PERAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH …repository.uinjambi.ac.id/2361/1/SKRIPSI-KINA RINA -...
Transcript of PERAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH …repository.uinjambi.ac.id/2361/1/SKRIPSI-KINA RINA -...
PERAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH
PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN KUMPEH
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
KINA RINA
NIM :UB. 140458
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
i
PERAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH
PERNIKAHAN DINI DI KECAMATAN KUMPEH
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
KINA RINA
NIM :UB. 140458
JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
ii
Jambi, 2019
Samin Batubara, Dr, Drs, M.Hi
Neneng Hasanah, M.Pd.I
Alamat: Fak. Dakwah UIN STS Jambi Kepada Yth,
Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan
Simp. Sungai Duren Fak. Dakwah
UIN STS Jambi
di-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka kami
berpendapat bahwa Skripsi Kina Rina dengan judul “Peran Penyuluh Agama
Islam Dalam Mencegah Pernikahan Dini Di Kelurahan Tanjung Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi” telah dapat diajukan untuk dimunaqashahkan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan
Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu, semoga
bermanfaat bagi kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pembimbing I Pembimbing II
Samin Batubara, Dr, Drs, M.Hi Neneng Hasanah, M.Pd.I
NIP.196412051998031001 NIP.197905032014122002
iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Kina Rina
NIM : UB. 140458
Tempat/Tanggal Lahir : Muaro Jambi / 23 Maret 1995
Konsentrasi : Bimbingan Penyuluhan Islam
Alamat : Jl. Jambi Suakkandis Km 45 Ds. Pulau Mentaro RT 01
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang
berjudul “Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mencegah Pernikahan Dini di
Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi” adalah benar
karya asli saya kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai
ketentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak
benarm maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia dan ketentuan di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, termasuk
pencabutan gelar yang saya peroleh melalui Skripsi ini.
Demikinlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk
dapat dipergunakan seperlunya.
Muaro Jambi, 2019
Penulis
Kina Rina
NIM. UB. 140458
iv
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
Jalan Raya Jambi-Bulian, Simp. Sungai Duren Telp. (0741) 582020
PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Kina Rina NIM UB 140458 dengan Judul “Peran Penyuluh
Agama Islam Dalam Mencegah Pernikahan Dini di Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi” yang dimunaqasahkan oleh Sidang Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 3 Oktober 2019
Jam : 08.00 WIB
Tempat : Ruang Sidang Fakultas Dakwah UIN STS Jambi
Telah diperbaiki sebagaimana hasil sidang Munaqashah dan telah diterima sebagai bagian
dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi
Bimbingan Penyuluhan Islam, pada Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Jambi, 2019
TIM PENGUJI
Ketua Sidang : Sya’roni, M.Pd ( )
Sekretaris Sidang : M. Hatta, M.Ud ( )
Penguji I : Dr. Agus Salim, M.Pd ( )
Penguji II : Dani Sartika, M.Si ( )
Pembimbing I : Dr. Samin Batubara, M.HI ( )
Pembimbing II : Neneng Hasanah, S.Ag., M.Pd.I ( )
Dekan Fak. Dakwah
Dr. Samsu, S.Ag, M.Pd.I, P.hD
NIP : 197010082003121002
v
MOTTO
ي بين والطي بون لطي ب ي بت للط ا يقو ن لهم الخبيشت للخبيثين والخبيثون للخبيثت والط ءون مم ئك مبر ت اول
رزق كريم خفرةو (٢٦) م
“Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita
yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan rizki yang
melimpah (yaitu: Surga)”
[QS.An Nuur (24) : 26]
vi
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan Skripsi ini untuk yang selalu bertanya
“Kapan Skripsimu Selesai, Kapan Lulus (Wisuda)?”
Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukan sebuah kejahatan yang
harus dihakimi dan juga bukan sebuah aib yang begitu memilukan. Alangkah
kerdilnya jika mengukur sebuah kepintaran seseorang hanya dari cepat atau
lambatnya seseorang menyelesaikan urusanya. Bukankah segala sesuatu yang
baik adalah yang di selesiakan hingga akhir. Baik itu selesai tepat waktu
ataupun tidak. Karena setiap orang memiliki takaranya masing-masing.
Ku persembahkan pula Skripsi ini untuk Kedua Orang Tua, Suami dan Anaku
tercinta. Terimakasih yang selalu senantiasa memberikan doa dan dukungan
yang begitu luar biasa sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi Ini.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh realitas yang memprihatinkan dan
memerlukan perhatian khusus yaitu dalam kurun waktu satu tahun terakhir
tercatat sebanyak 13 pasangan yang dikatagorikan sebagai pasangan pernikahan
usia dini di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh kabupaten Muaro Jambi.
dalam hal ini peran penyuluh agama Islam memiliki peran penting dalam
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai dampak yang akan
ditimbukan dari pernikahan usia dini. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis
terdorong untuk melakukan penelitian berkenaan dengan pernikahan usia dini
yang mencakup tentang faktor penyebab, dampak serta upaya dalam mencegah
pernikahan usia dini.
Pendekatanpenelitian yang penulisgunakanadalah (library research)
dalamtehnisdeskriptifkualitatifeksploratif,
denganmenekankanpadasumbertertulisyang menggunaka tehnik observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam memperoleh data penulis menggunakan
analisis data kualitatif Miles dan hubermen yang terdiri dari tiga tahapan yaitu
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan
kesimpulan (conclusion drawing/vervication).
Hasilnya penulismenemukanbahwaterdapat lima faktor penyebab
seseorang melakukan pernikahan usia dini di Kelurahan Tanjung Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro jambi. faktor-faktor yang dimaksud yaitu faktor
ekonomi, faktor pengaruh sosial media, faktor pergaulan bebas, faktor budaya dan
faktor kurangnya sosialisasi UU No.1 Tahun 1974. Upaya yang dilakukan oleh
Kantor Urusan Agama (KUA) Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro jambi dalam mencegah pernikaha dini untuk kedepanya yaitu
dengan cara memberikan bimbingan penyuluhan Islam dan kesehatan serta
penyuluhan UU No.1 Tahun 1974. Adapun beberapa rekomendasi yang penulis
berikan yaitu pertama, kepada Kementrian Agama selaku pihak eksteren untuk
meningkatkan penyuluhan terhadap dampak pernikahan usia dini bagi kesehatan
maupun aspek lainya. Kedua, kepada lingkungan keluarga sebagai pihak interen
yang akan lebih mudah dalam memberikan pemahaman kepada anak yang mana
hal tersebut sebagai tindak lanjut dalam membangun proses penyuluhan.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan karunia-Nya lah sehingga skripsi yang berjudul “Peran penyuluh
Agama Islam Dalam Mencegah Pernikahan Dini di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi” dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk melengkapi sebagian syarat-syarat
guna memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Selama penulisan ini banyak menerma bantuan
baik moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Handri Hasan., M.A selaku rektor UIN Shultan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Bapak Prof, Dr. H. Su’aidi, MA, Ph,D. Bapak Dr. H. Hidayat, Mpd dan Ibu
Dr.Hj Fadhililah selaku wakil Rektor I, II dan III UIN Shultan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SHM.Hum selaku wakil dekan I Fakultas
Dakwah.
5. Bapak Sya’roni, S.Ag, M.Pd selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan Islam
(BPI) dan Ibu Neneng Hasanah, M.Pd.I selaku sekretaris prodi Bimbingan
Penyuluhan Islam (BPI).
6. Bapak Drs. Moh Yusuf .Hm, M.Ag selaku dosen Pembimbing Akademik
(PA). Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi bekal bagi
penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi bermanfaat.
7. Bapak Samin Batubara, Dr, Drs, M.HI, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Neneng Hasanah, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II, yang selalu
meluangkan waktu dalam membimbing dan memotivasi demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini.
ix
8. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah
UIN Shultan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Kepala perpustakaan UIN Shultan Thaha Saifuddin Jambi beserta stafnya
serta kepala perpustakaan Wilayah Jambi.
10. Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi yaitu Bapak H.Baharudin, S.Ag
11. Teristimewa untuk keluargaku, terutama kedua orang tua yaitu untuk bapak
Dolet dan mamak Fauziah. Serta suamiku Dayat dan anaku Adiba yang selalu
memberikan dukungan yang tiada henti dan tak pernah ternilai oleh apapun.
12. Bapak Samin Batubara, Dr, Drs, M.HI, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Neneng Hasanah, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersusah
payah menyediakan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan
bimbingan, pengarahan serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
13. Teman-teman jurusan BPI, seluruh teman seperjuangan di Kampus UIN
Shultan Thaha Saifuddin Jambi serta teman-teman kosan. Terimakasih
sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Akhinya penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini tidak terlepas
dari berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu untuk segala
kekurangan yang ada, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun diterima
dengan hati yang terbuka. Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang menggunakanya untuk menambah wawasan dan dapat di
manfaatkan sesuai dengan kebutuhanya.
Jambi, 2019
Penulis
Kina Rina
UB. 140458
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ..................................... iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
PEDOMAN TRANLITERASI ....................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
2. Permasalahan .................................................................................... 5
3. Batasan Masalah ............................................................................... 5
4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 7
1. Penyuluh Agama Islam ...................................................................... 7
a. Pengertian Penyuluh Agama Islam .............................................. 7
b. Peran Penyuluh Agama Islam ...................................................... 8
c. Landasan Keberadaan Penyuluh Agama Islam ............................ 9
d. Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Agama Islam ........................ 11
e. Materi Penyuluhan ....................................................................... 11
f. Sasaran Penyuluh Agama Islam ................................................... 13
2. Pernikahan Dini dan Dampaknya ..................................................... 14
a. Definisi Pernikahan ..................................................................... 14
xi
b. Dasar Hukum Pernikahan ............................................................. 16
c. Anjuran Nikah .............................................................................. 18
d. Tujuan Penikahan ......................................................................... 20
e. Syarat – Syarat Perkawinan .......................................................... 21
3. Pernikahan Dini Menurut Pandangan Islam ..................................... 25
a. Penyebab Pernikahan Dini ........................................................... 26
b. Dampak Pernikahan Dini ............................................................. 27
c. Peran Penyuluh Agama ................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 31
1. Pendekatan penelitian ................................................................... 31
2. Setting dan Subjek Penelitian ....................................................... 32
3. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 32
4. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 33
5. Metode Analisis Data ................................................................... 34
6. Studi Relevan ............................................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 40
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................................ 40
a. Letak dan Luas geografis ......................................................... 40
b. Keadaan penduduk .................................................................. 41
c. Daftar Pegawai KUA Kecamatan Kumpeh ............................. 42
d. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Kumpeh ...................... 43
e. Visi dan Misi KUA Kecamatan Kumpeh ................................ 45
2. Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Usia Dini
di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi ....................... 45
a. Faktor Ekonomi ....................................................................... 47
b. Faktor Sosial Media ................................................................. 49
c. Faktor Pergaulan Bebas ........................................................... 50
d. Faktor Budaya ......................................................................... 51
e. Kurannya Sosialisasi UU No.1 Tahun 1974 ............................ 52
3. Peran KUA dalam Mencegah Pernikahan Usia Dini ................... 53
a. Penyuluhan UU No. 1 Tahun 1974 ......................................... 54
xii
b. Bimbingan Penyuluhan Islam................................................... 55
c. Penyuluhan Kesehatan ............................................................. 56
d. Kursus Calon Pengantin .......................................................... 57
4. Kendala dan solusi Penyuluhan Agama dalam Mencegah
Pernikahan Usia Dini ................................................................... 58
a. Kendala .................................................................................... 58
b. Solusi ....................................................................................... 59
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 60
1. Kesimpulan ................................................................................... 60
2. Implikasi Penelitian ...................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Dusun dan Rukun Tetangga Dirinci per Desa/
Kelurahan di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Murao Jambi
tahun 2016 ................................................................................. 40
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Dirinci per Desa/ Kelurahan
di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Murao Jambi
tahun 2016 ................................................................................. 41
Tabel 4.3 Daftar Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi ............................................. 42
Tabel 4.4 Data Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi 2014-2018 .......................................... 46
Tabel 4.5 Faktor-faktor Penyebab terjadinya Pernikahan Usia Dini
di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Murao Jambi ...................... 47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Urusan Agama
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi ........................ 43
Gambar 4.2 Struktur Penyuluh Agama Islam Non PNS
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi ........................ 44
xv
PEDOMAN TRANSLITERASI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Perkawinan merupakaan sunnatullah yang umum dan berlaku
pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun
tumbuh-tumbuhan. Perkawinan adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah
sebagai jalan bagi makhluknya untuk berkembang biak, dan melestarikan
hidupnya. Perkawinan adalah suatu Akad antar seorang pria dengan seorang
wanita atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak, yang dilakukan
oleh pihak lain (Wali) menurut sifat dan syarat yang telah ditetapkan Syara’
untuk menghalalkan percampuran keduanya, sehingga satu sama lain saling
membutuhkan menjadi sekutu sebagai teman hidup dalam rumah tangga.1
Dalam rangka melengkapi kesempurnaan manusia sebagai makhluk
yang mulia, Allah SWT telah membimbing manusia menuju
fitrahnya.Diantara fitrah itu adalah kecenderungan hidup secara berpasang-
pasangan. Dengan bahasa lain, “manusia memiliki rasa ketertarikan
terhadap lawan jenisnya yang dalam bahasa al-Qur`an disebut Azwaj
(berpasang-pasangan).2Satu-satunya jalan yang dibenarkan Agama untuk
mewujudkan kecenderungan dan ketertarikan manusia terhadap lawan
jenisnya itu adalah menikah.Dengan demikian, menikah merupakan jalan
yang telah Allah gariskan bagi manusia untuk mewejudkan fitrahnya.
Pembentukan keluarga yang bahagia, oleh seseorang yang menikah
dituntut adanya sikap dewasa dari masing-masing pasangan suami isteri.
Oleh karena itu, persyaratan bagi suatu pernikahan yang bertujuan
mewujudkan keluarga bahagia, sejahtera dan kekal adalah usia yang cukup
dewasa pula. Dalam hukumpernikahan di Indonesia nampak dirasakan
pentingnya pembatasan umur ini untuk mencegah praktek pernikahan
1Slamet Abidin dan Aminudin, Fiqh Munakahat 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1999),
cet. Ke-1,12. 2M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah,Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-
Qur`an,(Jakarta:Lentera Hati, 2002), Vol. 11, 5398.
2
terlampau muda yang sering menimbulkan berbagai akibat negatif. Pasal 7
ayat (1) undang-undang pernikahan menetapkan bahwa pria harus mencapai
umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita harus mencapai umur 16
(enam belas) tahun. Begitu juga diatur dalam Kompilasi Hukum Islam
dalam pasal 15 ayat (1) yaitu bahwa untuk kemaslahatan keluarga dan
rumah tangga, pernikahan hanya boleh dilakukan calon mempelai yang
telah mencapai umur yang ditetapkan dalam pasal 7 Undang-Undang No.1
Tahun 1974 yakni calon suami sekurang-kurangnya 18 (delapan belas)
tahun dan calon isteri sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.3
Untuk sekarang Banyak permasalahan yang terjadi di dalam
masyarakat salah satunya tentang pernikahan dini.Di lingkungan masyarakat
sekitar kita, bahkan di Negara negara di dunia masih ada permasalahan
tentang pernikahan dini dan sebagai contoh di negara kita pernikahan dini
semakin tidak terkontrol. Hal ini di sebabkan banyak faktor baik intern
maupun ekstern yang melatar belakangi banyaknya pernikahan dini di
Indonesia.Terutama bagi anak-anak yang masih dibawah umur yang belum
siap dalam menerima perubahan yang begitu cepat.Sementara itu
lingkungan budaya yang semakin kuat dapat mempengaruhi kepribadian
atau jiwa bagi anak usia dini. Akan tetapi mental bagi anak usia dini atau
masih dalam usia belia belum bias memfilter dan mudah sekali terpengaruh
oleh hal-hal yang datang secara cepat. Sehingga banyak anak usia dini yang
tidak bisa menyesuaikan dengan lingkungannya. Permasalahan yang sering
dialami bagi anak usia dini adalah konflik antara keadaan yang menuntut
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keadaan untuk bebas.
Bagi anak usia dini dalam menjalani pernikahan sangatlah sulit
karena belum ada kesiapan dalam dirinya untuk membina rumah tangga
sehingga di perlukan orang yang menunjukkan cara bertindak dan
mengambil keputusan. Permasalahan ini akan bertambah besar jika kita
memandangnya dengan cara yang berbeda, apabila persoalan antara anak
3Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia, (Bandung: Mandar Maju,
1990), 6.
3
usia dini dengan perkawinan dihadapkan dengan cara-cara atau bagaimana
anak tersebut berperilaku, bersikap, pentingnya polapikir, kematangan dan
kesiapan ekonomi. Dengan banyaknya pernikahan usia dini akan
berpengaruh pada pendidikan mereka, yang ujung-ujungnya bagi anakusia
dini belum mendapatkan pengalaman dan pengetahuanmaupun skill yang
cukup untuk mendapatkan pekerjaan.Pernikahan dini semakin bertambah
karena beberapa faktor yang sangat berpengaruh yaitu faktor dari diri
individu, orangtua, lingkungan masyarakat serta peran dari pemerintah
daerah khususnya pemerintah desa Pemerintah daerah sendiri terdiri atas
Kepala Daerah, beserta perangkat lainnya yang mempunyai kewajiban serta
wewenang yang harus dijalankan oleh pemerintah daerah. Adapun akibat
dari pernikahan Dini jika ditinjau dari berbagai aspek sangatlah merugikan
karena pernikahan tersebut dapat membahayakan kesehatan, Baik untuk
orang tuanya maupun anaknya nanti.4Efektivitas dalam menjalankan tugas
tersebut tentu sangat di pengaruhi oleh adanya petugas-petugas yang
profesional di bidangnya seperti konsultan yang berpengalaman,
perencanaan yang terukur dan terarah (matang) dan tingkat kepedulian
masyarakat terhadap keberadaan penyuluh dimana masih di jumpai sebagian
masyarakat karena kesibukan dengan pekerjaanya, mereka tidak dapat
mengikuti kegiatan-kegiatan yang di adakan pemerintah.
Pemerintah sudah berupaya mencegah adanya pernikahan dini
dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat melalui seminar-
seminar, ceramah-ceramah, pengajian-pengajian dan majelis ta’lim
memberikan nasihat penerangan kepada yang berkepentingan mengenai
masalah-masalah nikkah, rujuk dan talak. Mengadakan upaya-upaya yang
dapat memperkecil perceraian dan memberikan dukungan moril kepada
masyarakat dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan perkawinan secara
umum.
4Mohammad, M. Dlori. Jeratan Nikah Dini, Wabah Pergaulan, (Jogjakarta: Media
Abadi, 2005), 234.
4
Materi yang disampaikan terdiri dari UU RI Nomor 1 tahun1974
tentang perkawinan, fiqih munakahat, fiqih ibadah dan mu’amalah, program
keluarga berencana(KB) dan kesehatan pembinaan dan pendidikan keluarga
sakinah, akibat dari pernikahan dini dan lainnya yang berkaitan dengan
dampak pernikahan dini, KUA merupakan kantor yang melaksanakan
sebagian tugas kantor kementrian agama Indonesia di kabupaten, dan kota
dibidang urusan agama Islam dalam wilayah kecamatan. Dalam
melaksanakan tugasnya maka kantor urusan agama berfungsi sebagai
penyelenggara statistic dan dokumentasi. Penyelenggaraan surat menyurat,
kearsipan. Pelaksanaan pencatatan pernikahan, rujuk, mengurus dan
membina masjid, zakat, wakaf, ibadah sosial, kependudukan dan
pengembangan keluarga sakinah sesuai dengan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Dirjen Bimas Islam berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Beriringan dengan kesadaran masyarakat mengenai banyaknya
dampak yang akan ditimbulkan dari Pernikahan Usia Dini, adapun data
pernikahan dalam kurun waktu lima tahun terakhir di Kelurahan Tanjung
adalah sebanyak 185 pernikahan, tetapi dalam kurun waktu satu tahun ini
terdapat sebanyak 13 kasus pernikahan usia dini. Disinilah peran Penyuluh
Agama Islam dibutuhkan dalam menangani Pernikahan Usia Dini. Untuk
mengurangi hal tersebut, maka dari itu Peranan Penyuluh Agama sangat
diperlukan dalam memberikan Penyuluh keagamaan kepada masyarakat
awam, mengenai dampak yang akan ditimbulkan dari pernikahan usia dini.
Atas dasar pemikiran di atas, penulis terdorong untuk mengkaji
sejauh mana Peran Penyuluh Agama Islam dalam menanggulangi
pernikahan Usia Dini dan akan menuangkanya dalam skripsi yang berjudul
“PERAN PENYULUH AGAMA ISLAM DALAM MENCEGAH
PERNIKAHAN USIA DINI DI KECAMATAN KUMPEH KABUPATEN
MUARO JAMBI”.
5
2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan
berbagai permasalahan seputar pernikahan dini dan peranan KUA dalam
menanggulanginya yaitu sebagai berikut:
1. Apa faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan usia dini di
Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Ilir Kabupaten Muaro Jambi?
2. Bagaimana upaya Penyuluh Agama Islam Kelurahan tanjung Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi dalam mencegah pernikahan usia dini?
3. Apa saja kendala dan solusi dalam mencegah Pernikahan Usia Dini?
3. Batasan Masalah
Penelitian ini berjudul “Peran Penyuluh Agama Islam Dalam
Mencegah Pernikahan usia Dini di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi”.Oleh karena itu, penelitian ini adalah penelitian
lapangan dengan jenis penelitian kualitatif, maka penelitian ini akan
difokuskan pada ruang lingkup tentang apa faktor penyebabnya serta
bagaimana Upaya Peran Penyuluh Agama Islam dalam Mencegah
Pernikahan Usia Dini. Agar tidak menjadi bias dalam pembahasan, maka
penulis mengemukakan bahwa yang menjadi fokus dalam penelitian ini
yaitu:
1. Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh orang yang
minimal telah berusia 19 tahun (bagi laki-laki) dan 16 tahun (bagi
perempuan).
2. Penyuluh Agama Islam adalah upaya-paya yang dilakukan oleh penyuluh
agama dalam mencegah pernikahan usia dini di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan
usia dini di Kelurahan Tanjung kecamatan Kumpeh kabupaten Muaro
Jambi.
6
b. Untuk mengetahui upaya yang di lakukan oleh Penyuluh Agama Islam
dalam mencegah pernikahan usia dini di Kelurahan Tanjung
kecamatan Kumpeh kabupaten Muaro Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan
menjadi referensi mengenai studi dalam bidang bimbingan
penyuluhan Islam, khususnya tentang peran penyuluh dalam
mencegah pernikahan usia dini.
b. Kegunaan praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
untuk menambah wawasan bagi para penyuluh, dan pihak-pihak yang
terlibat dalam proses bimbingan pernikahan usia dini terhadap warga
dan remaja yang ada di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Secara garis besar dalam prakteknya masalah pernikahan dini
masih sering dilakukan oleh banyak Remaja, baik itu di kota maupun di
pedalaman Desa. Kebanyakan dari kalangan mereka disebabkan dari
kalangan yang ekonomi dan pendidikannya rendah, sehingga untuk
meringankan beban orang tuanya maka anak wanitanya dinikahkan dengan
orang yang dianggap mampu.
Para orang tuapun banyak yang mengangap bahwa pernikahan
sudah menjadi hal yang biasa, mereka juga beralasan bahwa patokan atau
ketentuan minimal umur untuk melakukan pernikahan itu bukanlah suatu
hal yang prioritas, karena dalam fiqih sendiri hal tersebut tidak dijelaskan
secara tegas, di samping hal tersebut mereka tidak memahami tentang
batasan umur pelaksanaan pernikahan. Sehingga Undang-Undang yang
telah dibuat sebagian tidak berlaku di suatu daerah tertentu meskipun
Undang-Undang tersebut sudah ada sejak tahun 1974.5
1. Penyuluh Agama Islam
a. Pengertian Penyuluh Agama Islam
Bedasarkan keputusan menteri negara koordinator bidang
pengawasan pembanguna dan pendayagunaan aparatur negara nomor: 54
/KEP /MK. WASPAN/ 9/1999. Penyuluh agama adalah Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang di beri tugas, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh
yang berwenang untuk melakukan kegiatan bimbingan keagamaan dan
penyuluhan pembangunan kepada masyarakat melalui bahasa agama.6
5Mohammad, M. Dlori. Jeratan Nikah Dini, Wabah Pergaulan, (Jogjakarta: Media
Abadi, 2005), 234. 6Kementrian Agama RI.Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh
Agama,(Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Bidang Penerangan Agama
Islam, Zakat dan Wakaf, 2015), 5.
8
Penyuluh Agama Islam merupakan ujung tombak Kementrian
Agama dalam melaksanakan penerangan Agama Islam di tengah pesatnya
dinamika perkembangan masyarakat Indonesia.Peranannya strategis dalam
rangka membangun mental, moral dan nilai ketakwaan serta turut
mendorong peningkatan kualitas kehidupan umat dalam berbagai bidang
baik keberagamaan maupun pembangunan.Dewasa ini, penyuluh Agama
Islam memunyai peran penting dalam memberdayakan masyarakat dan
memberdayakan dirinya masing-masing sebagai insan pengawai
pemerintah.Keberhasilan dalam bimbingan dan penyuluhan kepada
masyarakat menunjukkan keberhasilan dalam manejemen diri sendiri.
Penyuluh Agama Islam sebagai leading sektor bimbingan masyarakat Islam,
memiliki tugas kewajiban yang cukup berat, luas dan permasalahan yang
dihadapi semakin komplek.Penyuluh agama Islam tidak mungkin sendiri
dalam melaksanakan amanah yang cukup berat ini, ia harus mampu
bertidak selaku motifator, fasilitator dan sekaligus katalisator dakwah Islam.
Perkembangan masyarakat yang sedang mengalami perubahan
sebagai dampak globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin
canggih, yang mengakibatkan pergeseran atau krisis multidimensi. peranan
penyuluh agama Islam dalam menjalankan kiprahnya di bidang bimbingan
masyarakat Islam harus memiliki tujuan agar suasana keberagamaan, dapat
merefleksikan dan mengaktualisasikan pemahaman, penghayatan dan
pengalaman nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Peran penyuluh agama Islam
Tugas penyuluh tidak semata mata melaksanakan penyuluhan
agama dalam arti sempit berupa pengajian saja, akan tetapi keseluruhan
kegiatan penerangan baik berupa bimbingan dan penerangan tentang
berbagai program pembangunan. berperan sebagai pembimbing umat
dengan rasa tanggung jawab, membawa masyarakat pada kehidupan yang
aman dan sejahtera. Posisi penyuluh agama Islam ini sangat strategis baik
untuk menyampaikan misi keagamaan maupun misi pembangunan.
9
Penyuluh agama Islam juga sebagai panutan, tempat bertanya dan tempat
mengadu bagi masyakatnya untuk memecahkan dan menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi oleh umat Islam.
Penyuluh Agama Islam sebagai figur juga berperan sebagai
pemimpin masyarakat, sebagai imam dalam masalah agama dan masalah
kemasyarakatan serta masalah kenegaraan dalam rangka meyukseskan
program pemerintah. Dengan kepemimpinanya, penyuluh agama Islam tidak
hanya memberikan penerangan dalam bentuk ucapan-ucapan dan kata-kata,
akan tetapi Bersama-sama mengamalkan dan melaksanakan apa yang
diajurkan. Keteladanan ini ditanamkan dalam kegiatan sehari-hari, sehingga
masyarakat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan mengikuti petunjuk dan
ajakan pemimpin.
Penyuluh Agama Islam juga sebagai agent of change yakni
berperan sebagai pusat untuk mengadakan perubahan kearah yang lebih
baik, di segala bidang kearah kemajuan, perubahan dari yang negatif atau
pasif menjadi positif atau aktif. Karena ia menjadi motivator utama
pembangunan. Peranan ini penting karena pembangunan di Indonesia tidak
semata membangun manusia dari segi lahiriah dan jasmaniahnya, melainkan
membangun segi rohaniah, mental spritualnya di laksanakan secara
bersama-sama.7
c. Landasan keberadaan penyuluh agama Islam
a. Landasan teologis
Landasan teologis dari keberadaan Penyuluh Agama adalah
sebagai berikut:
1) QS.Ali-Imran/3:104
ة يد عو ن إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر ولت نكم أم كن م
المفلحون وأولئك هم
7Risal Hamsi,“Peranan Penyuluh Agama Islam Dalam Mengatasi Kekerasan Terhadap
Anak Dalam Rumah Tangga di Desa Tempe Kecamatan Dua Boccoe Kebupaten Bone”, Skripsi.
(Makassar: Fakultas Dakwak Dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2014).
10
“Dan hendaklah ada di antara kamu segologan umat yang menyeru
kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’tuf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang orang yang beruntung.”8
2) QS. Ali- Imran/3:110.
ة أ خرجت للناس وتؤمنون با لله ولو ءامن أ هل الكتب لكا ن كنتم خير أ م
نهم المؤمنون وأكثر هم الفسقون خيرالهم م
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma‟ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”9
3) QS. An-Nahl/16:125
ان مة والمو عظةالحسنةوجادلهم بالتي هي ا حسن ى سبيل ر ب ك با لحك ادع ا ل
ربك هواعلم بمن ظل عن سبيله وهواعلم با لمهتد ين
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhan-mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”.10
b. Landasan hukum
Sebagaimana landasan hukum keberadaan Penyuluh Agama
Adalah; Keputusan mentri nomor 791 tahun 1985 tentang honorarium
bagi penyuluh agama.
1) Surat Keputusan Bersama (SKB) menteri agama dan kepala badan
kepegawaian negara nomor 574 tahun 1999 dan nomor 178 tahun
1999 tentang jabatan fungsional penyuluh agama dan angka kreditya.
2) Keputusan menteri negara koordinator bidang pengawasan
pembangunan dan pendayagunaan aparatur negara nomor:
8Kementrian Agama RI, Al Quran dan Terjemahanya (Cet II: Makasar: Halim, 2013), 63.
9Kementrian Agama RI, Al Quran dan Terjemahanya (Cet II: Makasar: Halim, 2013), 64.
10Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahanya, h.281.
11
54/kep/mk. Waspan/9/1999 tentang jabatan fungsional penyuluh
agama dan angka kreditnya. 11
d. Tugas pokok dan fungsi penyuluh agama Islam
1. Tugas pokok penyuluh agama Islam
Tugas pokok Penyuluh Agama Islam adalah melakukan dan
mengembangkan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan
pembangunan melalui bahasa agama kepada masyarakat.12
2. Fungsi Penyuluh Agama Islam
1) Fungsi Informatif dan Edukatif
Penyuluh Agama Islam dapat memposisikan dirinya sebagai dai yang
berkewajiban mendakwahkan Islam, menyampaikan penerangan
agama dan mendidik masyarakat dengan sebaik baiknya sesuai dengan
tutunan Al- quran dan sunnah Nabi.
2) Fungsi Konsultatif
Penyuluh Agama Islam turut memikirkan dan memecahkan persoalan
yang dihadapi masyarakat, baik persoalan pribadi, keluarga atau
persoalan masyarakat secara umum.
3) Fungsi Advokatif
Penyuluh agama Islam memiliki tanggung jawab moral dan sosial
untuk melakukan kegiatan pembelaan terhadap umat masyarakat
binaanya terhadap berbagai ancaman, hambatan dan tangtangan yang
merugikan akidah, mengganggu ibadah dan merusak akhlak.13
e. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan agama Islam pada dasarnya meliputi agama dan
materi pembangunan, meliputi:
a. Materi Agama
1. Akidah
11Neti Sulistiani. Penyuluh Agama (Diakses 27 November 2018), 18. 12Kementrian Agama RI. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh
Agama (Kantor Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Bidang Penerangan Agama Islam,
Zakat dan Wakaf, 2015), 13. 13Anis Purwanto.Peran Penyuluh Agama Dalam Pembinaan. (Diakses 27 November
2018), 19.
12
Pokok akidah Islam secara sistematis di rumuskan dalam rukun
iman yang enam perkara, yaitu: 1) Iman kepada Allah, 2) Iman kepada
malaikat, 3) Iman kepada kitab-kitab, 4) Iman kepada rasul- rasul, 5)
Iman kepada hari kiamat, 6) Iman kepada qadha dan qadhar.
2. Syariah
Secara garis besar syariah terdiri dari aspek:
1. Ibadah
Ibadah dalam alam arti khusus ( ibadah khasanah), ialah: 1) Thaharah,
2) Shalat, 3) Zakat, 4) Puasa, 5) Haji. Ibadah dalam arti umum, ialah
tiap amal perbuatan yang disukai dan diridhai Allah swt yang
dilakukan oleh seorang muslim dengan niat karena Allah semata-
mata.
2. Muamalah
Muamalah terdiri dari beberapa aspek, yaitu: 1) Hukum perdata (Al-
qanunu‟I khas) terdiri dari: a) Hukum niaga, b) Hukum nikah, c)
Hukum waris; 2) Hukum Publik (Al-qanunul‟i „am) terdiri dari: a)
Hukum jinayah (pidana), b) Hukum Negara, c) Hukum perang dan
damai.
3. Akhlak
Secara Garis bsesarnya akhlak Islam dibagi dalam tiga bidang,
yakni:
1. Akhlak terhadap Khalik
Intisarinya ialah sikap dan kesadaran keagamaan sebagai berikut:
1) Memuji Allah sebagai tanda bersyukur atas nikmat-Nya yang tiada
terhingga, 2) Meresapkan kedalam jiwa kecintaan dan kasih sayang
Ilahi kepada hamba- hamba-Nya, 3) Mengakui kekuasaan-Nya yang
mutlak dan tunggal dan menentukan posisi manusia di dunia dan di
akhirat, 4) Mengabdi hanya kepada Allah, 5) Memohon pertolongan
hanya kepada Allah, 6) Memohon hidayah supaya ditunjukkan ke
jalan yang lurus dan dihindarkan dari jalan yang sesat.
13
2. Akhlak terhadap Makhluk
Akhlak terhadap manusia meliputi: 1) Akhlak terhadap diri sendiri, 2)
Akhlak terhadap keluarga, 3) Akhlak terhadap masyarakat.
3. Akhlak terhadap Makhluk lain bukan Manusia,
Akhlak terhadap mahluk lain bukan manusia meliputi: 1) Akhlak
terhadap tumbuh-tumbuhan(flora), 2) Akhlak terhadap hewan
(fauna). 14
f. Sasaran penyuluh agama Islam
Sasaran Penyuluh Agama Islam adalah kelompok-kelompok
masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai latar belakang sosial, budaya,
pendidikan, dan ciri pengembangan kontemporer yang ditemukan di
dalamya.Termasuk kelompok sasaran itu adalah masyarakat yang belum
menganut salah satu agama yang belum diakui di Indonesia.
Kelompok sasaran yang dimaksud adalah:
1. Kelompok sasaran masyarakat umum
2. Kelompok sasaran masyarakat perkotaan
3. Kelompok masyarakat sasaran khusus 15
Sasaran penyuluh agama Islam adalah kelompok-kelompok
masyarakat Islam yang terdiri dari berbagai latar belakang sosial, budaya,
pendididkan dan ciri pengembangan kontemporer yang ditemukan
didalalamnya. Sasaran yang dimaksud yaitu masyarakat yang belum
menganut salah satu agama yang diakui di Indonesia. Adaapun kelompok
sasaran yang tersebut yaitu sebagai berikut:
Kelompok sasaran masyarakat umum, terdiri dari kelompok
binaan:
1. Masyarakat pedesaan
14Dwi Utami Muis, “Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mencegah Pernikahan Usia
Dini di Kelurahan Tolo Kecamatan Kelara Kabuapten Jeneponten”, Skripsi (Makassar: Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makasar, 2017), 28-30. 15Kementrian Agama RI. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh
Agama (Kantor Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Bidang Penerangan Agama Islam,
Zakat dan Wakaf, 2015), 19.
14
2. Masyarakat transmigrasi
3. Masyarakat perkotaan
Masyarakat perkotaan terdiri dari kelompok binaan:
1. Kelompok perumahan
2. Real estate
3. Asrama
4. Daerah pemukiman baru
5. Masyarakat pasar
6. Masyarakat daerah rawan
7. Karyawan instansi pemerintah/swasta
8. Masyarakat industry
9. Masayarakat sekitar kawasan industri
Kelompok sasaran masyarakat khusus terdiri dari:
1) Cendikiawan, terdiri dari kelompok binaan:
a) Pegawai/karyawan instansi pemerintah
b) Kelompok profesi
c) Kampus/masyarakat akademis
d) Masyarakat peneliti dan para ahli
2) Generasi muda, terdiri dari kelompok binaan:
a) Remaja masjid
b) Taruna
c) Pramuka
d) LPM yang terdiri dari majelis ta’lim, pondok pesntren dan
TKA/TPA.16
2. Pernikahan dini dan dampaknya
a. Definisi pernikahan
Pernikahan dini merupakan sebuah perkawinan di bawah umur
yang target persiapannya (persiapan fisik, persiapan mental, dan persiapan
16Muh. Jasirman. Peranan Penyuluh Agama Dalam Memberikan Bimbingan Terhadap
Calon Mempelai di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tamalate Kota Makassar,
(Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2016),16.
15
materi) belum dikatakan maksimal.17Definisi menurut Dlori lebih
menekankan pada faktor persiapan remaja dalam pernikahan dini. Remaja
melakukan pernikahan dini dianggapbelum memenuhi persiapan
fisik,persiapan mental dan persiapan materi yang dibutuhkan untuk
melangsungkan pernikahan.
Definisi lain dikemukakan oleh Riduan Syarani pernikahan dini
adalah pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita yang masih
belum dewasa baik psikis maupun mentalnya. Sementara itu, definisi
menurut Riduan Syarani lebih menekankan pada factor kedewasaan remaja
yang melakukan pernikahan dini. Remaja dianggap belum mencapai taraf
kedewasaan untuk melakukan pernikahan dini.Dari beberapa definisi di
atas, dapat disimpulkan bahwa pernikahan dini adalah pernikahan yang
dilakukan oleh remaja atau anak sekurang-kurangnya yang ber umur 16 bagi
perempuan dan 19 tahun bagi laki laki.
Pernikahan atau nikah secara bahasa dapat diartikan dengan
“berkumpul atau menyatu” sedangkan menurut syariat artinya “ikatan
(akad) yang menghalalkan pria menggauli wanita atau sebaliknya yang
sebelumnya dilarang’. Pernikahan diartikan sebagai suatu cara yang dipilih
oelh Allah SWT sebagai jalan bagi manusia untuk berkembang biak dan
menjaga kelestarian hidupnya, Allah berfirman dalam Al-Quran surat An-
Nisa ayat 4 yang artinya “berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita
(yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian
jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan
senang hati.
Surat An-Nisa ayat 4 dapat dilihat selain diatur dalam Undang-
Undang, pernikahan juga diatur dalam Al-Quran. Artinya sudah sepantasnya
harus bisa saling mentaati peraturan yang sudah ada demi kemaslahatan
bersama, karena yang sudah diketahui bahwa pernikahan yang dialkukan
17Mohammad, M. Dlori. Jeratan Nikah Dini, Wabah Pergaulan, (Jogjakarta: Media
Abadi, 2005), 5.
16
dibawah umur akan sangat merugikan terutama bagi kaum wanita. Hal
tersebut terjadi karena pada dasarnya wanita haruslah menjadi seseorang
yang dimuliakan dan dijunjung martabatnya. Namun, apanila wanita
melakukan penikahan dini maka dampak yang didapat oleh pihak wanita
adalah seperti halnya kurang matangnya usia biologis, kesiapan
mendapatkan momongan dan lainya. Hal ini sering terjadi karena
banyaknya wanita yang dipaksa menikah pada usia dini karena berbagai
faktor.
Dalam perjalanan pernikahan diatur oleh Undang-Undang Republik
Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 1 yang menyebutkan
bahwa: perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan membentuk keluarga yang
sakinah mawadah warohmah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Dengan adanya Undang-Undang yang sudah mengatur adanya pernikahan
ini haruslah diterapkan kepada kehidupan masyarakat karena banyak yang
tidak tahu dan hal tersebut akan menjadi tugas bagi penyuluh dalam KUA
untuk melakukan penyuluhan baik secara formal maupun non formal.
b. Dasar Hukum Pernikahan
Dalam hukum perkawinan telah diatur dalam kehidupan ini,
dengan adanya Undang-Undang Perkawinan No.1 1997 Tanggal 2 Januari
1974 dengan disusul oleh peraturan pelaksaanya yakni P.P No.9 tahun 1975
tanggal 1 April 1975. Dengan adanya Undang-Undang perkawinan nasional
ini sekaligus menampung prinsip-prinsip dan memberikan landasan hukum
perkawinan yang selama ini menjadi pegangan dan telah berlaku bagi
golongan dalam masyarakat kita.Dalam pernikahan, Allah telah
memberikan batas dan peraturan-peraturanya yaitu syariat yang terdapat
dalam kitab Al-Quran dan Sunah Rasul tentang bagaimana hukum
pernikahan.Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Quran dan hukum Negara
17
terkait dengan pernikahan.18 Agama Islam telah menganjurkan pernikahan
kepada umatnya bahkan melarangnya melakukanTabatul (hidup
membujang). Beberapa ayat Al-Quran tentang hadits yang menjelaskan
pernikahan diantaranya: Surat QS. A-r-rum 30:21, QS. An-Nahl 16:72 dan
QS. An-Nur 24:32.
إن في ل بينكم مودة ورحمة تسكنواإليهاوجع ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا ل
( ٢١) ذلك لآيات لقوم يتفكرون
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya ialah, dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendrung dan merasa tentram
kepadanya dan dijadikanya diantara kamu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi
kaum yang berpikir”. (QS. Ar-Rum 30:21).19
جا وجعل لكم من أزواجكم بنين وحفدة ورزقكم من والل جعل لكم من أنفسكم أزوا
الطي بات ( ٧٢) كفرون هم ي أفبالباطل يؤمنون وبنعمت الل
“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagi kamu istri-istrimu anak cucu dan memberikan rezeki yang
baik baik”. (QS. An-Nahl 16:72).20
من م مى منك حواالياوأنك الحين من عبادكم وإمائكثم إن يكو نوا فقراءيخنهم الل والص
واس (٣٢) ع عليم فضله والل
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-
orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas
(pemberian-Nya) lagi maha mengetahui”.)QS. An-Nur 24:32(.21
Di dalam fiqih para ulama menjelaskan bahwa menikah
mempunyai hukum sesuai dengan kondisi dan faktor pelakunya. Hukum
tersebut yaitu:
18Setiadi dan Purwadisastra, Peran dan Kedudukan Pernikahan, Suatu Tujuan Juridis
Dogmatis, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Persekutuan Gereja di Indonesia, 1986,),
144. 19Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjermah, (Surabaya:Fajar Mulya, 2012), 406. 20Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjermah, (Surabaya:Fajar Mulya, 2012), 274. 21Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjermah, (Surabaya:Fajar Mulya, 2012), 354.
18
1) Wajib
yaitu perkawinan di wajibkan bagi orang sudah mampu menikah,
nafsunya telah mendesak dan takut terjerumus dalam perzinaan. Karena
menjauhkan diri dari perbuatan haram adalah wajib.Maka menikah itu
adalah wajib.
2) Sunnah
yaitu bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan mampu menikah,
tetapi masih dapat menahan dirinya dari perbuatan zina, maka sunnah
baginya menikah.nikah baginya lebih utama daripada bertekun diri
beribadah.
3) Haram
yaitu bagi seseorang yang tidak mampu memenuhi nafkah batin dan
lahirnya kepada istri serta nafsunyapun tidak mendesak, maka haram
untuk menikah.
4) Makruh
yaitu makruh menikah bagi seeorang yang lemah syahwat dan tidak
mampu memberi belanja kepada istrinya. Walaupun tidak merugikan
istri, karena ia kaya dan tidak mempunyai keinginan syahwat yang kuat.
5) Mubah
yaitu bagi orang yang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang
mengharamkan untuk menikah, maka nikah tersebut hukumnya mubah.
c. Anjuran Nikah
Islam telah menganjurkan kepada manusia untuk menikah dan ada
banyak hikmah dibalik anjuran tersebut.anjuran yang dimaksud yaitu
sebagai berikut:22
Pertama, Sunnah Para Nabi dan Rasulyang terdapat dalam
QS. Ar-Ra’d:38.
ية وماكا ن لر سو ل أن يأتي بإذن رسل ولقذأرسلنا من قبلك وجعلنا لهم أزواجاوذر
ل كتاب لله لكل أج
22Wahyu Wibisana.Pernikahan Dalam Islam, (Bandung: UPI,2016), 189.
19
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu
dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak
ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat)
melainkan dengan izin Allah.Bagi tiap-tiap masa ada kitab (yang tertentu)”.
(QS. Ar-Ra’d:38).23
Hadis Nabi
واك والن كاح أربع من سنن المرسلين الحيا ءوالتعطروالس
“Dan Abi Ayyub ra Rasulullah SAW bersabda, “Empat hal yang merupakan
sunnah para rasul: [1] Hinna’, [2] berparfum, [3] siwak dan [4] menikah”.
(HR. At –Tirmizi 1080.
Kedua, Nikah merupakan bagian dari tanda kekuasaan Allah,
ي إن ف ومن آياته أن خلق لكم من أنفسكم أزواجا لتسكنواإليهاوجعل بينكم مودة ورحمة ( ٢١) ذلك لآيات لقوم يتفكرون
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cendrung dan
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yan berfikir”. (QS. Ar-Rum 30:21).24
Ketiga, salah satu jalan untuk menjadi kaya
الحين من عبادكم وإمائكثم إن يكو نوا فقراءيخنهم الل من وأنكحوااليامى منكم والص واسع عليم ) (٣٢فضله والل
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-
orang yang layak dari hamba-hamba sahayamuyang lelaki dan hamba
sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan Karunia-Nya. Dan Allah maha luas lagi maha mengetahui”.
(QS. An-Nur/24:32).25
Keempat, Nikah merupakan ibadah dan setengah dari agama “Dari
Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,’Orang yang diberi rizki oleh
Allah SWT seorang isteri Shalihah berarti telah dibantu oleh Allah SWT
23Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjermah, (Surabaya:Fajar Mulya, 2012), 254 24Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjermah, (Surabaya:Fajar Mulya, 2012), 406.
25Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjermah, (Surabaya:Fajar Mulya, 2012), 354
20
pada separuh agamanya. Maka dia tinggal menyempurnakan separuh
sisanya”. (HR. Thabarani dan Al-Hakim 2/161.
Kelima, Tidak ada pembujangan dalam Islam.Islam berpendirian
tidak ada pelepasan kendali gharizah seksual untuk dilepaskan tanpa batas
dan tanpa ikatan.Oleh sebab itu diharamkanya zina dan seluruh yang
membawa kepada perbuatan zina.Tetapi dibalik itu Islam juga menentang
setiap perasaan yang bertentangan dengan gharizah ini.Maka dianjurkanya
supaya kawin dan melarang hidup membujang dan kebiri. Seorang muslim
tidak halal menentang perkawinan dengan anggapan bahwa hidup
membujang itudemi berbakti kepada Allah, padahal dia mampu untuk kawin
atau dengan alasan supaya dapat seratus persen mencurahkan hidupnya
untuk beribadah dan memutuskan hubungan dengan duniawinya.
Keenam, Menikah itu ciri khas makhluk hidup.Selain secara
filosofis, menikah atau berpasangan itu adalah merupakan ciri dari makhluk
hidup. Allah SWT telah menegaskan bahwa makhluk-makhluk ciptaan-Nya
ini diciptakan dalam bentuk berpasangan satu sama lainyang terdapat dalam
QS. Az-Zariyat:49.
لعلكم تذ كرون ومن كل شس ء خلقنا زوجين
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah”. (QS, Az-Zariyat:49).26
d. Tujuan Pernikahan
Pernikahan adalah sunnatullah, mengikat bani adam dan wanita
dengan akad nikah yaitu ijab qobul dengan tata cara sesuai dengan ajaran
Allah SWT.orang yang menikah sepantasnya tidak anya bertujuan untuk
menunaikan syahwatnya semata, sebagaimana tujuan kebanyakan manusia
pada saat ini. Namun hendaknya ia menikah karena tujuan-tujuan berikut
ini:
Pertama, melaksanakan anjuran Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam
dalam sabdanya:“wahai sekalian para pemuda! Siapa diantara kalian yang
26Wahyu Wibisana.Pernikahan Dalam Islam, (Bandung: UPI,2016), 191
21
telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah...”
Kedua, memperbanyak keturuan umat ini, karena Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:“Menikahlah kalian dengan wanita
yang penyayang lagi subur, karena (pada hari kiamat nanti) aku
membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang
lain”.
Ketiga, menjaga kemaluanya dan kemaluan isterinya, menundukan
pandanganya dan pandangan isterinya dari yang haram. Karena Allah
Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan:“Katakanlah (ya Muhammad) kepada
laki-laki yang beriman:’hendaklah mereka menahan sebagian pandangan
mata mereka dan memelihara kemaluan mereka, yang demikian itu lebih
suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka
perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang
beriman:”Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka
dan memelihara kemaluan mereka...(An-Nur:30-31).
e. Syarat-Syarat perkawinan
1. Menurut Undang-Undang No 1 tahun 1974
Syarat-syarat yang diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun
1974 meliputi:
a) Syarat Materil
Syarat materil secara umum yang dimaksud yaitu harus ada
persetujuan dari kedua belah pihak calon mempelai artinya bahwa tidak
seorangpun dapat memaksa calon mempelai perempuan dan calon
mempelai laki-laki tanpa persetujuan kehendak yang bebas dari mereka.
Persetujuan dari kedua belah pihak calon mempelai adalah yang relevan
untuk membina keluarga.Usia calon mempe;ai pria juga sekurang-
kurangnya harus sudah mencapai 19 tahun dan wanita harus sudah
mencapai umur 16 tahun. Serta tidak terikat tali perkawinan dengan
orang lain.
Sedangkan syarat materil secara khusus adalah yaitu tidak
melanggar larangan perkawinan yang diatur Undang-Undang No. 1
22
Tahun 1974 pasal 8, pasal 9 dan pasal 10 yaitu larangan perkawinan
antara dua orang yaitu: hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke
bawah atau ke atas; hubungan darah garis keturunan ke samping;
hubungan semenda; hubungan susuan; hubungan saudara dengan isteri
atau sebagai bibi; mempunyai hubungan dengan Agama atau peraturan
yang berlaku dilarang kawin. Izin dari kedua orang tua bagi calon
mempelai yang belum berumur 21 tahun.Adapun yang berhak memberi
izin kawin yaitu:
1. Orang tua dari kedua belah pihak calon mempelai
2. Apabila salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia
atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya
disebabkan karna berada di bawah kuratel, tidak waras, dan tidak
diketahui tempat tinggalnya maka izin cukup diberikan oleh orang tua
yang masih hidup atau dari orang yang mampu menyatakan
kehendaknya.
3. Apabila kedua orang tua telah meninggal dunia atau keuda-duanya
dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya maka izin
diperoleh dari:
(a) Wali yang memelihara calon mempelai
(b) Keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunn
ke atas selama masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan
kehendaknya.
4. Jika ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalam
undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 6 ayat (2), (3) dan (4) atau
seorang atau lebih diantara orang-orang tidak ada menyatakan
pendapatnya. Pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal orang
yang hendak melangsungkan perkawinan bertindak memberi izin
perkawinan. Pemberian izin dari pengadilan diberikan:
a) Atas permintaan pihak yang hendak melakukan perkawinan
23
b) Setelah lebih dahulu pengadilan mendengar sendiri orang yang
disebut dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 pasal 6 ayat
(2), (3) dan (4).
b) Syarat Formil
1. Pemberitahuan kehendak akan melangsungkan perkawinan kepada
pegawai pencatat perkawinan
2. Pengumuman oleh pegawai pencatat perkawinan
3. Pelaksanaan perkawinan menurut hukum agama dan kepercayaan
masing-masing
4. Pencatatan perkawinan oleh pegawai pencatat perkawinan.
2. Menurut Hukum Islam
Perkawinan dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi rukun dan
syarat perkawinan.Rukun adalah unsur pokok, sedangkan syarat merupakan
unsur pelengkap dalam setiap perbuatan hukum.Perkawinan sebagai
perbuatan hukum tentunya juga harus memenuhi rukun dan syarat-syarat
tertentu.
Rukun nikah merupakan hal-hal yang harus dipenuhi pada waktu
melangsungkan perkawinan.Rukun nikah merupakan bagian dari hakekat
perkawinan.Artinya adalah apabila salah satu dari rukun nikah tidak
terpenuhi maka tidak terjadi suatu perkawinan.
Rukun nikah adalah sebagai berikut:
a) Calon mempelai laki-laki dan perempuan
b) Wali bagi calon mempelai perempuan
c) Saksi
d) Ijab dan kabul
Menurut Hukum Islam syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
suatu perkawinan dinyatakan sah adalah sebagai berikut:
2. Syarat umum
Perkawinan tidak boleh bertentangan dengan larangan perkawinan dalam
Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat (221) tentang larangan perkawinan
24
karena perbedaan agama dengan [engecualianya dalam Al-Quran Surah
Al-Maidah ayat (5) yaitu khusus laki-laki Islam boleh mengawini
perempuan-perempuan.Al-Quran Sura An-Nisa ayat (22), (23) dan (24)
tentang perkawinan karena hubungan darah, semenda dan saudara
sesusuan.
3. Syarat khusus
1) Adanya calon mempelai laki-laki dan perempuan
Calon mempelai laki-laki dan perempuan adalah suatu syarat mutlak.
Calon mempelai ini harus bebas dalam menyatakan persetujuanya
tidak diperiksa oleh pihak lain. Hal ini menuntut konsekwensi bahwa
kedua calon mempelai harus sudah mampu memberikan persetujuan
untuk mengikatkan diri dalam suatu perkawinan dan ini hanya dapat
dilakukan oleh orang yang sudah mampu berfikir, dewasa, akil
baligh.Dengan dasar ini Islam menganut asas kedewasaan jasmani dan
rohani dalam melangsungkan perkawinan.
2) Harus ada wali nikah
Menurut Mazhab Syafi’i berdasarkan Hadist Rasul SAW yang
diriwayatkan Bukhari dari Siti Aisyah, Rasul SAW penuh mengatakan
tidak ada kawin tanpa wali.Hanafi dan Hambali berpandangan
walupun nikah itu tidak pakai wali, nikahnya tetap sah. Syarat-syarat
wali yaitu sebagai berikut:
1. Islam
2. Akil Baligh
3. Berakal
4. Laki-laki
5. Adil
6. Tidak sedang ihram atau umrah
3) Ijab kabul
Ijab yaitu penyataan kehendak mengikatkan diri dalam bentuk
perkawinan dan dilakukan oleh pihak perempuan ditunjukan kepada
laki-laki calon suami. Sedangkan Kabul yaitu pernyataan penerimaan
25
mengikatkan diri sebagai suami isteri yang dilakukan pihak laki-laki
Ijab Kabul dilakukan di dalam suatu majelis dan tidak boleh ada jarak
yang lama antara Ijab dan Kabul yang merusak kesatuan Aqad dan
kelangsungan Aqad, dan masing-masing Ijab dan Kabul dapat
didengar dengan baik oleh kedua belah pihak dan dua orang saksi.
Syarat-syarat Ijab Kabul adalah sebagai berikut:
1. Ada pernyataan mengawinkan dari wali (ijab)
2. Ada pernyataan penerimaan dari calon mempelai laki-laki (qabul)
3. Menggunakan kata-kata nikah (tazwij)
4. Antara ijab dan qabul diucapkan bersambungan
5. Antara ijab dan qabul harus jelas maksudnya
6. Tidak dalam ihram haji atau umrah
7. Majelis ijab dan qabul harus dihadiri minimal empat orang.
3. Pernikahan dini menurut pandangan Islam
Jika dalam pandangan psikologi usia terbaik untuk menikah adalah
antara umur 19 sampai dengan umur 25 tahun. Islam memiliki pandangan
yang berbeda. Dalam kajian ini Ibnu Mas’ud Ra, sahabat Nabi ini
menceritakan sebuah hadits yang berbunyi :aku pernah mendengar
Rasullullah SAW bersabda, wahai para pemuda barang siapa diantara kalian
telah mencapai baah, kawinlah. Karena sesungguhnya pernikahan itu lebih
mampu menahan pandangan kita dan menjaga kemaluan kita.Barang siapa
belum mampu melaksanakanya maka berpuasalah. Karena sesungguhnya
berpuasa akan meredakan gejolak hasrat seksual kita. (HR. Imam yang
lima).
Dalam hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW diatas dapat
dijelaskan bahwasahnya dalam hadits itu Rasulullah menyebut kata baah
yang mana makna dari kata baah ialah pemuda.Pemuda yang dimaksud
yaitu pemuda yang sudah masuk waktu baligh. Pada realita saat ini, banyak
masyarakat khususnya pemuda yang sudah baligh namun umur mereka
belum sampai pada waktu untuk melaksanakan akad, sehingga menjadi
pertentangan dalam hadits diatas apabila pemuda itu sudah siap secara
26
mental dan psikis sudah siap kenapa tidak disegerakan menikah daripada
terjadi hal yang tidak diinginkan, sementara hal tersebut akan bertentangan
dengan Undang-Undang.
Penjelasan diatas menjadi pertimbangan saat ini, sementara hukum
yang ada belum ada hukum yang jelas terkait manusia ang melanggar dari
ketentuan dalam Undang-Undang maupun kompilasi hukum Islam. Banyak
masyarakat yang masih menggunakan alasan yang dahulu, bahwa
Rasulullah SAW pernah menikah muda dan Rasulullah pernah bersabda
bahwa diperbolehkan pernikahan dilakukan di usia dini. Hak ini memang
pada kenyataanya sangat disayangkan apabila hingga saat ini masih
diterapkan karena akan banyak hal negatif yang nantinya akan terjadi.
Apabila pernikahan ini tetap dilaksanakan, dari segi kesehatan dan ini tentu
perlu dipertimbangkan.
a. Penyebab Terjadinya Pernikahan Dini
Perkawinan adalah perkawinan yang dilakukan sebelum mencapai
usia sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Kompilasi Hukum Islam bahwa
“Untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya boleh
dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan dalam
pasal 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yakni calon suami sekurang-
kurangnya berumur 19 tahun dan calon isteri sekurang-kurangnya berumur
16 tahun”. Perkawinan yang dilakukan sebelum mencapai usia tersebut
dikategorikan sebagai perkawinan Dini.27
Jadi perkawinan Dini adalah perkawinan yang dilakukan oleh
seorang laki-laki dan seorang wanita di mana umur keduanya masih
dibawah batas minimum yang diatur oleh Undang-Undang dan kedua calon
mempelai tersebut belum siap secara lahir maupun bathin, serta kedua calon
mempelai tersebut belum mempunyai mental yang matang dan juga ada
kemungkinan belum siap dalam hal materi, Faktor penyebab terjadinya
pelaksanaan kawin muda disebabkan oleh:
27Kamal Muchtar, Hukum Perkawinan menurut UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum
Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), 97.
27
1) Faktor ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara adanya pernikahan diusia dini disebabkan
karena ekonomi keluarga yang kurang.Anggapan orang tua yang
menikahkan anaknya diusia dini agar beban ekonomi keluarga
berkurang.Jika anaknya sudah menikah maka semuanya sudah
tanggungjawab seorang suami. Orang tua pun berharap bahwa anaknya
yang sudah menikah akan membantu perekonomian orang tua.
2) Faktor diri sendiri dan media sosial
Pernikahan di usia dini bias saja disebabkan karena adanya kemauan
sendiri dari pasangan. Hal ini didasari karena pengetahuan dari film-film
porno yang ada di sosial media.setelah menonton film tersebut, pasangan
penasarn dan akhirnya terjerumus dalam hal-hal yang negatif seperti
melakukan hubungan seks di luar nikah.
3) Faktor Orang tua
Faktor orang tua juga menjadi penyebab pernikahan dini, dimana orang tua
memaksakan anaknya untuk melakukan pernikahan meskipun belum cukup
umur.Karena di sebabkan beberapa faktor seperti perjodohan, ekonomi,
kebudayaan dan lain sebagainya.
b. Dampak dari pernikahan dini
Adapun dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini yaitu
sebagai berikut:28
a) Seringnya terjadi pertengkaran
Pertengkaran biasanya banyak dialami oleh pasangan suami
isteri tidak hanya yang masih muda melainkan bagi yang telah
berpengalaman sekalipun.Namun, dalam perjalananya pertengkaran yang
sering terjadi biasanya lebih kepada hal-hal pribadi seperti kurang
sepaham dalam pengambilankeputusan dalam menentukan sesuatu.
Adapun penyebab terjadinyapertengkaran itu sendiri dilatar belakangi
beberapa hal diantaranya:
28 Dwi Utami Muis, “Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mencegah Pernikahan Usia
Dini di Kelurahan Tolo Kecamatan Kelara Kabuapten Jeneponten, Skripsi (Makassar: Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2017), 41.
28
1. Tidak adanya pengalaman hidup berumah tangga
2. Kedua belah pihak memiliki harapan yang terlampau tinggi
3. Saling berprasangka buruk
4. Hasrat untuk berkuasa dan mendominasi
5. Tidak adanya ketegaran
6. Tidak adanya saling pengertian
7. Tujuan dan sebab-sebab material
8. Tutur kata yang buruk
9. Hilangnya kemesraan
b) Terjadinya perceraian
Melihat dari kesiapan mempelai sebuah pernikahan yang
dilakukan banyak mengandung unsur negatif karena tidak adsnya
kesiapan dari kedua pihak, baik kesiapan mental, materil dan
biologis.Perceraian itu sendiri merupakan perbuatan yang sangat dibenci
oleh Allah.Hal ini dapat dilihat pada sabda Rasulullah SAW bahwa talak
atau perceraian adalah perbuatan halal tetapi sangat dibeni oleh Allah.
c) Dampak terhadap anak-anaknya
Sebagian besar masyarakat yang melakukan pernikahan muda
atau pernikahan dibawah umur akan membawa dampak terhadap buah
hati kedepanya. Bagi wanita yang melangsungkan pernikahan dibawah
usia 20 tahun, akan mengalami gangguan-gangguan pada kandunganya
yang dapat membahayakan kandungan dari mempelai wanita.
c. Peran KUA dalam Menanggulangi Pernikahan Dini
Berbicara mengenai peran, dapat diartikan suatu tindakan.
Sedangkan peranan adalah bagian dari tindakan utama yang harus
dilaksanakan seseorang. Kantor Urusan Agama sebagai unit kerja paling
depan pada departeen Agama (dahulu), memiliki tugas dan fungsi yang
terkait langsung dengan pemberian pelayanan / pembinaan masyarakat di
bidang urusan agama Islam seperti yang diuraikan oleh penulis sebelumnya.
Berkaitan dengan upaya penanggulangan pernikahan dini, Kantor
Urusan Agama dapat menggunakan peranya sebagai berikut:
29
a. Pelayanan dibidang administrasi termasuk pencatatan nikah, talak dan
rujuk serta pencatatan lainya yang terkait dengan tugas dan peran KUA.
Dalam hal ini pihak KUA Kecamatan dapat membuat kebijakan yang
bersifat teknis operasional mengenai prosedur pencatatan perkawinan dan
administrasinya yang tidak bertentangan dengan aturan dalam rangka
menanggulangi pernikahan dini.
b. Penyuluhan dan Sosialisasi Undang-Undang Perkawinan.
Dalam hal ini, pihak KUA mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 1
tahun 1974 tentang perkawinan kepada masyarakat melaui berbagai
media, khususnya pasal 7 ayat 1 mengenai batas umur seseorang boleh
menikah, yakni umur 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk wanita.
Pihak KUA mengadakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
dampak negatif pernikahan dini dari aspek hukum, biologis, psikologis,
dan aspek lainya. Sehingga masyarakat menyadari pentingnya menikah
sesuai umur yang ditentukan oleh Undang-undang.
c. Pelayanan di bidng perkawinan dan keluarga sakinah
Dalam hal penanggulangan pernikahan dini, KUA dapat mengoptimalkan
peran BP4 dan perangkat KUA lainya dalam memberikan nasehat-
nasehat perkawinan dan pentingnya membangun keluarga sakinah,
warahmah. Dalam hal ini, ditekankan pentingnya menikah seuai batasan
umur dalam Undang-Undang sebagai faktor penting terbentuknya
keluarga skinah. KUA juga dapat melakukan pembinaan keluarga
sakinah kepada masyarakat dan memperkuat prosedur serta administrasi
pernikahan agara tidak terjadi menipulasi umur dalam rangka
menanggulangi pernikahan dini.
d. Pelayanan di bidang kepenghuluan
Dalam hal ini, KUA dapat mengoptimalkan para penghulu dan juga amil
desa dalam mensosialisasikan pentingnya menikah sesuai batasan umur
30
yang telah ditentukan, baik melalui khutbah nikah atau ketika diundang
dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.29
29Dede Ahmad Nasrullah, “Peranan KUA Dalam Menanggulangi Pernikahan Dini di
Desa Pasarean Kec. Pamijahan Kabupaten Bogor, Skripsi (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), 47-49.
31
31
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini diarahkan kepada pola pikir yang
dipergunakan peneliti dalam menganalisis sasaranya. Pendekatan penelitian
biasanya disesuaikan dengan profesi peneliti namun tidak menutup
kemungkinan peneliti menggunakan multi disipliner.
Adapun pendekatan yang digunakan oleh penulis sebagai berikut:
a. Pendekatan bimbingan
Pendekatan bimbingan adalah suatu pendekatan yang mempelajari
pemberian bantuan terhadap indivisu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya. pendekatan yang dimaksud adalah sebuah sudut pandang yang
melihat fenomena gerakan bimbingan sebagai sebuah bentuk pembinaan,
dalam memberikan bimbingan penyuluhan terhadap pasangan pernikahan
usia dini. Pendekatan ilmu ini igunakan karena objek yang diteliti
membutuhkan bantuan jasa tersebut untuk mengetahui kesulitan-kesulitan
indivisu sehingga diberikan bantuan atau bimbingan.
b. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologi menggunakan logika-logika dan teori
sosiologi baik teori klasik maupun modern untuk menggambarkan
fenomena sosial keagamaan serta pengaruh suatu fenomena terhadap
fenomena lain.30 pendekatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penulis melihat gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat, kemudia
melakukan pendekatan kemasyarakatan dalam memberikan bimbingan
terhadap pasangan pernikahan usia dini.
30Dwi Utami Muis, “Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mencegah Pernikahan Usia
Dini di Kelurahan Tolo Kecamatan Kelara Kabuapten Jeneponten, Skripsi (Makassar: Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2017), 34-35.
32
2. Setting dan Subjek Penelitian
S. Nasution berpendapat bahwa ada tiga unsur penting yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan lokasi penelitian yaitu: tempat, pelaku
dan kegiatan.31 Sesuai dengan judul penelitian, penulis mengambil objek
penelitian di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi karena berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Urusan Agama
(KUA) menunjukan bahwa di Kelurahan Tanjung bisa dikatan banyak yang
menikah di usia dini.
Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak mengadakan
perhitungan dengan angka-angka, karena penelitian kualitatif adalah
penelitian yang memberikan gambaran tentang kondisi secara faktual dan
sistematis mengenai dan sistematis mengenai faktor, sifat serta hubungan
antara fenomena yang dimiliki untuk melakukan akumulasi dasar-dasarnya
saja.32
Penelitian kualitatif dalam penelitian bertujuan untuk memberikan
penjelasan, gambaran terkait berbagai realita yang ditemukan. Peneliti
langsung mengamati peristiwa-peristiwa di lapangan yang berhubungan
langsung dengan Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mencegah
Pernikahan dini di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari sumber pertama (first hand) melalui
observasi atau wawancara di lapangan. Sumber data primer adalah para
informan kunci kepenyuluhan KUA Kecamatan Kumpeh yaitu Penyuluh
Agama, Kepala KUA, Pasangan Usia Dini dan masyarakat Kelurahan
Tanjung yang akan memberikan informasi terkait dengan Peran Penyuluh
31S. Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsinto, 1996), 43.
32Moh. Nazir, Metode Penelitian (Cet. X; Bogor: Ghalia Indonesia, 2014).
33
Agama Islam dalam Mencegah Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini selain menggunakan data primer juga
menggunakan data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh untuk
mendukung data primer. Data sekunder yang digunakan antara lain studi
kepustakaan dengan mengumpulkan data dan mempelajari dengan mengutip
teori dan konsep dari sejumlah literatur buku, jurnal, majalah, koran atau
karya tulis lainya.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam studi ini menggunakan tiga
metode yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki.33 Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi langsung gejala-
gejala yang ada kaitanya dengan penelitian ini. Metode observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengamati beberapa hal berikut:
1) Lokasi atau tempat penelitian yang dalam hal ini adalah pelaksanaan
penelitian di Kantor Urusan Agama (KUA) Kelurahan Tanjung
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
2) Sarana dan prasarana bimbingan dan penyuluhan yang ada di Kelurahan
Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
3) Pelaksanaan layanan Bimbingan Penyuluhan Islam.
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, bertatap muka antara
pewawancara dengan responden menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).34 Dalam hal ini peneliti
33Moh. Nazir, Metode Penelitian (Cet. X; Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). 34Moh. Nazir, Metode Penelitian (Cet. X; Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), 170.
34
menggunakan wawancara secara langsung dengan cara mendalam.2
wawancara akan dilakukan kepada pihak KUA terkait dengan data, baik itu
data monografi KUA, sejarah dan data pernikahan. Bagian yang akan
diwawancarai adalah kepala KUA, penyuluh KUA, dan masyarakat yang
melakukan pernikahan dini.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan teknik penelusuran atau melacak data dari dokumen atau
sesuatu yang memiliki nilai sejarah yang terkait dengan penelitian ini. Hasil
penelitian dari observasi dan wawancara akan dapat dipercaya apabila
didukung dengan dokumentasi. dokumentasi ini digunakan untuk
mengetahui sejumlah data tertulis yang ada di lapangan yang relevan
dengan pembahasan penelitian ini. peneliti menggunakan alat-alat
dokumentasi seperti kamera yang digunakan untuk mengambil gambar
penelitian-penelitian yang dilakukan di lapangan.
5. Metode Analisis Data
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak mengadakan perhitungan
dengan angka-angka, karena penelitian ini hanya memberikan gambaran
tentang kondisisecara faktual dan sistematis mengenai faktor-faktor, sifat-
sifat serta hubungan antara fenomena yang dimiliki untuk melakukan
akumulasi dasar-dasarnya saja.35
Penelitian kualitatif dalam tulisan ini dimaksudkan untuk menggali
suatu fakta lalu memberikan penjelasan peristiwa di lapangan yang
berhubungan dengan Peran Penyuluh Agama Dalam Mencegah Pernikahan
Dini di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
Sebagian besar data yang diperoleh dan digunakan dalam
pembahasanpenelitian ini bersifat kualitatif. Data kualitatif adalah data
yang bersifat abstrak atau tidak terukur seperti ingin menjelaskan tingkat
nilai kepercayaan masyarakat terhadap nilai rupiah menurun. Dalam
35Moh. Nazir, Metode Penelitian (Cet. X; Bogor: Ghalia Indonesia, 2014).
35
memperoleh data tersebut penulis menggunakan analisis data kualitatif
model Miles dan Hubermen dalam Sugiono, terdapat 3 tahap sebagai
berikut:
a. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data ialah proses pemilihan, pemusatan perhatian untuk
menyederhanakan, mengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang
bersumber dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi ini diharapkan untuk
menyederhanakan data yang telah diperoleh agar memberikan kemudahan
dalam menyimpulkan hasil penelitian. Dengan kata lain seluruh hasil
penelitian dari lapangan yang telah dikumpulkan kembali dipilah untuk
menentukan data mana yang tepat untuk digunakan.
b. Penyajian data (data display)
Penyajian data yang telah diperoleh dari lapangan terkait dengan seluruh
permasalahan penelitian dipilah antara mana yang dibutuhkan dengan yang
tidak, lalu dikelompokkan kemudian diberikan batasan masalah. Dari
penyajian data tersebut, maka diharapkan dapat memberikan kejelasan dan
mana data pendukung.
c. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/vervication)
Langkah selanjutnya dalam menganalis data kualitatif sebagaimana ditulis
Sugiono adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi, setiap kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya.36
6. Studi Relevan
Adapun beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis dan hasil dari
penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian ini.
Penelitian terdahulu dijadikan acuan atau pembanding bagi penulis dan
penelitian yang akan datang. Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang
36Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&G,(Cet.VI;
Bandung: Alfabeta, 2008), 232-249.
36
menjadi acuan dan berhubungan langsung dengan penelitian adalah sebagai
berikut:
Menurut Barkah (2008) dengan judul “Pernikahan Usia Dini dan
Pengaruhnya Terhadap Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pernikahan usia dini terhadap Pendidikan Agama Islam dalam keluarga.
Penelitian dilakukan dengan analisis uji “t” untuk mengetahui sejauh mana
perbedaan skor pasangan pernikahan usia dini dan pasangan usia dewasa
pada Pendidikan Agama Islam dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukan
bahwa Pendidikan Agama Islam dalam keluarga tidak dipengaruhi oleh
faktor usia dari orang tua ( pasangan suami/istri). Dalam hal ini pasangan
usia dini aaupun pasangan pernikahan usia dewasa. 37
Menurut Jasirman (2016) dengan judul “ Peranan Penyuluh Agama
Dalam Memberikan Bimbingan Terhadap Calon Mempelai di Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tamalate Kota Makassar”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peran, upaya serta faktor pendukung dan
penghambat dalam memberikan bimbingan terhadap calon mempelai di
KUA Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukan
bahwa KUA Kecamatan Tamalate Kota Makassar memiliki 105 penyuluh
agama honorer yang memiliki peranan masing-masing dalam memberikan
bimbingan dan 3 Penyuluh Agama PNS yang memiliki peranan dalam
memberikan bimbingan terhadap calon mempelai. Penyuluh agama islam
dibutuhkan untuk mempererat hubungan antara calonmempelai sebelum
melanjutkan ketahap pernikahan sehingga calon mempelai dapat
membangun keluarga sakinah, mawadah warahmah.38 Menurut Ahmad
(2014) dengan judul “Peranan KUA Dalam Menanggulangi Pernikahan Dini
di Desa Pasarean Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor”. Hasil penelitian
37Barkah., “Pernikahan Usia Dini dan Pengarunya Terhadap Penduididkan Agama
Dalam Keluarga”, Skripsi(Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2008). 38Muh Jasirman, “Peranan Penyuluh Agama Dalam Memberikan Bimbingan Terhadap
Calon Mempelai di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tamalate Kota Makassar”, Skripsi
(Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2016).
37
bertujuan untuk mengetahu faktor-faktor penyebab serta sejauhmana
efektivitas peranan KUA dalam menanggulangi pernikahan dini di Desa
Pasarean Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Hasil penelitian
menunjukan bahwa faktor penyebab terbesar seseorang menikah di usia dini
yaitu menikah karena dijodohkan dan faktor ekonomi dengan alasan untuk
menghilangkan beban ekonomi keluarga. Selanjutnya sosialisasi telah
digalakan oleh KUA melalui pengajian-pengajian dan peringatan hari besar
dalam rangka menanggulangi pernikahan dini di Pasarean meskipun tidak
efektif.39
Menurut Wibisama (2016) dengan judul “Pernikahan Dalam
Islam”. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada hakikatnya Islam
disyariatkan hanya untuk memberikan kemaslahatan kepada seluruh
manusia dan menghindarkanya dari kemafsadatan. Salah satu petunjuk
Allah Swt dalam syariat Islam adalah diperintahkanya menikah dan
diharamkanya zinah. Perintah nikah merupakan salah satu implementasi
maqashid syariah yang kelima yaitu hifzhul nasl (menjaga keturunan).
Artinya bahwa bagi yang hendak melangsungkan pernikahan, demi menjaga
keabsahanya hendaknya memahami petunjuk Agama dan Negara agar
sampai pada hakikat pernikahan.40
Menurut Endang (2017) dengan judul “Peranan Penyuluh Agama
Islam Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Keberagaman Anak di Desa
Lassa-Lassa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa kondisi pendidikan anak di Desa Lassa-Lassa
meningkat karena didorong dengan adanya sarana dan prasarana yang di
sediakan oleh pemerintah Kabupaten Gowa. Adapun upaya yang dilakukan
oleh penyuluh agama Islam dalam meningkatkan mutu pendidikan di Desa
tersebut yaitu dengan mengedepankan kedisiplinan waktu, sholat berjamaah,
39Dede Ahmad Nasrullah, “Peranan KUA Dalam Menanggulangi Pernikahan Dini di
Desa Pasarean Pamijahan Kabupaten Bogor”, Skripsi (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014). 40Wahyu Wibisama, ”Pernikahan Dalam Islam”, Jurnal Pendidikan Agama Islam-
Ta’timVol.14 No.2, 2016.
38
pengajian, pemberian motivasi dan bimbingan. Faktor pendukung dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan tersebut yaitu dengan adanya kerja
sama yang baik antara tokoh pendidik dan pemerintah serta tokoh agama
yang dapat memberikn arahan . Sedangkan faktor penghambat yang
dihadapi yaitu kurangnya pemahaman bagi sebagian masyarakat tentang
pentingnya pendidikan, serta kurangnya motivasi orang tua.41
Hidayat (2018) dengan judul “Peran Kantor Urusan Agama (KUA)
dan Tokoh Agama Dalam Mencegah Pernikahan Dini di Kecamatan
Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun 2016-2018”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa peran KUA Kecamatan Sokaraja dalam mencegah
pernikahan dini di kalangan remaja yaitu dapat dibagi menjadi peran KUA
sebagai administator, penyuluh dan penghulu. Sementara itu. Peran tokoh
agama sebagai motivator, pembimbing moral dan mediator. Adapun
gerakan tokoh agama dalaam mencegah pernikahan dini lebih menekankan
kepada gerakan kultural yang ada di masyarakat yang terbagi kedalam dua
bentuk kegiatan, yaitu kegiatan rutinan seperti, pengajian rutinan, kumpulan
RT, kumpulan ibu-ibu PKK, dan kegiatan insidental seperti pengajian akbar
dan acara syukuran.42
Faturrohman (2013) dengan judul “Peran Kantor Urusan Agama
(KUA) Dalam Menangani Pernikahan Dibawah Umur di Kecamatan
Widasari Kabupaten Indramayu Study Kasus di KUA Kecamatan Widasari
Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2013-)”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa indikasi laju perkembangan pernikahan dibawah umur dari tahun
2011-2013 mengalami peningkatan. Adapun faktor penyebab pernikahan di
bawah umur yang paling dominan adalah hamil sebelum menikah. Peran
41Nur Endang Sukmawati,“Peranan Penyuluh Agama Islam Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Keberagaman Anak di Desa Lassa-Lassa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa”, Skripsi,(Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2017). 42Arif Hidayat,” Peran Kantor Urusan Agama (KUA) dan Tokoh Agama Dalam
Mencegah Pernikahan Dini di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun 2016-2018”,
Skripsi(Purwokerto:Fakultas Syariah IAIN Purwokerto, 2018) .
39
KUA dalam menangani pelanggaran terhadap Undang-undang pernikahan
di bawah umur, maka KUA mengeluarkan N9, N5 dan N8.43
43Faturrohman,“Peran Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam Menangani Pernikahan
Dibawah Umur di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu Study Kasus di KUA Kecamatan
Widasari Kabupaten Indramayu Tahun 2011-2013-)”. Skripsi, (Cirebon: Fakultas Syari’ah IAIN
Syeikh Nur Jati Cirebon, 2013).
40
BAB IV
PEMBAHASAN
1. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
a. Letak dan Luas Geografis
Kecamatan Kumpeh merupakan salah satu dari 11 Kecamatan yang
ada dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Kecamatan Kumpeh dengan
topografi dataran, memiliki luas wilayah ± 446 Km2. Pusat Pemerintahan
Kecamatan Kumpeh terletak di Kelurahan Tanjung. Jarak pusat
pemerintahan Kecamatan Kumpeh ke Ibu Kota Kabupaten Kurang lebih
110 KM.
Kecamatan Kumpeh mempunyai batas-batas wilayah adalah
sebagai berikut:
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Kecamatan Taman Rajo
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan
5. Sebelah Batar berbatasan dengan Kecamatan Kumpeh Ulu
Kecamatan Kumpeh terdiri dari 17 Desa/Kelurahan, 48 dusun dan
152 RT. Desa/Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Kumpeh
adalah:
Tabel 4.1
Jumlah Dusun dan Rukun Tetangga Dirinci per Desa/Kelurahan
di Kecamatan Kumpeh Tahun 2016
No Desa/ Kelurahan Dusun Rukun Tetangga
1 Puding 4 2
2 Pulau Mentaro 6 3
3 Mekar Sari 17 3
4 Betung 9 3
5 Pematang Raman 8 4
6 Petanang 3 2
7 Sungai Bungur 7 3
41
8 Seponjen 7 3
9 Londerang 6 2
10 Sogo 5 2
11 Rantau Panjang 9 4
12 Kelurahan Tanjung 32 3
13 Gedong Karya 12 4
14 Jebus 6 3
15 Sungai Aur 9 3
16 Maju Jaya 6 2
17 Rondang 6 2
Jumlah 48 152
Sumber: Kecamatan Kumpeh Dalam Angka 2017
b. Keadaan Penduduk
Secara lebih rinci dapat dilihat jumlah penduduk er Desa/Kelurahan
di Kecamatan Kumpeh pada tahun 2016 pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Jumlah Penduudk Dirinci per Desa/Kelurahan
di Kecamatan Kumpeh Tahun 2016
Penduduk Jenis Kelamin
Desa/Kelurahan No Perempuan Laki-laki
921 436 485 Puding 1
1.366 665 701 Pulau Mentaro 2
2.620 1.259 1.361 Mekar Sari 3
1.725 758 967 Betung 4
1.503 722 781 Pematang Raman 5
453 230 223 Petanang 6
1.600 780 819 Sungai Bungur 7
1.606 801 805 Seponjen 8
1.165 585 580 Londerang 9
909 445 464 Sogo 10
1.136 532 604 Rantau Panjang 11
4.850 2.431 2.419 Kelurahan Tanjung 12
2.164 1.096 1.068 Gedong Karya 13
701 374 327 Jebus 14
1.596 760 836 Sungai Aur 15
445 214 231 Maju Jaya 16
890 452 438 Rondang 17
25.650 12.541 13.109 Jumlah Sumber: Kecamatan Kumpeh Dalam Angka 2017
42
Penduduk Kecamatan Kumpeh tahun 2016 tercatat sebanyak
25.650 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 13.109 jiwa dan penduduk
perempuan 12.541 jiwa. Berdasarkan data pada tabel 2 menunjukan bahwa
jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Kumpeh yaitu di keluraha
Tanjung sebanyak 4.850 jiwa dengan masing-masing penduduk laki-laki
sebanyak 2.419 jiwa dan penduduk perempuan 2.431 jiwa. Sedangkan
daerah yang penduduknya paling sedikit yaitu di Desa Maju Jaya sebanyak
445 jiwa dengan masing-masing penduduk laki-laki sebanyak 231 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 214 jiwa. 44
c. Daftar Pegawai KUA Kecamatan Kumpeh
Tabel 4.3
Daftar Pegawai KUA Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Sumber: Kantor Urusan Agama Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi
d. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Kumpeh
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kumpeh adalah sebuah
lembaga yang membangun keluarga sakinah, juga memiliki struktur
organisasi sebagai sistem penggerak dalam rangka mewujudkan visi dan
misi KUA Kecamatan Kumpeh.
44Badan Pusar Statistik. Kecamatan Kumpeh Dalam Angka. (Jambi: Kabupaten Muaro
Jambi, 2017).
NO NAMA/NIP JABATAN GOL PENDIDIKAN TMT
1 H. Baharudin, S.Ag
Nip.197005102002121007
2 Abu Bakar, S.Ag
Nip.197112052000031004
3 Drs. Nurdadik
Nip.196606092006041001
4 Sogol, S.Ag
Nip.197007042014111004
5 Zainabun
Nip.196307132014111001
Penyuluh I/a Min Oktober 2015
Staf III/b SI Ushuluddin Apr-06
Penyuluh III/a SI Tarbiyah Oktober 2015
Kepala III/d SI Ushuluddin Des 2002
Penghulu Pertama III/d SI Syariah Maret 2000
43
GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)
KECAMATAN KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI
Sumber Data: Kantor Urusan Agama Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi 2018.
PENY FUNGSIONAL LAIN BID
AGAMA YANG DITUGASKAN
KAKAN KEMENAG
PELAYANAN BIMBINGAN
KS
Zainabun
NIP 196307133014111901
PELAYANAN
BIMBINGAN
KEMASJIDAN
Sogol, S.Ag
NIP 197007042014111004
PELAYANAN
BIMBINGAN PEMBINA
SYARIAH
Abu Bakar, S.Ag
NIP 197112052000034004
TATA USAHAAN DAN
RUMAH TANGGA
Drs. Nurdadik
NIP 196606092006041001
Drs. Nurdadik
NIP 196606092006041001
PELAYANAN PENGAWASAN
PENCATATAN & PELAPORAN
NR
Abu Bakar, S.Ag
NIP 197112052000031004
JABATAN FUNGSIONAL
KEPALA
H. Baharudin, S.Ag
NIP 197005102002121007
PENGHULU
Abu Bakar, S.AgNIP 197112052000031004
PENYULUH
ZAINABUN
Sogol, S.Ag
NIP 196307132014111001
NIP 197007042014111004
PENY. STATISTIK
DOKUMEN & SIMKAH
44
GAMBAR 4.2 STRUKTUR PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS
KECAMATAN KUMPEH KABUPATEN MUAROJAMBI
Sumber Data: Kantor Urusan Agama Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi 2018
ANGGOTA
AMRUN DWI SULISTIYO
JAMINAN PRODUK HALAL
SEKRETARIS
YULISA RAHAYU
ANGGOTA
BUJANG, S.Ag
PENYULUH KELUARGA SAKINAH
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN HIV/AIDS
BENDAHARA
NURHIKMAH YOGYA
BEMBERANTASAN BUTA AKSARA AL-QUR'AN
ANGGOTA
MIRA OKTAFIANTI, S.S
PEMBERANTASAN BUTA AKSARA AL-QUR'AN
ANGGOTA
HERI WINDRA
PENYULUH ZAKAT
ANGGOTA
SOLIHIN
PEMBERDAYAAN WAKAF
HAIRIL SAPUTRA , S.Sy
KETUA
HAMDI.,S.Ag
WAKIL KETUA
RADIKALISME DAN ALIRAN
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
45
e. Visi dan Misi KUA Kecamatan Kumpeh
Adapun Visi dan Misi Kantor Urusan Agama Kecamatan Kumpeh
adalah sebagai berikut:
1. Visi
a. Terwujudnya masyarakat Kecamatan Kumpeh yang taan beragama,
mandiri, berkualitas dan sejahtera lahir dan batin.
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi nikah dan rujuk
b. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama
c. Meningkatkan kehidupan keluarga Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah
d. Meningkatkan pelayanan zakat, infaq, shodaqoh dan sertifikasi tanah
wakaf
e. Meningkatkan pelayanan informasi haji, koordinasi lintas sektoral
f. Meujudkan tata kelola pemerintah yang bersih dan berwibawa.45
2. Faktor Penyebab Terjadinya Pernikahan Usia Dini di Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Secara hukum Pernikahan usia dini berdasarkan UU No.1 Tahun
1974 pasal 7 ayat 1 yang berbunyi pernikahan hanya diizinkan jika pihak
pria sudah mencapai usia 19 tahun dan perempuan sudah mencapai 16
tahun. Sedangkan dua orang yang melakukan pernikahan dibawah usia
tersebut dinamakan pernikahan dibawah umur. Hasil survey KUA dari
tahun 2014-2018 pernikahan dini juga terjadi di Desa-desa di Kecamatan
Kumpeh yang terdiri dari 16 Desa dan 1 Kelurahan. Adapun Data
pernikahan dini tiap Desa dan Kelurahan di Kecamatan Kumpeh dijelaskan
pada tabel di bawah ini:
45Kantor Urusan Agama Kecamatan Kumpeh kabupaten Muaro Jambi. 27 Desember
2018.
46
Tabel 4.4
Data Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi 2014-2018
2018 2017 2016 2015 2014 DESA NO
27 42 33 42 41 TANJUNG 1
7 2 4 6 10 SOGO 2
15 13 6 19 22 SEPONJEN 3
17 18 12 18 10 SUNGAI BUNGUR 4
2 1 3 3 10 PETANANG 5
11 8 12 16 10 PEMATANG RAMAN 6
9 4 9 7 9 BETUNG 7
13 11 7 13 13 PULAU MENTARO 8
14 31 15 28 28 MEKAR SARI 9
4 3 6 2 2 MAJU JAYA 10
3 4 4 7 7 PUDING 11
5 15 14 10 10 LONDERANG 12
2 3 11 3 3 RONDANG 13
6 10 7 7 10 RANTAU PANJANG 14
16 10 10 22 15 GEDONG KARYA 15
3 1 4 12 5 JEBUS 16
9 10 11 12 21 SUNGEI AUR 17
163 186 168 227 226 JUMLAH
Sumber Data: KUA Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
Berdasarkan data pernikahan Dini di desa dan kelurahan pada tabel
di atas menunjukkan bahwa Kelurahan Tanjung merupakan Kelurahan yang
terjadi Pernikahan di usia Dini terbanyak sejak tahun 2014-2018.
Berdasarkan hasil wawancara dan Observasi peneliti di lapangan
menemukan bahwa terdapat beberapa faktor yang yang menyebabkan
seseorang untuk melakukan pernikahan usia dini antara lain yaitu karena
kurangnya sosialisasi UU pernikahan, pergaulan bebas, ekonomi, budaya,
pengaruh sosial media dan banyak faktor lainya namun dalam penelitian ini
menununjukan bahwa kelima fator tersebutlah yang melatar belakangi
seseorang melakukan pernikahan usia dini. Faktor tersebut dapat dijelaskan
pada Tabel dibawah ini:
47
Tabel 4.4
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Penikahan Usia Dini
di Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi
No Faktor Penyebab Jumlah Persen
(%)
1 Kurangnya Sosialisasi UU No 1
Tahun 1974 1 7,69
2 Pergaulan Bebas 2 15,38
3 Ekonomi 4 30,77
4 Budaya 2 15,38
5 Pengaruh Sosial Media 4 30,77
Total 13 100
Sumber: Survei 2018
Berdasarkan tebel 4 menunjukan bahwa faktor penyebab yang
paling dominan seseorang melakukan pernikahan usia dini yaitu karena
faktor ekonomi dan pengaruh sosial media sebanyak 4 pasang atau 30,77
persen dari total sampel yang digunakan. Selain itu seseorang melakukan
pernikahan usia dini juga didasari oleh faktor pergaulan bebas dan budaya
masing-masing sebanyak 2 pasang atau 15,38 persen dari total sampel yang
digunakan. Sedangkan kurangnya sosialisasi UU No 1 Tahun 1974 hanya
sebanyak 1 pasang atau 7,69 persen dari total sampel yang digunakan.
a. Faktor Ekonomi
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya pernikahan usia dini adalah faktor ekonomi. Keterbatasan orang
tua dalam membiayai perekonomian keluarga juga menjadi penyebabnya.
Orang tua yang menganggap dirinya sudah tidak lagi membiayai anaknya
karena bertumpuknya beban lain yang harus dipikulnya cendrung segera
untuk menikahkan anaknya. Langkah ini diambil dengan alasan setidaknya
dapat meringankan beban perkonomian keluarga, karena anak yang telah
menikah tersebut akan menjadi tanggung jawab suaminya.
Pernyataan ini dibenarkan oleh Neli Agustin yang mengatakan
48
bahwa salah satu faktor yang menyebabkan mereka melakukan pernikahan
usia dini adalah faktor ekonomi. Kondisi ekonomi yang kurang mampu
untuk memenuhi segala kebutuhan keluaraga sehingga menyebabkan
mereka menikah diusia dini. Dengan adanya pernikahan maka tanggung
jawab sepenuhnya diserahkan kepada suami. Tentunya akan meringankan
beban orang tua.46
Hal serupa juga disampaikan oleh Indah Ari Wardani bahwa alasan
dirinya melakukan pernikahan usia dini yaitu faktor ekonomi. Kesulitan
ekonomi dan kemiskinan menyebabkan orang tua tidak mampu mencukupi
kebutuhan anaknya. Dengan adanya pernikahan maka anaknya akan
memperoleh penghidupan yang lebih baik lagi.47
Sedangkan hasil wawancara dengan Santi yang mengatakan bahwa
faktor penyebab terjadinya pernikahan usia dini salah satunya adalah faktor
ekonomi. Anggapan orang tua karena ingin melepas tanggung jawab
anaknya terhadap seorang lelaki dengan menikahkan segera anaknya agar
mereka bisa segera meringankan beban orang tua dari segi ekonomi tanpa
mempertimbangkan umur.48
Sedangkan menurut Atriyanur mengatakan bahwa salah satu faktor
yang menyebabkan menikah di usia dini adalah faktor ekonomi. Kebutuhan
hidup yang semakin banyak membuat pernikahan adalah salah satu cara
untuk bisa menekan biaya hidup dalam keluarga. Dengan adanya
pernikahan maka tanggung jawab keluarga akan berpindah tangan ke
suami.49
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang dominan yang mendasari
46Neli Agustin, Pasangan Pernikahan Usia Dini di kelurahan Tanjung, Wawancara
dengan Penulis, 29 Desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner. 47Indah Ari Wardani, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung,
Wawancara dengan Penulis, 29 Desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner. 48Santi, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung, Wawancara dengan
Penulis, 29 desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner. 49Atriyanur, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung, Wawancara dengan
Penulis, 29 Desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
49
seseorang untuk melakukan pernikahan di usia ini. Dengan harapan anak-
anak mereka kelak bisa juga hidup sejahtera bersama suami atau keluarga
barunya yang telah menanggung beban hidup anak-anaknya sehingga orang
tua juga dapat berkurang beban yang harus mereka pikul dalam
keluarganya.
b. Faktor Sosial Media
Di era kemajuan teknologi yang begitu canggih, dengan berpacu
danberlomba-lomba seseorang dalam menciptakan dan mendesain teknologi
yang begitu mutakhir diluar nalar dugaan manusia. Dengan adanya
teknologi dapat memudahkan seseorang berkomunikasi. Hal inilah yang
tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi selain memiliki dampak
positif juga memiliki dampak negatif bagi penggunanya. Penggunaan
teknologi yang tidak mampu menggunakan secara arif dan bijaksana maka
akan menimbulkan dampak negatif, terkhususnya bagi kalangan remaja
sekarang ini.
Kemajuan teknologi komunikasi membawa dampak yang begitu
signifikan. Salah satu diantaranya adalah remaja, seringkali mereka tergiur
dengan aplikasi media sosial seperti Facebook, Line, Instagram, Whatsaap,
BBM serta berbagai fitur lainya yang cendrung membuat mereka ketagihan.
Dengan berbagai fitur yang tersedia akan mempermudah komunikasi antar
lawan jenis yang sampai akhirnya mereka melakukan pertemuan baik itu
secara langsung maupun tidak langsung.
Salah satu penyebab pernikahan usia dini di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi yang disampaikan oleh Dewi
dkk yaitu akibat dari kemajuan teknologi yang tidak bisa digunakan secara
arif dan bijaksana oleh para pengguna terkhusus para remaja. Sehingga para
remaja cendrung melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang,
sehingga orang tua mengambil jalan untuk menikahkan anaknya tersebut.50
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh penggunaan
50Dewi dkk, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung, Wawancara dengan
Penulis, 29 Desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
50
sosial media tentunya juga berdampak positif maupun negatif terkhusus para
remaja yang melakukan pernikahan usia dini di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
c. Faktor Pergaulan Bebas
Kehidupan moderen dengan gaya hidup yang serba terbuka,
terkadang membuat masyarakat berpacu dan belomba-lomba dalam
meningkatkan taraf kehidupanya. Dengan kehidupan modern seperti ini
terkadang gaya hidup masyarakat yaitu remaja sering kali terkendalikan
akibat pengaruh kemajuan teknologi yang tidak dapat dibendung sehingga
memicu terjadinya pernyakit masyarakat yang berdampak pada pergaulan
remaja yang serba bebas dan tidak sesuai dengan aturan norma agama,
budaya yang ada dalam masyarakat.
Kita ketahui bahwa pergaulan bebas adalah salah satu bentuk
perilaku menyimpang yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering
kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa/ sedangkan remaja
adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan
yang minim dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas.
Masyarakat Kelurahan Tanjung saat ini masih menghormati norma-
norma agama dan adat istiadat dan merupakan aib yang besar bagi
keluarganya jika perbuatan yang bertentangan dengan agama dan adat
istiadat terjadi dalam keluarga mereka. Termasuk jika terjadi kehamilan
diluar nikah oleh masyarakat setempat. Maka jalan yang ditempuh adalah
dengan cara pernikahan meskipun umurnya masih sangat dini untuk
melakukan pernikahan. Seperti yang disampaikan oleh Mak Rivat bahwa
mereka melakukan pernikahan di usia dini dikarenakan oleh pergaulan
bebas yang menyebabkanya hamil diluar pernikahan. Oleh sebab itu mereka
menikah agar tidak semakin membuat keluarga malu.51
51Mak Rivat, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung, Wawancara dengan
Penulis, 29 Desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
51
Hal serupa juga dikatakan oleh Ahmad Sunandar bahwa yang
menyebabkan dirinya melakukan pernikahan adalah pergaulan bebas.
Pergaulan bebas telah menjerumuskanya kedalam hal-hal yang melanggar
norma agama. Akibatnya mereka menikah dengan adanya anak diluar
pernikahan.52
Berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akibat adanya arus
globalisasi yang tidak bisa terbendung membuat pola pergaulan remaja
terkadang tidak bisa kita kendalikan. Akibat yang ditimbulkan yaitu
pergaulan bebas tanpa memperdulikan aturan norma-norma yang berlaku.
Sehingga memicu terjadinya kehamilan diluar nikah. Dengan adanya
pernikahan mereka beranggapan dapat menutupi aib keluarga.
d. Faktor Budaya
Masyarakat yang masih menjunjung tinggi adat-istiadat dan budaya
mengenai pernikahan usia dini masih kerap kita jumpai di daerah pedesaan
atau perkampungan padat penduduk. Budaya menikahkan anaknya sendiri
mungkin sudah m sudah menjadi hal biasa di kalangan tertentu dalam
kehiduapn masyarakt. Budaya atau kebiasaan yang masih tertanam dalam
kehidupan masyarakat yaitu dengan cara menjodohkan anaknya.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Icha Meylita Sari
yang mengatkan bahwa mereka melakukan pernikahan usia dini karena
mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Dengan alalasan bahwa
kebiasaan dalam keluarganya tersebut sudah di terapkan sejak lama
akibatnya mereka hanya bisa mengikuti adat tersebut yaitu siap untuk
dinikahkan.53 Hal serupa juga disampaikan oleh Imelda yang mengatakan
bahwa alasanya menikah diusia dini yaitu karna dijodohkan. Tradisi dalam
keluarga yang kental masih sangat terasa dalam keluarga.54
52Ahmad Sunandar, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung, Wawancara
dengan Penulis, 29 Desember 2018, Kanupaten Muaro Jambi, Kuisioner. 53Icha Meylita Sari, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung, Wawancara
dengan Penulis, 29 desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner. 54Imelda, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung, Wawancara dengan
Penulis, 29 Desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
52
Masih minimnya pemahaman masyarakat mengenai dampak dari
pernikahan usia dini. Terjadinya pernikahan dini diakibatkan oleh masih
kentalnya budaya yang mereka anut. Sebab pernikahan usia dini zaman
dahulu sangat berbeda dengan sekarang ini. Zaman sekarang seharusnya
sudah tidak ada lagi perjodohan. Setelah menikah merekalah yang akan
menjalani kehidupan berumah tangga dan mereka memiliki hak untuk
memilih pasangan hidupnya sendiri tentunya dengan seizin restu orang
tuanya. Karena yang akan menajalankan bahtera rumah tangga adalah kedua
anak itu sendiri.
e. Kurangnya Sosialisasi UU No.1 Tahun 1974
Undang-undang No.1 Tahun 1974 telah menampung unsur-unsur
atau ketentuan hukum agama dan kepercayaan dari seluruh lapisan
masyarakat. Dalam Undang-undang ini ditentukan prinsip yang
berhubungan dengan perkawinan dengan cara penyesuaianya dengan
perkembangan zaman. Diantara prinsip-prinsip UU No. 1 Tahun 1974
adalah menjelaskan bahwa tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga
yang bahagia dan kekal. Pernikahan dikatakan sah apabila dilkakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaanya dan setiap
perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak Baharudin selaku
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kelurahan Tanjung Kecamatan
Kumpeh kabupaten Muaro Jambi yang mengatakan bahwa pernikahan dini
sangat tidak menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pernikahan usia dini
sangat rawan dengan masalah yang timbul dan terkadang tidak mampu
diatasi oleh keduanya. Sehingga akan menyebabkan hal-hal yang tidak
diinginkan dalam pernikahan yaitu perceraian.55
Undang-undang No 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 yang berbunyi
“pernikahan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun
55Baharudin, Kepala KUA Kecamatan Kumpeh, Wawancara dengan Penulis, 7 Januari
2019, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
53
dan pihak perempuan sudah mecapai umur 16 tahun”. Sejalan dengan hal
itu, menurut penghulu di Kelurahan Tanjung yaitu Bapak Abu Bakar
menerangkan bahwa salah satu penyebab pernikahan usia dini di Kelurahan
Tanjung adalah kurangnya sosialisasi serta pemahaman mengenai UU No.1
Tahu 1974.56
Berdasarkan hasil wawancara dengaan pasangan usia dini yaitu M.
Hidayat Arifin yang mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui akan
adanya UU No.1 Tahun 1974 serta kurangnya sosialisasi di daerah
mereka.57
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kurangnya sosialisasi UU pernikahan No.1 Tahun 1974 membuat banyak
masyarakat kurang mengerti akan adanya aturan mengenai umur
perkawinan. Kuragnya sosialisasi inilah yang menyebabkan banyaknya
pernikahan usia dini di Kelurahan Tanjung.
3. Peran Kua Dalam Mencegah Pernikahan Usia Dini
Pernikahan merupakan hal yang lumrah terjadi bahkan suatu hal
yang sangat penting dilakukan untuk membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan merupakan cara yang legal untuk memperoleh keturunan.
Namun jika berbicara masalah pernikahan, ada banyak hal yang perlu untuk
dipertimbangkan, karena pernikahan hakikatnya tidak direncanakan untuk
dilakukan dalam jangka pendek melainkan seumur hidup. Oleh karena itu
pernikahan bersifat jangka panjang panjang maka pernikahan seharusnya
dilakukan dengan kesiapan mental maupun fisik yang cukup matang.
Kesiapan secara mental maupun fisik disini erat kaitanya dengan usia
seseorang ketika menikah. Ketentuan dan ketetapan mengenai usia
pernikahan tersebut tertuang dalam UU Perkawinan No.1 Tahun 1974.
56Abu Bakar, Penghulu KUA Kecamatan Kumpeh, Wawancara dengan Penulis, 7
Januari 2019, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner. 57M. Hidayat Arifin, Pasangan Pernikahan Usia Dini di Kelurahan Tanjung, Wawancara
dengan Penulis, 29 Desember 2018, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
54
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kantor Urusan
Agama (KUA) Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro
Jambi bahwa pernikahan usia dini adalah pernikahan yang sangat tidak
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pernikahan usia dini sangat rawan
dengan masalah-masalah yang timbul, terkadang tidak mampu diatasi oleh
keduanya. Oleh sebab itu ada beberapa upaya yang dilakukan oleh KUA
untuk mencegah pernikahan usia dini antara lain dengan Bimbingan dan
penyuluhan.
Adapaun Bimbingan dan Penyuluhan yang telah dilakukan oleh
Kua di Kecamatan Kumpeh dalam upaya pencegahan Pernikahan Usia Dini
antara lain:
a. Penyuluhan UU No.1 Tahun 1974
Salah satu upaya KUA yang dilakukan oleh penyuluh agama dalam
mencegah pernikahan usia dini di Kelurahan tanjung Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi adalah dengan melakukan penyuluhan UU tentang
pernikahan. Memberikan sosialisasi UU No. 1 Tahun 1974 mengenai aturan
dan batasan pernikahan agar tidak terjadi lagi pernikahan usia dini. Berbagai
kegiatan sosialisasi seperti pengajian, majelis taklim dan berbagai seminar
kesehatan yang dilakukan oleh para penyuluh agara Kelurahan Tanjung agar
dapat menekan angka pernikahan usia dini.
Mengubah sebuah kebiasaan menikahkan anaknya di usia dini tidak
semudah membalikan telapak tangan. Merubah kebiaaan atau pola pikir
masyarakat membutuhkan sebuah proses atau cara yaitu melalui sosialisasi
UU No.1 Tahun 1974 tentang aturan dan batasan umur untuk
melangsungkan pernikahan. Hal tersebut dibenarkan oleh Bapak Zainabun
selaku penyuluh bahwa kegiatan sosialisasi dengan tujuan agar dapat
menekan angka pernikahan usia dini. Penyuluhan ini selalu ditekankan
kepada para orang tua melalui kegiatan-kegiatan majelis ta’lim penyuluh
dan sosialisasi pernikahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.58
58Zainabun, Penyuluh Agama Kelurahan Tanjung, Wawancara dengan Penulis, 7
Januari 2019, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
55
Sosialisasi UU Perkawinan No.1 Tahun 1974, haruslah tetap kita
sampaikan kepada masyarakat awam yang kurang paham akan aturan
pemerintahmengenai batasan usia pernikahan agar dapat menekan sedikit
demi sedikit angka pernikahan usia dini. Dengan adanya sosialisasi UU
perkawinan yang dilakukan oleh para penyuluh agama di Kelurahan
Tanjung, dengan harapan besar dapat mengubah sedikit demi sedikit pola
pikir masyarakat agar senantiasa taat pada aturan hukum yang telah
ditetapkan oleh pemerintah demi mencapai masyarakat yang tertib aturan
hukum dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bimbingan Penyuluhan Islam
Penyuluh Agama Islam saat ini memiliki peran penting dalam
memberdayakan masyarakat. Memberikan pencerahan hati kepada orang
yang mengalami kesukaran-kesukaran rohani dalam hidupnya sesuai dengan
ajaran Agama Islam sehingga dapat mengatasi masalahnya sendiri demi
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Bimbingan Penyuluhan Islam sangatlah dibutuuhkan khususnya
bagi pasangan pernikahan usia dini. Sebab dengan adanya bimbingan
penyuluh islam yang dilakukan oleh penyuluh agma dapat menyadarkan
masyarakat akan dampak pernikahan usia dini. Dengan adanya bimbingan
penyuluhan islam dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat
khususnya pasangan pernikahan usia dini mengenai dampak yang akan
ditimbulkan dari berbagai aspek yang ada.
Bimbingan Penyuluhan Islam yang dilakukan oleh para penyuluh
agama di Kelurahan Tanjung seringkali disampaikan melalui berbagai
kegiataan keagamaan. Bimbingan bukan saja kepada masyarakat dan
pasangan pernikahan usia dini melainan bimbingan terhadap anak remaja.
Hal ini disampaikan oleh Bapak Zainabun selaku penyuluh agama di
Kelurahan Tanjung yang mengatakan bahwa sasaran bimbingan penyuluh
islam bukan hanya masyarakat atau pasangan usia dini melainkan kepada
remaja dan para anak-anak bahwa pernikahan usia dini memiliki banyak
56
dampak yang buruk dalam kehdupan baik fisik maupun mental.59
Ajaran Islam selalu meminta seseorang kepada sebuah kebahagiaan
dan ketenangan dalam kehidupan ini. Bimbingan penyuluhan islam
mengambil peran penting dalam memberikan penyuluhan kepada para
masyarakat serta pasangan pernikahan usia dini mengenai dampak yang
ditimbulkan dari berbagai aspek yang ditimbulkan dari adanya pernikahan
usia dini. Bimbingan penyuluhan islam menuntun dan membimbing kita
untuk dapat hidup sehat dan sejahtera senantiasa selalu membimbing dan
mengarahkan kita kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
c. Penyuluhan Kesehatan
Pernikahan usia dini bukan lagi merupakansebuah hal yang langka
melainkan sudah sering kita melihat, mendengar dan menyaksikan kasus
pernikahan usia dini. Pernikahan usia dini bukan saja berdampak pada psikis
tetapi juga dapat berdampak pada fisik khususnya bagi wanita itu sendiri.
Hal seperti ini terkadang tanpa memiklirkanresiko yang dapat mengancam
kesehatan, banya remaja khususnya remaja putri memutuskan untuk
menikah muda. Padahal ada beberapa dampak buruk bagi kesehatan yang
dapat terjadi ketika seseorang melakukan pernikahan usia dini dan sangat
muda.
Penyuluh agama di Kelurahan Tanjung selain memberikan
bimbingan penyuluhan islam, mereka juga memberikan sosialisasi
kesehatan kepada ibu-ibu pengajian majelis ta’lim mengenai dampak
pernikahan usia dini. Hal ini di ungkapkan oleh Bapak Sogol mengatakan
bahwa selain melakukan penyuluhan agama, kami juga mensosialisasikan
kesehatan terkait dampak pernikahan usia dini. Sosialisasi biasanya
dilakukan melalui forum diskusi, pengajian masyarakat
sehingga masyarakat mengetahui dampak yang akan ditimbulkan dari
59Zainabun, Penyuluh Agama Kelurahan Tanjung, Wawancara dengan Penulis, 7
Januari 2019, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
57
pernikahan usia dini.60
Sosialisasi kesehatan sangatlah penting untuk disampaikan kepada
masyarakat khususnya pasangan pernikahan usia dini agar mereka
mengetahui dampak negatif yang akan ditimbulkan dari pernikahan usia
dini. Dengan adanya sosialisasi kesehatan dapat menekan angka pernikahan
usia dini.
d. Kursus Calon Pengantin
Bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin atau sering
juga disebut Kursus calon pengantin (Suscatin) merupakan salah satu
program yang digiatkan pada Kantor Urusan Agama di Kelurahan Tanjung
Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. kegiatan bimbingan
perkawinan merupakan program Kementrian Agama RI yang dibiayai dari
PNBP NR. Dasar pelaksanaan Bimbingan Perkawinan berdasarkan
Keputusan Dirjen Bimas Islam No.373/2017, tentang Petunjuk Teknis
Bimbingan Perkawinan bagi calon pengantin.
Tujuan bimbingan perkawinan pra nikah bagi calon pengantin
adalah ikhtiar pemerintah melihat tingginya tingkat perceraian yang terjadi.
Selain itu diharapkan Calon Pengantin (Catin) bisa membangun keluarga
yang mempunyai pondasi yang kokoh, karena banyak pasangan Catin yang
belum tahu cara mengelola keluarga.
Adapun materi yang disampaikan dalam kursus calon pengantin
merujuk pada Peraturan Dirjen Bimas Islam tentang petunjuk teknis
bimbingan perkawinan bagi calon pengantin No.373/2017 yaitu sebagai
berikut:
a. Membangun landasan keluarga sakinah
b. Merencanakan perkawinan yang kokoh menuju keluarga sakinah
c. Dinamika perkawinan
d. Kebutuhan keluarga
e. Kesehatan keluarga
60Sogol, Penyuluh Agama Kelurahan Tanjung, Wawancara dengan Penulis, 7 Januari
2019, Kabupaten Muaro Jambi, Kuisioner.
58
f. Membangun generasi dalam menghadapi tantangan kekinian
g. Mengenali dan menggunakan hukum untuk melindungi perkawinan
keluarga.
Kursus calon pengantin (Suscatin) merupakan upaya yang
dilakukan oleh pemerintah yang dalam hal ini penyuluh untuk membekali
calon pengantin dalam menyongsong mahligai rumah tangga agar dalam
rumah tangganya nanti siap dan memiliki bekal psikis dan keterampilan
dalam menghadapi setiap problematika keluarga sehingga menghasilkan
keluarga yang berkualitas yang akhirnya menciptakan masyarakat
berkualitas pula.
Demikianlah hal yang dilakukan oleh para penyuluh agama dan
beberapa unsur terkait dalam mengatasi pernikahan usia dini di Kelurahan
tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi. dalam mewujudkan
semua hal yang ingin dicpai tentunya membutuhkan kontribusi dari seluruh
kalangan baik dari pihak penyuluh, penghulu, imam masjid, tokoh agama,
KUA Kecamatan dan Kementrian Agama Kabupaten dalam mengatasi
pernikahan usia dini dalam mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan
berlandaskan nilai agama.
4. Kendala dan solusi Penyuluhan Agama dalam Mencegah Pernikahan
Usia Dini
a. Kendala
Dalam proses pencegahan Pernikahan Usia Dini di Kecamatan Kumpeh
Kabupaten Muaro Jambi, penyuluh agama Islam KUA Keluarahan Tanjung
juga mengalami beberapa kendala. Diantaranya disebabkan oleh beberapa
faktor
1. Keterbatasan ruang dan waktu
2. Kurangnya respon positif dari masyarakat
3. Sarana dan prasarana yang kurang memadai menunjang kegiatan
penyuluhan Pernikahan Usia Dini kepada masyarakat.
59
4. Kurangnya dukungan Pemerintah terhadap penyelenggaraan kegiatan
pencegahan usia dini dilingkungan masyarakat.
b. Solusi
Ada beberapa solusi yang dapat dijadikan referensi atau rujukan
bagi Penyuluh Agama Islam dalam rangka pencegahan Pernikahan Usia
Dini. Hal ini dapat dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Orang
tua memiliki peranan penting dalam perkembangan mental maupun
psikologis anak, tidak hanya bertanggungjawab pada pendidikan dan
ahklak. Untuk menghindari pernikahan usia dini, penyuluh mengadakan
pendekatan kepada masyarakat melalui berbagai program melalui
perkumpulan-perkumpulan yang ada di sekitar, seperti:
1. Pengajian/ majelis taklim
2. Arisan
3. Perkumpulan remaja atau yang bisa disebut dengan karang taruna
4. Sekolah dari tingkat SD, SLTP dan SLTA.
60
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka penulis dapat
mengambil kesimpulan yaitu:
1. Faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan usia dini di Kelurahan
Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi di dominasi oleh
faktor ekonomi dan pengaruh sosial media masing-masing sebesar 30,77
persen atau 4 pasangan usia dini. Selanjutnya disusul oleh faktor
pergaulan bebas dan faktor budaya masing-masing sebesar 15,38 persen
atau 2 pasangan usia dini. Faktor penyebab yang terkahir yaitu karena
kurangnya sosialisasi UU No.1 Tahun 1974 sebesar 7,69 persen atau 1
pasangan usia dini.
2. Upaya yang dilakukan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kelurahan
Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi dalam mencegah
pernikahan usia dini yaitu dengan cara bimbingan dan penyuluhan baik
itu tentang UU No. 1 Tahun 1974 maupun bimbingan penyuluhan Islam
dan kesehatan serta Kursus Calon Pengantin (Suscatin).
2. Implikasi Penelitian
Dari hasil penelitan yang penulis lakukan maka dapat di buat
implikasi penelitai yaitu sebagai berikut:
3. Dengan adanya beberapa faktor penyebab pernikahan usia dini
diharapakan aparat pemerintah khususnya dalam kasus ini. Kementrian
Agama melalui penyuluh agama fungsuional agar dapat lebih
meningkatkan penyuluhan terhadap dampak dari pernikahan usia dini.
Dampak yang ditimbulkan baik dari segi kesehatan maupun dari segi
pandangan hukum negara yang berlaku serta menambah jumlah
Penyuluh Agama di Kelurahan Tanjung Kecamatan Kumpeh Kabupaten
Muaro Jambi.
61
4. Diharapkan kepada para orang tua di Kelurahan Tanjung Kecamatan
Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi dapat memberikan dukungan penuh
terhadap dampak yang ditmbulkan dari pernikahan usia dini baik dari
fisik dan mental remaja. Dukungan tersebut dapat direalisasikan melalui
pemberian pemahaman kepada anak mengenai pernikahan usia dini. Hal
tersebut sebagai tindak lanjut dalam membangun proses penyuluhan yang
dilakukan oleh para Penyuluh Agama Islam.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet dan Aminudin. 1999. Fiqih Munakahat 1. Bandung: Pustaka Setia
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Kumpeh Dalam Angka. Jambi:
Badan Pusat Statistik Jambi
Barkah.2008.Pernikahan Usia Dini dan Pengarunya Terhadap Penduididkan
Agama Dalam Keluarga. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah.
Departemen Agama RI.2013. Al Quran dan Terjemahanya. Makassar: Halim
Departemen Agama RI.2012.Al-Quran dan Terjemah. Surabaya: Fajar Mulya.
Endang, Nur Sukmawati. Peranan Penyuluh Agama Islam Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Keberagaman anak di desa Lassa-Lassa Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa. Makassar: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
Fathurrohman.2013. Peran Kantor Urusan Agama (KUA) Dalam Menangani
Pernikahan Dibawah Umur di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu
(Study Kasus di KUA Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu Tahun
2011-2013). Cirebon: Fakultas Syari’ah IAIN Syeikh Nur Jati Cirebon
Hadikusuma Hilman. 1990 Hukum Perkawinan Indonesia. Bandung:
Mandar Maju
Hamsi, Rizal.2014. Peranan Penyuluh Agama Islam Dalam Mengatasi Kekerasan
Terhadap Anak Dalam Rumah Tangga di Desa Tempe Kecamatan Dua
Boccoe Kebupaten Bone. Makassar: Fakultas Dakwak Dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar
Hidayat, Arif. 2018. Peranan Kantor Urusan Agama (KUA) dan Tokoh Agama
Dalam Mencegah Pernikahan Dini di Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas Tahun 2016-2018. Purwokerto: Fakultas Syariah IAIN
Purwokerto
Jasirman, Muh.2016. Peranan Penyuluh Agama Dalam Memberikan Bimbingan
Terhadap Calon Mempelai di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan
Tamalate Kota Makassar. Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar
Kementrian Agama RI. 2015. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Penyuluh Agama. Makasar: Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulawesi
Selatan, Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf
M. Dlori, Mohammad. Jeratan Nikah Dini, Wabah Pergaulan. Jogjakarta: Media
Abadi, 2005.
Muchtar, Kamal. 2006. Hukum Perkawinan menurut UU Perkawinan dan
Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafik
Muis, Dwi Utami. Peran Penyuluh Agama Islam Dalam Mencegah Pernikahan
Usia Dini di Kelurahan Tolo Kecamatan Kelara Kabuapten Jeneponten.
Makassar: Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar
Nasrullah, Dede Ahmad. 1996. Peranan KUA Dalam Menanggulangi Pernikahan
Dini di Desa Pasarean Kec. Pamijahan Kabupaten Bogor. Jakarta: Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nasution, S.1996. Metode Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsinto
63
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.
Purwanto, Anis. Peran Penyuluh Agama Dalam Pembinaan Umat. Diakses
melalui alamat http://anis-purwanto.blogspot.com/2012/04/peranan-
penyuluh-agama-dalam-pembinaan.html?m=1 (Diakses 27 November2018).
Quraish Shihab, M. 2002 Tafsir al-Misbah,Pesan, Kesan, dan Keserasian
Al-Qur`an. Jakarta: Lentera Hati
Setiadi dan Purwadisastra. 1986. Peran dan Kedudukan Pernikahan, Suatu
Tujuan Juridis Dogmatis. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Persekutuan Gereja di Indonesia
Sugiono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&G.
Bandung: Alfabeta
Sulistiani, Neti. Penyuluh Agama. Diakses melalui alamat
http://netisulistiani.wordpress.com/penyuluhan-agama/vvvvv (Diakses 27
November 2018.
Wibisana, Wahyu. 2016. Pernikahan Dalam Islam. Bandung: UPI
Wibisama, Wahyu.2016. Pernikahan Dalam Islam. Jurnal Pendidikan Agama
Islam-Ta’tim. 14 No.2 (2016), 185-193.