PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA...

86
PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAMBI DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) Disusun Oleh: Ma’rifah Nur Aini NIM UB150106 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2019

Transcript of PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA...

Page 1: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA

NASIONAL PROVINSI JAMBI DALAM MENCEGAH

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

(S1)

Disusun Oleh:

Ma’rifah Nur Aini

NIM UB150106

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2019

Page 2: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI
Page 3: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI
Page 4: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI
Page 5: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

MOTTO1

“ Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,

(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk

perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan”. (Q.S Al-Maidah:90)

1Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an, Jilid VI: Tafsir Nurul Qur’an (Jakarta: Penerbit

Al-Huda., 2004), 111.

Page 6: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

PERSEMBAHAN

بِسْمِ اللّهِ الَّرَحْمنِ الرَّحِيمِ

Alhamdulilah segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan

kecerdasan spiritual kepada manusia hingga terselesaikannya tugas akhir ini. Puji

dan syukur kepada-Mu telah menghadirkan mereka yang selalu dijadikan

semangat dan senantiasa mendo’akan setiap langkah kehidupan. Hanya kepada-

Mu tempatku mengadu dan berucap syukur. Sholawat dan salam tak lupa pula

kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW semoga kelak kita mendapatkan

syafaat dari beliau. Aamiin..

Kepada Ayahanda (Tabrani) dan Ibunda (Rosmiati) tercinta, terkasih dan yang

tersayang sebagai tanda bakti, tugas akhir ini kupersembahkan. Tiada kata atau

upaya yang bisa membalas segala kasih sayang, dukungan, do’a, usaha

sepenuhnya yang beliau berikan baik materi maupun non materi hingga akhir.

Seluruh keluarga besarku yang tercinta, teruntuk kakakku Kurniati, abangku

Hiswandi, dan adikku Syalwha yang selalu mendukung hingga terselesaikannya

tugas akhir ini.

Terkhusus untuk UIN STS Jambi Fakultas Dakwah tercinta

Kepada sahabat-sahabat Effendi, Hesi Fatimah Nuraini, Rika, Hestisarah, Hana

Mukarromah, Rizkha Armely, Elly Sukmawarni, Si’in, Jody Setiawan dan seluruh

teman seperjuangan yang tak bisa disebutkan satu persatu, warga jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam angkatan 2015 yang tentunya perjuangan dari mulai

awal kuliah hingga akhir dan banyak kenangan indah yang tersimpan. Segala

bentuk kesuksesan di masa depan bersama kita semua. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua. Aamiin..

Page 7: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

ABSTRAK

Ma’rifah Nur Aini, Peran Penyuluh Bidang Pencegahan BNN

Provinsi Jambi dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah

Menengah Pertama Kota Jambi. Skripsi, Jambi. Fakultas Dakwah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019.

Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi merupakan salah satu lembaga

seksi pencegahan yang membantu mencegah penyalahgunaan narkoba. Sosialisasi

yang dilakukan oleh penyuluh terhadap masyarakat khususnya di lingkungan

Sekolah Menengah Pertama akan sangat membantu untuk mengenali masalah atau

perilaku yang memicu penyalahgunaan narkoba tersebut. Begitu pentingnya

keberadaan penyuluh ini, sehingga tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang,

melainkan secara profesional yaitu orang yang telah mendapatkan pelatihan

penyuluhan narkoba. Harapannya setelah siswa-siswi di lingkungan sekolah

mengikuti proses konseling, konseli mampu untuk menghindari diri terhadap

penyalahgunaan narkoba, baik itu dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Penelitian ini mengungkap bagaimana peran penyuluh seksi pencegahan Badan

Narkotika Nasional Provinsi Jambi dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di

lingkungan Sekolah Menengah Pertama.

Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang jenis-jenis narkoba, bentuk

metode penyuluhan, media penyuluhan yang digunakan oleh penyuluh, dan apa

saja peranan penyuluh di lingkungan Sekolah Menengah Pertama tersebut.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif eksplanatoris ini untuk menjelaskan apa yang terjadi

secara lengkap, sedangkan untuk eksplanatoris ini untuk menjelaskan bagaimana

suatu peristiwa terjadi. Artinya penelitian ini diupayakan untuk menggambarkan

fakta yang diinterpretasi secara tepat dan teruji. Subjek penelitian adalah penyuluh

seksi pencegahan yang bekerja di Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi. Cara

pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang

diperoleh kemudian dilakukan analisis data untuk pengambilan kesimpulan.

Hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk metode yang

digunakan oleh penyuluh ada 2 yaitu metode penyuluhan langsung dan metode

penyuluhan tidak langsung. Media yang digunakan oleh penyuluh yaitu media

elektronik, media cetak dan media sosial. Adapun peranan penyuluh ada 4 yaitu

penyuluh sebagai komunikator, penyuluh sebagai fasilitator, penyuluh sebagai

motivator dan penyuluh sebagai agen perubahan.

Kata kunci: Penyalahgunaan narkoba, bentuk metode penyuluhan, media

penyuluhan dan peranan penyuluh.

Page 8: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas taufiq

dan hidayah-Nya maka peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

dengan baik. Salawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW sang suri teladan umat, yang telah memberi kita contoh yang baik dalam

menjalani hidup.

Suatu kebahagiaan yang tiada terhingga, karena sampai saat ini peneliti

masih bisa diberi kesempatan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran

Penyuluh Bidang Pencegahan BNN Provinsi Jambi dalam Mencegah

Penyalahgunaan Narkoba di Sekolah Menengah Pertama Kota Jambi”.

Untuk mendapat gelar Strata Satu (S1) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

Fakultas Dakwah di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, ini mencapai titik akhir

dengan penuh rasa syukur.

Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun

banyak pihak yang turut serta motivasi, bantuan dan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga

peneliti ucapkan kepada mereka, yaitu:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA, Ph.D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd, dan Ibu

Dr. Hj. Fadhlillah selaku Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sultan Thaha

Saifuddin Jambi.

3. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH., M.Hum, selaku Wakil Dekan Fakultas

Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Sya’roni, S.Ag, M.Pd selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Penyuluhan

Islam (BPI).

6. Ibu Neneng Hasanah, M. Pd. I selaku Sekretaris Prodi Bimbingan dan

Penyuluhan Islam (BPI).

7. Bapak Drs. Zulqarnain, M. Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Neneng

Hasanah, M. Pd. I selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu meluangkan

waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan penyusunan

skripsi ini.

8. Bapak Drs. Lahmudin, M. Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik.

9. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi

bekal bagi peneliti untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatu

bermanfaat.

10. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Kepala Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Kepala Perpustakaan UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya serta Kepala Perpustakaan Wilayah

Jambi.

Page 9: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

12. Staf Kepegawaian Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

13. Teman-teman jurusan BPI, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta dan

kawan-kawan posko 16 Desa Kembang Seri Baru Kab. Batanghari

KUKERTA gelombang I, terimakasih sedalam-dalamnya atas semangat dan

dukungan kalian, sehingga peneliti dapat terus optimis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Peneliti ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT

melimpahkan ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.

Page 10: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

NOTA DINAS ...........................................................................................................

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .........................................

PENGESAHAN ........................................................................................................

MOTTO ....................................................................................................................

PERSEMBAHAN .....................................................................................................

ABSTRAK ................................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. v

TRANSLITERASI………………………………………………………………vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Permasalahan .............................................................................................. 6

C. Batasan Masalah ......................................................................................... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 7

E. Landasan Teori ........................................................................................... 8

F. Metode Penelitian ..................................................................................... 25

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................... 28

H. Studi Relevan ............................................................................................ 30

BAB II PROFIL BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAMBI

A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi .............. 33

B. Letak Geografis Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi .................. 35

C. Tugas Pokok dan fungsi .......................................................................... 36

D. Visi dan Misi Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi ...................... 40

BAB III BENTUK METODE DAN MEDIA PENYULUHAN BIDANG

PENCEGAHAN BNNP JAMBI DALAM MENCEGAH NARKOBA DI

SEKOLAH

Page 11: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

A. Bentuk Penyuluhan Narkoba ................................................................... 43

B. Metode Penyuluhan ................................................................................. 49

BAB IV PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN

NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAMBI DI SMP SEDERAJAT

A. Penyuluh sebagai Komunikator ............................................................... 52

B. Penyuluh sebagai Fasilitator .................................................................... 53

C. Penyuluh sebagai Motivator .................................................................... 54

D. Penyuluh sebagai Agen Perubahan .......................................................... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 59

B. Saran ........................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : .......................................................................................... 4

Table 1.2 : ........................................................................................... 4

Table 1.3 : ........................................................................................... 5

Tabel 1.4 : ........................................................................................... 5

Tabel 1.5 : ........................................................................................... 6

Page 13: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

TRANSLITERASI2

A. Alfabet

2Disederhanakan dari ala-Lc Romanization Tables, Turabian Style.

Arab Indonesia Arab Indonesia

` th

B zh

T `a

Ts Gh

J F

Ch Q

Kh K

D L

Dz M

R N

Z W

S H

Sy ؍

Sh Y

Dh

Page 14: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

B. Vokal dan Harkat

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’ marbutah ini ada dua macam:

1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya

adalah /h/.

contoh:

Arab Indonesia

Salah

Mir’ah

2. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah,

maka transliterasinya adalah /t/.

Contoh:

Arab Indonesia

Wizaarat al-Tarbiyah

Mir’at al-zaman

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

Aa Aa

Uu

Page 15: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka translaterasinya adalah

/tan/tin/tun.

Contoh:

Arab Indonesia

Fajannatan

Page 16: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini Indonesia memiliki berbagai permasalahan yang kompleks. Dari

berbagai permasalahan yang dihadapinya, salah satu yang menjadi fokus

penelitian adalah permasalahan penyalahgunaan narkoba, karena narkoba

memiliki efek yang multi dimensional. Penyalahgunaan narkoba pada saat ini

sudah menjadi masalah global, karena mengakibatkan dampak buruk pada

berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti aspek kesehatan, pendidikan,

pekerjaan, kehidupan sosial dan keamanan.3

Narkoba membuat manusia mabuk seperti mengonsumsi minuman keras.

Bahkan efek mabuk seperti mengonsumsi minuman keras yang ditimbulkan jauh

lebih dahsyat dari pada khamar. Berarti ada sisi kemiripan alasan dalam

mengharamkan narkoba dan miras. Yaitu kedua-duanya (narkoba dan khamar)

sama-sama memabukkan, memicu kejahatan dan merusak jasmani dan rohani.

Dengan demikian maka jelas sekali bahwa narkoba hukumnya haram

sebagaimana Khamar. Semua yang baik halal dan semua yang merugikan haram

seperti telah dijelaskan dalam surah al-A’raf ayat 157 yang berbunyi:

3Tim Penyusun, Pedoman Rehabilitasi Adiksi Berbasis Masyarakat (Jakarta: BNN, 2012),

1.

Page 17: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

“(yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi, yang ummi (tidak bisa baca

tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada

pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari

yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan

mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-

beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang

yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti

cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah

orang-orang beruntung. (QS. al-A’raf : 157)”

Adapun dalam ajaran Islam ditegaskan mengenai larangan narkoba dalam

surah Al-Maidah ayat 90 yang berbunyi:

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,

(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah

perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-

perbuatan) itu agar kamu beruntung."(QS. Al-Ma'idah : 90)4

Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sangat

memprihatinkan. Hal ini disebabkan beberapa hal antara lain karena Indonesia

yang terletak pada posisi di antara tiga benua dan mengingat perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pengaruh globalisasi dan arus

transportasi yang sangat maju serta penggeseran nilai dengan dinamika

sasaran opini peredaran gelap narkoba.

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.

Mengingat hampir seluruh penduduk Indonesia dapat dengan mudah

4Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an, Jilid VI: Tafsir Nurul Qur’an (Jakarta: Penerbit

Al-Huda., 2004), 111.

1

Page 18: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa di daerah

sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan geng.

Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas, pemerintah khawatir

akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela.

Kekhawatiran ini semakin dipertajam akibat maraknya peredaran gelap

narkoba yang telah merebak di segala lapisan masyarakat, termasuk di

kalangan generasi muda khususnya lingkungan sekolah. Perilaku sebagian remaja

yang secara nyata telah jauh mengabaikan nilai-nilai kaidah dan norma serta

hukum yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat menjadi salah satu

penyebab maraknya penggunaan narkoba di kalangan generasi muda. Dalam

kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat masih banyak dijumpai

remaja yang masih melakukan penyalahgunaan narkoba, hal ini akan sangat

berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara pada masa mendatang.

Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba (Narkotika,

Psikotropika dan Bahan Zat Adiktif lainnya) di Indonesia sejak lama telah

menjadi hambatan dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia, khususnya

generasi muda bangsa. Hal ini telah mengundang perhatian pemerintah RI dengan

membuat aturan pelaksanaan dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35

tahun 2009 tentang Narkotika yaitu restrukturisasi kelembagaan Badan Narkotika

Nasional dalam melakukan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), khususnya dengan terbitnya Peraturan

Presiden No. 23 tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (BNN).5

Dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya mengancam

kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga

masa depan bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi,

usia maupun tingkat pendidikan. Sampai saat ini tingkat peredaran narkoba

sudah merambah pada berbagai level, tidak hanya pada daerah perkotaan saja

5Tim Penyusun, Buku 1: Petunjuk Teknis dan Prosedur Kerja Pemberdayaan Alternatif

Masyarakat Perkotaan, (Jakarta: BNN, 2018), 1.

Page 19: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

melainkan sudah menyentuh komunitas pedesaan.6 Adapun data menurut hasil

Survey BNN & UI tahun 2018 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Penyalahgunaan Narkoba Berdasarkan Lingkungan7

No. Kategori Jumlah Persentase

1. Lingkungan Kerja 2 juta 59,3 %

2. Lingkungan Pendidikan 800 ribu 23,7 %

3. Lingkungan Masyarakat 573 ribu 17 %

Berdasarkan hasil survey oleh Badan Narkotika Nasional & UI tahun 2018

menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah penyalahguna narkoba di lingkungan

kerja, yakni berjumlah 2 Juta orang dengan presentase 59,3 %. Pada lingkungan

pendidikan menunjukkan angka yang lebih tinggi yakni 800 Ribu dengan

presentase 23,7 dari pada lingkungan masyarakat yakni 573 ribu dengan prsentase

17 %.

Tabel 1.2

Karakteristik Pecandu Narkoba8

No. Karakteristik Persentase

1. Pecandu ganja 44,7 %

2. Mencoba narkoba baru 44 %

3. Pernah di penjara 65 %

4. Pernah di tangkap 25%

5. Pecandu adalah kurir 20 %

6. Pernah terlibat kejahatan 25 %

7. Pernah kecelakaan 29 %

Sumber: hasil Survey BNN & UI Tahun 2018

6Dadang Hawari, Al-Quran Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa (Yogyakarta: PT. Dana

Bakti Prima Yasa, 2004), 3. 7Hasil Survey BNN & UI Tahun 2018.

8Ibid.

Page 20: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Berdasarkan dari tabel tersebut dapat diuraikan bahwa estimasi jumlah

penyalahguna narkoba dunia sebesar 255 juta, jumlah mati akibat over dosis 520

per hari. Menurut hasil Survey BNN & UI (2018): pada 34 Provinsi, jumlah

penyalahguna narkoba di Indonesia sebesar 3,3 juta, mati akibat over dosis 30

orang per hari yg tersebar: Lingkungan Kerja sebesar 2 jt (59,3%), lingkungan

Pendidikan 800 ribu (23,7%), Lingkungan Masyarakat 573 ribu (17%).

Karakteristik pecandu: 44,7% pecandu ganja, 44% mencoba narkoba baru, 65%

pernah dipenjara, 25% pernah ditangkap, 20% pecandu adalah kurir, 25% pernah

terlibat kejahatan, 29% pernah kecelakaan.

Permasalahan narkoba di Indonesia belum sepenuhnya terkendali sampai

saat ini dikarenakan banyak faktor penyalahgunaan narkoba di Indonesia yang

telah tersebar di seluruh wilayah, khususnya di kota-kota besar termasuk Jambi.

Hal ini terjadi pada berbagai strata masyarakat, bahkan dapat dikatakan terdapat di

kalangan Kelurahan, bahkan RT/RW serta berkembang ke sekolah-sekolah

khususnya kota Jambi.

Adapun data kasus penggunaan narkoba dikalangan pelajar SMP di Provinsi

Jambi adalah sebagai berikut:

Tabel. 1.3

Data kasus penggunaan narkoba9

NO TAHUN

KASUS

JUMLAH % NAIK

TURUN NARKO

TIKA

PSIKO

TROPIKA

BAHAN

ADIKTIF

LAINNYA

1 2014 9,422 5,658 17,355 17,355

2 2015 11,380 9,289 22,630 22,630 +30.39

3 2016 10,008 9,783 29,364 29,364 +29.75

4 2017 11,135 8,779 30,878 30,878 +5.16

5 2018 17,834 1,181 26,614 26,614 -13.81

JUMLAH 59,779 34,690 32,372 126,841

Angka kejadian atau jumlah kasus meningkat secara cepat dalam deret

ukur. Hingga saat ini Indonesia berada di urutan ke enam dalam peringkat

9Data BNN Provinsi Jambi tahun 2017-2018.

Page 21: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Internasional, sedangkan Provinsi Jambi berada pada urutan ke empat dengan

peningkatan pengguna tertinggi selama dua tahun terakhir dalam peringkat

Nasional, sedangkan kota Jambi berada pada urutan pertama pada Provinsi Jambi.

Adapun tabelnya sebagai berikut:

1.4

Peringkat Provinsi dengan Peningkatan

pengguna tertinggi10

Adapun sebaran pengguna narkoba di Provinsi Jambi adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.5

Sebaran pengguna narkoba di Provinsi Jambi11

No. Karakteristik Persentase

1. Pekerja 50,1 %

2. Pendidikan 22 %

10

Hasil Survey BNN & UI Tahun 2018. 11

Data BNN Provinsi Jambi tahun 2017-2018.

NO PROVINSI RANGKING NO PROVINSI RANGKING

1. DKI Jakarta I 17. Sulut XVII

2. Sumatera Utara II 18. Jateng XVIII

3. Kalimantan Timur III 19. Riau XIX

4. Jambi IV 20. Gorontalo XX

5. Sulawesi Selatan V 21. Bali XXI

6. Lampung VI 22. NTT XXII

7. DIY VII 23. Sumbar XXIII

8. Sulteng VIII 24. Sumsel XXIV

9. Sultra IX 25. NAD XXV

10. Kepri X 26. Kalsel XXVI

11. Jabar XI 27. Papua XXVII

12. Maluku XII 28. Kalbar XXVIII

13. Bengkulu XIII 29. Bangka Belitung XXIX

14. Jatim XIV 30. NTB XXX

15. Banten XV 31. Kalteng XXXI

16. Kaltim XVI

Page 22: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

3. Pengangguran 27,9%

Permasalahan narkoba khususnya pada sekolah biasanya diawali dengan

pemakaian pertama pada usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan

tekanan seseorang atau kawan sebaya. Didorong rasa ingin tahu atau ingin

mencoba, mereka mau menerimanya. Selanjutnya, tidak sulit untuk menerima

tawaran berikutnya. Dari pemakaian sekali, kemudian beberapa kali, akhirnya

menjadi ketergantungan terhadap zat yang digunakan.

Pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin, sejak anak usia SD hingga

SMA dan perguruan tinggi, bahkan pada anak usia balita. Sekolah adalah lembaga

yang sangat penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba,

mengingat pemakainya sebagian besar adalah anak dan remaja usia sekolah dan

mahasiswa perguruan tinggi.12

Partisipasi dan prakarsa masyarakat dalam perang melawan bahaya

penyalahgunaan narkoba merupakan salahsatu kunci keberhasilan dalam

penanggulangan narkoba. Oleh sebab itu, seberapa pun besarnya dana dan daya

yang dikerahkan pemerintah, khususnya Badan Narkotika Nasional (BNN), untuk

memerangi bahaya narkoba, tidak akan berhasil tanpa berbagi tanggung jawab

dengan masyarakat. Untuk itu BNN melalui Bidang Pencegahan dan

Pemberdayaan Masyarakat berusaha mengajak masyarakat dalam menjalankan

program Pencegahan, Pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran Gelap

Narkoba (P4GN).13

Berdasarkan latar belakang di atas maka menurut peneliti, bimbingan dalam

mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba pada masyarakat khususnya di

sekolah-sekolah perlu di lakukan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk

mengangkat permasalahan ini dalam sebuah penelitian kajian ilmiah dengan judul

”PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BNN PROVINSI

JAMBI DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI”.

12

Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penaggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), 2-3. 13

Media Informasi & Komunikasi Sinar BNN (Jakarta: PT Trubus Swadaya, 2011), 4.

Page 23: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah pokok yang diangkat

dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Peran Penyuluh Bidang Pencegahan BNN

Provinsi Jambi dalam Mencegah terjadinya Penyalahgunaan Narkoba di Kota

Jambi”.

Pokok masalah ini menjadi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana metode penyuluhan yang diberikan dalam mencegah terjadinya

penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah menengah pertama?

2. Apa media yang dapat digunakan penyuluh bidang pencegahan BNN Provinsi

Jambi dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba lingkungan

sekolah menengah pertama?

3. Peran apa yang diberikan penyuluh bidang pencegahan dalam mencegah

penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah menengah pertama?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini difokuskan

pada satu permasalahan. Dimana hal ini untuk menghindari objek bahasan yang

keluar dari koridor yang diharapkan. Oleh karena itulah dalam penelitian peneliti

membatasi masalah yang akan dibahas hanya tentang bagaimana peran penyuluh

bidang pencegahan dalam mencegah penyalahgunaan Narkotika di Lingkungan

Sekolah.

Batasan geografis penelitian ini hanya pada usia remaja di lingkungan

Sekolah Menengah Pertama dan untuk pengambilan sampel hanya dilakukan pada

beberapa sekolah saja. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu yang dimiliki

oleh peneliti dalam melakukan penelitian, maka dari itu peneliti membuat batasan

dalam masalah penelitian.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas yang telah dijabarkan, penelitian ini

bertujuan agar dapat mengetahui bagaimana peran penyuluh bidang pencegahan

BNN Provinsi Jambi dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkoba di

Lingkungan Sekolah menengah pertama. Adapun tujuan lebih spesifik dari

penelitian ini yaitu:

Page 24: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

1. Menjelaskan bentuk metode penyuluhan yang diberikan dalam mencegah

terjadinya penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah Menengah Pertama.

2. Mengetahui media yang digunakan peran penyuluh BNN Provinsi Jambi dalam

mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkoba di lingkungan Sekolah

Menengah Pertama.

3. Menjelaskan peran penyuluh bidang pencegahan BNN Provinsi Jambi dalam

mencegah terjadinya penyalahgunaan Narkoba di lingkungan Sekolah

Menengah Pertama.

Penelitian ini secara umum diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa

aspek meliputi aspek pribadi (diri individu sendiri), instansi atau lembaga, dan

aspek lainnya yang terkait. Adapun kegunaan dari penelitian ini ialah:

1. Secara umum diharapkan menambahkan wacana keilmuan dan dapat

memperkaya pemikiran tentang proses bimbingan khususnya bagi jurusan

Bimbingan Penyuluhan Islam.

2. Dapat memperkenalkan tentang pola bimbingan BNN Provinsi Jambi dalam

mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba di lingkungan SMP.

3. Bagi UIN Sulthan Thaha Saifuddin penelitian diharapkan dapat berguna dalam

mengembangkan citra pendidikan Islam yang kreatif.

E. Kerangka Teori

Antisipasi bahaya narkoba yang dilakukan oleh BNN Provinsi Jambi berupa

bimbingan pada masa anak usia SD, SMP dan SMA sebagai upaya pencegahan

dan penanggulangan yang berkesinambungan. Pencegahan dan penanggulangan

yang dimaksud disini bukan semata-mata informasi mengenai bahaya narkoba,

tetapi lebih menekankan pemberian untuk bersikap dan berprilaku positif,

mengenal situasi penawaran/ajakan, dan terampil menolak tawaran/ajakan

tersebut. Hubungan ini dapat dilihat dalam kerangka berikut:

Mencegah

terjadinya

penyalahgunaan

bahaya narkoba

Peran Peyuluh

Provinsi Jambi

Bidang

Pencegahan

BNNP Jambi

Page 25: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Peran penyuluh dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba, bukan

semata-mata masalah zat atau narkoba itu sendiri. Sebagai masalah prilaku

manusia, banyak variabel yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, diperlukan

adanya informasi mengenai bahaya narkoba.

Lebih jauh ada beberapa definisi terminologis yang digunakan dan perlu

dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengertian Peran

Peran secara etimologi kata “peranan” berasal dari kata “peran” yaitu

perangkat tinggkah yang diharapkan dimiliki atau tindakan yang dilakukan oleh

seseorang dalam suatu peristiwa.14

Peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain

sandiwara (film), tukang lawak pada permainan mahyong, perangkat tingkah yang

diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di peserta didik.15

Peran menurut kamus Populer bahasa Indonesia “peran adalah beberapa

tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dimasyarakat.16

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu

yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.17

Peran digunakan dalam lingkungan pekerjaan, maka seseorang yang diberi

(atau mendapatkan) sesuatu posisi, juga diharapkan menjalankan perannya sesuai

dengan apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut. Harapan mengenai peran

seseorang dalam posisinya, dapat dibedakan atas harapan dari si pemberi tugas

dan harapan dari orang yang menerima manfaat dari pekerjaan/posisi tersebut. Hal

itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi

14

J.S. Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Bandung: Balai Pustaka,2015), 1037. 15

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2011), 854. 16

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Populer Bahasa Indonesia,

(Jakarta:Balai Pustaka, 2013), 84. 17

W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka,

2015), 735.

SMP

Page 26: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat

kepadanya.18

Seseorang dapat memainkan fungsinya dengan menduduki jabatan tertentu,

karena posisi yang didudukinya tersebut. Artinya bahwa lebih memperlihatkan

konotasi aktif dinamis dari fenomena peran. Seseorang dikatakan menjalankan

peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian tidak

terpisah dari status yang disandangnya. Setiap status sosial terkait dengan satu

atau lebih status sosial.19

Abu Ahmadi peranan adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap

caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan

status dan fungsi sosialnya.20

David Berry mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan

yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.21

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Keliat, bahwasanya peran adalah

sikap dan prilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan

posisinya di masyarakat. Adapun menurut Soerjono Soekanto dari sebuah

bukunya, “peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.22

Teori peran (role theory) merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi

maupun disiplin ilmu. Selain dari sosiologi dan antropologi, teori peran masih

tetap digunakan dalam psikologi. Dalam ketiga bidang ilmu tersebut, istilah

“peran” di ambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain

sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk

berprilaku secara tertentu.23

18

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2013), 212-213. 19

Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta, Balai Pustaka, 2003), 7. 20

Abu Ahmadi, Cet. Ke-2:Psikologi Sosial, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2011), 115. 21

David Berry, Cet, Ke-3: Pokok-Pokok Pikiran Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2014), 99. 22

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Balai Pustaka, 2011), 667. 23

Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan IslamI, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2013), 49.

Page 27: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan dengan

posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya teater, yaitu bahwa

perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu

berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan

aktor tersebut. Dari sudut pandang inilah disusun teori-teori peran.24

Teori peran (role theory) mengemukakan bahwa peranan adalah

sekumpulan tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu. Peran

yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda pula. Tetapi apa yang

membuat tingkah laku itu sesuai dalam suatu situasi dan tidak sesuai dalam situasi

lain relatif bebas pada seseorang yang menjalankan peranan tersebut.25

Peranan adalah aspek dinamis yang berupa tindakan atau perilaku yang

dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu posisi dan

melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Jika

seseorang menjalankan peranan tersebut dengan baik, dengan sendirinya akan

berharap bahwa apa yang dijalankan sesuai keinginan dari lingkungannya.26

Beberapa dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peran

adalah suatu yang penting kedudukannya dimasyarakat dan didalam kehidupan

masyarakat. Peran seseorang merupakan bagian dalam interaksi sosial dan dalam

interaksi sosial tersebut munculah perilaku. Perilaku yang diharapkan dapat

berguna untuk membimbing atau mengarahkan masyarakat untuk menjadi lebih

baik.

2. Penyuluh

Penyuluh secara etimologi adalah istilah penyuluhan berasal dari bahasa

latin yaitu “consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai

dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,

istilah penyuluhan berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau

“menyampaikan”.27

24

Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islami, 51. 25

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 221. 26

Ibid. 27

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), 99.

Page 28: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Adapun Penyuluhan diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang

dilakukan melalui wawancara penyuluhan oleh seorang ahli (disebut konselor)

kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang

bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.28

Penyuluh adalah orang yang memiliki peran dan tugas yang memberikan

pendidikan, bimbingan dan penerangan kepada masyarakat untuk mengatasi

berbagai masalah sehingga dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Penyuluh juga dikenal dengan sebutan juru penerang. Biasanya penyuluh atau

juru penerang menjalankan perannya dengan cara mengadakan ceramah,

wawancara, dan diskusi bersama khalayak khusus.

3. Peran Penyuluhan

Peran penyuluhan merupakan kegiatan dalam menjalankan fungsinya.

Kegiatan yang dimaksud disini adalah menyampaikan sesuatu yang baru yang

lebih baik serta menguntungkan. dengan tujuan meningkatkan kemauan dan

kemampuan dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.

Melalui penyuluhan tersebut, masyarakat mendapatkan informasi-informasi

yang didapatkan sehingga sangat bermanfaat guna meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan bagi masyarakat. oleh sebab itu, terjadi peningkatan pemahaman

setelah penyuluh menerapkan sistem penyuluhan tersebut.

peranan penyuluh hanya dibatasi pada kewajibannya untuk menyampaikan

inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metode dan teknik

sehingga mereka mendapat kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi

inovasi yang disampaikan. Akan tetapi dalam perkembangannya, peran penyuluh

tidak hanya terdapat pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi

proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan akan

tetapi ia juga harus mampu menjadi jembatan penghubung (fasilitator) antara

pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat

sebagai sasaran baik dalam menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan

28

Prayitno dan Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, 105.

Page 29: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

untuk menyampaikan umpan balik. Dalam menjalankan tugasnya seorang

penyuluh menurut Bambang S Ma’arif, 2010, memiliki peran sebagai berikut: 29

a. Komunikator

Peran penyuluh sebagai komunikator adalah sebagai sumber pesan yang

menyampaikan informasi yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhan kepada

masyarakat. Selain menyampaikan pesan seorang penyuluh berperan memberikan

respon atau tanggapan serta menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh

masyarakat.

b. Fasilitator

Peran penyuluh sebagai fasilitator adalah seorang penyuluh memiliki peran

dalam menyediakan kemudahan bagi masyarakat yang didampinginya dalam

mendapatkan informasi penanggulangan masalah narkoba.

c. Motivator

Peran penyuluh sebagai motivator adalah penyuluhan berperan

menumbuhkan dan memelihara semangat masyarakat yang didampinginya agar

tetap gigih berusaha meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Seorang

penyuluhan harus mampu mendorong masyarakat yang didampinginya agar aktif

dalam mengembangkan pemahamannya.

d. Agen Perubahan

Penyuluh sebagai agen perubahan adalah penyuluh yang senantiasa harus

dapat mempengaruhi sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah

kemajuan. Dalam hal ini penyuluh berperan dalam membantu memecahkan

masalah (solution gives), membantu proses (process helper), dan sebagai sumber

penghubung (resources linker).

4. Badan Narkotika Nasional (BNN)

Badan Narkotika Nasional adalah lembaga pemerintahan nonkementerian

yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden.30

29

Devy Mulia Sari, Peran Kader Anti Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Pelajar oleh Badan

Narkotika Nasional Surabaya, Jurnal Promkes Vol. 5, No. 2 (2010), di akses dari https://e-

journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/7704/4557 pada tanggal 02 Mei 2019 pukul 20.14

WIB. 30

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, tentang Narkotika, pasal 64 ayat (2).

Page 30: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Badan Narkotika Nasional adalah sebuah lembaga non-struktural Indonesia yang

bertugas untuk membantu wali kota dalam mengoordinasikan perangkat daerah

dan instansi pemerintah di Kabupaten/Kota, menkoordinasikan instansi

pemerintah terkait dalam penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang

ketersediaan dan operasional P4GN (pencegahan, pemberantasan,

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika).31

BNN provinsi berkedudukan di ibukota provinsi dan BNN kabupaten/kota

berkedudukan di ibukota kabupaten/kota. Ada beberapa peran Bidang

Pencegaham yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional yaitu:

a. Mendorong gerakan masyarakat untuk peduli dalam upaya anti narkoba.

b. Mengumpulkan data dan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.

c. Operasional dan membantu penegak hukum menjalankan tugasnya atas arahan

atau izin dari polisi.

d. Fasilitas dan memberikan bantuan yang diperlukan oleh masyarakat.32

Badan Narkotika Nasional sebagai lembaga independen diharapkan dapat

bekerja lebih baik serta transparan dalam menumpas kejahatan Narkotika. Badan

Narkotika Nasional juga dapat optimal dalam memberikan perlindungan kepada

masyarakat dan meningkatkan kerja sama internasional agar jaringan narkoba

dapat dihancurkan.

5. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Pencegahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan proses,

cara, tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi.

Dengan demikian, pencegahan merupakan tindakan dan identik dengan perilaku.33

Pencegahan adalah upaya untuk membantu individu menghindari memulai

atau mencoba menyalahgunakan narkoba, dengan menjalani cara dan gaya hidup

31

Rina Heningsih Gustina, “Peran Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam

Penanggulangan Narkotika Di Kota Samarinda”, Jurnal (Samarinda: Ilmu Pemerintah, 2015), 4. 32

Ahmadi Sofian, Narkoba Mengincar Anak Anda (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2012),

145. 33

Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penaggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), 29-30.

Page 31: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

sehat, serta mengubah kondisi kehidupan yang membuat individu mudah

terjangkit penyalahgunaan narkoba.34

Pencegahan berupa suatu proses membangun yang disusun untuk

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial seseorang

sampai pada potensi maksimal, sambil menghambat atau mengurangi kerugian-

kerugian yang mungkin timbul akibat Penyalahgunaan narkoba, baik yang

alamiah maupun buatan (sintesis).35

Penyalahgunaan Narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak

untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam

jumlah berlebih yang kurang teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga

menyebabkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya.36

Penyalahgunaan obat atau drug abuse dari kata dasar “salah guna” atau

“tidak tepat guna”, penyalahgunaan obat berarti suatu penyelewengan penggunaan

obat bukan untuk tujuan medis/pengobatan atau tidak sesuai dengan indikasinya.

Dadang Hawari mendefinisikan penyalahgunaan zat (narkotika) sebagai

pemakaian zat di luar indikasi medik, tanpa petunjuk/resep dokter, pemakaian

sendiri secara teratur atau berkala sekurang-kurangnya selama satu bulan.

Pemakaian bersifat patologik dan menimbulkan hendaya (impairment) dalam

fungsi sosial, pekerjaan dan sekolah.37

Adapun pandangan Islam terhadap NAPZA Islam memandang manusia

sebagai makhluk yang terhormat, layak, dan mampu mengemban amanah setelah

terlebih dahulu melalui seleksi di antara makhluk Tuhan lainnya. Dalam Al-

qur’an dan Hadits tidak disebutkan secara langsung masalah narkoba. Akan tetapi,

karena baik sifat maupun bahaya yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba

sama, bahkan lebih dahsyat dari minuman keras atau khamar, maka ayat al-quran

dan al-hadits Rasulullah yang melarang dan mengharamkan minuman keras atau

34

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Komunikasi Penyuluhan Pencegahan

Penyalahgunaan Narkoba, ( Jakarta: 2004), 3. 35

Abdul Wahib, Pelajar Indonesia Anti Nsrkoba, (Jakarta: Emir, 2014), 61. 36

Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penaggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah,17. 37

Abdul Wahib, Menuju Sekolah Bersih dari Narkoba, (Semarang: Pustaka Zaman, 2014),

13-14.

Page 32: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

khamar dapat dijadikan dalil atau dasar terhadap dilarang dan diharamkannya

penyalahgunaan narkotika sebagaimana Allah SWT. Berfirman dalam surah Al

Ahzab ayat 72 yang berbunyi:

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi

serta gunung-gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka

khawatir akan mengkhianatinya, dipikullah amanat itu oleh manusia.

Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh.” (QS Al Ahzab ayat 72).38

Guna menjalankan amanat luhur itulah manusia dibekali dengan

kelengkapan yang kemudian hari akan dimintai pertanggung jawabannya.

Manusia dibekali naluri keagamaan yang tajam, penciptaan yang sangat

sempurna, kedudukan yang mulia, dan diberi kepercayaan penuh untuk mengolah

bumi serta isinya. Dengan demikian manakala Allah swt menjanjikan imbalan

terhadap kemampuan manusia mengoperasikan pemberian Allah tersebut atau

juga ancaman atas kelalaiannya, tentulah yang demikian itu disebut adil bahkan

Maha Adil.

Adapun dalam melaksanakan preventif dalam mencegah penyalahgunaan

narkoba perlu mempertimbangkan tiga sasaran, yaitu:39

a. Sasaran Primer

Sasaran primer adalah individu atau kelompok yang diharapkan berubah

perilakunya dengan dilaksanakannya promosi penanggulangan narkoba, yang

termasuk dalam sasaran primer adalah penyalahguna narkotika suntik, narapidana

(kelompok beresiko tertular), orang dengan mobilitas tinggi, perempuan, remaja

dan anak jalanan.

b. Sasaran Sekunder

38

Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an, Jilid 5: Tafsir Al-Qur’an (Jakarta: Darul Haq,

2015), 657. 39

Tim Penyusun, Buku Pedoman Bidang Peran serta Masyarakat. (Jakarta: BNN, 2013),

46.

Page 33: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok dan organisasi yang

mempengaruhi perubahan perilaku sasaran primer. Yang dalam sasaran sekunder

adalah pengelola salon, cafe, tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan,

petugas lembaga kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan LSM.

c. Sasaran Tersier

Sasaran tersier adalah individu atau kelompok dan organisasi yang memiliki

kewenangan untuk membuat kebijakan dan keputusan dalam pelaksanaan

penanggulangan dan peredaran gelap narkoba. Yang termasuk dalam sasaran

tersier adalah pejabat eksekutif, legislatif, penyandang dana, pimpinan dan media

massa.

Pencegahan Penyalahgunaan narkoba merupakan bagian penting dari

keseluruhan upaya pemberantasan penyalahgunaan dan pengedaran gelap

narkoba, oleh karena “mencegah lebih baik dari pada mengobati”, dalam arti

bahwa upaya pencegahan lebih murah dan lebih hemat biaya dari pada upaya

lainnya.

6. Narkoba

Narkoba atau napza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan.

Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama

pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan.

Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurut). Demikian pula fungsi

vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain).

Narkoba (narkotika, psikotropika, dan obat terlarang) adalah istilah penegak

hukum dan masyarakat. Narkoba disebut berbahaya, karena tidak aman digunakan

manusia. Oleh karena itu penggunaan, pembuatan, dan peredarannya diatur dalam

undang-undang. Barang siapa menggunakan dan mengedarkannya di luar

ketentuan hukum, dikenai sanksi pidana penjara dan hukum denda.

Napza (narkotika, psikotropika, zat adiktif lain) adalah istilah dalam dunia

kedokteran. Disini penekannya pada pengaruh ketergantungtannya. Oleh karena

itu, selain narkotika dan psikotropika, yang termasuk napza adalah juga obat,

bahan atau zat, yang tidak diatur dalam undang-undang, tetapi menimbulkan

ketergantungan, dan sering disalahgunakan.

Page 34: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Narkoba yang di maksud oleh peneliti ini adalah narkotika, psikotropika dan

zat adiktif lain. Digunakan istilah narkoba, karena telah menjadi bahasa umum di

masyarakat. Akan tetapi, ruang lingkup nya mengikuti napza, sebab zat adiktif

lain, seperti nikotin dan alkohol, sering menjadi pintu masuk pemakaian narkoba

lain yang berbahaya. Juga inhalansia dan solven, yang terdapat pada berbagai

keperluan rumah tangga, bengkel, kantor, dan pabrik yang sering disalahgunakan,

terutama oleh anak-anak.40

Bahaya ketergantungan penggunaan dan peredaran narkoba diatur dalam

undang-undang, yaitu undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika;

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Penggolongan jenis-

jenis narkoba berikut didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Narkoba dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan

adiktiflainnya, tiap jenis dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok yaitu sebagai

berikut:

a. Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintesis atau semi yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. Menurut Undang-

undang Nomor 22 Tahun 1997, narkotika dibagi menurut potensi yang

menyebabkan ketergantungannya adalah sebagai berikut:

1) Narkotika golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan

ketergantungan. Tidak digunakan untuk terapi (pengobatan). Contoh

heroin, kokain, dan ganja. Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.

2) Narkotika golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.

Digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh morfin, petidin, dan

metadon.

3) Narkotika golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan

dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh kodein.

b. Psikotropika, yaitu zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan

narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan

40

Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penaggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), 5.

Page 35: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan

perilaku. yang dibagi menurut potensi yang dapat menyebabkan

ketergantungan adalah sebagai berikut:

1) Psikotropika golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan

tidak digunakan dalam terapi. Contoh ekstasi.

2) Psikotropika golongan II : kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan

amat terbatas pada terapi, contoh Amfetamin, metamfetamin (sabu),

fensiklidin, dan ritalin.

3) Psikotropika golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan,

banyak digunakan dalam terapi. Contoh pentobarbital dan flunitrazepam.

4) Psikotropika golongan VI : potensi ringan menyebabkan ketergantungan

dan sangat luas digunakan dalam terapi . contoh diazepam, klobazam,

nipam dan pil KB/koplo.

c. Zat Psiko-Aktif lain, yaitu zat/bahan lain bukan narkotika dan psikotropika,

yang berpengaruh pada kerja otak. tidak tercantum dalam perundang-undangan

tentang narkotika dan psikotropika. Yang sering disalahgunakan adalah:

1. Minuman Alkohol

Alkohol mengandung etanol yang berpengaruh menekan susunan syaraf

pusat. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau Psikotropika

memperkuat pengaruh zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman

beralkohol yakni sebagai berikut:

a) Golongan A : kadar etanol antara 1%-5% (Bir);

b) Golongan B : kadar etanol antara 5%-20% (minuman anggur);dan

c) Golongan C : kadar etanol antara 20%-45% (minuman keras)

Efek yang ditimbulkan setelah mengkomsumsi alkohol dapat dirasakan

segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efek nya berbeda-beda,

tergantung dari jumlah/kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah kecil,

alkohol menimbulkan perasaan relaks, dan pengguna akan lebih mudah

mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa sedih, dan kemarahan.

Minuman alcohol bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan menyebabkan

mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadel, kekerasan, perbuatan merusak,

Page 36: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

ketidakmampuan belajar dan mengingat, serta menyebabkan kecelakaan.

Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakan pada hati, kelenjar getah

lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, meningkatnya resiko kanker, dan

bayi lahir cacat dari ibu pecandu alkohol.41

2. Inhalansia

Inhalasia adalah gas yang dihirup dan mudah menguap berupa senyawa

organik pada barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai bahan bakar

mesin. Yang paling sering disalahgunakan antara lain lem, tiner, penghapus cat

kuku dan bensin. Sering digunakan oleh anak-anak berusia 9-14 tahun dan

anak jalanan dengan cara dihirup (ngelem). Sangat berbahaya, karena begitu di

hisap, masuk darah dan segera masuk ke otak. Dapat berakibat mati mendadak

karena otak kekurangan oksigen atau karena ilusi, halusinasi dan persepsi salah

(merasa bisa terbang sehingga mati ketika terjun dari tempat tinggi). Pengaruh

jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak, paru-paru, ginjal, sumsum

tulang dan jantung.42

3. Tembakau

Masyarakat cukup banyak yang mengonsumsi tembakau yang

mengandung nikotin. Nikotin itu yang menyebabkan perokoknya merasa

ketagihan. Nikotin dalam rokok merupakan zat adiktif tingkat sedang. Maka

orang yang merokok biasanya merasakan nikmat dan nyaman. Begitu juga

orang yang kecanduan, apabila mereka tidak merokok maka dia akan merasa

loyo, tidak produktif, tidak konsentrasi. Pada para remaja, rokok sering

menjadi pemula penyalahgunaan napza lain yang lebih berbahaya.

Kampanye tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa

berbahanya merokok bagi kesehatan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini

masih banyak orang yang terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat

adiktif dan nikotin sangat kuat.43

41

Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penaggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), 15. 42

Ibid.,14 43

Ibid.

Page 37: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Penggolongan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain menurut

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) di bawah ini didasarkan atas pengaruhnya

terhadap tubuh manusia, yaitu44

:

a. Opoida

Opoida berasal dari getah opium poppy (opiat) yang berpotensi mengurangi

rasa nyeri dan menyebabkan ketergantungan serta turunnya kesadaran. Contoh

opium, morfin, heroin, dan petidin.Yang sering disalahgunakan saat ini adalah

heroin (putaw) cara pemakaiannya disuntikkan ke dalam pembuluh darah (ngipe)

atau di hisap melalui hidung setelah dibakar (ngedrag).

Pengaruh jangka pendek yaitu hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang,

rasa nyaman diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa mengantuk. Sedangkan

pengaruh jangka panjang yaitu ketergantungan (gejala putus zat, toleransi) dan

meninggal karena overdosis. Dapat menimbulkan komplikasi, seperti sembelit,

gangguan menstruasi, dan impotensi. Karena pemakaian jarum suntik tidak steril

dapat menularkan hepatitis B/C yang merusak hati, atau penyakit HIV/AIDS yang

merusak kekebalan tubuh sehingga mudah terserang infeksi dan meyebabkan

kematian.

b. Ganja (marijuana, cimeng, gelek dan hasis)

Ganja yang dipakai biasanya berupa tanaman kering yang dirajang,

dilinting, disulut seperti rokok. Segera setelah pemakaian menyebabkan perasaan

riang, meningkatkan daya khayal, banyak bicara, tertawa cekikikan, halusinasi,

berubahnya perasaan waktu, peningkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan

tenggorokan terasa kering, selera makan meningkat.

Pengaruh jangka panjang yaitu daya pikir berkurang, motivasi belajar turun,

perhatian sekitarnya berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun,

mengurangi kesuburan, peradangan paru-paru aliran darah kejantung berkurang,

dan perubahan pada sel-sel otak.

c. Kokain (kokain, crack, daun koka, dan pasta koka)

44

Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penaggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, 14.

Page 38: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Kokain adalah bubuk halus berwarna putih atau putih agak abu-abu dan

kuning yang digunakan sebagai obat perangsang yang kuat. Kokain disadap dari

sisa-sisa tanaman koka. Kokain biasanya digunakan dengan cara

diendus/didenguskan, disuntik dan dihisap.45

Kokain berasal dari tanaman koka,

tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas otak dan fungsi organ tubuh lain).

Menurut undang-undang kokain termasuk narkotika golongan I, berbentuk kristal

putih. Nama jalanannya koka, happy dust, charlie, snow/salju putih.

Kokain dalam menggunakannya yaitu disedot melalui hidung, dirokok,

disuntikkan. Cepat menyebabkan ketergantungan, setelah pemakaian dapat

menimbulkan rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah hilang,

kebutuhan tidur berkurang, minat seksual meningkat, halusinasi visual dan taktil

(seperti ada serangga merayap), dan paranoid. Sedangkan pengaruh jangka

panjang yaitu kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak/berlubang dan gangguan

jiwa psikotik

d. Golongan Amfetamin(amfetamin, ekstasi, dan sabu)

Golongan Amfetamin sering digunakan untuk menurunkan berat badan

karena mengurangi rasa lapar sering dipakai oleh siswa/mahasiswa yang hendak

ujian, karena mengurangi rasa kantuk. Cepat menyebabkan ketergantungan.

Ekstasi dan sabu sering digunakan oleh remaja dan dewasa muda dari berbagai

kalangan untuk bersenang-senang.

Golongan Amfetamin dalam pemakaiannya diminum (ekstasi), dihisap

melalui hidung memakai sedotan (sabu) atau disuntikkan. Pengaruh jangka

pendek yaitu tidak tidur (terjaga), rasa riang, perasaan melambung (fly), rasa

nyaman, meningkatkan keakraban. Namun setelah itu timbul rasa tidak enak,

murung, dan nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus, rahang kaku dan

bergerak-gerak, badan gemetar, jantung berdebar, dan tekanan darah meningkat.

Sedangkan pengaruh jangka panjang yaitu kurang gizi, anemia, penyakit jantung,

dan gangguan jiwa (psikotik). Pembuluh darah otak dapat pecah sehingga

mengalami stroke atau gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian.

45

Tim Penyusun, Petunjuk Teknis dan Pedoman Prosedur Kerja Bidang Pemberdayaan

Alternatif Masyarakat Perkotaan, (Jakarta: BNN, 2018), 27.

Page 39: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

e. Halusinogen

Halusinogen dapat menyebabkan halusinasi (khayalan) termasuk

psikotropika golongan I yang sangat berpotensi tinggi menyebabkan

ketergantungan. Sering disebut Acid, Red Dragon, Blue Heaven dan Tabs.

Bentuknya seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko

dengan banyak warna dan gambar atau bebrbentuk pil dan kapsul. Cara

pemakaiannya dengan meletakkan pada lidah.46

Pengaruh halusinogen tidak dapat diduga, sensasi dan perasaan berubah

secara dramatis mengalami halusinasi/penglihatan semu secara berulang tanpa

peringatan sebelumnya. Adapun pengaruhnya antara lain susah tidur, selera

makan hilang, suhu tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi dan tekanan darah

naik, merusak sel otak, gangguan daya ingat, kegagalan pernapasan dan jantung.

f. Sedativa dan Hipnotika (obat penenang/obat tidur, seperti pil KB)

Sedativa dan hipnotika digunakan dalam bentuk pengobatan dengan

pengawasan yaitu resep dokter. Orang minum obat tidur/pil penenang untuk

menghilangkan stres atau gangguan tidur. Memang stres berkurang atau hilang

sementara, tetapi persoalan tetap saja ada. Pengaruhnya sama seperti alkohol yaitu

menekan kerja otak dan aktifitas organ tubuh lain (depresan). Jika diminum

bersama alkohol dapat meningkatkan pengaruhnya, sehingga terjadi kematian.

Pengaruh jangka panjang yaitu perasaan tenang dan otot-otot mengendur,

pada dosis besar dapat terjadi gangguan berbicara, persepsi terganggu dan jalan

sempoyongan. Untuk dosis lebih tinggi mengakibatkan tertekannya pernapasan.

Zaman dahulu beberapa jenis narkoba alami, seperti opium (getah tanaman

candu) kokain dan ganja, digunakan sebagai obat. Akan tetapi, sekarang tidak

digunakan lagi dalam pengobatan karena berpotensi menyebabkan ketergantungan

yang tinggi.

46

Tim Penyusun, Petunjuk Teknis dan Pedoman Prosedur Kerja Bidang Pemberdayaan

Alternatif Masyarakat Perkotaan, 27.

Page 40: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Sebagian jenis narkoba dapat digunakan pada pengobatan, tetapi karena

menimbulkan ketergantungan, penggunaannya sangat terbatas sehingga harus

berhati-hati dan harus mengikuti petunjuk dokter atau aturan pakai. Contoh,

morfin (yang berasal dari opium mentah), petidin (opioda sintetik) untuk

menghilangkan rasa sakit pada penyakit kanker, amfetamin untuk mengurangi

nafsu makan, serta berbagai pil jenis tidur dan obat penenang, kodein yang

merupakan bahan alami yang terdapat pada bahan candu, secara luas digunakan

pada pengobatan sebagai obat batuk.

Obat adalah bahan atau zat, baik sintetis, semi sintetis atau alami, yang

berkhasiat untuk menyembuhkan. Akan tetapi, penggunaannya harus mengikuti

aturan pakai, jika tidak dapat berbahaya dan dapat berubah jadi racun. Racun

adalah bahan atau zat, bukan makanan atau minuman, yang berbahaya bagi

manusia. Contoh racun adalah obat anti serangga atau hama.47

7. Sekolah

Sekolah adalah tempat untuk belajar. Belajar mengenai berbagai mata

pelajaran, belajar mengenai kehidupan sosial, dan belajar mengenai hidup.

Sekolah adalah tempat untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan baru. Sekolah

harus mampu mencermati kebutuhan peserta didik yang bervariasi, keinginan

tenaga kependidikan yang berbeda, kondisi lingkungan yang beragam, harapan

masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agar kelak bisa mandiri, serta

tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang produktif, potensial, dan

berkualitas.48

Sekolah membuat aturan-aturan yang harus ditaati khususnya oleh warga

sekolah, guru, peserta didik, karyawan dan kepala sekolah. Aturan tersebut

meliputi tata tertib waktu masuk dan pulang sekolah, kehadiran di sekolah dan di

kelas serta proses pembelajaran yang sedang berlangsung, dan tata tertib lainnya.

Dengan meningkatnya disiplin, diharapkan dapat meningkatkan efektifitas jam

belajar sesuai dengan waktu yan telah ditetapkan dan meningkatkan iklim belajar

47

Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penaggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, 6. 48

E. Mulyasa, Cet.11 Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2011), 54.

Page 41: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

yang lebih kondusif untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan

dan mencapai hasil belajar peserta didik yang lebih baik.49

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Kajian terhadap peran Penyuluh Bidang Pencegahan di BNN Provinsi

Jambi dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan Narkoba pada

remaja di sekolah ini yang menggunakan metode penelitian kualitatif.

Bergantung pada pengamatan manusia, dengan alasan lebih bersifat deskriptif,

lebih memperhatikan proses daripada hasil, dan menganalisa data secara

induktif, di mana makna menjadi hal yang esensial.

Penelitian lebih jauh didekati dalam bidang keilmuan bimbingan untuk

mengamati aktivitas manusia dalam melihat peran BNN Provinsi Jambi dalam

mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan Narkoba pada kalangan remaja

di sekolah. Dalam prosesnya peneliti akan mengarahkan penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif eksplanatoris yaitu menjelaskan apa yang terjadi secara

lengkap. Dalam penelitian ini peneliti tidak mengumpulkan data dalam bentuk

angka, namun dalam bentuk uraian dan penjelasan, baik lisan maupun tulisan,

Artinya penelitian ini diupayakan untuk menggambarkan fakta yang

diinterpretasi secara tepat dan teruji.50

2. Setting dan Subjek Penelitian

Setting sosial atau lokasi penelitian dilakukan pada dua tempat, yang

pertama di lembaga BNN (Badan Narkotika Nasional) Provinsi Jambi sebagai

lembaga Bidang Pencegahan narkoba yang terjadi di Sekolah Menengah

Pertama. Yang kedua sasaran utama penyuluh bidang pencegahan BNN

Provinsi. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan bahwa

sekarang ini pentingnya peran penyuluh narkoba dalam mengantisipasi

penyalahgunaan narkoba.

Subjek dalam penelitian ini adalah Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP

Jambi dan kalangan remaja di beberapa sekolah tingkat SMP Provinsi Jambi

49

E. Mulyasa, Cet.11 Menjadi Kepala Sekolah Profesional, 54. 50

Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi, (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 68

Page 42: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

yaitu MTS Muhamadiyah Aisiyah Jambi, MTS Mahdaliyah Jambi, dan SMPN

1 PGRI Jambi. Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat

langsung dan yang terlibat aktif dalam penelitian ini, cukup mengetahui,

memahami atau yang berkepentingan dalam aktifitas yang akan diteliti serta

memiliki waktu untuk memberikan informasi secara benar, maka peneliti

memilih petugas bidang pencegahan dan guru di sekolah serta anak-anak di

sekolah.

3. Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Penyuluh bidang

pencegahan BNNP Jambi dan siswa SMP. Sedangkan, sumber data sekunder

yaitu guru-guru di sekolah, masyarakat dan buku-buku yang berkaitan.

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder.

Sumber data primer dalam penelitian yaitu tentang peran penyuluh bidang

pencegahan dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba di sekolah

tingkat SMP Provinsi Jambi. Sedangkan sumber data sekunder yaitu berkaitan

dengan data historis dan sosiologis BNN Provinsi Jambi.

Penelitian yang akan peneliti angkat ini merupakan penelitian kualitatif

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah.51

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data

yang sering dipakai oleh para peneliti kualitatif, seperti:

a. Observasi

Didalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan teknik pengamatan

berperan serta dalam penelitian. Peneliti berperan serta dalam pengamatan

yang dilakukan secara umum terfokus pada kebutuhan masalah, peneliti ikut

serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang sedang diteliti. Peneliti

51

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alpa Beta, 2012), 1.

Page 43: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

juga mengamati situasi dan keadaan masyarakat binaan yang sedang diteliti

serta mengambil data sesuai dengan kebutuhan peneliti.52

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

melalui cara lisan atau tatap muka antara peneliti dengan sumber data manusia.

Sebelum wawancara dilakukan pertanyaan telah disiapkan lebih dahulu sesuai

dengan penggalian data yang diperlukan dan kepada siapa wawancara tersebut

dilakukan. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada Pegawai Bidang

Penyuluhan di BNNP Jambi, Siswa/I dan Guru-guru di Sekolah SMP Di Jambi.

Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang

berbagai informasi yang terkait dengan persoalan yang sedang diteliti kepada

pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi secara utuh tentang

persoalan yang dikaji.

Untuk mengatasi terjadinya mis informasi yang diragukan keabsahannya,

maka setiap hasil wawancara akan diuji dengan membandingkan bentuk

informasi yang diterima satu dengan informan dengan informasi yang didapat

dari informan lain.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui data-data

dokumenter, berupa catatan dokumentasi BNN, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, agenda atau jurnal yang dapat memberikan informasi tentang objek

yang diteliti. Data dokumentasi yang dimaksud adalah data tentang anak bina

dan pembina, serat berbagai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk

melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi yang didapat.53

Ketiga teknik pengumpulan data di atas digunakan secara simultan dalam

penelitian ini dalam arti digunakan untuk saling melengkapi antara data satu

dengan data yang lain. Sehingga data yang penulis peroleh memiliki validitas

dan keabsahan yang baik untuk dijadikan sebagai sumber informasi.

52

Lexy J. Meolong, Metode Penelitian Kualitatif, 103. 53

Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS Jambi, (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 62-63.

Page 44: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data

secara keseluruhan. Data kemudian dicek kembali, secara berulang dan untuk

mencocokkan data yang diperoleh, data disestimatiskan dan diiterpretasikan

secara logis, sehingga diperoleh data yang absah dan kredibel.

Tehnik analisis data yang digunakan adalah pendekatan sosiologis

dengan menggunakan tehnik deskriptif analitis. keadaan subjek atau objek

dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya

yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

Nazir dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif

merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa

pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang terpercaya (trustworthiness) dan dapat

dipercaya (reliabe), maka peneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang didasarkan atas sejumlah kriteria. Dalam penelitian kualitatif, upaya

pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan lewat empat cara yaitu:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Pelaksanaan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan

peneliti dilokasi penelitian secara langsung dan cukup lama yaitu kurang lebih 1

bulan dalam mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin

mengurangi keabsahan data, karena penelitian data oleh peneliti atau responden

baik disengaja maupun tidak sengaja. Dalam perpanjangan pengamatan untuk

menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian data

yang diperoleh. Apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kelapangan benar

atau tidak, berubah atau tidak. Bila dicek kembali kelapangan data sudah benar

berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

Page 45: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan dapat dilakukan dengan cara pengamatan secara

teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol dalam

penelitian, faktor-faktor tersebut kemudian ditelaah. Dengan cara ini maka

kepastian data dan urutan peristiwa dapat direkam dengan pasti dan tersusun.54

Hal ini diharapkan pula dapat mengurangi distori data yang timbul akibat peneliti

yang terburu-buru dalam menilai suatu persoalan ataupun distori data yang timbul

dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar, seperti

berpura-pura dan berbohong.55

Menimbang kalau saja ada responden yang malu

atau tidak mau berkata jujur sehingga memanipulasi data, maka ketekunan dalam

pengamatan ini sangat dibutuhkan.

3. Trianggulasi

Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu di luar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas

data melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang

diperoleh dari berbagai informan.

Trianggulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.56

Kemudian

peneliti penginformasikan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti

dilapangan serta kemurnian dan keabsahan data terjamin. Sehingga tidak ada data

yang dimanipulasi.57

4. Diskusi Teman Sejawat

Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data adalah dengan melakukan

diskusi dengan teman sejawat, untuk memastikan bahwa data yang didapat

ataupun diterima benar-benar real atau nyata bukan hanya persepsi atau

argumentasi dari peneliti atau informan. Melalui cara tersebut peneliti

mendapatkan masukan dan saran yang baik dan berharga dalam meninjau

54

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Hlm, 272 55

Ibid. 56

Ibid. 57

Ibid.

Page 46: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

keabsahan data. Jadi diskusi dengan teman sejawat ini sangat baik dilakukan

untuk data-data yang telah kita terima.

H. Studi Relevan

Beberapa karya ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Skripsi Karya Abu Hanifah dan Nunung Umayah, “MENCEGAH DAN

MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NAPZA MELALUI PERAN

SERTA MASYARAKAT”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil

bahwa pemerintahan telah menunjukkan hasil nyata upaya pencegahan dan

penanggulangan penyalahgunaan dan pemberantasanperedaran gelap napza,

namun masih minim upaya pencegahan oleh pihak pemerintah terhadap generasi

muda sebagai sasaran sindikat peredaran gelap napza. Oleh karena jumlah

penyalahgunaan napza dari tahun ke tahun semakin meningkat, maka di pandang

perlu pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan pemberantasan

peredaran gelap napza ditingkatkan dengan melibatkan peran serta masyarakat

secara optimal.58

Karya Triantoro Safaria, “METODE PENYULUH BADAN NARKOTIKA

NASIONAL (BNN) PROVINSI SULAWESI SELATAN DALAM

MENGATASI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KOTA MAKASSAR”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua faktor yang menyebabkan

penyalahgunaan narkoba di Kota Makassar, yaitu faktor internal yang berasal dari

dalam diri sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari luar atau yang berasal

dari lingkungan sekitar yang dapat memberikan pengaruh pada seseorang untuk

melakukan bentuk penyimpangan sosial. Sedangkan upaya Penyuluh BNN

Provinsi Sulawesi Selatan dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba yaitu

melalui upaya pencegahan, penindakan, pengobatan dan rehabilitasi.59

Karya Wahyuni Ismail, “UPAYA PENCEGAHAN PEREDARAN

NARKOTIKA OLEH TIM P4GN (PENCEGAHAN PEMBERANTASAN

58

Abu Hanifah dan Nunung Umayah, Mencegah dan Menanggulangi Penyalahgunaan

Napza Melalui Peran serta Masyarakat, Yogyakarta: 2014. 59

Triantoro Safaria, Metode Penyuluh Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi

Selatan dalam Mengatasi Penyalahgunaan Narkoba di Kota Makassar, Makassar: 2016.

Page 47: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA)

KABUPATEN SUKOHARJO PADA ANAK USIA SEKOLAH”. Hasil

penelitian menunjukkan Program kerja yang dijalankan oleh P4GN Kabupaten

Sukoharjo berupa program sosialisasi, usaha promotif pencegahan Narkoba.

Kegiatan yang ditujukan kepada khusus anak mengenai bidang pencegahan

berupa sosialisasi ke sekolah-sekolah berupa penyuluhan bahaya narkoba.

Kegiatan rehabilitasi P4GN ini lebih kepada konsultasi masalah pribadi dan

adanya hypnoteraphy/sugesti agar menjauhi narkoba.60

Karya Mellisa Fitri dan Sumringah Migunani, “SOSIALISASI DAN

PENYULUHAN NARKOBA”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu

hal yang menyebabkan pelajar atau mahasiswa menyalahgunakan narkoba adalah

kurangnya informasi tentang bahaya narkoba. Salah satu upaya yang dilakukan

untuk memberikan informasi tentang bahaya narkoba adalah melalui penyuluhan

dengan metode ceramah. Penyuluhan inimenambah kesadaran remaja dan anak-

anak akan bahaya penyalahgunaan obat-obatanterlarang. Serta meningkatkan

kewaspadaan orang tua untuk memberikan pengawasandan perhatian lebih kepada

anak mereka.61

Karya Anang Hermawan dan Dheni Wahyu Santosa, “PENYULUHAN

DAN PENGENALAN BAHAYA NARKOBA SEBAGAI BENTUK

PENCEGAHAN DINI PENGGUNAAN NARKOBA PADA ANAK”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa saat anak beranjakke jenjang pendidikan SMP dan

SMA biasanya keinginan mengeksplore diri menjadi lebihkuat dan cenderung

berbahaya serta rentan dengan hal-hal negatif. Kurangnyapengetahuan tentang

bahaya besar yang mengintai sebagai akibat dari kenakalan mereka membuat

60

Wahyuni Ismail, Upaya Pencegahan Peredaran Narkotika oleh Tim P4gn (Pencegahan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) Kabupaten Sukoharjo pada

Anak Usia Sekolah, Sukoharjo:2011. 61

Mellisa Fitri dan Sumringah Migunani, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan: Sosialisasi

dan Penyuluhan Narkoba,Jakarta: 2017

Page 48: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

remaja tersebut bisa saja terjerumus kepada pengedaran dan penggunaan

narkoba.62

62

Anang Hermawan dan Dheni Wahyu Santosa, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan:

Penyuluhan dan Pengenalan Bahaya Narkoba sebagai Bentuk Pencegahan Dini Penggunaan

Narkoba pada Anak, Semarang: 2010.

Page 49: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

BAB II

GAMBARAN UMUM

BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAMBI

A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi awal mula dibentuk pada tahun

2002 dengan nama Badan Narkotika Provinsi Jambi dengan ketua Bapak

Gubernur Jambi, dibawah naungan Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi

Jambi (sekarang Biro Kesra dan Kemasyarakatan setda Provinsi Jambi) sebagai

Kalakhar Kepala Biro Bima Mitra Polda Jambi (sekarang direktur Binmas Polda

Jambi) dan Sekretaris Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi Jambi.

Pada tahun 2018 s/d 2011, Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

mendapat gedung kantor yang beralamat di Jalan Mayjen Sutoyo. S No. 40,

Telanaipura Jambi. Dengan Jabatan Kalakhar pada masa itu yang dijabat oleh

Kepala Biro Bina Mitra Polda Jambi dan sebagai Sekretaris adalah Kepala Biro

Kesra dan Kemasyarakatan Setda Provinsi Jambi.

Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi dibentuk secara vertikal pada

tanggal 19 April 2011 bertepatan dengan di lantiknya Kombes Pol Drs. M. Yamin

Sumitra sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi yang pertama,

yang beralamat kantor di Jln. Zainir Haviz No. 01 Kota Baru Jambi.

Seiring berjalannya waktu, pada tanggal 7 maret 2011 Badan Narkotika

Nasional Provinsi Jambi mendapat pinjaman gedung kantor dari Pemda Provinsi

Jambi yang beralamat di Jalan Zainir Haviz, No. 01. Kota Baru yang dulunya

merupakan Eks. Kantor Markas Wilayah Hansip.

Kemudian pada tanggal 19 April 2011 Badan Narkotika Nasional Provinsi

Jambi dibentuk secara vertikal oleh Badan Narkotika Nasional Republik

Indonesia dan berevolusi menjadi Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

sekaligus di lantiknya Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi Kombes

Pol Drs. M. Yamin Sumitra dan dibantu dengan jumlah personil yang terbatas

yaitu dengan kekuatan 41 personil.63

63

Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

34

Page 50: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Proses penunjukan dan pengangkatan Kepala Badan Narkotika Nasional

Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:64

1. Undang-undang nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ( Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5062); Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional

(BNN) RI Nomor: Per/04/V/2010 tanggal 12 Mei 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi dan Badan Narkotika

Nasional Kab/Kota;

2. Hasil rapat koordinasi antara Kalakhar Badan Narkotika Provinsi Jambi (Karo

Bina Mitra Polda Jambi Drs. Moh. Yamin Sumitra) dengan para Pejabat Pemda

Provinsi Jambi pada hari kamis tanggal 20 Januari 2011 yang memimpin

Asisten II Setda Provinsi Jambi. Kalakhar Badan Narkotika Nasional Provinsi

Jambi (Karo Bina Mitra/Direktur Binmas Polda Jambi Kombes Pol Drs. Moh.

Yamin Sumitra) mengusulkan sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional

Provinsi Jambi yaitu AKBP Drs. Sudaryanto SH. MH Wadir Intel Polda Jambi

dengan alasan yang bersangkutan terpantau baik dan mampu untuk

mendapatkan jabatan Kombes Pol karena memenuhi syarat memiliki ijazah

Sespim dan masa kerja cukup/terlambat Kombesnya, dengan Nota Dinas

Nomor: B/ND-30/I/2011/DIT BIN MAS kepada Kapolda Jambi tanggal

tanggal 26 Januari 2011.

a. Dari Nota Dinas Nomor: B/ND-30/1/2011/Dit Binmas ditindaklanjuti oleh

Bapak Kapolda Jambi dengan mengirim surat kepada Bapak Gubernur

Jambi Nomor: B/426/II/2011, perihal daftar nama-nama usulan Personil

Polda Jambi untuk menduduki jabatan di Badan Narkotika Nasional

Provinsi Jambi tanggal 04 Februari 2011.

b. Begitu juga surat dari Kapolda Jambi Nomor: B/426/II/2011 tanggal 04

Februari 2011 ditindaklanjuti dengan surat Gubernur Jambi kepada Kepala

Badan Narkotika Nasional dengan Nomor: 821.22/650/BKD tentang usulan

64

Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

Page 51: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Personil Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi, tanggal 24 Februari

2011.

c. Dengan rasa kasih sayang kepada juniornya yang baik dan berdedikasi yang

tinggi dalam menjalankan tugasnya dilapangan (terpantau sehari-hari karena

ruangannya berhadapan AKBP Drs. Sudaryanto Wadir Intel Polda Jambi),

Dir Binmas/Karo Bina Mitra ingin sekali mendorong juniornya mendapat

pangkat Kombes Pol menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi

Jambi. Pada saat ada panggilan mendadak untuk KBP Drs. Moh. Yamin

Sumitra untuk melaksanakan tes assesment dari Mabes, yang belum tahu tes

untuk apa, undangan siang hari diketahui untuk besok harinya

melaksanakan tes Asessment. Beliau mengahadap Wakapolda untuk AKBP

Drs. Sudaryanto SH. MH dapat pergi ke Mabes bersama-sama. Setelah

sampai Mabes beliau menghadap panitia Assesment, untuk dapat mengikuti

tes.

d. Ada yang menginginkan menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional

Provinsi Jambi yang tidak melalui prosedur dan tidak memenuhi syarat atas

nama AKBP.

Proses Personil Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi dari Polri dan

PNS Pemda Provinsi Jambi. Polri prosesnya dicari Door to Door siapa yang mau

oleh Kalakhar/Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi begitu juga yang

mengawali untuk yang di Kabupaten dan Kota dengan lisan maupun surat (surat

usulan terlampir). Sebagai tenaga inti pelaksana Badan Narkotika Nasional

Provinsi Jambi yaitu Honorer yang sudah memiliki Skep pengangkatan dari

Gubernur Jambi, yang sudah bertugas 6 tahun dan 3 tahun, yang PNS langsung

penunjukan/ usulan dari Bapak Gubernur Jambi dan telah melaksanakan tugas

khusus di BNNP Jambi dengan Baik.65

B. Letak Geografis Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

Secara geografis Propinsi Jambi terletak antara 0º 45¹ 2º 45¹ LS dan 101º 0¹

- 104º 55 BT dengan wilayah keseluruhan seluas 53.435.72 KM² dengan luas

65

Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

Page 52: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

daratan 51.000 KM², Luas lautan 425,5 KM² dan panjang pantai 185 KM. Dengan

batas-batas Wilayah Propinsi Jambi adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara dengan Provinsi Riau

2. Sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Selatan

3. Sebelah barat dengan Provinsi Sumatera Barat

4. Sebelah timur dengan Laut Cina Selatan

Dengan adanya pemekaran wilayah Kabupaten seperti UU No. 25 Tahun

2008 kini Provinsi Jambi terbagi 9 Kabupaten yaitu:

1. Prov. Jambi ke Kabupaten Kerinci, (Ibukota Sungai Penuh) 419 Km.

2. Prov. Jambi ke Kabupaten Sarolangun, (Ibukota Sarolangun) 179 Km.

3. Prov. Jambi ke Kabupaten Merangin, (Ibukota Bangko) 190 Km.

4. Prov. Jambi ke Kabupaten Bungo, (Ibukota Muaro Bungo) 252 Km.

5. Prov. Jambi ke Kabupaten Tebo, (Ibukota Muaro Tebo) 206 Km.

6. Prov. Jambi ke Kabupaten Batanghari, (Ibukota Muaro Bulian) 60 Km.

7. Prov. Jambi ke Kabupaten Muara Jambi, (Ibukota Sengeti) 27 Km.

8. Prov. Jambi ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat, (Ibukota Kuala Tungkal) 131

Km.

9. Prov. Jambi ke Kabupaten Tanjung Jabung Timur, (Ibukota Muara Sabak) 129

Km.

C. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

Tugas Pokok dan Fungsi Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi secara

umum sebagai berikut:66

1. Tugas Pokok

Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi mempunyai tugas melaksanakan

fungsi dan wewenang Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia dalam

wilayah Provinsi Jambi.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

menyelenggarakan fungsi:

66

Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

Page 53: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

a. Pelaksanaan kebijakan tekhnis P4GN Bidang Pencegahan, Pemberdayaan

Masyarakat, Pemberdayaan dan Rehabilitasi.

b. Pelaksanaan penyiapan bantuan hukum dan kerjasama.

c. Pelaksanaan pembinaan tekhnis di bidang P4GN kepada Badan Narkotika

Nasional Kabupaten/Kota.

d. Penyusunan rencana program dan anggaran Badan Narkotika Nasional Provinsi

Jambi.

e. Evaluasi dan penyusunan laporan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi.

f. Pelayanan Administrasi Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi.

Tugas pokok Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi sebagai berikut:

1. Kepala Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha melaksanakan tugas penyusunan rencanaProgram dan

anggaran, evaluasi dan penyusunan laporan, serta pelayanan administasi, yang

antara lain: 67

a. Penyiapan dan penyusunan rencana program dan anggaran.

b. Pelaksanaan urusan tata persuratan, pengelolaan logistik, dan urusan rumah

tangga BNNP.

c. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, kearsipan, dokumentasi, dan

hubungan masyarakat.

d. Penyiapan bahan bantuan hukum dan kerjasama.

e. Evaluasi dan Penyusunan Laporan.

1) Sub. Bagian Perencanaan

Melakukan Penyiapan penyusunan rencana program dan anggaran, bahan

bantuan hukum dan kerjasama serta evaluasi dan penyusunan laporan.

2) Sub. Bagian Logistik

Melakukan urusan tata persuratan, pengelolaan logistik dan urusan rumah

tangga BNNP Jambi.

67

Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

Page 54: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

3) Sub. Bagian Administrasi

a) Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, kearsipan, dokumentasi dan

hubungan masyarakat.

b) Pengaturan tata urusan dalam kantor.

c) Pengurusan keuangan.

2. Kepala Bidang Pencegahan

Implementasi program/giat Bidang Pencegahan ada 2 yaitu:

a. Seksi Desiminasi Informasi

Mempunyai tugas melakukan penyiapan desiminasi informasi P4GN di

Bidang teknis desiminasi informasi kepada Badan Narkotika Nasional

Kabupaten/Kota.

b. Seksi Advokasi

Mempunyai tugas melakukan penyiapan advokasi P4GN di Bidang

Pencegahan dalam wilayah Provinsi, dan Penyiapan bimbingan teknis

Advokasi Kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

c. Seksi Pencegahan

Mempunyai tugas melakukan kegiatan P4GN terakait sosialisasi dalam

mendorong gerakan masyarakat untuk peduli dalam upaya anti narkoba dan

memberikan fasilitas serta bantuan yang diperlukan oleh masyarakat.

3. Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Bagian pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas melaksanakan

kebijakan teknis P4GN di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Rehabilitasi

dalam wilayah Provinsi.68

a. Pelaksanaan peran serta masyarakat P4GN di Bidang Pemberdayaan

Masyarakat dan Rehabilitasi dalam wilayah Provinsi.

b. Pelaksanaan Pemberdayaan Alternatif P4GN di Bidang Pemberdayaan

Masyarakat dalam wilayah Provinsi.

c. Pelaksanaan bimbingan teknis P4GN di Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan

Rehabilitasi kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

68

Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

Page 55: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

1) Seksi Peran serta Masyarakat

Mempunyai tugas melakukan penyiapan Pemberdayaan Masyarakat

P4GN di Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Rehabilitasi dalam wilayah

Povinsi dan Penyiapan Bimbingan teknis peran serta masyarakat kepada Badan

Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

2) Seksi Pemberdayaan Alternatif

Mempunyai tugas melakukan penyiapan Pemberdayaan altenatif P4GN

di bidang Pemberdayaan Masyarakat dalam wilayah Provinsi Jambi dan

Penyiapan Bimbingan teknis advokasi kepada Badan Nakotika Nasional

Kabupaten/Kota.

4. Kepala Bidang Pemberantasan

Mempunyai tugas melaksanakan P4GN di bidang Pemberantasan dalam

wilayah Provinsi, yang antara lain:69

a. Melakukan kegiatan intelegensi berbasis teknologi dalam wilayah Provinsi.

b. Melaksanakan Penyidikan, penindakan dan pengejaran dalam rangka

pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol

dalam wilayah Provinsi.

c. Melaksanakan bimbingan teknis P4GN di bidang Pemberantasan melalui

intiligen dan interdiksi kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

1) Seksi Inteligen

Mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksaan kegiatan inteligen

berbasis teknologi dalam wilayah Provinsi dan Penyiapan bimbingan teknis

kegiatan inteligen berbasis teknologi kepada Badan Narkotika Nasional

Kabupaten/Kota.

2) Seksi Penyidikan, Penindakan dan Pengejaran

Mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksanaan penyidikan,

penindakan dan pengejaran dalam rangka pemutusan jaringan kejahatan

terorganisasi penyalahgunaaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan

69

Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

Page 56: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam

wilayah Provinsi dan penyiapan bimbingan teknis kegiatan interdiksi kepada

Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.

3) Seksi Pengawasan Tahanan, Barang Bukti dan Aset.

Melakukan penyiapan pelakasanaan pengawasan tahanan, barang bukti

dan aset dalam wilayah provinsi.

D. Visi dan Misi Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

1. Visi

Visi Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi adalah menjadi lembaga

Pemerintah Non Kementrian yang profesional dan mampu menyatukan

langkah seluruh masyarakat Provinsi Jambi, Bangsa dan Negara Indonesia

dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif Lainnya.

2. Misi

Misi yang ditetapkan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi

sebagai upaya mewujudkan visi tersebut adalah “bersama Instansi Pemerintah

terkait komponen Masyarakat Provinsi Jambi , Bangsa dan Negara

melaksanakan Pencegahan, Pemberdayaan Masyarkat, Pemberantasan,

Rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang Pencegahan dan Pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif

lainnya”. 70

E. Dasar Hukum Narkoba

a. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5026);

b. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika

Nasional;

70

Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

Page 57: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

c. Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI No. 4 tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi

Jambi dan Badan Narkotika Nasional Kab/Kota;

d. Program kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun Anggaran

2011;

e. Surat keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) No.

Kep/51/IV/2011 tanggal 19 April 2011 tentang Pengangkatan dalam Jabatan

di Lingkungan Badan Narkotika Nasional (BNN);dan

f. Surat Perintah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) No.

Sprin/990/IV/2011/BNN tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas di

Lingkungan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi dan Badan Narkotika

Nasional Kab/Kota.

Program P4GN sesuai amanat UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika, antara lain :

a. Pengaturan tentang precursor narkotika (merupakan zat atau bahan kimia) yang

dapat digunakan dalam pembuatan narkotika.

b. Adanya kewajiban melapor bagi pecandu/keluarganya.

c. Dalam rangka Pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

gelap narkoba yang dilakukan secara terorganisasi dan memiliki jaringan yang

luas melampaui batas Negara, maka diatur pula tentang kerjasama, baik

bilateral, regional, maupun multilateral (internasional).

d. BNN diperkuat dengan kewenangannya untuk melakukan penyelidikan dan

penyidikkan.

e. Perluasan teknik penyidikan , penyadapan, teknik pembelian terselubung,

teknik penyerahan yang diawasi.

f. Peran masyarakat dalam P4GN diperluas.

Dalam Bab XIII Peran Serta Masyarakat Pasal 104 tentang masyarakat

berbunyi “Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk

Page 58: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

berperan serta membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.”71

Dalam Bab XV Ketentuan Pidana Pasal 114 ayat (1) Setiap orang yang

tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,

menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan

Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana

penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan

pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling

banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

Pasal 114 ayat (2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual,

membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau

menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam

bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang

pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana

dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling

singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda

maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).72

71Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

72Dokumen Badan Narkotika Nasional Provinsi Jambi tahun 2009.

Page 59: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

BAB III

BENTUK METODE DAN MEDIA PENYULUHAN BIDANG

PENCEGAHAN BNNP JAMBI DALAM MENCEGAH NARKOBA DI

SEKOLAH

A. Bentuk Metode Penyuluhan

Metode untuk penyuluhan relatif sederhana, yaitu cukup dengan metode

ceramah yaitu dengan dialog dan tanya jawab. Kegiatan penyuluhan ini hanya

mengacu pada konsep-konsep pendidikan dan komunikasi, dan belum

memanfaatkan konsep psikologi sosialnya. Metode adalah cara untuk mendekati

masalah sehingga diperoleh hasil yang memuaskan, sementara teknik merupakan

penerapan dari metode tersebut dalam praktik, dan kita dapat melihat penyuluhan

ini sebagai proses komunikasi.73

Berdasarkan proses komunikasi maka metode penyuluhan ini

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Metode Penyuluhan Langsung

Dalam metode ini pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan

orang yang dibimbingnya melalui dua cara, yakni:

a. Metode individu yaitu metode yang dilakukan langsung secara individu dengan

pihak yang dibimbingnya. Seperti percakapan atau kunjungan observasi kerja.

b. Metode kelompok yaitu pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan

yang dibimbing dalam bentuk kelompok melalui diskusi, ceramah dan

dinamika kelompok

2. Metode Penyuluhan Tidak Langsung

Metode komunikasi tidak langsung adalah metode bimbingan yang

dilakukan media massa, seperti halnya via telepon, sosial media dan penayangan

televisi.

73

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan Konseling Islam, (Yogjakarta: UI Press, 2001) 13.

44

Page 60: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Metode penyuluhan narkoba sangat penting, mengingat fungsi utama

penyuluh adalah merubah situasi yang memungkinkan sasaran penyuluhan

berkembang melalui kegiatan penyuluhan narkoba, penggunaan kombinasi dari

berbagai metode penyuluhan saling berhubungan dan akan banyak membantu

mempercepat proses perubahan.

Metode penyuluhan yang digunakan dalam pencegahan

penyalahgunaan narkoba di lingkungan Sekolah Menengah Pertama adalah

penyuluhan bimbingan secara kelompok. Adapun metode yang sering

digunakan antara lain :

1. Kontak antar remaja secara individual atau kelompok.

Hal ini dilakukan agar tepat sasaran penyuluhan terhadap siswa-siswi

di Sekolah, pada umumnya penyuluhan dilakukan secara kelompok.

Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh narasumber kepada peneliti

sebagai berikut:

[D]alam melakukan penyuluhan interaksi secara langsung terhadap

Audience sangat penting sekali, selain untuk memudahkan pemberian informasi,

adanya kontak ataupun interaksi langsung adalah cara yeng lebih efektif dalam

pemberian bimbingan secara kelompok terhadap dampak negatif

penyalahgunaan narkoba.74

Berdasarkan wawancara di atas, penyuluh dalam memberikan materi

pencegahan tentang penyalahgunaan narkoba di lakukan dengan interaksi secara

langsung adalah cara yang lebih efektif dalam melakukan penyuluhan. Dalam

penyampaian penyuluhan dari hasil wawancara dapat ketahui bahwa informasi

dari penyuluh disampaikan dengan cara langsung atau face to face. Informasi

yang disampaikan berupa efek-efek narkoba dan hal-hal negatif lainnya dari

penyalahgunaan narkoba pada remaja.

2. Ceramah

Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak BNN Provinsi Jambi

khususnya pada seksi cegah dengan memberikan petunjuk teknis dan materi

tentang narkoba pada lingkungan sekolah yang disisipi tentang materi bahaya

74

Muhammad Arsyad, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi. Rekaman audio.

Page 61: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

narkoba dan upaya penanggulangan dan peredaran narkoba di kalangan

masyarakat.

Metode ini dilakukan dengan menjelaskan materi penyuluhan tentang

bahaya narkoba beserta dampak-dampaknya yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan

seseorang dapat kecanduan narkoba. Adapun wawancara yang disampaikan oleh

narasumber kepada peneliti sebagai berikut:

[M]etode ceramah dalam menyampaikan materi penyuluhan bukanlah

hal yang mudah, termasuk memberikan penyuluhan Narkoba. Tidak jarang

para audience mengantuk, bahkan tak segan-segan tidur di tengah paparan

berlangsung. Menyiasati hal ini, dibutuhkan metode spektakuler, sehingga

apa yang disampaikan oleh penyuluh dapat tersampaikan dengan maksimal.

Dengan metode edutainment, yaitu education dan entertainment.Metode ini

dapat menciptakan penyegaran dalam penyuluhan Narkoba melalui

kombinasi materi tentang Narkoba dan hiburan-hiburan, berupa peragaan,

sulap, tebak-tebakan, dan pemberian hadiah. Hiburan ini selalu

dikorelasikan dengan materi Narkoba. Penyuluh juga membawa sejumlah

peralatan, dan properti yang cukup banyak. Hal ini bukan tanpa alasan,

karena memang, memberikan materi akan lebih terasa menarik jika

penyampaiannya menggunakan banyak alat peraga atau pendukung.75

Berkaitan dengan wawancara tersebut, memberikan materi mengenai

pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah di lakukan dengan metode

ceramah adalah cara yang lebih efektif dalam penyampaian materi. Hal ini

dikarenakan, dengan penyampaian secara langsung diharapkan siswa-siswi

dapat memahami tentang sangat berbahayanya narkoba bagi kesehatan diri

sendiri serta masa depan bangsa.

3. Pemutaran film.

Pemutaran film digunakan dalam memberikan gambaran mengenai

penyalahgunaan narkoba yang sudah terjadi sebelumnya. Pemutaran film

adalah metode yang paling efektif dan sering digunakan dalam penyuluhan

pencegahan penyalahgunaan narkoba, karena sisw-siswi di sekolah dapat

melihat langsung dampak-dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba

75

Muhammad Arsyad, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi.

Page 62: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

dari pemutaran film tersebut. Adapun wawancara yang disampaikan oleh

narasumber kepada peneliti sebagai berikut:

[S]osialisasi dan pemutaran film pendek tentang Dampak Penyalahgunaan

Narkoba ini merupakan salah satu strategi Penyuluh agar para siswa-siswi

dapat langsung menyaksikan dampak negatif yang diakibatkan oleh

penyalahgunaan narkoba sehingga dapat menjauhi serta memerangi narkoba.76

Berdasarkan wawancara tersebut, pemutaran film adalah bagian dari metode

yang diharapkan sebagai bentuk penanaman kepada siswa-siswi di sekolah untuk

mengetahui dampak buruk apabila sudah terjerumus dalam narkoba. Pada film

tersebut biasanya menggambarkan tentang kehidupan seseorang yang mulai

terjerumus dalam lingkaran narkoba, yang awal-awal nya hanya coba-coba hingga

akhirnya mengganggu kesehatan, keuangan, serta masa depannya hancur yang

disebabkan oleh narkoba.

4. Tanya Jawab

Tanya Jawab yaitu menanyakan kepada sasaran apakah telah mengetahui

fakta-fakta yang terjadi pada korban penyalahgunaan narkoba. Adapun

wawancara yang disampaikan oleh narasumber kepada peneliti sebagai berikut:

[M]etode tanya jawab harus dilakukan disetiap penyuluhan narkoba, hal

ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa-siswi

menyimak materi penyuluhan yang diberikan. Sesi tanya jawab tidak hanya

dilakukan terhadap siswa-siswi saja, melainkan juga guru-guru di sekolah juga

diperkenankan untuk memberikan pertanyaan kepada penyuluh.77

Berkaitan dengan uraian wawancara di atas, metode tanya jawab selain

membebaskan siswa-siswi dan guru untuk bertanya seputaran tentang narkoba,

juga bertujuan agar siswa-siswi dan guru-guru dapat melakukan pencegahan dini

baik di sekolah, keluarga dan lingkungannya.

76

Muhammad Arsyad, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio. 77

Muhammad Arsyad, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 63: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

5. Penyampaian Pesan Tertulis

Sumber: Dokumen BNNP Jambi

Pesan tertulis seringkali digunakan sebagai media pendukung dalam

penyuluhan penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hasil wawancara yang

disampaikan oleh narasumber kepada peneliti sebagai berikut:

[D]alam proses penyuluhan di era serba canggih, maka kita sebagai

penyuluh harus mengikuti perkembangan zaman, proses penyuluhan pun harus

didukung oleh media-media penyuluhan yang menarik. Seperti media

elektronik, media cetak yang berupa pamflet, majalah dinding, leaflet dan

media pendukung lainnya. Hal ini dikarenakan proses penyuluhan yang kreatif

dan menarik lebih mudah diterima oleh siswa-siswi di SMP.

Berdasarkan wawancara tersebut, media memiliki peran yang sangat

strategis dalam penyampaikan bahaya penyalahgunaan narkoba kepada

masyarakat. Selain itu berkaitan dengan penyelamatan pengguna narkoba media

juga dapat menginformasikan kepada masyarakat tentang kebijakan BNN bahwa

pecandu narkoba lebih baik di rehabilitasi daripada di penjara.

6. Kampanye

Penyalahgunaan Narkoba terus menggelinding bagaikan bola salju. Oleh

karena itu, kampanye harus dilakukan kapanpun dan dimanapun. Seperti

halnya pada sosial media, media cetak dan hari kemerdekaan dan lain

sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh narasumber

kepada peneliti sebagai berikut:

[S]elama ini pengetahuan masyarakat tentang bahaya narkotika masih

kurang. Informasi yang diperoleh juga kurang, membuat tingkat

penyalahgunaan narkoba masih tinggi. Kampanye anti Narkoba terus di

Page 64: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

kumandangkan baik lewat mediatelevisi, media cetak, internet dan lewat

spanduk-spandukyang tersebar di mana mana, maupun kegiatan kegiatan

lainnya. Banyak sudah yang telah di lakukan oleh Badan Narkotika Nasional

(BNN) maupun InstitusiNegara yang lain di luar BNN yang juga ikut berperan

melakukan hal sama dalam upaya penanggulangan pencegahan, pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba P4GN dalam mewujudkan

Indonesia Bebas Narkoba.78

Berdasarkan wawancara tersebut, Badan Narkotika Nasional (BNN)

berupaya merespons tantangan pencegahan penyalahgunaan narkoba di era digital.

Penggunaan media sosial untuk kampanye cegah narkoba sangat penting.

Apalagi, mayoritas pengguna internet terkategori dalam usia produktif. Internet

pun dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.

Wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode-metode

yang dilakukan dalam penyuluhan saling berkaitan. Metode penyuluhan

yang sering digunakan oleh Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi

dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di SMP Sederajat meliputi

ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi dan praktik. Sementara itu,

metode kampanye dilakukan melalui media cetak ataupun media sosial,

dan juga dilakukan pada hari-hari tertentu misalnya pada hari

Kemerdekaan Republik Indonesia.

Penyuluhan tentang bahaya narkoba memiliki pengetahuan baru tentang

narkoba, bentuk, bagaimana cara menghindarinya dan akibat secara sosial, agama

serta hukum jika mereka terjerumus di dalamnya. Dalam program penyuluhan ini

siswa-siswi terlihat begitu antusias karena bagi mereka penyuluhan semacam ini

adalah hal yang baru serta bermanfaat untuk menjadi bekal perjalanan hidup

mereka kedepannya.

Harapan penyuluh perilaku mereka nantinya dapat lebih terkendali

sekalipun mereka terlibat dalam jenis kenakalan lain, mereka masih memiliki

pengetahuan tentang bahaya yang ditimbulkan sehingga mampu mengontrol diri

mereka ataupun menjelaskan pada teman-teman lain yang belum paham mengenai

dampak besar tentang penyalahgunaan narkoba. Dengan demikian maka

78

Nurfarida, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan Penulis, 11

April 2019, Kota Jambi.

Page 65: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

penyalahgunaan narkoba akan berkurang atau setidaknya memiliki resiko bahaya

yang lebih kecil.

B. Media Penyuluhan

Maraknya penyalahgunaan narkoba dikalangan masyarakat kita, media

menjadi salahsatu alternatif untuk mensosialisasikan bahaya dari

penyalahgunaan narkoba dalam upaya pencegahan penyalahgunaan barang-

barang tersebut.

Hadirnya beberapa media elektronik menjadikan informasi

begitu cepat didapat oleh banyak orang. Internet yang sangat mudah di akses

pada zaman sekarang menjadi sebuah media tandingan lainnya yang hadir lebih

dulu. Dengan internet orang dengan mudah men-share berbagai informasi

dengan biaya murah dan tanpa batasan ruang serta waktu. Media ini

juga menjadi salah satu media yang digemari banyak kalangan mulai dari

generasi muda sampai tua.

Media yang dipilih adalah media yang disesuaikan oleh sasaran

penyuluhan.dengan kondisi sasaran, lingkungan, dan metode yang

digunakan, sehingga materi penyuluhan dapat diserap oleh sasaran

penyuluhan. Adapun media yang digunakan oleh penyuluh di lingkungan

sekolah sebagai berikut:

1. Media Elektronik

Pemutaran film atau video merupakan media yang dapat menjelaskan materi

secara menyeluruh melalui audio dan visualisasi. Media video dapat digunakan

sebagai alat yang mampu mendeskripsikan tentang suatu materi yang

disampaikan kepada audience. Dengan menggunakan media pemutaran film

atau video, informasi yang ingin diberikan akan menjadi lebih jelas. Berdasarkan

hasil wawancara yang disampaikan oleh narasumber kepada peneliti sebagai

berikut:

[U]ntuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa-siswi di sekolah

SMP, kami menggunakan media yang dapat dikembangkan yaitu pemutaran

film atau video. Pemutaran film tersebut diproyeksikan melalui lensa

proyektor, karena terkadang saat pemberian materi penyuluhan siswa-siswi

kurang antusias dan cenderung bosan ketika disajikan materi dalam bentuk

power point, tidak sedikit siswa yang sibuk sendiri dengan bermain handphone.

Page 66: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Oleh sebab itu, dengan adanya pemutaran film tersebut mampu

mendeskripsikan kembali tentang materi yang diberikan penyuluh.79

Berdasarkan wawancara tersebut dapat dinyatakan bahwa media video

cocok digunakan oleh bidang pencegahan di sekolah dalam membantu proses

penyampaian materi. Karena dengan menggunakan video, peserta dapat menerima

materi dari sisi audio maupun visualisasi. Video dapat membantu peserta

memahami materi yang diberikan penyuluh. Dengan melihat karakteristik peserta

yang cenderung tidak memperhatikan saat pemberian materi, media video ini

dapat membantu meningkatkan minat dan pemahaman peserta dalam

menerima materi yang diberikan.

2. Media Cetak (baleho, pamflet, koran, brosur dll)

Media cetak memberikan informasi di dalamnya lebih jelas dan mampu

menjelaskan hal- hal yang bersifat kompleks. Hal ini dikarenakan media cetak

disertai gambar atau foto yang lebih memperjelas isi berita yang ditampilkan. Dan

ada kalanya bila berita tersebut bersifat continue maka ada sedikit pengulangan

mengenai berita sebelumnya, sehingga pembaca benar-benar mengerti dan faham

tentang isi dan alur berita tersebut.Berdasarkan hasil wawancara yang

disampaikan oleh narasumber kepada peneliti sebagai berikut:

[D]alam memberikan materi penyuluhan pencegahan tentang bahaya

penyalahgunaan narkoba di sekolah, media cetak sangat di perlukan sebagai

media pendukung dalam penyuluhan, seperti hal nya brosur tentang narkoba

yang dibagikan ke siswa-siswi sehingga brosur tersebut bisa di bawa pulang.80

Berdasararkan uraian wawancara diatas, media cetak ini hasilnya adalah

berupa tulisan atau teks, maka media ini bisa disimpan dan bisa di baca berulang-

ulang. Di saat pembaca ingin lebih memahami isi berita, maka pembaca bisa

mengulang-ulang dalam membacanya.

3. Media Sosial

Media sosial mempunyai jangkauan yang sangat luas, karena hampir semua

orang baik tua maupun muda, laki-laki atau perempuan semua ikut meramaikan

79

Muhammad Arsyad, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio. 80

Muhammad Arsyad, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 67: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

sosial media. Dengan demikian kecepatan peredaran informasi akan bahayanya

penyalahgunaan dan bagaimana pencegahan narkoba bisa lebih cepat sampai pada

masyarakat.

[B]adan Narkotika Nasional Provinsi Jambi perlu menyosialisasikan

bahaya narkoba melalui saluran media sosial, selain mengunakan media arus

utama. BNN bisa memanfaatkan media sosial, seperti Facebook, Instagram,

Twitter, WhatsApp, Line, dan lainnya, sebagai sarana untuk

menyosialisasikan program antinarkotika. Perkembangan media sosial yang

begitu meluas ini memberi dampak positif. Konten-konten yang penting

untuk disosialisasikan melalui media sosial, antara lain bahaya narkoba bagi

anak dan remaja, ajakan untuk tidak takut melaporkan jika ada anggota

keluarga yang menjadi pengguna narkoba, manfaat rehabilitas pengguna,

serta pemahamanan bahwa Indonesia kini menjadi pasar narkotika dan jenis-

jenis baru barang haram tersebut. Oleh karena itu, konten yang ditawarkan

untuk menyosialisasikan bahaya narkotika lewat medsos adalah testimoni

dari orang-orang terkenal, misalnya, mereka yang dulu menjadi pemakai,

sekarang sudah bertobat. Juga penting menyebarluaskan posisi Indonesia

yang saat ini menjadi target utama pasar nakotika dunia.81

Beradasarkan uraian wawancara tersebut, Perkembangan media sosial

yang begitu meluas ini memberikan dampak positif akan pentingnya

penyuluhan kepada para orangtua untuk berani melaporkan jika ada anak atau

anggota keluarga yang pengguna narkoba.

Walaupun begitu media sosial mempunyai keterbatasan juga. Karena tidak

semua masyarakat Indonesia mempunyai koneksi dengan internet atau melek

internet. Itulah sebabnya pencegahan penyalahgunaan narkoba perlu

bekerjasama dengan semua pihak dan perlu juga dengan

mengikutsertakan peran serta guru di sekolah, orangtua dan masyarakat termasuk

juga para pemuka lintas agama.

81

Muhammad Arsyad, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 68: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

BAB IV

PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA

NASIONAL PROVINSI JAMBI DI SMP SEDERAJAT

A. Penyuluh sebagai Komunikator

Seorang penyuluh narkoba merupakan seorang komunikator yang harus

memiliki berbagai kecapakan dalam berkomunikasi. Karenanya sebagai seorang

komunikator seorang penyuluh harus memahami bagaimana seluk beluk

komunikasi yang baik agar dapat mencapai sasaran visi dan misi Badan

Narkotika Nasional.

Pola komunikasi disesuaikan dengan kondisi anggota dan komunikasi yang

ada saat berinteraksi dengan lingkungan. Pola ini jika dihubungkan dengan

figur komunikator, pesan, dan media (tertulis, audio, dan video) akan menjadi

suatu rangkaian yang beragam dan berkembang dalam suatu rangkaian di mana

retorika mengarahkan tujuan pembinaan komunikasinya.82

Adapun hasil wawancara yang disampaikan oleh narasumber kepada

peneliti sebagai berikut:

[K]eberhasilan penyuluhan narkoba di sekolah pada dasarnya tergantung

pada komunikator. Karenanya seorang komunikator harus memiliki berbagai

keterampilan dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Komunikan tidak

akan dapat memahami dan menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh

seorang komunikator jika komunikator tersebut tidak mampu melakukan

komunikasi yang baik kepada komunikannya.83

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa keberhasilan aktivitas

komunikasi penyuluhan pada dasarnya tergantung pada komunikator. Karenanya

seorang komunikator harus memiliki berbagai kecakapan dan kemampuan

berkomunikasi yang baik. Hal ini bertujuan agar pesan-pesan yang disampaikan

dapat dipahami dengan benar oleh komunikan yaitu siswa-siswi di sekolah

82

Devy Mulia Sari, Peran Kader Anti Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Pelajar oleh Badan

Narkotika Nasional Surabaya, Jurnal Promkes Vol. 5, No. 2 (2010), di akses dari https://e-

journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/7704/4557 pada tanggal 02 Mei 2019 pukul 20.14

WIB. 83

Nurfarida, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan Penulis, 02

Mei 2019, Kota Jambi. Rekaman Audio.

53

Page 69: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Menengah Pertama (SMP). Hal tersebut juga senada dengan pendapat penyuluh

sebagai berikut:

[D]alam berkomunikasi seorang komunikator dapat melakukan

komunikasi dengan pola yang diinginkannya. Komunikasi dapat dilakukan

dengan cara verbal maupun non verbal. Komunikasi verbal berarti komunikator

menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan dapat dilakukan

secara interpresonal atau antarpersonal dan dengan komunikasi massa. Adapun

dengan komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan isyarat, bahasa tubuh

atau dengan memperlihatkan sikap dan perilaku yang baik.84

Berdasarkan dari wawancara tersebut bahwa responsifitas masyarakat

terutama di lingkungan sekolah memiliki peranan penting dalam pencegahan

penyalahguna narkoba. Berdasarkan hasil penelitian, pihak sekolah memiliki

respon positif serta berpartisipasi dalam program penyalahgunaan narkoba.

Oleh sebab itu, pentingnya pola komunikasi dalam penyampaian materi

penyuluhan di lingkungan sekolah perlu diperhatikan. Seorang penyuluh

narkoba sebagai komunikator tentunya akan memberikan informasi yang

berkaitan dengan narkotika serta mempengaruhi seseorang yang akan disuluh

demi terlaksananya visi dan misi dari Badan Nasional Narkotika.

B. Penyuluh sebagai Fasilitator

BNN menetapkan lingkungan pendidikan berbasis pelajar sebagai salah satu

sasaran dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Penyuluh juga sebagai

fasilitator dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba. Penyuluh juga

berperan sebagai rujukan dalam implementasi penanggulangan masalah

narkoba baik berupa pemberian informasi yang didukung oleh partisipasi

sekolah, keluarga dan masyarakat.

Adapun hasil wawancara yang disampaikan oleh narasumber kepada

peneliti sebagai berikut:

[P]eranan fasilitator yang dilakukan oleh penyuluh antara lain sebagai

orang yang mampu membantu masyarakat agar masyarakat mau berpartisipasi

dalam kegiatan sosialisasi, serta sebagai orang yang mampu mendengar

84

Jepan Manurung, Ketua Seksi Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jambi, Wawancara

dengan Peneliti, 02 Mei 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 70: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

aspirasi masyarakat, mampu memberikan dukungan dan mampu memberikan

fasilitas kepada masyarakat.85

Harapan dari adanya upaya sosialisasi pencegahan tersebut adalah dapat

terwujudnya generasi muda yang anti narkoba, dan mereka dapat memiliki

pengetahuan tentang bahaya dan dampak buruk penggunaan narkoba.

C. Penyuluh sebagai Motivator

Pengaruh penyalahgunaan narkoba disebabkan karena ketidakpahaman dan

kurangnya pengetahuan siswa-siswi tentang bahaya narkoba, sehingga narkoba

penting untuk diinformasikan kepada para siswa-siswi agar mereka tidak salah

dalam mengambil tindakan dan perilaku-perilaku diusianya. Berdasarkan hal

tersebut penting bagi pihak pemerintah, orang tua, sekolah untuk mendukung dan

memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah narkoba. Masyarakat dapat

memiliki pengetahuan tentang penyalahgunaan narkoba, pengetahuan mengenai

penyalahgunaan narkoba hanyalah merupakan salah satu strategi agar mereka

sadar akan dampak terhadap kesehatan bahkan ancaman terhadap kehidupan masa

depannya.

Adapun hasil wawancara yang disampaikan oleh narasumber kepada

peneliti sebagai berikut:

[U]saha untuk mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba pada remaja

tidaklah lepas dari pengaruh dukungan sosial, terutama dukungan yang

didapatkan dari orang yang berarti bagi individu tersebut, seperti orang tua,

pacar atau sahabat. Oleh sebab itu penyuluh berperan aktif dalam memberikan

motivasi terkait penyalahgunaan narkoba. Sehingga dukungan sosial yang

diterima individu akan memotivasi para remaja untuk sembuh dari

ketergantungan narkoba. Dukungan emosional seperti empati, kepedulian dan

perhatian dari orang-orang disekitar dapat membuat individu merasa tenang,

diperhatikan, timbul rasa percaya diri dan sebagainya. Hal-hal seperti ini

memiliki arti yang besar dalam kehidupan seseorang terutama pada saat stres.

Berdasarkan dari wawancara diatas bahwa penyuluh dapat memberikan

pengarahan terkait dukungan sosial yang didapat dari lingkungan sekitar bagi

remaja tersebut dan akan menimbulkan perasaan atau sikap positif terhadap

diri sendiri sehingga remaja dapat termotivasi untuk anti terhadap narkoba.

85

Nurfarida, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan Peneliti, 02

Mei 2019, Kota Jambi.

Page 71: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Orang yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi mengalami hal yang positif

dalam kehidupannya, mempunyai harga diri yang lebih tinggi dan mempunyai

pandangan lebih optimis terhadap kehidupannya dibandingkan dengan orang yang

mendapatkan dukungan sosial yang rendah.

D. Penyuluh sebagai Agen Perubahan

Penyuluh sebagai agen perubahan yaitu penyuluh yang senantiasa harus

dapat mempengaruhi sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah

kemajuan. Dalam hal ini penyuluh berperan dalam membantu memecahkan

masalah (solution gives), membantu proses (process helper), dan sebagai sumber

penghubung (resources linker).86

Berkaitan dengan peran yang dimiliki penyuluh tersebut dalam pencegahan

penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja SMP Sederajat, maka berdasarkan

hasil wawancara yang disampaikan oleh narasumber kepada peneliti sebagai

berikut:

[P]erlu diketahui peran penyuluh disini sangatlah penting, terutama

penyuluh sebagai agen perubahan. Perubahan dalam hal ini adalah sebagai

agen penggerak untuk mencapai hasil. Untuk bagian bidang pencegahan

hanya sebatas memberi informasi, agar para remaja tahu, paham, sadar, jika

ada korban penyalahguna narkoba, diharapkan bisa sadar dan berhenti selain

itu juga kita melakukannya secara terus menerus agar para remaja tersebut

tahu paham dan sadar. Hal ini dikarenakan narkoba sangat berbahaya sekali,

jadi penting bagi kami untuk membentuk kesadaran para siswa untuk

menangkal tawaran narkoba,kita juga melakukan tes urin yang yang

dilakukan oleh seksi pemberdayaan masyarakat sehingga jika nantinya

terdapat korban penyalahguna maka kita akan merekomendasikan untuk

konseling.87

Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa peran penyuluh sangat

penting berdasarkan fungsinya. Penyuluh pada dasarnya hanya memberi informasi

agar para remaja tahu, paham dan sadar serta melakukan konseling terhadap

penyalahguna yang dilakukan oleh seksi pemberdayaan masyarakat.

86

Bambang S. Ma’arif, Komunikasi Dakwah Paradigma untuk Aksi, Cet. I (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2010), 78. 87

Abdul Razaq, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Jambi,

Wawancara dengan Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio.

46

Page 72: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba sangat penting dilakukan

terutama adanya penyuluhan di sekolah-sekolah khususnya SMP Sederajat.

Keterlibatan remaja diharapkan akan memberikan hasil yang optimal mengingat

posisi remaja yang strategis dalam kelompok sebayanya. Remaja tentu lebih

mengetahui persoalan apa saja yang dihadapi oleh anak-anak seumuran mereka

termasuk penyebab remaja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Tekanan

kelompok sebaya sangat menentukan perkembangan identitas remaja baik dalam

hal yang positif maupun yang negatif. Banyak remaja yang terpengaruh

penyalahgunaan narkoba kerena kelompok sebaya. Oleh sebab itu, penyuluh

Bidang Pencegahan BNNP Jambi menjadikan lingkungan sekolah sebagai objek

yang stragis untu melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Hasil

wawancara yang disampaikan oleh narasumber kepada peneliti sebagai berikut:

[S]ekolah adalah sasaran yang tepat di adakannya penyuluhan untuk

memberi pengaruh positif di kalangan remaja khususnya di sekolah SMP

Sederajat, karena keterlibatan remaja di SMP diharapkan akan memberikan

hasil yang optimal terhadap pencegahan penyalahgunaan narkoba mengingat

posisi remaja yang strategis dalam kelompok teman sebayanya, banyaknya

remaja yang terjerumus dalam narkoba karena remaja merupakan kelompok

rawan yang sifatnya energik dan dinamis, serta ingin mencoba hal yang baru.

hal ini didukung dengan belum matangnya mental para remaja untuk akibat

dari suatu perbuatan. Kami dari bidang pencegahan harus memberikan

informasi tentang dampak narkoba itu sendiri, dan cara penanggulangannya

serta berbagai informasi lainnya. Oleh sebab itu, peranan penyuluh bidang

Pencegahan ke sekolah sangat penting sekali mengingat usia remaja adalah

sasaran tepat untuk menanamkan tentang pengaruh buruk narkoba. Pada

Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kita sudah memiliki jadwal tertentu dalam

kegiatan penyuluhan, dan yang tidak terjadwal seperti permintaan dari suatu

desa maka kita akan menyahuti. Caranya dengan buat permohonan dan kita

sebagai penyuluh akan menyahuti tanggapan mereka. Sementara itu pada

Bidang Pencegahan, kita melakukan koordinasi terlebih dahulu lalu

melakukan penyuluhan apabila disetujui oleh pihak sekolah tersebut.88

Dari paparan wawancara diatas dapat dipahami bahwa penyuluh khususnya

bidang pencegahan harus memberikan informasi tentang narkoba, bagaimana

dampaknya, cara penanggulangannya dan informasi lainnya yang berkenaan

dengan penyalahgunaan narkoba. Dari informasi yang disebutkan di atas maka

88

Muhammad Arsyad, Penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 11 April 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 73: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

diketahui bahwa penyuluh dengan giat terus melakukan kerjasama dengan pihak

sekolah untuk mewujudkan Indonesia bebas narkoba. Dengan penekanan setiap

pelaksanaan kegiatan penyuluhan harus diperbanyak di sekolah SMP Sederajat

karena banyak kalangan remaja, karena remaja merupakan kalangan yang rentan

terhadap penyalahguna narkoba ini.

Wawancara diatas senada dengan pendapat guru di sekolah tentang

pentingnya peran penyuluh di sekolah yaitu sebagai berikut:

[P]enyuluhan bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah

dipandang perlu untuk sampaikan, karena menurut laporan dan data yang

ada menunjukan telah terjadinya penyalahgunaan narkoba dari usia anak

sekolah. Dan Narkoba merupakan salah satu faktor yang dapat mengancam

ketahanan nasional karena dalam perkembangannya penyalahgunaan narkoba

oleh generasi muda dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini

memperlihatkan bahwa penyalahgunaan narkoba bisa terjadi pada siapapun,

karena tidak memandang usia. Dengan berbagai alasan mengapa

penyalahgunaan itu terjadi, salah satunya sebagai akibat pengaruh

lingkungan yang kurang baik, lingkungan keluarga ataupun lingkungan

sekitar tempat si anak bermain, bersosialisasi dengan yang lainnya. Oleh

sebab itu upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan remaja,

sudah seyogyanya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua

pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif

dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. kesempatan

baik ini sangat berguna untuk memberi pengetahuan dan informasi tentang

narkoba dan bahayanya serta dampak lain yang ditimbulkannya kepada

anak didik, dan berharap peserta bisa menyebarluaskan informasi tentang

bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba kepada lingkungan

sekitarnya termasuk keluarganya, sebagai upaya pencegahan dini.89

Dari hasil wawancara tersebut, guru di sekolah membenarkan akan

pentingnya peran penyuluh pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan

generasi muda bangsa Indonesia, salahsatunyadengan cara melakukan sosialisasi

dan memberikan edukasi terhadap siswa-siswi terutama generasi muda tentang

bahaya narkoba melalui berbagai media, pendidikan sejak dini. Guru-guru di

sekolah dan terutama orangtua sangatlah penting dalam mengawasi tingkah

laku anak baik di rumah maupun di sekolah.

89

Muhammad Yani, Kepala Sekolah MTS Muhammadiyah Jambi, Wawancara dengan

Penulis, 15 April 2019, Kota Jambi, Rekaman Audio.

Page 74: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Berdasarkan dari beberapa hasil uraian wawancara diatas peneliti

memberikan gambaran bahwa peran penyuluh sangat penting, hal ini karena

penyalahgunaan Narkoba di negeri ini kian mengkhawatirkan, karena telah

menyerang segala usia, tidak terkecuali usia remaja Sekolah Menengah

Pertama (SMP). Oleh karena itu, langkah pencegahan di usia dini mutlak

harus dilakukan. Salah satu langkah yang paling konkret adalah dengan

menggencarkan kegiatan penyuluhan bahaya Narkoba untuk para remaja di

sekolah.

Mengetahui kenyataan bahwa kalangan remaja merupakan sasaran empuk

terkena pengaruh narkoba, perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif oleh

berbagai pihak, terutama lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga, dalam hal

ini orang tua, merupakan salah satu tempat yang efektif untuk menghalau remaja

menggunakan narkoba. Hal ini karena orang tua merupakan sekolah pertama anak

sebelum terjun ke masyarakat.

Menangkal penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja tingkat SMP,

Deputi Bidang Pencegahan BNN mengadakan penyuluhan bahaya

penyalahgunaan Narkoba sekolah ini memiliki komitmen yang kuat untuk

mencegah penyalahgunaan Narkoba di lingkungan sekolah. Karena itulah,

BNNP Jambi rutin berkoordinasi sekolah dengan untuk mengadakan

sosialisasi bahaya Narkoba. Dengan tujuan yaitu membangun kerja sama yang

baik dengan guru-guru di sekolah. Hal ini diharapkan juga pihak sekolah juga

membangun kerjasama dengan orang tua siswa-siswi dengan cara

mengikutsertakan atau mengundang orang tua siswa. salahsatunya untuk dapat

mengikuti rapat sekolah agar terciptanya silaturahmi yang baik.

Sementara itu, Kepala Sekolah menyambut baik kegiatan sosialisasi

Narkoba di sekolahnya. Sekolah tidak hanya sekedar basa basi untuk

mengatakan say no to drugs, melainkan memberikan kontribusi yang nyata

dalam upaya Pencegahan. Kegiatan penyuluhan ini adalah salah satu bentuk

komitmen untuk tanggulangi Narkoba di lingkungan sekolah.

Page 75: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Narkoba atau napza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan.

Jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama

pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan.

Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurut). Demikian pula fungsi

vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain).

Bahaya ketergantungan penggunaan dan peredaran narkoba diatur dalam

undang-undang, yaitu undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika;

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Penggolongan jenis-

jenis narkoba berikut didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Narkoba dibagi dalam 3 jenis, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan

adiktiflainnya.

Bentuk metode penyuluhan yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu:

3. Metode Penyuluhan Langsung

c. Metode individu

d. Metode kelompok

2. Metode Penyuluhan Tidak Langsung

Metode penyuluhan yang digunakan dalam pencegahan

penyalahgunaan narkoba di lingkungan Sekolah Menengah Pertama adalah

penyuluhan bimbingan secara kelompok. Adapun metode yang sering

digunakan antara lain :

1. Kontak antar remaja secara individual atau kelompok.

2. Ceramah.

3. Pemutaran film.

4. Tanya Jawab .

5. Penyampaian Pesan Tertulis.

6. Kampanye

60

Page 76: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Metode penyuluhan narkoba sangat penting, mengingat fungsi utama

penyuluh adalah merubah situasi yang memungkinkan sasaran penyuluhan

berkembang melalui kegiatan penyuluhan narkoba, penggunaan kombinasi dari

berbagai metode penyuluhan saling berhubungan dan akan banyak membantu

mempercepat proses perubahan.

Media Penyuluhan menjadi salah satu alternatif untuk

mensosialisasikan bahaya daripenyalahgunaan narkoba dalam upaya

pencegahan penyalahgunaan barang-barang tersebut.Adapun media yang

digunakan oleh penyuluh di lingkungan sekolah sebagai berikut:

1. Media Elektronik

2. Media Cetak (baleho, pamflet, koran, brosur dll)

3. Media Sosial

Peran penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkoba sangat penting

dilakukan terutama adanya penyuluhan di sekolah-sekolah khususnya SMP

Sederajat. Keterlibatan remaja diharapkan akan memberikan hasil yang optimal

mengingat posisi remaja yang strategis dalam kelompok sebayanya. Remaja tentu

lebih mengetahui persoalan apa saja yang dihadapi oleh anak-anak seumuran

mereka termasuk penyebab remaja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Tekanan kelompok sebaya sangat menentukan perkembangan identitas remaja

baik dalam hal yang positif maupun yang negatif. Banyak remaja yang

terpengaruh penyalahgunaan narkoba kerena kelompok sebaya. Oleh sebab itu,

penyuluh Bidang Pencegahan BNNP Jambi menjadikan lingkungan sekolah

sebagai objek yang stragis untu melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Sementara itu, Kepala Sekolah menyambut baik kegiatan sosialisasi

Narkoba di sekolahnya. Sekolah tidak hanya sekedar basa basi untuk

mengatakan say no to drugs, melainkan memberikan kontribusi yang nyata

dalam upaya Pencegahan. Kegiatan penyuluhan ini adalah salah satu bentuk

komitmen untuk tanggulangi Narkoba di lingkungan sekolah.

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa pada penelitian ini masih banyak kekurangan,

baik dari segi aspek penelitian maupun isi penelitian. Namun satu hal yang

Page 77: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

peneliti ingin sampaikan bahwa penelitian ini adalah hasil kerja maksimal yang

mampu peneliti lakukan. Dalam proses penelitian ini, peneliti menemukan

beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus saran

yaitu:

1. Perlu diadakan adanya peningkatan pembekalan di BNN Provinsi Jambi yang

lebih dalam dan diadakan penambahan SDM yang lebih profesional sehingga

dapat terlaksana program P4GN.

2. Perlu adanya peningkatan kerjasama antara BNN Jambi dengan instansi atau

kelompok masyarakat dalam hal mengatasi penyalahgunaan narkoba.

3. Dalam hal mengatasi bahaya penyalahgunaan narkoba tidak hanya dibebankan

kepada BNN saja, akan tetapi kepada semua warga masyarakat Indonesia pada

umumnya.

4. Sekolah diharapkan dapat meningkatkan metode pendidikan yang sesuai dalam

meberikan penyuluhan terhadap para siswa-siswi tentang bahaya

penyalahgunaan narkoba dan perilaku negatif lainnya, dengan metode

“Pencegahan dan Penaggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah”,

maka akan memberikan efek positif bagi siswa-siswi dalam peningkatan

pengetahuan dan sikap bagi siswa-siswi di Sekolah.

Page 78: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Skripsi

PERAN BNN PROVINSI JAMBI DALAM PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI

LINGKUNGAN SEKOLAH

Panduan Observasi dan Dokumentasi

No Jenis Data Metode Sumber Data

1. - Historis dan Geografis

Lembaga Badan Narkotika

Nasional (BNN) Provinsi

Jambi.

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Setting

- Dokumen Lembaga Badan

Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi.

- Pegawai penyuluh Bidang

Pencegahan Badan Narkotika

Nasional (BNN) Provinsi Jambi.

- Buku-buku yang berkaitan.

2. Struktur Organisasi

Lembaga Badan Narkotika

Nasional (BNN) Provinsi

Jambi

- Dokumentasi - Dokumen Lembaga Badan

Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi.

3. Keadaan Pegawai Bidang

Pencegahan Lembaga Badan

Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi

- Wawancara

- Dokumentasi

- Penyuluh Bidang Pencegahan.

- Dokumen Lembaga Badan

Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi.

4. - Metode Penyuluh Bidang

Pencegahan Lembaga

Badan Narkotika Nasional

(BNN) Provinsi Jambi

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Penyuluh Bidang Pencegahan

Lembaga Badan Narkotika

Nasional (BNN) Provinsi Jambi

Page 79: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

5. - Media Penyuluh Bidang

Pencegahan Lembaga

Badan Narkotika Nasional

(BNN) Provinsi Jambi.

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Penyuluh Bidang Pencegahan

Lembaga Badan Narkotika

Nasional (BNN) Provinsi Jambi.

6. - Peran Penyuluh Bidang

Pencegahan Lembaga

Badan Narkotika Nasional

(BNN) Provinsi Jambi

- Observasi

- Dokumentasi

- Wawancara

- Penyuluh Bidang Pencegahan

Lembaga Badan Narkotika

Nasional (BNN) Provinsi Jambi.

- Siswa dan guru-guru di sekolah

tingkat SMP Provinsi Jambi.

Butir-Butir Wawancara

No. Jenis Data Sumber Data & Substansi

Wawancara

1. - Historis dan Geografis

Lembaga Badan Narkotika

Nasional (BNN) Provinsi

Jambi

Pegawai Bidang Pencegahan BNNP

Jambi

- Bisa Dijelaskan Bagaimana Sejarah

Adanya …..

- Bagaimana Perkembangannya

Hingga saat ini …..

- Bagaimana Letak Geografis Lembaga

Badan Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi …..

2. - Keadaan Struktur Lembaga

Badan Narkotika Nasional

(BNN) Provinsi Jambi

Pegawai Bidang Pencegahan BNNP

Jambi

- Bagaimana struktur pemerintahannya

…..

- Apa visi dan misi …..

- Apa tugas Pokok dan Fungsi …..

- Bagaimana dasar hukum narkoba …..

3. - Keadaan Pegawai Bidang

Pencegahan Lembaga Badan

Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi

Pegawai Bidang Pencegahan BNNP

Jambi

- Bagaimana peran pegawai …..

- Berapa Jumlah pegawai …..

- Bagaimana perkembangan

pegawai.....

Page 80: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

4. - Metode Penyuluh Bidang

Pencegahan Lembaga Badan

Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi

Pegawai Bidang Pencegahan BNNP

Jambi

- Bagaimana bentuk metode

penyuluhan yang diberikan…..

- Apa saja metode yang sering

digunakan…..

- Apa saja upaya yang diberikan dalam

metode tersebut …..

5. - Media Penyuluh Bidang

Pencegahan Lembaga Badan

Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi.

Pegawai Bidang Pencegahan BNNP

Jambi

- Bagaimana media penyuluhan yang

diberikan…..

- Apa saja media yang digunakan…..

- Apa saja upaya yang diberikan dalam

media …..

6.

- Peran Penyuluh Bidang

Pencegahan Lembaga Badan

Narkotika Nasional (BNN)

Provinsi Jambi

Pegawai Bidang Pencegahan BNNP

Jambi

- Bagaimana peran penyuluh dalam

melakukan pencegahan di lingkungan

sekolah…..

- Apa saja peran penyuluh…..

- Bagaimana urgensi peran penyuluh

dilingkungan sekolah…..

Siswa dan guru-guru sekolah tingkat

SMP Provinsi Jambi

- Bagaimana menurut anda tentang

penyuluhan tersebut…..

Page 81: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an. Tafsir Al-Qur’an Jilid 5. Jakarta: Darul

Haq, 2015.

Tim Penerjemah dan Penafsir Al-Qur’an. Tafsir Nurul Qur’an Jilid VI. Jakarta:

Penerbit Al-Huda, 2004.

Ahmadi, Abu. Cet. Ke-2 Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Amti, Erman dan Prayitno. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2004.

Arifin, Isep Zainal. Bimbingan Penyuluhan Islami, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2009.

Berry, David. Pokok-Pokok Pikiran Sosiologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1995.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta:Balai Pustaka, 1998.

Gustina, Rina Heningsih “Peran Badan Narkotika Nasional (BNN) Dalam

Penanggulangan Narkotika Di Kota Samarinda” Jurnal. Samarinda: Ilmu

Pemerintah, 2015.

Hawari, Dadang. Al-Quran Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta:

PT. Dana Bakti Prima Yasa, 2004.

Martono, Lydia Harlina dan Satya Joewana. Pencegahan dan Penaggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka, 2006.

Media Informasi & Komunikasi Sinar BNN. Jakarta: PT Trubus Swadaya, 2011.

Page 82: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Meolong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,

1996.

Mulyasa, E. Cet.11 Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Sofian, Ahmadi. Narkoba Mengincar Anak Anda. Jakarta: PT. Prestasi

Pustakarya, 2007.

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alpa Beta, 2012.

Tersedia: https://e-journal.unair.ac.id/PROMKES/article/download/7704/4557

Tim Penyusun, Petunjuk Teknis dan Pedoman Prosedur Keerja Bidang

Pemberdayaan Alternatif Masyarakat Perkotaan,Jakarta: BNN, 2012.

Tim Penyusun. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas

Ushuluddin IAIN STS Jambi. Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi,

2016.

Tim Penyusun. Buku 1: Petunjuk Teknis dan Prosedur Kerja Pemberdayaan

Alternatif Masyarakat Perkotaan, Jakarta: BNN, 2012.

Tim Penyusun. Pedoman Rehabilitasi Adiksi Berbasis Masyarakat. Jakarta: BNN,

2012.

Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, tentang Narkotika, pasal 64 ayat (2).

Wahib, Abdul. menuju Sekolah Bersih dari Narkoba, Semarang: Pustaka Zaman,

2014.

Page 83: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Dokumentasi

Gambar 01

Peneliti mewawancarai salahsatu guru di sekolah

Gambar 02

Peneliti Mewawancarai Kepala Sekolah Mts. Muhammmadiyah

Kota Jambi

Page 84: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Gambar. 03

Peneliti mewawancarai Kepala Bidang Pencegahan dan

Pemberdayaan Masyarakat

Gambar. 04

Penelti mengikuti penyuluhan yang di lakukan di sekolah

Page 85: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI

Gambar. 06

Peneliti melakukan wawancara kepada salahsatu pegawai di

bagian umum BNNP Jambi

Gambar. 06

Peneliti mewawancarai Penyuluh Pencegahan BNNP Jambi

Page 86: PERAN PENYULUH BIDANG PENCEGAHAN BADAN NARKOTIKA …repository.uinjambi.ac.id/2165/1/UB150106_Ma_rifah... · PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA JAMBI SKRIPSI