Peran Label Pangan Olahan dalam Pencegahan Penyakit Tidak...
Transcript of Peran Label Pangan Olahan dalam Pencegahan Penyakit Tidak...
ELIN HERLINA
Direktur Standardisasi Produk Pangan
Foodreview In depth Seminar: Isu Gula Garam Lemak (GGL) dan Penyakit Tidak Menular (PTM)Bogor, 23 Februari 2017
Peran Label Pangan Olahan dalamPencegahan Penyakit Tidak Menular
1
OUTLINE
2
1. PENDAHULUAN
2. DASAR HUKUM
3. UPAYA PENCEGAHAN PTM MELALUI PELABELAN
4. PELABELAN PANGAN OLAHAN
5. INFORMASI NILAI GIZI DAN FOP
6. KLAIM
7. PENUTUP
The world health report 2002: Mortalitas, morbiditas dan kecacatan dikaitkan dengan PTM sekitar 60% dari semua kematian dan 47% dari beban global penyakit.
Pada Tahun 2020, diperkirakan masing-masing akan meningkat menjadi 73% dan60%.
Penyebab utama PTM:
Diet yang tidak sehat (unhealthy diet)
Aktifitas fisik yang kurang (physical inactivity)
Prevention and control of noncommunicable diseases: Physical activity and health; healthy lifestyles; facilitation of healthier environments; provision of public information and health services; improving the lifestyles and health of individuals and communities of the health and relevant professions
WHA 57.17 Global Strategy on Diet, Physical Activity and Health
3
1. PENDAHULUAN
TREN PENYEBAB KEMATIAN
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles
56%
37%
7%
43%
49%
8%
33%
58%
9%
30%
57%
13%
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
Cedera
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
Cedera
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
Cedera
Penyakit Menular
Penyakit Tidak Menular
Cedera
1990
2000
2010
2015
4
57%
58%
49%
37%
5
Faktor Penyebab Kematian akibat PTM
1. tobacco use
2. physical inactivity
3. unhealthy diet
4. the harmful use
of alcohol
Kurang aktivitasfisik: 26,1 %*
Kurang konsumsi sayur dan atau buah: 93,5 %*
Umur ≥ 15 tahun yang merokok: 36,3%*
Umur > 10 tahun yang minum alkohol: 4,6%**
RISKESDAS 2013* dan RISKESDAS 2007**
BEBAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PENDUDUK USIA >15 TAHUN
Sumber: Riskesdas 2013
1,21 1,2
25,8042,1
26,6044,3
6,90 8,9
Pre
vale
nsi
(%
)
Jum
lah
Jiw
a(j
uta
)
Pre
vale
nsi
(%
)
Jum
lah
Jiw
a(j
uta
)
Pre
vale
nsi
(%
)
Jum
lah
Jiw
a(j
uta
)
Pre
vale
nsi
(%
)
Jum
lah
Jiw
a(j
uta
)
Stroke Hipertensi Obesitas Sentral Diabetes Mellitus
Trend penyebab kematian saat ini didominasi oleh PTM. Penyebab kematian utama tahun 2013 adalah stroke, penyakit jantung dan DM
6
7
2. DASAR HUKUMa. Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
b. Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
c. Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji
d. Permenkes Nomor 63 Tahun 2015 Tentang Perubahan atasPermenkes No. 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji
e. Peraturan Kepala BPOM No. HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan dan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No HK. 03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011 tentang Perubahannya
f. Peraturan Kepala BPOM No. 13 Tahun 2016 tentang PengawasanKlaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan
g. Peraturan Kepala BPOM No 12 Tahun 2016 Tentang PendaftaranPangan Olahan
Pelabelan merupakan salah satu strategi negara yang direkomendasikan WHO
Consumers require accurate, standardized and comprehensible information on the content of food items
Governments may require information to be provided on key nutritional aspects
Labelling to allow consumers to be better informed about the benefits and content of foods to make healthy choices
WHA 57.17 Global Strategy on Diet, Physical Activity and Health
8
3. UPAYA PENCEGAHAN PTM MELALUI PELABELAN
Dalam Dokumen tersebut juga ditekankan :
Tren penggunaan pesan terkait kesehatan oleh produsen semakin meningkat, sehingga memberikan konsekuensi penting bagi regulator untuk menjamin bahwa pesan-pesan tersebut benar dan tidak menyesatkan konsumen
9
WHA 57.17 Global Strategy on Diet, Physical Activity and Health
STUDI DIET TOTAL: SURVEI KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU INDONESIA 2014
HA
SIL Hasil analisis SKMI 2014
menunjukkan tingkatkonsumsi bahanmakanan menurut jenisdan kelompok makanan, berpengaruh terhadapasupan zat gizi, tingkatkecukupan energi danprotein individu
HA
SIL Secara nasional,
sebanyak 4,8 persen, 18,3 persen dan26,5 persen penduduk
mengonsumsi gula, natrium dan lemakmelebihi pesanPermenkes Nomor 30 tahun 2013 REK
OM
END
ASI Mengingat sudah
terdapat sebagianpenduduk yang mengonsumsi gula, garam dan minyak/lemakmelebihi pesan dalamPermenkes nomor 30
tahun 2013 maka perluditingkatkanpemahamanmasyarakat tentang risikomengonsumsi berlebihgula, garam dan minyak/lemak melalui
edukasi atau kampanye
10
Jenis pangan:
Sumber gula: kelompok gula dan olahannya termasuk di dalamnya gula putih/pasir, gula kelapa, gula aren,
permen, sirup, coklat, madu dan lain lain.
Sumber natrium: bahan makanan seperti garam yang di tambahkan pada hidangan, ikan asin dan makanan
kemasan. Garam rumah tangga terbanyak mengandung natrium.
Sumber lemak total: bahan makanan kelompok minyak, daging, jeroan, dan susu dan olahannya
SKMI dilaksanakan
di 34 Provinsi
Permenkes No. 30 tahun 2013 tentang Pencantuman InformasiKandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan untukPangan Olahan dan Pangan Siap Saji:
akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes, danserangan jantung.
11
konsumsi gulalebih dari 50 g
(4 sendok makan)
konsumsi natriumlebih dari 2000 mg
(1 sendok teh)
konsumsi lemak/minyaktotal lebih dari 67 g(5 sendok makan)
Informasi kandungan gula, garam dan lemak serta pesan kesehatan yang
tercantum pada label pangan dan makanan siap saji harus diketahui dan
mudah dibaca dengan jelas oleh konsumen
Permenkes No. 30 tahun 2013 tentang PencantumanInformasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak sertaPesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan PanganSiap Saji
Permenkes Nomor 63 Tahun 2015 TentangPerubahan atas Permenkes No. 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji
Revisi
12
Penundaan waktu pelaksanaannya pada tahun 2019
13
4. PELABELAN PANGAN OLAHAN
• Setiap label dan atau iklan tentang pangan yang diperdagangkan harus memuat keterangan mengenai pangan dengan benar dan tidak menyesatkan
Pasal 33
UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
• Keterangan dan atau pernyataan tentang pangan dalam label harus benar dan tidak menyesatkan, baik mengenai tulisan, gambar, atau bentuk apapun lainnya
Pasal 5
PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Sarana komunikasi produsen - konsumen
Penentu keputusan ‘MEMBELI’ bagi konsumen
Dapat digunakan sebagai:
Menciptakan perdagangan yang adil, jujur dan bertanggung jawab
Melindungi konsumen
Tujuan:
14
Setiap Orang yang memproduksi pangan Olahan yang
mengandung Gula, garam, dan/lemak untuk diperdagangkan wajib memuat informasi kandungan Gula, Garam dan Lemak
serta pesan kesehatan pada label Pangan
Informasi kandungan gula total, natrium
total dan lemak total
Kewajiban pencantuman informasi tersebut
dilaksanakan secara bertahap dengan
mempertimbangkan risiko kejadian PTMJenis Pangan Olahan
akan ditetapkan
dengan Permenkes15
Diwajibkan pada setiap pangan olahan yang dikemas untuk
diperdagangkan
Menggunakan Bahasa Indonesia
Ditampilkan secara tegas, jelas, mudah dibaca, teratur dan tidak
berdesak-desakan
Tidak mudah lepas dari kemasan
Tidak mudah luntur atau rusak
Terletak pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca
Label yang melekat atau ditempelkan pada kemasan harus
melekat kuat sehingga jika dilepas akan merusak label/ kemasan
aslinya.
16
1. Syukuri dan nikmati anekaragam makanan;
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;
4. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok;
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;
6. Biasakan Sarapan;
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman;
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan;
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan
normal17
Peraturan Kepala BPOM No.HK.00.06.51.0475 Tahun 2005 tentangPedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan dan Peraturan
Kepala Badan POM No.HK.03.1.23.11.11.09605 Tahun 2011
tentang Perubahannya
Pencantuman Informasi GGL sesuai ketentuan Peraturan Perundangan-undangan
Informasi Nilai Gizi (ING)Daftar kandungan zat gizi pangan pada label pangan sesuai dengan format yang dibakukanMerupakan bagian dari pelablean pangan
18
5. INFORMASI NILAI GIZI dan FOP
• Disertai pernyataan bahwa pangan mengandung vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnya yang ditambahkan; atau
• Dipersyaratkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang mutu dan gizi pangan, wajib ditambahkan vitamin, mineral, dan atau zat gizi lainnyaWAJIB, APABILA:
Informasi wajib
Takaran saji
Jumlah sajian per kemasan
Catatan kaki
Zat gizi wajib
Energi Total
Lemak Total
Protein
Karbohidrat Total
Natrium
Wajib dengan persyaratan
Produk pangan mengandung zat gizi tersebut dalam jumlah
tertentu, atau
Zat gizi tersebutdipersyaratkan untuk
ditambahkan atau difortifikasipada pangan, atau
Pangan yang bersangkutanmemuat klaim yang
berkenaan dengan zat gizitersebut
Energi dari lemak, Lemak jenuh, Lemak Trans, Kolesterol Serat pangan Gula Vitamin A, Vitamin C Kalsium, Zat besi
19
INFORMASI NILAI GIZI
Takaran saji ……. (URT) ......... (g/ml)
Jumlah Sajian per Kemasan : …….
JUMLAH PER SAJIAN
Energi Total … kkal Energi dari Lemak ... kkal
Energi dari Lemak jenuh ... kkal
% AKG *
Lemak Total …. g …….. %
Lemak Jenuh …. g ……… %
Lemak tidak jenuh tunggal …. g
Lemak tidak jenuh ganda g
Lemak trans …. g
Kolesterol …. mg …….. %
Protein …. g …….. %
Karbohidrat Total …. g …….. %
Serat pangan …. g …….. %
Serat pangan larut …. g
Serat pangan tidak larut …. g
Gula …. g
Gula alkohol …. g
Karbohidrat lain …. g
Natrium …. mg …….. %
Kalium …. mg …….. %
Vitamin A …….. %
Vitamin C …….. %
Vitamin lain …….. %
Kalsium …….. %
Zat Besi …….. %
Mineral lain …….. %
* Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih
rendah.
Gula ≥ 1 g/saji atau klaim
Takaran saji dan energi total
Jumlah gizi dan
persentase AKG
Lemak
Garam
Vitamin dan
mineral
20
Protein
Karbohidrat
FORMAT UMUM :
INFORMASI NILAI GIZI
Takaran saji ……. (URT) ......... (g/ml)
Jumlah Sajian per Kemasan : …….
JUMLAH PER SAJIAN
Energi Total … kkal Energi dari Lemak ... kkal
Energi dari Lemak jenuh ... kkal
% AKG *
Lemak Total …. g …….. %
Lemak Jenuh …. g ……… %
Lemak tidak jenuh tunggal …. g
Lemak tidak jenuh ganda …. g
Lemak trans …. g
Kolesterol …. mg …….. %
Protein …. g ....….. %
Karbohidrat Total …. g …….. %
Serat pangan …. g …….. %
Serat pangan larut …. g
Serat pangan tidak larut …. g
Gula …. g
Gula alkohol …. g
Karbohidrat lain .... g
Natrium …. mg …….. %
Kalium …. mg …….. %
Vitamin A …….. %
Vitamin C …….. %
Vitamin lain …….. %
Kalsium …….. %
Zat Besi …….. %
Mineral lain …….. %
•Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal.
Kebutuhan energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih
INFORMASI
NILAI GIZI
Takaran saji … (g )
Jumlah saji per kemasan:..
Energi Total .. kkal
Energi dari lemak . …..kkal
Jumlah per sajian %AKG* Jumlah persajian %AKG*
Lemak Total … g …%
Lemak jenuh…g ...%
Kolesterol…mg ...%
Protein …g ...%
Karbohidrat total ...g ...%
Serat …g ...%
Gula ….g
Natrium …mg ...%
Vitamin A …% Vitamin C …%
Vitamin B6 …% Vitamin D …%
Kalsium …% Besi …%
Magnesium …% Iodium …%
*Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda mungkin
lebih tinggi atau lebih rendah.
Format Tabular/Horizontal
* Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan energi anda
mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
21
Format linier
INFORMASI NILAI GIZI Takaran saji : ... sachet, Jumlah saji per kemasan :.. :
JUMLAH PER SAJIAN : Energi total …kkal, Energi dari lemak ….kkal, Lemak
Total …g (….% AKG), Lemak Jenuh ….g ( …% AKG ), Kolesterol …g ( ….%
AKG), Protein …..g (...% AKG), Karbohidrat total …..g ( ...% AKG), Serat …g
(…% AKG), Gula ….g, Natrium …g (…% AKG), Kalium …g (…% AKG), Vitamin A
(….% AKG), Vitamin C (….%AKG), Vitamin D (….%AKG), Kalsium (…% AKG),
Besi (….% AKG). Persen AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal. Kebutuhan
energi anda mungkin lebih tinggi atau lebih rendah.
Format untukKemasan sangat kecil
Untuk Informasi Nilai Gizi,
silahkan hubungi :
Telp. (021) 1234567
22
Parameter/ Zat Gizi SKM A (Berat bersih 220 g)
SKM B(Berat bersih 375 g)
Takaran saji 4 sendok makan (40 g) 4 sendok makan (40 g)
Jumlah sajian per kemasan ± 6 ± 9
Energi total 140 kkal 130 kkal
Energi dari Lemak 40 kkal 35 kkal
% AKG % AKG
Lemak total 4,5 g 7 % 4 g 6 %
Lemak jenuh 1,5 g 9 % 2 g 10 %
Kolesterol 0 mg 0 % 2 mg 1 %
Protein 1 g 2 % 1 g 2 %
Karbohidrat total 23 g 8 % 23 g 8 %
Serat pangan - - 2 g 7 %
Gula 20 g 19 g
Natrium 25 mg 1 % 35 mg 1 %
Kalium 140 mg 3 % 190 mg 4 %
Produk Susu Kental Manis (SKM)
23
Zat gizi yang diizinkanuntuk dicantumkanpada panel utamayaitu:
1. Energi
2. Lemak
3. Lemak jenuh; dan
4. Natrium
Pencantuman nilaizat gizi tersebutmeliputi jumlah dan % AKG zat gizi per saji.
Pencantuman nilaizat gizi mengunakanwarna netral, bukanwarna traffic light(merah, kuning, hijau).
24
PENCANTUMAN ZAT GIZI PADA BAGIAN UTAMA LABEL
FRONT OF PACKAGE LABELLING
25
6. KLAIM
KLAIM adalah segala bentuk uraian yang menyatakan,menyarankan atau secara tidak langsung menyatakanperihal karakteristik tertentu suatu pangan yang berkenaandengan asal usul, kandungan gizi, sifat, produksi,pengolahan, komposisi atau faktor mutu lainnya.
Pangan Olahan yang mencantumkan klaim harus memenuhiketentuan dalam Peraturan Kepala Badan POM No. 13 Tahun 2016tentang Pengawasan Klaim pada Label dan Iklan Pangan Olahan.
Hal ini sejalan dengan rekomendasi WHA 57.17 Global Strategy on Diet, PhysicalActivity and Health:
Labelling to allow consumers to be better informed about the benefits and
content of foods to make healthy choices
KLAIM
Klaim Kandungan
Zat Gizi
Klaim Perbandingan
Zat Gizi
Klaim
Fungsi Zat Gizi
Klaim Fungsi Lain
Klaim Penurunan
Risiko Penyakit
Pangan Berklaim
26
Klaim Gizi
Klaim Lainnya
1. Klaim isotonik
2. Klaim tanpa
penambahan gula
3. Klaim laktosa
4. Klaim gluten
Klaim Kesehatan
Pangan Olahan
yang menggunakan
Probiotik
Klaim harus benar, tidak menyesatkan, didukung oleh bukti ilmiah dan sesuai denganketentuan peraturan
Pangan untuk bayi tidak boleh mencantumkan klaim, dan pangan untuk anak 1-3 tahun tidak boleh mencantumkan Klaim Fungsi Lain, Klaim Penurunan Risiko Penyakit, dan Klaim Tanpa Penambahan Gula
27
Klaim tidak boleh: memuat pernyataan bahwa konsumsi pangan tersebut dapat memenuhi kebutuhan semua
zat gizi esensial memanfaatkan ketakutan konsumen. menyebabkan konsumen mengkonsumsi suatu jenis pangan secara tidak benar menggambarkan bahwa suatu zat gizi atau komponen pangan dapat mencegah,
mengobati atau menyembuhkan penyakit
18 g lemak total
4 g lemak jenuh
60 mg kolesterol
300 mg natrium
Pangan Olahan yang mencantumkan klaim harus memenuhi persyaratan asupan per
saji tidak lebih dari :
“Kalsium berperan dalampembentukan danmempertahankan
kepadatan tulang dan gigi”
Contoh Klaim Gizi dan Kesehatan
“Sumber kalsium
Tinggi Vitamin A, D3, B1,
B12”
Contoh lain
28
IMPLEMENTASI REGULASI LABEL PANGAN OLAHAN 2015
Tujuan
Mendapatkan gambaran pengaruh label terhadap perilaku pemilihan panganolahan
Mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh konsumen pada label pangan olahan
Memperoleh rekomendasi tentang aspek yang perlu dikaji ulang dalam regulasi di bidang pelabelan pangan olahan
29
Metode Pengambilan Data
Mahasiswa/i Kesehatan & non kesehatan dari 10 Perguruan Tinggi di DKI Jakarta
Responden
• Jumlah responden 450 orang
• Metode: pengisian kuesioner
Kuantitatif
• Jumlah responden13 orang
• Metode: Focus Group Discussion
Kualitatif
30
Hasil
1. Garam (82,4%),
2. Minyak goreng (82,2%),
3. AMDK (81,3%),
4. Gula pasir (79,6%), dan
5. Mie/bihun/bubur instan
(64,4%).
5 jenis pangan olahan
yang paling sering/
rutin dibeli:
67% responden memiliki pemahaman
yang tidak baik terhadap label pangan
olahan secara umum
Pemahaman terhadap
Informasi Nilai Gizi
32% : Baik
68% : Tidak Baik
31
Informasi kandungan gizi yang sering
digunakan untuk memutuskan membeli pangan
olahan
Hasil Kualitatif: ING biasanya digunakan oleh orang yang berkebutuhan khusus (penyandang diabetes,
menurunkan berat badan), dan yang peduli terhadap kesehatan Responden menginginkan ING dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami. Responden berharap Badan POM meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang cara
membaca label termasuk ING.
Faktor yang Mempengaruhi Responden dalam Memilih Pangan
Olahan
tanggal kedaluwarsa (92,4%) dan rasa (91,6%)
merupakan faktor yang paling mempengaruhi
responden dalam memilih pangan olahan
32
1. Berdasarkan WHA 57.17 Global Strategy on Diet, Physical Activityand Health, pelabelan pada pangan olahan merupakan salahsatu strategi untuk mencegah Penyakit Tidak Menular.
2. Label Pangan bertujuan untuk memberikan informasi yang benarterkait asal, keamanan, mutu, kandungan gizi dan keterangan lainyang dibutuhkan mengenai produk pangan yang dikemas dandiperdagangkan kepada masyarakat.
3. Informasi Nilai Gizi (ING) dapat digunakan untuk mengaturasupan gizi/konsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan.
4. ING dan Pencantuman Zat Gizi pada bagian utama label (FOP)pada Label Pangan Olahan dapat menjadi salah satu strategiupaya pencegahan Penyakit Tidak Menular di Indonesia
7. Penutup
33
DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
JL. PERCETAKAN NEGARA NO.23
Telp. (021) 42875584, Fax. (021) 42875780
www.pom.go.id
http://standarpangan.pom.go.id/34