PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG...

73
LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL Oleh: Ening Ariningsih Agus S. Somantri Hermanto Sri Hery Susilowati Atien Priyanti Wisri Puastuti I Putu Wardana Nuning Argo Subekti Puspitasari Sabilal Fahri Idrus Hasmi Agung Prabowo Uning Budiharti Mewa Ariani PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2013

Transcript of PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG...

Page 1: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

0

LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013

PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN

BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL

Oleh:

Ening Ariningsih

Agus S. Somantri Hermanto

Sri Hery Susilowati Atien Priyanti Wisri Puastuti

I Putu Wardana Nuning Argo Subekti

Puspitasari

Sabilal Fahri Idrus Hasmi

Agung Prabowo Uning Budiharti

Mewa Ariani

PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

2013

Page 2: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

1

PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL

Undang-Undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan bahwa

Ketahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai

dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta

tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk

dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.”

Undang-Undang tentang Pangan tersebut juga mengamanatkan bahwa

tujuan pembangunan pangan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan

kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan. Dengan

demikian, ketahanan pangan harus diwujudkan secara merata di seluruh wilayah

tanah air, secara berkelanjutan, dengan seoptimal mungkin memanfaatkan

sumberdaya, kelembagaan, budaya dan kearifan lokal.

Indonesia sebagai negara agraris dan negara maritim yang memiliki potensi

besar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, bahkan berpotensi untuk

memasok bagi kebutuhan pangan global. Oleh karena itu, arah dan kebijakan

ketahanan pangan harus didorong untuk mengoptimalkan pemanfaatan

sumberdaya lokal dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan bagi segenap

rakyatnya dalam kerangka kemandirian pangan. Dalam hal ini, Undang-Undang

No. 18 tahun 2012 tentang Pangan mendefinisikan bahwa Kemandirian Pangan

sebagai “kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang

beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan

pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan

potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara

bermartabat”.

Dalam upaya untuk mewujudkan kemandirian pangan sumber daya pangan

lokal memiliki peran yang sangat penting, baik sebagai bahan komplementer

maupun substitusi pengganti beras atau bahan pangan lain yang sampai saat ini

masih harus diimpor. Banyak faktor yang mempengaruhi proses untuk tercapainya

kemandirian pangan baik dilihat dari perilaku masyarakat, peran pemerintah,

Page 3: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

2

ketersediaan unsur pendukung pembangunan pertanian lainnya. Oleh karena itu,

analisis kebijakan dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis sumber daya

lokal perlu disusun, dan di antaranya adalah melalui sistem modeling dengan

indikator yang dapat diukur secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan serta

dapat disimulasikan terlebih dahulu sebelum diterapkan di lapangan.

“Analisis Kebijakan Kemandirian Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal melalui

Pendekatan Systems Modelling” ini disusun oleh Tim Modelling lintas instansi

dalam lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (PSEKP, BBP2TP,

Puslitbangtan, Puslitbanghort, BB Mektan, dan BB Pasca Panen) berdasarkan SP

Kepala Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Nomor

1003/KP.340/I.7/08/2013. Penyusunan model dilakukan melalui beberapa tahap,

termasuk melalui kegiatan Focus Group Discussion yang dihadiri oleh peneliti-

peneliti senior Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian untuk

memperoleh masukan-masukan yang digunakan untuk perbaikan model. Setelah

melalui berbagai penyempurnaan system modelling ini dipresentasikan pada

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Ke-33 di Padang, Sumatera Barat, pada

tanggal 21 Oktober 2013 oleh Ketua Tim Modelling Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian.

Kegiatan penyusunan model ini diawali dengan pertemuan-pertemuan yang

dimaksudkan untuk konsolidasi tim, menyamakan persepsi anggota tim, dan

mendiskusikan apa dan langkah apa saja yang harus dilakukan dalam penyusunan

model ini, sehingga sampai pada rencana kerja Tim (Lampiran 1) sebagai acuan

kerja pada waktu konsinyasi penyusunan model. System Modelling sebagai hasil

dari konsinyasi tersebut (Lampiran 2) kemudian disampaikan pada kegiatan Focus

Group Discussion yang dihadiri oleh peneliti-peneliti senior Pusat Analisis Sosial

Ekonomi dan Kebijakan Pertanian untuk memperoleh masukan-masukan yang

digunakan untuk perbaikan model. Kegiatan Focus Group Discussion ini dipimpin

oleh Kepala Pusat Sosial Ekonomi Pertanian.

Berdasarkan masukan-masukan yang diterima pada waktu Focus Group

Discussion tersebut Tim melakukan perbaikan model (Lampiran 3) yang kemudian

disampaikan kepada Ketua Tim Modelling Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian, Dr. Agung Hendriadi, yang kemudian disempurnakan dan

Page 4: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

3

dipresentasikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Ke-33 di Padang,

Sumatera Barat, pada tanggal 21 Oktober 2013 oleh Ketua Tim Modelling Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Makalah dan bahan presentasi dengan

judul “Analisis Kebijakan Kemandirian Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Melalui

Pendekatan Systems Modelling” tersebut disajikan berturut-turut pada Lampiran 4

dan Lampiran 5.

Kesimpulan dari model tersebut, berdasarkan kondisi eksisting dari pola

pangan nasional yang ada saat ini, maka analisis kebijakan untuk menuju

kemandirian pangan berbasis sumber daya lokal didasarkan atas elemen-elemen

pembangun tercapainya ketahanan pangan nasional yaitu: a) konsumsi (beragam,

bergizi, merata, dan terjangkau, b) diversifikasi pangan, c) perubahan perilaku

konsumsi, d) akses pangan, e) ketersediaan pangan, f) neraca pangan, g)

produksi, h) impor, i) harga pangan, j) ekstensifikasi, k) intensifikasi, l) daya beli

masyarakat, m) distribusi pangan, n) penyuluhan/alses informasi, o) keamanan

pangan, dan p) daya saing. Dalam proses analisis kebijakan, dikategorikan ke

dalam tiga subsistem, yaitu: subsistem ketersediaan, subsistem konsumsi dan

subsistem pemanfaatan pangan yang dimanifestasikan dalam peningkatan daya

saing pangan, dan subsistem akses pangan.

Rekomendasi yang disarankan berdasarkan dinamika sistem untuk

kebijakan dalam rangka menuju sistem ketahanan dan kemandirian pangan

nasional berbasis sumber daya lokal adalah:

1. Meningkatkan ketersediaan pangan melalui intensifikasi sebesar 5% (Kacang,

sayur dan buah), melalui penggunaan benih berkualitas, adopsi pupuk

berimbang, pengairan yang cukup dan penerapan sistem mutu (GAP dan

GHP) serta ekstensifikasi dan rehabilitasi lahan sebesar 5% (sayur dn buah)

melalui pembukaan lahan pertanian;

2. Meningkatkan daya saing produk pangan sebesar 20% melalui peningkatan

preferensi, mutu, harga, akses informasi, keamanan pangan, akses air bersih,

dan penyebaran informasi;

3. Peningkatan akses pangan sebesar 10% melalui peningkatan sarana jalan,

penambahan sarana listrik, perbaikan sarana prasarana distribusi secara

berkala dan perbaikan sarana pasar;

Page 5: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

4

4. Peningkatan kerjasama (sinergi) antar sektor dan lembaga terkait dalam

pencapaian kemandirian, kedaulatan dan/atau ketahanan pangan.

Page 6: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

5

Lampiran 1. Rencana Kerja Tim Sistem Modelling Kemandirian Pangan

Page 7: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

6

Page 8: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

7

Page 9: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

8

Page 10: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

9

Page 11: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

10

Page 12: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

11

Page 13: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

12

Page 14: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

13

Page 15: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

14

Page 16: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

15

Page 17: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

16

Page 18: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

17

Lampiran 2. Bahan Presentasi System Modelling Mendukung Kemandirian Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal pada Focus Group Discussion, PSE-KP,

30 September 2013

Page 19: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

18

Page 20: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

19

Page 21: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

20

Page 22: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

21

Page 23: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

22

Page 24: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

23

Page 25: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

24

Page 26: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

25

Page 27: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

26

Page 28: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

27

Page 29: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

28

Page 30: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

29

Lampiran 3. Bahan Presentasi System Modelling Mendukung Kemandirian Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Setelah Focus Group Discussion

Page 31: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

30

Page 32: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

31

Page 33: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

32

Page 34: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

33

Page 35: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

34

Page 36: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

35

Page 37: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

36

Page 38: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

37

Page 39: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

38

Page 40: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

39

Page 41: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

40

Page 42: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

41

Page 43: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

42

Page 44: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

43

Lampiran 4. Makalah Analisis Kebijakan Kemandirian Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Melalui Pendekatan Systems Modelling

ANALISIS KEBIJAKAN KEMANDIRIAN PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA

LOKAL MELALUI PENDEKATAN SYSTEMS MODELLING1)

Agung Hendriadi2)

Abstrak

Kemandirian Pangan merupakan kemampuan negara dan bangsa dalam

dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai ditingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia,sosial,

ekonomi dan kearifan lokal secara bermartabat. Analisis kebijakan kemandirian pangan berbasis sumber daya lokal berdasarkan dinamika sistem, merupakan

upaya untuk merumuskan kebijakan yang dapat diimplementasikan berdasarkan simulasi-simulasi yang diarahkan pada keberpihakan pemerintah terhadap pelaku

utama produsen pangan dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal sesuai amanah UU No. 18 Tahun 2012 tentang Kemandirian Pangan. Melalui proses analisis kebijakan yang dikategorikan ke dalam tiga subsistem (subsistem

ketersediaan, konsumsi-peningkatan daya saing pangan, dan akses pangan), maka kemandirian pangan berbasis sumber daya lokal dapat dicapai melalui

upaya: a) Peningkatkan ketersediaan pangan (kacang-kacangan, buah, dan sayuran) melalui intensifikasi sebesar 5 % dan ekstensifikasi untuk buah dan sayuran sebesar 5%, b) Peningkatan daya saing (preferensi, mutu, harga, akses

informasi, keamanan pangan, akses air bersih, dan penyebaran informasi) produk pangan sebesar 20%, c) Peningkatan akses pangan sebesar 10% melalui

peningkatan sarana jalan, listrik, sarana prasarana distribusi dan pasar, dan d) Peningkatan kerjasama (sinergi) antar sektor dan lembaga terkait dalam

pencapaian kemandirian, kedaulatan dan/atau ketahanan pangan

PENDAHULUAN

Pembangunan pangan perlu senantiasa mendapatkan prioritas

pembangunan nasional untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Kedaulatan pangan dan kemandirian pangan merupakan dua komponen utama

untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan yang disertai

dengan sistem keamanan pangan (food security) akan mewujudkan sistem

_____________________________________________ 1) Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia ke-33, Padang 21-22

Oktober 2013. 2) Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Page 45: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

44

ketahanan pangan baik dalam perspektif individual atau perseorangan maupun

masyarakat yang sehat, aktif, dan produktif serta berkelanjutan.

Indonesia adalah sebuah negara agraris yang besar dan kaya, terbukti

dengan kinerjanya di bidang produksi dan perdagangan hasil-hasil pertanian pada

skala internasional. Data tahun 2010 menunjukkan Indonesia menduduki

peringkat pertama dunia dalam hal produksi minyak sawit (CPO) yang mencapai

21 juta ton, peringkat kedua untuk produksi karet dan lada dengan produksi

masing-masing 2,7 juta ton dan 80 ribu ton, peringkat ketiga untuk padi dan

kakao dengan produksi masing-masing 64,33 juta ton lebih dan 800 ribu ton.

Sementara untuk komoditas jagung, kelapa dan kopi Indonesia menduduki

peringkat keempat dunia, dengan produksi masing-masing 17,62 juta ton, 3,16

juta ton dan 0,79 juta ton. Bahkan, Indonesia menduduki peringkat ke-10 untuk

produksi kedelai, sekalipun tanaman kedelai sejatinya bukan tanaman yang

sangat cocok di tanam di daerah tropis seperti Indonesia. Sebagian prestasi

produksi komoditas tersebut diikuti dengan capaian ekspor untuk komoditas yang

bersangkutan dengan volume dan nilai ekspor yang cukup besar, seperti ekspor

CPO mencapai US$ 15,1 milyar pada tahun 2010, karet mencapai US$ 7,5 milyar

dan kakao serta kopi masing-masing US$ 1,64 milyar dan US$ 0,81 milyar. Dari

perspektif yang lain, sektor pertanian Indonesia telah berhasil menyediakan

berbagai kebutuhan masyarakat hingga mencapai swasembada untuk berbagai

bahan pangan dan bahan baku industri di dalam negeri, seperti beras, sayuran,

buah-buahan, daging ayam, telur dan berbagai komoditas perkebunan. Namun,

untuk keberlanjutan swasembada tersebut juga merupakan suatu tantangan

tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk mencapai kemandirian pangan (PPHP,

2012).

Kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia apabila dipantau dengan

menggunakan ukuran melalui Pola Pangan Harapan (PPH) adalah sebagai berikut:

Skor PPH Indonesia periode 2009-2011 mengalami fluktuasi mulai dari 75,7; pada

tahun 2009 naik menjadi 77,5 pada tahun 2010, kemudian turun lagipada tahun

2011 menjadi 77,3 dan tahun PPH tahun 2012 bahkan mengalami penurunan

menjadi 75,4. Hal ini disebabkan di antaranya adalah oleh masih rendahnya

konsumsi pangan hewani serta sayur dan buah. Bahkan konsumsi kelompok padi-

Page 46: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

45

padian masih sangat besar dengan proporsi sebesar 58,4 persen. Situasi seperti

ini terjadi karena pola konsumsi pangan masyarakat yang kurang beragam, bergizi

seimbang serta diikuti dengan semakin meningkatnya konsumsi terhadap produk

impor, antara lain gandum dan terigu. Sementara itu, konsumsi bahan pangan

lainnya dinilai masih belum memenuhi komposisi ideal yang dianjurkan, seperti

pada kelompok umbi, pangan hewani, sayuran dan aneka buah.

Secara umum upaya pelaksanaan program kemandirian pangan sangat

penting untuk dilaksanakan secara massal, mengingat trend permintaan terhadap

beras kian meningkat seiring dengan derasnya pertumbuhan penduduk, semakin

terasanya dampak perubahan iklim, adanya efek pemberian beras bagi keluarga

miskin (Raskin) sehingga semakin mendorong masyarakat yang sebelumnya

mengonsumsi pangan pokok selain beras menjadi mengonsumsi beras (padi),

serta belum optimalnya pemanfaatan pangan lokal sebagai sumber pangan pokok

bagi masyarakat setempat.

Menurut data BPS tahun 2011, Indonesia memiliki penduduk sebesar 242,3

juta jiwa. Jumlah ini menyebabkan kebutuhan pangan, terutama beras semakin

besar.Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia, beras

mempunyai bobot paling tinggi. Oleh karena itu, inflasi nasional sangat

dipengaruhi oleh perubahan harga beras (Sutomo, 2005). Beras mempunyai

peran yang strategis dalam memantapkan ketahanan pangan, ketahanan ekonomi

dan ketahanan nasional (Suryana et al., 2001). Tahun 2011, konsumsi beras

perkapita nasional sebesar 139,15 kg/kapita/tahun (BKP, 2012). Jika angka

tersebut dikalikan dengan jumlah penduduk sebesar 242,3 juta jiwa, maka angka

kebutuhan beras nasional mencapai 33,72 juta ton/tahun.

Permintaan terhadap beras di Indonesia menunjukkan tren yang semakin

meningkat. Hal ini dapat terlihat dari adanya perubahan pola konsumsi pangan

pokok nasional. Data menunjukkan, pada tahun 1954 pemenuhan pangan pokok

beras mencapai 53,5% dan pangan non beras sebesar 46,5%. Gencarnya

program swasembada beras dan modernisasi gaya hidup telah merubah konsumsi

pangan non beras menjadi beras dan terigu. Pada tahun 2010,konsumsi beras

naik menjadi 78,04%, dan konsumsi pangan non beras nyaris hilang dan

digantikan oleh terigu sebagai sumber karbohidrat setelah beras sebesar 14,73%.

Page 47: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

46

Sumber daya pangan lokal memiliki peran yang sangat penting sebagai

bahan komplementer maupun substitusi pengganti beras dalam mewujudkan

kemandirian pangan. Banyak faktor yang mempengaruhi proses untuk tercapainya

kemandirian pangan baik dilihat dari perilaku masyarakat, peran pemerintah,

ketersediaan unsur pendukung pembangunan pertanian lainnya. Oleh karena itu,

analisis kebijakan dalam mewujudkan kemandirian pangan berbasis sumber daya

lokal perlu disusun, dan di antaranya adalah melalui sistem modeling dengan

indikator yang dapat diukur secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan serta

dapat disimulasikan terlebih dahulu sebelum diterapkan di lapangan.

KONSEP KETAHANAN DAN KEMANDIRIAN PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara

sampai pada perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang

cukup baik dalam jumlah dan mutu; memenuhi standar aman, yaitu: beragam,

bergizi, merata, dan terjangkau (B2SA); tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat. Dengan demikian, pangan dapat memenuhi

kebutuhan manusia untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

berkelanjutan. Ketahanan pangan dalam aspek ketersediaan, keterjangkauan,

dan pemanfaatan (konsumsi) pangan dapat tercapai apabila didukung oleh

ketersediaan sumberdaya lahan, air, sumber daya manusia, teknologi,

kelembagaan, maupun budaya serta dukungan kebijakan ekonomi dan pangan

serta kebijakan otonomi dan desentralisasi sehingga mampu menghasilkan

sumber daya manusia yang tangguh yaitu sehat, aktif, dan produktif (Pemerintah

Indonesia, 2009). Namun demikian tentu saja ketahanan pangan juga sangat

dipengaruhi oleh lingkungan strategis luar negeri dan dalam negeri di antaranya

jumlah penduduk, kinerja ekonomi, dinamika pasar, dan terjadinya bencana

(Gambar 1).

Page 48: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

47

Gambar 1. Konsep dan aspek yang terkait dengan ketahanan pangan

Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang pangan, menyebutkan bahwa

ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai

dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, serta

tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk

dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan. Dengan demikian,

konsep ketahanan pangan tidak melihat darimana pangan tersebut dihasilkan atau

dengan cara apa pangan tersebut dihasilkan. Dalam ketahanan pangan suatu

negara akan dikatakan “AMAN“, apabila mampu memenuhi pangannya tanpa dia

memproduksi sendiri pangan tersebut. Artinya suatu negara boleh

menggantungkan pemenuhan pangannya terhadap negara lain melalui

mekanisme pasar. Konsep Ketahanan Pangan tersebut telah menyebabkan

kebijakan pangan Indonesia saat ini cenderung sangat bergantung pada impor

dan telah meminggirkan para petani pangan. Dalam hal ini produsen pangan

utama. Petani dipaksa oleh sistem dan paradigma yang berorietasi pada

keuntungan dan berorientasi uang. Akhirnya, petani dikondisikan untuk masuk ke

dalam pasar produk pertanian yang tanggap terhadap perkembangan harga.

Page 49: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

48

Berbasis kondisi pemahaman ketahanan pangan yang tidak berpihak pada

pelaku utama produsen pangan, maka arah dan kebijakan ketahanan pangan

harus didorong untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal dalam upaya memenuhi

kebutuhan pangan dalam kerangka kemandirian pangan. Dalam hal ini, UU

No.18 Tahun 2012 tentang Pangan mendifinisikan:

“Kemandirian Pangan sebagai kemampuan negara dan bangsa dalam

dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri

yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup

sampai ditingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber

daya alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara

bermartabat”.

Di tengah upaya pemerintah untuk memperkuat kemandirian pangan

berbasis sumberdaya lokal, Indonesia juga harus mempersiapkan diri dalam

menyongsong implementasi ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA ) 2015 yang tinggal kurang dari 2 tahun lagi. Konsep

Utama dari MEA atau AEC adalah menciptakan ASEAN SEBAGAI SEBUAH

PASAR TUNGGAL dan kesatuan basis produksi dimana terjadi aliran yang bebas

atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif

bagi perdagangan antar negara ASEAN. Dengan Pemberlakuan MEA diharapkan

dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi diantara negara-negara

anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling menguntungkan. Terdapat

empat pilar dari pemberlakuan MEA yaitu: 1) Menjadikan ASEAN sebagai Pasar

Tunggal dan Pusat Produksi; 2) Menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi

yang kompetitif; 3) Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang; dan 4)

Menjadikan ASEAN terintegrasi ke dalam ekonomi global.

Dunia usaha yang tergabung didalam Kamar Dagang dan Industri

Indonesia (KADIN INDONESIA), sejak tahun 2010 sampai saat ini telah

mengidentifikasi komoditas pangan unggulan/prioritas termasuk memanfaatkan

sumber daya genetik pangan lokal yang dapat dikembangkan produksinya di

dalam negeri, dengan tujuan memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian

dapat mensuplai pangan dunia. Program tersebut oleh Kadin Indonesia diberi

nama FEED INDONESIA FEED THE WORLD (FIFTW), yang kegiatannya

Page 50: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

49

dilaksanakan secara teratur setiap dua tahun sekali. Komoditas unggulan yang

telah diidentifikasi sebanyak 20 komoditas yang dikelompokan ke dalam 4

kelompok, yaitu:

a. Kelompok I: 5 komoditas pangan strategis dan pendukung diversifikasi

pangan: beras, jagung, kedele, gula dan singkong.

b. Kelompok II: 6 komoditas unggulan ekspor, yaitu kelapa sawit, teh, kopi,

kakao, udang dan tuna.

c. Kelompok III: 3 komoditas pendukung perbaikan gizi masyarakat : daging,

susu dan hortikultura.

d. Kelompok IV: 6 komoditas buah-buahan lokal terpopuler dan khas daerah

tropis: mangga, pisang, salak, manggis, jeruk dan sirsak.

Sebagaimana digambarkan dalam the Food System Concept Diagram, with

the Addition of Drivers And Feedbacks (Ericksen, 2009) bahwa natural driver (di

antaranya adalah perubahan tanaman penutup lahan dan tanah, atmosfir, iklim,

ketersediaan dan kualitas air, ketersediaan dan siklus nitrisi, biodifersiti, salinitas),

socioeconomic driver (perubahan demografi, ekonomi, sosial politik, budaya, sains

dan teknologi) yang menghasilkan driver interactions akan mempengaruhi

kegiatan dalam sistem pembangunan pangan dan sistem pengolahan pangan

yang memberikan kontribusi pada social welfare yang saling mempengaruhi

terhadap aspek food security yang mencakup food utilization, food access, dan

food availability dimana food security akan mempengaruhi secara timbal balik

dengan aspek kesehatan lingkungan (Gambar 2).

Page 51: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

50

Gambar 2. The Food System Concept Diagram, With the Addition of Drivers and

Feedbacks (Ericksen, 2009)

PRINSIP DINAMIKA SISTEM (SYSTEMS MODELLING) DALAM ANALISIS KEBIJAKAN KEMANDIRIAN PANGAN

Dinamika sistem didasari oleh berpikir sistem (system thinking) yang

merupakan salah satu konsep dasar dalam memahami dan melakukan analisis

terhadap sistem (Bloom, 2008). Implementasi prinsip berpikir sistem pada sistem

produksi kedelai nasional memfokuskan pada bagaimana sistem produksi kedelai

nasional dipelajari secara berkaitan dengan unsur-unsur lainnya dalam suatu

sistem. Pada prinsipnya, seperangkat elemen atau unsur sistem dalam

mewujudkan kemandirian pangan berbasis sumber daya lokal saling berinteraksi

untuk menghasilkan perilaku, di mana elemen tersebut adalah sebuah bagian

tertentu yang terdiri atas individu (pelaku produksi pangan), dan tiga subsistem

lainnya yaitu, subsistem ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan

pangan.

Melalui proses berpikir sistem ini dapat dipelajari kaitan-kaitan (linkages),

interaksi, dan proses antara elemen-elemen yang membangun sistem produksi

kedelai nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, diharapkan dengan model

berpikir secara sistem ini, dapat efektif untuk menyelesaikan permasalahan pada

Page 52: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

51

sebagian besar tipe permasalahan khususnya permasalahan terkait dengan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kemandirian pangan

nasional.

Subsistem ketersediaan pangan terdiri atas: produksi pangan (intensifikasi

dan ekstensifikasi), impor, cadangan pangan, dan bantuan pangan. Subsistem

akses pangan terdiri atas: disntribusi, daya beli, transportasi, infrastruktur pasar,

pendapatan, dan pengeluaran untuk konsumsi. Sedangkan subsistem

pemanfaatan pangan terdiri atas perilaku kesehatan masyarakat, higiene, sanitasi,

kualitas air bersih, serta mutu dan keamanan pangan.

Gambar 3. Keterkaitan antar sistem dalam dinamika sistem analisis kebijakan

untuk ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal

Kebijakan adalah petunjuk-petunjuk (directives) yang dikeluarkan dan

disebarluaskan (oleh pemerintah) dengan tujuan: 1) Menciptakan serta

membangun iklim dan kondisi yang perlu untuk mendukung (to facilitate)

pelaksanaan strategi dan 2) Memberikan kepastian kepada unsur-unsur dunia

usaha, masyarakat luas, dan penyelenggara pemerintahan; tentang arah, ruang

lingkup, dan tingkat keleluasaan masing-masing di dalam memilih upaya yang

berkaitan dengan strategi tersebut. Sedangkan prinsip-prinsip dinamika

sistem atau (model) dalam analisis kebijakan adalah:

Page 53: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

52

1. Model yang memenuhi syarat dan mampu dijadikan sarana analisis untuk

merumuskan (merancang) kebijakan haruslah merupakan suatu wahana

untuk menemukan jalan dan cara intervensi yang efektif dalam suatu

sistem (fenomena).

2. Melalui jalan dan cara intervensi inilah perilaku sistem yang diinginkan dapat

diperoleh (perilaku sistem yang tidak diinginkan dapat dihindari).

Dengan demikian, model yang dibentuk untuk tujuan analisis kebijakan haruslah

memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Karena efek suatu intervensi (kebijakan), dalam bentuk perilaku, merupakan

suatu kejadian berikutnya; maka untuk melacaknya, unsur (elemen) waktu

perlu ada (dynamic);

2. Mampu mensimulasikan bermacam intervensi dan dapat memunculkan

perilaku sistem karena adanya intervensi tersebut;

3. Memungkinkan mensimulasikan suatu intervensi yang efeknya dapat

berbeda secara dramatik: (1) dalam konteks waktu (efek jangka pendek

vs jangka panjang, trade off in time), dan (2) dalam konteks sektoral (efek

memperbaiki performance suatu sektor yang berakibat memperburuk

performance sektor yang lain, trade off between sectors); disebut dengan

istilah dynamic complexity (kompleksitas dinamik);

4. Perilaku sistem di atas dapat merupakan perilaku yang pernah dialami dan

teramati (historis) ataupun perilaku yang belum pernah teramati (pernah

dialami tetapi tidak teramati atau belum pernah dialami tetapi kemungkinan

besar terjadi); dan

5. Mampu menjelaskan mengapa (why) suatu perilaku tertentu (transisi yang

sukar misalnya) dapat terjadi.

DINAMIKA SISTEM DALAM ANALISIS KEBIJAKAN KEMANDIRIAN

PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

Kerangka pikir dinamika sistem dalam analisis kebijakan kemandirian

pangan berbasis sumber daya lokal adalah dalam aspek kebijakan dalam

perencanaan penyediaan pangan nasional dan dalam perencanaan konsumsi

melalui diversifikasi pangan melalui pemanfaatan sumber daya pangan lokal.

Page 54: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

53

Kebiajkan kemandirian pangan berbasis lokal ini akan dipengaruhi oleh sumber

daya (lahan, teknologi, dan sarana-prasarana), impor maupun cadangan

makanan, akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: gap konsumsi

(merupakan selisih antara konsumsi aktual dan konsumsi ideal) dan gap

ketersediaan (merupakan selisih antara ketersediaan aktual dengan ketersediaan

ideal). Ketersediaan pangan dan konsumsi pangan akan mempengaruhi tingkat

akses masyarakat terhadap pangan yang dibutuhkan. Sedangkan perencanaan

konsumsi pangan dapat dilakukan di antaranya melalui perencanaan pola

diversifikasi pangan. Ketersediaan pangan sangat dipengaruhi oleh perilaku

produksi pangan nasional (Gambar 4).

Gambar 4. Kerangka pikir analisis kebijakan berbasis sumber daya lokal berdasarkan dinamika sistem

Kemandirian pangan sangat bergantung pada aspek ketersediaan pangan

yang dipengaruhi oleh subsistem produksi nasional. Tabel 1 menyajikan Target

Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Lima Komoditas Pangan Utama

2011 – 2014.

Page 55: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

54

Tabel 1. Target Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Lima Komoditas Pangan Utama 2011 – 2014

Fenomena produksi tanaman pangan nasional, khususnya padi dan jagung

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian, untuk kedelai

pada tahun terakhir (2012 ke tahun 2013) sedikit menurun (Gambar 5).

Sedangkan untuk produksi buah dan sayuran dari tahun 2002 sampai 2012

menunjukkan fluktuasi yang cukup nyata, khususnya untuk komoditas sayuran

pada tahun 2009 ke 2010 menurun drastis, namun dua tahun berikutnya (2011

dan 2012) menunjukkan peningkatan.

Gambar 5. Perilaku produksi pangan nasional pada sepuluh tahun terakhir

Page 56: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

55

Produksi pangan nasional yang cukup tinggi ternyata belum mampu

mengimbangi konsumsi pangan ideal sesuai dengan pola pangan harapan (PPH)

di antaranya selain tingginya jumlah penduduk juga belum beragamnya pola

konsumsi masyarakat. PPH di Indonesia masih 75 di bawah PPH ideal 100

(Gambar 6).

Gambar 6. Gambaran umum kondisi eksisting dan kondisi ideal PPH

Berdasarkan kondisi eksisting dari pola pangan nasional yang ada saat ini,

maka untuk menuju pada pola pangan harapan yang ideal, maka terdapat

elemen-elemen yang perlu mendapatkan perhatian yang dimanifestasikan dalam

causal loop. Elemen atau unsur yang terkait dan saling mempengaruhi dalam

mewujudkan PPH ideal yang merupakan salah satu indikator tercapainya

kemandirian pangan nasional adalah: a) konsumsi (beragam, bergizi, merata, dan

terjangkau atau B2SA), b) diversifikasi pangan, c) perubahan perilaku konsumsi,

d) akses pangan, e) ketersediaan pangan, f) neraca pangan, g) produksi, h)

impor, i) harga pangan, j) ekstensifikasi, k) intensifikasi, l) daya beli masyarakat,

m) distribusi pangan, n) penyuluhan/akses informasi, o) keamanan pangan, dan

p) daya saing. Hubungan sebab akibat (causal loop) antar unsur yang terkait

diwujudkan dalam Gambar 7.

Page 57: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

56

KetersediaanPangan

AksesPangan

KonsumsiB2SA

DiversifikasiPangan

Perubahanperilaku

konsumsi (KAP)

Daya Beli

Distribusi

//

Penyuluhan/akses informasi

Produksi

DayaSaing

KeamananPangan

( - )( + )

NeracaPangan

Intensifikasi

Ekstensifikasi

Impor

Harga

-

+

++++-

+

+

+

-

++

+

+

+

+

++

+

+

+

+

+

+

+

-

Gap konsumsidg konsumsi

ideal-

+

Gambar 7. Causal loop analisis kebijakan kemandirian pangan

berbasis sumber daya lokal

Berdasarkan causal loop model ketahanan pangan yang telah disusun,

dalam proses penyusunan analisis kebijakan, disusun diagram stock and flow

(Gambar 8) yang dikategorikan ke dalam tiga subsistem sebagaimana telah

disampaikan dalam kerangka pikir, yaitu: subsistem ketersediaan, subsistem

konsumsi dan pemanfaatan pangan, dan subsistem akses pangan. Gambaran

secara menyeluruh dari masing-masing subsistem model ketahanan pangan

disajikan pada Gambar 8. Stock and flow inilah yang selanjutnya dideskripsikan

dengan dukungan data riil didukung dengan analisis kualitatif berdasarkan diskusi

dan focus group discussion (FGD) dengan stakeholders dan pelaku pembangunan

pangan untuk disimulasikan sehingga menghasilkan kebijakan yang ideal untuk

dapat diterapkan pada masyarakat sesuai dengan lingkungan strategis dan kondisi

masyarakat.

Page 58: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

57

SUB MODEL PPHSUB MODEL KONSUMSI/ PEMANFAATAN PANGAN

MODEL KETAHANAN PANGAN

MODEL KETAHANAN

PANGAN

SUB-MODEL KETERSEDIAAN PANGAN

SUB-MODEL AKSES PANGAN

umbi2an

pngn hewani

kcng2an

syr dn buah

biji berminyaklmk dan mnyk

gula

lain2

AKE stndr

% kal

% AKE

Bobot

Skor AKE

Skor maks

Skor PPH awal

Delay diversifikasi

Kalori

konsumsi

PPH awal

Diversifikasi

Laju KAP

Gap StdrStd pa

Ketersediaan

Akses Pangan

Penduduk

Produksi bhn pngn

Jml pa awal

Konversi div

Energi 2

Skor maks

Skor AKE 1

padi2an

tot kal

skor aktual

energi3

lj energi

Delay diversifikasi

gap energi

std energi

toten3

%kal3

%AKE3

AKE stndr

Bobot

skorAKE3

totAKE3

SkorPPH3

PPH3

skor AKE4

Daya saing

Keamanan Pangan

Mutu

Preferensi Tingkat kesehatan

Penyebaraninformasi

Perubahankonsumsi Pangan

harga

Higienis dansanitasi

Produksi

Persen kenaikan

Intensifikasi

Ekstensifikasi

Impor

Perubahankonsumsi Pangan

Trend eksist

Prod bhn pngn 1

Laju pngktn prod

Gap prod BP

Bhn Pangan maks

susut

khlngn hsl

Stok BP

Konsumsi B2SA

delay akses

Penggunaan airbersih

Stok awal

Akses informasi

NeracaKetersediaan

Diversifikasi

Akses_Pangan

Akses_eksisting

Penambahansarana listrik

Pendapatan

Peningkatan saranajalan gap

peningkatan hambatan

Kerusakan saprasakses

Perbaikan saprasberkala

daya beli

distribusi

Sarana Pasar

Pengeluaran

Gambar 8. Diagram stock and flow dinamika sistem analisis kebijakan dalam

mencapai ketahanan angan berbasis sumber daya lokal

Analisis dinamika sistem nasional dilaksanakan dengan beberapa asumsi

yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Sub Model Ketersediaan Pangan: Laju kenaikan produksi semua

kelompok bahan pangan existing diambil berdasarkan data 5 tahun terakhir

(2007 – 2012) dan besarannya dianggap tetap.

2. Sub Model Konsumsi:

a. Kondisi eksisting preferensi (kecenderungan masyarakat terhadap pangan

B2SA/beragam bergizi, seimbang dan aman) 50%, mutu (kualitas pangan

yang tersedia di pasaran) 50%, harga/keterjangkauan masyarakat 70%,

akses infomasi 50%.

b. Kondisi eksisting keamanan pangan yaitu higienis dan sanitasi 55%, tingkat

kesehatan masyarakat 80%, penggunaan air bersih 55% (Unicef, 2010),

penyebaran informasi 50%.

c. Angka Kecukupan Energi (AKE) dipakai berdasarkan AKE konsumsi yaitu

2000 Kkal/kapita/hari.

d. Target PPH sampai tahun 2020 adalah 100.

Page 59: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

58

e. Laju pertumbuhan penduduk 1,49 %/tahun.

f. Penurunan konsumsi beras 1,625 %/tahun.

Upaya (skenario) yang paling efisien, efektif, dan rasional dilakukan sesuai

interkoneksi peubah yang berpengaruh untuk mencapai target yang diinginkan

dengan memperhatikan time constraints. Berdasarkan hasil kajian terhadap

kondisi eksisting, validitas data dan informasi yang tersedia, analisis lingkungan

strategis, dan simulasi model yang telah dibuat, maka diperoleh skenario ideal

yang memungkinkan dapat tercapainya Neraca Pangan positif serta target PPH

tercapai dan berlanjut (Gambar 9).

Gambar 9. Skenario kebijakan dalam mencapai kemandirian pangan berbasis sumber daya lokal

Skenario kebijakan yang diharapkan dapat diterapkan untuk mencapai

ketahanan pangan secara berkelanjutan adalah dengan melakukan beberapa

intervensi terhadap beberapa unsur yang dapat dikendalikan, yaitu terhadap

subsistem ketersediaan pangan, daya saing, dan akses pangan. Berkaitan dengan

ketersediaan pangan, upaya peningkatannya dapat dilakukan melalui: a)

Peningkatan ketersediaan pangan jenis kacang-kacangan, sayur, dan buah

sebesar 5% melalui intensifikasi melalui penggunaan benih berkualitas, adopsi

pupuk berimbang, pengairan yang cukup dan penerapan sistem mutu (GAP dan

GHP), dan b) Peningkatan ketersediaan sayur-sayuran/buah melalui ekstensifikasi

Page 60: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

59

dan intensifikasi masing-masing sebesar 5%. Pada subsistem peningkatan unsur

daya saing pangan yang diproduksi, dilakukan upaya peningkatan preferensi,

mutu, harga, akses informasi, higienis dan sanitasi, serta tingkat kesehatan

masyarakat, penggunaan air bersih, dan penyediaan informasi sebesar 100%.

Sedangkan untuk peningkatan akses pangan dilakukan dengan upaya peningkatan

sarana jalan dan sarana listrik sebesar 30%, perbaikan sarpras berkala 31%,

sarana pasar 70%, pendapatan Rp 9.704.806, dan pengeluaran Rp 3.505.170.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan kondisi eksisting dari pola pangan nasional yang ada saat ini,

maka analisis kebijakan untuk menuju kemandirian pangan berbasis sumber daya

lokal didasarkan atas elemen-elemen pembangun tercapainya ketahanan pangan

nasional yaitu: a) konsumsi (beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, b)

diversifikasi pangan, c) perubahan perilaku konsumsi, d) akses pangan, e)

ketersediaan pangan, f) neraca pangan, g) produksi, h) impor, i) harga pangan, j)

ekstensifikasi, k) intensifikasi, l) daya beli masyarakat, m) distribusi pangan, n)

penyuluhan/alses informasi, o) keamanan pangan, dan p) daya saing. Dalam

proses analisis kebijakan, dikategorikan ke dalam tiga subsistem, yaitu:

subsistem ketersediaan, subsistem konsumsi dan subsistem pemanfaatan pangan

yang dimanifestasikan dalam peningkatan daya saing pangan, dan subsistem

akses pangan.

Rekomendasi yang disarankan berdasarkan dinamika sistem untuk

kebijakan dalam rangka menuju sistem ketahanan dan kemandirian pangan

nasional berbasis sumber daya lokal adalah:

5. Meningkatkan ketersediaan pangan melalui intensifikasi sebesar 5% (Kacang,

sayur dan buah), melalui penggunaan benih berkualitas, adopsi pupuk

berimbang, pengairan yang cukup dan penerapan sistem mutu (GAP dan

GHP) serta ekstensifikasi dan rehabilitasi lahan sebesar 5% (sayur dn buah)

melalui pembukaan lahan pertanian.

6. Meningkatkan daya saing produk pangan sebesar 20% melalui peningkatan

preferensi, mutu, harga, akses informasi, keamanan pangan, akses air bersih,

dan penyebaran informasi.

Page 61: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

60

7. Peningkatan akses pangan sebesar 10% melalui peningkatan sarana jalan,

penambahan sarana listrik, perbaikan sarana prasarana distribusi secara

berkala dan perbaikan sarana pasar

8. Peningkatan kerjasama (sinergi) antar sektor dan lembaga terkait dalam

pencapaian kemandirian, kedaulatan dan/atau ketahanan pangan

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2013. Laporan Bulanan Data Sosial ekonomi. Edisi 34 Maret 2013

Ericksen. 2009. The Food System Concept Diagram, with the Addition of Drivers and Feedbacks.

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Teknis Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) tahun 2011. Jakarta:

Kementan.

Pemerintah Indonesia. 2012. UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Pemerintah Indonesia, Jakarta

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya

Lokal.

Pemerintah Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal.

Suryana, A. 2013. ”Kebijakan Percepatan Diversifikasi Pangan dan Pengembangan

Pangkin untuk Substitusi Raskin di Wilayah Tertentu: Peluang dan Tantangan” disampaikan pada Diskusi: “Percepatan Diversifikasi Pangan

melalui Strategi Ganda: Peningkatan Konsumsi dan Penguatan Bisnis Kuliner Pangan Lokal”, 19 September 2013.

Page 62: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

61

Lampiran 5. Bahan Presentasi Analisis Kebijakan Kemandirian Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Melalui Pendekatan Systems Modelling

Page 63: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

62

Page 64: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

63

Page 65: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

64

Page 66: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

65

Page 67: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

66

Page 68: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

67

Page 69: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

68

Page 70: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

69

Page 71: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

70

Page 72: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

71

Page 73: PENYUSUNAN SYSTEM MODELLING MENDUKUNG …pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/anjak_2013_05.pdf · Makalah dan bahan presentasi dengan ... (Raskin) sehingga semakin ... program

72