Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf ·...

50
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf ·...

Page 1: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

LAMPIRAN

A

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 3: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 4: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 5: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

LAMPIRAN

B

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 6: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Transkrip Wawancara 1

(Wawancara Tatap Muka)

Informan : Ninik Yap

Hari/Tanggal : Minggu, 4 Juni 2017

Lokasi : Roti Bakar Teras – Villa Melati Mas - BSD

Waktu Mulai : Pk 19.19 WIB – Pk 20.50 WIB

Durasi : 1 jam 31 menit

Status : Narasumber dalam kategori 1. Ibu Ninik merupakan

orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

2001 dan telah menjadi single parent selama 16 tahun. Beliau tinggal dengan kedua

putrinya. Kini Beliau berprofesi sebagai driver by call dan seorang penulis. Salah satu

putrinya juga menjadi narasumber dalam kategori 2 yaitu Maria Carolina.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 7: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Oke Tante, ini kita mulai aja ya, nanti sembari Tante bisa lanjut cerita.

N: Iya. Oke oke.

P: Tante namanya siapa Tan kalo boleh tau?

N: Pakai nama seperti yang ada di buku aja ya. Ninik Yap.

P: Ohh, baik Tante. Usianya Tan?

N: Sekarang Tante jalan usia 60. Lahir tanggal 1 Januari tahun 1957.

P: Tante sudah menjadi orang tua tunggal sejak kapan Tan?

N: Sejak 2001, sejak suami meninggalkan Tante sama anak-anak, tanggal 21

April 2001. Dia lari dari tanggung jawab, padahal pernikahan Tante

pernikahan secara Katholik. Seharusnya pernikahan itu kan mau menerima

dalam suka dan duka ya. Tapi dia cuma mau nerima suka, gak mau dukanya.

Hahaha.

P: Ohh gitu… udah lama juga dong yah Tan. Pekerjaan saat ini apa Tan?

N: Boleh tulis driver, tulis sebagai penulis juga boleh, karena basic Tante

dulunya wartawan. Tante jurnalisnya majalah Liberty dulu. Tante jadi

wartawan itu sejak tahun 1978, setelah Tante lulus SMA. Memang sukanya

menulis, seneng berkhayal. Hahaha. Sempet juga setelah itu, di samping jadi

wartawan, Tante iseng jadi MC pernikahan. Awalnya iseng, jadi berulang-

ulang, keterusan, terus mulai dari MC juga jadi wedding singer. Jadi kalau

dipanggil jadi MC pernikahan sekalian juga sama wedding singer. Terus

tahun 1982 Tante sempat kuliah di jurusan sinematografinya Yayasan Film

dan Teater Surabaya, lalu tahun 1984 juga Tante pernah terjun ke TVRI. Nah

jadi wartawan itu berlangsung sampe tahun 1992 sebelum menikah, jadi 8

tahunlah. Ya, itulah seninya hidup ya. Makanya puji Tuhan, biarpun sekarang

usia 60, ya Tante jadi driver ini juga nganter-nganter kenalan aja, ada yang

seusia, ada yang sudah lansia. Mereka juga jadi penyemangat dan temen

sharing.

P: Ohh berarti Tante juga menulis ya, sudah berapa buku yang diterbitkan

Tan?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 8: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Ada beberpa buku, ada buku nama-nama bayi dalam Katholik, itu terbit

sampai 10 kali, jadi Tante dapet royalti. Kalo di buku Tante pakai nama

Fransisca Theresia, itu nama permandian Tante. Lalu ada buku yang berjudul

Fenomena-Fenomena Kematian, kemudian ada juga yang judulnya Dua Dunia

Dalam Satu Warna. Kalo yang sekarang ini ada Miracle is So Real tapi itu

Tante cetak sendiri.

P: Kalo aku boleh tau, makna keluarga bagi Tante itu apa?

N: Keluarga itu adalah segalanya bagi Tante. Sejak mama Tante masih ada,

meskipun Tante laper dan gak makan, Tante akan tetap memberikan makanan

kesukaan mama Tante dan anak-anak. Lebih baik Tante gak makan, jadi kita

mendahulukan mereka, mendahulukan kepentingan orang-orang yang Tante

sayang, khususnya keluarga.

P: Seberapa penting keluarga bagi Tante?

N: Keluarga nomor 2 setelah Tuhan, tetap Tuhan nomor 1 karena Tante bisa

survive sampai seperti ini semua berkat mujizat Tuhan, berkat campur tangan

Tuhan.

P: Kalo hubungan Tante nih sama anak-anak gimana sih Tan? Terutama

Lina.

N: Deket banget ya, karena di rumah Tante memutuskan untuk tidur bertiga

dalam 1 kamar. Jadi udah kaya temen kalo sama anak-anak.

P: Ohh… gitu. Soal komunikasi nih Tan sama Lina, gimana? Apakah

lancar-lancar? Atau mungkin terhambat suatu hal?

N: Lancar. Kalo itu Tante berusaha mengikuti perkembangan zaman ya. Ya kalo

Tante masih di jalan belom pulang kerja, pasti telepon ke anak-anak, ke Lina

atau Cindy. Meskipun bekerja, anak-anak juga bekerja, tetap Tante

mengusahakan komunikai harus berjaan lancar.

P: Apakah Tante terbuka sama anak-anak terkhusus Lina dan begitu juga

sebaliknya, Lina terbuka sama Tante?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 9: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Oh iya, itu pasti. Kita… open ya sama anak. Kalo ada salah, Tante juga minta

maaf, begitu juga dengan anak-anak. Cuma kadang Lina aja masih gak open.

Hahaha. Masih ada sedikit-sedikit yang Lina tutup-tutupin.

P: Hahaha. Begitu ya Tan. Apakah Tante mengutarakan pikiran dan

perasaan pada anak terkhusus Lina dan begitu jug Lina mengungkapkan

pikiran dan perasaannya ke Tante?

N: Iya, pasti. Mau sama siapa lagi terbuka untuk semua-semuanya kalau bukan

sama anak-anak. Tapi kan sebagai orang tua, kita harus bersikap bijaksana ya,

memilah mana yang anak perlu tahu dan enggak. Ada kalanya mereka tahu,

ada kalanya tidak Tante beritahu. Baik Tante, maupun anak-anak, kita saling

terbuka dan ungkapin semuanya.

P: Kalo untuk membangun keterbukaan itu sendiri Tan, apa sih yang Tante

lakukan supaya anak-anak mau jadi terbuka?

N: Jujur aja, mama saya itu motivasi bagi saya, dulu Beliau begitu menunjukkan

kecintaannya ya pada anak. Jadi saya merasa, saya juga harus demikian ke

anak-anak. Ya paling, itu, biasanya kalo mau tidur, saya suka cerita-cerita,

kita kan tidur bertiga dalam satu kamar. Sehingga kalo malem ya guyon,

ketawa-ketawa, cerita-cerita, ngobrol-ngobrol, lama-lama kan jadi terbuka.

P: Kalo dalam keluarga, pasti kan pernah ada konflik ya Tante, itu gimana

cara Tante dan anak-anak menyelesaikannya? Terutama dengan Lina.

N: Anak-anak sudah besar gini kan mereka punya pemikiran sendiri. Antara

Cindy, anak yang pertama dengan Lina itu beda. Kalo Cindy dan saya,

misalnya dia berbuat salah, pasti langsung minta maaf. Ya saya juga minta

maaf kalau ada salah sama mereka. Kalo sama Lina, biasanya diem-dieman

dulu. Hahaha. Esok harinya, baru kembali mencair lagi suasananya. Tapi kalo

memang ada yang perlu dibicarakan dan diskusikan, perihal suatu masalah

misalnya, ya akan lebih baik dibicarakan dulu. Kadang ya bertengkar. Tapi

Tante lebih banyak diem.

P: Tante, perbedaan pendapat kan pasti pernah ya terjadi di rumah,

biasanya bagaimana cara mengatasi hal itu Tan?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 10: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Perbedaan pendapat pasti ada. Ya kalo Tante lebih banyak diem sih. Misal

anak maunya begini, Tante maunya begitu, ada saja pemikiran orang tua yang

seringkali gak bisa diterima anak. Zaman kan beda. Maunya anak gimana,

menurutnya itu yang terbaik, ya Tante biarkan. Bagaimanapun mereka kan

sudah besar-besar, Tante sebagai orang tua ya tetap mengawasi dan

mengarahkan.

P: Ada gak sih Tan hambatan yang Tante dapatkan dalam berkomunikasi

dengan anak, sebagai orang tua tunggal yang juga bekerja?

N: Puji Tuhan, gak ada ya. Hape kan sekarang ada, membantu komunikasi.

Memang ada perubahan ya dari yang dulu ke yang sekarang, Tante berusaha

untuk mengikuti perkembangan zaman supaya bisa menempatkan diri juga

saat sama Lina dan Cindy juga. Kita saling melengkapin ya

P: Ohh gitu. Seberapa sering Tante menghabiskan waktu sama anak-anak,

ya quality time gitulah Tan?

N: Setiap harilah, iya, setiap malam, sebelum tidur. Biasanya Tante suka cerita,

atau Lina cerita, lalu Tante komenin, jadi kalo malem ya masih ketawa-tawa.

Biarpun cuma bertiga ya gak sepi. Hahaha.

P: Wah seru ya Tan, ngobrol-ngobrol. Apakah Tante kerapkali

memberikan dorongan pada anak?

N: Bicara soal dorongan, karena kita open ya, merekapun mau menerima saya,

memberikan dorongan sehingga saya bisa kuat dan fight sampe sekarang ini.

Anak-anak selalu bilang supaya saya gak melihat ke belakang. Saya juga

demikian ke anak-anak, selagi masih saya mampu dan survive pasti saya akan

berikan dorongan penuh terhadap anak dalam hal apapun itu dan selama

masih melakukan hal-hal positif dalam kehendak Tuhan. Ya saling support.

P: Mmm… iya Tan, jadi saling support ya Tan. Kalo saya boleh tau,

penyebab Tante menjadi orang tua tunggal ni kenapa Tante?

N: Sebenernya kalau dalam Katholik, kita ga bisa cerai. Tapi dia pergi

meninggalkan Tante dan anak-anak begitu aja. Dia lari dari tanggung jawab

juga tidak menafkahi. Sebenernya, perkawinan Tante sangat sia-sia ya.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 11: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Seharusnya suami kan memenuhi kebutuhan keluarga, malah dia yang

bergantung pada saya. Jadi ya kalau dilihat dari nilai tanggung jawab suami,

itu nol. Dia sendiri yang pamit pada mamanya Tante, katanya mau kerja. Tapi

setelah itu gak ada beritanya, gak pulang-pulang. Ya biarpun begitu, ini sudah

takdir Tante, Tante gak bisa kembali ke masa lalu.

P: Ohh gitu… Lalu gimana Tante memberikan pengertian kepada anak

mengenai latar belakang keluarga dan status Tante?

N: Ya Tante berikan pengertian. Tante gak akan bisa mendidik anak kalau bukan

karena campur tangan Tuhan. Meskipun masih kecil-kecil, tetap Tante berikan

pengertian pelan-pelan dan merekapun kan melihat bahwa memang papanya

itu pergi, lalu gak balik-balik. Jadi ya anak-anak untungnya memahami.

P: Ada kesulitan gak sih Tan dalam menyampaikan hal ini ke anak-anak?

N: Enggak sih, enggak juga… ya… kebetulan Tante mencoba memberikan

pengertian dengan anak-anak supaya merasa kuat dan gak kehilangan.

Makanya setelah itu saya putuskan supaya kita untuk tidur bertiga dalam satu

kamar. Jadi, rasa kehilangan itu bisa terobatilah.

P: Berarti dengan kata lain, Tante fight untuk kebutuhan ekonomi dan

mencari nafkah sendiri ya Tan?

N: Iya dong, mencari nafkah semua sendiri, habis mau sama siapa bergantung…

pada saat itu mamanya Tante, umurnya juga sudah tua, menginjak 80 tahun.

Tanggungan Tante pada saat itu kan besar, 2 orang anak dan 1 Ibu. Tapi Tante

tidak ragu sama Tuhan, sama seperti yang tertulis dalam buku yang sekarang

Tante jual, judulnya Miracle is So Real, jadi itu perjalanan hidup Tante berkat

campur tangan Tuhan. Saat itu kan anak-anak masih kecil baru sekitar umur 3

tahun, sesaat setelah pisah kan Tante pindah ke Tangerang dan semua harta

sudah habis. Harta Tante habis itu bersamaan dengan kerusuhan tahun 1998.

Kalau dulu waktu Tante masih di Banyuwangi, kita masih jaya, ada mobil 4,

dan lain sebagainya. Ya setelah menikah, tambah habis semua karena suami.

Ya… gimana lagi… Tante berusaha dulu itu jual-jual masakan, karena bakat

turunan dari mama. Itu yang Tante lakukan, Tante jualan nasi bungkus, lama-

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 12: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

lama langganan banyak. Nah itu, Tante kerjakan semua sendiri. Lalu pada saat

anak-anak kelas 4 SD, Tante sempet jualan mainan-mainan, ini nih Lina yang

suka bantuin Tante. Kalo jadi driver ini mulai dari tahun 2009lah kira-kira.

P: Wah luar biasa ya Tante. Ada gak cara yang Tante lakukan supaya

anak-anak gak kehilangan sosok ayah?

N: Tante menyadari karena gak ada suami, Tante juga harus jadi papa. Kebetulan

ada kakak saya yang laki-laki, beda 3 tahun dengan saya. Dia itu mengerti.

Dia itu ke anak-anak sudah seperti anak sendiri. Dia melarang anak-anak

manggil om, jadi anak-anak manggil dia dengan Papa Hari dan manggil

istrinya juga dengan sebutan mama. Dia tau Cindy suka gitar, makanya

dibelikan gitar, kemudian dibelikan komputer buat anak-anak. Dia membantu

mengobati supaya anak-anak gak kehilangan sosok papanya.

P: Berarti dengan kata lain, anak-anak sudah bisa menerima latar belakang

keluarga dan status Tante?

N: Karena papanya kan pergi dari kecil, mereka melihat sendiri ya. Menurut

Tante, sampai sebesar ini, anak-anak sudah bisa menerima dan sudah

mengerti tentang apa yang terjadi di keluarganya.

P: Kalo komunikasi Lina atau Cindy ke papanya gimana Tan? Lancarkah

atau sebaliknya?

N: Masih. Anak-anak masih komunikasi dengan ayahnya. Saya mengajarkan

anak-anak, bagaimanapun itu papa mereka. Saya tidak ingin anak-anak

membenci papanya.

P: Kalau dalam bersosialisasi, Lina fine-fine aja ya Tan? Gimana nih kalo

dari sudut pandang Tante?

N: Iya. Dia ini kan aktif ya di gereja, di kampus juga begitu, makanya kadang itu

suka pulang malem. Kalo uda jam 10 gak pulang-pulang, pasti Tante

teleponin. Temennya juga banyak. Tante melihatnya dia ini seneng terlibat

dalam kegiatan-kegiatan. Kaya kalo di gereja, dia ikut kepanitian ini dan itu,

bantu urus ini itu. Kalo soal bersosialisasi, jujur… Tante tidak khawatir

karena Lina jauh lebih ekstrovert daripada Cindy.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 13: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Jadi dengan kata lain, Lina cukup memiliki inisiatif yang baik dan aktif

dalam bersosialisasi ya Tan?

N: Iya, kalau itu iya. Kalau dalam bersosialisasi, dia bukan tipikal yang diem-

diem aja. Lumayan aktif lah. Tante rasa karena banyak terlibat dalam kegiatan

ya, jadi kan membuat dia jadi sering berinteraksi dengan banyak orang.

P: Nah, ini pertanyaan terakhir Tante. Apa harapan Tante baik untuk diri

sendiri dan keluarga di masa kini dan masa sekarang?

N: Harapan orang tua itu sebenernya sama, pasti ingin melihat anaknya sukses.

Kalaupun nanti membangun keluarga, ya harapannya bisa membangun

keluarga yang baik juga langgeng. Ya tentu saja, harapan orang tua harus

dipanjatkan dengan doa. Itu aja.

P: Amin, semoga harapan Tante mengenai Lina maupun Cindy bisa

terkabul. Makasih ya Tante atas waktunya, maaf kalo merepotkan.

N: Enggak kok, gak apa-apa, tanya aja.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 14: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Transkrip Wawancara 2

(Wawancara Tatap Muka)

Informan : Maria Carolina Harianto

Hari/Tanggal : Minggu, 4 Juni 2017

Lokasi : Roti Bakar Teras – Villa Melati Mas - BSD

Waktu Mulai : Pk 20.55 WIB – Pk 22.29 WIB

Durasi : 1 jam 34 menit

Status : Narasumber dalam kategori 2. Merupakan anak yang

dibesarkan oleh Ibu dengan status orang tua tunggal akibat perceraian pada tahun

2001. Ibunya adalah salah seorang narasumber dalam kategori 1 yakni Ninik Yap.

Maria Carolina yang kerap disapa Lina kini tengah menempuh pendidikan S1 jurusan

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 15: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

akuntansi. Saat ini tengah bekerja di perusahaan manufaktur furniture fitting pada

bagian finance & accounting.

P: Nah, sekarang kamu nih yang aku wawancara.

N: Hahaha. Iya.

P: Nama lengkap kamu Lin?

N: Maria Carolina.

P: Tapi biasa dipanggil Lina? Gitu ya?

N: Iya.

P: Kamu kelahiran?

N: Aku kelahiran 14 November 1995, sekarang 21 tahun.

P: Sekarang kuliah semester 8, sama kaya aku ya berarti?

N: Ohh enggak, aku nunggak kuliah 2 tahun, jadi abis lulus SMK. Aku kerja

dulu, sekarang aku semester 4.

P: Jurusan?

N: Aku ambil jurusan akuntansi, dulu SMKnya juga akuntansi. Di Universitas

Budi Luhur, soalnya yang kuliah karyawan emang bagus di situ katanya.

P: Ohh gitu… I see… sekarang kerja?

N: Iya, dari 2013 kerja. Uda sempet 3 kali pindah kantor sih, tapi ini yang

terakhir.

P: Di mana?

N: Di perusahaan manufaktur furniture fitting gitu, aku bagian finance and

accounting.

P: Ohh… gitu. Makna keluarga bagi kamu apa sih Lin?

N: Keluarga… ya… tempat di mana kita bener-bener jadi diri sendiri, tempat kita

bisa cerita, tempat yang paling ngerti kitalah, yang paling bener-bener mau tau

kita kaya gimana.

P: Seberapa penting?

N: Sangat penting, nomor 2 setelah Tuhan.

P: Hubungan kamu sama mama gimana sih? Boleh dijabarkan.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 16: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Deket sih… aku sama mama kaya temen ya. Ya sama Cindy juga begitu. Kan

di rumah tidur bergita, sebelom tidur pasti ada aja yang diobrolin dan dibahas

sih. Jadi ya kaya temen aja kalo ke mama.

P: Kalau kelancaran komunikasi kamu sama mama gimana?

N: Lancar kok, intens. Kalo sekarang-sekarang paling kan karena sibuk aja. Tapi

tetep kita teleponan kalo ada apa-apa. Di rumah juga pasti selalu ada waktu

ngobrol.

P: Kamu terbuka gak sama mama?

N: Nah, aku memang pada dasarnya, kaya cerita ringan, kaya di kantor kalo

bosnya ribet atau gimana, atau di kampus, itu pasti aku cerita. Cerita-cerita

sehari-hari pasti aku certain sih ke mama. Sesuatu yang spontan-spontan gitu

aku pasti cerita. Tapi kalo tentang apa yang aku rasain, aku emang jarang

cerita ke orang sih.

P: Jadi dengan kata lain kamu gak mengutarakan pikiran dan perasaan

kamu ke mama?

N: Jarang banget sih. Emang pada dasarnya gak suka cerita-cerita begitu sih.

Soalnya aku tipikal orang yang gak dibawa serius kalo ada masalah, gak

terlalu aku pikirin gitu, aku anggep yaudah semuanya bakalan tetep berjalan

dan berakhir. Kalo soal pemikiran pribadi, ya kadang-kadang aja aku utarain

ke mama.

P: Di rumah kan pasti ada ya konflik-konflik dalam berkeluarga. Gimana

cara kamu ngatasinnya?

N: Kalo aku beda sih sama Cindy cara nyelesainnya, kalo Cindy pasti ngerengek

ke mama minta maaf, sampe dimaafin. Kalo aku dimarahin pasti aku diem,

masuk kamar, ya nunggu besokannya, nunggu reda, nunggu suasana dingin,

baru ngomong lagi.

P: Suka terjadi beda pendapat gak sama mama? Itu gimana kamu

ngatasinnya?

N: Iya sering kalo itu. Kalo aku sih nyelesainnya… selama aku yakin itu baik,

akan tetep aku laksanain, soalnya… apa ya... mama kadang masih suka kolot,

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 17: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

pemikirannya masih suka kaya orang jadul, sedangkan kita anak muda kan

udah gak bisa kaya gitu.

P: Ada gak sih Lin, hambatan yang kamu dapet dalam berkomunikasi sama

mama sebagai single parent yang bekerja juga?

N: Apa ya… gak ada sih ya… paling ya itu, karena perbedaan pendapat karena

beda zaman aja. Mama suka masih kolot, pandangannya masih suka kaya

orang desa gitu aja sih paling. Hahaha.

P: Hahaha. Berarti cukup sering ada quality time ya sama mama?

N: Iya pasti. Tiap hari. Soalnya tidur bertiga.

P: Apa aja sih yang diobrolin biasanya?

N: Biasanya sih mama cerita-cerita soal cerita jaman dulu, atau aku cerita soal di

kantor, atau soal temen, ya sama Cindy juga begitu.

P: Pandangan dan penilaian kamu terhadap latar belakang keluarga dan

status mama saat ini gimana Lin?

N: Ya… gimana ya… ya mungkin itu memang jalan Tuhan ya… kita juga gak

bisa apa-apa. Tapi untung mama, aku, sama Cindy bisa ngejalanin semuanya

dengan baik. Ya aku juga merasa mama hebat sih… ya gak ada papa, mama

juga bisa sendiri, bisa menghidupi keluarga. Mama juga kan pekerja keras dan

menurutku itu nular ke aku sih.

P: Apakah kamu memahami latar belakang keluargamu dan stauts mama

tersebut?

N: Kalo itu sih aku udah bisa nerima dan memahami ya dari kecil, karena aku

merasa pendidikan iman aku kuat, apalagi lagi kecil kan aku juga sekolah di

sekolah Katholik. Kalo ada orang yang nanya papaku gimana, aku uda bisa

jawab dengan baik dan dengan tegar karena dari kecil aku diajarin mama juga

untuk ga benci papa. Biar gimanapun itu kan papaku juga. Jadi ya aku

memahami dan bisa mengerti sih.

P: Kalo komunikasi kamu sama papa kamu gimana? Lancar atau putus

sama sekali?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 18: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Kadang-kadang sesekali aku tetep telepon sih. Mama juga suka ingetin untuk

nelepon papa.

P: Gimana sih kamu menjalani hari sebagai anak dari single parent Lin?

Apakah berat?

N: Awal-awal berat sih pasti. Tapi apa ya… mungkin karena mama sama papa

pisah kan dari aku masih kecil banget ya… jadi aku udah sangat terbiasa sih.

Pas uda gede gini juga uda kaya yang biasa aja.

P: Gimana pandangan kamu terhadap sosok anak yang dibesarkan oleh

orang tua tunggal yang bekerja juga?

N: Kalo menurut aku malah… di situasi seperti itu aku melihatnya kalo anak

single parent itu sosok yang jauh lebih kuat, dibanding dengan yang

dibesarkan oleh 2 orang tua. Lebih kuatlah, secara pemikiran juga lebih

dewasa, karena ada beberapa temenku yang juga kaya aku gini, ya jadi mereka

malah jadi mandiri dan dewasa. Pasti mereka belajar dari orang tua dan

belajar supaya gak ngulangin kesalahan orang tuanya.

P: Apa kamu dan mama saling memberi dukungan? Dalam hal apapun?

N: Iya, mama dari dulu selalu mendukung selama itu yang terbaik untuk hidup

aku. Misal kuliah ato kerjaan, mama selalu dukung. Aku sama Cindy juga

pasti dukung mama, asalkan yang mama jalanin emang yang terbaik menurut

mama.

P: Nah terakhir nih Lin. Apa harapan kamu baik untuk di masa sekarang

maupun masa mendatang?

N: Aku berharap bisa jadi pribadi yang lebih baik, bijaksana dan dewasa. Menjadi

berkat bagi sekitar, dan mampu menjadi orang yang berhasil dalam pekerjaan

supaya bisa membuat mamaku bahagia. Harapan aku di masa mendatang sih…

aku berharap bisa punya pasangan yang baik dan bertanggung jawab, terus mau

untuk sama sama membina keluarga yang sejahtera.

P: Amin, aku doain semoga semua keinginan itu tercapai ya Lin dan thank

you banget buat waktunya uda mau aku wawancara.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 19: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Iya

Chik. Sama-sama, kalo ada yang kurang kamu chat aku aja ya.

P: Siap Lin.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 20: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Transkrip Wawancara 3

(Wawancara Tatap Muka)

Informan : Gening Sekar Rianda Sekar

Hari/Tanggal : Kamis, 8 Juni 2017

Lokasi : Ruang Diskusi C

Perpustakaan Universitas Multimedia Nusantara

Waktu Mulai : Pk 12.01 WIB – Pk 13.21 WIB

Durasi : 1 jam 20 menit

Status : Narasumber dalam kategori 2. Merupakan anak

tunggal dari seorang single mother yang telah bercerai sejak 8 tahun lalu dan juga

termasuk ke dalam salah satu narasumber dari kategori 1 yakni Arifianti Utari. Ia

kerapkali disapa Gendis dan kini tengah menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ilmu

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 21: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Komunikasi pada Program Studi Public Relations. Ia gemar menulis dan memiliki

blog pribadi.

P: Hai Gendis, ini uda mulai aku rekam yah…

N: Hai juga kak, Iya kak, rekam aja.

P: Makasih yah, sudah meluangkan waktu kamu, sorry ya aku gangguin.

Hahaha.

N: Hahaha, gak apa-apa kok kak, santai aja, aku juga kosong.

P: Okelah, kita langsung mulai aja yah. Kita mulai dari identitas diri dulu.

Aku perlu nama lengkap kamu nih.

N: Nama lengkap Gening Sekar Rianda Massardi.

P: Ohh… panjang yah… kok dipanggil Gendis?

N: Iya dari kecil dipanggil Gendis, kan orang Jawa. Hahaha.

P: Ohh gitu… Kamu kelahiran kapan?

N: Aku kelahiran 21 Juni 1996 kak.

P: Kamu berapa bersaudara?

N: Aku anak tunggal. Hahaha.

P: Oalahhh… anak tunggal… oke, aku mau tau dong makna keluarga bagi

kamu.

N: Mmm… makna keluarga apa ya… mmm… jadi bingung…

P: Gak apa-apa, pelan-pelan aja…

N: Makna keluarga tuh… apa ya… hangat mungkin, kalau didefinisikan dalam

satu kata.

P: Seberapa penting keluarga kalo menurut kamu?

N: Penting banget soalnya eventhough kita udah keluar atau ketemu temen

ataupun apa, keluarga tetep yang akan merima bagus jeleknya kita.

P: I agree with you. Aku mau tau dong kalo hubungan kamu sama Ibu

gimana sih? Boleh tolong dijabarkan?

N: Hubungannya erat banget, udak kaya kakak adik, seperti sahabatan. Kalo

temen-temen ke rumah aja mereka suka bilang kalo aku tuh enak ya sama Ibu

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 22: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

udah kaya temen. Terus aku tuh di rumah sekamar berdua Ibu. Sebenernya

kamarnya ada 2. Tapi karena ada keterbatasan, aku tidur berdua Ibu, jadi

dalam satu kamar, jadi kita uda kaya temen banget. Hahahaha.

P: Kelancaran komunikasi kamu sama Ibu?

N: Lancar sekali kak. Intens.

P: Kamu terbuka gak terhadap Ibu?

N: Mmm… terbuka tapi gak semua, soalnya pasti ada some point yang zaman

aku sama Ibu kan beda, pola pikir dan perspektifnya beda, jadi kalo aku

paksain open ke Ibu… belum ketemu matchnya. Contohnya kaya Ibu tuh lebih

patriarki sih, Ibu selalu beranggapan kalo cewek tuh ga boleh pulang malem,

cewek tuh harus dibawah laki-laki, gitu-gitu. Tapi aku gak setuju sama itu,

bahwa perempuan tuh bisa lakuin apa aja.

P: Berarti kamu mengutarakan perasaan dan pikiran kamu?

N: Iya, aku termasuk yang begitu.

P: Kamu nyamanlah ya kalo curhat-curhat sama Ibu atau kalo lagi pas

ngutarain perasaan dan pikiran?

N: Iya, meskipun ya suka gak sependapat juga. Tapi yang penting aku cerita aja.

P: Biasanya kan kalo di rumah, suka ada konflik ya dalam keluarga. Kalo

kaya gitu gimana cara menyelesaikannya?

N: Apa ya cara nyelesainnya… kalo kita kaya berdebat gitu kan pasti diem-

dieman tuh ya… suasananya gak enak, pasti kita dibawa tidur dulu dua-

duanya dan besokan paginya udah kaya gak ada apa-apa aja gitu, udah gak

mikirin lagi, kita let that things go and mulai yang baru. Tapi kalo aku rasa

memang ini perlu didiskusiin, ya aku diskusi sama Ibu.

P: Kalo perbedaan pendapat di rumah, itu gimana cara ngatasinnya?

N: Mmm… kita berdua sama-sama speak up sih ya kak dan kadang kita suka

keras kepala sendiri. Tapi bagusnya karena kita keras kepala, kita gak maksain

kehendak masing-masing, ya gak apa-apa kita berbeda. Sebenernya sering

juga sih berdebat sama Ibu, jadi karena deket banget, jadi ya open sampe

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 23: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

segala sesuatu dibahas gitu. Tapi ya ga berlangsung lama, udahnya juga gak

marahan.

P: Ada gak sih hambatan kamu dalam berkomunikasi dengan Ibu sebagai

seorang single parent yang jug bekerja?

N: Mmm… enggak sih… kan Ibu ke warungnya tuh cuma dari jam 10 sampe jam

2, abis itu uda pulang ke rumah. Sehabis itu juga diem di rumah aja. Sabtu

minggu juga kita sering spend time bareng, entah itu makan atau nonton.

P: Berarti kamu tergolong sering puny quality time sama Ibu ya?

N: Iya, setiap hari pasti ada quality time sama Ibu, pokoknya before bed gitu kita

tuh suka cerita-cerita gitu. Terus juga kan Sabtu & Minggu pasti keluar.

Biasanya sih seringnya kulineran gitu kak.

P: Ohh… seru juga ya… kita lanjut ya. Hahaha. Sekarang kan berarti

kamu tinggal sama Ibu ya… mengapa tinggal sama Ibu? Ayah gimana?

N: Ayah di Bogor. Aku yang memilih tinggal dengan Ibu.

P: Sudah berapa lama nih jadi kamu hanya tinggal dengan Ibu?

N: Mmm… kapan sih mereka cerai? Mmm… dari tahun 2010, saat aku masih

kelas 2 SMP. Pas kenaikan sekolah deh pokoknya.

P: Jadi kamu lahir di Bogor?

N: Iya, memang kelahiran Bogor. Tapi pas pisah itu, aku sempet pindah ke

Jakarta. Nah, di Jakarta itu aku sempet home schooling, soalnya ayahku nahan

surat pindahku gitu, aku home schooling pokoknya dari kenaikan kelas 2 SMP

sampe lulus SMP. Terus aku waktu itu masuk pesantren di Bandung selama 6

bulan, baru pindah ke Tangerang. Harusnya itu 3 tahun juga kan kaya SMA

biasa. Tapi Ibu gak tahan, jadinya aku disuruh pulang. Aku sempet mikir, kalo

aku di pesantren akan lebih fair buat Ayah sama Ibu karena aku gak ikut salah

satunya kan.

P: Ohh… gitu. Apakah kamu memahami latar belakang keluarga dan status

Ibu saat ini?

N: Iya. Memahami.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 24: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Lalu gimana pandangan dan penilaian kamu terhadap latar belakang

keluarga dan status Ibu saat ini?

N: Mmm… aku juga menerima sih kak. Soalnya meskipun mereka pisah, mereka

tetep kaya best friend jadi aku gak apa-apa kak. Meskipun mereka gak pernah

ketemu lagi setelah cerai, paling telepon atau chatting aja.

P: Terus komunikasi kamu sama ayah gimana?

N: Alhamdulillah bagus, lancar, tiap hari pasti whatsapp. Tiap bulan juga pasti

suka nginep di rumah ayah di Bogor. Sebenernya awalnya aku jugak gak mau

ketemu ayah di tahun pertama dan kedua perceraian. Ayah tuh cuma kasihnya

duit, padahal aku tuh bukan butuh duit. Bahkan aku juga ngomong sama Ayah

kalo anaknya tuh gak butuh duit, yang penting kehadiran Ayah sebenenrya, itu

yang aku butuhin. Ya untung lama-lama Ayah ngerti.

P: Mmm… Gimana sih kamu menjalani hari sebagai anak yang dibesarkan

oleh seorang single parent apakah berat?

N: Fine aja sih karena kasih sayang utuh dari kedua-duanya kak, jadi aku biasa

aja. Meskipun we separated by jarak dan rumah… kayak they’re still my

parents, mereka tetep kasih apa yang aku butuh.

P: Gimana sih pandangan dan penilaian kamu terhadap sosok anak yang

dibesarkan oleh single parent?

N: Mmm… kayaknya harusnya lebih tough ya kak, mereka kan uda rasain

paitnya hidup, pasti ada lessons learned karena kita gak mau kaya orang tua

kita makanya kita harus moving forward. Mmm… kalo menurut aku juga

sih… keputusan Ayah sama Ibu untuk cerai karena dipengaruhin sama aku

juga deh, jadi aku yang bilang sama Ibu kalo Ibu harus cerai sekarang, jangan

ditunda-tunda lagi gitu loh. Ibu bertahan soalnya kehidupan finansial kan

tercukupi. Tapi kan aku bukan butuh itu, aku butuh ketenangan dan

kedamaian, karena dulu mereka kan sering banget berantem.

P: Ohh… begitu rupanya. Kalo tanggapan kamu mengenai sosok Ibu kamu

gimana?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 25: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Mmm… Ibu tuh… perempuan kuat sih sebenernya, walaupun kadang apa

ya… mudah dipengaruhi orang gitu kak, ngikutin arus orang yang menurut dia

bisa diikutin, kurang prinsipil sih kak. Tapi untung ada aku sih, aku yang lebih

seirng ngingetin Ibu. Hahaha. Ibu juga tuh sosok yang ikhlas, meskipun

disakitin sama ayahku sendiri.

P: Hahaha, iya kamu harus selalu ingetin Ibu. Berarti kamu memberikan

dukungan penuh pada Ibu dalam hal apapun?

N: Iya, aku berikan dukungan penuh pada Ibu dalam hal apapun.

P: Mmm… kalo soal berinisiatif dalam bersosialisasi dengan lingkungan,

kamu termasuk orang yang bagaimana?

N: Mmm… aku enggak. Hahaha. Aku kalo gak diajak kenalan atau ngobrol

duluan, aku ga mulai juga. Tapi di kuliah ini aku belajar sih kak, untuk mau

kenalan dan berinteraksi duluan. Apalagi kan aku anak komunikasi, aku join

di UMN TV juga, jadi aku belajar untuk berubah jadi lebih aktif kak.

P: Apakah kamu termasuk orang yang cenderung bertindak sendiri atau

bergantung pada orang tua?

N: Bisa dua-duanya sih kak. Kayaknya tergantung casenya yah kaya gimana.

Mmm… kalo aku sih tetep dengerin insight Ibu, tapi aku tetep depend on

myself.

P: Mmm… okay kalo gitu. Nah, terakhir. Apa sih harapan kamu untuk

masa sekarang dan masa mendatang?

N: Di masa sekarang, mungkin aku masih ingin memenuhi harapan-harapan ibu

kaya kuliah yang bener, nilai bagus-bagus, dan lulus tepat waktu. Kalo untuk

masa depan, semoga aku bisa jadi orang yang sukses dalam segala aspek. Jadi

aku gak mengulang kesalahan kaya apa yang dilakuin orang tuaku dulu.

P: Amin, semoga tercapai ya semua. Thank you so much ya udah mau aku

wawancara.

N: Iya kak. Sama-sama. Happy can help.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 26: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Transkrip Wawancara 4

(Wawancara Tatap Muka)

Informan : Arifianti Utari

Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Juni 2017

Lokasi : Rumah Ibu Arifianti Utari

Perumahan Villa Rizki Ilhami

Waktu Mulai : Pk 11.21 WIB – Pk 13.17 WIB

Durasi : 1 jam 56 menit

Status : Narasumber dalam kategori 1. Merupakan Ibu dengan

ststua orang tua tunggal selama 8 tahun akibat perceraian. Beliau hidup bersama putri

tunggalnya yang merupakan salah satu narasumber dalam kategori 2 yaitu Gening

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 27: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Sekar Rianda Massardi. Sehari-hari Beliau berprofesi sebagai pemilik warung makan

dan catering.

P: Bu, ini mulai saya rekam ya.

N: Iya mbak, ini lho sekalian dimakan dan diminum, sudah Ibu siapkan.

P: Iya Ibu, terima kasih, padahal gak perlu repot-repot lho.

N: Enggak kok, gak apa-apa, Ibu juga ini seadanya.

P: Iya, terima kasih. Ini saya mulai dengan identitas dulu ya Bu. Nama

lengkap Ibu?

N: Arifianti Utari. Ibu nyalain lampu dulu deh, biar kamu nulis-nulisnya terang.

P: Hahaha, wah, makasih Bu.

N: Iya, gak apa-apa.

P: Usia Ibu?

N: Ibu sekarang 49 tahun, kelahiran tahun 68. 30 Januari.

P: Pekerjaan Bu?

N: Ya sekarang gini, buka catering masakan rumahan, kebetulan ada warunglah

keci-kecilan, ada temen yang meminjamkan lahannya untuk berjualan. Jadi

setiap hari menunya ganti-ganti, buat ibu-ibu di perumahan komplek.

Kebetulan kan dulu saya tinggalnya di Villa Ilhami, di Karawaci situ. Tapi

kan dulu itu ngontrak, kemudian baru bisa kebeli rumah ini karena ada

pembagian warisan dari almarhum orang tua, Alhamdulillah. Daripada

ngontak setiap tahun kan berat ya, tiap tahun harus mikirin nyari rumah baru,

tambah lama harga naik, jadi saya pikir, saya beli rumah kecil-kecilan yang

sesuai budget jadi Gendis juga gak kasian harus pindah-pindah terus. Jadi

setelah pindah, pelanggan lama waktu saya di Villa Ilhami aja yang tetep beli

sampe sekarang. Jadi kalo pagi masak di sini, bawa pake mobil ke sana,

sebelumnya share menu dulu di whatsapp, ibu-ibu uda pada pesan. Tapi ya

ada asisten rumah tangga yang bantuin, motong-motongin sayur dan untuk

bersihin rumah.

P: Kalau untuk catering gimana Bu?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 28: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Kalau untuk catering box gini, paling diambil sendiri kalau yang jauh-jauh.

Tapi klu masih di daerah Islamik, saya masih bisa anter. Gitu. Ya… ini dari

mulut ke mulut sih mbak jadi ibu-ibu suka pada pesen ke saya.

P: Ohh gitu… lumayan dong ya Bu… ini maaf ni Bu, Ibu sudah menjadi

single parent sejak tahun berapa?

N: Sejak tahun… kalau gak 2009 sih 2010. Eh… 2010, pokoknya 6 bulan setelah

Ibu saya meninggal dunia.

P: Ohh gitu. Gimana ni Bu kalau saya minta Ibu jelaskan mengenai

hubungan Ibu dengan Gendis?

N: Wah… kayak kakak adek, malah kayak temen mbak… kita tuh udah… wah,

saya memposisikan diri saya sebagai temen, supaya dia gak kenapa-kenapa

karena kan kadang temen belom tentu bisa dijadiin tempat pegangan yah, jadi

saya memposisikan diri saya sebagai temennya Gendis, sebagai Ibu, sekaligus

sebagai ayah untuk mencari nafkah. Pokoknya tujuan saya setelah jadi single

parent ini mengantarkan Gendis bisa lulus kuliah, bisa dapet pekerjaan yang

sesuai, kebetulan dia mau S2 juga. Tapi, saya inginnya dia kerja dulu jadi ada

pengalaman dan bangga bisa nafkahin sendiri S2 nya.

P: Aku mau tau dong Bu, makna keluarga bagi Ibu itu apa sih?

N: Buat saya… apa ya… keluarga tuh kaya rumah ya… rumah, ya… jadi tempat

kita kembali dari mana-manalah. Anak bagi saya juga ya… penerus saya

nantinya, satu-satunya. Harta saya yang paling tidak bernilai harganya

daripada harta-harta semua ini lainnya, buat saya nomor 1, karena… dengan

masalah yang menimpa saya, ini kan akibat kesalahan orang tua, saya gak

mau jadi dampak buruk bagi anak, saya mau dia bisa percaya diri dan

berkembang sama saperti anak-anak lainnya mbak, ya itu…

P: Kalo kelancaran komunikasi dengan Gendis, seberapa intens Bu?

N: Lancar banget, emang kita tuh kalo diliat orang-orang kaya kakak adek.

Supaya anak kalo ada apa-apa, Ibunya yang lebih dulu tau, diapun juga jadi

seperti itu, karena kan kita hidup berdua, yang enak dan gak enak jadi ditelen

sama-sama.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 29: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Nah, itu kan kalau kelancaran komunikasi Bu, kalau keterbukaan nih

sama Gendis gimana?

N: Banget, itu deket banget, ada masalah apa-apa pasti kita share, mau itu

masalah kecil atau besar pasti share, atau masalah kaya ada yang deketin saya,

pasti kita share¸ soal terbuka, kita berdua terbuka banget. Apa maunya

Gendis, Ibu tau, begitu juga sebaliknya.

P: Lalu, bagaimana sih cara Ibu membangun keterbukaan itu pada anak?

N: Kalo Ibu, semua sih diomongin… sampe Ibu kadang bingung semua-semua

kok diomongin… memang ada sesuatu yang mungkin dia gak terbuka, tapi

saya gak mau ngorek-ngorek terlalu dalam karena saya yakin suatu saat pasti

anak ini cerita sama saya, dan hal itu terbukti. Kadang-kadang saya yang

bawel nanya-nanya, tapi juga saya beri waktu, ya akhirnya dia ngomong

sendiri… kayak me time.

P: Apakah Ibu mengutarakan pikiran dan perasaan Ibu apada anak?

N: Kalo Ibu iya, demikian sama juga dengan Gendis. Cuma kadang dia agak

tertutup sedikit ya. Kalo Ibu sih semua sama sodara juga open ya, kan Ibu 6

bersaudara, 3 perempuan dan 3 laki-laki, jadi kita hangat banget satu sama

lain. Ya setelah menikah aja paling berubah karena kan punya keluarga. Kalo

Gendis, dia agak sedikit tertutup ya. Tapi ya sedikit.

P: Ohh gitu… nah, di dalam keluarga pasti kan pernah ya Bu ada konflik.

Kalau seperi itu, bagaimana cara Ibu menyelesaikannya?

N: Wah pasti ada dong, tapi kalau seperti itu… ya semua harus dibicarakan.

Tidak bisa langsung clear memang, ya pelan-pelan… pernah juga diem-

dieman, tapi gak tahan berhar-hari ya, hahaha. Saya butuh dia, dia butuh saya.

Kalo Gendis tu orangnya lebih tegas mbak, apalagi soal prinsip. Kalo dia

bilang tidak, ya tidak. Kalo saya kan orangnya mudah luluh, jadi saya yang

sering diingatkan sama Gendis. Gitu mbak. Jadi meskipun saya Ibunya, ya

saya yang banyak belajar juga mbak dari dia, karena itu dia berpegang pada

prinsipnya. Dia jauh lebih kuat. Kalo dia ada nilai lebih, kita sebagai orang tua

gak boleh malu belajar dari anak mbak. Saya mah gak pernah akan malu.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 30: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Ohh gitu…

N: Kalo saya nih produk manja dari orang tua mbak, keenam anak termasuk saya

semua dimanja, dikasih fasilitas, harta, mobil semua ada, dengan ini itu, jadi

kita pas orang tua gak ada, kita kelimpunyan mbak… karena dulu ini bapak

saya itu kan pejabat bank pemerintah mbak… ada yang layanin kalo dulu tuh,

jadi saya terbiasa disuapin untuk apa-apanya… tapi Gendis, jauh lebih tough

ya kalo menurut saya, mungkin karena permasalahan orang tuanya ini mbak.

P: Memang Ibu anak ke berapa Bu?

N: Saya anak ke 3 dari 6 bersaudara mbak.

P: Ohh… gitu… apakah sering terjadi perbedaan pendapat Bu, kalo begitu

gimana cara nyelesainnya dengan Gendis?

N: Selalu, selalu, sering itu kalo kaya gitu. Tapi semua semua itu dibicarakan

mbak, jangan sampe kita diem-dieman, jangan dipendem-pendem. Memang

ada kalanya dipendem-pendem sendiri ya, tapi ada kalanya kita bicarakan. Ya

dibicarakannya tidak dengan yang serius, dengan cara becanda… jadi enak

mbak, jadi gak tegang. Kadang juga sering tegang mbak, saya sering nangis,

Gendis juga suka nangis, tapi… ya… itu suatu proses hiduplah, gak mungkin

semua yang enak-enak… harus ada seninya mbak, dibicarain sambil becanda

atau sambil makan di luar, baru kadang ya kita saling minta maaf mbak, jadi

clear. Jadi gak ada salah paham atau salah ngerti, di masa depan juga jadi

saling ngingetin biar gak ngulang kesalahan yang sebelomnya Mbak.

P: Saat ini kan Ibu single parent, terus Ibu bekerja juga. Ada gak sih Bu

hambatan yang Ibu dapatkan dalam berkomunikasi dengan anak?

N: Ada itu pasti, pikiran-pikiran orang tua itu kan jadul ya… pikirannya gak

sama dengan anak-anak jaman sekarang, karena beda jaman, paling itu sih

mbak. Kayak misalnya, saya ingin Gendis itu menikah muda mbak, kan saya

jadi masih kuat, saya bisa jagain anaknya, dan dia bisa tetep kerja. Tapi kan

kalo anak jaman sekarang gak begitu ya mbak, mereka tuh masih ingin

mengejar harapan, masih ingin S2. Ya hambatan, perbedaan pendapat begitu

aja mbak.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 31: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Hahaha, saya juga begitu kok Bu. Mungkin karena perbedaan jaman sih

ya Bu, jadi persepsinya mengenai pernikahan beda. Kalo mengenai

quality time Bu, seberapa sering Ibu menghabiskan waktu bersama anak,

ada gak sih waktu yang diluangkan untuk quality time berdua?

N: Wah, sering banget. Hahahaha, lebih dari 24 jam. Kadang kita nonton di

bioskop atau suka pergi makan. Mumpung masih ada dalam dekapanku ya

mbak, sebelum menikah kan sudah harus berbakti sama suami.

P: Hahaha. Seru juga dong yah Bu. Kalo lagi ngabisin waktu berdua gitu,

biasanya ngapain aja Bu?

N: Paling ya di kamar guyonan, ngobrol apa aja. Kalo nggak kita keluar, makan,

jajan di mana gitu, asal happy, kulineran gitu mbak, nyobain sana sini, gausah

yang mahal mbak, yang murah tapi kita happy.

P: Berarti kalau dari sudut pandang Ibu, Gendis itu merupakan anak yang

terbuka ya?

N: Iya, lebih terbuka pada Ibu daripada sama ayahnya, dikit-dikit Ibu.

P: Apakah Ibu kerapkali memberikan dorongan positif pada Gendis ya Bu?

N: Insyaallah, saya selalu memberikan dorongan, tapi kadang juga gak melulu

pujian mbak, kadang juga berupa celaan. Kadang saya tegur mbak, supaya dia

nggak merengut, kan dia jurusan PR, jadi dia harus smile. Tapi mungkin

karena ada permasalahan dalam keluarga ini ya, karena ayah dan ibunya

pisah, jadi kadang ada rasa gak percaya diri. Nah… disitu Ibu terus kasih

semangat bahwa kamu sama kok kayak anak-anak lainnya.

P: Bu, maaf ya kalau setelah ini ada pertanyaan yang menyangkut status

orang tua tunggal.

N: Iya mbak, gak apa-apa, tanya aja.

P: Terima kasih Bu. Ibu kan sudah menjadi single parent sejak tahun 2010,

apa yang menyebabkan ibu menjadi seorang orang tua tunggal Bu?

N: Apa ya… sudah beda visi sih ya… mungkin karena perbedaan waktu, dulu

kan kita keuangan biasa aja, sekarang lama-lama meningkat, terus mulailah

keimanan kan bisa kapan saja mulai turun ya mbak, kadang saya suka

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 32: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

mengingatkan, mungkin karena uangnya juga sudah berlebih atau apa ya saya

juga gak tau mbak, cara berpikir mulai beda, mulai meremehkan saya yang

hanya sebagai pure ibu rumah tangga yang gak bekerja dan bergantung sama

dia. Padahal dulunya saya kan bekerja mbak, saya itu dulu pegawai bank. Tapi

suami tidak mengizinkan saya bekerja, dia mau saya hanya jadi ibu rumah

tangga yang ngurus rumah, jadinya saya berenti kerja. Setelah pisah,

meskipun sodara mau bantu, saya dulu merangkak dari bawah mbak. Sempet

ngontrak juga mbak, Gendis juga sempet mondok di pesantren di Bandung

untuk pendidikan menguatkan iman, saat itu juga saya belum buka usaha

mbak, saya sendiri saat itu karena Gendis di Bandung. Tapi ya…

Alhamdulillah berkat warisan keluarga, saya beli rumah kecil ini, lalu buka

usaha kecil-kecilan… ya… semuanya itu berawal dari hal-hal kecil yang

lama-lama jadi besar karena komunikasi saya dan ayahnya saat itu juga yang

gak lancar. Yah… hal-hal seperti itu sih mbak, lama-lama sering berantem,

anak kan melihat, karena ayahnya sifatnya keras. Akhir-akhir sering terjadi

KDRT juga mbak. Akhirnya yah… yang membuat saya memutuskan pisah,

justru Gendis mbak. Mungkin dia melihat ayahnya gak bisa menghargai

ibunya lagi, jadi dia yang memberikan ide untuk Ibu mending pisah sama

ayah, gitu mbak.

P: Ohh gitu Bu… saat itu apakah Ibu memberikan pengertian pada anak

mengenai status pernikahan? Ada kesulitan dalam hal tersebut gak Bu?

N: Ada, pasti susah mbak, gimanapun kan anak gak mau ya orang tuanya itu

pisah. Sudah dari awal Ibu memberitahu, supaya tidak tahu dari orang lain,

sudah Ibu jelaskan bahwa kesalahan tidak ada hanya pada satu pihak, ada di

ayah juga ibu. Jadi dia tidak boleh membenci, karena dia hadir karena adanya

saya dan ayahnya. Supaya dia gak membenci lelaki dan gak memuji-muji

wanita. Saya mau dia tetap pada jalannya. Jadi saya dengan ayahnya juga

tetep berkomunikasi, supaya Gendisnya tidak memiliki perasaan yang

gimana-gimana, tetep netral.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 33: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Apakah mantan pasangan masih bertanggung jawab untuk menafkahi

Bu?

N: Alhamdulillah untuk kuliah Gendis semuanya masih ditanggung oleh ayahnya

mbak, makanya saya bilang, kalau komunikasinya dengan ayah lancar jadi

kan ayah masih mau bantu-bantu kamu, karena kalau dari Ibu aja berjualan

catering, Ibu gak bakalan bisa mbak buat menanggung biaya kuliah di UMN

kan besar. Kalo untuk jajan-jajan, ayahnya juga masih nanggung mbak,

ayahnya tu… royal sebenernya ke anak-anaknya, karena sebelum dengan

saya, ayahnya sudah berkeluarga mbak… jadi sebenernya Gendis punya

sodara dari ayahnya.

P: Ohh gitu… Kalau komunikasi Gendis dengan ayahnya lancar ya Bu

berarti? Dan cara apa yang Ibu lakukan supaya Gendis gak kehilangan

sosok ayahnya?

N: Komunikasi dia dengan ayahnya juga sekarang lancar, kalo dulu-dulu

memang agak kurang lancar ya mbak karena dia gak mau ketemu dengan

ayahnya, pasti ada luka batin. Ayahnya juga keras mbak. Tapi ayahnya tetap

berikan pengertian ke Gendis bahwa dia kan tetap ayahnya. Tapi kalau

sekarang saya buat dia harus berkomunikasi dengan lancar sama ayahnya,

karena bagaimanapun dia gak boleh benci sama ayahnya. Kalo liburan juga

main mbak, nginep sama ayahnya. Ya… saya masih berkomunikasi dengan

ayahnya untuk kepentingan Gendis juga mbak.

P: Iya, kemarin sempet Gendis bicarain soal ini juga Bu. Kalo menurut Ibu,

apakah anak sudah bisa menerima latar belakang keluarga dan status

ibunya?

N: Menerima tapi tidak 100%, ada ketakutan mbak, seperti rasa gak percaya diri,

dia takut kalau nanti berkeluarga, apakah suaminya bisa menerima latar

belakang keluarganya.

P: Pandangan dan penilaian Ibu mengenai sosok anak yang dibesarkan oleh

orang tua tunggal, bagaimana Bu?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 34: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Kita harus memberikan pada anak pengertian bahwa perpisahan bukan sesuatu

yang menakutkan, bahwa dibalik itu ada hal positifnya, bukan hal yang akan

menghancurkan masa depan, tapi jadikan motivasi untuk membuat masa

depan lebih baik. Anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal kan diuji

mental mbak, justru kalau bisa dilaluin dengan baik, akan jadi manusia yang

kuat mbak.

P: Apakah Gendis memberikan dukungan penuh pada Ibu?

N: Oiya pasti, Gendis memberikan dukungan penuh pada Ibu. Meskipun saya

yakin dia tidak bisa 100% menerima status saya, tapi kadang dia suka bilang

mbak bahwa gak ada Ibu kaya Ibunya ini. Saya juga berikan dukungan pada

Gendis mbak, ya meski kadang-kadang gak ngerti soal kuliah ya, padahal saya

juga dulu kuliah jurusan bisnis administrasi. Tapi kalo sekarang kan beda ya

mbak.

P: Kalau Ibu melihat Gendis, Gendis termasuk anak yang aktif atau aktif

dalam hal bersosialisasi di lingkungan?

N: Lingkungan keluarga sih… pasif ya, kalo sama sepupu-sepupunya… sesudah

menginjak remaja, cenderung diem ya. Kalo sama temen-temennya sih…

awal-awalnya agak lama menyesuaikan diri. Tapi lama-lama oke juga. Dia tu

lama penyesuaian dirinya untuk bisa berbaur sama orang karena orangnya

lebih hati-hati mbak.

P: Ohh… hati-hati banget ya Bu berarti orangnya… nah, ini pertanyaan

terakhir Bu. Apa sih harapan Ibu untuk Gendis baik di masa sekarang

maupun masa depan?

N: Pokoknya Gendis tuh… harus lebih dewasa. Orang tua pasti memang

memanjakan anak. Tapi Ibu mau Gendis lebih dewasa, lebih bisa bijaksana

dalam bersikap, lebih bertanggung jawab, lebih bisa menata diri untuk rencaa

hidup ke depan, dan lebih disiplin, karena dia kurang disiplin mbak. Soalnya

dia kan anak tunggal, jadi kita perhatian semua tercurah sama dia, yang

penting dia jadi lebih disiplin dan bertanggung jawab aja mbak. Ibu mah

sudah sampai di sini tugasnya, kalau dia kan hidupnya masih panjang. Itu

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 35: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

harus mulai dari sekarang disiplin dan tanggung jawab terhadap pilihan hidup,

juga lebih mawas diri, karena dunia itu jahat mbak.

P: Iya, betul Bu untuk kepentingan masa depan juga ya Bu. Mmm… sejauh

ini semua sudah terjawab sih Bu, kalau ada yang kurang paling saya

kontak Gendis aja kali ya Bu untuk janjian lagi.

N: Iya mbak, kabarin aja ke Gendis. Insya Allah, kalo Ibu kosong Ibu pasti bisa

ditemuin lagi, kalo gak ada pesenan catering juga ya mbak.

P: Iya Bu… terima kasih.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 36: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Transkrip Wawancara 5

(Wawancara Tatap Muka)

Informan : Gernando Giovanni

Hari/Tanggal : Sabtu, 10 Juni 2017

Lokasi : Starbucks Pantai Indah Kapuk

Waktu Mulai : Pk 15.15 WIB – Pk 17.05 WIB

Durasi : 1 jam 50 menit

Status : Narasumber dalam kategori 2. Merupakan anak yang

dibesarkan oleh Ibu dengan status orang tua tunggal sejak tahun 2010. Ia adalah anak

kandung dari seorang narasumber dalam kategori 1 yakni Ibu Fanny Wibowo dan

kini tengah menempuh pendidikan S1 Fakultas Ilmu Komunikasi di salah satu

universita swasta.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 37: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Oke… ini mulai cici rekam yah Ndo.

N: Iya ci.

P: Nama lengkapnya kamu Ndo?

N: Gernando Giovanni, double N ci.

P: Umur kamu?

N: 18 tahun

P: Kelahiran?

N: 1998. Tanggal 2 bulan 9.

P: Oke kita lanjut ya. Makna keluarga bagi kamu Ndo?

N: Keluarga tuh segalanya sih menurut saya. Karena… itu anggepan kan kaya

populasi terkecil yah dalam kehidupan. Kita dari nol tuh semua belajar semua

tuh dari keluarga. Semuanya lah pokoknya.

P: Pentingnya keluarga bagi kamu. Jabarkan dong.

N: Mmm… pentingnya keluarga… mmm… pokoknya penting banget sih. Saya

nganggep sih ya kedua dari Tuhanlah pokoknya buat saya.

P: Bagaimana hubungan kamu dengan Ibu? Jabarkan juga dong.

N: Deket sih. Kita apa ya… ya sering ngobrolah pokoknya. Apa yang terjadi di

kampus atau di kerjaan, sering ngobrol sih sama mami. Relasi tetep dijaga

pokoknya. Mami sih ngerti saya banget, tahu saya-lah bahwa saya gak

mungkin… kayak ngelakuin hal-hal yang menyimpang gitu. Mami tau

karakter saya banget, menguasai saya-lah mami tuh. Mami percaya penuh sih

ke saya. Ya begitulah hubungan saya sama mami.

P: Kelancaran komunikasi dengan mami. Seberapa intens komunikasi

kamu sama mami?

N: Deket sih. Kayak… kayak Ibu yang sama anaknya tuh kalo masih kecillah,

sharingnya terus-terusan. Saya juga suka kebetulan ngobrol sama mami

karena mami ya… enak diajak ngobrol.

P: Mmm. Nice. Sejauh mana kamu terbuka sama mami? Topik apa yang

biasa diobrolin?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 38: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Saya sih karena sekarang uda umur 18 tahun nyentuh 20, ngomongin sih

selalu masa depan. Apalagi kan anak cowok. Semua aspek sih… kayak

pekerjaan, karir, pasangan. Iya, mencakup itu sih.

P: Ohh… Berarti hampir seluruh topik ya dibicarin?

N: Mmm… Iya…

P: Mmm… Kamu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan emosi-emosi

kamu ga ke mami? Biasanya dipendam sendiri atau dituangkan pada

orang lain?

N: Tuangin sih… Tuangin pasti, karena kan deket sama mami.

P: Berarti kamu suka curhat sama mami? Nyaman ya berarti kalo curhat

sama mami?

N: Ohh curhat curhat. Iya nyaman dong pastinya ya kan mami sendiri. Hahaha.

P: Lebih nyaman mana? Ke mami apa ke temen?

N: Mmm… Beda sih…

P: Bedanya?

N: Kalo kita ngomogin masa depan terkait karir, pekerjaan, tentu ke mami lebih

nyaman, masukan yang dikasih orang tua kan pasti yang terbaik buat anaknya.

Kalo ke temen lebih ke arah cintalah. Hahaha… ya yang kaya gitu-gitu, sama

ya paling sharing yang happy-happy ajalah ke temen mah.

P: Nah, kalo di rumah, di dalam sebuah hubunganlah, apalagi keluarga itu

kan pasti kita pernahlah ada konflik sama orang tua, kaya kamu sama

mami misalnya. Kalo kaya gitu, gimana cara kamu menyelesaikannya?

N: Iya, pasti pasti. Pasti ada. Cara saya selesain sih… saya agak... ya… ngomong

pelan-pelan aja… ajak bicara… pelan-pelan… terus kan biasanya orang tua

agak keras ya. Saya justru malah biasanya diem dulu. Mami juga biasanya

diem dulu. Sampe sehari dua hari. Ya kemudian ajaklah makan keluar.

Hahaha.

P: Ohh gitu. Nyogoknya pake makanan ya? Hahaha.

N: Hahaha. Iya. Ya ngomong di tempat makan kan mungkin lebih enak.

P: Oke. Oke. Oke. Sering terjadi perbedaan pendapat sama mami?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 39: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Sejauh ini sih enggak. Jarang banget. Saya lebih ngikutin kemauan mami sih.

Karena kadang menurut saya sendiri itu juga bener, kenapa ga diikutin.

P: Mmm. Kalo terjadi perbedaan pendapat sama mami, gimana cara kamu

ngatasin?

N: Ya itu sih paling, biasanya saya diem dulu sampe sama-sama enak kondisinya.

Biasanya sih juga cari kesibukan di luar. Biar gak terlalu dipusingin jugalah.

Soalnya mami juga tipikal yang gak marah-marah kalo anaknya ada salah,

ditegur sih ditegur, tapi biasanya nyuruh anaknya mikirlah gitu baik buruknya.

P: Ohh gitu. Terus kan mami kerja, sekarang single parent juga. Nah, ada

ga sih hambatan dalam berkomunikasi sama mami sebagai single parent

yang bekerja?

N: Iya dong pasti, karena dari segi waktu, mepet. Jadinya kalo misalkan ada

waktu luang sedikit tuh musti digunain sebaik mungkin.

P: Berarti dari segi waktu aja?

N: Iya, karena kan satu rumah juga. Kan mami kerja, saya juga kerja. Jadi ya

paling masalah waktu buat ketemu… gitu aja sih.

P: Tapi seberapa sering punya waktu berdua atau quality time sama mami?

Biasanya kalian berdua ngapain?

N: Mmm… dalam seminggu paling enggak satu hari, biasanya di weekend sih.

Ngobrol aja, terus ya biasanya paling makan. Soalnya mami sukanya kuliner

sih. Sukanya makan. Hahaha.

P: Pantes di tante gemuk ya sekarang. Hahaha. Kita masuk ke topik

perceraian ya. Kan masih ada papa nih. Kenapa kamu tinggal dengan

mami? Lalu papa gimana?

N: Waktu itu sempat diperdebatkan sih di pengadilan. Sebenernya saya

beruntung sih punya papa seperti papa saya, karena dia selalu ngomong

perempuan kan lebih lemah, lebih sensitif juga jadi lebih baik tinggal sama

mami… jagain mami. Sempet juga sih dibahas di pengadilan mengenai hak

asuh, tapi akhirnya papa saya ngalah sih… jadi ya hak asuh jatuh ke tangan

mami.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 40: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Kamu udah berapa lama jadi tinggal sama mami?

N: Dari tahun 2010. Yah… kurangin 7 tahun lah, ya… dari saya umur 12 tahun.

P: Terus apakah kamu memahami latar belakang keluarga dan status mami

sebagai single parent?

N: Saya memahami sekali.

P: Sudah menerima berarti ya?

N: Awal-awal pasti berat sih. Sempet merasa nyesel lahir di keluarga seperti ini.

Saya sempet nyesel… cuma… ya saya gak bisa apa-apa pada saat itu. Saya

mikir, kalau sayanya ancur… kehidupan ancur, sekolah ancur… nanti

maminya makin nangis, makin sedih kan ngeliatnya. Jadi saya mikir

yaudahlah… emang ini mugkin jalan Tuhan… jalanin aja. Itu pikiran Saya.

Saya merasa relasi ke orang tua harus baik.

P: Terus komunikasi kamu dengan papa lancar?

N: Baik… Saya tetep keep contact. Chatting atau telepon. Kadang setahun sekali

juga saya diajak pulang ke kampunya, ya tempat lahir saya juga sih. Kadang-

kadang juga nyamperin papa ke Cirebon… kan sekarang di sana. Yah…

sebulan atau dua bulan sekali ke sanalah. Nengokin.

P: Ohh.. Kampungnyanya emang di mana itu?

N: Di Kepulauan Riau, Tanjung Minang. Sampingnya Batam. Setiap tahun ke

sana.

P: Lalu, bagaimana kamu menjalani hari sebagai anak yang dibesarkan

oleh seorang single parent? Apakah berat?

N: Awalnya berat. Saya kehilangan sosok Ayah… pasti. Tapi, pas saya jalanin…

yah hidup ga bisa begitu terus… ya saya jalanin aja, Saya cari kesibukan…

paling keluar sama temen-temen… Saya yakin Tuhan pasti punya rencanalah.

P: Bagaimana sih pandangan kamu mengenai sosok anak yang dibesarkan

oleh orang tua tunggal?

N: Awalnya sih pasti merasa gak beruntung ya… dilahirkan di keluarga yang

seperti ini, cuma saya merasa sekarang tuh… Tuhan punya rencana, saya

punya jalan sendiri lah… makanya saya dilahirkan di keluarga seperti ini.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 41: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Saya yakin akan hal itu. Saya ngerasa sih dari kemandirian, cara pandang, dan

pola pikir pasti beda ya dengan anak yang dibesarkan sama keluarga utuh.

Yakin saya… karena menurut saya anak dari single parent pasti lebih

mengerti latar belakang keluarga, apalagi karakter Ayah sama Ibunya. Saya

sih merasa saya jadi lebih deket sama Ayah dan Ibu. Saya sih merasanya

begitu… tapi ya… bisa jadi kan anak seperti saya justru beda ngerasanya…

P: Ohh… untunglah kamu bisa nerima semuanya ya.

N: Saya juga… ini ci… ya temen tuh banyak yang rata-rata tuh broken home dan

temen saya banyak yang ancur… dan ya parah ya kan, ada yang masuk

penjara gara-gara narkoba, dan saya tau… sampe segitunya. Tapi saya mikir,

ya buat apa ya kalo kaya gitu, ya kan… untungnya apa, malah bikin orang tua

sedih, jadi mending kita jangan kaya gitulah. Saya mau tunjukin justru anak

broken home tuh ga begitu.

P: Tanggapan kamu mengenai sosok mami sebagai seorang single parent.

Gimana?

N: Mmm… mami tuh… ya seperti superherolah buat saya. Mmm… semua hal

yang dia lakuin ya cuma buat saya lah… buat anaknya. Mami panutan lah

buat saya, karena dia lebih sayang saya ketimbang dirinya sendiri, mungkin

semua Ibu pasti begitu ya.

P: Jadi, kamu memberikan dukungan penuh ya terhadap mami?

N: Iya. Pasti dong, kalau saya lihat hal itu baik untuk mami, saya dukung… yang

penting mami happy.

P: Kamu termasuk ke dalam orang yang berinisiatif gak dalam hal

pekerjaan, misal kayak pekerjaan rumah gitu?

N: Lumayan sih, kaya tadi masalah kebutuhan rumah, kalo masih bisa saya yang

urus-urus saya yang urusin, kayak listrik, internet, segala macem… gak perlu

mami. Pekerjaan rumah sih… ya rumah kan lebih banyak kosong. Pagi saya

kerja, pulang uda malem. Mami kan juga begitu… dari pagi uda mulai nyari

penumpang, pulang malem. Paling ya kalo sabtu minggu sih iya, ada pastilah

bantu-bantu di rumah.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 42: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Kalau dalam hal bersosialisasi di lingkungan? Gimana? Kamu aktif

mengajak berinteraksi orang lain lebih dulu atau menunggu untuk

diajak bersosialisasi?

N: Iya, kalau bersosialisasi menurut saya, saya aktif sih ci dan biasanya kalau di

lingkungan luar gitu, terus ketemu orang baru, biasanya saya nyari kesamaan

dulu sih dari topik pembicaraan… karena kan susah ya untuk bisa masuk sama

orang baru kan, jadi cari kesamaan buat diajak ngobrol, karena kalau uda ada

kesamaan kan enak buat lanjut ngobrol. Jadi nyaman untuk lebih terbuka sama

orang lain ci.

P: Ini pertanyaan terakhir. Apa harapan kamu mengenai diri, baik di masa

sekarang maupun masa depan?

N: Kalo sekarang, harapan untuk diri sih… yang penting terus jalanlah seperti

sekarang sampe lulus kuliah. Kalo masa depan, tentu pengen membahagiakan

keluarga, yang pasti orang tua. Kalo dari segi karir, kalo mau bikin keluarga

bahagia, tentu harus bagus dong pasti karirnya. Saya… mmm… gak mau

terlalu muluk-muluk sih, banyak orang gila kan ya karena gak tercapai…

hahahaha. Ya intinya asal bisa senengin keluarga, orang tua bahagialah

pokoknya. Termasuk karir juga bagus.

P: Iya betul, karena keluarga yang utama yah.

N: Iya, begitu. Hahaha. Ini ada yang kurang gak ci?

P: Kalo kurang paling cici via email atau chat kamu aja yah…

N: Iya ci, boleh-boleh. Santai aja. Hahaha. Namanya juga bantuin. Saya terbuka

kok, tenang aja.

P: Hahahaha. Iya, thankyou yah Ndo.

N: Iya ci. Sama-sama.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 43: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

Transkrip Wawancara 6

(Wawancara Tatap Muka)

Informan : Fanny Wibowo

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Juni 2017

Lokasi : Rukan Mutiara Taman Palem – Blok C5

Waktu Mulai : Pk 21.07 WIB – Pk 22.27 WIB

Durasi : 1 jam 20 menit

Status : Narasumber dalam kategori 1. Merupakan seorang ibu

dengan status orang tua tunggal dan telah menjadi single mother selama 7 tahun. Saat

ini Beliau tinggal dengan putra bungsunya yang berusia 18 tahun yang juga

merupakan salah seorang narasumber dalam kategori 2 yakni Gernando Giovannni.

Beliau berprofesi sebagai driver online.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 44: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Kamu uda bab berapa Chika?

P: Udah mau masuk bab 4 nih Tante, kebetulan Tante narasumber

terakhir.

N: Ohh enak dong yah, dikit lagi. Hahaha. Kalo Tante dulu kuliahnya di jurusan

manajemen informatika… kayaknya kalo sekarang mah itu jurusan sistem

informasi.

P: Hahaha, mungkin yah Tan. Iya Tan, kalo gitu ini kita mulai aja yah…

N: Oke Chika.

P: Nama lengkap Tante?

N: Fanny Wibowo.

P: Usia Tan?

N: 44 tahun.

P: Pekerjaan?

N: Hahaha… itu tulis aja seperti yang seadanya begini ya… untuk saat ini driver

online. Hahaha.

P: Oke. Mmm… bagaimana sih hubungan Tante dengan Nando? Boleh

tolong dijabarkan.

N: Wah… kalo sama Nando sih deket banget, sangat deket… Tante kalo sama

anak-anak tuh, termasuk saat masih ada kokonya yah… menurut Tante, nomor

satu, komunikasi itu penting… Nando itu bawel sebenernya yah kalo di depan

Tante, apalagi kalo uda cerita… hahaha.

P: Makna keluarga bagi Tante apa Tan dan seberapa penting keluarga bagi

Tante?

N: Sebenernya malu ya kalo ditanya begitu, karena Tante sendiri kan mengalami

kagagalan ya dalam membangun rumah tangga. Ya, selama ini Tante sudah

berusaha menjaga rumah tangga selama 14 tahun, dengan berbagai kondisi

dan tantangan… butuh kesabaran dan lain sebagainya… kalo buat Tante sih

sebenernya keluarga tuh bagaikan pondasi ya… bagi anak… mmm… pondasi

untuk bagaimana dia bersikap atau bertingakah laku atau bertutur kata.. ya itu

semua belajar dari keluarga… ya itu semua asalnya, basicnya kan dari

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 45: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

keluarga… ya kita berusaha mengajarkan yang baik, nah kalau pada nantinya,

saat dia bergaul terus terkontaminasi dengan hal-hal lain… toh itu kembali

lagi… dari kecil kan kita ajarin dia untuk cinta Tuhan… dasarnya semuanya

kan itu… agar dia menomorsatukan Tuhan. Kalo seberapa penting… karena

pernah gagal, Tante sulit menjawab… kalo untuk sekarang sih yang ada hanya

Tante dengan Nando… jelas keluarga tuh sangat penting.

P: Kelancaran komunikasi Tante dengan Nando, gimana Tan?

N: Intens banget… lancar banget… kaya tadi kan tuh, masih suka neleponin kalo

uda malem gini Tante belom pulang, dia pasti… pasti nanya, mami di mana,

mami uda makan belom, mami mau dibeliin makanan apa… sampe kadang

ada penumpang yang denger Tante nerima telepon dan itu dari anak, suka ada

yang bilang… anaknya perhatian ya bu… ya gitu-gitu…

P: Kalau menyangkut keterbukaan Tan, keterbukaan Tante dengan Nando,

bagaimana?

N: Iya… terbuka banget… Tante tuh ngerasa ini ya… Tante menganggap bahwa

anak tuh bukan ada tembok antara orang tua dengan anak… buat Tante, anak

itu perlu dirangkul seperti temen… posisikan anak seperti temen, kalo lagi

perlu tegas ya kita tegas sebagai orang tua, kalo lagi santai ya posisikan

seperti temen.

P: Nah, bagaimana sih Tan cara Tante membangun keterbukaan pada

anak?

N: Tante dengan anak-anak ya… kalo dulu lagi masih ada kokonya ya, kan Tante

dulu kerja. Pokoknya secapek apapun, semalem apapun Tante pulang kerja,

itu Tante biasakan pasti ngobrol sama anak, itu penting… jadi Tante yang

memulai, kan Tante bawel… hahaha… musti dari kita yang memulai, Tante

cerita segala macem dan nanti dengan sendirinya mereka akan terpancing. Itu

Tante lakukan sejak dini, sejak mereka masih kecil, dan itu terus berlangsung

sampe sekarang.

P: Ohh gitu… iya sih ya, supaya anak juga jadi mau terbuka ya Tante…

apakah Tante mengutarakan pikiran dan perasaan pada anak?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 46: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Mmm… enggak terlalu. Memang adap privacy, cuma Tante akan memilah

mana hal yang pantes mereka tahu mana yang enggak, gitu lho… memang ada

hal-hal yang privacy dan itu Tante hanya utarakan sama Tuhan, karena Tante

tiap jam 4 subuh, sama jam 4 sore, dan jam 12 malem itu jadwal Tante doa.

P: Nah kalo itu kan tadi Tante… kalo Nando sendiri gimana Tan? Apakah

dia terbuka dan mengutarakan pikiran juga perasaannya pada Tante?

N: Oh iya… Nando ibaratnya kaya buku yang terbuka. Nando tuh blak-blakan,

bahkan sampe kadang kahayalan dia yang tingkat tinggi tuh dia certain…

hahaha, duh… Nando tuh khayalannya tingkat tinggi. Tiap orang kan punya

angan-angan, ya dia sampe begitu, semua dikasih tau, diceritain… hahahaha.

Anaknya open banget.

P: Ohh… hahahaha, suka ngayal yah Tan… Nah, kalo di rumah, pasti kita

antara anak kan sama orang tua pernah ya ada konflik, nah itu gimana

tuh cara Tante dan anak mengatasinya?

N: Nah kalo Tante tuh… dari anak-anak masih kecil, tante bukan model kayak

ibu-ibu yang ngoceh-ngoceh, Tante cukup kaya liatin, misal mata melotot,

mereka udah takut. Biasanya Tante diemin ajah, nah udah tuh… udah mulai

gak tenang si Nando, itu aja sih paling. Tante kan bawel, tapi kalo Tante udah

diem… nah itu pasti Tante marah.

P: Hahaha, iya dia juga cerita begitu kemarin. Biasanya kan kita pasti suka

ada perbedaan pendapat tuh ya Tan sama orang tua. Apakah sering

terjadi perbedaan pendapat sama Nando? Bagaimana cara Tante

mengatasinya?

N: Pasti ada… pola pikir anak mudah sama kita yang udah tua kan pasti beda

ya… pasti ada dan itu biasa, justru itu keunikannya dalam keluarga, kalo

semuanya sama ya monoton dong… beda pendapat justru kadang bagus… dan

kalo diungkapkan perbedaan itu, itu memang harus begitu… malah Tante

selalu tekankan sama anak-anak, laki-laki itu harus berani bicara. Nando tuh

ini sih… semenjak kehilangan kokonya yah… kalo ada perbedaan pendapat,

kita cari jalan tengah dong, karena orang tua kan gak selamanya benar, gak

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 47: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

selamanya pendapat kita bisa diterima ana, kalo memang pendapatnya lebih

better ya kita ikutin.

P: Kan sekarang Tante single parent, terus kerja juga, ada gak sih Tan

hambatan dalam berkomunikasi dengan Nando sebagai seoang single

parent yang bekerja juga?

N: Enggak sih… puji Tuhan gak ada, karena biarpun sama-sama kerja, tapi kalo

pagi Nando mau berangkat kerja, kita masih sempetin di meja makan ngobrol,

sarapan bareng, yang penting kan kualitas bukan kuantitas.

P: Ohh, jadi kalo pagi masih diusahain ada ngobrol-ngobrol dulu ya Tan

sebelom pada berangkat kerja. Seberapa sering sih Tan menghabiskan

waktu sama-sama, selain pagi-pagi itu, dan biasanya kalau lagi quality

time itu ngapain aja?

N: Pertama, pasti pagi-pagi itu ya, kita pasti habisin waktu sama-sama di meja

makan meskipun gak lama karena kan harus sama-sama kerja, dan paling

biasanya minggu. Pokoknya habis dari gereja, kita sama-sama ke gereja, terus

pulang dari gereja biasanya kita pergi, jalan… entah itu makan, atau kemana,

ngobrol-ngobrollah kita.

P: Apakah kerap kali memberikan dorongan pada anak? Seperti pujian dan

penghargaan?

N: Tante orangnya apa adanya yah… langsung nomong, kalau bagus ya dibilang

bagus, kalau enggak bagus ya langsung bilang juga, kalau anak bisa

mendapatkan sesuatu dari hasil usaha sendiri, pasti akan tante berikan

dorongan, supaya bisa jadi lebih baik. Sesuatu yang patut dipuji, ya kenapa

enggak.

P: Mmm, gitu. Apakah Nando juga memberikan dukungan penuh terhadap

Tante? Berupa dorongan dan lain sebagainya?

N: Iya, pasti-pasti.

P: Tante, sebelumnya aku minta maaf ya kalau setelah ini ada pertanyaan

yang mungkin akan menyinggung latar belakang keluarga.

N: Iya, gak apa-apa Chika.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 48: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Sudah berapa lama Tante menjadi orang tua tunggal?

N: Tante pisah setelah 14 tahun menikah, tepatnya tahun 2010, jadi udah 7

tahunanlah ya.

P: Kalau aku boleh tau, apa penyebab Tante berpisah dan menjadi orang

tua tunggal?

N: Yang pertama karena adanya wanita lain dalam rumah tangga, terus yang

kedua ada KDRT juga, terus yang ketiga… mantan suami Tante tuh gak mau

bekerja, sedangkan keluarga butuh dinafkahi, jadi dari semua itu Tante

berpikir kalau dilanjutkan benefitnya apa buat Tante, makanya tercetuslah

pemikiran untuk berpisah, karena gak cuma sekali atau dua kali dia sama

perempuan lain, daripada terus-terusan makan hati kan.

P: Apakah Tante memberikan pengertian pada anak-anak mengenai status

pernikahan pada saat itu, karena Nando kan masih kecil juga saat itu,

masih usia 12 tahun?

N: Ya Tante ajak bicara mereka, Tante jelasin kalau Tante gak tahan lagi kalo

begini. Apalagi saat itu kan ada 2 cewek lain, sikap mantan Tante juga gak

baik sama Tante. Ya… langsung to the point pada saat itu, tapi memang pasti

ada momen di mana anak pasti gak bisa nerima. Tante juga jelasin, bahwa

mereka kan masih di bawa umur, mereka harus ikut Tante karena hak asuh

pasti jatuh ke tangan Tante. Tapi sempet anak-anak bilang bahwa mereka gak

akan pilih mami, juga gak akan pilih papi, awalnya begitu… mereka mau

hidup berdua aja katanya. Hahaha. Tapi akhirnya mereka ngerti, mereka mau

ikut Tante, tapi mereka bilang bahwa mami gak boleh nikah lagi. Hahaha.

P: Hahaha, Nando sama kokonya yang mencetuskan pemikiran itu ya Tan?

N: Iyalah itu, mereka berdua. Hahaha.

P: Tapi Tan, ada kesulitan gak sih waktu dulu menyampaikan status

pernikahan pada anak-anak?

N: Mmm… enggak ya, karena mereka cukup aware ya, ngertilah keadaan

keluarganya, ngerti Tante gimana. Paling ke Nando sih yang susah, karena

kan dia lumayan deket ke papanya.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 49: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

P: Ohh gitu, menurut Tante apakah Nando sudah bisa menerima latar

belakang keluarga dan status Tante saat ini?

N: Udah… mereka bisa nerima, Si Koko dan Nando.

P: Berarti sampai sejauh ini, apakah nafkah masih ditanggung atau Tante

fight sendiri?

N: Sendiri, siapa yang mau nanggung? Mantan suami Tante kan lepas tanggung

jawab dan sekarang Tante juga mengusahakan buat apa-apa kaya kebutuhan

rumah dan sekolah anak, semua sendiri. Tante gak mau menerima nafkah dari

mantan suami. Ya dari dulu kan Tante kerja kantoran, tapi ya kan sekarang

udah enggak, Tante keluar dari sana tuh tahun 2015, ya sampe saat ini Tante

jadi supir online.

P: Ohh gitu…

N: Makanya, yah beda ya dulu sama sekarang tuh… kalo dulu Tante keja

kantoran emang lebih singkat waktunya kan, masuk jam 9 pulang jam 4,

ketemu kokoh sama dedek lebih sering, lebih banyak ngabisin waktu sama-

sama di rumah, kalo pulang kerja Tante pasti sempetin cerita-cerita. Kalo

sekarang ya beda… kerjaan gak tetap, kalo jadi driver kan bisa mental-mental

Chika… ini sebelom ketemu kamu Tante kan dari Bekasi. Makanya, Nando

sebenernya tuh minta Tante kalo bisa jam 9 gitu uda pulang ke rumah, kangen

kan dia pasti… kaya dulu waktu Tante masih kerja kantor, bisa ngabisin

waktu banyak.

P: Iya sih Tan… bener-bener… apa sih Tan yang Tante lakukan supaya

anak-anak tidak kehilangan sosok papanya?

N: Mmm… ada hal-hal yang kalo di rumah, di depan anak-anak Tante bersikap

layaknya papa, tapi juga jadi mama. Jadi ya… tante modelnya kalo di depan

mereka gak mellow. Kalo Tante begitu di depan anak-anak, anak-anak mau

jadi apa ya kan.. kan semua anaknya cowok. Itu yang Tante pegang. Beban sih

pasti ada, tapi Tante pikul sendiri.

P: Tapi komunikasi Nando sama papanya lancar ya Tante?

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017

Page 50: Peran Komunikasi Interpersonal, Jessica Priscilla, FIKOM ...kc.umn.ac.id/5299/7/LAMPIRAN.pdf · orang tua tunggal akibat perceraian setelah 9 tahun menikah. Ia bercerai pada tahun

N: Ohh lancar, kan masih suka ke Cirebon tuh nengokin. Tante memang putus

hubungan dengan mantan suami, tapi tetep Tante menekankan bahwa gak ada

mantan orang tua, apalagi mantan ayah… gimanapun kan itu bapaknya, jadi

komunikasi mereka tetep lancar. Tante gak pernah larang anak-anak ketemu.

P: Kalo soal inisiatif di lingkungn Tan… misal kaya inistaitif dalam

bersosialisasi, menurut Tante apa Nando termasuk orang yang

berinistatif dalam bersosialisasi di lingkugan?

N: Hahaha, kan dia apa ya… cukup terbuka orangnya, kalo lagi menggebu-gebu

cerita, bisa semua dia certain sama orang. Menurut Tante sih iya… buktinya

temen kamu yang temennya Nando aja bisa bilang kan, Nando asyik diajak

ngobrol, orangnya supel, suka ga keabisan topik… Kalo orang lain aja menilai

dia seperti itu, ya berarti dia fine dalam bersosialisasi dengan temen-

temennya, dengan lingkungannya. Temennya banyak juga sih dia. Hahaha.

P: Hahaha, iya sih Tan… ke aku juga begitu kok, malah jadi ngobrol ngalor

ngidul kemana-mana…

N: Nah… iya kan… Gak khawatirlah Tante soal itu.

P: Oke, ini pertanyaan terakhir nih… Apa harapan Tante terhadap Nando,

baik di masa sekarang maupun masa mendatang?

N: Ya… semua orang tua pasti sama ya Chika… pasti ingin yang terbaik untuk

anaknya, gak mungkin enggak… Harapan Tante sih… biar Nando bisa lebih

kuatlah, walau kasarnya hanya dibesarkan oleh satu orang tua, tapi ya… kalo

dia bisa jadi sesuatu di masa depan, kenapa engga. Pokoknya intinya sih ya…

mmm… biar Nando do the best buat hidup dia.

P: Mmm… Iya Tante. Semoga Nando ke depannya jadi sukses ya. Amin.

N: Amin.

Peran Komunikasi Interpersonal..., Jessica Priscilla, FIKOM UMN, 2017