PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI...

11
1 PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI PADA SUATU PERGURUAN TINGGI DI JAWA BARAT ANDI HILDA ADANI SURYA CAHYADI Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat kelulusan di perguruan tinggi. Pada pelaksanaannya tidak jarang mahasiswa untuk menunda mengerjakan skripsi. Dalam psikologi, istilah ini disebut sebagai prokrastinasi akademik. Menurut para ahli, emosi adalah salah satu penyebab munculnya suatu perilaku penundaan. Pada penelitian ini akan difokuskan untuk mengkaji peran emosi negatif (cemas, bosan, putus asa, marah, dan malu) terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa. Responden dalam penelitian ini yaitu 443 mahasiswa pada perguruan tinggi di Jawa Barat. Data diperoleh melalui kuesioner Achievement Emotion dalam Pengerjaan Skripsi dengan reliabel (α = 0,721 – 0,872) dan Prokrastinasi Akademik dalam Pengerjaan Skripsi dengan reliabel (α = 0,939). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa emosi negatif memiliki peran terhadap prokrastinasi akademik (R = 0,434) dan (R square = 0,188). Cemas (B = 0,115, t = 2,343), bosan (B = 0,176, t = 2,684) , dan putus asa (B = 0,237, t = 3,255) akan memberi koefesien regresi (+) yang berarti meningkatkan prokrastinasi akademik, sedangkan malu (B = -0,035, t = -0,599) dan marah (B = -0,03, t = -0,466) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa emosi negatif khususnya cemas, bosan, dan putus asa berperan memunculkan perilaku prokrastinasi akademik mahasiswa pada suatu perguruan tinggi di Jawa Barat. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengatur emosi dengan cara mengurangi munculnya emosi negatif untuk mengurangi perilaku prokrastinasi akademik skripsi. Kata kunci : emosi, emosi negatif, prokrastinasi akademik, mahasiswa, skripsi

Transcript of PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI...

Page 1: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

1

PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI AKADEMIK

MAHASISWA DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI PADA SUATU

PERGURUAN TINGGI DI JAWA BARAT

ANDI HILDA ADANI

SURYA CAHYADI

Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat kelulusan diperguruan tinggi. Pada pelaksanaannya tidak jarang mahasiswa untuk menundamengerjakan skripsi. Dalam psikologi, istilah ini disebut sebagai prokrastinasiakademik. Menurut para ahli, emosi adalah salah satu penyebab munculnya suatuperilaku penundaan. Pada penelitian ini akan difokuskan untuk mengkaji peran emosinegatif (cemas, bosan, putus asa, marah, dan malu) terhadap prokrastinasi akademikmahasiswa.

Responden dalam penelitian ini yaitu 443 mahasiswa pada perguruantinggi di Jawa Barat. Data diperoleh melalui kuesioner Achievement Emotiondalam Pengerjaan Skripsi dengan reliabel (α = 0,721 – 0,872) dan ProkrastinasiAkademik dalam Pengerjaan Skripsi dengan reliabel (α = 0,939). Data yangdiperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa emosi negatif memiliki peranterhadap prokrastinasi akademik (R = 0,434) dan (R square = 0,188). Cemas (B =0,115, t = 2,343), bosan (B = 0,176, t = 2,684) , dan putus asa (B = 0,237, t =3,255) akan memberi koefesien regresi (+) yang berarti meningkatkanprokrastinasi akademik, sedangkan malu (B = -0,035, t = -0,599) dan marah (B =-0,03, t = -0,466) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasiakademik.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa emosi negatif khususnya cemas,bosan, dan putus asa berperan memunculkan perilaku prokrastinasi akademikmahasiswa pada suatu perguruan tinggi di Jawa Barat. Oleh karena itu, sangatpenting untuk mengatur emosi dengan cara mengurangi munculnya emosi negatifuntuk mengurangi perilaku prokrastinasi akademik skripsi.

Kata kunci : emosi, emosi negatif, prokrastinasi akademik, mahasiswa, skripsi

Page 2: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

2

PENDAHULUAN

Sebagai syarat kelulusan, mahasiswa diwajibkan untuk menyusun dan

menyelesaikan skripsi. Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang memiliki

kedudukan yang sama dengan mata kuliah lain, namun berbeda dalam proses

pembelajarannya karena tidak memiliki jadwal yang rutin. Dalam pengerjaan

skripsi, mahasiswa sering mengalami emosi-emosi tertentu sebagai reaksi dari

situasi yang dihadapi. Emosi-emosi tersebut bisa berupa emosi negatif maupun

emosi positif.

Emosi yang terkait dengan kegiatan belajar dan berprestasi dikenal

dengan istilah achievement emotions (Pekrun et al., 2002; Pekrun et al., 2007;

Pekrun, 2014). Pekrun mengungkapkan bahwa terdapat sembilan emosi yang

paling sering muncul atau dirasakan oleh pelajar yaitu emosi positif (menikmati,

berharap, bangga, dan lega) dan emosi negatif (cemas, bosan, marah, malu, dan

putus asa). Emosi-emosi yang dirasakan oleh pelajar dapat mempengaruhi

pembelajaran dan prestasi (Pekrun et al., 2002; Pekrun et al., 2007; Pekrun, 2014).

Emosi mempengaruhi performa akademik pelajar, seperti emosi positif

yang dapat meningkatkan motivasi terhadap tugas dan emosi negatif menurunkan

motivasi itu sendiri (Ashby, Isen, & Turken, 1999; Fiedler, 2001; dalam Pekrun,

2009), berarti emosi positif dapat membuat mahasiswa terdorong dan termotivasi

untuk mengerjakan skripsi. Emosi negatif seperti cemas, marah, malu, bosan, dan

putus asa akan memberikan dampak yang negatif terhadap prestasi pelajar

(Meece, Wigfield, & Eccles, 1990; Pekrun, 1992a; dalam Pekrun, 2009), dan juga

cenderung sebagai prediktor negatif terhadap performa (Pekrun, 2009). Pada

penelitian ini, emosi negatif dapat memberikan dampak negatif pada mahasiswa

atau sebagai prediktor negatif terhadap performa mahasiswa dalam pengerjaan

skripsi.

Emosi-emosi yang disebutkan di atas khususnya emosi negatif dapat

membuat seseorang melakukan suatu penundaan. Mahasiswa yang memiliki

kecemasan ekstrim dapat memunculkan perilaku menunda-nunda karena lebih

memperkuat untuk menghindari kecemasan yang terkait dengan pengerjaan

Page 3: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

3

skripsi. Tindakan menunda penyelesaian tugas akademik merupakan fenomena

yang dikenal sebagai prokrastinasi akademik.

Prokrastinasi akademik mengacu pada perilaku menunda-nunda tugas,

dimana perilaku menunda ini dimanifestasikan oleh tiga perilaku yaitu lack of

promptness, either in intention or in behavioral; intention-behavior discrepancy;

dan preference for competing activities (Henri C. Schouwenburg; Ferrari, 1995).

Artinya bahwa mahasiswa yang prokrastinasi tahu bahwa tugasnya harus

diselesaikan namun ia menunda untuk memulai mengerjakan, ia juga memiliki

kesulitan untuk mengerjakan skripsi sesuai dengan rencana, dan dengan sengaja

melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan skripsi.

Berdasarkan penjabaran diatas, peneliti melihat bahwa terdapat keterkaitan

antara emosi khususnya emosi negatif yang dirasakan seseorang dengan perilaku

prokrastinasi akademik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mencari tahu

bagaimana peran emosi negatif terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa yang

sedang menyusun skripsi pada suatu perguruan tinggi di Jawa Barat.

TINJAUAN PUSTAKA

Prokrastinasi akademik adalah suatu tindakan yang disengaja, berdasarkan

keyakinan yang tidak rasional untuk menunda melakukan tugas aktivitas

akademik secara berulang-ulang, menunda penyelesaian tugas akademik untuk

dilaksanakan dilain waktu, tidak menyelesaikan atau hingga menimbulkan

hambatan kerja (Salomon & Rothblum, 1984; Ferrari, 1995). Hal yang dapat

diamati dari perilaku menunda-nunda pelajar, mereka mulai belajar lebih lambat.

Penundaan ini mungkin karena perilaku studi mereka tidak sesuai dengan niat

atau intensi mereka (Milgram, Sroloff, & Rosenbaum, 1988; Ferrari, 1995), dan

juga karena niat mereka untuk menunda belajar. Akibatnya, baik niat maupun

perilaku memiliki kesenjangan dan kurangnya niat untuk melakukan tugas-tugas

studi mungkin bisa diamati ( Schouwenburg; Ferrari, 1995). Selain itu, pelajar

yang prokrastinasi lebih mudah terdistraksi terhadap perilaku lain daripada belajar

(e.g., social activities; Ferrari 1995). Prokrastinasi akademik mengacu pada

Page 4: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

4

perilaku menunda-nunda tugas, dimana perilaku menunda ini dimanifestasi oleh

tiga perilaku : (1) lack of promptness, either in intention or in behavioral; (2)

intention-behavior discrepancy; and (3) preference for competing activities (Henri

C. Schouwenburg; Ferrari, 1995). Sehingga dapat dilihat bahwa prokrastinator

tahu tugasnya harus diselesaikan dan penting bagi dirinya namun ia menunda

untuk mulai mengerjakan atau menyelesaikan hingga tuntas. Ia memerlukan

waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam

mengerjakan tugas. Ia juga punya kesulitan untuk mengerjakan tugas sesuai

dengan rencana sebelumnya dan dengan sengaja melakukan aktivitas yang lebih

menyenangkan daripada mengerjakan tugas sehingga menyita waktu yang tersedia

untuk dirinya.

Banyak penyebab seseorang bisa melakukan penundaan. Salah satunya

adalah munculnya emosi tertentu seperti emosi negatif. Menurut Laura J,

Solomon dan R. Rothblum (1984), tindakan “melupakan sejenak” atau menunda

penyelesaian tugas akademik merupakan fenomena yang dikenal sebagai

prokrastinasi akademik yang salah satunya dapat disebabkan karena mahasiswa

mengalami emosi tertentu seperti kecemasan yang spesifik atau ketakutan sosial

seperti fear of failure. Kecemasan ekstrim yang paling memungkinkan seseorang

unuk melakukan penundaan yang terkait dengan belajar, karena individu fokus

dalam mengurangi kemunculan emosi (Burka dan Yen, 1983; dalam Ferrari. JR,

dkk 1995). Maka dari itu, emosi yang dirasakan seseorang bisa secara langsung

berdampak kepada perilaku prokrastinasi.

Sejalan dengan konsep Pekrun yang mengungkapkan bahwa positive

achievement emotions (emosi positif) dan negative achievement emotions (emosi

negatif) yang berkaitan dengan proses maupun pencapaian pembelajaran memiliki

dampak pada proses belajar (learning), yaitu memengaruhi atensi, motivasi,

strategi belajar, serta self-regulation (Pekrun, 1992b; Pekrun et al., 2002a; Pekrun

et al., 2007; dalam Pekrun, 2014). Dalam kaitannya dengan atensi, emosi negatif

membuat pelajar mudah terdistraksi dan menarik diri dari suatu pembelajaran.

Dalam keterkaitannya dengan motivasi, emosi negatif akan membuat pelajar

kehilangan ketertarikannya dan motivasi dalam mengejakan tugas. Ketika pelajar

Page 5: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

5

tidak fokus dan tidak termotivasi dengan tugas, akan membuat pelajar untuk

melakukan suatu penundaan.

Definisi emosi itu sendiri adalah salah satu ungkapan dari keadaan internal

manusia yang berdasarkan keadaan fisik atau indra sensoris (Lazarus, 1999 dalam

Schutz & Pekrun, 2007). Emosi yang berkaitan dengan kegiatan akademik dan

prestasi disebut dengan achievement emotions. Achievement emotion adalah

emosi yang berkaitan langsung dengan prestasi, baik aktivitas prestasi

(achievement activities) maupun hasil prestasi (achievement outcomes) (Pekrun, et

al., 2007). Emosi-emosi tersebut adalah menikmati, berharap, bangga, lega,

cemas, marah, malu, bosan, dan putus asa. Secara umum emosi atau achievement

emotion dapat dikelompokkan sesuai valensinya, baik itu positif (menyenangkan)

atau negatif (tidak menyenangkan).

Menurut Pekrun et al. (2007), munculnya achievement emotions

disebabkan oleh penilaian diri secara kognitif mengenai kemampuan seseorang

akan kontrol dirinya (control) serta penilaian (value) terhadap kegiatan akademik

tersebut, suatu penelian terbut dapat dipengaruhi oleh lingkungan (enviromental).

Lingkungan tersebut dapat memenculkan atau mempengaruhi achievement

emotions tertentu yang dirasakan oleh siswa. Keadaan lingkungan yang dirasakan

orang berbeda dan interaksi setiap orang yang berbeda pada lingkungannya.

Lingkungan tersebut akan memengaruhi proses berpikir seseorang terkait

pengendalian (control) dan penilaian (value) seseorang. Penilaian yang dilakukan

nantinya akan memunculkan achievement emotions yang berbeda-beda pada

setiap orang.

Ketika seseorang memiliki penilaian yang baik atau tinggi terhadap

kegiatan akademiknya dan juga memiliki kendali yang tinggi, maka achievement

emotions yang muncul akan atau bisa positif. Achievement emotions yang

muncul tersebut akan berdampak langsung terhadap learning atau proses belajar,

dimana proses belajar tersebut adalah cognitive resources, motivation to learn,

learning strategies, serta self-regulation of learning. Setiap aspek pembelajaran

(learning) ini nantinya dapat menentukan pencapaian atau achievement dari

seorang pelajar.

Page 6: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

6

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam penelitian non eksperimental yang sifatnya

kuantitatif dengan menggunakan metode kuesioner. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif, dengan menekankan data numerik untuk menjawab

pertanyaan penelitian (Christensen, 2011). Pada penelitian ini data yang

didapatkan berupa angka-angka yang akan menguji peran emosi negatif terhadap

prokrastinasi akademik mahasiswa di suatu Perguruan Tinggi. Data akan

dianalisis menggunakan teknik analisis regresi berganda yang memungkinkan

untuk meramalkan nilai suatu variabel terikat (criterion variable) dari nilai

variabel bebas (predictor variable). Responden penelitian ini yaitu 443 orang

mahasiswa yang didapatkan dari cluster sampling.

Data diperoleh dengan menyebarkan dua buah kuesioner. Kuesioner

tersebut adalah Kuesioner Achievement Emotions Dalam Pengerjaan Skripsi yang

disusun berdasarkan lima jenis emosi negatif dan Kuesioner Prokrastinasi

Akademik Dalam Pengerjaan Skripsi yang disusun berdasarkan tiga ciri dari

prokrastinasi akademik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Pengukuran

Peran Emosi Negatif dan Prokrastinasi Akademik dalam Pengerjaan Skripsi.

Tabel 1 Hasil Koefisien Emosi Negatif terhadap Prokrastinasi Akademik

Model R R Square Std. Error of the

Estimate

0,434a 0,188 0,64806

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R)

adalah 0,434 dan nilai koefisien determinasi (R Square) yang merupakan hasil

penguadratan R adalah 0,188. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel

Page 7: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

7

penelitian ini, 18,8 % dalam prokrastinasi akademik dapat dijelaskan oleh emosi

negatif, sedangkan 81,2% sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian

ini (lihat Tabel 1).

Tabel 2 Hasil Uji Kelayakan Model Emosi Negatif terhadap Prokrastinasi

Akademik

Sum of Squares Mean Square F Sig.

Regression 42,521 8,504 20,249 0,000b

Residual 183,533 0,420

Total 226,053* : p value < 0,05

Dari hasil penelitian pada taraf signifikansi (sig.), didapatkan bahwa (p <

0,05) nilai F yang dihasilkan adalah signifikan, maka hipotesis nol yang

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan linier antara emosi negatif dengan

prokrastinasi akademik, ditolak. Dengan kata lain, terdapat hubungan linier

antara emosi negatif dengan prokrastinasi akademik. Jadi, emosi negatif berperan

secara signifikan terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa (lihat Tabel 2).

Tabel 3 Hasil Uji Pengaruh dan Besar Kontribusi Emosi Negatif terhadap

Prokrastinasi Akademik

Unstandardized Coefficients T Sig.

B Std. Error

(Constant) 1,810 ,167 10,865 ,000

Cemas 0,115 ,049 2,343 ,020

Bosan 0,176 ,066 2,684 ,008

Malu -0,035 ,058 -,599 ,549

Marah -0,030 ,065 -,466 ,641

Putus asa 0,237 0,073 3,255 0,001* : p value < 0,05

Variabel terikat Prokrastinasi Akademik

Dari hasil penelitian ini, nilai konstan dengan α < 0,5 maka emosi

negatif secara bersama-sama memberikan peran yang signifikan terhadap

prokrastinasi akademik. Jika dilihat tiap emosinya, didapatkan bahwa besarnya

Page 8: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

8

koefisien arah regresi cemas adalah 0,115 dan arah regresi signifikan pada taraf α

< 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor prokrastinasi akademik

akan bertambah sebesar 0,115 atau 11,5% jika terdapat peningkatan emosi cemas

sebesar satu satuan. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa arah regresi

bosan 0,176 dan arah regresi signifikan pada taraf α < 0,05, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa skor prokrastinasi akademik akan bertambah sebesar

0,176 atau 17,6% jika terdapat peningkatan emosi bosan sebesar satu satuan.

Didapatkankan pula besar koefisian arah regresi malu -0,035 dan arah regresi

tidak signifikan yaitu 0,54 > 0,05 yang berarti bahwa emosi malu tidak

bepengaruh signifikan terhadap prokrastinasi akademik. Penelitian ini juga

menujukkan bahwa emosi marah dengan arah regresi -0,03 dan arah regresi tidak

signifikan yaitu 0,64 > 0,05 hal ini berarti bahwa emosi marah tidak berpengaruh

signifikan terhadap prokrastinasi akademik. Emosi terakhir adalah putus asa

dengan besarnya koefisien arah regresi putus asa adalah 0,237 dan arah regresi

signifikan pada taraf α < 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor

prokrastinasi akademik akan bertambah sebesar 0,237 atau 23,7% jika terdapat

peningkatan emosi putus asa sebesar satu satuan (lihat tabel 3).

Dari penjabaran diatas diketahui bahwa emosi negatif secara bersama-

sama memberikan peran untuk meningkatkan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa. Dengan kata lain emosi ini akan membuat mahasiswa untuk menunda

memulai, mengerjakan, dan menyelesaikan skripsi hingga tuntas. Ketika

mahasiswa tidak tertarik atau tidak menyenangi pengerjaan tersebut, ia akan

cenderung menghindari pengerjaan skripsi atau hal-hal yang berkaitan dengan

skripsi dan memunculkan suatu penundaan tersebut. Penelitian ini sesuai dengan

ungkapan bahwa kecemasan yang ekstrim yang paling mungkin menyebabkan

perilaku menunda-nunda karena lebih memperkuat untuk menghindari kecemasan

yang terkait dengan belajar (Burka & Yen, 1983; dalam Ferrari. JR, dkk 1995).

Penelitian ini juga dapat di dukung oleh konsep dari teori Pekrun. Emosi negatif

akan memberi dampak terhadap proses learning (motivasi, atensi, dan self-

regulation) (Pekrun, 1992b; Pekrun et al., 2002a; Pekrun et al., 2007; dalam

Pekrun, 2014). Emosi negatif dapat membuat mahasiswa kehilangan ketertarikan

Page 9: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

9

dan tidak terdorong untuk mengerjakan tugas skripsi dan dapat memunculkan

perilaku menunda. Emosi negatif dapat menarik atensi mahasiswa dan membuat

mahasiswa tidak fokus, tidak konsentrasi dengan tugas skripsi, dan mudah

terdistraksi sehingga hal itu akan memicu suatu perilaku penundaan.

Jika dilihat dari masing-masing emosi negatif tersebut, besar arah

koefisien regresi tiap emosi negatif berbeda. Jika emosi-emosi negatif tersebut

dirasakan dalam satu momen tertentu, maka emosi cemas, bosan, dan putus asa

memiliki arah koefisien regresi (+) yang berarti dan akan meningkatkan atau

memunculkan prokrastinasi akademik. Dengan kata lain emosi ini yang paling

berperan dalam memunculkan perilaku menunda tersebut. Maka dari itu, untuk

mencegah adanya perilaku prokrastinasi dalam pengerjaan skripsi, emosi ini

sebaiknya dikurangi agar mahasiswa tersebut tidak menunda pengerjaan skripsi

tersebut. Dari hasil penelitian tersebut juga didapatkan bahwa marah dan malu

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prokrastinasi akademik, artinya

bahwa emosi ini tidak memberikan kontribusi munculnya prokrastinasi akademik

dalam pengerjaan skripsi.

Oleh karena itu, munculnya emosi-emosi negatif dapat meningkatkan

perilaku prokrastinasi akademik dalam pengerjaan skripsi. Emosi-emosi yang

paling berperan secara signifikan yaitu emosi cemas, bosan, dan putus asa. Emosi

ini akan secara langsung membuat mahasiswa melakukan penundaan atau

prokrastinasi akademik dalam pengerjaan skripsi. Namun memang tidak

sepenuhnya hanya emosi negatif yang dapat memunculkan prokrastinasi

akademik pada mahasiswa, sebab emosi negatif hanya berperan sebesar 18,8%

untuk meningkatkan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Misalnya saja

emosi malu dan marah yang belum berperan secara signifikan terhadap

prokrastinasi akademik. Masih banyak faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini yang dapat menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi

akademik dalam pengerjaan skripsi.

Page 10: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

10

SIMPULAN DAN SARAN

Munculnya emosi negatif secara bersama-sama akan memberikan peran

secara langsung terhadap prokrastinasi akademik sebanyak 18,8%. Emosi cemas,

bosan, dan putus asa berperan untuk memunculkan perilaku prokrastinasi

akademik pada mahasiswa. Emosi marah dan malu tidak berperan secara

signifikan pada prokrastinasi akademik dalam pengerjaan skripsi pada mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan untuk menciptakan suatu

iklim yang dapat mengendalikan emosi negatif untuk mengurangi atau menghambat

munculnya perilaku prokrastinasi akademik dalam mengerjakan skripsi. Hal ini bisa

dilakukan dengan cara :

1. Mahasiswa mengendalikan emosi-emosi negatif yang dirasakannya agar

emosi tersebut tidak menjadi suatu hambatan dalam penyelesaian skripsi.

2. Peneliti menyarankan agar mahasiswa mencari topik yang disenangi

dalam pengerjaan skripsi, sehingga hal itu memfasilitasi munculnya

emosi positif dan mengurangi emosi negatif yang ada dalam diri

mahasiswa.

3. Menciptakan interaksi yang baik antara dosen pembimbing skripsi dan

mahasiswa, dimana interaksi tersebut bisa memfasilitasi munculnya

emosi-emosi tertentu.

4. Memberikan fasilitas-fasilitas yang menunjang kelancaran skripsi kepada

mahasiswa, baik dari orang tua, instansi, dan dosen.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, s. 2013. Model Prestasi dalam Pengerjaan Skripsi Terkait dengan peranAchievement Emotions dan Self-Regulation Pada Mahasiswa Psikologi diBandung. Disertasi Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Tidakdipublikasikan.

Christensen, Larry B. 2007. Experimental Methodology Tent Edition. Boston :Person Education Inc

Christensen, Larry B. 2007. Experimental Methodology 10th edition. New York :Pearson Education Inc.

Page 11: PERAN EMOSI NEGATIF TERHADAP PROKRASTINASI …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/andi-hilda-adani.pdf · Skripsi adalah tugas akhir mahasiswa yang menjadi suatu syarat

11

Fraenkel, Jack R., Wallen, Norman E. 2008. How to Design and Evaluate Research inEducation Seventh Edition. New York : McGraw-Hill

Ferrari, Joseph R, et al. 1995. Procrastination and Task Avoidance: Theory,Research Treatment. New York: Plenum Press.

Guilford, J. P., 1956. Fundamental Statistics In Psychology And Education. NewYork : McGraw-Hill. P. 145.

Hermawan, Hilmma. 2010. Hubungan Strategi Regulasi Emosi DenganProkrastinasi Akademik Pada Mahasiswa. Fakultas Psikologi Unpad.

Kaplan, Robert M., & Dennis P. Saccuzzo. 2005. Psychological Testing,Principles, Applications, and Issues 6th Edition. Wadworth : ThomsonLearning, Inch.

Pekrun, Reinhard and Garcia, Lisa- Linnenbrink. 2014. International Handbookof Emotions in Educatin. New york : Taylor & Francis.

Pekrun, Reinhard. (2014). Emotions and Learning. International Academy ofEducation. Australia : International Bureau of Education.

Pekrun, Reinhand, et al. (2009). Achievement Emotions: Testing a Model JointRelations With Academic Performance

Pekrun, Reinhard, Frenzel, Anne C., Goetz, Thomas, Perry, Raymond P. (2007).The Control-Value Theory of Achievement Emotions : An IntegrativeApproach to Emotions in Education. Emotion in education, 13-36.

Pekrun, Reinhard, Goetz, Thomas, Titz, Wolfram & Perry Raymond P., (2002a).Academic Emotions in Students Self-regulated Learning and Achievement; Aprogram of Quantitative an Qualitative Research. Educational Psychology,37. 91-106.

Pekrun, Reinhard, Goetz, Thomas, Titz, Wolfram & Perry Raymond P., (2002b).Positive Emotions In Education. Oxford : Oxford University Press, 149-173.

Pintrich, Paul R., Smith David A. F., Garcia, Teresa, McKeachie, Wilbert J.(1991). A Manual for the Use of the Motivated Strategies for LearningQuestionnaire (MSLQ).

Rothblum, Esther D,: Solomon, laura J. (1984) Acameic procrastination:Frequency and Cognitive-Behavioral Correaltes, Journal of CounselingPsychology.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito