Penyusunan Master Plan Percepatan Dan Perluasan Ekonomi Indonesia Di Sulawesi Tenggara

8/18/2019 Penyusunan Master Plan Percepatan Dan Perluasan Ekonomi Indonesia Di Sulawesi Tenggara

1/45

OLEHGUBERNUR SULAWESI TENGGARA

DISAMPAIKAN PADARAPAT KERJA PEMERINTAH DENGAN DUNIA USAHA

DI ISTANA KEPRESIDENAN BOGOR18 – 19 APRIL 2011

1

PENYUSUNAN MASTER PLAN PERCEPATAN DANPERLUASAN EKONOMI INDONESIA

DI SULAWESI TENGGARA


2/45

MASTER PLANPERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

TAHUN 2011 - 2025

TIGA STRATEGI UTAMA

MENGEMBANGKAN KORIDOR INDONESIA ; DENGAN MEMBANGUN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN DI SETIAP PULAU DENGAN PENGEMBANGAN KLASTERINDUSTRI BERBASIS SUMBERDAYA UNGGULAN (KOMODITADAN/ATAUSEKTOR)MEMPERKUAT KONEKTIVITAS NASIONAL ; MEWUJUDKAN SINERGI ANTARPUSAT PERTUMBUHAN DAN MEWUJUDKAN AKSES PELAYANAN YANG MERATAMELIPUTI :

KONEKTIVITAS INTRA DAN INTER PUAT PERTUMBUHANKONEKTIVITAS INTRERNASIONAL (PINTU GERBANG PERDAGANGAN DANWISATAWAN)KONEKTIVITAS LOKAL UNTUK MEMBANGUN INKLUSIF (AKSES DANKULAITAS PELAYANDASAR YANG MERATA)

MEMPERCEPAT KEMAMPUAN DAN IPTEK NASIONAL

2


3/45

3

6 KORIDOR EKONOMI INDONESIA


4/45

4

TEMA PEMBANGUNAN MASING-MASING KORIDOR

(1) KORIDOR SUMATRASentra Produksi danPengolahan Hasil Bumi

dan Lumbung EnergiNasional

(3) KORIDORKALIMANTANPusat Produksi dan

Pengolahan HasilTambangdan Lumbung Energi

Nasional

(4) KORIDORSULAWESI – MALUTPusat Produksi dan Hasil

Pertanian, Perkebunan danPerikanan Nasional

(2) KORIDOR JAWAPendorong Idustri dan Jasa

Nasional

(5) KORIDOR BALI – NUSA TENGGARA

Pintu Gerbang PariwisataNasional dan Pendukung

Pangan Nasional

(6) KORIDOR PAPUA – MALUKU

Pengolahan Sumber DayaAlam yang Melimpahandan SDM yang Sejahtera


5/45

5

KORIDOR EKONOMISULAWESI – MALUKU UTARA

Pusat Produksi dan Hasil Pertanian, Perkebunan danPerikanan Nasional

Sektor Fokus dan Strategis1. Tanaman Pangan meningkatkan produktivitas

yang menjamin ketahanan pangan nasional2. Perkebunan beralih ke produk dengan nilai

tambah yang lebih tinggi3. Perikanan mengurangi tangkapan perikanan

laut, membangun produksi akuakultur

Infrastruktur KunciIrigasi kebutuhan peningkatan panenpertanian dan perkebunan ; sulawesi SelatanFasilitas pelabuhan dibutuhkan untukpenanganan lebih baik produk industri pertanian; pelabuhan Makassar, Bitung, Kendari.Suplai listrik kebutuhan kunci untukpemrosesan nikel ; Sulawesi Tenggara.


6/45

PUSAT PERIKANAN

PUSAT KAWASAN PERKEBUNAN

INDUSTRI SEMEN (P. MUNA)

PUSAT PERDAGANGAN

(KOTA BAUBAU)KAWASAN WISATA (WAKATOBI)

PUSAT KAWASAN PERTANIAN(WAWOTOBI)

PUSAT KAWASAN

PERTAMBANGAN

BERDASARKAN POTENSI TERSEDIA MAKA RENCANAPENGEMBANGAN MASTER PLAN DI SULAWESI TENGGARA SBB :

6


7/45

POTENSI SUMBERDAYA ALAM/KOMODITAS

SULAWESI TENGGARA

7


8/45

POTENSI SUMBERD Y L M

8

PERTANIAN

PETERNAKAN

PERKEBUNAN

KEHUTANAN

KELAUTAN DAN PERIKANAN

PARIWISATA

PERTAMBANGAN

INFRASTRUKTUR


9/45

KOMODITAS /SEKTOR PRIORITAS DALAM MENDUKUNGPENGEMBANGAN MASTEMASTER PLAN EKONOMI INDONESIA

PERTAMBANGAN : ASPAL ; EMAS ; NIKEL

PERKEBUNAN : KAKAO

KELAUTAN DAN PERIKANAN:

RUMPUT LAUT

PARIWISATA WAKATOBI9

http://www.wakatobi.com/home.php


10/45

POTENSI, NILAI TAMBAH DAN PROSPEK

PENGEMBANGAN KOMODITAS KAKAODI SULAWESI TENGGARA

10


11/45

11

PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DANPRODUKTIVITAS KAKAO

TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010

LUAS AREAL (HA) 202.012 235.944 236.993

PRODUKSI (TON) 115.898 131.830 110.830

PRODUKTIVITAS (KG/HA 791,83 868,69 635,99

JUMLAH PETANI (KK) 130.780 149.754 142.201

PADA TAHUN 2010 TERJADI PERLUASAN AREAL TANAMAN KAKAO, TETAPI TERJADIPENURUNAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS KARENA ITU PEMERINTAHMELAKSANAKAN PROGRAM GERNAS KAKAO


12/45

12

GERNAS KAKAO

TOTAL ANGGARAN = RP. 291.471.018.000,-

BERSUMBER DARI APBD RP. 8.406.000.000,-

BERSUMBER DARI APBN RP. 283.065.018.000,-

TOTAL LUAS AREAL 4.200 HAMELIPUTI KABUPATEN MUNA, KOLAKA,KOLAKA UTARA, KONAWE, KONAWE SELATANYANG TERDIRI DARI 32 KECAMATAN DAN 114DESA.

JUMLAH KELOMPOK TANI 163 DENGAN TOTALANGGOTA 4.394 ORANG


13/45

PENINGKATAN NILAI TAMBAH

KOMODITAS KAKAO HARGA SATUAN PERTAMBAHAN NILAI

KAKAO NON – FERMENTASI(RP/KG) 19.000 - 20.000,-

KAKAO FERMENTASE (RP/KG) 23.000 - 25.000,- 4.000 – 5.000

TEPUNG (POWDER) KAKAO(RP/KG)

RP. 52.000,-

27.150LEMAK (BUTTER) KAKAO(RP/KG) RP. 65.000,-

HASIL PENELITIAN PUSLIT KOPI DAN KAKAO ;100 gr BIJI kakao menghasilkan 35% butter kakao dan 50% tepung kakao

Jadi 1.15 kg biji menhasilkan 300 gr butter kakao dan 700 gram tepung kakaoBila dikonversikan ke harga maka 1.15 kg x Rp. 25.000,- = Rp. 28.750,-300 gr butter kakao x Rp. 65.000,- = Rp. 19.500,- dan 700 gr tepung x Rp. 52.000= Rp. 36.400,-Total 1.15 kg seharga Rp. 28.750,- menghasilkan 1 kg produk tepung dan butterkakao seharga Rp. 55.900,- atau peningkatan nilai tambah sebesar Rp. 27.150,-

13


14/45

TAHUN 2010 MENJADI

LUAS AREAL (HA) 236.993 240.000

PRODUKTIVITAS (KG/HA) 663 750

PRODUKSI (TON) 110.830 180.000

PROSPEKPENGELOLAAN KOMODITAS KAKAO

Peningkatan pendapatan melalui fermentasi 180.000.000 kg x Rp. 25.000,-= Rp. 4.500.000.000.000,- (Rp 4,5 TRILIUN)Berdasarkan perhitungan peningkatan nilai tambah pemrosesan menjaditepung dan butter maka pendapatan sebelum biaya per tahun dengan totalproduksi 180.000.000 kg x Rp. 55.900,- = Rp. 10.062.000.000.000,- ( ± Rp10 TRILIUN)

14


15/45

POTENSI, NILAI TAMBAH DAN PROSPEKKOMODITAS RUMPUT LAUT


15


16/45

16

PENGEMBANGAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

RUMPUT LAUT

LUAS LAHAN BUDIDAYA(HA) 396.915

PRODUKSI (TON) 518.641


17/45

Komoditas R. Laut Harga (Rp/Kg) Pertambahan Nilai(Rp)

Kering jemur 10.000 – Rp. 12.000,-

Kering Potong 70.000,- 58.000 – Rp. 60.000,-

Keragenan Murni 180.000,- Rp. 168.000,-

Makanan Olahan 200.000,- Rp. 188.000,-

NILAI TAMBAH RUMPUT LAUT

17


18/45

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

200000

Kering Jemur Kering Potong Keraginan

PERBANDINGAN NILAI TAMBAHPRODUK RUMPUT LAUT

Series1

1 KG RUMPUT LAUT KERINGMENGHASILKAN 30% KERANGENANMURNI.

SETIAP 3 KG RUMPUT LAUT KERINGMENGHASILKAN 1 KG KERAGENANMURNI.

DENGAN TOTAL PRODUKSI 518.641 TON ATAU 518.641.000 KG MAKA BILA DIJUAL

DALAM BENTUK BAHAN BAKUMENGHASILKAN 581.641.000 x Rp10.000,- = Rp. 5.816.410.000.000,- ( ± Rp.5,8 TRILIUN)

BILA DIOLAH MENJADI KERAGENANMURNI MENGHASILKAN 0,5 x 581.641.000

x Rp. 180.000,- = Rp. 46.677.690.000.000.-atau ( ± Rp. 46,6 TRILIUN)

BIAYA PRODUKSI Rp 59.000,-/kg =581.641.000 x Rp. 59.000,- = Rp.30.599.819.000,- (Rp. 30,5 TRILIUN)

PENDAPATAN BERSIH Rp. 16,1 TRILIUN/tahun

PROSPEK PENGOLAHAN RUMPUT LAUT

18


19/45

BEBERAPA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DALAMPENINGKATAN NILAI TAMBAH KOMODITAS UNGGULAN

1. PRODUKTIVITAS PERTANIAN DALAM ARTI LUAS MASIH SANGATRENDAH

2. PENERTAPAN TEKNOLOGI PASCA PANEN BELUM OPTIMAL

3. PENJUALAN HASIL MASIH DALAM BENTUK BAHAN BAKU4. INFORMASI PASAR SANGAT TERBATAS

5. MASIH RENDAHNYA PENGUASAAN TERHADAP TEKNOLOGIPENGOLAHAN

6. NILAI TAMBAH MASIH SANGAT RENDAH

7. TERBATASNYA AKSES TERHADAP LEMBAGAKEUANGAN, SEHINGGA MUDAH TERJERAT RENTENIR .

19


20/45

SOLUSI PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

1. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS MELALUI PENERAPANTEKNOLOGI, BIBIT UNGGUL, PEMUPUKAN DAN PEMBERANTASANHAMA PENYAKIT

2. MENGEMBANGKAN TEKNOLOGI PASCA PANEN UNTUKMENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI

3. PENGOLAHAN BAHAN BAKU MENJADI BAHAN SETENGAH JADI DALAMRANGKA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH

4. MENGEMBANGKAN LEMBAGA KEUANGAN UNTUK MENDUKUNGPENYEDIAAN MODAL

5. PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

6. DALAM KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMIKHUSUS MAKA PERLU DILAKUKAN STUDI SECARA DETAIL DANMENDALAM UNTUK MENGEMBANGAN POTENSI, PENINGKATAN NILAITAMBAH DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN UNTUK KEBERLANJUTANPRODUKSI DANUSAHA.

7. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR20


21/45

KAWASAN PARIWISATA WAKATOBI

KEINDAHAN KARANG ; TERMASUK DALAM KAWASAN SEGITIGAKARANG DUNIAWISATA PENYELAMAN DENGAN KEINDAHAN BAWA LAUT

21

http://www.wakatobi.com/home.php


22/45

1222

http://www.wakatobi.com/home.phphttp://show900%28%27/video/villa900.html')


23/45

SEKTOR PERTAMBANGAN

23


24/45

BAHAN TAMBANG CADANGAN SEBARAN WILAYAH

ASPAL CURAH (TON) 3,8 MILYARKAB. BUTON, BUTONUTARA DAN MUNAASPAL CAIR (TON) 0,4 x 3,8 MILYAR = 1,52 MILYAR

NIKEL (WMT) 29,2 MILYUARSELURUH KAB/KOTAKECUALI KOTA KENDARIDAN KAB. WAKATOBI

EMAS 1.125 JUTAKAB. BOMBANA DANBEBERAPA KAB. DISULTRA

POTENSI PERTAMBANGAN UTAMA

LOKASI ASPAL LOKASI EMAS LOKASI NIKEL24


25/45

25

PASIR KUARSA 5 MILYAR TON

MARBLE 206 MILYAR M3

LEMPUNG/CLAY 884 MILYAR M3

ONIKS 547 RIBU M3

GAMPING/LIMESTONE 1,6 TRILYUN M3MANGAN 6.000 HA IN BUTON REGENCY

PASIR BESI BUTON, NORTH KONAWE, KONAWE AND

BOMBANA REGENCIES

FOSFAT BUTON REGENCYKROMIT AREA 2.000– 2.500 HAMAGNESIT KOLAKA UTARA, KOLAKA, KONAWE AN

BOMBANA REGENCIES

POTENSI BAHAN TAMBANG LAINNYA


26/45

ASPAL CURAH DEPOSIT = 3,8 MILYAR TON

(ASUMSI HARGA RP. 480.000/TON), NILAI RP. 1.841TRILYUN.

ASPAL CAIR DEPOSIT 1,52 MILYAR TON(RENDEMEN 40% TERHADAP ASPAL CURAH)

(ASUMSI HARGA RP. 750.000/TON ; NILAI RP. 11,4RIBU TRILIUN)

EMAS ESTIMASI DEPOSIT = 1,125 JUTA TON(ASUMSI HARGA RP. 270.000/ GRAM). NILAI RP.303,75 RIBU TRILYUN.

TOTAL NILAI = RP. 321,75 RIBU TRILIUN

NIKEL (ORE) DEPOSIT = 29,2 MILYAR TON

(ASUMSI HARGA $,25/TON); NILAI RP. 6,6 RIBU TRILYUN.

26


27/45

NILAI TAMBAH PENGOLAHAN PRODUK NIKEL

01,000,000,000,0002,000,000,000,0003,000,000,000,0004,000,000,000,0005,000,000,000,0006,000,000,000,0007,000,000,000,0008,000,000,000,000

Biji Nikel(WMT) Ferro Nikel

(Ton)

Diagram Perbandingan Antara Volume Dan Nilai Tambah

Produk Nikel

Nilai Komoditras Biji Nikel (US$)

Volume Biji Nikel (Ton)

Kurs 1US$ = Rp. 9.000

BIJI NIKEL FERO NIKEL

VOLUME POTENSI TEREKA Wmt 29,220,477,904UMPAN PRODUKSI Wmt 77HARGA SATUAN US$/Ton 25 18,960NILAI PRODUKSI US$ 730,511,947,695 7,195,068,326,388SATUAN BIAYA PRODUKSI US$/Ton 4,639TOTAL BIAYA PRODUKSI US$ 1,760,438,922,263PENDAPATAN SETELAH BIAYA US$ 5,434,629,404,125PENDAPATAN SETELAH BIAYA Rp 48,911,664,637,122,500

Sumber : PT. Antam, Tbk27


28/45

28

1. USAHA PERTAMBANGAN YANG ADA SAAT INI BELUM MEMBERIKAN DAMPAK SECARA SIGNIFIKBAGI PENINGKATAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.

2. IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) YANG DITERBITKAN TIDAK TERKONTROL DAN SEBAGIANBESAR TIDAK BERPRODUKSI.

3. TIDAK ADA KEPASTIAN ARAH PENGEMBANGAN USAHA KE DEPAN BAIK DALAM PENGEMBANGINDUSTRI HULU HILIR MAUPUN DIVERSIFIKASI USAHA EKONOMI BARU.

4. USAHA PERTAMBANGAN BELUM DIKAITKAN DENGAN PENATAAN RUANG DAN PEMBANGUNANKAWASAN MENUJU MASA DEPAN SULAWESI TENGGARA YANG MODEREN.

5. BELUM SINERGINYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ANTAR SEKTOR SERTA ANTAR PUSA

DAN DAERAH.


29/45

29

UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN - PERMASALAHAN TERSEBUT DI ATASDAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA MINERAL

SECARA OPTIMAL MAKA DIUSULKAN PEMBENTUKANKAWASAN EKONOMI KHUSUS YANG BERBENTUK :

BADAN OTORITAKAWASAN INDUSTRI PERTAMBANGAN

SULAWESI TENGGARA

SOLUSI PERMASALAHAN


30/45

30

PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS BERBASISPERTAMBANGAN

1. MELAKUKAN INVENTARISASI POTENSI PERTAMBANGAN2. MENSINERGIKAN BERBAGAI PERATURAN PERUNDANGAN ANTAR SEKTOR

SERTA ANTAR PUSAT DAN DAERAH3. DEBIROKRATISASI PENERTIBAN PERIZINAN4. MENATA PENGEMBANGAN USAHA PERTAMBANGAN KE DEPAN MELALUI :

a. SELEKSI MITRA STRATEGISb. PENGADAAN MODAL MELALUI KAPITALISASI SUMBERDAYA ALAM ;c. MENDORONG PERAN PEMERINTAH ; PERBANKAN, DAN PASAR MODALd. PENGEMBANGAN USAHA HILIR (INDUSTRI PERDAGANGAN DAN JASA)e. PENGEMBANGAN USAHA KOMPLEMENTERY UNTUK DIVERSIFIKASI

USAHAf. MENDORONG KETERKAITAN EKONOMI RAKYAT DAN INVESTASI

PENGEMBANGAN SUPPORT SYSTEM.5. MENGOPTIMALKAN BAGI HASIL ANTAR STAKEHOLDER SERTA PUSAT

DAN DAERAH


31/45

31

PRINSIP PENGUSAHAAN

1. KOMODITAS PERTAMBANGAN YANG DIKEMBANGKAN DALAM KAWASAN

EKONOMI KHUSUS MELIPUTI NIKEL, ASPAL DAN EMAS.2. USAHA PERTAMBANGAN DIKELOLA OLEH SUATU PERUSAHAAN TERBATAS YANG BERSIFAT “PUBLIC PRIVATE COMMUNITY PARTNERSHIP” YANGPEMILIKNYA ADALAH PEMERINTAH MASYARAKAT DAN PENGELOLAPROFESIONAL.

3. PENGELOLA PROFESIONAL ADALAH MITRA STRATEGIS YANG DISELEKSI OLEHLEMBAGA KAWASAN EKONOMI KHUSUS.

4. MODAL DIPEROLEH MELALUI KAPITALISASI ASET DAN PENYERTAANPEMERINTAH DALAM MEMBERIKAN FASILITASI PENJAMINAN PINJAMAN MODALDAN PENYERTAAN MODAL.

5. PEMERINTAH MENDELEGASIKAN KEPADA GUBERNUR SELAKU WAKILPEMERINTAH DI DAERAH UNTUK MENYELESAIKAN IZIN-IZIN DAN ATAUSERTIFIKASI YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KAWASANKHUSUS DAN PELAKSANAAN UU NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGANMINERAL DAN BATUBARA.

6. PENGENDALIAN ; MONITORING DAN EVALUASI DILAKSANAKAN OLEH LEMBAGAPROFESIONAL PEMERINTAH DAN NON PEMERINTAH UNTUK SEMUA FUNGSIBISNIS DAN FUNGSI PRODUKSI TERMASUK PENGELOLAAN DAN PENGENDALIANLINGKUNGAN.


32/45

32

MODEL ORGANISASI PENGELOLAKAWASAN INDUSTRI PERTAMBANGAN NASIONAL


BADANPENGELOLA

DEWANKAWASAN

DIVISIADMINISTRASI

DIVISIPENGEMBANGAN

DIVISIUSAHA

UNSUR ORGANISASI PENGELOLA

PENGELOLAAN KAWASAN INDUSTRI PERTAMBANGANNASIONAL DI SULTRA DIPIMPIN OLEHDEWAN KAWASANYANG DIKETUAI OLEH GUBERNUR DENGANBERANGGOTAKAN PARA BUPATI/ WALIKOTA DAN PEJABATPEMERINTAH TERKAIT YANG DITETAPKAN OLEH PRESIDEN.

OPERASIONALISASI BADAN PENGELOLA DIPIMPIN OLEHBIROKRAT YANG KOMPETEN YANG DITETAPKAN MELALUIPROSES UJI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN.

BADAN PENGELOLA MEMBAWAHI DIVISIADMINISTRASI, DIVISI PENGEMBANGAN DAN DIVISIUSAHA, KHUSUS\ MENGENAI DIVISI USAHA DAPAT DIJABATOLEH SEORANG PROFESIONAL WARGA NEGARA INDONESIA(WNI) MAUPUN WARGA NEGARA ASING (WNA).


33/45

33

KONSEP PENGELOLAAN LINGKUNGAN


34/45

Untuk melindungi proses-proses ekologi dan menjaga keberlanjutan pembangunan sektor produksi lainnya maka pengelolaanlingkungan kawasan industri pertambangan nasional di Sulawesi tenggara akan dilakukan melalui:

1. Pembukaan lokasi tambang memperhatikan posisi lokasi dalam kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS); perlindungan terhadapsumber mata air dan dampak terhadap daerah sekitar terutama pemukiman dan sumber mata pencaharian masyarakat.

2. Urutan pengambilan material tambang dilakukan dengan mengupas top soil; penggalian material tambang dan reklamasi yaitudengan mengembalikan top soil serta penanaman kembali dengan tanaman bernilai ekonomi.

3. Pembukaan blok tambang dibatasi dengan kemampuan luas areal yang dapat dieksploitasi dalam satu tahun. pembukaan blokke dua dilakukan secara paralel dengan proses penutupan tambang blok pertama. Pembukaan blok ke tiga dapat dilakukanapabila proses penutupan tambang blok pertama telah selesai.

TAHAP I

34


35/45

TERIMA KASIH

35

KORIDOR SULAWESI – MALUKU UTARA


36/45

36

No. Proyek Nilai investasi

(Milyar Rupiah) Periode Pelaksana

Kakao

KOLAKA

45 Pembangunan jalan kebunmenuju pabrik pengolahankakao

1.500 2011 Kem. PU, Pemda

46 Pembangunan jalan akses daripabrik pengolahan kakao kepelabuhan

200 2012 - 2013 Kem. PU

47 Pembangunan Jaringan Listrik 200 2012 - 213 Kemen ESDM48 Penanganan biji kakao

fermentasi untuk ekspor75 2012 - 2013 Kementan, Pemda

49 Peremajaan tanaman tuakakao melalui teknik budidayakakao

150 2009 - 2014 Kementan, Pemda

50 Pendampingan petani bagipengendalian hama danpenyakit tanaman kakao


3 LIST OF PROJECTS



37/45

37



Kakao

KOLAKA

51 Peningkatan produktivitastanaman menggunakan bibitunggul

90 2012 -2014Kementan, Pemda

52 Pengadaan tenaga penyuluhbagi peningkatan diseminasiteknologi rendah


53 Pelatihan dan peningkatankapasitas tenaga penyuluhbagi peningkatan diseminasiteknologi rendah


54 Pelatihan dan penyuluhanpetani

20 2012 - 2014Kementan, Pemda

55 Permodalan bagi petani kakaomelalui kemudahan aksesbank & fasilitasi sumberdanabunga murah

125 2012 - 2014Kementan, Kem.Koperasi&UKM,Pemda

3 LIST OF PROJECTS



38/45

38



Kakao

KONAWE

56 Pembangunan jalan kebunmenuju pabrik pengolahankakao

75 2012 - 2016Kem. PU, Pemda

57 Pembangunan jalan akses daripabrik pengolahan kakao kepelabuhan

300 2012 -2014Kem. PU

58 Pembangunan Jaringan Listrik 200 2012 -201559 Penanganan biji kakao

fermentasi untuk ekspor75 2012 - 2014Kementan, Pemda

60 Peremajaan tanaman tuakakao melalui teknik budidayakakao


61 Pendampingan petani bagipengendalian hama danpenyakit tanaman kakao


3 LIST OF PROJECTS



39/45

39


(Milyar Rupiah)

Periode Pelaksana

Kakao

KONAWE62 Peningkatan produktivitas

tanaman menggunakan bibitunggul

60 2012 2016Kementan, Pemda

63 Pengadaan tenaga penyuluhbagi peningkatan diseminasiteknologi rendah


64 Pelatihan dan peningkatankapasitas tenaga penyuluhbagi peningkatan diseminasiteknologi rendah


65 Pelatihan dan penyuluhanpetani


66 Permodalan bagi petani kakaomelalui kemudahan aksesbank & fasilitasi sumberdanabunga murah

25 2012 -2014Kementan, Kem.Koperasi&UKM,Pemda

3 LIST OF PROJECTS


40/45



41/45

41



Pangan(Padi, Jagung, Kedelai)

SULAWESI TENGGARA

173 Penyediaan dan distribusi pupuk Kementan, Pemda

174Peningkatan penggunaan alat mesinpertanian 46,62 Kementan

175 Perbaikan teknis budidaya 41,44 Kementan

176 Perbaikan panen dan pasca panen 19,98 Kementan

177Penanganan organisme pengganggutanaman

22,2 per tahun selama 14tahun

Kementan

178 Dukungan tambahan pengadaansaprodi

7,4 per tahun selama 14tahun

Kementan

179 Penyediaan skema kredit usaha tani 370 per tahun selama 14tahun

Kementan

3 LIST OF PROJECTS



42/45

42


(Milyar Rupiah)

Periode Pelaksana

Perikanan 6.825

KENDARI

211 Peningkatan Pelabuhan PerikananSamudera(PPS) di Kendari

KKP, Pemda, PTPelindo

212 Pembangunan PPS Kawasan IndustriPerikanan Terpadu (KIP) Pulau Wawonii1. Feasibility Study2. Detail Design3. Penyediaan Lahan

0,150,60300

201020112014

PemdaPemda/W. BankPola Konsesi

213 Konstruksi /Sarana & Prasarana PPS 200 2015-2017 KKP, Pemda,BUMN, Swasta

(PPP)214 Galangan Kapal di PPS – P. Wawonii 50 2016-2018 BUMN, Swasta

(PPP)215 Sekolah Tinggi Perikanan 100 2016-2018 KKP-Swasta (PPP)

- Comdev/CSR

3 LIST OF PROJECTS



43/45

43



216Pengembangan Industri PengolahanIkan

2.000 2014-2025KKP, Kem.Perindustrian,Pemda, Swasta

Pengembangan Industri PengolahanRumput Laut

3.000 2012 -2015KKP, Kemen Perin,Pemda, swasta

217Peningkatan kapasitas daya listrik danair

100 2013-2025PU, ESDM, PLN,PDAM

218 Penyediaan Instalasi BBM 50 2014-2016ESDM, Pemda,Pertamina

219Peningkatan akses transportasi ke PPSKendari /KIP - P. Wawonii (InfrastrukturJalan, Dermaga Fery, Bandara Container)

1.000 2013-2025PU, Kemenhub,

Pemda, Swasta

220 Pengembangan Kawasan MinapolitanBudidaya Perikanan (7 Kab/Kota) 2 .000 2012-2015KKP, PU, Pemda,BUMN, Swasta

221 Pengembangan Kawasan MinapolitanPerikanan Tangkap (8 Kab/Kota)1.000 2012-2015 KKP, PU, Pemda,

BUMN, Swasta

3 LIST OF PROJECTS



44/45

44



Pertambangan Nikel, Emas, Tembaga

255 Eksplorasi dan Pertambangan Nikel, Kab. Kolaka,Sul.Tenggara 75 2012 -2014

PT ANTAM

256 Eksplorasi dan Pertambangan Nikel, Kab. KonaweUtara, Sul. Tenggara

75 2012 - 2014PT ANTAM

Eksplorasi dan Pertambangan Nikel, Kab. KolakaUtara, Sulawesi Tenggara

75 2012 - 2014

257 Pertambangan dan Pengolahan Nikel, Kab. Konawe,Sultra (termasuk untuk pembangunan infrastrukturlistrik, jeti [ekspor langsung] dan jalan

25.000 2014 -2015

PT Sulawesi CahayaMineral

261 Pertambangan dan Pengolahan Nikel.Pig iron, Kab.Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (termasukpembangunan PLTU 4 x 25 MW dan Jeti 10.000DWT)

3.970 2012 - 2014

PT Antam

262 Modernisasi dan Optimasi Fasilitas pengolahanPomalaa, Kab. Kolaka, Sulawesi Tenggara (termasukpembangunan PLTU 2 x 25 MW)

4.830 2012 -2016PT Antam

3 LIST OF PROJECTS



45/45

45



Kebutuhan Infrastruktur berdasarkanStudi IEDC

285 Pelabuhan Kendari 90 2012 - 2015Kemenhub, Pemda

286 Pengembangan Kawasan PariwisataWakatobi 5.000 2012 - 2018Kemen Pariwisata, Pemda

287 Perluasan bandara udara MatahoraWakatobi 100 2012 - 2018 kemen Hub, Pemda

288 Pelabuhan Nasional Murhum Baubau 200 2012 - 2014Kemenhub, Pemda

289 Sulawesi Power Plant

290 Perluasan BandaraUdara Betoambari Baubau 50 2012 - 2014Kemenhub, Pemda

291 JalanTrans Sulawesi

TOTAL 66.740,31

LIST OF PROJECTS3

Penyusunan Master Plan Percepatan Dan Perluasan Ekonomi Indonesia Di Sulawesi Tenggara

Documents

Transcript of Penyusunan Master Plan Percepatan Dan Perluasan Ekonomi Indonesia Di Sulawesi Tenggara