peradilan militer

35
MAKALAH HUKUM PERADILAN MILITER TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG DALAM RANGKA PERTAHANAN NEGARA BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keberhasilan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, adalah berkat semangat juang rakyat Indonesia yang tinggi, didorong oleh perasaan sebangsa dan setanah air, senasib dan sepenanggungan, serta sikap rela berkorban untuk negara dan bangsa. Hal ini membuktikan, bahwa peranan rakyat dalam pertahanan negara merupakan faktor yang sangat menentukan dan sekaligus merupakan perwujudan dari hak dan kewajibannya dalam upaya bela negara. guna mewujudkan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara seperti yang diamanatkan dalam pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara harus dipersiapkan secara dini melalui penyiapan Undang-undang tentang Komponen Pendukung. Berdasarkan ketentuan tata cara penyiapan peraturan Perundang-undangan pasal 5 ayat (1) Peraturan Presiden

description

peradilan militer

Transcript of peradilan militer

Page 1: peradilan militer

MAKALAH

HUKUM PERADILAN MILITER

TENTANG

KOMPONEN PENDUKUNGDALAM RANGKA PERTAHANAN NEGARA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Keberhasilan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan

yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, adalah berkat

semangat juang rakyat Indonesia yang tinggi, didorong oleh perasaan

sebangsa dan setanah air, senasib dan sepenanggungan, serta sikap rela

berkorban untuk negara dan bangsa. Hal ini membuktikan, bahwa peranan

rakyat dalam pertahanan negara merupakan faktor yang sangat

menentukan dan sekaligus merupakan perwujudan dari hak dan

kewajibannya dalam upaya bela negara.

guna mewujudkan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara

seperti yang diamanatkan dalam pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara harus dipersiapkan secara dini

melalui penyiapan Undang-undang tentang Komponen Pendukung.

Berdasarkan ketentuan tata cara penyiapan peraturan Perundang-

undangan pasal 5 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005,

maka dalam rangka menyusun Rancangan Undang-Undang tentang

Komponen Pendukung Pertahanan Negara harus didahului dengan “

kajian ilmiah “ untuk menghasilkan naskah akademik dan konsultasi publik

untuk mendapat masukan dari unsur-unsur yang mewakili kepentingan

seluruh warga negara.

Page 2: peradilan militer

2

2. Maksud dan Tujuan.

Maksud. Maksud penulisan makalah ini adalah sebagai laporan penulisan

ilmiah atas pemberian tugas dari dosen mata kuliah Hukum Peradilan

Militer, Program Pasca Sarjana Magister Hukum Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

Tujuan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran dan

pemahaman tentang konsep penyiapan Komponen Pendukung dalam

rangka mendukung kekuatan Pertahanan Negara.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

Ruang lingkup penulisan makalah pada mata kuliah Hukum Peradilan

Militer tentang Komponen Pendukung untuk Pertahanan Negara ini

meliputi tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan

b. Dasar Pemikiran

c. Komponen Pendukung Pertahanan Negara

d. Kesimpulan dan Saran

e. Penutup

4. Metode Penulisan.

Metode penulisan yang penulis gunakan adalah dengan study kepustakaan

dan pendekatan secara filosofis, historis, sosiologis, yuridis dan doktrin.

Page 3: peradilan militer

3

BAB II

DASAR PEMIKIRAN

5. Umum

Hubungan antar Negara dalam pranata masyarakat global, menuntut

masing-masing negara mempersiapkan diri untuk berkompetisi dalam

persaingan yang sangat ketat, dimana aspek ekonomi, sosial, politik,

budaya dan tentunya masalah pertahanan merupakan locus persaingan

untuk mempertahanankan eksistensi sebuah negara, yang mengharuskan

semua aspek perlu dikelola dengan strategi yang tepat, dan tentunya

setiap negara memiliki caranya masing-masaing dalam bertahan.

Negara Kesatuan Republik Indoneesia (NKRI) telah memilih caranya

sendiri dalam bidang Pertahanan Negara yang tertuang dalam Undang-

Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dalam

mempertahankan kedaulatan dan eksistensinya melalui system

Pertahanan Semesta, selain telah teruji, system ini dianggap memiiliki

inherensi kuat dengan karakter entitas budaya bangsa Indoensia. Undang-

undang Dasar 1945 pasal 27 ( 3) menyebutkan ;

(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

6. Landasan

Pelibatan seluruh kekuatan bangsa dalam pertahanan negara telah

diamanatkan dalam konstitusi dan wajib dipatuhi oleh segenap warga

negara tanpa kecuali, oleh sebab itu penyusunan makalah tentang konsep

Komponen Pendukung untuk Pertahanan Negara ini mengacu pada

Page 4: peradilan militer

4

landasan pemikiran filosofi, historis, sosiologis, yuridis dan doktrin hal ini

disusun karena satu sama lain saling berhubungan dan tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

a. Filosofis.

Setiap bangsa yang merdeka selalu berusaha menjaga tegaknya

negara, keselamatan bangsa dan kedaulatan wilayah, maka dalam

upaya tersebut pemerintah dapat mengerahkan segenap potensi

yang ada dengan menyiapkan Komponen Pendukung untuk

kepentingan Pertahanan Negara secara dini, bertahap dan berlanjut

dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang dapat merongrong

keselamatan bangsa dan negara.

b. Historis

Hari sekarang ditentukan hari kemarin, dan hari sekarang juga

menentukan hari esok, sejarah mempunyai arti dan peranan yang

penting bagi kehidupan manusia. Cukup banyak contoh yang dapat

kita lihat, bahwa kemajuan yang telah dicapai oleh manusia

sekarang ini adalah atas landasan dan kejadian-kejadian historis

masa lampau, jika kita telusuri kembali catatan sejarah perjuangan

bangsa Indonesia, dapat disimpulkan bahwa perjuangan rakyat

Indonesia bersama-sama dengan kekuatan Tentara Rakyat pada

saat itu mampu bukan saja mengusir penjajah dari luar tapi juga

dapat memulihkan segala macam gangguan keamanan dalam

negeri. Dalam proses perjuangan inilah dengan bersumber dari

rakyat sendiri, timbulah kekuatan bersenjata yang berkembang pesat

mulai dari Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan Tentara Nasional.

c. Sosiologis.

Sudah merupakan kodrat dari Tuhan Yang Maha Esa, bahwa

manusia adalah makhluk sosial yang harus hidup bersama dengan

sesamanya (homo homini socius). Dalam kaitan dengan kehidupan

Page 5: peradilan militer

5

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, hakekat kebersamaan

tersebut diwujudkan dalam bentuk kesetiaan dan keinginan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup sebagai bangsa dan negara

yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Berdasar hal tersebut,

komitmen kebangsaan harus terus ditumbuh-kembangkan, dibina

secara terpola, berlanjut dan berkesinambungan, untuk mewujudkan

kecintaan terhadap tanah air, kesadaran bela negara dengan saling

menghargai keberagaman budaya, adat, dan tradisi.

d. Yuridis.

1) Pasal 27 ayat (1) dan (3) UUD 1945 menegaskan bahwa

setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

bela negara, dan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan

wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan

negara. Dengan demikian upaya bela negara dan usaha

pertahanan negara bukan hanya menjadi tugas dan tanggung

jawab TNI, akan tetapi merupakan hak dan kewajiban bagi

setiap warga negara untuk ikut serta di dalamnya.

2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 (1) dan (2)

tentang Pertahanan Negara.

3) Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, dalam Undang-undang tersebut bidang pertahanan

tidak termasuk kewenangan daerah akan tetapi sepenuhnya

menjadi kewenangan pusat, maka pemberdayaan SDN

diperuntukan bagi kepentingan Pertahanan Negara melalui

kerjasama Pemerintah Pusat/Kemhan , Departemen terkait,

LPND serta Pemerintah Daerah.

e. Doktrin.

1) Wawasan Nusantara

Merupakan cara pandang bangsa Indonesia dalam mendaya

gunakan konstelasi geografi, sejarah dan kondisi sosial

Page 6: peradilan militer

6

budayanya untuk mengejawantahkan segala dorongan dan

rangsangan di dalam usaha mewujudkan aspirasi bangsa dan

tujuan nasional menjadi satu kesatuan politik, ekonomi, sosial

budaya serta pertahanan dan keamanan. Atas dasar doktrin

tersebut, maka guna menjamin keutuhan wilayah nasional,

melindungi sumber-sumber kekayaan alam perlu dilakukan

pengaturan dan penataan sedini mungkin sehingga seluruh

potensi pertahanan negara menjadi satu kekuatan yang utuh

dan menyeluruh.

2) Ketahanan Nasional.

Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis bangsa

Indonesia yang berisi keuletan serta ketangguhan bangsa dan

negara dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan,

dan tantangan baik dari dalam maupun dari luar yang

langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas

bangsa dan Negara.

7. Perumusan Masalah

Permasalahan sekarang adalah ; Bagaimana Pemerintah dalam hal ini

Kementerian Pertahanan RI melakukan penyiapan, pengaturan, penataan,

dan penggunaan bidang Komponen Pendukung Pertahanan Negara agar

dalam pelaksanaannya nanti berjalan efektif, efisien, dan tidak melanggar

hukum serta aspek hak asasi manusia.

Page 7: peradilan militer

7

BAB III

KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA

8. Umum

Sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang No. 3 tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara, yang dimaksud dengan Pertahanan Negara adalah

segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia, keselamatan segenap bangsa dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Bahwa sistem Pertahanan Negara adalah bersifat semesta yang

melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional

lainnya, dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan

secara total, terpadu, terarah, serta berlanjut untuk menangkal segala

ancaman baik militer maupun non militer.

Dalam menghadapi ancaman militer (atau ancaman bersenjata), sistem

Pertahanan Negara menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai

Komponen Utama dengan didukung oleh Komponen Cadangan dan

Komponen Pendukung.

9. Pengertian

Sebagaimana telah diutarakan di atas, penulis membatasi bidang masalah

yaitu tentang konsep Komponen Pendukung Pertahanan Negara yang saat

ini masih pada tahap perumusan, penggodokan dan penyempurnaan-

penyempurnaan ditingkat Kementerian Pertahanan, sedangkan bidang

Komponen Cadangan sudah pada tahap pengajuan ditingkat DPR.

Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan

kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap

keutuhan bangsa dan negara.

Komponen Utama Pertahanan Negara adalah Tentara Nasional

Indonesia yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas

pertahanan.

Page 8: peradilan militer

8

Komponen Cadangan Pertahanan Negara adalah sumber daya nasional,

serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan

melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat Komponen Utama.

Komponen Pendukung Pertahanan Negara adalah sumber daya

nasional dan sarana prasarana nasional yang digunakan untuk

meningkatkan kekuatan dan kemampuan Komponen Utama dan

Komponen Cadangan.

Warga Negara adalah warga negara Republik Indonesia.

Warga Negara Lainnya adalah warga negara yang tidak termasuk dalam

Komponen Utama, Komponen Cadangan, Garda Bangsa, dan Tenaga

ahli/Profesi yang memenuhi syarat secara fisik dan psikis untuk menjadi

Komponen Pendukung.

Sumber Daya Nasional adalah sumber daya manusia, sumber daya alam

dan sumber daya buatan.

Sumber Daya Manusia adalah warga negara yang secara psikis dan fisik

dapat dibina dan disiapkan kemampuannya untuk mendukung kekuatan

Pertahanan Negara.

Sumber Daya Manusia Komponen Pendukung adalah seluruh warga

Negara Indonesia yang secara langsung atau tidak langsung dapat

meningkatkan kekuatan dan kemampuan Komponen Utama dan

Komponen Pendukung.

Garda Bangsa adalah warga negara yang terlatih dan terorganisir dalam

Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, bertugas atau

berhubungan dengan kepentingan keamanan dan ketertiban masyarakat,

perlindungan masyarakat atau lingkungan sesuai kebutuhan Komponen

Pendukung.

Tenaga Ahli/Profesi adalah warga negara yang mempunyai keahlian dan

ilmu pengetahuan sesuai bidang yang ditekuninya dalam Kementerian dan

Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang sesuai kebutuhan Komponen

Pendukung.

Penataan adalah merupakan proses penyiapan yang terdiri dari

pendataan, pemilahan dan pemilihan serta penetapan sumber daya

manusia menjadi Komponen Pendukung.

Page 9: peradilan militer

9

Sarana dan Prasarana Nasional adalah hasil budi daya manusia yang

dapat digunakan sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan

negara dalam rangka mendukung kepentingan nasional.

Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

dibidang Pertahanan.

Untuk lebih jelas kita lihat gambar segi tiga Komponen Pendukung

Pertahanan Negara sebagai berikut :

Page 10: peradilan militer

10

Komponen Pendukung Pertahanan Negara dibagi dalam beberapa

segmen, Garda Bangsa, Tenaga Ahli dan Profesi, Industry Strategis,

Sarana dan Prasarana Nasional serta Warga Negara lainnya yang harus

disiapkan dengan langkah-langkah penyiapan dilakukan secara

sistematais sebagai berikut :

a. Koordinasi perumusan konsep program pembinaan untuk

meningkatkan Kesadaran Bela Negara dalam penyelenggaraan

Pertahanan Negara.

b. Melaksanakan program pembinaan Kesadaran Bela Negara dalam

penyelenggaraan Pertahanan Negara .

c. Koordinasi perumusan konsep program penentuan wilayah,

penataan ruang dan standarisasi kebutuhan kualitas SDA dan

SDB untuk Pertahanan Negara.

d. Membuat sistem data base SDM, SDA dan Sarprasnas untuk

kebutuhan Pertahanan Negara.

e. Melaksanakan penyiapan Wilayah Pertahanan dan Logistik

Wilayah.

f. Koordinasi perumusan konsep program penyiapan Sarprasnas

untuk Pertahanan Negara

g. Melaksanakan penyiapan Sarprasnas untuk Pertahanan Negara .

h. Koordinasi perumusan konsep program penyiapan industri nasional

untuk Pertahanan Negara .

i. Melaksanakan penyiapan industri nasional untuk Pertahanan

Negara .

Page 11: peradilan militer

11

Sebagai Negara hukum ( Recht State ) tentu perlu dibuat Undang-Undang

yang mengatur system penyiapan, penataan, dan penggunaan masing-

masing Komponen Pendukung Pertahanan Negara tersebut.

10. Tenaga Ahli Dan Profesi

Siapa sajakah warga negara yang menjadi Komponen Pendukung

Pertahanan Negara dalam kelompok tenaga ahli dan profesi. Setiap warga

negara yanga memiliki keahlian dan profesional dalam bidang tertentu yang

dibutuhkan dalam penguatan SISHANEG maka akan dimasukan kedalam

KOMDUK TAP. Pada kolom dua gambar segi tiga Komponen Pendukung

adalah ruang untuk tenaga ahli dan profesi, dan untuk memudahkan

penyusunan data base dari TAP perlu bekerjasama dengan asosiasi-

asosiasi keprofesian yang ada, seperti ISEI ( Ikatan Sarjana Ekonomi

Indonesia), IDI (Ikatan dokter Indonesia), IAI (Ikatan Advokat Indonesia)

dan lain-lainnya.

Sektor-sektor strategis yang membutuhkan pengawakan bagi

operasionalisasi tentunya membutuhkan para ahli dan profesional yang

terjamin, tersertifikasi sehingga kahlianya tidak diragukan lagi. Penyiapan ,

penataan, dan penggunaan KOMDUK TAP dengan kerjasama antar

lembaga terutama untuk pembinaan kahlian serta profesi hendaknya

dilakukan dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) misalnya ,

untuk menentukan keahlian atau profesioanalisme seseorang secara legal,

mengacu pada Undang-Undang No. 13 tahun 2003, tentang Ketenaga-

kerjaan, disebutkan bahwa prinsip-prinsip pelatihan tenaga kerja

berdasarkan paradigma baru yang menetapkan BNSP sebagai pelaksana

sertifikasi kompetensi kerja.

Begitupun penataan dan pembinaan serta penggunaan KOMDUK

HANEG harus berkoordinasi dengan asosiasi profesi, sehingga akurasi

pembangunan data base, pembuatan system pembinaan dan

pengkordinasian oprasionalisasi pembentukan Komponen Pendukung

Pertahanan Negara akan lebih mudah. Perlu duduk bersama antar

Lembaga dan Kementerian terkait untuk mewujudkan system wilayah tata-

ruang pertahanan dan logistik pertahanan serta membuat sebuah nota

Page 12: peradilan militer

12

kesepahaman dalam merencanakan langkah kerja pembangunan dengan

memperhatikan aspek-aspek Pertahanan Negara.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

11. Kesimpulan

Pemerintah sudah selayaknya dapat menterjemahkan amanat Undang-

Undang Pertahanan ke dalam suatu langkah yang konkrit. Hal yang

menjadi landasan hukum bagi penyusunan kekuatan Pertahanan Negara

yaitu mengacu pada UU No. 3/2002 Tentang Pertahanan Negara RI ,

Pasal 1 titik 2 menyebutkan “ bahwa Sistem Pertahanan

Negara adalah Sistem Pertahanan bersifat Semesta yg melibatkan

seluruh warga negara , wilayah dan sumber daya nasional lainnya

dengan penyiapan secara dini unsur Komponen Pendukung

Pertahanan Negara demi tegaknya keutuhan dan kedaulatan negara,

dan Pasal 7 (2) menyebutkan bahwa Sistem Pertahanan Negara

dalam menghadapi ancaman militer menempatkan TNI sebagai

komponen utama dengan didukung oleh Komponen Cadangan dan

Komponen Pendukung”.

Page 13: peradilan militer

13

12. Saran

Sekarang tinggal bagaimana penyiapan, penataan, dan penggunaan

Komponen Pendukung tenaga ahli dan profesi agar bisa diaplikasikan

dengan baik, maka saran penulis adalah dengan kerjasama yang baik antar

kelembagaan lintas Kementerian, penyamaan visi pembangunan yang

berorientasikan pada Pranata System Pertahanan Negara dengan sebuah

“Reinventing System”, artinya perlu ada restorasi system yang dapat

mengakomodir kompleksitas tantangan masa kini. Sekarang yang

terpenting adalah bagaimana negara mengajak seluruh elemen bangsa

untuk ikut serta dalam penguatan System Pertahanan Negara.

BAB V

PENUTUP

Demikian makalah Hukum Peradilan Militer tentang Komponen Pendukung

Pertahanan Negara dalam memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945

dan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ini

disusun, maka masukan dan saran dari semua pihak sangat diharapkan

guna penyempurnaan dan kelengkapan substansi di dalamnya, sehingga

pada gilirannya akan sangat bermanfaat pada saat penyusunan konsep ini

menjadi Undang-Undang sebagai payung hukum bagi Pemerintah dalam

pemanfaatan unsur Komponen Pendukung untuk kepentingan Pertahanan

Negara.

Page 14: peradilan militer

14

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemen.

2. Ketetapan MPR No. Tap/XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia.

3. Undang-Undang RI Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan RI.

4. Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia.

5. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

6. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

7. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

8. Undang-Undang RI Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pemerintah Pusat dan Daerah.

9. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

10. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional

Indonesia.

Page 15: peradilan militer

15

DAPTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ......................................................................... 1

2. Maksud dan Tujuan ................................................................... 2

3. Ruang Lingkup .......................................................................... 2

4. Metode Penulisan ..................................................................... 2

BAB II DASAR PEMIKIRAN

5. Umum ....................................................................................... 3

6. Landasan .................................................................................. 3

7. Perumusan Masalah ................................................................. 6

BAB III KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA

Page 16: peradilan militer

16

8. Umum ...................................................................................... 7

9. Pengertian ............................................................................... 7

10.Tenaga Ahli / Profesi ............................................................... 10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

11.Kesimpulan .............................................................................. 12

12.Saran ....................................................................................... 12

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan bersujud di hadapan Tuhan Pencipta Alam, bahwa dengan seizin-

nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Hukum

Peradilan Militer dengan judul Komponen Pendukung Pertahanan Negara.

Makalah ini disusun disamping untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Hukum Peradilan Militer, juga sebagai penambah wawasan ilmu hukum

Peradilan Militer, khususnya yang berkenaan dengan masalah Komponen

Pendukung Pertahanan Negara, sehingga diharapkan makalah ini dapat

memberikan gambaran pemahaman, baik bagi penulis maupun segenap rekan

mahasiswa hukum umumnya.

Makalah ini tidak akan selesai dibuat tanpa bantuan berbagai pihak, khususnya

yang terhormat bapak dosen bidang ilmu Hukum Peradilan Militer yang tidak

bosan mendorong dan membantu penulis selama ini. Besar harapan kami adanya

saran masukan yang sifatnya diskusi kelas untuk penyempurnaan perbaikan dari

rekan sekalian demi penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya.

Page 17: peradilan militer

17

MAKALAH

HUKUM PERADILAN MILITER

DOSEN DRS. DJAMHARI HAMZAH, SH., MH., MM

JUDUL

KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA

Page 18: peradilan militer

18

OLEH

ASEP SURYANA, SH

NRP. 000

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

RIWAYAT HIDUP

N A M A : ASEP SURYANA, SH ( MAYOR CPM )

TTL : KARAWANG, 4 MEI 1969

AGAMA : ISLAM

PEKERJAAN : TNI – KEMENTERIAN PERTAHANAN RI

ALAMAT : JL. BARU TANJUNG-PURA, MAJA - MARGASARIKARAWANG TIMUR – JABAR

STATUS : K (2)

NO. HP : 0817614257

Page 19: peradilan militer

19

MAKALAH

PENEMUAN HUKUM

DOSEN DR. ERNI AGUSTINA, SH., Sp.N

JUDUL

SELEKTA PENEMUAN HUKUM

Page 20: peradilan militer

20

OLEH

ASEP SURYANA, SH

NRP. 000

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

DAPTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ......................................................................... 1

2. Maksud dan Tujuan ................................................................... 2

3. Ruang Lingkup .......................................................................... 2

4. Metode Penulisan ..................................................................... 2

BAB II DASAR PEMIKIRAN

5. Umum ....................................................................................... 3

6. Landasan .................................................................................. 3

7. Perumusan Masalah ................................................................. 6

BAB III SELEKTA PENEMUAN HUKUM

8. Umum ...................................................................................... 7

Page 21: peradilan militer

21

9. Pengertian ............................................................................... 7

10.Contoh Kasus ............................................................... 10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

11. Kesimpulan .............................................................................. 12

12. Saran ....................................................................................... 12

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan bersujud di hadapan Tuhan Pencipta Alam, bahwa dengan seizin-

nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Penemuan

Hukum dengan judul Kapita Penemuan Hukum.

Makalah ini disusun disamping untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Penemuan Hukum, juga sebagai penambah wawasan ilmu hukum umumnya,

khususnya yang berkenaan dengan masalah Penemuan Hukum, sehingga

diharapkan makalah ini dapat memberikan gambaran pemahaman, baik bagi

penulis maupun segenap pembaca dan rekan mahasiswa hukum umumnya.

Makalah ini tidak akan selesai dibuat tanpa bantuan berbagai pihak, khususnya

yang terhormat ibu dosen bidang ilmu Penemuan Hukum yang tidak bosan

mendorong dan membantu penulis selama ini. Besar harapan kami adanya saran

masukan yang sifatnya koreksi dan diskusi kelas untuk penyempurnaan perbaikan

dari rekan sekalian demi penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya.

Page 22: peradilan militer

22

MAKALAH

PENEMUAN HUKUM

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Page 23: peradilan militer

23

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Sudikno Mertokusumo, Prof., DR., SH. “PENEMUAN HUKUM, SEBUAH

PENGANTAR”., Penerbit Universitas Atma jaya Yogyakarta, 2010.

2. Seputar Catatan Perkuliahan dan Diktat.

Page 24: peradilan militer

24

RIWAYAT HIDUP

N A M A : ASEP SURYANA, SH ( MAYOR CPM )

TTL : KARAWANG, 4 MEI 1969

AGAMA : ISLAM

PEKERJAAN : TNI – KEMENTERIAN PERTAHANAN RI

ALAMAT : JL. BARU TANJUNG-PURA, MAJA - MARGASARIKARAWANG TIMUR – JABAR

STATUS : K (2)

NO. HP : 0817614257

Page 25: peradilan militer

25

BAHASAN YURIDIS

TERHADAP

DISERTASI DR. ERNI AGUSTINA, SH., Sp.N

TENTANG

IMPLIKASI HUKUM GANDA TERKAIT DENGANHAK MEWARIS DARI SEORANG ANAK

HASIL PERKAWINAN IJAB QABUL

Page 26: peradilan militer

26

MATERI KULIAH PENEMUAN HUKUM

OLEH

ASEP SURYANA, SH

NIRM

000

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTABAHASAN

IMPLIKASI HUKUM GANDA TERKAIT DENGAN HAK MEWARISDARI SEORANG ANAK

HASIL PERKAWINAN IJAB QABUL

Dari hasil analisa penulis terhadap Disertasi dengan tema “Implikasi Hukum Ganda Terkait Dengan Hak Mewaris Dari Seorang Anak Hasil Perkawinan Ijab Qabul” adalah : . . . bla bla bla bla bla