PERAN STRATEGIS KEMASYARAKATAN PII 2009 – 2012pii.or.id/download/18_EM_Februari 2010.pdf ·...

16
MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA KEGIATAN PII BULAN BERJALAN. MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN (BK), DAN PENGURUS CABANG. DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) DAN WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF (WDE) PII Isi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE dan WDE. KONTAK: DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJO WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO SEKRETARIAT: JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980 TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663 WEBSITES : www.pii.or.id EMAIL : [email protected] [email protected] Lebih dari 40 % ekspor China dan Korea merupakan kontribusi IKM dalam negri. Di Indonesia, menurut data dari BPS, IKM kita juga menyumbangkan hampir 60 % GDP, dan menyerap sekitar 56 % dari jumlah total seluruh pekerja. Sayangnya, sebagian besar ekspor kita didominasi oleh produk-produk berteknologi rendah. Sehingga nilai tambahnya juga rendah. Bila ditelusuri sedikit lebih jauh, produk kita berteknologi rendah karena minimnya keterlibatan insinyur. Memang, dunia kepenelitian kita masih terbebani setumpuk permasalahan birokrasi dan finansial. Belum lagi kenyataan bahwa sebagian peneliti kita belum cukup mengenal teknologi yang dibutuhkan oleh IKM di daerahnya masing-masing. Sehingga sering kita dapati, hasil riset yang diperoleh dengan cucuran keringat berakhir di - hal 2 - hal 8 - hal 4 - - hal 10 - hal 11 - hal 14 TUNTUTAN PROFE- SIONALISME INDUS- TRI PENERBANGAN REVERSE ENGINEER- ING PADA PRODUK MANUFAKTUR PT DI VS “EKONOM NEO-LIB” TIGA TANTANGAN kompetensi apa saja yang diperlukan dalam profesional kedirgantaraan Di Asia, PBB pertama dengan dinding kaca dibuat di Kuala Lumpur Hingga tahun 2000, PT DI relatif berhasil melakukan transformasi teknologi, sekaligus menguasai teknologi kedirgantaraan FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY insinyur untuk industri sekunder Jembatan Lungkuh Layang Kalteng yang runtuh PERAN STRATEGIS KEMASYARAKATAN PII 2009 – 2012 Saat ini ada tiga masalah besar yang dihadapi Indonesia dan juga oleh dunia, yaitu masalah energi, pangan dan lingkungan hidup.

Transcript of PERAN STRATEGIS KEMASYARAKATAN PII 2009 – 2012pii.or.id/download/18_EM_Februari 2010.pdf ·...

MONTHLY REPORT INI BERISI LAPORAN REKAMAN KEGIATAN BULAN SEBELUMNYA DAN PENGUMUMAN/AGENDA KEGIATAN PII BULAN BERJALAN. MEDIA INI DIPERUNTUKKAN KHUSUS BAGI KALANGAN INTERNAL JAJARAN PENGURUS PUSAT PII BERIKUT DEWAN PENASEHAT, DEWAN INSINYUR, DEWAN PAKAR, MAJELIS KEHORMATAN INSINYUR DAN PENGURUS INTI BADAN KEJURUAN (BK), DAN PENGURUS CABANG. DISIAPKAN OLEH DIREKTUR EKSEKUTIF (DE) DAN WAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF (WDE) PIIIsi Sepenuhnya Menjadi Tanggung-jawab DE dan WDE.KONTAK: DIREKTUR EKSEKUTIF, RUDIANTO HANDOJOWAKIL DIREKTUR EKSEKUTIF, HERRY SUGIHARTO

SEKRETARIAT: JL. HALIMUN 39 JAKARTA SELATAN 12980TELP. 62-21 8352180-81, FAKS. 62-21 83700663WEBSITES : www.pii.or.idEMAIL : [email protected] [email protected]

Lebih dari 40 % ekspor China dan Korea merupakan kontribusi IKM dalam negri. Di Indonesia, menurut data dari BPS, IKM kita juga menyumbangkan hampir 60 % GDP, dan menyerap sekitar 56 % dari jumlah total seluruh pekerja.

Sayangnya, sebagian besar ekspor kita didominasi oleh produk-produk berteknologi rendah. Sehingga nilai tambahnya juga rendah. Bila ditelusuri sedikit lebih jauh, produk kita berteknologi rendah karena minimnya keterlibatan insinyur.

Memang, dunia kepenelitian kita masih terbebani setumpuk permasalahan birokrasi dan finansial. Belum lagi kenyataan bahwa sebagian peneliti kita belum cukup mengenal teknologi yang dibutuhkan oleh IKM di daerahnya masing-masing. Sehingga sering kita dapati, hasil riset yang diperoleh dengan cucuran keringat berakhir di

- hal 2

- hal 8

- hal 4 -

- hal 10 - hal 11 - hal 14

TUNTUTAN PROFE-SIONALISME INDUS-TRI PENERBANGAN

REVERSE ENGINEER-ING PADA PRODUK MANUFAKTUR

PT DI VS “EKONOM NEO-LIB”

TIGA TANTANGAN

kompetensi apa saja yang diperlukan dalam profesional kedirgantaraan

Di Asia, PBB pertama dengan dinding kaca dibuat di Kuala Lumpur

Hingga tahun 2000, PT DI relatif berhasil melakukan transformasi teknologi, sekaligus menguasai teknologi kedirgantaraan

FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY

insinyur untuk industri sekunder

Jemba

tan Lu

ngku

h Lay

ang K

alten

g yan

g run

tuh

PERAN STRATEGIS KEMASYARAKATAN

PII 2009 – 2012

Saat ini ada tiga masalah besar yang dihadapi Indonesia dan juga oleh dunia, yaitu masalah energi, pangan dan lingkungan hidup.

2 | ENGINEER MONTHLY | No. 40 | FEBRUARI 2010

atas kertas.

Ini berarti bahwa, di satu sisi, apa yang selama ini kita kembangkan di laboratorium ternyata belum sesuai dengan “technology demand” IKM. Di sisi lain, IKM kita yang sebagian besar terdiri dari industri rumah tangga, terseok-seok mencari solusi dengan teknologi alakadarnya. Maka, jangankan berkompetisi di ajang AFTA . Untuk menjalankan usaha tanpa serbuan China pun kita sudah sempoyongan.

Di negara maju seperti Jepang, IKM juga tidak memiliki R&D sendiri. Tetapi Jepang membangun pusat-pusat penelitian di setiap daerah. Para peneliti setempat dikerahkan untuk memberikan dukungan tekonologi kepada pelaku IKM di daerah.

Industri besar dengan pasar mancanegara yang berasal dari Jepang biasanya terdiri dari puluhan perusahaan kecil dan menengah yang menjadi kogaisya, alias anak perusahaan, alias IKM. Toyota, misalnya, didukung puluhan kogaisya seperti industri ban, industri dinamo, industri body, dan seterusnya, termasuk industri kaca mobil. Kogaisya pulalah yang telah mengantarkan Sony, Panasonic dan industri besar Jepang lainnya tampil di pentas dunia.

Pemerintah Jepang memberi perhatian yang cukup besar pada penataan SDM untuk pemberdayaan IKM-nya. Hal itu, antaralain dilakukan melalui transfer teknologi dari para peneliti kepada pelaku

industri. Peneliti familiar dengan aplikasi teknologi yang menyokong R&D IKM di daerahnya.Sehingga produk-produk IKM Jepang berhasil memiliki daya saing di pasar internasional.

Bandingkan dengan industri-industri rakyat pendukung IPTN, misalnya yang telah berganti nama menjadi PT DI. Nama berganti tetapi sistem tidak. Kuantitas maupun kualitas industri pendukung, atau yang juga disebut sebagai industri sekunder, masih agak jauh dari cukup.

Realitas ini berpengaruh secara langsung pada penjualan. Pembeli memilih produk teknologi yang memiliki dukungan suku cadang. Sebaliknya, orang akan berpikir dua-tiga kali apabila untuk membeli suku cadang saja harus inden.

Namun terlebih, industri sekunder juga berfungsi sebagai stok bahan baku bagi keperluan produksi nasional. Dan keberadaan industri sekunder agaknya tak bisa diharapkan, kecuali dari industri rakyat. Maka, adalah sebuah kewajiban bagi para engineer untuk bersama-sama “menggarap” permasalahan teknologi IKM di negri tercinta ini. Tak ada jalan lain bagi Indonesia kecuali memberikan sentuhan teknologi kepada IKM-nya, agar Indonesia bisa survive di pasar global.

Jika industri sekunder tidak diberdayakan, maka jangan harap PTDI yang menjadi kebanggaan nasional itu bisa survive, alih-alih menjadi “bayi” yang selalu minta disusui pemerintah. []

ADVERTORIAL

[ ]SALAM

Di negara maju seperti Jepang, IKM juga tidak memiliki R&D sendiri. Tetapi Jepang membangun pusat-pusat penelitian di setiap daerah

FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY | 3

[ ]LAPORAN UTAMA

WAKIL GUBERNUR Jawa Barat Dede Yusuf memastikan terjadinya musibah tanah longsor itu bukan akibat gundulnya lahan pengunungan di atas kawasan perkebunan, demikian diberitakan Indosiar, 23/02. Melainkan karena curah hujan yang tinggi dan terus menerus menguyur lahan perkebunan. Tanah pegunungan sebagai kawasan lindung menjadi labil dan longsor.

Sebaliknya, menurut Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Muhammad Hendarsyah, bencana tanah longsor Ciwidey terjadinya karena kelalaian kolektif pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah telah memiliki peta daerah rawan bencana Jawa Barat, dan Ciwidey termasuk di dalamnya. Dengan demikian, jika pemerintah taat peta, niscaya bencana itu hanya akan memakan sedkit korban.

Kementerian ESDM pun mengakui, pihaknya telah lama melansir peta itu, bahkan memberi tahu pemda setempat akan adanya potensi bahaya tanah longsor di daerahnya masing-masing. Sayang, peringatan itu tak mendapat tanggapan semestinya.

Kepala Badan Geologi Kementrian ESDM, R. Sukhyar, mengatakan, sejak Oktober 2009 pihaknya sebenarnya sudah memberikan rekomendasi terkait wilayah yang rawan terjadi bencana. Termasuk, di Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. "Rekomendasi sudah kita berikan. Bukan hanya di Jabar, tapi juga di provinsi lainnya di Indonesia."

Tragedi tanah longsor Ciwidey sebetulnya merupakan rangkaian tak terpisahkan dari banjir bandang yang menimpa Kabupaten Bandung sebelumnya. Empat hari sebelum tanah

Longsor di Bandung: Data Ada, Antisipasi Tidak

Seluruh Pengurus dan Anggota

Persatuan Insinyur Indonesia mengucapkan

turut berbelasungkawa

atas musibah longsor yang menimpa Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasir Jambu, Ciwidey,

Kabupaten Bandung,

longsor Ciwidey, empat kecamatan-Banjaran, Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot di Kabupaten Bandung dilanda banjir bandang. Ribuan rumah, termasuk 22 pabrik tekstil, tenggelam. Akibatnya, aktivitas ekonomi di tiga kecamatan itu nyaris lumpuh. Jalan raya tak bisa dilewati, kegiatan pabrik berhenti, dan karyawan libur. Jelas, kerugian materi mencapai puluhan miliar rupiah.

Seperti halnya tanah longsor di Ciwidey, banjir di Kabupaten Bandung disebabkan oleh rusaknya lingkungan, terutama lingkungan di hulu dan daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Hujan yang terus-menerus di bulan Februari serta rusaknya hutan di hulu dan DAS Citarum menyebabkan air tak terserap akar pepohonan. Dampaknya, Sungai Citarum pun tak mampu menampung limpahan air hujan tersebut.

Kepala Subbidang Pengamatan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Wawan Irawan mengatakan, Badan Geologi tiap bulannya mengeluarkan peta prakiraan potensi tanah longsor dan banjir banding yang diberikan ke seluruh Pemda di Indonesia. Data di web www.vsi.esdm.go.id. sudah menjangkau kecamatan, ujar Wawan.

TIBA-TIBA TANAH LONGSOR RAKSASA MENGHANTAM PERUMAHAN KARYAWAN DAN KANTOR PT CAKRA PERKEBUNAN TEH DEWATA (CPTD) DI DESA TENJOLAYA, KECAMATAN PASIR JAMBU, CIWIDEY, KABUPATEN BANDUNG, SELASA 23/02/10. DUA PULUH SATU RUMAH YANG DIHUNI PEKERJA PT CPDT TERTIMBUN TANAH LONGSOR, DAN 43 ORANG DI DALAMNYA TERKUBUR HIDUP-HIDUP.

4 | ENGINEER MONTHLY | No. 40 | FEBRUARI 2010

Goals: Menjadi suatu organisasi profesi insinyur yang independen, terpercaya, kreatif, inovatif, dinamis, profesional sehingga mampu menjawab tantangan pembangunan nasional

BIDANG ENERGI : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di bidang energi.

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di bidang energi

3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi energi, kerjasama Industri & Masyarakat.

BIDANG PERTAMBANGAN & SUMBER DAYA MINERAL: Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor pertambangan ; Mendorong penggunaan standar dalam setiap lini.

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam peningkatan standar keamanan, keselamatan dan keberlanjutan

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-

Industri di bidang sumber daya mineral

3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi pertambangan, kerjasama Industri & Masyarakat.

BIDANG KETAHANAN PANGAN : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor pertanian dan pangan ; Mendorong penggunaan standar dalam setiap lini.

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam pencapaian standar proses produksi dan hasilnya.

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di bidang pangan

3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi pangan, kerjasama Industri & Masyarakat

BIDANG KELAUTAN & KEMARITIMAN: Mendorong inovasi teknologi untuk

penyelesaian masalah nasional di sektor kelautan

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam kaitan standar keamanan dan keselamatan serta kesejahtaeraan rakyat.

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di bidang kelautan ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi kelautan, kerjasama Industri & Masyarakat

BIDANG INFORMASI & TELEKOMUNIKASI: Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di bidang komunikasi dan informasi.

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk

menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam pemerataan penyebaran informasi.

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri dibidang komunikasi dan informasi ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi IT, kerjasama Industri & Masyarakat

BIDANG LINGKUNGAN HIDUP & SUSTAINABLE DEVELOPMENT: Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di bidang lingkungan.

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian.

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di bidang lingkungan hidup, antara lain dalam kebijakan mengurangi kemungkinan banjir.

3. Merampungkan Sustainable Enginineering Practices Guidelines bagi para insinyur ;

Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi lingkungan, kerjasama Industri, pemda & Masyarakat

BIDANG TRANSPORTASI : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor transportasi

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam peningkatan standar keselamatan dan keamanan.

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di bidang transportasi ;

3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi transportasi, kerjasama Industri & Masyarakat dengan pengembangan UKM

PROGRAM KERJA PENGURUS PII PERIODE 2009 – 2012

Peran Strategis Kemasyarakatan

PII 2009 – 2012

FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY | 5

BIDANG PEMUKIMAN & PRASARANA WILAYAH : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor infra struktur dan perumahan

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian.

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di sektor infra struktur dan perumahan

3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi perumahan, kerjasama Industri & Masyarakat.

BIDANG KETENAGALISTRIKAN : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di bidang kelistrikan

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya pemanfaatan potensi lokal

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di bidang kelistrikan

3. Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi ketenagalistrikan, kerjasama Industri & Masyarakat.

BIDANG JASA KONSTRUKSI : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sektor jasa konstruksi ; Mendorong penggunaan standar dalam setiap lini

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam peningkatan kode etik, standar keselamatan dan keamanan serta sustainable development

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di sektor jasa konstruksi ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi jasa konstruksi, kerjasama Industri & UKM

BIDANG TEKNOLOGI & RANCANG BANGUN : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di bidang

teknologi dan rancang bangun

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya sustainable development.

2. Terbentuknya suatu net work PII-Pemerintah-Industr i di bidang rancangbangun.

BIDANG INDUSTRI KIMIA : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sub sektor industri kimia

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam pencapaian sustainable development.

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di sub sektor industri kimia ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi kerjasama Industri & Masyarakat untuk pengembangan UKM.

BIDANG INDUSTRI MANUFAKTUR : Mendorong inovasi teknologi untuk penyelesaian masalah nasional di sub sektor industri manufaktur ; Mendorong penggunaan standar dalam setiap lini

Program Measures:

1. Terselenggarannya kajian-kajian untuk menemukan solusi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan pembangunan nasional dan daerah serta keprofesian, khususnya dalam pemenuhan standar produksi dan sustainable development..

2. Terbentuknya network PII-Pemerintah-Industri di sub sektor industri manufaktur ; Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi manufaktur kerjasama Industri & Masyarakatuntuk pengembangan UKM.

BIDANG PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN CABANG & WILAYAH : Membangun Cabang

dan Wilayah ; Insinyur menjadi jaringan SDM UKMK mengatasi tantangan keinsinyuran ; Mendorong networking internasional

Program Measures:

1. Terselenggaranya roda organisasi Cabang dan Wilayah yang aktif dan berperan di daerah masing-masing.

2. Mampu meningkatkan jumlah anggota maupun pemegang SIP ; Meningkatkan jumlah Cabang dan Wilayah di seluruh Indonesia.

3. Terbentuknya Kerja sama pengembangan SDM UKMK dengan FAM:

• Terwujudnya dua UKMK binaan PII per wilayah

• terselenggaranya pelatihan start-up bisnis, minimal dua kali dalam satu kepengurusan

• terselenggaranya pameran teknologi investor gathering untuk komersialisasi hasil riset insinyur

4. Terbentuknya Pengurus Cabang PII di berbagai negara

5. Terlaksananya proyek percontohan inovasi teknologi kerjasama Industri & Masyarakat di cabang-cabang

BIDANG ADVOKASI & HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA : Menciptakan dan meningkatkan citra PII pada lingkungan legislatif, pemerintah dan, masyarakat ;

Memberikan layanan kemasyarakatan dalam bentuk advokasi ; Membangun kerjasama dengan lembaga Pemerintah dan Non-pemerintah dalam mewujudkan nilai tambah para insinyur

Program Measures:

1. Meningkatnya frekuensi komunikasi dengan legislatif, eksekutif dan media ; Meningkatnya kualitas penanganan keluhan masyarakat.

2. Terlaksananya kegiatan yang mendapatkan dukungan lembaga Pemerintah dan Non-pemeritah, dan dihadiri para stakeholder.

3. Tersosialisasikannya siar keinsinyuran dan PII kepada masyarakat

BIDANG PENGHARGAAN & AWARD : Memfasilitasi usaha penghargaan nasional karya ilmu pengetahuan, engineering dan teknologi ; Mendorong pemberian penghargaan profesi insinyur, termasuk pemberian penghargaan pada lomba insinyur cilik.

Program Measures:

1. Terselenggaranya pemberian penghargaan atas karya keinsinyuran secara berkelanjutan.

2. Meningkatnya pemberian penghargaan atas karya keinsinyuran, baik di tingkat Internasional, Regional, Nasional dan Daerah, terutama yang menjunjung kode etik keprofesian. []

6 | ENGINEER MONTHLY | No. 40 | FEBRUARI 2010

PENINGKATAN PROFESIONALISME.

Goals: Menjadi wadah pembinaan kompetensi profesi yang memiliki kesetaraan dan diakui internasional serta advokasi profesi keinsinyuran

KOMITE SERTIFIKASI

1. Penyempurnaan penyelenggaraan program Sistim Sertifikasi yang lebih efisien dan efektip

2. Perluasan lisensi/akreditasi atas program SSIP, khususnya bidang non konstruksi

3. Mendorong anggota untuk melaksanakan CPD/PKB secara berkelanjutan.

Program Measures :

1. Terauditnya SSIP PII oleh auditor Nasional dan Internasional

2. Meningkatnya dukungan BK/BKT dan Cabang

3. Meningkatnya jumlah anggota yang memperoleh Sertifikasi :

a. Jumlah SIP-PII menjadi 7.500 orang

b. Jumlah registrasi LPJK-N menjadi 5.500 orang

c. Registrasi ACPE / APEC menjadi 200 orang.

4. Diakuinya PII sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi Insinyur (BNSP) dan jumlah tersertifikasi non Jasa Konstruksi mencapai 1000 orang

5. Diakuinya PII sebagai partner Pemda dalam penerbitan Lisensi Tenaga Ahli

6. Dipenuhinya persyaratan CPD/PKB untuk perpanjangan SSIIP

KOMITE PEMBINAAN PROFESI (DIKLAT). Penyelenggaraan program pelatihan profesi.

Program Measures :

1. Terbentuknya Lembaga Diklat Profesi, dengan program yang berjadwal.

2. Tersebarnya informasi program Diklat Profesi.

3. Terjalinnya kerjasama pembinaan profesi dengan BK-BKT sebagai bagian dari CPD

4. Terjalinnya kerjasama dengan Industri dan mampu memenuhi kebutuhannya

5. Terjalinnya kerjasama dengan Pemda

dalam peningkatan kebutuhannya

6. Terselenggaranya pelatihan Insinyur sebanyak 100 program per tahun

7. Mampu mandiri dan memberi kontribusi kepada PP-PII.

KOMITE QC/ AUDIT SERTIFIKASI. Penjagaan standar kualitas proses sertifikasi sesuai persyaratan nasional maupun internasional.

Program Measures :

1. Menjaga kualitas dan kesahihan data proses sertifikasi

2. Menjaga agar memenuhi standar proses audit LPJK dan APEC Engineer / IEA

3. Mengikuti perkembangan peningkatan standar IP

4. Memberi saran sesuai perkembangan audit sertifikasi insinyur profesional, baik nasional maupun internasional

KOMITE HUBUNGAN INTERNASIONAL. Memperkuat posisi PII sebagai wakil negara Indonesia dalam berbagai upaya penyetaraan keinsinyuran internasional ; Peningkatan peran dan kerjasama PII dengan badan-badan internasional.

Program Measures :

1. Terwujudnya pengakuan terhadap PII di tataran nasional dan internasional

Peningkatan hubungan dan keaktifan pada:

• CAFEO• FEIAPdanWorkingGroupnya: Pencapaian standar Washington

Accord Sustainable Environment

• APEC Engineer / IEA, mengenaipeningkatan standar dan pengakuan SIP-PII

• AEESEAP, mengenai WashingtonAccord

• WFEO

KOMITE REGULASI & PERUNDANG-UNDANGAN. Mengupayakan terbitnya UU-Keinsinyuran dan peraturan turunannya.

Program Measures :

1. Tercakupnya seluruh kepentingan, hak dan tanggung jawab keinsinyuran dalam RUU Keinsinyuran

2. Terselenggaranya proses sosialisasi RUU Keinsinyuran.

3. Kesiapan PII untuk mengisi peran yang dinyatakan dalam RUU Keinsinyuran yang didukung:

Anggaran Dasar Legalitas & kepantasan PII sebagai

organisasi profesi Standar & Prosedur Organisasi

4. Terselenggaranya pembahasan di DPR dan diundangkannya UU IR

5. Kesiapan peraturan pelaksanaan yang diperlukan.

KOMITE KEANGGOTAAN. Penyelengaraan seminar-semiloka-lokakarya tentang pembangunan nasional yang erat kaitannya

PROGRAM KERJA PENGURUS PII PERIODE 2009 – 2012

Peningkatan Profesionalisme dan Organisasi

FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY | 7

dengan profesi insinyur, yang bermanfaat bagi anggota ; Mendorong program Beasiswa untuk pelatihan/pemagangan atau pendidik jenjang yang lebih tinggi ; Memelihara secara efisien pelaksanaan kode etikk insinyur.

Program Measures :

1. Meningkatnya frekuensi penyelenggaraan seminar keprofesian dan keilmuan yang berkualitas

2. Meningkatnya jumlah anggota:

3. Jumlah anggota menjadi 20.000 insinyur.

4. Jumlah pembayar iuran 4.500 anggota.,

5. Terselenggaranya program kerjasama dengan memanfaatkan program CSR dari perusahaan atau sumber lain

6. Berkurangnya keluhan anggota dan masyarakat mengenai ketidak patuhan dalam melaksanakan kode etik dan kode tatalaku profesi insinyur

7. Merampungkan sistem web interaktif keanggotaan, sertifikasi dan keuangan.

KOMITE HUBUNGAN PENDIDIKAN TINGGI. Membangun pengakuan sistim pendidikan Indonesia dalam rangka menyelenggarakan MRA on engineering services baik bilaeral maupun multilateral ; Memantapkan posisi PII sebagai mitra utama perguruan tinggi teknik untuk pendidikan.

Program Measures :

1. Terselenggaranya kerja sama yang baik antara PII dengan BAN dan DIKTI dalam mengupayakan keikutsertaan dalam Washington Accord

2. Terwujudnya sosialisasi kerjasama pemenuhan standar Washington Accord yang digalang FEIAP dan AEESEAP di lingkungan Perguruan Tinggi

3. Terwujudnya kerja sama dengan perti teknik untuk muatan lokal, nasional dan internasional

4. Terpenuhinya kebutuhan bisnis dan industri akan tenaga kerja Insinyur yang memiliki “enabling competency”

5. Terselengaranya Program Profesi Insinyur sesuai MOU antara PII dengan PTN.

ORGANISASI

Issues & Goals : Menyelenggarakan Good Governance dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan “fairness” , sehingga dapat memberikan layanan yang terbaik bagi anggota serta manfaat bagi bangsa dan negara

KETUA UMUM Memfasilitasi ruang kerja dengan peralatan/perlengkapan yang baik untuk mendukung seluruh kegiatan PII ; Menyelesaikan berbagai sisa kewajiban keuangan organisasi ; Mendorong Advokasi anggota

Program Measures :

1. Penyelesaian kewajiban sewa gedung jl. Halimun 39 hingga tahun 2009

2. Pemilikan gedung PII yang representatif

3. Penyelesaian kewajiban kepada LPJK

4. Penyelenggaraan Midterm CAFEO pada bulan Juni 2010

5. Membangun hubungan dengan DPR untuk proses RUU Keinsinyuran

6. Terwujudnya peran Dewan pakar dalam advokasi insinyur

SEKRETARIS JENDERAL Menyelenggarakan organisasi yang mengintegrasikan seluruh kegiatan komponen kepengurusan.

Program Measures :

1. Menjadi lebih baiknya hubungan dengan asosiasi profesi dan asosiasi badan usaha

2. Menjadi lebih baiknya, dalam frekuensi dan kualitas, hubungan PP dan PC lainnya

3. Terlaksananya sistem Organisasi, antara Kepengurusan dan Eksekutif.

4. Meningkatnya hubungan dengan dan antara BK-BKT

5. Berjalannya sistem pembayaran iuran dan pemasukan dana rutin organisasi yang memandirikan keuangan organisasi.

6. Berjalannya proses pembagian iuran keanggotaan dan biaya sertifikasi kepada BK

7. Memfasilitasi kegiatan Dewan Insinyur

DIREKTUR EKSEKUTIF

1. Mengelola kegiatan biro kesekretariatan dan kantor serta pendukung kegiatan organisasi

2. Memfasilitasi kebutuhan organisasi Ketum, Sekjen, Bendahara, Bidang, Komite, dan Dewan Pakar

3. Melaksanakan kebijakan yang diputuskan oleh Komite-Komite

4. Membangun pusat informasi dan komunikasi tentang profesi

Program Measures :

1. Terlaksana tertib organisasi kesekretariatan dan administrasi keuangan

2. Terlaksananya tertib penggunaan kantor sekretariat dengan seluruh assetnya

3. Terselenggaranya fasilitas yang diperlukan bagi kegiatan Bidang, Komite dan Dewan Pakar

4. Meningkatnya kualitas penanganan keluhan anggota dan masyarakat

5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas media bulanan Engineer Monthly

8 | ENGINEER MONTHLY | No. 40 | FEBRUARI 2010

BST Kedirgantaraan PII menggelar Aviaton Executive Breakfast Discussion, yang dilaksanakan pada 9/02/10 di Ruang Sumba, Hotel Borubudur, Jakarta. Diskusi mengangkat t ema "Mempertanyakan Ketersediaan dan Kesiapan Profesional Penerbangan Menghadapi ASEAN Single Aviation Market 2015".

Nampak hadir Dirjen Perhubungan RI Bpk. Ir. Herry Bhakti, sejumlah direksi perusahan penerbangan, dan berbagai asosiasi penerbangan lainnya. Pembicara: Ketua BST Kedirgantaraan PII, Ir. Cucuk Suryo Suprojo, MM. Diskusi dibuka oleh Direktur Eksekutif LSP Aviasi Indonesia, Capt. Toto Hadianto.

Diskusi antaralain membahas Tantangan Penerbangan Nasional; Lingkungan Strategis; dan sejumlah isu terkait Uu No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan. Pembicaraan kemudian mengarah pada kesiapan institusi pendidikan dan pelatihan penerbangan dalam proses penyediaan dan pengembangan SDM penerbangan.

Hal ini diharapkan dapat memunculkan kerjasama-kerjasama baru dan upaya-upaya terintegrasi antara regulator bersama para pelaku industri penerbangan Indonesia, mengelola faktor-faktor kunci keberhasilannya, terutama menjelang ASEAN Single Aviation Market 2015.

Ir. Cucuk Suryo Suprojo memaparkan, ada beberapa tantangan Penerbangan Nasional :

1. Persyaratan Minimal Izin Usaha Angkutan Udara

- Lima Pemilikan & Lima Penguasaan (angkutan udara niaga berjadwal).

- Satu Pemilikan & Dua Penguasaan (angkutan udara niaga tidak berjadwal & kargo).

2. Pajak Sewa Pesawat 20 %.

- Peraturan Dirjen Pajak No. : PER-62/PJ/2009.3. Harga Avtur sekitar 15 % diatas harga Internasional.

4. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan ketersediaan personil penerbangan.

5. Banyaknya tenaga kerja profesional yang bekerja pada perusahaan Asing.

6. Kemampuan lembaga Pendidikan dalam mendidik tenaga kerja Penerbangan.

7. Kebijakan Liberalisasi Penerbangan pada lima bandara di Indonesia.

Lingkungan Strategis :

ASEAN Single Aviation Market 2013 (ASC 2015).

Bunga Bank relatif tinggi. Kurs berubah-ubah. Berkembang maupun runtuhnya Perusahaan Penerbangan

besar. Kebijakan oleh Negara yang luas wilayah kecil. Beroperasinya Pesawat Super Jumbo Airbus A380.

Road Map Liberalisasi ASEAN Pada Jasa Perhubungan

Tahun 2010 mencantumkan empat sektor dari priority integration sector/PIS, yakni air travel, e-ASEAN, healthcare, dan tourism

TARGET LIBERALISASI ASEAN PADA JASA PERHUBUNGAN :

Tahun 2008-2009

Penambahan 10 sub-sektor baru Modes 1 & 2 none FEP 51 % untuk 4 PIS FEP 49 % untuk jasa Logistik FeP 49 % untuk non-PIS

Tahun 2010-2011

Penghapusan restriksi pada 4 PIS Penambahan 15 sub-sektor baru FEP 70 % untuk 4 PIS FEP 51 % untuk jasa Logistik FeP 51 % untuk non-PIS

Tahun 2012-2013

Penghapusan restriksi pada Jasa Logistik Penambahan 20 sub-sektor baru FEP 70 % untuk jasa Logistik

KITA INGIN MERUMUSKAN, KOMPETENSI APA SAJA YANG DIPERLUKAN DALAM PROFESIONAL KEDIRGANTARAAN.

YOGI SARWEDISekjen BST Kedirgantaraan PII

Tuntutan Profesionalisme Industri Penerbangan

“AVIATION EXECUTIVE BREAKFAST DISCUSSION”

FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY | 9

Tahun 2014-2015

Penghapusan semua restriksi Penambahan 20 sub-sektor baru pada 2014 Penambahan 7 sub-sektor baru pada 2015 FEP 70 % untuk semua sub-sektor jasa-jasa

Hal-hal penting berdasarkan Uu No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan : Seberapa pentingkah pengaruh ketidaksesuaian dengan undang-undang terhadap hal-hal di bawah ini :

Penyesuaian Badan Usaha yang telah memiliki izin angkutan udara niaga berjadwal & tidak berjadwal.

Terbentuknya Otoritas Bandara & Unit Penyelenggara Bandara.

Terbentuknya Lembaga Penyelenggara Pelayanan Umum. Telah siapnya Program Keselamatan Penerbangan Nasional. Telah siapnya Program Keamanan Penerbangan Nasional.

sertifikasi semua kompetensi

Direktur Eksekutif LSP Aviasi Indonesia Bpk. Capt Toto Hadianto mengatakan, peserta Aviaton Executive Breakfast Discussion mewakili tiga komponen :1. pemerintah, dal hal ini Dirjen Perhubungan Udara

2. masyarakat profesional, asosiasi airline, termasuk perbengkelan, asosiasi profesi, pilot , pengelola airport, lembaga pendidikan, banyak hadir

3. kepala komisi, yang notabene orang level dua dari badan nasional sertifikasi profesi.

Kesimpulan awal, Dirjen Perhubungan Udara dan BNSP menyatakan kesanggupan mendukung penyelenggaraan sertifikasi semua kompetensi di penerbangan. Kontennya dari Dirjen, LSP, dan asosiasi profesi tentunya. Validasi dari BNSP.

Kedua, INACA sebagai asosiasi penerbangan nasional, walau anggotanya cuma sekitar duapuluhan airline di Indonesia, menyatakan agar sertifikasi segera dilaksanakan. Sebetulnya ini bukan pertama kali INACA menyampaikan demikian. Dulu-dulu juga sudah. Artinya INACA termasuk pihak yang menginginkan terselenggaranya sertifikasi semua kompetensi di penerbangan di Indonesia.

Beberapa pihak dengan sinis mengatakan, ah, dari dulu juga begitu.

"Ya, memang," timpal Capt. Toto. "Saya juga teriak-teriak begini sejak 2003. Bunyinya juga sama, sebagaimana banyak kalangan juga demikian. Tetapi komitmen-komitmen bertambah, seiring dengan muncul-tenggelamnya berbagai permasalahan. Ditimpa oleh Eropa, lalu Amerika Serikat. Eropa kemudian membuka pintu lagi, meski buka pintunya cuma sedikit, sebetulnya. Mereka masih tetap mengkuatirkan sistem di Indonesia.

Dalam breakfast discussion ini PII memang hanya mengangkat permasalahan yang kita hadapi, dan belum sampai pada tingkat mengusulkan solusi. Tujuannya agar stakeholder mengetahui dan

memahami persoalan. Diharapkan selanjutnya akan dilanjutkan ke tingkat program, dan seterusnya. Nah, yang paling mungkin untuk melakukan fasilitasi adalah PII.

Dalam waktu dekat, atau sesegera mungkin, kita ingin merumuskan, kompetensi apa saja yang diperlukan dalam profesional kedirgantaraan. Kita ingin adanya standar kompetensi di semua profesi penerbangan. Apa yang harus dilakukan?

Dalam industri penerbangan, sebenarnya lepas dari apakah seseorang memiliki ijazah S1 atau S3, tetap harus ada standar kompetensi dalam pekerjaan yang dihadapinya. Karena belum tentu seorang profesional lulusan S3 mengetahui seluk-beluk engineering kedirgantaraan.

Di sini, kompetensi yang memadai diwujudkan melalui unit-unit kompetensi. PII di level strategis memfasilitasi, misalnya untuk menyempurnakan standar kompetensi teknisi untuk avionic, structure, atau airframe.

Koran Tempo 17/02 mempertanyakan mengapa dalam satu setengah bulan ini bisa terjadi 12 kecelakaan besar-kecil dalam penerbangan kita. Ditanyakan, kemana moral orang-orang di dunia penerbangan kita?

Sekolah tentunya bukan jawaban terakhir untuk pertanyaan tentang kecelakaan pesawat terbang. Pemberitaan mass-media pun tidak. Jawaban yang lebih konkret sebenarnya pernah datang dari institusi seperti PII, misalnya. PII-lah yang berbicara tentang sektor riil.

SEBAGAI Perusahaan jalan tol pertama di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun dan mengoperasikan jalan tol, saat ini Jasa Marga adalah leader dalam industri jalan tol di Indonesia.

PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. dengan kode bursa JSMR dalam semester I tahun 2008 membukukan peningkatan pendapatan sebesar 40% atau setara dengan Rp 1,626 triliun, dibandingkan pendapatan JSMR dalam semester I di tahun 2007 yang mencapai angka Rp 1,165 triliun.

KINERJA semester I 2008 ini lebih baik daripada yang direncanakan, dan perusahaan optimis bahwa rencana kinerja tahun 2008 dapat dicapai.

SAAT INI Jasa Marga sedang berkonsentrasi untuk membangun 5 proyek jalan tol baru yang telah dimiliki konsesinya, yaitu Bogor Ring Road, Semarang-Solo, Gempol-Pasuruan, Cengkareng-Kunciran dan Kunciran–Serpong serta 1 proyek yang merupakan penyelesaian dari jalan tol JORR yaitu seksi JORR W 2 Utara (Ulujami-Kebun Jeruk).

BERITA MITRA

10 | ENGINEER MONTHLY | No. 40 | FEBRUARI 2010

PENGANTAR:EM edisi lalu menurunkan tiga tulisan yang merupakan risalah dari pemaparan ketiga narasumber dalam presentasi/evaluasi Insinyur Profesional Utama (IPU), Mesin, yang berlangsung di kantor PII, Jakarta, 22-Januari 2010.

Ketiga paparan tersebut adalah “Proyek Sarana Distribusi Pupuk Nasional” - author: Ir. Nanang Soesetyo Soetadji ; “Pengelolaan Inovasi Dalam Manajemen Teknologi” - author: Ir. Landjono Josowidagdo ; dan “Reverse Engineering Pada Produk Manufaktur” – author: Ir. Kusnan Nuryadi.

Tulisan berikut adalah lanjutan risalah dari paparan Ir. Kusnan Nuryadi, berjudul “Reverse Engineering Pada Produk Manufaktur”. Ir. Kusnan adalah salah-seorang pendiri Bukaka Teknik Utama.

REVERSE ENGINEERING PADA POMPA ANGGUK Pumping unit atau pompa angguk (Donkey Pump) adalah produk peralatan oil and gas. Peralatan ini adalah peralatan mekanis bukan proses, sehingga memungkinkan untuk diadakan reverse engineering.

Terlebih dulu Bukaka membeli lisensi dari perusahaan Amerika, “Oilwell”. Sengaja dicari perusahaan yang hampir bangkrut untuk mendapatkan lisensi dengan persyaratan dan harga yang masuk akal.

Kemudian Bukaka mengembangkan sendiri berbagai tipe selanjutnya. Tak lupa mengajukan sertifikasi API. Di dalam API sudah terangkum semua dimensi pokok pumping unit,termasuk aspek teknik dan Quality-plan.

Pengalaman Penting Dari Pumping Unit:

Greasing System: Peletakan bearing housing & shaft harus dipertimbangkan dengan tepat. Regreasing harus mudah.

Alat proteksi : Di lapangan perlu pengaman dan alat deteksi ekstra. Sebab oli pelumas gearbox sering dicuri orang.

Penggantian gear dengan satu set gearbox yang lengkap lebih ekonomis dibanding

“ketengan”.

Pilihan komponen harus tahan karat dan kelembaban tinggi.

Value engineering harus hati-hati. Contoh: Penggantian gear type heringbone dengan double helix gear ternyata berdampak pada aspek marketing.

GARBARATA (AIRPORT BOARDING BRIDGE)Airport boarding bridge atau Garbarata adalah telescopic tunnel sebagai jembatan antara terminal dengan pesawat terbang, biasa disingkat PBB (Passanger Boarding Bridge).

Bukaka mendapat kesempatan mengikuti tender pengadaan PBB untuk Cengkareng Terminal-2. Usaha paling berat pada proyek ini adalah meyakinkan Direktorat Perhubungan Udara selaku Port authority, bahwa Bukaka sanggup membuatnya.

PBB yang existing di Cengkareng adalah merk Sin Meiwa, Jepang, yang merupakan kompetitor. Bukaka mencari produsen PBB di USA, dan menemukan merk Jetway dari Salt Lake City. Dengan demikian Bukaka bisa kerja sama mengisi tender document dan mendapat penawaran harga dari mereka.

Karena satu dan lain hal, Bukaka akhirnya merancang dan membuat PBB sendiri. Mempelajari PBB yang ada: cara kerjanya,

dimensi-dimensi pokok, interface pada terminal dan docking pada pesawat, operation manual, parts catalogue; selain pengamatan fisik.

Airtport terbaru yang menggunakan PBB Jetway ternyata Dong Muang Bangkok. Ir Kusnan terbang kesana, memburu informasi teknis dari airport authority dan sub-kontraktor.

Mulailah merancang, membuat sub-sub assembly, membuat prototype, membuat mock-up pesawat, test gerakan, dan test load.

Setelah sukses di Cengkareng, Bukaka memenangkan tender di Singapore Terminal-2, New airport Hongkong, Kuala Lumpur, China, Kanzai Airport Osaka, airtport2 kecil di Jepang, dan sejumlah kota besar di India.

Pengalaman Penting dari proyek Passanger Boarding Bridge:

Untuk merancang docking system PBB, jenis pesawat harus diketahui : Mengetahui komponen2 atau peralatan sekitar pintu yang mungkin terganggu; merevisi airport planning; mendiskusikan dengan konsultan proyek dan owner;

Banyak informasi tentang komponen yang cocok dipakai; dan komponen yang dipakai kompetitor, diperoleh dari vendor.

Saat Bukaka membuat PBB, perkembangan teknologi Frequency Inverter sudah dapat mengontrol motor AC. Starting torque-nya cukup kuat. Sementara, kompetitor masih menggunakan motor DC.

Customer satisfaction : Sukses marketing bukan karena harga murah saja. Rancangan harus membuat customer senang, sejak awal.

Selain fungsi dan performance yang baik juga craftmanship harus rapi dan artistik. Di Asia, PBB pertama dengan dinding kaca dibuat di Kuala Lumpur. Bukaka adalah pembuatnya.

Untuk menambah kepercayaan customer, Bukaka menerapkan sertifikasi ISO 9001.

(Bagian II - Tamat)

Reverse Engineering Pada Produk Manufaktur

Ir. Kusnan Nuryadi*

advertorial

DI ASIA, PBB PERTAMA DENGAN DINDING KACA DIBUAT DI KUALA LUMPUR. BUKAKA ADALAH PEMBUATNYA.

FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY | 11

PT DIRGANTARA INDONESIA (PT DI) nyaris dipailitkan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 4/09/07. Namun pada tanggal 24/10/07 keputusan pailit itu dibatalkan.

PT DI adalah industri pesawat terbang pertama dan satu-satunya – bukan hanya di Indonesia, melainkan di Asia Tenggara. Perusahaan milik Pemerintah Indonesia ini didirikan pada 26 April 1976, waktu itu dinamai PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio, dengan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.

PT DI tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga helikopter, senjata, selain menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan mesin pesawat; dan menjadi sub-kontraktor industri pesawat terbang besar di dunia, antaralain Boeing, General Dynamic, dan Fokker. Ada sejumlah pesanan dari luar negeri, antaralain dari Thailand, Malaysia, Brunei, Korea, atau Filipina.

PT DI menempati areal sekitar 125,4 Ha, terdiri dari 79,3 Ha berupa lahan dan 46,1 Ha untuk luas bangunannya. Kapasitas permesinan yang tersedia sebesar 1.214.985 Machineour, dengan fasilitas permesinan meliputi 88 mesin Computer Numerical Control (CNC), 47 mesin-mesin Touched Numerical Control (TNC), dan sekitar 445 mesin-mesin konvensional.

Bacharudin Jusuf Habibie dan para teknolog berpendapat bahwa kehadiran industri pesawat terbang modern akan memicu tumbuhnya industri-industri penunjang dan industri-industri hulu.

Dilain pihak, para ekonom, yang diwakili Prof. Wijoyo Nitisastro beranggapan bahwa industri ini hanya akan banyak menghabiskan devisa negara saja.

1998 terjadi Krisis Moneter yang menyebabkan Indonesia menjadi pasien IMF. Point pertama yang harus ditanda-tangani

oleh Presiden Soeharto di bawah kacak pinggang Michael Camdessus (Managing Director IMF) adalah: Indonesia tak boleh membiayai program-program industri pesawat terbang PT. DI.

Padahal hingga pertengahan 1990-an IPTN sudah mampu memproduksi suku cadang pesawat terbang sehingga mereka mampu mengganti suku cadang asli dengan buatan sendiri. IPTN juga mampu mengadaptasi dan mendisain sendiri peralatan dan mesinnya.

Hingga tahun 2000, PT DI relatif berhasil melakukan transformasi teknologi, sekaligus menguasai teknologi kedirgantaraan dalam hal mendesain pesawat, pengembangan, dan memproduksi pesawat komuter regional kecil-sedang. PT DI telah menjadi salah satu industri pesawat terbang terkemuka di kawasan di Asia dengan kompetensi

intinya di bidang desain pesawat, pengembangan dan memproduksi pesawat pengangkut ukuran kecil sampai menengah baik untuk sipil maupun militer.

Sayangnya, kemampuan teknologi yang telah dikuasai melalui proses pembelajaran yang panjang itu tidak didukung dengan sistem yang lengkap. Dan kelemahan sistem itu diperparah hantaman krisis 1997 yang memorak-poranakan tatanan sospol Indonesia.

Struktur terbaru PT. Dirgantara Indonesia meliputi; 6 Profits Centers, 9 unit bisnis strategis (SBU), 3 Revenue Centers, 5 Subsidiary and Corporate Function.

Profit Center mencakup CN-235 (Aircraft & Component); N-250; NC-212; Aircraft Industrial Part and Component Manufacturing; Aircraft Industrial Tool Equipment Manufacturing; dan Special Mission Aircraft

Strategic Business Units (SBU) terdiri dari Aircraft Services; Manufacturing Services; Technology & Engineering Services; Interior; Helicopter; Defence & Security System; Aerospace System; Information Technology; dan ATEC

Revenue Center : Flight Test Center; Engineering R&D Center; dan Laboratory Measurement Test []

HINGGA TAHUN 2000, PT DI RELATIF BERHASIL MELAKUKAN TRANSFORMASI TEKNOLOGI, SEKALIGUS MENGUASAI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN DALAM HAL MENDESAIN PESAWAT, PENGEMBANGAN, DAN MEMPRODUKSI PESAWAT KOMUTER REGIONAL KECIL-SEDANG.

PT DI Vs “ekonom neo-lib”

PRODUCTS PT DI: N-250, asli buatan insinyur Indonesia.

Menggunakan CAD/CAM terintegrasi, N-250 adalah pesawat propeller pertama di dunia yang menggunakan teknologi fly-by-wire.

NC-212. Pesawat lisensi dari CASA Spanyol (industri penerbangan Spanyol)

CN-235. Saat ini merupakan produk andalan PT DI, jenis pesawat paling laku di kelasnya. Terdiri dari berbagai jenis, komersil dan militer.

N-219, direncanakan terbang pada 2010

Sikumbang, produksi era Nurtanio

Belalang, produksi era Nurtanio

Kunang, produksi era Nurtanio

Gelatik, produksi era LAPIP, lisensi CEKOP Polandia (sekarang PZL)

Pesawat N-2130, dihentikan karena krisis 1998.

Helikopter NBO 105, dipergunakan secara luas di Indonesia, lisensi dari MBB Jerman

NBK 117

NBell 412, lisensi dari Bell Helicopter, AS

NAS 330 Puma, lisensi dari Aerospatiale, Perancis

NAS 332 Super Puma, Pengembangan dari Puma, lisensi dari Aerospatiale, Perancis

Torpedo SUT

12 | ENGINEER MONTHLY | No. 40 | FEBRUARI 2010

Informasi Metocean untuk Merancang Anjungan Pantai dan Lepas-Pantai

BK MESIN menggelar diskusi profesi bertajuk “Metocean Information for Coastal, Offshore Engineering Design and Operational Planning” yang dilaksanakan pada hari Kamis18/02/10 di kantor PP PII, Jakarta.

Dalam sesi pertama, pembicara Aswin Windarto mengantar dengan kriteria, parameter, dan proses metocean. Termasuk di dalamnya prediksi gelombang, arus, angin, dan pasang-surut. Kemudian Pembicara mengupas aspek meterologi dan oceanografi, biasa disingkat metocean. Dan aplikasi yang bisa digunakan untuk itu.

Ir. Aswin Windarto menguraikan juga sempat menguraikan perihal pengukuran gelombang, pengukuran kecepatan dan arah angin, temperatur, kelembaban, termasuk coastal facilities, pengeboran, rancangan kabel, jalur pipa bawah laut.

Kegiatan eksplorasi dan penambangan di sekitar pantai dan laut dapat terhambat jika cuaca berubah ekstrem. Perbedaan temperatur yang sangat signifikan pun acap terjadi, menyebabkan angin darat maupun angin laut berintensitas tinggi.

Untuk mengantisipasi maka diperlukan suatu prediksi yang memungkinkan agar resiko yang dialami tidak begitu besar. Resiko bahkan dapat dihindari setelah prediksi cuaca dilakukan. Namun, tenaga ahli yang mampu melakukan prediksi ini masih terbilang sedikit.

Anjungan

Operation Planning mencakup exploration drilling, floating production system, fixed structures, installation of offshore structures, subsea pipeline and cable design, dan coastal facilities.

Dengan kondisi lingkungan laut-dalam yang makin berat tantangannya, serta kendala ekonomis yang fluktuatif, lahirlah beragam jenis anjungan sebagai solusi dalam pengembangan ladang minyak dan gas perairan-dalam. Berbagai jenis sistem anjungan lepas pantai disesuaikan untuk kedua perairan tersebut. Mulai dari jenis terpancang (fixed platform) berikut modifikasinya, hingga jenis bangunan apung (FPSO) untuk perairan yang lebih dalam.

Beberapa jenis diantaranya adalah anjungan Mini-TLP, TLP, Spar, dan FPSO.

Campuran fluida yang dihasilkan karena bertekanan tinggi, dikirim langsung ke fasilitas pemrosesan di geladak kapal. Sedang minyak, gas, dan air dipisahkan. Hasil minyak mentah yang sudah distabilkan disimpan dalam tangki-tangki muatnya. Secara berkala dipindahkan ke shuttle tanker yang datang berkala melalui sebuah buoy atau dengan cara merapatkan kapal tanker ke dekat FPSO secara langsung.

Gas hasil produksi bisa digunakan kembali untuk meningkatkan produksi dengan teknik gas lift atau menghasilkan energi bagi keperluan di dalam FPSO itu sendiri. Sementara gas yang masih tersisa dibakar atau dimanfaatkan lagi dengan cara dikompres dan disalurkan ke daratan melalui pipeline atau diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Air dibuang ke luar kapal setelah diproses untuk menghilangkan hidrokarbonnya.

Salah-satu pengalaman fenomenal dalam perkembangan teknologi laut-dalam di Indonesia adalah dibangun dan dioperasikannya Mini-TLP A berikut Floating Production Unit (FPU)-nya di ladang Seno Barat, Selat Makasar, pada kedalaman 1.021 m. Konfigurasi struktur utamanya terdiri dari

empat kolom berpenampang bujur sangkar, dengan penambat masing-masing dua line tendon pada tiap kolomnya.

Pipeline engineering

Pembangunan pipa di bawah laut sangat tergantung dari kondisi lingkungan laut yang serba tidak pasti. Arus dan gelombang air laut merupakan faktor utama desain.

Kemudian bentuk permukaan dasar laut yang kerap berubah karena air laut juga sangat krusial. Maka, metocean data yang akurat, sifat2 tanah, pengetahuan sifat gelombang air laut, merupakan kunci penting dalam mendesain sebuah pipa di laut lepas.

Adalah memprihatinkan apabila kita sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki banyak anjungan lepas pantai tetapi tidak mempunyai SDM untuk memimpin industri pipeline. Yang selama ini terjadi adalah kita mengimpor expert untuk menjadi konsultan paling mahal dalam sebuah proyek.

Wacana untuk menghadirkan sebuah pendidikan yang spesifik mengenai pipeline engineering akan menarik, setidaknya untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri []

SALAH-SATU PENGALAMAN FENOMENAL DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI LAUT-DALAM DI INDONESIA ADALAH DIBANGUN DAN DIOPERASIKANNYA MINI-TLP A

DISKUSI PROFESI BK MESIN

FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY | 13

PT INCO: The Larger Lateritic Operation In the Word

PT Inco’s major strengths

Prepare itself to response to market requests for nickel supply

Large nickel ore resources to provides secure, long term feed

Low-cost hydroelectric power – no link to grid Option to production expansion with relatively low-cost

Aggressively pursuing cost and productivity improvements

Returning post-mining areas to their original ecosystems

Nursery has a capacity to rehabilitate 700 hectares of land annually;

Revegetated 150 hectares of post-mining area in 2007;

PT Inco restored 37 native types of vegetation to 100 hectares of rehabilitated, post-mining land

Emissions type

Before Dust (mg/nm3) 15,000; CO (ppm) 4,000

After Dust <5 ; CO <100

3 Februari 2010

Rapat koordinasi Sekjen PII

di ruang serbaguna PP-PII Jl. Halimun 39 Jakarta

4 Februari 2010

Rapat Komite Keanggotaan

di ruang serbaguna PII

8 Februari 2010

Rapat BK Kimia

di ruang serbaguna PP-PII

9 Februari 2010

BST Kedirgantaraan PII menggelar Aviaton Executive Breakfast Discussion. Tema: "Mempertanyakan Ketersediaan dan Kesiapan Profesional Penerbangan Menghadapi ASEAN Single Aviation Market 2015". Pembicara: Ketua BST Kedirgantaraan PII, Ir. Cucuk Suryo Suprojo, MM. Dibuka oleh Direktur Eksekutif LSP Aviasi Indonesia Capt. Toto Hadianto.

Tempat: Ruang Sumba, Hotel Borubudur, Jakarta.

12 Februari 2010

jam 14.00 - 16.30 di Restoran Aphrodite, Club Rasuna

Pertemuan Majelis Kehormatan PII

MAJU DAN BERKEMBANG BERSAMA MASYARAKAT

PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (Persero) Tbk merupakan salah satu produsen batubara terbesar di Indonesia. PTBA menghasilkan batubara yang berkualitas dan

terkenal di seluruh dunia PTBA menerapkan mutu kerja dan produk berdasarkan

standar internasional PTBA memiliki 3.000 karyawan berketerampilan tinggi

dan ahli di bidang batubara PTBA secara serius menerapkan prinsip-prinsip tata

kelola perusahaan yang baik PTBA berkomitmen untuk maju dan berkembang bersama masyarakat, mengelola sumber daya batubara dan memelihara lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.

advertorial

DAILY ACTIVITIES

18 Februari 2010

jam 14.00 - 17.30 di ruang serbaguna PP-PII

Seminar BK Mesin "Metrocean Design Criteria"

22 Februari 2010

Rapat Sertifikasi di kantor PII, Jl. Halimun No. 39 Jakarta

23 Februari 2010

pukul 15.00 - 17.00

Rapat LPJKN di

24 Februari 2010

Audiensi dengan Menteri Pertahanan Ir.

Audiensi dengan Prof. BJ Habibie

3 Maret 2010

Rapat BK Kimia di kantor PII, Jl. Halimun No. 39 Jakarta

14 | ENGINEER MONTHLY | No. 40 | FEBRUARI 2010

I N S T I T U T Tek nologi Bandung menganugerahkan gelar Doktor Honoris Causa untuk bidang teknopreneurship kepada Ir. Arifin Panigoro, pendiri perusahaan energi Medco Group, Sabtu (23/1) di Aula Barat Kampus ITB. Sidang Senat Terbuka ITB dipimpin Rektor sekaligus Ketua Tim Promotor, Prof Dr. Ir. Djoko Santoso MSc. Hadir antara lain pengusaha Peter sF Gonta, Anis Baswedan, Komaruddin Hidayat, Siswono Yudo Husodo, Sukardi Rinakit, Marsillam Simanjuntak, juga Bupati Merauke, John Gebze.

Ar i f in Panigoro memperoleh kehormatan itu antaralain karena kepeloporannya dalam pengembangan industri migas nasional serta etika yang diterapkannya dalam berbisnis. Sejak berdiri pada 1920, ITB hanya memberikan gelar doktor kehormatan kepada tujuh tokoh nasional : Dr. Ir. Soekarno, Dr. Ir. Sediatmo, Prof. Dr. Ir. Rooseno, Dr. Soetarjo Sigit, Dr. Ir. Hartarto Sastrosoenarto, dan Prof. Dr. Emil Salim.

Selain mempelopori pengembangan usaha jasa konstruksi pipa migas, Ir. Arifin Panigoro mendorong pengembangan padi SRI organik yang ramah lingkungan. Di bidang energi, ia mempelopori pengembangan sumber daya energi terbarukan. Antaralain melalui pengembangan industri ethanol, tenaga listrik panas bumi, hingga biomassa.

Arifin Panigoro memiliki rentang perhatian yang luas, komitmen, dan kiprah yang gigih membangun berbagai perusahaan ventura untuk memberikan bantuan permodalan kepada UMKM.

Orasi

Berikut kutipan orasi Ir. Arifin Panigoro, yang pernah menjadi Ketua Umum PII 1994-1999, berjudul "Kuasai Teknologi, Bangun Ekonomi, Tegakkan Martabat Bangsa" *:

"Prinsip-prinsip berbisnis yang baik tidak hanya menjamin kesinambungan usaha. Tapi juga meningkatkan kontribusi bagi bangsa. Kualitas kewirausahaan seseorang ditentukan juga oleh tanggung jawab sosial dan komitmennya menjalankan usaha secara beretika.

Di sini, etika mencakup keberanian untuk mendengarkan suara hati nurani, dan bertindak sesuai dengannya. Prinsip

good corporate governance berarti selalu melakukan yang benar, baik ketika ada peraturan atau tidak ada peraturan. Baik ada yang melihat maupun tidak.

Saya menerapkan sembilan prinsip dalam bisinis :

• Intuisi – Memadukan kata hati dan akal sehat

• Kesetaraan – Bersikap adil, sekalipun kepada lawan

• Kejujuran – Jujur itu langgeng

• Percaya Diri – Yakinkan diri, pengaruhi orang lain

• Jejaring – Sejuta kawan kurang, satu lawan jangan

• Tanggung-Jawab – Tunaikan kewajiban, hadapi persoalan

• Sumber Daya Manusia – Pilih yang terbaik, dan berdayakan

• Inovasi – Berkarya tanpa jeda

• Pedu l i – M enumbuhk un entrepreneurship

Saat ini ada tiga masalah besar yang dihadapi Indonesia dan juga oleh dunia, yaitu masalah energi, pangan dan lingkungan hidup. Para technopreneur Indonesia dapat melihat masalah ini sebagai tantangan, dan mengubahnya menjadi peluang.

Tantangan Pertama, di Bidang Energi.

Meskipun memiliki potensi energi melimpah, Indonesia sampai saat ini tetap belum bisa memenuhi kebutuhan energi dalam negerinya sendiri. Kebijakan Energi Nasional yang dimuat dalam Peraturan

Presiden RI Nomor 05 tahun 2006 menargetkan bahwa pada tahun 2025 sudah tercapai energy mix yang optimal.

Komposisi konsumsi energi ditetapkan sebagai berikut: minyak bumi kurang dari 20%, gas lebih dari 30%, batubara lebih dari 33%, bahan bakar nabati 5%, panas bumi 5%, energi baru dan terbarukan 5%, dan batubara yang dicairkan lebih dari 2%. Yang saya kurang mengerti, walaupun komposisi sumber energi yang diharapkan pada tahun 2025 berbeda, namun ketergantungan terhadap energi dari fosil tidak berubah dari keadaan tahun 2006.

Perlu diingat, sumber daya alam yang kini kita nikmati adalah juga “milik" generasi kita yang akan datang. Sebab itu generasi sekarang ini harus mencari cara cerdas untuk menjaga kekayaan sumber daya alam tersebut. Saya paham, kendalanya tidak ringan. Mulai dari urusan pengadaan lahan, regulasi pemerintah, pasar yang belum favorable, hingga penguasaan teknologinya.

Tapi, kalau tidak kita mulai dari sekarang juga, niscaya Indonesia akan jadi “penonton" gelombang besar yang kini tengah melanda berbagai belahan dunia. Saya tidak akan rela jika hal ini terjadi.

Tantangan Kedua, di Bidang Pangan.

Kalau tidak ada perubahan yang signifikan, pada tahun 2014 Indonesia diperkirakan akan mengimpor beras 2,4 juta metrik ton, hampir 2,5 kali dari impor tahun 2004. Peningkatan impor juga diperkirakan akan terjadi pada kedelai dan gandum. Diperkirakan pada tahun 2014 Indonesia

TIGA TANTANGAN SAAT INI ADA TIGA MASALAH BESAR YANG DIHADAPI INDONESIA DAN JUGA OLEH DUNIA, YAITU MASALAH ENERGI, PANGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP.

APRESIASIArifin Panigoro

FEBRUARI 2010 | No. 40 | ENGINEER MONTHLY | 15

akan mengimpor 2 juta metrik ton kedelai (1,5 kali impor tahun 2004), dan mengimpor 5,3 juta metrik ton gandum (1,2 kali impor tahun 2004).

Untuk keluar dari resiko ketergantungan pangan yang makin lama makin besar tersebut, Indonesia tidak punya pilihan lain, kecuali melakukan usaha besar-besaran meningkatkan produksi pangan, khususnya pangan yang selama ini dipenuhi melalui impor, seperti beras, kedelai, gandum, daging dan susu.

Dalam hal produksi biji-bijian, kemampuan produksi ini dapat ditempuh dengan mengambangkan atau menemukan jenis-jenis tanaman pangan yang memberi hasil lebih baik, menemukan beragam tanaman pangan yang bisa ditanam pada kondisi tanah yang berbeda-beda di Indonesia dengan hasil optimal, memperluas areal lahan untuk tanaman pangan, dan mengembangkan serta menerapkan metoda pertanian yang lebih produktif.

Tantangan Ketiga, di Bidang Lingkungan Hidup.

Di Indonesia, kita menghadapi barbagai masalah lingkungan yang perlu mendapat penanganan secara inovatif. Terutama sekali deforestasi, meningkatnya lahan kritis, penanganan lahan gambut, dan masalah ketersediaan sumber daya air.

Antara tahun 1999-2005 Indonesia

kehilangan 24,1% hutannya, atau sekitar 28 juta hektar : Pembabatan hutan, legal atau ilegal untuk keperluan industri, membuka usaha pertambangan, konversi hutan untuk perkebunan dan pertanian, dan kebakaran hutan merupakan beberapa penyebab utama dari deforestasi.

Indonesia diposisikan pada peringkat ketiga emisi gas rumah kaca. Diperkirakan, luas lahan gambut di Indonesia mencapai 20,6 juta hektar atau sekitar 10,8 persen luas daratan Indonesia. Para ahli mengingatkan, emisi karbon dari lahan gambut besarnya tiga hingga empat kali lipat dibandingkan dryland. Ketika lahan gambut Indonesia mengalami kebakaran besar pada 1997 silam, misalnya, pelepasan emisi karbon mencapai 0,81 – 2,57 Gigaton.

Fenomena yang kita alami dengan lahan gambut adalah tantangan besar bagi seluruh anak negeri. Gambut yang ada harus diidentifikasi dengan pendekatan sains yang benar dan komprehensif untuk dicari lebih jauh potensi penggunaannya.Janganlah kebijakan yang melahirkan pembukaan lahan gambut, secara serampangan, kembali berulang di penjuru Tanah Air.

Sebaliknya, saya meng-encourage para ahli lingkungan, ilmuwan, dan pemangku kepentingan secara luas, untuk menyatukan diri dalam ikhtiar besar Indonesia dalam pemanfaatan lahan gambut. Agar kita tidak menjadi negara “pengekspor asap"

dan menyandang predikat sebagai salah-satu negara pelepas karbon terbesar di kemudian hari.

penutup

K ita harus menjawab ketiga tantangan di atas harus dengan tiga hal pula, yaitu: Teknologi sebagai Ujung Tombak ; Bangunan Ekonomi sebagai Cita-cita ; dan Pendidikan Berkualitas bagi Lebih Banyak Orang.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa kerjasama yang dirintis selama ini baru tahap awal. Namun kita sudah berani memulai. Seperti kata orang bijak, perjalanan yang panjang dimulai dengan satu langkah pertama. Saya juga menyadari bahwa dalam menjalin kerjasama kita akan menemui berbagai kesulitan. Namun demikian, dari kesulitan tersebut kita bisa belajar bersama.

*) Ringkasan Pidato Dr (Hc) Arifin Panigoro saat penganugerahaan Gelar Doktor Kehormatan di ITB, 23 Januari 2010.

16 | ENGINEER MONTHLY | No. 39 | Februari 2010

galeri

KETERANGAN FOTO:

Gb. 1 Lokasi Pembangunan Kantor Sekretariat PII Cilegon

Gb. 2 Rencana pembangunan kantor sekretariat PII Cilegon

Gb. 3 Tanah yang akan dijadikan lokasi pembangunan kantor sekretariat PII Cilegon

Pemberian hibah sebagian tanah dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada Persatuan Insinyur Indonesia Cabang Cilegon telah disepakati oleh para pihak. Maka akan segera ditindaklanjuti dengan mlaksanakan pembangunan kantor sekretariat PII Cilegon. Tanah yang sebelumnya juga merupakan hibah dari PT. Krakatau Steel teruntuk Fakultas Teknik Untirta itu berada di sebelah barat gedung FT. UNTIRTA.

Kantor sekretariat itu sendiri nantinya, untuk sementara, akan digunakan sebagai sekretariat bersama. Sampai PII Cilegon, PII Banten dan PII Serang memiliki gedung kantor sendiri, ketiga institusi ini akan menggunakannya bersama-sama.

“Saat ini, sudah ada izin dari Rektor UNTIRTA, walaupun masih dalam bentuk lisan. Izin tertulis baru bisa dikeluarkan jika tanah tersebut telah resmi dihibahkan oleh PT. KS kepada UNTIRTA”. Ujar Ir. Kurnia Nugraha, Ketua 3 PII Cilegon, yang juga Dekan Fakultas Teknik UNTIRTA.

“Sedangkan untuk masalah pendanaan, kami akan menyebar proposal ke beberapa industri yang berada di Kawasan Industri Krakatau Steel. Perusahaan yang telah memastikan untuk menjadi sponsor adalah PT. KS, PT. KE dan PT. KIEC”. Ujar Ir. Kurnia.

“Nantinya pintu masuk kantor sekretariat akan melalui gerbang kampus FT. UNTIRTA. Selain untuk kemudahan akses, juga untuk mempererat hubungan antara PII Cilegon dengan FT. UNTIRTA,” tambah Ir. Kurnia.

PII Cilegon rencanakan pembangunan sekretariat

1

3

2