peptisida

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pestisida sebenarnya telah lama digunakan manusia sebagai bahan pembunuh hama atau sebagai pelindung tanaman. Pada tahun 1200 SM manusia telah menggunakan kapur dan abu kayu untuk memberantas hama gudang. Di samping itu mereka juga telah menggunakan ekstrak pengasapan untuk melindungi tanaman dari gangguan hama. Pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama- hama tanaman. Dalam Konsep Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil panen dapat dikurangi. Tetapi, benefit bagi produksi pertanian tersebut bukan tidak menimbulkan dampak. Para ahli menyatakan bahwa salah satu penyebab terbesar penyakit dan penuaan dini pada manusia adalah banyaknya bahan kimiawi yang ada di lingkungan kita, dan rekayasa genetika yang kerap dilakukan pada budidaya bahan pangan non-organik merupakan salah satu penyebabnya. Menurut sebuah penelitian, bahwasannya kita semua bisa terpapar dengan pestisida yang pada dasarnya berketerusan. Buah dan sayuran segar yang kita konsumsi beresiko mengandung residu pestisida. The National Academy of Sciences (NAS) tahun 1987 mengeluarkan laporan tentang pestisida dalam makanan. Pada dasar data dalam penelitian, resiko potensial yang diberikan oleh pestisida penyebab kanker dalam makanan kita lebih dari sejuta kasus kanker tambahan dalam masyarakat Amerika selama hidup. Karena sekitar 30 macam pestisida karsinogen (zat pemicu terjadinya kanker) terdapat dalam makanan kita terutama makanan yang berbentuk sayuran serta buah-buahan. Page | 1

description

peptisida

Transcript of peptisida

Page 1: peptisida

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPestisida sebenarnya telah lama digunakan manusia sebagai bahan

pembunuh hama atau sebagai pelindung tanaman. Pada tahun 1200 SM manusia telah menggunakan kapur dan abu kayu untuk memberantas hama gudang. Di samping itu mereka juga telah menggunakan ekstrak pengasapan untuk melindungi tanaman dari gangguan hama.

Pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam Konsep Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil panen dapat dikurangi. Tetapi, benefit bagi produksi pertanian tersebut bukan tidak menimbulkan dampak. Para ahli menyatakan bahwa salah satu penyebab terbesar penyakit dan penuaan dini pada manusia adalah banyaknya bahan kimiawi yang ada di lingkungan kita, dan rekayasa genetika yang kerap dilakukan pada budidaya bahan pangan non-organik merupakan salah satu penyebabnya.

Menurut sebuah penelitian, bahwasannya kita semua bisa terpapar dengan pestisida yang pada dasarnya berketerusan. Buah dan sayuran segar yang kita konsumsi beresiko mengandung residu pestisida. The National Academy of Sciences (NAS) tahun 1987 mengeluarkan laporan tentang pestisida dalam makanan. Pada dasar data dalam penelitian, resiko potensial yang diberikan oleh pestisida penyebab kanker dalam makanan kita lebih dari sejuta kasus kanker tambahan dalam masyarakat Amerika selama hidup. Karena sekitar 30 macam pestisida karsinogen (zat pemicu terjadinya kanker) terdapat dalam makanan kita terutama makanan yang berbentuk sayuran serta buah-buahan.

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

1.2 Tujuana. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pestisida da efek pestisida terhadap kesehatan.

Page | 1

Page 2: peptisida

b. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian pestisiada Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang penggolongan

pestisida Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang dampak pestisida Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang cara

penyimpanan pestisida Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang keracunan

pestisida dan jalur masuk pada manusia Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang pencegahan

keracunan pestisida Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang penanggulangan

pestisida

1.3 ManfaatDengan adanya makalah Efek Pestisida Terhadap Kesehatan ini, diharapkan

pembaca lebih bisa meningkatkan kesadaran akan bahaya pestisida bagi kesehatan dan membangun kesadaran terhadap anacaman dan bahaya pestisida tersebut.

Page | 2

Page 3: peptisida

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Peptisiada

Pestisida (Inggris : pesticide) berasal dari kata pest yang berarti hama dan cide yang berarti mematikan/racun. Jadi pestisida adalah racun hama. Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida, pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian

b. Memberantas rerumputanc. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkand. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman tidak termasuk pupuke. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan

atau ternakf. Memberantas atau mencegah hama-hama airg. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam

rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air.

Menurut The United States Environmental Pesticide Control Act, pestisida adalah sebagai berikut:

1. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang.

2. Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman (Djojosumarto, 2004).

Page | 3

Page 4: peptisida

2.2 Penggolongan PeptisidaPestisida mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan daya kerja yang berbeda-

beda, karena itu dikenal banyak macam pestisida. Pestisida dapat digolongkan menurut berbagai cara tergantung pada kepentingannya, antara lain: berdasarkan sasaran yangakan dikendalikan, berdasarkan cara kerja, berdasarkan struktur kimianya dan berdasarkan bentuknya. Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran yang akan dikendalikan yaitu (Wudianto, 2001):

1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa mematikan semua jenis serangga.

2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi/cendawan.

3. Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri.

4. Nematisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda/cacing.5. Akarisida atau sering juga disebut dengan mitisida adalah bahan yang

mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak, dan laba-laba.

6. Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.

7. Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput telanjang, siput setengah telanjang, sumpil, bekicot, serta trisipan yang banyak terdapat di tambak.

8. Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma.

Sedangkan jika dilihat dari cara kerja pestisida tersebut dalam membunuh hama dapat dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu (Ekha, 1988):

1. Racun perutPestisida yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai untuk

membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit. Daya bunuhnya melalui perut.

2. Racun kontakPestisida jenis racun kontak, membunuh hewan sasaran dengan

masuk ke dalam tubuh melalui kulit, menembus saluran darah, atau dengan melalui saluran nafas.

3. Racun gasJenis racun yang disebut juga fumigant ini digunakan terbatas pada

ruanganruangan tertutup.

Page | 4

Page 5: peptisida

Menurut Dep.Kes RI Dirjen P2M dan PL 2000 dalam Meliala 2005, berdasarkan struktur kimianya pestisida dapat digolongkan menjadi :

1. Golongan organochlorin misalnya DDT, Dieldrin, Endrin dan lain-lain Umumnya golongan ini mempunyai sifat: merupakan racun yang

universal, degradasinya berlangsung sangat lambat larut dalam lemak.

2. Golongan organophosfat misalnya diazonin dan basudinGolongan ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : merupakan

racun yang tidak selektif degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di lingkungan, menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan memusnahkan populasi predator dan serangga parasit, lebih toksik terhadap manusia dari pada organokhlor.

3. Golongan carbamat termasuk baygon, bayrusil, dan lain-lainGolongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat

pestisida organophosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan, degradasi tetap cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman untuk hewan, tetapi toksik yang kuat untuk tawon.

4. Senyawa dinitrofenol misalnya morocidho 40ECSalah satu pernafasan dalam sel hidup melalui proses pengubahan

ADP(Adenesone-5-diphosphate) dengan bantuan energi sesuai dengan kebutuhan dan diperoleh dari rangkaian pengaliran elektronik potensial tinggi ke yang lebih rendah sampai dengan reaksi proton dengan oksigen dalam sel. Berperan memacu proses pernafasan sehingga energi berlebihan dari yang diperlukan akibatnya menimbulkan proses kerusakan jaringan.

5. PyretroidSalah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari

beberapa ester yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus Chrysanthemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah : deltametrin, permetrin, fenvalerate. Sedangkan jenis pyretroid yang sintetis yang stabil terhadap sinar matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin, tralometrin, sihalometrin, flusitrinate.

6. FumigantFumigant adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas

atau uap atau asap untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya fumigant merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F), misalnya chlorofikrin, ethylendibromide, naftalene, metylbromide, formaldehid, fostin.

Page | 5

Page 6: peptisida

7. PetroleumMinyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan miksida. Minyak

tanah yang juga digunakan sebagai herbisida.

8. AntibiotikMisanya senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari

mikroorganisme ini mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida.

2.3 Dampak Pestisida Risiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida secara

langsung, yang dapat mengakibatkan keracunan, baik akut maupun kronis. Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala, pusing, mual, muntah, dan sebagainya. Beberapa pestisida dapat menimbulkan iritasi kulit, bahkan dapat mengakibatkan kebutaan.

Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak sadarkan diri, kejang-kejang, bahkan meninggal dunia. Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa, tetapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Djojosumarto, 2004).

Sering kali orang tidak menyadari bahwa mereka keracunan pestisida karena gejala gejalanya mirip dengan masalah kesehatan lainnya misalnya pusing dan kudis. Juga, karena kebanyakan gejala-gejala ini tidak muncul dengan cepat, seperti gangguan sistem syaraf atau kanker, orang tidak menyadari bahwa penyakit mereka mungkin disebabkan oleh pestisida (Quijano, 1999).

1. Sistem SyarafBanyak pestisida yang digunakan di bidang pertanian sangat berbahaya

bagi otak dan syaraf. Bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi sistem syaraf disebut neurotoksin. Beberapa gejala dari penyakit pada otak yang disebabkan oleh pestisida adalah masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma.

2. Sistem KekebalanReaksi alergi adalah gangguan sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini

adalah reaksi yang diberikan tubuh kita terhadap bahan-bahan asing. Pestisida bervariasi dalam mengakibatkan reaksi alergi, setiap orang memberi reaksi berbeda untuk derajat penggunaan pestisida yang berbeda pula. Beberapa jenis pestisida telah diketahui dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara yang lebih berbahaya. Beberapa jenis pestisida dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk menahan dan melawan infeksi. Ini berarti tubuh kita

Page | 6

Page 7: peptisida

menjadi lebih mudah terkena infeksi. Atau, jika telah terjadi infeksi penyakit ini menjadi lebih serius dan makin sulit untuk disembuhkan.

3. Keseimbangan hormonPenelitian terhadap hewan menunjukan bahwa pestisida mempengaruhi

produksi hormon dalam tubuh. Hormon adalah bahan kimia yang diproduksi oleh organorgan seperti otak, tiroit, paratiroit, ginjal, adrenalin, testis dan ovarium untuk mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang penting. Beberapa pestisida mempengaruhi hormon reproduksi yang dapat menyebabkan penurunan produksi sperma pada pria atau pertumbuhan telur yang tidak normal pada wanita. Beberapa pestisida dapat menyebabkan pelebaran tiroid yang akhirnya kanker tiroid.

2.4 Cara Penyimpanan pestisida Pestisida harus disimpan di tempat yang aman dan kering.

Seringkali pestisida disimpan untuk waktu yang lama dan menyebabkan kemasannya bocor .Sering ditemukan kucing, burung, atau binatang lain mati di sekitar gudang penyimpanan pestisida . Hal ini seringkali merupakan tanda-tanda awal adanya bahan kimia yang mulai merembes ke tanah dan air .

Simpan pestisida dalam wadah yang benar. Jangan masukkan pestisida dalam kantong makanan binatang, botol minum,

atau ember air . Pastikan kemasan pestisida tertutup rapat dan disimpan tegak berdiri . Periksa secara berkala apakah ada retak, bocor, dan noda . Perhatikan label kemasan pestisida Jika Anda membeli pestisida dalam jumlah sedikit dan dimasukkan ke dalam

wadah lain, beri label pada wadah dengan nama pestisida dan sebuah gambar yang mencerminkan “bahaya”, contohnya gambar tengkorak dengan 2 tulang berbentuk silang . Jangan gunakan wadah ini untuk kepentingan lain . Simpan pestisida jauh dari jangkauan anak-anak, dalam lemari terkunci, jauh dari makanan .

Angkut pestisida dengan hati-hatiKetika Anda mengangkut atau memindahkan pestisida, letakkan di bak

belakang truk atau di dalam bagasi mobil . Ikat kemasannya dengan kencang agar tidak bergerak dan jatuh .

Jangan bawa pestisida dalam wadah makanan Anda atau di atas kepala . Jangan biarkan anak-anak membeli atau membawa pestisida . Buang kemasan bekas pestisida dengan aman Jangan pernah menggunakan kemasan/wadah pestisida untuk minum,

mencuci, menyimpan makanan, atau untuk apa pun .

2.5 Keracunan Pestisida dan Jalur Masuk Pestisida Pada Manusia

Page | 7

Page 8: peptisida

A. Keracunan PestisidaWalaupun pestisida ini mempunyai manfaat yang cukup besar pada

masyarakat, namun dapat pula memberikan dampak negatif pada manusia dan lingkungan. Pada manusia pestisida dapat menimbulkan keracunan yang dapat mengancam jiwa manusia ataupun menimbulkan penyakit/cacat (Munaf, 1997).

Ada 2 tipe keracunan yang ditimbulkan pestisida, yaitu (Quijano, 1999):1. Keracunan akut

Keracunan akut terjadi bila efek-efek keracunan pestisida dirasakan langsung pada saat itu. Beberapa efek kesehatan akut adalah sakit kepala, pusing, mual, sakit dada, muntah-muntah, kudis, sakit otot, keringat berlebih, kram. Diare, sulit bernafas, pandangan kabur, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Berdasarkan luas keracunan yang ditimbulkan keracunan akut dapat dibagi 2 efek, yaitu:

a. Efek lokal, terjadi bila efek hanya mempengaruhi bagian tubuh yang terkena kontak langsung dengan pestisida. Biasanya berupa iritasi, seperti rasa kering, kemerahan dan gatal-gatal di mata, hidung, tenggorokan dan kulit, mata berair, batuk, dan sebagainya.

b. Efek sistemik muncul bila pestisida masuk ke dalam tubuh manusia dan mempengaruhi seluruh sistem tubuh. Darah akan membawa pestisida ke seluruh bagian dari tubuh dan memengaruhi mata, jantung, paru-paru, perut, hati, lambung, otot, usus, otak, dan syaraf.

2. Keracunan kronisKeracunan kronis terjadi bila efek-efek keracunan pada kesehatan

membutuhkan waktu untuk muncul atau berkembang. Efek-efek jangka panjang ini dapat muncul setelah berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah terkena pestisida. Pestisida memberikan dampak kronis pada sistem syaraf, hati, perut, system kekebalan tubuh, keseimbangan hormon, kanker. Bayi juga dapat terkena pestisidaketika diberi ASI, dapat terjadi jika ibunya terkena pestisida.

Setiap golongan pestisida menimbulkan gejala keracunan yang berbeda-beda karena bahan aktif yang dikandung setiap golongan berbeda. Namun ada pula gejala yang ditimbulkan mirip (Wudianto, 2005).

a. Golongan organofosfat, gejala keracunannya adalah timbul gerakan otot otot tertentu, penglihatan kabur, mata berair, mulut berbusa, banyak berkeringat, air liur banyak keluar, mual, pusing, kejang-kejang, muntah-muntah, detak jantung menjadi cepat, mencret, sesak nafas, otot tidak bisa digerakkan dan akhirnya pingsan. Organofosfat menghambat kerja enzim kholineterase, enzim ini secara normal menghidrolisis asetycholin

Page | 8

Page 9: peptisida

menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system syaraf yang menyebabkan gejala keracunan dan berpengaruh pada seluruh bagian tubuh (Mulachella, 2010)

b. Golongan organoklor, jenis pestisida ini dapat menimbulkan keracunan dengan gejala sakit kepala, pusing, mual, muntah-muntah, mencret, badan lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang, dan kehilangan kesadaran.

c. Golongan karbamat, gejalanya sama dengan gejala yang di timbulkan golongan organofosfat, hanya saja berlangsung lebih singkat karena lebih cepat terurai dalam tubuh.

d. Golongan bipiridilium, setelah 1-3 jam pestisida masuk dalam tubuh baru timbul sakit perut, mual, muntah-muntah, dan diare.

e. Gologan arsen, tingkat akut akan terasa nyeri pada perut, muntah, dan diare, sementara keracunan semi akut ditandai dengan sakit kepala dan banyak keluar air ludah.

f. Golongan antikoagulan, gejala yang ditimbulkan seperti nyeri punggung, lambung dan usus, muntah-muntah, perdarahan hidung dan gusi, kulit berbintik-bintik merah, kerusakan ginjal.

Menurut WHO 1986, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keracunan pestisida antara lain :1. Dosis.

Dosis pestisida berpengaruh langsung terhadap bahaya keracunan pestisida, karena itu dalam melakukan pencampuran pestisida untuk penyemprotan petani hendaknya memperhatikan takaran atau dosis yang tertera pada label. Dosis atau takaran yang melebihi aturan akan membahayakan penyemprot itu sendiri. Setiap zat kimia pada dasarnya bersifat racun dan terjadinya keracunan ditentukan oleh dosis dan cara pemberian.

2. Toksisitas senyawa pestisida. Merupakan kesanggupan pestisida untuk membunuh sasarannya.

Pestisida yang mempunyai daya bunuh tinggi dalam penggunaan dengan kadar yang rendah menimbulkan gangguan lebih sedikit bila dibandingkan dengan pestisida dengan daya bunuh rendah tetapi dengan kadar tinggi. Toksisitas pestisida dapat diketahui dari LD 50 oral dan dermal yaitu dosis yang diberikan dalam makanan hewan-hewan percobaan yang menyebabkan 50% dari hewan-hewan tersebut mati.

3. Jangka waktu atau lamanya terpapar pestisida. Paparan yang berlangsung terus-menerus lebih berbahaya daripada

paparan yang terputus-putus pada waktu yang sama. Jadi pemaparan yang telah lewat perlu diperhatikan bila terjadi resiko pemaparan baru. Karena

Page | 9

Page 10: peptisida

itu penyemprot yang terpapar berulang kali dan berlangsung lama dapat menimbulkan keracunan kronik.

4. Jalan masuk pestisida dalam tubuh. Keracunan pestisida terjadi bila ada bahan pestisida yang mengenai

dan/atau masuk ke dalam tubuh dalam jumlah tertentu. Keracunan akut atau kronik akibat kontak dengan pestisida dapat melalui mulut, penyerapan melalui kulit dan saluran pernafasan. Pada petani pengguna pestisida keracunan yang terjadi lebih banyak terpapar melalui kulit dibandingkan dengan paparan melalui saluran pencernaan dan pernafasan (Afriyanto, 2008).

B. Jalur Masuk Pestisida Pada ManusiaPestisida dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui berbagai rute, yakni

(Djojosumarto, 2004):1. Penetrasi lewat kulit (dermal contamination)

Pestisida yang menempel di permukaan kulit dapat meresap ke dalam tubuh dan menimbulkan keracunan. Kejadian kontaminasi pestisida lewat kulit merupakan kontaminasi yang paling sering terjadi. Pekerjaan yang menimbulkan resiko tinggi kontaminasi lewat kulit adalah:

a. Penyemprotan dan aplikasi lainnya, termasuk pemaparan langsung oleh droplet atau drift pestisida dan menyeka wajah dengan tangan, lengan baju, atau sarung tangan yang terkontaminsai pestisida.

b. Pencampuran pestisida.c. Mencuci alat-alat aplikasi

2. Terhisap lewat saluran pernafasan (inhalation)Keracunan pestisida karena partikel pestisida terhisap lewat hidung

merupakan terbanyak kedua setelah kulit. Gas dan partikel semprotan yang sangat halus (kurang dari 10 mikron) dapat masuk ke paru-paru, sedangkan partikel yang lebih besar (lebih dari 50 mikron) akan menempel di selaput lendir atau kerongkongan. Pekerjaan-pekerjaan yang menyebabkan terjadinya kontaminasi lewat saluran pernafasan adalah :

a. Bekerja dengan pestisida (menimbang, mencampur, dsb) di ruang tertutup atau yang ventilasinya buruk.

b. Aplikasi pestisida berbentuk gas atau yang akan membentuk gas, aerosol, terutama aplikasi di dalam ruangan, aplikasi berbentuk tepung mempunyai resiko tinggi.

c. Mencampur pestisida berbentuk tepung (debu terhisap pernafasan).

3. Masuk ke dalam saluran pencernaan makanan lewat mulut (oral)Pestisida keracunan lewat mulut sebenarnya tidak sering terjadi

dibandingkan dengan kontaminasi lewat kulit. Keracunan lewat mulut dapat terjadi karena :

Page | 10

Page 11: peptisida

a. Kasus bunuh diri.b. Makan, minum, dan merokok ketika bekerja dengan pestisida.c. Menyeka keringat di wajah dengan tangan, lengan baju, atau sarung

tangan yang terkontaminasi pestisida.d. Drift pestisida terbawa angin masuk ke mulut.e. Makanan dan minuman terkontaminasi pestisida.

2.6 Pencegahan Keracunan PestisidaMenurut Djojosumarto (2004) ada beberapa langkah-langkah untuk

menjaminkeselamatan dalam penggunaan pestisida adalah sebagai berikut:1. Sebelum melakukan penyemprotan

a. Jangan melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida bila merasa tidak sehat.

b. Jangan mengijinkan anak-anak berada di sekitar tempat pestisida yang akan digunakan atau mengijinkan anak-anak melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida.

c. Catat nama pestisida yang digunakan dan jika dapat catat juga nama bahan aktifnya. Catatan ini penting bagi dokter bila terjadi sesuatu.

d. Pakaian dan peralatan perlindungan sudah harus dipakai sejak persiapan penyemprotan, misalnya ketika menakar dan mencampur pestisida.

e. Jangan masukkan rokok, makanan, dan sebagainya ke dalam kantung pekerjaan.

f. Periksa alat-alat aplikasi sebelum digunakan. Jangan menggunakan alat semprot yang bocor. Kencangkan sambungan-sambungan yang sering terjadi bocor.

g. Siapkan air bersih dan sabun di dekat tempat kerja untuk mencuci tangan dan keperluan lain.

h. Siapkan handuk kecil yang bersih dalam kantung plastik tertutup dan dibawa ke tempat kerja.

2. Ketika melakukan aplikasia. Perhatikan arah angin. Jangan melakukan penyemprotan yang menentang

arah angin keran drift pestisida dapat membalik dan mengenai diri sendiri.

b. Jangan membawa makanan, minuman, dan rokok dalam kantung pakaian kerja.

c. Jangan makan, minum, atau merokok selama menyemprot atau mengaplikasikan pestisida.

d. Jangan menyeka keringat di wajah dengan tangan, sarung tangan, atau lengan baju yang terkontaminasi petisida untuk menghindari pestisida masuk ke mata atau mulut. Untuk keperluan itu gunakan handuk bersih untuk menyeka keringat atau kotoran diwajah.

Page | 11

Page 12: peptisida

e. Bila nozzle tersumbat, jangan meniup nozzle yang terkontaminasi langsung dengan mulut.

3. Sesudah aplikasia. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih segera sesudah pekerjaan selesai.b. Segera mandi setelah sampai dirumah dan ganti pakaian kerja dengan

pakaian sehari-hari.c. Jika tempat kerja jauh dari rumah dan harus mandi dekat tempat kerja,

sediakan pakaian bersih dalam kantung plastik tertutup. Sesudah ganti pakaian, bawalah pakaian kerja dalam kantung tersendiri.

d. Cuci pakaian kerja terpisah dari cucian lainnya.e. Makan, minum, atau merokok hanya dilakukan sesudah mandi atau

seketika sesudah mencuci tangan dengan sabun.

2.7 Penanggulangan Bila Terhirup Pestisida Bila pestisida dilepas ke udara, kita menghirupnya melalui hidung dan

mulut. Begitu masuk ke paru-paru, dengan cepat pestisida masuk ke dalam darah dan menyebar racun ke seluruh tubuh .Beberapa pestisida tidak berbau sehingga sulit diketahui keberadaannya di udara .Umumnya bentuk pestisida yang menyebar di udara adalah fumigan (pengasap), aerosol, pengabut, bom asap, pest strips (pestisida yang dilekat pada potongan kertas), penyemprot, dan residu dari penyemprotan. Anda dapat pula menghirup debu pestisida di tempat penyimpanan, atau saat sedang digunakan di dalam ruangan tertutup seperti rumah kaca, atau ketika sedang diangkut ke lahan pertanian .

Debu yang mengandung pestisida di udara dapat menyebar dan mengotori wilayah yang jauh dari tempat dimana bahan ini digunakan .Dengan demikian debu pestisida mudah masuk ke dalam rumah-rumah .

Bila Anda merasa telah menghirup pestisida, segeralah menjauh dari pestisida! Jangan tunggu sampai kondisi memburuk .

PerawatanJika Anda atau orang lain menghirup pestisida:

• Tinggalkan segera daerah di mana ia menghirup racun, terutama jika dalam ruangan tertutup .

• Hiruplah udara segar .• Longgarkan pakaian untuk memudahkan bernapas .• Duduk dengan posisi kepala diangkat dan bahu ditegakkan .• Bila orang tersebut tidak sadarkan diri, baringkan dalam posisi miring dan

awasi agar ia dapat bernapas dengan lancar .• Bila orang tersebut tidak bernapas, segera lakukan pernapasan dari mulut ke

mulut.• Carilah pertolongan medis. Bawa serta label informasi atau nama

pestisidanya

Page | 12

Page 13: peptisida

BAB III

PEMBAHASAN DAN DOKUMEN

3.1 Pembahasan a. Kasus Keracunan

Contoh kasus seperti yang dialami oleh salah satu petani di sebuah kabupaten yang bernama Ibu S. Ibu S berumur 47 tahun, dan beliau sudah menjadi petani hortikultura di daerah tersebut selama lebih dari 10 tahun. Selama itu pula beliau terpapar pestisida yang digunakan untuk menyemprot tanaman pertaniannya.

Racun pestisida ini masuk ke dalam tubuh bisa melalui kulit karena beliau tidak pernah menggunakan sarung tangan, dan terhirup lalu masuk melalui ssistem pernafasan karena beliau tidak menggunakan masker. Selain itu penyemprotan dilakukan secara berlawanan arah dengan arah angin, sehingga pestisida yang disemprotkan berbalik terbawa angin ke arah Ibu S. Seharusnya penyemprotan dilakukan searah dengan arah angin.

Ibu S mengaku sering merasa pusing, berkunang-kunang, banyak berkeringat, mengalami batuk, tangannya bergetar sendiri (tremor), sakit di persendian, sering lupa atau hilang ingatan, dan sudah lama terdapat benjolan di lehernya (mengalami pembesaran kelenjar tiroid). Beliau juga mengatakan bahwa pernah memeriksakan benjolan tersebut ke dokter. Awalnya dokter hanya memberikan obat pada Ibu S. Namun benjolan tersebut tak kunjung hilang, dan ketika Ibu S kembali memeriksakannya, dokter menyarankan agar benjolan tersebut dioperasi.

Terbentur keadaan ekonomi yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, Ibu S pun mengurungkan niat untuk menghilangkan benjolan tersebut dan menolak saran dokter untuk operasi. Beliau membiarkan benjolan tersebut hingga sekarang mengeras, karena dirasa tidak sakit dan mengaku bahwa tidak terganggu dengan adanya benjolan tersebut. Padahal jika menurut saran dokter benjolan tersebut seharusnya dioperasi, berarti pembesaran kelenjar tiroid yang terjadi sudah parah atau mungkin sudah menjadi kanker, seperti yang telah dijelaskan di atas. Sehingga hal ini perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius, sebelum terjadi hal yang lebih buruk lagi.

Peran Puskesmas juga sangat penting dalam pencegahan terjadinya penyakit yang lebih serius akibat dari pebesaran kelenjar gondok yang tidak segera ditangani. Kurangnya penyuluhan dari Puskesmas atau tenaga ahli kesehatan setempat mengenai bahaya dari gejala-gejala atau tanda penyakit yang muncul pada petani, membuat para petani ini sering menyepelekan gejala atau penyakit yang mereka alami atau mereka derita. Termasuk salah satunya contohnya adalah pengakuan dari Ibu S seperti yang telah diterangkan di atas.

Page | 13

Page 14: peptisida

b. Pembahasan

Kebanyakan dari gejala-gejala keracunan pestisida tidaklah spesifik. Ini berarti penyakit lain atau kondisi lain dapat mengakibatkan gejala yang sama. Contohnya adalah sakit kepala yang mungkin muncul akibat hal-hal lain.Jika Anda keracunan ringan atau moderat, akan sulit untuk menentukan apakah gejala-gejala tersebut merupakan akibat dari flu, sakit perut atau keadaan medis lainnya. Tapi jika Anda tidak sakit ketika berangkat bekerja dan segera menjadi sakit setelah bekerja dengan pestisida maka kemungkinan pestisida adalah penyebab penyakit tersebut. Jika pekerja lain yang menggunakan pestisida, juga merasakan gejala yang sama maka kemungkinan besar, hal itu adalah kasus keracunan pestisida. Jika Anda tidak yakin apa yang penyebab gejala tersebut, lebih baik mengira bahwa penyebabnya adalah pestisida.

c. Tindakan yang dilakukan jika merasa seperti keracunan pestisida Yang pertama dan paling penting berhenti bekerja dengan pestisida

secepatnya. Tinggalkan tempat kerja! Jika Anda pikir bahwa anda keracunan karena terkena pestisida melalui

kulit, ganti baju dan cucilah bahan-bahan kimia tersebut dengan sabun dan air.

Beritahu orang lain -anggota keluarga, rekan kerja atau supervisor- tentang gejala gejala ini dan mintalah bantuan mereka untuk mencari perawatan kesehatan.

Jika Anda menderita keracunan akut, Anda membutuhkan perawatan kesehatan darurat. Bahkan jika Anda tidak yakin tentang penyebab gejala-gejala tersebut, carilah cara aman dan keluar segera.

b. Caranya Seorang Pekerja Kesehatan Mengetahui Gejala Akibat Keracunan PestisidaPekerja kesehatan perlu mengetahui hal-hal berikut ini:

Nama pestisida yang Anda gunakan dalam bekerja Berapa banyak yang dipakai Keadaan sekitar. Jelaskan dari mana pestisida masuk ke tubuh Anda

(melalui kulit, paru-paru, perut atau kombinasinya) dan alasan keracunan (sengaja, kecelakaan, salah penggunaan, atau kelebihan dosis)

Waktu terkena dan berapa cepat gejala-gejala itu muncul Apa gejala-gejalanya. Akan lebih berguna jika anda dapat menjelaskan

gejala gejala Anda sesuai dengan urutan waktu muncul Apakah pekerja lainnya mengalami gejala yang sama Jika Anda menggunakan pestisida tipe gas syaraf (carbamat atau

organofosfat), dokter Anda akan meminta tes cholinesterase.

Page | 14

Page 15: peptisida

Cholinesterase adalah enzim dalam darah yang diperlukan agar syaraf dapat berfungsi dengan baik. Ketika seseorang keracunan organofosfat atau carbamat, tingkat cholinesterase akan turun.

Ada dua tipe cholinesterase dalam darah. Yang satu terdapat dalam sel darah merah dan satunya dalam plasma darah. Karena itu ada dua tipe tes cholinesterase. Karena kedua tes ini memeriksa hal yang berbeda maka akan lebih baik jika keduanya dilakukan. Tetapi jika anda hanya dapat melakukan satu tes lebih baik jika anda melakukan tes kadar cholinesterase yang ada dalam sel darah merah. Karena tes jenis ini dapat memberikan petunjuk pada dokter perawatan yang paling efektif.

Page | 15

Page 16: peptisida

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kita semua bisa terpapar dengan pestisida yang pada dasarnya berketerusan. Buah dan sayuran segar yang kita konsumsi beresiko mengandung residu pestisida. Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

4.2 Saran Petani dan pengguna pestisida pada perlu mengetahui nama dagang ataupun

nama umum pestisida agar tidak salah memilih pestisida. Jangan menyemprot pestisida dengan melawan arah angin, karena cairan

semprot bisa mengenai orang yang menyemprot. Jangan makan dan minum atau merokok pada saat melakukan penyemprotan. Alat penyemprot segera dibersihkan setelah selesai digunakan. Air bekas

cucian sebaiknya dibuang ke lokasi yang jauh dari sumber air dan sungai. Setelah penyemprot segera mandi dengan bersih menggunakan sabun dan

pakaian yang digunakan segera dicuci.

Page | 16