berdasarkan wawancara dengan para tokoh agama yang

mengatakan bahwa Kata Pantang sudah ada sejak lama, mulai dari kakek moyang

dulu, namun yang membedakannya adalah, dahulu orang tua dan anak-anak

mengetahui akan makna Pantang sehingga jarang terdengar, jarang diucapkan dan

dilakukan. bagi seseorang yang sulit dalam mengontrol rasa marah akan

mengeluarkan kata-kata yang kotor, perkataan yang dapat menyakiti hati orang

lain.

______________ 77

Wawancara bersama ibu Hawika, Masyarakat Desa Kuning Kurnia, Tanggal 20 Oktober

2020 di Desa Kuning Kurnia.

78

Al-Gayoni, Tutur Gayo (Edisi 1), ( Jakarta selatan: Research Center For Gayo), hal 45

Page 63: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

52

Hal itu dapat dilihat dari tata pergaulan, Cerak Pantang merupakan tata

cara, adab, etika dan sopan santun dalam berbicara. Dalam berbicara harus

memperhatikan siapa yang diajak atau lawan bicara. Orang tua, guru, pemimpin

dan anak-anak. Sebagai salah satu contoh Cerak Pantang, orang yang bukan

suami istri berbicara di tempat tertentu sebagai layaknya suami istri berbicara

berlainan jenis dengan cara atau isi pembicaraan tidak wajar dan tidak baik. 79

Cerak Pantang menurut pandangan masyarakat khusunya masyarakat

Gayo mempunyai arti yang sangat kasar dan sangat jelek. Perkataan keji yang bisa

menyakiti hati orang lain, maka hukum menggunakanya adalah haram dan

berdosa besar. Hal ini bila tidak segera kita cegah dan kita tangani maka dapat

merusak diri sendiri dan lingkungan

Contoh dari Cerak Pantang seperti perkataan porno secara berbisik-bisik

ataupun terang-terangan. Seorang anak mengatakan perkataan yang tidak pantas

diucapkan di depan orang, seakan-akan ia mengerti hal ikhwal hubungan suami

istri, cerita porno padahal mereka masih remaja. Orang tua atau orang dewasa

membicarakan masalah-masalah porno didepan anak-anak yang belum pantas di

dengarnya atau memeluk, mencium suami istri di depan anak-anak ataupun di

depan orang lain meskipun suami istri sah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para tokoh agama yang mengatakan

bahwa, Cerak Pantang sudah lama adanya yaitu sejak nenek moyang terdahulu,

bahkan lahir pada saat masyarakat meninggalkan adat istiadat yang berlaku. Cerak

Pantang sudah terlihat jelas dari penampilan masyararakat yang tidak sesuiai

______________ 79

Ibrahim Mahmud, Syariat dan Adat Istiadat di Tanah Gayo, ( Takengon: Yayasan

Mahkamah Mahmuda,2002), hal 30

Page 64: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

53

dengan aturan. Kata ini sering diucapkan karena sebagai salah satu ungkapan rasa

kekesalan orang tua kepada anak mereka. Banyak dari anak-anak yang harus

dikasari terlebih dahulu baru akan mendengar apa yang diperintahkan orang tua

mereka. banyak orang tua, remaja, bahkan anak kecil sudah terbiasa memakai

perkataan yang kasar, keji, bahkan terasa menyakitkan ditelinga.

2. Dampak Cerak Pantang terhadap masyarakat

Manusia harus menyadari bahwa kebahagiaan hidup merupakan sebuah

tantangan, dan kebahagiaan yang bisa diraih apabila seseorang bisa

berkomunikasi dan bersosialisasi dalam lingkungan pergaulanya dengan baik.

Salah satu faktor terpenting untuk menjalin komunikasi yang baik dalam

lingkungan pergaulan adalah dengan menjauhi segala bentuk perkataan yang tidak

baik atau perkataan yang Pantang.

Temuan peneliti jika seseorang menggunaka Cerak Pantang, orang

tersebut tidak dipercaya oleh orang lain, mengecewakan orang lain, merusak nama

baik diri sendiri, keluarga dan tempat dimana seseorang tinggal. Apabila

seseorang memiliki tutur kata yang baik dan lemah lembut, maka orang-orang

yang berada di sekitar akan menghormatinya, dilihat sebagai orang yang berbudi

pekerti yang baik. Sebaliknya seseorang yang sering bertutur kata kasar, jelek,

keji akan dijauhi oleh orang-orang di sekitanya.

Dampak Cerak Pantang terhadap diri sendiri yaitu:

a. Dipandang rendah oleh orang lain

b. Merusak nama baik diri sendiri

c. Tidak diikutsertakan dalam organisasi

Page 65: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

54

d. Dicemoohkan oleh orang lain

Dampak Cerak Pantang terhadap keluarga:

a. Pelaku dianggap berasal dari keluarga yang tidak memiliki etika

b. Orang tua pelaku akan dicemoohkan

c. Dapat merusak nama baik anggota keluarga

Dampak Cerak Pantang terhadap masyarakat:

a. Dapat merusak hubungan antara sesama masyarakat

b. Merusak suasana hati anggota masyarakat yang lain.

Dari penjelasan di atas, sangat penting menjaga lisan, agar terhindar dari

kesalahan yang disengaja, maupun tidak disengaja, karena lisan ibarat harimau

kejam yang siap memangsa korbanya, maka diperlukan kehati-hatian dalam

berbicara dan bertindak, karena manusia akan selamat bila menjaga lisannya.

Perkataan yang benar adalah perkataan yang lembut dan santun dalam berbicara

kepada orang lain dan perkataan yang mengandung nasihat dan bimbingan kepada

apa yang lebih maslahat.

Berdasarkan hal di atas mencaci maki, berkata kotor, berbicara dalam hal

kemaksiatan adalah perbuatan tercela dan dilarang oleh agama, sumber utama dari

perkataan-perkataan ini adalah sifat keji dan jahat. Seseorang yang mengobrol

tanpa kendali dan tidak membatasi pembicaraanya maka nyaris tidak mungkin

tidak membicarakan kehormatan orang lain atau masuk dalam keadaan batil.80

Dapat dikatakan bahwa dampak Cerak Pantang terhadap masyarakat

adalah, dapat merusak nama baik diri sendiri, keluarga, dan tempat dimana ia

______________

80 Muhammad Idris, Adab Sopan Santun, (Madura: Penerbit Mutiara, 1999), hal 1.

Page 66: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

55

tinggal. Macam-macam dari perkataan Pantang itu seperti perkataan yang

memiliki makna untuk menggunjing, mengejek, memanggil dengan julukan jelek,

menyindir, dan berbicara yang tidak memiliki makna sama sekali, adapun faktor

yang mempengaruhi seseorang mengeluarakan Cerak Pantang adalah adat

kebiasaan, lingkungan pergaulan, asal daerah, ras, dan kondisi daerah tempat

tinggal, pendidikan dan ilmu pengetahun.

Al-Qur`an sendiri melarang umat Islam berbicara seperti hal-hal di atas,

sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Hujurat ayat 11 :

هن ول أى يكىىا خيرا ه ي قىم عسى أيهب ٱلذيي ءاهىا ل يسخر قىم ه ي

ا أفسكن ول تببزوا بٱللق ول تلوزوهي أى يكي خيرا ه ي سبء عسى ب سبء ه

لوىى بئس ٱلس ئك هن ٱلظ

ي وهي لن يتب فأول يو ١١ن ٱلفسىق بعد ٱل

Artinya: wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum

mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka yang (diolok-olokkan)

lebih baik dari mereka yang (mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-

perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, karena boleh jadi perempuan

yang (diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan yang (mengolok-olok).

Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan jangalah saling memeanggil

dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk

fisik setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah

orang-orang yang zalim.

Ayat diatas menjelaskan bahwa seorang muslim dilarang untuk mengolok-

olok orang lain, mencela dirinya sendiri dan memanggil dengan gelar buruk

karena termasuk perbutan zalim. Mengolok-olok, mencela dan memanggil dengan

panggilan buruk kepada orang lain dapat menyebabkan permusuhan sesama kaum

muslim. Ketika seseong merasa iri kepada orang lain, maka orang itu rela

melakukan apa saja hanya untuk menyenangkan hatinya. Tidak memikirkan

Page 67: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

56

perasaan orang lain, hal itu dapat merusak hati manusia dan sangat jelas semua itu

dilarang oleh Allah.

Janganlah Mengolok-olok sesama manusia lainya karena bisa jadi

seseorang yang diolok-olokan itu lebih ikhlas nuraninya dan lebih bersih hatinya

daripada orang yang menghina. Sehingga ia memiliki kedudukan yang lebih

tinggi di hadapan Allah SWT. Mencela orang lain baik dengan perkataan ataupun

perbuatan berarti mengejek dirinya sendiri, memanggil-manggil orang lain dengan

gelar-gelar yang buruk dapat menjurus kearah permusushan. Seorang muslim

yang tidak bertobat dari perbuatan tersebut maka disebut orang-orang yang zalim

oleh Allah SWT.81

3. Peran tokoh Agama dan adat dalam mencegah penggunaan Cerak Pantang

Selaku Tokoh masyarakat yang dihargai oleh orang-orang di sekitarnya

tokoh agama dan adat harus lebih tegas lagi dalam menarik perhatian

masyarakatnya agar selalu mematuhi aturan-atauran yang berlaku terutama bagi

keluarga masyarakat. Karna perkaatan Pantang tidak akan terdegar lagi. Apabila

setiap keluaraga saling menjaga ucapan, baik perkataan orang tua kepada anak

maupun sebaliknya.

Tokoh agama dan tokoh adat memiliki peran penting dalam mencegah

pengucapan Cerak Pantang dalam masyarakat, ada beberapa peran yang

dilakukan untuk mencegah masyarakat dalam menggunakan Cerak Pantang

diantaranya:

______________ 81

M. Quraish shihab, tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera hati, 2002), hal 251.

Page 68: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

57

a. Sosialisasi yang dilakukan oleh penasehat adat, yang biasanya

dilakukan di masjid atau meunasah.

b. Juga program yang dilakukan seperti, ceramah singkat di penggajian

ibu-ibu, dengan tema terkait Cerak Pantang.

c. Membuat pengajian rutin terkait dengan Cerak Pantang baik orang tua

dan anak-anak

Bagi para pelanggar aturan dapat menimbulkan bahaya yang bukan hanya

menimpa dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain, keluarga, saudara, dan

masyarakat. Misalnya anak-anak yang berkata kotor kepada orang tua maka anak

tersebut akan dianggap tidak pernah diajarkan oleh orang tuanya tentang tata cara

berbica yang baik. Maka orang-orang akan beranggapan bahwa orang tuanya telah

gagal dalam mendidik anaknya.

Sebagai tokoh agama dan adat yang memiliki kedudukan sosial dan

dihormati oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka disebut Tokoh agama dan

Tokoh adat karena telah memiliki kedudukan serta sebagai wadah pengaduan

masyarakat sekaligus sebagai penashehat bagi orang-orang disekitarnya. Karena

dianggap telah memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih tinggi tenntang

aturan-aturan yang berlaku.82

Begitu juga bagi setiap masyarakat agar dapat mentaati peraturan yang

telah diperlakukan tersebut, salah satunya adalah aturan tentang penggunaan

Cerak Pantang. Cerak Pantang berarti mengeluarkan atau menggucapkan

______________ 82

Arief Furchan, Studi Tokoh (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), hal, 11.

Page 69: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

58

perkataan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku, perkataan yang

melenceng dari ajaran islam.

Dari uraian diatas, maka peran tokoh agan dan adat dalam mencegah

penggunaan Cerak Pantang adalah membuat usaha-usaha yang dapat diterima

oleh masyarakat dengan baik, agar usaha tersebut dapat diterapkan dalam

kehidupan masyarakan. Adapun usaha-usaha yang telah dibuat oleh tokoh agama

dan adat menurut temuan penelitian adalah membuat program-program berupa

pengajian rutin, serta memberi nasehat secara khusus. Bagi pelaku yang telah

berkata tidak baik, akan diberikan nasehat-nasehat kepada setiap orang tua

selanjutnya mereka yang akan mensosialisasikan kepada anak-anak di rumah.

Mengingat pentingnya peran tokoh agama dan adat dalam mencegah

penggunaan Cerak Pantang bagi masyarakat, khususnya masyarakata Pantan

Cuaca Kabupaten Gayo Lues maka diharapkan setiap tokoh agama dan adat dapat

bersosialisasi dengan baik terhadap masyarakatnya. Mereka adalah contoh dalam

kehidupan sehari-hari terutama memberi contoh dalam bersikap, berbicara dengan

baik sesuai dengan norma agama dan adat istiadat yang berlaku.

Page 70: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Cerak Pantang adalah suatu perkataan yang memiliki makna tidak baik,

bertentangan dengan norma agama dan adat yang berlaku. Seperti

perkataan yang bertujuan untuk mencela, perkataan kotor dan sombong. Di

dalam masyarakat Gayo Cerak Pantang lahir pada saat masyarakat sudah

meninggalkan adat istiadat yang berlaku pada saat itu. Cerak Pantang

terlihat jelas dari penampilan-penampilan manusia yang tidak sesuai

dengan aturan-aturan dalam masyarakat baik atau buruknya. Kata Pantang

sudah ada sejak lama, mulai dari kakek moyang dulu, namun yang

membedakannya adalah, dahulu orang tua dan anak-anak mengetahui akan

makna Pantang sehingga jarang terdengar, jarang diucapkan dan

dilakukan. Bagi seseorang yang sulit dalam mengontrol rasa marah akan

mengeluarkan kata-kata yang kotor, perkataan yang dapat menyakiti hati

orang lain.

2. Ada beberapa dampak Cerak Pantang bagi masyarakat diantaranya:

Pertama: Dampak Cerak Pantang terhadap diri sendiri yaitu: Dipandang

rendah oleh orang lain, merusak nama baik diri sendiri, dan tidak

diikutsertakan dalam organisasi dan dicemoohkan oleh orang lain.

Kedua: Dampak Cerak Pantang terhadap keluarga: Pelaku dianggap

berasal dari keluarga yang tidak memiliki etika, Orang tua pelaku akan

dicemoohkan, dan dapat merusak nama baik anggota keluarga.

Page 71: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

60

Ketiga: Dampak Cerak Pantang terhadap masyarakat: dapat merusak

hubungan antara sesama masyarakat, dan Merusak suasana hati anggota

masyarakat yang lain.

3. Tokoh agama dan tokoh adat memiliki peran penting dalam mencegah

pengucapan Cerak Pantang dalam masyarakat. Ada beberapa peran yang

dilakukan untuk mencegah masyarakat dalam menggunakan Cerak

Pantang diantaranya: Pertama: Melalui sosialisasi yang dilakukan oleh

penasehat adat, yang biasanya dilaksanakan di masjid atau meunasah.

Kedua: Ceramah singkat untuk penggajian ibu-ibu, dengan tema tentang

Cerak Pantang. Ketiga: Juga membuat pengajian rutin terkait dengan

Cerak Pantang untuk orang tua dan anak-anak.

B. Saran-Saran

1. Tokoh Agama dan Adat selaku orang yang dihormati di dalam lingkungan

sosial, hendaknya menjadi panutan yang baik di lingkunganya. Membuat

aturan yang tegas terkait dengan adat khusunya adat Cerak Pantang agar

masyarakat menghindari perkataan tersebut.

2. Untuk masyarakat yang peduli terhadap adat, harus menghindari perkataan

yang melenceng dari norma yang berlaku, karena itu Cerak Pantang harus

dihindari karena berdampak negatif tidak hanya bagi diri sendiri akan

tetapi juga berdampak negatif bagi orang-orang di sekitar.

3. Kepada mahasiswa/i FDK UIN Ar-Raniry Prodi Bimbingan Konseling

Islam Khususnya dari dataran tinggi Gayo dapat memahami makna Cerak

Page 72: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

61

Pantang dengan baik agar perkataan tersebut tidak terbawa ke daerah lain

karna dapat merusak nama baik diri sendiri.

Page 73: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

62

DAFTAR PUSTAKA

Ardiasnysah Danus, Hakikat Pesan Dalam Komunikasi, uinsby. cademia. Edu.

Badruzaman Ismail Sanusi, Sejarah Majelis Adat Aceh, Hak Penerbitan Pada

Majlis Adat, 2012.

Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, Jakrata: Kencana, 2005.

Bahry Rajab, Kamus Umum Bahasa Gayo-Indonesia, Penerbit dan Percetakan:

Balai Pustaka, 2011.

Baihaqi AKK dkk, Bahasa Gayo, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978.

Departemen Pendidkan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Etta Mamang Sengaji Sopiah, Metode Penelitian Pendekatan Praktis Dalam

Penelitian, Yogyakarta: Andi, 2010.

Hamka, Tafsir Al Azhar jilid 5. Singapura: Kerajaya Printing Industries. 2003.

Husaini Usman Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:

Bumi Asara, 2004.

Ibrahim Muhammad, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Adat Gayo, Banda

Aceh: Al- Mumtaz Institute. 2013.

Ibrahim Mahmud, Mujahid Dataran Tinggi, Yayasan Maqamammahmuda

Takengon, 2007.

Imam Suprayoga Tabroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2003.

Ismail Badruzaman dkk. Sejarah Majelis Adat Aceh, Majelis Adat Aceh (MAA),

2012.

Jafar As. Upacara Adat Pengantin Gayo, Jakarta: Kebayoran Baru, 1988.

Joko Tri Prasetya, dkk. Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: PT. Rineka Karya. 1984.

Joni, Kekayaan Khazanah Adat Budaya Gayo. Tanggerang: Mahara Publishing,

2017.

Page 74: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

63

Lindawati, Pantang Larang (Pamali) Dalam Masyarakat Gayo Kecamatan

Pegasing Aceh Tengah, Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2018.

L.K Ara. Ensiklopedia Aceh, Hikayat, dan Sastra. Banda Aceh: Bima Pratama.

2008.

Mahmud Ibrahim dan Hakim Aman Pinan, Syari‟at dan Adat, Takengon: Yayasan

Maqamammahmuda, 2002.

Mahmud Ibrahim, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Adat Gayo, Banda Aceh:

Al-Mumtaz Institute.2013.

Moh, Ali Aziz, Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media 2004.

Pinan Aman Hakim, Pesona Tanoh Gayo, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah,

2003.

Sabri A dkk, Budaya Msyarakat Suku Bangsa Gayo di Kabupaten Aceh Tengah

Provinsi Daerah Istimewa Aceh, Banda Aceh, 2000.

Shabri A dkk, Budaya Masyarakat Suku Bangsa Gayo di Kabupaten Aceh Tengah

Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh.2000.

Soehartono Irawan, Metode Penelitian Sosial Suatu Tehnik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainya, Bnadung: Remaja Rosda

Karya, 2008.

Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2005.

Sulaiman Budiman, Peribahasa dan Pepatah Gayo, Jaakarta: Pusat Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan,1986.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Syukri, tesis: Budaya Sumang dan Implementasinya Terhadap Restorasi Karakter

Masyarakat Gayo di Aceh, Sumatera Utara: Universitas Sumatra Utara,

2017.

Umar Muhammad, Peradaban Aceh, Banda Aceh: Yayasan Busafat, 2006.

Page 75: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …
Page 76: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

64

DOKUMENTASI

FOTO KETERANGAN

Wawancara bersama tokoh adat

kampung Tetingi

Wawancara bersama masyarakat

kampung Remukut

Wawancara bersama masyarakat

kampung Tetingi

Page 77: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

65

Wawancara bersama masyarakat

kampung Remukut

Wawancara bersama tokoh adat

kampung Remukut

Penyerahan surat penelitian kepada

tokoh agama desa Kuning Kurnia

Page 78: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

66

PEDOMAN WAWANCARA SKRIPSI

Dengan Judul: Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam Mencegah Penggunaan

"Cerak Pantang” Pada Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat

Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues).

Nama : Liskarlina Cahaya

NIM : 160402047

Prodi : Bimbingan Konseling Islam

A. Pertanyaan Untuk Tokoh Agama dan Adat Kecamatan Pantan Cuaca,

Kabupaten Gayo Lues

1. Menurut bapak/ibu apa yang dimaksud dengan Cerak Pantang dan

bagaimana sejarah lahirnya Cerak Pantang dalam masyarakat?

2. Menurut bapak/ibu apa dampak penggunaan Cerak Pantang bagi

masyarakat?

3. Menurut bapak/ibu apa saja jenis-jenis Cerak Pantang yang

berkembang dalam masyarakat?

4. Menurut bapak/ibu, apa penyebab utama masyarakat mengeluarkan

kata-kata pantang?

5. Bagaimana peran tokoh Agama dan Adat dalam mencegah

penggunaan Cerak Pantang pada masyarakat Pantan Cuaca, kabupaten

Gayo Lues?

6. Usaha-usaha apa yang telah dilakukan dalam pencegahan penggunaan

Cerak Pantang

7. Apakah usaha-usaha tersebut berhasil dalam pencegahan penggunaan

Cerak Pantang dalam masyarakat?

8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat usaha-usaha tersebut?

Page 79: PERAN TOKOH AGAMA DAN ADAT DALAM MENCEGAH …

67

PEDOMAN WAWANCARA SKRIPSI

Dengan Judul: Peran Tokoh Agama dan Adat Dalam Mencegah Penggunaan

"Cerak Pantang” Pada Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat

Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues).

Nama : Liskarlina Cahaya

NIM : 160402047

Prodi : Bimbingan Konseling Islam

B. Pertanyaan Untuk Mayarakat Pantan Cuaca, Kabupaten Gayo Lues.

1. Apakah bapak/ibu mengetahui arti Cerak Pantang?

2. Apakah bapak/ibu, pernah mendengar seseorang yang menggeluarkan

Cerak Pantang dan bagaimana respon bapak terhadap orang tesebut?

3. Apakah ucapan ini sering dingunakan oleh masyarakat?

4. Menurut bapak/Ibu, apa penyebab masyarakat menggunakan Cerak

Pantang?

5. Menurut bapak/Ibu, apa saja yang menjadi tujuan bagi masyarakat

dalam mengikuti usaha atau program yang telah dibuat oleh tokoh

agama dan adat?

6. Menurut bapak/ibu apa dampak Cerak Pantang terhadap masyarakat?

7. Apa saja program/usaha yang telah dibuat oleh tokoh agama dan adat

dalam Mencegah penggunaan Cerak Pantang?

8. Bagaimana menurut Bapak/ibu terkait kegiatan/usaha yang

dilaksanakan para tokoh agama dan adat, apakah sesuai dengan

kebutuhan yang menjadi permasalahan?

9. Apa saja manfaat atau perubahan yang didapat dari program/usaha

tersebut?