Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

10
PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak sangat luar biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi kehidupan manusia. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat merendahkan martabat suatu bangsa dalam tata pergaulan internasional. Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi menurut hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara. Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli mengklasifiksikan penyebab terjadinya korupsi. A. GERAKAN ANTI KORUPSI Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Korupsi merupakan tindak pidana yang menimbulkan kerugian ganda: menguras harta negara demi kepentingan pribadi/kelompok serta mencerabut hak-hak sosial masyarakat secara meluas. Dewasa ini, tindakan korupsi semakin merajalela. Meluasnya korupsi hingga ke tatanan struktural masyarakat yang terendah atau semakin besarnya kuantitas dana yang dikorupsi menjadi peringatan bahwa daya perlawanan terhadap korupsi harus ditingkatkan. Beriringan dengan itu, lembaga yang memiliki otoritas untuk memberantas korupsi secara hukum mulai diperlemah. Kekuatan hukum

Transcript of Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

Page 1: Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI

Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak

sangat luar biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi

kehidupan manusia. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat merendahkan

martabat suatu bangsa dalam tata pergaulan internasional.

Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi

menurut hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik

pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan

keuangan negara. Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli

mengklasifiksikan penyebab terjadinya korupsi.

A. GERAKAN ANTI KORUPSI

Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Korupsi merupakan tindak pidana

yang menimbulkan kerugian ganda: menguras harta negara demi kepentingan

pribadi/kelompok serta mencerabut hak-hak sosial masyarakat secara meluas. Dewasa

ini, tindakan korupsi semakin merajalela. Meluasnya korupsi hingga ke tatanan

struktural masyarakat yang terendah atau semakin besarnya kuantitas dana yang

dikorupsi menjadi peringatan bahwa daya perlawanan terhadap korupsi harus

ditingkatkan. Beriringan dengan itu, lembaga yang memiliki otoritas untuk

memberantas korupsi secara hukum mulai diperlemah. Kekuatan hukum untuk

mengekang korupsi menjadi bias akibat pertarungan yang justru terjadi di badan inter-

pranata dalam penegakkan hukum tersebut. Di sinilah dibutuhkan suatu daya sosial

yang memberikan aspirasi kolektif sehingga mampu menuntut pemberantasan korupsi

secara tegas dan sigap.

Di sisi lain, mahasiswa sebagai generasi muda perlu dipersiapkan sebagai penerus

kepemimpinan bangsa. Karena, toh pejabat yang kini bergelimangan harta hasil

korupsi bisa jadi dulunya adalah mahasiswa yang berteriak lantang tentang integritas

dan keadilan. Untuk itulah, kesadaran dan karakter anti-korupsi harus dibangun

melalui pemahaman dan pembentukan budaya masyarakat muda yang secara tegas

menjauhi segala bentuk korupsi. Dari internalisasi kultural yang berpengaruh hingga

Page 2: Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

personal, diharapkan mampu membentuk generasi anti-korupsi yang bertahan sejak

dini hingga ketika menjabat di kepemimpinan bangsa kelak.

Gerakan Struktural dan Kultural

Dilatarbelakangi oleh hal di atas, perlu dirancang suatu konsep gerakan anti-

korupsi bagi mahasiswa Indonesia yang terdiri dari gerakan struktural dan kultural.

1. Gerakan Struktural

Gerakan struktural memiliki kecenderungan yang reaktif terhadap isu dan

melibatkan massa dalam jumlah besar dalam pelaksanaannya. Makna “struktural”

diartikan sebagai satu komponen di dalam pemerintahan yang memiliki keterlibatan di

dalam isu korupsi tertentu. Jadi, gerakan anti-korupsi yang bersifat struktural, berarti

memberikan satu aksi atau reaksi terhadap isu tertentu yang ditujukan kepada

pemerintah sebagai lembaga yang berwenang dalam penyelesaian isu tersebut.

Tujuan dari gerakan struktural ini adalah:

1) memberikan pernyataan sikap pemuda,

2) memberikan tuntutan tertentu terhadap isu terkait,

3) menampilkan propaganda dan pencerdasan kepada publik, dan

4)menunjukkan daya sosial yang menekankan pada semangat perlawanan

terhadap korupsi. Salah satu bentuk dari gerakan struktural ini adalah aksi dan

unjuk rasa terkait kasus korupsi tertentu.

2. Gerakan Kultural

Gerakan kultural bertujuan untuk:

1) memberikan pemahaman tentang korupsi dan bentuk nyata anti-korupsi di

dalam kemahasiswaan,

2) menciptakan budaya anti-korupsi sejak dini, dan

3) membentuk karakter generasi anti-korupsi. Berbeda dengan sebelumnya,

gerakan kultural ini cenderung bersifat aktif, sehingga gerakan yang dilakukan

Page 3: Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

tidak bergantung terhadap isu yang ada. Beberapa model gerakan yang dapat

dilakukan pada klasifikasi kultural diantaranya:

Propaganda Integritas Akademik

Salah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik. Untuk itu, sebagai

pemupukan budaya anti-korupsi, perlu ditingkatkan propaganda integritas akademik

bagi mahasiswa. Upaya ini adalah untuk mencegah bibit-bibit korupsi yang mungkin

tumbuh dari kecurangan-kecurangan kecil yang terjadi dalam pelaksanaan aktivitas

akademik di kemahasiswaan.

Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student governance)

Dalam hal ini, mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi korupsi secara

luas dan bagaimana cara pencegahannya. Selain itu, ditampilkan contoh-contoh

bentuk korupsi di dalam organisasi kemahasiswaan sebagai satu upaya pemupukan

kesadaran untuk tidak melakukan tindakan korupsi dalam unit kelembagaan yang

kecil. Dengan pemahaman yang ada tentang jenis korupsi yang mungkin terjadi pada

organisasi kemahasiswaan, diharapkan penyelenggaraan kelembagaan yang bersih

dari korupsi mulai dipraktikkan oleh mahasiswa sejak dini.

Propaganda Anti-Korupsi Mahasiswa

Propaganda anti-korupsi mahasiswa diterapkan dengan memberikan aksentuasi

pada peran mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan. Bahwa sebagai generasi

penerus yang mengharapkan kondisi negara yang bersih, maka mahasiswa harus

mampu menjaga kebersihan perilakunya dari tindakan korupsi. Tujuan dari hal ini

menyadarkan peran sebagai generasi penerus serta menumbuhkan mental anti-korupsi

secara permanen.

Mekanisme pembudayaan yaitu dengan cara pemanfaatan media, propaganda,

serta ajang-ajang yang melibatkan mahasiswa dalam skala mikro hingga makro.

Luaran utama dari gerakan ini adalah timbulnya kesadaran untuk mempertahankan

integritas anti-korupsi sejak di bangku kuliah hingga bangku pemerintahan.

Page 4: Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

Menyelamatkan Investasi Bangsa

Memberikan kesadaran penuh kepada mahasiswa sejak dini tentang bahaya laten

korupsi merupakan agenda wajib yang perlu dilakukan. Bukan hanya sekadar

pemahaman dan demonstrasi yang hampa pemaknaan, dibutuhkan satu gerakan yang

didasari oleh semangat anti-korupsi yang tertanam sebagai satu budaya yang utuh.

Kesadaran yang tertanam kokoh dalam diri mahasiswa yang kelak akan

memegang estafet kepemimpinan bangsa merupakan satu bentuk penyelamatan

investasi bangsa menuju negara yang bersih dari segala macam bentuk korupsi.

B. PERAN MAHASISWA

Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak

banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari

peran mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang

tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme. Semangat-semangat

yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan

untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil.

Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu

menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakat,

bangsa dan negaranya.

Dengan kompetensi mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu

menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan rakyat, dan

mampu mengkritisi kebijakan- kebijakan yang koruptif.

C. KETERLIBATAN MAHASISWA

Denagan memberikan kesadaran penuh kepada mahasiswa sejak dini tentang

bahaya laten korupsi merupakan agenda wajib yang perlu dilakukan. Bukan hanya

sekadar pemahaman dan demonstrasi yang hampa pemaknaan, dibutuhkan satu

gerakan yang didasari oleh semangat anti-korupsi yang tertanam sebagai satu budaya

yang utuh. Kesadaran yang tertanam kokoh dalam diri mahasiswa yang kelak akan

Page 5: Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

memegang estafet kepemimpinan bangsa merupakan satu bentuk penyelamatan

investasi bangsa menuju negara yang bersih dari segala macam bentuk korupsi.

1. Peran Mahasiswa di lingkungan Kampus

Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah

pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus

mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan

korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari

awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa,

dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus

melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur

pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi.

Di samping itu, mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan

mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas

penyelewengan yang ada. Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi

terhadap rekan-rekannya ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya

praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses penerimaan mahasiswa. Selanjutnya

adalah pada proses perkuliahan.

Dalam masa ini, perlu penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam

berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara

yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi

diri dari rasa malas belajar.

Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada

dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan

kajian kritis terhadap laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan

pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat

dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa

lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik

lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga.

Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa

memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal.

Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki

Page 6: Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi

konsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya

melalui jalan pintas.

2. Peran Mahasiswa di luar Kampus

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor

pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan

perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat

digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang

diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah satu

contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimana

sebelumnya di dahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.

Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap

korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan

yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang

tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap kebijakan pemerintah

tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada

kepentingan masyarakat banyak.

Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog

dengan pemerintah maupun pihak legislatif. Mahasiswa juga dapat melakukan peran

edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik

pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai

masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang

ditemuinya pada pihak yang berwenang.

Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan

melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum

terhadap pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada aparat penegak hukum

untuk bertindak tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan tersebut bisa

berupa demonstrasi ataupun pembentukan opini publik.