PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK MENGHAFAL AL …
Transcript of PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK MENGHAFAL AL …
PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK MENGHAFAL AL-
QUR’AN DI RUMAH DI DESA SIMBUR NAIK KECAMATAN
MUARA SABAK TIMUR KABUPATEN
TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
RIRIN ROYANI
TP 161575
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK MENGHAFAL AL-
QUR’AN DI RUMAH DI DESA SIMBUR NAIK KECAMATAN
MUARA SABAK TIMUR KABUPATEN
TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar serjana stara satu (S.1)
Dalam ilmu pendidikan islam
RIRIN ROYANI
TP 161575
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
iii Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirohim
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih
Sayang–Mu telah memberikan kekuatan dan kenikmatan dan membekali dengan
ilmu. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini
dapat terselasaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasulullah SAW.
Saya persembahkan karya sederhana ini kepada kedua orang tua saya
Ayahanda Dahlan dan Ibunda Rohani
Terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Bapak
dan Mama tersayang, telah memberikan dukungan, semangat, iringan doa, nasehat
dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat,
sabar dalam menjalani setia rintangan yang ada didepanku. Bapak mama
terimalah kado kecil ini sebagai tanda keseriusanku dalam membalas semua
pengorbananmu.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat mama dan bapak bahagia,
karena kusadari, selama ini belum bisa membuat lebih. Dalam hidupmu demi
hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan, dalam bekerja tanpa
mengenal rasa lelah. Maafkan anakmu. Bapak, Mama, masih saja ananda
menyusahkanmu.
Terimakasih terutuk Saudara-saudaraku
Rani Pratiwi, Ronaldy Ahmad Fauzan
Yang telah senantiasa memberikan semangat dan dukungan.
Terimakasih teruntuk Tante dan Pamanku
Rosmiati, Muslimin Bakti Salam
Yang telah membantu dan memberikan semangat.
TerimaKasih teruntuk
Rekan-rekan PAI-D
Terimakasih untuk waktu kebersamaannya, terimakasih telah menjadi yang selalu
solid, terimakasih telah rela berbagi tawa selama ini.
MOTTO
حى انشه ح انشه تغى الله
كش يذه م ي كش ف نهز شا انقشآ نقذ غه
“Dan sungguh telah kami mudahkan Al-Qur‟an untuk pelajaran. Maka
adakah orang yang mengambil pelajaran?”
(QS. Al-Qamar: 17)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang berjudul “Peran Orang Tua
Dalam Memotivasi Anak Menghafal Di Rumah Di Desa Simbur Naik
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur”.
Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada insan yang rela anaknya
menjadi yatim, istrinya menjadi janda demi menegakkan kalimat tauhid
“Lailahaillah Muhammadarrasulullah”, karena berkat perjuangan beliaulah kita
bisa terselamatkan dari alam yang penuh dengan kebodohan menuju alam yang
penuh ilmu penegetahuan yang kita rasakan pada saat ini, dengan lafadz
“Allahumma shalli „ala sayyidina Muhammad wa „ala ali sayyidina Muhammad”.
Mudah-mudahan kita mendapat syafa‟at beliau di yaumul akhir nanti.
Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih serjana
program S.I Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Trbiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih
jauh dari kesempurnaan. Namun berkah dari Allah SWT. Serta usaha-usaha
penulis, skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak
halangan dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan
dan dorongan dari bebagai pihak, sehigga semuanya masih bisa di atasi. Pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy‟ari, MA. P.Hd. selaku Rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3. Bapak Muklis, M.Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Ibu Dra. Latifah Adnan, M.H.I, selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan,
kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
5. Bapak Tabroni, M.Pd.I, selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan,
kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
6. Pimpinan perpustakaan Universitas dan Fakultas Tarbiyah serta karyawan yang
telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam penulisan skripsi
ini.
7. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, terkhusus kepada PAI-D. Semoga kesuksesan senantiasa
mengiringi langkah kita semua, dan juga kakak angkatan maupun adik
angkatan yang turut serta memberikan semangat dan dukungan.
Kemudia dari pada itu, sebagai karya manusia tentu dalam skripsi ini ada
terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kepada seluruh pembaca
diharapkan kesediannya untuk mengkritik skripsi ini yang sifatnya
membangun, seterusnya mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Amin yaa rabbal alamin
Jambi, Maret 2020
Penulis
RIRIN ROYANI
TP. 161575
ABSTRAK
Nama : Ririn Royani
Nim : Tp. 161575
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Menghafal Al-Qur‟an
Di Rumah Di Desa Simbur Naik Kec. Muara Sabak Timur Kab.
Tanjung Jabung Timur.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya anak yang cenderung
menghabiskan waktu luangnya untuk bermain game, menontn televisi sehingga
orang tua terkendala saat menyuruh anaknya untuk menghafal Al-Qur‟an, tidak
sedikit dari orang tua yang hanya sukses dalam memenuhi syahwat anak, mereka
gagal mendekatkan anak dengan nilai-nilai Al-Qur‟an dan kurang mempersoalkan
mau tidaknya anak dalam menghafal Al-Qur‟an. Adapun tujuan penelitian ini
untuk mengetahui Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Menghafal Al-
Qur‟an Di Rumah Di Desa Simbur Naik Kec. Muara Sabak Timur Kab. Tanjung
Jabung Timur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriftif. Subjek penelitian ini adalah orang tua santri. Sedangkan yang menjadi
informan adalah ustadz, santri dan toko masyarakat. Data dikumpulkan
menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan data
dilakukan dengan cara triangulasi. Untuk analisis data menggunakan analisis
interaktif, dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa peran orang tua dalam
memotivasi anak menghafal Al-Qur‟an di rumah di Desa Simbur Naik antara lain
sebagai berikut: Memberi nasehat kepada anak, Memberi contoh atau sebagai
panutan, Memberi sangsi atau hadiah (rewerd), Memeberi dukungan.
Kata Kunci : Peran, Orang Tua, Anak, Menghafal Al-Qur‟an.
ABSTRACT
Name : Ririn Royani
Nim : Tp. 161575
Departement : Islamic Educations
Thesisi Title :The role of parents in motivating Children to Memorizing the
Qur‟an at home in the village of simbur ascending muara sabak
sub- district east tanjung jabung regency.
This research is motivated by the many children who tend to spend their free
time playing games, watching television so that parents are constrained when
asking their children to memorize the Qur'an, not a few of the parents who only
succeed in fulfilling the child's lust, they fail to get closer to children with the
values of the Qur'an and less question whether or not children want to memorizing
the Qur'an. The purpose of this study is to determine the Motivation of parents
towards Children in The role of parents in motivating Children to Memorizing the
Qur‟an at home in the village of simbur ascending muara sabak sub- district east
tanjung jabung regency.
The method used in this research is descriptive qualitative research. The
subjects of this study is parents of students. While the informants are religious
teachers, students and community. Data was collected using interview,
observation and documentation methods. Data validity is done by triangulation.
For data analysis using interactive analysis, with the stages of data reduction, data
presentation, and data verification.
And the results of the study concluded that the motivation of parents towards
children in memorizing the Qur'an in RTBQ (RumahTahfidzBustanul Qur'an
SimburNaik Village, among others, are as follows: Giving advice to children,
Giving examples or as role models, Give sanctions or gifts (rewerd), give support.
Key Words : Role, Parents, Child, Memorize The Qur‟an.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
NOTA DINAS ......................................................................................... iii
PENGESAHAN. ...................................................................................... iv
PERNYATAAN ORIENTALITAS. ........................................................ v
PERSEMBAHAN. ................................................................................... vi
MOTTO ................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR. ............................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................... x
ABSRACT ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI. .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ .......... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah. ................................................................ 5
C. Fokus Penelitian ....................................................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ............................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI...................................................................... 7
1. Peran Orang Tua ................................................................. 7
2. Anak .................................................................................. 11
3. Menghafal Al-Qur‟an ......................................................... 14
B. STUDY SELEVEN ................................................................. 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .................................................................... 27
B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................. 27
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 28
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 29
E. Teknik Analisis Data............................................................... 30
F. Teknik Keabsahan Data .......................................................... 32
G. Jadwal Penelitian...................................................................... 35
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ........................................................................ 36
1. Historis ................................................................................ 36
2. Geografis............................................................................ . 37
3. Visi Misi ............................................................................. 37
4. Struktur Organisasi.............................................................. 38
5. Data Santri .......................................................................... 38
6. Keadaan pendidik dan santri ............................................... 44
7. Sarana dan Prasarana .......................................................... 45
B. Temuan Khusus dan Pembahasan ........................................... 45
1. Pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz
Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur...................................... 45
2. Peran orang tua dalam memotivasi anak nya menghafal
al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur
Naik Kacamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung
Jabung Timur....................................................................... 49
3. Kendala orang tua dalam memotivasi anak nya untuk
menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul
Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur...................................... 55
4. Usaha orang tua mengatasi kendala dalam memotivasi
anak nya untuk menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah
Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara
Sabak TimurKabupaten Tanjung Jabung Timur................. 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 60
B. Saran ..................................................................................... 60
C. Kata Penutup............................................................... ........... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel I: Jadwal Penelitian....................................................................... 35
Tabel II : Data santri dan santriwati......................................................... 38
Tabel III : Keadaan tenaga pengajar........................................................ 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Struktur Kepengurusan RTBQ.............................................. 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3.1. Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran 3.2. Daftar Responden
Lampiran 3.3. Daftar Informan
1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an adalah kalam Allah SWT yang mengandung mu‟jizat yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril yang tertulis
pada mushaf, yang diriwayatkan secara mutawatir, yang dimulai dari Surah Al-
Fatihah diakhiri dengan Surah An-Nas, yang membacanya dinilai ibadah
(Abdul Majid, 2011: 2).
Allah menurunkan Al-Qur‟an sebagai pedoman dan petunjuk hidup
manusia di dunia. Al-Qur‟an merupakan kitab yang paling agung yang akan
terjaga kemuriannya sepanjang masa. Tidak ada satupun makhluk yang dapat
merubah lafadz dan makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an. Allah telah
menjamin kemurniannya secara langsung tanpa mewakilkan kepada makhluk-
Nya satupun. Hal ini telah ditegaskan dalam firman-Nya Q.S Al Hijr ayat 9:
إها ن نحافظ كش نا انز ضه إها ح
Artinya:“Sesungguhnya kami lah yang menurunkan Al-Qur‟an, dan
sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”(Departemen
Agama RI, 2007: 253).
Salah satu keistimewaan Al-Qur‟an adalah mudah dihafal, diingat, dan
mudah dipahami. Ini karena dalam lafal-lafal Al-Qur‟an, struktur kalimat, dan
ayat-ayatnya terdapat harmoni, keselarasan, dan kemudahan yang membuat ia
mudah dihafal oleh mereka yang ingin menghafalnya, memasukkannya ke
dalamdada, dan menjadikanhatinya, sebagai wadah Al-Qur‟an (Yusuf al-
Qaradhawi, 2007: 27).
Menghafal Al-Qur‟an adalah bentuk taqqarub kepada Allah yang paling
agung. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
خشكى ي ذعهى انقشآ عه
Artinya:“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur‟an dan
mengajarkannya.”(HR. Al-Bukhari). (Syaikh Musthafa, 2002: 778)
Betapa tingginya penghargaan dari Rosulullah SAW bagi orang yang mau
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mempelajari Al-Qur‟an, baik itu dengan membacanya, menghafalkannya
maupun mentadabburinya. Bahkan Allah SWT akan mengangkat derajat orang
yang menghafal Al-Qur‟an ketika di akhirat.
Namun demikian, menghafal Al-Qur‟an bukanlah suatu perkara yang
mudah. Dibutuhkan niat yang ikhlas serta tekad dan kuat dalam
menghafalkannya. Masa kanak-kanak adalah masa yang paling tepat untuk
memulai menghafal Al-Qur‟an. Anak memiliki kemampuan akal yang putih
bersih yang tidak dipenuhi oleh kesibukan dan pikiran seperti orang dewasa.
Menurut John W. Santrock (2007: 288) anak-anak yang masih belita mampu
mengingat banyak informasi asalkan mendapat isyarat-isyarat dan bukti yang
tepat. Dengan menggunakan strategi yang tepat maka akan membuat anak akan
dapat mengingat dalam waktu yang lama.
Langkah awal yang perlu dihafal anak adalah surah al-Fatihah dan surat-
surat pendek dalam Al-Qur‟an. Setelah menghafal anak juga perlu menjaga
hafalannya. Agar hafalan anak tidak lupa, hendaknya anak dibiasakan untuk
muraja‟ah secara kontinyu. Anak perlu mengulang-ulang hafalannya secara
terus menerus agar hafalannya tersebut tidak mudah hilang.
Dalam menghafal Al-Qur‟an, anak dapat menghafalnya di rumah maupun
disebuah lembaga. Ketika di rumah anak mendapat bimbingan dari anggota
keluargannya. Anggota kelurga disini bisa berarti orang tua maupun
saudaranya. Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam
membimbing anak. Karena orang tua merupakan pendidik utama dan pertama
bagi anak-anak mereka (Zakiah Daradjat, dkk, 2014: 35).
Orang tua merupakan orang yang terdekat dengan anak. Sikap dan tingkah
laku orang tua akan menjadi panutan bagi anaknya. Menurut Al Ghazali (dalam
Dindin Jamaluddin, 2013: 65) anak merupakan amanat bagi kedua orang
tuanya. Orang tua harus dapat membimbing anaknya kearah yang lebih baik.
Keberhasilan orang tua dalam memberikan nilai-nilai positif, akan berimbas
pada perilaku yang baik, sehingga menghantarkannya pada kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dalam mendidik anak, asupan pertama terbaik bagi jiwa mereka adalah
memperdengarkan dan membacakan ayat suci Al-Qur‟an. Usahakan mereka
mulai menghafal Al-Qur‟an sejak dini, per kalimat, lalu per ayat. Jiwa mereka
akan tumbuh bersama kesucian Al-Qur‟an.
Sel-sel otak mereka yang berjumlah miliaran akan membentuk gugusan sel
yang tidak saja rapi juga hidip dan bercahaya. Otak mereka menjadi cerdas
secara interaksi dan spiritual. Anak yang demikian ini lah yang pantas
mewarisi generasi saleh masa lalu dan siap menyongsong gelombang
kehidupan masa depan yang penuh dinamika. (Ahsin Sakho Muhammad, 2017:
12).
Apalagi di era globalisasi seperti saat ini, kehadiran alat-alat elektronik
seperti televisi, handphone, internet dan lain sebagainnya, membuat anak
biasanya lebih tertarik untuk melihat televisi maupun memainkan alat-alat
elektronik tersebut. Oleh sebab itulah bimbingan dan motivasi dari orang tua
khususnya dalam hal menghafal Al-Qur‟an sangat diperlukan.
Namun kenyataannya tidak sedikit orang tua yang hanya sukses memenuhi
syahwat anaknya. Mereka gagal mendekatkan anak-anaknya dengan nilai-nilai
Al-Qur‟an. Hasilnya, anak-anak lebih mengenal game-game, nama-nama
selebriti, judul-judul sinetron dari pada hafal surat-surat dalam Al-Qur‟an. Dan
masalah anak dapat membaca maupun mau untuk menghafal Al-Qur‟an atau
tidak, itu tidak terlalu menjadi persoalan (Sa‟ad Riyadh, 2008: 10).
Dalam hal ini kedua orang tua, ayah sebagai kepala keluarga dan ibu
sebagai kepala rumah tangga memang dituntut untuk mewarnai keluarganya
dengan nilai-nilai akhlak yang baik dan mulia, kesuri tauladan yang baik,
menyelamatkan anggota dari segala bentuk perangai dan perilaku yang tidak
baik, baik susahnya perjuangan di dunia maupun di akhirat, sebagaimana
dimaksudkan Firman Allah Swt dalam surat al-Tahrim ayat 6:
ان قدا انهاط هكى اسا أ آيا قا أفغكى ا انهز حجاسج ا أ
يا ؤيش فعه يا أيشى الله ا يلئكح غلظ شذاد ل عص عه
4
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Peran Utama Kedua Orang Tua Memahami substansi kandungan Firman
Allah Swt dalam surat al-Tahrim ayat 6 sebagaimana disinggung di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tugas-tugas dan kewajiban kedua
orang tua sebagai pemelihara dan pelindung keluarga. Hal ini sesuai dengan
maksud salah satu hadits Rasulullah Saw. yang sudah populer dikalangan
ummat, yang artinya “setiap kamu adalah orang yang memiliki tanggung jawab
dan setiap kamu akan bertanggung jawab atas apa yang kamu pertanggung
jawabkan”. Sebagai pelindung dan pemelihara anggota keluarganya, orang tua
dituntut untuk memberikan jaminan material bagi kelangsungan hidup
keluarganya, antara lain misalnya berupa nafkah dan sebagainya.
Dengan demikian keluarga atau orang tua memiliki tangung jawab untuk
melindungi dan memelihara seluruh anggota keluarganya dari segala mara
bahaya, dengan cara memberikan perlindungan dan menciptakan rasa aman
dalam jiwa seluruh anggota keluarga. Karena hanya dengan jiwa yang
terlindungi, dan merasa amanlah anak akan dapat tumbuh dan berkembang
dengan kepribadian yang baik dan stabil.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak sedikit orang tua yang kurang berperan
terhadap anak khususnya dalam hal menghafal Al-Qur‟an. Padahal orang tua
berkewajiban untuk mendekatkan anak mereka dengan nilai-nilai Al-Qur‟an
dan tugas orang tua bukan hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhan duniawi
anak semata, tetapi juga memberikan bekal kepada anak untuk dapat meraih
kebahagiaan di dunia maupun diakhirat yaitu dengan menanamkan dan
mengajarkan ilmu-ilmu agama sejak dini dan mendekatkan anak dengan nilai-
nilai Al-Qur‟an salah satunya dengan membimbing anak agar selalu membaca
dan menghafal Al-Qur‟an.
5
Selain menghafal Al-Qur‟an di rumah, anak juga dapat menghafal Al-
Qur‟an di sebuah lembaga. Rumah tahfiz Bustanul Qur‟an (RTBQ) merupakan
sebuah lembaga untuk memudahkan anak dalam menghafal Al-Qur‟an. Rumah
tahfiz bustanul Qur‟an ini berada di Simbur Naik Kecamatan Muara Sabak
Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ada sekitar 126 santri yang
mengikuti pembelajaran mengghafal Al-Qur‟an dan terdiri dari 2 ustaz dan di
bantu oleh santri yang sudah hafal 10 juz.
Berdasarkan realitas di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Menghafal
Al-Qur‟an di Rumah di Desa Simbur Naik Kecamatan Muara Sabak Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur”.
B. Fokus Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini,
penulis mengaji tentang Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Menghafal
Al-Qur‟an di Rumah di Desa Simbur Naik Kecamatan Muara Sabak Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz
Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak Timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
2. Bagaimana peran orang tua memotivasi anak dalam menghafal al-Qur‟an Di
RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
3. Apa kendala orang tua dalam memotivasi anak nya untuk menghafal Al-
Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
4. Bagaimana usaha yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala anak
dalam menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an)
Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
6
1. Tujuan penelitian
a. Ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an Di
RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
b. Bagaimana peran orang tua memotivasi anak dalam menghafal al-Qur‟an
Di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
c. Apa kendala orang tua dalam memotivasi anak nya untuk menghafal Al-
Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik
Kacamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
d. Bagaimana usaha yang dilakukan orang tua untuk mengatasi kendala
anak dalam menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul
Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak Timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
e. Kegunaan Penelitian
a. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan buah pikiran
yang konkret tentang pelaksanaan pendidikan Al-Qur‟an.
b. Untuk memberikan masukan kepada masyarakat tentang pentingnya
menghafal Al-Qur‟an.
c. Untuk melengkapi salah satu persyaratan memproleh gelar serjanah stara
satu (S1) dalam bidang Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
di UIN Sultan Thahah Saifuddin Jambi.
7 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Kajian teori
1. Peran orang tua
a. Penegrtian peran
Menurut Biddle dan Thomas menyatakan bahwa peran adalah
serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan
dari pemegang kedudukan. (Sarlito Wirawan, 2000: 217)
Peran merupakan sesuatu bagian atau yang memegang pimpinan
yang utama dalam suatu hal. (Poerwardamita, 2007: 870)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran merupakan
rangkaian sesuatu yang berupa perilaku yang dilakukan oleh seseorang
yang memegang kedudukan atau tanggung jawab tertentu. dalam
penelitian ini peran yang dimaksud adalah andil, kontribusi dan
partisipasi orang tua terhaap anak dalam menghafal Al-Qur‟an.
b. Pengertian orang tua
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan.
Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang
yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Karena orang tua adalah
pusat kehidupan rohani anak, maka setiap reaksi emosi anak dan
pemikirannya dikemudian adalah hasil dari ajaran orang tuanya tersebut.
Sehingga orang tua memegang peranan yang penting dan amat
berpengaruh atas pendidikan anak-anak.
Orang tua merupakan lingkungan pertama bagi anak yang sangat
berperan penting dalam setiap perkembangan anak khususnya
perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, diperlukan cara yang
tepat untuk mengasuh anak sehingga terbentuklah suatu kepribadian anak
yang diharapkan oleh orang tua sebagai harapan masa depan.
Pola asuh yang baik untuk pembentukan kepribadian anak adalah
pola asuh orang tua yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi
tetap dengan pengawasan dan pengendalian orang tua. Sehingga
terbentuklah karakteristik anak yang dapat mengontrol diri, mandiri,
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mempunyai hubungan yang baik dengan teman, mampu menghadapi
stres dan mempunyai minat terhadap hal-hal baru. Pola asuh orang
tuapun sangat mempengaruhi setiap kepribadian yang telah terbentuk.
(Abdul Wahib, 2015:2-7)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) orang tua adalah
ayah, dan ibu kandung. Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri
dari ayah, dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan
yang sah yang membentuk sebuah keluarga. (Selfia S. Rumbewas,
Beatus M. Laka, Naftali Meokbun, 2018:202)
c. Peran orang tua
Dalam upaya menghasilkan generasi penerus bangsa yang baik dan
berkualitas, diperlukan adanya usaha yang konsisten dari orang tua
untuk mendidik anak. Anak merupakan amanah yang besar bagi setiap
orang tua. Oleh karena itu orang tua memiliki kewajiban yang besar
untuk mendidik anaknya.
Al-Qur‟an dengan tegas mengigatkan bahwa semua harta dan anak
itu adalah fitra atau cobaan dari Allah SWT, sebagaimana firman Allah:
ما أموالكم عنده أجر عظيم إن وأولدكم فتنة والل
Artinya: “Sesungguhnya harta dan anak-anak itu adalah cobaan (ujian),
dan disisi Allah ada pahala yang besar”. (QS. At-Taghaabun,
64:15) (Departeman Agama RI, 2007: 942)
Berangkat dari ayat diatas maka bagaimana sikap kedua orang tua di
dalam menghadapi dan memperlakukan anak sangat mempengaruhi
kondisi anak dalam perkembangannya. Maka sudah menjadi kewajiban
orang tua khususnya dan para pendidik pada umumnya untuk
mengarahkan dan membimbing anak-anak menuju hal-hal yang baik dan
benar serta menjauhkan mereka dari pengaruh-pengaruh jelek yang dapat
mewarnai keimanan serta kepribadian mereka. (Juwariyah, 2010: 70)
Orang tua harus paham peran dan tanggung jawab mereka terhadap
seorang anak. Dindin Jamaluddin, dkk (2013: 145) mengemukakan
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bahwa ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan orang tua dalam
perannya mendidik anak, diantaranya:
1) Orang tua sebagai panutan.
Salah satu ciri utama anak adalah meniru, secara sadar atau tidak,
anak akan meneladani segala sikap, tindakan, dan perilaku orang
tuanya, baik dalam bentuk perkataan dan perbuatan maupun dalam
pemunculan sikap kejiwaan seperti emosi, sentimen, dan kepekaan.
Itulah sebabnya orang tua diharuskan memulai dalam mendidik anak
dengan memberikan contoh dan teladan yang baik. (Dindin
Jamaluddin, dkk, 2013: 71)
Keterlibatan orang tua dalam mendidik anak menghafal Al-
Qur‟an sangat diperlukan. Orang tua harus biasa menjadi contoh anak
mereka agar senantiasa bersedia untuk menghafalkan Al-Qur‟an.
Sebelum menuntun anak menghafal Al-Qur‟an, hendaknya orang tua
sudah hafal terlebih dahulu sehingga anak percaya bahwa surat-surat
bisa dihafal dan anak tidak merasa tertekan karena orang tua yang
menyuruhnya menghafal Al-Qur‟an sudah menghafalnya.
2) Orang tua sebagai motivator.
Anak mempunyai motivasi untuk bergerak dan bertindak apabila
ada dorongan dari orang lain, tentunya dari orang tua. Motivasi dapat
berbentuk dorongan, pemberian penghargaan, harapan atau hadia yang
wajar dalam melakukan aktivitas yang dapat memperboleh prestasi
yang memuaskan. Orang tua sebagai motivator anak harus
memberikan dorongan dalam segala aktivitas anak.
Motivasi dan dorongan dari orang tua sangat diperlukan oleh anak
untuk menghafal Al-Qur‟an, karena menghafal Al-Qur‟an sangat
memerlukan kemauan dan kedisiplinan yang kuat. Orang tua harus
bisa memberikan motivasi kepada anak agar anak selalu bersemangat
dalam menghafal Al-Qur‟an. Usia antara 7-10 tahun adalah fase ketika
seorang anak lebih membutuhkan motivasi dan bimbingan. Pada fase
ini orang tua bisa memberikan hadiah jika mereka berprestasi. Hadiah
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tersebut bisa berupa rekaman Al-Qur‟an, ata satu paket kaset murattal
lengkap atau Cdmurattal yang biasa dipasang di komputer, sebab hal
ini dapat membantu anak dalam mengahafal Al-Qur‟an.
3) Orang tua sebagai cermin utama anak.
Orang tua adalah orang yang sangat dibutuhkan anak. Orang tua
dapat diharapkan oleh anak sebagai tempat berdiskusi dalam berbagai
masalah, baik yang berkaitan dengan pendidikan maupun pribadinya.
Adakalanya seorang anak nampak malas untuk menghafal. Boleh
jadi dia sedang kurang sehat, atau amat lelah. Dalam keadaan
demikian hendaknya orang tua tidak terlalu memaksakan target
hafalan. Ketika anak malas menghafal, berilah nasehat secara tegas
namun penuh kasih sayang, jangan marah, tetap berfikir positif, dan
segera cari solusinya. (Ahda Bina, 2013: 82)
4) Orang tua sebagai fasilitator anak.
Orang tua harus sedapat mungkin memenuhi fasilitas yang
diperlukn seorang anak, dan ditentukan dengan kondisi ekonomi yang
ada. Fasilitas disisni berupa segala hal yang diperlukan untuk anak
dalam menghafal Al-Qur‟an seperti lingkungan yang kondusif bagi
anak untuk menghafal Al-Qur‟an.
Menurut Hasbullah (2013: 88) tugas dan tanggung jawab yang
perlu disandarkan dan dibina oleh kedua orang tua antara lain:
a) Memelihara dan membesarkannya.
b) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah
maupun rohaiah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya
lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
c) Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah
dewasa maupun berdiri sendiri dan membantu orang lain.
d) Membahagiankan anak untuk didunia dan diakhirat dengan
memberinya pendidika agama sesuai denga ketentuan Allah SWT,
sebagai tujuan akhir hidup muslim.
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut Santrock (2007: 164) orang tua berperan sebagai
manajerial bagi kehidupan anak. Sebagai manajer orang tua harus
mengawasi, mengatur dan memantau segala aktifitas anak. Peran
sebagai manajerial orang tua dapat berupa menentukan jadwal anak
dalam menghafal Al-Qur‟an, membatasi waktu anak untuk bermain
dan selalu memantau aktifitas yang dilakukan anak.
Selain itu, Sri Lestari (2012: 37) mengemukakan bahwa
“pengasuhan merupakan tanggung jawab utama orang tua,
sehingga sangat disayangkan bila masih ada orang tua yang
menjalani perannya tanpa ada kesadaran pengasuhan.” Pengasuhan
dsini juga berarti mengasuh. Dalam mengasuh anak terkadang hal
untuk menjaga, merawat, mendidik, dan membimbing anak.
Dari beberapa pemaparan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa peran dan tanggung jawab orang tua yaitu memberikan
contoh yang baik bagi anaknya, sebagai motivator yang
memberikan dorongan dan motivasi terhadap anak dalam segala
aktivitasnya, orang tua segabagi fasiltaor yang mampu memenuhi
segala kebutuhan anak baik kebutuhan jasmani maupun rohani dan
orang sebagai pendidik yang mampu mendidik serta membimbing
anaknya untuk dapat menjalani kehidupannya didunia dan meraih
kebahagiaan di akhirat.
2. Anak
a. Pengertian anak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia anak merupakan generasi
kedua atau keturunan pertama. Keturunan disini dimaksud dengan
seseorang yang dilahirkan oleh orang tuanya. Anak merupakan orang
dewasa dalam bentuk mini sehingga perlakuan yang diberikan oleh
lingkungan sama dengan perlakuan terhadap orang dewasa. (Lusi
Nuryanti, 2008: 2).
Menurut Fauzi Rachman anak adalah manusia kecil yang wajib
dilindungi oleh siapapun di dunia. Perlindungan yang harus didapatkan
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
anak mencakup aspek fisik, mental, jiwa, dan perasaannya. Dan orang
yang paling bertanggung jawab dalam hal perlindungan terhadap anak
adalah orang tua. (Fauzi Rachman, 2014: 14).
Dilihat dari ajaran Islam, anak adalah amanat Allah. Amanat wajib
dipertanggungjawabkan. Yang bertanggung jawab dalam hal ini adalah
orang tua. Tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil.
Secara umum inti tanggung jawab ialah penyelenggaraan pendidikan
bagi anak-anaknya dalam rumah tangga. (Ahmad Tafsir,2008: 160).
Anak sebagaimana dirumuskan dalam Al-Qur‟an surah An-Nisa ayat
1 adalah “tercipta melalui ciptaan Allah dengan perkawinan seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan dengan kelahirannya. (Mahmud, dkk,
2013: 131). Dalam ayat lain dikatakan bahwa anak adalah perhiasan
duniawi, sesuai dengan firman Allah SWT:
انحاخ خش عذ انثاقاخ انصه صح انحاج انذا انث ال ان
خش أيل اتا ستك ش
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan dunia..”(QS Al Kahfi:
46) (Ahmad Tafsir, 2008: 160).
Selain itu anak adalah sebagai cobaan. Yang telah disebutkan oleh
Allah SWT dalam firman-Nya:
عذ أجش عظى ه الله أ لدكى فرح أ انكى ا أي ه ا أ اعه
Artinya: “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah
sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allah ada pahala yang
besar” (QS. Al-Anfal: 28) (Departemen Agama RI, 2007: 264)
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa anak merupakan
amanat yang diberkan oleh Allah SWT kepada setiap orang tua yang
harus dididik, dirawat dan diberri perlindungan, karena anak pada
dasarnya adalah perhiasan dunia dan cobaan bagi orang tua yang
nantinya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Batasan Usia Masa Anak-anak
Fase perkembangan yang dialami oleh setiap manusia menurut
Christiana (2012: 22) yaitu:
1) Masa pra-lahir, yaitu mulai sejak konsepsi dan berlangsung sampai
kira-kira 280 hari.
2) Masa bayi, yaitu usia 0-2 tahun.
3) Masa anak (2-12 tahun), masa anak dibagi menjadi dua periode, yaitu
periode masa anak awal (2-6 tahun) dan periode masa anak akhir (6-
12 tahun).
4) Masa remaja (12-21 tahun), dibagi menjadi dua periode, yaitu masa
remaja awal(kira-kira 12-15 tahun), dan masa remaja akhir (18-21
tahun).
5) Masa dewasa (21 tahun dan selanjutnya), dibagi menjadi masa dewasa
awal (21-40 tahun), masa dewasa madya (40-65 tahun), dan masa
dewasa akhir/usia lanjut (65 tahun ke atas).
Sedangkan Hurlock (1980: 14) menyebutkan bahwa tahapan rentang
kehidupan manusia terdiri dari:
a. periode pranatal: konsepsi kelahiran.
b. Bayi: mulai kelahiran sampai akhir minggu kedua.
c. Masa bayi: akhir minggu ke dua sampai akhir tahun kedua.
d. Awal masa kanak-kanak: dua sampai enam tahun.
e. Akhir masa kanak-kanak: enam sampai sepuluh atau dua belas tahun.
f. Masa puber atau pramasa remaja: sepuluh atau dua belas sampai tiga
belas atau empat belas tahun.
g. Masa remaja: tiga belas atau empat belas tahun sampai delapan belas
tahun.
h. Awal masa dewasa: delapan belas sampai empat puluh tahun.
i. Usia pertengahan: empat puluh sampai enam puluh tahun.
j. Masa tua atau usia lanjut: enam puluh tahun sampai meninggal.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa rentangan usia anak-
anak berada dalam usia 6 tahun sampai 12 tahun. Jika dibagi atas masa
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kanak-kanak awal dan kanak-kanak akhir, masa kanak-kanak awal
berada dalam usia 2 tahun sampai 6 tahun, dan masa kanak-kanak akhir
berada dalam rentang usia 6 tahun sampai 12 tahun. Pada penelitian ini,
mempunyai fokus pada masa kanak-kanak akhir.
3. Menghafal Al-Qur‟an
a. Pengertian menghafal Al-Qur‟an
Menghafal Al-Qur‟an merupakan suatu aktifitas yang sangat mulia
dimata Allah Swt, menghafal Al-Qur‟an sangat berbeda dengan
menghafal kamus atau buku, dalam menghafal Al-Qur‟an harus benar
tajwid dan fasih dalam melafalkanya. Jika penghafal Al-Qur‟an belum
bisa membaca dan belum mengetahui tajwidnya maka akan susah dalam
menghafal Al-Qur‟an. Bahkan mungkin ditengah majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi muncul upaya pemalsuan dalam segala
bentuk terhadap isi ataupun redaksi oleh orang kafir. Semua pemalsuan
tersebut adalah salah satu upaya menentang kebenaran Al-Qur‟an. Salah
satu upaya untuk menjaga kemurnian dan keaslian Al-Qur‟an yaitu
dengan menghafalnya.
Menghafal Al-Qur‟an merupakan suatu kegiatan yang mulia dimata
Allah Swt. Namun tak sedikit para hafidz (hafal Al-Qur‟an) setelah
mereka tidak di pondok pesantren, mereka lupa untuk melakukan
muroja‟aah (mengulang hafalan) sendiri, sehingga hafalan yang mereka
hafalkan dengan susah payah akhirnya lupa, tanpa merosa berdosa
sedikitpun. Hal tersebut mungkin menjadi hal yang kurang diperhatikan
oleh lembaga-lembaga penyelenggara program tahfidzul qur‟an.
Sejak Al-Qur‟an diturunkan hingga kini banyak orang-orang yang
menghafal Al-Qur‟an lahirlah lembaga-lembaga pendidikan menghafal-
Al-Qur‟an, baik untuk anak-anak, remaja maupun dewasa. (Sahiron
Syamsuddin, 2007: 23)
Menghafal Al-Qur‟an saat ini juga sudah ditayang di salah satu
stasiun televisi. Anak anak yang belum paham akan tajwid dan cara baca
yang fasih pun sudah banyak yang diajarkan untuk menghafal Al-Qur‟an,
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sehingga ketika sudah hafal banyak bacaan-bacaan yang kurang pas atau
bahkan salah.(Indra Keswara, 2017:63-64)
Menghafal (tahfidz)Al-Qur‟an adalah suatu pekerjaan yang mulia di
sisi Allah swt. Seperti yang telah dijelaskan bahwa orang-orang yang
selalu membaca Al-Qur‟an dan mengamalkan isi kandungannya adalah
orang-orang yang mempunyai keutamaan mendapatkan pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Berdasarkan janji Allah inilah banyak
dari kalangan umat islam mempunyai minat yang besar untuk menghafal
Al-Qur‟an.
Menghafal Al-Qur‟an sebanyak 30 juz, 114 surah bukanlah
pekerjaan yang mudah menghafal Al-Qur‟an sangat berbeda dengan
menghafal bacaan-bacaan lain, apalagi bagi orang non arab yang tidak
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa sehari-hari.(Nur Uhbiyati,
2001: 146-147)
Menghafal Al-Qur‟an boleh dikatakan sebagai langkah awal dalam
suatu proses penelitian akbar yang dilakukan oleh para penghafal Al-
Qur‟an kandungan ilmu-ilmu al-qur‟an, tentunya setelah proses dasar
membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Menghafal terlebih dahulu
walaupun penghafal itu sendiri belum mengetahui tentang seluk beluk
ulumul Qur‟an, gaya bahasa, atau makna yang terkandung didalamnya,
selain hanya bisa membacanya dengan baik.
Penghafal seperti ini biasanya mengandalkan pada kecermatan
memperhatikan bunyi ayat-ayat yang di hafalkannya. Artinya, asal sudah
bisa membaca dengan baik sesuai dengan tajwidnya maka mulailah ia
menghafal Al-Qur‟an.
Terlebih dahulu mempelajari uslub bahasa dengan mendalami
bahasa arab dengan segala aspeknya sebelum menghafal, sehingga
apabila telah dianggap cukup memahami tentang bahasa arab dan banyak
mengkaji kitab-kitab sebagai penduduk dalam proses menghafal maka ia
pun kemudia berangkat menghafal al-qur‟an. Cara seperti ini akan lebih
bagus karena akan banyak memberikan keuntungan dan kemudahan
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam memahami isi kandungan ayat-ayat yang dibacanya. (Ahsin W.
Al-hafidz, 2000:19)
b. Syarat-syarat menghafal Al-Qur‟an
Diantara beberapa hal yang harus terpenuhi sebelum seseorang
memasuki priode menghafal Al-Qur‟an, ialah:
1. Mampu mengosongkan benaknya dari pikiran-pikiran dan teori-teori,
atau permaalahan-permasalahan yang sekiranya akan mengganggunya
juga harus membersihkan diri dari segala sesuatu perbuatan yang
kemungkinan dapat merendahkan nilai studinya.
2. Niat yang ikhlas.
3. Mencari motivasi yang paling kuat untuk menghafal Al-Qur‟an.
4. Mengatur waktu.
5. Memiliki keteguhan dan kesabaran.
6. Istiqomah.
7. Menjauhkan diri dari maksiat dan sifat-sifat tercela.
8. Mempu membaca dengan baik. (Mustofa Kamal, 2017: 4)
c. Faedah menghafal Al-Qur‟an
Menurut para ulama, diantara faedah menghafal Al-Qur‟an adalah:
1. Jika disertai saleh dan keikhlasan, maka ini merupakan kemenangan
dan kebahagiaan didunia dan akhirat.
2. Orang yang menghafal Al-Qur‟an akan mendapat anugrah dari Allah
SWT yang berupa ingatan yang tajam dan pemikiran yang cemerlang,
karena itu para penghafal Al-Qur‟an lebih cepat mengerti, teliti dan
hati-hati karena banyak latihan untuk mencocokkan ayat serta
membandingkan dengan ayat lainnya.
3. Menghafal Al-Qur‟an merupakan bahtera ilmu, karena akan
mendorong seseorang yang hafal Al-Qur‟an untuk berprestasi lebih
tinggi daripada teman-temannya yang tidak hafal Al-Qur‟an,
sekalipun umur, kecerdasan dan ilmu mereka berdekatan.
4. Penghafal Al-Qur‟an memiliki identitas yang baik, akhlak dan prilaku
yang baik.
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5. Penghafal Al-Qur‟an mempunyai kemampuan mengeluarkan fonetik
arab dari landasan secara thabi’i (alami) sehingga bisa fasih berbicara
dan ucapannya benar.
6. Jika menghafal Al-Qur‟an mampu menguasai kalimat-kalimat didalam
Al-Qur‟an, berarti ia telah banyak menguasai arti kosa kata Bahasa
Arab, seakan-akan ia telah menghafal sebuah kamus bahasa arab.
7. Dalam menghafal Al-Qur‟an banyak sekali contoh-contoh yang
berkenaan kata-kata bijak (hikmah, yang sangat bermanfaat dalam
kehidupan. Dengan menghafal Al-Qur‟an, seseorang akan banyak
meghafal kata-kata tersebut.
8. Bahasa dan uslub (susunan kalimat) Al-Qur‟an sangatlah memikat dan
mengandung sastra Arab yag tinggi. Seseorang menghafal Al-Qur‟an
yang mampu menyerap wahana sastranya, akan mendapatkan dzauq
adabi (rasa sastra) yang tinggi. Hal ini bisa bermanfaat dalam
menikmati sastra Al-Qur‟an yang akan mengganggu jiwa, sesuatu
yang tak mampu dinikmati orang lain.
9. Dalam Al-Qur‟an banyak sekali contoh-contoh yang berkenaan
dengan ilmu Nahwu dan Shorof seorang penghafal Al-Qur‟an akan
sangat cepat menghadirkan dalil-dalil dari ayat Al-Qur‟an untuk suatu
kaidah dalam ilmu Nahwu dan Shorof.
10. Dalam Al-Qur‟an banyak sekali ayat-ayat hukum. Seseorang
penghafal Al-Qur‟an dengan cepat pula menghadirkan ayat-ayat
hukum yang ia perlukan dalam menjawab suatu persoalan hukum.
11. Seseorang penghafal Al-Qur‟an setiap waktu akan selalu memutar
otaknya agar hafalan Al-Qur‟an tidak lupa. Hal ini akan menjadikan
hafalannya kuat. Ia akan terbiasa menyimpan memori dalam
ingatannya. (Sa‟adulloh, 2008, Hal 21-23)
Selain keutamaan diatas, masih banyak keutamaan lainnya bagi
penghafal Al-Qur‟an, sebagaimana yang ditulis oleh Amamu Abdul
Azizi dalam bukunya hafal Al-Qur‟an dalam hitungan hari, adapun
keutamaan tersebut adalah:
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Mendapat derajat yang tinggi di surga
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Aish R.A dari Nabi
SAW beliau bersabda:
أت عى ع د انحفشي حذهشا أت دا غل د ت حذهشا يح
عفا ش ع ع ت عثذ الله صس ع أت انهجد ع عاصى ت ع
اسذق اقشأ عههى قال قال نصاحة انقشآ عه صههى الله انهث
ه يضنرك ع ا كد ذشذم ف انذا فئ سذم ك ا قال ذ آخش آح ذقشأ ت
ح صحح حذهشا تذاس حذهشا عثذ انشه أت عغى زا حذس حغ
عاد ح زا ال عاصى ت ع عفا ذي ع ي ت
Artinya:”Kelak akan dikatakan kepada ahli Al-Qur‟an; bacalah dan
naiklah, kemudian bacalah dengan tartil sebagaimana kamu
membacanya ketika di dunia, karena sesungguhnya
tempatmu ada pada akhir ayat yang kamu baca. Abu Isa
berkata: Hadits ini hasan shahih. Telah menceritakan
kepada kami Bundar telah menceritakan kepada kami
Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan dari „Ashim dengan
sanad dan maksud yang sama”. (HR. Tarmidzi No. 2838)
b. Al-Qur‟an dapat memberikan syafaat untuk mereka
Diriwayatkan dari Abu Ummah, ia berkata, “saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda:
عههى قال: قال سعل الله صههى الله عه ه أت أيايح انثا ع
و انقايح نصاحث أذ شفعا ؛ فئه اقشءا انقشآ
Artinya:“Abu Ummah Al Bahily berkata, “saya mendengar
Rasulullah Shallallahu„Alaihi Wasallam bersabda: “Bacalah
Al-Qur‟an karena sesungguhnya dia akan datang pada hari
kiamat sebagai pemberi syafa‟at bagi orang yany
membacanya.” (HR. Muslim)
c. Mereka adalah manusia yang paling banyak kebaikannya
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Diriwayatkan dari Ibnu Mas‟ud Rasulullah SAW bersabda:
عههى: عه صههى الله يغعد، قل: قال سعل الله ت ع عثذ الله
انحغح تعشش حغح، فه ت كراب الله قشأ حشفا ي ا، ل ي أيصان
يى حشف لو حشف أنف حشف نك أقل انى حشف،
Artinya:“Abdullah bin Mas‟ud berkata: “Rasulullah shallallahu
„Alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa membaca satu
huruf dari Al-Qur‟an, maka baginya satu kebaikan dengan
bacaan tersebut, dan satu kebaikan dilipatkan menjadi
sepuluh kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan
satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan
Miim satu huruf.” (HR. Tarmidzi dan dishahihkan di dalam
kitab shahih Al Jami‟)
d. Mereka tergolong manusia terbaik
Diriwayatkan dari Usman bin Affan RA dari Nabi SAW beliau
bersabda:
ه عه هى انقشآ ذعه خشكى ي
Artinya:“Sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang mempelajari
Al-Qur‟an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)
Ibnu Hajar berkata, “Tidak diragukan lagi bahwa orang yang
menggabungkan dalam dirinya dua perkata yaitu mempelajari Al-
Qur‟an dan mengajarkannya, ia menyempurnakan dirinya dan orang
lain, berarti ia telah mengumpulkan dua manfat, yaitu manfaat yang
sedikit dan manfaat yang banyak. Itulah sebabnya ia lebih utama
daripada yang lain.”
e. Perumpamaan bagi orang-orang yang membaca Al-Qur‟an
أت ع أت ظثا قاتط ت يع حذهشا جشش ع ذ ت حذهشا أح
ه انهزي ع عههى إ عه صههى الله عثهاط قال قال سعل الله ات
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
كانثد انخشب قال زا حذس حغ انقشآ ء ي ش ف نظ ف ج
صحح
Artinya: “Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tak ada sedikit
pun Al-Qur‟an ibarat rumah yang runtuh. Abu Isa berkata:
Hadist ini hasan shahih (HR. Tarmidzi No.1837)
f. Keutamaan mereka tidak sebanding dengan harta benda dunia
Abu Huraira RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:
قهـا ا شلز خهفاخ عظاو ع جذ ف أ ه أحة أحذكى إرا سجع إنى أ
شلز خش ن ي ه أحذكى ف صلذ : عى ،قال : فصلز آاخ قشأ ت
سا يغهى ا خهفاخ عظاو ع
Artinya:“Apakah salah seorang diantara kalian senang bila pulang
keluarganya dengan mendapatkan tiga ekor unta yang
bunting lagi gemuk-gemuk? “kamipun berkata, “Ya” Beliau
bersabda, “Tiga ayat yang dibaca oleh seorang diantara kalian
dalam shalatnya itu lebih baik daripada tiga ekor unta yang
sedang bunting lagi gemuk-gemuk.” (HR. muslim)
Para ulama sepakat bahwa hukum mengahafal Al-Qur‟an adalah
fardhu kifayah, apabila diantara anggota masyarakat ada yang sudah
melaksanakannya maka bebaslah anggita masyarakat lainnya, tetapi
jika tidak ada sama sekali maka berdosalah semuanya. Imam As-
Suyuti dalam kitabnya, Al-Itqan mengatakan: “ketahuilah,
sesungguhnya menghafal Al-Qur‟an itu adalah fardhu kifayah bagi
umat” (Sa‟adulloh, 2008, hal. 19)
Stiap orang yang ingin menghafal Al-Qur‟an harus mempunyai
persiapan yang matang agar proses hafalan dapat berjalan dengan baik
dan benar. Selain itu persiapan ini merupakan syarat yang harus
dipenuhi supaya hafalan yang dilakukan bisa memproleh hasil yang
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
maksimal dam memuaskan. Beberapa persiapan atau syarat-syarat
harus dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Niat yang ikhlas. Niat adalah syarat yang paling penting dan paling
utama dengan maslah hafalan Al-Qur‟an. Sebab, apabila seseorang
melakukan sebuah perbuatan tanpa dasar mencari keridhoan Allah
semata, maka amalannya hanya akan sia-sia belaka.
b. Izin dari orang tua, wali atau suami semua anak yang hendak
mencari ilmu atau menghafalkan Al-Qur‟an, sebaiknya terlebih
dahulu meminta izin kepada kedua orang tua dan kepada suamu
(bagi wanita yang sudh menikah) sebab, hal ini akan menentukan
keberhaslah dalam meraih cita-cita untuk menghafal Al-Qur‟an.
c. Tekad yang kuat dan bulat. Tekad yang kuat dan sungguh-sungguh
akan mengantar seseorang ketempat tujuan, dan akan membentengi
atau menjadi perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan
datang merintanginya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S
Al-Isra:19
d. Sabar. Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang
sangat penting bagi orang yang sedang dalam proses menghafal Al-
Qur‟an hal ini disebabkan karena proses mengafal Al-Qur‟an akan
banyak sekali deitemui sebagai macam kendala.
e. Istiqomah. Yang dimaksud istiqomah adalah konsisten, yaitu tetap
menjaga semangat dalam menghafal Al-Qur‟an. Dengan perkataan
lain penghafal harus senantiasa menjaga kontinuitas dan efisiensi
terhadap waktu untuk menghafal Al-Qur‟an (Amjad Qosim, 2012,
hal. 85).
Terdapat beberapa faktor pendukung dalam menghafal Al-Qur‟an
yaitu:
a. Faktor kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi orang yang akan menghafal Al-Qur‟an. Jika tubuh sehat maka
proses menghafal Al-Qur‟an akan menjadi lebih mudah dan cepat
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tanpa adanya penghambat, dan batas waktu menghafal pun
menjadi relatif cepat.
Namun, bila tubuh anda tidak sehat maka akan sangat
menghambat ketika menjalani proses menghafal. Misalnya, anda
sedang semangat-semangatnya menghafal, secara tiba-tiba anda
jatuh sakit. Akibatnya proses untuk menghafal Al-Qur‟an pun
terganggu.
Oleh karena itu sangat disarankan agar anada selalu mejaga
kesehatan, sehingga ketika menghafal tidak ada kendala karena
keluhan dan rasa sakit yang anda derita. Hal ini dapat anda lakukan
dengan cara menjaga pola makan, menjadwal waktu tidur,
mengecek kesehatan secara rutin, dan lain sebagainya.
b. Faktor psikologis
Kesehatan yang dilakukan oleh orang yang menghafal Al-
Qur‟an tidak hanya dari segi psikologisnya. Sebab, jika secara
psikologis anda terganggu, maka akan sangat menghambat proses
menghafal. Sebab orang yang menghafal Al-Qur‟an sangat
membutuhkan ketenangan jiwa, baik dari segi pikiran maupun hati.
Namun bila banyak sesuatu yang dipikirkan atau dirisaukan, proses
menghafall pun akan menjadi tidak tenang. Akibatnya, banyak ayat
yang sulit untuk dihafalkan. Oleh karena itu, jika anda mengalami
gangguan psikologi, sebaiknya perbanyaklah berzikir, melakukan
kegiatan yang positif atau berkonsultasi kepada psikiater.
c. Faktor kecerdasan
Kecerdasan merupakan salah satu faktor pendukung dalam
menjalani proses menghafal Al-Qur‟an. Setiap individu
mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga, cukup
mempengaruhi terhadap proses hafalan yang dijalani. Meskipun
demikian, bukan berarti kurangnya kecerdasan menjadi alasan
untuk tidak bersemangat dalam proses menghafalkan Al-Qur‟an.
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sebagaimana diuraikan sebelumnya, hal yang penting ialah
kerajinan dan istiqomah dlam menjalani hafalan.
d. Faktor motivasi
Orang yang menghafal Al-Qur‟an pasti sangat membutuhkan
motivasi dari orang-orang terdekat, kedua orangtua, keluarga, dan
sanak kerabat. Dengan adanya motivasi, ia akan lebih semangat
dalam meghafal Al-Qur‟an. Tentunya, hasilnya akan berbeda jika
motivasi yang didapat kurang. Kurangnya motivasi dari orang-
orang terdekat atau dari keluarga akan menjadi salah satu faktor
penghambat bagi sang penghafal itu sendiri.
e. Faktor usia
Usia belita menjadi salah satu faktor penghambat bagi orang
yang hendak menghafal Al-Qur‟an. Jika usia sang penghafal sudah
memasuki masa-masa dewasa atau berumurm maka akan banyak
kesulitan yang akan menjadi penghambat. Selain itu, orang dewasa
juga tidak sejerni otak orang yang masih muda, dan sudah banyak
memikirkan hal-hal yang lain. (Wiwi Alawiyah Wahid, 2015, hal.
39-142).
Dalam rangka untuk mensukseskan program tahfidzul Qur‟an di
Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Simbur naik Kec. Muara Sabak
Timur Kab. Tanjung Jabung Timur, diperlukan pula sumber daya
yang memenuhi untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan. Dalam hal
ini untuk menunjang pelaksanaan program menghafal Al-Qur‟an
(tahfidzul qur‟an) agar sesuai tujuan tahfidzul Qur‟an, perlu adanya
suatu kegiatan manajemen.
Manajemen yang dimaksud adalah terkait dalam bagaimana
lembaga merencanakan, melaksanakan, melakukan kegiatan evaluasi.
Perencanaan program tahfidzul Qur‟an harus direncanakan dengan
baik dan tepat, sehingga santri yang sudah masuk program tahfidz bisa
khatam 30 juz.
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Akan tetapi berdasarkan pengalaman di Rumah Tahfidz Bustanul
Qur‟an Simbur naik Kec. Muara Sabak Timur Kab. Tanjung Jabung
Timur, banyak santri yang mengikuti program tahfidzul Qur‟an tetapi
tidak khatam padahal mereka sekolah formal sudah lulus dan akhirnya
mereka tamat dari sekolah untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
Karena santri yang keluar tidak meneruskan di pondok pesantren
akhirnya hafalan santri yang sudah dihafalkan menjadi lupa atau
sudah tidak terjaga lagi.
Pelaksanaan program tahfidzul qur‟an dapat dilakukan dengan
beberapa metode yang salah satunya yaitu tahsin dimana tahsin,
Tahfidz, Talaqqi dan Takrir.
B. Study Releven
Study releven adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (peneliti-
peneliti lain terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang
diteliti. Dibawah ini adalah penelitian yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian ini, yaitu:
1. Winda Rizka Adriest, dalam skripsinya yang berjudul Peran Orang
Tua Dalam Membina Pengajian Al-Qur‟an Dalam Rumah Tangga
Untuk Anak Usia Dini Di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh
Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua sangat
berperan dalam memberikan pembinaan terhadap anak usia dini di
dalam rumah tangga.
Peran orang tua dalam membina pengajian Al-Qur‟an dalam
rumah tangga telah memberikan kontribbusi serta motivasi terhadap
anak untuk membina dan membimbingnya agar bisa melatih dirinya
untuk bisa membaca Al-Qur‟an. Adapun kendala orang tua dalam
membina pengajian Al-Qur‟an yaitu terdapatnya pada diri anak,
perilaku orang tua terlalu keras, banyak aturan serta keadaan ekonomi,
keadaan lingkungan, dan pergaulan yang bebas.
Untuk mengatasi anak dalam pembinaan Al-Qur‟an adalah
memberi waktu luang untuk membimbing anak. Perbedaan judul
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
skripsi ini dengan judul yang akan diteliti adalah dimna subjek
penelitiannya adalah untuk anak usia dini sedangkan yang akan diteliti
mulai dari anak-anak sampai dengan remaja.
2. Susanti dalam skripsinya yang berjudul Upaya Orang Tua Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Membaca Al-Qur‟an Anak Di Desa
Catur Rahayu Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengajian di desa
catur rahayu kecamatan dendang sangat membantu anak-anak untuk
belajar membaca al-qur‟an dan juga membantu orang tua yang tidak
bisa mengajarkan sendiri kepada anak-anak nya karena kesibukan
ataupun keterbatasan ilmu yang dimiliki.
Upaya orang tua dilakukan orang tua untuk memotivasi anaknya
untuk mengikuti pengajian adalah dengan memberikan hadia,
memberikan kasi sayang dan oerhatian, memberikan teladan,
memberikan pujian, memberikan hukuman, memenuhi kebutuhan yang
diperlukan oleh anak misalnya VCD tentang Al-Qur‟an, papan tulis
dan spidol untuk belajar menulis huruf-huruf Al-Qur‟an, memberikan
pengertian dan penjelasan tentang manfaat mempelajari Al-Qur‟an.
Adapun hambatan yang di alami orang tua yakni faktor ekonomi,
faktor pekerjaan orang tua dan faktor kurangnya kesadaran orang tua
terhadap pentignya belajar membaca Al-Qur‟an. Adapun selain dari
faktor orang tua, ada juga faktor yang datang dari anak yaitu faktor
kemalasan anak dalam belajar dan banyak yang tidak serius dalam
belajar (bermain, faktor kelelahan anak yang mana pada siang hari
telah banyak melakukan aktifitas belajar dan faktor anak yang tidak
patuh kepada orang tua. Persamaan judul skripsi ini dengan judul yang
akan diteliti adalah dimna sama-sama upaya orang tua atau motivasi
orang tua terhadap anak untuk belajar atau menghafal Al-Qur‟an.
3. Dhiya Hana Khairunnisa dalam skripsinya yang berjudul bahwa Peran
Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Menghafal Al-Qur‟an siswa
di SDIT Al-Muhsin Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Hasil
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
penelitian ini menunjukan bahwa peran orang tua dalam meningkatkan
motivasi menghafal Al-Qur‟an siswa di SDIT Al-Muhsin Kecamatan
Metro Selatan Kota Metro ini dalam kategori kurang baik.
Hal ini di tunjukkan dengan beberapa orang tua yang telah
menjalankan perannya dengan baik dalam membimbing dan
mengarahkan anaknya dalam menghafal Al-Qur‟an seperti orang tua
memberikan contoh dan memberi perintah untuk mencontoh, orang tua
memberi dorongan (motivator), orang tua memberi tugas tanggung
jawab, orang tua memberi kesempatan mencoba, dan orang tua
mengadakan pengawasan dan pengecekan. Jadi persamaan judul
skripsi ini dan judul yang saya teliti sama-sama membahas tentang
bagaimana orang tua memotivasi anak dalam menghafal Al-Qur‟an.
27 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Dari aspek metodologi penelitian, penulis menggunakan penelitian
kualitatif, melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan terangkat gambaran
mengenai kualitas, realitas sosial dan persepsi dari sasaran penelitian kemudia
hal ini tersebut dipaparkan dalam bentuk deskriptif kualitatif serta memahami
makna interaksi satu peristiwa tingkah laku dalam situasi tertentu. penelitian
ini berlokasi di RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an) Simbur naik Kec.
Muara Sabak Timur Kab. Tanjung Jabung Timur.
Ditinjau dari tempat, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan,
ditinjau dari permasalahannya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan mengambil studi kasus dengan maksud untuk mengkaji motivasi orang
tua terhadap anak dalam menghafal Al-Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfidz
Bustanul Qur‟an) Simbur naik Kec. Muara Sabak Timur Kab. Tanjung Jabung
Timur. Motivasi yang dimaksud adalah beberapa upaya yang dilakukan orang
tua dalam memberikan dorongan pada anaknya agar mau menghafal Al-Qur‟an
dan memperbaiki kesalahan dalam membacanya.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksprerimen, yaitu penelitian adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi/gabungan, analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi. (Beni Ahmad Saebani, 2008:122)
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting
Penelitian ini dilakukan di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an)
Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung
Timur. Hal ini dikerenakan orang tua berperan aktif terhadap anak dalam
menghafal Al-Qur‟an, sehingga anak jadi bersemangat dalam menghafal al-
Qur‟an.
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Subjek Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dikenal konsep “keterwakilan contoh/sample
dalam rangka generalisasi yang berlaku bagi populasi (Sanafiah Faisal 2000:
38) untuk memperoleh hasil yang ideal maka sample dan informan
ditentukan oleh empat faktor derajat kesimpulan, proposisi yang
dikehendaki dalam penelitian ini, rencana analisa, tenaga, biaya dan waktu.
Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan diatas maka
yang akan dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini adalah, Orang
tua dari anak yang berjumlah 1O orang yang menghafal Al-Qur‟an.
Tekhnik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan cara
“Purposive Sampling” yaitu cara mengambil sample dengan memperhatikan
stara (tingkatan) didalam populasi dalam stratified data sebeumnya
dikelompokkan kedalam tingkat-tingkatan tertentu, seperti tingkatan tinggi,
rendah, sedang/baik, sample diambil dari tiap tingkatan tertentu.
Adapun key informan dalam penelitian ini adalah Ustadz, Toko
Masyarakat dan Anak yang menghafal di RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul
Qur‟an) Simbur Naik Kecamatan. Muara Sabak Timur Kabupaten. Tanjung
Jabung Timur.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan skunder.
a. Data primer adalah data yang diproleh dari subjek penelitian itu sendiri
yaitu orang tua yang memotivasi anaknya dalam menghafal Al-Qur‟an di
RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
b. Data skunder adalah data yang diproleh dari sumber lainnya seperti ustaz
dan santri.
2. Sumber data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti
menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda,
gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi,
maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedangkan isicatatan
subjek peneliti atau variabel peneliti. (Suharsimi Arikunto, 2002: 107).
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk
mempeoleh data-data di lapangan adalah:
1. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung. (Nana Syaodih, 2013: 220).
Teknik pengamatan memungkinkan peneliti melihat dan mengamati
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi
pada keadaan sebenarnya. (Lexy J. Moleong, 2007: 174).
Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung obyek
penelitian. Dalam penelitian ini, metode observasi bertujuan untuk
mengetahui kegiatan atau Motivasi Orang Tua Terhadap Anak Dalam
Menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur
Naik Kacamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dengan cara mengamatinya secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu data tertentu. (Beni Ahmad Saebani, 2008: 190)
Wawancara adalah percakapan dengan maksut tertentu. Percakakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancata (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. (Lexy J. Moleong, 2007: 186).
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Menurut Licoln dan Guba (dalam buku Basrowi dan Suwandi, 2008: 127)
diadakannya wawancara bermaksud untuk mengkontruksi perihal orang,
kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian,
merekontruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan datang,
memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi dari orang lain baik
manusia maupun bukan manusia (triangulasi) dan memverivikasi,
mengubah, dan memperluas kontruksi yang dikembangkan
oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Sebelum melakukan wawancara penulis menyiapkan instrumen wawancara
yang berupa pertanyaan-pertanyaan. Metode wawancara ini dilakukan untuk
memperoleh informasi secara mendalam tentang Motivasi Orang Tua
Terhadap Anak Dalam Menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ (Rumah Tahfiz
Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak Timur Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam kertas
(hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa buku,
artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang, notulen,
blog, halaman web, foto dan lainnya. (Samiaji, 2012: 61).
Metode ini digunakan untuk memperkuat data-data yang ada, yang
digunakan dalam penenelitian sebagai penguat hasil penelitian yang telah
dikumpulkan berdasarkan dokumen-dokumen yang berkenakan dengan
Motivasi Orang Tua Terhadap Anak Dalam Menghafal Al-Qur‟an Di RTBQ
(Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak
Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam suatu kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Beni Ahmad Saebani,
2008: 199)
Analisis data menurut Bogdan dan Biklen (dalam buku Lexy J. Moleong,
2007: 284) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Teknik yang digunakan untuk analisa data
dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif yang menggunakan tiga
komponen yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Adapun tahapan yang yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pengabstraksian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Fungsinya
untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu, dan mengorganisasi sehingga interpretasi bisa ditarik. (Basrowi dan
Suwandi, 2008: 209) Cari ini dilakukan apabila data telah terkumpul dalam
bentuk ringkasan maupun catatan lapangan kemudian peneliti melakukan
pemilihan data yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi langkah yang selanjutnya adalah data disajikan.
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan kesimpulan.
Tujunnya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.
(Basrowi dan Suwandi, 2008: 209) Dalam tahap ini peneliti
mengelompokkan data-data dan merakit kembali semua data yang diperoleh
dari lapangan yang telah disederhanakan dalam reduksi data. Data lapangan
yang telah direduksi kemudian dirakit sehingga dapat memperoleh
kesimpulan.
3. Menarik kesimpulan atau verifikasi
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Langkah yang ketiga untuk menganalisis data dalam penelitian ini yaitu
menarik kesimpulan atau verifikasi. Penarikan kesimpulan hanyalah
sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang muncul dari
data harus selalu diuji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitasnya
terjamin. (Basrowi dan Suwandi, 2008: 210) Data yang telah disajikan
dalam setiap rumusan, kemudian disimpulkan secara umum. Setelah data
diperoleh dan dirakit langkah terakhir yang dilakukan yaitu menyimpulkan
hasil penelitian. Jadi dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
komponen analisa data yaitu setelah data terkumpul, dilakukan reduksi data,
kemudian data disajikan dan yang terakhir penarikan kesimpulan.
F. Teknik Keabsahan Data
Untuk menjamin validitas data, maka penelitian ini menggunakan
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. (Lexy J. Moleong, 2007: 330) Menurut
Moelong (dalam buku Andi Prastowo, 2014: 269-270) terdapat empat macam
triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sumber, metode,
penyidik dan teori:
1. Triangulasi sumber, suatu teknik pengecekan kredibilitas data yang
dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa
sumber.
2. Triangulasi teknik, teknik ini digunakan untuk menguji kredibilitas data
yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi waktu, teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda.
4. Triangulasi penyidik, teknik ini adalah cara pemeriksaan kredibilitas data
yang dilakukan dengan memanfaatkan pengamatan lain untuk mengecek
tingkat kepercayaan data kita.
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Teknik triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat berbeda
dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan cara:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan informan yang satu dengan informan
yang lain.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. (Lexy J. Moleong, 2007: 330)
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 1: JadwalPenelitian
No Kegiatan Bulan ke, tahun 2019-2020
Juli Agustus Septemb
er
Oktober Novemb
er
Desembe
r
Januari Februari April
1 Persiapan penelitian x
2 Pembuatan proposal x
3 Mengajukan judul ke
fakultasuntuk persetujuan judul
x
4 Konsultasi dengan dosen
pembimbing
x
5 Seminar proposal x
6 Izin atau perintah riset x
7 Pelaksanaan riset x
8 Penulisan konsep skripsi x
9 Konsultasi kepada dosen
pembimbing
x
10 Penggandaan skripsi
11 Munaqasahdan perbaikan x
36 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Keadaan Historis dan geografis RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul
Qur’an)
a. Sejarah RTBQ
Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an adalah salah satu rumah tahfidz
yang berlokasi di desa Simbur Naik, Kec. Muara Sabak Timur, Kab.
Tanjung Jabun Timur dibawah naungan yayasan Bustanul Ulum. RTBQ,
singkatan dari Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an yang awalnya hanyalah
program belajar Qur‟an di Mesjid Raya Al-Ittihad yang dipelopori oleh
salah satu pemuda Simbur Naik yang baru lulus S1 di UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi, pemuda tersebut adalah seorang hafiz Qur‟an 30 juz
jebolan Ma‟had Al-Mubarok Litahfidzil Qur‟an Tahtul Yaman Jambi,
namanya Ustadz Ihsan Daim Abdullah.
Asal mulanya program ini dilaksanakan pada tanggal 8 oktober 2015
yang pada saat itu hanya terdiri dari tiga murid saja, dimana salah satu
murid (dewasa) baru mulai belajar mengaji dari nol, sedangkan dua orang
lainnya (remaja) belajar memperbaiki bacaan Al-Qur‟an. Lama
kelamaan, banyak remaja maupun dewasa yang berbondong-bondong
ikut belajar Tahsin Al-Qur‟an, salah satu di antara mereka ada yang
sebelumnya pernah menghafal Al-Qur‟an, Aqil Ar-Rozan namanya,
sehingga Aqil tidak hanya mengikuti Tahsin Al-Qur‟an, melainkan ia
juga harus menyetor ulang hafalan yang pernah ia hafalkan. Beranjak
dari sini, banyak murid-murid yang tertarik mengikuti Aqil, mereka juga
menyetorkan hafalan ayat demi ayat kepada Ustadz Ihsan Daim. Dari
sinilah, program tahsin dan tahfidz dimulai.
Beberapa bulan setelahnya, Ustadz Ihsan Daim diundang untuk
menjadi tenaga pengajar di Yayasan Bustanul Ulum, yang kebetulan
lokasinya bersebrangan dengan Masjid Raya Al-Ittihad. Melihat
perkembangan anak-anak yang mengaji di Masjid, beberapa guru
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengusulkan dibentuknya lembaga semisal Rumah Qur‟an. Usulan ini
diterima oleh kepala yayasan Bustanul Ulum, sehingga dibentuklah
Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an dibawah naungan Yayasan Bustanul
Ulum yang diresmikan pada tanggal 4 Juni 2016.
Pada setiap bulan ramadhan RTBQ melaksankan wisuda tahfidz.
Wisuda tahfiz angkatan pertama dilaksankan pada tahun 2017 dengan
jumlah 28 wisudawan/wati golongan 1 juz dan 5 juz, wisuda angkatan
kedua dilaksanakan pada tahun 2018 dengan jumlah 25 wisudawan/wati
golongan 1, 5 dan 10 juz. Sedangkan tahun 2019, wisuda tahfidz
Angkatan ketiga dilaksanakan seminggu setelah lebaran idul fitri dengan
jumlah 50 wisudawan/wati golongan 1, 3, 5, 10, 13, dan 15 juz.
b. Keadaan Geografis
Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an (RTBQ) berada di parit 5 yang
terletak di Jl. H. Muhammad arsyad, Rt. 14, Dsn. Cendrawasi Desa
Simbur Naik Kec. Muara Sabak Timur Kab. Tanjung Jabung Timur.
c. Visi dan Misi RTBQ
1) Visi
Meciptakan generasi yang berakhlak muliayang sanggup membaca
Al-Qur‟an yang baik dan benar sesuai kaidahTahsin Fil Qiro‟ah
wat tajwid serta mampu menghafal Al-Qur‟an sejak dini.
2) Misi
Menjadikan para santri memiliki kemampuan untuk membaca Al-
Qur‟an yang baik dan benar sesuai kaidah Tahsin Fil Qiro‟ah wat
tajwid.
Menyelenggarakan kegiatan menghafal Al-Qur‟an untuk dapat
meningkatkan hafalan para santri.
Menumbuhkan penghayatan terhadap agama islam guna
terciptanya personil skil dan jiwa spritual guna terwujudnya insan
yang agamis, Qur‟ani, berbudi pekerti, berbakti dan mengabdi.
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Struktur Organisasi
Penyusunan struktur organisasi merupakan salah satu hal yang
penting dalam sebuah lemaga. Struktur organisasi disusun untuk
mempermudah seseorang dalam menjalankantugasnya dalam rangka
memajukan sebuah lembaga. Adapun struktur organisasi di Rumah
Tahfiz Bustanul Qur‟an adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Struktur Kepengurusan RTBQ
(Sumber Dokumentasi RTBQ)
e. Data santri dan santriwati
Tabel 2
Daftar nama santri dan santriwati RTBQ
No Nama Santri Jenis Kelamin Jumlah
hafalan Ket
1 Abdan Syakur Laki-laki 25 Juz
2 Noprisal Laki-laki 23 Juz
3 Randi Laki-laki 12 Juz
4 Muhammad Nasir Laki-laki 11 Juz
Ketua RTBQ
Tahang Toha, S.Ag
Bendahara
Danial, S.Sos.I
Sekretaris
Shadiq Attaqwa, S.Kom
Ustaz
Ihsan Daim, S.Ud Ghazali Abbas, S.Pd.I
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
5 M. Farhan Laki-laki 11 Juz
6 Syahrul Laki-laki 11 Juz
7 Wahyu Ilham Laki-laki 11 Juz
8 Mufti Mubarak Laki-laki 11 Juz
9 Riski Maulana Laki-laki 11 Juz
10 Malik Azis Laki-laki 6 Juz
11 M. khalil Munawwar Laki-laki 5 Juz
12 M. ridwan Fahri Laki-laki 5 Juz
13 Fadil Marham Laki-laki 2 Juz
14 Hadil umam Laki-laki 3 Juz
15 Naufal Musaddaq Laki-laki 3 Juz
16 Amir Syarifudin Laki-laki 3 Juz
17 Zulkarnain Laki-laki 2 Juz
18 Dahyal Afkar Laki-laki 2 Juz
19 Deski Laki-laki 1 Juz
20 Ahmad Laki-laki 1 Juz
21 Galih Almubaraq Laki-laki 1 Juz
22 Fahrul Husaini Laki-laki 1 Juz
23 M. Nabil Farhan Laki-laki 1 Juz
24 M. Dalil Laki-laki 3 Juz
25 M. Fiqih Al- Hafidz Laki-laki 1 Juz
26 Fauzan Laki-laki 1 Juz
27 Aidil Anari Laki-laki 1 Juz
28 Muhammad Irfan Laki-laki 1 Juz
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
29 Nabil Ilham Laki-laki 1 Juz
30 Ikhsanul Izza Laki-laki 2 Juz
31 Amin Khudori Laki-laki 1 Juz
32 Miftah Laki-laki 1 Juz
33 Zulfikar Laki-laki 1 Juz
34 M. fadil Laki-laki 1 Juz
35 Mukhlis Laki-laki 1 Juz
36 Zaki Mubarak Laki-laki 2 Juz
37 Raihan Laki-laki 1 Juz
38 Hasrul Laki-laki 1 Juz
39 M. Adrian Panjaitan Laki-laki 2 Juz
40 Roniyanto Laki-laki 1 Juz
41 Wahyu Purnama Laki-laki 1 Juz
42 Irsal Laki-laki 1 Juz
43 Syakir Rahim Laki-laki 1 Juz
44 Syakur Rahman Laki-laki 1 Juz
45 Muhammad Haikal Laki-laki 1 Juz
46 Sudirman Laki-laki 1 Juz
47 Sandika saputra Laki-laki 1 Juz
48 Danil Fariz Laki-laki 2 Juz
49 Rafli Laki-laki Nazhor
50 Raihan Maulana Laki-laki Nazhor
51 Ronaldi Laki-laki Nazhor
52 Dafid Laki-laki Nazhor
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
53 M. Hayat Ridho Laki-laki 1 Juz
54 Renaldi Pratama Laki-laki Nazhor
55 M. Afrizal Sayutir Laki-laki Nazhor
56 Rizki Laki-laki Nazhor
57 Farel Laki-laki Nazhor
58 Ferdin Laki-laki Nazhor
59 Adli Laki-laki Nazhor
60 Fais Laki-laki Nazhor
61 Hakim Laki-laki Nazhor
62 Muas Laki-laki Nazhor
63 Nafsah Laki-laki Nazhor
64 Raihan Ramadhan Laki-laki Nazhor
65 Alfin Laki-laki Nazhor
66 Rahagib Isfahani Laki-laki Nazhor
67 Fadhli Ardiansyah Laki-laki Nazhor
68 Nofri Iftanul Barkah Laki-laki 3 Juz
69 Rahmat Ragiel Laki-laki Nazhor
70 M. Risal Aditia Laki-laki Nazhor
71 Ramadhan Laki-laki 1 Juz
72 Imam Sunandar Laki-laki 1 Juz
73 Nita Nurmutiara Perempuan 10 Juz
74 Ifratiwi Perempuan 10 Juz
75 Aulia Fiqri Kalkar Perempuan 5 Juz
76 Nurjadidah Perempuan 5 Juz
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
77 Kamelia Perempuan 5 Juz
78 Septi Jumrah Perempuan 3 Juz
79 Niswah Afifah Perempuan 2 Juz
80 Suhaila Perempuan 3 Juz
81 Urfiatul Ulya Perempuan 2 Juz
82 Melinda Perempuan 3 Juz
83 Nur Atira Perempuan 2 Juz
84 Zurkiyyah Perempuan 2 Juz
85 Saskia Rahmasari Perempuan 1 Juz
86 Humaimah Perempuan 1 Juz
87 Alya Mutiara Perempuan 1 Juz
88 Syahrah Nabila Perempuan 2 Juz
89 Reski Nur Fadilah Perempuan 1 Juz
90 Luthfiah Sapitri Perempuan 1 Juz
91 Uswatun Hasanah Perempuan 1 Juz
92 Aulia Rahma Perempuan 1 Juz
93 Nikmatu Sholehah Perempuan 1 Juz
94 Sasya Perempuan 1 Juz
95 Besse‟ Aisyah Perempuan 1 Juz
96 Siti Nuralam Perempuan 2 Juz
97 Riska Regina Perempuan 1 Juz
98 Azkiatul Ukhtayani Perempuan 1 Juz
99 Juwita Perempuan 2 Juz
100 Dian Novita Perempuan Nazhor
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
101 Nurazizah Perempuan 1 Juz
102 Trista Perempuan Nazhor
103 Safna Aqila Perempuan Nazhor
104 Afifah Syahra Alkas Perempuan Nazhor
105 Tesi Fahrias Perempuan Nazhor
106 Nailah Suhailah Perempuan Nazhor
107 Verina Nurul Perempuan Nazhor
108 Riska Perempuan Nazhor
109 Atika Agustina Perempuan Nazhor
110 Nurhalizah Perempuan Nazhor
111 Meisya Syahrani Perempuan Nazhor
112 Nabila Zakki Perempuan Nazhor
113 Cherly Ami Wulandari
Perempuan Nazhor
114 Riska Widianti Perempuan Nazhor
115 Nindri Agustina Perempuan Nazhor
116 Rahmatang Perempuan Nazhor
117 Hilda Salmita Perempuan Nazhor
118 Thsya Dwi Angraini Perempuan Nazhor
119 Jumarni Perempuan Nazhor
120 Marsya Zahira Perempuan Nazhor
121 Wahdaniyah Perempuan Nazhor
122 Amira Riska Safita Perempuan Nazhor
123 Salma Perempuan 1 Juz
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
124 Nurul Intan Syahrani Perempuan 1 Juz
125 Nabila Perempuan 1 Juz
126 Farah Nur Fitriah Perempuan 1 Juz
(Sumber Dokumentasi Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an)
Keterangan:
Laki-laki = 72 Orang
Perempuan = 54 Orang
Jumlah hafalan
25 Juz = 1 Orang
23 Juz = 1 Orang
13 Juz = 1 Orang
11 Juz = 6 Orang
10 Juz = 2 Orang
6 Juz = 1 Orang
5 Juz = 5 Orang
3 Juz = 7 Orang
2 Juz = 14 Orang
1 Juz = 38 Orang
Nazhor = 50 Orang
f. Keadaan pendidik dan peserta didik
1) Keadaan pendidik
Pendidik merupakan salah satu komponen terpenting bagi
keberhasilan sebuah lembaga pendidikan baik pendidikan formal
maupun non formal. Kualitas yang dimiliki oleh seorang pendidik akan
mempengaruhi kulitas peserta didik yang dihasilkan. Seorang pendidik
harus mmemiliki kualitas keilmuan yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk dapat mengembagkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Keadaan pendidik di Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an memiliki latar
belakang pendidik yang berbeda. Walau demikian, pendidik yang
mengajar di Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an mempunyai kemampuan
membaca Al-Qur‟an dengan bedar dan sesuai kaidah yang ada dan
memiliki hafalan Al-Qur‟an 3o juz untuk diajarkan kepada santri.
Berikut keadaan ustaz di Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an:
Tabel 1
Daftar Nama Ustadz di Rumah Tahfidz Bustanul Qur’an
No Nama Pendidikan Jumlah Hafalan
1 Ihsan Daim, S.Ud Serjana 30 juz
2 Ghazali Abbas, S.Pd.I Serjana 30 juz
(wawancara dengan ketua RTBQ, 14 februari 2020)
2) Keadaan santri
Jumlah santri di Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an selalu mengalami
perubahan di setiap tahunnya. Pada tahun 2015 masih dikatakan
tahsinul Qur‟an berjumlah 11 orang. Pada tahun 2016 bejumlah 157
santri/wati. Pada tahun 2017 jumlah santri/wati 97. Pada tahun 2018
jumlah santri/wati berjumlah 120. Namun pada tahun 2019-2020
mengalami peningkatan lagi menjadi 126 santri/wati. (wawancara, 14
februari 2020)
g. Sarana dan Prasarana
1) Gedung
2) Mushollah
3) Lapangan Voly
4) Lapangan Futsal
B. Temuan Khusus Dan Pembahasan
1. Pelaksanaan Menghafal Al-Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul
Qur‟an) Simbur Naik, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
Kegiatan menghafal Al-Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul
Qur‟an) Simbur Naik, Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jabung Timur telah dilaksanakan beberapa tahun, mulai dari tahun 2016
sampai sekarang alhamdulillah berjalan dengan baik, dengan adanya
dukungan dari warga setempat. Tujuan dari program tahfidz Al-Qur‟an
tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan anak menghafal Al-
Qur‟an, menciptakan generasi hafiz dan hafidzah.
Berdasarkan keterangan dilapangan bahwa pelaksanaan menghafal Al-
Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik,
Kecamatan Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dilaksanakan pada hari senin-jum‟at yakni proses hafal Qur‟an yang
dilaksanakan pada ba‟da Asar (16:00) sd 17:15 dan dilanjut lagi setelah
ba‟da isya sd jam 22:15 khusus putra saja. Sedangkan pada hari sabtu dan
minggu itu jadwal belajar tilawa dan tajwid (Observasi, 2 Februari 2020)
Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan oleh Ustadz Ihsan Daim
beliau mengatakan bahwa:
“Pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an di RTBQ dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan dikarnakan pada saat pagi hari para santri dan santriwati bersekolah jadi pelaksanaan program tahfidz
Qur‟an dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan tersebut dimulai dari jam 16:00-17:15, dan dilanjut dari jam 19:50-22:15 tetapi pada
malam hari nya itu hanya khusus putranya saja. Para santri diberikan waktu untuk menghafal Al-Qur‟an dengan target yang ditentukan. Dalam proses menghafal Al-Qur‟an sebelum tahap setoran hafalan ada
namanya binnashar/mengulang hafalan, tahap ini jangka waktunya tidak ditentukan, sampai benar-benar bacaannya bagus, siapa yang
cepat lulus dari binnasar makin cepat setor hafalan, target hafalan sehari itu 1 halaman, tetapi santri yang masih baru-baru masuk itu tidak ada di wajibkan 1 halaman sehari, minimal 2-3 ayat saja”
(Wawancara, 2 Februari 2020)
Hal serupa yang dikatakan oleh Ustadz Ghazali Abbas mengatakan bahwa:
“Pelaksanaan menghafal Al-Qur‟an di RTBQ ini dilakukan pada setiap
hari senin-jum‟at, tetapi telah ada waktu-waktu yang telah ditentukan, dimana dari pagi hingga pukul 02:00 anak baru pulang sekolah, jadi proses tahfidz ini dilakukan setelah shalat Asar. Adapun metode yang
digunakan yakni metode Bin Nazar, Tahfidz, Talaqqi, Takrir, dan Tasmi’, tetapi terdapat kendala dalam menghafal ini karena ada
sebagian santri yang kurang mengerti metode-metode menghafal Al-Qur‟an” (wawancara, 2 Februari 2020)
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dari hasil observasi yang penulis lakukan bahwa dalam program ini
menggunaka metode menghafal dengan cermat ayat-ayat Al-Qur‟an yang
akan di hafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang (Bin Nazor),
menghafal sedikit demi sedikit ayat Al-Qur‟an yang telah dibaca berulang-
ulang dengan Bin Nazor tadi (Tahfidz), menyetor atau memperdengarkan
hafalan yang baru kepada ustadz (Talaqqi), mengulang hafalan atau di sima‟
hafalan santri yang sudah dihafal bersama teman-teman yang sudah hafal
atau dengan ustadz, ini agar hafalan terjaga dengan baik (Takrir),
memperdengarkan hafalan yang sudah lancar kepada orang lain dengan
perseorangan atau berjama‟ah, hal ini dimaksudkan agar seorang penghafal
Al-Qur‟an akan mengetahui kekurangan pada dirinya, karena bisa saja ia
lengah dalam mengucapkan huruf atau kharokat (Tasmi’). (Observasi, 2
Februari 2020)
Dalam program Tahfidz ini bukan saja fokus kepada menghafal saja
akan tetapi ada juga pembelajar tilawah dan belajar Tajwid. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Ustadz Ihsan bahwa:
“Kita tidak berfokus pada hafalan saja akan tetapi kita juga belajar tilawa dan tajwid. Untuk santri putri nya kita belajar tilawa pada hari
sabtu sore, sedangkan santri putranya dilakukan pada malam sabtu, dan belajar tajwid untuk santri putra nya dilakukan pada malam minggu sedangkan untuk santri putri dilakukan pada sore minggu”
(Wawancara, 2 Februari 2020)
Sebagaimana hasil observasi yang penulis lakukan bahwa selain
menghafal Al-Qur‟an di RTBQ ini, ada juga pembelajaran tilawah dan
pembelajaran cara baca Al-Qur‟an yang baik atau belajar tajwid, yang
dilaksanakan pada hari sabtu dan minggu, dimana untuk santri putra belajar
tilawa itu pada malam sabtu dan belajar tajwid malam minggu. Sedangkan
untuk putrinya belajar tilawa pada sore sabtu dan belajar tajwid pada sore
minggu (Observasi, 2 Februari 2020)
Pelaksanaan program tahfidz di desa disimbur naik ini membutuhkan
dukungan dari warga setempat, tanpa adanya dukungan dari mereka maka
program ini berjalan tidak begitu baik. Dengan dukungan warga maka
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
program ini berjalan dengan baik. Sebagaimana hasil wawancara dengan
salah satu Toko Masyarakat yang bernama Khalik ketua RT 07 beliau
mengatakan bahwa:
“Adanya program Tahfidz ini membuat kami merasa senang, karena dengan adanya program Menghafal Al-Qur‟an dapat membuat anak-
anak di desa ini menjadi anak yang cerdas, menjauhkan anak dari hal-hal yang tidak baik.” (Wawancara, 9 Februari 2020)
Senada yang dikatakan dengan kepala Desa Simbur naik Bapak Faisal
Ghaffar beliau mengatakan:
“Dengan adanya program tahfidz ini dapat menciptakan anak-anak
hafidz dan hafidzah, meningkatkan keimanan dan ketakwaan anak-anak dalam mengenal islam dan kitab sucinya, sehingga akan menjadi bekal bagi mereka untuk masa yang akan datang. dan dengan adanya
program tahfiz Qur‟an ini membawa nama baik desa ini dan dikenali banyak orang”(Wawancara, 9 Februari 2020)
Berdasarkan hasil observasi dengan salah satu Toko Masyarakat di desa
simbur naik bahwa mereka sangat mendukung adanya program tahfidz ini,
karena dengan ini dapat meciptakan generasi yang baik seorang hafidz dan
hafidzan, dan dapan membanggakan nama desa simbur naik” (Observasi, 9
Februari 2020)
Dalam program menghafal Al-Qur‟andi RTBQ (Rumah Tahfidz
Bustanul Qur‟an)ini lumayan banyak santri-santrinya dimana saya melihat
beberapa santri yang telah hafal 10 juz ke atas mereka diminta oleh ustadz
nya untuk membantu menyimak santri-santri yang hafalannya masih rendah
atau yang masih Nazhor. Sebagiaman hasil wawancara penulis dengan salah
satu santri yang menghafal 25 juz yakni Abdan Syakur mengatakan:
“Kami diminta oleh ustadz untuk menyimak bacaan santri-santri yang hafalannya masih rendah atau yang masih nazhor, karena kurangnya ustadz maka kami diminta untuk membantunya” (Wawancara, 2
Februari 2020)
Sementara yang dikatakan oleh santri yang bernama M. Nasir bahwa:
“Kami dimintak untuk membantu ustadz menyimak bacaan santri yang
masih rendah hafalannya, kami membuat beberapa kelompok agar enak mengatur nya” (Wawancara, 2 Februari 2020)
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berdasarkan hasil observasi penulis saat berkunjung di tempat
menghafal santri-santri RTBQ memang terlihat ada beberapa santri yang
diminta untuk membantu ustadz untuk menyimak bacaan-bacaan santri yang
hafalannya masih rendah atau masih nazhor, karena begitu banyak santrinya
dan ustadz nya Cuma dua orang, sepertinya terasa susah untuk megontrol
semuanya, karena terkadang ada anak-anak yang masih kecil kelihatannya
bermain-main saat menghafal Al-Qur‟an (Observasi, 2 Februari 2020).
2. Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anaknya Menghafal Al-Qur’an
di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur’an) Simbur Naik, Kecamatan
Muara Sabak Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Motivasi dalam menghafal Al-Qur‟an adalah salah satu upaya untuk
menumbuh kembangkan seluruh aspek dalam mempersiapkan suatu
kehidupan yang mulia dan berhasil dalam masyarakat. Begitupula dengan
guru dan orang tua dalam memotivasi anak menghafal Al-Qur‟an
merupakan salah satu cara agar anak lebih giat menghafal dengan cara
berbagai kegiatan dan metode agar proses menghafal dapat terlaksana sesuai
yang ingin dicapai.
Upaya yang dilakukan orang tua dalam memotivasi anak untuk
menghafal Al-Qur‟an merupakan tugas dari orang tua tersebut untuk
mendidik anaknya menjadi anak yang dapat menghafal Al-Qur‟an. Upaya
tersebut diantaranya:
a. Memberi Nasehat kepada anak
Sebagaimana kita ketahui bahwa menghafal Al-Qur‟an merupakan
sebuah upaya menjaga dan memelihara keaslian ayat suci Al-Qur‟an agar
tidak dikotori dan dipalsukan oleh musuh-musuh Islam. Rasulullah SAW
sangat menganjurkan menghafal Al-Qur‟an karena disamping menjaga
kelestariannya, menghafal ayat-ayat adalah pekerjaan yang terpuji dan
amal yang mulia. Orang yang menghafal Al-Qur‟an merupakan salah
satu hambah yang ahlullah di muka bumi.
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Allah SWT telah memberikan motivasi bagi para penghafal Al-
Qur‟an bahwa Allah akan memberi kemudahan bagi sapa saja yang akan
menghafalkannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-
Qamar (54:17):
نقذ غه يذهكش م ي كش ف نهز شا انقشآ
Artinya:”Sesungguhnya kami telah memudahkan Al-Qur‟an untuk
pelajaran. Maka adakah orang yang mengambil pelajaran.”
Dalam sebuah wawancara yang peneliti lakukan kepada orang tua
santri, Bapak H. Arsyad mengatakan bahwa:
“Upaya yang saya berikan kepada anak saya agar mau menghafal Al-Qur‟an yaitu dengan memberikan kepada dia penjelasan bahwa
betapa mulianya orang-orang yang menghafal Al-Qur‟an, yang mana orang yang menghafal Al-Qur‟an itu mendapatkan kehormatan dari sesama manusia di dunia dan akan mendapatkan
tempat yang tinggi di syurga kelak” (Wawancara, 29 januari 2020).
Sementara itu, pernyataan dari orang tua yakni Ibu Hikmah selaras
dengan yang dikatakan Ibu Masidang, mereka menyatakan:
“Saya mengatakan kepada anak saya tentang pentingnya menghafal Al-Qur‟an. Hal itu akan memberi kebahagiaan bagi kedua orang
tua dan di Syurga nanti akan dipasangkan di kepala penghafal sebuah mahkota perkasa” (Wawancara, 29 januari 2020).
Berdasarkan pendapat tersebut, apat dipahami bahwa Al-Qur‟an
adalah kalam Allah SWT, yang merupakan petunjuk bagi umat Islam
dalam kehidupannya di dunia ini. Memberikan pengertian kepada anak
tentang betapa pentingnya menghafal Al-Qur‟an merupakan hal yang
yang sangat baik, karena ingin membawa anaknya ke jalan yang benar,
karena kita tau juga manfaat bagi orang mampu menghafal Al-Qur‟an itu
sangat di ssayangi Allah SWT dan dikagumi banyak orang. (Observasi,
29 Januari 2020)
Salah seorang ustadz yang mengajar di RTBQ, yaitu Ustadz Ihsan
Daim juga memberikan sebuah motivasi kepada santrinya tentang
pentingnya mengahafal Al-Quran, beliau mengatakan:
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“Saya sering memberikan motovasi kepada santri/watidengan cara
memberi arahan serta pengertian tentang pentingnya menghafal Al-Qur‟an, dan saya juga membagikan cerita tentang pengalaman saya selama menghafal Qur‟an. Di antara keistimewaan yang saya dapat
dari menghafal Al-Qur‟an yaitu: dikagumi banyak orang. Saya pernah dipanggil untuk pergi ke Mesir, kebetulan ada keluarga saya
di sana tetapi saya tidak mau karena saya lebih milih mengabdi di kampung saya, yakni di RTBQ Simbur Naik. (wawancara, 5 Februari 2020)
Sebagaimana salah seorang santri RTBQ yang bernama Muftih
mengutarakan:
“Saya mulai menghafal sejak kelas 1 MTs sampai kelas 9 MTs,
awalnya saya menghafal 2-3 ayat, lama kelamaan meningkat menjadi 1 halaman sehari. Di RTBQ memang diwajibkan dalam
sehari menghafal 1 halaman dan sekarang mulailah saya menghafal dalam sehari itu minimal 2 lembar. Saya menghafal Qur‟an pertama karena kemauan saya sendiri dan juga berkat adanya
dorongan dari orang tua dan keluarga. Orang tua saya selalu memberi saya pengertian betapa mulianya bagi orang-orang yang
mampu mengahafal Al-Qur‟an dari situlah juga membuat saya lehih termotivasi untuk menghafal Al-Qur‟an. (wawancara, 3 Februari 2020)
b. Memberi Contoh atau Sebagai Panutan
Keterlibatan orang tua dalam mendidik anak menghafal Al-Qur‟an
sangat diperlukan. Orang tua harus bisa menjadi contoh anak mereka
agar senantiasa bersedia untuk menghafalkan Al-Qur‟an. Sebelum
menuntun anak menghafal Al-Qur‟an, hendaknya orang tua sudah hafal
terlebih dahulu sehingga anak percaya bahwa surah-surah bisa dihafal
dan anak tidak merasa tertekan karena orang tua yang menyuruhnya
menghafal sudah menghafal Al-Qur‟an lebih dahulu.
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada Ibu H. Karyati
beliau mengatakan:
“Saya terlebih dahulu mencontohkan bagaimana membaca Al-
Qur‟an yang baik, dan setiap ada waktu atau setiap habis shalat Maghrib saya selalu menghafal Al-Qur‟an sehingga anak saya lebih termotivasi karena melihat saya menghafal”. (wawancara,
29 Januari 2020)
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sedangkan yang dikatakan oleh Orang Tua, Ibu Raodah bahwa:
“Saya memberi contoh kepada anak saya bagaimana cara
menghafal Al-Qur‟an dengan tajwid yang benar, jika saya
melihat anak saya sedang melancarkan bacaannya, saya pasti mendekati dia. Dan jika ada bacaannya yang salah, maka saya
memberikan contoh yang benar”. (wawancara, 29 Januari 2020)
Hasil observasi penulis di lapangan, penulis melihat bahwa sebagian
orang tua memang menjadi contoh untuk anak-anaknya, mereka ikut
menghafal juga di rumah, mencontohkan cara menghafal dengan tajwid
yang benar, dan saat waktu selesai sholat magrib orang tuanya pun
menyuruh anaknya untuk menghafal atau melancarkan hafalannya.
Mengacu kepada hasil wawancara yang peneliti lakukan, terlihat
usaha yang dilakukan para orang tua yang itu sangat bagus, karena
sebagian orang tua santri/wati ikut menghafal Al-Qur‟an juga di rumah
supaya bisa memotivasi anaknya dalam menghafal Al-Qur‟an.
(Observasi, 29 januari 2020)
Untuk menegtahui kebenaran hal tersebut, maka dapat dilihat dari
hasil wawancara kepada santri yang bernama Auliyah dan Septi bahwa:
“Cara orang tua saya memotivasi agar saya lebih semangat menghafal Al-Qur‟an, mereka mencontohkan setiap habis Magrib terkadang dia menghafal juga, dan sering juga kalau mereka
melihat saya lagi melancarkan hafalan pasti dia mendekat terkdang menyimak bacaan saya, jika salah dia pasti memperbaikinya”.
(wawancara, 3 Februari 2020)
c. Memberi sangsi dan hadiah (riwerd)
Memberi sangsi salah satucara agar membuat anak lebih giat pergi
menghafal Al-Qur‟an, tetapi sangsi yang diberikan bukan sangsi yang
berat melainkan hanya mengurangi uang jajan nya ataupun tidak dikasih
uang jajan. Begitupun dengan memberi hadia dapat menciptakan
semangat anak untuk lebih giat menghafal Al-Qur‟an meskipun
hadiahnya hanya sederhana-sederhana saja.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh orang tua, Bapak Jamaluddin
bahwa:
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
“Cara yang saya lakukan agar anak saya semangat untuk menghafal
Al-Qur‟an yakni, memberikan sangsi apabila dia tidak mau pergi menghafal Al-Qur‟an sangsinya tidak memberinya uang jajan jika tidak pergi, dan saya pun menjanjikan akan memberinya hadiah
jika dia rajin pergi menghafal dan jika hafalannya juga bisa mencapai target” (wawancara, 29 Februari 2020).
Hal serupa yang dilakukan oleh Ibu Hayati dan Bapak Kamaruddin
yakni:
“Memberikan sangsi dan hadia salah satu dapat membuat anak lebih
rajin pergi menghafal Al-Qur‟an sebab mereka takut jika tidak dikasi uang jajan, dan mereka juga senang jika dijanjikan hadia” (wawancara 29 Februari 2020)
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan bahwa ada sebagian
orang tua itu memang benar-benar tidak memberi uang jajan kepada
anaknya jika anaknya tidak mau pergi menghafal Al-Qur‟an, dan
memberinya hadia jika anaknya itu rajin pergi menghafal dan mau
mendengar omngan orang tuanya (Observasi, 29 Februari 2020)
Untuk membenarkan penjelasan orang tua diatas penulis
mewawancarai santri yang bernama Nurmutiara dia mengatakan:
“Orang tua saya terkadang memberi saya sangsi jika saya tidak pergi
menghafal Al-Qur‟an, disitu saya merasa takut jika saya tidak mendengar omongan beliau, dan saya pun tak ingin uang jajan saya
di kurangi atau tidak di kasih sama sekali, makanya saya langsung pergi. Dan membuat saja juga termotivasi sekali karena saya dijanjikan hadia jika saya rajin pergi menghafal apalagi kalau
hafalan saya sudah banyak atau mencapai target saya akan diberi motor” (Wawancara, 2 Februari 2020).
Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa terlihat cara orang tua
menyuruh anaknya pergi menghafal begitu baik, karena dengan
memberinya sangsi, tidak memberinya uang jajan anak itu merasa takut
karena anak-anak itu pasti sangat membutuhkan uang. Dan memberinya
hadiah jika hafalan mereka mencapai target sampai-sampai ingin
dibelikan motor karena betapa menginginkan anaknya sukses menjadi
seorang hafidz dan hafidzah.
54
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sebagaimana hasil wawancara dengan Ustadz yang bernama Ghazali
Abbas mengatakan bahwa:
“Cara yang dilakukan memberi sangsi dan hadia adalah tindakan
yang terkadang sangat efektif untuk memacu kemampuan untuk menghafal Al-Qur‟an dan memberi semangat santri untuk rajin
pergi menghafal Al-Qur‟an” (Wawancara, 5 Februari 2020)
d. Memberi dukungan
Dukungan merupakan suatu intraksi yang positif atau prilaku
menolong yang diberikan kepada individu dalam menghadapi suatu
peristiwa atau kejadian yang menekankan dan dianggap penting dalam
proses kehidupan. Dukungan yang dirasakan oleh individu dalam
kehidupannya membuat individu tersebut merasa dicintai, dihargai, dan
diakui serta membuat dirinya menjadi lebih berarti dan dapat
mengoptimalkan potensi yang ada dalam individu tersebut.
Dukungan orang tua adalah sikap, tindakan, dan penerimaan
keluarganya terhdap anggotanya. Anggota orang tua memandang bahwa
orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika diperlukan.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan orang tua
Ibu Nurlela orang tua mengatakan bahwa:
“Saya selalu memberi dukungan kepada anak saya apapun bentuknya asalkan itu hal yang baik, apalagi adanya RTBQ ini saya sangat mendukung anak saya karena saya ingin anak saya menjadi
seorang hafidz, dengan memberi dukungan yang kuat dapat membangkitkan semangat anak untuk menghafal Al-Qur‟an”.
(wawancara, 29Januari 2020) Sementara itu orang tua yakni Ibu Saidah mengatakan:
“Saya memberi dukungan yang kuat, salah satunya saya memberikan dia sepeda motor supaya dia tidak berjalan kaki ke RTBQ”.
(wawancara, 29 Januari 2020)
Dari hasil wawancara, terlihat bahwa salah satu usaha dalam
memotivasi anak yaitu memberikan dia dukungan. Dengan memberi
dukungan anak akan merasa bahwa orang tuanya memang
55
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menginginkannya menjadi seorang penghafal Al-Qur‟an. Dan dukungan
inijuga memperlihatkan betapa senangnya orangtua melihat anaknya
sukses. (Observasi, 29 Januari 2020)
Untuk membenarkan perkataan orang tua diatas, seorang santri yang
bernama Abdan Syakur mengatakan bahwa:
“Orang tua saya sangat mendukung saya dalam menghafal Al-
Qur‟an, karena ia menginginkan anaknya menjadi seorang hafidz, setiap hari dia selalu mengingatkan saya untuk pergi menghafal, selalu memberi apa yang akan menjadi kebutuhan selama saya
menghafal Al-Qur‟an” (Wawancara, 3 Februari 2020).
Dalam hal ini tidak hanya orang tua yang mendukung anaknya
dalam menghafal Al-Qur‟an, akan tetapi toko masyarakat juga ikut
mendukunya jalannya proses Rumah Thfidz Bustanul Qur‟an di Desa
Simbur Naik. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Faisal Ghaffar:
“Cara yang kita lakukan untuk mensukseskan program Tahfidz ini dengan cara selalu memberi dukungan apapun yang dilakukan
asalkan itu hal yang baik, apalagi dengan program tahfidz ini sangat membuat desa ini akan maju, karena akan terciptanya
anak-anak hafiz dan hafidzah” (Wawancara, 9 Februari 2020).
Dari observasi yang penulis lakukan dengan salah satu Toko
Masyarakat bahwa beliau tidak diam saja melihat program tahfidz ini
melainkan dia pun ikut mendukung asalkan itu hal yang baik (Observasi,
9 Februari 2020).
3. Kendala orang tua dalam memotivasi anak menghafal Al-Qur’an di
RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur’an) Simbur Naik Kecamatan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Membentuk kepribadian anak kearah yang lebih baik khususnya
menghafal Al-Qur‟an, sebagian orang tua yang memegang teguh azaz-azaz
bimbingan secara utuh dan menerapkan dalam keseharian. Walaupun
sebagian orang tua yang baik memotivasi anaknya untuk pergi menghafal
Al-Qur‟an. Ada beberapa faktor yang menghambat terjadinya hAl-hal yang
demikian. Untuk lebih jelasnya dapat di simak wawancara sebagai berikut:
a. Anak yang tidak mentaati perintah orang tua
56
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Ada beberapa kesalahan tertentu yang menyebabkan anak tidak
mentaati orang tua, padahal Islam menganjurkan kepada anak untuk
mentaati orang tua mereka selagi orang tua tersebut masih menganjurkan
anak untuk melakukan hal-hal yang baik. Mengenal hal ini, maka yang
menjadi penyebabnya adalah rendahnya motivasi orang tua untuk
mengajurkan anak-anak mereka untuk menghafal Al-Qur‟an. Hal ini
merupakan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan beberapa
orang tua santri/wati di desa Simbur Naik,.
Penyebab anak tidak mematuhi perintah orang tua yaitu:
1) Kecanduan Gadget (Smartphone)
Kemajuan teknologi sekarang ini sangat pesat dan semakin
canggih. Banyak teknologi canggih yang telah diciptakan membuat
perubahan yang begitu besar dalam kehidupan manusia di berbagai
bidang. Sekarang ini pengguna gadget tidak hanya berasal dari
kalangan pekerja. Tetapi hampir semua kalangan termasuk anak dan
belita sudah memanfaatkan gadget dalam aktivitas yang mereka
lakukan setiap hari. Hampir setiap orang memanfaatkan gadget
menghabiskan banyak waktu mereka dalam sehari untuk
menggunakan gadget. Oleh karenanya gadged juga memiliki nilai dan
manfaat tersendiri bagi kalangan orang tertentu. akan tetapi banyak
dampak negatif yang muncul dalam manfaat gadget bagi kalangan
remaja, anak, bahkan belita.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Ibu
Saidah selaku orang tua dari Abdan Syakur mengatakan bahwa:
“Kendala yang sering terjadi itu apabila saat waktunya menghafal anak saya malas karena bermain gadged bermain game-game seperti pripayer, jika disuruh pergi menghafal tidak mau karena
sudah keasikan bermain, sehingga dapat menghambat hafalan-hafalannya”. (wawancara, 29 januari 2020)
Selaras dengan yang dikatakan oleh Ibu Nurlela dan Bapak
Jamaluddin bahwa gadged dapat merusak anak kami dengan bermain-
57
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
main game sampai berjam-jam mereka bisa, terus jika disuruh pergi
menghafal terkadang mereka malas”. (wawancara, 29 januari 2020)
Sebagaimana yang dikatakan oleh saudara Abdan Syakur: ” Saya
mulai menghafal sejak kelas 8 MTs dan sekarang saya sudah kelas 12
MA. Saya menghafal karena dorongan dari orang tua karena dia ingin
melihat saya menjadi seorang hafiz Qur‟an, kendala pernah saya
berhenti 1 tahun menghafal karena saya takut pulang malam pada saat
itu saya belum tau naik motor, setelah itu saya tau naik motor orang
tua saya pun menyuruh saya untuk menghafal Al-Qur‟an lagi, dan
sekarang hafalan saya sudah 25 juz. Kendala lainnya kadang ada rasa
malas, karena asik bermain game”.(wawancara, 18 februari 2020)
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa kendala yang
dihadapi orang tua itu dengan adanya gadged dimana membawa
dampak yang tidak baik untuk anak-anaknya, yang seharusnya
dimanfaatkan dengan baik tapi anak-anak sekarang malah
memanfaatkan gadged untuk kesenangan mereka.
2) Kecanduan Menonton Televisi
Hasil wawancara dengan orang tua yakni dengan Ibu Hikmah dan
Ibu Hayati mengatakan:
“Kendala yang saya hadapi pada saat menyuruh anak untuk pergi menghafal Al-Qur‟an saat dia sedang asik menonton TV apalagi sinetron kesukaannya tayang susah sekali untuk pergi menghafal
Al-Qur‟an”. (wawancara, 30 januari 2020)
Senada yang dikatakan oleh Bapak Arsyad, Ibu Raodah orang tua
dari bahwa menonton tv menjadi kendala bagi saya yang mana jika
disuruh tetapi tidak mau mendengar kan perintah saya karena keasikan
nonton. (wawancara, 30 januari 2020)
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, pada saat
berkunjung ke rumah orang tua santi memang terlihat kendala orang
tua saat menyuruh anaknya untuk pergi menghafal Al-Qur‟an saat itu
anak-anaknya sedang asik menonton sehingga disuruh untuk pergi
menghafal Al-Qur‟an mereka tidak mau, karena sudah keasikan
58
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menonton film kesukaannya, mereka tidak mau mendengan apa yang
dikatakan orang tuanya. (Observasi, 29 Januari 2020)
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan salah satu santri
yakni Kamelia bahwa:
“Yang membuat saya terkadang malas mau pergi menghafal Al-Qur‟an jika saya sudah menonton apalagi kalau film kesukaan saya yang tayang” (Wawancara, 2 Februari 2020).
Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa terlihat saat orang
tuanya menyuruh anak nya untuk pergi menghafal tetapi anaknya
malah keasikan menonton televisi jadi anak itu membantah perintah
orang tuanya, dia malah memilih menonton (Observasi, 2 Februari
2020)
3) Kondisi Kelelahan pada Anak
Hasil wawancara peneliti dengan orang tua santri/wati, Bapak
Kamaruddin, Ibu Masidang mengatakan:
“Kendala yang kami hadapi itu adanya faktor kelelahan anak, dimana anak jika di perintahkan untuk pergi menghafal Al-
Qur‟an mereka malas karena capek atau lelah yang mana pagi harinya mereka sekolah dan pulangnya siang di sekolah juga
memiliki banyak aktivitas mungkin karna itu mereka terasa lelah”. (wawancara, 2 januari 2020)
Selaras dengan yang dikatakan oleh Ibu Karyati bahwa aktivitas
sekolah anak dapat menghambat proses hafalan anak kami, sehingga
mereka jika pulang dari sekolah terkadang malas karena kelelahan
habis pulang dari sekolah. (wawancara, 2 februari 2020)
Sebagaimana hasil wawancara peneliti terhadap santri RTBQ
yang bernama Septi: “Saya mulai menghafal dari kelas 8 MTs dan
sekarang saya sudah kelas 12 aliyah, saya sudah hafal 5 juz. Awal
saya menghafal itu Cuma 1-2 ayat lama kelamaan keningkat menjadi
3-4 dan sampailah 1 halaman dalam sehari, karena memang
diwajibkan sehari itu 1 halaman. Saya menghafal Al-Qur‟an karena
orang tua saya sangat mendorong, memberi semangat, dan selalu
menyuruh saya pergi menghafal jika waktunya tiba, karena orang tua
59
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
saya ingin saya menjadi seorang hafizah. Adapun kendala yang
kadang terjadi itu ketika ada tugas dari sekolah”.(wawancara, 11
ferbruari 2020)
Hal diatas sama dengan yang diutarakan oleh beberapa santri
bahwa kendala yang dihadapi dalam mengahafal Al-Qur‟an salah
satunya adalah banyaknya tugas dari sekolah membuat mereka lelah
dan tidak bisa konsentrasi dalam menghafala Al-Qur‟an.
Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan bahwa
terdapat beberapa faktor yang menjadi kendala saat memerintahkan
anaknya untuk pergi menghafal Al-Qur‟an yakni anak kurang
mentaati perintah orang tuanya, dikarenakan adanya faktor dari
gedged, menonton Film kesukaannya, dan kelelahan anak saat pulang
dari sekolah.
4. Usaha orang tua mengatasi kendala dalam memotivasi anak menghafal
Al-Qur’an di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur’an) Simbur Naik
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mengatasi
kendala menghafal Al-Qur‟an dirumah yakni:
a. Membatasi penggunaan gadjed pada anak
Peranan orang tua yang harus selalu ikut mengontrol penggunaan
gedjed pada anak dan memberikan batasan waktu bermain gadjed. Saat
sekarang timbulnya alat-alat elektronik yang salah satunya (smartphone)
membuat anak lebih tertarik untuk bermain game, internetan. Sebagai
orang tua kita wajib memberi penjelasan bahwa handphone akan merusak
kita.
Maka sebaiknya kita membatasi nya dengan cara memberinya jadwal
penggunaan gadjed, karena dengan memberinya jadwal maka tidak
adalagi kendala saat meyuruh anak untuk pergi menghafal Al-Qur‟an,
sehingga anak bisa menghafal dengan baik.
b. Membatasi anak untuk menonton televisi
60
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kita ketahui bahwa menonton televisi merupakan hal yang wajar,
akan tetapi menonton televisi sampai berjam-jam dapat membawa
dampak yang tidak baik bagi anak, apalagi jika anak mempunyai
kewajiban setiap harinya untuk pergi menghafal Al-Qur‟an, dikarnakan
dengan kecanduan menonton televisi dapat membawa kendala kita saat
menyuruhnya untuk pergi menghafal, jadi kita harus membatasi anak
dalam menonton televisi dengan cara menyembunyikan remot TV.
c. Mengatur waktu anak
Mengatur waktu anak merupakan hal yang sangat perlu dilakukan
orang tua. Mengatur waktu bagi anak sangat berguna bagi kehidupan
sehari-hari agar waktu yang digunakan tidak terbuang sia-sia, sehingga
dapat memanfaatkan waktunya dengan baik.
Selaku orang tua juga apabila anak pulang dari sekolah harus
mengatur waktunya ataupun melarang anak untuk melakukan kegiatan
yang tidak penting sebab anak memiliki kegiatan yang wajib dilakukan
yakni menghafal Al-Qur‟an.
61
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan yang penulis paparkan di atas, maka sebagai
bab akhir dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Pelaksanaan program tahfidz Qur‟an dilaksanakan sesuai dengan jadwal
kegiatan tersebut dimulai dari jam 16:00-17:15, dan dilanjut dari jam 19:50-
22:15 tetapi pada malam hari nya itu hanya khusus putranya saja,
pelaksanaan tahfidz ini menggunakan metode Bin Nazhor, Tahfidz, Takrir,
Talaqqi, dan Tasmi‟.
2. Peran orang tua dalam memotivasi anak menghafal Al-Qur‟an di RTBQ
(Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak
Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
a. Memberi nasehat kepada anak
b. Memberi contoh atau sebagai panutan
c. Memberi sangsi atau hadiah (rewerd)
d. Memeberi dukungan
3. Kendala orang tua memotivasi anak dalam menghafal Al-Qur‟an di RTBQ
(Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kacamatan Muara Sabak
Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
1. Kecanduan Gadget (Smartphone)
2. Kecanduan Menonton Televisi
3. Kondisi Kelelahan pada Anak
4. Usaha orang tua mengatasi kendala dalam memotivasi anak menghafal Al-
Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfiz Bustanul Qur‟an) Simbur Naik Kecamatan
Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
a. Membatasi penggunaan gedjed pada anak.
b. Membatasi menonton televisi pada anak.
c. Mengatur waktu anak.
62
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Saran
Melalui bab ini penulis akan memberikan saran yang mudah-mudahan bisa
menjadi kontribusi dan masukan orang tua dalam memotivasi anak untuk
menghafal Al-Qur‟an di Rumah Tahfidz Bustanu Qur‟an Simbur Naik Kec.
Muara Sabak Timur Kabu. Tanjung Jabung Timur. Adapun saran-saran penulis
kepada orang tua supaya lebih semangat dalam memotivasi anaknya untuk
menghafal Al-Qur‟an karena kita tau bahwa menghafal Al-Qur‟an itu
merupakan suatu keistimewaan bagi Allah karena berkat menghafal Al-Qur‟an
bisa membawa kita ke syurga Allah SWT. Adapun saran untuk Ustadz untuk
progam ini supaya lebih meningkatkan lagi semangat santri untuk menghafal
Al-Qur‟an, dan selalu diberi kesabaran dalam menghadapi santri-santrinya.
Dan untuk para santri dan santriwati patuhilah perintah orang tua mu, karna
apapun yang dikatakan itu semua demi kebaikan mu kelak.
C. Kata Penutup
Demikianlah bahasan skripsi yang dapat penulis tuangkan. Penulis
menyadari masih banyak terdapat berbagai kelemahan dalam pembahasan
maupun isinya. Kelemahan dan kekurangan tulisan skripsi ini bukanlah
kesengajaan penulis, tetapi hanya sampai disinilah kemampuan penulis dalam
menyusun karya ilmiah ini, namun penulis berharap agar pembaca sekalian
dalam memberikan kritik dan saran kepada penulis agar tulisan ini bisa
tersusun lebih baik dan sempurna lagi.
Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat diterima dan
dipergunakan sebagaimana mestinya..
Jambi, Maret 2020
Penulis
RIRIN ROYANI
NIM. TP.16157
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2007), Al-Qur’an dan Terjemahan, Departeman Agama RI, Bogor:
Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur‟an.
Anonim. (2018). Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi.
Ahda bina Alfianto, 2011, Mudah Dan Cepat Menghafal Surat-surat Pi;ihan,
solo: Ziyad Visi Media.
Abdul Majid Khon, 2011, Praktikum Qira’at: Keanehan Bacaan Al-Qur’an
Ashim dari Hafash, Jakarta: Amzah.
Abdul Wahib, 2012, Al-Qur’an Sumber Peradaban, Jurnal Ushuluddin 97(2):
112-113
Abdul Wahib, 2015, Konsep Orang Tua Dalam Membangun Kepribadian Anak,
Jurnal Paradigma, 2(1): 2-7
Ahmad Syarifuddin, 2004, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai
AlQur’an, Jakarta: Gema Insani Press.
Ahmad Tafsir, 2008, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Ahsin W. Al-hafidz, 2000, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta:
Bumi Aksara.
Ahsin Sakho Muhammad, 2017, Oase Al-Qur’an Penyejuk Kehidupan, Jakarta
Selatan: PT Qaf Media Kreativa.
Awaluddin, 2017, Anlisis Siatem Pembelajaran Tilawah dan Tahfidz Al-Qur’an di
Sekolah Dasar, Jurnal Edu Riligia 1 (2): 252-253.
Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dwi Prasetia Danarjati, dkk, 2014, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Fauzi Rachman, 2014, Islamic Teen Parenting, Jakarta: Erlangga.
Indra Keswara, 2017, Pengelolaan Pembelajaran Tahfidz Qur’an (menghafal al-
qur’an) di Pondok Pesantren Al-Husain Megelang, Jurnal Hanata Widya,
6(2): 63-64.
Juwariyah, 2010, Dasar-dasar Penddikan Anak Dalam Al-Qur‟an, Yogyakarta:
Teras.
Lexy J.Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT
Rosdakarya.
Lusi Nuryanti, 2008, Psikologi Anak, Jakarta: PT Indeks.
Mahmud,dkk, 2013, Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga, Jakarta:
Akademia Permata.
Munawir, 2017, Komunitas dan Pemikiran Hukum Islam, Jurnal Darussalam
9(1):127-128.
Mustofa Kamal, 2017, Pengaruh Pelaksanaan Program Menghafal Al-Qur‟an
Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Islam 6(2): 4.
Nana Syaodih, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ngalim Purwanto, 2004, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Poerwadarminta, 2007, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Sa‟ad Riyadh, 2008, Agar Anak Mencintai Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka AlKautsar.
Sahiron Syamsuddin, 2007, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis,
Yogyakarta: TH-Press.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Samiaji Sarosa, 2012, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, Jakarta: PT Indeks
Sa‟dulloh, 2008, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani.
Selfia S.Rumbewas, Beatus M.Laka, Naftali Meokbun, 2018, Peran Orang Tua
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Saribi,
Jurnal EduMatSains. 2(2): 202
Syaikh Musthafa Muhammad Imarah, 2002, Saripati Hadits Al-Bukhari, Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
Zakiah Darajad,dkk, 2014, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi: Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Menghafal Al-
Qur’an di Rumah di Desa Simbur Naik Kecamatan Muara
Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
A. Dokumentasi
1. Historis RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Desa Simbur Naik
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Geografis RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Desa Simbur Naik
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
3. Struktur organisasi RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Desa Simbur
Naik Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
4. Data santri
B. Observasi
1. Mengamati bagaimana menghafal Al-Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfidz
Bustanul Qur‟an Desa Simbur Naik Kecamatan Muara Sabak Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Mengamati bagaimana cara orang tuamemotivasi anak dalam menghafal Al-
Qur‟an RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Desa Simbur Naik
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
3. Mengamati kendala yang dihadapi orang tua saat memotivasi anak dalam
menghafal Al-Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Desa
Simbur Naik Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung
Timur.
C. Wawancara
Orang tua
1. Bagaimana upaya orang tua dalam memotivasi anak untuk menghafal Al-
Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Desa Simbur Naik
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Apa bentuk motivasi orang tua terhadap anak dalam menghafal Al-
Qur‟an RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Desa Simbur Naik
Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur?
3. Apa kendala yang dihadapi orang tua saat memotivasi anak dalam
menghafal Al-Qur‟an di RTBQ (Rumah Tahfidz Bustanul Qur‟an Desa
Simbur Naik Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung
Timur?
Ustadz
1. Bagaimana proses plaksanaan menghafal Al-Qur‟an di RTBQ?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan agar anak mudah menghafal Al-
Qur‟an?
3. Bagaimana cara yang baik agar anak lebih termotivasi untuk menghafal
Al-Qur‟an?
4. Metode apa yang digunakan dalam program tahfidz di RTBQ?
5. Apakah ada kendala yang membuat santri malas untuk menghafal Al-
Qur‟an?
Toko Masyarakat
1. Bagaimana menurut bapak adanya Rumah Tahfidz Bustanu Qur‟an?
2. Upaya apa yang bapak lakukan agar program Rumah Tahfidz Bustanul
Qur‟an dapat berjalan lancar?
Santri
1. Sejak kapan anda mulai menghafal Al-Qur‟an?
2. Apa yang menyebabkan anda mau menghafal Al-Qur‟an?
3. Upaya apa yang orang tua anda berikan sehingga anda mau menghafal
Al-Qur‟an?
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RESPONDEN
No Nama Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
H. Arsyad
Kamaruddin
Jamaluddin
Masidang
Saidah
Hikmah
Hayati
H. Karyati
Raodah
Nurlela
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Orang Tua
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA JABATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Abdan Syakur
Noprisal
Wahyu
M. Nasir
M. Farhan
Muftih Mubarak
Nita Nurmutiara
Ifratiwi
Kamelia
Auliyah Fiqri Kalkar
Khalik
Faisal Ghaffar
Santri
Santri
Santri
Santri
Santri
Santri
Santriwati
Santriwati
Santriwati
Santriwati
Toko Masyarakat
Toko Masyarakat
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DOKUMENTASI
1. Wawancara Dengan Orang Tua dan Santri
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Wawancara Dengan Ustadz
3. Wawancara Dengan Toko Masyarakat
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Kegiatan menghafal santri RTBQ
5. Tahap Penyetoran Hafalan
6. Salah Satu kegiatan Setiap Tahun (Wisuda Tahfidz)
7. Gedung RTBQ
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURICULUM VITAE)
Nama : Ririn Royani
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir: Jambi, 15 Maret 1999
Alamat : Dusun Pancasila, RT 007 Kec. Muara Sabak Timur, Kab.
Tanjung Jabung Timur
No Kontak : 082331007907
Pendidikan Formal:
No Tingkat Pendidikan Tahun Tempat
1
2
3
4
SD Negeri No. 13 Simbur Naik
MTs Bustanul Ulum Simbur Naik
MA Bustanul Ulum Simbur Naik
UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi
2010
2013
2016
2020
Simbur Naik
Simbur Naik
Simbur Naik
Jambi
Motto Hidup
Man Jadda Wajada
Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan
Jambi, Maret 2020
Penulis
RIRIN ROYANI
NIM. TP 161575