PERAN PENTING JALAN DALAM MEWUJUDKAN KESELAMATAN JALAN
-
Upload
dinia-risalatul-fawaiz -
Category
Documents
-
view
98 -
download
3
description
Transcript of PERAN PENTING JALAN DALAM MEWUJUDKAN KESELAMATAN JALAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Infrastruktur di setiap negara merupakan hal yang sangat penting guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat, begitu pula di Indonesia, sebagai contoh:
tersedianya jalan (baik jalan biasa maupun jalan tol) akan sangat membantu
berkembangnya masyarakat di suatu wilayah, kegiatan bisnis atau usaha di suatu
wilayah akan semakin berkembang seiring dengan semakin baiknya ketersediaan
infrastruktur jalan yang merupakan akses ke wilayah tersebut. Begitu pula jenis-jenis
infrastruktur lain seperti pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, infrastruktur
tenaga listrik, penyediaan air minum, infrastruktur persampahan, dan juga
infrastruktur telekomunikasi. Pentingnya ketersediaan infrastruktur tersebut membuat
Pemerintah sebagai pihak yang berwenang untuk menyediakan infrastruktur tersebut
membutuhkan suatu dana yang sangat besar untuk mendanai pembangunan
infrastruktur yang menyeluruh dan berkesinambungan. Ironisnya bahwa kemampuan
pemerintah untuk mnyediakan dana infrastruktur jauh dari kata cukup untuk
menyediakan infrastruktur jauh dari kata cukup. Sebagai gambaran Pemerintah
memiliki target pembiayaan infrastruktur selama tahun 2009-2014 (untuk memenuhi
Millenium Development Goal pada tahun 2015) adalah sebesar kurang lebih 1400
triliun rupiah, sementara kemampuan pendanaan Pemerintah sendiri melalui APBN
selama 5 tahun diprediksikan hanya mencapai sekitar 400 triliun rupiah.
Seharusnya di Indonesia tidak hanya menjamin ketersediaan infrastruktur jalan
saja, tapi juga perlu diperhatikan apakah jalan-jalan yang ada di Indonesia sudah
berguna sesuai dengan fungsi dari jalan tersebut atau belum. Selain itu juga perlu
memperhatikan pentingnya menciptakan keselamatan dan ketertiban bagi para
pengguna jalan raya baik pengendara motor,mobil, ataupun pejalan kaki. Sehingga
dapat menurunkan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia dan juga dapat secara
otomatis meningkatkan ketertiban berlalu lintas
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana cara mewujudkan peran penting jalan agar tercipta keselamatan
jalan?
1.2.2 Apa saja syarat untuk jalan yang aman dan nyaman?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari paper ini adalah
1.3.1 Untuk mengetahui cara mewujudkan peran penting jalan agar tercipta
keselamatan jalan.
1.3.2 Untuk mengetahui syarat untuk jalan yang aman dan nyaman.
1.3 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari praktikum pemetaan ini adalah
Untuk menghasilkan kondisi geometrik jalan yang mampu memberikan
pelayanan lalu lintas secara optimum serta mewujudkan keamanan, keselamatan dan
kenyamanan dalan berlalu lintas bagi pemakai jalan.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Geometri Jalan
Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan dari suatu ruas jalan secara lengkap,
meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau
tersedia dari hasil survey lapangan dan telah dianalisis dengan suatu standar perencanaan.
2.1.1 Definisi Jalan
Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).
Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh
manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat
digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang
mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat
(Clarkson H.Oglesby,1999).
Dalam Pasal 5 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan, disebutkan bahwa jalan mempunyai peranan penting dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jalan sebagai prasarana
distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa, dan
Negara sehingga akan mendorong pengembangan semua sarana wilayah,
pengembangan dalam usaha mencapai tingkat perkembangan antar daerah yang
semakin merata. Artinya infrastruktur jalan merupakan urat nadi perekonomian suatu
wilayah, hal ini disebabkan perannya dalam menghubungkan serta meningkatkan
pergerakan manusia, dan barang.
Jalan raya adalah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan
yang lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut: Digunakan untuk
kendaraan bermotor, Digunakan oleh masyarakat umum, Dibiayai oleh perusahaan
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 3
Negara, Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan (Wikipedia
Indonesia, 2011)
2.1.2 Konsep Jalan di Indonesia
Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat vital bagi
pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakatnya. Transportasi darat yang
didukung oleh jaringan jalan, berfungsi sebagai fasilitas fisik infrastruktur bagi
kepentingan masyarakatnya.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 4
Gambar 1. Struktur Lapisan Perkerasan Jalan
Sumber: Departemen PU dan Japan International Cooperation Agency, 2005
2.2 Sistem jaringan jalan
Jaringan jalan merupakan suatu sistem yang mengikat dan menghubungkan pusat-
pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berbeda dalam pengaruh pelayanannya dalam suatu
hirarki. Menurut peran pelayanan jasa distribusinya, sistem jaringan jalan terdiri dari:
2.2.1 Sistem jaringan jalan Primer
Sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional dengan semua simpul jasa
distribusi yang kemudian berwujud kota.
Jalan Arteri Primer
Jalan Kolektor Primer
Jalan Lokal Primer
2.2.2 Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan dengan peranan yang menghubungkan pelayanan jasa
distribusi untuk masyarakat di dalam Kota.
Jalan Arteri Sekunder
Jalan Kolektor Sekunder
Jalan Lokal Sekunder
2.3 Klasifikasi Jalan
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 5
Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu: klasifikasi
menurut fungsi jalan, klasifkasi menurut kelas jalan, klasifikasi menurut medan jalan dan
klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Bina Marga 1997).
2.3.1 Klasifikasi menurut fungsi jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan terdiri atas 3 golongan yaitu:
1) Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
2) Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-
ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk
dibatasi.
3) Jalan lokal yaitu Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
2.3.2 Klasifikasi menurut kelas jalan
Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima
beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.
FUNGSI KELAS MUATAN SUMBU TERBERAT/MST(ton)
ARTERI I
II
IIIA
>10
8
8
KOLEKTOR IIIA
IIIB
8
8
Tabel.1 Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina
Marga, 1997.
2.3.3 Klasifikasi menurut medan jalan
Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang
diukur tegak lurus garis kontur. Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 6
mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan
mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut.
NO JENIS MEDIAN NOTASI KEMIRINGAN MEDAN %
1. Datar D < 3
2. Berbukit B 3 – 25
3. Pegunungan G >25
Tabel.2
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997
2.3.4 Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
Wewenang pengelolaan jaringan jalan dapat dikelompokkan menurut:
1) Jalan Nasional adalah Menteri Pekerjaan Umum (dulu Menteri Kimpraswil) atau
pejabat yang ditunjuk.
2) Jalan Propinsi adalah Pemerintah Daerah atau instansi yang ditunjuk.
3) Jalan Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten atau instansi yang ditunjuk.
4) Jalan Kota adalah Pemerintah Daerah Kota atau instansi yang ditunjuk.
5) Jalan Desa adalah Pemerintah Desa/Kelurahan.
6) Jalan Khusus adalah pejabat atau orang yang ditunjuk.
2.4 Perencanaan Geometrik Jalan Raya
2.4.1 Standar Perencanaan
Standar perencanaan adalah ketentuan yang memberikan batasan-batasan dan metode
perhitungan agar dihasilkan produk yang memenuhi persyaratan. Standar perencanaan
geometrik untuk ruas jalan di Indonesia biasanya menggunakan peraturan resmi yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga tentang perencanaan geometrik jalan
raya. Peraturan yang dipakai dalam studi ini adalah “Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota” yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dengan terbitan
resmi No. 038 T/BM/1997 dan American Association of State Highway and
Transportation Officials. 2001 (AASHTO 2001).
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 7
2.5 Elemen Perencanaan Geometrik Jalan
2.5.1 Penampang Melintang Jalan
Penampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan secara melintang tegak lurus
sumbu jalan (Sukirman, 1994).
Gambar 2.Penampang Melintang Jalan
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga 1997.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 8
a) DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan), adalah daerah yang dibatasi oleh batas ambang
pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan, tinggi 5 meter di atas permukaan
perkerasan pada sumbu jalan, dan kedalaman ruang bebas 1,5 meter di bawah muka
jalan.
b) DAMIJA (Daerah Milik Jalan), adalah daerah yang dibatasi oleh lebar yang sama
dengan Damaja ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 meter
dan kedalaman 1.5 meter.
c) DAWASJA (Ruang Daerah Pengawasan Jalan), adalah ruang sepanjang jalan di luar
DAMAJA yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari sumbu jalan
sebagai berikut:
a) jalan Arteri minimum 20 meter
b) jalan Kolektor minimum 15 meter
c) jalan Lokal minimum 10 meter
*Untuk keselamatan pemakai jalan, DAWASJA di daerah tikungan ditentukan
oleh jarak pandang bebas.
Bagian-bagian penampang melintang jalan yang terpenting dapat dibagi menjadi :
1) Jalur lalu lintas
Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang diperuntukan untuk
lalu lintas kendaraan (Sukirman ,1994). Jalur lalu lintas dapat terdiri atas beberapa
lajur dengan type anatara lain:
1 jalur-2 lajur-2 arah (2/2 TB)
1 jalur-2 lajur-l arah (2/1 TB)
2 jalur-4 1ajur-2 arah (4/2 B)
2 jalur-n lajur-2 arah (n/2 B)
2) Lajur
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka lajur jalan,
memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan bermotor sesuai kendaraan
rencana. Lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kendaraan rencana (Jotin Khisty,
2003).
3) Bahu jalan
Bahu jalan atau tepian jalan adalah bagian jalan yang terletak di antara tepi jalan lalu
lintas dengan tepi saluran, parit, kreb atau lereng tepi (Clarkson H.Oglesby,1999).
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 9
AASHTO menetapkan agar bahu jalan yang dapat digunakan harus dilapisi
perkerasan atau permukaan lainyang cukup kuat untuk dilalui kendaraan dan
menyarankan bahwa apabila jalur jalan dan bahu jalan dilapisi dengan bahan aspal,
warna dan teksturnya harus dibedakan.
Gambar .3 Bahu Jalan
4) Median
Median adalah bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dua jalur lalu
lintas yang berlawanan arah (Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2004).
Lebar minimum median terdiri atas jalur tepian selebar 0,25-0,50 meter dan bangunan
pemisah jalur.
5) Fasilitas pejalan kaki
Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan
orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik dipinggir jalan, trotoar, lintasan
khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan kaki
dalam berlalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan menyeberang
pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki. Fasilitas pejalan
kaki berfungsi memisahkan pejalan kaki dari jalur lalu lintas kendaraan guna
menjamin keselamatan pejalan kaki dan kelancaran lalu lintas.Perlengkapan bagi para
pejalan kaki sebagaimana pada kendaraan bermotor sangat penting terutama di daerah
perkotaan dan untuk jalan masuk ke atau keluar dari tempat tinggal (Clarkson
H.Oglesby,1999).
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 10
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Peran Penting Jalan Dalam Mewujudkan Keselamatan Jalan
Keberadaan infrastruktur jalan yang baik serta lancar untuk dilalui penting perannya
dalam mengalirkan pergerakan komoditas yang selanjutnya akan mampu menggerakkan
perkembangan peri kehidupan sosial dan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat.
Peran dari pentingnya sarana jalan tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 2006 tentang Jalan yang diatur dalam Bab II Pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa:
“Pengadaan jalan diarahkan untuk memperkokoh kesatuan wilayah nasional sehingga
menjangkau daerah terpencil.” Berdasarkan isi pasal tersebut diartikan bahwa pembangunan
jalan diarahkan serta dimaksudkan untuk membebaskan daerah tertentu dari keterisoliran,
yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pergerakan manusia, barang dan jasa semakin
tinggi intensitasnya.
Kondisi jalan yang lancar merupakan ukuran yang dapat menggambarkan baik
buruknya operasional lalu lintas berupa kecepatan, waktu tempuh (efisiensi waktu),
kebebasan bermanuver, kenyamanan, pandangan bebas, keamanan dan keselamatan jalan.
Selain itu, keselamatan di Jalan atau Road Safety dapat diciptakan dengan satu proses yang
saling bersinergi satu sama lainnya. Tidak cukup hanya mengandalkan para penegak hukum
untuk mengambil peran terhadap keselamatan di jalan, tidak kalah penting peran dari
pengguna jalannya sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam proses terciptanya
Keselamatan di Jalan.
Menurut Indonesia Higway Capacity Manual (IHCM Part-II Road) tingkat kelancaran
dan keselamatan lalu lintas tersebut dipengaruhi oleh berapa faktor yaitu:
(1) kondisi kegiatan penduduk dan pola penggunaan lahan sekitar ruas jalan,
(2) kondisi persimpangan sepanjang jalan,
(3) kondisi trase jalan,
(4) kondisi volume lalu lintas
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 11
(5) kondisi kecepatan kenderaan (Sofyan, 2004).
Menurut salah satu sumber di internert menjelaskan ada 4 (empat) faktor utama yang
berpengaruh terhadap terciptanya Keselamatan di Jalan (ROAD SAFETY) yakni :
(1) Kebutuhan Transportasi
Kebutuhan manusia akan alat transportasi untuk mempermudah dan mempercepat
kegiatannya sehari-hari. Alat transportasi apapun, mulai dari sepeda sampai
dengan kereta api akan dibutuhkan orang dan masing-masing orang memiliki
kepentingan dalam beraktifitas salah satunya agar tujuan perjalanannya dapat
cepat tercapai sehingga hal ini berpengaruh terhadap keselamatan di jalan.
Pemerintah atau regulator suatu waktu dapat membuat ketentuan mengenai
pembatasan kepemilikan kendaraan bermotor agar jumlah kendaraan tidak
meninggalkan jauh pertambahan jumlah jalan. Hal ini pernah menjadi wacana
dalam dunia transportasi karena banyaknya kepentingan yang bermain disini
termasuk kepentingan bisnis dari para produsen kendaraan bermotor.
(2) Kemampuan Berkendara
Kemampuan manusia untuk mengendarai kendaraan pada transportasi darat sangat
mempengaruhi keselamatan di jalan. Bayangkan jika masing-masing pengendara
baik itu biker, driver, supir bis, supir angkutan umum sampai dengan masinis
tidak memiliki kemampuan berkendara yang cukup, akan banyak terjadi
kecelakaan dimana-mana. Perlu adanya pelatihan berkendara yang tidak saja
mengajarkan teknik berkendara yang benar dan aman namun yang lebih penting
adalah bagaimana menjadi pengendara yang memiliki perilaku atau attitude yang
baik dan elegan yang tidak membahayakan dirinya sendiri maupun pengguna jalan
lain pada saat berkendara. Selain itu pemahaman terhadap peraturan lalu lintas
yang berlaku juga patut disebarluaskan. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat
seperti, sebut saja Road Safety Association, Trotoar sangat dibutuhkan mengambil
peran pada porsi ini.
(3) Lingkungan
Faktor yang tidak kalah pentingnya adalah Lingkungan, lingkungan disini
maksudnya adalah infrastruktur jalan lengkap dengan perangkatnya seperti rambu-
rambu lalu lintas, traffic light, jembatan penyeberangan, zebra cross, trotoar,
pedestrian sampai dengan lahan parkir kendaraan turut mempengaruhi terciptanya
keselamatan jalan.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 12
(4) Penegakan Hukum
Faktor terakhir yang menurut saya sangat-sangat menentukan adalah Law
Enforcement atau Penegakan Hukum. Penegakan Hukum sangat menentukan
terciptanya Keselamatan di Jalan. Coba bayangkan bila kebutuhan akan
transportasi sudah terpenuhi, kemampuan berkendara sudah dimiliki oleh setiap
orang, dan didukung dengan lingkungan infrastruktur jalan yang sudah lengkap
dan baik namun tidak ada hukum yang mengatur itu semua, dan kalaupun ada
hukum yang berlaku namun tidak dijalankan secara konsisten dan berkomitmen
oleh para penegak hukum? apa yang akan terjadi? ditambah lagi dengan tidak
adanya kesadaran dan kepatuhan dari pengguna jalan akan hukum atau peraturan
yang berlaku akan menambah sulitnya menciptakan keselamatan di jalan.
Keselamatan jalan terwujud karena adanya keamanan jalan. Untuk mewujudkan
keamanan jalan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya pemakai jalan, kondisi
jalan, kondisi dan perencanaan traffic control, kendaraan , hukum dan peraturan lalu lintas,
kondisi lingkungan, pengelolaan sistem lalu lintas.
(1) Pemakai Jalan
Pemakai jalan adalah semua orang yang secara langsung menggunakan fasilitas
jalan. Sehingga pemakai jalan memegang peran penting dalam mewujudkan
keselamatan jalan. Pemakai jalan yang dimaksud adalah pengemudi, pejalan kaki
dan pemakai jalan lain seperti pedagang kaki lima, pekerja galian, dll.
(2) Kondisi Jalan
Kondisi jalan dipengaruhi oleh desain geometrik jalan dan kondisi perkerasan
jalan serta semua kondisi pendukung pada jalan seperti kondisi bahu jalan,
penerangan, pagar pemisah dan lain-lain yang dapat mencegah dan menyebabkan
kecelakaan lalu lintas.
(3) Kondisi dan perencanaan rambu-rambu dan tanda pengatur lalu lintas
Kondisi ini yang dimaksud adalah sistem pengatur lalu lintas meliputi marka
jalan, rambu-rambu jalan dan lampu pengatur lalu lintas. Dengan sistem
pengaturan yang baik maka kondisi lalu lintas akan teratur tanpa adanya
pelanggaran dari pemakai jalan.
(4) Kendaraan
Agar pemakai jalan terjamin keselamatannya dalam berkendara hendaknya
diperhatikan kondisi kendaraan tersebut layak jalan atau tidak.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 13
(5) Hukum dan peraturan lalu lintas
Hukum dan peraturan lalu lintas dibuat dengan tujuan memberikan efek jera
kepada pengguna jalan agar dapat mematuhi peraturan berlalu lintas.
(6) Kondisi
Kondisi lingkungan berperan untuk membentuk suasana aman dan nyaman dalam
berkendara maupun sebaliknya.
(7) Pengelolaan sistem lalu lintas
Sistem lalu lintas hendaknya dikelola dengan baik dengan menggabungkan hal-hal
yang disebutkan sebelumnya untuk mewujudkan sistem lalu lintas yang aman,
nyaman, dan lancar.
3.2 Kriteria Jalan Yang Memenuhi Standart Keselamatan Jalan
Dengan dasar begitu pentingnya peran jalan dalam keberlangsungan kegiatan
masyarakat pada umumnya, tingkat keamanan dan keselamatan pengguna menjadi tolak ukur
utama yang dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan jalan itu sendiri. Kriteria-
kriteria yang memenuhi standar pun harus dipenuhi agar terwujud keselamatan di jalan serta
kenyamanan bagi pengguna.
Kriteria tersebut diantaranya:
(1) Kondisi struktur jalan sesuai dengan kapasitas dan berat beban yang akan ditumpu.
Struktur tersebut meliputi:
Badan Jalan, adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas,
trotoar, median, dan bahu jalan, serta talud/lereng badan jalan yang merupakan
satu kesatuan untuk mendukung beban lalu lintas yang diatas permukaan jalan.
Ambang Pengaman, lajur terluar damaja, dimaksudkan untuk mengamankan
bangunan konstruksi jalan, terhadap struktur lain, untuk masuk kawasan jalan.
Perkerasan Jalan, adalah lapisan konstruksi yang dipasang langsung diatas
tanah dasar bahan jalan, pada jalur lalu lintas, yang bertujuan untuk menerima
dan menahan beban langsung dari lalu lintas.
Tanah dasar (subgrade), adalah lapisan tanah asli/tidak asli yang disiapkan/
diperbaiki kondisinya, untuk meletakkan perkerasan jalan.
(2) Perencanaan Geometrik Jalan harus memenuhi parameter yang dijadikan standar,
seperti:
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 14
Kecepatan Rencana (Design Speed), adalah kecepatan maksimumyang aman
dan bisa tetap dipertahankan pada suatu ruas jalan.
Kendaraan Rencana (Design Vehicle), adalah kendaraan dengan berat,
dimensi dan karakteristik operasi tertentuyang digunakan untuk perencanaan
jalan, agar dapat menampung kendaraan dari tipe yang direncanakan.
Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
Volume Jam Rencana (VJR), adalah volume lalu lintas perjam.
Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR), adalah prakiraan volume lalu
lintas harian, untuk masa yang akan datang
Satuan Mobil Penumpang (SMP), adalah jumlah penumpang yang digantikan
tempatnya oleh kendaraan jenis lain dalam kondisi jalan, lalu lintas dan
pengawasan yang berlaku.
Kapasitas, adalah volume lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan
Tingkat Pelayanan, adalah tolok ukur untuk menilai kualitas pelayanan jalan.
Gaya sentrifugal,adalah gaya yang mendorong kendaraan kearah radial keluar
dari lajur jalan.
Koefisien Geser Melintang, adalah besarnya gesekan antara ban kendaraan
dengan permukaan jalan.
Jarak Pandang Henti, adalah jarak minimum yang diperlukan untuk
menghentikan kendaraan.
Jarak Pandang menyiap, adalah jarak yang memungkinkan kendaraan untuk
mendahului kendaraan lain.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 15
BAB V
PENUTUP
Dari hasil pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan
saran sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pebahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
pengujian didapatkan:
5.1.1 Peran Penting Jalan Dalam Mewujudkan Keselamatan Jalan
Menurut Indonesia Higway Capacity Manual (IHCM Part-II Road) tingkat
kelancaran dan keselamatan lalu lintas tersebut dipengaruhi oleh berapa faktor
yaitu:
(1) kondisi kegiatan penduduk dan pola penggunaan lahan sekitar ruas
jalan,
(2) kondisi persimpangan sepanjang jalan,
(3) kondisi trase jalan,
(4) kondisi volume lalu lintas
(5) kondisi kecepatan kenderaan (Sofyan, 2004).
Menurut salah satu sumber di internert menjelaskan ada 4 (empat) faktor
utama yang berpengaruh terhadap terciptanya Keselamatan di Jalan (ROAD
SAFETY) yakni :
(1) Kebutuhan Transportasi
(2) Kemampuan Berkendara
(3) Lingkungan
(4) Penegakan Hukum
Keselamatan jalan terwujud karena adanya keamanan jalan. Untuk
mewujudkan keamanan jalan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya pemakai jalan, kondisi jalan, kondisi dan perencanaan traffic control,
kendaraan , hukum dan peraturan lalu lintas, kondisi lingkungan, pengelolaan
sistem lalu lintas.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 16
5.1.2 Kriteria Jalan Yang Memenuhi Standart Keselamatan Jalan
Kriteria-kriteria yang memenuhi standar pun harus dipenuhi agar terwujud
keselamatan di jalan serta kenyamanan bagi pengguna,diantaranya:
(1) Kondisi struktur jalan sesuai dengan kapasitas dan berat beban yang akan
ditumpu tersebut meliputi :
Badan Jalan
Ambang Pengaman
Perkerasan Jalan
Tanah Dasar
(2) Perencanaan Geometrik Jalan harus memenuhi parameter yang dijadikan
standar, seperti :
Kecepatan Rencana (Design Speed)
Kendaraan Rencana (Design Vehicle)
Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
Volume Jam Rencana (VJR)
Volume Lalu Lintas Harian Rencana (VLHR)
Satuan Mobil Penumpang (SMP)
Kapasitas
Tingkat Pelayanan
Gaya sentrifugal
Koefisien Geser Melintang
Jarak Pandang Henti
Jarak Pandang menyiap
5.2 Saran
Beberapa saran terkait dengan hasil pembahasa yang telah diuraikan
adalah:
1. Adanya ketersediaan infrastruktur jalan yang aman, peraturan-peraturan
jalan yang mendukung serta batas kecepatan kendaraan yang aman.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 17
2. Kita harus menjaga dan memanfaatkan fasilitas umum sesuai dengan
kegunaannya.
3. Menanamkan kesadaran diri akan keselamatan saat berkendara serta selalu
mematuhi peraturan lalu lintas di jalan raya
4. Pemerintah menciptakan jalan sesuai dengan kapasitas daya tampung jalan
tersebut agar tidak terjadi kemacetan.
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 18
DAFTAR PUSTAKA
Tekmira. 2008. Upaya Meminimalisasi Penumpukan Limbah Hasil Pembakaran Batubara.
http://www.tekmira.esdm.go.id/beritaList.asp [18 Maret 2011].
Its.undergraduate.10224.paper.pdf www.SolidPDF.com [15 September 2013]
Endi, Robert Jaweng. 2012. KPPOD- Mewujudkan Pembangunan Ekonomi bagi
Kesejahteraan Rakyat.edisi sept-okt 2012 www.kppod.org [15 september 2013]
Saodang, Hamirhan. 2010. Konstruksi Jalan Raya. Nova: Bandung
http://chellybanjarnahor.blogspot.com/2012/05/pembangunan-jalan-raya-merupakan-
bagian.html [16 september 2013]
Rekayasa Geometri Jalan Raya Kelas C TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER Page 19