PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui...

129
PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) BAMBU APUS JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: MAYGIE PRIAYUDANA NIM: 109054100018 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Transcript of PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui...

Page 1: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN

KEMANDIRIAN REMAJA PUTUS SEKOLAH DI PANTI SOSIAL BINA

REMAJA (PSBR) BAMBU APUS JAKARTA TIMUR

Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

MAYGIE PRIAYUDANA

NIM: 109054100018

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 3: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 4: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahw :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyartan memeperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Januari 2014

MAYGIE PRIAYUDANA

109054100018

Page 5: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

i

ABSTRAK

Maygie PriayudanaPeran Orang Tua Asuh Dalam Mendukung Perkembangan Kemandirian Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus, Jakarta Timur.

Anak atau remaja merupakan investasi bagi orang tua, bahkan merupakan potensi kesejahteraan serta aset bangsa di masa depan. Untuk mencetak generasi yang kelak dapat menjadi tulang punggung bangsa, persiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, menjadi penting.Namun sayangnya, perbedaan tingkat sosial ekonomi membuat tidak semua keluarga mampumemenuhi kebutuhan anak, termasuk kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan formal. Hal inilah yang kemudian berdampak munculnya fenomena putus sekolah pada anak dan remaja.

Sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap permasalahan remaja putus sekolah, Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus bertugas memberikan pelayanan sosial secara profesional. Dengan menggunakan sistem asuhan keluarga, para penerima manfaat di PSBR ditempatkan dalam satu rumah asuh yang terdiri dari orangtua asuh dan anak-anaknya. Dengan adanya orang tua asuh yang berrtugas sebagai pengganti orang tua kandung, diharapkan anak asuh dapat berkembang secara wajar, merasa nyaman dan memiliki sikap dan perilaku yang positif serta menjadi pribadi yang mandiri.

Atas dasar itu meneliti tentang peran orang tua asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur menjadi penting bagi penelliti. Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, dengan pendekatan penelitiannya adalah penelitian kualitatif, serta pemilihan subjek dan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan melakukan wawancara terhadap empat penerima manfaat, tiga orang tua asuh, dan satu staff tata usaha PSBR Bambu Apus Jakarta timur.

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data bahwa : Pertama, pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua asuh kepada penerima manfaat adalah pola pengasuhan otoritatif. Dengan pola pengasuhan yang bersifat otoritatif dimana pola ini biasanya mengakibatkan perilaku anak yang kompeten secara sosial. Anak yang memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, dan beorientasi pada prestasi. Kedua, orang tua asuh sangat berperan dalam mendukung perkembangan kemandirian remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur. Hal ini tentunya sejalan dengan visi PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur yakni terwujudnya kemandirian remaja.

Page 6: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan syukur Alhamdulillah atas rahmat dan pertolongan Allah SWT

sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peran Orang Tua Asuh

Dalam Mendukung Perkembangan Kemandirian Remaja Putus Sekolah Di

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sulit untuk dapat terwujud

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Hambatan serta rintangan yang penulis

hadapi juga tidak akan bisa penulis lewati tanpa adanya bimbingan dan motivasi

dari orang-orang yang menyayangi dan berarti bagi penulis. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang memberikan kontribusinya baik material maupun spiritual khususnya

kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Muryadi dan Ibunda Muinah serta

kakak-kakaku yang telah memberikan motivasi, support serta do’a baik

materil maupun imateriil dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Siti Napsiyah, M.SW selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Bapak Ahmad Zaky, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan saran

dan motivasi kepada penulis.

5. Ibu Artiarini Puspita A., M.Psi. sebagai pembimbing skripsi yang telah

sangat sabar dan telah banyak memberikan ilmu dan saran serta semangat

kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap bapak dan ibu dosen pengajar pada Jurusan Kesejahteraan Sosial

yang telah memberikan banyak ilmunya dan mengajar dengan sabar.

7. Ibu Dra. Sri Wahyuningsih selaku staf tata usaha dan orang tua asuh yang

telah memberikan izin serta memberikan informasi kepada penulis untuk

Page 7: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

iii

melakukan penelitian di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus

Jakarta Timur.

8. Ibu Habibi, Ibu Yuni, Bapak Suroso dan segenap keluarga besar Panti Sosial

Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur yang telah berbaik hati

menerima dan memberikan informasi kepada penulis dalam melakukan

penelitian.

9. Untuk Garis Keras (GK) UIN Jakarta dan para personil band The Parkiran

UIN Jakarta terima kasih untuk segala bentuk dukungannya.

10. Teman-teman Kesejahteraan Sosial angkatan 2009 yang telah berbagi ilmu

serta kakak-kakak senior dan adik-adik junior Kesejahteraan Sosial yang

telah memberikan semangat.

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan

skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada orang-orang tersayang selain

ucapan terima kasih dan seuntaian do’a. Semoga Allah SWT memberikan dan

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala bantuan yang telah diberikan

kepada penulis.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang membaca

skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan bagi para pembaca serta peneliti lainnya pada umumnya. Amin

Jakarta, 22 Januari 2013 Penulis,

Maygie Priayudana(109054100018)

Page 8: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI………………………………………………………………… iv

DAFTAR BAGAN………………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………... viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………….……………... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………….. 8

D. Metodologi Penelitian………………………………………… 9

E. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………….. 10

F. Objek dan Subjek Penelitian…………………………………... 10

G. Teknik Pemilihan Informan…………………………………… 11

H. Sumber Data…………………………………………………... 11

I. Teknik Pengumpulan Data……………………………………. 12

J. Keabsahan Data……………………………………………….. 14

K. Pedoman Penulisan Skripi……………………………………... 15

L. Tinjauan Pustaka……………………………………………….. 15

M. Sistematika Penulisan…………………………………………... 16

Page 9: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

v

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………… 18

A. Peran…………………………………...………………………. 18

1. Pengertian Peran……………………………………………. 18

B. Orang Tua Asuh……….……………………………………….. 20

1. Pengertian……………………………………………………. 20

2. Konsep Pengasuhan…………………………………………. 21

3. Tujuan Pengasuhan………………………………………….. 21

4. Fungsi Pengasuhan………………………………………….. 22

C. Pola Asuh………………………………………………………. 22

1. Pengertian…………………………………………………... 22

2. Jenis-jenis Pola Asuh Orang Tua…………………………... 23

3. Indikator Pola Asuh………………………………………... 25

D. Perkembangan Kemandirian Remaja…………………………... 26

1. Pengertian Perkembangan …………………………………. 26

2. Pengertian Kemandirian…………………………………….. 27

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian…………... 28

4. Aspek-aspek Kemandirian…………………………………... 30

5. Indikator Kemandirian………………………………………. 32

6. Pentingnya Kemandirian……………………………………. 34

E. Remaja………………………………………………………….. 36

1. Pengertian Remaja…………………………………………... 36

2. Ciri-ciri Masa Remaja………………………………………. 38

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja………………………… 40

F. Putus Sekolah.............................................................................. 41

Page 10: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

vi

1. Pengertian Putus Sekolah…………………………………… 41

2. Penyebab Remaja Putus Sekolah............................................. 42

BAB III GAMBARAN LEMBAGA……………………………………….. 46

A. Sejarah Berdirinya Panti………………………………………... 46

B. Visi dan misi Lembaga…………………………………………. 46

C. Fungsi…………………………………………………………... 47

D. Tugas…………………………………………………………… 47

E. Program....................................................................................... 48

F. Ruang Lingkup Kegiatan Lembaga……………………………. 48

G. Mekanisme Penerimaan………………………………………... 49

H. Staff dan Struktur Lembaga........................................................ 53

I. Profil Pegawai………………………………………………….. 53

J. Deskripsi Pekerjaan…………………………………………….. 54

K. Sarana dan Prasarana................................................................... 55

L. Kerjasama dan Layanan Lembaga............................................... 56

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA............................................... 57

A. Data Informan............................................................................. 57

B. Pola Pengasuhan Orang Tua Asuh di PSBR Bambu Apus, Jakarta

Timur........................................................................................... 61

C. Peran Orang Tua Asuh Dalam Mendukung Perkembangan

Kemandirian Remaja Putus sekolah di PSBR Bambu Apus, Jakarta

Timur............................................................................................ 67

Page 11: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

vii

BAB PENUTUP…………………………………………………………. 75

A. Kesimpulan……………………………………..……...……….. 75

B. Saran……………………………………………………………. 76

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 77

LAMPIRAN…………………………………………………………………... 80

Page 12: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

viii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Staff dan Struktur Lembaga 53

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pegawai PSBR 53

Tabel 2. Jabatan Pegawai PSBR 54

Tabel 3. Pangkat/Golongan 54

Tabel 4. Pendidikan Pegawai PSBR 54

Tabel 5. Sarana dan Prasarana Lembaga 56

Tabel 6. Penerima Manfaat 1 57

Tabel 7. Penerima Manfaat 2 58

Tabel 8. Penerima Manfaat 3 59

Tabel 9. Penerima Manfaat 4 60

Tabel 10. Informan Orang tua asuh dan staff tata usaha 61

Tabel 12. Kategori kemandirian yang berkembang pada infoman 72

Page 13: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak atau remaja merupakan investasi bagi orang tua, bahkan

merupakan potensi kesejahteraan serta aset bangsa di masa depan. Untuk

mencetak generasi yang kelak dapat menjadi tulang punggung bangsanya

harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan

baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh

kembangnya, menjadi penting. Merupakan tanggung jawab orang tua untuk

memberikan kesejahteraan bagi anak sebagaimana yang telah dijelaskan

dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 9:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Salah satu hak yang harus dipenuhi orang tua adalah hak akan

pendidikan bagi anak. Dengan terpenuhinya hak akan pendidikan, anak dapat

mengembangkan potensi-potensi dan bakat yang ada pada dirinya dan dapat

bertumbuh kembang secara baik. Namun sayangnya, kondisi ekonomi

masyarakat yang berbeda-beda membuat tidak semua keluarga memiliki

kemampuan ekonomi yang memadai sehingga mampu memenuhi segala

Page 14: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

2

kebutuhan anaknya. Keluarga dengan status sosial ekonomi menengah ke

bawah harus merogoh kantong lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, termasuk dalam pemenuhan hak anak akan pendidikan. Ditambah

dengan tingginya biaya pendidikan, semakin banyak keluarga yang tidak

mampu membiayai sekolah sehingga akhirnya sang anak terpaksa mengalami

putus sekolah.

Apresiasi Wahono menilai orang tua khususnya di Indonesia rata-rata

sadar akan pentingnya pendidikan. Karenanya, penyebab mendasar anak

putus sekolah bukanlah akibat kurangnya kesadaran akan pentingnya

pendidikan, melainkan akibat faktor ekonomi. Dengan kata lain, terdapat

kaitan yang erat antara beban ekonomi masyarakat dengan kegiatan

pendidikan anak. Kesulitan finansial seringkali membuat anak-anak yang

harus membantu ekonomi keluarga pada akhirnya memiliki pendidikan yang

terbengkalai, bahkan mengalami putus sekolah.1

Putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari

suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Putus sekolah yang dimaksud

disini adalah terlantarnya anak dari sebuah lembaga pendidikan formal, yang

disebabkan oleh berbagai faktor. Jumlah anak putus sekolah di Indonesia

meningkat dengan pesat pada tahun 2011 dibandingkan tahun 2010. Menurut

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

(UNESCO), data terbaru menunjukkan bahwa 260,000 anak Indonesia putus

1Wahono, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Cet. 3, Jakarta:

Rineka Cipta, 1995), h. 109.

Page 15: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

3

sekolah tahun 2011, peningkatan yang tajam dibandingkan angka 160,000

pada tahun 2010.2

Ketika seorang anak memasuki usia remaja, anak mengalami

peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang

dikenal sebagai masa storm and stress, dimana remaja telah memiliki

keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan

baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memilki rasa tanggung

jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak

memiliki masa depan dengan baik.3

Dan ketika mereka mengalami putus sekolah maka mereka menjadi

tidak terarah dengan baik, sehingga muncul berbagai masalah antara lain

terlibat dalam kenakalan remaja, tawuran, minum-minuman, dan perkelahian,

menjadi anak jalanan serta timbulnya perasaan minder dan rendah diri.

Ketiadaan waktu khusus untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah

membuat remaja putus sekolah lebih rentan masuk ke dalam pergaulan yang

bebas. Mereka juga cenderung mudah terlibat interaksi dengan siapa saja,

bahkan mungkin dengan pecandu narkoba. Ketiadaan aturan dan kesepakatan

kemudian membuat remaja putus sekolah tidak lagi mau menerima masukan

apapun, pulang semaunya, terlampau sering bermain, dan cenderung tidak

memperhatikan norma kesusilaan dan norma agama. Tidak hanya itu, putus

2 ACDP INDONESIA, UNESCO: Semakin Banyak Anak Putus Sekolah di

Indonesia. artikel diakses pada 23 oktober 2013 http://acdpindonesia.com/2013/06/10/unesco-semakin-banyak-anak-putus-sekolah-di-indonesia/

3Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h. 13

Page 16: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

4

sekolah juga membuka ‘kran’ pengangguran dan menutup masa depan yang

cerah bagi mereka yang mengalaminya.4

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dipahami bahwa remaja yang

mengalami putus sekolah terlantar perlu mendapat perhatian dan penanganan.

Menurut Pasal 1 Undang-Undang nomor 23 tahun 2002, “Setiap anak berhak

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan

pribadinya dan tingkat kecerdasanya sesuai dengan minat dan bakatnya”5.

Berdasarkan undang-undang tersebut dapat dipahami bahwa remaja

putus sekolah terlantar membutuhkan penanganan dan pelayanan sosial agar

kelak tidak menimbulkan masalah bagi diri sendiri dan lingkungannya serta

dapat mencapai kesejahteraan. Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1979

tentang kesejahteraan anak. kesejahteraan anak merupakan “Suatu sistem

kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan

perkembangannya dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosial”.6

Selain membantu pemenuhan kebutuhan baik dari segi fisik, mental

dan sosial, bentuk perhatian yang juga diperlukan remaja putus sekolah

adalah mendapatkan pengasuhan, perlindungan dan pendidikan sebagaimana

hak yang dimiliki seorang anak. Dengan mendapatkan pendidikan dan

pengasuhan yang baik, para remaja tersebut diharapkan dapat bersikap dan

perilaku positif serta menjadi pribadi mandiri.

4St Wardah Hanafie Das & Abdul Halik, Masalah Putus Sekolah dan

Pengangguran Tinjauan Sosiologi Pendidikan. Artikel diakses pada 23 Oktober 2013dari http://abdulhalik11.blogspot.com/2011/10/masalah-putus-sekolah-danpengangguran.html.

5 Undang-undang No. 23 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1.6 Undang-undang No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

Page 17: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

5

Sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap permasalahan

remaja putus sekolah terlantar, Kementerian Sosial RI mendirikan Panti

Sosial Bina Remaja (PSBR) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di

lingkungan Kementerian Sosial RI yang berada di bawah dan bertanggung

jawab langsung kepada Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial.

PSBR bertugas memberikan pelayanan sosial secara profesional bagi remaja

putus sekolah terlantar. Tujuan dari pelayanan sosial ini adalah agar mereka

memiliki kemampuan dan kemandirian, serta dapat berkembang secara wajar

ditengah masyarakat sehingga mereka dapat terampil dan aktif berpartisipasi

dalam pembangunan.7

Dengan Visi “Terwujudnya Kemandirian Remaja”, PSBR Bambu

Apus memberikan bimbingan dan pelayanan bersiat preventif, rehabilitatif

dan promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial pelatihan

keterampilan, resosialisasi serta bimbingan lanjut bagi remaja terlantar putus

sekolah agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan

bermasyarakat. PSBR juga memfasilitasi penerima manfaat yang ingin ikut

sekolah kejar paket SLTP dan SLTA agar dapat sekolah kembali dan

mendapatkan ijazah sebagai modal untuk melamar pekerjaan.8

PSBR melakukan bimbingan dan pelayanan yang bersifat holistik

dengan menggunakan sistem asuhan keluarga berbeda dengan sistem di panti

sosial lain yang menggunakan asrama sebagai tempat tinggal dan tempat

sosialisasi para penerima manfaat. Dengan keluarga asuh, setiap penerima

7 Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Artikel diambil dari http://bambuapus.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=13

8 Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Page 18: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

6

manfaat dikelompokan dan dan ditempatkan dalam satu rumah asuh yang

terdiri dari orang tua asuh dan anak-anaknya. Mereka membaur sebagaimana

layaknya anak dengan orangtuanya sendiri. Dengan demikian, orang tua asuh

ini diharapkan dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada remaja agar

menjadi remaja yang mandiri.9

Dari sisi remaja penerima manfaat, mereka diharapkan dapat

mengikuti pembinaan dengan baik. Penekanan yang dilakukan oleh lembaga

PSBR bagi penerima manfaat adalah adanya perubahan sikap dan perilaku

bagi remaja agar menjadi mandiri. Kemandirian itu sendiri merupakan salah

satu tugas perkembangan remaja sehingga kegagalan dalam usaha mencapai

kemandirian akan menimbulkan kesulitan dalam sebagian besar bidang

kehidupan. Dengan kata lain, untuk menjadi dewasa, kematangan fisik saja

tidaklah cukup, seorang remaja harus matang secara sosial, salah satunya

memiliki perilaku mandiri.10 Setelah keluar dari lembaga, remaja atau

penerima manfaat diharapkan dapat bersikap lebih baik agar dapat diterima

oleh masyarakat, dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, serta dapat

melaksanakan fungsinya sebagai anggota masyarakat yang mandiri, aktif dan

produktif.

Atas dasar pemaparan tersebut, muncul ketartarikan peneliti untuk

mengatahui bagaimana orang tua asuh berperan dalam mendukung

perkembangan kemandirian bagi remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus

9 Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur Tahun 201310Yunni Rizkiani, Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kemampuan

Memecahkan Masalah Pada Remaja,.Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 13

Page 19: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

7

Jakarta Timur. Adapun, judul yang diangkat dalam penelitian ini adaah

”Peran Orang tua Asuh Dalam Mendukung Perkembangan

Kemandirian Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) Bambu Apus, Jakarta Timur.”

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan pembahasan maka penulis membatasi

masalah pada peran orang tua asuh dalam mendukung perkembangan

kemandirian remaja putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR)

Bambu Apus, Jakarta Timur. Maka masalah yang akan diteliti akan

dirumuskan sebagai berikut:

2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua asuh di

PSBR Bambu Apus?

b. Bagaimana peran orang tua asuh dalam mendukung perkembangan

kemandirian remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 20: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

8

Sesuai dengan rumusan permasalahan maka tujuan penelitian skripsi ini

adalah :

a. Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan orang tua asuh di

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

b. Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua asuh dalam

mendukung perkembangan kemandirian remaja putus sekolah di

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis

1) Untuk pengembangan ilmu pengetahuan diharapkan penelitian

ini dapat menjadi tambahan referensi dan meningkatkan

wawasan akademik dalam bidang kesejahteraan sosial.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur dalam merancang dan

memperbaiki program dan pelayanan yang sedang berjalan

untuk kedepan yang lebih baik.

b. Manfaat praktis

1) Menginformasikan tentang peran orang tua asuh dalam

mendukung perkembanga kemandirian remaja putus sekolah

di PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur.

Page 21: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

9

2) Penelitian ini juga sebagai bahan pembelajaran untuk

perlindungan bagi anak, khususnya anak remaja putus

sekolah.

3) Penelitian ini juga memberikan pemahaman dan masukan

untuk penelitian-penelitian lebih lanjut dan juga praktisi di

lembaga.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu

metode penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, dan merupakan suatu penelitian ilmiah. Pendekatan

kualitatif adalah pendekatan yang mengacu pada prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.11

2. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang mencoba memberikan gambaran yang

secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau

kelompok tertentu.12

11 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2009), cet ke-26, h. 4.12 Meely G.Tan, Masalah Perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat

(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 1990), h. 9-30

Page 22: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

10

Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan maka dalam

penelitian ini akan digambarkan tentang bagaimana peran orang tua asuh

dalam mendukung perkembangan kemandirian remaja putus sekolah di

PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Jl.

PPA. Bambu Apus Jakarta Timur pada bulan Juni sampai dengan bulan

November 2013.

F. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

sebagai lembaga (organisasi) yang atributnya akan diteliti. Sedangkan objek

penelitian adalah atribut dari sesuatu benda, orang, atau keadaan, yang

menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Objek penelitian dalam

skripsi ini adalah peran orang tua asuh dalam mendukung kemandirian remaja

putus sekolah.

Page 23: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

11

G. Teknik Pemilihan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, orang tersebut

harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.13

Teknik yang digunakan untuk penentuan informan dalam penelitian

ini adalah teknik purposive (bertujuan), dimana informan dipilih berdasarkan

pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang-orang yang tepat dalam

memberikan informasi.14 Adapun yang penulis jadikan sebagai informan

yaitu empat penerima manfaat atau anak asuh, tiga orang tua asuh dan satu

staff tata usaha.

H. Sumber Data

Menurut Lofland dalam buku Metodologi Penelitian, sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan

orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.

Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman

video/audio tapes, pengambilan foto atau film. Pencatatan sumber data utama

melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha

gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.15

13 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2009), cet ke-26, h. 90.14 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial : Suatu teknik penelitian bidang

kesejahteraan sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2004), h. 63

15 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, h. 122.

Page 24: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

12

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan

merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak dapat diabaikan. Dilihat dari segi

sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi

atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip dan dokumen pribadi

dan dokumen resmi.16

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi

ini, maka peneliti menggunakan penelitian lapangan (field research). Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam, yaitu data

primer dan data sekunder.

1. Data Primer yaitu data yang merupakan observasi dan wawancara

mendalam dengan penerima manfaat, orang tua asuh dan pegawai

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.

2. Data Sekunder, yaitu data yang peneliti peroleh baik berupa dokumen,

arsip-arsip, atau catatan tertulis lainnya maupun gambar atau benda

peninggalan yang berkaitan dengan penelitian

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh

sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

16 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, h. 113.

Page 25: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

13

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara.17

Wawancara juga dapat dikatakan sebagai percakapan yang

dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu untuk mendapatkan data

serta informasi yang konkret dari hasil pertanyaan yang diajukan oleh

pewawancara.

Dalam wawancara penulis menggunakan waawancara terstruktur

(structured interview) dengan melakukan tanya jawab terhadap penerima

manfaat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur, orang tua asuh dan staff

pegawai yang bekerja di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.18 Observasi merupakan salah satu cara

penelitian pada ilmu-ilmu sosial, cara ini bisa hemat biaya dan dapat

dilakukan oleh seorang individu dengan menggunakan indera penglihatan

yakni mata untuk melihat data dan menilai lingkungan yang dilihat.

Dalam hal ini penulis menggunakan observasi partisipasi pasif,

yakni penulis mengamati, mendengarkan, dan menemukan jawaban, tetapi

tidak terlibat dalam kegiatan yang dilakukan.

3. Dokumentasi

Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah teknik pengumpulan

data yang sumber data utamanya diperoleh melalui dokumen-dokumen,

17 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, h. 9-10.18 Dr. Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial

(Jakarta : PT Bumi Aksara. 2000), cet. Ke-3, h. 54

Page 26: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

14

data-data catatan peristiwa yang sudah berlalu, buku-buku, majalah-

majalah dan literatur-literatur.19 Studi dokumentasi merupakan

perlengkapan dari pengguna metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Adapun studi dokumentasi yang penulis teliti yakni

berupa brosur profil lembaga, draft profil kepegawaian, dan dokumen-

dokumen terkait.

J. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji dan

valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi

terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas sosial serta

tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena itu peneliti melakukan

perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data yang relevan. Penulis

menggunakan teknik triangulasi sumber. untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama20.

Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang

berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan

wawancara. Penulis melakukan wawancara dari informan yang satu ke

informan yang lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari

observasi.21

19 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 1998), h. 73.20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung CV

Alvabeta, November 2009), Cet-ke 8, h. 24121 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung CV Alvabeta, Agustus

2007), Cet-ke 5, h. 83

Page 27: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

15

K. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam

skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2

L. Tinjauan Pustaka

1. Peran Pendamping Dalam Membentuk Kemandirian Anak Terlantar di

Yayasan Sayap Ibu yang ditulis oleh Lina Mardiana mahasiswa jurusan

Kesejahteraan Sosial tahun 2013 Fakultas dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dimana isi skripsi tersebut berisikan tentang

peran pendamping dalam membentuk kemandirian anak terlantar di

yayasan sayap ibu.

2. Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kemampuan Memecahkan

Masalah Pada Remaja yang ditulis oleh Yunni Rizkiani mahasiswa

jurusan Psikologi Tahun 2007 Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi tersebut memfokuskan tentang bagaimana hubungan

antara kemandirian dengan kemampuan memecahkan masalah pada

remaja.

Sedangkan, judul skripsi ini adalah Peran orang tua asuh dalam

Mendukung Perkembangan Kemandirian Remaja Putus Sekolah di

Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta Timur.

Page 28: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

16

Penelitian ini difokuskan pada analisis terkait peran orang tua asuh dalam

mendukung perkembangan kemandirian remaja putus sekolah dan pola

pengasuhan orang tua asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.

M. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan

masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, mengemukakan teori-teori yang melandasi dan

mendukung penelitian. Dimana dalam bab ini akan membahas

tentang orang tua asuh, pola asuh orang tua, pengertian

kemandirian, pengertian remaja, pengertian putus sekolah.

BAB III Gambaran Umum Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu

Apus Jakarta Timur, meliputi latar belakang berdirinya Panti

Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus, Jakarta Timur,

Struktur organisasi, fungsi dan divisi yang bergerak di Panti

Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus, Jakarta Timur.

BAB IV Temuan dan Analisis, merupakan bentuk analisa tentang pola

asuh dan peran orang tua asuh dalam mendukung perkembangan

kemandirian remaja putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja

(PSBR) Bambu Apus, Jakarta Timur.

Page 29: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

17

BAB V Penutup, dalam hal ini akan ditarik beberapa kesimpulan dari

pemikiran sebelumnya serta saran-saran sebagai bentuk hasil dari

analisa dalam penelitian penulis.

Page 30: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran

1. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa

tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat dan harus dilaksanakan.1

Peran dan kedudukan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain,

tak ada peran tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peran. Sebagaimana

halnya peran berasal dari kata peranan (role) merupakan aspek dinamis

kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya. Peran juga mempunyai dua arti yaitu setiap orang

mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola-pola pergaulan

hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peran menetukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan kesempatan apa yang

diberikan oleh masyarakat kepadanya.2

Pentingnya peran karena peran mengatur perilaku seseorang, peran

menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan

perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h.6672 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1994), h. 268.

Page 31: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

19

menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang

sekelompoknya.

Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan

posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam

masyarakat yaitu (social-position) merupakan unsur statis yang lebih

banyak menunjuk pada fungsi, penyesuian diri dan sebagai masyarakat

serta menjalankan suatu peran. Peran mungkin mencangkup tiga hal, yaitu

: 3

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan

rangkaian peran-peran yang membimbing seseorang dalam kehidupan

kemasyarakatan.

b. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peran juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Dari penjelasan tersebut diatas terlihat suatu gambar bahwa yang

dimaksud peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan-

keharusan yang dilakukan sesorang karena kedudukannya di dalam status

tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia berada.

3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , h. 269-270.

Page 32: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

20

B. Orang tua Asuh

1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua asuh

diartikan dengan “Orang yang membiayai (sekolah dan sebagainya) anak

yang bukan anaknya sendirri atas dasar kemanusiaan”.4 Sedangkan dalam

keputusan bersama Menteri Sosial, Menteri Dalam Negeri, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Dan Menteri Agama Republik Indonesia Bab

1 Pasal 1 ayat (8) yang berbunyi: “Orang tua asuh adalah masyarakat,

keluarga, dan perseorangan yang memberikan bantuan berupa biaya dan

sarana kepada anak kurang mampu, anak cacat, dan anak yang bertempat

tinggal di daerah terpencil agar mereka dapat mengikuti pendidikan pada

satuan pendidikan dasar dengan wajar dalam rangka wajib belajar”.5

Menurut Ary H Gunawan, orang tua asuh adalah “perorangan atau

keluarga atau masyarakat yang bertindak selaku orang tua atau wali anak

kurang mampu dengan memberikan bantuan biaya pendidikan atau sarana

belajar, agar mereka dapat mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan

tingkat dasar dalam rangka wajib belajar”.6

Berdasarkan beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan

bahwa orang tua asuh adalah perorangan, keluarga, atau masyarakat yang

mampu untuk siap menjadi orang tua wali bagi anak kurang mampu atau

4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1999), Cet X, h. 7065 Departemen Sosial RI, Keputusan Bersama Menteri Sosial, Menteri dalam

Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Agama RI, (Jakarta: Departeman Sosial RI, 1997, h. 6

6 Ary H. Gunawan, Kebijakan-kebijakan Pendidikan din Indonesia, (Jakarta; Bumi Aksar, 1986), Cet. 1, h. 123

Page 33: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

21

kurang beruntung dengan memberikan biaya dan sarana agar mereka dapat

mengikuti pendidikan dasar dalam rangka wajib belajar. Dan dalam hal ini

yang dimaksud dengan orang tua asuh di PSBR adalah orang dewasa yang

berusia minimal 27 tahun dan atau sudah menikah yang secara sukarela

serta memilik keterampilan dalam mengasuh seperti yang telah ditetapkan.

2. Konsep Pengasuhan

Konsep pengasuhan di PSBR Bambu Apus Jakarta yaitu: 7

a. Konsep pengasuhan di PSBR mencakup beberapa pengertian

pokok, antara lain: pengasuhan bertujuan untuk mendorong

pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal, baik secara

fisik, mental, maupun sosial.

b. Pengasuhan merupakan sebuah proses interaksi yang terus

menerus antara orang tua dengan anak.

c. Pengasuhan adalah sebuah proses sosialisasi.

d. Sebagai sebuah proses interaksi dan sosialisasi proses pengasuhan

tidak bisa dilepaskan dari sosial budaya dimana anak dibesarkan

3. Tujuan Pengasuhan

Pengasuhan di PSBR Bambu Apus Jakarta bertujuan untuk

menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak agar dapat terpenuhi kebutuhan fisik (kehangatan,

7 Data diambil dari dokumen yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur pada 13 September 2013

Page 34: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

22

kebersihan, ketenangan, dan kepuasan), emosi (merasa dihargai, merasa

dicintai, memperoleh kesempatan umtuk menentukan pilihan dan untuk

mengetahui resikonya) dan sosial (tidak merasa terasing).8

4. Fungsi Pengasuhan

Pengasuhan di PSBR Bambu Apus Jakarta memeilikin fungsi

sebagai pengganti orang tua biologis yang mana orang tua mempunyai

peran utama untuk merawat, melindungi dan mengarahkan dalam setiap

tahap perkembangan anak sehingga anak akan mampu bertanggung

jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.9

C. Pola Asuh

1. Pengertian

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pola berarti model,

sistem, cara kerja, bentuk (struktur yang tetap), sedangkan kata asuh

mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri

sendiri.10 Tarmudji mengatakan pola asuh orang tua adalah interaksi antara

orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan.11 Sedangkan

8 Data diambil dari dokumen yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur pada 13 September 20139 Data diambil dari dokumen yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur pada 13 September 201310 TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar BahasaIndonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 69211 Tarmudji, T. Hubungan pola asuh orang tua dengan agresifitas remaja.

Artikel Diakses pada 3 Februari 2014 pada http://www.depdiknas.go.id/jurnal/37/hub_pola_asuh_orang_tua.htm

Page 35: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

23

menurut Singgih D. Gunarsa pola asuh adalah gambaran yang dipakai

oleh orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga atau mendidik) anak.12

Dari beberapa pemaparan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa

pola asuh orang tua yaitu, tindakan atau sikap orang tua dalam berinteraksi

kepada anaknya. Pengasuhan orang tua diharapkan dalam memberikan

kedisiplinan terhadap anak, memberikan tanggapan yang sebenarnya agar

anak merasa orang tuanya selalu memberikan perhatian yang positif

terhadapnya.

2. Jenis - Jenis Pola Asuh Orang tua

Menurut Diana Baumrind ada 4 jenis pola pengasuhan orang tua,

yaitu:13

a. Pengasuhan Otoritarian (Authoritarian Parenting)

Pengasuhan otoritarian ini adalah pola yang membatasi dan

menghukum, dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti

arahan orang tua dan menghormati pekerjaan dan upaya mereka. Batas

dan kendali yang tegas diterapkan pada anak, dan sangat sedikit

tawar-menawar verbal yang diperbolehkan. Pola ini bisa

mengakibatkan prilaku anak yang tidak kompeten secara sosial. Anak

yang memiliki orang tua otoriter sering kali tidak bahagia, ketakutan,

minder ketika membandingkan diri dengan orang lain, tidak mampu

12 Singgih, Gunarsa. Psikologi Perkembangan. (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,

2000 ) h. 108-10913 John W. Santrock, Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 167

Page 36: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

24

memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah.

Putra dari orang tua yang otoriter mungkin berperilaku agresif.

b. Pengasuhan Otoritatif (Authoritatif Parenting)

Pola ini mendorong anak untuk mandiri, namun masih

menempatkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Tindakan

verbal memberi dan menerima dimungkinkan, dan orang tua bersikap

hangat dan penyayang terhadap anak. Pola ini biasanya

mengakibatkan perilaku anak yang kompeten secara sosial. Anak yang

memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri

dan mandiri, dan beorientasi pada prestasi. Mereka cenderung

mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerja

sama dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi stres dengan baik.

c. Pengasuhan Yang Mengabaikan (Neglectful Parenting)

Pola dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan

anak. Anak yang memiliki orang tua yang mengabaikan merasa bahwa

aspek lain kehidupan orang tua lebih penting daripada diri mereka.

Anak-anak ini cenderung tidak memiliki kemampuan sosial dan

banyak diantaranya memiliki kemampuan pengendalian diri yang

buruk.

d. Pengasuhan Yang Menuruti (Indulgent Prenting)

Suatu pola dimana orang tua sangat terlibat penuh dengan anak

tetapi tidak menaruh banyak tuntutan dan kontrol yang ketat pada

mereka. Hasilnya, anak tidak pernah belajar mengendalikan

Page 37: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

25

perilakunya sendiri dan selalu berharap mendapatkan keinginannya.

Anak yang memiliki orang tua yang selalu menurutinya jarang belajar

menghormati orang lain dan mengalami kesulitan untuk

mengendalikan perilakunya. Mereka mungkin mendominasi,

egosentris, tidak menuruti aturan, dan kesulitan dalam hubungan

dengan teman sebaya.

3. Indikator Pola Asuh

Indikator dari pola asuh orang tua terhadap anaknya dapat

dikelompokkan sebagai berikut:14

a. Pola asuh Yang Menuruti (Indulgent Prenting), antara lain

mempunyai indikator:

1) Memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada batasan dan aturan

dari orang tua

2) Anak tidak mendapatkan hadiah ataupun pujian meski anak

berperilaku sosial baik

3) Anak tidak mendapatkan hukuman meski anak melanggar

peraturan

4) Orang tua kurang kontrol terhadap perilaku dan kegiatan anak

sehari-hari

5) Orang tua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas.

14 Singgih, Gunarsa. Psikologi Perkembangan. Jakarta, 2000. : PT BPK

Gunung Mulia

Page 38: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

26

b. Pola asuh otoritarian (Authoritarian Parenting), antara lain

mempunyai indikator:

1) Orang tua menerapkan peraturan yang ketat

2) Tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat

3) Segala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh anak

4) Berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal)

5) Orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian.

c. Pola asuh otoritatif (Authoritatif Parenting), antara lain mempunyai

indikator:

1) Adanya kesempatan bagi anak untuk berpedapat

2) Hukuman diberikan akibat perilaku salah

3) Memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar

4) Orang tua membimbing dan mengarahkan tanpa memaksakan

kehendak kepada anak

5) Orang tua memberi penjelasan secara rasional jika pendapat anak

tidak sesuai

6) Orang tua mempunyai pandangan masa depan yang jelas terhadap

anak.

D. Perkembangan Kemandirian Remaja

1. Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah proses yang berlangsung sejak konsepsi,

lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan dan tingkah laku

Page 39: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

27

pada masa usia dini, anak-anak, dan dewasa menjadi lebih kompleks dan

berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.15

Para ahli psikologi pada umumnya menunjuk pada pengertian

perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan

menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang

baru.16

Maka dengan kata lain dapat penulis disimpulkan bahwa sepanjang

hidup kita merupakan suatu rangkaian proses yang terus berlanjut, proses

tersebut meliputi perkembangan (development), pertumbuhan (growth)

serta kamatangan (maturation) baik fisik maupun psikis

2. Pengertian Kemandirian Remaja

Menurut Steinberg, kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk

dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan

keinginannya sendiri setelah remaja tersebut mempelajari keadaan

sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan merupakan bagian

yang mempengaruhi perkembangan kemandirian. Perubahan fisik yang

terkait dengan pubertas mendorong remaja untuk tidak tergantung secara

emosi dengan orang tua tetapi mengarah kepada teman sebaya.

Selanjutnya, perubahan fisik mempengaruhi perubahan pada penampilan

dan cara-cara individu berperilaku yang membuat remaja terlihat lebih

15 Soepalarto , Siti Aminah, Dr. SpS (K). Pendekatan Neurologi Pada Penilaian

Perkembangan Anak. YKAI : 200816 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, h. 11

Page 40: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

28

matang sehingga orang tua mereka yakin untuk memberikan tanggung

jawab pada mereka. Perubahan kognitif remaja menjadikan remaja

tersebut mampu untuk membuat sebuah keputusan. Keputusan yang

dibuatnya sendiri setelah mendengarkan pendapat dari orang-orang yang

dianggap berkompeten untuk memberikan pendapat. Remaja juga akan

mampu memberikan alasan dengan cara-cara yang lebih baik serta

memprediksi akibat dari keputusannya. Perubahan peranan dan aktivitas

sosial remaja terkait dengan munculnya masalah yang berhubungan

dengan kebebasan. Untuk mencapai kebebasan yang remaja inginkan

remaja diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggungjawab, dapat

membuat keputusan yang bebas dari pengaruh orang lain dan

mengklarifikasi nilai-nilai personal.17

Berdasarkan pemaparan di atas, kemandirian remaja yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan remaja untuk mencapai

sesuatu yang diinginkannya setelah remaja mengeksplorasi sekelilingnya.

Hal ini mendorong remaja untuk tidak tergantung kepada orang tua secara

emosi dan mengalihkannya pada teman sebaya, mampu membuat

keputusan, bertanggungjawab dan tidak mudah dipengaruhi orang lain.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian

Sebagaiman aspek-aspek psikologis lainnya, kemandirian juga

bukanlah murni sebuah bawaan semata yang melekat pada individu sejak

17 Nasution, Perkembangan Kemandirian Remaja, Artikel diakses pada 18

September 2013 dari http.repository.usu.ac.id/bitstream/

Page 41: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

29

ia dilahirkan kedunia. Perkembangannya juga dipengaruhi oleh berbagai

stimulasi yang datang dari lingkungannya.

Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan

kemandirian, yaitu sebagai berikut18:

a. Gen atau keturunan orang tua.

Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali

menurunkan anak yang memilki kemandirian juga. Namun ada juga

pendapat yang mengatakan sesungguhnya bukan sifat kemandirian

orang tuanya itu yang menurun pada kepada anaknya, melainkan sifat

orang tuanya muncul bersamaan dengan cara orang tua mendidiknya.

b. Pola asuh orang tua.

Orang tua yang terlalu banyak melarang dan mengeluarkan

kata “jangan” kepada anak tanpa disertai penjelasan yang rasional

akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya orang

tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan

mendorong kelancaran perkembangan motorik sang anak. Demikian

juga, dengan orang tua yang sering membanding-bandingkan anak

yang satu dengan yang ainnya juga akan berpengaruh kurang baik

terhadap perkembangan kemandirian anak.

c. Sistem pendidikan disekolah.

Proses pendidikan disekolah yang tidak mengembangkan

demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi

18 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, h.118

Page 42: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

30

tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian

remaja. Demikian juga, proses pendidikan yang banyak menekankan

pentingnya pemberian sanksi atau hukuman juga dapat menghambat

perkembangan kemandirian remaja. Sebaliknya, proses pendidikan

yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi

anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetisi yang positif akan

memperlancar perkembangan kemandirian remaja.

d. Sistem kehidupan masyarakat.

Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan

pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurang aman atau

mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam

kegiatan produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan

kemandirian remaja. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman,

menghargai ekspektasi potensi remaja dalam bentuk kegiatan dan

tidak berlaku hierarkis akan merangsang dan mendorong

perkembangan kemandirian remaja.

4. Aspek-aspek Kemandirian

Steinberg mengemukakan bahwa aspek-aspek kemandirian

meliputi: 19

a. Kemandirian Emosi (Emotional Autonomy)

19 Nasution, Perkembangan Kemandirian Remaja, Artikel diakses pada 18

September 2013 dari http repository.usu.ac.id/bitstream. h.177

Page 43: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

31

Aspek emosional mengarah pada kemampuan remaja untuk

mulai melepaskan diri secara emosi dengan orang tua dan

mengalihkannya pada hubungan dengan teman sebaya. Tetapi bukan

memutuskan hubungan dengan orang tua. Remaja yang mandiri secara

emosional tidak membebankan pikiran orang tua meski dalam masalah.

Remaja yang mandiri secara emosional tidak melihat orang tua mereka

sebagai orang yang tahu atau menguasai segalanya. Remaja yang

mandiri secara emosi dapat melihat serta berinteraksi dengan orang tua

mereka sebagai orang-orang yang dapat mereka ajak untuk bertukar

pikiran.

b. Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)

Aspek kemandirian perilaku merupakan kemampuan remaja

untuk mandiri dalam membuat keputusanya sendiri dengan

mempertimbangkan berbagai sudut pandang. Mereka mengatahui

kepada siapa harus meminta nasehat dalam situasi yang berbeda-beda.

Remaja mandiri tidak mudah dipengaruhi dan mampu

mempertimbangkan terlebih dahulu nasehat yang diterima. Remaja

yang mandiri secara perilaku akan terlihat lebih percaya diri dan

memiliki harga diri yang lebih baik. Mereka yang mandiri secara

perilaku tidak akan menunjukkan perilaku yang buruk atau semena-

mena yang dapat menjatuhkan harga diri mereka.

Page 44: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

32

c. Kemandirian Nilai (Value Autonomy)

Remaja yang mandiri dalam nilai akan mampu berpikir lebih

abstrak mengenai masalah yang terkait dengan isu moral, politik, dan

agama untuk menyatakan benar atau salah berdasarkan keyakinan-

keyakinan yang dimilikinya. Remaja dapat memberi penilaian benar

atau salah berdasarkan keyakinannya dan tidak dipengaruhi aturan yang

ada pada masyarakat. Remaja yang mandiri dalam nilai akan lebih

berprinsip. Prinsip yang terkait dengan hak seseorang dalam kebebasan

untuk berpendapat atau persamaan sosial.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kemandirian itu meliputi tiga aspek yakni kemandirian emosi yang

ditandai dengan kemampuan melepaskan diri atas ketergantungan

remaja dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dari orang tua.

Kemandirian perilaku yang ditandai dengan kemampuan mengambil

keputusan dan konsekuen dalam melaksanakan keputusan tersebut.

Kemandirian nilai yang ditandai dengan timbulnya keyakinan terhadap

nilai-nilai yang abstrak (moral) atau ukuran benar/salah.

5. Indikator Kemandirian

Steinberg mengemukakan beberapa indikator dari munculnya

kemandirian pada seorang remaja diantaranya adalah sebagai berikut:20

20 Nasution, Perkembangan Kemandirian Remaja, Artikel diakses pada 18

September 2013 dari http repository.usu.ac.id/bitstream. h.178-179

Page 45: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

33

a. Indikator Kemandirian Perilaku (Behavioral Autonomy)

1) Kemampuan untuk membuat keputusan sendiri dan mengetahui

dengan pasti kapan seharusnya meminta/mempertimbangkan nasehat

orang lain.

2) Mampu mempertimbangkan bagian-bagian alternatif dari tindakan

yang dilakukan berdasarkan penilaian diri sendiri dan saran-saran

orang lain,

3) Mencapai suatu keputusan yang bebas tentang bagaimana

seharusnya bertindak/melaksanakan keputusan dengan penuh

percaya diri.

b. Indikator Kemandirian Emosi (Emotional Autonomy)

1) Tidak serta merta lari atau mengadu kepada orangtuanya ketika

mereka dirundung kesedihan, kekecewaan, kekhawatiran, atau ketika

ia sedang membutuhkan bantuan.

2) Tidak lagi memandang orang tuanya sebagai orang yang mengetahui

segala-galanya atau menguasai segala-galanya.

3) Seringkali mempunyai energi emosional yang besar dalam rangka

menyelesaikan hubungan-hubungan di luar keluarganya, dan dalam

kenyataannya mereka merasa lebih dekat dengan teman-temannya

daripada orangtuanya sendiri.Mampu memandang dan berinteraksi

dengan orangtuanya sebagai orang pada umumnya, artinya bukan

semata-mata sebagai orangtuanya.

Page 46: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

34

4) Mampu memandang dan berinteraksi dengan orangtuanya sebagai

orang pada umumnya, artinya bukan semata-mata sebagai

orangtuanya.

c. Indikator Kemandirian Nilai (Value Autonomy)

1) Cara remaja dalam memikirkan segala sesuatu menjadi semakin

abstrak.

2) Keyakinan-keyakinan remaja menjadi semakin bertambah mengakar

pada prinsip-prinsip umum yang memiliki beberapa basis idiologis,

3) Keyakinan-keyakinan remaja menjadi semakin bertambah tinggi

dalam nilai-nilai mereka sendiri, bukan hanya dalam suatu sistem

nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau figur pemegang kekuasaan

lainnya.

4) Mampu memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan salah, hak

dan kewajiban, apa yang penting dan apa yang kurang atau tidak

penting.

6. Pentingnya Kemandirian

Kemandirian bukanlah hal yang baru dan berkembang ketika

individu menginjak usia remaja. Kemandirian sudah mulai berkembang

jauh sebelum mencapai tahap remaja. Hal ini bisa dilihat dari kebiasaan

seorang anak kecil yang kerap mengatakan “tidak” terhadap berbagai hal

yang diminta atau disuruh untuk dilakukan oleh orang tua. Dari contoh

ini terlihat bahwa dari sejak dini seorang individu selalu mencoba untuk

Page 47: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

35

terlepas dari orang lain dan memiliki “kekuasaan” atas dirinya sendiri.

Kemandirian berkembang pada tiap tahapan perkembangan sesuai

dengan usia dan tuntutan pada tiap tahapnya.21

Menurut Smart & Smart kemandirian sudah dapat dilihat sejak

individu masih kanak-kanak dan mulai menemukan bentuknya pada

akhir masa remaja sampai akhirnya relatif menetap pada masa dewasa

awal. Kemandirian itu sendiri merupakan aspek kepribadian yang harus

dimiliki oleh setiap individu.22

Rice mengemukakan bahwa remaja perlu mengembangkan

kemandirian dalam prosesnya mencapai kedewasaan, hal ini disebabkan

karena kemandirian dibutuhkan seorang individu untuk menjalani

peranan tanggung jawab sebagai orang dewasa. Mussen menyatakan

bahwa mencapai kemandirian merupakan salah satu tugas utama remaja.

Kegagalan dalam usaha mencapai kemandirian akan menimbulkan

kesulitan dalam sebagian besar bidang kehidupan. Untuk benar-benar

menjadi dewasa dan tidak hanya secara fisik, remaja harus bisa memiliki

perilaku mandiri.23

Remaja harus dapat melepaskan diri dari ikatan orang tua atau

menjadi mandiri, karena remaja mengalami suatu perkembangan yang

semakin jelas diarahkan ke luar dirinya, ke luar lingkungan keluarga, ke

21Yunni Rizkiani, Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kemampuan

Memecahkan Masalah Pada Remaja,.Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 13

22 Yunni Rizkiani, Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Remaja, h. 13

23 Yunni Rizkiani, Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Remaja, h. 13

Page 48: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

36

orang lain di masyarakat dan tempat yang akan ditempatinya dalam

masyarakat.24

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian

merupakan perilaku yang timbul karena dorongan dalam diri sendiri

tanpa dipengaruhi orang lain.

E. Remaja

1. Pengertian Remaja

Istilah remaja atau adolesence berasal dari kata lain adolescere,

(kata bendanya adolescentia, yang berarti remaja), yang bererti “tumbuh”

atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah ini adolescence seperti yang

dipergunakan saat ini mempunyai arti yang luas mencakup kematangan

mental, emosional, sosial, dan fisik.25

Menurut kamus besar bahasa Indonesia remaja memiliki arti mulai

dewasa.26 Masa remaja ialah suatu periode dari masa anak-anak menjadi

dewasa ketika manusia menguji berbagai peran yang mereka mainkan dan

mengintegrasikan peran-peran itu ke dalam suatu persepsi diri, suatu

identitas.27

24 Singgih Gunarsa dan Ny. Gunarsa, S,D, Psikologi Remaja. Jakarta: PT.BPK

Gunung Mulia, 1995 25 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, Edisi

ke- 5, h. 20626 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 73927 Tim Penyusun, Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional),

Jakarta: Departemen Sosial Direktorat Kesejahteraan anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 2006, h. 13

Page 49: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

37

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah suatu

masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan

tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan

seksual. Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi

dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi perlalihan dari ketergantunagn

sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.28

Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada

umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir

belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.29 Sedangkan Hurlock

membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17

tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 hingga 18 tahun), masa remaja

awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir

individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa

dewasa30

Masa remaja, menurut Tanley Hall, seorang bapak pelopor

psikologi perkembangan remaja dianggap sebagai masa topan badai dan

stres (storm and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas

untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia

akan menjadi seorang individu yang memilki rasa tanggung jawab, tetapi

28 Sarlito Wirawan. S, Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1994, h. 929 Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, Ruth D., Human development (8th ed).

Boston: McGraw-Hill, 2001, h. 12230 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, Edisi

ke- 5, h. 207

Page 50: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

38

kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki

masa depan dengan baik.31

Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

remaja adalah masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

2. Ciri-Ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja

terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis. Ada

beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.32

a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja

awal yang dikenal sebagai masa storm and stress. Peningkatan

emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon

yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan

emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru

yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan

dan tekanan ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan

tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri

dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan

terbentuk seiring berjalannya waktu dan akan nampak jelas pada

remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

31Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia,

2004, h. 1332 Mr. Dan O’Donnell, Perlindungan Anak, Sebuah Panduan Bagi Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat (UNICEf, 2006), h. 128.

Page 51: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

39

b. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan

seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak

yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik

yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem

sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan

eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat

berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan

dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang

menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan

dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga

dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa

remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan

ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga

terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi

berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,

tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.

d. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa

kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati

dewasa.

e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi

perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan

kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang

Page 52: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

40

menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka

sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

3. Tugas-tugas Perkembangan remaja

a. Pengertian Tugas Perkembangan

Tugas-tugas perkembangan (development task) yakni tugas-

tugas atau kewajiban yang harus dilalui oleh setiap individu sesuai

dengan tahap perkembangan individu itu sendiri. Dari sejak

kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa akhir, setiap individu

harus melakukan tugas itu.33

Keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan tugas

perkembangan pada periode usia tertentu akan mempengaruhi

berhasil atau tidaknya individu dalam menjalankan tugas

perkembangan pada periode selanjutnya

b. Jenis-jenis Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha

untuk mencapai kemampuan bersikap dan berprilaku secara

dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut

Hurlock adalah sebagai berikut:34

33 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia,

2004, h. 7734 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, h. 10

Page 53: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

41

Beruhasa mampu menerima keadaan fisiknya

1) Berusaha mampu menerima dan memahami keadaan seks usia

dewasa

2) Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota

kelompok yang berlainan jenis.

3) Berusaha mancapai kemandirian emosional.

4) Berusaha mancapai kemandirian ekonomi.

5) Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan

intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran

sebagai anggota masyarakat.

6) Berusaha memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai

orang dewasa dan orang tua.

7) Berusaha mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial

yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

8) Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

9) Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung

jawab kehidupan keluarga.

F. Putus Sekolah

1. Pengertian Putus Sekolah

Putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari

suatulembaga pendidikan tempat dia belajar. Anak putus sekolah yang

Page 54: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

42

dimaksud disiniadalah terlantarnya anak dari sebuah lembaga pendidikan

formal, yangdisebabkan oleh berbagai faktor.35

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia anak putus sekolah adalah

anak yang meninggalkan sekolah sebelum tamat, berhenti sekolah, tidak

melanjutkan sekolah36

Dari paparan tentang pengertian putus sekolah maka penulis

menyimpulkan bahwa putus sekolah diartikan sebagai seseorang yang

telah masuk dalam sebuah lembaga pendidikan baik itu pada tingkat SD,

SMP, maupun SMA untuk belajar dan menerima pelajaran tetapi tidak

sampai tamat atau lulus kemudian mereka berhenti atau keluar dari

sekolah.

2. Penyebab Remaja Putus Sekolah

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya anak putus

sekolah (drop out) antara lain adalah.37

a. Latar belakang pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua yang rendah sangat berpengaruh

terhadap cara pandang dan cara berpikir tentu tidak sejauh dan seluas

orang tua yang berpendidikan lebih tinggi. Orang tua yang hanya

35 Eddy Purnomo “Evaluasi Angka Putus Sekolah Dan Pengangguran Kota

Blitar2006-2010,” artikel diakses pada 12 Juni 2013 dari http://www.scribd.com/doc/62071883/7/Pengertian-Putus-Sekolah .

36 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet ke-10, h. 568.

37 Abdul Rasyid,” Hal-hal Yang Menjadi FaktorPenyebab Putus Sekolah” Artikel diakses pada 12 Juni 2013 dari http://siunyupunyacerita.blogspot.com/2013/03/hal-hal-yang-menjadi-faktor-penyebab.html

Page 55: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

43

tamat sekolah dasar atau tidak tamat cenderung kepada hal-hal

tradisional dan kurang menghargai arti pentingnya pendidikan. Latar

belakang pendidikan orang tua yang rendah merupakan suatu hal yang

mempengaruhi anak sehingga menyebabkan anak menjadi putus

sekolah dalam usia sekolah.

b. Lemahnya ekonomi keluarga

Hampir di setiap tempat banyak anak-anak yang tidak mampu

melanjutkan pendidikan. Pendidikan putus di tengah jalan disebabkan

karena berbagai kondisi yang terjadi dalam kehidupan, salah satunya

disebabkan oleh kondisi ekonomi orang tua yang memprihatinkan.

Disadari bahwa kondisi ekonomi seperti ini menjadi penghambat bagi

seseorang untuk memenuhi keinginannya dalam melanjutkan

pendidikan dan menyelesaikan. Kondisi ekonomi seperti ini

disebabkan berbagai faktor, di antaranya orang tua tidak mempunyai

pekerjaan tetap, tidak mempunyai keterampilan khusus, keterbatasan

kemampuan dan faktor lainnya.

c. Kurangnya minat anak untuk bersekolah

Yang menyebabkan anak putus sekolah bukan hanya

disebabkan oleh latar belakang pendidikan orang tua, juga lemahnya

ekonomi keluarga tetapi juga datang dari dirinya sendiri yaitu

kurangnya minat anak untuk bersekolah atau melanjutkan sekolah.

Anak usia wajib belajar semestinya menggebu-gebu ingin menuntut

ilmu pengetahuan namun karena sudah terpengaruh oleh lingkungan

Page 56: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

44

yang kurang baik terhadap perkembangan pendidikan anak, sehingga

minat anak untuk bersekolah kurang mendapat perhatian sebagaimana

mestinya, adapun yang menyebabkan anak kurang berminat untuk

bersekolah adalah anak kurang mendapat perhatian dari orang tua

terutama tentang pendidikannya, juga karena kurangnya orang-orang

terpelajar sehingga yang mempengaruhi anak kebanyakan adalah

orang yang tidak sekolah sehingga minat anak untuk sekolah sangat

kurang.

d. Kondisi lingkungan tempat tinggal anak

Lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi terjadinya kegiatan dan proses belajar/pendidikan.

Oleh sebab itu seyogyanya lingkungan tempat tinggal anak atau

lingkungan masyarakat ini dapat berperan dan ikut serta di dalam

membina kepribadian anak-anak kearah yang lebih positif. Untuk

membina anak kearah yang lebih positif dan bermanfaat adalah

dengan adanya saling berhubungan satu dengan yang lainnya,

sehingga anak timbul saling pengaruh dengan proses pendidikan akan

berjalan dengan lancar dan baik.

e. Keadaan masyarakat

Masalah kehidupan anak bukan saja berlangsung di dalam

rumah tangga dan sekolah, tetapi sebahagian besar kehidupannya

berada dalam masyarakat yang lebih luas. Kehidupan dalam

masyarakat merupakan lingkungan yang ketiga bagi anak yang juga

Page 57: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

45

salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan

mereka. Karena dalam lingkungan masyarakat inilah anak menerima

bermacam-macam pengalaman baik yang sifatnya positif maupun

yang sifatnya negatif. Hal ini menunjukkan bahwa anak akan

memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda antara

yang satu dengan yang lain. Orang tua dan sekolah adalah lembaga

yang khusus, mempunyai anggota tertentu, serta mempunyai tujuan

dan tanggung jawab yang pasti dalam mendidik anak. Berbeda dengan

masyarakat, di mana di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan.

Page 58: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

46

BAB III

GAMBARAN TENTANG LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya Panti

PSBR Bambu Apus berdiri sejak bulan Juli 1972, namun kegiatan

operasionalnya baru dimulai pada tanggal 15 September 1974. Panti ini

diresmikan oleh Menteri Sosial RI pada waktu itu yaitu H. MS

Mintaredja,SH. Pada tahun 1977 panti ini secara definitif memperoleh

anggaran dari Direktorat Jenderal Bina Kesejahteraan Sosial. PSBR Bambu

Apus semula bernama Panti Asuhan Percontohan yang selanjutnya berganti

nama menjadi Panti Penyantunan Anak (PPA). Pada tanggal 23 April 1994

berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 14/HUK/1994 Panti ini

berubah nama menjadi PSBR Bambu Apus dan secara definitif berlaku mulai

tanggal 1 September 1994 sampai sekarang.1

B. Visi dan Misi Lembaga2

1. Visi :

“Terwujudnya Kemandirian Remaja”

2. Misi :

“Memecahkan permasalahan sosial remaja akibat putus sekolah,

menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan potensinya, dan

meningkatkan jaringan kerja dalam upaya mencapai kemandirian”

1 Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Artikel diambil dari http://bambuapus.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=13 pada 13

2 Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur tahun 2013

Page 59: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

47

1) Menyiapkan Prilaku “MaJu KeDePan” (Mandiri, Jujur, Kreatif,

Disiplin dan Pantang Menyerah.

2) Pengembang Jiwa Kewirausahaan, Melalui Keterampilan Hidup

Kreatif, Produktif serta Ekonomis.

3) Meningkatkan Jaringan Kerja Pelayanan Terhadap Remaja

Terlantar Putus Sekolah.

C. Fungsi3

1. Pusat pemberdayaan dan pengembangan diri bagi remaja.

2. Pusat informasi, pendidikan pelatihan dan penelitian terutama yang

berkaitan dengan kinerja organisasi, prilaku sosial remaja.

3. Pusat rujukan tenteng penangan masalah sosial remaja baik bagi

upaya pencegahan, rehabilitasi, pemberdayaan, dukungan maupun

pengembangan.

D. Tugas4

Memberikan bimbingan, pelayanan yang bersifat preventif,

rehabilitative, dan promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental,

sosial, pelatihan keterampilan, resosialisasi, serta bimbingan lanjut

bagi remaja terlantar putus sekolah agar mampu mandiri dan berperan

aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan penyiapan

standar pelayanan rujukan.

3 Brosur PSBR Bambu Apus Jakarta Timur tahun 20134 Brosur PSBR Bambu Apus Jakarta Timur tahun 2013

Page 60: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

48

E. Program 5

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut PSBR Bambu

Apus Jakarta memiliki beberapa program antara lain:

1. Pengembangan sikap (Maju Kedepan) Mandiri, Jujur, Kreatif.

2. Disiplin dan pantang menyerah. Melalui: Pengembangan jiwa

kewirausahaan, keterampilan hidup praktis dan produktif serta

ekonomos.

3. Ekstrakulikuler dengan aktivitas seni serta pengenalan komputer.

F. Ruang Lingkup Kegiatan Lembaga 6

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur sebagai Unit Pelaksanaan

Teknis (UPT) dilingkungan Direktorat Jendral Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI melaksanakan tugas

memberikan pelayanan kesejahteraan sosial. Melalui kegiatan sosial,

mental, fisik serta bimbingan sosial dan keterampilan kerja seperti

keterampilan otomotif, elektro, las, jahit dan salon. Pihak panti

menerima remaja terlantar putus sekolah yang tidak mampu dengan

batas usia dari umur 15 thn s/d 18 thn. Remaja tersebut pun tanpa

pernah menjenjang pendidikan hingga SLTA atau sederajat. Ruang

lingkup panti ini mencakup nasional yang bekerja sama dengan dinas-

dinas sosial terkait di beberapa daerah seluruh Indonesia.

5 Brosur PSBR Bambu Apus Jakarta Timur tahun 20136 Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Artikel diambil dari

http://bambuapus.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=13 pada 13

Page 61: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

49

G. Mekanisme Penerimaan7

1. Penjangkauan dan Perekrutan

Menyadari perlunya pusat pemberdayaan dan pengembangan diri

bagi remaja, sejak 1 September 1994 PSBR telah menerima sekitar 74

angkatan. Setiap tahun ada dua kali pendaftaran yang dilaksanakan setiap

bulan November dan Desember untuk angkatan pertama, sedangkan

angkatan kedua pada bulan Mei dan Juni. Berikut proses penjangkauan

dan perekrutan yang dilakukan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta.

2. Sosialisasi Program PSBR Bambu Apus Jakarta

Sosialisasi program adalah kegiatan diseminsi atau

penyebarluasan informasi tentang PSBR secara umum kepada

masyarakat. Tujuan sosialisasi ini adalah :

a. Peserta pertemuan mengetahui dan memahami tugas pokok dan

Fungsi PSBR.

b. Peserta pertemuan mengetahui dan memahami Status PSBR

sebagai UPT milik Kementrian Sosial RI.

c. Peserta pertemuan mengetahui dan memahami maksud dan tujuan

PSBR.

3. Pendaftaran

Pendaftaran merupakan kegiatan membagikan formulir

pendaftaran, mewawancarai, melakukan observasi sekaligus mencatat

anak remaja calon binaan PSBR di lokasi (tempat tinggal calon binaan).

7 Wawancara pribadi dengan Bapak Namin ketua divisi Rehsos PSBR pada 4

September 2013

Page 62: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

50

Beberapa aspek yang harus diperoleh dari kegiatan ini adalah :

a. Identitas calon binaan (nama calon, usia, pendidikan terakhir,

permasalahan yang dihadapi anak pada waktu tersebut)

b. Identitas Orang tua/wali (nama, alamat orang tua/wali, usia,

pekerjaan)

c. Jumlah saudara kandung calon (bila ada alamat keluarga/warga

terdekat yang tinggal di sekitar PSBR Bambu Apus)

d. Penyebab keterlantaran (putus sekolah).

4. Seleksi

Seleksi adalah kegiatan untuk memilah dan memilih atau

menentukan calon peserta atau penerima manfaat di PSBR Bambu

Apus yang dilakukan tim seleksi. Tim Seleksi ini diketuai oleh

seorang pekerja sosial yang ditunjuk berdasarkan SK Pimpinan PSBR.

Seleksi terhadap calon penerima pelayanan PSBR didasarkan

pada aspek-aspek sbb :

a. Calon penerima pelayanan harus memenuhi syarat-syarat sbb:

1) Laki/perempuan

2) Usia antara 15 – 18 tahun

3) Sehat jasmani menurut keterangan dokter

4) Siap tinggal di asrama PSBR selama waktu pelayanan

5) Siap mengikuti segala peraturan yang ada

b. Keluarga calon penerima manfaat:

1) Status sosial ekonomi keluarga menengah-bawah

Page 63: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

51

2) Siap mendukung proses pelayanan yang diberikan selama

anaknya berada PSBR

3) Siap menerima dan melanjutkan proses pelayanan yang telah

diberikan PSBR setelah anak selesai mengikuti pelayanan

nanti.

5. Registrasi

Registrasi adalah kegiatan mencatat, menyimpan serta

mengagendakan data-data calon penerima manfaat PSBR ke dalam

buku register. Kegiatan registrasi dilakukan di PSBR Bambu Apus

dan dilakukan oleh tim yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala panti.

6. Orientasi

Orientasi adalah proses yang diselenggarakan oleh PSBR

untuk melakukan penyesuaian fisik, psikis dan mental anak calon

penerima pelayanan ke dalam metode pelayanan yang ada.

a. Kriteria Pemilihan

1) Laki-laki

2) Usia 15-18 tahun

3) Putus sekolah SD, SMP, SLTA

4) Sehat jasmani dan rohani

5) Tidak bertato

6) Tidak narkoba

7) Tidak terlibat tindakan criminal

Page 64: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

52

8) Sanggup mengikutu peraturan yang berlaku di PSBR

Bambu Apus.

9) Lulus seleksi

7. Waktu pendaftaran

a. Angkatan I : Pendaftaran bulan Desember, Mulai belajar bulan

Januari s/d Juni

b. Angkatan II : Pendaftaran bulan Juni, Mulai belajar bulan Juli s/d

Desember

8. Pengasuhan / Bimbingan

Setiap rumah asuh terdapat orang tua asuh. Sistem

pengasuhan adalah menganggap anak seperti keluarganya sendiri,

mengayomi anak. Orang tua asuh dapat menjadi teman, sahabat dan

guru bagi para penerima manfaat. Yang menjadi orang tua asuh adalah

pegawai PSBR Bambu Apus Jakarta yang bersedia menjadi orang tua

asuh.

Page 65: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

53

H. Staff Lembaga dan Struktur lembaga8

Bagan 1

Struktur Lembaga

Sumber: Dokumentasi PSBR Tahun 2013

I. Profil Pegawai PSBR Bambu Apus Tahun 20139

Tabel 1

Pegawai PSBR

No Pegawai Jumlah1 Laki-laki 232 Perempuan 26

Sumber: Dokumentasi PSBR Bambu Apus Tahun 2013

8 Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Artikel diambil dari

http://bambuapus.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=13 pada 139 Profil PSBR

Kepala LembagaDra.Ignatia Sri Wuwuh P , M.Si

Kepala Sub Bagian Tata UsahaDra. Kokom Komalawati, M.Si

Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial

Namin Sunarto, AKS

Kepala Seksi Program dan Advokasi sosial

Dyah Wijayanti A.KS,M.Kesos

Koordinator Jabatan Fungsional

Dra. Habibi Tamher, M.Si

Page 66: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

54

Tabel 2

Jabatan Pegawai

No Jabatan Jumlah1 Eselon IV 32 Eselon III 13 Fungsional 164 Staff 29

Sumber: Dokumentasi PSBR Bambu Apus Tahun 2013

Tabel 3

Pangkat/Golongan

No Pangkat/Golongan Jumlah1 Golongan IV 52 Golongan III 313 Golongan II 114 Golongan I 2

Sumber: Dokumentasi PSBR Bambu Apus Tahun 2013

Tabel 4

Pendidikan Pegawai

No Pendidikan Jumlah1 S2 82 S1/D4 203 Sarjana Muda / D3 74 SLTA 115 SLTP 36 SD -

Sumber: Dokumentasi PSBR Bambu Apus Tahun 2013

J. Deskripsi Pekerjaan10

1. Sub Bagian Tata Usaha

Melakukan penyiapan penyusunan rencana anggaran, urusan surat

menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga serta

kehumasan.

10Profil PSBR

Page 67: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

55

2. Seksi Program dan Advokasi Sosial

Melakukan penyusunan rencana program rehabilitasi sosial,

pemberian informasi, advokasi sosial dan kerja sama, penyiapan standar

oprasional pelayanan, resosialisasi, pemantauan serta evaluasi pelaporan.

3. Seksi Rehabilitasi Sosial

Melakukan observasi, identifikasi, registrasi, pemeliharaan jasmani

dan penetapan diagnosa, perawatan, bimbingan, pengetahuan dasar

pendidikan, mental, sosial, fisik, keterampilan, penyaluran dan bimbingan

lanjut.

K. Sarana dan Prasarana Lembaga11

PSBR Bambu Apus mempunyai lokasi tanah dan bangunan dengan

surat ukur situasi No.1 /437/1979 dengan luas 103.400 m2, terdiri atas

bangunan-bangunan sebagai berikut :

Tabel 5

Sarana dan Prasarana Lembaga

No Gedung atau bangunan Jumlah1 Gedung kantor dan ruang aula 1 unit2 Rumah asuh (cottage) 23 unit3 Poliklinik 1 unit4 Dapur umum dan ruang makan 1 unit5 Gedung instalasi produksi (shelter workshop) 1unit6 Ruang bimbingan / praktek keterampilan 5 unit7 Ruang ibadah (masjid) 1 unit8 Gedung fungsional PekSos dan Konseling 1 unit9 Pos jaga / keamanan 1 unit

11Profil PSBR

Page 68: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

56

No Gedung atau bangunan Jumlah10 Rumah dinas kepala panti 1 unit11 Rumah dinas type 45 10 unit12 Rumah dinas type 70 9 unit13 Lapangan futsal 1 unit14 Lapangan volley ball/ basket 1 unit15 Gedung olah raga bulu tangkis 1 unit16 Taman kanak kanak ( TK ) 1 unit17 Taman anak sejahtera 1 unit18 Kendaraan roda empat 3 unit

Sumber: Dokumentasi PSBR Bambu Apus Tahun 2013

L. Kerja Sama dan Layanan Lembaga12

1. Internal

Lintas Program antar Direktorat Jendral dan Jaringan Antar Unit

Pelaksana Teknis Lingkungan Kementrian Sosial RI.

2. Eksternal

Antar instansi terkait baik pemerintah maupun swasta seperti

Puskesmas, Koramil, Kepolisian, Kementrian Agama, Dinas Sosial dan

sub Dinas Sosial, Balai Latihan Kerja (BLK), Perusahaan swasta di

lingkungan Jabodetabek.

12 Brosur PSBR Bambu Apus Jakarta tahun 2013

Page 69: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

57

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

Pada bab ini penulis akan membahas tentang peran orang tua asuh dalam

mendukung perkembangan kemandirian remaja putus sekolah dan pola

pengasuhan yang diterapkan di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Analisis

dilakukan dengan menggabungkan dan mengkaji antara temuan hasil wawancara,

observasi dan dokumentasi dengan teori-teori yang telah dijelaskan pada Bab II.

Dari hasil penelitian, penulis menemukan beberapa hal mengenai peran orang tua

asuh dalam mendukung perkembangan kemandirian remaja putus sekolah, dan

pola pengasuhan yang diterapkan di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur.

A. Data Informan Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan, pada bagian

pertama ini penulis akan mendeskripsikan profil penerima manfaat maupun

informan lainnya yang menjadi partisipan penelitian.

Tabel 6

Penerima Manfaat 1

No Data Penerima Manfaat 11 Nama Inisial AB2 Tempat tanggal lahir 21 Mei 19953 Jenis kelamin Laki-laki4 Gambaran Fisik Tinggi sedang, berbadan kurus,

rambut hitam, kulit sawo matang, penglihatan dan pendengaran normal

5 Alamat Cirebon6 Umur 18 tahun7 Agama Islam8 Orang tua Asuh Bapak Suroso, S.Sos.9 Tanggal masuk PSBR 24 Juni 201310 Tempat Wawancara Ruang Tamu PSBR

Page 70: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

58

No Data Penerima Manfaat 1 No11 Waktu Wawancara 2 November 2013 Pukul 10.05Sumber: Wawancara pribadi dengan AB pada 2 November 2013

AB adalah anak kelima dari tujuh bersaudara, saat ini usia AB 18 tahun

dan sudah putus sekolah sejak lulus SLTP karena faktor ekonomi keluarganya.

Kedua orang tuanya hanya bekerja sebagai buruh tani di desanya. AB berada di

PSBR sejak tanggal 24 Juni 2013 dan di PSBR AB mengambil jurusan las.

Sebelumnya AB tidak mengetahui ada lembaga yang menangani permasalahan

tentang putus sekolah dan memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan. AB

mengetahui PSBR dari informasi yang diberikan oleh kakaknya yang merupakan

alumni dari PSBR. Dalam hal ini keluarga sangat mendukung AB untuk berada di

PSBR untuk mendapatkan bimbingan sosial dan keterampilan untuk bekal

hidupnya dewasa nanti.1

Tabel 7

Penerima Manfaat 2

No Data Penerima Manfaat 2 Nama Inisial YK

2 Tempat tanggal lahir 13 April 19953 Jenis kelamin Laki-laki4 Gambaran Fisik Tinggi sedang, berbadan kurus,

rambut hitam bergelombang, kulit sawo matang, penglihatan dan pendengaran normal

5 Alamat Lampung6 Umur 18 tahun7 Agama Islam8 Orang tua Asuh Bapak Suroso, S.Sos.9 Tanggal masuk PSBR 24 Juni 201310 Tempat Wawancara Ruang Tamu PSBR11 Waktu Wawancara 2 November 2013 Pukul 11:00Sumber: Wawancara pribadi dengan YK pada 2 November 2013

1 Wawancara pribadi dengan AB di PSBR Bambu Apus pada 2 November 2013

Page 71: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

59

YK adalah anak ketiga dari empat bersaudara, YK berada di PSBR sejak

24 Juni 2013. YK sudah tidak bersekolah sejak lulus dari SLTP karena jarak

sekolah yang cukup jauh dari rumahnya dan juga karena faktor ekonomi

keluarganya. YK mengetahui PSBR dari informasi yang diberikan saudaranya

yang sebelumnya pernah menjadi penerima manfaat. Kemudian YK tertarik untuk

menjadi peneriman manfaat di PSBR karena ia melihat bahwa teman-temannya

hanya menganggur dan ia tidak mau seperti teman-temannya tersebut. Keluarga

pun sangat mendukung YK berada di PSBR untuk mendapatkan bimbingan. YK

mengambil jurusan las di PSBR.2

Tabel 8

Penerima Manfaat 3

No Data Penerima Manfaat 31 Nama Inisial AIH2 Tempat tanggal lahir 3 April 19953 Jenis kelamin Perempuan 4 Gambaran Fisik Tinggi sedang, berbadan ramping,

kulit sawo matang, penglihatan dan pendengaran normal, gaya bicara agak pelan

5 Alamat Pemalang6 Umur 18 tahun7 Agama Islam8 Orang tua Asuh Ibu Sriyanti, S.Sos.9 Tanggal masuk PSBR 24 Juni 201310 Tempat Wawancara Ruang Tamu PSBR11 Waktu Wawancara 2 November 2013 Pukul 10.30Sumber: Wawancara pribadi dengan AIH pada 2 November 2013

AIH adalah anak keempat dari empat bersaudara, saat ini usia AIH 18

tahun. Keadaan ekonomi orang tua yang pas-pasan membuat AIH putus sekolah

sejak lulus SLTP. Ayah AIH sudah meninggal, sementara ibunya hanya penjual

2 Wawancara pribadi dengan YK di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada 2

November 2013

Page 72: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

60

makanan rumahan yang dititip ke warung-warung di sekitar rumahnya. AIH

berada di PSBR kerena dibawa oleh kakaknya yang pernah berada di PSBR. AIH

sebelumnya tidak tahu tentang PSBR Bambu Apus Jakarta Timur dan program-

program yang diberikan. Namun atas bujukan kakaknya AIH kemudian mau

mengikuti program di PSBR. AIH mengambil jurusan menjahit, awalnya AIH

belum sama sekali mengerti tentang menjahit, namun setelah berada di PSBR

kurang lebih 5 bulan, AIH sudah bisa membuat pola pakaian dan menjahit.3

Tabel 9

Penerima Manfaat 4

No Data Penerima Manfaat 41 Nama Inisial ATA2 Tempat tanggal lahir 28 Agustus 19953 Jenis kelamin Perempuan 4 Gambaran Fisik Tinggi sedang, berbadan ramping,

kulit sawo matang, penglihatan dan pendengaran normal

5 Alamat Cirebon6 Umur 18 tahun7 Agama Islam8 Orang tua Asuh Ibu Dra. Habibi Tamher, M.Si9 Tanggal masuk PSBR 24 Juni 201310 Tempat Wawancara Ruang Tamu PSBR11 Waktu Wawancara 2 November 2013 Pukul 11:45Sumber: Wawancara pribadi dengan ATA pada 2 November 2013

ATA adalah anak keempat dari lima bersaudara, ATA berada di PSBR

sejak 24 Juni 2013. ATA sudah tidak bersekolah sejak lulus dari SD karena faktor

ekonomi keluarganya yang tidak sanggup membiayai pendidikannya. Ayahnya

hanya bekerja seabagai buruh tani dan ibunya sebagai ibu rumah tangga yang

sekali-kali membuat opak untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

ATA mengetahui PSBR dari informasi yang diberikan saudaranya yang

3 Wawancara pribadi dengan AB di PSBR Bambu Apus pada 2 November 2013

Page 73: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

61

sebelumnya pernah menjadi penerima manfaat. Kemudian ATA tertarik untuk

menjadi peneriman manfaat di PSBR dan dari keluarga pun mendorong ATA

untuk masuk ke PSBR. ATA mengambil jurusan elektro di PSBR dan mengambil

ekstra kulikuler voli.4

Selain penerima manfaat, informan lain dalam penelitian ini adalah tiga

orang tua asuh dan satu orang staf pegawai PBSR. Berikut adalah data informan

lainnya.

Tabel 10

Informan Orang Tua Asuh Dan Staff Tata Usaha

No Nama Jabatan Rumah asuh

Jumlah anak asuh

Jenis kelamin

anak asuh1 Suroso, S.Sos. Pekerja

Sosial dan Orang tua asuh

Gladiol 8 anak asuh

Laki-laki

2 Dra. Habibi Tamher, MSi

Koordinator Pekerja Sosial dan Orang tua asuh

Seruni 2 6 anak asuh

Laki-laki

3 Sriyanti, S.Sos. Staff Rehabilitasi Sosial dan Orang tua asuh

Seruni 3 6 anak asuh

Perempuan

4 Ibu Sri Wahyuni Staff Tata Usaha

- - -

Sumber: Dokumen PSBR Bambu Apus Jakarta Timur Tahun 2013

4 Wawancara pribadi dengan ATA di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada 2

November 2013

Page 74: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

62

B. Pola Pengasuhan Orang Tua Asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan

kepada orang tua asuh di PSBR Bambu Apus, pada umumnya pola

pengasuhan yang diterapkan oleh seluruh orang tua asuh yang berada di

PSBR adalah pengasuhan yang mendidik setiap anak untuk berperilaku baik

dan mandiri. Hanya pada prakteknya setiap orang tua asuh melakukan dengan

cara yang berbeda dengan pendekatan yang berbeda pula terhadap setiap

anak, karena tidak ada standar pola pengasuhan yang baku.5 Pola asuh dalam

penelitian ini yaitu pola asuh yang diberikan orang tua asuh kepada anak

asuhnya dalam bentuk perlakuan fisik maupun psikis yang tercermin dalam

tutur kata, sikap, dan tindakan.

Dalam memberikan aturan orang tua asuh menerapkan aturan umum

yang telah diterapkan oleh pihak PSBR terhadap penerima manfaat secara

konsisten atau terus-menerus. Cukup banyak aturan yang diberikan oleh

orang tua asuh, seperti tidak boleh merokok ketika berada di rumah asuh,

tidak boleh keluar tanpa izin dari orang tua asuh, pulang lebih dari jam 21.00

WIB. Semua dilakukan agar remaja bisa memahami makna disiplin dalam

kehidupannya dan apabila remaja melanggar aturan yang telah diterapkan

maka orang tua asuh akan memberikan sanksi.6

Ibu Habibi menerapkan kedisiplinan dan ketegasan hal ini terlihat

ketika setiap anak harus membiasakan diri untuk izin. Di samping itu beliau

juga menerapkan reward dan punishment kepada setiap anak asuhnya. Ketika

5 Wawancara dan observasi pada 31 Oktober 20136 Observasi pada tanggal 4 September 2013

Page 75: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

63

ada anak asuhnya yang melanggar peraturan, beliau selalu memberikan

teguran. Begitu juga sebaliknya, ketika ada anak asuhnya yang berprilaku

baik, sopan dan kelihatan ada perubahan dari awalnya yang masih malas

menjadi rajin, beliau memberikan reward berupa pujian.

“Ketika setiap anak melakukan pelanggaran atau kesalahan tentunya hal yang pertama saya lakukan adalah dengan menegurnya dan menasehati mereka dengan memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dan agar mereka manjadi bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”7

Hal ini juga diungkapkan oleh penerima manfaat ATA yaitu:

“Orang tua asuh menerapkan aturan secara konsisten. ya kalau ada yang melanggar aturan langsung ditegur dan dinasehati biar ga ngelanggar aturan lagi”.8

Selain itu, setiap anak asuh dididik untuk disiplin dengan harus

menaati setiap peraturan yang ada dalam rangka perubahan perilaku untuk

mandiri. Ketika mereka melanggar peraturan diberikan teguran dan nasehat

untuk memberikan penjelasan bahwa apa yang telah dilakukannya tidak baik.

Hal ini disampaikan oleh bapak Suroso bahwa :

“Saya tidak memberikan sanksi atau hukuman kepada anak asuh secara fisik, karena itu tidak dibenarkan”.9

Selain itu setiap anak dididik untuk disiplin dengan harus menaati

setiap peraturan yang ada dalam rangka perubahan perilaku untuk mandiri. Ini

disampaikan oleh ibu Sriyanti, bahwa :

7 Wawancara pribadi dengan ibu Dra. Habibi Tamher, M.Si selaku orang tua

asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 4 November 2013 8 Wawancara pribadi dengan ATA selaku penerima manfaat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur pada tanggal 2 November 2013 9 Wawancara pribadi dengan bapak Suroso, S.Sos selaku orang tua asuh di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 31 Oktober 2013

Page 76: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

64

“Ketika mereka melanggar peraturan yang tidak berat, anak asuh diberikan teguran dan nasehat untuk memberikan penjelasan bahwa apa yang telah dilakukannya tidak baik. Tetapi kalau melanggar aturan yang berat anak asuh diharuskan untuk membuat surat pernyataaan”.10

Dalam hal memahami perkembangan anak asuhnya, orang tua asuh

sangat ekstra dalam memahami karakter setiap anak asuhnya dengan karakter

anak yang berbeda-beda. Ada yang emosinya tinggi, emosinya sedang,

bahkan masih labil. Semua ini dapat dilihat dari bahasa tubuh apabila remaja

sedang ada masalah biasanya orang tua asuh berusaha mencari tahu apa

masalah yang sedang dihadapi.11 Hal ini disampaikan oleh ibu Sriyanti :

“Iyaa masa remaja kan dianggap sebagai masa badai dan stres (storm and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memilki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. Untuk itu saya berusaha untuk memahami dan megarahkan emosinya ini agar terarah dengan positif”.12

Hal ini juga disampaikan oleh penerima manfaat AIH bahwa :

“Dalam memahami perkembangan anak asuhnya biasanya orang tua asuh memehaminya dengan cara mendekatkan diri pada anak-anak, terus ditanya ada apa? kenapa? terus dinasehatin sampe masalahnya selesai”.13

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Habibi, beliau selalu

berusaha untuk mendekatkan diri kepada anak asuh agar anak asuh merasa

10 Wawancara pribadi dengan ibu Sriyanti, S.Sos selaku orang tua asuh di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 11 November 2013 11 Observasi pada tanggal 4 September 201312 Wawancara pribadi dengan ibu Sriyanti, S.Sos selaku orang tua asuh di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 4 November 2013 13 Wawancara pribadi dengan AIH selaku penerima manfaat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur pada tanggal 2 November

Page 77: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

65

nyaman tinggal di rumah asuh, dan juga untuk mengetahui atau memantau

perkembangan dari setiap anak asuh.14

Bapak Suroso berusaha mendekatkan diri kepada anak asuh agar anak

asuh merasa nyaman tinggal di rumah asuh, dan juga untuk mengetahui atau

memantau perkembangan dari setiap anak asuh.

“Saya berusaha untuk selalu berkumpul, berinteraksi dengan anak asuh saya untuk membuat suasana di rumah asuh menjadi nyaman bagi mereka. Dan hal ini saya lakukan juga untuk memantau perkembangan dari setiap anak asuh saya dan berusaha untuk memahami emosinya”15

Melalui pengamatan yang penulis lakukan terhadap orang tua asuh

dalam hal mengetahui pola pengasuhan yang diterapkan di rumah asuh,

penulis melihat adanya komunikasi terbuka dari dua arah antara orang tua

asuh dan anak asuh. Misalnya antara orang tua asuh selalu memberikan

contoh berupa penjelasan dengan menerangkan alasan-alasan dari aturan yang

dibuat sehingga anak asuh menjadi mengerti dan paham. Kemudian dalam

memberikan tugas atau pekerjaan yang ada di rumah asuh, orang tua asuh

tidak memberikan tugas tersebut secara langsung, tetapi anak asuh diberikan

kebebasan untuk berdiskusi dengan anak asuh lainnya untuk mengerjakan

tugas atau pekerjaan tersebut. Hal ini dilakukan agar anak asuh dalam

mengerjakan tugas yang diberikan tidak merasa tertekan, dan hal inidi

14Wawancara pribadi dengan ibu Dra. Habibi Tamher, M.Si selaku orang tua

asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 4 November 2013 15 Wawancara pribadi dengan bapak Suroso, S.Sos selaku orang tua asuh di

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 31Oktober 2013

Page 78: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

66

lakukan juga agar selama di rumah asuh orang tua dan anak asuh selalu

mengedepankan sikap yang demokratis.16

Hal ini juga dijelaskan oleh ibu Habibi, misalnya dalam menentukan

kelompok piket bu Habibie tidak menunjuk anak asuh secara langsung, tetapi

anak dibolehkan untuk musyawarah untuk menentukan kelompok piket.

“Saya tidak menunjuk petugas piket secara langsung, namun saya memberikan kebebasan kepada mereka untuk memilih sendiri siapa yang mau piket dalam rumah atau halaman karena anak juga mempunyai hak untuk berpendapat, kita harus menghormati hak-hak anak, dalam upaya untuk melaksanakan undang-undang perlindungan anak.”17

Hal ini juga disampaikan oleh ibu Sriyanti dalam memberikan

tugas-tugas kepada anak asuh dengan tidak menunjuk langsung akan

tetapi ibu Sriyanti hanya memberikan jadwal kepada anak asuh dan

anak asuh lah yang menentukan untuk pembagian tugas-tugas tersebut.

“Saya tidak memberikan tugas langsung kepada setiap anak asuh atau penerima manfaat, tetapi saya hanya membuat jadwal kegiatan apa yang harus dilakukan oleh anak-anak, dan mereka lah yang menentukannya sendiri”18

Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Suroso bahwa:

“Saya berusaha untuk melibatkan anak asuh saya ketika ada kegiatan yang harus dilakukan di rumah asuh, jadi saya tidak memaksakan kehendak saya untuk menentukan siapa saja yang harus melakukan kegiatan tersebut, tetapi itu ditentukan atas dasar kesepakatan anak asuh namun saya masih memberi batas kepada mereka.”19

16 Observasi pada tanggal 4 September 201317 Wawancara pribadi dengan ibu Dra. Habibi Tamher, M.Si selaku orang tua

asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 4 November 201318 Wawancara pribadi dengan ibu Sriyanti, S.Sos selaku orang tua asuh di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 11 November 201319 Wawancara pribadi dengan bapak Suroso, S.Sos selaku orang tua asuh di

PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 31 Oktober 2013

Page 79: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

67

Pendapat lain juga disampaikan oleh AB, bahwa :

“Ya bila mau piket orang tua asuh tidak menyuruh atau menunjuk anak-anak langsung, tetapi orang tua asuh membebaskan anak-anak untuk mendiskusikannya. Dan kalau ada peraturan yang dilanggar oleh anak asuh, orang tua asuh tidak menghukum dengan berat, tetapi dinasehati dengan memberikan penjelasan bahwa aturan yang dilanggar itu tidak baik.”20

Berdasarkan pemaparan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua asuh adalah pola pengasuhan

otoritatif. Dimana pada teori yang dijelaskan di bab II oleh Diana Baumrind

dan berdasarkan indikator-indikator kemandirian, pola asuh otoritatif ditandai

dengan adanya komunikasi terbuka dari dua arah, misalnya antara orang tua

asuh dan anak asuh selalu memberikan contoh, penjelasan yang menerangkan

alasan-alasan dari aturan yang dibuat sehingga anak asuh menjadi mengerti

dan paham. Namun tidak ada standar yang baku tentang pola pengasuhan di

PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur. Ini tentunya menjadi bahan temuan baru

yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian.

C. Peran Orang Tua Asuh Dalam Mendukung Perkembangan Kemandirian

Remaja Putus Sekolah di PSBR

Orang tua asuh di PSBR adalah orang dewasa yang berusia minimal

27 tahun dan atau sudah menikah yang secara sukarela serta memilik

keterampilan dalam mengasuh seperti yang telah ditetapkan.21 Dalam

20 Wawancara pribadi dengan AB selaku penerima manfaat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur pada tanggal 2 November 201321 Wawancara dengan ibu Sri Wahyuni selaku staf tata usaha di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur pada 4 Spetember 2013

Page 80: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

68

kegiatan sehari-hari dalam rumah asuh dari bangun tidur anak asuh sudah

mempunyai tugas masing-masing, semua dilibatkan dalam piket dari

menyapu, mengepel, hingga bagian mencuci piring dan lain-lain.22

Dengan pola pengasuhan orang tua asuh yang terarah serta adanya

peraturan yang harus ditaati oleh setiap penerima manfaat membuat mereka

menjadi terbiasa dengan segala aturan yang ada sehingga membuat diri

mereka disiplin hingga akhirnya membantu dalam mendukung perkembangan

kemandiriannya.23 Hal ini diungkapakan oleh salah satu penerima manfaat

yakni AB. Ia mengakui bahwa setelah berada di PSBR Bambu Apus ia

mendapatkan berbagai pengalaman dan pengajaran yang tidak ia dapatkan

sebelumnya di rumah dan di lingkungannya. Mulanya ia kaget dan belum

terbiasa dengan sistem pengasuhan yang tegas dan menekankan kedisplinan,

namun seiring berjalannya waktu AB mulai terbiasa untuk disiplin. Dengan

pola pengasuhan yang diterapkan orang tua asuhnya dan adanya aturan-aturan

yang harus ditaati sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku dia menjadi

mandiri. Dalam aspek kemandirian nilai, AB sudah mampu mengetahui

ukuran benar dan salah, dan dalam aspek kemandirian emosi AB belum

sepenuhnya mandiri. Hal ini diungkapkan oleh AB yakni :

“…Orang tua asuh ini sangat mendukung perkembangan kemandirian pada diri saya mas. saya merasa sangat beruntung, karena disini sikap dan prilaku saya bisa berubah, yang tadinya males-malesan sekarang saya jadi rajin. Terus juga saya bisa lebih mandiri, saya sudah tahu mana yang harus saya lakukan

22 Observasi penulis pada tanggal 2 November 201323 Observasi penulis pada tanggal 2 November 2013

Page 81: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

69

tanpa harus disuruh oleh orang tua asuh, tetapi saya masih belum sepenuhnya bisa lepas dari orang tua asuh. 24

Berdasarkan penjelasan yang diungkapkan oleh AB, penulis

menganalisa bahwa aspek kemandirian yang berkembang pada dirinya adalah

aspek kemandirian perilaku. Dimana aspek kemandirian perilaku ini ditandai

dengan kemampuan mengambil keputusan dan konsekuen dalam

melaksanakan keputusan tersebut. Dalam hal ini adalah kemampuan AB

dalam melakukan tugas-tugas di rumah asuh, ia sudah dapat mengambil

keputusan tanpa harus disuruh oleh orang tua asuhnya. Hal tersebut

membuktikan bahwa orang tua asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

memberikan peran dalam membantu perkembangan kemandirian pada diri

AB, yakni pada aspek kemandirian perilaku dan nilai.

Hal lain juga diungkapkan oleh AIH. Ia mengaku bahwa orang tua

baginya sangat membantu dalam perkembangan kemandiriannya. Dimana

setelah ia mendapatkan pelayanan dan pengasuhan yang terarah dengan baik

dari orang tua asuh di PSBR Bambu Apus ia merasa dapat melepaskan diri

dari perilaku sebelum ia berada di PSBR yakni cenderung malas, manja

dengan ibunya, dan perilakunya masih kekanak-kanakan. Dalam aspek

kemandirian nilai AIH sudah mampu mengetahui ukuaran benar dan salah

atau baik dan buruk bagi dirinya maupun sekitarnya, sementara dalam aspek

kemandirian emosi, AIH belum sepenuhnya mandiri karena masih

membutuhkan peran orang tua untuk membinanya.

24 Wawancara pribadi dengan AB selaku penerima manfaat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur pada tanggal 2 November 2013

Page 82: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

70

“Beda banget mas sekarang, dulu mah waktu di rumah manja banget sama ibu, sekarang saya sudah ada kemajuan saya lebih bisa mandiri, saya sudah tau hak dan kewajiban saya sebagai anak sehingga saya dapat mengerjakan tugas saya tanpa harus disuruh dahulu oleh orang tua asuh”25

Hal tersebut membuktikan bahwa orang tua asuh telah memberikan

peran terhadap perkembangan kemandirian bagi AIH. Dimana merujuk pada

teori yang ada di bab II tentang aspek kemandirian remaja, bahwa aspek

kemandirian yang berkembang dalam diri AIH adalah aspek kemandirian

perilaku. Aspek kemandirian perilaku kemampuan mengambil keputusan dan

konsekuen dalam melaksanakan keputusan tersebut.

Kemudian dari penerima manfaat YK juga mengakui bahwa selama ia

berada di PSBR Bambu Apus ia banyak mendapatkan bimbingan dan

pengajaran oleh orang tua asuhnya untuk dapat merubah sikap dan

perilakunya. Sebelum ia berada di PSBR Bambu Apus ia hanya nongkrong

dengan teman-temannya yang pengangguran yang perilakunya cenderung

malas.

”Sebelumnya saya nggak ngapa-ngapain kalau di rumah, teman-teman saya pengangguran semua. Yaa ketika selama saya berada disini kurang lebih sudah hampir 5 bulan, saya merasa beruntung banget mas, disini saya dapat pengalaman dan bimbingan keterampilan las, ya daripada saya di rumah nggak ngapa-ngapain mas, dan ketika saya di rumah asuh juga saya dapat lebih mandiri karena di adanya peraturan yang membuat saya menjadi disiplin. Saya jadi lebih bisa dalam mengatur waktu, saya sudah tahu mana yang harus saya lakukan tanpa harus disuruh oleh orang tua asuh, saya juga jadi tau mana yang benar dan yang salah.”26

25 Wawancara pribadi dengan AIH selaku penerima manfaat di PSBR Bambu

Apus Jakarta Timur pada tanggal 2 November 201326 Wawancara pribadi dengan YK selaku penerima manfaat PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur pada tanggal 2 November 2013

Page 83: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

71

Berdasarkan analisa yang penulis lakukan, Orang tua asuh di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur memberikan peran dalam membantu

perkembangan kemandirian YK, yakni dalam aspek kemandirian perilaku.

Dimana ketika ia di PSBR Bambu Apus ia mulai dididik disiplin dengan

berbagai peraturan yang ada yang seiring dengan waktu membawa dan

membiasakan dirinya untuk disiplin sehingga membuat ia menjadi tau mana

yang harus dikerjakan.

Hal serupa juga disampaikan oleh ATA. Ia mengakui semenjak ia

berada di PSBR Bambu Apus dan tinggal di rumah asuh, ia dapat

meningkatkan kemandiriannya kurang lebihnya sama dengan apa yang orang

tua dan keluarganya terapkan yakni mulai dari belajar disiplin akan peraturan,

tanggung jawab akan tugas rumah, tentang nilai baik dan buruk, dan perilaku

lainnya dalam bergaul.

”Selama saya berada dirumah asuh menurut saya sistem asuhan keluarga disini sangat mendukung perkembangan kemandirian saya mas, karena kan kalau di rumah sendiri saya bebas mas mau ngapain aja gitu, tapi kalau disini yaa saya berusaha untuk menuruti segala peraturan yang ada, dan itu yang membuat saya menjadi disiplin dan mandiri. Disini membuat saya menjadi tidak bergantung pada orang tua.”27

Aspek kemandirian yang berkembang di PSBR Bambu Apus Jakarta

Timur pada ATA merujuk pada teori yang sebelumnya telah dijelaskan di

bab II, yakni aspek kemandirian emosi. Ketika di PSBR Bambu Apus ia

mampu untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya tanpa memandang

27Wawancara pribadi dengan ATA selaku penerima manfaat PSBR Bambu Apus

Jakarta Timur pada tanggal 2 November 2013

Page 84: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

72

bahwa hal tersebut adalah peraruran misalnya dalam hal izin, kebersihan, dan

bisa menghadapi dan menyikapi masalah tanpa tergantung oleh orang tua

asuh.

Berikut adalah tabel kategori mengenai kemandirian yang

berkembang pada infoman yang merupakan penerima manfaat di PSBR

Bambu Apus Jakarta Timur berdasarkan temuan penelitian:

Tabel 11

Kategori kemandirian yang berkembang pada infoman

NoAspek

KemandirianAB YK ATA AIH

1 Perilaku Sudah mulai terbiasa untuk disiplin dan

sudah dapat mengambil keputusan tanpa harus disuruh oleh orang tua asuhnya

Sudah terbiasa dengan disiplin selama di rumah asuh

sehingga tau mana yang harus dikerjakan.

Sudah belajar disiplin akan peraturan dan tanggung jawab sebagai anak asuh.

Sudah tau hak dan kewajiban sebagai anak dan dapat mengerjakan tugas saya tanpa harus disuruh dahulu oleh orang tua asuh

2 Nilai Sudah dapat mengetahui mana yang buruk dan yang baik bagi dirinya dan sekitarnya.

Sudah dapat mengetahui mana yang buruk dan yang baik bagi dirinya dan sekitarnya.

Sudah dapat mengetahui mana yang buruk dan yang baik bagi dirinya dan sekitarnya.

Sudah dapat mengetahui mana yang buruk dan yang baik bagi dirinya dan sekitarnya.

3 Emosi Belum sepenuhnya dapat mandiri dalam aspek emosi.

Belum sepenuhnya dapat mandiri dalam aspek emosi.

Sudah mampu untuk tidak selalu bergantung pada orang tua asuh.

Belum sepenuhnya dapat mandiri dalam aspek emosi.

Sumber: Hasil wawancara dan observasi penulis

Page 85: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

73

Berdasarkan hasil temuan di atas, penulis menyimpulkan bahwa

orang tua asuh berperan dalam mendukung perkembangan kemandirian

remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Merujuk pada bab

II dalam buku yang ditulis oleh Mohammad Ali dan Mohammad Asrori,

dengan judul Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, dijelaskan

dimana pola pengasuhan orang tua menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kemandirian remaja. Orang tua yang terlalu banyak melarang

dan mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai penjelasan yang

rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya

orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan

mendorong kelancaran perkembangan motorik sang anak Demikian juga,

dengan orang tua yang sering membanding-bandingkan anak yang satu

dengan yang lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadap

perkembangan kemandirian anak.28

Dari empat informan penerima manfaat, tiga diantaranya sudah mulai

dapat mengembangkan kemandirian dalam aspek kemandirian perilaku dan

nilai, dan masih belum sepenuhnya dapat mengembangkan kemandirian

dalam aspek emosi. Sementara satu penerima manfaat yakni AIH sudah

mampu untuk mengembangkan ketiga aspek kemandirian. Dari hasil analisis,

penulis dapat menyimpulkan bahwa yang lebih dominan dari ketiga aspek

kemandirian yang berkembang bagi keempat informan penerima manfaat di

28 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, h. 11

Page 86: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

74

PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur adalah aspek kemandirian perilaku dan

nilai.

Merujuk pada teori yang dijelaskan oleh Steinberg pada bab II dimana

Aspek kemandirian perilaku merupakan kemampuan remaja untuk mandiri

dalam membuat keputusanya sendiri dengan mempertimbangkan berbagai

sudut pandang. Mereka mengatahui kepada siapa harus meminta nasehat

dalam situasi yang berbeda-beda. Remaja mandiri tidak mudah dipengaruhi

dan mampu mempertimbangkan terlebih dahulu nasehat yang diterima.

Remaja yang mandiri secara perilaku akan terlihat lebih percaya diri dan

memiliki harga diri yang lebih baik. Mereka yang mandiri secara perilaku

tidak akan menunjukkan perilaku yang buruk atau semena-mena yang dapat

menjatuhkan harga diri mereka, dan kemandirian nilai yang ditandai dengan

timbulnya keyakinan terhadap nilai-nilai yang abstrak (moral) atau ukuran

benar atau salah.29

29 Nasution, Perkembangan Kemandirian Remaja, Artikel diakses pada 18

September 2013 dari http repository.usu.ac.id/bitstream. h.177

Page 87: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

75

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian yang mengacu pada

pertanyaan dalam perumusan masalah pada bab sebelumnya. Diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pola pengasuhan orang tua asuh di PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur

yakni dengan menerapkan pola pengasuhan otoritatf. Dengan pola

pengasuhan yang bersifat otoritatif dimana pola ini biasanya

mengakibatkan perilaku anak yang kompeten secara sosial. Anak yang

memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan

mandiri, dan beorientasi pada prestasi

2. Orang tua asuh sangat berperan dalam mendukung kemandirian pada

remaja putus sekolah di PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur. Hal ini terlihat

dari hasil temuan dan analisa penulis dimana penerima manfaat selama

berada di rumah asuh merasa bahwa orang tua asuh sangat mendukung

perkembangan kemandirian mereka. Merujuk pada indikator

perkembangan kemandirian, dari empat penerima manfaat, tiga

diantaranya sudah mampu mengembangkan kemandirian dalam aspek

perilaku dan nilai, namun belum sepenuhnya dapat mengembangkan

kemandirian dalam aspek emosi. Sementara satu penerima manfaat sudah

mampu untuk mengembangkan ketiga aspek kemandirian. Hal ini tentunya

Page 88: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

76

sejalan dengan visi PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur yakni terwujudnya

kemandirian remaja.

B. SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian beserta kesimpulan yang telah

dijelaskan dalam skripsi ini, peneliti memiliki beberapa saran-saran yang

akan disampaikan kepada para pembaca dan pihak Panti Sosial Bambu Apus

(PSBR) Jakarta Timur. Saran-saran tersebut antara lain:

1. Kepada orang tua asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur disarankan

agar dapat lebih mengembangkan aspek-aspek kemandirian berupa

kemandirian nilai, kemandirian perilaku, dan aspek kemandirian emosi

agar remaja atau anak asuh dapat memaksimalkan perkembangan

kemandiriannya.

2. Kepada pihak PSBR Bambu Apus Jakarta Timur disarankan untuk

membuat standar pola pengasuhan yang baku agar setiap orang tua asuh

memiliki pola pengasuhan yang seragam sehingga dapat mendukung

perkembangan kemandirian remaja.

Page 89: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

77

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

Gunarsa, Singgih dan Ny. Gunarsa, S,D. Psikologi Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1995.

Hurlock B , Elizabeth. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1980, Edisi ke- 5.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung CV Alvabeta, November 2009), Cet-ke 8.

---------------------. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), cet ke-26.

Mr. O’Donnell. Perlindungan Anak, Sebuah Panduan Bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (UNICEF, 2006).

Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: Center For Quality Development And Assurance, 2007. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Papalia, D E., Olds, S. W., & Ruth D, Feldman., Human development (8th ed). Boston: McGraw-Hill, 2001

Rizkiani, Yunni. “Hubungan Antara Kemandirian Dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Remaja”. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2007.

Santrock W, John. Perkembangan Anak. (Jakarta: Erlangga, 2007).

Sarwono, Sarlito. W. Psikologi Remaja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.

Siti Aminah, Soepalarto, Dr. SpS (K). Pendekatan Neurologi Pada Penilaian Perkembangan Anak. YKAI : 2008

Page 90: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

78

Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial : Suatu teknik penelitian bidang kesejahteraan sosial dan ilmu sosial lainnya (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2004).

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung CV Alvabeta, Agustus 2007), Cet-ke 5.

Sutopo B, Heribertus. Metodologi Penelitian Kualitatif: Metodologi penelitian untuk Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1996).

Tan G, Meely. Masalah Perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 1990).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet ke-10.

Tim Penyusun. Intervensi Psikososial (Intervensi Pekerja Sosial Profesional), Jakarta: Departemen Sosial Direktorat Kesejahteraan anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 2006.

Undang-undang No. 23 tahun 2002 Pasal 9 ayat 1.

Undang-undang No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

Usman, Husaini dan Akbar Setiady, Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial(Jakarta : PT Bumi Aksara. 2000), cet. Ke-3.

Wahono. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Cet. 3, Jakarta: Rineka Cipta, 1995).

Artikel Internet :

ACDP INDONESIA, UNESCO: Semakin Banyak Anak Putus Sekolah di Indonesia.http://acdpindonesia.com/2013/06/10/unesco-semakin-banyak-anak-putus-sekolah-di-indonesia/ artikel diakses pada 23 oktober 2013

Hanafie Das, St Wardah & Halik, Abdul. Masalah Putus Sekolah Dan Pengangguran Tinjauan Sosiologi Pendidikan. Artikel diakses pada 23 Oktober 2013 dari http://abdulhalik11.blogspot.com/2011/10/masalah-putus-sekolah-dan-pengangguran.html.

Page 91: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

79

Lia, Pengertian Sistem Menurut Para Ahli. Artikel diakses pada 5 Februari 2014 pada http://liavietri.blogspot.com/2010/02/pengertian-sistem.html

M.Azzam nurjihad. “Remaja” artikel diakses tanggal 29 Agustus 2009 dari http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html.

Nasution. Perkembangan Kemandirian Remaja. Artikel diakses pada 18 September 2013 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34205/4/Chapter%20II.pdf .

Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Artikel diambil dari http://bambuapus.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=13 pada 13

Sumber lain :

Brosur PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur tahun 2013

Dokumen yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur pada 13 September 2013

Page 92: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

PEDOMAN WAWANCARAPeran Orang Tua Asuh Dalam Mendukung Perkembangan Kemandirian Remaja Putus Sekolah Di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Bambu Apus,

Jakarta Timur

A. Identitas

1. Nama :

2. Jenis kelamin :

3. Tempat, tanggal lahir :

4. Tanggal wawancara :

5. Waktu wawancara :

6. Tempat wawancara :

B. Wawancara

I. Bagaimana peran orang tua asuh dalam mendukung perkembangan

kemandirian remaja putus sekolah ? (Untuk Penerima Manfaat)

1. Silahkan kamu ceritakan tentang identitas kamu (nama, tempat

tanggal lahir, alamat, usia) !

2. Sejak kapan kamu berada di PSBR ?

3. Siapa yang membawa kamu sampai PSBR?

4. Apa yang membuat kamu berada di PSBR ?

5. Bagaimana dengan orangtua kamu ?

6. Saat ini apa yang kamu rasakan ketika berada di rumah asuh ?

7. Apa kamu nyaman berada di rumah asuh ?

8. Bagaimana menurut kamu tentang sistem asuhan keluarga (Cottage

System) di PSBR?

9. Apa saja aktivitas kamu selama berada di rumah asuh ?

10. Seberapa besar/ penting peran orang tua asuh selama di rumah asuh

menurut kamu ?

11. Apa sistem tersebut mendukung perkembangan kemandirian kamu?

12. Apa saja perkembangan yang kamu rasakan selama berada di rumah

asuh ?

Page 93: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Pedoman Wawancara

(Untuk Orang tua Asuh)

1. Apa saja peran orang tua asuh terkait dalam mendukung

perkembangan kemandirian remaja ?

2. Bagaimana pola pengasuhan dari sistem asuhan keluarga dalam

melaksanakan perkembangan kemandirian remaja ?

3. Bagaimana orang tua asuh dalam memberikan sanksi atau hukuman

kepada anak asuh yang melanggar aturan ?

4. Apa saja upaya orang tua asuh dalam memahami perkembangan

anak asuhnya ?

5. Apa gaya pengasuhan yang diterapkan bapak kepada anak asuh atau

penerima manfaat ?

6. Apa saja kegiatan yang diberikan orang tua asuh selama berada di

rumah asuh ?

7. Bagaimana dengan sikap dan perilaku penerima manfaat selama di

rumah asuh?

8. Sejauh ini apa ada hasil yang terlihat atau terasa dari penerima

manfaat setelah mendapatkan sistem asuhan keluarga?

Page 94: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Pedoman Wawancara

(Untuk Staff Tata Usaha)

1. Silahkan bapak/ibu jelaskan apa yang dimaksud dengan cottage

system, sejak kapan cottage system diberlakukan, serta kriteria

penerima manfaat?

2. Siapa saja yang berhak menjadi orang tua asuh di PSBR ?

3. Apa dan siapa saja komponen yang terkait dari sistem asuhan

keluarga?

4. Apa saja kegiatan yang diberikan oleh lembaga dalam mendukung

perkembangan kemandirian remaja ?

5. Bagaimana pembagian kelompok rumah asuh (Cottage) bagi

penerima manfaat ?

Page 95: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Transkrip Wawancara

Nama Orang Tua Asuh : Dra. Habibi Tamher, MSi.

Nama Rumah Asuh : Seruni 2

Jabatan : Koordinator Pekerja Sosial

Jumlah Anak Asuh : 6

Jenis Kelamin Anak Asuh : Laki-laki

Waktu Wawancara : 44 Nopember 2013 Pukul

13.00 s/d 13:50

Tempat Wawancara : Ruang Pekerja Sosial

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja peran orang tua asuh terkait dalam mendukung perkembangan kemandirian remaja ?

Orang tua asuh berperan untuk menggantikan orang tua kandung selama berada di PSBR untuk membimbing, membina, merawat, melindungi dan mengarahkan dalam setiap tahap perkembangan anak sehingga anak akan mampu bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya dan mengingatkan anak asuh agar menjadi pribadi yang mandiri

2 Bagaimana pola pengasuhan dari sistem asuhan keluarga dalam melaksanakan perkembangan kemandirian remaja ?

Pola pengasuhan yang ibu terapkan adalah ibu disini tidak terlalu mengekang anak asuh, dan juga ibu selalu berusaha dekat dengan anak-anak agar mereka nyaman disini. Saya juga selalu memberikan contoh yang baik kepada anak-anak agar mereka menjadi mandiri

3 Bagaimana orang tua asuh dalam memberikan sanksi atau hukuman kepada anak asuh yang melanggar aturan ?

Ketika setiap anak melakukan pelanggaran atau kesalahan tentunya hal yang pertama saya lakukan adalah dengan menegurnya dan menasehati mereka dengan memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dan

Page 96: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

agar mereka manjadi bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya

4 Apa saja upaya orang tua asuh dalam memahami perkembangan anak asuhnya ?

Saya selalu berusaha mendekatkan diri kepada anak asuh agar anak asuh merasa nyaman tinggal di rumah asuh, dan juga untuk mengetahui atau memantau perkembangan dari setiap anak asuh.

5 Apa gaya pengasuhan yang diterapkan bapak kepada anak asuh atau penerima manfaat ?

Saya tidak menunjuk petugas piket secara langsung, namun saya memberikan kebebasan kepada mereka untuk memilih sendiri siapa yang mau piket dalam rumah atau halaman karena anak juga mempunyai hak untuk berpendapat, kita harus menghormati hak-hak anak, dalam upaya untuk melaksanakan undang-undang perlindungan anak.

6 Apa saja kegiatan yang diberikan orang tua asuh selama berada di rumah asuh ?

Kegiatan selama dirumah asuh ya sama dengan di rumah pada umumnya yaa, ibu selalu berkumpul dengan anak-anak ketika mereka sudah tidak ada kegiatan lagi di lembaga, yaa kita membaur, ngobrol-ngobrol, curhat, yaa kadang saya sempatkan juga untuk memberikan motivasi kepda anak-anak.

7 Bagaimana dengan sikap dan perilaku penerima manfaat selama di rumah asuh?

Sikap dan perilaku anak-anak selama di rumah asuh cukup baikl, mereka sudah bisa mengetahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan, walaupun terkadang ada saja anak yang masih melanggar tapi itupun sangat jarang.

Page 97: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

8 Sejauh ini apa ada hasil yang terlihat atau terasa dari penerima manfaat setelah mendapatkan sistem asuhan keluarga?

Hasil yang terlihat ya mereka menjadi lebih disiplin, mandiri dan bertanggung jawab. Jadi sikap dan perilaku mereka yang paling kelihatan yaa dapat mandiri. Mereka tidak perlu disuruh-suruh lagi, sudah tahu mana kewajibannya yang harus dikerjakan.

Page 98: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Transkrip Wawancara

Nama : Sriyanti, S.Sos.

Rumah Asuh : Seruni 3

Jabatan : Staff Rehabilitasi Sosial

Jumlah Anak Asuh : 6

Jenis Kelamin : Perempuan

Waktu Wawancara : 14 Nopember 2013 Pukul 11.05 s/d 12:10

Tempat Wawancara : Rumah Asuh

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja peran orang tua asuh terkait dalam mendukung perkembangan kemandirian remaja ?

Saya memposisikan diri saya sebagai orang tua pengganti sewajarnya ya saya perlakukan seperti anak sendiri.

2 Bagaimana pola pengasuhan dari sistem asuhan keluarga dalam melaksanakan perkembangan kemandirian remaja ?

Pola pengasuhan yang saya terapkan tidak jauh berbeda dengan orang tua asuh lalinnya disini, dimana saya menjalankan tugas saya sebagai orang tua asuh dan saya mengikuti aturan-aturan di PSBR

3 Bagaimana orang tua asuh dalam memberikan sanksi atau hukuman kepada anak asuh yang melanggar aturan ?

Ketika mereka melanggar peraturan yang tidak berat, anak asuh diberikan teguran dan nasehat untuk memberikan penjelasan bahwa apa yang telah dilakukannya tidak baik. Tetapi kalau melanggar aturan yang berat anak asuh diharuskan untuk membuat surat peryataaan. Aturan yang diterapkan dilakukan secara konsisten dan apabila ada yang melanggar maka akan diberikan sanksi sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

Page 99: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

4 Apa saja upaya orang tua asuh dalam memahami perkembangan anak asuhnya ?

Iyaa masa remaja kan dianggap sebagai masa badai dan stres (Storm and Stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memilki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. Untuk itu saya berusaha untuk memahami dan megarahkan emosinya ini agar terarah dengan positif”. “Ya ketika saya ada waktu saya berusaha untuk selalu memamntau anak asuh saya dan saya berikan motivasi kepada mereka. Ini saya lakukan agar mereka merasa nyaman berada dirumah asuh dan mereka merasa dekat dengan saya agar bila ada masalah mereka dapat menungkapkannya tanpa rasa takut.

5 Apa gaya pengasuhan yang diterapkan bapak kepada anak asuh atau penerima manfaat ?

Saya tidak memberikan tugas langsung kepada setiap anak asuh atau penerima manfaat, tetapi saya hanya membuat jadwal kegiatan apa yang harus dilakukan oleh anak-anak, dan mereka lah yang menentukannya sendiri.

6 Apa saja kegiatan yang diberikan orang tua asuh selama berada di rumah asuh ?

Kegiatan di rumah asuh ya paling piket, bersih-bersih rumah, yaa kalau ada masalah ya diselesaikan bersama-sama dirumah asuh, misalnya ada anak asuh saya yang lagi bête, yaa saya tanya ada apa? Kenapa bête?. Ada anak asuh yang sedang ada masalah yaa saya berusaha untuk membantu memecahkan masalanya secepatnya, tapi kalau dia agak susah untuk mengungkapkan masalahnya, ya kita bawa ke pekerja sosial untuk segera diselesaikan masalahnya

Page 100: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

7 Bagaimana dengan sikap dan perilaku penerima manfaat selama di rumah asuh?

Sikap dan perilaku peneriman manfaat yaa berbeda-beda yaa tentunya, karena setiap anak kan punya karakter yang berbeda, yaa ada yang sudah bisa bertanggung jawab bagi dirinya sendiri, dan masih ada juga yang masih perlu diarahkan.

8 Sejauh ini apa ada hasil yang terlihat atau terasa dari penerima manfaat setelah mendapatkan sistem asuhan keluarga?

Hasil yang terasa dari peneriman manfaat menurut saya adalah sikapnya mas, karena sangat kelihatan sekali sikap dan perilaku anak ketika baru masuk rumah asuh. Ada yang manja, ada yang suka iseng atau jahil, dan ada juga yang malas, tapi setelah kurang lebih 3 bulanan ,mulai terlihat mas perubahannya, yang tadinya malas-malasan sekarang sudah agak rajin, yang tadinya harus disuruh dahulu untuk mengerjakan sesuatu sekarang sudah biasa mandiri.

Page 101: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Transkrip Wawancara

Nama Orang Tua Asuh : Suroso, S.Sos.

Nama rumah asuh : Gladiol

Jabatan : Pekerja Sosial

Jumlah Anak Asuh : 8 anak asuh

Jenis Kelamin Anak Asuh : Laki-laki

Waktu wawancara : Tanggal 31 Oktober 2013 Pukul

14.15 s/d15:10

Tempat wawancara : Ruang Pekerja Sosial

No Pertanyaan Jawaban

1 Apa saja peran orang tua asuh terkait dalam mendukung perkembangan kemandirian remaja ?

Saya berperan sebagai orang tua pengganti untuk mereka. Dan dalam kegiatan sehari-hari saya jua memposisikan mereka seperti anak saya sendiri yang harus ikut terlibat dalam setiap kegiatan di rumah asuh

2 Bagaimana pola pengasuhan dari sistem asuhan keluarga dalam melaksanakan perkembangan kemandirian remaja ?

Pola pengasuhan yang saya berikan yaa saya berusaha untuk melibatkan anak asuh saya ketika ada kegiatan yang harus dilakukan di rumah asuh, jadi saya tidak memaksakan kehendak saya untuk menentukan siapa saja yang harus melakukan kegiatan tersebut, tetapi itu ditentukan atas dasar kesepakatan anak asuh namun saya masih memberi batas kepada mereka

3 Bagaimana orang tua asuh dalam memberikan sanksi atau hukuman kepada anak asuh yang melanggar aturan ?

Saya tidak memberikan sanksi atau hukuman kepada anak asuh secara fisik, karena itu tidak dibenarkan. Misalnya ketika ada anak asuh yang pulang telat dan pintu rumah sudah dikunci kemudian mereka mengetuk-ngetuk pintu, saya tidak langsung membukakan pintu, namun setelah beberapa menit kemudian saya membukakan pintu untuknya. Hal

Page 102: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

ini saya lakukan agar anak asuh menyadari atas kesalahan yang dilakukannya, kemudian setelah anak asuh tersebut masuk saya memberikan teguran kepada anak asuh saya untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukannya

4 Apa saja upaya orang tua asuh dalam memahami perkembangan anak asuhnya ?

Saya berusaha untuk selalu berkumpul, berinteraksi dengan anak asuh saya untuk membuat suasana di rumah asuh menjadi nyaman bagi mereka. Dan hal ini saya lakukan juga untuk memantau perkembangan dari setiap anak asuh saya dan berusaha untuk memahami emosinya.

5 Apa gaya pengasuhan yang diterapkan bapak kepada anak asuh atau penerima manfaat ?

Saya berusaha untuk melibatkan anak asuh saya ketika ada kegiatan yang harus dilakukan di rumah asuh, jadi saya tidak memaksakan kehendak saya untuk menentukan siapa saja yang harus melakukan kegiatan tersebut, tetapi itu ditentukan atas dasar kesepakatan anak asuh namun saya masih memberi batas kepada mereka.

6 Apa saja kegiatan yang diberikan orang tua asuh selama berada di rumah asuh ?

Kegiatan anak asuh ketika berada di rumah asuh dimulai setiap harinya yakni mulai dari bangun tidur yaitu pukul 04.30 sholat subuh untuk laki-laki wajjib berjamaah di masjid, kemudian mereka piket pagi sampai pukul 07.30. hal ini rutin dilakukan oleh setiap anak asuh yang tinggal di PSBR. Setelah itu anak asuh mengikuti kegiatan di PSBR sampai selesai kegiatan yaitu pukul 16.00 WIB. kemudian anak istirahat dan makan malam, dan setelah itu solat berjamaah wajib bagi laki-laki muslim. Kegiatan selama berada dirumah dimanfaatkan oleh orang tua asuh untuk memberikan motivasi, membantu memediasi jika ada permasalahan antar anak asuh, diskusi, curhat dan menonton tv bersama. Saya berusaha untuk selalu berkumpul,

Page 103: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

berinteraksi dengan anak asuh saya untuk membuat suasana di rumah asuh menjadi nyaman bagi mereka. Dan hal ini saya lakukan juga untuk memantau perkembangan dari setiap anak asuh saya

7 Bagaimana dengan sikap dan perilaku penerima manfaat selama di rumah asuh?

Sikap dan perilaku penerima manfaat selama di rumah asuh menurut saya ya baik-baik saja mas, karena kan sebelumnya semua melalui tahap seleksi di lembaga dan juga ada tahap orientasi yang diberikan oleh koramil. Tapi ya namanya remaja mas, ada aja sih sikap yang kurang sopan ketika masih awal-awal.

8 Sejauh ini apa ada hasil yang terlihat atau terasa dari penerima manfaat setelah mendapatkan sistem asuhan keluarga?

Ya yang saya lihat dan saya rasakan penerima manfaat selama tinggal di rumah asuh (Cottage) sudah ada perubahan-perubahannya mas, karena kan disini ada peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap penerima manfaat, jadi yaa mereka menjadi disiplin dan juga dapat saya lihat penerima manfaat juga sudah cukup mandiri.

Page 104: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Transkrip Wawancara

Penerima Manfaat 1

Nama Inisial : AB

Tempat tanggal lahir : 21 Mei 1995

Jenis kelamin : Laki-laki

Gambaran Fisik :Tinggi sedang, berbadan kurus, rambut

hitam, kulit sawo matang, penglihatan dan

pendengaran normal

Alamat : Cirebon

Umur : 18 tahun

Agama : Islam

Tanggal masuk PSBR : 24 Juni 2013

Tempat Wawancara : Ruang Tamu PSBR

Waktu Wawancara : 2 Nopember 2013 Pukul 10.05

No Pertanyaan Jawaban

1 Sejak kapan kamu berada di PSBR ? Saya berada disini sejak 24 Juni 2013

2 Siapa yang membawa kamu sampai PSBR ?

Kakak saya, dlu dia juga pernah disini, jadi saya diajak kakak saya untuk belajar disini.

3 Apa yang membuat kamu berada di PSBR?

Yaa awalnya karna kakak saya itu mas, saya jadi diajak kesini

4 Bagaimana dengan orangtua kamu ? Orang tua sangat mendukung saya disini mas

5 Saat ini apa yang kamu rasakan ketika berada di rumah asuh ?

Yang saya rasakan yaa beruntung mas, bersyukur juga saya bisa masuk ke sini

6 Apa kamu nyaman berada di rumah asuh ?

Alhamdulillah nyaman-nyaman aja mas hehe

Page 105: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

7 Bagaimana menurut kamu tentang sistem asuhan keluarga?

Ya menurut saya baik mas, karena anak-anak jadi terkontrol gitu mas, ga diabaikian lah

8 Apa saja aktivitas kamu selama berada di rumah asuh ?

Aktivitas di rumah asuh kalau pagi piket, terus paling sore sampai malem ya biasa aktivitas seperti di rumah aja gitu.

9 Seberapa besar/ penting peran orang tua asuh selama di rumah asuh menurut kamu ?

Kalau menurut saya si yaa sangat penting mas, karena kan orang tua asuh yang membimbing kita, yaa kalau gak ada dia yaa ada yang kurang aja gitu mas.

10 Apa saja perkembangan yang kamu rasakan selama berada di rumah asuh ?

Banyak mas, yang tadinya saya kurang disiplin sekarang Alhamdulillah mas udah bisa disiplin hehe

11 Apa sistem tersebut mendukung perkembangan kemandirian kamu?

sistem asuhan keluarga ini sangat mendukung perkembangan kemandirian pada diri saya mas. Yaa memang dua minggu pertama awalnya saya tidak betah berada di rumah asuh karena banyaknya peraturan yang harus saya ikuti, kan biasa dirumah saya bebas-bebas aja mas, terus semakin lama saya di rumah asuh saya merasa sangat beruntung, karena disini sikap dan prilaku saya bisa berubah, yang tadinya males-malesan sekarang saya jadi rajin. Terus juga saya bisa lebih mandiri,saya sudah tahu mana yang harus saya lakukan tanpa harus disuruh oleh orang tua asuh, tetapi saya masih belum sepenuhnya bisa lepas dari orang tuaasuh.

12 Apa saja pengaruh atau hasil dari sistem asuhan keluarga terhadap perkembangan kemandirian kamu ?

Wah banyak mas, tapi ya yang saya paling rasakan yaitu tadi, saya jadi tambah disiplin, saya juga bisa bertanggung jawab dan jadi lebih mandiri mas, saya ga tergantung sama orang tua lagi.

Page 106: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Transkrip Wawancara

Penerima Manfaat 2

Nama Inisial : AIH

Tempat tanggal lahir : 13 April 1995

Jenis kelamin : Perempuan

Gambaran Fisik :Tinggi sedang, berbadan ramping, kulit

sawo matang, penglihatan dan pendengaran

normal, gaya bicara agak pelan

Alamat : Pemalang

Umur : 18 tahun

Agama : Islam

Tanggal masuk PSBR : 24 Juni 2013

Waktu Wawancara : 2 Nopember 2013 Pukul 10.30

No Pertanyaan Jawaban

1 Sejak kapan kamu berada di PSBR ? Saya disini akhir juni mas, tanggal 24

2 Siapa yang membawa kamu sampai PSBR ?

Kakak saya, karena dulu juga dia pernah disini

3 Apa yang membuat kamu berada di PSBR?

Yang membuat saya disini yaa kakak saya, terus juga didukung sama keluarga

4 Bagaimana dengan orangtua kamu ? orang tua mendukung mas

5 Saat ini apa yang kamu rasakan ketika berada di rumah asuh ?

Yang saya rasakan yaa Alhamdulillah saya jadi bisa menjahit, dulu saya sama sekali gak bisa mas

6 Apa kamu nyaman berada di rumah asuh ?

Yaa Alhamdulillah saya nyaman berada disini

Page 107: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

7 Bagaimana menurut kamu tentang sistem asuhan keluarga?

Bagus mas, karena anak –anak jadi gak merasa kesepian. Orang tua asuhnya juga baik mas

8 Apa saja aktivitas kamu selama berada di rumah asuh ?

Aktivitas saya kalau pagi piket, siang bimbingan keterampilan menjahit, terus kalau sore ya kumpul di rumah asuh

9 Seberapa besar/ penting peran orang tua asuh selama di rumah asuh menurut kamu ?

Penting mas, karena kan orang tua asuh disini yang menggantikan peran orang tua kandung, jadi kalau ga ada orang tua asuh ya jadi gak maksimal lah

10 Apa saja perkembangan yang kamu rasakan selama berada di rumah asuh ?

Banyak mas, dulu mah waktu di rumah manja banget sama ibu. Nggak mau makan kalau nggak sama ibu, terus males juga nggak kaya sekarang lah ada kemajuan saya lebih bisa mandiri, saya sudah tau hak dan kewajiban saya sebagai anak sehingga saya dapat mengerjakan tugas saya tanpa harus disuruh dahulu oleh orang tua asuh. Yaa intinya disini saya bisa disiplin dan lebih mandiri.

11 Apa sistem tersebut mendukung perkembangan kemandirian kamu?

Ya mendukung.

12 Apa saja pengaruh atau hasil dari sistem asuhan keluarga terhadap perkembangan kemandirian kamu ?

Ya hasilnya yang utama si saya merasa lebih mandiri dan disiplin, karena disini ka nada peraturan yang harus ditaati dan ada orang tua asuh yang selalu mengawasi kita, jadi yaa semakin kesini saya sudah tau mana kewajiban saya yang saya harus kerjakan tanpa perlu disuruh lagi. Saya juga jadi tambah rajin mas disini.

Page 108: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Transkrip Wawancara

Penerima Manfaat 3

Nama inisial : YK

Tempat tanggal lahir : 13 April 1995

Jenis kelamin : Laki-laki

Gambaran Fisik :tinggi sedang, berbadan kurus, rambut

hitam bergelombang, kulit sawo matang,

penglihatan dan pendengaran normal

Alamat : Lampumg

Umur : 18 tahun

Agama : Islam

Tanggal masuk PSBR : 24 Juni 2013

Waktu Wawancara : 2 Nopember 2013 Pukul 11:00

No Pertanyaan Jawaban

1 Sejak kapan kamu berada di PSBR ? Dari tanggal 24 Juni 2013 mas

2 Siapa yang membawa kamu sampai PSBR ?

Yang bawa saya kesini saya awalnya karena dibilangin sama kakak aja, kalau di rumah nggak ngapa-ngapain mending ke PSBR aja begitu mas. Yaudah jadi saya putuskan untukn kesini saya mas.

3 Apa yang membuat kamu berada di PSBR?

Ya yang membuat saya di PSBR sih awalnya kakak saya mas.

4 Bagaimana dengan orangtua kamu ? Orang tua sih mendukung ya mas, karena kan kakak saya juga pernah di PSBR, jadi orang tua sudah tau

5 Saat ini apa yang kamu rasakan ketika berada di rumah asuh ?

Yaa yang saya rasakan si saya bersyukur sekali yaa mas bisa berada disini, karena segala kebutuhan dasar disini sudah terpenuhi dan juga disni kita diajarkan bimbingan keterampilan untuk bekal hidup nanti mas setelah keluar dari PSBR. Alhamdulillah lah

Page 109: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

6 Apa kamu nyaman berada di rumah asuh ?

Alhamdulilah ya mas saya disini nyaman-nyaman aja, yaa kalu ga nyama saya bikin nyaman sendiri hhe, yaa karena kan ini semua untuk kepentingan saya juga nantinya

7 Bagaimana menurut kamu tentang sistem asuhan keluarga?

Kalau untuk sistem asuhan keluarga yam as menueut saya si bagus mas, karena kita jadi bisa dikontrol atau diperhatikan oleh orang tua asuh. Orang tua asuh juga disini baik-baik mas, yaa kalau suka membentak sih wajar-wajar aja kalu kitnta bandel .hehehe

8 Apa saja aktivitas kamu selama berada di rumah asuh ?

Kalau di rumah asuh paling pagi piket, terus sama sore kadang-kadang piket lagi dan malamnya paling kumpul sama orang tua asuh yhaa kadang-kadang dikasih motivasi juga sama orang tua asuh

9 Seberapa besar/ penting peran orang tua asuh selama di rumah asuh menurut kamu ?

Wahh…sangat penting mas. Orang tua asuh disini banyak membantu saya untuk tetap semangat mengikuti program di PSBR ini, karena kalau nggak ada orang tua asuh ya saya merasa kurang diperhatikan aja begitu mas

10 Apa saja perkembangan yang kamu rasakan selama berada di rumah asuh ?

Alhamdulillah saya selama disini beda sekali mas dengan di rumah, disini saya bisa lebih hidup teratur, disiplin dan mandiri mas, karena disini kan kita tidak harus bergantung terus dengan orang tua, jadi saya merasa selama disni ya saya lebih mandiri mas.

11 Apa sistem tersebut mendukung perkembangan kemandirian kamu?

Yaa sangat mendukung mas

Page 110: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

12 Apa saja pengaruh atau hasil dari sistem asuhan keluarga terhadap perkembangan kemandirian kamu ?

Yaa sebelumnya saya nggak ngapa-ngapain kalau di rumah, teman-teman saya pengangguran semua. Tapi waktu saya pulang ke rumah saya ajak teman saya kesini nggak mau mereka mas. Yaa ketika selama saya berada disini kurang lebih sudah hampir 5 bulan, saya merasa beruntung banget mas, disini saya dapat pengalaman dan bimbingan keterampilan las, ya daripada saya di rumah nggak ngapa-ngapain mas, dan ketika saya di rumah asuh juga saya dapat lebih mandiri karena di adanya peraturan yang membuat saya menjadi disiplin. Saya jadi lebih bisa dalam mengatur waktu, Saya juga jadi tau mana yang benar dan yang salah saya,saya sudah tahu mana yang harus saya lakukan tanpa harus disuruh oleh orang tua asuh, kalau saya bisa saya kerjain sendiri yaa saya kerjakan .

Page 111: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Transkrip Wawancara

Penerima Manfaat 4

Nama Inisial : ATA

Tempat tanggal lahir : 28 Agustus 1995

Jenis kelamin : Perempuan

Gambaran Fisik :Tinggi sedang, berbadan ramping,

kulit sawo matang, penglihatan dan

pendengaran normal

Alamat : Cirebon

Umur : 18 tahun

Agama : Islam

Tanggal masuk PSBR : 24 Juni 2013

Waktu Wawancara : 2 Nopember 2013 Pukul 11:45

No Pertanyaan Jawaban

1 Sejak kapan kamu berada di PSBR ? Di PSBR itu saya akhir juni mas, tanggal 24

2 Siapa yang membawa kamu sampai PSBR ?

Kakak saya, karena sebelumnya kakak saya pernah disini, terus saya disuruh kakak saya untuk ke PSBR.

3 Apa yang membuat kamu berada di PSBR?

Yaa kata kakak saya si disini ada pelatihan keterampilan-keterampilan gitu, terus says tertarik sama keterampilan montir yaa jadi saya kesini deh.

4 Bagaimana dengan orangtua kamu ? Orang tua si mendukung mas

5 Saat ini apa yang kamu rasakan ketika berada di rumah asuh ?

Sekarang si yang saya rasakan ada perbedaan ya mas sebelum saya disini. Dulu saya cuma bantuyin orang tua aja dirumah ga punya keterampilan , tapi sekarang ya saya jadi bisa dan tau tentang teknik montir (senyum)

Page 112: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

6 Apa kamu nyaman berada di rumah asuh ?

Nyaman-nyaman aja mas.

7 Bagaimana menurut kamu tentang sistem asuhan keluarga?

Bagus, saya jadi nggak merasa kesepian, ka nada orang tua asuh yang berperan sebagai pengganti orang tua kandung.

8 Apa saja aktivitas kamu selama berada di rumah asuh ?

Di rumah asuh paling pagi piket, terus kumpul sama teman-teman rumah. Ya kalau lagi libur paling nonton tv bareng

9 Seberapa besar/ penting peran orang tua asuh selama di rumah asuh menurut kamu ?

Penting mas, kalau ga ada orang tua asuh, anak-anak jadi benadel-bandel mas, jadi bebas gitu gak ada yang ngatur-ngatur biar disiplin.

10 Apa saja perkembangan yang kamu rasakan selama berada di rumah asuh ?

Selama saya berada dirumah asuh menurut saya sistem asuhan keluarga disini sangat mendukung perkembangan kemandirian saya mas, karena kan kalau di rumah sendiri saya bebas mas mau ngapain aja gitu, tapi kalau disini yaa saya berusaha menjadi disiplin dan mandiri. Disini membuat saya menjadi tidak bergantung pada orang lain untuk menuruti segala peraturan yang ada, dan itu yang membuat saya lebih bisa bertanggung jawab terhadap diri saya sendiri dan lebih mandiri.

11 Apa sistem tersebut mendukung perkembangan kemandirian kamu?

Yaa…mendukung sekali

12 Apa saja pengaruh atau hasil dari sistem asuhan keluarga terhadap perkembangan kemandirian kamu ?

Pengaruhnya yaa saya jjadi lebih disiplin dan menjadi mandiri, saya juga bisa bertanggung jawab pada diri saya sendiri

Page 113: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Transkrip Wawancara

Gambaran Umum Lembaga

Nama : Ibu Sri Wahyuni

Jabatan : Staff Tata Usaha

Tanggal Wawancara : 4 September 2013

Waktu Wawancara : Pukul 14.00 s/d 15.00 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Tata Usaha

No Pertanyaan Jawaban

1 Silahkan bapak/ibu jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem asuhan keluarga (cottage system), sejak kapan (cottage system)diberlakukan, serta kriteria penerima manfaat?

Sistem asuhan keluarga ini adalah dimana peneriman manfaat dikelompokan menjadi beberapa kelompok kemudian ditempatkan di rumah (Cottage) dimana dalam rumah asuh tersebut terdapat orang tua asuh yang akan menjadi orang tua pengganti peneriman manfaat selama berada di panti. Orang tua asuh berperan untuk membimbing, melindungi, membina dan mengarahkan anak asuhnya untuk dapat melaksanakan tugas danmkewajibannya selama berada di PSBR. Sistem asuhan keluarga diberlakukan sejak PSBR berdiri sampai sekarang. Untuk kruteria penerima manfaat yaitu harus lulus seleksi, memenuhi persyaratan yang ada di PSBR

2 Siapa saja yang berhak menjadi orang tua asuh di PSBR ?

Yang berhak menjadi orang tua asuh adalah semua pegawai di PSBR dan yang bersedia menjadi orang tua asuh.

3 Apa dan siapa saja komponen yang terkait dari sistem asuhan keluarga?

Untuk komponen sistem asuhan keluarga ada alh yang pertama tentu adanya keluarga asuh, yang kedua adanya rumah asuh dan perlengkapannya, dan yang terakhir adalah anak asuh atau penerima manfaat di PSBR Bambu Apus, Jakarta Timur.

Page 114: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

4 Apa saja kegiatan yang diberikan oleh lembaga dalam mendukung perkembangan kemandirian remaja ?

Kegiatan yang diberikan oleh lembaga yaitu ada bimbingan sosial, bimbingan agama, bimbingan keterampilan. Selain bimbingan-bimbingan juga ada olahraga, ekskul,lomba-lomba, wisata, dan magang untuk satu bulan terakhir.

5 Bagaimana pembagian kelompok rumah asuh (Cottage) bagi penerima manfaat ?

Untuk pembagian kelompok disini setelah penerima manfaat lolos seleksi maka akan dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan yang perempuan. Kemudian kan penerima manfaat ini dari berbagai daerah, suku, dan latar belakang yang berbeda, nah disini kita campur antara penerima manfaat dengan yang berbeda latar belakangnya agar mereka tidak membuat “gang” dalam setiap rumah asuh dan agar mereka juga dapat mengetahui latar belakang temannya yang berbeda daerah.

Page 115: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 116: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 117: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 118: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 119: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 120: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 121: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 122: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 123: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,
Page 124: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Patung selamat datang PSBR Bambu Apus Jakarta Timur (tampak depan)

Halaman depan PSBR Bambu Apsu Jakarta Timur

Page 125: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Rumah asuh seruni 2, salah satu rumah asuh (Cottage) di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Salah satu kamar tidur untuk penerima manfaat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Page 126: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Ruang berkumpul orang tua asuh dan anak asuhnya (penerima manfaat) di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Bapak Suroso selaku orang tua asuh dan pekerja sosial di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Page 127: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Wawancara dengan Bapak Suroso pada 31 Oktober 2013 pukul 14:00 di ruang Pekerja Sosial PSBR Bambu Apus Jakarta Timur

Wawancara dengan ATA salah seorang penerima manfaat di PSBR Bambu ApusJakarta Timur pada 2 Nopember 2013

Page 128: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Wawancara dengan YK, salah seorang penerima manfaat di PSBR Bambu Apsu Jakarta Timur pada 2 Nopember 2013

Wawancara dengan AB, salah seorang penerima manfaat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada 2 Nopember 2013

Page 129: PERAN ORANG TUA ASUH DALAM MENDUKUNG …...harus dipersiapan sejak dini oleh orang tua melalui pemenuhan kebutuhan baik fisik, mental maupun sosial yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya,

Wawancara dengan AIH penerima manfaat PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada 2 Nopember 2013