Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

28
Sains Islam & Karakter Bangsa Oleh: Mokhamad Iqbal Khomaini, M.Phil Potret moral bangsa Indonesia Sudah hampir ½ abad perjalanan Indonesia setelah kemerdekaan membangun negerinya, namun hingga saat ini kemajuan yang signifikan belum kita rasakan. Justru kemunduran dalam ekonomi, teknologi, dan moral yang masih jadi problem yang tak kunjung padam. Malaysia hanya dalam waktu 10 tahun mampu merubah dirinya menjadi Negara yang disegani di dunia Internasional. Jepang setelah mengalami kehancuran negeri yang luar biasa pada peristiwa Hiroshima namun hanya dalam waktu 40 tahun mampu meraih kemajuan yang luar biasa. Apakah yang terjadi sebenarnya dengan Negara kita? Dana-dana yang seharusnya digunakan untuk membangun ekonomi maupun infrastruktur bangsa namun tidak ketahuan kemana perginya. Saat ini Indonesia masih menduduki peringkat ke empat negara terkorup di kawasan Asia. Kurang lebih 158 pejabat yang diduga terkait dengan korupsi. Pelaku korupsi yang telah ditangani KPK tercatat sebanyak 245 orang. Mereka antara lain terdiri atas hakim (1), duta besar (4), kepala lembaga dan kementerian (6), komisioner (7), gubernur (8), wali kota dan bupati (22), lain-lain (26), anggota DPR dan DPRD (43), swasta (44), pejabat eselon I, II, serta III

Transcript of Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Page 1: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Sains Islam & Karakter Bangsa

Oleh: Mokhamad Iqbal Khomaini, M.Phil

Potret moral bangsa Indonesia

Sudah hampir ½ abad perjalanan Indonesia setelah kemerdekaan membangun

negerinya, namun hingga saat ini kemajuan yang signifikan belum kita rasakan. Justru

kemunduran dalam ekonomi, teknologi, dan moral yang masih jadi problem yang tak

kunjung padam. Malaysia hanya dalam waktu 10 tahun mampu merubah dirinya menjadi

Negara yang disegani di dunia Internasional. Jepang setelah mengalami kehancuran

negeri yang luar biasa pada peristiwa Hiroshima namun hanya dalam waktu 40 tahun

mampu meraih kemajuan yang luar biasa. Apakah yang terjadi sebenarnya dengan

Negara kita? Dana-dana yang seharusnya digunakan untuk membangun ekonomi maupun

infrastruktur bangsa namun tidak ketahuan kemana perginya.

Saat ini Indonesia masih menduduki peringkat ke empat negara terkorup di

kawasan Asia. Kurang lebih 158 pejabat yang diduga terkait dengan korupsi. Pelaku

korupsi yang telah ditangani KPK tercatat sebanyak 245 orang. Mereka antara lain terdiri

atas hakim (1), duta besar (4), kepala lembaga dan kementerian (6), komisioner (7),

gubernur (8), wali kota dan bupati (22), lain-lain (26), anggota DPR dan DPRD (43),

swasta (44), pejabat eselon I, II, serta III (84). Dana yang dikorupsi, katanya, bukan

hanya APBN tetapi juga APBD.

Jumlah sementara uang negara yang diselamatkan oleh KPK sebesar Rp 7,9

triliun, sedangkan saat ini sekitar Rp 50 triliun potensi kerugian negara dari kasus korupsi

pembayaran pajak.

Potensi kerugian negara atas kasus lainnya yaitu pendidikan lebih dari Rp 204,2

miliar, kesehatan lebih dari Rp113,4 miliar, dan infrastruktur lebih dari Rp 597,5 miliar.

Selain itu, kehutanan lebih dari Rp 2,3 triliun, minyak dan gas lebih dari Rp 40,1 triliun,

keuangan daerah lebih dari Rp 1,3 triliun, dan perbankan lebih Rp 1,8 triliun.1

1. Republika – Jum, 6 Mei 2011

Page 2: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Dalam saat yang sama, kader-kader Bangsa yang diharapkan akan membangun

bangsanya, membuang waktu-waktunya pada hal-hal yang merusak diri mereka sendiri.

Mencemarkan diri, keluarga dan masyarakat. Pergaulan bebas, hamil di luar nikah,

Aborsi melanda generasi bangssa Indonesia.

Di Jakarta saja, pada tahun 2000 ditengarai ada lebih dari 166 SLTP dan 172

SLTA yang menjadi pusat peredaran narkotik dengan lebih dari 2000 siswa terlibat di

dalamnya. Angka ini pun masih akan bertambah, karena fenomena ini seperti gunung es,

yaitu yang tampak hanya permukaan saja dan sebagian besar yang lain belum terlihat.

Diperkirakan setiap 1 penyalahguna narkotik yang dapat diidentifikasi, ada 10 orang lain

yang belum ketahuan.2

Menurut survey jawa pos pada tahun 2001 kepada 338 pelajar cewek SMU/SMK

dan perguruan tinggi Surabaya. Hasilnya, 53,6% ngaku punya temen yang hamil di luar

nikah. Selisih sedikit dibawahnya, 46,6% responden bilang nggak punya. Mayoritas

82,7% responden bilang bahwa temannya yang hamil di luar nikah tersebut lantas nikah.

Ada juga yang menyatakan bahwa temannya melakukan aborsi untuk menutupi aibnya,

kurang lebih 11,1 %.3

Menurut penulis buku Sex In The Kost, Wijayanto Iip tahun 2003: 95 %

mahasiswi Jogja sudah tidak perawan. 4

Kemudian, tahun 2010, juga tidak mengalami penurunan. Bedasarkan data

Kementerian Kesehatan, pada tahun 2010 di Indonesia ada 21.770 kasus AIDS positif

dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun (48,1 persen)

dan usia 30-39 tahun (30,9 persen) kasusu penularan HIV/AIDS terbanyak ada

dikalangan heteroseksual (49,3 persen) dan IDU atau jarum suntik (40,4 persen). Kepala

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarif baru-baru

ini menjelaskan karena seks bebas ini juga membuat tingkat kehamilan di luar nikah

meningkat.

2 . Raymond Tambunan, Psi, epsikologi.com, 28/08/01.

3 . Kenapa Harus Pacaran?, Rabiah adawiyah, Dar Mizan, solo, 2003. Hal: 73.

4 . Aula, majalah nahdlatul Ulama, volume 25, masalah 7-12

Page 3: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Dari pasca reformasi hingga saat ini, pergaulan bebas dan hamil luar nikah tidak

mengalami penurunan secara signifkan. Maka, sebagai akibat dari pergaulan bebas, kasus

aborsi pun menjadi fenomena yang cukup memprihatinkan di negeri ini.

Tahun 1999-2000, diperkirakan wanita yang melakukan aborsi sebanyak dua juta

orang, diantaranya 750.000 remaja yang belum menikah. Menurut keterangan Khofifah

Indar Parawansa, Menteri Pemberdayaan Perempuan mengutip data perkumpulan

keluarga berencana Indonesia (PKBI). Adapun menurut Dr. Biran Affandi SpOG, Ketua

Umum Perhimpunan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI), menunjukkan angka 2,3

juta, untuk borsi di Indonesia per tahun. 5

Pada tahun 2008, Kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai angka 2,5 juta.

Pelaku aborsi umumnya berada pada kisaran usia 20-29 tahun. "Data 2,5 juta tersebut

belum termasuk kasus aborsi yang dilakukan di jalur nonmedis (dukun)," kata guru besar

Universitas Yarsi Jakarta, Prof Dr H Jurnalis Uddin PAK.

Aborsi di perkotaan dilakukan secara diam-diam oleh tenaga kesehatan (70%).

Hal yang sama di pedesaan dilakukan oleh dukun (84%). Perempuan tidak menginginkan

kehamilan lantaran beberapa faktor. Ada yang karena hamil akibat perkosaan, janin

dideteksi punya cacat genetik, alasan sosial ekonomi, gangguan kesehatan, KB gagal,dan

lainnya.

Tahun 2010, Diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,4

juta jiwa. Parahnya, 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja. Demikian data yang

dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2010 ini. Data

Ini mengiringi data lain yang tak kalah mencengangkan. Disebutkan, sekitar 51 persen

remaja di Jabodetabek telah melakukan hubungan seks pranikah."Artinya dari 100

remaja, 51 sudah tidak perawan," ujar Kepala BKKBN Sugiri Syarief .6

Beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja.

Misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, Bandung 47 persen, dan 52 persen di

5 . Wajah Peradaban Barat, Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal, Adian Husaini, Gema Insani Press, Jakarta, 2005. Hal: 25.

6 . http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2126001-seks-bebas-mengancam-masa-depan/, tgl: 2 maret 2011.

Page 4: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Medan. Hasil penelitian di Yogya dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 persen mengalamai

kehamilan sebelum menikah.

Sementara data tentang penyalahgunaan narkoba menunjukkan, dari 3,2 juta jiwa

yang ketagihan narkoba, 78 persennya adalah remaja.

Sedangkan penderita HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya.Berdasarkan

data Kemenkes pada akhir Juni 2010 terdapat 21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV

positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 persen dan usia 30-39

tahun sebanyak 30,9 persen.

Selain itu kasus penularan terbanyak adalah heteroseksual sebanyak 49,3 persen,

homoseksual sebanyak 3,3 persen dan IDU 40,4 persen. 7

Sains Barat dan Dampaknya

Apakah penyebabnya semua ini sebenarnya? Mungkin salah satu jawaban yang

mendekati kebenaran. Krisis moral, krisi etika dan lain sebagainya adalah dampak dari

pola pikir bangsa, pola pikir yang mencari kesenangan sesaat, pola pikir yang

beranggapan kebahagiaan dengan sebuah kenikmatan materi tanpa memikirkan prosesnya

seperti apa.

Pola pikir yang seperti ini tidak lain adalah produk dari epistemology ilmu

pengetahuan yang dijadikan kurikulum di Negara ini.

Bukan hanya Negara kita yang sedang merasakan dampak tersebut, Epistemologi

tersebut telah mengantarkan manusia modern pada krisis multi-dimensional. Armahedi

Mahzar mengatakan bahwa, sains barat, walaupun telah sukses meningkatkan

kesejahteraan material umat manusia, namun akhirnya menggiring umat manusia ke

dalam kubangan krisis multidimensional dalam kehidupannya, seperti penghancuran

massal oleh militer akibat penggunaan senjata nuklir, kimia, biologi militer; kerusakan

lingkungan oleh polusi, degradasi, exploitation-depletion (eksploitasi sampai habis

menipisnya sumber daya Alam); fragmentasi social yang disebabkan oleh industrialisasi,

7 . voa-islam.com Rabu, 01 Dec 2010.

Page 5: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

urbanisasi, fragmentasi dan konflik social akut, keterasingan psikologis manusia dari hal

yang alami, social dan tehnikal.

Namun demikian, dalam perkembangan terakhirnya, sains sendiri telah

membuktikan kerapuhan paradigm materialistic-mekanistik tersebut di awal abad 20 lalu.

Terutama dalam perkembangan ilmu fisika, biologi, astronomi, dan lain-lain.

Ilmu pengetahuan barat terbukti pada akhirnya lebih bersifat destruktif ketimbang

konstruktif bagi kemanusiaan – sebagaimana juga sudah sering dikritisi oleh beberapa

sarjana barat sendiri akhir-akhir ini (misalnya Anthonny Giddens and Fritjof Chapra).

Bangsa Indonesia adalah salah satu korban epistemology, epistemology ilmu

pengetahuan yang bernuansa jauh dari nilai-nilai nurani, epistemology produk dari

ideologi-ideologi non-ilahi.

Haidar Bagir mencatat ada dua dampak epistemology Barat, yakni dampak yang

bersifat fisis dan nonfisis. Dampak fisik merujuk pada kerusakan lingkungan dikarenakan

terlalu banyaknya campur tangan manusia sekuler di dalamnya. Akibatnya alam berada di

kondisi yang sangat labil, pemanasan global semakin mengancama, lapisan ozon semakin

menipis yang mengakibatkan timbulnya penyakit Minamata di Jepang, kemungkinan

terjadinya perang nuklir. Ramalan club of Rome lebih mengerikan lagi: Jika

kecenderungan yang ada kini berlangsung terus maka satu abad lagi manusia akan

mengalami kehancuran, karena batas daya bumi akan terlampaui akibat pertumbuhan

maksimum yang akan dicapai dalam satu abad ini. Pertumbuhan ini diakibatkan

industrialisasi, polusi, penggunaan sumberdaya alam tak terbarui produksi pangan, dan

jumlah penduduk. Munculya rekayasa genetika juga merupakan akibat dari sains modern

yang kebablasan.

Dampak lain adalah dampak psikologis yang ditandai dengan meningkatnya

statistic penderita depresi, kegelisahan, psikosi, dan sebagainya. Sebagaimana pada abad

ke-17, terjadinya distabilisasi dan keterpecahan ketika paradigm keagamaan digugat yang

mengakibatkan meningkatnya pelaku bunuh diri. Keseluruhan krisis diatas menurut

Ziauddin Sardar diakibatkan oleh kesalahan paradigm sains barat berserta penerapannya.

Page 6: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Dampak lain dari sains barat terhadap karakter moral bangsa adalah munculnya

penyimpangan pola pikir dan pola sikap manusia. Ini tampak pada dominasi rasionalisme

dan empirisme sebagai pilar utama scientific method dalam penilaian atas gejala yang

ada. Baik realitas social, individual, bahkan keagamaan. Dampak ini, meminjam istilah

Herman Kahn disebut dengan budaya inderawi yakni yang bersifat empiris, duniawi,

sekuler, humanistic, pragmatis, utilitarian, dan hedonistic. 8

Dampak yang tidak ketinggalan juga menurut Gregory Bateson, “Sudah jelas bagi

banyak orang bahwa banyak bahaya mengerikan telah tumbuh dari kekeliruan

epistemology Barat. Mulai insektisida sampai polusi, malapetaka atomic, ataupun

kemungkinan mencairnya topi es antariksa. Di atas segalanya, dorongan fantastic kita

untuk menyelamatkan kehidupan-kehidupan perorangan telah menciptakan kemungkinan

bahaya kelaparan dunia di masa mendatang”. 9

Paradigma materialistic-mekanikstik yang berdasarkan metode Cartesian dan

Newtonian (hipotesis deduktif-eksperimental-induktif) telah menyebabkan reduksi atas

kenyataan hanya menjadi sekedar fakta-fakta materialism-reduksionistik. Paradigma ini

menyebar dan mempengaruhi berbagai cabang disiplin ilmu-ilmu lain, sehingga

kehidupan, bahkan kesadaran manusia, direduksi hanya menjadi gerak-gerak material

belaka. Misalnya, Adam Smith dalam bidang ekonomi berbicara tentang prinsip

‘mekanisme pasar’; Charles Darwin dalam biologi berbicara tentang ‘mekanisme

evolusi’, dan Sigmund Freud dalam psikologi berbicara tentang ‘mekanisme pertahanan

diri/psikis’. Paradigma mekanistik-materialistik telah mendepak Tuhan dari wacana

keilmuan dan mempromosikan sekularisme.

Sekilas memang ilmu pengetahuan barat tidak memiliki dampak terhadap moral

bangsa, namun ketika diteliti lebih lanjut mungkin kita akan terkejut, karena sains tidak

sekedar mengajarkan ilmu (transformation of knowledge) saja, lebih dari itu juga

mendeskripsikan nilai-nilai (transformation of value) yaitu, pendidikan, budi pekerti

8 . Lihat: Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim, Ziauddin Sardar, Mizan, 1988, hal: 102.

9 . Lihat: Pengantar Haidar Bagir dalam buku Filsafat sains menurut al-Quran, Dr. Mahdi al-gulsyani, Mizan, 1988. Masa depan Islam, Ziauddin Sardar, Pustaka Salman, 1987, hal: 88.

Page 7: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

(etika dan estetika nurani) dan moral agama (imtaq) yang termanifestasikan dalam

model-model ilmu pengetahuan alam (fenomena alam) itu sendiri.10

Sebagai contoh: Dalam ilmu Biologi kita mengenal teori Darwin dalam bukunya the

origin of species, bahwa manusia berasal dari kera. Seolah tidak berdampak apa-apa

dalam karakter manusia. Akan tetapi, ketika dibahas lebih lanjut, bukankah kera adalah

species hewan yang tidak mengenal karakter moral? Ketika manusia dikatakan berasal

dari kera akan membentuk paradigma bahwa etika dan moral bukanlah sifat asli manusia.

Dan manusia hidup bukanlah untuk menuju pada perbaikan moral dan etika. Akan tetapi

corak kehidupan manusia tidak jauh beda dengan kera yang mempunyai kebutuhan

konsumsi dan biologis.

Sebaliknya, ketika dikatakan bahwa manusia berasal bukan dari kera namun dari

sosok Nabi Adam, sosok yang memiliki ilmu pengetahuan dan rasa etika yang tinggi,

sosok yang dimuliakan oleh Allah dengan penghargaan sebagai Khalifah Allah di muka

bumi.

Diantara dampak moral negative yang diakibatkan sains barat adalah:

-Sifat kikir, ilmu ekonomi yang dibangun oleh John Smith, dan diterapkan di dunia Islam

adalah ilmu ekonomi kapitalis. Untuk memperkuat ekonomi pribadi bukan ekonomi

community. Dengan prinsip “Bermodalkan sedikit untuk meraup keuntungan besar”.

-Kecenderungan untuk porno, ilmu psikologi yang ada saat ini adalah ilmu psikologi

yang dikembangkan dari penelitian Sigmund freud tentang “The study of Hysteria”. Ia

menyimpulkan bahwa manusia psikologi manusia bisa dibaca dari mimpi-mimpi yang ia

alami, sedangkan mimpi-mimpi manusia tidak lain hanyalah karena dorongan gejolak

gairah yang terpendam. Penafsiran psikologi manusia pada umumnya ditafsirkan lewat

gejala seksual manusia.

-Pragmatis (penuh dengan kepentingan), ilmu sosiologi yang ada tidak lain adalah produk

dari ilmu sosiologi William James yang berpandangan filsafat pragmatis (kepentingan).

10 . Wawasan Ilmu Alamiah Dasar, Prespektif Islam dan Barat, Trianto, M.Pd, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2007, hal: 27.

Page 8: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

-Tidak bervisi memperbaiki karakter manusia, ilmu sosiologi dan ilmu etika yang ada

dibangun atas filsafat etika emile durkeim yang berpandangan bahwa karakter manusia

adalah pembawaan lahir dan tidak bisa dirubah, maka tindakan ataupun aksi untuk

merubah karakter manusia tidaklah akan membawa hasil.

-Berorientasi pada eksploitasi alam11, Di zaman modern ini, manusia telah

membelanjakan dana secara “luar biasa” kepada alat-alat pembunuh massal. Sekedar

contoh, Jeremy Isaacs dan Taylor Downing, dalam bukunya, Cold War, memaparkan,

antara 1945-1996 saja, diperkirakan sekitar 8 trilyun USD ($ 8,000,000,000,000) biaya

dikeluarkan untuk persenjataan di seluruh dunia. Puncaknya, persediaan nuklir saat ini

mencapai 18 mega ton. Padahal, seluruh bom yang diledakkan pada Perang Dunia II

‘hanya’ 6 megaton. 12

-Tidak berprikemanusiaan, Dalam dunia kedokteran modern ada sebuah praktek yang

dikenal vivisection (arti harfiah ”memotong hidup-hidup”) yaitu cara menyiksa hewan

hidup karena dorongan bisnis untuk menguji obat-obatan agar dapat mengurangi daftar

panjang segala jenis penyakit manusia. 13

Praktik ini selain tidak beretika keilmuan dan tidak “berperikemanusiaan” juga

menyisakan pertanyaan intrinsik tentang asumsi atas tingkat kesamaan uji laboratorium

hewan dan manusia yang mengesahkan eksplorasi hasil klinis dari satu ke lainnya.

Dunia pertanian modern yang sangat berlebihan dalam penggunaan bahan-bahan

kimia seperti luasnya penggunaan pestisida, herbisida, pupuk nitrogen sintetis dan

seterusnya, telah meracuni bumi, membunuh kehidupan margasatwa bahkan meracuni

hasil panen dan mengganggu kesehatan para petani. Pertanian yang semula disebut

dengan istilah agriculture (kultur, suatu cara hidup saling menghargai, timbal balik

komunal, dan kooperatif, bukan kompetitif) berkembang lebih popular dengan istilah

agribusiness, sebuah sistem yang memaksakan tirani korporat untuk memaksimalkan

11 . Ibrahim Kalin, The Philosophy of Seyyed Hossein Nasr, hlm. 453. Lihat Adnin Armas, “Islamisasi IlmuPengetahuan Kontemporer” Materi perkuliahan Islamic Worldview di Program Magister Universitas IbnKhaldun Bogor, Agustus 2008.12 . Cold War, Jeremy Isaacs and Taylor Downing, London : Bantam Press, 1998, hlm 417-418.13 .Vivisection or Science : An Investigation into Testing Drugs and Safeguarding Health, Pietro Croce, London - Zed Books, 1999.

Page 9: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

keuntungan dan menekan biaya, menjadikan petani/penduduk lokal yang dahulu punya

harga diri dan mandiri lalu berubah menjadi buruh upahan di tanah sendiri. 14 Kehidupan

sosial yang kooperatif pun berganti menjadi kompetitif tanpa nurani.

Kerusakan dunia sekarang ini yang timbulkan oleh kerusakan ilmu mencakup

juga ilmu-ilmu di bidang sains, terutama sains alam (natural sciences). Dari masalah ini

perlu digali kembali ide Islamisasi ilmu yang pernah dirintis oleh para cendekiawan

muslim tiga dasawarsa lalu yang saat ini gaungnya mulai berkurang. Padahal problem

kemasyarakatan yang ditimbulkan oleh sains Barat modern justru makin hari makin

bertambah. 15

Sains Islam Sarana Peningkatan Moral dan Peradaban Bangsa.

Memang saat ini sains Islam belum mempunyai bentuk, akan tetapi kita bisa

mempunyai gambaran tentang sains Islam di masa lampau dan dampaknya terhadap

kehidupan manusia. Meski begitu sains Islam saat ini masih dalam taraf perumusan,

namun dari perumusan tersebut kita bisa mempunyai gambaran akan dampak-dampak

positif yang akan dilahirkan, melihat dari nilai-nilai luhur epistemology yang jadi

pedoman.

Sebuah ilmu yang mewakili nilai kecanggihan dan kesempurnaan moral (Ilmu

sains Islam) akan hadir di tengah-tengah peradaban manusia nanti, ketika pribadi-pribadi

manusia mencapai taraf kesempurnaan dalam akal, kepribadian, kesolehan, kesungguhan.

Maka teknologi yang jauh lebih canggih dari yang ada saat ini akan lahir nantinya.

“Tak akan lahir ilmu pengetahuan berkarakter kecuali dari hati yang bersih

memahami bagaimana seharusnya ia berkarakter”

Hanya hati yang tulus bersih akan melahirkan pikiran-pikiran jernih,

menyejukkan hati, memahami apa yang hakiki dari halusinasi akan menelurkan ide-ide

jernih tentang aturan-aturan yang ada di dunia ini.Semua bermula dari keinginan,

14 . Three Meanings of Islamic Science Toward Operationalizing Islamization of Knowledge, Adi Setia, Center for Islam and Science : Free online Library, 2007.15 . Islamisasi Sains: Sebuah upaya mengislamkan sains barat Modern, Makalah Ir. Budi Handrianto MPd.I di WWW.Insistnet.com, 2010. Hal: 2,

Page 10: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

kemudian timbul pikiran tuk mewujudkannya dan lahirlah ilmu pengetahun, dari situ

muncul peradaban.

Ilmu pengetahuan yang ada tidak lain adalah produk pikiran manusia dalam

perjalanannya memahami alam ini.

Dalam kedokteran: Sains Islam menawarkan pengobatan murah biaya dan bebas efek

samping.

Ilmu kedokteran Islam ala ibnu Sina mengedepankan pengobatan dari dalam diri

manusia (self Perseverance) daripada pengobatan dari luar seperti dengan obat-obatan.

Teori pengobatan dari dalam diri ini berangkat dari epistemology manusia terdiri dari

unsur spiritual. Adapun pengobatan dari luar untuk mengembalikan energy dalam tubuh

yang tidak seimbang sehingga menyebabkan tidak sehat.

Kesehatan manusia ditentukan oleh keseimbangan energy dalam tubuh.

Keseimbangan energy dalam tubuh ditentukan oleh beberapa zat dalam tubuh. Zat

tersebut memiliki karekteristik masing-masing, ada yang panas dan ada juga yang dingin.

Ketika terjadi ketidakseimbangan dari zat tersebut maka kondisi tubuh akan terganggu

sehingga menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, pengobatan yang dilakukan dengan

mengembalikan keseimbangan cairan dalam tubuh tersebut. Adapun obat hanya sekedar

membantu untuk pemulih.

Kondisi kesehatan tubuh ditentukan oleh 4 cairan tubuh dibawah ini:

-Cairan merah darah.

-Cairan berupa serum.

-Cairan empedu.

-Cairan hitam empedu.

Kondisi 4 cairan tersebut menentukan kesehatan tubuh Manusia. 16

16 . Lihat: Sains dan Peradaban di Dalam Islam, Seyyed Hossein Nasr, Penerbit Pustaka-Bandung, 1418 H-1997 M, hal: 200.

Page 11: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Selain itu yang membedakan pengobatan Ibnu Sina dengan pengobatan barat, Sisi

pandang Ibnu Sina multi-dimensi, dimensi spiritual holistic yang tidak kasat mata dan

tidak terdeteksi dengan test laboratorium.

Ibnu Sina berpandangan, bahwa semua aktifitas tubuh baik itu system saraf, organ

tubuh, ataupun system vital digerakkan oleh energy vital, bukan bergerak sendiri

sebagaimana yang dipahami sains barat. Energi vital (spirit) tidak kasat mata dan non-

materi, tapi manifestasinya bisa kita rasakan.

Dalam ilmu matematika

Dalam ilmu matematika, rumus-rumus dan teori-teori matematika Islam

mengarahkan manusia pada pencerahan kehidupan, pencerahan terhadap hakikat realitas

alam semesta, hakikat akan adanya Tuhan semesta Alam. Rumus-rumus matematika

mengarah pada kesatuan wujud (one being) dan angka sebagai simbolnya.

Semua yang ada berasal dari satu. Bilangan dan bentuk ditinjau menurut

pandangan Pytagoras – yaitu sebagai aspek ontologis dari kesatuan akan adanya satu

kekuatan, bukan hanya sebagai kuantitas murni – menjadi sarana untuk menyatakan

kesatuan dalam keanekaragaman.

Bilangan Pitagoras, konsepsi tradisional tentang bilangan, adalah gambaran

sebuah kesatuan, satu aspek dari sumber dan pusat yang tidak pernah meninggalkan

sumbernya. Dalam aspek kuantitatif, satu bilangan boleh membagi dan memisah, tapi

dalam aspek kualitatif dan simbolis, ia menintegrasikan kembali multiplisitas ke dalam

unitas. Ia juga, karena hubungannya yang erat dengan bentuk geometris, satu

“kepribadian”: Umpamanya tiga bersesuaian dengan segitiga, dan melambangkan

harmoni, sedangkan empat yang berhubungan dengan bujur sangkar, melambangkan

stabilitas. 17

Artinya, manusia dalam hidup memerlukan harmoni dalam banyak hal bagaikan

segitiga: Antara Ilmu, Iman dan Amal. Tidak bisa ada ketimpangan dari salah satu

bagiannya. Angka dan bentuk geometris adalah proyeksi dari tanda-tanda pesan dari

17 . Sains, Nasr, hal: 127.

Page 12: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Tuhan, agar manusia menghayatinya, apa maksud pesan moral yang terkandung dari

bentuk-bentuk dan angka-angka yang ada tersebut.

Ketika seseorang mengenal akan kebenaran adanya Tuhan yang tidak bisa digugat

dengan rasio matematis, maka tindakan seseorang pun akan mempunyai implikasi akibat

yang sesuai dengan proporsinya sebagaimana rumus matematika.

Sains Islam membentuk kepribadian manusia multi-dimensi.

Islam tidak mengenal dikotomi ilmu, pemisahan antara satu ilmu dengan ilmu

yang lain. Namun epistemology Islam memiliki pendekatan ilmu dari berbagai sudut

disiplin ilmu pengetahuan, sehingga sebuah kepribadian manusia yang dibentuk adalah

pribadi yang integral, utuh sebagai sosok manusia, berorientasi sempurna dunia dan

akhirat. Sains Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia. Dampak sistemik

konstruktif inilah yang disebut dengan istilah rahmatan lil ‘alamin. 18

Dalam dunia ilmu fisika umpamanya, ilmuawan Islam tidak memandang sebuah

ilmu secara integral tapi sebuah kesatuan. Ibnu-al-Haitsam umpamanya, mengembangkan

ilmu optic dengan basic epistemology tasawwuf illuminasi, sebuah tasawwuf yang

mendasarkan nilai-nilai karakternya pada konsep “Nur”. Maka, ditemukanlah ilmu baru,

“the science of Rainbow” “Ilmu spectrum cahaya”.

Spektrum cahaya yang dipelopori oleh sufi illuminasi iran “Suhrawardi”,

kemudian dikembangkan oleh Pendiri Tarekak Kubrawiyyah “Najmoddin al-Kubra”, dan

diteruskan lagi oleh Sufi Khurasan “Alauddawlah Simnani”, dan puncaknya ditetapkan

oleh sufi Iran, Ruzbihan Syirazi. Konsep spectrum cahaya ini kemudian mengilhami ibnu

Haitsam untuk memperkaya perumusan ilmu optic yang sedang ia lakukan. Sehingga

melahirkan ilmu baru, “The science of Rainbow”, ilmu spectrum cahaya. Komposisi

cahaya. Selain, penemuan yang ia temukan tentang lensa.

18 . Kepemimpinan Organisasi Pesantren, Mengupas Budaya Organisasi Pesantren, Pendidikan karakter dan tantangan Pemikiran Pendidikan Islam, Mad Rodja Sukarta – Ahmad Sastra, Darul Muttaqin Press, Bogor Jawa Barat, 2010, hal: 266.

Page 13: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Ilmu spectrum cahaya tersebut dikemudian hari, dikembangkan oleh Goethe,

filosof Jerman, dalam bukunya “fahbenlehre”19, dimana ia menjelaskan tentang ilmu

anthropologi optik. Ilmu ini kemudian, dikembangkan oleh berbagai ilmuawan barat

termasuk Neils Bohr dan lain sebagainya, hingga menemukan komposisi lain dari sebuah

cahaya. Dimana, disitu ada sinar alfa, beta dan gamma.

Adapun ilmu optic ibnu Haitsam, oleh ilmuawan barat dikembangkan lagi hingga

menjadi berbagai macam alat modern mulai dari teleskop hingga mikroskop.

Tidak hanya itu, Ilmu fisika Ibnu Haitsam juga menggabungkan dengan ilmu

pengobatan.

Sejenak kita berfikir, bagaimana ilmu optik bisa ditemukan oleh ibnu al-Haitsam.

Bermula dari latar belakang Ibnu Haitsam seorang dokter yang sering melayani pasien

penyakit mata seperti katarak. Penelitian tentang mata ia lakukan hingga ia betul-betul

memahami anatomi mata. Ibnu Haitsam melihat ilmu kedokteran tidak cukup untuk

mengatasi problem mata tersebut. Maka ia mencoba melakukan pendekatan dengan sudut

pandang ilmu fisika, hingga ia berfikir perlunya alat yang membantu untuk penglihatan

mata. Maka penelitian tentang sudut pantulan cahaya dilakukan dan lain sebagainya.

Hingga akhirnya ia menemukan sebuah alat yang hingga saat ini kita menggunakannya,

‘optik’.

Selain ibnu Haitsam memadukan ilmu optic milik Euclid and Ptolemy, dan study

cermin cekung Anthenios. Ia mentransformasi dasar-dasar ilmu optic dan menjadikannya

ilmu yang sistemik dan paten. 20

Ia juga menggabungkan pemecahan masalah model matematika dan model fisika

yang sistemis plus penelitian laboratorium. Seperti halnya Archimedes, ia juga seorang

fisikawan teoritis dan eksperimental. Dia membuat percobaan untuk menentukan arah

bujursangkar cahaya, sifat-sifat bayangan, penggunaan lensa, kamera obscura, di saat ia

19 . Lihat: The man of Light in Iranian Sufism, Henry Corbin, Shambala Press, Colorado-United States of Amerika, 1978. Hal: 82.

20 . Islam, Science and Civilization, Seyyed Hossein Nasr, hal: 129.

Page 14: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

mempelajari matematika, dan fenomena optikal. Bahkan ia menciptakan alat untuk

pembuat lensa dan cermin cekung untuk eksperimen yang ia lakukan. (129)

Dalam ilmu fisika

Newton, berpendapat rumus gaya adalah jarak dikalikan dengan waktu.

Sedangkan ahli bijak timur, Iqbal berpendapat kecepatan gaya bukan ditentukan

oleh jarak dan waktu, namun ditentukan oleh kekuatan pikiran (ego). Ego mampu

menguasai ruang, jarak dan waktu. 21

Ahli bijak Hindu, mengatakan jarak dan waktu hanyalah halusinasi, sebuah

pekerjaan memakan jarak jauh dan butuh waktu lama kadang tidak butuh banyak energy

untuk mencapainya.

Dalam ilmu astronomi

Bumi berputar mengelilingi matahari pada porosnya, begitu pula matahari

berputar di tempat dan ia mengelilingi bintang yang lebih besar lain dalam galaksi

bimasakti. Ini semua adalah symbol sebenarnya, Manusia dalam hidup ia bergelut di

dunia berbuat apa saja namun tidak boleh keluar dari porosnya kalau tidak, akan terjadi

kiamat, manusia terus bergerak berbuat tidak boleh berhenti bagaikan bumi dengan

begitu matahari akan terus memancarkan cahayanya, yang berguna bagi kehidupannya.

Dalam ilmu sosiologi, sains model Islam menawarkan pengaturan system

masyarakat yang proporsional dan adil. Dalam ilmu fisika, sains Islam menawarkan

teknologi multi dimensi.

Sains Islam sebagai kurikulum nasional.

Pencerahan dalam kurikulum agama pernah dilakukan oleh menteri agama

Munawwir Sadzali dengan ‘MA PK’-nya, yang misinya 'Mencetak ahli agama yang

punya pengetahuan umum', dilanjutkan selanjutnya oleh Tarmizi Taher yang

21 . Lihat: Asrari Khudi, Sir Mohammad Iqbal, Iqbal Academy, Lahore – Pakistan.

Page 15: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

menawarkan sistem madrasah yang Mengajarkan pendidikan umum tapi berciri khas

Islam, tak ketinggalan SMA Cendikia yang dimotori BJ Habibie. IAIN pun ingin

memodernisasikan sistemnya, maka mulai diajarkan mata kuliah modern seperti

Perbandingan agama, filsafat dan lainnya.

Tapi tetap ruang lingkup modernisasinya belum menyentuh dunia ilmu

pengetahuan sesungguhnya, baik itu dunia natural sciences ataupun social sciences.

Pendidikan Islam masih hanya berkutat di ilmu pengetahuan keislaman klasik seperti

Ilmu fiqh, ilmu ushul fiqh dan yang lainnya. Juga diadakan modernisasi dalam hal lain

juga, namun masih belum tepat mengenai sasaran, modernisasi justru dilancarkan dalam

hal-hal yang bukan kebutuhan umat Islam saat ini, seperti modernisasi dalam hal

inklusifisme, toleransi dll.

Di saat umat Islam sedang mengalami kemunduran bidang teknologi, kemunduran

dalam perihal moral, invansi militer barat sedang mengguncang, lembaga pendidikan

Islam bukannya menyiapkan generasi untuk menanggulangi invansi militer yang semakin

meluas, atau menyiapkan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi malah

menyebarkan inklusifisme yang bersifat pasif terhadap non-perikemanusiaan.

Lembaga pendidikan Islam berubah fungsinya dimana fungsi dasarnya adalah

mencetak para ahli agama berubah menjadi delta aliran kepercayaan berbagai agama.

Mungkin bisa dikatakan, lembaga pendidikan Islam telah berhasil meraih misi sebagai

institusi yang mampu menjembatani gap antara kepercayaan agama yang berbeda-beda

tapi masih belum mampu menjembatani gap antara agama dan science.

Tahun 1990-2000, penerbitan buku-buku keislaman lagi gencar-gencarnya,

hingga tak ketinggalan melanda mahasiswa di perguruan tinggi umum, gairah keislaman

mulai muncul di lingkungan mahasiswa umum. Namun sayang, institusi mereka tidak

menyediakan fasilitas tersebut, hanya pengajian-pengajian di masjid dan halaqoh-

halaqoh di luar kelas yang memberikannya. Sehingga fenomena yang sedang naik daun

adalah, sebagian hasil keluaran lembaga pendidikan Islam yang seharusnya terjun dalam

bidang dakwah justru malah liberal. Bisa kita lihat sepak terjang Alumnus UIN dalam

mengkampanyekan liberalisme. Sebaliknya para sarjana yang seharusnya terjun di dunia

Page 16: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

pengetahuan umum justru terjun dalam dunia dakwah dan keilmuan agama. Bisa kita

lihat fenomena: Aa Gym, Arifin Ilham, Ihsan Tanjung, Ary Ginanjar, Adian Husaini,

Syafe'I Antonio dll.

Padahal seharusnya, masing-masing selayaknya terjun di bidang keilmuan

masing-masing dengan misi dan spirit yang sama 'memajukan Agama dan Bangsa'.

Mereka yang berlatar belakang pendidikan agama seharusnya terjun dalam merevitalisasi

dakwah dan memodernisasikan ilmu-ilmu agama seiring dengan perkembangan teknologi

dan ilmu pengetahuan, begitu pula yang berlatar belakang pendidikan umum seharusnya

terjun dalam 'islamisasi' ilmu pengetahuan umum. Sehingga yang diharapkan terjadi

adalah nilai-nilai keislaman yang masuk dan mendarah daging dalam ilmu pengetahuan

umum, dan sebaliknya metode dan kerangka-kerangka pengetahuan umum masuk ke

ilmu agama. Sehingga muncul inovasi-inovasi yang membangun "Ilmu umum Islam dan

Ilmu Islam modern". Seperti ilmu fisika Islam, ilmu kimia Islam, ilmu sosiologi Islam,

ilmu psikologi Islam. Dan sebaliknya, muncul Ilmu fiqh modern, ilmu kalam modern,

ilmu tasawwuf modern, ilmu usul fiqh modern dll.

Sehingga tidak lagi terjadi dikotomi ilmu sebagaimana sebelum ini yang kering

dan pincang juga melelahkan, artinya pincang dalam melihat sebuah permasalahan;

melihat dengan satu mata. Juga melelahkan, yang artinya mempelajari dua jenis keilmuan

(ilmu agama dan ilmu umum) tidak dalam satu waktu dan satu paket tapi terpisah dan

butuh waktu 2 kali lipat. Tidak perlu mengulangi sistem lama ala Prof Mukti Ali yang

'mengajarkan pengetahuan umum 70 % dan 30% agama'. Sedangkan sekolah umum

mengajarkan pengetahuan umum 95% dan 5% agama. Cukup saat ini, Pendidikan

sekolah umum mengajarkan Ilmu pengetahuan umum Islam 90% dan ilmu Islam modern

10%. Adapun madrasah hendaknya mengajarkan ilmu Islam modern 90% dan ilmu

pengetahuan umum Islam 10%.

Contoh sains yang bermuatan nilai karakter.

Ilmu pengetahuan Alam hakikatnya berfungsi untuk memperluas wawasan

pengetahuan, meningkatkan keterampilan ilmiah, menumbuhkan sikap ilmiah dan

kesadaran/kepedulian pada produk teknologi melalui penerapan teori (prinsip) Ilmu

Page 17: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Pengetahuan Alam yang sudah dikuasai sebelumnya, serta kesadaran pada kebesaran

Tuhan Yang Maha esa. Karena itu memahami Ilmu Pengetahuan Alam tidak semata-mata

menghafal fakta-fakta, tetapi juga belajar mengadaptasikan prinsip dasar sains ke dalam

penerapannya pada kehidupan sehari-hari.

Untuk memperjelas muatan nilai karakter Dalam ilmu pengetahuan Alam, berikut

diberikan deskripsi tentang satu dari fenomena alam yang memberikan muatan nilai budi

pekerti tersebut.

Metamorfosis adalah proses perubahan bentuk yang terjadi pada mahluk hidup

yang sedang berkembang. Metamorfosis pada kupu-kupu misalnya dari telur,

menjadi ulat, kepompong lalu menjadi kupu-kupu. Sebagai ulat yang rakus, ia

sangat dibenci tetapi setelah menjadi kepompong (ia tidak makan/puasa)

kemudian akan menjadi kupu-kupu yang indah dan disukai orang.

Hal ini mengimplementasikan bahwa seekor ulat yang dibenci karena sifatnya

yang rakus, membawa kerusakan, setelah melewati fase puasa, akan berubah

menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu adalah model untuk orang yang bertaqwa.

Model metamorphosis tersebut menyimpan suri tauladan yang dapat diambil dari

seekor kupu-kupu misalnya: (a) Seekor kupu-kupu hanya memakan makanan

yang terpilih yaitu sari pati bunga (nectar), (b) yang keluar dari tubuhnya juga

terpilih yaitu madu, (c) kalau kupu-kupu mendatangi dan hinggap di satu dahan

tidak pernah menggoyangkan dahan tersebut, (d) kupu-kupu yang hinggap di

bunga sekaligus membantu mengadakan penyerbukan.

Dimensi budi pekerti yang dimodelkan oleh kupu-kupu itu menyiratkan agar

seseorang haruslah selalu berhati-hati terhadap apa yang dimakannya, berhati-hati

terhadap apa yang diucapkannya, dan tidak menimbulkan masalah manakala dia

berada di lingkungannya tetapi sebaliknya memberikan kemaslahatan.

Page 18: Peran Sains Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa

Kadang sesuatu hal yang menyedihkan kita alami dalam hidup, saat-saat kesepian,

saat-saat musim panas. Namun di sela-sela itu kita menemukan kenangan-

kenangan yang indah yang tak terbayangkan.

Seekor semut amat menikmati kehidupannya sebagai rakyat kecil, ia tidak pernah

merasa tidak nyaman, ia menikmati perjalanannya sebagai semut kesana-kemari.22

*Penulis adalah alumnus International Islamic University Islamabad dan saat ini sebagai

Dosen di Islamic College for Advanced Studies (ICAS-Paramadina) Jakarta.

22 . Liat: Wawasan Ilmu Alamiah dasar, Prespektif Islam dan Barat, Trianto, M.Pd, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2007. Hal: 28.