PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

209
PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI DUSUN TITIPANJANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN TAHUN 2019 TESIS Oleh : JULIATI 1702011123 PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

Transcript of PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

Page 1: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

DI DUSUN TITIPANJANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN

LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2019

TESIS

Oleh :

JULIATI

1702011123

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 2: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

DI DUSUN TITIPANJANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN

LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2019

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memeroleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)

pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat,

minat studiIlmu Perilaku dan Promosi Kesehatan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

Oleh :

JULIATI

1702011123

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 3: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …
Page 4: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

Telah diuji pada tanggal : 07 Nopember 2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd

Anggota : 1. Nur Aini, S.Pd, M.Kes

2. Dr. Asriwati,S.Kep, Ns, S.Pd, M.Kes

3. Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes

Page 5: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …
Page 6: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …
Page 7: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

i

Page 8: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

ii

ABSTRAK

PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

DIDUSUN TITIPANJANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN

LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2019

JULIATI

1702011123

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehetan Bersumber daya

Masyarakat (UKBM) yang di kelolah dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,

guna memperoleh pelayanan kesehetan dasar. Kader merupakan titik sentral

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dengan demikian perlu adanya peningkatan

pengetahuan dan pemahaman kader posyandu mengenai posyandu. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kader dan hambatan kader dalam

pelaksanaan kegiatan Posyandu di Dusun Titipanjang Wilayah Kerja Puskesmas

Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam

penelitian ini 10 orang, terdiri dari 4 Ibu yang memiliki balita, 4 kader posyandu,

1 tenaga kesehatan dan 1 ketua posyandu. Analisis data menggunakan deskriptif

kualitatif dan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader belum melaksanakan perannya

secara keseluruhan mulai dari sebelum pelaksanaan, pada waktu pelaksanaan dan

pemantauan setelah pelakasanaan posyandu. Hambatan yang dialami kader adalah

kurangnya pengetahuan kader tentang posyandu karena tidak mendapat pelatihan

khususnya kader baru yang minim pengalaman karena sering terjadi perombakan

formasi, kurangnya perangkat penunjang kegiatan kader dan akses jalan yang

tidak mendukung dalam pelaksanaan penyebarluasan informasi.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah peran kader dalam pelaksanaan

kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu

Selatan Tahun 2019 belum dilaksanakan dedngan maksimal. Disarankan kepada

kader posyandu dan petugas imunisasi supaya lebih meningkatkan program

penyuluhan kepada ibu tentang posyandu dan manfaat pelaksanaan posyandu bagi

ibu dan balita.

Kata Kunci : Peran, Kader, Posyandu

Referensi : 19 buku, 31 internet

Page 9: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Peran

Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Dusun Titipanjang Wilayah

Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019”guna

memenuhi salah satu persyaratan untuk memproleh gelar Magister Kesehatan

Masyarakat di Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Dalam proses penyusunan penelitiantesisini penulis banyak mendapat

bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak / Ibu:

1. Dr.dr. Hj. Razia Begum Suroyo, MSc, M.Kes. selaku pemilik yayasan Institut

Kesehatan Helvetia Medan yang telah menyediakan tempat untuk penulis

menimba ilmu dari mulai perkuliahan sampai selesai penyusunan tesis ini.

2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes., selaku Ketua Yayasan Helvetia

Medan yang telah yang memberikan fasilitas bagi penulis untuk belajar

selama perkuliahan sampai selesai tesis ini.

3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan,

yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti kegiatan belajar

mengajar di Institut Kesehatan Helvetia.

4. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, M.Kes., selaku Dekan Institut Kesehatan Helvetia

Medan, yang memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti kegiatan

belajar mengajar di Institut Kesehatan Helvetia sekaligus selaku Dosen

Penguji III yang telah banyak memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan

tesis ini.

5. Dr.Anto, SKM, M.Kes, M.M, selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medanyang memberikan kesempatan

bagi penulis untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di Institut Kesehatan

Helvetia.

Page 10: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

iv

6. Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd,selaku Dosen Pembimbing I yang telah

banyak mengorbankan waktu, pikiran dan tenaga, dalam memberikan nasehat

dan petunjuk guna menyelesaikan tesis ini.

7. Nur Aini, S.Pd, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

mengorbankan waktu, pikiran dan tenaga, dalam memberikan nasehat dan

petunjuk guna menyelesaikan tesis ini.

8. Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes., selaku Dosen Penguji IV yang telah banyak

memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan tesis ini

9. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia yang telah banyak

memberikan ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan tesis ini masih banyak

terdapat kekurangan. Oleh karena itu jika terdapat kritik dan saran, penulis akan

senantiasa menerimanya. Akhir kata, semoga kita semua selalu berada dalam

lindungan Tuhan Yang Esa.

Medan, Nopember 2019

Penulis

Juliati

Page 11: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Juliati, lahir di Medan pada tanggal24 Juli 1972,

beragama Kristen, anak ke-4 dari 8 bersaudara pasangan Alm. Manongap Pitong

Silaen dan Alm. Rusmia Nainggolan. Penulis beralamat di Jalan Perjuangan

Kotapinang, Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 060915 Medan Sunggal pada

tahun 1979-1985,kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Medan Sunggal pada

tahun 1985-1988. Penulis menempuh pendidikan di SPK Flora Medan tahun

1988-1991.Selanjutnya di Pendidikan Program Bidan SPK Flora Medan pada

tahun 1991- 1992.Penulis melanjutkan Pendidikan di Akademi Kebidanan

IKABINA Labuhanbatu pada tahun 2013-2016.Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan Sarjana Terapan kebidanan di Institut Kesehatan Helvetia Fakultas

Farmasi dan Kesehatan Umum Medan pada tahun 2016 – 2017. Kemudian penulis

melanjutkan pendidikan Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat Minat Studi

Ilmu Perilaku dan Promosi Kesehatan di Institut Kesehatan Helvetia Medan pada

tahun 2017.

Saat ini penulis bekerja sebagai Kasie Sumber Daya Manusia Kesehatan

diDinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Page 12: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRACT .................................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR TABEL....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................. 1

1.2 Tujuan Penelitian................................................................ 8

1.3 Permasalahan ..................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian................................................................ 9

1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................... 9

1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 11

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .......................................... 11

2.2 Peran.................................................................................... 12

2.2.1 Pengertian Peran .................................................... 12

2.2.2 Aspek-aspek Peran ................................................. 13

2.3 Kader ................................................................................. 19

2.3.1 Pengertian Kader .................................................... 19

2.3.2 Peran Kader ............................................................ 20

2.3.3 Peran Kader sebagai Pelayanan Kesehatan

Masyarakat ............................................................. 21

2.3.4 Peran Kader sebagai Pemberi Penyuluhan

Kesehatan ............................................................... 23

2.3.5 Peran Kader sebagai Pemberdayaan Masyarakat. 27

2.3.6 Peran Kader sebagai Pemantauan ......................... 30

2.3.7 Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam

Penyuluhan ............................................................. 33

2.4 Posyandu ............................................................................. 34

2.4.1 Pengertian Posyandu .............................................. 34

2.4.2 Tujuan Posyandu .................................................... 36

2.4.3 Sasaran Posyandu................................................... 36

2.4.4 Fungsi Posyandu .................................................... 37

2.4.5 Manfaat Posyandu .................................................. 38

2.4.6 Pengorganisasian .................................................... 42

2.4.7 Pendanaan ............................................................... 43

Page 13: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

vii

2.4.8 Tingkat Perkembangan Posyandu ......................... 44

2.4.9 Pelaksanaan Posyandu ........................................... 45

2.4.10 Kegiatan Posyandu................................................. 50

2.4.11 Kedudukan Posyandu ............................................ 61

2.5 Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas .................... 63

2.5.1 Administrasi dan Manajemen Puskesmas ............ 64

2.6 Kerangka Pikir .................................................................... 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 67

3.1 Desain Penelitian ............................................................... 67

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 67

3.2.1 Lokasi Penelitian .................................................... 67

3.2.2 Waktu Penelitian .................................................... 67

3.3 Subyek Penelitian dan Informan Penelitian...................... 69

3.3.1 Subyek Penelitian................................................... 69

3.3.2 Informan Penelitian................................................ 69

3.4 Teknik Validasi Data ......................................................... 71

3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................... 71

3.5.1 Jenis Data................................................................ 71

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data .................................... 72

3.6 Metode Analisis Data ......................................................... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................. 76

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................... 76

4.1.1 Letak Geografis ...................................................... 76

4.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Bunut............................ 78

4.1.3 Dusun dan posyandu di wilayah Puskesmas

Bunut ....................................................................... 79

4.1.4 Posyandu Melati II Dusun Titipanjang Desa

Bunut ....................................................................... 79

4.1.5 Status Gizi .............................................................. 81

4.2. Analisa Data Penelitian ...................................................... 82

4.2.1 Gambaran Umum Informan Penelitian................. 82

4.2.2 Peran Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019...... 83

4.2.3 Hambatan Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019...... 110

4.3. Pembahasan ........................................................................ 115

4.3.1 Peran Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019...... 115

4.3.2 Hambatan Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019...... 120

Page 14: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

viii

4.4 Implikasi Penelitian............................................................ 126

4.5 Keterbatasan Penelitian...................................................... 126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 127

5.1 Kesimpulan ......................................................................... 127

5.2 Saran ................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 131

LAMPIRAN

Page 15: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Pikir .................................................................................... 67

Page 16: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

x

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

3.1 Informan Penelitian ............................................................................ 70

4.1 Jumlah Dusun dan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan........................................................ 79

4.2 Karakteristik Informan Penelitian ...................................................... 83

Page 17: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Lampiran Pedoman Wawancara ...................................................... 134

2. Matriks Hasil Wawancara ................................................................ 139

3. Surat Pengajuan Judul Tesis ........................................................... 168

4. Surat Izin Survei Awal .................................................................... 169

5. Surat Balasan Izin Survei Awal ...................................................... 170

6. Surat Izin Penelitian ........................................................................ 171

7. Surat Balasan Izin Penelitan ........................................................... 172

8. Lembar Bimbingan Tesis Pembimbing I ....................................... 173

9. Lembar Bimbingan Tesis pembimbing II ...................................... 174

10. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) ......................................... 175

11. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 176

Page 18: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah merupakan hak dan investasi bagi semua warga negara

Indonesia. Hak atas kesehatan ini dilindungi oleh konstitusi, seperti : tercantum

dalam UUD 1945, Pasal 27 ayat kedua dimana tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Program pembangunan menjadi perhatian khusus di banyak negara

berkembang di Asia Tenggara, tidak terkecuali dengan negara Indonesia. Program

pembangunan bukan hanya dilihat dari segi ekonomi atau fisik konkrit, akan

tetapi pembangunan di bidang kesehatan termasuk ke dalam program yang perlu

diberikan perhatian khusus. Menurut Effendy (dalam Istiyanto, 2011)

pembangunan merupakan proses komunikasi atau penyampaian maksud maupun

pesan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dalam tujuan mengubah

sikap, perilaku atau pendapat seseorang untuk mencapai pembaruan yang lebih

baik. Berdasarkan Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 dan 25 Tahun 1999,

pemerintah memiliki kekuasaan dalam melaksanakan program pembangunan

kesehatan. Tujuan pemerintah dalam melaksanakan proses pembangunan adalah

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sektor kesehatan banyak

dipengaruhi dari berbagai sektor, terutama dari sektor kemiskinan (1).

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan

yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah

Page 19: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

2

Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan

status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

(2).

Upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan meliputi: 1) pelayanan

promosi kesehatan; 2) pelayanan kesehatan lingkungan; 3) pelayanan kesehatan

ibu, anak, dan keluarga berencana; 4) pelayanan gizi; serta 5) pelayanan

pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan untuk upaya kesehatan

perorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk: 1) rawat jalan; 2)

pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care;

dan/atau 5) rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

(3).

Saat ini Indonesia tengah menghadapi transisi epidemiologi dalam masalah

kesehatan, dimana ada 6 masalah kesehatan yaitu kematian ibu akibat melahirkan,

kematian bayi dan balita, meningkatnya masalah gizi buruk, meningkatnya

penyakit menular, meningkatnya penyakit tidak menular, dan kesehatan jiwa.

Terkait dengan Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PISPK)

pemerintah melalui kementerian kesehatan mulai menyuarakan Gerakan

Masyarakat (Germas) 2017 yaitu untuk melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi

sayur dan buah, serta memeriksakan kesehatan secara rutin. Hal tersebut tentulah

harus dikuatkan dengan adanya paradigma sehat yaitu dengan tujuan

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat (4).

Proses pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk memperkuat upaya

peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas di wilayah Perdesaan.

Page 20: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

3

Fasilitasi proses pemberdayaan masyarakat tersebut melibatkan penguatan

kemauan dan kemampuan, agar masyarakat Perdesaan terlibat aktif di bidang

kesehatan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

meningkatkan harkat martabat golongan masyarakat yang sedang dalam kondisi

miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi

ekonomi rakyat, tetapi juga harkat dan martabat, rasa percaya diri dan harga

dirinya, terpeliharanya tatanan nilai budaya setempat (5).

Pemberdayaan pada dasarnya adalah memampukan masyarakat dalam

melakukan sesuatu secara mandiri dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.

Pemberdayaan juga diartikan sebagai proses untuk membuat masyarakat TAHU,

MAU dan MAMPU dalam meningkatkan peri kehidupan mereka sekaligus

sebagai proses pembelajarandi masyarakat (learning society process) khususnya

bidang kesehatan. Sesuai dengan prinsip pemberdayaan, secara bertahap proses

dampingan tersebut dikurangi, sehingga tercipta suatu masyarakat belajar yang

aktif (active learning society). Dalam proses pendampingan, dikembangkan

sejauh mungkin partisipasi masyarakat, baik dalam perencanaan, pelaksanaan

sampai kepada evaluasi program. Posisi pendamping betul-betul sebagai fasilitator

saja, yang tugasnya memberikan stimulan. Proses pengambilan keputusan

program tetap dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar

terbentuk rasa memiliki terhadap program, rasa percaya diri dan tanggung-jawab

dari masyarakat. Motto pendamping dalam hal ini; “menabur benih tetapi tidak

ikut menuai” (6).

Page 21: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

4

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat

bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarkan dari, oleh,

untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembagunan kesehatan,

guna pengembangan dan pemberdayaan masyarakat secara dini dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,

terutamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (7).

Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),

Posyandu Melati IIyang terletak di Dusun Titipanjang Wilayah kerja Puskesmas

Bunut menyelenggarakan pelayanan kebutuhan kesehatan dasar. Kegiatan

pelayanan itu meliputi;pendaftaran, penimbangan,pencatatan,penyuluhandan PMT

(Pemberian Makanan Tambahan), pemberian Vitamin A,pemberian oralitdan

imunisasi, pemberantasan sarang nyamuk. Perkembangan kegiatan posyandu ini

sejalan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di

Dusun Titipanjang.Seluruh rangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan posyandu,

dilakukan oleh kader Posyandudan orang-orang yang notabennya merupakan

tenaga sukarela.Sementara kehadiran petugas kesehatan, baik dokter maupun

bidan, atau petugas yang lainnya, cenderung lebih banyak diarahkan untuk

memfasilitasi mereka.

Kehadiran posyandu merupakan parameter pemberdayaan sekaligus

tempat menyatunya petugas dengan masyarakat di Dusun Titipanjang.Seiring

dengan peningkatan kesehatan masyarakat, kader posyandu dituntut agar lebih

meningkatkan dan mempertajam peranannya dalam pembangunan di bidang

kesehatan maupun pemberdayaan masyarakat.Selama ini keberadaan Posyandu

Page 22: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

5

Melati II telah memberikan kontribusi yang positif terhadap pemantauan

kesehatan ibu dan anak di Dusun Titipanjang.Oleh karena itu, Kader Posyandu

harus lebih profesional dan mandiri dalam kiprahnya, sehingga dalam mengatasi

berbagai macam permasalahan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat

lebih optimal.

Dalam pergerakannya, posyandu dimonitori oleh kader terpilih dari

wilayah sendiri yang terlatih untuk melaksanakan kegiatan rutin di posyandu

maupun di luar hari buka posyandu. Kader posyandu adalah seorang yang karena

kecakapannya atau kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk

memimpin pengembangan posyandu disuatu tempat atau desa. Peran kader itu

sendiri yaitu memantau pertumbuhan anak atau balita, mengadakan penyuluhan

terkait tentang kesehatan ibu dan anak sehingga masyarakat mengetahui dan

mampu mempraktekan apa saja yang perlu diperhatikan dalam penanganan anak,

ibu hamil ataupun ibu menyusui serta melakukan pendampingan bagi ibu yang

kurang sehat atau sakit jika ada yang perlu durujuk ke rumah sakit (8).

Meningkatkan peran serta masyarakat dapat melalui pembentukan kader.

Peran kader terhadap peningkatan gizi balita sangat penting dalam meningkatkan

fungsi dan kinerja Posyandu yang utama dalam pemantauan pertumbuhan balita

dengan melakukan revitalisasi posyandu. Dalam melaksanakan tugasnya peran

kader sangat penting karena bertanggung jawab dalam pelaksanaan program

posyandu bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu juga akan menjadi

tidak lancar dan akibatnya peningkatan gizi balita tidak baik (9).

Page 23: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

6

Kader merupakan titik sentral dalam pelaksanan kegiatan posyandu.

keikutsertaan dan keaktifan kader diharapkan mampu menggerakkan partisipasi

masyarakat. Namun keberadaan kader relatif labil karena pasrtispasi bersifat

sukarela sehingga tidak ada jaminan untuk tetap menjalankan fungsinya dengan

baik seperti yang diharapkan. Jika ada kepentingan keluarga atau kepentingan

lainnya maka posyandu akan ditinggalkan (10).

Survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan Februari 2019,berdasarkan

profil Puskesmas Bunut Tahun 2018 bahwa dari 1676 balita yang ada di wilayah

Puskesmas Bunut ada sebanyak58 balita atau 3,5 % mengalami gizi kurang.

Berdasarkan pencacatan dan pelaporan kader posyandu Melati II tahun 2018 di

Dusun Titipanjang Desa Bunut sebanyak 46 anak yang dibawa ke posyandu dari

68 jumlah keseluruhan, hal ini menunjukkan belum semua masyarakat termotivasi

untuk melibatkan fungsi posyandu dalam kegiatannya.Motivasi yang kurang dari

masyarakat juga dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan masyarakat sehingga

mempengaruhi proses penerimaan informasi untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat. Untuk cakupan gizi balita di Posyandu Melati II, Dusun Titipanjang

Desa Bunut, dari 68 jumlah balita terdapat7 balita mengalami gizi kurang atau

10,2%,persentase yang lebih tinggi dari tingkat Puskesmas, inimerupakan tanda

awal anak mengalami gizi buruk yang memerlukan pemantauan dan perbaikan

gizi pada balita agar tidak berlanjut menjadi gizi buruk.

Laporan capaian program SKDN pada tahun 2018 belum sesuai target,

dimana capaian Pengelolaan Program SKDN Posyandu Melati II Dusun

Titipanjang Desa Bunut tahun 2018 D/S sebesar 67,6 % Target Cakupan Minimal

Page 24: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

7

adalah 85% ini memberikan gambaran bahwa tingkat partisipasi masyarakat

dalam kegiatan penimbangan bulanan belum terlaksana secara optimaml. Banyak

ibu yang tidak rutin memeriksakan anaknya ke posyandu karena beberapa alasan,

bahwa setelah diimunisasi banyak dampak yang ditimbulkan, seperti

pembengkakan di area atau anggota tubuh yang diimunisasi dan anak biasanya

mengalami demam rendah ataupun tinggi, serta bagi ibu yang memiliki pekerjaan

mereka lebih mementingkan pekerjaan daripada membawa anaknya ke posyandu

(11).

Untuk meningkatkan fungsi dan kinerja posyandu menjadi kepedulian

semua pihak, sehingga keberhasilan posyandu menjadi tanggungjawab bersama.

Salah satu permasalahan posyandu yang paling mendasar adalah rendahnya

tingkat pengetahuan kader baik dari sisi akademis maupun teknis.Posyandu Melati

II dusun Titipanjang,Desa Bunut yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Bunut

memiliki jumlah kader sebanyak 5 orang, dimana dari 5 orang tersebut hanya satu

orang yang mengetahui atau memahami fungsi kader secara menyeluruh, yaitu

ketua kader posyandu, sehingga masyarakat hanya tergantung pada satu orang saja

dan juga dari 5 kader tersebut satu orang kader kurang aktif dalam kegiatan

Posyandu dikarenakan kurangnya dukungan dari suami yang harus

mengutamakan tugas rumah.

Kurangnya partisipasi dan pengetahuan masyarakat terkait tentang

program kerja di Posyandu Melati II Dusun Titipanjang wilayah kerja Puskesmas

Bunut menandakan bahwa peran kader belum terlaksana secara maksimal. Selain

itu, adanya anak yang mengalami gizi kurang yang berpeluang mengalami gizi

Page 25: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

8

buruk menandakan bahwa kurangnya pengetahuan ibu dalam pemberian

nutrisi,serta kurangnya kemampuan kader melakukan konseling dan penyuluhan

gizi. Faktor penghambat peran kader Posyandu harus dipecahkan, karena dapat

mempengaruhi kesehatan masyarakat Wilayah kerja Puskesmas Bunut di Dusun

Titipanjang Desa Bunut Kecamatan Torgambah ,Kabupaten Labuhanbatu

Selatan.

Melihat keterangan-keterangan yang telah diuraikan diatas,menurut

peneliti peran kader posyandu merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Dimana

peran suatu kader posyandu yang berupaya untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat, meskipun masih menghadapi beberapa kendala. Dengan latar

belakang inilah yang mendorong peneliti, melakukan penelitian dengan judul

”Peran Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandudi di Dusun Titipanjang

Wilayah Kerja Puskesmas Bunut, Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

1.2 Tujuan Penelitian

1) Untuk menggali dan mengetahui peran kader dalam pelaksanaan kegiatan

Posyandu di Dusun Titipanjang Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten

Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

2) Untuk menggali dan mengetahui hambatan kader dalam pelaksanaan

kegiatan Posyandu di Dusun Titipanjang Wilayah Kerja Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2019.

Page 26: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

9

1.3 Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian adalah:

“Bagaimana menilai tugas Peran Kader Dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di

Dusun Titipanjang Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu

Selatan tahun 2019?”.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Bagi Institut Kesehatan Helvetia

Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa Institut Kesehatan

Helvetia khususnya mahasiswa program studi S2 Kesehatan Masyarakat

dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang bagaimana peran

kader dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.

2) Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dalam penerapan

ilmu yang diperoleh sewaktu mengikuti perkuliahan khususnya tentang

peran kader dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Kader

Untuk menambah informasi kepada kader tentang bagaimana seharusnya

peran kader dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Page 27: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

10

2) Bagi Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Sebagai masukan bagi Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan

untuk meningkatkan promosi kesehatan dalam peningkatan status kesehatan

dengan memberdayakan masyarakat melalui kader.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya.

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan bahan

perbandingan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang

peran kader dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu.

Page 28: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan Hosea Ocbrianto (2012), tentang

“Partisipasi Masyarakat Terhadap Posyandu Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan

Balita (Studi Kasus pada Posyandu Nusa Innah II RW 11 Kelurahan Maruyung,

kecamatan Limo, Depok)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk- bentuk

patisipasi dilakukan para ibu dapat dibagi kedalam tiga bentuk, 1) Patrisipasi

dalam hal tenaga, dapat dilihat dari ibu yang menyediakan dirinya menjadi kader

aktif di Posyandu. Kemudian juga ada ibu yang bukan kader aktif, tetapi secara

rutin bersedia membantu khusus dalam pelayanan kesehatan balita ketika jam

buka posyandu. 2) Partisipasi dalam hal dana, memberi sumbangan berupa uang

dilakukan seorang ibu secara personal dengan memberi donasi kepada posyandu.

3) Partisipasi dalam melaksanakan program, terlihat dari ibu yang masih

mempunyai anak balita untuk datang setiap bulannya pada hari dan jam buka

posyandu (12).

Penelitian yang sama dilakukan Marni Tangkedatu Sirante (2011), tentang

“Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader Posyandu di Puskesmas

Tagolu Kecamatan Lage kabupaten Poso Sulawesi Tengah”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, a) ada hubungan antara tingkat pendidikan kader dengan

kinerja kader posyandu, b) ada hubungan antara pelatihan kader dengan kinerja

kader posyandu, c) ada hubungan antara pengetahuan kader dengan kinerja kader

Page 29: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

12

posyandu, d) ada hubungan antara umur kader dengan kinerja kader posyandu e)

ada hubungan antara motivasi kader dengan kinerja kader posyandu (13).

Penelitian yang sama juga dilakukan Devi Punikasari (2010), tentang

“Peran Posyandu Dalam Meningkatkam Kualitas Kesehatan Masyarakat Di

Dusun Karangwatu, Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten

Magelang”. Menjelaskan bahwa, pengaruh program posyandu cukup besar

terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Yang digambarkan dengan

kualitas kesehatan yang semakin baik (status gizi yang semakin baik, menurunya

angka kematian ibu dan bayi, dan KB yang berhasil, pertumbuhan balita yang

terkontrol, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga bertambah (14).

2.2. Peran

2.2.1. Pengertian Peran

Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi,

psikologi dan antropologi yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi

maupun disiplin ilmu. Teori peran berbicara tentang istilah “peran” yang biasa

digunakan dalam dunia teater, dimana seorang aktor dala teater harus bermain

sebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk

berprilaku secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater dinalogikan dengan

posisi seseorang dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan posisi (15).

Peran diartikan pada karakterisasi yang disandang untuk dibawakan oleh

seorang aktor dalam sebuah pentas drama, yang dalam konteks sosial peran

diartikan sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu

posisi dalam struktur sosial. Peran seorang aktor adalah batasan yang dirancang

Page 30: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

13

oleh aktor lain, yang kebetulan sama- sama berada dalam satu penampilan/ unjuk

peran (role perfomance) (16).

Dari paparan diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa teori peran adalah

teori yang berbicara tentang posisi dan prilaku seseorang yang diharapkan dari

padanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitannya dengan

adanya orang- orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut.

Pelaku peran menjadi sadar akan struktur sosial yang didudukinya, oleh karena itu

seorang aktor berusaha untuk selalu nampak “mumpuni” dan dipersepsi oleh aktor

lainnya sebagai “tak menyimpang“ dari sistem harapan yang ada dalam

masyarakat (16).

2.2.2 Aspek-aspek Peran

Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat

golongan, yaitu (15):

1. Orang- orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

Orang Yang Berperan Berbagai istilah tentang orang- orang dalam teori

peran. Orang- orang yang mengambil bagian dalm interaksi sosial dapat dibagi

dalam dua golongan sebagai berikut :

a. Aktor atau pelaku, yaitu orang yang sedang berprilaku menuruti suatu

peran tertentu.

b. Target (sasaran) atau orang lain, yaitu orang yang mempunyai

hubungan dengan aktor dan perilakunya.

Aktor maupun target bisa berupa individu ataupun kumpulan individu

(kelompok). Hubungan antara kelompok dengan kelompok misalnya terjadi antara

Page 31: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

14

sebuah paduan suara (aktor) dan pendengar (target). Biasanya istilah aktor diganti

dengan person, ego, atau self. Sedangkan target diganti dengan istilah alter-ego,

ego, atau non-self (15).

Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebenarnya teori peran digunakan

untuk menganalisis setiap hubungan atara dua orang atau banyak orang. Menurut

cooley dan Mead, hubungan antara aktor dan target adalah untuk membentuk

identitas aktor (person, ego, self) yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penilaian

atau sikap orang- orang lain (target) yang telah digeneralisasikan oleh aktor.

Secord dan Backman berpendapat bahwa aktor menempati posisi pusat tersebut

(focal position), sedangkan target menempati posisi padanan dari posisi pusat

tersebut (counter position). Maka dapat dilihat bahwa, target dalam teori peran

berperan sebagai pasangan (partner) bagi aktor

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

Biddle dan Thomas membagi lima indikator tentang perilaku dalam

kaitanya dengan peran sebagai berikut :

a. Harapan tentang peran (expectation) Harapan tentang peran adalah

harapan- harapan orang lain tentang perilaku yang pantas, yang

seharusnya ditunjukkan oleh seseorang yang mempunyai peran

tertentu. Harapan tentang perilaku ini bisa berlaku umum, bisa

merupakan harapan dari segolongan orang saja, dan bisa juga

merupakan harapan dari satu orang tertentu (15).

Page 32: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

15

b. Norma (norm) Secord dan Backman berpendapat bahwa, norma hanya

merupakan salah satu bentuk harapan. Secord dan Backman membagi

jenis- jenis harapan sebagai berikut (15) :

(1) Harapan yang bersifat meramalkan (anticipatory), yaitu harapan

tentang suatu perilaku yang akan terjadi

(2) Harapan normatif (role expectation), yaitu keharusan yang

menyertai suatu peran. Harapan normatif ini dibagi lagi ke dalam

dua jenis:

(a) Harapan yang terselubung (convert), yaitu harapan itu tetap

ada walaupun tidak diucapkan.

(b) Harapan yang terbuka (overt), yaitu harapan yang diucapkan.

Harapan jenis ini dinamai tuntutan peran (role demand).

Tuntutan peran melalui proses internalisasi dapat menjadi

norma bagi peran yang bersangkutan.

c Wujud perilaku dalam peran (performance) Peran

diwujudkan dalam perilaku oleh aktor. Wujud perilaku dalam

peran ini nyata dan bervariasi, berbeda- beda dari satu aktor

ke aktor yang lain. Variasi tersebut dalam teori peran

dipandang normal dan tidak ada batasnya.

Teori peran tidak cenderung mengklasifikasikan istilahistilahnya menurut

perilaku khusus, melainkan berdasarkan klasifikasinya pada sifat asal dari

perilaku dan tujuannya (motivasinya). Sehingga, wujud perilaku peran dapat

digolongkan misalnya kedalam jenis hasil kerja, hasil sekolah, hasil olahraga,

Page 33: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

16

pendisiplinan anak, pencari nafkah, pemeliharaaan ketertiban, dan lain sebagainya

(15).

Peran dilihat wujudnya dari tujuan dasarnya atau hasil akhirnya, terlepas

dari cara mencapai tujuan atau hasil tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan

adanya caracara tertentu dalam suatu peran yang mendapat sanksi dari

masyarakat. Suatu cara menjadi penting dalam perwujudanperan, ketika cara itu

bertentangan dengan aspek lain dari peran. Dengan demikian, seorang aktor bebas

untuk menentukan cara- caranya sendiri selama tidak bertentangn dengan setiap

aspek dari peran yang diharapkan darinya (15).

3. Kedudukan orang- orang dalam perilaku

Kedudukan adalah sekumpulan orang yang secara bersamasama (kolektif)

diakui perbedaannya dari kelompok- kelompok yang lain berdasarkan sifat- sifat

yang mereka miliki bersama, perilaku yang sama- sama mereka perbuat, dan

reaksi orangorang lain terhadap mereka bersama. Ada tiga faktor yang mendasari

penempatan seseorang dalam posisi tertentu, yaitu (15):

a. Sifat- sifat yang dimiliki bersama seperti jenis kelamin, suku bangsa,

usia atau ketiga sifat itu sekaligus. Semakin banyak sifat yang

dijadikan dasar kategori kedudukan, semakin sedikit orang yang dapat

ditempatkan dalam kedudukan itu.

b. Perilaku yang sama seperti penjahat (karena perilaku jahat),

olahragawan, atau pemimpin. Perilaku ini dapat diperinci lagi sehingga

kita memperoleh kedudukan yang lebih terbatas. Selain itu,

penggolongan kedudukan berdasarkan perilaku ini dapat bersilang

Page 34: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

17

dengan penggolongan berdasarkan sifat, sehingga membuat kedudukan

semakin eksklusif.

c. Reaksi orang terhadap mereka

4. Kaitan antara orang dan perilaku

Biddle dan Thomas mengemukakan bahwa kaitan (hubungan) yang dapat

dibuktikan atau tidak adanya dan dapat diperkirakan kekuatannya adalah kaitan

antara orang dengan perilaku dan perilaku dengan perilaku. Kaitan antara orang

dengan orang dalam teori peran ini tidak banyak dibicarakan. Kriteria untuk

menetapkan kaitan- kaitan tersebut di atas diantaranya yaitu (15):

a) Kriteria Kesamaan

1. Diferensiasi (differentiation), yaitu seperti norma untuk anggota

suatu kelompok sosial tertentu sangat berbeda dari norma- norma

untuk orang- orang yang bukan anggota kelompok itu. Hubungan

antara kedua jenis norma itu adalah diferensiasi, yaitu ditandai

oleh adanya ketidaksamaan.

2. Konsensus (consensus), yaitu kaitan antara perilakuperilaku yang

berupa kesepakatan mengenai suatu hal tertentu. Hal yang

disepakati bersama itu biasa berupa preskripsi, penilaian,

deskripsi, dan sanksi, sedangkan bentuk konsensus sendiri bias

overt atau kovert.

3. Konflik peran, berdasarkan adanya disensus yang terpolarisasi

yang menyangkut peran, yaitu suatu hal yang sangat menarik

perhatian ahli- ahli psikologi sosial dan sosiologi. Ada dua

Page 35: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

18

macam konflik peran, yaitu konflik antarperan (inter-role conflict)

yang disebabkan oleh ketidak jelasan antara perilaku yang

diharapkan dari satu posisi dengan posisi lainnya pada satu aktor,

dan konflik dalam peran (intra-role conflict) yang disebabkan

oleh tidak jelasnya perilaku yang diharapkan dari suatu posisi

tertentu.

4. Keseragaman, yaitu kaitan dua orang lebih memiliki peran yang

sama.

5. Spesialisasi, yaitu kaitan orang dan prilaku dalam satu kelompok

dibedakan menurut posisi dan peran yang diharapkan dari mereka.

6. Konsistensi, yaitu kaitan antara perilaku dengan perilaku

sebelumnya yang saling menyambung.

b) Derajat Saling Ketergantungan

Derajat saling ketergantungan, pada kaitan ini suatu hubungan

orang- perilaku akan mempengaruhi, menyebabkan, atau menghambat

hubungan orang- perilaku yang lain.

1. Rangsangan dan hambatan (facilitation & bidrance), ada tiga jenis

saling ketergantungan yaitu pertama, tingkah laku A merangsang

atau menghambat tingkah laku B. Kedua, tingkah laku A dan B

saling merangsang atau menghambat. Ketiga, tingkah laku A dan

B tidak saling tergantung (17).

2. Ganjaran dan harga (reward & cost), Biddle dan Thomas

mengemukakan tiga jenis ketergantungan yang menyangkut

Page 36: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

19

ganjaran dan harga untuk perilaku- perilaku yang saling berkaitan

yaitu pertama, tingkah laku A menetukan ganjaran yang diterima

atau harga yang harus dibayar oleh B. Kedua, tingkah laku A dan

B saling menentukan ganjaran atau harga masing- masing. Ketiga,

tingkah laku Adan B tidak saling menentukan ganjaran atau harga

masingmasing (15).

c) Gabungan antara Derajat Kesamaan dan Saling Ketergantungan (15):

1. Konformitas (conformity), yaitu kesamaan atau kesesuaian antara

perilaku seseorang dengan perilaku orang lain atau perilaku

seseorang dengan harapan orang lain tentang perilakunya. Konsep

ini sangat penting dalam teori peran.

2. Penyesuaian (adjustmen), yaitu perbedaan atau ketidaksesuaian

antara perilaku seseorang dengan perilaku orang lain atau perilaku

seseorang dengan harapan orang lain tentang perilakunya.

3. Kecermatan (accuracy), yaitu ketepatan penggambaran (deskripsi)

suatu peran. Deskripsi peran yang cermat (accurate) adalah

deskripsi yang sesuai dengan harapanharapan tentang peran itu

dan sesuai dengan perilaku nyata yang ditunjukkan oleh orang

yang memegang peran itu.

2.3. Kader

2.3.1. Pengertian Kader

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk

masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.

Page 37: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

20

Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Sehingga

seorang kader posyandu harus bekerja secara sukarela dan ikhlas, mau dan

sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan sanggup menggerakkan

masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti kegiatan posyandu (17).

Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan

kader : “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh

masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”. Kader kesehatan adalah laki-laki

atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-

masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat

yang dekat dengan pemberian pelayanan kesehatan (18).

Kader posyandu merupakan anggota yang berasal dari masyarakat

didaerah tersebut serta bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk

menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader posyandu sebagai penyelenggara

posyandu dituntut untuk memenuhi kriteria yaitu anggota masyarakat setempat,

dapat membaca dan menulis huruf latin, memiliki minat dan bersedia menjadi

kader, bekerja secara sukarela, dan memiliki kemampuan dan waktu luang (18).

2.3.2.Peran Kader

Peran kader adalah posisi seseorang dalam struktur sosial atau

mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang berhubungan dengan

orang lain, dengan berperannya kader secara baik bisa menyebabkan

meningkatnya kunjungan balita ke posyandu (19).

Menurut Kementerian Kesehatan ada beberapa peran kader, khususnya

pada kegiatan Posyandu, antara lain:

Page 38: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

21

1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat.

2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain

untuk melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal

masalah dan potensi

3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk membahas

hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan jadwal

kegiatan. (19)

Kader yang sebagian besar anggota PKK, mempunyai tugas yang mulia.

Kader diharapkan dapat berperan sebagai pemberi informasi kesehatan kepada

masyarakat, penggerak masyarakat untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan

seperti mendatangi posyandu dan melaksanakan hidup bersih dan sehat.

Disamping itu kader juga dapat berperan sebagai orang yang pertama kali

menemukan jika ada masalah kesehatan di daerahnya dan segera melaporkan ke

tenaga kesehatan setempat. Kader merupakan penghubung antara masyarakat

dengan tenaga kesehatan karena kader selalu berada di tengah-tengah masyarakat.

2.3.3. Peran Kader sebagai Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Kesehatan ibu dan anak mengacu pada status kesehatan dan pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada perempuan dan anak-anak. Pelayanan

merupakan suatu kegiatan yang diberikan seseorang atau lembaga untuk

memenuhi kebutuhan orang lain. Pelayanan kesehatan itu sendiri merupakan suatu

bentuk aktivitas yang bertujuan untuk membantu individu, kelompok (20).

Tugas peran kader posyandu dalam pelayanan kesehatan masyarakat

antara lain: memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat

Page 39: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

22

dengan kata lain menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta

dalam kegiatan posyandu,menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan posyandu

sebelum pelaksanaan posyandu (buku catatan, KMS, alat peraga), Membantu

petugas dalam melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan ibu usia subur

yang hadir di posyandu, Melakukan penimbangan bayi dan balita, Mencatat hasil

penimbangan pada KMS, Melakukan penyuluhan perorangan kapada ibu-ibu

dimeja, Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan penyuluhan khususnya

pada bumil, ibu yang mempunyai bayi/balita, dan pasangan usia subur Peran

kader ini sangat penting untuk melancarkan kegiatan pelayanan kesehatan untuk

masyarakat, karena tanpa adanya kader maka pelayanan kesehatan terutama

posyandu tidak akan terlaksana secara maksimal. Oleh karena itu kader posyandu

harus berupaya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (21).

Keberhasilan pengelolaan posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari

berbagai pihak, baik dukungan moril, material, maupun finansial. Selain itu

diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para pengelolanya

termasuk kader posyandu. Menurut Kemenkes RI (2012) menyatakan bahwa

kader posyandu memiliki kontribusi besar dalam menurunkan angka kematian

ibu, bayidan anak balita (7), oleh karena itu menurut Kemenkes RI (2011) kader

posyandu memiliki tugas sebagai berikut (19):

1. Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)

Kader posyandu memiliki peran penting dalam hal persiapan sebelum

kegiatan posyandu berlangsung, kegiatan tersebut seperti mempublikasikan

hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat, mempersiapkan

Page 40: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

23

tempat dan sarana posyandu, melakukan pembagian tugas kader posyandu,

melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya,

mempersiapkan bahan PMT Penyuluhan.

2. Pelaksaan Posyandu (H)

Pada saat hari pelaksanaan posyandu, kader posyandu memiliki tugas

dibagian pendaftaran balita, ibu hamil,dan pasangan usia subur; melakukan

penimbangan, pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS; melakukan

pencatatan pada KMS/ buku KIA, buku register ibu hamil (SIP), buku

register PUS/WUS; melakukan penyuluhan untuk ibu balita, ibu hamil, ibu

nifas, dan ibu menyusui, PUS; pelayanan kesehatan dan KB.

3. Kegiatan di Luar Hari Buka Posyandu (H+)

Setelah kegiatan posyandu dilakukan, kader posyandu masih memiliki tugas

seperti mengadakan pemutakhiran data sasaran posyandu yaitu bayi, anak

balita, ibu hamil, ibu menyusui dan membuat laporan bulanan dalam bentuk

laporan SKDN.

2.3.4. Peran Kader sebagai Pemberi Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan adalah penyampaian informasi dari sumber informasi kepada

seseorang atau sekelompok ornag mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan

suatu program. Posyandu, penyuluhan yang diberikan biasanya berkaitan dengan

kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya penyuluhan kesehatan identik dengan

pendidikan kesehatan, karena keduanya berorientasi terhadap perubahan perilaku

yang diharapkan, yaitu perilaku sehat, sehingga mempunyai kemampuan

mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam

Page 41: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

24

meningkatkan kesehatannya.Penyuluhan dapat dilakukan secara perorangan atau

kelompok, seperti (8):

a. Penyuluhan perorangan atau tatap muka, yaitu dapat dilakukan di posyandu

ataupun pada saat kunjungan rumah, serta dapat juga menggunakan buku

KIA, contoh makanan dan lain-lain.

b. Penyuluhan kelompok, yaitu penyuluhan yang dilakukan kader ke

sekelompok masyarakat, dan kader menjelaskan materi, dilanjutkan dengan

Tanya jawab.

c. Penyuluhan disertai peragaan, yaitu kader membantu petugas untuk

mengadakan penyuluhan disertai peragaan seperti demo masak resep

makanan sendiri, atau demo mempersiapkan MP ASI.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyuluhan, yaitu informasi

yang diberikan sesuai dengan keadaan atau permasalahan peserta yang datang ke

posyandu, dapat menggunakan berbagai jenis media, penjelasan diberikan dengan

bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat, saran yang

diberikan harus praktis sengga bisa langsung dilaksanakan oleh sasaran dan beri

kesempatan untuk bertanya. Berdasarkan hal tersebut kader harus memiliki sikap

sabar, mendengarkan dan tidak mendominasi, menghargai pendapat, bersikap

sederajat, ramah dan akrab, tidak memihak, menilai dan mengkritik serta bersikap

terbuka. Materi penyuluhan, meliputi:

a. Cara mengetahui tumbuh dan kembang anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipantau dengan menimbang

berat badan anak setiap bulan. Hasil penimbangan balita diterjemahkan

Page 42: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

25

kedalam KMS/buku KIA yang menghasilkan status pertumbuhan balita

(naik/tidak naik). Bagi kader KMS digunakan untuk mencatat berat badan

anak dan pemberian kapsul vitamin A serta hasil penimbangan. Hasil

penentuan status pertumbuhan anak dalam KMS dapat digunakan oleh

kader sebagai dasar untuk melakukan rujukan bila anak diketahui

mengalami gangguan pertumbuhan. KMS juga dapat digunakan kader

untuk memberikan pujian pada ibu yang berat badannya naik, serta untuk

mengingatkan ibu agar menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan

berikutnya.

b. Makanan yang sehat untuk pertumbuhan dan perkembanga anak

c. Penjelasan mengenai peran posyandu dalam memenuhi kesehatan dasar ibu

dan anak.

Tujuan penyuluhan pada umumnya bertujuan untuk mengubah kehidupan

masyarakat menjadi lebih baik dari keadaan yang ada menuju tingkat yang lebih

baik lagi. Agar mencapai sasaran, maka tujuan komunikasi penyuluhan itu

hendaknya: 1) Bermakna, 2) Realistik 3) Jelas, sehingga orang lain di luar instansi

yang bersangkutan dapat mengerti dengan mudah mengenai apa tujuan ynag

hendak dicapai 4) Dapat diukur (measurable) apakah tujuan tersebut tercapai atau

tidak. Sementara itu, Kartasapoetra (2012) mengatakan bahwa dalam perencanaan

dan peaksanaan penyuluhan harus mencakup tujuan jangka pendek dan tujuan

jangka panjang (22).

1) Tujuan Jangka Pendeka

a) Perubahan tingkat pengetahuan

Page 43: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

26

b) Perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan

c) Perubahan sikap

d) Perubahan motif tindakan

2) Tujuan Jangka Panjang

a) Better farming, mau dan mampu mengubah cara-cara usaha dengan

cara-cara yang lebih baik

b) Better business, berusaha yang lebih menguntungkan

c) Better living, menghemat dan tidak berfoya-foya setelah tujuan utama

telah tercapai.

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah

perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.Berdasarkan

teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga, yaitu pengetahuan (knowledge), sikap

(attitude) dan praktik (practice). Metode penyuluhan yang dapat dipergunakan

dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah (23) :

1) Metode Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan

suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran

sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan.

2) Metode Diskusi Kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah

dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 –20 peserta

(sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3) Metode Curah Pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana

setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang

Page 44: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

27

terpikirkan oleh masing –masing peserta, dan evaluasi atas pendapat –

pendapat tadi dilakukan kemudian.

4) Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan

pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih

panelis dengan seorang pemimpin.

5) Metode Bermain peranAdalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan

manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih

untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6) Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide

dan prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan

dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok

yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7) Metode Simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2

sampai 5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan

erat.

8) Metode SeminarAdalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul

untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang

menguasai bidangnya.

2.3.5. Peran Kader sebagai Pemberdayaan Masyarakat

Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses

Pengorganisasian masyarakat yang dimulai dari mengidentifikasi masalah yang

dihadapi di masyarakat, kemudian menyusun urutan prioritas masalah. Setelah

Page 45: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

28

prioritas masalah diperoleh, lalu masyarakat mengupayakan untuk mencari

sumberdaya baik yang ada di masyarakat itu sendiri maupun di luar lingkungan

masyarakat yang bersangkutan. Sumberdaya tersebut diharapkan dapat

dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang ada melalui tindakan-tindakan yang

diperlakukan dengan cara kerjasama dengan anggota masyarakat lainnya.

Jadi pada dasarnya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat adalah

suatu proses kegiatan masyarakat yang bersifat setempat yang ditujukan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pengalaman belajar

dan secara bertahap dikembangkan pendekatan yang besifat partisipatif dalam

bentuk pendelegasian wewenang dan pemberian peran yang semakin besar kepada

masyarakat.

Menurut Wiku Adisasmito yang dikutip oleh Dedi Alamsyah berpendapat

bahwa pemberdayaan adalah terjadinya dari empowerment. Mengandung dua

pengertian memberikan kekuasaan, mengalihkan atau mendelegasikan otoritas

kepihak lain atau memberi kemampuan (24).

Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan kegiatan pemberdayaan

masyarakat. Dilakukan program pendampimgan pada masyarakat. Pelaksanaan

program pemberdayaan masyarakat adalah pembangunan yang bertumpu pada

masyarakat, dimana pola pendekatan yang akan digunakan adalah bot tom up, dari

masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri. Tim pendamping

bertugas untuk melakukan pengamatan terhadap kesehatan ibu dan anak,

memfasilitasi pelaksanaan posyandu, memberikan teknis pelatihan terkait

program kerja posyandu serta mendampingi masyarakat jika ada anak atau ibu

Page 46: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

29

yang kesehatannya terganggu dan harus dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit

(25).

Fungsi dan peran kader dalam melakukan penggerakan dan pemberdayaan

masyarakat:

a. Peran sebagai pelaku penggerakan masyarakat

1) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

2) Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa

3) Upaya penyehatan limgkungan

4) Peningkatan kesehatan ibu dan anak

b. Peran tambahan dalam hal:

1) Membantu petugas kesehatan dalam penanggulangan kedaruratan

kesehatan sehari-hari.

2) Membantu petugas kesehatan dalam penyiapan masyarakat dalam

menghadapi bencana.

Untuk menjalankan peranannya sebagai pengembang desa, maka fungsi

kader yaitu:

a. Membantu tenaga kesehatan dalam pengelola desa melalui kegiatan upaya

kesehatan bersumberdaya manusia (UKBM).

b. Membantu memantau kegiatan dan evaluasi desa, seperti mengisi register ibu

dan anak, mengisi kartu menuju sehat (KMS) dan lain-lain

c. Membantu mengembangkan dan mengelola UKBM serta hal-hal yang terkait

lainnya, seperti PHBS, pengamatan kesehatan berbasis masyarakat,

penyehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga sadar gizi (26).

Page 47: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

30

2.3.6. Peran Kader sebagai Pemantauan

Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan melalui proses pemantauan antara

lain:

a. Kunjungan rumah

Setelah kegiatan di dalam posyandu selesai, maka rumah ibu-ibu yang akan

dikunjungi ditentukan bersama. Mereka yang dikunjungi, yaitu ibu yang

selama 2 bulan tidak hadir berturut-turut tidak hadir ke posyandu, ibu yang

anak balitanya belum mendapatkan vitamin A serta ibu yang anak balitanya

pada bulan lalu di kirim ke puskesmas karena 2 bulan berturut-turut berta

badannya tidak naik, berat badannya di bawah garis merah, sakit dan anak

kegemukan.

b. Pemeriksaan Jentik

Pemeriksaan jentik dilakukan oleh kader dengan mengunjungi rumah

kerumah

Menurut Roger dikutip Notoatmodjo (2014), ada tujuh tugas utama yang

harus ditempuh oleh seorang kader dalam menyebarkan inovasi kepada

masyarakat yaitu (23):

1) Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk melakukan perubahan.

2) Membina suatu hubungan dalam rangka perubahan.

3) Mendiagnosa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat

4) Menciptakan keinginan perubahan di kalangan klien

5) Menerjemahkan keinginan perubahan tersebut menjadi tindakan yang nyata.

6) Menjaga kestabilan perubahan dan mencegah terjadinya drop out

Page 48: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

31

7) Mencapai suatu terminal hubungan.

Pelayanan kesehatan pada hakekatnya dibuat untuk memberikan bantuan

kepada individu danmasyarakat. Pelayanan adalah usaha untuk memberikan

bantuan atau pertolongan kepada orang lain baik materi maupun non materi agar

orang lain dapat mengatasi masalahnya sendiri. Pelaksanaan pelayanan kesehatan

mencakup adanya perbuatan yang aktif antara pemberi dan penerima. Bahwa

untuk mencapai sasaran sebaik mungkin maka pelaksanaan pelayanan kesehatan

mempergunakan sumber-sumber tersedia sehingga benar-benar efisien dan tepat

guna (21).

Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

banyak hal yang dapat dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai

peranan yang cukup penting ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan disini ialah setiap upaya yang

diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan

ataupun masyarakat. Dengan pengertian seperti ini, mudahlah dipahami bahwa

bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan banyak

macamnya. Namun jika diselenggarakan secara umum dapat dibedakan atas dua

macam yakni pelayanan kedokteran (medical services) disuatu pihak serta

pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) dipihak lain (21).

Kader posyandu sebagai kader pembangunan di desa, dalam pelayanan di

posyandu mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab yang sangat besar. Peran,

Page 49: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

32

tugas dan tanggung jawab kader ini tidak hanya pada saat buka posyandu saja,

namun tugas dan tanggungjawab kader ini juga diemban sebelum hari buka dan

diluar hari buka posyandu.Keberhasilan pengelolaan posyandu memerlukan

dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, material, maupun

finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan pengabdian para

pengelolanya termasuk kader posyandu. Menurut Kemenkes RI (2012)

menyatakan bahwa kader posyandu memiliki kontribusi besar dalam menurunkan

angka kematian ibu, bayidan anak balita.Peran Tugas dan tanggungjawab kader

sebelum hari buka posyandu antara lain (7):

1) Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat.

2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu.

3) Mempersiapkan sarana posyandu.

4) Melakukan pembagian tugas antar kader.

5) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.

6) Mempersiapkan bahan PMT dan penyuluhan.

Pada hari buka posyandu, tugas dan tanggungjawab kader antara lain :

1) Melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu.

2) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke

posyandu.

3) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku.

4) Register posyandu

5) Pengukuran LILA pada ibu hamil .

Page 50: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

33

6) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai

dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.

7) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB

sesuai kewenangannya.

8) Setelah pelayanan posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan

melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka posyandu, tugas dan tanggungjawab kader antara lain :

1) Mengadakan pemuktahiran data sasaran posyandu : ibu hamil, ibu nifas dan

ibu menyusui serta bayi dan anak balita.

2) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah semua balita yang

bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu, jumlah balita yang mempunyai

KMS atau buku KIA, jumlah balita yang datang pada hari buka posyandu dan

jumlah balita yang timbangan berat badannya naik.

2.3.7. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Penyuluhan

Menurut Effendy, faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran

dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah (27):

1) Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang

seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya.

2) Tingkat Sosial Ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang,

semakin mudah pula dalam menerima informasi baru.

Page 51: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

34

3) Adat Istiadat. Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru

merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih

sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.

4) Kepercayaan Masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang

disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah

timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat. Waktu penyampaian informasi harus

memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat

kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

2.4. Posyandu

2.4.1. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKMB) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna

memberdayakan masyarakat danmemberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat

penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi (19).

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), adalah suatu tempat pelayan dalam

wilayah kerja tertentu dengan kegiatan terpadu, yang bersifat dari oleh dan untuk

masyarakat secara terpadu dengan program-program dari instansi terkait untuk

mencapai tujuan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera atau KKBS (19).

Menurut Efendi (2012) Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih

teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Page 52: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

35

dalam pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu adalah pusat

kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

Poyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola

dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari

petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS (27).

Dari beberapa pengertian Posyandu diatas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa Posyandu merupakan, suatu bentuk layanan terpadu yang diselenggarakan

untuk dan oleh masyarakat dengan program-program kerja dari instansi terkait

untuk kemudahan memperoleh layanan kesehatan dasar, penurunan angka

kematian ibu dan anak dan untuk pencapaian Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

(KKBS).

Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar

keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya

dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan

dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi

atau kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek

pemberdayaan masyarakat.

2.4.2. Tujuan Posyandu

Posyandu bertujuan untuk pendekatan dan pemerataan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat yang dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus, yang akan dijelaskan sebagai berikut (19):

Page 53: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

36

1. Tujuan Umum

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di

Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan Khusus

Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan

dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,

terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama

yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

Dari uraian di atas diharapkan dengan adanya Posyandu, kesehatan ibu dan

anak dapat terpantau sehingga tingkat angka kematian ibu dan bayi dapat

menurun.

2.4.3. Sasaran Posyandu

Posyandu merupakan program pemerintah dibidang kesehatan, sehingga

semua anggota masyarakat dapat memanfaatkan Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu). Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, yang menjadi

sasaran utamanya adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan

Pasangan Usia Subur (PUS) (19):

1. Bayi

Bayi adalah masa bawah 1 tahun, yaitu anak yang baru lahir dan berusia

kurang dari 1 tahun. (27)

Page 54: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

37

2. Anak balita

Balita adalah masa bawah 5 tahun, yaitu anak umur 0 sampai 5 tahun (27) .

3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

4. Pasangan Usia Subur (PUS)

Menurut Efendi (2012) yang menjadi sasaran posyandu adalah (27):

1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun

2. Anak balita usia 1 sampai 5 tahun

3. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas

4. Wanita Usia Subur

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, sasaran posyandu

merupakan bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, Pasangan Usia Subur

(PUS) dan Wanita Usia Subur (WUS).

2.4.4. Fungsi Posyandu

Posyandu berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat untuk

mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk penurunan

Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Anak Balita.

Yang dijelaskan sebagai berikut (27):

1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan sesama masyarakat dalam

rangkamempercepat penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi

dan Angka Kematian Anak Balita.

Page 55: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

38

2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi

dan Angka Kematian Anak Balita.

Program Posyandu ditujukan untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan

dan kesehatan ibu dan anak, sehingga Angka Kematian Ibu, Angka Kematian

Bayi dan Angka Kematian Anak Balita dapat dicegah dan ditangani lebih dini

oleh pemerintah

2.4.5. Manfaat Posyandu

Posyandu tidak hanya bermanfaat untuk masyarakat saja tetapi juga untuk

kader, tokoh masyarakat, dan puskesmas. Yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

a. Mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan

AKABA.

b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah

kesehatan terutama terkait dengan kesehatan ibu dan akak

c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan

pelayanan sosial sektor lain

2. Bagi kader, pengurus posyandu dan tokoh masyarakat

a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang

terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

Page 56: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

39

b. Dapat pewujutkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat

menyelesaikan masalah terkait dengan penurunan AKI, AKB dan

AKABA.

3. Bagi Puskesmas

a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat

pelayanan ksesehatan perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan

masyarakat primer.

b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah

kesehatan sesuai kondisi setempat.

c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat

Sedangkan menurut Direktotat Bina Gizi, Posyandu memiliki beberapa

manfaat yaitu:

1. Manfaat untuk masyarakat, mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan

kesehatan keluarga, sehingga (19):

a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau

pertumbuhannya.

b. Bayi 6-11 bulan mendapat 1 kapsul Vitamin A warna biru (100.000 Sl).

c. Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul Vitamin A warna merah (200.000

Sl) setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).

d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepaatitis B 4 kali, BCG 1

kali, Polio 4 kali, DPT 1 kali dan Campak 1 kali.

e. Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif).

Page 57: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

40

f. Bayi mulai umur 6 bulan diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

g. Pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau lebih.

h. Bayi atau anak diare segera diberikan ASI lebih sering dari biasa,

makanan seperti biasa, larutan oralit dan minum lebih banyak.

i. Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari.

j. Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau melahirkan

ditolong oleh tenagan kesehatan.

k. Ibu hamil Wanita Usia Subur (WUS) mendapat imunisasi Tetanus

Toxoid (TT) selelah melalui penapisan (TT)

l. Setelah melahirka ibu segera melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

m. Ibu nifas minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 Sl) 1 kapsul

segera setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul

pertama.

n. Ibu hamil, nifas dan menyusui makan hidangan bergizi lebih banyak dari

saat sebelum hamil.

o. Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.

p. Keluarga mengkonsumsi panagan atau makanan beragam, bergizi dan

seimbang.

q. Keluarga memanfaatkan pekarangan sebagai warung hidup

meningkatkan gizi keluarga.

Dengan melaksanakan perilaku diatas maka diharapkan:

a. Balita naik berat badannya setiap bulan.

b. Balita tidak menderita kekurangan gizi.

Page 58: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

41

c. Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan

imunisasi

d. Ibu hamil tidak mederita kekurangan darah.

e. Bayi lahir tidak menderita GAKI.

f. Balita dan bufas tidak menderita kekurangan Vitamin A.

g. WUS tidak menderita kurang energi kronis.

h. Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan.

i. Menurunkan jumlah kematian ibu dan anak.

2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga:

a. Keluarga buang air kecil atau besar menggunakan jamban.

b. Keluarga memanfaatka air bersih untuk keluarga sehari-hari.

c. Tidak merokok di dalam rumah atau keluarga tidak ada yang merokok.

d. Keluarga mencuci tangan pakai sabun.

e. Rumah bebas jentik nyamuk.

f. Persalinan ibu ditolong tenaga kesehatan.

g. Keluarga makan buah dan sayur setiap hari.

3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit

dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga:

a. Tidak menderita ISPA, DBD dan malaria.

b. Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus dan

Campak.

4. Mendukung pelayanan keluarga berencana, sehingga pasangan usia subur

(PUS):

Page 59: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

42

a. Menjadi peserta KB.

b. Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang

cocok dan tepat penggunaan.

5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam

penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk motivasi

kelompok dasa wisma berperan aktif, sehingga:

a. Keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah, ikan dan

ternak (unggas, sapi, kambing)

b. Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai ketersediaan

panagan lokal dengan pemanfaatan pekarangan rumah.

Kegiatan posyandu berada di tengah masyarakat membawakan manfaat

yang amat besar bagi kelangsungan hidup masyarakat. Selain kesehatan ibu dan

balita dapat terpantau dengan baik dan permasalahan kesehatan dapat dicegah,

juga pada kader dan tokoh masyarakat dapat mendapat informasi terlebih dahulu

dan dapat membantu masyarakat kaitannya dalam penurunan tingkat Angka

Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Anak Balita.

2.4.6. Pengorganisasian

a. Struktur organisasi

Struktur organisasi posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat ada

saat pembentukan Posyandu.Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua,

sekretaris dan bendahara serta kader Posyandu yang merangkap sebagai

anggota.Struktur organisasi bersifat fleksibel sehinggadapat dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumber daya (28).

Page 60: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

43

b. Pengelola Posyandu

Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan,

organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra

pemerintah dan dunia usaha yang dipilih, bersedia, mampu dan memiliki waktu

dan kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat di Posyandu. Kriteria

pengelola Posyandu antara lain (28):

1) Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat,

2) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu

memotivasi masyarakat,

3) Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

c. Kader Posyandu

Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan

memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela.

2.4.7. Pendanaan

a. Sumber dana

Pendanaan Posyandu berasal dari berbagai sumber.:1) Masyarakat.,2)

Swasta/dunia usaha,3) hasil usaha.,4) Pemerintah.,5) Sumber lain yang dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Pemanfaatan dan pengelolaan dana Dana yang diperoleh Posyandu,

digunakan untuk membiayai kegiatan Posyandu.

1) Biaya operasional Posyandu.

2) Biaya penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

3) Pengganti biaya perjalanan kader.

Page 61: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

44

4) Modal usaha KUB.

5) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan.

c. Pengelolaan dana :

1) Dilakukan oleh pengurus Posyandu.

2) Dana disimpan di tempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan

hasil (29).

2.4.8. Tingkat Perkembangan Posyandu

Tingkat perkembangan Posyandu dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut

(29):

a. Posyandu pratama, adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh

kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader

sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.

b. Posyandu madya, adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan pengelolaan posyandu rata-rata

jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima

kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.

c. Posyandu purnama, adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak

lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,

mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja

Posyandu.

Page 62: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

45

d. Posyandu mandiri, adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak

lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,

mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempa ttinggal di wilayah kerja

Posyandu.

2.4.9 Pelaksanaan Posyandu

1. Definisi Pelaksanaan

Pelakasanaan merupakan proses, cara, perbuatan melaksanakan rancangan

atau keputusan (KBBI). Pelaksanaan adalah keseluruhan proses pemberian

motivasi bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya

mereka mau bekerja secara ikhlas agar tercapai tujuan organisasi dengan efisien

dan ekonomis. Pelaksanaan adalah usaha yang dilakukan untuk melaksanakan

semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan ditetapkan dengan

melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan

melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya, dan kapan waktu dimulainya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan adalah menggerakkan orang-

orang agar mau bekerja dengan sendiri maupun bersama-sama untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki secara efektif (30).

2. Faktor dalam Pelaksanaan

Faktor yang menunjang dalam pelaksanaan adalah (27):

Page 63: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

46

(a) Komunikasi, yaitu suatu program yang dapat dilaksanakan dengan baik

apabila jelas bagi para pelaksana. Menyangkut proses penyampaian

informasi, kejelasan informasi, dan konsistensi informasi yang disampaikan,

(b) Sumber daya, yaitu terpenuhnya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi

yang diperlukan guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup

guna melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab, serta fasilitas yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan,

(c) Disposisi, yaitu sikap dan komitmen daripada pelaksanaan terhadap

program khususnya dari mereka yang menjadi implementasi program

khususnya dari mereka yang menjadi implementer program, (d) Struktur

Birokasi, yaitu yang mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika

hal ini tidak sulit dalam mencapai hasil yang memuaskan, karena

penyelesaian khusus tanpa pola yang baku.

3. Unsur dalam Pelaksanaan, terdapat tiga unsur penting dalam pelaksanaan,

meliputi : (a) Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan, (b)

Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program

perubahan dan peningkatan, (c) Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun

perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pelaksana dan

pengawasan dari proses implementasi tersebut.

Pelaksanaan posyandu diselenggarakan oleh kader bersama Kepala Desa,

LPMD dan Tim Pembina LPMD tingkat Kecamatan. Kader tesebut terlatih di

bidang keluarga berencana dan kesehatan. Kader dapat diambil dari PKK, Tokoh

Masyarakat, Pemuda dan lain-lain (27).

Page 64: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

47

Menurut Menkes RI (2011) dalam menyelengarakan posyandu , tugas

kader dibagi dalam tiga kelompok (19):

1. Tugas sebelum hari buka posyandu Tugas sebelum hari buka posyandu

adalah melakukan persiapan agar kegiatan pada hari buka posyandu dapat

berjalan dengan baik. Kegiatan yang dilakukan saat itu:

a. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan

posyandu seperti:

1) Alat penimbang untuk bayi, balita dan ibu hamil

2) Alat pengukur panjang badan dan kotak pengukur panjang bayi

3) Alat pengukur tinggi badan (microtoise)

4) Buku register, buku pendaftaran, buku bantu kader, alat tulis dan

kertas.

5) KMS balita dan ibu hamil (bumil)

6) Bahan-bahan untuk penyuluhan

7) Paket petolongan gizi, seperti tablet besi, vitamin A, oralit dan

kapsul yodium 8) Makanan Tambahan Gizi (MTG)

b. Melaksanakan pembagian tugas yaitu degan cara menentukan tugas

masing- masing kader pada saat persiapan, pelaksanaan maupun

sesudah kegiatan posyandu

c. Menggerakan masyarakat, dengan cara mengajak atau melakuakan

pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk bersama-sama dapat

memotivasi dan menggerakkan masyarakat umum dan khususnya ibu-

ibu yang mempunyai balita mau datang keposyandu

Page 65: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

48

d. Melakukan koordinasi dan hubungan kerja dengan penbina posyandu

desa, puskesmas dan sektor lain yang berkaitan dengan pelayanan

posyandu

2. Tugas pada hari buka posyandu Kegiatan yang dilakukan pada saat hari

buka posyandu :

a. Mendaftar bayi, balita dan ibu hamil dengan menuliskan namanya pada

sepotong kertas yang sudah dipersiapkan dan menyelipkan kerta itu

pada KMS masing-masing

b. Menimbang bayi, balita dan ibu hamil serta mencatat hasilnya pada

kertas yang diselipkan di KMS

c. Mengukur tinggi/panjang badan bayi, balita dan ibu hamil dan mencatat

hasil pada kertas yang diselipkan di KMS

d. Mengukur lingkar lengan atas bayi, balita dan ibu hamil dan mencatat

hasilnya pada kertas yang diselipkan di KMS

e. Mengisi KMS berdasarkan catatan hasil penimbangan/pengukuaran

masing- masing

f. Menjelaskan keadaan kesehatan atau status gizi bayi, balita dan ibu

hamil berdasarkan informasi yang digambarkan grafik pada KMS yang

bersangkutan (apakah status gizi naik/tetap/turun)

g. Memberi penyuluhan untuk bayi, balita dan ibu hamil berdasarkan

status gizi yang tercatat dalam KMS atau dari hasil pengamatan

permasalahan yang dialami sasaran

Page 66: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

49

h. Memberi paket pertolongan gizi (pemberian tablet besi, oralit, vitamin

A dan kapsul yodium bagi yang membutuhkan

i. Memberi surat rujukan ke puskesmas untuk bayi, balita dan ibu hamil

dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Apabila bayi dan balita berat badanya yang tercatan dalam KMS

berada dibawahn garis merah (BGM)

2) Apabila bayi dan balita berat badanya yang tercatan dalam KMS 2

kali tidak naik secara berturut-turut

3) Apabila bayi dan balita sakit

4) Apabila bumil keadaannya kurus, pucat, bengkak kaki, pendarahan,

gondok dan sesak napas

5) Apabila ibu hami dan ibu menyesui dalam keadaan sakit

3. Tugas sesudah hari buka posyandu Tugas kader setelah hari buka posyandu

atau setelah kegiatan buka posyandu antara lain :

a. Memindah catatan hasil penimbangan berat badan, pengukuran

tinggi/panjang badan, pengukuran LILA dari kertas atau buku bantu

kader kedalam buku registasi

b. Mengeveluasi hasil kegiatan pelayanan posyandu

c. Merencanakan kegiatan pelayanan untuk bulan depan berdasarkan hasil

evaluasi kegiatan bulan ini

d. Melakukan kunjungan kerumah untuk melakukan penyuluhan

peorangan yang lebih intesif bagi bayi, balita dan ibu hamil yang

memerlukan tindakan lanjut dari evaluasi yang telah dilakukan.

Page 67: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

50

e. Melakukan motivasi kepada masyarakat sasaran untuk selalu datang ke

posyandu setiap bulan pada hari buka posyandu

f. Melakukan penyuluhan kelompok tentang manfaat posyandu dan

kegiatan-kegiatannya melalui pertemuan PKK RT dan pertemuan arisan

2.4.10 Kegiatan Posyandu

1. Kegiatan Posyandu

Menurut Menkes RI (2011) kegiatan di posyandu pada hari buka posyandu

tersebut meliputi 5 kegiatan dasar yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga

berencana, gizi, imunisasi, penanggulangan diare (19). Adapun menurut (Menkes

RI, 2011) Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut

(19):

1) Kegiatan Utama (Panca Krida Posyandu)

Kegiatan di Posyandu pada umumnya melipuli pemantauan tumbuh

kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dn anak seperti imunisasi untuk

pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan

konseling atau rujukan konseling jika diperlukan (19).

a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Berdasarkan Prasetyawati (2012), tujuan dari usaha kesehatan ibu dan anak

(KIA) ialah (31):

(a) Untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu secara teratur

dan terus-menerus pada waktu sakit dan sembuh pada masa antepartum,

Page 68: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

51

intrapartum, postpartum, dan masa menyusui serta pemeliharaan anak-

anak dari mulai lahir sampai masa prasekolah,

(b) KB diberikan pada ibu-ibu atau suami-suami yang membutuhkannya,

(c) Usaha KIA mengadakan integrasi ke dalam “general health services”

(pelayanan kesehatan menyeluruh) dan mengadakan kerja sama serta

koordinasi dengan lain-lain dinas kesehatan,

(d) Usaha KIA mencari dan mengumpulkan masalah-masalah mengenai

ibu, bayi, dan anak untuk dicari penyelesaiannya. Kesehatan perempuan

mempengaruhi semua aspek kehidupan, baik dalam keluarga maupun

dalam masyarakat. Sampai saat ini, pelayanan kesehatan bagi

perempuan selalu diartikan sebagai layanan kesehatan selama

kehamilan dan melahirkan. Sebagian besar perempuan mengalami tiga

masalah gangguan kesehatan, yaitu kurang gizi, terlalu sering hamil,

dan kelelahan.

1) Ibu Hamil

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil, penimbanagn

berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan

darah, pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan

atas) pemberian tablet besi, pemberian imunisasi Tetanus Toksoid,

pemeriksaan tinggi fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta

KB pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu

Page 69: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

52

oleh kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke

Puskesmas.

2) Ibu Nifas dan Menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui

mencakup:

a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB paska persalinan, Inisiasi

Menyusui Dini (IMD), asi eksklusif dan gizi

b) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (satu

kapsul segera setelah melahirkan dan satu kapsul lagi 24 jam

setelah pemberian kapsul pertama)

c) Perawatan payudara

d) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,

pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan luchia

oleh petugas kesehatan .

3) Bayi dan Anak Balita

Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan cara : (a)

Timbang berat badannya tiap bulan di Posyandu, (b) Rangsang

perkembangan anak sesuai umurnya, (c) Ajak anak bermain dan

bercakap-cakap, (d) Bawa anak ke petugas kesehatan untuk

mendapatkan pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini

Tumbuh Kembang (SDIDTK), umur 0-1 tahun sebanyak 4 kali

dalam setahun serta umur 1-6 tahun sebanyak 2 kali tiap tahun, (e)

Minta kader mencatatnya di KMS (31).

Page 70: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

53

Adapun jenis pelayananyang disediakan untuk bayi dan anak balita

mencakup:

a) Penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan

pengukuran lingkar kepala

b) Penentuan status pertumbuhan

c) Penyuluhan dan konseling

d) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan

kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.

Apabila ditemukan kelainan,segera dirujuk ke Puskesmas

b. Keluarga barencana (KB)

KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan

ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.

Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki

dan perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa

jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti

mempunyai anak. Baik suami maupun istri memiliki hak yang sama untuk

menetapkan berapa jumlah anak yang akan dimiliki dan kapan akan memiliki

anak. Melalui tahapan konseling pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS) dapat

menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya

berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan

kerugian, resikometode kontrasepsi dari petugas kesehatan (31).

Seorang ibu perlu untuk ikut KB dikarenakan agar ibu tidak cepat hamil

lagi (minimal 2 tahun) serta agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri,

Page 71: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

54

anak, dan keluarga.Cara ber-KB bagi suami ialah : Suami memakai kondom setiap

melakukan hubungan seksual. Sedangkan bagi istri ialah : (a) Istri minum pil KB

tiap hari secara teratur. Selama menyusui, minum pil KB khusus, (b) Istri disuntik

KB, (c) Di lengan istri dipasangi susuk KB, (d) Di rahim istri dipasangi alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR) (31).

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah

pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan

Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila

tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat

dilakukan pemasangan IUD dan implant.

c. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas

Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikandisesuaikan dengan program terhadap

bayi dan ibu hamil. Imunisasi telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956.

Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan

Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan Penyakit yang Dapat Dicegah

dengan Imunisasi (PD3I).Pada saat ini, vaksin yang dapat digunakan dalam

pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia dan hasil daya lindung

yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat. Sebagai salah satu contoh

adalah keberhasilan dunia dalam menghilangkan penyakit cacar.Dengan adanya

imunisasi dapat melindungi anak dari penyakit, mencegah anak cacat, serta

mencegah kematian anak. Imunisasi hepatitis B dapat mencegah hepatitis B

(kerusakan hati). Imunisasi BCG dapat mencegah TB / tuberkolosis (sakit paru-

Page 72: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

55

paru). Imunisasi polio dapat mencegah polio (lumpuh layuh pada tungkai kaki dan

lengan tangan). Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) dapat mencegah difteri

(penyumbatan jalan napas), pertusis / batuk rejan (batuk 100 hari), tetanus.

Imunisasi campak dapat mencegah campak (radang paru, radang otak, dan

kebutaan) (31).

Jadwal imunisasi meliputi : umur 0 sampai 7 hari, imunisasi yang

diberikan adalah HB 0; umur 1 bulan imunisasi yang diberikan adalah BCG, Polio

1; umur 2 bulan imunisasi yang diberikan adalah DPT / HB 1, Polio 2; umur 3

bulan imunisasi yang diberikan adalah DPT / HB 2, Polio 3; umur 4 bulan

imunisasi yang diberikan adalah DPT / HB 3, Polio 4; umur 9 bulan imunisasi

yang diberikan adalah Campak. Pemberian imunisasi Vaksin Tetanus Toxoid(TT)

dapat mencegah terjadinya infeksi tetanus neonatal pada bayi baru lahir, serta

mencegah risiko tetanus pada ibu serta janin di dalam kandungan. Pada ibu hamil

setidaknya mendapat dua kali suntik vaksin TT, Pemberian suntikan pertama pada

kehamilan trimester ketiga, biasanya pada usia kandungan tujuh bulan. Suntikan

kedua diberikan setidaknya empat minggu setelah suntikan yang pertama.

d. Gizi

Pelayanan gizi di posyandu dilakukan oleh kader.Jenis palayanan yang

diberikan meliputi penimbangan berat badan badan, deteksi dini gangguan

pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan

(PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe.Sasarannya adalah bayi, balita,

ibu hamil, WUS. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK),

balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah

Page 73: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

56

garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau

Poskesdes.

Gizi berguna untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara

jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Makanan

sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang

dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, apabila makanan tidak dipilih

dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial

tertentu.Status gizi dibedakan antara lain status gizi buruk, kurang, baik, dan

lebih. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pada proses-proses

pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta

perilaku.Sedangkan kelebihan gizi dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas.

Sebagai alat memberikan penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas

dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang, pada tahun 1995 Direktorat Gizi

Depkes telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), yang berisi

pesan dasar sebagai berikut (32) :

(a) Makanlah aneka ragam makanan,

(b) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi,

(c) Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan

energi,

(d) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan

energi,

(e) Gunakan garam beriodium,

(f) Makanlah makanan sumber zat besi,

Page 74: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

57

(g) Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan,

(h) Biasakan makan pagi,

(i) Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya,

(j) Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur,

(k) Hindari minum minuman beralkohol,

(l) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan,

(m) Bacalah label pada makanan yang dikemas

e. Pencegahan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan

melalui pemberian oralit, pemberian LGG yang dibuat sendiri oleh masyarakat

Apabila diperlukan penanganan lebihlanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas

kesehatan. Berdasarkan Kemenkes (1997), apabila diare / mencret : (a) Berikan

segera cairan oralit setiap anak buang air besar, (b) Jika tidak ada oralit, beri air

matang, kuah sayur, atau tajin, (c) Jika anak masih menyusu, terus berikan ASI

dan MP-ASI, (d) Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan, (e)

Berikan obat zinc sesuai dosis selama 10 hari berturut-turut, (f) Larutkan obat zinc

dalam satu sendok makan air matang

2. Kegiatan Pengembangan/Tambahan

Masyarakat dapat menambahkan kegiatan posyandu dengan kegiatan baru,

disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut

misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan

Page 75: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

58

berbagai program pembangunan masyarakat lainnya. Posyandu yang seperti ini

disebut dengan posyandu terintegrasi.

Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila lima kegiatan

utama telah dilakukan dengan baik dalam arti cakupannya diatas 50% serta

tersedia sumber daya yang mendukung. Pada saat ini telah dikenal beberapa

kegiatan tambahan Posyandu yang telah dilaksanakan antara lain:

a. Bina Keluarga Balita (BKB).

b. Kelas ibu hamil dan balita

c. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa

(KLB), misalnya: ISPA, DBD, gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis,

Tetanus Neonatorum.

d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (POS PAUD).

e. Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD).

f. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.

g. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan

pekarangan, melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA).

h. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Penghasilan

Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.

i. Tabungan ibu bersalin dan tabungan madyarakat

j. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL)

k. Kesehatan reproduksi remaja

l. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang

masalah kesejahteraan sosial.

Page 76: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

59

3. Sistem Lima Meja

1) Meja 1

a. Pendaftaran

b. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia

subur

2) Meja 2

a. Penimbangan balita dan ibu hamil

3) Meja 3

a. Pengsian Kartu Menuju Sehat (KMS)

4) Meja 4

a. Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak naik, ibu hamil

dengan resiko tinggi, Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum

mengikuti Keluarga Berencana (KB).

b. Penyuluhan kesehatan

c. Pelayanan TMT, oralit, Vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan,

kondom.

5) Meja 5

a. Pemberian imunisasi

b. Pemeriksaan kehamilan

c. Pemariksaan kesehatan dan pengobatan

d. Pelayanan kontrasepsi IUD, suntikan

Page 77: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

60

Untuk meja 1-4 dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja 5

dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya: dokter, bidan, perawat, juru

imunisasi den sebagainya (27).

Menurut Briawan (2012), pelaksanaan posyandu dikenal dengan sistem

lima meja yang terdiri dari (33):

1. Meja pertama Kader mendaftar balita dan menulis nama balita pada satu

lembar kertas kecil dan diselipkan pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Peserta

yang baru pertama kali datang ke posyandu, maka dituliskan namanya,

kemudian diselipkan satu lembar kertas kecil yang bertuliskan nama bayi

atau balita pada KMS. Kader juga mendaftar ibu hamil dengan menulis

nama ibu hamil pada formulir atau register ibu hamil. Ibu hamil yang datang

ke posyandu, langsung menuju meja empat sedangkan ibu hamil baru atau

belum mempunyai buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), maka diberikan

buku KIA.

2. Meja kedua Kader melakukan penimbangan balita dengan menggunakan

timbangan dacin, dan selanjutnya menuju meja tiga

3. Meja ketiga Kader mencatat hasil timbangan yang ada pada satu lembar

kertas kecil dipindahkan ke dalam buku KIA atau KMS. Cara pengisian

buku KIA atau KMS yaitu sesuai petunjuk petugas kesehatan.

4. Meja keempat Menjelaskan data KMS (keadaan anak) yang digambarkan

dalam grafik, memberikan penyuluhan, pelayanan gizi dan kesehatan dasar.

Meja empat dilakukan rujukan ke puskesmas pada kondisi tertentu, yaitu:

1) Balita dengan berat badan di bawah garis merah.

Page 78: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

61

2) Berat badan balita dua bulan berturut-turut tidak naik.

3) Sakit (diare, busung lapar, lesu, badan panas tinggi, batuk 100 hari dan

sebagainya).

4) Ibu hamil (pucat, nafsu makan berkurang, gondok, bengkak di kaki,

pusing terus menerus, pendarahan, sesak nafas, muntah terus menerus

dan sebagainya).

5. Meja kelima Khusus di meja lima, yang memberi pelayanan adalah petugas

kesehatan atau bidan. Pelayanan yang diberikan yaitu imunisasi, keluarga

berencana, pemeriksaan ibu hamil, dan pemberian tablet tambah darah,

kapsul yodium dan lain-lain.

h. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.

i. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).

j. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).

k. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).

l. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan penyandang

masalah kesejahteraan sosial.

2.4.11. Kedudukan Posyandu

1) Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan

Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggung

jawab menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan. Kedudukan

Posyandu terhadap pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah

Page 79: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

62

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan sosial dasar lainnya

yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintahan desa/kelurahan.

2) Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu

Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas dan fungsinya

mempunyai keterkaitan dalam pembinaan, Penyelenggaran/pengelolaan

Posyandu yang berkedudukan di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu

terhadap Pokja adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan

aspek administratif, keuangan, dan program dari Pokja.

3) Kedudukan Posyandu Terhadap Berbagai UKBM

UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan, yang salah satu diantaranya adalah Posyandu. Kedudukan

Posyandu terhadap UKBM dan berbagai lembaga kemasyarakatan/LSM,

desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan adalah sebagai mitra

4) Kedudukan Posyandu Terhadap Forum PeduliKesehatan Kecamatan

Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk

masyarakat di kecamatan yang berfungsi menaungi dan mengkoordinasikan

setiap UKBM. Kedudukan Posyandu terhadap Forum Peduli Kesehatan

Kecamatan adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan

dukungan sumber daya dari Forum Peduli Kesehatan Kecamatan

5) Kedudukan Posyandu Terhadap Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di

Page 80: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

63

kecamatan. Kedudukan Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai

wadahpemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis

medis dibina oleh Puskesmas (19).

2.5 Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama yang diselenggarakan oleh

puskesmas meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan

masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas untuk mendukung pencapaian standar

pelayanan minimal kabupaten/kota di bidang kesehatan. Sedangkan upaya

kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat

yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan bersifat

ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, yang disesuaikan dengan prioritas

masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang

tersedia di masing-masing puskesmas. (34)

Adapun upaya kesehatan masyarakat esensial tingkat pertama yang

diselenggarakan di puskesmas meliputi: (34)

a. Pelayanan promosi kesehatan

b. Pelayanan kesehatan lingkungan

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana

d. Pelayanan gizi

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Page 81: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

64

2.5.1. Administrasi dan Manajemen Puskesmas

Administrasi merupakan proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan

bersama-sama sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat

mewujudkan penyelenggaraan administrasi diperlukan pelaksanaan fungsi-fungsi

manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

dan pengawasan. (34)

Manajemen puskesmas merupakan rangkaian kegiatan yang bekerja secara

sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.

Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas tersebut

membentuk fungsifungsi manajemen pusksesmas yang terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban.

Seluruh fungsi manajemen puskesmas tersebut wajib dilaksanakan secara terkait

dan berkesinambungan. (34)

Perencanaan merupakan fungsi manajemen puskesmas yang dilakukan

sebagai langkah awal sebelum melaksanakan kegiatan. Perencanaan puskesmas

meliputi kegiatan merumuskan tujuan puskesmas sampai dengan kegiatan

merumuskan alternatif kegiatan. Perencanaan puskesmas merupakan hal yang

sangat penting karena tanpa adanya perencanaan maka tidak akan ada kejelasan

bagi kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan puskesmas.

Perencanaan di tingkat puskesmas dilakukan dengan membuat rencana usulan

kegiatan, kemudian mengajukan usulan kegiatan yang direncanakan ke dinas

kesehatan untuk mendapatkan persetujuan, dan kemudian menyusun rencana

pelaksanaan kegiatan (RPK) (35).

Page 82: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

65

Pelaksanaan dan pengendalian merupakan fungsi manajemen yang

mencakup proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap

pelaksanaan kegiatan di puskesmas. Pelaksanaan dan pengendalian terdiri dari

beberapa langkah antara lain: (34)

1. Pengorganisasian, merupakan serangkaian kegiatan manajemen untuk

menghimpun semua sumber daya yang ada di puskesmas dan dimanfaatkan

secara efesien untuk program.

2. Penyelenggaraan, merupakan langkah menyelenggarakan rencana kegiatan

program di puskesmas dan menunjuk penanggungjawab serta pelaksana

program dan pelaksanaan lokakarya mini puskesmas, baik lintas program

maupun lintas sektor.

3. Pemantauan terhadap kegiatan dilakukan secara berkala seperti melakukan

telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai serta melakukan

telaah eksternal terkait hasil yang dicapai oleh fasilitas dan sektor lain yang

terlibat di wilayah puskesmas.

4. Penilaian kegiatan yang bisa dilakukan oleh pihak eksternal dan internal

puskesmas. Kegiatan penilaian mencakup penilaian terhadap cakupan,

jumlah kunjungan, survei kepuasan, dan evaluasi dari dinas kesehatan.

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah fungsi manajemen

puskesmas yang merupakan proses untuk mendapatkan kepastian atas kesesuaian

penyelenggaraan dalam mencapai tujuan puskesmas. Pengawasan adalah kegiatan

mengamati secara terus menerus terhadap pelaksanaan kegiatan puskesmas yang

dapat dilakukan oleh pihak internal (kepala puskesmas) maupun pihak eksternal

Page 83: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

66

(masyarakat, dinas kesehatan, serta institusi lainnya). Sedangkan pertanggung-

jawaban merupakan kegiatan kepala puskesmas pada setiap akhir tahun anggaran

yaitu membuat dan melaporkan laporan kinerja hasil dari pelaksanaan kegiatan,

serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan.

Laporan tersebut disampaikan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-

pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas.

(34)

Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian dari sistem informasi

kesehatan (SIK) puskesmas yang wajib dilakukan. Untuk dapat meningkatkan

pemanfaatan sistem informasi kesehatan dalam pencatatan dan pelaporan di

puskesmas, upaya yang dapat dilakukan oleh puskesmas antara lain menambah

petugas yang memahami dan memiliki keahlian di bidang SIK, atau mengusulkan

pelatihan mengenai SIK ke dinas kesehatan (36).

2.6. Kerangka Pikir

Peran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup

pelayanan KB, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, perbaikan gizi dan

penanggulangan diare diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan

masyarakat desa melalui kegiatan yang dilakukan.Kerangka berpikir dalam

penelitian ini ditinjau dari peran kader dalam pelayanan langsung ke

masyarakat.Uraian peran kader dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini.

Page 84: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

67

Input Proses Output

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Peran Kader : 1. Pelayanan Kesehatan

Masyarakat

2. Penyuluhann kesehatan 3. Penggerakan dan

pemberdayaan masyarakat

4. Pemantauan

Peningkatkan

kesehatan

masyarakat

Program Posyandu :

1. KB 2. KIA 3. Gizi 4. Imunisasi 5. Pencegahan dan

Penanggulangan Diare

Page 85: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

68

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu mengkaji

objek yang mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada secara konsektual

melalui pengumpulan data yang diperoleh, dengan melihat unsur-unsur sebagai

satuan objek kajian yang saling terkait selanjutnya mendiskripsikannya.

Fenomena itu bias berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya (37).

Alasan menggunakan penelitian kualitatif karena permasalahan masih

sangat beragam sehingga untuk mengidentifikasi masalah kader posyandu

diperlukan pendalaman lebih lanjut juga karena penelitian ingin mendapatkan data

yang lebih lengkap, lebih mendalam dan bermakna tentang permasalahan

penelitian Disamping itu peneliti ingin mengetahui tentang peran kader posyandu

dalam meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak di Dusun Titipanjangwilayah

kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Melati II,Dusun Titipanjang wilayah

kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan

.3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan

Page 86: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

69

Juni 2019, dimulai dari survei awal, pengumpulan data, analisis data, penyusunan

laporan sampai dengan akhir tesis.

3.3. Subyek Penelitian dan Informan Penelitian

3.3.1 Subyek Penelitian

Penentuan subyek dalam penelitian ini didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (37). Subyek dipilih

berdasarkan kasus yang diteliti yaitu peran kader posyandu dalam kegiatan

posyandu diPosyandu Melati II, Dusun Titipanjang wilayah kerja Puskesmas

Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

3.3.2 Informan Penelitian

Informan sebagai sumber data kualitatif yang utama disamping data-rata

lain yang diperoleh dari hasil studi pustaka, sehingga informan merupakan salah

satu sumber data yang penting dalam penelitian ini. Penentuan sumber data pada

orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu (37). Maksud teknik pengambilan purposive ini

adalah dengan peneliti mengambil sumber data dari beberapa orang yang

dianggap mempunyai informasi yang relevan dengan fokus penelitian.

Peneliti menyimpulkan, bahwa informan merupakan orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang data yang diinginkan oleh

peneliti. Pemilihan sampel sebagai informan pada penelitian ini berdasarkan

prinsip kesesuaian (appropriateness). Kesesuaian adalah sampel dipilih

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki yang berkaitan dengan topik penelitian.

Page 87: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

70

Berdasarkan prinsip tersebut diatas, maka yang dipilih menjadi informan yang

sebanyak 10 orang yaitu :

Tabel 3.1. Informan Penelitian

No Informan Jumlah

1 Ibu yang memiliki balita 4 orang

2 Kader Posyandu 4 orang

3 Tenaga Kesehatan 1 orang

4 Ketua/ Pimpinan Posyandu 1 orang

Jumlah Informan 10 orang

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Ibu yang memiliki balita, 2.

Kader posyandu yang bertugas di posyandu Melati II di Dusun Titipanjang dalam

wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan, 3. Tenaga

kesehatan yang bertugas di wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten

Labuhanbatu Selatan, 4. Ketua/ Pimpinan Posyandu Melati II,Dusun Titipanjang

di wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan .

Informan adalah orang yang diharapkan dapat memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi mengenai fokus penelitian yang ditentukan mengetahui

bagaiamana peran kader dalam kegiatan posyandu di Dusun Titipanjangdi

wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Informan

penelitian terbagi atas: 1. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang

mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan. Adapun informasi

kunci pada penelian ini adalah Ketua/ Pimpinan Posyandu, 2. Informan utama

yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial. Adapun informan

utama dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita, kader posyandu dan

tenaga kesehatan.

Page 88: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

71

Data Primer didapatkan dari hasil wawancara mendalam kepada ibu yang

memiliki balita, kader posyandu, tenaga kesehatan dan Ketua/ Pimpinan

Posayandu. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan daftar

pertanyaan pada panduan wawancara mendalam dan hasilnya dicatat atau direkam

dengan menggunakan recording handphone. Analisis komponen hasil penelitian

dengan pendekatan analisis isi (content analysis) yaitu membandingkan hasil

penelitian dengan teori-teori yang ada di kepustakaan.

3.4. Teknik Validasi Data

Penelitian memerlukan teknik validasi data yang dikumpulkan melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik validasi data dilakukan dengan

wawancara kepada ibu yang memiliki balita, kader posyandu, tenaga kesehatan

dan Ketua/ Pimpinan Posayandu tentang peran kaderdalam kegiatan posyandu di

Dusun Titipanjang wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu

Selatan. Penelitian ini yang direncanakan untuk penelitian sesungguhnya dengan

metode triangulasi untuk teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain untuk membandingkan dan memeriksa kembali derajat

kepercayaan suatu informasi atau data yang telah diperoleh melalui wawancara

dengan data sekunder berupa dokumen-dokumen terkait dan hasil observasi.

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah :

Page 89: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

72

1) Data primer dalam penelitian ini didapat dari jawaban subyek melalui

wawancara mendalam maupun dengan observasi dan dokumentasi.

2) Data Skunder dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

3) Data tertier dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari studi

kepustakaan, jurnal, dan text book.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1) In-depth interview

Wawancara secara mendalam terhadap informan mengenai peran kader

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu.

2) Observasi

Untuk melihat latar informan, pendidikan, pekerjaan dan pendangan

informan tentang peran kader dan pelaksanaan kegiatan posyandu.

3) Dokumentasi

Metode dokumentasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah melalui

pengumpulan data dengan mengambil catatan dan dokumen-dokumen yang

ada serta catatan yang berkaitan dengan peran kader dan pelaksanaan

kegiatan posyandu.

3.6. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Bilken dalam

Moleong (2014) merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

Page 90: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

73

mencari dan menentukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (37).

Pada penelitian ini data yang diperoleh dilapangan dianalisis

menggunakan model Miles dan Huberman dalam Prastowo (2012) yaitu melalui

proses pengolahan data dengan tahapan data reduction, data display, dan

conclusion or verification dan triangulasi (38).

1) Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola sehingga

akan memberikan gambaran jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2) Data display (penyajian data)

Penyajian data akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

Dalam kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, dan hubungan antar kategori.

3) Conclusion or verification (kesimpulan atau verifikasi data)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dan dapat berhubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori. Kesimpulan awal masih bersifat sementara

dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

Page 91: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

74

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti

valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Ketiga komponen tersebut saling interaktif yaitu saling memengaruhi

dan saling terkait satu sama lain. Pertama-tama peneliti melakukan

penelitian di lapangan dengan mengadakan observasi yang disebut dengan

tahap pengumpulan data. Karena data yang terkumpul banyak maka perlu

dilakukan tahap reduksi data untuk merangkum, memilih hal pokok,

memfokuskan pada hal yang penting, mencari tema, dan polanya. Setelah

direduksi kemudian diadakan penyajian data dengan teks yang bersifat

naratif. Apabila kedua tahap tersebut telah selesai dilakukan, maka diambil

suatu keputusan atau verifikasi.

4) Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

`pembanding terhadap data itu. Denzin dalam Lexy J. Moleong, membedakan

empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan

data triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan metodetriangulasi.

Menurut Patton dalam Lexy J. Moleong, triangulasi dengan sumber “berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

Page 92: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

75

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif”.

Sedangkan triangulasi dengan metode menurut Patton dalam Lexy J. Moleong,

terdapat dua strategi, yaitu (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (37).

Dengan teknik triangulasi dengan sumber, peneliti membandingkan hasil

wawancara yang diperoleh dari masing-masing sumber atau informan penelitian

sebagai pembanding untuk mengecek kebenaran informasi yang didapatkan.

Selain itu peneliti juga melakukan pengecekan derajat kepercayaan melalui teknik

triangulasi dengan metode, yaitu dengan melakukan pengecekan hasil penelitian

dengan teknik pengumpulan data yang berbeda yakni wawancara, observasi, dan

dokumentasi sehingga derajat kepercayaan data dapat valid (37).

Page 93: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak Geografis

Puskesmas Bunut, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan

merupakan salah satu daerah yang berada di Kawasan Pantai Timur Sumatera

Utara. Secara geografis Kabupaten Labuhanbatu Selatan berada pada 01025’ –

02015’ Lintang Utara dan 99041’ – 100027’ Bujur Timur. Luas wilayah Puskesmas

Bunut 16.893 Ha.

Posisi Puskesmas Bunut, memiliki akses darat yang cukup strategis

karena:

a. Berada pada jalur yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah

yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, bahkan mempunyai akses

jalur keluar Kecamatan maupun ke Luar Kabupaten (berbatasan dengan

Sungai Berumun).

b. Berdekatan dengan wilayah Kecamatan Kampung Rakyat dan Kotapinang.

Kedudukan ini dapat menguntungkan wilayah perencanaan dalam hal ini

distribusi produksi kegiatan perekonomian atau keterkaitan pada pasar yang

lebih luas.

Administrasi Puskesmas Bunut terdiri dari 2 Desa, dan 15 Dusun, dengan

jumlah penduduk 14.989 jiwa. Batas wilayah Puskesmas Bunut sebagai

berikutnya:

Page 94: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

77

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Batang Seponggol

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Asam Jawa

c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Asam Jawa

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Air Merah

Penduduk wilayah kerja Puskesmas Bunut berjumlah 14.989 jiwa dengan

kepadatan penduduk sebesar 1,7 jiwa per km2, terdiri dari 7.672 jiwa laki-laki

dari 7.317 jiwa perempuan. jumlah penduduk paling banyak ada di Usia 0 – 4

Tahun, yaitu sebesar 1.948 Jiwa atau sebesar 13 % dari total keseluruhan

penduduk 2 Desa wilayah kerja Puskesmas Bunut, kemudian diikuti dengan

urutan kedua sebesar 12 % atau 1.799 jiwa pada usia 5- 9 tahun. Jumlah Penduduk

terpadat berada di Desa Pangarungan sebesar 11.588 jiwa selanjutnya diikuti oleh

Desa Bunut sebesar 3.401 jiwa, dan rasio jenis kelamin di wilayah kerja

Puskesmas Bunut sebesar 104,85% dan rasio beban tanggungan sebesar 67 % dari

pengelompokan penduduk menurut umur ini dapat diambil kesimpulan bahwa

potensi perkembangan populasi di wilayah kerja Puskesmas Bunut cukup tinggi,

dan diharapkan akan menjadi Sumber Daya Manusia yang baik seiring pemekaran

Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Jenis agama yang dianut penduduk wilayah kerja Puskesmas Bunut tahun

2018 mayoritas beragama Islam yaitu sebesar 91,0 %, dan Kristen Protestan

sebanyank 8% dan Hindu, Budha, Katolik sebanyak 1%. ditinjau dari suku bangsa

sebahagian besar penduduk wilayah kerja Puskesmas Bunut adalah Suku Batak

Mandailing 40%, Suku Jawa 40% dan selebihnya suku-suku lain.

Page 95: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

78

Pada tahun 2018 tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan di wilayah

kerja Puskesmas Bunut rata-rata adalah Sekolah Dasar dan jumlah penduduk yang

menduduki bangku perkuliahan masih minim.

4.1.2. Visi dan Misi Puskesmas Bunut

Visi Puskesmas Bunut ke masa yang akan datang yaitu: ”Memberikan

pelayanan kepada perorangan, keluarga, kelompok dan Masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas guna Terwujudnya derejat kesehatan yang setinggi

tingginya untuk tercapainya Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat”.

Untuk mewujudkan visi perlu dijabarkan menjadi misi yang merupakan

sesuatu yang harus dilaksanakan instansi pemerintah agar tujuan organisasi dapat

terlaksana dan berhasil dengan baik.

Dengan adanya Misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain

yang berkepentingan dapat mengenal Puskesmas Bunut, Kecamtan Torgamba,

Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan mengetahui peran dan program-program

serta hasil yang akan diperoleh di masa yang akan datang.

Misi Puskesmas Bunut :

1. Memiliki prilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat,

2. Mampu menjangkau kesehatan yang bermutu,

3. Hidup dalam lingkungan sehat,

4. Memiliki derejat yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

Page 96: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

79

4.1.3. Dusun dan posyandu di wilayah Puskesmas Bunut

Dusun dan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bunut terdiri dari

15 Dusun dan 15 Posyandu yaitu:

Tabel 4.1. Jumlah Dusun dan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan

Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bunut terdiri dari 15 poyandu yaitu:

No Dusun Posyandu

1 Dusun Bunut Pekan Melati I

2 Dusun Titi Panjang Melati II

3 Dusun Beringin Makmur Melati III

4 Dusun Bandar Rejo Melati IV

5 Dusun Karya Maju Melati V

6 Dusun Banten Apel

7 Dusun Sumber Rejo Konsesi Anggrek

8 Dusun Pangarungan Tulip

9 Dusun Lalang Duku

10 Dusun Tempel Melati

11 Dusun Sei Daun Mawar 1

12 Dusun Sei Daun Mawar 2

13 Dusun Sulum Teratai 1

14 Dusun Pangarungan 2 Teratai 2

15 Dusun Afdeling 1 PT. Asam Jawa

Dari keterangan tabel diatasPosyandu Melati II yang terletak di Dusun

Titipanjang adalah berada di wilayah kerja Puskesmas bunut merupakan tempat

dilakukan penelitian.

4.1.4. Posyandu Melati II Dusun Titipanjang DesaBunut

Posyandu Melati II terletak di Dusun Titipanjang Desa Bunut Kabupaten

Labuhanbatu Selatan.Dusun Titipanjang Dusun Titipanjang berada di sebelah

barat dengan luas 50.000 m2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Air Merah

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Dusun Beringin Makmur

Page 97: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

80

c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Bunut

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Desa Sisumut

Jumlah penduduk Dusun Titipanjang sebanyak 535 orang dengan jumlah

penduduk laki-laki berjumlah 280 orang dan perempuan berjumlah 255 orang

dengan berbagai macam karakteristik dan mata pencarian. Karakteristik

masyarakat di Dusun Titipanjang dapat di jelaskan berdasarkan dari sumber mata

pencarianDusun Titipanjang di kelilingi oleh perkebunan sawit P.T. Asam jawa

sehingga mayoritas penduduk Dusun Titipanjang bekerja sebagai pekerja harian

di kebun sawit dan sebagian kecil sebagai petani dan pegawai negeri. Tingkat

pendidikan penduduk Dusun Titipanjang adalah: SD sebanyak 151 orang (67%),

SMP sebanyak 50 orang (22%), SMA sebanyak 22 orang (10%)dan S1 sebanyak

1 orang(1%). Dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat Dusun Titipanjang rata-

rata tamat SD. Dengan situasi dan kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa makin

tinggi pendidikan orang makin tinggi pengetahuan untuk dapat menerima

informasi merubah diri ke yang lebih baik dalam memelihara kesehatannya,

demikian juga sebaliknya makin rendah pendidikannya makin lebih sulit

menerima informasi. Mayoritas penduduk di Dusun Titipanjang adalah

Mandailing dengan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa

Mandailing.Pemanfaatan pelayanan kesehatan, mayoritas penduduk berobat ke

puskesmas. Kondisi kesehatan masyarakat Dusun Titipanjang tahun 2018 yang

bersumber dari Puskesmas Bunut danProfil Dusun Titipanjang bahwa kasus gizi

kurang ada dijumpai 7 balita, kasus diare ada 8 orang.

Page 98: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

81

Visi dan Misi Posyandu Melati II Dusun Titipanjang adalah meningkatkan

kesehatan ibu hamil dan balita. Angka kematian ibu dan bayi dalam 3 tahun

terakhir dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 tercapai dengan jumlah nol

(0) jiwa.

Struktur Organisasi di Posyandu Melati II Dusun Titipanjang adalah

sebagai berikut :

1. Ketua Posyandu :Umik

2. Sekretaris :Aisah

3. Bendahara :Lisna

4. Kader Posyandu :Aisah,Lisna,Ramayanti dan Eka

Sarana dan Prasarana Posyandu Melati II Dusun Titipanjang adalahBatu

Dacin 1 buah,Timbangan 1 buah, meja pelayanan 4 buah, kursi 5 buah,pita

pengukur tinggi badan dan pengukur LILA,buku Register,KMS/KIA,obat obatan

dan oralit.

4.1.5. Status Gizi

1) Balita dengan KEP

Balita yang mengalami KEP dapat diukur berdasarkan 3 pengukuran

yaitu Tinggi badan (T)/Umur disebut juga balita pendek (stunting), BB/TB disebut

balita kurus (wasting) dan BB/Umur disebut juga kurang berat badan (under

weight). Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Petugas Gizi Puskesmas tahun

2018 ada sebanyak 1676 balita. Balita dengan gizi baik sebanyak 1618 atau 96,5

%. Gizi Kurang sebanyak 58 balita atau 3,5 % dan balita gizi buruk sebanyak 0

balita atau 0,00%.Balita dengan Gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Bunut

Page 99: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

82

paling banyak terdapat di Dusun Titipanjang. Tercatat dari 68 jumlah balita

terdapat 7 orang balita mengalami gizi kurang atau10,2%, hal ini merupakan

tanda awal anak mengalami gizi buruk. Melihat data ini menunjukkan bahwa

peran kader kurang maksimal dalam pemberian penyuluhan tentang kebutuhan

nutrisi balita oleh karenanya peran kader perlu di tingkatkan melalui

pemantauan,penyuluhan dan pemberian PMT guna perbaikan gizi pada

balitaagar tidak berlanjut menjadi gizi buruk

2) Anemia Gizi Besi (AGB)

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi penderita Anemia

adalah dengan pemberian tablet besi (Fe), sebanyak 90 tablet selama kehamilan.

Cakupan Ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe adalah 298 Ibu atau 69,63 % dan

Cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet besi di Puskesmas Bunut pada tahun

2018 adalah sebanyak 298 atau 69,63 % ,sedangkan di Dusun

titipanjangcakupan ibu hamil yang mendapat 30 tablet besi sebanyak 4 ibu atau

66,6% dan yang mendapat 90 tablet besi sebanyak 4 ibu atau 66,6 % angka ini

kurang baik dari yang ditargetkan yakni 80%.

4.2. Analisa Data Penelitian

4.2.1. Gambaran Umum Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang 4 orang ibu yang

memiliki balita yaitu informan 1 sampai informan 4,4 orang kader posyandu yaitu

informan 5 sampai informan 8,1orang tenaga kesehatan yaitu informan 9,dan 1

orang Ketua/ Pimpinan Posyandu yaitu informan 10.Pada tabel di bawah ini

dijabarkan karakteristik informan penelitian, sebagai berikut :

Page 100: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

83

Tabel 4.2. Karakteristik Informan Penelitian

No Informan Jenis

Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan

1 Informan 1 Perempuan 30 SD Ibu Rumah

Tangga

2 Informan 2 Perempuan 30 SMA Ibu Rumah

Tangga

3 Informan 3 Perempuan 33 SMA Ibu Rumah

Tangga

4 Informan 4 Perempuan 32 SD Ibu Rumah

Tangga

5 Informan 5 Perempuan 40 SMA Kader Posyandu

6 Informan 6 Perempuan 30 SMA Kader Posyandu

7 Informan 7 Perempuan 28 SMA Kader Posyandu

8 Informan 8 Perempuan 31 SMA Kader Posyandu

9 Informan 9 Perempuan 32 D-3

Kebidanan

Tenaga

Kesehatan

10 Informan 10 Perempuan 39 SMA Ketua/ Pimpinan

Posyandu

4.2.2. Peran Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Dusun

Titipanjang Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten

Labuhanbatu Selatan Tahun 2019

Pertanyaan mengenai peran kader dalam mengajak ibu untuk datang ke

posyandu dapat dilihat dari hasil wawancara yang hanya menjawab bahwa kader

mengajak ibu untuk datang ke posyandu atau tidak. Jawaban responden tentang

ajakan kader kepada ibu untuk datang ke posyandu dapat dilihat padahasil

wawancara dengan responden yang mengatakan :

Informan 1 :

“…ya kebetulan rumah saya berdekatan dengan rumah bu Umik selaku

ketua kader di posyandu Melati II, jadi sering bertemu dan bu Umik selalu

mengajak saya untuk membawa anak saya datang ke posyandu bu ,biar

perkembangan gizi dan kesehatannya bisa di pantau katanya bu,jadi saya

rutin membawa anak saya ke Posyandu bu…”

Page 101: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

84

Informan 2 :

“…iya ada diajak kader…..biasanya pas jumpa di acara perwiridan ibu-

ibu…juga diumumkan kepada kita agar datang membawa anak ke

posyandu untuk di timbang biar tau petumbuhannya,dimunisasi dan di

kasih Makanan Tambahan,dikasih Vitamin bu.”.

Informan 3 :

…Biasanya sebelum pelaksanaan posyandu tiap bulan kader ada mengajak

ibu yang puny anak di bawah 5 Tahun, ibu hamil,ibu menyusui,yang mau

KB agar jangan lupa datang ke Posyandu untuk dipantau Kesehatannya,

,biasanya di wiritan,di mesjid juga di sampaikan bu,kadang juga ibu ibu

kader datang juga kerumah mengajak ,yang sering datang kerumah tu

biasanya bu Umik ketua kader sama bu Aisah bu.……”.

Informan 4 :

“…Ya ada sih bu,…kalau sudah mau posyandu kita diajak buk kader untuk

datang ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anak

kita ,kadang di wiritan majlistaklim kita kadang juga bu kader dating

kerumah ….…”.

Dari wawancara dengan informan orang tua balita diatas didapatkan

kesamaan dengan jawaban kader, hasil wawancara dengan kader dapat dilihat

padahasil wawancara dengan responden yang mengatakan :

Informan 5:

…sebelum pelaksanaan posyandu bu,kita mengajak masyarakat untuk

datang ke posyandu, ya karna rumah kita banyak yang berdekatan jadi

sering jumpa, trus kalau punya balita tapi kita tidak ada ketemu kita

datangi kerumah naik kereta bu, ,waktu kunjungan ke rumah kita

menjelaskan manfaat posyandu… .biasanya di damping bu bidan atau

tenaga kesehatan lain dari puskesmas biasanya buk Azizah bu bagian gizi

di puskesmas Bunut. Atau bu Fitri bu bidan Puskesmas Bunut….

Informan 6:

“kita mengajak ibu yang memiliki balita untuk datang ke posyandu…kita

kan udah ada datanya dari tenaga kesehatan ..jadi kalau kita tidak ada

berjumpa di wiritan kita dating ke rumah ibu balita bu …”.

Page 102: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

85

Informan 7 :

…Sebelum pelaksanaan posyandu kita menyebarkan imformasi

bu,Memberitahukan kepada ibu balita agar jangan lupa datang ke

posyandu..dan jangan lupa membawa KMS ,karena paling sering tu bu,ibu

datang ke posyandu tapi KMS nya nggak di bawa.…”.

Informan 8 :

“…Ya kita informasikan kepada ibu tentang pelaksanaan posyandu…agar

ibu yang punya balita,ibu hamil,ibu menyusui,akseptor KB jangan lupa

untuk dating ke posyandu,kadang uda kita sampaikan gitu pun bu,ada aja

yang nggak dating katanya kelupaan… ….…”.

Hasil wawancara mendalam tersebut di dapatkan bahwa kader melakukan

penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan tugasnya

sebelum dilaksanakannya Posyandu. Tiap Bulan kader mengajak ibu ibu agar

membawa balitanya ke posyandu untuk di timbang, di beri imunisasi, diberi

makananan tambahan. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas

pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 139.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai penjelasan kader kepada

ibu balita tentang manfaat posyandu. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan

informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 1 :

“ya.. bu kader ngasih tau agar datang ke posyandu,diposyandu anak kita

ditimbang,diukur kemudian dilihat gizinya kurang apa bagus kemudian

dikasih makanan tambahan biasanya bubur ,telur,terus di imunisasi biar

nggak gampang sakit ,itu yang di sampaikan bu kader….bu”

Informan 2 :

“ada sih dijelaskan…yang saya ingat ya kita harus ke posyandu karena

posyandu tempat pelayanan kesehatan di desa tempat melihat

perekembangan kesehatan anak kita tiap bulan biar anak kita sehat,yang

saya tau yang di jsampaikan kader gitu bu..”.

Page 103: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

86

Informan 3

“Ada bu,kalu datang kerumah ,Kader menjelaskan jadwal dan tempat

pelaksnaan posyandukegiatan di posyandu bu mulai dari meja 1-5 bu, apa

yang akan dilakukan disitu , mulai datang,di daftar,di timbang, dan dicatat,

dikasi PMT di imunisasi,pemberian vitamin ya manfaatnya kata bu kader

melalui kegiatan posysndu anak kita bias di lihat pertumbuhan badan dan

perkembangan gizi dan kesehatannya nya bu.. ….”

Informan 4 :

“Ada dijelaskan Posyandu tempat menimbang bayi ,mendapat

imunisasi,mendapat vitamin,mendapat makanan tambahan,ya manfaatnya

kata bu kader gizi anak bias di lihat bu,turun atau normal,atau

kelebihan,karna kurang dan kelebihanpun katanya sama sama kurang

bagus karena gampang sakit ,makanya perlu di bawa ke posyandu untuk di

timbang dan dapat pelayanan yang lain,gitu penjelasannya bu..”

Dari wawancara mendalam informan orang tua balita diatas didapatkan

kesamaan dengan jawaban kader, hasil wawancara mendalam dengan kader dapat

dilihat padahasil wawancara dengan Informan yang mengatakan sebagai berikut:

Informan 5:

“…kita jelaskan kalau pas kunjungan ke rumah..biasanya ditemani tenaga

kesehatan…mana yang saya bias sampaikan ,saya sampaikan bu misalnya

kegiatan posyandu dari meja 1-5 apa saja yang dilakukan ya dengan

adanya posyandu otomatis keshatan ibu ,balita dapat terpantau,itu yang

saya jelaskan manfaatnya..…”

Informan 6:

“…kalau untu menjelaskan lebih rinci tentang manfaat posyandu biasanya

di sam paikan petugas kesehatan bu,saya ajak ibu bidan yang di posyandu

untuk menjelaskan supaya lebih di mengerti oleh ibu ibu dan

keluarganya…saya biasanya cuma men sosialisasikan jadwal dan tempat

pelaksanaan posyandu aja supaya datang ke posyandu setiap bulan..”

Informan 7:

“…Ya..mana yang saya tau ,itu yang saya sampaikan bu ,saya jelaskan

kepada ibu ibu bahwa posyandu sangat besar gunanya bagi pemantauan

kesehatan khususnya balita ,ibu hamil dan menyusui ,mereka bisa melihat

perkembangan kesehatannya karena di sana ada buk bidan,ada kader yg

membatu melihat pertumbuhan gizinya dari mulai meja 1-5 dengan di

Page 104: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

87

timbang ,diukur diberi vitamin di beri imunisasidan di berikan makanan

tambahan,itu yang sampaikan kalau tentang program yang nyampaikan ..”

Informan 8:

“…Ada….bu kalau tentang manfaat posysndu yang saya jelaskanten

biasanya tentang kegiatan posyandu mulai dari meja 1-5 yaitu dimulai dari

pendaftaran penimbangan,pencatatan,penyuluhan,PMT,pemberianVit

A,Pemberian Oralit dan pemberian imunisasi,pemberian pil KBjadi

pelayanan kesehatan di posyandu itu sangat bermanfaat untuk kesehatan

ibu dan balita. …”.

Dari hasil wawancara mendalam tersebut di dapatkan, bahwa kader

memberikan sosialisasi tentang jadwal dan tempat pelaksanaan posyandu manfaat

posyandu juga ,tentang pelayan yang diberikan di posyandu mulai dari meja 1

sampai dengan meja 5. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas

pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 140.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai jadwal pelaksanaan

posyandu. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan informan yang diperoleh

sebagai berikut :

Informan 1 :

“ya…biasanya sehari sebelum acara posyandu….ya itu tadi pas ketemu di

rumah atau di hubungi melalui SMS atau telepon ”

Informan 2 :

“Ya satu hari sebelumnya kader sudah mengingatkan lewat SMS atau ibu

bidannya yang mendatangi rumah kader untuk mengingatkan hari buka

posyandu”

Informan 3 :

“Ada bu ,karena rumah saya inikan jauh,orang ibu saja bisa sampe karena

cuacanya cerah jalannya kering kalau habis hujan bu betul betul tidak bisa

dilewatilah bu,sudah jalannya licin berlubang lubang lagi jadi biasanya

kader mengingatkan saya jadwal pelaksanaan posyandu melalui SMS atau

telpon bu.”.

Page 105: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

88

Informan 4 :

“Ada diberitahu lewat sms”

Hasil wawancara mendalam dengan informan orang tua balita

mempunyai kesamaan dengan jawaban kader.Wwawancara dengan kader dapat

dilihat sebagai berikut:

Informan 5:

“…biasa kita umumkan lewat sms atau telepon…”

Informan 6:

“…iya….melalui sms atau telepon….kalau pas banyak waktu luang kita

langsung datang ke rumah …”

Informan 7:

“…Memang kita udah mengingatkan jadwalnya di pelaksanaan posyandu

sebelumnya..tapi kita ingatkan lagi waktu ada pertemuan seperti di

perwiridan …”

Informan 8:

“…Iya kita beritahukan….biasanya pas ada pengajian , tap kalau yang

rumahnya jauh lewat sms aja …”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader telah

melakukan penyebaran informasi atau pemberitahuan kepada ibu balita tentang

jadwal pelaksanaan posyandu melalui SMS, telepon dan melakukan kunjungan

rumah. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2

(matriks wawancara mendalam) halaman 141.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai tempat pelaksanaan

posyandu. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan informan yang diperoleh

sebagai berikut :

Page 106: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

89

Informan 1

:“kalau tempat sih udah pada tau semua….masih numpang di rumah Ketua

Kader bu,tapi ada atau tidak ada perubahan kita tetap di informasikan oleh

kader posyandu kok bu.”

Informan 2 :

“ya dikasih tau bu…sebelum pelaksanaa posyandu kader sudah

menginformasihkan tempat pelaksanaan posyandu seperti biasanya

dilaksanakan di rumah ketua kader posyandu biasanya sih gak pindah-

pindah ..“

Informan 3 :

Iya diberitahu…setelah habis posyandu bulan kemarin pun kader selalu

bialang jangan lupa datang posyandu bulan depan kalau ada perubahan

tempat sebelum posyandu bulan depan di informasikan nanti di hubungi

melalui telepon ,atau di umumkan di wiritan seperti biasanya mereka

selalu bilang begitu bu..”

Informan 4 :

“Kalau saya sih gak palah ada dikasih tau bu, karena biasanya tempat

nggak berubah masih numpang di rumah ketua kader,kecuali kalau

mereka tidak ada di tempat ada perubahan tempat,pelaksanaan posyandu

di tempat yang lain barulah di umumkan bu…”

Hasil wawancara dengan kader memiliki kesamaan dengan jawaban

responden ibu balita bahwa tempat pelaksanaan kegiatan posyandu dilakukan di

rumah Ketua Posyandu. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas

pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 142.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai kunjungan ke rumah

ibu balita membicarakan pelayanan kesehatan. Berikut ini petikan hasil

wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Page 107: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

90

Informan 1 :

“..kalau ke rumah langsung sih enggak buk…ntah juga kalau say lagi tidak

ada di rumah tapi kalau di perwiritan bketua kader nyampekan di

posyandu itu apa aja pelayanan kesehatan yang di berikan ..”

Informan 2 :

“.kalau rutin sih enggak….tapi ada juga datang ke rumah ,itu pada saat

anak saya gizinya kurang ,buk Umik dan bu Bidan datang kerumah saya

melihat berat badan anak saya dan memberikan makanan tambahan..”

“ada sih…biasanya sekalian pas kasih tau jadwal posyandu …”

Informan 3

“..ada bu…biasanya waktu sebelum posyandu bu ketua kader ada kerumah

saya ngingatkan agar jangan lupa datang ke posyandu sambilan

nyampekan pelayanan kesehatan di posyandu bu”

Informan 4 :

“Ada…bu,bu ketua kader sama bu Aisah ada datang kerumah saya bawa

timbangan kecil,karna waktu posyandu bulan kemarin saya gak datang,trus

nanya alasan saya kenapa saya nggak datang bulan kemarin, saya kasih

tau karena anak saya kurang sehat ,kemudian orang ibu itu membicarakan

tentang pelayanan kesehetan di posyandu yang sangat berguna memantau

kesehatan anak katanya”

Hasil wawancara diketahui kader ada datang melakukan kunjungan rumah

membicarakan pelayanan kesehatan tetapi tidak rutin. Hasil wawancara dan

kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara

mendalam) halaman 143.

Wawancara mendalam dengan informan ibu balita mengenai kader

memberikan penjelasan tentang kenaikan berat badan balita. Berikut ini petikan

hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 1 :

“iya….biasa ya pas di posyandu kalau anak saya sudah selesai ditimbang

kalau timbangan anak saya turu atau tidak sesuai dengan umur di kasih tau

sama kader bu ,seperti kemarin timbangan anak saya dua kali berturut

Page 108: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

91

turut di timbang tidak naik,kader menjelaskannya kemudian menganjurkan

saya untuk lebih sering memberi makan tambahan untuk jenisnya ibu

menunjukkan gambarnya yang ada di buku pink…”

Informan 2 :

“pas waktu kegiatan posyandu biasanya di meja 4 bu ,itu biasanya bu

Umik menjelaskan hasil timbangan berat badan bayi dan mejelaskan cara

membaca garis berat badan yang ada di KMS ,yang ideal garisnya

gimana,yang turun garisnya yang bagaiman,trus yang naik garisnya

bagaimana, biar saya ngerti katanya bu ,kemudian buk Umik menunjukkan

jenis jenis makanan tambahan yang ada di buku itu,saya di suruh dipih

mana yang hendak di sajikan pada bayi dan lebih sering memberikan

makan tambahan agar timbangannya bagus dan menganjurkan agar selalu

menjaga kebersihan,gitu bu ibu itu rajin mengingat ingatkan kita,”

Informan 3 :

“Cuma diberitahukan berapa hasi timbangan anak saya bulan ini dan tau

berapa hasil timbangan bulan lalu ,karena mungkin menurut ibu itu saya

kan sudah ngerti timbangan anak saya naik apa turun Karen sudah dikasih

tau hasil bulan semalam dengan hasil bulan,kalau timbangan anak saya

bagus di garis hijau ibu kader tidak bilang apa apa bu Cuma di kasih

makanan tambahan aja ,jadi tidak di jelaskan apa apa ,”

Informan 4 :

“Kalo penjelasan sih gak..Cuma diberitahu berapa timbangannya trus

dicatat di KMS bu”itu di meja 3, kalau di meja 4 anak saya di kasih

makanan tambahan kalau timbangan anak saya bagus ibu itu bilang di

pertahankannya bu gizi anaknya asi trus di berikan ,itu disampaikan kepada

saya “

Hasil wawancara menjelaskan pada saat posyandu kader menjalankan

fungsinya yaitu kader melakukan pencatatan hasil timbangan balita ke dalam

KMS di meja 3 setelah dilakukan penimbangan,kemudian dimeja 4 kader

memberikan penyuluhan individu menganjurkan pemberian makan tambahan

sesering mungkin dan menjaga kebersihan dengan menggunakan media buku

pink/buku KIA. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada

lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 144.

Page 109: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

92

wawancara mendalam dengan informan mengenai kader mendengar

keluhan yang ibu sampaikan. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan

informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 1 :

“ya bu,kalau kita tanya ya dijawab selagi kader tau…biasa kalau kader

kurang mengerti diarahkan ke tenaga kesehatan...”

Informan 2 :

“…kader selalu siap mendengar keluhan, cuma kalau dia gak bias jawab

pertanyaan saya dia tanya dulu ke ibu bidan…”

Informan 3 :

“Iya didengarkan…tapi ya hanya sebatas itu aja...”

Informan 4 :

“…Tergantung pas acara kalau lagi sepi ya didengarkan…tapi kalau pas

lagi rame ya jadi gak sempat buat ngomong-ngomong,tapi kalau sudah

agak longgar, mereka nayalagi apa yang saya tanya baru di jawab kalau

ibu itu kurang ngerti ya di tanya lagi ke bu bidan…”

Hasil wawancara kader selalu mendengar keluhan yang disampaikan ibu

dan memberikan penjelasan sebatas mereka mampu dan jika kader tidak bias

menjelaskan akan didampingi oleh tenaga kesehatan. Hasil wawancara dan

kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara

mendalam) halaman 145.

Wancara mendalam dengan informan mengenai kader bertanya tentang

keluhan-keluhan yang dialami ibu. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan

informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 1 :

“iya, biasanya orang bu bidan sama bu umik kalau tidak dengan buk

Aisah ,bu kaderlah datang kerumah nanya nanya ada nggak keluhan atau

Page 110: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

93

masalah kehatan yang dialami keluarga terutama perkembangan gizi

anak saya karena sudah dua bulan timbangan anak saya tidak naik,jadi

mereka sring dating kadang sekali seminggu mau bu bawa makanan

tambanhansambil buk bidan pereksa anak saya”

Informan 2 :

“gak ada…mungkin karna kami lebih banyak waktu di ladang ya…jadi gak

ada jumpa,laginya kalau kerumah kurasa malaslah datang orang bu

,soalnya jalan ketempat kami itulooh rusak kali ntah kapanlah itu di

bagusin,saya aja kadang nggak bisa rutin bawa anak saya ke

posyandu,lihat situasilah bu”

Informan 3 :

“Kalau timbangan anak saya turun dari bulan kemaren kader Tanya- tanya

apa ada keluhan,trus habis posyandu bu bidan sama kader dating kerumah

menimbang anak saya dan bawa PMT bu”

Informan 4 :

“Ada tanya-tanya…kalau gak sempat di waktu acara posyandu kader

bertanya waktu dating kunjunga ke rumah..”

Hasil wawancara menjelaskan bahwa kader melakukan pemantauan setelah

pasca pelaksanaan posyandu,memantau kesehatan keluarga khususnya bagi ibu

dan balita yang mengalami masalah perkembangan gizi. Hasil wawancara dan

kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara

mendalam) halaman 145.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai kader menimbang berat

badan balita. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan informan yang diperoleh

sebagai berikut :

Informan 1 :

Iya bu,kalau saya ke posyandu bawa anak saya,pertama itu kita mendaftar

dulu biar nama kita di cata sama nama bayi kita itu bidi meja 1,itu

biasanya bu Lisna,trus saya kasih KMS anak saya,kemudian anak saya di

timbang bu,biasanya di bagian penimbangan Kak Ramanyanti,trus kalau

Page 111: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

94

sudah di timbang kak Ramanyanti nulis di kertas kecil hasilnya untuk saya

serahkan ke bu Aisah yang ada di meja 3 bu”

Informan 2 :

“…ya ,iya bu,..kalau di Posyandu. selalu ditimbang ,yang nimbang

biasanya bu Lisna di meja 2,setelah kita mendaftar di meja 1yang bertugas

disitu kadernya biasanya buk Ramanyanti .setelah di timbang kemudian di

catat sama buk Aisah dan KMSnya di isi bu…

Informan 3 :

Iya..rutin setiap ke posyandu…abis daftar langsung ditimbang dan di ukur

tinggi badan anak saya saya bu oleh Bu Lisna ,kemudian hasilnya saya

serahkan ke meja 3 bu Aisah bu”

Informan 4 :

Ya ditimbang la bu…kan ibu kader suruh datang ke posyandu untuk

nimbang anak sayauntuk memantau tinggi dan berat badan anak saya bu

,setelah mendaftar di meja 1 di tempatnya bu Ramayanti trus kemeja 2

ketempatnya bu Lisna untuk di timbang hasilnya saya sampaikan ke meja

buk Aisah di meja 3”

Dari hasiwawancara tersebut diketahui bahwa kader melaksanakan

fungsinya pada saat pelaksanaan posyandu yaitu melakukan pendaftaran di meja

1,vmelakukan penimbangan di meja 2,vmelakukan pencatatan di mejav3,

Pemberian PMT, pemberian Vitamin, pemberian penambah darah, pemberian

oralit di meja 4, membantu bidan dalam pelayanan di meja 5. Hasil wawancara

dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara

mendalam) halaman 146.

Wawancara mendalam dengan informan ibu balita mengenai kader

mencatat dan membuat laporan tentang kesehatan ibu dan anak. Berikut ini

petikan hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Page 112: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

95

Informan 1 :

“biasa dicatat di kartu yang dikasih kader…..kartu KMS itu….”

Informan 2 :

“di catat di KMS, kalau membuat laporan kita ndak tau...”

Informan 3 :

“Iya..selesai ditimbang langsung dicatat…tapi kalau laporan kita gak

tau...”

Informan 4 :

“Saya liat setelah ditimbang dicatat di kertas kecil..terus diserahkan ke ibu

yang di meja 3...”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan kesamaan dengan

jawaban kader, hasil wawancara mendalam dengan kader dapat dilihat pada hasil

wawancara dengan Informan yang mengatakan sebagai berikut:

Informan 5

… setelah pendaftaran di meja 1, saya mencatat anak yang datang maupun

tidak datang ke posyandu ke dalam buku KMS jadi kader tahusiapa ibu

anak balita yang aktif dan tidak aktif.…kemudian setelah melakukan

penimbangan kader mencatat hasil penimbangan di selembar kertas lalu

dipindahakan catatannya ke dalam buku pegangan kader dan KMS di meja

3..jadikan bisa dipantau status gizi anak balita melalui perubahan berat

badannya..”

Informan 6

“…di catat di buku KMS nanti setelah selesai posyandu baru kita buat

laporan…”

Informan 7

“Ya kami cata di buku KMS..kalau npelaporan kita buat dalam bentuk

laporan SKDN bu,setelah kegiatan posyandu selesai”

Page 113: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

96

Informan 8

“Untuk hasil timbangan kita mencatat di kertas kecil dulu bu biar tidak

lupa kemudian diserahkan ke meja 3 untuk di catat di KMS kemudian

apabila proses kegiatan posyandu sudah selesai kita membuat laporan

dengan mengisi buku besar yaitu buku Register ,kalau ibu hamil register ibu

hamil,kalau untuk balita buku register balit kemudian buku akseptorkb

setelah peserta yang hadir dihitung kemudian dibuatlah laporan SKDN

namamya Bu kemudian diisi berapa cakupannya bu,S nya berapa,K nya

berapa, D nya berapa, N nya berapa dan D/S serta N/D nya berapa”

Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa karer melakukan

pencatatan tentang kesehatan ibu dan anak, kemudian menyerahkan catatan ke

meja 3 setelah kegiatan selesai kader membuat laporan SKDN. Hasil wawancara

dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara

mendalam) halaman 148.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai pelaksanaan

penyuluhan kader kepada ibu, bagaimana asupan nutrisi pada balita. Berikut ini

petikan hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 1 :

“biasanya penyuluhan tenang gizi dibuat sekalian sama acara posyandu

itu, jadi langsung diumumkan aja supaya ikutKalau tentang gizi untuk anak

biasanya menjelaskan orang petugas puskesmas ,bu katanya orang petugas

gizi di Puskesmas bunut ,kalau buk kader memenjelaskan hasil timbangan

kemudian menganjurkan untu rajin memantau gizi anak saya ,ibu kader

menjelaskan tentang makanan tambahan seperti yang ada di buku warna

merah jambu ,buku KIA“

Informan 2 :

” kalau buk kader paling bilang sering di kasih makan tambahan kalau

hasil timbangan turun atau tidak naik,ASI jangan diberhentikan sebelum

umur anak lewat 2tahun tetap di berikan walaupun anak sakit .Kalau untuk

penyuluhan ada disuruh ikut pas waktu acara posyandu yang ngasih

penyuluhan biasanya tenaga kesehetan bu, kita di kumpulkan kemudian

petugas kesehetan menjelaskan kepada kita tentang gizi,tentang imunisasi

dengan memakai poster gambar- gambarlah bu”

Page 114: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

97

Informan 3 :

“Biasanya itu disampaikan oleh ibu dari Puskesmas bagian petugas gizi

bu”ibu kader hanya menjelaskan dan menunjukkan buku KIA tentang

kesehatan balita dan ibu hamil “

Informan 4 :

“..gini buk kalau tentang penyuluhan baik tentang gizi,tentang

imunisasi,tentang kebersihan diri,tentang ibu hamil itu pernah di

sampaikan oleh petudas kesehetan dari Puskesmas kalau kader biasanya

kalau timbangan anak kita tidak naik atau turun kader menganjurkan agar

anak sesering mungkin dikasih PMT pendamping ASI seperti

bubur,buah,roti ,apabila anak sakit tetap di beri ASI dan di jaga

kebersihannya ,dan tetap dikasih ASI sampai umur 2tahun trus

menerangkan pake buku merah jambu “

Hasil wawancara dengan ibu balita tersebut didapatkan kesamaan dengan

jawaban kader tentang penyuluhan yang diberikan kader,wawancara dengan

kader dapat dilihat wawancara dengan informan yang mengatakan sebagai

berikut:

Informan 5:

“kalau dari kader yang disampaikan penyuluhan dengan ibu balita atau ibu

hamil yang mengalami masalah kesehatan,diberikan penyuluhan langsung

di meja 4,kalau ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya minimal 4x

begitu juga bayi rajin di berikan makanan tambahan agar timbangannya

bias naik dan selalu di jaga kebersihannya…”.

Informan 6:

“…ada di posyandu untuk penyuluhan kelompok dilakukan oleh tenaga

kesehatan yaitu pemegang program dari puskesmas…kalau kaderhanya

memberi penyuluhan atas apa permasalahan ibu dan balita contoh hasil

timbangannya bagaimana kemudian kader memberikan penjelasan dengan

menunjukkan buku Pink/buku KIA sebagai bahan untuk menjelaskan”

Informan 7:

“Penyuluhan biasanya dilakukan petugas puskesmas yang turun ke lokasi

bekerja sama dengan pemerintah daerah dan tokoh adat bersama dengan

Page 115: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

98

kader penyuluhan perorangan di sampaikan kader tetapi biar jelas juga di

sampaikan oleh petugas kesehatan karena kader selalu di damping …”.

Informan 8:

“Ada bu tapi yang kami tau aja pegangan kami buku pink bu…kami

sampaikan secara perongan kadang waktu diposyandu kadang waktu

kunjungan rumah tapi untuk lebih rincinya dijelaskan petugas kesehatan”

Dari hasil wawancara tersebut di dapatkan bahwa dalam pemberian

pelayanan penyuluhan kepada masyarakat khusunya ibu yang datang keposyandu

kader belum berperan secara maksimal, untuk penyuluhan yang di berikan hanya

secara umum dengan memaki media buku KIA untuk penyuluhan yang

menyangkut program masih di berikan aleh petugas kesehatan yaitu pemegang

program puskesmas. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas

pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 148.

Hal ini di perkuat oleh pernyataan darikey informan tenaga kesehatandan

Ketua Posyandu tentang peran kader dalam rangka penyuluhan tentang posyandu,

sebagaimana petikan di bawah ini :

Informan 9:

“sekarang ini hanya sebatas penyuluhan perorangan pada saat posyandu

dan kunjungan rumah ,penyuluhan tentang gizi balita pada saat selesai

ditimbang di meja 4 kita jelaskan dan membuat solusinya dengan

menunjukkan gambar pada ibu yang ada di buku pink untuk memberikan

makanan tambahan dengan jenis makanan tambahan,kemudian tentang

kebersihan perorangan demikian juga penyuluhan yang kita berikan pada

saat kunjungan rumah ,disampaikan juga pelaksanaan posyandu yang akan

datang agar jangan lupa,untuk penyuluhan yang menyangkut program di

posyandu di sampaikan petugas kesehatan bu”

Informan 10:

“…dilapangan kader member penyuluhan tentang kegiatan yang dilakukan

di posyandu meja 1-5, menyampaikan tentang jadwal dan tempat

pelaksanaan posyandu, menyampaikan tentang menjaga kebersihan,

Page 116: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

99

menyampaikan tentang pemberian makanan tambahan, ibu hamil yang

harus memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali dan melahirkan di

puskesmas atau di tempat bidan dan ditolong oleh tenaga kesehatan…kalau

penyuluhan untuk lebih rinci di sampaikan oleh tenaga kesehatan pemegang

program dari Puskesmas…”.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai penghargaan yang

diterima ibu bila rajin datang ke posyandu. Berikut ini petikan hasil wawancara

dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 1 :

“gak ada sih….ya habis posyandu langsung pulang aja…”

Informan 2 :

“gak ada….kita juga udah terima kasih bu udah dapat pemeriksaan gratis

buat balita kita di posyandu..”

Informan 3 :

“Gak ada bu,kita kan udah dapat makanan tambahan gratis untuk balita “.

Informan 4 :

“Penghargaan khusus sih gak ada bu..”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa dalam

pemberian penghargaan kepada ibu yang rajin datang ke posyandu, tidak ada

diberikan. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada

lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 149.

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai apakah kader

menjemput ibu ke rumah jika tidak datang ke posyandu. Berikut ini petikan hasil

wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Page 117: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

100

Informan 1 :

“gak lah…kita pun maklum bu…ibu kader sudah repot bantuain di

posyandu…”

Informan 2 :

“…kita datang sendiri aja bu ... inisiatif aja…..kan manfaatnya udah kita

dapat, masak harus dijemput-jempu segala…”

Informan 3 :

“Gak ada bu…tapi selesai posyandu kader datang ke rumah …”

Informan 4 :

“…Dijemput sih gak bu..tapi kunjungan ke rumah ada kalau saya tidak

datang ke posyandu …”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa jika ibu balita

tidak hadir ke posyandu, kader tidak datang ke rumah ibu balita untuk menjemput

karena sudah diumumkan hari sebelumnya, jadi hanya dikonfirmasi melalui SMS

ataupun telepon. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada

lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 149.

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai apakah kader

menganjurkan kepada ibu untuk memperhatikan tumbuh kembang balita. Berikut

ini petikan hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 1 :

“…kan ada KMS bu…jadi kalau tidak ada perkembangan dibandingkan

catatan sebelumnya di KMS, kader pasti langsung mengingatkan…”

Informan 2 :

“…kita ikutin aja sesuai yang dijelaskan di posyandu…kayaknya sih sudah

bagus cara penjelasannya….lebih mudah melihatnya..”

Page 118: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

101

Informan 3 :

“…Iya bu..pas timbangan anak saya turun ibu kader wanti-wanti supaya

lebih serius memperhatikan anak saya …”

Informan 4 :

“…Ada pas waktu penyuluhan aja bu…jadi kalau kita gak ikut penyuluhan

ya gak ada..”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader

menganjurkan kepada ibu untuk memperhatikan tumbuh kembang balita dengan

melihat hasil pencatatan dalam KMS. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat

dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 150.

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai apa saja peran dan

tugas anda sebelum pelaksanaan posyandu. Berikut ini uraian hasil wawancara

dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 5:

“…kita persiapkan tempat pelaksanaan kegiatan posyandu dan

mempersiapkan semua sarana yang dibutuhkan selama kegiatan

posyandu…”

Informan 6:

“…mempesiapkan tempat kegiatan posyandu……membersihkan dan

menyiapkan peralatannya…”

Informan 7:

“…Saya sama teman-teman kader memastikan posyandu sudah

bersih…trus semua alat-alatnya sudah siap pakai …”

Informan 8:

“…Ya pagi-pagi kita sudah bersihkan tempat pelaksanaan posyandu…baru

nyiapin alatlah seperti timbangan, ngatur meja dari meja pendaftaran

sampe meja 5 penyuluhan …”

Page 119: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

102

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa sebelum

pelaksanaan posyandu, kader mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelancaran

pelaksanaan posyandu termasuk membersihkan tempat pelaksanaan posyandu dan

mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan. Hasil wawancara dan kesimpulan

dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman

150.

Hasil wawancara mendalam dengan informan tentang alat pengukur apa

saja yang digunakan dalam kegiatan posyandu. Berikut ini uraian hasil wawancara

dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 5:

“…Timbangan injak, timbangan untuk bayi, meteran, pengukur tinggi

badan berdiri, pengukur tinggi badan untuk bayi …”

Informan 6:

“…Timbangan injak, timbangan gantung, timbangan untuk bayi, meteran,

pengukur tinggi badan berdiri, pengukur tinggi badan untuk bayi …”

Informan 7:

“…Ada timbangan….macam-macam tuh…ada timbangan bayi, timbangan

injak…trus meteran untuk ngukur tinggi bayi …”

Informan 8:

“…Ya timbangan sama meteran…kita langsung letakkan beberapa

timbangan sama meteran di meja 2…”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa sebelum

pelaksanaan posyandu, kader mempersiapkan peralatan berupa timbangan injak,

timbangan gantung, timbangan untuk bayi, meteran, pengukur tinggi badan

berdiri, pengukur tinggi badan untuk bayi. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat

dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 154.

Page 120: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

103

Hasil wawancara mendalam dengan informan tentang sarana dan prasarana

apa saja yang harus dipersiapkan oleh kader sebelum pelaksanaan kegiatan

posyandu. Berikut ini uraian hasil wawancara dengan informan yang diperoleh

sebagai berikut :

Informan 5:

“…Sarana yang disiapkan itu timbangan, PMT, buku pencatat, 5 meja …”

Informan 6:

“…mempersiapkan 5 meja, PMT, timbangan dan alat pengukur, dan buku

pencatat…”

Informan 7:

“…Kita siapinlah 5 meja sama apa saja yang diperlukan di tiap meja …”

Informan 8:

“…Di setiap meja kkita siapin kelengkapannya…seperti dimeja 1 kita

sudah siapkan buku pendaftaran…trus di meja 2 kita siapain timbangan

dan meteran…begitu seterusnya di meja 3 sampai meja 5…”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa sebelum

pelaksanaan posyandu, kader mempersiapkan sarana dan prasarana yaitu

mempersiapkan 5 meja, PMT, timbangan dan alat pengukur, dan buku pencatat.

Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2

(matriks wawancara mendalam) halaman 155.

Hasil wawancara mendalam dengan informan tentang apakah kader

melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan sebelum pelaksanaan kegiatan

posyandu. Berikut ini uraian hasil wawancara dengan informan yang diperoleh

sebagai berikut :

Page 121: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

104

Informan 5:

“…Kader melakukan koordinasi dengan bidan dengan melakukan SMS

atau saya langsung mendatangi rumah bidan untuk mengingatkan akan

hari buka kegitan posyandu dan membahas tindak lanjut jika didapati

balita dengan timbangan rendah atau ada tanda bahaya umum…”

Informan 6:

“…Ya jika ada anak dengan timbangan rendah saya selalu

mengkoordinasikan dengan bidan bagaimana baiknya apakah anka tesebut

harus diberi PMT tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas …”

Informan 7:

“…Kalau persiapan sebelum pelaksanaan kita udah diberi pengarahan

sebelumnya jadi kita langsung kerjakan saja…tapi kalau penjelasan ke

masyarakat tentang manfaat posyandu dan yang berhubungan dengan

kesehatan kita harus koordinasi dengan tenaga kesehatan…kan mereka

yang lebih tahu secara rinci…”

Informan 8:

“…Biasanya soal teknis yang lebih rinci tentang kesehatan kader

berkoordinas dengan petugas …”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader

melaksanakan fungsinya yaitu sebelum pelaksanaan posyandu dan setiap keadaan

balita yang mengalami masalah gizi, kader melakukan koordinasi dengan tenaga

kesehatan untuk di temukan, bagaimana baiknya apakah anak yang timbangannya

rendah harus diberi PMT tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas. Hasil

wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks

wawancara mendalam) halaman 156.

Hasil wawancara mendalam dengan informan tentang apa yang dilakukan

kader di meja 1 sampai meja 4. Berikut ini uraian hasil wawancara dengan

informan yang diperoleh sebagai berikut :

Page 122: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

105

Informan 5:

“…Di meja 1 kita lakukan pendaftaran kepada ibu yang hadir, di meja 2

melakukan penimbangan kepada balita dan ibu hamil…..terus di meja 3

kita mengisi KMS supaya kita tahu perkembangan kesehatannya dan di

meja 4 melakukan penyuluhan biasanya dilakukan oleh petugas

kesehatan,pemberian makan tambahan

Informan 6:

“…kita melakukan pendaftaran di meja 1…terus di meja 2 kita menimbang

balita dengan timbangan dacin dan selanjutnya menuju meja3…..kemudian

di meja ketiga Kader mencatat hasil timbangan yang ada pada satu lembar

kertas kecil dipindahkan ke dalam buku KIA atau KMS….selanjutnya di

meja 4 kita menjelaskan data KMS (keadaan anak) yang digambarkan

dalam grafik, memberikan penyuluhan, pelayanan gizi terhadap hasi

penimbangan”

Informan 7:

“…Pertama kali ya pendaftaran di meja 1 kita siapin buku pendaftaran..

setelah selesai lanjut ke medaj 2 untuk ditimbang berat badan dan diukur

tinggi badannya…..baru kemudian kita arahkan ke meja 3 untuk dilakukan

pencatatan ke buku KMS. Setelah dari meja 3, kita arahkan ke meja 4 untuk

mengikuti penyuluhan dan mendapatkan makanan tambahan untuk

balita……”

Informan 8:

“…Pada meja I itu pendaftaran, kader yang bertugas mencatat anak yang

datang maupun tidak datang ke posyandu serta ibu anak balita juga harus

meyerahkan buku KMSnya untuk diisi. Dari situlah kami mengetahui siapa

ibu anak balita yang aktif dan tidak aktif.…selanjutnya di meja 2

melakukan penimbangan lalu mencatat hasil penimbangan di selembar

kertas kemudian dicatat ke dalam buku pegangan kader dan ke dalam KMS

di meja 3..setelah di catat kita arahkan ke meja 4 supaya dapat penyuluhan

dan makanan tambahan…di meja 5 baru mendapat pelayanan seperti

imunisasi……”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa peran kader

pada saat kegiatan pelaksanaan posyandu dari meja 1-5 belum terlaksana dengan

maksimal kader masih menjalankan tugasnya: di meja1. Pendaftaran, di meja 2.

penimbangan, di meja 3 pencatatan, di meja 4 pemberian PMT, penyuluhan di

Page 123: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

106

berikan oleh petugas Puskesmas, di meja 5: Pemberian obat penambah darah, pil

KB, Vitamin A, pemberian oralit.

Hasil wawancara mendalam dengan informan tentang apa peran kader

sesudah kegiatan posyandu. Berikut ini uraian hasil wawancara dengan informan

yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 5:

“…kita melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir ketika

kegiatan posyandu dan memotivasi keluarga untuk rajin dating ke

posyandu…selanjutnya melaporkan kepada tenaga kesehatan dan lurah

tentang kegiatan posyandu dan hasil yang dicapai dan kendala yag

dihadapi…”

Informan 6:

“…Kader selalu mendatangi rumah warga jika tidak datang ke posyandu

dengan membawa timbangan, meteran dan buku catatan …”

Informan 7:

“…Kita data ibu-ibu yang tidak hadir ke posyandu trus kita datangi ke

rumahnya …”

Informan 8:

“…Kita lakukan kunjungan ke rumah kepada ibu yang tidak datan gke

posyandu …”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader

melakukan pemantauan dengan kunjungan rumah kepada ibu yang tidak datang ke

posyandu dengan membawa timbangan dan buku catatan agar kader dapat terus

memantau perkembangan kesehatan ibu dan balita. Hasil wawancara dan

kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara

mendalam) halaman 157.

Page 124: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

107

.Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai apakah kader

pernah mendapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu. Berikut ini petikan

hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 5:

“…belum ada…cuma ada dapat sosialisasi aja dari tenaga kesehatan…”

Informan 6:

“…gak pernah ada…palingcuma di kasih sosialisasi tentang promosi

jadwal dan tempat pelaksanaan posyandu...”

Informan 7:

“…belum ada…”

Informan 8:

“Gak ada bu…Cuma pengarahan dan sosialisasi dari tenaga kesehatan

aja...”

Hal ini di perkuat oleh pernyataan darikey informan tenaga kesehatandan

Ketua Posyandutentang pelatihan yang pernah diterima kader tentang posyandu,

sebagaimana petikan di bawahini :

Informan 9:

“…pelatihan khusus posyandu untuk kader belum ada… kami hanya

memberikan sosialisasi tentang posyandu dan bagaimana penyebarluasan

informasi tentang jadwal dan tempat pelaksanaan posyandu..dalam hal

tugasnya di posyandu kami beri instruksi langsung dalam pendampingan...”

Informan 10:

“…pelatihan tentang posyandu enggak ada. Kader cuma dapat sosialisasi

dari tenaga kesehatan di Puskesmas tentang pelaksanaan penyebarluasan

informasi dan pelaksanaan posyandu...”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader tidak

mendapatkan pelatihan tentang posyandu dan hanya mendapat sosialisasi tentang

Page 125: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

108

jadwal dan tempat pelaksanaan serta persiapan pelayanan 5 meja di posyandu.

Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2

(matriks wawancara mendalam) halaman 159.

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai apakah kader ada

mendapat imbalan dalam tugas anda sebagai kader posyandu. Berikut ini petikan

hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai berikut :

Informan 5 :

“…ada sih…tapi enggak rutin…kita nggak tahu apakah ada terjadwal atau

tidak…jadi kapan diberikan ya kita terima…”

Informan 6 :

“…ada…biasanya 3 bulan atau 6 bulan sekali….tergantung kapan ada

pencairan dari pihak terkait ya kita terima….”

Informan 7 :

“…ada…hanya nilainya nggak tetap …”

Informan 8 :

“…Ada sih…hanya kita nggak ada ditetapka jumlah pastinya ….”

Hal ini di perkuat oleh pernyataan dari key informan tenaga kesehatan dan

Ketua Posyandu tentang pelatihan yang pernah diterima kader tentang posyandu,

sebagaimana petikan di bawah ini :

Informan 9:

“ada sih….tapi gak rutin…biasanya pertiga bulan atau per enam bulan…”

Informan 10:

“…kalau imbalan sih gak ada, karena tugas peran kader pelayanan

sukarela…tapi kita ada dikasih sedikit penghargaan berupa materi sebagai

tanda terima kasih…”

Page 126: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

109

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader tidak

mendapatkan imbalan berupa gaji, namun hanya penghargaan berupa meteri

sebagai tanda terima kasih atas perannya di posyandu. Hasil wawancara dan

kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara

mendalam) halaman 160.

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengenai apakah kader ada

mendapat supervisi dari tenaga kesehatan dalam pelaksanaan peran dan tugasnya

sebagai kader. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan informan yang

diperoleh sebagai berikut :

Informan 5 :

“…ada…karna kami tidak dapat pelatihan, jadi tenaga kesehatan terus

mendampingi…”

Informan 6:

“…tenaga kesehatan cuma memberikan sosialisasi, gak ada

pelatihan…jadi mereka tetap mendampingi…”

Informan 7 :

“…Iya….tenaga kesehatan selalu mendampingi jika kami akan

menerangkan kepada masyarakat tentang manfaat posyandu …”

Informan 8:

“…Biasa kalau waktu hendak menjelaskan tentang manfaat posyandu …”

Hal ini di perkuat oleh pernyataan dari key informan tenaga kesehatan dan

Ketua Posyandu tentang pelatihan yang pernah diterima kader tentang posyandu,

sebagaimana petikan di bawahini :

Page 127: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

110

Informan 9:

“…iya….kita supervisi kader dalam pelaksanaan kunjungan rumah dan

penyebarluasan informasi posyandu dan dalam tugasnya di posyandu kita

melakukan pendampingan langsung…”

Informan 10:

“…untuk pelaksanaan kunjungan rumah kita langsung melakukan

pendampingan demikian juga dalam tugasnya di posyandu…”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader

mendapat supervisi dari tenaga kesehatan dan Ketua Posyandu dengan melakukan

pendampingan langsung. Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih

jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman 160.

4.2.3. Hambatan Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun

2019

Pertanyaan mengenai kendala yang dihadapi kader dalam pelaksanaan

posyandu dapat dilihat dari hasil wawancara yang hanya menjawab bahwa dalam

pelaksanaan posyandu kader menghadapi kendala atau tidak. Jawaban responden

tentang hambatan yang diihadapi kader dalam pelaksanaan posyandu dapat dilihat

padahasil wawancara dengan responden yang mengatakan :

Informan 5:

“…biasanya sewaktu pelaksanaan imunisasi yang masalah…sering ibu

tidak mengiizinkan balitanya untuk diimunisasi karena tidak diizinkan

suami…dan juga ibu malas pergi ke posyandu karna jalan menuju ke

posyandu yang rusak…..selain itu juga ketika melakukan

penyuluhan….kami agak kewalahan menjawab pertanyaan ibu balita dan

menjelaskan tentang perkembangan kesehatan….karna kami nggak pernah

mendapat pelatihan…”

Page 128: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

111

Informan 6:

“…kendala yang paling sulit kami hadapi ya sewaktu penyuluhan di meja 4

bu….kami kan nggak pernah dapat pelatihan tentang pelaksanaan

posyandu…jadi terpaksa kami minta bantuan tenaga keseahtan….kendala

yang sering kami jumpai juga ibu tidak bisa hadir karna tidak ada yang

mengantar ke posyandu…maklumlah karena daerah perkebunan jadi akses

jalannya masih buruk, sementara suami harus bekerja di kebun. Selain itu

sering ibu tidak mau anaknya diimunisasi karena tidak dilarang suami

dengan alasan takut demam setelah imunisasi…”

Informan 7:

“…Susahnya kalau waktu ibu-ibu bertanya tentang kesehatan…saya

kurang memahami karena pendidikan saya kan gak sampe kesitu…trus gak

prnah dapat pelatihan lagi…”

Informan 8:

“…Susah ya kalau mau mengadakan kunjungan rumah ke rumah ibu yang

lokasinya jauh…apalagi kalau sudah musim hujan..susah jalannya

dilewati…karna kan masih jalan tanah…”

Hal ini di perkuat oleh pernyataan darikey informan tenaga kesehatandan

Ketua Posyandutentang hambatan yang dihadapi kader dalam pelaksanaan

posyandu, sebagaimana petikan di bawahini :

Informan 9:

“…biasanya sih masalah membagi waktu dengan pekerjannya di rumah,

sementara pelaksanaan kegiatan posyandu dimulai pada pukul 08.00 pagi...

masalah dilapangan yang menjadi kendala adalah akses jalan perkebunan

yang belum diaspal sehingga sulit dilalui, terlebih lagi jika musim hujan.

Selain itu kader sering tidak menjumpai ibu balita di rumah karena

biasanya mereka pergi ke kebun.”

Informan 10:

“…kendalanya selalu ada kader yang berhenti, sehingga selalu adaa pula

kader yang baru. Pengetahuan kader lama dan kader baru jelas berbeda,

kader yang lama lebih memiliki pengalaman dari supervise yang diterima

selama ini oleh petugas kesehatan dan ketua posyandu dan praktek

langsung di lapangan….kalau kader baru, mereka kan masih minim

pengetahuan tenatng pelayanan yang harus diberikan di

Page 129: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

112

posyandu…sehingga kader lama terkadang merangkap tugas membantu

kader yang baru….”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader

menghadapi hambatan dalam pelaksanaanposyandu pada segi waktu pelaksanaan

pada pagi hari yang dimulai pada pukul 08.00 pagi, sementara kader harus hadir

sebelum jam 08.00 pagi untuk mempersiapkan tempat pelaksanaan dan harus

berbenah di rumah sebagai ibu rumah tangga. Hambatan lain yang dihadapi kader

adalah dalam pelaksanaan penyebaran informasi kepada masyarakat dimana akses

jalan yang buruk untuk dilalui dalam kegiatan kunjungan rumah serta ketika

pelaksanaan penyuluhan di meja 4, kader agak kewalahan menghadapi pertanyaan

dari ibu balita dan bagaimana melakukan penyuluhan karena kader tidak

mendapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu.Jika salah satu kader ada yang

berhenti sehingga selalu ada pula kader yang baru. Pengetahuan kader lama dan

kader yang baru jelaslah berbeda, kader yang lama lebih memiliki pengalamann

dari supervise oleh tenaga kesehatan dan ketua posyandu dan praktek langsung

dilapangan sedangkan kader baru, mereka masih minim pengetahuan tentang

pelayanan yang harus diberikan di posyandu. Sehingga kader lama terkadang

merangkap tugas, membantu kader yang baru. Hasil wawancara dan kesimpulan

dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara mendalam) halaman

160.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai apakah kader

melaporkan kendala yang dihadapinya dalam pelaksanaan tugasnya sebagai kader.

Berikut ini petikan hasil wawancara dengan informan yang diperoleh sebagai

berikut :

Page 130: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

113

Informan 5 :

“…semua kendala kita catat dan masuk dalam laporan untuk diserahkan ke

petugas…”

Informan 6:

“…ya langsung kita laporin aja ke tenaga kesehatan untuk

ditindaklanjuti….”

Informan 7 :

“…Saya langusng koordinasi ke ketua posyandu …jadi ketua bisa ambil

kebijakan untuk melaporkan ke petugas kesehatan …”

Informan 8:

“…Kita komunikasikan sama ketua..jadi ketualah yang nyampaikan sama

yang lebih tinggi lagi ….”

Hal ini di perkuat oleh pernyataan darikey informan tenaga kesehatandan

Ketua Posyandutentang hal yang dilakukan kader bila menemukan kendala dalam

pelaksanaan tugas dan peran anda sebagai kader, sebagaimana petikan di

bawahini:

Informan 9:

“…kalau masalah di lapangan tentang akses jalan mereka laporkan dan

kita teruskan ke pihak terkait…jika masalah penyuluhan dan

penyebarluasan informasi ada kendala biasanya kader melaporkan ke

Ketua Kader....”

Informan 10:

“…iya..mereka tetap melaporkan ke Ketua Posyandu jiak ada kendala,

selanjutnya kita cari solusinya dengan berkoordinasi dengan tenaga

kesehatan di puskesmas....”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader ketika

menghadapi hambatan dalam pelaksanaan posyandu langsung melaporkan kepada

Ketua Posyandu dan Tenaga Kesehatan untuk ditindaklanjuti mencari solusinya.

Page 131: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

114

Hasil wawancara dan kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2

(matriks wawancara mendalam) halaman 162.

Wawancara mendalam dengan informan mengenai Apakah Toko

Masyarakat dari desa atau kelurahan melakukan suverpisi pada saat pelaksanaan

Posyandu. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan informan yang diperoleh

sebagai berikut :

Informan 5

“seingat saya nggak ada bu ,tapi ntahlah kalau kebetulan saya tidak

datang lagi ada halangan”

Informan 6

“tidak ada bu,yang ada di posyandu pada saat pelaksanaan posyandu ya

tenaga kesehatan,bu bidan kadang ada juga datang petugas program gizi

dari Puskesmas, trus kader, ya ibu sama balita nyalah “

Informan 7

“ibu kepala dusun paling bu, lainnya setau saya nggak pernah ,paling

kalau ada perlu kita kekantor desa misalnya ngantar laporan,memang

perlu juga tu bu Jadi kita merasa di perhatikan”

Informan 8

“kayaknya nggak adalah bu ,tapi ntahlah kalau saya kebetulan tidak

datang soalnya saya pernah nggak datang kebetulan saya lagi sakit, jadi

saya nggak tau pasti bu,soalnya nggak pernah nanya”

Hal ini di perkuat oleh pernyataan dari key informan tenaga kesehatan dan

Ketua Posyandu tentang hal apakah Toko Masyarakat dari desa atau kelurahan

melakukan suverpisi pada saat pelaksanaan Posyandu.

Informan 9

“…tidak ada bu ,biasanya pelaksanaan posyandu hanya dihadiri ibu

balita,ibu hamil ,ibu PUS,kemudian ibu tenaga kesehatan kadang 2 orang

kadang juga 1 orang,kemudian kader ,lah bu”

Page 132: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

115

Informan 10

“nggak ada sih buk,kalau ada yang perlu kita yang kekantor desa,yang

ada di posyandu ya ibu bidan,kadang petugas pemegang gizi dari

Puskesmas ,kader posyandu kemudian ibu balita,ibu hamil, ibu yang mau

jarum Kb trus ibu menyusui bu ,

Hasil wawancara tersebut diketahui bahwa pelaksanaan posyandu kurang

mendapat dukungan dari petugas desa dalam memberikan motivasi kepada

masyarakat khususnya kader kesehatan di posyandu. Hasil wawancara dan

kesimpulan dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 2 (matriks wawancara

mendalam) halaman 167.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Peran Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Dusun

Titipanjang Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten

Labuhanbatu Selatan Tahun 2019

Dari hasil wawancara mendalam dengan beberapa informan mengenai

pelaksanaan kegiatan posyandu di Dusun Titipanjang wilayah kerja Puskesmas

Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019, informan menyebutkan

bahwa sebelum hari buka posyandu dilakukan penyebarluasan imformasi untuk

hari buka posyandu yang dilakukan oleh kader posyandu. Penyebarluasan hari

buka posyandu dilakukan melalui pertemuan warga setempat (perwiridan, majelis

tak’lim, pertemuan keagamaan lainnya, arisan, kunjungan rumah, Kader dapat

mengajak sasaran untuk datang ke posyandu dengan bantuan tokoh masyarakat

atau tokoh agama setempat.

Fasilitas umum seperti sarana ibadah dapat dijadikan sarana untuk

menyebarluasan informasi hari buka posyandu (19). Sejalan dengan hal tersebut

sebelum terlaksananya kegiatan posyandu, kader melakukan perencanaan terlebih

Page 133: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

116

dahulu yaitu dengan menyebarluaskan hari buka posyandu pada warga. Kader

sebelumnya mengumumkan kegiatan hari buka posyandu melalui perwiridan,

arisan warga, acara rapat PKK maupun kunjungan ke rumah langsung. Setelah

semua persiapan sudah selesai kader menyiarkan kegiatan hari buka posyandu

menggunggunakan pengeras suara di mushola untuk memberitahukan kepada

warga bahwa hari itu ada kegiatan posyandu.

Tempat pelaksanaan kegiatan posyandu berada di tempat yang mudah

didatangi oleh masyarakat. Lokasi posyandu ditentukan sendiri oleh masyarakat.

Posyandu berada di setiap desa atau kelurahan atau sebutan lainnya yang sesuai.

Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RW,

dusun atau sebutan lainnya yang sesuai (27).

Kegiatan posyandu di Dusun Titipanjang wilayah kerja Puskesmas Bunut

Kabupaten Labuhanbatu Selatan dilaksanakan di rumah Ketua Sebelum

pelaksanaan posyandu kader memberitahukan jadwal dan tempat pelaksanaan

Posyandu. Persiapan tempat dan prasarana yang dibutuhkan berupa KMS/buku

KIA, alat timbang (dacin dan sarung), pita LILA, meteran, obat (kapsul Vitamin

A, tablet tambah darah, oralit) dan makanan tambahan dan buku pencatatan dan

pelaporan untuk kegiatan posyandu disiapkan oleh kader, ibu balita hanya datang

untuk menimbangkan dan memeriksakan pertumbuhan balita (19). Sebelum

Kegiatan Posyandu kader berkoordinasi dengan Toko Agama, petugas kesehatan

dan para kader dalam pembagian tugas pada saat pelaksanaan posyandu meja 1-5

seperti meja 1 pendaftaran. Tugas kader di meja I di bagian pendaftaran adalah

mencatat data bayi, balita, bumil, menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS, yang

Page 134: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

117

datang ke posyandu. Kader meja 2 untuk penimbangan balita, ibu hamil

pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala dan lingkar lengan ibu hamil

dan mencatat hasil penimbangan, meja 3 bertugas mengisi buku KIA/KMS dan

meja 4 bertugas menjelaskan data KIA/KMS berdasarkan hasil timbang, menilai

perkembangan balita sesuai umur berdasarkan buku KIA jika ditemukan balita

yang mengalami gizi kurang, gizi buruk dan gizi lebih, mengajarkan ibu untuk

memberikan makanan dan menjaga gizi balita serta memberikan makan tambahan

kemudian di meja 5 kader membantu petugas kesehatan dengan memberikan obat-

obatan.

Menurut Yulifa dan Tri (2010) bahwa peran kader dalam kegiatan

posyandu pada persiapan pelaksanaan posyandu sehari sebelum kegiatan yaitu

menyiapkan alat dan bahan,mengundang masyarakat, mencatat sasaran, dan

pembagian tugas antar kader. Dengan adanya keikutsertaan masyarakat (Kader)

dalam pelayanan kesehatan khususnya posyandu dapat mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat terutama ibu yang mempunyai Bayi dan Balita, Ibu hamil

(39).

Hasil penelitian tentang peran kader kesehatan saat pelaksanaan posyandu

mengacu pada sistem lima meja yang meliputi pelaksanaan pendaftaran (pada

meja 1), pelaksanaan penimbangan bayi balita (pada meja 2), pelaksanaan

pencatatan hasil penimbangan (pada meja 3), memberikan penyuluhan (pada meja

4) dan memberi bantuan pelayanan yang dilakukan oleh petugas puskesmas (pada

meja 5) (40).

Page 135: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

118

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Iswarawanti (2010) bahwa kader berperan pada pendaftaran, penimbangan,

Pengisian KMS, memberikan makan tambahan, memberikan vitamin A dan

Penyuluhan masyarakat. Dengan adanya kader posyandu dapat direncanakan

sebagai mana prosedur serta petugas kesehatan lebih mudah menjangkau

informasi perkembangan bayi, balita dan bumil (41).

Peran aktif kader kesehatan saat pelaksanaan kegiatan posyandu

memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan status gizi balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Melalui peran aktif

kader untuk menyampaikan pelaksanaan posyandu dan bekerja dengan penuh

tanggung jawab saat pelaksanaan posyandu maka dapat memberikan rangsangan

positif kepada ibu-ibu yang memiliki balita untuk rutin membawa anaknya ke

posyandu dan memeriksakan kondisi perkembangan kesehatan anak balita.

Peran kader posyandu di luar posyandu dalam upaya peningkatan status

gizi balita di Dusun Titipanjang wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten

Labuhanbatu Selatan meliputi kegiatan memindahakn catatan hasil pelaksanaan

posyandu dalam KMS ke dalam buku register atau buku bantu kader, melakukan

evaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan dari posyandu yang akan

datang, melaksanakan kunjungan rumah bersama-sama dengan tenaga kesehatan,

dengan cara mengunjungi rumah ibu yang memiliki masalah tentang status gizi

balita, kader melakukan pemantauan gizi dengan melakukan penimbangan dan

mmelakukan pencatatan dan menghimbau agar posyandu berikutnya agar datang

membawa balitanya keposyandu agar pertumbuhan kesehatannya tetap dapat

Page 136: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

119

dipantau, kemudian tenaga kesehatan memberikan penyuluhan tentang nutrisi dan

kebersihan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat bahwa peran kader di luar

posynadu meliputi kegiatan untuk menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi

dan penanggulangan diare, mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan

posyandu, menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan

yang ada, seperti pemberantasan penyakit menular, penyehatan rumah,

pembersihan sarang nyamuk, pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih,

pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K dan dana sehat (42).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rini (2007)

bahwa kader posyandu berperan pada memindahkan catatan dalam KMS,

menilai/mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan posyandu pada

bulan berikutnya dan melakukan kunjungan rumah utuk mengajak ibu-ibu datang

ke posyandu pada bulan berikutnya. Dari hasil penelitian yang diteliti bahwa

setelah selesai kegiatan posyandu kader kurang berperan dan tidak menjalankan

sebagai mana peran dan fungsi sebagai kader (43).

Berdasarkan dari hasil penelitian, teori yang ada dan penelitian terkait,

peneliti berasusmsi bahwa kader belum melaksanakan seluruh peran dan tugasnya

sebagai kader dalam pelaksanaan posyandu yakni penyuluhan yang di berikan

pada saat posyandu hanya berupa konseling perorangan berdasarkan masalah yang

di hadapi ibu dan balita berdasarkan hasil dari timbangan ibu hamil dan balita

.kader kurang mampu melakukan penyuluhan kepada kelompok masyarakat baik

pada saat posyandu maupu di luar kegiatan posyandu ini di karenakan tidak perna

Page 137: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

120

mendapat pelatihan sehingga kurangnya kemampuan dan konnfetensi kader

khususnya dalam pemberian penyuluhan oleh karenanya diperlukan pelatihan,

work shop, seminar bagi kader yang berguna meningkatkan pengetahuan kader.

Penyebaran informasi tentang posyandu baik tentang pelaksanaan dan manfaatnya

belum merata, terutama belum terjangkaunya penduduk yang jauh dari

pemukiman masyarakat ramai ini di karenakan faktor jalan yang rusak dan juga

kurangnya dukungan dan motipasi serta penghargaan dari Puskesmas dan Toko

masyarakat kepada kader Posyandu. Perlunya dilakukan kordinasi dan pendekatan

kepada kader Posyandu yang kurang aktif agar kader kembali melaksanakan tugas

dan fungsinya sebagai kader posyandu aktifbantuan dana untuk transport kader

melakukan kunjugan rumah untuk pendataan dan pemantauan kesehatan

masyarakat.

4.3.2. Hambatan Kader dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di dusun

Titipanjang Wilayah Kerja Puskesmas Bunut Kabupaten

Labuhanbatu Selatan Tahun 2019

Dari hasil wawancara mendalam dengan beberapa informan mengenai

hambatan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2019, informan

menyebutkan bahwa kurangnya pengetahuan kader tentang pelaksanaan posyandu

karena kader tidak pernah mendapatkan pelatihan tentang pelaksanaan posyandu.

Selain itu, kader menghadapi hambatan dari segi waktu buka posyandu pada

pukul 08.00 pagi dimana kader harus hadir sebelum mulai kegiatan posyandu

untuk mempersiapkan segala keperluan yang dipergunakan untuk memperlancar

kegiatan posyandu.

Page 138: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

121

Selama pelaksanaan Posyandu, kader mempunyai 3 tahap penugasan, yaitu

tugas sebelum, saat dan sesudah Posyandu. Sebelum Posyandu, kader bertugas

menginfornasikan jadwal pelaksanaan posyandu dan mempersiapkan alat, serta

fasilitas Posyandu. Saat Posyandu, kader bertugas mengelola meja I-IV, dan

sesudah Posyandu, kader bertugas mengunjungi balita-balita yang tidak hadir saat

Posyandu (44).

Kader posyandu selalu mengalami perombakkan, sehingga selalu

membutuhkan pengarahan yang terus-menerus kepada kader yang baru. Dengan

adanya perubahan yang terus-menerus tersebut, membuat kegiatan kader

mengalami kesulitan, sehingga ketika pembagian tugas kader posyandu tidak

sesuai dengan harapan. Kader yang lama harus memberikan pendampingan dulu

kepada kader yang baru, sehingga tugas kader lama merangkap. Kader posyandu

di Dusun Titipanjang masih mempunyai keterbatasan terkait pemahaman dalam

memberikan pelayanan bagi masyarakat sehingga memperlambat peran kader

posyadu. Posyandu Dusun Titipanjang memiliki 5 kader dan hanya 2 orang yang

merupakan kader lama dan memahami tentang tata cara pelayanan posyandu,

sementara kader-kader tidak mendapat pelatihan khusus tentang pelayanan

kesehatan di posyandu.

Keterbatasan kader disebabkan adanya kader drop out karena lebih tertarik

bekerja ditempat lain yang memberikan keuntungan ekonomis, kader pindah

karena ikut suami, dan juga setelah bersuami tidak mau lagi menjadi kader, kader

sebagai relawan merasa jenuh dan tidak adanya penghargaan kepada kader yang

dapat memotivasi mereka untuk bekerja dan faktor-faktor lainnya seperti adanya

Page 139: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

122

keterbatasan pengetahuan karena berdasarkan penelitian sebelumnya kader yang

direkrut oleh staf puskesmas kebanyakan hanya berpendidikan sampai tingkat

SLTA dengan pengetahuan yang sangat minim . Sebaliknya seseorang yang

memiliki intelegensi dan tingkat pendidikan yang rendah, akan kurang aktif pula

dalam kegiatan posyandu (45).

Sejalan dengan pendapat Isaura (2011) dalam penelitiannya tentang factor-

faktor yagn berhubungan dengan kinerja kader posyandu bahwa kurangnya ilmu

dan minimnya penglaman adalah pemivu utama kurang aktifnya peran kader

kesehatan. Selain itu, pemicu lainnya kesibukan para kader dalam urusan rumah

tangganya sehingga kader kurang memiliki pemahaman dan keterampilan

pelayanan, menyebabkan kader kurang kurang mandiri sehingga sangat

tergantung pada petugas kesehatan dan Puskesmas (46).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari (2015),

yang menyatakan bahwa pergantian kepengurusan yang baru dapat

mengakibatkan kader belum mempunyai banyak pengalaman dan kurang dikenal

pengunjung sehingga kurang komunikasi pada waktu melakukan tugasnya. Oleh

karena itu, dalam meningkatkan ketrampilan kader diperlukan adanya dukungan

dari berbagai sektor untuk diadakan pelatihan kader yang dapat meningkatkan

kemampuan kader dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (47).

Perangkat pedoman dan panduan yang dimiliki kader posyandu akan

menentukan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Perangkat pedoman

tersebut berupa buku pelatihan dan buku panduan kader posyandu. Namun, dalam

Page 140: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

123

kenyataannya di Dusun Titipanjang masih kurang buku pelatihan dan buku

panduan untuk kader posyandu sehingga kader posyandu hanya melakukan

pelayanan sesuai dengan pengetahuan minim yang dimiliki.

Hambatan lain yang dihadapi kader di dalam kegiatan posyandu adalah

masih banyak ibu balita yang tidak mau anaknya diimunisasi karena dilarang

suami. Hal ini karena kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang manfaat

dari imunisasi. Dukungan keluarga merupakan dukungan sosial yang dipandang

oleh anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diadakan untuk keluarga

(dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga memandang

bahwa orang yag bersifat mendukung selalu siap memberi pertolongan dan

bantuan jika diperlukan) (48).

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi

ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga sehingga

semakin banyak waktu yang tersita untuk melakukan pekerjaan maka semakin

sempit kesempatan untuk menjadi kader. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Widagdo bahwa sebagian besar responden bekerja <8 jam per hari merupakan

peluang untuk bisa menjadi kader Posyandu karena salah satu syarat kader adalah

punya waktu luang (49).

Selain kendala-kendala diatas, hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan

posyandu di lapangan adalah dalam pelaksanaan penyebarluasan informasi

dikarenakan akses jalan di lokasi penelitian yang terletak di lokasi perkebunan

yang menggunakan akses jalan tanah. Akses jalan yang belum diaspal

Page 141: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

124

menyulitkan bagi kader dalam pelaksanaan penyebarluasan informasi dan

kunjungan rumah.

Menurut peneliti dari hasil pengamatan langsung dilapangan, kader-kader

posyandu di Dusun Titipanjang wilayah kerja Puseksmas Bunut Kabupaten

Labuhanbatu Selatan aktif danmembagi waktu untuk pelaksanaan kegiatan

posyandu karena pada umumya mereka adalah ibu rumah tangga. Jika kader

memiliki banyak kesibukan maka kegiatan posyandu tidak akan berjalan dengan

efektif. Dalam melaksanakan tugasnya, kader posyandu sebelumnya haruslah

diberikan pelatihan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan posyandu, namun

hal ini belum diterima kader. Kurangnya ilmu dan minimya pengalaman adalah

pemicu utama kurang aktifnya peran kader posyandu khususnya dalam pelayanan

posyandu di meja 4 tetang penyuluhan, kader akan kewalahan dalam memberikan

penyuluhan dan menjawab pertanyaan dari ibu balita karena pengetahuan kader

yang kurang. Selain tidak mendapat pelatihan, kader juga tidak mempunyai buku

saku kader sebagai panduan pelaksanaan tugas kader posyandu.

Hal tersebut sejalan dengan penelitian Gustiana (2006) bahwa kader

kesehatan belum melaksanakan kegiatan posyandu dengan baik, hal ini

disebabkan karena rendahnya minat para kader dalam melakukan kegiatan

posyandu, pekerjaan kader yang tidak biasa ditinggalkan dan kurangnya motivasi

dari tenaga pada ibu kader. Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam

upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai

kesehatan yang optimal (50).

Page 142: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

125

Pemicu lainnya adalah kesibukan para kader dalam urusan rumah

tangganya sehingga kader kurang memiliki pemahaman dan keterampilan

pelayanan, menyebabkan kader kurang mandiri sehingga sangat tergantung pada

petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan.Kader posyandu di Dusun

Titipanjang wilayah kerja Puseksmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan

masih mempunyai keterbatasan terkait pemahaman dalam memberikan pelayanan

bagi masyarakat sehingga memperlambat peran kader posyandu.

Menurut asumsi peneliti, adanya dukungan dari keluarga berperan sangat

besar dalam menentukan status kesehatan ibu dan balita. Keterlibatan anggota

keluarga atau orang terdekat terutama pasangan/suami dapat membantu terjadinya

perubahan untuk berperilaku dan juga meningkatkan kesadaran untuk berubah ke

arah hidup sehat. Apabila dilihat dari informasi kesehatan lebih banyak diperoleh

dari petugas kesehatan, keluarga dan masyarakat, namun pada bentuk-bentuk

dukungan sosial lainnya suamilah yang paling berperan pada ibu hamil.

Pentingnya peran suami pada ibu balita dalam pelaksanaan posyandu tidak hanya

sebagai pengambil keputusan, suami juga diharapkan selalu siaga dan selalu

memberi perhatian terhadap kesehatan dan keselamatan ibu dan balita. Dukungan

suami sangat membantu dalam pembentukan perilaku kesehatan ibu dan balita

karena ibu akan cenderung menuruti apa yang disarankan oleh suaminya,

sehingga dukungan sosial suami menjadi faktor yang besar hubungannya dengan

partisipasi ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu.

Page 143: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

126

4.4. Implikasi Penelitian

1. Pengurus posyandu agar lebih melengkapi sarana dan prasarana dalam

menunjang kelancaran kegiatan posyandu.

2. Para kader agar meningkatkan kemampuan dalam mengelola posyandu

sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi para anak balita

3. Kepada masyarakat di Dusun Titipanjang agar dapat memberi motivasi dan

bantuanya posyandu dapat berjalan dengan baik dan lancar. Penulis

berharap agar penelitian ini dapat memberi pemahaman terhadap pembaca

khususnya tentang peran kader posyandu dalam meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak di Dusun Titipanjang.

4.5. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, ditemukan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti

adalah bahwa penelitian ini merupakan penelitian kualitatif pemula sehingga

masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena dilakukan dengan waktu

penelitian yang singkat sehingga tidak bisa menggambarkan pelayanan selama

satu tahun serta data hasil penelitian diinterpretasikan oleh peneliti.

Page 144: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

127

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dengan menganalisa

data,keterangan dan penjelasan dari informan yang penulis peroleh maka dapat

diperoleh kesimpulan:

1. Peran kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Dusun Titipanjang

wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun

2019 belum dilaksanakan secara keseluruhan . peran yang dilaksanakan oleh

kader pertama pelayanan kesehatan Masyarakat yaitu sebelum pelaksanaan

posyandu melakukan penyebaran informasi,serta bekerjasama dengan toko

agama tentang pelaksanaan posyandu,mengajak masyarakat untuk datang ke

posyandu,koordinasi dengan para kader dalam pembagian tugas dan

persiapan tempat, peralatan, penyediaan Makanan Tambahan pada waktu

pelaksanaan posyandu di meja 1 melakukan pendaftaran di meja 2

penimbangan, di meja 3 pencatatan yaitu mengisian hasil timbangan ke

buku KMS/KIA di meja 4 melakukan konseling dan pemberian makanan

tambahan dan di meja 5 membantu tenanga kesehatan dalam pemberian

obat-obatan. Peran Penyuluhan yang dilakukan kader berupa konseling

secara perorangan berdasarkan hasil penimbangan ibu dan balita, kader

merasa kurang mampu dalam memberikan penyuluhan dikarenakan

kurangnya pengetahuan yang dimiliki kader. Penyuluhan umumnya

dilakukan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas yaitu petugas pemegang

Page 145: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

128

Program. Peran kader sebagai Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan

yaitu dengan memberikan sosialisasi tentang prilaku hidup sehat pada saat

melakukan kunjungan rumah, membantu tenaga kesehatan dalam

pengelolaan kegiatan posyandu, membantu memantau kegiatan evaluasi

desa seperti mengisi register dan mengisi KMS (Kartu Menuju Sehat). Peran

kader sebagai pemantauan dengan melakukan kunjungan rumah didampingi

oleh petugas kesehatan untuk melakukan pengecekan berkala bagi ibu dan

balita yang sakit dan memantau balita yang tidak datang ke posyandu dua

kali berturut turut.

2. Hambatan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di Dusun

Titipanjang wilayah kerja Puskesmas Bunut Kabupaten Labuhanbatu

Selatan Tahun 2019 dalam meningkatkan kesejahteraan khususnya

kesehatan ibu dan anak di Dusun Titipanjang antara lain, pertama, dilihat

dari segi SDM seperti jumlah kader posyandu yang tidak memadai yang

sering mengalami perombakan formasi karena ada kader yang keluar,

kedua, Kurangnya pengetahuan kader karena tidak ada dilakukan pelatihan

penyegaran bagi tenaga kader sehingga kader kurang mampu dalam

memberikan penyuluhan dikarenakan pengetahuan yang minim. Ketiga,

tidak tersedianya perangkat penunjang kegiatan kader, seperti perangkat

pedoman dan panduan pelaksanaan posyandu dan buku saku bagi kader.

Keempat, seringnya terjadi perombakan dikarenakan kader yang tidak aktik.

Kelima, akses jalan yang kurang mendukung dalam pelaksanaan

penyebarluasan informasi, sehingga informasi tidak merata. Keenam, waktu

Page 146: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

129

pelayanan yang dilakukan kader berbenturan dengan tugas mengurus rumah

tangga

5.2. Saran

Dari kesimpulan penelitian di atas maka disarankan :

1. Puskemas Bunut Kabupaten Labuhanbaru Selatan agar memfasilitas sarana

prasarana di posyandu dan melakukan Pelatihan-Pelatihan, workshop,

seminar. Bagi kader posyandu untuk meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan kader posyandu.

2 Bagi puskesmas khususnya petugas yang aktif dalam kegiatan posyandu,

disarankan agar lebih meningkatkan koordinasi dengan kader dan tokoh

masyarakat setempat agar dapat dapat memberi dukungan, motivasi,dan

penghargaan bagi kader serata melakukan koordinasi dan pendekatan bagi

keluarga kader yang kurang aktif agar kader dapat bekerja aktif kembali.

3 Bagi kader posyandu dan petugas imunisasi agar lebih meningkatkan

program penyuluhan kepada ibu tentang posyandu dan manfaat pelaksanaan

posyandu bagi ibu dan balita, serta membuat inovatif untuk menarik minat

ibu membawa balitanya datang ke posyandu seperti membuat arisan ibu di

posyandu, membuat pojok panggung boneka, mengembangkan pelayanan

pijat bayi yang dilakukan kader dibantu ibu PKK, membagikan balon

kepada Balita yang datang ke posyandu

4. Bagi Dinas Kesehatan diharapkan memberikan motivasi kepada seluruh

puskesmas dengan cara memberikan umpan balik, memberikan reward

kepada para kader sebagai ujung tombak dilapangan dalam upaya

Page 147: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

130

peningkatan kesehatan masyarakat, mebuat rencana kerja usulan pelatihan

dan penambahan intensif bagi kader Posyandu dan melakukan koordinasi

dengan pemerintah setempat untuk memperhatikan sarana jalan dalam hal

mendukung operasional kader di lapangan.

Page 148: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

131

DAFTAR PUSTAKA

1. Istiyanto JE. Pemrograman Smartphone : Menggunakan SDK Android an

Hacking Android. Edisi Pert. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2013.

2. Kemenkes RI. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-

2019. Jakarta; 2015.

3. Kemenkes RI. Peraturan Meneteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta; 2014.

4. Kemenkes RI. Pemenuhan SDM Kesehatan dalam Mendukung PIS-PK dan

GERMAS. Badan Pengembangan dan Pemberdayaah SDM Kesehatan-

Kementrian Kesehatan RI. Jakarta; 2017.

5. Zubaidi. Pengembangan Masyarakat Wacana Dan Praktik. Jakarta:

Kencana Prenada Media; 2013.

6. Nurasa H. Reformasi Administrasi dan Partisipasi Masyarakat (Perspektif

Teori dan Praktik dalam Pembangunan Pedesaan). Bandung: Unpad Press;

2010.

7. Kemenkes RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta; 2012.

8. Direktorat Bina Gizi. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga

Sadar Gizi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2012.

9. Martinah. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader

dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu. J Pangan Gizi Dan Kesehat.

2014;1(1).

10. Syafei IK. Sistem Pemerintahan Indonesia. edisi revi. Jakarta: Rineka

Cipta; 2011.

11. Dinkes Labusel. Profil Kesehatan Puskesmas Bunut Tahun 2018.

Kotapinang; 2018.

12. Ocbrianto H. Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan

Balita (Studi Kasus Pada Posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan

Meruyung, Kecamatan Limo, Depok. J Skripsi. 2012;

13. Sirante MT. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kinerja Kader

Posyandu di Puskesmas Tagolu Kecamatan Lage Kabupaten Poso Sulawesi

Tengah. Univ Hasanuddin Makassar. 2012;

14. Punikasari D. Peran Posyandu Dalam Mmeningkatkan Kualitas Kesehatan

Masyarakat di Dusun Karangwatu, Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan,

Kabupaten Magelang. Univ Negeri Yogyakarta. 2010;

15. Sarwono SW. Teori- Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers; 2015.

16. Suhardono E. Teori Peran , Konsep, Derivasi dan Implikasinya. Jakarta:

Gramedia; 2016.

17. Syafrudin dan Hamidah. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC; 2009.

18. Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta; 2014.

19. Kemenkes RI. Buku Panduan Kader Posyandu. Jakarta: Kementrian

Kesehatan RI; 2011.

20. Kemenkes RI. Pedoman Penyelenggaraan Posyandu. Jakarta: Kementrian

Kesehatan RI; 2017.

21. Bustami. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.

Page 149: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

132

Jakarta: Penerbit Erlangga; 2011.

22. Kartasapoetra SG. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara;

2012.

23. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2014.

24. Alamsyah D. Pemberdayaan gizi (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Nuha

Medika; 2013.

25. Suhartini. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka

Pesantren; 2005.

26. Depkes RI. Buku Paket Pelatihan Kader dan Tokoh Masyarakat dalam

Pengembangan Desa Siaga. Jakarta: Depkes RI; 2007.

27. Nasrul E. Dasar-Dasar Keperawatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 2012.

28. Niken M. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009.

29. Depkes RI. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Depkes RI;

2006.

30. Siagian SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara;

2011.

31. Prasetyawati dan Eka A. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Millenium

Development Goals (MDG’S). Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.

32. Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka; 2013.

33. Briawan D. Optimalisasi Posyandu dan Posbindu dalam Upaya Perbaikan

Gizi Masyarakat. Pembekalan KKP Ilmu Gizi. Bogor; 2012.

34. Kemenkes Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Jakarta; 2014.

35. Artini NN. Hubungan Penerapan Manajemen Puskesmas dan Komitmen

Kerja Petugas dengan Mutu Pelayanan Pengobatan pada Poli Umum di

Puskesmas se-Kabupaten Karangasem. Progr Pasca Sarj Univ Udayana.

2015;

36. Tirzanny VM dan Rondo. Analisis Pelaksanan Sistem Informasi Kesehatan

di Pusksmas Kabupaten Minahasa Tenggara. J FKM Universias Sam

Ratulangi. 2013;

37. Moleong LJ. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya; 2014.

38. Prastowo A. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

Diva Press; 2012.

39. Yulifa R dan Tri JAY. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Selembah

Medika; 2010.

40. Mubarak WI. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.

41. Iswarawanti. dan Tantangan Pembardayaan Kader Posyandu dalam Usaha

Peningkatan Gizi Anak di Indonesia. 2010;13:169–73.

42. Ahmad S dkk. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo

Jakarta; 2012.

43. Rini H. Peran Kader Kesehatan dalam Meningkatkan Kunjungan Balita di

Posyandu Desa Sumbernongko Ngusikan Jombang. J Kesehat DIII

kebidanan dan DIII keperawatan STIKES Pemkab Jombang. 2007;

44. Dewi DS. Peran Komunikator Kader Posyandu Dalam Meningkatan Status

Page 150: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

133

Gizi Balita Di Posyandu Nurikelurahan Makroman Kecamatan Sambutan

Kota Samarinda. EjournalIlkomFisipUnmulAcId. 2017;5(1):272–282.

45. Listyaningsih KD dkk. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kedawung

Sragen. 2016;23–28.

46. Isaura V. Faktor-faktor yagn Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu

di Wilayah Kerja Puskesmas Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan

Kabupaten Pesisir Selatan. J Univ Andalas. 2011;

47. Sari NN. Bimbingan Kader Posyandu dengan Kepatuhan Kunjungan Ibu

Balita di Posyandu. J Ners Lentera. 2015;3(1):1–9.

48. Azwar S. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2016.

49. Widagdo L & Husodo BT. Pemanfaatan Buku Kia Oleh Kader Posyandu:

Studi Pada Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem

Kabupaten Bojonegoro. Makara Kesehat. 2009;13(1):39–47.

50. Gustiana. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Gunung Ayu Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu

Selatan. AKBID MANNA. 2006;

Page 151: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

134

Lampiran 1.

PEDOMAN WAWANCARA

PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

DI DUSUN TITIPANJANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN

LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2019

Responden : ibu yang memiliki balita

Nama responden : .............................................................

Hari/Tanggal wawancara : .............................................................

Umur : .............................................................

Pendidikan : .............................................................

Pertanyaan untuk Ibu yang Memiliki Balita :

1. Apakah kader mengajak ibu untuk datang ke posyandu?

2. Apakah kader menjelaskan kepada ibu manfaat posyandu?

3. Apakah kader memberitahu ibu jadwal pelaksanaan posyandu?

4. Apakah kader memberitahu ibu tempat pelaksanaan posyandu?

5. Apa kader datang ke rumah ibu membicarakan pelayanan kesehatan?

6. Apakah akder memberikan penjelasan tentang kenaikan berat badan balita?

7. Apakah kader mendengar keluhan yang ibu sampaikan?

8. Apakah kader bertanya tentang keluhan-keluhan yang dialami ibu?

9. Apakah kader menimbang berat badan balita?

10. Apakah kader mencatat dan membuat laporan tentang kesehatan ibu dan

anak?

11. Apakah kader menjelaskan kepada ibu bagaimana asupan nutrisi pada

balita?

12. Apakah kader mengajurkan kepada ibu untuk mengikuti penyuluhan gizi?

13. Apakah ibu pernah mendapatkan penghargaan bila rajin dating ke

posyandu?

14. Apakah kader menjemput ibu ke rumah jika tidak datang ke posyandu?

15. Apakah kader menganjurkan kepada ibu untuk memperhatikan tumbuh

kembang balita?

16. Apakah ada dari kelurahan datang ke posyandu setiap bulannya?

Page 152: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

135

PEDOMAN WAWANCARA

PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

DI DUSUN TITIPANJANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN

LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2019

Responden : Kader Posyandu

Nama responden : .............................................................

Hari/Tanggal wawancara : .............................................................

Umur : .............................................................

Pendidikan : .............................................................

Pertanyaan Kader Posyandu :

1. Apa saja peran dan tugas anda sebelum pelaksanaan posyandu ?

2. Apakah anda menjelaskan manfaat posyandu?

3. Apakah anda memberitahu kepada masyarakat jadwal pelaksanaan posyandu?

4. Apa pernah dilaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai arti penting

posyandu?

5. Apakah anda memberitahu kepada masyarakat tempat pelaksanaan posyandu?

6. Apa yang anda lakukan sebelum kegiatan hari buka posyandu?

7. Alat pengukur apa saja yang digunakan dalam kegiatan posyandu?

8. Sarana dan prasarana apa saja yang harus dipersiapkan ole kader sebelum

pelaksanaan kegiatan posyandu?

9. Apakah ada pembagian tugas yang merata antara 5 kader?

10. Apakah kader melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan sebelum

pelaksanaan kegiatan posyandu?

11. Apa yang dilakukan kader di meja 1 sampai meja 4?

12. Apakah anda mencatat dan membuat laporan tentang kesehatan ibu dan

balita?

13. Apa peran anda sebagai kader sesudah kegiatan posyandu?

14. Apakah anda pernah mendapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu?

15. Apakah anda ada mendapat imbalan dalam tugas anda sebagai kader

posyandu?

Page 153: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

136

16. Apakah anda mendapat supervisi dari tenaga kesehatan dalam pelaksanaan

peran dan tugas anda sebagai kader?

17. Apa kendala yang anda hadapi sebagai kader dan dalam pelaksanaan

posyandu?

18. Apa yang anda lakukan bila menemukan kendala dalam pelaksanaan tugas

dan peran anda sebagai kader?

19. Apakah Toko Masyarakat dari desa atau kelurahan melakukan suverpisi

pada saat pelaksanaan Posyandu

Page 154: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

137

PEDOMAN WAWANCARA

PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

DI DUSUN TITIPANJANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN

LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2019

Responden : Tenaga Kesehatan

Nama responden : .............................................................

Hari/Tanggal wawancara : .............................................................

Umur : .............................................................

Pendidikan : .............................................................

Pertanyaan untuk Tenaga Kesehatan :

1. Apakah posyandu rutin dilaksanakan?

2. Apa peran kader dalam rangka penyuluhan tentang posyandu?

3. Apa peran dan tugas kader dalam pelaksanaan posyandu?

4. Apakah kader ada bekerjasama dengan tokoh agama dalam memberikan

penyuluhan kepada masyarakat?

5. Apakah kader pernah mendapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu?

6. Apakah kader ada mendapat imbalan dalam tugas anda sebagai kader

posyandu?

7. Apakah anda memberikan supervisi kepada kader dalam pelaksanaan peran

dan tugas sebagai kader?

8. Apakah kader melakukan koordinasi dalam pelaksanaan posyandu?

9. Apa kendala yang dihadapi sebagai kader dalam pelaksanaan posyandu?

10. Apakah kader melaporkan kendala yang dihadapinya dalam pelaksanaan

tugasnya sebagai kader?

11 Apakah Toko Masyarakat dari desa atau kelurahan melakukan suverpisi pada saat pelaksanaan Posyandu

Page 155: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

138

PEDOMAN WAWANCARA

PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU

DI DUSUN TITIPANJANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BUNUT KABUPATEN

LABUHANBATU SELATAN

TAHUN 2019

Responden : Ketua/ Pimpinan Posyandu

Nama responden : .............................................................

Hari/Tanggal wawancara : .............................................................

Umur : .............................................................

Pendidikan : .............................................................

Pertanyaan untuk Ketua/ Pimpinan Posyandu:

1. Apakah posyandu rutin dilaksanakan?

2. Apa peran kader dalam rangka penyuluhan tentang posyandu?

3. Apa peran dan tugas kader dalam pelaksanaan posyandu?

4. Apakah kader ada bekerjasama dengan tokoh agama dalam memberikan

penyuluhan kepada masyarakat?

5. Apakah kader pernah mendapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu?

6. Apakah kader ada mendapat imbalan dalam tugasnya sebagai kader

posyandu?

7. Apakah anda memberikan supervisi kepada kader dalam pelaksanaan peran

dan tugas sebagai kader?

8. Apakah kader melakukan koordinasi dalam pelaksanaan posyandu?

9. Apa kendala yang dihadapi sebagai kader dalam pelaksanaan posyandu?

10. Apakah kader melaporkan kendala yang dihadapinya dalam pelaksanaan

tugasnya sebagai kader?

11 Apakah Toko Masyarakat dari desa atau kelurahan melakukan suverpisi pada saat pelaksanaan Posyandu

Page 156: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

139

Lampiran 2.

MATRIKS WAWANCARA MENDALAM

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

Pertanyaan kepada Ibu yang Memiliki

Balita

1 Apakah kader mengajak ibu untuk datang ke posyandu?

Informan 1 “ya kebetulan rumah saya berdekatan dengan rumah bu Umik selaku ketua kader di posyandu Melati II, jadi sering bertemu dan bu Umik selalu mengajak saya untuk membawa anak saya datang ke posyandu bu,biar perkembangan gizi dan kesehatannya bisa di pantau katanya bu,jadi saya rutin membawa anak saya ke Posyandu bu”

Hasil wawancara mendalam tersebut di dapatkan bahwa kader melakukan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan tugasnya sebelum dilaksanakannya Posyandu. Tiap Bulan kader mengajak ibu ibu agar membawa balitanya ke posyandu

untuk di timbang, di beri imunisasi, diberi makananan tambahan.

Informan 2 “iya ada diajak kader…..biasanya pas jumpa di acara perwiridan ibu-ibu…juga diumumkan kepada kita agar datang membawa anak ke posyandu untuk di timbang biar tau

petumbuhannya,dimunisasi dan di kasih Makanan Tambahan,dikasih Vitamin bu.”.

Informan 3 “…Biasanya sebelum pelaksanaan posyandu tiap bulan kader ada mengajak ibu yang puny anak di bawah 5 Tahun, ibu hamil,ibu

menyusui,yang mau KB agar jangan lupa datang ke Posyandu untuk dipantau Kesehatannya,,biasanya di wiritan,di mesjid juga di sampaikan bu,kadang juga ibu ibu kaderdatang juga kerumah mengajak ,yang sering datang kerumah tu biasanya bu Umik ketua kader sama bu Aisah bu.…”

Page 157: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

140

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

Informan 4 “Ya ada sih bu,…kalau sudah mau posyandu kita diajak buk kader untuk datang ke posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi

anak kita ,kadang di wiritan majlistaklim kita kadang juga bu kader dating kerumah “

2 Apakah kader menjelaskan kepada ibu manfaat

posyandu?

Informan 1 “ya.. bu kader ngasih tau agar datang ke posyandu,diposyandu anak kita

ditimbang,diukur kemudian dilihat gizinya kurang apa bagus kemudian dikasih makanan tambahan biasanya bubur ,telur,terus di imunisasi biar nggak gampang sakit ,itu yang di sampaikan bu kader….bu…”.

Dari hasil wawancara mendalam tersebut di dapatkan,bahwa kader

memberikan Sosialisasi tentang jadwal dan tempat pelaksanaan posyandu manfaat posyandu juga tentang ,tentang pelayan yang diberikan di posyandu mulai dari meja 1sampai dengan meja 5. Informan 2 “ada sih dijelaskan…yang saya ingat ya kita

harus ke posyandu karena posyandu tempat pelayanan kesehatan di desa tempat melihat perekembangan kesehatan anak kita tiap bulan biar anak kita sehat,yang saya tau yang di jsampaikan kader gitu bu..“

Informan 3 “Ada bu,kalu datang kerumah ,Kader

menjelaskan jadwal dan tempat pelaksnaan

posyandukegiatan di posyandu bu mulai

dari meja 1-5 bu, apa yang akan dilakukan

disitu , mulai data ng,didaftar,di

timbang,dicatat,dikasih PMT di

imunisasi,pemberian vitamin ya manfaatnya

kata bu kader melalui kegiatan posysndu

anak kita bias di lihat pertumbuhan badan

dan gizi dan kesehatannya nya bu.. “

Page 158: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

141

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

Informan 4 “Ada dijelaskan Posyandu tempat menimbang bayi ,mendapat imunisasi,mendapat vitamin,mendapat makanan tambahan,ya

manfaatnya kata bu kader gizi anak bias di lihat bu,turun atau normal,atau kelebihan,karna kurang dan kelebihanpun katanya sama sama kurang bagus karena gampang sakit ,makanya perlu di bawa ke posyandu untuk di timbang dan dapat pelayanan yang lain,gitu penjelasannya bu..tambahan gitu bu.”

3 Apakah kader memberitahu ibu jadwal pelaksanaan posyandu?

Informan 1 “ya…biasanya sebelum pelaksanaan posyandu tiba ,ibu kader memberitahukan itu….biasanya di wiritann juga di sampaikan bu, kadang juga kita diingatkan melalui telepon kadang bu bidan sama kader datang kerumah bu ,ngasih tau

jadwal pelaksanaan posyandu agar kita jangan lupa dating bawa anak kita..”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader telah melakukan penyebaran informasi atau pemberitahuan kepada ibu balita tentang jadwal

pelaksanaan posyandu melalui SMS, telepon dan melakukan kunjungan rumah Informan 2 “Ya satu hari sebelumnya kader sudah

mengingatkan lewat SMS atau ibu bidannya

yang mendatangi rumah kader untuk mengingatkan hari buka posyandu…”

Informan 3 “Ada bu ,karena rumah saya ini kan

jauh,orang ibu saja bisa sampe karena

cuacanya cerah jalannya kering kalau

habis hujan bu betul betul tidak bisa

dilewatilah bu,sudah jalannya licin

berlubang lubang lagi jadi biasanya kader

mengingatkan saya jadwal pelaksanaan

posyandu melalui SMS atau telpon bu.”.

Page 159: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

142

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

Informan 4 “Ada bu ,karena rumah saya inikan jauh,orang ibu saja bisa sampe karena cuacanya cerah jalannya kering kalau habis hujan bu betul betul

tidak bisa dilewatilah bu,sudah jalannya licin berlubang lubang lagi jadi biasanya kader mengingatkan saya jadwal dan tempat pelaksanaan posyandu melalui SMS atau telpon bu..”

4 Apakah kader memberitahu ibu tempat pelaksanaan posyandu?

Informan 1 “kalau tempat sih udah pada tau

semua….masih numpang di rumah Ketua

Kader bu,tapi ada atau tidak ada perubahan

kita tetap di informasikan oleh kader

posyandu kok bu”

Hasil wawancara dengan kader memiliki kesamaan dengan jawaban responden ibu balita bahwa tempat pelaksanaan kegiatan posyandu dilakukan di rumah Ketua Posyandu

Informan 2 “ya dikasih tau bu…sebelum pelaksanaa posyandu kader sudah menginformasihkan tempat pelaksanaan posyandu seperti biasanya dilaksanakan di rumah ketua kader posyandubiasanya sih gak pindah-pindah “

Informan 3 “Iya diberitahu…setelah habis posyandu

bulan kemarin pun kader selalu bialang

jangan lupa datang posyandu bulan depan

kalau ada perubahan tempat sebelum

posyandu bulan depan di informasikan

nanti di hubungi melalui telepon ,atau di

umumkan di wiritan seperti biasanya

mereka selalu bilang begitu bu”

Informan 4 “Kalau saya sih gak palah ada dikasih tau bu, karena biasanya tempat nggak berubah masih

Page 160: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

143

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

numpang di rumah ketua kader,kecuali kalau mereka tidak ada di tempat ada perubahan tempat,pelaksanaan posyandu di tempat yang

lain barulah di umumkan bu…”

5 Apa kader datang ke rumah ibu membicarakan pelayanan kesehatan?

Informan 1 “..kalau ke rumah langsung sih enggak buk…ntah juga kalau say lagi tidak ada di rumah tapi kalau di perwiritan bketua kader

nyampekan di posyandu itu apa aja pelayanan kesehatan yang di berikan ..”

Hasil wawancara diketahui kader ada datang membicarakan pelayanan kesehatan tetapi tidak

rutin

Informan 2 “.kalau rutin sih enggak….tapi ada juga datang ke rumah ,itu pada saat anak saya gizinya kurang ,buk Umik dan bu Bidan datang

kerumah saya melihat berat badan anak saya dan memberikan makanan tambahan..”

Informan 3 “..ada bu…biasanya waktu sebelum posyandu bu ketua kader ada kerumah saya ngingatkan

agar jangan lupa datang ke posyandu sambilan nyampekan pelayanan kesehatan di posyandu bu”

Informan 4 “Ada…bu,bu ketua kader sama bu Aisah ada dating kerumah saya bawa timbangan

kecil,karna waktu posyandu bulan kemarin saya gak datang,trus nanya alasan saya kenapa saya nggak datang bulan kemarin, saya kasih tau karena anak saya kurang sehat ,kemudian orang ibu itu membicarakan tentang pelayanan kesehetan di posyandu yang sangat berguna memantau kesehatan anak katanya”

Page 161: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

144

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

6 Apakah kader memberikan penjelasan tentang kenaikan berat badan balita?

Informan 1 “iya….biasa ya pas di posyandu kalau anak saya sudah selesai ditimbang kalau timbangan anak saya turu atau tidak sesuai di kasih tau

sama kader bu ,seperti kemarin timbangan anak saya dua kali berturut turut di timbang tidak naik,kader menjelaskannya kemudian menganjurkan saya untuk lebih sering memberi makan tambahan untuk jenisnya ibu menunjukkan gambarnya yang ada di buku pink…”

Hasil wawancara menjelaskan

pada saat posyandu kader menjalankan fungsinya yaitu kader melakukan pencatatan hasil timbangan balita ke dalam KMS di meja 3 setelah dilakukan penimbangan,kemudian dimeja 4

kader memberikan penyuluhan individu menganjurkan pemberian makan tambahan sesering mungkin dan menjaga kebersihan dengan menggunakan media buku pink/buku KIA

Informan 2 “pas waktu kegiatan posyandu biasanya di meja 4 bu ,itu biasanya bu Umik menjelaskan hasil timbangan berat badan bayi dan mejelaskan cara membaca garis berat badan yang ada di KMS ,yang ideal garisnya

gimana,yang turun garisnya yang bagaiman,trus yang naik garisnya bagaimana, biar saya ngerti katanya bu ,kemudian buk Umik menunjukkan jenis jenis makanan tambahan yang ada di buku itu,saya di suruh dipih mana yang hendak di sajikan pada bayi dan lebih sering memberikan makan tambahan

agar timbangannya bagus dan menganjurkan agar selalu menjaga kebersihan,gitu bu ibu itu rajin mengingat ingatkan kita,”

Informan 3 “Cuma diberitahukan berapa hasi timbangan anak saya bulan ini dan tau berapa hasil

timbangan bulan lalu ,karena mungkin menurut ibu itu saya kan sudah ngerti timbangan anak saya naik apa turun Karen sudah dikasih tau

Page 162: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

145

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

hasil bulan semalam dengan hasil bulan,kalau timbangan anak saya bagus di garis hijau ibu kader tidak bilang apa apa bu Cuma di kasih

makanan tambahan aja ,jadi tidak di jelaskan apa apa ,”

Informan 4 “Kalo penjelasan sih gak..Cuma diberitahu berapa timbangannya trus dicatat di KMS

bu”itu di meja 3, kalau di meja 4 anak saya di kasih makanan tambahan kalau timbangan anak saya bagus ibu itu bilang di pertahankannya bu gizi anaknya asi trus di berikan ,itu disampaikan kepada saya “

7 Apakah kader mendengar keluhan yang ibu sampaikan?

Informan 1 “ya bu,kalau kita tanya ya dijawab selagi kader tau…biasa kalau kader kurang mengerti diarahkan ke tenaga kesehatan...”

Hasil wawancara kader selalu mendengar keluhan yang disampaikan ibu dan memberikan penjelasan sebatas mereka mampu dan jika kader tidak bias menjelaskan akan didampingi oleh tenaga kesehatan

Informan 2 “…kader selalu siap mendengar keluhan, cuma

kalau dia gak bias jawab pertanyaan saya dia tanya dulu ke ibu bidan…”

Informan 3 “Iya didengarkan…tapi ya hanya sebatas itu aja”.

Informan 4 “…Tergantung pas acara kalau lagi sepi ya didengarkan…tapi kalau pas lagi rame ya jadi gak sempat buat ngomong-ngomong ,tapi kalau sudah agak longgar, mereka nayalagi apa yang saya tanya baru di jawab kalau ibu itu kurang

ngerti ya di tanya lagi ke bu bidan…”

8 Apakah kader bertanya tentang keluhan-keluhan yang dialami ibu?

Informan 1 “iya, biasanya orang bu bidan sama bu umik kalau tidak dengan buk Aisah ,bu kaderlah datang kerumah nanya nanya ada nggak

Hasil wawancara menjelaskan bahwa kader melakukan pemantauan setelah pasca

Page 163: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

146

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

keluhan atau masalah kehatan yang dialami keluarga terutama perkembangan gizi anak saya karena sudah dua bulan timbangan anak

saya tidak naik,jadi mereka sring dating kadang sekali seminggu mau bu bawa makanan tambanhansambil buk bidan pereksa anak saya”

pelaksanaan posyandu untuk memantau kesehatan keluarga khususnya bagi ibu dan balita yang

mengalami masalah perkembangan gizi.

Informan 2 “gak ada…mungkin karna kami lebih banyak

waktu di ladang ya…jadi gak ada jumpa,laginya kalau kerumah kurasa malaslah datang orang bu ,soalnya jalan ketempat kami itulooh rusak kali ntah kapanlah itu di bagusin,saya aja kadang nggak bisa rutin bawa anak saya ke posyandu,lihat situasilah bu”

Informan 3 “Kalau timbangan anak saya turun dari bulan kemaren kader tanya-tanya apa ada keluhan,trus habis posyandu bu bidan sama kader datang kerumah menimbang anak saya dan bawa PMT bu”

Informan 4 “Ada tanya-tanya…kalau gak sempat di waktu acara posyandu kader bertanya waktu datang kunjunga ke rumah…”.

9 Apakah kader menimbang berat badan balita?

Informan 1 “Iya bu,kalau saya ke posyandu bawa anak saya,pertama itu kita mendaftar dulu biar nama kita di cata sama nama bayi kita itu bidi meja 1,itu biasanya bu Lisna,trus saya kasih KMS anak saya,kemudian anak saya di timbang bu,biasanya di bagian penimbangan Kak Ramanyanti,trus kalau sudah di timbang kak

Ramanyanti nulis di kertas kecil hasilnya untuk saya serahkan ke bu Aisah yang ada di meja 3

Hasil wawancara diketahui bahwa kader melaksanakan fungsinya pada saat pelaksanaan posyandu yaitu melakukan pendaftaran di meja 1, melakukan penimbangan di meja 2, melakukan pencatatan di meja3, Pemberian PMT, pemberian

Vitamin, Pemberian penambah darah, pemberian oralit di meja 4,

Page 164: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

147

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

bu,trus saya ke meja 4 untuk dikasih PMT ,kalau ibu hamil saya lihat di kasih tablet penambah darah ,kalau butuh oralit sama pil

KB bu Umik pun juga ngasih”

membantu bidan dalam pelayanan di meja 5

Informan 2 “…ya ,iyabu,..kalau di Posyandu. selalu ditimbang ,yang nimbang biasanya bu Lisna di meja 2,setelah kita mendaftar di meja 1yang

bertugas disitu kadernya biasanya buk Ramanyanti .setelah di timbang kemudian di catat sama buk Aisah dan KMSnya di isi ,setelah itu kemeja 4 di situ bu Umik ,buk Umik tugasnya ngasih PMT kadang roti,kadang bubur,kadang telur,trus yang hamil di kasih obat tambah darah ,kasih Vitamin A, ada juga yang minta oralit persedian kali bu kalau diare dirumah

trus di imunisasilah bu sama bu Bidan…”

Informan 3 “Iya..rutin setiap ke posyandu…abis daftar langsung ditimbang dan di ukur tinggi badan anak saya saya bu oleh Bu Lisna ,kemudian

hasilnya saya serahkan ke meja 3 bu Aisah bu,trus lanjut kemeja 4 bu untuk di kasih PMT sama Vitamin ,kadang sebelum ditimbangpun bu kalau anaknya cengeng kader ngasih makan tambahan seperti roti biar anaknya nggak cengeng bu,sesudah dari tempatnya buk Umik di meja 4 trus ke meja 5 tempatnya bu Bidan biar anak saya di imunisasi biasanya buk Umik juga

bantu megangin .”

Informan 4 “Ya ditimbang la bu…kan ibu kader suruh datang ke posyandu untuk nimbang anak

Page 165: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

148

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

sayauntuk memantau tinggi dan berat badan anak saya bu ,setelah mendaftar di meja 1 di tempatnya bu Ramayanti trus kemeja 2

ketempatnya bu Lisna untuk di timbang hasilnya saya sampaikan ke meja buk Aisah di meja 3”

10 Apakah kader mencatat dan membuat laporan tentang

kesehatan ibu dan anak?

Informan 1 biasa dicatat di kartu yang dikasih kader…..kartu KMS itu…”.

Hasil wawancara diketahui bahwa kader mencatat tentang kesehatan

ibu dan anak, kemudian menyerahkan catatan ke meja 3.

Informan 2 “dicatat di KMS, kalau membuat laporan kita ndak tau..”.

Informan 3 “Iya..selesai ditimbang langsung dicatat…tapi kalau laporan kita gak tau…”

Informan 4 “Saya liat setelah ditimbang dicatat di kertas kecil..terus diserahkan ke ibu yang di meja 3…”

11 Apakah kader menjelaskan kepada ibu bagaimana asupan nutrisi pada balita?

Informan 1 “Kalau tentang gizi untuk anak biasanya menjelaskan orang petugas puskesmas ,bu katanya orang petugas gizi di Puskesmas bunut “

Hasil wawancara tersebut di simpulkan bahwa dalam pemberian pelayanan penyuluhan kepada ibu yang datang keposyandu kader belum berperan secara maksimal

untuk penyuluhan tentang asupan nutrisi pada balita , peran kader sebagai pemberi penyuluhan masih di laksanakan oleh petugas kesehatan

Informan 2 .” kalau buk kader paling bilang sering di kasih makan tambahan kalau hasil timbangan turun atau tidak naik kemudian ASI jangan diberhentikan sebelum umur anak lewat 2tahun tetap di berikan walaupun anak sakit…

Informan 3 “Biasanya itu disampaikan oleh ibu dari Puskesmas bagian petugas gizi bu”

Informan 4 “Ada sih informasi tentang makanan tambahan seperti bubur, buah..harus lebih sering di kasih sebagai pendamping ASI .”

12 Apakah kader mengajurkan kepada ibu untuk mengikuti

Informan 1 “biasanya penyuluhan tentang gizi dibuat sekalian sama acara posyandu itu, jadi

Hasil wawancara diketahui kader menganjurkan ibu untuk mengikuti

Page 166: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

149

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

penyuluhan gizi? langsung diumumkan aja supaya ikut…” penyuluhan gizi ketika pelaksanaan posyandu setelah selesai penimbangan.

Informan 2 .”.ada disuruh ikut pas waktu acara posyandu...

Informan 3 Iya, waktu mendaftar ibu kader menganjurkan supaya ikut penyuluhan pas di ujung acara posyandu…”

Informan 4 “Kalau liat hasil timbangan anak saya turun, kader ada menganjurkan supaya ikut penyuluhan…”

13 Apakah ibu pernah mendapatkan penghargaan bila rajin datang ke posyandu?

Informan 1 “gak ada sih….ya habis posyandu langsung pulang aja…”

Hasil wawancara diketahui bahwa ibu tidak mendapatkan penghargaan

Informan 2 “gak ada….kita juga udah terima kasih bu udah dapat pemeriksaan gratis buat balita kita di posyandu..”

Informan 3 “Gak ada bu…kita kan udah dapat makanan

tambahan gratis untuk balita..”

Informan 4 “”Penghargaan khusus sih gak ada bu…

14 Apakah kader menjemput ibu ke rumah jika tidak datang ke posyandu?

Informan 1 gak lah…kita pun maklum bu…ibu kader sudah repot bantuin di posyandu…”

Hasil wawancara diketahui bahwa kader tidak ada menjemput ibu ke rumah jika tidak datang ke posyandu.

Informan 2 “…kita datang sendiri aja bu ... inisiatif aja…..kan manfaatnya udah kita dapat, masak

harus dijemput-jempu segala…”

Informan 3 “Gak ada bu…tapi selesai posyandu kader datang ke rumah…”

Informan 4 “Dijemput sih gak bu..tapi kunjungan ke rumah ada kalau saya tidak datang ke posyandu”

15 Apakah kader menganjurkan kepada ibu untuk

memperhatikan tumbuh

Informan 1 “kan ada KMS bu…jadi kalau tidak ada perkembangan dibandingkan catatan

sebelumnya di KMS, kader pasti langsung

Hasil wawancara diketahui kader menganjurkan kepada ibu untuk

memperhatikan tumbuh kembang

Page 167: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

150

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

kembang balita? mengingatkan…”

anak ketika diadakan penyuluhan.

Informan 2 “…kita ikutin aja sesuai yang dijelaskan di posyandu…kayaknya sih sudah bagus cara penjelasannya….lebih mudah melihatnya…”

Informan 3 “Iya bu..pas timbangan anak saya turun ibu kader wanti-wanti supaya lebih serius memperhatikan anak saya…”

Informan 4 “Ada pas waktu penyuluhan aja bu…jadi kalau

kita gak ikut penyuluhan ya gak ada..”

Pertanyaan Kader

Posyandu

1 Apa saja peran dan tugas anda sebelum pelaksanaan

posyandu ?

Informan 5 …sebelum pelaksanaan posyandu bu,kitamengajak masyarakat untuk datang ke

posyandu, ya karna rumah kita banyak yang berdekatan jadi sering jumpa, trus kalau punya balita tapi kita tidak ada ketemu kita datangi kerumah naik kereta bu, ,waktu kunjungan ke rumah kita menjelaskan manfaat posyandu… .”biasanya di damping bu bidan atau tenaga kesehatan lain dari puskesmas biasanya buk Azizah bu bagian gizi di puskesmas Bunut.Atau

bu Fitri bu bidan Puskesmas Bunut…”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa sebelum

pelaksanaan posyandu, kader mempersiapkan segala sesuatunya untuk kelancaran pelaksanaan posyandu termasuk membersihkan tempat pelaksanaan posyandu dan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan

Informan 6 ”kita mengajak ibu yang memiliki balita untuk datang ke posyandu…kita kan udah ada datanya dari tenaga kesehatan ..jadi kalau kita tidak ada

berjumpa di wiritan kita dating ke rumah ibu balita bu”

Page 168: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

151

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

Informan 7 “Sebelum pelaksanaan posyandu kita menyebarkan imformasi bu, Memberitahukan kepada ibu balita agar jangan lupa datang ke posyandu..dan jangan lupa membawa KMS ,karena paling sering tu bu,ibu datang ke

posyandu tapi KMS nya nggak di bawa”

Informan 8 “Ya kita informasikan kepada ibu tentang pelaksanaan posyandu…agar ibu yang punya balita,ibu hamil,ibu menyusui,akseptor KB jangan lupa untuk dating ke posyandu,kadang

uda kita sampaikan gitu pun bu,ada aja yang nggak dating katanya kelupaan…”

2 Apakah anda menjelaskan manfaat posyandu?

Informan 5 “…kita jelaskan kalau pas kunjungan ke rumah..biasanya ditemani tenaga

kesehatan…mana yang saya bias sampaikan ,saya sampaikan bu misalnya kegiatan posyandu dari meja 1-5apa saja yang dilakukan ya dengan adanya posyandu otomatis keshatan ibu ,balita dapat terpantau,itu yang saya jelaskan manfaatnya..”

Hasil wawancara diketahui bahwa kader menjelaskan manfaat

posyandu didampingi tenaga kesehatan.

Informan 6 “…kalau untu menjelaskan lebih rinci tentang manfaat posyandu biasanya di sam paikan petugas kesehatan bu,saya ajak ibu bidan yang di posyandu untuk menjelaskan supaya lebih di mengerti oleh ibu ibu dan keluarganya…saya biasanya cuma men sosialisasikan jadwal dan

tempat pelaksanaan posyandu aja supaya datang ke posyandu setiap bulan..”

Page 169: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

152

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

Informan 7 “Ya..mana yang saya tau ,itu yang saya sampaikan bu ,saya jelaskan kepada ibu ibu bahwa posyandu sangat besar gunanya bagi pemantauan kesehatan khususnya balita ,ibu hamil dan menyusui ,mereka bisa melihat

perkembangan kesehatannya karena di sana ada buk bidan,ada kader yg membatu melihat pertumbuhan gizinya dari mulai meja 1-5 dengan di timbang ,diukur diberi vitamin di beri imunisasidan di berikan makanan tambahan,itu yang sampaikan kalau tentang program yang nyampaikan ..”

Informan 8 “Ada….bu kalau tentang manfaat posysndu yang saya jelaskanten biasanya tentang kegiatan posyandu mulai dari meja 1-5 yaitu dimulai dari pendaftaran penimbangan,pencatatan,penyuluhan,PMT,pem

berian Vit A,Pemberian Oralit dan pemberian imunisasi,pemberian pil KBjadi pelayanan kesehatan di posyandu itu sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan balita. …”

3 Apakah anda memberitahu

kepada masyarakat jadwal pelaksanaan posyandu?

Informan 5 “…biasa kita umumkan lewat sms atau

telepon…”

Hasil penelitian diketahui bahwa

kader ada memberitahukan kepada masyarakat jadwal pelaksanaan posyandu, baik melalui sms atau telepon, ketika ada pertemuan ataupun ketika melakukan knjungan ke rumah.

Informan 6 “…iya….melalui sms atau telepon….kalau pas banyak waktu luang kita langsung datang ke rumah …”

Informan 7 “Memang kita udah mengingatkan jadwalnya di pelaksanaan posyandu sebelumnya..tapi kita

Page 170: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

153

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

ingatkan lagi waktu ada pertemuan seperti di perwiridan…”

Informan 8 “Iya kita beritahukan….biasanya pas ada pengajian , tap kalau yang rumahnya jauh lewat sms aja…”

4 Apa pernah kader melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat mengenai arti penting posyandu?

Informan 5 kalau dari kader yang disampaikan penyuluhan dengan ibu balita atau ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan,diberikan penyuluhan langsung di meja 4,kalau ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya minimal 4x begitu juga bayi rajin di berikan makanan tambahan agar timbangannya bias naik dan

selalu di jaga kebersihannya

Hasil wawancara diketahui peran kader dalam melakukan penyuluhan dilakukan secara perorangan pada saat posyandu, dan kunjungan rumah yitu tentang jadwal pelaksanaan posyandu,tentang kebersihan diri sendiri dan

lingkugan ,tentang pemantauan nutrisi gizi balita dan ibuhamil dan ibu menyusui dengan buku panduan buku KIA dan kader di damping petugas kesehatan ,untuk penyuluhan kelompoak dan tentang program kegiatan kesehatan IBu

dan Anak disampaikan oleh petugas Puskesmas yaitu pemegang program

Informan 6 “…ada di posyandu untuk penyuluhan kelompok dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu pemegang program dari

puskesmas…kalau kaderhanya memberi penyuluhan atas apa permasalahan ibu dan balita contoh hasil timbangannya bagaimana kemudian kader memberikan penjelasan dengan menunjukkan buku Pink/buku KIA sebagai bahan untuk menjelaskan ”

Informan 7 “Penyuluhan biasanya dilakukan petugas puskesmas yang turun ke lokasi bekerja sama dengan pemerintah daerah dan tokoh adat bersama dengan kader penyuluhan perorangan di sampaikan kader tetapi biar jelas juga di sampaikan oleh petugas kesehatan karena kader

selalu di damping …”.

Informan 8 “Ada bu tapi yang kami tau aja pegangan kami

Page 171: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

154

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

buku pink bu…kami sampaikan secara perongan kadang waktu diposyandu kadang waktu kunjungan rumah tapi untuk lebih rincinya

dijelaskan petugas kesehatan …”

5 Apakah anda memberitahu kepada masyarakat tempat pelaksanaan posyandu?

Informan 5 “…iya kita beritahukan sekaligus memberitahukan jadwal pelaksanaannya…”

Hasil wawancara diketahui bahwa kader tidak memberitahukan kepada masyarakat tempat

pelaksanaan posyandu karena tempat pelaksanaannya sudah tetap dan tidak berubah-ubah setiap bulannya.

Informan 6 …enggak lagi….karna setiap pelaksanaan tidak pernah berubah tempatnya dan sudah ada plank nama posyandunya…

Informan 7 “Kalau pelaksanaan posyandu disini sih udah netap tempatnya….jadi masyarakat juga udah pada tahu…”

Informan 8 “Gak ada bu..tempatnya kan udah tetap..gakpindah-pindah lagi…”

6 Apa yang anda lakukan sebelum kegiatan hari buka posyandu?

Informan 5 “…kita persiapkan tempat pelaksanaan kegiatan posyandu dan mempersiapkan semua sarana yang dibutuhkan selama kegiatan posyandu…”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa sebelum pelaksanaan posyandu, kader mempersiapkan segala sesuatunya

untuk kelancaran pelaksanaan posyandu termasuk membersihkan tempat pelaksanaan posyandu dan mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan

Informan 6 “…mempesiapkan tempat kegiatan

posyandu……membersihkan dan menyiapkan peralatannya…”

Informan 7 “Saya sama teman-teman kader memastikan posyandu sudah bersih…trus semua alat-alatnya sudah siap pakai…”

Informan 8 Ya pagi-pagi kita sudah bersihkan tempat pelaksanaan posyandu…baru nyiapin alatlah seperti timbangan, ngatur meja dari meja pendaftaran sampe meja 5 penyuluhan…

7 Alat pengukur apa saja yang digunakan dalam kegiatan

Informan 5 “Timbangan injak, timbangan untuk bayi, meteran, pengukur tinggi badan berdiri, pengukur tinggi

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa sebelum

Page 172: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

155

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

posyandu? badan untuk bayi”

pelaksanaan posyandu, kader mempersiapkan peralatan berupa timbangan injak, timbangan

gantung, timbangan untuk bayi, meteran, pengukur tinggi badan berdiri, pengukur tinggi badan untuk bayi

Informan 6 “Timbangan injak, timbangan gantung, timbangan untuk bayi, meteran, pengukur tinggi badan berdiri, pengukur tinggi badan untuk bayi”

Informan 7 “Ada timbangan….macam-macam tuh…ada timbangan bayi, timbangan injak…trus meteran untuk ngukur tinggi bayi…”

Informan 8 “Ya timbangan sama meteran…kita langsung

letakkan beberapa timbangan sama meteran di meja 2…”

8 Sarana dan prasarana apa saja yang harus dipersiapkan oleh kader sebelum pelaksanaan

kegiatan posyandu?

Informan 5 “Sarana yang disiapkan itu timbangan, PMT, buku pencatat, 5 meja”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa sebelum pelaksanaan posyandu, kader

mempersiapkan sarana dan prasarana yaitu mempersiapkan 5 meja, PMT, timbangan dan alat pengukur, dan buku pencatat.

Informan 6 “Mempersiapkan 5 meja, PMT, timbangan dan alat pengukur, dan buku pencatat”

Informan 7 “Kita siapinlah 5 meja sama apa saja yang diperlukan di tiap meja…”

Informan 8 “Di setiap meja kkita siapin kelengkapannya… seperti dimeja 1 kita sudah siapkan buku pendaftaran…trus di meja 2 kita siapain

timbangan dan meteran…begitu seterusnya di meja 3 sampai meja 5…”

9 Apakah ada pembagian tugas yang merata antara 5 kader?

Informan 5 “Ada,pembagian tugas antara kader sudah merata yaitu pendaftaran penimbangan,

pencatatan, penyuluhan dan pelayanan”

Hasil wawancara diketahui bahwa pembagian ada dan tugas sudah

diatur oleh Ketua Posyandu dan sudah merata. Informan 6 “Ada pembagian tugas pada kader sudah

merata terlihat dengan kader 1 di pendaftaran, kader 2 di penimbangan, kader 3 di pencataan kader 4 di penyuluhan, dan kader 5 di

Page 173: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

156

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

pelayanan yang dibantu oleh bidan atau petugas kesehatan lainnya…”

Informan 7 “Udah diatur sama Ketua Posyandu…ketua kan udah tahu ketrampilan kita masing-masing…”

Informan 8 “Ada pembagian…ketua posyandu yang buat

pembagiannya…kami kader tinggal melaksanakannya aja…”

10 Apakah kader melakukan koordinasi dengan tenaga

kesehatan sebelum pelaksanaan kegiatan posyandu?

Informan 5 “Kader melakukan koordinasi dengan bidan dengan melakukan SMS atau saya langsung

mendatangi rumah bidan untuk mengingatkan akan hari buka kegitan posyandu dan membahas tindak lanjut jika didapati balita dengan timbangan rendah atau ada tanda bahaya umum

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader

melaksanakan fungsinya yaitu sebelum pelaksanaan posyandu dan setiap keadaan balita yang mengalami masalah gizi, kader melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan untuk di temukan, bagaimana baiknya apakah anak

yang timbangannya rendah harus diberi PMT tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas

Informan 6 Ya jika ada anak dengan timbangan rendah

saya selalu mengkoordinasikan dengan bidan bagaimana baiknya apakah anka tesebut harus diberi PMT tambahan dan pelayanan medis dari puskesmas”

Informan 7 “Kalau persiapan sebelum pelaksanaan kita udah diberi pengarahan sebelumnya jadi kita langsung kerjakan saja…tapi kalau penjelasan ke masyarakat tentang manfaat posyandu dan yang berhubungan dengan kesehatan kita harus koordinasi dengan tenaga kesehatan…kan mereka yang lebih tahu secara rinci…”

Informan 8 “Biasanya soal teknis yang lebih rinci tentang kesehatan kader berkoordinas dengan petugas…. “

Page 174: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

157

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

11 Apa yang dilakukan kader di meja 1 sampai meja 4

Informan 5 “Di meja 1 kita lakukan pendaftaran kepada ibu yang hadir, di meja 2 melakukan penimbangan kepada balita dan ibu hamil…..terus di meja 3

kita mengisi KMS supaya kita tahu perkembangan kesehatannya dan di meja 4 melakukan penyuluhan biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan,pemberian makan tambahan”

Dari hasil wawancara mendalam

tersebut didapatkan bahwa kader

melakukan pemantauan dengan

kunjungan rumah kepada ibu

yang tidak datang ke posyandu

dengan membawa timbangan

dan buku catatan agar kader

dapat terus memantau

perkembangan kesehatan ibu

dan balita.

Informan 6 “…kita melakukan pendaftaran di meja 1…terus di meja 2 kita menimbang balita dengan timbangan dacin dan selanjutnya menuju meja3…..kemudian di meja ketiga Kader mencatat hasil timbangan yang ada pada satu lembar kertas kecil dipindahkan ke dalam buku KIA atau KMS….selanjutnya di meja 4 kita menjelaskan data KMS (keadaan anak) yang

digambarkan dalam grafik, memberikan penyuluhan, pelayanan gizi dan kesehatan dasar…”

Informan 7 “Pertama kali ya pendaftaran di meja 1 kita

siapin buku pendaftaran..setelah selesai lanjut ke medaj 2 untuk ditimbang berat badan dan diukur tinggi badannya…..baru kemudian kita arahkan ke meja 3 untuk dilakukan pencatatan ke buku KMS. Setelah dari meja 3, kita arahkan ke meja 4 untuk mengikuti penyuluhan dan mendapatkan makanan tambahan untuk balita…”

Informan 8 “Pada meja I itu pendaftaran, kader yang bertugas mencatat anak yang datang maupun tidak datang ke posyandu serta ibu anak balita

Page 175: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

158

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

juga harus meyerahkan buku KMSnya untuk diisi. Dari situlah kami mengetahui siapa ibu anak balita yang aktif dan tidak

aktif.…selanjutnya di meja 2 melakukan penimbangan lalu mencatat hasil penimbangan di selembar kertas kemudian dicatat ke dalam buku pegangan kader dan ke dalam KMS di meja 3..setelah di catat kita arahkan ke meja 4 supaya dapat penyuluhan dan makanan tambahan…di meja 5 baru mendapat pelayanan

seperti imunisasi…”

12 Apakah anda mencatat dan membuat laporan tentang kesehatan ibu dan balita?

Informan 5 “… setelah pendaftaran di meja 1, saya mencatat anak yang datang maupun tidak datang ke posyandu ke dalam buku KMS jadi kader tahu siapa ibu anak balita yang aktif dan

tidak aktif.…kemudian setelah melakukan penimbangan kader mencatat hasil penimbangan di selembar kertas lalu dipindahakan catatannya ke dalam buku pegangan kader dan KMS di meja 3..jadikan bisa dipantau status gizi anak balita melalui perubahan berat badannya…”

Hasil wawancara diketahui bahwa kader melakukan pencatatan hasil penimbangan dalam secarik kertas di meja 2 setelah sebelumnya

dilakukan pendaftaran di meja 1. Selanjutnya di meja 3 kader mencatat hasil penimbangan ke dalam KMS dan buku catatan kader kemudian membuat laporan SKDN

Informan 6 “…di catat di buku KMS nanti setelah selesai posyandu baru kita buat laporan…”

Informan 7 “Ya kami cata di buku KMS..kalau npelaporan kita buat dalam bentuk laporan SKDN bu,setelah kegiatan posyandu selesai”

Informan 8 “Untuk hasil timbangan kita mencatat di kertas

kecil dulu bu biar tidak lupa kemudian diserahkan ke meja 3 untuk di catat di KMS

Page 176: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

159

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

kemudian apabila proses kegiatan posyandu sudah selesai kita membuat laporan dengan mengisi buku besar yaitu buku Register ,kalau

ibu hamil register ibu hamil,kalau untuk balita buku register balit kemudian buku akseptorkb setelah peserta yang hadir dihitung kemudian dibuatlah laporan SKDN namamya Bu kemudian diisi berapa cakupannya bu,S nya berapa,K nya berapa,D nya berapa,N nya berapa,dan D/S serta N/D nya berapa”

13 Apa peran anda sebagai kader sesudah kegiatan posyandu?

Informan 5 “…kita melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir ketika kegiatan posyandu dan memotivasi keluarga untuk rajin dating ke posyandu…selanjutnya melaporkan kepada tenaga kesehatan dan lurah tentang kegiatan

posyandu dan hasil yang dicapai dan kendala yag dihadapi…”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader melakukan melakukan pemantauan berupa kunjungan rumah kepada ibu yang tidak datang ke posyandu

dengan membawa timbangan dan buku catatan agar kader dapat terus memantau perkembangan kesehatan ibu dan balita.

Informan 6 “Kader selalu mendatangi rumah warga jika tidak datang ke posyandu dengan membawa

timbangan, meteran dan buku catatan”

Informan 7 “Kita data ibu-ibu yang tidak hadir ke posyandu trus kita datangi ke rumahnya…”

Informan 8 “Kita lakukan kunjungan ke rumah kepada ibu yang tidak datan gke posyandu…:

14 Apakah anda pernah

mendapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu?

Informan 5 :…belum ada…Cuma ada dapat sosialisasi aja

dari tenaga kesehatan…:

Dari hasil wawancara mendalam

tersebut didapatkan bahwa kader tidak mendapatkan pelatihan tentang posyandu dan hanya mendapat sosialisasi tentang jadwal

Informan 6 “…gak pernah ada…paling Cuma di kasih sosialisasi tentang promosi jadwal dan tempat pelaksanaan posyandu..”

Page 177: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

160

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

Informan 7 “belum ada…” dan tempat pelaksanaan serta persiapan pelayanan 5 meja di posyandu

Informan 8 “Gak ada bu, cuma pengarahan dan sosialisasi dari tenaga kesehatan aja…”

15 Apakah anda ada mendapat imbalan dalam tugas anda

sebagai kader posyandu?

Informan 5 “… ada sih…tapi enggak rutin…kita nggak tahu apakah ada terjadwal atau tidak…jadi kapan

diberikan ya kita terima …”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader

tidak mendapatkan imbalan berupa gaji, namun hanya penghargaan berupa meteri sebagai tanda terima kasih atas perannya di posyandu

Informan 6 “… ada…biasanya 3 bulan atau 6 bulan sekali….tergantung kapan ada pencairan dari pihak terkait ya kita terima ….”

Informan 7 “ada…hanya nilainya nggak tetap…”

Informan 8 “Ada sih…hanya kita nggak ada ditetapka

jumlah pastinya…”

16 Apakah anda mendapat supervisi dari tenaga kesehatan dalam pelaksanaan

peran dan tugasnya sebagai kader?

Informan 5 “…ada…karna kami tidak dapat pelatihan, jadi tenaga keseahtan terus mendampingi…”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader mendapat supervisi dari tenaga

kesehatan dan Ketua Posyandu dengan melakukan pendampingan langsung

Informan 6 “…tenaga kesehatan cuma memberikan sosialisasi, gak ada pelatihan…jadi mereka tetap mendampingi…”

Informan 7 “Iya….tenaga kesehatan selalu mendampingi jika kami akan menerangkan kepada masyarakat tentang manfaat posyandu..

Informan 8 Biasa kalau waktu hendak menjelaskan tentang

manfaat posyandu….”

17 Apa kendala yang anda hadapi sebagai kader dan dalam pelaksanaan posyandu?

Informan 5 “…biasanya sewaktu pelaksanaan imunisasi yang masalah…sering ibu tidak mengiizinkan balitanya untuk diimunisasi karena tidak diizinkan suami…dan juga ibu malas pergi ke

posyandu karna jalan menuju ke posyandu yang rusak…..selain itu juga ketika melakukan penyuluhan….kami agak kewalahan menjawab

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader menghadapi hambatan dalam pelaksanaan posyandu pada segi

waktu pelaksanaan pada pagi hari yang dimulai pada pukul 08.00 pagi, sementara kader harus hadir

Page 178: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

161

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

pertanyaan ibu balita dan menjelaskan tentang perkembangan kesehatan….karna kami nggak pernah mendapat pelatihan…..”

sebelum jam 08.00 pagi untuk mempersiapkan tempat pelaksanaan dan harus berbenah di rumah

sebagai ibu rumah tangga. Hambatan lain yang dihadapi kader adalah dalam pelaksanaan penyebaran informasi kepada masyarakat dimana akses jalan yang buruk untuk dilalui dalam kegiatan kunjungan rumah serta

ketika pelaksanaan penyuluhan di meja 4, kader agak kewalahan menghadapi pertanyaan dari ibu balita dan bagaimana melakukan penyuluhan karena kader tidak mendapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu. Jika salah satu kader ada yang berhenti

sehingga selalu ada pula kader yang baru. Pengetahuan kader lama dan kader yang baru jelaslah berbeda, kader yang lama lebih memiliki pengalamann dari supervise oleh tenaga kesehatan dan ketua posyandu dan praktek langsung

dilapangan sedangkan kader baru, mereka masih minim pengetahuan tentang pelayanan yang harus diberikan di posyandu. Sehingga kader lama terkadang merangkap

Informan 6 “…kendala yang paling sulit kami hadapi ya sewaktu penyuluhan di meja 4 bu….kami kan nggak pernah dapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu…jadi terpaksa kami

minta bantuan tenaga keseahtan….kendala yang sering kami jumpai juga ibu tidak bisa hadir karna tidak ada yang mengantar ke posyandu…maklumlah karena daerah perkebunan jadi akses jalannya masih buruk, sementara suami harus bekerja di kebun. Selain itu sering ibu tidak mau anaknya diimunisasi karena tidak dilarang suami dengan alasan

takut demam setelah imunisasi…”

Informan 7 “Susahnya kalau waktu ibu-ibu bertanya tentang kesehatan…saya kurang memahami karena pendidikan saya kan gak sampe

kesitu…trus gak prnah dapat pelatihan lagi….”

Informan 8 “Susah ya kalau mau mengadakan kunjungan rumah ke rumah ibu yang lokasinya jauh…apalagi kalau sudah musim hujan..susah

jalannya dilewati…karna kan masih jalan tanah…”

Page 179: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

162

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

tugas, membantu kader yang baru

18 Apa yang anda lakukan bila menemukan kendala dalam pelaksanaan tugas dan peran anda sebagai kader?

Informan 5 “…semua kendala kita catat dan masuk dalam laporan untuk diserahkan ke petugas…”

Dari hasil wawancara mendalam tersebut didapatkan bahwa kader ketika menghadapi hambatan dalam pelaksanaan posyandu langsung

melaporkan kepada Ketua Posyandu dan Tenaga Kesehatan untuk ditindaklanjuti mencari solusinya

Informan 6 “…ya langsung kita laporin aja ke tenaga kesehatan untuk ditindaklanjuti….”

Informan 7 “Saya langusng koordinasi ke ketua posyandu …jadi ketua bisa ambil kebijakan untuk

melaporkan ke petugas kesehatan….”

Informan 8 “Kita komunikasikan sama ketua..jadi ketualah yang nyampaikan sama yang lebih tinggi lagi…”

19 Apakah Toko Masyarakat dari desa atau kelurahan melakukan suverpisi pada saat pelaksanaan Posyandu

Informan 5 Informan 6

“seingat saya nggak ada bu ,tapi ntahlah kalau kebetulan saya tidak datang lagi ada halangan” “tidak ada bu,yang ada di posyandu pada saat pelaksanaan posyandu ya tenaga kesehatan,bu

bidan kadang ada juga datang petugas program gizi dari Puskesmas,trus kader,ya ibu sama balitanyalah “

Dari hasil wawancara tersebut didapatkan bawa petugas keluran atau petugas desa jarang melakukan supervise pemantauan pelaksanaan posyandu

Informan 7 Informan 8

“ibu kepala dusun paling bu, lainnya setau saya nggak pernah ,paling kalau ada perlu kita

kekantor desa misalnya ngantar laporan,memang perlu juga tu bu Jadi kita merasa di perhatikan” “kayaknya nggak adalah bu ,tapi ntahlah kalau saya lagi tak datang soalnya sayapernah nggak datang kebetulan saya lagi sakit,jadi saya nggak

Page 180: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

163

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

tau pasti bu,soalnya nggak pernah nanya”

Pertanyaan Tenaga Kesehatan Ketua/ Pimpinan Posyandu

1 Apakah posyandu rutin dilaksanakan?

Informan 9 “sudah rutin dilaksanakan sesuai rencana program yang sudah disusun bersama kader dan Ketua Posyandu”

Hasil wawancara diketahui bahwa posyandu sudah rutin dilaksanakan sesuai dengan program yang sudah disusun.

Informan 10 “…kita laksanakan posyandu sesuai rencana program yang sudah disusun bersama kader dan Ketua Posyandu…schedulenya sudah ada…..”

2 Apa peran kader dalam rangka penyuluhan tentang posyandu?

Informan 9 “sekarang ini hanya sebataspenyuluhan

perorangan pada saat posyandu dan kunjungan rumah ,penyuluhan tentanggizi balita pada saat selesai ditimbang di meja 4 kita jelaskan dan membuat solusinya dengan menunjukkan gambar pada ibu yang ada di buku pink untuk

memberikan makanan tambahan dengan jenis makanan tambahan,kemudia ttg kebersihan perorangan demikian juga penyuluhan yang kita berikan pada saat kunjungan rumah ,disampaikan juga pelaksanaan posyandu yang akan datang agar jangan lupa,untuk penyuluhan yang menyangkut program di posyandu di

sampaikan petugas kesehatan bu”

Dari hasil wawancara tersebut di dapatkan bahwa dalam pemberian pelayanan penyuluhan kepada masyarakat khusunya ibu yang datang keposyandu kader belum berperan secara maksimal, untuk penyuluhan yang di berikan hanya

secara umum yaitu tentang kegiatan di posyandu,hasi pemantauan dati timbangan bayi dan ibu hamil dan memberikan penjelasan dan penyuluhan dengan memaki panduan bukuKIA untuk penyuluhan yang menyangkut

program masih di berikan aleh petugas kesehatan yaitu pemegang

program puskesmas

Informan 10 “…dilapangan kadermemberpenyuluhan tentang kegiatan yang dilakukan di posyandu meja 1-5 ,menyampaikan tentang jadwal dan

Page 181: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

164

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

tempat pelaksanaan posyandu,menyampaikan tentang menjaga kebersihan,menyampaikan tentang,pemberian makanan tambahan, ibu

hamil yang harus memeriksakan kehamilannya minimal4 kali dan melahirkan di puskesmas atau di tempat bidan dan di tolong olehtenaga kesehatan…kalau penyuluhan untuk lebih rinci di sampaikan oeleh tenega kesehatan pemegangng program dari Puskesmas…”.

3 Apa peran dan tugas kader dalam pelaksanaan posyandu?

Informan 9 …ya membantu kegiatan posyandu dalam hal penyiapan tempat posyandu, menyiapkan 5 meja pelaksanaan kegiatan posyandu mulai dari meja pendaftaran, meja penimbangan, meja pencatatan, meja penyuluhan dan meja

pelayanan kesehatan…

Hasil wawancara diketahi bahwa pran dan tugas kader adalah mempersiapn tempat pelaksanaan posyandu mulai membersihkan sampai memperisapkan alat-alat

yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan posyandu. Informan 10 “…kegiatan posyandu dimulai pada pukul 08.00

pagi, jadi sebelum jam 8 kader sudah harus hadir di posyandu untuk menyiapkan tempat

beserta 5 meja pelaksanaan kegiatan posyandu mulai dari meja 1 pendaftaran sampai meja 5 pelayanan kesehatan…”

4 Apakah kader ada

bekerjasama dengan tokoh agama dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat?

Informan 9 “…penyuluhan kesehatan biasa dilakukan oleh

tenaga kesehatan, kader sebagai personal paling dekat dengan masyarakat berkoordinasi dengan tokoh agama khsususnya pengurus perwiridan ibu-ibu…”

Hasil wawancara diketahui bahwa

dalam penyuluhan kader hanya berperan dalam penyebaran informasi tentang jadwal pelaksanaannya dan penyuluhan dilakukan oleh tenaga kesehatan

Informan 10 “…kebetulan kan kader juga anggota

Page 182: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

165

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

perwiridan ibu-ibu, jadi kader langsung koordinasi dengan pengurus perwiridan ibu-ibu…”

5 Apakah kader pernah mendapat pelatihan tentang pelaksanaan posyandu?

Informan 9 “…pelatihan khusus posyandu untuk kader belum ada… kami hanya memberikan sosialisasi tentang posyandu dan bagaimana penyebarluasan informasi tentang jadwal dan

tempat pelaksanaan posyandu..dalam hal tugasnya di posyandu kami beri instruksi langsung dalam pendampingan...”

Hasil wawancara diketahui bahwa kader tidak pernah mendaapt pelatihan tentang pelaksanaan posyandu. Tenaga kesehatan dan

ketua posyandu hanya memberkan sosialisasi tenang bagaimana penyebarluasan informasi dan tempat pelaksanaan posyandu. Informan 10 “…pelatihan tentang posyandu enggak ada.

Kader cuma dapat sosialisasi dari tenaga

kesehatan di Puskesmas tentang pelaksanaan penyebarluasan informasi dan pelaksanaan posyandu...”

6 Apakah kader ada mendapat

imbalan dalam tugasnya sebagai kader posyandu?

Informan 9 “..ada sih….tapi gak rutin…biasanya pertiga

bulan atau per enam bulan…”

Hasil wawancara diketahui bahwa

kader mendapat imbalan sebagai ucapan terimakasih, namun tidak ada kesepakatan besarannya dan waktu pemberiannya tidak rutin.

Informan 10 “…kalau imbalan sih gak ada, karena tugas peran kader pelayanan sukarela…tapi kita ada dikasih sedikit penghargaan berupa materi sebagai tanda terima kasih…”

7 Apakah anda memberikan supervisi kepada kader dalam pelaksanaan peran dan tugas sebagai kader?

Informan 9 “…iya….kita supervisi kader dalam pelaksanaan kunjungan rumah dan penyebarluasan informasi posyandu dan dalam tugasnya di posyandu kita melakukan

pendampingan langsung…”

Hasil wawancara diketahui bahwa tenaga keseahtan melakukan supervise kepada kader dalam hal penyebarluasan informasi dan

mendampingi kader ketika melaksanakan kunjunga rumah. Informan 10 “…untuk pelaksanaan kunjungan rumah kita

langsung melakukan pendampingan demikian juga dalam tugasnya di posyandu…”

Page 183: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

166

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

8 Apakah kader melakukan koordinasi dalam pelaksanaan posyandu?

Informan 9 “…kader tetap koordinasi dengan tenaga kesehatan dan Ketua Posyandu...”

Hasil wawancara diketahui bahwa kader melakukan koordinasi kepada tenaga kesehatan dan ketua

posyandu dalam pelaksanaan posyandu.

Informan 10 “…iya…kita tetap kerjasama dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan dan tokoh agama...”

9 Apa kendala yang dihadapi sebagai kader dalam

pelaksanaan posyandu?

Informan 9 “…biasanya sih masalah membagi waktu dengan pekerjannya di rumah, sementara

pelaksanaan kegiatan posyandu dimulai pada pukul 08.00 pagi... masalah dilapangan yang menjadi kendala adalah akses jalan perkebunan yang belum diaspal sehingga sulit dilalui, terlebih lagi jika musim hujan. Selain itu kader sering tidak menjumpai ibu balita di rumah karena biasanya mereka pergi ke kebun.”

Hasil wawancara diketahui bahwa kader sering menghadapi masalah

dalam hal membagi waktu untuk pelaksanaan posyandu dan pekerjaanya di rumah dan pengetahuan kader yang minim tentang posyandu karena tidak mendapat pelatihan. Selain itu keluar kader yang sering berganti anggota sehingga kader lama harus

merangkap tugas untuk membantu kader yang baru. Kader juga menghadapi masalah ketika melakukan kunjungan rumah sering tidak menjumpai ibu balita karena aktivitas ibu balita yang sering di ladang dan sulitnya kondisi jalan

yang kurang baik terlebih ketika musim hujan.

Informan 10 “..kendalanya selalu ada kader yang berhenti, sehingga selalu ada pula kader yang baru. Pengetahuan kader lama dan kader baru jelas berbeda, kader yang lama lebih memiliki pengalaman dari supervisi selama ini oleh

petugas kesehatan dan ketua posyandu dan praktek langsung di lapangan, kalau kader baru, mereka kan masih minim pengetahuan tenatng pelayanan yang harus diberikan di posyandu…sehingga kader lama terkadang merangkap tugas membantu kader yang baru…”.

10 Apakah kader melaporkan kendala yang dihadapinya dalam pelaksanaan tugasnya sebagai kader?

Informan 9 ‘…kalau masalah di lapangan tentang akses jalan mereka laporkan dan kita teruskan ke pihak terkait…jika masalah penyuluhan dan penyebarluasan informasi ada kendala biasanya

Hasil wawancara diketahui bahwa kader melaporkan kendala yang dihadapi kepada Ketua posyandu dan selanjutnya ketua posyandu

Page 184: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

167

No Pertanyaan Responden Jawaban Kesimpulan

kader melaporkan ke Ketua Kader....”

yang akana berkoordinasi dengan tenaga kesehatan dan pihak terkait.

Informan 10 “…iya..mereka tetap melaporkan ke Ketua Posyandu jika ada kendala, selanjutnya kita cari solusinya dengan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan di puskesmas....”

11 Apakah Toko Masyarakat dari desa atau kelurahan melakukan suverpisi pada saat pelaksanaan Posyandu

Informan 9

Informan 10

“…tidak ada bu ,biasanya pelaksanaan posyandu hanya dihadiri ibu balita,ibu hamil ,ibu PUS,kemudian ibu tenaga kesehatan kadang 2 orang kadang juga 1 orang,kemudian kader ,lah bu”

“nggak ada sih buk,kalau ada yang perlu kita yang kekantor desa,yang ada di posyandu ya ibu bidan,kadang petugas pemegang gizi dari Puskesmas ,kader posyandu kemudian ibu balita,ibu hamil, ibu yang mau jarum Kb trus ibu menyusui bu ,

Hasil wawancara diketahui bahwa pelaksanaan posyandu kurang dukungan dari petugas desa dalam mem memberikan motivasi kepada masyarakat khusus kader kesehatan khususnya kader kesehatan di

posyandu.

Page 185: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

168

Page 186: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

169

Page 187: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

170

Page 188: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

171

Page 189: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

172

Page 190: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

173

Page 191: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

174

Page 192: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

175

Page 193: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

176

Page 194: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

177

Page 195: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

178

Page 196: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

179

Page 197: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

180

Page 198: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

181

Page 199: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

182

Page 200: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

183

Page 201: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

184

Page 202: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

185

Lampiran

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1.LokasiPenelitian

Gambar 2.LokasiPenelitian

Page 203: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

186

Gambar 3.LokasiPenelitian

Gambar 4.KegiatanPosyandu

Page 204: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

187

Gambar 5.WawancaraIbuBalita

Gambar 6.WawancaraIbuBalita

Page 205: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

188

Gambar 7.Wawancara Kader

Gambar 8.Wawancara Kader

Page 206: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

189

Gambar 9.WawancaraTenagaKesehatan

Gambar 10.WawancaraKetuaPosyandu

Page 207: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

190

Gambar 11.Pendaftaran

Gambar 12.PenimbanganBalita

Page 208: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

191

Gambar 13.PengukuranTinggiBadan

Gambar 14.Pengukuran LILA

Page 209: PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI …

192

Gambar 15.Pencatatan KMS

Gambar 16.PelayananKesehatan