Peran Kebijakan Moneter Bi

24
Peran Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam Rangka Mendukung Bangkitnya Sektor Riil Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011 TUGAS KELOMPOK Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro 1 semester dua Hilmansyah (1110046200005) Dwi Ariyanti (1110046200019) Kurniasih (1110046200020) Muhammad Fahmi Q (1110046200029) JURUSAN ASURANSI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM 1

Transcript of Peran Kebijakan Moneter Bi

Page 1: Peran Kebijakan Moneter Bi

Peran Kebijakan Moneter Bank Indonesia dalam Rangka Mendukung Bangkitnya Sektor Riil Guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi

Tahun 2011

TUGAS KELOMPOK

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro 1

semester dua

Hilmansyah (1110046200005)

Dwi Ariyanti (1110046200019)

Kurniasih (1110046200020)

Muhammad Fahmi Q (1110046200029)

JURUSAN ASURANSI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

1

Page 2: Peran Kebijakan Moneter Bi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji kehadiratan Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya lah penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Selain itu, penulis juga bersyukur atas kesehatan yang diberikanNya,

sehingga dapat mengumpulkan materi-materi untuk makalah yang berjudul “Peran Kebijakan

moneter BI dalam Sektor Riil guna Membangun Perekonomian Tahun 2011” yang dibuat guna

memenuhi tugas Teori Ekonomi Makro-1.

Penulis juga meminta maaf, jika makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan

belum sempurna. Maka dari tu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun agar ke

depannya akan lebih baik lagi.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya dan tujuan penulis pun dapat

tercapai.

Sekian dari penulis, terimakasih atas perhatiannya.

Jakarta, Mei 2011

Penulis

2

Page 3: Peran Kebijakan Moneter Bi

Daftar Isi

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah 4

b. Rumusan Masalah 4

c. Tujuan Penulsan 4

Bab II Pembahasan

a. Hakikat Bank Indonesia 5

b. Kebijakan Moneter

a. pengertian kebijakan moneter 7

b. instrumen kebijakan moneter 8

c. tujuan kebijakan moneter 9

c. Peran Kebijakan Moneter terhadap Sektor Riil

a. BI Rate 9

b. transmisi kebijakan moneter 10

c. pengaruh BI Rate terhadap perekonomian Indonesia 12

d. pengaruh BI Rate disektor Riil 13

Bab III Penutup

a. Kesimpulan 15

b. Saran 15

Daftar Pustaka 17

3

Page 4: Peran Kebijakan Moneter Bi

Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

Kestabilan perekonomian dalam suatu negara akan selalu menjadi prioritas yang ingin

dicapai suatu negara, karena dengan stabilitas ekonomi akan menciptakan suasana kondusif dalam

kegiatan perekonomian. Kestabila ekonomi ini dapat diukur dengan melihat stabilitas makroekonomi

yang ada. Namun stabilitas makroekonomi ini sangat rentan terhadap perubahan. Apabila terjadi

guncangan dalam suatu variabel ekonomi akan berdampak pada variabel yang lain dan keadaan ini

menjadikan fluktuasi dalam makroekonomi. Bila fluktuasi yang terjadi relatif kecil dan waktu

mencapai keseimbangan jangka panjang relatif tidak lama, maka dapat dikatakan kondisi

makroekonomi relatif stabil.

Perkembangan perekonomian suatu negara dapat dikatakan sedang meningkat atau

menurun dapat dilihat dari beberapa indikator dasar makroekonominya, diantaranya suku bunga,

jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar dan pengangguran. Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga

otoritas moneter telah melakukan stabilisasi melalui instrumen suku bunga SBI, dimana penetapan

SBI dilakukan untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar. Ketika jumlah uang yang beredar di

masyarakat terlalu banyak (berlebih), maka hal ini akan menyebabkan terjadinya inflasi.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam

makalah ini, diantaranya yakni :

Bagaimanakah peran Bank Indonesia sebagai pengendali kebijakan moneter terhadap

perekonomian Indonesia ?

Bagaimanakah hakikat kebijakan moneter serta instrumen-instrumennya sebagai kebijakan

untuk mengendalikan perekonomian nasional ?

Bagaimanakah peran kebijakan moneter terhadap sektor riil ?

Bagaimanakah langkah kerja BI Rate dalam menekan laju Inflasi ?

4

Page 5: Peran Kebijakan Moneter Bi

Bagaimana keadaan sekor riil perekonomian Indonesia dengan adanya kebijakan BI Rate

yang telah diterapkan pada tahun 2011 ?

C. Tujuan Penulisan

Mengingat penulisan makalah tentang kebijakan moneter ini, penulis ingin memberi sedikit

penjabaran terhadap perekonomian nasional, daripada itu penulis memiliki tujuan penulisan

sebagai berikut :

Mengetahui bagaimana peran Bank Indonesia dalam mengontrol perekonomian Indonesia

Memahami arti dan instrumen dalam kebijakan moneter

Memahami peran BI Rate dan langkah kerrjanya dalam menekan laju inflasi

Mengetahui keadaan perekonomian Indonesia dalam sektor Riil akibat dari penerapan BI

Rate sebagai kebijakan moneter

5

Page 6: Peran Kebijakan Moneter Bi

Bab ll

Pembahasan

A. Hakekat Bank Indonesia

Dalam suatu negara pasti terdapat bank sentral yang merupakan pengendali kebijakan-

kebijakan moneter di negara tersebut. Begitu pula di Indonesia, terdapat bank sentral yang

mengandalikan tingkat inlasi, peredaran uang atau kebijakan moneter di Indonesia.

Bank indonesia , dalam perjalanannya memiliki tugas dan tujuan yang berbeda dari waktu

kewaktu seiring dengan perkembangan perekonomian yang ada. Namun daripada itu bank Indonesia

memiliki saatu tujuan tetap yaitu mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah.

 Bank sentral yang memiliki otoritas moneter bertanggung jawab penuh terhadap peredaran

uang di Indonesia, dan selain itu kestabilan nilai rupiah juga merupakan tanggung jawab BI sebagai

mana teercantum dalam pasal 7 ayat 1 UU.NO.3 Tahun 2004 yang menyatakan : “ Tujuan Bank

Indonesiaadalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah”. Dalam melaksanakan tugas ini

Bank Indonesia memiliki Dewan Gubernur sebagai pelaksana tugas dan wewenang Bank Indonesia

yang pelaksanaannya bebas dari intervensi pemerintah.

Peran Bank Indonesia dalam memelihara Stabilitas keuangan

Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui

instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. BI dituntut untuk mampu

menetapkan kebijakan moneter dengan tepat dan berimbang, karena stabilitas

moneter berdampaklangsung terhadap stabilitas ekonomi. Kebijakan moneter

melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat

mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya.

Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan

yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu

dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi.

Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga

kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah

satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial

yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran.

Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat

mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui 6

Page 7: Peran Kebijakan Moneter Bi

pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan

sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak

pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat

mengembangkan instrumen dan indikator macroprudential untuk mendeteksi

kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya akan

menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-langkah yang

tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.

Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan

melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR

merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola

krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai

LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini

hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi

memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR

dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun

masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.

B. Kebijakan Moneter

a. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro

ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar. Melalui

kebijakan moneter ini pemerintah bisa mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang

beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi bertumbuh sekaligus mengendalikan

inflasi. Kondisi ini akan meningkatkan output keseimbangan dan atau terpeliharanya stabilitas harga

(inflasi terkontrol).

Dalam kamus hukum ekonomi yang disusun oleh A. F. Elly Erawaty dan J. S. Badudu,

kebijakan moneter (monetary policy) adalah tindakan bank sentral selaku pemegang otoritas

moneter dalam menjaga keseimbangan moneter negara. Otoritas moneter adalah suatu entitas

yang memiliki wewenang untuk mengendalikan jumlah uang beredar dalam suatu negara dan

memiliki hak untuk menetapkan suku bunga dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan

persediaan uang. Dengan kata lain, kebijakan moneter merupakan instrument Bank Sentral yang

7

Page 8: Peran Kebijakan Moneter Bi

sengaja dirancang untuk memengaruhi variable-variabel finansial seperti suku bunga dan tingkat

penawaran uang.

Sasaran yang ingin dicapai adalah memelihara stabilitas nilai uang baik terhadap faktor

internal maupun eksternal. Stabilitas nilai uang mencerminkan stabilitas harga yang pada akhirnya

akan memengaruhi realisasi pencapaian tujuan pembangunan suatu Negara, seperti pemenuhan

kebutuhan dasar, pemerataan distribusi, perluasan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi riil

yang optimum dan stabilitas ekonomi.

b. Instrumen Kebijakan Moneter

Bank Indonesia memiliki 4 instrumen yang merupakan bagian dari kerangka pelaksanaan

kebijakan moneter yang terdiri atas :

1. Operasi Pasar Terbuka ( open market operation )

Merupakan instrument kebijakan moneter yang berfungsi sebagai pengendali inflasi melalui

penjualan dan pembelian surat – surat berharga. Dengan penjualan terhadap surat – surat berharga

maka uang yang berlebih akan masuk ke dalam otoritas moneter dengan demikian inflasi dapat

dikendalikan.

2. Fasilitas diskonto ( Discount rate )

Tingkat bunga diskonto adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas bank-bank

umum yang meminjam ke bank sentral. Ini Merupakan suatu tingkat suku bunga yang

mencerminkan perkembangan laju inflasi di Indonesia. Dalam transmisi kebijakan moneter, Fasilitas

diskonto merupakan instrument utama karena memiliki dampak dan pengaruh yang bersifat

sistemik terhadap perekonomian.

3. Rasio cadangan wajib ( reserve requirement ratio )

Merupakan instrument kebijakan moneter yang bertujuan mengendalikan kemampuan

pinjaman perbankan terhadap masyarakat. Bila Giro Wajib Minimum dinaikan maka yang akan

terjadi adalah kemampuan perbankan dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat dan dunia

usaha akan melemah. Begitu juga sebaliknya.

4. Imbauan Moral ( Moral Persuasion )

Imbauan moral merupakan kebijakan moneter yang bersifat kualitatif, dimana dalam

pelaksanaanya kebijakan moneter ini merupakan peringatan atau saran dari dewan gubernur Bank

Indonesia mengenai tindakan–tindakan yang semestinya dilakukan oleh pasar agar stabilitas

perekonomian tidak terganggu.

8

Page 9: Peran Kebijakan Moneter Bi

c. Tujuan Kebijakan Moneter

Dalam UU NO.3 Tahun 2004 telah tercantum bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai

dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Yang dimaksud dengan kestabilan rupiah ini adalah

kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk memenuhi

upaya ini Bank Indonesia telah menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai

sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai

tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar ini sangat penting dalam

mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan.

Dalam melaksanakan tujuan utamanya, Bank Indonesia memiliki wewenang untuk

menentukan kebijakan moneter melalui penerapan sasaran moneter ( misal uang beredar atau suku

bunga) dengan berpijak pada sasaran laju inflasi yang telah ditetapkan pemerintah. Untuk

mengendalikan sasaran moneter tersebut, Bank Indonesia menggunakan empat instrumen kebijakan

moneter yang telah dijelaskan di atas.

Pada bulan juli 2005 Bank Indonesia telah mengimplementasikan penguatan kerangka kerja

kebijakan moneter konsisten dengan Inflation Targeting Framework (ITF), kerangka kerja ini

bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan tata kelola kebijakan moneter dalam mencapai

sasaran akhir kestabilan harga untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Langkah tersebut terdiri dari empat elemen dasar, diantaranya adalah :

1. penguatan suku bunga BI Rate sebagai policy reference rate

2. proses perumusan kebijakan moneter yang antisipatif

3. strategi komunikasi yang lebih transparan

4. penguatan koordinasi kebijakan dengan pemerintah

C. Peran Kebijakan Moneter Terhadap sektor Riil

Telah dijelaskan di atas bahwa kebijakan moneter yang telah diterapkan Bank Indonesia

adalah mengendalikan laju inflasi dalam posisi yang aman. Untuk melaksanakan hal tersebut Bank

Indonesia telah membuat instrumen yang dapat memudahkan laju inflasi tersebut yaitu BI Rate.

9

Page 10: Peran Kebijakan Moneter Bi

a. BI Rate

BI rate adalah suku bunga kebijakan yang tercermin sikap atau stance kebijakan moneter

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada pubik. Tujuan utama adanya BI Rate

ini adalah menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat

inflasi yang rendah dan stabil.

Bank Indonesia berupaya dalam setiap aktivitasnya menentukan tingkat suku bunga yang

wajar dengan tujuan akhir inflasi yang rendah. Namun jalur kegiatan BI Rate ini hingga mencapai

sasara inflasinya memerlukan waktu dan kegiatannya sangat kompleks.

b. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

aliran kerja BI rate yang kompleks tersebut dinamakan Mekanisme Transmisi Kebijakan

Moneter, kerangka tersebut tersusun sebagai berikut :

Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-perubahan

instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai variable ekonomi dan

10

Page 11: Peran Kebijakan Moneter Bi

keuangan sebelum akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui

interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil. Perubahan BI Rate

mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai

tukar, jalur harga aset, dan jalur ekspektasi.

Pada jalur suku bunga, perubahan BI Rate mempengaruhi suku bunga deposito dan suku

bunga kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank Indonesia dapat

menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk mendorong

aktifitas ekonomi. Penurunan suku bunga BI Rate menurunkan suku bunga kredit sehingga

permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. Penurunan suku bunga

kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan

meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin

bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia merespon

dengan menaikkan suku bunga BI Rate untuk mengerem aktifitas perekonomian yang terlalu cepat

sehingga mengurangi tekanan inflasi.

Perubahan suku bunga BI Rate juga dapat mempengaruhi nilai tukar. Mekanisme ini sering

disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI Rate, sebagai contoh, akan mendorong kenaikan selisih antara

suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku bunga

tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrument-instrumen

keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat pengembalian yang

lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar

Rupiah. Apresiasi Rupiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita di

luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong impor dan

mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan

ekonomi dan kegiatan perekonomian.

Perubahan suku bunga BI Rate mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan

harga aset. Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga

mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi kemampuan

mereka untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi dan investasi.

Dampak perubahan suku bunga kepada kegiatan ekonomi juga mempengaruhi ekspektasi

publik akan inflasi (jalur ekspektasi). Penurunan suku bunga yang diperkirakan akan mendorong

aktifitas ekonomi dan pada akhirnya inflasi mendorong pekerja untuk mengantisipasi kenaikan inflasi

11

Page 12: Peran Kebijakan Moneter Bi

dengan meminta upah yang lebih tinggi. Upah ini pada akhirnya akan dibebankan oleh produsen

kepada konsumen melalui kenaikan harga.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter ini bekerja memerlukan waktu (time lag). Time lag

masing-masing jalur bisa berbeda dengan yang lain. Jalur nilai tukar biasanya bekerja lebih cepat

karena dampak perubahan suku bunga kepada nilai tukar bekerja sangat cepat. Kondisi sektor

keuangan dan perbankan juga sangat berpengaruh pada kecepatan tarnsmisi kebijakan

moneter. Apabila perbankan melihat risiko perekonomian cukup tinggi, respon perbankan terhadap

penurunan suku bunga BI rate biasanya sangat lambat. Juga, apabila perbankan sedang melakukan

konsolidasi untuk memperbaiki permodalan, penurunan suku bunga kredit dan meningkatnya

permintaan kredit belum tentu direspon dengan menaikkan penyaluran kredit. Di sisi permintaan,

penurunan suku bunga kredit perbankan juga belum tentu direspon oleh meningkatnya permintaan

kredit dari masyarakat apabila prospek perekonomian sedang lesu. Kesimpulannya, kondisi sektor

keuangan, perbankan, dan kondisi sektor riil sangat berperan dalam menentukan efektif atau

tidaknya proses transmisi kebijakan moneter.

c. Pengaruh Bi Rate Terhadaap Perekonomian Indonesia di Sektor Riil 2011

Dari Kebijakan moneter yang telah diterapkan oleh Bank Indonesia, telah menunjukan

sedikit hasil terhadap perekonomian nasional, salah satunya dalam sektor Riil. Di lihat dari data

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKR) Bank Indonesia pada tiga bulan terakhir Ekonomi Indonesia

dalam sektor riil mengalami peningkatan.

Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh tinggi seiring dengan meningkatnya

pendapatan masyarakat. Pada triwulan II 2011, konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh

mencapai 4,8% dan berada pada kisaran 4,4%-4,9% untuk keseluruhan tahun 2011. Pada tahun

2012, konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh lebih tinggi dan mencapai kisaran 4,6%-5,1%.

Pendapatan masyarakat yang meningkat secara umum berasal dari peningkatan upah dan

gaji serta pendapatan dari hasil ekspor. Pada tahun 2011, rata-rata Upah Minimum Provinsi (UMP)

naik sebesar 8,7%. Kenaikan itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata kenaikan pada tahun 2010

sebesar 8%. Lebih tingginya kenaikan UMP 2011 dibandingkan kenaikan UMP 2010 akan mendorong

konsumsi masyarakat. Selain UMP, peningkatan konsumsi rumah tangga berasal dari kenaikan gaji

aparat negara sebesar 10% - 15% dan dibagikannya gaji ke-13. Perbaikan pendapatan aparat negara

diprakirakan juga berasal dari perbaikan remunerasi terkait reformasi birokrasi di beberapa

kementrian/lembaga. Berdasarkan data dari Badan Kepegawaian Negara, jumlah pegawai negeri

12

Page 13: Peran Kebijakan Moneter Bi

sipil pada tahun 2010 tercatat sebanyak 4,6 juta pegawai. Peningkatan daya beli dari pegawai

tersebut diperkirakan akan memberi dorongan terhadap kinerja konsumsi rumah tangga.

Dorongan pertumbuhan konsumsi rumah tangga ditopang oleh masih baiknya daya beli

masyarakat, harga barang impor yang relatif rendah, dan relatif stabilnya ekspektasi penghasilan ke

depan. Kinerja konsumsi yang masih kuat terindikasi dari perkembangan berbagai indikator dini

seperti penjualan mobil dan motor serta penjualan eceran yang masih tumbuh tinggi sampai dengan

Januari 2011.

Pertumbuhan investasi pada triwulan I 2011 diprakirakan meningkat terlihat dari beberapa

indikator dini khususnya terkait peningkatan kapasitas produksi dan bangunan. Faktor yang

mendukung peningkatan investasi di antaranya masih tingginya permintaan eksternal, persepsi

pasar yang masih positif terhadap iklim investasi baik dari investor dalam negeri maupun luar negeri,

peningkatan pembiayaan terutama dari pasar modal serta kemajuan proyek infrastruktur jalan.

Pertumbuhan investasi diperkirakan terjadi hampir di seluruh komponennya. Hingga Januari 2011,

aktivitas investasi mengindikasikan peningkatan baik pada investasi bangunan maupun

nonbangunanibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Indikasi peningkatan investasi

Kinerja ekspor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih mencatat pertumbuhan tinggi meski

lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Lebih rendahnya pertumbuhan ekspor

sejalan dengan volume perdagangan dunia dan perkembangan indeks produksi di negara maju

maupun emerging markets yang mengalami tren perlambatan. Harga komoditas ekspor sampai

dengan Februari 2011 juga menunjukkan perlambatan kecuali komoditas pertambangan. Selain itu,

sektor-sektor yang menghasilkan produk ekspor juga diperkirakan akan mengalami perlambatan

pada triwulan laporan.

Impor pada triwulan I 2011 diprakirakan masih kuat sejalan dengan masih kuatnya

permintaan. Masih kuatnya impor didukung oleh impor barang konsumsi yang tumbuh tinggi.

Meningkatnya impor barang konsumsi terutama terjadi pada komoditas makanan bahan mentah

maupun makanan jadi serta barang semi durables. Di sisi lain, impor bahan baku dan barang modal

melambat dan terjadi pada seluruh komponennya dengan impor kendaraan penumpang mengalami

penurunan yang terbesar. Impor nonmigas pada Januari 2011 tumbuh sebesar 15,8%, melambat dari

rata-rata pertumbuhan pada triwulan IV 2010 sebesar 20,5%.

d. Tingkat BI Rate di Indonesia tahun 2011

13

Page 14: Peran Kebijakan Moneter Bi

Suku bunga acuan (BI Rate) di Indonesia saat ini adalah 6,5 %, angka ini merupakan angka

yang tertinggi di Asia Tenggara karena Malaysia hanya 2,75 %, Thailand 1,75 %, Filipina 4 % dan

Singapura hanya 0.5 %.

Tingkat BI Rate yang dinaikkan sebagai upaya meredam inflasi, adalah sebuah kebijakan

yang salah. Karena semua negara sudah menurunkan suku bunga untuk menaikan sektor riil.

Tingginya inflasi saat ini adalah akibat dari naiknya harga minyak dunia, jadi apabila BI Rate dinaikan

adalah cara yang kurang tepat, karena akan menurunkan minat masyarakat terhadap perekonomian

seperti kredit perbankan.

Apabila BI Rate naik maka yang diuntungkan adalah kalangan perbankan dan jasa keuangan,

namun berdampak bagi kegiatan investasi langsung sector riil akan tertekan.

14

Page 15: Peran Kebijakan Moneter Bi

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro

ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar. Kebijakan

moneter ini dilakuakan oleh Bank Indonesia dengan tujuan untuk mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah. Yang dimaksud dengan kestabilan rupiah ini adalah kestabilan terhadap

harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inlasi.

Salah satu kebijakan moneter yang dilakuakan BI adalah dengan BI rate atau disebut juga

dengan suku bunga. Dari Kebiakan moneter yang telah diterapkan oleh Bank Indonesia, telah

menunjukan sedikit hasil terhadap perekonomian nasional, salah satunya dalam sektor Riil. Di lihat

dari data Bank Indonesia pada tiga bulan terakhir Ekonomi Indonesia dalam sektor riil mengalami

peningkatan.

Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh tinggi seiring dengan meningkatnya

pendapatan masyarakat. Pada triwulan II 2011, konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh

mencapai 4,8% dan berada pada kisaran 4,4%-4,9% untuk keseluruhan tahun 2011. Pada tahun

2012, konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh lebih tinggi dan mencapai kisaran 4,6%-5,1%.

Pendapatan masyarakat yang meningkat secara umum berasal dari peningkatan upah dan gaji serta

pendapatan dari hasil ekspor. Pada tahun 2011, rata-rata Upah Minimum Provinsi (UMP) naik

sebesar 8,7%. Kenaikan itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata kenaikan pada tahun 2010 sebesar

8%.

Dengan data di atas, bisa membuktikan bahwa kebijakan moneter yang dilakukan oleh BI

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 ini. Meski belum terlalu

banyak peningkatan, namun jika dilakukan dengan lebih baik lagi, tbukan tidak mungkin Indonesia

akan lebih maju perekonomiannya, terutama dalam sektor riil dan bisa bersaing di dunia global.

15

Page 16: Peran Kebijakan Moneter Bi

B. Saran

Menanggapi masalah kebijakan moneter yang diterapkan BI, sungguh sangat kompleks. Itu

diakibatkan saat ini terjadipergolakan di dunia Internasional, khususnya negara-negara timur tengah.

Akibat pergolakan itu tekanan inflasi cenderung meningkat, walaupun prospek perekonomian dunia

meningkat pula.

Melihat masalah ini Bank Indonesia diharapkan agar bisa selalu mempertimbangkan

kebijakan-kebijakan moneternya agar tingkat bunga deposit dan kredit bisa selalu terjaga dengan

baik dan semakin menunjukan penurunan suku bunga tersebut. Karena apanila tingkat bunga

deposit dan kridit semakin menurun akan berdampak pada perekonomian masyarakat membaik,

karena masyarakat bisa meminjam pinjaman kepada bank dengan suku bunga yang rendah.

16

Page 17: Peran Kebijakan Moneter Bi

Daftra Pustaka

Rahardja Pratama, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar Edisi Empat, Jakarta :

UI Press.

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Transmisi+Kebijakan+Moneter/

http://www.newsbanking.com/2011/03/tinjauan-kebijakan-moneter-maret-2011.html

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/peran-bank-indonesia-dalam-pemeliharaan- kestabilan-sektor-keuangan/

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/

http://indocashregister.com/2009/10/22/hatta-rajasa-berjanji-akan-gerakan-ekonomi-sektor-riil-kita-nantikan/

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/2567A97B-06E8-40C6-B064-FC464A88A1F8/22831/LKMI2011BIndonesia1.pdf

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/2642E170-FFD7-4761-BA48-D9E06240298D/22305/zTKMFEB2011.pdf

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/311062A2-9F33-4EC8-A167-CF1352E5071A/22558/TKMMaret2011.pdf

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/01/17/membedah-perekonomian-indonesia-di-tahun-2011-bersama-aviliani/

http://www.kabarindo.com/?act=dnews&no=6488

1.1 Pengertian Sektor Riil

Sektor riil meliputi kegiatan yang terkait dengan permintaan agregat

(aggregate demand) dan penawaran agregat (aggregate supply) dalam perekonomian.

Sektor riil mengacu pada sektor yang memproduksi barang dan jasa melalui

pemanfaatan bahan baku dan faktor-faktor produksi lainnya seperti tenaga kerja,

tanah, modal, atau peralatan produksi lainnya.17

Page 18: Peran Kebijakan Moneter Bi

18