Penyusunan Rencana Rinci Sebagai Tindak Lanjut Penataan Ruang Provinsi dan KabupatenKota.pdf
-
Upload
sasmitaeka -
Category
Documents
-
view
184 -
download
3
description
Transcript of Penyusunan Rencana Rinci Sebagai Tindak Lanjut Penataan Ruang Provinsi dan KabupatenKota.pdf
Penyusunan Rencana Rinci Sebagai Tindak Lanjut Penataan Ruang Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Oleh:
Ir. Suryaman Kardiat, MA
Kasubdit Pembinaan Teknis Wilayah IB
Dalam Rangka Kegiatan
Sosialisasi Perda No. 5 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi Jawa Timur
Asas Penataan ruang diselenggarakan berdasar :
Keterpaduan (antar sektor, antar wilayah)
Keserasian, Keselarasan dan Keseimbangan (buatan dan alam)
Keberlanjutan (diserukan secara menerus)
Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan (ekonomi, sosial, dan lingkungan)
Keterbukaan (peran masyarakat, dunia usaha, politik, profesi, keahlian)
Kebersamaan dan kemitraan (kerja sama)
Perlindungan kepentingan umum (berlaku universal)
Kepastian hukum dan keadilan
Akuntabilitas (dapat dipertanggung jawabkan)
Tujuan
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk : Terwujudnya ruang wilayah nasional yang Aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahananan Nasional.
Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia
Terwujudnya perlindungan : fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang
Rencana Tata Ruang
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang
Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang
Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan
Tantangan dan Permasalahan
Baru 43% Provinsi dan Kab/kota di Indonesia memiliki Perda RTRW, Perda sebelumnya tidak ada atau sudah tidak berlaku sehingga pelaksanaan pembangunan terhambat.
Munculnya berbagai konflik sektoral dalam memanfaatkan ruang seperti : kehutanan, pertambangan, perindustrian, pertanian, lingkungan hidup, pariwisata, dan sebagainya.
RTRW yang telah menjadi Perda belum dapat dijadikan alat pengendalian dalam pemanfaatan ruang.
Peta yang digunakan dalam Perda RTRW belum seluruhnya sesuai dengan kaidah pemetaan.
Pemanfaatan kawasan perbatasan antar daerah masih memiliki permasalahan.
Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) belum ditetapkan sebaran dan luas dalam RTRW
Pihak legislatif belum dilibatkan secara penuh sejak penyusunan RTRW
RTRW belum konsisten dengan RTRW diatasnya
Keinginan daerah untuk melakukan review RTRW sebelum waktunya (5 tahun)
Pengembangan pusat-pusat kegiatan baru (PKN, PKL, PPK dan PPL) memerlukan kajian
Penyelesaian Rencana Tata Ruang Wilayah
Pasal 78 ayat 4 (a) dan 4 (b) UU No. 26/2007 : Penyesuaian/Revisi RTRW Provinsi harus selesai 2
tahun setelah UUPR diundangkan (2009). Penyesuaian/Revisi RTRW Kab/kota harus selesai 3
tahun setelah UUPR diundangkan (2010).
Status Penyelesaian RTRW di Pulau Jawa (November 2012) 1. RTRW Provinsi : 6 Provinsi telah menetapkan Perda RTRW 2. RTRW Kabupaten : 72 Kabupaten telah menetapkan Perda RTRW 11 Kabupaten telah mendapatkan persetujuan substansi Menteri PU 3. RTRW Kota : 25 Kota telah menetapkan Perda RTRW 3 Kota telah mendapatkan persetujuan substansi Menteri PU
Penyelesaian RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota
di Jawa Timur 2009 2010 2011 2012
Kab. Sidoarjo Kab. Bangkalan Kab. Blitar* Kab. Lumajang*
Kab. Jombang Kab. Pasuruan Kab. Malang Kab. Pacitan Kota Probolinggo
Kab. Ngawi Kab. Gresik Kab. Madiun Kab. Nganjuk Kab. Probolinggo Kab. Bojonegoro Kab. Kediri Kab. Bondowoso Kab. Lamongan Kota Malang Kota Madiun Kota Batu Kota Blitar
Kab. Pamekasan Kab. Tuban Kab. Tulungagung Kab. Ponorogo Kab. Sampang Prov. Jatim Kota Kediri Kota Pasuruan
Perlu didorong : Kota Surabaya, Kab. Mojokerto, Kab. Situbondo, Kab. Trenggalek, Kab. Magetan, Kab. Jember, Kab. Bayuwangi, dan Kab. Sumenep
Rencana Umum Tata Ruang Rencana Rinci Tata Ruang
RTRW Nasional
RTRW Provinsi
RTRW Kabupaten
RTRW Kota
RTR Pulau/Kepulauan
RTR Kawasan Strategis Nasional
RTR Kawasan Strategis Provinsi
RDTR Kabupaten
RTR Kawasan Strategis Kabupaten
RDTR Kota
RTR Kawasan Strategis Kota
Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Rinci Tata Ruang
sebagai perangkat
operasional rencana umum
tata ruang
a. rencana umum tata
ruang belum dapat
dijadikan dasar dalam
pelaksanaan
pemanfaatan ruang
dan pengendalian
pemanfaatan ruang;
dan/atau
b. rencana umum tata
ruang mencakup
wilayah perencanaan
yang luas dan skala
peta dalam rencana
umum tata ruang
tersebut memerlukan
perincian sebelum
dioperasionalkan
Disusun apabila
RDTR sebagai dasar Penyusunan peraturan zonasi
RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RRTR
penyusunan
RPJPD
penyusunan
RPJMD
pemanfaatan
ruang &
pengendalian
pemanfaatan
ruang dalam
wilayah provinsi
mewujudkan
keterpaduan,
keterkaitan, &
keseimbangan
perkembangan
antarwilayah
kabupaten/kota,
serta keserasian
antarsektor
penetapan lokasi
dan fungsi ruang
untuk investasi
penataan ruang
kawasan strategis
provinsi
penataan ruang
wilayah
kabupaten/kota
penyusunan
RPJPD
penyusunan
RPJMD
pemanfaatan
ruang &
pengendalian
pemanfaatan
ruang di wilayah
kabupaten
mewujudkan
keterpaduan,
keterkaitan, &
keseimbangan
antarsektor
penetapan lokasi
& fungsi ruang
untuk investasi
penataan ruang
kawasan strategis
kabupaten
penyusunan
RPJPD
penyusunan
RPJMD
pemanfaatan
ruang &
pengendalian
pemanfaatan
ruang di wilayah
kabupaten
mewujudkan
keterpaduan,
keterkaitan, &
keseimbangan
antarsektor
penetapan lokasi
& fungsi ruang
untuk investasi
penataan ruang
kawasan strategis
kabupaten
penyusunan
kawasan strategis
penyusunan
peraturan zonasi
pengendalian
pemanfaatan
Penyusunan RTRW dan RRTR
Penyusunan RTRW/RRTR Sebagai dasar :
Rencana Rinci Tata Ruang Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Nasional Provinsi Kabupaten/Kota
Kawasan Strategis Nasional dan Pulau : 1. Perpres 54/2008 RTR
Jabodetabekpunjur 2. Perpres 45/2011 RTR Sarbagita 3. Perpres 55/2011 RTR
Maminasata 4. Perpres 62/2011 RTR
Mebidangro 5. Perpres 87/2011 RTR BBK 6. Perpres 88/2011 RTR Pulau
Sulawesi 7. Perpres 3/2012 RTR Pulau
Kalimantan 8. Perpres 13/2012 RTR Pulau
Sumatera 9. Perpres 28/2011 RTR Pulau Jawa
- Bali
Kawasan Strategis Provinsi Jawa Timur : 1. Rencana pengembangan kawasan
strategis dari sudut kepentingan ekonomi
2. Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan
3. Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya
4. Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau kepentingan teknologi tinggi
5. Rencana pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
1. RDTR Kabupaten / Kota
2. Kawasan Strategis di Kabupaten / Kota
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Pengaturan Pembinaan Pengawasan Pelaksanaan
Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian
Rencana Umum
Rencana Rinci
Kedudukan Rencana Rinci dan Peraturan Zonasi dalam Pelaksanaan Penataan Ruang
Perizinan
Insentif & Disinsentif
Sanksi
Peraturan Zonasi
Rencana Rinci Tata Ruang Provinsi
• Kawasan Strategis Provinsi
• Sebagai media koordinasi penanganan kawasan strategis dengan kabupaten/kota dibawahnya
• Tidak berbenturan dengan rencana tata ruang di bawahnya (kabupaten/kota)
• Telah disebutkan dalam RTRW Provinsi
• Kedalaman peta tidak detail seperti rencana rinci Kabupaten/Kota
Rencana Rinci Tata Ruang Kab/Kota
• Berupa Kawasan perkotaan dan/atau kawasan perdesaan yang akan berkembang menjadi kawasan perkotaan serta kawasan strategis kab/kota
• Sebagai dasar memberikan izin pemanfaatan ruang
• Dibutuhkan peta dengan tingkat kedalaman minimal 1 : 5.000
• Telah disebutkan dalam RTRW Kabupaten/Kota
Kedudukan RDTR
Kedudukan RDTR adalah sebagai rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota dan peraturan zonasi sebagai
1. salah satu perangkat pengendalian pemanfaatan ruang;
2. sebagai pedoman penyusunan rencana operasional; dan
3. sebagai panduan teknis pengembangan tapak/pemanfaatan lahan.
Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.
Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis kabupaten/kota.
.......
15
Dalam sistem Rencana Tata Ruang Wilayah, Peraturan Zonasi merupakan pengaturan lebih lanjut untuk pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam pola pemanfaatan ruang suatu wilayah.
Peraturan Zonasi yang merupakan penjabaran dari RTRW Kota dapat menjadi rujukan untuk menyusun RDTRK, dan sangat bermanfaat untuk melengkapi aturan pembangunan pada penetapan penggunaan lahan yang ditetapkan dalam RDTRK.
Peraturan Zonasi juga merupakan rujukan untuk penyusunan rencana yang lebih rinci dari RDTRK, seperti Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK), atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Kedudukan RDTR (lanjutan)
Kriteria dan Lingkup Wilayah Perencanaan RDTR Kabupaten/Kota dan Peraturan Zonasi
• Kriteria Perencanaan RDTR berikut PZ :
RDTR Kabupaten/Kota disusun apabila:
o RTRW kabupaten/kota belum dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang dan/atau
o RTRW kabupaten/kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya
o RTRW Kabupaten/Kota belum disusun pada tingkat ketelitian peta 1:5000 dan belum dilengkapi dengan Peraturan Zonasi
Filosofi Perencanaan
Sosial-politik Hankam
Pertanian
Geologi tata lingk.
Kehutanan
Transportasi
Kelembagaan
Arsitektur
Sosial-Budaya
Urban design
Jangka Waktu: RDTR kabupaten/kota harus sudah ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam)
bulan sejak penetapan RTRW kabupaten/kota. Jangka waktu penyusunan dan penetapan RDTR kabupaten/kota paling lama 24
(dua puluh empat) bulan terhitung sejak penyusunan RDTR
Uraian
Kegiatan
Perkiraan
Waktu yang
Dibutuhkan
PROSES PENYUSUNAN RDTR KOTA
Persiapan penyusunan
RDTR kota (termasuk
review RDTR kota
sebelumnya)
Pengumpulan
dan kompilasi
data
Perumusan konsep
RDTR kota Naskah
akademik Konsep
pengembangan
Naskah
teknis
Naskah
Raperda
1 bulan
10-18 bulan
2-3 bulan
Pengolahan
dan analisis
data
2-5 bulan 2-6 bulan 2 bulan 1 bulan
PROSES PENETAPAN
1.Persetujuan
substansi
2.Penetapan
Jangka Waktu Penyusunan RDTR dan PZ
Prosedur Penetapan Rencana Detail Tata Ruang: a. pengajuan raperda RDTR dari bupati/walikota kepada DPRD; b. penyampaian raperda RDTR kepada Menteri untuk memperoleh
persetujuan substansi dengan disertai rekomendasi gubernur; c. persetujuan bersama raperda RDTR antara bupati/walikota dengan
DPRD yang didasarkan pada persetujuan substansi dari Menteri; d. penyampaian raperda RDTR kepada gubernur untuk dievaluasi; e. penetapan raperda RDTR oleh bupati/walikota.
Persetujuan substansi (point b.) dapat didekonsentrasikan kepada gubernur. PP15/2010 Pasal 62
Kelengkapan Materi: a. Naskah Teknis (Laporan RDTR kabupaten/kota); b. Naskah Akademik; dan c. Naskah Raperda.
Kelengkapan Materi dan Prosedur Penetapan
RTRW
Tidak/belum bisa
dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
1
Telah mengamanahkan penyusunan RDTR
2
3 Telah memiliki kedalaman RDTR (1:5000)
RDTR dan PZ gabung
PZ saja
RDTR dan PZ
>> Dalam penyusunan RDTR dan/atau Peraturan Zonasi, perlu dilakukan pelibatan masyarakat sebagai pemangku kepentingan yang berkaitan dengan BWP
>> Pelibatan peran mayarakat di tingkat kabupaten/kota dalam penyusunan RDTR dan peraturan zonasi meliputi hak, kewajiban dan bentuknya
21
1. Hak masyarakat 2. Kewajiban masyarakat
3. Bentuk peran masyarakat
• mengajukan inisiatif untuk melakukan penyusunan dan/atau mengevaluasi dan/atau meninjau kembali dan/atau mengubah RDTR dan/atau peraturan zonasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
• berperan memberikan masukan terkait penyusunan RDTR/peraturan zonasi serta mengetahui proses penyusunan RDTR/peraturan zonasi yang dilakukan pemerintah;
• mengetahui secara terbuka setiap produk rencana tata ruang dan peraturan zonasi wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan;
• dll
• memberikan informasi, data, dan keterangan secara konkrit dan bertanggung jawab dalam setiap tahapan penyusunan RDTR/peraturan zonasi; dan
• berlaku tertib dan mendukung kelancaran proses penyusunan RDTR/peraturan zonasi
• Masukan , pendapat, dan saran • kerja sama dengan Pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang
Pelibatan Masyarakat Dalam Penyusunan RDTR dan PZ
1. Penyiapan peta dengan skala detail 2. Data dan Informasi perlu akurat 3. Peran serta masyarakat dalam penyusunan 4. Jangka waktu penyelesaian / penetapan perda 5. Sumber daya manusia 6. Sumber pembiayaan
Hal Yang Harus Diperhatikan
TERIMA KASIH
BE R S A M A ME N A TA RU A N G UN TU K SE M U A