PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK...

89
PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK ISLAMI DI YAYASAN BAHRUL’ULUM PONDOK AREN TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial ( S.Sos ) Oleh : EGI FAUZI FAHMI NIM : 1111052000009 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 1439 H./ 2018 M.

Transcript of PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK...

Page 1: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK

KEPRIBADIAN ANAK ISLAMI DI YAYASAN

BAHRUL’ULUM PONDOK AREN TANGERANG

SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sosial ( S.Sos )

Oleh :

EGI FAUZI FAHMI

NIM : 1111052000009

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAHJAKARTA

1439 H./ 2018 M.

Page 2: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan
Page 3: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan
Page 4: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan
Page 5: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

i

ABSTRAK

Egi Fauzi Fahmi, 1111052000009: “Peran Pembimbing Agama dalam

Membentuk Kepribadian Islami Anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok

Aren Tangerang Selatam”. Di bawah Bimbingan Bapak. Noor Bekti Negoro,

SE, M.Si

Anak yang hidup di panti asuhan cenderung mengalami kemunduran dan

menghadapi semua kendala dalam pertumbuhan jiwa dan kepribadiannya, seorang

pakar psikologi anak menyatakan bahwa 100 persen dari anak-anak uang pada

tahu-tahun pertama usiaya hidup di panti asuhan mengalami kelambanan dalam

pertumbuhan jiwanya. Bahkan sampai masa baliq, mereka tetap mampu bergaul

secara normal dengan masyarakat umum, oleh karena itu perlu bagi anak yatim

piatu dibimbing ajaran islam agar nantinya pribadinya menjadi pribadi yang

berakhlakul karimah.

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren Tangerang

Selatan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran

bimbingan Islam dalam dalam membentuk kepribadian islami anak di Yayasan

Bahrul’Ulum. Dan apa faktor pendukung dan penghambat dalam membentuk

kepribadian islami anak di Yayasan Bahru;’Ulum.

Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan dengan desain

deskriptif, informan, dan penelitian yang terdiri dari satu orang pembimbing

Agama, dan 3 orang anak yatim di Yayasan Bahrul-Ulum. Adapun tekhnik

pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara mendalam,

dokumentasi.

Hasil dari penelitian Dalam pelaksanaan bimbingan diharapkan seorang

pembimbing harus dapat meningkatkan pengetahuan yang lebih banyak lagi

tentang permasalahan yang dihadapi anak serta penanganannya dan Yayasan

Bahrul’Ulum diharapkan dapat menghadirkan tenaga professional yang memliki

spesialisasi psikologi anak.

Kata Kunci: Peran Pembimbing Islam, Kepribadian

Page 6: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

ii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الر حمن الر حيم

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala,

atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Peran Pembimbing Agama dalam membentuk kepribadian

islami anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren Tanggerang Selatan ”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana Sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,

terutama kepada yang saya hormati:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan

Page 7: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

iii

iii

Bidang Adkum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Dr.

Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

4. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan dan dosen

pembimbing yang selalu memberikan semangat dan motivasi terus-menerus

dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen dan staff dilingkungan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu.

6. Terimakasih keluarga tercinta, Ibu Lilis Hasanah S.Pd dan Bapak Sanin

Obing serta adik-adik saya M. Reza dan M. Rafli,, dan juga istri Putri

Anggraini yang selalu memberikan do’a, semangat dan motivasi

7. Seluruh pengasuh dan pengurus yayasan Bahrul’Ulum yang Telah Membantu

dalam Menyelesaikan Penelitian Skripsi ini.

8. Buat sahabat–sahabat penulis Muhamad Sabri, Al-Muzani, Khoirul Muslim

M, Mujahidin, Harry Handhiman, Safaruddin, Burhan, Ubay dan Koen Arief

Permana tidak lupa juga seluruh teman-teman, kakak dan adik seperjuangan

penulis terima kasih atas dukungan dan doanya.

9. Seluruh keluarga besar BPI 11 terimakasih buat dukungan dan doanya

kepada penulis semoga persaudaraan yang kita jalin selama ini dapat terus

terjaga dengan baik.

Page 8: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

iv

iv

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Ciputat, 22 Mei 2018

Egi Fauzi Fahmi

Page 9: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 4

1. Perumusan Masalah .................................................................... 4

2. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 5

1. TujuanPenelitian ......................................................................... 5

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

D. Tinjauan pustaka ............................................................................... 6

E. Metodologi penelitan......................................................................... 7

F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Peran ……………........................................................................... 14

1. Pengertian Peran ………….………………………………….. 14

2. Jenis-jenis Peran ……………………………………………....15

3. Tujuan dan Manfaat Peran …...…………………………..….. 15

B. Pembimbing Agama …….……………………………………….. 16

1. Pengertian Pembimbingan Agama .…………….……………. 16

2. Syarat-Syarat Pembimbing Agama ……………..……........... 18

3. Tujuan dan Fungsi Pembimbing Agama …..………………... 19

4. Peran Pembimbing Agama ..…………………………………. 20

C. Bimbingan Islam …………………………...……………….......... 21

1. Pengertian Bimbingan Islam …………………...…………….. 21

2. Tujuan Bimbingan Islam ……………………..……………… 23

3. Fungsi Bimbingan Islam ..……………………………………. 25

Page 10: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

vi

4. Asas-Asas Bimbingan Konseling Islam …………………….. 26

5. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Penyuluhan Islam .................. 27

6. Macam-Macam Bimbingan Islam …………………..……… 28

7. Metode Bimbingan Islam …………………………………... 29

8. Materi Bimbingan Islam …………………………………… 31

D. Kepribadian.................................................................................... 34

1. Pengertian Kepribadian ……………………………………. 34

2. Aspek-Aspek Kepribadian ………………..………..………. 37

3. Sifat-sifat Kepribadian …….…………………………..…..... 41

4. Faktor-Faktor Yang Menentukan Kepribadian …………….. 41

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah dan perkembangan Yayasan Bahrul’Ulum ...................... 44

B. Bentuk pembinaan anak asuh......................................................... 45

C. Prosedur penerimaan anak asuk dan katagori status anak............ 46

D. Visi dan Misi Yayasan Bahrul’Ulum …………………............... 47

E. Jenis Kegiatan Santri Yayasan Bahrul’Ulum …………….…….. 47

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi informan.......................................................................... 50

B. Peran Pembimbing Agama Islam dalam Membentuk Kepribadian

Islami Anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren Tangerang

Selatan ............................................................................................ 52

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam membentuk kepribadian

islami anak di Yayasan Bahrul’Ulum.............................................. 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 64

B. Saran-saran ...................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bimbingan Islam terhadap anak sangat diperlukan sebab anak adalah

penerus perjuangan bangsa, yang menentukan nasib bangsa di masa yang akan

datang. Maju mundurnya suatu bangsa sangat bergantung bagaimana bangsa itu

memperlakukan dan mendidik anak-anaknya. Sebagaimana diketahui keluarga

merupakan pendidikan pertama yang sangat menentukan baik buruknya

kepribadian seseorang. Pola-pola pendidikan keluarga yang negatif bisa menjadi

latar belakang dan penyebab timbulnya gejala tidak percaya diri.1

Permasalahan anak masih banyak terjadi. Lebih lagi dalam masa sulit

seperti saat ini, dimana bangsa Indonesia sedang dilanda krisis dalam berbagai

bidang. Selain itu masyarakat yang makin kompleks telah memberikan pengaruh

buruk terhadap pengasuhan dan perawatan anak. Antara lain eksploitasi anak

secara ekonomi, kekerasan, penelantaran anak, dan bentuk-bentuk pelanggaran

lainnya, baik jumlah maupun kualitasnya semakin meningkat. Walaupun berbagai

upaya telah dilakukan tetapi hak-hak anak masih belum dapat terpenuhi secara

optimal.2

Setiap anak yang lahir di dunia menginginkan tumbuh dan berkembang

dalam suatu keluarga yang bahagia dan harmonis, lingkungan yang penuh dengan

kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya, namun sayangnya tidak

1 Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta: Puspa Swara, 2005),

h. 122 2 Departemen Sosial Republik Indonesia, Pedoman Perlindungan anak, (Jakarta:

Direktoral Jendral Bina Kesejahteraan Sosial, 1999), h. 22

Page 12: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

2

semua anak bisa merasakan kebahagiaan yang demikian, artinya tidak semua anak

dapat merasakan kebahagiaan karena mendapat belaian kasih sayang yang utuh

dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan anak yang

ditinggal mati oleh orang tuanya atau yang biasa disebut anak yatim.3 Pada

umumnya kematian seorang atau kedua orang tua akan memberikan dampak

tertentu terhadap hidup kejiwaan seorang anak. Lebih-lebih bila anak itu berusia

balita atau (menjelang) remaja. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang

dikemukakan oleh Hanna Djumhana Bastman bahwa:

“… kematian ayah, ibu atau keduanya dengan sendirinya akan memberi

pengaruh terhadap keluarga secara keseluruhan dan juga terhadap anak-anak yang

ditinggalkan. Kematian senantiasa menimbulkan suasana murung (depresi) pada

keluarga dan anggota-anggotanya…”4

Sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan untuk berteman dan

bergaul dengan sesama manusia, anak-anak yatim juga membutuhkan pergaulan

dengan orang lain terutama yang sebaya. Pergaulan dan interaksi sosial

merupakan kebutuhan fitrah insan, apalagi anak-anak yang jiwa dan raga mereka

tengah tumbuh berkembang.5

Kebanyakan anak-anak yatim karena telah kehilangan perhatian dan kasih

sayang orang tua, telah kehilangan kepercayaan dan menjadi rendah diri (inferior)

dalam pergaulan, terutama mereka yang berasal dari diri dan mudah tersinggung.

Bahkan, ada yang menjauhkan diri dari pergaulan dengan sesama anak-anak

sebaya mereka. Hal ini mungkin terjadi karena beban psikologis yang sedemikian

berat, sementara mereka belum sanggup memikulnya. Sebaliknya, adapula anak

yatim yang hidupnya bebas dan memiliki keberanian dalam menantang hidup

3 Qoumi Ali, Peranan Ibu, (Bogor: Cahaya, 2003), h. 204

4 Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1997), h. 172 5 Muhsin M.K, Mari Mencintai Anak Yatim, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h. 96

Page 13: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

3

(Superior), karena tidak ada lagi orang yang bisa mencegah, mengendalikan, dan

memperdulikan diri mereka, oleh karena itu usaha meringankan beban psikologi,

menyenangkan hati, dan memperbaiki kemelut pikiran mereka menjadi sangat

penting.6

Menurut ajaran Islam, manusia diberi kebebasan untuk sadar dn aktif

melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan diri. Menurut al-Ghazali,

peningkatan diri pada hakekatnya adalah perbaikan akhlak, dalam

menumbuhkembangkan sifat-sifat terpuji dan sekaligus menghilangkan sifat-sifat

tercela pada diri seseorang.7 Atau sering disebut dengan amar ma’ruf nahi

mungkar.

Perilaku anak harus berdasarkan pada niai-nilai agama. Seseorang

dikatakan memliki perilaku keagamaan yang baik apabila ia mampu sungguh-

sungguh melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, perlu

ditanamkan melalui proses pembelajaran dan pengendalian gejolak jiwanya.

Apabila dalam masa ini anak tidak berhasil mengatasi situasi-situasi kritis dan

terlalu mengikuti gejolak emosinya, maka besar keungkinannya ia akan

terperangkap ke jalan yang salah. Kasus-kasus penyalahgunaan obat atau

penyalahgunaan seks atau kenakalan anak yang lain, sering kali disebabkan oleh

kurang adanya kemampuan anak untuk mengarahkan emosinya secara positif.8

Karenanya anak hendaknya dapat mengarahkan emosinya agar perilaku perilaku

anti sosial dalam masa ini dapat diminimalisir. Hal ini mengingat emosi adalah

memperkuat semangat, melemahkan semangat, menghambat atau mengganggu

6 Muhsin M.K, Mari Mencintai Anak Yatim, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h. 97

7 Bustaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 1995), h. 85 8 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Askara, 1992), h. 7

Page 14: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

4

konsentrasi belakar, terganggunya penyesuaian social, bahkan suasana emosonal

yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya

dikemudia hari.9

Anak yang hidup dipanti asuhan cenderung mengalami kemunduran dan

menghadapi sejumlah kendala dalam proses pertumbuhan jiwanya. Oleh karena

itu, anak panti asuhan membutuhkan bimbingan Islam karena merupakan proses

mengarahkan anak yatim piatu dalam hidupnya akan berperilaku yang tidak

keluar dari ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga akan tercapai kehidupan yang

bahagia dunia dan akhirat.10

Dari apa yang telah dipaparkan tersebut peneliti sangat tertarik untuk

mengkaji lebih lanjut tentang Peran Pembimbing Agama Dalam Membentuk

Kepribadian Islami Anak Di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren Tangerang

Selatan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan yang berkenaan dengan judul di atas tidak

melebar, maka masalah-masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini

perlu dibatasi agar arah, tujuan, dan sasarannya lebih jelas. Untuk kemudahan

dalam melakukan penelitian maka penulis hanya membatasi penelitian

kepada hal-hal sebagai berikut, yaitu:

9 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000), h. 115 10

Ainur Rohim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: LPPAI, 2001), h.

4

Page 15: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

5

1. Untuk mengetahui Bagaimana peran pembimbing Agama Islam dalam

membentuk kepribadian Islami anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok

Aren Tangerang Selatan?

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam memebntuk

kepribadian Islami anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren Tangerang

Selatan?

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, ada permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Peran Pembimbing Islam Dalam Membentuk

Kepribadian Islami Anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren?

2. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Membentuk

Kepribadian Islami Anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui peran pembimbing agama dalam membentuk

kepribadian Islami anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren

Tengerang Selatan

b. Untuk mengetahui apa factor pendukung dan penghambat dalam

membentuk kepribadian islami anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok

Aren Tangerang Selatan.

Page 16: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

6

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Manfaat akademis yang diharapkan dari penelitian ini

adalah dapat memperkaya pengalaman sekaligus menerapkan ilmu

yang didapat selama proses perkuliahan. Manfaat lainnya adalah

untuk menambah Khazanah Penelitian, model dan objek penelitian

mahasiswa Bimbingan dan Penyuluhan Islam Khususnya di bidang

bimbingan agama

b. Manfaat Praktis

Penulis berharap hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat

bagi semua pihak khususnya dapat menjadi bahan masukan bagi

pembimbing agama agar dijadikan bahan evaluasi bagi

pembimbing agama tentang bimbingan agama dan pembentukan

kepribadian islami anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren

Tangerang Selatan

D. Tinjauan Pustaka

Untuk lebih memperjelas mengenai permasalahan, peneliti akan

menguraikan beberapa kepustakaan yang relevan mengenai pembahasan yang

akan dibicarakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

program studi Manajemn Dakwah, bernama Nurjanah/ NIM

9953017561/tahun 2006, yang berjudul Penerapan Fungsi Manajemen

Rumah Asuh Darul Ikhlas dalam Usaha Meningkatkan Kualitas Kepribadian

anak-anak yatim. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana

Page 17: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

7

perencanaan pengorganisasian serta pengawasan Rumah Asuh Darul Ikhlas

dalam meningkatkan kualitas kepribadian anak-anak yatim.

2. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, bernama Fitriyani/ NIM

103052028657/ tahun 2008, yang berjudul Metode Bimbingan Islam dalam

Pembinaan Akhlak Anak Yatim Di Panti Asuhan YAKIIN Larangan

Tangerang. Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana bentuk

program pembinaan akhlak anak yatim di Panti Asuhan Yayasan

Kesejahteraan Umat Islam Indonesia (YAKIIN).

3. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, bernama Lisa Nurcahyani/

NIM 103052028665/ tahun 2007, yang berjudul Metode Bimbingan Islam

Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Jalanan Di Yayasan Bina Anak

Pertiwi Jakarta Selatan. Rumusan dalam skripsi ini adalah bagaimana

metode bimbingan yang dilakukan YAYASAN BINA ANAK PERTIWI

dalam mengembangkan kreativitas anak jalanan.

E. Metodologi Penelitian

1. Metodologi Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian maka

metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh

Mardalis, bahwa:

“Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang

saat ini berlaku. Didalamnya terdapat upaya mendeskriptifkan, mencatat,

menulis, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang

Page 18: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

8

ini bertujuan memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini,

dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang diteliti”.

Sedangkan penelitian kulaitatif menurut Bogdam dan Taylor,

seperti dikutip Lexy J Maleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.11

Dalam hal ini penulis melakukan

observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Data yang

diperoleh akan dianalisa serta disajikan dalam suatu pandangan yang utuh.

2. Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren

Tangerang Selatan.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Sumber Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subyek penelitian

adalah narasumber yang dapat memberikan informasi yaitu pendiri

dan para pengasuh Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren, Tangerang

Selatan.

b. Obyek Penelitian

Sedangkan yang menjadi obyek penelitian penelitian yaitu

anak yatim yang tinggal di Yayasan Panti Asuhan Bahrul’Ulum

Pondok Aren.

4. Sumber Data

11

Lexy J Maleong, Metode Peneltian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2000), h. 3

Page 19: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

9

Sumber data ialah unsur utama yang dijadikan sasaran dalam

penelitian untuk memperoleh data-data kongkrit, dan yang dapat

memberikan informasi untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian ini.12

Untuk menetapkan sumber data, penulis

mengklasifikasikannya berdasarkan jenis data yang dibutuhkan

(dikumpulkan).

Untuk data primer penulis menghimpunnya dari narasumber yang

dapat memberikan informasi yaitu salah 1 pendiri Yayasan dan 2 orang

pengasuh Yayasan Bahrul’Ulum yang dijadikan sebagai subyek penelitian,

kemudian data sekunder didapatkan dari beberapa anak yatim yang

mengetahui dan mendapatkan bimbingan Islam di Yayasan Bahrul’Ulum

Pondok Aren Tangerang Selatan. Selain itu penulis juga

mengumpulkannya dari buku-buku dan berbagai literatur yang

berhubungan dengan pembuatan skripsi yang penulis susun.

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh

kebenaran yang dipandang ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hal

yang diperoleh keseluruhan, teknik pengumpulan data yang digunakan

sebagai pendukung penelitian ini adalah dengan beberapa instrument

penelitian berikut ini:

a. Observasi dan alat observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang diarahkan pada

kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul

12

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penilitian Psikolog, (Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana dan Pendidikan Psikolog (LPSP3), 1998), h.29

Page 20: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

10

dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam hubungan

tersebut.13

Dalam melakukan ini, penulis dibantu dengan alat-alat

observasi seperti kamera, buku catatan, dan alat tulis.

b. Wawancara dan Pedoman Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan responden

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Artinya

adalah orang yang diwawancarai itu mengemukakan isi hatinya,

pandangan-pandangannya, pendapatnya, dan lain-lain sedemikian rupa

sehingga pewawancara dapat lebih mengenalnya.14

Sebelum melakukan wawancara, peulis terlebih dahulu menyusun

pedoman wawancara, penulis terlebih dahulu menyusun pedoman

wawancara yang dijadikan acuan pada saat wawancara berlangsung.

Selain itu, penulis juga menggunakan tape recorder untuk merekam hasil-

hasil yang diperlukan, dan juga mencatat informasi yang didapatkan ketika

itu.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya. Untuk melengkapi data yang diperoleh

melalui pengamatan dan wawancara dalam penelitian, peneliti

mengumpulkan dokumentasi berupa catatan lapangan, biografi atau

13

Mari SIngarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES,

1983) H. 122 14

Fred N Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada Press, 2000), h. 770

Page 21: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

11

dokumen yang ada di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren Tangerang

Selatan.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi. Dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.15

Dalam pembahasan setelah penulis mendapatkan data-data dan

informasi yang dibutuhkan, maka dalam analisisnya teknik yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Data dan informasi yang didapatkan melalui observasi, yakni

penulis mengumpulkan data secara akurat, dengan mencatat

fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar

aspek tersebut.

b. Data dan informasi yang didapatkan melalui wawancara, yakni

adanya percakapan antara wawancara dengan yang diwawancarai

tersebut dapat mengemukakan isi hatinya, pandangannya, dan lain

sebagainya.

15

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Jakarta: Alfabeta,

2006), h. 275

Page 22: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

12

c. Data yang didapatkan melalui dokumentasi, yakni penulis mencari

data mengenai hal-hal yang berupa catatan transkip, buku dan

sebagainya.

7. Teknik Penulisan

Dalam teknik penulisan dan transliterasi skripsi ini menggunakan

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)”

yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang ditertibkan oleh

CeQDA (Center For Quality Development and Assurance), 2007. Selain

itu, penulis menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan Metode

Penelitian dan Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi diperlukan sistematika penulisan yang baik dan

benar melalui aturan atau tata cara penulisan. Untuk dijadikan sebagai bahan

acuan, maka penulis memasukkan sistematika penulisan ke dalam bahasan.

Adapun sistematika penulisannya, sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN terdiri atas: Latar Belakang Penelitian,

Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI terdiri atas: Peran (Pengertian Peran, Jenis-

jenis Peran, Tujuan dan Manfaat Peran). Bimbingan Islam

(Pengertian Bimbingan Islam, Tujuan Bimbingan Islam, Fungsi

Bimbingan Islam, Fungsi Bimbingan Islam, Asas-asas Bimbingan

Konseling Islam, Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan

Page 23: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

13

Islam, Macam-macan Bimbingan Islam, Metode Bimbingan Islam,

Materi Bimbingan Islam). Kepribadian (Pengertian Kepribadian,

Aspek-Aspek Kepribadian, SIfat-Sifat Kepribadian, Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi Kepribadian)

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN BAHRUL’ULUM terdiri

atas: Sejarah Perkembangan Yayasan Bahrul’Ulum, Bentuk

Pembinaan, Prosedur Penerimaan, Kategori Status Anak, Visi &

Misi, Jenis Kegiatan Bahrul’Ulum, Stuktur Yayasan Bahrul’Ulum

BAB IV PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK

KEPRIBADIAN ISLAMI ANAK YATIM DI YAYASAN

BAHRUL’ULUM PONDOK AREN – TANGERANG

SELATAN

BAB V PENUTUP terdiri atas: Kesimpulan, Saran

Page 24: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

14

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peran

1. Pengertian Peran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi, Peran adalah beberapa tingkah

laku yang diharapkan dimiliki oleh seseorang yang berkedudukan di masyarakat.1

Lebih jauh, peran itu harus dilaksanakan dan seseorang dikatakan dapat

memainkan perannya apabila mempunyai status dalam masyarakat.2

Menurut Soerjono Soekanto mengakatkan peran sebagai prilaku individu

yang penting bagi Sturktur sosial masyarakat, dapat dikatakan bahwa orang

tersebut menduduki suatu posisi dalam masyarakat, maka ia pun melaksanakan

suatu perannya tersebut dengan memperhatikan hak dan kewajibannya.3

Sedangkan peran menurut teori peran ( Role Theory ), istilah ”peran”

diambil dari dunia teater. Dalam teater seorang aktor harus bermain sebagai

seorang tokoh tertentu dan posisinya sebagai tokoh tersebut dia diharapkan untuk

berprilaku sesuai dengan yang diharapkan. Begitu pula dalam masayrakat bahwa

perilaku yang diharapkan dari tokoh tersebut tidak berdiri sendiri, melaikan

selalu berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain berhubungan dengan

orang atau aktor tersebut.

Dalam teorinya Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori

peran 4 golongan yaitu:

1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Blai Pustaka, 1998), h. 854 2 Nurul Hidayat, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Press, 2006), cet ke 1, h. 91 3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali, 1988), h. 220

Page 25: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

15

3. Kedudukan antara orang-orang dan perilaku

4. Kaitan antara orang dan perilaku.4

2. Jenis-Jenis Peran

Sutarmadi dan Al-Tirmidzi membagi Jenis-jenis peran kedalam 4

jenis peran, yaittu:

a. Role Position adalah kedudukan sosial yang sekaligus menjadikan

status sosial atau kedudukan dan berhubungan dengan tinggi

rendahnya posisi orang tersebut dalam struktur sosial tertentu.

b. Role Behaviour adalah cara seseorang memainkan perannya.

c. Role Perception adalah bagaimana seseorang memandang peranan

sosialnya serta bagaimana ia harus bertindak dan berbuat atas dasar

pandangannya tersebut.

d. Role Expectation adalah peranan seseorang terhadap peranan yang

dimainkannya bagi sebagian besar warga masyarakat.5

Jika dilihat dalam pembagian Jenis-jenis peran tidak hanya

seseorang yang memiliki status atau kedudukan yang menjalankan peran

akan tetapi setiap individu bisa menjalankan perannya masing-masing

sesuai dengan cara pandang yang dimiliki.

3. Tujuan dan Manfaat Peran

Setiap peran bertujuan agar individu yang melaksanakan peran

dengan orang-orang sekitarnya yang berhubungan dengan peran tersebut

4 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, h. 234

5 A. Sutarmadi dan Al-Tirmidzi, Peranan dalam pengembangan Hadist dan

Fiqih,(Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1998), h.27.

Page 26: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

16

terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima dan

ditaati oleh kedua belah pihak.6

Peran dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena

manfaat peran itu sendiri adalah sebagai berikut:

a. Memberi arah pada proses sosialisasi.

b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, Nilai-nilai, Norma-norma, dan

pengetahuan.

c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat.

d. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehinngga dapat

melestarikan kehidupan masyarakat.7

B. Pembimbing Agama

1. Pengertian Pembimbing Agama

Dalam Kamus umum Bahasa Indonesia “pembimbing” menurut bahasa

berarti “pemimpin” atau “penuntun”. Kata tersebut diambil dari kata “bimbing”

yang artinya “pimpin” atau “tuntun”, kemudian diberi awalan “pe” menjadi

pembimbing yang artinya “yang menyebabkan sesuatu menjadi tahu”. Pemimpin,

penuntun merupakan sesuatu yang dipakai untuk membimbing.8 Kata “bimbing”

merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang mempunyai arti menunjukkan,

membimbing, menuntun dan membantu.9

Menurut D. Ketut Sukardi, yaitu: bimbingan ialah proses bantuan yang

diberikan kepada seseorang agar mampu memperkembangan pontensi, bakat,

6 Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 64.

7 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan,

(Jakarta: Kencana, 2007), h.160. 8W. J. S. poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1984), Cet. Ke-7,h. 427 9 Hallen A., Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Cet. Ke-1, h.3

Page 27: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

17

minat dan kemampuan yang dimiliki, mengenai dirinya sendiri, mengatasi

persoalan-persoalan sehingga mereka menentukan sendiri jalan hidupnya serta

bertanggung jawab tanpa tergantung kepada orang lain.10

Pengertian islam menurut Syamsul Rijal hamid “Islam adalah Agama

yang berasal dari Allah SWT yang diturunkan melalui utusannya, Muhammad

SAW, ajaran-ajaran islam tertuang dalam Al-Qur’an dan sunnah, berupa

petunjuk-petunjuk, perintah-perintah, dan larangan-larangan demi kebaikan

manusia11

Sedangkan Pengertian islam secara etimologi, menurut A. Aziz Salim

Basyarahil “mempunyai pengertian damai, selamat, dan penyerah diri secara

mutlak kepada Allah SWT untuk memperoleh ridhonya dengan mematuhi

perintah dan menjahui larangnya”.12

Syaikh Muhamad al-Ghazali juga menjelaskan “Pengertian Islam artinya

tunduk kepada Allah SWT, menyerahkan jiwa dan segala urusan hanya

kepadanya. Atau dengan kata lain, islam adalah terjalinya hubungan antara

manusia dengan tuhannya di atas prinsip “kepatuhan dan ketaatan”.13

Agama berperan sebagai motivasi dalam mendorong manusia untuk

melakukan suatu aktifitas, seperti bekerja, karena perbuatan yang dilakukan

dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian serta

ketaatan. Apabila mereka meyakini Tuhan Maha Kuasa, mengatur dan

mengedalikan alam maka segala apapun terjadi. Baik peristiwa alamiah atau

peristiwa sosial, dilimpahkan tanggung jawab pada tuhan. Tetapi sebaliknya jika

10

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar teori Konseling (suatu uraian ringkasan), (Denpasar:

Ghalia Indosia, 1984), h. 17 11

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Bogor: Cahaya salam, 2008), h.17. 12

A.Aziz Salim Basyarahil, Masalah Agama, (Jakarta: Gema Insani Perss, 1993), h.9. 13

Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Masalah Agama, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993),

h.9.

Page 28: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

18

mereka melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan, percekokan, dialam

seolah-olah tanpa kendali maka mereka kecewa terhadap tuhan.14

Bimbingan agama merupakan bantuan yang diberikan kepada individu

agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal

dengan jalan memahami lingkungan, mengatasi hambatan, guna menentukan

rencana masa depan yang lebih baik. Bimbingan agama secara umum adalah

sebagai suatu bantuan dengan nilai-nilai keagamaan. Bimbingan agama adalah

suatu proses individu melalui usahanya sendiri untuk mengembangkan

kemampuan agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan manfaat sosial.15

2. Syarat-syarat Pembimbing Agama

Secara akademisi pembimbing atau konselor mesti memiliki wawasan

ilmu pengetahuan (kemampuan teoritik) yang berhubungan dengan profesi

bimbingan dan konseling, serta mempunyai kemampuan (kompentesi dan skill)

dalam melayani berbagai permasalahan masyrakat sesuai dengan situasi dan

kondisi yang berkembang di masyarakat.

Dengan demikian, setiap pembimbing dan konselor diupayakan

memiliki kualifikasi (strata) pendidikan yang memadai secara praktis ditunjang

berbagai pengalaman dalam pelayanan bimbingian dan konseling. Jadi dari segi

professional dan individual setiap pembimbing dan konselor mempunyai

kompetensi yang seimbang antara teoritik dan praktik.16

14

Zkiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet. Ke-16, h. 87 15

Umar Santono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet.

Ke-1, h.9 16

M.Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008), h.154-155

Page 29: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

19

3. Tujuan, dan Fungsi Pembimbing Agama

Tujuan dari pembimbing agama adalah memberi bantuan kepada anak

bimbing agar mampu memecahkan kesulitan yang dialami dengan kemampuan

sendiri atas dorongan dari keimanan dan ketaqwaannya kepada tuhan. Karena

bimbingan keagamaan ini relevan dengan pendidikan agama, maka menurut

Zakiayah Daradjat bimbingan keagamaan itu bertujuan membimbing remaja

agar menjadi muslim sejati, beriman, teguh, beramal sholeh, dan berakhlak

mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.17

Menurut M. Hamdan Bakran Adz Dzaky, sebagaimana dikutip dalam

buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intergrasi)

karya Tohirin. Tujuan rohani dalam islam yaitu: Untuk menghasilkan suatu

perubahan, perbaikan, kebersihan jiwa dan mental. Kemudian untuk perubahan

tingkah laku yang dapat memberikan untuk diri sendiri dan lingkungan, untuk

memunculkan kecerdasaan emosi, untuk menghasilakan kecerdasaan spiritual,

dan untuk menghasilkan potensi Ilahiyah. Sehingga dengan potensi itu individu

dapat memberikan manfaat serta keselamatan bagi lingkungannya pada berbagi

aspek kehidupan.18

Kemudian Menurut Dewa Ketut Sukardi menyebutkan bahwa fungsi

bimbingan agama adalah:

a. Menyalurkan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu klien

mendapat lingkungan yang sesuai dengan keadaan dirinya.

18 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intergitas),

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.37.

Page 30: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

20

b. Mengadaptasikan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu klien di

lingkungan tertentu untuk mengadaptasikan dengan keadaan atau

orang-orang yang ada di lingkungan tersebut.

c. Menyesuaikan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu klien untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan.

d. Pencegahan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu klien

menghindari kemungkinan terjadinya hambatan.

e. Perbaikan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu klien untuk

memperbaiki kondisi klien yang dipandang kurang baik/memadai.

f. Pengembangan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu klien untuk

melampaui proses dan fase perkembangan secara teratur.19

4. Peran Pembimbing Agama

Dalam ilmu psikologi sosial peranan diartikan sebagai suatu perilaku

atau tindakan yang diharapkan oleh orang lain dari seorang yang dimiliki

suatu status di dalam kelompok tertentu.20

Bimbingan agama adalah suatu

proses individu melalui usahanya sendiri untuk mengembangkan kemampuan

agar memperoleh kebahagian pribadi dan manfaat sosial.21

Peran pemimbing agama menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai

hal yang bisa mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang

pada batas-batas tertentu dapat memperdeksi perbuatan orang lain, orang

bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku dirinya sendiri dengan

perilaku orang-orang sekelompoknya, hubungan-hubungan sosial yang ada

19

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: PT Rineka Amzah,

2010), Cet. Ke-1, h. 4849 20

W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Eresco, 1988), h. 135 21

Umar Santoso, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet.

Ke-1, h.

Page 31: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

21

dalam masyarakat merupakan hubungan antara peran-peran individu dalam

masyarakat, peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku.22

C. Bimbingan Islam

1. Pengertian Bimbingan Islam

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata Bahasa inggris

yaitu “guidance” yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti

menunjukkan. Pengertian bimbingan adalah menunjukkan, memberi jalan,

atau menuntun orang lain kearah tujuan yang lebih bermanfaat bagi hidupnya

dimasa kini dan masa datang.23

Dalam kamus Arab-Indonesia, bimbingan

dalam Bahasa Arabnya adalah الرشادا yang artinya pengarahan, bimbingan

dan bisa berarti menunjukkan atau membimbing.24

Hal ini dapat kita lihat

dalam firman Allah surat Al-Kahfi ayat 10:

ة أوىإذ فت فإلىٱل كه نا فقال وا ٱل نكمنءاتنارب مة لد ئ رح رنامن لناوه اأم رشد

(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke

dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah

rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami

petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS. Al-Kahfi: 10).

Bimo Walgito mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan inndividu dalam

menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam hidupnya agar

individu atau sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan hidup.25

22

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), h. 213 23

HM. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press, 1994), h. 1 24

Al-Hamid Zaid Husain, Kamus Al-Muyassar, (Pekalongan: PT. Raja Murah, 1982), h.

32 25

Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Offset, 1995). H.

4

Page 32: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

22

Hallen dalam bukunya “Bimbingan dan Konseling”, mendefinisikan bahwa

yang dinamakan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus

menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu

yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang

dimilikunya secara optimal dengan menggunkan berbagai macam media dan

teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai

kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun

lingkungannya.26

Menurut I Djumhur dan M Suryana, dalam bukunya Bimbingan dan

Penyuluhan di Sekolah, membatasi pengertian bimbingan sebagai berikut:

“Suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan

sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya, agar tercapainya kemampuan untuk memahami dirinya

(Self Understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (Self

Acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (Self

Direction), kemampuan untuk merealisasikan dirinya (Self

Realization), sesuai dengan potensi kemampuan dalam menyesuaikan

dirinya baik dengan potensi kemampuan dalam menyesuaikan dirinya

baik dengan lingkungan keluarga, maupun dengan masyarakat. Dan

bantuan itu diberikan oleh orang yang memiliki keahlian dan

pengalaman khusus dalam bidang tersebut”.

Menurut Priyatno dan Eman Anti, bimbingan adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa

orang, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Agar orang yang dibimbing

dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan

26

Hallen A, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 5

Page 33: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

23

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan

berdasarkan norma-norma yang berlaku.27

Dari beberapa pengertian bimbingan tersebut, secara umum dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud bimbingan adalah proses pemberian bantuan

yang dilakukan oleh seorang ahli kepada seseorang atau beberapa orang agar

mampu mengembangkan potensi (bakat, minat dan kemampuan) yang dimiliki,

mengenali dirinya, mengatasi persoalan-persoalan, sehingga mereka dapat

menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa tergantung

kepada orang lain.

Setelah mengetahui pengertian bimbingan dari sudut pandang umum,

maka perlu dikemukakan juga pengertian bimbingan dari sudut pandang Islam,

yaitu bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar

mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.28

Dengan demikian bimbingan Islam merupakan proses bimbingan lainnya,

tetapi pada seluruh seginya berdasarkan ajaran Islam, artinya berlandaskan Al-

Qur’an dan Sunnah Rasul.

2. Tujuan Bimbingan Islam

Tujuan umum bimbingan Islam menurut Musnamar ialah membantu

individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai

27

Erman Priyatno dan dan Anti Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:

Rineka Cipta, 1999), h. 34 28

Ainur Rohim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: LPPAI UII

Press, 2001), h. 4

Page 34: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

24

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.29

Senada dengan pendapat tersebut,

Adz-Zaki menyatakan bahwa tujuan bimbingan penyuluhan Islam adalah:30

a) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dn kebersihan

jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai (muthmainah),

bersikap lapang dada (radhiyah), dan untuk mendapatkan pencerahan taufik

hidayah Tuhannya (mardhiyah).

b) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah

laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan

keluara, lingkungan kerja maupun lingkungan social dana lam sekitarnya.

c) Untuk menghasilkan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan

berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong menolong dan rasa kasih

sayang.

d) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga

muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada

Tuhannya. Ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan

menerima ujian-Nya.

Sedangkan menurut Arifin, tujuan umum bimbingan dan penyuluhan

Islam adalah untuk membantu individu dalam mewujudkan dirinya menjadi

manusia seutuhnya agar mencaai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan

tujuan khusus dari bimbingan penyuluhan Islam antara lain:

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

b) Membantu individu menghadapi masalah yang sedang dihadapi.

29

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual BImbingan dan Knseling Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 1992), h. 34 30

Adz-Zaki, 2002: 167-168

Page 35: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

25

c) Membantu individu memellihara dan mengembangkan siatuasi yang baik

atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga

tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya maupun orang lain.

Dengan demikian, bimbingan penyuluhan Islam bertujuan untuk

membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian, dan

interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu dan

juga untuk membantu individu untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia

seutuhnya dan menjadi insan yang berguna agar mencapai kebahaigian hidup di

dunia dan akhirat.

3. Fungsi bimbingan Islam

Fungsi bimbingan Islam ditinjau dari kegunaan atau manfaat ataupun

keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut

dikelompokkan menjadi 4:

a. Fungsi Preventif, untuk membantu individu menjaga atau mencegah

timbulnya masalah bagi klien.

b. Fungsi Kuratif dan Korektif, untuk membantu individu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dialami klien.

c. Fungsi Preservatif, untuk membantu individu menjaga agar situasi dan

kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) yang telah menjadi

baik (terpecahkan) itu kembali menjadi tidak baik (menimbulkan masalah

kembali).

d. Fungsi Developmental, untuk membantu individu memelihara dan

mengembangkan situasi dan kondisi yang telah naik agar tetap baik

Page 36: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

26

menjadi lebih baik. Sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab

munculnya masalah bagi klien.31

Fungsi diatas dapat disimpulkankan bahwa bimbingan penyuluhan Islm

mempunyai fungsi seperti pencegahan (preventif), kuratif (korektif), preservative

dan pegembangan (development), yang membant individu guna memahami,

mengerti, mengenal dan mengevaluasi dirinya sendiri.

4. Asas-Asas Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan Konseling Islam berlandaskan pada Al-Qur’an dan al Hadits

ditambah dengan berbagai landasan keimanan. Berlandaskan landasan-landasan

tersebut, maka dapat dijabarkan asas-asas atau prinsip-prinsip pelaksanaan

bimbingan dan konseling Islam sebagai berikut : asas kebahagiaan dunia dan

akhirat, asas fitrah, asas “lillahita’ala”, asas bimbingan seumur hidup, asas

kesatuan jasmaniah-rohaniyah, asas keseimbangan rohaniyah, asas kemaujudan

individu, asas sosialitas manusia, asas kekhalifahan manusia, asas keselarasan

dan keadilan, asas pembinaan akhlakul karimah, asas kasih sayang, asas saling

menghargai dan menghormati, asas musyawarah dan asas keahlian.32

5. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Prinsip berasal dari akar kata prinsipia, dapat diartikan “sebagai

permulaan yang dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain, yang

keberadaannya tergantung dari pemula itu”. Prinsip ini merupakan hasil paduan

antara kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman

31

Tohari Musnamar, dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 34 32

Tohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,

(Yogyakarta: UII Press, 2002(, h. 6-32

Page 37: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

27

pelaksanaan suatu yang dimaksudkan.33

Maksud dari prinsip ini ialah hal-hal

yang dapat menjadi dasar pijakan dan pegangan dalam proses bimbingan

penyuluhan.

Adapun prinsip-prinsip bimbingan Islam adalah sebagai berikut : 34

a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya.

b. Antara individu yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan, jadi

pembimbing harus memahami masing-masing individu.

c. Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan agar individu yang

bersangkutan mampu membantu dan mengarahkan dirinya dalam

menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.

d. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebudayaan yang dirasakan oleh

individu yang dibimbing.

e. Dalam pemberian layanan bimbingan, harus bisa fleksibel sesuai dengan

kebutuhan individu dan masyarakat.

f. Bimbingan dan penyuluhan merupakan proses yang kontinue atau terus

menerus.

g. Aspek yang perlu dibimbing adalah meliputi seluruh bidang, dengan

demikian bimbingan dan penyuluhan Islam tidak hanya mengkhususkan

bidang agama saja tetapi juga bidang yang lain seperti, kemampuan atau

bakat minat yang dihadapi oleh clien.

h. Bimbingan dan penyuluhan hendaknya mampu mendorong clien kearah

memahami dan mengenal akan apa yang dialami dan dimiliki oleh clien

33

Hallen A, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 63 34

M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia,

1998), h. 91

Page 38: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

28

sendiri serta menyadarkan tentang kemungkinan kemungkinan

mengembangkan dirinya lebih lanjut.

6. Macam-Macam Bimbingan Islam

Setelah mengkaji dari berbagai pendapat para ahli, maka untuk

mengetahui berbagai macam bimbingan termasuk bimbingan dalam Islam,

menurut Djalali bimbingan Islam dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu segi

bentuk, sifat, fungsi dan jenisnya.35

a. Dari segi bentuknya, bimbingan dan penyuluhan dapat melaksanakan secara:

1) Individual, terutama berhubungan dengan masalah-masalah perorangan.

2) Kelompok, dilaksanakan jika masalah yang dihadapi mempunyai

hubungan, dan ada kesediaan untuk dilayani atau melayani secara

kelompok.

b. Dari segi sifat atau fungsinya, daapat dibedakan menjadi:

1) Preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada

seseorang.

2) Kuratif atau korektif, memecahkan atau menanggulangi masalah yang

sedang dihadapi seseorang.

3) Preventif dan developmental, yakni memelihara agar keadaan yang telah

baik tidak menjadi tidak baik kembali, dan mengembangkan keadaan

yang sudh baik itu menjadi lebih baik.

c. Dari segi jenis atau bidangnya

1) Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance), berkaitan dengan

persoalan-persoalan sekitar proses pendidikan.

35

HM Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press, 1994), h. 34

Page 39: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

29

2) Bimbingan Jabatan (Vocational Guidance), proses bantuan yang diberikan

kepada individu untuk mengenal bermacam-macam jabatan untuk

mempersiapkan diri dalam suatu jabatan yang cocok atau sesuai dengan

keinginan dan kemampuannya, meningkatkan karier dan sebagainya

sehingga memperoleh sukses yang lebih tinggi didalam suatu jabatan.

3) Bimbingan penggunaan Waktu Luang (Leisure Time Guidanc) erat

kaittannya dengan (atau bahkan tidak bisa lepas dari) bimbingan

pendidikan.

4) Bimbingan Pribadi (Personal Guidance), untuk membantu individu di

dalam mengatasi konflik-konflik pribadinya.

5) Bimbingan Keluarga (Family Guidance), untuk memberikan bantuan yang

berupa tuntunan bagi individu dalam memecahkan atau menyelesaikan

problema yang berhubungan dengan masalah keluarga.

6) Bimbingan social (Social Guidance) merupakan jenis bimbingan yang

bertujuan untuk membantu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-

kesulitan dalam masalah social. Sebagai upaya penyesuaian lingkungan

masyarakat.

7. Metode Bimbingan Islam

Dalam hal ini tujuan pokok kegiatan Bimbingan Islam adalah pemberian

bantuan kepada anak bimbing agar mampu memecahkan kesulitan yang dialami

dengan menggunakan kemampuannya sendiri atas dorongan dari keimanan dan

ketakwaan kepada Tuhan.

Untuk mengungkapkan potensi iman dan takwa sehingga menjadi daya

dorong kemampuan pribadi anak bimbing, diperlukan berbagai metode. Metode

Page 40: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

30

adalah “jalan yang harus dilalui” untuk mencapai suatu tujuan. Namun

pengertian hakiki dari “metode” tersebut adalah segala sarana yang dapat

digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana tersebut berupa

fisik seperti alat peraga, alat administrasi, dan pergedungan di mana proses

kegiatan bimbingan berlangsung.36

Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan Islam:

a. Metode wawancara (interview)

Adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat

dijadikan pemetaan clien pada saat tertentu yang memerlukan bantuan.

b. Metode kelompok (group guidance)

Dengan menggunakan kelompok, pembimbing atau penyuluh akan dapat

mengembangkan sikap sosial, sikap memahami peranan anak bimbing dalam

lingkungannya menurut penglihatan orang lain dalam kelompok itu, karena

ingin mendapatkan pandangan baru tentang dirinya dari orang lain. Dengan

metode ini dapat timbul kemungkinan diberinya group therapy yang fokusnya

berbeda dengan individu counselling.

c. Metode yang dipusatkan pada keadaan clien (clien-contered method)

Metode ini sering disebut nondirective (tidak mengarahkan), dalam

metode ini terdapat dasar pandangan bahwa clien sebagai makhluk yang bulat

yang memiliki kemampuan berkembang sendiri. Metode ini lebih cocok

dipergunakan oleh konselor agama karena akan lebih memahami keadaan clien

yang biasanya bersumber dari perasaan dosa yang banyak menimbulkan

perasaan cemas, konflik kejiwaan, dan gangguan jiwa lainnya.

36

HM Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press, 1994), h. 43

Page 41: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

31

d. Directive Counseling

Merupakan bentuk psikoterapi yang paling sederhana, karena konselor

secara langsung memberikan jawaban-jawaban terhadap problem yang oleh

clien disadari sebagai sumber kecemasannya. Metode ini tidak hanya digunakan

oleh para konselor saja, melainkan juga oleh para guru, dokter, social wolker,

ahli hukum, dan sebagainya, dalam rangka usaha mencari informasi tentang

keadaan diri clien.

e. Metode Educative

Metode ini hampir sama dengan metode clien contered, hanya

perbedaannya terletak pada lebih menekankan pada usaha mengorek sumber

perasaan yang dirasa menjadi beban tekanan batin clien serta mengaktifkan

kekuatan atau tenaga kejiwaan clien (potensi dinamis) dengan melalui

pengertian tentang realitas situasi yang dialami olehnya.

f. Metode Psikoanalisis

Metode ini terkenal mula-mula diciptakan oleh sigmund freud. Metode

ini berpangkal pada pandangan bahwa semua manusia itu bilamana fikiran dan

perasaannya tertekan oleh kesadaran dan perasaan atau motive-motive tertekan

tersebut tetap masih aktif mempengaruhi segala tingkah lakunya meskipun

mengendap didalam alam ketidaksadaran.37

8. Materi Bimbingan Islam

Materi bimbingan Islam adalah semua bahan yang disampaikan terhadap

anak bimbing yang menjadi sasaran dengan bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist,

37

HM. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press, 1994), h. 44-50

Page 42: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

32

pada dasarnya materi bimbingan hendaknya disampaikan tidak terlepas dari apa

yang menjadi tujuan Bimbingan Islam.

a. Materi Aqidah

Materi aqidah (tauhid) membahas tentang kepercayaan kepada ke-

Esaan Allah SWT dan segala sesuatu yang berhubungan dengan keEsaan

Allah SWT itu (rukun iman), berdasarkan dalil naqliyah maupun aqliyah

(ratio) menurut kemampuan akal manusa yang dilandasi dengan iman.38

Pada prinsipnya di dalam aqidah yang terpenting bukanlah

pengetahuan tentang Allah, tetapi hubungan antara seseorang hamba dengan

Allah yang akan timbul sikap dedikasi (rasa pengabdian, penyerahan).

Dalam hal ini Islam merupakan anak tangga yang terakhir dan tertinggi

karena ketegasannya tentang monotheisme yang mulus.

Doktrin tauhid (aqidah) bagi kehidupan manusia menjadi sumber

kehidupan jiwa dan pendidikan kemanusiaan yang tinggi. tauhid akan

mendidik jiwa manusia untuk mengikhlaskan seluruh hidup dan

kehidupannya kepada Allah semata. Tujuan hidupnya ialah Allah dan

harapan yang dikejarnya ialah keridhaan Allah. Dengan demikian membawa

konsekwensi pembinaan karakter yang agung, menjadi manusia yang suci,

jujur dan teguh memegang amanah.

Tauhid akan membebaskan manusia dari perasaan keluh kesah,

bingung menghadapi persoalan hidup dan akan bebas dari rasa putus asa.

38

M. Matdawan Noor, Aqidah Dari Ilmu Pengetahuan dalam Lintasan Sejarah Dinamika

Budaya Manusia, (Yogyakarta: Yayasan “Bina Karier” LPSBIP, 1995). H. 6

Page 43: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

33

Jadi tauhid memberikan kebahagiaan hakiki pada manusia di dunia dan

kebahagiaan abadi di akherat kelak39

b. Materi Syari’ah

Secara etimologi berarti jalan. Secara terminologi (qaidah syari’ah

Islamiyah) berarti suatu sistem norma ilahiyah yang mengatur hubungan

antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan hubungan antar manusia

dengan alam sekitarnya.40

Maka ibadah dan mu’amalat, dalam pengamalan ajaran Islam harus

terpadu antara urusan pribadi dan masyarakat. Tidak ada di antara ajaran

Islam yang hanya merupakan urusan pribadi dan tidak ada pula yang

merupakan kepentingan masyarakat saja

c. Materi Akhlaq

Akhlaq atau etika menurut ajaran Islam meliputi hubungan dengan

Allah (khaliq) dan hubungan dengan sesama makhluq (baik manusia

maupun non manusia). Dengan ajaran akhlaq merupakan indikator kuat

bahwa prinsip-prinsip ajaran Islam sudah mencakup semua aspek dan segi

kehidupan manusia lahir maupun batin dan mencakup semua bentuk

komunikasi, vertikal dan horizontal.

Pendidikan akhlaq yang berorientasi pada penanaman nilai luhur

sebagai sifat dasar dalam menjamin hubungan dengan sesamanya sangat

berkaitan dengan cara pandang dan watak dasar manusia.

Untuk itulah akhlaq merupakan pokok esensi ajaran islam di

samping aqidah dan syari’ah karena akan terbina mental dan jiwa seseorang

39

Nasrudin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arief, 1998), h. 42-44 40

Endang Saifuddin Anshori, Kuliah Al-Islam, (Yogyakarta: CV. Rajawali, 1989), h. 90

Page 44: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

34

untuk memiliki hakikat kemanusiaan yang tinggi dengan akhlaq dapat

dilihat corak dan hakikat manusia yang sebenarnya.

Menurut ajaran Islam berdasarkan praktek Rasulullah, pendidikan

akhlaqul karimah (akhlak mulia) adalah faktor penting dalam membina

suatu umat atau membangun suatu bangsa. Suatu pembangunan tidaklah

ditentukan semata dengan faktor kredit dan investasi materiil. Betapapun

melimpahnya kredit dan besarnya investasi.

Demikian pula pembangunan tidak mungkin berjalan hanya dengan

kesenangan melontarkan fitnah pada lawan-lawan politik atau hanya

mencari kesalahan orang lain. Yang diperlukan dalam pembangunan ialah

ke ikhlasan, kejujuran, jiwa kemanusiaan yang tinggi. sesuainya kata dengan

perbuatan, prestasi kerja, kedisiplinan, jiwa dedikasi dan selalu berorientasi

kepada hari depan dan pembaharuan.

Oleh karena itu program utama dan perjuangan pokok dari segala

usaha ialah pembinaan akhlak mulia. Ia harus ditanamkan kepada seluruh

lapisan dan tingkatan masyarakat, mulai dari tingkat atas sampai ke lapisan

bawah, dari anak kecil sampai orang dewasa.41

D. Kepribadian

1. Pengertian Kepribadian

Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris

“personality”. Sedangkan istilah personality secara etimologis berasal dari

Bahasa latin person (Kedok) dan personare (menembus).42

41

Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arief, 1989), h. 37 42

John M. Ecols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,

1996), h. 424

Page 45: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

35

Sedang menurut kamus Bahasa Indonesia, kepribadian adalah sifat hakiki

yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakannya dari orang lain.43

Pengertian kepribadian secara terminologis yang dikemukakan oleh para

tokoh adalah:

a. Ahmad D. Marimba

Kepribadian muslim ialah kepribadian yang seluruh aspeknya-

aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya,

maupun filsafat hidupnya dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian

kepada Tuhan penyerahan diri kepadaNya.44

b. Zakiah Daradjat

Kepribadian yang sesunguhnya adalah abstrak (ma’nawi) sukar dilihat

atau diketahui secara nyata. Yang dapat diketahui adalah penampilan atau

bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan, misalnya dalam

tindakannya, ucapan, caranya bergaul, berpakaian. Dalam menghadapi

masalah baik ringan ataupun berat. Kepribadian tepadu dapat menghadapi

segala persoalan dengan sehat dan wajar karena segala unsur dalam

pribadinya bekerja seimbang dan serasi.45

c. Ngalim Purwanto

Kepribadian adalah sususan dari sifat-sifat dan sepek-asek tingkah

laku lainnya yang saling berhubungan di dalam suatu undividu yang

menyebabkan individu berbuat seperti apa yang dia lakukan dan

menunjukkan ciri-ciri khas yang membedakan individu itu dengn individu

43

Departemen Pendidikan Nasional , Kamus Bahasa Indoneia, 2002. H. 895 44

Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 67 45

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama,

1995), h52

Page 46: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

36

lain. Termasuk didalamnya sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan cita-cita,

pengetahuan, keterampilan dan macam-macam gerak tubuh. Kepribadian

berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya

yang membedakan dirinya dari yang lain.46

d. Muhibbin Syah

Kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan antara

aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya). Aspek-aspek

ini berkaitan secara fungsional dalam diri seseorang individu sehingga

membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap.47

e. Jalaludin dan Usman Said

Kepribadian dapat dipengaruhi dari luar baik keluarga, masyarakat

maupun sekolah dan intinya dapat dibentuk melalui bimbingan dari luar.

Kenyataan ini memberi peluang bagi usaha pendidikan untuk memberi

andilnya dalam usaha pendidikan kepribadian.48

Dapat disimpukan bahwa kepribadian adalah kwaliteit keseluruhan dari

seseorang. Kwaliteit itu akan tampak dalam cara-caranya berbuat, cara-caranya

berfikir, cara-caranya mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat

hidupnya serta kepercayaannya. Pada dasarnya aspek kepribadian itu dapat

digolongkan dalam 3 hal:

46

Ngalim Purwanto, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,

1996), h. 154 47

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2000), h. 225 48

Jalaludin dan Said, FIlsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1996),

Page 47: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

37

a. Aspek-aspek Jasmaniah, meliputi tingkah laku luar yang mudah Nampak

dan ketahuan dari luar. Misalnya cara-caranya berbuat, cara-caranya

berbicara, dan sebagainya.

b. Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang segera dapat dilihat dan

ketahuan dari luar. Misalnya caranya berfikir, caranya bersikap (pendirian,

pandangan), dan minat.

c. Aspek-aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek-aspek kejiwaan yang

lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Ini meliputi sistem nili

yang telah meresap didalam kepribadian itu, yang telah menjadi bagan dan

mendarah daging dalam kepribadian itu, yang mengarahkan dan memberi

corak seluruh kehidupan individu.49

2. Aspek-Aspek Kepribadian

Dari bebrapa definisi diatas dapat diketahui bahwa kepribadian

mengandung pengertian yang komplek. Ia terdiri bermacam-macam aspek. Baik

aspek fisik maupun psikis.50

Kedua aspek ini merupakan kesatuan dari unsur

kebutuhan manusia sebagai makhluk yang berkembang untuk menyesuaikan

diri, menunjukkan tingkah laku yang terintegrasi dengan apa yang diperlukan.

Tingkah laku manusia menurut para ahli psikologi dibedakan menjadi 2,

yaitu perilaku yang kelewatan (over) dan perilaku yang tidak kelewatan

(cover).51

Tentang tingkah laku manusia, Abdul Aziz membaginya menjadi 3

aspek, yaitu:

49

Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 67 50

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,1991), h. 156 51

Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila, (Bandung, SInar

Baru, 1995), h. 68

Page 48: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

38

a. Aspek kognitif, yaitu pemikiran, ingatan, khayalan, inisiatif, kreativitas,

pengamatan dan penginderaan. Fungsi aspek ini adalah menunjukkan jalan

mengarahkan dan mengendalikan tingkah laku manusia.

b. Aspek afektif, yaitu kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam,

perasaan atau emosi.

c. Aspek motorik, yaitu suatu aspek yang berfungsi sebagai pelaksana tingkah

laku manusia sepeti perbuatan dan gerakan jasmani lainnya.

Ahmad Tafsir mengatakan, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah

yang utuh terdiri dari jasmani, akal dan rohani sebagai potensi pokok.52

Sedangkan menurut A.D Marimba, secara garis besar membagi aspek-aspek

kepribadian menjadi 3 bagian, yaitu aspek jasmani, aspek kejiwaan, dan aspek

rohani yang luhur.53

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat diketahui bahwa aspek-

aspek yang berada dalam kepribadian seseorang secara garis besar

dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu:

a. Aspek Jasmani

Aspek ini dapat dilihat dari tingkah laku individu yang bersumber dan

dipengaruhi oleh tenaga-tenaga jasmani. Meliputi, seluruh tenaga-tenaga

yang bersumber pada pekerjanya kelenjar-kelenjar, perendaran darah, alat-

alat pernafasan serta syaraf. Aspek-aspek ini meliputi tingkah laku yang

mudah nampak dari luar, misalnya: cara-caranya berbuat, berbicara. Pada

aspek ini terkandung beberapa sifat hewani (bahamiyyah) yang berupa

52

Amad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosda

Karya, 1994), h. 37 53

Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arief,1980), h. 67

Page 49: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

39

syahwat (keinginan) yang apabila tidak dibimbing oleh agama akan

terbentuk suatu kepribadian yang jauh dari nilai-nilai agama dan sifat

kemanusiaannya. Karena aspek ini merupakan unsur penyusun manusia

yang mempunyai kecenderungan rendah sebagai substansi dasarnya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Shod ayat 71.

ئكةربكقالإذ مل لق إنلل اخ طن منبشر

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:

Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".54

b. Aspek Rohani

Setelah melewati fase penciptaan manusia dari "turob" menjadi tanah

kemudian menjadi lumpur yang hitam yang diberi bentuk kemudian menjadi

tanah kering seperti tembikar, Allah kemudian meniupkan ruh kepadanya. 55

Dengan roh ciptaan Allah ini, menjadikan manusia memiliki sifat-sifat

yang luhur dan mengikuti kebenaran. Ia adalah unsur tertinggi yang di

dalamnya terkandung kesiapan manusia untuk merealisasikan hal-hal yang

paling luhur kedalam tingkah lakunya. Pada aspek inilah yang akan

memberikan bentuk kepribadian yang mengarah pada ketundukan dan

ketaatan pada Allah dan menuntun kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

c. Aspek Kejiwaan

Unsur-unsur aspek kejiwaan (nafs) terdiri dari karsa, rasa dan cipta atau

juga dibagi atas syahwat, qodhob (marah) dan natiqoh. Ke semua unsur-unsur

ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.56

Sedangkann Utsman Najati membagi nafs kedalam 3 bagian yaitu: jiwa yang

54

Soenaarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Depag RI, 2002), h, 475 55

M. Utsman Najati, Al-Qur’an wa’ Ilmu an-Nafs, (Bandung: Pustaka, 1985), h. 242-243 56

Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arief,1980), h. 69

Page 50: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

40

cenderung kepada kejahatan, jiwa yang menyesali kepada dirinya sendiri dan

jiwa yang terang.57

Ketika kepribadian seseorang pada tahapan yang rendah dimana hawa

nafsu dan kejahatan lebih dominan, maka jiwa yang demikian ini disebut jiwa

yang cenderung kearah kejahatan. Sebagaimana firman Allah:

ئ وما أ بر س سإننف ارة ٱلنف ءلم و رحمماإالبٱلس حم ر غف وربإنرب ر

"Dan Aku tidak membebaskan (dari kesalahan) karena

sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.

Kecuali nafsu yang diberi rahmat Allah. Sesunguhnya Allah

Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang”.

Kemudian ketika seseorang mengadakan perhitungan terhadap berbagai

kesalahan yang diperbuatnya dan berusaha mencegahnya dari perbuatan-

perbuatan yang menjadikan murka Allah, namun ia tidak selalu berhasil dalam

upayanya sebab kadang-kadang upayanya melemah dan membuatnya

terjerumus kedalam kesalahan. Kepribadian pada tahap ini disebut "jiwa yang

menyesali dirinya sendiri". Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Al-

Qiyamah ayat 1-2:

سم وال سأ ق امةبٱلنف ٱللو سم ال , مأ ق و مةب ق ٱل

"Aku bersumpah dengan hari kiamat (1) Dan aku bersumpah

dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)”.58

Kemudian pada pribadi yang memasuki kepribadian yang matang dan

kesempurnaan manusiawi, dimana terjadi keseimbangan antara berbagai

tuntunan fisik dan spiritualnya. Maka keadaan jiwa seperti inilah yang disebut

57

M. Utsman Najati, Al-Qur’an wa’ Ilmu an-Nafs, (Bandung: Pustaka, 1985), h.242-252 58

Soenaarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Depag RI, 2002), h. 577

Page 51: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

41

"jiwa yang terang atau jiwa mutma'innah". Sebagaimana firman Allah dalam

QS. Al-Fajr ayat 27-30

ل خ تجنوٱد ل , خ ديففٱد عب , جع ة ربكإلى ٱر ة راض ض ر م ت ها , أ س ة ٱلنف مئن م ط ٱل

"Hai jiwa yang terang (27) kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati

yang puas lagi diridloinya (28) maka masuk-masuklah kedalam

Jama'ah hamba-hambaKu. (29) dan masuklah kedalam surgaku"59

3. Sifat-sifat Kepribadian

Mengenai sifat-sifat kepribadian Utsman Najati, mengungkapkan sifat-

sifat orang yang beriman kedalam sembilan bidang perilaku yang pokok,

yaitu:60

a. Sifat yang berkenaan dengan aqidah.

b. Sifat yang berkenaan dengan ibadah.

c. Sifat yang berhubungan dengan hubungan sosial.

d. Sifat yang berkenaan dengan hubungan kekeluargaan

e. Sifat-sifat moral

f. Siffat-sifat emosinal dan sensual

g. Sifat-sifat intelektual dan kognitif

h. Sifat-sifat kehidupan praktis dan professional

i. Sifat-sifat fisik.

4. Faktor-Faktor Yang Menentukan Kepribadian

Pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Baik

hereditas (pembawaan) maupun lingkungan. Berikut adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi kepribadian:

59

Soenaarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Depag RI, 2002), h. 594 60

M. Utsman Najati, Al-Qur’an wa’ Ilmu an-Nafs, (Bandung: Pustaka, 1985), h. 257-258

Page 52: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

42

a. Fisik. Faktor fisik yang dipandang mempengaruhi kepribadian adalah

postur tubuh (langsing, pendek, gemuk atau tinggi) kecantikan, kesehatan,

keutuhan, tubuh (utuh atau cacat) dan berfungsinya organ tubuh. Kondisi

fisik yang berlainan itu menyebabkan sikap dan sifat-sifat serta

temperamen yang berbeda-beda.

b. Intelegensi. Intelegensi individu yang tinggi atau normal biasanya mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungan secara wajar, sedangkan yang

rendah biasanya sering mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.

c. Keluarga. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang harmonis

dan agamis, maka kepribadian anak cenderung positif. Adapun anak yang

dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang adapun anak yang

dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kenang

harmonis, orang tua bersikap keras terhadap anak dan tidak

memperhatikan nilai-nilai agama, amak perkembangan kepribadian

cenderung akan mengalami, distorsi atau, mengalami kelainan dalam

penyesuaian dirinya (maladjusment).

d. Teman sebaya (peer group). Melalui hubungan interpersonal dengan

teman sebaya anak belajar menilai dirinya sendiri dan kedudukannya

dalam kelompok. Bagi anak yang kurang mendapat kasih sayang,

bimbingan keagamaan dan etika dari orang tuanya, biasanya kurang

memiliki kemampuan selektif dalam memilih teman dan mudah

terpengaruh oleh sifat dan perilaku kelompoknya. Proses terjadi setelah

mulai masuk-masuk sekolah. Berdasarkan kenyataan dilapangan, ternyata

Page 53: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

43

tidak sedikit anak yang menjadi perokok berat, peminum minuman keras,

bergaul dengan bebas, karena pengaruh teman teman sebaya.

e. Kebudayaan. Tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat memberikan

pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik menyangkut cara berpikir,

bersikap pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian dapat dilihat dari adanya

perbedaan antara masyarakat modern dengan masyarakat primitif.61

61

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996), h.

157-164

Page 54: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

44

BAB III

PROFIL YAYASAN BAHRUL’ULUM

PONDOK AREN – TANGERANG SELATAN

A. Sejarah dan Perkembangan Yayasan Bahrul’Ulum

Bahrul’Ulum merupakan lembaga pendidikan Al-Qur’an yang didirikan

oleh Ustadz Mohamad Isya sejak tahun 1987 Masehi, beliau mengajarkan ilmu

agama kepada anak-anak yang berada di sekitar rumahnya. Dengan berjalannya

waktu, Ustad Mohammad Isya terus berkomitmen untuk mengajarkan ilmu

agama kepada anak-anak disekitar rumahnya dan dibantu dengan beberapa

keluarganya.

Pada awal tahun 2000, beberapa santri Bahrul’Ulum mengikuti program

sunatan masal yang dilaksanakan oleh Yayasan Seruni Nusantara Bintaro, salah

satu diantara mereka (Muhamad Yamin), tidak bisa dikhitan, dikarenakan ia

menderita penyakit “Hernia”, sehingga ia ditunda untuk dikhitan.

Pengurus Yayasan Seruni Nusantara Bintaro bertanggung jawab atas

operasi dan khitannya, sehingga Muhamad Yamin dapat sembuh dari

penyakitnya dan dapat dikhitan. Setelah selesai dari perawatan, pengurus

Yayasan Seruni Nusantara Bintaro menjenguk Muhamad Yamin di kediamannya

sekaligus ke Bahrul’Ulum.

Pertemuan antara pengurus Yayasan Seruni Nusantara Bintaro dan

Ustadz Mohamad Isya adalah untuk membicarakan masalah pendidikan di

Bahrul’Ulum. Yayasan Seruni Nusantara mengajukan Bahrul’Ulum untuk

menampung anak-anak yatim piatu dan dhu’afa untuk disekolahkan secara gratis.

Page 55: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

45

Ustadz Mohamad Isya menerima usulan dari pengurus Yayasan Seruni

Nusantara Bintaro untuk menampung dan mengusrus anak-anak yatim piatu dan

dhu’afa dan memberikan pendidikan secara gratis kepada mereka. Dengan

mendata anak-anak yatim piatu dan dhu’afa di wilayah perigi baru, Ustadz

Mohamad Isya memulai dengan pesantren mingguan untuk anak-anak yatim

piatu dan dhu’afa sekitar yayasan.

Pada tahun 2002, Bahrul’Ulum resmi menjadi Panti Asuhan Yatim Piatu

dan Dhu’afa Yayasan Bahrul’Ulum dengan akte Notaris: Uun Guniarsih, SH, 19

Agustus 2002, dan memulai menerima santri yatim piatu dan dhu’afa yang

mukim sepenuhnya di Panti Asuhan Bahrul’Ulum.

Berawal dari satu anak yatim (Sudrajat) yang berasal dari kampung

Sinyal Cisauk, ia tinggal di panti Asuhan Bahrul’Ulum sepenuhnya dari Sekolah

Dasar kelas 4, kemudian datang beberapa anak yatim dan dhu’afa dari sekitar

JABODETABEK. Panti Asuhan Bahrul’Ulum hingga saat ini masih terus

mengurus anak-anak yatim piatu dan dhu’afa (mukim), dana pendidikan dan

dana operasional sehari-hari didapat dari para donatur tetap, saat ini santri yang

mukim ada 170 santri dan santriwati dari sekitar JABODETABEK.

B. Bentuk Pembinaan Anak Asuh

a. Mengikuti pendidikan formal: SDIT Insan Mulia, SMPI Bahrul’Ulum,

SMA/MA/SMK (sekolah diluar panti, karena belum tersedia di dalam

panti).

b. Bimbingan pendidikan agama, yang dilaksanakan di dalam panti. Kajian

yang diberikan: Tauhid dan Akhlak, Tahfizul Al-Qur’an, Qiro’atul

Qur’an Binnaghom.

Page 56: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

46

c. Pembinaan mental dan fisik, berupa kegiatan olahraga.

C. Prosedur Penerimaan Anak Asuh dan Kategori Status Anak

Prosedur maupun persyaratan calon anak asuh sebagai persiapan atau

bahan pembinaan lanjut anak. Adapun sebagai persyaratan anak masuk ke panti

asuhan antara lain:

1. Status anak jelas

2. Mengisi biodata

3. Surat Keterangan Pemerintah setempat, dimana keluarga anak meninggal.

4. Surat keterangan kesehatan.

5. Foto copy kartu keluarga.

6. Foto copy kartu tanda penduduk orang tua/wali

7. Pas foto 3X4

Table 1

Status anak yang memungkinkan untuk disantuni

No. Status Usia Keterangan Lama Mukim

1. Yatim Rata-rata

7-24 tahun

Ayah

Meninggal 9 tahun

2. Piatu Rata-rata

15-20 tahun

Ibu

Meninggal 12 tahun

3. Yatim Piatu Rata-rata

5-27 tahun

Ayah dan

Ibu

Meninggal

12 tahun

4. Kaum

Dhu’afa

Rata-rata

5-18 tahun

Keluarga

tidak mampu 9 tahun

5. Perceraian Rata-rata

6-25 tahun

Keluarga

Broken

Home

10 tahun

Page 57: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

47

D. Visi & Misi Yayasan Bahrul’Ulum

Visi:

Menjadi lembaga social, membina generasi cerdas, bertakwa dan

berakhlakul karimah.

Misi:

1. Memberikan pendidikan ilmu agama dan umum.

2. Menanamkan keimanan yang kokoh dan membimbing ketaatan dalam

beribadah

3. Membina santri untuk bertingkah laku baik, jujur dan saling tolong

menolong.1

E. Jenis Kegiatan Santri Yayasan Bahrul’Ulum

Table 2

Jenis kegiatan rutinitas santri di Yayasan Bahrul’Ulum

Pukul Kegiatan

04:00 Bangun Tidur

04:30 Shalat Subuh Berjama’ah

05:00 Pembacaan Al-Qur’an Bersama

05:30 Hafalan Surat Pendek dan Do’a Harian

06:00 Mandi Pagi dan Sarapan

07:00-13:00 Kegiatan Belajar di Sekolah

13:30 Makan Siang

14:00 Istirahat

15:30 Shalat Ashar Berjama’ah

16:00 Olahraga

17:00 Bersih-Bersih dan Mandi Sore

1 Hasil Wawancara Bersama Ust. Heri Maulana, 18 Juni 2018, Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan.

Page 58: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

48

17:45 Pengajian Sore

18:30 Shalat Maghrib Berjama’ah

19:00 Hafalan Al-Qur’an dan Pengajian Kitab-Kitab

19:30 Shalat Isya Berjama’ah

20:00 Makan Malam

20:30 Belajar Malam

21:30 Pengabsenan Malam

22:00 Tidur Malam

Page 59: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

50

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Informan

Dalam bab ini sebelum penulis memaparkan tentang peran

pembimbing Islam dalam membentuk kepribadian Islami Anak di Yayasan

Bahrul’Ulum Pondok Aren, terlebih dahulu penulis akan mendeskripsikan

informan dalam penelitian ini. Penulis membagi dua sumber yang diteliti oleh

penulis. Pertama, informan sebagai pembimbing panti asuhan. Kedua,

informan anak yang terdiri dari 3 orang anak yang menjadi anak asuh

diYayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren.

a. Pembimbing

Informan pertama adalah seorang pembimbing Yayasan

Bahrul’Ulum Pondok Aren. Beliau bernama Ustadz Heri Maulana, lahir di

Pondok Aren Tanggerang tanggal 19 Mei 1988. Beliau anak dari Bapak H.

Isya. Sejak kecil beliau sekolah di SDN Parigi kemudian melanjutkan ke

pesantren Al-Amanah Al-Gontori selama 6 tahun dan mengabdikan diri di

Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren sekaligus melanjutkan pendidikan S 1

di Universitas Islam Negri (UIN) Jakarta. Saat ini beliau tinggal di

Jagakarsa Rt/Rw 002/008 Pasar Minggu Jakarta Selatan.1

a. Anak Asuh I

Nama lengkapnya adalah Muhamad Sanusi dan biasa dipanggil Sanusi,

ia lahir di Tanggerang tanggal 28 mei 1992. Anak ke 3 dari 3 bersaudara ini

1 Wawancara Bersama Ust. Heri Maulana 18 juni 2018, Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan.

Page 60: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

51

merupakan anak pasangan alm. Bapak zumadi Andi dan alm. Ibu Masnah.

Sejak usia 5 tahum ia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya ditinggalkan

oleh ayahnya sejak usia 2 tahun, kemudian semasa ia menginjak usia 5 tahun

ditinggalkan oleh ibunya. Semenjak ia ditinggalkan ibunya ia di asuh oleh

kakak pertamanya yang tinggal di Jln Hasyim Ashari, Ciledug Indah.

Sebelum ibunya meninggal, alm. Ibunya mengamanatkan kepada kakaknya

untuk tetap melanjutkan pendidikan Sanusi ke pondok pesantren. Menjelang

Sanusi menginjak jenjang Madrasah ia melanjutkan pendidikannya dan

bermukin di Panti Asuhan Yayasan Bahru’Ulum Pondok Aren Tanggerang

Selatan.2

b. Anak Asuh 2

Nama lengkapnya adalah Dian Permana. Biasa dipanggil dian, ia lahir

di Tanggerang, tanggal 23 Juli 1990. Anak ke 4 dari 6 bersaudara ini

merupakan anak pasangan alm. Bapak Sabar dan ibu Ningsih.sejak usia 2

tahun ditinggalkan oleh ayahnya dan di asuh oleh ibunya. Setelah kepergian

alm. Bapak Sabar, istri dan anak-anaknya merasa sangt terpukul, karena

sosok sang ayah adalah tulang punggung keluarga. Ia di asuh oleh ibunya.

Yang bertempat tinggal M.Siban Kunciran Indah. Karena faktor ekonomi dan

berkat informasi dari keluarga dan lingkungan sekitar. Akhirnya Dian di

titipkan oleh sang ibu ke panti asuhan Bahrul’Ulum Pondok Aren agar

mendapatkan pendidikan yang lebih baik.3

2 Wawancara Bersama Sanusi, 18 juni 2018, Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.

3 Wawancara Bersama Dian Permana, 18 juni 2018, Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan.

Page 61: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

52

c. Anak asuh 3

Nama lengkapnya adalah Muhamad Ilham Zulkarnain biasa dipanggil

Ilham. Ia lahir Depok tanggal 15 Maret 1989. Anak dari pasangan alm.

Baharudi dan ibu Juminten. Anak ke 1 dari 2 bersaudara. Sejak usia balita

Ilham ditinggal oleh ayahnya. Ilham sejak saat itu tidak mengenal dan tidak

merasakan kasih sayang dari sang ayah. Semenjak ayahmya meninggal,

Ilham di asuh oleh sang ibu dan sekaligus yang menjadi tulang pungung

keluarga. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ibu dari Ilham berjualan

sayuran keliling kampung. Karena pendidikan sangat penting, dan berkat

informasi dari tetangga, akhirnya ibu Juminten menitipakn Ilham ke Panti

Asuah yayasan Bahrul’Ulum, dengan tujuan agar sang anak mendapatkan

pendidikan yang baik dan memperdalam Ilmu agama.4

B. Peran Pembimbing Agama Islam dalam Membentuk Kepribadian

Islami Anak di Yayasan Bahrul’Uulum Pondok Aren Tangerang Selatan

Pembimbing agama Islam di Yayasan Bahrul’Ulum berperan sangat

penting dalam membentuk kepribadian islami anak.

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan bimbingan agama di Yayasan

Bahrul’Ulum dilaksanakan setiap hari yang dilaksanakan pada setiap ba’da

subuh sampai jam 06:00 WIB kemudian pada ba’da maghrib sampai shalat

isya dan dilanjut lagi setelah shalat isya sampai jam 21:00 WIB. Sesuai

dengan apa yang dituturkan oleh Ustadz Heri Maulana selaku pembimbing

agama dalam wawancara pribadi, beliau mengatakan sebagai berikut:

4 Wawawncara Bersama Mumahad Ilham Zurkanain, 18 juni 2018, Pondok Aren Kota

Tangerang Selatan

Page 62: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

53

“bimbingan agama dimulai setelah shlat subuh berjmaah dan setelah shalat

isya sampai jam Sembilan malam”5

Pernyataan Ustadz Heri Maulana tentang waktu pelaksanaan kegiatan

bimbingan agama diatas diperkuat dengan penyataan para jamaah yaitu

Muhammad Sanusi selaku terbimbing atau santri mengatakan bahwa:

“biasanya kegiatan disini dilaksanakan ba’da subuh dan ba’da

magrib kemudian dilanjut lagi ba’da isya.”6

Hal serupa juga diungkapkan oleh saudara Dian Permana, beliau

mengatakan sebgai berikut dalam wawancara pribadinya:

“kalau disini waktunya dimulai dari ba’da subuh sampe jam 6 pagi,

kemudian abis maghrib sampe isya dan dilanjut lagi abis isya

sampe jam 9 malam.”7

Disamping itu informan lain bernama M. Ilham Zulkarnain mengatakan

bahwa:

“ada bebrapa waktu ka, ada habis subuh sampai jam 6 dan habis

magrib sampe jam 9 malam”.8

2. Materi Bimbingan

Materi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanan

bimbingan karena pemilihan materi yang sesuai akan membantu peserta

bimbingan mencapai tujuan yang dingingkan. Sedangkan untuk aspek materi

dalam kegiatan bimbingan agama yaitu berupa materi yang berkaitan dengan

kebutuhan rohani sehari-hari seperti materi tetang tajwid, doa-doa sehari-hari

5 Wawancara Bersama Ust. Heri Maulana, 18 Juni 2018, Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan. 6 Wawancara Bersama Muhamad Sanusi, 18 Juni 2018, Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan 7 Wawancara Bersama Dian Permana, 18 Juni 2018, Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan 8 Wawancara Bersama Muhamad Sanusi, 18 Juni 2018, Pondok Aren Kota Tangerang

Selatan

Page 63: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

54

dan materi dengan akhlak dan fikih yang bersumber dari kitab kuning yaitu

kitab fikih dan kitab akhlak.

Materi yang disampaikan menurut penuturan Ustadz Heri Maulana

dalam wawancara pribadi, beliau mengatakan sebagai berikut:“materinya

beragam seperti materi tajwid, doa-doa sehari-hari, kitab kuning, kitab akhlak

dan kitab fiqih” Pernyataan Ustadz Heri Maulana tentang materi yang

disampaikan dalam kegiatan bimingan agama juga diuangkapkan oleh Dian

Permana selaku santri di Yayasan Bahrul’Ulum, beliau mengatakan sebagai

berikut: “kalau untuk materinya seputar pesantren, untuk ba’da subuh kita

ngulang baca doa sehari-hari kemudian memperlancar baca Al-Qur’an

dengan Tajwid untuk setelah maghrib mengaji kitab kuning sampai jam 9”.

Di samping itu, hal senada dengan Dian Permana diungkapkan juga oleh M.

Ilham Zulkarnain, beliau mengatakan sebagai berikut:“materinya seperti doa

sehari-hari, tajwid dan materi kitab kuning seperti fikih” Hal serupa

mengenai materi yang disampaikan dalam pengajian belajar membaca Al-

Qur’an juga diungkapkan oleh Muhammad Sanusi selaku santri, mengatakan

sebagai berikut: “materinya berupa tajwid, doa sehari dan kitab kuning

seperti fikih.”Dari kutipan hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa materi

yang disampaiakan dalam kegiatan bimbingan agama yang dilaksanakan di

yayasan bahrul ulum pondok aren kota Tangerang selatan yaitu berkaitan

dengan kebutuhan rohani sehari-hari seperti materi tentang tajwid, doa

sehari-hari, dan kitab kitab kuning dengan materi yang dibahas yaitu materi

fikih dan akhlak.

Page 64: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

55

Tabel

kegiatan dan Materi Bimbingan Agama di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok

Aren Tangerang Selatan

No. Nama Kegiatan Materi Pengajar Waktu

1. Pembacaan Al-

Qur’an bersama

Tajwid dan

tahsin Ust. Heri 05:00

2. Hafalan Surat

pendek dan Do’a

Harian

Hafalan surah

An-Naas

sampai Adh-

dhuha dan do’a

belajar

Ust. Rohim 05:30

3. Pengajian Sore Kultum tematik

harian

Ust.

Rahman 17:45

4. Hafalan Al-Qur’an

dan Pengajian

Kitab-kitab

- Hafalan

surat-

surat

pilihan

- Fiqih

- Aqidah

Akhlak

Ust. Heri 19:00

Kegiatan Bimbingan Agama Islam dilanjutkan lagi pukul 18:00

sampai dengan azan Isya. Dibimbing oleh Ustad Heri Maulana. Sudah 10

tahun memberikan bimbingan Agama Islam Kepada anak yatim piatu. Materi

yang disampaikan berkaitan dengan fiqih. Khusus malam Jumat diisi dengan

membaca surat Yasin bersama, kultum yang disampaikan oleh anak-anak

panti asuhan Bahrul’Ulum, dan diakhiri dengan membaca rawi.9

Kecuali malam Jum’at, kegiatan diawali dengan pengkajian kitab

Safinah yang membahas seputar ilmu fiqih dalam bahasa arab, kemudian

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan metode ceramah. Namun,

9Hasil Wawancara dengan Ustadz Heri Maulana, Pondok Aren, 18 Juni 2018.

Page 65: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

56

setelah sesi penjelasan, anak-anak diberi kesempatan untuk bertanya, jika ada

hal yang mereka belum mengerti. Setiap akhir sesinya diakhiri dengan doa

bersama yang dipimpin langsung oleh Ustadz Heri Maulana.

“Hal ini sesuai dan pernyataan Ust. Heri Maulana, beliau mengatakan

sebagai berikut ceramah, pembagian kelompok, tanya jawab.”10

Kegiatan bimbingan dilanjutkan kembali setelah shalat Isya

berjamaah sampai dengan pukul 21:00 wib. Pengajian malam dibimbing oleh

Ustad Rahman.Materi yang beliau sampaikan berasal dari kitab ta’lim

muta’alim, yang menjelaskan tentang akhlak. Sama seperti bimbingan

sebelumnya. Dalam sesi ini, anak-anak juga diberikan kesempatan bertanya

dan diakhiri dengan doa.

Pada hari Sabtu atau malam Minggu setelah shalat magrib diadakan

evaluasi pengajian, pelajaran yang sudah disampaikan selama semingguakan

dibahas kembali. Dengan cara melakukan pembagian kelompok belajar, yang

nantinya setiap kelompok akan melakukan Tanya jawab secara bergantian

dengan kelompok lainnya. Sesi ini diakhiri dengan evaluasi langsung oleh

pembimbing panti, dengan cara melakukan kuis dengan kelompok yang

sudah dibagi sebelumnya. Setiap pertanyaan yang benar akan diberikan nilai.

Di setiap akhir bulan di hari Minggu juga diadakan Muhadharah dari

pukul 18:00 s/d 21:30. Kegiatan bulanan ini diawali dengan shalat magrib

berjamaah. Kemudian diisi oleh penampilan-penampilan anak-anak panti

dengan berpidato atau ceramah agama .Setiap anak panti diberikan jadwal

secara bergiliran untuk melatih bakat mereka.

10

Hasil Wawancara dengan Ustadz Heri Maulana, Pondok Aren, 18 Juni 2018.

Page 66: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

57

Dari hasil pengamatan terhadap Peran Pembimbing Agama Islam

dalam membentuk kepribadian Islami anak, penulis mendapatkan data bahwa

pembimbing Agama islam berperan untuk memberikan kajian,

mendisiplinkan, memotivasi anak-anak panti untuk lebih taat dan taqwa

kepada Allah SWT, serta meningkatkan anak-anak agar tidak terjerumus

kedalam hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama Islam.11

Banyak anak-anak yang tidak siap menghadapi kehidupan sosial

bermasyarakat, karena sejak awal mereka hanya dibekali dengan ilmu

akademik, tanpa pendidikan agama. Anak-anak yang mendapat bimbingan

Agama islam terbukti lebih siap mengaplikasikan ilmu mereka di masyarakat.

Selain itu mereka juga dibekali dengan ilmu akhlak, sehingga perilaku

mereka akan lebih terkontrol dan dapat diterima baik oleh masyarakat.

Namun demikian, jika anak-anak tidak dibekali dengan pendidikan

akademik yang baik, hal ini juga salah. Karena anak tersebut tidak akan siap

jika menghadapi penipuan dan persaingan akademik. Jadi baik pendidikan

akademik dan bimbingan Agama Islam sama penting dan keduanya harus

dimiliki oleh anak-anak agar kehidupan mereka seimbang.

Berikut kutipan wawancara pribadi penulis dengan Aning, salah satu

anak panti yang mendapatkan bimbingan Agama Islam. Menurutnya setelah

mengikuti bimbingan Agama Islam cara berbicara jadi jauh lebih sopan dan

santun, serta lebih tahu tata cara beribadah yang benar melalui ilmu fiqih12

.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Sanusi, manfaat yang didapatkan dari

11

Dari Hasil Pengamatan saat mengunjungi lokasi di Panti Asuhan Bahrul’Ulum pondok

Aren pada tanggal 28 April 2018. 12

Hasil Wawancara dengan Sanusi, Pondok Aren, 18 Juni 2018.

Page 67: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

58

kegiatan bimbingan agama Islam yang tadinya tidak bisa membaca Al-

Qur’an, dan hanya mengetahui ajaran agama Islam hanya shalat, namun

sekarang dia mengetahui sedikit demi sedikit hukum Islam.13

Selain itu menurut Candra dalam wawancara, “Manfaat yang sudah

didapatkan dari kegiatan bimbingan Agama Islam. Manfaatnya dulu sama

sekarang,kalau dulu sayagak bisa baca Al-qur’an. Dulu saya taunya ajaran

agama shalat saja, tapi sekarang saya tahu sedikit-sedikit hukum Islam”.14

Adanya pengaruh negatif lingkungan di luar panti, dapat

mempengaruhi perilaku dan akhlak anak-anak. Hal ini disadari oleh Ustadz

Heri maulana selaku pembimbing Agama Islam.Menurutnya, “Walaupun di

panti kami sudah berusaha semaksimal mungkin membina dan membimbing

anak-anak, tapi di luar pengaruhnya lebih banyak. Mulai dari lingkungan

rumah, hingga teman sekolah yang kita tidak ketahui perilakunya.Itu

sebabnya secara rutin, kami melakukan bimbingan Agama Islam, agar

terbentuk kecakapan hidup generik. Agar perilaku dan akhlak mereka dapat

terus terkontrol.”15

Agar anak-anak panti memiliki akhlak terpuji dan mandiri, baik di

lingkungan panti, maupun dalam kehidupan bermasyarakat, para

pembimbing Agama Islam secara rutin setiap hari mengembangkan

pembentukan kepribadian Islami anak. Pengetahuan akademik berfungsi

sebagai gerbang wawasan ilmu, sedangkan Agama berfungsi sebagai

pembatas diri untuk tidak melakukan hal-hal negatif. Karena di dalam ajaran

Agama Islam, Rasulullah sudah memberikan contoh teladan, serta di dalam

kitab suci Al-Quran juga dijelaskan, mulai masalah individu, keluarga,

bermasyarakat, fiqih, akhlak, dan lain-lain.

Dari hasil penelitian, penulis juga melihat bahwa ada perbedaan

antara anak panti yang baru tinggal dengan anak panti yang sudah lama

13

Hasil Wawancara dengan Dian , Pondok Aren, 18 Juni 2018. 14

Hasil Wawancara dengan Ilham, Pondok Aren, 18 Juni 2018. 15

Hasil Wawancara dengan Ustadz Heri Maulana, Pondok Aren, 18 Juni 2018.

Page 68: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

59

tinggal. Pertama, pengetahuan agama anak sudah tinggal lebih lama,

tentunya lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak yang baru tinggal

di lingkungan panti.

3. Proses Pelaksanaan Bimbingan

Dalam proses kegiatan bimbingan agama salah satunya tidak terlepas

dari salah satu aspek yang tidak kalah penting adalah bagaimana proses

pelaksanaan islam dalam membentuk kepribadian islami anak di yayasan

bahrul’ulum Kota Tangerang Selatan agar tercipta pribadi yang baik dalam

diri santri.

Menurut bapak Ustadz Heri Maulana selaku pembimbing agama

memberikan pernyataan bahwa proses pelaksanaan bimbingan yang

dilakukan di yayasan bahrul ulum adalah sebagai berikut :“sebelum memulai

pengajian biasanya saya mengajak anak-anak untuk tawasul bersama-sama

untuk mendoakan yang sudah meninggal dan setelah itu dilanjutkan dengan

materi inti dengan metode ceramah dengan diselingi Tanya jawab dan

diakhiri dengan doa penutup.” Disamping itu, pernyataan Ustadz Heri

Maulana di atas diperkuat dengan pernyataan para santri, sesuai dengan

pernyataan di atas hal serupa juga diungkapkan oleh M. Ilham Zulkarnain,

beliau mengatakan sebagai berikut: “Pertamanya kita berdoa untuk keluarga

yang sudah meninggal, kemudian dilanjut dengan materi biasanya

disampaikan dengan ceramah dan diakhiri dengan doa.” Hal senada juga

diungkap dengan oleh Muhammad Sanusi, beliau mengungkapkan sebagai

berikut: “Sebelum dimulai kami mendoakan orang-orang yang sudah

meninggal, kemudian dilanjutkn dengan materi yang disampaikan dengan

Page 69: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

60

ceramah dan biasanya diselingi Tanya jawab kemudian di akhiri dengan

do’a.” Disamping itu, pernyataan diatas lebih diperkuat dengan pernyataan

oleh Bapak Dian Permana, beliau mengatakan sebagai berikut. “ pertama

doa atau tawasul untuk mendoakan org yg sudah tidak ada, setelah

penyampaian materi melalui ceramah dan Tanya jawab setelah itu di tutup

do’a.” Dari kutipan hasil wawancara diatas mengenai proses pelaksanaan

bimbingan islam yaitu diawali dengan membaca doa atau tawasul bersama

untuk mendoakan keluarga dan sanak saudara yang sudah meninggal terleih

dahulu, kemudian setelah itu dilanjutkan dengan pemberian materi kepada

para santri melalui metode ceramah dan Tanya jawab kemudian setelah

dirasa santri memahami materi yang disampaikan maka kegiatan bimbingan

ditutup dengan doa.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembimbing Agama dalam

Membentuk Kepribadian Islami Anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok

Aren Tangerang Selatan.

1. Faktor Pendukung

Setiap program kegiatan pasti akan mendapati faktor penghambat dan

faktor pendukung. Begitu juga dengan kegiatan pembimbing agama Islam

dalam membentuk kepribadian anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok

Aren Tangerang Selatan. Adapun faktor pendukung dari kegiatan ini

diantaranya:

a. Pembimbing agama Islam yang ada di Yayasan Bahrul’Ulum

Pondok Aren Tangerang Selatan memiliki pengetahuan yang

memadai dalam menjalankan tugasnya. Materi yang diberikan

Page 70: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

61

kepada anak-anak di Yayasan sudah dikuasai pembimbing agama

dengan baik.16

b. Anak-anak yang hadir dalam bimbingan ini menyimak dengan baik

dan keingintahuan mereka cukup besar bisa dilihat dari banyaknya

pertanyaan yang mereka ajukan khususnya anak yang sudah lama

tinggal di panti.

c. Adanya pengawasan ekstra dari pengasuh panti tentang perubahan

kepribadian islami anak di panti, seperti ketika anak-anak malas

mengaji maka pengasuh akan mengingatkan. Yayasan Bahrul’Ulum

memiliki buku pantauan atau kontrol terhadap ibadah anak yang

dipegang oleh pengasuh dan pembimbing agama Islam dapat

memantau dan mengawasi sikap dan perilaku anak-anak. Pengasuh

di panti pembimbing agama Islam melakukan pencatatan pada buku

pantauan perkembangan anak, baik yang bersifat positif maupun hal-

hal yang harus mendapatkan pendampingan atau perbaikan. Dengan

dilaksanakannya pencatatan atau pengisian buku, perkembangan

anak, pengasuh dan pembimbing agama Islam dapat menjalin

komunikasi, melakukan perencanaan, dan memecahkan masalah

yang terbaik untuk kepentingan anak, serta mengetahui

perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Selanjutnya

memberikan evaluasi yang berbentuk lisan dan tertulis, yang diiringi

16

Wawancara dengan Ustad Heri Maulana, Pembimbing Agama Islam Yayasan

Bahrul’Ulum , 18 Juni 2018

Page 71: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

62

dengan praktik langsung. Cara tersebut dilakukan agar apa yang

diharapkan pembimbing agama Islam tercapai dengan baik.17

d. Sarana dan prasarana yang ada di Yayasan Bahrul’Ulum memadai,

seperti ruangan kelas yang bersih karena tersedia jadwal piket

untuk membersihkan ruang kelas setiap harinya, ruangan serba

guna, papan tulis, buku-buku, masjid yang dilengkapi dengan

perpustakaan kecil.

2. Faktor penghambat

Sedangkan faktor penghambat pembimbing agama Islam dalam

membentuk kepribadian Islami anak di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok

Aren Tangerang selatan adalah:

a. Pembimbing tidak tepat waktu dengan jadwal kegiatan yang sudah

diberikan, sehingga waktu penyampaian materi tidak cukup, begitu

juga dengan alokasi waktu yang seharusnya dilakukan pada waktu

yang tepat.

b. Kurangnya konsentrasi anak-anak dalam mengikuti bimbingan

agama Islam dan banyak anak yang tidak memperhatikan

penjelasan yang disampaikan pembimbing agama Islam, sehingga

anak-anak tidak dapat memahami materi yang disampaikan dalam

bimbingan agama Islam tersebut.18

Hal ini disebabkan karena

pembimbing terlalu cepat dalam menyampaikan materi.

17

Wawancara dengan Ustd Heri Maulana, Pembing Agama Islam, Yayasan Bahrul’Ulum

Pondok Aren, 19 April 2018 18

Wawancara dengan Ustad Heri Maulana, Pembing Agama Islam, Yayasan

Bahrul’Ulum Pondok Aren, 18 Juni 2018

Page 72: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

63

c. Tidak adanya tenaga spesialisai psikologi kepribadian anak.

Sehingga pembimbing perlu mempelajari ilmu tentang psikologi.

Menurut pengamatan penelitian selama berada di panti asuhan

Bahrul’Ulum, kegiatan yang ada di panti asuhan Bahrul’Ulum sudah dilaksanakan

dengan baik. Tetapi peraturan yang ada di panti asuhan Bahrul’Ulum masih belum

maksimal di jalankan dan kegiatan di panti sudah tidak berjalan seharusnya di

adakan kembali. Seperti kegiatan marawis, seni kaligrafi, menanam pohon,

bersama, kesenian drama, dan olahraga. Karena dengan adanya kegiatan tersebut

anak-anak panti akan semakin aktif, menambah pengetahuan, lebih terarah, dan

untuk bekal mereka setelah lulus dari panti, serta dapat mengembangkan bakat

anak-anak panti.

Page 73: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian penulis tentang peran

pembimbing agama islam dalam membentuk kepribadian yang islami

anak di Yayasan Bahrul’Ulum, maka penulis mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari hasil pengamatan terhadap peran pembimbing agama dalam

membentuk kepribadian anak, penulis mendapat data, bahwa

pembimbing agama berperan memberikan motivasi,

mendisiplinkan anak-anak panti untuk taat dan takwa kepada Allah

SWT, serta mengingatkan anak-anak agar tidak terjerumus

kedalam hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama islam. Hal

ini dapat dilihat dalam kegiatan yang dilakukan oleh pembimbing

untuk membantu para anak-anak memecahkan masalah yang

sedang dihadapi dengan memberikan nasehat-nasehat yang

disampaikan saat kultum tematik setiap sore dan sebelum subuh.

Selain itu pembimbing agama membantu para anak-anak menjaga

agar situasi dan kondisi yang tidak baik (mengandung masalah)

menjadi baik (terpecahkan). Hal ini dapat dilihat dari kegiatan dan

materi yang disampaikan oleh pembimbing agama, seperti hafalan-

hafalan surat pendek, fiqih dan akhlak.

2. Faktor pendukung dalam kegiatan bimbingan agama yang

dilaksanakan di Yayasan Bahrul’Ulum Pondok Aren Tangerang

Page 74: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

65

selatan diantaranya Pembimbing agama yang ada di yaysan

Bahrul’Ulum Pondok Aren Tangerang Selatan memiliki keilmuan

yang memadai, anak-anak yang hadir dalam bimbingan menyimak

dengan baik dan keingintahuan mereka cukup besar, adanya

pengawasan ekstra dari pengasuh panti tentang peubahan

kepribadian islami anak di panti dan sarana serta prasarana yang

memadai.

Sedangkan faktor penghambat kegiatan bimbingan agama

diantaranya waktu penyampaian materi yang tidak cukup,

kurangnya konsentrasi anak dalam mengikuti kegiatan bimbingan

dan tidak adanya tenaga spesialisasi psikologi kepribadian.

B. SARAN

Selesai penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada pihak-

pihak yang terkait di dalamnya.

1. Dalam pelaksanaan bimbingan diharapkan seorang pembimbing

harus dapat meningkatkan pengetahuan yang lebih banyak lagi

tentang permasalahan yang dihadapi anak serta penanganannya dan

Yayasan Bahrul’Ulum diharapkan dapat menghadirkan tenaga

professional yang memliki spesialisasi psikologi anak.

2. Sarana dan prasarana yang ada lebih dilengkapi lagi karena itu

merupakan asset yang sangat berharga baki perkembangan

Yayasan Bahrul’Ulum.

Page 75: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

66

3. Demi tercapainya keberhasilan dalam membina anak asuhnya,

Yayasan Bahrul’Ulum harus lebih meningkatkan lagi kegiatan

yang versifat mendidik dan produktif, seperti membuka wartel atau

koprasi yang dikelola oleh anak asuh sehingga mereka dapat hidup

lebih mandiri.

Yayasan Bahrul’Ulum diharapkan dapat memberikan keterampilan

kepada anak asuh dengan keterampilan hasilnya menjadi lahan

usaha mereka sehingga mereka tidak selalu mengandalkan bantuan

dari panti dan tidak Menjadikan mereka manusia yang konsumtif.

Keterampilan misalnya menjahit, membuat hiasal, dan lain

sebagainya

Page 76: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

DAFTAR PUSTAKA

Adz-Zaki, M. Hamdani Bakran, 2002, Konseling dan Psikoterapi Islam,

Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru

Ahyadi, Abdul Aziz, 1995, Psikologi Agama Kepribadia Muslim Pancasila,

Bandung: Sinar Baru

Al-Ghazali, Syaikh Muhammad,1993, Masalah Agama, Jakarta: Gema Insani

Press

Ali, Qoumi, 2003, Peranan Ibu, Bogor: Cahaya

Amin, Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: PT Rineka

Amzah, 2010, Cet. Ke-1

Anshori, Endang Saifuddin Anshori, 1998, Kuliah Al-Islam, Yogyakarta: CV.

Rajawali

Arifin, HM., 1994, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,

Jakarta: PT. Golden Terayon Press

Basrowi, 2005, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia

Bastaman, Hanna Djumhan, 1997, Integrasi Psikologi dengan Islam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Bustaman, 1995, Integrasi Psikologi Dengan Islam Menuju Psikologi Islam,

Yogyakarta: Pustaka Belajar

Darajat, Zakiah, 1992, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Askara, 1992

Departemen Pendidikan Nasional, 2002, Kamus Bahasa Indonesia

Departemen Sosial Republik Indonesia, 1999, Pedoman Perlindungan anak,

Jakarta: Direktoral Jendral Bina Kesejahteraan Sosial

Ecols , John M. Ecols dan Shadily, Hasan, 1996, Kamus Inggris Indonesia,

Jakarta: PT. Gramedia

Faqih, Ainur Rohim, 2001, Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta: LPPAI

W.A. Gerungan, 1998, Psikologi Sosial, Jakarta: PT. Eresco

Hakim, Thursan, 2005, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, Jakarta: Puspa Swara

Hamid, Syamsul Rijal, Buku Pintar Agama Islam, Bogor: Cahaya salam, 2008

Hellen A, 2002, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jakarta: Ciputat Pers

Page 77: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

Hidayat, Nurul, 2006, Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Press, cet ke 1

Husain , Al-Hamid Zaid, 1982, Kamus Al-Muyassar, Pekalongan: PT. Raja Murah

Jalaludin dan Said, 1996, FIlsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Kerlinger , Fred N, 2000 Asas-Asas Penelitian Behavioral, Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada Press

LN, Syamsu Yusuf, 2000, Psikologi Anak dan Remaja, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Lutfi, M, 2008, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah

Maleong, Lexy J, 2000, Metode Peneltian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya

Marimba, 1980, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1980

M.K, Muhsin, 2003, Mari Mencintai Anak Yatim, Jakarta: Gema Insani Press

Musnamar, Tohari, 1992, Dasar-Dasar Konseptual BImbingan dan Knseling

Islam, Yogyakarta: UII Press

Najati, M. Utsman, 1985, Al-Qur’an wa’ Ilmu an-Nafs, Bandung: Pustaka, 1985

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, 2007, Sosiologi: Teks Pengantar dan

Terapan, Jakarta: Kencana

Noor, M. Matdawan, 1995, Aqidah Dari Ilmu Pengetahuan dalam Lintasan

Sejarah Dinamika Budaya Manusia, Yogyakarta: Yayasan “Bina

Karier” LPSBIP

Poerwandari, E. Kristi, 1998, Pendekatan Kualitatif dalam Penilitian Psikolog,

Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana dan Pendidikan Psikolog

(LPSP3)

Poerwardarminta, W. J. S., 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, Cet. Ke-7

Priyanto, Erman, dan Anti, 1999, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,

Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim, 1996, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:

Rineka Cipta

Razak, Nasrudin, Dienul Islam, 1998, Bandung: Al-Ma’arief

Santoso, Umar, 1998, Cet. Ke-1, Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung: CV.

Pustaka Setia

Page 78: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, 1983, Metode Penelitian Survey, Jakarta:

LP3ES

Soekanto, Soerjono, 2006, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Soenarjo, dkk, 2002, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Depag RI, 2002

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Jakarta:

Alfabeta

Sukardi, Dewa Ketut, 1984, Pengantar Teori Konseling (Suatu Uraian

Ringkasan), Denpasar: Ghalia Indosia

Sutarmadi, A. dan Al-Tirmidzi, 1998, Peranan dalam Pengembangan Hadist dan

Fiqih, Ciputat: Logos Wacana Ilmu

Syah, Muhibbin, 2000, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2000

Tafsir, Ahmad, 1994, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja

Rosda Karya

Umar, M, dan Sartono, 1998, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka

Setia

Walgito, Bimo, 1995, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Offset

Page 79: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

Hasil wawacara

Nama : Heri Maulana

Usia : 31 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat Asal : Kelurahan Parigi Baru Pondok Aren Tangerang Selatan

1. Apa motivasi bapak sebagai pengurus yayasan Bahrul’Ulum terhadap anak

yatim? Motovasi saya disini untuk memberikan bimbingan agama Islami dan

memfasilitasi untuk kehidupan sehari-harinya.

Jawab: saya disini untuk membina dan membiayai anak-anak yatim piatu

ataupun anak yang broken home, dan memberikan bimbingan agam Islam.

Seperti, pelajaran Akhlak, Fiqih dan lain-lain. Agar anak yatim piatu

mempunyai pribadi yang baik serta didalam dirinya tertumbuh rasa empati

sesame makhluk ciptaan Allah SWT.

2. Apa saja program pembinaan yang diterapkan yayasan Bahrul’Ulum terhadap

anak yatim? Pembinaan yang diberikan di panti seperti pembinaan akhlak anak

panti dan pengajian kitab-kitab

Jawab : pembinaan yang saya lakukan di panti, seperti : pelajaran kitab, Akhlak,

Kitab Kuning, Kitab Savinah dan kitab Fiqih.

3. Kapan waktu pelaksanaan bimbingan agama?

Jawaban: bimbingan agama dimulai setelah shlat subuh berjmaah dan setelah

shalat isya sampai jam Sembilan malam

4. Metode apa saja yang digunakan dalam proses Bimbingan Islam terhadap anak

yatim? Metode yang saya sampaikan seperti metode cermah, metode Tanya

jawab

Jawab : metode yang saya gunakan metode ceramah, Metode Tanya Jawab dan

Metode Kelompok.

5. Materi apa yang disamapaikan dalam bimbingan agama?

Jawaban: materinya beragam seperti materi tajwid, doa-doa sehari-hari, kitab

kuning, kitab akhlak dan kitab fiqh

6. Bagaimana ustadz menyampaiakan materi dalam bimbingan agama?

Jawaban:

Page 80: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

7. Apa harapan bapak terhadap anak yatim?

Jawab : harapan saya, setelah anak keluar dari yayasan kita d isini membekali

ajaran-ajaran Agama Islam agar anak mempunyai pribadi yang kokoh dan dapat

mandiri, serta dapat berguna bagi orang lain.

8. Adakah waktu khusus dalam memberikan bimbingan (konsultasi) tersebut?

Jawab : ia disini ada waktu dalam memberikan konsultasi karena setiap anak

mempunyai masalah yang berbeda. Disini untuk membantu memecahkan

masalah anak-anak.

9. Apakah bimbingan yang dilakukan mempengaruhi kepribadian anak yatim?

Jawab : ia, bimbingan yang kita berikan sangat berpengaruh terhadap

kepribadian anak yatim dalam memjalankan kehidupannya sehari-hari dan

dalam lingkungan pergaulannya.

10. Sejauh mana tingkat keberhasilan bimbingan yang diberikan terhadap anak

yatim?

Jawab : sampai saat ini untuk menjadi tolak ukurnya, contohnya seperti

menjalankan peraturan-peraturan yang ada di panti.

11. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses bimbingan terhadap anak yatim?

Jawab: kendala disini anak kurang menangkap materi apa yang diberikan disaat

waktu pelaksanaan bimbingan Islam. Dan juga ada anak yang mudah mencerna

apa yang kita sampaikan.

Page 81: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

Wawancara Anak.

Nama : Muhammad Sanusi

Usia : 14 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

1. Sudah berapa lama tinggal di Panti?

Jawab: sudah hampir sekitar 5 tahun

2. Apa saja kegiatan di Panti?

Jawab: ngaji, baca Al-Qur’an, ngaji kitab dengerin ceramah.

3. Apakah di Panti ada kegiatan Bimbingan Islam?

Jawab: ada biasanya rame-rame kalo lagi bimbingan, kaya dengerin ceramah

gitu.

4. Kapan waktu bimbingan agama dilaksanakan?

Jawaban:biasanya kegiatan disini dilaksanakan ba’da subuh dan ba’da

magrib kemudian dilanjut lagi ba’da isya

5. Apa manfaat yang kamu rasakan setelah memdapat materi bimbingan Islam?

Jawab: saya jadi bisa tau akhlak yang baik menurut agama Islam. Jadi bisa

buat kontrol dalam bergaul.

6. Materi apa yang disampaikan oleh ust. Heri maulana?

Jawaban: materinya berupa tajwid, doa sehari dan kitab kuning seperti fikih.

7. Apakah kamu senang dengan Materi Bimbingan Islam?

Jawab: senang jadi bisa tambah wawasan sama pengetahuan, karena saya

emang suka sama yang berbau-bau islami.

8. Bagaimana Proses Ust. Dalam menyampaikan materi?

Sebelum dimulai kami mendoakan orang-orang yang sudah meninggal,

kemudian dilanjutkn dengan materi yang disampaikan dengan ceramah dan

biasanya diselingi Tanya jawab kemudian di akhiri dengan do’a.

9. Menurut kamu, bagaimana pribadi Islam yang baik itu?

Jawab: pribadi yang Islami itu punya akhlak yang baik, sopan, santun, suka

menolong sama ngga beda-bedain kalo mau berbuat baik.

10. Menurut kamu, sudahkah kamu menjadi Pribadi yang Islami setelah

mendapat bimbingan Islam?

Page 82: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

Jawab: aduh saya bingung klo niali diri sendiri, itukan yang tau kita pribadi

yang Islami kan orang lain. Walau kita sudah merasa sudah islami blm tentu

orang menilainya begitu juga.

11. Bagaimana kesan kamu terhadap Panti ini?

Jawab: panti ini sangat nyaman bagi saya. Selalu memperhatikan anak-anak

yang ada di panti. Semoga panti ini tetap diberikan keberkahan oleh Allah

SWT.

Page 83: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

Nama : Dian Permana

Usia : 13 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

1. Sudah berapa lama tinggal di Panti?

Jawab: udah dari 2014

2. Apa saja kegiatan di Panti?

Jawab: kegiatan disini banyak. Ngaji, makan, shalat, ngaji kitab.

Ceramah.

3. Apakah di Panti ada kegiatan Bimbingan Islam?

Jawab: ada biasanya malem sama habis subuh, kaya kultum gitu.

4. Kapan bimbingan agama dilaksanakan?

Jawaban: kalua disini waktunya dimulai dari ba’da subuh sampe jam 6

pagi, kemudian abis maghrib sampe isya dan dilanjut lagi abis isya

sampe jam 9 malam.

5. Apa manfaat yang kamu rasakan setelah memdapat materi bimbingan

Islam?

Jawab: yang saya rasakan saya jadi tau mana yang baik dan yang buruk,

sama tau akhlah yang baik itu. Sopan santun. Kayak gtu pokoknya.

6. Materi apa yang disampaikan?

Jawaban: kalua untuk materinya seputar pesantren, untuk ba’da subuh

kita ngulang baca doa sehari-hari kemudian memperlancar baca Al-

Qur’an dengan Tajwid untuk setelah maghrib mengaji kitab kuning

sampai jam 9

7. Apakah kamu senang dengan Materi Bimbingan Islam?

Jawab: seneng banget. Jadi tambah wawasan tentang agama Islam.

8. Bagaimana proses ustadz menyampaikan materi?

Jawaban: pertama doa atau tawasul untuk mendoakan org yg sudah tidak

ada, setelah penyampaian materi melalui ceramah dan Tanya jawab

setelah itu di tutup do’a.

9. Menurut kamu, bagaimana pribadi Islam yang baik itu?

Jawab: kalau menurut saya, pribadi yang itu punya akhlak yang baik.

Page 84: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

10. Menurut kamu, sudahkah kamu menjadi Pribadi yang Islami setelah

mendapat bimbingan Islam?

Jawab: kalau saya si tetep selalu berusaha menjadi pribadi yang baik.

Biar orang yang menilainya.

11. Bagaimana kesan kamu terhadap Panti ini?

Jawab: panti sangat berjasa bagi saya, disini saya dapat banyak hal dan

dapat pengetahuan agama. Semoga panti ini selalu dalam lindungan dan

Rahmat Allah SWT.

Page 85: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

Nama : M. Ilham Zulkarnain

Usia : 14 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

1. Sudah berapa lama tinggal di Panti?

Jawab: kurang lebih 1 tahun

2. Apa saja kegiatan di Panti?

Jawab: ngaji, muhadoroh, ngaji kitab.

3. Apakah di Panti ada kegiatan Bimbingan Islam?

Jawab: ada

4. Kapan dilaksanakan bimbingan agama?

Jawaban: ada bebrapa waktu ka, ada habis subuh sampai jam 6 dan habis magrib

sampe jam 9 malam

5. Apa manfaat yang kamu rasakan setelah memdapat materi bimbingan Islam?

Jawab: dulu saya ngga bisa ngaji sekarang bisa ngaji

6. Materi apa yang disampaikan?

Jawaban: materinya seperti doa sehari-hari, tajwid dan materi kitab kuning

seperti fikih

7. Apakah kamu senang dengan Materi Bimbingan Islam?

Jawab: ya kurang seneg kalo pelajarannya waktunya lama.

8. Bagaimana proses ustadz menyampaikan bimbingan agama?

Jawaban: Pertamanya kita berdoa untuk keluarga yang sudah meninggal,

kemudian dilanjut dengan materi biasanya disampaikan dengan ceramah dan

diakhiri dengan doa.

9. Menurut kamu, bagaimana pribadi Islam yang baik itu?

Jawab: belum, tapi lagi berusaha.

10. Menurut kamu, sudahkah kamu menjadi Pribadi yang Islami setelah mendapat

bimbingan Islam?

Jawab: ya kaya rajin shalat, ngaji

11. Bagaimana kesan kamu terhadap Panti ini?

Jawab: asyik, disini enak tempatnya.

Page 86: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan
Page 87: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan
Page 88: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan

Dokumentasi

Page 89: PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · dari keluarga, sebagai contoh adalah anak korban perceraian dan