PERAN AKUNTANSI DALAM RUMAH TANGGA DAN PENERAPAN ...
Transcript of PERAN AKUNTANSI DALAM RUMAH TANGGA DAN PENERAPAN ...
i
PERAN AKUNTANSI DALAM RUMAH TANGGA DAN
PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN
RUMAH TANGGA SECARA ISLAMI
SKRIPSI
Oleh
ARMAN RAHIM SAWAL
105731114416
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
ii
PERAN AKUNTANSI DALAM RUMAH TANGGA DAN
PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN
KELUARGA SECARA ISLAMI
SKRIPSI
Oleh
ARMAN RAHIM SAWAL
105731114416
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan
Studi Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the
world”
(Nelson Mandela)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Kepada keluarga khususnya kedua orang tua saya yang tanpa henti
senantiasa membimbing dan mendoakanku dalam setiap perjalanan
hidupku.
2. Bapak Dr. Muchran BL, SE, MS selaku pembimbing 1 dan Ibu
Agusdiwana Suarni, SE, M.Acc selaku pembimbing 2 yang telah
meluangkan waktu dalam membimbing dan mengarahkan penyelesaian
skripsi ini.
3. kelas AK 16 D yang selalu memberikan motivasi, semangat dan bantuan.
4. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu dan memberikan
pelayanan yang baik selama masa perkuliahan.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah rasa syukur kita patut ucapkan kepada Allah SWT atas
karunianya, petunjuk, rahmat, dan hidayahNya, sehinnga penulis dapat
menyusun skripsi ini. Tak lupa juga salawat dan salam kepada Nabi Muhammad
SAW dan keluarga beserta sahabat-sahabatnya.
Skripsi yang saya buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terimah kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Manyullei dan ibu Syamsiah yang
senantiasa memberi harapan yang banyak, semangat hingga akhir studi ini. Dan
seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam untuk ilmu. Semoga apa yang
telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan di dunia dan diakhirat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar.
v
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, S.E., M.Si. Ak. CA. CSP selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Muchran BL, SE, MS selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
Skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Agusdiwana Suarni, SE, M.Acc, selaku Pembimbing II yang telah
berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Ibu-Ibu Rumah Tangga Kelurahan Paccinongan, Ibu Nurbiyah, Ibu Hilalwati,
Ibu St. Hawa, Ibu Harfina dan Ibu Unisma atas kesediaannya untuk
diwawancarai sebagai informan dalam penelitian ini.
7. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
8. Segenap staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
9. Rekan-rekan semua mahasiswa terkhusus anak akuntansi 016 yang ada di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang selalu meluangkan waktunya untuk
belajar bersama dengan tidak sedikit bantuan dan dorongannya dalam
aktivitas studi penulis.
10. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu,
yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya
sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak
vi
utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan
saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb
Makassar, Juli 2020
ARMAN RAHIM SAWAL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
vii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
viii
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar
ix
x
ABSTRAK
ARMAN RAHIM SAWAL (2020) Peran Akuntansi dalam Rumah Tangga dan Penerapan Pengelolaan Keuangan Keluarga Secara Islami. (dibimbing Dr. Muchran BL, SE, MS dan Agusdiwana Suarni SE, M.Acc).
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran akuntansi dalam rumah tangga serta bagaimana penerapan pengelolaan keuangan rumah tangga secara islami agar sebuah rumah tangga dapat mengelola keuangan dengan baik agar terciptanya keluarga yang sejahtera secara ekonomi. Penelitian ini mewawancarai tujuh informan yang tersebar di Lorong IV kelurahan Paccinongan yang menjadi tempat penelitian. Semua informan merupakan ibu rumah tangga yang mempunyai peran utama dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntansi berperan sentral dalam rumah tangga Terutama dalam tiga kategori yang diteliti yaitu perencanaan, pencatatan dan pengambilan keputusan. Tapi dalam penerapannya kategori pencatatan belum diterapkan secara tepat oleh para ibu rumah tangga. Penelitian juga menunjukkan bahwa para informan telah menerapkan sebagian besar poin-poin pengelolaan keuangan rumah tangga secara islami yang diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci: Akuntansi, Rumah Tangga, Pengelolaan Keuangan
xi
ABSTRACT
ARMAN RAHIM SAWAL (2020) The Role of Accounting in Household and Application of Islamic Family Financial Management. (supervised by Dr. Muchran BL, SE, MS and Agusdiwana Suarni SE, M.Acc). This study aims to explain how the role of accounting in the household and how to implement Islamic household financial management so that a household can manage its finances properly in order to create an economically prosperous family. This study interviewed seven informants who were scattered in the Gang IV Paccinongan village which was the research site. All informants are housewives who have a major role in managing household finances. The results showed that accounting plays a central role in the household, especially in the three categories studied, namely planning, recording and decision making. But in its application, the category of recording has not been applied properly by housewives. The research also shows that the informants have applied most of the points of Islamic household financial management studied in this study.
Keywords: Accounting, Household, Financial Management
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Pikir ...............................................................................40
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Kelurahan Paccinongang ..............................54
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Informan Penelitian .............................................................................45
Tabel 3.2 Pertanyaan Wawancara .....................................................................47
Tabel 4.1 Deskripsi Narasumber ........................................................................55
Tabel 4.2 Model Pencatatan Single Entry Dua Kolom .......................................60
Tabel 4.3 Model Pencatatan Single Entry Tiga Kolom.......................................60
Tabel 4.4 Laporan Laba Rugi Rumah Tangga ...................................................71
Tabel 4.5 Laporan Posisi Keuangan Rumah Tangga ........................................72
Tabel 4.6 Laporan Arus Kas Rumah Tangga .....................................................73
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................iii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................vii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................viii
SURAT PERNYATAAN .....................................................................................ix
ABSTRAK ...........................................................................................................x
ABSTRACT .........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................8
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................10
A. Akuntansi .................................................................................................10
B. Rumah Tangga .......................................................................................11
C. Penganggaran .........................................................................................16
D. Perencanaan ...........................................................................................18
E. Pencatatan ..............................................................................................20
F. Pengambilan Keputusan .........................................................................21
G. Praktik Akuntansi dalam Rumah Tangga ...............................................24
H. Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga dalam Islam............................30
I. Penelitian Terdahulu ...............................................................................34
J. Kerangka Berpikir ....................................................................................40
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................42
A. Jenis Penelitian .......................................................................................42
B. Fokus Penelitian ......................................................................................42
xv
C. Lokasi Penelitian .....................................................................................43
D. Sumber Data ...........................................................................................43
E. Teknik Pengumpulan Data......................................................................45
F. Instrumen Penelitian ...............................................................................48
G. Metode Analisis .......................................................................................48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................51
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................51
B. Deskripsi Informan ..................................................................................55
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ..........................................................55
a. Potret Praktik Akuntansi Sederhana dalam Rumah Tangga .............55
b. Peran Akuntansi dalam Pengelolaan Keuangan Dalam Rumah
Tangga ................................................................................................57
c. Penerapan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga Secara
Islami ...................................................................................................63
d. Contoh Perencanaan Keuangan dan Laporan Keuangan dalam
Rumah Tangga ...................................................................................70
e. Manfaat Penerapan Akuntansi Rumah Tangga dan Pengelolaan
Keuangan Rumah Tangga Secara Islami ..........................................72
BAB V. PENUTUP ..............................................................................................76
A. Kesimpulan ..............................................................................................77
B. Saran .......................................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................79
LAMPIRAN .........................................................................................................81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk konsumtif tentunya harus memenuhi
kebutuhannya untuk bertahan hidup. Kebutuhan manusia diperoleh melalui
proses transaksi oleh karena itu manusia tidak bisa dipisahkan dengan alat
tukar menukar yang digunakan dalam transaksi yakni uang. Dan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut seseorang harus memerlukan pengeluaran
untuk dialokasikan ke konsumsi. Konsumsi adalah perilaku manusia yang
mutlak agar eksistensinya sebagai makhluk hidup tetap ada. Tapi disisi lain
menurut ilmu ekonomi konvensional, manusia juga adalah makhluk yang tidak
pernah puas sehingga dalam proses pemenuhan kebutuhan, manusia akan
selalu merasa kurang puas akan apa yang telah diperolehnya dan menjadikan
kebutuhan manusia tersebut menjadi tidak terbatas, bertolak belakang dengan
alat pemuas kebutuhan manusia yang terbatas atau langka (Khozanah,
2014:1
Proses pembelanjaan anggaran maupun pemenuhan kebutuhan dalam
keluarga muslim pada dasanya haruslah sesuai dengan konsep konsumsi
dalam islam yakni harus mengutamakan kebutuhan, memperhatikan manfaat
dan tidak bersikap berlebih-lebihan. Karena Allah mencintai hambanya yang
bersikap sederhana dan membelanjakan hartanya untuk kebaikan
Rumah tangga berasal dari sebuah keluarga. Keluarga adalah organisasi
atau institusi yang setiap orang berada didalamnya oleh Karena itu keluarga
2
berperan penting dalam pembangunan karakter anggotanya, tumbuh dalam
yang keluarga yang harmonis adalah cita-cita semua orang Karena keluarga
yang harmonis adalah awal dari peradaban masyarakat yang maju. Tapi
sayangnya tidak semua orang bisa merasakan hal tersebut. Ada banyak
keluarga yang tidak harmonis dengan banyak pula permasalahan yang
menjadi penyebabnya, salah satunya adalah permasalahan ekonomi.
Permasalahan ekonomi merupakan permasalahan yang sering kita temui di
banyaknya rumah tangga yang hancur. Masalah ekonomi merupakan
penyebab retaknya rumah tangga di banyak negara termasuk Indonesia
Data dari Badan Peradilan AgamaBADILAG) Mahkamah Agung didalam
(Sri Mulyani, 2018:207) menyatakan bahwa tingkat perceraian keluarga
Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat. Pada tahun 2017 angka
perceraian mencapai 18,8% dari 1,9 juta pernikahan. Faktor permasalahan
ekonomi paling banyak ditengarai sebagai penyebab retaknya rumah tangga
tersebut dan terdapat 70% kasus di mana pihak istri yang mengajukan
perceraian Karena suami dianggap kurang mampu dalam menyediakan
nafkah untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Padahal Allah sangat
membenci perceraian walaupun hal tersebut halal untuk dilakukan seperti
yang tertulis dalam hadis. Dari Ibnu Umar dari Rasulullah Nabi Muhammad
Saw bersabda
”Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah perceraian” (H.R Abu Daud dan Hakim).
Sejatinya rumah tangga dibangun dalam rangka untuk menyempurnakan
ibadah. Hal ini yang banyak tidak dimaknai oleh pasangan yang hendak
memutuskan untuk berumah tangga. Terutama kaum muda-mudi yang
hendak berkeluarga hanya dengan modal cinta saja. Di saat bertemunya dua
3
orang yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda pasti akan rawan
menimbulkan konflik dan perpecahan. Bukan keputusan yang bijak apabila
memilih untuk bercerai sebagai jalan keluar dalam menghadapi masalah
rumah tangga. Jalan terbaik yang bisa ditempuh adalah dengan cara duduk
bersama-sama mengkomunikasikan pokok permasalahan secara baik-baik
dan bersama-sama mencari jalan keluar dan solusi terbaik. Solusi yang
dihasilkan juga harus tetap dalam batas-batas ajaran agama
Pentingnya bagaimana sebuah keluarga harus belajar dalam
menyelesaikan konflik yang sering terjadi dalam rumah tangga, dikarenakan
faktor ekonomi adalah faktor terbesar penyumbang terjadinya perceraian,
maka sebuah keluarga harus bisa memahami cara dalam proses pengelolaan
keuangan keluarga yang sesuai dengan koridor agama islam dalam hal ini
akuntansi bisa berperan penting dalam proses pengelolaan keuangan rumah
tangga agar sebuah keluarga selalu sehat secara finansial, pemenuhan
kebutuhan yang berjalan lancar dan bisa menghindarkan sebuah keluarga
dari permasalahan ekonomi yang bisa mendatangkan malapetaka bagi
keluarga
Islam adalah agama komprehensif dan universal, agama yang mengatur
setiap aspek kehidupan pribadi, sosial, spiritual serta materialistis serta
kehidupan setelahnya (akhirat) (Rosalia Debby, 2016:549). Sebagai umat
islam kita perlu mengaplikasikan aturan-aturan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari kita termasuk didalam adalah mengenai kegiatan pengelolaan
keuangan rumah tangga. Kegiatan pengelolaan keuangan rumah tangga ini
tak lepas dari akuntansi dalam rumah tangga. Akuntansi merupakan bidang
kajian yang sangat relevan dalam menjawab fenomena ini sehingga akuntansi
4
dapat disejajarkan dengan institusi sosial lainnya seperti keluarga, agama,
pendidikan, seni dan literatur serta pengetahuan dan teknologi. Dengan
demikian akuntansi dapat menjadi solusi permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat
Akuntansi yang didefinisikan oleh Komite Teknologi AICPAThe Comitte of
Terminology of the American Institute of Certified Public Accountant
merupakan seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi
serta kejadian yang bersifat keuangan dengan cara berdaya guna dan dalam
bentuk satuan uang, serta interpretasi dalam proses tersebut (Sri Mulyani,
2018:2). Akuntansi sebagai salah satu disiplin ilmu diharapkan dapat
berkontribusi dalam menciptakan tatanan masyarakat yang sarat akan nilai-
nilai institusi dalam rangka pengelolaan keuangan rumah tangga sehingga
transparansi dan akuntabilitas individunya dapat memberikan pengaruh dalam
kehidupan sehari-hari serta dalam kehidupan bermasyarakat
Pencatatan dan penganggaran keuangan dalam setiap organisasi
merupakan suatu hal yang sangat penting tak terkecuali dalam rumah tangga
hal ini sangat dianjurkan untuk dilakukan karena hal tersebut adalah hal paling
mendasar dalam menjaga finansial keluarga agar tetap stabil dan mampu
menopang kebutuhan keluarga. Pencatatan serta penganggaran juga dapat
menghindarkan keluarga dari risiko kebangkrutan yang dapat mengancam
gangguan emosional dan mental individu dalam keluarga. Ketidaktepatan
dalam penganggaran dan pengelolaan keuangan rumah tangga dapat dilihat
dari ketidakstabilan rumah tangga yang berindikasi munculnya kredit macet
atas pembiayaan-pembiayaan yang dilakukan oleh rumah tangga pada
5
lembaga keuangan baik lembaga keuangan bank maupun non-bank
(Setiowati, 2016:299).
Apabila suatu keluarga melakukan penganggaran dan pengelolaan
keuangan dengan baik, maka risiko tersebut tidak akan terjadi. Peran
perempuan disini juga sangat penting Karena dikebanyakan keluarga peran
istrilah yang sangat mendominasi dalam pengelolaan keuangan rumah
tangga. Perempuan dibutuhkan untuk bisa menerapkan konsep akuntansi
sederhana maupun akuntansi kontemporer. Perempuan harus bisa
menerapkan keahlian tersebut Karena sebagai “Menteri Keuangan” dalam
rumah tangga yang bertugas untuk mengatur lalu lintas keuangan dalam
keluarga serta sebagai Role Model yang baik utamanya bagi anak-anak
dalam keluarga
Kasus kehancuran rumah tangga akibat permasalahan ekonomi ini
banyak disebabkan oleh perilaku suami dan istri yang tidak bijak dalam
mengelola keuangan seperti terjadinya pemborosan yang merugikan
keuangan keluarga dan tidak melakukan perencanaan keuangan yang baik.
Fakta menyebutkan bahwa selama tahun 2019 di kota Makassar ada sekitar
3.543 pasangan yang melakukan perceraian baik dari pihak istri maupun
suami yang dikarenakan mayoritas masalah ekonomi (Abdurrahman: 2019)
Pentingnya penerapan akuntansi dalam mengelola keuangan rumah
tangga Umat Islam bertujuan agar taraf hidup islami semakin meningkat, taraf
hidup islami yang dimaksud adalah agar keluarga muslim senantiasa
harmonis, terhindar dari masalah finansial, serta sebagai investasi jangka
panjang bagi keluarga utamanya anak-anak agar dapat mengenyam
pendidikan tinggi di masa depan dan hidup sejahtera, di samping itu dengan
6
menerapkan pengelolaan keuangan yang baik diharapkan agar keluarga
muslim dapat mengatur zakat penghasilan mereka sebagai kewajiban dari
agama, serta dapat melakukan amalan-amalan yang berkaitan dengan
finansial seperti shadaqah, infak dan semacamnya sebagai tabungan amal
dikehidupan selanjutnya untuk memenu hi harapan setiap keluarga muslim
yaitu dapat menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah
Untuk menciptakan rumah tangga yang islami dan harmonis perlu
perencanaan ekonomi yang baik dalam keluarga. Di Indonesia penelitian
mengenai akuntansi keluarga masih sangat kurang dan belum banyak yang
meneliti (Astutik, 2018:9) Peneliti tertarik untuk meneliti dan mendalami peran
akuntansi dalam mengelola keuangan rumah tangga di kalangan keluarga
muslim. Serta mendalami manfaat yang diperoleh bagi keluarga yang
menerapkan praktik akuntansi sederhana dalam keluarganya seperti
pencatatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga apabila melakukan
transaksi atau sekedar melakukan pencatatan atas pengeluaran dan
pemasukan dalam setiap bulan atau periode tertentu yang biasanya dilakukan
untuk menghitung jumlah persediaan keuangan dalam rumah tangga. Secara
tidak langsung kegiatan tersebut termasuk ke dalam kegiatan akuntansi
secara umum yaitu proses pencatatan dan penghitungan laba rugi
Saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan program
Keluarga Berencana kepada seluruh masyarakat di mana program ini
dibawahi langsung oleh BKKBN. BKKBN sebagai lembaga pemerintahan non
kementerian yang bertanggungjawab di bidang kesehatan. BKKBN memiliki
visi untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan pada
setiap masyarakat serta mewujudkan keluarga Indonesia sebagai keluarga
7
kecil bahagia dan sejahtera (Hardianti dkk, 2015:2). Salah satu misi dalam
program ini adalah membatasi jumlah anak pada setiap keluarga agar dapat
menjadi lebih sejahtera dan masa depan anak dapat terjamin. Di Kota
Makassar sendiri, menurut Fitri (2018) program Keluarga Berencana cukup
efektif dalam menekan laju pertumbuhan penduduk. Hingga pada 2017,
jumlah peserta KB aktif berjumlah 132.222 jiwa. Program ini juga berhasil
menekan tingkat fertilitas atau tingkat kelahiran tiap tahunnya dan hingga
tahun 2017 menjadi 1.42. Sejalan dengan misi BKKBN tersebut untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara menekankan angka
fertilitas, penelitian ini juga akan mengungkapkan bagaimana peran akuntansi
atau pencatatan keuangan terhadap pengelolaan keuangan dalam rumah
tangga, khususnya bagi umat islam untuk meningkatkan kesejahteraan dan
taraf hidup masyarakat.
Mempraktekkan model akuntansi sederhana yang dalam hal ini adalah
pencatatan keuangan dalam rumah tangga sangat membantu tiap keluarga
untuk mengelola keuangan secara maksimal dan efektif dengan harapan agar
ekonomi keluarga dapat stabil dan bisa menghadapi ancaman-ancaman yang
terkait dengan keadaan keuangan di masa depan. Astutik (2018) yang telah
meneliti ibu-ibu rumah tangga di Surabaya menunjukkan bahwa ibu rumah
tangga tersebut telah merencanakan keuangan dengan jangka waktu periode
perbulan serta mencatat kebutuhan dan realisasi keuangan dan catatan
tersebut didokumentasikan melalui catatan keuangan sederhana yang mudah
dipahami.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti bagaimana peran akuntansi dalam melakukan pengelolaan
8
keuangan dalam rumah tangga Karena seperti yang diuraikan dalam latar
belakang bahwa Indonesia yang negara mayoritas muslim ini masih terdapat
kasus perceraian yang tinggi dikarenakan masalah ekonomi. Peneliti sangat
ingin meneliti hal tersebut agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat
untuk lebih sadar dalam pentingnya mengelola keuangan dalam rumah
tangga agar terhindar dari masalah yang tidak diinginkan dan dapat
terciptanya tatanan masyakarat yang makmur dan sejahtera. Dengan ini
peneliti mengangkat judul Peran Akuntansi dalam Rumah Tangga dan
Penerapan Pengelolaan Keuangan Keluarga Secara Islami.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan atas apa yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana peran akuntansi dalam rumah tangga?
2. Bagaimana penerapan pengelolaan keuangan rumah tangga secara
islami?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan mengenai peran
akuntansi dalam rumah tangga dan mengetahui bagaimana penerapan
pengelolaan keuangan rumah tangga secara islami di Lorong IV Kelurahan
Paccinongan, Kecamatan Somba Opu, Kab. Gowa.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Peneliti mengharapkan bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca untuk menambah wawasan, pengetahuan serta keilmuannya
dalam bidang akuntansi.
9
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui bagaimanakah peran akuntansi dalam
pengelolaan keuangan rumah tangga, dan penulis dapat mengetahui
bagaimana cara mengelola keuangan rumah tangga yang baik
berdasarkan informasi dari para informan nantinya yang digunakan
dalam penelitian ini serta bermanfaat sebagai bekal bagi penulis dalam
berumah tangga di masa depan.
b. Bagi Kampus Unismuh Makassar
Sebagai bahan perbandingan serta referensi untuk penelitian
selanjutnya dan sebagai bahan bacaan khususnya bagi mahasiswa,
dosen dan seluruhnya yang berada dalam lingkup fakultas ekonomi
dan bisnis agar dapat bermanfaat bagi perekonomian khususnya
dalam memajukan akuntansi dan ekonomi islam.
c. Bagi Masyarakat
Masyarakat khususnya masyarakat muslim dapat mengetahui
bagaimana pentingnya peran akuntansi dalam mengelola keuangan
rumah tangga dan pencatatan keuangan agar dapat memudahkan
tercapai tujuan keluarga muslim yangsakinah, mawaddah dan
warahmah.
10
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. AKUNTANSI
a) Pengertian Akutansi
AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of
Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai seni
pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi serta kejadian
yang bersifat keuangan dengan cara berdaya guna dan dalam bentuk
satuan uang serta interpretasi dari hasil proses tersebut (Arfan Ikhsan,
2014:2) Akuntansi juga merupakan suatu sistem informasi yang yang
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan suatu kejadian
ekonomi suatu perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan
ekonomi (Agus Purwaji dkk, 2016:6)
Berdasarkan pengertian tersebut, di samping akuntansi sebagai
ilmu yang digunakan dalam pencatatan, penggolongan serta
pengikhtisaran transaksi keuangan, akuntansi juga merupakan ilmu sosial
yang mempelajari dan mengkomunikasikan suatu fenomena atau
kejadian ekonomi yang erat kaitannya dengan sebuah pengambilan
keputusan dalam sebuah perusahaan. Oleh Karena itu akuntansi juga
sebagai bahasa bisnis yang dapat mengolah informasi suatu bisnis dan
mengkondisikannya dengan hasil usaha pada suatu waktu atau pada
periode tertentu.
11
b) Akuntansi dalam Pandangan Islam
Akuntansi dalam Islam sendiri dikenal dengan bahasa arab al-muhasabah.
Dalam konsep islam akuntansi termasuk dalam masalah muamalah (Sri
Mulyani, 2018:211). Masalah muamalah ini dikembangkan oleh akal pikir
manusia. Lucas Pasiolli yang dikenal dengan bapak akuntansi telah
memperkenalkan konsep double entry dalam bukunya tahun 1949. Tapi
jauh sebelum itu Al-Quran telah lebih dulu menjelaskan mengenai konsep
dasar akuntansi dalam surah Al-Baqarah ayat 282. Ayat tersebut secara
garis besar menekankan konsep akuntansi yang didasarkan pada
pertanggungjawaban dan akuntabilitas.
Transaksi ekonomi atau muamalah dalam islam memiliki urgensi yang
tinggi hal ini menyebabkan diperlukannya pencatatan sebagai bukti hitam
diatas putih sangat diperlukan karena dikhawatirkan ada pihak-pihak yang
melanggar perjanjian transaksi. Nota, faktur dan kuitansi merupakan benda
yang sangat penting sebagai sebagai bukti dalam melakukan pencatatan
atau pembukuan untuk menghindari perselisihan antara pihak-pihak yang
terkait dengan sebuah transaksi ekonomi.
B. RUMAH TANGGA
a) Kedudukan Rumah Tangga dalam Islam
Pada umumnya rumah tangga berasal dari sebuah keluarga yang
terdiri dari seorang kepala keluarga yang juga dalam keluarga adalah
suami, orang yang mengurus segala keperluan rumah tangga yang sering
disebut ibu rumah tangga dalam hal ini adalah istri dan anggota keluarga
12
yang merupakan anak yang tinggal bersama-sama dan menjalakan peran
dan tugas masing-masing.
Tujuan berkeluarga dalam islam adalah tak jauh dari harapan
untuk memperoleh sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah
Konsep tersebut telah memunculkan berbagai definisi (A.M Ismatulloh,
2015:54) di antara adalah Al-Isfahan (Ahli fiqih dan ahli tafsir) yang
mengartikan sakinah dengan tidak adanya rasa gentar dalam
menghadapi sesuatu sedangkan menurut Al-Jurjani (Ahli bahasa)
mengartikan sakinah sebagai adanya ketentraman dalam hati pada saat
datangnya sesuatu yang tidak diduga. Dalam perkembangannya sakinah
diadopsi ke dalam bahasa Indonesia yang berarti kedamaian,
ketentraman dan kebahagiaan Mawaddah juga sudah diadopsi ke dalam
bahasa Indonesia yang berarti kasih sayang dan warahmah yang berasal
dari kata rahmah yang juga telah diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia
berarti kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong seseorang
untuk melakukan kebaikan terhadap orang lain yang patut dikasihi dan
disayangi. Seperti yang tertuang dalam ayat Al-Quran:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, ialah Dia menciptakan
untuk istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung merasa tenteram kepada-Nya dan dijadikan-Nya di antara rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Q.S Al-Rum: 21
Manusia telah diciptakan secara berpasang-pasangan oleh Allah SWT
agar saling menyayangi, saling menerima satu sama lain agar saling
mengingatkan di jalan Allah sebagai hamba yang taat dalam
memperolehridho-Nya Pernikahan adalah salah satu perintah agama
yang sebagai salah satu sunnah yang diturunkan Rasulullah. Orang yang
13
merasa telah sanggup untuk menjalankan suatu pernikahan dianjurkan
untuk melaksanakannya sebagai penyempurnaan hidup.
b) Prinsip Keluarga dalam Islam menurut M. Saeful Amri (2018:100)
1. Urgensi Berkeluarga
Adam yang merasa kesepian di awal kehidupannya maka Allah
menciptakan Hawa sebagai teman lawan jenis untuk menemaninya dan
kemudian menjadi istrinya. Mereka kemudian berkembang dan beranak-
pinak serta menyebar ke seluruh penjuru bumi. Naluri inilah yang telah
diwariskan secara genetika dari manusia pertama. Syariah telah
mengatur naluri tersebut agar tidak liar dan brutal. Berawal dari hal
tersebut tercipta sebuah pernikahan yang sesuai syariah yang
merupakan awal dari pembentukan keluarga sakinah sepanjang suami
dan istri menjalankan kewajiban dan peran masing-masing.
2. Tujuan Membentuk Keluarga
Ibrahim Hosen mengartikan nikah sebagai aqad yang dengannya
menjadi halal hubungan kelamin antara pria dan wanita (Hosen Ibrahim,
1971:65). Dari hubungan halal tersebut terbentuklah sebuah perjanjian
suci yang kuat dan kokoh untuk hidup bersama dan membangun
keluarga yang kekal, tenteram dan bahagia. Pernikahan adalah suatu
sesuatu yang suci dan sakral dengan tujuan untuk menghasilkan
keturunan. Selain itu pernikahan juga sebagai pemenuhan kebutuhan
manusia dari sisi rohani
3. Hak dan Kewajiban Anggota Keluarga
Untuk mencapai keharmonisan suatu keluarga, salah satu cara di antara
adalah dengan menjaga hak dan kewajiban di antara masing-masing
14
anggota keluarga. Adanya hak dan kewajiban ini bertujuan agar masing-
masing anggota sadar akan kewajibannya kepada yang lain sehingga
dengan pemenuhan kewajiban tersebut hak anggota yang lain pun akan
terpenuhi.
4. Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban suami istri sebenarnya seimbang, sehingga prinsip
hubungan suami istri pada dasarnya adalah adanya keseimbangan dan
kesepadanan antara keduanya. Kewajiban suami dan istri ini umumnya
dapat dibagi menjadi empat bagian. Yaitu kewajiban suami yang
merupakan hak istri, kewajiban istri yang merupakan hak suami, hak
bersama antara suami istri, serta kewajiban bersama antara suami dan
istri. Setelah lahirnya anak akan ada kewajiban baru yakni kewajiban
anak-orang tua.
5. Kewajiban Suami
Suami dinyatakan secara tekstual dalam Al-Quran sebagai pelindung
istri. Di situlah para ulama kemudian menetapkan suami sebagai kepala
keluarga. dalam beberapa literature, kewajiban suami sebagai kepala
rumah tangga ini dibagi menjadi dua. Yaitu kewajiban yang berkaitan
dengan harta benda seperti nafkah dan kewajiban yang tidak berkaitan
dengan harta benda seperti memperlakukan istri dengan baik.
6. Kewajiban Istri
Kewajiban istri terhadap suaminya tidak ada yang berbentuk materi
secara langsung. Tetapi berbentuk non-materi seperti taat dan patuh
pada suami. Selain itu istri juga harus mengupayakan fungsi reproduksi
secara baik dan sehat. Mengingat nafkah dipandang sebagai kewajiban
15
suami sebagai imbangan dari fungsi reproduksi dari perempuan yang
mengandung, melahirkan dan menyusui yang secara kodrati memang
hanya bisa dilakukan oleh perempuan.
7. Kewajiban dan Hak Anak-Orang Tua
Salah satu tujuan dari pernikahan adalah melanjutkan keturunan yaitu
dengan hadirnya anak. Dengan adanya anak hubungan relasi dalam
keluarga bertambah. Tidak hanya antara suami dan istri melainkan juga
hubungan antara anak dan orang tua. Dalam islam adanya pengaturan
kewajiban anak dan orang tua adalah pada dasarnya untuk
merealisasikan tujuan pernikahan. Hak yang dimiliki anak sejak dalam
kandungan yakni hak waris, hak wasiat dan hak memiliki harta benda
Karena dalam islam anak memiliki hak perawatan dan pemeliharaan
yang wajib dilaksanakan oleh orang tua. Sebaliknya jika orang tua telah
melaksanakan kewajibannya dengan baik, anak harus wajib berbuat
baik terhadap orang tuanya. Berbuat baik pada orang tua sangat
ditekankan dalam islam. Sebagai perwujudannya anak berkewajiban
memberi nafkah kepada orang tuanya apabila orang tuanya
membutuhkan Karena pada dasarnya harta milik anak adalah harta milik
orang tua juga.
8. Keluarga Pembentuk Masyarakat
Nilai kasih sayang dalam keluarga yang berdasarkan agama menjadikan
keluarga akan memiliki struktur pondasi yang kokoh. Dalam islam
struktur keluarga berpusat pada ayah kemudian istri kemudian
merambat ke anggota keluarga lainnya. Satu sama lain saling
bergantung dan saling melengkapi. Keluarga dipandang sebagai satuan
16
unit terpenting dalam kehidupan sosial karena peranannya dalam
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Keluarga juga
merupakan tujuan Tuhan dalam penciptaan.
c) Memelihara Kebersamaan Dan Keutuhan Keluarga
Kebersamaan dan terpeliharanya keutuhan keluarga merupakan
sesuatu yang sangat penting didalam kehidupan ini (KH. Rusli Amin,
2002:123). Hubungan muslim dan muslim lainnya laksana bangunan
yang antara satu dan lainnya saling menguatkan atau ibarat satu tubuh
yang di mana jika ada bagian tertentu yang sakit maka seluruh tubuh
akan merasakan sakitnya. Ini menunjukkan bahwa di dalam kehidupan
sesama muslim, harus dipelihara kebersamaan, keutuhan serta
persaudaraan. Apalagi didalam sebuah keluarga tidak boleh terjadi
perpecahan. Salah satu cara untuk memelihara keutuhan dan
kebersamaan tersebut adalah mengedepankan komunikasi jika ada
permasalahan dalam keluarga, kembali mengingat kewajiban dan hak
masing-masing personal dalam keluarga dan saling mengingatkan
dalam kebaikan di jalan Allah.
C. PENGANGGARAN
Menurut Rudianto (2010:3) anggaran adalah rencana kerja organisasi di
masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal dan
sistematis. Penulisan dalam bentuk angka dapat memudahkan anggota
organisasi dalam melihat target yang ingin dicapai dalam organisasi. Berikut
merupakan empat fungsi pokok menurut Rudianto (2010:5) dalam suatu
organisasi.
17
Planning (Perencanaan)
Di dalam fungsi ini ditetapkan tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek,
sasaran yang ingin dicapai, strategi yang akan digunakan dan sebagainya.
Fungsi ini berkaitan dengan segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan
dcapai organisasi.
Organizing (Pengorganisasian)
Setelah segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan dicapai organisasi telah
ditetapkan, maka organisasi tersebut haru mencari sumber daya yang akan
dibutuhkan untuk merealisasikan rencana yang telah ditetapkan tersebut.
Actuating (Menggerakkan)
Setelah sumber daya yang dibutuhkan diperoleh, maka proses selanjutnya
adalah mengarahkan dan mengelola setiap sumber daya yang telah dimiliki
organisasi tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan fungsinya
masing-masing setiap sumber daya yang ada harus harus diarahkan,
dikoordinasikan satu dengan yang lainnya agar dapat bekerja optimal untuk
mencapai tujuan organisasi.
Controlling (Pengendalian)
Setelah sumber daya yang diperoleh telah diarahkan dan dikoordinasikan
sesuai dengan fungsi masing-masing, maka proses selanjutnya adalah
memastikan bahwa setiap sumber daya tersebut telah bekerja sesuai
dengan rencana yang telah dibuat oleh organisasi untuk menjamin tujuan
keseluruhan. Fungsi ini erat kaitannya dengan upaya dalam menjamin
bahwa sumber daya organiasi telah bekerja dengan efektif dan efisien.
Penganggaran merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam
rumah tangga Karena penganggaran dalam rumah tangga juga meliputi
18
kegiatan mengelompokkan, memprediksi kemampuan dari pendapatan
yang diperoleh untuk dialokasikan ke pengeluaran yang bermanfaat dalam
mencapai tujuan keluarga (Melia Yulianti, 2016:65). Perencanaan yang
baik dan tepat dalam keluarga merupakan salah satu faktor kelangsungan
hidup suatu keluarga di masa depan. Pemenuhan kebutuhan keluarga
sangat bergantung pada penganggaran yang baik dalam suatu keluarga.
penganggaran yang baik juga dapat menghindarkan suatu keluarga
terhadap risiko ketidakpastian di masa depan. Penganggaran dalam rumah
tangga dilakukan dengan menentukan alokasi pengeluaran seperti:
kebutuhan dapur, pembayaran tagihan listrik, pembayaran tagihan air,
pengeluaran pendidikan anak dan lain sebagainya.
Penganggaran dalam keluarga sangat berperan penting terhadap
pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik karena mempunyai
manfaat langsung terhadap kelancaran finansial suatu keluarga, manfaat-
manfaat yang bisa dirasakan jika suatu keluarga melakukan penganggaran
yang baik, antara lain adalah dapat mengontrol pengeluaran, sebagai
alarm bagi keluarga agar tidak terjebak hutang piutang yang risiko
menghancurkan keuangan rumah tangga, dan sebagai pengingat bahwa
pendapatan keluarga harus sejalan dengan tujuan yang akan dicapai suatu
keluarga dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
D. PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses penetapan tujuan yang akan dicapai di
masa yang akan datang baik yang bersifat jangka pendek maupun bersifat
jangka panjang (Agus Purwaji dkk, 2016:4). Organisasi yang sukses akan
19
senantiasa menetapkan tujuan dengan baik melalui fungsi perencanaan.
Penetapan tujuan merupakan proses pengidentifikasian alternatif-alternatif
yang tersedia untuk selanjutnya menetapkan salah satu alternative yang
sesuai dengan tujuan organisasi. Jika organisasi telah menetapkan sasaran
utamanya maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan strategi melalui
kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh organisasi. Kebijakan-kebijakan tersebut
selanjutnya dilakukan dengan membuat prosedur dan regulasi yang
selanjutnya diuraikan dalam bentuk program-program dan kegiatan. Setelah
itu program dan kegiatan tersebut akan dijabarkan agar seluruh pihak dalam
organisasi lebih mudah dalam melihat dan memahami program atau kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh organisasi.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam modul yang berjudul
Perencanaan Keuangan Keluarga, Perencanaan keuangan merupakan seni
pengelolaan keuangan yang dapat dilakukan oleh individu atau keluarga untuk
mencapai tujuan yang efektif, efisien, dan bermanfaat sehingga keluarga
tersebut menjadi keluarga yang sejahtera.
Perencanaan keuangan tidak mesti dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan saja, perencanaan keuangan tidak selalu harus berkaitan dengan
kegiatan bisnis atau usaha (Ayu Wardhani, 2018:32). Perencanaan keuangan
juga merupakan pengetahuan penting yang dianjurkan bagi setiap individu
atau keluarga untuk dapat memahaminya. perencanaan keuangan akan
membantu keluarga dalam membagi dana yang didapatkan ke dalam pos-pos
yang nantinya akan digunakan untuk mewujudkan tujuan-tujuan keuangan
dalam keluarga (Lidiatul Hasanah, 2019:5).
20
Melakukan perencanaan keuangan dengan baik sangat bermanfaat
bagi masa depan keluarga, karena di masa depan keluarga ada kalanya
memerlukan cadangan kas dalam memenuhi kebutuhan jangka pendek
maupun jangka panjang. Cadangan kas atau anggaran ini juga akan
menghindarkan keluarga dari pembengkakan pengeluaran yang tidak disadari
serta menghindarkan keluarga dalam risiko berhutang ke pihak lain.
Perencanaan keuangan dianjurkan bagi setiap keluarga tidak memandang
tingkat penghasilan yang tinggi, sedang maupun pas-pasan. Justru
perencanaan keuangan ini akan membantu keluarga dalam meminimalkan
pengeluaran yang tidak terlalu penting tidak akan membuat kas terbuang sia-
sia.
E. PENCATATAN
Menurut manurung (2013) pencatatan adalah bagian kedua dari
proses akuntansi dalam merencanakan keuangan rumah tangga agar
mengetahui seberapa penting biaya atau anggaran yang dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta agar dapat mempertahankan uang
yang dimiliki oleh keluarga tersebut dan jika ada sisa untuk ditabung.
Pencatatan transaksi keuangan dalam keluarga akan sangat
dibutuhkan terutama dalam jangka waktu panjang dalam hal mengelola
keuangan keluarga (Lidiatul, 2019:7). Pada era digital seperti sekarang
pencatatan sangat mudah dilakukan bagi ibu-ibu rumah tangga, gadget-
gadget era sekarang telah dilengkapi dengan fitur-fitur untuk memungkinkan
penggunanya untuk bisa melakukan pencatatan.
21
Pencatatan ini sangat bermanfaat bagi untuk meminimalkan biaya-
biaya atau kebutuhan yang nantinya juga akan dapat mengetahui total
pengeluaran pada setiap transaksi dan total jumlah pengeluaran setiap
bulannya. Proses pencatatan sangat diperlukan karena merupakan bagian
dari penganggaran. Pencatatan disini meliputi kebutuhan-kebutuhan apa saja
yang diperlukan dalam keluarga serta pencatatan yang dilakukan setiap
melakukan transaksi atau pengeluaran yang bisa dijadikan bukti
pertanggungjawaban kepada keluarga atau suami sebagai pemberi nafkah
dan kepala keluarga. Proses pencatatan keuangan dalam keluarga akan
dikendalikan oleh ibu rumah tangga yang bertugas sebagai pengatur lalu
lintas keuangan keluarga. pencatatan juga dapat dilakukan oleh siapa saja
yang berada dalam keluarga untuk mengetahui pengeluaran masing-masing
individu.
F. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manusia adalah makhluk pengambil keputusan (decision-making
man). Pengambilan keputusan terjadi disepanjang hidup manusia (Mochamad
Dimas, 2017:6). Dalam mengambil sebuah tindakan, manusia harus
mengambil tindakan terlebih dahulu dan setiap keputusan yang diambil pasti
ada manfaat atau risiko yang mengikutinya. Namun banyak orang yang tidak
memperdulikan hal tersebut sebelum mengambil keputusan. Ketidaktahuan
tentang bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat menyebabkan
orang yang mengambil keputusan tersebut dihantarkan pada dua
kemungkinan yakni baik atau buruk. Sebelum mengambil keputusan
seseorang harus mempertimbangkan seluruh alternatif atau solusi terbaik
22
dengan menggunakan alat pertimbangan yang tepat. Karena langkah-langkah
yang tepat dalam pengambilan keputusan tentunya akan menghantarkan kita
menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang baik.
Menurut Agus Purwaji dkk (2016:5), salah satu kunci keberhasilan
suatu perusahaan adalah pengambilan keputusan yang bersifat efektif,
Karena proses tersebut merupakan kunci pokok dari proses manajemen.
Pengambilan keputusan yang baik bagi perusahaan haruslah bersifat efektif
dan efisien. Dalam proses pengambilan keputusan suatu perusahaan atau
organisasi harus memperhatikan segala aspek yang berkaitan, seperti waktu,
anggaran maupun sumber daya atau energi yang ada pada perusahaan.
Organisasi harus mencapai tujuannya dengan mengusahakan tidak
memakan waktu, sumber daya dan anggaran yang terlalu banyak. Dalam
pengambilan keputusan manajemen dalam sebuah organisasi selalu
dihadapkan dengan pilihan di antara alternatif-alternatif yang sudah tersedia
apakah keputusan tersebut bersifat rutin atau non-rutin. Informasi-informasi
yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan dapat berasal dari masa lalu
(historis) maupun prediksi-prediksi (ekspektasi) di masa yang akan datang.
Dalam pengambilan keputusan keuangan rumah tangga, setiap
individu dalam keluarga tersebut akan memiliki kerangka pemikiran sendiri
dalam proses pengabilan keputusan. Keputusan-keputusan yang diambil
terkait dengan masalah keuangan didalam rumah tangga harus melalui
sejumlah pertimbangan untuk menghindari risiko masalah keuangan. Adanya
fluktuasi ekonomi dan fluktuasi harga membuat setiap rumah tangga harus
cerdas dalam mengambil sikap (Melia Yulianti, 2016:6). Kondisi pasar yang
penuh persaingan membuat industri produk rumah tangga seperti bahan-
23
bahan dapur, produk elektronik hingga produk perlengkapan rumah tangga
lainnya berlomba-lomba dalam menarik pelanggan dengan mengadakan
diskon atau cara lainnya. Di sinilah dibutuhkan bagaimana kemampuan
seorang ibu rumah tangga atau anggota keluarga lainnya untuk mengambil
keputusan yang tepat. Terkadang hal ini juga bisa membuat seseorang
melakukan pembelian barang tanpa memperhitungkan manfaatnya terlebih
dahulu.
Pengambilan keputusan dalam rumah tangga sangat mempengaruhi
kondisi keuangan. Oleh Karena itu pengambilan keputusan yang bijak sangat
diperlukan dalam mengelola keuangan. Ketika rumah tangga mempunyai
uang yang lebih biasanya digunakan untuk kepentingan di masa depan. Dan
akan di hadapkan dengan pilihan bagaimana cara memanfaatkan uang
berlebih tersebut untuk kepentingan-kepentingan di masa depan, apakah
dimasukkan ke dalam tabungan atau harus melakukan investasi. Bahkan
beberapa orang mungkin hanya menggunakan uang tersebut secara langsung
dan menghabiskannya untuk memenuhi kebutuhan. Pengambilan keputusan
terlihat gampang tetapi bagi sebagian orang akan terasa berat jika dihadapi.
Seperti halnya jika seseorang teringin membeli sebuah barang impiannya, ia
harus memutuskan apakah harus meminjam uang atau berhutang ke pihak
lain atau memilih untuk menunda keinginannya sampai berhasil untuk
mengumpulkan yang cukup untuk membeli barang yang diinginkan.
24
G. PRAKTIK AKUNTANSI DALAM RUMAH TANGGA
a) Penerapan Akuntansi Sederhana dalam Rumah Tangga
Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu proses atau kegiatan yang
meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,
pengklasifikasian, penguraian, penggabungan, pengikhtisaran, dan
penyajian data keuangan dasar yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan
operasi suatu unit organisasi dan cara-cara tertentu untuk menghasilkan
informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. (Arfan Ikhsan,
2014:3)
Akuntansi juga merupakan suatu sistem informasi yang yang
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan suatu kejadian
ekonomi suatu perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi
(Agus Purwaji dkk, 2016:6)
Dalam rumah tangga, akuntansi dapat dianggap sebagai proses
pencatatan keuangan keluarga. proses pencatatan keuangan ini sangat
penting dilakukan Karena sebuah rumah tangga dapat mengetahui
pendapatan yang dihasilkan dan pengeluaran yang dilakukan dan
mengetahui aliran arus kas rumah tangga (Sri Mulyani, 2018:212).
Penelitian Sri Mulyani juga mengungkapkan alasan ibu rumah tangga
dalam menerapkan akuntansi dalam rumah tangga mereka.
1. Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan dan pengeluaran
keluarga dalam satu bulan
2. Untuk melatih kejujuran dalam pemakaian uang
3. Untuk mengatur keuangan keluarga guna memisahkan kebutuhan
primer dan sekunder
25
4. Untuk mengendalikan pendapatan dan mengetahui pengeluaran lain-
lain di luar kebutuhan bulanan
5. Untuk mempertanggung jawabkan kepada suami atas pemakaian uang
6. Sebagai bahan evaluasi dalam sebulan sekali
Empat kategori dalam praktik akuntansi rumah tangga dalam
kehidupan sehari-hari menurut Derry dan Bill (2000) didalam Manurung
(2013:896)
1. Kategori pertama perencanaan dan penganggaran
Perencanaan penganggaran merupakan suatu ukuran proses
keberhasilan dalam ketercapaian setiap kebutuhan dalam rumah
tangga. Setiap kebutuhan akan ketahuan jika dilakukan penganggaran
secara terperinci. Dalam rumah tangga perlu adanya cadangan
keuangan untuk menghindari peristiwa-peristiwa pembengkakan
pengeluaran serta menghindarkan atas risiko utang piutang terhadap
pihak ketiga. Penganggaran ini berlaku bagi semua jenis keluarga baik
yang telah memiliki anak maupun yang belum. Pasangan yang baru-
baru menikah juga perlu mengetahui hal ini karena mengurus keuangan
rumah tangga harus dilakukan dengan benar-benar matang agar tidak
terjadi kesalahan dengan cara mendahulukan kebutuhan rumah tangga
yang benar-benar penting.
2. Kategori kedua pencatatan
Proses pencatatan adalah bagian kedua dari proses perencanaan
keuangan dalam rumah tangga untuk mempertahankan serta
mengetahui besarnya dan seberapa penting anggaran-anggaran yang
akan dikeluarkan setiap harinya. Proses pencatatan dalam rumah
26
tangga juga sangat diperlukan karena merupakan bagian terpenting dari
pengelolaan keuangan rumah tangga. Pencatatan disini merupakan
setiap bentuk akan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang paling utama
dalam rumah tangga. Sistem pencatatan dianjurkan untuk dilakukan
dalam buku kas serta dicatat dengan rapi setiap hari, minggu atau
bulannya. Proses pencatatan ini juga akan membantu dalam
menganggarkan cadangan masa depan (deposito) dalam tabungan
dikala diperlukan sewaktu-waktu untuk kebutuhan.
3. Kategori ketiga pengambilan keputusan
Proses ini adalah bagian terpenting dalam perencanaan keuangan
rumah tangga. Pengambilan keputusan memerlukan sikap kehati-hatian
dalam melakukan hal tersebut. Sikap kehati-hatian dilakukan dalam
mengambil keputusan terkait apa saja kebutuhan yang terbaik untuk
keluarga. Peran pengambilan keputusan merupakan investasi yang
terbesar baik dari sisi jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam
mengambil keputusan terkait perencanaan keuangan rumah tangga,
harus dipikirkan secara matang dan tidak boleh teburu-buru. Kebutuhan
keluarga yang selalu melonjak dan hadirnya diskon-diskon produk
rumah tangga terkadang membuat ibu rumah tangga maupun anggota
keluarga lainnya tidak memperhatikan daya guna serta manfaat barang
yang akan dibeli yang ujung-ujungnya akan berakhir sia-sia. Di situasi
inilah kemudian kenapa cadangan keuangan rumah tangga diperlukan
tak lain adalah salah satunya untuk menghadapi lonjakan kebutuhan
keluarga secara tiba-tiba yang biasanya lonjakan kebutuhan ini
27
memerlukan anggaran yang lumayan banyak agar keluarga tidak
terjebak pusara utang piutang dengan rentenir.
4. Perencanaan keungan jangka panjang
Perencanaan keuangan jangka panjang ini adalah bentuk investasi
dalam rumah tangga. Perencaan jangka panjang ini akan memudahkan
keluarga dalam menghadapi masa depan seperti saat masa-masa
pensiun, dan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya yang
diperlukan di masa tua kelak. Pasangan yang berumah tangga perlu
memikirkan banyak hal di masa depan agar masa tua kelak dapat
dijalani dengan nyaman dan sejahtera seperti membangun rumah yang
layak huni di masa depan, program asuransi kesehatan dan cadangan
rekening maupun aset-aset lain yang dapat digunakan sewaktu-waktu di
masa depan untuk menghindari berhutang. Investasi dalam keluarga
tentunya bukan hanya untuk menghadapi masa hari tua bagi pasangan
suami-istri tapi juga investasi adalah usaha para orang tua untuk
memenuhi kebutuhan anak di masa depan. Seperti biaya sekolah
lanjutan anak. Penghematan merupakan hal penting yang harus
dilakukan dalam perencanaan keuangan keluarga Karena keluarga
diharuskan mampu untuk mengelola keuangan dengan tepat dan baik.
b) Motif Penerapan Akuntansi dalam Rumah Tangga
Akuntansi merupakan hal yang tak terpisahkan dalam pengelolaan
keuangan rumah tangga. Penelitian Espa dan Triwuyono (2011) dalam
Melia Yuliani (2016:7) mengatakan motivasi individu dalam menerapkan
akuntansi dalam rumah tangga adalah yaitu:
1. Untuk membentuk perilaku anggota keluarga
28
2. Mempererat jalinan cinta suami-istri
3. Sebagai pertanggung jawaban kepada Allah mengenai zakat
Sebenarnya ada banyak hal yang memotivasi keluarga dalam
menerapkan akuntansi rumah tangga di antara seperti kepastian di masa
depan, adanya kecemasan dalam pemenuhan yang tiap saat melonjak,
dan ekonomi yang semakin fluktuatif atau naik-turun.
c) Nilai-nilai Akuntansi dalam Rumah Tangga
Nilai merupakan suatu hal yang penting yang digunakan untuk
mengukur kelayakan dalam bertindak. Penerapan akuntansi rumah tangga
secara tidak langsung dapat melatih individu dalam bertanggung jawab
terhadap pengurusan atau pengelolaan keuangan dalam rumah tangga.
Melatih berkomunikasi khususnya bagi suami-istri mengenai perencanaan
keuangan dalam rumah tangga, dan melatih individu dalam mengambil
keputusan. Penelitian Espa dan Triwuyono (2011) mengungkapkan nilai-
nilai yang dicerminkan dalam penerapan akuntansi rumah tangga yaitu:
nilai-nilai seperti tanggung jawab, kejujuran, kedisiplinan, ikhlas, rajin yang
disingkat takdir. Nilai –nilai yang positif ini diharapkan keberadaannya akan
menjadi kebiasaan yang akan digunakan individu bukan hanya dalam
lingkup keluarga melainkan juga dalam lingkup bersosialisasi di tengah-
tengah masyarakat.
d) Manfaat Akuntansi dalam Rumah Tangga
Manfaat akuntansi secara umum terutama dalam dunia bisnis
sangat dirasakan dalam hal pengelolaan harta dan keuangan suatu
perusahaan Karena akuntansi adalah bahasa bisnis yang digunakan untuk
menjelaskan bagaimana kondisi yang sedang dihadapi perusahaan dan
29
juga dapat memprediksi situasi keuangan perusahaan di masa depan.
Dalam rumah tangga akuntansi digunakan sebagai kontrol keuangan
dalam rumah tangga. Manfaatnya bisa dirasakan secara langsung sebagai
sarana untuk menjalin keterbukaan antar pasangan, serta meningkatkan
rasa tanggung jawab dan dapat menciptakan rasa aman dalam rumah
tangga.
e) Akuntansi Rumah Tangga dalam Konteks Emosional
Membahas akuntansi rumah tangga tidak bisa lepas dari dimensi
emosional. Karena pada dasarnya, setiap individu bereaksi terhadap suatu
keadaan atau kejadian yang dipengaruhi oleh emosi yang dimiliki (Melia
Yulianti 2016:68). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Emosi
diartikan sebagai reaksi psikologis dan fisiologis yang menimbulkan
perasaan bahagia, sedih, takut dan sebagainya. Emosi merupakan hal
yang dimiliki oleh setiap individu berupa rangsangan, dan reaksi terhadap
suatu kejadian seperti rasa takut, gelisah, cemas, rasa nyaman, atau rasa
bangga dalam menyikapi suatu keadaan. Akuntansi dalam rumah tangga
erat kaitannya dengan dimensi emosional. Oleh Karena itu dalam membuat
keputusan terkait dengan urusan dalam rumah tangga khususnya
pengelolaan keuangan rumah tangga terkadang setiap individu memiliki
pikiran yang berbeda-beda sesuai dengan emosi dalam dirinya. Akuntansi
rumah tangga harus dikaitkan dengan dimensi emosional tidak hanya
didasari pada pola pikir, tapi juga oleh unsur-unsur akal sehat, nilai,
keyakinan dan emosi.
30
H. PENGELOLAAN KEUANGAN RUMAH TANGGA DALAM ISLAM
Pengelolaan keuangan secara islami sangat dibutuhkan untuk agar
tercapainya sakinah finance. Sakinah finance adalah suatu keadaan
keuangan yang menenangkan keluarga yang didapat secara halal dan
dikelola secara baik. (Rosalia Debby, 2016:550) ada beberapa hal penting
yang harus kita ketahui sebelum mengenal pengelolaan keuangan secara
islami. Yaitu kita harus mengetahui tentang Pandangan islam tentang harta
benda, proses untuk mendapatkan ejeki, menentukan skala prioritas, dan
membuat anggaran belanja dalam rumah tangga (Ridha. 2014:180)
1. Pandangan Islam Tentang Harta Benda dan Pengelolaannya
Harta adalah segala sesuatu yang dapat disimpan dan dapat
digunakan jika dibutuhkan. Menurut sebagian ulama, harta adalah segala
sesuatu yang diinginkan manusia berdasarkan tabiatnya, baik itu akan
memberikannya atau akan menyimpannya. Ada beberapa pandangan
islam tentang harta benda di antara lain:
Harta merupakan cobaan
Harta yang kita miliki adalah milik Allah, kita hanyalah amanat
Mempergunakan harta secara bijak disetai kedermawanan
Harta yang halal itu baik dan jumlahnya tidak terbatas
Harta yang haram itu kotor dan jumlahnya terbatas
Di dalam harta kita terdapat hak orang lain. Oleh Karena itu agama
sangat menganjurkan kita untuk berbagi, di samping kewajiban sebagai
umat muslim untuk berzakat, Allah juga menganjurkan kita untuk selalu
bersedekah, berinfaq dan memelihara anak yatim. Dikatakan bahwa
harta merupakan cobaan dikarenakan harta itu sendiri bisa menjadikan
31
kita sengsara diakhirat alih-alih menjadi penyelamat kita. Kita harus
selalu bijak dalam mempergunakan harta yang kita miliki, harus selalu
mempergunakannya di jalan Allah Karena kita hanya diamanatkan oleh
Allah untuk menjaga harta tersebut dan mengelolanya dengan baik.
2. Proses Untuk Mendapatkan Rejeki
Allah adalah Maha Pemberi Rejeki. Jaminan rejeki mengartikan
bahwa Allah akan selalu memenuhi kebutuhan kita, kapanpun dan di
mana sehingga kita harus benar-benar yakin pada-Nya. Akan tetapi Allah
telah menciptakan berbagai sarana dan sebab untuk mendapatkan rejeki
dan bahkan Allah telah menciptakan segala sesuatu itu ada
penyebabnya. Ada banyak sekali sarana yang dapat mendatangkan
rejeki. Dan membuatnya sangat mudah untuk dicapai serta penuh dengan
limpahan berkah. Sarana rejeki dapat dikelompokkan menjadi dua pokok
yaitu tawakkal yang sejati yaitu memperoleh rejeki dengan selalu beriman
dan bertaqwa kepada Allah disetai doa dan dzikir, selalu bersabar serta
berinfaq di jalan Allah dan bersilaturrahmi.
Berusaha secara maksimal dengan cara berniat yang bersungguh-
sungguh, membuat perencanaan yang matang, tekun dalam menjalankan
pekerjaan, progresif sehingga selalu membuahkan hasil dan tawazun.
3. Menentukan Skala Prioritas
Menentuan prioritas dalam hal ini adalah selalu meletakkan sesuatu
secara proporsional. Menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya,
artinya kita tidak boleh mendahulukan sesuatu yang seharunya di akhir dan
mengakhirkan sesuatu yang seharusnya di awal. Serta tidak memandang
remeh sesuatu yang besar dan tidak membesar-besarkan sesuatu yang
32
kecil. Secara garis besar para Ulama telah membagikan skala prioritas ke
dalam tiga bagian.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan utama atau pokok yang harus
dipenuhi oleh manusia. Yakni kebutuhan akan sandang, pangan dan
papan.
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah
kebutuhan primer atau dengan kata lain kebutuhan sekunder adalah
kebutuhan tambahan yang bersifat pelengkap.
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang bersifat hiburan. Kebutuhan
ini dapat dicapai setelah kebutuhan primer dan sekunder.
4. Membuat Anggaran Belanja dalam Rumah Tangga
Membuat anggaran belanja dalam rumah tangga merupakan hal yang
sangat penting dilakukan bagi keluarga musli. Karena anggaran belanja
rumah tangga sebagai perencanaan yang berisi kebutuhan-kebutuhan apa
saja yang harus diperoleh. Membuat anggaran belanja juga membuat
keluarga dapat mengetahui sisa uang yang tersisa setelah memperoleh
semua kebutuhan yang telah di catat. Dari uang tersisa tersebut bisa
dimanfaatkan sebagai investasi di masa depan seperti dimasukkan ke
dalam tabungan atau langsung dimanfaatkan sebagai investasi diakhirat
dengan cara bersedekah dan berinfaq sebagai amal penolong dikehidupan
selanjutnya kelak. Anggaran belanja rumah tangga juga berfungsi untuk
meluruskan dua timbangan yaitu pemasukan dan pengeluaran serta
sebagai control atas biaya-biaya yang dikeluarkan.
M. Ridwan (2015) Mendefinisikan perencanaan keuangan sebagai
upaya dalam mengalokasikan pendapatan dan pengeluaran sebuah
33
keluarga secara baik dan benar untuk mewujudkan tujuan keuangan
keluarganya. Sedangkan perencanaan keuangan islami adalah
perencanaan keuangan dengan menggukan prinsip dan paradigm islam.
Jika perencanaan keuangan konvensional lebih memfokuskan pada tujuan
dunia, maka perencanaan keuangan secara islami akan bersifat jangka
panjang yang meliputi aspek dunia dan akhirat.
Ada banyak alasan mengapa perencanaan keuangan dalam keluarga
muslim sangat diperlukan. Selain sebagai manifestasi dari wujud kekuarga
muslim yang taat, Perencanaan dalam islam juga merupakan salah satu
bentuk usaha manusia dalam memperbaiki keadaan menjadi lebih baik
(Syelfi Salama, 2016:203) seperti yang termaktub dalam Al-Quran.
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(Q.S Ar-Rad:11
Ayat tersebut menjelaskan bahwa pentingnya perencanaan sebelum
benar-benar melakukan sesuatu di masa depan. Dalam proses
perencanaan tersebut diharuskan umat muslim untuk senantiasa
bertawakkal dan berusaha sebaik-baiknya untuk merubah keadaan
menjadi lebih baik sebagai wujud kepatuhan manusia kepada Allah SWT.
Manfaat yang bisa dirasakan jika sebuah keluarga melakukan perencanaan
keuangan secara islami menurut M. Ridwan (2015:3)
1. Menghindarkan konflik di keluarga dan meningkatkan keharmonisan
2. Meningkatkan kualitas generasi muda
34
3. Menghindarkan diri dari perilaku korup
4. Melahirkan sikap optimis
5. Membantu meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah
6. Menjaga kesehatan dan menambah awet muda
7. Memperkuat silaturrahim
8. Memunculkan ide-ide kreati dan produktif
I. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian Ayu Wardhani Astutik (2018) dengan judul Fermenologi
Akuntansi Rumah Tangga (Studi Kasus Pada Keluarga TNI-AD Kota Malang
yang bertujuan untuk mengetahui peran penting dalam akuntansi rumah
tangga dan mengetahui bagaimana cara ibu-ibu menerapkan akuntansi dalam
rumah tangga yaitu perencanaan, pencatatan dan pengambilan keputusan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ibu-ibu dalam melakukan praktik
akuntansi dalam rumah tangga yakni dengan cara merencanakan keuangan
dalam jangan waktu setiap bulan, mencatat perencanaan kebutuhan serta
realisasi transaksi keuangan dan melakukan keputusan berupa investasi dan
menabung dengan pertimbangan suami sesuai dengan kebutuhan yang telah
direncanakan dan dicatat. Perbedaan penelitian tersebut dengan dengan
penelitian ini adalah lokasi dan objek penelitian. Lokasi pnelitian tersebut di
Kota Malang dan yang menjadi objek penelitian atau informannya adalah ibu
rumah tangga pada keluarga TNI-AD Kota Malang, sedangkan lokasi
penelitian ini akan berlangsung di Kelurahan Paccinongan, Kabupaten Gowa
dan informannya merupakan ibu rumah tangga dari keluarga lingkungan
setempat dan penelitian ini akan lebih mendalami unsur islami pada peran
35
akuntansi dalam rumah tangga baik berupa manfaat yang diperoleh maupun
pengaruhnya.
Selanjutnya adalah penelitian dari Sri Mulyani (2018) dengan Judul
Pentingya Akuntansi Rumah Tangga dalam Meningkatkan Hidup Islami
Kesimpulan dari penelitian ini adalah praktik akuntansi dalam rumah tangga
sangat penting karena dari beberapa informan yang menyatakan penting,
dapat diambil manfaatnya. Pertama, adanya ketenangan dalam pengelolaan
keuangan. Kedua, membentuk pribadi yang hemat dan lebih berhati-hati.
Ketiga, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan keputusan jangka
panjang untuk menabung dan keempat sebagai keputusan investasi akhirat
untuk menunaikan zakat dan shadaqah. Sri Mulyani juga menyatakan bahwa
praktik akuntansi yang dipakai oleh informan semuanya sangat sederhana
dengan tujuan untuk mengetahui sisa saldo setiap bulannya. Dan digunakan
sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada suami sehingga terbentuklah
kejujuran dalam berumah tangga. Perbedaan penelitian tersebut dengan
penelitian ini adalah informan yang dipakai dalam penilitian tersebut
merupakan mahasiswa akuntansi yang telah berkeluarga dan telah
menempuh semester tujuh. Sedangkan dalam penelitian ini informan
merupakan ibu-ibu rumah tangga yang menerapkan akuntansi sederhana
seperti pencatatan, dan penganggaran setiap bulannya.
Penelitian Manurung (2013) dengan judul Urgensi Peran Akuntansi
dalam Rumah Tangga (Studi Fermenologi pada Dosen-dosen Akuntansi di
Universitas Widyatama Bandung Mengatakan bahwa pentingnya peran
akuntansi dalam keluarga akuntan (Pendidik dan Praktisi) adalah untuk dapat
merencanakan pencatatan, pengambilan keputusan serta perencanaan
36
jangka panjang untuk pemakaian setiap harinya dalam satu bulan. Penelitian
ini juga menyimpulkan bahwa bentuk praktik dalam akuntansi rumah tangga
merupakan skema dalam penghindaran hutang terhadap kreditor, maupun
pemakaian kartu kredit yang berlebihan sehingga peran istri sangatlah penting
untuk melihat kebutuhan-kebutuhan setiap bulannya yang harus diperlukan
dalam rumah tangga didalam penentuan keputusan. Dan yang terpenting
adalah perencanaan-perencanaan yang harus mereka lakukan demi anak-
anak nantinya disertai dengan komunikasi antara suami-istri. Dan untuk
menghindari kesalah pahaman antara suami dan istri perlu pengambilan
keputusan dan perencanaan jangka panjang dalam mengelola keuangan
rumah tangga yang baik dan lebih tepat.
Penelitian lain yang membahas tentang topik yang sama adalah
penelitian dari Rosalia Debby (2014) dengan judulPengelolaan Keuangan
Secara Islam pada Keluarga Muslim Etnis Padang dan Makassar di Surabaya.
Kesimpulan dalam penelitian ini yakni keluarga yang beretnis Padang dan
keluarga yang beretnis Makassar sama-sama dengah telah menerapkan
komponen pengelolaan keuangan secara islam yakni memandang bahwa
harta hanya sebagai pengemban amanat dari Allah. Memperoleh rejeki
dengan cara bertawakkal dan selalu beristighfar, berdoa dan berdzikir kepada
Allah, berinfaq di jalan Allah serta menentukan skala prioritas dimulai dari
kebutuhan primer dan membayar zakat. Perbedaan di antara dua keluarga
tersebut adalah keluarga yang beretnis Padang hidup lebih sederhana
dibandingkan dengan keluarga yang beretnis Makassar. Meskipun
pendapatan dari keluarga yang beretnis Padang lebih besar dibandingkan
dengan keluarga yang beretnis Makassar, keluarga yang beretnis Padang
37
jauh lebih hemat dibandingkan dengan keluarga yang beretnis Makassar.
Penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Mochamad Dimas (2017)
yang berjudul Peran Akuntansi dalam Menentukan Strategi Mengelola
Keuangan Rumah Tangga (Fenomena pada Ibu Rumah Tangga Di
Surabaya).Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran akuntansi dalam rumah
tangga bermacam-macam namun dari penellitian tersebut peran yang
dimaksudkan adalah melakukan pencatatan dan merasakan manfaat dari
kegiatan tersebut. Pencatatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga dpat
menjadi strategi dalam mengelola keuangan untuk bulan berikutnya agar
dapat menghemat dan mengatur keuangan dengan baik. Pencatatan juga
mampu menjadi pengingat bagi ibu rumah tangga apabila telah melakukan
pembayaran-pembayaran tertentu sehingga tidak melakukan
pembayarandoublepada transaksi yang sama. Penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa pencatatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga
hanyalah pencatatan yang sederhana hanya menuliskan nama akun dan
saldo pada buku catatan atau memo.
Penelitian oleh Lidiatul Hasanah (2019) yang berjudul Urgensi Akuntansi
dalam Mengatasi Problematika Keuangan Keluarga di Desa Pakondang
Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep penelitian ini mengatakan bahwa
letak pentingnya akuntansi dalam mengatasi problematika keuangan rumah
tangga adalah terdapat pada empat hal yaitu perencanaan, penganggaran,
pengambilan keputusan dan pencatatan. Dari empat hal inilah akuntansi
berperan penting dalam mengelola keuangan rumah tangga sehingga
pengelolaan keuangan dapat terealisasi dengan baik.
38
Penelitian oleh Nur Eka Setiowaty (2016) yang berjudul Perempuan,
Strategi Nafkah dan Akuntansi Rumah Tangga Penelitian ini menyimpulkan
bahwa pentingnya peran akuntansi dalam rumah tangga untuk dapat
merencanakan setiap anggaran dalam rumah tangga, pencatatan,
pengambilan keputusan serta perencanaan jangka panjang didalam keluarga.
Bentuk praktik akuntansi rumah tangga merupakan suatu skema dalam
penghindaran hutang terhadap kreditur maupun pemakaian kartu kredit
secara berlebihan sehingga peran istri sangatlah penting.
Penelitian oleh Melia Yulianti (2016) yang berjudul Akuntansi dalam
Rumah Tangga: Study Fermenologi pada Akuntan dan Non-Akuntan
Penelitian mengungkapkan bahwa motivasi mempengaruhi informan dalam
mempraktikkan akuntansi bermuara pada pencapaian kenikmatan hidup.
Sementara itu, jika dilihat dari manfaatnya terpenuhinya kepuasan batin dan
terciptanya kerukunan dalam rumah tangga.
Penelitian oleh Ratna Anggraini dkk (2017) yang berjudul Perencanaan
Keuangan Syariah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Manajemen
Keuangan Keluarga pada Anggota Majelis Ta'lim Penelitian mengatakan
bahwa peserta majelis ta'lim mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam
perencanaan keuangan keluarga khususnya yang sesuai dengan syariah
islam, sehingga harapannya dapat meningkatkan pengelolaan manajemen
keuangan keluarga dengan baik.
Selanjutnya penelitian dari Sri Trisnaningsih dan Fitria Widyasari (2010)
dengan judulManajemen Pengelolaan dan Perencanaan Keuangan Keluarga
pada Ibu Rumah Tangga di Kawasan Siwalan Kerto Surabaya Penelitian ini
menyimpulkan bahwa semakin meningkatnya peran wanita dalam
39
masyarakat, dengan banyak kesibukan di luar keluarga, jangan sampai
berdampak buruk terhadap harmonisnya rumah tangga. Karena data
menyebutkan tingginya angka perceraian disebabkan oleh makin mandirinya
perempuan dalam hal pemikiran dan ekonomi. Penyusunan anggaran
keuangan dilakukan sebulan sekali saat uang dari suami diterima. Susunan
anggaran tersebut selanjutnya akan ditentukan dari hasil apa saja yang dibeli
dan dibutuhkan pada bulan sebelumnya.
Beberapa penelitian diatas sama-sama menyatakan bahwa kegiatan
akuntansi dalam rumah tangga merupakan praktik sederhana berupa
pencatatan terhadap transaksi-transaksi yang dilakukan. Manfaat dari
kegiatan tersebut pun bermacam-macam mulai dari sebagai strategi dalam
pengelolaan keuangan agar lebih baik, Membentuk pribadi agar lebih hemat,
sebagai bahan evaluasi bagi keluarga dan lain sebagainya. Dari sisi islami
juga pengelolaan keuangan yang baik dapat menjadi investasi akhirat Karena
dalam pengelolaan keuangan yang baik terdapat keluarga yang menghitung
zakat dan melakukan shadaqah serta berinfaq. Serta sebagai pengingat
bahwa harta hanya sebagai pengemban amanat dari Allah dan pentingnya
memperoleh rejeki dari jalan halal dan selalu beristighfar, berdoa dan berdzikir
kepada Allah.
40
J. KERANGKA BERPIKIR
Gambar 2.1
KERANGKA PIKIR
Ibu Rumah Tangga
Anggaran
Peran Akuntansi dalam Rumah Tangga
Pencatatan Perencanaan Pengambilan
Keputusan
Pengelolaan Keuangan Rumah
Tangga Secara Islami
Kesimpulan
Pandangan Islam
tentang Harta dan
Pengelolaannya
Proses
Mendapatkan
Rejeki
Menentukan
Prioritas
Membuat Anggaran
Belanja
41
Kerangka berpikir digambarkan melalui sebuah bagan sebagaimana yang
tercantum pada Gambar 2.1 diatas. Dari bagan tersebut kita dapat
mengetahui bahwa peran seorang ibu rumah tangga sangat penting dalam
hal kepengurusan keuangan keluarga.
Seorang ibu rumah tangga berperan sentral dalam pengelolaan keuangan
karena itu merupakan salah satu tugas dan kewajiban ibu rumah tangga
untuk memperhatikan kesejahteraan keluarga dalam hal ini mampu
mengelola keuangan keluarga.
Dari bagan diatas, dapat diketahui bahwa seorang ibu rumah tangga
menganggarkan belanja kebutuhan keluarga tiap bulannya. Setelah
menganggarkan belanja kebutuhan, anggaran tersebut akan dikelola sesuai
dengan kategori dalam akuntansi rumah tangga dengan membagi tiga
penerapan yaitu perencanaan, pencatatan dan pengambilan keputusan.
Setelah itu penerapan Pengelolaan keuangan secara islami dapat dilakukan
dengan cara tidak terlalu bersikap berlebihan terhadap harta karena harta
tersebut merupakan hanyalah titipan dari Allah serta mengelolanya dengan
baik dan mengeluarkan zakat. Memastikan kehalalan dari rejeki yang didapat,
selalu menyisihkan harta untuk bersedekah utamanya di jalan Allah, serta
menentukan skala prioritas dari kebutuhan yang akan dipenuhi.
Perencanaan dilakukan untuk merencanakan kebutuhan yang akan
dipenuhi dalam bulan tersebut, kemudian pencatatan yang dilakukan saat
melakukan transaksi atau mencatat keperluan dalam sehari, seminggu
maupun periode tertentu, yang terakhir adalah pengambilan keputusan.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian tentang Peran Akuntansi dalam Pengelolaan Keuangan Rumah
Tangga Secara Islami yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kualitatif.
Menurut Meleong (2000) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan penekatan fermenologi untuk menemukan pemahaman
mengenai fenomena dalam suatu latar belakang berkonteks khusus.
Pendekatan fermenologi merupakan penelitian yang membawa kita untuk
terlibat langsung dalam setiap keadaan dan pengalaman dengan cara
memasuki sudut pandang orang lain serta ikut merasakan dan memahami
kehidupan dari objek penelitian (Daymon Christine dan Holoway Immy,
2001:228). Pada penelitian ini, penulis akan mengumpulkan data dan
menggambarkan tentang peran akuntansi dalam pengelolaan keuangan
rumah tangga secara islami. Setelah itu penulis akan membuat kesimpulan
sebagai bahan acuan bagi pembaca agar dapat mengambil manfaat
mengenai cara pengelolaan keuangan secara islami khususnya bagi rumah
tangga muslim.
B. FOKUS PENELITIAN
Fokus penelitian adalah hal yang membatasi sejauh mana penelitian ini
dapat dilakukan dengan benar. Serta dapat juga membatasi ruang lingkup
penelitian agar penelitian ini tidak meluas sehingga peneliti akan lebih fokus
43
terhadap permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini akan berfokus pada
peran akuntansi dalam rumah tangga dan bagaimana pengelolaan keuangan
keluarga secara islami. Penelitian ini hanya menggunakan informan yakni ibu
rumah tangga yang berasal dari keluarga yang berlatar belakang keluarga
muslim dan telah menerapkan akuntansi sederhana dalam pengelolaan
keuangan rumah tangganya seperti melakukan pencatatan keuangan setiap
bulannya.
C. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian merupakan tempat diakukannya sebuah penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, lokasi penelitian merupakan hal yang sangat
penting karena lokasi penelitian merupakan objek dan tujuan untuk
mempermudah penelitian. Penelitian ini akan langsung mewawancarai
informan dan menginterpretasikan data baik data hasil wawancara maupun
data pendukung lainnya serta menggambarkan makna dibalik kehidupan
informan yakni para Ibu Rumah Tangga di Lorong IV Kelurahan Paccinongan,
Kecamatan Somba-Opu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
D. SUMBER DATA
Data dalam penelitian ini merupakan data kualitatif yaitu data yang berupa
kata-kata atau kalimat dan biasanya bersifat menggolongkan atau
mengklasifikasi saja (Ayu Wardhani, 2018:48). Data dalam penelitian adalah
data primer yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari
informan. Sumber data dalam penelitian ini antara lain.
1. Informan
44
Informan adalah pihak yang dibutuhkan dalam memberikan informasi
tentang situasi atau kondisi penelitian. Informan dipilih secarapurposive
samplingatau dipilih secara sengaja sesuai dengan kriteria. Informan yang
dipilih merupakan orang mengetahui permasalahan yang akan diteliti.
Subjek ini dipilih mengacu pada representativitas informasi atau data
penelitian ini menghindari generalisasi di mana tiap-tiap subyek akan
mewakili dirinya sendiri. Subjek dalam penelitian ini adalah tiga ibu rumah
tangga yang tinggal di Lorong IV Kelurahan Paccinongan. Masing-masing
dari ibu rumah tangga adalah orang yang telah menerapkan praktik
akuntansi sederhana dalam mengelola keuangan rumah tangganya.
Berikut merupakan beberapa kriteria dalam pemilihan sampel atau
informan:
1. Minimal telah menikah selama lima tahun
2. Minimal telah memiliki satu anak
3. Bertempat tinggal di Kelurahan Paccinongan
2. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi secara tertulis
seperti transkrip hasil wawancara atau dokumentasi hasil pencatatan
keuangan yang dibuat oleh para ibu rumah tangga. Serta dokumentasi
yang berupa foto-foto saat wawancara berlangsung, foto-foto subjek
penelitian dan dokumentasi berupa video atau rekaman suara.
45
Tabel 3.1
INFORMAN PENELITIAN
No Nama Status
1 Ibu Nurbiyah
Ibu Rumah Tangga dan MenjalankanUsahaWarung Kecil
2 Ibu Unismah, S. Apt
Ibu Rumah Tangga dan Seorang Apoteker di Rumah Sakit
3 Ibu Hilalwati
Ibu Rumah Tangga dan Menjalankan Usaha Kue dan Katering
4 Ibu Harfina
Ibu Rumah Tangga dan Pemilik Kos-kosan
5 Ibu St. Hawa Nur Ibu Rumah Tangga
6 Ibu Hasiah Ibu Rumah Tangga
7 Ibu Muliati Ibu Rumah Tangga
Sumber: Data diolah Penulis
E. TENIKPENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dalam kondisi yang sederhana, sumber data primer dan lebih banyak pada
teknik observasi yang berperan serta, wawancara mendalam dan
dokumentasi.
Tahapan-tahapan dalam pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah
1. Proses memasuki lokasi
Pertama-tama peneliti menentukan lokasi yang akan digunakan sebagai
lokasi penelitian lalu mencari informan yang sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan salah satunya yang menerapkan akuntansi dalam rumah
tangga.
2. Ketika berada di lokasi
46
Setelah menentukan lokasi dan informan, peneliti langsung terjun ke
lapangan untuk mengumpulkan data dari informan-informan tersebut yang
ditetapkan sebagai sumber data.
3. Upaya pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a) Observasi (pengamatan)
Model observasi yang dilakukan merupakan observasi moderta, di
mana dalam observasi ini adanya keseimbangan antara peneliti menjadi
orang dalam dan orang luar. Peneliti dalam melakukan observasi ini
terlibat langsung dalam kegiatan yang dapat membantu peneliti dalam
mengamati proses pengelolaan keuangan keluarga.
b) Interview (Wawancara)
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti merupakan wawancara bebas
terpimpin di mana wawancara dilakukan secara bebas tetapi tetap
dalam batasan pada jalur pokok masalah yang akan ditanyakan dan
telah dipersiapkan terlebih dahulu. Teknik wawancara seperti ini
memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan sesuai
dengan situasi dan kondisi sehingga mendapatkan data yang lengkap,
terutama yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan keluarga
informan.
c) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti penelitian
berupa foto proses wawancara, rekaman selama wawancara
berlangsung, dengan menggunakan kamera, perekam suara dan
47
berupa dokumen lain yang berhubungan dengan perencanaan
keuangan keluarga informan.
Tabel 3.2
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
NO Unit Analisis Komponen Unit Pertanyaan
1 Kognitif (Pengetahuan) 1. Apa yang ibu ketahui tentang Akuntansi?
2. Apa yang ibu ketahui tentang perencanaan keuangan?
3. Apa yang ibu ketahui tentang pencatatan?
4. Apa yang ibu ketahui tentang pengambilan Keputusan?
2 Afektif (Penalaran)
1. Apakah akuntansi itu Bisa untuk diterapkan dalam rumah tangga?
2. Bagaimana seharusnya kita mempergunakan harta benda dengan bijak?
3. Apa yang harus kita lakukan jika ingin mendapatkan ejeki yang halal dan berkah di mata Allah?
3 Konatif (Tindakan atau Respon)
1. Siapa yang memegang kendali dalam pengelolaan keuangan dikeluarga Ibu?
2. Apakah ibu punya perencanaan dalam kehidupan rumah tangga?
3. Perencanaan keuangan sepertiapa yang ibu terapkan?
4. Apakah Ibu berdiskusi dengan suami dalam melakukan perencanaan keuangan?
5. Apakah mengalami kendala dalam melakukan perencanaan keuangan?
6. Apakah ibu memenuhi kebutuhan sesuai dengan prioritas kepentingannya?
7. Bagaimanacara ibu melakukan pencatatan
48
terhadap keuangan keluarga?
8. Dengan mediaapa ibu melakukan pencatatan?
9. Apakah ada kendala dalam melakukan pencatatan
10. Bagaimanacara ibu dalam melakukan pengambilan keputusan?
11. Apakah ada kendala dalam melakukan pengambilan keputusan?
12. Apakah ibu mempunyai prioritas khusus dalam memenuhi kebutuhan?
13. Apa manfaat yang ibu rasakan dalam menerapkan akuntansi dalam rumah tangga?
Sumber: Astutik (2018) dan data diolah penulis
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, dan menyelidiki suatu masalah serta mengelola,
menyajikan dan menganalisa data-data yang diperoleh secara objektif untuk
menyelesaikan sebuah masalah. Instrumen penelitian dalam penelitian ini
adalah peneliti sendiri. Peneliti bertindak sebagai perencana yang
menetapkan fokus, memilih informan serta sebagai pelaksana pengumpulan
data, yang menafsirkan data, menarik kesimpulan dan menganalisa data yang
telah didapatkan secarareal tanpa dibuat-buat.
G. METODE ANALISIS
Sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode
kualitatif dengan pendekatan fermenologi, sehingga seluruh jawaban dari
informan atas pertanyaan yang diberikan oleh peneliti akan dianalisis dan
dikaji secara detail. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data
penelitian fermenologi (Astutik, 2018:52)
49
1. Peneliti mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh
tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan. Data yang
dimaksud adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
informan.
2. Membaca data secara keseluruhan data dan membuat catatan pinggir
mengenai data yang dianggap penting.
3. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan dengan melakukan
horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki
nilai yang sama.
4. Pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun
pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih akan dihilangkan
sehingga yang tersisa hanyalahhorizons (arti tekstural dan unsur
pembentuk atau penyusun dariphenomenon yang tidak mengalami
penyimpangan.
5. Pernyataan tersebut kemudian akan dikumpulkan sesuai dengan unit
makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut
dapat terjadi.
6. Peneliti akan mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena
tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian
mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi
pada informan) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana
fenomena ini dapat terjadi.
7. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi
dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman informan
mengenai fenomena tersebut.
50
8. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan, kemudian menulis
gabungan dari gambaran tersebut.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
a. Kondisi Geografis Kabupaten Gowa
Kabupaten Gowa adalah salah satu Daerah Tingkat II di
Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak diKota
Sungguminasa. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.883,32 km² atau
sama dengan 3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan
berpenduduk sebanyak ± 652.941 jiwa, di mana bahasa yang digunakan di
kabupaten ini adalah bahasa Makassar dengan suku Konjo Pegunungan
yang mendiami hampir seluruh Kabupaten Gowa. Penduduk di kabupaten
ini mayoritas beragama Islam. Kabupaten ini berada pada 12°38.16' Bujur
Timur dari Jakarta dan 5°33.6' Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan
letak wilayah administrasinya antara 12°33.19' hingga 13°15.17' Bujur
Timur dan 5°5' hingga 5°34.7' Lintang Selatan dari Jakarta.
Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi
Selatan ini berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain, yaitu di sebelah
Utara berbatasan dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di
sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan
Bantaeng. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan
Jeneponto sedangkan di bagian Barat berbatasan dengan Kota Makassar
danTakalar.
52
Wilayah Kabupaten Gowa terbagi dalam 18 Kecamatan dengan
jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 169 dan 726 Dusun/Lingkungan.
Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-
bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan yakni Kecamatan
Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi, Bungaya,
Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,74% berupa
dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan
yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga,
Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan
Dari total luas Kabupaten Gowa, 35,30% mempunyai kemiringan
tanah di atas 40 derajat, yaitu pada wilayah Kecamatan Parangloe,
Tinggimoncong, Bungaya, Bontolempangan dan Tompobulu. Dengan
bentuk topografi wilayah yang sebagian besar berupa dataran tinggi.
Wilayah Kabupaten Gowa dilalui oleh 15 sungai besar dan kecil yang
sangat potensial sebagai sumber tenaga listrik dan untuk pengairan. Salah
satu di antara sungai terbesar di Sulawesi Selatan adalah sungai
Jeneberang dengan luas 881 Km2 dan panjang 90 Km.
b. Sejarah Singkat Kelurahan Paccinongang
Kelurahan paccinongang adalah salah satu dari empat belas
kelurahan yang ada di Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Kelurahan Paccinongang sendiri sebelum terbentuk menjadi sebuah
kelurahan yang ada di Kecamatan Somba Opu, Paccinongang memiliki
sejarah yang panjang. Pada masa kerajaan atau masa kasuwiang
salapang Paccinongang merupakan bagian wilayah kekuasaan gallarrang
saumata atau Sembilan kerajaan kecil yakni Tombolo, Parang-parang,
53
Lakiung, Bissei, Data, Kailing, Sero, Samata dan Agang Jene. Sembilan
kerajaan kecil ini dipimpin oleh masyarakat paccinongang yaitu
Paccallayya.
Pada masa paccallayya Paccinongang dijadikan sebagai lokasi
perundingan untuk memutuskan sesuatu bersama kasuwiang salapang
Kata Paccinongang memiliki arti penjernihan atau jernih. Supaya hal-hal
yang diputuskan betul-betul keputusan bersama sehingga kesembilan
kerajaan kecil tersebut bisa hidup damai dan berdampingan.
Pada waktu itu, meski telah ada paccallayya masih sering terjadi
konflik antara Sembilan kerajaan kecil tersebut. Akhirnya, untuk
mengakhiri konflik paccallayya mengangkat seorang putra yang berasal
dari khayangan di mana menurut masyarakat Paccinongang yaitu
Tumanurung yang akan menjadi cikal bakal kerajaan Gowa. Dan setelah
menjadi rajakasuwiang salapangmenjadi bate salapangatau bekas
Sembilan kerajaan. Dan pada masa Tumanurung, Paccinongang dijadikan
sebagai tempat pencucian atau tempat mandi raja Gowa agar simbol
kesuciannya muncul. Proses tersebut berlangsung hingga datangnya
islam di tanah Gowa lalu dibentuklah aturan-aturan mengenai
pemerintahan yang sesuai dengan islam pada masa itu. (Armang,
2017:34)
54
c. Struktur Organisasi Kelurahan Paccinongang
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI KELURAHAN PACCINONGANG
d. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Keadaan sosial ekonomi masyarakat di Paccinongang dapat
dilihat dari mata pencaharian masyarakatnya. Masyarakat Paccinongang
banyak yang berprofesi sebagai pegawai, baik itu ASN, Pegawai swasta
atau karyawan kantor biasa. Selain itu banyak pula yang berprofesi
LURAH
APangeran Zubair, A.Md
SEKRETARIS LURAH
Anasrul Arief S.STP
KASI PEMERINTAHAN
Najmawati, SE
KASI PEMBERDAYAAN
DAN PELAYANAN
MASYARAKAT
Syamsiah Tola, S.SOS
KASI TRANTIB
Azhar Muliawan, S.STP
STAF
Salmah
STAF
Nurlina
55
sebagai pedagang atau wiraswasta dan buruh. Letaknya yang berdekatan
dengan kota, membuat masyarakat sudah tidak ada lagi yang berprofesi
sebagai petani karena lahan pertanian sudah berubah menjadi lahan
perumahan.
B. DESKRIPSI NARASUMBER
Tabel 4.1
DESKRIPSI NARASUMBER
NO NAMA USIA PEKERJAAN USIA PERNIKAHAN
JUMLAH ANAK
PERAN
1 Nurbiyah 31 Ibu Rumah Tangga dan mengelola warung kecil
10 Tahun 2 Informan
2 St. Hawa Nur 47 Ibu Rumah Tangga 24 Tahun 2 Informan
3 Hilalwati 42 Ibu Rumah Tangga dan mengelola usaha catering dan kue
22 Tahun 4 Informan
4 Harfina 34 Ibu Rumah Tangga dan pemilik kos-kosan
15 Tahun 1 Informan
5 Unisma, S. Apt
28 Ibu Rumah Tangga dan Apoteker
5 Tahun 2 Informan
6 Hasiah 49 Ibu Rumah Tangga 20 Tahun 1 Informan
7 Muliati 40 Ibu Rumah Tangga 19 Tahun 2 Informan Sumber: Data diolah Penulis
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Potret Praktik Akuntansi Sederhana Dalam Rumah Tangga
Al-quran secara eksplisit mengatur konsep-konsep islam dalam hal
bermuamalah atau dewasa ini dikenal dengan akuntansi. Surah Al-baqarah
ayat 282 menjelaskan bagaimana pencatatan dan pembukuan harus
dilakukan secara benar. Pencatatan dan pembukuan adalah langkah awal
akuntansi. Seruan untuk melakukan pencatatan dan pembukuan adalah
56
salah satu perintah Allah yang tertuang dalam surah Al-baqarah ayat 282.
Akuntansi rumah tangga adalah model akuntansi sederhana yang
diterapkan sebuah rumah tangga untuk mengelola keuangan agar lebih
teratur serta efektif. Peranan seorang perempuan sangat diperhatikan
dalam pembangunan keluarga. Perempuan yang bekerja di luar rumah
seara tidak langsung memiliki peranan ganda yaitu disatu sisi untuk untuk
mengabdikan diri terhadap keluarga dalam rumah tangganya, dan disisi
lain perempuan untuk untuk profesional dalam pekerjaannya di luar rumah.
(Suarni A & Wahyuni Y, 2020:22)
Informan dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang
memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan dalam rumah
tangga sehingga tujuan dari penelitian yakni untuk mengungkap
pentingnya peranan penting akuntansi dalam rumah tangga dapat
tercapai.
Karena penelitian ini berfokus pada peran akuntansi dalam tiga
kategori yakni perencanaan, pencatatan dan pengambilan keputusan
dalam keuangan rumah tangga, peneliti sebelumnya telah melakukan
observasi dan pengamatan mengenai aktivitas dari para informan terkait
dengan tiga kategori yang telah disebutkan. Dan berdasarkan pengamatan
atau observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melihat bahwa
pandangan terhadap akuntansi bagi masyarakat khususnya masyarakat
kelurahan paccinongang masih sangat perlu ditingkatkan agar rumah
tangga dapat melakukan perencanaan, pencatatan serta pengambilan
keputusan dengan baik sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada.
semua informan yang menjadi subjek penelitian, mereka telah menerapkan
57
praktik akuntansi sederhana dalam rumah tangga mereka akan tetapi
praktik yang dilakukan tidak familiar bagi mereka tetapi lebih seperti
mereka melakukannya atas kesadaran diri sendiri dan penerapannya juga
sangat fleksibel. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa ibu-ibu
rumah tangga melakukan praktik penerapan akuntansi sederhana dengan
menyesuaikan kebutuhan tanpa ada ketentuan-ketentuan atau aturan-
aturan yang mengikatnya. Jadi penerapan akuntansi yang dilakukan oleh
para informan tersebut hanya bersifat ”saat dibutuhkan”. Tidak diterapkan
secara berkelanjutan.
b. Peran Penting Akuntansi dalam Rumah Tangga
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kategori pertama dalam akuntansi
rumah tangga. Perencanaan sangat diperlukan dalam pengelolaan
keuangan rumah tangga dikarenakan sebuah rumah tangga harus
merencanakan keuangan secara tepat demi menghindari risiko
keuangan di masa mendatang yang dapat menimbulkan kerugian bagi
sebuah rumah tangga.
Umumnya, perencanaan yang dilakukan oleh para ibu rumah
tangga merupakan perencanaan yang terkait kebutuhan setiap bulan
yang sudah direncanakan saat awal bulan ketika terjadinya pemasukan
atau gajian. Seperti yang dikemukakan dari wawancara informan yang
berinisial U (26/06/2020) bahwa biasanya ibu U menyiapkan terlebih
dahulu untuk tabungan dan setelah itu baru mencatat pengeluaran yang
akan ibu U keluarkan tiap bulan. Hal yang sama diungkapkan oleh
informan lain pada saat wawancara yang berinisial SH (26/06/2020)
58
yang mengatakan bahwa kalau suami ibu SH sudah gajian beliau
langsung mencatat apa-apa saja yang akan ibu SH beli atau biaya yang
akan beliau keluarkan.
Selain perencanaan kebutuhan tiap bulan yang bersifat jangka
pendek dan dilakukan secara berulang tiap bulannya, adapun
perencanaan jangka panjang yang meliputi keinginan khusus setiap
keluarga yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari untuk mewujudkannya
seperti yang dikemukakan dari wawancara kepada informan yang
berinisial HW (25/06/2020) bahwa ibu HW merencanakan untuk beli
mobil dan naik haji. dan menabung juga untuk mewujudkannya.
Setiap keluarga tentunya memiliki perencanaan yang berbeda-
beda sesuai dengan kebutuhannya. Akan tetapi setiap keluarga relatif
memiliki cara yang sama untuk mewujudkannya yakni dengan cara
berusaha menyiapkan tabungan masa depan untuk merealisasikan
rencana jangka panjang tersebut tersebut seperti diungkapkan oleh
informan berinisial N (24/06/2020) bahwa kebetulan beliau sedang
berencana untuk merampungkan rumahnya yang belum selesai dan
sekarang ibu N berusaha untuk menabung dan berharap semoga
rejekinya tetap lancar dan rumahnya bisa rampung segera.
Semua informan melakukan perencanaan dengan model yang
sama. Yakni dengan merencanakan kebutuhan rumah tangga setiap
bulan pada awal bulan dengan memperkirakan berapa banyak biaya
yang akan dikeluarkan selama sebulan kedepan. Akan tetapi setiap
rumah tangga hanya melakukan perencanaan tanpa memperhatikan
bagaimana realisasinya pada akhir bulan. Padahal, seperti yang kita
59
ketahui perencanaan dalam akuntansi haruslah dibarengi dengan
realisasinya agar kita dapat mengetahui apakah perencanaan yang
dilakukan sudah tepat dan dapat memberikan dampak yang bagus bagi
pengelolaan keuangan keluarga atau tidak, tapi sayangnya hal itulah
yang tidak dilakukan oleh rumah tangga. Karena tiap rumah tangga
hanya melakukan perencanaan tanpa memperhatikan realisasinya.
2. Pencatatan
Pencatatan adalah suatu proses yang sangat penting dalam
sebuah siklus akuntansi. Pencatatan merupakan sebuah langkah awal
yang harus dilakukan secara tepat serta terstruktur dan sistematis agar
langkah-langkah setelahnya tidak salah dan dapat menimbulkan
masalah. Dalam akuntansi rumah tangga, pencatatan merupakan
kategori kedua setelah kategori perencanaan. Sebuah rumah tangga
harus mencatat setiap transaksi yang dilakukan agar dapat
menghasilkan sebuah laporan keuangan sederhana yang menunjukkan
kondisi keuangan sebuah rumah tangga.
Pencatatan yang dilakukan oleh informan dalam penelitian ini
adalah bukan merupakan pencatatan setiap transaksi yang dilakukan,
akan tetapi merupakan merupakan pencatatan perkiraan kebutuhan tiap
bulannya yang di mana hal tersebut sebenarnya masuk dalam kategori
perencanaan. Hal ini diungkapkan pada saat proses wawancara oleh
informan yang berinisial N (24/06/2020) bahwa beliau mencatat biaya
sekolah anaknya, kebutuhan bulanan yang akan ibu N keluarkan juga
uang arisannya. Hal yang sama juga diungkapkan pada saat proses
wawancara oleh informan lain yang berinisial H (24/06/2020) bahwa
60
beliau mencatat biasanya ua ng listrik, belanja bulanan, dan yang lain-
lainnya.
Pencatatan keuangan dalam rumah tangga harus dilakukan dengan
baik dan tepat. Karena pencatatan merupakan sebuah aktivitas penting
dalam proses pengelolaan keuangan rumah tangga. Ada berbagai
model pencatatan sederhana yang bisa dilakukan oleh ibu rumah
tangga dalam mencatat setiap transaksi yang dilakukan. Dalam
akuntansi, kita mengenal model pencatatansingle entry dan dobel entry
Pencatatan single entry lebih cocok diterapkan dalam rumah tangga
karena lebih simple dan praktis serta lebih mudah dipahami.
Tabel 4.2
MODEL PENCATATAN SINGLE ENTRY DUA KOLOM
No Tanggal Uraian Debet/Kredit Sisa
1 01 Juli 2020 Gaji Bulan Juli Xxx Xxx
2 05 Juli 2020 Belanja Bulanan (xxx) Xxx
3 10 Juli 2020 Bayar Listrik (xxx) Xxx
Dst
Sumber: Data diolah Penulis
Tabel 4.3
MODEL PENCATATAN SINGLE ENTRY TIGA KOLOM
No Tanggal Uraian Debet Kredit Sisa
1 01 Juli 2020 Gaji Bulan Juli Xxx Xxx
2 02 Juli 2020 Belanja Bulanan Xxx Xxx
3 10 Juli 2020 Bayar Listrik Xxx Xxx
Sumber: Data diolah Penulis
61
3. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat krusial
mengingat pengambilan keputusan memberikan dampak terhadap suatu
organisasi atau perusahaan di masa mendatang. Pengambilan
keputusan dalam akuntansi rumah tangga juga tak kalah pentingnya,
pengambilan keputusan dalam rumah tangga harus melibatkan berbagai
pihak anggota keluarga utamanya suami atau ayah yang berperan
sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para informan selalu
melibatkan kepala rumah tangga jika pengambilan keputusan tersebut
terkait dengan hal-hal yang penting atau transaksi besar yang akan
dilakukan seperti yang diungkapkan oleh informan berinisial U bahwa
beliau berdiskusi kalau kebutuhan yang penting sekali yang bersifat
jangka panjang seperti motor yang masa pemakaiannya lama. Kalau
hanya sekedar mau membeli sayur ibu U itu tidak perlu mencatatnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan yang berinisial H pada
saat proses wawancara bahwa kalau kebutuhan yang mahal pasti ibu H
mendiskusikannya terlebih dahulu. Pengambilan keputusan juga
dilakukan ketika ingin menggunakan uang simpanan. Uang simpanan
berfungsi sebagai cadangan jika pada saat bulan periode berjalan
terdapat kebutuhan yang bersifat mendadak atau tidak direncanakan
sebelumnya maka para informan mengungkapkan bahwa mereka
memutuskan untuk menggunakan uang tersebut untuk menutupi
anggaran yang tidak memuat kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
mendadak tersebut seperti yang diungkapkan informan berinisial SH
62
pada saat proses wawancara bahwa biasanya di awal terima gaji ibu SH
sudah menyediakan terlebih dahulu untuk menabung. Dan kalau ada
sisanya di akhir bulan, ibu SH memutuskan untuk menyimpanannya
untuk kebutuhan mendadak.
Hal yang sama diungkapkan informan yang berinisial N pada saat
proses wawancara bahwa ketika ibu N mempunyai kelebihan uang
biasanya beliau putuskan untuk menabung dan menggunakannya untuk
keperluan di masa mendatang atau yang bersifat mendadak.
Pengambilan keputusan sangat penting dan harus dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai hal terutama jika berdampak di masa
depan. Seperti halnya jika mengambil keputusan terkait dengan masa
depan anak, informan mengungkapkan bahwa untuk mempersiapkan
masa depan anak nya, maka tabungan harus dipersiapkan agar tidak
ada kendala keuangan di masa depan. Hal tersebut diungkapkan oleh
informan berinisial HW pada saat proses wawancara bahwa ketika ada
uang ibu HW yang tersisa beliau biasanya memutuskan untuk membeli
sesuatu, seperti perabotan-perabotan dan juga seperti ibu HW
pergunakan tabungan pensiun suaminya untuk pendidikan anaknya
kelak. Hal yang sama diungkapkan oleh informan berinisial U pada saat
proses wawancara bahwa pengambilan Keputusan yang ibu U lakukan
contohnya seperti kalau beliau ingin menabung untuk pendidikan anak.
karena tabungan ibu U sudah beliau putuskan untuk diprioritaskan agar
nanti biaya sekolah anaknya dapat terpenuhi di masa depan.
63
c. Penerapan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga Secara Islami
Rumah tangga sama seperti masjid yang termasuk organisasi nirlaba
yang tidak berorientasi pada keuntungan. Seperti yang diteliti oleh Suarni.
A & Andayaningsih (2018) menjelaskan bahwa pada era 4.0 laporan
keuangan masjid sudah seharusnya lebih terarah dan akuntabilitas. Seperti
halnya dengan keuangan rumah tangga yang pada proses penelitian ini,
dunia sedang terkena wabah covid-19. Keuangan rumah tangga juga
seharusnya dikelola lebih terarah dan akuntabilitas. Walaupun kondisi
keuangan rumah tangga bukan untuk konsumsi publik, tetapi dengan
terarahnya keuangan rumah tangga serta dikelola secara akuntabilitas
dapat menimbulkan kepercayaan antar sesama anggota keluarga
khususnya bagi suami-istri dalam menghadapi masa sulit pandemic covid-
19. Keluarga yang harmonis adalah awal dari pemberdayaan masyarakat
yang lebih maju.
Peneliti membagi poin pembahasan terkait dengan pengelolaan
keuangan rumah tangga secara islami menjadi empat bagian yaitu
pandangan islam tentang harta benda, proses mendapatkan ejeki,
menentukan skala prioritas serta membuat anggaran belanja dalam rumah
tangga. Empat bagian tersebut merupakan poin-poin penting yang harus
dilakukan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga jika ingin mencapai
tujuan yakni terciptanyan sakinah finance dalam keluarga Sakinah finance
adalah suatu pengelolaan keuangan dalam keluarga yang didapat secara
halal dan dikelola secara baik. Dengan tercapainyasakinah financesebuah
keluarga diharapkan agar tetap makmur secara finansial di mana hal
64
tersebut adalah salah satu faktor yang penting agar tercapainya keluarga
bahagia yang sakinah, mawaddah dan warahma.
1. Pandangan Islam Tentang Harta Benda dan Pengelolaannya
Harta merupakan aset kekayaan serta kebendaan yang
dibutuhkan dan dicari oleh manusia. Harta merupakan hal keduniaan
yang sangat berguna bagi semua orang karena dengan harta kita bisa
memenuhi kebutuhan. Di samping pernyataan bahwa harta
merupakan hal keduniaan, harta juga dapat menolong kita diakhirat
jika mempergunakannya secara baik dan sesuai dengan perintah-Nya.
Sebaliknya jika kita mempergunakan dengan salah maka akan
mendatangkan celaka bagi kita baik di dunia terlebih lagi diakhirat
nanti.
Al-quran mempertegas kepada kita bahwa harta hanyalah titipan
yang sewaktu-waktu dapat menjadi ujian hal tersebut tertuang dalam
Surah At-tagabhun ayat 15. Mengingat bahwa harta hanya titipan,
manusia seharusnya memperlakukan harta sebaik-baiknya dengan
kata lain tidak berlebihan dalam memperlakukan harta benda hal ini
seperti yang diungkapkan oleh informan yang berinisial H bahwa Ibu H
membelanjakan harta sebaik-baiknya . Dan beliau memastikan terlebih
dahulu kebutuhan keluarganya utamanya kebutuhan anak ibu H agar
tidak berlebihan dan tetap harus hemat.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan lain yang berinisial
SH pada saat proses wawancara bahwa ibu SH harus hemat dan tidak
berlebihan dalam berbelanja. Di dalam harta kita, terdapat hal orang
fakir sebanyak 2,5% jika kita tidak mengeluarkan zakat itu sama saja
kita memakan hak orang lain dan secara otomatis melanggar hukum
65
Allah yang tertuang dalam rukun islam. Selain berzakat cara untuk
membagi harta kita kepada orang lain juga adalah dengan
bersedekah. Hal tersebut diungkapkan oleh informan yang berinisial N
saat proses wawancara bahwa Ibu N mempergunakan harta sebaik
mungkin, tidak berfoya-foya, membeli sesuai kebutuhan disesuaikan
dengan gaji dan tidak berlebihan juga harus bersikap sederhana.
Usahakan ada sisanya supaya ibu N bisa menabung agar bisa
melakukan sedekah, seperti menyumbang di masjid sedikit-sedikit. Hal
yang sama juga diungkapkan oleh informan lain yang berinisial U pada
proses wawancara bahwa apa yang beliau punya harus di pergunakan
selayaknya karena harta itu hanya titipan Allah dan ada juga hak
orang lain dalam harta tersebut. Bersedekah dengan rasa ikhlas akan
memberi banyak manfaat. Allah akan melipat gandakan yang ganjaran
bagi orang yang bersedekah. Dan rugilah bagi orang-orang yang
mempunyai harta tapi tidak bersedekah.
Syariat mengajarkan bahwa kekayaan dapat digunakan untuk
berbagai tujuan namun diharamkan untuk membelanjakannya
terhadap hal-hal yang dilarang oleh syara. (Choirunnisa 2017:26).
Memperoleh harta kekayaan dapat membuat kita termotivasi dalam
bekerja keras dan berusaha. Mengenai pengelolaan harta, yang paling
penting dilakukan dan mengeluarkan zakat mal atau zakat
penghasilan. Zakat penghasilan biasanya dilakukan saat bulan
ramadhan berbarengan dengan zakat fitrah dengan cara menghitung
total harta selama setahun, jika telah mencapai nizab maka langsung
dikalikan 2,5% dan itulah total zakat mal yang harus kita keluarkan.
66
Informan dalam hal ini ibu-ibu rumah tangga yang diwawancarai
kurang begitu mengerti mengenai konsep dari zakat mal, setelah itu
peneliti menjelaskan apa dan bagaimana zakat dikeluarkan. Informan
mengatakan bahwa mereka hanya rutin mengeluarkan zakat fitrah
pada saat bulan ramadhan serta bersedekah kepada orang-orang
yang membutuhkan seperti kepada anak yatim dan janda-janda yang
tinggal disekitar lingkungan.
Dalam pengelolaan harta, hal yang patut diperhatikan juga adalah penggunaan utang. Dalam pengelolaan harta, hal yang patut diperhatikan juga adalah penggunaan utang. Seperti yang tertulis dalam Al-Bqarah Ayat 282:
ا م ك ك ن ب ب ت ك ل و وه ب ت اك ف ى م س ل م ج ى أ ل إ ن د م ب ت ن ا د ا ت ذ إ وا ن ن آم ذ ل ا ا ه أ ا ل د ع ل ا ب ب ت
ك ح ل ه ا ل ي ع ذ ل ل ا ل م ل و ب ت ك ل ف الل ه م ل ا ع م ب ك ت ك ن ب أ ت ا ب ك أ ل ل و و ه ب ر ك الل ت ل و
و ل ه م ن ع أ ط ت س و ل ا أ ف ع و ض ا أ ه ف ك س ح ل ه ا ل ي ع ذ ل ن ا ا ن ك إ ف ا ئ ش ه ن م س خ ب
م ن ل إ ف م ك ل ا ج ن ر م ن د ه وا ش د ه ش ت اس و ل د ع ل ا ب ه ل و ل ل م ل ل ف ج ر ف ن ل ج ا ر ون ك
ل و ى ر خ ا ال م ه ا د ح ر إ ك ذ ت ف ا م ه ا د ح ل إ ض ن ت ء أ ا د ه ن الش م ن و ض ر ن ت م م ن ا ت أ ر م ا ب و أ
ى ل إ ا ر ب ك و ا أ ر غ ص وه ب ت ك ن ت وا أ م أ س ل ت و وا ع د ا م ا ذ إ ء ا د ه د الش ن ط ع س ل أ م ك ل ذ ه ل ج أ
ن ا ب ه ون ر د ت ة ر اض ح ة ر ا ج ون ت ك ن ت ل أ إ وا ب ا ت ر ل ت ى أ ن د أ و ة اد ه لش م ل و ل أ و س الل ل م ف ك
ل و م ت ع ا ب ا ت ذ إ وا د ه ش أ و ا وه ب ت ك ل ت اح أ ن م ج ك ل وا ع ل ع ف ن ت إ و د ه ل ش ب و ت ا ار ك ض
م ل ء ع ل ش ك ب الل و م الل ك م ل ع و وا الل م ت ا و م ك وق ب س ف ه ن إ ف
”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
67
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S Al-Baqarah : 282)”
Islam tidak melarang seseorang berutang akan tetapi dalam
melakukannya harus diperhatikan kemaslahatannya dan yang paling
penting dalam berutang tidak memunculkan untuk alias riba. Serta
dalam melaksanakan utang piutang Al-Baqarah ayat 282 mengatakan
bahwa utang harus dicatat dan menghadirkan saksi. Masih terdapat
perbedaan pendapat ulama dalam hal ini. ada yang mengatakan hal
tersebut hukumnya wajib da n ada juga yang mengatakan hal tersebut
hanyalah anjuran karena hanya bersifat bimbingan agar manusia
berhati-hati dalam melaksanakan muamalah dengan orang lain terutama
yang berhubungan dengan utang. Pencatatan utang adalah salah satu
pencatatan yang dilakukan oleh ibu rumah tangga seperti yang
diungkapkan oleh informan berinisial U (26/06/2020) saat proses
wawancara bahwa beliau setiap bulannya saja yang mencatat
pengeluarannya dan juga mungkin kalau misalnya beliau meminjam
uang ibu U juga catat supaya Ibu U mengetahui sisa utangnya yang Ibu
U miliki.
68
2. Proses Mendapatkan Rejeki
Sebelum uang berada tangan dan membelanjakannya, tentu ada
sebuah proses yang kita tempuh untuk mendapatkannya. Proses ini
sangat penting untuk mendapatkan rahmat Allah SWT karena disini juga
Allah menilai bagaimana cara kita dalam menjemput ejeki dari-Nya.
Apakah kita menempuh jalan yang di ridhoi-Nya atau sebaliknya. Oleh
karena kita selalu mengingat Allah dalam melakukan sesuatu apapun
termasuk dalam mencari nafkah untuk mendapatkan rejeki.
Allah adalah satu-satunya dzat tempat kita memohon dan berdoa
untuk mendapatkan segala sesuatu. Selain berdoa, usaha adalah hal
yang terpenting untuk dilakukan dalam mencari rejeki yang berkah.
Seperti yang dikatakan oleh informan yang berinisial N pada saat
wawancara bahwa sebaiknya harus tetap berdoa kepada Allah dan juga
dibarengi dengan usaha supaya diberi rejeki yang halal serta
membelanjakannya dengan sebaik mungkin agar kita bisa mendapat
berkah. walau sedikit yang penting kita bisa mendapatkan berkahnya.
Hal ini juga diungkapkan oleh informan lain yang berinisial SH pada saat
proses wawancara bahwa menurut beliau kalau kita berkerja, berangkat
dari rumah harus dengan niat baik-baik serta harus jujur dan berdoa dan
berusaha. Walaupun kita memperoleh rejeki dengan hasil yang tidak
maksimal akan tetapi diperoleh dengan cara yang sempurna akan tetap
mendapat keberkahan, sebaliknya jika kita mendapatkan harta yang
berlimpah jumlahnya tapi jika diperoleh dengan cara yang tidak
sempurna atau ada kecacatan akan mendapatkan balasan. Bekerja
dengan jujur adalah salah satu tanda kesempurnaan dalam memperoleh
69
rejeki. Allah sangat menghargai orang yang senantiasa bersikap jujur
termasuk orang yang jujur dalam bekerja. Selain berdoa dan berusaha
untuk selalu mendapatkan keberkahan dari rejeki yang kita peroleh kita
harus bersikap jujur dalam bekerja seperti yang diungkapkan oleh
informan yang berinisial HW dalam wawancara bahwa jika kita
mempunyai usaha kita harus jujur, jualan harus jujur, dan jangan lupa
berdoa dan berusaha.
3. Menentukan Prioritas
Salah satu hal yang penting untuk dilakukan agar terciptanya
sakinah finance adalah menentukan skala prioritas. Menentukan skala
prioritas artinya seorang ibu rumah tangga yang bertugas mengelola
keuangan dalam keluarga harus jeli dalam menentukan skala
prioritasnya. Menyusun skala prioritas sangat membantu kita dalam
mengelola keuangan. Dengan mengelola keuangan secara bijak dengan
menyusun skala prioritas, kita Harus menentukan hal apa saja yang
termasuk kebutuhan yang utama untuk dipenuhi atau kebutuhan primer,
baru setelah menentukan mana yang termasuk kebutuhan sekunder
atau kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer. Seperti yang
diungkapkan oleh informan yang berinisial U dalam proses wawancara
bahwa prioritas ibu U adalah kebutuhan primer seperti sembako dan isi-
isi dapur juga seperti belanja susu anaknya baru setelah itu Ibu U
memenuhi kebutuhan sekundernya seperti beli baju dan lain-lain.
Hal yang sama diungkapkan oleh informan lain yang berinisial N
saat proses wawancara bahwa beliau memprioritaskan dulu membeli
keperluan dapur seperti minyak, gula, sabun, lalu saya bayar arisan
saya, beli token listrik, pulsa handphone, lalu keperluan anak-anaknya.
70
Selain memenuhi kebutuhan primer, sekunder dan kebutuhan lainya,
kewajiban seorang muslim dalam membayar utang adalah mutlak
hukumnya. Seseorang yang enggan membayar utang berarti ia
menimbun dosa atas dirinya sendiri. Persoalan utang piutang dalam
islam aturan yang jelas yang tertulis dalam alquran. Dan akan sangat
berbahaya apabila kita tidak membayar utang kepa pihak yang
memberikan utang apalagi jika hal tersebut dilakukan secara sengaja.
Informan yang diwawancarai mengungkapkan bahwa sebelum
memenuhi kebutuhan mereka memprioritaskan untuk membayar utang
terlebih dahulu seperti yang diungkapkan oleh informan yang berinisial
HW dalam wawancara bahwa Ibu HW memprioritaskan membayar
utang terlebih dahulu, lalu kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya. Hal yang sama diungkapkan oleh informan lain yang
berinisial SH saat proses wawancara bahwa yang terutama memang
haruslah membayar utang terlebih dulu baru kemudian beli kebutuhan
pokok setelah itu barulah kebutuhan pribadi atau keperluan seperti
rekreasi dan lain-lain.
4. Membuat Anggaran Belanja
Membuat anggaran belanja merupakan hal yang sangat penting
untuk dilakukan khususnya dilakukan oleh para ibu-ibu rumah tangga
dalam pengelolaan keuangan dalam keluarganya. Karena dengan
membuat anggaran belanja ibu-ibu rumah tangga dapat melihat daftar
pengeluaran yang akan dikeluarkan tiap bulannya serta bisa
menyediakan anggaran khusus jika terdapat kebutuhan atau biaya yang
terjadi pada pertengahan bulan.
71
Pada pembahasan kategori pencatatan, kita sudah mengetahui
bahwa para informan telah membuat anggaran belanja. Ibu-ibu rumah
tangga tersebut membuat anggaran belanja dengan cara mencatatkan
anggara di awal bulan atau gaji suami mereka lalu dikurangkan dengan
perkiran kebutuhan-kebutuhannya dalam sebulan. Manfaat dengan
adanya anggaran belanja ini adalah para informan bisa mengetahui
berapa perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sebulan penuh serta mengantisipasi jika terdapat
kebutuhan atau biaya yang mendesak yang biasanya terjadi pada
pertengahan bulan.
d. Contoh Laporan Keuangan dalam Rumah Tangga
Tabel 4.4
LAPORAN LABA RUGI RUMAH TANGGA
Keluarga Bpk S & Ibu H Laporan Laba Rugi 1 Juli-31 Juli 2020
Dalam Rupiah
Pendapatan : Gaji Bulanan 6.000.000 Insentif 2.000.000 Total Pendapatan 8.000.000 Pengeluaran : Cicilan 820.000 Pulsa 320.000 Listrik 300.000 Dapur 600.000 Makan 1.000.000 Tabungan 500.000 Sumbangan 300.000 Total Pengeluaran 6.340.000 Sisa Pendapatan 1.640.000
Sumber: Data Diolah Penulis
72
Tabel 4.5
LAPORAN POSISI KEUANGAN RUMAH TANGGA
Keluarga Bpk S & Ibu H
Laporan Posisi Keuangan Per 31 Juli 2020 Dalam Rupiah
Aktiva Lancar : Kas 23.800.000 Bank 125.980.000 Total Aktiva Lancar 149.780.000 Aktiva Tetap : Bangunan 205.000.000 Tanah 440.000.000 Kendaraan 51.765.000 Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (156.438.000) Total Aktiva Tetap 540.327.000 Aktiva Lainnya : 239.780.000
TOTAL AKTIVA 780.107.000
Liabilitas: Utang Lancar: 197.125.000 Utang Jangka Panjang: 332.202.000 Ekuitas: Modal Rumah Tangga 250.780.000
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 780.107.000
Sumber: Data Diolah Penuls
73
Tabel 4.6
LAPORAN ARUS KAS RUMAH TANGGA
Keluarga Bpk S & Ibu H Laporan Arus Kas
01- 31 Juli 2020 Dalam Rupiah
Arus Kas Masuk: Gaji 6.000.000 Insentif 2.000.000 Total Arus Kas Masuk 8.000.000 Arus Kas Keluar Cicilan 820.000 Pulsa 320.000 Listrik 300.000 Dapur 600.000 Makan 1.000.000 Tabungan 500.000 Sumbangan 300.000 Arus Kas Keluar 6.340.000 -
ARUS KAS BERSIH 1.640.000
Sumber: Data Diolah Penulis
e. Manfaat Penerapan Akuntansi Dalam Rumah Tangga Dan Pengelolaan
Keuangan Rumah Tangga Secara Islami
Walau dalam penerapannya akuntansi rumah tangga pada
penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi hampir semua
informan menerapkan aktivitas perencanaan keuangan dan pengambilan
keputusan. Untuk kategori pencatatan, semua informan dalam penelitian ini
pun menerapkan pencatatan, akan tetapi yang dicatat adalah perkiraan
pengeluaran yang dicatatkan tiap bulan dan hal itu merupakan sebenarnya
bagian dari proses perencanaan. Bukan merupakan pencatatan transaksi-
74
transaksi yang dilakukan. Dengan penerapan yang masih kurang tepat dan
tidak konsisten tersebut, Informan mengatakan manfaat yang dirasakan
saat menerapkan akuntansi rumah tangga seperti yang diungkapkan oleh
informan yang berinisial SH bahwa supaya ibu SH mengetahui bagaimana
cara mengelola keuangan keluarganya sendiri dan mengetahui bahwa apa
yang beliau keluarkan sebulan itu betul-betul untuk kebutuhan atau ada
yang lain dan pastinya bermanfaat atau tidak. Hal yang sama juga
diungkapkan oleh informan lain yang berinisial N saat proses wawancara
bahwa Manfaat yang beliau rasakan adalah, ibu N bisa mengetahui atau
menghitung terlebih dahulu kebutuhan-kebutuhan yang akan beliau penuhi
dan berapa uang yang akan beliau keluarkan. Berikut adalah manfaat-
manfaat yang bisa didapatkan oleh keluarga yang menerapkan akuntansi
rumah tangga ini menurut hasil wawancara dan dari pengamatan dan
observasi peneliti antara lain:
1. Dapat mengetahui pengeluaran-pengeluaran rutin
2. Dapat mengetahui berapa biaya yang akan dikeluarkan
3. Dapat mengetahui mengetahui berapa sisa anggaran pada akhir bulan
4. Dapat mengambil keputusan yang bijak mengenai keuangan rumah
tangga
5. Sebagai aktivitas yang dapat melatih kemampuan ibu rumah tangga
dalam mengelola keuangan
6. Sebagai aktivitas yang dapat melatih ibu rumah tangga dan anggota
keluarga lainnya agar bersikap hemat
7. Sebagai kontrol keuangan dalam rumah tangga
75
Di samping manfaat menerapkan akuntansi rumah tangga terdapat
juga manfaat dalam penerapan pengelolaan keuangan rumah tangga
secara islami yaitu:
1. Lebih mendekatkan diri kepada Allah
2. Terbiasa untuk bersikap sederhana dan tidak berlebih-lebihan
3. Menyadari keutamaan bersedekah
4. Mementingkan kebutuhan primer terlebih dahulu
5. Membuat pengelolaan keuangan lebih teratur dengan membuat
anggaran belanja
76
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan
beberapa kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dari
penelitian ini. kesimpulan yang dapat ditarik yaitu:
1. Dari tiga kategori akuntansi rumah tangga yang diteliti, para informan atau
ibu-ibu rumah tangga telah menerapkan kategori perencanaan dan
pengambilan keputusan. Akan tetapi pada kategori pencatatan,
penerapannya masih kurang maksimal karena pencatatan yang dilakukan
oleh ibu-ibu rumah tangga tersebut bukan pencatatan transaksi
melainkan pencatatan perkiraan kebutuhan rutin tiap bulan yang
sebenarnya hal tersebut termasuk dalam kategori perencanaan.
2. Ibu-ibu rumah tangga tersebut telah menerapkan sebagian besar
komponen pengelolaan keuangan rumah tangga secara islami yang
diteliti dalam penelitian ini, yakni pandangan islam tentang harta benda
dan pengelolaannya, proses mendapatkan ejeki, menentukan skala
prioritas dan membuat anggaran belanja.
B. SARAN
1. Saran Untuk Keluarga
Sebaiknya penerapan akuntansi rumah tangga diterapkan secara
rutin dan berkelanjutan serta menerapkan pencatatan dengan benar yakni
pencatatan semua transaksi-transaksi yang dilakukan supaya
menghasilkan laporan keuangan sederhana yang diharapkan sehingga
77
dapat mengontrol seluruh pengeluaran setiap bulannya tujuan
untuk mencapai sakinah finance dapat terwujudkan.
2. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
a) Sebaiknya peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih lama agar
informasi yang didapatkan lebih akurat dan lebih detail.
b) Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menentukan informan yang lebih
terbuka dan dapat menjawab semua pertanyaan yang telah dibuat
secara lebih mendetail.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. (2019). 3.543 Pasutri di Makassar Cerai Selama 2019 Mayoritas
Karena Masalah Ekonomidi akses pada 20-02-2020 pukul 19.06 pada
https://m.detik.com/news/berita/d-483003/3543-pasutri-di-makassar-cerai-
selama-2019-mayoritas-karena-masalah-ekonomi.
Amin, K. R. (2003).Rumahku Keluargaku Sukses Membangun Keluarga Islami
Jakarta: Al-Mawardi Prima
Anggraini, R., & Dkk. (2017). Perencanaan Keuangan Syariah dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Manajemen Keuangan Keluarga pada
Anggota Majelis Ta'lim.Jurnal Sarwahita Vol. 14 No. 01 Tahun 2017.
Amri, M. S., & Tulab, T. (2018). Tauhid: Prinsip Keluarga dalam IslamUlul Albab
Jurnal Studi dan Penelitian Hukum Islam Vol. 1 No.2.
Armang. (2017).Tradisi Appasili Pada Masyarakat Kelurahan Paccinongang
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa (Studi Unsur-unsur Budaya
Islam). Makassar: Universitas Islam Negri Alauddin
Astutik, A. W. (2018).Fenomenologi Akuntansi Rumah Tangga (Studi Kasus pada
Keluarga TNI-AD Kota Malang Malang: Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim
Choirunnisak. (2017). Konsep Pengelolaan Kekayaan dalam IslamIslamic
Banking Volume 3 No 1 Edisi Agustus 2017, 27.
Daymon, C., & Holoway, I. (2001).Qualitative Research Methods in Public
Relations and Marketing Communications London: Routledge
Debby, R., & Laila, N. (2016). Pengelolaan Keuangan Keluarga Secara Islam
pada Keluarga Muslim Etnis Padang dan Makassar di SurabayaJurnal
Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 7.
Donoghue, T., & K, P. (2013).Qualitative Educational Research and Action:
Doing and Reflecting London: Routledge
Espa, F, & Triwuyono , I. (2011). Konstruksi Bentuk Akuntansi Keluarga
(Pendekatan Hipnometodologi).
Fitri. (2018).Efektivitas Program Keluarga Berencana dalam Menekan Laju
Pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar Makassar: Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar
79
Hardianti, & dkk. (2015). Kinerja BKKBN dalam Menekan Angka Pertumbuhan
Penduduk di Kota MakassarJurnal PENA Volume 2 Nomor 1.
Hasanah, L. (2019). Urgensi Akuntansi dalam Mengatasi Problematika Keuangan
Keluarga di Desa Pakondang Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep
Ibrahim, H. (1971).Fiqh Perbandingan dalam Masalah Nikah dan Rujuk Jakarta:
Ihya Ulumuddin
Ikhsan, A. (2014).Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
Ismatulloh, A. (2015). Konsep Sakinah, Mawaddah dan Warahmah dalam Al-
Qur'an (Perspektif Penafsiran Kitab Al-Qur'an dan Tafsirnya).MAZAHIB
Jurnal Pemikiran Hukum Islam Vol. XIV No. 1.
Khozanah, U. (2014). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola Konsumsi
Dalam Pandangan Islam
Manurung, D., & Sinton, J. (2013). Urgensi Peran Akuntansi dalam Rumah
Tangga (Studi Fenomenologis pada Dosen-dosen Akuntansi di
Universitas Widyatama BandungJurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika
JINAH Vol.3 No.1.
Meleong, L. J. (2005).Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Mulyani, S. (2018). Pentingnya Akuntansi Rumah Tangga dalam Meningkatkan
Hidup IslamiEQUILIBRIUM: Jurnal Ekonomi Syariah Vol. 6 No. 2.
Pratama, M. D. (2017). Peran Akuntansi dalam Menentukan Strategi Mengelola
Keuangan Rumah Tangga (Fenomena pada Ibu Rumah Tangga di
Surabaya).
Purwaji, A., & Dkk. (2016).Akuntansi Biaya Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
Ridha, A. (2014).Pintar Mengelola Keuangan Keluarga Sakinah Solo: Tayiba
Media
Rudianto. (2010).Penganggaran Jakarta: Erlangga
Sakri, N. (2018).Mengungkap Informasi Akuntan Usaha Kecil Makassar: Fak.
Ekonomi Bisnis dan Islam UIN Alauddin Makassar
Salama, S., & Suprayogi, N. (2017). Bagaimana Pola Perencanaan dan
Pengelolaan Keuangan Keluarga Muslim Etnis Arab yang Berprofesi
Ustadz dan Dokter di SurabayaJurnal Ekonomi Syariah dan Terapan Vol.
4 No. 3.
80
Setiowati, N. E. (2016). Perempuan, Strategi Nafkah dan Akuntansi Rumah
Tangga
Suarni, A., & Andayanigsih, S. (2018). Manajemen Keuangan Masjid Se-
Sulawesi Selatan Pada Era 4.0. LAA MAISYIR Volume 5 Nomor 2, 123-
141.
Suarni, A., & Wahyuni, Y. (2020). Peran Usaha Perempuan dalam Aktivitas
Budidaya Rumput Laut Untuk Meningkatkan Perekonomian Keluarga
Ditinjau Dalam Perspektif Ekonomi Islam di Kabupaten Takalar. Ar-Ribh
Jurnal Ekonomi Islam Vol. 3 No. 1, 22-43.
Trianingsih, S., & Widyasari, F. (2010). Manajemen Pengelolaan dan
Perencanaan Keuangan Keluarga pada Ibu Rumah Tangga di Kawasan
Siwalan Kerto SurabayaJurnal Strategi Akuntansi Vol. 2 No.1 Januari
2010.
Yulianti, M. (2016). Akuntansi Dalam Rumah Tangga: Study Fermenologi pada
Akuntan dan Non AkuntanJurnal Akuntansi dan Manajemen Vol. 11 No.
2.
81
LAMPIRAN
80
Surat Izin Penelitian
81
PENELITIAN TERDAHULU
NO
PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
1
Ayu Wardhani Astutik (2018
Studi Fermenologi Akuntansi Rumah Tangga (Studi kasus pada keluarga TNI-AD Kota Malang
Dalam menerapkan akuntansi rumah tangga, ibu rumah tangga keluarga TNI-AD kota Malang melakukan perencanaan keuangan dalam tempo satu bulan, mencatat perencanaan keuangan serta realisasi keuangan dan melakukan pengambilan keputusan berupa investasi atau menabung sesuai dengan pertimbangan suami dengan kebutuhan yang telah direncanakan dan dicatat
2
Sri Mulyani (2018
Pentingnya Akuntani Rumah Tangga dalam Meningkatkan Hidup Islami
Praktik akuntansi dalam rumah tangga sangat penting Karena dapat diambil manfaatnya. Pertama, adanya ketenangan dalam mengelola keuangan. Kedua, membentuk pribadi yang hemat dan lebih berhati-hati. Ketiga, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan keputusan jangka panjang dan Keempat, sebagai investasi akhirat untuk menunaikan zakat dan shadaqah
3
Daniel T.H Manurung dan Jimmi Sinton (2013
Urgensi Peran Akuntansi Dalam Rumah Tangga (Studi Fermenologi Pada Dosen-Dosen Akuntansi Di Universitas Widyatama Bandung
Pentingnya peran akuntansi dalam rumah tangga (pendidik dan praktisi) adalah untuk merencanakan pencatatan, pengambilan keputusan serta perencanaan jangka panjang untuk pemakaian setiap harinya dalam jangka satu bulan. Bentuk akuntansi dalam rumah tangga juga merupakan skema dalam penghindaran hutang terhadap kreditor maupun pemakaian kartu kredit yang berlebihan. Dan menunjukkan bahwa peran istri sangatlah besar
4
Rosalia Debby dan Nisful Lalila (2016
Pengelolaan Keuangan Keluarga Secara Islami Pada Keluarga Muslim Etnis Padang dan Makassar di Surabaya
Keluarga etnis Padang dan Makassar telah sama-sama menerapkan komponen pengelolaan keuangan secara islam yakni memandang bahwa harta hanya sebagai amanat, memperoleh rejeki dengan selalu bertawakkal dan beristighfar, berdoa dan berdzikir kepada Allah, berinfaq di jalan Allah, selalu memprioritaskan kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan primer dan membayar zakat
5
Mochamad Dimas (2017
Peran Akuntansi dalam Menentukan Strategi Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga (F enomena pada Ibu Rumah Tangga di Surabaya
Peran akuntansi dalam rumah tangga bermacam-macam namun dari penelitian tersebut adalah peran akuntansi yang dimaksud adalah melakukan pencatatan dan merasakan manfaat dari kegiatan tersebut, dan pencatatan yang dilakukan ibu rumah tangga dapat dijadikan strategi dalam mengelola keuangan di bulan berikutnya, agar dapat menghemat
82
danmengatur keuangan dengan baik
6
Lidiatul Hasanah (2019
Urgensi Akuntansi dalam Mengatasi Problematika Keuangan Keluarga di Desa Pakondang Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep
penelitian ini mengatakan bahwa letak pentingnya akuntansi dalam mengatasi problematika keuangan rumah tangga adalah terdapat pada empat hal yaitu perencanaan, penganggaran, pengambilan keputusan dan pencatatan. Dari empat hal inilah akuntansi berperan penting dalam mengelola keuangan rumah tangga sehingga pengelolaan keuangan dapat terealisasi dengan baik
7
Nur Eka Setiowaty (2016
Perempuan, Strategi Nafkah dan Akuntansi Rumah Tangga
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pentingnya peran akuntansi dalam rumah tangga untuk dapat merencanakan setiap anggaran dalam rumah tangga, pencatatan, pengambilan keputusan serta perencanaan jangka panjang didalam keluarga. Bentuk praktik akuntansi rumah tangga merupakan suatu skema dalam penghindaran hutang terhadap kreditur maupun pemakaian kartu kredit secara berlebihan sehingga peran istri sangatlah penting
8
Melia Yulianti (2016
Akuntansi dalam Rumah Tangga: Study Fermenologi pada Akuntan dan Non-Akuntan
Penelitian mengungkapkan bahwa motivasi mempengaruhi informan dalam mempraktikkan akuntansi bermuara pada pencapaian kenikmatan hidup. Sementara itu, jika dilihat dari manfaatnya terpenuhinya kepuasan batin dan terciptanya kerukunan dalam rumah tangga
9
Ratna Anggraini dkk (2017
Perencanaan Keuangan Syariah dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Manajemen Keuangan Keluarga pada Anggota Majelis Ta'lim
Penelitian mengatakan bahwa peserta majelis ta'lim mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam perencanaan keuangan keluarga khususnya yang sesuai dengan syariah islam, sehingga harapannya dapat meningkatkan pengelolaan manajemen keuangan keluarga dengan baik
10
Sri Trisnaningsih dan Fitria Widyasari (2010
Manajemen Pengelolaan dan Perencanaan Keuangan Keluarga pada Ibu Rumah Tangga di Kawasan Siwalan Kerto Surabaya
Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin meningkatnya peran wanita dalam masyarakat, dengan banyak kesibukan di luar keluarga, jangan sampai berdampak buruk terhadap harmonisnya rumah tangga. Karena data menyebutkan tingginya angka perceraian disebabkan oleh makin mandirinya perempuan dalam hal pemikiran dan ekonomi. Penyusunan anggaran keuangan dilakukan sebulan sekali saat uang dari suami diterima. Susunan anggaran tersebut selanjutnya akan ditentukan dari hasil apa saja yang dibeli dan
83
dibutuhkanpada bulan sebelumnya
PEDOMAN WAWANCARA
NO RUMUSAN MASALAH CODING
1.1 Apa yang ibu ketahui tentang akuntansi N, H, HW, SH, N, HS, M
1.2 Apakah Akuntansi dapat diterapkan dalam Rumah Tangga N, H, HW, SH, N, HS, M
1.3 Siapa yang memegang kendali atas pengelolaan keuangan di rumah tangga ibu
N, H, HW, SH, N, HS, M
1.4 Apakah ibu merasakan manfaat setelahmenerapkan Akuntansi Rumah Tangga
N, H, HW, SH, N, HS, M
NO RUMUSAN MASALAH CODING
2.1 Bagaimana cara ibu melakukan penganggaran N, H, HW, SH, N, HS, M
2.2 Apa yang ibu ketahui tentang Perencanaan N, H, HW, SH, N, HS, M
2.3 Apakah ibu melakukan perencanaan keuangan didalam rumah tangga N, H, HW, SH, N, HS, M
2.4 Apa kendala yang biasanya ibu temukan ketika melakukan perencanaan keuangan
N, H, HW, SH, N, HS, M
2.5 Jika ibu melakukan suatu transaksi yang bersifat besar apakah ibu mendiskusikannya terlebih dahulu bersama suami
N, H, HW, SH, N, HS, M
NO RUMUSAN MASALAH CODING
3.1 Apa yang ibu ketahui tentang Pencatan
N, H, HW, SH, N, HS, M
3.2 Apakah didalam rumah tangga ibu melakukan pencatatan keuangan N, H, HW, SH, N, HS, M
3.3 Dengan media apa ibu melakukan pencatatan N, H, HW, SH, N,
84
HSM
3.4 Apakah ibu menyimpan catatan tersebut N, H, HW, SH, N, HS, M
3.5 Apa ada kendala dalam melakukan pencatatan
N, H, HW, SH, N, HS, M
NO RUMUSAN MASALAH CODING
4.1 Apa yang Ibu Ketahui tentang pengambilan keputusan N, H, HW, SH, N, HS. M
4.2 Apakah ibu melakukan pengambilan keputusan dalam rumah tangga
N, H, HW, SH, N, HS, M
4.3 Apakah ada kendala dalam melakukan pengambilan keputusan N, H, HW, SH, N, HS, M
NO RUMUSAN MASALAH CODING
5.1 Bagaimana seharusnya menurut ibu kita mempergunakan harta secara bijak
N, H, HW, SH, N, HS, M
5.2 Bagaimana menurut ibu kita harus memperoleh ejeki yang halal agar berkah di mata Allah
N, H, HW, SH, N, HS, M
5.3 Apakah dalam membelanjakan anggaran ibu ada prioritas tertentu yang harus dibayarkan atau lakukan
N, H, HW, SH, N, HS, M
TRANSKRIP
NO CODING TRANSKRIP
1.1 H Menurut saya itu tentang bagai kita merencanakan keuangan kita, secara umumnya mungkin seperti merencanakan keuangan di perusahaan
HW Yang saya ketahui tentang akuntansi, itu semacam menyusun neraca keuangan atau semacam menghitung keuangan
N Menurut saya akuntansi itu seperti perhitungan, semacam perhitungan keuangan
SH Menurut saya akuntansi adalah pencatatan keuangan dan bagaimana cara kita mengelolanya
U Menurut saya itu akuntansi mungkin seperti ada perencanaan yang berhubungan tentang keuangan semacamplanning kedepannya begitu
85
HS Akuntansi itu seperti keuangan mungkin yang termasuk bidang ekonomi
M Saya tidak terlalu faham tapi menurut saya mungkin itu semacam belajar tentang hitung menghitung uang
1.2 H Bisa. Karena setiap bulannya kita ada pemasukan dan pengeluaran jadi kita harus merencanakan apa yang kita keluarkan bulan ini atau yang akan datang, seperti itu
HW Bisa. Karena kita bisa menghitung berapa pengeluaran kita setiap bulannya
N Bisa. Karena berguna untuk mengatur dan mengelola keuangan rumah tangga
SH Bisa
U Bisa. Tapi mungkin pencatatannya beda kalau di rumah tangga kan sederhana saja
HS Bisa karena di rumah tangga juga kana ada arus keluar masuk kas nya
M Mungkin bisa tapi sayapikir orang jarang melakukannya karena dalam rumah tangga itu kita terbiasa untuk menghitung pengeluaran jadi seperti kita sudah tau pengeluaran-pengeluaran kita
1.3 H Kalau di rumah, yah saya sendiri kalau suami saya ada kebutuhan dia minta uangnya di saya
HW Saya sendiri. Suami saya tidak ada peranannya kalau dalam pengelolaan keuangan. Saya yang kelola semuanya
N Saya sendiri yang mengelolanya, suami saya hanya bekerja mencari nafkah lalu gajinya diberikan ke saya. Dan saya yang kelola gajinya setiap hari untuk membeli ikan, beli sayur dan kebutuhan lainnya
SH Biasanya saya yang pegang. Saya dikasih gaji kemudian saya yang kelolagak full sih. Cuma sebagian besarnya memang saya yang pegang
U Secara umumnya saya, suami saya juga terkadang tapi hampir semua saya yang pegang
HS Saya yang pegang tapi kalau masalah keuangan keluarga tapi kita juga punya kebutuhan masing-masing yang dibeli sendiri-sendiri
M Iya saya yang pegang
1.4 H Iya. Saya bisa mengetahui sisa uang saya. Pengeluaran-pengeluaran saya
HW Iya. Saya bisa mengetahui berapa Pengeluaran-pengeluaran saya
N Manfaatnya ya, kita bisa mengetahui atau menghitung terlebih dahulu kebutuhan-kebutuhan yang akan kita penuhi dan berapa uang yang akan kita keluarkan
SH Supaya saya tau bagaimana saya mengelola keuangan keluarga saya sendiri, saya mengetahui bahwa apa yang saya keluarkan sebulan ini betul-betul untuk kebutuhan atau ada yang lain dan pastinya bermanfaat atau tidak
U Pengeluaran lebih terkontrol dan hemat juga
HS Bisa mengontrol arus kas masuk dan keluar keuangan
M Bisa mengetahui uang kita yang diperoleh di pergunakan untuk apa jadiada
86
semacam pertanggung jawaban juga
2.1 H Saya bagi-bagi kan terlebih dahulu untuk sekolah anak saya, kebutuhan dapur saya dan biasanya untuk kegiatan rekreasi begitu
HW Ya saya menghitung dulu berapa yang akan saya belikan untuk sembako, kebutuhan ruman tangga dll
N Kalau saya langsung catat saja kebutuhan dan kalau ada sisanya disimpan
SH Kalau sudah gajian saya langsung catat apa-apa bulan ini yang akan saya beli atau biaya yang akan saya keluarkan
N Kalau saya kan suami saya juga berpenghasilan tapi penghasilan saya itu dipisah ada yang mau ditabung dan dipake untuk keebutuhan-kebutuhan seperti hiburan ada juga yang dipake untuk kebutuhan didalam keluarga
HS Menganggarkannya itu seperti membagi-bagi apa kebutuhan kita dan menyiapkan anggarannya
M Saya tidak begitu menganggarkan Cuma memperhatikan apa-apa saja yang akan dikeluarkan dan mencatat kalau sempat
2.2 H Mungkin seperti kita anggarkan apa yang akan kita butuhkan jadi kita harus rencanakan dulu
HW Ketika merencanakan apa yang akan kita beli
N Perencanaan itu seperti saat kita mengelola keuangan lalu direncanakan bagaimana kedepannya terkait dengan kondisi keuangan kita
SH -
U Perencanaan itu dimulai dari kita memikirkan apa yang mau dibeli terus ada pencatatannya baru dihitung
HS Merencanakan keuangan, memperhatikan pengeluaran, supaya masa depan bisa terjamin
M Kalau didalam rumah tangga mungkin merencanakan bagaimana keuangan kita agar lebih teratur dan dikelola dengan baik
2.3 H Iya. Seperti mungkin kalau akan melakukan belanja bulanan saya rencanakan dulu apa-apa yang akan saya beli. Supaya nantinya saya tidak lupa
HW Iya saya rencanakan untuk beli mobil dan naik haji. dan menabung juga untuk mewujudkannya
N Iya, kebetulan saya sedang berencana untuk merampungkan rumah saya yang belum selesai dan sekarang saya berusaha untuk menabung semoga rejeki saya tetap lancar dan rumah saya bisa rampung segera
SH IyaKalau suami sudah gajian saya langsung catat apa-apa bulan ini yang akan saya beli atau biaya yang akan saya keluarkan
U Ada. Biasanya saya siapkan memang untuk tabungan dan setelah itu baru catat-catat pengeluaran yang akan saya keluarkan tiap bulan
HS Perencanaan yang saya lakukan biasanya itu di awal bulan setelah gajian lalu saya lihat daftar yang biasa saya pakai tiap bulannya
M Merencanakan bagaimana sekolah anak saya karena ada anak saya yang sedang pesantren dan juga kuliah jadi itu yang saya utamakan sekarang
2.4 H Tidak ada
HW Tidak ada
87
N Kendalanya, ya itu terkadang gaji suami saya sebagai sales terkadang tidak mencapai target alhasil tidak mendapatkan insentif dan tidak cukup untuk menabung karena habis untuk keperluan sehari-hari
SH Tidak ada
U Paling kendalanya kalau pemasukannya lagi pas-pasan sedangkan pengeluarannya banyakHehehe
HS Tidak ada
M Tidak ada
2.5 H Kalau kebutuhan yang mahal pasti saya diskusikan terlebih dahulu
HW Saya berdiskusi dulu
N Iya kalau keperluan yang akan dipakai bersama, pasti saya diskusikan dulu seperti ketika ingin membeli alat-alat rumah tangga
SH Saya berdiskusi dulu
U Diskusi kalau kebutuhan yang penting sekali yang bersifat jangka panjang seperti motor kan pemakaiannya lama. Kalau mau beli sayur itu tidak perlu hehehe
HS Saya selalu diskusi kalau perlu karena itu juga penting
M Jarang tapi penting atau darurat mungkin dilakukan
3.1 H Mungkin sepertilistapa yang akan kita akan beli
HW Ketika kita melakukan pencatatan supaya kita tau pengeluaran-
pengeluaran kita
N -
SH -
U -
HS Mencatat arus kas masuk atau keluar yang terjadi dalam rumah tangga
M -
3.2 H Ya saya catat biasanya uang listrik, belanja bulanan, dan yang lain-lainnya
HW Ada. Saya biasanya catat setiap bulan
N Ada. Saya mencatat biaya sekolah anak saya, kebutuhan bulanan yang akan saya keluarkan juga uang arisan saya
SH Iya saya catat kalau misalnya punya utang biasanya saya punya catatan sendiri
U Iya, itu yang setiap bulannya saja yang saya catat pengeluaran saya dan juga mungkin kalau misalnya meminjam uang saya juga catat supaya saya tau tinggal berapa utang saya
SH Pencatatannya seperti mencatat kas masuk dan keluar yang ada terus mencatat berapa sisa uang
M Kalau saya sebenarnya jarang mencatat tapi kadang-kadang saya
88
jugamencatat kalau misalnya kalau ada tabungan atau menyimpan uang atau ada pengeluaran seperti membayar arisan atau mencatat utang. Seperti itu
3.3 H Di kertas
HW Di buku atau Di kertas
N Saya tulis di buku
SH Ada saya simpan, tapi kalau sudah kebeli semua saya sudah buang nanti bulan depannya lagi baru saya catat
U Di kertas saja
HS Di kertas atau dari struk belanja yang disimpan
M Di kertas
3.4 H Beberapa saya menyimpannya terkadang, tapi saya tidak melakukannya secara intens jadi terkadang juga lupa
HW Tidak. Karena yang jelasnya yang saya ketahui itu perbulannya pengeluaran saya lebih dari empat juta
N Iya saya simpan tapi kadang saya tulis-tulis begitu saja
SH Ada saya simpan, tapi kalau sudah kebeli semua saya sudah buang nanti bulan depannya lagi baru saya catat
HS Kalau kertasnya biasanya tidak perhatikan kalau struk belanjanya saya simpan
M Kadang simpan tapi juga kadang saya tidak terlalu perhatikan
U Simpan tapi biasanya juga lupa disimpan di mana
3.5 H Tidak ada
HW Iya, terkadang kalau pulpen saya hilangHehehe
N Tidak ada
SH Tidak ada
U Tidak ada
HS Tidak ada
M Tidak ada
4.1 H Sesuatu yang harus kita putuskan agar tidak menimbulkan risiko
HW -
N Mengambil keputusan yang terbaik demi kebaikan keluarga
SH -
U Pengambilan keputusan itu maksudnya ketika bertindak dalam mengelola keuangan, kita harus berhati-hati untuk memutuskan sesuatu
SH Mengambil keputusan terkait dengan keuangan keluarga itu penting dilakukan karena segala keputusan yang kita ambil pasti ada risiko jadi kita harus mempertimbangkannya sebaik mungkin
M Pengambilan keputusan apabila ada hal yang harus dilakukan demi kebaikan bersama terkait dengan kondisi keuangan
4.2 H Iya karena suami saya sementara tidak berpenghasilan jadi saya memutuskan secara baik karena saya hanya mengandalkan penghasilan dari kos-kosan saya setiap bulannya. Terkadang juga saya memutuskan untuk mengambil uang bulan kemarin yang masih tersisa
HW Iya, misalnya kalau ada uang saya tersisa saya biasanya memutuskan
89
untuk membeli sesuatu, seperti perabotan-perabotan dan juga seperti kanmasih ada anak saya yang masih kecil itu saya pergunakan tabungan pensiun suami saya untuk pendidikannya kelak
N Ya seperti kalau saya punya kelebihan uang biasanya saya putuskan untuk menabung dan menggunakannya untuk keperluan di masa mendatang atau yang bersifat mendadak
HS Biasaya itu kalau ada kebutuhan yang bersifat besar yang itu dibicarakan sebelum mengambil keputusan misalnya memilih bank atau membeli kendaraan
M Mengambil keputusan kalau misalnya pendidikan yang cocok bagi anak setelah diperhatikan berapa uang yang akan dipakai atau terkait kebutuhan-kebutuhan yang lain
SH Biasanya di awal terima gaji saya sudah sediakan memang untuk menabung. Dan kalau ada lagi sisanya di akhir bulan sedikit. Saya tabung untuk simpanan saja
U Keputusan mungkin contohnya seperti kalau mau menabung untuk pendidikan anak. itu saja, Karena tabungan saya itu saya sudah putuskan memang prioritaskan untuk nanti biaya sekolahnya anak saya atau masa depannya
4.3 H Tidak ada
HW Tidak ada
N Kendalanya yaKalau anggaran atau gaji suami saya kurang, paling itu saja
SH Tidak ada
U Tidak ada
HS Tidak ada
M Tidak ada
5.1 H Mungkin kita membelanjakan sebaik-baiknya saja. Kalau saya memastikan terlebih dahulu kebutuhan keluarga saya utamanya anak saya dan tidak berlebihan dan tetap harus hemat
HW Dipergunakan sesuai dengan kebutuhan saja dan jangan berlebihan dan selalu berupaya untuk bersedekah sedikit, saya biasanya menyumbang di panti asuhan atau saya kirim makanan ke sana
N Menurut saya yah, dipergunakan secara sebaik mungkin, jangan berfoya-foya, membeli sesuai kebutuhan disesuaikan dengan gaji dan jangan berlebihan juga harus bersikap sederhana. Usahakan ada sisanya supaya kita bisa menabung agar bisa melakukan sedekah, biasayanya saya paling nyumbang di masjid sedikit-sedikit
SH Pastinya kita harus hemat karena dan tidak berlebihan dalam belanja, itu saja
U Apa yang kita punya harus dipergunakan selayaknya karena harta itu hanya titipan Allah dan ada juga hak orang lain dalam harta kita
HS Kalau mengenai harta kana ada yang kita peroleh sendiri ada juga warisan dari orang tua tapi semuanya harus dijaga sebaik-baiknya karena nanti kita akan dimintai pertanggung jawaban. Jadi kita menjaga saja, mempergunakan dengan baik dan memenuhi kewajiban
M Menggunakan dengan hati-hati memperhatikan manfaatnya jangan terlalu bermewah-mewahan walau sanggup dan selalu bersedekah pada
90
yangorang yang membutuhkan
5.2 H Tetap berusaha dan berdoa sama Allah karena hanya kepada-Nya lah kita meminta pertolongan
HW Kalau kita usaha yah kita harus jujur, jualan harus jujur, dan jangan lupa berdoa dan berusaha
N Menurut saya yah, sebaiknya harus tetap berdoa kepada Allah dan juga dibarengi dengan usaha supaya kita dikasih rejeki yang halal belanjakan dengan sebaik mungkin agar kita bisa mendapat berkah. Biar sedikit yang penting kita bisa mendapatkan berkahnya
SH Menurut saya kalau kita kerja, berangkat dari rumah harus baik-baik (Niat) harus jujur juga dan berdoa dan berusaha
U Perbanyak berdoa,perbanyak sedekah juga agar rejeki juga semakin banyak. Karena semuanya sudah ditakdirkan jadi kita tinggal berusaha saja
HS Rejeki kita datangnya dari Allah kita tinggal berdoa berusaha dan mencarinya sesuai dengan jalan yang diridhoi-Nya
M Berdoa kepada Allah, sholat dan berusaha agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam mencari nafkah
5.3 H Prioritas saya membayar utang terlebih dahulu, lalu kebutuhan rumah tangga setelah itu kebutuhan anak
HW Ya saya prioritaskan membayar utang terlebih dahulu, lalu kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
N Ya, kalau saya itu memprioritaskan dulu membeli keperluan dapur seperti minyak, gula, sabun, lalu saya bayar arisan saya, beli token listrik, pulsa handphone, lalu keperluan anak-anak
SH Yang terutama memang harus bayar utang dulu baru kemudian beli kebutuhan pokok setelah itu barulah kebutuhan pribadi atau keperluan seperti rekreasi dll
U Prioritas saya paling kebutuhan primer seperti sembako dan isi-isi dapur juga seperti belanja susu anak saya baru setelah itu kebutuhan sekunder seperti beli baju dll
HS Prioritas saya itu sudah pasti kebutuhan dapur karena itu yang paling penting. Setelah kita bebas kita mau membeli sesuatu selama itu bermanfaat dan tidak boros
M Kalau prioritas saya selain kebutuhan makan sehari-hari juga untuk biaya pendidikan anak, listrik, pulsa dll lalu kebutuhan pribadi
91
DOKUMENTASI PENCATATAN
A. Dokumentasi Pencatatan Ibu Harfina
B. Dokumentasi Pencatatan Ibu Nurbiyah
92
C. Dokumentasi Pencatatan Ibu St. Hawa
D. Dokumentasi Pencatatan Ibu Unisma
93
E. Dokumentasi Pencatatan Ibu Hilalwati
94
BIOGRAFI PENULIS
ARMAN RAHIM SAWAL dipanggil Arman lahir di
Sungguminasa, Gowa pada tanggal 10 Februari 1998
dari pasangan Bapak Mannyullei dan Ibu Syamsiah.
Peneliti adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.
Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jl. Manggarupi
Lr. IV No. 8 Paccinongang, Gowa.
Pendidikan yang ditempuh oleh peneliti yaitu TK Darul Istiqomah
Manggarupi lulus tahun 2004, SDN Paccinongang Unggulan lulus tahun
2010, SMPN 4 Sungguminasa lulus tahun 2013, SMKN 2 Makassar lulus
tahun 2016 dan mengikuti program studi Akuntansi di Universitas
Muhammadiyah Makassar sampai sekarang. Sampai menulis skripsi ini
penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR.