PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MEMBENTUK …PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER...

70
1 PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI LINGKUNGAN PADANG PANGA KEL. KAREMA KEC. MAMUJU KAB. MAMUJU SKRIPSI Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: NURAIDASYAM 105270010115 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2020

Transcript of PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MEMBENTUK …PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER...

  • 1

    PERAN KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK DI LINGKUNGAN PADANG PANGA KEL. KAREMA KEC.

    MAMUJU KAB. MAMUJU

    SKRIPSI

    Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

    (S.Sos) Pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh:

    NURAIDASYAM

    105270010115

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2020

  • ABSTRAK

    Nuraidasyam, 105270010115, 2020, Peran komunikasi orang tua dalam membentuk karakter anak di Lingkungan Padang Panga kel. Karema kec. Mamuju kab. Mamuju. (dibimbing oleh Abbas Baco Miro dan Meisil B. Wulur).

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Untuk mengetahui karakter anak di Lingkungan Padang Panga kec. Mamuju 2) Untuk mengetahui peran komunikasi orang tua dalam pembentukan anak di Lingkungan Padang Panga kec, Mamuju.

    Penelitian ini bersifat Kualitatif Deskriptif, yakni memberikan gambaran pada temuan-temuan lapangan yang berhubungan dengan objek penelitian dan juga gambaran mengenai subjek penelitian dan didukung oleh metodologi dan teoritis yang kuat dan sesuai dengan disiplin yang kuat yang ditekuni di antaranya 1) Jenis dan pendekatan penelitian yaitu jenis kualitatif metode deskriptif kualitatif 2) Lokasi dan Obyek Penelitian yaitu di Lingkungan Padang Panga kel. Karema kab. Mamuju 3) Fokus penelitian yaitu Peran komunikasi orang tua dalam membentuk karakter anak di Lingkungan Padang Panga kel. Karema kec. Mamuju kab. Mamuju 4) Deskripsi Fokus Penelitian 5) Sumber Data primer yakni dalam bentuk wawancara langsung dan tidak langsung, dan dokumentasi 6) Instrumen Penelitian yaitu : a) instrumen ini peneliti sendiri, b) intrumen pendukung wawancara, dokumentasi, serta observasi. Dan c) dengan sarana. Pulpen, buku catatan, dan handpone 7) Teknik Pengumpulan Data dengan menggunakan teknik induktif. Teknik induktif adalah menganalisis data dari yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.

    Adapun hasil penelitian ini adalah pertama, Peran komunikasi orang tua dalam membentuk karakter anak yaitu 1) Memberi dasar pendidikan 2) Membentuk karakter anak harus sejak dini 3) orang tua mengajarkan 1) peran orang tua bagaimana mendidik anak 2) pembentukan karakter nilai-nilai atau tingkah laku yang sesuai dengan norma adat, agama, dan hukum. Kedua, Faktor penghambat 1) kurang pengetahuan dalam bagaimana cara mendidik anak 2) Tidak tegas/ disiplin dalam menegur kesalahan yang dilakukan anak.

  • KATA PENGANTAR

    بسم هللا الر من الر حيم

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT

    karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skiripsi dengan judul “Peran Komunikasi Orang Tua

    dalam Membentuk Karakter Anak di Lingkungan Padang Panga Kel.

    Karema Kab. Mamuju”. Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan

    kepada Nabi Mumammad sallallahu „alaihi wasallam yang telah membawa

    umat manusia dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang.

    Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skipsi ini tentunya tidak

    lepas dari dalam berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik

    moril maupun materil kepada penulis. Maka dengan itu melalui

    kesempatan ini sudah sepantasnya penulis dengan rasa hormat

    mengucapkan terimah kasih, terutama kepada:

    1. Syeikh Dr. (HC) Mohammad Mohammad Thayyib Khoory, selaku

    pemilik yayasan AMCF yang mempasilitasi penulis dengan scholarship

    hingga selesai, sehingga penulis dapat menyelesaikan )منحة درا سية)

    studi dengan mudah

    2. Prof Dr H. Ambo Asse M,ag. Selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    3. Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I., Selaku Dekan Fakultas Agama

    Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

    4. Dr. H. Abbas Baco Miro, Lc., MA., Selaku Ketua Prodi Komunikasi

    Penyiran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

  • Makassar. Sekaligus Pembimbing Skripsi yang senantiasa

    memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis guna terwujudnya

    penulis skripsi ini.

    5. Dr. Meisil B Wulur, S.Kom.I.,M. Sos.I selaku pembimbing yang selalu

    memotivasi penulis sehingga penulis banyak mengambil manfaat

    darinya.

    6. Para dosen dan staf karyawan Prodi KPI Unismuh Makassar, yang

    membantu dan memberikan kemudahan bagi penulis dalam mencari

    referensi pustaka.

    7. Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan dukungan do’a dan

    materi kepada penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan

    penyusunan skripsi ini.

    8. Kakandaku Sister Koni dan Brother jaka yang banyak berjasa dengan

    dukungan motivasi dan materinya

    9. Teman-teman Prodi KPI satu angkatan yang telah memberikan

    sumbangsinya melalui sharing ide dan saran, dan semua pihak yang

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan kali ini

    yang telah membantu penulis dengan hati terbuka.

    Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak

    kakurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang

    bersifat membangun sangat penulis harapkan dan sambut dengan tangan

    terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para

    pembaca pada umumnya.

  • Makassar, 27 Oktober 2020

    Penulis,

    NURAIDASYAM

    NIM : 1052 7001 0115

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN

    Halaman Sampul ............................................................................... i

    Persetujuan Pembimbing ................................................................. ii

    Pernyataan Keaslian Skripsi ............................................................ iii

    Abstrak .............................................................................................. iv

    Kata Pengantar ................................................................................. v

    Daftar Isi ........................................................................................... viii

    Daftar Tabel ....................................................................................... x

    BAB I : PENDAHULUAN .................................................................. 1

    A. Latar Belakang .............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah......................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

    BAB II : KAJIAN TEORI..................................................................... 7

    A. Urgensi komunikasi dalam keluarga ............................................. 7

    1. Pengertian komunikasi ............................................................. 7

    2. Jenis- Jenis Komunikasi ............................................................ 12

    3. Bentuk-bentuk komunikasi ........................................................ 13

    4. Fungsi Komunikasi Keluarga .................................................... 18

    B. Peran Orang Tua Dalam Membentuk Karakter anak .................... 19

    1. Pengertian Orang Tua .............................................................. 19

    2. Peran Orang Tua...................................................................... 21

    3. Pengertian anak ........................................................................ 25

  • 4. Pengaruh terhadap karakter anak ............................................. 26

    BAB III: METODE PENELITIAN ........................................................ 31

    A. Jenis Penelitian ............................................................................. 31

    B. Lokasi, waktu dan objek penelitian ................................................ 32

    C. Fokus Dan Deskripsi Penelitian ..................................................... 33

    D. Sumber Data ................................................................................. 35

    E. Insrtumen Penelitian ...................................................................... 36

    F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37

    G. Analisis Data ................................................................................. 39

    BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 41

    A. Gambaran Lokasi Penelitian ......................................................... 41

    1. Sejarah lingkungan Padang Panga ........................................... 41

    2. Jumlah Penduduk...................................................................... 42

    3. Pekerjaan .................................................................................. 43

    4. Sarana Pendidikan dan Kesehatan ........................................... 43

    5. Jenis Kegiatan Masyarakat ....................................................... 44

    B. Karakter Anak di Lingkungan Padang Panga ............................... 45

    C. Peran Orang tua dalam Membentuk Karakter Anak ...................... 47

    D. Analisis Hasil Penelitian ................................................................ 52

    BAB V: PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................... 55

    B. Saran-saran .................................................................................. 56

    DAFTAR PUSTAKA

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Padang Panga ....................................... 41

    Tabel 4.2 Jenis pekerjaan masyarakat Lingkungan Padang Panga .... 42

    Tabel 4.3 Sarana Pendidikan .............................................................. 42

    Tabel 4.4 Sarana Kesehatan .............................................................. 43

    Tabel 4.5 Jenis kegiatan sosial masyarakat ........................................ 43

    `

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak.

    Pada umumnya pendidikan dalam keluarga tidak lahir secara terstruktur

    dan kesadaran mendidik melainkan karena secara koadrat memberi

    secara alami membangun situasi pendidikan. Ibu adalah orang dan teman

    pertama yang didapatkan anak. Oleh sebab itu anak akan meniru apa

    yang dilakukan oleh ibu. Dalam Islam pendidikan pertama yang dilakukan

    oleh orang Islam adalah pendidikan keluarga.

    Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

    َوأَْنِذْر َعِشريََتَك اْْلَقْ رَِبيَ ]412[

    Terjemahnya: ”Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabat yang terdekatmu” (QS. Asy-Syuaraa: 214)

    Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua

    dilaksanakan dalam rangka memelihara dan membesarkan anak,

    melindungi keselamatan jasmani dan rohani untuk membahagiakan anak-

    anak didunia maupun diakhirat.1

    Peranan orang tua mendidik anak dalam rumah tangga sangatlah

    penting karena dalam rumah tanggalah seorang anak mula-mula

    memperoleh bimbingan dan pendidikan orang tuanya. Tugas orang

    1Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi angkasa, 2008), h.35

  • adalah sebagai guru pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya

    dalam menumbuhkan dan mengembangkan karakter bagi anak.2

    Keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang utama tempat

    anak belajar menjadi manusia sosial. Rumah tangga menjadi tempat

    pertama perkembangan segi-segi sosial anak, dan dalam interaksi sosial

    dengan orang tuanya yang wajar, anak yang memperoleh perbekalan

    yang memungkinkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berharga

    kelak, sedangkan apabila hubungannya dengan orang tuanya kurang

    baik, maka besar kemungkinan bahwa interaksi sosial pada umumnya pun

    berlangsung kurang baik pula. Salah satu pertanda pada hubungan baik

    antara anak dengan orang tuanya ialah bahwa anaknya tidak segan-

    segan untuk menceritakan isi hatinya atau cita-citanya kepada orang

    tuanya.3

    Keluarga juga merupakan suatu kelompok terkecil ditengah

    masyarakat, hendaknya berfungsi sebagai suatu tempat pertama dan

    utama dalam proses pedidikan. Anak mengalami pembinaan pribadi pada

    permulaan di dalam keluarga. Suasana keluarga dan apa yang dihayati di

    dalam keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan jiwa anak, oleh

    sebab itu hubungan antara ayah, ibu dan anak akan mempunyai pengaruh

    besar terhadap suasana keluarga pada umumnya, dan khususnya

    terhadap perkembangan anak, terutama pada perasaan dan kehidupan

    2Abdullah Nashih Ulwan. Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani 2007,

    Cet, 1) h,363

    3Gerungan Dpil, Psikologi Sosial, (Bandung: PT. Eresco, 1987, Cet ke-10), h. 202

  • sosial. Pentingnya bahwa kasih sayang itu perlu dibina dalam kehidupan

    keluarga, sehingga setiap anggota keluarga merasa terpuaskan

    kebutuhan akan kasih sayang.4

    Banyak menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang

    sangat funda mental bagi seorang dalam kehidupan masyararakat

    terutama dalam kekeluargaan. Propesor Wilbur Schramm menyebutkan

    bahwa komunikasi dalam masyarakat ada dua kata yang tidak pernah

    dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin

    masyarakat berbentuk sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak

    mungkin dapat mengembang tanpa komunikasi. Karena komunikasi

    adalah salah satu aktifitas yang sangat pundah mental dalam kehidupan

    umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan

    sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan

    Hawa.5

    Komunikasi yang lancar dalam anggota keluarga sangat penting.

    Sebab ada didalamnya keterkaitan yaitu untuk saling berhubungan dan

    saling memerlukan satu sama lain dalam keluarga terutama hubungan

    kepada anak-anak kita. Oleh karena itu komunikasi yang saling harmonis

    dalam keluarga sangatlah dibutuhkan agar supaya dalam keluarga tetap

    baik. Kemudian dengan adanya komunikasi yang baik dan dengan

    membimbing dan mendidik anak-anaknya menuju kebaikan agar menjadi

    4Kartini Kartono, Seri Psikologi Terapan, (Jakarta: PT. Rajawali, 1985, Cet.1), h.

    35

    5Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi, ( Jakarta PT. Raja Grafindo

    Persada), h. 5

  • suri tauladan untuk dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman dalam QS. At-

    Tahrim : 6

    يَا أَي َُّها الَِّذيَن آَمُنوا ُقوا أَنْ ُفَسُكْم َوَأْىِليُكْم نَاًرا َوُقوُدَىا النَّاُس َواْلَِْجاَرُةَعَلي َْها َمََلِئَكة ََ [6]ِغََلظ ِشَداد ََل يَ ْعُصوَن اللََّو َما أََمَرُىْم َويَ ْفَعُلوَن َما يُ ْؤَمُرون

    Terjemahnya:

    “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintah-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6). 6

    Maksud dari ayat diatas bahwa Allah SWT memerintahkan orang-

    orang yang beriman untuk selalu menjaga diri dan keluarga dari segala

    perbuatan buruk yang bisa menjerumuskan kedalam api neraka. Oleh

    karena itu orang tua dalam keluarga harus mampu menjaga anak-anknya

    dengan cara membimbing dengan baik sebagai anak yang bisa

    menyelamatkan di akhirat kelak nanti.

    Hubungan antara anak dan orang tua adalah hubungan sarat

    dengan mansa yang psikologi subyektif, hanya dengan mensikapi secara

    subyektif hubungan interpersional keluarga akan berjalan mulus dan

    indah. Pengetahuan psikologi bisa menggunakan untuk mengatasi konflik-

    konflik sosial dengan pendekatan kekeluargaan, bahkan bisa juga

    digunakan untuk mewarnai psikologi politik tingkat tinggi dalam

    membangun keluarga bangsa.7

    6Kementrian agama RI Al-Qu‟an dan Terjemahan (Bandung: Syamil Qur’an,

    2009), h. 522

    7Ahmad Mubarok, Psikologi Keluarga. ( Jatim: PT, Madani Malang, 2016 ), h. 9

  • Komunikasi antara orang tua dengan anak-anak, orang tua, dapat

    menjadikan sumber kegembiraan yang besar dan juga banyak frustrasi di

    dalam keluarga. Dalam meneliti komunikasi antar generasi pada semua

    tentang kehidupan. Williams dan Nussbaum menemukan banyak faktor

    yang menjelaskan bagi kekuatan hubungan anak-orangtua yang berumur

    tujuh tahun atau lebih. Hubungan orangtua-anak yang kekal tetap yang

    memuaskan apabila apabila adanya hubungan tetap, adanya kasih

    sayang secara timbal balik pada tingkat tinggi, dukungan sosial dan

    bantuan yang nyata, dan adanya kesepakatan, keyakinan dan opini.8

    Komunikasi yang baik dalam keluarga akan merasa tentram,

    sayang menyayangi dan akan memberikan kedamaian secara lahir batin,

    sehingga akan mencapai pengharapan sebagai keluarga yang harmonis

    untuk kebahagiaan didunia maupun akhirat. Berdasarkan uraian diatas

    maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut “Peran

    Komunikasi Orang Tua Dalam Membentuk Karakter Anak di

    Lingkungan Padang Panga, Kel. Karema Kab. Mamuju”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka

    dapat dirumuskan permasalahannya adalah:

    1. Bagaimana karakter anak di Lingkungan Padang Panga?

    2. Bagaimana peran komunikasi orang tua dalam pembentukan

    karakter anak di Lingkungan Padang Panga, Kec Mamuju?

    8Muhammad, Budyatna, M,A. Dr. Leila Mona Ganiem, M.si. Teori Komunikasi

    Antarpribadi, (PT kencana media. Cet 1, 2011 Cet ke- 11, 2012)

  • C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan

    penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui karakter anak di Lingkungan Padang Panga.

    Kec. Mamuju.

    2. Untuk mengetahui peran komunikasi orang tua dalam pembentukan

    anak di Lingkungan Padang Panga. Kec. Mamuju

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna untuk sebagai

    berikut:

    1. Secara teoritas:

    a. Dapat menambah wawasan pengetahuan penulis tentang

    bagaimana komunikasi membentuk karakter anak.

    b. Sebagai bahan refrensi untuk peneliti selanjutnya.

    2. Secara praktis:

    a. Untuk mendapatkan pengetahuan mengenai komunikasi orang tua

    dengan anak.

    b. Untuk mengetahui beberapa besar pengaruh komunikasi karakter

    antara orangtua dengan anak.

    c. Memberi masukan kepada orang tua untuk mewujudkan keluarga

    yang bahagia.

  • 18

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Urgensi Komunikasi dalam Keluarga

    1. Pengertian Komunikasi

    Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris „communication‟

    berasal dari bahasa latin „communication‟ bersumber dari „communis‟ yang

    berarti “sama” sama disini adalah pengertian “sama makna” antara kedua

    bela pihak yang terlibat. Komunikasi secara sederhana, dapat

    didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator

    kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu.

    Komunikasi adalah transmisi dari satu orang ke satu orang, dimana

    pengirim maupun penerimanya spesifik. Komunikasi adalah bentuk

    transmisi yang paling klasik dalam sejarah umat manusia.9

    Komunikasi adalah suatu yang urgen dalam kehidupan umat

    manusia. Dan komunikasi dalam Islam mendapatkan tekanan yang cukup

    bagi manusia sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk Allah.

    Dan terekam lebih jelas bahwa tindakan komunikasi tidak hanya dilakukan

    oleh setiap manusia dan lingkungan hidup saja, melainkan juga dengan

    Allah. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menggambarkan

    tentang proses komunikasi.10

    9Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: PT. Kencana, 2011, Cet, 5) h.

    125

    10Wahyu ilahi MA., Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya jl.

    Ibu Inggit Garnasih), h.1

  • Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian suatu pesan

    dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran dan perasaan berupa

    ide, informasi kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagai panduan

    yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain, baik langsung secara

    tatap muka maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan

    mengubah sikap, pandangan atau perilaku.11

    Istilah komunikasi yaitu kian populer adanya timbal balik, adanya

    komunikasi tatap muka, adanya komunikasi langsung, komunikasi tidak

    langsung, komunikasi tidak vertikal, komunikasi horizontal, komunikasi

    dua arah dan lain sebagainya. Everett M, Rogers seorang pakar Sosiologi

    Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada study riset

    komunikasi, khususnya dalam penyebaran inovasi membuat definisi

    bahwa:

    “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber

    kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah

    tingka laku mereka”.

    Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D.

    Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru yaitu:

    “komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih

    membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama

    lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang

    mendalam”.

    11

    Onong Uchjana Effendy. ,Dinamika Komunikasi, (Bandung Remaja

    Rosdakarya, 2000), h. 60.

  • Rogers mencoba mensfesifikasikan hakikat suatu hubungan

    dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana dia

    menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkahlaku serta

    kebersamaan dalam menciptakan dan saling pengertian dari orang-orang

    yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.12 Ragam penggunaan

    komunikasi yaitu dapat didefinisikan suatu ilmu perilaku atau ilmu sosial

    dan pengetahuan budaya tarapan. Disiplin ini berbagi psikologi, sosial,

    antropologi dan ilmu politik dalam mengajar pengetahuan individu

    manusia dan kegiatan sosial. Bidang komunikasi juga berdekatan tradisi

    humaniora dan profes. Jadi dari tarik lain komunikasi adalah kesempatan

    untuk belajar sebuah disiplin yang menggabungkan bermacam tradisi ilmu

    sosial, humaniora, dan profesional.13

    Komunikasi banyak berperan sebagai komunikan manakala

    menyatakan yang disampaikan semata untuk mewujudkan motif

    komunikasi dari komunikan. Karena itu menyatakan ini disebut umpan

    balik, yang diartikan sebagai komunikan atas pesan yang disampaikan

    oleh komunikator terjadi pada kasus:

    a. Komunikan dapat menjadi komunikator

    b. Ketika ia memberikan pernyataan yang bukan sekedar jawaban

    untuk mewujudkan motif komunikasi komunikator melainkan untuk

    mewujudkan komunikasinya sendiri. Karenanya komunikan telah

    12

    Hafied Cangara. ,Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo

    Persada. 2005 ) h. 19

    13Ibnu Ahmad. Komunikasi dan Perilaku Manusia, ( Jakarta: Rajawali pers,2013 ),

    h. 10

  • beralih peran menjadi komunikator dan menyatakan bukan semata

    umpan balik melainkan juga pesan.14

    Komunikasi merupakan antara proses yang sangat mendasar dan

    vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap

    masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, keinginan

    mempertahankan suatu persetujuan mangenai berbagai aturan sosial

    melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki

    kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya

    sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup.15

    Jika dalam kecamata Islam, komunikasi yang baik adalah yang

    sesuai dengan etika Islam. Etika komunikasi dalam Islam ada dua yaitu:

    Etika komunikasi transedental (hablum minallah) dan komunikasi insani

    (hablumminannas). Etika komunikasi transendental adalah suatu etika

    komunaikasi yang berhubungan dengan sikap dan perilaku manusia

    ketika berkomunikasi dengan Allah SWT. Sedangkan etika komunikasi

    insani adalah etika komunikasi yang berhubungan dengan sikap dan

    perilaku manusia ketika berkomunikasi antara individu dan kelompok.16

    Pengertian komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan

    dari bentuk bidang yang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan

    berupa ide, informasi kepercayaan, himbauan, harapan dan tatap muka

    14

    Dani Vardiansyah Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (jakarta: PT

    Macanan jaya cemerlang 2008), h.24

    15Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2001) h.1

    16Syaiful Bahri Djamarah. Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak dalam

    Keluarga Perfektif dalam Pendididkan Islam (Jakarta PT. Asda Mahasatya, 2004), h. 103

  • maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan untuk mengubah

    sikap dan perilaku.17 Disamping itu komunikasi juga dapat diartikan

    sebagai proses pemindahan informasi (verbal dan non verbal) dari satu

    pihak kepihak yang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut

    dapat berupa perhatian, pengertian, penerimaan ataupun perilaku dan

    tindakan.18 Jadi jika pesan yang dipesan oleh orang lain, baik disengajah

    ataupun tidak disengaja ataupun tidak maka sebenarnya juga telah terjadi

    komunikasi, tanpa adanya pesan yang diterima maka komunikasi akan

    terjadi.

    Adapun komunikasi menurut pendapat lain, yaitu suatu tingkalaku,

    perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-

    lambang, yang mengandung arti atau makna, atau perbuatan

    penyampaian suatu gagasan informasi dari seseorang kepada orang lain.

    Atau lebih jelasnya, suatu pemindahan atau penyampaian informasi,

    mengenai pikiran dan perasaan-perasaan.19

    Definisi yang telah diuraikan diatas, maka komunikasi antara orang

    tua dengan anak yang dimaksud yaitu suatu interaksi yang dilakukan oleh

    orang tua dengan anak dalam keluarga untuk memberikan kehangatan,

    kenyamanan, perhatian, kasih sayang bimbingan, yang memberikan

    contoh perilaku yang baik kepada anak dan menanamkan nilai budi

    17

    Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju,1986),

    cet 1, h. 60

    18Irwanto Dany Yatim. Kepribadian Keluarga dan Narkoba (jakarta: PT arcan,

    1991), cet 3, h. 79

    19James G. Robbins. Komunikasi yang efektif, (jakarta: PT. Pedoman Ilmu Jaya,

    1986), cet. 3 , h. 1

  • pekerti yang baik, yang bertujuan agar terbentuk perilaku yang baik

    kepada anak dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

    2. Jenis Komunikasi Keluarga

    Dalam hal ini jenis komunikasi dikalangan para pakar yang berbeda

    satu sama lainnya. Dan dapat didasarkan atas sudut pandang dari

    masing-masing para pakar dan menurut pengalaman dan bidang studinya.

    Kelompok sarjana amerika yang menulis buku human

    communication membagi komunikasi atas lima maca, yakni komunikasi

    antar pribadi (interpersional communication), komunikasi kelompok kecil

    (small group communication), komunikasi organisasi (organisazational

    communication), komunikasi massa (mass communication) dan

    komunikasi pulic (public communication).20

    Joseph A. Devito seorang propessor komunikasi di City university

    of New York dalam bukunya communicology membagi komunikasi atas

    empat macam, yakni komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok kecil,

    komunikasi publik dan komunikasi massa.

    R. Wayne Pace dengan dengan teman-temannya dari Brigham

    Young university dalam bukunya Tehniques for effective communication

    membagi komunikasi atas tiga tife, yakni komunikasi dengan diri sendiri,

    komunikasi antar pribadi serta komunikasi khalayak. Beberapa sarjana

    aliran Eropa hanya membagi komunikasi atas dua macam yaitu

    komunikasi massa dan komunikasi sosial.21

    20

    Hafied cangara, Perencanaan dan strategi komunikasi, h. 29

    21Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, h. 30

  • Adapun jenis komunikasi yang sering digunakan dalam keluarga

    atau antar pasangan adalah komunikasi antar pribadi yaitu komunikasi

    yang berlangsung antar dua orang atau lebih secara tatap muka, yang

    bertujuan untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, menciptakan dan

    memelihara hubungan serta mengubah sikap dan perilaku. Menurut sifat

    komunikasi antar pribadi dapat dibedakan atas dua macam yaitu diadik

    yaitu komunikasi yang berlangsung antar dua orang dalam situasi tatap

    muka dan komunikasi kelompok kecil yaitu komunikasi yang berlangsung

    atau lebih secara tatap muka, dimana anggota-anggota saling berinteraksi

    satu sama lain.22

    3. Bentuk Komunikasi Keluarga

    Soelaeman berpendapat yang dikutip Muh. Shohib dalam bukunya,

    keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat

    tinggal dan merasakan masing-masing anggota merasakan adanya

    pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling

    memperhatikan dan saling menyerahkan diri.23

    Kemudian bentuk komunikasi dalam keluarga:

    a. Komunikasi Verbal

    Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-

    simbol yang berlaku umum atau yang biasa digunakan oleh kebanyakan

    orang dalam proses komunikasi. Simbol-simbol yang digunakan oleh

    22

    Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi, ( Jakarta: Kencana, 2011 Cet. 5), h. 31-

    32

    23Muh. Shohib, Pola Asuh Orang Tua, (Jakarta: PT, Raneka Cipta, 1998), h. 17

  • orang dalam komunikasi itu dapat berupa suara, tulisan atau dalam

    bentuk gambar-gambar. Bahasa adalah yang digunakan oleh orang.24

    Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi terbanyak dalam

    keluarga. Setiap hari orang tua selalu berbincang-bincang kepada

    anaknya. Canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak.

    Perintah, suruhan, larangan, dan sebagainya merupakan alat

    pendidikan yang sering dipergunakan oleh orang tua atau anak dalam

    kegiatan komunikasi keluarga. Alat pendidikan tersebut tidak hanya

    dipakai oleh orang tua terhadap anaknya, tetapi bisa juga dipakai oleh

    anak terhadap anak yang lain. Hubungan antara orang tua dan anak

    akan terjadi interaksi. Dalam interaksi itu orang tua berusaha

    mempengaruhi anak untuk terlibat secara pikiran dan emosi untuk

    memperhatikan apa yang akan disampaikan anak mungkin berusaha

    menjadi pendengar yang baik dalam menafsirkan pesan-pesan yang

    akan disampaikan oleh orang tua.25

    Kemampuan untuk menggunakan komunikasi verbal adalah sangat

    penting bagi keluarga. Karena dengan adanya komunikasi verbal dapat

    mengembangkan srtategi dan tingka laku untuk mencapai tujuan.

    Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi

    tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana

    seorang berbicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk

    24

    Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung; Alfabeda, 2010), h. 201.

    25Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 103

  • mempengaruhi tingka laku penerima. Sedangkan komunikasi tulisan dapat

    melalui gambar, grafik, atau lainnya.26

    b. Komunikasi Non Verbal

    Komunikasi non verbal sering dipakai oleh orang tua yang sering

    dipakai oleh orang tua dalam menyampaikan satu pesan kepada anak.

    Sering tanpa berkata sepatah kata pun, orang tua menggerakkan hati anak

    untuk melakukan sesuatu. Kebiasaan orang tua dalam mengajarkan sesuatu

    dan karena anak sering melihatnya, anak pun ikut mengerjakan apa yang

    pernah dilihat dan didengarnya dari orang tuanya. Masalah pendidikan sholat

    misalnya, karena anak sering melihat orang tuanya mengerjakan sholat

    maka anakpun meniruh gerakan sholat yang pernah dilihat dari orang

    tuanya. Kebiasaan anak mengucapkan salam ketika masuk dan keluar

    dalam rumah merupakan simbol keberhasilan orang tua dalam memberikan

    pendidikan kepada anaknya melalui keteladanan dan kebiasaan.

    Pendidikan metode keteladanan sangat efektif dalam

    mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Sebab, dalam keteladanan dan

    diperkuat dengan kebiasaan akan memperkuat tertanamnya pesan-pesan

    verbal dalam jiwa anak. Karena seringnya dilakukan, pesan-pesan non

    verbal dan pesan verbal itu menjadi fundional dalam kehidupan anak.

    komunikasi non verbal sangat diperlukan dalam menyampaikan suatu

    pesan ketika komunikasi verbal tidak mampu mewakilinya.27

    26

    Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002,

    Cet.5) h. 95

    27Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam

    Keluarga,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2004) h. 43.

  • Tanda-tanda komunikasi non verbal belumlah diidentifikasi

    seluruhnya tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa kita duduk, berdiri,

    berjalan, berpakaian, semuanya itu menyampaikan informasi pada orang

    lain. Tiap-tiap gerakan yang kita buat dapat menyatakan asal kita, sikap

    kita, kesehatan atau bahkan keadaan psikologi kita. Misalnya gerakan-

    gerakan seperti mengutus alis, menggigit alis, menunjuk dengan jari,

    tangan dipinggang, melipat tangan bersilang di dada semuanya

    mengandung arti tertentu. Ada pribahasa mengatakan apa yang kamu

    katakan dengan keras tidak dapat di dengar oleh orang tetapi tanda-tanda

    diam seperti anggukan kepala, rasa kasih sayang, kebaikan, rasa

    persaudaraan, didengar oleh yang lain dan merupakan pesan nyata dan

    jelas. Ada tiga hal yang perlu diingat dalam komunikasi non verbal yaitu:28

    Pertama, karena interpretasi adalah krasteristik yang yang kritis

    dalam komunikasi non verbal, maka adalah sulit menyamakan tindakan

    stimulus non verbal tertentu dengan satu verbal khusus. Di dalam

    komunikasi non verbal hendaklah dihindari melakukan generalisasi karena

    keseluruhan arti tidak dapatlah di desain untuk tindakan non verbal

    tertentu.

    Kedua, non verbal tidaklah merupakan sistem bahasa tersendiri.

    Tetapi lebih merupakan bagian dari sistem verbal. Komunikasi non verbal

    umumnya tidaklah membawa informasi yang cukup yang menjadikan

    penerima menyampaikan arti keseluruhan yang timbul dari pertukaran

    28

    Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002.

    Cet,5) h. 130

  • pesan tertentu. Sistem komunikasi non verbal terbatas, dan tidaklah

    memperlihatkan ketepatan bila hanya digunakan tersendiri.

    Ketiga, komunikasi non verbal dapat dengan mudah ditafsirkan

    salah. Oleh kerena itu, adalah berbahaya membuat arti tingkah laku non

    verbal tertentu, karena adanya perbedaan dalam kebudayaan sesama

    kita. Tanpa latar belakang yang cukup atau data verbal yang mendukung,

    seseorang dapat salah menafsirkan pesan. Nilai komunikasi non verbal

    tidaklah terletak sebagai pengganti, pertukaran pesan tulisan tetapi

    sebagai suatu jaringan yang menyokong.29

    Untuk melindungi anak dari perilaku kekerasan menerapkan suatu

    komunikasi interpersinal yang dapat dilihat dari pesan-pesan verbal dan

    non verbal yang disampaikan oleh orang tua kepada anak dari usia

    sekolah yang berlangsung sesuai aktifitas anak. Dari pesan tersebut

    mampu memberikan dampak posotif terhadap pembentukan kepribadian

    anak agar terhindar dari perilaku kekerasan. Komunikasi orang tua ini

    dapat mempertimbangkan karakter anak keharaian dan lingkungan dari

    sekitar anak.

    Sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Luqman ayat: 16

    ِت َأْو وََٰ ٓ ِإن َتُك ِمثْ َقاَل َحبٍَّة مِّْن َخْرَدٍل فَ َتُكن ِِف َصْخرٍَة َأْو ِِف ٱلسَّمََٰ يَ بيُ ََنَّ إِن ََّهآ ِإنَّ ٱللََّو َلِطيف َخِبري ]16[ ِِف ٱْْلَْرِض يَْأِت ِِبَا ٱللَُّو

    Terjemahnya:

    29

    Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 131

  • “Lukman berkata, Wahai anakku! Sunggguh jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi, dan berada dalam batu di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Maha Luas.”

    4. Fungsi Komunikasi Keluarga

    Hafied mengatakan bahwa untuk memahami fungsi komunikasi kita

    perlu memahami terlebih dahulu mengetahui tipe komunikasi, sebab hal

    itu dapat membedakan fungsi masing-masing diantaranya:

    a. Tipe komunikasi diri sendiri yang berfungsi untuk mengembangkan

    kreatifitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta

    meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan.

    b. Tipe komunikasi antar pribadi yang berfungsi untuk berusaha

    meningkatkan hubungan insani ( human relation ) menghindari dan

    mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu,

    serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

    c. Tipe komunikasi publik yang berfungsi untuk menumbuhkan semangat

    kebersamaan (solidaritas), mempengaruhi orang lain, memberi

    informasi, mendidik dan menghibur.

    d. Tipe komunikasi massa yang berfungsi untuk menyebarkan informasi,

    meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan

    menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.30

    Pada hakikatnya komunikasi dalam sebuah keluarga khususnya

    antara orang tua dengan anak memiliki konstribusi yang luar biasa bagi

    30

    Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo

    Persada, 2004 Cet ke-14), h. 55-57

  • keduanya, karena dengan adanya komunikasi yang efisien yang dilakukan

    secara terus-menerus dapat menciptakan keakraban, keterbukaan,

    perhatian yang lebih antara keduanya serta orang tua pun lebih dapat

    mengetahui perkembangan pada anak baik fisik maupun psikisnya. Dalam

    komunikasi berfungsi sebagai berikut :

    1) Sarana untuk mengungkapkan kasih sayang.

    2) Media untuk menyatakan penerimaan atau penolakan atas

    pendapat yang di sampaikan sarana untuk menambah keakraban

    hubungan sesama warga dalam keluarga.

    3) Menjadi borometer bagi baik buruknya kegiatan komunikasi dalam

    sebuah keluarga.31

    B. Komunikasi Orang Tua Dalam Pembentukan Karakter Anak

    1. Pengertian Orang Tua

    Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak. Pada umumnya

    pendidikan dalam keluarga tidak lahir secara terstrukur dan kesadaran

    mendidik melainkan memberikan secara alami membangun sesuatu

    pedidikan. Ibu adalah orang tua pertama yang mendidik anak. Oleh sebab

    itu perilaku anak meniru dari perilaku orang tua. Dalam islam pendidikan

    pertama yang dilakukan oleh orang Islam adalah pendidikan keluarga.

    Orang tua adalah ayah dan ibu seorang anak, baik melalui hubungan

    biologis maupun sosial. Umumnya orang tua memiliki peranan yang

    31

    Hasan Basri, Keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1997, Cet.3), h.

    80

  • sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dan ayah

    dapat diberikan untuk perempuan atau pria yang bukan orang tua

    kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya

    adalah peranan pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri

    ayah biologis anak).32

    Definisi yang lain menurut Gunarsa orang tua dibagi menjadi tiga

    macam:

    a. Orang tua kandung. Orang tua kandung adalah ayah dan ibu yang

    mempunyai hubungan darah secara (biologis) yang melahirkan.

    b. Orang tua angkat. Pria dan wanita yang bukan kandung tapi dianggap

    sebagai orang tua sendiri berdasarkan ketentuan hukum atau adat

    yang berlaku.

    c. Orang tua asuh. Orang tua yang membiayai hidup seorang yang bukan

    anak kandungnya atas dasar kemanusiaan.

    Dari pengertian diatas maka orang tua adalah pria dan wanita yang

    mempunyai hubungan ukatan baik itu secara biologis maupun sosial dan

    mampu mendidik merawat membiayai, serta membimbing hidup orang lain

    yang dianggap anak secara berkesinambungan.33 Dalam kamus Bahasa

    Indonesia kata orang tua mempunyai arti sebagai berikut: 1). Ayah ibu dan

    kandung. 2). Orang yang dianggap tua. (cerdik, pandai, ahli dan

    32

    Syamsul Yusuf, LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT.

    Remaja Rosdakraya), h. 120

    33Gunarsa, Psikologo praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, (Jakarta: PT. Gunung

    Mulia, 1995), h. 30

  • sebagainya). Orang-orang yang dihormati dan disenangi.34 Kemudian dari

    Bahasa Arab, orang tua dapat diistilahkan dengan “Al walidain” kata ini

    adalah bentuk jamak “al waalid” yang bisa diartikan bapak kandung.

    Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah SWT dalm QS. Al-Isra’

    ayat: 23

    ُلَغنَّ ِعْنَدَك اْلِكبَ َر َأَحُدهَُ ا َوَقَضى رَبَُّك َأَلَّ تَ ْعُبُدوا ِإَلَّ إِيَّاُه َوبِاْلَواِلَدْيِن ِإْحَسانًا ِإمَّا يَ ب ْ َأْو ِكََلُهَا َفََل تَ ُقْل ََلَُما ُأفٍّ َوََل تَ نْ َهْرُهَا َوُقْل ََلَُما قَ ْوًَل َكرميًا ]42[

    Terjemahnya :

    “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dab hendaklah kamu berbuat baik kepada bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali kamu jangan mengatakan kepada keduanya dengan perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.35

    2. Peran Orang Tua

    Peran orang tua memiliki peran penting dan strategi dalam

    menentukan kearah mana kepribadian anak yang bagaimana yang akan

    di bentuk. Keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan konsep

    yang bersifat multidimensi. Bimbingan adalah proses yang diberikan

    kepada anak untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah

    SWT.36

    35Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qu’ran, (Jakarta: YYPA, 1971), h. 427

    36Aswar Satoyo, Bimbingan Dan Konseling Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,

    2014 Cet, 2) h. 18

  • Menurut Gunarsa dalam keluarga yang ideal maka ada dua individu

    sebagai peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu, secara umum

    peran kedua individu tersebut adalah:

    a. Peran Ibu adalah:

    1) Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik

    2) dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan konsiten.

    3) Mendidik, mengatur dan mengendalikan anak.

    4) Menjadi contoh dan teladan bagi anak

    b. Peran Ayah adalah:

    1) Ayah sebagai pencari nafkah

    2) Ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa

    aman.

    3) Ayah berpartisipasi dalam pendidikan anak.

    4) Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas, bijaksana,

    mengasihi keluarga.37

    Menjadi orang tua berarti mengambil suatu peran penting dalam

    kehidupan baru. Dalam beberapa bulan pada saat lahir, orang tua

    merumuskan dan menyesuaikan cara hidup mereka agar cocok dengan

    tuntutan selama membesarkan anak dan mereka menyesuaikan lagi cara

    hidupnya, kepribadiannya dan cara berinteraksi dengan orang lain. Orang

    tua memiliki peran penting dalam kehidupan berkeluarga, ayah sebagai

    37

    Gunarsa. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga (Jakarta: Gunung

    mulia, 1995), h. 30

  • kepala keluarga dengan bertugas untuk memberi nafkah untuk keluarga,

    sedangkan peran besar untuk ibu yaitu untuk mengasuh anak.38

    Dari beberapa arti diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua

    adalah kelompok masyarakat yang terdiri dari ayah dan ibu yang

    mempunyai tanggung jawab kepada anak dalam nerawat, membimbing

    dan membina sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan hadits. Tanggung

    jawab orang tua dalam terhadap anaknya yaitu dengan beberapa bentuk

    yaitu: kewajiban orang tua antara lain bergembira saat menyambut

    anaknya, memberi nama yang baik, memperlakukan anaknya dengan

    lemah lembut dan kasih sayang. Dan menanamkan aqidah tauhid,

    membimbing dan melati anak mengerjakan sholat, berlaku adil,

    menghormati anak, menjauhkan dari segala hal-hal yang buruk dan

    mendidik dengan bermasyarakat.39

    Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl: 78

    َر ِتُكْم ََل تَ ْعَلُموَن َشْي ًا َوَجَعَل َلُكُم ٱلسَّْمَع َوٱْْلَْبصََٰ ٓ بُطُوِن أُمَّهََٰ ٱللَُّو َأْخَرَجُكم مِّنٓ َلَعلَُّكْم َتْشُكُرون]87[ َِدَة َوٱْْلَفْ

    Terjemahnya: “Allah mengelurkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.40

    38

    Lean Laura, Bagaimana Mengasuh Anak dan Pengaruh Anak Bagi Kehidupan

    Orang Tuanya, (jakarta: 1980) h. 32

    39Enoch Markum, Anak Keluarga dan Masyarakat, (Jakarta: Sinar

    Harapan,2000), h. 41

    40Departemen RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan, h. 267

  • Ayat dan hadist diatas sangatlah jelas bahwa peran orang tua

    sangatlah penting dalam membentuk karakter anak. Dari hadits Nabi

    tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tau memegang peran yang

    sangat penting dan utama hendaklah selalu memberikan pendidikan yang

    baik kepada anaknya, sehingga anak dapat tumbuh berkembang menjadi

    pribadi yang berkarakter baik. Hal ini tentu memerlukan usaha yang

    menyeluruh yang dilakukan oleh semua pihak yakni keluarga dan pihak

    disekolah.41

    Orang tua sebenarnya yaitu kunci motivasi dan keberhasilan anak.

    Dan tidak ada pihak lain yang akan menggantikan peran orangtua

    seutuhnya. Keberhasilan orang tua dalam menunjang motivasi dan

    keberhasilan anak terletak pada eratnya hubungan orangtua dengan

    anak-anaknya. Orang tua merupakan tempat anak berlindung dan

    mendapatkan kedamaian melalui keserasian antara ketertiban dan

    ketentraman, dan pempertimbangkan pengaruh-pengaruh yang datang

    dari luar.42

    Sebagaimana yang dikemukakan bahwa orang tua juga

    mempunyai peran penting dan kewajiban lebih besar terhadap pendidikan

    anak, bahkan nasib seorang anak itu sampai batas tertentu berada pada

    tangan kedua orang tuanya, hal ini terkait dengan tingkat pendidikan,

    41

    Ratna Mewangi, Pendidikan dan Karakter h. 62

    42Soerjono Soekarto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Press 1987

    Cet ke-8), h. 413

  • sejauh mana mereka memberikan perhatian pendidikan anak dan

    mengajarkan anak-anaknya.

    Peranan ayah dan ibu sangat menentukan mereka berdualah

    yang memegang tanggung jawab seluruh keluarganya. Dan mereka

    yang menentukan kemana keluarga itu akan dibawa, warna apa yang

    harus ditentukan oleh keluarga itu. Anak-anak dapat bertanggung

    jawab sendiri masih sangat bergantung diri, masih meminta cara

    bertindak dari segala sesuatu, cara berpikir dan lain sebagainya dari

    orang tuanya. Dengan demikian jelasnya betapa mutlaknya orang tua

    itu harus bertindak terhadap anak-anaknya. Perbedaan sedikit yang

    dapat membuat anak-anak ragu yang mana harus dianutnya dari

    kedua orang tuanya. Sikap dan prilaku merupakan bentuk

    penyimpangan dari perkembangan fitrah bersama manusia yang

    diberikan Allah Swt.43

    3. Pengertian Anak

    Anak yaitu sebagai generasi penerus yang siap melanjutkan estafet

    perjuangan orang tua. Betapa bahagianya orangtua yang mampu

    melahirkan putra-putri berkualitas. Banyak orang tua yang berpikir bahwa

    anaknya harus dibekali dengan harta dengan materi karena yang dinilai

    hanya itu yang akan membuat anaknya bahagia.

    43

    Syamsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah ,2013

    Cet,2) , h. 25

  • 4. Pengaruh Terhadap Pendidikan Anak

    a. Pendidikan dengan keteladanan

    Keteladanan dalam mendidik merupakan metode yang

    berpengaruh dan terbukti paling dalam mempersiapakan dan

    membentuk aspek moral, spiritual, dan sosial anak. Mengingat

    pendidikan adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak

    dengan sopan santunnya, bahkan bentuk perkataan, perbuatan akan

    senantiasa akan tertanam dalam kepribadian anak.

    b. Pendidikan dengan adat kebiasaan

    Untuk menyangkal bahwa anak akan tumbuh dengan iman

    yang benar, berhiaskan diri dengan etika islami, bahkan sampai

    puncak nilai-nilai spiritual yang tinggi dan kepribadian yang utama.

    Jika ia hidup dengan bekal islami dan utama dalah lingkuangan yang

    baik.44

    c. Pendidikan dengan perhatian dan pengawasan

    Pendidikan dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan

    perhatian penuh dengan mengikuti perkembangan aspek aqidah dan

    moral anak. Islam dengan keuniversalan prinsipnya dengan

    peraturannya yang abadi memerintah para bapak, ibu dan pendidik

    untuk memperhatiakan dan senantiasa mengikuti serta mengawasi

    anak-anaknya dalam segala segi kehidupan dan pendidikan.

    44

    Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: PT Pustaka

    Amani, 2007) h. 185

  • 1) Perhatian segi keimanan anak

    Para pendidik hendaknya memperhatiakan apa yang dipelajari

    anak mengenai prinsip, pemikiran dan keyakinan yang diberikan oleh para

    pembimbing dalam pengarahan dan pengajarannya baik di sekolah

    maupun diluar sekolah. Jika dapat sesuatu yang baik perlu kiranya

    bersyukur kepada Allah dan menamkan tauhid-tauhid dan mengkokohkan

    pondasi iman.45

    2) Perhatian dari segi moral anak

    Para pendidik harus memperhatikan sifat kejujuran anak, jika

    ketahuan bahwa anak suka berdusta dalam ucapan dan janjinya,

    mempermainkan kata-kata ucapan, tampil dalam masyarakat dengan

    menampilkan munafik dan berdusta maka pendidikan harus menangani

    persoalan yang ia perbuat. Selanjutnya pendidikan yang baik kejalan yang

    hak, menjelaskan tentang kejelekan dan kejahatan dusta serta akibat

    yang diperoleh pendusta sehingga anak tidak mengulangi.

    3) Perhatian segi jasmani anak

    Pemberian nafkah yang wajib harus diperhatikan oleh para

    pendidik. Misalnya makanan yang memadai, tempat tinggal yang sehat,

    pakaian yang pantas sehingga jasmani tidak mudah terkena penyakit.

    Pendidik juga memperhatikan setiap gejala yang membahayakan jasmani

    dan menimbulkan penyakit misalnya minuman yang memabukkan dan

    obat bius, merokok dan lain sebagainya.

    45

    Abdul Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: PT, Pustaka

    Amani, 2007), h. 75

  • 4) Perhatian dari segi kejiwaan anak

    Jika anak memiliki rasa malu, rendah hati, bahkan tidak berani

    menghadapi orang lain hendaknya pendidikan menumbuhkan keberanian,

    memberikan kesadaran dan kematangan berpikir dengan sosialnya.

    Dengan begitu anak akan menjadi seorang mukmin yang bertakwa,

    disegani dihormati dan dipuji, ini semua tidak mustahil jika anak diberikan

    pendidikan yang baik dan kita berikan sepenuhnya tak serta tanggung

    jawab kepadanya.46

    b. Pendidikan dengan hukuman

    Pendidikan hendaknya bijaksana dalam memberikan hukuman

    yang sesuai dan tidak bertentangan dengan tingkat kecerdasan anak,

    pendidikan dan pembawaannya. Disamping itu hendaknya dia tidak

    memberikan hukuman kecuali dengan menggunakan cara-cara lain.

    Metode dan tata cara yang digariskan dalam umat manusia yang pertama

    pendidikan dapat memili sesuai dalam pendidikan anak yana dapat

    memperbaiki penyimpangannya. Terkadang perbaikan cukup memberikan

    nasihat yang jelas dan tegas, dengan pandangan yang sekilas,

    keramahtamaan yang lembut, dengan memberikan isyarat atau dengan

    melontarkan kata-kata yang menjerahkan. Apabila menunjukkkan

    kesalahan dengan salah satu ini tidak mendapatkan hasil dalm upaya

    memperbaiki anak dan meluruskan proplematikanya.

    46

    Abdul Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: PT, Pustaka

    Amani, 2007), h. 75

  • Jika melihat anak setelah diberi hukuman terus membaik dan lurus,

    hendaknya dia bersikap lunak, dan menampilakan muka yang beeseri-seri

    agar terkesan bahwa hukuman tidak bermaksud untuk menyakitinya,

    melainkan untuk perbaikan dan kebahagiaan kemaslahatan dunia dan

    akhiratnya. Adapun penerapan Islam dalam mendidik anak memberi

    hukuman dengan memukul, memberikan batasan-batasan dan

    pensyaratan sehingga pukulan itu tidak keluar dari maksud pendidikan,

    yaitu memperbaiki dan membuat jarak.47 Pensyaratan sebagai berikut:

    1) Pendidikan tidak terburu-buru menggunakan metode pukulan

    kecuali setelah menggunakan metode lembut.

    2) Pendidikan tidak memukul ketika dalam keadaan marah, karena

    dikhawatirkan akan menimbulkan bahaya terhadap anak.

    3) Ketika memukul hendaknya menghindari anggota badan yang peka

    seperti kepala, muka, dada dan perut.

    4) Pukulan tidak terlalu keras dan menyakiti pada kedua tangan atau

    kaki dengan tongkat yang tidak benar. Diharapkan pula kepada

    anak yang dibawa umur berkisar antara satu hingga tiga kali.

    5) Jika kesalahan anak untuk pertama kalinya hendaknya ia diberikan

    kesempatan untuk meminta maaf dan diberi kelapangan untuk

    didekati memberi nasihat tanpa memberikan hukuman tetapi

    mengambil janji untuk tidak mengalami kesalahan lagi.

    47

    Abdul Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: PT, Pustaka

    Amani, 2007), h. 75

  • 6) Pendidikan hendaknya memukul anak dengan tangan sendiri dan

    tidak menyerahkan kepada orang lain sehingga tidak timbul

    kebencian dan kedengkian diantara mereka.

    Pendidikan Islam memberikan perhatian besar terhadap hukuman

    baik spiritual maunpun material. Jika menginginkan kebaikan pada diri

    anak dan kebahagiaan hendaknya memakai metode ini dan tidak

    diabaikan. Hendaknya kita berlaku bijaksana dalam memilih metode ini

    yang paling efektif dalam situasi dan kondisi tertentu.48

    48

    Abdul Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: PT Pustaka

    Amani, 2007) h. 303

  • 42

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Sebagai upaya untuk mendapatkan data-data yang akurat serta

    untuk memudahkan didalam proses penelitian maka dibutuhkan

    metodologi yang baik. Penelitian merupakan cara ilmiah untuk

    mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif diskriptif yang

    berusaha menghasilkan data diskriptif, gambaran yang sistematik, dan

    faktual. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode yang di gunakan

    untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.

    Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sehingga

    prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa

    kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

    diamati. Menurut keduanya, pedekatan ini diarahkan pada latar dan

    individu secara menyeluruh. Ini berarti bahwa individu tidak boleh diisolasi

    atau diorganisasikan ke variabel atau hipotesis, namun perlu di pandang

    sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sedangkan menurut David Williams

    penelitian kualitatif adalah pengumpulan data suatu latar ilmiah, dengan

    menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti

    yang tertarik secara ilmiah. Kemudian tidak ketinggalan Lexsy J. Meleong

    menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

  • untuk mengalami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

    penelitian (contohnya: perilaku, persepsi motivasi, tindakan dan lain

    sebagainya) secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

    kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

    dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.49

    Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian

    kualitatif adalah metode penelitian yang sistematis untuk mengkaji atau

    meneliti suatu subjek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di

    dalamnya dan tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode

    yang alamiah hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generelisasi

    berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dari

    penomena yang diamati.50

    B. Lokasi dan waktu objek penelitian

    1. Lokasi

    Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan

    dan penelitian ini akan di laksanakan di Padang Panga Kel. Karema Kab.

    Mamuju.

    2. Waktu

    Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari

    Oktober sampai Maret

    49

    Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif ( dalam prespektif rencana

    penelitian) (Cet.111 Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016) h. 22-23

    50Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (dalam prespektif rencana

    penelitian) h. 24

  • 3. Objek

    Penelitian Menurut Nyoman Kutha Ratna objek adalah

    keseluruhan segala yang ada disekitar manusia. Apabila dilihat dari

    sumbernya, objek dalam penelitian kualitatif menurut Sparadley didebut

    social situation atau sotuasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu

    tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis.51

    Objek dari penelitian ini adalah mengenai bagaimana komunikasi

    yang diterapkan dalam kehidupan keluarga di Maerang yaitu

    bagaimana peran komunikasi orang tua dalam membentuk karakter

    anak.

    C. Fokus Dan Deskripsi Fokus Penelitian

    Dalam penelitian kualitatif, segala bersifat holistik atau

    menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan. Dengan demikian, penelitian

    tidak akan di tetapkan berdasarkan variable penelitian, tetapi

    keseluruhan situasi sosial yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan

    aktivitas yang berinteraksi secara sinergi. Namun karena terlalu luasnya

    masalah maka masalah penelitian akan dibatasi. Pembatasan inilah

    yang kemudian dalam penelitian kualitatif disebut fokus penelitian.52

    51

    Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (dalam prespektif rancangan

    penelitian), h. 199

    52Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (dalam perspektif rancangan

    penelitian), h. 133

  • Muhammad Ali menyatakan bahwa membatasi masalah penelitian

    adalah upaya pembatasan dimensi masalah atau gejala jelas ruang

    lingkup dan batasan yang akan diteliti.53

    1. Fokus Penelitian

    Penelitian ini berjudul “peran komunikasi orang tua dalam

    membentuk karakter anak” penelitian ini akan difokuskan pada komunikasi

    antar pribadi pada komunikasi orang tua dan pembentukan karakter

    metode dakwah kendala dan solusi di Lingkungan Padang Panga. Kec.

    Mamuju

    2. Deskripsi Fokus

    a. Peran komunikasi orang tua

    Pada penelitian ini akan memfokuskan pada komunikasi

    terhadap orang tua yang dapat di artikan sebagai komunikasi yang

    berhasil mencapai tujuan, seperti diterima, dipahami, dan dapat

    mengubah perilaku.

    b. Pembentukan karakter anak

    Komunikasi dalam pembentukan karakter anak yaitu mendidik

    dengan cara yang baik dengan mengajarkan pengetahuan tentang

    agama agar memiliki karakter yang baik. Apabila orang tua

    mengajarkan dengan baik dan memberikan kasih sayang yang penuh

    kapada anak dan memberikan contoh-contoh teladan yang baik.

    53

    Andi Prastowo, Metode Penelitian Kulalitatif (dalam prespektif rancangan

    penelitian), h. 134

  • D. Sumber Data

    Sugiono menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, kita tidak

    menggunakan populasi kerena penelitian kualitatif berangkat dari kasus

    tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak

    akan di berlakukan ke populasi (bukan untuk mengeneralisasi), tetapi

    ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial pada kasus yang

    diselediki. Sampel dalam penelitian ini juga bukan dinamakan responden,

    namun sebagai narasumber, partisipan atau informan dalam penelitian.

    Secara spesifik, subjek penelitian adalah informan.54 Untuk subjek

    penelitiannya, penelitian ini akan menggunakan teknik purposive

    sampling, yakni suatu teknik pengambilan informan sumber data dengan

    pertimbangan tertentu. Adapun yang akan menjadi subjek atau informan

    dari penelitian ini adalah komunikasi orang tua yang baik terhadap

    pembinaan anak yang ada di Lingkungan Padang Panga.

    Pada penelitian kualitatif, sumber datanya ialah data primer dan

    data sekunder dan yang di jadikan data adalah seluruh informasi yang

    diperoleh, baik dari hasil observasi yang dilakukan peneliti secara

    langsung dilapangan serta dari wawancara peneliti dengan beberapa

    narasumber yang dipilih di Lingkungan Padang Panga.

    Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat di klasifikasi

    sebagai berikut:

    54

    Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (dalam presfektif rancangan

    penelitian), h. 195

  • 1. Sumber data primer

    Sumber data primer yaitu terdiri dari hasil wawancara dari beberapa

    keluarga di Maerang yang dijadikan sebagai informan. Adapun penentuan

    sampel sebagai sumber data primer ini menggunakan metode persposive

    sampling.

    2. Sumber data sekunder

    Sumber data sekunder diambil dari kajian kepustakaan konseptual

    yaitu kajian terhadap artikel-artikel atau buku-buku yang ditulis oleh para

    ahli yang ada hubungannya dengan pembahasan judul penelitian ini serta

    data-data yang diambil dari masyarakat di Lingkungan Padang Panga

    E. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian kualitatif adalah manusia atau peneliti. Artinya,

    peneliti menjadi alat pengumpul data utama karena mampu menyesuaikan

    diri dengan kenyataan-kenyataan di lapangan. Selain itu, dia juga mampu

    memahami, menilai, menyadari dan mengatasi kanyataan-kenyataan itu.55

    Menurut nasution dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain

    dari pada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama.

    Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk

    yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang

    digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidal dapat

    ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih

    perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba

    55

    Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Cet ke- 11, Jokjakarta. Ar-ruzz Media,

    2014), h. 32

  • tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu

    sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

    Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam

    penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jalas dan

    pasti, maka yang menjadi instrument adalah penelitian itu sendiri.56

    Sementara instrumen lainnya yaitu buku catatan, kamer, alat perekam,

    pulpen serta daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

    dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

    mendapatkan data.

    Sehubungan dengan penelitian ini maka untuk memperoleh data,

    penulis dapat menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, di

    antaranya:

    1. Observasi

    Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu

    pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat berdasarkan data, yaitu fakta

    mengenai dunia kenyataan yang dilakukan melalui observasi.57

    Tujuan data observasi untuk mendeskripsikan latar yang di

    observasi, kejadian yang terjadi latar itu orang-orang yang berpartisipasi

    56

    Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet ke-21, Bandung. PT Alfabeta,

    2015), h. 306-307

    57Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 308

  • dalam kegiatan-kegiatan, dan partisipasi mereka orang-orangnya.58 Oleh

    karena itu, melalui teknik observasi ini peneliti berpartisipasi terjun

    langsung ke lapangan untuk mengamati komunikasi-komunikasi orang tua

    yang baik terhadap pembinaan anak di Lingkungan Padang, Kel. Karema

    Kab. Mamuju

    2. Wawancara

    Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

    dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstuksikan makna dalam

    suatu topik tertentu. Atau dengan kata lain, pengertian wawancara adalah

    suatu metode yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara

    langsung untuk bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara

    lisan sehingga dapat dibangun makna dalam suatu topik tertentu.59

    Melalui teknik wawancara ini, peneliti melakukan dialog secara

    mendalam yaitu dengan mengungkapkan beberapa pertanyaan kepada

    responden, untuk mendapatkan informasi secara langsung yang berkaitan

    dengan:

    a. Komunikasi antar sesama anggota keluarga.

    b. Kendala-kendala yang dialami dalam berkomunikasi yang dialami

    dalam rumah tangga.

    c. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala

    komunikasi orang tua dalam keluarga.

    58

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 318

    59Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (dalam perspektif dalam rancangan

    penelitian)

  • 3. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh

    melalui dokumen-dokumen.60 Dokumen merupakan catatan peristiwa

    yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-

    karya monumental dari seseorang.

    G. Analisis Data

    Agar data diperoleh dalam penelitian ini lebih terarah, maka

    digunakan teknik analisis data. Dalam menganalisi data terdapat

    beberapa tahapan:61

    1. Reduksi Data

    Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka

    perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan

    analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,

    memili hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari

    tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

    2. Penyajian Data

    Pengajian data dalam laporan di susun secara sistemak kemudian

    dipaparkan secara ilmiah. Dengan mendisplaykan data, maka akan

    memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja

    selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

    60

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 319

    61Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 319

  • 3. Menarik Kesimpulan

    Pada langkah ini peneliti menarik kesimpulan dari data yang

    diperoleh agar tidak menyimpang dari tujuan peneliti itu sendiri. Langkah

    ini dilakukan untuk memberikan titik tekan yang bermakna data yang telah

    digambarkan. Data langka ini sangat diperlukan tujuan yang ingin dicapai

    dari hasil peneliti tersebut.

  • 52

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Lokasi Penelitian

    1. Sejarah Padang Panga

    Pada awal mulahnya Padang Panga adalah sebuah kebun yang

    ditumbuhi banyak pohon dimana pada saat itu warga belum

    memanfaatkan sehingga banyak tumbuh tumbuhan. Dari hal tersebut dari

    sebagai upaya pelestarian tempat pelestarian orang tua zaman dulu

    menamakan Padang Panga dan Salutemung.

    Sistem pemerintahan di lingkungan Padang Panga berdasarkan

    pola adat dan peraturan formal yang sudah bersikap umum sejak zaman

    dulu, pemerintah Padang Panga dipimpin oleh seseorang yang

    diamanahkan untuk mengurus warga yang ada di Padang Panga

    Kelurahan Karema Kabupaten Mamuju.

    Lingkungan Padang Panga terletak di Kel. Karema, Kec. Mamuju,

    Kab. Mamuju dengan luas wilayah 96 Ha. Kemudian di Lingkungan

    Padang Panga memiliki masyarakat sekitar 87 (KK). Dan jenis pekerjaan

    masyarakat pada umumnya di Lingkungan Padang Panga yaitu berkebun,

    buruh bangunan, berdagang.62 Namun ada juga sebagian yang bekerja

    pegawai Negeri Sipil (PNS)

    62

    Muhammad Qossim. (53 tahun), Pengasuh panti putra, wawancara pada hari rabu tanggal 9 januari 2019.

  • 1. Kondisi Geoggrafis

    a. Banyak curah hujan : sedang

    b. Suhu udara rata-rata : sedang

    c. Topograsi (daratan rendah, daratan tinggi atau pantai): daratan

    tinggi

    2. Orbitrasi (jarak dari pusat pemerintahan Padang Panga)

    a. Jarak dari pusat pemerintah ke Kecamatan : 5 K

    b. Jarak dari pusat Pemerintah Kota Administrasi : 3 KM

    c. Jarak ke RSU : 2 KM

    d. Jarak ke SPBU terdekat : 3 KM

    2. Jumlah Penduduk

    Lingkungan Padang Panga memiliki kepala keluarga 154 KK

    dengan jumlah penduduk dengan 723 jiwa yang terdiri dari 352 laki-laki

    dan perempuan 371 dengan rincian di bawa ini akan menjelaskan jumlah

    penduduk menurut jenis kelamin.63

    Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Padang Panga

    NO Jenis Kelamin Jumlah

    1. 352 -

    2 371 -

    Jumlah 723

    Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

    di Lingkungan Padang Panga lebih banyak jumlah perempuan

    dibandingkan dari jumlah laki-laki.

    63

    Muh. Faisal sidik, (46 tahun), kepala Lingkungan Padang Panga, wawancara pada hari ahad 17 februari 2019

  • 3. Pekerjaan

    Jenis pekerjaan masyarakat Lingkungan Padang Panga pada

    umumnya adalah bertani, berdagang dan berburuh. Namun ada juga

    sebagian yang bekerja sebagai guru pegawai Negeri Sipil (PNS).

    Tabel 4.2 Jenis pekerjaan masyarakat Lingkungan Padang Panga

    No. Pekerjaan Laki-laki Perempuan

    1. PNS 18 11

    2. Petani/pekebun 250 87

    3. Tukang 48 -

    4. Buruh Tani 36 23

    5. Buruh Bangunan 42 -

    6. Pedagang/wiraswasta 126 52

    Pekerjaan masyarakat di Lingkungan Padang Panga adalah petani,

    hal ini dikemukakan bahwa banyaknya masyarakat yang tidak menempu

    jenjang pendidikan yang tinggi.64

    4. Sarana Pendidikan dan Kesehatan

    Tabel 4.3 Sarana Pendidikan

    No. Jenis Pendidikan Jumlah Kondisi

    1. PAUD 1 Kurang

    2. SD/MTS 1 -

    3. SMP/MTS 1 -

    4. SMA/MA 1 -

    5. PERG. TINGGI 1 -

    64

    Muh. Faisal sidik. (46 tahun), kepala Lingkungan Padang Panga, wawancara pada hari ahad 17 februari 2019.

  • Tabel 4.4 Sarana Kesehatan

    No. Jumlah Jumlah Kondisi

    1. Pustu 1 Kurang

    2. Posyandu 1 Kurang

    3. Puskesmas - -

    4. RSU - -

    5. Jenis Kegiatan Masyarakat

    Tabel 4.5 Jenis kegiatan sosial masyarakat

    No Golongan Jenis kegiatan sosial

    1. Bapak-bapak

    Gotong-royong bekerja dan

    membersihkan lingkungan

    Bersama-sama memakamkan,

    mengiringi apabila ada orang

    yang meninggal dunia.

    Berkunjung ketempat orang

    yang sakit

    Mengikuti pengajian di masjid

    fastabikhul khairat satu kali

    setiap sepekan

    Melakukan sholat jamaah

    Persatuan berolahraga

    2. Ibu-ibu

    Pengajian rutin sekali sepekan

    Bersama-sama rutin membaca

    wirid Surah Yaasin pada malam

    jum’at

    Berkunjung ke tempat orang

    yang melahirkan atau orang

    yang sakit

    Melakukan takziyah ke tempat

  • No Golongan Jenis kegiatan sosial

    orang yang meninggal

    3. Anak remaja Melakukan gotong-royong

    Mengikuti keolahragaan

    Melakukan belajar mengaji di

    masjid

    Berkunjung ke tempat orang

    sakit dan ikut melakukan

    takziyah apabila ada orang

    meninggal.

    Kehidupan mayarakat sejak awal di Lingkungan Padang Panga

    masih kental dengan solidaritas bersama dimana kegiatan-kegiatan yang

    berbaur dengan masyarakat sosial sangat berjalan dan terpelihara. Sebab

    sebagian masyarakat ikatan dalam kegiatan agama sangat erat sehingga

    masyarakat dapat mempererat ikatan persaudaraan dalam ukhuwah

    islamiyah antara sesama manusia.

    B. Karakter Anak di Lingkungan Padang Panga kel. Karema

    Lingkungan Padang Panga adalah lingkungan yang mayoritas

    pendidikan sebagian orang tua sangat rendah, baik dalam mendidik

    keluarga maupun lainnya. Dan kebanyakan orang tua hanya bekerja di

    kebun dan berdagang terutama orang tua ayahnya. Sehingga orang tua

    di Padang Panga kurang memahami tentang pengurusan dalam rumah

    tangga terutama dalam mengurus anak-anaknya sehinggga kurang

    mengetahui tentang bagaimana cara mendidik anak-anak mereka secara

  • benar. Oleh karena itu tingkalaku anak-anak di Padang Panga kurang baik

    dan kurang mengetahui tentang akhlak yang baik seperti tentang kesopan

    kepada sebayanya juga kepada yang lebih tua, gurunyapun di sekolah.

    Bahkan terkadang melakukan perbuatan yang menyebabkan kerusuhan.

    Padang Panga saat ini anak-anak sudah mulai melakukan hal-hal

    yang mengakibatkan putusnya pendidikan mereka disebabakan

    melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya dikerjakan, bahkan anak-anak

    yang usia 6-tahunan keatas sudah mulai mengikuti hal-hal yang tidak

    semestinya di kerjakan disebabkan karena kurangnya didikan dari orang

    tuanya dan faktor dari pengaruh lingkungan bebas pembawaan perilaku

    dari teman-teman mereka yang tidak sekolah atau pengangguran.

    Pendidikan orang tua menasehati dan mengingatkan, nenegur jika

    anaknya berbuat kesalahan. Karakter anak di Padang Panga yaitu

    kesalahan dengan perilaku kepada orang tua sendiri, pengaruh

    lingkungan bebas dan di sekolahnya. Kesalahan pada orang tua yaitu

    anak kurang perhatian terhadap nasehat atas apa yang dberikan orang

    tuanya sehingga berperilaku yang membangkang, melawan kepada

    pembicaraan orang tua dan susah untuk mengerjakan apa yang dikatakan

    orang tuanya, kemudian dari faktor lingkungan dengan gaya hidup bebas

    berbaur kepada teman-temannnya yang tidak sekolah, pengangguran

    sehingga sangat terpengaruh pada anak karena melakukan hal-hal yang

    tidak sewajarnya dilakukan anak-anak yang masih dibawa umur.

    Kemudian faktor pengaruhnya dari sekolah disebabkan anak-anak

  • membiasakan telat ke sekolah sehingga lambat mengikuti jam pelajaran

    tidak tepat waktu dan biasa melanggar, tidak disiplin dan melakukan hal-

    hal di sekolah seperti berkekahi, melawan kepada gurunya sehingga

    anak-anak dikena sangsi dan terkadang jadi putus sekolah karena hal

    tersebut.

    C. Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter anak

    Lingkungan Padang Panga merupakan lingkungan yang lumayan

    jauh dari perkotaan. Pendidikan orang tua dulu sangat rendah ada yang

    lulusan SD, SMP dan ada beberapa yang lulusan SMA bahkan ada yang

    tidak sekolah sama sekali. Banyak orang tua yang tidak mengerti

    memahami bagaimana perannya sebagai pendidik utama terhadap anak-

    anaknya sehingga tingkahlaku anaknya kurang baik dan terkadang

    berbicara kurang baik tidak sopan, dan melakukan perbuatan yang

    menyebabkan kerusuhan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya

    pendidikan orang tua dan kurang pemahaman orang tua terhadap

    pendidikan anaknya, kurangnya contoh teladan yang diberikan orang tua,

    dan juga tidak ada pedoman dari orang tua sehingga anak tidak memiliki

    pedoman baik yang harus diikuti. Hal ini juga disebabkan karena faktor

    kesibukan. Orang tua ada yang pekerjaannya disekolah dan ada juga

    yang dikebun, mereka kurang mengawasi perkembangan anak sehingga

    hal tersebut sangat terpengaruh terhadap karakter perkembangan

    seorang anak.

    Banyak orang tua yang kurang memahami tugasnya sebagai

    pendidik di rumah, mereka hanya mengharap memberi pendidikan yang

  • hanya disekolah saja. Padahal dalam pembentukan karakter anak baik

    dan buruknya yaitu berawal cari pedidikan orang tua di rumah. Anak akan

    tumbuh berkembang dengan kebiasaan yang mereka alami pada saat

    diajarkan orang tuanya. Sebab, anak-anak mudah terpengaruh dengan

    pergaulan bebas yang diluar, dan itu semua disebabkan karena

    kurangnya pendidikan karakter akhlak anak sejak kecil dari orang tuanya

    sehingga anak mudah terpengaruh lingkungan bebas diluar.

    Namun sekarang ini tingkahlaku anak-anak yang di Padang Panga

    sudah mulai ada perubahan baik dari segi bahasa maupun dari segi

    tingkahlaku. Orang tua sekarang yang ada di Padang Panga mulai

    memiliki pendidikan dengan baik dari orang tua sebelumnya. Kemudian

    ada yang dari lulusan SMA bahkan ada yang dari perguruan tinggi. Hal

    tersebut dapat kita lihat bagaimana karakter dalam membentuk karakter

    anak dengan berdasarkan beberapa wawancara ibu-ibu di warga Padang

    Panga Kel Karema, Kec Mamuju.

    Peran orang tua dalam memberikan pendidikan dalam karakter

    anak. Menurut Ibu Dini yang berusia 38 tahun, pekerjaan berdagang

    menuturkan:

    “Semenjak anakku mulai masuk PAUD sampai masuk SD, ku usahakan biasa kalau pulang sekolahmi sudah istirahat itu atau biasa sore-sore juga kuajarkanmi baik-baik biasa mengaji atau kuajari kesopanan karena kulihat anak-anak sekarang biar orang lebih tua tidak sopan-sopan i kalau nabiacai tidak bagus cara menjawabnya dan biasa juga melawan apalagi itu kalau lewat di depannya biar bilang tabe’ tidak natau juga. Jadi kuusahan biasa itu klu istirahatma atau biasa selesai maghrib kuajari dengan caraku baik-baik, supaya bisa nadengar baik-baik apa yang kubilang sama anakku”.

  • Menurut Ibu Dini bahwa peran orang tua mengajarkan pengetahuan

    tentang agama mulai sejak kecil. Kemudian mendidik anak dengan cara

    yang baik, penuh kasih sayang dan kelembutan agar apa yang diajarkan

    kepada anak diterima dengan baik dan akan mempraktekkan dalam

    kesehariannya, akan tetapi jika anak didikan dengan cara yang tidak baik

    seperti memberi nasehat dengan cara yang kasar atau marah maka anak

    tidak akan menerima apa yang sudah diajarkan dalam kesehariannya.

    Bahkan akan mengakibatkan anak tersebut berperilaku yang tidak sopan

    seperti melawan dan akan melakukan hal-hal yang buruk.65

    Peran orang tua dalam memberikan dukungan untuk membentuk

    karakter anak menurut Ibu Nurhaeni yang berusia 43 tahun pengasu panti

    asuhan putri menuturkan:

    “Caraku kuajarkan anakku kumulai pas mau masuk PAUD kubiasakan kalau ada waktu-waktu santainya iya biasa kunasehati kulembuti kuajari yang mana baik dan mana yang tidak baik, kukasih masukmi juga di sekolah yang ada tahfidznya supaya bisa juga mengaji. Iya kalau itu nakku yang laki-laki yang kelas 4 SD kalau kunasehati kadang melawan, membangkang jadi kupikir kalau kekerasi ini tidak bakalan masuk otaknya jadi kusamakan juga biasa kunasehati baik-baik supaya bisa nadengar napergunakan apa yang kuajarkan”.

    Menurut Ibu Nurhaeni bahwa peran orang tua dalam membentuk karakter

    anaknya yaitu mendidik mulai dari kecil. Anak akan memiliki sikap tingkah

    laku yang baik jika mendidik dengan cara dan kebiasaan-kebiasaan yang

    baik pula. Tapi dengan sebaliknya apabila anak disepelekan, orang tua

    tidak bertanggung jawab dengan kewajibannya untuk mendidik dan

    65

    Ibu Dini. (38 thn) Berdagang, wawancara , hari ahad tanggal 3 januari 2019.

  • membentuk karakter anak dengan baik maka akan bertingkah laku yang

    kurang baik, tidak sopan dan melakukan tindakan yang buruk di luar.66

    Peran orang tua dalam mendidik memberikan dukungan untuk

    membentuk karakter menurut Ibu Nuriyah yang berusia 37 tahun,

    pekerjaan petani menuturkan:

    “kalau anak saya semenjak kecil masuk SD kuajari memang yang baik-baik karena kubiasakan supaya berperilaku baik itupun masih melawan, jadi kuajari dengan cara kulembuti kadang juga kukasih hadiah baru naturutih apa yang kusuruhkan, iya itu anakku juga kuajari sopan-sopan kalau bicara sama teman-temannya terutama orang yang lebih tua dan kukasih juga contoh-contoh yang baik supaya dia bisa turuti apa yang kulakukan. Walaupun kadang juga kalau kelakuannya anakku kurang baik kulihat iya kunasehati baik-baik supaya bisa nadengar tidak naulang lagi perbuatannya”.

    Menurut Ibu Nuriyah bahwa anak harus dididik dengan cara yang

    baik, mengajarkan pengetahuan agama, memberikan contoh yang baik

    kepada anak, berbicara yang sopan kepada orang yang lebih tua, dan hal

    seperti ini harus di biasakan orang tua terhadap anaknya sejak kecil dan

    belum sekolah. Kemudian ketika anak telah melakukan kesalahan harus

    dinasehati dan diberikan pengertian mengajarkan mana akhlak yang baik

    dan mana akhlak yang kurang baik, mana yang boleh dikerjakan dan

    mana yang harus ditinggalkan tidak boleh dikerjakan. Sebagai orang tua

    kita harus selalu melakukan hal-hal yang baik di depan anak dengan

    bertingkah laku yang baik dan sebagainya karena anak meniru perilaku

    apa yang dilakukan orang tuanya.67

    66

    Ibu Nurhaeni, (43 thn) Pengasuh panti putri, wawancara, senin tanggal 11 februari 2019

    67Ibu Nuriyah, (37 thn) Petani ladang, wawancara , sabtu tanggal 19 januari 2019.

  • Peran orang tua dalam mendidikan memberikan dukungan unutk

    membentuk karakter anak menurut Ibu Rahmawati yang berusia 41 tahun,

    pekerjaan URT menuturkan:

    “Untuk memberikan pendidikan yang baik untuk anakku sejak kecil itu kuajari pemahaman yang baik terutama dalam keagama yaitu bagaimanaan berakhlak yang baik, sopan santun apalagi kepada sesamanya dan terutama orang tua. Kalau anakku biasa berbuat kurang sopan iya kunasehati baik-baik kuajari supaya tidak naulangi lagi perbuatan buruknya, dan bisa juga membedakan yang baik dan tidak baik dilakukan kemudian kita juga sebagai orang tua harus perilakuta baik supaya bisa najadikan contoh baik untuk anak-anak kita”.

    Menurut Ibu rahmawati bahwa mendidik anak dengan menggunakan

    cara-cara yang baik terutama mengajarkan tentang agama kepada anak,

    kemudian harus diberikan pendidikan yang baik kepada anak agar

    supaya anak mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, apabila

    anak bertutur kata yang kurang baik dan bertingkah laku yang tidak sopan

    maka kita sebagai orang tua harus menegurnya dengan memberi nasehat

    yang baik. Karakter juga harus dibentuk oleh kedua orangtuanya, keluarga

    dirumah dengan cara orang tua bersikap baik, bertutur kata yang baik

    sopan sehingga anak meniru dengan hal tersebut.68

    Berdasarkan da