Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

48
PERAN SERTIFIKASI UJI KOMPETENSI DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KINERJA TKI DI LUAR NEGERI (Studi Kasus Kinerja TKI Asal Jawa Timur) Di susun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Seminar ESDM & Ketenagakerjaan Oleh: ANDISTYA OKTANING LISTRA NIM: 0910210022 DOSEN: PROF. DR. PUDJIHARJO.,SE UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Transcript of Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Page 1: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

PERAN SERTIFIKASI UJI KOMPETENSI DAN PERLINDUNGAN HUKUM

TERHADAP KINERJA TKI DI LUAR NEGERI

(Studi Kasus Kinerja TKI Asal Jawa Timur)

Di susun Dalam Rangka Memenuhi

Tugas Seminar ESDM & Ketenagakerjaan

Oleh:

ANDISTYA OKTANING LISTRA

NIM: 0910210022

DOSEN:

PROF. DR. PUDJIHARJO.,SE

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

Page 2: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

DAFTAR ISI

I. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

II. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur

2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Ketenagakerjaan

2.1.2 Kualitas Tenaga Kerja di Jawa Timur

2.1.3 Kesempatan Kerja di Jawa Timur

2.2 TKI Sebagai Lapangan Kerja Alternatif di Jawa Timur

2.2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup TKI

2.2.2 Kebijakan Berkaitan Dengan Penempatan TKI

2.2.3 Penempatan Kerja TKI Asal Jawa Timur

III. BAB III PEMBAHASAN

3.1 Peran TKI Asal Jawa Timur Sebagai Penyumbang

Devisa Terbesar di Indonesia

3.2 Manfaat yang Diperoleh Bekerja di Luar Negeri Bagi TKI Asal Jawa Timur

3.2 Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Terhadap Kinerja TKI Asal Jawa Timur di

Luar Negeri

3.4 Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja TKI Asal Jawa Timur

IV. KESIMPULAN

V. DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan total penduduk terbanyak

di Pulau Jawa yaitu pada tahun 2005 adalah 37.070.731 jiwa, dengan kepadatan

774 jiwa/km2 (Wikipedia: 2012). Dengan jumlah penduduk dan kepadatan seperti

itu, provinsi Jawa Timur mengindikasikan persaingan kerja yang semakin ketat

akibat keterbatasan lapangan kerja. Apalagi beberapa tahun terakhir, krisis

lapangan kerja sudah menjadi permasalahan yang sangat parah. Kalau ditelaah

lebih jauh maka permasalahan krisis lapangan kerja berawal dari krisis ekonomi

tahun 1997 – 1998 yang popular dengan istilah krismon (krisis moneter).

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dari tahun 1997 sampai sekarang

telah menimbulkan berbagai ekses seperti maraknya PHK karena investor asing

banyak yang pindah ke negara lain (seperti perusahaan Sony music yang pindah

dari Indonesia), banyaknya perusahaan yang gulung tikar. PHK disini

mengakibatkan tingginya angka pengangguran yang memicu rentannya tindak

kriminal, kerusuhan, dan sebagainya. Jadi bisa dikatakan bahwa krisis ekonomi

juga berimbas pada krisis lapangan pekerjaan.1

Untuk mengatasi krisis lapangan kerja dalam upaya mengendalikan angka

pengangguran, tampaknya tak ada jalan lain kecuali membuka peluang kerja seluas

luasnya bagi pencari kerja untuk mengisi lowongan kerja di luar negeri sebagai TKI

(Tenaga Kerja Indonesia), sayangnya globalisasi saat ini membawa kompleksitas

tantangan pada perubahan teknologi, kualitas profesionalisme, public service,

standarisasi produk/jasa dan kompetensi SDM, perdagangan bebas, persaingan

ketat, konstelasi politik dan sosial. Dengan demikian dalam rangka mengakomodir

kebutuhan dunia global khususnya dalam hal peningkatan kualitas SDM dapat

diwujudkan dengan sistem pendidikan dan pelatihan Indonesia yang efektif dengan

sistem standarisasi dan sertifikasi tenaga kerja nasional.2

Pemanfaatan kesempatan kerja di luar negeri khususnya pengiriman

Tenaga Kerja Indonesia memberikan konstribusi terhadap perekonomian

1 Zuhdi, Iman. 1966. TKI Penyumbang Devisa Mencerdaskan Bangsa. Indonesia : Kasih Abadi

2 Astuti, Budi. “Sertifikasi Uji Kompetensi Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Indonesia/ Tenaga Kerja Wanita Penata Laksana Rumah Tangga”. 15 Maret 2012. eprints.undip.ac.id

3

Page 4: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Indonesia sebagai devisa, baik secara mikro kepada keluarganya maupun makro

untuk perusahaan jasa TKI (PJTKI) dan negara. Namun demikian sampai sekarang

pemerintah sama sekali belum terlihat melakukan upaya serius melindungi tenaga

kerja Indonesia informal di luar negeri.3 Dalam melaksanakan tugasnya sudah

banyak TKI yang terlibat kasus penyiksaan. Tidak terdapat perubahan atas

berbagai kasus sebelumnya yang terjadi, justru belakangan kasus penyiksaan TKI

semakin meningkat. Pemerintah seolah tidak belajar atas kesalahan-kesalahan

dimana terjadinya kasus yang sama sebelumnya. Seakan-akan sudah merupakan

hal yang lumrah apabila terjadinya penyiksaan TKI setiap tahun.4

Upaya sertifikasi kompetensi TKI sebenarnya sudah ada dan dimulai tahun

2000. Namun hanya dilakukan oleh institusi tertentu untuk kepentingan tertentu,

sehingga yang terjadi tenaga kerja yang telah disertifikasi kompetensinya tidak

standar atau sertifikasinya tidak mendapatkan pengakuan dari pihak pengguna.

Dengan demikian dalam rangka menghadapi iklim ekonomi di era globalisasi

harus dapat menciptakan Competitive Advantage atau keunggulan daya saing

melalui peningkatan kualitas dan produktivitas produk jasa yang upayanya adalah

dengan sistem standarisasi dan sertifikasi bagi tenaga kerja Indonesia.5

Aspek perlindungan terhadap penempatan tenaga kerja di luar negeri

sangat terkait pada sistem pengelolaan dan pengaturan yang dilakukan berbagai

pihak yang terlibat pada pengiriman tenaga kerja Indonesia keluar negeri. Untuk

langkah penempatan tenaga kerja di luar negeri, Indonesia telah menetapkan

mekanisme melalui tiga fase tanggung jawab penempatan yakni fase pra

penempatan, selama penempatan dan purna penempatan. Pengaturan tentang

penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri adalah Undang-undang No. 39

Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di

Luar Negeri.

Oleh karena itu negara wajib menjamin dan melindungi hak asasi warga

negaranya yang bekerja baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan prinsip

persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti

diskriminasi dan anti perdagangan manusia. Dalam hal penempatan tenaga kerja

Indonesia di luar negeri merupakan suatu upaya untuk mewujudkan hak dan 3 Ibid₂

4

Ardiansyah, Shandra. “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Di Luar Negeri”. 16 Maret 2012. zinkser.blogspot.com

5

Ibid₂4

Page 5: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

kesempatan yang sama bagi tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan dan

penghasilan yang layak, yang pelaksanaannya dilakukan dengan tetap

memperhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia dan perlindungan hukum serta

pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan

kebutuhan nasional.6

1.2 Rumusan Masalah

Dengan berlatar belakang kepentingan ekonomi sebagai diuraikan diatas,

maka masalah sertifikasi uji kompetensi dan perlindungan hukum pada tenaga kerja

merupakan hal yang perlu dilaksanakan. Dengan demikian maka permasalahan

dalam penelitian “Peran Sertifikasi Uji Kompetensi dan Perlindungan Hukum

Terhadap Kinerja TKI Di Luar Negeri (Studi Kasus Kinerja TKI Asal Jawa Timur)”

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peran TKI asal Jawa Timur sebagai penyumbang devisa terbesar

di Indonesia?

2. Apakah manfaat yang diperoleh bekerja di luar negeri bagi TKI asal Jawa Timur?

3. Apa peran sertifikasi uji kompetensi terhadap kinerja TKI asal Jawa Timur di luar

negeri?

4. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap kinerja TKI asal Jawa Timur di luar

negeri?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pentingnya keberadaan TKI asal Jawa Timur sebagai penyumbang

devisa terbesar

2. Mengetahui manfaat yang diperoleh bekerja di luar negeri bagi TKI asal Jawa

Timur

3. Mengetahui peran sertifikasi uji kompetensi terhadap kinerja TKI asal Jawa Timur

di luar negeri

4. Mengetahui perlindungan hukum terhadap kinerja TKI asal Jawa Timur yang

dikirim luar negeri

BAB II

6 Ibid₂5

Page 6: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur

2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Ketenagakerjaan

Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik

secara individu maupun secara kelompok, sehingga mempunyai peranan

yang sangat signifikan dalam aktivitas perekonomian nasional, yaitu

meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia,

tenaga kerja sebagai salah satu penggerak tata kehidupan ekonomi dan

merupakan sumber daya yang jumlahnya cukup melimpah. Indikasi ini bisa

dilihat pada masih tingginya jumlah pengangguran di Indonesia serta

rendahnya atau minimnya kesempatan kerja yang disediakan.7

Banyak ahli berbeda pendapat mengenai pengertian Tenaga Kerja.

Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan penafsiran tentang pengertian

buruh, pekerja dan pembatasan usia, serta klasifikasi sosial pekerja. Buruh

lebih berkonotasi sebagai pekerja kasar, kuli dan/atau pekerja tanpa

didukung dengan latar belakang pendidikan formal yang baik sesuai dengan

standar yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan pekerja juga ditafsirkan

sebagai pegawai mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan

buruh.8

Menurut pasal 1 angka 2 UU No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah:

“Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”.

Sedangkan dalam pasal 1 angka 3 UU No. 13 tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, yang dimaksud pekerja/buruh adalah:

“Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.”

7 Astawa, I Dewa Rai. “Aspek Perlindungan Hukum Hak – Hak Tenaga Kerja di Luar Negeri”. 16 Maret 2012. eprints.undip.ac.id

8 Ibid₂6

Page 7: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Dalam hal ketenagakerjaan batas umur yang layak kerja di Indonesia

adalah 10 tahun. Namun di negara yang sudah maju batas umur lebih tinggi

yaitu 15 tahun. Kelayakan bekerja dapat dibentuk oleh tradisi turun temurun.

Untuk negara yang sedang berkembang batas bawah ini relative lebih muda

daripada untuk negara yang sudah maju. Adapun bekerja terbagi menjadi

dua golongan, yaitu:9

1. Bekerja Penuh

Bekerja Penuh adalah angkatan kerja yang sedang bekerja atau

melakukan pekerjaannya lebih atau sama selama 35 jam dan atau 40

jam dalam seminggu atau 7 jam sehari dan memperoleh pendapatan

yang memadai. Istilah tersebut tidak dibedakan baik orang yang

bekerja pada sektor swasta maupun bekerja pada instansi

pemerintah.

2. Setengah Penganggur

Setengah penganggur adalah angkatan kerja yang bekerja kurang dari 35

jam atau 40 jam dalam seminggu tetapi memperoleh pendapatan

yang rendah atau kurang produktivitasnya. Istilah setengah

pengangguran tersebut dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

Setengah Pengangguran Kentara adalah mereka yang bekerja

kurang dari 35 jam atau 40 jam seminggu.

Setengah Pengangguran Tak Kentara atau Terselubung adalah

mereka yang bekerja lebih dari 35 jam atau 40 jam seminggu,

akan tetapi pendapatan atau produktivitasnya rendah.

Penganggur adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak

mempunyai pekerjaan atau tidak bekerja sama sekali akan tetapi

berusaha mencari pekerjaan.

2.1.2 Kualitas Tenaga Kerja di Jawa Timur

9 Ibid₂

7

Page 8: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Peningkatan tenaga kerja di Jawa Timur dari tahun ke tahun rata –

rata masih belum merefleksikan kualitas dan kompetensi yang baik

sehingga mengakibatkan rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja.

Dalam hal ini, rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja pada

umumnya dilatarbelakangi oleh hal – hal sebagai berikut:10

a. Rendahnya tingkat pendidikan, baik tingkat pendidikan umum,

kejuruan, maupun keterampilan.

b. Rendahnya tingkat gizi masyarakat (malnutrisi) yang berakibat pula

rendahnya daya tahan terhadap penyakit.

c. Rendahnya tingkat teknologi dalam proses produksi yang dapat

dikuasai oleh tenaga kerja.

d. Tingginya tingkat absensiisme (kemangkiran kerja) dan labor

turnover (pindah ;lapangan pekerjaan, lekas bosan dalam suatu

bidang pekerjaan tertentu)

e. Rendahnya tingkat pendapatan atau balas jasa bagi tenaga kerja,

sebagai pencerminan dari besarnya penawaran tenaga kerja

terhadap permintaan dalam pasar kerja.

Adapun kebijakan peningkatan kualitas tenaga kerja berdasarkan

hasil diskusi para pakar adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan

pendidikan formal di pedesaan terutama bagi anak usia sekolah

dan sekolah kejuruan dan keahlian. Sehingga nantinya angkatan

kerja di Jawa Timur memiliki kualitas yang handal untuk mendukung

pengembangan sector unggulan di masing-masing sector.

2. Bagi angkatan kerja usia kerja yang masih memiliki pendidikan

rendah perlu di tingkatkan kualitasnya melalui pelatihan yang sesuai

dengan keunggulan di wilayahnya masing-masing. Jawa Timur

unggul sector pertanian, perlu mendapatkan pelatihan keterampilan

dibidang pertanian, perikanan sehingga mampu menggunakan

teknologi yang memadai dan dapat bersaing dengan negara luar.

Dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi melalui

10 Soeharsono, Sagir. 1982. Kesempatan Kerja, Ketahanan Nasional, dan Pembangunan Manusia aan Seutuhnya. Bandung : Alimni STHG

8

Page 9: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

pengembangan desa produktif dan pola inkubasi bisnis dapat

dikembangkan sector pertanian dan perikanan guna mendukung

daya saing dan peningkatan nilai tambah sector pertanian ke arah

konsep agribisnis.

3. Dalam koridor rencana percepatan pembangunan nasional, maka

pengembangan sector industri pengolahan Jawa perlu juga untuk

diarahkan pada industri pengolahan berbasis pertanian. Selain juga

untuk mendukung pengembangan sektor industry manufactur dan

indusrti jasa kreatif yang didukung dengan peran serta aktif

perguruan tinggi dan asosiasi tenaga profesi untuk mengisi peluang

tenaga semi skill dan full skill di sector jasa design, hotel,

pariwisata, rumah sakit dan jasa perhububungan laut.

4. Kegiatan penyuluhan dan informasi syarat jabatan ke angkatan kerja

muda, sekolah menengah umum/kejuruan dengan berbagai media

dan sarana perlu dilakukan untuk membantu pemahaman dan

kesiapan tenaga kerja muda Jawa Timur dalam persaingan di pasar

asean. Aspek yang perlu disiapkan Pencari Kerja untuk bersaing di

Pasar Asean Community adalah bahasa, ketrampilan khusus,

pengetahuan perijinan kerja, info lowongan kerja dan sikap bekerja

keras, ulet dan kreatif.

2.1.3 Kesempatan Kerja di Jawa Timur

Struktur ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Agustus 2011

mencapai 19,76 juta orang, berkurang sekitar 0,49 juta orang dibanding

angkatan kerja Februari 2011 sebesar 20,25 juta orang, dan lebih tinggi

0,23 juta orang dibanding Agustus 2010. Jumlah penduduk yang bekerja

di Jawa Timur pada Agustus 2011 mencapai 18,94 juta orang, berkurang

sekitar 0,47 juta orang dibanding keadaan Februari 2011 sebesar 19,41

juta.Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur pada Agustus

2011 mencapai 4,16 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan TPT

Februari 2011 sebesar 4,18 persen dan TPT Agustus 2010 sebesar 4,25

persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2011

9

Page 10: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

mencapai 69,49 persen sedikit menurun dibandingkan TPAK bulan

Februari 2011 yang sebesar 71,39 persen.11

Dalam hal ini, penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) di Jawa Timur sebenarnya tidak dapat terlepas dari faktor – faktor

dominan yang mempengaruhinya, seperti:12

1. Kependudukan mencerminkan kondisi dua dimensional di satu

pihak dapat merupakan modal dasar kearah tercapainya

sasaran pembangunan nasional, tetapi juga sekaligus dapat

menjadi beban nasional jika angka pertumbuhan penduduk

tersebut tidak disertai oleh adanya perluasan kesepatan kerja.

Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk yang tinggi

merupakan korelasi positif terhadap pertumbuhan angkatan

kerja dalam dasawarsa berikutnya.

2. Kedudukan geografi yang strategis dengan sumber daya

alamnya dapat merupakan potensi yang dapat dikembangkan

sebagai wadah maupun wahana untuk penciptaan kesempatan

kerja. Pembangunan nasional juga merupakan proses

pengolahan potensi ekonomi dari kedudukan geografis

kebaharian (maritim) maupun sumber daya alam yang dimiliki.

3. Kondisi Ekonomi dalam pengertian struktur ekonomi yang

“agraris berat sebelah” (tidak adanya keseimbangan antara

sector pertanian dan sector non pertanian), juga mencerminkan

adanya struktur ekonomi dualistis; sector modern di samping

sector agraris tradisional, sector formal dengan dapat modal

dan teknologi maju serta sector informal yang padat karya,

merupakan factor dominan yang mempengaruhi kemungkinan

perluasan kesempatan kerja.

4. Sosial budaya bangsa dengan pranata socialnya merupakan

nilai – nilai yang dapat mendorong atau menghambat mobilitas

angkatan kerja baik secara geografis, sektoral ataupun jenis

pekerjaan, untuk tercapainya perluasan angkatan kerja.

11 Badan Pusat Statistik Jawa Timur. “Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur Agustus 2011”. 17 Maret 2012 Jatim.bps.go.id

12

Ibid₁₁10

Page 11: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

5. Politik dalam pengertian proses pengambilan keputusan suatu

kebijaksanaan yang diambil merupakan factor dominan yang

tidak dapat diabaikan dalam kebijaksanaan nasional untuk

menciptakan iklim yang sehat bagi perluasan kesempatan kerja

di Jawa Timur.

2.2 TKI Sebagai Lapangan Kerja Alternatif di Jawa Timur

2.2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup TKI

Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga

negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk

jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah

TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. TKI perempuan

seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW).13

Tata cara menjadi Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja ke

luar negeri berdasarkan Kep. Menaker No. KEP-104 A/MEN/2002 adalah

sebagai berikut :

a. Pasal 35 1. Penyuluhan kepada pencari kerja dalam rangka pendataan

calon TKI meliputi materi : a. Penjelasan umum tentang program penempatan TKI; b. Prosedur dan mekanisme penempatan TKI; dan c. Persyaratan umum bagi calon TKI yang berminat untuk

bekerja ke luar negeri. 2. Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan

oleh institusi Kabupaten/Kota, PJTKI dan Instansi terkait.

b. Pasal 36 1. Pendapatan Calon TKI dilaksanakan oleh Pengantar Kerja

pada instansi Kabupaten/Kota dan atau petugas Kantor Cabang PJTKI.

2. Pendataan yang dilakukan oleh petugas kantor cabang PJTKI sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus dilaporkan kepada Instansi Kabupaten/Kota.

3. Data Calon TKI sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2, dapat digunakan untuk promosi dan pemasaran jasa TKI.

4. Untuk tersedianya data lengkap mengenai persediaan Calon TKI secara nasional dan daerah, instansi Kabupaten/Kota menyampaikan data persediaan calon TKI di wilayahnya

13 Ibid₁₁

11

Page 12: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

kepada BP2TKI dan Direktorat Jenderal melalui mekanisme antar kerja.

c. Pasal 37

1. Untuk keperluan pendataan, Calon TKI harus menyerahkan foto copy jati diri (KTP), ijazah dan atau sertifikat keterampilan.

2. Dalam pelaksanaan pendataan, calon TKI tidak dikenakan biaya.

3. Pendataan calon TKI bukan merupakan jaminan penempatan.

4. Untuk keperluan pendataan Calon TKI, PJTKI dilarang menghimpun calon TKI dalam asrama/akomodasi.

d. Pasal 38 1. Untuk merekrut, mendaftar dan menghimpun calon TKI

dalam asrama/akomodasi, PJTKI wajib memiliki Surat Izin Pengerahan (SIP) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal.

2. Untuk memperoleh SIP sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 PJTKI harus mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan dokumen asli dan copy yang terdiri dari : a. Perjanjian kerjasama penempatan TKI; b. Surat permintaan TKI (job order/demand letter) atas

nama PJTKI yang bersangkutan; c. Standart perjanjian kerja induk atau standart perjanjian

kerja perseorangan; dan d. Surat izin pendirian kantor cabang bagi PJTKI yang

mempunyai kantor cabang. 3. Direktur Jenderal setelah melakukan penilaian terhadap

permohonan PJTKI dapat menerbitkan atau menolak permohonan SIP dan disampaikan kepada PJTKI yang bersangkutan dengan tembusankepada BP2TKI daerah rekrut.

4. Direktur Jenderal menetapkan jumlah calon TKI yang dapat direkrut dan batas waktu berlakunya SIP.

5. Berdasarkan SIP sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 BP2TKI menerbitkan rekomendasi rektrut kepada PJTKI dan atau Kantor Cabang yang bersangkutan dengan tembusan kepada instansi propinsi dan instansi Kabupaten/Kota.

6. Atas dasar rekomendasi rekrut BP2TKI, PJTKI dan atau Kantor Cabang bersama-sama Instansi Kabupaten/Kota melakukan rekrut yang meliputi pendaftaran dan seleksi calon TKI.

7. PJTKI wajib melaporkan hasil rekrut tersebut kepada BP2TKI, dengan tembusan kepada instansi Propinsi dan Direktur Jenderal.

e. Pasal 39

1. Setiap calon TKI yang mendaftar harus lebih mengikuti penyuluhan mengenai :

12

Page 13: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

a. Lowongan pekerjaan yang tersedia beserta uraian tugas;

b. Syarat-syarat kerja yang memuat antara lain gaji, jaminan sosial, waktu kerja;

c. Kondisi, lokasi dan lingkungan kerja; d. Peraturan perundang-undangan, sosial budaya, situasi

dan kondisi negara tujuan; e. Hak dan kewajiban TKI;f. Prosedur dan kelangkapan dokumen penempatan TKI; g. Biaya-biaya yang dibebankan kepada calon TKI; dan

mekanisme pembayaran; dan h. Persyaratan calon TKI.

2. Bagi calon TKI yang ada akan mengikuti penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus memenuhi syarat: a. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun, kecuali

peraturan negara tujuan menentukan usia minimal lebih dari 18 (delapan belas);

b. Memiliki Kartu Tanda Penduduk; c. Sehat mental dan fisik yang dibuktikan dengan surat

keterangan dokter; d. Berpendidikan sekurang-kurangnya tampat SLTP atau

sederajat’ e. Memiliki keterampilan yang dibuktikan dengan sertifikat

keterampilan yang dikeluarkan oleh lembaga pelatihan yang diakreditasi oleh instansi yang berwenang;

f. Memiliki surat izin dari orang tua wali, suami atau istri; g. Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di negara tujuan penempatan. 3. Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

dilakukan oleh instansi Kabupaten/Kota PJTKI dan instansi terkait

f. Pasal 40

Dalam hal negara tujuan mensyaratkan adanya tes kesehatan tambahan bagi calon TKI maka PJTKI berkewajiban mengurus pelaksanaan tes tersebut.

g. Pasal 41

1. PJTKI berkewajiban menempatkan TKI yang berkualitas dari segi mental, fisik, keterampilan teknis dan kemapuan berkomunikasi dalam bahasa asing yang diperluykan.

2. Setiap PJTKI wajib melatih calon TKKI yang belum memenuhi standar kualitas TKI sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, di Balai Latihan Kerja (BLK) yang telah diakreditasi oleh Instansi Pemerintah yang berwenang di bidang pelatihan kerja.

3. Untuk menyelenggarakan pelatihan calon TKI, PJTKI dapat memiliki BLK atau bekerjasama dengan Lambaga Pelatihan yang telah diakreditasi oleh instansi pemerintah yang berwenang di bidang pelatihan kerja.

13

Page 14: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

4. Kerjasama pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 wajib dipenuhi selambat-lambatnya 1(satu) bulan terhitung sejak tanggal berlakunya Keputusan Menteri ini.

5. Kerjasama PJTKI dengan BLKI/lembaga pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus dituangkan dalam akta perjanjian kerjasama yang dibuat dihadapan notaris.

6. PJTKI yang telah membuat perjanjian kerjasama dengan BLKI/Lembaga Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 wajib melaporkan kepada Dirktur Jenderal dengan melampirkan akta perjanjian kerjasama yang bersangkutan.

7. PJTKI yang menempatkan TKI dalam Kendali Alokasi TKI, setelah 5 (lima) tahun sejak berlakunya keputusan Menteri ini wajib memiliki BLK yang telah diakreditasi oleh instansi pemerintah yang berwenang di bidang pelatihan kerja, baik secara sendiri-sendiri maupun dimiliki bersama/kolektif oleh paling banyak 5 (lima) PJTKI.

8. Dalam hal PJTKI belum memiliki BLK sebagaima dimaksud dalam ayat 7, PJTKI dilarang menempatkan TKI dalam Kendali Alokasi TKI.

h. Pasal 42

1. Calon TKI yang akan ditempatkan wajib mengikuti pelatihan pada BLK/Lembaga Pelatihan sebagaimana dimaksud alam pasal 41 ayat 2 dan lulus uji keterampilan untuk memperoleh sertifikat kompetensi.

2. Uji keterampilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 di selenggarakan oleh Lembaga Uji Kompetensi independen.

3. Lembaga Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

4. Sebelum adanya Lembaga Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 uji keterampilan dilakukan oleh lembaga pelatihan yang telah diakreditasi oleh instansi Pemerintah yang berwenang dibidang pelatihan kerja.

5. Lembaga Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dibentuk selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak berlakunya Keputusan Menteri ini.

6. Ketentuan mengenai pelaksanaan uji keterampilan dan sertifikat kompetensi khusus bagi TKI dalam Kendali Alokasi TKI diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.

i. Pasal 43 1. PJTKI dan atau Kantor Cabang bersama instansi

Kabupaten/Kota melaksanakan seleksi administrasi dan keterampilan terhadap Calon TKI yang telah mendaftar.

2. PJTKI bersama calon TKI yang telah lulus seleksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib menandatangani perjanjian penempatan TKI dan diketahui oleh pejabat dari instansi Kabupaten/Kota daerah rekrut.

3. PJTKI dan atau kantor cabang membuat Daftar Nominasi bagi calon TKI yang telah lulus seleksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 2.

4. Instansi Kabupaten/Kota yang mengeluarkan rekomendasi pembuatan paspor sebagaimana dimaksud dalam ayat 2

14

Page 15: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

harus menyampaikan tembusan kepada BP2TKI di wilayahnya.14

2.2.2 Kebijakan Berkaitan Dengan Penempatan Kerja TKI

Sistem penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri pada

prinsipnya berkonsentrasi pada mobilitas tenaga kerja (worker mobility)

bukan aspek umum mobilitas penduduk (people mobility). Export Jasa

Tenaga kerja Indonesia atau pengiriman/penempatan TKI ke luar negeri

diatur dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia

Nomor KEP-104 A/MEN/2002 Tentang Penempatan Tenaga Kerja ke

Luar Negeri.15

Penempatan TKI dilakukan oleh lembaga pelaksana yang terdiri

dari: Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), instansi

pemerintah atau badan usaha milik negara dan badan usaha swasta

untuk kepentingannya sendiri.16

Dalam UU No.39 Tahun 2004 penempatan TKI/TKW ke luar negeri

diatur langsung oleh pemerintah. Hal tersebut sebagaimana diatur dalam

Pasal 27, 29 dan 30 UU No.39 Tahun 2004 yang pada pokoknya sebagai

berikut :

1. Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke

negara tujuan yang pemerintahnya telah membuat perjanjian

tertulis dengan pemerintah RI atau ke negara tujuan yang

mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi

tenaga kerja asing.

2. Penempatan CTKI/TKI di luar negeri diarahkan pada jabatan

yang tepat sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat dan

minat dan kemampuan.

3. Penempatan CTKI dilaksanakan dengan memperhatikan

harkat, martabat, hak asasi manusia, perlindungan hak,

pemerataan kesempatan kerja dengan mengutamakan

kepentingan nasional.

14 Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. 2002. Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri

15 Ibid₂16

Kep Menaker No.KEP 204/MEN/1999 Pasal 715

Page 16: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

4. Dilarang menempatkanCTKI/TKI pada jabatan dan tempat

pekerjaan yang bertentangan dengan unsur-unsur

kemanusiaan dan norma kesusilaan.

Pelaksanaan penempatan TKI di luar negeri dapat dilakukan oleh:17

1. Penempatan Oleh Pemerintah

Penempatan TKI di luar negeri oleh Pemerintah, hanya

dilakukan atas dasar perjanjian secara tertulis antara

Pemerintah dengan Pemerintah negara pengguna berbadan

hukum di negara tujuan.

2. Penempatan oleh Perusahaan Pelaksana Penempatan TKI

Swasta (P3TKIS)

Perusahaan yang akan menjadi P3TKIS mendapatkan izin

tertulis berupa Surat Izin Perusahaan Penempatan Tenaga

Kerja Indonesia (SIPPTKI), setelah memenuhi persyaratan :

a. Berbentuk badan hukum perseorangan terbatas (PT),

b. Memiliki modal disetor yang tercantum dalam akta pendirian

perusahaan, sekurang kurangnya sebesar tiga miliar rupiah

c. Menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk

deposito sebesar lima ratus juta rupiah pada bank

pemerintah

d. Memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di

luar negeri sekurang-kurangnya untuk tiga tahun berjalan,

e. Memiliki unit pelatihan kerja, dan

f. Memiliki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI.

Penempatan TKI pada pengguna perseorangan dilakukan melalui

mitra usaha di negara tujuan. Mitra Usaha berbentuk badan hukum yang

didirikan sesuai dengan ketentuan di negara tujuan. Untuk pengguna

perseorangan, dapat mempekerjakan TKI pada pekerjaan antara lain,

sebagai penata laksana rumah tangga, pengasuh bayi atau perawat

manusia lanjut usia, pengemudi, tukang kebun/taman (sektor informal).

Perlindungan bagi calon TKI yang diberangkatkan keluar negeri

oleh P3TKIS, meliputi kegiatan sebelum pemberangkatan (pra

17 Ibid₄16

Page 17: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

penempatan), selama masa penempatan di luar negeri, dan sampai

dengan kembali ketanah air (purna penempatan). Untuk selanjutnya, TKI

yang bekerja di luar negeri secara perseorangan berhak untuk

memperoleh perlindungan dari Perwakilan RI.

2.2.3 Penempatan Kerja TKI Asal Jawa Timur

Peran TKI di Jawa Timur berlandaskan capaian indikator kinerja

pembangunan oleh Pemprov Jatim dalam RPJMD 2009-2014, yaitu

penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Khusus di bidang

ketenagakerjaan, target capaian kinerja mengacu pada program

prioritas perluasan lapangan kerja, yang implementasi  strategi

pokoknya bertumpu pada pola people centred development, participatory

based development dan keberpihakan yang bersifat pro poor, pro job dan

pro growth.

Berdasar data penempatan tenaga kerja di Jawa Timur, program

pengiriman TKI ke luar negeri di Jatim selama tahun 2008 sampai dengan

tahun 2010, rata-rata menyumbang 60%-70% dari total penempatan yang

tercatat di 38 Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Jawa Timur.

Hingga Nopember 2010 telah ditempatkan sebanyak 45.771 orang TKI

dengan sumbangan remitansi Rp. 2,1 Milyar. Jadi memang tidak salah

jika dikatakan bahwa program pengiriman TKI ke luar negeri menempati

posisi strategis dalam membantu mengurangi pengangguran di Jatim.18

Dalam hal ini, penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal

Jawa Timur pada tahun 2011 melampaui target. Dari target sekitar 60.000

orang, hingga akhir Desember 2011, Jatim sudah menempatkan sekitar

65.000 tenaga kerja ke berbagai negara (bappeda.jatimprov.go.id: 2012).

Dalam hal ini penempatan kerja TKI di luar negeri secara tidak langsung

berkorelasi terhadap berkurangnya tingkat pengangguran di Jawa Timur

juga pada Februari dan Agustus tahun 2011.

18 Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. “TKI Dapat Kucuran Bantuan Kredit”. 17 Maret 2012. disnakertransduk.jatimprov.go.id

17

Page 18: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Menurut Hariyadi Boedihardjo, Kepala Unit Pelaksana Teknis

Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT

P3TKI) Surabaya:19

“Jumlah penempatan itu berdasarkan pelayanan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTLN) yang sudah diterbitkan. Namun dari 65.000 TKI itu, sekitar 60% orang bekerja pada sektor informal seperti penata laksana rumaha tangga, sopir pribadi, dan penjaga ternak. Sedangkan 40% TKI bekerja pada sektor formal seperti di bidang konstruksi, perhotelan, supermarket, dan perusahaan berbadan hukum lainnya.”

Namun menurut keterangan Hariyadi, UPT P3TKI Surabaya

maupun Dinas Tenaga Kerja di kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur

terus berupaya untuk menekan jumlah penempatan TKI informal. Hanya

saja, karena masih banyak user (pengguna atau majikan) yang meminta

TKI informal ini, maka pihaknya tetap memberikan pelayanan meskipun

TKI informal pun tetap harus mengikuti seleksi ketat dengan pelatihan

selama total 200 jam.

Hariyadi pun menambahkan mengenai negara-negara tujuan

penempatan yang masih jadi favorit TKI dari Jawa Timur:

“Negara-negara kawasan Asia Pasifik, seperti Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapura, dan Brunei Darussalam, adalah negara

19 Bappeda Jatim. Bappeda Provinsi Jawa Timur – 2011, Jatim “ekspor” 65.000 TKI. 17 Maret 2011. bappeda.jatimprov.go.id

18

Page 19: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

tujuan favorit sedangkan untuk negara-negara di kawasan Timur Tengah hanya sebagian kecil saja.”20

Adapun negara – negara tujuan favorit penempatan TKI di tahun

2011 rata – rata tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya seperti yang

terlihat pada tabel penempatan kerja TKI di Jawa Timur berdasarkan

negara tujuan pada tahun 2008 – 2009 di bawah ini:

Penempatan TKI Jawa Timur Berdasarkan Negara Tujuan

2008 - 2009

Dari tabel diatas, peringkat negara Asia Pasifik yang termasuk 5

besar negara favorit penempatan TKI asal Jawa Timur periode 2008-

2009, yaitu:

1. Malaysia, dengan porsi 44,93% pada tahun 2008, menurun

14,05% pada tahun 2009 sehingga menjadi 30,88%

2. Hongkong, dengan porsi 22,87% pada tahun 2008, meningkat

7,33% pada tahun 2009 sehingga menjadi 30,20

20 BNP2TKI. “Penempatan TKI Jawa Timur Tahun 2011 Lampaui Target”. 17 Maret 2012. bnp2tki.go.id

19

Page 20: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

3. Taiwan, dengan porsi 19,89% pada tahun 2008, meningkat

5,45% pada tahun 2009 sehingga menjadi 25,34%

4. Singapura, dengan porsi 5,80% pada tahun 2008, meningkat

1,94% di tahun 2009 sehingga menjadi 7,74%

5. Brunei Darussalam, dengan porsi 4,87% pada tahun 2008,

menurun 1,14% pada tahun 2009 sehingga menjadi 3,73%.

20

Page 21: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peran TKI Asal Jawa Timur Sebagai Penyumbang Devisa Terbesar di

Indonesia

Di Indonesia, tenaga kerja Indonesia/ TKI dianggap sebagai pahlawan

devisa karena besarnya jumlah remitan yang dikirimkan. Menurut Jumhur

Hidayat, Kepala BNP2TKI, Jumat (25/11/2011) malam saat memberikan

sosialisasi bertema Kita Semua Peduli TKI di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan

Kepanjen, Kabupaten Malang:21

“Saat ini ada 6 juta TKI dari seluruh Indonesia yang mengadu nasib di negeri seberang. Jika satu TKI punya tiga sampai empat jiwa, itu artinya satu orang TKI sudah memberi makan dan mengubah ekonomi keluarganya secara langsung. "Pertahun, devisa dari TKI berkisar Rp.100 triliun. Jumlah ini sangat besar. Untuk itu, terima kasih TKI kita semua harus peduli dengan TKI. Sedangkan penyumbang devisa negara dari TKI itu terbesar dari wilayah Jawa Timur.’’

Provinsi Jawa Timur (Jatim) dikenal sebagai daerah lumbung TKI

dimana pada tahun 2009, jumlah warga Jawa Timur yang bekerja sebagai TKI

mencapai 49.000 orang, sedangkan pada tahun 2010 mencapai 60.000,

sedangkan tahun 2011 Jawa Timur sudah menempatkan sekitar 65.000 tenaga

kerja ke berbagai negara (bappeda.jatimprov.go.id: 2012). Hal ini dibuktikan

kontribusi devisa yang disumbangkan TKI asal Jawa Timur hingga mencapai Rp

6 triliun per tahun (pumitabusan.com: 2012) dan total remitan TKI asal Jawa

Timur rata – rata memperoleh sekitar Rp 2,5 triliyun pertahunnya

(kampungtki.com: 2012). Dalam hal ini, remiten atau transaksi pengiriman uang

dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Timur (Jatim) rata – rata dikirim

melalui western union dan wesel instan yang tiap harinya selalu mengalami

peningkatan.

Sebagai contoh data di Kantor Pos Besar Madiun, Jawa Timur mencatat

pada Juli 2011 jumlah remiten mencapai 5149 pengirim. Dengan nominal total

Rp11,29 miliar atau Rp 500 juta per harinya. Beberapa negara asal pengiriman

uang di antaranya Malaysia, Singapura, dan Taiwan. Dengan peningkatan itu

diperkirakan sepanjang Agustus 2011 hingga jumlah remiten akan menembus

21 Kiswara, Brama Yoga. “Per Tahun, TKI Sumbang Devisa Rp 100 Triliun”. 17 Maret 2012. beritajatim.com

21

Page 22: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

angka Rp17 miliar. Atau naik sekitar Rp 2 miliar dibanding perolehan bulan

sebelumnya. Dengan demikian, meskipun cukup banyak kasus TKI ilegal dari

Jawa Timur namun hal ini tidak mempengaruhi jumlah total remitan yang

diperoleh TKI asal Jawa Timur.22 Berikut grafik nilai remitan TKI Jawa Timur

tahun 2005 – 2010 Triwulan I.

3.2 Manfaat Bekerja di Luar Negeri Bagi TKI Asal Jawa Timur

Bagi para pencari kerja di Jawa Timur yang kurang beruntung, bekerja di

luar negeri sebagai alternative. Banyak manfaat dan pengalaman menarik akan

didapatkan bila bekerja di luar negeri sebagai TKI. Adapun beberapa manfaat

yang akan didapatkan TKI asal Jawa Timur bila bekerja di luar negeri,

diantaranya yaitu:23

1. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran di dalam negeri

dan sebagai penghasil devisa. TKI sejak tahun 1983 telah turut

membantu pemerintah menghasilkan devisa bagi negara (Program

TKI dimulai tahun 1983). TKI ternyata memberikan sumbangsih

besar pada negeri ini, terutama ketika Indonesia dilanda krisis

moneter tahun 1997.

2. Dengan bekerja di luar negeri, TKI mendapatkan kesempatan luas

untuk mempraktekan berbicara dan memperdalam belajar bahasa

asing di negara tujuan TKI, salah satu manfaat yang jarang sekali

didapat apabila bekerja di Indonesia.

22 Kuncara, David Eka. “Remiten Pos Besar Madiun Capai Belasan Miliar”. 18 Maret 2012. nasional.jurnas.com

23

Ibid₁22

Page 23: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

3. Dengan bekerja di luar negeri TKI secara tidak langsung telah

membantu pemerintah ikut menghambat lajunya pertumbuhan

penduduk Indonesia, karena dengan banyaknya orang yang bekerja

di luar negeri maka angka pernikahan dalam negeri yang akan

menghasilkan keturunan akan terhambat.

4. Dengan bekerja di luar negeri terbuka peluang bagi para TKI

menjadi duta pariwisata untuk mempromosikann pariwisata

Indonesian dengan membagikan brosur tentang objek pariwisata

yang ada di Indonesia (kepada pengguna jasa di luar negeri)

5. Terakhir, setelah lama bekerja di luar negeri bekal uang dan ilmu

sudah didapat, sehingga terbuka sudah peluang untuk berkarya di

negeri sendiri, berwiraswasta menciptakan lapangan kerja baru di

dalam negeri. Membantu pemerintah mengurangi krisis lapangan

kerja yang melanda negeri ini.

Sebagai contoh, berikut manfaat nyata yang diperoleh mantan TKI asal

Jawa Timur setelah bekerja di luar negeri:

1. Trisno Yuwono, lahir di Blitar 12 Agustus 1970 adalah

seorang mantan TKI Arab yang saat ini sukses menjadi

Bos Swalayan dengan omset Rp 35 miliar per tahun.

Atas prestasinya, Trisno Yuwono memperoleh

penghargaan Indonesia International Migrant

Worker’s Award 2011 dari UKM Center FEUI

(biografi.rumus.web.id: 2012).

2. Ani Ema Susanti (29 tahun), mantan TKI Hong Kong

asal Jombang, Jawa Timur, ini boleh dibilang sukses

karena bisa berkuliah dan menjadi sineas melalui film

pendeknya "Helper Hongkong Ngampus" yang

membawanya ke banyak festival di Denmark, Prancis

dan Italia. (bnp2tki.go.id: 2012)

3. Siti Maryam, wanita paruh baya kelahiran Desa Prigi,

Trenggalek 6 Juni 1975 adalah mantan TKW Hong

kong berkat kerja keras dan ketekunan selama bekerja

23

Page 24: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

kini Maryam memutuskan untuk membuka usaha salon

dan video shooting. (indonesiaproud.wordpress.com:

2012)

3.3 Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Terhadap Kinerja TKI Asal Jawa Timur di

Luar Negeri

Masalah daya saing sertifikasi berkait erat dengan pengakuan

internasional terhadap sertifikat kompetensi tenaga kerja Indonesia terutama

yang berasal dari Jawa Timur dan hal itu tergantung kepada beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut dapat ditinjau secara internal maupun secara eksternal.

Secara internal, berarti bagaimana lembaga pelatihan dan penguji kompetensi di

Indonesia melaksanakan seluruh mekanisme dan sistem untuk mendapatkan

sertifikat kompetensi. Secara eksternal, berarti sampai sejauh mana respon atau

tanggapan sampai menimbulkan suatu sikap pengguna jasa diluar negeri

memperlakukan TKI asal Jawa Timur selama bekerja dengan referensi sertifikat

kompetensi yang dimiliki oleh TKI asal Jawa Timur.24

Dalam hal ini, kualitas dan komposisi ketrampilan TKI asal Jawa Timur

masih didominasi oleh jenis jabatan informal (68,06%) dibandingkan jabatan

formal (31,94%). Jabatan sektor informal seperti penata laksana rumah

tangga/PLRT, tenaga kerja perkebunan, dan sejenisnya masih mendominasi,

dibanding jabatan pekerjaan sektor formal seperti worker, tenaga konstruksi dan

sejenisnya. Besarnya penempatan TKI di sektor informal terkait dengan tingkat

pendidikan dan kualifikasi calon TKI/TKI yang pada umumnya berpendidikan

SLTP, serta masih tingginya permintaan dari negara tujuan/pengguna untuk

jenis-jenis pekerjaan di sektor informal, terutama pasar Asia yang angka

penempatan di sektor informal mencapai 68,04% dari total penempatan TKI ke

luar negeri.

Jika dibandingkan dengan angka penempatan TKI, kasus yang menimpa

calon TKI/TKI pada tahun 2008 sebesar 2,3% dari seluruh angka penempatan,

sedangkan di tahun 2009 mencapai 3,56% dari total angka penempatan. Dengan

demikian, perbandingan jumlah kasus dengan angka penempatan TKI selama 2

24 Ibid₂24

Page 25: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

(dua) tahun terakhir naik sebesar 1,26%. Sedangkan 5 kasus terbanyak calon

TKI/TKI yang teridentifikasi adalah:25

1. TKI terminasi tanpa alasan jelas;

2. TKI pulang karena pekerjaan terlalu berat dan/atau banyak;

3. TKI di-PHK karena majikan/perusahaan mengalami pailit/bangkrut;

4. TKI tidak cocok dengan majikan;

5. TKI sakit.

Oleh karena itu, penting adanya alat ukur tenaga kerja dalam

pemenuhan kualifikasi kerja dilakukan melalui sertifikasi uji kompetensi.

Berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 13 tentang ketenagakerjaan,

bahwa penyelenggara sertifikasi kompetensi kerja adalah Badan Nasional

Sertifikasi profesi (BNSP) secara operasional uji kompetensi dan sertifikasi

kompetensi kerja dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

terakreditasi dan Panitia Uji Kompetensi dan Sertifikasi (PUKS) melalui uji

kompetensi di Tempat Uji Kompetensi (TUK) terakreditasi di berbagai bidang

profesi yang terdapat pada masing-masing sektor dan sub sektor yang terkait.

Bentuk pengakuan terhadap seseorang yang telah lulus uji kompetensi

berupa sertifikat kompetensi dan Sertifikat Unit Kompetensi. Bagi peserta yang

dinyatakan lulus (kompeten) untuk sejumlah unit berkompetensi sebagaimana

dipersyaratkan untuk memenuhi jenjang kualifikasi tertentu sesuai Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) diberi pengakuan dalam bentuk Sertifikat

Kompetensi. Sedangkan peserta uji kompetensi yang baru lulus uji kompetensi

untuk satu atau beberapa unit kompetensi diberi pengakuan dalam bentuk

sertifikat unit kompetensi atau bentuk pengakuan lain, misalnya diberi Log Book

yang memuat daftar unit kompetensi yang telah dikuasai.26

25Ibid₁₉26 Ibid₂

25

Page 26: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Dari hasil penelitian, sertifikat kompetensi yang diberikan kepada TKI

mendapat respon bermacam-macam antara lain, untuk Timur Tengah sertifikat

tidak disyaratkan sehingga sulit untuk dinilai apakah diterima atau tidak. Dalam

26

Page 27: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

prakteknya TKI yang bekerja di timur tengah tidak seluruhnya mengalami nasib

baik, tetapi kebanyakan TKI mengalami nasib yang kurang menguntungkan

disebabkan oleh tidak pahamnya TKI pada budaya negara setempat.

Sebenarnya sertifikat kompetensi yang diantaranya memberi penilaian pada

pengertian dan pemahaman TKI terhadap budaya negara dimana TKI

dipekerjakan merupakan solusi terbaik.27

Adapun selain pentingnya peran sertifikasi uji kompetensi bagi TKI asal

Jawa Timur, pelaksanaan Operasional “Gerakan Pemasyarakatan Peningkatan

Produktivitas” di Provinsi Jawa Timur kiranya turut menunjang kinerja TKI asal

Jawa Timur yang akan dikirim ke luar negeri adapun sebagai berikut:28

1. Menyelenggarakan Pengukuran produkivitas Calon Tenaga Kerja di

semua sektor secara Regional.

2. Menyelenggarakan pelatihan dalam meningkatkan Produktivitas

Calon Tenaga Kerja dan pekerja terutama dalam hal pe–

ngembangan manajemen, seperti manajemen kewirausahaan,

Bimbingan/Konsultasi Manajemen, Klinik produktivitas, Unit

pelayanan peningkatan Perusahaan (UP3) di Perusahaan, dan

manajemen Tata Graha/Good House Keeping (5R/5S) sebagai ikon

Jawa Timur dan setiap tahunnya diperlombakan yang diikuti oleh

sektor pemerintah dan swasta.

3.4 Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja TKI Asal Jawa Timur

Perlindungan TKI adalah segala upaya perlindungan atas kepentingan

calon TKI/TKI dalam mewujudkan pemenuhan hak-haknya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah

bekerja.

Perlindungan buruh migran diatur dalam Konvensi Internasional tentang

Perlindungan Hak Semua Buruh Migran dan Anggota Keluarganya (International

Convention on the Protection of the Rights of All Migrant Workers and Members

of Their Families) 1990. Di samping itu ada konvensi internasional lainnya.

Sedangkan perlindungan terhadap TKI diatur dalam UU No. 39/2004 tentang

27 Ibid₂28

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. “Rakor Produktivitas - Tenaga Kerja di Jawa Timur”. 17 Maret 2012. disnakertransduk.jatimprov.go.id

27

Page 28: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, namun

UU ini lebih banyak mengatur prosedural dan tata cara penempatan TKI ke luar

negeri, dan hanya sedikit mengatur hak-hak dan jaminan perlindungan hak-hak

buruh migran dan anggota keluarganya. Selain itu perlindungan terhadap buruh

migran diberikan pemerintah berdasarkan konstitusi negara, sebagaimana

dilakukan oleh Departemen Luar Negeri (Deplu) RI.

1. Perlindungan Buruh Migran Berdasarkan Konvensi 1990

Buruh migran menurut konvensi ini adalah seseorang yang

akan, tengah atau telah melakukan pekerjaan yang dibayar dalam

suatu negara dimana dia bukan menjadi warga negaranya. Konvensi

ini mengakui dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak dasar

dari buruh migran yang berlaku bagi semua buruh migran (yang

berdokumen atau tidak) dan anggota keluarganya dan bersifat non

diskriminasi.

2. Perlindungan TKI berdasarkan Pernyataan Umum tentang Hak-

hak Asasi Manusia

Hak-hak asasi manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum

supaya orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai

usaha terakhir guna menentang penindasan, pembangunan

hubungan persahabatan antara negara perlu digalakkan.

Selain itu, dalam Pasal 5 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak

Asasi Manusia dinyatakan bahwa :

“Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya.”

Pada pasal 6 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi

Manusia dinyatakan bahwa :

“Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai pribadi di mana saja ia berada.”

Pada pasal 7 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi

Manusia dinyatakan bahwa :

“Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi. Semua

28

Page 29: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan Pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam itu.”

Pada Pasal 8 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi

Manusia dinyatakan bahwa :

“Setiap orang berhak atas bantuan yang efektif dari pengadilan nasional yang kompeten untuk tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh undang-undang dasar atau hukum.”

Pada Pasal 9 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi

Manusia dinyatakan bahwa:

“Tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-wenang.”

Pada Pasal 13 Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi

Manusia dinyatakan bahwa :

a. Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam

di dalam batas-batas setiap negara.

b. Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk

negerinya sendiri, dan berhak kembali ke negerinya.

3.    Perlindungan TKI Berdasarkan UU Nomor 39 Tahun 2004

Sementara jika kita lihat dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor

39 Tahun 2004 menyatakan bahwa:

a. Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan,

dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan

perlindungan TKI di luar negeri.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Pemerintah dapat melimpahkan sebagi

wewenangnya dan/atau tugas perbantuan kepada

pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

29

Page 30: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004

menyatakan bahwa :

“Pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan upaya perlindungan TKI di luar negeri.”

Pada Pasal 7 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004

menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Pemerintah

berkewajiban:29

a. Menjamin terpenuhinya hak-hak calon TKI/TKI, baik yang

bersangkutan berangkat melalui pelaksana penempatan TKI,

maupun yang berangkat secara mandiri;

b. Mengawasi pelaksanaan penempatan calon TKI;

c. Membentuk dan mengembangkan sistem informasi

penempatan calon TKI di luar negeri;

d. Melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan

hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan;

e. Memberikan perlindungan kepada TKI selama masa

sebelumnya pemberangkatan, masa penempatan, dan masa

purna penempatan.

Dari sisi pemerintah menginginkan ada kejelasan mengenai

perlindungan TKI. Pemberian libur satu hari setiap minggu, paspor

dipegang pekerja, dan ada standar minimal gaji yang diterima TKI.

Pemerintah Indonesia juga menginginkan pencantuman deskripsi

kerja jelas yang harus dikerjakan TKI selama berada di rumah

majikan. Selain itu juga ada satuan tugas bersama di antara kedua

negara yang bertugas memantau pelaksanaannya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan TKI (BNP2TKI) mengatakan bahwa; “Setiap ada kasus

atau masalah yang menimpa TKI di luar negeri, termasuk di Arab

Saudi, pemerintah selalu proaktif untuk membela.” Tak terkecuali

untuk TKI yang bekerja di Saudi secara ilegal atau nonprosedural.

Untuk meminimalisasi kasus-kasus yang dihadapi TKI, khususnya

29 Ibid₄30

Page 31: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

TKI wanita yang bekerja di sektor rumah tangga, pemerintah

melakukan pengetatan prosedur penempatan TKI.

Anggota Satgas Perlindungan TKI yang baru dibentuk presiden

segera berangkat ke Arab Saudi untuk mengupayakan

pengampunan untuk menyelamatkan TKI yang terancam hukuman

mati di Arab Saudi. TKI yang terancam hukuman mati di Malaysia

dan Arab Saudi diperkirakan 200 orang di mana 70 persen kasus

narkoba, 28 persen terkait kasus pembunuhan dan dua persen kasus

lainnya.

Nasib tragis yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar

negeri seakan tak pernah berakhir. Selain dianiaya dan diperkosa,

ancaman hukuman rajam, bahkan hukuman mati menghantui

mereka. Setelah Ruyati, masih ada 200 WNI pemburu devisa yang

terlibat berbagai kasus di sejumlah negara, seakan menanti maut.

Mereka saat ini menanti uluran tangan untuk bebas dari giliran

hukuman gantung maupun pancung. Adanya berbagai kasus yang

ditimpa TKI ini khususnya di Arab Saudi menciptakan inisiatif Dinas

Tenaga Kerja Transmigrasi Dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

(Kadisnakertransduk Prov. Jatim) dalam melindungi kinerja TKI Asal

Jawa Timur yang akan dikirim ke Arab Saudi dengan upaya sebagai

berikut:30

1. Pemerintah Pusat melalui BNP2TKI telah membuka Crisis

Center  dengan call center TKI di nomor telepon 0800

1000, untuk memperkuat peran dan fungsi satgas TKI dalam

membantu penyediaan data dan informasi bagi keluarga TKI

yang bermasalah serta untuk meningkatkan sistem

penempatan dan perlindungan TKI secara menyeluruh. Call

Center TKI tersebut juga melayani pengaduan berupa SMS

(Short Masage Service) di nomor 7266 dengan mengetik

ACA#TKI#NAMA PENGIRIM#KASUS/MASALAH YANG

DIADUKAN. Call Center BNP2TKI juga menerima pengaduan

langsung (tatap muka), melalui faksimili di nomor (021)

7981205, surat-menyurat ke alamat Call Center BNP2TKI

30 Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. “Instruksi Kadisnakertransduk Prov. Jatim Terkait Permasalahan TKI Di Arab Saudi.” 19 Maret 2012. disnakertransduk.jatimprov.go.id

31

Page 32: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Jalan MT Haryono Kav 52, Pancoran, Jakarta Selatan, serta

surat elektronik (email) ke [email protected].

2. Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur seperti yang telah

disampaikan Bapak Gubernur Jawa Timur untuk mengatasi

TKI asal Jatim yang bermasalah di Arab Saudi, dilakukan

melalui upaya diplomatik secara optimal untuk

menyelamatkan agar lolos dari hukuman mati. Apabila upaya

diplomatik tersebut menemui kendala maka solusi terakhir

akan disediakan dana tebusan (diyat).

3. Sebagai tindak lanjut kebijakan moratorium TKI ke Arab

Saudi, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan

Provinsi Jawa Timur melakukan identifikasi data dan

prosedur pelaksana pengiriman serta mengundang keluarga

TKI asal Jatim yang bermasalah atau yang telah diputus

hukuman dan menunggu proses eksekusi di di Arab Saudi.

4. Menghentikan seluruh pengiriman TKI ke Arab Saudi dan

memperketat pengawasan terhadap calon TKI yang ingin

berangkat bekerja ke luar negeri.

5. Mengidentifikasi dan mengalihkan penempatan seluruh calon

TKI yang telah direkrut ke negara lainnya terutama negara

yang telah memiliki kesepakatan untuk perlindungan TKI.

BAB IV

KESIMPULAN

Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan total penduduk terbanyak di

Pulau Jawa yaitu pada tahun 2005 adalah 37.070.731 jiwa, dengan kepadatan 774

jiwa/km2. Peran TKI di Jawa Timur berlandaskan capaian indikator kinerja pembangunan

oleh Pemprov Jatim dalam RPJMD 2009-2014, yaitu penurunan Tingkat Pengangguran

32

Page 33: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Terbuka (TPT). Khusus di bidang ketenagakerjaan, target capaian kinerja mengacu pada

program prioritas perluasan lapangan kerja, yang implementasi  strategi pokoknya

bertumpu pada pola people centred development, participatory based development dan

keberpihakan yang bersifat pro poor, pro job dan pro growth.

Provinsi Jawa Timur (Jatim) dikenal sebagai daerah lumbung TKI dimana pada

tahun 2009, jumlah warga Jawa Timur yang bekerja sebagai TKI mencapai 49.000 orang,

sedangkan pada tahun 2010 mencapai 60.000, sedangkan tahun 2011 Jawa Timur

sudah menempatkan sekitar 65.000 tenaga kerja ke berbagai negara. Hal ini dibuktikan

kontribusi devisa yang disumbangkan TKI asal Jawa Timur hingga mencapai Rp 6 triliun

per tahun dan total remitan TKI asal Jawa Timur rata – rata memperoleh sekitar Rp 2,5

triliyun pertahunnya.

Dalam hal ini, kualitas dan komposisi ketrampilan TKI asal Jawa Timur masih

didominasi oleh jenis jabatan informal (68,06%) dibandingkan jabatan formal (31,94%).

Oleh karena itu, penting adanya alat ukur tenaga kerja dalam pemenuhan kualifikasi

kerja dilakukan melalui sertifikasi uji kompetensi. penyelenggara sertifikasi kompetensi

kerja adalah Badan Nasional Sertifikasi profesi (BNSP) secara operasional uji

kompetensi dan sertifikasi kompetensi kerja dilaksanakan. Bentuk pengakuan terhadap

seseorang yang telah lulus uji kompetensi berupa sertifikat kompetensi dan Sertifikat Unit

Kompetensi.

Perlindungan TKI adalah segala upaya perlindungan atas kepentingan calon

TKI/TKI dalam mewujudkan pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja seperti yang

tertuang pada Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pasal 5, 6, 7, 8, 9, dan

13 serta UU Nomer 39 Tahun 2004. Adapun berbagai kasus yang ditimpa TKI

khususnya di Arab Saudi (contoh: hukuman mati Ruyati) menciptakan inisiatif

Kadisnakertransduk Prov. Jatim dalam melindungi kinerja TKI Asal Jawa Timur yang

akan dikirim ke Arab Saudi.

DAFTAR PUSTAKA

Zuhdi, Iman. 1966. TKI Penyumbang Devisa Mencerdaskan Bangsa. Indonesia : Kasih Abadi

Astuti, Budi. “Sertifikasi Uji Kompetensi Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Indonesia/ Tenaga Kerja Wanita Penata Laksana Rumah Tangga”. 15 Maret 2012. eprints.undip.ac.id

33

Page 34: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Ardiansyah, Shandra. “Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Di Luar Negeri”. 16 Maret 2012. zinkser.blogspot.com

Astawa, I Dewa Rai. “Aspek Perlindungan Hukum Hak – Hak Tenaga Kerja di Luar Negeri”. 16 Maret 2012. eprints.undip.ac.id

Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia & Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soeharsono, Sagir. 1982. Kesempatan Kerja, Ketahanan Nasional, dan Pembangunan Manusia aan Seutuhnya. Bandung : Alimni STHG

Badan Pusat Statistik Jawa Timur. “Keadaan Ketenagakerjaan Jawa Timur Agustus 2011”. 17 Maret 2012 Jatim.bps.go.id

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. 2002. Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. “TKI Dapat Kucuran Bantuan Kredit”. 17 Maret 2012.disnakertransduk.jatimprov.go.id

Bappeda Jatim. Bappeda Provinsi Jawa Timur – 2011, Jatim “ekspor” 65.000 TKI. 17 Maret 2011. bappeda.jatimprov.go.id

BNP2TKI. “Penempatan TKI Jawa Timur Tahun 2011 Lampaui Target”. 17 Maret 2012. bnp2tki.go.id

Kiswara, Brama Yoga. “Per Tahun, TKI Sumbang Devisa Rp 100 Triliun”. 17 Maret 2012. beritajatim.com

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. “Rakor Produktivitas - Tenaga Kerja di Jawa Timur”. 17 Maret 2012. disnakertransduk.jatimprov.go.id

Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. “Instruksi Kadisnakertransduk Prov. Jatim Terkait Permasalahan TKI Di Arab Saudi.” 19 Maret 2012. disnakertransduk.jatimprov.go.id

Biografi rumus. “Biografi Trisno Yuwono, Mantan TKI kini Bos Swalayan.” 18 Maret

2012. biografi.rumus.web.id

34

Page 35: Peran Sertifikasi Uji Kompetensi Dan Perlindungan Hukum Terhadap Kinerja Tki Di Luar Negeri

Jurnas.com, Majalah Komite. “Siti Maryam: Mantan TKW dari Hong Kong yang Sukses Usaha Salon.” 18 Maret 2012. indonesiaproud.wordpress.com

BNP2TKI. “Tak Minder Jadi TKI, Kini Ani Sukses Jadi Sineas.” 18 Maret 2012.

bnp2tki.go.id

35