PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA...
-
Upload
duongquynh -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
Transcript of PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA...
PERPUs1- ~ '·<°/\ l: l\i ,, 1 r _. .... ' " -.. ·- -,,,! •
UIN SYAHiD JAl<.t~i:;:TA
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG SEHAT
SMP I AL-MATIIN KAMPUN(; SA WAH CIPUTAT
Oleh:
SUL TONI dari : ............................................. .
NIM: 104011000076 Tgl. : .l.Z~ .. Q.~L ... ~ .................. .. No. lnrluk : .. Q.J~ .. ::-.. QS .. ;;,2;;\ .. 1SL,
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISI~AM
FAKULTAS ILMU TARBIYAHDAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
PERAN KEPALA SEKOLAH D , MENCIPTAKAN BUDAYA SEKOLAH YANG SEHAT
SMP I AL-MATIIN KAMPUNG SA WAH CIPUTAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh:
SUL TONI
10401100007 6
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN BUDA YA SEKOLAH YANG SEHAT
SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK)
Untuk memehuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I)
Oleh:
SUL TONI
NIM:104011000076
Di Bawah Bimbingan:
150094403
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HI 2009 M
LEMBARPERNYATAAN
Bismillahirrahmanirrahim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
: Sultoni
: 104011000076
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S 1) di
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakaiia.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau
merupakan jiplakan dari kai·ya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi berdasarkan Undang-Undang yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Desember 2008
Penulis
ABSTRAK
Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan Bndaya Sekolah Yang Sehat Di
SMP I AI-Matiin Kampung Sawah Cipntat
Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yakni faktor internal dan ekstemal. Pertama faktor internal, yang termasuk di dalamnya kecerdasan (intelegen), minat, dan motivasi belajar siswa. Kedua faktor eksternal, yang tennasuk di dalanmya adalah kondisi sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal siswa, dorongan dari kedua orang tuanya, dan budaya sekolah tempat ia belajar.
Dari kedua factor di atas, banyak penelitian empiris mengungkapkan faktor eksternal termsuk di dalanmya budaya sekolah berkorelasi tinggi denga:n prestasi dan motivasi belajar siswa. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ann Bradley dan Hardly Working (1995).
Berbicara budaya sekolah, dimana sekolah adalah sebuah organisasi yang setiap anggotanya mempunyai tujuan yang dicita-citakan bersama, maka kita juga akan berbicara tenang pimpinan organisasi tersebut yakni kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi yang mempunyai sistem terbuka, sistem sosial, dan merupakan sub budaya dari masyarakat secara umum, mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptaka:n budaya sekolah yang sehat. Karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam budaya tersebut, baik daii internal maupun ekstemal sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk kreatif dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut. Kepala sekolah harus mengetahui budaya sekolah mereka, mampu membentuk budaya dan pada akhirnya tujuan yang dicita-citakan oleh sekolah dapat tercapai. Metodologi penelitian pendidikan dalam skripsi ini bertujuan tmtuk memperoleh informasi mengenai bagaimana peran kepala sekolah SMP I Al-Matiin dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat, yakni budaya disiplin siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa-siswi SMP I Al-Matiin yang berjumlah 75 siswa yang kesemuanya berkesempatan menjadi san1pel pada penelitian ini. Pengumpul311 data dalam skripsi ini dilakuk311 deng311 cara l) Angket, 2)Wawfil1cara, d3113)0bservasi.
Dari hasil 311alisis d311 interpretasi atas data yang diperoleh, menunjukk311 bahwa per311 kepala sekolah SMP I Al-Matiin dalam menciptak311 budaya sekolah yang sehat telah berjalan dengfil1 sehat d311 tidak terdapat kendala yang berarti dalam upaya untuk menciptakfil1 budaya sekolah yang sehat.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul
"Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan Budaya Sekolah Yang Sehat di
SMP I Al-Matiin Kampung Sawash Ciputat" ini dengan baik. Salawat beserta
salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zarnan.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Keislaman (S. Pd.I). Dalam rnenyusun skripsi ini, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
keterbatasan ilrnu pengetahuan yang penulis miliki, namun berkat adanya
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penelitian pendidikan ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
penelitian ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampikan kepada:
I. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekretaris Jurusan PAI, staf
Jurnsan PAI beserta selurnh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan kemudahan
selanm proses bimbingan serta memberikan saran serta dukungan kepada
penulis selama pernbuatan skripsi ini.
4. Dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan akademik
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis dan turut
melancarkan usaha pembuatan skripsi ini, Jazakallah khairan katsira.
6. Segenap Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syru·if Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan-perpustakaan fakultas.
7. KH. Ucup Ridwan Saputra, Pimpinan Yayasan Al-Matiin yang telah
memberikan amanat kepada penulis pada Asisten Direktur II Bidang
Kurikulum dan Kepengasuhan Al-Marwiah Islamic Boarding School
(AIS).
8. Drs. Mukhtar Al-faridi, Kepala Sekolah SMP I Al-Matiin Krunpung
Sawah Ciputat yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan
persiapan keberangkatan ke Tanah Suci, beserta selmuh dewan guru yang
tidak saya sebutkan satu persatu, tetapi tidak mengi.rrru1gi rasa terima kasih
dan hormat saya.
9. Kedua orang tuaku tercinta (Al-marhum H. Kodirm1 dan Hj. Jariah),
keluru·ga besarku (Mbak Halimah, Mas Rusdiono, Adinda Rois Husaini,
Dede Arif Wahyudi, Antin Fitriati, Putra), juga Om Sis yang selalu
mencurahkan kasih sayang, do'a, perhatian, dan motivasi mauplli1
dukungan materil kepada penulis selruna penyelesaian penelitian ini.
10. Keluru·ga Kemlli1ing (Kaki', Nini', Yai Sa' dun, Prunan Alrrnadi).
Terimakasih atas segala perhatian dan bimbingannya.
11. Kepada seluruh teman-teman sepe1juanganku di Jurusan PAI khususnya
PAI kelas B 2004 yang tidak penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih
atas segala perhatian, duklli1gan, suasana hangat, dan motivasinya, semoga
silaturrahmi terjalin dan sukses selalu. And, I miss when you smiled to me:
Uni UlfaQ.
12. Kepada temen-temen di kepengurusan Al-Marwiah Islamic Boarding
School (Abu Hasan Mubarok, Faisal Achdiatna clan Trisno Joyo), yang
telah memberikan dukungan clan motivasi terbaik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
13. Teman-teman di Pesntren Lubur Sabilussalam 2006 (Kholid, Kang Toha,
Sugih, Mumub, Yazid, Ucup, Mahsun), yang telah memotivasi penulis
dalam berlatih berorganisasi.
14. Inspiring Friend: Yoni, Fuad H, Asral, Vera, dan Mia. Teman-teman
P2KT di SMP N 56 Jakarta: Dede-Adi (IPS), Amel-Tia (PBI), Ria-Okta
Syifa-Riska-Izul (PAI). PAI Basket Ball Team: Holid, By hq, Asral, Fuad,
Ocep Potter, Huda). PAI Propesa Band: Indra (guitar&vocal), Ipul (bass),
Amel (keybord). Lan, Sedulur kulo Umi H.
Semoga penulisan skripsi ini dapat bennanfaat bagi penulis khususnya clan
bagi para pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan clan kesalahan
adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT.
Jakarta, 12 Desember 2008
Penulis
DAFTARISI
ABSTRAK .................................................................... ..
KATA PENGANTAR ......................................................... ii
DAFTARISI..................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................. Vlll
DAFT AR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. x
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. I
B. Identifikasi Masalah..................... .. .. .. .. . .. .. .. .. .. 6
C. Pembatasan Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. ... 6
D. Perumusan Masalah .. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . . .. . .. .. .. .. 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..... 7
F. Metode Pembahasan .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . . .. .. .. .. .... 8
BABU KAJIAN TEORI
A. Kepala Sekolah ............................................. 9
I. Pengertian Kepala Sekolah ......................... 9
2. Peran Kepala Sekolal1 ............................... 10
a. Kepala Sekolah Sebagai Administrator ...... 11
b. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor .......... 15
c. Kepala Sekolah Sebagai Evaluator ............ 16
d. Kepala Sekolah Sebagai Motivator ............ 17
e. Kepala Sekolah Sebagai Edukator ............ 19
f. Kepala Sekolah Sebagai Innovator ............ 19
g. Kepala Sekolah Sebagai Mediator dan
Fasilitator ........................................... 20 n Tl.-.l--·- Cl-1--1-1..
1. Penge1tian Budaya . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . ... 21
2. Pengertian Budaya Sekolah .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 23
3. Sebab-sebab Timbulnya Budaya Sekolah .... ..... 24
4. Kriteria Sekolah Yang Sehat ........................ 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . ... 29
B. Penentuan Tempat dan Waktu Penelitian ................. 29
C. Populasi dan Sampel .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. . 30
D. Teknik Pengumpulan Data....................................... 30
E. lnstrumen Penelitian .. .............................................. 31
F. Teknik Analisis dan lnterpretasi Data .. .... .. .. ... .. .. .... .. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP I Al-Matiin ............................ 35
1. Profil dan Letak Geografis .................................. 35
2. Sejarah Singkat SMP I Al-Matiin ....................... 35
3. Visi dan Misi SMP I Al-Matiin ........................... 36
4. Struktur Organisasi SMP I Al-Matiin ................. 37
5. Keadaan Tenaga Pendidik ................................... 38
6. Keadaan Siswa .................................................... 39
7. Sarana dan Prasarana .......................................... 39
B. Analisis dan Interpretasi Data ..................................... 41
1. Analisis Data .. . .... .... ......... .. .. .. ... .. .. .. .. ... .. .. . ... .. . .. .. 41
2. Interpretasi Data .................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................. 61
B. Saran........................................................................... 61
DART AR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Tabel 1
2. Tabel2
3. Tabel3
4. Tabel4
5. Tabel5
6. Tabel6
7. Tabel 7
8. Tabel8
9. Tabel9
10. Tabe 10
11. Tabel 11
12. Tabel 12
13. Tabel 13
14. Tabel 14
15. Tabel 15
16. Tabel 16
17. Tabel 17
18. Tabel 18:
19. Tabel 19
20. Tabel 20
DAFTAR TABEL
Dimensi dan lndikator Kepala Sekolah Sebagai
Motivator ....................................................................... 33
Struktur Organisasi SMP I Al-Matiin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 7
Keadaan Tenaga Pendidik SMP I Al-Matiin ................. 38
Keadaan Siswa ................................................ 39
Statistik Jumlah Siswa . . . . . .. . . . . .. . .. . . . . .. . . . . .. . . . . .. . .... 39
Sarana dan Prasarana . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
Kepala Sekolah Datang ke Sekolah Tepat Waktu ......... 4 I
Memakai seragam yang rapih dan berdasi . . .. . . . . . . . . . . .. 42
Mengikuti upacara bendera pada hari senin dengan
rutin ....... ....... ..... ... . ........ ......... .... ............ ... . 42
Memakai sepatu wama hitam sesuai dengan peraturan
sekolah ........................................................................... 43
Membuang sampah pada tempatnya . . . . . .. . . . . .. . . . . .. . ... 43
Pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam
kelas ............................................................ 44
Pengarahan untuk tidak meninggalkan ruang kelas
pada saat pergantianjam pelajaran . . ...... ..... ......... .. 44
Pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu ......... 45
Pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai
jadwal pelajaran . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . .. . .. 45
Pengarahan untuk melaksanakan pike! kelas ................. 46
Pengarahan untuk tidak membawa senjata tajam dan
sejenisnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 46
Nasehat untuk tidak berkelahi dengan siapapun . . . . . . . . . 4 7
Nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik ... 47
Nasehat untuk tidak merokok di dalam atau di luar
lingkungan sekolah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
21. Tabel 21
22. Tabel 22
23. Tabel 23
24. Tabel 24
25. Tabel 25
26. Tabel 26
27. Tabel 27
28. Tabel 28
29. Tabel 29
Nasehat untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan di
dalam dan di luar sekolah . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . .. . .. . . . . ... 49
Nase hat untuk tidak berisik di dalam kelas . . . . . . . . . . . . ... 49
Memberi hukuman bagi siswa yang terlambat datang
ke sekolahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... 50
Memberikan hadiah bagi siswa yang rajin dan
berdisiplin . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. .. 51
Memerintahkan untuk solat dzuhur berjamaah tepat
waktu ........................................................... 51
Memberi teguran bagi siswa yang coret-coret dinding .. 52
Menyuruh siswa untuk memakai seragam secara
lengkap ......................................................... 52
Memberi surat peringatan kepada siswa yang tidak
masuk kelas selama 3 hari tanpa ada keterangan . . .. . .... 53
Mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas
untuk membicarakan tentang disiplin . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
DART AR LAMPIRAN
1. Lampiran 1: Angket Penelitian
2. Lampiran 2: Pedoman Wawancara
3. Lampiran 3: Surat Pengajuan Judul Skripsi
4. Lampiran 4: Surat Bimbingan Skripsi
5. Lampiran 5: Surat Izin Untuk Penelitian
6. Lampiran 6: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
7. Lampiran 7: Hasil Wawancara
8. Lampiran 8: Hasil Skoring Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator Dalam
Menciptakan Budaya Sekolah Yang Sehat
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Kegiatan pembangnnan di segala bidang terus dilakukan termasuk bidang
pendidikan. Upaya pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang
tercantum dalam pembahasan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa tujuan negara
Republik Indonesia yaitu:
Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan berdasarkan kepada ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradap,Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.1
Di bidang pendidikan, pemerintah terns melakukan usaha-usaha penataan,
pengembangan dan pemantapan, misalnya dengan melengkapi peraturan dan
perundang-undangan, melakukan pengembangan kurikulum. Agar program
pendidikan dapat berjalan dengan benar, pemerintah juga melaksanakan
pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan tenaga kependidikan yang lain,
menyediakan dana, sarana dan prasarana.
Peran serta masyarakat dan orang tua juga ditingkatka.n, mengingat tanggung
jawab bersama antara masyarakat, keluarga dan pemerintah. Semua kegiatan yang
1 IAIN, Pendidikan Kewarganeraan: Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, (Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000), Cet. Ke-I, h. 54-55.
2
telah dilakukan dan akan terns dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat
merupakan usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional sebagai berikut:
Pendidikan Nasional bertujuan membangun kualitas manusia yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara yang berjiwa pancasila mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur dan berkepribadian yang kuat, cerdas, terampil, dan dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap demokrasi, dan dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetik. Berkesanggupan untuk membangun diri dan masyarakat. 2
Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional yang luhur dan mulia sebagaiman diutarakan di atas, namun hasilnya
belum juga memuaskan, Karena masih banyak masalah yang dihadapi dunia
pendidikan, diantaranya kualitas proses pendidikan dan kualitas hasil pendidikan.
Oleh karena itu, kegiatan setiap unsur dan satuan yang berperan dalam bidang
pendidikan harus ditingkatkan seoptimal mungkin sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan yang telah di tetapkan secara efektif dan efesian.
Sekolah sebagai salah satu satuan pendidikan yang mempunyai peranan
penting dalam bidang pendidikan, perlu ditingkatkan kegiatannya sesuai dengan
fungsinya serta tanggung jawab, mengingat sekolah sebagai lembaga pendidikan,
tempat diselenggarakannya proses pendidikan secara berjeajang dan
berkelanjutan, dan sebagai bagian dari sistem pendidikan, sebagaimana tercantum
dalam undang-undang NO 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
sebagai berikut: Satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari
pendidikan yang be1jenjang dan berkesinambungan. Jalur pendidikan sekolah
merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar
mengajar secara berjenjang dan berkelanjutan.3
Jalur pendidikan sekolah melaksanakan kegiatan pelayanan pendidikan
terhadap siswa, memenuhi tuntunan masyarakat dan orang tua siswa. Kegiatan
2 Abu Ahmadi, I/mu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-2, h. 198 3 Penjelasan SISDIKNAS, (Jakarata: Balai Penerbitan Dharma Bak'li, 1990), h. 182
3
sekolah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan,
berdasarkan kurikulum yang berlaku untuk mencapai tujuan nasional.
Sebenamya pendidikan tidak hanya dilakukan di jalur pendidikan sekolah,
tetapi juga berlangsung dalam pendidikan luar sekolah yaitu lingkungan keluarga
dan masyarakat. Namun pada kenyataannya masyarakat dan orang tua
menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya pada jalur pendidikan
sekolah. Melihat kenyataan demikian, sekolah terbebani oleh tugas yang cukup
berat untuk melaksanakan pendidikan yang dipercayakan oleh masyarakat dan
orang tua.
Berdasarkan Buku Pedoman Administrasi Pendidikan yang dikeluarkan oleh
Tim Pengembangan IKIP Semarang, bahwa untuk dapat melaksanakan kegiatan
sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya, sekolah memerlukan unsur-unsur
yang berperan, yaitu:
I. Unsur Pempinan: Kepala sekolah 2. Unsur-unsur :
a. Unsur Pengajaran b. Unsur Kesiswaan c. Unsur bimbingan dan konseling d. Unsur Pengabdian pada masyarakat e. Unsur ko-Kulikuler
3. Unsur Tata usaha 4. Unsur Instalasi:
a. Perpustakaan sekolah b. Labolatorium c. Bengkel Ke1ja d. Asrama
5. Unsur Pelaksana: a. Guru Bidang studi b. Guru Praktek c. Guru wali d. Guru kelas e. Ketua j urusan
6. Unsur siswa.4
Dari berbagai unsur tersebut, peranan kepala sekolah di lembaga pendidikan
mempunyai pengaruh yang cukup besar, terutama dalam mengelola sekolah sesuai
4 Tin1 Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Adnzinistrasl Pendidikan, (Sen1arang: ·rhn Pengadaan Buku Pelajaran !KIP Semarang, 1991), h. 54.
4
dengan visi dan misi untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan.
Sebagaimana basil penelitian yang telah dilakukan oleh Robby Suharlan Suarsa.
Hasil analisisnya mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
kepemimpinan kepala sekolah terhadap basil belajar siswa. 5
Terlebih dalam era otonomi seperti sekarang ini, dimana sekolah merupakan
satuan pendidikan yang otonom. Dalam ha! ini, kita bisa menggunakan istilah
Menejeman Berbasisa Sekolah (MBS) untuk mewakili sebuah model sekolah
yang otonom.
Salah satu model MBS adalah kontrol administratif, dimana kepala
sekolah sangat dominan sebagai representasi dari administrasi pendidikan. Ia
berperan sangat penting dalam malakukan tertib organisasi untuk mewujudkan
sebuah menejemen yang baik. Dan menejemen yang baik adalah Penanggung
jawab utama dalam mengembangkan budaya sekolah.6
Salah satu indikasi budaya sekolah yang efektif adalah sikap disiplin pada diri
murid. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam pendidikan siswa tidak hanya
menyerap dan memahami ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang diajarkan oleh
pendidik, tetapi yang diharapkan adalah terjadinya transfer nilai ke dalam diri
murid yang kemudian dapat diterpakan dalain kehidupan sehari-hari. Pada
kenyataannya banyak hambatan yang dialami siswa, kesulitan ekonomi,
keterbatasan fasilitas dan kurangnya motivasi siswa serta kurang disiplin.
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mengajarkan nilai-nilai dan norma
norma yang berlaku dalam masyarakat, disamping mengajarkan keterampilan dan
kepandaian. Akan tetapi fungsi sekolah sebagai pembentuk nilai dalam diri siswa
sekarang ini banyak mendapat tantangan. Indikasi adanya tantangan tersebut
dapat dilihat dengan munculnya kenakalan pelajar atau pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan oleh siswa terhadap tata tertib sekolah yang merupakan salah satu
faktor penghambat terhadap keberhasilan belajar.
' Hubungan Kepemimpinan Kepa/a Sekolah, lklim Budaya Sekolah, Dan Kepuasan Be/ajar Dengan hasil Be/ajar Siswa, Artikel diakses pada 3 Agustus 2008 dari [email protected]
6 Development of school culture, Artikel diakses pada I Juli 2008 dari hltrr:/// centcrschollcul ture.co1n
5
Munculnya kenakalan pelajar atau para pelanggar aturan dan tata tertib
sekolah, menunjukkan adanya kegagalan sekolah dalam mendisiplinkan siswa.
Singgih D. Gunarsa berpendapat tentang arti disiplin, "Dalam mendidik anak
perlu disiplin tentang apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak boleh
dikerjakan"7• I. G. Warsanto mengutip pendapat Atmosudirjo, mengatakan
"Disiplin adalah syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan. 8
Dalam masyarakat modern yang terus mengalami kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sikap dan perilaku disiplin sangat penting untuk diterapkan dalam
kehidupan, terrnasuk dalam dunia pendidikan. Misalnya siswa yang merupakan
salah satu pelaku pendidikan sangat dituntut untuk dapat memiliki sikap disiplin
terutama disiplin dalam belajar.
Islam mengajarkan manusia konsep disiplin sebagaimana yang tertera pada
salah satu surat dalam Al-Qur'an, yakni surat Al-'Ashr, sebagai berikut:
"Demi masa {I) Sungguh, manusia berada datam kerugian, (2) Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebqjikan serta sating
menasihati untuk kebenaran dan sating menasihati untuk kesabaran (3) {QS.
103: 1-3}
Kandungan surat di atas mengajarkan manusia untuk benar-benar menghargai
waktu. Bagaimana manusia mengelola dan menggunakan waktunya. Manusia
yang merugi adalah manusia yang menyia-nyiakan waktu dan menggunakannya
untuk perbuatan yang tidak berrnanfaat. Kedisiplinan pun sangat berhubungan
dengan penggunaan dan pengaturan waktu, karena pada hakikatnya, kedisiplinan
itu melakukan pekerjaan sesuai dengan tempat dan waktunya.
6
SMP Al-Matiin adalah lembaga pendidikan swasta yang secara kelembagaan
bema di bawah naungan Yayasan Al-Matiin dimana pengelolaan dan sumber
dananya adalah hasil swadaya masyarakat dan dari dana bantuan pemerintah.
Sebagaimana lembaga swasta yang lainnya, SMP Al-Matiin kekurangan terhadap
SDM yang memadahi dan kompeten. Hal ini terlihat dari sebagian guru mengajar
bukan pada bidang keahliannya dan juga sering terjadinya pergantian kepala
sekolah oleh pihak yayasan dalam periode yang singkat dan mengakibatkan
kepada kurang optimalnya kinerja kepala sekolah dalam menjalankan fungsi dan
perannya sebagai kepala sekolah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut. Penulis inging meneliti apa saja
peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat yang akan di
kemas dalam judul penelitian "Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan
Budaya Sekolah Yang Sehat"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
menemukan beberapa masalah-masalah yang terkait dengan fokus penelitian
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
I. Sudah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, namun belum mendapatkan basil yang memuaskan.
2. Belum berjalannya dengan baik Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) di
SMP I Al-Matiin.
3. Bahwa budaya disiplin di sekolah sangat membantu proses behijar
mengajar
4. Keterbatasan kualitas SDM di SMP Al-Matiin.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, diketahui banyak masalah yang berkaitan
dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan dan budaya sekolah. Namun
mengingat keterbatasan penelitian ini, maka hanya dibatasi pada peran kepala
sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat. Adapun yang dimaksud
7
dengan peran kepala sekolah adalah peran kepala sekolah sebagai motivator.
Sedangkan budaya sekolah hanya dibatasi pada budaya disiplin siswa di sekolah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan di
ajukan adalah:
I. Bagaimana peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang
sehat yakni budaya disiplin siswa.
2. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalan1 menciptakan budaya
seko !ah yang sehat.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitia~
1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peran kepala sekolah
sebagai motivator dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat sudah
maksimal dan dijalankan dengan baik
2. Manfaat Peneletian
Adapun manfaat penelitian ini adalal1 sebagai berikut:
a. Diharapkan dapat memperoleh gambaran tentartg peranan kepala
sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan saran
bagi sekolah dan khususnya dalam upayanya menciptakan budaya
sekolah yang sehat.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan
kepada peneliti pribadi tentang peran kepala sekolah dan budaya
sekolah yang sehat.
8
F. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui penelitian
kepustakaan (library research), dan penelitian lapangan (field research). Penelitian
kepustakaan yang dimaksud adalah mengkaji dan mempelajari beberapa referensi
yang era! kaitannya dengan masalah yang di bahas.
Selanjutnya, penulisan penelitian ini mengacu pada buku pedoman penulisan
skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN
SyarifHidayatullah Jakarta tahun 2007.
A. Kepala Sekolah
BABU
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Peran Kepala Sekolah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah "Perangkat tingkah
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.
Sedangkan peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan.1
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto berpendapat bahwa "Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia meqjalankan suatu peran. Pentingnya peranan adalah karena ia mengat1rr perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas te1tentu sepe1ti meramalkan perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang atau sekolompoknya, hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan individu dengan masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. 2
Peran sangat penting sekali dalam kehidupan khususnya pada zaman sekarang
ini, karena menurut pengertian di atas peran itu harus dilaksanakan oleh orang
yang berkedudukan di masyarakat dalam lembaga pendidikan atau sekolah.
Kepala sekolah merupakan dua gabungan kata yang dijadikan satu hingga mempunyai makna tersendiri. Kedua kata terse but adalah "kepala" dan "sekolah".
1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Jndonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-I, h. 667
10
Kata "kepala" dapat diartikan "ketua" atau "pemimpin" dalam suatu organisasi
atau suatu lembaga. Sedang "sekolah" adalah sebuah lembaga dimana menjadi
tempat menerima dan memberi pelajaran.3 Kepala sekolah adalah pimpinan
pendidikan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan
mutu pendidikan di sekolah. Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang
harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang
menyenangkan clan perkembangan mutu professional di antara guru banyak
ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.
Menurut HM. Daryanto "kepala sekolah merupakan personal sekolah yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah. la mempunyai tanggung
jawab dan wewenang penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan
pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dalam dasar pancasila.4
Kepala sekolah bukan hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya
sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan
lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasainya serta hubungan dengan
masyarakat sekitarnya, juga merupakan tanggung jawabnya pula.
Kepemimpinan kepala sekolah disini mengandung makna yang luas yaitu
kemampuan untuk menggerakkan sumber daya yang terdapat pada lembaga
pendidikan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dari definsi tersebut diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kepala sekolah
merupakan seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin pendidikan secara
organisatoris yaitu membina, membimbing, memberi bantuan, dan memberi
dorongan kepada staf sekolah dalam usaha perbaikan pengajaran yang dilakukan
di lembaga pendidikan utnuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2. Peran Kepala Sekolah
Seorang pemimpin pendidikan dalam menduduki jabatannya ditetapkan dan
di angkat oleh atasannya. Akan tetapi untuk dapat mejalankan tugasnya dengan
baik, kedudukan kepala sekolah harus benar-benar mengerti dan memahami
3 Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tilifauan Teoritis dan Permosa/ahannya, (Jakarta: PT Raja Grasindo Persada: 2001), Cet. 2, h. 83
4 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2001), Cet. I, h. 80
II
fungsi dan pernannya baik sebagai administrator, supervisor, maupun sebagai
motivator.
a. Kepala sekolah sebagai Administrator
Sebelum membahas fungsi kepala sekolah sebagai administrator, Drs. Ngalim
Purwanto dalam buku Administrasi Pendidikan mengartikan administrasi
merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk membantu melayani, mengarahkan
atau mengatur semua kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. 5
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan di lingkungan sekolah
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah. Kepala sekolah mempunyai
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan
pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan
tugas administrasi, kepala sekolah dibantu oleh guru dan staf lainnya, serta
mendelegasikan berbagai sumber misalnya tenaga, dan materil agar berhasil
dalam mencapai tujuan pendidikan.
Tugas kepala sekolah pada zaman sekarang ini sangatlah berbeda dengan
zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat bahwa pada zaman dahulu masih
menggunakan sistem sentralistik atau segala tugas dan wewenang kepala sekolah
telah ditentukan oleh pemerintah pusat sehingga segala sesuatu mengenai urusan
sekolah telah disediakan oleh pemerintah. Berbeda dengan zaman sekrang tugas
kepala sekolah sangatlah rumit. Hal ini karena dipengaruhi dengan perkembangan
dan perubahan yang terjadi pada bidang pendidikan yang ada di Indonesia
sehingga menimbulkan paradigma barn yang akan berpengaruh pada scmkin
beratnya tugas yang di emban oleh kepala sekolah.
Dengan adanya sistem desentralisasi maka pemerintah telah memberikan
kebebasannya bagi setiap satuan pendidikan untuk lebih mengetahui dan mampu
mengurus kebutuhannya sendiri, sehingga kepala sekolah diharapkan untuk dapat
mengatasi seluruh persoalan sekolah yang tentunya bekerjasama dengan para guru
dan seluruh pegawai sekolah.
'Ngalim Purwanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara Sumber Widyaj, 1996), Cet. 18, h. 11
12
Adapun tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai administrator antara
lain adalah:
1. Menguasai garis-garis besar program pengajaran (GBPP) seperti: standar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan pengembangan KTSP.
2. Bersama guru menyusun program sekolah untuk satu tahun kegiatan 3. Menyusunjadwal kegiatan 4. Mengkoordinir kegiatan penyusunan model satuan pelajaran. 5. Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar dengan memperhatikan syarat dan
norma penilaian 6. Mencatat dan melaporkan hasil kemjuan sekolah kepada instansi-instansi
pendidikan 7. Mengatur kegiatan program bimingan konseling 8. Meneliti dan mencatat kehadiran siswa 9. Mengatur program kegiatan ekstra kurikuler 10. Merencanakan pembagian tugas guru 11. Mengusulkan formasi pengangkatan, kenaikan dan mutasi guru 12. Mengatur usaha kesejahteraan personal sekolah 13. Memelihara pencatatan buku sekolah 14. Merencanakan, megembangkan, hubungan sekolah dengan masyarakat 15. Mengatur pemeliharaan gedung dan halaman sekolah 16. Memelihara perlengkapan sekolah 17. Bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan sekolah 18. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan masyarakat 19. Memelihara dan mengatur penyimpanan arsip kegiatan sekolah. 6
Agar kepala sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka
diperlukan pemahaman, penguasaan dan kemampuan dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator
pendidikan.
Selain itu kepala sekolah juga bertanggung jawab terhadap keadaan
lingkungan sekolah. Misalnya perbaikan gedung sekolah, penam bah an ruang, juga
penambahan fasilitas dan sarana prasaran yang dibutuhkan oleh siswa dan guru.
Oleh karena itu ia dituntut untuk selalu kreatif dan memiliki inisiatif yang dapat
menjunjung perkembangan sekolah.
Demikianlah bidang garapan administrasi pendidikan kepala sekolah sebagai
administrator pendidikan. Adapun prosedur atau langkah-langkah pokok yang
6 Suryo Subroto, Din1ensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. II, h. 141-142
13
harus dilakukan kepala sekolah sebagai administrator pendidikan secara umum
meliputi:
a. Membuat perencanaan
Salah satu tugas utama dan menjadi tanggung jawab kepala sekolah
adalah membuat atau menyusun perencanaa.
Pemcanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian
pengambilan keputusan untuk dilakukam1ya tindakan dalam mencapai tujuan
organisasi dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada. 7
Adapun langkah-langkah dalam pemcanaan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1 Menentukan clan merumuskan tujuan yang hendak dicapai 2 Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan 3 Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan 4 Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan. 5 Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan diselesaikan. 8
Oleh karena itu, kepala sekolah paling tidak membuat rencana tahunan
setiap tahun meajelang di mulainya tahun ajaran baru kepada sekolah
hendakuya sudah siap menyusun rencana yang akan dilaksanakan untuk tahun
ajaran berikutnya. Dalam penyusunan rencana tahunan ini, kepala sekolah
harus mengikutsertakan mereka dapat membantu memberikan pemikiran clan
ide-ide cemerlang serta pemecahan masalah yang mungkin tidak terpikirkan
atau tidak dapat di pecahkan sendiri oleh kepala sekolah.
Dalam kegiatan administrasi pendidikan membuat perencanaan mutlak
dilakukan, perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah diantaranya
adalah menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program
pengajaran, kesiswaan, kepegawairu1, keuang311, dan penyediaan fasi!itas
yang diperlukan sekolah.
7 ~nh~ .. ,.;......,; i1....;1,...., .... ..._,.,. n~--·-: ___ : J ___ "J. __ , __ ,_~-----' n
14
b. Menyusun Struktm Organisasi Sekolah
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun
organisasi sekolah yang di pimpinnya dan melaksanakan pembagian tugas
serta wewenangnya kepada gmu-gmu dan pegawai sekolah sesuai dengan
struktm organisasi sekolah yang telah disusun dan di sepakati bersama.
Dengan pembagian kerja yang baik, pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab yang tepat, maka kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan
dapat tercapai.
c. Bertindak Sebagai Koordinator dan Pengarah
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak buah (gUTU) dengan jalan
memberi perintah, memberi petunjuk, mendorong semangat kerja,
menegakkan disiplin, membe1ikan berbagai usaha laiimya agar mereka
adalan1 melakukan pekerjaan meugikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk
peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.
Sedangkan pengoordinasian kegiatan menghubungkan orang-orang dan
tugas-tugas sehingga te1jalin kesatuan atau keselarasan keputusan,
kebijaksanaan, tindakan, sikap serta tercegal1 dari timbulnya pertentangan,
kekacauan, dan kekosongan tindakan.9
Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertugas
memberikan pengarahan dan pengoordinasian seluruh staf dan personal
sekolah yang meliputi guru dan pegawai agar dapat bekerja sama dan
membantu kearah satu tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan adanya pengoorganisasian yang baik maka persaingan yang tidak
sehat antara personel sekolah dan kesimpangsiuran dalam meajalankan tugas
dapat dihindari dan dapat te1jalin kerjasania yang baik antar personel sekolah.
d. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian
Tugas kepala sekolah sebagai administrator dalam pengelolaan
kepegawaian meliputi penerimaan, penempatan, dan pemberian tugas guru.
15
Usaha dan peningkatan kesejahteraan guru-guru dan pegawai sekolah tidak
hanya bersifat material saja tetapi juga yang bersifat jasmani dan rohani, serta
peningkatan mutu profesionalisme serta pengembangan karier mereka.
Agar pekerjaan sekolah dilakukan dengan ikhlas, senang, bergairah dan
berhasil baik dalam memberikan tugas atau pekerjaan maka sebaiknya kepala
sekolah agar memperhatikan dan mendengarkan keluhan para bawahannya
dan mencari jalan keluar bagi hambatan yang dirasakan dalam menjalankan
tugas mereka seta kepal sekolah diharapkan dapat memberikan kesempatan
pada para pegawai untuk dapat meningkatkan kemampuan mereka.
Dari uraian tersebut dapat disimpukan bahwa administrasi dalam
pendidikan atau dalam sekolah, khususnya bagi kepala sekolah tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan kepemimpinan. Karena apabila pelaksanaan tugas
pemimpin tanpa menggunakan administrasi akan te1jadi . kegiatan yang
tumpang tindih dan simpang siur. Untuk pelaksanaan yang tertib dan teratur
kepala sekolah harus meggunakan administrasi yang tertib dan teratur pula.
b. Kepala sekolah sebagai supervisor
Supervisi sebagai salah satu fungsi dalam administrasi pendidikan, bukan
hanya tugas para inspektur melainkan tugas kepala sekolah terhadap guru-guru
dan pegawai-pegawai.
Good's Carter, sebagaimana dikutip oleh Oteng Sutisna mendefinisikan
supervise sebagai: "Usaha bersama dari para pejabat sekolah yang diangkat dan
diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenga pendidikan
lain dalam perbaikan pengajran, metode-metode mengajar dan evaluasi
Pengajaran".10
Tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik
untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun usaha untuk memperbaiki situasi
belajar mengajar adalah dengan jalan membantu guru-guru agar mereka mampu
memecahkan persoalan-persoalan yang mereka hadapi.
10 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesiona/, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1993), h. 264
16
Melihat tujuan dan pengertian supervisi tersebut, maka fungsi kepala sekolah
sebagai supervisor adalah membimbing dan menolong guru-guru dan siswa dalam
memperbaiki pendidikan, memperbaiki tujuan pendidikan se1ia membina dan
mendidik tingkah laku siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
c. Kepala sekolah sebagai Evaluator
Menurut N galim Pmwanto evaluasi adalah "suatu proses yang sistematis
untuk menentukan dan membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan
pengajaran yang telah dicapai. Dalam arti luas evaluasi adalah proses
merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatifkeputusan". 11
Untuk menilai berhasil tidakuya suatu program, perlu adanya penilaian atau
evaluasi. Kepala sekolah sebagai evaluator hendalmya memberi pengarahan
kepada guru-guru. Arahan dan bimbingan sebaiknya diberikan secara teratur,
bijaksana, baik, secara langsung maupun tidak langsung. Arahan dan bimbingan
seyogyanya tidak diberikan terlalu sering agar sikap kemandirian dan kepercayaan
diri dapat berkembanga pada setiap individu, serta tidak terkesan menjemukan.
Bentuk-bentuk arahan dan bimbingan hendaknya disesuaikandengan keadaan
individu atau pihak yang diberi arahan, dan bimbingan ini berorientasi untuk
menumbuhkan atau membangkitkan semangat kerja serta mengembangkan dan
meluruskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan disamping menjaga ketentuan
ketentuan (nonna) sekolah.
Selaku evaluator kepala sekolah juga menilai keberhasilan proses belajar
mengajar secara menyeluruh termasuk alat peraga, sarana yang ada, buku sumber
pengajaran dan out put yang dibutuhkan oleh masyarakat.
17
d. Kepala sekolah sebagai Motivator
Motivasi merupakan sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan. 12seorang
pemimpin pendidikan untuk mengamati bawahannya yakni para guru untuk
senantiasa eksis terhadap profesi yang dijalankan. Motivasi berfungsi untuk
mendorong manusia melakukan sesuatu dan menentukan perbuatan apa yang
harus dikerjakan gtma mencapai suatu tujuan.
Sesuai dengan fungsinya sebagai motivator kepala sekolah harus man1pu
untuk mendorong dan menggerakkan semangat para guru dalam mencapai tujuan
pendidikan yaitu siswa dapat belajar dan mengetahui ilnrn yang diajarkan
sehingga siswa berkelakuan baik. Dalam hal ini upaya yang dilakukan kepala
sekolah adalah:
I) Menan3111kan kepercayaan diri dalam diri siswa
Penguasaan diri agar berperilaku baik perlu ditan3111kan pada anak.
Penguasaan diri mencakup juga peuyesuaian diri. Penguasaan diri dalam
kelas harus sudah ditanamkan sejak dini pada anak agar mereka terbiasa dan
bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah mereka.
Disiplin yang baik bukan dilakukan oleh banyak sedikitnya pelanggaran
perilaku, pelanggaran disiplin bisa terjadi karena terlan1bat, melalaikan tugas,
membolos, berisik di dalam kelas, membantah perintah dan lain sebagainya.
Akan tetapi disiplin yang baik mengandung pengertian ketundukan pada
peraturan dan pengakuan yang mampu membelajarkan siswa.
Pelanggaran yang dilakukan siswa walaupun bentuk dan wujudnya sama,
belum tentu sama pula penyebabnya. Sebagian mungkin karena kurang
matangnya emosi, km·ang penguasaan diri, oleh karena itu, setiap tindakan
disiplin lebih dahulu ditelaah sebab atau latar belakangnya sebelum diambil
tindakan.
Kepala sekolah sebagai motivator harus mencerminkan sikap kasih
sayang kepada siswa dengan mengetahui nama dan Iatar belakangnya. Selain
18
itu kepala sekolah hams memberikan perhatian dan nasehat yang disesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa seperti bahasa pikiran, memberi tugas
sesuai dengan kemampuan siswa. Kehadiran dan sifat rajin dari kepala
sekolah sangat dibutuhkan. Karena itu mempakan suri tauladan yang baik
b . . 13 ag1 s1swanya.
2) Memberi hadiah bagi siswa yang berdisiplin dan berprestasi dan
memberi hukuman bagi siswa yang tidak berdisiplin.
Banyak cara memperbaiki perilaku dan sikap yang kurang disiplin.
Memberikan hadiah kepada siswa yang taat dan berprestasi merupakan hadia
terbaik. Sebab siswa merasa diakui sebagai pribadi. Hal ini akan dapat
meningkatkan disiplin siswa tersebut dan memotivasi bagi siswa yang
lainnya. Selain memberikan hadiah, pemberian hukuman bagi siswa yang
kurang berdisiplin juga diperlukan. Tujuannya agar siswa merasa lebih
bertangglll1g jawab atas peraturan yang berlaku kepada mereka.
3) Penghargaan
Pemberian penghargaan kepada siswa dapat menimbulkan perasaan
senang dan bangga atas usaha ll11t11k berdisiplin. Pemberian penghargaan bisa
berbentuk pujian, senyuman, dan juga pemberian poin pada salah satu aspek
akademik. Hal ini akan menimbulkan motivasi untuk berdisiplin dalam diri
sendiri14
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa peran kepala sekola11
sebagai motivator dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat temtama budaya
disiplin adalah pertama, menanamkan rasa percaya diri, dengan percaya diri pada
diri sendiri berarti ia telah mampu mengendalikan dirinya, adaplll1 caranya dengan
memberikan tauladan yang baik dan memberikan bimbingan dalam segala hal.
Kedua memberika hadiah. Hadiah diberikan kepada siswa yang berprestasi dan
melaksanakan disiplin yang baik. Sedangkan hukuman atau sanksi diberikan
kepada siswa yang kurang berdisiplin.
13 Made Pidarta, Peran Kepala Seka/ah Pada Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT. Gramedia \Uirliro::i <,;;!,,.,.,,...,,. Tnrlr.-na«>.., 100.I!:\ h ':IC\
19
e. Kepala sekolah sebagai Edukator (pendidik)
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus memiliki
strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di
sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusil; memberikan nasehat
kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Kepala
sekolah sebagai educator juga harus berusaha menanamkan, memajukan dan
meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral,
fisik, dan artistik. 14
f. Kepala sekolah sebagai Innovator
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari ia melakukan
perkajaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integrative, rasional, dan
objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adabtabel dan fleksibel. 15
Konstruktif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan membina
setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal dalam
melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga
kependidikan.
Kreatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mencari gagasan dan cara-cara
baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para tenaga
kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala sekolah
sebagai pimpinan, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi
sekolah.
Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesiaonalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya mendelegasikan tugas
14 E. Mulyasa, Menjadi Kepa/a Seka/ah Prafesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet 9, b. 98-99.
15 E. Mulyasa, Merrjadi Kepa/a Seka/ah .. ., h. 118-119
20
kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta
kemampuan masing-masing.
Integratife, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mengintegrasikan semua
kegiatan sehingga dapat menghasilkan untuk mencapai tujuan sekolah secara
efektif, efisien, dan produktif.
Rasional dan objektif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha
bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.
Pragmatis, dimaksudkan bahwa dalam mengingkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha menetapkan kegiatan
atau target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki oleh setiap
tenaga kependidikan, serta kemampuan yang dimiliki sekolah.
Keteladanan, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha memberikan
teladan dan contoh yang baik.
Adaptabel dan fleksibel, dimaksnd bahwa dalam mengingkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus i!!)eriipu
beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha
menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga
kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.
g. Kepala Sekolah Sebagai Mediator dan Fasilitator
Dalam menjalankan perannya sebagai mediator kepala sekolah harus menjadi
juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai snatu organisasi di dalamnya
terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa
menimbulkan konflik, untuk itu kepala sekolah harus menjadi penengah dalam
konflik yang mungkin terjadi. 16 Peran lain yang bisa dijalankan kepala sekolah
sebagai mediator adalah menjadi penghubung (liaison). Kepala sekolah menjadi
16 Etika Seorang Kepala Seko/ah, Artikel diakses pada tanggal 11 Desember 2008, dari http://id.answers.yahoo.com.
21
penghubung antara kepentingan sekolah dengan kepentingan luar sekolah.
Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf, dan
siswa.17ia juga harus mampu mengadakan pembicaraan dengan pihak luar dalam
memenuhi kebutuhan sekolah.
Sedangkan sebagai fasilitator kepala sekolah harus memfasilitasi para guru
dan staf dengan suasana kerja yang positif, menggairahkan dan produkti£
Penataan fisik dan administrasi atau ketatalasanaan perlu dibina agar mendorong
kedisiplinan dan semangat belajar yang tinggi bagi siswa.
Dalam perannya ini kepala sekolah harus membuat reucana dengan
memberikan kesempatan untuk terciptanya diskusi-diskusi mengenai isu-isu dan
permasalahan di seputar sekolah.18
B. Budaya Sekolah
1. Pengertian Bndaya
Istilah budaya dalam pergaulan akademik sedang banyak diperbincangkan
menyusul adanya beberapa kebijakan pemerintah yang menuntut pada perubahan
pola menejemen pemerintah dari sentralisasi ke desentrelesasi yang menuntut
perubahan budaya sehingga kajian terhadap budaya menjadi intens dan aktual
untuk akademisi di bahas dan dikaji dalam prespektif perubahan organisasi
terutama oleh kalangan akademisi di perguruan tinggi sebagai pusat ilmu
pengetahuan.
Berdasarkan asal usu! katanya ( etimologi), bentuk jamak dari budaya adalah
kebudayaan bersal dari bahasa sansekerta budhayah yang merupakan bentuk
jamak dari budi, yang artinya aka! atau segala sesuatu yang berhubungan dengan
aka! pikiran manusia. Demikain juga dengan istilah yang mtinya sama, yaitu
kultur bersal dari bahasa latin, co/ere yang berarti mengajarkan atau mengolah.
Jadi , budaya atau kultur di sini dapat diartikan sebagai segala tindakan manusia
17 Sri Damayanti, Profesionalisn1e Kepeniilnpinan Kepa/a Seko/ah, Artikel diakses pada tanggal 11 Desember 2008, dari: http://ahmadsudrajat.worctwess.com.
18 Muhammad Sholeh, M.Pd, Peran Kepala Seko/ah dalam Pemberdayaan guru, Artikel diakses pada tanggal 12 Desember 2008, dari: http://drssuharto.wordpress.com
22
untuk mengolah atau menge1jakan sesuatu. Gibson (1996: 76) mengartikan kultur
sebagai berikut.
Kultur mengandung pola eksplisit maupun implisit clari dan untuk perilaku
yang dibutuhkan dan diwujudkan dalam simbol, menunjukkan basil kelompok
manusia secara berbeda, termasuk benda-benda basil ciptaan manusia. Inti utama
dari kultur terdiri dari ide-ide tandisional (turun temurun dan terseleksi) dan
terutama pada nilai yang menyejarah (historis). 19
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan budaya dalam dua
pandangan, yaitu pertama, basil kegiatan dan penciptaaan batin (aka! budi)
manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; kedua, menggunakan
pendekatan antropologi yaitu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makbluk
sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalaman dan yang
menjadi pedoman tingkah lakunya.20
Kebudayaan dapat tampak dalam bentuk perilaku masyarakat, basil dari
pemikiran yang direfleksikan dalam sikap dan tindakan. Ciri yang menonjolnya
antara lain adanya nilai-nilai yang dipersepsi, clirasakan, dan dilakukan. Hal
tersebut dikukuhkan oleh pendapat Tasmara yang mengatakan tentang kandungan
utama yang menjacli esensi budaya, yaitu sebagai berikut:
a. Budaya berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai dan lingkungannya
yang melahirkan makna clan pandangan hidup yang akan memengaruhi
sikap dan tingkah laku (the total way of life a people).
b. Adanya pola nilai, sikap, tingah laku (termasuk bahasa), basil karsa clan
karya, termasuk segala instrumennya, system kerja, dan temologin (a
way thinking, feeling, and believing).
c. Buclaya merupakan hasi pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan, serta
proses seleksi (menerima atau menolak ) norma-norma yang ada dalam
cara dirinya berinteraksi sosial atau menempatkan clirinya di tengah
tengah lingkungan tertentu.
19 Aan Komariah, Visionary Leadership: Memefu Sekolah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet Ke-I, h. 96.
20 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bu1ni Aksara, 1988), Cet. I, h, 103.
23 l
d. Dalam proses budaya terdapat sating memengaruhi dan saling
ketergantungan (interedependensi), baik sosial maupun lingkungan
nasiolan.
Para ahli yang telah mendefinisakan kultur sebelumnya sepakat
menyimpulkan bahwa kultur memiliki karakteristik sebagai berikut:
I. Mempelajari, kultur diperlukan dan diwujudkan dalam belajar, observasi, dan pengalaman
2. Saling berbagi, individu dalam kelompok , keluarga, dan masyarakat saling berbagi kultur.
3. Transgenerasi, merupkan kumulasi dan rnelampaui generasi satu ke generasi laih.21
4. Persepsi pengaruh, membentuk perilaku dan struktur bagaimana seseorang menilai dunia.
5. Adaptasi, kultur didasarkan pada kapasitas seseorang berubah atau beradaptasi.
2. Pengertian Budaya Sekolab
Pernaharnan tentang budaya sekolah sesunggulmya tidak lepas dari konsep
dasar budaya itu sendiri, yang rnerupakan salah satu terminologi yang banyak
digunakan dalam bidang antropologi. Dewasa ini, dalam pandangan antropologi
sendiri, konsep budaya ternyata telah mengalarni pergeseran rnakna. Sebagaimana
dinyatakan oleh C.A. Van Peursen bahwa dulu orang berpendapat budaya
meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan yang
bersifat rohani, seperti: agama, kesenian, filsafat, ilmu pengetahuan, dan tata
negara dan sebagainya. Tetapi pendapat terserbuat sudah sejak lama disingkirkan.
Dewasa ini budaya diartikan sebagai rnanifestasi kehidupan setiap orang dan
setiap kelornpok orang-orang.22
Budaya sekolah dirumuskan Phillips sebagai "The beliefs, attitudes, and
behaviors which characterize a school". Sedangkan Deal dan Peterson
21 Aan Komariah, Visionary Leadership ... , h. 97-98. 22 Konsep Budaya Seko/ah, artikel diakses pada 4 januari 2008 dari
Http:/www.DEPDIKNAS.GO.ID
24
mengartikan sebagai "deep patterns of values, beliefs, and tradition that have
formed over the school's history".24
McBrein dan R.S. Brandt mendefinisikan budaya sekolah sebagai berikut :
school culture can be defined as the historically tansmitted pattern of meaning that
include the norn1s, values, beliefs, ceremonies, rituals, traditions, and myths in
varying degrees, by members of the school community. This system of meaning
often shapes what people think and how they act.25 Terry Deal dan Kent Peterson
(1993) mengemukakan sebual1 definisi yang sederhana tentang budaya sekolal1,
yakni sebuah "realita yang nyata dari sekolal1." Robbins dan Alvy (1995)
menambal1kan definisi diatas dengan menyebutkan bal1wa realita ini
menggambarkan apa-apa yang dipertal1ankan oleh anggota organisasi, apa yang
dilakukan nntuk mengisi waktu, apa dan bagaimana bentuk perayaan-perayaan
mereka, dan tentang apa-apa yang mereka bicarakan.26
Berdasarkan kajian tersebut, pennlis mengartikan budaya sekolah sebagai
karnkteristik khas sekolal1 yang dapat diidentifikasi melalui nilai yang dianutnya,
sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan
yang ditunjukkan oleh selurnh personal sekolal1 yang membentuk satu kesatuan
khusus dari system sekolal1.
3. Sebab-sebab Timbulnya Kebudayaan Sekolah
Kultur sekolal1 mernpakan subkultur dari kebudayaan masyarkat secara
unmm. Mereka mempunyai norma-norma tersediri dan mempunyai buah pikiran
yang tidak dimiliki oleh masyarakat umumnya. Disebut sebagai "sub-kultur"
karena kebudayaan sekolal1 mempunyai ciri-ciri khas.
Sekolal1 juga mernpakan lembaga yang komplek karena sekolal1 sebagai
organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu dengan lainnya saling
berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik, memntjukkan bal1wa sekolal1
24 Yahya Andrian, "Leadership for School Culture", dalam At-Tarbawy, No. 2 Tahun IV, April 2007, him. 9. ·
25 A -- T.T-----.!-1- TF~-~-- T __ J_ 1 •
25
sebagai organisasi memiliki cirri-ciri yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Ciri
ciri yang menempatkan sekolah memiliki karakter tersendiri, dimana te1jadi
proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat
manusia.26
Sebab timbulnya kebudayaan sekolah adalah sebagai berikut pertama:
sekolah mempunyai kedudukan yang agak terpisah dari arus umum kebudayaan
masyarakat. Kedua, sebagian yang cukup besar dari walctu murid terpisah dari
kehidupan orang dewasa. Ketiga, tugas sekolah yang khas yakni mendidik anak
dengan menyampaikan sejumlah pengetahuan, sikap, keterampilan yang sesuai
dengan kurikulum dengan metode dan tenik kontrol tertentu yang berlaku di
sekolah terse but. 27
4. Kriteria Sekolah Yang Sehat
Budaya sekolah yang sehat tentu terbentuk dari sekolah yang sehat pula, yang
mempunyai kriteria-kriteria sebagaimana yang diutarakan oleh Akhmad Sudrajat,
M.Pd mengutip dari buku Educational Administration karangan Wayne K. Hoy
dan Cecil G. Miske! (2003) ) memaparkan tentang kriteria sekolah sehat, yang
terbagi Ice dalam tiga level dan tujuh dimensi, yaitu:
a. Level Lembaga
Level lembaga merupakan level yang berkaitan dengan hubungan
organisasi dengan lingkungannya. Hal ini penting untuk kepentingan
legitimasi dan dukungan masyarakat terhadap sekolah
b. Level Manajerial
Level manajerial merujuk kepada kegiatan untuk menjembatani dan
mengendalikan usaha-usaha internal organisasi sekolah. Kepala sekolah
merupakan petugas adminitratif yang utama di sekolah, yang harus dapat
26 Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan Kepa/a Sekolah TiJyauan Teoritik ... , h. 81 27S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarata: Bumi Aksara, 1995), Cet. I, h. 64-65.
26
menemukan cara-cara terbaik untuk mengembangkan loyalitas,
kepercayaan dan motivasi guru, serta dapat mengkoordinasikan setiap
pekerjaan di sekolah.
c. Level Teknis
Level teknis berkaitan dengan proses belajar mengajar dan tanggung jawab
guru terhadap pendidikan siswa sebagai produk sekolah.28
Adapun dimensi kriteria sekolah yang sehat adalah sebagai berikut:
I. Institutional Integrity
Institutional integrity merujuk kepada keutuhan segenap program
pendidikan di sekolah. Sekolah tidak menjadi sasaran empuk dan mampu
melindungi diri secara sukses dari berbagai serangan dan tekanan kekuatan
eksternal yang merugikan.
2. Principal Influence
Principal irifluence merujuk kepada kemampuan kepala sekolah untuk
mempengaruhi tindakan para atasan. Kepala sekolah dapat bertindak
persuasif, bekerja secara efektif dengan atasan, dan menunjukkan
kemandiriannya (independensi) dalam berfikir dan bertindak.
3. Consideration
Consideration merujuk pada perilaku kepala sekolah yang bersahabat,
suportif, terbuka dan kolegial.
28 Akhmad sudrajat, Seko/ah Sehat dan Sekolah Sakit, Artikel diakses pada 14 Mei 2008, d3ri http://akhmadsudrajat.com
27
4. Initiating Structure
Initiating Structure merujuk pada perilaku kepala sekolah yang
berorientasi pada tugas dan prestasi. Kepala sekolah memiliki sikap dan
ekspektasi yang jelas tentang prosedur dan standar kinerja bawahannya
(guru).
6. Resource Support
Resource Support merujuk pada ketersediaan bahan-bahan atau
perlengkapan yang diperlukan dan digunakan unluk kepentingan
pembelajaran di kelas secara memadai.
7. Morale
Morale merujuk pada rasa saling percaya, percaya diri, semangat, dan
persahabatan yang diperlihatkan para guru dan Para guru memiliki
kepekaan terhadap pencapaian prestasi kerjanya.
8. Academic Emphasis.
Academic Emphasis merujuk pada usaha sekolah untuk menekankan
pencapaian prestasi, khususnya prestasi akademik para siswanya.
Lingkungan pembelajaran ditata secara sungguh-sungguh. Guru-guru
merasa yakin terhadap kemampuan siswanya untuk meraih prestasi, para
siswa bekerja keras dan pemberiaan penghargaan kepada setiap orang
yang mampu menunjukkan prestasi akaclemiknya.29
Sedangkan untuk buclaya sekolah yang sehat mempunyai beberapa inclikator
yang dominan, yakni I) Kolaborasi, 2)Kolegalitas, clan 3)Efikasi.30
29 Akhmad sudrajat, Sekolah Se hat dan Sekolah Sakit . .• 30 111e Major Indicators Of a Ha/thy School Culture, Artikel diakases pada 5 Juni 2008, dari
I. Kolaborasi
,------··---· PERPUSTAKAAN UTAMA
UIN SYAHIO JAKARTA
28
Yakni dicirikan sebagai suatu lefel tingkatan dimana masyarakat saling
bekerjasama, saling tukar menukar informasi dan pembelajaran yang
strategis, dan mereka terdorong untuk melakukan diskusi dan debat-debat
yang membangun.
2. Kolegalitas
Tercakup di dalamnya adalah rasa kepemilikan, dorongan emosional, dan
rasa inging selalu terlibat sebagai anggota dari sebuah organisasi.
3. Efikasi
Demi tercapainya tujuan dari proses di atas, maka dalam poin ini terfokus
pada bagaimana pandangan para stakeholder itu sendiri. Bagaimana
mereka merasa seakan-akan mereka mempunyai kontrol terhadap tujuan
mereka atau apakah mereka memandang diri mereka sebagai korban yang
tidak tertolong dari sistem yang ada?.31
Cepi Triatna dalam Visionery Leadership mengemukakan beberapa
indikasi adanya budaya sekolah yang efektif ialah: I) sekolah rapi, bersih,
dan aman secara fisik; 2) sekolah dipelihara dengan baik; 3) Sckolah
memberi penghargaan kepada yang berprestasi; 4) sekolah membcri
penguatan terhadap perilaku positif siswa; 5) siswa mcnaati aturan sekolah
dan aturan pemerintah daerah; dan 5) siswa menjalankan tugas/kewajiban
tepat waktu.32
31 Central devolepment of school culture, The Aiajor Indicators oj'a lie/at school Culture, Artikel diakses pada I Juli 2008, dari http://www.centralschoolculture.c0111.
32 Aan Qomariah, Cepi Triatna, Visionmy Leadership Menuju Seko/ah Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. I, h. 38.
BABIU
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Survei (survey reseach),
yaitu penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus)
terhadap variabel-variabel yang diteliti. Adapun metode: penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif. Penelitian ini juga merupakan library
Reseach (penelitian lapangan) karena peneliti mengadakan kajian dengan mencari
dan membaca buku-buku untuk mendalarni teori yang berkenaan dengan masalah
yang diteliti. Selain itu skripsi ini juga merupakan Field Reseach (penelitian
lapangan) karena peneliti mengadakan penelitian langsung k.e SMP I Al-Matiin
Kampung Sawah Ciputat.
Adapun penelitian ini bersifat Deskriptif analisis, yaitu dengan menganalisis
data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data dan informasi yang sesuai
dengan pennasalahan yang dimaksud.
Sedangkan teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada bnku
pendoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta
(Jakarta: Uin Press, 2002). Dan bukn Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta, tahun 2007.
B. Penentuan Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Setelah mempertimbangkan beberapa hal, maka penelitian memilih SMP I
Al-matiin sebagai objek penelitian untuk penulisan skirpsi ini.
30
2. Waktu Penelitian
waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bualn
Nevember 2008
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah "jumlah keseluruhan dari individu yang karakteristiknya
hendak diduga. Populasi yang mendjadi absen penelitian ini adalah siswa dan
siswi SMPI Al-Matiin dari kelas VII sampai kelas IX yang berjumlah 75 siswa.
Dan yang akan dijadikan sampel adalah seluruh siswa-siswi SMP I Al-Matiin
seluruhnya yang berjumlah 75 siswa, hal ini merujuk kepada pendapat Suharsimi
Arikunto bahwa yang dijadikan sampel adalah seluruh jumlah populasi, jika
j umlah populasi kurang dari l 00 orang. 1
D. Telmik Pengumpnlan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan beberapa teknik, antara lain:
1. Observasi
Dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kondisi dan prasarana.
Observasi dilakukan dengan mengamati keadaan sekolah, sarana dan prasarana
serta keadaan guru dan siswa-siswi SMP IT Al-Matiin.
2. Wawancara/intel'View
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan bertatap
muka dengan guru.
3. Angket atau kuisioner
Angket adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang diberikan kepada
rosponden baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun angket yang
diinginkan adalah tipe (terbuka). Jumlah instrnmen atau angket dalam penelitian
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik) (Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 2002), h. 94
31
ini adalah 23 item yang masing-masing memiliki lima jawaban, angket diberikan
kepada siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui peran
kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat.
E. Instrumen Penelitian
lnstrumen yang penulis gunakan dalam penelitian adalah berupa pertanyaan
pertanyaan untuk wawancara yang diguanakan untuk menggali informasi sekolah,
disiplin siswa-siswi SMP I Al-Matiin, dan peran kepala sekolah dalam
menciptakan budaya sekolah yang sehat. Sedangkan untuk angket berupa
pemyataan-pernyataan yang menyangkut upaya dan peran kepala sekolah dalam
menciptakan budaya sekolah yang sehat.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu yang digunakan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data tersebut dapat
dipahami.
Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan
tujuan yang ingin dicapai. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam
menciptakan budaya sekolah yang sehat di SMP IT Al-MAatiin, maka data yang
peneliti peroleh dari angket diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
l. Editing
Dalam pengelolaan data, yang pertama kali dilakukan adalap editing, yaitu
meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penµlisannya. Dalam
tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian.
2. Tabulating dan skoring
Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel atau kartu-kartu tabulasi untuk
memasukan jawaban-jawaban responden yang kemudian dicari prosentasenya
untuk kemudian dianalisis. Setelah data dibuat dalam label kemudian semua
32
pernyataan angket diberi skor nilai setiap itemnya dengan cara jawaban yang
berupa huruf akan diubah menjadi niali angka sebagai berikut:
Untuk pemyataan posifit:
a) Jawaban A, diberi nilai 5
b) Jawaban B, diberi nilai 4
c) Jawaban C, diberi nilai 3
d) Jawaban D, diberi nilai 2
e) Jawaban E, diberi nilai 1
Untuk pernyataan negatif:
a) Jawaban A, diberi nilai 1
b) Jawaban B, diberi nilai 2
c) Jawaban C, diberi nilai 3
d) Jawaban D, diberi nilai 4
e) Jawaban E, diberi nilai 5
Adapun data-data yang diperoleh dari wawancara diolah tanpa menggunakan
daftar tabulasi dan angka prosentase. Dalam ha! ini penulis mendeskripsikan data
data tersebut secara sistematis, logis dan bermakna kemudia di padukan dengan
data-data yang diperoleh dari angket.
3. Analiting dan Interpretasi
Dalam menganalisis data penelitian, penulis menyesuaikan dengan tujuan
yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berdasarkan jenis data yang
dikumpulkan. Adapun data itu barupa data kualitatif yang kemudian diubah
menjadi data kuantitatif, dengan menggunakan rumus statistik prosentil
(prosentase) setelah sebelumnya data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi
jawaban responden untuk setiap alternatif, dengan rumus sebagai berikut:
P=F/Nx 100 %
Keterangan
P = Angka presentasi
K = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N =Number of Case (Jumlah responden)2
33
Setelah dilakukan penghitungan, selanjutnya penulis mengkatagorikan hasil
angket mengenai peran kepala sekolah sebagai motivator tersebut berdasarkan
skor yang diperoleh, yaitu:
);> 115 100 Baik sekali );> 99 - 84 Baik );> 83 68 Sedan/cukup );> 67 - 52 Rendah );> 51 36 Rendah sekali
Demikian metode yang akan digunakan dalam penyusunan penelitian ini.
Adapun demensi dan Indikator variabel peran kepala sekolah sebagai
motivator adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Dimensi dan Indikator Variabel Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator
NO Dimensi Indikator * Datang ke sekolah tepat waktu
* Memakai seragam yang rapih dan berdasi
I Memeberi Teladan * Mengikuti upacara bendera pada hari senin dengan rutin
* Memakai sepatu warn a hitam sesuai dengan peraturan sekolah
* Membuang samnah nada temnatnva
2 Memberi Bimbingan * Pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas
2 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Pcrsada, 2006), h.43
34
* Pengarahan untuk tidak meninggalkan
* ruang kelas pada saat pergantian jam pelaiaran
* Pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu
* Pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai jadwal pelajaran
* Pengarahan untuk melaksanakan pike! kelas
* Pengarahan untuk tidak membawa seniata tajam dan seienisnya
* Nasehat untnk tidak berkelahi dengan siapapun
* Nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik
3 Memberi Nasehat * Nasehat untuk tidak merokok di dalam atau di luar lingkungan sekolah
* Nasehat untuk tidak memalak kepada siapapun
* Nasehat untuk tidak herisik di dalam kelas
* Memberi hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolahan
* Memberikan hadiah bagi siswa yang rajin dan berdisiplin
* Memerintahkan untuk so lat dzuhur beriamaah tepat waktu
* Memberi teguran bagi siswa yang coret-
4 Memberi Perhatian coret dinding
* Menyuruh siswa untulc memakai seragam secara lengkap
* Memberi surat peringatan kepada siswa yang tidak masuk kelas selama 3 hari tanpa ada keterangan.
* Mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap untuk membecirakan ten tang disiplin
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Um um SMP I Al-Matiin
I. Profil dan Letak Gcografis Profil SMP I Al-Matiin adalah sebagai berikut:
Nama Sekolah Akreditasi NSS No. Telp Nama Yayasan Alamat
No. Telp Nama Kepala Sekolah Mulai Memimpin No. Telp/Hp Kategori Sekolah Tahun Beroperasi Kepemilikan Tanah a. Luas Tanah b. Luas Bangunan
SMP ISLAM AL-MATI!N B 202280310030 (021) 7409254/08812160697 Yayasan Al-Matiin JI. Musyawarah, Rt 05/04, Ciputat, Kab. Tangerang (021) 74705529 Drs. Mukhtar Al-Faridi Juli 2008 021 940 162 042/081 2947 4593
: Reguler 421.11378/Dis. P&K/2005 Yayasan 800 m2/ Akte Jual Beli 200m2
2. Sejarah Singkat SMP Al-Matiin Sebelum didirikannya SMP I Al-Matiin, ia bermula dari niatan pendiri
Yayasan Al-Matiin yakni KH Ucup Ridwan Saputra untuk mendirikan panti
asuhan yang dapat menampung anak-anak yatim-piatu dan duafa dan mampu
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Maka pada tahun 1999 berdirilah Y ayasan
Al-Matiin. Seiring berjalannya waktu, dan melihat tantangan masa depan maka
pimpinan Yayasan Al-Matiin KH Ucup Ridwan Saputra berkeinginan juga
memenuhi kebutuhan dasar lainnya bagi anak-anak panti yakni kebutuhan akan
pendidikan. Maka pada tahun 2003 didirikanlah SMP I Al-Matiin sebagai sarana
pendidikan bagi anak-anak Panti.
36
Menengok ke belakang, Y ayasan ini awalnya hanya berupa rumah kecil,
seluas 2,5 x 4 meter yang dibangun dari sisa-sisa kayu dan batang pohon kelapa
yang dipungut dari berbagai tempat. Seiring waktu, Yayasan Al-Matiin itupun
berkembang secara permanen yang beridiri di atas tanah seluas 1000 Meter
termasuk didalammnya SMP I Al-Matiin.1dan sekarang telah meiliki 3 ruang
belajar yang digunakan untuk proses belajar mengajar bagi 76 siswa-siswinya.
3. Visi dan Misi Guna mencapai target-target pendidikan yang telah direncanakan, SMP I
Al-Matiin membuat visi dan misi sebagai berikut:
SL TP Islam Terpadu Al-MAtiin merupakan tempat pembelajaran yang :
•!• Mampu menyelesaikan masalah secara aktif dan kreatif dengan perspektif
luas tentang dunia disekitamya.
•:• Mencerminkan yang berakhlak mulia sebagai generasi bangsa yang
bangga dan tidak melupakan terhadap budaya bangsanya.
•!• Mengembangkan semangat kewirausahaan (etos ke1ja), kepemimipinan
(leadership) dan dapat mengembangkan ilmunya secara otodidak sehingga
dihasilkan generasi yang siap pakai dalam seluruh bidang ilmu kehidupan.
Berdasarkan Misi, Sekolah SLTP Islam Terpadu Al-Matiin akan:
•:• Mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah, keterampilan
praktis dan kemampuan intelektual yang tajam sehingga tetap survive
dalam menghadapi tantangan zaman.
•!• Membekali anak untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan yang sangat cepat, berani menghadapi problematika hidup dan
kehidupan dengan wajar tanpa merasa te1tekan, kemudian secara proaktif
dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhimya mampuh
mengatasinya.
1 Tatbiyah: Yayasan A/-Matiin Didik Anak Yatim, dalam Mqja/ah Dzikir, No. 14, September 2008, him. 104
37
•:• Memberikan muatan-muatan kurikulum yang bernuansa keagamaan dan
kebangsaan dkembangkan melalui keterampilan berkomunikasi dengan
baik dalam bahasa inggris, Arab dan Bahasa Indorn~sia.
•!• Mengajarkan kurikulum Indonesia dengan diperkaya oleh berbagai
pendekatan metode belajar A TL ( Approaches To Learning ) dan
kepemimpinan (Leadership Life Skill)
4. Struktur Organisasi SMP I Al-Matiin Adapun struktur organisasi SMP I Al-Matiin adalah sebagaimana yang
terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabet 2.
Pimpiman Yaya;an .".l-l1lati in
K·~pala S~kolnh SJ1JP I Al- ... Matiin
I I --We Kep· Sek Bid. \Va Kep-Sek Bid. li1ta Usalrn
Kurikulurn I..:.e;;is\Va~nl
---I ·-\\\;Ji kelas VII-IX - OSIS - Karyavvan Sekr olah
Siswa siswi SJ\!P I:\!-- J\Ja liin
38
5. Keadaan Tenaga Pendidik Untuk lebih meningkatkan efektifitas dalam proses belajar mengajar (PBM)
SMP I Al-Matiin melakukan pelengkapan dalam sektm tenaga kependidikan,
khususnya guru bidang studi. Adapun jumlah guru bidang study pada tahun
akademik 2008-2009 berjumlah 13 orang, dengan rincian sebagaimana tertera
dalam tabel berikut:
Tabel 3.
Mengaja N
NAMA Pendidikan
Jabatan r
0 Terakhir B. Studi .. -~~
1 Drs. Mukhtar Al-Faridi SI Syriah & AKTA
Kepsek -IV
2 Dra. Andi Sulasmi MA. S2 Pend. Sejarah
PPKN Islam Guru
3 Dra. Hj. Siti Muchlisah.
S2 SYRIAH Guru PAI MA
Bhs 4 Drs. Darwas SI PAI Guru Indonesi
a 5 Drs. Eman Sualeman SI ADAB Guru B. Arab
6 Drs. Fauzi Ridho SI USHULUDIN/
Guru Quran
DAKWAH Hadits
7 Jana Sutisna SE SI EKONOMI Guru Tikom
8 Moch. Amin PROSES SI Guru Penjas
9 Moch. Noor Proses S 1
Guru KTK SYARIAH
10 Siti Musytasrifah Proses SI
Guru MTK Pendidikan
11 Siti Pratiningrum PROSES SI <Juru
IPA PENDIDIKAN
12 Sumarni S.Pd SI PENDIDIKAN Guru IPS 13 Faisal Achdiatna Proses SI B. Inggris Guru B. Ingris
39
6. Keadaan Siswa Adapun siswa-siswi SMP I Al-Matiin pada tahun akademik 2008-2009 secara
keseluruhan berjumlah 75 anak setelah sebelumnya mengalami penambahan
sebanyak 7 siswa. Dengan rincian siswa kelas tujuh (VII) berjumlah 27 siswa,
kelas delapan (VIII) berjumlah 21 siswa, dan kelas sembilah berjumlah 27 siswa.
Tabel 4. Jumlah siswa pada tahun akademik 2008-2009
NO 1 2 3
70
60
:,o
! 40
in .:\U I
<>: ..J 20 "' :0 .., 10
(J
Ke las VII VIII IX
Tabel 5.
DATA STATISTIK SISWA LIMATAHUMTERAKHIR
2 3 TAHUN
4
7. Sarana dan Prasarana
Jumlah siswa 27 21 27
;~.--i Df'.'17rempuan '
5
Sebagai lembaga pendidikan swasta, SMP I Al-Matiin terns melakukan
pembenahan-pembenaban dalam segala bidang, salah satunya adalah melengkapi
sarana-sarana pendidikan. Dari hasil observasi diketahui bahwa sarana dan
40
prasaran di SMP I Al-Matiin belum memenuhi standar minimal pelayanan
lembaga pendidikan pada umumnya. Adapun sarana prasaran yang telah dimiliki
oleh SMP I Al-Matiin adalah sebagai berikut:
Tabel 6.
NO Nama Sarana Prasarana Jumlah Keteran2an 1 Ruang kelas 3 Baik 2 Kantor sekolah 1 Baik .
3 Perpustakaan 1 Cukup 4 Labolatorium Computer I Cukup 5 Labolatorium Fisika 1 Kurang 6 Labolatorium Biologi 0 -7 Labolatorium bahasa 0 -.
8 Mushalla I Baik 9 Laoangan olah raga 0 -10 Peralatan olah raga 9 Baik 11 Mt;ja 35 Baik 12 Kursi 15 Baik 13 Lemari 6 Baik 14 Bangku siswa 67 Baik 15 Brangkas 0 -16 Komputer 4 Baik 17 TV I Baik 18 VCD/taoe 1 Baik 19 Telepon 1 Baik 20 OHP 0 -21 LCD 0 -22 Alat-alat kebersihan 10 Baik 23 Alatperaga PBM 15 Baik 24 Kamarmandi 4 Cukup
41
B. Analisis Data dan Interpretasi Data
1. Analisis Data Untuk memudahkan menganalisis data basil dari penelitian, maka setiap data
yang dikumpulkan melalui angket diolah dalam tabel frekuensi, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Peran kepala sekolah sebagai motivator dalam meningkatkan disiplin siswa
adalah pertama, menanamkan kepercayaan diri dalam diri siswa mlalui pemberian
teladan yang baik dan pemberian bimbingan kepada siswa. Kedua, memberikan
reward kepada siswa yang berprestasi, dengan ha! ini akan menjadikan dirinya
merasa diakui keberadaannya sebagai pribadi dan memberikan hukuman bagi
siswa yang melanggar peraturan dengan cara memberikan nasehat dan perhatian
kepada yang kurang berdisiplin.
Tabel 7.
Kepala sekolah datang kc sekolalt tepat waktu
Altematif jawaban Frekuensi % Selalu 45 60 Sering 20 26.7 Kurang I 1.3 Jarang 9 12 Tidak pemah 0 0 Total 75 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pemberian teladan kepala sekolah
kepada murid-muridnya yakni dengan datang ke sekolah tepat waktu berjalan
baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden, 60 % responden menjawab
selalu, 26.7 % menjawab sering, 1.3 % menjawab kurang, dan hanya 12 % dari
responden yang menjawab dengan jarang sedangkan untuk jawaban tidak pernah
adalah 0 %.
42
Tabel 8.
Mernakai seragarn dengan rapib dan berdasi
Altematif jawaban frekuensi % --Selalu 69 92 Sering 5 6.7 Kurang 0 0 Jarang 1 1.3 Tidakpemah 0 0 Total 75 100%
Pada tabel ke 7 terlihat pemberian teladan berupa pernakaian seragam dengan
rapih dan berdasi berjalan sangat baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden
yakni 92 % menjawab selalu, 6.7 % menjawab sering, 0% menjawab kurang, 1.3
memilih jawaban jarang dan 0% yang menjawab dengan tidak pemah
Tabet 9.
Mengikuti upacara bendera pacla hari senin dengan rutin
Altematif jawaban frekuensi % Selalu 35 46.7 Sering 27 36 Kurang 3 4 Jarang 10 13.3 Tidakpemah 0 0 Total 75 100%
Pada tabel di atas, diketahui bahwa pemberian teladan dengan mengikuti
upacara bendera pada hari senin dengan rutin berjalan baik. Hal ini terlihat pada
umumnya responden menjawab padajawaban selalu dan sering, 46.7% responden
menjawab selalu, 36% menjawab sering dan sebagian kecil responden menjawab
kurang dan jarang. Namun ada 13.3% responden menjawab jarang, ha! ini
mengindikasikan bahwa kepala sekolah tidak mengikuti upacara bendera di hari
senin dikarenakan banyaknya tugas di luar sekolah sebagai permewakilan
sekolahan. Dan 0% respondeng menjawab tidak pemah.
43
Tabel 10.
Memakai Scpatu Warna Hitam sesuai deugan peraturan sekolah
Altematif jawaban Frekuensi % Selalu 50 66.7 Sering 13 17.3 Kurang 1 1.3 Jarang 7 9.3 Tidakpemah 4 I 5.3 Total 75 100%
Pada tabel 9 menunjukkan bahwa kepala sekolah selalu menggunakan sepatu
bewama hitam sesuai dengan peraturan sekolah. Hali ini ditunjukkan dari jawaban
responden yang menjawab selalu sebanyak 66.7% persen dan sering 17.3%.
sedangkan responden yang lain menjawab kurang sebanyak 1.3%, jarang 9.3%
dan tidak pemah sebanyak 5.3%.
Tabel 11.
Membuaug sampah pada tempatnya
Alternatif jawaban Frekuensi % Selalu 40 53.3 Sering 25 33.3 Ku rang 5 6.7 Jarang 5 6.7 Tidakpemah 0 0 Tota 75 100%
Pada tabel di atas menunjukan 53.3% responden menjawab selalu, 33.3%
memilih jawaban sering dan 6. 7% responden memilih jawaban kurang dan jarang,
ha! ini mengindikasikan bahwa responden tidak selalu tahu bagaimana kepala
sekolah membuang sampah dikarenakan jarang melihat secara langsung aktifitas
kepala sekolah. Dan 0% responden yang memilihjawaban tidak pemah.
44
Tabel 12.
Pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas
Altematif jawaban frekuensi % Selalu 43 57.3 Sering 19 25.3 Kurang 4 5.3 Jarang 6 8 Tidak pernah 3 4 Total 75 100
Pada tabel di atas 57.3% responden menjawab selalu, 25.3% menjawab
sering, 5.3% responden menjawab dengan kurang, 8% menjawaban jarang dan
ada 4% responden yang menjawab dengan tidak pemah. Ini memperlihatkan
bahwa peran kepala sebagai motivator dengan memberikan bimbingan dengan
pengarahan untuk tidak membuat keribuatan di dalam kelas berjalan cukup baik.
Tabel 13.
Pengaraban untuk tidak meninggalkan ruang kelas pada saat pergantian
jam pelajaran
Alternatif jawaban frekuensi I % Selalu 35 46.7 Sering 21 28 Ku rang 5 6.7 Jarang 11 14.7 Tidak oernah 3 4 Tota 75 100
Pada tabel di atas terlihat 46. 7% respond en menjawab dengan selalu, 28%
responden dengan sering, 6.7% responden menjawab kurang, 14.7% responden
menjawab dengan jarang dan 4% responden menjawab dengan tidak pernah. Hal
ini menunjukkan bahwa kepala sekolah tidak selalu memberikan pengarahan
untuk tidak meninggalkan ruang kelas pada saat pergantian jam pelajaran.
Pengarahan ini lebih sering disampaikna oleh wali kelas dan guru mata pelajaran.
45
Tabel 14.
Pengarahan untuk datang ke sckolah tepat waktu
Alternatif jawaban frekuensi % Selalu 51 68 Sering 18 24 Kurang 4 5.3 Jaran" 1 1.3 Tidak pernah 1 1.3 Total 75 100
Pada tabel di atas terlihat bahwa bimbingan kepala sekolah dengan
memberikan pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu be1jalan baik. Hal
ini terlihat dari 68% responden menjawab selalu, 24% rcsponden menjawab
sering, 5.3% responden menjawab kurang, 1.3% responden menjawab dengan
jarang, dan 1.3% responden memilihjawaban tidak pemah.
Tabet 15
Pengaraban untuk membawa buku pelajarau sesuai dengau jadwal
pclajaran
Alternatif jawaban frekuensi % Selalu 36 48 Sering 22 29.3 Kurang 4 5.3 Jarang 13 17.3 Tidak nernah 0 0 Total 75 lOO
Pada tabel 13 menunjukkan bahwa bimbingan yang diberikan kepala sekolah
dengan memberikan pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai dengan
jadwal pelajaran berjalan cukup. Hal ini terlihat dari 48% responden memilih
jawaban selalu, 29.3% responden menjawab sering, 5.3% responden memilih
jawaban kurang, dan terdapat 17.3% responden yang memilih jawaban jarang.
Sedangkan untuk alternatif jawaban tidak pernah berjumlah 0% responden.
46
Tabel 16.
Pengarahan untnk melaksanakan piket kelas
Alternatif jawaban frekuensi % Selalu 41 54.7 Sering 23 30.7 Kurang 6 8 Jarang 3 4 Tidak pemah 2 2.7 Total 75 100
Pada tabel 15 terlihat bahwa bimbingan yang diberikan kepala sekolah
dengan memberikan pengarahan untuk melaksanakan piket kelas berjalan baik.
Terlihat dari jawaban responden yang memilih jawaban selalu berjumlah 54.7%,
untuk jawaban sering berjumlah 30.7%, untuk jawaban kurang berjumlah 8%,
untuk jawaban jarang berjumlah 4%, sedangkan untuk jawaban tidak pernah
berumlah 2. 7%. dalam hal pengarahan untuk melaksanakan piket kelas lebih
sering diberikan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan wali kelas
masing-masing.
Tabet 17.
Pengarahan nntuk tidak membawa senjata tajam dan sejenisnya
Altematifjawaban frekuensi % Selalu 16 21.3 Sering 14 18.6 Kurang 3 4 Jarang 16 21.3 Tidak pernah 26 34.7 Total 75 100
Pada tabel 16 terlihat bahwa responden yang memilih jawaban selalu
berjumlah 21.3%, responden yang memilih jawaban sering berjmnlah 18.6%,
respon yang memilih jawaban kurang berjumlah 4%, responden yang memilih
jawaban jarang berjumlah 21.3%, dan terdapat respon yang memilih jawaban
tidak pernah berjumlah 34. 7%. hal ini menunjukkan bahwa pemberian bimbingan
melalui pengarahan untuk tidak membawa senjata tajam clan sejenisnya be1jalan
kurang baik.
47
Tabet 18.
Nasehat untuk tidak berkelahi dengau siapapun
Alternatif jawaban frekuensi % Selalu 35 46.7 Sering 23 30.7 Kurang 4 5.3 Jarang 8 10.7 Tidak pernah 5 6.7 Total 75 100
Pada label ini sudah termasuk pada dimensi pemberian nasehat dalam
menciptakan budaya sekolah yang sehat. Pada tabel 17 ini terlihat bahwa
pemberian nasehat untuk tidak berkelahi dengan siapapun berjalan baik. Terlihat
dari jawaban responden yang memilih jawaban selalu berjumlah 46.7%,
responden yang memilih jawaban sering berjumlah 30. 7%, responden yang
memilih jawaban kurang berjumlah 5.3%, responden yang memilih jawaban
jarang berjumlah 10.7%, dan responden yang memilih jawaban tidak pernah
berjumlah 6. 7%.
. Tabel 19.
Nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik
Alternatifjawaban frekuensi % Selalu 28 37.3 Sering 18 24 Kurang 4 5.3 Jarang 20 26.7 Tidak oernah 5 6.7 Total 75 100
Pada tabel 18 terlihat bahwa setiap siswa harus menjaga dan merawat
peralatan sekolah dengan baik, karena barang milik sekolah adalah milik siswa
bersama. Dalam ha! ini kepala sekolah sering memberi nasehat kepada siswa
siswanya untuk menjaga dan merawat barang milik sekolahan. Hal ini terlihat dari
jawban responden, yakni yang menjawab selalu berjumlah 37.3%, responden yang
48
menjawab sering be1jumlah 24%, responden yang menjawab kurang berjumlah
5.3%, responden yang menjawab jarang berjumlah 26.7%, dan respon yang
menjawab tidak pernah berjumlah 6.7%.
Tabel 20.
Nasehat untuk tidak merokok di dalam dan di luar lingkungan sekolah
Altematif jawaban frekuensi % Selalu 22 29.3 Sering 16 21.3 Kurang 3 4 Jarang 13 17.3 Tidak pernah 21 28 Total 75 100
Di ketahui bahwa merokok dapat merusak kesehatan manusia terlebih bagi
anak yang masih dalam masa pertumbuhan di mana mereka adalah generasi
penerus bangsa. Maka kepala sekolah dengan perannya hams memberikan nasehat
kepada siswa-siswanya untuk tidak merokok di dalam dan di luar lingkungan
sekolah. Pada tabel 19 terlihat bahwa peran kepala sekolah dengan memberikan
nasehat untuk tidak merokok di dalam dan di luar sekolah berjalan kurang baik.
Hal ini terlihat dari basil jawaban responden. 29.3% responden menjawab bahwa
kepala sekolah selalu memberikan nasehat untuk tidak merokok. 21.3% responden
menjawab bahwa kepala sekolah sering memberikan nasehat untuk tidak
merokok. 4% responden menjawab bahwa kepala sekolah kurang dalam
memberikan nasehat untuk tidak merokok, 17.3% responden menjawab bahwa
kepala sekolah jarang memberikan nasehat untuk tidak merokok, Dan 28%
responden menjawab bahwa kepala sekolah tidak pemah memberikan nasehat
untuk tidak merokok di dalam dan di luar sekolah.
Tabel 21.
Nasehat uutuk tepat waktu dalam segala kegiatau di dalam dau di luar
sekolahau
Altematif jawaban frekuensi % Selalu 37 49.3 Sering 19 25.3 Kurang 2 2.7 Jarang II 14.7 Tidak pernah 6 8 Total 75 100
49
Tepat waktu dalam setiap kegiatan adalah salah satu ciri sekolah yang
beriklim positif, maka dari itu kepala sekolah hams bempaya untuk
membudayakan ketepatan waktu dalam setiap kegiatan bagi selumh elemen
sekolah. Terlebih bagi siswa-siswanya, ha! ini dapat membentuk kepribadian
siswa yang menghargai waktu dan berdisiplin. Pada tabel di atas terlihat 49.3%
responden menjawab bahwa kepala sekolah salalu memberikan nasehat kepada
siswa-siswa untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan, 25.3% responden menjawab
bahwa kepala sekolah sering memberikan nasehat untuk tepat waktu dalam setiap
kegiatan, 2. 7% responden menjawab bahwa kepala sekolah kurang dalam
pemberian nasehat untuk tepat waktu, 14% responden menjawab bahwa kepala
sekolah jarang dalam memberikan nasehat untuk tepat waktu dalam setiap
kegiatan, dan 8% responden menjawab dengan tidak pernah.
Tabcl 22.
Nasehat untuk tidak berisik di dalam ruaugan kelas
Alternatif jawaban frekuensi % Selalu 37 49.3 Sering 28 37.3 Kurang 2 2.7 Jarang 7 9.3 Tidakpemah 1 1.3 Total 75 100
50
Salah satu faktor yang juga menentukan tingkat penyerapan siswa terhadap
pelajaran yang sedang disampaikan adalah kondisi kelas yang kondusif. Karena
kondisi berisik dalam kelas akan mengganggu proses pembelajaran. Maka dengan
peranannya kepala sekolah harus mengupayakan terciptanya suasana kelas yang
nyaman dan kondusif untuk berlangsungnya Proses Belajar Mengajar (PBM)
dengan memberikan nasehat kepada siswa-siswa untuk tidak berisik di dalam
ruang kelas. Pada tabel di atas terlihat bahwa upaya yang dilakukan kepala
sekolah berjalan baik. Hal ini ditunjukkan dengan pilihan jawaban responden,
yakni 49.3% responden memilih jawaban selalu, 37.3% responden memilih
jawaban sering, 2. 7% responden memilih jawaban kurang, 9.3% responden
memilihjawabanjarang, dan 1.3% responden memilihjawaban tidak pernah.
Tabet 23.
Memberi hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah
Alternatif jawaban frekuensi % Selalu 27 36 Sering 19 25.3 Kurang 7 9.3 Jarang 20 26.7 Tidak pernah 2 2.7 Total 75 100
Peraturan menghendaki kepada setiap elemen sekolah untuk datang ke
sekolah tepat waktu termasuk di dalamnya adalah siswa. Dengan maksud agar
tertanam dalam diri siswa sikap disiplin dan di kemudian hari bisa menjadi
karakter bagi siswa. Dalam ha! ini kepala sekolah dalam perannya harus
memberikan perhatian yang cukup pada siswa-siswinya. Dan salah satu bentuk
perhartian yang dapat diberikan adalah memberikan hukuman bagi siswa yang
terlambat datang ke sekolah. Pada peran ini kepala sekolah berjalan cukup. ha! ini
terlihat pada tabel di 22. Terlihat bahwa 36% responden menjawab selalu, 25.3%
responden menjawab sering, 9.3% responden menjawab kurang, 26.7 responden
menjawab jarang, dan 2.7% responden menjawab tidak pernah.
51
Tabet 24.
Memberi hadiah bagi siswa yang rajin dan bersiplin
Alternatif j awaban frekuensi % Selalu 26 34.7 Sering 21 28 Kurang 6 8 Jarang 14 18.7 Tidak pernah 8 10.7 Total 75 100
Bentuk perhatian lain yang dapat di berikan adalah pemberian hadiah kepada
siswa yang rajin dan berdisiplin. Pemberian reward akan berdampak pada
meningkatnya motivasi siswa. Pada tabel di atas terlihat 34. 7% respondcn
memilih jawaban bahwa kepala sekolah selalu memberikan hadian bagi siswa
siswi yang raj in dan berdisiplin, 28% responden memilih jawaban bahwa kepala
sekolah sering memberikan hadiah, 8% responden memilihjawaban bahwa kepala
sekolah kurang dalam pemberian hadiah, 18. 7% responden memilih jawaban
bahwa kepala sekolah jarang memberikan hadiah, dan 10. 7% respond en memilih
jawaban bahwa kepala sekolah tidak pernah memberikan hadiah bagi siswa-siswi
yang raj in dan berdisiplin.
Tabet 25.
Memerintahkan untuk solat dznlrnr berjamaah tepat waktu
Alternatif jawaban frekuensi % Selalu 64 85.3 Sering 7 9.3 Kurang 1 1.3 Jarang 1 1.3 Tidak oernah 2 2.7 Total 75 100
Memerintahkan siswa-siswi untuk solat dzuhur berjarnaah bermaksud untuk
menanamkan sikap keberagamaan dan juga sebagai sarana untuk pembinaan
mental-spiritual siswa-siswi. Dalam hal ini peran kepala sekolah berjalan sangat
baik, terlihat dari 85.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu
52
memerintahkan untuk solah dzuhur berjamaah, 9.3% responden menjawab
dengan sering, 1.3% responden menjawab dengan kurang, 1.3% responden
menjawab dengan jarang, dan 2. 7% responden memilih dengan jawaban tidak
pernah.
Tabel 26.
Memberi teguran bagi siswa-siswa yang coret-coret dinding
Alternati f i awaban frekuensi % Selalu 16 21.3 Sering 28 37.3 Kurang 3 4 Jarang 25 33.3 Tidak oernah 3 4 Total 75 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa kepala sekolah pernah memberikan teguran
kepada siswa-siswi yang coret-coret dinding. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang selalu di beri teguran dari kepala sekolah karena coret-coret
dinding sebanyak 21.3%, ada yang sering diberi peringatan sebanyak 37.3%, yang
kurang diberi teguran ketika mencoret-coret dinding sebanyak 4%, yang jarang
diberi teguran sebanyak 33.3%, dan yang tidak pernah di beri teguran sebanyak
4%. Dari tabel di atas terlihat bahwa peran kepala sekolah dengan memberikan
teguran bagi siswa-siswi yang mencoret-coret dinding berjalan cukup.
Tabet 27.
Memerintabkan siswa untuk memakai seragam secara lengkap
Alternatif jawaban frekuensi % Selalu 43 57.3 Sering 21 28 Kurang 5 6.7 Jarang 5 6.7 Tidak pernah 1 1.3 Total 75 100
53
salah satu upaya yang dilakukan sekolah untuk menciptakan budaya sekolah
yang kondusif yakni dengan mewajibkan kepada siswa-siswinya untuk memakai
seragam sekolah dengan lengkap. Dalam hal ini peran kepala sekolah sebagai
pimpinan berjalan baik. Terlihat dari jawaban responden yang memilih jawaban
selalu diperintahkan untuk mengenakan seragam sekolah secara lengkap
sebanyak 57.3%, responden yang memilih jawaban sering sebanyak 28%,
responden yang memilih jawaban kurang sebanyak 6. 7%, responden yang
memilih jawaban jarang sebanyak 6. 7%, dan responden yang memilih jawaban
tidak pemah sebanyak 1.3%.
Tabet 28.
Memberi surat peringatan bagi siswa yang tidak masuk kelas lebih dari 3
hari tanpa ketcrangan
Altematif jawaban Frekuensi % Selalu 23 30.7 Sering 22 29.3 Ku rang 7 9.3 Jarang 14 18.7 Tidak pernah 9 12 Total 75 100
Pada tabel 27 menunjukkan bahwa salah satu wujud perhatian yang diberikan
kepala sekolah kepada siswa-siswinya adalah memberikan surat peringatan bagi
siswa yang tidak masuk kelas lebih dari 3 hari tanpa keterangan. Dari jawaban
responden terlihat bahwa peran kepala sekolah dalam hal ini berjalan baik, yakni
30.7% responden memilih jawaban selalu di beri surat peringatan, 29.3%
responden menjawab dengan sering, 9.3% responden menjawab dengan kurang,
18.7% responden menjawab denganjarang di beri peringatan, dan 12% responden
menjawab dengan tidak pernah.
54
Tabet 29.
Mengadakan pertemuan deugan wakil tiap-tiap kelas 1mt11k membicarakan
teutang disiplin
Alternatifjawaban frekuensi % Selalu 20 26.7 Sering 19 25.3 --Ku rang 6 8 Jarang 18 24 Tidak pernah 12 16 Total 75 100
Sebagai evaluasi terhadap jalannya kedisiplinan di lingkungan sekolah,
kepala sekolah mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas utnuk
membicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kedisiplinan. Dari tabel di
atas terlihat bahwa peran kepala sekolah dalam ha! ini berjalan cukup. Dengan
merujuk pad a jawaban responden, yakni 26. 7% responden menjawab dengan
selalu, 25.3 responden menjawab dengan sering, 8% responden menjawab dengan
kurang, 24% responden menjawab denganjarang, dan 16% responden menjawab
dengan tidak pernah.
2. Interpretasi Data
Berdasarkan perhitungan penulis melalui analisis prosentase maka
selanjutnya penulis melakukan interpretasi data. Dari data yang telah penulis
analisis mengenai peran kepala sekolah sebagai motivator dalam menciptakan
budaya sekolah yang sehat, maka penulis menginterpretasikan bahwa peran
kepala sekolah sudah maksimal dan berjalan baik. dari hasil observasi dan
wawancara dengan kepala sekolah SMP I Al-Matiin Kampung Sawah Ciputat
menyebutkan pada umumnya siswa-siswi mematuhi tata tertib dan peraturan
sekolah. Dengan suri tauladan dari kepala sekolah umumnya diikuti oleh siswa
siswi.
Dari beberapa suri tauladan yang dilakukan kepala sekolah telah berjalan
dengan baik dan diikuti oleh para siswa. Hal ini dapat di lihat dari label ke 7
55
bahwa kebanyakan responden memilih jawaban selalu sebanyak 60%, jawaban
sering sebanyak 26. 7%. sedangkan responden yang menjawab dengan kurang dan
jarang hanya 1.3% dan 12% saja. Demikian juga yang terdapat pada tabel 9 yakni
bentuk suri tauladan dengan mengikuti upacara bendera pada hari senin dengan
rutin juga berjalan baik. hal ini ditunjukkan dengan banyaknya responden yang
memilih jawaban selalu sebanyak 69%, yang memilih jawaban sering 6. 7%. dan
untuk suri tauladan dengan membung sampah pada tempatnya juga berjalan baik
terlihat dari 53.3% responden memilih jawaban selalu, 33.3% responden memilih
jawaban sering. Dengan demikian penulis dapat menginterpretasikan bahwa peran
kepala sekolah sebagai motivator dengan memberikan suri tauladan berjalan baik.
Peran selanjutnya yang dilakukan kepala sekolah sebagai motivator dalam
menciptakan budaya sekolah yang sehat adalah dengan memberikan bimbingan
yang berbentuk pemberian pengarahan.
Memberikan pengarahan kepada siswa/siswi untuk berdisiplin adalah penting
untuk di lakukan. Karena bagaimana mungkin disiplin bisa diterapkan apabila
kepala sekolah tidak memberikan pengarahan sebagai bentuk motivasi.
Memberikan bimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah antara lain
pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas. Karena keributan di
dalam kelas akan banyak berpengaruh pada tinglcat konsentrasi siswa-siswi dalam
belajar dan merupakan tindkan yang melanggar peraturan sekolah.
Pada label 12 terlihat bahwa peran kepala sekolah dengan memberikan
pengarahan berjalan baik, yang ditunjukkan dari jawaban responden. 57.3%
responden menjawab dengan kepala sekolah selalu memberikan pengarahan untuk
tidak berisik di dalam kelas, 25.3% responden menjawab dengan kepala sekolah
sering memberikan pengarahan untuk tidak berisik di dalam kelas. Sedangkan
responden yang menjawab dengan kurang dan jarang adalah 5.3% dan 8%. Dan
untuk jawaban kepala sekolah tidak pernah memberikan pengarahan hanya ada
4% responden.
Bentuk bimbingan lain yang diberikan kepala sekolah adalah dengan
memberikan pengarahan untuk tidak meninggalkan ruang kelas pada saat
pergantian jam pelajaran. Meninggalkan ruang kelas di sela-sela pergantian jam
56
pelajaran dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar maka dari itu
kepala sekolah dalam perannya dapat memberikan pengarahan agar siswa tidak
meninggalkan kelas. Upaya yang di lakukan kepala sekolah ini cukup baik atau
sedang dan banyak mendapat bantuan dari para guru. Terlihat dari tabel 13,
responden yang menjawab selalu berjumlah 46.7%, responden yang menjawab
sering berjumlah 28%, dan terdapat responden yang menjawab bahwa kepala
sekolah kurang dan jarang memberikan pengarahan kepada siswa untuk tidak
meninggalkan kelas pada saat pergantian jam pelajaran yakni sebesar 6.7% dan
14.7% sedangkan responden yang menjawab dengan tidak pemah berjumlah 4%.
Bimbingan selanjutnya yang dilakukan kepala sekolah adalah pengarahan untuk
datang ke sekolah tepat waktu. Scpcrti yang terlihat pada tabel 14, upaya ini juga
telah berjalan dengan baik dilihat dari kebanyakan responden memilih jawaban
selalu yakni 68%, responden yang menjawab dengan sering berjumlah 24%, dan
hanya 1.3% responden yang mengatakan bahwa kepala sekolah jarang memberi
pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu. Bimbingan selanjutnya adalah
memberikan pengarahan utnuk membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal
pelajaran agar siswa dapat mengikuti PBM dengan baik dan penuh konsentrasi.
Upaya ini berjalan sedang atau cukup, terlihat dari jawaban responden yang
terdapat pada tabel 15, yakni 48% responden menjawab bahwa kepala sekolah
selalu memberi pegarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai dengan jadwal
pelajaran, 29.3% responden menjawab dengan sering, 5.3% responden menjawab
dengan kurang, dan terdapat 17.3% responden yang menjawab bahwa kepala
sekolah jarang memberikan pengarahan untuk membawa buku pelajaran sesuai
dengan jadwal pelajaran, artinya peran ini lebih banyak dijalankan oleh wali kelas
dan guru bidang studi masing-masing. Peran selanjutnya adalah dengan
memberikan pengarahan kepada siswa untuk melaksanakan pike! kelas dan dalam
hal ini juga berjalan dengan baik. terlihat dari jawaban responden yang memilih
jawaban bahwa kepala sekolah selalu memberikan pengarahan untuk
melaksanakan pike! kelas berjumlah 54. 7%, responden yang memilih jawaban
sering berjumlah 30. 7%, responden yang memilih jawaban kurang berjumlah 8%,
responden yang memilih jawaban jarang berjumlah 4%, dan terdapat rcsponden
57
yang memilih jawaban tidak pemah berjumlah 2.7%. dan bentuk bimbingan
terakhir yang diberikan oleh kepala sekolah adalah pengarahan untuk tidak
membawa se1tjata tajam dan sejenisnya di dalam lingkungan sekolah. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi hal-hal yang negatif di sekolah seperti perkelahian
antar pelajar, dan tawuran. Dalam ha! ini kepala sekolah tidak selalu memberikan
pengarahan. Terlihat dari jawaban responden yang menjawab dengan selalu
berjumlah 21.3%, responden yang menjawab dengan sering berjumlah 18. 7%,
responden yang menjawab kurang berjumlah 4%, responden yang menjawab
dengan jarang berjumlah 21.3%, dan terdapat 34.7% responden yang menjawab
bahwa kepala sekolah tidak pemah memberikan pengarahan untuk tidak
membawa senjata tajam.
Kepala sekolah juga memberikan nasehat kepada siswa-siswinya agar mereka
tetap termotivasi dan terdorong dalam berdisiplin. Pada umumnya kepala sekolah
selalu memberikan nasehat, dan diantara nasehat yang diberikan adalah nasehat
untuk tidak berkelahi dengan siapapun. Dalam upayanya ini peran kepala sekolah
sudah berjalan dengan baik. Tarlihat dari tabel 18, 46.7% responden menjawab
bahwa kepala sekolah salalu memberikan nasehat untuk tidak berkelahi dengan
siapapun , 30.7% responden menjawab dengan sering, 5.3% responden menjawab
dengan kurang, 10.7% responden menjawab dengan jarang, dan terdapat 6.7%
responden menjawab dengan kepala sekolah tidak pemah memberikan nasehat
untuk tidak berkelahi dengan siapapun. Nasehat selanjutnya adalah nasehat agar
menjaga peralatan sekolah dengan baik yang maksudnya adalah menanamkan
kepada siswa bahwa peralatan dan barang sekolah adalah milik bersama yang
perlu dijaga dan juga untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada diri siswa.
Dari tabel 19 terlihat bahwa peran kepala sekolah dengan memberikan nasehat
untuk menjaga barang sekolah be1jalan cukup baik. Yakni responden yang
menjawab dengan selalu berjumlah 37.3%, responden yang menjawab dengan
sering berjumlah 24%, responden yang menjawab dengan kurang berjumlah
5.3%, yang menjawab dengan jarang. berjumlah 26.7%, dan terdapat 6.7% dari
responden yang menjawab bahwa kepala sekolah tidak pernah memberikan
nasehat untuk menjaga peralatan sekolah dengan baik.
58
Nasehat yang juga diberikan oleh kepala sekolah adalah nasehat untuk tidak
merokok di dalam dan di luar sekolah. Karena sebagaimana diketahui bahwa
merokok sangat berbahaya bagi kesehatan terlebih bagi anak-anak generasi masa
depan bangsa. Dalam ha! ini kepala sekolah berperan dengan memberikan nasehat
kepada siswa untuk tidak merokok, dan ha! ini berjalan dengan cukup baik
sebagaimana terlihat pada tabel 20 dengan 29.3% responden menjawab bahwa
kepala sekolah selalu memberikan nasehat untuk tidak merokok di dalam dan di
luar sekolah, 21.3% responden menjawab dengan sering, 4% responden menjawab
bahwa kepala sekolah kurang dalam pemberian nasehat untuk tidak merokok,
17.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah jarang memberikan nasehat,
dan terdapat 28% responden yang menjawab dengan tidak pernah. Nasehat lain
yang diberikan kepala sekolah dan ha! ini sangat berhubungan dengan upaya
untuk menciptakan budaya sekolah yang sehat. Y akni nasehat untuk tepat waktu
dalam setiap kegiatan di dalam dan di luar sekolah. Upaya kepala sekolah dalam
ha! ini berjalan cukup baik sebagaimana terlihat pada tabel 21 yang menunjukkan
bahwa 49.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah selalu memberikan
nasehat untuk tepat waktu dalam setiap kegiatan, 25.3% responden menjawab
dengan sering, 2. 7% responden menjawab dengan kurang, 14.7 responden
menjawab dengan jarang, dan terdapat 8% responden menjawab denga tidak
pernah. Nasehat terkhir dalam upaya memotivasi siswa agar tetap berdisiplin
adalah nasehat untuk tidak berisik di dala kelas. Dan hal ini juga berjalan dengan
baik sepe1ti terlihat pada tabel 22 yang menunjukkan bahwa 49.3% responden
menjawab dengan kepala sekolah selalu memberikan nasehat untuk tidak berisik
di kelas, 37.3% menjawab dengan sering, 2.3% responden menjawab dengan
kurang, 9.3% responden menjawab dengan jarang, dan hanya terdapat 1.3%
responden yang menjawab bahwa kepala sekolah tidak pemah memberikan
nasehat.
Upaya selanjutnya yang dilakukan kepala sekolah dalam menjalankan
perannya untuk menciptakan budaya sekolah yang sehat adalah dengan
memberikan perhatian kepada siswa. Salah satu bentuk perhatian yang diberikan
kepada siswa adalah dengan memberikan hukuman kepada siswa yang datang
59
terlambat ke sekolah. Upaya yang dijalankan dengan memberikan hukuman telah
berjalan dengan cukup baik, seperti terlihat pada tabel 23. pada tabel 22 terdapat
36% responden yang menjawab bahwa kepala sekolah selalu memberikan
hukuman kepada siswa yang datang terlambat datang ke sekolah, 25.3%
responden menjawab dengan sering, 9.3% responden menjawab dengan kurang,
dan terdapat 26.7% dari responden yang menjawab bahwa kepala sekolah jarang
memberikan hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah, sedangkan
yang menjawab tidak pemah berjumlah 2. 7%. bentuk perhatian lain yang
diberikan kepala sekolah adalah dengan memberikan reward atau hadiah bagi
siswa yang rajin dan berdisiplin. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi para
siswa agar tetap berdisiplin dan sebagai bentuk pengakuan dari kepala sekolah
terhadap siswa-siswa yang berprestasi. Upaya ini telah berjalan cukup
sebagaimana terlihat pada tabel 2_4. pada tabel 24 menunjukkan bahwa terdapat
34. 7% responden menjawab dengan selalu, 28% responden menjawab dengan
sering, 8% responden menjawab dengan kurang, dan terdapat 18. 7% responden
yang menjawab bahwa kepala sekolah jarang memberi hadiah bagi siswa yang
rajin dan berdisiplin, dari sini terlihat bahwa kepala sekolah tidak selalu
memberikan hadiah bagi siswa yang rajin. Sedangkan untukjawaban tidak pemah
ada I 0. 7% responden yang memilihnya.
Bentuk perhatian selanjutnya adalah dengan memerintahkan siswa untuk
sholat dzuhur berjamaah dengan tepat waktu. Sebagaimana diketahui bahwa
ibadah-ibadah dalam agama Islam akan memberikan dampak bagi pelakunya.
Salah satu dampaknya adalah tertanamnya sikap kebersamaan dan disiplin pada
diri pelakunya. Dalam hal ini kepala sekolah berperan dengan memerintahkan
siswa untuk shalat dzuhur berjamaah dengan tepat waktu dan sudah berjalan
sangat baik, terlihat bahwa 85.3% responden menjawab bahwa kepala sekolah
selalu memerintahkan kepada siswa untuk shalat dzuhur berjamaah, 9.3%
responden menjawab denga sering, 2,3% responden menjawab kurang danjarang,
sedangkan untukjawaban tidak pemah berjumlah 2.7%. Bentuk perhatian lainnya
adalah memberikan teguran bagi siswa yang coret-coret dinding. Upaya ini
berjalan cukup baik, sebagaimana terlihat pr,da tabel 26, dimana terdapat 21.3%
60
responden menjawab dengan selalu, 37.3% menjawab dengan sering, 4%
responden menjawab dengan kurang, dan 33.3% responden menjawab babwa
kepala sekolab jarang memberikan teguran bagia siswa yang coret-coret dinding.
Bentuk perhatian selanjutnya adalab dengan memerintabkan siswa untuk memakai
seragam dengan lengkap. Seperti terlihat pada tabel 27, bahwa upaya ini berjalan
baik, terbukti dari jawaban responden yang memilih selalu sebanyak 57.3%,
responden yang menjawab dengan sering berjumlab 28%, responden yang
menjawab dengan kurang be1jumlab 6. 7%, dan yang menjawab dengan tidak
pemab berjumlab 1.3%.
Bentuk perhatian selanjutnya adalah dengan memberikan surat peringatan
bagi siswa yang tidak masuk sekolal1 tanpa keterang yang jelas. Upaya ini
dimaksudkan agar tercipta sebuab kerjasama yang baik antara pihak sekolah
dengan pihak keluarga. Upaya ini terlab berjalan baik, sebagaimana terlihat pada
tabel 28, disebutkan babwa responden yang menjawab dengan selalu berjumlab
30.7%, responden yang menjawab sering berjumlab 29.3%, responden yang
menjawab kurang be1jumlab 9.3%, dan terdapat 18.7% responden yang menjawab
babwa kepala sekolab jarang memberikan surat peringatan bagi siswa yang tidak
masuk sekolah selama 3 hari tanpa keterangn yang jelas. Sedangkan untuk
jawaban tidak pemab dipilih oleh 12% responden.
Adapun bentuk perhatian teraldllr yang dilakukan kepala sekolab adalal1
mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas yang membicarakan tentang
kedisiplinan. Pada tabel 29 terlihat babwa 26.3% responden menjawab dengan
selalu, 25.3% dari responden menjawab dengan sering, 8% responden menjawab
babwa kepala sekolab kurang optimal, 24% responden menjawab babwa kepala
sekolab jarang mengadakan pertemuan dengan wakil tiap-tiap kelas utnuk
membicarakan permaslaban kedisiplinan. Dan juga terdapat 16% responden
menjawab dengan tidak pemah. Hal ini menunjukkan babwa kepala sekolab tidak
selalu mengadakan pertemuan dengan para wakil murid-murid.
A. Kesimpulan
BABV PENUTUP
Setelah peneliti mengadakan penilitian dengan data-data yang dihimpun,
ditabulasikan, dan diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis data mengenai peran kepala sekolah sebagai
motivator dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat didapatkan
bahwa peran yang dijalankan oleh kepala sekolah dengan menanamkan
kepercayaan diri pada pribadi murid, memberikan perhatian, dan
memberikan bimbingan telah berjalan dengan baik. Hal ini digambarkan
dalam hasil analisis data bahwa kebanyakan responden menilai peran
kepala sekolah baik.
2. Dan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah,
penulis menyimpulkan bahwa tidak terdapat kendala yang berarti dalam
upaya menciptakan budaya sekolah yang sehat dan mayoritas siswa-siswi
SMP I Al-Matiin Kampnng Sawah Ciputat berdisiplin dalam mentaati
peraturan dan tata tertib sekolah.
Namnn demikian terdapat beberapa kendala yakni: kurangnya dukungan
dari orang tua wali kepada murid sehingga mengakibatkan keterlambatan
datang ke sekolah bagi siswa yang rumalmya jauh dari sekolah.
B. Saran
Dari seluruh pembahasan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang
kiranya menjadi penting dikemukakan, diantaranya yaitu:
1. Berdasarkan hasil observasi di SMP I Al-Matiin peran kepala sekolah ,. ., • 1 ., ...
62
dengan peran aktif da:ri seluruh steakholder sekolah, terma:suk di dalamnya
adalah guru, karya:wan, dan juga: keluarga:. Khusus untuk guru agar
meningkatkan tingkat kedisplinan dengan datang ke sekolah tepat waktu.
Tujuannya adalah agar penciptaan buda:ya sekolah yang sehat dapat berjalan
dengan maksimal, sehingga: da:pat meningkatkan mutu out-put dari sekolah.
2. Salah satu keterbata:san yang dimiliki oleh SMP I Al-Ma:tiin a:dalah
terbatasnya fasilita:s dan sarana-pra:sarana pendidikan, diharapkan dengan
terpenuhinya sarana pendidikan yang memadahi dapat meningkatkan
kedisiplinan dan dan presta:si belajar analc didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta , Cet. 2, 2001.
Andrian, Yahya, "Leadership for School Culture", dalam At-Tarbawy, No. 2 Tahun IV, April 2007.
Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, 1993.
~ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Reineka Cipta, 2002.
Central devolepment of school culture, "The Major Indicators of a Helat school Culture", dari http://www.centralschoolculture.com, I Juli 2008.
Damayanti, Sri, "Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah", dari: h!!J2://ahmaclsuclrajat.wordpress.com, 11 Desember 2008.
Daryanto, H.M, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Renika Cipta, Cet. l, 200 I.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet.l, 1988.
"Development of school culture", dari http:/{/centerschollculture.com, I Juli 2008.
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 9, 2007.
Gunarso, Singgih. D, Psikologi Untuk Afembimbing, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.
"Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Buaya Sekolah, dan Kepuasan Belajar dengan Hasil Belara Siswa'', dari erniftrifani([:Vunila.ac.icl, 3 Agustus 2008.
IAIN, Pendidikan Kewarganeraan: Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, Jakarta: IAIN Jakarta Press, Cet. I, 2000.
Isjoni, "Kompetensi Kepala Sekolah'', dari: http://www.riaupos.com, 11 Desember 2008
Komariah, Aan, Visionary Leadership: Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2005.
"Konsep Budaya Sekolah'', dari Http:/www.depdiknas.go.id, 4 Januari 2008.
Nasution, S, Sosiologi Pendidikan, Jakarata: Bumi Aksara, Cet. I, 1995.
I
64
Penjelasan SJSDIKNAS, Jakarata: Balai Penerbitan Dharrna Bakti, 1990.
Pidarta, Made, Peran Kepala Sekolah Pada Pendidikan Dasar, Jakarta: PT. Gramedia Widira Sarana Indonesia, 1995.
Purwanto, Ngalim, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara Sumber Widyaj, Cet.18, 1996.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. VI, 1992.
Qomariah, Aan, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet I. 2005.
Soleh, Muhammad, "Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan Guru", dari: http://clrssuharlo.wordpress.com, 12 Desember 2008.
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006.
sudrajat, Ahmad, "Sekolah Sehat dan Sekolah Sakit", dari http://akhmadsudrajat.com, 15 Mei 2008.
Soekanto, Sarjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. 2 7, 1999.
Sumidjo, Whjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grasindo Persada, Cet. 2, 2001.
Subroto, Suryo, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, Cet. II, 1988.
Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, Bandung: Penerbit Angkasa, 1993.
Sobri, Alisuf, Pengantar psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. I, 1993.
Tarbiyah, Yayasan Al-Matiin Didik Anak Yatim, dalam majalah Dzikir, No. 14, September 2008.
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Administrasi Pendidikan, Semarang: Tim Pengadaan Buku Pelajaran IKIP Semarang, 1991.
What is school curlture, dari http://[email protected], 25 Juni 2008.
W arsanto, I. G, Dasar-dasar Menejemen Personalia, Jakarta: Pustaka Dian, 1998.
PEDOMAN WA WAN CARA
Nama Responden
Jabatan
Tempat wawancara
Hari/tanggal
Pertanyaan:
: Drs. Mukhtar Al-Faridi
: Kepala Sekolah SMP IT Al-Matiin
: Kantor SMP IT Al-Matiin
: Senin, 3 November 2008
1. Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala sekolah di SMP
IT Al· Matiin ini?
2. Apakah bapak membuat target pencapaian program untuk masa
awal jabatan, 100 hari pertama?
3. Berbicara mengenai peningkatan mutu pendidikan, banyak faktor
yang mempengaruhinya diantaranya fakor budaya sekolah yang
sehat, bagaimana budaya disiplin di SMP Islam Al-Matlin?
4. Upaya apa saja yang sudah dilakukan untuk menciptakan budaya
sekolah yang sehat, terutama budaya disiplin'?
5. Apa program real yang dijalankan guna menciptakan sikap disiplin
pada diri siswa/I SMP I Al-Matiin?
6. Apakah SMP IT Al·Matiin pernah mengadakan pertemuan dengan
wali murid guna membicarakan sikap disiplin peserta didik?
7. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam usaha untuk
menciptakan budaya sekolah yang sehat?
8. Bagaimana respon masyarakat sekitar sekolahan terhadap jalannya
PBM di SMP I Al-Matiin?
9. Bagaimana respon wali murid terhadap perkembangan pada diri
siswa/I SMP I Al-Matiin?
10. Adakah buku pedoman tata tertib sekolah untuk siswa, gum, dan
karyawan?
Nomor Lampiran Hal
: Istimewa : I (satu) berkas : Pengajuan Proposal Skripsi
Kepada yang terhormat, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
Assalamualaikum Wi·. Wb.,
Jakarta, Juli 2008
Salam sejahtera kami sampaikan, semoga Bapak/Ibu senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT dan selalu sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Selanjutnya saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama NIM Jurusan Fakultas
: Sultoni : I 04011000076 : Pendidikan Agama Islam : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Bermaksud mengajukanjudul skripsi yaitu "Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptalmn Budaya Sekolah Yang Sehat". Sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan proposal skripsi.
Demikian surat ini diajukan, semoga bapak berkenan menerima judul skripsi ini. Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Dosen Seminar Proposal Skripsi
Mengetahui, enasehat Akademik
NIP. 150 195 129
Sultoni NIM. 104011000076
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
1-!omor 95, Ciputat 15412, Indonesia Telp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328
Email : [email protected]
Nomor Lamp. Hal
Tembusan:
: Un.01/Ft./KM.01.3/6'.5_9/2008 : Abstraksi/Outline : BIMBINGAN SKRIPSI
Kepada Yth. Dr. H.A. Syafi'i Noer Pembimbing Skripsi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assa/amu'a/aikum wr. wb.,
Jakarta, 04 Juli 2008
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing 1/11 (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
Sultoni : 104011000076 : Pendidikan Agahla Islam : VIII (delapan) : Peran Kepala Sekolah
Sekolah yang Sehat dalam Menciptakan Budaya
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 03 Juli 2008 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian, Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bila dipandang tidak/kurang sesuai.
Bimbingan Skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang kembali selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Demikian, alas perhatian dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih.
Wassa/amu'alaikum wr. wb.
a.n.Dekan Ketua Jurusan PAI,
j)r. H. AF. WilJisono, MA. ,,t:NIP. 150236009
1 nobn i=ITK I !IN Sv'1rif Hidavatullah Jakarta
I) DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 1 September 2008
FITK No. Revisi: 00 - ~
JI. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia Hal 1 /1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
~;r:r. Nomor: Un.01/F.1/KM.01.3/ ..... :p2008 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth. Kepala SMP IT al-Matiin Di Tempat
Assalamu'alaikum wr. wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM
Sultoni
104011000076
Pendidikan Agama Islam
IX (sembilan)
Jakarta, 4 November 2008
Jurusan
Semester
Judul Skripsi Peranan Kepala Sekolah dalam menciptakan budaya sekol_ah yang sehat
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian pada lembaga pendidikan yang saudara pimpin.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassa/amu'alaikum wr. wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
I. Identitas Resfouden Nama Jenis kelamin : Laki-laki (L )/ perempuan (P) TTL Usia Ke las
II. Petunjuk pengisian angket Berilah tanda ceklis ('1) pada alternatifjawaban di bawah ini:
SL : Selalu S : Sering K : Kurang J : Jarang
TP : Tidak Pemah Angket ini ditujukan untuk menjaring data mengenai peran kepala sekolah dalam menciptakan budaya sekolah yang sehat, dengan rangkmnan angket adalah sebagai berikut:
Nomor 1-5 Nomor 6-11 Nomor 12-16 Nomor 17-23
III. Bntir-butir pernyataan
Mengenai keteladanan Mengenai pemberian bimbingan Mengenai pemberian nasehat Mengenai pemberian perhatian
Angket
NO Butir Pernyataan Alternatif iawaban
SL s K J TP
1 Datang ke sekolah tepat wak:tu
Memakai Seragam yang rapih 2 dan berdasi
3 Mengikuti upacara bendera pada hari Senin dengan rutin
4 Memakai sepatu warn a hi tam sesuah:lengllJ1 peraturan sekolah Membi\lt!)g sampah pad a
5 tempatnya
6 Pengarahan untuk tidak membuat keributan di dalam kelas Pengarahan untuk tidak
7 meninggalkan ruang · kelas pada saat pergantian iam oelaiaran
8 Pengarahan untuk datang ke sekolah tepat waktu Pengarahan untuk membawa
9 buku pelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran Pengarahan untuk melaksanakan
10 piket kelas
Pengarahan untuk tidak 11 membawa senjata tajam dan
sejenisnya Nasehat untuk tidak berkelahi
12 dengan siapapun
13 Nasehat agar menjaga peralatan sekolah dengan baik Nasehat untuk tidak merokok di
14 dalam atau di luar lingkungan sekolah
15 Nasehat untuk tepat waktu dalam segala kegiatan di dalam dan di' luar sekolah Nasehat untuk tidak berisik di
16 dalam kelas
17 Memberi hukuman bagi siswa yang terlambat datang ke sekolah
18 Memberi hadiah bagi siswa yang rajin dan berdisiplin
19 Memerintahkan untuk so lat dzuhur berjamaah tepat waktu
20 Memberi teguran bagi siswa yang coret-coret dinding
21 Menyuruh siswa untuk memakai seragam secara lengkap Memberi surat peringatan kepada
22 siswa yang tidak masuk kelas selama 3 hari tanpa keterangan Mengadakan pertemuan dengan
23 wakil tiap-tiap kelas untuk membicarakan tentang disiplin
SMP ISLAM TERPADU AL-MATllN JI. Musyawarah Rt. 005/04 Desa Sawah Lama, Ciputat, Tangerang
Banten, Telp. (021) 74705529
SURAT KETERANGAN. NOMOR: 51 /11/SMP /AM/2008
'ang Bertanda Tangan Dibawah ini Kepala SMP Islam Al-Matiin Ciputat Kabupaten
'angerang Propinsi Hanten Menerangkan::
fama
ifIM
~akultas
urusan
lahun Akademik
: Sultoni
: 104011000076
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruaan
: Pendidikan Agama Islam
: 2008/2009
lelah mengadakan penelitian SMP Isalam Al-Matiin pada bulan Oktober s/d November 2008
lalam rangka penyelesaian skripsi dengan judul " Peranan. Kepala Sekolah Dalam
vienciptakan Budaya Sekolah Yang Sehat ".
)emikin surat keterangan ini dibuat untuk diketahui dan dapat dipergunakan sebagaimana nestinya.
, 11 November 2008 ~\~·v Islam Al-Matlin
HASIL WAWANCARA
Nama Responden : Drs. Mukhtar Al-Faridi
Jabatan : Kcpala Sekolah SMP IT Al-Matiin
Tcmpat Wawancara : Kantor SMP IT Al-Matiiin
Waktu : 07.45-08.40 WIB
Hari/tanggal : Sabtu, 8 November 2008
I. P: Sudah berapa lama bapak menjabat sebagai kepala sekolah SMP
IT Al-Matiin?
J: Saya sudah menjabat selama kurang lebih 6 bulan, tcrhitung dari
bulan Juli 2008.
2. P: Apakah bapak membuat target pencapaian program untuk masa
awaljabatan, 100 hari pertama?
J: Ada, saya memfokuskan pada tiga ha!. Pertama, kelengkapan
dan ketertiban administrasi, te1masuk di dalamnya administrasi
kesiswaan, administrasi kurikulum, dan administrasi personalia.
Kedua, kedisiplinan siswa; dan ketiga disiplin karyawan.
3. P: Berbicara peningkatan mutu pendidikan, banyak faktor yang
mempengaruhinya diantaranya budaya sekolah, bagaimana budaya
disiplin di SMP IT Al-Matiin?
J: Sudah mulai tercipta budaya disiplin di sini, dan juga terdapat
indikasi yang kuat yang mengarah kepada terciptanya budaya
disiplin.
4. P: Upaya apa saja yang sudah dilakukan untuk menciptakan
budaya yang sehat, terutama budaya disiplin?
J: I) pemberian contoh yang baik atau kudwah hasanah dari diri
kepala sekolah; 2)Mengadakan ape! pagi sebelum jam pelajaran; 3)
Mengadakan solat dzuhur berjamaah; 4)1nspeksi ke kelas-kelas
ketika jam-jam istirahat; 5)Masuk ke kelas menggantikan guru
yang tidak masuk untuk pemberian motivasi; 6)Pemberian reward
dan hukuman.
yang tidak masuk untuk pemberian motivasi; 6)Pemberian reward
dan hukuman.
5. P: Apa program real yang dijalankan untuk menciptakan sikap
disiplin pada diri siswa/I SMP IT Al-Matiin?
J: Apel pagi, solat dzuhur be1jamaah.
6. P: Apakah kepala sekolah pernah megadakan pe1temuan dengan
wali murid guna membicarakan kedisiplinan pada diri siswa/i?
J: Selama Juli hingga Oktober kita telah mengadakan 2 kali
pertemuan, dan mereka para orang tua sangat akomodatif.
7. P: Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam usaha untuk
meciptakan budaya sekolah yang sehat?
J: Faktor pendukung diantaranya: tenaga TU yang berdedikasi
tinggi, guru-guru yang responsif dan akomodatif terhadap program
program sekolah, pelimpahan wewenang yang besar dari pihak
Y ayasan Al-Matiin sehingga memungkinkan kepala sekolah
menjalankan Menejemen Berbasis Sekolah (MBS), masyarakat
lingkungan sekolah yang mendukung program sekolahan, 70 %
siswa/I mempunyai kemauan untuk berdisiplin.
Faktor penghambat diantaranya: letak geografis sekolah yang
berdekatan dengan perumahan penduduk, kondisi fisik ruangan
kelas yang belum memadahi, dan mininmya sarana pendukug
kegiatan ekstrakurikuler.
8. P: Adakah buku petu11juk tata tertib sekolah untuk siswa, guru dan
karyawan?
J: Ada, tapi belum tersosialisasi dengan baik untuk semester ini.
9. P: Bagaimana respon wali murid terhadap perubahan pada diri
siswa/I SMP IT Al-Matiin
J: Dari dua kali pertemuan yang pernah kami adakan, mereka
menunjukkan dukungannya dan terns mendorong pihak sekolah
untuk terus meningkatkan standar pelayanannya.
I 0. P: Bagaimana respon masyarakat sekitar terhadap aktivitas
akademik di SMP IT Al-Matiin?
J: Yang saya amati, mereka mendukung terhadap semua program
di SMP IT Al-Matiin ini.
Ciputat, 8 Nopember 2008
BLANKO ISIAN OBSERV ASI
I.Linglmngan sekolah
A. Identitas sekolah
I. Nama sekolah
2. No statistik sekolah
3. Tipe sekolah
4. Alamat sekolah
: SMP IT Al-Matiin
: 20 2 280310 030
: Regnier
:JI Musyawarah, RT 005/004 Sawah
Lama, Ciputat, Tangerang Banten
5. Telepon I HP I Fax
6. Nilai akreditasi sekolah
B. Keadaan bangunan
I. Bangunan gedung
2. Keadaan bangunan
3. Keadaan ruangan
a. Ruang belajar
b. Ruang guru
c. Ruang perpustakaan
d. RuangBK
e. Ruang labolatorium
f. Mushalla
II.Personalia
I. Nama kepala sekolah
2. Nama wakil kepala sekolah
a. Bidang kurikulum
b. Bidang Kesiswaan
3. Keadaau guru
: 021-7409254/08812160697
: B (Baik)
: Permanen
: Baik
:Baik
: Baik
: Baik
: Kurang
: Kurang
: Baik
: Drs. Mukhtar Al-Faridi
: Faisal Achdiatna
: M. Amin
a. Jumlah guru
b. Pendidikan terakhir
4. Keadaan karyawan
a. TU
b. Karyawan
III.Sistem pembelajaran
1. Kurikulum yang dijalankan
2. Alat bantu KBM
IV.Tata tertib sekolah
: 13 Orang
: 10 orang SI, dan 3 Orang Diploma.
: I Orang
: 2 Orang
: KTSP2006
: Labolatorium, Alat peraga
I. Bentuk tata tertib untuk siswa : Ada
2. Bentuk tata tertib untuk guru : Ada
3. Bentuk tata tertib untuk Karyawan : Ada
V .Kegiatan ekstralmrikuler
I. Bentuk kegiatan : Hadroh, Mujawaz, Futsal, Bola
F oli, Pidato dua bahasa, Kepramukaan, Leadership, dan Komputer.
2. Sarana pendukung : Lab komputer, Lapangan, Meja
tenis, Matras.
3. Waktu/tempat
VI.Bimbingan konseling siswa
I. Sistem bimbingan
2. Waktu/tempat
: Hari Jum'at
: Individual dan berkelompok
: Insidentil
VIl.Catatan/keterangan tambahan
.... /: ... /!.ii ... ~'.·.'J.4~ .. .'.~~.!~.'!~/..:~~.~~.11:..~f'!:~ .. t!::~.~.
). ~' {u.4 nrl,, ·a.r4 · 6i"ii. Jli,.,Ji.. ~ &-· U;+-iu- k,,,, di" l?n..6,.,. !</,~. ···································································································
..... ~: ... ~~.'? ... !:Y..~ ... ~.~(-1. ... 1::!::~~'1.,.~?.1.l!!! ... ~~..fyl. /<iiMG<-, '"'- c(b,c~ S/c.c9c, 71 &i'U(JJ -'1v. .
...................... '::/ ........................ / ............................................... .
Tabel Hasil Skoi;ng Angket Pel"an Kepala Sekolab Sebagai Motivator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jum Nilai
5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 2 4 4 2 4 5 4 4 5 4 5 4 4 98 B 5 4 5 2 5 5 4 4 2 4 2 4 2 I 5 4 5 5 4 4 5 2 5 88 B 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 5 2 2 5 5 4 5 5 2 5 3 3 95 B 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 2 4 I 5 4 5 5 4 2 5 5 4 95 B 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92 B 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 2 5 5 4 5 5 3 5 5 4 3 5 5 103 BS 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 I 4 3 I 3 3 4 4 5 4 4 3 4 86 B 2 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 5 4 4 2 2 5 2 3 4 4 90 B 4 2 5 5 5 4 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 2 5 I 4 94 B 5 5 2 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 2 4 5 2 5 4 2 97 B 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 1 5 102 BS 5 5 4 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 109 BS 4 5 5 5 4 5 4 5 2 2 1 2 2 1 I 4 2 4 5 2 2 1 1 69 R 5 5 5 5 5 4 I 5 5 4 I 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 103 BS 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 I I 5 5 5 5 5 4 5 5 4 100 BS 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 2 5 5 2 5 3 5 102 BS 4 5 5 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 I 5 5 1 5 5 5 5 5 5 102 BS 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 1 4 5 4 I 1 4 2 5 4 5 4 1 87 B 4 5 5 5 2 5 2 4 3 4 I 2 2 1 2 4 2 4 5 2 2 1 1 68 s 4 5 4 1 3 5 5 5 5 5 4 5 5 1 5 4 2 5 4 5 4 2 2 90 B 4 4 4 I 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85 s 5 5 5 5 4 4 4 5 2 5 2 4 2 4 5 5 2 2 5 4 5 4 5 93 B 4 5 5 5 5 5 2 4 2 4 1 5 5 2 4 5 5 5 5 2 4 4 5 93 B 5 5 5 5 5 2 2 4 4 4 4 2 5 5 5 4 2 4 5 4 5 2 2 90 B 3 5 2 2 5 2 4 2 2 5 5 5 2 5 2 2 4 5 5 4 5 4 4 84 B 5 5 5 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 2 5 5 3 103 BS 4 5 4 4 4 2 5 1 2 3 2 5 4 4 1 5 3 4 2 5 4 2 1 76 s 5 5 2 2 4 4 5 4 5 5 5 5 4 2 4 4 5 3 3 3 4 1 5 89 B 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 I I I 5 5 5 5 5 4 5 4 3 99 B 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 2 5 5 5 5 5 4 5 5 3 103 BS 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 2 105 BS 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 109 BS 4 5 4 1 4 5 5 5 5 5 4 4 4 1 5 5 2 5 5 5 4 2 2 91 B 5 4 5 4 2 4 4 4 2 5 2 2 3 I 2 3 3 2 5 2 4 2 3 73 s 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 2 5 4 4 99 B 4 5 2 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 2 4 96 B 5 5 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 107 BS
4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 1 5 2 2 5 5 5 5 2 2 4 1 5 5 5 4 1 1 5 1 1 5 2 5 4 5 4 5 3 3 5 1 1 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 1 1 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 2 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 2 5 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 4 4 3 5 3 2 1 1 1 1 5 4 5 5 5 4 5 4 1 5 5 5 1 5 4 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 4 2 2 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 2 5 4 5 5 5 4 5 5 5 2 5 5 4 5 5 2 5 2 5 5 3 3 5 3 4 5 3 4 3 5 4 2 5 4 5 3 5 5 5 5 3 2 2 2 3 2 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 1 4 5 2 5 5 2 5 3 5 5 3 2 5 5 5 2 3 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 2 4 3 4 1 2 2 1 2 2 2 5 2 5 5 5 5 5 4 5 1 1 2 1 4 5 4 5 5 5 3 5 2 4 2 2 1 2 2 1 4 2 3 5 2 5 2 5 5 3 2 3 1 1 2 1 3 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 5 2 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 2 4 4 5 5 2 2 4 4 5 5 5 1 5 5 4 4 4 5 5 2 5 5 5 4 5 2 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 1 2 5 5 5 2 4 2 1 2 2 2 5 4 5 3 5 5 3 5 1 1 5 3 4 2 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 2 5 3 5 5 5 2 5 2 5 5 5 2 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 2 4 2 4 l 5 5 2 4 5 4 5 5 4 4 3 3 5 4 4 1 4 3 1 4 5 5 5 4 5 4 2 2 5 4 3 1 3 1 l 4 4 5 5 5 5 3 3 3 5 4 5 l 5 5 2 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 2 5 5 5 2 5 2 4 5 5 2 5 5 2 2 5 4 5 5 5 2 2 5 2
4 5 2
4 5 2 4 5 4 2 2 5 4 5 2 4 5 2 3 5 5 4 4 3 3 l 5 2 5 2 4 2 5 3 4 5 5 4
··---··~----------
PERPUST /\Jv\AN UT/\MA -J UIN SYAl-liD J/.\KAl"TA
5 5 4 5 3 4 96 B 5 5 4 4 5 5 85 s 4 5 3 3 2 4 83 s 1 5 5 5 1 1 85 s 5 5 1 5 5 5 101 BS 4 5 2 5 2 4 90 B 1 5 3 3 1 2 73 s l 5 4 5 1 1 88 B I 5 4 5 4 4 100 BS 4 5 2 4 2 2 87 B 2 5 4 5 5 5 99 B 3 5 2 5 4 2 87 B 1 5 2 5 5 2 82 s 4 5 4 5 5 5 100 BS 2 5 2 5 5 2 84 B 2 5 2 5 1 2 73 s 2 5 2 4 2 1 78 s 1 5 2 4 4 2 69 s 2 1 1 4 5 5 68 s 5 5 4 5 5 4 102 BS 5 5 5 5 5 5 107 BS 2 5 5 5 2 4 98 B 4 5 4 4 4 1 84 B 5 5 4 4 5 4 94 B 3 5 3 5 4 2 94 B 4 5 5 3 3 2 79 s 3 1 3 5 3 5 82 s 2 5 5 2 5 5 101 BS 5 5 4 1 1 1 86 B 1 5 2 3 5 5 98 B 2 5 4 2 4 2 92 B 4 5 4 4 4 4 98 B 5 5 2 5 5 5 94 B 1 5 4 5 3 1 81 B 3 5 1 5 3 1 75 s 5 5 5 5 2 2 93 B 5 5 5 5 4 2 99 B 2 3 2 4 2 2 80 s
I l l g
! ~ i
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
REKAPITULASI KEHADIRAN GURU SMP I AL-MATHN Bulan Jannari 2009
Nama JnmlahJam Kehadiran o/o Drs. Eman Sulaiman 22 20 95% Drs. H. Fauzi Ridho 26 22 85% MochNoer 28 18 64% Drs. Hj. Siti Muchlishah. M.A 24 24 100% Siti Pratiningrum 54 48 89% Sumarni S.Pd 48 36 75% Dra. Andi Sulasmi. MA 22 16 73% Drs. Darwas 56 56 100% Faisal Achdiatna 57 57 100% Siti Mustasyrifah 54 36 67% Jana Sutisna 26 26 100% Moch Amin 24 24 100%
Rata-rata kehadiran 96.00%
Ciputat, 3 Februari 2009 Bag. Tata Usaha SMP I Al-Matiin
Jana Sutisna, SE
Ket
LEMBARPENGESAHAN
Skripsi berjudul: "Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan Budaya
Sekolah Yang Sehat Di SMP I Al-Matiin Kan1pung Sawah Ciputat" diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada 9 Februari 2009
di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana
S 1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agan1a.
Jakarta, 9 Februari 2009
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Stucli)
Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, M.A
NIP: 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/ Prodi)
Drs. Sapiuddin Shiddig, M. Ag
NIP: 150 299 477
Penguji I
Drs. Ahmad. Gholib, M.Ag.
NIP: 150 186 609
Penguji II
Salman Tumanggor, M.Pd.
NIP: 150 191 161
Mengetahui:
Dekan~
\
Tanggal Tancla Tangan
¥-~~.t .. ···~
~ .. : .. ~. · ........ ~ ... '3
.!f ~5.= ................... ~-