PERAN PENYULUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI … · 2020. 10. 17. · 5.1.3. Jumlah Tanggungan...

66
PERAN PENYULUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO DI DESA GARING KECAMATAN TOMPOBULU KABUPATEN GOWA RAHMAN 105960157714 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019/2020

Transcript of PERAN PENYULUH TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI … · 2020. 10. 17. · 5.1.3. Jumlah Tanggungan...

  • PERAN PENYULUH TERHADAP PENINGKATAN

    PRODUKSI PADI GOGO DI DESA GARING

    KECAMATAN TOMPOBULU

    KABUPATEN GOWA

    RAHMAN

    105960157714

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2019/2020

  • PERAN PENYULUH TERHADAP PENINGKATAN

    PRODUKSI PADI GOGO DI DESA GARING

    KECAMATAN TOMPOBULU

    KABUPATEN GOWA

    RAHMAN

    105960157714

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

    Strata Satu (S-1)

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2019/2020

  • PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

    DAN SUMBER INFORMASI

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Peran Penyuluh

    Terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu Kabupaten Gowa adalah benar merupakan hasil karya yang belum

    diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber

    data informsai yang bersal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

    diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

    Daftar Pustaka di akhir skripsi.

    Makassar, September 2019

    RAHMAN

    105960157714

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

    dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam

    tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat

    dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Peran Penyulu Terhadap Peningkatan Produksi Padi Gogo Di Desa

    Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa”.

    Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

    dalam memperoleh gelar sarjana pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

    tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada yang

    terhormat:

    1. Ibu Dr. Jumiati, S.P.,M.M selaku pembimbing I dan Ibu Rahmawati,

    S.Pi.,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

    membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

    2. Bapak H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakulta Pertanian Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas

    Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar

    4. Teristimewa kepada kedua orang tuaku ayahanda Rahim dan ibunda Habiba

    Yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, membimbing dan memberikan

  • dukunyan serta selalu mendoakaan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tak lupa

    pula saudara dan sahabat adinda Nita Kurniwati, S.P dan kakanda Kaharuddin,

    S.P dan Asri T, S.P dan Riswanto, S.P yang telah memberikan motivasi untuk

    terus maju dan berusaha menjadi yang terbaik.

    5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

    Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

    penulis.

    6. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

    akhir, semoga Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang membalasnya.

    7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

    yang penulis tidak dapat disebut satu persatu.

    Akhir kata penulis ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak

    yang terkait dalam penulis skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan

    dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan

    semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanyaa, Amin.

    Makassar, September 2019

    RAHMAN

    105960157714

  • ABSTRAK

    RAHMAN (105 960 157 714) Peran Penyulu Pertanian Terhadap

    Peningkatan Produksi Padi Gogo Di Desa Garing Kecamatan Tompobulu

    Kabupaten Gowa di bawah bimbingan Jumiati, dan Rahmawati.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam

    meningkatkan produksi Padi Gogo di Desa Garing Kecamatan Tompobulu

    Kabupaten Gowa. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, Agustus 2019

    sampai September 2019.

    Populasi petani padi gogo sebanyak 105 orang petani, kemudian sampel

    10% dari populasi dengan metode simpel random sampling atau acak sederhana

    menjadi 10 orang petani, sedangkan penyuluh yang bertugas di Desa Garing

    Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebanyak 1 orang. Peran Penyuluh Pertanian di Desa Garing Kecamatan Tompobulu

    abupaten Gowa yakni : Sebagai Pembimbing dengan nilai 82 dan presentase

    2,733% berada pada kategori tinggi, sebagai organisator dan dinamisator dengan

    nilai 72 dan persentase 2,400% berada pada kategori sedang, sebagai teknisi

    dengan nilai 77 dan persentase 2,567% berada pada kategori sedang dan sebagai

    konsultan dengan nilai 83 dan persentase 2,767% berada pada kategori tinggi.

    Kata kunci : Padi Gogo, Peran Penyuluh

  • ABSTRACT

    RAHMAN (105960157714) The Role of Agricultural Cultivators in

    Increasing Upland Rice Production in Garing Village, Tompobulu District, Gowa

    Regency under the guidance of Jumiati and Rahmawati.

    This study aims to determine the role of agricultural extension agents in

    increasing upland rice production in Garing Village, Tompobulu District, Gowa

    Regency. This research was conducted for two months, August 2019 to

    September 2019.

    The population of upland rice farmers is as many as 105 farmers, then a

    sample of 10% of the population with a simple random sampling method or

    simple random becomes 10 farmers, while the extension officers who work in

    Garing Village, Tompobulu District, Gowa Regency are 1 person.

    The role of Agricultural Extension in Garing Village, Tompobulu District,

    Gowa Regency, namely: As a Guide with a value of 82 and a percentage of

    2.733% is in the high category, as an organizer and dynamist with a score of 72

    and a percentage of 2,400% is in the medium category, as a technician with a

    score of 77 and a percentage of 2.567 % are in the medium category and as

    consultants with a value of 83 and a percentage of 2.767% are in the high

    category.

    Key words: Paddy Gogo, Role of Extension

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................................... v

    ABSTRAK .................................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang................................................................................................. 1

    1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4

    1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................. 4

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Penyuluh Pertanian ......................................................................................... 6

    2.2. Peran Penyuluh ................................................................................................ 6

    2.3. Padi Gogo ....................................................................................................... 10

    III. METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 14

    3.2. Teknik Penentuan Sampel ........................................................................... 14

    3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 14

    3.4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 14

    3.5. Teknik Analisis Data ................................................................................... 15

    3.6. Definisi Operasional .................................................................................... 16

  • IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    4.1 Kondisi Geografis ........................................................................................ 17

    4.2 Kondisi Demografis.................................................................... .......... .18

    4.2.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin........................19

    4.2.2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Usia.......................................19

    4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian..................20

    4.2.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan.............................21

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1. Identitas Responden................................................................................22

    5.1.1. Umur Responden......................................................................22

    5.1.2. Pendidikan Menurut Responden..............................................23

    5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Menurut Responden................24

    5.1.4. Pengalaman Usaha Tani Menurut Responden..........................25

    5.1.5. Luas Lahan Menurut Responden..............................................26

    5.2. Peran Penyuluhan Pertanian ....................................................................... 26

    5.3. Peran Penyuluh Sebagai Pembimbing ........................................................ 27

    5.4. Peran Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator............................. 28

    5.5. Peran Penyuluh Sebagai Teknisi ................................................................. 29

    5.6. Peran Penyuluh Sebagai Konsultan ............................................................. 30

    5.7. Penanaman Padi Gogo.............................................................................33

    5.7.1. Terakhir Penanaman Padi Gogo................................................33

    5.7.2. Kelebihan Padi Gogo................................................................33

    5.7.3. Lokasi Penanaman.....................................................................33

  • 5.8. Alasan Petani Bagi Penyuluh...................................................................33

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan ................................................................................................... 35

    6.2. Saran .............................................................................................................. 35

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN.

    RIWAYAT HIDUP

  • DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    Teks

    1. Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa....................................................................................... 19

    2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa..................................................................... 20

    3. Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa........................................................................................ 21

    4. Distribusi Responden di Setiap Kelompok Tani di Desa garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa...................................................................22

    5. Distribusi Responden Menurut Jumlah Penduduk di Desa garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.......................................................................23

    6. Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.........................................24

    7. Distribusi Responden Menurut Pengalaman Berusaha Tani di Desa garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa....................................................25

    8. Luas Lahan Kering.......................................................................................26

    9. Rata-Rata Peran Penyuluh di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa..........................................................................................31

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    Teks

    1. Skema Kerangka Berpikir..........................................................................13

    2. Gambar Peta Lokasi Penelitian..................................................................41

    3. Gambar Padi Gogo.....................................................................................45

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    Teks

    1. Kuisioner....................................................................................................37 2. Data Penelitian Peran Penyuluh Dalam Peningkatan Produksi Padi

    Gogo...........................................................................................................42

  • I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya

    dari sektor pertanian menunjukkan demikian besar peranan sektor pertanian dalam

    menopang perekonomian dan memiliki implikasi penting dalam pembangunan

    ekonomi ke depan. Untuk membangun pertanian dibutuhkan SDM yang

    berkualitas. Lebih dari itu, tersedianya SDM yang berkualitas merupakan modal

    utama bagi daerah untuk menjadi pelaku (aktor), penggerak pembangunan di

    daerah. Karena itu untuk membangun pertanian, kita harus membangun sumber

    daya manusianya.

    SDM yang perlu dibangun di antaranya adalah SDM masyarakat pertanian

    (petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian), agar kemampuan

    dan kompetensi kerja masyarakat pertanian dapat meningkat, karena merekalah

    yang langsung melaksanakan segala kegiatan usaha pertanian di lahan usahanya.

    Hal ini hanya dapat dibangun melalui proses belajar dan mengajar dengan

    mengembangkan sistem pendidikan non formal di luar sekolah secara efektif dan

    efisien di antaranya adalah melalui penyuluhan pertanian.

    Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu,

    pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di

    bidang pertanian dengan sapta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip

    agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin,

  • kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Yang lebih penting lagi adalah

    mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tahu dan mau

    menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh

    pertanian (Ali, 2012).

    Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan indikator

    banyaknya petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu

    mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri, ketahanan pangan yang

    tangguh, tumbuhnya usaha pertanian skala rumah tangga sampai menengah

    berbasis komoditi unggulan di desa. Selanjutnya usaha tersebut diharapkan dapat

    berkembang mencapai skala ekonomis.

    Semua itu berkorelasi pada keberhasilan perbaikan ekonomi masyarakat,

    peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, lebih dari itu akan

    bermuara pada peningkatan pendapatan daerah. Ke depan arah pembangunan,

    menuju pada industrialisasi di bidang pertanian melalui pengembangan agribisnis

    yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

    Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu menciptakan

    sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama masyarakat pertanian, sehingga

    kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan pertanian bukan saja

    diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahanya sendiri, tetapi juga

    ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola sumberdaya alam secara

    rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap dalam membaca peluang

    pasar dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dunia khususnya

    perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya penyuluhan

  • pertanian untuk membangun dan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)

    yang berkualitas (Zaini, 2012).

    Faktor yang berpengaruh terhadap persebaran tanaman pangan ialah iklim

    (kelembapan, suhu, dan curah hujan), tanah, serta kemampuan manusia yang

    berbeda dalam mengolah tanah. Dalam mengorganisasikan faktor-faktor tersebut,

    dibutuhkan sumber daya manusia yang meliputi kecakapan, keterampilan, dan

    penerapan teknologi baru di bidang pertanian. Persebaran tanaman pangan di

    Indonesia adalah sebagai berikut. Padi dihasilkan hampir di seluruh pelosok

    Nusantara (Jawa, Madura, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,

    Maluku, Irian dan Papua). Ada beberapa jenis padi yang tumbuh di Indonesia,

    antara lain padi sawah (banyak dijumpai di daerah yang irigasinya baik), padi

    gogo (padi yang ditanam di ladang/huma/tegalan), padi gogo rancah (ditanam

    sebelum musim hujan (sawah tadah hujan) (Huki, 2016).

    Produksi padi gogo di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten

    Gowa pada tahun 2015 mencapai rata-rata produksi 34,22 ton/ha dengan luas

    panen sekitar 2.381 ha dan produksi sekitar 8.149 ton. Kabupaten Gowa

    merupakan salah satu Kabupaten mempunyai potensi untuk pengembangan padi

    gogo di Provinsi Sulawesi Selatan. Penyuluhan pertanian di definisikan sebagai

    suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk keluarga-keluarga tani di Desa

    Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

    Upaya peningkatan produksi padi gogo dalam usaha tani tidak terlepas

    dari peran penyuluhan pertanian, karna dalam usaha tani padi gogo pada petani

    akan menemukan kendala, atau masalah-masalah yang akan dihadapinya. Peran

  • penyuluh pertanian sangat di butuhkan oleh petani supaya dapat memberikan

    sosialisasi tentang budidaya padi gogo sehingga hasil produksi padi gogo di Desa

    Garing dapat meningkat. Untuk mewujudkan suatu program percepatan

    peningkatan produksi padi gogo, pemerintah harus merencanakan gerakan mandiri

    pangan dalam peningkatan produksi padi gogo di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu, Kabupaten Gowa (Andriani 2008).

    Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

    peranan penyuluh pertanian terhadap peningkatan produksi padi gogo di Desa

    Garing Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat

    dikemukakan adalah:

    1. Bagaimana sistem usaha tani padi Gogo di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu Kabupaten Gowa?

    2. Bagaimana tingkat peran penyuluh pertanian dalam peningkatan produksi

    padi Gogo di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa?

    1.3. Tujuan dan Kegunaan

    1.3.1. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui sistem usahatani padi gogo.

    2. Untuk mengetahui peran penyuluh dalam peningkatan produksi padi gogo.

  • 1.3.2. Kegunaan dalam penelitian ini adalah antara lain:

    1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti yang berkaitan dengan

    topik penelitian serta merupakan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    2. Sebagai salah satu sumber referensi bagi pihak yang ingin mengetahui tentang

    peran penyuluh terhadap peningkatan produksi padi gogo.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penyuluh Pertanian.

    Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator dan sebagai

    pendukung gerak usaha petani merupakan titik sentral dalam memberikan

    penyuluhan kepada petani akan pentingnya berusaha tani dengan memperhatikan

    kelestarian dari sumber daya alam. Kesalahan dalam memberikan penyuluhan

    kepada petani – nelayan akan menimbulkan dampak negatif dan merusak

    lingkungan. Proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan

    baik dan benar apabila didukung dengan tenaga penyuluh yang profesional,

    kelembagaan penyuluh yang handal, materi penyuluhan yang terus-menerus

    mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang benar serta metode

    penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang polivalen. Dengan

    demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam memberikan modal

    bagi petani dan keluargannya, sehingga memiliki kemampuan menolong dirinya

    sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan hidup petani dan

    keluarganya, tanpa harus merusak lingkungan di sekitarnya (Ayya, 2010)

    2.2 Peran Penyuluh

    Sasaran pembangunan di Indonesia adalah pembangunan manusia

    seutuhnya baik lahir maupun batin. Sasaran tersebut mengandung makna bahwa

    tujuan dari pembangunan adalah terwujudnya masyarakat yang mampu memenuhi

    kebutuhan hidupnya baik materi maupun non materi secara merata sehingga

    pembangunan tidak hanya di tujukan untuk daerah tertentu atau golongan tertentu

  • tetapi pembangunan harus dialokasikan secara merata diseluruh pelosok tanah air.

    Sedangkan dipihak lain pembangunan bukan hanya tugas pemerintah (Penyuluh),

    tetapi merupakan tanggung jawab dari seluruh masyarakat, sehingga masyarakat

    tidak hanya dipandang sebagai objek, tetapi sebagai penggerak (Hernanto, 2000).

    Pergeseran paradigma penyuluhan pertanian memerlukan penyesuaian

    peran penyuluh pertanian dalam empat spektrum tergantung kepada

    perkembangan keterampilan dari sasaran dan perkembangan kompleksitas dari

    situasi/lingkungan penyuluhan.

    Pendekatan yang digunakan dari level yang lebih rendah yaitu:

    1. Transfer Teknologi (technogy transfer)

    2. Pemecahan Masalah (problem solving)

    3. Pendidikan (education)

    4. Pengembangan Sumberdaya Manusia (human development)

    Semakin berkembangnya keterampilan petani dan semakin kompleksnya

    permasalahan petani maka pendekatan yang digunakan dalam penyuluhan harus

    kearah pemberdayaan petani dan kelompok tani sehingga mereka bisa mencapai

    tujuan yang diharapkan (Suwignya, 2008).

    Keberadaan penyuluh merupakan salah satu ujung tombak dalam

    meningkatkan produksi padi gogo di lapangan. Penyuluh mempunyai peranan

    yang sangat penting dan strategis dalam mendidik dan mengajak masyarakat

    sekitar agar mau dan mampu ikut terlibat di dalam pengembangan tanaman .

    Kondisi ideal yang dapat menunjuk keberhasilan penyuluh pertanian adalah

    kesadaran, karelaan dan kesiapan penyuluh tersebut untuk mau dan mampu

  • mendampingi masyarakat dengan berada ditengah-tengah atau bila perlu menetap

    bersama masyarakat. Strategi yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat

    adalah melalui usaha pendampingan. Dalam hal ini, pendamping/penyuluh dan

    masyarakat membentuk hubungan kemitraan yang di dalamya terdapat pola

    hubungan koordinasi, koperasi dan kolaborasi (Suporahardjo dan Suprayitno,

    2008). Maka setiap penyuluh pertanian dituntut memiliki:

    a. Kemampuan berkomunikasi. Di samping mampu memiliki inovasi, saluran

    komunikasi yang dipakai, metode penyuluhan yang efisien dan dapat

    mengunakan alat bantu/alat peraga yang efektif dan murah, seorang penyuluh

    memiliki kemampuan untuk bersimpati dengan masyarakat sasaran penyuluh.

    Juga dituntut untuk mengatasi bahasa yang dimengerti oleh masyarakat atau

    petani.

    b. Karakteristik sosial budaya seorang penyuluh. Apabilah terhadap perbedaan

    sosial budaya, agama, adat istiadat penyuluh dengan masyarakat sasaranya,

    maka seorang penyuluh harus memiliki kemampuan dan keahlian untuk

    menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat.

    c. Kemampuan dalam hubungan kemanusiaan (human relation) terutama

    dengan para pemimpin lokal untuk menggerakkan partisifasi masyarakat

    melalui kegiatan kelompok.

    d. Kemampuan pengetahuan atau keahlian dan kemampuan untuk menjelaskan

    program yang disampaikan antara lain; tujuan dan program, kegunaan

    program serta cara-cara mencapai tujan.

  • Peran penyuluh pertanian sangat berperan penting dalam peningkatan

    usaha tani padi gogo, adapun peran penyuluh pertanian (Sam dan syukur, 2011)

    yaitu:

    1. Penyuluh Sebagai Pembimbing Petani

    Seorang penyuluh adalah pembimbing dan guru bagi petani dalam

    pendidikan non formal, penyuluh memiliki gagasan yang tinggi untuk mengatasi

    hambatan dalam pembangunan pertanian yang berasal dari petani maupun

    keluarganya. Seorang penyuluh harus mengenal baik sytem usaha tani, bersimpati

    terhadap kehidupan petani serta pengambilan keputusan yang di lakukan petani,

    baik secara teori maupun secara praktek. Penyuluh harus mampu memberikan

    praktek demonstrasi suatu cara atau metode dalam usaha tani padi gogo,

    membantu petani menempatkan atau mengunakan sarana produksi pertanian dan

    peralatan yang sesuai.

    2. Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator

    Dalam penyelengaraan kegiatan penyuluhan para penyuluh tidak mungkin

    mampu untuk melakukan kunjungan kemasing-masing petani sehingga petani

    harus diajak untuk membentuk suatu kelompok tani dan mengembangkan menjadi

    suatu lembaga ekonomi dan sosial. Penyuluh bukan berperang untuk mengajar

    petani melainkan untuk mengajak mereka untuk melibatkan diri dalam suatu

    proses pendidikan non formal. Penyuluh menyatu dengan petani dan keluarganya

    sebagai prasayarat terjadinya suatu interaksi yang diologis, seimbang dan

    langsung (Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, 2001).

  • Lionberge (2001) menyatakan sehubungan dengan fungsi pengintegrasian

    antara masalah yang dirasakan oleh penyuluh dengan apa yang dirasakan oleh

    petani, para penyuluh perlu memahami perubahan-perubahan yang mungkin

    menyebabkan keragaman tentang peran bantuan bagi masyarakat melalui mana

    mereka harus bekerja untuk mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan.

    3. Penyuluh Sebagai Teknisi

    Seorang penyulu harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis

    yang baik karena pada suatu saat akan diminta petani memberikan saran maupun

    arahan adalam kegiatan usaha tani yang bersifat teknis. Tanpa adanya

    pengetahuan dan keterampilan teknis yang baik maka akan sulit memberikan

    pelayanan jasa yang baik kepada petani.

    4. Penyuluh Sebagai Konsultan

    Penyuluh bertugas menyampaikan hasil temuan lembaga penelitian kepada

    petani. Sebaiknya petani berkewajiban melaporkan penerapan penyuluh kepada

    penghubung, selanjutnya penyuluh menyampaikan hasil penerapan teknologi yang

    dilakukan oleh petani kepada lembaga penelitian yang terkait sebgai bahan

    referensi lebih lanjut.

    2.3 Padi Gogo

    a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Gogo

    Pada dasarnya dalam budidaya tanaman, pertumbuhan dan perkembangan

    tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor

  • lingkungan yang paling penting adalah tanah dan iklim serta interaksi kedua

    faktor tersebut. Tanaman padi gogo dapat tumbuh pada berbagai agroekologi dan

    jenis tanah. Sedangkan persyaratan utama untuk tanaman padi gogo adalah

    kondisi tanah dan iklim yang sesuai. Faktor iklim terutama curah hujan

    merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya padi gogo. Hal

    ini disebabkan kebutuhan air untuk padi gogo hanya mengandalkan curah hujan

    dan irigasi (Rani, Santi, 2015).

    1. Iklim

    Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air

    tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada daerah

    mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah

    tropis/subtropis pada 450 LU sampai 45

    0 LS dengan cuaca panas dan kelembaban

    tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200

    mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat

    ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat

    asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah

    prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah

    padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C

    sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-230C.

    Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di

    Indonesia memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan intensitas

    radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong

    rendah jika dibandinkan dengan daerah sub tropis yang dapat mencapai 550

  • cal/cm2/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika

    terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Kartasapoera 2004).

    2. Tanah

    Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis

    tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.

    Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat

    fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk

    pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan

    penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan

    25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm. Struktur tanah yang

    cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang

    cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai

    tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak

    berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai

    8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada umumnya dijumpai gangguan

    kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0

    dapat mengalami kekahatan Zn.

  • Gambar 1: Kerangka Pemikiran

    Gambar. 1. Peran Penyuluh Pertanian dalam Meningkatkan Produksi Padi Gogo.

    Peranan Penyuluh Pertanian

    Usahatani Padi Gogo

    Penyuluh Pertanian

    Konsultan

    Teknisi

    Organisator dan

    Dinamisator

    Pembimbing Petani

    Tingkat Produksi Padi Gogo

  • III. METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi dan waktu penelitian

    Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan mulai dari bulan Juli sampai bulan

    Agustus 2019 di Desa Garing, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa.

    3.2 Teknik Penentuan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani padi gogo yang ada di

    Desa Garing yang berjumlah 105 orang. Sampel dalam penelitian ini dilakukan

    dengan cara (Simpel Random Samlpin) dengan mengambil sampel sebanyak 10%

    dari jumlah populasi, sehingga di peroleh 10 responden sebagai sampel dalam

    penelitian ini.

    3.3 Jenis dan Sumber Data

    a) Data primer merupakan data yang diperoleh secara wawancara langsung

    kepada petani padi gogo sebagai responden.

    b) Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau lembagayang

    ada kaitannya dengan penelitian ini yaitu monografi daerah tempat penelitian.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

    sebagai berikut:

  • a. Observasi adalah teknik pengambilan data yang dilakukan dengan melihat

    secaralansung kondisi di lapangan yang ada kaitannya dengan informasi

    penelitian.

    b. Wawancara, teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan kuisioner

    penelitian secara langsung dengan petani responden yang berhubungan

    dengan penelitian ini.

    c. Dokumentasi yaitu pengumpulan, pemilihan, dan penyimpanan informasi di

    bidang pengetahuan, pengumpulan bukti seperti gambar, kutipan dan

    referensi lain.

    3.5. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

    deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah teknik pengolahan data

    dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dengan dasar teori-teori yang

    mendukung dan berkaitan dengan permasalahan tersebut, sehingga dapat ditarik

    kesimpulan dan saran-saran perbaikan. Analisis data kemudian ditentukan

    berdasarkan indikator Skala Likert dengan memberi nilai jawaban pada setiap

    item pertanyaan yakni nilai 3 untuk jawaban (a),nilai 2 untuk jawaban (b), nilai 1

    untuk jawaban(c).

    Dengan skala pengukuran likert yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) yaitu:

    a. 2,34 – 1,66 tinggi

    b. 1,67 – 2,33 sedang

    c. 1,00 – 1,66 rendah

  • 3.6 Definisi Operasional

    Definisi operasional mencakup pengertian-pengertian di gunakan untuk

    mendapatkan data serta menganalisis hasil penelitian sehubungan dengan

    hipotetis. Definisi operasional adalah sebagai berikut:

    1. Usahatani padi gogo adalah orang atau kelompok tani yang membudidayakan

    tanaman padi gogo untuk diolah dan dikonsumsi oleh masyarakat di Desa

    Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

    2. Penyuluhan pertanian adalah upaya memberikan pengetahuan, mengubah

    perilaku petani agar mereka mengetahui dan mampu memecahkan masalah

    dan usaha untuk peningkatan produksi padi gogo di Desa Garing, Kecamatan

    Tompobulu, Kabupaten Gowa.

    3. Penyuluh pertanian adalah pendidik, orang yang memberikan pengetahuan,

    memberikan sosialisasi mengenai budidaya tanaman padi gogo. Sebagai

    penasehat, melayani, memberikan petunjuk-petunjuk dan membantu petani

    dalam bentuk perorangan atau memberikan contoh-contoh kerja dalam usaha

    tani dengan memecahkan masalah di hadapi oleh para petani di Desa Garing

    Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

    4. Peran penyuluh pertanian adalah sebagai pemimpin, pembimbing dan

    memotivasi para petani mau menerapkan cara-cara baru yang berdaya guna

    sehingga tingkat hidupnya akan lebih sejahtera di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu Kabupaten Gowa.

  • 5. Penyuluh adalah orang yang bertanggung jawab untuk melakukan atau

    mengubah sosialisasi tentang budidaya tanaman Padi Gogo di Desa Garing

    Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.

    6. Produksi adalah kegiatan yang di lakukan petani untuk menghasilkan atau

    menaikkan nilai hasil pertanian Padi Gogo di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu Kabupaten Gowa.

  • IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    4.1 Kondisi Geografis

    Desa Garing terletak di Kabupaten Gowa yang memiliki luas luas

    wilayah Desa Garing 13,88 km². Wilayah Desa dengan tata guna lahan yang

    terdiri dari Hutan Desa/Hutan Adat 39 ha, Hutan Masyarakat, Sawah 226 ha,

    Padang Penggembalaan, Lahan tidur 22 ha, dan Pemukiman 130 ha. Dan

    Wilayah Desa Garing memiliki 7 (tujuh) dusun :

    1. Wilayah Dusun Bontobiraeng terdiri dari 3 (Tiga) Rukun Warga dan 6

    (enam ) Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RTRK

    03 2 (dua) RT.

    2. Wilayah Dusun Bulueng terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga dan 4 (empat )

    Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT. RK 02 2 (dua) RT.

    3. Wilayah Dusun Garing terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga dan 4 (empat )

    Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RT.

    4. Wilayah Dusun Cengkong terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga dan 4 (empat

    ) Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RT.

    5. Wilayah Dusun Tamalabba terdiri dari 3 (tiga) Rukun Warga dan 6 (enam

    ) Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RT,RK 03 2

    (dua) RT.

    6. Wilayah Dusun Pa’lopiang/Ta’lembo (Persiapan) terdiri dari 1 (satu)

    Rukun Warga dan 2 (dua ) Rukun Tetangga (RT),

    Keterangan : RK 03 Masih bergabung di Dusun Tamalabba

  • 7. Wilayah Dusun Bangkengtabbing terdiri dari 2 (dua) Rukun Warga dan 4

    (empat ) Rukun Tetangga (RT), RK 01 2 (dua) RT, RK 02 2 (dua) RT.

    Desa Garing adalah salah satu Desa yang terletak di Kabupaten Gowa

    Provensi Sulawesi selatan dengan jarak 135 dari kota makassar. Batas wilayah

    Disebelah utara Berbatasan dengan Kelurahan Malakaji , Disebelah Selatan

    Berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto, Kec. Biringbulu. Disebelah barat

    Berbatasan dengan Kecamatan Biringbulu, Desa Datara . Disebelah Timur

    Berbatasan dengan Desa Bontobuddung dan Desa Tanete . Jarak dari ibu kota

    Kecamatan 8 km.

    Desa Garing merupakan daerah agraris yang potensial terutama bidang

    pertanian dan perkebunan karena memiliki daya dukung lahan yang subur, iklim

    yang menunjang serta sumber-sumber air yang relatife banyak, baik dari sungai-

    sungai maupun mata air dari pegunungan. Dukungan iklim sangat spesifik karena

    merupakan peralihan dari iklim barat dan timur dari wilayah Sulawesi selatan

    dimana akibat dari kedua iklim tersebut maka sebagian besar wilayah Desa Garing

    mendapat curah hujan merata sepanjang tahun.

    4.2 Kondisi Demografis

    Jumlah penduduk yang ada di Desa Garing Kecamatan Tompobulu

    Kabupaten Gowa sebesar 3,605 jiwa terdiri dari laki-laki 1,787 jiwa dan

    perempuan 1.818 jiwa. Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di

    Desa Garing kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dapat dibawah ini.

  • 4.2.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jumlah laki_laki : 1.787 jiwa

    Jumlah perempuan : 1.818 jiwa

    Total : 3.605 jiwa

    Jumlah KRT : 937

    Jumlah KK : 1.112

    Berdasarkan dengan jumlah penduduk di Desa Garing sebanyak 3.605

    jiwa, yang lebih didomiasi dengan jenis kelamin perempuan lebih besar di

    bandingkan dengan jenis kelamin perempuan.

    4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur

    Tabel 1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018

    No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) %

    1 0 – 9 604 17,46

    2 10 – 19 556 16,07

    3 20 – 29 541 15,63

    4 30 – 39 545 15,75

    5 40 – 49 453 13,10

    6 50 – 59 371 10,72

    7 60 – 69 233 6,73

    8 70 - 75> 157 4,53

    Total 3460 99,99

    Sumber : Monografi Desa Garing 2018

  • Tabel 1 menjelaskan bahwa data yang disajikan pada tabel 2 menunjukkan

    bahwa jumlah penduduk yang berusia produktif yaitu pada usia 20-29 tahun. Hal

    ini menunjukkan Desa Garing memiliki potensi sumberdaya manusia dalam hal

    ini penduduknya yang sebagian besar dalam kategori produktif untuk melakukan

    aktivitas khususnya bekerja.

    4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

    Tabel 2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Garing

    Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018

    NO Mata Pencaharian Pokok Jumlah Persentase %

    1 Petani 1171 47,77

    2 Buruh tani 319

    13,01

    3 PNS 64 2,61

    4 Pengrajin industry Rumah tangga 39 1,59

    5 Peternak 801 32,68

    6 Montir 4 0,16

    7 Bidan swasta 1 0,04

    8 TNI 2 0,08

    9 Pengusaha kecil dan menengah 35 1,42

    10 Dukun kampung terlatih 7 0,28

    11 Jasa pengobatan alternatif 8 0,32

    Sumber : Monografi Desa Garing 2018

  • Tabel 2 menjelaskan bahwa mayoritas pendidikan di Desa Garing

    Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa berprofesi petani 1171 orang (47,77%)

    dan mayoritas berprofesi sebagia bidan swasta 1 orang (0,04%)

    Data terbesar : Petani sebesar 47,77%

    Data terkecil : Bidan swasta sebesar 0,04 %

    4.2.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

    Tabel 3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu abupaten Gowa Tahun 2018

    Tingkat Pendidikan Jumlah

    (Orang)

    Presentase %

    Usia 3-6 thn yang belum masuk TK 144 4,13

    Usia 3-6 thn yang sedang TK 33 0,94

    Usia 7-18 thn yang tidak pernah sekolah 188 5,39

    Usia 7-18 yang sedang sekolah 338 9,70

    Usia 18-56 thn yang tidak pernah sekolah 421 12,08

    Tamat SD / sederajat 918 26,34

    usia 12-56 thn yang tidak masuk SLTP 152 4,36

    Usia 17-56 thn yang tidak tamat SLTA 273 7,83

    Tamat SMP / sederajat 461 13,23

    Tamat SMA / sederajat 456 13,08

    Tamat D-1 sederajat 21 0,60

    Tamat D-2 sederajat 39 1,11

    Tamat D-3 sederajat 18 0,51

    Tamat s-1 52 1,49

    Sumber : Monografi Desa Garing 2018

  • Tabel 3 menjelaskan bahwa tingkat pendidikan formal penduduk di Desa

    Garing tergolong tinggi, dimana tamat SD/sederajat dengan jumlah 918 orang

    (26,34%), tamat D-3/sederajat dengan jumlah 18 orang (0,51%)

    Data terbesar : Tamat SD/sederajat sebesar 26,34 %

    Data terkecil : Tamat D3/sederajat 0,51 %

  • V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Identitas Responden

    Identitas responden dalam penelitian ini adalah yang tergolong kedalam

    distribusi pemasaran yang di uraikan dalam pembahasan berikut menggambarkan

    berbagai aspek yakni : keadaan penduduk, dari segi umur, tingkat pendidikan,

    jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, lama berusahatani. Adapun karakteristik

    responden diuraikan adalah sebagai berikut :

    5.1.1. Umur Respondes

    Umur petani pada setiap anggota kelompok tani di Desa Garing

    Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa berkisar 29-45 tahun:

    Tabel 4 Distribusi responden di setiap kelompok tani di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018

    No Kelompok Umur

    (Tahun)

    Jumlah Responden

    (Orang) Persentase (%)

    1 29-33 1 10

    2 34-38 2 20

    3 39-43 6 60

    4 44-48 1 10

    Jumlah 10 100

    Sumber : monografi Desa Garing 2018

    Tabel 4 menjelaskan bahwa umur tertinggi kisaran antara 39-43 tahun

    dengan jumlah responden sebanyak 6 orang (60%) dan umur yang terendah antara

    29-33 tahun dengan jumlah responden 1 orang dengan persentase 10% dan umur

    terendah 44-48 tahun dengan jumlah 1 orang dengan persentase 10%

  • 5.1.2. Pendidikan Responden

    Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya

    seseorang dalam menerima teknologi baru yang dapat menambah pengetahuan.

    Adapun jumlah menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel

    berikut:

    Tabel 5 Distribusi responden menurut jumlah penduduk tingkat pendidikan di

    Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018

    No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

    1 SD 5 50

    2 SMP 2 20

    3 SMA 3 30

    Jumlah 10 100

    Sumber :Monografi Desa Garing 2018

    Tabel 5 menjelaskan bahwa petani tingkat pendidikan SD sebanyak 5

    orang atau 50%, SMP 2 orang atau 20% dan SMA 3 orang atau 30%. Pendidikan

    sangat penting untuk di miliki setiap orang, tingkat pendidikan yang semakin

    tinggi akan memudahkan seseorang untuk melakukan aktivitas yaiku dalam

    mencari pekerjaan dengan adanya mendidikan seseorang akan memiliki

    kemampuan berfikir yang lebih baik dan mudah mencari solusi dari masalah-

    masalah yang di hadapinya.

    5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Menurut Responden

    Tanggungan keluarga adalah seluruh orang yang tinggal di dalam maupun

    di luar rumah yang di biayai atau di nafkahi, jumlah tanggungan keluarga juga

    sangat mempengaruhi pelu usaha untuk terus bekerja mencari penghasilan untuk

  • dapat bertahan hidup serta memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila jumlah

    tanggungan keluarga semakin banyak maka biaya yang di butuhkan semakin besar

    pula. Adapun responden jumlah tanggungan keluarga di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu Kabupaten Gowa dapat di lihat pada tabel 6 di bawah ini.

    Tabel 6 Distribusi responden menurut jumlah tanggungan keluarga di Desa

    Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Tahun 2018

    No Tanggungan Keluarga (Orang) Jumlah Orang Persentase (%)

    1 1-2 4 40

    2 3-4 5 50

    3 5-6 1 10

    Jumlah 10 100

    Sumber : Monografi Desa Garing 2018

    Tabel 6 menjelaskan bahwa jumlah tanggungan 1-2 sebanyak 4 orang

    (40%), sedangkan jumlah tanggungan antara 5-6 yaitu sebanyak 1 orang dengan

    persentase sebanyak (10%). Data diatas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan

    keluarga responden dengan kategori terbanyak berada pada jumlah tanggungan 3-

    4 sebanyak orang 5 dengan persentase (50%).

    5.1.4. Pengalaman Usaha Tani

    Petani pada setiap kelompok tani di Garing memiliki kisaran 6-10 tahun

    sedangkan yang memiliki presentase terbesar yakni sebanyak 7 orang petani atau

    mencapai 70% dengan kisaran 6-10 tahun. Dapat di uraikan pada tabel berikut.

  • Tabel 7 Distribusi Responden Menurut Pengalam Berusaha Tani di Desa Garing

    Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Tahin 2018

    No Pengalaman Usaha Tani

    (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

    1 4-5 2 20

    2 6-7 2 20

    3 8-9 6 60

    Jumlah 10 100

    Sumber : Monografi Desa Garing 2018

    Tabel 7 menjelaskan bahwa sebagian petani didominasi pada pengalaman

    usahatani antara 8-9 tahun sebanyak 6 orang dengan presentase (60%), dan 6-7

    tahun sebanyak 2 orang dengan presentase (20%), dan 4-5 tahun sebanyak 2 orang

    dengan presentase (20%). Hal ini dikarenakan sebagian besar petani anggota

    kelompok pada setiap kelompok tani di Desa Garing Kecamatan Tompobulu

    Kabupaten Gowa.

    5.1.5. Luas Lahan Menurut Responden

    Penduduk di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa

    pada umumnya hidup dari sektor pertanian. Hal ini didasarkan pada potensi lahan

    yang dimiliki yang terdiri atas lahan perkebunan dan lahan kering. Luas lahan

    kering yang ada di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa

    disajikan pada Tabel 8 dibawah ini

    Tabel 8 Luas Lahan Kering di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten

    Gowa Tahun 2018

    No Luas Lahan

    (Ha) Jumlah

    Persentase

    (%)

    1 2-3 5 50

    2 4-5 5 50

    Jumlah 10 100

    Sumber : Monografi Desa Garing 2018

  • Tabel 8 menjelaskan bahwa lahan kering yang ada di Desa Garing

    Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dengan jumlah 2-3 sebanyak 5 orang

    dengan presentase (50%), dan 4-5 sebanyak 5 dengan presentase (50%).

    Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat beberapa luas lahan pertanian yang

    dimiliki masyarakat Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa dalam

    mengusahakan tanaman padi gogo yang merupakan usaha pokok masyarakat yang

    ada di wilayah tersebut.

    5.2 Peran Penyuluhan Pertanian

    Arah kebijakan pemerintah saat ini dengan memprioritaskan peningkatan

    produksi pertanian sebagai usaha pemberdayaan potensi lokal masyarakat, melihat

    potensi lahan yang dimiliki Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa

    banyak diusahakan tanaman padi karena sumber air yang cukup banyak, sejalan

    dengan kebijakan pemerintah maka penyuluh pertanian sebagai ujung tombak

    dalam mensosialisasikan kebijakan pemeritah di tingkat lebih rendah ( wilayah

    kerja tingkat desa) aktif melakukan penyuluhan mengenai peningkatan produksi

    pertanian kepada petani khususnya petani padi gogo, baik sebagai usaha pokok

    maupun usaha sampingan. Penyuluh pertanian memiliki tugas manyampaikan

    informasi kepada petani dalam usaha peningkatan keterampilan dalam

    peningkatan produksi petani padi gogo (Syamsuddin,2007).

    Salah satu keberhasilan pengelolaan usaha tani padi gogo ditentukan

    dengan penggunaan input produksi. Penggunaan input produksi yang optimal

    akan menghasilkan produksi yang maksimal dan pada akhirnya memberikan

  • keuntungan usahatani yang relatif tinggi. Dari hasil diskusi dengan petani dan

    penyuluh lapangan, usaha tani padi gogo yang dilaksanakan petani dengan kisaran

    luas garapan 0,50-1 ha ( rata-rata 0,75 ha/petani). Petani masih menggunakan

    varietas yang tersedia di lapangan. Benih yang digunakan umumnya dari gasil

    panen sendiri yang di dapatkan pada pemerintah daerah, dan varietas yang

    digunakan ini sudah turun temurun selama lima tahun terakhir. (Rohaenil et al

    2012).

    5.3 Peran Penyuluh Sebagai Pembimbing

    Peran penyuluh pertanian sebagai pembimbing adalah membantu petani

    membentuk pendapat sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara

    berkomunikasi dan memberi informasi yang mereka perlukan. Pendapat petani

    dan keputusanya berdasarkan kepada citra mereka tentang keyakinan hidup dan

    dugaan mereka terhadap konsekuensi tindakanya. Penyuluh pertanian bertugas

    membantu petani untuk memberikan pengalaman dan mencapai konsekuensi yang

    di harapkan sehingga menjadi lebih baik dalam penyesuaian diri dan kehidupanya.

    Agar dapat berkomunikasi dengan petani, maka seorang penyuluh gharus

    memiliki dasar-dasar pengetahuan praktek usaha tani, agar dapat memahami

    keadaan petani, mau mendengar dan mengerti tehadap keluhan-keluhan yang di

    sampaikan oleh petani ( Van Den Ban,2003).

    Kegiatan rutin yang dilakukan kelompok tani di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu dilakukan sebanyak 2 kali dalam sebulan. Ada yang melaksanakan

    pertemuan kelompok di awal bulan namun ada juga yang mengadakan pada

    minggu ke 2 dan minggu ke 4. Pelaksanaan penyuluhan yang diadakan selama 2

  • kali dalam sebulan sudah di raskan optimal oleh kelompok tani, jika pertemuan

    sering diadakan justru mereka akan merasakan bosan. Peran penyuluh dalam

    mengusahakan bantuan modal dan memberi informasi mengenai sumber danah

    kredit sudah optimal, penyuluh berusaha merekomendasikan kelompok tani agar

    bisa mendapakan bantuan dari pemerintah setempat dan dinas peranian.

    Namun, ada juga responden yang menyatakan kurang baik mengenai peran

    penyuluh tersebut. Ini disebabkan karena kurang puasnya responden terhadap

    usaha yang di lakukan penyuluh pertanian dalam mengupayakan bantuan atau

    modal yang belum terlaksana selama ini. Tetapi jika dilihat dari keseluruhan

    tanggapan dari berbagai responden anggota kelompok tani, maka peran penyuluh

    pertanian di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa cukup baik

    karena penyuluh dirasa cukup optimal dalam memenuhi perannya sebagai

    pembimbing.

    5.4 Peran Penyuluh Sebagai Organisator dan Dinamisator

    Peran penyuluh pertanian sebagai organisator dan dinamisator adalah

    membantu petani dalam memecahkan masalah mereka. Jika petani menghadapi

    masalah mengenai pertanian, misalnya mengajurkan pemakaian teknologi

    modern, pemakaian pupuk, memperkenalkan pada petani gejala beberapa penyakit

    atau hama serta bagaimana tindakan yang harus diambil jika terjadi infeksi. Selain

    itu, dapat juga membekali petani dengan buku acuan yang mengulas berbagai

    jenis hama dan penyakit beserta cara pemberantasannya (Nasution,2004).

  • Penyuluh juga berperan dalam mengambil keputusan di kelompok tani

    dengan cara musyawara. Namun, penyuluh hanya bertindak sebagai pengarah

    sedangkan keputusan mutlak sepenuhnya ditangani kelompok. Tetapi ada juga

    beberapa responden yang kurang begitu sependapat jika penyuluh harus ikut adil

    dala rapat anggota, mereka berpikir segala sesuatu keputusan hanya berdasarkan

    persetujuan kelompok tani demata. Presensi kunjungan penyuluhan sudah di ras

    optimal, hal ini dibuktikan dengan kehadiran penyuluh dalam suatu kegiatan rutin

    kelompok walaupun terkadang sekali mereak tidak hadir karena ada sesuatu hal

    yang tidak bisa di tinggalkan

    5.5. Peran Penyuluh Sebagai Teknisi

    Suatu hal penting yang harus selalu di ingat oleh penyuluh lapangan dalam

    memiliki metode penyuluhan yang sesuai yaitu keterlibatan petani dalam proses

    belajar mengajarnya. Dalam menyelengarakan penyuluhan, penyuluh lapangan

    harus bertingka laku wajar, tidak berlebihan dan jika mungkin kegiatan belajar

    mengajar dalam penyelengaraan penyuluhan harus dilakukan oleh petani serta

    partisipasi aktif dari petani, sehingga petani akan belajar keterampilan yang

    diperlukan untuk melaksanakan kegiatan usha lainya secara maksimal.

    (Kartasapoerta,2001).

    Pengaruh yang sangat kuat dari suatu praktek demonstrasi dapat dicapai jika

    hal ini dilakukan oleh petani sendiri, tanpa adanya keterlibatan petani anggota

    kelompok secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan sulit untuk

    melakukan alih keterampilan yang diperlukan. Pada setiap kunjungan penyuluh

  • kepada kelompok tani, penyuluh harus mendorong kelompok tani tersebut untuk

    membahas keberhasilan dan kekurangan kelompok dalam berusaha tani serta

    mengarahkanya untuk mengatasi kekurangan atau keberhasilan tersebut.

    Disamping itu, penyuluh harus berusaha mengorganisasi suatu demonstrasi atau

    praktek guna mengajak anggota kelmpok tani yang masih berpendidikan kolot

    untuk ikut berpartisipasi.

    5.6. Peran Penyuluh Sebagai Konsultan

    Penyuluh pertanian sebagai konsultan yaitu bertindak memberi pengarahan

    dan memperkenalkan teknologi baru pada kelompok tani serta bagaimana

    perbaikan-perbaikan yang perlu dibenahi dalam upaya memecahkan masalah

    pertanian. Selain masalah pertanian, organisasi swasta atau lembaga swadaya

    masyarakat (LSM) semakin besar perananya dalam pembangunan Desa dan

    pendidikan penyuluh yang merupakan salah satu alat kebijakannya. Organisasi

    tersebut sering menawarkan kesempatan pada petani untuk berpartisipasi dalam

    merencanakan program penyuluh ( Suhardiyono, 2002 ).

    Selain penyuluh pertanian, ada juga organisasi pertanian atau LSM yang

    memberikan penyuluhan untuk menambah wawasan para petani dan hal ini

    memang disambut baik oleh masing-masing anggota kelompok tani, karena

    dengan adanya LSM, para petani dapat menambah wawasan dan bertukar pikiran

    untuk menambah pengalaman bertani mereka. Organisasi pertanian swasta

    memang semakin berkembang perannya karena sering diras memiliki lebih

    banyak kelebihan dari pada kekurangan bila di bandingkan dari pemerintah yang

  • menjalankan tuga serupa. Misalnya, pada media atau teknologi yang digunakan

    pada saat penyuluhan.

    Adapun rata-rata skor dari kategori peran Penyuluh Pertanian dalam

    Meningkatkan produksi Padi Gogo disajikan pada tabel 6 berikut:

    Tabel 9 Rata-rata peranan penyuluh Desa Garing Kecamatan Tompobulu

    Kabupaten Gowa Tahun 2018

    No Peran Penyuluh Jumlah Rata-rata Kategori

    1. Sebagai Pembimbing 82 27 Tinggi

    2. Sebagai Organisator dan Dinamisator 72 24 Sedang

    3. Sebagai Teknisi 77 25 Sedang

    4. Sebagai Konsultan 83 27 Tinggi

    Sumber. Data Primer Setelah di Olah Tahun 2018

    Tabel 9 menjelaskan bahwa peran penyuluh pertanian sebagai organisator

    dan teknisi berada pada kategori baik. Sedangkan sebagai pembimbing serta

    konsultan berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa peran

    penyuluh membantu petani dalam memecahkan masalah mengenai pertanian,

    misalnya menganjurkan pemakaian teknologi moderen, pemakaian pupuk,

    memperkenalkan pada petani gejala beberapa penyakit dan hama serta bagaimana

    tindakan yang harus diambil jika terjadi infeksi. Selain itu, dapat juga membekali

    petani dengan buku acuan yang mengulas berbagai jenis hama dan penyakit

    beserta cara pemberantasanya.

  • 5.7. Penanaman Padi Gogo

    5.7.1. Terakhir Penanaman Padi Gogo

    Penaman yang baik dilakukan setelah terdapat 1 – 2 kali hujan, diakhir

    musim penghujan. Bahkan petani telah menebar benih pagi gogo sebelum hujan

    turun atau yang lebih dikenal dengan sistem Sawur tinggal. Sistem tanam sawur

    tinggal dapat dianjurkan pada daerah-daerah yang memiliki curah hujan sedikit.

    5.7.2. Kelebihan Padi Gogo

    Kelebihan padi gogo merupakan padi lahan kering atau lahan sub

    marginal, sehingga cocok dikembangkan di daerah-daerah yang tidak ada air tapi

    penanamannya dilakukan pada musim hujan. Pertumbuhan padi yang dikelola

    selama proses produksi cukup baik dan memberi kepuasan bagi petani, baik dari

    segi produktivitas hingga ketahanannya terhadap penyakit atau serangan hama

    lainnya yang sering membuat para petani mengeluh.

    5.7.3. Lokasi Penanaman

    Lokasi penanaman padi gogo dapat dikakukan pada kondisi lahan

    berlereng sampai bergelombang dan padi gogo dapat ditanam didaerah

    perkebunan ataupun di sawah yang tidak tergenangi air.

    5.8. Alasan Petani Bagi Penyuluh

    1. Karena penyuluh memberikan pengarahan pada petani tata cara bertani

    dengan baik.

  • 2. Penyuluh memberikan soslusi ketika petani mendapat masalah pada lahan

    pertaniannya.

    3. Peran penyuluh memberikan gambaran tentang kegunaan dan funsi dari

    kredit usaha tani padi gogo

    4. Karena penyuluh melihat kondisi di lapangan ketika ada warga atau

    masyarakat yang belum terdaftar sebagai anggota kelompok tani maka

    penyuluh membentuk kelompok tani.

    5. Bahwa dalam mengambil keputusan penyuluh selalu memanggil ketua

    kelompok dan anggota kelompok tani dengan mengadakan rapat untuk

    mendapatkan sebuah keputusan.

    6. Ketika petani ada masalah tentang hama tikus dan hama ulat maka

    penyuluh turun di lapangan meninjau lansum keadaan tanaman, jadi

    penyuluh tau hama apa yg menyerang tanaman bagi petani dan memberi

    racun.

    7. Setelah musim tanam tiba para penyuluh biasa turun di lapangan mengajak

    para petani untuk bercocok tanam Padi Gogo dengan baik.

    8. Penyuluh turun tangan dengan memberikan praktek pada para petani

    9. Karena dalam memberkan pelatihan penyuluh selalu berpedoman buku

    panduan

    10. Penyuluh selalu mempromosikan metode yang terbaik kepada kelompok

    tani dalam berupaya untuk mendapat kepercayaan dari para petani.

  • VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Hasil penelitian mengenai peranan penyuluh yang sesuai di Desa

    Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa adapun peranan penyuluh

    yaitu, Sebagai Organisator dan Teknis berada pada kategori baik dengan

    jumlah persentase 72 atau 7,50% dan Teknis 77 atau 7,40 baik. Sedangkan

    Sebagai Pembimbing dan Sebagai Konsultan berada pada kategori sangat baik,

    dengan Jumlah persentase 82 atau 8,20% dan sebagai Konsultan 83 atau

    7,90%.

    Berdasarkan hasil dan pengolahan data dapat di simpulkan sebagai berikut:

    1. Belum adanya pelatihan yang diberikan kepada para petani yang

    mayoritas adalah petani muda yang bisa menunjang produksi padi gogo

    didesa garing

    2. Peran penyuluh sebenarnya sudah cukup baik seperti pengenalan

    teknologi pertanian, pemberian pupuk, mengenalkan berbagai penyakit

    tanaman kepada para petani, serta cara mengatasi hama tanaman

    6.2. Saran

    1. Pembinaan masih perlu dilanjutkan, khususnya sistem pemeliharaan

    tanaman padi gogo dan pemasaran hasil pertanian.

    2. Peran penyuluh masih perlu ditingkatkan terutama dalam mempraktekkan

    berbagai jenis peralatan pertanian, agar produksi pertanian dapat

    dioptimalkan

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ali, 2012. peran penyuluh pertanian. http://dunia pertanian agribisnis. blogspot.

    com/2012/06/ peran-penyuluh pertanian.html, diakses tanggal 23 desember

    2018

    Adi Surya Perdana, 2019. Budidaya Padi Gogo. https:// adhi surya perdana.

    wordpress. com/pertanian-ugm/budidaya-tanaman/. Diakses tanggal 23

    desember 2018.

    Andriani, 2008. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia Sastra Hudaya, jakarta

    Ayya, 2010. Peranan Penyuluhan Dalam Pembangunan Pertanian Sebagai

    Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Petani. https:// ayyayy.wordpress.

    com/2010/05/10/ peranan-penyuluhan-dalam-pembangunan-pertanian-

    sebagai-upayameningkatkan-kesejahteraan-petani/ di akses tanggal 23

    desember 2018.

    Huki 2016, Persebaran Pertanian Tanaman Pangan di Indonesia,

    anen9.blogspot.com/2016/03/persebaran-pertanian-tanaman-pangan

    di.html, di akses tanggal 23 desember 2018

    Idhafarida, 2012. defenisi falsafa dan peran penyuluh, https:// idhafarida.

    wordpress.com/2012/04/19/definisi-falsafah-dan-peran-penyuluhan-

    pertanian/ diakses tanggal 23 desember 2018

    Kartasapoerta, 2004. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman, bumi

    aksara, Jakarta.

    Kartasapoetra, 2001. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

    Luci, 2016. Persebaran Pertanian Tanaman Pangan di Indonesia,

    anen9.blogspot.com/2016/03/persebaran-pertanian-tanaman-pangan

    di.html, di akses tanggal 23 desember 2018.

    Nasution, 2004. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya.

    Raja Grafindo Persada. Jakarta.

    Rani dan Santi, 2015. ,makalah budidaya padi gogo, http:// ayotanioke.

    blogspot.com/2015/08/ makalah-budidaya-padi-gogo. html diakses 23

    desembar 2018

    Sam Abdul Syukur, 2011. Kajian Metode Dan Kendala Penyuluhan Pertanian Di

    Kecamatan Dau Kabupaten Malang", Http:// Kuliah Suim. Blogspot.

    Com/2011/11/Isi-Kajian-Metode-Dan-Kendala.Html, Diakses Tanggal 23

    Desember 2018

  • Syamsuddin, 2007. Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Departemen Pertanian

    Badan Penyuluhan Bimas Jakarta.

    Suhardiyono, 2002. Penyuluhan Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. PT Erlangga

    Jakarta.

    Van den Ban , 2003. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta

    Zaini, 2002. Pengolahan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT) Merupakan

    Alternatif Pengolahan Tanaman Padi Secara Intensif dan Spesifik Lokasi.

  • L

    A

    M

    P

    I

    R

    A

    N

  • Lampiran 1: Kuisioner Peneletian

    KUISIONER PENELITIAN

    Identitas Responden

    Nama :

    Jenis Kelamin :

    Usia :

    Tingkat Pendidikan :

    Jumlah Tanggungan :

    Luas Lahan :

    1. Bagaimana pembinaan yang diberikan penyuluh pada petani tentang Usaha

    Tani?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

    Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

    2. Apakah tangapan anda tentang peran penyuluh selama ini?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

  • Alasannya:…………………………………………………………………

    ……………………………………………………………………………

    3. Bagaimana peran penyuluh dalam memberikan bimbingan dan

    mengusahakan bantuan modal/sumber dana kredit?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

    Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

    4. Bagaimana peran penyuluh dalam pembentukan/pengembangan kelompok

    tani?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

    Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

    5. Bagaimana peran penyuluh dalam pengambilan keputusan di kelompok

    tani?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

  • Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

    6. Bagaimana peran penyuluh dalam memberikan masukan tentang maslah

    yang dihadapi petani serta upaya pemecahannya?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

    Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

    7. Bagaimana pembinaan penyuluh pada petani tentang teknik usaha tani?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

    Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

    8. Bagaimana tingkat keahlian penyuluh dalam memberikan demonstrasi yang

    bersifat teknis?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

  • Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

    9. Apakah penyuluh dalam memberikan demonstrasi/pelatihan tentang teknis

    usaha tani dan metode serta inovasinya menurut anda bagaimana?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

    Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

    10. Bagaimana upaya penyuluh dalam memperkenalkan teknologi baru pada

    kelompok tani?

    a. Baik

    b. Kurang Baik

    c. Tidak Baik

    Alasannya:………………………………………………………………………

    ………………………………………………………………………………….

  • Tabel 2: Lokasi Penelitian

  • Lampiran 5. Profil penyuluh

    Nama : Abd Karim S.P

    Tempat/Tanggal Lahir : Garing, 11 Agustus 1970

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Alamat : Garing, RT/RW 001/002, Desa Garing, Kec Tompobulu,

    Kab Gowa

    Agama : Islam

    Status Perkawinan : Menikah

    Pekerjaan : Penyuluh Pertanian

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Umur : 49 Tahun

    Lama jadi Penyuluh : 24 Tahun

  • Lampiran 5: Foto Dokumentasi Penelitian

    Gambar 1. Foto Bersama Anggota Kelompok Tani

    Gambar 2. Foto Bersama Ketua Kelompok Tani

  • Gambar 3. Foto lahan Padi Gogo

  • RIWAYAT HIDUP

    RAHMAN, dilahirkan di Desa Garing Kecamatan

    Tompobulu Kabupaten Gowa pada tanggal 06 Oktober

    1995 anak dari pasangan RAHIM dan HABIBA.

    Jenjang pendidikan formal yang pernah di lalui adalah

    sebagai berikut:

    a. Masuk sekolah dasar di SD Negeri Garing dan tamat ada tahun 2008.

    b. Masuk sekolah menengah pertama di SMP Negeri I Tompobulu tamat

    pada tahun 2011

    c. Masuk sekolah menengah atas di Madrasah Aliya Negeri Malakaji Gowa

    dan tamat pada tahun 2014

    d. Masuk keperguruan tinggi, Universitas Muhammadiyah Makassar jurusan

    Agribisnis Fakultas Pertanian tahun 2014.