PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN...

54
PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN KEHIDUPAN SOSIAL DI KAMPUNG KARANG MULYA KELURAHAN KARANG MULYA KECAMATAN KARANG TENGAH KOTA TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: ABDUL KAHFI 1112015000079 PROGRAM STUDI TIDRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN...

Page 1: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP

PERUBAHAN KEHIDUPAN SOSIAL DI KAMPUNG KARANG

MULYA KELURAHAN KARANG MULYA KECAMATAN

KARANG TENGAH KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

ABDUL KAHFI

1112015000079

PROGRAM STUDI TIDRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

LE■lBAR PLNGLsAttAλ ttOSE卜 PじシlBl絆13量RCi

PERAN MAJELIS TAKLI]鞭 AR―RIDHO TERllADAP PERUBAIHAN

IEttJttlfPAN SOSIA■ iD‡ X,ミ爆pliヽ C KARANGヽ :liモ.YA KttLじ RAttAヽ

誰ARAttC Mヒ:LYA KECAttA`TAN KARARG■ .E卜もAtt KO.1:A

TANGERANG

Sk五psi

∋illu証娘 KCpa也2 Fa競聾tas ttlll駐.I熟

島lya■ dan Kcttll‐ tlall

暮11軸k Mclnttlllli Sy慰・anfetllpel・olch Gel征 Sattana PCndidik(独

01cll i

Aita穫磯Kam重

NIⅣl l ll12015000079

iヽcngcsallkani

PttniDiIIlじ ittg Skripsi]

『RじむRAl・lS'l■ iD重 1'ADRIS[LMl,PERむ ETAHtiA卜 SOSIA重″

FAKULTAS ILj■ liU TARBIYAH DAN KEGIIRUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAII

t]AKAltIA

2019

NコP,196709092007011033 NIP。 198403122015031002

Page 3: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

[」爾 il「LR PEttl]ヾ YAttFFLFL]ヾ UJtt REEIヒ E]嗜 S二

Selumh reおrensi yang ttgunよ翻l dalan pendittm yttg bttudlll Pengar職 1

ξ奪職 塗 打lajttis ia油聾 A「_ktthO■ ‐eI圭轟Cap FerubaLan kelli感 磯pan Sosiai撥 』

Kampttrlg KaFang ⅣIulya Kclurahall Karang lィ Iulya Kecalnatall Karattg

'rengah]KOta Tangerang yang disust111 01Cll:

H難 駐

NIM

Jlll■lsall

]懇羅轟

11曇墾頓 墾幾窪

:1112015000079

:Pclldidikall lhじ Pellgetallllan Sosial

i憩黒通Tttiy墨 懇 臨 曇軸

Tel滅畿dittikebettralttyaolehDoscllPeJnbimbittgpadatallgga129Ⅳ larct2019

」曇避雲乳 3尋 建警籍裟聖争量参

Yang menguji"

Pttl議 121慾ま最3貫

||L

NIP。 196709092007011033 NilP.198403122015031002

Page 4: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi bettudul “Peran ⅣIajelis Taklim Ar― Ridho Terhadap PerubahanKehidupan Sosial di Kampung Karang MIIlya Kelurahan Karang M[ulyaKecamatan ttrang Tel電 ah Kota Tangerang''disusun olch Abdul tthニ■lIM.H12015000079,Program Sttldi IPS prodi Sosiologi,dittllkan kepadaFakultas IImu Tarbiyah dan Kcguruall LIIN SyaHf Hidayatdhh Jakana dall tclah

dinyatakan lulus dalam uian IMllllaqasah ptta tangga1 23 Ap● 1 2019 dihadapandewan peコg」i.Karena itu,pellulis berllak memperoleh gelar Sttana Pendidikan

(S.Pd)dalalll bidallg Pcndidikan IPS.

Jakarta,26 Ap五 12019

Pallitt LTitt MIIlaq面

1`anggal Tanda Tangan

Ketua Panitia(Ketua」 urusarrograFn Sttldi)

DL Iwan P“ P/a曇れ ]狐.PdblIP.197304242008011012

Sekretaris(SekFetaris JuFuSttrFOgFaln Stdi)

Drs.Svari●u1loh,M.SiNIP.196709092007011033

Pen劉lI

D■ Iwan PIIrwanton M.Pd理 _19730424200801 1012

Pen劉りlⅡ

Neng Sri Nuraent M.PdhTIP.2005058801

Mengctahr"ri.

akultas Ilntu Tarbiyirh dan Kegtrruan

03191998032001

Page 5: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

鑽 ::

KEPIIENTERIAN AGALIAUIN JAKARTAFITKυ17/Hノ ,αη′を訪 9,C´

“″′ノ5イノ2′ηdοη

“′α

FORVI(FD

No.Dokumcn : FITK― FLAKD‐ 089

Tgl. Terbit : I Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tan

Nama

TempaUTgl.Lahir

NIM

Jurusan / Prodi

Judul Skripsi

gan di balval■ ini,

Abdul Kahi

Tangcrang,17」 uni 1992

1112015000079

Pendidikan IPS/Sosiologi

Pcrall MtteliS Taklim Ar¨ Ridho Terlladap Peruballan Kehidupan

Sosial di Kampung Karang Mulya Kelurahan Karang MulyaKecamatan Karang Tengah Kota Tangerang

Dosen Pttbimbing :1.Drso Syanpulloh,M.Si

2.AndH Noor Ardiansyah,NI.Si

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya

bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah"

Jakarla, 26 Maret 2019Penulis

Abdul Kahfl

NIM.1112015000079

Page 6: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

i

ABSTRAK

Abdul Kahfi ( 1112015000079) Peran Majelis Taklim Ar-Ridho Terhadap

Perubahan Kehidupan Sosial di Kampung karang Mulya Kelurahan

Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang. Skripsi

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universutai Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini menggambarkan peran Majelis Taklim Ar-Ridho terhadap

kehidupan sosial masyarakat di kampung karang mulya. Majelis Taklim

merupakan lembaga pendidikan nonformal Islam yang memiliki kurikulum

tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, diikuti oleh jamaah yang

relative banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan

yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan

manusia dan antara manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina

masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT. Pembinaan Agama Islam bagi

ibu-ibu di Majelis Taklim Ar-Ridho di Kampung Karang Mulya Kelurahan

Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang merupakan penelitian

yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembinaan agama Islam bagi ibu-ibu

di Majelis Taklim Ar-Ridho

Jenis penelitian kualitatif, Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara purposive sampling sebanyak 15. Metode yang digunakan adalah

kualitatif dengan sumber data sebagai berikut: Data Primer, Data Sekunder.

Lokasi Penelitian Kampung Karang Mulya Kel. Karang Mulya, Kec. Karang

Tengah, Kota Tangerang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

Observasi, Wawancara dan dokumentasi, dan dilakukan analisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan tahap; Pengumpulan

data, pengolahan data, analisis data.

Hasil enelitian adalah; Keberadaan Majelis Taklim Ar-Ridho di Kampung

Karang Mulya Kelurahan Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah memainkan

peran yang cukup signifikan. Hal itu dapat di cermati dalam berbagai aspek serta

orientasi Majelis Taklim tersebut. Adapun yang menjadi arah orientasi Majelis

Taklim Ar-Ridho seperti: sebagai tempat membina dan mengembangkan ilmu

serta keyakinan agama, sebagai ruang silaturahmi dan kontak sosial, Peran dari

mejelis taklim Ar-Ridho berbagai media perubahan dalam masyarakat. Adapun

yang bentuk-bentuk perubahan yang terjadi meliputi: perubahan pola pikir,

perubahan cara berpakaian, perubahan sikap dalam proses interaksi sosial, adanya

rasa solidaritas antar masyarakat dalam membantu orang-orang yang kurang

mampu, terjalinnya silaturahmi sesama masyarakat,

Kata Kunci : Peran, Majelis Taklim Ar-Ridho, Kehidupan Sosial

Page 7: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

ii

ABSTRACT

Abdul Kahfi (1112015000079) Role of Majelis Taklim Ar-Ridho on Social

Life in Karang Mulya Village, Karang Mulya Village, Karang Tengah

District, Tangerang City. Thesis Department of Social Sciences Education

Sociology Study Program at the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training

State Islamic University of Islamic State Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research describes the role of Majelis Taklim Ar-Ridho on the social life of

the community in the kampung kampung mulya. Majelis Taklim is an Islamic non-

formal educational institution that has its own curriculum, is held regularly and

regularly, followed by relatively many worshipers, and aims to foster and develop

polite and harmonious relations between humans and Allah, between humans and

humans and between humans and its environment, in order to foster a people who

fear God. The development of Islamic Religion for mothers in the Majelis Taklim

Ar-Ridho in Karang Mulya Village, Karang Mulya Sub-District, Karang Tengah

Sub-District, Tangerang City is a study that aims to find out how to foster Islamic

religion for mothers in Majelis Taklim Ar-Ridho.

Type of qualitative research, Determination of informants in this study was

carried out by purposive sampling as many as 15. The method used is qualitative

data sources as follows: Primary Data, Secondary Data. Research Location of

Karang Mulya Village Kel. Karang Mulya, Kec. Karang Tengah, Tangerang City.

Data collection techniques were carried out by means of observation, interviews

and documentation, and carried out analysis using qualitative descriptive analysis

techniques with stage : Data collection, data processing, data analysis.

The results of the study are; The existence of Majelis Taklim Ar-Ridho in Karang

Mulya Village, Karang Mulya Sub-District, Karang Tengah District plays a

significant role. This can be observed in various aspects and orientation of the

Taklim Assembly. As for the orientation of the Majelis Taklim Ar-Ridho, such as:

as a place to foster and develop religious knowledge and beliefs, as a space for

friendship and social contact. The role of the Taklim Ar-Ridho panel of various

media changes in society. As for the forms of change that occur include: changes

in mindset, changes in how to dress, changes in attitudes in the process of social

interaction, the sense of solidarity between people in helping people who are less

fortunate, the establishment of friendship among the community,

Keywords: Role, Assembly Taklim Ar-Ridho, Social Life

Page 8: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

iii

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Dengan segala kerendahan dan keihklasan hati penulis mengucapkan

Alhamdulillahirobbil`alamin. Segala puji hanyalah milik Allah SWT, pencipta

semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, para sahabat dan para

siapa saja yang mengikuti sunnah-sunnah beliau sampai akhir zaman. Dengan izin

Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Peran majelis

Taklim Ar-Ridho Terhadap Perubahan Kehidupan Sosial di Kampung Karang

Mulya Kelurahan Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan

dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

bSelanjutnya, penulis menyadari bahwa kehadiran skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan

terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang tak

terhingga layak penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Ibu

Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc. Ma.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yaitu Ibu Dr. Sururin, M.Ag.

3. Ketua Program Studi Tidris Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu Bapak Dr.

Iwan Purwanto, M.Pd.

4. Sekretariat Program Studi Tidris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Sekaligus Dosen Pembimbing

skripsi, yakni Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si.

Page 9: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

iv

5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk membimbing dan selalu memberikan arahan juga nasehat

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya seluruh

Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah

memberikan pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama pelaksanaan

studi.

7. Seluruh Staff Perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan kemudahan untuk meminjam berbagai

referensi yang dibutuhkan oleh penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kedua Orang Tuaku tercinta dan terkasih yang tak pernah lelah

memotivasi, baik moril ataupun materil.Serta senantiasa mendoakan tanpa

putus dalam perjuangan menyelesaikan studi.

9. Kakak-kakakku tersayang, Ahmad Junawan, Ahmad Saputra, dan Rosita

yang tidak pernah menyerah untuk penulis dalam membimbing dan

mendukung penyelesaian studi.

10. Teman seperjuangan Abidillah Syawaluddin, Skripsi ini adalah

representasi kita bersama.

11. Semua pihak yang yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, 22 April 2019

Penulis,

Abdul Kahfi

Page 10: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

v

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACK ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 4

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 6

A. Hakikat Peran ................................................................................. 6

1. Pengertian Peran ............................................................................ 6

B. Fungsi Agama Terhadap Kehidupan .............................................. 8

C. Pendidikan Keimanan Dalam Islam ............................................... 12

D. Majelis Taklim ............................................................................... 13

1. Pengertian Majelis Taklim ....................................................... 13

2. Fungsi dan tujuan Majelis Taklim ........................................... 16

3. Peranan Majelis Taklim ........................................................... 18

4. Macam-Macam Majelis Taklim ............................................... 20

5. Metode Yang digunakan Majelis Taklim ................................. 22

E. Agama pendorong Perubahan Sosial ............................................. 26

F. Kerangka Berpikir .......................................................................... 29

G. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 32

Page 11: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

vi

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 33

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................... 33

B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 34

C. Tahap-tahap Kegiatan Penelitian ................................................... 34

D. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 35

E. Instrument Penelitian ..................................................................... 37

F. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 37

G. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................... 38

H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 41

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 41

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 42

2. Profil Informan ......................................................................... 44

3. Gambaran Majelis Taklim Ar-Ridho ....................................... 48

4. Peran Majelis Taklim Ar-Ridho ............................................... 60

B. Pembahasan .................................................................................... 67

1. Gambaran Keberadaan Majelis Taklim Ar-Ridho ................... 67

2. Peran Majelis Taklim Ar-Ridho ............................................... 69

BAB V KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 72

A. Kesimpulan .................................................................................... 72

B. Implikasi ......................................................................................... 73

C. Saran ............................................................................................... 73

DAFTRA PUSTAKA ..................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dilihat dari stuktur organisasinya, Majelis taklim termasuk

organisasi pendidikan non-formal namun mempunyai sumbangsih yang

sangat besar. Majelis Taklim adalah salah satu lembaga pendidikan

non- formal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan

kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamaahnya serta mewujudkan

rahmat bagi alam semesta.

Pembinaan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

penghayatan, pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam dari anggota

pengajian, serta membentuk pribadi yang sholeh dan meningkatkan

kehidupan sosial manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang sangat

efektif dan aman. Berbicara pendidikan keluarga berarti berbicara tentang

perempuan sebagai ibu. Perempuan (ibu) adalah pendidik Bangsa.

Untuk mengembalikan nilai kerakyatan dan kemanusiaan, proses

pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran ibu. Apabila perempuan

terdidik dengan baik niscaya pemerataan pendidikan telah mencapai

sasaran sebab ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga.

Minim sekali orang yang terlepas dari jangkauan ibunya. Ibu adalah

pendidik sekaligus sekolah bagi rakyat yang mau mengajar tanpa

mengenal lelah.

Majelis taklim merupakan pendidikan tertua dalam Islam, yang

dimulai sejak Rasululloh Saw mengadakan kegiatan kajian dan pengajian

di rumah Arqam bin Abil Arqam (Baitul Arqam).1 Dari sejarah

kelahirannya, Majelis taklim merupakan lembaga pendidikan tertua

dalam Islam, sebab sudah dilaksanakan sejak zaman Rasulullah saw.

1 Musthaa as-siba’i Sirah Nabawiah Pelajaran Dari Kehidupan Nabi ( Solo: Era Adicitra

Intermedia, 2011), h.38

Page 13: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

2

Sekalipun tidak disebut dengan Majelis taklim. Rasulullah SAW.

menyelengarakan sistem taklim secara periodik di rumah sahabat Arqam

di Mekah di mana pesertanya tidak dibatasi oleh usia dan jenis kelamin. Di

kalangan anak-anak pada zaman Nabi juga dikembangkan kelompok

pengajian khusus yang disebut al-kuttab, mengajarkan baca Al-Quran,

yang pada masa selanjutnya menjadi semacam pendidikan formal untuk

kanak-kanak.

Pada periode Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata

dalam masyarakat, penyelengaraan pengajian lebih pesat. Rasulullah

SAW duduk di Masjid Nabawi memberikan pengajian kepada sahabat

dan kaum muslimin ketika itu. Dengan cara tersebut Nabi SAW telah

berhasil menyiarkan Islam, dan sekaligus berhasil membentuk karakter dan

ketaatan umat. Nabi saw juga berhasil membina para pejuang Islam yang

tidak saja gagah perkasa di medan perjuangan bersenjata membela dan

menegakkan Islam, tetapi juga terampil dalam mengatur pemerintahan dan

membina kehidupan masyarakat.2 Pengajian yang telah dilakukan oleh

Rasulullah SAW tersebut dilanjutkan oleh para sahabat, tabi’ al-tabi’in

dan sampai sekarang berkembang dengan nama Majelis taklim, yaitu

pengajian yang diasuh dan dibina oleh tokoh agama atau ulama.

Pada masa puncak kejayaan Islam, terutama di saat Bani Abbas

berkuasa, Majelis taklim, di samping dipergunakan sebagai tempat

menimba ilmu juga menjadi tempat para ulama dan pemikir

menyebarluaskan hasil penemuan atau ijtihadnya. Barangkali tidak salah

bila dikatakan bahwa para ilmuan Islam dalam berbagai disiplin ilmu

ketika itu merupakan produk dari Majelis taklim.

Sementara di Indonesia, terutama di saat-saat penyiaran Islam oleh

para wali yang dahulu, juga mempergunakan Majelis taklim untuk

menyampaikan dakwah. Dengan demikian, Majelis taklim juga merupakan

lembaga pendidikan yang sudah cukup tua di Indonesia. Barulah

kemudian seiring dengan perkembangan ilmu dan pemikiran dalam

2 Hasil Wawancara Penulis dengan Ketua Majlis taklim Ar-Ridho

Page 14: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

3

mengatur pendidikan, di samping Majelis taklim yang bersifat non-formal,

tumbuh lembaga pendidikan yang formal, seperti pesantren, madrasah,

dan sekolah. Jadi, menurut pengalaman historis, sistem Majelis taklim

telah berlangsung sejak awal penyebaran Islam di Saudi Arabia, kemudian

menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam di Asia, Afrika, dan Indonesia

pada khususnya sampai sekarang.

Berbagai kegiatan Majelis taklim yang telah dilakukan merupakan

proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama

sehingga perempuan mampu merefleksikan tatanan normatif yang mereka

pelajari dalam realitas kehidupan sehari-hari. Majelis taklim adalah wadah

pembentukan jiwa dan kepribadian yang agamis yang berfungsi sebagai

stabilitator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat Islam. Maka

sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami mendapat

perhatian dan dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta insan-insan

yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental

spiritual dalam upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin

mengglobal dan maju.

Perempuan berperan penting dalam pembentukan karakter anak

dengan memberikan pendidikan yang baik untuk perempuan itu berarti

memberi peluang besar menjadikan generasi penerus bangsa yang kuat

secara fisik dan amanah secara psikis. Majelis taklim merupakan salah satu

wadah yang anggotanya mayoritas perempuan mencari ilmu,

mengembangkan daya kreatif bakat seni, yang ada pada dirinya,

bersilaturahmi, dan berdzikir bersama.

Berdasar pada uraian di atas, penulis terpanggil untuk meneliti

kegiatan Majelis Taklim ini dengan judul: “Peran Majelis Taklim Ar-

Ridho Terhadap Perubahan Kehidupan Sosial di Kampung Karang

Mulya Kelurahan Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah Kota

Tangerang”.

Page 15: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

4

B. Identifikasi Masalah

Kampung Karang Mulya yang terletak berdekatan dengan ibu kota

DKI jakarta tentu saja mempunyai berbagai persoalan sosial, minimnya

ilmu pengetahuan bisa memperburuk kondisi masayarakat di lingkungan

tersebut, penulis melihat Majelis taklim memiliki peran yang cukup

penting dalam pembentukan karakter masyarakat. Penulis melihat

perlunya mengkaji lebih dalam bagaimana sesungguhnya peran Majelis

taklim dalam mengawal kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai

berkehidupan sosial bagi masyarakat.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini fokus pada Majelis taklim Ar-Ridho, yang terletak di

Kampung Karang Mulya RT 002 RW 07 Kelurahan Karang Mulya

Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang. dimana Majelis Taklim Ar-

Ridho merupakan salah satu lembaga pendidikan non-formal khusus untuk

kaum perempuan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, penulis

mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran keberadaan Majelis Taklim Ar-Ridho

di Kelurahan Karang Mulya , Kecamatan Karang Tengah Kota

Tangerang?

2. Bagaimana peran Majelis Taklim Ar-Ridho terhadap

perubahan kehidupan sosial di Kampung Karang Mulya

Kelurahan Karang tengah Kota Tangerang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini

bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran keberadaan Majelis Taklim Ar-Ridho

Kelurahan Karang Mulya, Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang.

Page 16: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

5

2. Untuk mengetahui gambaran perubahan kehidupan sosial masyarakat

di Kampung Karang Mulya Kelurahan Karang Mulya Kecamatan

Karang Tengah Kota Tangerang setelah bergabung dengan Majelis

taklim Ar-Ridho.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Secara Umum

a. Manfaat penelitian dalam bidang ilmu, hasil penelitian ini di

harapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan keberadaan Majelis Taklim.

b. Untuk pengembangan penelitian lanjutan atau mungkin dapat di

jadikan sebagai referensi pada penelitian sejenis.

2. Secara Khusus

a. Bagi pengurus Majelis Taklim Ar-Ridho dapat mengembangkan

kegiatan ibu-ibu dalam bidang kegiatan sosial keagamaan pada

masyarakat di Kampung Karang Mulya Kelurahan Karang Mulya

Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang.

b. Bagi anggota Majelis taklim dapat menambah pengetahuan

keagamaan dan keterampilan melalui kegiatan Majelis taklim.

Page 17: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Peran

Dalam perkembangan ilmu susatu istilah tidak terlepas dari aspek

yang ditinjau. Mengenai istilah peran dalam perkembanannya memiliki

aspek tinjauannya. Adapun berbagai tinjauan tentang peran adalah sebagai

berikut.

1. Pengertian Peran

Menurut Abu Ahmadi, peran adalah kompleks pengharapan

manusia terhadap cara individu harus bersikap dan berbuat dalam

situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosial. Sedangkan dalam

kamus bahasa Indonesia peran adalah suatu yang menjadi bagian atau

memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya peristiwa.1

Sedangkan menurut Viethzal Rivai dan Sylviana Murni peran

dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari

seseorang dalam posisi tertentu.

Peran lebih menunjukan pada fungsi penyesuaian diri dan

sebagai sebuah proses. Peran yang dimiliki oleh seseorang mencakup

tiga hal antara lain:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan

posisi seseorang di dalam masyarakat. Jadi, peran di sini

bisa berarti peraturan yang membimbing seseorang dalam

masyarakat.

b. Peran adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dalam

masyarakat.

c. Peran juga merupakan perilaku seseorang yang penting

bagi struktur sosial masyarakat.

1 Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya: Amelia, 2003), h. 735

Page 18: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

7

Pendekatan fungsional menganggap masyarakat terintegrasi

atas dasar kata sepakat anggota-anggotanya akan nilai-nilai

kemasyarakatan tertentu. General agreements ini memiliki daya yang

mampu mengatasi perbedaan- perbedaan pendapat dan kepentingan

di antara para anggota masyarakat. Masyarakat sebagai suatu sistem

sosial, secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk

equilibrium2.

Dari uraian di atas terlihat bahwa suatau pranata atau

institusi tertentu dapat fungsional bagi suatu unit sosial tertentu dan

sebaliknya disfungsional bagi unit sosial yang lain. Robert K. Merton

membedakannya atas fungsi manifest dan fungsi laten. Fungsi

manifest adalah fungsi yang diharapkan (intended). Sedangkan fungsi

laten adalah sebaliknya yakni fungsi yang tidak diharapkan.3 Veeger

menjelaskan bahwa tiap sistem sosial terdiri dari pola-pola perilaku

tertentu. Perilaku ini merupakan suatu struktur dalam dua arti.Pertama,

relasi-relasi sendiri antara orang bersifat agak mantap dan tidak

cepat berubah; kedua, mereka mempuyai corak atau bentuk yang

relatif tetap.4

Parson dalam menginventarisasikan kategori-kategori yang

harus dipakai untuk analisis sistem-sistem sosial, pengelompokan

mereka dan perbandingan mereka satu sama lain. Kategori-kategori

itu mengambarkan ciri-ciri pokok relasi-relasi dalam proses interaksi.

Ciri-ciri itu diklasifikasikan dalam lima bentuk masing-masing

bertentangan satu terhadap yang lain. kelima klasifikasi itu menurut

Parson sebagai berikut:

a. Perasaan (affectivity) atau netral perasaan (affectivity neutrality);

2 Nasikun.Sistem Sosial Indonesia. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2012) h. 37

3 George Ritzer. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. (Jakarta: Rajawali

Pres. 2011) h. 22 4 Veeger. Realitas Sosial (refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat

dalam cakrawala sejarah sosiologi).(Jakarta: PT Gramedia. 1986) h. 202

Page 19: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

8

b. Arah diri (self-orientation) atau arah kolektifitas (collectivity

orientation).

c. Partikularisme atau universalisme.

d. Status bawaan atau status perolehan sendiri yang perlu

diperhitungkan.

e. Campur-baur (diffuseness) atau tertentu (specificity).5

Selain mengklasifikasikan ciri-ciri struktural yang membeda-

bedakan sistem sosial satu dengan yang lain, Parson juga

merumuskan empat prasyarat fungsional yang harus dicukupi oleh

setiap masyrakat., kelompok atau organisasi. Kalau tidak, setiap

sistem sosial tidak akan dapat bertahan dan mesti berakhir. Tiap-tiap

sistem sosial, mulai dari Negara sampai dengan keluarga pasti

mengahadapi empat masalah yang perlu ditanggulangi untuk terus

mempertahankan eksistensisnya dan kesemimbangannya. Keempat

prasyrat itu ialah:

a. Adaptasi.

b. Kemungkinan mencapai tujuan.

c. Intergarasi anggota-anggotanya, dan

d. Kempuan mempertahankan indentitasnya terhadap kegoncangan

dan ketegangan yang timbul dari dalam.

Durkheim juga menekankan bahwa masyarakat lebih daripada

sekedar jumlah dari seluruh bagiannya. Durkheim meneliti

bagaimana tatanan sosial dipertahankan dalam berbagai bentuk

masyarakat ia memusatkan perhatian pada pembagian kerja dan

meneliti bagaimana hal itu berbeda dalam masyarakat tradisional dan

masyarakat modern. Durkheim berpendapat bahwa masyarakat-

masyrakat tradisional bersifat mekanis dan dipersatukan oleh setiap

orang lebih kurang sama dan karenannya mempuyai banyak

kesamaan di antara sesamannya.

5 Ibid h. 207

Page 20: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

9

Dalam masyarakat tradisional, menurut Durkheim kesadaran

kolektif sepenuhnya mencakup kesadaran individual, norma- norma

sosial kuat dan perilaku sosial diatur dengan rapi. Sedangkan, dalam

masyakat modern, pembagian kerja yang sangat kompleks

menghasilkan solidaritas organik. Spesialisasi yang berbeda-beda

dalam bidang pekerjaan dan peran sosial menciptakan ketergantungan

yang mengikat orang kepada sesamanya, kerena mereka tidak lagi

dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri.6

B. Fungsi Agama Terhadap Kehidupan Sosial

Sudah menjadi fitrah manusia secara naluriah merindukan Tuhan

pencipta alam semesta. Menurut Hendro Puspito fungsi agama dalam

masyarakat itu adalah edukatif, penyelamat, pengawasan sosial, memupuk

persaudaraan, dan transformatif.7 Agama memiliki peranan yang sangat

penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat, karena agama

memberikan sebuah sistem nilai yang memiliki derivasi pada norma-

norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam

mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu atau pula di

masyarakat.

Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu

pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan

(integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang

bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor). Pembahasan

tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama

sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.

pengaruh yang bersifat integratif bagi masyarakat berarti peran Agama

dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota

beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban- kewajiban sosial yang

membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang

mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh

6 Beilharz, Peter. Teori-Teori Sosial. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005) h. 101.

7 Hendropuspito, D. Sosiologi Agama. (Yogyakarta: Kanisius. 1983) h. 70.

Page 21: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

10

kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya

konsensus dalam masyarakat. meskipun agama memiliki peranan

sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara

eksistensi suatu masyarakat. pada saat yang sama agama juga dapat

memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan,

memecah-belah, bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal

ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat

kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan

menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.

Berikut ini fungsi-fungsi dari agama:

a. Agama merupakan sumber moral Manusia

Manusia sangatlah memerlukan akhlak atau moral, karena moral

sangatlah penting dalam kehidupan. Moral adalah mustika hidup yang

membedakan manusia dari hewan. Manusia tanpa moral pada

hakekatnya adalah binatang dan manusia yang membinatang ini

sangatlah berbahaya, ia akan lebih jahat dan lebih buas dari pada

binatang buas sendiri.

Dalam kehidupan seringkali moral melebihi peranan ilmu, sebab ilmu

adakalanya merugikan. “kemajuan ilmu dan teknologi mendorong

manusia kepada kebiadapan”. Itulah sebabnya ditegaskan oleh

Rasulullah Saw, ”Orang mukmin yang paling sempurna imannya

ialah orang mukmin yang paling baik akhlaqnya” (Riwayat Tirmizi).8

b. Agama merupakan petunjuk kebenaran

Salah satu hal yang ingin diketahui oleh manusia ialah apa yang

bernama kebenaran. Masalah ini masalah besar, dan menjadi

tanda tanya besar bagi manusia sejak zaman dahulu kala. Apa

kebenaran itu, dan dimana dapat diperoleh manusia dengan akal,

dengan ilmu dan dengan filsafatnya ingin mengetahui dan

mencapainya dan yang menjadi tujuan ilmu dan filsafat tidak lain juga

8 Hussein Bahreisy. Himpunan Hadits Pilihan, Hadts Shahih Bukhhari. (Surabaya: Al

Ikhlas. 1980) h. 10

Page 22: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

11

untuk mencari jawaban atas tanda tanya besar itu, yaitu masalah

kebenaran.

Menurut Bertrand Rossel seorang Filsuf Inggris termasyur juga

berkata “apa yang tidak sanggup dikerjakan oleh ahli ilmu

pengetahuan, ialah menentukan kebajikan (haq dan bathil). Segala

sesuatu yang berkenaan dengan nilai-nilai adalah di luar bidang ilmu

pengetahuan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya

“Sesungguhnya telah kami turunkan al-Kitab kepadamu dengan

membawa kebenaran agar kamu memberi kepastian hukum di antara

manusia dengan apa yang telah ditunjukkan oleh Allah

kepadamu” .

c. Agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika

Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimah-nya menulis “akal adalah

sebuah timbangan yang tepat, yang catatannya pasti dan bisa

dipercaya. Tetapi mempergunakan akal untuk menimbang hakekat

dari soal-soal yang berkaitan dengan keesaan Tuhan, atau hidup

sesudah mati, atau sifat-sifat Tuhan atau soal-soal lain yang luar

lingkungan akal, adalah sebagai mencoba mempergunakan timbangan

tukang emas untuk menimbang gunung, ini tidak berarti bahwa

timbangannya itu sendiri yang kurang tepat. Soalnya ialah karena akal

mempunyai batas-batas yang membatasinya.9 Berhubungan dengan itu

persoalan yang menyangkut metafisika masih gelap bagi manusia dan

belum mendapat penyelesaian semua tanda tanya tentang itu tidak

terjawab oleh akal.

d. Agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik dikala

suka maupun di kala duka.

Hidup manusia di dunia yang pana ini kadang-kadang suka tapi

kadang- kadang juga duka. Maklumlah dunia bukanlah surga, tetapi

juga bukan neraka. Jika dunia itu surga, tentulah hanya kegembiraan

9 Shaleh, Abdul, Rahman. Pendidikan Agama dan Pembangunan Untuk Bangsa.

( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2005) h. 360-460

Page 23: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

12

yang ada, dan jika dunia itu neraka tentulah hanya penderitaan yang

terjadi. Kenyataan yang menunjukan bahwa kehidupan dunia adalah

rangkaian dari suka dan duka yang silih berganti kepadamu” (An-

Nisa:105)10

C. Pendidikan Keimanan dalam Islam

Secara istilah syar’i, keimanan adalah mempercayai dan menjadikan

Allah sebagai satu-satunya yang benar dengan segala keistimewaannya.

Dari makna ini sesungguhnya dapat di pahami bahwa banyak hal yang

dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa menyembah malaikat,

menyembah Nabi, menyembah orang-orang shalih, atau bahkan

menyembah makhluk Allah yang lain. Namun orang yang bertauhid hanya

menjadikan Allah satu-satunya sesembahan saja.11

Adapun Pendidikan keimanan dalam Islam dapat diaktualisasikan

dalam bentuk dan prilaku yang menyangkut eksistensi manusia dalam

kehidupan sehari-hari, antara lain:

1. Solat lima waktu dengan khusyuk. Sholat yang khusuk adalah sholat

yang menghadirkan jiwa dan pikiran serta menundukan seluruh jiwa

raga di hadapan Allah SWT di samping semaksimal mungkin

memenuhi rukun, wajib, dan syarat shalat yang benar dan baik dengan

merasa bahwa kita sedang melihat serta merasakan Allah SWT, Atau

sekurang-kurangnya kalau Allah SWT sedang melihat kita.

2. Menjaga dari sifat yang dapat melalaikan. Banyak hal yang dapat

melalaikan kita dari mengingat dan melaksanakan apa yang menjadi

kewajiban bagi kita sebagai umat Islam teapi ingat jangan sampai hal

yang membuat lalai tersebut benar-benar membuat kita lupa terhadap

kewajiban kita sebagai hamba kepada Allah SWT.12

10

Hussein Bahreisy. Himpunan Hadits Pilihan, Hadts Shahih Bukhhari. Surabaya: Al-

Ikhlas. 1980 11

Syaikh Muhammad bin shalih Al Utsmain, sifat-sifat Allah dalam pandangan Ibnu

Taimiyah, Pustaka Azzam, Jakarta, 2005, hal. 41 12

Asmaran AS, Pengantar Studi Akhlak, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1994, cet. Ke-2,

hal,70.

Page 24: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

13

3. Membayar zakat. Pada poin ketiga ini, Allah menjadikan ciri bagi orang

mukmin yang bahagia itu adalah yang membayar Zakat. Zakat juga

merupakan hablum minallah, dimana Allah SWT akan menjadikan

tamu agung bagi setiap orang yang berzakat dan bersedekah.13

4. Menjaga kemaluan. Menjaga kemaluan adalah hal yang wajib bagi

setiap umat muslim dan haram hukumnya melakukan Zina. Sebab tidak

hanya berbahaya bagi moral, tetapi juga bagi kemajuan kesejahteraan

suatu masyarakat. Zina adalah suatu dosa besar yang akan melahirkan

dosa-dosa besar lainnya. Seperti: korupsi, perampokan, pembunuhan,

perjudian, serta ada yang tidak kalah merugikannya ajalah hancurnya

masa depan generasi penerus. Alhamdulillah Negara Republik

Indonesia sudah mensahkan Undang-Undang tentang anti pornograpi.

Ini merupakan suatu kemajjuan yang besar yang perlu kita dukung

bersama, tidak hanya dalam bentuk tataran legal dan perangkat hukum

tetapi juga harus di dukung tataran sosialisasi aplikasinya yang merata

di tengah masyarakat. Hal ini tentu mustahildapat terwujud tanpa kita

memulainya dari diri kita dan keluarga terdekat.14

D. Majelis Taklim

1. Pengertian Majelis Taklim

Dari segi etimologis perkataan “Majelis Taklim” berasal dari

bahasa Arab, yang terdiri atas dua kata, yaitu Majelis dan Taklim.

Majelis artinya tempat duduk, tempat sidang, dewan dan Taklim

diartikan pengajaran. Dengan demikian, secara bahasa “Majelis

Taklim” adalah tempat untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian

agama Islam.15

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian

Majelis adalah Lembaga (Organisasi) sebagai wadah pengajian dan

kata Majelis dalam kalangan ulama’ adalah lembaga masyarakat

13

Ibid, Hal, 77 14

Asmaran AS, Op. Cit, hah. 79 15

Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. (Jakarta: Grafiti

Press. 1990), h. 202

Page 25: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

14

non pemerintah yang terdiri atas para ulama’ Islam.16

Dari

pengertian ini dapat dikatakan bahwa semua lembaga yang

melakasanakan kegiatan-kegiatan keagamaan atau sidang pengajian

baik yang bertempat di Masjid maupun yang lainnya, maka

lembaga (organisasi) tersebut dalam kategori pengertian Majelis

taklim.

Adapun pengertian Majelis taklim menurut istilah,

sebagaimana yang dirumuskan pada musyawarah Majelis taklim se-

DKI Jakarta tahun 1980 adalah: lembaga pendidikan non-formal Islam

yang memiliki kurikulum sendiri, diselenggarakan secara berkala dan

teratur,dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak, dan bertujuan

untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan

serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan

sesamanya dan antara manusia dengan lingkungannya, dalam

rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.17

Berdasarkan pengertian di atas, tampak bahwa

penyelenggaraan Majelis Taklim berbeda dengan penyelenggaraan

pendidikan Islam lainnya, seperti pesantren dan madrasah, baik

menyangkut sistem, materi, maupun tujuannya. Pada Majelis

taklim ada hal-hal yang cukup membedakan dengan yang lainnya,

yaitu:

a. Majelis taklim adalah lembaga pendidikan Islam non-formal.

b. Waktu belajarnya berkala tapi teratur, tidak setiap kali

sebagaimana halnya sekolah atau madrasah.

c. Pengikut atau pesertanya disebut jama’ah (orang banyak)

pelajar atau santri. Hal ini didasarkan kepada kehadiran di

Majelis taklim tidak merupakan kewajiban sebagaimana

kewajiban murid menghadiri sekolah atau madrasah.

16

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 2008) h. 895 17

Nurul Huda,dkk. Pedoman Majlis Taklim. ( Jakarta: Proyek Penerangan Bimbingan

d a n D a k w a h Agama Islam Pusat. 1984), h.120

Page 26: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

15

d. Tujuannya yaitu memasyarakatkan Agama Islam.18

Dari sejarah kelahirannya, Majelis taklim merupakan lembaga

pendidikan tertua dalam Islam, sebab sudah dilaksanakan sejak zaman

Rasulullah SAW meskipun tidak disebut dengan Majelis Taklim.

Namun, pengajian Nabi Muhammad SAW yang berlangsung secara

sembunyi- sembunyi di rumah Arqam bin Abil Arqam RA. di zaman

Rasul atau periode Makkah dapat dianggap sebagai Majelis taklim

dalam konteks pengertian sekarang. Kemudian setelah adanya

perintah Allah SWT untuk menyiarkan Islam secara terang-terangan,

pengajian seperti itu segera berkembang di tempat-tempat lain yang

diselenggarakan secara terbuka dan tidak sembunyi-sembunyi lagi.19

Sedangkan di masa kejayaan Islam, Majelis Taklim di samping

dipergunakan sebagai tempat menuntut ilmu juga menjadi tempat

ulama dan pemikir menyebarluaskan hasil penemuannya atau ijtihad-

nya, dapat dimungkinkan bahwa para ilmuwan Islam dari berbagai

disiplin ilmu ketika itu menempatkan produknya pada Majelis

taklim. Sementara itu, di Indonesia terutama di saat-saat penyiaran

Islam oleh para wali dahulu juga mempergunakan Majelis taklim

untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya, maka untuk

Indonesia, Majelis taklim juga merupakan organisasi pendidikan

Islam tertua. Barulah kemudian seiring perkembangan ilmu dan

pemikiran dalam mengatur pendidikan, di samping Majelis taklim

itu sendiri yang bersifat non- formal juga tumbuh lembaga lain

yang lebih formal, misalnya pesantren, madrasah, sekolah dan lain-

lain.

Dengan demikian, menurut pengalaman historis, sistem

Majelis taklim telah berlangsung sejak awal penyebaran Islam di

18

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam Indonesia. (Jakarta: PT Rajawali Press. 2001)

h.203 19

Langgulung, Hasan. Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21. (Jakarta: Pustaka al-Husna. 1988), h.14

Page 27: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

16

Saudi Arabia, kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam

di Asia, Afrika, dan Indonesia pada khususnya sampai sekarang.20

Dilihat dari segi historis islam, Majelis taklim dengan

dimensi yang berbeda-beda telah berkembang sejak zaman Rasululah

SAW. Pada zaman itu muncul berbagai jenis kelompok pengajian

sukarela, tanpa bayaran, biasa disebut halaqah, yaitu kelompok

pengajian di Masjid Nabawi atau Masjid al- Haram. Ditandai

dengan salah satu pilar masjid untuk dapat berkumpulnya peserta

kelompok masing-masing dengan seorang sahabat yaitu ulama

terpilih.21

2. Fungsi dan Tujuan Majelis Taklim

Setelah kita tahu tentang pengertian Majelis taklim sebagai

lembaga non formal yang mempunyai kedudukan dan fungsi sebagai

alat dan sekaligus sebagai media pembinaan dalam beragama (

Da’wah Islamiyah ), hal ini dapat dirumuskan fungsi Majelis taklim

sebagai berikut:

a. Membina dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka

membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.

b. Sebagai taman rekreasi rohaniyah karena penyelenggaraanya

bersifat santai.

c. Sebagai ajang berlangsungnya silaturahmi masa yang dapat

menghidupsuburkan da’wah dan ukhuwah islamiyah.

d. Sebagai sarana dialog berkesinambungan antara ulama’ dan

umara’ dengan masyarakat.

e. Sebagai media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi

pembangunan umat dan bangsa pada umumnya.22

20

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam Indonesia. (Jakarta: PT Rajawali Press. 2001), h.

101 21

H. M. Arifin. Kapita Selekta Pendidikan.(Jakarta: Bumi Aksara. 1995) , h.118 22

Enung K Rukiati, dan Fenti Hikmawati. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.(

Bandung: Pustaka Setia. 2006 )h.134

Page 28: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

17

Dilihat dari segi tujuannya, Majelis taklim termasuk sarana

dakwah Islamiyah yang secara self standing dan self disciplined

mengatur dan melaksanakan berbagai kegiatan berdasarkan

musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan

Taklim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya. Dilihat dari aspek

sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak

terdapat lembaga pendidikan Islam memegang peranan sangat penting

dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia. Di samping peranannya

yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotis dan

nasionalisme, juga sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia,

lembaga ini ikut serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan

Nasional. Dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya, lembaga-

lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk Langgar,

Surau, Rangkang.23

Fungsi tersebut sejalan dengan adanya kebutuhan dan hasrat

anggota masyarakat akan pengetahuan dan pendidikan agama.

Peningkatan tuntutan jama’ah dan peranan pendidikan yang bersifat

non-formal menimbulkan berbagai inisiatif dari anggota masyarakat

untuk mengembangkan dan meningkatkan eksistensi Majelis taklim

sehingga dapat menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya dengan

sebaik-baiknya. Sedangkan menurut Hj. Tuty Alawiyah fungsi

Majelis taklim yaitu pertama, tempat memberi dan memperoleh

tambahan ilmu. Kedua, tempat mengadakan kontak dan pergaulan

sosial. Ketiga tempat bersama- sama mewujudkan minat sosial.

Keempat, tempat untuk mendorong agar lahir kesadaran dan

pengalaman yang mensejahterakan hidup rumah tangga24

.

23

Zuhairi. Sejarah Pendidikan Islam.( Jakarta: Bumi Aksara. 1997) h.192 24

Tutty Alawiyah. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim. (Bandung: Mizan. 199)

, h.76

Page 29: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

18

3. Peranan Majelis Taklim

Majelis taklim merupakan lembaga pendidikan masyarakat

yang tumbuh dan berkembang dari kalangan masyarakat Islam itu

sendiri yang kepentingannya untuk kemaslahatan umat manusia.

Pertumbuhan Majelis taklim dikalangan masyarakat menunjukkan

kebutuhan dan hasrat anggota masyarakat tersebut akan pendidikan

agama. Pada kebutuhan dan hasrat masyarakat yang lebih luas yakni

sebagai usaha memecahkan masalah–masalah menuju kehidupan yang

lebih bahagia. Meningkatkan tuntutan jamaah dan peranan pendidikan

yang bersifat non-formal, menimbulkan pula kesadaran dan inisiatif

dari para ulama beserta anggota masyarakat untuk memperbaiki,

meningkatkan, dan mengembangkan kualitas dan kemampuan

sehingga eksistensi dan peranan serta fungsi Majelis taklim benar-

benar berjalan dengan baik.25

Majelis taklim bila dilihat dari struktur organisasinya,

termasuk organisasi pendidikan luar sekolah yaitu lembaga

pendidikan yang sifatnya non-formal, karena tidak di dukung oleh

seperangkat aturan akademik kurikulum, lama waktu belajar, tidak

ada kenaikan kelas, buku raport, ijazah dan sebagainya sebagaimana

lembaga pendidikan formal yaitu sekolah.

Dilihat dari segi tujuannya, Majelis taklim termasuk sarana

dakwah Islamiyah yang secara self standing dan self disciplined

mengatur dan melaksanakan berbagai kegiatan berdasarkan

musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan

Taklim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya. Dilihat dari aspek

sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak

terdapat lembaga pendidikan Islam memegang peranan sangat penting

dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia.

25

Enung K Rukiati, dan Fenti Hikmawati. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.

(Bandung: Pustaka Setia. 2006), h.132

Page 30: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

19

Disamping peranannya yang ikut menentukan dalam

membangkitkan sikap patriotisme dan nasionalisme, juga sebagai

modal mencapai kemerdekaan Indonesia. lembaga ini ikut serta

menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional. Dilihat dari

bentuk dan sifat pendidikannya, lembaga pendidikan Islam tersebut

adalah lembaga pendidikan non formal Islam. Dengan demikian ia

bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti madrasah, sekolah,

pondok pesantren atau perguruan tinggi. Ia juga bukan organisasi

massa atau organisasi politik. Namun, Majelis taklim mempunyai

kedudukan tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain:

a. Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan

kehidupan beragama dalam rangka membentuk masyarakat

yang bertakwa kepada Allah SWT.

b. Taman rekreasi rohaniah, karena penyelenggaraannya bersifat

santai.

c. Wadah silaturahmi yang menghidupsuburkan syiar Islam.

d. Media penyampaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi

pembangunan umat dan bangsa.26

Secara strategis Majelis-Majelis taklim menjadi sarana dakwah

dan tabligh yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan

kualitas hidup umat agama Islam sesuai tuntunan ajaran agama.

Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk memahami dan

mengamalkan agamanya yang kontekstual di masyarakat sehingga

menjadikan umat Islam sebagai ummatanwasathan (Al-Baqoroh

143)

dan menjadi teladan bagi kelompok agama lain. Untuk tujuan

itu, maka pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke

arah kecerahan, sikap hidup Islami yang membawa kepada

kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional selaku khalifah

dibuminya sendiri.

26

Dewan Redaksi Ensiklopedi. Ensiklopedia Islam. ( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.

2010) , h . 120

Page 31: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

20

Dalam kaitan ini, H.M. Arifin mengatakan: Jadi peranan secara

fungsional, Majelis taklim adalah mengokohkan landasan hidup

manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual

keberagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya

secara integral, lahiriah dan batiniahnya, duniawi dan ukhrawiah

secara bersamaan (simultan) sesuai tuntunan ajaran agama Islam yaitu

iman dan taqwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala

bidang kegiatannya. Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan

Nasional kita.27

Arti penting keberadaan Majelis taklim adalah sebagai salah

satu jawaban bagi kebutuhan warga masyarakat terhadap aspek

pemantapan ilmu agama dan pencerahan jiwa yang dipancarkan

melalui pengajaran nilai-nilai ajaran Islam. Kelenturan aspek

manajemen keorganisasian yang dimiliki oleh Majelis taklim sebagai

lembaga pendidikan non-formal membuat kehadiran Majelis taklim

terasa membumi dalam hampir semua elemen masyarakat. Majelis

taklim menjadi wadah pemersatu masyarakat di mana semua kalangan

melebur tanpa sekat-sekat kelas sosial yang memisahkan kebersamaan

mereka.

4. Macam-macam Majelis Taklim

Majelis taklim dapat dibedakan dari segi lingkungan,

kelompok sosial, dasar pengikat peserta, metode penyajian, dan tipe

kepengurusannya.

a. Ditinjau dari lingkungan jama’ahnya terdapat macam-macam

tingkat, diantaranya :

1. Majelis t a k l i m pinggiran. Pinggiran disini bukan berarti

pinggiran kota, akan tetapi menunjukan pemukiman lain yang

umumnya di diami oleh masyarakat dengan ekonomi lemah.

2. Majelis taklim gedongan. Terdapat di daerah elit dimana

penduduknya dianggap kaya dan terpelajar.

27

H. M Arifin,. Kapita Selekta Pendidikan.(Jakarta: Bumi Aksara. 1995), h. 120

Page 32: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

21

3. Majelis taklim kantoran. Di selenggarakan oleh karyawan suatu

kantor atau perusahaan yang mempunyai ikatan yang sangat

erat dengan kebijaksanaan kantornya.

4. Majelis taklim usroh, jama’ahnya remaja dengan aliran

politik atau agama tertentu.

b. Ditinjau dari kelompok sosial jama’ahnya terdapat beberapa

jenis Majelis Taklim sebagai berikut :

1. Majelis taklim kaum bapak

2. Majelis taklim kaum ibu

3. Majelis taklim remaja

4. Majelis taklim campuran

c. Ditinjau dari dasar jama’ahnya, Majelis taklim dapat dibadakan

menjadi beberapa bagian,yaitu:

1. Majelis taklim yang diselenggarakan oleh masjid atau mushola

tertentu, yang pesertanya dari orang orang yang berada di

sekitar Masjid atau Mushola yang bersangkutan.

2. Majelis taklim yang diselenggarakan oleh kantor atau instansi

tertentu, yang pesertanya terdiri dari pegawai, karyawan beserta

keluarganya.

3. Majelis taklim yang diselenggarakan oleh RW atau RT tertentu,

yang pesertanya terdiri dari warga RW atau RT itu sendiri.

d. Ditinjau dari metode pengajiannya terhadap Majelis taklim:

1. Majelis taklim yang diselenggarakan dengan metode ceramah,

metode ini dilaksanakan dengan dua cara, yaitu : ceramah

umum, pengajar bertindak aktif dengan memberikan pelajaran,

sedangkan peserta pasif yaitu tinggal mendengarkan atau

menerima materi yang disampaikan atau diceramahkan atau

yang biasa kita sebut dengan jiping (pengajian kuping). Dan

ceramah khusus, yaitu pengajar dan jamaah sama-sama aktif

dalam bentuk diskusi.

Page 33: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

22

2. Metode halaqah, yaitu pengajar membaca kitab tertentu,

sementara jamaah mendengarkan.

3. Metode campuran, yakni melaksanakan berbagai metode

sesuai.28

5. Metode yang digunakan di Majelis Taklim

Metode adalah cara, dalam hal ini cara penyajian bahan

pengajaran dalam Majelis taklim untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Makin baik metode yang dipilih makin efektif pencapaian

tujuan. Metode mengajar banyak sekali macamnya. Namun bagi

Majelis taklim tidak semua metode itu dapat dipakai. Ada metode

mengajar di kelas yang tidak dapat dipakai dalam Majelis taklim. Hal

ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi antara sekolah

dengan Majelis taklim.

Sistem pengajaran yang diterapkan dalam Majelis taklim

terdiri dari beragam metode. Secara umum, terdapat berbagai metode

yang digunakan di Majelis taklim, yaitu29

:

a. Metode ceramah, yang dimaksud adalah penerangan

dengan penuturan lisan oleh Guru terhadap peserta.

b. Metode tanya jawab, metode ini membuat peserta lebih

aktif. Keaktifan dirangsang melalui pertanyaan yang

disajikan.

c. Metode latihan, metode ini sifatnya melatih untuk

menimbulkan keterampilan dan ketangkasan.

d. Metode diskusi, metode ini akan dipakai harus ada

terlebih dahulu masalah atau pertanyaan yang jawabannya

dapat didiskusikan.

Sedangkan metode penyajian yang dilakukan di Majelis

taklim dapat dikategorikan menjadi30

:

28

Reski amaliah mutiara putri . skripsi dampak keberadaan majelis taklim terhadap

kehidupan sosial , (Makassar: Univers i tas Neger i Makasar . 2016) h..44 29

Dewan Redaksi Ensiklopedi. Ensiklopedia Islam. ( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.

2010) h.120

Page 34: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

23

a. Metode ceramah, terdiri dari ceramah umum, yakni

Pengajar/Ustadz/Kiai tindak aktif memberikan pengajaran

sementara jamaah pasif dan ceramah khusus, yaitu

pengajar dan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk

diskusi.

b. Metode halaqah, yaitu pengajar membacakan kitab

tertentu, sementara jamaah mendengarkan.

c. Metode campuran, yakni melaksanakan berbagai metode

sesuai dengan kebutuhan.

Institusi pendidikan non-formal ini telah lama tumbuh dan

berkembang di tengah-tengah komunitas muslim sebagai lembaga

dakwah plus pendidikan dan menjadi lembaga yang paling banyak

diminati oleh komunitas muslim dalam mengembangkan wawasan

keagamaannya.31

Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya, seolah-olah

hanya metode itu saja yang dipakai dalam Majelis taklim. Dalam

rangka pengembangan dan peningkatan mutu Majelis taklim dapat

digunakan metode yang lain, walaupun dalam taraf pertama

mengalami sedikit keanehan. Metode pengajaran ialah cara

penyampaian bahan pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian metode pengajaran adalah suatu cara yang dipilih

dan dilakukan guru ketika berinteraksi dengan jamaah dalam upaya

menyampaikan bahan pengajaran tertentu agar pengajaran

tersebut mudah dicerna, sesuai dengan tujuan pengajaran yang

ditargetkan.32

30

Dewan Redaksi Ensiklopedi. Ensiklopedia Islam. ( Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.

2010) h. 121 31

H. Imran Siregar, dan Moh. Shofiuddin. Pendidikan Agama Luar Sekolah (Studi

Tentang Majlis Taklim). Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang

Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI. 2003), h. 7 32

Kemenag RI Dirjen Bimas Islam Direktorat Penerangan Agama Islam. Silabus Majlis

Taklim 2001

Page 35: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

24

Sejumlah metode yang dapat diterapkan dalam Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM) di Majelis taklim adalah sebagai berikut :

a. Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu cara penyampaian bahan

pengajaran dalam bentuk penuturan atau penerangan lisan oleh

guru terhadap jamaahnya, praktek penerapannya adalah sebagai

berikut :

1. Dilakukan pada saat KBM klasikal diawal mulai pengajian

Majelis taklim.

2. Sebaiknya didukung oleh alat bantu berupa gambar, bagan

atau sketsa, alat peraga dan alat bantu lainnya.

3. Dapat divariasi dengan metode tanya jawab dan pemberian

tugas

4. Bahan pengajarannya yang dapat disajikan dengan metode

ceramah umumnya adalah bahan pengajaran yang menurut

pemahaman dan pembentukkan sikap, seperti aqidah, fiqih

ibadah, dan akhlak.

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian

bahan pengajaran melalui proses tanya jawab. Siapa yang bertanya

dan siapa yang menjawab, hal ini perlu diatur dengan baik agar

KBM berjalan efektif dan efisien. Penerapan metode tanya jawab

adalah sebagai berikut:

1. Metode ini dapat diterapkan pada klasikal awal membuka

pengajian dengan terlebih dahulu bertanya kepada jamaah.

2. Pola interaksi tanya jawab dapat dilakukan dengan bervariasi.

3. Metode tanya jawab dapat diterapkan di semua pengajian.

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode dalam KBM, dimana

jamaah diberi kesempatan untuk pendalaman materi melalui

diskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan dengan sesama

Page 36: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

25

jamaah. Metode ini dapat digunakan dalam merespon kondisi dan

berbagai permasalahan yang dihadapi oleh jamaah pada

lingkungannya.

d. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu cara penyampaian bahan

pengajaran dalam bentuk mempertunjukkan untuk disaksikan dan

ditiru oleh para jamaahnya. Penerapan metode ini adalah sebagai

berikut :

1. Dapat dilakukan dalam KBM klasikal dipadukan dengan

metode ceramah.

2. Bahan pengajaran yang sesuai dengan penggunaan metode ini

adalah fiqih ibadah, akhlak, ilmu tajwid, dan lain-lain.

e. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas adalah suatu cara penyampaian

bentuk pengajaran dalam bentuk pemberian tugas tertentu dalam

rangka mempercepat tugas pencapaian tujuan pengajaran yang

telah ditetapkan. Penerapan metode ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat dilakukan dimana guru memberikan tugas kepada

salah seorang jamaahnya untuk membaca Al Qur’an atau

yang lainnya.

2. Pemberian tugas dapat berupa petunjuk lisan atau petunjuk

tertulis.

3. Metode pemberian tugas berkaitan erat dengan metode tanya

jawab, oleh karenanya dapat dipadukan atau diselaraskan,

sesuai kebutuhan atau target yang akan dicapai.

4. Bahan pengajaran yang sesuai untuk metode ini dapat

meliputi semua bahan pengajaran.

f. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata atau study tour adalah suatu cara

pembelajaran dalam rangka mengembangkan wawasan,

pengalaman, dan penghayatan para jamaah terhadap bahan

Page 37: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

26

pengajaran yang pernah mereka terima dengan jalan mengunjungi

obyek wisata tertentu. Dengan demikian, tujuan dan program

karyawisata ini berbeda dengan kunjungan wisata biasa yang

pada umumnya sekedar hiburan atau rekreasi. Penerapan metode

karyawisata/study tour ini adalah sebagai berikut:

1. Dilaksanakan dalam waktu khusus diluar jam KBM

Majelis taklim atau pada hari libur tertentu.

2. Dalam pelaksanaannya, metode ini ditopang dengan metode

lainnya seperti pemberian tugas, tanya jawab, dan sebagainya.

E. Agama Pendorong Perubahan Sosial

Salah satu unsur universal dalam kehidupan umat manusia adalah

agama (atau dapat disebut juga dengan sistem religi, agama merupakan

bagian dari sitem religi ini). Hampir setiap umat manusia di bumi ini

mengenal keberadaan agama. Kemunculan agama tidak terlepas dari

munculnya sebuah kesadaran dari dalam diri.

Sanderson menyatakan bahwa agama merupakan suatu ciri

kehidupan manusia yang universal, dalam arti bahwa setiap masyrakat

memiliki cara-cara berfikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi

syarat untuk disebut sebagai agama. Secara sosiologis, konsep agama

terdiri atas berbagai simbol, citra, kepercayaan, serta nilai-nilai spesifik

tempat makhluk manusia menginterpretasikan eksistensi mereka. Tidak

ada batasan yang pasti mengenai agama dalam makna sosiologis.33

Robertson menyatakan bahwa secara umum ada dua batasan

mengenai agama, yaitu definisi yang inklusif dan eksklusif. Defenisi yang

bersifat inklusif merumuskan agama dalam makna yang seluas

mungkin, yang memandang agama sebagai sistem kepercayaan dan ritual

yang diresapi dengan kesucian atau yang diorientasikan pada penderitaan

manusia yang abadi. Sedangkan, defenisi agama yang eksklusif lebih

membatasi konsep agama pada sistem-sistem kepercayaan yang

33

Stzompka. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta: Rajawali Pers. 2012), h.168

Page 38: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

27

mempostualkan eksistensi makhluk, kekuasaan, atau kekuatan

supranatural. Defenisi ekslusif ini dapat dilihat dalam rumusan yang

meliputi agama Islam, Kristen, Katholik, Buddha dan sebagainnya.34

Secara umum, menurut Szompka ada dua aliran yang melihat

peran agama dalam proses perubahan sosial. Posisi pertama, memandang

bahwa agama dimaknai sebagai institusi yang menghambat proses

perubahan sosisal. Pada posisi ini, agama dimaknai sebagai kekuatan

konservatif. Posisi ini didasarkan pada pemikiran pesismistis jika agama

dapat mendukung proses perubahan sosial. Posisi kedua sebaliknya,

memandang agama sebagai unsur penting yang turut mempercepat

proses perubahan sosial dalam masyarakat.35

Menurut Soekanto, Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat

mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku,

organisasi sosial, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam

masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan sebagainya.

Perubahan sosial terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi,

antara lain karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama

teknologi komunikasi dan transportasi. Berbagai aktivitas kehidupan

manusia mulai dari urusan rumah tangga, komunikasi, transportasi,

industri, transaksi ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya sudah

menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih. Hal

tersebut dapat digambarkan bahwa kehidupan masyarakat pada dasarnya

mengalami perubahan-perubahan.36

Perubahan itu akan dapat dipahami apabila dilakukan

perbandingan, dalam hal menelaah keadaan suatu masyarakat pada waktu

tertentu dan kemudian membandingkannya dengan keadaan masyarakat

itu pada masa yang lalu. Arif Budiman mengatakan bahwa perubahan-

perubahan akan nampak setelah tatanan sosial dan kehidupan

masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan

34 Stzompka. Sosiologi Perubahan Sosial. (Jakarta: Rajawali Pers. 2012)h. 169

35 Ibid, h. 169

36 Ibid, h. 173

Page 39: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

28

kehidupan masyarakat yang baru. Hal ini sejalan dengan definisi yang

dikemukakan oleh Sztompka yang menyatakan bahwa perubahan sosial

adalah proses di mana dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan yang

dapat diukur dalam suatu waktu tertentu.37

Selain itu konsep perubahan sosial oleh Sztompka dipahami

bahwa perubahan sosial itu adalah suatu proses yang melahirkan

perubahan-perubahan di dalam struktur dan fungsi dari suatu sistem

kemasyarakatan. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Kingsley

Davis yang mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan

yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.38

Secara sosiologis, agama memiliki arti yang cukup luas dan

lebih bersisifat inklusif, tidak terbatas pada agama dalam artian formal.

Agama memiliki dua fungsi yang saling bertentangan. di satu sisi, agama

memiliki fungsi untuk menyatukan anggota masyarakat dan

meningkatkan solidaritas sosial. Di sisi lain, agama juga dapat memecah

belah masyarakat karena agama dapat memicu konflik sosial, baik konflik

antaragama maupun konflik yang terjadi pada masyarakat dalam suatu

kelompok agama.39

Agama merupakan salah satu agen perubahan sosial. Agama

dalam hal ini berperan dalam mempengaruhi pemikiran manusia melalui

doktrin yang diajakan kepada umatnnya. Melalui doktrin ini, manusia

akan di beri kepercayaan mengenai berbagai upaya yang dapat dilakukan

untuk mencapai kesuksesan (mencapai surga).

Kekuatan nalar manusia modern ternyata tidak mampu

mengalahkan kekuatan agama yang penuh dengan teka-teki.

Kecanggihan teknologi tetap saja tidak mampu memecahkan berbagai

persoalan yang dihadapi manusia. Lain halnya dengan agama, agama

mampu berperan kuat membantu proses melahirkan perubahan-perubahan

di dalam struktur dan fungsi dari suatu sistem kemasyarakatan.

37

Stzompka. Sosiologi Perubahan Sosial.( Jakarta: Rajawali Pers. 2012) Hal 17 38

Ibid, h.87 39

Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: Rajawali Pers. 2012) , h.263

Page 40: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

29

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Kingsley Davis yang

mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi

dalam struktur dan fungsi masyarakat.40

F. Kerangka Berfikir

Majelis taklim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan

agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Majelis

taklim bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial, dan

juga jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa

pagi, siang, sore, atau malam. tempat pengajarannya pun bisa dilakukan

dirumah, Masjid, Mushalla, Gedung. Aula, halaman, dan sebagainya.

Tujuan Majelis taklim dari segi fungsinya, yaitu: pertama, sebagai

tempat belajar, maka tujuan Majelis taklim adalah menambah ilmu dan

keyakinan seseorang terhadap agama yang akan mendorong pengalaman

ajaran agama. Kedua, sebagai kontak social, maka tujuannya adalah

silaturahmi. Ketiga, mewujudkan minat sosial, maka tujuannya adalah

meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan

jama’ahnya.

Dalam penelitian ini diidentifikasikan Dampak Keberadaan

Majelis Taklim Ar-Ridho Terhadap Perubahan kehidupan sosial di

Kelurahan Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang,

sebagaimana tergambar dalam skema di bawah ini:

40

Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: Rajawali Pers. 2012) h. 263

Page 41: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

30

-

Keberadaan Majelis

Taklim

Dampak kehadiran

Majelis

Taklim terhadap perubahan

kehidupan sosial

Sebagai media membina

dan mengembangkan ilmu

serta keyakinan agama

Perubahan pola pikir

Sebagai ruang silaturahmi

dan kontak sosial

Perubahan sikap dan

cara berpakaian dalam

proses interaksi sosial

Sebagai media meningkatkan

kesadaran dan kesejahteraan

rumah tangga

Memupuk rasa solidaritas

antar masyarakat dalam

membantu orang yang

kurang mampu

Menjalin silaturahmi antar masyarakat

Kehidupan Sosial di Kampung Karang

Mulya Kel.

Karang Mulya Kec. Karang Tengah

Majelis Taklim Ar-Ridho

Page 42: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

31

G. Hasil Penelitian Yang Relevan

Di bawah ini merupakan beberapa penelitian yang relevan dengan

penulis, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Feri Andi 2017 Peran Majelis

Taklim Dalam Meningkatkan Pemahaman Keagamaan (Studi

Terhadap Majelis Taklim Nurul Hidayah di desa Taraman Jaya

Palembang). Hanya saja penelitian Feri andi lebih terfokus

terhadap peran Majelis taklim terhadap pemahaman agama, dan

tentu saja Majelis taklim sebagai lembaga pendidikan non-formal.

besar sekali pengaruhnya terhadap pemahaman keagamaan

masyarakat.41

2. Penelitian Reski Amailah Mutiara Putri 2016 dengan judul

Dampak Keberadaan Majelis Taklim Terhadap Kehidupam Sosial

RW 05 Kelurahan Balla Parang Kecamatan Rappocini Kota

Makassar. Dalam penelitian tersebut memberikan banyak inspirasi

kepada penulis terkait dampak keberadaan Majelis taklim terhadap

kehidupan sosial, hanya saja kondisi masyarakat yang berbeda,

terutama perbedaan lingkungan pedesaaan dan perkotaan, dimana

kehidupan diperkotaan lebih banyak variabel yang memungkinkan

sebuah perubahan sosial terjadi, seperti jenis pekerjaan, sifat

individualistik masyarakat kota, tingkat pendidikan dan lain

sebagainya, hal itulah yang membedakan penelitian penulis yakni

lebih menekankan peran Majelis taklim pada masyarakat yang ada

di perkotaan.42

41

http://eprints.radenfatah.ac.id/1050/1/FERI%20ANDI%20%2812210092%29.pdf

42

http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/4364

Page 43: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor, sebagaimana dikutip oleh Lexy J.

Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.1

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dimana

hasil kajiannya merupakan sebuah deskripsi mengenai dampak keberadaan

Majelis taklim terhadap kehidupan sosial masyarakat. Maka untuk

mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Hal itu berkenaan dengan status subjek penelitian yang dengan

suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek

penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat.

Penelitian ini mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi

lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan deskripsi

kualitatif adalah untuk memberikan gambaran secara detail tentang latar

belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang khas dari kasus

ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat khas tersebut

dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

Pendekatan deskripsi kualitatif termasuk dalam penelitian

kualitatif. Dalam hal ini penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah

mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan

mereka, berusaha memahami bahasa dan menafsirkan mereka tentang

dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti harus terjun atau turun kelapangan

dan berada di sana serta mengamati keseluruhan proses sosial yang

terjadi. Selain itu, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

1 Lexy J. Meleong, Metedologi penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), h. 3

Page 44: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

34

yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang- orang dan perilaku yang dapat diamati.

B. Lokasi Penelitian

Dalam hal ini peneliti, mengambil lokasi penelitian di Kota

Tangerang tepatnya Kecamatan Karang Tengah, Kelurahan Karang Mulya

secara spesifik Kampung karang Mulya RT 02 RW 07.

C. Tahap-tahap Kegiatan Penelitian

Tahap-tahap atau prosedural kegiatan penelitian mencakup

beberapa aspek. Hal tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan atau observasi awal kurang lebih

dilaksankan sekitar dua minggu. Hal ini bertujuan untuk memahami

karakteristik awal terkait dengan kondisi lokasi penelitian serta

memberikan gambaran perihal persoalan- persolan atau pokok masalah

yang akan dibahas dan dikembangkan dalam proses penelitian.

2. Pengembangan Desain

Proses pengembangan desain mencakup perumusan serta

pengambaran terkait dengan fenomena-fenomena yang didapati di

lokasi penelitian.

3. Penelitian Lapangan / Penelitian Langsung

Penelitian lapangan atau penelitian langsung merupakan

aktifitas peneliti selama berada di lokasi penelitian. Proses penelitian

lapangan terbentang dalam periode yang relatif lama. Proses tersebut

dimulai dari minggu pertama bulan Februari hingga akhir bulan

April 2019. Hal ini tidak terlepas dari pendekatan deskriptif kualitatif

yang digunakan oleh peneliti. Pendekatan intensif bertujuan untuk

memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat-sifat

serta karakter-karakter yang khas dari kasus ataupun status dari

Page 45: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

35

individu yang kemudian dari sifat khas tersebut dijadikan suatu hal

yang bersifat umum.

4. Penulisan Laporan

Penulisan laporan atau perampungan hasil-hasil penelitian di

kerjakan kurang-lebih dua bulan. Penulisan laporan ini bertujuan

menghimpun keseluruhan fakta-fakta yang didapati selama proses

penelitian. Data lapangan diperoleh melalui beberapa sumber baik

melalui observasi secara alamiah maupun wawancara.

D. Jenis dan Sumber data

1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus

dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini sumber data ada dua

yakni:

a. Sumber data utama atau data primer dapat diperoleh langsung

dari setiap informan yang diamati atau diwawancarai

dilokasi penelitian, dalam hal ini Majelis Taklim Ar-Ridho di

Kampung Karang Mulya Kelurahan Karang Mulya Kecamatan

Karang Tengah Kota Tangerang yang berkaitan dengan

penelitian ini. Misalnya: hasil wawancara dengan para anggota

Majelis taklim.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-

laporan instansi yang terkait dengan penelitian ini. Sumber

dapat berupa buku, internet, dan data statistik yang terkait

dengan penelitian ini. Misalnya: Gambaran umum lokasi

penelitian yang bersumber dari kantor kelurahan Karang

Mulya. Tipologi penduduk berdasarkan oleh situasi atau

karakritistik-karakteristik tertentu yang bersumber dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang, serta beberapa literatur-

literatur yang berhubungan dengan data-data penelitian.

Page 46: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

36

2. Deskripsi Fokus Penelitian

Dalam mempertajam penelitan ini, peneliti menetapkan fokus

penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian,

maka yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian Peran

Majelis Taklim Ar-Ridho terhadap perubahan kehidupan Sosial di

Kampung Karang Mulya Kelurahan Karang Mulya Kecamatan

Karang Tengah Kota Tangerang, yaitu:

a. Yang dimaksud dengan peran adalah sumbangsih yang

diberikan oleh Majelis taklim Ar-Ridho dalam meningkatkan

kualitas hubungan sosial antar individu.

b. Majelis taklim adalah satu lembaga pendidikan diniyah non-

formal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan

kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta

mewujudkan rahmat bagi alam semesta.

c. Perubahan sosial adalah proses peralihan dari suatu keadaan

kepada keadaan yang lain. Perubahan ini terlihat gejala-

gejalanya pada adanya perubahan pola pikir, sikap, dan

perbuatan yang tampak dalam komunikasi, interaksi, cara

bertindak harian, dan lain sebagainnya. Jadi yang dimaksud

penulis tentang dampak keberadaan Majelis Taklim terhadap

perubahan kehidupan sosial adalah setelah mereka menjadi

anggota Majelis taklim, dimana kita ketahui bahwa Majelis

taklim itu adalah pendidikan non-formal yang memberikan

pelajaran keagamaan, seni budaya, dan juga sosial kepada

anggotanya. Adapun perubahan sosial yang tampak setelah

menjadi anggota Majelis taklim seperti rasa kepedulian

terhadap masyarakat semakin tinggi dengan jalan memberikan

infaq atau bantuan kepada orang yang kurang mampu, maupun

dalam kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan misalnya

Page 47: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

37

dalam hal pembangunan rumah-rumah ibadah dan sarana

umum.

3. Informan Penelitian

Peneliti kemudian menentukan informan penelitian yang

menjadi narasumber untuk kepentingan perolehan informasi

dengan mengunakan teknik penarikan informan (purposive

sampling). Teknik penentuan informan dengan purposive sampling

ini dipilih karena teknik ini memilih informan dengan berbagai

kriteria tertentu menurut kebutuhan peneliti, sehingga dianggap

layak dijadikan sumber informasi inforrman. Dalam penelitian ini,

yang menjadi kriteria subyek penelitian adalah:

a. Anggota Majelis taklim berumur 30 tahun keatas.

b. Anggota yang minimal satu tahun terlibat di Majelis taklim.

c. Anggota Majelis taklim yang berdomisili di Kampung

Karang Mulya Kelurahan Karang Mulya Kecamatan

Karang Tengah Kota Tangerang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang dipergunakan untuk mengumpulkan data

tentang Peran Majelis taklim terhadap perubahan kehidupan sosial adalah

penelitian sendiri, dengan pendekatan pedoman wawancara.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah

cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data

dimana cara tersebut menunjukkan pada suatu yang abstrak, tidak tetap

penggunaannya.38

berkaitan dengan penelitian ini, maka dapat ditempuh

dengan cara:

1. Pengamatan langsung (observasi)

38

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002, Cet.XII), h.134

Page 48: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

38

Observasi yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung di lokasi

penelitian, atau melihat langsung aktivitas yang berjalan pada lokasi

penelitian. Hal ini untuk mengetahui obyektifitas dari kenyataan yang

ada berdasarkan pada perencanaan yang sistematis.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh kedua pihak pewawancara dan yang diwawancarai

yang memberikan jawaban atas pertanyaan.39

Wawancara tidak

berstruktur, bersifat luwes, susunan kata-kata dalam setiap

pertanyaannya dapat diubah pada saat wawancara, disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk

karakteristik sosial budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat

pendidikan, pekerjaan dan sebagainya). Dengan demikian, persepsi

dan makna perubahan serta makna simbolis dibalik realitas yang

terjadi dapat diketahui.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dan dokumen-

dokumen penting pada setiap obyek penelitian atau pada kantor dan

instansi terkait.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan padanan dari konsep kesahihan

(validitas) dan keadaan (reliabilitas) menurut versi kualitatif. Untuk

menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Teknik

pemeriksaan dalam penelitian ini adalah member check member.

39

Lexy J. Meleong, Metedologi penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000), h. 135.

Page 49: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

39

Member check member adalah proses peneliti mengajukan pertanyaan

pada subyek untuk tujuan penelitian. Aktifitas ini juga dilakukan untuk

mendapatkan temuan kembali pada informan dan menayakan pada mereka

baik lisan maupun tertulis tentang keakuratan laporan penelitian. Dalam

proses ini cara kerja member check member terlebih dahulu peneliti

lakukan, kemudian wawancara terhadap informan dengan mengajukan

beberapa pertanyaan setelah menayakan ulang kembali jawaban yang

diberikan oleh informan, untuk memastikan keabsahan data.

H. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan adalah deskriptif analitik, yaitu

mendeskripsikan data berupa, kata-kata gambar dan bukan angka yang

berasal dari data.40

Analisis data adalah proses mengatur urusan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.

Dari data yang dikumpulkan, kemudian dilakukan analisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriktif kualitatif, yaitu menggambarkan

bagaimana peran keberadaan Majelis taklim terhadap kehidupan sosial.

Setelah memperoleh data dari informan akan dilakukan analisis data

sederhana, dilanjutkan dengan pemaparan dari wawancara, pengamatan

yang telah dilakukan untuk diambil kesimpulan. Untuk itu, dalam

menganalisis data yang didukung oleh adanya pengetahuan dan

pengalaman yang memadai yang dimiliki oleh penelitian agar penelitian

yang ditempuh dapat berhasil dengan baik.

Analisis data yang digunakan bertolak dengan penyusunan data,

agar dapat ditafsirkan dan diketahui maknanya. Menyusun data penelitian

dilakukan dengan mengelola ke dalam klasifikasi tertentu, yaitu

mengklasifikasikan data yang diperoleh dari sumber data.

40

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 1997), h. 66

Page 50: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

40

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, maka analisis data dalam

penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Mengkaji data, dengan membuat, menyusun, dan menguraikan

data dengan cara mengklasifikasikan dari setiap sumber data.

2. Analisis data, dengan menguraikan data yang ada

berdasarkan pengklasifikasian dari setiap data tersebut di atas

dan mencari hubungan antara data yang diperoleh dan sumber

lainnya yang ada kaitannya dengan fokus penelitian.

3. Membuat tafsiran terhadap data yang kaitannya dengan fokus

penelitian dengan menggunkan metode komparatif terhadap

data yang diperoleh dan berbagai sumber mengenai obyek

penelitian.

4. Membuat diagnosis, yaitu untuk menemukan jenis dan

karakteristik masalah yang ada pada penelitian ini, serta

mengetahui faktor–faktor penyebab masalah yang terjadi dan

yang ada kaitannya dengan fokus penelitian.

Page 51: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti menyajikan hasil penelitian dan pembahasan

pada bab sebelumnya, maka tibalah pada bab ini peneliti menarik

kesimpulan yaitu :

1. Keberadaan Majelis Taklim Ar-Ridho di Kampung Karang

Mulya Kelurahan Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah

memainkan peran yang cukup signifikan. Hal itu dapat dicermati

dalam berbagai aspek serta orientasi Majelis Taklim tersebut.

Adapun yang menjadi arah orientasi Majelis Taklim Ar-Ridho

seperti: sebagai tempat membina dan mengembangkan ilmu serta

keyakinan agama, sebagai ruang silaturahmi dan kontak sosial, serta

sebagai media meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah

tangga.

2. Peran dari keberadaan Majelis taklim Ar-Ridho kemudian

memberikan berbagai perubahan-perubahan dalam masyarakat itu

sendiri. Dapat dilihat dari perubahan yang hadir yang kemudian

mengarah pada bentuk perubahan maju. Adapun bentuk-bentuk

perubahan yang terjadi meliputi: perubahan pola pikir, perubahan

cara berpakaian dan sikap dalam proses interaksi sosial, adanya rasa

solidaritas antar masyarakat dalam membantu orang-orang yang

kurang mampu, dan terjalinnya silaturahmi sesama masyarakat.

Tentunya peran ini harus terus dapat dipertahankan dan

ditingkatkan guna menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia

dan berguna bagi sesama.

Page 52: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

73

B. Implikasi

Hasil penelitian tentang dampak keberadaan Majelis taklim Ar-

Ridho terhadap kehidupan sosial di Kampung Karang Mulya Kelurahan

Karang Mulya Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang menunjukan

bahwa keberadaan Majelis taklim memberikan kontribusi positif dalam

menciptakan perubahan dalam masyarakat. Perubahan tersebut

berhubungan dengan semakin meningkatnya ilmu dan keyakinan

keberagamaan para anggotanya, serta terciptanya tatanan masyarakat yang

mengedepankan nilai- nilai keberagamaan, solidaritas dan kepedulian

antar sesama.

C. Saran

1. Bagi anggota Majelis taklim Ar-Ridho, agar tetap

mempertahankan dan terus meningkatkan capaian-capaian dalam

menciptakan tatanan masyarakat yang berakhlak mulia dan

berkepribadian luhur.

2. Bagi masyarakat setempat, agar tetap menudukung, membantu serta

mensukseskan baik secara fisik maupun non-fisik kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan Majelis taklim.

3. Bagi Pemerintah kota Tangerang serta struktur-struktur terkait, agar

memberikan ruang akomodasi kepada Majelis taklim yang ada di

Kecamatan Karang Tengah dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan

kepada anggotanya, khususnya, dan dalam masyarakat pada

umumnya.

Page 53: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, Tutty. 1997. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim. Bandung:

Mizan.

Arifin, H. M. 1995. Kapita Selekta Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.

Bahreisy, Hussein 1980. Himpunan Hadits Pilihan, Hadts Shahih Bukhhari.

Surabaya: Al-Ikhlas.

Beilharz, Peter 2005. Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman, Arif. 1996. Teori Pembagunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Bahrein,T Sugihen. 1997. Sosiologi Pedesaan. Jakarta : Balai Pustaka.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2006. Al-Qur’an dan terjemahannya.

Jakarta: Pustaka Agung Harapan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Desy Anwar. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia.

Dewan Redaksi Ensiklopedi. 2010. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve.

Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah.

Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hasbullah, 2001. Sejarah Pendidikan Islam Indonesia. Jakarta: PT Rajawali

Press.

Hendropuspito, D. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius.

Huda, Nurul dkk. 1984. Pedoman Majlis Taklim. Jakarta: Proyek Penerangan

Bimbingan dan Dakwah/Khutbah Agama Islam Pusat.

Jalaluddin, 2007. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kementrian Negara RI Dirjen Bimas Islam Direktorat Penerangan Agama Islam.

2013. Silabus Majlis Taklim.

Khaldun, Ibnu. 2012. Mukaddimah. Jakarta: Pustaka Alkautsar.

Page 54: PERAN MAJELIS TAKLIM AR-RIDHO TERHADAP PERUBAHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46676/1/ABDUL KAHFI... · yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah

Khozin. 1996. Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Langgulung, Hasan. 1988. Pendidikan Islma Menghadapi Abad ke-21. Jakarta:

Pustakaal-Husna.

Nasikun. 2012.Sistem Sosial Indoonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Nata,

Abuddin. 2014. Sosiologi Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali pers

Munawwir, Ahmad Warson. 1990. Al-Munawwir: Kamus Arab-

Indonesia. Jakarta: Grafiti Press.

O'dea, Thomas F. 1987. Sosiologi agama: suatu pengenalan awal. Jakarta:

Rajawali.

Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:

Rajawali Pres.

Rukiati, Enung, Fenti Hikmawati. 2006. Sejarah Pendidikan Islam di

Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Reski Amaliah Mutiara Putri. 2016 dampak keberadaan majelis taklim terhadap

kehidupan sosial Makasar:Universitas Negeri Malang.

Shaleh, Abdul, Rahman, 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Untuk

Bangsa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Siregar, H. Imran dan Moh. Shofiuddin. 2003. Pendidikan Agama Luar Sekolah

(Studi Tentang Majlis Taklim). Jakarta:

Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang Agama dan Diklat

Keagamaan Departemen Agama RI.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Stzompka. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Veeger. 1986. Realitas Sosial (refeleksi filsafat sosial atas hubungan individu-

masyrakat dalam cakrawala sejarah sosiologi). Jakarta: PT Gramedia.

Zuhairi. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

https://tangerangkota.go.id/geografi, diakses pada hari Selasa 23 april 2019 pukul

17:00 WIB.

http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/4364 di Akes pada 10 April 2019 pukul 19.00

WIB.