Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

36
Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016 Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur ___________________________________________________________________________ Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan, Ekspor dan Impor di Indonesia pada Dasawarsa 1981 - 2010 Oleh : Meirinaldi Dosen Pascasarjana dan Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur ABSTRACT The research problems are ; financial sector, Export and Import are fluctuated along three decade from 1981 to 2010. The aims of this research is analized the contribution of financial sector to led growth of, export and import. This research is explanatory research and used multivarians Linear Regression methode, Error Correction Mode., Set data of this research are ; Inflations Rate, Kurs of US Dollar, Stock Exchange Index (in Indonesia are called Indek Harga Saham Gabungan or IHSG), Loan Interest Rate, Investment, Consumption, Export, Import and unemployment. Inflation rate is significant to led import. The controlling to inflation rate are oriented for limitation of consumptions and import. While, Inflation rate is not significant to led investment and export. Kurs of US Dollar is signicant to led export and import. The controlling to optimal kurs Rp to US Dollar could led export growth and import growth. IHSG is significant to led growth of consumtions, investment, export and Import. Interest Rate of Credit is not significant to led to export and Import. Error Corection Model (ECM), is indicate ; the stock exchange sector and banking sector are waited to the publication of economics growth and fundamental changed of monetary policies and performance until the firts year, and will respon on the years second of them changes. It’s mean, financial sector not yet optimal to finance led growth. The real sector (consumptions and investment,) are led to unemployment on second years of them changes, while the export and impor are led to unemployment on third years of them changes. Key Words : Financial-Led Growth, Explanatory Research, Multivarians Linear Regression Analysis, Error Correction Model (ECM) PENDAHULUAN Memperhatikan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US dolar selama tiga tahap sejarah kebijakkan moneter, dimana pada awal tahun 1997 (mulainya krisis moneter) nilai tukar yang waktu itu masih berada pada rata-rata Rp. 2.000, per 1 US$, turun sangat signifikan mencapai rata-rata Rp. 16.000,- per 1 US$ ketika memasuki awal tahun 1998 (table 1.1). Kondisi pada masa krisis ini benar-benar berdampak besar pada kinerja ekspor Indonesia, terutama produk-produk yang komponen impornya sangat tinggi, menjadi semakin tidak mampu bersaing di pasar internasional. Meskipun ketika melewati akhir tahun 1998 dan periode pemulihan, nilai tukar Rupiah masih tetap berada pada rata-rata Rp. 8.000, sampai Rp. 11.000,-, namun kalangan investor yang berorientasi ekspor dan impor, masih merasakan beban yang berat. Dengan demikian dapat disimpulkan adanya ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dan penawaran dolar Amerika dalam jumlah yang relatif besar yang dapat menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terus melemah. Ketidak seimbangan ini mengakibatkan banyaknya investor pasar saham menjual sahamnya dalam rupiah dan mengalihkan dana investasinya kedalam mata uang dollar Amerika, sehingga makin memperlambat pertumbuhan investasi yang berorientasi ekspor dan impor. Data data tentang perkembangan ekspor pada tiga dasawarsa 1981 – 2010 menunjukkan bahwa pada periode 1981 – 1

Transcript of Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Page 1: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan, Ekspor dan Impor di Indonesia pada Dasawarsa 1981 - 2010

Oleh : Meirinaldi

Dosen Pascasarjana dan Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur

ABSTRACTThe research problems are ; financial sector, Export and Import are fluctuated along

three decade from 1981 to 2010. The aims of this research is analized the contribution offinancial sector to led growth of, export and import.

This research is explanatory research and used multivarians Linear Regressionmethode, Error Correction Mode., Set data of this research are ; Inflations Rate, Kurs of USDollar, Stock Exchange Index (in Indonesia are called Indek Harga Saham Gabungan orIHSG), Loan Interest Rate, Investment, Consumption, Export, Import and unemployment. Inflation rate is significant to led import. The controlling to inflation rate are orientedfor limitation of consumptions and import. While, Inflation rate is not significant to ledinvestment and export.

Kurs of US Dollar is signicant to led export and import. The controlling to optimal kursRp to US Dollar could led export growth and import growth. IHSG is significant to led growthof consumtions, investment, export and Import. Interest Rate of Credit is not significant to led toexport and Import.

Error Corection Model (ECM), is indicate ; the stock exchange sector and bankingsector are waited to the publication of economics growth and fundamental changed of monetarypolicies and performance until the firts year, and will respon on the years second of themchanges. It’s mean, financial sector not yet optimal to finance led growth. The real sector(consumptions and investment,) are led to unemployment on second years of them changes,while the export and impor are led to unemployment on third years of them changes.Key Words : Financial-Led Growth, Explanatory Research, Multivarians Linear RegressionAnalysis,

Error Correction Model (ECM)

PENDAHULUAN

Memperhatikan fluktuasi nilai tukarrupiah terhadap US dolar selama tiga tahapsejarah kebijakkan moneter, dimana padaawal tahun 1997 (mulainya krisis moneter)nilai tukar yang waktu itu masih berada padarata-rata Rp. 2.000, per 1 US$, turun sangatsignifikan mencapai rata-rata Rp. 16.000,- per1 US$ ketika memasuki awal tahun 1998(table 1.1). Kondisi pada masa krisis inibenar-benar berdampak besar pada kinerjaekspor Indonesia, terutama produk-produkyang komponen impornya sangat tinggi,menjadi semakin tidak mampu bersaing dipasar internasional. Meskipun ketika melewatiakhir tahun 1998 dan periode pemulihan, nilaitukar Rupiah masih tetap berada pada rata-rata

Rp. 8.000, sampai Rp. 11.000,-, namunkalangan investor yang berorientasi ekspordan impor, masih merasakan beban yangberat. Dengan demikian dapat disimpulkanadanya ketidakseimbangan antara jumlahpermintaan dan penawaran dolar Amerikadalam jumlah yang relatif besar yang dapatmenyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolarAmerika terus melemah. Ketidak seimbanganini mengakibatkan banyaknya investor pasarsaham menjual sahamnya dalam rupiah danmengalihkan dana investasinya kedalam matauang dollar Amerika, sehingga makinmemperlambat pertumbuhan investasi yangberorientasi ekspor dan impor.

Data data tentang perkembanganekspor pada tiga dasawarsa 1981 – 2010menunjukkan bahwa pada periode 1981 –

1

Page 2: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

1990, pertumbuhan ekspor rata-rata sebesar4,2 % dimana pertumbuhan terendah terjadipada tahun 1984 pada tingkat minus 22.1 %dan tertinggi pada tahun 1990 pada tingkat23.1%. Pada periode 1991 – 2000, rata-ratapertumbuhan ekspor naik menjadi 5.8%dimana terendah pada tahun 1999 pada tingkatminus 38,3% dan tertinggi pada tahun 2000pada tingkat 21.1%. Naiknya nilai tukar dolarselama krisis mampu mendorong naiknyaekspor. Trend kenaikan ekspor terus berlanjut,dimana pada periode 2001 – 2010 rata-ratapada tingkat 7.6%, pencapaian terendah padatingkat minus 14.9% tahun 2009 danpertumbuhan tertinggi pada tahun 2004 padatingkat 27.1% (table 1.1).

Data data tentang perkembanganimpor pada tiga dasawarsa 1981 – 2010menunjukkan bahwa pada periode 1981 –1990, pertumbuhan impor rata-rata sebesar3,4 % dimana petumbuhan terendah terjadipada tahun 1982 sebesar minus 13.9 % dantertinggi pada tahun 1986 pada tingkat 18.7%.Pada periode 1991 – 2000, rata-ratapertumbuhan impor menjadi 7.5% dimanaterendah pada tahun 1999 pada tingkat minus31,8% dan tertinggi pada tahun 2000, padatingkat 26.5%. Naiknya nilai tukar dolarselama krisis, berakibat turunnya impor secarasignifikan. Trend penurunan impor terusberlanjut meskipun mengalami perlambatan,dimana pada periode 2001 – 2010 rata-ratapada tingkat 6.8%, pencapaian terendah padatingkat minus 9.7% tahun 2009 danpertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 padatingkat 17.5% (table 1.1). Yang menarik daridata ekpor dan impor tersebut adalah;terdapatnya pola pertumbuhan yang miripdengan pola naik turunnya Kurs US Dolar.Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja ekspordan impor Indonesia dipengaruhi secarasiginifikan oleh perkembangan kurs US Dolar,bukan oleh faktor daya saing yang dibangunmelalui kualitas produk, kualitas SDM,penguasaan teknologi.

Identifikasi Masalah Dari uraian-uraian pada latar belakangdi atas, dapat diidentifikasi berbagai

permasalahan pada sektor keuangan, ekspor,dan impor, sebagai berikut :1) Ketidakstabilan dan melemahnya nilai

tukar Rupiah mengakibatkan banyaknyainvestor pasar saham menjual sahamnyadalam rupiah dan mengalihkan danainvestasinya kedalam mata uang dollarAmerika, sehingga makin memperlambatpertumbuhan investasi yang berorientasiekspor dan impor.

2) Pertumbuhan ekonomi dasawarsaterakhir, lebih banyak ditopang olehtingginya konsumsi dimana kekuatan danbesarnya peran konsumsi tersebut,disinyalir ditopang bukan olehmenguatnya pendapatan riil masyarakat,tetapi lebih pada meningkatnyapertumbuhan kredit konsumtif dan makinmenjadi masalah karena didominasi olehkonsumsi produk-produk impor.

3) Perkembangan Ekspor yang terjadi, lebihdidorong oleh stimulus pemerintahmelalui kebijakkan devaluasi nilai rupiahterhadap US Dolar, bukan karenameningkatnya daya saing. Hal ini makinnyata ketika masa krisis moneter yangberlanjut menjadi krisis ekonomi padatahun 1997-1998, dimana nilai tukar USDolar mencapai nilai tertinggi padaRp.16.000,- per 1 US Dolar, dimanaekspor mencapai nilai tertinggi padaRp.660,230 Milyar. Di sisi lain, imporyang seharusnya tertahan dan menurun,justru tetap mengalami peningkatanmencapai angka tertinggi Rp. 598,264milyar pada tahun 1997 dan Rp . 566,615Milyar pada tahun 1998, walaupun tidaksetinggi laju kenaikan ekspor.

Masalah Penelitian1) Bagaimana pengaruh inflasi, nilai kurs

US Dollar, indeks harga saham gabungandan bunga kredit terhadap ekspor secaraparsial dan simultan ?

2) Bagaimana pengaruh inflasi, nilai kursUS Dollar, indeks harga saham gabungandan bunga kredit terhadap impor secaraparsial dan simultan ?

2

Page 3: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

BAHAN DAN METODETeori Inflasi

Dalam berbagai literatur, pengertianinflasi diberikan oleh para ahli secara berbeda,namun masih dapat ditarik sebuah kesamaanyang mendasar dari berbagai definisi tersebut.Inflasi (Inflation) adalah gejala yangmenunjukkan kenaikan tingkat harga umumyang berlangsung terus menerus (Amri Amir,2006, p:1). Dari pengertian tersebut, bilaterjadi kenaikan harga yang hanya bersifatsementara, maka ini tidak dapat dikatakansebagai inflasi. Menurut Puspopranoto (2004,h : 88), inflasi adalah kenaikan tingkat hargarata-rata untuk semua barang dan jasa dengankecendrungan kenaikan harga barang dan jasatersebut terjadi secara umum dan berlangsungsecara terus menerus. Menurut Al Magrizidalam Adiwarman A. Karim (2003, h : 67),inflasi dapat disebabkan dua hal, pertama :inflasi sebagai akibat kekurangan persediaanbarang (natural inflation), kedua : inflasisebagai akibat kesalahan manusia yangberpriilaku korupsi dan administrasi yangburuk, serta kebijakkan pajak yangberlebihan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas,dapat disimpulkan bahwa inflasi terjadi bilatingkat harga rata-rata dari semua harga dalamsuatu perekonomian mengalami kenaikanyang terus menerus dalam kurun waktutertentu. Kenaikan harga barang yang terusenerus tersebut dapat disebabkan oleh banyakfaktor, antara lain ; oleh ketidak seimbanganantara permintaan dan penawaran yangdiperjual belikan di suatu negara. MenurutImamudin Yuliardi (2008, h.75) berdasarkantingkat keseriusan dampaknya, inflasi dapatdibedakan menjadi empat jenis, yaitu :(1) Inflasi ringan, yaitu inflasi yang nilainya

berada dibawah satu digit pertahun.Inflasi ini memberikan dorongan bagipengusaha untuk meningkatkan produksikarena adanya dorongan kenaikan hargadi pasar.

(2) Inflasi sedang, yaitu inflasi yang nilainyaberada antara 10% samapi 30% pertahun.Pengaruh yang timbul oleh inflasi jenis

ini cukup dirasakan terutama bagimasyarakat yang berpenghasilan tetap,seperti pegawai negeri dan karyawan.

(3) Inflasi berat, yaitu inflasi yang nilainyaberkisar antara 30% sampai 100%pertahun. Inflasi jenis ini biasanya terjadipada keadaan politik yang tidak stabil danmenghadapi krisis yang berkepanjangan.Efek yang ditimbulkannya, yaitu mulaihilangnya kepercayaan masyarakatterhadap lembaga-lembaga ekonomimasyarakat seperti perbankan, aktivitaskredit, asuransi, proses produksi dandistribusi barang, mengalami gangguankarena masyarakat lebih mengambil sikapaman dengan memegang barang dari padauang. Masyarakat mulai kehilangankepercayaan terhadap stabiltas nilai matauang.

(4) Hiperinflasi, yaitu inflasi yang bernilai diatas 100%. Inflasi jenis menimbulkankrisis ekonomi yang berkepanjangan.Fenomena hiperinflasi biasanya menandaiadanya pergolakan politik dan pergantianpemerintah atau rezim. Masyarakat benar-benar kehilangan kepercayaan terhadapmata uang beredar sehinggaperekonomian menjadi lumpuh.

Berdasarkan faktor-faktor penyebabinflasi, maka ada tiga jenis inflasi, yaitu :(1) Inflasi tarikan permintaan (demand pull

inflation) atau inflasi dari sisi permintaan(demand side inflation) adalah inflasiyang disebabkan karena adanya kenaikanpermintaan agregat yang sangat besardibandingkan dengan jumlah barang danjasa yang ditawarkan.

(2) Cost-push inflationFaktor yang menyebabkan penurunantingkat produksi (penawaran) adalahkenaikan harga input di dalam negeri,misalnya ; tingkat upah dan kenaikanharga barang impor (misalnya sebagaiakibat rupiah yang terdepresiasi).

(3) Inflasi karena pengaruh impor (importedinflation) adalah inflasi yang terjadikarena naiknya harga barang dan jasadinegara asal barang tersebut sehingga

3

Page 4: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

terjadi kenaikan harga umum di dalamnegeri.

Disamping itu, jenis inflasi juga dapatdibedakan berdasarkan asal dari mana inflasitersebut pertama kali terjadi, yaitu :(1) Domestic Inflation

Domestic inflation adalah inflasi yangberasal dari dalam negeri. Inflasi initimbul sebagai akibat dari defisitnyaanggaran belanja yang dibiayai denganpencetakan uang baru, panen yang gagaldan sebagainya.

(2) Imported InflationImported Inflation adalah inflasi yangtimbul sebagai akibat terjadinya kenaikanharga barang-barang impor. Kenaikanharga ini akan menyebabkan secaralangsung pada kenaikan indeks biayahidup karena sebagian besar barang-barang yang tecakup di dalamnya berasaldari impor dan secara tidak langsungmenaikan indek harga melalui kenaikanongkos produksi dari berbagai barangyang menggunakan bahan mentah impordan mesin-mesin impor.

Teori Nilai Tukar (Kurs Dolar)Nilai Tukar dan kaitannya dengan Ekspordan Impor Nilai tukar terkait erat baik denganekspor maupun impor dimana pergerakannilai tukar mempengaruhi daya saing(competitiveness) produk ekspor (dalam halharga relatif). Depresiasi nilai tukar suatunegara terhadap mata uang negara lainnyamenjadikan daya saing produk ekspor negaratersebut meningkat, sehingga ekspormeningkat. Di saat yang sama, impor menjadilebih mahal bagi negara tersebut, sehinggaimpor cenderung menurun. Kombinasipeningkatan ekspor dan penurunan impormemperbaiki kondisi neraca pembayaran, danlebih jauh lagi akan meningkatkanpendapatan. Dampak sebaliknya terjadi jika nilaitukar terapresiasi, yaitu kinerja neracapembayaran dan pendapatan nasionalmemburuk. Selain nilai tukar, ekspor danimpor juga dipengaruhi oleh terms of trade,

sisi pasokan barang ekspor dan sisipermintaan (ekspor dan impor). Terms oftrade yang membaik akan berdampak positifterhadap ekspor, namun berdampak negatifterhadap impor. Bagi negara pengekspor,ketersediaan pasokan barang dapat tercerminpada produksinya. Di sisi permintaan,permintaan barang dicerminkan olehpendapatan. Dengan demikian, persamaanekspor dan impor dapat diekspresikan sebagaiberikut :

X = f(e, TOT, IP*)

M = f(e, TOT, Y)

dimana X adalah ekspor, M adalah impor, eadalah nilai tukar, TOT adalah terms of trade,IP* adalah industrial production index, negaramitra dagang yang merepresentasikanpendapatan. Selanjutnya, ekspor dan impor mempengaruhipendapatan nasional sebagaimana ditunjukkanoleh persamaan identitas domestic outputdalam sistem perekonomian terbuka:Y = C + I + G + (X – M)dimana Y adalah PDB, C adalah konsumsi, Iadalah investasi, G adalah pengeluaranpemerintah (goverment expenditure), dan X –M adalah net ekspor (Ekspor – Impor). Dampak perubahan nilai tukar melaluiindirect passthrough adalah melalui shiftingorientasi pemasaran dari pasar domestikmenjadi pasar internasional. Depresiasimenjadikan harga barang ekspor menjadilebih murah sehingga mendorong ekspor.Bagi produsen di dalam negeri, hal inimerupakan potensi keuntungan yang lebihbesar sehingga akan lebih menguntungkanjika barang yang diproduksinya dijual ke luarnegeridibandingkan dijual di dalam negeri. Akibatperubahan investasi pasar tersebut, hargabarang tersebut di dalam negeri menjadi lebihmahal (inflasi). Sementara itu, jalur ekspektasimenjelaskan bahwa depresiasi nilai tukar akanmenyebabkan harga di masa yang akan datangcenderung meningkat. Ekspektasi inidirealisasikan oleh produsen dan retailer

4

Page 5: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

untuk melakukan tindakan antisipatifpenyesuaian harga (menaikkan harga).Akibatnya, inflasi cenderung meningkat.Dalam kajian ini, akan diestimasi pengaruhperubahan nilai tukar rupiah terhadap harga(inflasi) melalui direct passthrough. Olehkarena itu, estimasinya akan dibagi dalamtahap; tahap pertama atau first round effectadalah pengaruh perubahan nilai tukarterhadap harga impor, dan second roundeffect, pengaruh harga impor terhadap hargakonsumen.

Indeks Harga Saham Gabungan.Indeks Harga Saham Gabungan

merupakan gambaran dari aktifitas di dalampasar modal. IHSG adalah suatu angka yangsecara sederhana menggambarkan rata-ratanaik atau turunnya seluruh harga saham dipasar modal pada saat itu. IHSG yangmeningkat dapat dijadikan sebagai tolok ukurkegairahan di pasar modal dan sebaliknya,IHSG yang menurun merupakan tolok ukurkelesuan pasar modal. Naik dan turunnyaindeks harga saham merupakan cerminanpertama dari naik dan turunnya tingkatkepercayaan investor terhadap kondisiperekonomian suatu negara atau dengan katalain sebagai leading indicator ekonomi.

Indeks Harga saham Gabungan(disingkat IHSG), dalam Bahasa Inggrisdisebut juga Jakarta Composite Index, JCI,atau JSX Composite) merupakan salah satuindeks pasar saham yang digunakan olehBursa Efek Indonesia (BEI; dahulu BursaEfek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertamakali pada tanggal 1 April 1983, sebagaiindikator pergerakan harga saham di BEJ,Indeks ini mencakup pergerakan hargaseluruh saham biasa dan saham preferen yangtercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitunganIHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Padatanggal tersebut, Indeks ditetapkan denganNilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saatitu berjumlah 13 saham. Posisi tertinggi yangpernah dicapai IHSG adalah 3.357,032 poinyang tercatat pada 15 September 2010.

Dasar perhitungan IHSG adalahjumlah Nilai Pasar dari total saham yangtercatat pada tanggal 10 Agustus 1982.

Jumlah Nilai Pasar adalah total perkaliansetiap saham tercatat (kecuali untukperusahaan yang berada dalam programrestrukturisasi) dengan harga di BEJ pada haritersebut. Formula perhitungannya adalahsebagai berikut:

dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham,dan d adalah Nilai Dasar.

Perhitungan Indeks merepresentasikanpergerakan harga saham di pasar/bursa yangterjadi melalui sistem perdagangan lelang.Nilai Dasar akan disesuaikan secara cepat bilaterjadi perubahan modal emiten atau terdapatfaktor lain yang tidak terkait dengan hargasaham. Penyesuaian akan dilakukan bila adatambahan emiten baru, HMETD (right issue),partial/company listing, waran dan obligasikonversi demikian juga delisting. Dalam halterjadi stock split, dividen saham atau sahambonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karenaNilai Pasar tidak terpengaruh. Harga sahamyang digunakan dalam menghitung IHSGadalah harga saham di pasar reguler yangdidasarkan pada harga yang terjadiberdasarkan sistem lelang. Perhitungan IHSGdilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupanperdagangan setiap harinya. Dalam waktudekat, diharapkan perhitungan IHSG dapatdilakukan beberapa kali atau bahkan dalambeberapa menit, hal ini dapat dilakukansetelah sistem perdagangan otomasidiimplementasikan dengan baik.

Untuk memberikan informasi yanglebih lengkap tentang perkembangan bursakepada publik, BEI menyebarkan datapergerakan harga saham melalui media cetakdan elektronik. Salah satu indikatorpergerakan harga saham tersebut adalahindeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyaitujuh macam indeks saham, yaitu: IHSG, menggunakan semua saham tercatatsebagai komponen kalkulasi Indeks.

5

Page 6: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

2) Indeks Sektoral, menggunakan semuasaham yang masuk dalam setiapsektor.

3) Indeks LQ45, menggunakan 45 sahamterpilih setelah melalui beberapatahapan seleksi.

4) Indeks Individual, yang merupakanIndeks untuk masing-masing sahamdidasarkan harga dasar.

5) Jakarta Islamic Index, merupakanIndeks perdagangan saham syariah.

6) Indeks Papan Utama dan PapanPengembangan, indeks yang didasarkanpada kelompok saham yang tercatat diBEI yaitu kelompok Papan Utama danPapan pengembangan.

7) Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Weston dan Brigham (2001, h :26), faktor-faktor yang mempengaruhi hargasaham adalah:1) Laba per lembar saham (Earning Per

Share/EPS) Seorang investor yang melakukan investasi

pada perusahaan akan menerima laba atassaham yang dimilikinya. Semakin tinggilaba per lembar saham (EPS) yangdiberikan perusahaan akan memberikanpengembalian yang cukup baik. Ini akanmendorong investor untuk melakukaninvestasi yang lebih besar lagi sehinggaharga saham perusahaan akan meningkat.

2) Tingkat Bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi hargasaham dengan cara :

a. Mempengaruhi persaingan di pasarmodal antara saham dengan obligasi,apabila suku bunga naik maka investorakan menjual sahamnya untukditukarkan dengan obligasi. Hal iniakan menurunkan harga saham. Halsebaliknya juga akan terjadi apbilatingkat bunga mengalami penurunan.

b. Mempengaruhi laba perusahaan, halini terjadi karena bunga adalah biaya,semakin tinggi suku bunga makasemakin rendah laba perusahaan. Suku

bunga juga mempengaruhi kegiatanekonomi yang juga akanmempengaruhi laba perusahaan.

3) Jumlah Kas Deviden yang DiberikanKebijakkan pembagian deviden dapatdibagi menjadi dua, yaitu sebagiandibagikan dalam bentuk deviden dansebagian lagi disisihkan sebagai labaditahan. Sebagai salah satu factor yangmempengaruhi harga saham, makapeningkatan pembagian devidenmerupakan salah satu cara untukmeningkatkan kepercayaan dari pemegangsaham karena jumlah kas deviden yangbesar adalah yang diinginkan oleh investorsehingga harga saham naik.

4) Jumlah laba yang didapat perusahaanPada umumnya, investor melakukaninvestasi pada perusahaan yangmempunyai profit yang cukup baik karenamenunjukkan prospek yang cerah sehinggainvestor tertarik untuk berinvestasi, yangnantinya akan mempengaruhi harga sahamperusahaan.

5) Tingkat Resiko dan PengembalianApabila tingkat resiko dan proyeksi labayang diharapkan perusahaan meningkatmaka akan mempengaruhi harga sahamperusahaan. Biasanya semakin tinggiresiko maka semakin tinggi pula tingkatpengembalian saham yang diterima.

Teori Tingkat BungaMenurut kaum klasik, uang tidak

mempunyai pengaruh terhadap sektor riil,tidak ada pengaruhnya terhadap tingkatbunga, kesempatan kerja atau pendapatannasional. Pendapatan nasional ditentukan olehjumlah dan kualitas dari tenaga kerja, jumlahmodal yang dipakai serta teknologi. IrvingFisher dan Alfred Marshall adalah dua ahlialiran klasik yang mendukung teori ini.

Sedangkan JM Keynes, menyatakanbahwa uang mempunyai pengaruh terhadapsektor riil. Pandangan Keynes ini didasarkanatas tingkat bunga. Tingkat bunga ditentukanoleh penawaran dan permintaan uang di pasaruang. Uang akan mempengaruhi kegiatanekonomi sepanjang uang tersebutmempengaruhi tingkat bunga. Perubahan

6

Page 7: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhikeinginan untuk mengadakan investasi dandengan demikian akan mempengaruhiPendapatan Nasional.

Faktor penentu suku bunga terbagiatas 2 (dua) faktor, yaitu internal daneksternal. Faktor internal meliputi pendapatannasional, jumlah uang beredar, dan EkspektasiInflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalahpenjumlahan suku bunga luar negeri dantingkat Ekspektasi perubahan nilai tukarvaluta asing. Seperti halnya dalam setiapanalisis keseimbangan ekonomi, pembicaraanmengenai keseimbangan di pasar uang jugaakan melibatkan unsur utamanya, yaitupermintaan dan penawaran uang. Bilamekanisme pasar dapat berjalan tanpahambatan maka pada prinsipnyakeseimbangan di pasar uang dapat terjadi, danmerupakan wujud kekuatan tarik menarikantara permintaan dan penawaran uang.

Teori ini berhubungan dengan apayang dikatakan oleh ekonom Inggris JohnMaynard Keyness, yang telah mengkritik teoriekonomi klasik tentang pengembangan teoritingkat suku bunga. Menurut Keyness, teoriklasik berlaku hanya untuk bunga jangkapanjang. la mengembangkan teori preferensilikuiditas ini untuk menjelaskan suku bungauntuk jangka pendek. Tingkat suku bungamenurut Keyness adalah harga yang dikeluarkan debitur untuk mendorong seorangkreditur memindahkan sumber daya langka(uang) mereka, akan tetapi, uang yangdikeluarkan debitur mempunyai kemungkinanadanya kerugian berupa risiko tidakditerimanya tingkat bunga tertentu.

Di dalam teori ini terdapat dua macaminvestasi yang dikembangkan, yaitu uang danobligasi. Uang merupakan kekayaan yangpaling likuid karena uang mempunyaikemampuan untuk membeli setiap saat.Sedangkan obligasi tidak dapat untukmembeli sesuatu kecuali kalau diubah terlebihdahulu ke dalam bentuk uang tunai. Keynessmengatakan bahwa, permintaan terhadap uangmerupakan tindakan rasional, meningkatnyapermintaan uang akan menaikkan tingkat sukubunga.

Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant(1997 : 471) suku bunga adalah harga yangdibayarkan untuk satuan mata uang yangdipinjam pada periode waktu tertentu.Menurut Lipsey, Ragan, dan Courant (1997 :99-100) suku bunga dapat dibedakan menjadidua yaitu suku bunga nominal dan suku bungariil. Dimana suku bunga nominal adalah rasioantara jumlah uang yang dibayarkan kembalidengan jumlah uang yang dipinjam. Sedangsuku bunga riil lebih menekankan pada rasiodaya beli uang yang dibayarkan kembaliterhadap daya beli uang yang dipinjam. Sukubunga riil adalah selisih antara suku bunganominal dengan laju inflasi. MenurutSamuelson dan Nordhaus (1998) suku bungaadalah pembayaran yang dilakukan ataspenggunaan sejumlah uang. Menurut Prasetyantoko (2008), jikasuku bunga tinggi, otomatis orang akan lebihsuka menyimpan dananya di bank karena iadapat mengharapkan pengembalian yangmenguntungkan. Dan pada posisi ini,permintaan masyarakat untuk memegang uangtunai menjadi lebih rendah karena merekasibuk mengalokasikannya ke dalam bentukportfolio perbankan (deposito dan tabungan).Seiring dengan berkurangnya jumlah uangberedar, gairah belanja pun menurun.Selanjutnya harga barang dan jasa umum akancenderung stagnan, atau tidak terjadidorongan inflasi. Sebaliknya jika suku bungarendah, masyarakat cenderung tidak tertariklagi untuk menyimpan uangnya di bank.

Beberapa aspek yang dapatmenjelaskan fenomena tingginya suku bungadi Indonesia adalah ; tingginya suku bungaterkait dengan kinerja sektor perbankan yangberfungsi sebagai lembaga intermediasi(perantara), kebiasaan masyarakat untukbergaul dan memanfaatkan berbagai jasa banksecara relatif masih belum cukup tinggi, dansulit untuk menurunkan suku bungaperbankan bila laju inflasi selalu tinggi(Prasetyantoko, 2008 : 99-101)Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh duakekuatan, yaitu : penawaran tabungan danpermintaan investasi modal (terutama darisektor bisnis). Tabungan adalah selisih antarapendapatan dan konsumsi. Bunga pada

7

Page 8: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

dasarnya berperan sebagai pendorong utamaagar masyarakat bersedia menabung. Jumlahtabungan akan ditentukan oleh tinggirendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi sukubunga, akan semakin tinggi pula minatmasyarakat untuk menabung, dansebaliknya.Tinggi rendahnya penawaran danainvestasi ditentukan oleh tinggi rendahnyasuku bunga tabungan masyarakat.

Pengertian suku bunga menurutSunariyah (2004:80) adalah harga daripinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagaipersentase uang pokok per unit waktu. Bungamerupakan suatu ukuran harga sumber dayayang digunakan oleh debitur yang harusdibayarkan kepada kreditur.

Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah(2004:81) adalah :1) Sebagai daya tarik bagi para penabung

yang mempunyai dana lebih untukdiinvestasikan.

2) Suku bunga dapat digunakan sebagai alatmoneter dalam rangka mengendalikanpenawaran dan permintaan uang yangberedar dalam suatu perekonomian.Misalnya, pemerintah mendukungpertumbuhan suatu sektor industri tertentuapabila perusahaan-perusahaan dariindustri tersebut akan meminjam dana.Maka pemerintah memberi tingkat bungayang lebih rendah dibandingkan sektorlain.

3) Pemerintah dapat memanfaatkan sukubunga untuk mengontrol jumlah uangberedar. Ini berarti, pemerintah dapatmengatur sirkulasi uang dalam suatuperekonomian.

Pengertian dan Teori Tentang Bunga Kredit Bunga merupakan hal penting bagibank dalam penarikan tabungan danpenyaluran kreditnya. Penarikan danpenyaluran kredit selalu dihubungkan dengantingkat suku bunganya. Bunga bagi bankbiasanya menjadi biaya (cost of found) yangharus dibayar kepada penabung, namun di lainpihak, bunga juga merupakan pendapatan

bank yang diterima dari debitur atau kredityang diberikan. Yang dimaksud dengan bunga kreditadalah suatu jumlah ganti rugi/ balas jasa ataspenggunaan uang oleh nasabah bank, bagipengusaha kredit berarti si nasabahmemerlukan suatu likuiditas untuk kegiatanusahanya. Bunga adalah suatu unsur yangharus ada pada suatu pemberian kredit. Pihakbank sangat membutukan bunga sebagaikeuntungan yang diperoleh dari pemberiankredit tersebut. Dalam penetuan bunga kreditbank harus dapat menetukan berapa besarnyabunga yang akan dibebankan kepadanasabahnya, karena jik bunga yangdibebankan terlalu tinggi maka bank tersebutakan kesulitan mencari nasabah yang inginmeminjam dari bank tersebut. Jika suku bungayang ditetapkan terlalu rendah maka bankakan mendapat profit yang sanga kecil bahkanakan mengarah pada negatif spread. Padaumumnya suku bunga kredit yang ditetapkanoleh bank pada suatu regional tertentu adalahsama, yaitu penambahan suku bunga kreditmaksimum 5 % di atas BI rate yangditetapkan oleh Bank Indinesia. Pada zaman merkantilisme para ahliekonomi di Eropa diliputi dengan pandanganyang mengatakan bahwa bunga itu adalahtanda pernyataan dari nilai uang. Teori daripenganut merkantilis memengenai bungasangat sederhana sekali. Mereka menganggapbunga sebagai harga dari kredit produktif dantingkat bunga dihubungkan dengan banyaknyauang yang beredar. Tingkat bunga akan turunseiring dengan bertambahnya jumlah uangyang berdar. Ahli – ahli ekonomi klasik danahli ekonomi yang lain, teori darimerkantilisme itu dianggap tidak benar. Akantetapi sejak tahun 1936 yakni setelah Keynesmenemukan teori yang bersifat moneter, makaorang mulai mengakui kebenaran dari teoribunga aliran merkantilisme.

Setelah teori merkantilisme,muncullah teori produktivitas atau teorifructificasi. Teori ini dikemukakan olehTurgot. Menurutnya, tiap pemilik uang akanmampu membeli tanah dan dari tanah itu akandapat memperoleh keuntungan dari hasiltanaman yang diusahakan di atas tanah

8

Page 9: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

tersebut. Kalau uang tersebut digunakan untuktujuan lain, maka ia harus mendatangkanhasil.

Selanjutnya, menurut Turgot, tinggibunga itu tidak boleh kurang dari sewa tanahyang diterima. Kemudian J.B Say mengatakanbahwa hasil dari tanah tersebut timbul karenaadanya kerjasama antara tanah, tenaga kerjadan modal (uang). Ketiga faktor – faktortersebut memberikan jasa – jasanya dalamproduksi. Dari penghasilan produksi tersebutharus dibayarkan suatu penggantian kerugiankepada mereka yang memberikan jasanyakepada tidak yang memiliki. Kepada pemiliktanah diberikan sewa, kepada tenaga kerjadiberikan upah dam kepada pemilik modaldiberikan bunga. Teori ini disebutproduktivitas kekanak–kanakan.

Malthus kemudian mencetuskan teoriyang menunjukkan dimana letak produktivitasuang. Teori ini juga menganggap bahwa jasa –jasa produktif dari uang adalah pokok pangkaladanya bunga. Menurut hasil kombinasi darimodal dan faktor produksi lainnya adalahlebih besar daripada upah + sewa +penyusutan modal. Kelebihan ini haruslahdipergunakan untuk penggantian jasa daripadapara pemilik uang.

Pada akhir abad ke-18 lahirlah suatuteori yang membahas masalah bunga kreditdari sudut pandang psikologi (Soewito, 1994.h:15-21). Teori psikologi ini beraneka ragamantara lain : (i) teori penggunaan, (ii) teoriabstinence , (iii) teori pemerasan dan (iiii)teori agio. Teori penggunaan mengatakan bahwa barangmodal itu mempunyai penggunaan. Barangsiapa meminjamkan barang modal itu dia akankehilangan “pengguanaan” dari barangtersebut. Untuk kehilangan itu si pemilikmodal berhak menerima penggantian danpenggantian itu disebut bunga.

Teori abstinence mengatakan, bahwadalam pembentukan modal, orang akanmenghasilkan dari sebagian penghasilannyadan dengan demikian dia akan mengorbankankemungkinan konsumsinya. Pengorbanan iniharus mendapat penggantian dan penggantianitu adalah bunga.

Teori pemerasan sesungguhnya adalahbuah pikiran dari Willian Thomson danOdgkin, (Soewito, 1994. h:15-21) kemudiandisempurnakan oleh Karl Marx dan Rodbertus(Soewito, 1994. h:15-21). Marx denganteorinya yang dikenal dengan teori nilai yangmengatakan, bahwa pendapatan daripengusaha yang memiliki modal itu adalahhasil pemerasan dari tenaga kerja. Dalam halini bunga itu merupakan nilai lebih yangdidapat dari modal. Dan Marx berkata bahwabunga itu adalah akibat dari milik swasta atasalat – alat produksi dalam masyarakatkapitalis.

Teori agio dari Von Bohm Bawer(Soewito, 1994. h:15-21) berpokok padapenafsiran tentang penghargaan manusia atasbarang – barang sekarang dan barang dikemudian hari. Umunya manusia itu lebihmenghargai barang – barang sekarangdaripada barang – barang di kemudian hariyang sama jenis dan kualitasnya. Pemuasankeperluan sekarang oleh orang dianggap lebihpenting daripada pemuasan keperluan dikemudian hari. Perbedaan inilah yang disebutagio. Penyebab terjadinya agio dari barang –barang sekarang diatas barang di kemudianhari adalah faktor – faktor psikologis,ekonomis dan faktor teknis.

Dari teori – teori tentang bunga yangdikemukakan di atas tidak satupun yangdihubungkan dengan uang. Baru pada tahun1936 timbul suatu teori tentang bunga yangdihubungkan dengan uang. Teori ini disebutteori bunga moneter yang dikemukakan olehKeynes. Menurut Keynes bunga itu adalahpengganti dari pengorbanan likuiditas.Menurut Keynes bunga itu ditentukan olehpreferensi likuiditas (Liquidity Prefrence) ataujumlah uang. Liquidity preference disebabkanoleh 3 hal, yaitu : Pertama ; Transaction motive, dimana orangmembutuhkan uang untuk melakukantransaksi pembayaran sehari – hari. Kedua ;Precautionary motive, dimana orang inginmempunyai persediaan uang untukmenghadapi peristiwa yang tidak didugadalam arti kata persediaan apabila dalamwaktu – waktu harus melakukan pembayaran.

9

Page 10: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

Ketiga ; Speculative motive, adalah orangingin mempunyai uang, mencari keuntungandengan cara spekulasi.

Dengan demikian, bunga uang dapatkita anggap sebagai pendapatan pemilik atausebagai perongkosan. Bagi pemilik uang,apabila uang itu dipinjamkan maka bunganyamerupakan pendapatan, meskipun bukanpendapatan kerja. Karena apabila dia tidakmeminjamkan uang tersebut, dia dapatmenggunakan uang tersebut sebagai modaluntuk usahanya dan dia dapat memperolehkeuntungan. Bagi orang yang meminjamkanuangnya, jelas bahwa bunga merupakanperongkosan.

Faktor Penentu tingkat Bunga KreditDitinjau dari segi ekonomi perbankan

sebagai perusahaan maka faktor-faktor yangperlu dipertimbangkan dalam penentu tingkatbunga, yakni: 1) Keadaan pasar uang, jika jumlah uang

beredar terus meningkat maka tingkatbunga perlu dinaikkan

2) Degree of risk, kredit mengandung suatutingkat resiko tetentu sehingga perludipertimbangkan. Dalam pertimbanganresiko perlu diperhatikan mengenai jangkawaktu, nilai jaminan yang diberikan danprospek usaha nasabah ke depan.

3) Hubungan rekening nasabah dengan bank,dapat dilihat dari notasi keuangan yangdisalurkan melalui Rekening Korannasabah.

4) Cost of money ( bunga deposito, bunga girodan lainnya ), merupakan masalahpertimbangan yang paling perlu. Apabilacos of money tinggi maka interest rate jugaakan tinggi. Dalam kegiatan usaha bankjuga dapat kita temui other cost (gaji danbiaya perawatan). Jadi dalam penetuanharus diperhatikan cost money dan othercost sehingga bank dapat beroperasidengan spread yang positif untukmendapatkan keuntungan.

5) Kebutuhan dana, faktor kebutuhan danadikhususkan untuk dana simpanan, yaituseberapa besar kebutuhan dana yangdinginkan. Apabila bank kekurangan dana,sementara permohonan peminjam

meningkat, maka yang dilakukan bank agardana tersebut cepat terpenuhi adalahdengan meningkatkan suku bungapinjaman. Sebaliknya apabila di banksangat banyak, sementara permohonankredit sedikit maka bunga simpanan akanturun karena hal itu merupakan beban.

6) Target laba yang diinginkan. Hal inidisebabkan karena target laba merupakansalah satu komponen dalam penentuanbesar kecilnya suku bunga pinjaman. Jikalaba yang diinginkan besar maka bungapinjaman ikut besar dan demikiansebaliknya. Namun untuk menghadapipesaing, target laba dapat diturunkanseminimal mungkin.

7) Kualitas jaminan, kualitas jaminan jugadipergunakan untuk bunga pinjaman.Semakin likuid jaminan ( mudahdicairkan ) yang diberikan, dan semakinrendah bunga kredit yang dibebankan dansebaliknya.

8) Pesaing, bank dalam kondisi tidak stabildan bank juga mengalami kekurangandana, sementara tingkat pesaing dalammemperbutkan dana simpanan cukup ketat,maka bank harus berusaha keras untukdapat bersaing dengan bank lainnya.dalamarti jika untuk simpanan rata – rata pesaing15% maka, jika dinaikkan di atas bungapesaing yaitu sekitar 16 %. Namunsebaliknya untuk bunga pinjaman kitaharus berada dibawah bunga pesaing agardana yang menumpuk dapat tersalurkan.

Teori Ekspor dan Impor Pembahasan tentang teori ekspor dan

impor tidak dapat dilepaskan dari pembahasanteori tentang perdagangan internasional.Perdagangan Internasional dapat diartikansebagai transaksi dagang antara subyekekonomi negara yang satu dengan subyekekonomi negara yang lain, baik mengenaibarang ataupun jasa-jasa. Adapun subyekekonomi yang dimaksud adalah pendudukyang terdiri dari warga negara biasa,perusahaan ekspor, perusahaan impor,perusahaan industri, perusahaan negaraataupun departemen pemerintah yang dapatdilihat dari neraca perdagangan.

10

Page 11: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

Perdagangan atau pertukaran dapatdiartikan sebagai proses tukar menukar yangdidasarkan atas kehendak sukarela darimasing-masing pihak. Masing-masing pihakharus mempunyai kebebasan untukmenentukan untung rugi dari pertukarantersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan kemudian menetukan apakah iamau melakukan pertukaran atau tidak(Boediono, 1998). Pada dasarnya ada duateori yang menerangkan tentang timbulnyaperdagangan internasional, yaitu : teori klasik,dan teori moderen.

John Stuart Mill dan David RicardoTeori J.S.Mill menyatakan bahwa

suatu negara akan menghasilkan dankemudian mengekspor suatu barang yangmemiliki comparative advantage terbesar danmengimpor barang yang dimiliki comparativedisadvantage (suatu barang yang dapatdihasilkan dengan lebih murah danmengimpor barang yang kalau dihasilkansendiri memakan ongkos yang besar). Teoriini menyatakan bahwa nilai suatu barangditentukan oleh banyaknya tenaga kerja yangdicurahkan untuk memproduksi barangtersebut. Kelebihan untuk teori comparativeadvantage ini adalah dapat menerangkanberapa nilai tukar dan berapa keuntungankarena pertukaran di mana kedua hal ini tidakdapat diterangkan oleh teori absoluteadvantage.

David Ricardo (1772-1823) seorangtokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilaipenukaran ada jikalau barang tersebutmemiliki nilai kegunaan.Dengan demikian sesuatu barang dapatditukarkan bilamana barang tersebut dapatdigunakan. Seseorang akan membuat sesuatubarang, karena barang itu memiliki nilai gunayang dibutuhkan oleh orang. SelanjutnyaDavid Ricardo juga membuat perbedaanantara barang yang dapat dibuat dan ataudiperbanyak sesuai dengan kemauan orang, dilain pihak ada barang yang sifatnya terbatasataupun barang monopoli (misalnya lukisandari pelukis ternama, barang kuno, hasil buahanggur yang hanya tumbuh di lereng gunungtertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk

barang yang sifatnya terbatas tersebut nilainyasangat subyektif dan relatif sesuai dengankerelaan membayar dari para calon pembeli.Sedangkan untuk barang yang dapat ditambahproduksinya sesuai dengan keinginan makanilai penukarannya berdasarkan ataspengorbanan yang diperlukan. David Ricardomengemukakan bahwa berbagai kesulitanyang timbul dari ajaran nilai kerja:

Perlu diperhatikan adanya kualitaskerja, ada kualitas kerja terdidik dan tidakterdidik, kualitas kerja keahlian dan lainsebagainya. Aliran yang klasik dalam hal initidak memperhitungkan jam kerja yangdipergunakan untuk pembuatan barang, tetapijumlah jam kerja yang biasa dan semestinyadiperlukan untuk memproduksi barang. Darisitu maka Carey kemudian mengganti ajarannilai kerja dengan .teori biaya reproduksi.Kesulitan yang terdapat dalam nilai kerja itubahwa selain kerja masih banyak lagi jasaproduktif yang ikut membantu pembuatanbarang itu, harus dihindarkan. SelanjutnyaDavid Ricardo menyatakan bahwaperbandingan antara kerja dan modal yangdipergunakan dalam produksi boleh dikatakantetap besarnya dan hanya sedikit sekaliperubahan.

Sementara itu, atas dasar nilai kerja,dibedakan atas harga alami (natural price)dan harga pasaran (market price). Menurutaliran klasik (Adam Smith), harga alami akanterjadi bilamana masing-masing wargamasyarakat memperoleh kebebasan pilihannyauntuk membuat sesuatu produk tertentu yangmenurutnya lebih menguntungkan danmenukarkannya bilamana dinilai baikolehnya. Hal ini sejalan dengan pandangankaum physiokrat. Istilah harga alami (naturalprice) yang dikemukakan Smith adalah samadengan istilah Cantillon : valeur intrinsique(nilai intrinsik), Turgot : valeur fondamental.(harga pokok), Say : price reel (harga real),Ricardo : primery/natural/necessary price(harga pokok) dan Cairnes : normal price(harga normal).

Harga pasaran dapat berbeda denganharga alami di mana akan menyesuaikandengan keadaan penawaran dan permintaanatas barang yang bersangkutan. Demikian

11

Page 12: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

pula atas dasar pertimbangan tertentu, adanyaperaturan pemerintah yang dapat menghalangipenyesuaian harga alami dengan hargapasaran. Tetapi bagaimanapun, harga alamiakan menjadi acuan (pedoman) atas penetapanharga pasaran. Teori perdagangan internasionaldiketengahkan oleh David Ricardo yang mulaidengan anggapan bahwa lalu lintas pertukaraninternasional hanya berlaku antara dua negarayang diantara mereka tidak ada tembokpabean, serta kedua negara tersebut hanyaberedar uang emas. Ricardo memanfaatkanhukum pemasaran bersama-sama dengan teorikuantitas uang untuk mengembangkan teoriperdagangan internasional. Walaupun suatunegara memiliki keunggulan absolut, akantetapi apabila dilakukan perdagangan tetapakan menguntungkan bagi kedua negara yangmelakukan perdagangan.

Teori perdagangan telah mengubahdunia menuju globalisasi dengan lebih cepat.Kalau dahulu negara yang memilikikeunggulan absolut enggan untuk melakukanperdagangan, berkat law of comparative costsdari Ricardo, Inggris mulai kembali membukaperdagangannya dengan negara lain.Pemikiran kaum klasik telah mendorongdiadakannya perjanjian perdagangan bebasantara beberapa negara. Teori comparativeadvantage telah berkembang menjadidynamic comparative advantage yangmenyatakan bahwa keunggulan komparatifdapat diciptakan. Oleh karena itu penguasaanteknologi dan kerja keras menjadi faktorkeberhasilan suatu negara. Bagi negara yangmenguasai teknologi akan semakindiuntungkan dengan adanya perdaganganbebas ini, sedangkan negara yang hanyamengandalkan kepada kekayaan alam akankalah dalam persaingan internasional.

Keunggulan komparatif yang dapatdiciptakan melalui penguasaan teknologi,pada gilirannya menciptakan dua keunggulandalam hal :Pertama : Cost Comparative Advantage(Labor efficiency). Menurut teori costcomparative advantage (labor efficiency),suatu Negara akan memperoleh manfaat dariperdagangan internasional jika melakukan

spesialisasi produksi dan mengekspor barangdi mana Negara tersebut dapat berproduksirelatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatifkurang/tidak efisien. Kedua : Production Comperative Advantage(Labor productifity). Suatu negara akanmemperoleh manfaat dari perdaganganinternasional jika melakukan spesialisasiproduksi dan mengekspor barang di mananegara tersebut dapat berproduksi relatif lebihproduktif serta mengimpor barang di mananegara tersebut berproduksi relatifkurang/tidak produktif. Walaupun Indonesiamemiliki keunggulan absolut dibandingkanCina untuk kedua produk, sebetulnyaperdagangan internasional akan tetap dapatterjadi dan menguntungkan keduanya melaluispesialisasi di masing-masing negara yangmemiliki labor productivity. Kelemahan teoriklasik Comparative Advantage tidak dapatmenjelaskan mengapa terdapat perbedaanfungsi produksi antara dua negara. Sedangkankelebihannya adalah perdaganganinternasional antara dua negara tetap dapatterjadi walaupun hanya satu negara yangmemiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memilikiperbedaan dalam Cost ComparativeAdvantage atau Production ComparativeAdvantage. Teori ini mencoba melihatkuntungan atau kerugian dalam perbandinganrelatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi:Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilaisuatu barang ditentukan oleh jumlah tenagakerja yang dipergunakan untuk menghasilkanbarang tersebut, di mana nilai barang yangditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerjayang dipergunakan untuk memproduksinya.

Metode AnalisisKoefisien Regresi dan Korelasi.

Koefisien regresi digunakan untukmelihat bagaimana bentuk pengaruh ; (+)berbanding lurus, atau (–) berbanding terbalik,antara variabel variabel bebas terhadapvariabel terikat. Demikian juga koefisienregresi juga menunjukkan elastisitasperubahan variabel terikat sebagai akibatperubahan variabel-variabel bebas.

12

Page 13: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

Signifikansi Parameter Individual (ujistatistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahuiapakah variabel indenpenden secaraindividual mempengaruhi variabel dependen.Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai tstatistik dengan t tabel. Dalam pengujian inidilakukan dengan uji 2 sisi (two tail test)dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%dengan hipotetis statistik :

H0 : β0, β1, β2, β3, β4 ; = 0 Ha : β0, β1, β2, β3, β4 ; ≠ 0

Signifikansi Simultan (uji statistik F)Uji F digunakan untuk menguji apakah

secara statistik bahwa koefisen regresi darivariabel indenpenden secara bersama-samamemberikan pengaruh yang bermakna denganmembandingkan nilai probabilitas (F-statistik)dengan F tabel, dengan ketentuan jika Fstatistik > dari F-tabel maka H0 ditolak dan Ha

diterima, berarti variabel indenpenden secarabersama-sama berpengaruh signifikanterhadap variabel dependen, dengan formulasisebagai berikut :

H0 : β0, β1, β2 β3, β4 ; = 0 : Variabelindenpenden secara bersama-sama tidakberpengaruh terhadap varibel dependen.

Ha : β0, β1, β2, β3, β4 ; ≠ 0 : Variabelindenpenden secara bersama- sama ber- pengaruh terhadap variabel dependen.

Koefisen DeterminasiKoefisen determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan modeldalam menerangkan variasi variabel terikat(dependen). Nilai koefisen determinasi adalahantara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecilberarti kemampuan variabel-variabelindenpenden dalam menjelaskan variasivariabel dependen amat terbatas. Nilai yangmendekati satu berarti variabel-variabelindenpenden memberikan hampir semuainformasi yang yang dibutuhkan untukmeprediksi variabel-variabel dependen.

Pada umumnya koefisien untuk dataruntut waktu (time series) biasanya

mempunyai nilai koefisen determinasi yangtinggi, sementara untuk data silang (crosssection) relatif lebih rendah karena adanyavariasi yang besar antara masing-masingpengamatan.

Analisis Error Correction Model (ECM)Apabila data-data yang di analisis tidak

stasioner dan saling berkointegrasi, berarti adahubungan jangka panjang(keseimbangan/equilibrium) antar variabeldependen dengan varaibel-variabel bebas.Namun untuk jangka pendek adakemungkinan terjadinya ketidak seimbangan(dis-equilibrium). Karena adanya dis-equilibrium ini, maka diperlukan adanya‘koreksi dengan model koreksi kesalahan(Error Correction Model, disingkat ECM).Model ini dipopulerkan oleh Engle danGranger (Winarno, 2007, h;10.9). Pada penelitian ini, model ECM nya dapatditulis sebagai berikut : ΔYt = b1ΔX1 – λ(Yt-1) – βo - β1X1-t) + et

Persamaan ini menjelaskan bahwa perubahanY masa sekarang dipengaruhi oleh perubahanX dan kesalahan ketidakseimbangan (errorcorrection component) periode sebelumnya.Model ini merupakan model ECM tingkatpertama (first order error correction model).Walaupun tidak tertutup kemungkinan ECMdirumuskan dengan lag lebih besar dari 1,sehingga diperoleh second order ECM.

Pada persamaan di atas parameter λadalah parameter penyesuaian, parameter bmenjelaskan pengaruh jangka pendek danparameter β menjelaskan pengaruh jangkapanjang. Model ECM yang diturunkantersebut di atas dikenal dengan model dualangkah (two steep) dari Engle – Granger. Jikavariabel Y dan beberapa variabel X tidakstasioner dan terkointegrasi, maka hubunganantara keduanya dapat dijelaskan denganModel ECM. Rumus di atas kembali ditulismenjadi persamaan berikut :

ΔYt = α0 + α1ΔX1 + α2 EC1 + et

Di mana : EC1 = (Yt-1 - βo - β1X1-t)

Dalam hal ini koefisien α1 adalahkoefisien jangka pendek, sedangkan β1 adalah

13

Page 14: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

koefisien jangka panjang serta koefisen α2

adalah menjelaskan seberapa cepat waktudiperlukan untuk mendapatkan nilaikeseimbangan

Pertumbuhan Inflasi NasionalPertumbuhan inflasi periode 1981 –

1984 menunjukkan rata-rata pertumbuhanyang menurun sebesar 15%, dengan kisarantingkat inflasi tertinggi 12,20% menuju ke5,7%. Periode 1986 – 1990 sebaliknyamenunjukkan pertumbuhan yang meningkatrata-rata sebesar 8% dengan kisaran tingkatinflasi terendah 5,47% menuju ke tertinggi9,93%. Periode 1991 – 1995, pertumbuhaninflasi kembali menurun dengan rata-rata 15%

dari kisaran tingkat inflasi tertinggi 9,92%menuju ke 3,30%. Periode 1995 – 2000,dimana tahun 1997, puncak terjadinya krisismoneter dan ekonomi di Indonesia, kenaikanpertumbuhan inflasi rata-rata 299% dengankisaran tingkat inflasi terendah 1,53% menujutingkat tertinggi 77,63%. Seiring dengan masapemulihan krisis ekonomi, akhirnya duaperiode 2001 – 2005 dan 2005 – 2001, rata-rata pertumbuhan inflasi berhasil ditekan padaangka 25% dan 29% pada kisaran tingkatinflasi terendah 2,78% (merupakanpencapaian terbaik tahun 2009) dan tertinggiyang hanya 17,5% pada tahun 2005 terendah.Gambaran tersebut di atas, seperti terlihatpada tabel 1. Berikut :

Tabel 1. Rata-rata Pertumbuhan Inflasi dan Kurs US $ (5 tahunan)Tahun Inflasi Kurs US $

1981 - 1985 (0.15) 2.30 1986 - 1990 0.08 0.11

1991 - 1995 (0.15) 0.03 1996 - 2000 2.99 1.05

2001 - 2005 0.25 (0.01)2006 - 2010 0.29 (0.003)

Sumber : Dikutip dari Disertasi Penulis

Pertumbuhan Nilai Kurs US DollarPertumbuhan nilai kurs Dollar

periode 1981 – 1984 menunjukkan rata-ratapertumbuhan yang sangat tinggi sebesar230%, dengan kisaran Kurs terendah Rp.664.- per 1 US $ dan tertinggi Rp. 1.110,-per 1 US $. Tingginya pertumbuhan iniditandai pada periode tersebut terjadiKebijakkan Devaluasi Rupiah terhadap US$. Seiring dengan mulai stabilnyaperekonomian Indonesia pada periode 1986 -1990 dan 1991 – 1995, pertumbuhan KursDolar mampu bertahan pada rata-rata 11 %dan bahkan makin turun ke pertumbuhan3%, dimana kisaran kurs terendah pada

kedua periode tersebut sebesar Rp. 1.130,-per US$ dan tertinggi Rp. 2.248,- per US $.Periode 1996 – 2000, , dimana tahun 1997,puncak terjadinya krisis moneter danekonomi di Indonesia, kenaikanpertumbuhan kurs kembali meningkatdengan rata-rata 105% dengan kisaran kursterendah Rp. 2.383,- per US $ dan tertinggiRp. 16.000,- per US$ (tahun 1997).Demikian juga, seiring pemulihan ekonomi,pertumbuhan Kurs Dolar kembali menurundan cendrung stabil pada periode 2001 –2005 dan 2006 – 2010, dengan rata-ratapertumbuhan sebesar 1% dan 0,3% dengankisaran tertinggi Rp. 10.300,- per US $ dan

14

Page 15: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

terendah Rp. 8.920,- per US $. Gambarantersebut di atas, terlihat pada tabel 1. di atas.

Gambaran lengkap pertumbuhan Inflasi danKurs Dolar selama 30 tahun di Indonesia,terlihat

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

1985 1990 1995 2000 2005 2010

X1_INFLASI X2_KURS_RP

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Inflasi dan Kurs US Dollar periode 1981-2010

Sektor Pasar ModalPerkembangan Pasar Modal di Indonesia.

Pasar Modal di Indonesia saat inidikenal dengan nama Bursa Efek Indonesiaatau BEI. BEI berawal dari berdirinya BursaEfek di era Pemerintahan Hindia Belandapada abad ke-19, yang dikenal dengan BursaBatavia karena berlokasi di Batavia (Jakartasekarang).

Pada masa perang Dunia I, sempatditutup dan dibuka kembali pada tahun 1925.Pada masa penjajahan Jepang kembaliditutup, dan baru pada tahun 1952 dibukakembali. Pada masa ini bursa efekmemperdagangkan saham dan obligasi yangditerbitkan oleh perusahaan-perusahaanBelanda. Pada tahun 1958 kegiatan bursakembali terhenti karena adanya kegiatannasionalisasi perusahaan-perusahaanBelanda oleh Pemerintah Indonesia.

Pada tahun 1976, melalui KeputusanPresiden RI No. 52 tahun 1976 tentangpendirian pasar modal, tepatnya tanggal 10Agustus 1977, pasar modal di Indonesiakembali diaktifkan, yang diawali dengan

emisi saham PT Semen Cibinong Interpacific.

Secara definitif, pasar modal memulaikegiatannya operasionalnya pada 10 Agustus1978 dan menjadi PT Bursa Efek Jakarta(BEJ) pada 16 Apriil 1992. Saat itu BEJdimiliki oleh perusahaan-perusahaansekuritas dengan batasan kepemilikan 200perusahaan, dan fungsi BAPEPAM yangpada awalnya sebagai pelaksana kegiatanbursa efek, berubah menjadi badanpengawas pasar modal.

Pada September 2006, BEJ berhasilmemperoleh sertifikat ISO : 2000 untukkategori ‘Securities Trading on eequity andDerivatives’ dan ‘ Disaster Recovery CenterOperastion’. Pencapaian ini menunjukkankomitmen BEJ untuk menerapkan kendalimutu yang difokuskan pada peningkatankepuasan pada stake holdernya.

Di Surabaya, Bursa Efek Surabaya(BES) mulai beroperasi pada 16 Juni 1989yang dikelola oleh perusahaan-perusahanSurabaya Stock Exchange Inc.

Mulai 22 Mei 1995, BEI mulaimenerapkan system computer otomatisdalam perdagangannya sehingga mampu

15

Page 16: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

meningkatkan pelayanannya untuk transaksijarak jauh. Pada tahun yang sama dimulaijuga upaya untuk membentuk bursa paraleldengan Bursa Efek Surabaya yang akhirnyaberujung dengan penggabungan kedua bursatersebut menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)pada tahun 2007.

PT. Bursa Efek Indonesia berlokasi diGedung BEI jalan Jendral Sudirman KAv.52-53 Jakarta Selatan 12190, telp. 62-215150515 (hunting), fax ; 62-215150330.

Indeks Harga Saham Gabungan dan Kapitalisasi Pasar Modal

Pertumbuhan IHSG pada periode 1981 –1985 rata-rata menurun sebesar 9% dengankisaran tertinggi 100.20 dan terendah 66.53.Sementara itu, kapitalisasi pasar modal padaperiode yang sama justru tumbuh rata-rata24% dengan kisaran terendah Rp. 48,6Milyar dan tertinggi Rp. 102,7 Milyar.Periode 1986 – 1990, IHSG dan KapitalisasiPasar modal sama-sama tumbuh masing-masing 65% dan 268% dengan kisaranterendah 69.9 dan tertinggi 417,79 untukIHSG, serta terendah Rp. 94,2 Milyar dantertinggi Rp. 12, 440 Milyar untukKapitalisasi pasar modal. . Periode 1991 –1995 pertumbuhan IHSG dan Kapitalisasisama - sama naik sebesar 23% dan 65%dengan kisaran terendah 247.29 dan tertinggi513.84 serta terendah Rp. 16.438 Milyardan tertinggi Rp. 152.246,2 Milyar.

Pada periode Krisis Moneter (1996-2000), Pasar Modal ikut terguncang denganturunnya pertumbuhan IHSG dan KapitalisaiPasar rata-rata sebesar 10% dan 6% dengankisaran terendah IHSG 398,03, tertinggi676,92 serta terendah Rp. 99.648,7 (tahun1988) dan tertinggi Rp. 215.026,1 Milyar.Memasuki periode pemulihan ekonomi,2000 – 2005 dan 2006 – 2010, IHSG danKapitalisai pasar modal mencatatpertumbuhan yang mengesankan rata-rata26% dan 27% untuk IHSG serta 38% dan30% untuk kapitalisai pasar modal. IHSGpernah mencapai angka tertinggi sebesar3.703,1 pada tahun 2010 dan terus naik ke3.821, 99 pada tahun 2011. Krisis keuanganglobal tahun 2008, oleh sebagian besarpengamat dikatakan mempengaruhi kinerjapasar modal (kapitalisasi pasar turunmenjadi Rp. 975.135 Milyar pada tahun2009), disebabkan oleh dominasi investorasing dan sifat spekulatif pasar modal,namun diperkirakan hanya berdampakjangka pendek. Ini terbukti kembali naikpada tahun 2010 dengan Rp. 1.176.238Milyar dan terus naik menjadi Rp. 3.524.480Milyar

Gambaran lengkap dari pertumbuhan IHSGper periode lima tahunan terlihat pada tabel2 berikut :

Tabel 2. Rata-Rata Pertumbuhan IHSG dan Kapitalisasi Pasar (5 tahunan)Tahun IHSG Cap.Psr

1981 - 1985 (0.09) 0.24

1986 - 1990 0.65 2.68

1991 - 1995 0.23 0.65

1996 - 2000 (0.01) (0.06)

2001 - 2005 0.26 0.38

2006 - 2010 0.27 0.30

16

Page 17: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

Sumber : Dikutip dari Disertasi Penulis

Gambaran lengkap pertumbuhanKapitalisai pasar modal Indonesia periode

30 tahun dari tahun 1981 – 2010, terlihatpada Grafik 2 berikut :

-2

0

2

4

6

8

10

1985 1990 1995 2000 2005 2010

X3_IHSG X4_CAP_PSR

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan IHSG dan Capitalisasi Pasar Modal periode 1981-2010

Sektor PerbankanTerdapat beberapa faktor yang

berkontribusi terjadinya kerentanan dalamsektor perbankan yaitu: (1) jaminan yangsecara implisit diberikan oleh BI terhadapperbankan nasional, ini menyebabkan terjadimoral hazzard dan adverse selection dalamproses intermediasi, (2) ketidakmampuan BIdalam menjalankan fungsinya sebagaibanker’s bank, (3) pemilik dan manajemenbank yang kurang memiliki keterampilandalam pengelolaan sehingga timbulnyaberbagai resiko, (4) tinggi angka kredit macetkarena terkonsentrasinya aliran kredit padabeberapa debitor saja, dan (5) tidaktransparansinya sistem informasi mengenaikondisi perbankan.

Pada bulan Juli 1997 terjadi krisisekonomi yang dimulai akibat adanyacontagion effect dari Thailand dan Korea

Selatan. Krisis ini dipicu dengan melemahnyanilai tukar rupiah dan diikuti oleh krisiskepercayaan pada industri perbankan hinggaterjadi rush yang mengakibatkan masalahlikuiditas, sehingga bank-bank sangattergantung pada likuiditas yang dikucurkanoleh BI. Dengan banyak bank-bank yang tidakmampu bertahan maka pemerintahmemutuskan untuk menutup 16 bankbermasalah pada bulan November 1997.Untuk mencegah kepanikan para debitor makapemerintah melalui BI menginjeksi bantuanlikuiditas untuk mengembalikan uang paradebitor tersebut. Tentunya kondisi ini akanmeningkatkan peredaran uang di masyarakatdan akhirnya mendorong inflasi hinggamencapai 77 persen pada tahun 1998. Selainmemberikan jaminan atas simpanan paradebitor, pemerintah juga menjalankanprogram rekapitalisasi perbankan (1999-2000)

17

Page 18: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

yang membawa hasil dengan kembalinyakepercayaan masyarakat pada sistemperbankan nasional, ini ditandai dengansemakin baiknya neraca dan kapasitaspinjaman (bank lending capacity) perbankan.

Namun, pada awal 1999 permintaan akankredit menurun drastis, ini merupakankonsekuensi yang logis ketika sebelumterjadinya krisis permintaan akan kredit lebihmendominasi. Selain itu, mulai dari periodekrisis hingga tahun 2002, penawaran akankredit lebih mendominasi, kondisi ini dikenalsebagai credit crunch. Periode credit crunchini terjadi karena kemampuan sektor riil(debitor) dalam menyerap kredit baru yangditawarkan terbatas.

Menurut Zulverdi (2004), periodekelebihan penawaran akan kredit dipicu olehbeberapa faktor, yaitu: (1) Perbaikan dalammodal perbankan selama proses programrestrukturisasi. (2) Perbaikan struktur asetperbankan. (3) Perbaikan rasio kredit macet.(4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yangrendah dan penurunan biaya transaksi dalamproses peminjaman.

Faktor-faktor pemicu terbatasnya dayaserap debitor adalah: (1) Iklim investasi yangkurang kondusif seperti adanya ketidakpastianhukum dan politik. (2) Priilaku bank yangsemakin risk averse karena adanya masalahinformasi yang asimetris sebagai hasil darikakunya tingkat bunga pinjaman untuk turun.Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BI,meskipun debitor sanggup untuk membayarbunga yang tinggi, namun bank tidak bersediauntuk memberi pinjaman, karena presepsibank bahwa hanya debitor yang tidak baiksaja yang akan meminjam uang dengan bungayang tinggi. (3) Tingginya tingkat bungapinjaman menyebabkan beberapa perusahaanyang menerbitkan obligasi dengan bungarendah untuk membiayai investasinya. Inimenyebabkan tingkat obligasi yangdikeluarkan oleh sektor private meningkat. (4)Adanya informasi yang asimetris antaradebitor dan bank menyebabkan hanya debitorlama yang mendapat kredit sedang debitorbaru dengan tingkat kelayakan yang sama,tidak mendapatkan kredit.

Bunga Kredit Pertumbuhan Bunga kredit periode1981-1985 cukup tinggi dengan rata-rata20% dengan kisaran terendah padatingkat 10.50% dan tertinggi 20,27%.Periode 1986 – 1990 rata-rata sebesar2%, dengan kisaran terendah pada tingkat19.92% dan tertinggi 21.76%. Padaperiode 1991 – 1995 pertumbuhan bungakredit turun rata-rata 4% dengan kisarantertinggi pada tingkat 21,39% danterendah pada tingkat 16.88%. Periode1996 – 2000, dimana terjadinya krisismoneter juga berdampak pada kenaikanbunga kredit, rata-rata 3% dengan kisaranterendah 17,49% dan tertinggi 31,58%(tahun 1997). Memasuki masa pemulihankrisis, bunga kredit turun dengan rata-rata4% dan 3% pada periode 2001-2005 dan2006-2010, dengan kisaran tertinggi padatingkat 18.83% dan terendah pada tingkat14,27%

Realisasi KreditPertumbuhan relisasi kredit periode1981-1985 cukup tinggi dengan rata-rata22% dengan kisaran terendah Rp. 10.159Milayar dan tertinggi rp. 22.157 Milyar.Periode 1986 – 1990 rata-rata sebesar31%, dengan kisaran terendah pada Rp.26.402 Milyar dan tertinggi Rp. 96.278Milyar. Pada periode 1991 – 1995pertumbuhan realisasi kredit tumbuhrata-rata 16% dengan kisaran terendahpada tingkat Rp. 112.825 Milyar dantertinggi Rp. 234,613 Milyar. Periode1996 – 2000, dimana terjadinya krisismoneter pertumbuhan kredit tertahanpada rata-rata hanya sebesar 5%dengankisaran terendah 17,49% dan tertinggiRp. 378.134 (tahun 1997). Memasukimasa pemulihan krisis, kredit kembalitumbuh signifikan dengan rata-rata 18%dan 17% pada periode 2001-2005 dan2006-2010, dengan kisaran tertinggi padaRp. 1.730.691 Milyar tahun 2010 danterus naik pada tahun 2011 menjadi Rp.2.117.610 Milyar.Gambaran keseluruhan pertumbuhanbunga kredit dan realisasi kredit

18

Page 19: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

perbankan periode lima tahunan dapatdilihat pada tabel 3. berikut :

Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan Bunga Kredit dan Realisasi Kredit (5 tahunan)

Tahun Bunga Kredit Realisasi Kredit

1981 - 1985 0.20 0.22

1986 - 1990 0.02 0.31

1991 - 1995 (0.04) 0.16

1996 - 2000 0.03 0.05

2001 - 2005 (0.04) 0.18

2006 - 2010 (0.03) 0.17

Sumber : Dikutip dari Disertasi Penulis

Gambaran keseluruhan pertumbuhan bungakredit dan realisasi kredit perbankan

periode 30 tahun dari 1981 – 2010 dapatdilihat pada gambar 3. berikut :

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

1985 1990 1995 2000 2005 2010

X5_BUNGA_KREDITX6_REALISAI_KREDIT

Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Bunga Kredit dan Realisasi Kredit 1981-2010

Ekspor dan Impor

19

Page 20: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

Pada periode 1981-1985, rata-ratapertumbuhan ekspor menunjukkanpertumbuhan yang menurun pada tingkat3.8% sementara pada periode yang samaimpor tumbuh rata-rata hanya sebesar 0.3%.Diduga kondisi pada periode ini terjadikarena; ketika memasuki tahun 1982/1983perekonomian Indonesia menghadapitantangan yang sangat berat (AuliaPohan, 2008, h ; 114) Terjadi terjadikelesuan ekonomi dalam negeri dan tekananyang sangat berat pada neraca pembayaran.Penyebab utamanya, ada beberapa hal.Turunnya harga minyak bumi secara tajam,resesi ekonomi dunia sejak awal 1980-an,meningkatnya tindakan proteksi dibeberapaNegara maju, dan melemahnya hargabeberapa barang eksport utama non migas dipasaran internasional.

Pada periode 1985 – 1990, rata-ratapertumbuhan ekspor dan impor naiksignifikan, masing-masing sebesar 9.1% dan7.4%. Kenaikan ini terus berlangsung(namun melambat) sampai periode 1991-1995 dimana rata-rata pertumbuhan eksporsebesar 10.8% dan impor sebesar 11.9%.

Pada periode lima tahunan 1995 – 2000dimana terjadi krisis ekonomi pada tahun1997 dan 1998, pertumbuhan ekspor makinmelambat yang hanya mencapai tingkat4.2%, sementara pertumbuhan impormenunjukkan pertumbuhan minus pada rata-rata 0.2%.

Fenemena menarik terjadi pada tigaperiode lima tahunan ; 1985 – 1990, 1991 –1995 dan tahun 1996 – 2000, dimanapertumbuhan ekspor naik signifikan. Dapatdiduga, bahwa pemicu pertumbuhan yangtinggi ini dipicu oleh dua kejadian penting,yaitu ; devaluasi Rupiah tahun 1983 dankrisis moneter tahun 1996-1997, yangmendorong semakin kuatnya nilai kurs USDolar, yang mencapai kurs tertinggi Rp.16.000,- per 1 US $, sehingga padagilirannya mendorong pertumbuhan ekspor,terutama produk produk yang kontenlokalnya tinggi, dan produk-produk berbasisagro industri. Disisi lain kondisi ini justrumendorong turunnya impor. pertumbuhanekspor. Periode 2001 – 2005 dan 2006-2010pertumbuhan ekspor kembali melambat yanghanya mencapai 5.5% dan 8.2%, disisi lainpertumbuhan impor justru meningkatsiginfikan mencapai tingkat 8.2%walaupun kembali melamat pada tingkat7.0%. Kondisi ini terjadi karena bersamaandengan kembali stabilnya kurs dolar padakisaran Rp. 8.900 – 10.500, yang mendorongberimbangnya kembali pertumbuhan ekspordan pertumbuhan impor karena keberhasilanpemerintah (bank Indonesia) menjaga kursdolar pada kisaran di atas.

Gambaran lengkap pertumbuhan ekspornetto periode lima tahun ini dapat terlihatpada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4. Rata-rata Pertumbuhan Ekspor dan Impor (5 tahunan)

Tahun Ekspor Impor

1981 - 1985 -3.8 0.3

1986 - 1990 9.1 7.4

1991 - 1995 10.8 11.9

1996 - 2000 4.2 -0.2

2001 - 2005 5.5 8.2

2006 - 2010 8.2 7.0

Sumber : Dikutip dari Disertasi Penulis

Sementara itu gambaran lengkap pertumbuhanEkspor dan Impor nasional periode 30 tahun

sejak 1981 – 2010 dapat dilihat pada gambar 4. berikut :

20

Page 21: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

1985 1990 1995 2000 2005 2010

Y3_EKPOR Y4_IMPOR

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

Gambar 4. Grafik Pertumbuhan Ekspor dan Impor periode 1981-2010

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi dan koefisien Korelasi

Struktur Model 1; Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, IHSG, dan Bunga Kredit terhadap Ekspor

1) Data Set Variabel Penelitian : arsip Disertasi2) Print Out Olah Data Penelitian : arsip disertasi3) Fungsi : YE = f( X1, X2, X3, X4)

^4) Model Matematis : lnYE = b02 + b12 lnX1 + b22 lnX2 + b32 lnX3 + b42 lnX4 + €

Di mana :YE = Ekspor (EXP)

X1 = Inflasi (INF)X2 = Kurs Dollar (IDR/USD)X3 = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)X4 = Bunga Kredit ; INT(CR)

5) Model Operasional :

ln EXP = 9.604 - 0.006 INF + 0.150 IDR/USD + 0.307 IHSG - 0.119 INT(CR)

21

Page 22: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

t stat = (22.600) (-0.147) (3.520) (8.045) (-0.886) Prop (F-statistik ) 0.0000 0.8838 0.0017 0.0000) 0.3839

R2 = 0.915 Adjusted R2 = 0.902 F Statistik = 67.961 dan N = 30

Model Empiris (Coubb Douglas) :Y3 = 9.604 . X1 -0.006. X2 0.150 . X3 0.307 . X4 -0.119 . €

6) Interpretasi Persamaan Regresi,Penjelasan Dukungan Teori,Penelitan Terdahulu dan ImplikasiTemuan Penelitian7)8) Konstanta b02 bernilai 9.06,

bararti ; jika variabel-variabel Inflasi, kursUS Dolar, IHSG dan

9) Bunga Kredit tidak berubah,maka pertumbuhan eksporkonstan pada tingkat 9.06%.

10) Koefisien Regresi b13 (INF)bernilai -0.006.

11) Koefisien yang diperolehbertanda minus (-) yangmenunjukan pengaruh negatifinflasi terhadap ekspor. Hasil inimenunjukkan hubunganberbanding terbalik antara inflasidan ekspor dan sesuai denganteori dan hipotesis yangdirumuskan.

12) Naiknya inflasi menyebabkanturunnya daya beli masyarakat, baikterhadap barang impor maupun barang DN.Di sisi lain inflasi meningkatkan biayaproduksi termasuk produksi barang ekspor,sehingga menyebabkan turunnya ekspor(disarikan dari teori Kuantitas Irving Fisher,

13) Teory Keynes dan teoriStrukturalis). Nilai t statistik hanya sebesar-0.147, maka pengaruh negatif inflasiterhadap ekspor adalah tidak signifikan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwainflasi tidak signifikan mempengaruhiekspor.

14) Koefisien Regresi b23

(IDR/USD) bernilai +0.150 berarti ; Jikavariabel nilai kurs US Dollar meningkatsebesar 1%, maka berakibat meningkatnyaekspor sebesar 0.150%, (ceteris paribus).Hasil ini sesuai dengan teori dan hipotesis

yang dirumuskan. Naiknya nilai kurs USDollar menyebabkan naiknya produksiindustri ekspor yang komponen lokalnyatinggi (Hasil penelitian Benny Siswanto(2002) dan sejalan dengan Marshal-LernerCondition, “ depresiasi nilai tukar akanmeningkatkan net ekspor jika elastisitasharga ekspor dan impor > 1. Nilai t statistiksebesar 3.520, maka pengaruh positif nilaikurs US Dollar terhadap ekspor adalahsignifikan. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa nilai kurs US Dollarsignifikan mempengaruhi ekspor.

15) Industri yang berhasil memanfaatkankomponen lokal lebih banyak (secara penuh)justru mendapat keuntungan dari depresiasirupiah oleh kebijakkan moneter yangmendevaluasi nilai tukar Rupiah padadasawarsa 1980- dan krisis moneter padadasawarsa 1990-an yang mencapai puncakpada tahun 1997-1998, karena produk-produk kelompok industri tersebut mendapatbanyak order ekspor. Disisi lain pihakimportir luar negeri melihat harga barangkonsumsi di Indonesia saat itu sangat murahdan mempunyai daya saing yang tinggi.Berkah ini sangat terasa pada industri sektoragronomi, seperti ; coklat, kopi, cengkeh,barang-barang kerajinan, dan olahan bahanbaku berbasis dalam negeri.

16) Periode 1996 – 2000, dimana tahun1997, puncak terjadinya krisis moneter danekonomi di Indonesia, kenaikanpertumbuhan kurs kembali meningkatdengan rata-rata 105% dengan kisaran kursterendah Rp. 2.383,- per 1 US $ dan tertinggiRp. 16.000,- per US$ (tahun 1997).Demikian juga, seiring pemulihan ekonomi,pertumbuhan nilai kurs US Dollar kembalimenurun dan cenderung stabil pada periode2001 – 2005 dan 2006 – 2010, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1% dan 0,3%

22

Page 23: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

dengan kisaran tertinggi Rp. 10.300,- per 1US $ dan terendah Rp. 8.920,- per 1 US $.

17) Jika dikaitkan dengan pertumbuhanekspor yang terjadi pada periode yang samaterdapat kesamaan pola hubungan, dimanapertumbuhan ekspor naik signifikan padarata-rata 8 – 13%.

18)19) Koefisien Regresi b33 (IHSG)

bernilai +0.307 berarti ; Jika variabel IHSGmeningkat sebesar 1%, maka menyebabkannaiknya ekspor sebesar 0.307%, (ceterisparibus). Hasil ini menunjukkan hubunganberbanding lurus antara IHSG dan Ekspor,serta sesuai teori dan hipotesis yangdirumuskan. Naiknya IHSG mampumeningkatkan optimisme dunia usaha untukmenambah kapasitas produksinya sehinggamenyebabkan naiknya investasi, termasukinvestasi barang dan jasa ekspor (PenelitianChee Keong Choong (2001) di Malaysia).Nilai statistik t sebesar 8.04, makapengaruh IHSG terhadap ekspor adalahsignifikan. Dengan demikan dapatdismpulkan bahwa IHSG signifikanmempengaruhi ekspor.

20) Memasuki periode pemulihanekonomi, 2000 – 2005 dan 2006 – 2010,IHSG mencatat pertumbuhan yangsignifikan rata-rata 26% dan 27%. IHSGpernah mencapai angka tertinggi sebesar3.703,1 pada tahun 2010 dan terus naik ke3.821, 99 pada tahun 2011.21) Jika dikaitkan dengan pertumbuhaninvestasi memasuki periode krisis ekonomi1996 – 2000, pertumbuhan investasi hanyamencapai 10% dengan kisaran terendah Rp.290.455 Milyar pada tahun 1999 dantertinggi Rp. 526.965 Milyar. Pertumbuhan15% berhasil dicapai periode 2001-2005tetapi kembali turun dengan rata-ratapertumbuhan 12% 2006 – 2010, dengankisaran terendah Rp. 449.150 Milyar dantertinggi Rp. 553.444 milyar. Dari polahubungan IHSG dan Investasi pada periodeyang sama terlihat bahwa kenaikan IHSGternyata diikuti oleh kenaikan signifikaninvestasi.

22)

23) Koefisien Regresi b43 INT(CR)bernilai – 0.119.

24) Koefisien yang diperolehbertanda minus (-) yang berarti ; pengaruhnegatif variabel bunga kredit investasiterhadap variable ekspor, yang berarti jugamenunjukan hubungan terbalik antara keduavariable tersebut (sesuai teori). Nilai tstatistik bernilai -0.886, maka pengaruhnegatif bunga kredit terhadap ekspor adalahtidak signifikan. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa bunga kredit investasitidak signifikan mempengaruhi ekspor.

25) Dapat dijelaskan bahwa tidaksiginifikanya pengaruh bunga kreditterhadap ekspor antara lain disebabkan olehdunia usaha punya pilihan pendanaaninvestasi melalui pasar modal yang biayadananya masih lebih rendah dibandingkandengan bunga kredit. Pilihan atas alternativepasar modal ini diindikasikan denganmeningkatnya indeks dari waktu-kewaktu(Penelitian Jordan Shan dan Qi Jianhong(2006) di Cina dan Penelitian DodyZulverdy (2005) di Indonesia).

26) R2 = R Suare bernilai 0.915berarti ; Variabel variabel Inflasi, kurs,IHSG, dan bunga kredit, mampumenjelaskan pengaruhnya secara bersama-sama sebesar 91,5%, berpengaruh terhadapekspor, sementara sisanya (8.5%)dipengaruhi oleh variabel lain yg tidakditeliti.

27) F Statistik bernilai 67.96,berarti ; Uji serempak pengaruh semuavariabel bebas terhadap variabel terikat,dimana F hitung 67,96 > F tabel 3.84, makahipotesis Ha dapat diterima yang berartibahwa Secara Simultan, bahwa variabelvariabel inflasi, kurs dolar, ihsg dan bungakredit berpengaruh terhadap ekspor.

28) Prob (F-statistik) variable-variabel X1 dan X4 sebesar 0.8838 dan0.3839 menunjukkan pengaruh parsialvariabel variabel bebas tersebut terhadapvariabel Y3, dimana prob (F statistik) > dariderajad α = 0,05, maka hipotesis Ha ditolak.Sementara untuk variable X2 dan X3 sebesar0.0017 dan 0.0000 < 0.05, maka hipotesis Ha

dapat diterima.

23

Page 24: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

29)30)31)32)33)34) Struktur Model 2 ;

35) Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar, IHSG, dan Bunga Kredit terhadap Impor36)1) Data Set Variabel Penelitian : Arsip disertasi2) Print Out olah data penelitian : Arsip disertasi3) Fungsi : YM = f( X1, X2, X3, X4)

37) ^4) Model Matematis : lnYM = b02 + b12 ln X1 + b22 ln X2 + b32 ln X3 + b42 ln X4 + €

38) Di mana :39) YM = Impor (IMP)

40) X1 = Inflasi (INF)41) X2 = Kurs Dollar (IDR/USD)42) X3 = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)43) X4 = Bunga Kredit ; INT(CR)

44)5) Model Operasional :

45)46) ln IMP = 10.191 + 0.099 INF + 0.107 IDR/USD + 0.299 IHSG - 0.067

INT(CR) 47)48) t stat = (17.996) (1.677) (1.881) (5.875) (-0.376) 49) Prob (F Statistik) 0.0000 0.0059 0.0416 0.0000 0.709750)51) R2 = 0.828, Adjusted R2 = 0.801, F Statistik = 30.291 dan N = 30 52)

53) Model Empiris (Coubb Douglas) : YM = 10.191 . X1 0.099. X2 0.107 . X3 0.299 . X4-0.067 . €

54)55)

6) Interpretasi PersamaanRegresi, Penjelasan DukunganTeori, Penelitan Terdahulu danImplikasi Temuan Penelitian7)8) Konstanta (b04) bernilai

10.191, berarti ; Jika variabel variabelbebas Inflasi ( X1), Kurs Dolar (X2),IHSG (X3), dan Bunga Kredit (X4)tidak berubah, maka pertumbuhanImpor konstan pada 10.19%.

9) Koefisien Regresi b14 (INF)bernilai 0.099 berarti ; jika variabelinflasi meningkat sebesar 1%, makamenyebabkan naiknya impor sebesar0.099%, (ceteris paribus). Hasil ini

menunjukkan bahwa terdapat hubunganberbanding lurus (searah) variabel inflasidengan variabel impor dan sesuai teoridan hipotesis yang dirumuskan.

10) Naiknya inflasi menyebabkanturunnya daya beli masyarakat, terutamauntuk barang produksi negeri danekspor. Disisi lain barang impor(substitusi produk domestik dan Ekpor)cendrung naik, karena rendahnya hargabarang tersebut, pada gilirannyameningkatkan impor. (Disarikan dariteori Kuantitas Irving Fisher, TeoryKeynes dan teori Strukturalis).

11) Nilai t statistik ; 1.700, makapengaruh searah variabel inflasi terhadap

24

Page 25: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

variabel impor adalah signifikan. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwainflasi signifikan mempengaruhiimpor.

12) Koefisien Regresi b24

(IDR/USD) bernilai 0.107, berarti ; Jikavariabel nilai kurs US Dollar meningkatsebesar 1%, maka menyebabkan naiknyaimpor sebesar 0.107% (ceteris paribus).Hasil ini menunjukkan hubunganberbanding lurus antara variabel nilaikurs US Dollar terhadap variabel imporserta sesuai dengan teori dan hipotesisyang dirumuskan.

13)14) Naiknya nilai kurs US Dollar

memang menyebabkan naiknya hargabarang impor, namun kondisi ini justrutidak menyebabkan impor turun.

15) Hal ini disebabkan padawaktu bersamaan naiknya inflasi DNmenimbulkan kondisi lebih murahnyaharga barang impor, dibandingkanproduksi DN, sehingga impor tetapmeningkat (hasil penelitian BennySiswanto (2002) dan sejalan denganMarshal-Lerner Condition, “ depresiasinilai tukar akan meningkatkan net eksporjika elastisitas harga ekspor dan impor >1. Pada penelitian ini elastisitasperubahan harga impor < 1. Nilai tstatistik sebesar 1.88, maka pengaruhpositif variabel nilai kurs US Dollarterhadap impor adalah signifikan.Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa nilai kurs US Dollar signifikanmempengaruhi impor.

16) Koefisien Regresi b34

(IHSG) bernilai +0.299 berarti ; Jikavariabel IHSG meningkat sebesar 1%,maka menyebabkan naiknya eksporsebesar 0.299%, (ceteris paribus). Hasilini menunjukkan hubungan berbandinglurus antara IHSG dan Impor, sertasesuai teori dan hipotesis yangdirumuskan.

17) Naiknya IHSG mampumeningkatkan optimisme dunia usahauntuk menambah kapasitas produksinyasehingga menyebabkan naiknya

investasi, termasuk investasi barang danjasa impor (Penelitian Chee KeongChoong (2001) di Malaysia). Nilai tstatistik sebesar 5.875, maka pengaruhpositif IHSG terhadap impor adalahsignifikan. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa IHSG signifikanmempengaruhi impor.

18)19) Koefisien Regresi b44

INT(CR) bernilai – 0.067. koefisienyang diperoleh bertanda minus (-) berarti; variabel bunga kredit berpengaruhnegatif terhadap impor, atau variablebunga kredit investasi mempunyaihubungan terbalik dengan variable impor(sesuai teori). Namun demikian, nilaistatistik t sebesar -0.376, menunjukanpengaruh negatif bunga kredit terhadapimpor adalah tidak signifikan. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwabunga kredit investasi tidak signifikanmempengaruhi impor.

20) Dapat dijelaskan bahwa tidaksiginifikannya pengaruh bunga kreditterhadap impor antara lain disebabkanoleh ; dunia usaha masih punyapilihan pendanaan investasi melaluipasar modal yang biaya dananya masihlebih rendah dibandingkan dengan bungakredit. Pilihan atas alternative pasarmodal ini diindikasikan denganmeningkatnya IHSG dari waktu-kewaktu(Penelitian Jordan Shan dan QiJianhong (2006) di Cina dan PenelitianDody Zulverdy (2005) di Indonesia).

21) R2 = R Suare bernilai 0.828berarti ; Variabel variabel Inflasi, kurs,IHSG, dan bunga kredit, mampumenjelaskan pengaruhnya secarabersama-sama sebesar 82.8%, terhadapvariabel impor, sementara sisanya(17.2%) dipengaruhi oleh variabel lainyg tidak diteliti.

22) F Statistik bernilai 30.291,berarti ; Uji serempak pengaruh semuavariabel bebas terhadap variabel terikat,dimana F hitung 30.291 > F tabel 3.84,maka hipotesis Ha dapat diterima yangberarti bahwa secara Simultan, bahwa

25

Page 26: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

variabel variabel inflasi, kurs dolar,IHSG dan bunga kredit berpengaruhterhadap variabel impor.

23) Prob (F-statistik bernilai0.0000000) menunjukkan bahwa Ujiparsial, pengaruh variabel variabelbebas terhadap variabel terikat, dimanaprob (F statistik) 0,000785 < dari derajadα = 0,05, maka hipotesis Ha dapatditerima, yang berarti secara parsial,variabel variabel inflasi, kurs dolar, ihsgdan bunga kredit berpengaruh signifikanterhadap impor.

24)25)26) Error Correction Model

(ECM)27) Apabila data-data

yang di analisis tidakstasioner dan salingberkointegrasi, berarti adahubungan jangka panjang(keseimbangan/equilibrium)antar variabel dependendengan varribel-variabelbebas. Namun untuk jangkapendek ada kemungkinanterjadinya ketidakseimbangan (dis-equilibrium). Karena adanyadis-equilibrium ini, makadiperlukan koreksi denganmodel koreksi kesalahan(Error Correction Model),disingkat ECM). Model inidipopulerkan oleh Engle danGranger (Wing WahyuWinarno, 2007, h;10.9).

28)29) Pada penelitian ini, model

ECM nya dapat ditulissebagai berikut :

30) ΔYt = b1ΔX1 – λ(Yt-1) –βo - β1X1-t) + et

31) Persamaan ini menjelaskanbahwa perubahan Y masasekarang dipengaruhi olehperubahan X dan kesalahan

ketidakseimbangan (errorcorrection component)periode sebelumnya. Modelini merupakan model ECMtingkat pertama (first ordererror correction model).Walaupun tidak tertutupkemungkinan ECMdirumuskan dengan lag lebihbesar dari 1, sehinggadiperoleh second order ECM.

32) Pada persamaan diatas parameter λ adalahparameter penyesuaian,parameter b menjelaskanpengaruh jangka pendek danparameter β menjelaskanpengaruh jangka panjang.Model ECM yang diturunkantersebut di atas dikenaldengan model dua langkah(two steep) dari Engle –Granger. Jika variabel Y danbeberapa variabel X tidakstasioner dan terkointegrasi,maka hubungan antarakeduanya dapat dijelaskandengan Model ECM. Rumusdi atas kembali ditulismenjadi persamaan berikut :

33) ΔYt = α0 + α1ΔX1 + α2

EC1 + et

34) Di mana : EC1 = (Yt-1 -βo - β1X1-t)

35) Dalam hal inikoefisien α1 adalah koefisienjangka pendek, sedangkan β1

adalah koefisien jangkapanjang serta koefisen α2

adalah menjelaskan seberapacepat waktu diperlukan untukmendapatkan nilaikeseimbangan.

36) Berikut ini adalah hasilaplikasi formula ECM denganmemanfaatkan softwareEViews, yaitu :

37)38) Tabel 5. Rangkuman Hasil Error Correction Model (ECM)

26

Page 27: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

39)40)

41)

42)

43) Model

44) Resid 01 (-1)45) Ter

jadi(TidakTerjadi

)Disequilibrium

JangkaPendek

50) tstatistik

51)Pr

53) Model 1 Raw Data

54) -1.48

55)0. 56) Terj

adi

57) Model 1 ln Data

58) -2.58

59)0.

60) Tidak

Terjadi

61) Model 2 Raw Data

62) -1.19

63)0. 64) Terj

adi

65) Model 2 ln Data

66) -1.89

67)0.

68) Tidak

Terjadi

69) 70)

71)

72)

73) Sumber : Dikutip dari Disertasi Penulis

74)

75)76)77)78)79)80)81)82)83)84)

27

Page 28: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

85)86)87)88)89)90)

91) Pada Model Raw Data, yaitumodel 1, dan model 2 terjadi disequilibriumhubungan antar variabel bebas denganvariabel terikat. Sementara itu Model Lndata, menunjukkan hasil “tidak terjadi”disequilibrium hubungan jangka pendekantar variabel-variabel bebas denganvariabel terikat. Dengan demikian,penggunaan model ln data dalam penelitianini valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

92) Salah satu pertanyaanpenelitian ini, apakah peran ‘financial ledgrowth’ sektor finansial (pasar modal danperbankan) terhadap sektor riil (ekspor danimpor) berlaku di Indonesia ?. Karena ModelECM ini memperlihat hasil, bahwa ; nilai tstatistik dan nilai prob model 1 ln Datasampai model 2 ln data adalah signifikanpada level 5%), artinya ‘tidak terjadidisequilibrium jangka pendek’ tetapi yang‘terjadi disequilibrium jangka panjang’.

93) Dalam bahasaoperasionalnya, berarti ; respon pelaku pasarmodal dan pelaku perbankan belum terlihatsampai periode t-1 (setelah satu tahun),terhadap perubahan kebijakkan danperubahan-perubahan fundamental disektorfinansial. Hal ini menunjukkan bahwapelaku pasar modal dan pelaku perbankanbersifat menunggu terhadap publikasi daripertumbuhan ekonomi pada tahunsebelumnya. Dengan demikian dapatdikatakan peran ‘finance led growth’, belumoptimal dan cendrung ke hipotesis growthled finance.

94) Temuan penelitian ini,mendukung hasil penelitian yang dilakukanoleh Suyanto dan Ch. Ruth Elisabeth (2004),yang menyimpulkan bahwa ;

95) “………pada kuartal I tahun1993 hingga kuartal kedua1997, respon pelaku pasarmodal terhadap pertumbuhan

ekonomi baru terlihat setelahmelewati 3 kuartal (1 tahun).Hal ini menunjukkan bahwapelaku pasar modal bersifatmenunggu terhadap publikasidari pertumbuhan ekonomipada kuartal sebelumnya.Lebih jauh merekamenyebutkan bahwa kuartalII tahun 1997 hingga kuartal Itahun 2004, terdapatstructural break berupa krisisekonomi yang menyebakandata berperilaku tidakmenentu dan inertia. Dalamkondisi ini sulit menentukanrespon pelaku pasar modalterhadap pertumbuhanekonomi.

96) Dengan demikian temuanpenelitian ini memperkuat hasil penelitianbahwa sektor pasar modal belum berperansebagai ‘financial-led growth’. Temuanpenelitian ini juga menemukan, bahwa ; “ternyata sektor perbankan belum berperansebagai financial led growth”, yang berartitidak sejalan dengan hasil penelitian Inggrid(2006) yang meneliti peran sektor perbankanselama dua dasawarsa 1981 – 1990 dandasawarsa 1991 – 2000, dan menemukanbahwa peran sektor perbankan signifikansebagai engine pertumbuhan ekonomimelalui ketersediaan kredit baik dari segivolume maupun harga (bunga kredit).

97) Hasil penelitian ini sekaligusmenjawab sarannya ( Ingrid, 2006, h ; 48),

98) ‘ ……..generalisasi temuanpenelitian ini harusdiinterpretasikan secara hati-hati, mengingat jumlahsampel yang digunakan danketerbatasan ragam proxy darivariabel pertumbuhanekonomi dan variabel sektor

28

Page 29: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

keuangan. Penelitianberikutnya dapat dilakukanuntuk menguji stabilitasmodel ketika menghadapistruktural change, seperti ;deregulasi sektor keuangan,krisis moneter dan krisis

ekonomi, serta kejutan hargaminyak (oil price shock) “

99) Sementara itu, uji ECM untukjangka panjang dimana periode waktuperubahan ditetapkan untuk tahun kedua danketiga (lag t-2 dan lag t-3) menunjukkanhasil seperti terlihat pada tabel berikut :

100)

101) Tabel 6. Rangkuman Hasil Error Correction Model (ECM)-Jangka Panjang

102)

103) 104) 105)

106) Model

107) Resid 01(-1)

108) Terjadi

(Tidak

Terjadi)Disequili

116)tstatistik

117)Pr

119) Model 1 ln Data lag-2

120)-2.26

121)0.0

122)Tidak

Terjadi

123) Model 1 ln Data lag-3

124)-0.74

125)0.4 126)

Terjadi

127) Model 2 ln Data lag-2

128)-2.95

129)0.0

130)Tidak

terjadi

131) Model 2 ln Data lag-3

132)-1.86

133)0.0 134)

Terjadi

135)136)

137) 138)

139) Sumber : Dikutip dari Disertasi Penulis

140) 141)

142)143)144)145)146)147)148)149)150)151)

29

Page 30: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

152)153)154)155)

156) Dari tabel 6 di atas, terlihatbahwa disequilibrium jangka pendek baruterjadi pada lag-2 untuk model 1, 2 yangberarti, pengaruh perubahan sektor moneterterhadap Ekspor dan Impor baru terjadi ketikamemasuki tahun ke tiga.

157)158) SIMPULAN DAN

SARAN159)160) SIMPULAN161) Model Regresi

Korelasi162) Kenaikan Inflasi signifikan

mempengaruhi impor, tetapi tidak signifkanmempengaruhi ekspor. Sementara itukenaikan nilai kurs US Dollar signifikanmempengaruhi peningkatan ekspor dan impor.

163) Kenaikan IHSG signifikanmempengaruhi peningkatan ekspor dan impor.Sementara itu bunga kredit investasi tidaksignifikan mempengaruhi ekspor dan impor.

164)165) Error Correction

Model (ECM) 166)

1. Ke dua Model Ln data, menunjukkanhasil “tidak terjadi” disequilibriumhubungan jangka pendek antar variabel-variabel bebas. Sedangkan pada ModelRaw Data, kedua model; yaitu model 1,dan model 2 terjadi disequilibriumhubungan antar variabel bebas. Dengandemikian, penggunaan model ln datadalam penelitian ini valid dan dapatdipertanggung jawabkan.

2. Menjawab salah satu pertanyaanpenelitian ini, apakah peran sektorfinancial (inflasi, nilai kurs US Dollar,IHSG dan bunga kredit ) dalammenggerakan pertumbuhan sektor riil( ekspor dan impor) berlaku secaraoptimal, maka Model ECM memperlihathasil, bahwa ; respon pelaku pasar modaldan pelaku perbankan belum terlihatsampai periode t-1 (baru terlihat setelah

satu tahun), karena t statistik dan probmodel 1 sampai model 2 tidak signifikanpada level 5%) terhadap terjadinyaperubahan kebijakkan dan perubahan-perubahan fundamental disektor finansial.Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasarmodal dan pelaku perbankan bersifatmenunggu terhadap publikasi daripertumbuhan ekonomi pada tahunsebelumnya. Dengan kata lain, peransektor financial sebagai penggerak sektorriil belum optimal.

167)168) SARAN-SARAN

169) 1. Signifikannya pengaruh inflasiterhadap impor, maka diperlukankebijakkan pengendalian inflasi padatingkat tertentu dimana pada tingkattersebut diharapkan bisa menahan lajunaiknya impor yang tidak berorientasipada produksi domestik dan penciptaanlapangan pekerjaan. Disisi lain tingkatinflasi tersebut masih mampumenggerakan pertumbuhan ekspor,sehingga diharapkan dapat memberikanefek multiplier yang lebih siginifikanterhadap upaya menurunkan tingkatpengangguran.

170) 2. Signifikannya pengaruh Nilai tukarUS Dolar terhadap ekspor dan impor,maka perlu untuk tetap menjaga nilai kursUS Dolar pada tingkat yang dapatmendorong pertumbuhan konsumsi,ekspor dan impor secara berimbang sertapertumbuhan investasi domestik daninvestasi luar negeri juga secaraberimbang.

171) 3. Signifikannya pengaruh IHSGterhadap Ekspor dan Impor, makapemerintah dan pengelola pasar modal,agar tetap menjaga kinerja pasar modalmelalui perbaikan kualitas regulasi danpengawasan. Pembentukan OJK sebagailembaga regulasi dan pengawasanindenpenden sudah tepat.

30

Page 31: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

172) 4. Tidak signifikannya pengaruh bungakredit terhadap ekspor, dan impor, makadiperlukan kebijakkan penetapan tingkatsuku bunga kredit, yang dibarengi dengankemudahan prosedur dan persyaratankredit, sehingga dapat mendorongpertumbuhan, ekspor dan impor, padagilirannya memberikan efek multiplieryang siginifikan terhadap upayamenurunkan tingkat pengangguran.

173) 5. Model analisis ECM menemukanindikasi belum terpenuhinya dalam

jangka pendek (kurang dari satu tahun)peran financial led growth sektor pasarmodal dan sektor perbankan secaraoptimal di Indonesia, untuk itu kinerjakeduanya perlu didukung oleh faktor-faktor non ekonomi lainnya, seperti ;birokrasi yg efisien, penegakkan hukum,keamanan yang kondusif, peningkatankualitas SDM, stabilitas sosial danpolitik.

174)175) DAFTAR PUSTAKA176) Aulia Pohan, 2008, Potret Kebijakan Moneter Indonesia, Seberapa

Jauh Kebijakan 177) Moneter Mewarnai Perekonomian Indonesia, Rajawali Press, PT.RajaGrafindo Persada.

178) Akhis R. Hutabarat, 2005,Determinan Inflasi Indonesia, Bank Indonesia, Occasional Pape179) Paper No. 06 tahun 2005

180) Amri Amir, 2004, Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi TerhadapPengangguran di

181) Indonesia, Universitas Jambi.182) Ariffin, Ramudi, 2002, Manfaat Harga Koperasi, Landasan Teoritis

Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah, Laboratorium Manajemen KoperasiIKOPIN - Bandung

183) Badan Pusat Statistik, 2005, Laporan Tahunan Indikator MakroEkonomi Indonesia, BPS

184) Jakarta.185) BAPEPAM, 2003, Kumpulan Peraturan dan Pedoman Pasar Modal di Indonesia,

Jakarta, BAPEPAM.186) Basri, Faisal, 2002, Perekonomian Indonesia, Tantangan dan Harapan

Bagi Kebangkitan 187) Indonesia, Penerbit Erlangga.

188) Boediono, 2009, Ekonomi Indonesia, Mau Kemana ? (kumpulan Esai Ekonomi),Kepustakaan Populer Gramedia (KPG), Jakarta.

189) Dominick, Salvatore, 2006, Ekonomi Internasional (Alih Bahasa ; ArisMunandar) Penerbit Erlangga, Jakarta.

190) Dornbusch, R. S. Fischer, 1987, Macroeconomic, 4 edition, Mc Graw Hill, New York.

191) Gujarati, Damodar, 2003, Dasar-Dasar Ekonometrika (BasicEconometrics) Penerjemah

192) Raden Carlos Mangunsong, 1 dan 2, PenerbitErlangga, Jakarta.

193) _______________, 2007, Dasar-Dasar Ekonometrika (BasicEconometrics), Penerjemah

194) Penerjemah ; Raden Carlos Mangunsong, Buku 1 dan2, Penerbit

195) Erlangga, Jakarta.

31

Page 32: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

196) ______________, 2012,Dasar - Dasar Ekonometrika (BasicEconometrics), Penerjemah

197) Penerjemah ; Raden Carlos Mangunsong, Buku 1 dan2, Penerbit

198) Erlangga, Jakarta.199) Hera Susanti, 1995, Indikator-Indikator Makroekonomi, LPFE UI Jakarta200) Herlambang, Tedy, 2001, Ekonomi Makro Teori, Analisis dan

Kebijakan, Penerbit 201) PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta202) Herlianto, Didit, 2010, Seluk Beluk Investasi di Pasar Modal Indonesia,

Penerbit Goysen 203) Publishing, Jokjakarta.204) Indikator Perekonomian, 2009, Badan Pusat Statistik, Edisi 44 Juli 2009.205) Indra Surya, 2008, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta,

Penerbit Kencana 206) Prenada Group.207) Insukindro, 1995, Ekonomi Uang dan Bank, Teori dan Pengalaman di

Indonesia, Penerbit 208) BPFE UGM Jokjakarta.

209) Jhingan, 2000, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, diterjemahkan oleh D.Guritno, Edisi 16 Raja Grafindo Persada, Jakarta.

210) Kashyap, Anil K. dan Stein, Jeremy C. 1997 . The role of banks in monetary policy: 211) A survey with implications for the European Monetary Union.

Federal 212) Reserve Bank of Chicago Economic Perspective, hal. 2-18.

213) Lipsey, Richard G, et.al 1997, Pengantar Makro Ekonomi, Edisi 10, Alih Bahasa : A. Jaka214) Warsana dan Kirbrandoko, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta.

215) Mankiw, N. Gregory, 2003, Macro economics, Fifth Edition, WorthPublishers, New york.

216) Marzuki, 2010, Analisis Perekonomian Nasional & Internasional,Mitra Wacana Media,

217) Jakarta.218) Mishkin, Frederic, 1995, The Economics of Money, Banking, and

Financial Market, 4th 219) Edition, New York, Harper Collins220) M. Sukarni, dkk, 2010, Peta Penanaman Modal Asing (PMA) dan

Penanaman Modal 221) dalam Negeri (PMDN) di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan

Pembangunan, 222) Vol.XVIII 1) LIPI Jakarta.

223) Osinubi, Tokunbo Simbowale 2001, "Does Stock Market Promote Economic Growth in

224) Nigeria?",http://www.uwi.tt/.../session%202/does%20the%20stock%20market%20promote%20economic%20growth%20in%20Nigeria.pdf,.

225) Poli, WIM, 2010, Tonggak-Tonggak Sejarah Pemikiran Ekonomi,Penerbit Brilian Interna-

226) Isional, Surabaya.

32

Page 33: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

227) Puspopranoto, Sawaldjo, 2004, Keuangan Perbankan dan Pasarkeuangan, Penerbit LP3228) ES, Jakarta.

229) Prasetyantoko, A. 2008, Bencana Financial, Stabilitas SebagaiBarang Publik,

230) PT. Kompas Gramedia, Jakarta.231) ____________. 2010, Ponzi Ekonomi, Prospek Indonesia di tengah

Instabilitas Global,232) PT Kompas Media Nusantara, Jakarta.

233) Rodoni, Ahmad dan Othman Yong, 2002, Analisis Investasi & TeoriPortfolio, PT. Raja

234) Grafindo Persada, Jakarta.235) Samuelson and Nordhous, 1985, Macroecomics, Penerbit Erlangga,

Jakarta.236) _____________________, 1998, Macroecomics, Penerbit Erlangga,

Jakarta.237) Samsul, Muhammad, 2006, Pasar Modal dan Manajemen Porto

Folio, Jakarta, PT. 238) Gelora Aksara Pratama.239) Sudarsono, 1995, Pengantar Ekonomi Mikro, ( edisi ke-8 ), Penerbit

LP3ES, Jakarta. 240) Sukirno, Sadono, 2004, Ekonomi Pembangunan LPFE UI dan Bina

Grafiika Jakarta.241) Sunaryah, 2004, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP AMP

YKPN, Yokyakarta242) Taylor, JB, 1995, The Monetery Transmission Mechanism, an

Emprical Frame Work, 243) Journal Economic Perspective, 9 – 1995244) Todaro P. Michael, Stephen C. Smith, 2004, Pembangunan

Ekonomi Edisi ke 9 245) Penerbit Ghalia Indonesia.246) Winarno, Wing wahyu, 2007, Analisis Ekonometrika dan statistika

dengan Eviews, UPP 247) STIM YKPN Yokyakarta.248) Yayat Cadarajat, Meily Ika Permata, Andry Prasmuko, 2008 Apakah

Kenaikan Upah 249) Meningkatkan Inflasi? Working Paper No.03 Jurnal Bank

Indonesia, 2008250) Yati Kurniati, Donni Fajar Anugrah, Tevy Chawwa, 2008, Peran

Investasi dalam 251) Mendorong pertumbuhan Ekonomi, Bank Indonesia Working Paper Nomor 06 Juni tahun 2008

252) Yuliardi Imamudin, 2008, Ekonomi Moneter, Jakarta Penerbit Index253)

I. JURNAL-JURNAL254)255) Boediono, 1998, Merenung Kembali Mekanisme Transmisi Moneter di

Indonesia, Buletin 256) Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 1998

33

Page 34: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

257) Choong, Chee Keong, Zulkornain Yusop, Siong Hook Law, dan Venus Liew Khim Sen (2001), "Financial Development and Economic Growth in Malaysia: the Stock Market Perspective", Economics Working Paper Archive at WUSTL, http://econwpa.wustl.edu:80/eps/mac/papers/0307/0307010.pdf,

258) Cuihong, Yang .2000. Study on Multiplier Effect of China Township and Village259) Enterprises on National Economy. Institute of Systems Science. Chinese Academy of Sciences. Paper submitted to the 13th International Conference on Input-Output Technique, August 21-25, 2000, Macerata, Italy

260) Enny Dwi Tjahjono, Donni Fajar Anugrah, 2006, Faktor - Faktor Determinan

261) Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bank Indonesia, Working Paper

262) Nomor 08 Juni 2006263) Inggrid, 2007, Sektor Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia: Pendekatan264) Kausalitas dalam Multivariate Vector Error Correction Model

(VECM)265) Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya266) e-mail: [email protected].

267) Jardine A Husman, 2006, Dampak Fluktuasi Nilai Tukar terhadap Output dan Harga: 268) Perbandingan Dua Rezim Nilai Tukar Bank Indonesia Working Paper Nomor 17 Jurnal Bank Indonesia, Desember tahun 2006

269) Juda Agung, 2010, Mengintegrasikan Kebijakan Moneter dan Makroprudensial: Menuju

270) Paradigma Baru Kebijakan Moneter di Indonesia Pasca Krisis Global Bank

271) Indonesia: Working Paper No.07 tahun 2010272) Levine, Ross. 1997, “ Financial Development and Economic Growth:

Views and Agenda.” 273) Journal of Economic Literature, 35(2), pp.688-726.274) Muslimin Anwar dan Tevy Chawwa, 2008, Analisis Ekspektasi Inflasi

Paska ITF, Working 275) Paper No.09 Jurnal bank Indonesia, Juni 2008276) Nugroho Joko Prastowo, 2008, Dampak BI Rate Terhadap Pasar

Keuangan: Mengukur 277) Signifikansi Respon Instrumen Pasar Keuangan

Terhadap Kebijakan 278) Moneter Bank Indonesia Working Paper No. 21 Januari

2008279) Shan, Jordan , dan Qi Jianhong, 2006, Does Financial Development ‘lead’

Economic Growth? The case of China, Guanghua School of Management,Peking University School of Economics, Shandong University, ANNALS OFECONOMICS AND FINANCE 1, 231–250 (2006)

280) Siswanto, Benny, Yati Kurniati, Gunawan, Sari H. Binhadi, 2002. “Exchange Rate281) Channel of Monetary Transmission in Indonesia” in Perry Warjiyo and

Juda

34

Page 35: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

282) Agung, eds. (2002), Transmission Mechanism of Monetary Policy in Indonesia, Bank Indonesia, Jakarta.

283) Sudarsono dan Suryanto, 2005, New, Gejolak Sosial Politik dan Indeks harga saham di

284) Bursa efek Jakarta, Jurnal Keuangan dan Perbankan Volume 7 No. 2

285) Desember 2005, STIE Perbanas jakarta286) Warjiyo, Perry dan Sarwono, Hartadi A. dan. Juli 1998, “Mencari Paradigma

Baru Manajemen Moneter dan Sistem Nilai Tukar Fleksibel : Suatu Pemikiran untuk penerapannya di Indonesia.” Buletin Ekonomi Moneter danPerbankan, 1(1), hal. 5-24.

287) ____________ dan Zulverdi, Doddy, Juli 1998, “ Penggunaan Suku Bunga Sebagai

288) Sasaran Operasional Kebijakan Moneter di Indonesia.” Buletin Ekonomi

289) Moneter dan Perbankan, 1(1), hal. 25-53.290) _____________ dan Solikin, 2004, Kebijakan Moneter di

Indonesia, Buku Seri 291) Kebanksentralan No. 6 Pusat Studi dan

Kebanksentralan (PPSK) Bank 292) Indonesia, Tahun 2004293) Suyanto dan Ch. Ruth Elisabeth, 2004, Pasar Modal dan

Pertumbuhan Ekonomi di 294) Indonesia, Pengujian Kausalitas, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 11 No.2 September 2004, Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya.

295) Zulverdi, Doddy, 2005, Ferry Syarifuddin, Nugroho Joko Prastowo, Pengaruh Kinerja Dan

296) Struktur Sistem Keuangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia,

297) Bank Indonesia, Working Paper Nomor 05 September 2005

298) III. Referensi Situs-Situs di Internet1. ^ a b c Indeks Harga Saham BEJ2. www. bps .go.id/ (Badan Pusat Statistik)3. www. bi .go.id/ (Bank Indonesia)4. http://www.idx.co.id/ (Bursa Efek Indonesia)5. www. bappenas .go.id/6. tnp2k.go.id/ (Tim Nasional Penanggulangan Kemiskinan)7. ^ http://www.financeindonesia.org/content.php?306-IHSG-Mencatat-Level-Rekor-Baru-

3.357-0328. ^ http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/02/13/0121.html9. ^ http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/eman/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-31498215-226-

saham-chapter4.pdf10. ^ http://www.majalahtrust.com/danlainlain/politik/714.php11. ^ http://www.suaramerdeka.com/harian/0512/26/eko10.htm12. ^ http://www.managementfile.com/column.php?sub=stocks&id=1864&page=13. ^ http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2007/12/28/21/71172/ihsg-tahun-

2007-ditutup-di-2-745-82614. ^ http://www.antara.co.id/view/?i=1230641046&c=EKB&s=

35

Page 36: Peran Sektor Finansial dalam Menggerakkan Pertumbuhan ...

Jurnal Ekonomi, Volume 18 Nomor 2, Juni 2016Copyright @ 2016, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur___________________________________________________________________________

15. ^ http://www.detikfinance.com/read/2010/01/04/071414/1270839/6/ihsg-siap-siap-january-effect

16. ^ http://www.detikfinance.com/read/2010/12/31/115549/1536621/6/ihsg-terbaik-3-bursa-asia-pasifik-minus-selama-2010

17. www.jurnal-ekonomi.org, 18. http//www.economiywatch.com/economic-statistic : International Monetary Fund,

World Economic Outlook Database, April 2008 19. Situs ; ASEAN Community in Figures 2011 ( ACIF 2011 ) Jakarta : ASEAN 299) Secretariat, April 2012300)301) IV. Undang-Undang, Kepres, Peraturan Pemerintah1. UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia2. UU No. 14 tahun 1999 tentang Bank Indonesia3. UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal4. UU No. No. 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan5. UU No. 8 Tahun 1995, Tentang Pasar Modal6. Keputusan Presiden RI No. 52 tahun 1976 tentang pendirian pasar modal

302)

36