PENYUSUN : DR. IR. HERMANTO DARDAK, M · 2019. 9. 30. · kegiatan belajar dilengkapi dengan...
Transcript of PENYUSUN : DR. IR. HERMANTO DARDAK, M · 2019. 9. 30. · kegiatan belajar dilengkapi dengan...
PENYUSUN :
DR. IR. HERMANTO DARDAK, M.SC
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
i
KATA PENGANTAR
Demi meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), khususnya di Bidang
Pengembangan Infrastruktur Wilayah, maka Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Insfrastruktur Wilayah
senatiasa terus menerus berupaya mengembangkan intsrumen-instrumen
pelatihan termasuk modul pelatihan, yang dalam hal ini adalah Modul Pelatihan
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR berbasis
Pengembangan Wilayah yang menjadi salah satu modul pelatihan yang akan
disampaikan dalam pelatihan Penetuan Prioritas Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur untuk Pembangunan Wilayah untuk satu jenjang pelatihan.
Modul ini disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari
materi dengan lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif
perserta pelatihan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun
atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan, mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan
dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul-modul ini dapat
membantu dan bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat
Bandung, Desember 2018
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Jalan, Perumahan, Permukiman, dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng
NIP. 19640520 198903 1020
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
TIM TEKNIS
Kepala Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
: Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng
Kepala Bidang Teknik Materi Jalan dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
: Ir. Yuli Khaeriah, M.E
Kepala Subbidang Teknik Pelatihan Jalan dan Jembatan
: Sri Rahayu Nurhayati, S.Sos, MM
Kontrak Individu : Arni Nurul Fadillah, ST
PENYUSUN
Ir. Harris H. Batubara, M.Eng.Sc
NARASUMBER
BPSDM
Widyaiswara : 1. Dr. Ir. A. Hermanto dardak, M.Sc 2. Ir. Rido Matari Ichwan, MCP 3. Ir. Ismanto, M.Sc 4. Dr. Lina Marlia, CES 5. Ir. Made B. Budihardjo, MA 6. Siti Budi Hartati, ST., MT
Badan Pengembangan Infratruktur Wilayah
Pusat Perencanaan Infrastruktur
PUPR
: 1. Ir. Zevi Azzaino, M.Sc.,Ph.D 2. Riska Rahmadia, ST., MPPM 3. M. Andika Firmansyah, ST 4. Septian S. Permana, ST
Pusat Pemrograman dan Evaluasi
Keterpaduan Infrastruktur PUPR
: 1. Erwin Adhi Setyadhi, ST., M.Sc 2. Dina Rachmayati, ST., MT
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
iii
3. Wibowo Massudi, ST Pusat Pengembangan Kawasan
Strategis
: 1. Dr. Ir. Maulidya Indah Junica, M.Sc
2. Ir. Samsi Gunarta. MAppl.Sc Pusat Pengembangan Kawasan
Perkotaan
: 1. Dr. Eko Budi Kurniawan, ST., M.Sc
Sekretariat Jenderal
Biro Perencanaan Anggaran dan
Kerjasama Luar Negeri
: 1. Riono Suprapto, SE., ST., MT
Badan Pengatur Jalan Tol
Bidang Investasi : 1. Sudiro Roi Santoso, ST., MT
Diterbitkan Oleh:
Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Bandung, Desember 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. I
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................................ II
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. II
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL...................................................................... III
Deskripsi .............................................................................................. iii
Persyaratan .......................................................................................... iii
Metode ................................................................................................ iii
Alat Bantu/Media................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar Belakang....................................................................................... 2
Kompetensi Dasar ................................................................................. 2
Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 3
Materi dan Submateri Pokok ................................................................ 3
Estimasi Waktu ..................................................................................... 4
BAB 2 KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA INDUK INFRASTRUKTUR PUPR
BERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH ................................................................. 5
Indikator keberhasilan .......................................................................... 6
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) ................... 6
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ............. 7
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) .................................. 9
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR (RIPI) Pulau ......... 11
Latihan ................................................................................................ 14
Rangkuman ......................................................................................... 14
BAB 3 PERENCANAAN SKALA NASIONAL DAN WILAYAH .................................... 16
Indikator Keberhasilan ........................................................................ 17
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) ............................................ 17
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
i
Kawasan Prioritas dan Kawasan Pertumbuhan ................................... 22
Development Plan (Program 5 Tahun) ................................................ 23
Indikasi Program 20 Tahun ................................................................. 23
Latihan ................................................................................................ 24
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................. 27
Simpulan ............................................................................................. 28
Tindak Lanjut....................................................................................... 29
GLOSARIUM ....................................................................................................... 30
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Peta Rencana Struktur Ruang Nasional 2008 – 2028 ......................... 11
Gambar 2 Peta Rencana Pola Ruang Nasional 2008 – 2028 ............................... 11
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Deskripsi
Modul Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR berbasis
Pengembangan Wilayah ini, terdiri dari 3 (tiga) Kegiatan belajar mengajar,
kegiatan belajar pertama membahas Kerangka Penyusunan Rencana Induk
Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah dengan sub materi:
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR
(RIPI) di Pulau/Kepulauan, serta Rencana Induk Sektoral. Kegiatan belajar kedua
membahas Perencanaan Skala Nasional dan Wilayah dengan sub materi: Konsep
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), Kawasan Prioritas dan Kawasan
Pertumbuhan, Profil Eksisting, Profil Ultimate, GAP Profile, Strategi
Pengembangan Wilayah, dan Strategi Pengembangan Infrastruktur. Kegiatan
belajar ketiga membahas Dukungan Infrastruktur Kawasan dengan sub materi:
Strategi Pengembangan Wilayah dan Kriteria Program.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini secara berurutan. Setiap
kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur
tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi dalam modul
ini.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan peraturan
perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi Pengembangan
Infrastruktur Wilayah.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi
(narasumber/instruktur). Dalam kegiatan pembelajaran juga diberikan
kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
iv
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan alat
bantu/media pembelajaran tertentu, yaitu :
a. LCD/projector
b. Laptop
c. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
d. Flip chart
e. Bahan tayang
f. Modul dan/atau Bahan Ajar
g. Laser pointer
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
2
Pendahuluan
Latar Belakang
Pengembangan wilayah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial
ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan menjaga kelestarian
lingkungan hidup pada suatu wilayah. Kebijakan pengembangan wilayah sangat
diperlukan karena kondisi fisik geografis, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat
yang sangat berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya sehingga
penerapan kebijakan pengembangan wilayah itu sendiri harus disesuaikan
dengan kondisi, potensi, dan isu permasalahan di wilayah bersangkutan.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, diperlukan upaya peningkatan kapasitas dan kompetensi
para Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui pelatihan yang ditunjang dengan materi
pengajaran yang komprehensif.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan,
Perumahan, Permukiman dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah akan
melaksanakan Kegiatan Pelatihan Penentuan Prioritas Keterpaduan
Pembangunan Infrastruktur untuk Pengembangan Wilayah.
Modul Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR berbasis
Pengembangan Wilayah akan membahas tentang kerangka penyusunan rencana
induk infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah pada skala nasional
serta pengantar mengenai prioritas penyusunan strategi. Modul ini akan menjadi
pemahaman dasar bagi para peserta pelatihan dalam melaksanakan
pengembangan infrastrutur wilayah.
Kompetensi Dasar
Pada akhir pembelajaran Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur
PUPR berbasis Pengembangan Wilayah ini, peserta diharapkan dapat memahami
kerangka penyusunan rencana induk infrastruktur PUPR berbasis pengembangan
wilayah.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
3
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari modul ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
peserta dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyusun rencana induk
pengembangan infrastruktur PUPR di Pulau/Kepulauan dan kriteria prioritisasi
penyusunan strategi pengembangan wilayah. Selain itu, peserta diharapkan
dapat memahami strategi perencanaan dan pengembangan infrastruktur PUPR
berbasis wilayah dan kriteria penentuan program prioritas.
1. Kompetensi Dasar
Pada akhir pembelajaran ini para peserta diharapkan akan meningkat
pemahaman dan kemampuannya dalam melaksanakan tugas sehari-hari dalam
menyusun rencana induk dan strategi pengembangan infrastruktur PUPR
berbasis pengembangan wilayah.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:
1. Mampu menjelaskan kerangka perencanaan skala nasional
2. Mampu menjelaskan kerangka perencanaan skala wilayah
3. Mampu mengidentifikasi dukungan infrasruktur pada susatu kawasan
4. Mampu mengidentifikasi kriteria yang digunakan dalam menyusun
strategi prioritisasi
Materi dan Submateri Pokok
Materi dan submateri pokok dalam mata pelatihan ini adalah:
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis
Pengembangan Wilayah:
1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
3) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
4) Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR (RIPI) di
Pulau/Kepulauan
5) Rencana Induk Sektoral
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
4
Perencanaan Skala Nasional dan Wilayah, dengan submateri pokok:
1) Konsep Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
2) Kawasan Prioritas dan Kawasan Pertumbuhan
3) Profil Eksisting
4) Profil Ultimate
5) GAP Profile
6) Strategi Pengembangan Wilayah
7) Strategi Pengembangan Infrastruktur
8) Development Plan (Program 5 Tahun)
9) Indikasi Program 20 Tahun
Kriteria Prioritas Penyusunan Strategi, dengan submateri pokok:
1) Kriteria Program
Estimasi Waktu
Untuk mempelajari mata pelatihan Kerangka Penyusunan Rencana Induk
Infrastruktur PUPR berbasis Pengembangan Wilayah ini, dialokasikan waktu
sebanyak 7 (tujuh) jam pelajaran.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
5
BAB 2
KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA INDUK
INFRASTRUKTUR PUPR BERBASIS
PENGEMBANGAN WILAYAH
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
6
KERANGKA PENYUSUNAN RENCANA INDUK
INFRASTRUKTUR PUPR BERBASIS
PENGEMBANGAN WILAYAH
Indikator keberhasilan
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan kerangka
penyusunan rencana induk infrastruktur PUPR berbasis pengembangan wilayah.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
RPJPN merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan Nasional. RPJPN
adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua
puluh) tahun. RPJPN untuk tahun 2005 sampai dengan 2025 diatur dalam UU No.
17 Tahun 2007. Pelaksanaan RPJPN 2005-2025 terbagi dalam tahap-tahap
perencanaan pembangunan dalam periodisasi Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 5 (lima) tahunan.
Asas dan Tujuan Pembangunan Nasional:
1. Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan
prinsip–prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan,
lingkungan serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan nasional
2. Perencanaan dan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah,
terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan
3. Sistem perencanaan pembangunan nasional diselenggarakan berdasarkan
asas umum penyelenggaraan negara
Tujuan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
7
2. Menjamin terciptanya integerasi, sinkronisasi dan sinergi baik antardaerah,
antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaa, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
5. Menjamin tercapainya pembangunan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan
Visi dan Misi pembangunan Naisonal 2005–2025 yaitu “Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan makmur”. Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional
tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional sebagai
berikut:
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan kepentingan nasional
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), adalah dokumen perencanaan
untuk periode 5 tahun. RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJPN, yang memuat
strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program Kementerian/
Lembaga (K/L) dan lintas, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
8
termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RPJMN berfungsi sebagai:
1. pedoman bagi K/L dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) K/L;
2. bahan penyusunan dan penyesuaian RPJM Daerah dengan memperhatikan
tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam mencapai sasaran Nasional yang
termuat dalam RPJMN;
3. pedoman Pemerintah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah (RKP);
dan
4. acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPJMN.
Di dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, isu utama pembangunan
wilayah nasional saat ini adalah masih besarnya kesenjangan antar wilayah,
khususnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan
Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tujuan pengembangan wilayah nasional yaitu
Untuk mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI
melalui percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan
keunggulan kompetitif perekonomian daerah berbasis sumber daya alam, SDM,
penyediaan infrastruktur, dan pengembangan teknologi.
Tema pengembangan wilayah
Didasarkan pada pembagian 7 (tujuh) wilayah:
1. Papua: Lumbung pangan, pengembangan peternakan dan tanaman non-
pangan.
2. Maluku: Produsen makanan laut dan lumbung ikan nasional
3. Nusa Tenggara: Pintu gerbang wisata ekologis
4. Sulawesi: Gerbang industri logistik, lumbung pangan nasional, industri
perikanan dan wisata bahari
5. Kalimantan: paru-paru dunia, lumbung energi nasional
6. Jawa-Bali: lumbung pangan nasional dan pendorong sektor industri nasional.
7. Sumatera: gerbang Indonesia dalam perdagangan Internasional, lumbung
energi nasional
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
9
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Penataan ruang adalah
suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah negara. Jangka waktu RTRWN adalah 20 tahun.
RTRWN ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun.
RTRWN memuat:
1. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional;
2. rencana struktur ruang wilayah nasional yang meliputi sistem perkotaan
nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah
pelayanannya dan sistem jaringan prasarana utama;
3. rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung nasional
dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional;
4. penetapan kawasan strategis nasional;
5. arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan; dan
6. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi
indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi
RTRWN menjadi pedoman untuk:
1. penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;
2. penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;
3. pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
nasional;
4. perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor;
5. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;
6. penataan ruang kawasan strategis nasional; dan
7. penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Menurut Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (UU 26/2007), penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
10
sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai
strategis kawasan. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan meliputi
penataan ruang Kawasan Strategis Nasional (KSN), penataan ruang Kawasan
Strategis Provinsi (KSP), dan penataan ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(KSK).
Dalam rangka perwujudan pengembangan KSN secara efisien dan efektif yang
penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR) diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP
26/2008), perlu suatu proses perencanaan untuk masing-masing KSN secara baik
dan benar serta dilanjutkan implementasi RTR KSN yang disepakati oleh semua
pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah. Diharapkan rencana
pembangunan di kawasan strategis ini dapat meningkatkan perekonomian
daerah-daerah di sekitarnya dan memberikan kesejahteraan pada masyarakat di
sekitarnya.
Dalam menerjemahkan RTRWN dan RTR, diperlukan sebuah instrumen sehingga
proses penyiapan pembangunan dapat dilakukan secara terpadu dan sinkron.
Instrumen yang disusun oleh BPIW berupa Master Plan dan Development Plan
untuk pulau, WPS, dan KPS tertentu, Renstra, sinkronisasi program yang
dilakukan setiap tahun dengan mekanisme pra-konreg dan konreg, sinkronisasi
pelaksanaan beserta evaluasi pelaksanaan (evaluasi output), evaluasi outcome,
dan evaluasi impact, dimana hal ini didukung sistem PMO (Project Management
Office).
Berbagai inovasi kelembagaan dan delivery system untuk pengembangan wilayah
yang disampaikan di atas, hendaknya terus diperbaiki dan dipertajam. Berbagai
langkah diterapkan dalam melakukan inovasi dalam pengembangan wilayah
terutama perlu dilakukan konsistensi pembangunan sesuai pengembangan di
kawasan strategis. Salah satu yang sudah dilakukan adalah dalam pengembangan
Kawasan Perkotaan Strategis Maja melalui penerbitan MOU antara stakeholder
dari unsur Pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
11
Gambar 1 Peta Rencana Struktur Ruang Nasional 2008 – 2028
Gambar 2 Peta Rencana Pola Ruang Nasional 2008 – 2028
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR (RIPI) Pulau
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR), yang selanjutnya disebut RIPI PUPR, adalah arah dan langkah-
langkah dalam pengembangan infrastruktur PUPR untuk periode 20 tahun yang
terpadu dengan pengembangan wilayah. Peran RIPI PUPR secara Terpadu
dengan pengembangan wilayah untuk Pulau dan Kepulauan sebagai:
1) pedoman operasional jangka panjang terpadu dari RTRW, RTR Pulau dan
Kepulauan, RPJPN, dan RPJMN serta alat koordinasi dan sinkronisasi program
pembangunan infrastruktur PUPR wilayah untuk 20 (dua puluh) tahun;
2) dasar penyelenggaraan infrastruktur PUPR yang berbasis pengembangan
wilayah; dan
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
12
3) dasar penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR yang
terpadu dengan pengembangan wilayah
Fungsi RIPI PUPR secara terpadu dengan pengembangan wilayah untuk Pulau dan
Kepulauan yaitu sebagai pedoman untuk:
1) keterpaduan pengembangan infrastruktur PUPR antartingkat pemerintahan,
antarsektor, antarpulau dalam satu kepulauan, antarwilayah administrasi
dan antardaerah aliran sungai, serta antarpelaku pembangunan;
2) sinkronisasi penyusunan program jangka panjang, jangka menengah, jangka
pendek dan tahunan bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat; dan
3) penentuan prioritas penyelenggaraan infrastruktur PUPR
Infrastruktur PUPR diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan
wilayah yang mencakup:
1) pulau dan kepulauan;
2) antarpulau;
3) WPS dan antarWPS;
4) Wilayah sungai dan antardaerah aliran sungai
5) kawasan strategis dan antarkawasan strategis;
6) kawasan perkotaan dan perdesaan; serta
7) kawasan khusus lainnya.
Infrastruktur PUPR diselenggarakan secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan pelaku pembangunan lainnya sesuai kewenangannya meliputi:
1) pengaturan infrastruktur PUPR;
2) pembinaan infrastruktur PUPR;
3) pembangunan infrastruktur PUPR;
4) pengelolaan dan pemeliharaan aset infrastruktur PUPR; dan
5) pengawasan infrastruktur PUPR.
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (RIPI PUPR) secara Terpadu dengan pengembangan wilayah untuk Pulau
dan Kepulauan, mencakup:
1) Wilayah Sumatera;
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
13
2) Wilayah Jawa-Bali;
3) Wilayah Kalimantan;
4) Wilayah Sulawesi;
5) Wilayah Nusa Tenggara;
6) Wilayah Maluku; dan
7) Wilayah Papua.
RIPI PUPR Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi,
Pulau Papua kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku disusun untuk
rentang waktu perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR Jangka Panjang,
yaitu 20 tahun. Pengembangan Infrastruktur PUPR Secara Terpadu dengan
pengembangan wilayah Untuk Pulau dan Kepulauan yang dimuat dalam RIPI
PUPR secara terpadu untuk pulau dan kepulauan, bertujuan untuk mengarahkan:
1) harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait dengan RIPI PUPR;
2) keterpaduan perencanaan strategis;
3) keterpaduan perencanaan umum sektor;
4) dukungan perencanaan sub nasional untuk sistem dan prioritas nasional;
5) sinkronisasi program dan kegiatan;
6) ketepatan lokasi, waktu, dan biaya pembangunan infrastruktur PUPR;
7) keterpaduan pengelolaan aset infrastruktur PUPR;
8) pemantauan dan evaluasi perencanaan, program, serta pelaksanaan
pembangunan, dan pengelolaan aset; dan
9) pelaksanaan bimbingan teknis penyelenggaraan infrastruktur PUPR.
RIPI PUPR secara terpadu dengan pengembangan wilayah untuk Pulau dan
Kepulauan paling kurang memuat:
1) isu strategis dan profil wilayah;
2) dukungan kawasan;
3) analisa kependudukan dan ekonomi;
4) kajian dukungan infrastruktur PUPR dalam rangka pengembangan wilayah;
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
14
5) kajian keterpaduan pengembangan infrastruktur PUPR dengan dokumen
kebijakan pengembangan wilayah dan dokumen KLHSnya;
6) lokasi, besaran, waktu, volume program pembangunan infrastruktur PUPR;
7) strategi keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR;
8) skenario pembiayaan pembangunan infrastruktur PUPR;
9) skenario kelembagaan pembangunan infrastruktur PUPR;
10) kriteria kesiapan (readiness criteria) penyelenggaraan infrastruktur PUPR
termasuk KLHS
11) arahan kepastian penggunaan/ pemanfaatan lahan, arahan penyusunan
dokumen kajian kelayakan untuk memastikan layak terbangun (waktu, dana,
lokasi, dan teknologi), arahan penyusunan dokumen SEA untuk perlindungan
nilai penting/Outstanding Universal Value (OUV) suatu kawasan, arahan
penyusunan dokumen lingkungan, arahan penyusunan DED (Detail
Engineering Design), arahan penyusunan dokumen perencanaan pengadaan
tanah, serta perijinan lainnya; dan
12) program prioritas pengembangan infrastruktur PUPR.
Latihan
1. Jelaskan pengertian dan pentingnya infrastruktur dalam pengembangan
wilayah/kawasan.
2. Kebijakan pembangunan bidang pekerjaan umum adalah mendukung
pembangunan ekonomi di Indonesia, secara prinsip memuat 3 (tiga) jalur
strategi. Jelaskan!
Rangkuman
Infrastruktur adalah sistem fasilitas fisik yang mendukung kehidupan,
keberlangsungan dan pertumbuhan ekonomi dan sosial suatu masyarakat
atau komunitas. Pembangunan infrastruktur wilayah dituntut untuk lebih
dapat berkesinambungan atau berkelanjutan dalam aspek ekonomi, sosial-
budaya-politik, dan lingkungan (sustainable economically, socially-culturally-
politically-equity, and environmentally) – menuntut pendekatan multi-
disiplin yang membutuhkan kerjasama profesi dari berbagai disiplin ilmu.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
15
Perencanaan infrastruktur harus menerapkan prinsip keterpaduan dan
prinsip muatan lokal.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
16
BAB 3
PERENCANAAN SKALA NASIONAL DAN
WILAYAH
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
17
PERENCANAAN SKALA NASIONAL DAN
WILAYAH
Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bab ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan lingkup
perencanaan.
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
Seiring pertumbuhan berbagai kota di dunia dan semakin pentingnya peran
perkotaan membuat pendekatan wilayah, tidak hanya pada skala wilayah besar,
namun juga pada skala perkotaan, menimbang keduanya memiliki karakteristik
permasalahan dan solusi berbeda. Pengembangan wilayah merupakan pula
piranti memperkuat keterkaitan antara perkotaan dan perdesaan.
Menengok ke belakang, pemikiran meningkatkan keterpaduan rencana dan
program pembangunan infrastruktur PUPR sudah diperkenalkan di Indonesia
sejak 1970-an, mulai dari pembangunanan agar dilakukan cepat dan serentak di
wilayah tertentu sampai dengan penetapan beberapa kota sebagai pusat
pelayanan jasa distribusi barang dan jasa yang esensinya agar pembangunan
infrastruktur terpadu dengan pengembangan kawasan dan terbentuk jaringan
perkotaan sebagai penggerak pertumbuhan wilayah. Namun dalam
pelaksanaannya belum didukung institusi tingkat Eselon I, dan berbagai
tantangan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam pembangunan seperti
disinggung pula dalam Perkalan 19 tahun 2015.
Untuk itu, menjawab tantangan pembangunan infrastruktur, Kementerian PUPR
berpegang pada konsep pembangunan berbasis pengembangan wilayah yang
kemudian diwujudkan dalam pembentukan 35 Wilayah Pengembangan Strategis
(WPS). WPS merupakan pendekatan pembangunan memadukan antara
pengembangan wilayah dengan “market driven”, sesuai daya dukung dan daya
tampungnya dengan fokus pengembangan infrastruktur di kawasan
pertumbuhan/perkotaan untuk mendukung penyelenggaraan Pembangunan
Infrastruktur Berkelanjutan.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
18
WPS diimplementasikan pada tiga level, yaitu level pulau, WPS, dan perkotaan.
Setiap level terutama level pulau, yang perlu diperkuat masalah keairan dan
konektivitas. Titik berat masalah konektivitas adalah pembentukan backbone
pembangunan berupa prasarana transportasi, baik berupa jaringan jalan nasional
tol, non-tol, maupun integrasinya dengan jaringan jalan provinsi dan
kabupaten/kota. Pembangunan infrastruktur berbasis WPS diperlukan untuk
meningkatkan sinergi dalam rangka mendukung pertumbuhan kawasan sesuai
fungsi, lokasi, waktu, besaran, dan dana. Strategi ini bertujuan membentuk
spesialisasi, komplementaritas, sinergi dan skala ekonomi wilayah serta
membentuk kawasan perkotaan polisentris sebagai aglomerasi antar kawasan-
pertumbuhan/kota yang bertetangga dengan hinterland pedesaannya.
Pada setiap level (level pulau,
WPS, maupun perkotaan)
infrastruktur transportasi
menjadi kunci pembangunan
sehingga perlu mendapat porsi
luasan yang cukup. Sebagai
contoh untuk kawasan
perkotaan, alokasi infrastruktur
transportasi secara ideal dapat
mencapai 35% dari total luas
wilayah. Hal ini sangat penting
untuk membentuk sebuah
jaringan perkotaan (network
cities) yang hakikatnya
merupakan pusat-pusat
pertumbuhan. Luas jalan yang
besar memastikan lalu lintas
logistik dan manusia yang efisien, sehingga pusat-pusat pertumbuhan di dalam
WPS maupun pulau menjadi efisien dan berdaya saing tinggi.
Untuk menghasilkan produk dengan nilai tambah dan berdaya saing tinggi,
kutub-kutub pertumbuhan pada kawasan-kawasan perkotaan, industri,
pariwisata, dan ekonomi lainnya baik khusus dan tidak, perlu memiliki spesialisasi
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
19
yang berbeda. Noda-noda pusat pertumbuhan dan/atau perkotaan tersebut
perlu dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana transportasi yang handal
agar tercipta transportasi yang efisien, murah, dan berkualitas pada sistem
transportasi darat, laut, maupun udara. Spesialisasi di tingkat perkotaan dapat
berkembang menjadi spesialisasi di tingkat WPS, sehingga dalam lingkup pulau
diperlukan backbone sebagai penghubung antar-WPS yang berkualitas, yaitu
memiliki lebar cukup sehingga visi rasio maksimum 0.6, dan dapat menjadi
sebuah jaringan jalan yang hijau. Dengan demikian, pengembangan jaringan jalan
nasional (backbone) memiliki fungsi mengintegrasikan kawasan perkotaan,
pelabuhan, bandar udara, serta kawasan-kawasan strategis seperti Kawasan
Industri (KI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan Destinasi Strategis Pariwisata
Nasional sebagai kawasan perkotaan/perdesaan strategis (KPS).
Dengan konsep pengembangan wilayah tersebut, dibutuhkan rencana terpadu
antara infrastruktur dengan perkotaan strategis sesuai dengan hirarkinya
(Metropolitan, Perkotaan Sedang, Perkotaan Kecil, Perdesaan) dengan tematik
Jasa Metropolitan, Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional, Kawasan Industri, Kawasan Perbatasan, KAPET, Lumbung Pangan.
Sedangkan, program sinkronisasi infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
sinergi terkait fungsi, lokasi, waktu, besaran, dan dana. Hal ini dimaksudkan agar
wilayah tersebut dapat berkembang menjadi wilayah yang kawasan
pertumbuhan/perkotaannya saling terhubungkan, sebagai strategi untuk
meningkatkan/menciptakan spesialisasi, komplementaritas (saling isi), sinergi
dan skala ekonomi.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
20
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
21
Manfaat wilayah pengembangan strategis dalam pengembangan wilayah
1. Sinergitas; Sinergitas ditunjukkan dengan kolaborasi pengembangan
infrastruktur untuk mendukung wilayah-wilayah pertumbuhan dari
beberapa sektor seperti sektor pemerintahan, swasta, dan masyarakat
serta dari berbagai tingkatan seperti pusat dan daerah
2. Spesialisasi; Keadaan ini memungkinkan wilayah memiliki kekhususan
wilayah pertumbuhan dan berbeda dengan wilayah lainnya. Bentuk
spesialisasi ini dapat berupa spesialisasi industri, pariwisata dan kategori
lainnya.
3. Komplementaritas; Suatu keadaan dimana wilayah-wilayah pertumbuhan
dapat saling melengkapi. Wujud komplementaritas juga dapat ditunjukkan
pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan beberapa dampak
sekaligus (multiplier effect);
4. Aglomerasi; Pengembangan yang terfokus dan terpadu memungkinkan
adanya perkembangan antara pusat kegiatan atau pusat kota dengan
kawasan-kawasan hiterland di sekitarnya yang membentuk suatu kawasan
metropolitan hingga megapolitan.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
22
5. Skala Ekonomi; Peningkatan skala ekonomi akan terwujud karena
perubahan fokus dari yang hanya satu wilayah pertumbuhan menjadi lebih
luas kepada beberapa wilayah pertumbuhan dalam satu koridor wilayah
pengembangan yang ditetapkan. Skala ekonomi yang besar mengakibatkan
produktifitas yang efektif dan efisien yang kan berdampak pada daya saing
yang lebih kompetitif
a. Konsep Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
b. Kawasan Prioritas dan Kawasan Pertumbuhan
c. Profil Eksisting
d. Profil Ultimate
e. GAP Profile
f. Strategi Pengembangan Wilayah
g. Strategi Pengembangan Infrastruktur
h. Development Plan (Program 5 Tahun)
i. Indikasi Program 20 Tahun
Kawasan Prioritas dan Kawasan Pertumbuhan
Kawasan strategis adalah suatu kawasan ekonomi yang secara potensial memiliki
efek ganda (multiplier effect) yang signifikan secara lintas sektoral, lintas spasial
(lintas kawasan) dan lintas pelaku. Dengan demikian, perkembangan kawasan
strategis memiliki efek sentrifugal karena dapat menggerakkan secara efektif
perkembangan ekonomi sektor-sektor lainnya, perkembangan kawasan di
sekitarnya serta kemampuan menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas,
dalam arti tidak terbatas ekonomi masyarakat kelas-kelas tertentu saja.
Pengembangan kawasan strategis perlu direncanakan agar mendapatkan hasil
yang optimal sesuai dengan potensi kawasan dan sejalan dengan tujuan
pengembangan kawasan strategis dimaksud
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
23
Development Plan (Program 5 Tahun)
Pengertian development plan yaitu rencana pengembangan yang di dalamnya
terdiri atas program-program pembangunan yang dalam perencanaan
pengembangan infrastruktur bidang PUPR berbasiskan pengembangan
pendekatan WPS, rencana pembangunan diartikan sebagai program
pembangunan infrastruktur dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.
Prioritas penyelenggaraan infrastruktur PUPR dilaksanakan dalam rangka
mendukung kebijakan nasional untuk pengembangan pulau dan kepulauan,
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan tingkat urgensi program.
Prioritas penyelenggaraan Infrastruktur PUPR Terpadu diprioritaskan pada
kawasan-kawasan yang memiliki nilai strategis nasional dari aspek ekonomi,
lingkungan hidup, sosial budaya, teknologi tinggi, pertahanan dan keamanan,
kawasan yang memiliki tingkat kerawan bencanaan, serta pada kawasan-
kawasan dengan tingkat ketimpangan pembangunan tinggi berdasarkan
pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), Indeks Gini dan tingkat kemiskinan nasional
Indikasi Program 20 Tahun
Indikasi program RIPI PUPR dilaksanakan sesuai dengan RTR dan RTRW serta
memenuhi readiness criteria yang sudah ditetapkan. Indikasi program RIPI PUPR
dilaksanakan sesuai RPJP, dan RPJM serta memenuhi readiness criteria yang
sudah ditetapkan. Dalam pelaksanaan indikasi program RIPI PUPR,
kementerian/lembaga sebagai penanggung jawab didukung oleh pemangku
kepentingan terkait.
Pendanaan pembangunan infrastruktur PUPR pulau dan kepulauan bersumber
dari:
1) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah;
2) Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Swasta dan atau
badan usaha lainnya yang berbadan hukum
3) Masyarakat; dan/atau
4) sumber pendanaan lain yang sesuai dengan perundangan
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
24
Alokasi pendanaan yang bersumber pendanaan pembangunan yang berasal dari
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah harus mempertimbangkan
karakteristik (bercirikan) kepulauan. Sumber pendanaan pembangunan yang
berasal dari Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, swasta dan
atau badan usaha lainnya yang berbadan hukum dalam bentuk ekuitas badan
usaha dan/atau dana dari pihak ketiga. Sumber pendanaan pembangunan yang
berasal dari masyarakat dalam bentuk donasi masyarakat dan/atau dana
filantropi. Mekanisme pendanaan pembangunan infrastruktur dilaksanakan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyusunan RIPI PUPR secara terpadu dengan pengembangan wilayah untuk
Pulau dan Kepulauan dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah (BPIW) dengan berkoordinasi bersama unit organisasi di Kementerian
PUPR, antarkementerian/lembaga, dan antartingkat pemerintahan. Koordinasi
penyusunan RIPI PUPR secara terpadu dengan pengembangan wilayah untuk
Pulau dan Kepulauan dilakukan melalui rapat koordinasi perencanaan
infrastruktur PUPR, rapat koordinasi pemrograman dan pembiayaan
pembangunan infrastruktur PUPR, rapat sinkronisasi program tahunan dan
pembiayaan (APBN), Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang),
Pra Konsultasi Regional (Pra Konreg) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Konsultasi Regional (Konreg) Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, dan mekanisme lainnya termasuk konsultansi dan
harmonisasi Dana Alokasi Khusus (DAK), serta koordinasi pembiayaan KPBU
Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat secara Terpadu dengan pengembangan wilayah untuk Pulau dan
Kepulauan dilengkapi dengan dokumen KLHS sebagai pengendali Pengembangan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang tercantum dalam
lampiran dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini
Latihan
1. Bagaimana kaitan muatan rencana tata ruang wilayah yang diatur dalam
RTRW Nasional dengan RTRW Provinsi, dan RTRW Provinsi dengan RTRW
Kabupaten/Kota?
2. Jelaskan kedudukan/posisi kawasan strategis dalam rencana tata ruag!
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
25
3. Jelaskan fungsi rencana tata ruang dalam pengembangan infrastruktur
terpadu pada kawasan strategis!
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
26
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
27
BAB 4
PENUTUP
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
28
Penutup
Simpulan
Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai
warisan dunia.
Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Pemahaman terhadap muatan rencana tata ruang atau rencana pengembangan
suatu wilayah perlu dipahami sebagai informasi awal dalam menyusun program
infrastruktur yang terpadu.
Peraturan perundangan yang ada mensayaratkan bahwa dalam menyusun
rencana tata ruang perlu mempertimbangkan rencana pembangunan jangka
panjang yang telah dimiliki suatu wilayah. Demikian juga sebaliknya. Apabila
dalam menyusun rencana pembangunan jangka panjang, rencana tata ruang
pada wilayah tersebut sudah tersedia, maka rencana ini perlu dipertimbangkan.
Rencana strategis suatu kementerian dimaksudkan untuk menjabarkan RPJP
Nasional yang ada kedalam program yang akan dilaksanakan sesuai dengan
kewenangannya dalam rangka tercapainya tujuan nasional atau visi nasional.
Konsep pengembangan wilayah tumbuh karena adanya kebutuhan suatu wilayah
untuk berkembang terutama karena ketersediaan sumber daya alam dan adanya
kebutuhan masyarakat yang makin meningkat sejalan dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Upaya pengembangan suatu wilayah merupakan rangkaian
kegiatan untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
29
daya, mensinergi dan menyeimbangkan pembangunan di seluruh wilayah di
Indonesia, meningkatkan keserasian antarkawasan dalam hal tingkat
perkembangannya, keterpaduan antarsektor pembangunan melalui proses
penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan yang
berkelanjutan.
Penggunaan pendekatan melalui konsep “Wilayah Pengembangan Strategis
(WPS)” yang diperkenalkan oleh Kementerian PUPR, dimaksudkan untuk
memudahkan pengelolaan pengembangan wilayah. Wilayah Indonesia dibagi
menurut wilayah pulau/kepulauan yang dikelompokkan ke dalam beberapa tipe
wilayah pengembangan.
Pembangunan berbasis WPS merupakan suatu pendekatan pembangunan yang
memadukan antara pengembangan wilayah dengan “market driven”
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
memfokuskan pengembangan infrastruktur pada suatu wilayah strategis dalam
rangka mendukung percepatan pertumbuhan kawasan strategis dan mengurangi
disparitas antar kawasan di dalam WPS
Tindak Lanjut Penyusunan program infrastruktur yang mengacu kepada rencana tata ruang
dan/atau pengembangan wilayah perlu dipahami untuk diaplikasikan oleh
seluruh aparat yang menangani penyusunan program sehingga akan diperoleh
program infrastruktur yang terpadu.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
30
GLOSARIUM
Kebijakan Rencana Pengembangan Infrastruktur Kawasan Strategis adalah
serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan kesulitan-kesulitan dan
kemungkinan – kemungkinan usulan kebijakan rencana pengembangan
infrastruktur kawasan strategis tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.
Program adalah instrumen kebijakan rencana pengembangan infrastruktur
kawasan strategis yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta alokasi
anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah.
Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintahan daerah.
Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Kerangka Penyusunan Rencana Induk Infrastruktur PUPR Berbasis Pengembangan Wilayah
31
Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan.
Kawasan budi daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai
warisan dunia.
Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.