Peralatan Pemadaman Kebakaran Hutan
-
Upload
andrixinata-b -
Category
Documents
-
view
1.139 -
download
0
Transcript of Peralatan Pemadaman Kebakaran Hutan
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH KEBAKARAN HUTAN (SVK334)
PENGENALAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN
HUTAN
Kelompok II:
Andrixinata B A34070016
Dita Megasari A34080049
R Tia Santiani Heryana
Rusman Arif
A34080072
A34080079
Arrahmy fabrina
Yadudin
C44080047
C44080087
Dosen Praktikum:
Dr. Erianto Indra Putra
DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomis, pengembangan ilmu pengetahuan, dan ekologis atau nilai lingkungan
hidup. Kebakaran hutan menyebabkan banyak kerugian diantaranya kerugian
ekologis, ekonomis, dan sosial. Oleh karena itu, tindakan pengendalian kebakaran
hutan perlu dilakukan. Salah satu cara pengendalian kebakaran yaitu dengan
tindakan pemadaman kebakaran. Kegiatan tersebut memerlukan pengenalan
peralatan pemadaman kebakaran hutan. Peralatan pemadaman kebakaran
diantaranya helm, sarung tangan, baju pelindung kebakaran, tempat minum,
serokan, golok, masker, gergaji, sepatu boot, sabuk, kapak dua fungsi (pulaski),
alat pemotong, pengait rumput, dan semak (bushhooks), sekop api (fire
shovel), garu sekop (shovel rake hoe), cangkul, kepyok api (flaper), fire broom
(penggaruk), dan pompa punggung (backpack sprayer). Peralatan pemadam
kebakaran tersebut sangat berperan penting dalam kegiatan pemadaman
kebakaran.
Kebakaran hutan adalah keadaan hutan/lahan dilanda api sehingga
mengakibatkan kerusakan hutan/lahan dan hasil-hasilnya dan menimbulkan
kerugian. Secara umum, penyebab kebakaran hutan adalah kondisi suhu udara
yang tinggi dan curah hujan yang rendah, sehingga sisa-sia bahan olahan kayu,
daun, dan rumput kering yang bergesekan mudah terbakar. Kebakaran hutan
terjadi ketika matahari bersinar terang dan suhu udara tinggi, bila di permukaan
tanah terdapat mineral berwarna terang, maka mineral tersebut dapat berfungsi
sebagai lensa yang menghasilkan titik api, sehingga kobaran api mulai
terbentuk. Tiupan angin yang menyertai akan menyebarluaskan kebakaran. Api
merupakan zat pijar yang menyala dan mengeluarkan cahaya dan panas serta
dapat menghasilkan nyala, asap, dan bara. Api bisa terjadi dengan adanya tiga
unsur berikut, yaitu: benda yang dapat terbakar (bahan bakar), panas, dan oksigen
(udara). Ketiganya biasa disebut sebagai segitiga api (fire triangle of combustion).
Jadi untuk memadamkan api kita perlu menghilangkan salah satu dari ketiga unsur
tersebut. Selain itu, dalam pengendalian kebakaran hutan yang terjadi maka
diperlukan suatu alat dalam menghambat dan menghentikan api agar tidak
menjalar lebih luas.
Pelaksanaan pemadaman bisa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Pada metode pemadaman langsung, semua upaya pemadaman
diarahkan langsung pada lidah api. Dalam metode ini ada dua pilihan : Pertama
menyerang muka api dengan kepyokan (alat pemukul) atau melemparkan
material, seperti tanah/lumpur/pasir pada lidah api. Kedua memulai memadamkan
api dari bagian belakang dan bergerak ke depan melalui ke dua sisi api dan
terakhir menguasai muka api. Pilihan yang pertama adalah mungkin pada kondisi
kebakaran kecil.
Pada kasus kedua, di mana kondisi kebakaran besar dan terlalu panas untuk
didekati, sehingga strategi penyerangan harus dimulai dari belakang dan
kemudian bergerak menyerang melalui sisi api hingga didapatkan muka api,
tindakan tersebut diambil untuk mengurangi panas dan menghentikan penyebaran
api ke arah samping. Jika kebakaran kecil pada daerah belukar dan menjalar ke
arah bukit, dan terlalu panas untuk diserang dari arah depan, mulailah
memadamkan api dari arah belakang dan kemudian bergerak ke depan melalui
sisi-sisi api di dalam areal yang sudah terbakar dan menujulah ke arah muka api
setelah kebakaran mencapai puncak bukit. Penyerangan langsung dari depan
dimungkinkan apabila muka api telah mencapai puncak punggung bukit.
Kebakaran harus dikendalikan sebelum api turun atau loncat ke sisi bukit atau
bukit lain.
Pada pemadaman tidak langsung, ilaran ditempatkan bergantung pada
topografi dan sekat bakar alami atau buatan yang sudah ada seperti jalan. Metode
pembakaran tidak langsung merupakan alternatif lain jika kebakaran menjalar
dengan sebegitu cepatnya dan melintasi bahan bakar berat dan kemudian adalah
sudah tidak memungkinkan lagi untuk diserang secara langsung.
Tujuan
Mengenalkan beberapa peralatan untuk memadamkan kebakaran hutan dan
fungsi dari masing-masing alat tersebut.
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 15 November 2011, di
Laboratorium Kebakaran Hutan, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain, pulpen dan buku
untuk mencatat, dan kamera untuk mengambil data gambar. Bahan yang
digunakan adalah alat-alat pemadam kebakaran yang telah disiapkan.
Metode
Praktikum dilakukan dengan pengamatan alat-alat yang telah disiapkan.
Alat-alat tersebut dicatat fungsi-fungsinya dan diambil gambar sebagai data.
Selain itu dilakukan simulasi pemakaian alat-alat di laboratorium.
ISI DAN PEMBAHASAN
Pengenalan Peralatan Pemadaman Kebakaran
Dalam melaksanakan pemadaman kebakaran, selain alat-alat pemadam kebakaran
juga diperlukan alat-alat bantuan lain, diantaranya :
1. Kapak dua fungsi (Pulaski)
Fungi : Untuk memotong pohon-pohon kecil. Kapak ini dapat digunakan
untuk mencongkel, menggaruk, dan menggali dalam membuat ilaran api.
Jarak yang baik dan aman antara satu orang dengan yang lainnya dalam
penggunaan alat ini adalah 3 meter.
Gambar 1 Kapak dua fungsi (Pulaski)
2. Alat pemotong dan pengait rumput dan semak (Bushhoks)
Fungsi : Untuk mengurangi akumulasi bahan bakar yang berada di atas
permukaan tanah seperti ranting kering yang menempel pada pohon, daun-
daun kering dan lain-lain. Bahan bakar dalam keadaan menggantung dapat
menghantarkan kebakaran permukaan menjadi kebakaran tajuk karena
kontiunitasnya dari bawah ke atas. Dengan cara mengurangi bahan bakar
yang meggantung maka bahan bakar yang berada di permukaan menjadi
terpisah sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran tajuk.
Gambar 2 Alat pemotong dan pengait rumput dan semak
3. Golok
Fungsi : Untuk membersihkan semak belukar, ranting-ranting pohon pada
saat pembuatan jalan masuk/rintisan menuju lokasi kebakaran dan juga bisa
digunakan pada saat pembuatan sekat bakar.
Gambar 3 Golok
4. Gergaji
Fungsi : Untuk memotong-motong ranting pohon pada saat pembuatan jalan
masuk / rintisan menuju lokasi kebakaran dan juga digunakan saat
penebangan pohon-pohon kecil untuk pembuatan sekat bakar.
Gambar 4 Gergaji
5. Garu tajam (Fire rake)
Fungsi : Untuk mengumpulkan bahan bakar permukaan, terutama dalam
pembuatan ilaran api atau sekat bakar dari ranting-ranting kecil.
Gambar 5 Garu tajam (fire rake)
6. Sekop api (Fire shovel)
Fungsi : Untuk melemparkan gumpalan tanah atau lumpur pada bahan bakar
yang sedang menyala sehingga dapat menurunkan intensitas kebakaran, serta
memukul api sampai padam. Pada tanah yang tidak berkerikil atau berbatu,
sekop dapat digunakan untuk pembuatan parit, sementara tanahnya dapat
dilempar ke dalam areal yang mungkin dapat terbakar.
Gambar 6 Sekop api (fire shovel)
7. Garu sekop (Shovel rake hoe)
Fungsi : Pada sisi yang berbentuk cangkul sangat baik digunakan untuk
memotong akar, membuat parit dan pekerjaan tanah lainnya dalam rangka
membuat sekat bakar atau ilaran api. Pada sisi yang berbentuk gerigi tajam
sangat baik untuk memotong ranting berduri, pohon kecil, dan tumbuhan
bawah yang sudah kering, serta untuk mengumpulkan bahan bakar dalam
pembuatan sekat bakar atau ilaran api.
Gambar 7 Garu sekop (shovel rake hoe)
8. Cangkul
Fungsi : Digunakan untuk menggali tanah dan menimbulkan tanah tersebut
pada api.
Gambar 8 Cangkul
9. Kepyok api (Flaper)
Fungsi : sangat efektif untuk memadamkan api dengan ketinggian lidah api
mencapai 1 (satu meter). Cara ini digunakan pada bahan bakar serasah lantai
hutan, di medan berat seperti di lereng gunung, tempat jauh dari jalan dan
tidak ada sumber air, atau pada lereng yang curam.
Gambar 9 Kepyok api
10. Penggaruk (Fire broom)
Fungsi : Untuk mengumpulkan bahan ringan dibawah tegakan yang lebih
tinggi. Daun-daun kering dan ranting kecil atau serasah yang mudah terbakar
dapat segera dikumpulkan dengan alat ini atau dipindahkan ke tempat lain
atau dibakar secara terkendali.
Gambar 10 Penggaruk
11. Pompa punggung (Backspack sprayer)
Fungsi : digunakan untuk menyemprotkan air pada api terutama pada
kebakaran semak-semak. Lebih efektif untuk jenis kebakaran permukaan.
Ketinggian maksimum api kebakaran yang dapat dijangkau alat ini adalah 3
meter. Dapat dioperasikan pula pada kegiatan sapu bersih api (mop up). Alat
ini sangat baik digunakan untuk pemadaman kebakaran di daerah Fire break
(daerah pinggir batas kebakaran). Pada alat ini harus disertai stok air berupa
kubangan atau bak air dalam mobil, untuk menjaga kehabisan air dalam
semprot punggung.
Gambar 12 Pompa punggung (backpack sprayer)
12. Pakaian Tahan Api Dan Perlengkapannya
Untuk menahan sengatan panas, petugas pemadam harus mengenakan
pakaian tahan api dan perlengkapannya seperti : helm, pelindung muka
(masker), sarung tangan dan sepatu boot untuk pemadam api. Tutup kepala
(helm) dibuat dari bahan "reinforced plastic" yang mempunyai sifat-sifat
tahan panas, kuat dan ringan. Di bagian depan terdapat kaca untuk pelindung
muka, sehingga dapat melindungi mata dari sengatan panas atau percikan api.
Sedang pakaian tahan api dibuat dari bahan "alumic" yang mempunyai
kemampuan :
a. Mempunyai daya pencegah panas/tahan api yang baik sekali
b. Dapat memantulkan panas, sehingga si pemakai terlindung dari pancaran
panas api
c. Sangat ringan, sehingga mempunyai sifat yang ulet/kuat.
Bagi petugas pemadam yang akan melakukan pemadaman api dalam
mengenakan perlengkapan pakaian tersebut, perlu memperhatikan agar
jangan membawa/mengantongi bahan-bahan yang mudah terbakar.
Gambar 13 Pakaian tahan api Gambar 14 Sepatu boot
Gambar 15Tutup kepala (helm) Gambar 15 sarung tangan dan
masker
13. Peralatan Pemadam Api Yang Dapat Dijinjing (Apar)
Peralatan Pemadam Api yang dapat dijinjing adalah peralatan pemadam api
yang berukuran kecil, yang dapat dibawa dan digunakan oleh satu orang.
Peralatan ini juga sering disebut Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Alat ini
beratnya berkisar antara 0,5 - 16 Kg. Keunggulan dari alat ini yaitu ringan
dan dapat dibawa dan dioperasikan oleh satu orang. Sedangkan
kelemahannya yaitu tidak dapat memadamkan api yang berukuran
besar.Jenis-Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) antara lain :
1. Chemical foam jenis balik (tanpa kran atau seal)
2. Chemical foam jenis kran atau seal
3. Dry powder jenis Yamato
4. Bromo Chlorohpydi Fluoro methane (BCF)
5. Carbon Tetra Chloride (CTC)
6. Carbon Dioxide (CO2)
Gambar 16 Alat pemadam api ringan
PENUTUP
Kesimpulan
Alat-alat pemadam kebakaran yang umum digunakan antara lain kapak dua
fungsi (Pulaski), alat pemotong dan pengait rumput dan semak (Bushhoks), golok,
gergaji, garu tajam (Fire rake), sekop api (Fire shovel), garu sekop (Shovel rake
hoe), cangkul, kepyok api (Flaper), penggaruk (Fire broom), pompa punggung
(Backspack sprayer), pakaian tahan api dan perlengkapannya, dan peralatan
pemadam api yang dapat dijinjing (Apar). Selain itu, masing-masing alat
pemadam kebakaran ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Saran
Simulasi pemadaman kebakaran hutan sebaiknya dilakukan, agar
mahasiswa tidak hanya mengenal alat-alatnya saja tapi bisa mengetahui cara
pemakaiannya secara langsung.
PUSTAKA
Akbar, acep. Api hutan dan strategi pemadamannya. Majalah Kehutanan
Indonesia. Edisi 06. 1994/1995 Puskap Fisip Usu, Wim dan Yayasan
Sintesa.