PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)...

108
PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) SOLIDARITAS PEREMPUAN DALAM ADVOKASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR DI JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Suci Fitriah Tanjung 1111112000012 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)...

Page 1: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) SOLIDARITAS

PEREMPUAN DALAM ADVOKASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR

DI JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Suci Fitriah Tanjung

1111112000012

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

Page 2: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat
Page 3: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat
Page 4: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat
Page 5: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

i

ABSTRAK

Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Solidaritas Perempuan dalam advokasi kebijakan pengelolaan air di

Jakarta. Tujuannya adalah untuk melihat peran LSM Solidaritas Perempuan dalam

mendorong perubahan kebijakan pengelolaan air di Jakarta yang dilakukan baik

melalui jalur litigasi maupun non litigasi. Teori yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teori peran dengan pendekatan perilaku yang dipaparkan Soerjono

Soekanto serta teori advokasi kebijakan dengan tahapan advokasi yang ditinjau

dari sudut pandang sistem hukum yang dikemukakan oleh Roem Topatimasang,

termasuk pembagian peran di dalamnya. Di mana pembagian peran tersebut

dibagi menjadi tiga, yakni tim kerja basis, tim kerja pendukung, dan tim garis

depan. Selain itu, strategi advokasi juga ditentukan berdasarkan aras advokasi

yang terbagi ke dalam aras mikro, mezzo, dan makro dengan pembagian tipe

advokasi, yakni advokasi kasus dan kelas sebagaimana dipaparkan oleh Edi

Suharto.

Dapat disimpulkan bahwa Aras yang digunakan dalam advokasi kebijakan

pengelolaan air di Jakarta merupakan aras makro yang menggunakan tipe

advokasi kelas dengan masyarakat Jakarta sebagai kliennya sehingga peran dari

pekerja sosial, dalam hal ini LSM, lebih cenderung sebagai analis kebijakan yang

melakukan analisis serta aksi-aksi sosial untuk mendorong lahirnya perubahan

kebijakan. Dalam advokasi tersebut, Solidaritas Perempuan berperan sebagai tim

kerja basis yang berfungsi melakukan mobilisasi serta pengorganisasian dalam

kerangka pendidikan politik kepada masyarakat, khususnya perempuan. Namun,

Solidaritas Perempuan sebagai satu-satunya organisasi perempuan yang

melakukan advokasi kebijakan pengelolaan air di Jakarta masih perlu melakukan

pendekatan pada organisasi perempuan lainnya agar kebijakan pengelolaan air di

Jakarta dapat membawa substansi sesuai dengan kepentingan masyarakat yang

dibela, yakni perempuan yang juga merupakan mandat dari LSM Solidaritas

Perempuan itu sendiri.

Kata Kuci: Peran, LSM, Solidaritas Perempuan, Tim Basis, Advokasi, Kebijakan,

Pengelolaan Air.

Page 6: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Seiring berjalannya penulisan karya ilmiah ini, dalam prosesnya penelitian ini

melibatkan banyak pihak yang sangat membantu penulis dalam menyusun

argumentasi dan analisa bahkan menjadi penentu dalam penyelesaian skripsi ini.

Hasil dari penelitian ini tentunya tidak akan muncul tanpa adanya bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dede Rosyada, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Dzulkifli selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Dzuriyatun Thoyibah, M.Si, Dr. Bakir Ikhsan, M.Si, dan Dr. Agus

Nugraha, MA. Selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Iding Rosyidin Hasan sebagai Ketua Program Studi Ilmu Politik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekaligus selaku dosen pembimbing yang sabar dan penuh perhatian dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Suryani, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

iii

6. Kepada semua dosen pada Program Studi Ilmu Politik yang tidak bisa

disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan

dalam perjalanan akademik penulis selama menimba ilmu di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua Orang Tua penulis: Zakiah dan Akhlak Abdul Ghalib. Tiada kata yang

pantas untuk membalas segala bentuk kasih sayang dan doa yang tidak henti-

hentinya diberikan. Doa selalu dipanjatkan untuk kesehatan dan keselamatan

keduanya, Rabbighfirli Wali Walidayya Warhamhuma Kama Rabbayani

Shagiraa.

8. Untuk adik-adik tercinta Putri Lalla Tanjung yang selalu memotivasi dan

berdiskusi tentang banyak hal terkait penelitian ini dan Fani Afnanil Jannah

yang selalu menjadi penghibur selama menyusun skripsi ini.

9. Risma Umar, Wahidah Rustam, Ruth Murtiasih, Musta’ana, Anita, Puspa

Dewy, Dinda Yura, Nia Rala, Yudith Dewi, Aliza Yuliana, Arieska

Kurniawati, Donna Swita, Riska Dwi, Enday Hidayat, Yuni Warlif, Ega

Melindo, Panji Perdana, Andriyeni, Sarah Amelia, Wilda, Nurahyati,

Maesaroh, Nurasiah, Zakiatunnisa, Nisa Anisa, Destri, Danang, Parto,

Sutiyono, Satiman dan Seluruh keluarga besar Solidaritas Perempuan yang

telah sangat terbuka membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis

untuk belajar, mengobservasi dan menganalisis kerja-kerjanya.

Page 8: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

iv

10. Teman-teman di rumah perjuangan Komite Mahasiswa dan Pemuda Anti

Kekerasan (KOMPAK) yang telah sangat setia menemani penulis dalam

berproses.

11. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Ilmu Politik angkatan 2010,

2011, 2012 dan 2013 yang telah berbagi dan membantu penulis melewati

berbagai tantangan selama masa perkuliahan.

12. Tutur, Baini, Winty, Fia, Agam, Fani, Rizky, Indra di Program Studi Sastra

Arab angkatan 2009 yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi.

13. Teman-teman di KPA Arkadia, khususnya angkatan Nabelo Mpu.

14. KKN GAMMA 2014: Alfian, Eka, Peri, Ical, Ita, Rahma, dan lainnya.

15. Devy, Endang, Sari, Endah, Desy, Yuli, Hanin yang telah menjadi sahabat

terbaik selama lebih dari sepuluh tahun.

16. Seluruh kawan-kawan di YouthFeM

Tanpa adanya mereka, mustahil penelitian ini dapat terselesaikan. Semoga Allah

membalas segala kebaikan mereka. Penulis juga mengharapkan saran dan kritikan

dari para pembaca untuk dapat menjadi penilaian dan masukan bagi penulis untuk

dapat lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 09 Juli 2018

Suci Fitriah Tanjung

Page 9: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 8

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 10

E. Metode Penelitian.......................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ................................................................... 16

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 18

A. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ............................... 18

B. Advokasi Kebijakan ...................................................................... 25

BAB III GAMBARAN UMUM SOLIDARITAS PEREMPUAN ..................... 39

A. Sejarah Lahirnya Solidaritas Perempuan ...................................... 39

B. Landasasan ,Visi, dan Misi Organisasi ......................................... 41

C. Entitas Organisasi dan Struktur Pengambilan Keputusan ............. 43

D. Program Kerja dan Struktur Organisasi Solidaritas Perempuan ... 46

E. Solidaritas Perempuan Sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat .. 50

BAB IV PERAN SOLIDARITAS PEREMPUAN DALAM ADVOKASI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR DI JAKARTA ......................... 52

A. Advokasi Kebijakan Pengelolaan Air di Jakarta ........................... 52

B. Landasan Solidaritas Perempuan Terlibat dalam Advokasi

Kebijakan Pengelolaan Air di Jakarta ........................................... 57

C. Peran Solidaritas Perempuan dalam Advokasi Kebijakan

Pengelolaan Air Di Jakarta............................................................ 59

D. Tantangan Solidaritas Perempuan dalam Melaksanakan Perannya

pada Advokasi Kebijakan Pengelolaan Air di Jakarta .................. 74

Page 10: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

vi

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 76

A. Kesimpulan ................................................................................... 76

B. Saran .............................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 78

LAMPIRAN .......................................................................................................... 84

Page 11: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

vii

DAFTAR TABEL

Tabel II.B.2. Strategi Advokasi menurut Dubois dan Miley ................................. 33

Tabel IV.B.1. Daftar Penggugat CLS Kebijakan Pengelolaan Air Jakarta .............. 53

Page 12: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Sasaran dan Strategi Advokasi menurut Topatimasang, dkk ........... 32

Gambar III.2. Struktur Pengurus Solidaritas Perempuan ........................................ 48

Gambar III.3. Struktur Kerja Sekretariat Nasional Solidaritas Perempuan ............ 49

Gambar IV.4 Pembagian Peran dalam Lingkaran Inti KMMSAJ ......................... 64

Page 13: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Air sangat berhubungan erat dengan kehidupan manusia dan telah diakui oleh

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM)

pada Juli 2010 melalui sidang Majelis Umum PBB yang disetujui oleh 122 Negara,

termasuk Indonesia.1 Sebelumnya, pada tahun 2002, Komite Hak Ekonomi, Sosial,

Budaya (Ekosob) merilis komentar umum mengenai Hak Atas Air yang menyatakan

bahwa hak atas air merupakan hak semua manusia dengan memenuhi standar cukup,

aman, dan terjangkau baik secara fisik maupun finansial untuk penggunaan pribadi

atau rumah tangga. Komentar umum tersebut merupakan penerjemahan dari Kovenan

Hak Ekosob yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang (UU)

Nomor 11 Tahun 2005.

Selain itu, dalam secara konstitusi sebagaimana yang terdapat dalam pasal 33

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi “bumi, air, dan kekayaan alam

yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besar kemakmuran rakyat” juga menjadi satu instrument yang memberikan jaminan

1 “General Assembly Adopts Resolution Recognizing Access to Clean Water, Sanitation as

Human Right, by Recorded Vote of 122 in Favour, None Against, 41 Abstention” (United Nation, 2010), diakses melalui https://www.un.org/press/en/2010/ga10967.doc.htm pada 1 April 2018

Page 14: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

2

bagi warga negara atas hak air yang pengelolaannya diserahkan kepada negara untuk

kemakmuran rakyat.

Dalam laporan penelitian MK mengenai Analisis Impelementasi Putusan

Mahkamah Konstitusi atas Pengelolaan Sumber Daya Alam, MK menggunakan

pendekatan hak penguasaan oleh negara yang telah dianut ke dalam sistem hukum

Indonesia di mana klausul pada Pasal 33 UUD 1945 telah menjadi konsensus sejak

awal bahwa negara dimandatkan untuk turut campur dalam pengaturan dan

pengelolan sumber daya alam, termasuk air, sebagai alat produksi dengan mengacu

pada kepentingan publik, dalam hal ini seluruh warga negara Indonesia.2

Hal tersebut direkognisi oleh teori domain lama dalam filsafat hukum yang

menitikberatkan penguasaan sumber daya alam oleh negara karena sifat dan

peruntukannya sehingga tidak boleh dimiliki oleh perseorangan3 maupun menjadi

objek yang diperdagangkan.4 Dasar filosofis ini telah diakui dalam sistem hukum di

Indonesia dan telah masuk ke dalam berbagai kebijakan negara, termasuk dalam

kebijakan pengelolaan air. Oleh karenanya, kewenangan negara perlu dibatasi oleh

UUD 1945 di mana berbagai kebijakan yang diproduksi negara tidak boleh

bertentangan dengan peraturan hukum yang di atasnya agar tidak berdampak pada

2 Rachmad Safaat, dkk, Analisis Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi atas

Pengelolaan Sumber Daya Alam (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2017), hal 10

3 Ronald Z. Titahelu, Penetapan Asas-Asas Hukum Umum dalam Penggunaan Tanah untuk

Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat (Yogyakarta: Deepublish, 2015), Hal. 132-133 4 Rachmad Safaat, dkk, Analisis Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi atas

Pengelolaan Sumber Daya Alam (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2017), hal 11

Page 15: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

3

pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Selain itu, kebijakan negara juga perlu

dibatasi secara substansi agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai, dalam hal ini adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.5

Hal tersebut pula yang menjadi basis dikabulkannya permohonan pembatalan

UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang membolehkan pengelolaan air

diserahkan kepada swasta, oleh individu dan beberapa kelompok masyarakat sipil,

seperti Muhammadiyah, melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 85/PPU-

XI/2013 Putusan tersebut. Dalam putusan tersebut, MK menyatakan:

“Menimbang bahwa pengakuan akses terhadap air sebagai hak asasi

manusia mengindikasikan dua hal; di satu pihak adalah pengakuan terhadap

kenyataan bahwa air merupakan kebutuhan yang demikian penting bagi manusia, di

pihak lain perlunya perlindungan kepada setiap orang atas akses untuk mendapatkan

air. Demi perlindungan tersebut perlu dipositifkan hak atas air menjadi hak yang

tertinggi dalam bidang hukum, yakni hak asasi manusia. permasalahan yang timbul

demikian adalah bagaimana posisi negara dalam hubungannya dengan air sebagai

benda publik atau benda sosial yang bahkan telah diakui sebagai hak asasi manusia.

sebagaimana hak-hak asasi manusia lainnya, posisi negara dengan kewajiban yang

ditimbulkan oleh hak asasi manusia, negara harus menghormati (to respect),

melindungi (to protect), dan memenuhinya (to fulfill).”

Namun, pendekatan HAM sebagaimana dipaparkan di atas belum sepenuhnya

diarusutamakan oleh pemerintah DKI Jakarta dalam kebijakan pengelolaan airnya.

Pada tahun 1997, PT. Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya yang merupakan

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta menandatangani Perjanjian Kerja

Sama (PKS) dengan dua konsorsium perusahaan penyedia air bersih, yakni Thames

Water yang digandeng PT. Kekar Pola Airindo dan Lyonnaise Des Eaux yang

bekerjasama dengan Salim Group. Dua konsorsium tersebut mulai bekerja pada tahun

5 Frans Magnis Suseno, Filsafat sebagai Ilmu Kritis (Yogyakarta: Kanisius, 1993), hal. 94-96

Page 16: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

4

1998 dengan pembagian kawasan yang dibatasi oleh sungai Ciliwung, yakni sebelah

timur dikelola Thames Water dan PT. Kekar Pola Airindo dan bagian barat yang

dikelola oleh Lyonnaise Des Eaux dan Salim Group. Selain memasok modal, dua

konsorsium tersebut juga melakukan pengelolaan pada aspek produksi, distribusi, dan

penagihan pada pelanggan. Pada tahun 2001, terjadi perubahan (addendum)

perjanjian antara PAM Jaya dengan kedua konsorsium tersebut. Di mana fungsi

penagihan dan pengelolaan infrastruktur air dilakukan PAM Jaya.

Thames Water kemudian berubah nama menjadi PT. Thames PAM Jaya dan 5

persen sahamnya diakuisisi oleh PT. Terra Metta Phora dan pada tahun 2007 berubah

nama menjadi PT. Aertra Air setelah terjadi pembelian saham oleh Acuatico. Ltd.

Sementara Lyonnaise Des Eaux berubah nama menjadi PT. PAM Lyonnaise Jaya

(Palyja). 6

Kepemilikan saham kemudian terus berganti hingga saat ini namun tetap

dengan nama yang sama.

Luas jangkauan pelayanan kedua perusahaan tersebut, berdasarkan laporan

dari PAM Jaya, adalah seluas 62 persen dengan total pelanggan mencapai 806.153

pelanggan, yang terdiri dari 419.776 pelanggan Palyja dan 386.377 pelanggan

Aertra. Namun, dari keseluruhan jumlah tersebut, sekitar 22, 60 persen atau sebesar

94.856 pelanggan Palyja dan 14,14 persen atau sebesar 54.474 pelanggan tidak dapat

mengakses air bersih (0 meter kubik). Sementara, sisanya belum tentu mendapatkan

akses air yang memenuhi standar. Terbukti, sebanyak 23,25 persen atau 97.603

6 Pengelolaan Air Bersih Jakarta: Swasta Untuk, PAM Jaya Buntung, diakses melalui

https://tirto.id/pengelolaan-air-bersih-jakarta-swasta-untung-pam-jaya-buntung-cJ7l pada 8 Mei 2018

Page 17: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

5

pelanggan Palyja dan sebanyak 22,49 persen atau 86.670 pelanggan Aertra mendapat

pasokan air yang minim, yakni maksimal hanya 10 meter kubik perhari.

7

Selain itu, tingkat kebocoran air juga relatif tinggi di Jakarta. Menurut, Tim

Investigasi yang dibentuk PAM Jaya, tingkat kebocoran air di Jakarta mencapai 46

persen dengan jumlah air sekitar 245,4 juta meter kubik. Tingkat kebocoran tersebut

menghasilkan kerugian hingga Rp. 1.764 Milyar. Tingkat kebocoran tersebut terjadi

karena infrastruktur dalam distribusi air sangat buruk. Hal tersebut tidak sebanding

dengan tingginya tarif air Jakarta , yakni sebesar Rp. 7.800 per meter kubik untuk

Palyja dan Rp. 6.800 per meter kubik untuk Aertra.8 Tarif tersebut merupakan tarif

tertinggi dibanding kota-kota besar lainnya di Asia.

Sementara, beban shortfall9 yang harus ditanggung oleh PAM Jaya adalah

sebesar Rp. 266,5 Milyar untuk Palyja dan Rp. 273,8 Milyar untuk Aertra. Hal ini

juga sejalan dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan DKI Jakarta sebagaimana dikutip oleh Tirto.id, beban kerugian negara

akibat perjanjian kerja sama tersebut per tahun 2016 mencapai Rp. 1,2 Triliyun.10

Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), pengaduan atas

buruknya pelayanan air di Jakarta ke YLKI masuk ke dalam urutan 10 besar

7 Maurits Napitupulu, Kondisi Pelayanan Air Minum di DKI Jakarta, Presentasi pada tanggal

10 Juni 2011, slide ke 4 8 Ibid, slide ke 6

9 Shortfall adalah selisih yang harus dibayarkan oleh PAM Jaya kepada pihak swasta akibat

realisasi pendapatan lebih rendah daripada yang telah ditetapkan dalam perjanjian. 10

Pengelolaan Air Bersih Jakarta: Swasta Untuk, PAM Jaya Buntung, diakses melalui https://tirto.id/pengelolaan-air-bersih-jakarta-swasta-untung-pam-jaya-buntung-cJ7l pada 8 Mei 2018

Page 18: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

6

pengaduan yang paling sering diadukan. Per tahun 2012, YLKI menerima pengaduan

terkait pelayanan air: berupa 1) perubahan golongan tarif; 2) pembengkakan tagihan;

3) tagihan susulan; 4) denda keterlambatan penggantian meteran; 5) tagihan yang

tidak dikirim; 6) kualitas dan kuantitas debit air.11

Situasi tersebut membuat kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat yang

tergabung dalam Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ)

melayangkan gugatan warga negara atau dikenal dengan Citizen Law Suit12

ke

Pengadilan Negeri Jakarta pada tahun 2011. Gugatan tersebut ditujukan kepada

Presiden Indonesia, Wakil Presiden Indonesia, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri

Keuangan, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) DKI Jakarta, PT. PAM Jaya, PT. Palyja, dan PT. Aertra karena dianggap

memiliki andil terhadap kerugian negara dan tidak terpenuhinya hak masyarat atas

pemenuhan kebutuhan air di Jakarta. Pada 24 Maret 2015, Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat mengabulkan permohonan penggugat melalui putusan Nomor

527/PDT.G/2012/PN/JKT.PST dan menyatakan bahwa tergugat lalai dalam

melakukan pemenuhan hak asasi manusia atas air bagi warga DKI Jakarta.

11

Catatan Hitam Layanan Air PAM, diakses melalui https://ylki.or.id/2012/02/catatan-hitam-layanan-air-pam/ pada 2 April 2018

12 Citizen LawSuit (CLS) adalah satu mekanisme hukum yang memberikan hak kepada warga

negara untuk menggugat negara dan institusi pemerintah yang melahirkan kebijakan yang bertentangan dengan undang-undang atau yang melakukan kegagalan dalam memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan undang-undang. Dalam CLS, penggugat diperbolehkan bukan berasal dari masyarakat terdampak langsung karena pembuktian kerugian negara yang bersifat nyata tidak diperlukan. (lihat: Hukum Indonesia Sudah Akui Konsep Citize Lawsuit, diakses melalui http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5191da19d9d8b/hukum-indonesia-sudah-akui-konsep-icitizen-law-suit-i pada tanggal 13 Juni 2018)

Page 19: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

7

Tidak selesai sampai di situ, tergugat kemudian mengajukan banding ke

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Pada 12 Januari 2016, melalui putusan Nomor

588/PDT/2015/PT DKI Pengadilan Tinggi membatalkan putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat. KMMSAJ kemudian mengajukan kembali kasasi ke tingkat Mahkamah

Agung dan pada Oktober 2017, gugatan kembali dimenangkan oleh masyarakat sipil

melalui putusan MA Nomor 31/K/Pdt/2017.

Putusan tersebut memerintahkan kepada tergugat untuk menghentikan

pengelolaan air oleh swasta di Jakarta dan membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi

Jakarta yang memenangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Putusan tersebut

direspon oleh Pemerintah Provinsi DKI dengan mengambil langkah-langkah untuk

restrukturisasi dan melakukan pengambilalihan pengelolaan air di Jakarta.13

Saat ini,

pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui PAM Jaya baru melakukan restrukturisasi

perjanjian dengan Aertra melalui Perjanjian Restrukturisasi Nomor

003/PAM/F/K.KH/III/2018 atau Nomor 018/AGR-PAM/III/2018 Oleh dan Antara

Perusahaan Daerah Air Minum Daerah Ibu Kota Jakarta (PAM JAYA) dan PT.

Aertra Air Jakarta.

Solidaritas Perempuan merupakan satu-satunya organisasi perempuan yang

tergabung dalam KMMSAJ. Persoalan air yang dekat dengan kehidupan perempuan

di mana perempuan memiliki kebutuhan spesifik terhadap air menjadi motif utama

keterlibatan Solidaritas Perempuan dalam advokasi tersebut. Terlebih, Solidaritas

13

MA Larang Swastanisasi Air, PAM Jaya Restrukturisasi Palyja dan Aertra, diakses melalui https://news.detik.com/berita/3696190/ma-larang-swastanisasi-air-pam-jaya-restrukturisasi-palyja-aetra pada 8 Mei 2018

Page 20: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

8

Perempuan merupakan organisasi yang berkerja langsung di basis masa, khususnya

basis masa perempuan dan memberikan kontribusinya terhadap perubahan-perubahan

kebijakan yang terjadi terkait dengan pengelolaan air di Jakarta sejak tahun 2011

melalui berbagai pengerahan sumber daya organisasi. Sehingga perubahan kebijakan

yang terjadi tidak terlepas dari peran-peran yang dilakukan Solidaritas Perempuan.

Oleh karenanya, penulis berkeinginan untuk melihat bagaimana Solidaritas

Perempuan menjalankan peran-perannya untuk mendorong perubahan kebijakan

pengelolaan air di Jakarta melalui proses advokasi yang dilakukan bersama koalisi.

Penelitian ini dilaksanakan dengan judul “PERAN LEMBAGA SWADAYA

MASYARAKAT (LSM) SOLIDARITAS PEREMPUAN DALAM ADVOKASI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR DI JAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penyataan masalah di atas, penulis merumuskan masalah tersebut

ke dalam sebuah pertanyaan, yakni: bagaimana peran Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Solidaritas Perempuan dalam advokasi kebijakan pengelolaan air di Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran Lembaga Swadaya

masyarakat dalam mendorong perubahan kebijakan melalui pembelaan/advokasi

Page 21: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

9

yang dilakukan. Peran LSM sendiri dalam keilmuan politik dapat menjadi kekuatan

yang dapat mendorong terjadinya perubahan, khususnya dalam kebijakan. Namun,

penelitian ini juga memiliki tujuan khusus yang dibagi berdasarkan targetnya, yakni

sebagai berikut:

1. Manfaat untuk Masyarakat Luas

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pemicu bagi masyarakat dalam

memahami haknya sebagai warga negara sekaligus juga memberi pemahaman

mengenai mekanisme dan tahapan kebijakan di mana warga negara berhak

mengajukan keberatan melalui berbagai cara yang telah diakui oleh hukum termasuk

berdampingan dengan organisasi/kelompok masyarakat sipil dalam mendorong

perubahan kebijakan.

2. Manfaat untuk Pemerintah

Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan

pertimbangan dalam pengambilan kebijakan. Bahwa kebijakan publik harus melalui

berbagai proses dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

3. Manfaat untuk Akademisi

Page 22: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

10

Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, khususnya

dalam kajian kebijakan serta memperkaya analisis mengenai LSM sebagai kekuatan-

kekuatan politik, khususnya mengenai perannya didalam advokasi kebijakan.

D. Tinjauan Pustaka

Telah banyak sekali penelitian yang memaparkan tentang peran Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM). Seperti penelitian skripsi di Universitas Indonesia yang

dilakukan oleh Lovely Christina Manafe (2012) yang berjudul Peran NGO dalam

Penanggulangan Isu Perubahan Iklim: Studi Kasus Peran Friends Of The Earth dalam

Mendorong Climate Change Act di Inggris melalui Kampanye “The Big Ask”.14

Penelitian ini pada dasarnya memiliki kemiripan pendekatan dengan penulis, namun

yang membedakan adalah objek yang diangkat dalam penelitian tersebut merupakan

lembaga Internasional yang berbasis di Inggris di mana proses advokasi kebijakan

yang dilakukan menggunakan mekanisme yang berbeda karena sistem hukum yang

berkembang di setiap negara berbeda pula.

Selain itu, terdapat pula penelitian skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang dilakukan oleh Jajang Heriyana (2008) yang berjudul “Peran LSM Forum

Peduli Pendidikan (FORPPENDIK) dalam Monitoring Pendidikan di Kota Depok

14

Lovely Christina Manafe, Skripsi: Peran NGO dalam Penanggulangan Isu Perubahan Iklim: Studi Kasus Peran Friends Of The Earth dalam Mendorong Climate Change Act di Inggris melalui Kampanye “The Big Ask” (Depok: UI, 2012), 1-89

Page 23: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

11

(Studi Kasus SDN Tugu 8 Cimanggis).15

Penelitian tersebut juga menggunakan teori

peran sebagai pendekatan penelitian. Namun, sudut pandang yang digunakan adalah

pada aspek fungsi pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat sipil.

Terdapat pula sebuah penelitian skripsi yang berjudul “Partisipasi LSM

Pendidikan dalam Perumusan Kebijakan di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah

Raga DIY” yang dilakukan oleh Rohajji Nugroho (2015) dari Universitas Negeri

Yogyakarta.16

Penelitian ini menggunakan studi kebijakan, namun dilihat dari proses

perumusan kebijakan.

Dari ketiga penelitian yang telah ada dan dipaparkan di atas, penulis lebih

banyak menggunakan pendekatan dengan menggunakan teori peran namun ditinjau

dari proses advokasi kebijakan yang dilakukan LSM dengan menggunakan berbagai

perangkat demokrasi yang ada.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah cara sistematik yang digunakan penulis dalam

pengumpulan data yang diperlukan untuk proses identifikasi dan penjelasan

15

Jajang Heriyana, Skripsi: Peran LSM Forum Peduli Pendidikan (FORPPENDIK) dalam Monitoring Pendidikan di Kota Depok (Studi Kasus SDN Tugu 8 Cimanggis) (Tangerang Selatan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), 1-84

16 Rohajji Nugroho, skripsi: Partisipasi LSM Pendidikan dalam Perumusan Kebijakan di Dinas

Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga DIY (Yogyakarta: UNY, 2015), hal. 1-107

Page 24: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

12

fenomena sosial yang tengah diteliti.17

Secara dikotomis, dalam ilmu sosial dikenal

dua jenis metode penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pada penelitian ini,

penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena dianggap

tepat dalam menganalisis perilaku dan sikap politik yang tidak dapat dikuantifikasi.18

2. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data utama

adalah kata-kata dan tindakan serta penambahan data–data untuk memperkuat

analisis yakni berupa dokumen yang dikeluarkan baik oleh pemerintah maupun

organisasi. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

bagian, yaitu:

a. Data Primer

Data primer diperoleh langsung dari informan berupa wawancara mendalam

dan dokumen-dokumen resmi terkait advokasi kebijakan pengelolaan air di

Jakarta, baik yang dikeluakan oleh organisasi maupun pemerintah, yang akan

diteliti.

17

Gumilar Rusliwa Somantri, “Memahami Metode Kualitatif” Makara Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2 (Desember 2005), 57-65

18 Lisa Harison, Metodologi Penelitian Politik, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007)

86

Page 25: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

13

b. Data Sekunder

Data sekunder ini diperoleh dari berbagai sumber informasi yang terkait

dengan penelitian ini seperti media massa, media cetak, buku-buku, jurnal-

jurnal ataupun artikel di media sosial yang menunjang dengan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data, diantaranya:

a. Dokumentasi

Dalam dokumentasi, penulis mengumpulkan data dan informasi melalui

dokumen-dokumen yang relevan dalam penelitian ini.

b. Wawancara

Untuk menambah kedalaman informasi, penulis juga melakukan wawancara

mendalam (in-depth interview) dengan beberapa narasumber yang relevan,

diantaranya adalah Puspa Dewy sebagai pimpinan organisasi Solidaritas

Perempuan dan Aliza Yuliana yang merupakan penanggungjawab advokasi

kebijakan pengelolaan air Solidaritas Perempuan di Koalisi Masyarakat

Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ).

Page 26: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

14

c. Observasi

Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk

melakukan pengukuran. Akan tetapi secara sempit, observasi diartikan

sebagai pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti

tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.19

Hal tersebut dilakukan ketika

penulis turut hadir dalam kegiatan-kegiatan yang membicarakan mengenai

kebijakan pengelolaan air di Jakarta yang diselenggarakan Solidaritas

Perempuan bersama koalisi, seperti seminar, konferensi pres, dan lain-lain.

Hal tersebut, penulis lakukan untuk melihat peran-peran Solidaritas

Perempuan di dalam advokasi kebijakan pengelolaan air di Jakarta.

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis melakukan teknik analisis data yang bersifat

deskriptif. Teknik ini menekankan pada penggambaran objek secara tepat

sehingga mampu menjawab masalah penelitian.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan model interaktif yang

dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang dimulai dengan pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan atau

19

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), 69.

Page 27: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

15

verifikasi.20

Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dalam proses

pengumpulan data selama penelitian berlangsung.

1. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,

abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan

lapangan yang tertulis. Pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh

terutama dari kelengkapannya, kejelasan makna, kesesuaian serta

relevansinya dengan data lain yang diperoleh. Proses ini diharapkan mampu

meningkatkan kualitas data yang hendak diolah dan dianalisis.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.21

Penyajian data yang lazim digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk

teks naratif. Peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi

informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya

dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar

fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu

ditindak lanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.

20

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 246 21

Ibid

Page 28: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

16

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna yang muncul dari data yang harus

diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya, yaitu merupakan

validitasnya22

yang kemudian digunakan penulis untuk merumuskan saran

dari penelitian ini.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah memahami penelitian dan hasilnya, maka sistematika

penulisan laporan penelitian ini dibagi ke dalam dari lima bab, diantaranya:

BAB I Pendahuluan, yakni terdiri dari: 1) Pernyataan masalah; 2)

rumusan masalah; 3) manfaat penelitian; 4) tinjauan pustaka;

5) metodologi penelitian; dan 6) sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori, Penulis akan secara spesifik membahas teori-

teori yang berkenaan dengan penelitian dalam satu bab,

khususnya mengenai teori peran dan teori advokasi kebijakan.

BAB III Penulis menjabarkan mengenai gambaran umum objek

penelitian, dalam hal ini adalah LSM Solidaritas Perempuan.

22

Ibid,

Page 29: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

17

BAB IV Penulis menjabarkan analisis mendalam dan spesifik mengenai

peran LSM Solidaritas Perempuan dalam advokasi kebijakan

pengelolaan air di Jakarta.

BAB V Penulis melakukan penarikan kesimpulan dan memberikan

rekomendasi serta menyajikan daftar pustaka.

Page 30: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

1. Teori Peran

Teori peran pada awalnya digunakan dalam perspektif sosiologi dan psikologi

sosial. Namun,kemudian berkembang masuk ke dalam ranah kajian politik karena

sangat relevan dalam melihat perilaku-perilaku yang bertindak atas dasar dan untuk

tujuan politik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peran didefinisikan sebagai

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam

masyarakat. Selain itu, banyak ilmuwan juga berpendapat mengenai definisi peran.

Soerjono Soekanto mengatakan bahwa peran adalah aspek dinamis dari kedudukan

(status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka sebenarnya ia

telah menjalani suatu peran.23

Levinson, sebagaimana dikutip Soerjono, membagi

peran ke dalam tiga unsur,24

yakni:

1. Peran ideal, merupakan peran yang dirumuskan dan diharapkan oleh

masyarakat yang kemudian termanifestasikan ke dalam hak dan kewajiban

yang terkait pada status tertentu

23

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers,2010) hal.212 24

Ibid, hal. 213

Page 31: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

19

2. Peran yang dianggap oleh diri sendiri. Peran ini merupakan hal yang harus

dilakukan individu pada situasi tertentu.

3. Peran yang dilaksanakan, yakni peran yang dilakukan oleh individu dalam

perilaku nyata dan sangat dipengaruhi oleh kepribadian pelaku.

Sementara peran dalam konteks perilaku organisasi, Soejono juga mengutip

Soleman Taneko yang mendefinisikan peran sebagai kegiatan organisasi yang

menjalankan tujuan untuk mecapai hasil yang ditetapkan.25

Artinya, kajian peran

dalam konteks ini berpijak pada mekanisme kerja organisasi untuk mencapai tujuan-

tujuan yang menjadi ketetapan organisasi.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan perangkat

tingkah atau tindakan individu dalam masyarakat maupun masyarakat dalam

organisasi dengan melaksanakan hak dan kewajibannya untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

2. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

a. Definisi LSM

Menurut Indonesian Center for Civic Education (ICCE), Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) merupakan salah satu wadah atau organisasi/asosiasi yang dibuat

oleh masyarakat di luar pengaruh negara dan juga menjadi perwujudan dari civil

25

Ibid, hal. 213-214

Page 32: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

20

society.26

Hal ini sejalan dengan definisi civil society yang dibangun oleh Ernest

Gellner. Bahwa civil society adalah masyarakat yang terdiri atas institusi non

pemerintah yang cukup kuat dan independen untuk mengemban peran penyeimbang

negara.27

Hal serupa dipertegas kembali oleh Hikam dalam karyanya berjudul

Masyarakat dan Civil Society yang mengatakan bahwa civil society adalah satu

wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan, dan refleksi mandiri,

tidak terkungkung oleh kondisi material, dan tidak terserap di dalam jaringan

lembaga-lembaga politik resmi.28

Karena secara definitif Hikam mengatakan bahwa:

Civil Society merupakan suatu entitas yang keberadaannya menerobos batas-

batas kelas serta memiliki kapasitas politik yang cukup tinggi sehingga mampu

menjadi kekuatan pengimbang (balancing force) dari kecenderungan intevensionis

negara, pada saat yang sama mampu melahirkan pula kekuatan kritis reflektif

(revlective force) di dalam masyarakat yang mencegah atau mengurangi derajat

konflik internal sebagai akibat dari formasi sosial modern. Yang terakhir ini,

terutama perlu untuk mencegah akibat-akibat negative dari sistem ekonomi pasar

serta institusionalisasi politik yang dapat mengakibatkan terjadinya proses formalis

dan kekakuan birokratis.29

Lebih lanjut Jordan dan Peter juga mengatakan bahwa LSM melekat pada

civil society yang berbeda dari masyarakat politik lainnya sehingga tidak bertujuan

26

Tim ICCE, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani (Jakarta: Kencana Prenada, 2000), 158

27 Ernest Gellner, Membangun Masyarakat Sipil, Prasyarat Menuju Kebebasan (Bandung:

Mizan), 2 28

Muhammad Hikam, Demokrasi dan Civil Society, (Jakarta: LP3ES, 1999), 200 29

Ibid, 86

Page 33: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

21

untuk mengendalikan kekuasaan negara seperti partai politik. Kerja LSM lebih

kepada aktivitas pelayanan dan advokasi untuk mengangkat isu-isu tertentu.30

Kesimpulan yang dapat diambil dari pernyataan di atas adalah bahwa LSM

merupakan organisasi masyarakat sipil yang secara independen menjalankan peran

penyeimbang negara serta tidak berorientasi profit dan kekuasaan sehingga dapat

mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat melalui aktivitas pelayanan dan

advokasi.

b. Budaya Organisasi dan Karakteristik LSM

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai sebuah organisasi memiliki

budaya yang berkembang di dalamnya yang kemudian mempengaruhinya dalam

melakukan tindakan.

Budaya organisasi, oleh Robbins dan Judge dalam bukunya Perilaku

Organisasi, didefinisikan sebagai sebuah sistem nilai yang dianut oleh sebuah

organisasi yang kemudian dapat menjadi ciri khas yang dapat menjadi identitas dan

karaktiristik dari organisasi tersebut.31

LSM yang lekat dengan civil society juga memiliki karakteristik yang berbeda

dengan organisasi-organisasi lainnya. Menurut Tocqueville, sebagaimana dikutip

Azra, menyebutkan beberapa karakteristik civil society yakni berasas kesukarelaan

30 Lisa Jordan dan Peter Van T, Akuntabilitas LSM (Jakarta: LP3ES, 2009), 12-13

31 Stephen P. Robbins dan Timobthy A. Judge, Perilaku Organisasi (Jakarta: Salemba Empat,

1996), 289

Page 34: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

22

(voluntary), keswasembadaan (self-generating), keswadayaan (self-supporting),

kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma-norma

atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.32

Hal yang tidak jauh berbeda

diungkapkan Vakil yang kemudian dikutip oleh Jordan dan Peter, bahwa karakter

utama LSM, yakni Mandiri, tidak terikat pada pemerintah, nirlaba, dan memiliki misi

sosial yang jelas.33

Namun, Clark secara lebih mendalam memaparkan karakteristik

LSM ditinjau dari pelaksanaan misinya adalah sebagai berikut:34

1. Melayani kelompok miskin marjinal

2. Mendorong dibukanya partisipasi bagi masyarakat dalam proses

pelaksanaan kebijakan

3. Mengembangkan inovasi-inovasi yang bermanfaat dan memecahkan

masalah. Terkadang inovasi ini melahirkan konsep tandingan bagi

kebijakan pemerintah.

4. Program yang dilaksanakan adalah skala kecil agar mudah dipantau

dan terukur pencapaiannya serta tepat sasaran

5. Memiliki komitmen staf yang tinggi karena secara luas memberi andil

nilai dan keyakinan tentang misi perubahan sosial

32

Azyumardi Azra, Menuju Masyarakat Madani (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), 3 33

Lisa Jordan dan Peter Van T, Akuntabilitas LSM, hal. 12 34

John Clark, NGO dan Pembangunan Demokrasi (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1995), 59-68

Page 35: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

23

Berbeda dengan Clark, Abidin dan Rukmini juga memberikan pendapat yang

lebih sederhana mengenai karakteristik LSM,35

yakni:

1. LSM adalah lembaga non pemerintah dan tidak birokratis

2. LSM berdiri atas asas suka rela

3. LSM berbeda dengan lembaga usaha. Kegiatannya tidak berorientasi

pada keuntungan (nirlaba)

4. LSM bekerja untuk melayani masyarakat umum, bukan anggota atau

aktivisnya sendiri.

c. Peran Lembaga Swadaya Masyakarat

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) memiliki peran dan fungsi yang

penting dalam pemberdayaan dan juga melakukan pembelaan atau advokasi terhadap

permasalahan yang berkembang di masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan

kebijakan. Menurut Hikam, sesuai dengan karakteristiknya, LSM melakukan

berbagai misi penguatan dan pemberdayaan masyarakat tanpa sedikitpun bergantung

pada negara dan sektor swasta lainnya, yang merupakan substansi gagasan dan

praktek hidup masyarakat sipil.36

Hikam juga mengatakan bahwa kemampuan LSM

adalah memperkuat masyarakat akar rumput melalui berbagai aktivitas

pendampingan, pembelaan, dan penyadaran sekaligus menyebarluasan pelaksanaan

program untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat maupun memberikan

35

Hamid Abidin dan Mimin Rukmini, Kritik dan Otokritik LSM (Jakarta: Piramedia, 2004), 21 36

Muhammad Hikam, Demokrasi dan Civil Society, (Jakarta: LP3ES, 1999), 200

Page 36: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

24

pembelaan kepada masyarakat agar hak-hak dasarnya dipenuhi oleh negara.37

Hal

serupa juga diungkapkan Adi Sasono, sebagaimana dikutip Khrisna Anggara, bahwa

terdapat tiga peranan LSM, yaitu: advokasi kebijakan terhadap negara, mendorong r

sektor swasta untuk mengembangkan sistem kemitraan sosial, dan meningkatkan

kapasitas kelembagaan kelompok-kelompok civil society dan masyarakat umum,

termasuk juga produktifitas dan kemandiriannya. Ide tersebut pada dasarnya adalah

mengenai partisipasi dalam pembangunan secara bersama tanpa harus menciptakan

konflik sosial antara kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan maupun kelas-

kelas ekonomi yang berbeda.38

Bastian merangkum pendapat Ismail Hadad mengenai peran LSM

berdasarkan fungsinya, yakni: 1) LSM berperan memberikan motivasi, menggali

potensi, menumbuhkan, serta mengembangkan kesadaran masyarakat mengenai

masalah-masalah yang dihadapi diri maupun lingkungannya; 2) LSM juga berperan

sebagai komunikator yang mengamati, merekam, serta menyalurkan aspirasi dan

kebutuhan masyarakat agar dijadikan acuan dalam proses perumusan kebijakan dan

perencanaan program pembangunan serta mengawasi proses pelaksanaan kebijakan

maupun program pembangunan masyarakat sekaligus memberikan penjelasan kepada

masyarakat tentang program pembangunan dengan bahasa yang mudah dipahami

masyarakat dan membangun hubungan kerja sama antar LSM yang memiliki

kepentingan dan tujuan yang sama; 3) Sebagai Dinamisator yang mengembangkan

37

Ibid, 256 38

Krisna Anggara, Tesis: “Pemberdayaan Lembaga Masyarakat (LSM) dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba” (Depok: UI, 2008), 26

Page 37: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

25

berbagai strategi dan inovasi dan pengelolaan organisasi yang belum familiar di

lingkungan masyarakat; 4) Berperan sebagai fasilitator, yakni memberikan berbagai

bantuan teknis dalam pelaksanaan program seperti penyediaan dana, modal kerja,

peralatan, dan sebagainya yang menjadi kebutuhan masyarakat.39

Dari berbagai peran

tersebut, peran LSM akhirnya mampu menjadi penumbuh partisipasi melalui berbagai

pelaksanaan program yang dijalankan.

Dalam negara yang menjunjung tinggi asas keterbukaan dan transparansi,

LSM juga berperan sebagai penghubung sekaligus penengah dari berbagai

kepentingan yang belum terwakili baik oleh partai politik maupun ormas.40

Hal ini

juga menjadi faktor pendorong bagi LSM untuk melakukan berbagai kerja advokasi

non partisan yang berkaitan dengan kebijakan publik.

B. Advokasi Kebijakan

1. Definisi Advokasi Kebijakan

Istilah advokasi dalam Bahasa Belanda disebut dengan istilah advocaat atau

advocateur yang berarti pengacara atau pembela. Sementara dalam bahasa inggris, to

advocate tidak sekedar to defend (membela) tetapi juga to promote (mengemukakan

atau memajukan), to create (menciptakan), to change (melakukan perubahan).41

Advokasi pada umumnya lebih dikenal sebagai istilah yang dekat dengan

profesi hukum. Mansour Faqih dalam pengantar Topatimasang berpendapat bahwa

39

Indra Bastian, Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik (Jakarta: Graha Ilmu, 2011), 35 40

Hamid Abidin dan Mimin Rukmini, Kritik dan Otokritik LSM, 21 41

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri, (Bandung: Alfabeta, 2009), 165

Page 38: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

26

advokasi merupakan usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan

mendesakan terjadinya perubahan kebijakan publik yang bertahap maju melalui

semua saluran dan piranti demokrasi perwakilan, proses-proses politik, dan legislasi

yang terdapat di dalam sistem yang berlaku.42

Penyataan serupa juga diungkapkan

oleh Sheila Espine-Villaluz sebagaimana dikutip oleh Miller dan Covey bahwa

Advokasi adalah aksi strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan atau kelompok

untuk memasukan masalah ke dalam agenda kebijakan dan mendorong

penyelesaiannya. Termasuk di dalamnya membangun basis dukungan atas kebijakan

yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut.43

Selain itu, Wayne Parson mengatakan bahwa advokasi pada hakikatnya

merupakan pembelaan terhadap hak dan kepentingan publik (public interest) dan

bukan kepentingan individu.44

Hal tersebut dipertegas oleh Kurniawan yang

mengatakan bahwa tindakan advokasi tidak dapat bebas nilai dan semua advokasi

data dipastikan dimulai dengan berposisi pada masalah yang ada dan hendak

diselesaikan. Namun, nilai-nilai tersebut bukanlah nilai profit atau pelanggengan

kekuasaan politik elit tetapi ditujukan untuk membela kelompok-kelompok marjinal

yang tidak cukup memiliki akses atas informasi dan tidak cakap hukum.45

42

Roem Topatimasang, dkk, Mengubah Kebijakan Publik (Yogyakarta: Insistpress, 2007), iv-viii

43 Valerie Miller dan Jane Covey, Pedoman Advokasi: Perencanaan, Tindakan, dan Refleksi

(Jakarta: Yayasan Obor, 2005), hal 8. 44

Wayne Parson, Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), 70

45 Nanang Indra Kurniawan, “Advokasi Berbasis Jejaring” dalam Sigit Pamungkas, ed.,

Advokasi Berbasis Jejaring (Yogyakarta: Research Centre for Politics and Government, 2010), 12

Page 39: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

27

Sementara kebijakan menurut Miriam Budiardjo merupakan suatu kumpulan

keputusan yang diambil oleh pelaku politik dalam usaha memilih tujuan dan cara

untuk mencapai tujuan tersebut dengan memegang prinsip fisibilitas di mana pihak

yang membuat kebijakan memiliki kuasa untuk melaksanakannya.46

Thomas R. Dye

juga mengatakan bahwa kebijakan adalah semua tindakan pemerintah bahkan ketika

pemerintah tidak melakukan apapun. Artinya pemerintah mengambil kebijakan untuk

tidak mengambil kebijakan.47

Dari berbagai penyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa advokasi

kebijakan merupakan serangkaian upaya pendekatan yang sistematis, strategis, dan

terorganisir yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dengan tujuan

mengubah keputusan pemerintah (kebijakan) agar sesuai dengan kepentingan publik.

Advokasi kebijakan, pada prinsipnya, hanya salah satu dari perangkat dan

proses demokrasi yang dilakukan oleh warga negara untuk mengawasi dan

melindungi kepentingannya. Sejatinya, Demokrasi menjadi prasyarat bagi kerja-kerja

advokasi kebijakan sebagaimana ditulis oleh Dahl yang mengatakan bahwa

demokrasi melalui perangkat-perangkatnya dapat membantu rakyat untuk melindungi

kepentingan dasarnya.48

Oleh karenanya, advokasi kebijakan sulit dilakukan di

negara-negara yang tidak menganut sistem demokrasi.

46

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), 20 47

Inu Kencana, Ilmu Politik (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 86 48

Robert A. Dahl, Perihal Demokrasi (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), 72

Page 40: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

28

Advokasi kebijakan tidak saja dapat menggugah kesadaran warga negara akan

pentingnya berpartisipasi dan memanfaatkan berbagai peluang yang tersedia, tetapi

juga menggugah kesadaran para pengambil kebijakan tentang pentinganya

melibatkan seluruh entitas yang berkepentingan dalam seluruh proses kebijakan.

Terdapat dua tipe advokasi yang dikemukakan Edi Suharto,49

yakni advokasi

kasus dan advokasi kelas.

a) Advokasi kasus adalah sebuah kegiatan yang dilakukan pekerja sosial

untuk membantu individu atau sekumpulan kecil individu agar dapat

mengakses sumber daya dan melindungi hak-haknya.

b) Advokasi kelas adalah kegiatan yang dilakukan pekerja sosial atas

nama kelas atau kelompok masyarakat untuk memperoleh dan

melindungi hak-haknya. Fokus advokasi ini adalah melakukan

reformasi yang mengarah pada perubahan kebijakan pada tingkat lokal

maupun nasional.

2. Sasaran dan Strategi Advokasi Kebijakan

Dalam advokasi kebijakan sebagai upaya memperbaiki dan mengubah

kebijakan sesuai dengan kepentingan warga negara, diperlukan pemahaman yang

holistik mengenai kebijakan yang dilihat dari sudut pandangan sistem hukum yang

49

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri, (Bandung: Alfabeta, 2009), 165

Page 41: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

29

kemudian akan sangat berkaitan dengan sasaran dan proses penentuan stategi

advokasi yang akan dijelaskan penulis kemudian.

Topatimasang, dkk membagi kebijakan dalam sudut pandang sistem hukum

ke dalam tiga bagian, yang terdiri dari:50

a) Isi Hukum (content of law), merupakan uraian tertulis dari satu

kebijakan yang termaktub dalam berbagai undang-undang, peraturan-

peraturan maupun keputusan-keputusan pemerintah di berbagai level.

Terdapat pula kebijakan yang merupakan kesepakatan yang bersifat

tidak tertulis, namun dalam konteks ini kajian difokuskan pada aspek

tekstual.

b) Tata Laksana Hukum (structure of law), adalah perangkat

kelembagaan dan pelaksana yang ditetapkan oleh peraturan yang

berlaku. Seperti lembaga hukum semacam pengadilan, birokrasi, partai

politik, pemerintahan, dll beserta dengan aparatur pelaksananya

misalnya hakim, jaksa, pengacara, polisi, tentara, pejabat

pemerintahan, anggota parlemen, dll.

c) Budaya Hukum (culture of law), merupakan penafsiran dan praktek

pelaksanaan terhadap dua aspek sistem hukum yang telah dijelaskan

sebelumnya, yakni isi dan tata laksana hukum di mana tercakup juga

didalamnya bentuk-bentuk respon dan reaksi masyarakat luas terhadap

50

Roem Topatimasang, dkk, Mengubah Kebijakan Publik (Yogyakarta: Insistpress, 2007), 45

Page 42: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

30

penerapan sistem hukum tersebut. Jika Isi hukum bersifat tektual,

budaya hukum merupakan lebih bersifat kontekstual.

Masing-masing ketiga aspek tersebut dapat memberikan peluang bagi proses

advokasi kebijakan. Namun, dalam pada itu memerlukan pendekatan dan strategi

yang berbeda karena ketiganya dibentuk dengan proses yang berbeda-beda pula.

Topatimasang menjelaskan proses pembentukan dari ketiga aspek tersebut, sebagai

berikut:

Isi hukum dibentuk melalui proses-proses legislasi dan jurisdiksi, sementara

tata laksana hukum dibentuk melalui proses-proses politik dan menejemen birokrasi,

dan budaya hukum dibentuk melalui proses-proses sosialisasi dan mobilisasi.

Masing-masing proses ini memiliki tata caranya sendiri. Karena itu, kegiatan

advokasi juga harus mempertimbangkan dan menempuh proses yang sesuai.51

Lebih lanjut Topatimasang menjelaskan unsur dan strategi pendekatan yang

dilakukan berdasarkan sasaran advokasi sesuai dengan aspek-aspek yang telah

dijelaskan di atas.

Pada proses legislasi dan yurisdiksi dapat menngunakan strategi dengan

melakukan penyusunan legal drafting yang sesuai dengan konstitusi dan sistem

ketatanegaraan yang berlaku. Namun proses legislasi dan yurisdiksi dapat juga

diartikan sebagai proses pengajuan rancangan tandingan serta pengujian substansi

dan peninjauan kembali peraturan-peraturan yang berlaku yang dianggap tidak sesuai

dengan kepentingan publik atau bertentangan dengan kebijakan dan peraturan yang

lebih tinggi (judicial review) maupun berkaitan dengan yurisprudensi atau keputusan

51

Ibid, 47

Page 43: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

31

hukum yang telah dilakukan sebelumnya melalui lembaga-lembaga peradilan. Pada

proses ini sasaran advokasi ditujukan pada lembaga-lembaga yang memiliki

kewenangan dalam mengubah kebijakan dari segi konten hukum, seperti Mahkamah

Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), dsb.

Sementara, pada proses politik dan birokrasi meliputi tahap formasi dan

konsolidasi organisasi pemerintaan sebagai pelaksana kebijakan. Oleh karenanya,

strategi yang digunakan untuk melakukan pendekatan biasanya menggunakan cara-

cara lobby, audiensi, dengar pendapat, kolaborasi dan sebagainya. Sasaran yang

dituju dalam melaksanakan strategi tersebut adalah aparatur pelaksana kebijakan,

seperti kementerian, dinas-dinas, perangkat pemerintahan, dll.

Pada proses sosialisasi dan mobilisasi, biasanya menggunakan strategi yang

meliputi kegiatan pembentukan kesadaran dan opini publik agar membentuk tekanan

publik untuk mengubah kebijakan tertentu. Proses ini biasanya berbentuk kampanye,

pengorganisasian masyarakat, melakukan pendidikan politik, hingga melakukan

pengerahan masa seperti unjuk rasa, dll. Sasaran dari strategi ini biasanya masyarakat

yang mengalami dampak dari kebijakan yang dihasilkan.

Gambar II.1. Sasaran dan Strategi Advokasi menurut Topatimasang, dkk

Page 44: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

32

Namun, Dubois dan Miley sebagaimana dikutip Edi Suharto membagi strategi

advokasi ke dalam tiga aras, yakni aras mikro, mezzo, dan makro di mana pada setiap

aras memiliki tipe advokasi yang berbeda-beda dan melahirkan peran pekerja sosial,

dalam hal ini Lembaga Swadaya Masyarakat, yang berbeda-beda pula.52

Untuk

mempermudah memahami konsep ini, penulis mengutip Edi Soeharto menjabarkan

melalui tabel di bawah ini.

52

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri, (Bandung: Alfabeta, 2009), 167-169

Page 45: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

33

Aspek

Setting

Mikro Mezzo Makro

Tipe Advokasi Advokasi Kasus Advokasi Kelas Advokasi Kelas

klien Individu dan

keluarga

Kelompok formal

dan organisasi

Masyarakat lokal

dan nasional

Peran Pekerja

Sosial

Broker/pialang Mediator Aktivis dan analis

kebijakan

Tekhnik Utama Menejemen kasus Jejaring Aksi sosial dan

analisis kebijakan

Ketiga aras advokasi tersebut membedakan beberapa hal, yakni: tipe

advokasi, klien, dan peran pendamping atau pekerja sosial. Perbedaan aras tersebut

juga melahirkan perbedaan penentuan strategi advokasi yang akan dilakukan.53

Pada aras mikro, misalnya, skalanya yang tidak terlalu besar dan bersifat

kasuistik, peran pendamping atau pekerja sosial hanya sebatas pada broker atau

pialang yang bertugas membangun strategi dan perkara menejemen kasus. Beberapa

kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah: 1) Melakukan asesmen terhadap situasi

dan kebutuhan dari individu yang didampingi (Suharto menyebutnya sebagai klien);

2) Memfasilitasi pilihan-pilihan dan memberikan informasi dan sumber alternative;

3) Mengumpulkan informasi mengenai berbagai jenis dan lokasi pelayanan sosial dan

53

Ibid

Tabel II.B.2. Strategi Advokasi menurut Dubois dan Miley

Page 46: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

34

kriteria kelayakannya; 4) Membangun kontak antara klien dan lembaga pelayanan

sosial; 5) menjalin relasi kerja sama dengan berbagai profesi kunci; dsb.54

Pada aras mezzo, tipe advokasi yang dilakukan tidak lagi bersifat kasuistik.

Skalanya menjadi lebih besar dibandingkan dengan aras mikro. klien yang

didampingi tidak lagi individu, tetapi kelompok formal atau organisasi dan

pendamping/pekerja sosial berperan sebagai mediator. Strategi yang diterapkan

adalah berjejaring dan membangun koalisi dalam rangka menyatukan kepentingan

dan menyelaraskan pandangan dalam melakukan kerja-kerja advokasi agar menjadi

satu kekuatan pendorong yang dapat melakukan perubahan kebijakan.55

Sementara pada aras makro, kepentingan yang bermain semakin banyak

karena skalanya yang semakin luas. Klien yang didampingi bukan individu maupun

kelompok tetapi masyarakat pada umumnya, baik pada level lokal maupun nasional.

Peran yang dimainkan oleh pendamping atau pekerja sosial adalah sebagai aktivis

dan analis kebijakan yang terlibat langsung dalam gerakan perubahan dan aksi sosial

bersama masyarakat. Selain itu, strategi yang digunakan lebih menyasar pada

peningkatan kesadaran publik terhadap masalah ketidakadilan yang dihadapi serta

memobilisasi sumber daya untuk melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih

baik.56

54

Ibid, 55

Ibid, 168 56

Ibid, 169

Page 47: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

35

Analis kebijakan pada aras makro tidak melakukan perannya secara langsung

dalam melakukan reformasi kebijakan. Di awali terlebih dahulu dengan melakukan

identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat, mengevaluasi respon pemerintah

terhadap masalah tersebut, dan mengajukan kebijakan alternatif (tandingan) serta

melakukan pemantauan terhadap implementasi kebijakan.

Pada kerja-kerja yang bersangkutan dengan analisis kebijakan, Suharto

mengatakan, setidaknya ada tiga pendekatan yang dilakukan dalam menganalisis,

yakni:57

1) Pendekatan prospektif, yakni analisis yang dilakukan sebelum

kebijakan diterapkan.

2) Pendekatan retrospektif, yakni analisis dampak yang ditimbulkan

akibat implementasi kebijakan.

3) Pendekatan itegratif, yakni merupakan pendekatan yang memadukan

pendekatan prospektif dan retrospektif. Artinya analisis dilakukan

pada saat kebijakan belum diterapkan dan dampak dari implementasi

kebijakan.

Bersandar pada analisis awal penulis, advokasi yang dilakukan Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) Solidaritas Perempuan lebih mendekati pada aras mezzo

dan makro. Sehingga penulis akan lebih fokus pada kedua aras tersebut dengan

57

Ibid.

Page 48: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

36

melihat pada strategi-strategi yang dilakukan menurut teori yang dikemukakan

Topatimasang serta Dubois dan Miley sebagaimana dikutip oleh Suharto.

3. Prinsip Advokasi Kebijakan

Dalam setiap advokasi, tantang terbesar yang dihadapi adalah resistensi dari

para pengambil kebijakan. Karena, pada dasarnya, tidak semua dapat dengan mudah

menerima perubahan. Untuk menghindari hal tersebut, maka perlu memperhatikan

prinsip-prinsip di bawah ini:58

a. Realistis, untuk mencapai keberhasilan advokasi maka perlu bersandar

pada isu dan agenda yang jelas dan terukur dengan memilah berbagai

kemungkinan yang paling bisa dilakukan untuk mencapai tujuan.

Menentukan skala prioritas pada agenda-agenda yang paling

memungkinkan untuk dicapai dalam tenggat waktu yang terbatas

menjadi penting dalam hal ini.

b. Sistematis, dalam advokasi, perlu perencanaan matang dan sistematis

dalam menentukan strategi. Kegagalan dalam advokasi hanya bisa

terjadi jika kegagalan itu memang direncanakan atau terdapat alur

advokasi yang tidak sistematis.

c. Taktis, dalam advokasi kebijakan, langkah taktis merupakan hal yang

penting dilakukan. Seperti mengkonsolidasikan kelompok atau

58

Ibid, 170

Page 49: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

37

organisasi yang memiliki kesamaan pandangan dan kepentingan

terkait kebijakan yang akan diadvokasi dalam wadah koalisi.

Prinsip-prinsip tersebut kemudian sangat berpengaruh pada tahapan

pelaksanaan advokasi kebijakan yang akan dilakukan.

4. Tahapan dan proses Advokasi Kebijakan

Tahapan advokasi merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam

proses advokasi kebijakan. Membentuk lingkaran inti merupakan langkah awal yang

paling penting dilakukan dalam advokasi kebijakan. Fungsinya sebagai tim kerja

yang dapat bekerja secara purna waktu, kohesif, dan solid dalam membangun strategi

advokasi di mana di dalamnya mengandung prasyarat inti seperti terdapat kesamaan

visi, misi, dan analisis.59

Lingkaran inti tersebut terdiri dari: 1) tim kerja pendukung

yang berfungsi sebagai penyedia informasi, data, dan akses; 2) tim kerja garis depan

yang melaksanakan fungsi lobby, perunding, terlibat dalam proses legislasi dan

yurisdiksi; dan 3) tim kerja basis yang berfungsi membangun basis masa, melakukan

pendidikan politik, melakukan mobilisasi masa.60

Setelah tim kerja dalam lingkaran inti dibentuk, hal yang selanjutnya

dilakukan adalah merancang sasaran dan strategi. Sasaran dan strategi harus

memenuhi prinsip-prinsip advokasi agar pencapaian terukur dan dapat dijangkau.

59

Roem Topatimasang, dkk, Mengubah Kebijakan Publik, 61 60

Ibid.

Page 50: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

38

Advokasi juga perlu mempersiapkan data dan informasi yang cukup. Tidak hanya

digunakan sebagai bahan advokasi tetapi juga dapat diolah untuk kepentingan

penggalangan dukungan publik untuk memperluas tekanan terhadap para pengambil

kebijakan. Selain itu, advokasi kebijakan berbasis data menjadi satu strategi yang

kuat karena memiliki standar akademis yang hanya dapat dibantah dengan melakukan

kajian serupa. Selain itu, membangun basis gerakan, khususnya pada masyarakat

terdampak, dengan memperkuat kesadaran politik mejadi satu tahap penting. Karena

sejatinya kebijakan ditujukan pada masyarakat sehingga masyarakat harus bersama-

sama membangun tekanan dengan kesadaran kritis terhadap pentingnya berpartisipasi

dalam ruang-ruang demokrasi yang tersedia. Tahap selanjutnya adalah melakukan

pemantauan dan evaluasi karena tahap advokasi yang sangat dinamis sehingga

strategi dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti arah perubahan.61

61

Ibid, 61-191

Page 51: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

39

BAB III

GAMBARAN UMUM SOLIDARITAS PEREMPUAN

A. Sejarah Lahirnya Solidaritas Perempuan

Solidaritas Perempuan merupakan Organisasi/Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) yang saat ini beranggota 781 orang, perempuan dan laki-laki, di seluruh

Indonesia yang secara resmi berdiri sejak 10 Desember 1990 di Jakarta. Digagas oleh

tujuh orang aktivis perempuan, diantaranya: Ati Nurbaiti, Darmiyanti Muchtar,

Gracia Tjita Andang Sedjati, Nursyahbani Kantjasungkana, Tati Krinawaty, Veronika

Indriani, dan Wardah Hafidz.

Sebelum menjadi organisasi bernama Solidaritas Perempuan, sekelompok

aktivis yang kemudian bergabung telah sejak awal memfokuskan kerjanya pada

wilayah-wilayah konflik, di mana terjadi penggusuran dan konflik lahan antara

masyarakat dan pemerintah, melihat bahwa perempuan memiliki persoalan dan

situasi yang berbeda dibandingkan dengan entitas masyarakat lainnya. Di satu sisi,

perempuan harus melaksanakan peran gendernya, seperti mengurus keluarga, dsb,

sementara di sisi lain juga harus menghadapi tekanan akibat konflik. Akhirnya, pada

Page 52: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

40

tahun 1989, sekelompok aktivis tersebut membetuk kelompok kerja dengan sturuktur

organisasi sederhana bernama Kelompok Kerja Solidaritas Perempuan .62

Dengan semangat voluntarisme, kelompok kerja tersebut menjalankan berbagai

aktivitas seperti pengumpulan data dan fakta lapangan, pendampingan masyarakat

sampai menggaungkan aksi protes secara terbuka dengan tujuan utama melakukan

penguatan masyarakat untuk memperoleh kembali tanah-tanah yang telah digarap.

Sadar bahwa kerja-kerja organisasi hanya bersifat kasuistik yang berpotensi

tidak memiliki keberlanjutan, maka dibentuklah Solidaritas Perempuan dalam bentuk

yayasan. Bentuk yayasan dipilih sebagai strategi bertahan karena pemerintahan

Soeharto hanya berkenan memberikan pengakuan terhadap organisasi yang berbentuk

yayasan dan untuk menghindari represi pemerintah pada saat itu.

Di awal berdirinya Yayasan Solidaritas Perempuan bertujuan untuk

mengembangkan kelembagaan yayasan dengan cita-cita mencapai masyarakat yang

demokratis dan egaliter.63

Seiring berjalannya waktu, bentuk Yayasan tidak lagi dianggap cukup untuk

memperluas ruang gerak organisasi dalam memperjuangkan demokrasi. Sehingga

bentuk organisasi diubah dari yayasan menjadi perserikatan dengan keanggotan

individu pada tahun 1992. Perubahan struktur pun menjadi implikasi dari perubahan

62

Sejarah Solidaritas Perempuan, diakses melalui http://www.solidaritasperempuan.org/tentang-sp/sejarah-sp/ pada 3 Juni 2018

63 Ibid,

Page 53: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

41

bentuk organisasi. Pada kongresnya yang pertama di tahun 1995, Solidaritas

Perempuan yang awalnya dipimpin oleh direktur kemudian diubah menjadi dipimpin

dengan pola kepemimpinan kolektif. Hingga saat ini, Solidaritas Perempuan dipimpin

oleh Badan Eksekutif yang terdiri dari ketua, bendahara, dan koordinator program

yang dipilih melalui kongres.

Pada awal tahun 2000, Solidaritas Perempuan mulai membangun perluasan

kerja ke berbagai daerah melalui pembentukan komunitas-komunitas untuk

melakukan penguatan terhadap perempuan dan mengadvokasi berbagai kebijakan di

tingkat daerah. Saat ini, Solidaritas Perempuan telah bekerja di beberapa wilayah

seperti Aceh, Lampung, Palembang, Jabotabek, Yogyakarta, Mataram, Sumbawa,

Makassar, Kendari, Poso, Palu dan hendak melalukan perluasan wilayah ke

Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

B. Landasasan ,Visi, dan Misi Organisasi

1. Landasan

Sejak awal berdirinya, Solidaritas Perempuan telah meneguhkan landasan

organisasinya, yakni menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia dan Hak Asasi

Perempuan yang utuh dan universal.64

Landasan ini yang kemudian menjadi dasar

bagi perumusan visi dan misi organisasi.

2. Visi

64

Pasal 2 Anggaran Dasar (AD) Perserikatan Solidaritas Perempuan

Page 54: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

42

Setiap organisasi menjalankan dan mengarahkan kerja-kerjanya pada sebuah

tujuan yang merupakan situasi ideal yang ingin dicapai, yang kemudian

diejanwantahkan melalui berbagai strategi kerja untuk mencapai tujuan tersebut.

Solidaritas Perempuan sebagai sebuah organisasi/Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) tentu juga memiliki visi sebagai dasar berpijak bagi kerja-kerja yang

dilakukan.

Visi Solidaritas Perempuan sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasarnya

adalah

“Terwujudnya tatanan sosial yang demokratis, dengan prinsip keadilan,

keutuhan ekologis, menghargai keberagaman, menolak diskriminasi, dan kekerasan,

dengan berdasarkan pada sistem hubungan laki-laki dan perempuan yang setara, di

mana keduanya dapat berbagi akses dan kontrol atas sumber daya alam, sosial,

budaya, ekonomi, dan politik secara adil.”65

3. Misi

Misi merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk mencapai visi. Sebagai

Sebuah organisasi yang memiliki visi, Solidaritas Perempuan melakukan

pengejawantahan terhadap visi tersebut melalui berbagai ikhtiar, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Turut membangun kekuatan gerakan perempuan seluruh Indonesia

2) Menjalin kerja sama dengan gerakan perempuan seluruh dunia

3) Memperjuangkan dan melakukan pembelaan terhadap kaum perempuan,

terutama kelas bawah dan marjinal yang tertindas

4) Memajukan, membela, dan meningkatkan kesadaran HAM dengan

berfokus pada hak perempuan

65

Pasal 3 Anggaran Dasar (AD) Perserikatan Solidaritas Perempuan

Page 55: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

43

5) Memperjuangkan terjadinya perubahan nilai, sikap, dan perilaku yang

menjadi manifestasi dari ideologi patriarki

6) Memperjuangkan nilai-nilai feminis ke dalam berbagai sistem hukum,

sistem pengambilan keputusan, dan sistem pengelolaan kekayaan alam

7) Melakukan ikhtiar lain yang sah dan tidak bertentangan dengan asas dan

tujuan perserikatan66

C. Entitas Organisasi dan Struktur Pengambilan Keputusan

1. Entitas Organisasi

Dalam organisasi yang berbentuk perserikatan, ada beberapa entitas yang

diakui di dalam organisasi, yakni anggota, yang merupakan entitas yang paling tinggi

dan pengurus yang terdiri dari Badan Eksekutif dan Dewan Pengawas baik di

nasional maupun komunitas. Sementara, Staf yang bekerja diangkat oleh Badan

Eksekutif sebagai bagian dari perangkat kerja yang mendukung kerja-kerja

pencapaian mandat organisasi. Staf dapat berasal dari entitas anggota maupun non

anggota.

2. Struktur Pengambilan Keputusan

Sebagai organisasi berbasis keanggotaan individu, Solidaritas Perempuan

secara rutin menjalankan agenda-agenda yang menjadi bagian dari sistem

pengambilan keputusan di mana seluruh entitas dalam organisasi, termasuk

anggotanya, dapat merumuskan berbagai strategi, kebijakan, maupun tindakan yang

akan dilakukan dengan memperhatikan aspek internal organisasi dan perkembangan

66

Pasal 4 Anggaran Dasar (AD) Perserikatan Solidaritas Perempuan

Page 56: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

44

situasi eksternal, seperti konstelasi dan trend politik yang berkembang dari tingkat

daerah, nasional, hingga internasional.

Adapun struktur pengambilan keputusan Solidaritas Perempuan di tingkat

nasional adalah sebagai berikut:

a. Kongres, merupakan pengambilan keputusan tertinggi dalam organisasi

Solidaritas Perempuan di mana seluruh anggota berkumpul dan

merumuskan mandat organisasi yang dilaksanakan setiap empat tahun

sekali. Kongres tersebut, memiliki kewenangan untuk menetapkan mandat

organisasi dalam satu periode yang akan datang yang disesuaikan dengan

analisa organisasi terhadap perkembangan situasi, baik di internal

maupaun eksternal organisasi, mengevaluasi pelaksanaan program dan

kebijakan selama satu periode ke depan, serta memilih dan menetapkan

Badan Eksekutif Nasional dan Dewan Pengawas Nasional.

b. Kongres Luar Biasa. Kongres luar biasa memiliki fungsi dan wewenang

yang sama. Hanya saja dilaksanakan berdasarkan situasi khusus seperti

terjadi pengunduran diri Badan Eksekutif Nasional secara kolektif, ada

permintaan dari dua per tiga anggota, dan jika ada permintaan

pembubaran organisasi.

c. Rapat Nasional Dewan Komunitas (RNDK), merupakan forum konsultasi

dan pengambilan keputusan tertinggi setelah kongres. Dihadiri oleh

Dewan Komunitas yang merupakan gabungan dari seluruh Badan

Page 57: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

45

Eksekutif di Komunitas, yang memiliki wewenang untuk melakukan

evaluasi kerja selama satu tahun dan penyusunan strategi kerja satu tahun

yang akan datang.

d. Rapat Koordinasi Dewan Pengawas Nasional dan Badan Eksekutif

Nasional, merupakan rapat yang mengkoordinasikan fungsi pengawasan

dan fungsi eksekutif dalam organisasi yang dilaksanakan setiap enam

bulan sekali. Rapat ini memiliki wewenang mengesahkan rencana kerja

enam bulanan dan rutin mengevaluasi kerja selama enam bulan ke

belakang.

e. Rapat Pleno Dewan Pengawas Nasional,, merupakan rapat rutin yang

diadakan minimal tiga bulan sekali di mana salah satu wewenangnya

adalah membahas hasil pengawasan baik di tingkat Badan Eksekutif

Nasional maupun komunitas.

f. Rapat Kerja Badan Eksekutif Nasional, merupakan rapat internal eksekutif

yang memiliki wewenang, salah satunya, membahas strategi kerja dan

pengelolaan anggaran.

Sementara pada tingkat komunitas, struktur pengambilan keputusan mengikuti

logika struktur pengambilan keputusan pada tingkat nasional, yang membedakan

hanya ruang lingkup pengaturannya, yakni pada tingkat komunitas. Adapun yang

masuk dalam struktur pengambilan keputusan di komunitas adalah: 1) Musyawarah

Komunitas; 2) Musyawarah Komunitas Luar Biasa; 3) Rapat Konsultasi Anggota; 4)

Page 58: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

46

Rapat Koordinasi Dewan Pengawas Komunitas dan Badan Eksekutif Komunitas; 5)

Rapat Pleno Dewan Pengawas Komunitas; dan 6) Rapat Kerja Badan Eksekutif

Komunitas.

D. Program Kerja dan Struktur Organisasi Solidaritas Perempuan

1. Program Kerja

Dari landasan serta visi dan misi organisasi yang dibangun, Solidaritas

Perempuan kemudian menerjemahkannya menjadi beberapa program kerja yang

terbagi ke dalam beberapa divisi. Divisi-divisi tersebut merupakan pengejawantahan

dari mandat yang dibangun saat kongres. Jadi, sangat tergantung pada kebutuhan dan

analisis yang berkembang dan penerjemahannya melalui pokok-pokok kebijakan

organisasi.

Di tingkat nasional, seluruh pokok-pokok kebijakan organisasi yang menjadi

dasar lahirnya divisi kerja harus diadopsi secara utuh karena berkaitan dengan

jangkauan kerja organisasi yang menyeluruh. Sementara pada tingkat komunitas,

pokok-pokok kebijakan diturunkan berdasarkan kebutuhan dan situasi yang relevan

dengan konteks daerah masing-masing.

Saat ini, Solidaritas Perempuan memiliki, setidaknya, lima program kerja atau

divisi, yakni:

1) Divisi Penguatan Organisasi;

Page 59: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

47

2) Divisi Kedaulatan Perempuan atas Seksualitas;

3) Divisi Kedaulatan Perempuan atas Tanah;

4) Divisi Kedaulatan Perempuan Melawan Perdagangan Bebas dan Investasi;

5) Divisi Perlindungan Perempuan dan Kaluarganya

Kelima divisi tersebut bekerja secara integral karena Solidaritas Perempuan

menganggap bahwa isu yang dikerjakan pada setiap divisi sangat berkaitan satu sama

lain.

2. Struktur Organisasi Solidaritas Perempuan

Struktur organisasi dalam Solidaritas Perempuan pada prinsipnya tidak

bernilai hirarkis, melainkan hanya untuk menunjukan fungsi dan tanggung jawab

serta relasi antar masing-masing entitas. Penulis menelaah dan membagi struktur

Solidaritas Perempuan ke dalam dua struktur berdasarkan perbedaan cara

pembentukannya, yakni struktur pengurus dan struktur kerja.

a. Struktur Pengurus

Struktur pengurus merupakan entitas organisasi yang bertanggungjawab

langsung kepada anggota. Dipilih melalui rapat pengambilan keputusan tertinggi,

baik di Nasional (Kongres) maupun Musyawarah Komunitas (Muskom). Struktur

Pengurus terdiri dari Badan Eksekutif Nasional (BEN) dan Dewan Pengawas

Nasional (DPN) yang dipilih melalui kongres serta Badan Eksekutif Komunitas

Page 60: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

48

(BEK) dan Dewan Pengawas Komunitas (DPK) yang dipilih melalui Muskom.

Semua entitas dipilih dalam periode kerja empat tahunan. Penulis memvisualkan

struktur pengurus sebagai berikut:

b. Struktur Kerja

Struktur kerja dalam Solidaritas Perempuan dibentuk oleh Badan eksekutif.

BEN/BEK diberikan hak melalui AD/ART untuk melakukan pengangkatan dan

membentuk tim kerja yang membantunya dalam upaya pencapaian mandat. Berikut

adalah struktur kerja Solidaritas Perempuan di Sekretariat Nasional. Sementara

struktur kerja di Komunitas Solidaritas Perempuan pada prinsipnya sama, hanya saja

disesuaikan dengan pogram kerja yang diambil berdasarkan konteks masing-masing

daerah.

Gambar III.2. Struktur Pengurus Solidaritas Perempuan

Page 61: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

49

Gambar III.3. Struktur Kerja Sekretariat Nasional Solidaritas Perempuan67

67

Struktur Kepengurusan, diakses melalui http://www.solidaritasperempuan.org/tentang-sp/struktur-kepengurusan/ pada 22 Juni 2018

Page 62: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

50

E. Solidaritas Perempuan Sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat

Solidaritas Perempuan lahir karena kritik para pendirinya terhadap sistem

otoritarian Orde Baru yang banyak melahirkan berbagai ketidakadilan yang

dialami, khususnya terhadap perempuan.

Meski mendeklarasikan diri sebagai organisasi perserikatan, namun

Solidaritas Perempuan dapat dikategorikan sebagai LSM. Terbukti dari

karakteristiknya yang independen dan tidak berorientasi pada kekuasaan ataupun

profit serta bekerja secara sukarela dengan didasarkan pada satu tujuan yang telah

dirumuskan bersama dan memiliki mekanisme kepemimpinan dan pengambilan

keputusan yang jelas namun tidak bersifat birokratis.

Namun salah satu karakteristik Solidaritas Perempuan sedikit berbeda

dengan apa yang dinyatakan oleh Abidin dan Rukmini, bahwa LSM bekerja untuk

melayani masyarakat umum, bukan anggota maupun aktivisnya.68

Solidaritas

Perempuan, pada prinsipnya, bekerja untuk perempuan marjinal yang tidak

memiliki akses dan kontrol terhadap pendidikan, pelayanan publik, hukum,

sumber daya ekonomi, dsb. Dari 781 anggota Solidaritas Perempuan,

mayoritasnya merupakan bagian dari perempuan yang dimaksudkan menjadi

sasaran dari kerja-kerja Solidaritas Perempuan. Meski tetap terdapat perbedaan

antara perempuan yang menjadi anggota dengan yang bukan anggota.

“Secara umum, sasaran dari kerja-kerja SP (Solidaritas Perempuan)

adalah perempuan akar rumput karena mereka yang termarjinalkan dan tidak

memiliki akses dan kontrol ke banyak hal. Anggota kami juga gak banyak dari

kalangan terpelajar atau aktivis. Lebih banyak adalah perempuan yang memang

pernah dikuatkan oleh SP, tetapi dengan menjadi anggota memang mereka punya

68

Hamid Abidin dan Mimin Rukmini, Kritik dan Otokritik LSM (Jakarta; Piramedia, 2004), 21

Page 63: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

51

hak dan kewajiban yang diatur dalam AD/ART . Walaupun sama-sama jadi

sasaran tapi dalam hal yang berbeda”.69

69

Wawancara dengan Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan di Kantor Solidaritas Perempuan, Jakarta Selatan pada 5 Juni 2018

Page 64: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

52

BAB IV

PERAN SOLIDARITAS PEREMPUAN DALAM ADVOKASI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR DI JAKARTA

A. Advokasi Kebijakan Pengelolaan Air di Jakarta

Pada tahun 2012, beberapa LSM yang terdiri dari Solidaritas Perempuan,

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Koalisi Rakyat untuk Hak Air

(KRuHA), Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Urban Poor

Consortium (UPC), Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Wahana Lingkungan

Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, dan Indonesia Corruption Watch (ICW) yang

tergabung dalam Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta

(KMMSAJ) melayangkan gugatan Citizen Law Suit (CLS) yang ditujukan kepada

Presiden, Wakil Presiden, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan

Umum, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta,

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, dan Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya ke

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan register Perkara Nomor:

527/PDT.G/2012/PN.JKT.PST. Dalam gugatan tersebut, menjadi turut tergugat

diantaranya Palyja dan Aertra, dua perusahaan konsorsium yang mengelola air di

Jakarta. Saat itu, KMMSAJ menuntut pengelolaan air dikembalikan ke Negara,

dalam hal ini, PAM Jaya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana yang

tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perusahaan

Daerah Air Minum Jakarta. Berikut adalah daftar nama para penggugat dimana

Page 65: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

53

dua di antaranya, yakni Nurhidaya dan Risma Umar, merupakan penggugat yang

berasal dari Solidaritas Perempuan.

Tabel IV.B.1. Daftar Penggugat (Citizen Lawsuit) Kebijakan Pengelolaan Air

Jakarta70

No. Nama Pekerjaan Kewarganegaraan Alamat

1. Nurhidayah Ketua Badan

Eksekutif

Komunitas

Solidaritas

Perempuan

Indonesia Jl. Kalibaru Timur

VIII L No. 8

RT/RW 015/003,

Kelurahan

Kalibaru,

Kecamatan

Cilincing, Jakarta

Utara

2. Suhendi Nur Swasta Indonesia Jln. Merbabu No.

7 RT/RW 005/001

Guntur, Setia

Budi, Jakarta

Selatan.

3. Achmad

Djiddan

Safwan

Swasta Indonesia Jl. Kereta No. 1

Komplek PLN,

Klender, Jakarta

13930

4. Aguswandi

Tanjung

Wiraswasta Indonesia Muara Karang

Blok E7 S/20

RT/RW 01/08

Jakarta Utara

5. Hamong

Santono

Koordinator

Nasional

Koalisi Rakyat

untuk Hak

atas Air

Indonesia Jln. Rambutan VI.

No. 2 Kav. A2,

Pejaten Barat,

Pasar Minggu,

Jakarta Selatan

70

Dokumen Perbaikan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (Gugatan Warga Negara) dalam Perkara Nomor: /PDT.G/2012/PN.JKT.PST, Tim Advokasi Hak atas Air.

Page 66: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

54

6. Ecih

Kusumawati

Ibu Rumah

Tangga

Indonesia Jln. Muara Baru

Ujung RT/RW

020/017,

Kelurahan

Penjaringan,

Kecamatan

Penjaringan,

Jakarta Utara

7. Wahidah Ibu Rumah

Tangga

Indonesia Kp. Japat RT/RW

001/001,

Kelurahan Ancol,

Kecamatan

Pademangan,

Jakarta Utara

8. Abdul Rasid Buruh Indonesia Jl. Kp. Melayu

Kec I no. 47

RT/RW 12/10 –

Bukit Duri, Tebet,

Jakarta Selatan

9. Risma Umar Ketua Badan

Eksekutif

Nasional

Solidaritas

Perempuan

Indonesia Kalibata Tengah

RT/RW 004/003

Kelurahan

Kalibata,

Kecamatan

Pancoran, Jakarta

Selatan

10. Beka Ulung

Hapsara

Karyawan

Swasta

Indonesia Kemanggisan

Gang C3/52

RT/RW 007/009,

Palmerah, Jakarta

Barat

11. Edi Saidi Koordinator

Urban Poor

Consortium

Indonesia Jelambar Ilir

RT/RW 10/10

No.17, Kel.

Jelambar Baru,

Jakarta Barat

12. Ubaidilah Direktur

Walhi Jakarta

Indonesia Jln. Lada Dalam

No. 2, Taman Sari,

Jakarta Barat

Page 67: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

55

11110

Pada 27 Maret 2013, KMMAJ melakukan dialog dengan Joko Widodo

yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Gubernur

memberikan dukungan kepada LSM atas Gugatan CLS yang dilayangkan. Saat itu

Gubernur DKI Jakarta mengakui bahwa negara mengalami kerugian yang tidak

sedikit akibat Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan pihak swasta dalam

pengelolaan air di Jakarta. Namun, pada November 2013, Gubernur menarik

dukungannya dan mengajukan tawaran perdamaian serta berjanji akan mengambil

alih pengelolaan air di Jakarta dengan mengakuisisi seluruh saham Palyja dan

Aertra. Pada tanggal 10 April 2014, KMMSAJ menjawab tawaran tersebut dengan

mengeluarkan kertas posisi yang disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta

sebagai syarat dari tawaran perdamaian tersebut. Tuntutan yang dilakukan di

antaranya: 1) Pemerintah mengakui telah melakukan perbuatan melawan hukum

kerena menyerahkan pengelolaan air kepada swasta; 2) Pemerintah dituntut untuk

mengumumkan kepada publik tentang kerugian materi dan imateri yang dialami

Negara dan warga Negara; 3) Pemerintah harus mengambil langkah taktis dan

strategis dalam rangka pembatalan kontrak kerja sama antara PT. PAM Jaya

dengan dua konsorsium perusahaan penyedia layananan air, Palyja dan Aertra; 4)

Negara harus melakukan evaluasi yang komperhensif. Selain itu, Solidaritas

Perempuan juga menuntut untuk

1) Memastikan konsultasi publik yang sejati dengan membuka rencana

pengelolaan air Jakarta dari, oleh dan untuk publik, dengan

Page 68: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

56

memastikan keterlibatan penuh (meaningful participation)

perempuan;

2) Memastikan akses air bagi masyarakat miskin kota, khususnya

perempuan dan masyarakat pesisir, di mana perempuan karena

peran gendernya terkena dampak yang berlapis dan yang menjadi

kelompok rentan di mana 1/3 masyarakat miskin Indonesia berada di

pesisir;

3) Pembentukan kelembagaan dan mekanisme pengawasan pengelolaan

air oleh publik. Pembentukan kelembagaan dan mekanisme

pengawasan pengelolaan air oleh publik, dengan menerapkan prinsip

inklusif, sensitif dan responsif gender.71

Pada 24 Maret 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan

memenangkan penggugat dan menyatakan bahwa: 1) tergugat telah lalai

memenuhi dan melindungi hak atas air warga Jakarta; 2) Tergugat telah

melakukan perbuatan melawan hukum karena melakukan swastanisasi air di

Jakarta; 3) tergugat merugikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Masyarakat;

4) perjanjian kerjasama dengan Palyja dan Aertra dinyatakan batal demi hukum

dan tidak berlaku; 5) menghentikan swastanisasi air di Jakarta dan

mengembalikan pengelolaan air minum sesuai prinsip hak atas air.72

Pada 8 April 2015, tergugat dari pemerintah pusat mengajukan banding

sementara pemerintah provinsi DKI Jakarta dan PAM Jaya menerima gugatan

tersebut. Pada 12 Januari 2016, Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan melalui

putusan Nomor 588/PDT/2015/PT DKI membatalkan putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat.

71

Kertas Posisi Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ) atas Tawaran Perdamaian oleh Gubernur DKI Jakarta yang disampaikan pada 10 April 2014

72 Hasil Pemantauan Hak Perempuan atas Air di Jakarta, (Jakarta: Solidaritas Perempuan

Jabotabek, 2016), 24

Page 69: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

57

Tidak hanya sampai di situ, para penggugat mengajukan kasasi ke

Mahkamah Agung dan memenangkan perkara pada 11 Oktober 2017 melalui

putusan Mahkamah Agung Nomor 31 K/Pdt/2017 yang menyatakan tergugat lalai

dalam memenuhi hak atas air warga Jakarta. Putusan MA tersebut sekaligus

membatalkan putusan yang dikeluarkan Pengadilan Tinggi Jakarta.73

Sepanjang proses tersebut, LSM-LSM dalam KMMSAJ juga melakukan

kajian dan dialog dengan berbagai pemangku kepentingan.

B. Landasan Solidaritas Perempuan Terlibat dalam Advokasi Kebijakan

Pengelolaan Air di Jakarta

Setiap organisasi tidak dapat dilepaskan dari nilai dan karakteristik yang

terbentuk menjadi budaya organisasi. Sistem nilai ini kemudian yang menjadi

etika dan landasan bertindak.

Solidaritas Perempuan, sejak awal berdirinya, telah mendeklarasikan diri

sebagai organisasi yang membela kepentingan perempuan dalam kerangka

berfikir feminisme yang didefinisikan sebagai“Paham atau ideologi yang

meyakini bahwa perempuan mengalami penindasan sehingga perempuan harus

sadar dan bergerak melawan penindasan dan ketidakadilan yang dialami”74

73

MA Batalkan Privatisasi Air Jakarta, Pengusaha Tunggu Langkah Pemprov, diakses melalui https://katadata.co.id/berita/2017/10/11/ma-batalkan-privatisasi-air-jakarta-pengusaha-tunggu-langkah-pemprov pada 15 Juni 2018

74 Wawancara dengan Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas

Perempuan di Kantor Solidaritas Perempuan, Jakarta Selatan pada 5 Juni 2018

Page 70: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

58

Feminisme sebagai ideologi organisasi kemudian dirumuskan dalam nilai-

nilai yang terejawantahkan dalam cara pandang, pengelolaan dan pengaturan

terhadap organisasi dan individu-individu yang terlibat di dalamnya, baik anggota

maupun non anggota (staf yang bekerja). Nilai-nilai tersebut, yakni: Demokrasi,

adil, lestari, non partisan, non sektarian, anti diskriminasi, anti kekerasan, setara,

dan menghargai keberagaman.

Fakta yang diyakini bahwa perempuan mengalami penindasan membuat

fokus kerja Solidaritas Perempuan tertuju pada perempuan, meski tidak juga

menafikan fakta bahwa laki-laki juga dapat menjadi korban dari ketidakadilan

berbasis gender namun di sisi lain juga dapat menjadi bagian dari support system

bagi gerakan perempuan. Itulah mengapa laki-laki bisa menjadi anggota

Solidaritas Perempuan dengan kuota tidak lebih dari 10 persen, sebagaimana

termaktub di dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Seperti halnya dalam persoalan air, buruknya pengelolaan air di Jakarta

bukan saja menjadi persoalan perempuan, tetapi juga persoalan laki-laki. Namun,

perempuan menghadapi situasi yang lebih khusus. Kehidupan perempuan yang

lekat dengan air tidak dipandang hanya karena perempuan adalah manusia yang

tidak bisa hidup tanpa air, lebih dari itu, karena cara pandang masyarakat yang

meletakan peran perempuan dalam ranah domestik sehingga kebutuhan keluarga

akan air menjadi beban dan tanggung jawab perempuan.

Dalam masyarakat, perempuan diberi tanggung jawab untuk pasokan air

dan sanitasi serta memelihara lingkungan rumah agar senantiasa bersih dan

Page 71: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

59

higienis. Tanggung jawab tersebut kemudian menjadi beban yang berlebih ketika

pengelolaan air yang menjadi tanggung jawab negara tidak dilaksanakan dengan

baik.75

Di sisi lain, kebutuhan perempuan akan air juga lebih spesifik, yakni untuk

kebutuhan reproduksinya. Kualitas dan kuantitas air yang buruk akan berdampak

pada kerentanan infeksi pada organ reproduksi perempuan.76

Oleh karenanya, Solidaritas Perempuan memutuskan untuk melakukan

advokasi kebijakan pengelolaan air. Advokasi ini tidak hanya dilakukan di Jakarta

tetapi juga diberbagai daerah, seperti Makassar dan Aceh. Tidak hanya itu,

Solidaritas Perempuan juga melakukan advokasi kasus dan pendampingan

masyarakat, khususnya perempuan, yang mengalami konflik air akibat monopoli

yang dilakukan perusahaan sawit dan perusahaan semen.

C. Peran Solidaritas Perempuan dalam Advokasi Kebijakan Pengelolaan

Air Di Jakarta

Advokasi merupakan salah satu istilah yang tidak asing bagi Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) pada era reformasi. Pasalnya, demokrasi yang

menjadi prasyarat bagi kerja advokasi tidak terjadi pada era sebelumnya sehingga

peluang-peluang intervensi dalam proses kebijakan tidak terjadi.

Peran LSM sebagai jembatan antara masyarakat dengan pemerintah

membuat advokasi menjadi salah satu cara yang cukup efektif sebagai wujud

pembelaan dan mendorong perubahan kebijakan agar sesuai dengan kepentingan

75

Wawancara dengan Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan di Kantor Solidaritas Perempuan, Jakarta Selatan pada 5 Juni 2018

76 Gangguan Kesehatan Akibat Air yang Tidak Bersih, diakses melalui

http://hesperian.org/wp-content/uploads/pdf/id_cgeh_2010/id_cgeh_2010_05.pdf pada 5 Juni 2018

Page 72: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

60

masyarakat. Oleh karenanya, sejak awal advokasi dilakukan, LSM telah berpihak

pada masyarakat, khususnya pada masyarakat marjinal yang tidak cakap hukum

serta sulit mengakses informasi. Begitu pula pada advokasi kebijakan pengelolaan

air di Jakarta. Pun halnya dengan Solidaritas Perempuan yang tergabung dalam

Koaliasi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ)

Sebagai sebuah perangkat tingkah atau tindakan individu maupun

organisasi, sebesar atau sekecil apapun peran yang dilakukan oleh individu

maupun organisasi merupakan upaya untuk melaksanakan hak dan kewajiban

untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Solidaritas Perempuan sebagai sebuah LSM, tentu diharapkan oleh

masyarakat untuk menjalankan peran idealnya, namun di sisi lain Solidaritas

Perempuan juga telah mengambil peran-peran tertentu, yakni hadir untuk

menumbuhkan pemahaman dan membangun kesadaran perempuan untuk

memperjuangkan hak-haknya. Peran-peran tersebut dilakukan sebagai

konsekuensi dari nilai-nilai yang sejak awal diteguhkan sebagai identitas

organisasi.

Dapat dilihat dari kerja-kerjanya, Solidaritas Perempuan menerapkan tiga

strategi utama, yakni: pengorganisasian, advokasi, dan kampanye. Tiga hal

tersebut menjadi satu kesatuan strategi yang dilakukan untuk semua permasalahan

yang didampingi.

a) Pengorganisasian, dilakukan untuk menguatkan sasaran

(perempuan akar rumput) baik dari segi pemahaman, kesadaran,

Page 73: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

61

dan kapasitas agar dapat membangun kekuatan bersama untuk

menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi. Selain itu,

pengorganisasian juga dilakukan untuk mengkonsolidasikan data

dan informasi yang dapat digunakan untuk memperkuat kerja

advokasi.

b) Advokasi, dilakukan untuk membawa permasalahan yang terjadi di

lapangan ke dalam ranah pengambil kebijakan, baik melalui jalur

lembaga peradilan hukum maupun legislasi, agar dapat mendorong

perubahan dan menjawab permasalahan yang ada. Advokasi dalam

kerja Solidaritas Perempuan harus bermula dari hasil

pengorganisasian. Solidaritas Perempuan kemudian membangun

strategi dan berkonsolidasi dengan kelompok atau organisasi lain

yang memiliki keselarasan pemahaman dan cara pandang.

c) Kampanye, merupakan upaya dari Solidaritas Perempuan untuk

menyuarakan masalah yang dihadapi perempuan rumput yang

biasanya sulit mengakses media komunikasi. Hal tersebut

dilakukan untuk menggugah kesadaran publik dan menggalang

dukungannya untuk kepentingan perubahan kebijakan.

“ketiga strategi itu gak bisa dipisahkan. gak bisa kita melakukan advokasi

tanpa melakukan pengorganisasian. Nanti advokasinya dianggap mengawang-

ngawang. Kita bisa melakukan advokasi tanpa pengorganisasian kalau ada

respon aktual aja tetapi effort dan energi yang dikeluarkan juga gak banyak dan

harus tetap berlandaskan prinsip organisasi atau memang ada permintaan secara

langsung dari masyarakat yang wilayahnya tidak menjadi basis pengorganisasian

SP…….. selanjutnya, SP hanya memfasilitasi perempuan saja, yang bergerak

harus tetap mereka, yang bicara harus tetap mereka. SP hanya berbicara

berdasarkan hasil data yang telah dihimpun dan dianalisis, secara fakta di

Page 74: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

62

lapangan kan perempuan-perempuan itu yang lebih tau karena mengalami dan

menghadapi langsung.”77

Dari penyataan di atas, sebagai LSM, Solidaritas Perempuan dapat

disimpulkan telah mengambil peran sebagai fasilitator, Komunikator, dan juga

dinamisator di masyarakat. Sebagaimana peran-peran tersebut merupakan peran-

peran LSM yang telah dirumuskan oleh berbagai sarjana sosial. Begitu pula pada

advokasi kebijakan pengelolaan air di Jakarta di mana peran Solidaritas

Perempuan dapat dianalisis dalam setiap tahap advokasi.

1. Tahapan Advokasi Kebijakan Pengelolaan Air di Jakarta

Topatimasang, dkk membagi jenis advokasi berdasarkan kebijakan yang

dilihat dalam sudut pandang sistem hukum, yakni: Isi Hukum, Tata Laksana

Hukum, dan Budaya Hukum.78

Sementara Edi Suharto, yang mengutip Dubois

dan Miley, membagi tipe advokasi menjadi dua, yakni: Advokasi kasus dan

advokasi kelas. Jenis advokasi yang dipilih dipengaruhi oleh ruang lingkupnya,

yakni mikro, mezzo, dan makro.79

Berdasarkan pada pernyataan Topatimasang dan Suharto, tipe advokasi

yang dilakukan oleh Solidaritas Perempuan untuk mendorong kebijakan

pengelolaan air di Jakarta merupakan advokasi kelas dalam skala makro yang

menyangkut pada keseluruhan kebijakan, baik isi hukum, tata laksana hukum,

77

Wawancara dengan Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan di Kantor Solidaritas Perempuan, Jakarta Selatan pada 5 Juni 2018

78

Roem Topatimasang, dkk, Mengubah Kebijakan Publik (Yogyakarta: Intipress, 2007), 45

79 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri (Bandung: Alfabeta, 2009), 165

Page 75: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

63

maupun budaya hukum. Hal tersebut didasari pada advokasi yang dilakukan

merupakan pembelaan atas kepentingan kelas atau masyarakat untuk memperoleh

hak-haknya dan mengarahkan advokasinya pada perubahan kebijakan pengelolaan

air di Jakarta.

Berikut adalah tahapan yang dilalui dalam advokasi kebijakan yang

berskala makro dalam pengelolaan air di Jakarta di mana Solidaritas Perempuan

terlibat di dalamnya:

a. Membentuk Lingkaran Inti

Pada Hari Air Sedunia tahun 2011, kelompok LSM yang terdiri

dari Solidaritas Perempuan, Koalisi Rakyat untuk Hak Air (KRuHA),

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Urban Poor

Consortium (UPC), Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Wahana

Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, dan Indonesia

Corruption Watch (ICW), Indonesia Human Right Comitte for Social

Justice (IHCS) dan Koalisi Anti Utang (KAU) berkumpul untuk

melakukan peringatan Hari Air Sedunia. Pada Juni 2011, LSM-LSM

tersebut bersepakat untuk membentuk sebuah koalisi yang dinamakan

Koalisi Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ).

Solidaritas Perempuan merupakan salah satu organisasi yang

menjadi inisiator dari pembentukan koalisi tersebut. Berawal dari

lahirnya Komunitas Solidaritas Perempuan Jabotabek pada 2004 yang

bekerja di wilayah Rawa Badak dan Cilincing di mana perempuan

Page 76: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

64

pada dua wilayah tersebut telah sejak lama menjadi pelanggan Aertra

namun mengalami masalah kesulitan air. Ketika perluasan wilayah

kerja dilakukan ke Duri Kepa, perempuan yang rumah tangganya

menjadi pelanggan Palyja juga mengalami persoalan yang sama.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Solidaritas Perempuan dan

LSM lainnya berinisiatif untuk membentuk koalisi dan melakukan

pembagian peran untuk mendorong perubahan kebijakan melalui

proses advokasi.

Gambar IV.4 Pembagian Peran dalam Lingkaran Inti KMMSAJ80

Peran tersebut dibagi berdasarkan fokus kerja dan kapasitas

setiap LSM. Seperti, LSM yang fokus kerjanya melakukan

pendampingan hukum seperti IHCS dan LBH Jakarta diposisikan

menjadi tim kerja garis depan. Sementara KIARA menjadi tim garis

80

Wawancara melalui telepon dengan Aliza Yuliana, Ketua Divisi Kedaulatan Perempuan atas Tanah pada 19 Juni 2018

Page 77: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

65

depan karena dalam LSMnya memiliki sumber daya pengacara.

Sementara ICW, KRUHA, dan KAU memiliki fokus dan kapasitas

dalam melakukan penelitian-penelitian kebijakan. Sementara, LSM

yang memiliki basis masa dan bekerja pada tataran masyarakat seperti

Solidaritas Perempuan, UPC, Walhi Jakarta dan JRMK diperankan

untuk menjadi tim kerja basis yang bergerak pada tataran masyarakat

untuk melakukan penguatan dan memobilisasi masa untuk menjadi

kelompok penekan. Namun, panjangnya masa advokasi yang

dilakukan (2011 sampai sekarang) membuat dinamika dalam koalisi

juga terus bergerak dan cukup mengganggu proses advokasi. Pada tim

basis, praktis hanya tinggal Solidaritas Perempuan yang bertahan.

JRMK, UPC, dan Walhi Jakarta memutuskan untuk tidak terlibat

dalam koalisi di tengah-tengah perjalanan advokasi. Sehingga

Solidaritas Perempuan menjadi satu-satunya organisasi di dalam

koalisi yang diharapkan menjalankan peran penguatan dan mobilisasi

masa saat diperlukan tekanan dalam proses advokasi.

Sebagai tim basis, Solidaritas Perempuan melalui

Komunitasnya di Jabotabek melakukan penguatan kesadaran dan

pemahaman di tiga wilayah, yakni Cilincing, Rawa Badak, dan Duri

Kepa. Penguatan kesadaran dan pemahaman tersebut dilakukan dengan

metode diskusi kampung di mana perempuan berkumpul untuk

membicarakan berbagai masalah air yang dihadapi oleh perempuan

sehari-hari. Dari diskusi tersebut ditemukan fakta bahwa air yang

Page 78: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

66

didistribusikan oleh Palyja dan Aertra tidak dapat memenuhi standar

kualitas dan kuantitas yang memadai. Air hanya mengalir pada pukul

19.00 sampai 20.00 WIB bahkan pada dini hari dengan debit yang

kecil. Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk membayar tagihan

bulanan juga menjadi masalah tersendiri. Dalam satu bulan, setiap

rumah tangga harus membayar tagihan air ke perusahaan lebih dari Rp.

100.000 dengan kualitas dan kuantitas yang tidak memenuhi standar.

Untuk menutupi kebutuhan air, masyarakat memutuskan untuk

membeli air keliling dengan biaya Rp. 15.000 per jeriken sebanyak dua

jeriken per hari. Untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga, setiap

Kepala Keluarga (KK) harus menyisihkan 30 persen pendapatannya.81

Solidaritas Perempuan Jabotabek juga melakukan pemantauan

hak atas air yang dilakukan di lima wilayah di Jakarta, yakni;

Kecamatan Kebon Jeruk; Kecamatan Koja; Kecamatan Tebet;

Kecamatan Cilincing; dan Kecamatan Penjaringan. Pemantauan air

tersebut dilakukan selama lima bulan sejak September 2015 hingga

Februari 2016. Dalam pemantauan tersebut, terlibat di dalamnya 1.158

perempuan dan 10 laki-laki. Pemantauan tersebut bertujuan untuk

assessment fakta di lapangan mengenai persoalan air yang kemudian

digunakan sebagai materi advokasi dan kampanye.82

sebelumnya,

perempuan di wilayah kerja Solidaritas Perempuan telah menerapkan

81

Wawancara melalui telepon dengan Aliza Yuliana, Ketua Divisi Kedaulatan Perempuan atas Tanah pada 19 Juni 2018

82 Hasil Pemantauan Hak Perempuan atas Air di Jakarta (Solidaritas Perempuan

Jabotabek, 2016), 5-7

Page 79: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

67

sistem kalender air dan mencatat setiap kali air mengalami masalah

seperti debit yang kurang, kualitas yang buruk, dsb. Data tersebut

kemudian juga dipakai sebagai materi advokasi dan kampanye.

Dari fakta dan penguatan yang dilakukan, Solidaritas

Perempuan mengajukan dua orang yang bersedia menjadi saksi di

pengadilan, yakni Halimah, ibu rumah tangga dari bilangan Rawa

Badak, Jakarta Utara dan Habibah, seorang nelayan dari wilayah

Marunda Kepu.83

b. Memilih Isu Strategis

Pemilihan isu strategis dilakukan melalui berbagai kajian dan

diskusi serta dengan memperhatikan aspek kebutuhan dan hak

masyarakat. Kerugian negara dan tidak terpenuhinya hak masyarakat

Jakarta atas air bersih yang memenuhi standar kelayakan juga

dilakukan dengan berbagai kajian dan penghimpunan data dari

berbagai sumber.

Dari kajian-kajian tersebut kemudian dirangkum dan dijadikan

basis argumentasi dari tuntutan besar yang ditujukan kepada para

pengambil kebijakan, yakni agar negara mengambil alih pengelolaan

air di Jakarta dan harus melakukan pengelolaan dengan mengacu pada

kewajiban negara dalam memenuhi hak masyarakat atas air.

83

Sidang Gugatan Warga Negara: Perempuan Bersaksi Memperjuangkan Hak atas Air, diakses melalui http://www.solidaritasperempuan.org/sidang-gugatan-warga-negara-perempuan-bersaksi-memperjuangkan-hak-atas-air-di-pengadilan-negeri/ pada 22 Juni 2018

Page 80: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

68

Solidaritas Perempuan dalam hal ini berperan melakukan

assessment dan mengkaji dampak yang terjadi kepada perempuan

akibat dari kebijakan pengelolaan air Jakarta yang diselenggarakan

dengan kerja sama pemerintah dan swasta. Namun, karena gugatan

bersifat umum dan Solidaritas Perempuan tidak terlibat dalam proses

advokasi di lembaga peradilan, maka substansi yang dibawa

Solidaritas Perempuan tidak masuk ke dalam memori putusan.

Substansi berupa informasi dan fakta yang dihimpun Solidaritas

Perempuan banyak digunakan dalam proses advokasi non litigasi

(proses melalui lembaga non peradilan) dan kampanye yang akan

penulis paparkan kemudian.

c. Merancang Sasaran dan Strategi

Perubahan kebijakan pengelolaan air di Jakarta sebagai tujuan

advokasinya, menggunakan tiga strategi yang dirancang dengan

menggunakan beberapa pendekatan, yakni menggunakan proses

legislasi dan yurisdiksi untuk mendorong perubahan isi hukum,

menggunakan proses politik dan birokrasi untuk mendorong perubahan

tata laksana hukum, serta menggunakan proses sosialisasi dan

mobilisasi untuk mendorong perubahan budaya hukum.84

1) Proses Legislasi dan Yurisdiksi

84

Roem Topatimasang, dkk, Mengubah Kebijakan Publik (Yogyakarta: Intipres, 2007), 45

Page 81: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

69

LSM yang terlibat dalam advokasi kebijakan pengelolaan

air di Jakarta menganggap Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PAM Jaya, serta dua perusahaan

konsorsium Palyja dan Aertra bertentangan dengan berbagai

peraturan hukum baik pada tingkat nasional maupun daerah.

Sehingga perlu menggunakan lembaga peradilan

(litigasi/yurisprudensi) untuk mendorong perubahan kebijakan.

Citizen Lawsuit (Gugatan Warga Negara) dipilih karena gugatan

ditujukan pada penyelenggara negara yang berkewajiban

memenuhi hak atas air dan dimungkinkan setiap individu untuk

melayangkan gugatan meski bukan menjadi bagian dari

masyarakat terdampak.85

Penentuan sasaran gugatan juga

dilakukan dengan melakukan kajian kronologis ditandatanganinya

perjanjian kerja sama antara PAM Jaya dengan Palyja dan Aertra.

Hal tersebut dilakukan untuk menentukan kepada pihak mana

gugatan dilayangkan.

2) Proses Politik dan Birokrasi

Proses politik dan birokrasi juga menjadi satu bagian dari

strategi yang dipilih di luar jalur peradilan resmi, yang dikenal

sebagai proses non litigasi. LSM yang tergabung dalam KMMSAJ

juga merancang strategi untuk melakukan pendekatan ke berbagai

85

Wawancara melalui telepon dengan Aliza Yuliana, Ketua Divisi Kedaulatan Perempuan atas Tanah pada 19 Juni 2018

Page 82: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

70

lembaga negara yang relevan dengan advokasi kebijakan

pengelolaan air di Jakarta, seperti Pemerintahan Provinsi DKI

Jakarta, PAM Jaya, dll. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan

pandangan dan mempengaruhi lembaga tersebut, tetapi juga untuk

mendapatkan pandangan baru yang berguna bagi proses advokasi.

Seperti proses dialog dengan Gubernur DKI Jakarta, yang saat itu

masih dijabat oleh Joko Widodo, yang dilakukan pada 10 April

2014. Dalam dialog tersebut, Solidaritas Perempuan

menyampaikan beberapa fakta yang dihadapi perempuan yang

merupakan hasil assessment yang dilakukan sebelumnya. Proses

ini melahirkan kesepakatan bahwa Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta akan mengakuisisi saham Palyja dan Aertra melalui jalur

hukum atau proses b-to-b (bussiness to bussines).86

Dalam

pertemuan ini juga, Pemerintah Provinsi menginisiasi pengelolaan

air dilakukan oleh PT. Jakarta Propertindo yang merupakan Badan

Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, 87

namun usulan

tersebut ditolak oleh Solidaritas Perempuan dan anggota koalisi

lainya karena dilakukan tanpa melakukan pemutusan kontrak

dengan Palyja dan Aertra di mana kontrak tersebut baru akan

berakhir pada 2022.

86

Akuisisi Palyja, Koalisi dan Pemda DKI Sepakat, 11 Maret 2014, 1 87

Belum “Go Public”, Jakpro Dipercaya Basuki Pimpin Palyja, Data Media Covering Solidaritas Perempuan, 22-23 (diakses oleh Solidaritas Perempuan melalui: http://megapolitan.kompas.com/read/2013/08/27/1258393/Belum.Go.Public.PT.Jakpro.Dipercaya.Basuki.Pimpin.Palyja pada 27 Agustus 2013.

Page 83: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

71

“10 April 2014 diadakan pertemuan tertutup dengan

jokowi di kantor Gubernur, namun ternyata juga menghadirkan

PAM Jaya dan Jakpro. Hasil dari pertemuan tersebut adalah

Koalisi menyampaikan posisi koalisi dan apabila ingin ada

kesepakatan, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan

terlebih dahulu oleh Gubernur. Terhadap posisi koalisi, Gubernur

sepakat seluruhnya dan menginstruksikan kepada Jakpro dan PAM

jaya untuk mendiskusikan langkah-langkah teknisnya bersama

koalisi. Yang disepakati Jokowi antara lain: pembukaan informasi

mengenai rencana pembelian saham Palyja oleh Jakpro dan PD

Pembangunan jaya termasuk harga sahamnya kepada publik;

penyusunan langkah-langkah teknis untuk tindak lanjut

kesepakatan bersama koalisi dan pencabutan SK Swastanisasi air

dengan mengeluarkan SK baru yang sejalan denngan tujuan untuk

mengembalikan layanan air ke tangan publik…… Rencana

Pertemuan lanjutan dengan Jokowi tidak terjadi karena masih ada

ketidaksepakatan di Koalisi.”88

3) Proses Sosialisasi dan Mobilisasi

Strategi dalam melakukan sosialisasi dan mobilisasi juga

penting dirancang. Proses ini dilaksanakan untuk membangun

pendapat publik dari masyarakat luas dan dapat menjadi strategi

untuk menekan para pengambil kebijakan untuk melakukan

perubahan kebijakan. Sosialisasi dan mobilisasi dilakukan, baik

dengan cara melakukan pengorganisasian masa maupun kampanye

dengan menggunakan beberapa momentum, seperti Hari Air yang

jatuh pada 22 Maret, atau ketika sidang di pengadilan

diselenggarakan, dll.

88

Notulensi Rapat Advokasi dan Strategi Kampanye Air pada 6 juni 2014, 10

Page 84: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

72

Solidaritas Perempuan yang bekerja pada tim basis memiliki

peranan signifikan dalam hal ini. Perempuan yang telah dikuatkan

oleh Solidaritas Perempuan dalam berbagai metode dimobilisasi

untuk menjadi kelompok penekan dan menyuarakan pengalaman

yang dihadapi sebagai dampak dari kebijakan pengelolaan air di

Jakarta.

d. Mengolah Data dan Mengemas Informasi

Pengolahan data dan mengemas informasi adalah kegiatan

yang dilakukan untuk mendukung advokasi dan kampanye. Dalam

advokasi kebijakan pengelolaan air di Jakarta, informasi dan data

banyak digunakan untuk mendukung advokasi baik litigasi maupun

non litigasi, seperti membuat memori gugatan, briefing paper, kertas

posisi, dan lain-lain. Selain itu, juga digunakan untuk menggalang

dukungan publik. pengolahan data dan pengemasan informasi berguna

untuk menurunkan bahasa agar mudah dipahami publik, seperti

penggalangan dukungan melalui tanda tangan petisi online Change.org

berjudul “Jangan Jual Pengelolaan Air ke Perusahaan Asing” yang

dilakukan oleh Suhendi Nur (Penggugat) yang difasilitasi oleh Koalisi,

yang berhasil menggalang dukungan hingga 8.934 orang.89

Solidaritas Perempuan juga melakukan pengemasan data dan

informasi untuk kampanye dengan memproduksi beberapa campaign

89

https://www.change.org/p/basuki-btp-jangan-jual-pengelolaan-air-ke-perusahaan-asing

Page 85: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

73

kit seperti poster, leaflet, dll yang disebarkan baik secara langsung

maupun tidak langsung, yakni menggunakan media sosial, dan lain

sebagainya. Solidaritas Perempuan juga menggalang opini publik

dengan memasukan pendapatnya dalam media masa baik melalui

siaran pers maupun penulisan opini seperti The Jakarta Post, The

Jakarta Globe, dll.

e. Mengajukan Rancangan Tanding

Dalam hal merancang dan mengajukan rancangan tanding, organisasi

yang tergabung dalam KMMSAJ masih memperdebatkan mengenai

konsepnya. Mengingat sumber air di Jakarta tidak cukup memadai

karena aliran sungai tercemar limbah, di sisi lain menyedotan air tanah

mengakibatkan penurunan permukaan tanah yang akan mengakibatkan

genangan air jika musim hujan tiba atau ketika air laut pasang.

Rancangan tanding yang semula didorong agar negara memfasilitasi

pengelolaan air berbasis komunitas menjadi sulit direalisasikan tanpa

tersedianya sumber air yang layak.

Selain itu, rancangan tanding pasca putusan Mahkamah Agung juga

masih diperdebatkan. LBH Jakarta yang bekerja sama dengan Amrta

Insitute for Water Literacy dan salah satu lembaga internasional

mengambil contoh pengelolaan air di Paris, Perancis. Di mana Dewan

Kota Paris menghentikan perjanjian kerja sama dengan swasta dan

Page 86: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

74

melakukan konsep remunisipalisasi.90

Sementara, anggota koalisi yang

lain menganggap bahwa konsep remunisipalisasi tidak cocok

diterapkan di Jakarta dan mendorong konsep deprivatisasi. Meski

secara definisi keduanya berarti pengembalian sarana publik dari pihak

swasta namun konsep yang diterapkan berbeda. Remunisipalisasi

dianggap masih memberikan peluang bagi swasta untuk melakukan

privatisasi air. Sebagaimana yang terjadi di Mali di mana pemerintahan

setempat masih membuka peluang bagi kerja sama internasional terkait

investasi air.91

Dalam hal ini, Solidaritas Perempuan belum percaya diri untuk

mengeluarkan konsep tandingan yang diharapkan berbentuk

pengelolaan air berbasis komunitas karena belum melakukan banyak

kajian.

D. Tantangan Solidaritas Perempuan dalam Melaksanakan Perannya

pada Advokasi Kebijakan Pengelolaan Air di Jakarta

Dalam menjalankan perannya, Solidaritas Perempuan mengadapi berbagai

tantangan, diantaranya:

90

Remunisipalisasi: Negara dan Kota yang Telah Berhasil, Amrta Institute for Water Literacy, diakses melalui http://www.waterjustice.org/uploads/attachments/Remunisipalisasi-amrta-bahasa.pdf pada 22 Juni 2018, 1

91 Amrta Institute for Water Literacy, Remunisipalisasi: Negara dan Kota yang Telah

Berhasil, diakses melalui http://www.waterjustice.org/uploads/attachments/Remunisipalisasi-amrta-bahasa.pdf pada 22 Juni 2018, 2

Page 87: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

75

1. Kapasitas dan pemahaman pengambil kebijakan yang kurang mengenai

gender dan feminisme membuat Solidaritas perempuan mengalami

tantangan tersendiri untuk mendorong kebijakan pengelolaan air yang

mengakomodir kepentingan perempuan.

2. Belum adanya kebijakan pengarusutamaan gender dalam pembangunan di

Jakarta sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

3. Solidaritas Perempuan merupakan satu-satunya organisasi perempuan

yang terlibat dalam koalisi, sehingga pengawalan substansi gender dalam

setiap tahapan advokasi tidak begitu kuat.

4. Proses advokasi yang panjang dan dinamika di internal koalisi

membutuhkan berbagai penyesuaian-penyesuaian. Dalam kerja Tim Basis,

beberapa organisasi tidak lagi terlibat dan membuat Solidaritas Perempuan

harus mengerahkan sumber daya lebih untuk melaksanakan peran-

perannya dalam tim basis.

5. Pergantian fokus kerja divisi di internal Solidaritas Perempuan di mana

advokasi kebijakan pegelolaan air dalam kerangka investasi dilakukan

oleh Divisi Kedaulatan Perempuan atas Tanah, pasca kongres 2015

dipindahkan menjadi fokus kerja Divisi Kedaulatan Perempuan Melawan

Perdagangan Bebas dan Investasi. Proses transisi ini membutuhkan

berbagai penyesuaian-penyesuaian.

Page 88: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Solidaritas Perempuan

sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerja berlandaskan visi, misi, dan

garis politik serta nilai-nilai yang diinternalisasikan menjadi budaya organisasi

memiliki peran dalam advokasi kebijakan pengelolaan air di Jakarta, yakni

sebagai tim kerja basis yang bekerja melakukan pengorganisasian dan mobilisasi

masyarakat, khususnya perempuan. Namun di sisi lain, juga memiliki peran di

dalam pengelolaan data dan informasi yang digunakan untuk menunjang advokasi

non litigasi dan kampanye. Sementara dalam proses litigasi, Solidaritas

Perempuan melalui dua orang anggotanya, yakni Risma Umar dan Nurhidayat

menjadi penggugat. Pada berjalannya proses persidangan, Solidaritas Perempuan

mengajukan perempuan sebagai saksi di mana perempuan tersebut merupakan

perempuan yang dikuatkan pemahamannya oleh Solidaritas Perempuan melalui

pengorganisasian.

Hal tersebut didasarkan pada strategi organisasi, yakni pengorganisasian,

advokasi, dan kampanye, sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran

perempuan dan sebagai bentuk pembelaan terhadap perempuan marjinal yang

tidak cakap hukum dan tidak memiliki akses terhadap informasi serta menggalang

dukungan publik agar berposisi pada persoalan-persoalan perempuan. Peran yang

dilakukan Solidaritas Perempuan juga dilandasi oleh kapasitas organisasi dan

Page 89: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

77

analisis terhadap permasalahan yang dihadapi perempuan yang dirumuskan dalam

mandat organisasi, termasuk pada permasalahan yang dihadapi perempuan dalam

kebijakan pengelolaan air, khususnya di Jakarta.

Meski di sisi lain, perumusan dan perubahan kebijakan yang terjadi, baik

berupa putusan dalam setiap jenjang lembaga peradilan maupun pada tingkat

pemerintah DKI Jakarta masih melihat persoalan pengelolaan air dalam perspektif

yang netral gender. Artinya, fakta yang terjadi, yang dihadapi perempuan dalam

kebijakan pengelolaan air di Jakarta belum mempertimbangkan kebutuhan

spesifik perempuan atas air.

B. Saran

1. Saran Akademis

Penelitian ini pada prinsipnya memiliki beberapa kekurangan, yakni tidak

banyak memaparkan sudut pandang dari pengambil kebijakan, khususnya yang

berkenaan dengan kebijakan pengelolaan air di Jakarta. Di sisi lain, penulis juga

tidak secara definitif memaparkan peran Solidaritas Perempuan berdasarkan

runutan tahun pelaksanaan advokasi sehingga peran-peran Solidaritas Perempuan

yang muncul sebagai temuan penelitian tidak dipaparkan terlalu sistematis.

Sehingga pada penelitian berikutnya aspek-aspek yang menjadi kekurangan dalam

penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan

penelitian yang komperhensif, sistematis, dan memenuhi standar akademik yang

baik.

Page 90: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

78

2. Saran Praktis

Penulis juga melihat masih banyak tantangan yang dihadapi Solidaritas

Perempuan dalam mendorong perubahan kebijakan pengelolaan air di Jakarta,

termasuk tantangan untuk menginfiltrasi perspektif pengarusutamaan gender

dalam kebijakan. Sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat yang fokus bekerja

melakukan pembelaan terhadap perempuan, Solidaritas Perempuan perlu

melakukan pendekatan kepada LSM-LSM yang memiliki kesamaan fokus isu,

yakni isu perempuan. Agar dapat memperluas jangkauan dan memperkuat daya

tekan dalam setiap advokasi agar persoalan yang dihadapi perempuan dapat

menjadi isu utama dan tidak hanya digunakan untuk memperkaya analisis semata.

Selain itu, aspek pendokumentasian juga perlu diperbaiki agar Solidaritas

Perempuan dapat terlihat perannya secara jelas dalam mendorong kepentingannya

sesuai dengan mandat organisasi yang diputuskan melalui mekanisme

pengambilan keputusan yang telah ditetapkan.

Di sisi lain, pemerintah sebagai pengambil kebijakan perlu melakukan

evaluasi kebijakan dengan melibatkan seluruh entitas masyarakat khususnya pada

kebijakan pengelolaan air yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat di

Jakarta.

Page 91: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

79

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

A. Dahl, Robert. 2001. Perihal Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Abidin, Hamid dan Mimin Rukmini. 2004. Kritik dan Otokritik LSM. Jakarta:

Piramedia.

Azra, Azyumardi. 1999 Menuju Masyarakat Madani. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Bastian, Indra. 2011. Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik. Jakarta: Graha

Ilmu.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Clark, John. 1995. NGO dan Pembangunan Demokrasi. Yogyakarta: PT. Tiara

Wacana Yogya.

Gellner, Ernest. 1994. Membangun Masyarakat Sipil, Prasyarat Menuju

Kebebasan Bandung: Mizan.

Harison, Lisa. 2007. Metodologi Penelitian Politik. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Hikam, Muhammad. 1999. Demokrasi dan Civil Society. Jakarta: LP3ES.

Jordan, Lisa dan Peter Van T. 2009. Akuntabilitas LSM. Jakarta: LP3ES.

Kurniawan, Nanang Indra. 2010. “Advokasi Berbasis Jejaring” dalam Sigit

Pamungkas, ed., Advokasi Berbasis Jejaring. Yogyakarta: Research

Centre for Politics and Government.

Page 92: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

80

Miller, Valerie dan Jane Covey. 2005. Pedoman Advokasi: Perencanaan,

Tindakan, dan Refleksi. Jakarta: Yayasan Obor.

Parson, Wayne. 2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Robbins, Stephen P. dan Timobthy A. Judge. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta:

Salemba Empat.

Safaat, Rachmad, dkk. 2017. Analisis Implementasi Putusan Mahkamah

Konstitusi atas Pengelolaan Sumber Daya Alam. Jakarta: Pusat Penelitian

dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

Soehartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian

Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono, 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono.2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta.

Suseno, Frans Magnis. 1993. Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta: Kanisius.

Tim ICCE. 2002. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani.

Jakarta: Kencana Prenada.

Titahelu, Ronald Z. 2015. Penetapan Asas-Asas Hukum Umum dalam

Penggunaan Tanah untuk Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat.

Yogyakarta: Deepublish.

Topatimasang, Roem dkk. 2007. Mengubah Kebijakan Publik. Yogyakarta:

Insistpress.

Page 93: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

81

DOKUMEN ORGANISASI:

Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Solidaritas Perempuan

Dokumen Perbaikan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (Gugatan Warga

Negara) dalam Perkara Nomor: /PDT.G/2012/PN.JKT.PST, Tim Advokasi

Hak atas Air.

Hasil Pemantauan Hak Perempuan atas Air di Jakarta 20015-2016, Solidaritas

Perempuan Jabotabek

Kertas Posisi Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ)

atas Tawaran Perdamaian oleh Gubernur DKI Jakarta yang disampaikan

pada 10 April 2014

Notulensi Rapat Advokasi dan Strategi Kampanye Air pada 6 juni 2014

Presentasi Direktur PT. PAM Jaya, Maurits Napitupulu tentang Kondisi

Pelayanan Air Minum di DKI Jakarta, Tahun 2011

PENELITIAN/JURNAL:

Anggara, Krisna. 2008. Tesis: “Pemberdayaan Lembaga Masyarakat (LSM)

dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba”. Depok: UI.

Heriyana, Ajang. 2008. Skripsi: Peran LSM Forum Peduli Pendidikan

(FORPPENDIK) dalam Monitoring Pendidikan di Kota Depok (Studi

Kasus SDN Tugu 8 Cimanggis).Tangerang Selatan: UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Manafe, Lovely Christina. 2012. Skripsi: Peran NGO dalam Penanggulangan Isu

Perubahan Iklim: Studi Kasus Peran Friends Of The Earth dalam

Mendorong Climate Change Act di Inggris melalui Kampanye “The Big

Ask”. Depok: UI.

Page 94: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

82

Nugroho, Rohajji. 2015. Skripsi: Partisipasi LSM Pendidikan dalam Perumusan

Kebijakan di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga DIY.

Yogyakarta: UNY.

Somantri, Gumilar Rusliwa. “Memahami Metode Kualitatif” Makara Sosial

Humaniora, Vol. 9, No. 2 (Desember 2005).

WEBSITE:

http://hesperian.org

http://megapolitan.kompas.com

http://www.hukumonline.com

http://www.solidaritasperempuan.org

http://www.waterjustice.org

https://katadata.co.id

https://news.detik.com

https://tirto.id

https://www.change.org

https://www.un.org

https://ylki.or.id

Page 95: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

83

KORAN

Kuisisi Palyja, Koalisi dan Pemda DKI Sepakat, Bisnis Indonesia, 11 Maret 2014

WAWANCARA

Wawancara dengan Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas

Perempuan di Kantor Solidaritas Perempuan, Jakarta Selatan pada 5 Juni

2018

Wawancara melalui telepon dengan Aliza Yuliana, Ketua Divisi Kedaulatan

Perempuan atas Tanah pada 19 Juni 2018

Page 96: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

84

LAMPIRAN

Siaran Pers Bersama

Untuk Segera Dipublikasikan

Jakarta,22 Juni 2011

Jakarta Miskin Air, Putus Kontrak PT Palyja dan PT AETRA Sekarang

Ibukota Jakarta berulangtahun yang ke-484, Rabu (22/6) ini. Tapi sampai hari ini,

permasalahan krisis air bersih masih menjadi isu utama di Jakarta, bahkan

Jakarta masuk kategori kota miskin air. Data BPS 2010 menyatakan hanya 25%

warga Jakarta yang mendapat akses layanan air pipa. Itu pun kualitasnya buruk

dengan pasokan air yang tidak 24 jam/7hari. Situasi tersebut sangat

mempengaruhi kehidupan masyarakat, khususnya perempuan, karena peran

gender yang melekat pada perempuan. Krisis air bersih, berdampak pada

meningkatnya beban perempuan dalam menyediakan air bersih bagi kebutuhan

rumah tangga dan keluarganya dan juga pada kesehatan masyarakat, akibat

sanitasi yang buruk.

Ketidakmampuan pemerintah kota Jakarta (PAM JAYA) dalam memenuhi

kebutuhan air bersih masyarakat, menjadi salah satu alasan melibatkan

perusahaan swasta – PT.PALYJA dan PT.AETRA dalam pengelolaan air bersih

tersebut.

Buruknya layanan air pipa menimbulkan masalah lain seperti ekstrasi air tanah

berlebihan hingga amblasnya tanah Jakarta, pencemaran bakteri e-coli di sumur

dangkal milik warga miskin yang hidup berdempetan serta terus naiknya tarif air

pipa tanpa perbaikan layanan. PAM JAYA juga mengakui berutang Rp 580

miliar sejak kontrak dengan PT AETRA dan PALYJA dilaksanakan. Aplikasinya,

utang ini dibebankan ke masyarakat lewat APBD DKI Jakarta.

Untuk itu, Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Privatisasi Air yang terdiri dari 8

kelompok masyarakat sipil (KRuHA, Solidaritas Perempuan Jabotabek, SP

PDAM Jakarta, FPPI, WALHI JAKARTA, JRMK, LBH Jakarta dan Koalisi Anti

Utang) menuntut Pemerintah Daerah DKI Jakarta segera memutus kontrak

Salah satu Siaran Pers yang dikeluarkan koalisi dimana terdapat analisis dan kajian

Solidaritas Perempuan di dalamnya

Page 97: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

85

PAM JAYA dengan dua perusahaan swasta asing PT AETRA dan PT

PALYJA.

”Sebagai langkah konkrit pertama, kami mendesak Gubernur DKI Jakarta Fauzi

Bowo memenuhi janjinya menerima audiensi Koalisi Masyarakat Sipil membahas

pemutusan kontrak PT AETRA dan PT PALYJA,” kata Alghiffari Aqsa,

Pengacara Publik dari LBH Jakarta. Saat menerima audiensi wakil-wakil aksi

massa Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Privatisasi Air di Balai Kota, Senin, 6/6,

Asep Jatneka, Kepala Biro Sarana dan Prasarana Kota menyatakan Gubernur

DKI Jakarta Fauzi Bowo bersedia menerima audiensi Koalisi Masyarakat Sipil

untuk membahas pemutusan kontrak ini.

Desakan tersebut tidak hanya karena pelayanan PT. PALYJA dan PT. AETRA

yang buruk dan tarif mahal, tetapi juga telah merugikan DKI Jakarta. “ Publikasi

laporan audit BPK DKI yang menyatakan bahwa kontrak kerjasama PAM Jaya

dengan PALYJA dan AETRA merugikan Jakarta dan “tidak sah” karena tidak

ditanda tangani oleh Gubernur saat itu” Ujar Reza – Koordinator Koalisi. Sebagai

pembanding, harga rata-rata air pipa Jakarta Rp 7000/m3 dengan kualitas tak

bisa diminum. Sementara air pipa Singapura Rp 5000/m3 dengan kualitas bisa

langsung diminum dan selalu mengalir

Audiensi, kata Alghiffari, untuk memberikan masukan para pakar hukum air dari

Koalisi Masyarakat Sipil Tolak Privatisasi Air ke Gubernur Jakarta bagaimana

langkah memutus kontrak PT AETRA dan PALYJA tanpa mengharuskan Pemda

DKI Jakarta membayar penalti ganti rugi.

Sejak kontrak distribusi air Jakarta ditangani PT AETRA dan PALYJA 13 tahun

lalu, belum terlihat adanya perbaikan layanan air pipa di ibukota. Sebaliknya, tarif

air telah naik 10 kali lipat dengan kondisi 50 % pipa PAM JAYA mengalami

kebocoran. Semua ini telah membuat masyarakat Jakarta kesulitan mendapat air

bersih, terutama warga ekonomi menengah ke bawah.

Seruan ini juga sekaligus peringatan hukum kepada Pemprov DKI dan undangan

ke konsumen air jakarta untuk bersama-sama mengajukan gugatan pemutusan

kontrak antara mereka dengan Pemprov DKI/PDAM

Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta

KRuHA - Solidaritas Perempuan Jabotabek - SP PDAM Jakarta

FPPI – WALHI JAKARTA – JRMK - LBH Jakarta - Koalisi Anti Utang

Untuk informasi lebih lanjut dapat hubungi Hamong Santono

081511485137, M.Reza 081370601441.

Page 98: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

86

Pendidikan Politik yang dilakukan Solidaritas Perempuan kepada

masyarakat dalam rangka pemantauan dampak kebijakan

Pengelolaan air di Cilincing (atas) dan Tebet (bawah)

(Sumber : Dokumentasi Solidaritas Perempuan)

Page 99: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

87

Booklet Hasil Pemantauan Hak Perempuan atas Air yang dilakukan

Solidaritas Perempuan pada September 20015- Februari 2016

(Sumber : Dokumentasi Solidaritas Perempuan)

Page 100: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

88

Pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta pada 10 April 2014

Sumber: Dokumentasi Solidaritas Perempuan

Page 101: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

89

Opini Solidaritas Perempuan di Harian Jakarta Post

Sumber: Dokumentasi Solidaritas Perempuan

Page 102: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

90

Salah Satu Media Yang Mengutip Penyataan Solidaritas Perempuan Terkait Advokasi

Kebijakan Pengelolaan Air di Jakarta

Sumber: http://jakartaglobe.id/news/jakarta-water-trust-plays-alleged-obfuscation-game/

Page 103: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

91

Contoh pengelolaan data dan informasi yang dilakukan Solidaritas Perempuan untuk

kampanye publik

(Sumber : Dokumentasi Solidaritas Perempuan)

Page 104: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

92

Contoh pengelolaan data dan informasi yang dilakukan Solidaritas Perempuan untuk

kampanye publik

(Sumber : Dokumentasi Solidaritas Perempuan)

Page 105: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

93

Salah satu bentuk dari mobilisasi masa yang dilakukan Solidaritas Perempuan dalam

proses persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 13 Januari 2015 (Sumber : Dokumentasi Solidaritas Perempuan)

Page 106: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

94

Salah satu proses persidangan Gugatan Warga Negara atas Hak Air yang dilakukan di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

(Sumber : Dokumentasi Solidaritas Perempuan)

Page 107: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

95

Mobilisasi masa yang dilakukan di depan Mahkamah Agung untuk mendorong segera

dikeluarkannya putusan MA yang membatalkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara

pemerintah dan swasta terkait pengelolaan air di Jakarta

(Sumber : Dokumentasi Solidaritas Perempuan)

Page 108: PERAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43599/1/SUCI...i ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai peran Lembaga Swadaya Masyarakat

96

Mobilisasi Masa pasca putusan Mahkamah Agung di depan kantor Gubernur Provinsi DKI

Jakarta dengan tuntutan agar pemerintah DKI Jakarta segera melaksanakan putusan MA

tersebut

(Sumber : Dokumentasi Solidaritas Perempuan)