PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP …
Transcript of PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP …
PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN KAS PADA PT. ADHI PERSADA GEDUNG (Studi
Kasus Proyek The Conexio)
Sari Widiastuti STMIK Mitra Karya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian internal penerimaan kas pada PT. Adhi Persada Gedung (Studi Kasus Proyek the Conexio). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil yang diperoleh adalah pencatatan atas pajak pertambahan nilai masukan dan pajak pertambahan nilai keluaran CV. Purnama Siwi terjadi saat penjurnalan transaksi penjualan untuk PPN Keluaran dan transaksi pembelian untuk PPN Masukan, rekapitulasi muncul akhir bulan pada buku besar masing masing akun PPN Masukan dan PPN keluaran dan menunjukan saldo masing masing akun. Kata kunci: Sistem Informasi Akuntansi, pengendalian internal
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi mendorong manusia untuk
hidup secara lebih praktis dan mudah
segala kemudahan ingin dicapai untuk
dapat menemukan kepuasan pada setiap
tindakan dalam segala bidang. Salah
satunya diantaranya muncul yang
dinamakan sistem. Sistem adalah
kelompok unsur yang erat hubungan satu
dengan yang lainnya, sehingga dengan
ada sistem dan prosedur tersebut tujuan
perusahaan dapat tercapai Mulyadi
(2016 : 160-161).
Berdasarkan pernyataan berikut,
sistem informasi akuntansi merupakan
salah satu jenis sistem yang diperlukan
oleh perusahaan dalam menangani
kegiatan operasional sehari - hari untuk
menghasilkan informasi – informasi
akuntansi yang diperlukan oleh
manajemen dan pihak – pihak yang
terkait lainnya sehubungan dengan
dengan pengambilan keputusan dan
kebijakan – kebijakan lainnya. Seperti
halnya dalam melakukan penerimaan
dan pengeluaran kas harus memiliki
sistem dan prosedur sesuai dengan
peraturan yang ada. Karena
perkembangan teknologi yang paling
nyata adalah pengembangan teknologi
komputer, dimana terdapat pihak
internal yang juga memberi pengaruh
dalam pemberian maupun penerimaan
informasi terkait dengan penerimaan
kas.
Sistem Informasi Akuntansi
merupakan sistem yang menyediakan
informasi akuntansi dari keuangan
beserta informasi lainnya yang diperoleh
dari proses rutin akuntansi. Informasi
yang dihasilkan Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) antara lain meliputi
informasi mengenai penjualan,
penerimaan kas, Pengeluaran kas, order
pembelian, penerimaan barang,
pembayaran dan penggajian. Secara
ringkas sistem informasi akuntansi (SIA)
menghasilkan informasi akuntansi yang
bermanfaat untuk mendukung kegiatan
rutin perusahaan, mendukunng proses
pengambilan keputusan sesuai dengan
pertanggungjawaban, memfasilitasi
proses perencanaan dan pengendalian,
serta menerapkan pengendalian internal.
Mulyadi (2011:8)
Sistem informasi akuntansi (SIA)
yang baik adalah sistem informasi
akuntansi (SIA) yang menghasilkan
bahan yang berharga dan akurat dalam
pengendalian internal. Sistem informasi
akuntansi (SIA) memiliki enam blok
bangunan: masukan, keluaran,
teknologi, basis data, informasi dan
pengendalian. Dengan berperannya SIA
terhadap pengendalian dari sistem
informasi akuntansi (SIA) tersebut
diperoleh informasi bagi pengelolaan
kegiatan perusahaan yang bertujuan
untuk memperbaiki informasi yang
dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan
penyajian, maupun struktur
informasinya. Sistem akuntansi tidak
hanya digunakan untuk mencatat
transaksi keuangan yang telah terjadi
saja, namun memiliki peran yang besar
dalam melaksanakan bisnis perusahaan.
Bahkan dalam bisnis utama perusahaan
tertentu, sistem informasi akuntansi
(SIA) merupakan alat yang digunakan
untuk melaksanakan bisnis utama
perusahaan salah satunya yaitu pada
perusahaan jasa konstruksi.
Peranan Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) didunia bisnis tidak
hanya merambah pada perusahaan yang
berkecimpung dibidang barang saja
tetapi juga merambah ke bidang jasa
konstruksi. Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) juga memiliki peranan cukup
besar terhadap pengendalian internal
dalam proses penerimaan kas dan
pengeluaran kas, yaitu untuk
memperbaiki pengendalian akuntansi
dan pengecekan internal dan untuk
memperbaiki tingkat keandalan
(reliability) suatu perusahaan informasi
akuntansi untuk menyediakan catatan
lengkap mengenai pertanggungjawaban
dan perlindungan kekayaan perusahaan
dan untuk mengurangi biaya klerikal
dalam penyelenggaran catatan
akuntansi.
Siatem Informasi Akuntansi
(SIA) merupaksan salah satu cara atau
sistem yang digunakan untuk
mengkontrol dan mengambil keputusan
pada setiap transaksi yang terjadi
diperusahaan. Sistem akuntansi
penerimaan kas sendiri merupakan suatu
catatan yang dibuat untuk melaksanakan
kegiatan penerimaan uang dari penjualan
tunai atau pelunasan piutang yang siap
dan bebas digunakan untuk kegiatan
umum perusahaan. Sedangkan sistem
akuntansi pengeluaran kas adalah suatu
catatan yang dibuat untuk menjalankan
kegiatan pengeluaran baik cek maupun
uang tunai yang digunakan untuk
kegiatan perusahaan.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian ini di PT.
Adhi Persada Gedung berdiri
pada 1974 yang beralamat di
South Building JL. Raya Pasar
Minggu KM. 18 Jakarta 12510-
Indonesia. Sesuai dengan objek
penelitian penulis yang
dilakukan pada Proyek The
Conexio yang beralamat di JL.
Cempaka Raya No. 15, Jati
Bening Pondok Gede, Bekasi PT.
Adhi Persada Gedung (Studi
kasus Proyek The Conexio) yang
mulai berdiri pada 02 April 2018
dan mempunyai 36 Karyawan.
PT. Adi Persada Gedung (Studi
kasus Proyek The Conexio)
bekerjasama dengan berbagai
Subcon diantaranya, PT.
Adhimix RMC, PT. Surya
Gemilang Intertrade, PT. Inteel
Steel, Dsb. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif
kualitatif. Teknik yang
digunakan untuk melakukan
analisa data yaitu mengolah dan
manganalisa data tersebut
dengan menggunakan analisa
deskriptif yang menggambarkan
karakteristik suatu masalah
dengan menggunakan data
premier dan data sekunder,
kemudian membandingkan
landasan teori yang ada pada bab
2 tentang pemasukan dan
pengeluaran kas yang diakukan
PT. Adhi Persada Gedung (Studi
kasus Proyek The Conexio), lalu
mengajukan kesimpulan yang
logis berdasarkan hasil logis
berdasarkan hasil penelitian
tersebut dan memberikan saran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian analisis ini akan
dibahas mengenai sistem informasi
akuntansi (SIA) penjualan jasa ekspedisi
yang diterapkan pada PT. Penta Prima
Trans selama periode 2015 – 2018.
Efektif atau tidaknya sistem informasi
akuntansi (SIA) terhadap pengendalian
internal yang telah dibuat oleh
perusahaan dapat dilihat berdasarkan
fungsi yang terkait dalam sistem
informasi akuntansi (SIA) penjualan jasa
ekspedisi pada PT. Penta Prima Trans.
istem Informasi Akuntansi (SIA)
Penjualan JasaPada PT. Penta Prima
Trans
Pada umumnya pendapatan
utama perusahaan berasal dari aktivitas
penjualan. Oleh karena itu penjualan
merupakan salah satu aktivitas yang
sangat penting dalam perusahaan.
Salah satu sistem informasi yang
menghasilkan informasi untuk
pengambilan keputusan adalah sistem
informasi akuntansi. Sistem informasi
akuntansi (SIA) sangat diperlukan oleh
organisasi perusahaan, karena sistem
informasi akuntansi (SIA) mengolah
data akuntansi yang berasal dari
berbagai sumber menjadi informasi
akuntansi yang diperlukan berbagai
macam pemakai untuk mengurangi
resiko pengambilan keputusan.
Pemrosesan data informasi akuntansi
dapat dilakukan secara manual atau
komputerisasi.
Sistem Pembukuan pada PT.
Penta Prima Trans bersifat sentralisasi
atau terpusat, sedangkan pembukuan
yang dilakukan PT. Penta Prima Trans
sebagai anak perusahaan hanya
mengelola data akuntansi mengenai
penjualan (sales) dan pembayaran
(finance) yang berkaitan dengan
aktivitas perusahaan tersebut.
Komponen – komponen sistem
informasi akuntansi (SIA) yang
diterapkan pada PT. Penta Prima Trans
yaitu adalah sebagai berikut :
1. Perangkat Keras(Hardware)
Perangkat keras merupakan
peralatan phisik yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan,
memasukkan, memproses,
menyimpan dan mengeluarkan
hasil pengolahan data dalam
bentuk informasiyang ada,
perangkat keras pada Penta Prima
Trans yaitu komputer, laptop,
printer, printer dot matric, outner
2. Perangkat Lunak(Software)
Software dibagi menjadi dua yaitu
: system software dan application
software yang digunakan oleh PT.
Penta Prima Trans yaitu hanya
menggunakan Microsoft Office
seperti word danexcel untuk
application software
menggunakan outlook, tracing gps
(untuk mengetahui posisi
kendaraan atau armada) dan
menggunakan e –faktur sebagai
aplikasi yang diterapkan oleh
pemerintah mengenai pajak
pertambahan nilai jasa kena pajak.
3. Manusia (Brainware)
Brainware atau sumber daya
manusia (SDM) merupakan bagian
terpenting dari komponen sistem
informasi dalam dunia bisnis yang
dikenal sebagai sistem informasi
akuntansi. Manusia yang
dimaksud adalah karyawan PT.
Penta Prima Trans, meliputi
seluruh bagian/divisi.
4. Basis Data(Data Base)
Data Base yang merupakan
kumpulan data – data yang
tersimpan, seperti file
computer/laptop dalam bentuk
backup data – data perusahaan.
5. Teknologi (Technology)
Telekomunikasi atau komunikasi
data dapat didefinisikan sebagai
penggunaan media elektronik atau
cahaya untuk memindahkan data
atau informasi dari suatu lokasi ke
satu atau beberapa lokasi lain yang
berbeda. Contohnya dengan
penggunanan Mesin Fax, Email,
Telepon, Wifi.
6. Prosedur(Procedure)
Prosedur merupakan rangkaian
aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan secara berulang – ulang
dengan cara yang sama. Prosedur
yang diterapkan pada PT. Penta
Prima Trans yaitu :Prosedur
penjualan jasa tunai dan penjualan
jasa kredit.
Dan mengenai unsur – unsur
Sistem Informasi Akuntansi, yaitu
sebagai berikut :
1. Formulir
Formulir merupakan
dokumen yang digunakan
untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering
disebut dokumen, karena
dengan formulir ini peristiwa
yang terjadi dalam organisasi
direkam (didokumentasikan)
di atas secarik kertas.
Formulir yang diterapkan
pada PT. Penta Prima Trans
untuk merekam terjadinya
penjualan jasa yaitu dengan
mengisi form SPU (Surat
Permintaan Pickup) yang
mana merupakan permintaan
dari customer maupun dari
tim marketing. Beberapa
informasi yang di dapat dari
Form SPU yaitu :
- Date dan Date PU untuk tanggal
buat SPU (biasanya setiap ada
permintaan selalu diinfo satu hari
sebelumnya, supaya armada bisa
di jadwalkan sedangkan Date PU :
penjadwalan tanggal pickup
barang customer
- Nomor SPU digunakan untuk
memudahkan CS mencatat order
yang diterima setiap harinya
- Sales catatan nama marketing yang
memberikan order
- Price mengenai harga jasa tersebut
- Custome rmerupakan identitas
customer yang meminta order
- Alamat PU , Kota adalah
alamat pickup barang tersebut.
Kota pickup barang tersebut
- PIC dan Pukul merupakan nama
customer yang bertanggung jawab
atas ordernya dan waktu pickup
- Destination merupakan tujuan
barang yang akan dikirimkan
- Colly merupakan banyak barang
- Weigh tmerupakan berat barang
- Commodity merupakan jenis
barang yang di pickup
- Mobil merupakan jenis armada
yang digunakan
- Remarkadalah catatan khusus
Dan yang di halaman
konfirmasi diisi oleh staff
operasional, yang bisa didapat dari
halaman konfirmasi yaitu :
- Nomor Polisi adalah
nomor plat armada
atau kendaraan yang
digunakan
- Supir & Tlp adalah
nama supir dan
nomor telpon aktif
kemudian diteruskan dengan
mengisi form resi atau biasa disebut
dalam lingkungan ekspedisi AWB
(airwaybill),beberapa informasi
yang di dapat dari Form AWB yaitu
:
- Nomor airwaybill atau biasa yang
disebut resi, memudahkan shipper
dan CS dalam mengecek kiriman
tersebut
- Kolom Origin dan Destinationberisi
lettercode (kode daerah) berasal dari
kota mana dan untuk dikirim
kemana
- Kolom Shipper berisi tentang
identitas customer, alamat, nomor
telpon, PIC yang bertanggung
jawab, dan tanda tangan pengirim,
dan juga berisi tanggal pickup,
nomor pol armada yang digunakan,
nama supir
- Kolom Consignee berisi tentang
nama penerima dan alamat
penerima, up (orang yang ditujukan)
- Kolom Receive berisi nama
penerima, tanggal dan waktu barang
diterima dan harus disertakan tanda
tangan
- Kolom Pieces/Colly dan Weight
berisi banyak barang dan weight
berisi berat barang
- Service atau layanan yang di
jalankan
2. Jurnal / Uang Kas Kecil
Jurnal merupakan catatan
akuntansi pertama yang
digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasikan, dan
meringkas data keuangan dan
data lainnya. Jurnal atau
pencatatan transaksi
yangditerapkandalam Penta
Prima Trans yaitucatatan
laporan pengeluaran kas
kecilharian menggunakan
metode fluktuasi (sistem
dana berubah) yaitu sistem
dana berubah ini menyatakan
bahwa jumlah nominal kas
kecil tidak ditetapkan namun
jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
Pencatatan kas kecil yang
diterapkan di PT. Penta
Prima Trans hanya
menggunakan microsoft
excel (belum menggunakan
software atau program
khusus akuntansi), biasa
disebut dengan Laporan
Uang
Beberapa informasi yang di
dapat dari Jurnal / laporan kas
kecil yaitu :
Tanggal transaksi, awb atau
nomor resi, request (yang
menerima kas keluar dan
yang memberi kas masuk),
jumlah pemasukan, jumlah
pengeluaran dan total yang
sudah masuk dan
dikeluarkan.
3. Laporan Monitoring Invoice
Laporan monitoring invoice
berisi informasi yang
merupakan keluaran sistem
akuntansi atau pencatatan
transaksi penjualan tunai dan
penjualan kredit. Berisi
informasi mengenai nama
perusahaan, nomor invoice,
nomor faktur pajak, TOP
(term of payment), Date
Invoice, Nomor Resi
(Airwaybill), Tantrim Date,
Harga (Price/Unit), PPN
(VAT10% untuk pengiriman
via darat dan VAT1% untuk
pengiriman via udara),
Jumlah (Amount), Tanggal
Bayar (Date Paid), PPh 23
(2%), Biaya Klaim, Admin
Bank, Jumlah yang dibayar
(Paid), Outstanding,
Keterangan. Laporan
monitoring invoice gabungan
dari laporan bulanan selama
satu tahun yang
menghasilkan total
pendapatan perusahaan, total
PPN yang harus dibayarkan
setiap bulannya di tgl 10
bulan berikutnya dan
pendapatan bersih setelah
dipotong PPh 23 (2%), biaya
klaim dan biaya admin
(sebelum dipotong biaya hpp
yaitu biaya vendor atau uang
jalan) laporan ini bertujuan
untuk mengontrol penjualan
perusahaan yang sudah
terbayar atau belum dibayar.
4. Laporan Keuangan
Laporankeuangan berisi
informasi yang merupakan
keluaran sistem akuntansi.
Laporankeuangan dapat
berbentuk hasil cetak
komputer dan tayangan pada
layar monitor komputer.
Hasil akhir proses akuntansi
adalah laporan keuangan
yang dapat berupa neraca,
laporan rugi laba. Laporan
yang diterapkan pada Penta
Prima Trans menggunakan
microsoft excel yang mana
dalam laporan laba rugi
terdapat laporan penjualan
A/R (yang meliputi penjualan
per customer yang
dirangkum selama 1 bulan
dan dirangkum selama 1
tahun), penjualan retail
(pendapatan muatan balik
dari daerah), Harga Pokok
Penjualan Jasa (meliputi
biaya vendor, biaya pickup,
biaya sewa armada,
BBM/Transport, biaya
asuransi, biaya kirim surat,
biaya entertaint, biaya
project, dan biaya lain – lain
project), serta expense atau
biaya administrasi dan umum
(maliputi biaya gaji, uang
makan bulanan, lemburan,
intensif kehadiran, biaya
telpon, fax, internet, listrik,
air, biaya kawalan marina,
biaya perlengkapan kantor,
biaya transport atau
perjalanan umum, biaya
pulsa, biaya rumah tangga,
biaya sewa kendaraan, biaya
pemeliharaan kantor, biaya
pengurusan surat STNK dan
KIR, Biaya Penghasilan 21
(PPH 21), biaya Pajak
Penghasilan Final (1%),
biaya sumbangan, biaya
administrasi, biaya bunga
pinjaman, biaya lain –
lain).Laporankeuangan yang
di terapkan PT. Penta
PrimaTrans bersifat
sentralisasi (dikelola oleh
accounting pusat), PT. Penta
PrimaTrans hanya
menyediakan sebuah data
akuntansi untuk diolah
menjadi laporan keuangan
Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Jasa Tunai
Aktivitas penjualan tunai
adalah aktivitas yang mewajibkan
pembeli membayar harga jasa
ekspedisi sebelum barang di
delivery atau setelah barang
diterima oleh pihak penerima,
kemudian pembayaran dicatat oleh
admin.billing yang selanjutnya
diserahkankepada administrasi dan
keuangan. Untuk menjalankan
sistem informasi akuntansi
penjualan jasa tunaimaka sistem
informasi akuntansi ini melibatkan
beberapa fungsi, adapun fungsi
tersebut adalah:
1) Fungsi Penjualan dipisah dari
fungsi kas, dimana fungsi
penjualan dipegang oleh
bagian adm. billing dan fungsi
kas dipegang oleh bagian
administrasi dan keuangan.
Pemisahan ini mengakibatkan
setiap penerimaan kas dari
penjulan tunai oleh dua fungsi
yang saling mengecek.
2) Fungsi Akuntansi dipisah dari
fungsi penjualan dan fungsi
kas. Dimana dalam fungsi
akuntansi dipegang langsung
oleh oleh bagian akuntansi
dan untuk fungsi penjualan
dipegang oleh bagian admin
billing dan fungsi kas
dipegang oleh bagian
administrasi dan keuangan.
Dalam sistem pengendalian
intern diharuskan pemisahan
fungsi operasi (penjualan),
fungsi penyimpanan (fungsi
kas), dan fungsi akuntansi
yang melaksanakan
pencatatan penerimaan kas.
Hal ini dimaksudkan agar
tidak terjadi penyelewangan
dan kecurangan atau
manipulasi oleh fungsi –
fungsi terkait. Dengan
dipisahkan tiga fungsi pokok
tersebut, catatan penerimaan
kas dapat dijamin ketelitian
dan keandalan serta kekayaan
perusahaan (kas) dapat
dijamin keamanannya.
3) Transaksi penjualan jasa tunai
dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi pengiriman,
fungsi penerimaan kas dan
fungsi akuntansi. Di dalam
fungsi ini tentang transaksi
penjualan jasa tunai tidak ada
satu fungsi yang menangani
secara lengkap tanpa campur
tangan dar fungsi yang lain.
Hal ini dilakukan untuk
menghidari penyalahgunaan,
penyelewengan, dan agar
selalu terjadi pengecekan
intern serta pengendalian.
4) Formulir dibuat dengan
nomor urut hal ini
dimaksudkan untuk :
a) Mengontrol pengeluaran
form
b) Menjaga ketelitian untuk
menghindari kesalahan
pengisian
c) Penggunaan nomor urut
pada formulir dalam
penjualan jasa tunai
sehinggan dapat
mempertanggungjawabk
an pendistribuan formulir
tersebut
d) Mengawasi pemakaian
formulir dan untuk
identifikasi transaksi
bisnis
e) Pemakaian nomor urut
pada formulir seperti
bukti kas masuk, cek,
faktur penjualan, bukti
kas keluar dan sebagainya
merupakan pengawasan
intern terhadap transaksi
yang bersangkutan
dengan formulir tersebut.
f) Mempermudah mencari
dokumen bila formulir
tersebut hilang
g) Menghindari terjadinya
kecurangan penggunaan
formulir
5) Penerimaan order dari
pembeli diotorisasi oleh
fungsi penjualan dengan
menggunakan faktur
penjualan jasa tunai.
6) Pengiriman barang kepada
pelanggan diotorisasi oleh
fungsi pengiriman (fungsi
gudang) dengan cara
membuat surat pengiriman
barang yang nanti akan tertera
tanda tangan penerima atas
barang yang telah dikirimkan
melalui jasa PT. Penta Prima
Trans
7) Pencatatan kedalam jurnal
penjualan , jurnal penerimaan
kas diotorisasi oleh fungsi
akuntansi dengan cara
memberikan tanda tangan dan
stempel received disertai
tanggal pada dokumen sumber
(faktur penjualan jasa tunai
dan bukti setoran kas atau
BKM cash
8) Faktur penjualan tunai
bernomor urut dan
pemakaiannya
dipertanggungjwabkan oleh
fungsi penjualan
9) Jumlah kas yang diterima dari
penjualan tunai tidak disetor
secara cash melainkan
pembayaran dilakukan
melalui nomor rekening kas
kecil perusahaan dan
dilaporkan ke bagian
administrasi dan keuangan
(fungsi penerimaan kas) dari
bagian kasir (fungsi
penjualan) pada hari yang
sama atau direkap selama
seminggu apabila faktur
penjualan jasa tunai tidak
setiap hari diterbitkan (faktur
penjualan tunai).
Dengan sistem informasi
akuntansi ini manajemen/kordinator
usaha akan mendapatkan berbagai
macam informasi penting terkait
dengan proses penjualan tunai
sebagai berikut :
1) Jumlah pendapatan penjualan jasa
menurut jenis armada selama jangka
waktu tertentu
2) Jumlah pendapatan yang diperoleh
dari marketing
3) Jumlah pendapatan atau kas yang
diterima dari aktivitas penjualan
tunai
4) Jumlah harga pokok jasa yang dijual
selama jangka waktu tertentu
5) Kuantitas armada yang terpakai
6) Nama kasir yang melakukan
penjualan
7) Otorisasi pejabat yang berwenang
Formulir yang digunakan
untuk mendukungjalannya sistem
penjualan jasa tunai maka
digunakan dokumen – dokumen
sebagai berikut :
1) Faktur Penjualan Tunai, dokumen
ini digunakan untuk merekam
berbagai informasi yang
diperlukan manajemen mengenai
transaksi penjualan tunai, dan juga
sebagai tagihan yang harus dibayar
customer atas jasa yang telah
diberikan perusahaan. Faktur
penjualan jasa tunai meliputi
beberapa informasi pekerjaan jasa
yang dilakukan, harga dan nomor
rekening yang tertera.
2) Bukti Pengiriman Barang (resi)
atauDelivery Note dokumen ini
digunakan untuk merekam
informasi yang diperlukan
manajemen mengenai transaksi
penjualan tunai, informasi
mengenai barang yang sudah di
pickup dan sudah diterima dengan
baik oleh penerima, bahwa
pengiriman barang sudah lengkap
dan tidak ada kerusakan ataupun
kehilangan barang tersebut selama
pengiriman.
3) Bukti Kas Masuk (BKM), ini
digunakan sebagai bukti
penyerahan sejumlah uang atau
hasil penjualan jasa tunai pada
periode tertentu (dari bagian
admin. billing (fungsi penjualan)
kepada bagian administrasi dan
keuangan) yang diverifikasi dan
diotorisasi oleh keuangan dan
pejabat yang berwenang.
Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Jasa Kredit
Untuk menjalankan sistem
informasi akuntansi penjualan kredit
maka sistem informasi akuntansi ini
melibatkan beberapa fungsi, adapun
fungsi tersebut adalah :
1) Fungsi Kredit adalah fungsi
yang bertanggung jawab
meneliti status pelanggan,
mengecek kemampuan
pelanggan dalam melunasi
kewajibannya dan memberikan
otorisasi kepada customer.
2) Fungsi Penjualan dipisah dari
fungsi kas, dimana fungsi
penjualan dipegang oleh bagian
kasir (fungsi penjualan) dan
fungsi kas dipegang oleh bagian
administrasi dan keuangan.
Pemisahan ini mengakibatkan
setiap penerimaan kas dari
penjulan tunai oleh dua fungsi
yang saling mengecek.
3) Fungsi Akuntansi dipisah dari
fungsi penjualan dan fungsi kas.
Dimana dalam fungsi akuntansi
dipegang langsung oleh oleh
bagian akuntansidan untuk
fungsi penjualan dipegang oleh
bagian adm. billing dan fungsi
kas dipegang oleh bagian
administrasi dan keuangan.
Dalam sistem pengendalian
intern diharuskan pemisahan
fungsi operasi (penjualan),
fungsi penyimpanan (fungsi
kas), dan fungsi akuntansi yang
melaksanakan pencatatan
penerimaan kas. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi
penyelewangan dan kecurangan
atau manipulasi oleh fungsi –
fungsi terkait. Dengan
dipisahkan tiga fungsi pokok
tersebut, catatan penerimaan
kas dapat dijamin ketelitian dan
keandalan serta kekayaan
perusahaan (kas) dapat dijamin
keamanannya.
4) Transaksi penjualan jasa kredit
dilaksanakan oleh fungsi kredit,
fungsi penjualan, fungsi
pengiriman, fungsi penerimaan
kas dan fungsi akuntansi. Di
dalam fungsi ini tentang
transaksi penjualan jasa kredit
tidak ada satu fungsi yang
menangani secara lengkap
tanpa campur tangan dar fungsi
yang lain. Hal ini dilakukan
untuk menghidari
penyalahgunaan,
penyelewengan, dan agar selalu
terjadi pengecekan intern serta
pengendalian.
5) Formulir dibuat dengan nomor
urut hal ini dimaksudkan untuk
:
h) Mengontrol pengeluaran form
i) Menjaga ketelitian untuk
menghindari kesalahan pengisian
j) Penggunaan nomor urut pada
formulir dalam penjualan jasa kredit
sehingga dapat
mempertanggungjawabkan
pendistribuan formulir tersebut
k) Mengawasi pemakaian formulir dan
untuk identifikasi transaksi
penjualan jasa kredit
l) Pemakaian nomor urut pada
formulir seperti bukti kas masuk,
cek, faktur penjualan, bukti kas
keluar dan sebagainya merupakan
pengawasan intern terhadap
transaksi yang bersangkutan dengan
formulir tersebut.
m) Mempermudah mencari dokumen
bila formulir tersebut hilang
n) Menghindari terjadinya kecurangan
penggunaan formulir
o) Mempermudah merekap
outstanding piutang
6) Penerimaan order dari
pembeli diotorisasi oleh
fungsi penjualan dengan
menggunakan faktur
penjualan jasa kredit dan
menggunakan lampiran
purchase order yang customer
terbitkan sebelumnya
7) Pengiriman barang kepada
pelanggan diotorisasi oleh
fungsi pengiriman dengan
cara membuat surat
pengiriman barang yang nanti
akan tertera tanda tangan
penerima atas barang yang
telah dikirimkan melalui jasa
PT. Penta Prima Trans
8) Pencatatan kedalam jurnal
penjualan , jurnal penerimaan
kas dibuat fungsi
penjualandiotorisasi olej
fungsi kas
9) Fungsi penagihan dilakukan
oleh fungsi penjualan
10) Faktur penjualan jasakredit
bernomor urut dan
pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penjualan
11) Jumlah kas yang diterima dari
penjualan kedit disetor
melalui laporan pencatatan
penerimaan kas pada nomor
rekening kas bank besar
perusahaan dan dilaporkan ke
bagian administrasi dan
keuangan (fungsi penerimaan
kas) dari bagian kasir (fungsi
penjualan) pada hari yang
sama.
Formulir yang digunakan
untuk mendukungjalannya sistem
penjualan jasa kredit ini maka
digunakan dokumen – dokumen
sebagai berikut :
1) Faktur Penjualan Jasa Kredit yang
biasa disebut invoice atau tagihan,
dokumen ini digunakansebagai
suatu yang berisi jumlah
pembayaran yang harus dibayar
olehcustomer dan untuk
merekamberbagai transaksi
penjualan kredit.
2) Purchase Order, dokumen ini
digunakan untuk merekam
informasi sebelum terjadinya
kegiatan penjualan. Pada bagian atas
terdapat identitas customer, ship
toPO tersebut ditujukan kepada PT.
Penta Prima Trans, harga
permintaan customer, armada yang
dibutuhkan untuk tanggal berapa,
tujuan dan alamat customer
pengiriman serta harga (price)
pengiriman yang telah disepakati
sebelumnya by phone atau dengan
perjanjian secara langsung dan
sudah diverifikasi, disetujui dan di
otorisasi oleh pejabat yang
berwenang.
3) Faktur Pajakmerupakan dokumen
bukti pungutan bagi Pengusaha
Kena Pajak (PKP) yang
menyerahkan Jasa Kena Pajak yang
diterbitkan oleh pihak penjual jasa.
Jadi apabila kita menyerahkan
invoice, faktur pajak tersebut pun
harus diserahkan juga kepada
customer sebagai lampiran
penagihan. PT. Penta Prima Trans
memungut Pajak Pertambahan Nilai
(PPN)sebbagaimana telah diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan
NO. 75/PMK.03/2010, DPP jasa
pengiriman barang menggunakan
nilai lain yaitu PPN atas jasa
pengiriman barang ini dikenakan
PPN sebesar 1% dari nilai kontrak
(PPN 10% x DPP (=10% Nilai
Kontrak) apabila pengiriman
dilakukan via udara (kode 004 : DPP
Nilai Lain yang PPNnya dipungut
oleh PKP Penjual yang melakukan
penyerahan BKP dan/atau JKP),
sedangkan via darat laut (jenis
permintaan charter atau retail)
menggunakan Dasar Pengenaan
Pajak yang berlaku umum yaitu
100% dari nilai tagihan (kode 010 :
kode untuk faktur pajak normal,
yaitu penyerahan terutang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan
PPNnya dipungut oleh Pengusaha
Kena Pajak (PKP) Penjual yang
melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa
Kena Pajak (JKP), Faktur Pajak
Pajak Pengganti (kode :
011digunakan sebagai penyerahan
yang terutang PPN dan PPNnya
dipungut oleh PKP Penjual yang
melakukan penyerahan BKP
dan/atau JKP dengan status Faktur
Pajak Pengganti atau invoice di
revisi jika ada kesalahan dalam
invoice atau perubahan harga).Yang
terdapat dalam faktur pajak adalah :
- Tahap 1 berisi :
• Nama perusahaan atau Identitas
PKP. Bagian ini mencakup nama,
logo serta alamat perusahaan.
• Nama konsumen atau pelanggan.
Bagian ini berisi nama konsumen
yang bertransaksi dengan PKP,
lengkap dengan alamat kantornya.
Keberadaannya sebagai bukti
otentik adanya transaksi antara dua
belah pihak sangat penting.
• Nomor seri/nomor transaksi. Faktur
penjualan biasanya memiliki kode
transaksi yang disusun berdasarkan
kebutuhan PKP yang
menerbitkannya. Fungsinya, untuk
membedakan transaksi satu dengan
yang lain.
- Tahap 2 berisi :
• Detail transaksi. Pada faktur
penjualan biasanya tersedia kolom
cukup besar yang digunakan untuk
mencatat detail transaksi.
• Nominal yang dibayar. Nominal
yang tertera pada faktur penjualan
mencakup sub-total dari setiap BKP,
PPN yang dipungut dan total harga
yang harus dibayar konsumen.
Bagian ini penting karena konsumen
dapat mengetahui bahwa transaksi
yang dilakukan sudah meliputi
pungutan PPN.
- Tahap 3 berisi :
• Tanggal faktur penjualan. Bagian ini
memberikan informasi kapan
transaksi dijalankan, sehingga PKP
bisa mencatat jurnal harian
berdasarkan faktur penjualan.
• Nama tanda tangan pejabat yang
berwenang
4) Bukti pengiriman barang (resi)atau
Delivery Note dokumen ini
digunakan untuk merekam berbagai
informasi yang diperlukan
manajemen mengenai transaksi
penjualan kredit. Misalnya
informasi mengenai barang yang
sudah di pickup dan sudah diterima
dengan baik oleh penerima, bahwa
pengiriman barang tersebut sudah
lengkap dan tidak ada klaim.
5) Tanda Terima Invoiceadalah
dokumenyang digunakansebagai
suatu bukti sudah terima invoice
atau sudah terjadi pengakuan
piutang, dilampirkan bersama
dengan faktur pajak dan surat jalan
asli yang berisi jumlah tagihan
pembayaran yang harus dibayar
oleh customer. Penagihan dikatakan
sah apabila invoice dan lampirannya
telah diterima oleh pihak customer.
6) Bukti Kas Masuk (BKM),
merupakan bukti transaksi atas
peristiwa penerimaan uang (kas)
yang telah dilengkapi dengan
buktinya. Bukti kas masuk ini
nantinya akan digunakan dalam
proses penyusunan jurnal kas
masuk/jurnal penerimaan kas hasil
penjualan kredit pada periode
tertentu (dari bagian admin. Billing
kepada bagian administrasi dan
keuangan) serta dilampirkan bukti
uang masuk / rekening koran ke kas
bank besar tersebut di BKM. BKM
berisi : Nomor BKM, tanggal
pembayaran, dibayarkan oleh
customer (diisi nama customer),
nomor invoice, jumlah tagihan,
potongan pph 23 (2%) dan biaya
admin bank.
Sedangkan untuk catatan
akuntansi yang digunakan dalam
sistem penjualan kredit adalah
sebagai berikut :
1) Jurnal Penjualan Kredit (Piutang),
catatan akuntansi ini digunakan
untuk mencatat transaksi penjualan
secara kredit
2) Jurnal Penerimaan Kas, jurnal ini
digunakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat penerimaan kas
penjualan kredit
Sistem Pengendalian Internal
Penjualan Jasa Pada PT. Penta Prima
Trans
Untuk menciptakan sistem yang
baik dan pengendalian intern yang
memadai maka sistem dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Adapun
prosedur pengendalian internal dari
sistem penjualan jasa tunai pada PT.
Penta Prima Trans adalah sebagai
berikut :
a) Bagian Penjualan (Marketing, CS
dan Adm.billing)
1) Menerima order dari customer
atau marketing
2) Menginformasikan kepada fungsi
kas apabila ada order
3) Menkonfirmasi kepada customer
apabila order disetujui dan
meminta alamatuntuk pickup dan
delivery barang tersebut
4) Membuat SPU (Surat Permintaan
Pickup)
5) Mengkonfirmasi kepada staff
operasional atau fungsi untuk
menyiapkan kendaraan untuk
proses pengambilan barang
(pickup) dan proses pengantaran
barang ke pihak penerima
(delivery)
6) Membuat faktur penjualan jasa tunai
4 rangkap
a) Lembar ke – 1 : dikirim
ke customer
b) Lembar ke – 2 : dikirim ke
bagian administrasi dan
keuangan
c) Lembar ke – 3 : dikirim ke
bagian akuntansi
d) Lembar ke – 4 : untuk arsip
sebagai lampiran bukti kas
masuk (cash)
7) Menyerahkan faktur penjualan jasa
tunai kepada customer untuk
selanjutnya melakukan pembayaran
jasa yang sudah diberikan
8) Membuat catatan BKM penjualan
jasa tunai yang selanjutnya disetor
ke bagian administrasi dan
keuangan
b) Bagian Gudang
1) Menerima SPU (Surat Permintaan
Pickup), kemudian menyiapkan
kendaraan atau armada yang
tercantum dalam SPU yang
diberikan oleh fungsi penjualan.
2) Mencatat kuantitas atau
ketersediaan armada yang terpakai
3) Mencatat kuantitas atau
ketersediaan bahan untuk packing
barang
4) Membuat surat pengiriman barang
atau tanda terima barang serta
mengisi form resi /airwaybill (awb)
a) Lembar ke – 1 (original) : untuk
arsip staff operasional
b) Lembar ke – 2 (billing) :dikirim
untuk bagian administrasi dan
keuangan
c) Lembar ke – 3 (POD) :
dikirim untuk pihak driver barang
untuk ditempelkan dibagian atas
barang tersebut atau sebagai
lampiran surat jalan
d) Lembar ke – 4 (consignee) :
dikirim untuk pihak penerima
barang tersebut
e) Lembar ke – 5 (shipper) : dikirim
untuk bagian pengirim barang
tersebut
5) Melakukan proses pickup barang
dan delivery barangtersebut
6) Bila barang sudah di delivery dan
tidak ada masalah dalam
pengiriman, barang diterima sesuai
dengan keterangan surat muat dan
tidak ada kerusakan selama dalam
pengiriman (kecuali kerusakan
dalam muat barang bukan tanggung
jawab ekspedisi), meminta pihak
penerima barang tersebut
(consignee) untuk membubuhi tanda
tangan, nama jelas serta stempel
pada surat pengiriman barang (bukti
tanda terima barang) sebagai bukti
barang sudah diterima dengan baik.
Setelah itu dokumen AWB (POD)
dan surat pengiriman barang (tanda
terima) yang sudah di bubuhi tanda
tangan penerima disimpan dan
diserahkan kepada fungsi penjualan
yang selanjutnya diarsipkan
menurut nomor faktur penjualan
jasa tunai.
c) Bagian Akuntansi
1) Mencatat transaksi
penjualan jasa tunai ke
dalam jurnal penjualan
berdasarkan faktur penjualan
tunai lembar ke – 3 (bagian
penjualan) dan bukti
pengiriman barang yang
telah dibubuhi tanda tangan
oleh pihak penerima barang
(consignee) saat pengiriman
barang (bagian gudang)
setelah mencocokan
keduanya. Bila ada
ketidaksesuaian maka
mengkonfirmasikan ke
bagian penjualan dan bagian
gudang
2) Mencatat beban –
beban yang telah
dikeluarkan selama
proses pickup barang
dan pengiriman
barang
3) Secara periodik
membuat
rekapitulasi harga
pokok penjualan
(beban – beban yang
telah dikeluarkan)
kedalam jurnal
umum dan
mengarsipkan
rekapitulasi harga
pokok penjualan
((beban – beban yang
telah dikeluarkan)
d) Bagian Administrasi dan
Keuangan
1) Menyimpan kedua
dokumen tersebut
(faktur penjualan
tunai dan resi / awb
pengiriman) sebagai
arsip atau lampiran
penagihan
2) Sebagai penerima
catatan kas yang
telah di setor oleh
bagian penjualan
3) Mengecek dan
mengotorisasi
adanya pembayaran
jasa tunai customer
Pelaksanaan penjualan jasa
kredit di PT. Penta Prima Trans
dilakukan berdasarkan persetujuan
dari kedua belah pihak. Berikut ini
adalah analisis kredit 5C yang
diberikan oleh perusahaan terhadap
kliennya yaitu :
1. Character
Untuk mengetahui karakter para
klien – kliennya, PT. Penta Prima
Trans melakukan survey langsung
untuk daerah Jabodetabek,
karawang dan wilayah Jawa Barat.
Tetapi tidak melakukan pengamatan
secara khusus untuk perusahaan di
daerah luar Jawa Barat . Hal ini
disebabkan karena tidak
memungkinkan untuk melakukan
survey langsung demi untuk
mengurangi biaya operasional
perusahaan. Pada umumnya
perusahaan akan memberikan
penjualan kredit kepada kliennya
hanya jika perusahaan tersebut
memiliki reputasi yang baik.
2. Capacity
Capacity adalah kemampuan
mengembalikan hutang atau kredit
yang diberikan. Hal yang dilakukan
untuk mengetahui kemampuan klien
– kliennya dalam manajemen dan
keahlian mereka dalam bidang
usahanya, perusahaan melihat
pendistribusian customer tersebut
dan juga melihat history jasa
pengiriman barang sebelum nya
yang digunakan.
3. Capital
Capital merupakan kondisi
kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan yang dikelolanya.
Dalam menilai kelayakan penjualan
kredit kepada klien – kliennya, PT.
Penta Prima Trans melakukan
analisis rasio terhadap keuangan
perusahaan yang berhubungan
dengan aset perusahaan.
4. Collateral
Dalam pembayaran piutang usaha
yang dilakukan oleh klien tidak
selalu membayar tepat waktu dan
sesuai tanggal jatuh temponya.
Sehingga dalam hal ini PT. Penta
Prima Trans tetap meminta adanya
jaminan kepada klien – kliennya
atas penjualan jasa kredit yang
dilakukan.
5. Condition
PT. Penta Prima Trans juga
mempertimbangkan kondisi usaha
kliennya dengan kondisi
perekonomian yang bersangkutan
dan juga termasuk kondisi
perusahaan secara menyeluruh baik
dari aspek keuangan, kegiatan,
pemasaran maupun dari aspek
legalitas.
Sedangkan prosedur –
prosedur yang membentuk
sistem akuntansi penjualan jasa
kredit pada PT. Penta Prima
Trans adalah sebagai berikut :
a) Bagian Penjualan
1) Menerima order dari customer
atau marketing
2) Mengecek keabsahan kredit atau
bayar tempo (piutang), sudah ada
perjanjian, sudah survei dan
adanya MOU serta price
listuntuk pengiriman barang
tersebut
3) Menerima PO (Purchase
Order)dari customeryang sudah
disepakati sebelumnya oleh
managing directur
4) Menginformasikan kepada
administrasi dan keuangan
apabila order diterima
5) Menkonfirmasi kepada customer
apabila order disetujui dan
meminta alamatuntuk pickup dan
delivery barang tersebut
6) Membuat SPU (Surat Permintaan
Pickup)
7) Mengkonfirmasi kepada staff
operasional atau fungsi untuk
menyiapkan kendaraan untuk
proses pengambilan barang
(pickup) dan proses pengantaran
barang ke pihak penerima
(delivery)
8) Merekap seluruh kegiataan
penjualan kredit
b) Bagian Gudang
1) Menerima SPU (Surat Permintaan
Pickup), kemudian menyiapkan
kendaraan atau armada yang
tercantum dalam SPU yang
diberikan oleh fungsi penjualan.
2) Mencatat kuantitas atau
ketersediaan armada yang terpakai
3) Mencatat kuantitas atau
ketersediaan bahan untuk packing
barang
4) Membuat surat pengiriman barang
atau tanda terima barang serta
mengisi form resi /airwaybill
(awb)
f) Lembar ke – 1 (original) :
untuk arsip staff operasional
g) Lembar ke – 2 (billing)
:dikirim untuk bagian
administrasi dan keuangan
h) Lembar ke – 3 (POD)
: dikirim untuk pihak
driver barang untuk
ditempelkan dibagian atas
barang tersebut atau sebagai
lampiran surat jalan
i) Lembar ke – 4 (consignee) :
dikirim untuk pihak penerima
barang tersebut
j) Lembar ke – 5 (shipper) :
dikirim untuk bagian pengirim
barang tersebut
5) Melakukan proses pickup barang
dan delivery barangtersebut
6) Bila barang sudah di delivery dan
tidak ada masalah dalam
pengiriman, barang diterima sesuai
dengan keterangan surat muat dan
tidak ada kerusakan selama dalam
pengiriman (kecuali kerusakan
dalam muat barang bukan
tanggung jawab ekspedisi),
meminta pihak penerima barang
tersebut (consignee) untuk
membubuhi tanda tangan, nama
jelas serta stempel pada surat
pengiriman barang (bukti tanda
terima barang) sebagai bukti
barang sudah diterima dengan
baik. Setelah itu dokumen AWB
(POD) dan surat pengiriman
barang (tanda terima) yang sudah
di bubuhi tanda tangan penerima
disimpan dan diserahkan kepada
fungsi penjualan kemudian
diteruskan kepada bagian
administrasi dan keuangan
c) Bagian Akuntansi
1) Mencatat transaksi
penjualan jasa kreditke
dalam jurnal penjualan
berdasarkan faktur
penjualan jasa kredit
lembar ke – 3 (bagian
penjualan) dan bukti
pengiriman barang yang
telah dibubuhi tanda
tangan oleh pihak
penerima barang
(consignee) saat
pengiriman barang
(bagian gudang) setelah
mencocokan keduanya.
Bila ada ketidaksesuaian
maka
mengkonfirmasikan ke
bagian penjualan dan
bagian gudang
2) Mencatat beban – beban
yang telah dikeluarkan
selama proses pickup
barang dan pengiriman
barang
3) Secara periodik membuat
rekapitulasi harga pokok
penjualan (beban – beban
yang telah dikeluarkan)
kedalam jurnal umum dan
mengarsipkan
rekapitulasi harga pokok
penjualan (beban – beban
yang telah dikeluarkan)
d) Bagian Administrasi dan
Keuangan
1) Memeriksa surat jalan,
resi yang sebelumnya
telah diperika oleh
customer service
2) Membuat surat tagihan
(invoice) dan
menerbitkan faktur pajak
sebagai lampiran invoice
ke customer
berdasarkanPO dan surat
jalan yang telah diterima
dari staff operasional
(bagian pengiriman
3) Menyimpan kedua
dokumen tersebut (faktur
penjualan kredit dan resi
/awb atau tanda terima
pengiriman) sebagai arsip
tagihan dan lampiran
penagihan
4) Sebagai penerima dan
pembuat catatan BKM
5) Mengecek dan
mengotorisasi adanya
pembayaran jasa kredit
customer
9) Membuat faktur
penjualan jasa kredit 4
rangkap
a) Lembar ke – 1 :
dikirim ke customer
b) Lembar ke – 2 :
dikirim ke bagian
administrasi dan
keuangan
c) Lembar ke – 3 :
dikirim ke bagian
akuntansi
d) Lembar ke – 4 :
untuk arsip sebagai
lampiran bukti kas
masuk (cash)
e) Menyerahkan faktur
penjualan jasa kredit
kepada kurir untuk
selanjutnya diserahkan
kepadacustomer sebagai
penagihan pembayaran
jasa yang sudah
diberikan
f) Melakukan penagihan
kepada customer
Pembahasan
Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Pada PT. Penta Prima Trans
Setelah melakukan penelitian di
PT. Penta Prima Trans mengenai
peranan sistem informasi akuntansi
(SIA) pada PT. Penta Prima Trans
dinilai sudah efektif, namun ada
beberapa sistem informasi akuntansi
(SIA) yang perlu ditambahkan pada
PT. Penta Prima Trans, yaitu :
1. Fungsi penjualan jasa tunai yang
dilakukan oleh team marketing by
phone atau by whatsapp, tidak ada
nya prosedur permintaan atau
order yang ditetapkan oleh PT.
Penta Prima Trans
2. Tidak adanya atau bagan – bagan
yang mengatur jalannya aktivitas
perusahaan
3. Tidak ada laporan tertulis atau
formulir dari bagian pengiriman
mengenai keluar masuknya
armada sesuai dengan permintaan
setiap harinya
1. Rekomendasi untuk prosedur
permintaan jasa tunai yaitu sebagai
berikut :
a) Harus adanya permintaan
tertulis misalnya by email
dengan harga yang tertera juga
dan diteruskan kepada bagian
penagihan, administrasi dan
keuangan, karena permintaan
by phone dinilai sangat ber
resiko, selain tidak ada bukti
tertulis untuk penagihan jasa
pengiriman, customer juga
bisa dengan mudah untuk
membatalkan order nya.
b) Permintaan order dilakukan
satu hari sebelum jadwal
keberangkatan pickup dan
proses delivery, hal ini
diperlukan untuk menghindari
pihak ekspedisi membatalkan
permintaan order karena tidak
tersedianya armada yang
dibutuhkan atau armada
sedang dalam perbaikan.
Sedangkan Rekomendasi untuk
prosedur permintaan jasa kredit yaitu
sebagai berikut
a) Permintaan jasa kredit di PT.
Penta Prima Trans diniilai
belum terlalu efektif,
walaupun permintaan jasa
kredit dilakukan jika ada
permintaan tertulisby email
namun beberapa customer
diPT. Penta Prima Trans tidak
semua melampirkan PO
(Purchase Order) untuk
permintaan jasa kredit
tersebut, seharusnya semua
customer yang menggunakan
jasa kredit di PT. Penta Prima
Trans melampirkan PO
(Purchase Order) karena akan
lebih jelas dan memudahkan
dalam proses pickup, delivery
hingga proses bagian
penagihan menerbitkan faktur
penjualan jasa kredit kepada
customer.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat
Purchase Order yang sesuai
dengan fungsinya :
1. Sebagai customer atau
pemesan, cantumkan
identitas perusahaan
dengan jelas dalam
purchase order.
2. Mencantumkan tanggal
pickup
3. Mencantumkan jenis
armada yang dibutuhkan,
jenis service, banyak
armada yang dibutuhkan
4. Mencantumkan nama PT.
Penta Prima Trans
sebagai supplier
ekspedisi
5. Mencantumkan nama dan
alamat pihak penerima
6. Mencantumkan TOP
(Term of Payment) atau
ketentuan pembayaran
yang sudah disepekati
sebelumnya
7. Cantumkan nomor PO
(purchase order). Nomor
ini sangat penting untuk
melakukan penelusuran
apabila ada kekeliruan
ataupun permasalahan
8. Mencantumkan harga dan
VAT (PPN) yang sudah
disepakati sebelumnya
oleh team marketing dan
informasi lainnya
9. Diotorisasi oleh pejabat
yang berwenang
b) Pemberian jasa kredit kepada
customer, lebih baik diberikan
kepadacustomer yang sudah PKP
(Pengusaha Kena Pajak) dan
wajib dikenakan VAT (PPN)
karena mengurangi resiko tidak
tertagihnya piutang yang telah
diterbitkan oleh PT. Penta Prima
Trans, selain itu pula turut
membantu pemerintah untuk
membangun perekonomian di
Indonesia.
2. Rekomendasi bagan alir untuk
mengatur jalannya aktivitas
perusahaan :
3. Trans :
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian ,
pembahasan dan analisis yang telah
dilakukan pada bab bab sebelum nya
mengenai penagruh pajak
pertambahan nilai masukan dan pajak
pertambahan nilai keluaran terhadap
pelaporan neraca perusahaan
CV.Purnama Siwi, penulis
menyimpulkan bahwa :
1. Pencatatan atas pajak
pertambahan nilai masukan dan
pajak pertambahan nilai keluaran
CV. Purnama Siwi terjadi saat
penjurnalan transaksi penjualan
untuk PPN Keluaran dan
transaksi pembelian untuk PPN
Masukan, rekapitulasi muncul
akhir bulan pada buku besar
masing masing akun PPN
Masukan dan PPN keluaran dan
menunjukan saldo masing
masing akun. Sebelum
dilaporkan dibuat rekonsiliasi
terlebih dahulu antara actual
faktur pajak dengan rekapitulasi
di buku besar dan mencari selisih
diantara keduanya, sebagian
kesalahan karena adanya
pembetulan pada masa SPT PPN
masa tersebut, dan selisih karena
pencatatan invoice mengitukti
tanggal bulan berjalan dan tahun
berjalan, sedangkan SPT Masa
dapat disesuaikan dengan masa
pajak nya. Setelah di buat
rekonsiliasi maka faktur pajak
akan dimasukan nominal nua
pada program pajak dan setelah
sesuai akan di laporakan ke
kantor pajak sebelum tanggal 30
setiap bulannya untuk
menghindari denda
keterlambatan pelaporan pajak
SPT Masa PPN.
2. Pada CV.Purnama Siwi pajak
pertambahan nilai kelauran
memiliki peranan pada neraca
perusahaan pada aktivitas operasi
karena secar atidak langsung
menajdi beban bagi perusahaan
atas pemungutan pada saat
penjulan yang harus dibayarkan
kepada Negara, hal itu tentu
mempengaruhi neraca
perusahaan karena merupakan
pengeluaran.
3. Pada CV.Purnama Siwi pajak
pertambahan nilai masukan
memiliki peranan pada neraca
perusahaan karena merupakan
pemasukan yang tidak dapat
dnikmati secara langsung namun
di gunakan sebagai pengurang
pajak terutang yang harus di
bayarkan oleh perusahaan
kepada kas Negara dan otomatis
akan mengurangi pengeluaran
kas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alley, Clinton dan James, Simon. 2005. The Interface Between Financial Accounting and Tax Accounting: A Summary of Current Research. Department of Accounting Working Paper Series 84.The University of Waikato.
Amelia, Shelvy., Syafitri Lily dan Wenny, Cherrya Dhia. 2013. Analisis Koreksi Fiskal Terhadap Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Pada CV. Mitra Agro Permai.Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang.http://eprints.mdp.ac.id/id/eprint/707. Diakses tanggal 23/06/2013.
Cormier, D. and Gordon, I. 2001.An Examination of Social and Environmental Reporting Strategies.Accounting, Auditing & Accountability Journal, 14(5), pp: 587-616.
Dowling, J. B., & Pfeffer, J. 1975. Organizational legitimacy: Social values and organizational behavior. Pacific Sociological Review, 18(1), pp: 122-136.
Duhanxhiu, Ilda dan Kapllani, Valbona. 2012. The Relationship Between Financial and Tax Accounting in Albania. The Romanian Economic Journal, 15(43).
Lauwrensius, Gracia Stephani., Khairani, Siti dan Ridhwan, M. 2013. Rekonsiliasi Fiskal atas Laporan Keuangan Fiskal untuk
Menghitung PPh Badan Terhutang pada PT. Fajar Selatan Palembang.Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang.http://eprints.mdp.ac.id/id/eprint/683. Diakses tanggal 22/06/2013.
Lumbantoruan, Amber. 2002. Analisis Perbedaan Perhitungan Laba Kena Pajak Menurut Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal.Jurnal Ilmiah Akuntansi, 1(2). Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Jendral Soedirman.
Menteri Keuangan Republik Indonesia.2009. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.03/2009 tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya.http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&id_topik=&id_jenis=&p_tgl =tahun&tahun=&nomor=&q=DANA%20CADANGAN%20YANG%20BOLE H%20DIKURANGKAN%20SEBAGAI%20BIAYA&q_do=macth&cols=isi&x =69&y=7&hlm=1&page=show&id=13776. Diakses tanggal 20/11/2013
Mills, Lillian., Newberry, Kaye dan Trautman, William B. 2002. Trends in Book-Tax Income and Balance Sheet Differences.Digital Collections of Australian National University Research.
Natalia, Justin dan Syafitri, Lili. 2013. Rekonsiliasi Fiskal Atas Laporan Keuangan Komersial Untuk
Menghitung PPh Badan Pada Perusahaan CV Tamba Palembang. Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang.http://eprints.mdp.ac.id/id/eprint/723. Diakses tanggal 24/06/2013.
Pahala, Indra., Jaya, Tresno Eka dan Meilisa, Grace Ombun. 2012. Pengaruh Perbedaan Laba
Akuntansi dan Laba Fiskal serta ROA Terhadap Cumulative Abnormal Return pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009.Econo Sains, 10(2).
Patten, D.M. 1991. Exposure, legitimacy, and social disclosure, Journal of Accounting and Public Policy, 10, pp. 297-308.