PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT...

119
PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar- Raniry Banda Aceh) SKRIPSI Diajukan Oleh: SITI AISYAH Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Prodi Aqidah dan Filsafat Islam NIM: 311303511 FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM-BANDA ACEH 2018 M / 1429 H

Transcript of PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT...

Page 1: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT

DI ACEH

(Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-

Raniry Banda Aceh)

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

SITI AISYAH

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Prodi Aqidah dan Filsafat Islam

NIM: 311303511

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2018 M / 1429 H

Page 2: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

ii

Page 3: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

iii

Page 4: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry
Page 5: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula shalawat dan salam

penulis sampaikan ke pangkuan Alam yakni Nabi besar Muhammad SAW,

beserta keluarga dan sahabat beliau yang telah mengorbankan pikiran, tenaga

bahkan nyawa dalam membela dan mempertahankan agama Allah yang dicintai

ini sehingga dapat membina dan mengembangkan hukum Allah sebagai pedoman

hidup umat manusia.

Dengan segala kelemahan dan kekurangan akhirnya penulis dapat

menyelesaikan sebuah karya ilmiah ini yang berjudul “Peran Perempuan Dalam

Masyarakat Di Aceh (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis PSW UIN Ar-

Raniry)”. Skripsi ini ditulis untuk menyelesaikan tugas akhir yang merupakan

salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi sekaligus untuk memperoleh

gelar kesarjanaan (S1) dalam Aqidah dan Filsafat Islam pada Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.

Bersama ini pula dengan segala kerendahan hati, rasa haru, dan bahagia,

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, motivasi serta doa selama proses penyusunan hingga tidak

akan selesai tanpa bantuan pihak lain, sebab itu dalam kesempatan ini dengan

segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

Page 6: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

ix

1. Ibu Dr. Husna Amin, M. Hum selaku pembimbing I dan Ibu

Musdawati, M.A selaku pembimbing II, yang telah berkenan

meluangkan waktu dan menyempatkan diri untuk memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai

dengan baik.

2. Bapak Lukman Hakim, S.Ag, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat UIN Ar-Raniry.

3. Bapak Happy Saputra, S.Ag., M.Fil.I selaku Ketua Jurusan Aqidah dan

Filsafat Islam.

4. Ibu Dr. Husna Amin, M. Hum selaku Penasehat Akademik (PA), serta

kepada seluruh bapak/ibu dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

khususnya bapak/ibu dosen Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam.

5. Responden pada penelitian ini (Ex-ketua PSW Uin Ar-Raniry, ketua

PSW Uin Ar-Raniry, serta seluruh anggota dan pengurus PSW Uin Ar-

Raniry).

6. Teristimewa, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda

Mahyuddin dan Ibunda Lainian, S.pd tercinta yang senantiasa

memberikan banyak dukungan moril maupun materil kepada penulis

untuk melanjutkan penulisan skripsi ini hingga selesai.

7. Kepada kedua abang tercinta M.Zulfadlin dan Farid Akbar, S.H, dan

kakak tercinta Putri Fazhida yang selalu mendukung penulis

menyelesaikan kuliah hingga hari ini.

Page 7: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

x

8. Kepada para sahabat tersayang sekaligus keluarga masa KPM di

Gampong Tengah Pisang Luvi, Eli, Nani, Yayang, Mama Ira, Isna,

Qazwini, Athailah, Mustafa, dan Nurdin. Dan kepada kedua sahabat

yang selalu bersama-sama Mauri dan Sari yang selalu memberi

semangat untuk penulis agar tetap fokus dan sabar di saat mulai jenuh

dan lemah dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna yang dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari berbagai pihak guna memperbaiki kekurangan yang ada di waktu mendatang

dan mampu memberikan konstribusi yang bernilai positif dalam bidang ilmu.

Page 8: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN. ....................................................................... ii

LEMBARAN PENGESAHAN. ..................................................................... iii

ABSTRAK. ..................................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI. .................................................................. vi

KATA PENGANTAR. ................................................................................... viii

DAFTRA ISI. .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah. ................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian. .................................................................... 8

D. Kajian Pustaka. ......................................................................... 9

E. Landasan Teori. ........................................................................ 13

F. Metode Penelitian..................................................................... 17

G. Sistematika Pembahasan. ......................................................... 20

BAB II KONTRUKSI PERAN GENDER DALAM ISLAM

A. Peran Laki-Laki dan Perempuan Dalam Al-Quran. ................. 22

B. Praktik Kesetaraan Gender di Masa Rasul................................ 26

C. Wacana Hak-Hak Perempuan dalam Islam............................... 32

BAB III SEJARAH DAN KIPRAH PSW UIN AR-RANIRY BANDA

ACEH

A. Sejarah Perkembangan Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry..... 42

B. Program dan Kegiatan Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry...... 48

C. Visi dan Misi.............................................................................. 51

D. Struktur Kepengurusan PSW..................................................... 52

BAB IV PANDANGAN AKTIFIS PSW TERHADAP PERAN

PEREMPUAN

A. Peran Perempuan dalam Masyarakat Aceh dalam Pandangan

Aktifis PSW.............................................................................. 54

B. Program dan Kegiatan yang Dilakukan PSW Terhadap Pencapaian

Kesetaraan Gender.................................................................... 77

C. Tantangan/ Hambatan Perempuan Bekerja................................86

Page 9: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

xii

D. Alasan Argumentasi Yang Melatar Belakangi Pemikiran Aktifis

Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry..........................................92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................94

B. Saran.........................................................................................95

DAFTAR KEPUSTAKAAN........................................................................ 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................

Page 10: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Struktur Kepengurusan PSW Periode 2015-2018 ............................ 52

Page 11: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

v

TRANSLITERASI

Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K

Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987

1. Konsonan

No Arab Latin Ket No Arab Latin Ket

ا 1

Tidak

dilamban

gkan

ṭ ط 16

t dengan

titik di

bawahnya

B ب 2

ẓ ظ 17

z dengan

titik di

bawahnya

‘ ع T 18 ت 3

ṡ ث 4s dengan titik

di atasnya g غ 19

f ف j 20 ج 5

ḥ ح 6h dengan titik

di bawahnya q ق 21

k ك kh 22 خ 7

l ل d 23 د 8

ż ذ 9z dengan titik

di atasnya m م 24

n ن r 25 ر 10

w و z 26 ز 11

h ه s 27 س 12

’ ء sy 28 ش 13

sh ص 14s dengan titik

di bawahnya y ي 29

ḍ ض 15d dengan titik

di bawahnya

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

a. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat,

transliterasinya sebagai berikut:

Page 12: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

vi

Tanda Nama Huruf Latin

Fatḥah A

Kasrah I

Dammah U

b. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara

harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:

Tanda dan

Huruf Nama GabunganHuruf

ي Fatḥah dan ya Ai

و Fatḥah dan wau Au

Contoh:

haula : هول kaifa : كيف

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

H Harkat dan

Huruf Nama Huruf dan tanda

ا/ي Fatḥah dan alif

atau ya Ā

ي Kasrah dan ya Ī

ي Dammah dan waw Ū

Contoh:

qāla : قال

ramā : رمى

qīla : قيل

yaqūlu : يقول

Page 13: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

vii

4. Ta Marbutah (ة)

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua:

a. Ta marbutah (ة) hidup

Ta marbutah (ة) yang hidup atau mendapat harkatfatḥah, kasrah dan

dammah, transliterasinya adalah t.

b. Ta marbutah (ة) mati

Ta marbutah (ة) yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya

adalah h.

c. Kalau pada suatu kata yang akhir katanya ta marbutah (ة) diikuti

oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata

itu terpisah maka ta marbutah (ة) itu ditransliterasikan dengan h.

Contoh:

rauḍah al-aṭfāl/ rauḍatul aṭfāl : روضةالاطفال

/al-Madīnah al-Munawwarah : المدينةالمنورة

al-Madīnatul Munawwarah

ṭalḥah: طلحة

Catatan:

Modifikasi

1. Nama orang berkebangsaan Indonesia ditulis seperti biasa tanpa

transliterasi, seperti M. Syuhudi Ismail. Sedangkan nama-nama

lainnya ditulis sesuai kaidah penerjemahan. Contoh: Hamad Ibn

Sulaiman.

2. Nama negara dan kota ditulis menurut ejaan bahasa Indonesia,

seperti Mesir, bukan Misr; Beirut, bukan Bayrut; dan sebagainya.

3. Kata-kata yang sudah dipakai (serapan) dalam kamus bahasa

Indonesia tidak ditransliterasikan. Contoh: Tasauf, bukan Tasawuf.

Page 14: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

v

Nama : Siti Aisyah

Nim : 311303511

Tebal Skripsi : 98 Halaman

Pembimbing I : Dr. Husna Amin, M. Hum

Pembimbing II : Musdawati, M.A

ABSTRAK

Keterlibatan perempuan di dua sektor, sektor domestik (rumah) dan sektor publik

(pekerjaan) melahirkan apa yang disebut dengan peran ganda. Dengan status

peran ganda yang dipikul, jelas akan menimbulkan dampak positif, sekaligus

negatif dalam kehidupan perempuan itu sendiri. Salah satu dampak positif adalah

dari segi peningkatan dana keluarga. Berdasarkan latar belakang masalah yang

telah dijelaskan, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah bagaimana pandangan aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry terhadap

peran perempuan dalam masyarakat di Aceh, apa program dan kegiatan Pusat

Studi Wanita UIN Ar-Raniry terhadap kesetaraan gender, dan apa tantangan atau

hambatan yang dihadapi bagi perempuan pekerja. Penelitian ini adalah mengikuti

model penelitian lapangan (Field Research), penelitian ini menggunakan

pendekatan deskriptif analisis. Adapun hasil penelitian yang penulis peroleh di

lapangan adalah menurut aktifis PSW UIN Ar-Raniry, peran perempuan

sebenarnya tidak hanya terbatas pada ranah domestik saja, tetapi perempuan dapat

berperan di ranah publik. Perempuan akan membawa manfaat besar bagi

masyarakat dan terutama bagi keluarganya, untuk membantu perekonomian

rumah tangga. PSW UIN Ar-Raniry sebagai organisasi yang peduli perempuan,

telah melakukan berbagai kegiatan baik dalam berbagai program dalam bidang

kesetaraan gender, seperti workshop, training, capacity building, penelitian,

baseline studies dan penulisan buku, dan melakukan pembinaan majelis taklim

yang ada di Aceh. Tantangan yang dihadapi perempuan sebagai perempuan yang

memainkan peran ganda berupa berkurangnya waktu untuk keluarga dan membagi

waktu antara pekerjaan domestik dan publik.

Page 15: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi pembangunan nasional dalam konteks sumber daya

manusia, keterlibatan perempuan merupakan hal yang esensial. Oleh sebab itu,

kepedulian yang holistik yang melihat sumber daya perempuan dengan peran

kekhalifahannya di muka bumi dengan acuan pada nilai-nilai agama dan nilai

luhur budaya bangsa, perlu disinergiskan dalam dimensi publik dan domestik

sekaligus. Dimensi publik menyangkut aspek perempuan di bidang iptek,

ekonomi, ketenagakerjaan, politik dan ketahanan nasional. Dimensi domestik

mencakup aspek kesejahteraan keluarga, kesehatan hubungan keluarga, yang

simetris dan lain-lain.1

Perempuan adalah sosok yang kerap kali menjadi perbincangan yang tiada

habisnya. Sesuatu yang menyangkut perempuan akan terus mendapat perhatian

untuk dibicarakan.2 Sekarang, hampir tidak terlihat lagi perbedaan antara laki-laki

dan perempuan, keduanya memiliki status, kesempatan, dan peranan yang luas

untuk berkembang dalam struktur masyarakat modern. Orang tidak janggal lagi

melihat seorang perempuan bekerja di ranah publik.

Berbicara masalah gender, Aceh dapat dijadikan sebagai salah satu kajian

yang menarik untuk melihat partisipasi perempuan dalam masyarakat. Sejarah

1 Jumatil Huda, Peran Wanita Dalam Ranah Domestik dan Publik Dalam Pandangan

Islam, (Studi Pandangan Aktivis PSW UIN-Yogyakarta dan Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia),

(Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015), 1. 2 Amirullah Syarbani, Islam Agama Ramah Perempuan, (memahami tafsir agama

dengan perspektif keadilan gender), (Jakarta: Prima Pustaka, 2013), 5.

Page 16: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

2

panjang yang dimiliki masyarakat Aceh membuktikan bahwa perempuan Aceh

telah mengambil bagian dalam berbagai bidang, baik sebagai pemimpin di tingkat

paling rendah sampai dengan pemimpin tertinggi di masyarakat. Dalam struktur

masyarakat, perempuan mempunyai otonomi yang luas, yang mana tampak pada

sebutan po rumoh bagi perempuan. Di bidang lain terlihat dari adanya perempuan

yang menjadi Sultanah (wanita kepala pemerintahan Kerajaan Aceh), laksamana

(pemimpin angkatan perang), ulee balang (kepala kenegerian) dan tidak sedikit

yang berperan sebagai pemimpin perlawanan terhadap penjajah.3

Peran perempuan di Aceh dalam peperangan secara panjang lebar telah

diuraikan oleh H.C. Zentgraff. Zentgraff menyebutkan perempuan Aceh sebagai

“de leidster van het verzet” (pemimpin perlawanan) dan grandes dames

(perempuan-perempuan besar). Keberanian dan kesatriaan perempuan Aceh

melebihi segala perempuan yang lain, lebih-lebih dalam mempertahankan cita-cita

kebangsaan dan keagamaannya, dan ia berada baik di belakang layar maupun

secara terang-terangan menjadi pemimpin perlawanan tersebut.4

Jauh sebelum Ratu Safiatuddin berkuasa, yang merupakan masa-masa di

mana perempuan Aceh sangat menonjol dalam memegang tampuk kekuasaan. Hal

ini sekaligus membantah bahwasanya akar budaya Aceh adalah patrilineal (garis

keturunan yang ditarik dari pihak bapak), karena selama hampir 200-an tahun

perempuan mendapatkan tempat yang proporsional dalam pengambilan keputusan

di Aceh.

3 Rusdi Sufi, Muhammad Ibrahim, Thamrin Z, dkk, Aceh Tanah Rencong, cet I

(Yogyakarta: Multi Media Press, 2008), 86. 4 Ibid.

Page 17: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

3

Pada awal tahun 1400-an, sejarah juga menceritakan bahwa Aceh pernah di

pimpin oleh sosok perempuan dari kalangan Sultanah yang gencar

memperjuangkan konsep isu kesetaraan gender seperti Nahrasiah, ratu pertama di

Aceh yang memimpin Kerajaan Samudra Pasai. Masa Kerajaan Aceh Darussalam,

perempuan diberi peran cukup besar dalam angkatan perang kerajaan. Dapat

disebutkan di sini pembentukan pasukan inong balee pada masa Sultan Alaudin

Riayat Syah (1589–1604) yang terdiri dari janda-janda prajurit yang mati dalam

pertempuran. Pasukan ini dipimpin oleh Laksamana Malahayati, yang juga

menonjol dalam menyusun strategi-strategi perang. Bahkan pada masa ini Ketua

Dewan Rahasia Kerajaan mirip dengan Badan Intelijen Negara dipegang oleh

perempuan yaitu Po Cut Limpah.

Banyak posisi yang pernah diraih oleh perempuan Aceh, bahkan menduduki

hingga level otoritas kekuasaan. Baik pada masa kesultanan, kolonial Hindia dan

Belanda, hingga dalam konteks negara kesatuan Indonesia. Hal tersebut

merupakan manifestasi perempuan dalam upayanya membela hak-hak masyarakat

Aceh, secara umum, juga pembelaan terhadap penganiayaan dan pelanggaran atas

hak perempuan. Bahwa sejak dari dulu perempuan Aceh memiliki derajat yang

tinggi, dan mempunyai hak-hak yang sama dengan laki-laki dalam hal

memperjuangkan negara.5 Selama kerajaan-kerajaan Aceh silih berganti, nama

dan pusat pemerintahannya, terdapat banyak perempuan Aceh menjadi sebagai

politikus atau anggota Mahkamah Rakyat dan sebagai pejuang panglima perang

(pahlawan/ srikandi).

5 Muhammad Umar, Peradaban Aceh Kilasan Sejarah Aceh dan Adat, (Banda Aceh:

Yayasan Busafat, 2006), 42.

Page 18: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

4

Hal ini terdorong oleh fakta sejarah yang mencatat bahwa Aceh memiliki

sederet nama-nama tokoh perempuan terkemuka yang mempunyai peran nyata

dalam kontribusi politik yang sangat penting dalam sejarahnya. Dapat dikatakan

bahwa di Aceh sebenarnya tidak ada persoalan dalam kehidupan perempuan,

perempuan telah cukup diapresiasi dan diberi ruang gerak yang leluasa di ranah

publik seperti halnya laki-laki. Generalisasi ini terkadang melupakan adanya

perubahan sosial, modernitas, kebijakan politik yang ikut mempengaruhi

kehidupan masyarakat, termasuk perempuan dari waktu ke waktu.6

Di masa konflik, kesempatan untuk meneliti di Aceh penuh risiko. Setelah

bencana tsunami, Aceh menjadi daerah yang terbuka luas untuk dunia luar,

terlebih lagi ketika kondisi keamanan di Aceh semakin kondusif setelah perjanjian

damai RI dan GAM yang ditandatangani pada tanggal 15 Agustus 2005 di

Helsinki, Finlandia. Pemerintahan Aceh baru pasca MoU Helsinki turut

memberikan warna tersendiri terhadap peran dan status perempuan Aceh masa

kini baik dalam arti positif maupun negatif.7

Sementara itu dinamika kehidupan sosial politik perempuan Aceh juga

berubah secara cepat. Kegiatan Duk Pakat Inong Aceh, Piagam Hak-hak

Perempuan Aceh dan kemunculan berbagai lembaga yang terlibat dalam isu-isu

perempuan dalam konteks Aceh kekinian adalah bahagian dari dinamika yang

sedang terjadi.8

6 Eka Srimulyani dan Inayatillah (ed), Perempuan Dalam Masyarakat Aceh: Memahami

Beberapa Persoalan Kekinian (Darussalam, Banda Aceh: Logica-Arti, 2009), 1. 7 Ibid., 2.

8 Ibid.

Page 19: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

5

Sampai sekarang ada beberapa daerah di Aceh yang menunjukkan dominasi

perempuan dalam pengolahan sawah, seperti di daerah Aceh Besar. Pada saat

perempuan mengolah sawah, sang suami merantau untuk mencari nafkah di

tempat lain. Ini adalah bentuk keseimbangan “mikro kosmos” yang dilakukan

oleh masyarakat Aceh. Selain itu, pada tradisi meudagang yang dilakoni oleh para

laki-laki Aceh. Dalam bukunya Siegel (1969) menuliskan bahwa perempuan bisa

“protes” jika suami tidak pulang dengan membawa hasil yang diinginkan.

Hal yang demikian ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi tawar

dalam relasi rumah tangga, posisi tawar perempuan dalam keluarga relatif tinggi,

hal ini bisa jadi perempuan Aceh telah memiliki kemandirian secara ekonomi

sejak awal pernikahannya atau tradisi lokal yang memberikan ruang relatif

leluasa. Pemahaman yang dibentuk bahwa laki-laki merantau dan perempuan

tinggal di gampong menunjukkan tanggung jawab perempuan yang tinggi dalam

management keluarganya, di luar urusan domestik semata.

Seperti dijelaskan di atas bahwa peran dan posisi Perempuan Aceh pernah

mengalami masa keemasannya pada abad ke-13 hingga ke-16. Bukti-bukti

dokumentasi menunjukkan bahwa beberapa perempuan Aceh menjadi pemimpin

kerajaan, pemimpin perang, pemimpin wilayah di bawah kerajaan dan lain-lain

yang bersifat penguasaan. Penyempitan peran dan pembungkaman suara terjadi

disebabkan pergolakan yang menghasilkan peperangan yang terus-menerus, yang

kemudian menyebabkan dampak negatif terhadap perempuan.

Page 20: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

6

Peran laki-laki dan perempuan secara sosial, bukanlah sesuatu yang given dan

kodrati sifatnya. Namun konstruksi peran sesungguhnya telah dibentuk jauh

sebelum budaya dan perkembangan masyarakat mencapai titik didih kemajuan.

Isu-isu mengenai kiprah perempuan di sektor publik nampaknya tidak pernah

sepi dari perbincangan. Hal ini memungkinkan dikarenakan permasalahan

perempuan dalam lintasan sejarah merupakan permasalahan sosial yang belum

berimbang dalam memandang kaum perempuan masih sangat kuat. Dalam

masyarakat yang mengaku modern dan demokratis sekalipun, masih dijumpai

pandangan yang menganggap bahwa perempuan merupakan warga kelas dua dan

pelengkap sehingga kiprahnya di sektor publik perlu dipertanyakan.

Keterlibatan perempuan di sektor publik sebenarnya juga tidak terlepas dari

tuntutan ekonomi keluarga. Karena kesulitan ekonomi, yang telah mendorong

perempuan untuk ikut serta berperan aktif dalam mengatasi permasalahan

ekonomi keluarga dengan melakukan ikut bekerja di ranah publik

Terlibatnya perempuan di kedua sektor, sektor domestik (rumah) dan sektor

publik (pekerjaan) ini kemudian melahirkan apa yang disebut dengan peran

ganda. Dengan status peran ganda yang dipikulnya, jelas akan menimbulkan

dampak positif dan sekaligus negatif dalam kehidupan perempuan itu sendiri.

Salah satu dampak positif keuntungan utama tentu saja dari segi keuangan. Di

samping keuntungan keuangan, pernikahan dengan peran ganda juga dapat

memberikan kontribusi pada hubungan yang lebih setara antara suami dan istri,

serta meningkatkan harga diri bagi perempuan. Sebaliknya, di antara kerugian

yang mungkin dialami oleh perempuan berperan ganda adalah tuntutan adanya

Page 21: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

7

waktu dan tenaga ekstra, konflik antara peran pekerjaan dan peran keluarga, dan

jika keluarga itu memiliki anak-anak, perhatian terhadap anak menjadi lebih

berkurang.

Bila ditelaah secara dalam dan objektif, sejarah telah menyimpan catatan

mengenai performa positif kaum perempuan yang melompati wilayah

domestiknya. Namun karena alasan kodrati, perempuan sering disudutkan pada

keadaan yang tidak menguntungkan, hal yang kerap kali menghilangkan

kesempatan mereka untuk membuktikan kapasitas dan kapabilitas. Dan agama

pun sering dijadikan alasan untuk melegitimasi atas diskriminasi dan

ketidakadilan terhadap perempuan. Berkaitan dengan perkembangan zaman,

masyarakat sekarang membutuhkan peran perempuan dalam segala aspek,

pendidikan, sosial ekonomi, hukum, politik, dan lain-lain. Hal tersebut juga

dipengaruhi oleh tuntutan bangsa-bangsa atas nama masyarakat global bahwa

kemajuan suatu bangsa ditentukan bagaimana bangsa tersebut peduli dan memberi

akses yang luas bagi perempuan untuk beraktivitas di ranah publik.9 Faktor

sejarah dan budaya pun sering dijadikan alasan untuk melegitimasi atas

diskriminasi dan ketidakadilan terhadap perempuan.

Problematika ketidakseimbangan gender dan persoalan peran perempuan

pada ranah domestik dan publik inilah yang melahirkan penelitian dilakukan dan

persoalan pembagian tugas kerumahtanggaan, di mana laki-laki ikut membantu

tugas-tugas kerumahtanggaan yang ada.

9 Indah Ahdiah, Peran-Peran Perempuan Dalam Masyarakat, dalam Jurnal Academica

Fisip Untad Vol.05, Nomor 2, (2013), 1085.

Page 22: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

8

Untuk menguraikan permasalahan ini, penelitian ini mencoba

menguraikannya dengan meneliti gerakan, yaitu aktifis Pusat Studi Wanita (PSW)

UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini diberi judul “Peran

Perempuan Dalam Masyarakat di Aceh (Studi Terhadap Pandangan Aktifis PSW

UIN Ar-Raniry Banda Aceh)”.

B. Rumusan Masalah

Adapun objek material dalam penelitian ini adalah pandangan aktifis dari

PSW UIN Ar- Raniry Banda Aceh.

Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah yang telah

dijelaskan diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana pandangan aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry terhadap

peran perempuan dalam masyarakat di Aceh?

2. Apa program dan kegiatan Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry terhadap

kesetaraan gender?

3. Apa tantangan atau hambatan yang dihadapi bagi perempuan bekerja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan dalam rangka mendeskripsikan secara rinci

pandangan dari beberapa pandangan tokoh dan ketua aktifis tersebut tentang peran

perempuan dalam ranah masyarakat.

Page 23: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

9

1. Untuk mengetahui pandangan dari Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

terhadap peran perempuan dalam masyarakat di Aceh.

2. Untuk mengetahui program dan kegiatan Pusat Studi Wanita terhadap

kesetaraan gender.

3. Untuk mengetahui tantangan dan hambatan bagi perempuan yang bekerja.

D. Kajian Pustaka

Setelah meninjau beberapa tulisan para tokoh akademis, penulis menawarkan

beberapa buku yang berkaitan dengan objek penelitian, buku yang membahas

tentang kiprah wanita pada ranah domestik dan publik dan buku mengenai gender

yang juga membahas tentang kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki,

adalah di antaranya:

Eka Srimulyani dan Inayatillah, yang berjudul “Perempuan Dalam

Masyarakat Aceh: Memahami Beberapa Persoalan Kekinian” terbitan LOGICA –

ARTI–PUSLIT IAIN AR-RANIRY Banda Aceh. Buku tersebut menjelaskan

tentang keadaan perempuan Aceh dalam konteks kekinian yang didasarkan pada

penelitian lapangan, dan tentang beragam persoalan yang dihadapi oleh

perempuan Aceh seperti, persoalan kesehatan, reproduksi, angka kematian ibu,

kepemimpinan perempuan, perempuan di mata institusi penegakan hukum,

pernikahan sirri dan keadaan perempuan di pedesaan serta solusi keadilan dan

kesejahteraan.

Buku yang ditulis oleh Hj. Mufidah Ch., (2010) dengan judul Bingkai Sosial

Gender (Strukturasi, dan Kontruksi Sosial). Di dalam buku ini dikatakan bahwa

pemberian peran sosial untuk anak laki-laki yang dibedakan dengan anak

Page 24: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

10

perempuan menjadi dasar sebuah keyakinan bahwa anak laki-laki berbeda dengan

anak perempuan dalam segala hal, misalnya menyapu untuk anak perempuan,

memperbaiki sepeda untuk anak laki-laki. Memasak dianggap khusus untuk ibu,

sedangkan bapak bekerja di kantor. Trilogi peran tersebut pada intinya berkutat

pada tugas pelayanan terhadap suami sebagai representasi laki-laki. Dari sinilah,

konsep dan citra diri laki-laki dan perempuan dibangun dan dipengaruhi oleh

budaya yang dikuatkan pula oleh legitimasi agama, dan proses domestifikasi itu

masih berlanjut hingga saat ini.

Dalam buku ini juga dijelaskan perbedaan jenis kelamin digunakan sebagai

dasar pemberian peran sosial yang tidak sekedar dijadikan dasar pembagian kerja,

namun lebih dari itu menjadi instrumen dalam pengakuan dan pengingkaran

sosial, ekonomi, politik, serta menilai peran dan hak-hak dasar keduanya.

Buku yang ditulis oleh Umi Sumbulah (2008) dengan judul Spektrum Gender

(Kilasan Inklusi Gender di Perguruan Tinggi). Di mana dalam buku ini

memaparkan adanya teori peran laki-laki dan perempuan dimana terdapat dua

teori peran penting, yang dapat digunakan untuk melihat peran laki-laki dan

perempuan. Tentu saja, yang dimaksud peran dalam konteks ini adalah peran

sosial, yang dikontruksi oleh masyarakat. Dua teori dimaksud adalah teori nature

dan teori nurture. Kedua teori peran ini, pada tahap berikutnya senantiasa berjalan

secara berlawanan. Laki-laki atau perempuan, tidak didefinisikan secara alamiah

namun kedua jenis kelamin ini dikonstruksikan secara sosial. Berdasarkan teori

ini, anggapan bahwa laki-laki yang dikatakan kuat, tegas, rasional, dan seterusnya,

sebagai kodrat laki-laki, sesungguhnya merupakan rekayasa masyarakat

Page 25: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

11

patriarkhi. Demikian juga sebaliknya, anggapan bahwa perempuan lemah,

emosional dan seterusnya, sebagai kodrat perempuan, sesungguhnya juga hanya

diskenario oleh kultur patriarkhi. Berdasarkan perdebatan, diperlukan pemosisian

apakah pemosisian apakah identitas jenis kelamin perempuan dan laki-laki itu

merupakan identitas kodrati atau konstruksi. Hal ini penting didudukkan

mengingat implikasi dari konsep yang berbeda tersebut sangat besar bagi

kehidupan sosial, laki-laki dan perempuan dalam lingkup sosio-kultural yang

lebih luas. Di samping itu, perdebatan ini kemudian juga berdampak pada adanya

pembatasan “gerak” yang wajar dan pantas atau yang tidak wajar dan tidak pantas

untuk dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.

Buku yang ditulis oleh Yusuf Qardlawi, dkk (2004) dengan judul Ketika

Wanita Menggugat Islam. Di dalam buku ini dikatakan, perdebatan wanita

kaitannya dengan pembangunan dan kiprah di kancah publik senantiasa terus

menarik perhatian. Sepanjang sejarahnya masalah wanita itu sendiri dari dulu

memang diperdebatkan banyak kalangan. Misalnya, dari aspek sejarah keberadaan

dalam peradaban dan agama-agama pra-Islam, wanita mendapat stigma yang

demikian hina dan tak terhormat. Namun semua kondisi itu berubah sejak

hadirnya agama Islam. Justru hadirnya Islam sangat menghormati dan menghargai

hak-hak wanita. Semua hak, hingga hak publik, diatur oleh Islam dengan

ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh agama terakhir ini. Perubahan

mendasar berkaitan dengan peran wanita di bidang publik terus bergulir. Kini,

banyak kaum wanita berkiprah dalam peran-peran publik, termasuk di dunia

Page 26: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

12

politik. Malah sejak 20 tahun terakhir ini, tercatat nama-nama wanita menjadi

kepala pemerintahan.

Buku yang ditulis oleh Amirullah Syarbani (2013) dengan judul Islam Agama

Ramah Perempuan (Memahami Tafsir Agama dengan Perspektif Keadilan

Gender). Di dalam buku ini dikatakan, Islamlah yang membebaskan perempuan

dari anggapan buruk dan terhina karena memiliki anak perempuan pada masa

jahiliyah. Pada masa budaya Arab jahiliyah anak perempuan rela dikuburkan agar

tidak mendapatkan malu. Islam pulalah yang mengajarkan kedua orang tua untuk

merawat dan mendidik anak perempuannya bila keduanya ingin masuk surga.

Dalam Islam, perempuan bukanlah musuh atau lawan kaum laki-laki.

Sebaliknya, perempuan adalah bagian dari laki-laki, demikian pula laki-laki

adalah bagian dari perempuan, dan keduanya bersifat resiprokal (saling

membutuhkan). Dalam Islam juga tidak pernah diperbolehkan adanya

pengurangan hak atau pendzaliman terhadap perempuan demi kepentingan laki-

laki. Ini membuktikan bahwa Islam bukanlah agama yang menyudutkan atau

memasung kreativitas perempuan, dan selalu memberikan ruang kepada

perempuan untuk mengartikulasikan potensi dirinya, baik pada ruang domestik

maupun publik. Bahwa sekarang, kiprah perempuan di dunia publik, tidak lagi

menjadi pemandangan yang langka. Diberbagai sektor, termasuk sektor yang pada

umumnya didominasi laki-laki pun, kita menemukan keterlibatan para perempuan.

Terbukanya lapangan dan peluang kerja yang tidak lagi ketat dengan kriteria

gender, kemajuan di bidang pendidikan, kemiskinan yang dialami sebagian besar

keluarga, dan lain-lain, merupakan faktor-faktor yang sangat berperan

Page 27: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

13

meningkatkan jumlah perempuan yang berkiprah di ranah publik. Menariknya,

kesuksesan perempuan dalam menjalankan tugasnya tidak kalah dengan laki-laki.

Tentu saja, ini menjadi bukti bahwa kesuksesan diranah publik tidak terkait

dengan kriteria gender.

Sebelumnya tesis saudari Jumiatil Huda Mahasiswi program pasca sarjana

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015 telah memberi gambaran mengenai

peran perampuan dalam ranah domestik dan publik. Tesis tersebut berjudul

“Peran Wanita dalam Ranah Domestik dan Publik dalam Pandangan Islam (Studi

Pandangan Aktivis Pusat Studi Wanita-UIN Yogyakarta Dan Aktivis Hizbut

Tahrir Indonesia)”. Tulisan ini secara umum memfokuskan pembahasan pada

peran wanita dalam ranah domestik dan publik. Di mana pada realitanya,

ditemukan kesenjangan peran wanita baik pada ranah domestik maupun publik.

Sebenarnya dalam tulisan tesis Jumiatil Huda secara umum membahas tentang

hak dan kewajiban perempuan.

Dari hasil pemeriksaan di perpustakaan sejauh kemampuan penulis, ternyata

belum ada yang melakukan penelitian tentang Peran Perempuan Dalam

Masyarakat Di Aceh (Studi TerhadapPandangan Aktifis PSW Uin Ar-Raniry

Banda Aceh)”.

E. Landasan Teori

Amina Wadud menjelaskan ketidakadilan peran perempuan dalam kehidupan

sosial dan kesetaraan martabat antara laki-laki dan perempuan, timbulnya budaya

patriarki, struktur sosial masyarakat, sehingga mempengaruhi penafsiran dari

ayat-ayat Al-Quran tentang perempuan. Amina Wadud ada beberapa aspek

Page 28: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

14

penting dalam menentukan relasi gender dalam kehidupan sosial. Yakni pertama,

perspektif yang lebih demokratis mengenai hak dan kewajiban individu baik laki-

laki ataupun perempuan di dalam masyarakat. Kedua, dalam pembagian peran

tersebut hendaknya tidak keluar dari prinsip umum Al-Quran tentang keadilan

sosial, penghargaan atau martabat manusia, persamaan hak di hadapan Allah, dan

keharmonisan dengan alam. Ketiga, relasi gender hendaknya secara gradual turut

membentuk etika dan moralitas bagi manusia. Ketiga aspek relasi gender ini

menjadi prinsip utama sebuah „relasi fungsional‟ yang tujuannya tidak lain adalah

merealisasikan misi penciptaan manusia di dunia.

Dalam rangka mengeluarkan perempuan dari kekangan endrosentrisme (nilai

dominan yang didasarkan pada norma dan cara pandang laki-laki), Amina Wadud

melanjutkan pemikiran yang memfokuskan kajian lebih ke aspek kultur, tidak

sama antara Islam dengan Arab. Harus bisa dipisahkan antara budaya Arab dan

konsep ajaran Islam, Islam tidak sama dengan Arab. Penafsiran terhadap relasi

laki-laki dan perempuan banyak dipengaruhi oleh tradisi masyarakat dan

celakanya hal itu dikira bahwa itulah Islam. Islam punya pedoman hidup yang

bernilai Universal, jangan melihat Islam secara partikular sesuai dengan nalar

masing-masing suku atau bangsa.10

Wacana tentang perempuan yang berlaku dalam komunitas Arab telah

dibentuk sedemikian rupa oleh kultur dominasi laki-laki. Apalagi didukung oleh

konstruksi para ulama dengan memanipulasi teks untuk kepentingan laki-laki

menjadi masyarakat yang patriarkhi. Fatima Mernisi menjumpai adanya

10

Http://Jurnalpamel‟s. blog.html/Metode Penelitian Gender Amina Wadud (Inside the

Gender Jihad). Diakses September 2013.

Page 29: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

15

ketimpangan peran sosial antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat,

sehingga yang nampak adalah masyarakat patriarkhi.

Fatima Mernissi berpendapat bahwa perempuan dalam sejarah Islam

mempunyai peran yang sama dengan laki-laki. Banyak terdapat ratu-ratu

pemimpin Islam yang muncul di panggung sejarah Islam Tradisi perempuan

menjadi pemimpin dalam Islam, bukanlah merupakan hal yang baru, tetapi sudah

ada sejak dahulu. pada dasarnya konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan

tersebut sebenarnya telah tersurat dalam teks agama (wahyu dan sunnah). Hanya,

karena peranan otoritas ulama mendominasi penafsiran teks-teks agama, sehingga

lebih mengutamakan kepentingan laki-laki dan menjastifikasi atas dominasinya,

serta mampu menciptakan masyarakat patriarkhi.

Pendekatan hermeneutik adalah sebuah upaya untuk reinterpretasi terhadap

teks-teks agama dalam kaitannya relasi antara laki-laki dan perempuan. pada

dasarnya konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan tersebut sebenarnya telah

tersurat dalam teks agama (wahyu dan sunnah). Hanya, karena peranan otoritas

ulama mendominasi penafsiran teks-teks agama, sehingga lebih mengutamakan

kepentingan laki-laki dan menjustifikasi atas dominasinya, serta mampu

menciptakan masyrakat patriarkhi. Pendekatan hermeneutik adalah sebuah upaya

untuk reinterpretasi terhadap teks-teks agama dalam kaitannya relasi antara laki-

laki dan perempuan.11

Sebuah penelitian yang baik harus memiliki kerangka teori penelitian yang

sesuai dengan objek yang ingin diteliti, sehingga alur penelitian tersebut mudah

11 file:///G:/teoriaminawadud/Nur Mukhlish Z Pemikiran Fatima Mernissi. Diakses

Februari 2012.

Page 30: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

16

dipahami.12

Untuk lebih mudah dalam memahami pembahasan ini, maka penulis

lebih dahulu menjelaskan beberapa istilah teori yang terdapat dalam judul skripsi

ini, sehingga pembaca terhindar dari kesalahpahaman dalam memahaminya.

Berikut istilah-istilah yang perlu dijelaskan:

1. Dalam teori sosial Person, peran didefinisikan sebagai harapan-harapan yang

diorganisasi terkait dengan konteks interaksi tertentu yang membentuk

orientasi motivasional individu terhadap yang lain.13

Peran adalah aspek

dinamis dari status yang sudah terpola dan berada di sekitar hak dan

kewajiban tertentu.14

Peran ganda dalam kamus besar bahasa Indonesia

merumuskan kata peran dalam pengertiannya adalah sebagai pemain

sandiwara atau perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan dalam masyarakat. Menurut Abu Ahmadi (1982) peran adalah

suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus

bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan

fungsi sosialnya.15

Sedangkan kata ganda berarti kali (tentang hitungan),

berbayang (seakan-akan ada dua), berpasangan (terdiri atas dua). Jadi dari

dua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa kata peran ganda berarti

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh seseorang untuk

membawakan dua peranan.

12

Bahdin Nur Tanjung, Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana

Predana Media Grup, 2005), 168. 13

Indah Ahdiah, Peran-Peran Perempuan Dalam Masyarakat, dalam Jurnal Academica

Fisip Untad...., 1087. 14

Ibid. 15

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan: Membahas Gejala Pendidikan Dalam Konteks

Struktur Sosial Masyarakat, (Surabaya: Bina Ilmu, 1982), 20.

Page 31: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

17

2. Pengertian perempuan secara etimologis dalam bukunya Zaitunah Subhan.

Perempuan berasal dari kata empu yang artinya dihargai.16

3. Koenjaranigrat (2009) secara etimologis, pengertian masyarakat dalam

bahasa Inggris masyarakat di sebut society asal kata socius yang berarti

“kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab “syaraka”

yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang saling “bergaul” atau dengan istilah ilmiah, saling

“berinteraksi”.17

F. Metode Penelitian

Pada setiap penelitian ilmiah, metode penelitian sangat dibutuhkan untuk

mengarahkan peneliti agar penelitian yang dilakukan tersusun secara sistematis.

Sedangkan untuk mendapatkan data yang obyektif bagi suatu penelitian, maka

setiap penelitian ilmiah harus menggunakan suatu metode penelitian tertentu.

Mengenai metodologi pembahasan yang digunakan dalam peneliti ini dibagi

dalam beberapa sudut pandang. Setiap sundut pandang mempunyai metodologi

yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, termasuk penelitian kualitatif yaitu penelitian lapangan

(Field Research), yang dimaksudkan dengan penelitian penelitian lapangan (Field

Research), yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti guna

16

Zaitunah Subhan, Kodrat Perempuan: Takdir atau Mitos?, (Yogyakarta: LKiS Pelangi

Aksara, 2004), 32. 17

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 116.

Page 32: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

18

mendapatkan data yang relevan18

dengan cara mewawancarai ibu Soraya Devi

selaku mantan ketua Pusat Studi Wanita tahun 2006-2010, ibu Rasyidah selaku

ketua Pusat Sudi Wanita sekarang dan anggota Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

untuk mendapatkan data yang dapat membantu melengkapi bahan yang

dibutuhkan. Di samping itu penulis juga mengumpulkan data dari berbagai

literatur baik itu buku, serta karya-karya lain, yang dinilai memiliki hubungan dan

dapat mendukung dalam penulisan skripsi ini.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat yang dipilih sebagai tempat yang

ingin diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan dalam hal penulisan skripsi.

Adapun hal dalam penulisan skripsi ini, lokasi penelitiannya adalah Pusat Studi

Wanita UIN Ar-Raniry.

3. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Di mana penulis akan

menggambarkan terlebih dahulu pendapat para aktivis gerakan tersebut dalam

memandang peran ganda perempuan.

4. Sumber Data

Ada dua bentuk sumber data dalam penelitian yang penulis jadikan sebagai

pusat informasi pendukung data yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder.19

18

Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008), 17. 19

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2009), 225.

Page 33: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

19

a. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan para subjek penelitian atau sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpulan data.20

b. Data sekunder merupakan sumber yang menjadi bahan penunjang dan

melengkapi suatu analisis.21

Sumber data sekunder yang akan digunakan

dalam skripsi ini diambil dari bahan-bahan kepustakaan, seperti buku-

buku, jurnal dan hal lain yang relevan dengan judul skripsi ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan peninjauan

secara langsung terhadap objek penelitian,22

dimana peneliti terjun

langsung ke tempat penelitian yaitu di kampus UIN Ar-raniry di jalan

Darussalam Banda Aceh.

b. Wawancara (Interview) yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi dengan komunikasi secara langsung dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada responden, dilakukan dengan cara

mewawancarai ketua dan beberapa orang anggota PSW UIN Ar-Raniry.

c. Teknik Dokumentasi, teknik ini digunakan sebagai kajian terhadap

peristiwa, objek atau tindakan yang di rekam dalam bentuk foto. Melalui

studi dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang tidak

dapat dengan observasi, dan wawancara, melainkan hanya dapat di peroleh

dengan beberapa gambar.

20

Ibid. 21

Saifudin Azwar, Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Pusaka Pelajar Offset, 1998), 91. 22

Goris Keraf, Komposisi, cet. Ke-9, (Flores: Nusa Indah, 1993), 163.

Page 34: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

20

6. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian, populasi menyebutkan seluruh elemen atau anggota

dari suatu lembaga aktifis yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan

keseluruhan dari objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah orang-

orang yang terlibat dalam lembaga PSW UIN Ar-Raniry.

7. Langkah-Langkah Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul dan tersaji, selanjutnya penulis akan

mengadakan pengelolaan data dan menganalisis data untuk dapat ditentukan

dengan data yang aktual dan faktual. Setelah semua data penelitian didapatkan,

kemudian diolah menjadi suatu pembahasan untuk menjawab persoalan yang ada

dengan didukung oleh data lapangan dan teori. Penulisan skripsi ini juga

mengikuti buku Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry

tahun 2013.

Setelah diperoleh data dari hasil interview, dokumentasi, dan observasi,

kemudian data-data tersebut dikumpulkan, langkah selanjutnya ialah menganalisa

dengan menggunakan metode induksi sehingga memungkinkan temuan-temuan

penelitian muncul dari keadaan umum, tema-tema yang dominan dan signifikan

yang ada dalam data, tanpa mengabaikan hal-hal yang muncul dalam metode

penelitian yang dilakukan.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan yaitu rangkaian pembahasan yang tercakup dalam isi

penelitian, di mana yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dengan

Page 35: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

21

sebagai satu kesatuan yang utuh, yang merupakan urutan-urutan tiap babnya

terbagi dalam lima bab, yang terdiri dari:

Bab satu pendahuluan yang merupakan penjelasan singkat dan gambaran

secara umum mengenai penelitian ini. Adapun gambaran umum ini terdiri dari

uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian

pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab dua membahas konstruksi peran gender dalam Islam, terdiri dari peran

laki-laki dan perempuan dalam Al-Quran, praktek kesetaraan gender di masa

rasul, wacana hak-hak perempuan dalam Islam (tokoh-tokoh yang membicarakan

perempuan).

Bab tiga adalah sejarah dan kiprah Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Ar-

Raniry, terdiri dari sejarah singkat atau perkembangan PSW, program dan

kegiatan yang dilakukan dan visi dan misi PSW.

Bab empat adalah pandangan aktifis PSW UIN Ar-Raniry terhadap peran

perempuan dalam masyarakat, terdiri dari peran perempuan dalam masyarakat

Aceh (ranah domestik dan publik), program dan kegiatan yang dilakukan PSW

terhadap pencapaian kesetaraan gender, tantangan/hambatan perempuan bekerja,

alasan atau argumentasi yang melatar belakangi pemikiran para aktifis PSW.

Bab lima yang merupakan bab terakhir, dimana dalam bab ini berisikan

kesimpulan dan saran-saran yang dianggap perlu berdasarkan penelitian di atas.

Page 36: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

22

BAB II

KONTRUKSI PERAN GENDER DALAM ISLAM

A. Peran Laki-Laki dan Perempuan Dalam Al-Quran

Ketika Islam berbicara relasi antara laki-laki dan perempuan, maka Islam

bersikap egaliter tanpa ada ketimpangan dan unsur tinggi rendah. Islam telah

menawarkan konsep gender dengan menempatkan perempuan dan laki-laki dalam

hubungan partnership yang keberadaannya diakui sederajat dengan hak dan

kewajiban masing-masing.1 Hal ini terlihat dengan jelas dalam ungkapan ayat

berikut ini.

ان المسلمي والمسلمات والمؤمني والمؤمنت والقنتي والقنت والصدقي والص دقت والص

قت والصآئمي والص قي والمتصد ات والشعي والشعت والمتصد ئمت والفظي ف روجهم والص

غفرة واجرا عظيما اكرت اعد الله لم م را والذ اكر الله كثي والفظت والذ

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan

perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam

ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan

yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan

yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan

perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang

banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka

ampunan dan pahala yang besar, yang dimaksud dengan muslim di sini ialah

orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang

yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah orang yang

membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya”.2

Kemitrasejajaran laki-laki dan perempuan merupakan konsep hubungan yang

meletakkan laki-laki dan perempuan sebagai relasi yang dapat saling

mempengaruhi secara positif. Kemitrasejajaran dapat berarti persamaan status

1 Ernita Dewi, Kesetaraan Gender Dalam Islam: Sudut Pandang Al-Quran Dan Hadis,

dalam Jurnal Substantia, Vol. 16, Nomor 2, (2014), 272. 2 Q.S Al -Ahzab Ayat: 35.

Page 37: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

23

laki-laki dan perempuan dalam masyarakat yang tercermin dalam sikap saling

menghargai, menghormati, mengisi, dan membantu.3

Islam adalah agama yang sangat menghargai perempuan. Hal ini terbukti

dengan adanya ayat-ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan pentingnya peran

perempuan dalam kehidupan. Al-Quran secara tegas memandang laki-laki dan

perempuan secara sama akan keberadaannya. Sehingga eksistensi perempuan

merupakan kekuatan penyeimbang bagi laki-laki. Namun yang terjadi dalam

masyarakat, khususnya dalam masyarakat Islam adanya penindasan dan

pengekangan terhadap kaum perempuan masih tetap saja terjadi. Hal ini

disebabkan adanya budaya patriarki dan bias gender dalam penafsiran Al-Quran

yang kebanyakan didominasi kaum laki-laki.4

Diakui atau tidak, selama ini kecenderungan masyarakat menempatkan laki-

laki di dunia publik dan perempuan di dunia domestik terjadi di setiap peradaban

manusia. Praktek semacam ini telah melahirkan kesenjangan sosial yang

berkepanjangan antara dua jenis kelamin. Perempuan dianggap bertanggung

jawab dalam aktivitas rumah tangga (wilayah domestik), sementara laki-laki

dianggap paling bertanggung jawab dalam wilayah publik. Jika mengkaji ayat-

ayat Al-Quran secara mendalam, ditemukan bahwa Al-Quran banyak

mengisahkan perempuan-perempuan yang aktif dan sukses di wilayah domestik

dan publik, di antaranya dalam ayat berikut ini.5

3 Ibid., 273.

4 Ernita Dewi, Pemikiran Amina Wadud Tentang Rekonstruksi Penafsiran Berbasis

Metode Hermeneutika, dalam Jurnal Substantia Vol. 15, Nomor 2, (2013), 149. 5 Amirullah Syarbani, Islam Agama Ramah Perempuan: Memahami Tafsir Agama

dengan Perspektif Keadilan Gender...., 49.

Page 38: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

24

ىء ولا عرش عظيم.ان وجدت امرأة تلكهم وأوتيت م كل ش

“Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah kaumnya dan

dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki sianggasana yang besar.”6

Ayat ini mengisyaratkan bahwa ada seorang perempuan yang sangat cakap

memegang kekuasaan, dia adalah Ratu Bilqis. Ini terbukti dalam sejarah bahwa

Ratu Balqis mendapatkan surat dari Nabi Sulaiman. Dalam menyikapi hal

tersebut, Ratu Balqis tidak langsung memutuskan apa solusi yang hendak di

ambil, tapi Ratu Bilqis memusyawarahkannya dengan para menteri dan staf

ahlinya. Setelah bermusyawarah, ditemukanlah solusi yang sangat bijaksana. Dari

peristiwa itu, bisa dikatakan bahwa kinerja yang dilakukan Ratu Bilqis di wilayah

publik sangatlah kompeten. Ratu Balqis mampu menghasilkan output yang sangat

besar dengan memberikan salah satu kebijakan yang merupakan masukan (input)

dalam memutuskan satu problem, sehingga memberikan manfaat nyata untuk

banyak orang.7

Sedangkan telaah historis, dilihat dari kondisi perempuan pada masa Nabi

SAW. Pada masa itu, kaum perempuan memperoleh kemerdekaan. Rasa percaya

mereka semakin kuat, sehingga di antara mereka mencatat prestasi gemilang, baik

dalam sektor domestik maupun dalam sektor publik. Tidak diragukan lagi bahwa

terdapat perempuan yang sukses di wilayah domestik dan publik pada masa Nabi

SAW. Pada masa Rasulullah, studi keagamaan merupakan bidang terfavorit bagi

kaum perempuan, sehingga banyak perempuan muslim yang menjadi tokoh

terkemuka di kalangan para ahli hadis dan ahli hukum. Peringkat pertama teratas

6 An-Naml ayat: 23.

7 Ibid.

Page 39: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

25

adalah Aisyah, istri Nabi SAW. Aisyah dipercaya memiliki ribuan hadis yang

diterima langsung dari Nabi SAW dan sampai hari ini tetap dinilai memiliki

otoritas yang tinggi dalam yurisprudensi Islam.8

Dalam hal bisnis, kaum perempuan juga banyak andil di dalamnya.

Contohnya adalah Khadijah binti Khuwailid yang terkenal sebagai komisaris

perusahaan, Zainab binti Jahsh sebagai pengusaha tekstil, dan al-Shifa sebagai

sekretaris Hisbah dan pernah ditugasi oleh Umar bin Khattab mengelola pasar

kota Madinah. Demikian banyak data sejarah yang menuliskan bahwa kaum

perempuan juga ikut bergabung dalam peperangan, perempuan bertempur

berdampingan dengan laki-laki dan memainkan peran yang sangat penting.

Diantaranya adalah Nusaibah, istri Zaid bin Asim, yang terjun dalam perang Uhud

untuk melindungi Nabi SAW.

Dari data-data sejarah di atas, dapat dikatakan bahwa sesungguhnya

perempuan sangat berperan di wilayah ganda, domestik dan publik secara

maksimal. Bahkan peran perempuan dalam wilayah domestik dan publik tersebut

kadang-kadang mengalahkan laki-laki, baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya. Sebagai bukti, perempuan dapat mengatur keperluan rumah tangga

di pagi hari, kemudian bekerja di luar sampai sore hari, dan sepulang kerja di

malam hari masih mampu mengurus keperluan rumah tangga.

Sebagai makhluk yang sama (manusia), laki-laki dan perempuan memiliki

hak dan kewajiban yang sama, namun sejatinya memiliki kodrat yang berbeda, di

mana antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam hal reproduksi.

8 Ibid.

Page 40: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

26

Dari perbedaan itu dapat ditarik makna bahwa perempuan dan laki-laki memiliki

peran yang saling melengkapi. Dalam perbedaan peran ini bukan berarti

perempuan harus menggantikan peran laki-laki ataupun sebaliknya, karena

masing-masing memiliki proporsi yang berbeda sesuai dengan kodratnya.

Contohnya, perempuan memungkinkan mengandung calon keturunannya karena

perempuan memiliki rahim yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Demikian juga

dalam hal pengasuhan dan keberlangsungan bayi saat masih kecil, perempuan

dianugerahi kemampuan untuk menyusui dan perasaan kasih sayang dan

ketahanan tubuh yang lebih dibandingkan dengan laki-laki.

Pada dasarnya semangat hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam

Islam bersifat adil (equal). Oleh karena itu subordinasi terhadap kaum perempuan

merupakan suatu keyakinan yang berkembang di masyarakat yang tidak sesuai

atau bertentangan dengan semangat keadilan yang diajarkan Islam. Menurut

Nasaruddin Umar, Islam memang mengakui adanya perbedaan (distincion) antara

laki-laki dan perempuan, tetapi bukan pembedaan (discrimination). Perbedaan

tersebut didasarkan atas kondisi fisik-biologis perempuan yang ditakdirkan

berbeda dengan laki-laki, namun perbedaan tersebut tidak dimaksudkan untuk

memuliakan yang satu dan merendahkan yang lainnya.9

B. Praktik Kesetaraan Gender Di Masa Rasul

Pembawa islam, Muhammad SAW, adalah tokoh sejarah yang telah berhasil

membawa perubahan besar bagi peradaban umat manusia. Muhammad SAW

berjuang untuk meningkatkan aspek rohaniah dan moral suatu bangsa yang

9 Nasaruddin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama

dan Gender, 1999), 23.

Page 41: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

27

tenggelam dalam kebiadaban. Di antara misi pokok yang diemban Muhammad

SAW ialah menjunjung tinggi derajat dan martabat perempuan. Beliau telah

melakukan proses awal dalam membebaskan kaum perempuan dari cengkeraman

teologi, mitos dan budaya Jahiliah. Dalam budaya Jahiliah, kaum perempuan

dianggap membawa sial, oleh karenanya setiap lahir bayi perempuan harus

dikubur hidup-hidup. Muhammad SAW datang dengan membawa wahyu dari

Allah intinya mengutuk keras setiap pelanggaran atas hak hidup setiap manusia,

khususnya perempuan.10

Rasulullah adalah suri teladan yang tiada bandingannya. Pribadinya sangat

agung. Kasihnya dapat memberi kedamaian dan ketenteraman di antara umat

manusia, dan tak diragukan lagi kecintaannya pada semua makhluk hidup.

Keberpihakannya pada kaum para budak, kaum perempuan dan anak-anak

menambah pesona pribadinya yang mengagumkan, sebagaimana diabadikan

dalam Al-Quran:11

وانك لعلى خلق عظيم

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar mempunyai budi pekerti

yang agung.”12

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, nilai keadilan dan kebersamaan

selalu dijunjung Rasulullah, baik dalam kehidupan berumah tangga maupun

bermasyarakat. Dalam banyak kisah disebutkan bahwa rumah tangga, Rasulullah

tidak segan-segan melakukan pekerjaan yang pada saat itu, bahkan juga pada saat

10

Musdah Mulia, Indahnya Islam (Menyuarakan Kesetaraan & Keadilan Gender),

(Yogyakarta: SM & Naufan Pustaka, 2014), 37. 11

Ibid. 12

Q.S. al-Qalam: 4.

Page 42: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

28

ini, dianggap sebagai “kewajiban” perempuan, seperti menyapu, menjahit baju

yang sobek, atau memeras susu kambing. Bahkan, sudah menjadi kebiasaannya

mengasuh anak dan cucu-cucunya.

Para istri Rasul (ummahat al-mu‟minin) diberikan kebebasan untuk

mengeluarkan pendapat dan mengembangkan daya kreasinya sesuai dengan

minatnya. Ini menandakan bahwa hubungan yang setara dengan para istrinya

benar-benar dipraktekkan. Ketika para istri Rasul dililit oleh kehidupan yang sulit

dalam menjalani bahtera rumah tangga, Rasulullah memberi kebebasan pada para

istrinya untuk menjatuhkan pilihan, apakah bercerai atau tetap setia

mendampinginya.13

Perilakunya ini diabadikan dalam Al- Quran: ع ن يا وز نت ها ف ت عالي امت زواجك ان كنت تردن اليوة الد يل ا ها النب قل ل ك واسرحك سراحا ج

ار الخرة فان الله اع 82) (. 82د للمحسنت منك اجرا عظيما )( وان كنت تردن الله ورسوله والد

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: : Jika kamu menginginkan

kehidupan dunia dan perhiasan-perhiasannya, marilah akan kuberikan

kepadamu mut‟ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika

kamu menghendaki Allah dan Rasul-Nya serta negeri akhirat, sesungguhnya

Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang

besar”.14

Perjuangan kaum perempuan dalam keikutsertaan menegakkan dakwah Islam

tak dapat dihapus dalam untaian panjang sejarah Islam. Di masa Nabi,

sumbangsih perempuan untuk menyebarkan syiar Islam dipelopori oleh para istri

Nabi sendiri. Betapa sangat dikenal sosok Khadijah sebagai seorang saudagar

perempuan yang sumbangan finansialnya sangat penting bagi tegaknya dakwah

Islam. Bisa dikatakan bahwa kala itu Khadijah berperan sebagai pencari nafkah

13

Ibid. 14

Q.S. al-Ahzab: 28-29.

Page 43: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

29

utama, karena sebagai kesibukan dakwah Nabi. Rasulullah mengajarkan

kemandirian bagi perempuan untuk mempunyai keterampilan, kepada istrinya Siti

Khadijah dikenal sebagai pembisnis yang handal dan konglomerat yang sukses

pada zamannya. Khadijah dikenal sebagai wanita mandiri, ulet berkepribadian

tinggi dan mempunyai kepekaan sosial.15

Kisah ini sekaligus menandakan bahwa di masa Nabi perempuan dapat

bekerja dan mengembangkan inisiatifnya. Menjadi tidak dapat dipahami bila

sekarang muncul satu pandangan dari sementara kalangan, bahwa Islam tidak

memberi tempat bagi perempuan bekerja, hanya karena keterikatan dengan

seorang muhrim. Bahkan, untuk kondisi-kondisi tertentu seorang istri justru

diwajibkan bekerja, misalnya karena kewajiban menanggung biaya hidupnya

sendiri dan keluarganya, karena suaminya tidak mampu menafkahinya. Dalam

kehidupan perkawinan Rasul dengan Khadijah, Khadijah berperan besar dalam

mengatasi ekonomi keluarga. Hal tersebut dibenarkan oleh Islam, karena alasan

kerja sama dan sikap saling berbagi tanggung jawab.16

Diisyaratkan dalam Al-

Quran: نكم م ذكر أو أن ثى ب عضك م م ب عض... ...ان ل أضيع عمل عامل م

“Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amalan orang-orang yang

beramal di antara kamu, laki-laki dan perempuan. Sebagian kamu adalah

dari sebagian yang lain...”17

Di masa Rasul, keterlibatan perempuan dalam kancah peperangan telah

ditunjukkan oleh beberapa perempuan, termasuk para istri Rasul. Dalam bagian

15

Ibid., 37-38. 16

Ibid. 17

Q.S. Ali Imran: 195.

Page 44: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

30

yang lain, sejarah juga mencatat keterlibatan Ummu Umarah dalam Perang Uhud

bersama suami dan anak-anaknya. Kemahirannya menggunakan senjata yang

melebihi kebanyakan kaum laki-laki diakui oleh Rasul. Contoh lain adalah

keberanian prajurit perempuan Asma binti Yazid al-Anshariyah yang berhasil

membunuh sembilan tentara dalam beberapa peperangan dengan prajurit

perempuan bernama Naseebah al-Maziniah dan Azdah binti al-Harits.18

Nabi juga memberikan peluang yang terbuka bagi kaum perempuan untuk

terlibat dalam kegiatan publik. Sejarah mencatat masjid pertama yang dibangun

nabi di kota Madinah saat itu menyatu dengan tempat tinggal para istri nabi.

Bahkan kamar Aisyah r.a bersebelahan langsung dan memiliki pintu penghubung

dengan masjid tersebut. Saat itu masjid tidak saja menjadi tempat shalat,

melainkan juga tempat menjalankan berbagai aktivitas lainnya.

Ini menandakan bahwa Nabi sangat mendukung keterlibatan perempuan,

tidak saja dalam kehidupan rumah tangga, tetapi juga kehidupan politik. Aisyah

r.a adalah istri Nabi yang memiliki banyak kelebihan, selain terkenal sebagai guru

para sahabat, ahli ilmu agama, perawi hadis dan pemimpin perang Jamal. Aisyah

r.a adalah istri yang sangat mendapat tempat di hati Nabi dan Nabi sangat

meninggikan derajatnya. Nabi mengatakan: “Ambil setengah dari agamamu pada

perempuan bermuka segar kemerahan ini”.19

Kehadiran perempuan dalam Fathu Makkah secara jelas disebutkan dalam

peperangan ini, tidak hanya dilihat dari kehadirannya untuk berjihad, tapi juga

dalam aktivitas politik lainnya, seperti ke-Islaman sekian banyak perempuan

18

Ibid. 19

Ibid., 39.

Page 45: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

31

musyrikah di Makkah, seperti Fathimah binti Utbah bin Rabi‟ah, saudari Hindun,

Fathimah binti Al-walid, Aminah binti Affan dan Salafah binti Sa‟id bin Asy-

Syahid.20

Semenjak permulaan kemunculan Islam, para perempuan sudah memahami

peranannya dalam mengemban tanggung jawab secara timbal balik antara dirinya

dengan kaum laki-laki. Masing-masing sesuai dengan kekhususan yang telah

dianugerahkan kepadanya dan apa yang diciptakan baginya.21

Kehadiran wanita dalam peperangan senantiasa berkaitan dengan aktivitas

masyarakat secara keseluruhan, yang disesuaikan dengan fitrah pembentukan

kemanusiaan, sehingga seruan ke medan pertempuran tidak diwajibkan bagi

perempuan. Perintah jihad ini diserahkan sepenuhnya kepada batasan kemampuan

yang dapat dilakukan wanita. Kehadiran wanita tidak tergantung kepada usia yang

bersangkutan atau kondisi keluarga tertentu. Sebab yang pernah ikut dalam

peperangan ada yang masih muda belia pada usia baligh dan ada pula yang sudah

tua, bahkan perempuan yang hamil. Dengan kata lain, tidak ada aturan dalam

masalah jihad perempuan.22

Dalam berbagai peperangan, perempuan melakukan kegiatan jihad, meski

tidak terlalu banyak diungkapkan dalam sejarah, yang membuat penegakan

masyarakat ini menjadi teladan dalam menegakkan kehidupan manusia secara

utuh. Tugas-tugas perempuan dan gambaran yang terjadi pada diri perempuan

ialah: menyediakan makanan bagi pasukan, memberi minum para mujahidin dan

20

Asma‟ Muhammad Ziyadah, Peran Politik Wanita (Dalam Sejarah Islam), Terj.

Kathur Suhardi, cet. I, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), 165. 21

Ibid., 177. 22

Ibid., 178.

Page 46: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

32

gandum disela-sela peperangan, menyiapkan senjata, menjaga punggung pasukan

dan mengawasi tanda-tanda pengkhianatan dan agar tidak ada yang melarikan diri,

mengobati orang-orang yang terluka, membawa jasad orang-orang yang gugur

untuk dikuburkan, terjun di kancah peperangan layaknya yang dilakukan kaum

laki-laki kalau memang keadaan memaksa harus mengikuti peperangan.23

Dalam kapasitasnya sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan

perempuan. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi

hamba ideal. Hamba ideal dalam Al-Quran biasa diistilahkan dengan orang-orang

yang bertakwa (muttaqun).

Berbagai kisah di atas menjelaskan bahwa nabi meletakkan sekaligus

mempraktekkan hubungan yang setara antara laki-laki dengan perempuan.

Penghormatan dan keberpihakannya pada kaum perempuan tidak diragukan lagi.

Di tempat tidur, di hari-hari terakhir menjelang wafatnya, nabi mengulangi kata-

kata penghormatannya pada perempuan: “aku mendesakmu untuk

memperlakukan perempuan secara baik, mereka adalah amanah di tanganmu,

takutlah pada Allah dalam menjaga amanah-Nya.”

C. Wacana Hak-Hak Perempuan dalam Islam

Islam datang antara lain untuk melarang dan melenyapkan kezaliman

terhadap perempuan, artinya pada saat Allah mengangkat Muhammad sebagai

Rasul, Allah membebaskan kaum perempuan secara benar dan rasional. Allah

memberikan hak-hak perempuan secara sempurna sesuai dengan fitrah dan

23

Ibid., 179.

Page 47: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

33

kodratnya. Perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan laki-

laki, kecuali dalam beberapa hal yang harus disesuaikan dengan nalurinya.24

Dalam masyarakat, pembagian jenis kelamin antara lelaki dan perempuan

bukan hanya secara biologis saja, tetapi lelaki dan perempuan juga dilihat dari

segi prilaku, jenis pekerjaan, sifat-sifat yang umumnya dilakukan oleh lelaki dan

perempuan serta selera, model dan berbagai kebiasaan. Pembagian jenis kelamin

yang kedua ini tidak berdasarkan biologis melainkan suatu pembagian lelaki dan

perempuan menurut kebiasaan, adat atau kebudayaan suatu masyarakat. Jadi ada

pembedaan dan pembagian jenis kelamin secara biologis, dan ada juga pembedaan

dan pembagian lelaki dan perempuan dilihat dari segi sosial budaya yang dalam

kepustakaan disebut dengan gender.

Menurut Nasaruddin Umar, gender adalah suatu konsep yang digunakan

untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi sosial

budaya. Gender dalam arti ini mendefinisikan laki-laki dan perempuan dari sudut

non-biologis.25

Perbedaan dan pembagian ini jelas hanya berdasarkan sifat, peran

dan watak yang dibuat oleh masyarakat di suatu tempat pada suatu masa. Oleh

karena itu gender bukanlah kodrat, atau ketentuan Tuhan. Misalnya keyakinan

bahwa lelaki itu kuat, kasar dan rasional, sedangkan perempuan lemah lembut dan

emosional.

Pembagian peran, sifat maupun watak perempuan dan lelaki itu dapat

dipertukarkan dan berubah dari masa ke masa, dari satu tempat ke tempat lain dan

satu adat satu ke adat yang lain dan dari kelas orang kaya ke kelas orang miskin.

24

Uswatun Hasanah, Perempuan Dan Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Hukum

Islam, dalam jurnal Perempuan dan HAM dalam Perspektif Hukum Islam Nomor 4, (2010), 451. 25

Ibid., 452.

Page 48: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

34

Oleh karena itu, gender sangat berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana

seharusnya lelaki dan perempuan diharapkan berpikir dan bertindak sesuai dengan

ketentuan sosial dan budaya di mana laki-laki dan perempuan itu berada. Dengan

demikian pembedaan tersebut ditentukan oleh aturan masyarakat dan bukan

karena perbedaan biologi, sehingga pembagian gender tersebut juga berbeda-beda

antara satu bangsa dengan bangsa yang lain dalam kurun waktu yang berbeda.26

Perempuan di dalam Islam mendapat perhatian istimewa. Pembicaraan

tentang perempuan disinggung dalam sembilan surah, yaitu al-Baqarah, an-Nisa‟,

al-Ma‟idah, an-Nur, al-Ahzab, al-Mujadalah, al-Mumtahanah, ath-Thalaq dan at-

Tahrim. Belum lagi ayat-ayat yang menceritakan kebesaran perempuan sebagai

tokoh yang patut diteladani, antara lain Maryam ibunda nabi Isa as, tertulis dalam

surah Ali Imran, surah Maryam dan surah at-Tahrim; Ratu Balqis dalam surah an-

Naml; dan istri Fir‟aun yang terkenal teguh imannya dalam surah at-Tahrim, dan

lain sebagainya.27

Islamlah yang membebaskan perempuan dari anggapan buruk dan terhina

karena memiliki anak perempuan pada masa jahiliyah. Kisah Umar bin Khattab

menjelaskan bagaimana budaya Arab jahiliyah terhadap perempuan, rela

menguburkan anak perempuannya agar tidak mendapat malu. Pada saat itu,

perempuan menjadi harta warisan bila ayahnya wafat. Islam pulalah yang

mengajarkan kedua orang tua untuk merawat dan mendidik anak perempuannya

bila keduanya ingin masuk surga.28

26

Ibid. 27

Ibid., 41-42. 28

Amirullah Syarbani, Islam Agama Ramah Perempuan: Memahami Tafsir Agama

dengan Perspektif Keadilan Gender...., 6.

Page 49: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

35

Dalam Islam, perempuan bukanlah musuh atau lawan kaum laki-laki.

Sebaliknya, perempuan adalah bagian dari laki-laki, demikian pula laki-laki

adalah bagian dari perempuan, dan keduanya bersifat resiprokal (saling

membutuhkan). Islam telah menjadikan perempuan sebagai satu dari dua sisi jiwa

yang menyatu “naf al-wahidah”. Perempuan bukanlah separuh lelaki dari segi

asal penciptaannya.29

Dalam Islam juga tidak pernah diperbolehkan adanya pengurangan hak atau

penzaliman terhadap perempuan demi kepentingan laki-laki, karena Islam adalah

syariat yang diturunkan untuk melindungi semua jenis kelamin, laki-laki maupun

perempuan. Akan tetapi, ada pemikiran keliru tentang perempuan yang

menyelusup ke dalam benak “sekelompok umat Islam”, sehingga memiliki

persepsi dan stigma negatif terhadap perempuan. Stigma negatif itu muncul

dikarenakan kesalahan penafsiran mereka terhadap ajaran pokok Islam, Al-Quran

dan Hadis.30

Perbincangan tentang gender atau persamaan antara laki-laki dan perempuan

menjadi salah satu bagian penting yang dibahas dalam ajaran Islam. Aturan

hukum tentang perlakuan yang sama terhadap laki-laki dan perempuan telah

ditetapkan secara sempurna dalam Islam, sehingga tidak ada alasan untuk

mendiskriminasikan antara satu orang dengan orang lainnya hanya karena

persoalan beda jenis kelamin. Kedatangan Islam di tengah krisis akhlak dan

peradaban, menjadikan Islam sebagai agama yang memberikan begitu banyak

keadilan dan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat jahiliah

29

Ibid. 30

Ibid.

Page 50: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

36

waktu itu, khususnya terhadap perlakuan semena-mena kaum laki-laki terhadap

perempuan.31

Islam memberikan kebebasan yang begitu besar kepada perempuan, sehingga

tidaklah mengherankan jika pada masa Nabi ditemukan sejumlah perempuan yang

memiliki kemampuan dan prestasi cemerlang seperti yang dimiliki kaum laki-laki.

Dalam jaminan Al-Quran, perempuan dengan leluasa memasuki semua sektor

kehidupan masyarakat, termasuk politik, ekonomi, dan berbagai sektor publik

lainnya.32

Perempuan adalah ibu umat manusia, juga ibu umat manusia pilihan Tuhan.

Itulah sebabnya, secara mendasar dan dari akarnya, Islam menolak pandangan

negatif tentang perempuan. Perempuan dalam pandangan Islam adalah manusia

yang utuh dengan martabat yang sama mulianya dengan lelaki.33

1. Fatima Mernissi

Yang menjadi pokok pemikiran Fatima Mernissi adalah berusaha melakukan

kajian-kajian terhadap teks-teks keagamaan yang di dalamnya terdapat sikap

antipati terhadap perempuan (misoginis). Melalui pemahaman atas teks-teks

keagamaan itulah disinyalir akan menimbulkan sikap bias terhadap perempuan

terutama mengenai hak-hak perempuan di ruang publik. Perempuan tidak ubahnya

sebagai makhluk yang derajatnya lebih rendah dari laki-laki. Sehingga ada

anggapan yang melekat bagi perempuan yang tidak bisa tidak bukan merupakan

31

Ernita Dewi, Kesetaraan Gender Dalam Islam: Sudut Pandang Al-Qur‟an Dan Hadis,

dalam Jurnal Substantia...., 269. 32

Siti Musdah Mulia dan Anik Farida, Perempuan dan Politik, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2005), 49. 33

Masdar F. Mas‟udi, Islam & Hak-Hak Reproduksi Perempuan (Dialog Fiqih

Perempuan), (Bandung: Mizan, 1996), 45.

Page 51: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

37

kawasan dari seorang perempuan. Misalnya dalam urusan menjadi pemimpin, dan

lain sebagainya, dalam hal ini laki-lakilah yang pantas menjabatnya.34

Hal ini juga didukung oleh sebuah hadis yang menyatakan bahwa „suatu

kaum yang menyerahkan urusannya kepada perempuan maka tidak akan

memperoleh kemakmuran‟. Melalui pemahaman hadis di atas, banyak orang yang

menganggap bahwa kepemimpinan seorang perempuan tidaklah sah (boleh).35

Pemahaman seperti inilah yang ingin diluruskan atau dikritik oleh Fatima

Mernissi, yaitu dengan cara mengkritik teks-teks keagamaan yang

mengindikasikan akan sikap antipati terhadap perempuan (misoginis). Dalam

usahanya mengkritik teks-teks tersebut Fatima Mernissi melakukan penelitian

ganda−secara historis dan metodologis–mengenai hadis ini dan perawinya,

terutama dalam kondisi bagaimana hadis ini pertama kali diucapkan, siapa yang

mengucapkannya, di mana, kapan, mengapa, dan kepada siapa hadis itu

ditujukan.36

Fatima Mernissi mengungkapkan bahwa agama harus dipahami secara

progresif untuk memahami realitas sosial dan kekuatan-kekuatannya, karena

agama telah dijadikan sebagai pembenar kekerasan. Menghindari hal-hal yang

primitif dan irasional adalah cara untuk menghilangkan penindasan politik dan

kekerasan. Menurutnya, bahwa campur aduknya antara yang profan dan yang

34

file:///H:/teori amina wadud/Langkah Bahru_Fatimah Mernissi.html, diakses Mei 2015. 35

Ibid. 36

Ibid.

Page 52: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

38

sakral, antara Allah dan kepala negara, antara Al-Quran dan fantasi-fantasi imam

harus di dekonstruksi.37

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap data-data sejarah yang

mempunyai otoritas seperti tersebut di atas, Mernissi berpendapat bahwa

perempuan dalam sejarah Islam mempunyai peran yang sama dengan laki-laki.

Banyak terdapat ratu-ratu pemimpin Islam yang muncul di panggung sejarah

Islam. Tradisi perempuan menjadi pemimpin dalam Islam, bukanlah merupakan

hal yang baru, tetapi sudah ada sejak dahulu.38

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa usaha Mernissi untuk

memperjuangkan kesetaraan laki-laki dan perempuan, bukan hanya didasarkan

atas pengaruh dari feminisme Barat. Akan tetapi, pada dasarnya konsep

kesetaraan laki-laki dan perempuan tersebut sebenarnya telah tersurat dalam teks

agama (wahyu dan sunnah). Hanya, karena peranan otoritas ulama mendominasi

penafsiran teks-teks agama, sehingga lebih mengutamakan kepentingan laki-laki

dan menjustifikasi atas dominasinya, serta mampu menciptakan masyarakat

patriarkhi. Pendekatan hermeneutik adalah sebuah upaya untuk reinterpretasi

terhadap teks-teks agama dalam kaitannya relasi antara laki-laki dan perempuan.39

2. Riffat Hasan

Menurut Riffat Hassan, penyebab perempuan dipandang inferior dalam

berbagai hal berakar dari teologi yang selama ini hanya ditafsirkan oleh laki-laki.

Menyatakan bahwa saat ini sangat penting sekali untuk mengembangkan teologi

37

file:///H:/teori amina wadud/Nur Mukhlish Z._Pemikiran Fatima Mernissi.html, diakses

Februari 2012. 38

Ibid. 39

Ibid.

Page 53: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

39

feminis dalam konteks keislaman, sebagaimana di barat telah dikembangkan

teologi feminis dalam konteks Kristen dan Yahudi.40

Bagi Riffat Hassan, teologi feminisme dalam konteks keislaman perlu

dikembangkan, walaupun berasal dari Barat. Riffat Hassan beralasan, baik di barat

maupun dunia Islam, perempuan tertindas dan dianggap tidak setara dengan laki-

laki, sehingga dianggap makhluk sekunder yang berada di bawah laki-laki.

Dengan itu, teologi feminis perlu dikembangkan untuk membebaskan, bukan

hanya struktur-struktur dan undang-undang yang tidak adil yang tidak

memungkinkan terjadinya hubungan yang hidup antara laki-laki dan perempuan.41

Adanya diskriminasi dan segala macam bentuk ketidakadilan gender yang

menimpa kaum perempuan dalam lingkungan Umat Islam berakar dari

pemahaman yang keliru dan bias terhadap Al-Quran. Oleh sebab itu, Riffat Hasan

menyerukan untuk melakukan dekonstruksi pemikiran teologis tentang

perempuan, terutama mengenai konsep penciptaan hawa sebagai perempuan

pertama.42

Sebagai pandangannya terhadap penciptaan perempuan, Riffat dalam

membicarakan tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan mengkritisi dengan

sumber Al-Quran. Dihadapan Allah laki-laki dan perempuan adalah sama. Dalam

ibadah keduanya mempunyai pahala yang sama. Kepemimpinan perempuan

40

file:///H:/toko-tokoh wacana perempuan/Riffat Hassan dan Wacana Baru Penafsiran

(PDFDownloadAvailable).htm, diakses Maret 2018. 41

Ibid. 42

Ibid.

Page 54: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

40

dalam shalat juga sama pahalanya dengan kepemimpinan laki-laki. Islam bukan

agama yang mengutamakan hubungan dengan Allah, tapi juga dengan manusia.43

Gaya hidup patriarkhi, telah menimbulkan penderitaan bagi kaum

perempuan. Banyak keadilan dan kasih sayang Tuhan yang tercermin dalam Al-

Quran tentang perempuan, tetapi itu semua bertolak belakang ketika melihat

ketidakadilan dan perlakuan tidak manusiawi yang merendahkan perempuan

muslim yang lazim terjadi dalam kehidupan nyata. Dalam sejarah Islam telah

mencatat adanya para perempuan yang mejadi tokoh terkemuka, diantaranya

adalah Sayyidah Khadijah, „Aisyah (isteri Nabi Saw.) dan Rabiah al-Bashri

(seorang sufi perempuan terkenal).44

Namun tradisi Islam bahkan saat ini masih cenderung bersifat kaku dan

patriarchal, yang menghalangi tumbuhnya kesarjanaan di kalangan perempuan.

Al-Quran, sunnah, kepustakaan hadis dan fiqh hanya ditafsirkan oleh laki-laki

Muslim yang rata-rata tidak bersedia melakukan tugas-tugas mendefinisikan

status ontologis, teologis, sosiologis dan eskatologis perempuan Muslim.

Kenyataan seperti inilah yang dalam pandangan Riffat, membuat perempuan

menjadi sekunder, subordinatif dan inferior terhadap laki-laki.45

Sampai saat ini mayoritas perempuan Muslim menerima keadaan ini secara

pasif, hampir tidak menyadari tingkat pelanggaran terhadap perikemanusiaan

(juga terhadap Islam, dalam pengertian yang ideal) dalam masyarakat yang

berpusat pada, dominasi laki-laki terhadap perempuan dengan mencari legitimasi

43

file:///H:/tokoh-tokoh wacana perempuan/Pemikiran Modern Riffat Hasan.htm, diakses

April 2012. 44

Ibid. 45

Ibid.

Page 55: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

41

agama dan menegaskan bahwa Islam telah memberikan kepada perempuan hak

yang lebih banyak ketimbang tradisi agama lain. Banyak sekali perempuan yang

terjerumus dalam perbudakan fisik, mental dan emosi serta tersingkir dari

kesempatan untuk mengaktualisasikan potensi kemanusiaan mereka.46

Pemikiran Riffat Hassan tentang kesetaraan gender dilatarbelakangi oleh

lingkungan disekitarnya, Riffat melihat perempuan tidak mempunyai kebebasan

dalam menentukan hidupnya. Oleh karena itu, Riffat ingin menjunjung tinggi

perempuan dari keterkungkungan kaum laki-laki atau dominasi laki-laki, atas

perempuan. Kekuasaan yang cenderung mempertahankan sistem patriarkhi.

Menurut Riffat Hassan semua itu berakar dari pemahaman yang keliru tentang

penciptaan perempuan yang berasal dari tulang rusuk laki-laki. Riffat Hassan

ingin mendobrak dengan memulai penelitiannya dan mencari sumber yang

berakar tentang asal mula ayat Al-Quran dan hadis yang menjelaskan tentang ayat

tersebut.

46

Ibid.

Page 56: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

42

BAB III

SEJARAH DAN KIPRAH PSW UIN AR-RANIRY BANDA ACEH

A. Sejarah Perkembangan Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

Pusat Studi Wanita di Perguruan Tinggi di Indonesia pembentukannya

diprakarsai oleh Menteri Negara Peranan Wanita (Sekarang bernama Kementrian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), serta Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia bersama sama dengan sejumlah rektor perguruan

tinggi negeri, swasta dan UIN pada Rapat Nasional Peningkatan Peranan Wanita

dalam Pembangunan, bulan Januari 1990. Keberadaan PSW dipandang perlu

dalam upaya menyukseskan program pemerintah dibidang pemberdayaan

perempuan.1

Selanjutnya untuk menjamin pembinaan PSW ini, dibentuk kesepakatan

bersama antara Menteri pendidikan Nasional, Menteri Agama dan Menteri Urusan

Peranan Wanita pada tahun 1998, guna mendukung terwujudnya sistem yang adil

bagi perempuan dengan mendorong pemikiran dan prilaku sosial yang sensitif

gender di segala bidang kehidupan. Komitmen tersebut diperbaharui kembali pada

kesepakatan ini dituangkan dalam Naskah Kerjasama Menteri Negara Peranan

Wanita, Menteri pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Agama, tanggal 24

November 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan PSW.2

Pada tahap awal pembentukan hanya terdapat 8 PSW diseluruh Indonesia.

Namun jumlah ini berkembang cepat hingga pada tahun 2003 telah tercatat

sejumlah PSW diberbagai perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dengan tingkat

1 Profil PSW UIN Ar-Raniry.pdf-Adobe Reader, 2.

2 Ibid.

Page 57: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

43

perkembangan yang berbeda beda. Dan banyak perguruan tinggi negeri dan

swasta yang berkeinginan dan dalam proses persiapan mendirikan PSW ini.3

Pusat Studi Wanita merupakan lembaga non-struktural di bawah UIN Ar-

Raniry yang membinangi pemberdayaan perempuan. PSW UIN Ar-Raniry komit

dalam pengarusutamaan gender dalam komunitas dengan tetap mengedepankan

nilai-nilai budaya lokal dan kecenderungan pemahaman agama masyarakat Aceh.4

PSW UIN Ar-Raniry telah berdiri sejak tahun 1989 berdasarkan Surat

Keputusan Rektor UIN Ar-Raniry. PSW sebagai lembaga riset dan advokasi isu-

isu perempuan dan anak yang berbasis perguruan tinggi. PSW bertujuan

mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui penguatan kesempatan,

partisipasi, manfaat dan kontrol terhadap proses pembangunan bagi perempuan

dan anak.5

Di lain pihak ditingkat internasional sejak tahun 1975 juga telah mulai

berkembang kajian-kajian untuk rekomendasi kebijakan dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup dan peran perempuan, yang direspons oleh Presiden

Soeharto dan jajarannya dengan membentuk Kantor Menteri Muda Urusan

Peningkatan Peran Wanita pada tahun 1978. Peningkatan peran perempuan masuk

dalam garis-garis besar haluan negara sejak 1988, dan ditingkat perguruan tinggi

dan kemudian dibentuk Pusat Studi Wanita, yang memiliki tugas menyediakan

data dan melaksanakan penelitian di tingkat daerah, bekerjasama dengan

3 Ibid.

4 Membangun Komunitas Berkesadaran Gender, psw-arraniry.blogspot.co.id diakses 28

Juli 2008. 5 Profil PSW UIN Ar-Raniry.pdf-Adobe Reader, 3.

Page 58: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

44

Pemerintah Daerah, dalam rangka menyediakan rekomendasi pembangunan

khususnya untuk memajukan kualitas hidup dan peran perempuan.6

Pusat Studi Wanita UN Ar-Raniry didirikan yaitu pada masa kepemimpinan

rektor alm. Safwan Idris. Pusat Studi Wanita pada mulanya berawal dari inisiatif

dua orang dosen UIN Ar-Raniry yang bernama Raihan Putry dan Fatimah Anis,

mereka terinisiatif untuk ingin mendirikan Pusat Studi Wanita di IAIN, sebelum

transformasi IAIN menjadi UIN pada tahun 2013.

Melihat perkembangan pesat dalam keilmuan Women’s Studies dan isu-isu

terhadap perempuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang cukup sering

bersifat andro-sentris (berpusat pada telaah dan kepentingan laki-laki) yang

kemudian digeneralisasi pada situasi perempuan yang membuat perempuan sering

berbeda yang cenderung menyulitkan perempuan untuk dapat mengaktualisasikan

diri berkiprah.7

Sejak berdirinya hingga saat ini PSW telah empat kali mengalami pergantian

pengurus. Dalam rentang waktu ini PSW telah aktif mengupayakan terwujudnya

kesetaraan di UIN Ar-Raniry dan juga di masyarakat. Berbagai program PSW

yang disinergiskan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, diarahkan melalui tiga

fokus alur kegiatan yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.8

Jadi, pembentukan Program Studi Wanita, dimaksudkan untuk dapat

memenuhi dua hal yakni terkait kepentingan nasional adalah untuk memastikan

peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan melalui penelitian dan

rekomendasi kebijakan, dan terkait produksi pengetahuan di tingkat perguruan

6 file:///G:/sejarahPSW/SejarahProdiKajianGender.html

7 Ibid.

8 Profil PSW UIN Ar-Raniry.pdf-Adobe Reader, 3.

Page 59: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

45

tinggi adalah untuk memastikan masuknya perspektif perempuan dan pemahaman

mengenai kompleksitas relasi gender dalam pengetahuan yang dibangun oleh ilmu

pengetahuan, mengingat perempuan adalah setengah dari jumlah penduduk

global.9

Dalam perkembangan lebih lanjut, dievaluasi bahwa kondisi perempuan tidak

dapat dilepaskan dari relasi gender. Bahwa tujuan peningkatan kualitas hidup dan

peran perempuan sesungguhnya adalah untuk tujuan pembangunan nasional dan

masyarakat global yang setara dan adil gender. Sementara itu, makin disadari

bahwa konstruksi gender yang bias juga tidak selalu berdampak positif bagi laki-

laki, misalnya laki-laki lebih rentan pada perilaku berisiko akibat sosialisasi

maskulinitas yang lekat dengan penaklukan dan agresi. Di lain pihak, perempuan

tetap perlu dipahami secara lebih khusus, mengingat karakteristik dan fungsi

peran reproduksi dan menyusui, yang memberikan situasi biologis dan kebutuhan

berbeda, belum lagi sering dijadikan alasan untuk mendiskriminasi perempuan.

Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Ar-Raniry merupakan salah satu lembaga

kajian dan aksi di UIN Ar-Raniry yang fokus pada isu-isu gender, keluarga dan

anak. Salah satu usaha yang dilakukan PSW UIN Ar-Raniry dalam konteks

mewujudkan kesetaraan adalah melakukan penguatan dan pemberdayaan

perempuan di kampus dengan melakukan diskusi, training dan sosialisasi kepada

masyarakat kampus mengenai kesetaraan. Berbeda dengan komunitas sosial lain

dalam masyarakat, masyarakat kampus adalah masyarakat akademik yang

cenderung memiliki pengetahuan dasar mengenai berbagai masalah sosial dan

9 file:///G:/sejarahPSW/SejarahProdiKajianGender.html

Page 60: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

46

keilmuan dan juga memiliki akses yang mudah pada perkembangan ilmu

pengetahuan. Kondisi ini satu sisi dapat menjadi peluang dalam usaha perwujudan

kesetaraan, di sisi lain dapat pula menjadi tantangan karena akan mendapatkan

tantangan dari sesama akademis yang memiliki pandangan yang berbeda.10

Sebagai salah satu usaha dalam meningkatkan dan mensosialisasikan gender

dalam masyarakat akademik.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 tentang program

Pembangunan Nasional dan hasil Rakornas Ketua PSW se-Indonesia dengan

Kementrian Pemberdayaan Perempuan tahun 2003, bahwa tugas-tugas Pusat Studi

tidak hanya membawahi bidang pemberdayaan perempuan saja melainkan

mengkaji masalah-masalah gender dan perlindungan anak.11

Pusat Studi Wanita tersebut tujuannya sebagai basis akademik di Perguruan

Tinggi dalam berbagai kajian, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap

lembaga-lembaga perancang dan pelaksana kebijakan strategis. Pusat Studi

Wanita adalah Pusat Studi yang telah dibentuk sejak tahun 1995. Kegiatan di

Pusat Studi Wanita dimaksud diarahkan untuk mengkaji berbagai faktor yang

menyebabkan terjadinya kesenjangan-kesenjangan gender (gender gap) dalam

berbagai disiplin ilmu. Kajian secara inter-disipliner ini sangat bermanfaat

mengingat masalah gender adalah bahagian dari masalah sosial yang sangat

kompleks dan saling terkait.12

10

Rasyidah et al, Soraya Devi (ed), Potret Kesetaraan Gender di Kampus, (Pusat Studi

Wanita, 2008), viii. 11

Humas.unimed.ac.id/psgpa-pusat-studi-gender-dan-perlindungan-anak/diakses 12

Raihan Putry, Manifestasi Kesetaraan Gender Di Perguruan Tinggi dalam Jurnal

Edukasi Vol, 2 Nomor 2, (2006), 176.

Page 61: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

47

Berdirinya Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry dan Pusat Studi Wanita

lainnya di Indonesia maupun lembaga-lembaga LSM yang lain misalnya,

merupakan respon dari berbagai tuntutan global terhadap kesetaraan dan keadilan

relasi antara laki-laki dan perempuan. Pusat Studi Wanita di Perguruan Tinggi

diharapkan dapat mengkaji secara ilmiah dengan pendekatan multidisiplin ilmu

dan mampu memberi jawaban secara ilmiah pula terhadap berbagai persoalan

perempuan dalam proses pembangunan dan pemberdayaan kualitas perempuan.

Pusat ini berfungsi dan berusaha mewujudkan kegiatan-kegiatan ilmiah yang

bernuansa islami guna mendukung program pemerintah terutama dalam usaha

meningkatkan kedudukan dan peranan wanita.

Lebih jauh Pusat Studi Wanita diharapkan juga dapat memberi masukan bagi

lembaga-lembaga pengambilan keputusan terutama Lembaga Kementrian

Pemberdayaan Perempuan. Selanjutnya Perguruan Tinggi Negeri yang ada di

Aceh, kuota perempuan masih jauh dari harapan, misalnya Rektor, Wakil Rektor,

Dekan dan sebagai anggota Senat. Oleh karena itu, agenda yang harus dilakukan

bagi Pusat Studi Wanita untuk melakukan berbagai kajian dan masukan bagi

perbaikan posisi perempuan di Perguruan Tinggi dan masyarakat pada

umumnya.13

Solusi ke depan mungkin Pusat Studi Wanita yang ada di Perguruan

Tinggi harus lebih giat mengembangkan misinya untuk meningkatkan sensitivitas

gender baik secara manajerial maupun secara akademik.

Untuk sampai pada posisi praktek manajerial misalnya, upaya yang mungkin

dapat dilakukan adalah dengan sosialisasi gender mainstreaming melalui berbagai

13

Ibid., 177.

Page 62: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

48

workshop manajemen. Dalam instruksi Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun

2000 tanggal 19 Desember 2000 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan gender

mainstreaming atau pengarusutamaan gender adalah strategi yang dibangun untuk

mengintegrasikan gender menjadi suatu dimensi integral dari perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan Nasional (poin 1, Inpres No. 9/ 2000). Selanjutnya dalam poin 2

dijelaskan pula bahwa yang dimaksud gender adalah konsep yang mengacu pada

peran-peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari

berubahnya keadaan sosial dan budaya masyarakat.14

B. Program dan Kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh Pusat Studi Wanita ini sangat

terkait dengan kegiatan penelitian tentang permasalahan perempuan baik dari segi

agama maupun umum, pengabdian masyarakat terutama dalam usaha peningkatan

kedudukan, peran perempuan dalam pembangunan, peningkatan kualitas sumber

daya perempuan, pelatihan, kursus dan diklat bagi anggota Pusat Studi Wanita

dan para pemerhati masalah-masalah yang dihadapi perempuan, penerbitan hasil

penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat, seminar-seminar serta

menjalin kerja sama dengan pihak-pihak terkait baik di daerah maupun nasional.

Pusat Studi Wanita melalui IAIN Indonesia Social Equity Project (IISEP),

yang didanai oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Agama RI dan

pemerintah Kanada melalui Canadian Internasional Development Agency

(CIDA), telah melaksanakan berbagai program dalam bidang kesetaraan gender,

14

Ibid.

Page 63: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

49

seperti workshop, training, capacity building, penelitian, baseline studies dan

penulisan buku di kampus IAIN Ar-Raniry.15

Penelitian berjudul “Potret

Kesetaraan Gender Di IAIN Ar-Raniry, Baseline dan Analisa Institusional

Pengarusutamaan gender pada IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh Tahun

2004-2006”.16

Ada beberapa program yang dilakukan sangat mendasar yaitu membuat

perspektif gender kepada dosen-dosen di UIN dari mata kuliah, mengumpulkan

dosen-dosen perempuan dan menanyakan permasalahan yang terjadi pada mereka.

Dan melatih dosen-dosen untuk harus pengarusutamaan gender, mengundang

pemateri-pemateri dari luar untuk ikut bergabung dan mulai mensosialisasikan

memperkenalkan gender mainstreaming di kalangan dosen. Dan tidak hanya

dosen perempuan saja yang ikut berpartisipasi dalam hal isu gender akan tetapi

dosen laki-laki juga ikut andil dalam permasalahan tersebut. Sampai tahun 2010

semua program yang ingin dilakukan oleh dosen-dosen UIN dapat dilakukan,

termasuk DEPKER (tempat penitipan anak) yang dibangun oleh bantuan dari

CIDA, tujuan adanya DEPKER untuk mempermudahkan dosen-dosen perempuan

dalam menjaga dan mengasuh anaknya.

Pusat Studi Wanita juga menggelar Cerdas Cermat tentang pola asuh anak

Islami bagi ibu-ibu peserta majelis taklim Lambateung Aceh Besar. Kegiatan ini

merupakan program Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry yang telah berjalan sejak

2014 lalu.17

Kegiatan ini didukung oleh Kementrian Agama RI, ini merupakan

15

Rasyidah et al, Soraya Devi (ed), Potret Kesetaraan Gender di Kampus...., viii. 16

Ibid. 17

file:///G:/PSWUINACEH/PSW UIN Gelar Cerdas Cermat Pola Asuh Anak_ar-

raniry.ac.id.html diakses Juni 2015.

Page 64: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

50

bagian dari kegiatan PAR (Participatory Action Research), diawali dengan

pelatihan manajemen majelis taklim untuk Banda Aceh dan Aceh Besar, lebih

kurang 100 orang telah dilatih oleh Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry.18

Ini

merupakan sebagai puncak dari pengabdian Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

bersama jamaah majelis taklim ini menggelar cerdas cermat pola asuh anak

Islami, sebelumnya mereka telah dibekali dengan berbagai materi selama dua

bulan, diantaranya tentang pengasuhan anak dalam Islam, komunikasi efektif

dalam keluarga, pembiasaan shalat dalam keluarga dan bagaimana pengasuhan

anak-anak. Dalam cerdas cermat ini, suatu kegiatan yang diharapkan mereka

dapat memahami dengan baik bagaimana pola mengasuh anak dengan baik.19

Selanjutnya Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry Banda Aceh meluncurkan

buku “Kiprah Perempuan dalam Mewujudkan dan Memelihara Perdamaian di

Aceh”, buku tersebut merupakan kumpulan tulisan hasil penelitian sembilan

peneliti Pusat Studi Wanita UIN yang tergabung dalam tim peneliti senior. Bahwa

selama ini Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry telah melakukan penelitian terkait

dengan kiprah perempuan Aceh dan hasilnya telah terwujud dalam bentuk buku

yang diberi judul “Kiprah Perempuan Dalam Mewujudkan dan Memelihara

Perdamaian Di Aceh”,20

ini diharapkan dapat berkontribusi untuk pembangunan

damai di Aceh bahkan lebih khusus untuk akademik dan masyarakat banyak.

Peran Pusat Studi Wanita di UIN Ar-Raniry sangat penting, selain untuk

meningkatkan pengembangan SDM bagi dosen dan karyawan khususnya

18

Ibid. 19

Ibid. 20

file:///G:/PSWUINACEH/PSW Launching Buku Kiprah Perempuan Eks Kombatan-

SerambiIndonesia.html diakses Juli 2017.

Page 65: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

51

perempuan, juga dapat menjalin hubungan dengan lembaga lainnya baik tingkat

provinsi Aceh maupun nasional. Tujuan dari Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

melatih dan membantu mengaktifkan majelis taklim adalah untuk menjadikan

wadah ini sebagai media atau sekolah yang dapat mencerdaskan kaum ibu dalam

segala hal, terutama dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak sehingga

akan menjadi keluarga yang sakinah. Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry dengan

programnya menjadi pusat pelayanan terpadu dalam masyarakat. Di bidang

keluarga, penguatan keluarga terhadap pola asuh Islami.

C. Visi Dan Misi

1. Visi

1. Menjadikan PSW UIN Ar-Raniry sebagai institusi terdepan dalam

penelitian, pengkajian masalah pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak berwawasan kesetaraan dan keadilan gender.

2. Membangun kehidupan setara antara laki-laki dan perempuan dalam

perspektif Islam, dan

3. mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender sesuai dengan nilai-nilai

keislaman (Al-Quran dan Hadis).21

2. Misi

1. peningkatan kualitas civitas akademika secara berimbang dan profesional

berlandaskan syariat Islam.22

2. Peningkatan dan perluasan kualitas dan kuantitas kajian dan riset

keislaman yang responsive gender.23

21

Rasyidah et al, Soraya Devi (ed), Potret Kesetaraan Gender di Kampus...., 46. 22

Profil PSW UIN Ar-Raniry.pdf-Adobe Reader, 3.

Page 66: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

52

3. Mengembangkan studi yang dapat mengungkapkan permasalahan-

permasalahan bagi terwujudnya kesejahteraan perempuan, keluarga dan

masyarakat.

4. Meningkatkan penelitian serta pengabdian masyarakat.24

D. Struktur Kepengurusan PSW

Tabel 1.1

STRUKTUR KEPENGURUSAN PSW

PERIODE 2015-2018

No. NAMA JABATAN

1. Prof.Dr.Farid Wajdi Ibrahim, MA Penanggung Jawab

2. Dr. H. Muhibutthabrri, MA Wakil Penanggung Jawab

PENGURUS HARIAN

3. Rasyidah, M.Ag

Kepala

4. Dr. Husna M Amin, M.Hum

Wakil

5. Nashriyah, S.Ag, MA

Sekretaris

6. Ade Irma B.H.Sc., MA

Bendahara

7. Dra. Mustabsyirah, M.Ag

Divisi Pengabdian Masyarakat

8. Dr. Analiansyah, M.Ag

Anggota

9. Dra. Nurmasyithah Syamaun,

M.Ag Divisi Pendidikan dan Pelatihan

10. Dr. Yuni Roslaili, MA

Anggota

11. Khairani, M.Ag Divisi Penelitian dan

Pengembangan

12. Ismiati, M.Ag

Anggota

13. Fatimah Ibda, S.Ag.,M.Si

Anggota

23

Ibid. 24

Rasyidah et al, Soraya Devi (ed), Potret Kesetaraan Gender di Kampus...., 46.

Page 67: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

53

14. T. Lembong Misbah, MA

Divisi Data dan Publikasi

15. Intan Qurratulaini, MSI

Anggota

16. Dwi Dendi, S.Sos.I

Anggota

TIM AHLI

17. Prof. Eka Sri Mulyani, Ph.D

Tim Ahli

18. Prof. Dr. Syahrizal , MA

Tim Ahli

19. Prof.Dr. Al Yasa Abu Bakar, MA

Tim Ahli

20. Drs.Luthfi Aunie, MA

Tim Ahli

CONSULTAN

21. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag

Consultan

22. Dra. Soraya Devy, M.Ag

Consultan

23. Dr. Nurjannah Ismail, M.Ag

Consultan

24. Dra.Raihan Putri, M.Pd

Consultan

Page 68: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

54

BAB IV

PANDANGAN AKTIFIS PSW TERHADAP PERAN PEREMPUAN

A. Peran Perempuan dalam Masyarakat

1. Peran Perempuan dalam Ranah Domestik

a. Peran sebagai Kepala Rumah Tangga

Wanita (istri) adalah pemimpin dalam urusan rumah tangga, sedangkan suami

adalah pemimpin dalam urusan keluarga, hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah:

“Setiap manusia keturunan Adam adalah kepala, maka seorang pria adalah

kepala keluarga, sedangkan wanita adalah kepala rumah tangga” (HR. Abu

Hurairah).

Dalam prakteknya, kepemimpinan dan tugas-tugas keluarga itu lebih banyak

dilakukan oleh pihak perempuan. Dengan kelemahlembutannya, seorang

perempuan sebagai ibu rumah tangga dapat berperan sebagai faktor penyeimbang

kaum pria dalam kehidupan keluarga. Perempuan dapat mengerjakan apa yang

tidak dapat (sempat) dikerjakan oleh pria, seperti mengatur urusan rumah tangga,

memasak, mengasuh, mendidik anak-anak, menyiapkan keperluan suami maupun

anak-anaknya.

Fungsi dan tugas dalam urusan rumah tangga ini bisa saja didelegasikan

kepada orang lain (pembantu), namun tetap berada dalam koordinasi dari sang

istri. Firman Allah: رج الجاهلية الأولى وأقمن الصلوة وأتين الزكوة و رجن ت ب ن وق رن فى ب ي وتكن ول ت ب الله أ

ورسوله.

Page 69: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

55

“Dan hendaklah kamu (wanita) tetap di rumahmu dan janganlah kamu

berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah dahulu;

dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, taatilah Allah dan Rasul-Nya”.1

Ayat di atas menganjurkan kepada perempuan untuk menjaga kehormatan

dirinya dengan akhlak mulia, sekaligus berhias diri hanya untuk menyenangkan

suami, sehingga suami merasa senang berada di sisinya. Selain menunaikan hak

untuk suami, sang istri juga diwajibkan untuk menunaikan hak untuk Allah, yaitu

dengan melaksanakan ibadah mahdhah, seperti shalat, puasa dan zakat. Taat

menjalankan perintah agama, niscaya perilaku seorang istri, akan memantul

melalui akhlak al-kharimah (perilaku terpuji).

Hal ini dimaksudkan agar setiap istri terhindar dari perilaku yang kurang baik

selama suami di luar rumah. Karena, sesuai kodratnya, perempuan bertanggung

jawab untuk mengatur urusan rumah tangga, sedangkan suami bekerja di luar

rumah untuk mencari nafkah. Namun, di dalam masyarakat perkotaan tidak

sedikit perempuan karier yang ikut sibuk bekerja di luar rumah sebagaimana

suaminya. Hal ini tentunya tidak menjadi masalah asalkan sang istri bisa

mendelegasikan tugas-tugas kerumahtanggaannya kepada pembantu atau

familinya.

b. Peran Sebagai Ibu dari Anak-Anaknya

Sebagai Ibu yang bertanggung jawab berkewajiban secara terus-menerus

memperhatikan kesehatan rumah, lingkungan dan tata laksana rumah tangga,

mengatur segala sesuatu dalam rumah tangga untuk meningkatkan mutu hidup.

Keadaan rumah tangga harus mencerminkan suasana aman, tenteram dan damai

1 QS. Al-Ahzab: 33

Page 70: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

56

bagi seluruh anggota keluarga. Sebagai Ibu seorang perempuan juga harus dapat

mendidik anaknya, menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan Yang

Maha Esa, serta kepada orang tua, masyarakat dan bangsa yang kelak tumbuh

menjadi warga negara yang tangguh.

Sebagai seorang perempuan, belum sempurna statusnya sebagai seorang istri,

bila belum memiliki anak. Hamil dan melahirkan anak-anak adalah anjuran

agama. Rasulullah akan gembira melihat lebih banyak umatnya ketimbang umat

lainnya di hari kiamat nanti. Karena itulah, salah satu kriteria dalam mencari istri

adalah memperhatikan keturunannya (nasab), terutama bagi mereka yang

berpotensi memiliki keturunan (subur). Hal ini seperti anjuran Rasulullah:

“Kawinilah wanita-wanita yang penyayang dan banyak anaknya.”

Namun, disaat umat Islam sudah banyak, maka hadis tersebut harus dimaknai

secara kualitatif, yaitu tidak sekedar banyak secara kuantitatif tetapi lemah secara

kualitatif. Lebih baik sedikit kualitas daripada banyak tetapi tidak berkualitas.

Hamil dan melahirkan anak adalah kodrat setiap perempuan yang tidak mudah

dijalani, karena dibutuhkan perjuangan dan kesabaran dari perempuan. Ketika

hamil, perempuan menanggung beban berat di dalam kandungannya, saat

melahirkan perempuan merasakan sakit yang tak terperihkan sambil bertarung

nyawa antara hidup dan mati.

Sebagaimana ditegaskan bahwa hamil dan melahirkan adalah kodrat

perempuan yang sangat mulia. Kemuliaan semakin bertambah manakala

perempuan berhasil mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang shaleh dan

shalehah. Tanggung jawab seorang ibu dan ayah tidak hanya memiliki anak,

Page 71: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

57

namun mendidiknya menjadi anak yang sehat, cerdas, berakhlak, dan taat dalam

menjalankan ajaran agamanya. Maka, perlu ada “keseimbangan” antara kuantitas

anak sebagaimana anjuran Rasulullah dalam sebuah keluarga dengan kualitas

anak atau kemampuan para orang tua untuk menyiapkan pendidikan dan

pembinaannya di kemudian hari.

Dengan demikian, sesuai kodratnya, perempuan tidak cukup hanya hamil dan

melahirkan. Perempuan juga ikut bertanggung jawab untuk mendidik anak-

anaknya dengan baik, agar cerdas dan berakhlak baik, sehingga menjadi manusia

yang berkualitas.

2. Peran Dalam Ranah Publik

a. Sebagai anggota masyarakat

Posisi dan kedudukan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat dan

bernegara sudah sangat jelas yakni sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga

negara yakni memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Tidak ada perbedaan antara

laki-laki dan perempuan. Secara kodrati, perempuan sebagai manusia tidak dapat

melepaskan diri dari keterikatan dengan manusia lain. Seperti kita ketahui bahwa

pada dasarnya berhubungan dengan individu lain merupakan suatu usaha manusia

untuk memenuhi kebutuhan sosialnya.

Laki-laki dan perempuan merupakan esensi kemanusiaan yang satu, hanya

perbedaan satu-satunya adalah perbedaan yang ada kaitannya dengan fisik.

Berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan bertemu dengan kaum pria merupakan

sunnah kehidupan manusia dan menjadi karakter kehidupan masyarakat. Sejak

dahulu Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk memakmurkan bumi

Page 72: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

58

secara bersama-sama yang akhirnya lahir kehidupan yang berjalan dalam suasana

mantap. Oleh sebab itu, sudah seharusnya perempuan dilihat sebagai pendorong

kemajuan bangsa atau kemajuan bangsa.

Hal ini didasarkan pada sebuah pemahaman bahwa jika perempuan-

perempuan yang selama ini ditempatkan “secara agak paksa” hanya sebagai

pengurus anak, pengatur keuangan keluarga, pengatur jadwal suami dan pemberi

semangat anak-anak dan suami. Layaknya kaum laki-laki, maka kaum perempuan

tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat. Perempuan memiliki hak penghargaan

dan sebaliknya. Perempuan memiliki hak yang sama dalam lapangan pekerjaan,

hukum, sosial dan pendidikan. Sebagaimana yang disampaikan pernyataan dari

salah satu pengurus PSW:

“Dari awal pada masa nabi sebenarnya perempuan sudah berkiprah, Nabi

tidak pernah melarang istri-istrinya. Allah tidak membeda-bedakan antara

laki-laki dan perempuan, mereka berhak mendapatkan kehidupan yang lebih

baik. Dalam Islam sudah terselesaikan dalam hal persoalan kesetaraan gender

dan keadilan bagi perempuan. Bisa dilihat bahwa sekarang peran perempuan

dalam masyarakat Aceh sendiri sudah bagus dan adil, sekarang kita lihat

perempuan sangat banyak berkiprah pada ranah publik (perempuan sebagai

pekerja). Dan dalam pendidikan perempuan juga mendapatkan keadilan,

kecuali sebagian orang yang bermasalah dalam berpandangan bahwa

perempuan seharusnya dalam ranah domestik bukan di publik.”2

“Di Aceh semua lini pekerjaan bisa dilihat perempuan sudah ikut andil dalam

hal publik bahkan tidak jarang, di perkantoran maupun pada ranah pekerjaan

publik lainnya perempuan sudah mulai berkembang, dan sebenarnya tidak

ada lagi permasalahan, perempuan sudah cukup berkiprah pada ranah publik

sama halnya dengan laki-laki. Dilihat secara mayoritas perempuan di Aceh

sudah cukup bagus dan di beri ruang aktivitas di masyarakat (publik).”3

Istilah gender yang semakin sering terdengar dan terucap dalam berbagai

diskusi dan pembahasan perencanaan dan pengembangan pembangunan,

2 Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017. 3 Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017.

Page 73: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

59

menimbulkan beragam tanggapan dan penilaian terhadap persoalan ini. Di

lingkungan masyarakat luas istilah gender masih menjadi hal yang sering

diperdebatkan, baik terhadap maknanya maupun terhadap substansi keutamaan

membahas persoalan ini. Di kalangkan sebagian masyarakat Aceh, pembahasan

isu gender dianggap sebagai pembahasan yang mengancam kearifan lokal dan

nilai-nilai keislaman.

Dalam konteks sosial, sesungguhnya peran perempuan dalam masyarakat

Aceh tidak sebesar peran perempuan dalam kesejarahan Aceh, bahkan perbedaan

ini terlihat sangat kontras. Jika dalam kesejarahan perempuan tampak mempunyai

posisi tawar yang kuat, dalam konteks sosial sehari-hari perempuan sangat

powerless. Tidak menyebutkan ini sebagai kemunduran terhadap perempuan,

karena ketika berbicara antara sejarah realita sosial, sesungguhnya kita berbicara

pada dua konteks yang berbeda.

Konteks yang signifikan dalam membicarakan kepemimpinan perempuan

dimasa lalu adalah kepentingan politik yang ada yang ada pada saat itu. Jika

dibincangkan secara lebih dalam, maka akan terlihat bahwa peran kepemimpinan

perempuan bahkan tidak lepas dari statusnya sebagai identitas seksual perempuan.

Artinya, perempuan menjadi pemimpin karena faktor hubungan keluarga dengan

tokoh tertentu (laki-laki). Namun ketika kita bicara realita sosial, perempuan

secara umum di Aceh berada dalam posisi subordinat terhadap laki-laki. Hal ini

karena peran dan kedudukan perempuan dalam masyarakat Aceh merupakan

konstruksi sosial yang terbangun atas dasar pemahaman masyarakat atas nilai-

nilai kultural dan interpretasi agama Islam. Keduanya, nilai kultural dan

Page 74: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

60

interpretasi Islam, yang lebih mengutamakan laki-laki dari pada perempuan.

Perempuan sangat dibatasi fungsinya hanya sebagai pembawa keturunan. Adapun

sebagaimana pernyataan lain dari salah satu akademisi UIN Ar-raniry:

“Melihat keterlibatan perempuan di masyarakat sudah mengalami banyak

peningkatan misalnya keterlibatan perempuan dalam aktivitas di gampong-

gampong sudah mewakili salah satu misalnya dalam bidang pemerintahan

desa, sebagai jabatan Tuha Peut sudah adanya keterlibatan perempuan.

Kemudian dalam hal aktivitas masyarakat misalnya sekarang di gampong-

gampong sudah banyak melibatkan kaum perempuan misalnya menjadi

sebagai bendahara atau yang mengatur keuangan di gampong itu banyak

perempuan yang dilibatkan, suatu hal yang positif bahwa saat ini masyarakat

Aceh sudah mau menerima keterlibatan perempuan di bidang publik, bukan

hanya domestik. Mungkin sebelumnya urusan perempuan itu hanya dikaitkan

pada urusan masak-memasak (domestik) dan mengikuti pengajian di

Meunasah, kalau hal-hal mengenai rapat di gampong terkadang perempuan

memang tidak dilibatkan. Jadi sekarang bisa kita lihat sudah adanya diberi

ruang bagi perempuan, walaupun angkanya masih belum terlalu signifikan

tapi sudah mulai ada perwakilan perempuan untuk kegiatan-kegiatan di

masyarakat.”4

Sedangkan menurut salah satu pernyataan yang diungkapkan dari mantan

ketua PSW, yang hampir sama dengan pendapat responden yang di atas. Akan

tetapi memiliki sedikit perbedaan dengan yang diungkapkan oleh responden

sebelumnya. Wawancara dengan mantan ketua PSW sebagai berikut:

“Peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakat mempunyai peran dan

memiliki hak yang sama, akan tetapi ketika dalam penglihatan gender

perempuan akan jauh berbeda fungsi dengan laki-laki. Menggambarkan

bahwa perempuan hanya mengurus urusan rumah tangga. Kalau melihat

kesecaraan umum dapat dilihat dalam beberapa fakta bahwa adanya

kelompok yang memang seperti liberal ataupun sekunder, dan ada pula yang

memang merumahkan kembali perempuan, yakni perempuan hanya

melakukan pekerjaan domestik saja sebagai tanggung jawab perempuan

sebagai seorang istri ataupun kodrat mereka sebagai perempuan. Banyak

sekali pemahaman-pemahaman masyarakat itu dimunculkan kembali, bahwa

perempuan tidak harus sama perannya dengan laki-laki”.5

4 Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai Akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017. 5 Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 oktober 2017.

Page 75: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

61

Contoh ketika perempuan mempunyai kualitas dan kemampuan, akan tetapi

tidak di manfaatkan. Memberi peluang dalam ranah publik kepada perempuan

agar membuat mereka itu lebih baik dengan mereka ikut berperan dalam

publik. Agar mereka mempunyai identitas dan jati diri membuat mereka akan

lebih percaya diri bagi perempuan. Ketika keterlibatan perempuan dalam

ranah publik, sebenarnya mereka tidak menggeser para laki-laki, mereka

hanya menunjukkan bahwa mereka berkualitas perempuan juga mampu

seperti halnya laki-laki. Ketika mengatakan perempuan tidak boleh bekerja

ataupun melebihi laki-laki, pada saat itu secara negatif laki-laki merasa

terancam karena sudah sangat nyaman menikmati pekerjaan publik mereka

tanpa ada saingan bukan hanya saingan sesama lelaki. Akan tetapi jika

perempuan mampu belajar, perempuan akan lebih hebat dari pada laki-laki,

perempuan mampu mengerjakan pekerjaan sekaligus. Sebenarnya inilah yang

menjadi tantangan bagi perempuan, ketika mereka dihadapkan dengan

berbagai persoalan hak peran bekerja.6

Adapun berdasarkan wawancara lain dengan salah seorang anggota dari PSW

sebagai berikut:

“Ketika kita melihat perempuan dalam masyarakat Aceh pada saat ini sangat

berperan dalam kehidupan bermasyarakat, karena tidak mungkin dalam hidup

atau dalam masyarakat tanpa adanya peran perempuan dalam masyarakat,

tidak mungkin semua pekerjaan dikerjakan oleh laki-laki ada bagian-bagian

yang memang harus perempuan itu dilibatkan dalam terutama dalam ranah

publik, jika perempuan tidak dilibatkan maka banyak hal yang memang

terkadang bisa dilihat banyaknya kaum laki-laki khususnya di Aceh yang

tidak semua mengetahui tentang problematika yang dihadapi oleh perempuan,

dengan keikutsertaan perempuan di dalam masyarakat artinya mereka bisa

menguak apa-apa yang dibutuhkan oleh perempuan, seperti halnya untuk

memastikan bahwa laki-laki tidak semuanya menyentuh aspek perempuan.

Setelah Tsunami bisa dilihat banyak peranan perempuan yang tidak

mendapatkan bantuan-bantuan.”7

Berdasarkan wawancara dengan pengurus PSW, yang sebelumnya sudah

dikatakan di atas bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki maupun perempuan

di ranah publik, keduanya memiliki persamaan hak. Adapun pernyataan lain

dikatakan sebagai berikut:

6 Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 oktober 2017. 7 Hasil wawancara dengan Ibu Ade Irma, sebagai anggota PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 10 November 2017.

Page 76: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

62

“Banyaknya keterlibatan perempuan dalam masyarakat (publik), bisa dilihat

bahwa tidak ada lagi permasalahan gender bagi perempuan. Jadi apakah

permasalahan yang dialami oleh perempuan? Ketika mengenai persoalan

tidak mampunya seorang perempuan terjun dalam publik, ini merupakan

persoalan dirinya. Kalau perempuan tersebut tidak bisa berdiri sendiri, tidak

adanya kemandirian dalam dirinya maka ketidakmampuannya itu harus di

tunjang oleh kemampuan yang lain.”8

Sebenarnya pemahaman-pemahaman yang mengatakan bahwa perempuan

hanya melakukan aktivitas domestik saja menjadi problem dalam masyarakat

Aceh. Pertama mengenali Islam secara komprehensif belum begitu kuat,

seolah-olah perempuan itu pekerjaannya hanya dalam domestik saja,

bukankah rumah juga merupakan ruang publik terbatas. Dalam domestik juga

memiliki lingkup sosial, adanya keluarga inti, keluarga dari pihak suami,

keluarga dari pihak sang istri. Ini merupakan termasuk masyarakat.”9

Dalam bidang pemerintahan maupun dibidang lainnya, keterlibatan

perempuan sudah sangat berkiprah, seperti pada ranah politik adanya kuota 30%

bagi perempuan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu akademisi UIN Ar-

Raniry:

“Tetapi jika kita melihat aktivitas publik dalam artian di bidang pemerintahan

baik dalam bidang pendidikan dan kesehatan, misalnya sebut saja jumlah

perempuan di ranah publik sudah hampir 30%, seperti halnya banyak

keterlibatan perempuan berprofesi sebagai guru pengajar. Jika diperhatikan,

kiprah dalam bidang pemerintahan sudah cukup signifikan, kalau menurut

saya mungkin lebih dari 30%, tapi kalau untuk di masyarakat dalam hal

pemerintahan gampong ini sudah adanya perwakilan perempuan walaupun

tidak seberapa, tergantung disetiap gampongnya.”10

Dalam kajian ilmu sosial, perbedaan jenis kelamin melahirkan dua teori besar

yaitu teori nature dan teori nurture. Teori nature menganggap perbedaan “peran”

laki-laki dan perempuan bersifat kodrati (nature). Karena secara fisik laki-laki

dianggap lebih kuat, lebih potensial, dan lebih produktif. Anggapan-anggapan

8 Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017. 9 Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017. 10

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai Akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017.

Page 77: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

63

tersebut telah mengakibatkan pada berkembangnya stereotype bahwa laki-laki

sebagai aktor utama yang memainkan peran penting dalam masyarakat.

Perkembangan selanjutnya terkondisilah bahwa peran publik adalah peran yang

sesuai untuk laki-laki dan peran domestik sebagai peran yang sesuai untuk

perempuan.

Teori kedua yaitu nurture, yang beranggapan bahwa perbedaan peran laki-

laki dan perempuan tidak ditentukan oleh faktor biologis melainkan ditentukan

oleh konstruksi masyarakat. Dengan kata lain, perbedaan kerja sosial yang muncul

bukan dilihat sebagai kodrat dari Tuhan melainkan sebagai hasil rekonstruksi

sosial. Bahwa hal ini menyimpulkan tentang adanya realitas pola hubungan laki-

laki dan perempuan yang selanjutnya menimbulkan ketidakadilan. Akibat yang

timbul adalah terjadinya diskriminasi, beban ganda, dan ada yang malah menjadi

sangat permisif dengan kondisi yang mengondisikannya sebagai pihak yang

lemah.

Bahwa kenyataan biologis yang membedakan dua jenis kelamin manusia

telah melahirkan dua teori, yaitu teori nature dan teori nurture. Teori ini

beranggapan bahwa perbedaan peran laki-laki dan perempuan bersifat kodrati

(nature), anatomi laki-laki yang berbeda dengan perempuan menjadi faktor utama

dalam penentuan peran sosial kedua jenis kelamin tersebut. Laki-laki memerankan

peran utama di dalam masyarakat karena dianggap lebih potensial, lebih kuat dan

lebih produktif. Sedangkan perempuan karena memiliki organ reproduksi, maka

perannya berada di sektor domestik.

Page 78: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

64

Teori nurture beranggapan bahwa perbedaan relasi gender laki- laki dan

perempuan tidak ditentukan oleh faktor biologis melainkan oleh konstruksi sosial,

artinya susunan budaya yang telah lama sekali memberikan status dan peran

perempuan lebih dominan di sektor domestik rumah tangga, sehingga perempuan

kehilangan waktu dan kesempatan untuk meningkatkan potensi diri melalui

membaca, menulis dan belajar, kondisi ini sangat berpengaruh pada kemampuan

menduduki posisi manajerial. Hal seperti ini yang diungkapkan oleh salah seorang

dari akademisi UIN Ar-Raniry sebagai beriku:

“Dalam hal peroleh keadilan ketika mereka bergerak di bidang publik

pertama di pemerintahan itu juga kembali kepada perempuan apakah

perempuan memiliki kemampuan secara intelektualitas, yang kedua kalau di

dalam pemerintahan adanya sistem lobi. Ini juga tergantung pada

perempuannya apakah dia memiliki kemampuan melobi, karena suatu jabatan

tidak mungkin diperoleh dengan begitu saja tanpa ada pelobian.”11

“Mengenai koneksi, apakah perempuan mempunyai koneksi yang bagus, jika

perempuan ini memiliki tiga syarat itu yakni memiliki kemampuan secara

tektualitas, melobi, dan koneksi artinya dia memiliki semua yang baik

membangun jaringan-jaringan dengan pimpinannya bisa jadi perempuan ini

akan mendapatkan posisi yang lumayan bagus di kantor. Tetapi ketika ia

tidak memiliki koneksi, hanya mengharapkan pada aspek kemampuannya

akan sulit perempuan mendapatkan posisi. Tetapi dari aspek keadilan saya

pikir dalam sistem pemerintahan gaji perempuan tidak ada perbedaannya

dengan laki-laki. Dalam hal pekerjaan pun laki-laki dan perempuan tidak

dibedakan dijabatkan mereka, misalnya seorang guru mengajar, maka jam

mengajar seorang pengajar perempuan dan pengajar laki-laki akan sama, jadi

tidak ada perbedaan-perbedaan.

Bisa dilihat pada aspek pemberian posisi itu masih terdapat ketidakadilan

bagi perempuan, dan masih ada juga laki-laki yang beranggapan perempuan

tidak perlu mendapatkan jabatan masih ada orang-orang yang belum memiliki

perspektif gender yang bagus. Banyak laki-laki yang

masih menganggap bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin. Hanya

saja kebanyakan perempuan terkadang banyak memiliki kemampuan akan

tetapi tidak memiliki koneksi, ada juga perempuan yang memiliki

kemampuan biasa saja tetapi dia mempunyai kemampuan melobi dan koneksi

yang bagus sehingga dia mendapatkan jabatan. Jadi jika membicarakan

11

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017.

Page 79: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

65

keadilan dalam aspek bekerja itu perempuan memiliki hak yang sama dengan

laki-laki, sedangkan pada aspek penempatan seorang perempuan dengan

posisi yang menjadi pimpinan itu masih belum terlihat bagus.12

Dengan memahami konteks bahwa kondisi yang dialami perempuan

merupakan dampak dari konstruksi sosial budaya yang telah lama terbentuk.

Proses budaya diskriminasi yang selama ini diterima perempuan, menyebabkan

perempuan belum tentu dapat memasuki suatu situasi dengan basis yang sama

dengan laki-laki.

b. Sebagai Pekerja

Sebagai pekerja perempuan harus memiliki profesionalisme yang tinggi

terhadap pekerjaan yang dijalankannya. Namun perempuan tidak boleh hanya

mementingkan kariernya saja dan tidak mementingkan keadaan rumah khususnya

mengurus suami dan anak. Menurut salah satu wawancara dengan salah satu

mantan ketua PSW yaitu sebagai berikut:

“Sebenarnya perempuan di Aceh sudah banyak yang berkiprah dalam ranah

publik, bahkan kita tidak asing lagi melihat mereka bekerja di ranah publik.

Akan tetapi, saat perempuan bekerja mereka masih dianggap sebagai second.

Bukan orang yang utama dan bukan orang yang bisa dimintai pendapat.”13

Peluang dan kesempatan bagi perempuan untuk mengembangkan potensinya

dewasa ini semakin terbuka, namun untuk bisa memanfaatkan peluang itu guna

meraih apa yang sesungguhnya diinginkan perempuan tidaklah mudah.

Dibutuhkan kesabaran, kerja keras dan rasa tanggung jawab yang besar.

Nampaknya emansipasi perempuan yang terus digaungkan, kini sudah mulai

menampakkan hasilnya. Di era sekarang ini, perempuan juga bisa berkarya dan

12

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017. 13

Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 Oktober 2017.

Page 80: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

66

berkarier sesuai bakat dan minatnya. Meskipun beberapa perusahaan yang masih

terpaku pada konsep ini lebih mengutamakan pria dibandingkan wanita.

Dalam beberapa hal tertentu, perempuan juga sudah berani bersaing dengan

pria dan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan diri. Di

beberapa tempat hal ini sudah berjalan, semuanya berubah di mana kesetaraan

gender terus berkembang dan semakin banyak wanita yang bekerja baik itu

kantor, industri maupun lapangan atau bahkan di dunia pertambangan. Hal seperti

ini yang diungkapkan oleh salah seorang anggota PSW yaitu sebagai berikut:

“Kalau saya tidak membatasi, meskipun perempuan itu disebut sebagai rumah

tangga tidak harus dia berkecimpung di domestik jadi bisa melakukan dalam

hal-hal di bidang sosial bergabung di organisasi masyarakat bisa membantu

orang-orang yang membutuhkan, dia bisa melakukan seperti mengajar atau

dia bisa membuka program-program keterampilan menjahit dan sebagainya.

Dan saya pikir tidak akan mengganggu ranah domestik bahkan dia akan lebih

bermanfaat jika dia mampu menjadi ibu rumah tangga yang baik dan

memiliki manfaat hidupnya untuk masyarakat yang lain dengan berbagai

kemampuan yang dia miliki, tidak harus menjadi pengawai atau karyawan. Di

rumah pun perempuan bisa bekerja membantu orang lain.14

Sedangkan menurut pernyataan yang lain dari salah seorang pengurus PSW

yaitu sebagai berikut:

“Faktor atau keterlibatan perempuan terjun di ranah publik, mereka ingin

memberi banyak manfaat untuk orang lain. Perempuan mempunyai

kemampuan dan suka berbagi. Adapun faktor lain disebabkan karena faktor

ekonomi yang merasa belum cukup, sehingga mengharuskan perempuan

untuk ikut bekerja.”15

Adapun yang diungkapkan oleh salah seorang akademisi UIN Ar-Raniry,

yang menanggapi pendapat wawancara di atas yaitu sebagai berikut:

14

Hasil wawancara dengan Ibu Ade Irma sebagai anggota PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 10 November 2017. 15

Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017.

Page 81: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

67

“Salah satunya mungkin secara keuangan sudah mampu, tetapi ia ingin

mewujudkan eksistensi dirinya agar ia bermanfaat bagi orang lain. Akan

tetapi di sisi lain bisa disebabkan oleh perekonomian keluarga yang kurang.

Tetapi yang pasti menurut saya pekerjaan itu adalah untuk membuat

perempuan bisa melakukan hal bermanfaat untuk orang lain, dengan bekerja

perempuan bisa memberikan sesuatu pada orang lain yang bermanfaat.”16

Al-Quran menyoroti perempuan sebagai individu. Dalam hal ini terdapat

perbedaan antara perempuan dalam kedudukannya sebagai individu dengan

perempuan sebagai anggota masyarakat. Al-Quran memperlakukan baik individu

perempuan dan laki-laki adalah sama, karena hal ini berhubungan antara Allah

dan individu perempuan dan laki-laki tersebut, sehingga terminologi kelamin

(sex) tidak diungkapkan dalam masalah ini. Islam memandang perempuan adalah

sama dengan laki-laki dari segi kemanusiaannya. Islam memberi hak-hak kepada

perempuan sebagaimana yang diberikan kepada kaum laki-laki dan membebankan

kewajiban yang sama kepada keduanya.

Pernyataan yang diungkapkan oleh salah seorang akademisi UIN Ar-Raniry

di atas berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh mantan ketua PSW.

Wawancara dengan responden tersebut adalah sebagai berikut:

“Ketika melihat perempuan yang bekerja di ranah publik masih belum

mendapatkan keadilan dan belum selesai persoalan perempuan. Perempuan

masih di tempatkan hanya sebagai pelengkap saja. Mengenai pengarus utama

gender atau gender mainstreaming harus selalu disosialisasikan meng-update

perkembangannya. Karena zaman sekarang pemahaman terhadap ajaran-

ajaran keagamaan masih kental dengan pemahaman bahwa perempuan itu

hanya boleh melakukan pekerjaan domestik saja. Ajaran budaya yang sudah

dijadikan doktrin. Di dalam Al-Quran dan Hadis tidak ada dijelaskan

perempuan tidak boleh ikut andil dalam ranah publik, bahkan Islam sendiri

16

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017.

Page 82: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

68

menyuruh perempuan untuk bekerja dan menuntut ilmu sama seperti halnya

lelaki tidak adanya perbedaan.”17

Adapun persoalan perempuan yang lainnya adalah persoalan biologis seputar

fungsi reproduksi perempuan. Fungsi reproduksi merupakan fungsi kemanusiaan

yang harus mendapat dukungan kebijakan untuk perlindungannya dan tidak

diposisikan sebagai kendala apalagi menjadi stereotype bagi perempuan yang

dapat menghambat jenjang kariernya. Jadi keadilan itu merupakan bagaimana

mengimplementasikan kebijakan yang ditentukan berdasarkan kebutuhan yang

berbeda.

Ada tiga hal yang berkaitan dengan akibat konflik di Aceh terhadap

perempuan. Pertama, perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam bentuk

seperti pelecehan seksual, perkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan. Kedua,

perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, karena suami yang terbunuh,

secara otomatis beban pemenuhan nafkah keluarga menjadi tanggung jawab

perempuan. Pada masa konflik, ekonomi turut berpengaruh, dan perempuan sering

terpaksa melakukan upaya alternatif untuk membangun perekonomian yang

hancur tersebut. Ketiga, perempuan juga menjadi pengungsi, yang bisa

dibayangkan betapa susahnya kehidupan dalam pengungsian yang dialami oleh

seorang perempuan.

Berdasarkan dari salah satu wawancara dengan responden yaitu sebagai

berikut:

“Sebenarnya keterlibatan perempuan dalam publik, tergantung seperti

sekarang menganggap bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin dan

ini yang menjadi persoalan ada yang sepakat ada yang tidak, dengan rujukan

17

Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 Oktober 2017.

Page 83: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

69

yang beragam. Ada yang mengatakan bahwa perempuan tidak dilibatkan

dalam ranah publik memang terkadang kebutuhan atau kepentingan tertentu

misalnya perempuan ingin menjadi seorang pemimpin karena ada satu

keyakinan bahwa perempuan itu tidak bisa memimpin, akhirnya itulah yang

menjadi persoalan mengapa perempuan kurang terlibat dalam ranah publik.

Bisa kita lihat perempuan sekarang sudah sangat cerdas, artinya bahwa

mereka ingin ada di dunia publik ingin berbuat sesuatu hal yang banyak.”18

Banyak perempuan Aceh yang berkualitas dan mampu membuat kebijakan

dan keputusan tetapi sampai saat ini kurang diakui kemampuannya. Hal lainnya

menjadi persoalan tersendiri ketika perempuan itu sendiri meragukan

kemampuannya. Sehingga ketika perempuan ditawarkan kedudukan yang lebih

tinggi dari kedudukan awal sering tidak percaya diri. Hal ini dikarenakan

pelabelan bahwa perempuan sebagai pengambil keputusan tidak tegas dan lebih di

nomor duakan.

Peran politik perempuan di Aceh pasca tsunami dan konflik telah

memberikan pengaruh yang luar biasa bagi perempuan. Selain sebagai korban

terbanyak, tsunami telah menyisakan pula berbagai persoalan bagi perempuan

sehingga menjadikan mereka secara umum lebih menderita dibandingkan kaum

laki-laki. Hal ini karena perempuan tidak memiliki akses ke berbagai sumber daya

di samping berbagai fasilitas yang disediakan untuk mengatasi akibat bencana

alam kurang dan bahkan tidak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan perempuan.

Berdasarkan dari salah satu wawancara dengan responden yaitu sebagai

berikut:

“Saya mendukung perempuan di ranah politik selama mereka bisa mewakili

suara perempuan dan bekerja dengan bagus sebagai seorang muslim mungkin

dia berpegang teguh pada ketentuan-ketentuan bagaimana kalau kita orang

muslim bertindak di luar harus mengikuti aturan-aturan agama Islam yang

18

Hasil wawancara dengan Ibu Ade Irma, sebagai anggota PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 10 November 2017.

Page 84: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

70

benar, berakhlak mulia. Saya mendukung sekali silakan mereka berada dalam

ranah publik asalkan berpegang teguh pada hukum Islam yang benar

berakhlak mulia tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Islam dan

mereka berjuang untuk hak perempuan mampu menyuarakan aspirasi

perempuan dan tidak hanya perempuan tetapi aspirasi semua masyarakat

silakan kalau saya mendukung asal dia mampu dan sanggup menjalankan

amanah yang diberikan pada diri kita.”19

Marginalisasi perempuan di Aceh, sebenarnya bukan hanya terjadi di tingkat

masyarakat di desa atau di tingkat akar rumput. Kondisi ini juga ditemui di

berbagai level dan tingkat pemerintahan, dan secara tradisional telah terjadi lama

sebelum tsunami. Hal ini terbukti misalnya sangat sulit kita temui perempuan

yang menduduki posisi-posisi pengambil keputusan.

Di seluruh provinsi Aceh tidak perempuan yang menjadi Ghecik, Camat,

Bupati atau Wali Kota apalagi Gubernur. Kondisi keberwakilan perempuan dalam

legislatif juga tidak menunjukkan kemajuan berarti. Ini terlihat pada posisi

perempuan di Aceh yang menjadi anggota dewan perwakilan rakyat di tingkat

provinsi maupun kabupaten/kota sangat sedikit. Keengganan perempuan masuk

ke dalam bursa politik dipengaruhi oleh banyak hal seperti masih rendahnya

kesadaran/tradisi di kalangan perempuan untuk memilih politik sebagai

karier/profesi, rendahnya kesadaran perempuan akan pentingnya keterlibatan

dalam politik, tidak adanya iklim di masyarakat untuk mendukung perempuan

berpolitik, juga adanya pendapat-pendapat dari pemuka agama yang menganggap

bahwa kepemimpinan perempuan bertentangan dengan agama sehingga

menimbulkan tafsir dan pemahaman yang merugikan perempuan.

19

Hasil wawancara dengan ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017.

Page 85: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

71

Selain itu, di partai nasional juga tidak ada iklim untuk mendorong

keterlibatan perempuan seperti tidak adanya peraturan/kebijakan yang mendukung

perempuan untuk menjadi pemimpin, atau setidaknya duduk pada posisi yang

strategis dalam kepengurusan partai. Posisi perempuan adalah dalam kepanitiaan

acara-acara seremonial, yang dapat dilihat dari minimnya kemunculan kader

partai dari kaum perempuan, baik sebagai pemimpin di partai atau sebagai

kandidat sebagai calon anggota legislatif atau calon kepala daerah. Kebijakan

yang tidak berpihak pada perempuan ikut menjadi penghambat tercipta semacam

role model kepemimpinan perempuan. Berdasarkan wawancara dengan salah

seorang dari pengurus PSW sebagai berikut:

“Perempuan dan laki-laki mempunyai wilayah untuk menjadi seorang

pemimpin, Tidak ada batasan bagi perempuan. Mengenai perempuan yang

berkiprah dalam politik tidak ada masalah. Perempuan juga mampu menjadi

sama halnya seperti laki-laki.20

“Perempuan mempunyai kesulitan menempatkan kursi jabatan yang paling

tinggi. Di sini berarti ada kekurangan yang perlu dibenahi, penyebab interes

perempuan di dunia politik juga tidak terlalu banyak muncul dalam politik

atau seimbang dengan laki-laki. Sebenarnya di ranah politik kita juga harus

memahami, pelajari, kenali dan kita ikut masuk ke dalam politik. Karena

ketika seorang perempuan yang mukmin memasuki ranah politik, pasti politik

itu tidak akan menjadi jelek atau kotor, akan tetapi dia berupaya menjadikan

politik itu baik. Politik yang islami dengan memasukkan nilai-nilai

keislaman.”21

Meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik merupakan suatu upaya

pemenuhan hak-hak dasar perempuan. Tanpa adanya perempuan pada instansi-

instansi politik dan kekuasaan berarti melemahkan perkembangan prinsip-prinsip

demokrasi dalam kehidupan publik serta mencegah terjadinya perkembangan

20

Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017. 21

Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017.

Page 86: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

72

sendi-sendi pokok kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh anggota PSW yaitu sebagai berikut:

“Kiprah perempuan dalam ranah politik, beliau mengatakan masih

berpandangan positif, sangat penting perempuan ikut kiprah dalam ranah

politik. Kalau tidak maka yang terjadi adalah kekhawatiran. Banyak hal-hal

yang memang dirasakan oleh kaum perempuan. Jika mereka sudah

mengambil bagian itu paling tidak banyak aspek untuk memberdayakan

perempuan, dengan masuknya perempuan dalam ranah politik perempuan

tersebut bisa menyuarakan hak-hak perempuan yang harus mendapatkan hak

yang sama.”22

Hal yang harus dilakukan adalah bagaimana memposisikan perempuan secara

adil dan setara dalam politik, karena pada kenyataannya banyak laki-laki yang

tidak lebih baik dari perempuan, tetapi sebagian besar perempuan dipandang

sebagai pihak yang lemah ketika masuk ranah politik. Pandangan ini tentu tidak

adil terhadap perempuan, karena harus disingkirkan. Adapun ungkapan dari

responden yang lain dari akademisi UIN Ar-Raniry:

“Faktor yang membuat perempuan ikut kiprah dalam politik mungkin salah

satunya adalah untuk menyuarakan suara perempuan, sebab kalau kita

berharap pada laki-laki mungkin mereka tidak terlalu ingat apa kebutuhan apa

kita sebagai seorang perempuan. Jadi kalau perempuan sendiri mungkin dia

lebih bisa untuk menyuarakan aspirasi kaum perempuan. Di samping itu

mungkin karena kita mendapatkan kuota 30% untuk memenuhi kapasitas di

ranah politik, banyak juga perempuan terkadang dia tidak memiliki koneksi di

politik tetapi perempuan di ajak untuk masuk dalam ranah politik, tetapi ini

merupakan positif selama perempuan yang diangkat itu memang memiliki

kemampuan karena kita di sini tidak memandang perbedaan antara

perempuan dan laki-laki akan tetapi berbicara mengenai kemampuan.

Perempuan dan laki-laki boleh kiprah di dunia politik, asal mampu dan

berpegang teguh pada hukum Islam dan tidak melakukan hal-hal yang

bertentangan.”23

22

Hasil wawancara dengan Ibu Ade Irma, sebagai anggota PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 10 November 2017. 23

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017.

Page 87: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

73

Peran perempuan sebenarnya tidak hanya terbatas pada ranah domestik saja,

menurut saya laki-laki juga harus memainkan perannya di domestik atau urusan

rumah tangga. Tidak selamanya urusan domestik selalu dikaitkan dengan

perempuan, sering kita melihat anggapan-anggapan yang seperti itu. Urusan

rumah tangga menjadi tugas dan tanggung jawab bersama, dan tergantung

bagaimana kesepakatan antara keduanya. Ketika perempuan ikut andil dalam

pekerjaan publik, mereka ingin membantu perekonomian rumah tangga. Pada

prinsipnya perempuan itu untuk mendukung, pertama persoalan perekonomian,

kedua persoalan eksistensi diri. Karena perempuan juga mampu dalam bekerja di

publik dan ingin dianggap oleh masyarakat.24

Seperti yang sudah diungkapkan oleh anggota PSW dan Akademisi UIN Ar-

Raniry di atas tersebut, berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh mantan ketua

PSW:

“Adapun faktor lain yang membuat perempuan ikut bekerja dalam ranah

publik disebabkan karena mereka juga memiliki hak untuk mengembangkan

diri jadi harus diberikan akses dan ruang gerak bagi perempuan.25

Kesepakatan, kesepahaman, saling mendukung dan saling memotivasi sangat

penting dalam rumah tangga. Jadi menurut saya perempuan untuk saat ini

memang tidak semestinya harus tinggal di domestik saja akan tetapi juga

harus berkiprah di publik.26

Tidak jauh berbeda dari pernyataan yang disampaikan oleh mantan ketua

PSW di atas, sedangkan menurut ketua PSW yaitu:

“Kalau budaya sekarang bisa dilihat memang di mana-mana perempuan ada

di ranah publik. Banyak perempuan yang sebenarnya mereka ingin tampil ada

24

Hasil wawancara dengan Ibu Ade Irma, sebagai anggota PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 10 November 2017. 25

Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 Oktober 2017. 26

Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 Oktober 2017.

Page 88: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

74

dalam masyarakat. Tapi karena tidak adanya peluang dan kesempatan. Dan

ketika mereka sudah di ranah publik, kurangnya apresiasi terhadap

perempuan itu sendiri. Dan ini menyebabkan perempuan tidak pernah terlihat

pada ranah publik.27

Ketika perempuan ikut berkiprah dalam politik, tidak

adanya larangan bagi perempuan, mereka juga mempunyai hak seperti

halnya laki-laki. Perempuan tidak boleh menghilangkan sisi nilainya sebagai

perempuan, dan tetap pada politik yang berlandaskan islami. Sebenarnya

alasan perempuan untuk harus memainkan peran atau bekerja di publik

merupakan karena keinginan perempuan, dan mereka mau bekerja.28

Fenomena yang terjadi di Aceh khususnya, menggambarkan bahwa

perempuan yang berpendidikan di tingkat perguruan tinggi dapat dikatakan lebih

dari 50%, tetapi apakah kesempatan untuk dapat diterima bekerja baik pada

instansi pemerintah ataupun swasta masih dapat dikatakan relatif. Walaupun ada

yang mengatakan bahwa perempuan sudah relatif tinggi dalam peluang untuk

bekerja tetapi masih berada pada posisi yang tidak strategis, dalam arti kata bukan

pada posisi atau jenjang yang bisa mengambil keputusan. Hal ini masih banyak

terjadi di instansi-instansi pemerintah maupun di Perguruan Tinggi.

Undang-undang Hak Asasi Manusia ditentukan dengan berpedoman pada

Deklarasi Hak Asasi Manusia PBB, konvensi PNN tentang penghapusan segala

bentuk diskriminasi terhadap perempuan, konvensi PBB tentang hak-hak anak dan

berbagai instrumen internasional lain yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia.

Materi undang-undang ini disesuaikan juga dengan kebutuhan masyarakat dan

pembangunan hukum nasional yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan TAP

MPR RI Nomor XVII/MPR/1998.

27

Hasil wawancara dengan Ibu Rasyidah, sebagai ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 21 November 2017. 28

Hasil wawancara dengan Ibu Rasyidah, sebagai ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 21 November 2017.

Page 89: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

75

Hak-hak yang tercantum dalam undang-undang Nomor 39 Tahun 1999

tentang Hak Asasi Manusia yang berhubungan dengan topik penelitian ini adalah:

1. Hak Atas Kesejahteraan. Setiap orang berhak mempunyai milik, baik

sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan

dirinya, bangsa dan masyarakat dengan cara tidak melanggar hukum serta

mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan, berhak atas pekerjaan,

kehidupan yang layak dan berhak mendirikan serikat pekerja demi

melindungi dan memperjuangkan kehidupannya.

2. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan. Setiap warga negara berhak turut

serta dalam pemerintahan dengan langsung atau perantara wakil yang

dipilih secara bebas dan dapat diangkat kembali dalam setiap jabatan

pemerintahan.

3. Hak Wanita. Seorang wanita berhak memilih, dipilih, diangkat dalam

jabatan, profesi dan pendidikan sesuai dengan persyaratan dan peraturan

perundang-undangan. Di samping itu berhak mendapatkan perlindungan

khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang

dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya.

Mengenai kebijakan publik dan perempuan, setelah lebih dari dua dasawarsa

pembangunan peningkatan peran perempuan dilaksanakan, kini kita melihat

kiprahnya di Aceh melalui duduknya perempuan dalam berbagai peran dan posisi

strategis, meskipun disadari bahwa porsi tersebut masih kecil dibandingkan

dengan porsi yang diperoleh oleh kaum pria. Melihat fakta yang ada ternyata

perempuan Indonesia mampu, dan merupakan sumber daya yang potensial jika

Page 90: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

76

ditingkatkan kualitasnya serta diberikan peluang yang sama untuk berperan

dengan laki-laki di sektor pendidikan dan publik.

Kajian budaya menjadi fokus utama dalam menganalisa pendidikan dalam

perspektif perempuan di mana disadari bahwa kendala yang dihadapi oleh

perempuan dalam pendidikan merupakan persoalan attitude masyarakat yang

didominasi oleh nilai laki-laki terhadap perempuan. Budaya sangat tergantung

pada kelompok-kelompok sosial dalam menciptakan dan mentransmisikan nilai-

nilai tertentu. Adapun hal sama yang diungkapkan oleh salah seorang dari

akademisi UIN Ar-Raniry yaitu sebagai berikut:

“Ini bisa disebut bahwa pandangan yang salah terhadap perempuan,

sebenarnya perempuan dan laki-laki itu memiliki kemampuan yang sama

tetapi kesempatannya yang tidak diberikan asal dia memiliki pendidikan yang

tinggi artinya dia memiliki kemampuan silahkan berikan posisi yang bagus

untuk perempuan. Tapi karena kaum laki-laki masih beranggapan bahwa

perempuan ini tidak mampu maka kesempatan itu tidak pernah diberikan itu

hanya berdasarkan persepsi-persepsi laki-laki, persepsi-persepsi orang yang

menganggap bahwa perempuan itu lemah. Tapi tidak bisa dibuktikan secara

ilmiah dan tidak pernah terbukti bahkan banyaknya perempuan diberi jabatan

mereka bisa bekerja dengan sangat baik.”29

Keterkaitan pendidikan perempuan di tingkat perguruan tinggi dan

kesempatan kerja dapat dikatakan sangat berpengaruh artinya semakin banyak

jumlah perempuan yang dihasilkan dari universitas maka penerimaan perempuan

sebagai pegawai instansi pemerintah juga perempuan lebih banyak dibandingkan

laki-laki.

29

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017.

Page 91: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

77

B. Program Dan Kegiatan Yang Dilakukan PSW Terhadap Pencapaian

Kesetaraan Gender

Konsep pemberdayaan perempuan ini muncul setelah konferensi perempuan

sedunia IV di Beijing. Selain itu, pada tahun 2000 konferensi PBB menghasilkan

TheMillenium Development Goals’ (MDGs) yang mempromosikan kesetaraan

gender dan pemberdayaan perempuan sebagai cara efektif untuk memerangi

kemiskinan, kelaparan,dan penyakit serta menstimulasi pembangunan yang

sungguh-sungguh dan berkelanjutan.

Kebijakan pemberdayaan perempuan diarahkan secara bertahap dan

berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan praktis dan strategis perempuan.

Pemenuhan kebutuhan praktis meliputi kebutuhan perempuan agar dapat

menjalankan peran-peran sosial untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek,

seperti perbaikan taraf kehidupan, perbaikan pelayanan kesehatan, penyediaan

lapangan kerja,pemberantasan buta aksara dan sebagainya.

Dengan kata lain kebutuhan praktis perempuan merupakan program

intervensi untuk mengejar ketertinggalan perempuan yang umumnya berada di

tingkat individu. Kebutuhan strategis, di antaranya berupa kebutuhan perempuan

yang berkaitan dengan perubahan sub-ordinasi perempuan terhadap laki-laki,

seperti perubahan pembagian peran, pembagian kerja, kekuasaan, kontrol terhadap

sumber daya dan lain-lain. Kebutuhan strategis gender juga meliputi perubahan

hak-hak hukum,penghapusan kekerasan dan diskriminasi, persamaan upah, dan

sebagainya. Dengan demikian pemenuhan kebutuhan strategis merupakan

program pemberdayaan perempuan dalam mematangkan potensi yang

Page 92: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

78

memungkinkan perempuan dapat memanfaatkan hak dan kesempatan yang sama

dengan laki-laki di peran publik.

Salah satu strategi kebijakan yang ditempuh untuk memenuhi kebutuhan

praktis dan strategis perempuan adalah melalui Program Pengarusutamaan

Gender/PUG(Gender Mainstreaming). Perempuan dan laki-laki secara kodrat

memang memiliki perbedaan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam konteks

perbedaan untuk mencapai kesetaraan melalui strategi pengarusutamaan gender

yaitu persoalan sosial budaya dan biologis. Konstruksi sosial budaya yang selama

ini ada, telah menempatkan perempuan pada posisi yang kurang beruntung.

Kondisi ini kemudian memberi dampak terhadap munculnya sikap pesimis

perempuan yang memposisikan dirinya sebagai makhluk kelas dua setelah laki-

laki. Perempuan cenderung untuk membatasi diri dalam ambisi positif terhadap

pengembangan karir pribadi. Selain itu konstruksi sosial budaya juga telah

memposisikan perempuan sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam

pengasuhan anak dan urusan rumah tangga, sehingga perempuan memiliki

keterbatasan ruang dan waktu untuk berkiprah di luar ranah domestik. Ketika

persoalan ini dihadapkan dengan tuntutan perkembangan institut melalui

peningkatan kinerja dan kualitas sumber dayanya, maka sangat tidak bijaksana

bila dikatakan bahwa hal ini adalah persoalan pribadi masing-masing yang

seharusnya diselesaikan sendiri.

Dalam proses pengambilan keputusan, umumnya keputusan-keputusan

penting berkaitan dengan pembangunan ataupun dalam skala yang lebih kecil

program-program maka yang memiliki kekuasaan untuk pengambilannya adalah

Page 93: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

79

otoritas dari lembaga/institusi bersangkutan maupun kelompok-kelompok

berpengaruh lainnya. Contoh, pengambilan keputusan di tingkat desa,maka kepala

desa dan perangkat desa-lah yang memiliki peranan dan kontrol dalam

pengambilan keputusan.

Keterlibatan kelompok masyarakat miskin, kelompok perempuan dan

kelompok rentan lainnya dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan

pelaksanaan pembangunan, baik di tingkat desa maupun pada tingkat yang lebih

tinggi masih sangat minim. Hal ini menyebabkan perempuan dan kelompok

rentan lainnya masih dianggap sebagai objek pembangunan bukan pelaku

pembangunan. Masyarakat dan pemerintah belum menyadari bahwa ada

ketimpangan relasi gender yang berbasis kekuasaan yang berlangsung seperti ini.

Hal ini berdampak pada semakin kecilnya peran dan fungsi perempuan dalam

pelaksanaan pembangunan sehingga kualitas hidup perempuan tidak menjadi

lebih baik dan bahkan jumlah perempuan miskin dan permasalahan lainnya yang

dihadapi oleh perempuan semakin bertambah.

Inilah yang akan mengawali pembahasan terkait dengan strategi

pengarusutamaan gender yang dilakukan oleh Pusat Studi Wanita. Observasi awal

terkait dengan hal ini, ada beberapa hal yang dilakukan oleh PSW dalam

melakukan upaya-upaya pengarusutamaan gender atau kesetaraan gender.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh mantan ketua PSW yaitu:

“Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan kesetaraan antara perempuan

dan laki-laki kesetaraan di sini bukan berarti perempuan mempunyai

Page 94: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

80

tingkatan yang sama dengan laki-laki akan tetapi mempunyai keadilan yang

sama memberikan kesempatan dan di beri akses kepada perempuan.”30

Konsep PUG pertama kali saat konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB)untuk Perempuan IV di Beijing tahun 1995. Pada saat itu berbagai area

kritis yang perlu menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia

untuk mewujudkan kesetaraan gender mulai dipetakan.

PUG secara formal diadopsi dalam Beijing Platform forAction (BPFA) yang

menyatakan bahwa pemerintah dan pihak-pihak lain harus mempromosikan

kebijakan gender mainstreaming secara aktif dan nyata terlihat dalam semua

kebijakan dan program, sehingga sebelum keputusan diambil, analisis tentang

dampak kebijakan terhadap perempuan dan laki-laki telah dilakukan.

Perguruan Tinggi, baik agama maupun umum seperti UIN Ar-Raniry Banda

Aceh, idealnya harus memposisikan diri untuk menyaring dan menerima

perubahan, tidak saja karena perkembangan keilmuan yang terus mengalami

perubahan dan pengayaan, tetapi juga bertanggung jawab terhadap pemberdayaan

kualitas masyarakat serta eksistensinya dalam mengkhalifahi bumi ini. Hal itu

berarti “Perguruan Tinggi sebagai wadah bagi umat Islam untuk meningkatkan

kualitas pendidikannya”. Adapun pernyataan sama yang diungkapkan sebelumnya

di atas oleh mantan ketua PSW, responden tersebut menambahkan tanggapannya

sebagai berikut:

“pada masa kepemimpinan saya, masih internal yaitu memainstreamingkan

diawali dari kampus UIN. Yang mana perlu di mainstreamingkan adalah

stetma-stetma masyarakat, dan seperti yang dilakukan oleh anggota-anggota

30

Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 Oktober 2017.

Page 95: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

81

PSW melanjutkan kurikulum, dimasukkan gender perspektif pada

pembelajaran di kampus.”31

Pengarusutamaan gender di Kementrian diamanatkan melalui Keputusan

Presidenno. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender. Kemendiknas merupakan

salah satu Kementrian yang pertama kali dilibatkan dalam pengembangan rencana

pengarusutamaan gender dan menunjukkan focalpoint gender. Tahun 2005

dihasilkan dokumen yang berisi ketentuan pengarusutamaan gender, yang

kemudian diikuti dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri No.84/2008.

Keberhasilan pembangunan dan keberhasilan dalam menjalani proses historis

kehidupan dalam semua tingkatan akan sangat tergantung pada peran serta laki-

laki dan perempuan secara bersamaan sebagai pelaku dan pemanfaatnya.

Ketidakseimbangan serta peminggiran terhadap peran serta dari salah satu elemen

tersebut bisa berakibat pada ketimpangan dan ketidakadilan. Oleh karena itu,

semua program pemberdayaan harus memperhatikan dan diorientasikan pada

pencapaian dan optimalisasi peran yang setara antara laki-laki dan perempuan.

Kenyataan di lapangan sampai saat ini masih menunjukkan bahwa kedudukan

dan peran perempuan di Aceh walaupun sudah diupayakan dengan berbagai

strategi dan pendekatan belum menunjukkan hasil yang memadai karena

pendekatan pembangunan yang dikembangkan belum mempertimbangkan

manfaat yang merata dan adil bagi laki-laki dan perempuan sehingga

mengakibatkan terciptanya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender yang lebih

dikenal dengan kesenjangan gender (gender gap) yang akan mengakibatkan pula

pada berbagai permasalahan gender.

31

Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 Oktober 2017.

Page 96: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

82

Pengarusutamaan gender (Gender Mainstreaming) adalah suatu strategi untuk

mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui perencanaan dan penerapan

kebijakan yang berperspektif gender pada organisasi dan institusi.

Pengarusutamaan gender merupakan strategi alternatif bagi usaha pencepatan

tercapainya kesetaraan gender karena nuansa kepekaan gender menjadi salah satu

landasan dalam penyusunan dan perumusan strategi, struktur, dan sistem dari

suatu organisasi atau institusi, serta menjadi bagian dari nafas budaya di

dalamnya. Strategi ini merupakan strategi integrasi kesamaan gender secara

sistemik ke dalam seluruh sistem dan struktur, termasuk kebijakan, program,

proses dan proyek, budaya, organisasi atau sebuah agenda pandangan dan

tindakan yang memprioritaskan kesamaan gender berdasarkan Inpres No.9 Tahun

2000 yaitu Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan

gender guna terselenggaranya penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan

dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang

berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi serta kewenangan

masing-masing. Pelaksanaan dan implementasi PUG juga didukung oleh UUD

1945 pasal 27 ayat 1 dan UU Nomor 7 tahun 1985 mengenai segala bentuk

diskriminasi.

Bagi kelompok perempuan, paradigma peradilan keadilan sosial sering kali

tidak cukup untuk mengangkat persoalan yang dihadapi selama ini. Ini karena

keadilan sosial sering kali direduksi semata-mata sebagai persoalan kelas

(ekonomi) semata, sehingga tidak melihat pada persoalan relasi-relasi kekuasaan

yang timpang yang disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti persoalan perbedaan

Page 97: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

83

jenis kelamin atau gender yang melahirkan berbagai bentuk diskriminasi dan

kekerasan terhadap perempuan. Begitu pun wacana HAM secara umum sering

kali luput memperhitungkan faktor-faktor sosial budaya atau norma serta nilai-

nilai di masyarakat yang menyebabkan perempuan tidak mudah untuk mengakses

serta menikmati hak-hak asasinya sebagai manusia sebagaimana telah dijamin

dalam konstitusi.

Seperti yang dikatakan oleh ibu Rasyidah bahwa “Pusat Studi wanita dalam

hal melakukan pencapaian kesetaraan gender di kalangan perempuan yaitu

melakukan kemitraan dengan banyak lembaga untuk membawa kesetaraan

gender, melakukan kegiatan seperti workshop hasil penelitian yang dilakukan

PSW, dan dengan pendampingan program, pelatihan-pelatihan qanun mengenai

perempuan, pelatihan-pelatihan gender di perguruan tinggi dan di masyarakat

akan tetapi pelatihan dalam masyarakat tidak disebutkan pelatihan gender tetapi

lebih ke bagaimana membangun keluarga yang harmonis”.32

Karena itu diperlukan advokasi kebijakan yang pro perempuan atau memiliki

perspektif perempuan untuk melihat apakah kebijakan-kebijakan yang ada sudah

sensitif terhadap kepentingan perempuan, atau justru melanggengkan serta

melahirkan kekerasan dan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

Demikian pula dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan demokratis sebagai

indikator dari perubahan sosial yang diharapkan, harus juga dilihat dari sejauh

mana mengubah pola relasi kekuasaan yang ada di masyarakat terutama dalam

32

Hasil wawancara dengan Ibu Rasyidah, sebagai ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 21 November 2017.

Page 98: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

84

relasi gender/jenis kelamin, apakah menjadi lebih setara dan adil gender atau tetap

timpang.

Advokasi kebijakan merupakan salah satu strategi atau mekanisme yang

dapat digunakan oleh perempuan dalam rangka menuntut akuntabilitas yang lebih

besar dari negara, yakni memastikan kebijakan-kebijakan yang dibuat benar-benar

menyasar pada kepentingan strategi pemberdayaan perempuan untuk menegakkan

hak-haknya. Advokasi secara luas dipahami sebagai upaya sistematik dan

terorganisasi untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan

kebijakan publik dalam masyarakat, advokasi kebijakan juga dipahami sebagai

proses keterlibatan dengan badan pembuat undang-undang baik di parlemen atau

pemerintah untuk mendesakkan perubahan kebijakan ke arah yang diharapkan.

Sejauh berkaitan dengan perempuan, sistem hukum yang berlaku masih

cenderung diskriminatif terhadap perempuan. Dari sisi substansi hukum,

ketentuan mengenai HAM serta jaminan penegakan/perlindungannya oleh negara

telah ditegaskan baik dalam amandemen konstitusi maupun dalam UU No.

39/1999 tentang HAM.

Dalam deklarasi penghapusan kekerasan terhadap perempuan PBB, kekerasan

terhadap perempuan didefinisikan sebagai setiap perbuatan berdasarkan perbedaan

jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat kesengsaraan atau

penderitaan perempuan, secara fisik, seksual, psikologis, atau ancaman perbuatan

tertentu, pemaksaan dan perampasan kemerdekaan yang terjadi baik di ranah

publik maupun privat/domestik.

Page 99: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

85

Kekerasan terhadap perempuan pada dasarnya adalah bentuk diskriminasi dan

merupakan bentuk pelanggaran HAM fundamental yakni hak untuk hidup dengan

rasa aman dan bebas dari segala bentuk ancaman dan ketakutan. Kenyataannya

tidak mudah untuk membebaskan perempuan dari ancaman situasi kekerasan

tersebut, karena pada dasarnya hal tersebut juga didukung oleh ideologi tertentu

yang terdiri dari seperangkat norma, nilai-nilai dan keyakinan yang diskriminasi

terhadap perempuan.

Agenda untuk adanya kebijakan-kebijakan yang lebih progresif dan sekaligus

kebijakan yang mengoreksi ketentuan-ketentuan lama yang masih cenderung

diskriminatif terhadap perempuan sebenarnya merupakan tanggung jawab negara

yang harus segera diwujudkan. Negara pada dasarnya terkait pada komitmen

untuk melakukan hal tersebut selain atas dasar Amandemen Konstitusi, juga

berdasarkan Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap

Perempuan (CEDAW) PBB yang telah diratifikasi pemerintah melalui UU No. 7

tahun 1984, konvensi tersebut menegaskan kewajiban Negara untuk mengambil

semua langkah yang tepat termasuk legislasi untuk mengubah atau menghapuskan

hukum, peraturan, kebiasaan dan praktek yang mendiskriminasi perempuan.

Meski konvensi telah diratifikasi pemerintah Indonesia sejak tahun 1984,

namun sampai saat ini belum banyak langkah nyata yang dilakukan khususnya

dalam membuat kebijakan baru atau kebijakan yang mengoreksi hukum yang

masih diskriminatif.

Page 100: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

86

C. Tantangan/ Hambatan Perempuan Bekerja

Berkaitan dengan kerja, pada setiap masyarakat telah terbentuk pembagian

kerja secara seksual antara pria dan wanita, ini kemudian dikenal dengan peran

gender. Secara biologis wanita dianugerahi alat reproduksi berupa vagina, ovum,

rahim dan payudara. Dengan demikian tugas reproduksi mengandung,

melahirkan, dan menyusui telah ditakdirkan untuk dijalani oleh wanita. Hanya

saja, tugas reproduksi itu berkembang lebih lanjut dalam masyarakat menjadi

peran gender, peran ”utama” wanita adalah sebagai perawat dan pendidik anak.

Konsekuensi logis dari peran tadi, pekerjaan di rumah tangga merupakan tugas

dan kewajiban pokok perempuan.

Mencermati kondisi sosial wanita saat ini, di mana semakin banyak wanita

yang mencapai taraf pendidikan yang tinggi, tentu mereka membutuhkan wadah

untuk berkarya. Jika seandainya rumah sudah dianggap terlalu sempit bagi ruang

gerak sosial wanita, kenapa ketika mereka mempunyai kesempatan untuk

memberikan kontribusi langsung untuk pembangunan justru dibatasi dengan

menggunakan alasan agama. Masih terbuka luas peluang bagi wanita untuk

berkarya, tidak hanya pada bidang-bidang yang selama ini diidentikkan dengan

wanita

Keterlibatan perempuan yang semakin besar pada sektor publik, tentu saja

merupakan kemajuan. Hanya saja globalisasi membawa konsekuensi bagi

kehidupan perempuan. Bagi mereka yang berstatus single, situasi ini memberi

ruang yang selebar-lebarnya untuk mengaktualisasikan diri. Meraih cita, mengukir

prestasi adalah hal utama yang ingin diwujudkan. Ukuran sukses ditandai dengan

Page 101: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

87

adanya posisi yang mapan dan prestasi. memiliki gaji yang besar, jaringan kerja

internasional, jam kerja yang semakin padat. Hal ini yang diungkapkan oleh salah

satu dari pengurus PSW yaitu sebagai berikut:

“Namun bagi perempuan berstatus ibu rumah tangga. Kecenderungan untuk

eksis di sektor publik, menjadi semacam dilema. Terkait dengan posisi

mereka sebagai istri dan ibu dalam rumah tangga. Posisi ini mengharuskan

mereka untuk berperan di sektor domestik, sementara mereka umumnya

bekerja dan berkarier di sektor publik. Menjaga keseimbangan antara sektor

domestik dan publik menjadi sulit, manakala globalisasi menggiring mereka

semakin eksis di sektor publik. Kekhawatiran yang muncul jika perempuan

bekerja di luar rumah akan menyebabkan pendidikan anak terabaikan dan itu

bisa berimplikasi kepada kemerosotan moral karena keluarga adalah wadah

pembinaan inti masyarakat, seharusnya tidak perlu terjadi jika masyarakat

memahami bahwa dalam kehidupan rumah tangga peran yang dijalankan pria

dan wanita bukanlah bernuansa dikotomis atau bahkan kontradiktif. Akan ada

tantangan dan hambatan bagi perempuan yang berkarier, di mana skala

prioritas harus jelas bagi perempuan yang mempunyai pekerjaan di publik,

setiap perempuan yang berkarya, orang mempunyai kreativitas dalam

masyarakat mereka betul-betul harus bisa mengagendakan jadwal-jadwal

mereka. Kalau mereka mampu mengagendakan dengan baik tidak menjadi

persoalan bagi perempuan itu sendiri. Jadi agenda dan waktu itu harus ada

komunikasi antara kedua belah pihak yang penerima manfaat dan yang

memberi manfaat, agar tidak menjadi kendala.”33

Pada umumnya keterlibatan perempuan pada ranah publik pasti akan

memiliki kendala, seperti membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Pernyataan yang sama diungkapkan oleh akademisi UIN Ar-Raniry seperti yang

di ungkapkan sebelumnya di atas oleh pengurus PSW. Adapun wawancara dengan

akademisi UIN Ar-Raniry tersebut adalah sebagai berikut:

“Tantangan dan hambatan lain dihadapi oleh perempuan yang bekerja, selama

ini bisa kita lihat pada saat membagi waktu terkadang ada prioritas misalkan

ketika anak sakit dan pekerjaan kantor juga tidak dapat ditinggalkan. Pada sisi

itu memang terkadang ada dilematis tapi juga kembali pada kemampuan

perempuan artinya kalau memang urusan pekerjaan publik bisa kita tunda

atau kita tinggalkan sebentar karena anak sakit, jadi yang kita harus

prioritaskan pertama yakni mengurus anak terlebih dahulu, meminta izin pada

33

Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017.

Page 102: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

88

atasan artinya tidak boleh adanya yang kita korbankan tapi kedua-duanya bisa

kita jalankan dengan baik, dengan komunikasi yang baik dan melihat mana

skala prioritas mana yang harus kita utamakan terlebih dahulu.”34

Suasana kebersamaan dalam membangun dan menciptakan rumah tangga

yang sakinah mawaddah warahmah tidak menjadi tanggung jawab kaum laki-laki

saja. Akan tetapi menjadi tanggungan laki-laki dan perempuan, keduanya

mempunyai peran dan fungsi yang sama dan setara. Bahkan Al-Quran

menegaskan bahwa keduanya harus terjalin kerja sama dan saling bantu

membantu. Adanya saling kerja sama dengan suami dalam hal mengurus rumah

tangga. Adanya keterbukaan atau komunikasi antara istri dan suami.35

Perempuan, meski punya kesempatan yang sama untuk bekerja, dan

berkontribusi secara finansial terhadap keluarga, tetap saja dihadapkan pada

pilihan terkait peran gandanya. Perempuan bekerja tetap dihadapkan pada

tantangan besar yakni membagi waktu dan perhatian antara pekerjaan dan

keluarga.

Selain itu, di dalam lingkungan bekerja, kesetaraan dan keadilan gender

belum sepenuhnya terlaksana. Kesetaraan dan keadilan gender bukan semata

memberikan kesempatan pada perempuan untuk berkiprah di ranah publik, atau

mendapatkan kesempatan seperti pembinaan atau pemberdayaan. Dalam konteks

perempuan bekerja, kesetaraan dan keadilan gender juga bermakna terciptanya

suasana kerja dinamis dan kompetitif bagi perempuan bekerja. Dengan tetap

34

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017. 35

Hasil wawancara dengan Ibu Rasyidah, sebagai ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 21 November 2017.

Page 103: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

89

menawarkan kemudahan pada perempuan bekerja agar mereka mampu

mengaktualisasikan diri dan mencapai tujuan profesionalnya.

Cara memaksimalkan peran ketika perempuan bekerja di domestik dan

publik:

1. Keikhlasan dalam bekerja yakni ikhlas di dalam batin, karena tidak ikhlas

akan pasti akan merasa tidak senang dan terpaksa ketika melakukan

pekerjaan. Akhirnya terjadi kemarahan terhadap suami ataupun terhadap

anak. tantangan tersebut akan menjadi suatu hambatan dalam pekerjaan

jika tidak dicintai dan dijalani dengan sepenuh hati.

2. Secara naluri ibu dengan keluarga khususnya nak mempunyai keterikatan

yang sangat luar biasa. Seorang ibu tidak mungkin mengabaikan anak-

anaknya untuk bebas begitu saja

3. Paham manajemen yang sangat penting yaitu manajemen waktu, bisa

mengatur waktu dengan baik. Wanita cerdas adalah wanita yang bisa

membagi waktunya dengan baik. Segala sesuatunya tidak mudah, jadi

jangan menyerah dan harus memberikan pengertian kepada suami dan

anak-anak agar bisa memahami pekerjaan yang di jalani.36

Bagaimana yang diungkapkan kembali oleh anggota PSW sebagai berikut:

“Orang yang bekerja biasanya memiliki manajemen waktu yang lebih baik,

karena ada batasan waktu dalam dunia pekerjaan yang harus dipatuhi.

Seorang workingmom harus mampu menghitung dengan baik waktu yang

mereka miliki di rumah setiap harinya dimulai sejak bangun tidur. Jika jarak

dari rumah ke kantor menghabiskan waktu sekitar satu jam, maka dirinya

juga harus bisa juga menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

mengurus rumah di pagi hari. Membuat segala persiapan di pagi hari menjadi

36

Hasil wawancara dengan Ibu Ade Irma, sebagai anggota PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 10 November 2017.

Page 104: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

90

lebih ringkas. Di akhir Minggu misalnya, buatlah beberapa jenis makanan

yang bisa di simpan di dalam lemari pembeku, sehingga saat akan disajikan

tinggal dipanaskan saja, dan sudah mempersiapkan kebutuhan keluarga untuk

beberapa hari ke depan.37

Sudah saatnya pekerjaan domestik dilakukan

bersama-sama, seorang suami harus ikut membantu, atur kesepahaman,

adanya komunikasi dan negosiasi peran antara suami dan istri agar bisa

membantu dalam ranah domestik.38

Seperti halnya dengan pendapat di atas, ungkapan yang sama juga

diungkapkan oleh mantan ketua PSW adalah sebagai berikut:

“Sebagai perempuan yang memainkan peran ganda (Double Garden) pasti

akan mempunyai tantangan, tantangan itu berupa berkurangnya waktu untuk

keluarga dan membagi waktu antara pekerjaan domestik dan publik. Ibu

Soraya Devi selaku mantan ketua PSW mengatakan bahwa “terikat dengan

jam kerja kantor setiap harinya membuat waktu menjadi permasalahan yang

cukup besar bagi para ibu yang bekerja, kalau saya sendiri adanya manajemen

waktu, komunikasi bersama suami, mengajak suami ikut membantu dan turut

andil dalam pekerjaan domestik.”39

Adapun pernyataan lain dari akademisi UIN Ar-Raniry, wawancara dengan

akademisi tersebut adalah sebagai berikut:

“tergantung pada kemampuan seorang perempuan dalam memanajemen

waktu, bahwa mempunyai keluarga di rumah harus mengurus suami dan

anak. Bagaimana kita membagi, misalnya waktu kerja kita sebelum kita kerja

menyiapkan sarapan terlebih dulu. Setelah itu sama-sama berangkat kerja

bersama-sama. Kalau saya melihat suami-suami yang istrinya bekerja

biasanya memiliki pemahaman yang bagus tidak memaksa istrinya harus

memasak. Berkomunikasi baik dengan keluarga di samping itu kalau kita

mempunyai waktu di malam hari kita bisa mengerjakan pekerjaan kantor

yang tertunda. Dan itu sebenarnya adalah kemampuan dari perempuan, dan

sejauh yang saya tahu tidak ada pertentangan waktu antara domestik dan

publik tapi yang pasti adalah kemampuan perempuan itu untuk bisa membagi

waktu. Dan saling pengertian antara suami dan istri, suami harus mendukung

karier istri dan istri juga harus mendukung karier suami. Di dalam domestik

37

Hasil wawancara dengan Ibu Ade Irma, sebagai anggota PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 10 November 2017. 38

Hasil wawancara dengan Ibu Ade Irma, sebagai anggota PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 10 November 2017. 39

Hasil wawancara dengan Ibu Soraya Devi, mantan ketua PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 25 Oktober 2017.

Page 105: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

91

harus juga seperti itu, jadi harus saling pengertian kalau istrinya tidak

memasak suaminya ya harus mau kalau membeli makanan.”40

Selanjutnya juga diungkapkan oleh salah satu pengurus PSW adalah sebagai

berikut:

“Sebenarnya adanya kerja sama yang baik dalam keluarga (domestik). Ketika

ingin memasak, sebagai seorang suami juga harus membantu istrinya, tidak

hanya menjadi tanggung jawab perempuan saja tetapi melakukan pekerjaan

domestik dengan bersama-sama. Cara ketika kita ingin mengajak suami ikut

andil dalam ranah domestik, adanya faktor kebiasaan keluarga dari awal,

adanya negosiasi. Faktor pembinaan dari keluarga itu kita harus di

perkenalkan untuk mendapatkan nilai-nilai yang baik, nilai-nilai yang baik itu

tidak hanya di luar rumah saja akan tetapi di dalam rumah (domestik) juga,

saling membantu antara istri dan suami merupakan suatu ibadah, ketika

keduanya melakukan bersama-sama. Kerja sama yang baik, relasi yang baik

di dalam keluarga itu sungguh-sungguh nyaman untuk setara dan adil.”41

Seperti yang telah diungkapkan di atas oleh pengurus PSW, ada sedikit

perbedaan antara apa yang diungkapkan oleh akademisi UIN Ar-Raniry. Adapun

wawancaranya sebagai berikut:

“Menurut saya yang penting terlebih dahulu adalah sebelum kita menikah

memiliki visi yang sama jadi artinya ketika kita seorang aktivis misalnya kita

juga mencari suami yang memiliki latar belakang aktivis supaya dia mengerti

tugas-tugas kita tapi kalau kita tidak dapat yang seperti itu paling kurang kita

bisa berkomunikasi dengan suamu artinya membangun komunikasi yang baik

supaya dia bisa membuka diri untuk menerima kita karena kita adalah

seorang pekerja di samping kita adalah ibu rumah tangga, suami harus bisa

terima. Saya pikir kita bangun dengan komunikasi. Dan yang terpenting

adalah pembangunan visi misi dari awal sebelum menikah. Adanya konsep

keluarga yang saling pengertian, saling membantu tidak saling menganggap

yang lain lebih rendah tetapi sistem (eqqualiti) persamaan, suami istri adalah

sama akan tetapi fungsi dari keduanya yang berbeda akan tetapi perempuan

dan laki-laki itu sama, saling bekerja sama antara suami dan istri, tidak boleh

adanya saling merendahkan satu sama yang lain.”42

40

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017. 41

Hasil wawancara dengan Ibu Mubtasyirah, sebagai pengurus PSW UIN Ar-Raniry pada

tanggal 15 Desember 2017. 42

Hasil wawancara dengan Ibu Ernita Dewi, sebagai akademisi UIN Ar-Raniry pada

tanggal 22 Desember 2017.

Page 106: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

92

Bila dicermati dengan seksama maka pendapat-pendapat tersebut dapat

digolongkan kepada paham fungsionalistik, yang mengutamakan keseimbangan,

keharmonisan dan kestabilan, karena itu agar tidak terjadi konflik dalam keluarga

akibat persaingan karier (suami dan istri) dan terabainya pekerjaan domestik.

Maka harus ada pembagian tugas yang sedemikian rupa yang menempatkan suami

dalam fungsi instrumental dan istri dalam fungsi ekspresif. Karena budaya kita

sekarang pekerjaan rumah tangga merupakan pekerjaan perempuan saja. Agar

pekerjaan rumah tangga dapat dijalankan bersama, tidak hanya perempuan saja

yang harus mengurus ranah domestik, akan tetapi harus adanya kerja sama dalam

pekerjaan rumah tangga.

D. Alasan Argumentasi Yang Melatar Belakangi Pemikiran Aktifis Pusat

Studi Wanita UIN Ar-Raniry

Latar belakang adanya argumen dari para aktifis PSW adalah terhadap

pemahaman ajaran-ajaran agama dan ajaran budaya yang sudah dijadikan doktrin

pada sekarang ini. Mengatakan bahwa perempuan hanya melakukan pekerjaan

dalam ranah domestik saja, tidak harus mengerjakan pekerjaan publik seperti

halnya laki-laki. Kaum perempuan sering kali dihadapkan pada tantangan budaya

maupun nilai-nilai agama yang menghambat gerak dan dinamika mereka.

Variabel pertama berasal dari pemahaman terhadap nilai-nilai ajaran agama

Islam. Pemahaman semacam ini disebut fiqh, yang sifatnya temporal dan

kontekstual. Karena sifatnya yang demikian, fiqh sangat berpotensi untuk diubah,

ditinjau kembali, bahkan disuaikan dengan konteks yang berbeda. Adapun

variabel kedua adalah yang bersifat universal, eternal (abadi), dan tidak bisa

Page 107: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

93

diubah. Itu disebut syariat yang merupakan hal-hal pokok dengan dalil-dalil yang

tegas dalam Al-Quran dan Hadis.

Jadi, jika selama ini terdapat berbagai keluhan bahwa terdapat nilai-nilai

agama (Islam) yang menghambat perempuan dalam menikmati pemenuhan hak-

hak sipilnya, pastilah terletak pada bagian pertama, yakni variabel fiqh yang

merupakan pemahaman manusia dalam konteks zamannya.

Ketika besarnya peran yang diemban perempuan dalam pekerjaan di sektor

publik tidak bisa lepas dari faktor kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat.

Perempuan dalam panggung sejarah manusia, selalu diposisikan minor dan

dipandang negatif oleh struktur budaya, praktek, dan peradaban. Hanya sedikit

masyarakat yang memberikan ruang yang baik bagi perempuan. Dominasi laki-

laki terhadap perempuan adalah realitas yang hidup dalam hampir setiap elemen

masyarakat.

Perempuan oleh laki-laki didefinisikan sebagai makhluk yang lemah baik

secara fisik maupun psikis. Definisi itu kemudian diwariskan secara turun-

temurun pada anak cucu. Hal inilah yang memberikan pelabelan dan perlakuan

yang khusus bagi perempuan, yang biasanya lebih banyak membatasi dan

merugikan perempuan. Citra perempuan, dengan berbagai aspek negatifnya,

akhirnya mengalir dengan begitu saja sejalan dengan sejarah manusia dan

kemanusiaan itu sendiri. Memahami masih kuatnya pandangan tradisional bahwa

“laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan”.

Page 108: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Menurut aktifis Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Ar-Raniry, perempuan

dalam masyarakat di Aceh pada saat ini sangat berperan dalam kehidupan

masyarakat. Bahkan perempuan dan laki-laki dalam masyarakat di Aceh

mempunyai peran dan hak yang sama. Menurut aktifis PSW UIN Ar-

Raniry, peran perempuan sebenarnya tidak hanya terbatas pada ranah

domestik saja, ketika perempuan ikut andil dalam ranah publik, perempuan

bermaksud untuk membantu perekonomian rumah tangga. Perempuan di

Aceh sudah banyak berkiprah dalam ranah publik, tetapi perempuan masih

dianggap sebagai second bukan orang yang utama.

2. Salah satu strategi kebijakan yang ditempuh untuk memenuhi kebutuhan

praktis dan strategis perempuan adalah melalui Program Pengarus utama

Gender/PUG(Gender Mainstreaming). Adapun kegiatan PSW UIN Ar-

Raniry telah melaksanakan berbagai program dalam bidang kesetaraan

gender, seperti workshop, training, capacity building, penelitian, baseline

studies dan penulisan buku. Ada beberapa program yang dilakukan sangat

mendasar yaitu membuat perspektif gender kepada dosen-dosen di UIN

dari mata kuliah, mengumpulkan dosen-dosen perempuan dan

menanyakan permasalahan yang terjadi pada mereka. Dan melatih dosen-

dosen untuk harus pengarus utama gender.

Page 109: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

95

3. Sebagai perempuan yang memainkan peran ganda (Double Garden) pasti

akan mempunyai tantangan dan hambatan, tantangan itu berupa

berkurangnya waktu untuk keluarga dan membagi waktu antara pekerjaan

domestik dan publik.

2. Saran

1. Perempuan seharusnya tidak hanya berperan di ranah domestik saja, tetapi

perempuan juga bisa memaikan perannya di ranah publik. Tetapi

perempuan juga harus selalu mengingat kodratnya sebagai wanita dan ibu

yang bertanggungjawab pada suami dan anak-anaknya.

2. Sebaiknya program dan kegiatan PSW tidak hanya sekedar memberikan

teori dan membuat hasil penelitian, tetapi juga langsung terjun ke lapangan

untuk melihat dan menyelesaikan serta memberikan solusi terhadap

permasalahan-permasalahan perempuan yang ada di Aceh.

3. Sebagai perempuan yang memiliki peran ganda, seharusnya perempuan

bisa mengatur waktu antara keluarga dan pekerjaan.

Page 110: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

96

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahdiah Indah, Peran-Peran Perempuan Dalam Masyarakat, dalam Jurnal

Academica Fisip Untad Vol.05, Nomor 2, 2013.

Ahmadi Abu, Sosiologi Pendidikan: Membahas Gejala Pendidikan Dalam

Konteks Struktur Sosial Masyarakat, Surabaya: Bina Ilmu, 1982.

Amirullah Syarbani, Islam Agama Ramah Perempuan, (memahami tafsir agama

dengan perspektif keadilan gender), Jakarta: Prima Pustaka, 2013.

Azwar Saifudin, Metodelogi Penelitian, Yogyakarta: Pusaka Pelajar Offset, 1998.

Dyah Putranti Basilica dan Asnath Niwa Natar (ed), Perempuan, Konflik dan

Rekonsiliasi, cet. I Yogyakarta: Pusat Studi Feminis Universitas Kristen

Duta Wacana, 2004.

Dewi Ernita, Kesetaraan Gender Dalam Islam: Sudut Pandang Al-Quran Dan

Hadis, dalam Jurnal Substantia, Vol. 16, Nomor 2, 2014.

Dewi Ernita, Pemikiran Amina Wadud Tentang Rekonstruksi Penafsiran Berbasis

Metode Hermeneutika, dalam Jurnal Substantia Vol. 15, Nomor 2, 2013.

Huda Jumatil, Peran Wanita Dalam Ranah Domestik dan Publik Dalam

Pandangan Islam, (Studi Pandangan Aktivis PSW UIN-Yogyakarta dan

Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia), Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2015.

Hasanah Uswatun, Perempuan Dan Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Hukum

Islam, dalam Jurnal Perempuan dan HAM dalam Perspektif Hukum Islam

Nomor 4, 2010.

Keraf Goris, Komposisi, cet. Ke-9, Flores: Nusa Indah, 1993.

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Mulia Musdah Siti dan Farida Anik, Perempuan dan Politik, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2005.

Mas’udi Masdar F., Islam & Hak-Hak Reproduksi Perempuan Dialog Fiqih

Perempuan, Bandung: Mizan, 1996.

Mulia Musdah, Indahnya Islam (Menyuarakan Kesetaraan & Keadilan Gender),

Yogyakarta: SM & Naufan Pustaka, 2014.

Putry Raihan, Manifestasi Kesetaraan Gender Di Perguruan Tinggi dalam Jurnal Edukasi

Vol, 2 Nomor 2, 2006,

Page 111: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

97

Sufi Rusdi, Ibrahim Muhammad, Thamrin Z, dkk, Aceh Tanah Rencong, cet I

Yogyakarta: Multi Media Press, 2008.

Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2008.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,

2009.

Subhan Zaitunah, Kodrat Perempuan: Takdir atau Mitos?, Yogyakarta: LKiS

Pelangi Aksara, 2004.

Srimulyani Eka, Perempuan Dalam Masyarakat Aceh: Memahami Beberapa

Persoalan Kekinian Darussalam, Banda Aceh: Logica-Arti, 2009.

Tanjung Nur Bahdin, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana

Predana Media Grup, 2005.

Umar Muhammad, Peradaban Aceh Kilasan Sejarah Aceh dan Adat, Banda

Aceh: Yayasan Busafat, 2006.

Umar Nasaruddin , Kodrat Perempuan dalam Islam, Jakarta: Lembaga Kajian

Agama dan Gender, 1999.

Ziyadah Muhammad Asma’ Peran Politik Wanita (Dalam Sejarah Islam), Terj.

Kathur Suhardi, cet. I, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001.

Weblog

file:///H:/tokoh-tokoh wacana perempuan/PEMIKIRAN MODERN RIFFAT

HASAN.htm,

diakeses April 2012.

file:///H:/toko-tokoh wacana perempuan/Riffat Hassan dan Wacana Baru

Penafsiran (PDFDownloadAvailable).htm, diakses Maret 2018.

Http://Jurnalpamel’s. blog.html/Metode Penelitian Gender Amina Wadud (Inside

the Gender Jihad). Diakses September 2013.

file:///G:/teoriaminawadud/Nur Mukhlish Z Pemikiran Fatima Mernissi. Diakses

Februari 2012.

file:///H:/teori amina wadud/Langkah Bahru_Fatimah Mernissi.html, diakses Mei

2015.

Page 112: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

96

Membangun Komunitas Berkesadaran Gender, psw-arraniry.blogspot.co.id

diakses 28 Juli 2008.

file:///G:/sejarahPSW/SejarahProdiKajianGender.htm

Humas.unimed.ac.id/psgpa-pusat-studi-gender-dan-perlindungan-anak/diakses l

file:///G:/PSWUINACEH/PSW UIN Gelar Cerdas Cermat Pola Asuh Anak_ar-

raniry.ac.id.html diakses Juni 2015.

file:///G:/PSWUINACEH/PSW Launching Buku Kiprah Perempuan Eks

Kombatan-SerambiIndonesia.html diakses Juli 2017.

Page 113: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : SK Pembimbing Skripsi

Lampiran II : Surat pengantar penelitian

Lampiran III : Surat izin telah melakukan penelitian

Lampiran IV : Instrumen wawancara

Lampiran V : Daftar nama wawancara

Lampiran VI : Dokumentasi

Page 114: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

Lampiran IV:

INSTRUMEN WAWANCARA

1. Bagaimana latar belakang berdirinya PSW?

2. Di bawah naungan siapa PSW berdiri?

3. Tujuan didirikannya aktivis PSW bagi masyarakat?

4. Bagaimana pandangan ibu mengenai peran perempuan masyarakat

khususnya di Aceh?

5. Bagaimana pandangan ibu tentang perempuan dalam ranah politik?

6. Bagaimana cara ibu memaksimalkan peran ganda yaitu domestik dan

publik?

7. Apakah peran perempuan hanya terbatas dalam ruang domestik atau

perempuan harus mampu memainkan dua perannya?

8. Apa alasan perempuan untuk harus bekerja di ranah publik?

9. Apa sebenarnya tantangan/hambatan perempuan yang bekerja?

10. Bagaimana caranya agar laki-laki atau suami ikut membantu dalam tugas-

tugas rumah tangga yang ada?

Page 115: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

Lampiran V:

DAFTAR NAMA TERWAWANCARA

NO. NAMA KETERANGAN

1. Dra. Soraya Devi, M. Ag Ketua Pusat Studi Wanita UIN Ar-RAniry

periode 2006-2010

2. Rasyidah, M. Ag Ketua Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

3. Ade Irma B.H.Sc., MA Anggota

4. Dra. Mustabsyirah, M.Ag Pengurus Divisi Pengabdian Masyarakat

5. Ernita Dewi, S. Ag

M.Hum

Akademisi UIN Ar-Raniry

Page 116: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

Lampiran VI:

DOKUMENTASI

Gambar 1: Wawancara bersama ibu Rasyidah sebagai ketua Pusat Studi

Wanita (PSW)

Page 117: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

Gambar 2: Wawancara bersama ibu Ade Irma sebagai anggota Pusat Studi

Wanita (PSW)

Page 118: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

Gambar 3: Wawancara bersama ibu Ernita Dewi sebagai Akademisi UIN

Ar-Raniry

Page 119: PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi … AISYAH.pdf · PERAN PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT DI ACEH (Studi Kasus Terhadap Pandangan Aktifis Pusat Studi Wanita UIN Ar-Raniry

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas Diri :

Nama : Siti Aisyah

Tempat/Tgl Lahir : Banda Aceh/16 Agustus 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan/Nim : Mahasiswi/311303511

Agama : Islam

Kebangsaan/suku : Indonesia/Aceh

Status : Belum Kawin

Alamat : Gp. Tanjong Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar

2. Otang Tua/Wali :

Nama Ayah : Mahyuddin

Pekerjaan : -

Nama Ibu : Lainian, S.pd

Pekerjaan : PNS

3. Riwayat Pendidikan :

a. SDN 42 Banda Aceh Tahun Lulus 2007

b. MTsN 2 Banda Aceh Tahun Lulus 2010

c. MAS Darussyari’ah Banda Aceh Tahun Lulus 2013

d. UIN Ar-Raniry Banda Aceh Tahun Lulus 2018

4. Pengalaman Organisasi :

a. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)

Banda Aceh, 27 Desember 2017

Siti Aisyah

NIM: 311303511