Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi
-
Upload
yeche-minoz -
Category
Documents
-
view
333 -
download
33
Transcript of Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi
PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI
Korupsi adalah kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang berdampak
sangat luar biasa. Pada dasarnya korupsi berdampak buruk pada seluruh sendi
kehidupan manusia. Yang tidak kalah penting korupsi juga dapat merendahkan
martabat suatu bangsa dalam tata pergaulan internasional.
Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi
menurut hukum positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik
pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan
keuangan negara. Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli
mengklasifiksikan penyebab terjadinya korupsi.
A. GERAKAN ANTI KORUPSI
Korupsi di Indonesia sudah berlangsung lama. Korupsi merupakan tindak pidana
yang menimbulkan kerugian ganda: menguras harta negara demi kepentingan
pribadi/kelompok serta mencerabut hak-hak sosial masyarakat secara meluas. Dewasa
ini, tindakan korupsi semakin merajalela. Meluasnya korupsi hingga ke tatanan
struktural masyarakat yang terendah atau semakin besarnya kuantitas dana yang
dikorupsi menjadi peringatan bahwa daya perlawanan terhadap korupsi harus
ditingkatkan. Beriringan dengan itu, lembaga yang memiliki otoritas untuk
memberantas korupsi secara hukum mulai diperlemah. Kekuatan hukum untuk
mengekang korupsi menjadi bias akibat pertarungan yang justru terjadi di badan inter-
pranata dalam penegakkan hukum tersebut. Di sinilah dibutuhkan suatu daya sosial
yang memberikan aspirasi kolektif sehingga mampu menuntut pemberantasan korupsi
secara tegas dan sigap.
Di sisi lain, mahasiswa sebagai generasi muda perlu dipersiapkan sebagai penerus
kepemimpinan bangsa. Karena, toh pejabat yang kini bergelimangan harta hasil
korupsi bisa jadi dulunya adalah mahasiswa yang berteriak lantang tentang integritas
dan keadilan. Untuk itulah, kesadaran dan karakter anti-korupsi harus dibangun
melalui pemahaman dan pembentukan budaya masyarakat muda yang secara tegas
menjauhi segala bentuk korupsi. Dari internalisasi kultural yang berpengaruh hingga
personal, diharapkan mampu membentuk generasi anti-korupsi yang bertahan sejak
dini hingga ketika menjabat di kepemimpinan bangsa kelak.
Gerakan Struktural dan Kultural
Dilatarbelakangi oleh hal di atas, perlu dirancang suatu konsep gerakan anti-
korupsi bagi mahasiswa Indonesia yang terdiri dari gerakan struktural dan kultural.
1. Gerakan Struktural
Gerakan struktural memiliki kecenderungan yang reaktif terhadap isu dan
melibatkan massa dalam jumlah besar dalam pelaksanaannya. Makna “struktural”
diartikan sebagai satu komponen di dalam pemerintahan yang memiliki keterlibatan di
dalam isu korupsi tertentu. Jadi, gerakan anti-korupsi yang bersifat struktural, berarti
memberikan satu aksi atau reaksi terhadap isu tertentu yang ditujukan kepada
pemerintah sebagai lembaga yang berwenang dalam penyelesaian isu tersebut.
Tujuan dari gerakan struktural ini adalah:
1) memberikan pernyataan sikap pemuda,
2) memberikan tuntutan tertentu terhadap isu terkait,
3) menampilkan propaganda dan pencerdasan kepada publik, dan
4)menunjukkan daya sosial yang menekankan pada semangat perlawanan
terhadap korupsi. Salah satu bentuk dari gerakan struktural ini adalah aksi dan
unjuk rasa terkait kasus korupsi tertentu.
2. Gerakan Kultural
Gerakan kultural bertujuan untuk:
1) memberikan pemahaman tentang korupsi dan bentuk nyata anti-korupsi di
dalam kemahasiswaan,
2) menciptakan budaya anti-korupsi sejak dini, dan
3) membentuk karakter generasi anti-korupsi. Berbeda dengan sebelumnya,
gerakan kultural ini cenderung bersifat aktif, sehingga gerakan yang dilakukan
tidak bergantung terhadap isu yang ada. Beberapa model gerakan yang dapat
dilakukan pada klasifikasi kultural diantaranya:
Propaganda Integritas Akademik
Salah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik. Untuk itu, sebagai
pemupukan budaya anti-korupsi, perlu ditingkatkan propaganda integritas akademik
bagi mahasiswa. Upaya ini adalah untuk mencegah bibit-bibit korupsi yang mungkin
tumbuh dari kecurangan-kecurangan kecil yang terjadi dalam pelaksanaan aktivitas
akademik di kemahasiswaan.
Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student governance)
Dalam hal ini, mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi korupsi secara
luas dan bagaimana cara pencegahannya. Selain itu, ditampilkan contoh-contoh
bentuk korupsi di dalam organisasi kemahasiswaan sebagai satu upaya pemupukan
kesadaran untuk tidak melakukan tindakan korupsi dalam unit kelembagaan yang
kecil. Dengan pemahaman yang ada tentang jenis korupsi yang mungkin terjadi pada
organisasi kemahasiswaan, diharapkan penyelenggaraan kelembagaan yang bersih
dari korupsi mulai dipraktikkan oleh mahasiswa sejak dini.
Propaganda Anti-Korupsi Mahasiswa
Propaganda anti-korupsi mahasiswa diterapkan dengan memberikan aksentuasi
pada peran mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan. Bahwa sebagai generasi
penerus yang mengharapkan kondisi negara yang bersih, maka mahasiswa harus
mampu menjaga kebersihan perilakunya dari tindakan korupsi. Tujuan dari hal ini
menyadarkan peran sebagai generasi penerus serta menumbuhkan mental anti-korupsi
secara permanen.
Mekanisme pembudayaan yaitu dengan cara pemanfaatan media, propaganda,
serta ajang-ajang yang melibatkan mahasiswa dalam skala mikro hingga makro.
Luaran utama dari gerakan ini adalah timbulnya kesadaran untuk mempertahankan
integritas anti-korupsi sejak di bangku kuliah hingga bangku pemerintahan.
Menyelamatkan Investasi Bangsa
Memberikan kesadaran penuh kepada mahasiswa sejak dini tentang bahaya laten
korupsi merupakan agenda wajib yang perlu dilakukan. Bukan hanya sekadar
pemahaman dan demonstrasi yang hampa pemaknaan, dibutuhkan satu gerakan yang
didasari oleh semangat anti-korupsi yang tertanam sebagai satu budaya yang utuh.
Kesadaran yang tertanam kokoh dalam diri mahasiswa yang kelak akan
memegang estafet kepemimpinan bangsa merupakan satu bentuk penyelamatan
investasi bangsa menuju negara yang bersih dari segala macam bentuk korupsi.
B. PERAN MAHASISWA
Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak
banyak, namun sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari
peran mahasiswa. Walaupun jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang
tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan idealisme. Semangat-semangat
yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari perbuatan
untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil.
Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu
menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakat,
bangsa dan negaranya.
Dengan kompetensi mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu
menjadi agen perubahan, mampu menyuarakan kepentingan rakyat, dan
mampu mengkritisi kebijakan- kebijakan yang koruptif.
C. KETERLIBATAN MAHASISWA
Denagan memberikan kesadaran penuh kepada mahasiswa sejak dini tentang
bahaya laten korupsi merupakan agenda wajib yang perlu dilakukan. Bukan hanya
sekadar pemahaman dan demonstrasi yang hampa pemaknaan, dibutuhkan satu
gerakan yang didasari oleh semangat anti-korupsi yang tertanam sebagai satu budaya
yang utuh. Kesadaran yang tertanam kokoh dalam diri mahasiswa yang kelak akan
memegang estafet kepemimpinan bangsa merupakan satu bentuk penyelamatan
investasi bangsa menuju negara yang bersih dari segala macam bentuk korupsi.
1. Peran Mahasiswa di lingkungan Kampus
Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah
pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan
korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari
awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa,
dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus
melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur
pendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi.
Di samping itu, mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan
mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas
penyelewengan yang ada. Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi
terhadap rekan-rekannya ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya
praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses penerimaan mahasiswa. Selanjutnya
adalah pada proses perkuliahan.
Dalam masa ini, perlu penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam
berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara
yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi
diri dari rasa malas belajar.
Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada
dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan
kajian kritis terhadap laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan
pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat
dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa
lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik
lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga.
Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa
memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal.
Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki
konsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya
melalui jalan pintas.
2. Peran Mahasiswa di luar Kampus
Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor
pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan
perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat
digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang
diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah satu
contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimana
sebelumnya di dahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.
Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap
korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan
yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang
tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap kebijakan pemerintah
tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada
kepentingan masyarakat banyak.
Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog
dengan pemerintah maupun pihak legislatif. Mahasiswa juga dapat melakukan peran
edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik
pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai
masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang
ditemuinya pada pihak yang berwenang.
Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan
melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum
terhadap pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada aparat penegak hukum
untuk bertindak tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan tersebut bisa
berupa demonstrasi ataupun pembentukan opini publik.