PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini...

95
PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK TUNARUNGU KELAS IX-C DI SLBN PEMBINA MATARAM Oleh ELPI Nim.15.3.13.4.035 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2018

Transcript of PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini...

Page 1: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

i

PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK

TUNARUNGU KELAS IX-C DI SLBN PEMBINA MATARAM

Oleh

ELPI

Nim.15.3.13.4.035

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM

2018

Page 2: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

ii

PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK

TUNARUNGU KELAS IX-C DI SLBN PEMBINA MATARAM

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram

Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Sosial Islam

Oleh

ELPI

Nim.15.3.13.4.035

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM

2018

Page 3: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

iii

Page 4: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

iv

Page 5: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

vi

Page 6: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

vii

MOTTO

Artinya, “Dan hendaklah ada di antara kamu golongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang

mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.

(Q.S. Ali-Imran: 104)

Page 7: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

viii

PERSEMBAHAN

Untuk Allah SWT.

Untuk kedua Orang Tua ku tercinta (Ibu Hamidah dan Bapak M.Yusuf )

terima kasih atas kasih sayang, bantuan pendidikan yang kalian berikan

kepada ananda, serta motivasi yang terus menerus, tiada kata yang pantas

ananda ucapkan selain kata terima kasih sehingga ananda bisa

menyelesaikan skripsi ini semoga kelak ananda sukses dapat membalas jasa

kalian.

Untuk kakak ku satu-satunya yang ananda punya (Depi Hendrayani) yang

selama ini membantu membiayai pendidikan ku sampai selesainya skripsi ini,

terima kasih yang sebesar-besarnya semoga allah membalas kebaikan mu.

Untuk seseorang yang spesial dalam membantu ku dalam menyusun skripsi

ini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat

ini, terima kasih senyum dan semangat mu yang membuat hari- hariku begitu

indah.

Untuk sahabat- sahabat ku Yuliati, Nurjaitun, Siti Ba’rah terima kasih atas

cinta yang telah terukir dengan indah selama ini.

Almamater ku tercinta, UIN aku bangga.

KATA PENGANTAR

Page 8: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

ix

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga,

sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa

bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan

penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu, yaitu :

1. Drs. Ms.Udin M.Ag sebagai pembimbing 1 dan Azwandi M.Hum sebagai

pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi yang terus

menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukkannya dalam suasana keakraban

menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Rendra Khaldun, M.Si, sebagai ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam

(BKI), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), H.Masruri,MA sebagai

sekertaris Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi (FDIK), Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

3. Dr. H. Subhan Abdullah Acim, Lc., MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi (FDK), Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

4. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat

bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan dan terimakasih juga kepada semua karyawan dan

Page 9: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

x

karyawati Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi atas pelayanan

administrasinya.

6. Kepada kepala SLBN Pembina Mataram yang telah memberikan izin penulis

untuk melakukan penelitian.

7. Kepada keluargaku tercinta, terutama orang tua ku atas support dan do’a yang

telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada teman-temanku satu angkatan di BKI A angkatan Th.2013, teman

seperjuangan yang telah sama-sama mengajukan judul dan saling memberikan

masukan serta motivasi.

9. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu. semoga

bantuan yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan mendapat ridho dari Allah

SWT, dan mendapat pahala dari-Nya.

Sebagai kata terakhir, penulis hanya dapat berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi pembaca pada umumnya. Sekali

lagi penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis, semoga apa yang telah diberikan menjadi amal shaleh di sisi Allah SWT.

Amin…..

Penulis,

E L P I

DAFTAR ISI

Page 10: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

xi

HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...............................................................v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................xv

ABSTRAK .......................................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Konteks Penelitian .....................................................................................1

B. Fokus Penelitian .........................................................................................4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .......................................................6

E. Telaah Pustaka ............................................................................................6

F. Kerangka Teoritik .....................................................................................13

Page 11: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

xii

G. Peran .........................................................................................................19

H. Metode Penelitian .....................................................................................20

BAB II PAPARAN DATA dan TEMUAN PENELITIAN ................................25

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...........................................................25

1. Sejarah SLBN Pembina Mataram .........................................................25

2. Visi, Misi, dan Tujuan ...........................................................................26

3. Identitas Sekolah ...................................................................................27

4. Identitas Kepala Sekolah .......................................................................29

5. Jumlah Anak Tunarungu Kelas IX-C ....................................................30

6. Sarana dan Prasarana .............................................................................31

7. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan .......................................33

8. Sumber Pembiayaan ..............................................................................35

9. Program Pembelajaran ..........................................................................36

10. Analisa Kebutuhan ................................................................................39

11. Pengembangan Sekolah .........................................................................40

B. Peran Konselor Dalam Membentuk Kepribadian

Anak Tunarungu Kelas IX-C .....................................................................42

1. Membantu Anak Dalam Menyesuaikan Diri .........................................44

2. Meningkatkan Bakat Dan Keterampilan ...............................................46

3. Memperhatikan Lingkungan Anak ........................................................48

4. Membina Moral .....................................................................................49

C. Faktor Penghambat Dalam Membentuk Kepribadian

Anak Tunarungu Kelas IX-C .....................................................................51

Page 12: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

xiii

1. Kurangnya Kasih Sayang ......................................................................51

2. Masalah komunikasi ..............................................................................53

3. Masalah Pribadi .....................................................................................54

4. Kesulitan Dalam Belajar .......................................................................56

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................57

A. Peran Konselor Dalam Membentuk Kepribadian Anak

Tunarungu Kelas IX-C Di SLBN Pembina Mataram ................................58

1. Membantu Anak Dalam Menyesuaikan Diri .........................................59

2. Meningkatkan Bakat Dan Keteranpilan ................................................60

3. Memperhatikan Lingkungan Anak ........................................................62

4. Membina Moral .....................................................................................64

B. Faktor Penghambat Dalam Membentuk Kepribadian

Anak Tunarungu Kelas IX-C .....................................................................66

1. Kurangnya Kasih Sayang ......................................................................66

2. Masalah Komunikasi .............................................................................68

3. Masalah Pribadi .....................................................................................69

4. Kesulitan Dalam Belajar .......................................................................69

BAB IV PENUTUP .................................................................................................71

A. Kesimpulan ..................................................................................................71

B. Saran ............................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................73

Page 13: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

xiv

LAMPIRAN.............................................................................................................75

DAFTAR TABEL

Page 14: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

xv

Tabel 1 Identitas Sekolah Luar Biasa (SLBN) Pembina Mataram

Tabel 2 Identitas Kepala Sekolah SLBN Pembina Matara

Tabel 3 Jumlah Anak Tunarungu Kelas IX-C SLBN Pembina

Mataram

Tabel 4 Prasarana SLBN Pembina Mataram

Tabel 5 Keadaan Tenaga Pendidikan SLBN Pembina Mataram

Tabel 6 Kondisi Tenaga Pendidik SLBN Pembina Mataram

Tabel 7 keadaan Tenaga Kependidikan SLBN Pembina Mataram

Tabel 8 Kelengkapan Sarana Dan Prasarana SLBN Pembina

Mataram

Tabel 9 Pengembangan Sekolah SLBN Pembina Mataram

PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK

TUNARUNGU KELAS IX-C DI SLBN PEMBINA MATARAM

Page 15: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

xvi

Oleh:

E L P I

NIM: 153.134.035

ABSTRAK

Penelitian ini banyak di latar belakangi oleh kasus penelantaran anak dalam membentuk kepribadian anak tunarungu, sehingga betapa pentingnya keberadaan konselor di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Mataram baik moral maupun material. Serta dapat membentuk kepribadian anak tunarungu di kelas IX-C agar jauh lebih baik untuk hidupnya kelak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran konselor serta faktor penghambat dalam membentuk kepribadian anak tunarungu di kelas IX-C Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Mataram.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengangkat latar belakang permasalahan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Pembina Mataram. Pengumpulan data di lakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini juga menggunakan metode membangun kedekatan secara emosional kepada responden yang menjadi sumber data dalam penelitian.

Adapun hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti adalah : 1). Peran konselor dalam tahap membantu anak dalam menyesuaikan diri, 2). Meningkatkan bakat atau keterampilan anak, 3). Memperhatikan lingkungan anak, 4). Membina moral anak. Sedangkan yang menjadi penghambat dalam membentuk kepribadian anak tunarungu ialah : 1). Kurangnya kasih sayang anak, 2). Masalah komunikasi, 3). Masalah pribadi, 4). Kesulitan dalam belajar.

Kata Kunci : Konselor , Kepribadian Anak Tunarungu.

Page 16: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia dalam

mengadakan hubungan dengan sesamanya, salah satunya anak tunarungu. Anak

tunarungu adalah salah satu bagian dari anak luar biasa yang mengalami kecacatan fisik

terutama pada pendengaran. Anak tunarungu juga adalah anak yang karakteristik khusus

yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada

ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik. Hal ini dapat di sebabkan oleh kurang atau

tidak berfungsinya alat-alat bicara, seperti rongga mulut, lidah, langit-langit, dan pita

suara. Selain itu, kurang atau tidak berfungsinya organ pendengaran, keterlambatan

perkembangan bahasa, kerusakan pada system syaraf dan struktur otot, serta

ketidakmampuan dalam kontrol gerak juga dapat mengakibatkan keterbatasan dalam

berbicara. Diantara individu yang mengalami kesulitan berbicara ada yang sama sekali

tidak dapat berbicara, dapat mengeluarkan bunyi tetapi tidak mengucapkan kata-kata

dan ada yang dapat berbicara tetapi tidak jelas.

Anak pada usia kelas IX-C ini sering menunjukkan perilaku yang tidak baik

didepan teman-temannya dikarenakan kurang mampu dalam mengendalikan emosinya,

memiliki perasaan yang rendah diri dan merasa diasingkan, cepat marah dan mudah

tersinggung sebagai akibat seringnya mengalami kekecewaan karena sulitnya

menyampaikan perasaan atau keinginannya secara lisan ataupun dalam memahami

pembicaraan orang lain sehingga mengalami ketidaknyamanan dalam bergaul dengan

guru maupun teman sebayanya. Perhatian anak tunarungu lebih sulit untuk dialihkan

Page 17: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

2

namun hal ini dapat membawa pengaruh postif terutama ketika mereka mulai memasuki

lingkungan kerja karena tingginya kemampuan mereka untuk fokus dalam pekerjaan.

Karena keterbatasannya dalam komunikasi, anak tuna rungu juga mempunyai

lingkungan pergaulan yang terbatas. Hal ini menyebabkan tingginya sifat egosentris

mereka dan mempunyai kepribadian yang polos.

Menurut Mohammad Efendi, Anak berkebutuhan khusus yaitu anak yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

mental, sosial dan tidak termasuk anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa. 1

Menurut Andreas Dwidjosumarto seseorang yang tidak atau kurang mampu

mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarungu dibedakan menjadi dua kategori,

yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing). Tuli adalah mereka yang indera

pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengarannya

tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera

pendengarannya mengalami kerusakan, tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar,

baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar.

Berdasarkan penelitian lewis yang dikutip oleh hidayat,mengemukakan bahwa

‘’ketunarunguan yang dialami seorang anak dapat mengakibatkan perasaan harga diri

kurang dan curiga terhadap orang lain’’ dampak dari kondisi tersebut mereka tidak dapat

menyesuaikan diri dari lingkungan sosial sehingga mereka tidak dapat mewujudkan diri

dalam peran sosialnya secara optimal.

1Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), h. 55

Page 18: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

3

Lingkungan keluarga, terutama orang tua dapat memberikan kontribusi yang

cukup besar terhadap pembentukkan kerangka kepribadian anak. oleh karena itu,

harmonis tidaknya perkembangan sosial dan kepribadian anak, tergantung proses

komunikasi yang terjalin antara anak dengan lingkungannya (keluarga dan masyarakat

sekitar).

Terganggunya pendengaran pada anak (anak tunarungu) menyebabkan

terbatasnya penguasaan bahasa. hal ini dapat menghambat kesempatan untuk

berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. anak tunarungu seringkali tampak

frustasi, akibatnya sering menampakkan sikap-sikap asosial, bermusuhan, atau menarik

diri dari lingkungannya.

Keadaan ini semakin tidak menyenangkan ketika beban ini ditambah dengan

sikap lingkungan atau tekanan lain yang berasal dari luar dirinya (keluarga, teman

sebaya, masyarakat sekitar) yang berupa cemooh, ejekan, dan bentuk pola penolakan

lain yang sejenis dan berdampak negatif. Hal ini tentu membuat anak tunarungu

semakin tidak aman, bimbang, dan ragu-ragu terhadap keberadaan dirinya.

Secara sfesifik dalam kaitannya dengan proses penyesuaian sosial, maka harus

diupayakan langkah-langkah untuk mengiliminasi masalah-masalah yang akan

menghambat anak tunarungu dalam melakukan penyesuain sosial secara akurat.

Masalah penyesuaian sosial anak tunarungu memang tidak lepas dari saat dimulainya

intervensi dan diagnosisnya. Semakin dini diketahui letak kelainan dan karakteristiknya,

maka akan semakin baik pelaksanaan intervensi habilitasinya.

Anak berkelainan pendengaran atau tunarungu yang diketahui sejak lahir,

dimaksudkan untuk mengembangkan strategi apa yang diperlukan bagi pola anak dalam

Page 19: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

4

belajar, komunikasi, maupun penyesuaian secara psikologis. orang tua yang mengetahui

bahwa anaknya mengalami kelainan pendengaran, maka satu hal yang perlu dilakukan

yaitu penyesuaian secara cepat apa yang harus dilakukan, agar dapat berbuat lebih

banyak untuk kepentingan anaknya. Hal ini lebih penting dari itu, perlu diantisipasi

persepsi-persepsi baru yang muncul dari adik, kakak, dan saudara yang lain sebab

persepsi tersebut secara langsung dan tidak langsung sangat berpengaruh terhadap

pemenuhan kebutuhan perkembangan potensi anak tunarungu dalam penyesuaian

kepribadiannya.

Harapan yang diharapkan oleh SLBN Mataram ke masa yang akan datang

diantaranya terciptanya anak berkebutuhan khusus yang mandiri, terciptanya jiwa

wirausaha pada anak berkebutuhan khusus, terlaksananya program pendidikan

keterampilan berbasis kewirausahaan di SLBN Pembina Mataram

Dari masalah-masalah dan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat

judul tentang “PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK

TUNARUNGU KELAS IX C DI SLBN PEMBINA MATARAM”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan

permasalahannya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peran konselor dalam membentuk kepribadian anak tunarungu kelas

IX C di SLBN Pembina Mataram?

2. Apa faktor penghambat dalam membentuk kepribadian anak tunarungu kelas IX C

di SLBN Pembina Mataram?

Page 20: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk dapat mendeskripsikan peran konselor dalam membentuk kepribadaian

anak tunarungu kelas IX C di SLBN Pembina Mataram

b. Untuk dapat mengetahui factor penghambat dalam membentuk kepribadian anak

tunarungu kelas IX C di SLBN Pembina Mataram

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis

1. Kepada sekolah diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan

yang positif bagi lembaga pendidikan terutama guru bimbingan dan konsling

sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah inovatif

untuk meningkatkan kualitas siswa dan mengetahui perkembangan

kepribadian siswa tunarungu secara optimal., juga sebagai referensi bagi

kepala sekolah maupun guru dalam mengevaluasi proses pembelajaran yang

dapat mengembangkan kemampuan emosional dan keperibadian siswa pada

anak tunarungu melalui metode-metode pembelajaran yang tepat.

2. Penulis berharap bisa menambah dan memperkaya pengetahuan penulis dalam

bidang pendidikan, serta memberikan wawasan yang baru mengenai

pentingnya perkembangan kecerdasan dan keperibadian pada anak atau siswa

terutama bagi anak tunarungu.

Page 21: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

6

b. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini dapat menjadi sumbangan wacana ilmiah bagi pendidikan dan

pembaca pada umumnya agar dapat memahami tentang pentingnya

perkembangan kepribadian bagi siswa terutama bagi anak tunarungu

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan didunia

pendidikan khususnya dalam mengembangkan kepribadian siswa sehingga

bisa membentuk kepribadian yang optimal melalui bimbingan dan konseling.

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah cakupan atau batasan penelitian yang akan

dijadikan objek penelitian ini adalah Peran Konselor Dalam Membentuk

Kepribadian Anak Tunarungu Kelas IX di SLBN Pembina Mataram. Maka peneliti

perlu memberikan batasan dan lingkup penelitian yaitu di SLBN Pembina Mataram.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian merupakan lokasi penelitian, dimana peneliti akan

melakukan penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian di SLBN

Pembina Mataram,

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap study karya-karya terdahulu yang

terkait, untuk menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan peneliti.

Tujuan dari adanya telaah pustaka adalah untuk menghindari terjadi penjiplaka,

dalam hal ini peneliti mengungkapkan posisi penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Page 22: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

7

selain itu juga telaah pustaka untuk menyampaikan kepada pembaca pengetahuan dan

ide apa saja yang sudah dibahas dalam suatu topic penelitian, sekaligus memberikan

gambaran kepada pembaca sejauhmana penelitian sudah dilakukan, sebagai sudut

pandang yang mungkin saling bertentangan (kontroversi) mengenai topik penelitian,

sebagaimana tabel di bawah ini.

F. Kerangka Teoritik

NO NAMA JUDUL SKRIPSI METODE PERBEDAAN PERSAMAAN HASIL

1

Ahmad

Turmuzi

Peran Konselor

dalam

membentuk

kepribadian anak

jalanan di

Yayasan Anak

Bangsa Indonesia

jontlak praya

Lombok Tengah

kualitatif Objek

penelitian,

Lokasi

penelitian,

Hasil

penelitian

penelitian ini

sama

penelitian

terdahulu

sama-sama

membahas

tentang peran

seorang

konselor

dalam

membentuk

kepribadian

anak

Mendeskri

psikan

peran

konselor

dalam

membentu

k

kepribadia

n anak

tunarungu

di SLBN

Mataram,

sedangkan

penelitian

terdahulu

membahas

tentang

peran

konselor

dalam

Page 23: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

8

membentu

k

kepribadia

n anak

jalanan,

dimana

konselor

dalam

penelitian

ini adalah

sebagai

motivator

terhadap

masalah

yang

dihadapi

oleh anak

jalanan,

miskin,

dan

terlantar,

selain

motivator

konselor

disini juga

sebagai

fasilitator

kebutuhan

anak dan

juga

sebagai

Page 24: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

9

perbaikan

terhadap

perilaku

anak.

2

M.Tohier Eksistensi

Dakwah Jama’ah

LDI dalam

membina

kepribadian

muslim

narapidana

pemasyarakatan

kabupaten dompu

kualitatif Objek

penelitian,

Lokasi

penelitian,

Hasil

penelitian

Penelitian ini

sama

penelitian

terdahulu

sama-sama

membahas

tentang

kepribadian

mendeskri

psikan

tentang

Eksistensi

dakwah

jama’ah

LDI dalam

membina

kepribadia

n muslim

narapidana

pemasyara

katan

kabupaten

dompu.,

dimana

penelitian

terdahulu

membahas

tentang

membina

kepribadia

n muslim

narapidana

yaitu,

dengan

pembinaan

Page 25: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

10

rohani

melalui

pengajian

atau

ceramah-

ceramah

agama

agar

mereka

menyadari

kesalahan

yang telah

diperbuat

dan

diharapkan

tidak

mengulang

inya lagi

setelah

lepas dari

tahanan.

3 Muham

mad

Satriadi

Muratam

a

Hubungan

kepribadian guru

dengan prestasi

belajar siswa di

SMK Batu Layar

Kuantitat

if

Objek

penelitian,

Lokasi

penelitian,

Hasil

penelitian

Dalam

penelitian ini

adanya

hubungan

seorang guru

ataupun

konselor

dalam

membentuk

mendeskri

psikan

tentang

hubungan

kepribadia

n guru

dengan

prestasi

belajar

siswa di

Page 26: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

11

kepribadian

anak

SMK Batu

Layar,dim

ana

penelitian

ini

kepribadia

n guru

sangat

berpengar

uh

terhadap

pembentuk

kan

prestasi

belajar

siswa

bagaimana

guru

seharusnya

dalam

mendidik

siswanya

agar dapat

mencapai

prestasiny

a

4 Elpi Peran Konselor

Dalam

Membentuk

Kepribadian

Anak Tunarungu

Kualitati

f

Objek

penelitian,

Lokasi

penelitian,

Dalam

penelitian ini

sama

penelitian

terdahulu

Mendeskri

psikan

peran

konselor

dalam

Page 27: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

12

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori psikoanalisa dari Sigmund

Freud.

Kelas XI C di

SLBN Pemina

Mataram

Hasil

penelitian

sama-sama

membahas

peran

seorang

konselor

membentu

k

kepribadia

n anak

terutama

pada anak

tunarungu,

disini

konselor

membimbi

ng dan

selalu

memberik

an

motivasi

kepada

anak

tersebut

agar

terciptanya

jiwa yang

mampu

meningkat

kan

potensi

anak

berkebutu

han khusus

Page 28: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

13

1. Kepribadian dalam teori psikoanalisis

Dalam teori psikoanalisi, dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari

tiga unsur system, yakni id, ego dan super ego. Meskipun ketiga system tersebut

memiliki fungsi, kelengkapan, prinsip-prinsip operasi, dinamis dan mekanismenya

masing-masing, ketiga system kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta

membentuk suatu totalitas Dan sebagaimana telah dikemukakan dimuka, tingkah

laku manusia tidak lain merupakan produk interaksi antara id, ego, dan superego itu.

untuk mempermudah pembahasan kita mengenai kepribadian dalam kerangka

psikoanalisa, uraian ketiga system itu sebagai berikut:

a. Id

Id (istilah Freud;das Es) adalah system kepribadian yang paling dasar,

system yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. untuk dua system yang

lainnya, id adalah system yang lainnya, id adalah system yang bertindak sebagai

penyedia atau penyalur energy yang dibutuhkan oleh system-sistem tersebut

untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dalam soal

energy ini, id tidak bisa mentoleransi penumpukan energy yang bisa menyebabkan

meningginya taraf tegangan organism atau individu secara keseluruhan. Dan

bagaimanapun, bagi individu meningginya tegangan itu akan merupakan suatu

keadaan yang tidak menyenangkan. karena itu, apabila tegangan pada organism

meningkat, baik karena adanya stimulasi dari luar (suhu, cahaya, dan bunyi yang

intensitasnya tinggi).2

b. Ego

2Sjarkawi, Pembentukkan Kepribadian Anak : Peran Moral Iintelektual, Emosional, dan Social Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta : Pt.. Bumi Aksara, 2006), h. 48

Page 29: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

14

Ego adalah system kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu

kepada dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan

prinsip kenyataan. apabila dikaitkan dengan contoh orang yang sedang lapar,

maka bisa diterapkan bahwa ego bertindak sebagai petunjuk atau pengarah pada

orang yang sedang lapar ini kepada makanan (lapar) hanya bisa diatasi dengan

jalan makan-makanan.

Menurut Freud, ego tersebut pada struktur kepribadian individu sebagai

hasil kontak dengan dunia. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego

sehubungan dengan upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi ketegangan

oleh individu adalah proses sekunder, dengan proses sekunder ini, ego

memformulasikan rencana bagi pemuas kebutuhan dan menguji apakah rencana

tersebut bisa dilaksanakan atau tidak. Atau dengan perkataan lain, mulai proses

sekunder egonya individu akan berfikir, makanan apa yang dibutuhkan, dimana

dan bagaimana makanan itu bisa diperoleh. Dengan demikian, ego baik individu

tidak hanya bertindak sebagai penunjuk kepada kenyataan, tetapi juga berperan

sebagai penguji kenyataan, dan dalam memainkan peranannya ini ego melibatkan

fungsi psikologis yang tinggi yakni fungsi kognitif dan intelektual.

c. Super Ego

Superego (istilah;Sigmund Freud) adalah system kepribadian yang

berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluative (menyangkut baik-

buruk). Menurut Freud, superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau

aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figure yang berperan, berpengaruh, atau

berarti bagi individu tersebut seperti orang tua dan guru. adapun fungsi utama ego

Page 30: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

15

adalah sebagai pengendali dorongan-dorongan atau implus-implus naluri id agar

implus-implus tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima

oleh masyarakat, mengarah ego pada tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang

dengan kenyataan; dan mendorong individu kepada kesempurnaan. Ada 3 fungsi

superego yaitu:

a. Mendorong ego menggantikan tujuan-tujuan realistic dengan tujuan-tujuan

moralistik.

b. Merintangi implus id, terutama implus seksual dan agresif yang bertentangan

dengan standar nilai masyarakat.

c. Mengejar kesempurnaan3

Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran yakni:

a. Sadar (conscious)

Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat

tertentu. Menurut Freud,hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental

(fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk ke kesadaran. Isi daerah

sadar itu merupakan hasil proses penyaringan yang diatur oleh stimulus, isi-isi

kesadaran hanya bertahan dalam waktu yang singkat di daerah conscious.

Kesadaran ini diperoleh melalui pengamatan (persepsi) baik berasal dari luar

dirinya (eksternal) maupun yang berasal dari dalam dirinya (internal).

b. Tidak sadar

System dinamis yang berisi berbagai ide dan efek yang ditekan atau

terdesak. Hal-hal yang ada dalam alam tidak sadar dapat di munculkan kembali

3E.Koeswara, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung : PT. ERESCO, 1991), h. 38

Page 31: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

16

ke alam sadar kerena ada sensor maupun resepsi ke alam prasadar di buat tak

berdaya seperti pada pembentukan gejala neorotik, dalam keadaan mimpi, atau

di kelabuhi lelucon. 4

Kehidupan pesikis pada alam tak sadar di sebut proses berfikir primer

yang mengutakan pemuasan keinginan dan erat berkaitan dengan prinsip

kesenangan (hedoinisme) dan naluri seksual. Alam tak sadar berisi kekuatan

pokok, yaitu nafsu-nafsu yang merupakan ungkapan libido sebagai sumber

segala nafsu yang hendak tampak keluar.

c. Alam prasadar

Jembatan penghubung antara alam tak sadar dan alam sadar. Kehidupan

psikis alam prasadar di sebut proses berfikir skunder yang memiliki prinsip

kenyataan dan bertujuan menghambat munculnya keinginan instingtif,

menghindari ketidak senangan dan mengikat enenrgi psikis agar sesuai dengan

kenyataan dan ajaran serta norma individu.

Alam prasadar berisikan kehidupan psikis yang laten dan tanggapan

yang dapat di ingat sehingga sewaktu-waktu dapat di munculkan kembali

melalui ingatan. Persepsi dan reproduksi, alam prasadar menjaga agar hasrat

yang mencemaskan dan bertentangan dengan realitas tidak keluar ke alam

sadar.

2. Dinamika Kepribadian

Dari cara memandang manusia sebagai suatu system energy yang kompleks,

bisa diketahui bahwa pemikiran Freud dipengaruhi oleh Filsafat yang deterministic

4Sulistyarini dan Jauhar, Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2014), h. 13

Page 32: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

17

dan positivistic yang mendominisi ilmu pengetahuan abad ke-19, terutama dalam hal

ini bidang fisika dan fisiologi. Menurut pandangan Freud yang juga menjadi

keyakinan para ilmuan bidang fisika dan fisiologi pada waktu itu, energy yang

terdapat pada manusia, yang digunakan untuk berbagi aktivitas seperti bernafas,

kontraksi otot, mengingat, mengamati, dan berfikir, berasal dari sumber yang sama,

yakni makanan yang dikonsumsi oleh individu. Dalam hal ini Freud menambahkan

bahwa energy manusia itu dibedakan hanya dari penggunaannya, yakni untuk

aktivitas fisik disebut energy fisik, dan energy yang digunakan untuk aktifitas psikis

disebut energy psikis. Berdasarkan hokum ini Freud mengajukan gagasan bahwa

energy fisik bisa diubah menjadi energy psikis, dan sebaliknya. Yang menjebatani

energy fisik dengan kepribadian adalah id dengan naluri-nalurinya.

a. Naluri

Dalam konsep Freud, naluri atau instink adalah repsentasi psikologis

bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) pada tubuh yang

diakibatkan oleh munculnya suatu kebutuhan tubuh. Menurut Freud, naluri akan

menghimpun sejumlah energy psikis apabila suatu kebutuhan muncul, dan pada

gilirannya naluri ini akan menekankan atau mendorong individu untuk bertindak

kearah pemuas kebutuhan yang nantinya bisa mengurangi tegangan yang

ditimbulkan oleh tekanan energy psikis itu.

Freud selanjutnya menjelaskan bahwa naluri dari energy psikis. seluruh

naluri menghimpun secara bersama jumlah keseluruhan dari energy psikis yang

bisa digunakan oleh kepribadian (individu). Menurut upaya naluri adalah tetap.

Page 33: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

18

tetapi dengan adanya kematangan fisik pada individu, akan tumbuh kebutuhan-

kebutuhan dan atau naluri-naluri baru.

b. Macam-macam naluri

Freud tidak berusaha membuat daftar terinci tentang macam-macam

naluri, sebab ia merasa tidak cukup mengetahui tentang sumber-sumberatau

keadaan kebutuhan yang menjadi asal mula dari naluri-naluri itu, freud

berpendapat bahwa naluri yang terdapat pada manusia bisa dibedakan kedalam

dua macam naluri, yakni naluri kehidupan dan naluri kematian. Yang

dimaksudkan oleh naluri kehidupan oleh Freud adalah naluri yang ditujukan

kepada pemeliharaan ego dan pemeliharaan kelangsungan jenis. dengan perkataan

lain, naluri kehidupan adalah naluri yang ditujukan kepada pemeliharaan

kehidupan manusia sebagai individu maupun sebagai species. 5

c. Kecemasan

Apabila konsep Freud mengenai dinamika kepribadian kita kaji dengan

cukup seksama, maka kitaa akan menemukan bahwa dinamika-dinamika

kepribadian sebagian besar diatur oleh keperluan memuaskan kebutuhan-

kebutuhan dimana peran lingkungan tidak disangsikan lagi amatlah penting.

Freud tidak mengabaikan pengaruh lingkungan terhadap kepribadian atau tingkah

laku individu.

Peran atau pengaruh lingkungan terhadap kepribadian individu ditujukan

oleh fakta bahwa, disamping bisa memuaskan atau menyenangkan individu,

lingkungan juga bisa memfrustasikan, tidak menyenangkan, dan bahkan

5E.Koeswara, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung : PT. ERESCO, 1991), h. 44

Page 34: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

19

mengancam atau membahayakan, individu biasanya menunjukkan reaksi

ketakutan, lebih-lebih apabila stimulus-stimulus tersebut tidak bisa diatasi atau

sulit dikendalikan. Dan apabila stimulus-stimulus yang membahayakan ituterus-

menerus menghantui atau mengancam individu, maka individu ini akan

mengalami kecemasan (anxiety). 6

G. Peran

1. Definisi Peran

Peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang

dimiliki oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus. Peran mencakup

tiga hal:

Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat atau sekolah. Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang

dalam kehidupan bermasyarakat.

Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

Peran juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

6 Saebani, Metodologi Penelitian, (Bandung : pustaka, 2016), h. 20

Page 35: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

20

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan fenomenologi, yaitu peneliti melihat gejala-gejala atau fenomena yang

terjadi dilapangan.

Penelitian fenomenologi menncoba menjelaskan atau mengungkap makna

konsep atau fenomena pengalaman yang di dasari oleh kesadaran yang terjadi pada

individu. Penelitian ini dilakukan pada situasi yang alami, Sehingga tidak ada batasan

dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.7

2. Kehadiran Peneliti

Dalam kehadiran peneliti merupakan instrument kunci utama, dengan

demikian kehadiran peneliti dilapangan sangatlah di perlukan. Terkait dengan hal

tersebut, peneliti berusaha menciptakan kedekatan secara emosional dengan respon

yang menjadi sumber data dalam peneliti.

Adapun terkait dengan proses penelitian yang dilakukan dilapangan, untuk

mendapatkan kemudahan dalam mengakses data penelitian terlebih dahulu

melengkapi semua yang diperlukan dalam penelitian sebelum hadir dilapangan.

Kehadiran peneliti selalu berusaha hadir secara langsung untuk dapat melibatkan diri

di SLBN Pembina. Dalam hal ini, kehadiran peneliti di SLBN Pembina buka

mempengaruhi nilai maupun mempengaruhi subjek peneliti, atau memanipulasi data

dan informasi. Tetapi lebih pada usaha untuk dapat mengetahui secara langsung

keadaan SLBN Pembina,dengan teknik pengajuan pertanyaan-pertanyaan

(wawancara langsung) yang menyangkut data yang diperlukan sekaligus

7,ibid,h,36.

Page 36: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

21

mengumpulkan beragam informasi yang terkait dengan peran konselor dalam

membentuk kepribadian anak tunarungu kelas IX C di SLB Negeri Pembina.

3. Sumber Data

Sumber data adalah dari mana data itu di peroleh yaitu data manusia yang bisa

di sebut dengan istilah subjek.8 Dalam melakukan penelitian kualitatif, sumber data

yang di butuhkan ada dua macam yaitu data primer dan data skunder atau biasa di

sebut dengan data lapangan dan dokumen.9

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik

melalui wawancara maupun observasi. Adapun yang menjadi subyek dalam

penelitian ini adalah wali kelas IX-C (Minarniwati) di SLBN Pembina Mataram

serta siswa yang ada di SLBN Pembina Mataram, maupun laporan dalam bentuk

dokumen-dokumen yang tidak resmi yang di olah oleh peneliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari dokumen-dokumen resmi,

buku-buku yang berhubungan dengan obyek penelitian, hasil penelitian dalam

bentuk laporan, skripsi, tesis, dan di sertai peraturan perundang-undangan. Dan

adapun yang menjadi data sekunder atau data pendukung adalah

dokumentasinya.

4. Teknik Pengumpulan Data

8 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),

h. 112 9 Saebani, Metodelogi Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 93

Page 37: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

22

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi secara sistematis, dengan cara pengamatan

dan pencacatan terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Dapat di

pahami bahwa, metode observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

cara melakukan pengamatan atau penglihatan serta melakukan pencatatan-

pencatatan terhadap obyek yang di teliti. Pada waktu peneliti melakukan

penelitian pada saat observasi, ada satu kasus yang peneliti observasi saat di dalam

kelas, kasus tersebut pada saat anak tunarungu lagi belajar. Minarniwati sekaligus

guru atau konselor di sekolah pada saat itu lagi mengajar dengan cara menjelaskan

sambilan mencontohkan dengan gerak-gerik atau bahasa tubuh supaya pelajaran

yang di jelaskan agar mengerti oleh anak muridnya yang ketunarunguan, anak

tersebut tidak mengerti dengan kata atau bahasa tubuh yang di jelaskan oleh

gurunya tersebut, akhirnya salah satu dari ketiga anak tunarungu melemparkan

buku karena pelajaran yang ditanggkap tidak dimengerti, akhirnya minarniwati

menjelaskan pelajaran tersebut supaya dapat dimengerti lagi.

b. Wawancara

Wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

yang tidak terstruktur. Menurut Malisnowski menunjukkan sangat pentingnya

wawancara tak terstruktur dalam melakukan penelitian lapangan dibandingkan

wawancara berstruktur. Wawancara tidak terstruktur yang bertema Peran

Konselor Dalam Membentuk Personalitas Anak Tunarungu kelas XI C Study

Page 38: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

23

kasus di SLB Pembina Negeri Mataram. Sumber-sumber yang akan di

wawancarai kepala sekolah SLBN Pembina Mataram, guru- guru (SLBN) serta

para siswa yang ada di sekolah.10

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengampilan data yang di peroleh melalui dokumen-

dokumen. Jadi, metode dokumentasi pada prinsipnya adalah pengumpulan data

dari catatan peristiwa atau laporan tertulis dari suatu kejadian telah lampau

sementara model dokumen yang diharapkan akan terkumpul dari metode ini

adalah dokumen resmi. Maksudnya dokumen-dokumen yang berkaitan langsung

dengan obyek pembahasan, seperti struktur kepengurusan sekolah luar biasa

negeri (SLBN) Pembina Mataram, dan data para siswa.

Yaitu sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

berbentuk dokumentasi. Sebagaian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat,

catatan harian, Laporan dan foto.

5. Uji validitas Data

Keabsahan atau kevaliditan data adalah merupakan suatu usaha yang

dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk membuktikan data yang diperoleh

dilokasi penelitian dengan keadaan yang sesungguhnya. Nasution dalam bukunya

menyebutkan bahwa ‘’suatu alat pengukur dikatakan valid apabila alat ukur oleh alat

itu, Dan kredibilitas data itu sendiri betujuan untuk membuktikan apa yang diamati

oleh peneliti sesuai dengan pernyataan yang sebenar-benarnya. kredibilitas adalah

10 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif ; Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta : Raja Grafindo Persad, 2015), h. 134

Page 39: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

24

ukuran kebenaran data yang di kumpulkan, yang menggambarkan kecocokan konsep

peneliti dengan hasil penelitian

Hal ini perlu dilakukan dalam upaya untuk memenuhi informasi yang

dikemukakan oleh peneliti sehingga mengambil nilai kebenaran. peneliti berangkat

dari data. Data adalah segala-galanya dalam penelitian. Oleh karena itu, data harus

benar-benar valid. Ukuran validitas suatu penelitian terdapat pada alat untuk

menjaring data apakah sudah tepat, benar, sesuai dan mengukur apa yang seharusnya

di ukur.11

a. Melakukan pengamatan secara sungguh-sungguh

Ketekunan pengamatan, yaitu pengamatan yang bertujuan untuk

menggambarkan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isi yang sedang diteliti kemudian memusatkan diri pada hal-hal

tersebut yang secara rinci. Dalam hal ini peneliti melakukan ketika mengamati

proses kegiatan konselor di SLBN Pembina Mataram.

b. Menggunakan bahan refrensi

Refrensi yang dipakai adalah bahan dokumentasi, catatan di lapangan

yang tersimpan. Dengan refrensi, peneliti dapat mengecek kembali data-data dan

informasi penelitian yang peneliti dapatkan dilapangan.

c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsaham data yang

memanfaatkan sesuatau yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

11Nasution,metode Research…………...,h.74

Page 40: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

25

sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak di

gunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan semua data-data dan temuan yang

ada di lapangan seperti gambaran umum lokasi penelitian, Bagaimana peran konselor

membentuk kepribadian anak tunarungu kelas XI-C di SLBN Pembina Mataram, Serta

faktor penghambat dalam membentuk kepribadian anak tunarungu.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Mataram

Kementerian Negara Republik Indonesia yaitu Direktorat

pembinaan sekolah luar biasa mengharapkan agar setiap kabupaten kota harus

memiliki sekolah luar biasa negeri. Karena di kota Mataram sampai tahun

2004 belum memiliki Sekolah Luar Biasa (SLBN) Pembina. Sehingga

direktorat PSLB menawarkan bahwa kota mataram supaya mengajukan

proposal untuk dibangun unit Sekolah Baru untuk SLB Negeri. Alhamdulillah

dengan ridho Allah SWT dan kegigihan dari para pejabat yang berwenang di

kota Mataram dan provinsi NTB untuk memperjuangkan berdirinya SLB

Page 41: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

26

tersebut, pada tahun 2004 dapat menyelesaikan proposal sehingga berdirilah

SLB Negeri Pembina Mataram ini. 12

Pada tanggal 25 Februari 2005 diresmikan SLBN Pembina Mataram

ini oleh Bapak Drs. H B. Thamrin Rayes. Pada waktu itu kepala sekolah di

jabat oleh Bapak Mardiyono, SE. Sampai dengan bulan Oktober 2008, pada

tanggal 16 Juni 2009 sampai dengan sekarang kepala sekolah dijabat oleh

Bapak Sungkoro,S.Pd.13

Tahun pelajaran 2005/2006 tepatnya pada tanggal 18 Juli 2005

mulai operasional SLBN Pembina Mataram ini dengan jumlah peserta

didik; terdiri dari 3 peserta didik tunarungu dan 9 peserta didik tunagrahita.

Tahun pelajaran 2006/2007 berjumlah 31 peserta didik, tahun pelajaran

2007/2008 berjumlah 40 peserta didik, tahun pelajaran 2008/2009

berjumlah 53 peserta didik, tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 77 peserta

didik, tahun 2010/2011 berjumlah 90 peserta didik, 2011/2012 berjumlah

107 peserta didik, tahun 2012/2013 berjumlah 116 peserta didik, tahun

2013/2014 berjumlah 126 peserta didik. 2014/2015 berjumlah 134 peserta

didik. 14

Mulai 21 september 2010 sampai dengan tahun 2014 SLBN

Pembina Mataram dipercaya oleh pemerintah sebagai piloting projek

sekolah perintisan implementasi pendidikan budaya dan karakter bangsa.

2. Visi, Misi, Dan Tujuan

12 Observasi, SLBN Pembina Mataram, tanggal 9 juni 2017 13 Dokumentasi, SLBN Pembina Mataram, tanggal 9 juni 2017 14 Profil SLBN Pembina Mataram, tanggal 9 juni 2017

Page 42: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

27

a. Visi

Terwujudnya pelayanan pendidikan yang optimal dan berkarakter

b. Misi

1. Menampung anak berkebutuhan khusus untuk mendapat pelayanan

yang optimal.

2. Meningkatkan mutu pendidikan luar biasa melalui penanaman

imtaq.

3. Mewujudkan peserta didik yang dapat menerapkan nilai yang

disiplin,

komunikatif, cinta lingkungan dalam kehidupan sehari-hari

dikeluarga maupun masyarakat.

4. Mempersiapkan peserta didik agar berpengetahuan, dan

berkepribadian serta mempunyai keterampilan untuk hidup mandiri

dalam menghadapi perkembangan teknologi dalam era globalisasi.

c. Tujuan Sekolah

1. Terbentuknya akhlak dan perilaku peserta didik yang mulia.

2. Terwujudnya peserta didik yang dapat menerapkan nilai-nilai budaya

dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun masyarakat.

3. mempersiapkan peserta didik agar cerdas, berpengetahuan, dan

berkepribadian serta mempunyai keterampilan untuk hidup mandiri

dalam menghadapi perkembangan teknologi dalam era globalisasi.15

3. Identitas Sekolah

15 Profil SLBN Pembina Mataram, 10 Juni 2017

Page 43: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

28

Berikut di bawah ini adalah tabel identitas kepala sekolah di SLBN Pembina

Mataram adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Identitas Sekolah Luar Biasa Negeri Mataram

Nama Sekolah Pembina Mataram

Status Sekolah Negeri

Alamat sekolah Jl.Adi sucipto no.42

Kelurahan Pejarakan Karya

Kecamatan Ampenan

Kota Mataram

Provinsi Nusa Tenggara Barat

Nomor telpon/fax (0370)6162699

Website www.slbmataram.com

Email [email protected]

Blog Slbkotamataram.blogspot.com

Kode pos 83113

Nss/nis 811236001002/123020

Npsn 50219891

Jenjang akreditasi A

Nomor sk akreditasi,tanggal 112/bap-sm/kp/xii/2013,2desember

2013

Tahun didirikan 25 februari 2005

Nomor sk

Ijin operasional,tanggal

240/936/a/dik/2005 14 juni 2005

Status tanah Milik

Page 44: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

29

Luas tanah 8183 m2

Luas bangunan 1.235 m2

Nomor rekening bank (dikdas) 161-00-0185500-I Bank mandiri

atas nama:slb negeri pembina

mataram

Nomor rekening bank (dikmen) 001-22-33362.01-6Pt bank ntb atas

nama:slbn Pembina mataram/block

grant

Npwp 00.589.544.6-911.0

Sumber : Dokumentasi, Sekolah SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dapat di simpulkan

bahwa SLBN Pembina Mataram, yang berdiri pada tahun 2005 yang di kepalai

oleh Sungkono yang terletak di samping SMAN 7 Mataram yang beralamat di

jalan Adi Sucipto no.42, kelurahan pajarakan karya, kecematan ampenan kota

mataram provinsi Nusa Tenggara Barat yang jenjang pendidikan berakreditasi

A.16

4. Identitas Kepala Sekolah

Berdasarkan tabel di bawah ini bahwa peneliti menyimpulkan identitas

kepala sekolah yang ada di SLBN Pembina Mataram adalah sebagai berikut.

Tabel 2

Identitas Kepala Sekolah SLBN Mataram

Nama Sungkono S.Pd

Tempat,Tanggal Lahir Sragen,21 Januari 1962

Agama Islam

16 Dokumentasi, SLBN Pembina Mataram, tanggal 10 Juni 2017

Page 45: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

30

Jabatan Kepala Sekolah

Instansi SLBN Pembina Mataram

Pendidikan D2-SGPLB Surakarta Jurusan Tunanetra Th.1985

S1 Ikip Mataram Jurusan Bahasa Inggris Th.2008

Pengalaman Kerja 1. Guru SLBA YKAB Surakarta tahun 1985

2. Guru SLBA YPTN Selagalas Mataram tahun

1986-2005

3. Guru SLBN Pembina Mataram 2006 s/d

sekarang

4. Kepala sekolah 16 Juni 2009

Alamat Jl. Nusa Indah v/13 BTN Sweta Indah

No.Tlp/hp (0370)672138/081339864462

E-mail [email protected]

Sumber : Dokumentasi, SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

5. Jumlah Anak Tunarungu Kelas IX-C

Berdasarkan data anak tunarungu yang ada di SLBN Pembina Mataram

khususnya yang di ada di kelas IX-C yang tidak dapat mendengar atau yang

mengalami ketunarunguan adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Jumlah Anak Tunarungu Kelas IX-C di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN)

Mataram

No Nama Jenis Kelamin Alamat 1 Fulkiah Laki-laki Jl. Sunan Giri 2

Dusun Muhajirin, Gunung sari

2 Tama Laki-laki Jalan Lingkar

Tinggar RT 08

3 Ella Perempuan Jln. Dewi Subadra 16

Page 46: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

31

Sumber :Observasi, SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

Berdasarkan hasil observasi peneliti menyimpulkan bahwa ada 24 jumlah

siswa kelas IX-C, sedangkan yang mengalami ketunarunguan berjumlah 3 orang.17

6. Sarana dan Prasarana

a. Sarana

1. Pembelajaran

a. Secara umum memiliki pembelajaran IPA, Matamatika, IPS, Penjas,

buku pelajaran, dan sarana pembelajaran mata pelajaran yang lain

b. Memiliki sarana 10 jenis keterampilan tetapi sarana tersebut di atas

masih sangat kurang.

2. Aksesibilitasi

Aksesibilitasi sepanjang jalan untuk tunanetra, dan 6 buah reiling

untuk tunadaksa. Tetapi masih kurang Komunikasi

a. Memiliki jaringan telepon / Fax

b. Memiliki jaringan Hotspot

c. Memiliki E-mail

d. Memiliki Blog

e. Memiliki Websites

3. Listrik :2200 volt

4. Air bersih : Jaringan PAM, Sumur

Ket: sarana bermain masih kurang

17 Observasi, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, 11 juni 2017

Page 47: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

32

b. Prasarana

Adapun jenis prasarana yang ada di SLBN Pembina Mataram sebagai

berikut:

Tabel 4

Prasarana Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Mataram

NO Jenis Prasarana Jumlah Luas m2

1 Luas Tanah 8,183

2 Luas Bangunan 1,235

A Ruang Teori/Kelas 15 682

B Ruang Kepala Sekolah 1 37

C Ruang Tata Usaha 1 37

D Ruang Guru 1 80

E Ruang Perpustakaan 1 80

F Ruang Kamar Mandi/WC 22 24,74

G Ruang Penjaga 1 25,5

H Ruang Lobi 1 48

I Mushallah 1 64

J R.Kewirausahaan 1 69

K Ruang Keterampilan 1 51

L Tempat Wuduh 2 6,75

Sumber : Observasi, SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

Berdasarkan hasil observasi di atas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa jenis prasarana yang ada di SLBN Mataram terdiri dari 2 yaitu luas

tanah dan luas bangunan. Luas tanah sebesar 8,183, sedangkan luas

bangunan sebesar 1,235. Sedangkan ruang yang berjumlah hanya 1 meliputi

ruang kepala sekolah dengan luas 37, ruang tata usaha dengan luas 37, ruang

Page 48: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

33

guru dengan luas 80, ruang perpustakaan dengan luas 80, ruang penjaga

dengan luas 25,5, ruang loby dengan luas 48, musholla dengan luas 64,

ruang kewirausahaan dengan luas 69, ruang keterampilan dengan luas 51,

ruang kamar mandi/wc berjumlah 22 dengan luas 24,74 , dan tempat wudhu

berjumlah 2 dengan luas 6,75

7. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Keadaan Tenaga Pendidik

Keadaan pendidik di SLBN Mataram hanya mempunyai GT (Guru Tetap)

dan GTT (Guru Tidak Tetap), berdasarkan tabel di bawah ini:

Tabel 5

Keadaan tenaga pendidikan SLBN Mataram

No Status Pendidik Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Guru Tetap (PNS) 7 13 20

2 Guru Depag - - -

3 Guru Tidak Tetap 3 6 9

4 Guru Bantu - - -

Jumlah 10 19 29

Sumber : Dokumentasi, SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa GT (PNS) dan GTT

laki-lakinya berjumlah 10 orang, sedangkan jumlah GT (PNS) dan GTT

perempuannya berjumlah 19 orang. Adapun jumlah GT (Laki-laki dan

perempuannya) berjumlah 20 orang dan GTT (Laki-laki dan perempuan)

Page 49: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

34

berjumlah 9 orang, jadi jumlah keseluruhannya adalah 29 0rang, sedangkan

Guru Depag dan Guru Bantunya tidak ada.

2. Kondisi Tenaga Pendidik

Berikut dibawah ini kondisi tenaga pendidik dengan ijazah tertinggi serta

jumlah GT dan GTT sebagai berikut:

Tabel 6

Kondisi tenaga pendidik SLBN Pembina Mataram

Ijazah

Tertinggi

Jumlah

GT GTT Guru Bantu

S2 2 - - 2

S1 16 7 - 23

D3/Sarmud 1 1 - 2

D2 1 - - 1

SLTA - 1 - 1

Jumlah 20 9 - 29

Sumber: Wawancara, SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa Guru bantu di

SLBN Pembina Mataram tidak ada, sedangkan jumlah dari seluruh GT dan

GTT dengan ijazah tertinggi sampai dengan ijazah terendah berjumlah 29

orang.

3. Keadaan Tenaga Kependidikan

Berdasarkan keadaan tenaga pendidik yang ada di SLBN Pembina

Mataram adalah sebagai berikut:

Page 50: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

35

Tabel 7

Keadaan Tenaga Kependidikan SLBN Mataram

No Tenaga Kependidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pegawai Tetap (PNS) 2 2 4

2 Pegawai TT/Penjaga 2 2 4

Jumlah 4 4 8

Sumber : Wawancara, SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

Berdasarkan hasil observasi di lapangan peneliti menyimpulkan bahwa

tenaga kependidikan pegawai tetap (PNS) laki-lakinya berjumlah 2 orang

sedangkan perempuannya berjumlah 2 orang jadi jumlah pegawai tetap (PNS)

adalah 4 orang, dan pegawai tidak tetap/penjaga laki-lakinya berjumlah 2 dan

perempuan berjumlah 2 orang jadi jumlahnya adalah 4 orang, sedangkan

jumlah keseluruhannya adalah 8 orang.18

8. Sumber Pembiayaan

Adapun sumber dana untuk operasional dan pengadaan sarana dan prasarana

sekolah dapat diperoleh dari beberapa sumber yaitu :

a. Rutin

b.Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

c. Block Greant dari pemerintah pusat maupun daerah sumbangan sukarela dari

Orang tua atau masyarakat lainnya.

18 Observasi, SLBN Pembina Mataram, tanggal 20 juni 2017

Page 51: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

36

9. Program pembelajaran

a. Akademik

1. Pembelajaran di kelas seperti biasa sekolah pada umumnya untuk TKLB

dan SDLB

2. Untuk SMPLB dan SMPLB 40% akademik dan 60% ketarampilan

3. Kurikulum yang digunakan KTSP

b. Keterampilan

1. Pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan skill dan kewirausahaan

untuk dapat hidup mandiri

2. Keterampilan tata boga

3. Keterampilan tata busana

4. Keterampilan kecantikan

5. Keterampilan Sablon

6. Keterampilan Kriya

7. Keterampilan Cuci/Salon Motor

8. Keterampilan computer grafis

9. Keterampilan Ternak

10. Keterampilan Pertanian

c. Pengembangan diri

1. FLS2N

a. Olah vocal, puisi, menari, melukis, pantonim

Page 52: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

37

2. O2SN, SOIna,popcanas,porcanas

a. Basket, volley, bulu tangkis, bolla bocce, atletik

3. OS2N

1. IPA, matematika, Karya ilmiah

4. Pramuka

5. Budaya dan Karakter Bangsa

6. Religious, jujur, toleransi, displin, kreatif, mandiri, peduli lingkungan, cinta

tanah air, bersahabat/komunikatif dan tangggung jawab

7. Rutin

a. Upacara setiap 17 agustus

b. Apel pagi guru, karyawan, beserta semua

c. Peserta didik,apel siang seluruh guru dan karyawan

d. Berdoa sebelum dan sesudah belajar

e. Pemeriksaan kebersihan kuku, gigi, serta pakaian sebelum masuk kelas

f. Menyiram tanaman

g. Membersihkan kelas

h. Piket peserta didik dan guru19

8. Terprogram

a. Kegiatan ekstrakurikuler

b. Imtaq dan sholat sunat dhuha (islam)

c. Sembayang (hindu), shalat dhuhur berjamaah

d. Membaca buku di perpustakaan

19 Dokumentasi, SLBN Pembina Mataram, tanggal 20 juni 2017

Page 53: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

38

e. Kerja bakti sekali sebulan setiap sabtu minggu terakhir

f. Senam bersama setiap hari sabtu

9. Tidak terprogram

a. Peran kreativitas dan olahraga antar kelas

b. Peringatan hari-hari besar nasional

c. Karya wisata, darma wisata, study tour, outbond

d. Acara seremonial

10. Teladan

a. Berpakaian rapih dan bersih

b. Tepat waktu dalam segala hal

c. Penampilan sederhana

d. Tidak merokok dilingkungan sekolah

e. Tidak boleh menyembunyikan barang teman

11. Spontan

a. Memberi salam

b. Membuang sampah pada tempatnya

c. Berdiskusi dengan teman dengan cara yang sopan santun

d. Mengakui kesalahan yang dilakukan

e. Mengembalikan barang teman yang ditemukan

12. Kewirausahaan

a. Menampung hasil keterampilan peserta didik

b. Menumbuhkan kemandirian peserta didik

Page 54: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

39

c. Memiliki kantin

d. Menghitung hasil usaha sendiri

10. Analisa kebutuhan

Sehubungan untuk memperlancar pelayanan pendidikan, perlu adanya

penambahan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, Adapun prioritasnya

sebagai berikut :

Tabel 8

Kelengkapan sarana dan Prasarana Sekolah

No. Jenis kebutuhan Volume Alasan

1. Ruang Keterampilan 8 ruang Sekolah baru memiliki 1 ruang

keterampilan sedangkan program

keterampilan sudah dilaksanakan.

2. Ruang Teori/ Kelas 19 ruang Rombongan belajar sebanyak 34

rombongan belajar, sedangkan ruang

kelas yang tersedia 15 ruangan.

3. Beasiswa Peserta Didik 110 peserta

didik

75% peserta didik tergolong keluarga

kurang mampu.

4. Oprasional Sekolah Sumber dana sekolah tidak cukup untuk

menandai program sekolah.

5. Aula 1 ruang Tempat pertemuan dan pembinaan

olahraga.

6 Ruang Show room 1 ruang Untuk memajang dan menjual hasil

karya peserta didik/kewirausahaan

Page 55: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

40

7 Alat Keterampilan 10 Paket Untuk menambah kelengkapan sarana

keterampilan

8 Infrastruktur Untuk memperlancar peserta didik

beraktifitas

9 Guru 18 orang Untuk mengurangi guru honor supaya

pemerintah menempatkan guru PNS ke

SLBN

Sumber : Dokumentasi, SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

11. Pengembangan Sekolah

Beberapa pengembangan sekolah dibawah ini jenis kegiatan yang dilakukan

oleh SLBN mataram adalah sebagai berikut :

Tabel 9

Pengembangan Sekolah

No Program Kegiatan Keterangan

1 Pemagangan

di dunia usaha

Agar peserta didik mendapatkan

pengalaman bekerja

2 Uji Kompetensi Agar peserta didik memiliki

sertifikat keahlian yang dapat

dipercaya untuk mendapatkan

pekerjaan

3 Terapi Terapi yang diprogramkan

adalah terapi wicara, terapi

Page 56: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

41

okupasi, terapi autis, dan

bimbingan calistung

Sumber : Dokumentasi, SLBN Pembina Mataram, Tahun 2017

Berdasarkan program kegiatan diatas bahwa program yang ada di

SLBN Pembina Mataram yang diprogramkan ada 4 salah satunya terapi

wicara. Terapi wicara, adalah ilmu kedokteran yang menangani evaluasi,

diagnosis, dan pengobatan gangguan penyebab ketidakmampuan bicara dan

menelan pada anak. Terapi okupasi, yang dimaksud di sini adalah bentuk

layanan kesehatan kepada anak atau pasien yang mengalami gangguan fisik

atau mental dengan menggunakan latihan/aktivitas mengerjakan sasaran yang

terseleksi untuk meningkatkan kemandirian. Terapi autis, merupakan kondisi

ada gangguan pada syaraf dan juga mental anak. Sedangkan bimbingan

calistung, adalah bimbingan yang di peruntukkan bagi anak yang belum atau

sesudah sekolah yang masih mengalami kesulitan dalam membaca, menulis,

dan berhitung. 20

Berdasarkan tabel diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

pemagangan di dunia usaha supaya anak disini mendapatkan pengalaman

dalam bekerja juga mampu menunjukkan bahwa anak ABK atau khususnya

anak tunarungu mampu mendapatkan pekerjaan di dunia usaha, sedangkan uji

kompetensi yang dimaksud agar anak ABK mampu memiliki sertifikat

sebagai tanda bukti bahwa anak bisa dan dipercaya dan dapat mempermudah

dalam mendapatkan pekerjaan dibidangnya.

20 Dokumentasi, SLBN Pembina Mataram, tanggal 21 juni 2017

Page 57: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

42

B. Peran Konselor Dalam Membentuk Kepribadian Anak Tunarungu

Kelas IX C di SLBN Mataram

Untuk mengetahui peran konselor dalam membentuk kepribadian anak

tunarungu di SLBN Pembina mataram, maka dalam bab ini peneliti akan

memaparkan hasil wawancara dengan beberapa pihak SLBN mataram sebagai

berikut :

Menurut Sungkono selaku kepala sekolah di SLBN Mataram menuturkan

tentang anak tunarungu bahwa :

“Bahwa pada dasarnya juga secara umum anak ada dua macam yaitu ada anak normal ada juga anak tidak normal , anak yang normal disini adalah anak yang di lahirkan dengan sesempurna mungkin baik dari segi fisik, psikis, dan kognitifnya. Sedangkan anak yang tidak normal disini seperti anak tunarungu sendiri. Anak didik saya terutama anak tunarungu biasaya suka menyendiri nak, ngomongnya itu sulit kalau menyampaikan perasaannya itu, contohnya nak saat bermain dengan temannya anak selalu merasa dirinya di asingkan, bengong sendirilah, memang pola fikirnya seperti itu. Kadang suka marah di depan temannya sehingga emosinya itu sulit sekali kita kendalikan. Makanya kebanyakan anak susah berinteraksi dengan lingkungannya. Dan anakpun ada yang diabaikan oleh orang tuanya. "21

Ahyar Rosidi mengatakan :

“Walaupun hanya anak tunarungu yang berbeda dengan anak normal lainnya akan tetapi saya salah satu dari tenaga pendidik di sini selalu memberikan semangat dalam mengajar, karena walaupun anak yang

21 Sungkono, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, tanggal 23 juni 2017

Page 58: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

43

memiliki kekurangan akan tetapi mereka juga mempunyai kelebihan dari maha pencipta.”22

Berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa anak tunarungu di SLBN

Pembina Mataram khususnya anak tunarungu di kelas IX-C dikatakan masih

jauh dari kasih sayang orang tua, dan sulit berinteraksi seakan-akan orang yang

ada di sekelilingnya tidak ada yang peduli sama mereka. Ketunarunguan ini

dapat mengakibatkan berkurangnya kepercayaan diri dan merasa asing dari

masyarakat tempat mereka tinggal, sehingga tampak adanya kekurangan

dalam interaksi social dengan lingkungan tersebut. Dengan semua ini

mengakibatkan munculnya suatu keterasingan antara mereka dengan anak

normal yang mendengar lainnya. Selain itu anak tunarungu ini cenderung

memiliki pandangan yang negative atau bertindak kurang menyenangkan

terhadap lingkungan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Minarniwati tentang anak tunarungu

selaku guru di SLBN Pembina Mataram, bahwa:

“karena sering merasa kecewa, kesel, namanya juga anak tuli ya dek, emosinya itu tidak bisa ditahan langsung meluap begitu saja kalau misalnya ada sesuatu yang ingin disampaikan dan orang lain tidak mengerti seperti Contohnya ya dek, ada temannya ini yang lewat ngobrol di depannya dia langsung menganggap kita membicarakannya. Akan tetapi walaupun seperti itu anak justru memiliki kemampuan melebihi siswa pada umumnya.”23

22 Ahyar Rosidi, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, tanggal 24 juni 2017 23 Minarniwati, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, 23 juni 2017

Page 59: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

44

Berdasarkan petikan wawancara tersebut, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa semakin memicu gejolak emosi dengan kadar cukup

tinggi pada diri anak karena telah terbiasa dengan kondisi seperti ini, maka

akan menjadi karakter tersendiri bagi anak tunarungu tersebut. Contohnya jadi

sering uring-uringan, tidak dapat mengontrol emosi atau melampiaskan pada

benda atau hal lain untuk mengekspresikan emosinya.

Dalam hal ini peneliti memfokuskan bagaimana peran konselor dalam

membentuk kepribadian anak tunarungu kelas IX-C, diantaranya sebagai

berikut :

a. Membantu Anak Dalam Menyesuaikan Diri

Membantu anak di dalam menyesuaikan diri akan membentuk

karakter anak menjadi lebih baik dan akan membuat anak memahami

bahwa ada rasa kepedulian terhadap seseorang khususnya kepada anak

tunarungu, mengajari, dan memberikan kasih sayang bagaimana mereka

akan bersikap seperti anak pada umumnya terutama adanya pengertian dari

orang tua atau keluarga. Keluarga merupakan kelompok social yang

pertama dalam kehidupan manusia, tempat seorang anak belajar dan

menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan

kelompoknya serta adanya usaha kerjasama yang baik antara pihak

sekolah dan keluarga.

Kita sering menemukan reaksi orang tua yang kurang mendukung

pendidikan anaknya. Contohnya anak terlalu di manjakan, mengabaikan,

putus asa. Sikap-sikap orang tua yang demikian sangat berpengaruh pada

Page 60: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

45

situasi pendidikan anak di sekolah. Oleh karenanya peran orang tua

sangatlah penting dan dibutuhkan sekolah untuk menunjang keberhasilan

anak tunarungu di SLBN Pembina mataram. Ini juga di ungkapkan oleh

Leni bahwa:

“Salah satu cara saya memberikan layanan pada saat mengajar di dalam kelas hampir sama dengan guru yang lain dek, kalau saya si dengan menaruh rasa simpati kepada anak didik saya, karena supaya saya juga ikut merasakan apa yang anak didik saya rasakan. Saya tidak membedakan dek anak didik saya sama anak yang normal, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Contohnya saya mengajar di kelas dek, dan pada saat saya memberikan tugas kepada mereka, kalau mereka bingung saya langsung menjelaskan seperti ini ‘’begini caranya ya nak. Dan kata-kata seperti itu anak menjadi senang, itulah salah satu bentuk kepedulian saya dek.” 24

Berdasarkan kutipan wawancara diatas peneliti simpulkan bahwa

peran guru di SLBN Pembina mataram dalam mendidik anak khususnya

anak tunarungu sendiri yang dimana guru-guru di sekolah dapat membantu

anak belajar, membimbing dan mendidik serta dapat membantu anak

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah supaya bisa menjadi

seperti anak normal pada umumnya. Adapun yang di katakan oleh

Minarniwati, bahwa :

“kalau dikelas saya memberikan tugas dek untuk mengetes kemampuan pada anak didik saya terutama anak tunarungu. Sedangkan yang kita tahu kemampuan bahasa atau kosakata yang dimilikinya anak yang tuli kurang, sebab itu saya melihat apakah dia mengerti dengan tugas yang saya berikan atau tidak. Akan tetapi disini ada yang dia mengerti ada juga yang tidak. Nah apabila ada yang kurang dimengerti atau tidak tau, saya mencoba mengajarinya

24 Leny, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, 23 juni 2017

Page 61: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

46

sebisa saya dek. Supaya mereka bisa semangat dalam belajar dan terbiasa menghargai, dan menghormati orang lain. 25

Selain guru yang ada di SLBN Pembina Mataram, Budiono juga

mengatakan bahwa memberikan sebuah dukungan terhadap anak khususnya

anak tunarungu itu perlu, berikut kutipan wawancaranya :

“Orang tua tidak ada bedanya dengan guru di sekolah dek, masyarakatpun seperti itu, salah satunya saya, iya namanya juga anak tunarungu mereka sangat sensitive terhadap hal mereka tidak suka. Contohnya teman-temannya yang bermain sambil bercanda dikira mengeledeknya padahal teman-temannya itu hanya bermain saja, itulah mengapa kita perlu memberikan sesuatu dengan cara menyayanginya, menghormatinya dengan begitu anak merasa dirinya merasa di sayangi oleh semua orang. Kebanyakan dek dari masyarakat menganggap anak yang tuli dan tidak bisa berbicara contohnya mereka mengatakan ‘anak tuli merepotkan orang tua saja, apalagi guru yang mengajarinya di sekolah pasti capek harus dengan bahasa isyarat, kalau sudah besar mau mereka ditempatkan kerja dimana, hal-hal seperti itu dek seringkali saya dengar dari sebagian masyarakat.” 26 Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa peneliti menyimpulkan

bagaimana pandangan masyarakat terhadap anak tunarungu tidak bisa berbuat

banyak karena terlalu memandang dari sisi negatif, akan tetapi lain dengan

guru yang ada di SLBN Pembina mataram yang mengajar di kelas IX-C

terhadap anak yang mengalami ketunarunguan mereka membantu anak

didiknya supaya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

b. Meningkatkan bakat / keterampilan Anak

Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran,

ide, dan kreatifitas dalam mengerjakan atau membuat sesuatu yang lebih

25 Minarniwati, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, 24 juni 2017 26 Budiono, Wawancara, Ampenan, 24 juni 2017

Page 62: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

47

bermakna sehingga menghasilkan nilai dari hasil tersebut., di SLBN

Pembina mataram mempunyai keterampilan seperti tata busana,

keterampilan IT, tata boga dan menjahit, supaya anak dipermudah dalam

mengembangkan dunia usaha yang diminatinya. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Alex, menuturkan :

“kalau disekolah memang ada program yang diadakan dek, anak yang mengalami kecacatan fisik seperti anak yang tidak bisa mendengar, supaya kita membimbing mereka sampai bisa dan melihat keterampilan yang ia minati dimana, serta seperti apa bidang yang ia suka. Siapa si guru yang tidak menginginkan anak didiknya lulus dan bisa mandiri iya khan,? kalau sudah besar kan enak mudah dapat kerja. Sehingga anak tidak berdampak buruk aja dikalangan masyarakat. Tidak hanya itu semua anak didik di sekolah ini merupakan tanggung jawab setiap tenaga pengajar di sekolah ini karena juga dapat membantu siswa untuk bisa terampil seperti dengan anak yang sekolah formal, walaupun IQ nya rendah . 27

Dua orang siswa yang normal mengatakan :

Dengan adanya keterampilan yang di berikan kepada saya, saya bisa menggali potensi yang saya miliki seperti keterampilan music, menjahit, menyablon, kecantikan, dan lain sebagainya yang langsung di bimbing langsung oleh pak Alek selama satu jam setelah pelajaran berlangsung.28

Berdasarkan kutipan diatas peneliti menyimpulkan bahwa anak di

SLBN Pembina mataram diberikan sesuatu keterampilan atau bakat supaya

anak dapat meningkatkan keterampilan dibidangnya agar kelak anak

sudah dewasa dan mandiri anak tidak perlu menghawatirkan akan tidak

27Alex, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, tanggal 26 Juni 2017

28 Responden, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, tanggal 26 juni 2017

Page 63: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

48

diterima di masyarakat serta pandangan masyarakat tidak begitu menilai

khususnya anak tunarungu tidak bisa berbuat apa-apa.

c. Memperhatikan Lingkungan Anak

Lingkungan sangat berpengaruh bagi terbentuknya karakter anak.

Bila anak berada pada lingkungan yang baik maka akan dapat memberikan

pengaruh yang baik pula bagi perkembangan karakter anak, dan sebaliknya

lingkungan yang tidak baik juga dapat memberikan pengaruh yang tidak

baik bagi karakter anak. Lingkungan tempat tinggal anak, lingkungan

bermain ataupun lingkungan sekolah.

Dalam proses perkembangan anak, lingkungan merupakan faktor

yang sangat penting setelah pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari

faktor lingkungan maka proses perkembangan dalam mewujudkan

potensi pembawaan menjadi kemampuan nyata tidak akan terjadi. Oleh

karena itu fungsi atau peranan lingkungan dalam proses perkembangan

dapat dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi

perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik, sebab pengaruh

lingkungan dalam hal ini bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan

sangat menunjang perkembangan suatu potensi atau bersifat negatif yaitu

pengaruh lingkungan itu tidak baik dan akan menghambat/merusak

perkembangan anak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hadijah,

menjelaskan :

Page 64: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

49

“yang namanya lingkungan cepat sekali mempengaruhi kita dek, contohnya ketika kita sendiri berada di lingkungan yang buruk maka dampaknya kita akan mengikuti walau lama-kelamaan dan sebaliknya kita berada di lingkungan yang baik maka juga akan berdampak positif seperti diusia anak-anak. seperti anak-anak saya bermain dengan temannya yang nakal sampai akhirnya anak saya menjadi nakal dan sering keluyuran dengan temannya dan saya selalu bilang ’pergi ngaji nak biar pintar, dia selalu menjawab ntar bu mau main sama teman dulu’, sebaliknya kalau anak saya bergaul dengan anak yang sering mengaji anak saya sering mengaji dek, itulah sebabnya lingkungan bisa saja mempengaruhi kita kapanpun dan dimanapun dek. Akan tetapi kalau di lingkungan SLBN Pembina mataram guru semangat dalam mendidik anak-anaknya serta selalu memperhatikan lingkungan anak, sehingga tercipta lingkungan social yang baik.” 29

Berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa lingkungan di SLBN

Pembina mataram guru-gurunya sangat memperhatikan lingkungan anak

didiknya agar anak dapat berkembang dengan baik serta di lingkungan

tempat tinggal menjadi hal utama dalam membentuk karakter atau

kepribadian seorang anak apalagi di usia anak yang senang-senangnya

bermain, akan tetapi sebagai orang tua dirumah atau guru di lingkungan

sekolah yang membentuk kepribadian anak sangat di perhatikan agar

anak menjadi berkembang dengan baik pula.

d. Membina Moral Pada Anak

Orang tua berkewajiban untuk membina moral anak-anaknya,

tidak hanya orang tua akan tetapi di sekolahpun seperti itu, karena

pentingnya orang tua mempersiapkan moral yang tinggi untuk dapat

29 Hadijah, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, 26 Juni 2017

Page 65: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

50

memiliki mental yang sehat, di SLBN Pembina mataram seperti guru

pun dalam mengajari anak dalam arti mampu menggunakan segala

potensi dan bakatnya semaksimal mungkin dengan cara yang

membawa kepada kebahagiaan kepada anak didiknya. Maka

pembinaan tersebut hendaknya dilaksanakan secara baik dan terus

menerus. Sebagaimana dijelaskan bahwa pembinaan moral dan

mental agama, harus dilaksanakan terus menerus sejak seseorang itu

lahir sampai matinya.

Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan

Mariama, mengenai penanaman moral sangat penting diberikan

kepada anak tunarungu yang selanjutnya adalah sebagai berikut :

“nggak ada orang tua yang ingin anaknya berakhlak buruk dek, semua orang tua ingin anaknya menjadi kebanggaan mereka nantinya. Saya juga sangat ingin anak saya juga tau aturan seperti sopan dan santun sama orang tua dan menghargai orang lain seperti anak saya yang tidak bisa mendengar dan berkomunikasi tapi walaupun begitu saya tetap mengajarinya dengan cara saya sendiri. Kalau saya selalu mengajarkan mereka nilai-nilai agama, sopan santun, menghargai orang lain, tidak boleh kurang ngajar dek sama anak saya, agar dia kalau besar nanti menjadi orang baik-baik. Mengajarkan anak-anak tentang sopan dan santun sangat saya terapkan dalam keluarga saya dek, Karena saya ingin anak-anak saya menjadi anak yang baik dan bisa membanggakan orang tuanya walau hanya dengan bermoral yang baik dek.”30

Arifin menjelaskan:

30 Mariama, Wawancara, Mataram, tanggal 27 juni 2017

Page 66: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

51

“Pada dasarnya anak-anak di sini tidak hanya beragama islam, tapi ada juga yang beragama hindu, budha, Kristen, karena kebanyakan anak hidup di daerah perkotaan, akan tetapi di sini mayoritasnya beragama islam.”

Berdasarkan petikan wawancara di atas terdapat orang tua

yang sangat memperhatikan moral anak-anaknya. Serta di SLBN

Pembinaan moral sangat di terapkan khususnya kepada anak

tunarungu seperti sholat berjamaah, dan berwudhu.

C. Faktor Penghambat Pembentukkan Kepribadian Anak Tunarungu Kelas

XI-C Di SLBN Pembina Mataram

1. Kurangnya kasih sayang

Kepribadian seorang anak tunarungu juga dipengaruhi bagaimana

penyesuaian anak terhadap lingkungan, lingkungan yang pertama adalah

keluarga. Oleh karena itu, harmonis tidaknya perkembangan sosial anak

tergantung pada proses komunikasi yang terjalin antara anak dengan

keluarga serta masyarakat sekitar.

Keluarga memberikan dasar pembentukkan watak, tingkah laku,

moral, dan pendidikan kepada anak. Sejak masih kecil, interaksi harmonis

antara anak, ibu, dan ayah merupakan hal yang penting. Karena

bagaimanapun kepekaan orang tua terhadap anak tunarungu akan

membantu dalam mengembangkan sikap sosial dan kepribadian anak

kearah yang positif.

Orang tua yang kurang memberikan layanan batiah seperti dengan

memberikan kepuasan dengan memberikan berbagai jenis mainan, tetapi

Page 67: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

52

tidak dipuaskan dengan memberi kepuasan untuk mengomunikasikan

perasaan senangnya. Oleh karena itu, orang tua hendaknya memberikan

kepuasan dalam pengalaman lahiriah maupun batiniah sekalipun anak

tunarungu mengalami gangguan pendengarannya, sebab anak

membutuhkan kasih sayang dari keluarga serta lingkungannya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ettia guru di SLBN Pembina Mataram,

mengatakan :

“kasih sayang dibentuk dari keluarga ayah, ibu, kakak, terutama seorang ibu dek. Di lingkungan tempat kita tinggalpun cepat mempengaruhi bentuk perilaku kita dek, contohnya saya sebagai orang tua kurang memperhatikan anak saya otomatis anak saya menjadi nakal, betul nggak dek, nah apalagi terhadap anak yang tuli sendiri yang pada usianya sangat-sangat membutuhkan kasih sayang kita gitu. Sayapun sebagai gurunya yang mengajar di kelas IX-C tersebut sebisa saya untuk memberikan semangat kepada anak didik saya supaya anak saya tetap berjuang dan dapat membanggakan orang tua. Itulah bentuk kasih sayang saya terhadap murid saya dek. Dan yang menjadi hambatannya juga bahwa tidak adanya guru BK yang ahli dalam membentuk kepribadian anak, kurangnya guru dalam mengajar, serta gaji yang diberikan khususnya kepada guru honor begitu minim.” 31

Wiwik mengatakan bahwa:

“Bahwa kurangnya respon yang baik dari orang tua siswa, jam pada waktu membimbing anak masih ada yang molor, perhatian kepada anak masih bersifat main-main.”32 Dari petikan wawancara diatas bahwa guru biasanya masih ada

yang tidak profesional dalam mengajar dan masih bersifat main-main

serta orang tua di rumah masih sangat renggang memberikan kasih

31 Ettia, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, 5 juli 2017 32 Wiwik, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, 5 juli 2017

Page 68: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

53

sayang terhadap anak, karena kebayakan dari orang tua yang kerja setiap

hari juga tanpa memperhatikan kondisi anak terutama yang mengalami

ketunarunguan, dampaknya karakter yang tidak di bentuk di rumah atau

sejak usia dini akan terbawa ke lingkungan sekolah.

Di SLBN Pembina mataram Sebagai guru yang mengajar disekolah

sangat memberikan kasih saying kepada anak didiknya dengan harapan

agar anak merasakan kelembutan dan rasa simpati dari guru.

2. Masalah Komunikasi

Masalah komunikasi adalah yang paling kompleks dialami oleh

anak tunarungu, karena dengan terbatasnya kemampuan berkomunikasi

ternyata berakibat fatal bagi kehidupannya. Misalnya tingkah lakunya

yang di tandai dengan tekanan emosi, suka marah, gelisah dan sebagainya,

kesulitan dalam penyesuaian sosial, perkembangan bahasa lambat.

Perasaan ini akan muncul ketika anak terkadang merasa tidak

nyaman dengan lingkungannya atau ada sesuatu yang mengganggunya

misalnya seperti diganggu oleh teman-teman bermainnya. Kemarahan

pun akan dikeluarkan anak ketika merasa lelah atau tidak suka dengan

keadaan yang terjadi di sekitarnya. Begitu pun ketika kemauannya tidak

dituruti oleh orang tuanya, terkadang timbul rasa marah pada anak.

Karena kurang kemampuan dalam berkomunikasi kadang anak

tunarungu di kelas IX-C menganggap dirinya tidak di perdulikan oleh orang

sekitar. Akhirnya yang terjadi anak tunarungu sering kali minder. Karena

Page 69: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

54

merasa kekurangan pada dirinya anak tampak putus asa itulah mengapa

sebabnya tingkat emosinya sangat tinggi.

Rasa marah adalah ekspresi yang lebih sering diungkapkan pada masa

kanak-kanak jika dibandingkan dengan perasaan yang lain. Alasannya ialah

karena rangsangan yang menimbulkan rasa marah lebih banyak, dan pada

usia yang dini anak-anak mengetahui bahwa kemarahan merupakan cara

efektif untuk memperoleh perhatian atau memenuhi kebutuhan mereka.

Sebagaimana pendapat Minarniwati, menjelaskan :

“pada saat saya mengajar ya dek, anak biasa ingin sekali menyampaikan pendapatnya akan tetapi pada saat mengunggkapkan kata-katanya itu tidak di mengerti oleh teman-temannya. Karena bahasanya itu dengan isyarat dan teman-temannyapun ada yang binggung ada yang bertanya ibu maksudnya apa si. Kadang anak tunarungu ini mengekspresikan dengan suatu benda misalnya melemparkan bukunya dek.” 33

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi anak tunarungu di SLBN Pembina mataram adalah penghambat

yang paling utama dalam melakukan interaksi dengan orang sekitar sekolah

atau lingkungan tempat mereka tinggal. Hanya dengan bahasa isyarat yang

mereka ekpresikan untuk berkomunikasi, itulah mengapa anak tunarungu

menjadi penghambat dalam membentuk kepribadian, akan tetapi guru di

kelas mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi dengan baik.

33 Minarniwati, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, tanggal 6 juli 2017

Page 70: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

55

3. Masalah pribadi

Masalah ini mencakup permasalahan yang berkaitan dengan

masalah kondisi pribadi anak tunarungu sendiri, dimana-mana masalah-

masalah berkaisar pada perasaan tertekan, perasaan ragu-ragu dan selalu

curiga, agresif, dan sebagainya. Masalah ini muncul karena adanya

keterbatasan auditif. Dan disamping itu bila dilihat dari sumbernya dapat

timbul dari dirinya sendiri, lingkungan keluarga, taraf ketunaannya, dan

dapat juga disebabkan dari kondisi masyarakat yang kurang

menguntungkan bagi anak tunarungu tersebut. Sama juga yang

diungkapkan oleh Muhammad tentang anak tunarungu, bahwa :

“khususnya anak tunarungu ya dek, sulit sekali menerima informasi dari siapapun, dan informasi itu tidak dapat dimengerti olehnya karna banyak kata-kata abstrak. Anak pada usia ini dek sering mengalami perasaan tertekan contohnya iya pada anak yang menghadapi lingkungan keluarga yang tidak seharusnya dilihat anak seperti orang tuanya bertengkar didepan mereka otomatis dia langsung lari seakan- akan mengalami tekanan yang begitu keras. Bukan hanya itu misalnya anak kita bentak aja langsung nangis seolah apa yang dilakukannya selalu salah dan perasaan tertekan itu yang membuat ia merasa serba-serba salah gitu akhirnya anak biasanya menyimpan perasaan itu dek sehingga ia menanggung sendiri beban dan kekecewaan itu, dan akhirnya menjadi masalah tersendiri dek. Perasaan takut, ragu-ragu, serta saya melihat juga dek, kejadian di samping rumah saya. Saya menanyakan ke salah satu warga mengenai tentang anak tunarungu. Kalau anak tunarungu menurut saya si akan sulit mendapatkan pekerjaan, orang yang normalpun sulit mendapat kerja apalagi anak tunarungu yang memang tidak bisa mendengarkan.“34

34 Muhammad, Wawancara, Mataram, tanggal 6 juli 2017

Page 71: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

56

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

kadang anak-anak takut akan kondisi yang ada pada dirinya. Lingkungan

keluarga yang kurang mendukung serta pemberian kasih sayang anak

kurang karena sulit berinteraksi dengan lingkungan serta pandangan

masyarakat yang biasa tidak mau menerima mereka.

4. Masalah kesulitan belajar

Kesulitan belajar juga merupakan hal yang dihadapi oleh anak

tunarungu. Misalnya kesulitan menangkap kata-kata abstrak, terutama

mengalami kesulitan belajar bidang study bahasa. Karena bahasa yang kita

gunakan kebanyakan kata-kata yang abstrak itulah banyak dari anak

tunarungu yang tidak mengerti apalagi mereka sulit menerima informasi

yang diterimanya oleh orang lain. Minarniwati mengatakan:

“menerima informasi sangat sulit sekali dek, namanya juga anak tunarungu kalau tidak dengan bahasa isyarat iya tidak akan mengerti oleh anak. Apalagi contohnya saya mengajar pelajaran bahasa indonesia yang saya ajarkan memang dikatakan banyak mengandung bahasa abstrak dan saya sebisa mungkin menjelaskan supaya anak mengerti.”35

Sebagaimana yang di katakan oleh Rahmat, menjelaskan :

“saya sebagai orang tua saja susah mengajarkan anak saya sendiri dek, iya walaupun seperti itu saya tetap semangat mengajari anak saya. Walaupun beda-beda cara orang tua yang mengajari anaknya tapi memang saya seperti ini dalam mendidik anak saya dek, contohnya ya saya mengajarinya berhitung susah dimengerti dan kadang otangnya lelet dalam menanggapi sesuatu, akan tetapi saya sebagai orang tua tidak sedikitpun

35 Minarniwati, Wawancara, SLBN Pembina Mataram, tanggal 7 juli 2017

Page 72: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

57

merasa putus asa dalam mengajari anak saya, siapa tau suatu saat nanti allah akan memberikan yang terbaik buat anak saya dek, meskipun dengan kondisi anak saya tidak bisa mendengar.” 36

Dari beberapa hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan

bahwa faktor penghambat pembentukan kepribadian anak tunarungu di

SLBN Pembina Mataram adalah kurangnya kesadaran dari sebagian

orang tua, dan guru di sekolah dalam mengajarkan anak didiknya dengan

penuh kesabaran kelak supaya anak yang berkelainan dapat menjadi anak

yang bisa di banggakan nantinya.

36 Rahmat, Wawancara, Mataram, tanggal 8 juli 2017

Page 73: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

58

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab sebelumnya, peneliti telah memaparkan secara terperinci

paparan data dan temuan yang peneliti temukan di tempat penelitian. Pada

Bab III ini peneliti akan menganalisis berbagai data dan temuan ada secara

teoritik dengan teori-teori yang sudah peneliti sampaikan pada kajian teori.

Adapun hal-hal yang akan menjadi bahan kajian analisis dari peneliti pada bab ini

adalah (1); peran konselor dalam membentuk kepribadian anak tunarungu kelas

IX-C di SLBN Pembina Mataram. (2); faktor penghambat dalam membentuk

kepribadian anak tunarungu kelas IX-C di SLBN Pembina Mataram.

A. Analisis Peran Konselor Dalam Membentuk Kepribadian Anak

Tunarungu Kelas IX-C di SLBN Mataram

Berdasarkan paparan data dan temuan yang sudah diungkapkan

pada bab sebelumnya, peneliti mencoba menggambarkan dan

mencocokkan data yang ada. Juga mengemukakan mengenai peran

konselor dalam membentuk kepribadian anak tunarungu kelas IX-C di

SLBN Pembina Mataram.

Kepribadian merupakan sesuatu yang terorganisasi yang terpola.

Akan tetapi kepribadian bukan suatu organisasi yang statis, melainkan

tumbuh secara teratur dan mengalami perubahan. Kepribadian

menekankan pentingnya aspek psikologis dan fisik dari kepribadian.

Page 74: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

59

Kepribadian bukanlah topeng yang secara tetap dikenakan oleh

seseorang dan bukan prilaku sederhana, melainkan menunjuk orang di

balik prilakunya atau organisme dibalik tindakannya.

Untuk mengetahui kepribadian anak tunarungu hal yang harus

diperhatikan bagaimana penyesuain anak. Hubungan antara anak dan

orang tua terutama ibu menentukkan perkembangan kepribadiannya.

Lebih-lebih pada masa awal perkembangan.

Kepribadian anak tunarungu kelas IX-C memiliki kepribadian yang

belum optimal sehingga kepribadiannya masih belum optimal karena

anak tersebut mengalami hambatan-hambatan, sehingga anak

memerlukan bimbingan secara khusus untuk membentuk

kepribadiannya. Adapun cara konselor membentuk kepribadian anak

tunarungu adalah sebagai berikut :

1. Membantu Anak Dalam Menyesuaikan Diri

Membantu yang dimaksud disini adalah dengan sesuatu yang

tidak bisa di lakukan oleh anak atau dengan cara membantu anak

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar sekolah maupun

sekitar tempat tinggal. Contohnya saat belajar guru membimbing anak

supaya anak bisa, dan semua yang dilakukan untuk anak senantiasa

hanya untuk anak dapat berkembang dengan baik. Anak tunarungu

lebih sensitive terhadap hal-hal yang tidak mereka suka, seperti

mengejeknya. Lahir dengan gangguan pendengaran dampaknya lebih

serius daripada gangguan penglihatan. Semua yang diketahui anak

Page 75: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

60

tunarungu karena mereka “diberi tahu” dan “diajarkan”. Dengan

demikian orang tua atau guru disekolah mempunyai peran dan

tanggung jawab, membantu mereka dalam arti memberi informasi

dan pengetahuan kepada anak.

Di SLBN Pembina Mataram anak selalu di kontrol dalam

bermain, mengontrol di sini bukan berarti guru bersifat mengekang

anak dalam bermain, supaya anak dapat menyesuaikan diri di mana

anak berada. Tidak hanya di lingkungan sekolah akan tetapi peran

yang utama dalam menyesuaikan diri anak adalah di lingkungan

keluarga. Dengan menyesuaikan diri pada anak tunarungu dapat

menumbuhkan rasa percaya diri agar eksistensi mereka sejajar dengan

anak normal.

Berdasarkan kutipan diatas bahwa guru di SLBN Pembina

mataram di kelas IX-C sangat membantu anak di dalam menyesuaikan

diri dengan lingkungannya ataupun didalam kelas dengan tujuan

supaya anak yang mengalami kecacatan fisik seperti anak tunarungu

mampu menjadi anak yang lebih baik sesuai dengan harapan orang

tua, guru maupun masyarakat sekitar sekolah agar anak tunarungu

dapat berkembang dengan baik.

2. Meningkatkan bakat / keterampilan Anak

Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda

termasuk dalam bidang dan kadar dari bakat yang dimiliki. Bakat

adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan

Page 76: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

61

keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat

khusus. Dengan memungkinkan anak untuk mencapai bidang

tertentu. Tetapi, untuk mewujudkan bakat ke dalam suatu prestasi

diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi.

Dengan mendorong motivasi kepada anak akan semakin membantu

anak dalam mengembangkan potensinya.

Adapun berbagai macam keterampilan yang ada di SLBN

Pembina mataram seperti keterampilan tata busana, keterampilan

tata boga, keterampilan kecantikan di mana anak yang mengalami

kecacatan fisik seperti pada anak tunarungu mereka di ajarkan

supaya anak tunarungu dapat meningkatkan kemampuan skill dan

kewirausahaan untuk dapat hidup mandiri kelaknya, dan bisa di

terima nantinya oleh masyarakat, serta mudah dalam mendapatkan

pekerjaan.

Tujuan-tujuan adanya keterampilan yang di bimbing oleh

guru yang ingin dicapai di SLBN Pembina Mataram terhadap

peserta didiknya adalah :

a. Mengaktualisasikan potensi siswa sehingga dapat di gunakan

untuk memecahkan problem atau masalah yang di hadapi.

b. Merancang program pendidikan dan pembelajaran agar

berfungsi bagi siswa yang menghadapi kehidupan sekarang dan

di masa yang akan datang.

Page 77: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

62

c. Memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan

suatu program pembelajaran sesuai pendidikan berbasis luas.

d. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada di

masyarakat sesuai dengan prinsip otonomi dan desentralisasi.

Berdasarkan pengamatan peneliti diatas bahwa anak

tunarungu khususnya di kelas IX-C, dimana guru memantau

perkembangan anak dibidang yang mereka minati, agar anak yang

mengalami kecacatan fisk seperti anak tunarungu dapat menjadi

anak yang mandiri dan terciptanya jiwa wirausaha pada anak. Di

SLBN Pembina Mataram yang pertama menjadwalkan dari

masing-masing keterampilan seperti keterampilan tata boga,

musik, menggambar, menyablon, menjahit, dan kecantikan. Kedua

pemberian praktik dari masing-masing keterampilan. Ketiga

pembimbing terjun langsung dalam memberikan sebuah

bimbingan. Dan ke empat memberikan nilai dan evaluasi dari hasil

proses keterampilan. Dengan adanya keterampilan anak tunarungu

khususnya dapat membentuk kepribadiannya yang lebih baik lagi.

3. Memperhatikan Lingkungan Anak

Lingkungan yang mempengaruhi kepribadian anak salah

satunya lingkungan keluarga, kebudayaan, dan sekolah. Keluarga

dipandang sebagai penentu utama pembentukkan kepribadian anak

terutama anak tunarungu, karena keluarga merupakan kelompok

Page 78: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

63

sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, dan anak

banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.

Terutama bagaimana menempatkan anak dilingkungan yang

baik, karena bisa dikatakan lingkungan tidak sepenuhnya baik

kadang bisa saja buruk. Akan tetapi orang tua memberikan

kesempatan bermain seluas mungkin termasuk bermain dalam

aktivitas belajar. Banyak permainan yang secara tidak langsung

mempersiapkan diri anak agar kelak dapat hidup dalam

masyarakat.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Freud bahwa peranan atau

pengaruh lingkungan terhadap kepribadian anak ditujukan oleh

fakta bahwa, disamping bisa memuaskan atau menyenangkan

dan bahkan mengancam atau membahayakan, biasanya

menunjukkan reaksi kecemasan.

Dalam kaitannya dalam lingkungan khususnya disekolah

dalam menggunakan self-actualization, freud mengemukakan

beberapa upaya seyogianya dilakukan oleh sekolah dalam hal ini

guru yang sangat berperan yaitu sebagai berikut:

a. Sebagai siswa disekolah guru membantu siswanya

menentukkan identitasnya ( jati dirinya ) sendiri khususnya

pada anak tunarungu.

b. Mendorong siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam

kehidupannya.

Page 79: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

64

c. Memfasilitasi siswa agar dapat memuaskan kebutuhan

dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan rasa diakui).

Tidak hanya dilingkungan keluarga, di SLBN

Pembina Mataram terhadap kepala sekolah, guru-guru yang

mengajar di dalam kelas ataupun staf lain sangat baik

terhadap siswa dalam memberikan arahan sehingga dapat

membentuk kepribadian anak.

4. Membina Moral Anak

Tidak memberikan kasih sayang bukan berarti tidak

membina moral pada anak karena kebutuhan kasih sayang

dan materi bukanlah akhir dari tanggung jawab orang tua

atau guru di sekolah terhadap anak didiknya, guru di

lingkungan sekolahnya akan pendidikan. Kebutuhan akan

pendidikan sendiri di bagi dalam berbagai macam bentuk

diantaranya adalah pendidikan agama dan perilaku.

Pendidikan agama dan perilaku memegang peranan

penting dalam kehidupan anak tunarungu selanjutnya

mengingat perkembangan zaman yang begitu pesat

membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan anak

nantinya, dan di sinilah peranan orang tua yaitu

menanamkan pendidikan moral kepada anaknya sedari dini

agar anak mampu bertahan dalam kehidupan zaman yang

begitu kerasnya, karena ketika anak sudah memiliki

Page 80: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

65

landasan agama yang bagus dan juga perilaku berupa sopan

dan santun yang baik maka anak anak lebih mudah dalam

menjalani hidupnya. Sekalipun anak yang mengalami

kecacatan fisik seperti anak tunarungu.

Kepribadian yang dimiliki seseorang akan

berpengaruh terhadap moral anak tersebut ketika

berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dalam

kehidupan sehari-hari dimanapun anak berada. Artinya

moral yang dimiliki akan menjadi landasan perilaku

seseorang sehingga tampak dan membentuk menjadi budi

pekertinya sebagai wujud kepribadian orang itu. Menurut

Freud sendiri bahwa pendidikan moral di sekolah tidak

efektif. Ketidakefektifan itu di sebabkan oleh karakter moral

telah dibentuk lebih awal di rumah karena pengaruh orang

tua. Karakter moral juga dianggap sebagai sesuatu yang

tidak tetap dan merupakan emosi mendalam yang

keberadaannya tidak konsisiten.

Di SLBN Pembina mataram pembinaan moral yang

di berikan oleh guru kepada anak didiknya seperti anak

tunarungu di kelas IX-C, dengan menjaga hubungan antara

guru dengan siswa, di ajarkan sopan dan santun serta

mengajarkan peraturan atau tata tertib di sekolah.

Page 81: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

66

B. Analisis Faktor-faktor Penghambat Dalam Membentuk

Kepribadian Anak Tunarungu Kelas IX-C SLBN Pembina

Mataram

Pendengaran merupakan alat sensoris utama untuk berbicara

dan berbahasa. Kehilangan pendengaran sejak lahir atau sejak usia

dini menyebabkan kesulitan dan menjadi penghambat dalam

kepribadian seorang anak dalam masa perkembangannya baik dengan

memakai alat pendengaran atau tidak.

Berikut ini adalah hambatan dalam membentuk kepribadian

anak tunarungu kelas IX-C di SLBN Pembina Mataram :

1. Kurangnya kasih sayang

Kasih sayang mungkin terdengar sepele dan banyak orang

menganggap bahwa kasih sayang hanya ditunjukkan dengan cara

dan tidak harus diungkapkan. Akan tetapi sebenarnya akan

berdampak buruk bagi anak jika kasih sayang tidak diberikan

kepada anak apalagi anak yang tidak bisa mendengar seperti halnya

dengan anak tunarungu.

Keluarga adalah pembentuk pertama dari proses mendidik

kepribadian anak dimulai dari masih kecil. Kurangnya kasih sayang

kepada anak tunarungu dalam mendidik anak di rumah akan terbawa

ke lingkungan sekolah, di SLBN Pembina mataram guru-guru

mendidik anak-anaknya dengan sangat baik bahkan di dalam kelas

seperti halnya dengan bersikap baik sama anak didiknya dan tidak

Page 82: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

67

memarahi anak di dalam kelas terutama anak tunarungu. Mengacu

kepada teori kepribadian menurut Sigmund Freud mengataka

bahwa di dalam diri manusia terdapat tiga system, ketiga system ini

dinamakan id, ego, dan superego dalam diri orang yang memiliki

jiwa yang sehat ketiga system itu bekerja dalam suatu suasana yang

harmonis. Segala bentuk tujuan dan bentuk gerak-geriknya selalu

memenuhi keperluan dan keinginan manusia yang pokok.

Sebaliknya, kalau ketiga system kepribadian itu bekerja secara

bertentangan satu sama lainnya, maka orang tersebut dinamainya

sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan dirinya. Ia menjadi

tidak puas dengan diri dan lingkungannya. Dengan kata lain,

efisiensinya menjadi berkurang.

Merujuk pada apa yang di kemukakan oleh teori diatas

menunjuk kepada kita semua, bahwa teori dengan kenyataan yang

diterima oleh permasalahan yang dialami oleh anak tersebut sangat

jauh berbeda. Kenapa peneliti mengatakan demikian, karena sebab

di saat anak mengalami permasalahan maka ketiga sisstem itu

tidaklah berfungsi, sebab terlalu banyak yang harus dihadapi, maka

disinilah peran penting konselor atau guru dalam memberikan

motivasi dan bimbingan untuk membentuk kepribadian terhadap

anak tunarungu tersebut. Supaya anak merasakan kenyamanan serta

percaya diri dalam menghadapi permasalahannya.

2. Masalah Komunikasi

Page 83: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

68

Perkembangan kemampuan bahasa dan komunikasi anak

tunarungu harus melalui penglihatannya dan memanfaatkan sisa

pendengarannya. Oleh sebab itu komunikasi bagi anak tunarungu

mempergunakan segala asfek yang ada pada dirinya.

Hambatan perkembangan bahasa yang dialami oleh anak

tunarungu dapat berdampak pada kesulitan mereka dalam

memaknai arti kata, sehingga anak bisa mengembangkan konsep

kata melalui manipulasi gerak bibir. Berdasarkan penelitian lewis

yang dikutip oleh hidayat, mengemukakan bahwa ketunarunguan

yang dialami seorang anak dapat mengakibatkan perasaan harga diri

kurang dan mudah curiga terhadap orang lain. Dampak dari kondisi

tersebut mereka tidak dapat menyesuaikan diri atau bahkan menarik

diri dari lingkungan social sehingga mereka tidak dapat

mewujudkan diri dalam peran sosialnya secara optimal.

Menurut Somantri media komunikasi yang digunakan

sebagai : anak tunarungu yang mampu bicara, tetap menggunakan

bicara sebagai media dan membaca ujaran sebagai sarana

penerimaan dari pihak anak tunarungu, menggunakan media tulisan

dan membaca sebagai sarana penerimaannya, dan menggunakan

isyarat sebagai media.

Di SLBN Pembina mataram cara guru atau kepala sekolah

di kelas sangat di ajarkan kepada anak bagaiman berkomunikasi

dengan baik seperti berkomunikasi dengan bahasa isyarat, atau

Page 84: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

69

bibir, serta adanya terapi-terapi yang di berikan kepada anak satu

kali dalam seminggu dengan tujuan guru dapat memantau

perkembangan anak.

3. Masalah pribadi

Anak tunarungu tidak hanya menjadi hambatan dalam

mendengarkan ataupun cara mereka berkomunikasi akan tetapi

mereka mempunyai yang namanya masalah dalam hidupnya seperti

suasana dirumah yang kurang nyaman, penekanan dalam hal belajar,

fasilitas atau kebutuhannya tidak terpenuhi, keadaan disekolah yang

tidak menyenangkan.

Adapun cara yang di lakukan guru di SLBN Pembina

mataram adalah dengan mendekati anak dengan tujuan agar anak

dapat menceritakan malasah yang di milikinya supaya tidak

mengganjal di hati anak.

4. Masalah Sulit Belajar

Anak tunarungu tidak hanya mengalami kecacatan pada

dirinya akan tetapi anak tunarungu mengalami kesulitan dalam

belajar, anak tunarungu sangat memerlukan bantuan dari guru di

sekolah atau orang tua di rumah sebagai cara anak dalam belajar,

anak mengalami kesulitan karena kecacatan yang terjadi membuat

anak sulit dalam melakukan sesuatu bahkan dalam menyesuiakan

dirinya.

Page 85: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

70

Masalah ini yang membuat anak biasanya nampak putus asa

dan tidak percaya diri terhadap apa yang ingin dilakukannya, sulit

menerima informasi yang disampaikan oleh orang lain. Di SLBN

Pembina mataram di kelas IX-C anak yang mengalami

ketunarunguan di ajarkan melalui bimbingan belajar secara khusus

oleh guru dimana anak di bimbing agar dapat menumbuhkan jiwa

kemandirian. Dalam hal ini konselor atau guru wali kelasnya

kadang-kadang menyebarkan angket untuk mengetahui sejauh mana

motivas belajar pada anak. Namun demikian setelah semua angket

motivasi belajar terisi, maka tugas dari guru adalah menganalisis

serta mengklasifikasikanhasil angket yang sudah diberikan

tindakan. Oleh sebab itu baru guru menindaklanjuti dari kegiatan

tersebut.

BAB IV

PENUTUP

Page 86: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

71

A. Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembentukkan

kepribadian yang di lakukan oleh guru atau konselor di sekolah (SLBN Pembina

mataram) terhadap anak tunarungu adalah sebagai berikut :

1. Peran konselor dalam membentuk kepribadian anak tunarungu kelas IX-C di

SLBN Pembina Mataram adalah : Membantu anak dalam menyesuaikan diri,

Meningkatkan bakat atau keterampilan anak, Memperhatikan lingkungan

anak, Membina moral pada anak.

2. Faktor pengahambat dalam pembentukkan kepribadian anak tunarungu kelas

IX-C di SLBN Pembina Mataram adalah: Kurangnya kasih sayang, Masalah

komunikasi, masalah pribadi, kesulitan dalam belajar.

B. SARAN

1. Di harapkan di SLBN Pembina Mataram mempunyai konselor atau guru BK

khusus dalam mengatasi masalah anak berkebutuhan terutama anak tunarungu

agar anak tunarungu ataupun anak berkebutuhan khusus lainnya dapat

membentuk pribadi yang yang lebih baik. Dan dapat membentuk karakter anak

yang baik terutama dalam pembentukkan pribadia anak khususnya di kelas IX-

C.

2. Bagi orang tua anak di perhatikan kebutuhan ataupun kasih sayang kepada anak

khususnya anak tunarungu karena mereka juga tidak jauh berbeda dengan anak

normal lainnya

Page 87: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

72

3. Guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan perhatian terhadap anak

didik atau anak berkebutuhan khusus, terutama bagi anak tunarungu, guru bisa

bekerjasama dengan orang tua dan lingkungan sekitar dimana anak itu tinggal

dan selalu sabar dalam mengajar anak tunarungu khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 88: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

73

Mohammad Efendi, Pengantar Psikodagogik Anak Berkelainan, (jakarta : PT. Bumi

Aksara, 2007)

Sjarkawi, Pembentukkan Kepribadian Anak : Peran Moral Intelektual,

Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta : PT. Bu,I

Aksara, 2006)

E Koeswara, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung : PT. ERESCO, 1991)

Sulistyarini dan Jauhar, Dasar-Dasar Konseling, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2014)

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya, )

Saebani, Metode Penelitian, (Bandung : Pustaka Setia, 2009)

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif ; Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam

Varian Kontemporer, (Jakarta :Raja Grafindo Persad, 2015)

Sutrisno Hadi, Metodolodi Research I, (Yogyakarta : Andi Offiset, 1987), h 183

Jalaluddin Ahmad, Metodelogi Penelitian Komunikasi, (Bandung : Remaja Karya, 1994)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu, OP, Cit

M. Subana Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Pustaka Setia, 2001)

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung : Tarsito,192) Emzir, Metode

Penelitian Kualitatif, Analisis Data (Jakarta : PT. Gaja Grafindo Persada, 2010)

http://ow .Iy/KNICS., Indonesian to iindonesian noun, diakses pada tanggal 25 juni 2017,

jam 12:40 Wita

Page 89: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

74

Page 90: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 91: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

76

1. Keterampilan tata busana

2. Keterampilan IT

Page 92: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

77

3. Teraphi

4. Keterampilan Sablon

Page 93: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

78

5. Keterampilan kecantikan

Page 94: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

79

6. Kewirausahaan

Page 95: PERAN KONSELOR DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN …etheses.uinmataram.ac.id/1599/1/Elpi153134035.pdfini (Erfan Marzan), terima kasih yang hanya bisa saya ucapkan untuk saat ini, terima

82