Per en Canaan

7
Perencanaan No. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tujuan Rencana Tindakan Rasional 1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia). Mempertahankan suhu pasien dengan kriteria: 1. suhu normal (36,5-37,5 0 C) 2. pasien bebas demam 1. Kaji saat timbulnya demam 2. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam 3. Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam.±7) 4. Berikan kompres hangat. 5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal 6. Berikan terapi cairan intravena dan obat- obatan sesuai program dokter. 1. untuk mengidentifikasi pola demam pasien 2. tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. 3. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. 4. Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh. 5. pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh 6. pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.

description

Per en Canaan

Transcript of Per en Canaan

Page 1: Per en Canaan

K. Perencanaan

No. Diagnosa Keperawatan

PerencanaanTujuan Rencana Tindakan Rasional

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).

Mempertahankan suhu pasien dengan kriteria:1. suhu normal (36,5-

37,50C)2. pasien bebas demam

1. Kaji saat timbulnya demam2. Observasi tanda vital (suhu,

nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam

3. Anjurkan pasien untuk banyak minum (2,5 liter/24 jam.±7)

4. Berikan kompres hangat.5. Anjurkan untuk tidak memakai

selimut dan pakaian yang tebal6. Berikan terapi cairan intravena

dan obat-obatan sesuai program dokter.

1. untuk mengidentifikasi pola demam pasien

2. tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.

3. Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.

4. Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh.

5. pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh

6. pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi.

2. Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit

Nyeri terkontrol dengan kriteria:1. Rasa nyaman

pasien terpenuhi.

7. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien

8. Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang

1. untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.

2. Untuk mengurangi rasa nyeri3. Dengan melakukan aktivitas lain pasien

Page 2: Per en Canaan

2. Nyeri berkurang atau hilang

tenang9. Alihkan perhatian pasien dari

rasa nyeri10. Berikan obat-obat analgetik

dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.

4. Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.

Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu dengan kriteria: menghabiskan makanan sesuai dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan.

1. Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien.

2. Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan.

3. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.

4. Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.

5. Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari.

6. Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter

7. Ukur berat badan pasien setiap minggu.

1. Untuk menetapkan cara mengatasinya.2. Cara menghidangkan makanan dapat

mempengaruhi nafsu makan pasien.3. Membantu mengurangi kelelahan pasien

dan meningkatkan asupan makanan .4. Untuk menghindari mual.5. Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan

nutrisi.6. Antiemetik membantu pasien mengurangi

rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat.

7. Untuk mengetahui status gizi pasien

4 Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.

Mempertahankan kebutuhan cairan dengan kriteria : Volume cairan terpenuhi

1. Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital.

2. Observasi tanda-tanda syock.3. Berikan cairan intravena sesuai

program dokter4. Anjurkan pasien untuk banyak

minum.

1. Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.

2. Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.

3. Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan

Page 3: Per en Canaan

5. Catat intake dan output. langsung masuk ke dalam pembuluh darah.

4. Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.

5. Untuk mengetahui keseimbangan cairan.5 Gangguan aktivitas

sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.

Setelah dilakukan tindakan pasien mampu mandiri setelah bebas demam dan kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi.

1. Kaji keluhan pasien.2. Kaji hal-hal yang mampu atau

yang tidak mampu dilakukan oleh pasien.

3. Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan pasien.

4. Letakkan barang-barang di tempat yang mudah terjangkau oleh pasien.

1. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien.

2. Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.

3. Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada saat kondisinya lemah dan perawat mempunyai tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien tanpa mengalami ketergantungan pada perawat.

4. Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

6 Resiko terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak terjadi perdarahan dengan kriteria:

1. Tidak terjadi syok hipovolemik.

2. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

1. Monitor keadaan umum pasien2. Observasi tanda-tanda vital

tiap 2 sampai 3 jam.3. Monitor tanda perdarahan.4. Chek haemoglobin,

hematokrit, trombosit5. Berikan transfusi sesuai

program dokter.6. Lapor dokter bila tampak syok

hipovolemik.

1. memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani.

2. tanda vital normal menandakan keadaan umum baik.

3. Perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok hipovolemik.

4. Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien

Page 4: Per en Canaan

3. Keadaan umum baik.

sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

5. Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang.

6. Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin.

7 Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (infus).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak terjadi infeksi

1. Lakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan infus.

2. Observasi tanda-tanda vital.3. Observasi daerah pemasangan

infus.4. Segera cabut infus bila tampak

adanya pembengkakan atau plebitis.

1. Tindakan aseptik merupakan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadi infeksi.

2. Menetapkan data dasar pasien, terjadi peradangan dapat diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.

3. Mengetahui tanda infeksi pada pemasangan infus.

4. Untuk menghindari kondisi yang lebih buruk atau penyulit lebih lanjut.

8 Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak terjadi perdarahan dengan kriteria:

1. Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.

2. Jumlah trombosit meningkat

1. Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis.

2. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat

3. Beri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut

4. Jelaskan obat yang diberikan dan manfaatnya.

1. Penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah.

2. Aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perdarahan

3. Membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.

4. Memotivasi pasien untuk mau minum obat sesuai dosis yang diberikan

Page 5: Per en Canaan

9 Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak mengalami cemas dengan kriteria: Kecemasan berkurang

1. Kaji rasa cemas yang dialami pasien

2. Jalin hubungan saling percaya dengan pasien

3. Tunjukkan sifat empati4. Beri kesempatan pada pasien

untuk mengungkapkan perasaannya

5. Gunakan komunikasi terapeutik

1. Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.

2. Pasien bersifat terbuka dengan perawat.3. Sikap empati akan membuat pasien

merasa diperhatikan dengan baik4. Meringankan beban pikiran pasien5. Agar segala sesuatu yang disampaikan

diajarkan pada pasien memberikan hasil yang efektif.