Per Teng Karan

10
CERPEN - PERTENGKARAN ANTARA DUA PERASAAN Gerombolan anak yang baru keluar dari kantin sekolah, mereka bernama Giant, Faris, Ipank, dan Antok yang masih duduk di kelas 3 SMP, kecuali Antok yang masih di bangku kelas 2 SMP. Walaupun berbeda kelas namun mereka dimana-mana selalu bersama, bahkan kalau salah satu dari mereka ada yang mempunyai masalah pasti mereka saling membantu menyelesaikan masalah tersebut. Bel sekolah berbunyi, mereka memasuki kelasnya masing-masing. Antok yang sendirian menuju kelasnya, tiba-tiba melihat adi bersama empat temanya memandang dia seakan penuh kebencian yang terpendam. Meskipun Antok juga mempunyai rasa dendam kepada Adi, namun ia menghiraukanya karena jika Antok membalas pandangan ke mata Adi, ia akan tahu akibatnya. Sebetulnya Antok tidak takut dengan Adi CS namun bukan tempat yang pas untuk menyelesaikan masalah karena masih didalam lingkungan sekolahan. Antok pun mempercepat laju langkahnya manuju kelasnya. Memang Adi mempunyai dendam sejak kelas 1 SMP semester I. Awalnya mereka adalah sahabat dekat. Kemana-mana selalu berdua bahkan duduknya pun satu meja. Sampai suatu ketika saat jam pelajaran kosong Adi bercerita tentang ketertarikanya dengan anak VII c yang bernama Evi, Adi pun tidak segan –segan untuk bercerita kepada Antok. Setelah bercerita panjang lebar tentang Evi, Antok senang dan

description

cerita

Transcript of Per Teng Karan

Page 1: Per Teng Karan

CERPEN - PERTENGKARAN ANTARA DUA PERASAAN

Gerombolan anak yang baru keluar dari kantin sekolah, mereka bernama Giant, Faris, Ipank,

dan Antok yang masih duduk  di kelas 3 SMP, kecuali Antok yang masih di bangku kelas 2

SMP. Walaupun berbeda kelas namun mereka dimana-mana selalu bersama, bahkan kalau

salah satu dari mereka ada yang mempunyai masalah pasti mereka saling membantu

menyelesaikan masalah tersebut.

            Bel sekolah berbunyi, mereka memasuki kelasnya masing-masing. Antok yang

sendirian menuju kelasnya, tiba-tiba melihat adi bersama empat temanya memandang dia

seakan penuh kebencian yang terpendam. Meskipun Antok juga mempunyai rasa dendam

kepada Adi, namun ia menghiraukanya karena jika Antok membalas pandangan ke mata Adi,

ia akan tahu akibatnya. Sebetulnya Antok tidak takut dengan Adi CS namun bukan tempat

yang pas untuk menyelesaikan masalah karena masih didalam lingkungan sekolahan. Antok

pun mempercepat laju langkahnya manuju kelasnya.

            Memang Adi mempunyai dendam sejak kelas 1 SMP semester I. Awalnya mereka

adalah sahabat dekat. Kemana-mana selalu berdua bahkan duduknya pun satu meja. Sampai

suatu ketika saat jam pelajaran kosong Adi bercerita tentang ketertarikanya dengan anak VII

c yang bernama Evi, Adi pun tidak segan –segan untuk bercerita kepada Antok. Setelah

bercerita panjang lebar tentang Evi, Antok senang dan mendukung dia untuk terus mendekati

Evi. Adi pun bertanya kepada Antok ”Tok.....au minta tolong boleh g’?”

 ”minta tolong up? ” jawab Antok .

”ginie dulu kan kamu satu SD sama Evi, bahkan u juga satu desa. Au minta tolong untuk

minta number hpnya gimana....?” pinta Adi dengan penuh harapan.

” ya....nanti au coba untuk minta ke Evi” jawab Antok dengan santai.

            Bel berbunyi tanda pelajaran sekolah selesai. Antok pun bergegas keluar kelas dan

pulang kerumah sambil saling senyum dengan Adi yang merupakan kode untuk

mengingatkan Antok agar tidak lupa meminta numberrnya Evi. Saat di perjalanan tidak di

sangka dia bertemu dengan Evi.

” Hai vi..?” panggil Antok .

” ada apa Tok..?” tanya Evi.

Antok pun mempercepat langkahnya untuk mendekat.

Page 2: Per Teng Karan

” Engga’ da apa-apa og, cumna mau bareng aja boleh g’?” jawab Antok sambil balik nanya.

”Boleh kog...” jawab Evi dengan senyum manisnya.

Awalnya sich Antok ingin meminta numbernya Evi tapi karena keasyikan ngbrol di

sepanjang perjalanan ia lupa. Dan tak terasa sudah saatnya mereka berpisah, karena jalan

menuju rumah berbeda. Di perempatan Evi mengambil jalan ke kiri, sedangkan Antok sendiri

mengambil jalan lurus. Mereka saling menyapa.

”Sampai jumpa Evi...?” kata Antok.

”ya...sampai jumpa juga...” jawab Evi.

Karena Antok sudah berpisah dengan Evi, ia pun mempercepat laju langkahnya selain tidak

ada teman jalan ia juga lapar dan ingin makan sepuasnya.

            Sampai di rumah, Antok langsung melepas peralatan sekolah, ganti pakaian dan

langsung menuju tempat makan. Melihat ibunya sedang tidak ada di rumah, ia sebetulnya

sudah tahu kalau di meja makan tidak ada makanan. Namun ia tidak peduli dan akhirnya pun

dibuka penutup makan. Setelah di buka ternyata dugaanya benar tidak ada makanan di atas

meja makan. Melihat Antok membuka penutup makanan, Adiknya memanggil.

”kak...ibu tadi ngasih uang buat beli sarimi..?” kata adiknya.

”owch..uangnya mana...?” tanya Antok kepada Adiknya.

”tuch di almari dapur..” jawab adiknya.

Antok pun langsung mengambil uangnya dan berangkat beli sarimi dengan sepeda motornya.

Ia berniat ingin beli sarimi kerumahnya Evi sambil meminta number hpnya.

            Setelah sampai di warung ternyata Evinya sedang tidak ada di rumah, Antok pun

lansung pulang dengan 2 bungkus sarimi. Selain kecewa ia juga sedang menahan rasa

laparnya. Sampai di rumah dan selesai makan ia pergi bertujuan hanya muter-muter dengan

sepeda motornya itu. Untungnya ia bertemu dengan Evi yang bersama kedua temanya dengan

menggunakan sepeda.

”Vi....” sapa Antok.

Evi pun menhentikan laju sepedanya.

”ada apa Tok..? tanya Evi.

”gni aku mau minta number kamu...coz temen aku ada yang minta..”jawab Antok.

”teman atau kamu yang minta....?” teman Evi memotong pembicaraan dengan sedikit

bercanda.

”yee...beneran teman aku...”kata Antok.

”siapa...?”Evi bertanya lagi kepada Antok.

Page 3: Per Teng Karan

Tanpa menjawab antok merebut hp yang ada ditangan Evi dan mencari numbernya. Setelah

mendapatkanya Antok pun mengupcapkan terima kasih kepada Evi. Ia pun langsung

kelapangan bola untuk bermain bola.

            Selesai bermain bola ia pulang, mandi, dan belajar. Setelah selesai belajar tiba-tiba

hpnya berbunyi tanda smz, ia pun membukanya dan ternyata smz dari Adi yang menanyakan

numbernya Evi. Antok menghiraukan smz dan langsung tidur.

            Keesokan harinya ia berangkat sekolah dan di jalan bertemu Evi lagi. Anehnya

mereka tidak saling menyapa melainkan saling memandang. Evi yang melihat Antok dengan

senyuman sedikit kesal, sedangkan Antok sendiri cuma tersenyum. Evi mempercepat

langkahnya agar posisinya jauh dari Antok. Sampai sekolahan Adi bertanya numbernya dan

Antok pun memberinya. Bel berbunyi tanda palajaran dimulai. Mereka mengikuti pelajaran

seperti biasanya hingga bel pelajaran selesai. Mereka pulang kerumahnya masing-masing.

            Sore sehabis tidur tiba-tiba terdengar suara Adi yang memanggil Antok dari kamar

tidur antok. Antok pun keluar menemui Adi. Setelah beberapa saat mereka mengobrol Adi

menceritakan yang sebenanya mau di bicarakan.

”Tok...tadi aku coba smz Evi dan dia blz smz ku...” dengan pdnya Adi menceritakan

kepadaAntok.

“owch.....truz gimana......?” tanya Antok penuh penasaran.

“ya dia tanya aku dapat numbernya dari mana?” jawab Adi.

Sekitar 15 menitan mengobrol mereka lansung menuju tempat biasa untuk bermain bola yaitu

lapangan. Kumandang azan pun terdengar mereka pulang dengan gembira.

            Setelah 2 minggu Adi smz’an dengan Evi, akhirnya pada waktu pulang sekolah Adi

memanggil Antok untuk meminta bantuan.

“Tok... aku mau minta bantuan sama kamu...!” pinta Adi kepada Antok.

” Minta tolong apa Di....?” tanya Antok.

”gini sudah 2 minggu lebih aku smz’an sama Evi tapi status belum ada antara aku dan dia..”

kata Adi.

”dia siapa? Evi maksudmu..?” memotong pembicaraan Adi.

”Yupz....” jawab Adi.

”Lha aku suruh ngapain? Kan urusan kamu...” Antok sedikit bercanda.

”maka dari itu aku minta bantuanmu untuk membuatkan surat cinta untuk Evi.....karena jujur

aja aku malu nembak lansung apalagi lewat smz. Takut dibilang pengecut.” pinta Adi.

”ok....besok aku buatkan” kata Antok dengan sedikit keraguan. Karena di sisi lain Antok juga

mempunyai rasa dengan Evi sejak SD. Evi pun demikian juga pernah mencintai Antok. Tapi

Page 4: Per Teng Karan

ditolak sama Antok karena dulu Evi masih ingusan, semenjak SD kelas 6 semester II, Evi

mulai berubah bertambah cantik, pintar, juga baik. Dan Antok pun masih yakin kalau dia

menembak Evi akan diterima.

Disepanjang perjalanan Antok memikirkan soal surat cinta itu, sampai akhirnya ia

memutuskan untuk tidak menulis pengirim dalam surat tersebut.

            Tak terasa sampai dirumah, antok seperti biasa ganti pakaian dan makan. Seusai

makan ia langsung menuju tempat belajar sambil menyobek kertas dan mengambil bolpion.

Sebelum menulis ia berfikir bahwa tindakanya itu tidak benar, tapi mau bagaimana lagi,

Antok juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia juga punya rasa dengan Evi.

Kata perkata ditulis dalam kertas, disusun hingga sematang mungkin agar terlihat bagus dan

menusuk hati.

            Akhirnya surat selesai setelah 20 menit berlangsung. Kali ini Antok tidak bermain

bola melainkan tiduran sambil membayangkan apa yang akan terjadi besok pagi. Suara

ibunya mengagetkan Antok yang sedang membayangkan semua itu. Ibunya menyuruh antok

untuk mandi karena sudah sore. Setelah mandi antok belajar dan tidur.

            Mentari pagi pun akhirnya kembali, antok berangkat ke sekolah dengan santai seakan

tiada beban. Sesampainya di sekolah Antok memberikan surat cintanya yang di buat kemarin.

”ini Di suratnya.....kamu kasih gich” suruh Antok.

”sebelumnya makasih tapi aku harap u mau membantu untuk menyerahkan ke Evi.....ya..ya?”

pinta Adi.

” ya udah kalau begitu.....” kata Antok.

            Setelah menunggu, pelajaran pun akhirnya selesai. Antok sengaja untuk pulang

terlambat karena ingin bersamaan dengan Evi. Setelah beberapa menit akhirnya ia melihat

Evi bersama 2 temanya.

”Vi..Vi....tunggu dulu aku mau bicara....” kata Antok.

Evi pun berhenti dan sedikit tertinggal dengan temanya.

”ada apa Tok....?” tanya Evi.

“ini aku mau ngasih surat” jawab antok.

”surat apa dan dari siapa...?” tanya Evi penuh penasaraan sambil menerima surat.

Sambil berlari Antok berkata, ” lihat aja sendiri” kata antok.

            Setelah menerima itu Evi sama sekali tidak menceritakan bahwa dia mendapat surat

dari Antok.

Page 5: Per Teng Karan

            Dirumah, Antok membanyangkan Evi lagi bahwa di sedang apa dan reaksinya

membuka surat tersebut. Sampai jam 4 sore Antok mengurung diri di kamarnya. Ia langsung

mandi dan tidak belajar karena terus ingin memikirkan Evi sampai larut malam.

            Keesokan harinya disekolahan mereka berkumpul di teras tinggkat tiga. Evi yang

bertanya kepada Antok.

”Tok surat kemarin dari siapa..? tanya Evi.

”dari....dari.. dar...” belum selesai ngomong.

”dari saya....” sahut Adi.

”huft kirain dari kamu Tok......!” kata Evi dengan penyesalan.

” kalau dari aku gimana......he..he.” sambung Antok dengan sedikit bercanda.

Evi pun berjalan meninggalkan mereka dan memasuki kelas.

Didalam kelas, Antok dan Adi tidak seperti biasanya, mereka saling diam sampai

pelajaran selesai.

Seusai pelajaran Antok menemui Evi dan berjalan pulang bersamaan. Setelah langkah mereka

sejajar Antok langung menceritakan apa sebenarnya terjadi setelah mengobrol lama Evi

berkata,” owch gitu...tau tahu perasaanmu telah mnyakiti Adi, tapi kamu juga tidak boleh

mengorbankan perasaanmu..”

”Iya dan sebenarnya aku mau ngomong sama kamu...” kata Antok sedikit malu.

”mau bicara apa....?” tanya Evi.

“5 tahun telah kita jalani, aku tau kamu dan kamu pun demikian. Aku harap dan aku mau

kalau hubungan kita berstatus..” kata Antok dengan pelan.

” berstatus bagaimana maksud kamu...?” tanya Evi dengan penasaran.

” aku mau kita menjalani hubungan lebih serius. Istilahnya berpacaran..” jawab Antok.

”eMmmmch.........” Evi berfikir.

Selama 1 menit berjalan mereka saling diam, dan akhirya Evi berkata,” ya......aku mau jadi

pacar kamu....tapi ada beberapa syarat.”

”Syarat apa...? tanya Antok.

”syaratnya ntar aj di smz aku malu sama yang baca cerpen ini....he...he?”

Di sepanjang perjalanan mereka sangat asyik mengobrol. Dan mereka berjanji akan

menghadapi masalah bersama.

            Di rumah, Antok smz’an sama Evi sampai sore.walaupun smz’an mereka berdua bisa

mambagi waktu.

            Setelah 1 minggu sebelum ulangan kenaikan kelas, akhirnya Adi tahu akan hal itu,

dan langsung menghanpiri Antok yang sedang ada di kantin bersama Evi. Ia memukul Antok

Page 6: Per Teng Karan

hingga jatuh. Setelah itu Adi langsung keluar dari kantin. Selama ulangan kenaikan sampai

akhir liburan mereka tidak lagi menjadi sahabat yang akrab mereka saling mendiam dan tidak

pernah bersama. 

            Nah semua itu sedikit cerita mengapa mereka mempunyai dendam hingga saat ini.

Hubungan Antok dengan Evi masih berjalan lancar. Rasa benci Adi pun semakin membara.

            Setelah Antok mempercepat langkahnya Adi CS memangilnya dan ingin

melampiaskan kebencianya dengan memukul Antok. Setelah jarak mereka 1 langkah ,tiba-

tiba muncul teman Antok Yaitu Giant dan ipang. Sebenarnya mereka sudah tau bahwa

mereka akan berkelahi. Mereka berdua yaitu Giant dan Ipang melerai Adi dan Antok. Tapi

karena nafsu mereka untuk berkelahi, akhirnya Giant dan ipang membawa mereka ke

belakang kantin untuk menarungkan. Setelah sampai mereka pun saling memukul. Tidak

disangka sebuah tangan yang mau memukul Giant terlihat oleh ipang, ipang pun

menghentikan pukulan teman Adi. Akhirya mereka tawuran antar kelompok.

            beberapa menit berlalu muncul sesosok guru BK menghampiri mereka. Dan di

bawanya mereka ke kantor guru dan menasehatinya. Evi pun datang menghampiri Antok

karena tau kalau Antok berkelahi. Setelah Guru BK menasehati mereka termasuk Adi

CS ,antok, giant, ipang, dan Evi. Mereka disuruh untuk besalaman dan menulis surat

pernyataan tidak akan mengulangi kesalahan ini.

            Akhirnya mereka dapat bersatu kembali seperti dulu hingga saat kini. Dan Antok pun

masih berhubungan dengan Evi. Mereka merayakan pertengkaran yang telah berahir itu

dengan makan- makan di kantin. Karena Antok dan Evi jadian maka yang menraktir teman-

temanya Antok. Mereka berharap pertemanan itu sampai kelak dewasa nanti