Penyusunan Tes

30
Penyusunan Tes Penyusunan Tes Oleh: Budi Usodo Oleh: Budi Usodo

description

Penyusunan Tes. Oleh: Budi Usodo. Langkah-Langkah Konstruksi Tes Hasil Belajar. M enginventarisasi bahan yang telah diajarkan, M enyusun spesifikasi tes, M enyusun butir-butir soal beserta kuncinya, M enelaah butir-butir tes, M elakukan uji coba, - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Penyusunan Tes

Page 1: Penyusunan Tes

Penyusunan TesPenyusunan TesPenyusunan TesPenyusunan Tes

Oleh: Budi UsodoOleh: Budi Usodo

Page 2: Penyusunan Tes

Langkah-Langkah Konstruksi Tes Hasil Belajar

1. Menginventarisasi bahan yang telah diajarkan,

2. Menyusun spesifikasi tes, 3. Menyusun butir-butir soal beserta kuncinya, 4. Menelaah butir-butir tes, 5. Melakukan uji coba, 6. Melakukan analisis tes dan analisis butir soal

berdasarkan hasil uji coba, 7. Melakukan revisi terhadap butir-butir soal

yang kurang baik, 8. Penetapan Tes

Page 3: Penyusunan Tes

Penyusunan Spesifikasi Tes

Penyusunan spesifikasi tes biasanya mencakup: penentuan tujuan, pembuatan kisi-kisi, pemilihan jenis tes, dan penentuan banyaknya butir pada setiap kompetensi dasar atau setiap indikator.

Page 4: Penyusunan Tes

Jenis Tes

Tipe Tes Uraian Tes uraian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

tes uraian bebas dan tes uraian terbatas. Pada tes uraian bebas, peserta tes dapat

dengan bebas menyatakan pendapat dan/atau penalarannya masing-masing. Boleh jadi, masing-masing peserta tes mengemukakan jawaban yang berbeda, walaupun mungkin sama-sama benarnya.

Contoh: Bagaimanakah pendapat Anda mengenai

pembelajaran matematika di sekolah dasar sekarang ini?

Page 5: Penyusunan Tes

Keunggulan Tes Uraian

menghendaki pengorganisasian jawaban, sehingga dari tes uraian dapat dilihat jalan pikiran peserta tes,

jawaban disampaikan berdasarkan kata-kata dan tulisannya sendiri, sehingga dapat dilihat kejernihan jalan pikiran peserta tes,

mudah menyusun soalnya, dan dapat membedakan secara jelas

kemampuan masing-masing siswa.

Page 6: Penyusunan Tes

Kelemahan tes uraian

bahan yang diliput terbatas, waktu yang dipakai untuk

menjawab soal tes uraian lama, penilaian yang subjektif sukar dalam memberikan skor.

Page 7: Penyusunan Tes

Hal-hal untuk mengurangi kelemahan

Tetapkanlah dengan tepat hal-hal atau faktor-faktor yang diukur.

Bacalah dulu beberapa contoh jawaban untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kualitas seluruh peserta tes.

Berdasarkan analisis pada langkah kedua, buatlah rubrik (kriteria pemberian skor) yang terkait dengan soal tersebut.

Periksalah setiap butir soal dalam satu waktu tertentu,

Sedapat mungkin periksalah jawaban-jawaban soal tanpa mengetahui siapa penjawabnya.

Page 8: Penyusunan Tes

Tes Uraian

Tes uraian terbatas, walaupun jawaban dari peserta tes diurai menurut jalan pikiran masing-masing peserta tes, tetapi jawaban yang benar telah dapat diduga terlebih dulu.

Contoh: Dengan menggambar grafik fungsi

kuadratnya terlebih dulu, selesaikan pertidaksamaan .0652 xx

Page 9: Penyusunan Tes

Tes Objektif

Tes objektif adalah tes yang menghendaki peserta tes untuk memilih di antara kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, atau mengisi titik-titik yang disediakan.

Tipe Tes Objektif dapat dibedakan atas lima jenis, yaitu: (1) tes benar-salah, (2) tes isian singkat, (3) tes jawaban singkat, (4) tes menjodohkan, dan (5) tes pilihan ganda

Page 10: Penyusunan Tes

Keunggulan tes objektif

mudah, cepat, dan objektif dalam pemberian skor,

dapat mencakup bahan yang luas, kemungkinan jawaban yang salah

dan yang benar dapat dengan mudah dilihat, dan

butir soal dengan tipe objektif dapat digunakan berulang kali.

Page 11: Penyusunan Tes

Kelemahan tes objektif

sulit dipakai untuk mengukur aspek kemampuan yang tinggi,

memerlukan waktu yang lama dalam penyusunan soalnya,

jawaban soal tes objektif dapat diterka,

tidak dapat membedakan secara jelas kemampuan masing-masing siswa.

Page 12: Penyusunan Tes

1. Saripati permasalahan harus ditempatkan pada pokok soal (Stem)

2. Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan

3. Hindari rumusan kata yang berlebihan

4. Bila pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di tengah-tengah kalimat

5. Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana

Page 13: Penyusunan Tes

6. Hindari kata-kata teknis, ilmiah atau istilah yang aneh atau mentereng

7. Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar

8. Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah

9. Hindari adanya petunjuk / indikator pada jawaban yang benar

10. Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi “semua yang di atas benar” atau “tidak satu pun yang di atas benar”

Page 14: Penyusunan Tes

11. Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan

12. Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu

13. Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan positif

Page 15: Penyusunan Tes

Hierarkhi Taraf kompetensi kognitifHierarkhi Taraf kompetensi kognitif

Page 16: Penyusunan Tes

Taksonomi Bloom

1. Aspek pengetahuan Tujuan pembelajaran pada aspek pengetahuan

berkenaan dengan ingatan bahan yang telah dipelajari, yang biasanya cenderung bersifat hafalan.

Contoh: Lambang 0,25 adalah lambang untuk ... . a. bilangan asli b. bilangan cacah c. pecahan d. bilangan kompleks e. bilangan bulat

Page 17: Penyusunan Tes

Taksonomi Bloom

2. Aspek PemahamanTujuan pembelajaran pada aspek pemahaman

berkenaan dengan kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran, namun dalam tingkatan yang rendah, misalnya mampu mengubah suatu informasi ke dalam informasi lain yang lebih bermakna dan memberikan suatu interpretasi.

Aspek pemahaman ada 3: (1) Pengubahan, (2) Pemberian arti, (3) pemerkiraan

Contoh Dalam diagarm Venn himpunan AU(B-C) adalah

….

Page 18: Penyusunan Tes

Taksonomi Bloom

3. Aspek PenerapanTujuan pada aspek ini telah tercapai jika siswa telah

dapat menggunakan apa yang telah diperolehnya dalam situasi khusus yang baru, baik yang masih terdapat dalam satu mata pelajaran maupun penggunaannya di mata pelajaran lain.

Contoh: Aku adalah suatu bilangan. Jika aku dikalikan 7

dan kemudian ditambah dengan kuadrat aku, maka hasilnya adalah nol. Andaikan aku adalah bilangan bulat, maka aku adalah ...

Page 19: Penyusunan Tes

Taksonomi Bloom

4. Aspek AnalisisTujuan pembelajaran pada aspek analisis ingin

melihat apakah siswa telah dapat mengurai suatu sistem ke dalam bagian-bagiannya, mencari hubungan antara bagian-bagiannya, dan mengenal bagian-bagian itu sebagai satu sistem yang baru.

Contoh . Diketahui m dan n bilangan ganjil positif yang

kurang daripada 5 dengan n < m. Bilangan genap positif terbesar yang dapat membagi bilangan dengan bentuk adalah ... 22 nm

Page 20: Penyusunan Tes

Taksonomi Bloom

5. Aspek SintesisTujuan pembelajaran pada aspek sintesis

ingin melihat apakah siswa telah dapat bekerja dengan bagian-bagian, elemen-elemen, atau unsur-unsur untuk kemudian menyusunnya menjadi suatu sistem yang baru

Contoh: Buktikan bahwa jumlah n bilangan ganjil

yang pertama adalah n2. Tunjukkan bahwa A = {x | x3 = 1} adalah

group perkalian.

Page 21: Penyusunan Tes

Taksonomi Bloom

6. Aspek EvaluasiTujuan pembelajaran pada aspek evaluasi telah

dapat dicapai oleh siswa jika siswa telah mampu membuat kriteria, memberikan pertimbangan, mengkaji (kekeliruan, ketepatan, ketetapan), dan mampu menilai

Contoh: Beberapa orang mengatakan bahwa sistem

desimal adalah sistem penulisan bilangan yang paling unggul. Jelaskan mengapa beberapa orang berpendapat seperti itu!

Page 22: Penyusunan Tes

Non-Tes

Alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar yang diungkap melalui non-tes terutama digunakan untuk mengetahui apa yang dilakukan siswa daripada apa yang diketahui atau dipahaminya.

Page 23: Penyusunan Tes

Jenis non tes

1. Skala Lajuan (Rating Scale) Skala lajuan adalah alat ukur non-tes

yang menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu yang diobservasi yang menyatakan posisi sesuatu dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain.

Tipe skala lajuan, di antaranya: (1) numerical rating scale dan (2) descriptive graphic rating scale

Page 24: Penyusunan Tes

Numerical Rating Scale

Komponen NRS adalah pernyataan tentang karakteristik tertentu dari suatu yang diukur keberadaanya yang diikuti oleh angka yang menunjukkan kualitas keberadaan tersebut

Page 25: Penyusunan Tes

Contoh NRS

Nama siswa yang diamati:

1. Seberapa aktif siswa berpartisipasi dalam kegiatan diskusi?

2. Seberapa baik jalinan hubungan baik antara siswa tersebut dengan kelompoknya?

3. Seberapa besar kontribusi siswa dalam pemecahan permasalahan persoalan yang muncul dalam diskusi?

4. dst

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

Page 26: Penyusunan Tes

Discriptive Graphic Rating Scale

DGS hampir sama dengan NRS, bedanya adalah kualitas sesutau yang dikerjakan digambarkan dalam suatu kontinum pada suatu garis

Page 27: Penyusunan Tes

Contoh DGRS

Nama siswa yang diamati:

1. Seberapa aktif siswa berpartisipasi dalam kegiatan diskusi?

2. Seberapa baik jalinan hubungan baik antara siswa tersebut dengan kelompoknya?

3. Seberapa besar kontribusi siswa dalam pemecahan permasalahan persoalan yang muncul dalam diskusi?

4. dst

Sangat sangatTdk Aktif aktif

Sangat sangat Tdk baik baik

Sangat sangatTdk berarti berarti

Page 28: Penyusunan Tes

Jenis non tes

2. Skala Sikapa. Skala Likert Prinsip utama skala Likert adalah

menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum suatu aspek terhadap suatu objek, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif. Penentuan lokasi itu dilakukan dengan mengkuantifikasi pendapat seseorang terhadap pertanyaan atau pernyaataan yang disediakan.

Page 29: Penyusunan Tes

Contoh skala Likert

Jawablah butir soal dengan memberi tanda cek

Pernyataan SS S N TS STS

1. Matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari

2. Untuk mendapat nilai tinggi, saya harus bekerja keras

3. Saya tidak perlu belajar keras, karena guru akan memberi nilai baik kepada saya

4. dst

Page 30: Penyusunan Tes

Jenis non tes

b. Skala Thurstone Skala Thurstone mirip dengan skala

Likert, namun biasanya rentangan skala pada skala Thurtone lebih lebar, berkisar antara 7 sampai dengan 11 skala.