Peran IT dalam Pendidikan Mutu

20
PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN MUTU Oleh: Dr. H. Moh. Alifuddin, MM Pendahuluan Peringkat daya saing Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Jika pada tahun 2009, daya saing Indonesia menduduki peringkat 54 dari 144 negara, maka tahun ini peringkat Indonesia naik 10 tingkat dengan menempati posisi 44. Dengan demikian, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara dengan prestasi terbaik. Keberhasilan ini dipaparkan dalam The Global Competitiveness Report 2010-2011 yang dilansir oleh World Economic Forum (WEF) sebagai kick off atas pelaksanaan WEF Summer Davos di Tianjing, Cina (www.tempointeraktif .com;10 September 2010). Padahal, hasil laporan World Economic Forum (WEF) sebelumnya menunjukkan daya saing industri Indonesia tahun 2003 mencapai posisi terendah di antara negara ASEAN, yaitu berada pada posisi ke-72 dari sisi makro atau Growth Competitiveness Index (CGI) dan posisi ke-60 dari sisi mikro atau Business Competitiveness Index (BCI). Walaupun tahun 2004, daya saing Indonesia sedikit lebih baik menjadi ke-69 dari 104 negara yang direview, tetapi masih tertinggal dengan oleh anggota ASEAN lainnya seperti 1

Transcript of Peran IT dalam Pendidikan Mutu

Page 1: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN MUTU

Oleh: Dr. H. Moh. Alifuddin, MM

Pendahuluan

Peringkat daya saing Indonesia mengalami peningkatan yang

signifikan. Jika pada tahun 2009, daya saing Indonesia menduduki peringkat

54 dari 144 negara, maka tahun ini peringkat Indonesia naik 10 tingkat

dengan menempati posisi 44. Dengan demikian, Indonesia dinilai sebagai

salah satu negara dengan prestasi terbaik. Keberhasilan ini dipaparkan

dalam The Global Competitiveness Report 2010-2011 yang dilansir oleh

World Economic Forum (WEF) sebagai kick off atas pelaksanaan WEF

Summer Davos di Tianjing, Cina (www.tempointeraktif .com;10 September

2010).

Padahal, hasil laporan World Economic Forum (WEF) sebelumnya

menunjukkan daya saing industri Indonesia tahun 2003 mencapai posisi

terendah di antara negara ASEAN, yaitu berada pada posisi ke-72 dari sisi

makro atau Growth Competitiveness Index (CGI) dan posisi ke-60 dari sisi

mikro atau Business Competitiveness Index (BCI). Walaupun tahun 2004,

daya saing Indonesia sedikit lebih baik menjadi ke-69 dari 104 negara yang

direview, tetapi masih tertinggal dengan oleh anggota ASEAN lainnya seperti

Singapura, Malaysia dan Thailand. Melihat rendahnya daya saing industri,

maka Indonesia perlu melakukan pengkajian secara konsepsional atas

persoalan yang mendasar dalam sistem industri saat ini. Pola industri tukang

jahit – berproduksi berdasarkan pesanan, ketergantungan pada natural

resource – based yang melimpah, ketersediaan upah buruh yang rendah,

ataupun iklim usaha berbiaya ekonomi tinggi, saatnya ditinjau kembali dalam

era ini.

1

Page 2: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

Program pembenahan internal dengan penyempurnaan sistem untuk

mencegah kebocoran dan ketidakefisienan seperti penciptaan stabilitas

ekonomi, politik dan sosial, manajemen perizinan, dan lain-lain; program

peningkatan kemampuan penguasaaan teknologi untuk mendukung

pengembangan industri dan inovasi produk; dan komitmen manajemen dunia

usaha/industri terhadap re-engineering manajemen dan peningkatan mutu

produk sesuai standar, semuanya merupakan program yang perlu dilakukan.

Di dalam Global Competitiveness Indedx (GCI) yang diterbitkan oleh

WEF terdapat komponen-komponen yang menjadi dasar dalam pengukuran,

yaitu kelembagaan, infrastruktur, kondisi makroekonomi, kesehatan dan

pendidikan dasar, pendidikan tinggi dan pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi

pasar kerja, perkembangan pasar uang, kesiapan teknologi, ukuran pasar,

kecanggihan bisnis, dan inovasi.

Skor komponen kesehatan dan pendidikan dasar naik dari 5,2 menjadi

5,8 dan peringkatnya dari 82 ke 62. Sementara untuk pendidikan tinggi dan

pelatihan skornya dari 3,9 ke 4,2 dan peringkatnya dari 69 ke 66. Dengan

demikian pendidikan memiliki kontribusi yang besar dalam menaikkan

ranking GCI Indonesia

Menurut Mendiknas M. Nuh (www.jardiknas.kemdiknas.go.id; 20

September 2010), perubahan peringkat GCI Indonesia terkait pendidikan

pada komponen pendidikan dasar dipengaruhi oleh kualitas pendidikan dasar

dari peringkat 58 pada 2009-2010 ke 55 pada 2010-2011. Kemudian,

partisipasi pendidikan dasar dari peringkat 56 ke 52. Adapun pada komponen

pendidikan tinggi dan pelatihan dipengaruhi oleh partisipasi pendidikan tinggi

dari peringkat 90 ke 89, kualitas sistem pendidikan dari peringkat 44 ke 40,

kualitas matematika dan sains dari peringkat 50 ke 46, dan akses internet di

sekolah dari peringkat 59 ke 50.

Komponen lainnya yang mempengaruhi peningkatan daya saing

Indonesia adalah inovasi. Berada di peringkat 39 pada 2009-2010 naik ke 36

pada 2010-2011. Komponen ini dipengaruhi tiga faktor, yaitu kualitas

2

Page 3: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

lembaga penelitian, kerja sama penelitian industri dengan perguruan tinggi,

dan ketersediaan ilmuwan dan ahli teknik.

Dalam bidang teknologi informasi (www.lintasberita.com; 14 Oktober

2009), penelitian yang dilakukan oleh the Economist Intelligence Unit (EIU)

dan disponsori oleh Business Software Alliance (BSA) menunjukkan bahwa

Indonesia berada pada peringkat 59 dunia dalam indeks daya saing industri

teknologi informasi (TI). Hasil ini menempatkan penurunan satu peringkat

dari hasil penelitian sebelumnya pada tahun 2008. Penelitian yang kini

memasuki tahun ketiga tersebut menilai dan membandingkan perkembangan

TI di 66 negara untuk melihat sejauh mana indeks daya saing TI di negara-

negara tersebut. Sembilan belas dari 20 negara peringkat atas dalam daftar

tahun lalu, kembali masuk dalam daftar 20 teratas negara paling kompetitif

tahun ini. Lima negara dengan tingkat TI paling kompetitif di Asia Pasifik

adalah Australia, Singapura, Jepang, Taiwan, Korea Selatan, dan Selandia

Baru.

Ada enam kunci peningkat daya saing menurut EIU dalam sektor TI,

yaitu: ketersediaan tenaga kerja terampil; budaya yang mendukung inovasi;

infrastruktur teknologi bertaraf dunia; rezim hukum yang memberi

perlindungan atas hak kekayaan intelektual; ekonomi yang stabil, terbuka dan

kompetitif; dan kepemimpinan pemerintah yang bisa menyeimbangkan antara

mempromosikan teknologi dan mewujudkan kekuatan pasar untuk bekerja.

Kajian informasi di atas memberikan masukan bahwa posisi daya

saing sebuah negara terus dijadikan indikator untuk mengukur posisi suatu

negara dibandingkan dengan negara lain, dan dampaknya berpengaruh

terhadap daya tarik investasi dan derajat martabat negara di dunia. Beberapa

faktor yang menjadi pendorong dalam peningkatan daya saing suatu negara,

diantaranya adalah pendidikan, teknologi informasi, dan daya saing produk

yang diukur dengan mutu produk.

Kajian ini akan menyampaikan keterpaduan ketiga kompobeb tersebut

sehingga tema yang diangkat adalah peran teknologi informasi dalam

3

Page 4: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

peningkatan pendidikan mutu di Indonesia. Perspektif mutu tidak hanya

terbatas pada mutu barang dan jasa, namun dalam perspektif yang luas

dimana semua sudut pandang dapat memaknai bahwa mutu menjadi tolak

ukur terhadap output yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi.

Pendidikan Mutu

Pengertian mutu terus berkembang dari masa ke masa. Awalnya

konsep mutu hanya memfokuskan pada kesesuaian dengan persyaratan. Hal

ini dapat dilihat dari definisi mutu yang disampaikan oleh Josep M. Juran

(dalam Tjiptono, 2001) bahwa “mutu sebagai kecocokan untuk pemakaian

(fitness for use)”. Selanjutnya W. Edwards Deming menyatakan bahwa

perlunya perbaikan dan pengukuran mutu secara terus menerus untuk

mengeleminasi variasi, dengan menggunakan alat-alat statistik. Menurut

Deming, ini bersifat bottom-up dimana karyawan harus terlibat dalam

memecahkan persoalan. Dalam perjalanannya konsep mutu berkembang ke

arah kepuasan pelanggan. Organisasi dalam menyediakan produk atau jasa

harus sesuai persyaratan yang diekspresikan oleh pelanggan. Lebih lanjut

konsep mutu meminta organisasi agar mampu menangkap persyaratan latent

pelanggan. Organisasi perlu terus menerus menciptakan ide baru atau

inovasi untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Kano (1996), seorang profesor dari Departement of Management

Science Faculty of Engineering Science University of Tokyo, menyatakan

bahwa terdapat dua elemen yang harus diperhatikan untuk memenuhi

persyaratan pelanggan yaitu Attractive Quality dan Must- Be Quality yang

kemudian dikenal dengan Kano Methodology. Attractive Quality terkait

dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan akan puas bila menerima

produk/jasa sesuai dengan tingkat yang diharapkan. Sebaliknya pelanggan

tidak puas bila menerima produk/jasa di bawah tingkat yang diharapkan.

Sedangkan Must-Be Quality adalah pelanggan merasa sangat tidak puas bila

4

Page 5: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

memperoleh produk/jasa di bawah tingkat yang diharapkan, tetapi dapat

menerimanya jika itu menjadi suatu keharusan.

Dari definisi mutu di atas terlihat bahwa tidaklah cukup bila

memproduksi suatu produk hanya dengan memenuhi spesifikasi atau

memberikan jasa yang memenuhi persyaratan manajemen, karena menurut

Zakiyah (2005), mutu didukung oleh tiga parameter penting, yaitu mutu

desain (quality of design), mutu kesesuaian (quality of confonformance), dan

mutu penggunaan (quality of use).

Quality of design adalah desain mencerminkan suatu produk atau jasa

sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Semua karakteristik yang

penting sebaiknya didesain ke dalam produk atau jasa. Quality of

conformance adalah produk/jasa yang diberikan memenuhi

persyaratan/standar desain. Quality of use adalah pemakai terus menerus

merasa aman menggunakan produk/jasa yang diberikan.

Untuk memenuhi ketiga parameter tersebut di atas, perlunya

perusahaan melengkapi konsep manajemen mutu yang diaplikasikan di

perusahaan dengan konsep pendidikan dan pelatihan. Tanpa adanya aplikasi

pendidikan dan pelatihan, maka penerapan mutu di perusahaan tidak dapat

berkelanjutan dan tidak tersebar ke seluruh komponen unit kerja atau

organisasi. Pendekatan pendidikan mutu bagi perusahaan merupakan

kebijakan strategis perusahaan agar nilai-nilai mutu menjadi jiwa dan

semangat perusahaan dalam memberikan layanan produk dan jasa kepada

pelanggan serta meningkatkan daya saing dan keberlanjutan di masa depan.

Teknologi Informasi

Sistem informasi merupakan bagian dari TI yang digunakan sebagai

salah satu wahana dalam proses pengambilan keputusan. Menurut O’Brien

5

Page 6: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

(2005), TI dianggap memiliki syarat jika memenuhi komponen meliputi (1)

people resources, (2) software resources, (3) hardware resources, (4)

network resources, dan (5) data resources.

People resources atau SDM diperlukan untuk pengoperasian seluruh

sistem informasi. Sumber daya manusia ini terdiri dari pemakai (end user)

dan spesialis sistem informasi seperti sistem analis. Pemakai (end users)

adalah orang-orang yang mengunakan sistem informasi atau informasi yang

dihasilkan. Software resources meliputi semua set dari instruksi-instruksi

pengolahan informasi. Konsep umum dari software tidak hanya set-set dari

instruksi operasi yang dikenal dengan program, yang secara langsung

mengontrol computer hardwares, tetapi juga meliputi set-set dari instruksi

pengolahan informasi yang dibutuhkan oleh orang yang dikenal dengan

prosedur. Contoh-contoh dari software resources antara lain system

software, application software, procedures. Hardware resources meliputi

seluruh perangkat fisik dan material berupa sistim komputer dan computer

peripherals yang digunakan didalam pemrosesan informasi yang meliputi

tidak hanya mesin-mesin, seperti komputer dan perangkat lainnya, tetapi juga

seluruh media data, yaitu seluruh tangible object dimana data dicatat, mulai

dari lembaran kertas sampai ke magnetic disks.

Konsep dari network resources menyatakan bahwa jaringan

komunikasi adalah komponen fundamental dan mendasar bagi seluruh

sistem informasi. Network resources meliputi communications media dan

network support. Jaringan telekomunikasi seperti internet, intranet, dan

extranet saat ini telah menjadi faktor kritikal untuk keberhasilan operasi dari

seluruh tipe organisasi dan sistem informasi yang berbasis komputer.

Jaringan telekomunikasi terdiri dari: komputer, communications processor,

dan perangkat lain yang terhubung oleh media komunikasi dan dikontrol oleh

software komunikasi.

Data adalah lebih dari sebuah bahan baku dari sistem informasi,

karena konsep dari data resources merupakan sumber daya organisasi yang

6

Page 7: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

sangat berharga. Dengan demikian data harus dilihat sebagai sebuah data

resources yang harus dikelola dengan efektif agar dapat bermanfaat bagi

seluruh pengguna didalam organisasi.

Perangkat teknologi pada industri manufaktur adalah mesin-mesin

dengan teknologi terbaru, sedangkan perangkat teknologi pada industri jasa

adalah teknologi informasi. Namun teknologi informasi pada kenyataannya

tidak saja bagi industri jasa, keberadaan teknologi informasi telah meluas

pada seluruh aktivitas perusahaan pada semua sektor industri.

Pada sektor pendidikan, perangkat teknologi informasi tidak lagi

diaplikasikan hanya terbatas pada sistem informasi administasi saja, namun

saat ini teknologi informasi telah menyentuh esensi dari pendidikan, yaitu

sistem pembelajaran. Konsep yang demikian dikenal dengan e-learning,

dimana peserta tidak lagi terbatas pada waktu dan tempat untuk mengikuti

pendidikan.

Novenandini dan Wulandari (2010) mendefinisikan e-learning sebagai

konsep pendidikan yang berbasiskan teknologi informasi sebagai berikut:

1. e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan

tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan menggunakan media

Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

2. e-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi

elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet,

jaringan komputer, maupun komputer standalone.

3. e-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang

memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet.

4. e-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di

tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti

pelajaran/perkuliahan di kelas.

5. e-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran

berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau

internet.

7

Page 8: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

Aplikasi pembelajaraan melalui teknologi e-learning akan mendorong

perusahaan dalam mengemas pendidikan mutu menjadi sistem pembelajaran

manajemen mutu yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja serta

memiliki daya tarik tersendiri. Dengan melibatkan kelima aspek teknologi

informasi, yaitu (1) people resources, (2) software resources, (3) hardware

resources, (4) network resources, dan (5) data resources, maka e-learning

akan menjadi efektif bagi pendidikan mutu di perusahaan.

Pembahasan

Permasalahan yang utama seperti yang telah disampaikan di atas

adalah bagaimana keterpaduan antara teknologi informasi, pendidikan dan

mutu menjadi tiga aspek yang menjadi kebijakan strategis perusahaan dan

organisasi dalam meningkatkan daya saing. Hal tersebut sesuai dengan hasil

laporan yang disampaikan oleh WEF dalam GCI bahwa terdapat faktor-faktor

yang menjadi pendorong dalam peningkatan daya saing suatu negara.

Namun dalam kajian ini hanya dibatasi tiga faktor yang dapat

dipadupadankan menjadi peningkatan daya saing tersebut.

Di dalam kerangka pengembangan sumber daya manusia jangka

panjang, pendidikan merupakan kata kunci yang menjadi penting dalam

kebijakan strategis perusahaan bila ingin berdaya saing dan berkelanjutan

(sustainability). Perusahaan dan organisasi tidak akan memiliki keunggulan

bila tidak adanya sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga untuk

memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan merupakan

salah satu program kerja strategis dalam mencapai sasaran tersebut.

Dalam kerangka daya saing dan kepuasan pelanggan, mutu

merupakan kata kunci yang menjadi penting bagi perusahaan agar produk

dan layanan yang disampaikan kepada pelanggan memenuhi harapan

kepuasan pelanggan, serta mampu menyaingi kualitas produk dan layanan

para pesaing terdekatnya.

8

Page 9: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

Demikian halnya dengan teknologi informasi, Porter (2007)

menyebutkan bahwa teknologi informasi merupakan perangkat yang mampu

menempatkan posisi daya saing perusahaan pada industri. Penggunaan

teknologi informasi akan mendorong perusahaan pada posisi persaingan

yang kuat. Hal ini karena perusahaan akan mampu mengelola informasi

secara cepat atas berbagai informasi yang ada di internal dan eksternal,

sehingga keputusan strategis akan cepat diambil bagi persaingan di pasar.

Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada aplikasi sistem

pengambilan keputusan melalui operasionalisasi pengelolaan informasi di

setiap unit kerja perusahaan, namun secara komprehensif teknologi informasi

menjadi bagian penting bagi sektor pendidikan. Saat ini pemanfaatan

teknologi informasi tidak lagi hanya menjalankan sistem administasi

kependidikan, namun telah menyentuh esensi dari pendidikan itu sendiri,

dalam hal ini pada proses pembelajaran.

Pertanyaan yang perlu dijawab adalah “bagaimana teknologi informasi

dapat berperan dalam mendukung dunia pendidikan sehingga menjadikan

pendidikan sebagai salah satu faktor dalam daya saing organsasi dan

perusahaan? Memaksimalkan peran teknologi informasi tidak hanya terbatas

pada penggunaanya dalam administrasi pendidikan semata, namun harus

menekankan pada esensi dari pendidikan tersebut, yaitu sistem belajar-

mengajar. Teknologi informasi yang dimanfaatkan secara maksimal akan

memudahkan sistem belajar yang memudahkan peserta didik dan pendidik

tanpa terikat ruang dan waktu.

Di dunia pendidikan dan pelatihan banyak sekali metode yang disebut

e-learning. Pada dasarnya, e-learning merupakan sebuah peralihan konten

pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan merujuk pada

penggunaan intra ataupun internet. Pembelajaran yang aktual akan

melibatkan sebuah identifikasi informasi, dimana pengguna mendapatkan

sebuah pemahaman dan keterampilan berbasis pengetahuan. Dalam tataran

9

Page 10: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

ini, ruang dan waktu penggunaan e-learning seutuhnya diserahkan kepada

pengguna.

Dengan perkembangan cepat sistem informasi dan teknologi internet,

tidak hanya membuat untuk banyak kemajuan dalam multi-media dan industri

internet, tetapi juga mempengaruhi inovasi dalam gaya belajar pendidikan.

Gaya belajar sekarang sangat berbeda dengan masa lalu. Karena

pengembangan teknologi, e-learning akan berkembang. Pelajar dan pendidik

akan menghadapi ajaran baru dan metode pembelajaran.

E-learning dapat membuat gaya belajar baru melalui internet. Sumber

daya informasi akan diversifikasi. Dengan diversifikasi isi, pengalaman

belajar dan kemudahan internet akan diterima oleh sekolah. Dalam rangka

meningkatkan efektivitas belajar, pemerintah saat ini telah mengembangkan

pendidikan yang berbasiskan teknologi yang salah satunya adalah

pengembangan e-learning. Tujuan dari rencana tersebut adalah bahwa

dengan mengimpor konsep dan teknik e-learning, dan memanfaatkan

karakteristik interaksi internet multi-media dan proses belajar pribadi, ia dapat

menciptakan life time model pembelajaran di mana pelajar adalah pusat

kegiatan belajar dan pelajar dapat belajar di mana saja kapan saja.

Bila dibandingkan dengan sistem pendidikan konvensional, sistem

pendidikan berbasiskan teknologi informasi yang dikenal dengan sebutan e-

learning memiliki perbedaaan, dimana gaya pendidikan tradisional

didasarkan pada guru sebagai pusat pembelajaran. Namun, karena informasi

dengan cepat menyebar dan memperbaharui pengetahuan lebih cepat, gaya

pengajaran tradisional tidak lagi mencukupi untuk pelajar. Di masa lalu,

komputer digunakan sebagai sarana perbantuan yang digunakan untuk salah

satu arah pembelajaran, namun saat ini peran komputer dapat digabungkan

dengan website ke internet belajar. Metode pembelajaran seperti ini telah

meningkatkan dari satu cara menjadi dua cara dan dari statis menjadi

dinamis (aktif). Inilah kelebihan dari e-learning, dimana peserta didik bisa

10

Page 11: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

mendapatkan lebih banyak bahan berlimpah dan penuh warna dan instruktur

dapat memahami keinginan dan situasi peserta didik.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat

mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning

untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun

banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran

menggunakan sistem e-learning cenderung sama bila dibanding dengan

pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa

diperoleh dengan e-learning adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui e-

learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja.

Di samping itu, materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar

(termasuk multimedia) dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar.

Demikian halnya dengan pendidikan mutu yang diaplikasikan baik

secara internal maupun eksternal perusahaan, pendekatan e-learning akan

memberikan efektifitas kebijakan strategis perusahaan dan organisasi dalam

memberikan pengetahuan dan wawasan manajemen mutu terpadu secara

jangka panjang. Media e-learning tidak lagi membatasi setiap peserta untuk

mengikuti pendidikan yang terikat oleh waktu dan tempat seperti yang ada

pada pendidikan konvesional, sehingga sasaran pendidikan mutu dalam

memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan manajemen mutu terpadu akan

efektif dan dampaknya perusahaan dan organisasi memiliki daya saing yang

keberlanjutan di masa depan.

Peran pembelajaran melalui e-learning dalam pendidikan mutu harus

pula memperhatikan tiga parameter penting dalam mutu, seperti yang

disampaikan oleh Zakiyah (2005), yaitu: mutu desain (quality of design), mutu

kesesuaian (quality of confonformance), dan mutu penggunaan (quality of

use). Artinya, peserta didik yang mengikuti pendidikan melalui e-learning

dapat memahami esensi konsep mutu, sehingga metoda pembelajaran yang

disampaikan pun harus memenuhi ketiga aspek tersebut. Metoda

pembelajaran perlu didisain sehingga memenuhi kriteria mutu disain,

11

Page 12: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

kesesuaian antara mutu yang diharapkan peserta dengan mutu yang akan

dicapai dalam pembelajaran, serta media pembelajaraan memenuhi mutu

dalam penggunaan bagi peserta didik. Pada akhirnya, sasaran yang dicapai

dalam pendidikan mutu dapat terpenuhi, sehingga tujuan perusahaan dan

organisasi dalam menempatkan mutu sebagai daya saing di masa depan

akan tercapai.

Penutup

Daya saing perusahaan dan keberlanjutan organisasi merupakan kata

kunci yang menekankan pentingnya organsasi memiliki perhatian terhadap

mutu. Namun, mutu tidak akan berlanjut untuk jangka panjang dan

terdisitribusi secara luas ke seluruh unit kerja organisasi tanpa adanya peran

pendidikan. Ini disebabkan karena pendidikan dapat memberikan wawasan

pengetahuan secara jangka panjang agar manajemen mutu menjadi sebuah

nilai-nilai dan jiwa yang menjadi semangat perusahaan dan organisasi dalam

memberikan layanan yang berkualitas kepada pelanggannya.

Pendidikan mutu merupakan program kerja strategis yang perlu

menjadi perhatian perusahaan dan organisasi dalam pengembangan

penerapan manajemen mutu terpadu secara jangka panjang di perusahaan

dan organisasi. Pendidikan mutu memberikan peran dimana mutu bukan

hanya kepentingan jangka pendek demi kepuasan pelanggan semata, namun

untuk jangka panjang mutu menjadi pengetahuan dan wawasan yang

menjadi poin penting bagi keberlanjutan perusahaan di masa depan.

Pendidikan yang dikemas secara konvensional akan memiliki daya

tarik yang rendah bagi pesertanya, sehingga peran teknologi informasi

manjadi alternatif sangat penting untuk mengemas pendidikan menjadi

sesuatu yang dapat dijangkau secara luas di mana saja, kapan saja, dan

terdokumentasi serta efisien dan efektif bagi pesertanya. Konsep pendidikan

yang berbasiskan kepada teknologi informasi dikenal dengan e-learning.

Konsep ini menjadikan pendidikan mutu sebagai wahana pendidikan dan

12

Page 13: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

pelatihan dengan pendekatan yang lebih efektif dan efisien, karena setiap

peserta akan melakukan pembelajaran di mana saja dan kapan saja tanpa

terikat oleh tempat dan waktu.

Pada akhirnya, pendidikan, mutu, dan teknologi informasi merupakan

tiga kata kunci bagi daya saing perusahaan dan keberlanjutan organisasi.

Ketiganya akan menjadi daya saing perusahaan dan keberlanjutan organisasi

bila dipadupandankan secara efektif bagi pengembangan dan pendidikan

sumber daya manusia jangka panjang.

Referensi

Daya Saing Indonesia Peringkat 59 di Dunia: Industri Teknologi Informasi; www.lintasberita.com; 14 Oktober 2009.

Daya Saing Indonesia Terbaik Dunia; www.tempointeraktif.com; 10 September 2010.

Kano, Noriaki. 1996, Guide to TQM in Service Industries, Tokyo : Asian Productivity Organization.

Kartajaya, Hermawan. 2002, MarkPlus on Strategy, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Noveandini, R. dan Wulandari, M.S. 2010. Pemanfaatan Media Pembelajaran secra On-Line (E-Learning) bagi Wanita Karir dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas dan Fleksibilitas Pemantauan Kegiatan Belajar Anak Siswa/I Sekolah Dasar, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010, Yogyakarta, 19 Juni 2010

O’Brien A. James. 2005. Management Information System: Managing Information Technology In The Internet Worked Enterprise. 6th Edition. Singapore: Mcgraw Hill.

Pendidikan Berhasil Tingkatkan Daya Saing Indonesia; www.jardiknas.kemdiknas.go.id; 20 September 2010.

Porter, M. E., 2007. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing, Karisma Publising, Jakarta

Tjiptono, Fandy. 2001. Prinsip-prinsip Total Quality Service, Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

13

Page 14: Peran IT dalam Pendidikan Mutu

Zakiyah. 2005. Pertumbuhan Berkelanjutan dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000: Upaya Peningkatan Daya Saing Industri. White Paper. Sekolah Pascasarjana S3, Institut Pertanian Bogor.

14